pengaruh orientasi konsumen dan kualitas …/pengaruh...skripsi diajukan untuk melengkapi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH ORIENTASI KONSUMEN DAN KUALITAS LAYANAN
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DENGAN KETERLIBATAN
KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PLANET ESPREZZO
SURAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ARDEMA LITA MAHADAR PRESWARI
NIM. F1206006
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“ Pikiran, hati dan perilaku yang tidak baik
adalah pelemah kehidupan dan pembatal
kebahagiaan” (Mario teguh)
” Seburuk apapun masalahmu, ingat satu
hal : masih banyak yang lebih buruk.
Kamu bukan yang terburuk ” (Wilzkanadi)
”Hidup adalah perjuangan untuk
mencapai surga, maka berbuatlah
baik selama Tuhan masih memberi
kita kesempatan untuk hidup” (Myself)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …..…………………………………………………… i
ABSTRAK …………………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN…........……………………………………… vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ……….………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah................…………………………………..... 5
C. Tujuan Penelitian ……...………………………………………… 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II. TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................................... 8
1. Keterlibatan.................................................................................. 8
2. Karyawan Customer Orientation................................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL Halaman
TABEL
1. III.1 : Indikator Goodness-of-Fit Model……………………………………44
2. IV.1 : Deskripsi Responden berdasarkan umur…………………………… 51
3. IV.2 : Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin............................... 52
4. IV.3 : Deskripsi Responden berdasarkan pekerjaan......................................52
5. IV.4 : Deskripsi Responden berdasarkan domisili........................................53
6. IV.5 : KMO and Bartlett’s Test …………………………………………. 54
7. IV.6 : Rotated Component Matrix ……………………………………….. 55
8. IV.7 : Hasil Pengujian Reliabilitas ……………………………………… 57
9. IV.8 : Hasil Pengujian Normalitas Data …………………………………. 59
10. IV.9 : Hasil Pengujian Outliers ………………………………………….. 61
11. IV.10 : Hasil Goodness of-Fit Model Structural………………………….. 62
12. IV.11 : Hasil Goodness of-Fit Model Setelah Moderasi ………………… 65
13. IV.12 : Hasil Goodness of-Fit Model Setelah Modifikasi………………….69
14. IV.13 : Hasil Estimasi Model Structural……………………………………71
15. IV.14 : Moderasi Involvement……………………………………………....73
16. IV.15 : Moderasi Involvement……………………………………………....74
17. IV.16 : Moderasi Involvement………………………………………………75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR
1. II : Kerangka Pemikiran …………………………………………………. 25
2. IV: Struktur Organisasi...……………………………………………………48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI KONSUMEN DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DENGAN KETERLIBATAN
KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PLANET ESPREZZO SURAKARTA
Ardema Lita Mahadar Preswari
F1206006 Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki mengenai peran hubungan interaksi
antara keterlibatan konsumen dengan karyawan yang berorientasi konsumen dalam pengaruh kualitas layanan dan kepuasan konsumen Planet Esprezzo Surakarta.
Populasi dalam peneletian ini adalah para pengunjung Palnet Esprezzao Surakarta dan menggunakan sampel sebanyak 139, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan non probability dengan metode convenience sampling. Variabel independent yang digunakan adalah karyawan customer-orientation (employee customer-orientation), variabel moderasinya adalah keterlibatan (involvement), sedangkan variabel dependentnya adalah kualitas jasa (service quality) dan kepuasan (satisfaction).
Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap responden, dan uji instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan memenuhi kriteria kelayakan sehingga dapat diuji dengan alat statistik apapun. SEM merupakan metode statistik yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dirumuskan dalam studi ini.
Hasil studi ini mengindikasikan bahwa ada 6 hipotesis yang diuji adalah (1) Ada suatu hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan persepsi tentang kualitas layanan, (2) Ada suatu hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan tingkat kepuasan, (3) Ada suatu hubungan positif antara persepsi tentang kualitas layanan dengan tingkat kepuasan, (4) Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan yang berorientasi pelanggan dengan kualitas layanan, (5) Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan yang berorientasi pelanggan dengan kepuasan. Pada dasarnya, dikemukakan bahwa hubungan ini lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan tinggi, (6) Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dengan kepuasan. Pada dasarnya, hubungan ini akan lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan yang tinggi daripada untuk konsumen dengan keterlibatan rendah.
Dengan demikian penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh karyawan yang berorientasi pada pelanggan dapat membantu manajemen perusahaan untuk dapat berorientasi langsung atau bertatap muka dengan pelanggan, sehingga dapat memenuhi tuntutan konsumen untuk mencapai kepuasan dan kualitas layanan terbaik yang diberikan. Hubungan karyawan customer-orientation dengan pelanggan memerlukan keterlibatan yang sangat tinggi dimana pelanggan mempercayai penyedia jasa. Keterlibatan hubungan pelanggan dengan karyawan customer orientation menunjukkan pengaruh yang kuat dalam persepsi konsumen mengenai kualitas jasa dan kepuasan.
Kata kunci : employee customer orientation, involvement, perceived service quality, satisfaction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
THE EFFECT OF CUSTOMER ORIENTATION AND SERVICE QUALITY ON CUSTOMER SATISFACTION WITH CUSTOMER INVOLVEMENT AS
MODERATING VARIABLE IN SURAKARTA PLANET ESPREZZO
Ardema Lita Mahadar Preswari F1206006
This research aims to explore the role of interaction relation between customer
involvement and the customer-oriented employee in the effect of service quality and customer service in Surakarta Planet Esprezzo.
The population of research was the visitors of Surakarta Planet Esprezzo with 139 samples taken using non probability technique with convenience sampling method. Independent variable used was employee customer-orientation; the moderating variable was involvement, while the dependent variable was service quality and satisfaction.
The research was carried out by distributing the questionnaires to the respondents, and the instrument tests used in this research were validity and reliability test. It was intended to ensure that the data collected fulfill the feasibility criteria so that it can be tested using any statistic instrument. SEM was the statistic method selected to solve the problem formulated in this study.
The result of study indicates that there are 6 hypothesis testes including (1) there is a positive relation between employee customer-orientation and the perceived service quality, (2) there is a positive relation between employee customer-orientation and the satisfaction level, (3) there is a positive relation between perceived service quality and the satisfaction level, (4) the sense of customer involvement moderates the relation between customer-oriented employee and the service quality, (5) the sense of customer involvement moderates the relation between customer-oriented employee and the satisfaction, and (6) the sense of customer involvement moderates the relation between the perceived service quality and the satisfaction. Basically, this relation will be stronger for the customer with high involvement than for the one with low involvement.
Thus, this research explains that the effect of customer-oriented employees can help the company management to be oriented directly or face-to-face with the customer, so that they can meet the customer’s demand to achieve the best service quality and satisfaction given. The relation between customer-orientation employee and the customer need a very high involvement in which the customers believe in service provider. The involvement of customer to customer-orientation employee relation shows the strong effect on the customer’s perceived service quality and satisfaction.
Keywords: employee customer orientation, involvement, perceived service quality, satisfaction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan sektor perdagangan yang demikian pesat dan perubahan
sosial ekonomi yang terus terjadi dalam proses perkembangan suatu negara
membuahkan tantangan baru dalam dunia bisnis saat ini. Sehingga
memerlukan sebuah kajian dari aspek teori maupun strategis. Banyak
perusahaan menggunakan berbagai macam strategi pemasaran agar produknya
berhasil di pasaran. Perusahaan mulai berkompetisi untuk mendapatkan
pelanggan baru dan untuk mempertahankan pelanggan yang ingin pergi adalah
suatu usaha bagus. Saat ini banyak perusahaan mulai memikirkan tentang
konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen (customer-orientation)
atau hubungan dengan pelanggan. Mereka harus dapat memenuhi tuntutan
konsumen tentang pelayanan yang lebih baik dan memuaskan serta dapat
menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
para konsumen. Menciptakan budaya hubungan antara pelanggan sangat
mutlak diperlukan untuk mencapai kualitas layanan dan kepuasan.
Saat ini banyak manajemen perusahaan mengerahkan karyawan untuk
bergerak di bidang customer orientation ( yang berorientasi pada konsumen).
Karyawan customer-orientation yaitu karyawan yang berorientasi langsung
atau bertatap muka dengan pelanggan sehingga dapat membantu manajemen
perusahaan untuk benar-benar mengerti apa yang di inginkan oleh pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dan ini merupakan tanggung jawab dari karyawan customer orientation
untuk dapat mempengaruhi pelanggan. Dalam hal ini manajemen perusahaan
harus berfokus pada pengalaman mereka dalam mengevaluasi terhadap
karyawan yang dapat mempengaruhi pelanggan (cf. Bitner et al, 1994;
Hartline and Ferrel, 1996). Sehingga dipercaya bahwa karyawan customer
orientation sangat menguntungkan bagi perusahaan dan dapat membuat
konsumen menjadi menginginkannya dan membutuhkannya. Hubungan
dibangun dan ditunjang dengan konsentrasi pada pencapaian kepuasan
pelanggan, dan pelanggan dapat dipastikan merasa puas hanya jika perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan-pelanggannya.
Setiap kontak yang terjadi antara penyedia pelayanan dengan konsumen
merupakan gambaran mengenai suatu ”moment of truth”, yaitu suatu peluang
untuk memuaskan atau tidak memuaskan konsumen. Selama proses
penyampaian pelayanan tersebut terjadi penilaian konsumen terhadap kualitas
pelayanan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan persepsi
pelanggan (Kotler, 2003). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia layanan,
melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan (consumer perceived service quality)
merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu layanan dari sudut
pandang konsumen. Kualitas pelayanan yang baik merupakan satu hal yang
sangat penting untuk meraih pasar. Untuk membuktikan bahwa kualitas baik
atau tidak dapat diukur dari tingkat kepuasan konsumen (Kotler,2003). Yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dimaksud dengan kepuasan konsumen terhadap suatu layanan adalah
perbandingan antara persepsinya terhadap pelayanan yang diterima dengan
harapannya sebelum menerima pelayanan tersebut. Kepuasan konsumen
merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan kinerja yang
dirasakan dengan harapannya. Riset konsumen untuk mengungkapkan reaksi
konsumen terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dengan tingkat
kepuasan yang berkaitan dengan pelayanan tersebut sangat relevan dan
dibutuhkan oleh perusahaan yang berorientasi pada konsumen
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan manajemen dituntut untuk
melakukan berbagai perubahan dalam hal ketersediaan sumber daya manusia,
mutu pelayanan maupun biaya pelayanan. Berbagai perubahan tersebut
diharapkan menciptakan kepuasan pelanggan.
Hubungan karyawan customer-orientation dengan pelanggan memerlukan
keterlibatan yang sangat tinggi dimana pelanggan mempercayai penyedia jasa.
