pengaruh model pembelajaran plan do review …
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PLAN DO REVIEW TERHADAP
KEMAMPUAN SAINS ANAK MENGENAL BENDA CAIR DI
KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TINO KABUPATEN
JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NUR AENI
10545 11002 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Aeni
NIM : 10545 11002 16
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap
Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair di Kelompok
B TK Dharma Wanita Tino
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 05 Desember 2020
Yang Membuat Pernyataan
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
SURAT PERANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Aeni
NIM : 10545 11002 16
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusuna proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 05 Desember 2020
Yang Membuat Perjanjian
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan jadi pemalas yang ingin harum seketika.
Nikmati prosesnya.
Kupersembahkan karya ini buat: “Kedua orangtuaku, saudaraku, dan sahabatku,
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi
kenyataan”.
vii
ABSTRAK
Nur Aeni. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do Review terhadap Kemampuan Sains Anak mengenal Benda Cair di Kelompok B TK Dharma
Wanita Tino Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Herman dan Pembimbing II Arie
Martuty
Masalah utama pada penelitian ini ialah bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair di Kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda
cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
Jenis penelitian ini ialah penelitian eksprimen. Adapun jenis penelitian yang dipergunakan ialah pre-exprimental design (nondesign) dengan penggunaan desain one group pretest-posttest. Desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan dan posttest sesudah diberi perlakuan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan tes perlakuan. Subjek dalam penelitian ini ialah kelompok
B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto sebanyak 15 anak didik.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa nilai rata-rata pada pretest diperoleh skor 18 dan pada saat posttest nilai rata-rata yang diperoleh 22.
Kemudian didukung pula dengan hasil perhitungan dengan menggunakan uji beda wilcoxon, dimana dalam pengambilan keputusan jika Z hitung ≤ Z tabel artinya
Ho diterima, jika Z hitung ≥ Z tabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Adapun nilai Z hitung yang didapatkan yakni 3,4 dan Z tabel (1,645) maka diperoleh Z hitung (3,4) ≥ Z tabel (1,645) sehingga Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada
perbedaan penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino
Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka terdapat pengaruh peningkatan kemampuan sains anak mengenal benda cair setelah diberikan treatment model
pembelajaran plan do review pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Tino
Kabupaten Jeneponto.
Kata Kunci: Plan Do Review, Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair
viii
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas izin dan petunjuk Allah Subhanahu Wata‘ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do
Review terhadap Kemampuan Sains Anak mengenal Benda Cair di Kelompok B
TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto”.
Dengan kerja sama dan bantuan semua pihak, saya menyelesaikan skripsi
ini dengan maksimal. Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih terhadap
semua pihak yang sudah memberikan kontribusi terbaiknya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Selain itu, penulis sebagai orang awam sangat sadar dalam penulisan
skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dalam tata bahasa, struktur
kalimat maupun isinya. Oleh karena itu, sebagai penulis saya menerima semua
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dengan sikap rendah hati.
Demikian yang dapat saya sampaikan dan semoga skripsi ini bisa menjadi
tambahan pengetahuan dasar dan memberikan manfaat yang nyata bagi
masyarakat luas.
Makassar, 05 Desember 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 7
1. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................... 7
2. Model Pembelajaran ..................................................................................... 8
3. Sains Anak Usia Dini ................................................................................... 18
B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 29
x
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 33
B. Populasi dan Sampel .................................................................................... 34
C. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 34
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38
G. Hipotesis Statistik ....................................................................................... 40
H. Validasi Penelitian ...................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 42
1. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 42
2. Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 42
3. Uji Statistik Nonparametrik.......................................................................... 55
B. Pembahasan ................................................................................................. 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................................... 62
B. Saran ........................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair ....................... 28
3.1 Pengukuran Tingkat Kemampuan Sains Anak .......................................... 38
4.1 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Pretest Kemampuan
Sains Anak Mengenal Benda Cair .................................................................. 43
4.2 Data Perhitungan Analisis Data Pretest Kemampuan Sains anak Mengenal
Benda Cair ........................................................................................................ 46
4.3 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Posttest Kemampuan
Sains Anak Mengenal Benda Cair.................................................................... 52
4.4 Data Perhitungan Analisis Data Posttest Kemampuan Sains anak Mengenal
Benda Cair ........................................................................................................ 55
4.5 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap
Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair .............................................. 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Fikir ............................................................................... 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya dalam
mengoptimalkan pertumbuhan serta perkembangan anak yaitu dengan cara
memberikan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak. Anak harus diberi
pendidikan sejak dini, sehingga nantinya anak sudah mempunyai kesiapan untuk
memasuki pendidikan yang lebih lanjut. UU RI No 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak pasal 9 ayat 1 yang berbunyi “Setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
Anak usia dini mempunyai ciri yang berbeda baik secara fisik ataupun
mental, maka dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian strategi dan model
belajar yang sesuai dengan karakteristik anak. Penerapan model pembelajaran
oleh guru sangat penting atas berhasilnya proses pembelajaran. Penerapan model
pembelajaran yang benar dan berdasarkan kepribadian anak akan mendorong
perkembangan berbagai potensi dan keterampilan anak serta pengembangan sikap
dan perilaku positif anak.
Anak usia dini seharusnya memperoleh pendidikan yang berdasarkan
tahap perkembangannya. Melalui pendidikan anak usia dini, pendidik dapat
menggali potensi yang ada pada anak. Setelah mengetahui potensi-potensi
tersebut, pendidik dapat mengembangkannya melalui cara yang sesuai dengan
2
tingkatan pekembangan anak agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu
cara untuk merangsang tumbuh kembang anak usia dini ialah melalui pendidikan
dan pengajaran yang kreatif serta inovatif dalam menerapkan suasana
pembelajaran yang kondusif dan menarik bagi anak usia dini.
“Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan”, Pasal 19 Ayat 1 bahwa:
Proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif bisa dilaksanakan dengan
aktivitas yang menarik untuk merangsang rasa ingin tahu anak dan merangsang
motivasi anak dalam menemukan hal-hal baru. Selain itu, anak diberi rangsangan
agar dalam pembelajaran anak lebih aktif sehingga bakat yang ada pada diri anak
dapat dikembangkan. Pembelajaran anak usia dini, guru dapat menggunakan
berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk anak diantaranya ialah dengan
menggunakan model belajar plan do review.
Sains adalah ilmu tentang lingkungan alam, suatu proses yang meliputi
teori atau konsep yang diperoleh melalui observasi dan penelitian. Sains adalah
rangkaian konsep yang saling terkait berdasarkan observasi, eksperimen terhadap
fenomena alam dan kandungan alam.
Model pembelajaran bertujuan dalam meningkatkan kemampuan sains
anak melalui model pembelajaran yang mengarahkan anak-anak untuk bisa
mengembangkan pola pikir, dapat membuat kesimpulan serta menggeneralisasi
3
dengan cara menerapkan pemahamannya terhadap lingkungannya baik itu
mengenali objek, subjek dan mengenali kepribadiannya masing-masing.
Disamping hal itu, juga melatihnya untuk lebih mengetahui informasi dan berita
secara verbal yang disampaikan lewat bahasa dan memahami nilai-nilai
kemasyarakatan.
Model yang dipilih guna meningkatkan kemampuan sains anak-anak yakni
penerapan atau tipe yang cenderung dapat melatihnya untuk bisa memperbaiki
motivasi diri dan pengembangan imajinasinya. Hal ini ditujukan agar anak dapat
mempergunakan potensinya untuk problem solving dan membangun pola pikir
serta menemukan hubungan baru.
Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi awal pada sekolah yakni
TK Dharma Wanita Tino yang terletak di Dusun Paccinongan Desa Tino
Kabupaten Jeneponto. Tahap awal yang dilakukan adalah melihat langsung proses
belajar mengajar serta hasil penilaian harian dan mingguan perkembangan anak
Kelompok B di TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto yang dilakukan
satu pekan yakni pada tanggal 3-8 Februari 2020.
Dari hasil pengamatan, maka data yang penulis peroleh yaitu pada
kelompok B terdapat keseluruhan anak didik yakni 15 yang mana terdiri dari anak
laki-laki sebanyak 7 dan sisanya yakni 8 anak perempuan. Namun diantara 15
orang anak didik tersebut, 9 diantaranya mengalami perkembangan kemampuan
sains yang belum berkembang karena pada saat proses pembelajaran sains
terkhusus pada materi mengenal benda cair masih banyak anak belum bisa
menyebutkan jenis-jenis benda cair. Anak masih merasa bingung ketika diminta
4
oleh pendidik untuk menunjukkan benda cair yang sudah diperlihatkannya. Hal ini
penulis lihat melalui penilaian harian serta mingguan yang guru lakukan. Penulis
memantau bagaimana proses pembelajaran dari gurunya untuk anak didik
kelompok B. Ternyata model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih
menoton, maksudnya adalah guru menggunakan model pembelajaran
konvensional yakni metode ceramah dan hanya memberikan kegiatan kepada anak
didik kelompok B berupa lembar kerja dengan memberi tanda pada suatu gambar
dimana kegiatan pembelajaran tersebut membuat anak-anak tidak dapat
berkonsentrasi dengan optimal, gampang bosan serta kurangnya antusiasme ketika
pembelajaran sedang berlangsung.
Pembelajaran mengarah pada unsur akademik, misalnya memberikan suatu
tanda tertentu untuk gambar. Hal tersebut justru menjadikan anak tidak dapat
mengeksplorasi kemampuannya dengan optimal pada objek tertentu serta contoh
konkret pada saat penyampaian materi. Tanpa ingin mencoba melakukan hal-hal
baru yang lebih menarik dan efektif untuk membuat anak didik aktif dalam belajar
khususnya pada kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran
plan do review, di mana model tersebut yakni suatu pendekatan yang berfokus
pada potensi anak. Penggunaan model pembelajaran yang variatif justru
berdampak baik bagi anak untuk meraih tujuannya dalam belajar, sehingga lebih
baik mereka mendapatkan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan rasa
keingintahuannya dan dapat membuatnya senang.
5
Berhubungan dengan penggambaran yang telah dijelaskan tersebut,
penulis tertarik untuk meneliti model pembelajaran dalam melihat kemampuan
sains pada anak terkait dengan pengenalan terhadap benda cair dengan
menerapkan model plan do review dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Plan Do Review terhadap Kemampuan Sains Anak mengenal Benda Cair di
Kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto” adalah untuk
mengetahui kemampuan sains dengan memberikan pemahaman lebih melalui
model pembelajaran plan do review. Selain itu, melalui penerapan model
pembelajaran ini dinilai dapat menciptakan suasana yang terkendali dan
menimbulkan dampak positif pada potensi sains anak-anak.
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini:
1. Bagaimana kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum dan
sesudah penggunaan model pembelajaran plan do review di Kelompok B
TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto?
2. Adakah pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan model pembelajaran
plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair di
Kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan memiliki dua tujuan berdasarkan fokus
permasalahan penelitian:
6
1. Menganalisa potensi sains pada anak mengenal benda cair sebelum dan
sesudah penggunaan model pembelajaran plan do review di kelompok B
TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran plan do review
terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair di Kelompok B TK
Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
D. Manfaat Penelitian
Secara garis besar, manfaat penelitian diklasifikasikan menjadi dua
diantaranya yakni:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi guru, yaitu menambah pengetahuan sekaligus menjadi opsi untuk
penerapan model pembelajaran keaktifan anak terhadap materi sains serta
menjadi evaluasi pada hasil belajar yang berfungsi untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan anak.
b. Bagi mahasiswa diharapkan bisa menjadi bahan patokan dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya terkait pengembangan model
pembelajaran yang inovatif.
2. Manfaat Praktis
Model pembelajaran plan do review ini menarik perhatian,
menumbuhkan motivasi sekaligus membantu anak didik dalam memahami
sains serta membantu guru dalam mencapai tujuan belajar.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang mengangkat permasalahan yang menyatakan bahwasanya model
pembelajaran plan do review berdampak serta berpengaruh signifikan pada
kemampuan anak. Berikut uraian tentang penelitian terdahulu :
a. Penelitian yang ditulis Bellanita Maryadi pada tahun 2013 dari Universitas
Pendidikan Indonesia dengan judul “pengaruh model pembelajaran high
scope (plan do review) terhadap motivasi belajar anak” Hasil penelitian
yang diperoleh dari penelitian ini motivasi belajar anak mengalami
peningkatan sebagaimana dapat dilihat dari skor yang ditunjukan dan
menaiknya jumlah anak-anak yang memiliki skor tinggi pasca perlakuan.
Hasil dari penelitian yang dilakukannya ini mengatakan bahwasanya tidak
ditemukannya anak-anak yang berkategori rendah pada motivasi
belajarnya pasca perlakuan.
b. Penelitian kedua dilakukan oleh Herman dan Rusmayadi Program
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan di
Universitas Negeri Makassar yang karyanya telah dijurnalkan pada tahun
2018 dalam International Journal Of Advanced Research (IJAR) 6(12).
Penelitian yang diangkat adalah dampak penerapan plan do review
terhadap kemampuan sains pada PAUD. Kesamaannya adalah penelitian
8
ini juga menggunakan model pembelajaran plan do review. Dari penelitian
ini, diperoleh data kemampuan anak didik pada eksperimen
(menggunakan model pembelajaraan plan do review) memeliki rerata
18,00 sedangkan pada konvensional (tanpa model pembelajaran plan do
review) memeliki rerata 16,00. Sehingga dalam hal ini dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan dengan melihat selisih dari kedua kelompok
tersebut.
Dari kedua penelitian tersebut, ditemukan kesamaan fakta bahwa
penggunaan model pembelajaran plan do review mampu meningkatkan
kemampuan anak didik.
2. Model Pembelajaran
Menurut Mayer (Habibu, 2019:261) Model pembelajaran diartikan sebagai
suatu proses terencana pada penerapan tipe dan jenis metode pembelajaran yang
diterapkan pada anak atau siswa dengan tujuan yakni menciptakan pengalaman
pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik. Oleh karena itu, bermakna agar
anak didik yang lebih aktif untuk belajar secara mental dan jasmani. Pembelajaran
menurut Gagne & Brigs (Helmiati, 2012:7) ialah segala sesuatu yang dikonsepkan
atau telah direncanakan untuk terjadi dan bertujuan untuk memberikan pengaruh
belajar pada anak. Knirk & Kent L Gustafson (Helmiati, 2012:8) menjelaskan
bahwasanya pembelajaran merupakan aktivitas yang telah diatur oleh tenaga didik
untuk tujuan pembelajaran bagi anak-anak.
Model pembelajaran berdasarkan Harjanto (Zainal dan Adi, 2016:2) Hal
tersebut diartikan sebagai suatu konsep dan dapat digunakan sebagai pedoman
9
atau acuan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut definisi tersebut,
Murtadlo (Zainal dan Adi, 2016:2) mendefinisan bahwasanya model pembelajaran
yakni suatu acuan yang dapat dianut dalam pembelajaran tertentu.
