pengaruh model pembelajaran non directive dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NON DIRECTIVE
DAN MOTIVASI BELAJAR PAI TERHADAP PENGEMBANGAN
SPIRITUAL RELIGIUS
Tesis
Oleh :
Moch Munawir Amin
NIM : 21140110000004
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBコ ⅦBING
Tcsis denganjudul“ PengaruhModel PembelttaranNonDirective danMotivasiBelttaF
PAI Terhadap Pengembangan Spiritual Religius Siswa SMAN 3 Kota Tangerang
Selatan"y〔 mg ditulis olch Moch MunawiF Amin,NIM:21140110000004 telah dittikan
dalam sidang Promosi TOsis Fakultas 1lmu Tarbiyah dtt Kicguruan Unヾ syarifHidayatullah
Jakatta pada htti Sel■ in tangga1 21 Agustus 2017.Tcsis ini telah dゎ erbaiki SCsuai dengan
saran口 sttan pergji sebagai syarat untuk memperolch gelar Magister Penddikan Agama
lslam pada Proゴ am Studi Magister(S2)Pcnddikan Agama lslam.
Dr.Zaimudin.MoANI]P:195907051991031002
Jakartd, 30 Agustus 2017
「
LEMI〕AR PENGESAHAN PENGUЛ TESIS
Tesis denganjudul“ Pellgaruh Model Penlbel呵 iaran Non Directive dan Motivasi
Belajar PAI Terhada,Pёngembangan Spiritual Religius Siswa SMAN 3 Kota
Tangerang Selata五 "yang ditulis olch Moch Munav/ir Alnln,NM:21140110000004t91ah
dittikan dalam sidang Promosi Tcsis Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Ke〔昇man W Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Senin tangga1 21 Agustus 2017。 Tesis ini telah diperbaiki
scsuai dengan saran― saran penguli Sebagai syarat untuk memperolch gelar Magister
Pcndidikan Agama lslam pada Program Studi Magister(S2)Pcndidikan Agama lslam.
Jakart&, 30 Agustus 2017
Tanggal
Ketua Prodi Magister Pハ I.
NaIIla :E)r.H.Sapiudin Shidiq,MoAg
NIP :196703282000031001
PcnguJl I
lJam角 :PrOi Dr.Abuddin Nata,M.ANIP :195408021985031002
PcnguJl II
Nanla:Dr.Nuracni Ahad,M.HumNIP :195212311984032001
PcnguJi III :
Nama :Dre Lia Kumiawtti,M.PdNIP :197605212008012008
Dekm Fakultas I
UN Sy
た
Mgrgetahui,
u Tarbiyah dan guruan (FITK)
NIP:1955 982031007
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
Tempat lTgl Lahir
NIM
Program Studi
Moch Munaw士 Amin
Bandullg,17 Desember 1983
21140110000004 1
Magister Pendidikan Agama lslam l
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NON
DI_RECTIVE DAN MOTIVASIBELAJAR PAI
TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUAL RELIGWS
SISWA SMAN 3 KOTA TANGEttG SELATAN
Dr.Zaimudin,MoADosen Pc五bimbing
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 30 Agustus 2017
NIゝ江.21140110000004
Yang Membuat Perny ataan
i
ABSTRAK
Moch Munawir Amin, NIM: 21140110000004. Pengaruh Model Pembelajaran Non
Directive dan Motivasi Belajar PAI Terhadap Pengembangan Spiritual Religius.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model pembelajaran non directive dan
motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 kota
Tangerang Selatan. Pembelajaran non directive dan motivasi belajar menekankan pada
upaya memfasilitasi belajar, mencapai integrasi pribadi dan memaksimalkan daya pikir
yang dimiliki siswa dengan memberikan dukungan semangat belajar keagamaan. Siswa
dilatih berpikir lintas disiplin, menyelesaikan setiap masalah sesuai dengan kemampuan
dan keinginannya serta harus bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, siswa lebih
memiliki ruang yang luas untuk berkreatifitas dan meningkatkan semangat belajarnya.
Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Metode yang dipakai
dalam penelitian ini adalah metode survey. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI
sebanyak 281. Teknik analisis korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara
model pembelajaran non directive dan spiritual religius serta hubungan motivasi belajar
dan spiritual religius, sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh
model pembelajaran non directive dan motivasi belajar terhadap spiritual religius. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran non directive tidak berkorelasi,
sedangkan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap spiritual religius. Hal tersebut
didukung oleh persamaan regresi linear ganda 𝑌⏞= 0,395 + 0,009X1 + 0,443X2, dimana
model pembelajaran non directive memberikan kontribusi sebesar 0,9%, motivasi belajar
memberikan kontribusi sebesar 44,3%, sedangkan 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di observasi oleh peneliti.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Non Directive, Motivasi Belajar PAI, Pengembangan
Spiritual Religius.
ii
ABSTRACT
Moch. Munawir Amin (NIM: 21140110000004). The Effect of Non-Directive
Learning Model and Motivation in Islamic Religious Education (PAI) towards
Religious Spiritual Development
This study aims to examine the influence of non-directive learning model and learning
motivation of PAI towards religious spiritual development of SMAN 3 students of South
Tangerang city. Non-directive learning and learning motivation emphasize efforts to
facilitate learning, achieve personal integration and maximize the thinking power of
students by providing support for the spirit of religious learning. Students are trained to
think interdisciplinary, solve every problem according to their ability and desires and must
be accountable. Thus, students have more space to creativity and improve their learning
spirit. The role of the teacher in this learning model is as a facilitator. The method used in
this research is survey method. The subjects of the research were 281 students of XI class.
The correlational analysis technique was used to find the relationship between non-
directive and spiritual religious learning model as well as the relation of religious and
spiritual motivation, while the regression analysis technique was used to see the effect of
non-directive learning model and the learning motivation on spiritual religious. The results
in this research showed that non-directive learning model was not correlated, while
learning motivation correlated positively to religious spirituality. It is supported by double
linear regression equation 𝑌⏞= 0,395 + 0,009X1 + 0,443X2, where non directive study model
give contribution 0,9%, learning motivation contribute 44,3%, while 39,5% is influenced
by other factors were not observed by the researcher.
Keywords: Non-Directive Learning Model, Learning Motivation in Islamic Religious
Education (PAI), Religious Spiritual Development
iii
ملخص البحث
حممد منور أمنياسم :
٤١١٢۰١١۰۰۰۰۰۰٢رقم قيد الطال ب :
أتثري التعليم النموذجي غري التوجيه ودفعة التعلم الرتبية اإلسالمية يف التنمية الروحية الدينية
ودفعة التعلم الرتبية اإلسالمية التوجيه غري م النموذجييالتعل أتثري عن دراسة إىل الدراسة هذه هتدفالتعليم غري .اتجنريانج اجلنوبية مبدينة 3لية احلكومية ااملدرسة الع يف التنمية الروحية الدينية للطالب
تفكري الطالب. قوة التوجيه ودفعة التعلم يؤكد على تسهيل التعلم، يوصل التكميل الشخصي ويعظم ، احلل يف كل املشكلة وفقا على قدرة التخصصات خمتلف يف التفكري على الطالب تدريب يتم
وتعزيز بدا لإل واسعة مساحة لديهم الطالب فإن ذا،الطالب وإرادهتم وجيب على مسؤوليتهم. وهبالطريقة املستخدمة يف هذا البحث هي .كمسهل يالنموذج التعليم هذا يف املعلم دورو .التعلم روح
الديين ينموذجالتعليم الطريقة املسح. وقد مت استخدام تقنية التحليل االرتباطي إلجياد العالقة بني ، يف حني استخدمت تقنية حتليل ةوالروحي ةالديني ةفعد عن عالقةالغري التوجيهي والروحي، وكذلك
نتائج أظهرت .التعلم على الروحية ةفعغري التوجيهي ود ينموذجال التعليم أتثري عن االحندار ملعرفةفع التعلم ترتبط ارتباطا واأن د رغمري التوجيهي مل يكن مرتبطا، غ ينموذجال التعليم نهذه الدراسة أب
⏞0,009X𝑌 + 0,395 = 1 +الدينية. ويدعم ذلك معادلة االحندار اخلطي املزدوج و الروحانية حنو يا إجياب
, 20,443X قدر التعلم ةفع، ود٪9،0مسامهة قدر غري التوجيه ينموذجالتعليم ال، حيث يعطي .يف هذا البحث ال يالحظه الباحثحيث البعض اآلخر يتأثر ٪30،3 واآلخر، ٪3،،،سامهة م
.الدينية الروحية تعلم الرتبية اإلسالمية، التنميةالالتعليم النموذجي غري التوجيه، دفعة : البحث كلمات
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah mengalih aksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.
Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.
Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi
Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini.
