pengaruh motivasi dan kompetensi sdm terhadap …

168
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI SDM TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PT. INDOPANGAN SENTOSA) Disusun Oleh Muhammad Ilyas Alfarizi (11170810000040) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI SDM TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (STUDI KASUS PADA PT. INDOPANGAN SENTOSA)

Disusun Oleh

Muhammad Ilyas Alfarizi (11170810000040)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI SDM TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (STUDI KASUS PADA PT. INDOPANGAN SENTOSA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Ilyas Alfarizi

NIM: 11170810000040

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I

Dr. Suhendra, MM

197112062003121001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

3

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

4

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

5

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Muhammad Ilyas Alfarizi

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 September 1999

Agama : Islam

Alamat : Jl. Hj. Linan No. 76 RT 004/RW 01 Kelapa Dua

Wetan Ciracas Jakarta Timur

Email : [email protected]

B. Pendidikan

2005-2011 : SD NEGERI 01 KELAPA DUA WETAN

2011-2014 : SMP NEGERI 9 JAKARTA

2014-2017 : SMA NEGERI 99 JAKARTA

2017-2021 : S1 MANAJEMEN UIN JAKARTA

7

Abstract

This study aims to analyze and identify the influence of motivation and competence

of HR on employee performance with organizational commitment as an intervention

variable at PT. Indopangan Sentosa. Sampling was done through the distribution of

questionnaires by Likert scale with one of the non-probability sampling techniques,

namely saturated sample to 59 permanent employees. The data analysis method uses

path analysis by the SPSS application. The results of the study consisted of 2

substructures. Sub-structure I shows that motivation has a significant effect on

organizational commitment, HR competence has no significant effect on

organizational commitment, and motivation and HR competence has a significant

effect on organizational commitment simultaneously. Sub-structure II shows that

motivation has a significant effect on employee performance, HR competence has a

significant effect on employee performance, organizational commitment has a

significant effect on employee performance, and motivation, HR competence and

organizational commitment have a significant effect on employee performance

simultaneously..

Keywords: Motivation, HR Competence, Organizational Commitment, Employee

Performance

8

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh Motivasi

dan Kompetensi SDM terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasi

sebagai variabel intervening pada PT. Indopangan Sentosa. Pengambilan sampel

dilakukan melalui distribusi kuesioner oleh skala likert dengan salah satu teknik non

probability sampling yakni sampling jenuh kepada 59 karyawan tetap. Metode

analisis data menggunakan path analysis oleh aplikasi SPSS. Hasil penelitian terdiri

atas 2 sub-struktur. Sub-struktur I menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh

signifikan terhadap komitmen organisasi, kompetensi sdm tidak berpengaruh

signifikan terhadap komitmen organisasi, serta motivasi dan kompetensi sdm

berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi secara simultan. Sub-struktur II

menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,

kompetensi sdm berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, komitmen

organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, serta motivasi,

kompetensi sdm dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan secara simultan.

Kata kunci: Motivasi, Kompetensi SDM, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan

9

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad

SAW. Dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul "Pengaruh Motivasi dan Kompetensi SDM Terhadap

Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening

(Studi Kasus Pada PT. INDOPANGAN SENTOSA)" untuk meraih gelar Sarjana

Ekonomi (S1) pada jurusan Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Adapun penyusunan penulisan skripsi ini telah penulis laksanakan melalui

dukungan dan bantuan oleh banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses

pembuatan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah membantu penulis

dalam pembuatan skripsi ini yaitu kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Papah dan Mamah. Atas segala perjuangan yang

selalu dilakukan untuk memberikan doa, kasih sayang, dukungan mental

ataupun materi yang amat tulus dan tidak pernah putus untuk membesarkan

dan mendidik penulis. Serta adik penulis yang selalu menghibur, mendoakan

dan memberikan semangat.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP, selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga

Allah selalu memberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas

memajukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menjadi lebih baik.

10

3. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM dan Ibu Amalia S.E, MSM, selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih telah memberikan saran, motivasi

dan semangat kepada penulis, semoga Allah selalu memberikan berkah dan

kesehatan.

4. Bapak Dr. Suhendra, MM, selaku Dosen Pembimbing. Terimakasih untuk

selalu memberikan bimbingan, arahan, saran, serta motivasi kepada penulis

untuk dapat melaksanakan penyusunan atau penulisan skripsi dengan baik

hingga akhir. Semoga Allah selalu melapangkan rezeki, keberkahan dan

kesehatan.

5. Bapak Hemmy Fauzan, SE., MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang

selalu memberikan semangat dan motivasi agar penulis dapat

mengoptimalkan perkuliahan dengan baik.

6. Bapak/Ibu Dosen khususnya jurusan Manajemen dan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis secara umum. Terimakasih telah mencurahkan ilmu pengetahuan dan

pengembangan karakter hingga penulis dapat menyelesaikan studi.

7. Segenap Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

membantu penulis dalam aktivitas perkuliahan, bidang administrasi dan

sebagainya.

8. Sahabat dekat penulis yaitu Fachmi Mauludi, Dwi Syafarina, Lany

Sukmajaya, serta seluruh sahabat Manajemen A yang telah membantu penulis

dalam penyusunan skripsi dan selalu memberikan semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi. Semoga kalian semua dapat meraih kesuksesan

pada masa yang akan datang, diberikan kesehatan selalu dan dilapangkan

rezeki.

11

9. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2017 yang telah menjadi bagian

dari perjalanan dan cerita selama perkuliahan.

10. Bapak M. Erwin Wahyu Permadi selaku HRD & GA Manager PT.

Indopangan Sentosa, beserta seluruh jajaran yang telah memberikan izin dan

dukungan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Semoga penelitian

yang telah dilakukan penulis dapat memiliki nilai manfaat serta seluruh

jajaran selalu diberikan keberkahan dan kesehatan.

11. Fadil Sjofjan, S. M sebagai mentor dan kakak sepupu penulis yang selalu

memberikan saran dan arahan dalam penyusunan skripsi.

12. Rulvian’s Fireteam, yaitu Arifianto, Silmi, Pangestu dan Rendy yang selalu

memberikan dukungan dan hiburan bagi penulis.

13. Zahra Tsaniya Yolanda sebagai sahabat karib penulis yang selalu memberikan

dukungan, saran dan motivasi agar penulis menyelesaikan skripsi tepat waktu

dan selalu semangat dalam menuntut ilmu.

Penulis sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan terkait bidang Sumber Daya Manusia (SDM), serta dapat

dipahami bagi siapapun yang membacanya. Penulis juga menyadari sepenuhnya

bahwa di dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun di waktu

yang akan datang. Semoga Allah SWT membalas seluruh amal kebaikan, serta skripsi

ini menjadi pintu kesuksesan bagi penulis dan keberkahan atau kebermanfaatan bagi

semuanya. Aamiin Allahuma Aamiin.

Jakarta, Juni 2021

12

Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................ 2

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. 3

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................. 4

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 6

Abstract ......................................................................................................................... 7

Abstrak .......................................................................................................................... 8

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 9

Daftar Isi...................................................................................................................... 12

Daftar Tabel ................................................................................................................ 14

Daftar Gambar ............................................................................................................. 16

BAB I .......................................................................................................................... 17

PENDAHULUAN....................................................................................................... 17

A. Latar Belakang ................................................................................................. 17

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 26

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 26

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 27

BAB II ......................................................................................................................... 29

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 29

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian .............................................................. 29

1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ................................................. 29

2. Motivasi………….. ......................................................................................... 32

3. Kompetensi SDM ............................................................................................ 42

13

4. Komitmen Organisasi ...................................................................................... 51

5. Kinerja ............................................................................................................. 59

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 65

D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 74

E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ....................................................... 75

BAB III........................................................................................................................ 80

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 80

A. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 80

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 81

C. Data dan Sumber Data ..................................................................................... 81

D. Instrumen Penelitian......................................................................................... 84

E. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 86

F. Metode Analisis Data ....................................................................................... 89

G. Definisi Operasional Variabel ............................................................................ 99

BAB IV ..................................................................................................................... 104

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 104

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 104

B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................ 107

C. Pembahasan .................................................................................................... 115

BAB V ....................................................................................................................... 140

SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 140

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 144

LAMPIRAN .............................................................................................................. 154

14

Daftar Tabel

Tabel 1. 1 Data Keterlambatan Karyawan PT. Indopangan Sentosa ......................... 20

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu……………………………………………………... 65

Tabel 2. 2 Kerangka Pemikiran 74

Tabel 3. 1 Metode Skala Likert ................................................................................... 85

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian............................................................... 100

Tabel 4. 2 Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia ............................. 107

Tabel 4. 3 Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 108

Tabel 4. 4 Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 108

Tabel 4. 5 Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Masa Kerja .................. 109

Tabel 4. 6 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi (X1) ................. 110

Tabel 4. 7 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kompetensi SDM (X2) .. 111

Tabel 4. 8 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (Y)

................................................................................................................................... 113

Tabel 4. 9 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Karyawan (Z) .... 114

Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1) ........................................... 116

Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi SDM (X2) ............................ 116

Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (Y) ........................ 117

Tabel 4. 13 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Z) .............................. 117

Tabel 4. 14 Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Variabel .................................................. 118

Tabel 4. 15 Kriteria Koefisien Korelasi .................................................................... 120

Tabel 4. 16 Koefisien Korelasi Antar Variabel ......................................................... 120

Tabel 4. 17 Sub-Struktur I Model Summary Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi

SDM (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y) ....................................................... 123

Tabel 4. 18 Sub-Struktur I Uji F (ANOVA) Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi

SDM (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y) ....................................................... 123

15

Tabel 4. 19 Sub-Struktur I Coefficients Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM

(X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y) ................................................................ 124

Tabel 4. 20 Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur I Pengaruh

Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y) .... 125

Tabel 4. 21 Sub-Struktur II Model Summary Antara Motivasi (X1) Kompetensi SDM

(X2) dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z) ..................... 128

Tabel 4. 22 Sub-Struktur II Uji F (ANOVA) Antara Motivasi (X1) Kompetensi SDM

(X2) dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z) ..................... 128

Tabel 4. 23 Sub-Struktur II Coefficients Antara Antara Motivasi (X1) Kompetensi

SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z) ........... 129

Tabel 4. 24 Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur II Pengaruh

Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap

Kinerja Karyawan (Z) ............................................................................................... 130

Tabel 4. 25 Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur I dan Sub-Struktur

II ................................................................................................................................ 131

16

Daftar Gambar

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi PT.Indopangan Sentosa ........................................ 106

Gambar 4. 2 Hasil Diagram Jalur Sub-Struktur I ...................................................... 126

Gambar 4. 3 Diagram Jalur Variabel Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan

Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z) .................................... 127

Gambar 4. 4 Hasil Diagram Jalur Sub-Struktur II .................................................... 131

Gambar 4. 5 Hasil Diagram Jalur .............................................................................. 132

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, setiap

perusahaan ataupun organisasi telah memasuki abad ke 21 dimana persaingan

semakin ketat dengan perusahaan atau organisasi lain di seluruh dunia. Organisasi

menghadapi tuntutan untuk lebih fokus dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen melalui langkah yang semakin baik demi memberikan kepuasan

pada konsumen, seiring dengan peningkatan jumlah pesaing dan intensitas

persaingan. Perhatian organisasi tidak hanya pada orientasi nilai ataupun kualitas

jasa atau produk yang ditawarkan, tetapi juga pada internal organisasi yaitu bidang

sumber daya manusia agar memberikan tanggapan dan pelayanan optimal dalam

memberikan pelayanan dan tanggapan yang cepat pada kebutuhan dan keinginan

konsumen yang terus mengalami perubahan. Dalam menghadapi tantangan tersebut

dibutuhkan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang baik pada suatu

organisasi untuk tetap melakukan proses atau inovasi terbaru agar organisasi tetap

maju dan berhasil.

Teknologi pada pendidikan yang diaplikasikan secara efektif dapat memberikan

stimulus pada kinerja, melalui tindakan praktik etis dan studi yang terfasilitasi pada

(Reiser, 2007) sumber-sumber teknologi. Selain di dalam kelas untuk kegiatan belajar

mengajar, teknologi pada pendidikan juga dapat diterapkan pada organisasi dan

pelatihan Untuk melakukan peningkatan pada kinerja industri, perumusan usaha

strategis sangat diperlukan agar produktivitas dan daya saing semakin tinggi,

mengingat era pasar bebas dan perdagangan yang mengalami globalisasi semakin

pesat. Terdapat langkah awal yang perlu ditempuh oleh ranah Sumber Daya manusia

18

(SDM) yaitu melalui pemanfaatan teknologi dalam upaya optimalisasi kualitas

produk dengan efisiensi atau inovasi yang perlu untuk terus ditingkatkan, seperti

ketahanan pangan, sistem manajemen mutu dan peningkatan keterampilan produksi.

Peran teknologi pada sektor perindustrian di Indonesia sudah semakin inklusif.

Pada era 4.0, indusri Food & Beverage dapat melakukan peningkatan produktivitas

hingga 10-15% akibat penerapan teknologi yang baik menurut proyeksi Kementerian

Perindustrian. Hal ini dapat menjadi solusi mengingat operasional pabrik yang belum

dapat dilakukan secara normal seperti dulu sebelum COVID-19 merebak. Melalui

implementasi teknologi 4.0 ini, utilisasi dapat ditingkatkan pada angka 20-25%.

Industri F&B juga menjadi sektor industri yang menjadi prioritas dari sekian sektor

lain untuk diberikan stimulus dalam rangkaian pemetaan Making Indonesia 4.0, agar

dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada pendapatan Produk Domestik

Bruto (PDB) sektor non migas secara konsisten. Pada awal tahun 2020 yakni triwulan

I, sektor industri Food & Beverage (F&B) telah memberikan kontribusi signifikan

pada PDB Indonesia yakni sebesar 36,4%, dimana pada periode bersamaan juga

terdapat pertumbuhan sebesar 3,9% (Estu Maranti 2020).

PT. Indopangan Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industry

Food and Beverage (F&B). Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2002 untuk

mendistribusikan produknya secara retail dan juga business to business (B2B).

Produk yang dihasilkan oleh PT. Indopangan sentosa cukup beragam yaitu spreads

and dressing, table condiment dan seasoning condiment dengan MCLewis sebagai

brand atau merk utamanya. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Tlajung Udik No. 28

Gunung Putri-Bogor, Indonesia.

19

PT. Indopangan Sentosa memiliki visi untuk menciptakan produk yang mumpuni

dan reliabel kepada konsumen dengan kualitas dan konsistensi yang optimal melalui

standar komponen nutrisi yang baik. Pelayanan atas kualitas produk yang terbaik

tidak dapat terlepas dari profesionalisme atas kinerja pegawai yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan di bidangnya.

Setiap organisasi perlu untuk merumuskan usaha-usaha yang diperlukan guna

meningkatkan kinerja pegawai untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas

sasaran yang dimiliki, yakni melalui pemberian motivasi (Siagian 2004). Hal ini

menjadi alasan bahwa organisasi harus merumuskan strategi dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk bisa mencapai tujuan yang

ingin dicapai serta persaingan yang ada pada era globalisasi . Tuntutan perusahaan

agar dapat meningkatkan daya saing terhadap kompetitor yang terus berkembang

dapat melalui pemeliharaan dan penyelarasan hubungan karyawan yang harmonis dan

sehat.

Terdapat faktor yang dimiliki oleh sumber daya manusia (SDM) yakni pegawai

dalam melakukan pencapaian terhadap kinerja optimal dan meraih prestasi. Menurut

David McCelland (1987) dalam (Mangkunegara, 2013) pencapaian kinerja memiliki

hubungan positif dengan motif karyawan dalam mencapai prestasi, dimana motif

prestasi berfungsi sebagai daya penggerak pada diri pegawai dalam melaksanakan

tugas, kegiatan atau beban pekerjaan dengan semaksimal mungkin untuk mencapai

kinerja dengan predikat terpuji. Hal ini berarti bahwa karyawan akan meraih kinerja

optimal apabila ia memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi. Manusia pada dasarnya

memiliki kebutuhan yang kompleks dan beragam, tidak hanya terkait pemenuhan

taraf hidup atau kebendaan, tapi juga terdapat kebutuhan lain seperti pengembangan

diri, sosial, keamanan dan prestise yang harus dipenuhi (Fathoni, 2006).

20

Untuk melaksanakan pekerjaan, PT. Indopangan Sentosa menerapkan sistem

kehadiran melalui basis manual dan sidik jari pada karyawannya. Melalui wawancara

tidak terstrukur dengan HRD Manager PT. Indopangan sentosa, terdapat

permasalahan atas motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan, yakni pada aspek

kehadiran. Masalah tersebut terletak pada tingkat keterlambatan karyawan untuk

hadir tepat waktu dalam melakukan kerja.

Tabel 1. 1

Data Keterlambatan Karyawan PT. Indopangan Sentosa

No. Bulan Jumlah Karyawan Terlambat Persentase

1. Februari 2020 116 39 33,62%

2. Maret 2020 116 46 39,66%

3. April 2020 116 42 36,21%

4. Mei 2020 116 40 34,48%

5. Juni 2020 116 41 35,34%

6. Juli 2020 116 39 33,62%

7. Agustus 2020 116 38 32,76%

8. September 2020 116 42 36,21%

9. Oktober 2020 116 37 31,90%

10. November 2020 116 44 37,93%

11. Desember 2020 116 51 43,97%

12. Januari 2021 116 53 45,69%

13. Februari 2021 116 45 38,79%

Rata-rata 42,85 36,94%

21

Melalui tabulasi diatas dapat diketahui bahwa tingkat rata-rata keterlambatan

karyawan cukup tinggi, yaitu 36,94% setiap bulan. Terdapat punishment yang

diterapkan oleh perusahaan apabila karyawan telah terlambat bekerja diatas 10 menit

(toleransi 10 menit dari perusahaan). hukuman (punishment) ini berlaku apabila

karyawan telah terlambat berturut-turut sebanyak 3 kali dan telah menerima teguran.

Jika karyawan telah telah sebanyak 3 kali berturut-turut maka karyawan diberikan

Surat Peringatan (SP) oleh perusahaan dan tercatat sebagai tindak tidak terpuji.

Kebutuhan akan stimulus untuk memiliki motivasi yang lebih tinggi

dibutuhkan oleh karyawan PT. Indopangan Sentosa dalam rangka peningkatan kinerja

yang optimal. Hal ini linear dengan salah satu aspek pada dimensi motivasi menurut

McClelland (2009) yaitu kebutuhan akan prestasi (need for achievement) dimana

karyawan harus melakukan pemenuhan standar kinerja yang ditetapkan oleh

perusahaan, antara lain hadir tepat waktu.

Permasalahan pada tingkat keterlambatan dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, dimana output pekerjaan yang dilaksanakan dapat berpotensi menjadi

tidak maksimal. Menurut staff HRD & GA PT. Indopangan Sentosa, tingkat

keterlambatan ini disebabkan oleh hal yang berbeda-beda, seperti gairah atau

dorongan untuk melakukan pekerjaan dengan tepat waktu yang kurang maksimal,

serta keinginan untuk memperoleh prestasi. Masalah ini relevan dengan karakteristik

pokok motivasi menurut Sopiah (2008) bahwa karyawan harus memiliki kemauan

keras atas penerapan usaha pada tugas pekerjaan yang dimiliki, serta arah atau tujuan

atas pelaksanaan usaha.

22

Pengembangan SDM untuk meraih tujuan dan sasaran organisasi melalui

standar kinerja yang telah ditetapkan dapat ditempuh melalui basis kompetensi.

Kompetensi yang berada pada diri karyawan secara individu berguna sebagai

pendukung organisasi dalam melaksanakan strategi serta menerima penerapan

perubahan yang dilakukan manajemen, serta dapat berguna sebagai sistem kerja team

work) (Setyowati, 2003). Penentuan kompetensi berguna sebagai bahan evaluasi

kinerja yang berisi motif atau dorongan atas suatu tindakan yang dilakukan dan

membuahkan hasil yakni kinerja karyawan (Sutrisno, 2009). Melalui identifikasi atas

kompetensi yang dimiliki karyawannya, perusahaan dapat mengenali kebutuhan

setiap karyawan terkait kompetensi yang perlu ditingkatkan dan disesuaikan.

PT. Indopangan Sentosa memiliki aset sumber daya manusia (SDM) yang

berjumlah 116 orang. Karyawan perusahaan terdiri dari berbagai klasifikasi lulusan,

yakni SD, SMP, SMA, D3 dan S1. Menurut HRD Manager PT. Indopangan Sentosa,

terdapat penyelerasan yang harus dilakukan oleh perusahaan terdapat karyawan.

Penyelerasan tersebut ialah setiap karyawan harus mendapatkan kompetensi teknis

yang lebih, karena PT. Indopangan Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang Food and Beverage (F&B). Berbagai kompetensi dasar harus diberikan oleh

pelatihan lebih lanjut. Kompetensi yang dimaksud antara lain yaitu Food Safety,

GMP, TACCP dan Food Defense, VACCP dan Food Fraud, Food Protection,

Kriteria dan Implementasi SJH, Induksi Training, Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

Penggunaan APAR dan Simulasi Bencana/Huru Hara. Berbagai materi ini berkaitan

dengan pemenuhan indikator kompetensi intelektual menurut Zohar dan Marshall

(2000) yang berisikan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan profesionalitas.

23

Pada pendidikan atau lulusan karyawan PT. Indopangan Sentosa, terdapat

dominansi lulusan dibawah D3/S1 yaitu SMK yang berjumlah 78 orang. Masalah

yang timbul pada kompetensi karyawan PT. Indopangan Sentosa terletak pada

lulusan karyawan yang memiliki edukasi dan literasi terkait pengetahuan dan

pendidikan formal yang cukup minim, terutama di bidang Food and Beverage (F&B).

Keragaman lulusan ini menjadi tugas ekstra bagi HRD untuk mengkomunikasikan

tugas atau beban kerja, serta tujuan dan sasaran perusahaan lebih lanjut agar seluruh

karyawan dapat bekerja dengan optimal, sesuai dengan indikator kompetensi sosial

pada aspek kompetensi SDM bahwa karyawan harus memahami tugas dari atasan

atau memberikan arahan kepada bawahan dengan baik.

Peran karyawan dalam melakukan pengelolaan dan pelaksaan pekerjaan

menjadi faktor utama bagi perusahaan. Karyawan sangat memerlukan suatu peluang

(opportunity) untuk melakukan pengembangan diri, tidak hanya pada aspek

pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga pada komitmen bagi organiasi. Komitmen

organisasi dapat diartikan sebagai perasaan yang dimiliki karyawan yaitu identikasi,

loyalitas, serta keterlibatan yang diberikan pada organisasi (Wibowo, 2007).

Komitmen organisasi juga dapat ditunjukan melalui keyakinan kuat atas sikap dengan

penerimaan yang baik oleh karyawan, dengan niat untuk bertahan pada keanggotaan

mencapai tujuan organisasi melalui dorongan yang kuat (Halim, 2015)

Terdapat tantangan yang dihadapi oleh PT. Indopangan Sentosa pada tahun

2020, yaitu adanya pandemi COVID-19. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan

menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 9 tahun 2020 yang berisikan

peliburan tempat kerja, dimana karyawan diharuskan melakukan pergantian aktivitas

kerja yang semestinya di kantor menjadi di rumah atau tempat tinggal.

24

Perusahaan diharuskan merancang cara bekerja baru dimana pandemi baru

saja merebak dan diterapkan Pembatas Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini

dilakukan agar perusahaan dapat tetap melakukan produktivitas dan sumber daya

manusia (SDM) perusahaan yaitu seluruh pegawai terselamatkan dari COVID-19.

Menurut HRD Manager PT. Indopangan Sentosa, komitmen karyawan menjadi faktor

kunci bagi bergeraknya perusahaan. Dimana penyelerasan program pekerja berubah

menjadi kerja dari rumah atau work from home (WFH). Selain menempatkan

karyawan untuk bekerja dari rumah, perusahaan juga melakukan pemotongan pada

tunjangan karyawan per bulan sebesar 25-35%, dengan tidak menyediakan insentif

kuota internet.

Untuk menghadapi permasalahan ini, perusahaan harus merumuskan srategi

dalam menjaga konsistensi karyawan dalam melakukan pekerjaan, yakni melalui

perhatian dan fokus yang lebih pada aspek komitmen pegawai (Panggabean, 2004),

seperti penekanan pada komitmen afektif (affective commitment) bahwa karyawan

memiliki ikatan emosional dan merasa menjadi bagian perusahaan, serta komitmen

normative (normative commitment) bahwa karyawan memiliki perasaan untuk loyal

atau menetap pada perusahaan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hasil kerja atau pencapaian karyawan

untuk melaksanakan tugas, beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya dengan kuantitas dan kualitas yang ditetapkan (A. A. Anwar Prabu

Mangkunegara , 2006). Kinerja karyawan juga dapat dilihat atas hasil kerja pada

suatu periode tertentu melalalui berbagai aspek, seperti target, standar, serta sasaran

yang disepakati bersama (Maryoto, 2000). Organisasi membutuhkan karyawan yang

25

memiliki aspek-aspek penting seperti dalam upaya peningkatan kinerja, yaitu

motivasi dalam melakukan pekerjaan agar karyawan mempunyai dorongan atau

penggerak untuk bekerja maksimal dengan kemampuan yang dimiliki, komitmen

untuk menetap pada organisasi melalui keyakinan dan loyalitas, serta penggunaan

kompetensi yang optimal dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

keterampilan yang dimiliki agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Semua

aspek tersebut diperlukan karyawan agar pemenuhan target organisasi dapat

dilaksanakan dengan efisien dan efektif pada masa sekarang atau masa yang akan

datang.

Pada aspek kinerja karyawan PT. Indopangan Sentosa, terdapat pengaruh

yang menjadi fokus atau pertimbangan perusahaan. Motivasi perlu ditingkatkan agar

karyawan bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan, menyelesaikan pekerjaan

dengan baik dan terpacu untuk memperoleh output maksimal. Komitmen organisasi

perlu dipertahankan eksistensinya dan dipertahankan terutama di masa pandemi

COVID-19 yang banyak terdapat perubahan dan penyesuaian pola kerja. Serta

kompetensi SDM berupa penyelerasan dan komunikasi atas seluruh lulusan karyawan

yang berbeda dan perlu untuk diberikan materi dan kompetensi lebih lanjut terkait

industri Food and Beverage (F&B).

Berdasarkan penjabaran dan berbagai fenomena di atas, maka penulis menarik

kesimpulan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi dan

Kompetensi SDM Terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasi

sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT. INDOPANGAN

SENTOSA) “

26

B. Rumusan Masalah

Melalui pemahaman pada uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas

secara menyeluruh, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen

organisasi pada PT. Indopangan Sentosa?