Joyce & Weil (Nurdiyansah dan Eni, 2016:3) Model pembelajaran
diyakini merupakan rencana atau model yang dapat digunakan untuk membentuk
pembelajaran (rencana pembelajaran jangka panjang) merancang materi
pembelajaran dan memandu ruang kelas atau metode pembelajaran lainnya.
Model pembelajaran dapat digunakan sebagai mode pilihan, artinya guru dapat
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Suherman (Syafruddin dan Adriantoni, 2019:181) Model pembelajaran
dimaksudkan sebagai mode interaksi dengan siswa dan guru di kelas melibatkan
strategi, metode dan keterampilan belajar yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Suherman memaparkan konsepnya bahwa
model pembelajaran merupakan bentuk yang menunjukkan hubungan interaksi
antara guru dan siswa secara strategis dengan metode dan teknik-teknik belajar
yang dapat diaplikasikan.
Menurut Trianto (Habibu, 2019:262) Model pembelajaran merupakan
proses berisi tahapan belajar dan tujuan yang telah terkonsep. Adapun pendapat
lain yang dikemukakan oleh Soekanto,dkk (Habibu, 2019:262) model
pembelajaran merupakan rangka konsep dengan teknik prosedural untuk fokus
pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran yang diimplementasikan
10
dalam proses belajar mengajar ialah rangkaian kegiatan yang disusun secara
terencana dan bertahap sehingga suatu pembelajaran dapat dijalankan dengan
optimal.
Berbagai pendapat diatas mengenai model pembelajaran maka dapat
disimpulkan bahwasanya model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang dideskripsikan dari awal sampai akhir yang dikenalkan secara
khusus oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran dapat diartikan sebagai
metode, contoh atau pola yang tujuannya untuk menyampaikan pesan kepada
anak-anak dengan membuat pola atau contoh menggunakan materi yang dipilih
oleh pendidik berdasarkan materi dan kondisi yang disediakan di kelas.
a. Model Pembelajaran Plan Do Review
Jaipaul dan James (Herman dan Rusmayadi, 2018) menyebutkan bahwa
model pembelajaran plan do review anak-anak sebagai pembelajar aktif, yang
belajar dengan cara terbaik melalui kegiatan yang mereka rencanakan, laksanakan
dan renungkan sendiri. Jika diperlukan orang dewasa menggunakan bahasa yang
rumit ketika mengamati, membantu dan memperluas pekerjaan anak-anak.
Sedangkan peran pendidik ialah untuk memastikan dan menciptakan lingkungan
yang dijadikan proses belajar mengajar menjadi kondusif sehingga mereka juga
melibatkan diri dan bergabung dalam kegiatan anak-anak, terlibat dalam
percakapan yang mendukung dan memperluas rencana anak-anak dan membantu
mereka mencerminkan banyak hal. Orang dewasa mendorong anak-anak untuk
membuat keputusan, menyelesaikan masalah atau terlibat dalam kegiatan
kurikulum yang berkontribusi pada pembelajaran mereka tentang hal-hal yang
11
didasarkan pada indikator pembangunan utama yang mencakup semua bidang
pengembangan intelektual, sosial dan fisik.
Plan do review mengharuskan tenaga didik untuk berperan sebagai orang
terdekat anak-anak dalam pemilihan minat dan pengembangan bakatnya yang
harus distimulus dan diulang-ulang tiap harinya. Plan do review yakni suatu
proses pembelajaran dengan konsep perencanaan, melakukan dan mereview ulang
(Diana, 2017:47)
Pinter (Shaher dan Abdulbaqi, 2019) menjelaskan siklus plan do review
menjadi tiga langkah proses perencanaan, melakukan dan meninjau. Langkah ini
mengacu pada berpikir di muka atau perencanaan, berpikir saat melakukan
mengaktifkan atau pemantauan dan berpikir bagaimana kegiatan terpecahkan dan
akhirnya mengevaluasi kinerja anak didik sendiri.
Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018) mengungkapkan bahwa
program plan do review ialah bentuk dari teori konstruk menurut pemaparan
Dewey dan Vygotsky milik Piaget. Inti dari teori ini yakni melibatkan pendekatan
belajar yang fokus pada anak-anak dan merencanakan proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan minat bakatnya. Sesuai namanya plan bermakna
merencanakan do artinya melaksanakan dan review yakni pengulangan. Plan do
review memberi anak-anak kesempatan untuk melakukan pembelajaran dengan
disesuaikan minat bakatnya. Lebih luas lagi (plan) pada tahap ini guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk merencanakan kegiatan mereka
dengan bantuan arah guru maka (do) rencana dalam kelompok dan (review) anak
melaporkan kembali atau meninjau apa yang telah dilakukannya.
12
Massari (Shaher dan Abdulbaqi, 2019) menyatakan bahwa urutan plan do
review adalah elemen kunci untuk pembelajaran aktif, itu mencakup semua aspek
fundamental dari kegiatan itu: bahan, penanganan, pilihan, bahasa, komunikasi
dan pemikiran. Dalam waktu perencanaan anak-anak dapat membuat pilihan dan
memutuskan tindakan, waktu untuk melakukan dalam plan do review mengacu
pada saat ketika anak dimasukkan ke dalam tindakan niat mereka dan
memecahkan masalah serta mengingat rencana asli yang dikembangkan.
Plan do review dapat dianggap sebagai model pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan, menurut Ellis & Brewster (Shaher dan Abdulbaqi,
2019) model pembelajaran tersebut menyediakan kerangka kerja bagi para guru di
mana mereka dapat memasukkan peluang untuk anak didik berpikir refleksi
merencanakan, melakukan dan meninjau.
Model pembelajaran plan do review memberikan anak-anak kebebasan
untuk aktif dalam belajar, memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk terlibat
langsung dalam proses belajar serta memberikan pengalaman dengan orang-orang
di sekitar mereka sehingga lingkungan belajar dapat membantu anak-anak
menumbuhkan kemampuan kognitif. Selain itu, model pembelajaran plan do
review ini mendorong anak untuk dapat memberikan empatinya terhadap suatu hal
melakukan komunikasi, menerapkan jiwa kerja sama serta dapat menghormati
orang sekitarnya.
Beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa plan do review
yakni suatu model pembelajaran berfokus pada anak. Dalam model pembelajaran
13
ini anak diberi kesempatan mengembangkan minat bakatnya yang dimulai dengan
merencanakan pembelajaran, melakukannya dan mengulangnya lagi.
b. Elemen utama Plan Do Review Pada Anak usia dini
Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018) menjelaskan bahwa ada lima
elemen utama dalam mengimplementasikan model pembelajaran plan do review,
yaitu:
1) Pengaturan Kelas
Pengaturan ruang kelas merupakan penataan kelas dengan rancangan
yang disesuaikan dengan minat anak-anak, di mana setiap minat anak
memiliki bidangnya sendiri. Setiap bidang diberikan nama-nama yang mudah
diingat untuk objek atau subjek yang mereka minati.
2) Pembelajaran Aktif
Anak-anak merupakan kontributif yang aktif dalam mengambil peran
pembelajaran model ini, dikarenakan mereka dapat terlibat secara langsung di
dalamnya dan membagikan pengalaman belajarnya, menunjukkan kesenangan
dan bakatnya serta mengembangkan pengetahuannya. Misalnya yaitu
mengkonsep pembelajaran, pembentukan gagasan, membuat simbol dan
abstraksi dari dirinya masing-masing dan tenaga didik hanya berperan sebagai
penyedia sarana prasarana yang mendampinginya dalam pengobservasiannya
ketika belajar.
14
3) Isi pembelajaran
Isi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang
disesuaikan dengan potensi dan kemampuan anak-anak dalam
mengembangkan minat bakatnya.
4) Penilaian
Penilaian merupakan akhir dari evaluasi yang dapat berupa pujian
ataupun skoring. Untuk penerapan metode plan do review guru cukup
mencatat tentang tingkah laku anak-anak, pengalaman dan minat anak-anak
guna memberikan penilaian pada anak didiknya. Proses penilaian ini
membutuhkan perencanaan kelompok, note yang berisi pengalaman setiap
harinya serta koleksi catatan yang direkam setiap semester. Disamping untuk
mendukung proses penilaian, unsur-unsur ini juga wajib diinformasikan
kepada orang tua anak untuk mereka memahami apa saja yang telah anak-
anaknya capai pada proses pembelajaran.
Pada metode plan do review, penilaian yang digunakan yaitu sistem
child observation record (COR) guna melihat, mengamati dan menganalisis
adanya perkembangan signifikan yang terjadi pada anak-anak. Berikut yang
harus dianalisis dan diamati oleh guru:
a) Inisiatif anak
b) social interaction (cara berhubungan dengan teman)
c) Representasi kreatif (membangun perencanaanya)
d) Bahasa dan literatur (menjabarkan tentang perencanaan yang telah
dilakukan)
15
Guru kelas menulis cacatan yang berisi tingkah laku, pengalaman dan
minat bakat anak didik. Catatan ini kemudian dipergunakan untuk
dilakukannya skoring terhadap tumbuh kembang anak didik dan melakukan
perencanaan di hari-hari selanjutnya.
5) Kegiatan rutin sehari-hari
Ada 5 tahapan berdasarkan Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018)
yang mendukung jadwal harian/rutinitas sehari-hari yang termasuk pada
belajar aktif anak, yakni:
a) Waktu perencanaan (plan/merencanakan)
Proses ini memberi anak kesempatan untuk membuat rencana dari
aktivitasnya yang akan dilaksanakan.
b) Pengalaman utama
Pengalaman dalam berhubungan langsung dengan orang-orang,
benda, ide dan peristiwa. Pengalaman belajar aktif akan membantu anak
membangun pengetahuan mereka dalam proses pembelajaran, anak
menggunakan fungsi indranya seoptimal mungkin, anak membangun
pengetahuannya sendiri dengan berbagai objek disekitarnya.
c) Waktu kerja (do/melakukan)
Tahap ini merupakan saat anak memulai kegiatannya sesuai
perencanaanya, di mana anak memecahkan dan menyelesaikan
perencanaanya.
d) Waktu pembersihan
Anak membersikan peralatan yang telah digunakan.
16
e) Waktu renungan (review/meninjau)
Tahapan ini yakni tahapan yang mana anak-anak dapat melakukan
refleksi terhadap segala sesuatu yang sudah mereka lalui pada
pembelajarannya. Model plan do review memiliki banyak manfaat bagi
anak untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan minat anak dalam proses
pembelajaran, memberikan pengalaman belajar yang positif.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Plan Do Review
Berikut di bawah merupakan langkah untuk menerapkan model plan do
review (Herman dan Rusmayadi, 2018) adalah:
a. Plan (masa untuk merencanakan)
Perencanaan merupakan tahap awal untuk memberikan anak dapat
merencanakan gagasan-gagasannya pada gurunya, tenaga didik dapat memulai
komunikasi terkait dengan rencananya. Hal ini bertujuan agar keduanya dapat
saling memahami apa yang sebenarnya menjadi maksud dan tujuan dari gagasan
anak yang telah ia rencanakan. Dalam hal ini, tenaga didik sebagai fasilitator yang
berhak untuk memberi saran, mengarahkan dan menuntun atau membantunya
mengembangkan kemampuannya.
b. Do (pelaksanaan)
Urutan waktu kerja bagian ini biasanya merupakan waktu yang paling
lama dalam pekerjaan sehari-hari. Peran guru selama jam kerja adalah mengamati
anak-anak dan melihat bagaimana mereka mengumpulkan informasi, berinteraksi
dengan rekan kerja dan memecahkan masalah. Jika perlu, guru akan berpartisipasi
17
dalam kegiatan anak-anak untuk mendorong, memperluas dan merancang situasi
pemecahan masalah.
c. Review (mengingat dan mengulang kembali)
Mereview, berarti anak telah memasuki tahapan akhir yakni dengan
mengingat. Dalam kegiatan ini dapat mengingat beragam, misalnya mengingat
nama teman, kesukaan teman dan menceritakan kembali peristiwa yang telah ia
lihat atau lalui dikegiatannya. Tahap ini adalah penutupan untuk kegiatan
perencanaan dan waktu kerja.
Berikut langkah model plan do review (Herman dan Rusmayadi, 2018)
adalah:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model
pembelajaran plan do review.
3. Mempersiapkan skenario untuk menerapkan model pembelajaran plan do
review.
4. Menjelaskan kepada anak-anak bagaimana menerapkan tinjauan rutin dari
rencana tersebut.
5. Mengkomunikasikan jenis kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan
pembelajaran (kegiatan yang diberikan merupakan hasil diskusi antara
guru dengan anak)
6. Memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat-lihat pusat kegiatan
yang akan dilaksanakan.
18
7. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan
(perencanaan).
8. Anak-anak memulai kegiatan (melakukan) sesuai rencana mereka sendiri.
9. Setelah selesai, anak membersihkan peralatan yang digunakannya
kemudian istirahat.
10. Setelah menyelesaikan anak akan mereview semua aktivitas yang dia
selesaikan.
3. Sains Anak Usia Dini
a. Hakikat Sains
Sains dilansir dari webster new collegiate dictionary (Khadijah, 2016:15)
berarti suatu ilmu atau informasi yang berguna yang diperoleh lewat proses
pembelajaran atau observasi. Menurut Nugraha (Khadijah, 2016:151) kata sains
atau science dari Bahasa Latin yang bermakna pengetahuan yang sistematis.
Sedangkan Conant (Mursyid, 2016:69) menjelaskan bahwasanya sains ialah suatu
konsep ilmu yang memiliki hubungan satu dengan lainnya yang merupakan hasil
dari suatu observasi yang telah dilakukan dan dapat diuji lanjutan.
Campbell mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang berguna dan
sarana atau metode untuk memperoleh pengetahuan. Sementara itu, Abruscasto
mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui serangkaian
proses sistematis untuk mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam
semesta (Murshid, 2006: 69)
Ilmu berkaitan erat dengan kegiatan menelusuri gejala dan fakta alam di
sekitar anak, artinya ilmu pengetahuan adalah ilmu tentang lingkungan alam suatu
19
proses yang meliputi teori atau konsep yang didapatkan dari pengamatan suatu
penelitian. Menurut Fisher (Mursyid, 2016:69) Sains adalah kumpulan
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan observasi
yang ketat. Secara konseptual menurut Amien (Mursyid, 2016:68) sebagai ilmu
pengetahuan alam meliputi materi dan energi yang terkandung dalam kehidupan
lebih banyak membahas tentang ilmu pengetahuan tentang alam seperti fisika,
kimia dan biologi.