Keterlibatan hubungan pelanggan dengan karyawan customer orientation
menunjukkan pengaruh yang kuat dalam persepsi konsumen mengenai
kualitas jasa dan kepuasan (e.g. Britner : 1990, Bowen and Schneider, 1985;
Hennig-Thurau, 2004; Kelley, 1992). Sejumlah penelitian menganggap bahwa
pengaruh karakteristik karyawan sangat manjur untuk mempengaruhi
konsumen. (cf. Hartline and Ferrel, 1996), dan memiliki bakat, kompeten,
mampu menyesuaikan konsumen (cf. Bitner et al, 1994). Sehingga interaksi
dari karyawan customer orientation dapat didefinisikan sebagai pertemuan
layanan. Bagaimanapun karyawan customer orientation diakui dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memainkan peran penting dalam keterlibatan hubungannya dengan hasil
variabel untuk menguji potensial karekteristik pelanggan ( Mittal and
Kamakura, 2001).
Penelitian ini menyelidiki mengenai peran hubungan interaksi antara
keterlibatan konsumen dengan karyawan customer orientation dalam
pengaruh kualitas layanan dan kepuasan Planet Esprezzo. Level konsumen
yang berbeda-beda menjadikan keterlibatan yang relatif berbeda pula dalam
memandang sebuah alternatif, karena keterlibatan yang tinggi menyebabkan
turunnya sifat alternatif lain untuk memilih coffee shop lain yang sejenis
selain Planet Esprezzo, mengingat begitu banyak coffee shop sejenis di kota
solo misalnya Kedai Kopi, Verveto, Solopuccino dan masih banyak lagi yang
menjadi pesaing terdekat dari Planet Esprezzo. Tingginya keterlibatan
konsumen mungkin menjadi kepuasan yang amat sangat atau untuk
merasakan tingkat kualitas layanan terbaik yang diberikan oleh karyawan.
Illies dan Reiter-Palmon (2004) menemukan bahwa kondisi dibawah
keterlibatan yang tinggi merupakan menjanjikan informasi terbaik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul :
“Pengaruh Orientasi Konsumen dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Dengan Keterlibatan Sebagai Variabel Moderasi
Pada Planet Esprezzo Surakarta.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan judul yang telah
disampaikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada suatu hubungan positif antara karyawan yang berorientasi
konsumen dengan kualitas pelayanan?
2. Apakah ada suatu hubungan positif karyawan yang berorientasi konsumen
dengan tingkat kepuasan?
3. Apakah ada suatu hubungan positif antara persepsi tentang kualitas
layanan dengan tingkat kepuasan?
4. Apakah rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara
karyawan yang berorientasi konsumen dengan kualitas pelayanan?
5. Apakah rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara
karyawan yang berorientasi konsumen dengan kepuasan?
6. Apakah rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun sesuai dengan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui ada suatu hubungan positif antara karyawan yang
berorientasi konsumen dengan kualitas pelayanan.
2. Untuk mengetahui ada suatu hubungan positif karyawan yang berorientasi
konsumen dengan tingkat kepuasan.
3. Untuk mengetahui ada suatu hubungan positif antara persepsi tentang
kualitas pelayanan dengan tingkat kepuasan.
4. Untuk mengetahui ada rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan
antara karyawan yang berorientasi konsumen dengan kualitas layanan.
5. Untuk mengetahui ada rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan
antara karyawan yang berorientasi konsumen dengan kepuasan.
6. Untuk mengetahui ada rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan
antara kualitas pelayanan dengan kepuasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dimanfaatkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi untuk mengetahui
pengaruh hubungan keterlibatan konsumen dengan karyawan yang
berorientasi konsumen (employee customer-orientation) mempengaruhi
persepsi atas kualitas layanan dan kepuasan pelanggan sehingga dapat
dijadikan masukan untuk perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha.
2. Bagi Kalangan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
pengetahuan sebagai pembanding bagi penelitian selanjutnya sehingga
segala kelemahan dan kekurangan yang ada dalam peneltian ini dapat
diperbaiki dan disempurnakan.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan dapat menerapkan pengetahuan serta teori
yang diperoleh dari bangku kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Keterlibatan (Involvement)
a. Pengertian Keterlibatan
Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan
atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik
hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak untuk
meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh
dari pembelian dan pemakaian (Nugroho J Setiadi,2003). Keterlibatan
adalah gagasan sebuah kerangka konseptual explisit (Broderick and
Mueller, 1999; Jain and Srinivasan, 1990; Laaksonen, 1994).
Keterlibatan (Involvement) mengacu pada persepsi konsumen tentang
pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau
aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki
konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk
dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan
suatu produk atau merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh.
Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta
mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan. Misalnya, konsumen yang terlibat dengan
kamera termotivasi untuk berupaya keras memilih merek mana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
akan dibeli. Keterlibatan adalah jumlah waktu dan upaya yang
diperlukan oleh seorang pembeli dalam mencari, evaluasi, dan proses
keputusan perilaku konsumen (Lamb, Hair, and McDaniel,2001).
b. Fokus Keterlibatan
Pemasar tertarik untuk memahami keterlibatan konsumen terhadap
produk dan merek. Penting bagi pemasar dengan jelas
mengidentifikasi fokus keterlibatan konsumen. Dalam pandangan ini
keterlibatan terhadap produk atau jasa adalah sebuah fungsi luas yang
mana untuk menyadari bahwa jasa dan personal adalah hubungan
yang relevan. Dalam perspektif ini sebuah produk memiliki level yang
berbeda-beda sehingga berbeda orang, berbeda keterlibatan, berbeda
situasi pula. Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut
sebagai relevan secara pribadi oleh konsumen yaitu produk atau
merek, objek, perilaku, kejadian, situasi dan lingkungan. Karena
sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan
produk dan merek. Broderick and Mueller (1999) dalam karya dari
Finn (1983) mengidentifikasi ada tiga perspektif pusat keterlibatan
yaitu produk, subjek, respon. Keterlibatan berpusat pada produk
berarti bahwa barang dan jasa diyakini sangat melekat dengan
keterlibatan. Keterlibatan berpusat pada subjek berarti bahwa tingkat
keterlibatan mengarah kebaikan atau jasa adalah fungsi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
individual. Keterlibatan berpusat pada respon terfokus pada tingkat
keterlibatan konsumen dengan hasil.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
Tingkat keterlibatan konsumen dipengaruhi oleh dua sumber yaitu
relevansi pribadi intrinsik dan relevansi pribadi situasional
(Setiadi,2003) :
1. Relevansi pribadi intrinsik mengacu pada pengetahuan arti
akhir konsumen melalui pengalaman masa lalu mereka
terhadap suatu produk.
2. Relevansi pribadi situasional ditentukan oleh aspek
lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang
dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai
penting, sehingga membuat produk dan merek yang terlihat
secara pribadi relevan.
d. Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Keterlibatan Konsumen
Menurut Lamb, Hair, and McDaniel, tingkat keterlibatan di dalam
pembelian, tergantung pada 5 (lima) faktor, yaitu :
1. Pengalaman sebelumnya (previous experience) : Ketika para
konsumen telah memiliki pengalaman sebelumnya dengan barang
dan jasa, tingkat keterlibatan biasanya menurun. Setelah
mengulangi produk percobaan, para konsumen mempelajari cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
untuk membuat pilihan yang cepat. Karena para konsumen telah
mengetahui produk dan bagaimana produk itu akan memuaskan
kebutuhan mereka, maka keterlibatan di dalam keputusan
pembelian mereka menjadi berkurang.
2. Minat (interest) : keterlibatan berhubungan langsung kepada minat
para konsumen. Pada umumnya, wilayah minat ini berbeda-beda
dari suatu individu ke individu lainnya.
3. Resiko (perceived risk of negative consequences) : seperti resiko
yang dirasakan dalam pembelian suatu produk meningkat maka
keterlibatan konsumen juga tinggi. Jenis resiko yang membuat
konsumen memperhatikan didalamnya termasuk resiko keuangan,
resiko psikologis. Pertama, resiko keuangan terhadap penurunan
kekayaan dan atau daya beli. Karena resiko yang tinggi
berhubungan dengan harga yang tinggi pula, konsumen menjadi
sangat terlibat dengan keputusan pembelian tersebut. Oleh karena
itu, harga dan keterlibatan biasanya berhubungan langsung.
Kedua, para pembeli mengalami resiko psikologis jika mereka
merasa bahwa mereka salah dalam membuat keputusan yang
mungkin banyak keprihatinan atau kegelisahan.
4. Situasi (situation) : Keadaan pembelian akan mengubah keputusan
atau keterlibatan yang rendah (low-involvoment decision) menjadi
keterlibatan yang tinggi (high-involvement). Keterlibatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tinggi muncul ketika para konsumen merasakan resiko pada situasi
khusus.
5. Pandangaan sosial (social visibility): Keterlibatan juga
meningkatkan sebagai pandangan sosial dari meningkatnya
produk. Produk sering kali ditampilkan dalam pakaian (khususnya
label desainer), jam tangan, mobil, dll. Semua barang ini membuat
pernyataan tentang para pembeli dan kemudian dapat berdampak
pada resiko sosial.
e. Pengaruh Keterlibatan dengan Produk atau Jasa
Banyak peneliti menyadari bahwa keterlibatan memiliki hubungan
personal (Celsi & Olson, 1998; Petty and Caciopo, 1981; Richins and
Bloch, 1986). Laroche et al (2003) berpendapat bahwa konsumen
sangat terlibat dengan jasa karena terselip diantara produksi dan
konsumsi. Keterlibatan adalah hubungan yang tidak dapat diraba yaitu
dua komponen utama psikologi dan mental serta selalu mengamati
resiko. Gabbot & Hogg (1999) meneliti bahwa persepsi dari kualitas
jasa untuk tingkat pertama barang kali tergantung pada tingkat
keterlibatan produk. Penelitian dari Varki and Wong (2003) yaitu
menyatakan bahwa keterlibatan konsumen yang tinggi sangat
mempengaruhi hubungan yang panjang dengan jasa atau produk.
Keterlibatan konsumen yang tinggi merupakan keinginan cepat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melibatkan diri untuk solusi dari banyak problem yang terjadi di dalam
penentuan produk yang diinginka
2. Karyawan Customer-Orientation (Employee Customer-Orientation)
Karyawan customer-orientation adalah karyawan perusahaan yang
berorientasi langsung dengan pelanggan. Sejumlah penelitian menganggap
bahwa pengaruh karakteristik karyawan sangat manjur untuk
mempengaruhi konsumen. (cf. Hartline and Ferrel, 1996), dan memiliki
bakat, kompeten, mampu menyesuaikan konsumen (cf. Bitner et al, 1994).
Sehingga interaksi dari karyawan customer orientation dapat
didefinisikan sebagai pertemuan jasa. Sehingga dipercaya bahwa
karyawan customer orientation sangat menguntungkan bagi perusahaan
dan dapat membuat konsumen menjadi menginginkannya dan
membutuhkannya. Faktanya, keterlibatan hubungan pelanggan dengan
karyawan customer orientation menunjukkan pengaruh yang kuat dalam
persepsi konsumen mengenai kualitas jasa dan kepuasan (e.g. Britner :
1990, Bowen and Schneider, 1985; Hennig-Thurau, 2004; Kelley, 1992).
