pengaruh motivasi kerja, manajemen waktu, dan …

13
PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PARUH WAKTU YANG BERSTATUS MAHASISWA DI KOTA MALANG JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Danty Amira 145020101111043 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN

WAKTU, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA

PEKERJA PARUH WAKTU YANG BERSTATUS

MAHASISWA DI KOTA MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Danty Amira

145020101111043

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN STRES

KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PARUH WAKTU YANG

BERSTATUS MAHASISWA DI KOTA MALANG

Yang disusun oleh :

Nama : Danty Amira

NIM : 145020101111043

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 11 Desember 2018.

Malang,11 Desember 2018

Dosen Pembimbing,

Dr. Rachmad Kresna Sakti, SE., M.Si.

NIP. 196311161990021001

Page 3: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN STRES KERJA

TERHADAP KINERJA PEKERJA PARUH WAKTU YANG BERSTATUS MAHASISWA DI

KOTA MALANG

Danty Amira*, Rachmad Kresna Sakti**

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

*Email: [email protected] **Email: [email protected]

ABSTRAK

Fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu sudah banyak ditemukan di berbagai negara di dunia

termasuk di Indonesia. Namun kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu masih banyak diragukan oleh

para usahawan di Indoneisa. Terutama pekerja paruh waktu yang memiliki kewajiban lainnya di luar pekerjaan, seperti mahasiswa pekerja paruh waktu. Padahal dengan mempekerjakan paruh waktu

dapat membantu dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan mereka

seperti motivasi, kemampuan mengatur waktu, dan tingkat stres yang dimiliki diduga akan

mempengaruhi kinerja mereka di tempat kerja. Meningkatkan kualitas kerja ialah hal yang penting untuk dilakukan mahasiswa pekerja paruh waktu guna membuktikan bahwa kinerja mereka dapat

dipercaya. Mahasiswa perlu memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam diri merka seperti motivasi

kerja, manajemen waktu dan stres kerja guna membantu dalam upaya meningkatkan kinerja mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh motivasi kerja, manajemen waktu, dan stress kerja terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang didapat

melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Teknik

analisis yang dipergunakan adalah metode analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, manajemen waktu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dan stress kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Manajemen Waktu, Stres Kerja, Kinerja, Pekerja Paruh Waktu,

Mahasiswa, Metode Analisis Regresi Berganda.

A. PENDAHULUAN

Pada saat ini di berbagai negara bagian barat, bekerja paruh waktu merupakan fenomena yang

marak terjadi di kalangan mahasiswa, terutama di kota-kota besar banyak ditemukan mahasiswa yang

memiliki kesibukan lain selain menjalani perkuliahannya dengan menjadi pekerja paruh waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Marsh dan Kleitman (2005) (dalam Andari, 2016)

bahwa bekerja paruh waktu di kalangan mahasiswa merupakan fenomena yang menyebar di berbagai

bagian di negara barat dan mulai berkembang di bagian negara lainnya yang menyebabkan tingkat

tenaga kerja meningkat secara drastis dari tahun ke tahun. Fenomena bekerja paruh waktu di kalangan mahasiswa juga sudah menyebar dan berkembang di berbagai daerah di negara-negara bagian timur,

termasuk di Kota Malang, Indonesia. Kota Malang merupakan kota di Provinsi Jawa Timur yang

memperoleh predikat sebagai Kota Pendidikan. Predikat tersebut didapatkan karena banyaknya jumlah

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang berada di Kota Malang. Berdasarkan data pelaporan tahun 2016 – 2018 yang terdapat pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI)

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kurang lebih terdapat 42 perguruan tinggi yang

tersebar di seluruh penjuru Kota Malang. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup besar dan tentu

saja dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada membuat jumlah mahasiswa yang berada di Kota Malang juga sangat besar. Berdasarkan data jumlah mahasiswa pada masing-masing perguruan

Page 4: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

tinggi di Kota Malang yang terdapat dalam pelaporan PDDIKTI tahun 2017 - 2018, jika digabungkan, total jumlah mahasiswa yang berada di Kota Malang ialah sebanyak 121.016 orang.