Dari sudut pandang di atas, bisa ditarik pemahaman bahwasanya konsep
umum sains adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari berbagai fenomena
alam di lingkungan sekitarnya dan melibatkan kegiatan menemukan hukum alam
melalui eksperimen dan observasi sehingga menarik kesimpulan baru yang
bermanfaat.
b. Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
Pembelajaran sains bertujuan memberi pelatihan pada anak menggunakan
panca indra untuk mengenal berbagai gejala kejadian dan gejala benda, dilatih
anak untuk melihat, merasakan, mencium, meraba dan mendengarkan. Semakin
banyak indra yang terlibat dalam pembelajaran, semakin banyak anak memahami
apa yang mereka pelajari. Anak-anak memperoleh pengetahuan baru melalui
persepsi berbagai objek di sekitar lingkungannya. Brewer (Khadijah, 2016:152)
mendefinisikan bahwa sains ialah rasa keingintahuan yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan dan selidikan suatu objek atau subjek tertentu.
Menurut Nugraha (Khadijah, 2016:152) sains ialah salah satu metode
untuk mendapatkan ilmu dengan pengamatan, eksperimen, konsep dan perumusan
20
teori. Teori perkembangan kognitif mengklasifikasikan anak-anak berusia 2-7
tahun pada tahapan pra-operasional. Pada tahap ini kemampuan ilmiah anak ialah
kemampuan untuk mengamati objek konkret dengan menggunakan semua indra
dan kemudian menggunakan bahasa, tulisan atau gambar sebagai tempat untuk
melampirkan makna.
Sains ialah ilmu pembelajaran anak memegang peranan terpenting untuk
membantu anak mengembangkan kognisi sejak dini. Jika kita menyadari bahwa
kita hidup di dunia yang dinamis yang terus berkembang dan berubah menuju
masa dewasa, semakin kompleks cakupannya tentunya semakin banyak ilmu yang
dibutuhkan dan semakin besar pula kesadaran akan pentingnya memberikan ilmu
kepada anak.
Dalam suasana bermain memasukkan pembelajaran saintifik ke dalam
rencana PAUD merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena karakteristik
respon anak terhadap hal-hal dalam arti bermain. Saepudin (Khadijah, 2016:152)
mengartikan anak-anak mendapatkan lebih banyak pengalaman dari dunia
sekitarnya, mereka seringkali membutuhkan bantuan untuk mengatur hasil belajar
yang spesifik. Oleh karena itu, guru harus percaya bahwa setiap anak memiliki
kemauan dan kemampuan sendiri untuk menemukan dan membangun
pengetahuan. Nilai dan pengalaman masing-masing menuntut guru untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses ini, guru
berperan sebagai pembimbing dan motivasi anak untuk merangsang kemauan dan
kemampuannya mencari, menemukan, merangkum, bertukar pengetahuan dan
pengalaman belajar (Khadijah, 2016:152)
21
Sains memberi peluang dan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi
benda hidup dan mati di lingkungannya dengan baik melalui panca indranya yang
artinya melibatkan peraba, perasa, pembauan dan pendengaran. Cakupan
kompleksitas unsur tersebut dapat menunjang anak berpotensi mengkaitkan satu
objek dengan yang lainnya.
Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sains anak usia
dini ialah bentuk pembelajaran dan pengetahuan yang menyenangkan dan menarik
yang dilakukan melalui observasi, investigasi dan rangkaian eksperimen untuk
menemukan jawaban tentang realitas di lingkungan.
c. Tujuan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
Dalam taksonomi Bloom (Khadijah, 2016:151) Menurut penjelasannya
tujuan belajar sains adalah untuk memberikan pengetahuan yaitu pengetahuan
dasar tentang prinsip dan konsep yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pembelajaran sains juga diharapkan mampu memberikan keterampilan
(gerak mental), sikap ilmiah (emosi), pemahaman, kebiasaan dan penghargaan.
Anak-anak adalah ilmuwan, anak-anak yang lahir penuh dengan keajaiban
dan keingintahuan. Mereka bisa belajar dan mencari tahu apa yang mereka lihat
dan rasakan di sekitar mereka. Oleh karena itu, Piaget (Khadijah, 2016:151)
mengemukakan bahwa pengetahuan tidak hanya merupakan interaksi langsung
antara indra dengan realitas, tetapi juga harus memiliki pemikiran tentang
perubahan untuk memperoleh pengetahuan yang ada di alam melalui eksperimen.
Menurut Sujiono (Khadijah, 2016: 151) permainan sains di tingkat anak
TK dirancang untuk membekali anak dengan kemampuan sebagai berikut:
22
1) Amati perubahan yang terjadi di sekitar.
2) Lakukan percobaan sederhana, misalnya benih buah yang ditanam akan
tumbuh keluar.
3) Melakukan kegiatan membandingkan dan mengkomunikasikan hal-hal
tertentu yang disebabkan oleh pengamatannya.
4) Meningkatkan inovasi dan kreativitas khususnya di bidang ilmu
pengetahuan alam, supaya mereka bisa membuat keputusan untuk
permasalahan yang tengah dihadapinya.
Menurut Leeper (Mursyid, 2016:71) Adapun tujuan belajar sains anak
adalah sebagai berikut:
1) Memungkinkan anak-anak menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah yang mereka hadapi, sehingga membantu anak-anak
dengan pandai memecahkan berbagai masalah yang mereka hadapi
2) Membuat anak memiliki sikap ilmiah pengetahuan alam dasar
3) Memungkinkan anak memperoleh pengetahuan dan informasi ilmiah
yang lebih baik dan lebih andal, artinya informasi yang diperoleh anak
berdasarkan temuannya.
4) Biarkan anak lebih tertarik pada ilmu kehidupan di lingkungan alam
Pada penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik simpulan
bahwasanya pembelajaran sains bagi anak berfungsi untuk memberi kemampuan
dan dukungan pada anak tentang konsep pemikiran logis lewat ekperimen-
23
eksperimen mudah yang dapat dilakukan tentang adanya gejala alam di
lingkungannya dan melatihnya untuk memiliki daya problem solving untuk
pemecahan masalah yang dihadapinya.
d. Kemampuan Sains Anak Usia Dini
Kemampuan diartikan sebagai potensi yang dimiliki oleh suatu individu
yang dapat dikembangkan dengan cara dilatih dan distimulus secara bertahap dan
berlanjut. Sedangkan makna dari kemampuan sains pada anak yakni suatu potensi
anak-anak dalam memberikan pemahamannya akan suatu objek atau subjek
ditinjau dari sudut pandangnya. Kemampuan ini dapat diterapkan pada anak-anak
tingkat TK dengan cara pengamatan, membuat simpulan, menyatakan opini,
komunikasi dan mengaplikasikannya berdasarkan pengalamannya.
1) Pengamatan
Ketika anak-anak mengamati mereka belajar menggunakan lima fungsi
sensorik dengan paling baik seperti melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan. Forman dan Kruscher (Khadijah, 2016: 154) mengusulkan empat
tahapan yang perlu diselesaikan anak selama observasi, yaitu:
a) Identifikasi bagian dari objek
b) Lihat objek dari sudut lain
c) Bandingkan objek yang diamati dengan objek lain
d) Mengaitkan struktur objek yang diamati dengan fungsi objek tersebut
24
2) Dapat menjelaskan alasan yang diberikan
Kemampuan menyatakan sebab atau menjelaskan kejadian yang dialami
menuntut anak untuk berpikir, terutama dalam hal sebab dan akibat.
3) Klasifikasi
Dalam kegiatan mengklasifikasikan objek dan kejadian, anak tidak hanya
mengamati tetapi juga berpikir sehingga dapat memilih dan menempatkan objek
atau kejadian sesuai dengan klasifikasinya. Misalnya benda yang bisa
digolongkan sebagai mobil mainan, kuda, boneka, orang bahagia atau orang sedih
(Khadijah, 2016:154)
Kegiatan pengamatan didorong oleh rasa ingin tahu anak-anak tentang
lingkungan sekitarnya sehingga mereka dapat mengamati perubahan yang terjadi.
Kemudian anak membandingkan, memperkirakan, mengklasifikasikan dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan sebagai pengetahuan. Sejalan dengan
pendapat sebelumnya Nugraha (Khadijah, 2016:154) menyatakan bahwa
kemampuan ilmiah anak usia dini adalah kemampuan untuk menguasai ilmu
pengetahuan sebagai suatu proses dan tingkah laku. Kemampuan sains sebagai
suatu proses dan produk dapat menjadi kemampuan untuk mengamati dan
melakukan eksperimen sederhana. Sedangkan kemampuan sains sebagai sikap
dapat mengatasi berbagai kendala dengan mengaktualisasikan sains untuk hidup
kesehariannya.
Dari penjabaran di atas maka bisa diambil simpulan bahwasanya
keterampilan sains anak merupakan kemampuan atau keterampilan yang harus
25
dipelajari anak dan menguasai lingkungan alam sekitarnya melalui proses
pengenalan, pengamatan dan eksperimen.
e. Materi atau Topik Pengembangan Kemampuan Sains Anak Usia Dini
Materi pembelajaran yang digunakan dalam PAUD mempunyai cara
belajar dalam lingkungan tertentu, dimana anak bisa mempersepsikan lingkungan
tersebut. Anak usia dini ada diposisi masa sebelum operasional,
mempertimbangkan objek tertentu. Berdasarkan hasil kajian materi sains dan
menurut kurikulum, anak usia taman kanak-kanak dapat mempelajari beberapa
konsep dengan bermain sambil belajar. Mursyid (2016:78) mengidentifikasi
beberapa materi pembelajaran sains disukai anak diantaranya:
1) Mengidentifikasi benda-benda di sekitarnya berdasarkan dimensi
(pengukuran) yang termasuk pada topik ini ialah penimbangan,
pengukuran dan menakar
2) Mengenal benda cair
3) Meniup balon lalu dilepaskannya dan udara bergerak
4) Benda yang dimasukkan ke dalam air (benda terapung dan tenggelam)
5) Benda jatuh (gravitasi)
6) Magnet eksperimental
7) Pengamatan melalui kaca pembesar
8) Mencoba untuk membedakan rasa, bau dan suara yang berbeda.
9) Pencampuran warna
Dalam penelitian ini difokuskan pada materi atau topik pengembangan
kemampuan sains anak mengenal benda cair. Benda cair ialah benda bertekstur
26
cair yang memiliki sifat mengalir, lembab, bentuknya tidak beraturan dan
tergantung tempat yang ditempatinya misalnya benda cair ialah air, minyak,
madu, bensin, dll. Sifat benda cair (Juhji, 2016) adalah:
1) Bentuk cairan menyesuaikan dengan bentuk wadah.
2) Permukaan benda cair selalu tenang dan selalu rata
3) Benda cair mengalir ke tempat-tempat rendah
4) Benda cair menekan kedalam segala arah
5) Benda cair menembus ke dalam celah kecil
e. Indikator Kemampuan Sains Anak Usia Dini
Indikator merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar untuk
menetapkan apakah yang dilaksanakan mengalami keberhasilan atau tidak
sedangkan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau pencapaian hasil
oleh seseorang sesudah mengalami proses pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran plan do review pada pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak
memiliki tujuan dalam meningkatkan keterampilan eksplorasi dan investigasi
yakni melalui aktivitas pengamatan dan menyelidiki benda dan fenomena alam.
Meningkatkan keterampilan sains anak misalnya melaksanakan pengamatan,
pengukuran, mengkomunikasikan hasil pengamatannya, menumbuhkan rasa
keingintahuannya, kesenangan dan mau melaksanakan dalam bentuk aktivitas.
Sesuai kurikulum 2013 PAUD yang diatur dalam Permendikbud No. 146
(2014) yang termasuk tingkatan pencapaian kemampuan sains pada
perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun ialah:
27
1) Menunjukkan kegiatan eksplorasi dan mendeteksi (misalnya apa yang
terjadi saat air ditumpahkan)
2) Memecahkan permasalahan sederhana pada aktivitas hidup sehari-harinya
melalui cara yang fleksibel dan dapat diterima secara sosial
3) Mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman di lingkungan baru
4) Menampilkan sikap inovatif (ide kreativitas) saat memecahkan
permasalahan
5) Mengidentifikasi perbedaan sesuai ukuran lebih besar, kurang dari dan
paling banyak.
6) Menunjukkan inisiatif saat menentukan tema permainan
7) Mengatur aktivitas yang direncanakan
8) Memperjelas benda menurut warna, bentuk dan ukurannya
9) Memahami kausalitas lingkungan (angin menggerakkan daun dan air
membuat basah)
Sesuai teori-teori dan tingkat pencapaian perkembangan kognitif dari
kemampuan sains anak usia dini di atas, maka indikator yang dapat dirumuskan
melalui model pembelajaran plan do review dengan kegiatan mengenal benda
cair, lihat tabel 2.1 berikut:
28
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair
g. Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do Review terhadap kemampuan
Sains Anak
Penggunaan model pembelajaran memiliki peran penting didalam
pencapaian tujuan pembelajaran, berhasilnya suatu proses pembelajaran
bergantung pada kreativitas pendidik dalam mengemas proses belajar mengajar itu
sendiri. Model pembelajaran ialah salah satu bentuk interaksi antara pendidik dan
anak didik, model pembelajaran plan do review ialah model belajar yang berfokus
pada anak memberikan anak-anak kebebasan untuk aktif dalam belajar,
memberikan kebebasan kepada anak-anak agar berinteraksi langsung di dalam
proses pembelajaran serta memberikan pengalaman dengan orang-orang di sekitar
Indikator Item Indikator
a. Menunjukkan kegiatan eksplorasi dan mendeteksi
(misalnya apa yang terjadi saat air ditumpahkan)
1. Anak mempunyai sikap yang mencerminkan rasa keingintahuan
2. Anak bisa mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat
tinggi ke yang rendah
b. Menampilkan sikap inovatif (ide kreativitas) saat
memecahkan permasalahan
3. Anak mempunyai perilaku kreatif untuk melakukan eksperimen diluar
instruksi guru 4. Anak menceritakan ulang mengenai
kegiatan eksperimen yang sudah
dilaksanakan
c. Mengklasifikasikan benda sesuai bentuk
5. Anak bisa mengetahui 4 macam-macam benda cair (air, minyak
goreng, madu dan sabun cair cuci piring)
d. Memahami kausalitas lingkungan (angin
menggerakkan daun dan air membuat basah)
6. Anak bisa melihat perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna 7. Anak bisa mengetahui bentuk benda
cair meniru wadahnya
29
mereka sehingga lingkungan belajar dapat membantu anak-anak menumbuhkan
kemampuan sainsnya.