Bagaimanapun karywan customer orientation diakui dapat memainkan
peran penting dalam keterlibatan hubungannya dengan hasil variabel
untuk menguji potensial karekteristik pelanggan ( Mittal and Kamakura,
2001).
Dalam The Saxe and Weitz (1982) pada skala soco memulai desain
untuk menyukai sales orientation (SO) dan customer orientation (CO)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pada penjualan barang-barang. Saxe and weitz (1982) mendefinisikan
bahwa customer orientation sebagai konsep praktek pemasaran yang
dipergunakan pada tingkat individual pada tingkat individual pelanggan.
Dengan kata lain perusahaan mengadopsi strategi customer orientation
yaitu pelanggan berinteraksi langsung karyawan yang terfokus untuk
memuaskan konsumen yang dibutuhkan untuk menjual produk.
3. Kualitas Layanan (Service Quality)
a. Definisi Kualitas Layanan
Tjiptono (2005) mendefinisinikan kualitas layanan sebagai ukuran
seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan biasa diwujudkan melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Menurut Wyckof (Tjiptono, 2002 :59) kualitas layanan adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut
Goets dan Davis (Tjiptono, 2002 :51) kualitas layanan merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Karakteristik dan Klasifikasi Kualitas Layanan
Kualitas pelayanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
barang (produk fisik). Grifin (1996) diantaranya menyebutkan
karakteristik tersebut sebagai berikut :
1. Intangibility (tidak berwujud). Pelayanan tidak dapat dilihat,
dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu di beli. Nilai
penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami
konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman.
2. Unstorability. Pelayanan tidak mengenal persediaan atau
penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini
disebut juga tidak dapat dipisahkan mengingat pada umumnya jasa
dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
3. Cutomization. Pelayanan juga sering kali didesain khusus untuk
kebutuhan pelanggan, sebagaimana pada jasa asuransi dan
kesehatan.
c. Dimensi Kualitas Layanan
Lamb et al (2001) mengemukakan ada lima dimensi kualitas
pelayanan. Lima dimensi kualitas tesebut adalah sebagai berikut :
1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat, akurat dan terpercaya.
2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu suatu kemauan untuk
membantu dan memberikan pelayanan dengan cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas.
3. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kemampuan,
kesopansantunan dan sifat dapat dipercaya dari kontak personel
untuk menghilangkan sifat keragu-raguan pelanggan dan
merasa terbebas dari resiko dan bahaya.
4. Emphaty (empati), yaitu membrikan sifat yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
5. Tangibless (bukti fisik), yaitu tersedianya fasilitas fisik,
perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat
dan harus ada dalam proses jasa.
4. Kepuasan (Satisfaction)
a. Definisi Konsumen
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang
ditunjukkan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan
mempergunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif pasca pemilihn
yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman
menggunakan atau mengkonsumsi atas barang dan jasa tersebut
(Mowen and Minor, 2002). Kepuasan merupakan perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya (Tjiptono, 2005).
b. Fungsi Kepuasan
Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja
dan harapan. Jika kinerja berada dibawah garis harapan, pelanggan
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika
kinerja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang.
Banyaknya perusahaan yang memfokuskan pada kepuasan tinggi
karena para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk
berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang
amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi
atau kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional
terhadap sesuatu, bukan karena kesukaan atau preferensi rasional.
Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi. Untuk perusahaan-
perusahaan yang berfokus pada pelanggan, kepuasan pelanggan adalah
sasaran sekaligus alat pemasaran perusahaan-perusahaan
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Tingkat kepuasan konsumen dapat ditentukan berdasarkan pada 5
faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan
(Lupiyoadi, 2001 : 158 ), yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Kualitas Produk
Konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka
menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas Pelayanan
Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama untuk
industri jasa.
3. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap konsumen tersebut, apabila
menggunakan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat
kepuasan labih tinggi.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi mendapatkan
harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi
kepada konsumennya.
5. Biaya
Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan statu produk atau jasa
cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Empat Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan :
Kotler, et al, 2004, (Tjiptono, 2005) mengidentifikasi empat
metode untuk mengukur kepuasan pelanggan :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer
oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan
nyaman bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, kritik,
pendapat dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi
kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis,
menyediakan kertas komentar, menyediakan saluran telepon, ini
dapat memberikan ide-ide baru dan masukkan yang berharga kepada
perusahaan sehingga memungkinnya untuk bereaksi secara tanggap
dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
Metode ini dapat dilaksanakan dengan cara mempekerjakan
beberapa orang ghost shopper, untuk berperan atau berpura-pura
sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Mereka
diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan
produk perusahaan. Berdasarkan pengalaman tersebut, mereka
kemudian melaporkan penemuan-penemuannya yang berkenaan
dengan ketentuan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Lost Customer Analisis
Pada metode ini, perusahaan berusaha menghubungi para
pelanggannya yang sudah berhenti atau membeli atau telah beralih
ke pemasok lain. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya
informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini akan
sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan
selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan
balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga
memberikan tanda atau signal positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap para pelanggannya.
e. Manfaat Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen ini sangat penting bagi penyedia jasa
(Tjiptono, 2000), karena:
1. Reaksi terhadap Produsen Berbiaya Rendah
Fokus kepuasan pelanggan merupakan upaya mempertahankan
pelanggan dalam rangka mengahadapi produsen yang
menawarkan harga rendah. Dimana banyak juga perusahaan
menemukan fakta bahwa pelanggan bersedia mengeluarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
biaya yang lebih mahal untuk mendapatkan pelayanan dan
kualitas yang baik.
2. Daya Persuasif Word of Mouth
Pendapat atau opini dari teman atau keluarga jauh lebih
persuasifr dari iklan.
3. Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan
cendrung lebih jarang menawarkan harga untuk setiap
pembelian individualnya. Dalam banyak kasus kepuasan
pelanggan mengalihkan fokus pada harga kepelayanan dan
kualitas.
4. Kepuasan pelanggan sebagi indikator kesuksesan bisnis di masa
depan. Kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang,
karena dibutuhkan waktu yang cukup lama sebelum dapat
membantu reputasi atas pelayanan prima. Akan tetapi, hasilnya
dituai dalam jangka panjang dan manfaat tersebut dapat bertahan
lama.
5. Manfaat ekonomi mempertahankan pelanggan versus menarik
pelanggan baru.
Mempertahankan pelanggan dan memuaskan pelanggan saat ini
jauh lebih murah dibandingkan terus-menerus berupaya menarik
atau memprospek pelanggan baru.Reduksi sensetifitas harga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
f. Hubungan antara Kepuasan Pelanggan dengan Kualitas Jasa
Kualitas pelayanan diukur berdasarkan pada perbandingan antara
harapan konsumen dengan pelayanan yang diterima oleh konsumen.
Adapun ukuran kepuasan konsumen adalah evaluasi konsumen
terhadap pelayanan yang diterima. Kepuasan pelanggan merupakan
fungsi dari kualitas pelayanan dikurangi harapan (Parasuraman, 1994),
dengan kata lain dapat dirumuskan dengan :
1. Service Quality < Expectation
Dapat di artikan bahwa kinerja pelayanan yang diterima konsumen
tidak sesuai dengan harapan konsumen. Ini berarti merasa tidak puas
atau kualitas jasa dipersepsikan buruk.
2. Service Quality = Expectation
Dapat di artikan bahwa kinerja pelayanan yang diterima atau dirasakan
sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti konsumen dalam keadaan
puas atau kualitas jasa yang dipersepsikan oleh konsumen adalah baik.
3. Service Quality > Expectation
Dapat di artikan bahwa kinerja pelayanan yang diterima atau
dirasakan melampaui harapan konsumen. Ini berarti konsumen dalam
keadaan sangat puas atau kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas
yang ideal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. PENELITI TERDAHULU
Di dalam penelitian Bitner et al (1990) berjudul “The Service Encounter:
Diagnosing Favorable and Unfavorable Incident” hasilnya adalah interaksi
dari karyawan yang berorientasi pada konsumen dapat didefinisikan sebagai
pertemuan jasa. Hubungan konsumen dengan karyawan yang berorientasi
pada konsumen menunjukkan pengaruh yang kuat dalam persepsi konsumen
mengenai kualitas layanan dan kepuasan. Karyawan yang berorientasi pada
konsumen dipercaya bahwa sangat menguntungkan dan membuat konsumen
menjadi menginginkannya dan membutuhkannya. Bagaimanapun karyawan
yang berorientasi pada konsumen diakui dapat memainkan peran penting di
dalam hubungannya dengan konsumen untuk mencapai kualitas layanan dan
kepuasan konsumen.
Illies and Reiter-Palmon (2004) dalam “The Effect of Type and Level of
Personal Involvement on Information Search and Problem Solving”
menemukan bahwa kondisi dibawah keterlibatan konsumen yang tinggi
merupakan informasi yang baik. Karena keterlibatan yang tinggi
menyebabkan turunnya sifat nilai alternative lain. Tingginya keterlibatan
konsumen mungkin menjadi kepuasan yang amat sangat atau untuk
merasakan tingkat kualitas layanan terbaik yang diberikan oleh karyawan
yang berorientasi pada pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh Thomas Baker et al (2009) dengan judul
“The Impact of Involvement on Key Service Relationship” bertujuan untuk
menginvestigasi hubungan apakah tingkat keterlibatan konsumen dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
karyawan customer orientation mempengaruhi kualitas pelayanan dan
kepuasan konsumen. Survei dari penelitian adalah 869 responden. dengan
lokasi dari data yang diambil meliputi mall, laundry, restoran, gedung
bioskop, dan lain-lain. Pertanyaan yang diajukan kepada responden meliputi
respon terhadap empat tipe penyedia jasa yang berbeda yaitu outlet video
rental, toko elektronik, tempat hiburan dan bengkel pelumas.
Hasil dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa (a) Rasa
keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan yang
berorientasi pelanggan dengan kualitas layanan. Pada dasarnya, dikemukakan
bahwa hubungan ini lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan tinggi.
(b) Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan yang
berorientasi pelanggan dengan kepuasan. (c) Rasa keterlibatan konsumen
memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dengan
kepuasan. Pada dasarnya, hubungan ini akan lebih kuat untuk konsumen
dengan keterlibatan yang tinggi daripada untuk konsumen dengan keterlibatan
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka pemikiran diperlukan untuk mengarahkan untuk mengarahkam
dan memperjelas masalah yang akan dikemukakan dalam sebuah penelitian.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana terlihat
dalam gambar berikut :
H 1
H 4
H 3
H 6
H 5
H 2
Sumber : “ The Impact of Involvement on Key Service Relationship” (Baker et al,
2009)
Gambar II : Kerangka Pemikiran
Berdasarkan model penelitian diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini
akan menguji pengaruh antara hubungan keterlibatan dengan karyawan
customer-orientation mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas layanan.