2. Apakah kompetensi SDM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

komitmen organisasi pada PT. Indopangan Sentosa?

3. Apakah motivasi dan kompetensi SDM memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap komitmen organisasi pada PT. Indopangan Sentosa?

4. Apakah motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Indopangan Sentosa?

5. Apakah kompetensi SDM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Indopangan Sentosa?

6. Apakah komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Indopangan Sentosa?

7. Apakah motivasi, kompetensi sdm dan komitmen organisasi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Indopangan

Sentosa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat

ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

motivasi terhadap komitmen organisasi pada PT. Indopangan Sentosa.

27

2. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

kompetensi sdm terhadap komitmen organisasi pada PT. Indopangan Sentosa.

3. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

motivasi dan kompetensi SDM terhadap komitmen organisasi pada PT.

Indopangan Sentosa.

4. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Indopangan Sentosa.

5. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

kompetensi sdm terhadap kinerja karyawan pada PT. Indopangan Sentosa.

6. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Indopangan

Sentosa.

7. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara

motivasi, kompetensi SDM dan komitmen organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT. Indopangan Sentosa.

D. Manfaat Penelitian

Berbagai manfaat yang diharapkan akan didapat melalui penelitian ini ialah

sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan, meningkatkan

pengetahuan dan juga menambah pengalaman baru melalui pembelajaran dan analisis

secara langsung pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya pada aspek

motivasi, komitmen organisasi, kompetensi SDM dan kinerja karyawan.

2. Bagi Akademisi

28

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia

(SDM), serta sebagai sarana informasi dalam menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi pengajar, staf, mahasiswa dan lainnya.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan atau sarana

informasi perusahaan untuk melakukan evaluasi dan pertimbangan pada kenyamanan

dan kebaikan para karyawan, serta perusahaan mampu meraih peningkatan dan

pengembangan kualitas karyawan terutama dalam bidang Sumber Daya Manusia

(SDM).

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian

1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

A. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Setiap manusia memiliki sumber daya yang terdapat dalam diri, yakni meliputi

perasaan, akal, pengetahuan, keahlian, kapasitas, keinginan, dan sebagainya. Berbagai

sumber daya tersebut dapat menjadi potensi bagi suatu organisasi dalam melakukan

pencapaian terhadap visi, misi dan tujuan yang ingin ditempuh. Organisasi yang

dimaksud yakni meliputi organisasi swasta, publik atau pemerintahan yang mana

sangat membutuhkan sumber daya manusia yang unggul.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang semakin pesat pada bidang

teknologi dan informasi, organisasi juga akan tetap membutuhkan sumber daya

manusia dalam pencapaian tujuannya. Karena untuk melakukan pengelolaan terhadap

daya pada bidang tersebut, organisasi tetap memerlukan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan baik. Selain itu, manajemen sumber daya juga menjadi aspek

vital yang diperhitungkan pada dunia industri, sebab peran manajer sumber daya

manusia dalam pengelolaan aktivitas SDM di lingkungan perusahaan sangat penting

karena memperoleh cakupan yang cukup luas.

Manajemen juga berarti sebagai proses yang dilakukan oleh sumber daya manusia

dalam melakukan penyelarasan antara kebutuhan SDM dan tujuan organisasi,

30

merumuskan pemberian insentif dan penugasan kepada karyawan dengan tepat,

optimalisasi dalam mendayagunakan SDM, evaluasi kebutuhan SDM. Sehingga

dibutuhkan sumber daya manusia yang tepat dalam melakukannya (Widodo, 2015)

Menurut Hasibuan (2012) Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu

seni dan juga ilmu yang bermanfaat untuk mewujudkan tujuan karyawan, masyarakat

atau perusahaan melalui pengelolaan peran dan hubungan tenaga kerja dengan cara

yang efisien dan efektif. Sedangkan manajemen juga berarti sebagai proses dalam

merumuskan penilaian, kompensasi, pelatihan, perhatian hubungan kerja,

permasalahan keadilan, keamanan dan kesehatan pada tenaga kerja (Widodo, 2015)

Melalui beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber

daya manusia ialah suatu proses yang dilakukan oleh manusia dalam berupaya

melaksanakan pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Pemanfaatan individu

tersebut juga memerlukan pemenuhan kebutuhan yang tepat, agar kinerja yang

diberikan terhadap organisasi mendapatkan stimulus yang efisien dan efektif.

B. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2015) Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa

peran, antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan penetepan dan kualitas, serta menempatkan tenaga kerja melalui

identifikasi job specification, job description dan job evaluation pada

kebutuhan perusahaan dengan cara yang efektif.

b. Merumuskan peramalan pada permintaan dan penawaran sumber daya

manusia di masa depan atau yang akan datang.

c. Monitoring organisasi atau serikat buruk dan kemajuan teknis.

31

d. Melaksanakan pengelolaan atau pengaturan pada mutasi karyawan

(vertical/horizontal), pension, pemberhentian, serta pesangon.

e. Merancang program kesejahteraan, pemberhentian, promosi, atau

pengembangan tenaga kerja.

f. Monitoring UU Ketenagakerjaan/buruh dan memberikan kebijaksanaan atas

pemberian balas jasa

g. Merancang pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi karyawan.

C. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia mempunyai fungsi operasional yang

bermanfaat sebagai suatu dasar (basic) dalam melaksanakan proses manajemen

sumber daya manusia. Hal ini berguna dalam pencapaian tujuan

organisasi/perusahaan, melalui cara yang efisien dan efektif. Terdapat beberapa

fungsi operasional dalam MSDM (Widodo, 2015) yaitu:

a. Perencanaan (planning) merupakan proses atau tahapan yang dihadapi pada masa

depan atau masa yang akan datang. Perencanaan bermanfaat dalam penyusunan

rangkaian pekerjaan, seperti persyaratan kerja, penentuan sumber penarikan SDM,

analisis pekerjaan, dsb.

b. Pengadaan (procurement) ialah segala hal yang dilakukan manajer SDM dalam

pengadaan calon pegawai sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Antara lain seperti

seleksi, orientasi, penempatan dan induksi, promosi, serta hal-hal yang umum

seperti penerimaan dan pengumuman lamaran kerja.

c. Pengembangan (development) bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan

karyawan, baik dalam aspek konseptual, teknis, teoritis ataupun moral melalui

proses pendidikan atau pelatihan. Output yang akan dihasilkan oleh

32

pengembangan ini ialah prestasi kerja, motivasi, perencanaan karir, pemberian

tugas, dsb.

d. Kompensasi (compensation) ialah balas jasa perusahaan yang diberikan kepada

karyawan secara langsung atau tidak langsung atas kontribusi yang telah

dilaksanakan.

e. Pengintegrasian (integration) merupakan langkah atau program untuk melakukan

harmonisasi antara kepentingan karyawan dan kepentingan perusahaan. Sehingga

dapat menghasilkan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.

f. Pemeliharaan (maintenance) meliputi program dalam peningkatan dan

pemeliharaan aspek fisik karyawan. Baik berupa kondisi mental, fisik, ataupun

loyalitas dalam bekerjasama hingga karyawan tersebut pension dari perusahaan.

g. Kedisiplinan (discipline) merupakan kesadaran dan keinginan karyawan untuk

kontinu dalam menaati peratuhan dan normal sosial yang berlaku pada perusahaan.

h. Pemberhentian (separation) ialah pemutusan hubungan kerja (PHK), dimana

hubungan antara karyawan dan perusahaan dalam pekerjaan teleh putus.

2. Motivasi

A. Pengertian Motivasi

Motivasi memiliki arti yakni bergerak, bersumber dari bahasa latin yakni movere.

Kekuatan dalam melakukan upaya atau usaha bagi suatu individu merupakan makna

dari kata motivasi. Sehingga motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu faktor pada

individu yang memberikan dorongan dalam melaksanakan berbagai aktivitas, karena

hal itu motivasi kerap dimaknai sebagai faktor pendorong seseorang dalam

berperilaku (Edy Sutrisno, 2011).

33

Motivasi merupakan hal yang dapat mendorong individu dalam menunjukkan

perilaku tertentu (French and Raven, 1959). Sedangkan motivasi juga terdapat pada

jiwa yang memiliki kondisi untuk mencapai prestasi maksimal melalui dorongan

(McClelland, 2011).

Motivasi yang terdapat pada pribadi atau diri seseorang dapat berupa energi yang

memiliki perubahan, seperti munculnya reaksi dan perasaan dalam proses pencapaian

tujuan sebagai tandanya (Hamalik, 1992). Menurut Wibowo (2010) motivasi ialah hal

yang mendorong manusia dalam berperilaku dan berproses dalam mencapai

tujuannya, melalui rangkaian elemen yang terkandung dalam motivasi, seperti gairah,

sifat secara terus menerus, intensitas yang ditunjukkan, rasa untuk bangkit, serta

memiliki tujuan.

Gitosudarmo (2009)memiliki pandangan bahwa setiap individu dalam melakukan

aktivias pasti memiliki faktor-faktor yang menjadi dorongan untuk melakukan

aktivitas tersebut. Faktor yang menjadi pendorong individu tersebut antara ialah

kebutuhan dan keinginan yang berperngaruh pada perilaku individu tersebut.

Sedangkan menurut Bahri (2002) munculnya motivasi ditandai oleh perasaan melalui

tanggapan pada keberadaan tujuan sebagai pendahuluan, serta menjadi bentuk

perubahan energi pada diri seseorang. Kegiatan fisik yang berbentuk suatu aktivitas

nyata dihasilkan oleh seseorang yang memilki perubahan energi. Apabila seseorang

memiliki kekuatan motivasi dalam pencapaian berbagai tujuannya, ia akan

melaksanakan segala upaya dan aktivitas untuk mencapai tujuan

Melalui pernyataan atau pendapat para ahli di atas, dapat diperoleh kesimpulan

bahwa motivasi berada pada diri seseorang secara tersirat, berupa gairah atau

34

semangat yang mendorong orang tersebut dalam melakukan aktivitas seoptimal

mungkin demi mencapai tujuan yang dimilikinya.

B. Dimensi Motivasi

1) Teori Kebutuhan dari Maslow

Teori ini berasal dari psikolog yang bernama Abraham Maslow. Ia memiliki

pendapat bahwa di dalam melakukan pekerjaan, perilaku suatu individu atau

seseorang terpengaruh oleh motivasi pada pemenuhan kebutuhannya. Menurut

Maslow (1994)terdapat 5 hirarki kebutuhan yang dimiliki setiap orang dalam

pemenuhan kebutuhannya, yaitu:

a) Kebutuhan Fisik

Pada hirarki kebutuhan maslow, kebutuhan fisik menjadi kebutuhan paling dasar

dimana motivasi manusia untuk bekerja berorientasi pada kebutuhan fisik. Hal ini

meliputi kebutuhan biologis, kebutuhan makanan, kebutuhan seksual, dan

sebagainya.

b) Kebutuhan Keamanan

Apabila kebutuhan fisik telah terpenuhi, kebutuhan akan keamanan ialah

kebutuhan yang akan dipenuhi. Kebutuhan keamanan dapat berupa perasaan aman

untuk menghadapi ketidakpastian pada masa yag akan datang dan kebutuhan

keamanan pada keridakpastian gangguan mental serta fisik.

c) Kebutuhan Sosial

Kebutuhan selanjutnya ialah kebutuhan sosial, dimana karyawan merasa perlu

untuk memiliki interasi dan penerimaan agar membentuk hubungan pada lingkungan

sosial tempat ia berada.

35

d) Kebutuhan akan Penghargaan

Kebutuhan akan suatu penghargaan merupakan kebutuhan yang dapat memotivasi

suatu individu serta mempengaruhi individu tersebut untuk bekerja secara optimal.

Kebutuhan ini dapat diimplementasikan pada tenaga kerja, seperti mendapatkan

penghargaan pada lingkungan pekerjaan atas prestasi yang dilakukan, bonus dari

atasan, dan sebagainya.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri yang dimaksud merupakan kebutuhan pada seseorang dalam

penempatan diri pada lingkungan dan melakukan pengembangan diri. Kebutuhan

aktualisasi diri yakni meliputi tantangan dalam pekerjaan, tekanan yang diberikan

atasan untuk meningkatkan kinerja, tuntutan untuk memiliki pengembangan karir

yang nyata, dan lain-lain.

Maslow berpendapat jika kelima kebutuhan diatas dapat berlaku melalui hirarki.

Untuk memperoleh pemenuhan lima kebutuhan tersebut, dapat dimulai melalui

tingkatan dari yang paling bawah yakni kebutuhan fisik, sampai tingkatan yang

paling tinggi yakni kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan pada hirarki yang

paling bawah harus dipenuhi terlebih dulu oleh suatu individu jika ingin memperoleh

kebutuhan pada hirarki yang lebih tinggi, karena individu atau tenaga cenderung tidak

akan termotivasi jika kebutuhan paling bawah tidak dipenuhi.

2) Teori Kebutuhan McCelland

Pemahaman pada teori motivasi telah dikembangkan oleh David McCelland

dengan kontribusinya dalam melakukan identifikasi pada motivasi dengan membagi

kebutuhan menjadi tiga macam. McClelland (2009) berpendapat bahwa kebutuhan

terdiri dari tiga macam klasifikasi, yakni kebutuhan akan pencapaian atau prestasi

36

(Need for Achievement), kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), serta

kebutuhan akan hubungan atau afiliasi (Need for Affiliation). Berikut adalah

penjelasan mengenai klasifikasi tiga kebutuhan tersebut:

a) Kebutuhan akan pencapaian atau prestasi (Need for Achievement)

Orientasi yang dimiliki suatu individu pada proses pencapaian tujuan yang

dimiliki organisasi merupakan cerminan kebutuhan akan prestasi. Individu tersebut

memiliki ketertarikan pada pekerjaan yang mempunyai tantangan, realistis dan level

yang cukup sulit. Mereka tidak memberikan harapan pada bantuan orang lain untuk

menyelesaikan pekerjaan, karena merasa mampu dan yakin pada kemampuan yang

dimiliki diri sendiri. Jika merasa butuh akan bantuan dari orang lain, mereka akan

meminta bantuan pada orang yang memiliki hubungan pada pekerjaannya.

b) Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power)

Kebutuhan yang tinggi untuk memiliki kekuasaan dimiliki oleh orang-orang agar

mendapatkan kendali dan pengaruh atas orang lain pada organisasi. Motivasi dapat

lahir jika mereka mampu untuk mempengaruhi atau memberikan perintah pada orang

lain. Kekuasan dan pengaruh yang didapatkan digunakan oleh orang tersebut dalam

organisasi untuk mencapai tujuan yang dimilikinya. Posisi yang disukai oleh orang

yang mempunyai kebutuhan yakni posisi yang dapat menggunakan orang lain

menjadi alat dalam pencapaian tujuan organisasi serta posisi yang dapat memberikan

opini atau saran.

c) Kebutuhan akan hubungan atau afiliasi (Need for Affiliation)

Afiliasi dapat dilihat pada diri seseorang, yakni melalui cerminan akan kebutuhan

dalam melakukan pemeliharaan, serta menciptakan jalinan hubungan dengan

37

perasaan dan kebatinan oleh suasana yang bahagia pada sesama anggota dalam

organisasi. Pribadi yang mempunyai kebutuhan tinggi untuk menjalin hubungan

afiliasi cenderung untuk menghindari kekecewaan yang diakibatkan oleh kelompok

sosial dalam melakukan suatu penolakan dan lebih mementingkan rasa kasih sayang

dan bahagia. Motivasi berupa kebutuhan dalam berafiliasi mempunyai berada pada

suatu individu yang memiliki tujuan untuk menjalin persahabatan dengan rekan

dalam organisasi, sehingga ia tidak menyukai persaingan dan berorientasi untuk

mendekatkan diri dan bersahabat dengan rekan dalam organisasi, karena hubungan

baik yang telah dibentuk dalam organisasi disukai oleh seseorang karena dapat

memberikan timbal balik positif. Untuk pribadi yang mempunyai latar belakang akan

kebutuhan afiliasi ini, biasanya disenangi oleh rekan dalam pekerjaan atau pimpinan,

karena ia tidak terlalu memberikan prioritas pada pencapaian prestasi dan berorientasi

untuk menjalin persahabatan dengan erat.

3) Teori Dua Kebutuhan dari Herzberg

Frederick Herzberg telah melakukan penelitian empiris mengenai teori motivasi

sekitar tahun 1950-an. Penelitian yang dilakukan membuahkan hasil yakni tendensi

seseorang untuk termotivasi atau tidak didasarkan oleh jenis faktor yang terbagi dua

pada lingkungan kerja. Menurut Herzberg (2006) faktor tersebut ialah faktor berupa

dorongan kepada kepuasan (satisfier atau motivating factors), dalam pekerjaan dan

faktor berupa dorongan pada ketidakpuasan dalam pekerjaan (dissatisfier atau

hygiene factors).

a) Motivating Factors

Faktor yang pertama ini ialah dorongan yang berada pada suatu individu yang

memilki berbagai kebutuhan serta tuntutan untuk memenuhinya. Sehingga ia hanya

38

memilki kepuasan dalam pekerjaan apabila ia telah mencapai segala kebutuhannya.

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam kebutuhan ini antara lain seperti; kesempatan

agar dapat memiliki tanggung jawab (responsibility), kesempatan agar dapat

berkembang atau mengembangkan diri (advancement and growth), kesempatan untuk

memperoleh prestasi (achievement), serta pengakuan dalam lingkup pekerjaan

(recognition). Individu tersebut dapat memiliki motivasi yang baik dan menghasilkan

kinerja yang baik pada setiap pekerjaan yang diemban, apabila apa yang diharapkan

dan dibutuhkan pada lingkungan pekerjaannya telah terpenuhi.

b) Hygiene Factors

Faktor yang kedua ialah hygiene factors yang terdapat dalam diri seseorang,

berupa kebutuhan pada situasi atau kondisi dalam lingkungan pekerjaan yang

diemban, dimana orang tersebut akan merasa tidak puas jika kondisi lingkungan yang

diharapkan tidak sesuai dengan ekspektasi. Faktor yang termasuk dalam hygiene

factors antara lain seperti: hubungan dengan supervise mempunyai keserasian

(relationship with supervision), pekerjaan yang diemban memiliki kondisi yang

kondusif, (working condition), kejelasan pada status pekerjaan (job status),

pembuatan administrasi dan kebijakan yang adil dan jelas oleh perusahaan (company

policy and administration), supervise yang mumpuni (supervision), penghargaan pada

kehidupan pribadi (personal life), menjalin keserasian dalam hubungan dengan

bawahan (relationship with subordinates), memiliki masa depan yang baik dalam

pekerjaan yang telah dijalani (job safety), hubungan yang baik antar pekerja

(relationship with peers), serta pemberian upah yang layak dan gaji kondusif (salary).

Suatu individu memiliki kecenderungan untuk menunjukkan kinerja buruk dan tidak

memilki motivasi yang baik untuk melaksakan pekerjaan, apabila segala

39

kebutuhannya pada faktor tersebut tidak sesuai atau tidak terpenuhi secara

keseluruhan dengan apa yang diharapkan.

C. Prinsip-prinsip dalam Motivasi

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006) untuk memberikan motivasi

pada kinerja karyawan dapat menggunakan beberapa prinsip yaitu sebagai berikut:

1) Prinsip Partisipasi

Partisipasi yang dimaksud ialah karyawan membutuhkan kesempatan untuk

berkontribusi pada penentuan tujuan yang akan dicapai oleh pimpinan, agar karyawan

dapat memiliki motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.

2) Prinsip Komunikasi

Motivasi dalam melaksanakan pekerjaan akan lebih mudah diperoleh, apabila

pegawai diberikan bimbingan oleh pimpinan melalui komunikasi atau hubungan yang

baik, serta informasi yang jelas pada usaha pencapaian tugas.

3) Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Pegawai akan mempunyai motivasi kerja yang baik melalui pengakuan, dimana

pimpinan mengakui bawahannya dengan memberikan andil dalam melakukan usahan

mencapai tujuan.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang

Karyawan dapat termotivasi dalam mencapai tujuan yang didelegasikan oleh

pimpinan, jika pimpinan mendelelagisikan suatu wewenang atau otoritas kepada

karyawan terkait untuk dapat melakukan pengambilan keputusan pada pekerjaan yang

dilakukan.

5) Prinsip Memberi Perhatian

40

Pemberian perhatian oleh pemimpin terhadap karyawan dapat memberikan

motivasi apabila perhatian tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan atau

diharapkan oleh karyawan atau bawahan.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Karyawan dapat merasakan motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan

melalui dua faktor, yakni faktor dari dalam (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik)

(Siagian, 2007) yakni dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Faktor intrinsik, berupa kapasitas dorongan yang berasal melalui pribadi masing-

masing karyawan yakni:

a) Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

Tantangan yang dirasakan karyawan dalam melakukan pekerjaan baik ringan

atau berat.

b) Kemajuan (advancement)

Karyawan memiliki potensi besar atau kecil dalam memperoleh kemajuan,

seperti kenaikan jabatan.

c) Tanggung jawab (responsibility)

Besar atau kecilnya pemberian tanggung jawab oleh pimpinan kepada

karyawan atau bawahan.

d) Pengakuan (recognition)

Besar atau kecilnya pimpinan dalam memberikan pengakuan atas hasil

pekerjaan yang telah dilaksanakan karyawan.

e) Pencapaian (achievement)

41

Besar atau kecilnya peluang karyawan untuk melakukan pencapaian pada

prestasi kerja tinggi.

2) Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang datang dari luar pribadi suatu individu,

terutama dalam organisasi tempat ia bekerja dan dapat berguna sebagai pendorong.

Faktor ekstrinsik terdiri dari:

a) Administrasi dan kebijakan perusahaan

Karyawan terkait telah menghadapi berbagai peraturan atau kebijakan perusahaan

yang berlaku dengan perasaan dalam tingkat kesesuaian. Peraturan dapat memiliki

pengaruh untuk memberikan motivasi kerja pada perusahaan atau organisasi terkait,

dimana fleksibilitas aturan tidak mengekang karyawan dan merangkul karyawan

untuk bekerja lebih baik dari sebelumnya.

b) Penyeliaan

Tingkatan yang wajar dalam pemberian penyeliaan yang dirasakan karyawan.

c) Gaji

Imbalan dalam pelaksaan job desc atau tugas pekerjaan sesuai dengan tingkat

kewajaran gaji, dimana tanggung jawab yang telah diemban karyawan memperoleh

pemberian gaji yang pantas.

d) Hubungan antar pribadi

Hubungan yang dimaksud ialah tingkat kesesuaian yang dirasakan pada interaksi

antar tenaga kerja. Persaingan merupakan tahapan kompetisi, tetapi harus dilakukan

dengan batas yang wajar dan cara yang sportif.

e) Kondisi kerja

Kondisi kerja memiliki tingkat kesesuaian pada proses dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaan. Kondisi kerja berupa lingkungan kerja yaitu meliputi alat bantu dan

42

fasilitas pekerjaan, kebersihan, tempat bekerja, ketenangan dan pencayahaan dalam

melakukan pekerjaan, serta hubungan kerja pada orang-orang yang terdapat pada

tempat tersebut.

3. Kompetensi SDM

A. Pengertian Kompetensi SDM

Kompetensi merupakan kombinasi atas beragam aspek, seperti sikap, perilaku,

nilai, keterampilan dan pengetahuan, serta karakter yang dimiliki seseorang dalam

melakukan pekerjaan untuk mencapai kesuksesan optimal (Hermawan, 2006)Aspek

kompetensi SDM lain yang berada pada seseorang berada ketika ia melakukan

penampilan berupa afeksi, perilaku psikomotorik dan penampian kognisi yang

didukung oleh kemampuan dan keahlian (Sudarmanto 2009). Kompetensi yang

dimiki pada suatu individu ini dimanfaatkan untuk melaksanakan suatu tugas atau

pekerjaan, berdasarkan keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki, melalui

profesionalisme atau keunggulan pada bidang tertentu (Wibowo, 2013).

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan berupa sifat dasar yang

dimiliki suatu individu dengan sendirinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana

individu tersebut melakukan eksekusi pada berbagai pekerjaan yang diberikan

melalui cara yang efektif sehingga berhasil (and underlying charactheristic: of an

individual which is casually related to effective or superior performance in job),

dimana setiap orang mempunyai suatu keunggulan, perilaku, serta prestasi yang

berbeda akibat latar belakang kompetensi yang tidak sama. Pada proses pelaksanaan

tugas dalam melakukan pencapaian kinerja optimal, terdapat kadar kecukupan atau

rata-rata yang bernama kompetensi istimewa, kompetensi esensial atau kompetensi

batas (competencies thresold). Kompetensi batas ini berada pada suatu strukur atau

43

sistem pekerjaan yang meliputi; penilaian kinerja (performance appraisal),

pengalihan tugas melalui perencanaan (succestion planning), pengembangan SDM,

serta pedoman dalam melakukan pemilihan karyawan (personel selection) (Alain,

1995).

Efektivitas seseorang suatu dalam melakukan pekerjaan (kinerja) juga didasari

oleh karakteristik, yakni kinerja dapat diukur melalui kompetensi yang melekat dalam

diri seseorang, merujuk pada kompetensi menurut Spencer (1993) yaitu ―an

underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion-

referenced effective‖. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki

seseorang berada dalam diri orang tersebut dengan melekat, baik berupa pengetahuan

atau kemampuan yang dapat dinilai melalui proses seleksi.

Kompetensi SDM ialah suatu cerminan yang terdapat dalam diri seseorang,

seperti keahlian, pengalaman, intuisi atau pendidikan yang telah diperoleh. Dimana

kepemilikan kompetensi berupa kecapakan tenaga kerja, serta pengetahuan dan skill

pribadi menjadi acuan individu yang kompeten dan dapat memberikan produktivitas

atau nilai tambah ekonomis (Sheffrin, 2003).

Menurut Khalique (2013) Kompetensi SDM atau disebut juga human capital

merupakan urat nadi pada sebuah organisasi, karena menjadi sumber daya vital dalam

proses pengembangan dan inovasi organisasi sehingga menjadi hal yang sangat

dipertimbangkan dan krusial. Senada dengan teori yang didefinisikan Stewart et al

(1998) dalam Sawarjuwono (2003) yakni Kompetensi SDM atau human capital

berperan sebagai modal berupa intelektualitas yang melahirkan improvement dan

innovation dan menjadi komponen yang cukup sulit untuk dilakukan pengukuran.