Banyaknya jumlah mahasiswa di Kota Malang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

adanya fenomena bekerja paruh waktu di kalangan mahasiswa yang terus berkembang di kota tersebut.

Selain itu, banyaknya jumlah mahasiswa yang terdapat di Kota Malang dapat membuka peluang bagi para usahawan untuk menggunakan jasa para mahasiswa tersebut dalam membantu keberlangsungan

usaha mereka di sektor informal yang tidak menuntut adanya syarat-syarat tertentu. Pengusaha sektor

informal biasanya tidak menuntut adanya keahlian khusus yang harus dimiliki karyawannya, karena

keterampilan khusus dapat diperoleh dari luar pendidikan formal atau melalui pengalaman sambil bekerja. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu selain dari

motivasi internal, dengan tidak adanya syarat-syarat tertentu akan sangat memudahkan para mahasiswa

untuk mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum mereka memiliki gelar sarjana.

Meskipun sudah banyak ditemukan pekerja paruh waktu di Indonesia, tetapi pada kenyataannya usahawan di Indonesia masih beranggapan bahwa pekerja paruh waktu kurang baik untuk dipekerjakan

dibandingkan dengan pekerja purna waktu, serta masih banyak perusahaan yang ragu untuk

mempekerjakan pekerja paruh waktu. Sedangkan di negara-negara Eropa, kontribusi dari pekerja paruh

waktu setara dengan pekerja purna waktu dalam membantu perkembangan bisnis. Padahal, dengan memperkerjakan pekerja paruh waktu dapat mendukung pertumbuhan ekonomi untuk usaha kecil dan

menengah, di mana usaha kecil dan menengah memiliki kontribusi yang signifikan dalam meninggikan

pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru (Hendratawan et al, 2015). Salah satu

cara untuk membantu keberlangsungan dan perkembangan UMKM di Indonesia ialah dengan merubah sistemnya dengan mempekerjakan pekerja paruh waktu. Memang dengan mempekerjakan pekerja

paruh waktu akan memberikan banyak manfaat. Pekerja paruh waktu dapat bekerja dalam jam-jam

yang spesifik dan jadwal kerja mereka yang fleksibel sangat baik untuk disesuaikan terhadap variasi

jumlah pekerjaan pada waktu yang berbeda-beda (Rosendaal dalam Hendratawan et al, 2015). Mahasiswa dianggap sebagai pekerja paruh waktu yang lebih berpotensi dibandingkan dengan yang

sedang tidak atau belum menempuh pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan mereka lebih terdidik dan

cenderung memiliki sikap yang terlatih. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2010,

warga Indonesia berjumlah 237 juta orang dengan pertumbuhan populasi sebesar 1,49%. Maka penelitian sebelumnya mengatakan bahwa sejak tahun 2015 Indonesia akan memiliki sumber daya

yang dapat bekerja di usia mudanya (Hendratawan et al, 2015). Selain memiliki beberapa keuntungan

dalam mempekerjakan pekerja paruh waktu, terdapat juga beberapa kekhawatiran yang dihadapi oleh

para usahawan dalam mempekerjakan pekerja paruh waktu, yaitu adanya ketakutan jika para usahawan akan kehilangan para pekerja paruh waktu setelah mereka mendapatkan pelatihan. Para usahawan

cenderung stereotip terhadap pekerja paruh waktu bahwa mereka tidak terlalu stabil dan tidak terlalu

berkomitmen pada pekerjaan (Hunter et al, dalam Hendratawan et al, 2015). Hal-hal tersebut yang

menyebabkan para usahawan beranggapan bahwa pekerja paruh waktu tidak lebih baik dari pekerja purna waktu dan cenderung lebih memilih untuk mempekerjakan pekerja purna waktu.