Employee Customer
Orientation (CO)
Perceived Service Quality
(SQ)
Satisfaction (SAT)
Involvement (INV)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kemudian hubungan antara keterlibatan dengan karyawan customer-
orientation mempengaruhi kepuasan konsumen. Dan keterlibatan sangat
mempengaruhi hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan konsumen.
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut maka menghasilkan hipotesis-
hipotesis sebagai berikut :
1. Karyawan Customer-Orientation dan Kualitas Layanan
Dewasa ini perusahaan telah merubah tujuan dari berorientasi laba menjadi
berorientasi pada kepuasan konsumen melalui pemberian layanan yang
berkualitas. Hal ini dilakukan oleh Planet Esprezzo untuk menjaga loyalitas
pelanggannya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas antara lain adalah
pemberdayaan karyawan. Pemberdayaan karyawan bisa memberikan
sesuatu yang bermanfaat berupa perasaan akan komitmen organisasi
terhadap pemberian layanan (Praharani, 2009).
H1 : Ada hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan
persepsi tentang kualitas layanan.
2. Karyawan Customer-Oreiantation dan Kepuasan
Dengan proses layanan yang baik dari para karyawan akan dapat memberi
kepuasan kepada para pelanggan. Setiap sikap dan perilaku karyawan
terhadap konsumen akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap apa
yang ditawarkan kepadanya. Tingkat kepuasan adalah fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
komunikasi, baik antarpelanggan akan menjadikan harapan bagi pelanggan
Bilamana harapan-harapannya terpenuhi, maka akan menjadikannya
pelanggan loyal, puas terhadap produk barang atau jasa yang dibelinya.
Maka dari itu saya mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Ada hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan
tingkat kepuasan
3. Kualitas Layanan dan Kepuasan
Kualitas layanan yang prima menjadi salah satu kunci dalam keberhasilan
bisnis. Apabila konsumen diberikan layanan yang baik maka konsumen
akan puas dan apabila puas mereka akan menjadi konsumen yang loyal.
Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan,
akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen
merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan
membandingkan pelayanan yang diberikan.
Apabila konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang
serta memberi rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat
yang sama. Tjiptono (2005:54) mengungkapkan bahwa “Kualitas jasa yang
baik akan memberikan dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan ,
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Selanjutnya ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami dengan seksama
keinginan serta kebutuhan konsumen, sehingga dapat memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen.” Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk
meningkatkan kualitas jasanya, atau bahkan memberikan pelayanan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
melebihi harapan dan keinginan konsumen sehingga konsumen akan merasa
puas. Maka dari itu saya mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Ada shubungan positif antara persepsi tentang kualitas layanan dengan
tingkat kepuasan
4. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Karyawan Customer-Orientation
dengan Kualitas Layanan
Keterlibatan hubungan pelanggan dengan karyawan customer
orientation menunjukkan pengaruh yang kuat dalam persepsi konsumen
mengenai kualitas jasa dan kepuasan (e.g. Britner : 1990, Bowen and
Schneider, 1985; Hennig-Thurau, 2004; Kelley, 1992). Keterlibatan yang
tinggi memiliki perhatian, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi dari
karyawan customer orientation ke konsumen. Oleh karena itu keterlibatan
merupakan peranan penting di dalam kualitas jasa dan kepuasan konsumen.
Kerterlibatan yang rendah kontras dengan keterlibatan yang tinggi yaitu
kurang perhatian terhadap informasi yang diberikan personel ke konsumen.
Dan peneliti sebelumnya oleh Baker (2009) menyatakan bahwa hubungan
antara keterlibatan dengan karyawan customer orientation berpengaruh
positif terhadap kualitas jasa dan kepuasan. Maka dari itu saya mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
H4 : Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan
yang berorientasi pelanggan dengan kualitas layanan. Pada dasarnya,
dikemukakan bahwa hubungan ini lebih kuat untuk konsumen dengan
keterlibatan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Karyawan Customer-Orientation
dengan Kepuasan
Keterlibatan merupakan peranan penting di dalam kualitas jasa dan
kepuasan konsumen. Kerterlibatan yang rendah kontras dengan
keterlibatan yang tinggi yaitu kurang perhatian terhadap informasi yang
diberikan personel ke konsumen. Dan peneliti sebelumnya oleh Baker
(2009) menyatakan bahwa hubungan antara keterlibatan dengan karyawan
customer orientation berpengaruh positif terhadap kualitas jasa dan
kepuasan. Maka dari itu saya mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara karyawan
yang berorientasi pelanggan dengan kepuasan. Pada dasarnya,
dikemukakan bahwa hubungan ini lebih kuat untuk konsumen dengan
keterlibatan tinggi.
6. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Kualitas Layanan dengan
Kepuasan
Walaupun hubungan antara kepuasan dengan kualitas pelayanan telah
diteliti secara luas, sifat yang sesungguhnya dari hubungan tersebut agak
kurang tegas (tidak jelas). Akan tetapi, seperti yang dilaporkan dalam
Cronin dkk (2000), sebuah kesepakatan tampaknya terbentuk seputar ide
bahwa kualitas pelayanan merupakan sebuah anteseden terhadap
kepuasan. Para peneliti tersebut menguji empat model yang bersaing,
dengan dukungan terkuat yang ditemukan untuk sebuah model yang
menyatakan sebuah jalur dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan hal ini, serta sejumlah penelitian lain yang menyimpulkan
bahwa pelayanan kualitas menghasilkan kepuasan, penelitian kali ini
menggunakan persepsi bahwa kualitas pelayanan bahwa kualitas
pelayanan menghasilkan kepuasan.
Akan tetapi, tujuan dari penelitian ini bukan untuk menguji hubungan
langsung antara konsep-konsep tersebut. Melainkan tujuan kita adalah
untuk menyelidik seberapa jauh keterlibatan memoderasi hubungan antara
kualitas pelayanan dan kepuasan. Saat ini, tidak ada penelitian yang
menyelidiki hubungan ini. Berdasarkan pendapat-pendapat yang disajikan
diatas mengenai model kemungkinan perluasan, maka pendapat kita
adalah bahwa konsumen yang lebih banyak terlibat dengan proses
penyedia jasa memberikan perhatian yang lebih besar kepada unsur-unsur
proses penyediaan jasa dan lebih mampu mengevaluasi manfaat dari
proses penyediaan jasa tersebut. Maka dari itu saya mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H6 : Rasa keterlibatan konsumen memoderasi hubungan antara persepsi tentang
kualitas pelayanan dengan kepuasan. Pada dasarnya, hubungan ini akan
lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan yang tinggi daripada
untuk konsumen dengan keterlibatan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Natzir, 1999 : 99). Penelitian ini
menggunakan metode survei. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner.
Kuesioner penelitian disebarkan kepada pengunjung Planet Esprezzo,
sehingga ketidakjelasan pertanyaan kuesioner dapat segera ditindaklanjuti.
Hal ini memberi kesempatan bagi responden untuk menjawab setiap
pertanyaan dengan tepat.
B. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan
atau individu-individu ini disebut unit analisis. Unit analisis mungkin
merupakan orang, rumah tangga, perusahaan,dll (Djarwanto Ps dan
Pangestu S, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
mengunjungi Planet Esprezzo. Penelitian ini menggunakan model
persamaan struktural (Structural Equation Modelling/SEM), maka
menurut Hair et al, (2006) jumlah sampel yang diperlukan untuk
pengujian model dengan menggunakan SEM adalah berkisar 100-200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
atau ukuran sampel minimal lima kali observasi untuk estimated
parameter.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili secara keseluruhan populasi
(jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Satu-satuan
yang akan diteliti didalam sampel dinamakan unit sampel (Djarwanto Ps
dan Pangestu S, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen
yang mengunjungi Planet Esprezzo lebih dari 3 kali.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel adalah proses pemilihan sejumlah
elemen dari populasi yang akan dijadikan sebagai sampel
(Sekaran,2006). Teknik Sampling dengan menggunakan metode
convenience sampling. Convenience sampling merupakan pengumpulan
informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia
memberikannya (Sekaran, 2006). Adapun alasan menggunakan
Convenience sampling adalah karena jumlah populasinya tidak tertentu,
serta adanya pertimbangan masalah biaya dan waktu. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengambilan sampel pada para konsumen Planet
Esprezzo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi pada suatu variabel dengan cara
memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan atau memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen :Karyawan Customer-Orientation (Employee
Customer-Orientation)
Karyawan customer-orientation adalah karyawan perusahaan yang
berorientasi langsung dengan pelanggan. Sejumlah penelitian
menganggap bahwa pengaruh karakteristik karyawan sangat
manjur untuk mempengaruhi konsumen. (cf. Hartline and Ferrel,
1996), dan memiliki bakat, kompeten, mampu menyesuaikan
konsumen (cf. Bitner et al, 1994).
b. Variabel Moderasi : Keterlibatan (Involvement)
Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan
atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi
spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak
dengan dengan saja untuk meminimumkan resiko dan
memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan
pemakaian (Nugroho J Setiadi,2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Variabel Dependen :
1. Kualitas Jasa (Service Quality)
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan persepsi
pelanggan (Kotler, 2003). Hal ini berarti bahwa citra kualitas
yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi
pihak penyedia jasa, melainkan brdasarkan sudut pandang atau
persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa
(consumer perceived service quality) merupakan penilaian
menyeluruh atas keunggulan suatu jasa dari sudut pandang
konsumen.
2. Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan
sikap yang ditunjukkan atas barang atau jasa setelah mereka
memperoleh dan mempergunakannya. Ini merupakan penilaian
evaluatif pasca pemilihn yang disebabkan oleh seleksi
pembelian khusus dan pengalaman menggunakan atau
mengkonsumsi atas barang dan jasa tersebut (Mowen and
Minor, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Skala Pengukuran
Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan data yang
diperoleh di analisa menggunakan Itemized rating scale. Dalam
penelitian Itemized rating scale memberikan keterangan mengenai
format sebagai berikut :
(1) adalah tidak setuju (TS)
(2) adalah kurang setuju (KS)
(3) adalah cukup setuju (CS)
(4) adalah setuju (S)
D. SUMBER DATA
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber
pertama secara langsung ditempat penelitian atau suatu tempat yang
menjadi obyek penelitian. Data primer dapat diperoleh dengan
wawancara, kuesioner, ataupun observasi lapangan. Dalam penelitian ini
data primer diperoleh dari jawaban responden yang disebar melalui
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder ini
digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang diolah dalam rangka pengujian hipotesis berupa data
primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar
pertanyaan (kuesioner) yang bersifat tertutup yang disebarkan kepada
responden. Tahap pertama peneliti menyebar 30 kuesioner guna pengujian
pendahuluan (pretest), tujuan dari pretest adalah confirmatory kuesioner,
alat analisis untuk pretest adalah CFA (Confirmatory Factor Analysis).
Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, kuesioner tersebut
dinyatakan layak untuk disebarkan pada sampel besar. Metode
pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode personally administrated questionnaires, yaitu
peneliti menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan
mengambil atau mengumpulkan sendiri kuesioner yang telah diisi oleh
responden, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian kuesioner dapat
terjaga di dalam periode waktu yang relatif pendek (Sekaran, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. PROSEDUR DAN ANALISIS DATA
1. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian atau tingkat ketepatan
instrument penelitian ini adalah tingkat kemampuan instrumen
penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah
yang hendak diungkapkannya. Validitas pengukuran
berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur
dari alat yang digunakan.