44

Bagi suatu organisasi, kompetensi SDM juga berarti sebagai sustainable revenue,

yakni kontribusi nilai tambah yang didapatkan pada masa depan atau masa yang akan

datang (Rachmawati, 2004) .Investasi tersebut dapat menjadi suatu keuntungan atau

profit bagi suatu organisasi atau unit bisnis melalui kompetensi SDM dengan tiga hal

esensial menurut Nafukho (2010) yaitu:

1. Investasi pada suatu individu akan memberikan timbal balik bagi organisasi

berupa profit yang lebih (return), sesuai dengan pengeluaran pada biaya

pendidikan orang tersebut.

2. Investasi bertujuan agar produktivitas individu mengalami peningkatan, baik

pada aspek keterampilan, pengetahuan, sikap ataupun motivasi demi

kebutuhan penmbangunan sosial dan ekonomi. Investasi inti ditempuh melalui

pelatihan atau pendidikan yang disediakan secara formal atau informal.

3. Return akan didapatkan oleh investasi melalui pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan, berupa return pribadi dan sosial.

Melalui beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi SDM

dimiliki oleh individu masing-masing memiliki perbedaan, dimana kompetensi

menjadi ciri khas berupa modal manusia yang membedakan satu sama lain .

Kompetensi ini dapat menjadi suatu aset yang bernilai dan menjadi modal non fisik

bagi suatu organisasi perusahaan secara non fisik, seperti pengetahuan, kemampuan,

ide atau pendapat, energi atau komitmen, yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang

untuk melakukan pencapaian tujuan organisasi melalui kinerja yang efektif.

Kompetensi SDM juga dapat dikembangkan atau ditingkatkan melalui potensi pada

kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat memberikan dampak positif pada proses

45

pembangunan ekonomi, sosial ataupun politik dengan kecakapan yang semakin

inovatif dan terampil.

B. Dimensi Kompetensi SDM

Menurut Marshall (2000) Kompetensi SDM dapat dijelaskan melalui tiga

klasifikasi yang berada pada suatu individu, yaitu:

1) Kompetensi Intelektual

Kompetensi intelektual memiliki sifat yang cenderung stabil. Pembentukan sifat

tersebut dapat melalui motivasi pada internal, watak yang mempunyai sinergitas,

konsep diri ataupun pengetahuan kontekstual pada kapasitas pribadi, guna melakukan

penyelesaian pada berbagai masalah yang terjadi pada organisasi atau perusahaan

individu terkait. Sehingga kompetensi intelektual dapat diartikan sebagai kemauan,

perilaku, sikap atau karakter intelektual yang dimiliki individu berupa pemahaman,

pengetahuan dan keterampilan secara profesional atau konseptual. Kompetensi

Intelektual juga dapat dinilai melalui prestasi kerja, pengelolaan informasi, kapasitas

linguistik, naratif dan praktikal, pemikiran yang analitis, inisiasi yang muncul dari

individu, serta kepastian dalam melakukan pekerjaan.

2) Kompetensi Emosional

Kompetensi emosional ialah komponen yang dimiliki individu, berupa sikap,

perilaku atau karakter dalam mengendalikan emosi yang dimiliki pada orang lain.

Kompetensi ini dapat dimanfaatkan dalam menjalin hubungan yang baik dengan

orang lain, agar dapat memberikan motivasi bagi diri sendiri untuk mencapai kinerja

yang optimal. Pengendalian emosi ini juga dapat digunakan secara moralis dan

objektif dalam berbagai situasi dan kondisi berbeda, melalui konsep diri, sinergitas

watak atau motivasi internal, serta pengetahuan mental dan emosional pada

46

penyelesaian masalah di tempat kerja. Penilaian terhadap kompetensi emosional

seseorang dapat melalui pengukuran pada enam tingkatan, yakni kepercayaan diri,

kemampuan mengendalikan diri, kemampuan dalam adaptasi, komitmen organisasi

dan sensitifikasi.

3) Kompetensi Sosial

Kompensi sosial juga seperti dua kompetensi lainnya, yakni berupa sikap,

perilaku atau karakter individu. Kompetensi ini digunakan oleh seseorang untuk

menjalin kerja sama menggunakan kemampuan dan kemauan yang relatif stabil.

Sinergitas pada konsep diri, watak, pengetahuan yang dimiliki secara sosial atau

konseptual cenderung bersifat stabil saat menghadapi permasalahan pada tempat

kerja. Terdapat 7 aspek dalam melakukan penilaian pada kompetensi sosial secara

sentralisasi (Nahapiet, 1998) yaitu:

1. Hubungan kerja yang dibangun

2. Cara berorganisasi menggunakan kesadaran

3. Pengembangan yang dilakukan pada orang lain

4. Memberikan arahan pada bawahan

5. Karakter kepemimpinan dalam kelompok

6. Cara kerja tim

7. Berbagai dampak dan pengaruh yang dihadapi

C. Komponen Kompetensi SDM

Untuk memberikan penilaian pada kecukupan atau standar modal manusia,

pelaku bisnis dapat melihatnya melalui indikator. Menurut Fatoki (2011) beberapa

47

indikator tersebut dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk mengukur dan menilai

kompetensi SDM, yaitu sebagai berikut:

1) tingkatan atau level pendidikan

2) pengalaman dan pendidikan dalam berkutat di dunia bisnis

3) pengalaman pada bisnis terkait yang sedang dijalankan

4) pengalaman dalam melakukan pengelolaan bisnis atau manajerial

6) kompetensi untuk mengelola atau mengatur keuangan

7) kompetensi dalam pemasaran

8) kompetensi pribadi

9) kompetensi manajerial secara umum

Menurut Brahmayanti (2010) untuk memantau pemanfaatan SDM pada

kinerja UMKM dapat melalui beberapa acuan antara lain:

1) knowledge (pengetahuan)

2) skills (keahlian)

3) ability (kemampuan)

Terdapat beberapa indikator yang dapat diterapkan dalam melakukan

penilaian pada kualitas kompetensi SDM (Ahmad, 2010), yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat pendidikan

Terdapat hubungan yang linear pada pendidikan dan kompetensi SDM,

dimana tingkat pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kompetensi SDM yang

tinggi pula. Untuk memperoleh pengetahuan teoritis dan konseptual pada tujuan-

tujuan yang general, tingkat pendidikan sangat efektif atau berpengaruh karena

meliputi prosedur yang terorganisir dan sistematis, serta memakan waktu untuk

berproses dalam jangka waktu yang panjang.

48

2) Pengalaman dalam dunia bisnis

Semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki seseorang dalam menekuni

dunia bisnis, ia akan semakin memiliki manfaat dan juga pengetahuan yang banyak.

Pengalaman merupakan memori episodic, yakni memori yang berupa penyimpanan

dan penerimaan pada peristiwa yang telah dilewati seseorang dalam tempat dan

waktu tertentu, dapat digunakan juga sebagai referensi otobiografi.

3) Kompetensi mengatur keuangan

Kompetensi keuangan seseorang dapat dilihat dan dinilai melalui

kemampuannya dalam mengatur aset finansial melalui konsep manajemen keuangan

secara baik.

4) Kompetensi dalam pemasaran

Kemampuan seseorang dalam mengelola sistem pemasaran pada bisnis yang

ditekuni merupakan suatu kompetensi yang dimiliki pada bidang pemasaran.

5) Kompetensi manajerial secara umum

Manajerial yang dimaksud adalah kemampuan suatu individu dalam

melakukan pengelolaan pada organisasi atau perusahaan terkait, seperti pelaksanaan

pengambilan keputusan serta sikap kepemimpinan dan sebagainya secara keseluruhan

menggunakan kompetensi.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sumber Daya

Manusia

Menurut Michael Zwell (2010) terdapat berbagai faktor yang dimiliki

seseorang untuk memperoleh keahlian atau kecakapan dalam kompetensi, hal ini

dapat dijelas sebagai berikut:

1. Keyakinan dan nilai-nilai

49

Keyakinan yang dimaksud berada pada pribadi seseorang mengenai

pandangannya terhadap orang lain. Hal ini sangat berpengaruh pada orang tersebut

dan dapat dilihat melalui cerminan perilakunya. Suatu individu harus memiliki

pemikiran yang positif, baik pada dirinya ataupun orang lain dengan cara berpikiran

maju, agar dapat menghindari hal-hal buruk yang mengganggu kreativitas dan inovasi

akibat perbedaan cara atau pandangan.

2. Keterampilan

Keterampilan merupakan peran penting di kebanyakan kompetensi. Berbicara

di depan umum merupakan keterampilan yag dapat dipelajari, dipraktikkan, dan

diperbaiki. Keterampilan menulis juga dapat diperbaiki dengan instruksi, praktik dan

umpan balik. Dengan memperbaiki keterampilan berbicara di depan umum dan

menulis, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi tentang perhatian

terhadap komunikasi. Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan

dengan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi

individual.

3. Pengalaman

Indikator untuk melihat pengalaman yang telah dilalui seseorang dapat

melalui kompetensi yang dimiliki dalam melakukan komunikasi dalam kelompok,

penyelesaian masalah, serta keahlian dalam berorganisasi. Pemahaman mengenai

pengaruh yang terjadi pada lingkungan dan dinamika kekuasaan dapat dikembangkan

oleh kecerdasan organisasi, apabila suatu individu telah siap atau bahkan memiliki

pengalaman pada kegiatan organisasi yang kompleks dan besar.

4. Karakteristik Kepribadian

Perubahan dalam kepribadian seseorang merupakan faktor yang sulit untuk

didapatkan. Kepribadian mungkin sulit diubah, tetapi dapat ditransformasikan melalui

proses atau tahapan dalam jangka waktu yang penjang, yaitu melalui peningkatan

50

keahlian, penyelesaian berbagai masalah, kapasitas untuk bekerja dalam tim,

mendapatkan pengaruh dari menjalin hubungan. Hal ini dapat merubah kepribadian

individu dengan berproses oleh kemampuan interaksi dan respon yang kuat atas

lingkungan sekitar.

5. Motivasi

Pemberian apresiasi pada pekerjaan dari atasan kepada bawahan dan

pemberian perhatian dan pengakuan dapat menjadi faktor kunci bagi perubahan

kompetensi. Melalui pemberikan apresiasi yang baik oleh atasan kepada bawahan,

motivasi dapat muncul sebagai dorongan dalam melakukan pekerjaan.

6. Isu Emosional

Isu emosional dapat mempengaruhi penguasaan terhadap suatu kompetensi.

Individu tidak akan memiliki perkembangan atau kemajuan karena merasa adanya

batasan yang menghalangi, seperti rasa tidak disukai, rasa tidak menjadi andil, rasa

malu yang berlebihan, yang mana semuanya berpengaruh kepada tidak adanya

inisiatif dan motivasi diri.

7. Kemampuan Intelektual

Intelektualitas seseorang memiliki ketergantungan atas kapasitas pada

pemikiran analitis, pemikiran konseptual dan pemikiran ognitif. Salah satu faktor

yang berpengaruh ialah pengalaman, dapat diperoleh untuk meraih peningkatan pada

kecakapan dalam kompetensi.

8. Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat memiliki pengaruh pada kompetensi sumber daya

manusia melalui berbagai kegiatan, seperti praktik pengambilan keputusan, filosofi

organisasi, komitmen atas pelatihan dan pengembangan, sistem penghargaan, praktik

rekrutmen dan seleksi karyawan, serta kebiasaan mengenai kegiatan prosedural dalam

hubungan komunikasi dan pemberian informasi.

51

4. Komitmen Organisasi

A. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi memiliki makna sebagai suatu kondisi pada seorang

pegawai yang mempunyai keberpihakan dengan suatu organisasi beserta tujuan atau

pencapaian organisasi tersebut, dengan niat ingin melakukan pemeliharaan terhadap

organisasi (Robbins, 2003).

(Robert, 2002) memiliki pemahaman bahwa komitmen organisasi memiliki suatu

hierarki dalam penerimaan tenaga kerja dan kepercayaan, berimbas pada tujuan

organisasi serta dorongan untuk mempunyai eksistensi pada organisasi. Pandangan

ini memiliki penjelasan yang memiliki kesamaan dengan para ahli lain dimana

terdapat sinergitas pada visi misi individu dan organisasi.

Sheldon Sitat (2003) mendefinisikan bahwa komitmen organisasi merupakan

suatu orientasi atau sikap yang menghubungkan antara identitas yang dimiliki suatu

individu terhadap suatu organisasi. Apabila individu tersebut ingin memasuki suatu

organisasi, terdapat keterkaitan atau hubungan erat dengan latar belakang yang

dimiliki oleh individu tersebut. Sehingga jika suatu individu masuk ke dalam suatu

organisasi, ia dapat memiliki kesetiaan ataupun loyalitas terhadap organisasi tersebut

yang disebabkan oleh adanya kesamaan pemikiran.

Komitmen menurut Wibowo (2007) merupakan cerminan pekerja terhadap

organisasi atau unit organisasi yang berbentuk tiga sikap, yaitu:

a. Identifikasi

b. Keterlibatan pada tugas organisasi

c. Loyalitas bagi organisasi

52

Komitmen Organisasi memiliki pengertian bahwasanya komitmen organisasi

harus diperhitungkan karena berkaitan dengan efisiensi pada biaya tinggi yang

dikeluarkan perusahaan dan relevan dengan omset, sehingga diperlukan adanya

pertimbangan karena telah menjadi variabel yang penting (Allen, 1996) .Komitmen

organisasi juga dapat disebut sebagai koneksi psikologis, dimana karyawan dan

organisasi yang telah memiliki hubungan dan koordinasi yang kuat akan memiliki

kemungkinan yang kecil, jika karyawan akan secara sukarela untuk meninggalkan

organisasi, karena komitmen organisasi juga memiliki implikasi pada identifikasi,

ikatan, ataupun keterlibatan karyawan pada organisasi (Allen, 1991).

Komitmen Organisasi menurut Setiadi (2005) memiliki tiga hal berupa kekuatan

pada sikap suatu individu yang dapat diidentifikasi melalui implikasi individu

tersebut dengan organisasi terkait. Sikap tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Penerimaan pada tujuan organisasi dan nilai-nilainya melalui keyakinan yang

kuat

2. Keinginan untuk memberikan kontribusi bagi organisasi

3. Kemauan yang tinggi agar dapat meningkatkan peran yang baik bagi

organisasi terkait

Komitmen pada seorang karyawan menurut Setiadi (2005) juga memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

1. Jarang bolos

2. Jarang terlambat

3. Memiliki rasa puas

4. Tidak memiliki keinginan untuk melakukan pemindahan kerja

53

5. Memiliki motivasi tinggi dalam melakukan pekerjaan lebih tinggi dari yang

diharapkan untuk mendapatkan prestasi yang baik dan memperoleh

keberhasilan

Steers (1977) memiliki pandangan bahwa komitmen organisasi memilki

entitas berupa seperangkat tujuan perilaku serta sikap karyawan; yakni sikap yang

dimiliki suatu individu dalam memberikan kontribusi optimal dan

mempertahankan keanggotaan pada organisasi melalui kenginan yang kuat.

Komitmen organisasi menurut McDermott (1996) juga mempunyai peran atau

stimulus dalam kinerja perusahaan, yakni pada efisiensi omset dan efektivitas

tujuan organisasi, yang dilihat sebagai dimensi efektivitas organisasi.

Komitmen organisasi merupakan alat penunjang bagi keberhasilan organisasi

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang berasal dari dorongan pada individu

untuk memberikan kontribusi dan mengedepankan kepentingan organisasi

(Wiener, 1982). Komitmen organisasi juga dapat membuat kinerja mengalami

peningkatan yang tinggi Randall (1990) dalam Parker (1998).

Ikatan emosional pada organisasi berupa penerimaan nilai-nilai dan dukungan

moral optimal yang berbentuk tekad pada suatu invidu dalam pengabdian pada

suatu organisasi dapat menumbuhkan komitmen organisasi, hal ini disebabkan

karena organisasi perlu untuk melakukan terjemahan bagi strategi seperti tujuan

dan perencanaan pada jangka panjang secara keseluruhan (Mowen, 2006).

Melalui beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi terletak pada suatu individu yang memiliki perbuatan dan pandangan

positif serta komitmen tinggi dalam melaksanakan pekerjaan demi mencapai

tujuan atau kepentingan organisasi. Komitmen organisasi juga mempunyai wujud

54

berupa kesetiaan atau loyalitas pada karyawan untuk menetap pada suatu

organisasi dengan berorientasi pada visi, misi dan tujuan organisasi. Adapun

komitmen lahir melalui kepedulian pada suatu individu. Suatu individu memiliki

kesulitan untuk melakukan penyelesaian pada pekerjannya dengan baik apabila ia

tidak memiliki kepedulian pada tugas dan pekerjaannya. Hal ini merupakan

imbas dari perbuatan individu tersebut karena tidak memiliki rasa peduli sehingga

ia tidak dapat bersaing dengan optimal untuk memperoleh standar kinerja yang

baik.

A. Dimensi Komitmen Organisasi

Dimensi komitmen organisasi dapat dirumuskan melalui pengukuran yang

terdapat pada sistem komitmen organisasi melalui model pengukuran menurut

Meyer dan Allen (1990) dalam Panggabean (2004:135). Model pengukuran yang

dimaksud menggunakan instrument berupa kuesioner. Berikut adalah sistem

komitmen organisasi yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

a. Affective commitment (komitmen afektif)

Komitmen afektif memiliki hubungan melalui ikatan emosional pada suatu

individu dalam sebuah organisasi yang memiliki proses identifikasi kuat, serta

mempunyai keinginan kuat dalam bertahan dengan menjadi anggota organisasi

tersebut melalui keterlibatan diri yang aktif. Meyer dan Allen (2004) berpendapat

bahwa terdapat beberapa indikasi bagi karyawan yang memiliki Affective

commitment, yakni individu tersebut memiliki ikatan emosional pada organisasi

tersebut, terikat menjadi bagian pada organisasi, serta perasaan untuk turut serta

dalam kepemilikan organisasi.

55

b. Continuance commitment (komitmen berkelanjutan)

Menurut Meyer dan Allen (2004) indikator yang dapat berpengaruh pada

Continuance commitment antara lain ialah individu mudah untuk memiliki ikatan atau

hubungan dengan orang lain, kemauan untuk melakukan pencapaian pada kesuksesan

organisasi diluar dari batas normal serta masalah karyawan, yang mana seluruh

indikasi ini mencakup masalah organisasi. Komitmen berkelanjutan didasari pada

suatu penilaian biaya yang mana akan diperhitungan apabila individu tersebut akan

meninggalkan organisasi, sehingga komitmen organisasi dapat berupa tendensi yang

dimiliki individu dalam mengikatkan diri pada organisasi diiringi dengan kesadaran

yang dimiliki apabila individu tersebut berhenti melaksanakan kegiatan atau

pekerjaan.

c. Normative commitment (komitmen normatif)

Indikasi-indikasi yang dapat mempengaruhi Normative commitment menurut

Meyer dan Allen (2004) antara lain ialah kebutuhan bagi suatu karyawan untuk

menetap pada suatu organisasi dan berpikir bahwa jika meninggalkan organisasi

membutuhkan pengorbanan diri sendiri. Sehingga terdapat pertimbangan besar

apabila karyawan ingin meninggalkan organisasi, diiringi konsekuensi yang dapat

menjadi negatif sehingga menjadi suatu hal yang sangat riskan bagi karyawan.

Komitmen normatif ini menjadikan suatu individu untuk mempunyai tanggung jawab

bagi organisasi untuk bertahan diiringi perasaan dan keadaan bahwa karyawan akan

melakukan pekerjaan sebagai balas jasa dari apa yang telah organisasi berikan kepada

karyawan tersebut.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

56

Menurut Dyne and Graham (2014) terdapat beberapa faktor dalam menentukan

komitmen karyawan, berikut adalah tiga faktor yang dapat mempengaruhi komitmen

suatu karyawan pada suatu organisasi, yaitu:

1. Personal

a. Ciri kepribadian tertentu

Terdapat beberapa ciri dalam kepribadian individu, antara lain seperti

pandangan yang positif atau optimis, ekstrovert, teliti dan tendensi untuk

berkomitmen. Individu juga mempunyai kemampuan untuk melakukan penempatan

diri pada suatu kelompok untuk mencapai tujuan sendiri atau kelompok secara

altruistic atau senang membantu diiringi orientasi optimal yang baik cenderung akan

memiliki komitmen yang lebih.

b. Usia dan masa kerja

Usia dan masa kerja memiliki hubungan dan pengaruh yang positif terhadap

komitmen organisasi.

c. Tingkat pendidikan

Komitmen organisasi dapat meningkat menjadi lebih tinggi seiring dengan

tingkat pendidikan yang baik dan juga harapan yang dapat diakomodir.

d. Jenis kelamin

Pada permasalahan umum di dunia kerja, wanita memiliki tantangan yang

lebih besar dalam pencapaian karir, sehingga dapat mempunyai komitmen yang lebih

tinggi.

e. Status perkawinan

57

Karyawan yang telah memiliki status pernikahan akan lebih terikat dengan

organisasi yang didudukinya.

f. Keterlibatan kerja

Tingkat keterlibatan kerja pada suatu individu memiliki hubungan yang

positif dengan komitmen organisasi.

2. Situasional

a. Nilai (Value) pada tempat kerja

Nilai yang dimilki dapat dibagikan menjadi komponen-komponen ilmu yang

kritis menjadi saling terikat pada hubungan organisasi.

b. Keadilan organisasi

Bentuk dari keadilan organisasi berupa keadilan pada proses dalam

pengambilan keputusan, pemeliharaan hubungan antar pribadi berdasarkan persepsi

kewajaran, serta keadilan yang memilki ikatan dengan pengalokasian sumber daya.

c. Karakteristik pekerjaan

Karakteristik pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan yang penuh akan

makna, umpan balik untuk memperoleh motivasi kerja internal, serta otonomi.

d. Dukungan organisasi

Dukungan organisasi dapat berupa koneksi positif melalui hubunan yang

positif terkait komitmen organisasi.

3. Posisional

a. Masa kerja

58

Semakin lama masa kerja akan membuat komitmen pegawai terus meningkat,

hal ini disebabkan karena pegawai mendapatkan peluang yang banyak melalui

pengalaman berbeda. Seperti otonomi atau kekuasaan yang semakin luas atau besar,

kesempatan untuk mendapatkan promosi atau jabatan lebih tinggi dan tugas-tugas

yang lebih menantang.

b. Tingkat pekerjaan

Level pekerjaan seperti status yang tinggi memiliki peluang bagi karyawan untuk

mendapatkan motivasi lebih melalui keterlibatan aktif pada perusahaan menggunakan

kemampuan optimal.

C. Implikasi Komitmen Organisasi

Karyawan di dalam melakukan pekerjaannya memiliki komitmen dengan

tingkatan yang sangat rendah sampai dengan tingkatan yang sangat tinggi. Karyawan

yang memiliki komitmen rendah dapat bepengaruh terhadap absensi yang semakin

tinggi, lambat dalam menyelesaikan pekerjaan, keluar-masuk (I), menurunnya

intensitas retensi karyawan pada organisasi, loyalitas yang terus berkurang, serta

kualitas kerja yang kian memburuk (Sopiah, 2008)

Menurut Jansen (2008) perilaku karyawan yang kurang baik dapat dipicu oleh

rendahnya tingkat komitmen karyawan dan dapat berpengaruh buruk, seperti reputasi

organisasi mengalami penurunan akibat terjadinya tindakan kerusuhan, kepercayaan

yang hilang dari klien, bahkan sampai menurunnya omset perusahaan.

Komitmen organisasi memilki peran sentral bagi suatu organisasi berupa

penempatan SDM melalui implementasi konsep manajemen. Sulit untuk memperoleh

partisipasi aktif secara seksama dan mendalam dari individu SDM tanpa adanya

59

komitmen organisasi, maka dari itu komitmen organisasi harus dijaga eksistensinya

pada ranah SDM. Berikut adalah prinsip kunci yang dapat diterapkan pimpinan untuk

meningkatkan komitmen organisasi (Priansa, 2014):

1. Menjaga harga diri untuk selalu terpelihara atau terawat. Hal ini berarti bahwa

pimpinan harus cerdas secara emosional agar harga diri pegawai tetap terjaga.

2. Empati melalui pemberian masukan atau tanggapan.

3. Memberikan stimulus dengan mendorong keterlibatan dan meminta bantuan,

dimana pegawai diminta berpartisi aktif dalam pengambilan keputusan

sehingga merasa dihargai.

4. Kesempatan dalam memberikan ungkapan perasaan dan pikiran secara

rasional.

5. Pemberian dukungan dengan tidak mengambil alih tanggung jawab.

5. Kinerja

A. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kemampuan suatu individu dalam melakukan pekerjaan, guna

mencapai tujuan bersama dengan optimal melalui pengorbanan (Siagian, 1995).

Kinerja juga dapat dilakukan secara berkelompok atau perseorangan dalam

penyelesaian tugas atau pekerjaan organisasi (Ayuha, 2008). Kriteria yang telah

dirumuskan dan dilakukan perbandingan secara bersama menjadi suatu kriteria dapat

diartikan sebagai kinerja atau hasil evaluasi terhadap pekerjaan Rai (2008).

Kinerja ialah gambaran umum suatu pelaksanaan atas kebijakan atau program

dengan tujuan untuk melakukan pencapaian pada visi, misi dan tujuan organisasi

menggunakan rencana strategis dalam organisasi terkait (Moeheriono, 2009).

Menurut Gibson (2014) kinerja dapat dinilai dan didefinisikan melalui pendekatan

60

pada tujuan (goal approach), dimana pencapaian kerja dalam berproses mencapai

tujuan atau sasaran organisasi. Kinerja juga dapat dilihat melalui perbuatan yang

dilakukan secara rutin yang akan mengindikasikan keterampilan dan prestasi kerja.

Kinerja adalah suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja

sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai sasaran

yang telah diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio kecil dibandingkan

dengan hasil yang dicapai (Siagian, 1995). Kinerja merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelempok orang pada organisasi swasta atau public,

formal atau informal untuk memberikan hasil kerja (Moorhead dan Chung, 2009).

Kinerja atau hasil kerja tersebut harus sesuai dengan tanggung jawab dan

kewenangan yang didelegasikan kepada masing-masing individu oleh suatu

organisasi, serta tidak melakukan pelanggaran pada etika atau moral dengan

rangkaian pencapaian tujuan organisasi secara legal (Sarita, 1999).

Melalui penjelasan oleh beberapa ahli diatas terkait kinerja, dapat disimpulkan

bahwa kinerja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang guna mencapai visi,

misi dan tujuan bersama pada organisasi atau perusahan, secara optimal sesuai

dengan peraturan yang berlaku dan menggunakan etika dan moral yang baik melalui

perencanaan strategis.