Pada kenyataannya, memang dengan memiliki banyak kewajiban yang harus dijalani seperti kuliah

sambil bekerja bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tanggung jawab yang diemban oleh

mahasiswa yang bekerja ialah dua kali lebih berat daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Beban kewajiban yang dimiliki oleh para mahasiswa tersebut kemungkinan akan memberikan efek buruk

kepada kesehatan fisik maupun mental mereka. Menjalani perkuliahan sembari bekerja paruh waktu

bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Purwanto

(2013) (dalam Mardelina, 2017), bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi dikarenakan padatnya jadwal aktivitas kuliah dan bekerja dibandingkan dengan

mahasiswa yang tidak bekerja. Di sisi lain adanya konflik peran antara kuliah dan bekerja dapat

menjadi sumber stres, absensi dan penurunan produktivitas (Lenaghan & Sengupta, 2007 dalam

Mardelina, E. 2017).

Page 5: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

Dundes dan Marx (2006) (dalam Andari, 2016) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika kuliah sambil bekerja, yakni efektifitas dalam mengatur

waktu kegiatan, motivasi, keinginan mahasiswa untuk melakukan pembuktian, kehidupan sosial baik

dalam lingkungan universitas maupun luar universitas, serta beban stres yang dimiliki mahasiswa

akibat menjalani dua peran. Faktor-faktor tersebut diduga mempengerahui apakah kinerja mahasiswa tersebut di tempat kerja, di mana kinerja seorang pekerja dimanapun harus baik dan stabil. Mengacu

kepada pendapat tersebut serta dengan melihat fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu yang telah

dijabarkan sebelumnya, hal yang menarik untuk diteliti ialah bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi kehidupan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, seperti motivasi kerja, efektifitas dalam mengatur waktu (manajemen waktu), dan tingkat stres kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja

paruh waktu tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota

Malang. Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam upaya meningkatkan

kinerja mereka, para mahasiswa pekerja paruh waktu akan fokus untuk memperbaiki faktor-faktor tersebut dalam diri mereka. Melihat bahwa mempertahankan dan meningkatkan tingkat kinerja adalah

hal yang sangat penting bagi mahasiswa pekerja paruh waktu, karena masih banyak perusahaan yang

meragukan akan hal itu. Hal-hal yang ingin dianalisa dalam penelitian ini ialah pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu, pengaruh manajemen waktu terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu, dan pengaruh stres kerja terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh

waktu.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi Kerja

Daft (2010) (dalam Rimpulaeng, 2014) menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang

muncul dari dalam ataupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat serta ketekunan

guna mencapai sesuatu yang diinginkan. Menurut Hamzah B. Uno (2012), motivasi kerja merupakan

salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang, besar kecilnya pengaruh motivasi kerja pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan.

Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2001) menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencari kepuasan.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu “movere”, yang artinya menggerakkan. Motivasi

merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri manusia, dan mendasari sebuah tindakan yang

dilakukan oleh seorang individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan masyarakat pada

umumnya mengartikan motivasi sebagai semangat. Maka, perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan dalam penafsiran istilah motivasi di dalam masyarakat, contoh lainnya adalah istilah motivasi diartikan

sebagai kebutuhan, keinginan ataupun impuls.

Manajemen Waktu

Jones dan Barett (2004) (dalam Aprilia, 2016) menyatakan bahwa manajemen waktu merupakan sebuah kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan, melaksanakan tanggung jawab individu

demi kepuasan individu itu sendiri. Hal senada juga disampaikan oleh Sanusi (dalam Aprilia, 2016),

bahwa manajemen waktu merupakan sebuah kemampuan dalam menentukan dan melaksanakan

seluruh pekerjaan dengan adanya tujuan dan batasan waktu yang jelas, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu ialah sebuah

aktivitas dalam mengatur waktu dimana seorang individu diharuskan mementingkan aktivitas yang

dianggap lebih penting untuk dilakukan terlebih dahulu, selain itu individu yang memiliki manajemen waktu yang baik cenderung tidak akan membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang tidak

Page 6: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

bermanfaat. Hal ini dikarenakan individu akan membuat langkah untuk mengatur dan mengelola waktu dengan baik, sehingga individu tersebut akan lebih produktif dan dapat mencapai tujuan hidup yang

mereka tetapkan.