Kemampuan sains anak dapat diperoleh melalui proses mengenal,
mengamati dan melakukan percobaan. Pembelajaran sains melatih keterampilan
anak dalam mengenal gejala benda dan kejadian, keterkaitan antara model
pembelajaran plan do review dengan kemampuan sains anak adalah mengenal
sebab akibat tentang lingkungannya terkait dengan rasa ingin tahu anak untuk
terlibat langsung. Semakin banyak keterlibatan indra didalam pembelajaran, anak
semakin memahami apa yang dipelajarinya. Hal itu didasarkan oleh pendapat
Herman dan Rusmayadi (2018)
“Model pembelajaran plan do review dalam kemampuan sains anak sangat
berpengaruh dan merupakan stimulasi yang baik untuk mengembangkan kemampuan sains anak karena anak tidak hanya diam dan duduk mendengarkan disaat guru menjelaskan untuk bekerja pada kegiatan, tetapi
anak lebih aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran sains untuk memecahkan percobaan ilmiah yang dilakukan dan selama kegiatan anak
memperoleh ilmu pengetahuan dari hasil pengindraanya”
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran sains yang dilakukan guru di TK Dharma Wanita
Tino Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto masih menggunakan metode
ceramah. Hasil data observasi awal yang diperoleh kemampuan sains anak belum
mampu berkembang, keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran
masih sangat rendah. Guru masih bingung dalam menentukan model belajar yang
cocok digunakan didalam proses pembelajaran terkhusus pada pembelajaran sains,
dalam pembelajaran sains guru dituntut agar lebih kreatif di dalam menentukan
model belajar yang cocok terkhusus dalam materi mengenal benda cair. Oleh
30
sebab itu penulis mengusulkan penggunaan model pembelajaran plan do review
dalam kemampuan sains anak mengenal benda cair, model ini dianggap sangat
cocok digunakan karena kunci dasar dari model pembelajaran ini yaitu berpusat
pada anak sehingga anak aktif menemukan sebab-akibat dalam percobaan sains.
Melalui penggunaan model pembelajaran plan do review ini kemampuan sains
anak mengenal benda cair akan lebih meningkat. Anak-anak akan memiliki gairah
dan lebih aktif dalam proses peembelajaran sains. Berikut yang akan diteliti ialah
pengaruh model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak
mengenal benda cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten
Jeneponto, secara singkat penelitan ini akan membuktikan ada atau tidak pengaruh
yang signifikansi antara variabel independen yakni model pembelajaran plan do
review dengan variabel dependen yaitu kemampuan sains anak mengenal benda
cair. Lihat gambar 2.1 berikut:
31
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Pretest
Indikator kemampuan sains anak mengenal benda cair
1) Menampilkan kegiatan eksplorasi dan menyelidik
2) Menampilkan sikap inovatif saat
memecahkan permasalahan (ide kreativitas)
3) Mengklasifikasikan benda sesuai bentuk
4) Mengenal sebab-akibat mengenai lingkungannya
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran plan do review
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau tema 3. Mempersiapkan skenario
4. Memberi penjelasan terhadap anak bagaimana penerapan rutinitas plan do review.
5. Menyampaikan jenis aktivitas yang akan dilaksanakan selama
aktivitas belajar mengajar 6. Memberi peluang kepada anak-
anak untuk berkeliling untuk
mengetahui pusat aktivitas apa yang akan dilakukannya.
7. Memberi peluang terhadap anak-anak dalam merencanakan kegiatan (plan)
8. Anak-anak memulai kegiatan mereka berdasarkan rencana
mereka (do) 9. Setelah selesai, anak
membersihkan peralatan yang
telah ia gunakan dan kemudian beristirahat.
10. Setelah menyelesaikan istirahat,
anak meninjau semua kegiatan yang telah dia lakukan (review).
Observasi awal Kemampuan sains anak
mengenal benda cair belum mampu berkembang
Perlakuan
Model Pembelajaran plan
do review
Posttest
Proses pembelajaran sains di
TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto
32
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ialah jawaban sementara atas penelitian yang
sebenarnya pengujian empiris masih diperlukan. Sesuai kajian pustaka dan
kerangka pikir yang sudah dikemukakan, peneliti beranggapan bahwa “terdapat
pengaruh model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak
mengenal benda cair di Kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten
Jeneponto” Secara statistika, hipotesis ini dikatakan benar jika H1 ≥ Ho
Ho = “Tidak memiliki pengaruh model pembelajaran plan do review terhadap
kemampuan sains anak mengenal benda cair”
H1 = “Terdapat pengaruh model pembelajaran plan do review terhadap
kemampuan sains anak mengenal benda cair”
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian di dalam studi ini ialah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif dipilih karena pemecahan masalahnya membutuhkan
perhitungan, pengukuran variabel dan pengujian hipotesis yang sudah ditentukan.
Studi ini ialah jenis penelitian eksperimen yang meliputi dari satu perlakuan
(treatment) dan satu variabel terikat. Perlakuan yang diberikan yaitu model
pembelajaran plan do review sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
sains anak mengenal benda cair.
2. Jenis desain penelitian
Jenis desain penelitian eksperimen yang digunakan ialah Pre-experimental
designs
3. Bentuk desain penelitian
Adapun desain yang digunakan ialah one-grup pretest-posttest design
Dalam desain ini ada pretest, sebelum diberikan perlakuan. Maka bisa dilihat
bahwa hasil perlakuan lebih akurat dikarenakan bisa membandingkan melalui
kondisi sebelum diberikan perlakuan. Desain ini dapat dijelaskan dibawah ini:
Sumber: Sugiyono, 2016:111
O1 X O2
34
Penjelasan:
X = Perlakuan
O1 = Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)
O2 = Nilai posttest (sesudah diberikan perlakuan)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini ialah anak didik kelompok B TK Dharma
Wanita Tino Kabupaten Jeneponto yang terdiri dari 32 anak didik.
2. Sampel
Teknik sampling pada studi ini memakai teknik probability sampling.
Sugiyono (2015:141-143) menyebutkan bahwa probability sampling ialah teknik
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama didalam tiap
elemen (populasi) agar ditentukan sebagai anggota sampling. Dalam probability
sampling penggunaannya ialah simple random sampling disebut simple sederhana,
dikarenakan pengambilan anggota sampelnya dari populasi yang dilaksanakan
secara acak tanpa memandang strata didalam populasi tersebut, oleh karenanya
peneliti menentukan sampel berdasarkan urutan nama yang ganjil di daftar hadir
anak didik kelompok B jumlah sampel yang dipilih 15 orang anak didik.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional ialah definisi yang dirancang sesuai pengamatan dan
diukur mengenai variabel dalam penelitiannya. Oleh karena itu, variabel yang
terlibat pada studi ini secara operasional diistilahkan sebagai berikut:
35
1. Model pembelajaran plan do review dengan prinsip pembelajaran aktif
dan memberikan kebebasan kepada anak dengan melibatkan langsung di
dalam proses belajar mengajar dan memberi pengalaman melalui orang di
sekitar mereka sehingga lingkungan belajar perlunya dukungan kegiatan
belajar anak dan bisa membantu anak mengembangkan keterampilan
sains.
2. Kemampuan sains, keingintahuan anak untuk mendapatkan informasi baru
yang dilaksanakan dengan cara pengamatan, klasifikasi, simpulan dan
komunikasi (hasil belajar).
Variabel ialah suatu hal yang akan menjadi objek observasi dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau
mempengaruhi, di dalam penelitian ini ialah model belajar plan do review.
Model pembelajaran ini merupakan model yang akan digunakan peneliti
saat berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau faktor-faktor yang
diamati dan diukur dalam menentukan pengaruh variabel bebas, dalam hal
ini ialah keterampilan sains anak mengenal benda cair yaitu hasil belajar
atau tolak ukur dalam mengetahui berhasilnya pencapaian seseorang
terhadap kemampuan sains sesudah mengalami proses pembelajaran yang
bisa dibenarkan dengan hasil observasi dan tes perlakuan.
36
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ialah alat atau sarana yang dipergunakan untuk
pengumpulan data agar pekerjaan lebih sistematis dan mudah diolah. Penggunaan
instrumen penelitian pada studi ini ialah observasi atau pengamatan. Dalam suatu
penelitian, diistilahkan sebagai memusatkan perhatian pada suatu objek
melibatkan semua data dalam memperoleh data. Panduan observasi yang
dipergunakan pada penelitian ini adalah lembaran pengamatan yang terstruktur
dan penyusunannya dalam bentuk skala bertingkat (rating sale). Pengisiannya
cukup dilakukan dengan memberikan tanda check list (√) jika apa yang
diamatinya muncul atau cocok dengan instrumen dan deskripsi kemampuan yang
dinginkannya dicapai oleh anak.
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah tahapan terpenting di dalam suatu
penelitian, dikarenakan tujuan pokok pada suatu penelitian ialah memperoleh data
(Sugiyono, 2016:308) Penggunaan teknik pengumpulan data pada studi ini ialah:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan ialah aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis. Observasi awal dilaksanakan melalui pengamatan
keadaan fisik sekolah, model pembelajaran, media dan hasil belajar anak didik.
Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti disaat berlangsungnya proses belajar
mengajar sebelum memberi perlakuan serta setelah memberi perlakuan memakai
37
model belajar plan do review untuk mengetahui kemampuan sains anak mengenal
benda cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
b. Tes Perlakuan
Teknik pengumpulan data uji pada studi ini menggunakan pretest dan
posttest untuk mengukur kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum
dan sesudah diterapkannya model pembelajaran plan do review.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam studi ini prosedural pengumpulan data melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahapan ini peneliti menyiapkan hal yang dibutuhkan misalnya uji
validitas untuk instrumen serta proses izin penelitan.
b. Pemberian Pretest
Peneliti melakukan observasi awal dan menilai perkembangan kemampuan
sains sebelum diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran plan do review
berdasarkan instrumen yang sudah dibuatnya. Dalam ini memiliki tujuan guna
mengetahui tingkat perkembangan sains anak sebelum diterapkannya model
belajar plan do review.
c. Pemberian Perlakuan (treatment)
Pemberian perlakuan berbentuk kegiatan model belajar plan do review
yang akan diterapkan pada jangka waktu tertentu dan berpedoman pada skenario
yang telah dibuat sebelumnya pada tahap perencanaan.
38
d. Pemberian Posttest
Setelah diberi perlakuan, peneliti memberi penilaian terhadap
perkembangan sains anak setelah diberi perlakuan menggunakan model
pembelajaran plan do review. Hal ini memiliki tujuan guna mengetahui tingkat
perkembangan sains anak sesudah diterapkan model belajar plan do review.
e. Analisis hasil
Analisis hasil dari penelitian dilaksanakan sesuai dengan metode
penelitian yang digunakan, pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pretest
dan posttest guna mengetahui perubahan yang terjadi pada kemampuan sains anak
mengenal benda cair dan juga mengetahui apakah model pembelajaran plan do
review berpengaruh pada kemampuan sains anak mengenal benda cair.
F. Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan ialah dengan menceklis kemampuan sains anak pada
lembar pengamatan dan kategori tersebut dirubah menjadi angka-angka sebagai
nilai yang diperoleh dengan memakai skala ukur terlihat pada tabel 3.1
pengukuran tingkat kemampuan sains anak berikut ini:
Tabel 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan sains anak
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data ialah aktivitas yang dilakukan
sesudah pengumpulan data dari semua responden atau sumber data lainnya.
No Kategori Nilai
1 Berkembang sangat baik 4
2 Berkembang berdasarkan keinginan 3
3 Mulai berkembang 2
4 Belum berkembang 1
39
Teknik analisis data bertujuan guna menganalisa data hasil observasi mengenai
kemampuan sains anak dalam mengenal benda cair sebelum dan setelah diberikan
perlakuan model pembelajaran plan do review yaitu analisis deskriptif dan
statistik nonparametrik.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ialah statistik dipergunakan dalam menganalisa data
melalui cara mendeskripsikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya, tanpa
maksud untuk membuat simpulan secara umum. Selain itu, untuk mendapatkan
gambaran umum tentang rata-rata tingkatan kemampuan sains anak-anak dapat
digunakan rumus untuk menghitung rata-rata sebagai berikut:
Sumber: Sudijono 2015:81
Penjelasan
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicapai persentasenya
N = Jumlah subjek (sampel)
2. Analisis Statistik Nonparametrik
Teknik analisis nonparametrik merupakan analisis yang tidak
membutuhkan adanya asumsi tentang distribusi data populasi, cara pengujian
tidak berdasarkan pada distribusi populasi yang ada sehingga disebut uji bebas
distribusi. Sejalan dengan pendapat Sugiono (2015) statististik nonparametrik
tidak perlu dipenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisa tidak perlu
40
terdistribusi normal juga tidak harus berupa data nominal. Dalam menganalisa uji
beda, menggunakan analisa beda Wilcoxon melalui rumus dibawah ini:
Keterangan
Z = Landasan pengujian
T = Keseluruhan Jumlah rangking yang bertanda sama
N = Jumlah sampel
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan hipotesis operasional yang dapat diubah
menjadi statistik berdasarkan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Berdasarkan
penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis, maka hipotesis statistik yang
diangkat adalah:
a. Ho diterima apabila Z hitung < Z tabel, artinya tidak ada perbedaan
penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan
sains anak mengenal benda cair.
b. Ho ditolak apabila Z hitung ≥ Z tabel, artinya ada perbedaan penggunaan
model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak
mengenal benda cair.
H. Validasi Penelitian
Validasi ialah tahapan pemeriksaan dalam menentukan bahwasanya data
memenuhi standar yang ditentukannya yang bertujuan memastikan bahwasanya
41
data yang akan di input ke dalam database sudah diketahui serta bisa dijelaskan
sumber dan keakuratan data tersebut.
Pada tahap ini validasi dilakukan oleh validator yakni pihak ahli dalam
penelitian ini. Pemeriksaan yang dilaksanakan ialah memeriksa perangkat yang
akan digunakan yakni rencana pembelajaran serta instrumen penelitian yang
digunakan agar sesuai dengan indikator yang akan dikembangkan.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
TK Dharma Wanita Tino berada di Dusun Paccinongan Desa Tino
Kabupaten Jeneponto dengan jumlah keseluruhan anak didik pada tahun ajaran
2020/2021 sebanyak 52 anak didik yang terdiri dari kelompok A berjumlah 20
anak dan kelompok B berjumlah 32 anak.
TK Dharma Wanita Tino memeliki 1 ruangan kantor, 2 ruangan kelas, 1
ruangan dapur, 3 kamar mandi dan 1 kantin. Dalam pandemi COVID-19 kegiatan
pelaksanaan pembelajaran disekolah ditiadakan dan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan ialah guru berkunjung kerumah anak didik. Adapun
hari sekolah selama pandemi COVID-19 yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat.
Pembelajaran dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, proses penelitian ini
dilaksanakan selama 2 pekan pada tanggal 5 Oktober 2020-19 Oktober 2020 yang
dilakukan pada beberapa tahapan, yaitu pretest yang dilakukan pada 5 Oktober
2020, treatment yang dilaksanakan sebanyak tiga kali pada tanggal 7, 12, dan 14
Oktober dan posttest dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2020.
2. Hasil Analisis Deskriptif
a. Deskriptif Hasil Pretest
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan dengan melihat
langsung kegiatan proses pembelajaran serta penilaian perkembangan anak pada
43
kelompok B. Hasil yang peneliti peroleh yakni perkembangan kemampuan sains
anak mengenal benda cair di kelompok B masih banyak yang belum berkembang.