B. Dimensi Kinerja

Dimensi atau kriteria kinerja memiliki beberapa dimensi yang dapat

dimanfaatkan untuk memperoleh evaluasi kinerja (Robbins, 2006), yaitu sebagai

berikut:

1. Jumlah pekerjaan

61

Jumlah pekerjaan dihasilkan oleh suatu individu atau kelompok dan digunakan

sebagai persyaratan standar dalam melakukan pekerjaan. Terdapat beberapa aspek

dalam pemenuhan persyaratan pekerjaan, yaitu kesesuaian kemampuan, keterampilan

atau pengetahuan karyawan. Sehingga dapat dilakukan perhitungan jumlah karyawan

yang dibutuhkan dalam melaksanakan kerja sesuai dengan persyaratan tersebut.

2. Kualitas pekerjaan

Karyawan akan menghasilkan kinerja yang baik apabila melaksanakan tuntutan

pekerjaan sesuai kualitas yang telah diatur pada persyaratan kerja. Persyaratan

tersebut ditetapkan oleh perusahaan demi menghasilkan kualitas yang memiliki

standar dan diikuti atau dipenuhi oleh seluruh karyawan.

3. Ketepatan waktu

Pekerjaan yang dilaksanakan dapat efisien, yakni selesai tepat waktu dengan

output berupa kualitas dan jumlah yang baik. Berbagai pekerjaan mempunyai

karakteristik atau ciri yang berbeda karena kebutuhan dan ketergantungan dalam jenis

pekerjaan yang berbeda.

4. Kehadiran

Kehadiran karyawan menjadi sebuah tuntutan pada berbagai jenis pekerjaan,

dimana karyawan harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah

diatur perusahaan. Kehadiran dapat menjadi faktor dalam menentukan kinerja

karyawan karena memiliki tingkatan seperti absensi.

5. Kemampuan kerja sama

Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, pekerjaan tidak dapat dilaksanakan jika

dilakukan hanya dengan satu orang karyawan, melainkan membutuhkan dua orang

62

atau lebih. Penilaian kinerja karyawan dapat diperoleh melalui monitoring pada

kemampuan karyawan untuk bekerja sama secara tim antar karyawan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja karyawan memiliki tingkatan yang rendah atau tinggi. Hal ini

ditentukan atas interaksi pada berbagai faktor menurut Campbell (2002) yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Declarative knowledge

Pengetahuan seseorang dalam mengetahui suatu fakta dalam hal apapun

disebut dengan Declarative knowledge. Tingkat pemahaman yang baik dalam

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan harus dimiliki oleh pekerja yang menekuni

Declarative knowledge. Seperti halnya seorang chef, ia harus mempunyai declarative

knowledge berupa pemahaman akan peralatan, komposisi dan tahapan dalam

memasak menu yang terdapat pada sebuah restoran.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi declarative knowledge

suatu individu, yaitu pendidikan dan pelatihan, kemauan atau minat, kepribadian,

keterampilan, pengalaman pribadi, serta kemampuan berinteraksi. Hal-hal tersebut

dapat menjadi suatu penunjang bagi seseorang untuk meningkatkan declarative

knowledge, diiringi dengan sikap terbuka terhadap hal-hal baru yang akan

mendukung pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja, sehingga declarative

knowledge yang dimiliki akan semakin baik.

2) Procedural knowledge

Ketika sesorang karyawan telah mencapai declarative knowledge yang tinggi,

ia telah berada dalam posisi untuk mencapai procedural knowledge. Padpia tahap ini,

63

karyawan tidak hanya tahu apa yang harus dilakukan, tapi juga mengerti bagaimana

cara melakukannya dan mampu melakukannya. Seseorang teknisi mesin yang

memiliki procedural knowledge mampu memperbaiki mesin dengan benar

sebagaimana yang diketahuinya. Faktor-faktor yang membedakan prosedur

knowledge atau skill seseorang karyawan juga sama sepert faktor-faktor yang

mempengaruhi declarative knowledge.

3) Motivasi

Ketika pekerja telah mencapai procedural knowledge, ia elah mampu

menunjukan kinerja yang tinggi. Pada tahap ini, pekerja memiliki potensi untuk

menampilkan kinerja yang baik. Potensi yang akan mengarahkan pada yang level

tinggi dari kinerja ditentukan oleh motivasi. Motivasi kuat dalam bekerja mendorong

seseorang untuk bekerja dengan lebih keras dan menunjukan kinerja yang lebih baik.

D. Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja adalah rangkaian sistematis yang mengulas mengenai

kelebihan atau kelemahan yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok dalam

melakukan pekerjaan (Sedarmayanti, 2013). Melalui hasil penilaian terhadap kinerja

karyawan, perusahaan dapat mendapatkan penilaian dan pengukuran pada

perkembangan perusahaan dengan mudah. Penilaian kinerja dilakukan melalui teknik

pengumpulan data kinerja karawan, lalu diproses untuk dilakukan observasi dan

evaluasi agar dapat menilai kinerja karyawan dan membandingkannnya dengan

standar yang ada (Wirawan, 2012)

Penilaian kinerja juga dapat dirumuskan sebagai cara dalam melakukan

evaluasi pada hasil pekerjaan karyawan, melalui suatu penilaian pada beragam

64

indikator output kerja karyawan, seperti kemampuan untuk melaksakan tugas atau

pekerjaan yang diberikan, kecakapan dan tanggung jawab. Hal ini dilakukan secara

berkala menggunakan tolak ukur tertentu dengan objektif (Rivai, 2010).

Untuk dapat menilai karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara efisien

dan efektif pada proses produksi mencapai tujuan organisasi secara baik, manajer

dapat mengaplikasikan instrument penilaian kerja yang bermanfaat untuk

memberikan peringkat kinerja dan mengulas kinerja kepada seluruh karyawan secara

sekaligus (Rivai, 2010).

E. Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Rivai (2010) penilaian kinerja memiliki tujuan yang dapat dibagi

menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan penilaian yang memiliki orientasi dengan masa lalu.

a. Karyawan membutuhkan pengendalian pada perilaku. Untuk melakukan

pengendalian tersebut dibentuk atau diterapkan hukuman, ancaman atau ganjaran

sebagai instrument, apabila terdapat perilaku yang melanggar ketentuan atau

peraturan.

b. Pengambilan keputusan terkait pemberian promosi dan kenaikan gaji.

c. Penempatakan karyawan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu.

2. Tujuan penilaian yang memiliki orientasi dengan masa depan.

a. Berupa instrumen yang memberikan informasi kepada karyawan terkait kekuatan

dan kelemahan diri, berhubungan dengan fungsi dan peran dalam perusahaan.

65

b. Penilai atau penyelia memiliki hubungan kebersamaan atau ikatan dengan setiap

karyawan, agar menimbulkan rasa semangat dan motivasi karyawan dalam

melakukan pekerjaan ataupun memberikan kontribusi maksimal pada perusahaan.

c. Karyawan dapat mempunyai peluang untuk mendapatkan pekerjaan pada jenjang

yang lebih tinggi, dengan cara diberikan bantuan pada peningkatan kualitas dan

perilaku invidu agar layak memperoleh promosi pada tingkatan yang lebih tinggi.

d. Instrumen dalam evaluasi dan mawas diri menjadi peluang untuk karyawan dalam

menetapkan diri mencapai sasaran yang dituju, melalui monitoring pada perancanaan

dan pengembangan yang telah disusun

e. Memberikan bantuan dalam melakukan pengambilan keputusan SDM, melalui

pengumpulan data kepada seluruh karyawan secara berkala.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1

Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Metodologi Hasil Penelitian Persamaan atau

Perbedaan

1. (Cahyani,

2020)

Pengaruh Komitmen

Organisasi dan

Kepuasan Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan

(Studi Pada

Perusahaan Daerah

Air

Penelitian ini

menggunakan

metode

purposive

sampling

(regresi dan

pengujian

hipotesis linier

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

komitmen organisasi

berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan, kepuasan

kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan

serta komitmen organisasi

Kesamaan dua variabel

yakni komitmen

organisasi dan kinerja

karyawan

66

Minum (PDAM)

Kota Salatiga)

berganda)

melalui

distribusi

kuesioner.

dan kepuasan kerja

berpengaruh simultan

terhadap kinerja karyawan.

2. (Darmawa,

dkk 2019)

The Effect Of

Transformational

Leadership,

Organizational

Culture, Competence,

And Self-Efficacy On

Organizational

Commitments,

Ambidexterity

Organizational And

Performance

Of Village

Governments In East

Nusa Tenggara

Province

Penelitian ini

menggunakan

analisis data

SEM melalui

data primer

berupa

kuesioner

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kompetensi tidak signifikan

terhadap komitmen, budaya

organisasi tidak signifikan

terhadap komitmen dan

signifikan terhadap kinerja,

efikasi diri signifikan

terhadap komitmen dan

tidak signifikan terhadap

kinerja

Kesamaan variabel

independen yakni

kompetensi, variabel

intervening yakni

komitmen organisasi dan

kinerja sebagai variabel

dependen

3. (Yamali,

2018)

Effect of

Compensation,

Competencies and

Organizational

Culture on

Organizational

Penelitian ini

menggunakan

analisis data

SEM.

Metodenya

adalah survey

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kompetensi tidak signifikan

terhadap komitmen,

kompensasi dan budaya

organisasi signifikan

Kesamaan variabel

independen yakni

kompetensi, variabel

intervening yakni

komitmen organisasi, dan

variabel dependen yakni

67

Commitment its

Implications on

Experts

Performance of

Construction

Services Company in

Jambi

Province

deskriptif dan

explanatory

terhadap komitmen.

Sedangkan secara simultan

seluruh variabel

berpengaruh.

kinerja.

4. (Suherman,

dkk 2017)

Pengaruh

Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja

terhadap Komitmen

Organisasional

Pegawai Pusat

Pendidikan Kelautan

dan Perikanan

Penelitian ini

menggunakan

teknik purposive

sampling

melalui

kuesioner dan

analisis data

smart PLS

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kepemimpinan tidak

signifikan pada komitmen

dan signifikan terhadap

motivasi, motivasi

signifikan terhadap

komitmen

Kesamaan dua variabel

yakni motivasi dan

komitmen organisasi

5. (Arik

Susbiani,

dkk 2020)

Pengaruh Pendidikan

dan Pelatihan Serta

Kompetensi

Terhadap Komitmen

Organisasi dan

Kinerja Pegawai

Penelitian ini

menggunakan

metode

sampling jenuh

(sensus) dengan

SEM melalui

WarpPLS 6.0

sebagai analisis

data.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pendidikan dan pelatihan

berpengaruh signifikan

terhadap komitmen

organisasi, kompetensi

pegawai berpengaruh

signifikan terhadap

komitmen organisasi,

Variabel Independen

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi, intervening

yaitu komitmen

organisasi dan kinerja

sebagai variabel

dependen.

68

pendidikan dan pelatihan

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai,

kompetensi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

pegawai, komitmen

organisasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

pegawai.

6. (Kaunang,

2020)

The Influence of

Competence,

Motivation and

Organizational

Commitment to The

Performance of

Financial

Management of

Work Unit

Government

Development in

Minahasa Regency

Penelitian ini

menggunakan

metode

kualitatif berupa

associative

research. Data

dikumpulkan

melalui

distribusi

kuesioner.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat indikasi pada

kompetensi, motivasi dan

komitmen organisasi

terhadap kinerja manajemen

finansial secara positif dan

signifikan.

Variabel independen

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi dan motivasi.

Sedangkan variabel

dependen memiliki

perbedaan yaitu kinerja

manajemen keuangan.

Pengumpulan data juga

memiliki kesamaan

melalui distribusi

kuesioner.

7. (Renyut,

dkk 2017)

The Effect of

Organizational

Commitment,

Competence on

Penelitian ini

menggunakan

studi

explanatory

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

komitmen berpengaruh

positif dan signifikan

Terdapat variabel

indepeden yang memiliki

kompetensi, serta salah

satu variabel dependen

69

Job Satisfaction and

Employees

Performance in

Maluku

Governor's Office

research.

Analisis data

menggunakan

Partial Least

Squares

Structural

Equation

Modeling

(PLSSEM)

dengan

WarpPLS 4.0.

terhadap kepuasan kerja,

komitmen berpengaruh

positif dan tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan,

komitmen organisasi

berpengaruh langsung

positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan,

kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan

berpengaruh terhadap

kinerja karyawan, komitmen

organisasi secara tidak

langsung berpengaruh

positif tidak signifikan

kinerja karyawan sebagai

mediasi kepuasan kerja,

kompetensi karyawan secara

tidak langsung positif dan

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan

sebagai mediasi kepuasan

kerja

yaitu kinerja karyawan.

Analisis data memiliki

perbedaan karena

penelitian ini

menggunakan SEM.

8. (Anwar dan

Muhammad

The Effect of

Competence and

Penelitian ini

menggunakan

Hasil penelitian menunjukan

bahwa Kompetensi,

Terdapat dua variabel

independen yang

70

Havidz

Aima 2020)

Motivation on

Organizational

Commitments and its

Implications on

Employee

Performance

metode

kuantitatif

dengan

wawancara dan

kuesioner.

Analisis data

menggunakan

structural

equation

modeling (SEM)

dengan program

Smart PLS 3.0

software

Motivasi dan Komitmen

Organisasi memiliki

pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja

karyawan baik secara

parsial maupun simultan.

Selain itu, komitmen

organisasi tidak berguna

sebagai perantara pada

variabel kompetensi dan

motivasi terhadap kinerja

karyawan

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi dan

motivasi. Komitmen

organisasi juga memiliki

persamaan dengan

dijadikan variabel

intervening dan kinerja

karyawan dijadikan

variable dependen.

Pengumpulan data juga

memiliki kesamaan yakni

melalui wawancara dan

kuesioner.

9. (F. Adam

dan

Kamase,

2019)

The Effect of

Competence and

Motivation to

Satisfaction and

Performance

Penelitian ini

menggunakan

metode

kuantitatif

deskriptif

menggunakan

observasi,

wawancara dan

kuesioner.

Analisis data

pada penelitian

ini

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kompetensi berpengaruh

positif tidak signifikan

terhadap kepuasan kerja,

motivasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

kepuasan kerja, kompetensi

berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap

kinerja karyawan. Motivasi

berpengaruh positif dan

Terdapat dua variabel

independen yang

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi dan motivasi,

sedangkan salah satu

variabel dependen juga

memiliki kesamaan yakni

kinerja. Metode

penelitian juga memiliki

kesamaan yaitu

kuantitatif deskriptif

menggunakan observasi,

71

menggunakan

menggunakan

SEM.

signifikan terhadap kinerja

karyawan. para karyawan.

Kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan

Kompetensi berpengaruh

positif dan tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan

melalui kepuasan kerja.

Motivasi berpengaruh

signifikan dan positif

terhadap kinerja yang

dimediasi oleh kepuasan

kerja

wawancara dan

kuesioner.

10. (Murgianto,

dkk 2016)

The Effects of

Commitment,

Competencies, Work

Satisfaction on

Motivation and

Performance of

Employees at

Integrated Service

Office of East Java

Penelitian ini

menggunakan

metode

Structural

Equation

Modeling

(SEM) dengan

Amos Version

20 pada 7 kota

atau daerah yang

berbeda di

Hasil penelitian menunjukan

bahwa pelayanan terpadu

mengalami peningkatan

melalui sinergitas atau

mediasi secara parsial antara

motivasi yang diberikan

pada karyawan terhadap

kepuasan kerja dan kinerja

karyawan. Secara

keseluruhan, variabel bebas

yakni komitmen,

Terdapat variabel

independen yang

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi dan motivasi

memiliki perbedaan

karena dijadikan variabel

dependen, serta kinerja

memiliki kesamaan

sebagai variabel

dependen. Pengumpulan

data juga memiliki

72

Indonesia kompetensi, kepuasan kerja,

serta motivasi berpengaruh

dominan pada kinerja

karyawan.

perbedaan karena berada

pada 7 lokasi yang

berbeda.

11. (Coenraad,

2016)

Pengaruh

Kemampuan,

Motivasi dan

Komitmen Terhadap

Kinerja Pegawai

Penelitian ini

menggunakan

metode

deskriptif

analisis. Teknik

analisis yang

digunakan ialah

teknik analisis

infrensial atau

analisis jalur

(path analysis)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari

tiga variabel yang terdapat

penelitian yakni

Kemampuan (X1), Motivasi

(X2) dan Komitmen (X3),

seluruhnya memiliki

pengaruh signifikan pada

variabel Kinerja Pegawai

(Y) secara langsung dan

tidak langsung.

Terdapat kesamaan

variabel independen

yakni motivasi dan

variabel dependen yaitu

kinerja. Teknik yang

digunakan juga memiliki

kesamaan yaitu analisis

jalur (path analysis).

12. Yohanes

Susanto

dan Sukoco

(2019)

Pengaruh

Kompetensi,

Komitmen Kerja dan

Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja

Pegawai di Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota

Lubuklinggau

Penelitian ini

menggunakan

metode

kuantitatif

dengan

exsplanatory

research atau

confirmotory

research dan

Statistical

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya

variabel Komitmen Kerja

(X2) yang memiliki

pengaruh parsial pada

Kinerja Pegawai (Y)

diantara dua variabel lain

yaitu Kompetensi (X1) dan

Motivasi Kerja (X3).

Sedangkan secara simultan

Terdapat tiga kesamaan

tiga variabel independen

yaitu kompetensi, dan

motivasi, serta variabel

dependen yaitu kinerja.

Serta Statistical service

social (SPSS) sebagai

alat untuk menganalisis

data.

73

service social

(SPSS) sebagai

teknik analisis.

ketiga variabel memiliki

pengaruh terhadap Kinerja

Pegawai (X3) dengan

Komitmen (X1) sebagai

variabel yang paling

dominan.

13. (Ayu

Yuliantini,

dkk 2017)

Pengaruh

Kompetensi Sumber

Daya Manusia,

Motivasi dan

Lingkungan Kerja

Pada Komitmen

Organisasi dan

Implikasinya Pada

Kinerja Pengurus

Barang

Penelitian ini

menggunakan

metode survey

dengan

menggunakan

kuesioner.

Sedangkan

untuk analisis

data penelitian

ini

menggunakan

software

SmartPLS

dengan analisis

persamaan

struktural

(Structural

Equation

Modeling)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

Kompetensi SDM, motivasi

dan lingkungan kerja

berpengaruh langsung pada

komitmen organisasi dan

kinerja. Motivasi dan

lingkungan kerja

berpengaruh secara tidak

langsung pada kinerja

melalui komitmen

organisasi, sedangkan

pengaruh kompetensi SDM

pada kinerja pengurus

barang tidak dimediasi

komitmen organisasi.

Terdapat dua variabel

independen yang

memiliki kesamaan yaitu

kompetensi SDM dan

motivasi. Sedangkan

komitmen organisasi

dijadikan sebagai

variabel dependen dan

kinerja dijadikan sebagai

variabel intervening.

Pengumpulan data juga

memiliki kesamaan

karena menggunakan

metode survey melalui

kuesioner.

74

14. (Purnama,

2016)

Pengaruh Motivasi

Kerja Terhadap

Komitmen

Organisasional dan

Kinerja Karyawan

(Studi pada

Karyawan Bank BRI

cabang Kawi

Malang)

Penelitian ini

menggunakan

teknik

proportional

random

sampling dan

analisis jalur

melalui SPSS

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

motivasi berpengaruh

signifikan terhadap

komitmen dan kinerja,

komitmen berpengaruh

signifikan terhadap kinerja,

komitmen memediasi

motivasi terhadap kinerja a

Kesamaan motivasi

sebagai variabel

independen, komitmen

sebagai variabel

intervening dan kinerja

sebagai variabel

dependen

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjabaran landasan teori melalui penerapan diatas, dapat

digambarkan model kerangka pemikiran sebagai berikut:

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

Kinerja Karyawan

(Z)

Tabel 2. 2

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H7 H4

H5

H6

75

Keterangan:

= secara parsial

= secara simultan

E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

1. Keterkaitan Antar Variabel

1.1. Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan

Salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan

yakni adalah faktor motivasi, dimana setiap sumber daya manusia (SDM) dalam

suatu organisasi, instansi, perusahaan, dan sebagainya, mempunyai suatu kondisi

berupa dorongan untuk bergerak dalam melakukan pencapaian terhadap hasil atau

tujuan yang dimiliki (Hakim, 2006). Kinerja yang optimal dapat dihasilkan melalui

pelaksanaan tugas atau beban kerja yang mempunyai kualitas dan hal ini dapat

dibentuk dengan motivasi yang kuat. Untuk memberikan stimulus bagi karyawan

dalam meningkatkan kinerja yang dimiliki, karyawan memerlukan peningkatan

motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.

Kinerja individual dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan kerja,

kemampuan dan motivasi (Warsito, 2008). Lingkungan kerja dan kemampuan

individual mempunyai hubungan tidak langsung kepada kinerja individual,

sedangkan motivasi memiliki hubungan langsung. Maka dari itu, peningkatan kinerja

individual sangat baik jika dimulai pada aspek motivasi kerja terlebih dahulu. Suatu

perusahaan akan mendapatkan output berupa produktivitas yang tinggi, apabila

karyawan mempunyai kekuatan motivasi yang baik. Hal ini disebabkan karena

karyawan memperoleh peranan penting dalam melaksanakan seluruh kegiatan atau

76

aktivitas perusahaan. Kinerja dan pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan akan

diperoleh jika karyawan mempunyai motivasi dan produktivitas yang maksimal.

Sedangkan jika karyawan tidak memiliki motivasi yang baik dalam melaksanakan

pekerjaan, seperti rendahnya moril, semangat kerja, etos kerja, dsb akan berdampak

pada lambatnya produktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan.

1.2. Hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja Karyawan

Setiap organisasi atau perusahaan memiliki aspek sumber daya manusia yang

menjadi faktor kunci dalam keberhasilan pencapaian tujuan bersama. Salah satu

tuntutan yang diemban perusahaan ialah melakukan pengelolaan aspek sumber daya

manusia yaitu seluruh karyawan atau pegawai pada perusahaan untuk meningkatkan

kinerja yang efisien dan efektif. Luthans (2006) memiliki pandangan bahwa

komitmen organisasi teridiri dari tiga aspek, yaitu keinginan dalam melakukan usaha

tinggi demi organisasi, keinginan untuk menetap dalam suatu organisasi, serta

keyakinan dan penerimaan pada nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Perusahaan harus berfokus dalam meningkatkan kinerja karyawan, agar

karyawan dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap perusahaan. Hal itu

dicapai melalui aspek komitmen organisasi, dimana karyawan memiliki rasa akan

ikatan yang tinggi pada perusahaan dan juga loyalitas untuk bertahan atau menetap

pada perusahaan. Karyawan yang telah memiliki rasa untuk menetap pada perusahaan

dan telah memahami berbagai nilai dan tujuan yang ditetapkan akan mempunyai

kinerja yang optimal diiringi dengan usaha dan kemauan yang tinggi dalam

melaksanakan pekerjaan. Melalui komitmen tinggi pada organisasi, karyawan

ditargetkan untuk memiliki perilaku yang positing, kontribusi optimal, serta menjalin

hubungan yang baik dengan rekan kerja.

77

1.3. Hubungan antara Kompetensi SDM dengan Kinerja Karyawan

Penentuan kebutuhan kompetensi diperlukan oleh seluruhan organisasi atau

perusahaan dalam rangka mengetahui nilai, kategori atau tingkatan kinerja.

Kompetensi menjadi suatu hal vital bagi sumber daya manusia dalam memperoleh

kinerja yang baik, dimana pengelolaan organisasi yang baik secara fundamental dapat

memberikan hasil berupa perilaku manajemen efektif. Semua pekerjaan pada

organisasi dapat diidentifikasi berbagai kebutuhan kompetensinya melalui

pengukuran yang akurat, sehingga tingkat kinerja yang diharapkan dapat diketahui

dengan berbagai kategori atau rata-rata.

Karyawan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kinerja maksimal

memerlukan motif dalam memperoleh prestasi yang tinggi, sehingga karyawan harus

menumbuhkan motif tersebut pada diri sendiri ataupun lingkungan pekerjaan

(McClelland dalam Edi Sutrisno (2009)). Motif untuk mencapai prestasi ini dapat

ditumbuhkan melalui kekuatan diri sendiri dan juga lingkungan kerja dengan situasi

yang menunjang atau memadai dalam melakukan pencapaian kinerja. Selain itu

menurut Moeheriono (2010) kinerja dapat digambarkan berupa pelaksanaan yang

dilakukan karyawan untuk mencapau visi, misi, tujuan dan target organisasi melalui

tingkat pencapaian dengan perencanaan matang dan strategis.

Penentuan kompetensi karyawan menjadi faktor yang sangat penting untuk

diperhitungkan perusahaan sebagai dasar atau bahan pertimbangan dalam

merumuskan evaluasi kinerja. Rumusan ini dapat berupa harapan yang dimiliki

karyawan, seberapa jauh kinerja yang telah ditempuh karyawan dalam melaksakanan

pekerjaan dan pengukuran pada kinerja yang telah dihasilkan. Kompetensi juga dapat

menjadi pertimbangan pagi penempatan karyawan, pemberian tugas atau beban kerja

78

tertentu, serta peningkatan kompetensi yang diperlukan yang dapat diukur melalui

penilaian kinerja.

F. Hipotesis

Melalui kerangka pemikiran serta diagram analisis jalur (path analysis)

sebelumnya, maka dapat dijabarkan hipotesis yang menjadi tolak ukur untuk

melakukan pengujian pada penelitian ini, yakni sebagai berikut:

A. Sub Struktural I yakni pengaruh dan terhadap Y

Persamaan tersebut adalah: Y = ρ + ρ +

1. Hipotesis 1

1 : Tidak terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap komitmen

organisasi

1 : Terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap komitmen organisasi

2. Hipotesis 2

2 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi sdm secara parsial terhadap komitmen

organisasi

2 : Terdapat pengaruh kompetensi sdm secara parsial terhadap komitmen

organisasi

3. Hipotesis 3

3 : Tidak terdapat pengaruh antara motivasi dan kompetensi sdm secara

simultan terhadap komitmen organisasi

79

3 : Terdapat pengaruh antara motivasi dan kompetensi sdm secara simultan

terhadap komitmen organisasi

B. Sub Struktural II yakni pengaruh , dan Y terhadap Z

Persamaan tersebut adalah: = ρ + ρ + ρzy+

4. Hipotesis 4

4 : Tidak terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan

4 : Terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan

5. Hipotesis 5

5 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi sdm secara parsial terhadap kinerja

karyawan

5 : Terdapat pengaruh kompetensi sdm secara parsial terhadap kinerja karyawan

6. Hipotesis 6

6 : Tidak terdapat pengaruh komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja

karyawan

6 : Terdapat pengaruh komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja

karyawan

7. Hipotesis 7

7 : Tidak terdapat pengaruh motivasi dan kompetensi sdm terhadap kinerja

karyawan melalui komitmen organisasi

80

7 : Terdapat pengaruh antara motivasi dan kompetensi sdm terhadap kinerja

karyawan melalui komitmen organisasi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi elemen yang akan diperkirakan karakteristiknya.