Stres Kerja

Menurut Ronald (dalam Royhul, 2016), stres ialah sebagai fisiologis, emosi, dan psikologis terhadap keadaan di sekitar atau lingkungan yang sifatnya sebagai ancaman. Menurut bahasa, stres

artinya ialah tekanan yaitu dalam istilah kedokteran sebagai gangguan mental dan emosional yang

disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, atau tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi kejadian

dan reaksi terhadap kejadian tersebut (Manahan, dalam Royhul, 2016). Sedangkan Mangkunegara (dalam Budi, 2006) mengemukakan bahwa stres kerja ialah perasaan tertekan yang dialami pegawai

dalam menghadapi pekerjaannya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa stres ialah suatu kondisi yang

menegangkan secara emosional dan mental yang dapat dialami oleh seseorang ketika menghadapi situasi tertentu yang bersifat ancaman dalam lingkungannya dan tidak memiliki kemampuan untuk

menghadapinya. Dalam penelitian ini, stres kerja yang dimaksud adalah suatu respon atau reaksi dari

individu terhadap lingkungan, situasi, dan kejadian yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik.

Emosional dan mental individu tersebut.

Kinerja

Kinerja (job performance) merupakan bentuk prestasi kerja yang dicapai oleh individu.

Mangkunegara (dalam Nuzululilmi, 2014) menjelaskan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mathis (dalam Nuzululilmi, 2014),

pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai. Kinerja

pegawai pada umumnya dalam kebanyakan pekerjaan meliputi beberapa elemen yaitu kuantitas dari

hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, tingkat kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kinerja ialah sebuah bentuk hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh individu dalam

pekerjaannya yang dapat diukur dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu dari hasil kerjanya serta

tingkat kehadiran dan kemampuan bekerja sama yang dilakukan dengan penuh tanggungjawab.

Pekerja Paruh Waktu (Part Time Workers)

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam kerja

adalah selama 40 jam dalam satu minggu. Sedangkan menurut Barling dan Gallagher (dalam

Hendratawan dkk, 2015), bekerja paruh waktu adalah ketika seorang pekerja tidak dipekerjakan oleh perusahaan untuk bekerja purna waktu, tetapi hanya beberapa jam dalam sehari. Jika dalam sehari

pekerja paruh waktu bekerja 8 jam per hari atau kurang lebih 40 jam per minggu, maka pekerja paruh

waktu bekerja kurang dari 30 atau 35 jam per minggu. Dalam penelitian ini, mahasiswa pekerja paruh

waktu masuk dalam angkatan kerja setengah menganggur.

Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja ialah jumlah tenaga kerja yang disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada

setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik, sumberdaya manusia

merupakan individu yang memiliki pilihan untuk bekerja atau tidak (Sholeh, 2007).

Page 7: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

G.S Becker (1976) (dalam Sholeh, 2007) berpendapat bahwa kepuasan individu dapat diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leisure time) yang dimiliki. Kendala yang didapat ialah

tingkat pendapatan dan waktu. Sehingga jalan keluarnya ialah jumlah jam kerja ditawarkan pada

tingkat upah dan harga yang diinginkan. Dalam fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu, mereka

memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi hal ini yang membuat mereka banyak dicari oleh pengusaha terutama dalam sektor informal. Dengan fleksibiltas yang tinggi pengusaha dapat mengisi jam-jam

sibuk dalam jam operasionalnya dengan mahasiswa pekerja paruh waktu yang memiliki waktu luang

pada waktu yang bersamaan. Tentunya jumlah jam kerja yang ditawarkan akan mempengaruhi upah

yang didapat untuk pekerja paruh waktu. Dikarenakan jumlah jam pekerja paruh waktu dibawah jumlah jam kerja pekerja purna waktu, maka upah yang didapat pekerja paruh waktu akan lebih rendah

dibandingkan upah yang didapat pekerja purna waktu.

Analisis Sektor Informal

Konsep sektor informal menurut Hart (1973) (dalam Amalia, 2015) bahwa yang terlibat dalam sektor informal umumnya miskin, mayoritas berada pada usia produktif utama, berpendidikan rendah,

upah yang diterima dibawah upah minimum, dan modal usahanya rendah serta memungkinkan untuk

mobilitas vertikal.