Setelah mengetahui hal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan pretest terlebih
dahulu sebelum menerapkan treatment yakni model pembelajaran plan do review.
Hal ini dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan penilaian awal mengenai aspek
yang ingin dikembangkan dalam hal ini kemampuan sains anak mengenal benda
cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto. Adapun hasil
analisis deskriptif pretest tersebut dapat diilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 dibawah
ini:
Tabel 4.1 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Pretest
Kemampuan Sains anak Mengenal Benda Cair
Indikator No Kategori Frekuensi Persentase
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan mendeteksi
(misalnya apa yang terjadi
saat air ditumpahkan)
1
BSB
BBK
MB
BB
4
4
7
0
27%
27%
46%
0%
2
BSB
BBK
MB
BB
3
4
8
0
20%
27%
53%
%
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide kreativitas)
saat memecahkan
permasalahan
3
BSB
BBK
MB
BB
0
7
8
0
0%
47%
53%
0%
4
BSB
BBK
MB
1
5
8
7%
33%
53%
44
Sumber: Hasil penelitian, 2020
Sesuai tabel pretest diatas bisa dilihat bahwasanya persentase kegiatan
yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada item no 1 (memeliki perilaku yang
mencerminkan rasa ingin tahu) pada kategori berkembang sangat baik 4 anak
(27%) berkembang berdasarkan keinginan 4 anak (27%) mulai berkembang 7
anak (46%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 2
(mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah)
pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan
keinginan 4 anak (27%) mulai berkembang 8 anak (53%) dan belum berkembang
0 anak (0%). Persentase menyatakan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah
pada item no 3 (memeliki sikap kreatif untuk melakukan eksperimen diluar
instruksi guru) pada katagori berkembang sangat baik dengan jumlah 0 anak (0%)
berkembang berdasarkan keinginan 7 anak (47%) mulai berkembang 8 anak
BB 1 7%
c. Mengklasifikasikan
benda sesuai bentuk
5 BSB
BBK
MB
BB
3
6
6
0
20%
40%
40%
0%
d . Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun dan
air membuat basah)
6
BSB
BBK
MB
BB
1
6
6
2
7%
40%
40%
13%
7
BSB
BBK
MB
BB
1
6
7
1
7%
40%
46%
7%
45
(53%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 4 (menceritakan
ulang terhadap gurunya mengenai uji yang sudah dilaksanakan) pada kategori
berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan keinginan 5 anak
(33%) mulai berkembang 8 anak (53%) dan belum berkembang 1 anak (7%).
Persentase mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk pada kategori
berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 6 anak
(40%) mulai berkembang 6 anak (40%) dan belum berkembang 0 anak (0%).
Persentase mengenal sebab akibat tentang lingkungannya pada item no 6
(mengetahui perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna)
pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan
keinginan 6 anak (40%) mulai berkembang 6 anak (40% ) dan belum berkembang
2 anak (13%). Persentase pada item no 7 (mengetahui bentuk benda cair meniru
wadahnya) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang
berdasarkan keinginan 6 anak (40%) mulai berkembang 7 anak (46%) dan belum
berkembang 1 anak (7%). Terdapat 1 item dengan persentase tertinggi pada
kategori berkembang sangat baik yaitu pada item no 1 (memeliki perilaku yang
mencerminkan rasa ingin tahu) dengan jumlah 4 anak (27%). Adapun hasil
analisis statistik deskriptif kemampuan sains anak mengenal benda cair bisa
diketahui pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Pretest Kemampuan Sains
Anak Mengenal Benda Cair
46
Data Perhitungan Data Pretest
N
Mean
Skor Minimal
Skor Maksimal
15
18
11
24
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
Sesuai tabel diatas bisa dilihat bahwasanya data pretest menghasilkan rata-
rata skor adalah 18 skor minimal 11 dan skor maksimal sebesar 24.
b. Pelaksanaan Perlakuan (treatment)
Perlakuan adalah pemberian treatment kepada subjek. Pada studi ini
memakai model belajar plan do review. Peneliti melakukan kegiatan treatment
guna melihat ada tidaknya dampak dalam menggunakan model belajar plan do
review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair. Pemberian
perlakuan (treatment) dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 7, 12, dan 14
Oktober 2020 di TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto penggunaan
materi pembelajaran pada studi ini yakni materi pengenalan benda cair dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Perlakuan Pertama
Perlakuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Oktober 2020. Peneliti
memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa, menyapa masing-
masing anak, selanjutnya peneliti menanyakan terhadap anak mengenai siapa
yang belum hadir, dan terus menyanyikan beberapa lagu. Sebelum memasuki
kegiatan inti, peneliti mempersepsikan dalam bentuk tanya jawab. Peneliti
memberi pertanyaan terbuka terhadap anak tentang materi yang akan dipelajarinya
ialah mengenal benda cair dan melakukan diskusi untuk menentukan kegiatan
47
yang akan dilakukan pada proses pembelajaran. Anak-anak bertukar jawaban
tanpa urutan berdasarkan apa yang mereka ketahui, sehingga menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sesudah dirasa cukup kemudian peneliti
melanjutkan aktivitas melalui memberi penjelasan kepada anak bagaimana
penerapan model pembelajaran plan do review kemudian menentukan dan
menyampaikan aktivitas yang akan dilaksanakan (aktivitas ini merupakan hasil
diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti memulai melaksanakan
aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran plan do review.
Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan
melihat pusat aktivitas yang dilaksanakan (percobaan penuangan benda cair)
kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat
perencanaan (plan) peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai
kegiatan (do) percobaan penuangan benda cair sesuai dengan rencananya,
mengamati bagaimana proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat
rendah, mengamati bentuk benda cair meniru wadahnya. Peneliti dengan anak-
anak berdiskusi mengenai hasil eksperimen ini dan peneliti memberi pertanyaan
terbuka terhadap anak-anak agar merangsang pengetahuan mereka seperti
bagaimana proses mengalirnya air anak serontak menjawab deras seperti kerang
air yang ada dirumah, proses mengalirnya minyak tidak begitu deras saat
dituangkan karena massa jenis minyak yang cukup kental dibanding air, proses
mengalirnya sabun cair cuci piring lambat karena tekstur sabun cair yang kental
dibandingkan minyak dan air dan proses mengalirnya madu lambat karena tekstur
yang sangat kental dibanding air, minyak, dan sabun cair. Setelah bel istirahat
48
berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas dan sesudah bel masuk
berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti mulai meninjau. Peneliti
menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang eksperimen sebelumnya,
selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang dilakukan anak hari ini,
kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan beberapa lagu dan berdoa.
Pada saat perlakuan (treatment) pertama percobaan penuangan benda cair
sudah baik anak didik dapat mengenal, menyebutkan dan menunjukkan macam-
macam benda cair dengan benar. Anak didik juga sudah dapat melakukan
percobaan penuangan benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah serta sudah
bisa mengetahui bentuk benda cair meniru wadahnya. Semua anak didik dapat
melakukan percobaan penuangan benda cair dan anak didik cukup antusias
melakukan percobaan tersebut, pada kegiatan review ada beberapa anak yang
masih perlu bimbingan peneliti dalam menceritakan kembali percobaan yang telah
dilakukan.
2. Perlakuan Kedua
Perlakuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020.
Treatment kedua dilakukan hampir sama dengan treatment pertama yang mana
sebelum memasuki aktivitas utama, peneliti mempersepsikan dalam bentuk tanya
jawab. Peneliti memberi pertanyaan kepada anak-anak tentang materi yang akan
dipelajarinya yakni mengenal benda cair dan melakukan diskusi untuk
menentukan kegiatan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran. Anak-anak
bertukar jawaban tanpa urutan berdasarkan apa yang mereka ketahui, sehingga
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sesudah dirasa cukup
49
kemudian peneliti melanjutkan aktivitas melalui memberi penjelasan kepada anak
bagaimana penerapan model pembelajaran plan do review kemudian melanjutkan
kegiatan dengan menentukan dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
(kegiatan ini merupakan hasil diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti
memulai melaksanakan aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran
plan do review.
Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan
melihat pusat aktivitas yang dilaksanakan (percobaan susu pelangi) kemudian
peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat perencanaan (plan)
peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai kegiatan (do) percobaan
susu pelangi sesuai dengan rencananya, mengamati bagaimana reaksi sesudah
sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna. Peneliti dengan anak-anak
berdiskusi mengenai hasil eksperimen ini dan peneliti memberi tanya jawab
terbuka kepada anak-anak agar merangsang pengetahuan mereka seperti apa
reaksi yang terjadi ketika sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna, anak
serontak menjawab bercampur dan berwarna menyerupai pelangi. Setelah bel
istirahat berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas dan sesudah bel
masuk berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti mulai meninjau.
Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang eksperimen
sebelumnya, selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang dilakukan anak
hari ini kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan beberapa lagu dan
berdoa.
50
Pada saat perlakuan (treatment) kedua percobaan susu pelangi seluruh
anak didik bisa melaksanakan percobaan dan anak didik sangat antusias serta
bersemangat melakukan percobaan bahkan selalu ingin mengulanginya kembali.
Anak didik sudah bisa melihat reaksi sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna dan mampu menceritakan ulang percobaan yang sudah
dilakukannya.
3. Perlakuan Ketiga
Perlakuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 14 Oktober 2020. Treatment
ketiga dilaksanakan hampir sama dengan treatment sebelumnya yakni treatment
pertama dan kedua, sebelum memasuki aktivitas utama peneliti mempersepsikan
dalam bentuk tanya jawab. Peneliti memberi pertanyaan kepada anak-anak
tentang materi yang akan dipelajarinya yakni mengenal benda cair, peneliti
melanjutkan kegiatan dengan memberi penjelasan kepada anak bagaimana
penerapan model pembelajaran plan do review kemudian melanjutkan kegiatan
dengan menentukan dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan (kegiatan
ini merupakan hasil diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti memulai
melaksanakan aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran plan do
review.
Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan
melihat pusat akitivitas yang dilaksanakan (percobaan pelangi dalam gelas)
kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat
perencanaan (plan) peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai
kegiatan (do) percobaan pelangi dalam gelas sesuai dengan rencananya,
51
mengamati bagaimana proses membuat pelangi dalam gelas dengan menuangkan
benda-benda cair kedalam gelas. Peneliti dengan anak-anak berdiskusi mengenai
hasil eksperimen ini dan peneliti memberi pertanyaan terbuka terhadap anak-anak
untuk merangsang pengetahuan mereka seperti bagaimana benda-benda cair
tersebut ketika dimasukkan dan dicampurkan kedalam satu wadah, anak serontak
menjawab menyerupai pelangi dimana ada warna hijau, kuning dan merah akan
tetapi harus dimasukkan secara berurut dimulai dari madu yang kental, kemudian
sabun cair cuci piring yang cukup kental, kemudian minyak yang teksturnya
ringan. Setelah bel istirahat berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas
dan sesudah bel masuk berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti
mulai meninjau. Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang
eksperimen sebelumnya, selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang
dilakukan anak hari ini, kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan
beberapa lagu dan berdoa.
Pada saat perlakuan (treatment) ketiga percobaan pelangi dalam gelas,
semua anak didik dapat melaksanakan percobaan dan anak didik sangat antusias
melaksanakan percobaan tersebut dan selalu ingin mengulanginya kembali akan
tetapi terdapat beberapa anak didik yang belum dapat berhasil membuat pelangi
dalam gelas ini dikarenakan anak didik dalam memasukkan benda-benda cair ke
dalam gelas secara acak. Seharusnya dalam percobaan pelangi dalam gelas ini
benda-benda cair yang dituangkan kedalam gelas harus berurut dari madu, sabun
cair cuci piring kemudian minyak, pada kegiatan review anak didik sudah dapat
menceritakan kembali percobaan yang telah dilakukannya.
52
c. Deskriptif Hasil Posttest
Sesudah memberi perlakuan (treatment) dalam melaksanakan aktivitas
penelitian, dalam hal ini memberi posttest. Dari data posttest tersebut, selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif. Adapun hasil analisis data posttest tersebut bisa
diketahui data tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data
Posttest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair
Indikator No Kategori Frekuensi Persentase
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan mendeteksi
(misalnya apa yang terjadi
saat air ditumpahkan)
1
BSB
BBK
MB
BB
4
11
0
0
27%
73%
0%
0%
2
BSB
BBK
MB
BB
3
12
0
0
20%
80%
0%
0%
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide kreativitas)
saat memecahkan
permasalahan
3
BSB
BBK
MB
BB
2
13
0
0
13%
87%
0%
0%
4
BSB
BBK
MB
BB
1
12
2
0
7%
80%
13%
0%
c. Mengklasifikasikan
benda berdasarkan bentuk
5 BSB
BBK
MB
BB
3
10
2
0
20%
67%
13%
0%
53
Sumber: Hasil penelitian, 2020
Sesuai tabel posttest diatas bisa diketahui bahwasanya persentase kegiatan
yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada item no 1 (memeliki perilaku yang
mencerminkan rasa ingin tahu) pada kategori berkembang sangat baik 4 anak
(27%) berkembang berdasarkan keinginan 11 anak (73%) mulai berkembang 0
anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 2 (mengetahui
proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah) pada kategori
berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 12
anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%).
Persentase menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah pada item no
3 (memeliki sikap kreatif untuk melakukan eksperimen diluar instruksi guru) pada
kategori berkembang sangat baik 2 anak (13%) berkembang sesuai harapan 13
anak (87%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%).
Persentase item no 4 (menceritakan ulang terhadap gurunya mengenai percobaan
yang sudah dilaksanakan) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%)
berkembang berdasarkan keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 2 anak
(13%) dan belum berkembang 0 anak (0%).
d . Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun dan air
membuat basah)
6
BSB
BBK
MB
BB
3
12
0
0
20%
80%
0%
0%
7
BSB
BBK
MB
BB
3
12
0
0
20%
80%
0%
0%
54
Persentase mengklasifikasikan benda sesuai bentuk pada kategori
berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 10
anak (67%) mulai berkembang 2 anak (13%) dan belum berkembang 0 anak (0%).
Persentase mengenal sebab akibat tentang lingkungannya pada item no 6
(mengetahui perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna)
pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan
keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang
0 anak (0%). Persentase pada item no 7 (mengetahui bentuk benda cair meniru
wadahnya) pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang
sesuai keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum
berkembang 0 anak (0%). Hal diatas menyatakan bahwa persentase kemampuan
sains anak mengenal benda cair berada pada kategori berkembang sangat baik,
berkembang berdasarkan keinginan dan mulai berkembang, akan tetapi lebih
dominan pada kategori berkembang berdasarkan keinginan. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase anak yang berada pada kategori berkembang berdasarkan
keinginan lebih tinggi dibandingkan persentase anak yang ada kategori mulai
berkembang dan tidak berkembang. Adapun hasil analisis statistik deskriptif
kemampuan sains anak mengenal benda cair bisa diketahui pada tabel 4.4
dibawah ini:
Tabel 4.4 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Posttest Kemampuan
Sains Anak Mengenal Benda Cair
55
Data Perhitungan Data Posttest
N
Mean
Skor Minimal
Skor Maksimal
15
22
20
26
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwasanya data posttest
menunjukkan rata-rata skor adalah 22 skor minimal 20 dan skor maksimal sebesar
26.