Tidak hanya fokus pada ukuran atau jumlah elemen dan subjek yang akan dilakukan

penelitian, tetapi populasi juga fokus kepada sifat atau karaktersitik dari subjek dan

elemen tersebut (Suliyanto, 2018). Populasi juga memiliki makna sebagai hal yang

dapat dipelajari dan ditarik kesimpulan pada wilayah keseluruhannya, berfokus akan

suatu kualitas dan karakteristik objek atau subjek (Sugiyono, 2006)

Pada penelitian ini, populasi yang menjadi subjek penelitian ialah karyawan

tetap PT. Indopangan Sentosa, Gunung Putri, Bogor, yang berjumlah keseluruhan

sebanyak 59 karyawan.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu bagian atas karakteristik dan penjumlahan yang

dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2006). Sedangkan wakil populasi yang telah

diteliti juga dapat dikatakan sampel (Arikunto, 2002).

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti

ialah salah satu metode yang terdapat dalam non probability sampling yaitu sampling

jenuh atau biasa disebut dengan sensus. Teknik non probability sampling melalui

81

sampling jenuh atau sensus merupakan metode penarikan sampel yang dapat

diaplikasikan apabila keseluruhan populasi dijadikan sampel (Supriyanto, 2010).

Penulis memilih metode sampling jenuh atau sensus ini disebabkan karena

jumlah karyawan PT. Indopangan Sentosa secara keseluruhan kurang dari 200.

Menurut (Istijanto, 2010) perusahaan yang memiliki jumlah karyawan keseluruhan

dibawah 200 dapat dilakukan riset melalui survei secara maksimal terhadap seluruh

karyawan. Pada penelitian ini yang menjadi sampel dari penelitian ialah seluruh

karyawan tetap pada PT. Indopangan Sentosa yang berjumlah 59 orang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kantor pusat PT. Indopangan Sentosa yang berlokasi

di Jl. Tlajung Udik No.28, Tlajung Udik, Kec. Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat 16962.

Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai dari bulan September 2020 hingga

bulan November 2020. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada kantor pusat karena

cakupan data yang lengkap mengenai aspek Sumber Daya Manusia (SDM) atau

kepegawaian serta fasilitas atau sarana dan prasarana yang sangat mendukung.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data merupakan memilki makna sebagai suatu kumpulan fakta berupa pernyataan

yang aktual dan nyata atau sesuatu yang diberi (berasal dari bahasa Latin yakni

datum). Hasil data mentah yang dikumpulkan akan diolah menjadi sebuah informasi

atau pengetahuan kepada penerimanya melalui proses dan analisis dengan cara yang

baik (Suliyanto, 2018). Selain itu, data juga memiliki beberapa karakteristik

(Suliyanto, 2018) yaitu:

82

a. Akurat, yakni data harus berbentuk fakta yang sesuai dengan kondisi yang

nyata, karena data akan menbentuk suatu kesimpulan dan rekomendasi yang

keliru apabila mengandung informasi yang tidak benar.

b. Relevan, yakni data harus memiki keterkaitan akan suatu permasalahan dan

penelitian yang akan dipecahkan.

c. Representatif, yakni data harus menjelaskan gambaran mengenai populas,

ukuran dan sampel yang diteliti.

d. Up to date, yakni berupa deskripsi berupa situasi dan kondisi terbaru agar

dapat lebih dipercaya.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif

dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berbentul perkataan verbal berupa

pernyataan, tidak dalam bentuk angka (Muhadjir, 1996). Data kualitatif yang peneliti

kumpulkan yakni seperti company profile, visi dan misi perusahaan, sejarah singkat

pendirian perusahaan, struktur organisasi, situasi dan kondisi perusahaan, letak

geografis, sarana dan prasaran perusahaan, dan sebagainya.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif ialah jenis data yang hasilnya dapat dilakukan perhitungan

dan pengukuran secara langsung (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini, data

kuantitatif yang peneliti kumpulkan berupa kuesioner atau angket kepada pegawai

PT. Indopangan Sentosa, jumlah karyawan, tingkat absensi dan turnover yang

berkaitan dengan angka, dan sebagainya.

83

2. Sumber Data

Sumber data dapat dikatakan sebagai suatu subjek, yakni asal dari mana data

tersebut dapat diperoleh (Arikunto, 2006). Adapun sumber data dapat terdiri dari hasil

observasi, dokumentasi, serta rangkaian ucapan, perkataan ataupun perilaku pada

orang-orang atau narasumber yang telah dilakukan wawancara (Tanzeh, 2006).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan data melalui dua sumber yakni:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lapangan

melalui sumber pertama. Pada sumber data primer terdapat 3 aspek (Bungin, 2010)

yaitu:

a. Person

Person merupakan suatu sumber data yang didapatkan melalui proses

wawancara langsung kepada informan (narasumber) dengan jawaban secara langsung

dengan pertanyaan yang berhubungan dengan konteks penelitian. Pada aspek ini,

peneliti berkomunikasi langsung dengan pihak terkait PT. Indopangan Sentosa

terutama pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM) atau kepegawaian seperti

manajer HRD, manajer pelaksana, supervisor, staff HRD & GA, dan sebagainya

untuk menggali informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.

b. Place

Place merupakan sumber data yang berisikan mengenai gambaran umum atau

general mengenai situasi, kondisi atau permasalahan yang terjadi pada subjek

penelitian dan memiliki relevansi atau keterkaitan dengan issue yang dibahas dalam

84

penelitian. Pada aspek ini, peneliti melakukan pengamatan langsung pada kantor

pusat PT. Indopangan Sentosa untuk melihat situasi, kondisi, atau permasalahan

secara nyata, baik dari sisi prasarana dan sarana umum, pelaksanaan produksi

perusahaan, dan sebagainya.

c. Paper

Paper ialah sumber data yang berupa dokumentasi nyata, berisikan simbol,

gambar ataupun angka. Pada aspek ini, peneliti mengumpulkan data-data berupa

berkas atau catatan progress dan report pegawai PT. Indopangan Sentosa untuk

melakukan kajian dan pembahasan penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder didapatkan melalui pengumpulan data secara tidak

langsung pada subjek penelitian. Data ini dapat berupa hasil penelitian melalui arsip,

dokumentasi, buku, atau akumulasi data statistic yang telah dilakukan pengumpulan

dan pengkajian oleh pihak lain, baik bertujuan non komersial atau komersial

(Suliyanto, 2018).

Peneliti menggunakan sumber data sekunder yang berkaitan dengan isu atau

permasalahan aspek Sumber Daya Manusia (SDM) seperti jurnal-jurnal penelitian,

skripsi, buku-buku referensi, hasil data statistik, yang berguna sebagai referensi

pembahasan permasalahan dan mendukung proses penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengukur

berbagai fenomena yang akan diamati, baik berupa fenomena sosial ataupun

85

fenomena alam. Pada penelitian ini peneliti memanfaatkan instrument penelitian

berupa kuesioner atau angket yang akan didistribusikan kepada karyawan PT.

Indopangan Sentosa untuk diisi atau dijawab setelah melewati penyusunan secara

terstruktur dan sistematis. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan terkait variabel

penelitian yakni Motivasi, Komitmen Organisasi, Kompetensi SDM, serta Kinerja.

Untuk mengumpulkan data yang dapat diolah, dikontrol dan dikoreksi dengan

baik, peneliti membentuk pertanyaan terlebih dahulu yang berbentuk data kuantitatif.

Setelah dirumuskan pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan peneliti dan relevan

dengan permasalahan perusahaan, penulis mendistribusikannya melalui kuesioner

menggunakan Skala Likert.

Skala Likert bermanfaat sebagai suatu alat untuk mengukur persepsi, pendapat

atau sikap pada sekelompok orang mengenai berbagai fenomena yang terjadi

(Suliyanto, 2018). Agar dapat mengumpulkan data dan memahami tanggapan

responden penelitian dengan baik, peneliti merumuskan pertanyaan dengan

mengaplikasikan metode Skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Pengisian

kuesioner yang dilakukan responden pada variabel penelitian Motivasi, Komitmen

Organisasi dan Kompetensi SDM Terhadap Kinerja dirumuskan menggunakan

metode Skala Likert dengan tingkatan sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Metode Skala Likert

No Pernyataan Nilai

1 Sangat tidak setuju 1

2 Tidak setuju 2

3 Netral/Ragu-ragu 3

86

4 Setuju 4

5 Sangat setuju 5

Penelitian ini menggunakan metode Skala Likert pada kuesioner yang disebarkan

kepada seluruh karyawan PT. Indopangan Sentosa dan dikumpulkan atau

dikompilasikan untuk dilakukan pengujian validitas dan rebilitas agar memenuhi

persyaratan valid dan reliabel suatu penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada saat melakukan penelitian merupakan suatu

tahapan yang sangat penting dan menjadi prioritas, karena hal ini memerlukan fokus

dan ketelitian yang tinggi. Selain itu, peneliti juga harus cermat dalam melakukan

pengumpulan data agar dapat mengambil kesimpulan yang tepat pada permasalahan

yang ditemukaan saat melakukan penelitian, karena ketersediaan data yang dimiliki

harus dipertanggungjawabkan karena berhubungan erat dengan kepentingan

perusahaan, lembaga ataupun instansi terkait.

Untuk melakukan pengumpulan data, dapat digunakan beberapa metode yang

dapat diaplikasikan. Pengaplikasian metode ini bergantung akan kebutuhan data yang

diambil. Terdapat 3 metode yang peneliti aplikasikan pada proses pengumpulan data

ini, yakni sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ialah suatu teknik pengumpulan data yang mengimplementasikan

indra saat melakukannya. Baik berupa pendengaran, penciuman, meraba, mengecap

atau melihat, yang akan dirumuskan menjadi suatu instrumen observasi berupa

87

lembar pengamatan atau panduan pengamatan. Apabila kuantitas hasil observasi

menunjukkan hasil sama yang semakin tinggi diantara observer, maka hasil

kredibilitas hasil observasi tersebut juga semakin tinggi. Sehingga hasil observasi

perlu untuk dipertanggungjawabkan dan dibandingkan jika observasi dilakukan lebih

dari satu orang (Suliyanto, 2018).

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan

langsung pada kantor pusat PT. Indopangan Sentosa yang berlokasi di Jl. Tlajung

Udik No.28, Tlajung Udik, Kec. Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat untuk mengamati

situasi, kondisi atau permasalahan yang terjadi secara aktual mengenai aspek program

atau kegiatan terkait yang peneliti butuhkan dalam pengumpulan data.

2. Wawancara

Wawancara ialah suatu metode dalam pengambilan data yang dilakukan langsung

oleh peneliti secara seksama melalui komunikasi berupa dialog dengan responden

terkait. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang peneliti butuhkan

(Suliyanto, 2018). Wawancara (interview) dilakukan melalui interaksi berupa

komunikasi langsung, antara narasumber (interviewee) yakni responden yang

memiliki sumber informasi dengan sang pewawancara (interviewer) (Yusuf, 2014).

Wawancara dapat bermanfaat untuk mendapatkan informasi atau keterangan dengan

jelas karena dilakukannya tatap muka langsung antara peneliti dengan responden.

Untuk melaksanakan wawancara secara langsung, peneliti berkomunikasi dengan

pihak terkait dari PT. Indopangan Sentosa yakni HRD Manager, General Manager,

Staff HRD & GA, dsb untuk menggali informasi dan keterangan yang lebih dalam

mengenai topik penelitian, terutama pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM).

88

3. Kuesioner

Metode kuesioner atau metode angket merupakan suatu metode yang

mengumpulkan beberapa pertanyaan tertulis yang tersusun dengan tujuan menggali

informasi dari responden mengenai hal-hal penting yang ingin diketahui (Arikunto,

2006). Kuesioner juga dapat dilakukan dengan pembagian sejumlah pertanyaan

terdaftar kepada responden yang dibagikan secara serentak pada satu waktu, serta

dijawab dengan waktu yang ada dengan standard tertentu (Suliyanto, 2018). Sebelum

didistribusikan kepada responden, kuesioner perlu dibuat dengan terstruktur dan

sistematis mungkin agar responden dapat memahami pertanyaan pada kuesioner dan

mengisi jawaban dengan baik dan benar.

Pada teknik atau metode kuesioner, peneliti menyusun pertanyaan secara

terstruktur dan sistematis dengan baik yang akan didistribusikan kepada pegawai atau

karyawan PT. Indopangan Sentosa. Peneliti menyusun pertanyaan yang berkaitan

dengan variabel bebas penelitian yakni Motivasi, Komitmen Organisasi dan

Kompetensi SDM serta pengaruhnya terhadap variabel terikat yakni Kinerja

Karyawan. Kuesioner ini peneliti bentuk agar dapat menjaring informasi yang

dibutuhkan kepada seluruh karyawan terkait secara serentak dengan waktu yang ada.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data-

data yang telah dibentuk, biasanya berupa barang tertulis. Teknik pengumpulan data

dokumentasi berguna untuk menulusuri data historis yang berkaitan dengan suatu

kejadian, situasi sosial, ataupun peristiwa pada orang atau sekelompok orang tertentu

(Yusuf, 2014). Kelebihan teknik atau metode dokumentasi disbanding dengan yang

lain ialah efisiensi pada beberapa aspek, seperti tenaga, waktu dan biaya (Dimyati,

89

2013). Hasil dari data yang dikumpulkan dari metode dokumentasi ialah data atau

informasi pada masa silam, biasasnya berbentuk berupa report, catatan

harian/bulanan/tahunan, arsip foto atau video, surat, hasil rapat, dsb.

Pada metode pengumpulan data melalui dokumentasi, peneliti menggali informasi

dan mengumpulkan data yang relevan pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM)

ataupun kepegawaian pada PT. Indopangan Sentosa. Data tersebut berbentuk progress

report, catatan harian, surat jalan atau perizinan, foto-foto. Dokumentasi data tersebut

memiliki hubungan dan kepentingan erat dengan penelitian yang sedang peneliti

lakukan, seperti data absensi karyawan, kompentensi atau kualifikasi, turnover, dan

sebagainya.

F. Metode Analisis Data

Pada hakikatnya, untuk melakukan penelitian harus menggunakan analisis data.

Analisis data dilakukan sebagai proses pengolahan data yang telah diperoleh di

lapangan untuk ditransformasikan menjadi informasi (Suliyanto, 2018). Analisis data

memiliki kegunaan untuk melakukan pengolahan data. Data yang diolah dapat berupa

data yang didapatkan melalui penggunaan rumus sesuai dengan pendekatan penelitian

mengikuti aturan-aturan yang ada.

Agar dapat memberikan hasil informasi yang bisa dilakukan analisis lebih lanjut

terhadap data tersebut, perlu dilakukan pengumpulan dan tabulasi sistematis.

Pelaksanaan analisis data dapat dilakukan melalui analisis gambaran umum

responden dan juga deskripsi jawaban responden (Suliyanto, 2018). Pengumpulan

data dilakukan oleh pengisian kuesioner oleh responden lalu dilanjutkan dengan

analisis kuesioner yang diperoleh dengan teknik pengolahan data yang sesuai. Hal ini

90

bertujuan untuk menunjukkan hasil atau suatu kesimpulan atas masalah yang telah

diteliti.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang berguna untuk menguji tingkat

kecermatan dan ketepatan. Instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila

instrument memiliki kemampuan dalam melakukan pengukuran yang cermat dan

tepat sehingga dapat memberikan nilai variabel pada informasi yang dihasilkan

(Suliyanto, 2018). Uji validitas juga dapat menilai keabsahan dan validitasnya

kuesioner serta kemampuan kuesioner untuk mengungkapkan suatu data yang akan

diukur (Ghozali, 2011)

Pada penelitian ini, uji validitas mengaplikasikan prosedur statistic pearson

correlation untuk melakukan perhitungan pada koefisien korelasi yakni antara skor

item dengan skor total. Persyaratan untuk menunjukkan bahwa instrumen valid ialah

koefisien korelasi, yaitu r = 0,3 (korelasi butir dengan skor total). Sedangkan jika

nilai r kurang dari 0,3 maka instrument dapat dikatakan tidak valid (Sugiyono, 2009).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas memiliki kegunaan untuk menghasilkan hasil pengukuran

yang dapat dipercaya melalui optimalisasi kemampuan alat ukur. Apabila dalam

implementasi pengukuran memiliki hasil yang relatif sama pada kelompok objek

yang sama ataupun aspek yang diukur tidak berubah (walaupun terdapat toleransi jika

terdapat perbedaan), maka hasil pengukuran dapat dipercaya. Sedangkan apabila

ditemukannya perbedaan pengukuran dari waktu ke waktu yang sangat besar, maka

91

dapat dikatakan hasil pengukuran tersebut tidak reliabel atau tidak dapat dipercaya

(Suliyanto, 2018).

Untuk melaksanakan pengukuran suatu kuesioner, dapat dilakukan melalui

indikator pada uji reliabilitas yang bernama Cronbach Alpha, apabila nilai dari

Cronbach Alpha > 0,7, maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang tekah digunakan

dapat dipercaya atau reliabel (Ghozali, 2011) . Uji reliabilitas memiliki hasil yang

sangat bergantung daripada keseriusan atau kesungguhan responden pada saat

melakukan pengisian kuesioner dalam menjawab setiap pertanyaan penelitian.

3. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi merupakan suatu alat dalam statistik yang berfungsi untuk

menunjukkan besaran koefisien atau hubungan linear yang terdapat pada suatu

variabel dengan variabel lainnya (Suliyanto, 2005). Pada penelitian ini, penulis

menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment (PPM), yang sudah

banyak diimplementasikan oleh berbagai ahli, peneliti, ataupun mahasiswa. Substansi

pemikiran dalam analisis korelasi Pearson Product Moment ialah perubahan yang

ada antara variabel satu dengan yang lain. Dimana jika suatu variabel dapat mengikuti

perubahan variabel yang lain, maka kedua variabel tersebut memiliki koefisien

korelasi (Pardede, 2014). Setelah melakukan pengujian statistika, peneliti melakukan

interpretasi atas angka koefisien korelasi yang telah diperoleh, maka dapat melalui

kriteria pengukuran sebagai berikut (Sarwono, 2012):

92

Analisis koefisien korelasi merupakan suatu teknik analisis yang diterapkan untuk

mencari informasi mengenai arah dan hubungan lemah atau kuatnya variabel terkait.

Arah dapat dinyatakan menjadi 2 kategori, yakni negatif atau positif. Sedangkan

hubungan koefisien korelasi dapat dibedakan menjadi 2, yakni lemah atau kuat.

Besaran nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan menjadi -1 ≤ R ≤ 1 jika:

1. Jika terdapat (-) menunjukkan adanya hubungan negatif

2. Jika terdapat (+) menunjukkan adanya hubungan positif

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh melalui pengujian statistik dapat dilakukan

interpretasi sebagai berikut:

1. Apabila diperoleh r=-1, hubungan yang terdapat pada variabel terkait

memiliki hubungan kuat yang berlawanan (apabila variabel dependen turun,

maka variabel independen akan naik, serta sebaliknya)

2. Apabila diperoleh r=+1 atau mendekati +1, hal ini menunjukkan adanya

hubungan kuat pada variabel dependen dan variabel indepennya yang

memiliki hubungan searah (jika variabel dependen naik, maka variabel

independen juga naik, sedangkan apabila variabel dependen turun, maka

variabel independen turun juga).

Pengujian koefisien korelasi yang dilakukan terhadap satu variabel dengan

variabel lainnya dapat dikatakan signifikan apabila nilai (sig)<0,05, sedangkan

93

apabila uji koefisien korelasi menunjukkan nilai (sig)<0,05, maka dapat dikatakan

bahwa kedua variabel tidak signifikan (J. Sarwono, 2007).

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Path Analysis atau yang biasa disebut dengan analisis jalur pertama

dikembangkan oleh Sewall Wright pada tahun 1934. Analisis jalur berguna sebagai

alat pada suatu metodologi penelitian yang difungsikan untuk menguji kekuatan yang

terdapat pada hubungan langsung variabel independen atau variabel bebas

(exogenous) terhadap variabel dependen atau variabel terikat (endogenous). Analisis

jalur ini merupakan analisis regresi yang diaplikasikan pada penelitian yang memiliki

variabel antara atau biasa disebut intervening atau mediating. Pada penelitian ini,

penulis menempatkan komitmen organisasi sebagai dalam variabel intervening.

Terdapat koefisien jalur dalam penelitian ini, yaitu koefisien regresi standar

(standardized regression) yang biasa disebut dengan beta (ρ) untuk memberikan

petunjuk atas pengaruh langsung pada variabel independen atau variabel bebas

dengan variabel dependen atau variabel terikat (Sandjojo, 2014).

Berikut adalah elemen-elemen dasar yang diaplikasikan pada model jalur

(Sandjojo, 2014) yaitu:

1. Diagram jalur

Diagram jalur bermanfaat sebagai alat untuk mendeskripsikan hubungan

variabel terkait, dapat berbentuk statistika ataupun konseptual. Terdapat 2 tanda pada

diagram jalur, yakni (↔) atau tanda panah yang memiliki ujung ganda sebagai

petunjuk atas hubungan yang memiliki korelasi, serta (→) atau tanda panah yang

94

memiliki ujung satu arah sebagai petunjuk atas hubungan yang memilliki pengaruh

langsung atau kausal (Akdon, 2007). Kedua diagram ini digunakan untuk menguji

pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y).

2. Variabel eksogen dan endogen

Secara umum, penelitian yang mengimplementasi metode jalur pada

penelitiannya memiliki dua variabel independen atau variabel bebas (eksogen), satu

variabel dependen atau terikat (endogen), serta satu variabel antara yang biasa disebut

dengan intervening atau mediating. Pada penelitian ini penulis menempatkan

Motivasi dan Kompetensi SDM sebagai variabel eksogen, Kinerja sebagai variabel

endogen, serta Komitmen Organisasi sebagai variabel intervening atau mediating.

3. Koefisien jalur

Koefisien jalur biasa dilambangkan dengan koefisien beta (ρ) sebagai regresi

baku. Contoh aplikasinya adalah ρy1x1 untuk menggambarkan koefisien jalur pada

penelitian merupakan koefisien beta atau regresi yang baku. Sebagai contoh yaitu

ρy1x1 merupakan salah satu koefisien jalur yang menunjukkan pengaruh langsung

variabel eksogen X1 yakni Motivasi terhadap variabel endogen Y1 yakni Komitmen

Organisasi.

4. Persamaan struktural analisis jalur,

Persamaan ini berfungsi sebagai petunjuk bagi variabel endogen yang akan

menentukan beberapa variabel eksogen. Adapun persamaannya adalah sebagai

berikut:

Struktur I : Y = ρ + ρ +

95

Struktur II : Z = ρ + ρ + ρzy +

Keterangan :

Y = Komitmen Organisasi

Z = Kinerja Karyawan

X1 = Motivasi

X2 = Kompetensi SDM

ρ = Koefisien Jalur

= Error

5. Kesalahan sisa (Residual Error)

Residual Error digunakan sebagai penunjuk bagi faktor residual ataupun

variabel yang akan menjelaskan bahwa variabel lain mempunyai pengaruh pada

variabel endogen, namun tidak dilakukan penelitian.

5. Uji Hipotesis

Hipotesis memiliki makna sebagai suatu hal atau pernyataan yang

kebenerannya harus diuji (Pangestu, 2005). Hipotesis merupakan arti dari dua kata,

yakni hypo yang bermakna kurang atau lemah, serta thesis yakna bermakna pendapat

atau kebenaran. Melalui makna dua kata ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis

memiliki arti sebagai suatu peryataan yang masih memiliki kekurangan dan

kelemahan dan perlu untuk dilakukan pengujian terhadap kebenarannya, karena

hipotesis dapat bertransformasi menjadi suatu pendapat, thesa, ataupun teori jika

telah dilakukan pengujian menggunakan suatu metode ilmiah (Suliyanto, 2018).

96

a. Uji Koefisiensi Determinasi (

Untuk melakukan inti pengukuran mengenai kapabilitas model seberapa jauh

untuk menjelaskan variabel dependen atau variasinya, langkah pertama yakni

pengujuian hipotesis pada koefisien determinasi yang bertujuan untuk melihat

besaran nilai Adjusted R2. Hal ini berguna untuk menilai seberapa jauh variabel bebas

yakni Motivasi, Komitmen Organisasi dan Kompetensi SDM serta pengaruhnya

terhadap Kinerja Karyawan. Besaran nilai pada Adjusted R2 harus berada diantara

(interval) 0 dan 1. Apabila nilai Adjusted R2 terdeteksi berada pada angka 1 (bernilai

besar), maka prediksi variabel dependen telah berhasil karena variabel bebas telah

berkontribusi untuk memberikan hampir semua informasi (Ghozali, 2011).

Pengaplikasian koefisien determinasi secara umum pada data runtun waktu

(time series) memiliki nilai koefisien determinisi yang relatif lebih tinggi,

dibandingkan dengan penggunaan pengaplikasian koefisien determinasi pada data

silang (crossection) yang relative lebih rendah. Hal ini disebabkan karena ditemukan

adanaya variabel yang besar antara masing-masing pengamatan (Ghozali, 2011).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pada model analisis jalur (path analysis) penelitian ini, Uji F digunakan untuk

membuktikan bahwa variabel independen memiliki pengaruh secara silmultan pada

variabel dependen. Uji Statistik F diaplikasikan untuk melakukan pengujian pada

variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen, melalui

signifikansi yang bernilai 0,05 untuk memberikan kesimpulan (Ghozali, 2011).