A. Konsonan
ARAB NAMA Latin KETERANGAN RUMUS*
- - - Alif ا
- Ba’ B Be ب
- Ta’ T Te ت
Ṡa’ Ṡ ثEs dengan titk di
atas
1e60 &
1e61
- Jim J Je ج
Ḥa’ Ḥ حHa dengan titik di
bawah
1e24 &
1e25
- Kha Kh Ka dan ha خ
- Dal D De د
Żal Ż ذZet dengan titik di
atas
017b &
017c
- Ra’ R Er ر
- Zai Z Zet ز
- Sin S Es س
- Syin Sy Es dan ye ش
Ṣad Ṣ صEs dengan titik di
bawah
1e62 &
1e63
Ḍaḍ Ḍ ضDe dengan titik di
bawah
1e0c &
1e0d
Ṭa Ṭ طTe dengan titik di
bawah
1e6c &
1e6d
Ẓa Ẓ ظZet dengan titik di
bawah
1e92 &
1e93
‘ Ain‘ عKoma terbalik di
atas ‘_
Gain G Ge غ
Fa F Fa ف
v
Qaf Q Qi ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wau W We و
Ha’ H Ha ه
’_ Hamzah ’ Apostrof ء
Ya’ Y ye ي
*Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya
untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia lalu
klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil).
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah A A ا
Kasrah I I ا
Ḍammah U U ا
Contoh:
su’ila :سئل kataba dan :كتب
2. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah dan ya’ sakin Ai A dan I ى ي
Fatḥah dan wau sakin Au A dan U ى و
Contoh:
kaifa dan :كيف ل و ḥaula =ح
3. Vokal Panjang
Tanda
Vokal Nama Latin Keterangan Rumus
Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas 100 & 101 ى ا
Kasrah dan ya’ Ī I dengan garis di atas 12a & 12b ى ي
Ḍammah dan wau Ū U dengan garis di atas 16a & 16b ى و
Contoh:
ل qīla dan : ق ي ل qāla : ق ال yaqūlu : ي ق و
vi
C. Ta’ Matrbuṭah
1. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah hidup
Ta’ matrbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah, dan
Ḍammah, transliterasinya adalah “T/t”.
2. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah mati
Ta’ matrbuṭah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya adalah “h”.
Contoh:
.ṭalḥah : طلحة
3. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang
“al-” dan bacaannya terpisah maka ta’ matrbuṭah ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh:
rauḍah al-aṭfāl : روضةاألطفال
al-Madīnah al-Munawwarah : المدينةالمنورة
D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)
Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan tanda tasydīd ( dalam transliterasi dilambangkan dengan huruf yang sama ,(ى
(konsonan ganda).
Contoh:
rabbanā : رب نا
ل nazzala : نز
E. Kata sandang alif-lam “ال”
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam
ma‘rifah “ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang
yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan
bunyi yaitu “ال” diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti kata sandang
tersebut.
Contoh:
جل ar-rajulu : الر
as-sayyidah : السي دة
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda sambung (-).
Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata
sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
Contoh: القلم : al-qalamu الفلسفة : al-falsafah
vii
F. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, hamzah
tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
an-nau’u : النوء umirtu : امرت syai’un : شيئ
G. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf
kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti keterangan-
keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak menggunakan huruf
kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.
Contoh:
Wamā Muhammadun illā rasūl : ومامحمدإالرسول
Abū Naṣīr al-Farābīl
Al-Gazālī
Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān
H. Lafẓ al-Jalālah (هللا)
Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya, atau
berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
dīnullāh : ديناهلل
billāh : باهلل
Adapun ta’ matrbuṭah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,
ditransliterasikan dengan huruf “t”.
Contoh:
hum fī raḥmatillah : همفيرحمةهللا
I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat
yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah
lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis
dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.
Misalnya kata al-Qur’an dari al-Qur’ān, Sunah dari sunnah. Kata al-Qur’an dan sunah
sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa Indonesia. Namun, bila
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi
secara utuh.
Contoh:
Fī ẓilāl al-Qur’ān As-Sunnah qabl at-tadwīn
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya serta nikmat dan Karunia-Nya. Shalawat
dan salam semoga selamanya tercurah kepada baginda alam, al-Amin panutan umat Islam,
khotaman nabiyyin yaitu baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
shahabatnya, Tabi’in, Tabiat tabi’in, Aulia Allah, Ulama salafus shalih, dan seluruh kaum
muslimin dan muslimat sampai kepada umatnya saat ini. Semoga di akherat kelak kita
semua mendapatkan ridha Ilahi dan syafaat Nabi Muhammad SAW. Amin.