3. Uji Statistik Non Parametrik
Hasil penelitian yang didapatkan sesuai data dari hasil pengamatan
sebelum dan setelah melakukan treatment, bisa diketahui bahwasanya pengaruh
penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak
mengenal benda cair. Kemudian dilaksanakan pengujian hipotesis melalui analisa
uji wilcoxon. Berikut tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Data sebelum (O1) dan setelah (O2) perlakuan diterapkan beda selisih
skor
b. Membuat peringkat dari jumlah total anak (terlepas dari tanda) melalui
pengurutan nilai dari yang tertinggi ke terendah. Selanjutnya di beri angka
yang menyatakan ranking mulai dari angka 1, 2 dan seterusnya. Nilai yang
sama perlu diberi peringkat yang sama, yakni melalui menetapkan
bilangan nilai peringkat secara adil ke seluruh pemilik dengan nilai yang
sama. Tempelkan tiap peringkat tanda (+ atau -)
56
c. Untuk menentukan nilai T, nilai simbol terkecil akan dijumlah dari dua
kelompok peringkat dengan simbol yang sama dan N akan diperoleh dari
jumlah sampel yang diteliti.
d. Selanjutnya dilaksanakan dengan membandingkan antara nilai T yang
didapatkan dengan nilai T pada uji bertanda Wilcoxon.
Agar bisa lebih jelas hasil data yang didapatkan bisa diketahui pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.5 Pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap
Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair
No
Nama
Anak
Nilai Statistik
Kemampuan Sains
Mengenal benda cair
Selisih
Nilai
(O2)-(O1)
Rangking
Tanda
rangking
Sebelum
O1
Sesudah
O2 + -
1 SM 24 26 2 12 12
2 WSN 18 21 3 9 9
3 NMP 23 25 2 12 12
4 AR 16 21 5 6 6
5 VK 21 22 1 14,5 14,5
6 AF 13 20 7 2 2
7 RZ 19 22 3 9 9
8 DDY 17 20 3 9 9
9 FAF 23 24 1 14,5 14,5
10 IJ 15 21 6 4 4
11 MAF 11 20 9 1 1
12 HN 15 21 6 4 4
13 NAR 17 21 4 7 7
57
14 FQA 24 26 2 12 12
15 NF 14 20 6 4 4
Jumlah Nilai 270 330 60
Nilai T = 120
Nilai Rata-rata 18 22 4
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai data kemampuan sains anak mengenal
benda cair ditemukan bahwa sebelum dan sesudah penggunaan model
pembelajaran plan do review menunjukkan bahwa ranking yang bertanda (+) =
120 dan jumlah ranking yang bertanda (-) = 0
Dalam pengambilan keputusan apabila Z hitung ≤ Z tabel artinya Ho
diterima dan H1 ditolak ialah tidak terdapat perbedaan penggunaan model belajar
plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair pada
kelompok B TK Dharma Wanita Tino dan jika Z hitung ≥ Z tabel artinya Ho
ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan penggunaan model belajar plan do
review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair pada kelompok B
TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.
Adapun nilai Z hitung yang didapatkan ialah 3,4 dan Z tabel (1,645) dalam
ini didapatkan Z hitung (3,4) ≥ Z tabel (1,645) sehingga Ho ditolak dan H1
diterima artinya ada perbedaan penggunaan model pembelajaran plan do review
terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair pada kelompok B TK
Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto. Hasil uji menyatakan bahwasanya
terdapat perbedaan nilai pada kemampuan sains anak mengenal benda cair
58
sebelum dan setelah memperoleh perlakuan berupa penggunaan model
pembelajaran plan do review.
B. Pembahasan
Model pembelajaran plan do review ialah model belajar yang berfokus
pada anak. Di dalam model belajar ini, anak diberikan peluang dalam membuat
rencana (plan) mengerjakan (do) dan melaporkan kembali (review). Berdasarkan
minat dan keinginan sendiri, dalam penelitian ini adapun kegiatan yang diberikan
dijelaskan dalam skenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan tersebut
antara lain pertama-tama peneliti menentukan tema pembelajaran setelah itu
peneliti menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model
pembelajaran plan do review. Setelah itu peneliti mempersiapkan skenario dan
memberi penjelasan kepada anak bagaimana penerapan model pembelajaran plan
do review. Peneliti mengkomunikasikan jenis aktivitas yang akan dilaksanakan
selama proses belajar mengajar (aktivitas yang diberikan ialah hasil diskusi antara
peneliti dan anak) dan memberi peluang terhadap anak untuk mengelilingi dan
melihat pusat aktivitas yang dilaksanakan.
Pada studi ini peneliti dan guru saling berkolaborasi, dimana peneliti
menjadi observer 1 dan guru sebagai observer 2. Peran peneliti dan guru dalam
kegiatan ini adalah mengarahkan anak didik selama proses pembelajaran
berlangsung yang berkaitan dengan kemampuan sains anak seperti memberikan
kebebasan kepada anak agar terlibat langsung pada proses pembelajaran, anak
belajar menggunakan fungsi indranya seoptimal mungkin, memberikan anak
kesempatan yang konsisten dan terstruktur untuk mengekspreksikan idenya,
59
merespon gagasan setiap anak, mengamati bagaimana anak mengumpulkan
informasi, berinteraksi dan menyelesaikan masalah.
Dari setiap pembelajaran sains menggunakan model pembelajaran plan do
review anak didik sangat bersemangat, senang dan sering merasa penasaran
tentang setiap kegiatan yang akan dilakukan, anak akan menebak dan bertanya
berulang kali tentang alat/media kegiatan yang akan dibuat dan selalu ingin
mengulanginya lagi. Adapun kegiatan yang dilakukan sesuai dengan skenario
pembelajaran adalah melakukan percobaan penuangan benda cair, melakukan
percobaan susu pelangi dan melakukan percobaan pelangi didalam gelas. Hal
yang harus diketahui di dalam menerapkan model belajar plan do review ialah
anak terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan ketersediannya media yang bisa
menarik perhatian anak.
Berdasarkan uji beda Wilcoxon memiliki perbedaan yang signifikansi
antara kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum dan sesudah
penggunaan model pembelajaran plan do review. Dalam hal ini rata-rata skor
kemampuan sains anak mengenal benda cair sesudah penggunaan model
pembelajaran plan do review lebih tinggi daripada rata-rata skor kemampuan sains
anak mengenal benda cair sebelum penggunaan model pembelajaran plan do
review. Hal ini diakibatkan model belajar plan do review yang memberikan
kebebasan anak untuk aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan
kemampuan berpikirnya dan anak juga memuaskan rasa keingintahuannya dalam
berbagai benda dihadapannya yang dapat menarik perhatian anak, konsentrasi dan
antusias anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
60
Perbedaan skor kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum dan
sesudah diberi perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran plan do review
menunjukkan adanya pengaruh nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan
perlakuan menggunakan model pembelajaran plan do review pada kemampuan
sains anak mengenal benda cair mengalami peningkatan. Dimana anak sudah
dapat mengetahui macam-macam benda cair, bentuk benda cair serta proses
mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah. Hal ini bisa diketahui
ketika anak mengeksplorasi dan bereksperimen dengan kegiatan pengamatan,
penyelidikan, mengemukakan alasan dan menemukan kenyataan yang ada
dilingkungan sekitar. Dengan fenomena yang dilihat dilapangan pada saat
pemberian perlakuan, kemampuan sains anak mengenal benda cair semakin baik.
Selain itu, pembelajaran sains yang dilakukan dengan model pembelajaran plan
do review peneliti dan anak memilih kegiatan pembelajaran yang dekat dengan
anak sehingga kemampuan sains anak mengenal benda cair semakin meningkat.
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Mursid (2015) sains pada anak
dilakukan dalam konsep bermain, anak diajak dalam bereksprimen, anak menguji
sesuatu yang merangsang rasa keingintahuannya. Pendapat serupa juga
diungkapkan oleh Siry (Larasanti dan Yulianti, 2014) menyatakan bahwa
pembelajaran sains di TK anak dilibatkan dalam merencanakan, bereksplorasi dan
berbagi gagasan.
Sebagaimana dengan pendapat Maryadi (Asmah dan Yulianti, 2019)
bahwa pembelajaran plan do review ialah model belajar yang menitikberatkan
pada anak dan mempriotaskan anak agar terlibat aktif di dalam merencanakan
61
sampai proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Yus (Asmah dan Yulianti,
2019) inti dari aktivitas plan do review yakni, memberi anak kebebasan dalam
berpikir minatnya sendiri, menyusun perencanaan, mengikuti keinginannya
sendiri dan mendeskripsikan pengalamannya sendiri.
Penjelasan di atas menjadi hal yang dapat mendukung bahwa penggunaan
model pembelajaran plan do review efektif dalam meningkatkan kemampuan
sains anak mengenal benda cair karena dalam model pembelajaran plan do review
anak dapat mengembangkan rasa ingin tahu anak dan kemampuan anak
mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan dalam menemukan sebab akibat pada
lingkungannya. Dalam model pembelajaran ini juga dapat mempengaruhi aspek-
aspek perkembangan lainnya seperti pada aspek kognitif dalam mengembangkan
kemampuan berpikirnya dan mengklasifikasikan benda. Pada aspek Bahasa anak
mampu mengembangkan kemampuan berbicara dengan orang lain dan pada aspek
sosial emosional anak diajak untuk berempati, bekerjasama, memahami orang
lain, mandiri, bertanggung jawab serta berani melakukan dengan keputusannya
sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, model belajar plan do review ialah sebagai
cara stimulasi yang baik dalam meningkatkan kemampuan sains anak. Terdapat
beberapa hal yang mengakibatkan perbedaan skor kemampuan sains anak
mengenal benda cair antara sebelum dan sesudah penggunaan model
pembelajaran plan do review, dimana skor kemampuan sains anak mengenal
benda cair melalui penggunaan model pembelajaran plan do review lebih tinggi
daripada sebelum penggunaan model pembelajaran plan do review.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Sesuai data yang sudah didapatkan pada saat melakukan penelitian, maka
bisa diambil simpulan bahwasanya:
1. Gambaran kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum
penggunaan model pembelajaran plan do review masih banyak yang
berada pada ketegori mulai berkembang dan belum berkembang.
Sedangkan kemampuan sains anak mengenal benda cair setelah
penggunaan model pembelajaran plan do review menunjukkan
berkembang dengan baik, yakni hampir semua anak terdapat dalam
kategori berkembang berdasarkan keinginan dan berkembang sangat baik.
2. Penggunaan model pembelajaran plan do review mempunyai dampak
yang signifikansi pada kemampuan sains anak mengenal benda cair, hal
ini berdasarkan terhadap data yang didapatkan sesudah penelitian. Hasil
analisa data dengan hasil pretest didapatkan skor rata-rata kemampuan
sains anak yaitu 18 sedangkan skor rata-rata hasil posttest ialah 22.
Adapun nilai Z hitung yang diperoleh yaitu 3,4 dan Z tabel (1,645) maka
diperoleh Z hitung (3,4) ≥ Z tabel (1,645) sehingga Ho ditolak dan H1
diterima artinya ada perbedaan penggunaan model pembelajaran plan do
review, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh peningkatan
63
kemampuan sains anak mengenal benda cair setelah penggunaan model
pembelajaran plan do review.
B. Saran
Penelitian ini dapat memberikan beberapa saran dalam pengupayaan
peningkatan kualitas pendidikan, diantaranya :
1. Disarankan terhadap guru terutama pada pembelajaran sains agar memakai
model pembelajaran plan do review dalam proses berlangsungnya
pembelajaran yang mana memiliki tujuan agar anak terlibat aktif, antusias
dan senang pada proses pembelajaran yang dilakukannya.
2. Memudahkan dalam mencapai kompetensi dasar agar pendidik lebih
mengoptimalisasikan dalam menggunakan model pembelajaran dan
menentukan model pembelajaran yang relevan pada pembahasan materi
pembelajaran.
3. Bagi peneliti yang juga akan melaksanakan studi lebih dalam, harus
memperhatikan dengan seksama keterbatasan penelitian ini agar penelitian
selanjutnya dapat meningkatkan hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asmah Ayu,Yulianti.2016. Pengaruh Srategi PDR Terhadap Active Learning dan Kemampuan Bekerja Sama Anak Usia Dini. Jurnal Pedagogi, 2(3): 65-78
Departemen Pendidikan Nasional PP Nomor 19. 2005. Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Diana, 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Diana, 2017. Model- Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Yogyakarta: CV Budi
Utama Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2015. Pedoman Penilaian
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Habibu, 2019. Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini. Depok: Ar- Ruzz
Media
Helmiati, 2012. Model Pembelajaran. Yogkarta: Aswaja peresindo
Herdina, 2016. Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana Herman, Rusmayadi. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do Review
Terhadap Kemampuan Sains Anak Usia Dini. International Journal Of Advanced Research, 6(2): 585-596.