Uji statistik dapat bermanfaat dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh

dari variabel bebas atau independen secara bersamaan terhadap variabel terikat atau

97

dependen. Adapun pengaruh secara bersamaan pada variabel bebas terhadap variabel

terikat dapat diketahui jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (H0 ditolak dan H1

diterima). Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (H0 diterima dan

Ha ditolak) maka tidak terdapat pengaruh pada variabel bebas terhadap variabel

terikat (Ghozali, 2013).

c. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Uji t hitung atau uji parsial berguna untuk melakukan penelitian dalam

mencari tahu pengaruh yang ada diantara variabel independen dan variabel dependen

secara parsial. Uji t hitung atau uji parsial diaplikasikan agar mengetahui pengaruh

signifikan yang terdapat pada masing-masing variabel independen yakni Motivasi dan

Kompetensi SDM, terhadap dua variabel dependen yakni Komitmen Organisasi dan

Kinerja Karyawan, sehingga nilai t hitung dapat dilakukan perbandingan melalui

derajat kepercayaannya (Ghozali, 2011).

H0 dapat diterima jika sig lebih besar dari 0,05. Sedangkan H0 dapat ditolak

jika sig t lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen apabila hasil menunjukkan H0

ditolak (Ghozali, 2011).

Hal yang menjadi kriteria pada Uji t Hitung atau Uji parsial dapat dijelakan

sebagai berikut:

1. Uji hipotesis melalui perbandingan F hitung dengan F tabel

a. Jika t hitung > t tabel, serta H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

98

b. Jika t hitung < t tabel, serta H0 diterima dan Ha ditolak, dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Uji hipotesis berdasarkan Signifikansi

a. Apabila nilai atau angka sig > 0,05, maka H0 diterima.

b. Apabila nilai atau angka sig < 0,05, maka H0 ditolak.

6. Uji Sobel

Uji sobel berasal dari teori yang dikembangkan oleh Sobel (1982) bernama Sobel

test. Pada suatu penelitian, uji sobel berfungsi untuk mengetahu pengaruh tidak

langsung yang terdapat pada variabel bebas (X) kepada variabel terikat (Y) dengan

variabel intervening (Z), dimana jika nilai t hitung hitung > t tabel dapat diperoleh

informasi adanya pengaruh mediasi (Herlina, 2018). Prosedur sobel test ialah alat

pengujian dalam hipotesis mediasi yang menguji kekuatan pengaruh tidak langsung

melalui rumus sebagai berikut (Ghozali, 2011):

sab = √

Melalui keterangan sebagai berikut:

sab : besaran nilai standard error pada pengaruh tidak langsung

a : jalur variabel bebas (X) dengan variabel intervening (Y)

b : jalur variabel intervening (Y) dengan variabel terikat (Z)

sa : standar error koefisien a

99

sb : standar error koefisien b

Sedangkan untuk melakukan pengujian signifikansi yang dimiliki oleh

pengaruh tidak langsung tersebut, dilakukan perhitungan nilai t pada koefisien ab

dengan rumus berikut:

t =

Setelah melakukan perhitungan, nilai t hitung yang diperoleh dibandingan

dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung > nilai t tabel maka dapat disimpulkan

adanya pengaruh mediasi. Asumsi sobel test membutuhkan jumlah sampel yang

cukup besar, sedangkan jika jumlah sampel kecil, uji sobel dapat menjadi kurang

konservatif (Ghozali, 2016).

G. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian berguna sebagai sebuah atribut, nilai dan juga sifat

pada objek dan kegiatan yang memiliki suatu variasi berbeda, untuk menjadikan

sumber peneliti dalam memberikan kesimpulan (Sugiyono, 2012). Berikut adalah

variabel yang digunakan pada penelitian ini:

a. Variabel Independen

Variabel bebas adalah variabel yang dapat memberikan pengaruh, sebab atau

menjadi suatu faktor atas timbulnaya variabel terikat (Sugiyono, 2014). Variabel

bebas juga biasa disebut dengan variabel predictor, antecedent, stimulus atau

exogenous. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yakni Motivasi (X1)

dan Kompetensi SDM (X2).

b. Variabel Intervening

100

Variabel intervening merupakan variabel yang dapat menimbulkan dampak

atas fenomena yang akan dilakukan penelitian dan menjadi faktor yang teoritis,

namun tidak terlihat, serta tidak dapat dilakukan manipulasi dan pengukuran terhadap

hal tersebut (Tuckman dalam Sugiyono (2014)) Variabel intervening berfungsi

sebagai mediator atau penyela yang terletak diantara variabel independen dan

dependen, sehingga secara tidak langsung variabel independen dapat mempengaruhi

perubahan pada variabel dependen. Pada penelitian ini terdapat Komitmen Organisasi

(Y1) yang berada sebagai variabel intervening.

c. Variabel Dependen

Variabel dependen ialah variabel yang memiliki posisi sebagai variabel yang

dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas (Sugiyono, 2014). Variabel dependen

juga biasa disebut dengan variabel terikat, kriteria, konsekuen, output, serta

endogenous. Pada penelitian ini, Kinerja Karyawan (Y2) menjadi variabel dependen.

Indikator penelitian pada variabel-variabel penelitian ini dapat

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Motivasi (X1)

(McCelland

dalam Rivai,

20009)

1. Kebutuhan

akan prestasi

(need for

achievement)

1. Pemenuhan standar kinerja yang

telah ditetapkan perusahaan

2. Ambisi dalam peningkatan

kemampuan yang dimiliki

3. Karyawan memiliki keinginan untuk

mencapai prestasi

Likert

101

2. Kebutuhan

akan kekuasaan

(need for power)

1. Memiliki keinginan untuk mempuyai

tanggung jawab atas orang lain

2. Memiliki keinginan untuk berkuasa

atas orang lain

3. Kemauan untuk memberikan

dorongan pada rekan kerja

3. Kebutuhan

akan hubungan

(need for

affiliation)

1. Kemampuan untuk menjalin

hubungan yang baik dan harmonis

kepada rekan kerja

2. Kompetensi SDM

(X2) (Zohar

dan Marshall,

2000)

1. Kompetensi

Intelektual

1. Keterampilan karyawan dalam

melakukan penyelesaian masalah

pekerjaan yang dihadapi

2. Karyawan memiliki pengetahuan,

kemampuan dan profesionalitas dalam

melaksanakan pekerjaan yang diberikan

perusahaan

3. Karyawan dapat melakukan

pengeloaan informasi diiringi dengan

inisiatif yang muncul dalam diri

Likert

2. Kompetensi

Emosional

1. Karyawan memiliki kepercayaan diri

melaksanakan pekerjaan

2. Karyawan dapat melakukan adaptasi

dengan baik dengan lingkungan

pekerjaan

102

3. Kemampuan untuk mengendalikan

emosi atas orang lain

3. Kompetensi

Sosial

1. Membangun hubungan kerja yang

baik

2. Karyawan dapat memahami tugas

dari atasan atau memberikan arahan

kepada bawahan

3. Karakter kepemimpinan dalam tim

3. Komitmen

Organisasi (Y1)

(Panggabean,

2004)

1. Komitmen

afektif

(Affective

Commitment)

1. Karyawan mempunyai perasaan

menjadi bagian perusahaan

2. Karyawan memiliki perasaan andil

atau ikut serta dalam kepemilikan

perusahaan

3. Karyawan memiliki ikatan emosional

dengan perusahaan

Likert

2. Komitmen

berkelanjutan

(Continuance

Comitmment)

1. Mudah untuk menjalin ikatan dengan

orang lain

2. Perasaan bahwa masalah perusahaan

merupakan masalah karyawan

3. Kemauan untuk melakukan usaha

dalam meraih kesuksesan perusahaan

diluar batas normal

3. Komitmen

normatif

(Normative

1. Karyawan memiliki perasaan jika

keluar untuk meninggalkan perusahaan

membutuhkan suatu pertimbangan dan

103

Commitment) pengorbanan diri sendiri

2. Kebutuhan untuk tinggal atau

menetap pada perusahaan

3. Terdapat risiko atau konsekuensi

negatif yang dipikul apabila ingin

meninggalkan perusahaan

4. Kinerja Karyawan

(Y2)

(Robbins, 2006)

1. Kuantitas 1. Target atau beban kerja yang

diberikan perusahaan dapat diselesaikan

dengan baik

Likert

2. Kualitas 1. Hasil atau output kerja yang

dihasilkan karyawan memiliki kualitas

optimal

3. Ketepatan

waktu

1. Waktu yang digunakan dalam proses

pekerjaan maksimal

2. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan

tepat waktu

4. Kehadiran 1. Tingkat kehadiran karyawan dalam

melakukan pekerjaan

5. Kemampuan

kerja sama

1. Karyawan dapat membina dan

membangun kerja sama dengan rekan

kerja dengan baik

104

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Indopangan Sentosa

PT. Indopangan Sentosa merupakan perusahaan produsen makanan yang bergerak

di bidang industri Food and Beverage (F&B). Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya

Tlajung Udik No. 28 Gunung Putri-Bogor, Indonesia. PT. Indopangan Sentosa

memiliki pandangan bahwa makanan memiliki bagian esensial dalam kehidupan dan

menjadi kebutuhan mendasar atau underlying value. PT. Indopangan Sentosa terdiri

dari tim profesional dengan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dan

dalam, berintegrasi untuk menciptakan produk terbaik di industri Food and Beverage

(F&B).

Terinspirasi oleh kualitas rempah-rempah lokal dan impor terbaik, PT.

Indopangan Sentosa berdiri sejak tahun 2002 dengan manufaktur produk melalui

proses kering atau dried processed, diikuti dengan manufaktur produk proses basah

atau wet processed pada tahun 2012. PT. Indopangan Sentosa menghantarkan produk

kepada konsumen melalui penjualan retail dan juga bussiness to business (B2B)

dengan distribusi produk terbaik dan reliabel. PT. Indopangan Sentosa percaya bahwa

suatu makanan harus special. Profesionalisme internal perusahaan mempunyai

dedikasi untuk memberikan pelayanan terbaik demi menciptakan produk yang lezat

dan bernutrisi kepada konsumen melalui operator dan chef handal di bidangnya.

PT. Indopangan Sentosa memiliki merek atau brand utama yang bernama

McLewis. Produk makanan ini terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama yakni

105

Spreads and Dressings (Premium Mayonnaise, Original Mayonnaise, Sweet

Mayonnaise, Thousand Island, dsb), yang kedua yakni Table Condiment (Chilli

Sauce Premium, Tomato Sauce Value, dsb) dan juga Seasoning Condiments

(Barbeque Sauce, Black Pepper Sauce, Cheese Sauce, Spaghetti Sauce, dsb). Seluruh

produk ini telah melewati proses produksi pangan terbaik dengan memperhatikan

nutrisi optimal yang penting bagi tubuh. PT. Indopangan Sentosa juga telah memiliki

sertifikasi jaminan halal serta sertifikasi lainnya terkait jaminan pangan. Seluruh

produk ini didistribusikan hampir ke seluruh Indonesia, yakni 32 provinsi dengan

kapasitas gudang yang luas untuk menjamin kebutuhan stok konsumen dan juga

armada pengiriman yang terjamin ketepatan waktunya untuk sampai tujuan yang

ditentukan.

2. Visi dan Misi PT. Indopangan Sentosa

1. Visi

Menjadi produk Food and Beverage (F&B) terkemuka.

2. Misi

Menyediakan produk yang aman, bermutu tinggi, halal, sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku, disertai layanan terbaik dan komitmen

untuk perbaikan terus menerus.

3. Nilai Budaya Kerja

Together - Better – Stronger, yaitu Bersama bekerja, berfikir, bersinergi,

memberi, melayani untuk menjadikan lebih baik, sehingga menjadi

kesatuan yang lebih kuat dan menguatkan.

106

4. Struktur Organisasi PT. Indopangan Sentosa

President Director

Operation Director

Production &

Engineering

Manager

Purchasing &

PPIC Manager

Head

of

Prod.

Head

of

Eng.

Foreman

Operator

Helper

Adm

&

Eng.

Purch.

Staff

Import

Staff

PPIC

Staff

WH

Adm.

Prod.

Adm

Operator WH

Raw Material

RMB & RMP

General

Admin

QC &

QA

Manager

Head

of

QC

Head

of

QA

Lab

QC

Line

Micro

Inc.

Lab

Project

Manager

Teknik Proyek

Kontraktor-

Harian Lepas

Building

Maintenance

HRD &

GA

Manager

HRD

&

GA Staff

Head

of

GA

Op.

Tungku

& Genset

Security

&

Checker

Keb.

Areal

Secretary

Finance

Staff

Marketing

Manager

MKT

& IT

Staff

Management Representative

Gambar 4. 1

Struktur Organisasi PT.Indopangan Sentosa

107

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Profil Responden

Pada penelitian ini, penulis mendistribusikan kuesioner kepada seluruh responden

yakni seluruh karyawan tetap PT. Indopangan Sentosa yang berjumlah 59 karyawan.

Penulis bekerja sama dengan pihak kepegawaian atau personalia yakni departemen

HRD & GA untuk melakukan distribusi secara menyeluruh kepada semua pegawai.

Pada penelitian ini karakteristik responden terkait dibagi menjadi 4 bagian demografi

sesuai profilnya masing-masing, yakni berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan

terakhir dan masa kerja.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4. 1

Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia

No Kelompok Usia Jumlah Responden Presentase

1. 20-30 tahun 31 52,54%

2. 31-40 tahun 16 27,12%

3. 41-50 tahun 8 13,56%

4. >50 tahun 4 6,78%

Total 59 100%

Berdasarkan tabel 4.1.2 diatas dapat diketahui bahwa responden terkait

penelitian, yakni karyawan tetap PT. Indopangan Sentosa mayoritas berada di rentang

usia 20-30 tahun yang berjumlah 31 orang atau sebanyak 52,54%. Sedangkan

responden dengan rentang usia 31-40 tahun berjumlah 16 orang atau sebanyak

27,12%, usia 41-50 tahun berjumlah 8 orang atau sebanyak 13,56% dan usia diatas 50

tahun berjumlah 4 orang atau 6,78%. Hal ini menjadi indikator bahwa PT.

Indopangan Sentosa mempunyai aset berupa karyawan tetap yang didominasi oleh

usia cukup muda yakni 20-30 tahun.

108

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. 2

Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 32 54,24%

2. Perempuan 27 45,76%

Total 59 100%

Berdasarkan tabel 4.1.2 diatas dapat diketahui bahwa responden terkait pada

penelitian ini didominasi oleh pegawai dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah

32 orang atau sebanyak 54,24%, sedangkan sisanya yakni berjenis kelamin

perempuan sebanyak 27 orang atau sebanyak 45,76%. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas karyawan atau pegawai PT. Indopangan Sentosa didominasi oleh jenis

kelamin laki-laki. Hal tersebut disebabkan karena PT. Indopangan Sentosa

merupakan food industry atau pabrik produsen bahan makanan yang membutuhkan

kemampuan teknis atau keterampilan pekerjaan lapangan, serta adanya sistem shifting

pada jam kerja malam yang membutuhkan tenaga laki-laki lebih besar dibandingkan

perempuan.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4. 3

Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1. S1 10 16,95%

2. D3 6 10,17%

3. SMA 2 3,39%

4. SMK 41 69,64%

5. SMP 0 0,00%

109

6. SD 0 0,00%

Total 59 100%

Berdasarkan tabel 4.1.3 diatas dapat diketahui bahwa responden terkait

pada penelitian ini didominasi oleh karyawan yang memiliki latar belakang

pendidikan terakhir SMK yakni berjumlah 41 orang atau sebanyak 69,64%.

Sedangkan latar belakang selanjutnya yaitu S1 berjumlah 10 orang atau

sebanyak 16,95%, D3 berjumlah 6 orang atau sebanyak 10,17%, SMA

berjumlah 2 orang atau sebanyak 9,48% serta tidak ada lulusan SMP dan SD.

Hal ini menunjukkan bahwa dominasi latar belakang pendidikan terakhir

pegawai SMK paling dibutuhkan oleh PT. Indopangan Sentosa, mengingat

lulusan SMK memiliki kesiapan kerja lebih tinggi dibandingkan SMA diiringi

kemampuan teknis dasar dengan usia yang sangat muda dan produktif.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4. 4

Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Masa Kerja

No. Masa Kerja Jumlah Presentase

1. <3 tahun 21 35,59%

2. 3-5 tahun 21 35,59%

3. 6-8 tahun 10 16,95%

4. >8 tahun 7 11,86%

Total 59 100%

Berdasarkan tabel 4.1.4 diatas dapat diketahui bahwa responden terkait pada

penelitian ini yaitu karyawan PT. Indopangan Sentosa didominasi oleh karyawan

dengan masa kerja <3 tahun dan 3-5 tahun yang berjumlah 42 orang atau sebanyak

71,18%. Sedangkan untuk selanjutnya yaitu karyawan yang memiliki masa kerja 6-8

110

tahun berjumlah 10 orang atau sebanyak 16,95% dan yang lebih dari 8 tahun

berjumlah 7 orang atau sebanyak 11,86%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT.

Indopangan Sentosa didominasi oleh karyawan pada rentang masa kerja 0-5 tahun

dimana karyawan memiliki pengalaman atau inovasi baru diiringi minat kerja yang

tinggi.

2. Distribusi Jawaban Responden

Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisis pada kuesioner atau angket yang

telah didistribusikan dan diisi oleh responden. Isi dari sampel penelitian ini

merupakan karyawan tetap yang terdapat pada PT. Indopangan Sentosa yaitu

sebanyak 59 karyawan. Tahap analisis ini terdiri atas pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan indikator dan variabel yang ada.

a. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi (X1)

Tabel 4. 5

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi (X1)

No. Pertanyaan STS TS N S SS Total

1 Pekerjaan yang saya laksanakan

telah memenuhi standar kinerja

yang ditetapkan perusahaan

0,00% 23,73% 18,64% 54,24% 3,39%

100%

2 Ambisi yang terdapat dalam diri

saya dapat meningkatkan

kemampuan diri sendiri

0,00% 13,56 27,12% 54,24% 5,08%

100%

3 Saya telah memperoleh prestasi

dalam pekerjaan yang saya

laksanakan

0,00% 8,47% 27,12% 54,24% 10,17%

100%

4 Saya memiliki rasa bertanggung

jawab untuk membantu rekan kerja

saya

0,00% 18,64% 20,34% 55,93% 5,08%

100%

111

5 Saya ingin memiliki pengaruh agar

orang lain mengikuti cara saya

dalam melaksanakan sesuatu

0,00% 13,56% 27,12% 59,32% 0%

100%

6 Saya memiliki kemauan untuk

memberikan dorongan kepada rekan

kerja

0,00% 10,17% 25,42% 62,71% 1,69%

100%

7 Hubungan kerja harmonis dengan

rekan kerja dapat saya bangun

dengan baik

0,00% 6,78% 27,12% 62,71% 3,39%

100%

Mean 0,00% 13,56% 24,7% 57,63% 4,12% 100%

Berdasarkan tabulasi hasil kuesioner variabel Motivasi (X1) diatas, jawaban

responden terbanyak ialah ―setuju‖ dengan jumlah sebanyak 57,63%. Dominasi

kuesioner yang paling berpengaruh atau memiliki persentase paling tinggi yaitu

mengenai kemauan karyawan untuk memberikan dorongan pada rekan kerja dan

kemampuan karyawan untuk membangun hubungan kerja dengan baik dengan rekan

kerja, yakni sama sebesar 62,71%. Disamping itu terdapat respon berupa keraguan

(N) karyawan sebanyak 24,7% dan tidak setuju sebanyak 13,56% Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian karyawan memiliki tingkat motivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang belum optimal dan kemampuan membina hubungan

kerja yang perlu ditingkatkan.

b. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kompetensi SDM (X2)

Tabel 4. 6

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kompetensi SDM (X2)

No. Pertanyaan STS TS N S SS Total

1 Saya memiliki keterampilan dalam

menyelesaikan beragam tugas atau

pekerjaan

0,00% 6,78% 13,56% 61,02% 18,64%

100%

2 Saya memiliki pengetahuan atas bidang pekerjaan yang saya

0,00% 13,56% 22,03% 49,15% 15,25%

100%

112

jalankan

3 Saya memiliki kemampuan untuk

mengoperasikan pekerjaan yang

diberikan kepada saya

0,00% 8,47% 25,42% 50,85% 15,25%

100%

4 Saya selalu berusaha untuk

menerapkan profesionalitas dalam

menjalankan pekerjaan

0,00% 22,03% 20,34% 42,37% 15,25%

100%

5 Saya mampu untuk mengelola

informasi diiringi dengan inisiatif

yang muncul dalam diri sendiri

0,00% 18,64% 15,25% 54,24% 11,86%

100%

6 Saya memiliki kepercayaan diri

dalam melaksanakan pekerjaan 0,00% 18,64% 11,86% 54,24% 15,25% 100%

7 Saya mampu untuk beradaptasi

dengan baik dengan lingkungan

pekerjaan

0,00% 18,64% 16,95% 50,85% 13,56%

100%

8 Saya mampu untuk mengendalikan

emosi kepada orang lain 0,00% 22,03% 23,73% 38,98% 15,25%

100%

9 Tugas yang diberikan oleh atasan

saya kepada saya dapat saya pahami

dengan baik

0,00% 8,47% 22,03% 54,24% 15,25%

100%

10 Saya dapat memberikan arahan

yang baik kepada bawahan saya

0,00% 23,73% 25,42% 40,68% 10,17%

100%

11 Saya memiliki karakter

kepemimpinan dalam tim 0,00% 22,03% 10,17% 50,85% 16,95%

100%

Mean 0,00% 16,64% 18,8% 49,77% 14,79% 100%

Berdasarkan tabulasi hasil kuesioner variabel Kompetensi SDM (X2) diatas, jawaban

responden terbanyak ialah setuju (S) dengan jumlah sebanyak 49,77%. Dominasi

kuesioner yang paling berpengaruh atau memiliki persentase paling tinggi yaitu

keterampilan karyawan dalam melakukan penyelesaian berbagai tugas dan pekerjaan,

yakni sama sebesar 61,02%. Disamping itu terdapat respon berupa keraguan (N)

karyawan sebanyak 18,8% dan tidak setuju sebanyak 16,64% Hal ini menunjukkan

113

bahwa masih terdapat aspek kemampuan karyawan yang perlu ditingkatkan dan

pengendalian emosi yang lebih baik.

c. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (Y)

Tabel 4. 7

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Komitmen Organisasi (Y)

No. Pertanyaan STS TS N S SS Total

1 Saya memiliki perasaan dalam

menjadi bagian dalam perusahaan

0,00% 11,86% 30,51% 42,37% 15,25%

100%

2 Saya memiliki perasaan untuk andil

atau ikut serta dalam kepemilikan

perusahaan

1,69% 5,08% 27,12% 54,24% 11,86%

100%

3 Terdapat ikatan emosional antara

diri saya dengan perusahaan 0,00% 10,17% 32,2% 49,15% 8,47%

100%

4 Saya memiliki kemudahan untuk

menjalin ikatan dengan orang lain 0,00% 16,95% 18,64% 50,85% 13,56%

100%

5 Saya merasa bahwa masalah

perusahaan merupakan masalah

saya

0,00% 5,08% 35,59% 44,07% 15,25%

100%

6 Saya memiliki kemauan untuk

melaksanakan usaha dalam

mencapai kesuksesan perusahaan

diluar batas normal

0,00% 13,56% 18,64% 57,63% 10,17%

100%

7 Untuk keluar atau meninggalkan

perusahaan ini, saya memerlukan

pertimbangan dan pengorbanan diri

sendiri

1,69% 5,08% 23,73% 55,93% 13,56%

100%

8 Saya memiliki kebutuhan untuk

tinggal atau menetap pada

perusahaan

0,00% 11,86% 18,64% 52,54% 16,95%

100%

9 Saya memahami bahwa terdapat

risiko atau konsekuensi negatif yang

akan saya hadapi apabila saya

0,00% 15,25% 22,03% 40,68% 22,03%

100%

114

meninggalkan perusahaan

Mean 0,38% 10,55% 25,24% 49,72% 14,12% 100%

Berdasarkan tabulasi hasil kuesioner variabel Komitmen Organisasi (Y) diatas,

jawaban responden terbanyak ialah setuju (S) dengan jumlah sebanyak 49,72%.