Seiring telah selesainya penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program Magister FITK Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN JAKARTA), penulis sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada para dosen yang memiliki integritas, intelektualitas, profesionalitas, nasionalis,
cendikiawan muslim, berwawasan luas, berjiwa demokrasi, karena tesis ini merupakan
buah keilmuan yang telah diberikan selama masa perkulian. Namun terlepas dari semua
itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka pintu selebar-lebarnya bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun
kritik demi memperbaiki tesis ini.
Dan akhirnya pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih sedalam-
dalamnya kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam pemberian arahan, bimbingan,
dan dorongan selama proses penulisan tesis ini hingga bisa terselesaikan sesuai dengan
target yang telah ditentukan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN JAKARTA), Bapak
Prof. Dr. Dede Rosyada. M.A beserta para staff dan jajarannya direktorat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN JAKARTA).
2. Ketua Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI), Bapak Dr. H. Sapiudin
Shidiq, M. Ag. Beserta para staff dan jajarannya.yang telah memberikan
pelayanan akademik dengan memuaskan.
ix
3. Pembimbing, Bapak Dr. Zaimuddin, M.A. Dengan penuh kesabaran dan
ketekunan serta keikhlasan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis,
hingga tesis ini dapat terselesaikan.
4. Seluruh Dosen Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu baik secara tersirat maupun tersurat kepada penulis sejak
pertama resmi jadi mahasiswa Magister, Insyaallah pahalanya mengalir sampai
akhir zaman
5. Ayahanda H. Dikdik Usman, Ibunda Hj Iis Watisyah dan seluruh keluarga tercinta
yang selalu memberikan support baik dari segi ril maupun materil dan doa
semuanya, jazakumulloh khoiron katsiiro, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi pada Program Magister Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh sahabat seperjuangan baik dari prodi MPAI, MPBI, MPBA, yang telah
memberikan sumbangsih Good idea in every step of making this thesis.
7. Kepada semua pihak yang ikut andil dan telah membantu penyelesaian tesis ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada mereka yang telah penulis sebutkan, hanya doa yang dapat
dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, semoga Allah SWT yang membalasnya dengan
balasan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, 30 Agustus 2017
Penulis,
Moch Munawir Amin
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 12
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................... 14
A. Model Pembelajaran Non Directive ............................................................. 14
B. Motivasi Belajar PAI ................................................................................... 31
C. Pembelajaran PAI ........................................................................................ 50
D. Spiritual Religius .......................................................................................... 62
E. Teori Fakta Sosial Emile Durkheim Tentang
Spiritual Religiusitas .................................................................................... 77
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 83
G. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 89
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 91
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 92
A. Metode Penelitian ........................................................................................ 92
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 92
C. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel .................................................. 93
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 94
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 96
F. Sumber Data ................................................................................................. 103
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 103
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 104
I. Teknik Analisis Data .................................................................................... 111
J. Uji Hipotesis ................................................................................................ 113
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 117
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 117
B. Data Hasil Penelitian .................................................................................... 120
C. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................................... 130
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 130
2. Uji Linearitas .......................................................................................... 132
3. Uji Multikolinieritas ................................................................................ 134
D. Uji Hipotesis ................................................................................................ 135
E. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 139
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 145
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 147
A. Kesimpulan ................................................................................................. 147
B. Saran ........................................................................................................... 147
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 149
LAMPIRAN ............................................................................................................... 158
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ciri-Ciri Kompetensi Guru ........................................................................ 9
Tabel 2.1 Model-Model Pembelajaran Interaksi Sosial ............................................ 16
Tabel 2.2 Model-Model Pembelajaran Rumpun Perilaku ......................................... 17
Tabel 2.3 Istilah Pendidikan dan Pendidik ................................................................ 57
Tabel 2.4 Kronologi Perkembangan Kajian Sosiologi Agama .................................. 81
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA 3 Negeri Kota Tangerang Selatan .............. 93
Tabel 3.2 Bobot/Nilai dari Setiap Alternatif Jawaban ............................................... 97
Tabel 3.3 Tahapan Model Pembelajaran Non Directive dan Indikatornya ................ 97
Tabel 3.4 Aspek Motivasi Belajar PAI dan Indikatornya .......................................... 99
Tabel 3.5 Spiritual Religiusitas dan Indikatornya ..................................................... 101
Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas............................................................................... 109
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 110
Tabel 3.8 Pedoman Koefisien Korelasi ..................................................................... 114
Tabel 4.1 Pembagian Random Sampling .................................................................. 121
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel X1 ................................................................................ 122
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi X1 ............................................................................. 123
Tabel 4.4 Deskripsi Variabel X2 ................................................................................ 125
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi X2 ............................................................................. 126
Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Y ................................................................................. 128