Juhji, 2016. Pembelajaran Sains Pada Anak Raudhatul Athfal. Jurnal Pendidikan
Guru Raudatul Athfal, 1(2):45-59
Khadijah, 2016. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Publishing Larasanti, Yulianti. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Sains Tema Alam Semesta
Terintegrasi Karakter dan Berwawasan Konservasi. Unnes Physics Education Journal, 3(2):27-33
Margono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta
Maryady Bellanita, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran High Scope (Plan Do Review) Terhadap Motivasi Belajar Anak. Skripsi. UPI
Mursid, 2015. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mursid, 2016. Pengembangan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurdyansyah, Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center
Permendikbud Republik Indonesia Nomor 146. 2014. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana
Rusman, 2018. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: PT Raja GrafindoPersada
Shaher, Abdulbaqi. 2019. The Effect of Plan-Do-Review on Iragi EFL Preparatory School Student’s Writing Anxiety. International Journal of
English Languange, 7 (8): 703-705 Slamet Suryanto, 2018. Pengenalan Sains untuk Anak TK dengan Pendekatan
Open Inquiry. Nitro Pdf Proffesional (online), (https://www.researchgate.net/publication/277107560, diakses 1 Agustus
2020) Syafruddin, Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: PT Raja
Grafindo Persada
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 23 Tahun 2002 Bab 3 Pasal 9 Ayat 1
tentang Perlindungan anak Zainal, Ali. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran kreatif dan Inovatif. Bandung:
Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITAN
Pengaruh Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap Kemampuan Sains
Anak mengenal Benda Cair di Kelompok B TK Dharma Wanita Tino
Kabupaten Jeneponto
Variabeel Indikator Item
Indikator
Instrumen
Penelitian
Kemampuan
Sains Anak
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan
mendeteksi (misalnya
apa yang terjadi saat air
ditumpahkan)
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide kreativitas)
saat memecahkan
permasalahan
c. Mengklasifikasikan
benda sesuai bentuk
d. Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun dan
air membuat basah)
1,2
3, 4
5
6,7
Obsevasi
Observasi
Observasi
Observasi
Variabel Indikator Item
Indikator
Instrumen
Penelitian
Penggunaan
Model
Pembelajaran
Plan Do
Review
1. Menentukan tema
pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau
tema untuk implementasi
model pembelajaran plan do
review
3. Mempersiapkan skenario untuk
menerapkan model
pembelajaran plan do review
4. Memberikan penjelasan kepada
anak bagaimana menerapkan
plan do review
5. Menyampaikan jenis kegiatan
yang akan dilakukan selama
kegiatan pembelajaran
(kegiatan yang disediakan
merupakan hasil diskusi antara
guru dan anak-anak)
6. Memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk
berkeliling dan melihat pusat
kegiatan apa yang akan
dilakukan
7. Memberikan kesempatan
kepada anak untuk membuat
perencanaan (merencanakan
kegiatan)
8. Anak-anak memulai kegiatan
mereka sesuai dengan
1
3
2, 5, 6, 7
Observasi
Observasi
Observasi
rencananya, guru selama jam
kerja mengamati anak-anak
untuk melihat bagaimana anak
mengumpulkan informasi,
berinteraksi dengan rekan
kerja, dan menyelesaikan
masalah.
9. Setelah selesai, anak
membersihkan peralatan yang
telah digunakan dan kemudian
beristirahat
10. Setelah menyelesaikan
istirahat, anak menceritakan
pengalaman waktu
kerjanya/meninjau kegiatan
yang telah dilakukan kepada
guru dan teman sekelasnya
4
Observasi
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
Lembar observasi kemampuan sains anak mengenal benda cair
Keterangan:
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang berdasarkan keinginan (BBK) = 3
Berkembang sangat baik (BSB) = 4
Indikator Item Observasi Kriteria
BB MB BBK BSB
1 2 3 4
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan
mendeteksi (misalnya
apa yang terjadi saat air
ditumpahkan)
1. Anak mempunyai sikap
yang mencerminkan rasa keingintahuan
2. Anak bisa mengetahui
proses mengalirnya benda
cair dari tempat tinggi ke
yang rendah
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide
kreativitas) saat
memecahkan
permasalahan
3. Anak mempunyai prilaku kreatif untuk melakukan
eksprimen diluar instruksi guru
4. Anak bisa menceritakan
ulang mengenai kegiatan
yang sudah dilaksanakan
c. Mengklasifikasikan
benda sesuai bentuk
5. Anak bisa mengetahui 4
macam-macam benda cair
(air, minyak goreng, madu
dan sabun cair cuci piring)
d. Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun
dan air membuat basah)
6. Anak bisa melihat perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna 7. Anak bisa mengetahui
bentuk benda cair meniru
wadahnya
Lampiran 3
Rubrik Penilaian
1. Anak mempunyai sikap yang mencerminkan rasa keingintahuan
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik (BSB) Anak mempunyai sikap yang mencerminkan rasa keingintahuan
serta membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan
Keinginan (BBK)
Anak mempunyai sikap yang
mencerminkan rasa keingintahuan
tanpa bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai mempunyai sikap yang mencerminkan rasa keingintahuan
dengan bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum mempunyai sikap yang
mencerminkan rasa keingintahuan
meskipun dengan bimbingan guru
1
2. Anak bisa mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ke
yang rendah
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang sangat baik (BSB) Anak bisa mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ke yang rendah dengan baik
dan benar serta membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan Keinginan (BBK)
Anak bisa mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat
tinggi ke yang rendah dengan baik dan benar tanpa bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai bisa mengetahui proses
mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ke yang rendah dengan bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum bisa mengetahui proses
mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ke yang rendah meskipun
dengan bimbingan guru
1
3. Anak mempunyai prilaku kreatif untuk melakukan eksperimen diluar
instruksi guru
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
Anak mempunyai prilaku kreatif untuk
melakukan eksperimen diluar instruksi
guru dengan baik dan benar serta
membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan
Keinginan (BBK)
Anak mempunyai prilaku kreatif untuk
melakukan eksperimen diluar instruksi
guru dengan baik dan benar tanpa
bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai mempunyai prilaku kreatif
untuk melakukan eksperimen diluar
instruksi guru dengan bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum mempunyai prilaku kreatif
untuk melakukan eksperimen diluar
instruksi guru meskipun dengan
bimbingan guru
1
4. Anak bisa menceritakan ulang mengenai kegiatan yang sudah
dilaksanakan
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
Anak bisa menceritakan ulang mengenai
kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan
baik dan benar serta membantu temannya
4
Berkembang Sesuai
Keinginan (BSK)
Anak bisa menceritakan ulang mengenai
kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan
baik dan benar tanpa bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai bisa menceritakan ulang
mengenai kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum bisa menceritakan ulang
mengenai kegiatan yang sudah
dilaksanakan meskipun dengan
bimbingan guru
1
5. Anak bisa mengetahui 4 macam-macam benda cair (air, minyak goreng, madu
dan sabun cair cuci piring)
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
Anak bisa mengetahui 4 macam-macam
benda cair (air, minyak goreng, madu dan
sabun cair cuci piring) dengan baik dan
benar serta membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan
Keinginan (BBK)
Anak bisa mengetahui 4 macam-macam
benda cair (air, minyak goreng, madu dan
sabun cair cuci piring) dengan baik dan
benar tanpa bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai bisa mengetahui 4 macam-
macam benda cair (air, minyak goreng,
madu dan sabun cair cuci piring) dengan
bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum bisa mengetahui 4 macam-
macam benda cair (air, minyak goreng,
madu dan sabun cair cuci piring)
meskipun dengan bimbingan guru
1
6. Anak bisa melihat perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
Anak bisa melihat perubahan sesudah
sabun colek dicampur dengan susu dan
pewarna dengan baik dan benar serta
membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan
Keinginan (BBK)
Anak bisa melihat perubahan sesudah
sabun colek dicampur dengan susu dan
pewarna dengan baik dan benar tanpa
bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai bisa melihat perubahan
sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna dengan bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum bisa melihat perubahan
sesudah sabun colek dicampur dengan susu
dan pewarna meskipun dengan bimbingan
guru
1
7. Anak bisa mengetahui bentuk benda cair meniru wadahnya
Kriteria Deskriptif Skor
Berkembang Sangat Baik
(BSB)
Anak bisa mengetahui bentuk benda cair
meniru wadahnya dengan baik dan benar
serta membantu temannya
4
Berkembang Berdasarkan
Keinginan (BBK)
Anak bisa mengetahui bentuk benda cair
meniru wadahnya dengan baik dan benar
tanpa bantuan guru
3
Mulai Berkembang (MB) Anak mulai bisa mengetahui bentuk
benda cair meniru wadahnya dengan
bimbingan guru
2
Belum Berkembang (BB) Anak belum bisa mengetahui bentuk
benda cair meniru wadahnya dengan
bimbingan guru
1
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Nama Sekolah : TK Dharma Wanita Tino
Hari/Tanggal : Rabu,7 Oktober 2020
Kelompok Usia : B (5-6 Tahun)
Tema/Sub tema : Alam Semesta/Benda-Benda Cair
Kegiatan Sains : Percobaan Penuangan Benda Cair
Kompetensi Dasar (KD) : 2.2.2.3.2.9.3.1-4.1-3.3-4.3-3.6-4.6-3.8-4.8-3.10-4.10
Materi Kegiatan : - Menyanyikan lagu “Pelangi”
- Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan
- Macam-macam benda cair
- Warna-warna benda cair
- Pengelompokkan benda cair
- Tertarik pada aktivitas sains
Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP
penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan
masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk
dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan Bahan : Air, botol/gelas aqua, piring, minyak goreng,
sabun cair cuci piring, madu.
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang benda-benda cair
3. Gerak lagu Pelangi
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Mengamati macam-macam benda cair
2. Menlakukan percobaan penuangan benda cair
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
percobaan yang telah dilakukan
C. RECALLING
1. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan percobaan
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil percobaan
5. Pengetahuan pengetahuan yang di dapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dilakukannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutupan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Nama Sekolah : TK Dharma Wanita Tino
Hari/Tanggal : Senin,12 Oktober 2020
Kelompok Usia : B (5-6 Tahun)
Tema/Sub tema : Alam Semesta/Benda-Benda Cair
Kegiatan Sains : Percobaan Susu Pelangi
Kompetensi Dasar (KD) : 2.2.2.3.2.9.3.1-4.1-3.3-4.3-3.6-4.6-3.8-4.8-3.10-4.10
Materi Kegiatan : - Menyanyikan lagu “Pelangi”
- Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan
- Macam-macam benda cair
- Warna-warna benda cair
- Pengelompokkan benda cair
- Tertarik pada aktivitas sains
Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP
penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan
masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk
dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan Bahan : Pewarna makanan, cotton bud, piring, susu,
sabun colek
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang benda-benda cair
3. Gerak lagu Pelangi
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Mengamati macam-macam benda cair
2. Melakukan percobaan susu pelangi
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
percobaan yang telah dilakukan
C. RECALLING
1. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan percobaan
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil percobaan
5. Pengetahuan pengetahuan yang di dapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dilakukannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutupan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Nama Sekolah : TK Dharma Wanita Tino
Hari, Tanggal : Rabu,14 Oktober 2020
Kelompok Usia : B (5-6 Tahun)
Tema/Sub tema : Alam Semesta/Benda-Benda Cair
Kegiatan Sains : Percobaan Pelangi Dalam Gelas
Kompetensi Dasar (KD) : 2.2.2.3.2.9.3.1-4.1-3.3-4.3-3.6-4.6-3.8-4.8-3.10-4.10
Materi Kegiatan : - Menyanyikan lagu “Pelangi”
- Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan
- Macam-macam benda cair
- Warna-warna benda cair
- Pengelompokkan benda cair
- Tertarik pada aktivitas sains
Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP
penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan
masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk
dalam SOP sebelum dan sesudah makan.
Alat dan Bahan : Gelas, sendok, sabun cair cuci piring, minyak, madu pewarna makanan (merah)
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang benda-benda cair
3. Gerak lagu Pelangi
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Mengamati macam-macam benda cair
2. Melakukan percobaan pelangi dalam gelas
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
percobaan yang telah dilakukan
C. RECALLING
1. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan percobaan
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil percobaan
5. Pengetahuan pengetahuan yang di dapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dilakukannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutupan
Lampiran 5
SKENARIO PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PLAN DO REVIEW
TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK
Hari/Tanggal : Rabu,7 Oktober 2020
Waktu : 120 menit
Deskripsi : Percobaan penuangan benda cair
Alat dan Bahan:
1. Air
2. Botol/gelas aqua
3. Piring
4. Minyak goreng
5. sabun cair cuci piring
6. Madu
Langkah-langkah:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model
pembelajaran plan do review
3. Mempersiapkan skenario untuk menerapkan model pembelajaran
4. Memberikan penjelasan kepada anak bagaimana menerapkan rutinitas
plan do review
5. Menyampaikan jenis kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan
pembelajaran, percobaan penuangan benda cair (kegiatan yang disediakan
merupakan hasil diskusi antara guru dan anak-anak)
6. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkeliling dan melihat
pusat kegiatan yang akan dilakukan
7. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan
(plan) dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekspreksikan ide mereka dan melihatnya sebagai individu yang dapat
bertindak berdasarkan keputusan. Guru berbicara dengan anak untuk
memperjelas idenya sebelum melakukan percobaan, mendorong dan
merespon gagasan setiap anak, menyarankan cara untuk memperkuat
rencana percobaanya berhasil
8. Anak-anak memulai kegiatan (do) percobaan penuangan benda cair, peran
guru selama jam kerja mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana
anak mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan kerja, dan
menyelesaikan masalah. Jika perlu guru memasuki kegiatan anak unuk
mendorong, memperluas, dan merancang situasi masalah
9. Setelah selesai mengarahkan anak membersihkan peralatan yang telah ia
gunakan
10. Anak menceritakan pengalaman waktu kerjanya/meninjau kegiatan yang
telah dilakukan (review)
SKENARIO PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PLAN DO REVIEW
TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK
Hari/Tanggal : Senin,12 Oktober 2020
Waktu : 120 menit
Deskripsi : Percobaan Susu Pelangi
Alat dan Bahan:
1. Piring
2. Cutton bud
3. Susu
4. Sabun Cuci Colek
5. Pewarna Makanan
Langkah-langkah:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model
pembelajaran plan do review
3. Mempersiapkan skenario untuk menerapkan model pembelajaran
4. Memberikan penjelasan kepada anak bagaimana menerapkan rutinitas
plan do review
5. Menyampaikan jenis kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan
pembelajaran, percobaan susu pelangi (kegiatan yang disediakan
merupakan hasil diskusi antara guru dan anak-anak)
6. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkeliling dan melihat
pusat kegiatan yang akan dilakukan
7. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan
(plan) dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekspreksikan ide mereka dan melihatnya sebagai individu yang dapat
bertindak berdasarkan keputusan. Guru berbicara dengan anak untuk
memperjelas idenya sebelum melakukan percobaan, mendorong dan
merespon gagasan setiap anak, menyarankan cara untuk memperkuat
rencananya percobaanya berhasil
8. Anak-anak memulai kegiatan (do) percobaan susu pelangi, peran guru
selama jam kerja mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana anak
mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan kerja, dan
menyelesaikan masalah. Jika perlu guru memasuki kegiatan anak unuk
mendorong, memperluas, dan merancang situasi masalah
9. Setelah selesai mengarahkan anak membersihkan peralatan yang telah ia
gunakan
10. Anak menceritakan pengalaman waktu kerjanya/meninjau kegiatan yang
telah dilakukan (review)
SKENARIO PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PLAN DO REVIEW
TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020
Waktu : 120 menit
Deskripsi : Percobaan pelangi dalam gelas
Alat dan Bahan:
1. sabun cair cuci piring
2. Madu
3. Minyak goreng
4. Gelas
5. Sendok
6. Pewarna Makanan
Langkah-langkah:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model
pembelajaran plan do review
3. Mempersiapkan skenario untuk menerapkan model pembelajaran
4. Memberikan penjelasan kepada anak bagaimana menerapkan rutinitas
plan do review
5. Menyampaikan jenis kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan
pembelajaran, percobaan pelangi dalam gelas (kegiatan yang disediakan
merupakan hasil diskusi antara guru dan anak-anak)
6. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkeliling dan melihat
pusat kegiatan yang akan dilakukan
7. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan
(plan) dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekspreksikan ide mereka dan melihatnya sebagai individu yang dapat
bertindak berdasarkan keputusan. Guru berbicara dengan anak untuk
memperjelas idenya sebelum melakukan percobaan, mendorong dan
merespon gagasan setiap anak, menyarankan cara untuk memperkuat
rencananya percobaanya berhasil
8. Anak-anak memulai kegiatan (do) percobaan pelangi dalam gelas, peran
guru selama jam kerja mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana
anak mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan kerja, dan
menyelesaikan masalah. Jika perlu guru memasuki kegiatan anak unuk
mendorong, memperluas, dan merancang situasi masalah
9. Setelah selesai mengarahkan anak membersihkan peralatan yang telah ia
gunakan
10. Anak menceritakan pengalaman waktu kerjanya/meninjau kegiatan yang
telah dilakukan (review)
Lampiran 6
Daftar Anak Didik
No Nama Anak Didik Kelompok L/P
1 Sulmiati B P
2 Wahda Setyana Nurva B P
3 Nahda Mufida Putri B P
4 Aulia Ramadhani B P
5 Vanya Kirana B P
6 Al Faizin B L
7 Reza B L
8 Dafa Danaldi Yusuf B L
9 Farhan Al Faqri B L
10 Ikram Jaya B L
11 Muhammad Awal Fajrin B L
12 Hani Nurqaisah B P
13 Noval Azka Ramadhan B L
14 Fero Quraish Aprilio B L
15 Nur Fahirah B P
Lampiran 7
Instrumen Penelitian Pretest
Nama : SM
Kelompok : B
Sekolah : TK Dharma Wanita Tino
Tanggal : 5 Oktober 2020
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan sains
anak.