Dominasi kuesioner yang paling berpengaruh atau memiliki persentase paling tinggi

yaitu mengenai niat karyawan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai

kesuksesan dalam perusahaan, yakni sebesar 57,63%. Disamping itu terdapat respon

berupa keraguan karyawan sebanyak 25,24% (N) dan sangat setuju sebanyak 14,12%

(SS). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan memiliki ikatan emosional

yang kurang baik dengan perusahaan.

d. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Tabel 4. 8

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Karyawan (Z)

No. Pertanyaan STS S N S SS Total

1 Target atau beban kerja yang

diberikan perusahaan kepada saya

dapat saya selesaikan dengan baik

0,00% 13,56% 27,12% 55,93% 3,39%

2 Saya mampu memberikan hasil atau

output kerja yang berkualitas dan

optimal

0,00% 13,56% 38,98% 45,76% 1,69%

3 Waktu pelaksanaan kerja yang

ditetapkan perusahaan dapat saya

gunakan dengan maksimal

0,00% 11,86% 13,56% 62,71% 11,86%

4 Saya dapat menyelesaikan

pekerjaan dengan tepat waktu 0,00% 11,86% 22,03% 61,02% 5,08%

5 Saya selalu hadir dalam

menyelesaikan pekerjaan yang saya

miliki

0,00% 15,25% 25,42% 54,24% 5,08%

6 Hubungan kerja sama dengan rekan kerja dapat saya bina dengan baik

0,00% 13,56% 30,51% 50,85% 5,08%

115

Mean 0,00% 13,28% 26,27% 55,08% 5,37%

Berdasarkan tabulasi hasil kuesioner variabel Kinerja Karyawan (Z) diatas, jawaban

responden terbanyak ialah setuju (S) dengan jumlah sebanyak 55,08%. Dominasi

kuesioner yang paling berpengaruh atau memiliki persentase paling tinggi yaitu

karyawan memaksimalkan penggunaan waktu kerja yang diberikan dengan baik,

yakni sama sebesar 62,71%. Disamping itu terdapat respon berupa keraguan (N)

karyawan sebanyak 26,27% dan tidak setuju sebanyak 13,28% Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian karyawan memiliki kualitas output kerja dan tingkat kehadiran yang

C. Pembahasan

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pada suatu penelitian, uji validitas memiliki kegunaan sebagai alat atau

instrumen yang mengukur dan menguji variabel (Suliyanto, 2018). Untuk melakukan

penelitian selanjutnya, penulis melakukan percobaan pada beberapa butir kuesioner

untuk menguji tingkat validitas. Penelitian ini menggunakan pearson correlation atau

r hitung yang terdapat pada aplikasi SPSS. Syarat untuk memberikan pernyataan

bahwa butir instrumen kuesioner dikatakan valid ialah korelasi butir soal dengan skor

total harus melebihi 0,3 atau r > 0,3 (Sugiyono, 2009). Pada penelitian ini penulis

mendistribusikan kuesioner kepada seluruh pegawai PT. Indopangan Sentosa dengan

total pertanyaan berjumlah 33 butir. Adapaun kuesioner yang disebarkan terdiri dari 4

variabel, yaitu variabel Motivasi (X1) sebanyak 7 pertanyaan, variabel Kompetensi

SDM (X2) sebanyak 11 pertanyaan, variabel Komitmen Organisasi (Y) sebanyak 9

116

pertanyaan dan variabel Kinerja Karyawan (Z) sebanyak 6 pertanyaan. Hasil

perumusan uji validitas dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

1. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)

Tabel 4. 9

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)

Item Pertanyaan Pearson Correlation

(r hitung)

Nilai Signifikansi

(Sig. 2 tailed)

Keterangan

M1 0,710 0,000 Valid

M2 0,600 0,000 Valid

M3 0,684 0,000 Valid

M4 0,641 0,000 Valid

M5 0,622 0,000 Valid

M6 0,522 0,000 Valid

M7 0,589 0,000 Valid

2. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi SDM (X2)

Tabel 4. 10

Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi SDM (X2)

Item Pertanyaan Pearson Correlation

(r hitung)

Nilai Signifikansi

(Sig. 2 tailed)

Keterangan

KS1 0,493 0,000 Valid

KS2 0,587 0,000 Valid

KS3 0,516 0,000 Valid

KS4 0,682 0,000 Valid

KS5 0,731 0,000 Valid

KS6 0,702 0,000 Valid

KS7 0,543 0,000 Valid

KS8 0,761 0,000 Valid

KS9 0,567 0,000 Valid

KS10 0,545 0,000 Valid

KS11 0,622 0,000 Valid

117

3. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (Y)

Tabel 4. 11

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (Y)

Item Pertanyaan Pearson Correlation

(r hitung)

Nilai Signifikansi

(Sig. 2 tailed)

Keterangan

KO1 0,794 0,000 Valid

KO2 0,663 0,000 Valid

KO3 0,612 0,000 Valid

KO4 0,755 0,000 Valid

KO5 0,677 0,000 Valid

KO6 0,703 0,000 Valid

KO7 0,704 0,000 Valid

KO8 0,670 0,000 Valid

KO9 0,635 0,000 Valid

4. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Tabel 4. 12

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Item Pertanyaan Pearson Correlation

(r hitung)

Nilai Signifikansi

(Sig. 2 tailed)

Keterangan

KK1 0,753 0,000 Valid

KK2 0,567 0,000 Valid

KK3 0,734 0,000 Valid

KK4 0,718 0,000 Valid

KK5 0,569 0,000 Valid

KK6 0,741 0,000 Valid

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan yang

terdapat pada kuesioner dapat dikatakan valid, karena setiap butir pertanyaan

mempunyai nilai pearson correlation atau r hitung yang lebih dari 0,3 (r > 0,3) dan

juga nilai signifikansi (Sig. 2 tailed) kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

118

bahwa penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya karena seluruh variabel yakni

motivasi, kompetensi SDM, komitmen organisasi dan kinerja karyawan lulus uji

validitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas memiliki fungsi untuk memberikan hasil pengukuran data

yang dapat dipercaya oleh optimalisasi alat ukur, sehingga data tersebut dapat

dinyatakan reliabel atau terpercaya (Suliyanto, 2018). Suatu instrumen kuesioner

dapat dinyatakan reliabel jika telah lulus kriteria reliabilitas yakni nilai Cronbach’s

Alpha melebihi 0,7 (Ghozali, 2011). Sehingga untuk mendapatkan hasil uji

reliabilitas yang baik, seluruh responden perlu untuk mengisi atau menjawab seluruh

butir pertanyaan pada kuesioner dengan serius atau sungguh-sungguh. Pada penelitian

ini, penulis melakukan perumusan koefisien Cronbach’s Alpha dengan menggunakan

aplikasi SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 25.0. Hasil perumusan

uji reliabilitas seluruh variabel dapat diketahui melalui tabel berikut ini:

Tabel 4. 13

Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Variabel

Variabel Cronbach’s Alpha N of items Keterangan

Motivasi (X1) 0,740 7 Reliabel

Kompetensi SDM (X2) 0,837 11 Reliabel

Komitmen Organisasi (Y) 0,862 9 Reliabel

Kinerja Karyawan (Z) 0,768 6 Reliabel

Melalui tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel mempunyai

besaran nilai Cronbach’s Alpha yang lebih dari 0,7. Adapun nilai Cronbach’s Alpa

pada variabel Motivasi (X1) sebesar 0,712, variabel Kompetensi SDM (X2) sebesar

0,816, variabel Komitmen Organisasi (Y) sebesar 0,785 dan variabel Kinerja

119

Karyawan (Z) sebesar 0,724. Berdasarkan keempat nilai Cronbach’s Alpha pada

seluruh variabel dapat disimpulkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel dan

terpercaya sehingga dapat digunakan dalam analisis data penelitian ini.

2. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk

melakukan perhitungan atau pengujian statistika terhadap derajat hubungan linear

pada suatu variabel dengan variabel lainnya (Suliyanto, 2005). Pada penelitian ini,

penulis melakukan analisis koefisien korelasi kepada seluruh variabel yang terdapat

dalam penelitian menggunakan aplikasi SPSS 25 dengan uji koefisien korelasi

(pearson correlation) untuk mengetahui tingkat derajat atau kualitas hubungan yang

ada pada satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk melakukan interpretasi angka

koefisien korelasi dengan lebih baik, maka dapat melalui kriteria pengukuran sebagai

berikut (Jonathan Sarwono, 2012):

Analisis koefisien korelasi merupakan suatu teknik analisis yang diterapkan

untuk mencari informasi mengenai arah dan hubungan lemah atau kuatnya variabel

terkait. Arah dapat dinyatakan menjadi 2 kategori, yakni negatif atau positif.

Sedangkan hubungan koefisien korelasi dapat dibedakan menjadi 2, yakni lemah

atau kuat. Besaran nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan menjadi -1 ≤ R ≤ 1 jika:

3. Jika terdapat (-) menunjukkan adanya hubungan negatif

4. Jika terdapat (+) menunjukkan adanya hubungan positif

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh melalui pengujian statistik dapat dilakukan

interpretasi sebagai berikut:

120

3. Apabila diperoleh r = -1, hubungan yang terdapat pada variabel terkait

memiliki hubungan kuat yang berlawanan (apabila variabel dependen turun,

maka variabel independen akan naik, serta sebaliknya)

4. Apabila diperoleh r = +1 atau mendekati +1, hal ini menunjukkan adanya

hubungan kuat pada variabel dependen dan variabel indepennya yang

memiliki hubungan searah (jika variabel dependen naik, maka variabel

independen juga naik, sedangkan apabila variabel dependen turun, maka

variabel independen turun juga).

Tabel 4. 14

Kriteria Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-,0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Sumber: (Sugiyono, 2012)

Pengujian koefisien suatu variabel dapat dikatakan signifikan apabila nilai

(sig)<0,05, sedangkan apabila uji koefisien korelasi menunjukkan nilai (sig)<0,05,

maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tidak signifikan (J. Sarwono, 2007).

Tabel 4. 15

Koefisien Korelasi Antar Variabel

Correlations

Motivasi Kompetensi

SDM

Komitmen

Organisasi

Kinerja

Karyawan

Motivasi Pearson Correllation 1 ,-128 ,675** ,592**

Sig. (2 tailed) ,336 ,000 ,000

121

Berdasarkan tabulasi hasil uji korelasi melalui pengujian statistik diatas, dapat

diketahui bahwa bersaran nilai Pearson Correlation 0<r<1 memiliki korelasi positif,

sedangkan -1<r<0 memiliki korelasi negatif. Hasil tersebut memberikan informasi

bahwa terdapat hubungan kuat yang ada diantara variabel secara signifikan dan cukup

kuat.

5. Analisis Jalur atau Path Analysis

a. Analisis Jalur Sub-Strukur I

Hubungan kausal yang terdapat antar variabel terkait jalur sub-struktur I dapat

ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah. Sub-struktur I terdiri atas satu variabel

endogen atau variabel dependen yakni Komitmen Organisasi (Y), serta dua variabel

eksogen atau variabel independen yakni Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2).

Berikut adalah gambaran struktural untuk sub-struktur I:

N 59 59 59 59

Kompetensi SDM Pearson Correllation -,128 1 -,041 ,182

Sig. (2 tailed) ,336 ,758 ,167

N 59 59 59 59

Komitmen Organisasi Pearson Correllation ,675** -,041 1 ,679**

Sig. (2 tailed) ,000 ,758 ,000

N 59 59 59 59

Kinerja Karyawan Pearson Correllation ,592** ,182 ,679** 1

Sig. (2 tailed) ,000 ,167 ,000

N 59 59 59 59

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

122

Gambar 4.1

Diagram Jalur Variabel Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap

Komitmen Organisasi (Y)

Persamaan struktural I ialah:

Y1 = ρ + py +

Keterangan:

ρ = Koefisien jalur antara Motivasi (X1) dengan Komitmen Organisasi (Y)

ρ = Koefisien jalur antara Kompetensi SDM (X2) dengan Komitmen Organisasi

(Y)

= Koefisien residual/Error residual

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

ρ𝑦𝑥

ρ𝑦𝑥

123

1. Uji Koefisiensi Determinasi (

Tabel 4. 16

Sub-Struktur I

Model Summary Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap

Komitmen Organisasi (Y)

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,67 0,457 0,438 4,02013

a. Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Motivasi

Sumber: Data yang diolah, 2021

Berdasarkan table 4.17 diatas dapat dirumuskan analisis jalur struktur I melalui

nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,457 atau 45,7%. Nilai adjusted R square

sejumlah 45,7% memberikan petunjuk bahwa pengaruh Motivasi (X1) dan

Kompetensi SDM (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Y) ialah sebesar 45,7%.

Sedangkan sisa lainnya sebanyak 0,543 atau 54,3% (1-0,457) merupakan

kemungkinan atau peluang yang berada pada faktor-faktor lain diluar variabel X1 dan

X2 yang juga mempunyai pengaruh atas variabel Komitmen Organisasi (Y).

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4. 17

Sub-Struktur I

Uji F (ANOVA) Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap

Komitmen Organisasi (Y)

ANOV

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

124

1 Regression 762,959 2 381,480 23,604 0,00

Residual 905,041 56 16,161

Total 1668,000 58

a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi

b. Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Motivasi

Sumber: Data yang diolah, 2021

Berdasarkan perhitungan uji signifikansi simultan atau uji statistik F diatas dapat

dirumuskan uji keseluruhan atau uji F sub-struktur I, yaitu F hitung = 23,604. Dimana

F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel = 2,77 (diperoleh melalui

perhitungan df1 = k-1 = 4-1 = 3, df2 = n-k = 59-4 = 55) pada α = 0,05.

3. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Tabel 4. 18

Sub-Struktur I

Coefficients Antara Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap

Komitmen Organisasi (Y)

Coefficient

Model Unstandardized

B

Coefficients

Std. Error

Standardized

Coefficients

Beta

t Sig.

1 (Constant) 4,976 5,471 ,910 ,367

Motivasi 1,073 ,156 ,681 6,858 ,000

Kompetensi

SDM

,039 ,085 ,046 ,462 ,646

a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi

Sumber: Data yang diolah, 2021

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis jalur sub-

struktur I, dapat diperoleh informasi bahwa koefisien jalur variabel Motivasi (X1)

ialah signifikan, sedangkan untuk variabel Kompetensi SDM (X2) tidak signifikan

125

dengan nilai α = 0,05, dimana nilai t hitung yang diperoleh darIvariabel x1 lebih

besar dibandingkan nilai t tabel yaitu 1,67 (perhitungan t tabel melalui rumus n-k

= 59-2 = 1,67), sedangkan X2 lebih kecil dibandingkan t tabel. Untuk besaran t

hitung masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

ρ = β(Beta) = 0,681 (t hitung = 6,858 dengan nilai probability (Sig) = 0,000)

ρ = β(Beta) = 0,046 (t hitung = 0,462 dengan nilai probability (Sig) = 0,646)

Tabel 4. 19

Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur I Pengaruh Motivasi

(X1) dan Kompetensi SDM (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y)

Model Koefisien

Jalur

t-hitung t-tabel

(α = 0,05)

Probability Keterangan

ρ 0,681 6,858 1,67 0,000 0,676 Signifikan

ρ 0,046 0,462 1,67 0,646 Tidak Signifikan

Selanjutnya, setelah melakukan ketiga pengujian, maka dapat dirumuskan

koefisien residu untuk persamaan struktural analisis jalur sub-struktur I, yaitu

= 1-0,676 = 0,324. Sehingga dapat diperoleh persamaan struktural pada jalur

sub-struktur I yakni Y = 0,681 + 0,046 + 0,324. Berikut adalah diagram

jalurnya:

126

b. Analisis Jalur Sub-Strukur II

Hubungan kausal yang terdapat antar variabel terkait jalur sub-struktur II

dapat ditunjukkan pada gambar 4.3 dibawah. Sub-struktur II terdiri atas dua variabel

endogen atau variabel dependen yakni Komitmen Organisasi (Y) dan Kinerja

Karyawan (Z), serta dua variabel eksogen atau variabel independen yakni Motivasi

(X1) dan Kompetensi SDM (X2). Berikut adalah gambaran struktural untuk sub-

struktur II:

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

ρ𝑦𝑥 = 0,681

ρ𝑦𝑥 = 0,046

= 0,324

Gambar 4. 2

Hasil Diagram Jalur Sub-Struktur I

127

Persamaan struktural II ialah:

Z = ρ + ρ + ρ +

Keterangan:

ρ = Koefisien jalur antara Motivasi (X1) dengan Kinerja Karyawan (Z)

ρ = Koefisien jalur antara Kompetensi SDM (X2) dengan Kinerja Karyawan (Z)

ρ = Koefisien jalur antara Komitmen Organisasi (Y) dengan Kinerja Karyawan

(Z)

= Koefisien residual/Error residual

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

Kinerja Karyawan

(Z)

ρ𝑧𝑥

ρ𝑧𝑥

ρ𝑧𝑦

Gambar 4. 3

Diagram Jalur Variabel Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan

Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z)

128

1. Uji Koefisiensi Determinasi (

Tabel 4. 20

Sub-Struktur II

Model Summary Antara Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen

Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,74 ,550 ,526 2,21070

a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi, Motivasi, Kompetensi SDM

Sumber: Data yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dirumuskan analisis jalur struktur II melalui

nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,550 atau 55%. Nilai adjusted R square

sejumlah 55% memberikan petunjuk bahwa pengaruh Motivasi (X1), Kompetensi

SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) ialah

sebesar 55%. Sedangkan sisa lainnya sebanyak 0,45 atau 45% (1-0,55) merupakan

kemungkinan atau peluang yang berada pada faktor-faktor lain diluar variabel X1, X2

dan Y yang juga mempunyai pengaruh atas variabel Kinerja Karyawan (Z).

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4. 21

Sub-Struktur II

Uji F (ANOVA) Antara Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen

Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z)

ANOV

129

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 328,832 3 109,611 22,428 0,00

Residual 268,795 55 4,887

Total 597,627 58

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

b. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi, Motivasi, Kompetensi SDM

Berdasarkan perhitungan uji signifikansi simultan atau uji statistik F diatas dapat

dirumuskan uji keseluruhan atau uji F sub-struktur II, yaitu F hitung = 22,428.

Dimana F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel = 2,77 (diperoleh melalui

perhitungan df1 = k-1 = 4-1 = 3, df2 = n-k = 59-4 = 55) pada α = 0,05.

3. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Tabel 4. 22

Sub-Struktur II

Coefficients Antara Antara Motivasi (X1) Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen

Organisasi (Y) Terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Coefficient

Model Unstandardized

B

Coefficients

Std. Error

Standardized

Coefficients

Beta

t Sig.

1 (Constant) -,220 3,031 -,073 ,942

Motivasi ,273 ,117 ,290 2,344 ,023

Kompetensi

SDM

,122 ,047 ,239 2,620 ,011

Komitmen

Organisasi

,295 ,073 ,439 4,018 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis jalur sub-

struktur II, dapat diperoleh informasi bahwa koefisien jalur ketiga variabel yakni

130

Motivasi (X1), Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y) ialah

signifikan dengan nilai α = 0,05. Karena ketiga t hitung pada tiga variabel lebih

besar dari nilai t tabel yaitu 1,67 (perhitungan t tabel melalui rumus n-k = 59-2 =

1,67). Untuk besaran t hitung masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai

berikut:

ρ = β(Beta) = 0,290 (t hitung = 2,344 dengan nilai probability (Sig) = 0,023)

ρ = β(Beta) = 0,239 (t hitung = 2,620 dengan nilai probability (Sig) = 0,011)

ρ = β(Beta) = 0,439 (t hitung = 4,018 dengan nilai probability (Sig) = 0,000)

Tabel 4. 23

Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur II Pengaruh Motivasi

(X1) Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Kinerja

Karyawan (Z)

Model Koefisien

Jalur

t-hitung Sig. Keterangan

ρ 0,290 2,344 0,023 0,742 Signifikan

ρ 0,239 2,620 0,011 Signifikan

ρ 0,439 4,018 0,000 Signifikan

Selanjutnya, setelah melakukan ketiga pengujian, maka dapat dirumuskan

koefisien residu untuk persamaan struktural analisis jalur sub-struktur II, yaitu

= √1-0,742 = 0,258. Sehingga dapat diperoleh persamaan struktural pada jalur

sub-struktur I yakni Y = 0,290 + 0,239 + 0,439Z + 0,258. Berikut adalah

diagram jalurnya :

131

Tabel 4. 24

Rekapitulasi Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur I dan Sub-Struktur II

Model Koefisien

Jalur

t-hitung t-tabel

(α = 0,05)

Probability Keterangan

Sub-Struktur I

ρ 0,681 6,858 1,67 0,000 0,676 0,324 Signifikan

ρ 0,046 0,462 1,67 0,646 Tidak Signifikan

Sub-Struktur II

ρ 0,290 2,344 1,67 0,023 0,742 0,258 Signifikan

ρ 0,239 2,620 1,67 0,011 Signifikan

ρ 0,439 4,018 1,67 0,000 Signifikan

Berdasarkan rekapitulasi sub-struktur I dan sub-struktur II, dapat digambarkan

diagram jalur secara keseluruhan atau hasil hubungan kausal sebagai berikut:

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

Kinerja Karyawan

(Z)

ρ𝑧𝑥 = 0,290

ρ𝑧𝑥 = 0,239

ρ𝑧𝑦 = , 58

= 0,258

Gambar 4. 4

Hasil Diagram Jalur Sub-Struktur II

132

4. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pembuatan analisis jalur yang telah dilakukan sebelumnya pada sub-

struktur I dan sub struktur II, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk

mengetahui pengaruh yang terdapat antara variabel satu dengan variabel lainnya pada

kedua sub-struktur, yaitu sebagai berikut:

a. Sub Struktur I

1. Pengaruh Motivasi (X1) terhadap Komitmen Organisasi (Y) (Parsial)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh tingkat signifikansi

variabel Kompetensi SDM (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Y) sebesar 0,000

dan t hitung sebesar 6,858. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

Motivasi

(X1)

Kompetensi SDM

(X2)

Komitmen Organisasi

(Y)

Kinerja Karyawan

(Z)

0,290

0,239

, 58

= 0,258

0,681

0,046

= 0324

Gambar 4. 5

Hasil Diagram Jalur

133

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,000 <

0,05) dan t hitung > t tabel (6,858 > 1,67). Sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi

(X1) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Komitmen

Organisasi (Y). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Purnama (2016) atas studi pada karyawan Bank BRI cabang Kawi

Malang, serta Suherman, dkk (2017) atas studi pada Pegawai Pusat Pendidikan

Kelautan dan Perikanan yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi.

2. Pengaruh Kompetensi SDM (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Y) (Parsial)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh tingkat signifikansi

variabel Kompetensi SDM (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Y) sebesar 0,000

dan t hitung sebesar 6,858. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

: 0,05 Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≥ 0,05 (0,646 >

0,05) dan t hitung < t tabel (0,462 > 1,67). Sehingga dapat diketahui bahwa

Kompetensi SDM (X2) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Komitmen

Organisasi (Y). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Yamali (2018) atas studi pada Construction Services Company di

Provinsi Jambi, serta Darmawa, dkk (2019) atas studi pada Village Governments In

East Nusa Tenggara Province yang menyatakan bahwa kompetensi mempunyai

pengaruh tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.

134

3. Pengaruh Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) terhadap Komitmen

Organisasi (Y) (Simultan)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 diatas secara simultan (diagram

ANOVA), diperoleh tingkat signifikansi variabel Motivasi (X1) dan Kompetensi

SDM (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Y) sebesar 0,000 dan F hitung sebesar

23,604. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,000 <

0,05) Sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2)

mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Komitmen Organisasi (Y). Hasil

penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anwar dan

Muhammad Havidz Aima (2020) atas studi pada PBC Audit Functional Officer at

Ministry of Finance of the Republic of Indonesia yang menyatakan bahwa

kompetensi SDM dan motivasi mempunyai pengaruh simultan terhadap komitmen

organisasi.

b. Sub Struktur II

1. Pengaruh Motivasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh tingkat signifikansi

variabel Motivasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Z) sebesar 0,023 dan t hitung

sebesar 2,344. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

135

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,023 <

0,05) dan t hitung > t tabel (2,344 > 1,67). Sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi

(X1) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kinerja Karyawan

(Z). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Coenraad (2016) atas studi pada kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Ma’ruf

Ummul Chair (2020) atas studi pada karyawan PT. Nirha Jaya Tehnik yang

menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Kompetensi SDM (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh tingkat signifikansi

variabel Kompetensi SDM (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Z) sebesar 0,011 dan t

hitung sebesar 2,620. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,011 < 0,05)

dan t hitung > t tabel (2,620 > 1,67). Sehingga dapat diketahui bahwa Kompetensi

SDM (X2 mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kinerja

Karyawan (Z). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Renyut (2017) atas studi pada karyawan di Maluku Governor's Office

dan Susbiani, dkk (2020) atas studi pada Peserta Diklat PIM Bondowoso yang

menyatakan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap kinerja karyawan.

136

3. Pengaruh Komitmen Organisasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh tingkat signifikansi

variabel Komitmen Organisasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) sebesar 0,000 dan

t hitung sebesar 4,018. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,000 < 0,05)

dan t hitung > t tabel (4,018 > 1,67). Sehingga dapat diketahui bahwa Komitmen

Organisasi (Y) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kinerja

Karyawan (Z). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Cahyani (2020) atas studi pada PDAM Salatiga dan Ranty Sapitri

(2016) atas studi pada PLN Pekanbaru yang menyatakan bahwa komitmen organisasi

mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh Pengaruh Motivasi (X1), Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen

Organisasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) (Simultan)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 diatas secara simultan (diagram

ANOVA), diperoleh tingkat signifikansi variabel Motivasi (X1), Kompetensi SDM

(X2) dan Komitmen Organisasi (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) sebesar 0,000

dan F hitung sebesar 22,428. Perbandingannya yaitu sebagai berikut:

: 0,05 ≤ Sig

137

: 0,05 ≥ Sig

Hal ini menunjukkan bahwa diterima, disebabkan oleh Sig ≤ 0,05 (0,000 <

0,05) Sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi (X1), Kompetensi SDM (X2) dan

Komitmen Organisasi (Y) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan (Z). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Susanto dan Sukoco (2019) atas studi pada Pegawai di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Lubuklinggau, serta Kaunang (2020) atas

studi pada Work Unit Government Development in Minahasa Regency yang

menyatakan bahwa motivasi, kompetensi dan komitmen organisasi mempunyai

pengaruh simultan terhadap kinerja karyawan.

5. Uji Sobel

Uji sobel atau sobel test pada suatu penelitian memiliki kegunaan untuk mencari

tahu pengaruh tidak langsung yang terdapat pada variabel eksogen dengan variabel

mediasi melalui perhitungan nilai t pada koefisien terkait, dimana apabila nilai t

hitung > t tabel dapat ditunjukkan adanya pengaruh mediasi (Herlina, 2018). Asumsi

pada sobel test membutuhkan sampel yang cukup besar, sedangkan jika sampel yang

didapatkan kecil, uji sobel yang dilakukan dapat menjadi kurang konservatif (Ghozali

2016). Berikut adalah uji sobel yang dilakukan pada variabel terkait penelitian ini:

1. Motivasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasi

Untuk menunjukkan pengaruh tidak langsung pada variabel motivasi terhadap

kinerja karyawan melalui komitmen organisasi, dilakukan perhitungan standar error

atas koefisien indirect effect melalui rumus berikut (s :

s = √

138

Keterangan: x1 = 0,273, y = 0,295, Sx1 = 0,117 , Sy = 0,073

s = √ , 5 , , , , , =

s = 0,0408

Setelah mendapatkan hasil s , selanjutnya dilakukan perhitungan nilai t

statistik pengaruh mediasi melalui rumus berikut:

t =

=

, ,

, = 1,974, dengan t tabel 1,67

Berdasarkan perumusan uji sobel diatas, dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 1,974.

Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan oleh t tabel dengan tingkat

signifikansi 0,05 yaitu 1,67. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh mediasi

pada variabel Komitmen Organisasi (Y) dalam memediasi hubungan variabel

Motivasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Z). Sedangkan jika dibandingkan dengan

pengaruh langsung sebesar 0,290, pengaruh tidak langsung (mediasi) masih lebih

besar. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara

motivasi terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi secara signifikan.

2. Kompetensi SDM terhadap Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasi

Untuk menunjukkan pengaruh tidak langsung pada variabel kompetensi SDM

terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi, dilakukan perhitungan

standar error atas koefisien indirect effect melalui rumus berikut (s :

s = √

Keterangan: x2 = 0,122, y = 0,295, Sx2 = 0,047 , Sy = 0,073

139

s = √ , 5 , , , , ,

s = 0,0168

Setelah mendapatkan hasil s , selanjutnya dilakukan perhitungan nilai t

statistik pengaruh mediasi melalui rumus berikut:

t =

=

, ,

, = 2,142, dengan t tabel 1,67

Berdasarkan perumusan uji sobel diatas, dapat diperoleh nilai t hitung sebesar

2,142. Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan oleh t tabel dengan

tingkat signifikansi 0,05 yaitu 1,67. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh

mediasi pada variabel Komitmen Organisasi (Y) dalam memediasi hubungan variabel

Kompetensi SDM (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Z). Sedangkan jika

dibandingkan dengan pengaruh langsung sebesar 0,239, pengaruh tidak langsung

(mediasi) masih lebih besar. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak

langsung antara kompetensi SDM terhadap kinerja karyawan melalui komitmen

organisasi secara signifikan.