Ciri-ciri sektor informal menurut Sethuraman (dalam Manning dan Effendi, 1985 dalam Amalia, 2015) ialah sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik

2. Unit usaha tidak memiliki izin usaha dan pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam lokasi

maupun jam kerja

3. Kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah dan tidak masuk dalam

sektor ini

4. Teknologi yang digunakan bersifat tradisional

5. Modal dan perputaran usaha relatif kecil

6. Tidak diperlukan pendidikan formal

7. Usahanya biasanya dilakukan sendiri

8. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri

9. Hasil produksi atau jasa kebanyakan dikonsumsi oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Dalam penelitian ini, mayoritas mahasiswa pekerja paruh waktu bekerja pada sektor informal

karena tidak diperlukannya pendidikan formal. Mengingat para mahasiswa masih memiliki pendidikan

terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Sehingga jenis pekerjaan dalam sektor informal adalah jenis pekerjaan yang tepat untuk dilakukan oleh mahasiswa pekerja paruh waktu.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan objek penelitiannya adalah mahasiswa

pekerja paruh waktu di Kota Malang. Sugiyono (2016:8) menyatakan bahwa “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Page 8: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan”. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

jawaban responden melalui kuesioner yang telah disebarkan terkait dengan variabel motivasi kerja,

manajemen waktu, stress kerja, dan kinerja. Jawaban dari responden diukur menggunakan Skala Likert. Dengan Skala Likert, variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, setelah

itu indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pertanyaan atau

pernyataan. Sebelumnya, instrumen penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui

apakah instrumen penelitian ini valid (sah) atau tidak, dan sejauh mana instrumen penelitian ini reliable (dapat dipercaya).

Sampel yang digunakan ialah berjumlah 100 responden. Dikarenakan jumlah populasi tidak

diketahui secara pasti, maka untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Lemeshow,

sebagai berikut:

𝑛 =𝑍2 𝑥 𝑃 ( 1−𝑃)

𝑑2 (1)

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z = skor Z pada kepercayaan 95 % = 1,96

P = maksimal estimasi = 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error = 10 %

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah 96,04. Jika dibulatkan

akan menjadi 100 responden.

Untuk melihat pengaruh dari motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja terhadap kinerja,

penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics version 24.

Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

menganalisis hubungan antara variabel dependen dan independennya. Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang dominan untuk mengetahui pengaruh

antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel independen dan dependen, dengan rumus (Dajan dalam

Pradana, 2011):

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑒

Keterangan:

𝑌 : Kinerja Pekerja Paruh Waktu

𝑎 : Konstanta

𝐵1 – 𝐵2 : Koefisien regresi parsial

𝑋1 : Motivasi Kerja

Page 9: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

𝑋2 : Manajemen Waktu

𝑋3 : Stres Kerja

𝑒 : Standar error / variabel pengganggu.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai model yang tepat dalam

mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel indepennya. Berikut ini merupakan hasil regresi data penelitian menggunakan regresi linier berganda.

Tabel 1. Hasil Regresi Berganda dan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.855 5.477 3.077 0.003

MOTIVASI_KERJA 0.377 0.083 0.370 4.532 0.000

MANAJEMEN_WAKTU 0.302 0.099 0.264 3.041 0.003

STRES_KERJA -0.157 0.054 -0.250 -2.908

0.005

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: SPSS 24, 2018.

Dari hasil regresi data observasi yang dilakukan, maka persamaan regresi yang dapat dirumuskan

ialah sebagai berikut:

Y = 16.855 + 0.377X1 + 0. 302X2 – 0.157X3 + 𝒆

Persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Koefisien regresi Motivasi Kerja (X1) memiliki arah positif. Hal ini berarti apabila motivasi kerja

meningkat maka kinerja akan meningkat. Sebaliknya, jika motivasi kerja menurun maka kinerja akan menurun.