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Y ............................................................................... 129
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 131
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas X1 ke Y ...................................................................... 133
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas X2 ke Y ...................................................................... 133
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 134
Tabel 4.12 Hasil Uji Persamaan Linear Ganda dan Uji Signifikansi Koefisien
Persamaan Regresi ..................................................................................... 135
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Persamaan Regresi Ganda ..................................... 136
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Koefesien Korelasi Ganda ..................................... 137
Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Korelasi Parsial X1 ke Y ........................................ 138
Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Korelasi Parsial X2 ke Y ........................................ 138
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Hierarki Kebutuhan Maslow ........................................................ 44
Gambar 2.2 Bagan Komponen System Religi ............................................................. 66
Gambar 2.3 Bagan Spiritual Religius .......................................................................... 74
Gambar 2.4 Kerangka Pikir ......................................................................................... 89
Gambar 3.1 Desain variabel ........................................................................................ 95
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi X1 .......................................................... 124
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi X2 .......................................................... 127
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Y ........................................................... 130
Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas ....................................................................... 132
Gambar 4.5 Grafik Scatter Sample X1 ke Y ............................................................... 140
Gambar 4.6 Grafik Scatter Sample X2 ke Y ............................................................... 143
Gambar 4.7 Grafik Scatter P-P Plot X1, X2 ke Y ......................................................... 145
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin penelitian ............................................................ 158
Lampiran 2 Surat Hasil Penelitian ............................................................................... 159
Lampiran 3 Cover Angket penelitian ......................................................................... 160
Lampiran 4 Instrumen Model Non Directive ............................................................. 161
Lampiran 5 Instrumen Motivasi Belajar PAI ............................................................. 163
Lampiran 6 Intrumen Spiritual Religius ..................................................................... 165
Lampiran 7 Cara menggunakan R Tabel .................................................................... 167
Lampiran 8 Cara menggunakan t Tabel ..................................................................... 168
Lampiran 9 Cara menggunakan F Tabel .................................................................... 169
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil SPSS Reliabilitas X1 Model
Pembelajaran Non Directive ................................................................. 170
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil SPSS Reliabilitas X2
Motivasi Belajar PAI ............................................................................ 174
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil SPSS Reliabilitas Y
Pengembangan Spiritual Religius ......................................................... 178
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi X1 Model
Pembelajaran Non Directive .................................................................. 182
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi X2
Motivasi Belajar PAI ............................................................................. 187
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Y
Pengembangan Spiritual Religius .......................................................... 192
Lampiran 16 Foto-Foto Kegiatan Penyebaran Angket Dikelas X1
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ......................................................... 197
Lampiran 17 Foto-Foto Kegiatan Shalat Dzuhur Berjamaah Bersama
Guru dan Siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ............................... 198
Lampiran 18 Denah Gedung SMAN 3 Kota Tangerang Selatan................................. 199
xv
Lampiran 19 Data Ruang Pimpinan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ..................... 200
Lampiran 20 Data Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan .......................................................... 200
Lampiran 21 Data Sarana Dan Prasarana SMAN 3
Kota Tangerang Selatan ........................................................................ 201
Lampiran 22 Data Ruang Praktikum Dan Laboratorium
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan ......................................................... 202
Lampiran 23 Gender Jumlah Siswa Kelas X SMAN 3
Kota Tangerang Selatan ......................................................................... 202
Lampiran 24 Gender Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 3
Kota Tangerang Selatan ......................................................................... 203
Lampiran 25 Gender Jumlah Siswa Kelas XII SMAN 3
Kota Tangerang Selatan ......................................................................... 203
Lampiran 26 Gender Jumlah Guru PNS SMAN 3
Kota Tangerang Selatan ......................................................................... 204
Lampiran 27 Data Tenaga Tata Usaha PNS
Dan Non PNS Menurut Gender ............................................................. 204
Lampiran 28 Data seluruh guru PNS dan Non PNS
Menurut Agama ..................................................................................... 204
Lampiran 29 Data siswa kelas X SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama ..................................................................................... 205
Lampiran 30 Data siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama ..................................................................................... 205
Lampiran 31 Data siswa kelas XII SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama ..................................................................................... 206
Lampiran 32 Data seluruh guru PNS dan Non PNS
Menurut Status Perkawinan ................................................................... 206
Lampiran 33 Data Tenaga Tata Usaha PNS Dan Non PNS
Menurut Status Perkawinan .................................................................. 206
Lampiran 34 Data Interval Variabel X1
Lampiran 35 Data Interval Variabel X2
Lampiran 36 Data Interval Variabel Y
Daftar Riwayat Hidup
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil pendidikan senantiasa dicari,
diteliti dan diupayakan melalui kajian dari berbagai komponen pendidikan. Dimulai dari
aspek perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahan-bahan instruksional, sistem
penilaian, manajemen pendidikan, dan proses belajar mengajar sudah banyak dilakukan.