Dengan menggunakan instrumen penelitian yang memiliki
validitas tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan
masalah penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kriteria data yang dapat dianalisis dengan faktor analisis adalah
data yang menunjukkan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequency) > 0,5 dan Bartlett’s Test of Sphencity
pada signifikansi >0,005. Tinggi rendanhya validitas suatu
angket dengan melihat FL ( Factor Loading) dimana jika FL
suatu item > 0,5 maka item tersebut valid, dan sebaliknya jika
FL dalam angket <0.5 maka item tidak valid (Ghozali, 2002 :
49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Uji Reliabilitas
Uji realiblitas merupakan tingkat kebebasan dari random
errors sehngga alat ukur yang digunakan dapat memberi hasil
yang konsisten.Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.
Reabilitas merupakan faktor kondisional bagi validitas tetapi
data yang reliabel belum tentu valid. Jadi, realibilitas
menyangkut akurasi konsistensi, dan stabilitas alat ukur.
Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas
dengan uji statistik Alpha Cronbach (α).Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha
Cronbach > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005)
2. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate
yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk
mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
al, 2006). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program Amos
versi 6.0 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural
yang diusulkan.
G. Estimasi dan Pengujian Model StrukturaI
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian
model struktural dengan pendekatan two step approach to SEM, yaitu :
1). Asumsi Normalitas
Salah satu asumsi yang digunakan untuk pengujian hipotesis
didalam SEM adalah bahwa data yang akan dianalisis menyebar normal
apabila n (sampel size) besar, maka statistik dari sampel tersebut akan
mendekati distribusi normal, walaupun populasi darimana sampel
tersebut diambil tidak berdistribusi normal. Normalitas adalah bentuk
distribusi data variabel yang mendekati distribusi normal yaitu, disribusi
data dalam bentuk lonceng.
Sebaran data harus dianalisis utnuk melihat apakah asumsi
normalitas dipenuhi sehingga data dapat digunakan untuk analisis lebih
lanjut. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data
atau dapat diuji dengan metode statistik.
Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas univariate
dan multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam
analisis akhir. Caranya menentukan normalitas data adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
membandingkan nilai critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai
kritis pada tingkat signifikasi tertentu.
2) Asumsi Outliers
Uji outlier adalah data yang dimiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim.Outliers merupakan hasil-hasil observasi yang
menunjukkan nilai-nilai ekstrim dalam distribusinya. Menurut Hair et al.
(1998:64) ouliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-nilai
yang dihasilkan dari observasi tersebut sangat berbeda dari observasi-
observasi lainnya.Outliers dalam bentuk ekstrim dapat muncul dalam
suatu variabel tunggal (univariate outliers) maupun dalam kombinasi
beberapa variabel ( multivariate outlier).
Uji outlier dikatakan dengan kriteria jarak mahalanobis pada
tingkar P < 0,001 (Ghozali, 2004:106). Jarak mahanolobis (Mahanolobis
Distance) ini dievaluasi dengan menggunakan 2x pada derajat bebas
sebesar jumlah indikator variabel yang digunakan dalam penelitian.
3. Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100
hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan
(Hair et al, 2006). Maximum Likehood (ML) akan menghasilkan
estimasi parameter yang valid, efisien dan reliabel apabila data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
digunakan adalah multivariate normaly dan akan robust (tidak
terpengaruh) terhadap penyimpangan multivariate normaly yang sedang
atau moderate (Ghozali dan Fuad, 2005:35).
4. Goodness Of Fit
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 2006). Tetapi berbagai fit
index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model
yang disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan
meliputi:
a). Chi Square (Χ2)
Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah
model yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat sensitif
terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh
karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.
Nilai Chi-squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu
model (Ghozali dan Fuad, 2005 : 29).
b). Goodness of Fit Index (GFI)
Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara
keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang
diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90
mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik
(Diamantopaulus dan Siguaw dalam Ghozali dan Fuad, 2005:31).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c). Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan
statistik Chi-squares menolak model dengan jumlah sampel yang
besar (Ghozali, 2005:24). Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasikan
indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.
d). Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI)
Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness fit of index
(GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom
model (Ghozali dan Fuad, 2005:31). Nilai yang direkomendasikan
adalah AGFI ≥ 0,90, semakin besar nilai AGFI maka semakin baik
kesesuaian modelnya.
e). Tucker Lewis Index (TLI)
TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat
kompleksitas model (Ghozali dan Fuad, 20005:34). TLI merupakan
indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang
diuji dengan null model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan
adalah nilai TLI ≥ 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang
dipengaruhi oleh ukuran sampel.
f). Normed Fit Index (NFI)
Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian incremental dan
dapat dijadikan alternatif untuk menentukan model fit. Nilai yang
direkomendasikan adalah NFI ≥ 0,90.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
g). Comparative Fit Index (CFI)
CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran
indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang
mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian
yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks
ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang
dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang
direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90.
h). Normed Chi Square (CMIN/DF)
CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square
dibagi dengan degree of freedom (Ghozali, 2005 :24). Indeks ini
merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur
hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien
estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai
yang direkomendasikan untuk menerima adalah CMIN/DF < 3,0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji sebuah model dapat
diringkas dalam table berikut ini:
Tabel III.1 Goodness-of-fit indices
Goodness-of-fit indices Cut-off Value
Chi-square (χ 2 ) Diharapkan kecil
Significance Probability (p) ≥0,05
CMIN/DF ≤2,00
RMR <0,03
GFI ≥0,90
AGFI ≥0,90
TLI ≥0,95
CFI ≥0,95
RMSEA ≤0,08
Sumber : Ferdinand (2002 : 61)
H. Pretest
Sebelum melakukan penyebaran sampel besar terlebih dahulu peneliti
melakukan pretest pada 30 responden guna kepentingan uji validitas dan
reliabilitas. Pretest dilakukan terhadap pelanggan Planet Esprezzo. Pengujian
pada item-item pertanyaan yang diujikan pada pretest diuji dengan uji
validitas. Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen
penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Teknik
analisis yang dipakai dalam uji validitas dilakukan dengan menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan bantuan software
SPSS for window vrsi 12.0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Jika dalam pretest ini didapatkan item pertanyaan yang dinyatakan tidak
valid, maka terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti agar
semua item pertanyaan menjadi valid, yaitu :
1. Memperbaiki tata bahasa
Penulis melakukan peninjauan ulang apakah terjadi ambiguitas
terhadap item-item pertanyaan yang diberikan. Hal ini dilakkan mengingat
item-item pertanyaan tersebut merupakan hasil terjemahan dari kuesioner
asli yang mengacu pada jurnal yang dilakukan oleh peneliti
2. Mengubah pertanyaan menjadi lebih singkat dan jelas
Pengubahan kalimat dilakukan pada item-item pertanyaan yang
panjang dan kurang jelas, menjadi kalimat yang lebih singkat dan jelas,
agar dapat diperoleh hasil output validitas dan reliabilitas yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah dan Perkembangan Planet Esprezzo Surakarta
Planet Esprezzo adalah sebuah penemuan baru coffee shop yang berformat
coffee corner yang mengusung konsep coffee and life style. Set desain yang
kental akan atmosfer musik menjadikan Planet Esprezzo berbeda dari coffee
shop lain yang ada di kota Surakarta. Segmen yang Planet Esprezzo munculkan
adalah untuk para kaum muda modern, teenager dan eksekutif muda. Selain itu
juga konsen dalam mengeksplorasi produk-produk minuman terutama yang
berdasar espresso. Sehingga menjadikan para pecinta kopi mengatakan bahwa
inilah tempat yang paling bisa mengakomodir kecintaan mereka terhadap kopi.
Keragaman menu espresso hasil inovasi dari tangan-tangan terampil barista
Planet Esprezzo menghasilkan produk-produk espresso dengan sensasi rasa
yang sangat berbeda dengan coffee shop lain.
Planet Esprezzo beralamat di jalan Adi Sucipto No.1 Manahan Surakarta,
yang mempunyai lokasi strategis dan premium terletak di jantung kota
Surakarta. Secara global Planet Esprezzo mempunyai set exoctic garden view,
modern dan cozy maupun fasiltas kelengkapan seperti : free hotspot, TV kabel,
game interactive, majalah terbaru dan alunan live accoustic. Tetapi yang
terpenting adalah harga yang bersaing menjadi nilai plus bagi Planet Esprezzo
untuk menjadi pilihan relax bagi para pecinta kopi, komunitas maupun keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Planet Esprezzo mempunyai kapasitas ruangan yang cukup besar dan luas pada
indoor dengan desain modern cozy dan outdoor yang luas dengan desain garden
view. Area parkir yang luas dan aman di halaman sekeliling Planet Esprezzo.
Pemilik dan pendiri Planet Esprezzo adalah bapak Ady Rifanto dan Agus
Budi Santosa. Saat ini Planet Esprezzo memliki 14 karyawan yang mempunyai
beberapa divisi untuk melakukan kegiatan usahanya yaitu manager operational,
assisten manager, barista, kitchen, server dan non operasi.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan didirikan Planet Esprezzo Surakarta antara lain adalah kami
memberikan pelayanan yang kami standartkan lebih dari coffee shop yang ada
di kota Surakarta. Dengan pelatihan khusus mulai dari barista server, barista
bartender sampai dengan barista kitchen yang komunikatif dan atraktif sehingga
diharapkan dapat membuat keakraban tersendiri bagi para konsumen.
3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
”The Most Rebellious Extra Ordinary Coffee”, adalah visi dari Planet
Esprezzo yang memiliki makna yang bermaksud memvisualisasikan sebuah
pencarian jati diri, idealisme, kreatif dan inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Misi Perusahaan
”Never Enough Just A Cup Coffee...Its different Guys, Its Planet
Esprezzo!!”, adalah misi dari Planet Esprezzo yang memiliki makna tidak
hanya cukup secangkir kopi karena kopi ini berbeda dari yang lain.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ini berguna sebagai pedoman pendelegasian wewenang
dan hubungan antar bagian yang ada dalam perusahaan. Dengan struktur
organisasi yang baik diharapkan perusahaan dapat mengantisipasi berbagai
gangguan organisasi baik internal maupun eksternal. Berikut ini adalah struktur
organisasi dari Planet Esprezzo :
Struktur Organisasi Planet Esprezzo
Gambar IV : Struktur Organisasi
Owner Planet Esprezzo
Manager Operational
Barista Kitchen Server Non Operasi
Assistance Manager
Purchase Account Cashier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5. Produk dan Harga yang ditawarkan
Planet Esprezzo mempunyai keragaman produk yang berbasic kopi selain
itu juga kami mempunyai berbagai minuman mulai dari teh, coklat dan juga
mengangkat untuk makanan Planet Esprezzo mengacu pada casual dining
yang mengangkat western sebagai menu andalan dari mulai appetizer,
maincourse seperti steak and grill, toast selection, sandwich, pasta, soup,
dessert sampai dengan mengangkat kuliner Asian Delicious yang disajikan
untuk lidah para pecinta masakan Asia. Saat ini nama-nama produk seperti
Frappio d’Coolies, Chocopucinoz, White Choco Blanc, Freeze Moccabery,
Capuccino Royal, Espresso dan Hot Chocolate menjadi menu minuman
andalan penjualan terbaik Planet Esprezzo. Sedangkan untuk menu makanan
andalan Planet Esprezzo seperti Chicken Steak, Grill Burger, Cheese and
Beacon Toast, Planet Trinity, Pancake dan Chef’s Salad. Dan harga yang
ditawarkan berkisar antara Rp 10.000,00 hingga Rp 30.000,00.