2. Koefisien regresi Manajemen Waktu (X2) memiliki arah positif. Hal ini berarti apabila kemampuan

manajemen waktu meningkat maka kinerja akan meningkat. Sebaliknya, jika kemampuan manajemen

waktu menurun maka kinerja akan menurun.

3. Koefisien regresi Stres Kerja (X3) sebesar memiliki arah negatif. Hal ini berarti apabila stress kerja

meningkat maka kinerja akan menurun. Sebaliknya, jika stress kerja menurun maka kinerja akan

meningkat.

Page 10: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

Selanjutnya, dapat dilihat berdasarkan hasil regresi di atas hasil uji signifikansi secara parsial (terpisah) variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dikarenakan

nilai signifikansinya < 0,05. Artinya, variabel motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota

Malang.

Tabel 2. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 797.257 3 265.752 24.614 .000b

Residual 1036.503 96 10.797

Total 1833.760 99

a. Dependent Variable: KINERJA b. Predictors: (Constant), STRES_KERJA, MOTIVASI_KERJA, MANAJEMEN_WAKTU

Sumber: SPPS 24, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji signifikansinya menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-

sama), variabel motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja. Hal ini dikarenakan nilai signifikansinya < 0,05.

Tabel 3. Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .659a 0.435 0.417 3.28586

a. Predictors: (Constant), STRES_KERJA, MOTIVASI_KERJA, MANAJEMEN_WAKTU

Sumber: SPSS 24, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukkan nilai sebesar 0,417 yang dapat dilihat melalui Adjusted R-Square. Artinya, variabel motivasi kerja,

manajemen waktu, dan stres kerja secara simultan mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 41,7%.

Dengan demikian, sebesar 58,3% adalah pengaruh dari factor-faktor lain di luar persamaan regresi ini.

Pembahasan

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel motivasi kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai

signifikansi yang didapat untuk variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja pada hasil uji t ialah sebesar 0,000, dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut

maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “ada pengaruh

positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi mempunyai

nilai positif, artinya semakin besar motivasi kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang, maka akan meningkatkan kinerjanya.

Page 11: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

Menurut Hamzah B. Uno (2012), motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi kerja pada kinerja seseorang

tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Dalam penelitian ini, motivasi

kerja yang dimiliki masuk dalam kategori tinggi, artinya faktor-faktor yang mendorong para

mahasiswa ini untuk bekerja paruh waktu sangat mendukung. Dengan memiliki motivasi dan tujuan yang ingin dicapai, para mahasiswa pekerja paruh waktu akan tergerak untuk bekerja dengan maksimal

sehingga kinerja mereka akan baik. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi jawaban responden

dimana tingkat kinerja mereka berada pada kategori tinggi.

Pengaruh Manajemen Waktu Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel manajemen waktu berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai

signifikansi yang didapat untuk variabel manajemen waktu terhadap variabel kinerja pada hasil uji t

ialah sebesar 0,003, dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “ada

pengaruh positif dan signifikan antara manajemen waktu terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi

mempunyai nilai positif, artinya semakin besar kemampuan manajemen waktu yang dimiliki

mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang, maka akan meningkatkan kinerjanya.

Seseorang yang dapat mengelola waktu dengan baik dapat memberikan dampak yang baik dalam

kehidupan sehari-hari, seperti memiliki prioritas dalam bekerja, mengurangi keterlambatan dan

kesalahan dalam bekerja serta adanya konsentrasi yang baik terhadap pekerjaan sehingga dapat

meningkatkan produktivitas seseorang (Forsyth, 2009). Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan manajemen waktu yang dimiliki masuk dalam kategori tinggi, artinya walaupun memiliki waktu yang

padat para mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang dapat mengatur waktu mereka dengan

baik, sehingga tidak mengganggu kinerja mereka. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi

jawaban responden dimana tingkat kinerja mereka berada pada kategori tinggi.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial stres kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai signifikansi yang

didapat untuk variabel stres kerja terhadap variabel kinerja pada hasil uji t ialah sebesar 0,005, dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian ini

berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “ada pengaruh negatif dan signifikan

antara stres kerja terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi mempunyai nilai negatif, artinya

semakin besar tingkat stres kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang, maka akan menurunkan kinerjanya.