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang berdasarkan keinginan (BBK) = 3
Berkembang sangat baik (BSB) = 4
Indikator Item Observasi Kriteria
BB MB BBK BSB
1 2 3 4
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan
mendeteksi (misalnya
apa yang terjadi saat air
ditumpahkan)
1. Anak mempunyai sikap
yang mencerminkan rasa keingintahuan
2. Anak bisa mengetahui
proses mengalirnya benda
cair dari tempat tinggi ke
yang rendah
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide
kreativitas) saat
memecahkan
permasalahan
3. Anak mempunyai prilaku kreatif untuk melakukan
eksperimen diluar instruksi guru
4. Anak bisa menceritakan
ulang mengenai kegiatan
yang sudah dilaksanakan
c. Mengklasifikasikan
benda sesuai bentuk
5. Anak bisa mengetahui 4
macam-macam benda cair
(air, minyak goreng, madu
dan sabun cair cuci piring)
d. Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun
dan air membuat
basah)
6. Anak bisa melihat perubahan sesudah sabun
colek dicampur dengan susu dan pewarna
7. Anak bisa mengetahui
bentuk benda cair meniru
wadahnya
Jumlah 24
Lampiran 8
Instrumen Penelitian Posttest
Nama : SM
Kelompok : B
Sekolah : TK Dharma Wanita Tino
Tanggal : 16 Oktober 2020
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan sains
anak.
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang berdasarkan keinginan (BBK) = 3
Berkembang sangat baik (BSB) = 4
Indikator Item Observasi Kriteria
BB MB BBK BSB
1 2 3 4
a. Menunjukkan kegiatan
eksplorasi dan
mendeteksi (misalnya
apa yang terjadi saat air
ditumpahkan)
1. Anak mempunyai sikap
yang mencerminkan rasa keingintahuan
2. Anak bisa mengetahui
proses mengalirnya benda
cair dari tempat tinggi ke
yang rendah
b. Menampilkan sikap
inovatif (ide
kreativitas) saat
memecahkan
permasalahan
3. Anak mempunyai prilaku kreatif untuk melakukan
eksprimen diluar instruksi guru
4. Anak bisa menceritakan
ulang mengenai kegiatan
yang sudah dilaksanakan
c. Mengklasifikasikan
benda sesuai bentuk
5. Anak bisa mengetahui 4
macam-macam benda cair
(air, minyak goreng, madu
dan sabun cair cuci piring)
d. Memahami kausalitas
lingkungan (angin
menggerakkan daun
dan air membuat
basah)
6. Anak bisa melihat perubahan sesudah sabun
colek dicampur dengan susu dan pewarna
7. Anak bisa mengetahui
bentuk benda cair meniru
wadahnya
Jumlah 26
Lampiran 9 Data Mentah Pretest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair
Item Kriteria Skor Nama Jumlah
SM WSN NMP AR VK AF RZ DDY FAF IJ MAF HN NAR FQA NF
1 BSB 4 √ √ √ √ 16
BBK 3 √ √ √ √ 12
MB 2 √ √ √ √ √ √ √ 14
BB 1 0
2
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ 12
MB 2 √ √ √ √ √ √ √ √ 16
BB 1 0
3 BSB 4 0
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ 21
MB 2 √ √ √ √ √ √ √ √ 16
BB 1 0
4 BSB 4 √ 4
BBK 3 √ √ √ √ √ 15
MB 2 √ √ √ √ √ √ √ √ 16
BB 1 √ 1
5
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ √ √ 18
MB 2 √ √ √ √ √ √ 12
BB 1 0
6
BSB 4 √ 4
BBK 3 √ √ √ √ √ √ 18
MB 2 √ √ √ √ √ √ 12
BB 1 √ √ 2
7
BSB 4 √ 4
BBK 3 √ √ √ √ √ √ 18
MB 2 √ √ √ √ √ √ √ 14
BB 1 √ 1
Jumlah 24 18 23 16 21 13 19 17 23 15 11 15 17 24 14 270
Lampiran 10 Data Mentah Posttest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair
Item Kriteria Skor Nama Jumlah
SM WSN NMP AR VK AF RZ DDY FAF IJ MAF HN NAR FQA NF
1
BSB 4 √ √ √ √ 16
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 33
MB 2 0
BB 1 0
2
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36
MB 2 0
BB 1 0
3
BSB 4 √ √ 8
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 39
MB 2 0
BB 1 0
4
BSB 4 √ 4
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36
MB 2 √ √ 4
BB 1 0
5
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
MB 2 √ √ 4
BB 1 0
6
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36
MB 2 0
BB 1 0
7
BSB 4 √ √ √ 12
BBK 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36
MB 2 0
BB 1 0
Jumlah 26 21 25 21 22 20 22 20 24 21 20 21 21 26 20 330
Lampiran 11
Mencari Persentase Pretest
Keterangan
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicapai persentasenya
N = Jumlah subjek (sampel)
Frekuensi pada item no 1 pretest pada kategori berkembang berdasarkan
keinginan adalah 4 anak dan jumlah data yang ada adalah 15
Maka:
Lampiran 12
Mencari Persentase Posttest
Keterangan
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicapai persentasenya
N = Jumlah subjek (sampel)
Frekuensi pada item no 1 posttest pada kategori berkembang berdasarkan
keinginan adalah 11 anak dan jumlah data yang ada adalah 15
Maka:
Lampiran 13
Mencari Rangking
Nilai Rangking
1. 9 .................................................................................................................... 1
2. 7 .................................................................................................................... 2
3. 6 .................................................................................................................... 4 Dari (3+4+5):3
4. 6 .................................................................................................................... 4
5. 6 .................................................................................................................... 4
6. 5 .................................................................................................................... 6
7. 4 .................................................................................................................... 7
8. 3 .................................................................................................................... 9 Dari (8+9+10):3
9. 3 .................................................................................................................... 9
10. 3 .................................................................................................................. 9
11. 2 .................................................................................................................. 12 Dari (11+12+13):3
12. 2 .................................................................................................................. 12
13. 2 .................................................................................................................. 12
14. 1 .................................................................................................................. 14,5 Dari (14+15):2
15. 1 .................................................................................................................. 14,5
Lampiran 14
Mencari Nilai
Lampiran 15
Penyelesaian mencari nilai rata-rata :
1. Nilai rata-rata Pretest
2. Nilai rata-rata Posttest
Lampiran 16
Tabel Wilcoxon Z tabel untuk dua sampel berhubungan (dependen)
ᵅ 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
0.00 3.090 2.878 2.748 2.652 2.576 2.512 2.457 2.409 2.366
0.01 2.326 2.290 2.257 2.226 2.197 2.170 2.144 2.120 2.097 2.075
0.02 2.054 2.034 2.014 1.995 1.997 1.960 1.943 1.927 1.911 1.896
0.03 1.881 1.866 1.852 1.838 1.825 1.812 1.799 1.787 1.774 1.762
0.04 1.751 1.739 1.728 1.717 1.706 1.695 1.685 1.675 1.665 1.655
0.05 1.645 1.635 1.626 1.616 1.607 1.598 1.589 1.580 1.572 1.563
0.06 1.555 1.546 1.538 1.530 1.522 1.514 1.506 1.499 1.491 1.483
0.07 1.476 1.468 1.461 1.454 1.447 1.440 1.433 1.426 1.419 1.412
0.08 1.405 2.398 1.392 1.385 1.379 1.372 1.366 1.359 1.353 1.347
0.09 1.341 1.335 1.329 1.323 1.317 1.311 1.305 1.299 1.293 1.287
0.010 1.282 1.276 1.270 1.256 1.259 1.254 1.248 1.243 1.237 1.232
Lampiran 17 Dokumentasi
KEGIATAN PRETEST
Peneliti melakukan pretest kemampuan sains anak mengenal benda cair
Peneliti melakukan pretest kemampuan sains anak mengenal benda cair
Peneliti melakukan pretest kemampuan sains anak mengenal benda cair
KEGIATAN TREATMENT I
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan penuangan benda cair
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan penuangan benda cair
KEGIATAN TREATMENT II
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan susu pelangi
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan susu pelangi
KEGIATAN TREATMENT III
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan pelangi didalam gelas
Peneliti mengajak anak melakukan percobaan pelangi didalam gelas
KEGIATAN POSTTEST
Peneliti melakukan posttest kemampuan sains anak mengenal benda cair
Peneliti melakukan posttest kemampuan sains anak mengenal benda cair
Peneliti melakukan posttest kemampuan sains anak mengenal benda cair
Lampiran 18
Persuratan Penelitian
NUR AENI 105451100216by Tahap Skripsi .
Submission date: 11-Dec-2020 08:14AM (UTC+0700)Submission ID: 1471557121File name: Nur_Aeni_105451100216_PG-PAUD1.docx (233.49K)Word count: 11531Character count: 73853
17%SIMILARITY INDEX
15%INTERNET SOURCES
6%PUBLICATIONS
5%STUDENT PAPERS
1 2%
2 1%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 <1%
NUR AENI 105451100216ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
repository.radenintan.ac.idInternet Source
repository.uinsu.ac.idInternet Source
eprints.unm.ac.idInternet Source
repository.upi.eduInternet Source
Khairani Amalia, Sri Saparahayuningsih, AnniSuprapti. "MENINGKATKAN KEMAMPUANSAINS MENGENAL BENDA CAIR MELALUIMETODE EKSPERIMEN", Jurnal IlmiahPOTENSIA, 2018Publication
adoc.tipsInternet Source
www.scribd.comInternet Source
adoc.pub
8 <1%
9 <1%
10 <1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
Internet Source
moam.infoInternet Source
eprints.iain-surakarta.ac.idInternet Source
Kasmiati Kasmiati. "PENERAPAN METODEPEMBELAJARAN MOTORIK PADA ANAKUSIA DINI DI RA DWP IAIN PALU", Musawa:Journal for Gender Studies, 2020Publication
123dok.comInternet Source
eprints.uny.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas Negeri Surabaya TheState University of SurabayaStudent Paper
repository.unikama.ac.idInternet Source
Elisa Megawati, Zalili Sailan, Sahlan Sahlan."PENGARUH MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS TEKS PERSUASISISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 KONAWE
17 <1%
18 <1%
19 <1%
20 <1%
21 <1%
22 <1%
23 <1%
24 <1%
25
SELATAN", Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra),2019Publication
Muhammad Yusri Bachtiar. "PENGARUHBERMAIN PERAN TERHADAP KECERDASANINTERPERSONAL PADA ANAK KELAS A DITAMAN KANAK-KANAK BUAH HATI KOTAMAKASSAR", AWLADY : Jurnal PendidikanAnak, 2017Publication
lib.unnes.ac.idInternet Source
digilib.unila.ac.idInternet Source
repo.iain-tulungagung.ac.idInternet Source
repository.ar-raniry.ac.idInternet Source
people.usd.ac.idInternet Source
Submitted to Sriwijaya UniversityStudent Paper
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
panduanskripsi.com
<1%
26 <1%
27 <1%
28 <1%
29 <1%
30 <1%
31 <1%
32 <1%
33 <1%
34 <1%
35 <1%
36 <1%
Internet Source
text-id.123dok.comInternet Source
journal.ikipsiliwangi.ac.idInternet Source
repositori.kemdikbud.go.idInternet Source
dianahluddin.wordpress.comInternet Source
Submitted to Universitas Negeri MakassarStudent Paper
digilib.unimed.ac.idInternet Source
abdulhafi.wordpress.comInternet Source
Submitted to Universitas Pendidikan IndonesiaStudent Paper
Submitted to Universitas Pendidikan GaneshaStudent Paper
zombiedoc.comInternet Source
repository.unika.ac.idInternet Source
37 <1%
38 <1%
39 <1%
40 <1%
41 <1%
42 <1%
43 <1%
44 <1%
45 <1%
46 <1%
47 <1%
48
www.tkitalquranelfawaz.sch.idInternet Source
konsultasiskripsi.comInternet Source
digilib.uinsby.ac.idInternet Source
afidburhanuddin.wordpress.comInternet Source
Submitted to Blue Mountain High SchoolStudent Paper
repositori.umsu.ac.idInternet Source
repository.uinjkt.ac.idInternet Source
pandaibesi.comInternet Source
es.scribd.comInternet Source
giligentingsmp1.blogspot.comInternet Source
docplayer.infoInternet Source
fr.slideshare.net
<1%
49 <1%
50 <1%
51 <1%
52 <1%
53 <1%
54 <1%
55 <1%
56 <1%
57 <1%
58 <1%
59 <1%
Internet Source
digilib.iain-palangkaraya.ac.idInternet Source
www.mitrariset.comInternet Source
jurnal.unsil.ac.idInternet Source
obsesi.or.idInternet Source
books-on-line-all.blogspot.comInternet Source
repository.uin-suska.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas International BatamStudent Paper
humairotulqibtiyah.wordpress.comInternet Source
core.ac.ukInternet Source
eprints.uad.ac.idInternet Source
repository.iainpurwokerto.ac.idInternet Source
60 <1%
61 <1%
62 <1%
63 <1%
64 <1%
65 <1%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches Off
jurnal.fkip.unila.ac.idInternet Source
zadoco.siteInternet Source
jurnal.untan.ac.idInternet Source
johannessimatupang.wordpress.comInternet Source
repository.usd.ac.idInternet Source
repository.iainbengkulu.ac.idInternet Source