6. Paket dan Program
a. Paket
Selain menu-menu yang disajikan pada buku menu, Planet Esprezzo juga
mempunyai beberapa paket menu pilihan diantaranya paket komunitas, paket
ulang tahun, paket ghatering, paket promo dan paket special event. Menu
paket yang kami sediakan sangat fleksibel untuk para komunitas dengan
terlebih dahulu melalui komunikasi dengan pihak Planet Esprezzo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Program
Happy Hours operasional kami mulai pukul 15.00-01.00 wib, pada periode
sampai dengan pukul 20.00 wib Planet Esprezzo memberikan diskon 20%
untuk semua item yang ada pada buku menu. Pertunjukkan live music setiap
hari kamis, jum’at, sabtu dengan tema yaitu Planet Reggae di hari kamis,
Planet Rockustic Ballad di hari jum’at dan Planet Never Ending Romance di
hari sabtu. Untuk special event seperti “nonton bola bareng” atau “nonton
MotoGP bareng”, Planet Esprezzo menyediakan Giant Screen yang dapat di
set di indoor maupun outdoor yang fleksibel sesuai keinginan konsumen.
B. ANALISIS DESKRIPTIF RESPONDEN
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang mengunjungi
Planet Esprezzo. Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural
(Structural Equation Modelling/SEM), maka menurut Hair et al, (2006)
jumlah sampel yang diperlukan untuk pengujian model dengan menggunakan
SEM adalah berkisar 100-200 atau ukuran sampel minimal lima kali observasi
untuk estimated parameter.
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Planet Esprezzo. Teknik
Sampling dengan menggunakan metode convenience sampling. Convenience
sampling merupakan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang
dengan senang hati bersedia memberikannya (Sekaran, 2006). Adapun alasan
menggunakan Convenience sampling adalah karena jumlah populasinya tidak
tertentu, serta adanya pertimbangan masalah biaya dan waktu. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan sample pada para konsumen
Planet Esprezzo. Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data diri
yang terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi
umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan domisili (alamat).
Gambaran umum responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel IV.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
USIA FREKUENSI PERSENTASE16 - 18 9 6.47%
19 - 21 56 40.29%
22 - 24 44 31.65%
25 - 27 30 21.58%
JUMLAH 139 100.00% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasar tabel IV.1 diatas dapat diketahui jumlah responden yang
terbanyak berdasarkan usia secara berurutan adalah sebagai berikut responden
yang berusia antara 19 – 21 tahun sebanyak 56 orang (40,29%), responden
berusia 22 – 24 tahun sebanyak 44 orang (31,65%), responden berusia 25-27
tahun sebanyak 30 orang (21,58%), dan yang paling sedikit adalah responden
yang berusia 16 – 18 tahun sebanyak 9 orang (6,47%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel IV.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasar Tabel IV.2 dapat diketahui jumlah responden yang terbanyak
berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki yaitu sebanyak 84 orang atau
60,43% dan perempuan sebanyak 55 orang atau 39,57%.
Tabel IV.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasar Tabel IV.3 dapat diketahui jumlah responden yang terbanyak
berdasarkan pekerjaan secara berurutan adalah sebagai berikut responden
yang pekerjaannya mahasiswa memiliki jumlah terbesar yaitu 63 orang atau
45,32%, karyawan swasta sebanyak 42 orang atau 30,22%, lain-lain sebanyak
26 orang atau 18,71%, dan pelajar sebanyak 8 orang atau 5,76%.
JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASELaki-laki 84 60.43%
Perempuan 55 39.57%JUMLAH 139 100%
PEKERJAAN FREKUENSI PERSENTASEpelajar 8 5.76%
mahasiswa 63 45.32%karyawan swasta 42 30.22%
lainnya 26 18.71%JUMLAH 139 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel IV.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Domisili
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasar Tabel IV.4 dapat diketahui jumlah responden yang terbanyak
berdasarkan domisili tempat tinggal secara berurutan adalah sebagai berikut
responden yang berdomisili lokal (Solo) memiliki jumlah terbesar adalah 92 orang
atau 66,19%, eks-Surakarta sebanyak 31 orang atau 22,30%, dan luar Solo
sebanyak 16 orang atau 11,51%.
C. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
a. Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian atau tingkat ketepatan instrument
penelitian ini adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkannya. Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian
dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan.
Dengan menggunakan instrumen penelitian yang memiliki validitas
tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kriteria data yang dapat
dianalisis dengan faktor analisis adalah data yang menunjukkan KMO
DOMISILI (ALAMAT) FREKUENSI PERSENTASELokal (Solo) 92 66.19%
Eks-Surakarta 31 22.30%Luar Kota 16 11.51%JUMLAH 139 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequency) > 0,5 dan
Bartlett’s Test of Sphencity pada signifikansi >0,005. Tinggi rendanhya
validitas suatu angket dengan melihat FL (Factor Loading) dimana jika
FL suatu item > 0,5 maka item tersebut valid, dan sebaliknya jika FL
dalam angket <0.5 maka item tidak valid (Ghozali, 2002 : 49)
Tabel IV.5
KMO and Bartlett's Test
Tabel IV.5 diatas mengindikasikan bahwa model analisis faktor
yang digunakan telah memenuhi kriteria goodness-of-fit yang baik. Hal ini
dapat dilihat melalui skor KMO = 0,873 (>0,50) dan signifikansi Bartlett's
Test of Sphericity 0,000 (<0,05).
Pengujian berikutnya adalah mereduksi faktor melalui
confirmatory factor analysis. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
penganalisisan terhadap hasil-hasil reduksian. Tehnik yang dilakukan
adalah melalui rotated factor matrix. Hal ini terjadi karena skor loading
yang terbesar saja yang muncul pada tabel faktor sehingga dapat
mempermudah penginterpretasiannya.
KMO and Bartlett's Test
.873
1396.208190
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel IV.6
Rotated Component Matrix
Hasil rotasian faktor yang disajikan pada tabel IV.6 menunjukkan
bahwa rotated component matrik telah terekstrak sempurna (loading
factor > 0,40). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa seluruh item
pertanyaan untuk mengukur masing-masing variable pada penelitian ini
dinyatakan valid.
Rotated Component Matrixa
.626
.711
.700
.681
.680
.617
.672
.727 .723 .712 .816 .757 .757 .779 .751 .817 .842 .851 .787 .849
co1co2co3co4co5co6co7co8sq1sq2sq3sq4sat1sat2sat3sat4inv1inv2inv3inv4
1 2 3 4Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 5 iterations.a.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Uji Reliabilitas
Uji realiblitas merupakan tingkat kebebasan dari random errors
sehngga alat ukur yang digunakan dapat memberi hasil yang konsisten.Uji
reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur
dapat dipercaya dan diandalkan. Reabilitas merupakan faktor kondisional
bagi validitas tetapi data yang reliable belum tentu valid. Jadi, realibilitas
menyangkut akurasi konsistensi, dan stabilitas alat ukur. Realibilitas
sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji
statistik Alpha Cronbach (α).Suatu konstruk atau variable dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Nunnally dalam
Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil uji reliabilitas pada studi ini disajikan pada tabel IV.7 berikut :
Tabel IV.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Konstruk Indikator Cronbach's Alpha Keterangan
Employee Customer
Orientation (CO)
8 0,857 Baik
Perceived Service Quality (SQ)
4 0,843 Baik
Satisfaction (SAT) 4 0,859 Baik
Involment (INV) 4 0,895 Baik
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel IV.7 mengindikasikan bahwa semua indikator yang digunakan
dalam penelitian mempunyai reliabilitas yang baik dengan nilai Cronbach’s
Alpha yang berkisar 0,8-0,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
item-item pertanyaan pada kuesioner memiliki nilai reliabilitas yang dapat
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner dapat dipercaya dan dapat
diandalkan untuk mengukur obyek penelitian yang sebanarnya.
D. ANALISIS MODEL STRUKTURAL
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate
yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk
mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et
al, 2006). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program Amos
versi 6.0 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
yang diusulkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan two step approach
to SEM yaitu asumsi kecukupan sampel, asumsi normalitas, asumsi outliers,
dan asumsi goodness-of-fit model.
1. Asumsi Normalitas
Salah satu asumsi yang digunakan untuk pengujian hipotesis
didalam SEM adalah bahwa data yang akan dianalisis menyebar normal
apabila n (sampel size) besar, maka statistik dari sampel tersebut akan
mendekati distribusi normal, walaupun populasi darimana sample tersebut
diambil tidak berdistribusi normal. Normalitas adalah bentuk distribusi
data variabel yang mendekati distribusi normal yaitu, disribusi data dalam
bentuk lonceng. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas
univariate dan multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus
dalam analisis akhir. Caranya menentukan normalitas data adalah dengan
membandingkan nilai critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai
kritis pada tingkat signifikasi tertentu.
Normalitas univariate dan multiariate terhadap data yang
digunakan dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 6.0. Hasil
pengujian normalitas data dalam studi ini dapat dilihat pada tabel IV.8
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel IV.8
Hasil Uji Normalitas Data
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. sat1 1.000 4.000 -.245 -1.181 -.791 -1.904 sat2 1.000 4.000 -.281 -1.352 -.251 -.604 sat3 1.000 4.000 -.290 -1.395 -.324 -.780 sat4 1.000 4.000 -.344 -1.657 -.063 -.153 sq4 2.000 4.000 -.293 -1.413 -1.099 -2.645 sq3 2.000 4.000 -.060 -.291 -1.278 -3.076 sq2 1.000 4.000 -.359 -1.728 -.576 -1.385 sq1 2.000 4.000 -.438 -2.110 -.667 -1.605 co1 2.000 4.000 -.235 -1.132 -.933 -2.246 co2 2.000 4.000 -.227 -1.094 -.773 -1.860 co3 1.000 4.000 -.418 -2.013 -.513 -1.234 co4 1.000 4.000 -.292 -1.406 -.741 -1.784 co5 2.000 4.000 -.321 -1.546 -.931 -2.240 co6 2.000 4.000 -.504 -2.425 -.897 -2.159 co7 1.000 4.000 -.190 -.914 .105 .253 co8 2.000 4.000 -.033 -.157 -.755 -1.818 Multivariate 10.534 2.587
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.8 tersebut, terlihat hasil pengujian normalitas data
dalam penelititan ini. Evaluasi normalitas diidentifikasi baik secaara
univariate maupun multivariate. Secara univariate dan multivariate data
dalam penelitian ini termasuk dalam kategori moderately non normal
karena memiliki nilai C.R. skewness > 2 dan nilai C.R. kurtosis >7. Nilai
yang tertera pada pojok kanan bawah menandakan bahwa secara
multivariate data dalam peneliitan ini termasuk moderately non-normal
dengan nilai C.R kurtosis sebesar 2.587. Analisis terhadap data yang tidak
normal dapat mengakibatkan pembiasan intrepretasian hasil yang
dikarenakan nilai chi-square cenderung meningkat sehingga nilai
probability level semakin rendah yang berarti semakin signifikan. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
demikian, teknik Maximum Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terlalu terpengaruh (robust) terhadap
penyimpangan multivariate normality yang terjadi (Ghozali, 2005). Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang disajikan apa
adanya dari penelitian yang berasal dari data primer berdasarkan jawaban
responden yang sangat beragam sehingga sulit untuk memperoleh data
yang mengikuti distribusi normal secara sempurna.