Jamal (1985) (dalam Muhdar, 2012) berpendapat bahwa stres di tingkat manapun akan

mengurangi kinerja dengan mengeringkan energi, konsentrasi, dan waktu seseorang. Memiliki dua

profesi sekaligus sebagai mahasiswa dan pekerja paruh waktu seringkali menimbulkan stres kerja bagi mereka karena kewajiban dan beban kerja yang dimiliki lebih banyak dengan waktu mereka yang

terbatas. Dalam penelitian ini, dilihat dari distribusi frekuensi jawaban responden nya, tingkat stres

kerja yang dialami mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang berada pada tingkat netral, artinya

stres kerja yang dimiliki tidak terlalu tinggi sehingga kinerja mereka tidak terlalu terganggu dan berada pada tingkat tinggi.

Page 12: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja,

manajemen waktu, dan stres kerja terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di

Kota Malang, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus

mahasiswa di Kota Malang.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin tinggi

motivasi kerja yang dimiliki, maka kinerja pekerja akan semakin meningkat.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen waktu memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin tinggi kemampuan manajemen waktu yang dimiliki, maka kinerja pekerja paruh waktu akan semakin

meningkat.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin tinggi tingkat stres kerja yang dimiliki, maka kinerja pekerja paruh waktu akan semakin menurun.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka saran yang dapat

diberikan ialah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang

a. Mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang disarankan agar sebisa mungkin menyusun atau

membuat jadwal kegiatan dikemudian hari. Hal ini agar aktivitas dapat dilakukan dengan lancar dan

terorganisasi tanpa ada yang tertinggal.

b. Mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang disarankan agar dapat lebih mengontrol emosi dan

lebih tenang dalam menghadapi tekanan saat bekerja agar tingkat stres yang dimiliki tidak

mengganggu proses kerja mereka.

2. Bagi perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang

Perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang

disarankan untuk lebih menyesuaikan upah para pekerja sesuai dengan waktu dan tenaga yang mereka

sudah kerahkan demi membantu meningkatkan motivasi pekerja dalam bekerja dan meningkatkan kinerja mereka. Kinerja pekerja yang baik tentunya juga akan membantu keberlangsungan perusahaan

atau organisasi tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga jurnal ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Dosen Ilmu Ekonomi

Page 13: PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN …

Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Andari, N.D. 2016. Analisis Pengaruh Manajemen Waktu, Motivasi Kuliah, dan Aktualisasi Diri

terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Aprilia, A.D.T. 2016. Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Performansi Kerja Pada

Mahasiswa yang Bekerja di PT. X Yogyakarta. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Sanata

Dharma.

Budi, C. 2006. Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank Indonesia Malang .

Malang: Universitas Brawijaya

Hendratawan, et al. 2015. Hiring Students for Part-Time Workers in Indonesia to Enhance Small

Medium Enterprises in Food Industry. International Business Management. Vol. 9, (No.1) 128-133.

HM, Muhdar. 2012. Stres Kerja dan Kinerja dalam Perspektif Teori dan Bukti Empirik. Ekonomika-

Bisnis. Vol. 03, (No. 2) 111-120.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pangkalan data Pendidikan Tinggi.

https://forlap.ristekdikti.go.id/perguruantinggi/search diakses pada 6 Juni 2018

Mardelina, E. 2017. Pengaruh Kerja Part-Time terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi Akademik

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Nuzululilmi, I.R. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Victory International Futures Cabang Malang. Malang: Program Sarjana

Universitas Brawijaya.

Pradana, T. F. 2011. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusuma Satria

Dinasasri Wisatajaya di Kota Batu. Malang: Universitas Brawijaya.

Royhul, A. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Stres Kerja terhadap Kinerja

Pegawai dengan di Mediasi oleh Kepuasan Kerja (Studi Pada KPPN Makassar 1 dan KPPN Makassar

2). Malang: Universitas Brawijaya

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.