140

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh serta pembahasan ataupun

analisis terkait pengaruh motivasi dan kompetensi sdm terhadap kinerja karyawan

dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (studi kasus pada PT.

Indopangan Sentosa) dengan implementasi metode path analysis, maka dapat

disimpulkan poin-poin sebagai berikut:

1. Motivasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Komitmen

Organisasi (Y).

2. Kompetensi SDM (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Komitmen Organisasi (Y).

3. Motivasi (X1) dan Kompetensi SDM (X2) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y).

4. Motivasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja

Karyawan (Z).

5. Kompetensi SDM (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Kinerja Karyawan (Z).

6. Komitmen Organisasi (Y) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Kinerja Karyawan (Z).

7. Motivasi (X1), Kompetensi SDM (X2) dan Komitmen Organisasi (Y)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z).

141

B. Saran

1. Bagi PT. Indopangan Sentosa

a. Terkait motivasi memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi pada

karyawan PT. Indopangan Sentosa, manajer perlu memperhatikan

berbagai aspek motivasi yang dapat mempengaruhi komitmen, seperti

kebutuhan karyawan untuk melakukan aktualisasi diri dan mendapatkan

penghargaan agar karyawan merasa memiliki ikatan dengan perusahaan.

b. Terkait kompetensi sdm tidak memiliki pengaruh terhadap komitmen

organisasi, peningkatan kompetensi sdm pada karyawan PT. Indopangan

Sentosa tidak akan berdampak pada komitmen organisasi.

c. Terkait motivasi dan kompetensi sdm memiliki pengaruh simultan

terhadap komitmen organisasi pada karyawan PT. Indopangan Sentosa,

manajer perlu memperhatikan aspek motivasi seperti dorongan dan

stimulus karyawan dalam melaksanakan pekerjaan diiringi dengan

kompetensi berupa pemahaman atau keterampilan karyawan dengan baik

agar karyawan memiliki komitmen pada perusahaan.

d. Terkait motivasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pada karyawan PT.

Indopangan Sentosa, manajer perlu memperhatikan berbagai aspek

motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, seperti stimulus

untuk menyelesaikan target atau beban kerja dengan baik dan meraih

output kerja yang maksimal.

e. Terkait kompetensi sdm memiliki pengaruh terhadap kinerja pada

karyawan PT. Indopangan Sentosa, manajer perlu memperhatikan

berbagai aspek kompetensi sdm yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, seperti kemampuan karyawan dalam pengelolaan informasi,

142

pengendalian emosi dalam melaksanakan pekerjaan, serta pemahaman

atas tugas yang diberikan.

f. Terkait komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pada

karyawan PT. Indopangan Sentosa, manajer perlu memperhatikan

berbagai aspek komitmen organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, seperti menanamkan rasa kepemilikan dan ikatan emosional

pada karyawan atas perusahaan, serta mengajak karyawan untuk

mempererat dan membina hubungan kerja.

g. Terkait motivasi, kompetensi sdm dan komitmen organisasi memiliki

pengaruh simultan terhadap kinerja pada karyawan PT. Indopangan

Sentosa, manajer perlu memperhatikan sinergitas aspek-aspek yang harus

dimiliki karyawan, yaitu stimulus tinggi dalam melaksanakan pekerjaan

dengan keterampilan dan kemampuan optimal, melalui rasa menetap dan

mengikatkan diri pada perusahaan agar kinerja yang dihasilkan

memperoleh kualitas yang maksimal.

2. Bagi Akademisi

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan, pihak akademisi

dapat memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan dan kepustakaan

terkait bidang sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang penelitian

selanjutnya, agar sistem manajemen sumber daya manusia mengalami

perkembangan dan kemajuan.

Peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian kembali pada subjek

yang berbeda menggunakan tema yang terdapat penelitian ini, dengan

mengaplikasikan metode penelitian atau model analisis yang berbeda, seperti

143

PLS (Partial Least Square), SEM (Struktural Equation Model), dan

sebagainya. Peneliti selanjutnya juga dapat menempatkan variabel-variabel

lain melalui jumlah sampel atau populasi yang lebih banyak guna memperoleh

temuan baru untuk memperkaya pengembangan keilmuan bidang sumber

daya Manusia (SDM).

144

Daftar Pustaka

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

ed. Refika Aditama. Jakarta.

———. 2011. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Adam, Fikri, and Jeny Kamase. 2019. ―The Effect Competence and Motivation to

Satisfaction and Performance.‖ International Journal of Scientific and

Technology Research 8(3): 132–40.

Adam, Muhammad Irham, Abadi Sanosra, and Arik Susbiani. 2020. ―Pengaruh

Pendidikan Dan Pelatihan Serta Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi

Dan Kinerja Pegawai.‖ Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia 10(1):

109–23.

Ahmad, Subagyo. 2010. Marketing In Business. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Akdon, Riduwan. 2007. Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistika. Bandung:

Alfabeta.

Alain, Mitrani. 1995. Manajemen SDM Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti.

Allen, N. J. 1991. ―A Three-Component Conceptualization of Organizational

Commitment.‖ Human Resource Management Review 1: 61–89.

———. 1996. ―Affective, Continuance, and Normative Commitment to the

Organization.‖ Journal of Vocational Behavior 49: 252–76.

Anwar, Khoirul, and Muhammad Havidz Aima. 2020. ―The Effect of Competence

and Motivation on Organizational Commitments and Its Implications on

145

Employee Performance.‖ Dinasti International Journal of Education

Management And Social Science 1(2): 183–96.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

———. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu Yuliantini, Putu, Ida Bagus Putra Astika, and Dewa Nyoman Badera. 2017.

―Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Motivasi Dan Lingkungan Kerja

Pada Komitmen Organisasi Dan Implikasinya Pada Kinerja Pengurus Barang

Pemerintah Kabupaten Tabanan.‖ E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana 10: 3697.

Bahri, Djamarah Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Brahmayanti, L. A. 2010. ―Kompetensi SDM UKM Dan Pengaruhnya Terhadap

Kinerja UKM Di Surabaya.‖ Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 12.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cahyani, Riris Anggun. 2020. ―PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga).‖ Jurnal Ekobis

Dewantara 3(1).

Coenraad, Dhea Perdana. 2016. ―Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Komitmen

Terhadap Kinerja Pegawai.‖ Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen …

10(1): 17–24.

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica/article/view/283.

Darmawa, Wayan, Ida Aju Brahmasari, and Ida Ayu Brahma Ratih. 2019. ―The

Effect Of Transformational Leadership, Organizational Culture, Competence,

146

And Self-Efficacy On Organizational Commitments, Ambidexterity

Organizational And Performance Of Village Governments In East Nusa

Tenggara Province.‖ Archives of Business Research 7(3): 224–43.

Dimyati. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Estu Maranti. 2020. ―Pertumbuhan Sektor Pertanian Harus Didukung Pemanfaatan

Teknologi.‖ https://www.marketeers.com/pertumbuhan-sektor-pertanian-harus-

didukung-pemanfaatan-teknologi/ (June 18, 2021).

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka

Cipta.

Fatoki, Olawale Olufunso. 2011. ―The Impact of Human, Social and Financial

Capital on the Performance of Small and Medium-Sized Enterprises (SMEs) in

South Africa.‖ J Soc Sci 29: 193–204.

French, Raven and. 1959. The Bases for Social Power. Zandler. Group dinamics.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

———. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update

PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

———. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi

8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitosudarmo, Indriyo. 2009. Manajemen Operasi. Edisi Ke-3. Yogyakarta: BPFE-

YOGYAKARTA.

Hakim, Abdul. 2006. ―Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim

Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Dan

147

Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah.‖ JRBI 2: 165–80.

Halim, Abdul. 2015. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi keli.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hamalik. 1992. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

Hamdi, A.S. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan.

Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hasibuan, Malayu Sp. 2012. Manajemen SDM. Edisi Revi. Jakarta: Bumi Aksara.

Herlina. 2018. ―IMPLEMENTASI RUMUS SOBEL PADA WEB DENGAN TOPIK

REGRESI LINIER MENGGUNAKAN VARIABEL INTERVENING.‖ Jurnal

Algoritma, Logika dan Komputasi 1.

Hermawan, Rachman. 2006. Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan

Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Yogyakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Jex, Steve M. 2002. Organizational Psychology: A Scientist Practitioner Approach.

New York: John Wiley & Sons.

Kaunang, Yudith Pius Stevan. 2020. ―The Influence of Competence, Motivation and

Organizational Commitment To the Performance of Financial Management of

Work Unit Government Development in Minahasa Regency.‖ Accountability 9.

Khalique, M. 2013. ―Impact Of Intellectual Capital On The Organizational

Performance Of Islamic Bandung Sector In Malaysia.‖ Asian journal of finance

& accounting 5.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: PT. Andi.

148

Ma’ruf Ummul Chair. 2020. ―Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada Pt. Nirha Jaya Tehnik Makassar.‖ Jurnal Brand 2(1): 99–108.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marshall, Ian. 2000. SQ: Kecerdasan Spiritual. Terjemahan (SQ) Spiritual

Intelligence - The Ultimate Intelligence. Bandung: Mizan Pustaka.

Maryoto, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

UGM.

Maslow, Abraham H. 1994. Motivasi Dan Kepribadian. Jakarta: PT PBP.

McDermott. 1996. ―Work Empowerment and Organizational Commitment.‖ Nursing

Management 27(5): 44–47.

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi: Competency Based

Human Resource Management. Jakarta: Ghalia Indonesia.

———. 2010. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Surabaya: Ghalia

Indonesia.

Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Muhadjir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Murgianto, Murgianto, Siti Sulasmi, and Suhermin Suhermin. 2016. ―The Effects of

Commitment, Competence, Work Satisfaction on Motivation, and Performance

of Employees.‖ International Journal of Advanced Research 3: 378–96.

http://www.journalijar.com.

Nafukho, Fredrick Muyia. 2010. ―Human Capital Theory: Implication for Human

Resource Development.‖ Human Resource Development International 7.

149

Nahapiet, Janine. 1998. ―Social Capital, Intellectual Capital and The Organizational

Advantage.‖ Academy of Management Review 23 (2): 242–66.

Pangestu, Subagyo. 2005. Statistik Induktif. Edisi Keli. Yogyakarta: BPFE.

Panggabean, Mutiara Sibarani. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Pardede, Ratlan. 2014. Analisis Jalur. Jakarta: Rineka Cipta.

Parker, R. J. 1998. ―The Relationship Between Budget Participation and Job

Performance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational Commitment.‖

Accounting, Organization and Society 23: 467–83.

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Priansa, Donny. 2014. Perencanaan Dan Pengembangan SDM. Bandung: Alfabeta.

Purnama, Nurul Qomarianing. 2016. ―Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Komitmen

Organisasional Dan Kinerja Karyawan ( Studi Pada Karyawan Bank BRI

Cabang Kawi Malang ).‖ Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 40(2): 39–47.

Rachmawati, E. 2004. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai

Basis Meraih Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Ekonisia.

Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep Praktik Studi

Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Ranty Sapitri. 2016. ―Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Perusahaan Listrik Negara Area Pekanbaru.‖ Jom Fisip 3(2): 1–15.

Reiser, R.A. 2007. Trends and Issues in Instructional Design and Technology (2nd

Ed). Upper Saddle River: Pearson Merril Prentice-Hall.

150

Renyut, Bernard, H. Basri Modding, Jobhar Bima, and St Sukmawati. 2017. ―The

Effect of Organizational Commitment, Competence on Job Satisfaction and

Employees Performance in Maluku Governor’s Office.‖ 19(11): 18–29.

Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari

Teori Ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

———. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke

Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba

Empat.

Robbins, P. Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Edisi Semb. ed. Dr. Hadyana

Pujaatmaka. Jakarta: Erlangga.

———. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10. Jakarta: Erlangga.

Robert, Mathis. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Sandjojo, Nidjo. 2014. Metode Analisis Jalur Dan Aplikasinya. Jakarta: Fakultas

Ilmu Komputer Universitas Pembangunan Nasional ―Veteran‖ Jakarta.

Sarwono, J. 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS. Yogyakarta:

ANDI.

Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan

Prosedur SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sawarjuwono. 2003. ―Intellectual Capital Disclosure Commitment: Myth or Reality?‖

Journal of Intellectual Capital 13.

Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

Setiadi, NH. 2005. ―Pendekatan Teoritis Dan Praktis Komitmen Organisasional:

151

Bagaimana Komitmen Karyawan Diwujudkan Dalam Organisasi.‖ Jurnal

Akuntansi dan Manajemen.

Setyowati, Endah. 2003. Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi. Solusi Unt.

Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.

Sheffrin, Steven M. 2003. Economics: Principles in Actiono Title. New Jersey:

Pearson Prentice Hall.

Siagian. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.

Siagian, S.P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Siagian, Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: ANDI.

Spencer, Signe M. 1993. Competence at Work, Models For Superior Performance.

Canada: John Wiley & Sons Inc.

Sudarmanto. 2009. Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

———. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

———. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

———. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

———. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

152

Suherman, Suherman, Jono M Munandar, and Sukiswo Dirdjosuparto. 2017.

―Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen

Organisasional Pegawai Pusat Pendidikan Kelautan Dan Perikanan.‖ Jurnal

Manajemen dan Organisasi 8(2): 144–56.

Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta.

———. 2018. Metode Penelitian Bisnis Untuk Skripsi, Tesis, & Disertasi.

Yogyakarta: Andi Offset.

Supriyanto, Achmad Sani. 2010. Metodologi Riset: Manajemen Sumberdaya

Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Susanto, Yohanes, and Sukoco. 2019. ―Pengaruh Kompetensi, Komitmen Kerja Dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kota Lubuklinggau.‖ Jurnal Media Ekonomi 24(2): 1–17.

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pert. ed. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Tanzeh, Ahmad. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Elkaf.

Warsito, Bambang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: Surya Pena

Gemilang.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada.

———. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

———. 2013. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

153

Wiener, Y. 1982. ―Commitment in Organization: A Normative View.‖ Academy of

Management Review 7: 418–28.

Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Yamali, Fakhrul Rozi. 2018. ―Effect of Compensation , Competencies and

Organizational Culture on Organizational Commitment Its Implicationson

Experts Performance of Construction Services Company in Jambi Province.‖

International Journal of Advances in Management and Economics 7(2): 29–42.

Yulianie. 2003. ―Rasa Percaya, Komitmen Organisasi, Dan Rasa Berdaya Tim

(Empowered Team) Pada Karyawati Instansi Pemerintah Di Surabaya.‖

Indonesian Psychological Journal 18: 255–73.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.

154

LAMPIRAN

155

KUESIONER PENELITIAN

“Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan

Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT.

Indopangan Sentosa)”

A. Identitas Responden

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin : Pria/Wanita

Usia : (tahun)

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/SMK/D3/S1/S2

Masa Kerja : (tahun)

B. Petunjuk Pengisian

1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan

saksama

2. Beri jawaban dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban

yang telah disediakan. Keterangan dari singkatan pada jawaban adalah:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral/Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3. Jawaban Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiannya.

Selamat mengisi kuesioner.

156

1. Motivasi (X1)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1. Pekerjaan yang saya laksanakan telah memenuhi standar kinerja

yang ditetapkan perusahaan

2. Ambisi yang terdapat dalam diri saya dapat meningkatkan

kemampuan diri sendiri

3. Saya telah memperoleh prestasi dalam pekerjaan yang saya

laksanakan

4. Saya memiliki rasa bertanggung jawab untuk membantu rekan

kerja saya

5. Saya ingin memiliki pengaruh agar orang lain mengikuti cara saya

dalam melaksanakan sesuatu

6. Saya memiliki kemauan untuk memberikan dorongan kepada

rekan kerja

7. Hubungan kerja harmonis dengan rekan kerja dapat saya bangun

dengan baik

2. Kompetensi SDM (X2)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1. Keterampilan yang saya punya dapat membantu saya

menyelesaikan beragam tugas atau pekerjaan

2. Saya memiliki pengetahuan atas bidang pekerjaan yang saya

jalankan

3. Saya memiliki kemampuan untuk mengoperasikan seluruh

pekerjaan yang diberikan atasan kepada saya

157

4. Saya selalu berusaha untuk menerapkan profesionalitas dalam

menjalankan pekerjaan

5. Saya mampu untuk mengelola informasi diiringi dengan inisiatif

yang muncul dalam diri sendiri

6. Saya memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan pekerjaan

7. Saya mampu untuk beradaptasi dengan baik dengan lingkungan

pekerjaan

8. Saya mampu untuk mengendalikan emosi kepada orang lain

9. Tugas yang diberikan oleh atasan saya kepada saya dapat saya

pahami dengan baik

10. Saya dapat memberikan arahan yang baik kepada bawahan saya

11. Saya memiliki karakter kepemimpinan dalam tim

3. Komitmen Organisasi (Y)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1. Saya memiliki perasaan dalam menjadi bagian dalam perusahaan

2. Saya memiliki perasaan untuk andil atau ikut serta dalam

kepemilikan perusahaan

3. Terdapat ikatan emosional antara diri saya dengan perusahaan

4. Saya memiliki kemudahan untuk menjalin ikatan dengan orang

lain

5. Saya merasa bahwa masalah perusahaan merupakan masalah saya

6. Saya memiliki kemauan untuk melaksanakan usaha dalam

mencapai kesuksesan perusahaan diluar batas normal

7. Untuk keluar atau meninggalkan perusahaan ini, saya memerlukan

158

pertimbangan dan pengorbanan diri sendiri

8. Saya memiliki kebutuhan untuk tinggal atau menetap pada

perusahaan

9. Saya memahami bahwa terdapat risiko atau konsekuensi negatif

yang akan saya hadapi apabila saya meninggalkan perusahaan

4. Kinerja Karyawan (Z)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1. Target atau beban kerja yang diberikan perusahaan kepada saya

dapat saya selesaikan dengan baik

2. Saya mampu memberikan hasil atau output kerja yang berkualitas

dan optimal

3. Waktu pelaksanaan kerja yang ditetapkan perusahaan dapat saya

gunakan dengan maksimal

4. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

5. Saya selalu hadir dalam menyelesaikan pekerjaan yang saya miliki

6. Hubungan kerja sama dengan rekan kerja dapat saya bina dengan

baik

7. Hubungan kerja harmonis dengan rekan kerja dapat saya bangun

dengan baik

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi (X1)

No. M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7

1 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4

159

3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 5

5 4 4 4 4 3 4 4

6 4 4 4 2 4 4 4

7 4 4 4 4 4 4 4

8 4 4 5 4 4 4 4

9 3 4 4 4 4 4 4

10 3 5 4 4 4 4 4

11 4 5 5 5 4 4 3

12 4 4 4 4 4 3 4

13 4 4 4 3 4 4 4

14 4 4 4 5 4 4 4

15 4 4 5 5 4 4 4

16 4 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 4 5 4

18 4 4 4 3 4 4 4

19 4 3 4 3 4 3 3

20 2 4 4 2 4 2 4

21 3 3 3 4 4 4 3

22 5 4 5 4 4 4 4

23 4 4 5 3 4 3 4

24 5 3 4 4 4 4 3

25 4 3 5 3 4 3 3

26 4 5 4 4 4 4 5

27 4 3 4 3 4 3 3

160

28 2 4 4 2 4 2 4

29 3 3 3 4 4 4 3

30 3 2 3 3 4 4 3

31 2 2 4 2 3 4 3

32 4 4 4 4 2 4 4

33 3 3 3 4 2 4 4

34 4 2 3 4 4 4 4

35 4 2 4 4 3 3 4

36 4 4 4 4 3 3 4

37 4 4 4 4 2 2 3

38 2 4 2 4 2 2 4

39 4 4 4 3 3 3 4

40 4 2 3 2 3 4 2

41 2 4 4 4 4 4 4

42 3 2 2 4 3 4 4

43 2 4 2 3 3 3 4

44 4 3 4 2 3 2 4

45 3 4 3 4 2 3 2

46 2 2 3 2 4 3 2

47 2 3 4 2 3 4 4

48 2 4 2 2 4 4 4

49 2 4 3 2 2 2 2

50 2 3 3 3 3 4 4

51 2 3 2 4 3 4 3

52 4 3 4 4 4 3 3

161

53 2 2 3 2 2 3 3

54 2 3 3 4 2 3 3

55 3 4 4 4 4 4 4

56 3 4 3 4 3 4 3

57 4 3 3 3 3 3 3

58 3 3 3 3 3 4 4

59 4 3 3 4 3 4 4

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kompetensi SDM (X2)

No. KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS8 KS9 KS10 KS11

1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4

2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2

3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2

4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 4 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2

7 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2

8 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2

9 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4

10 2 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2

11 2 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2

12 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

13 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

162

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5

16 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

19 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5

20 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5

21 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3

22 4 3 4 5 4 3 4 3 4 2 5

23 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5

24 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4

25 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5

26 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3

27 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2

28 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

29 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4

30 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4

31 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4

32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

33 4 2 2 4 4 4 2 3 4 2 4

34 2 4 2 3 2 2 4 2 2 4 4

35 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3

36 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 3

37 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4

38 4 3 4 2 4 2 2 3 4 2 4

163

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Komitmen Organisasi (Y)

39 4 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3

40 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 2

41 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4

42 5 5 4 2 4 5 5 5 4 2 4

43 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5

44 3 5 3 4 5 5 3 3 3 4 5

45 5 2 4 3 4 4 4 4 5 4 4

46 5 3 5 5 2 4 5 2 5 3 2

47 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2

48 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

49 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4

50 4 2 5 3 3 5 5 5 2 3 2

51 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 4

52 5 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4

53 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 5

54 4 3 3 4 2 5 5 5 5 2 2

55 5 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4

56 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

57 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4

58 4 5 4 4 4 5 2 3 4 3 4

59 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4

No. KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO9

1 5 5 5 5 5 5 5 4 3

164

2 4 4 4 3 3 3 4 4 5

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

5 3 4 3 3 3 4 3 4 5

6 4 4 4 4 4 4 4 4 5

7 5 4 4 5 5 4 5 5 4

8 5 5 5 5 5 5 5 4 4

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4

10 4 4 4 4 4 4 4 5 4

11 5 4 4 5 5 5 5 4 4

12 5 5 5 5 5 5 5 5 5

13 4 5 3 4 4 4 4 5 3

14 5 4 4 4 4 4 4 5 5

15 5 4 3 4 4 3 4 4 5

16 4 4 4 4 3 4 4 4 5

17 4 3 5 2 5 2 4 3 3

18 4 4 3 4 3 4 4 4 4

19 4 4 3 4 3 4 4 4 5

20 4 4 5 4 4 4 4 4 4

21 3 4 4 4 4 4 4 5 4

22 4 5 3 5 5 5 4 3 5

23 4 3 3 5 5 3 5 3 5

24 5 4 4 4 4 4 4 4 5

25 3 5 4 5 5 3 5 3 3

26 5 5 4 4 4 5 3 5 3

165

27 4 4 4 4 4 4 5 5 5

28 4 3 4 4 3 4 4 5 4

29 4 4 4 3 4 4 4 5 5

30 3 4 4 4 3 3 4 3 4

31 3 4 4 2 3 2 4 2 2

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 4 3 3 4 4 4 3 4 4

34 3 4 2 3 3 4 4 4 3

35 3 3 4 4 4 4 3 4 4

36 3 4 3 4 2 4 4 4 4

37 3 3 2 4 4 4 3 4 4

38 3 3 3 2 3 4 3 4 2

39 3 3 2 2 3 2 3 2 2

40 4 3 3 2 4 4 3 4 2

41 3 4 4 3 3 2 4 2 3

42 2 1 4 3 3 3 1 3 3

43 3 4 2 2 3 3 4 3 2

44 3 4 2 4 3 2 4 2 4

45 2 2 3 3 4 4 2 4 3

46 2 2 2 4 3 2 2 2 4

47 2 3 3 3 2 3 3 3 3

48 2 3 3 2 2 3 3 3 2

49 2 3 3 3 3 4 3 4 3

50 2 2 4 4 4 4 2 4 4

51 4 3 3 2 4 2 3 2 2

166

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan (Z)

No. KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6

1 4 4 4 4 4 4

2 2 3 4 3 2 2

3 5 4 5 5 4 3

4 4 4 4 3 3 3

5 4 4 5 4 3 3

6 4 3 4 4 4 3

7 4 4 4 4 4 4

8 4 4 4 4 4 4

9 4 4 4 4 4 4

10 3 2 4 4 5 4

11 3 3 4 3 4 4

12 4 3 5 4 5 4

13 4 4 4 4 3 4

14 4 4 5 4 3 5

52 4 4 4 3 3 4 4 4 3

53 4 4 3 4 3 2 4 2 4

54 3 4 3 2 3 4 4 4 2

55 4 4 3 2 4 3 4 3 2

56 3 3 4 4 4 4 3 4 4

57 3 4 4 3 4 4 4 4 3

58 3 3 4 4 3 3 3 3 4

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4

167

15 4 3 4 4 4 4

16 5 5 5 5 3 5

17 4 4 4 4 4 5

18 4 4 4 4 4 4

19 4 4 4 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4

21 4 4 5 5 5 4

22 4 4 4 4 4 4

23 4 3 4 4 4 4

24 4 4 5 4 4 4

25 4 4 4 4 4 4

26 3 3 4 3 4 4

27 3 3 3 3 4 4

28 4 4 4 4 4 4

29 2 3 4 2 4 4

30 3 3 3 4 4 4

31 4 2 4 2 4 2

32 4 4 4 4 4 4

33 4 3 4 4 3 3

34 4 2 4 4 3 3

35 3 2 4 4 4 3

36 4 3 4 4 4 4

37 2 4 4 4 2 3

38 2 3 2 2 4 2

39 3 3 3 4 4 3

168

40 3 2 2 3 4 4

41 4 4 4 2 3 2

42 4 2 4 2 2 3

43 3 2 4 3 2 3

44 3 4 2 2 3 3

45 4 3 4 4 3 2

46 2 3 2 4 2 2

47 3 3 3 3 3 2

48 3 3 3 3 3 3

49 4 3 3 4 4 4

50 3 3 3 3 3 3

51 2 3 4 4 2 4

52 2 2 2 4 3 3

53 2 4 2 3 4 2

54 3 4 2 2 2 3

55 4 4 4 3 2 3

56 3 4 4 4 4 4

57 4 3 3 3 3 4

58 3 3 4 4 2 3

59 4 4 4 4 4 4