2. Asumsi Outliers
Uji outlier adalah data yang dimiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim.Outliers merupakan hasil-hasil observasi yang
menunjukkan nilai-nilai ekstrim dalam distribusinya. Menurut Hair et al.
(1998:64) ouliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-nilai
yang dihasilkan dari observasi tersebut sangat berbeda dari observasi-
observasi lainnya.Outliers dalam bentuk ekstrim dapat muncul dalam
suatu variabel tunggal (univariate outliers) maupun dalam kombinasi
beberapa variabel (multivariate outlier).
Uji outlier dikatakan dengan kriteria jarak mahalanobis pada
tingkar P < 0,001 (Ghozali, 2004:106). Jarak mahanolobis (Mahanolobis
Distance) ini dievaluasi dengan menggunakan 2x pada derajat bebas
sebesar jumlah indikator variabel yang digunakan dalam penelitian..
Dalam penelitian ini, ada 25 variabel indikator. Oleh karena itu, semua
kasus yang mempunyai Mahalanobis Distance lebih besar dari χ2 (25,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
0,001) = 52,61966 adalah multivariate outliers. Berikut hasil uji outlier
yang dapat dilihat melalui Mahalonobis Distance padat tabel IV.9
berikut
Tabel IV.9
Hasil Pengujian Outlier
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2116 39.823 .001 .109
8 34.941 .004 .110 16 33.316 .007 .068 50 29.658 .020 .299 28 28.907 .025 .257 74 28.180 .030 .242
108 27.361 .038 .270 97 25.420 .063 .650 60 25.045 .069 .627 33 24.057 .088 .793
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas tidak terdapat obsevasi yang termasuk dalam
outlier. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini tetap 139
responden.
3. Asumsi Kecukupan Sampel
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 139 responden.
Jumlah tersebut dinilai telah memenuhi kriteria kecukupan sampel
karena bagi penelititan yang menggunakan alat analisis SEM dengan
prosedur Maximum Likelihood Estimation (MLE), jumlah sampel
minimum adalah 100 hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel
laten yang digunakan (Hair et al, 2006). Maximum Likehood (ML) akan
menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien dan reliabel apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
data yang digunakan adalah multivariate normaly dan akan robust (tidak
terpengaruh) terhadap penyimpangan multivariate normaly yang sedang
atau moderate (Ghozali dan Fuad, 2005:35).
4. Goodness Of Fit
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 2006). Tetapi berbagai fit
index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model
yang disajikan dan data yang disajikan.
Tabel IV.10
Hasil Goodness of Fit Model
Indeks Nilai Kritis Hasil Keterangan
Chi-Square (χ2) Diharapkan kecil 105.515 -
Probability level ≥ 0.05 0.359 Baik
CMIN/DF ≤ 2.0 / ≤ 3.0 1.045 Baik
CFI ≥ 0.90 0.995 Baik
RMSEA ≤ 0.08 0.018 Baik
TLI ≥ 0.90 0.994 Baik
NFI ≥ 0.90 0.896 Marginal
GFI ≥ 0.90 0.919 Baik
AGFI ≥ 0.90 0.891 Marginal
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan hasil goodness of fit model yang dapat dilihat pada
tabel IV.10 diatas terlihat hasil pengukuran masing-masing kriteria
goodness of fit model sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Nilai chi-square sebesar 105.515 dengan probability level 0,359.
Karena probability level ≤ 0,05 maka menunjukkan indikasi yang baik.
Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan antara matrik kovarian
sampel dengan kovarian populasi yang diamati.
Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah ukuran yang diperoleh
dari nilai Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini
merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan
goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai CMIN/DF pada
model ini adalah 1.045 merupakan indikasi yang baik.
Goodness of fit index – GFI mencerminkan tingkat kesesuaian
model secara keseluruhan. Dengan tingkat penerimaaan yang
direkomendasikan GFI ≥ 0,90, model memiliki nilai GFI sebesar 0.919
sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat kesesuaian model yang baik.
Adjusted goodness of fit index – AGFI sebagai pengembangan
indeks dari GFI, merupakan indeks yang telah disesuaikan dengan rasio
degree of freedom model yang diusulkan dengan degree of freedom dari
null model. Dengan nilai penerimaan yang direkomendasikan AGFI ≥
0,90, model memiliki nilai AGFI sebesar 0.891 sehingga dapat dikatakan
memiliki tingkat kesesuaian yang marginal.
Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian incremental
yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran
indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks
ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif
terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan
model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90,
maka nilai CFI sebesar 0.995 menunjukkan bahwa model ini memiliki
kesesuaian yang baik.
The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah
indeks yang digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam
sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan ≤ 0,08,
maka nilai RMSEA sebesar 0.018 menunjukkan tingkat kesesuaian yang
baik.
Tucker Lewis Index (TLI) merupakan alternatif incremental fit
index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model.
TLI merupakan indeks kesesuaian model yang kurang dipengaruhi oleh
ukuran sampel. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90, dapat disimpulkan
bahwa model menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai
TLI sebesar 0.994.
Normed Fit Index – NFI, membandingkan proposed model dan
null model. Dengan nilai penerimaan yang direkomendasikan NFI ≥
0,90, nilai 0.896 menunjukkan model ini memiliki nilai marginal.
Kesimpulan dari keseluruhan pengukuran hasil Goodness of Fit
model yang disajikan pada tabel IV.10 diatas mengindikasikan bahwa
model cukup dapat diterima dengan baik, oleh karena itu peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk
membentuk model alternatif yang mempunyai goodness of fit yang lebih
baik.
E. MODERASI MODEL
Dalam penelitian ini menggunakan pengujian model struktural dengan
pendekatan two step approach to SEM. Langkah yang kedua adalah
melakukan pengujian moderasi. Berikut adalah hasil pengujian moderasi:
1. Goodness Of Fit
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 2006). Tetapi berbagai fit
index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model
yang disajikan dan data yang disajikan.
Tabel IV.11
Hasil Goodness of Fit Model
Indeks Nilai Kritis Hasil Keterangan
Chi-Square (χ2) Diharapkan kecil 293.971 -
Probability level ≥ 0.05 0.000 Buruk
CMIN/DF ≤ 2.0 / ≤ 3.0 1.455 Baik
CFI ≥ 0.90 0.901 Baik
RMSEA ≤ 0.08 0.058 Baik
TLI ≥ 0.90 0.883 Marginal
NFI ≥ 0.90 0.749 Buruk
GFI ≥ 0.90 0.826 Marginal
AGFI ≥ 0.90 0.765 Buruk
Sumber: lampiran 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan hasil goodness of fit model yang dapat dilihat pada
tabel IV.11 diatas terlihat hasil pengukuran masing-masing kriteria
goodness of fit model sebagai berikut:
Nilai chi-square sebesar 293,971 dengan probability level 0,000.
Karena probability level ≤ 0,05 maka menunjukkan indikasi yang kurang
baik. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara matrik kovarian
sampel dengan kovarian populasi yang diamati.
Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah ukuran yang diperoleh
dari nilai Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini
merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan
goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai CMIN/DF pada
model ini adalah 1.455 merupakan indikasi yang baik.
Goodness of fit index – GFI mencerminkan tingkat kesesuaian
model secara keseluruhan. Dengan tingkat penerimaaan yang
direkomendasikan GFI ≥ 0,90, model memiliki nilai GFI sebesar 0.826
sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat kesesuaian model yang
marginal.
Adjusted goodness of fit index – AGFI sebagai pengembangan
indeks dari GFI, merupakan indeks yang telah disesuaikan dengan rasio
degree of freedom model yang diusulkan dengan degree of freedom dari
null model. Dengan nilai penerimaan yang direkomendasikan AGFI ≥
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
0,90, model memiliki nilai AGFI sebesar 0.765 sehingga dapat dikatakan
memiliki tingkat kesesuaian yang buruk.
Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian incremental
yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran
indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1
mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks
ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif
terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan
model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90,
maka nilai CFI sebesar 0.901 menunjukkan bahwa model ini memiliki
kesesuaian yang baik.
The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah
indeks yang digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam
sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan ≤ 0,08,
maka nilai RMSEA sebesar 0.058 menunjukkan tingkat kesesuaian yang
baik.
Tucker Lewis Index (TLI) merupakan alternatif incremental fit
index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model.
TLI merupakan indeks kesesuaian model yang kurang dipengaruhi oleh
ukuran sampel. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90, dapat disimpulkan
bahwa model menunjukkan tingkat kesesuaian yang marginal dengan
nilai TLI sebesar 0.883.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Normed Fit Index – NFI, membandingkan proposed model dan
null model. Dengan nilai penerimaan yang direkomendasikan NFI ≥
0,90, nilai 0.749 menunjukkan model ini memiliki nilai buruk.
Kesimpulan dari keseluruhan pengukuran hasil Goodness of Fit
model yang disajikan pada tabel IV.11 diatas mengindikasikan bahwa
model belum dapat diterima dengan baik, oleh karena itu peneliti
mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk
membentuk model alternatif yang mempunyai goodness of fit yang lebih
baik.
F. MODIFIKASI MODEL
Menurut Ferdinand (2002) salah satu tujuan modifikasi model adalah
untuk mendapatkan kriteria goodness of fit dari model yang dapat diterima.
Melalui nilai modification indices dapat diketahui ada tidaknya kemungkinan
modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices yang
dapat diketahui dari output Amos 4.01 akan menunjukkan hubungan-
hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model
supaya terjadi penurunan pada nilai chi-square untuk mendapatkan model
penelitian yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti
mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan
justifikasi teoritis dan yang memiliki nilai modification indices lebih besar
atau sama dengan 4.0. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai goodness
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
of fit model yang dimodifikasi. Error term yang dikorelasikan dapat dilihat
dalam lampiran.
Tabel IV.12 berikut merupakan hasil goodness of fit model yang telah
dimodifikasi.
Tabel IV.12
Hasil Goodness of Fit model setelah modifikasi
Indeks Nilai Kritis Hasil Keterangan
Chi-Square (χ2) Diharapkan kecil 207.270 -
Probability level ≥ 0.05 0.136 Baik
CMIN/DF ≤ 2.0 / ≤ 3.0 1,114 Baik
CFI ≥ 0.90 0,977 Baik
RMSEA ≤ 0.08 0,029 Baik
TLI ≥ 0.90 0,971 Baik
NFI ≥ 0.90 0.823 Baik
GFI ≥ 0.90 0.867 Baik
AGFI ≥ 0.90 0.805 Baik
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan hasil goodness of fit model yang dapat dilihat pada tabel
IV.12 diatas terlihat bahwa nilai chi-square sebesar 207.270 dengan
probability level 0,136. Karena probability level ≤ 0,05 maka menunjukkan
indikasi yang baik. Nilai CMIN/DF adalah 1,114 merupakan indikasi yang
baik. Nilai GFI sebesar 0.867 menunjukkan indikasi yang baik. Nilai AGFI
sebesar 0.805 merupakan indikasi yang baik. Nilai CFI sebesar 0.977
menunjukkan indikasi baik. Nilai RMSEA sebesar 0,029 menunjukkan
indikasi yang baik. Nilai TLI sebesar 0.971 menunjukkan indikasi yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Begitu juga dengan nilai NFI sebesar 0.977 juga menunjukkan indikasi yang
baik. Dari keseluruhan nilai goodness of fit model setelah adanya modifikasi
model, dapat disimpulkan bahwa model telah memiliki nilai kesesuaian yang
baik.
G. ANALISIS UJI HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat
signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan
pada nilai C.R (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-
hitung ≥ z-tabel). Kemudian, dengan melihat standardized structural (path)
coefficients dari setiap hipotesis terutama pada kesesuaian arah hubungan path
dengan arah hubungan yang telah dihipotesiskan sebelumnya. Jika arah
hubungan sesuai dengan yang dihipotesiskan dan nilai critical ratio-nya juga
memenuhi persyaratan maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji
terbukti.
Nilai z tabel untuk masing-masing tingkat signifikansi adalah:
1% = 2,56
5% = 1,96
10% = 1,645
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel IV.13
Hasil Estimasi Model Struktural
Estimate S.E. C.R. P Label
Perceived Service Quality Employee
Customer Orientation
Satisfaction Employee Customer Orientation
Satisfaction Perceived Service Quality
.855 .243 3.515 ***
.630 .257 2.448 .014
.415 .168 2.478 .013
Sumber : Data primer yang diolah.
1. Hubungan Karyawan Customer-Orientation dan Kualitas Layanan
Berdasarkan hasil analisa model struktural yang menguji hubungan
karyawan customer-orientation dan kualitas layanan pada pelanggan
Planet Esprezzo pada tabel IV.13. Didapatkan hasil CR sebesar 3,515
dengan SE sebesar 0,243 Karena nilai C.R lebih besar dari ± 2,56
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara
karyawan customer-orientation dan kualitas layanan. Temuan ini
mendukung studi yang terdahulu pada hipotesis kesatu (H1 ) yang
menyatakan adanya hubungan yang positif antara karyawan customer-
orientation dan kualitas layanan (Cronin et al, 2009) dengan signifikansi
0,01.
2. Karyawan Customer-Orientation dan Kepuasan
Berdasarkan hasil analisa model struktural yang menguji hubungan
karyawan customer-orientation dan kepuasan pada pelanggan Planet
Esprezzo pada tabel IV.13 Didapatkan hasil CR sebesar 2,448 dengan SE
sebesar 0,257 Karena nilai C.R lebih besar dari ± 1,96 menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
adanya hubungan yang signifikan dan positif antara karyawan customer-
orientation dan kepuasan. Temuan ini mendukung studi yang terdahulu
pada hipotesis kedua (H 2 ) yang menyatakan adanya hubungan yang
positif antara karyawan customer-orientation dan tingkat kepuasan
(Cronin et al, 2009) dengan signifikansi 0,05.
3. Kualitas Layanan dan Kepuasan
Berdasarkan hasil analisa model struktural yang menguji hubungan
Kualitas Layanan dan kepuasan pada pelanggan Planet Esprezzo pada
tabel VI.13 Didapatkan hasil CR sebesar 2,478 dengan SE sebesar 0,168
Karena nilai C.R lebih besar dari ± 1,96 menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan dan positif antara kualitas layanan dan kepuasan. Temuan
ini mendukung studi yang terdahulu pada hipotesis ketiga (H 3 ) yang
menyatakan adanya hubungan yang positif antara Kualitas Layanan dan
tingkat kepuasan ( Cronin et al, 2009) dengan signifikansi 0,05.
4. Pengaruh Variabel Moderasi Keterlibatan Konsumen
Pengujian peran variabel moderasi keterlibatan konsumen terhadap
hubungan karyawan customer-orientation dengan kualitas layanan dan
kepuasan, maupun hubungan kualitas layanan dengan kepuasan pada
analisis SEM dapat dianalisis dengan pendekatan analisis sub-grup. Dalam
penelitian ini, peneliti menguji peran variabel moderasi keterlibatan
konsumen. Dalam pengujiannya variabel moderasi tersebut dipisah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan nilai diatas rata-rata (tinggi) dan
nilai dibawah rata-rata (rendah).
Pemisahan dua kelompok ini berdasar pada nilai rata-rata skor.
Jika nilai skor diatas rata-rata maka dikelompokkan menjadi keterlibatan
konsumen tinggi dan apabila skor dibawah nilai rata-rata maka menjadi
keterlibatan konsumen rendah. Kemudian peneliti melakukan estimasi
dua model dengan kondisi variabel moderating tinggi dan rendah. Setelah
itu membandingkan hasil koefisien parameter kedua model untuk melihat
ada tidaknya pengaruh moderasi dalam model (Ghozali, 2008).
a. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Karyawan Customer-Orientation
dengan Kualitas Layanan
Tabel IV.14
Moderasi Involment
Tinggi Rendah
SQ <-- CO
C.R.
Standardized Regression Weights
3,515
0,611
2,033
0,389
Sumber : Data primer yang diolah.
Berdasarkan hasil analisa model yang menguji keterlibatan
konsumen dalam memoderasi pengaruh customer orientation terhadap
kualitas pelayanan pada pelanggan di Planet Esprezzo pada tabel IV.14
kelompok Keterlibatan tinggi memiliki nilai koefisien parameter regresi
karyawan customer-orientation pada kualitas pelayanan sebesar 0,611 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
signifikan (C.R=3,515). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
karyawan customer-orientation pada kualitas pelayanan. Temuan ini
mendukung studi yang terdahulu pada hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan bahwa persepsi customer-orientation terhadap kualitas
pelayanan lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan tinggi dapat
diterima ( Cronin et al, 2009). Hasil ini mengkonfirmasi penelitian yang
menyebutkan bahwa Keterlibatan hubungan pelanggan dengan karyawan
customer orientation menunjukkan pengaruh yang kuat dalam persepsi
konsumen mengenai kualitas jasa dan kepuasan (e.g. Britner : 1990,
Bowen and Schneider, 1985; Hennig-Thurau, 2004; Kelley, 1992).
b. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Karyawan Customer-Orientation
dengan Kepuasan
Tabel IV.15
Moderasi Involment
Tinggi Rendah
SAT <-- CO
C.R.
Standardized Regression Weights
2,448
0,386
1,419
0,252
Sumber : Data primer yang diolah.
Berdasarkan hasil analisa model yang menguji keterlibatan
konsumen dalam memoderasi pengaruh customer orientation terhadap
kepuasan pada pelanggan di Planet Esprezzo pada table IV.15 kelompok
Keterlibatan tinggi memiliki nilai koefisien parameter regresi karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
customer-orientation pada kepuasan sebesar 0,386 dan signifikan
(C.R=2,448). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh karyawan
customer-orientation pada kepuasan. Temuan ini mendukung studi yang
terdahulu pada hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa persepsi
customer-orientation terhadap kepuasan lebih kuat untuk konsumen
dengan keterlibatan tinggi dapat diterima ( Cronin et al, 2009). Hasil ini
mengkonfirmasi penelitian yang menyebutkan bahwa Keterlibatan
hubungan pelanggan dengan karyawan customer orientation menunjukkan
pengaruh yang kuat dalam persepsi konsumen mengenai kualitas jasa dan
kepuasan (e.g. Britner : 1990, Bowen and Schneider, 1985; Hennig-
Thurau, 2004; Kelley, 1992).
c. Keterlibatan Memoderasi Hubungan Persepsi tentang Kualitas
Pelayanan dengan Kepuasan
Tabel IV.16
Moderasi Involment
Tinggi Rendah
SAT <-- SQ
C.R.
Standardized Regression Weights
2,478
0,356
1,850
0,367
Sumber : Data primer yang diolah.
Berdasarkan hasil analisa model yang menguji keterlibatan
konsumen dalam memoderasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pada pelanggan di Planet Esprezzo pada tabel IV.16 kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Keterlibatan tinggi memiliki nilai koefisien parameter regresi kualitas
pelayanan pada kepuasan sebesar 0,356 dan signifikan (C.R=2,478). Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kualitas pelayanan pada
kepuasan. Temuan ini mendukung studi yang terdahulu pada hipotesis keenam
(H6) yang menyatakan bahwa persepsi kualitas pelayanan terhadap
kepuasan lebih kuat untuk konsumen dengan keterlibatan tinggi dapat
diterima ( Cronin et al, 2009). Hasil ini mengkonfirmasi laporan dalam
Cronin dkk (2000), sebuah kesepakatan tampaknya terbentuk seputar ide
bahwa kualitas pelayanan merupakan sebuah anteseden terhadap
kepuasan.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ada hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan
persepsi tentang kualitas layanan
2. Ada hubungan positif antara karyawan customer-orientation dengan
tingkat kepuasan.
3. Ada hubungan positif antara persepsi tentang kualitas layanan dengan
tingkat kepuasan.
4. Ada rasa keterlibatan memoderasi hubungan karyawan customer-
orientation dengan kualitas layanan
5. Ada rasa keterlibatan memoderasi hubungan karyawan customer-
orientation dengan kepuasan
6. Ada rasa keterlibatan memoderasi hubungan persepsi tentang kualitas
pelayanan dengan kepuasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan.
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan pada pelanggan Planet Esprezzo, sehingga
generalisasi hasil penelitian ini terbatas untuk pelanggan Planet Esprezzo.
2. Belum adanya variabel lain yang mungkin dapat ditambah pada penelitian
ini, misalnya : loyalitas pelanggan.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan perbandingan dari
berbagai macam kategori tempat penelitian serta karakteristik responden
melalui penyertaan sampel yang representatif, sehingga hasil penelitian
dapat memberikan generalisasi yang lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba menambahkan variabel yang
lain. Misalnya : variabel loyalitas.