Kesemuanya itu merupakan bukti nyata dari upaya pemerintah untuk memajukan
pendidikan khususnya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pendidikan
nasional.
Dalam meningkatkan proses dan hasil belajar para siswa sebagai salah satu indikator
kualitas pendidikan, perbaikan dan penyempurnaan sistem pengajaran yang paling
langsung dan paling realistis. Upaya tersebut diarahkan kepada kualitas pengajaran
sebagai suatu proses yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas hasil belajar para
siswa.
Kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia menurut Pupuh Fathurohman dan Aa
Suryana (2012:39), adalah kemerosotan yang terjadi dalam dunia pendidikan di
Indonesia, pada dasarnya bukan disebabkan oleh kurikulum yang silih berganti, namun
kurangnya kemampuan dari aspek kompetensi dan profesional seorang guru. Dengan
demikian, seorang pendidik tetap harus dituntut untuk dapat bekerja secara professional
sehingga apa yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya dapat diwujudkan.
Terkait dengan profesional seorang pendidik, Nata (2012:224) mengisahkan isyarat
profesional tersebut kedalam beberapa kriteria yang harus diperhatikan sebagai catatan
penting, yaitu: Pertama, seorang tenaga yang profesional adalah seseorang yang bersifat
al-amin (terpercaya), al-hafidz (dapat menjaga amanah), dan al-wafiyah (yang merawat
sesuatu dengan baik). Kedua, tenaga pendidik yang profesional dalam pandangan Islam
adalah seorang pendidik yang memiliki keahlian sebagaimana hadits yang diriwayatkan
oleh imam bukhori, Nabi Muhammad SAW menegaskan ‘’Idzaa wussida al-amr ila
ghair ahlihii fa intadzir al-sa’ah’’ artinya: Jika suatu pekerjaan diserahkan kepada
yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran nya. Ketiga, seorang pendidik yang
profesional dalam pandangan Islam adalah seorang yang bertindak adil dalam perbuatan
maupun sikap.
Jika kegiatan profesi kependidikan dilakoni oleh guru yang tidak memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang keguruannya sudah tentu hasil tujuan pendidikan
tidak dapat dicapai dengan maksimal dan efektif. Apabila hal ini dibiarkan
keberlangsungannya, maka akan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas potensi
peserta didik, serta kerusakan dan jatuhnya mutu kependidikan yang disebabkan oleh
guru yang tidak ahli ini masih banyak terjadi.
2
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (No. 20 Tahun 2003)
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, dikatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Ini artinya, bahwa pendidikan nasional senantiasa bersifat dinamis
mengikuti perkembangan zaman dan tentunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
perkembangannya semakin pesat setiap tahun.
Para tokoh pendidikan Islam banyak memberikan argumentasi tentang pentingnya
pendidikan yang terkandung dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Misalnya, Ahmad Tafsir
(2004:47) menjelaskan bahwa “Alquran mulai diturunkan dengan ayat pendidikan”.
AlQur'an mengajak manusia untuk menelaah, mengkaji, melakukan observasi ilmiah
tentang penciptaan manusia, sejak masih berbentuk segumpal darah beku di dalam rahim
ibunya agar manusia memahami hakekat dirinya sebagai hamba. Adapun bunyi firman
Allah dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5 yaitu:
سما رب اك الذاي خلق } نسان مان علق }١اق رأ با {٣{ اق رأ وربك األكرم }٢{ خلق اإلا
لقلما } نسان مال ي علم }٤الذاي علم با {٥{ علم اإلا Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmu lah yang paling
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahui.
Implikasi dari kajian surat al-‘Alaq ayat 1-5 dapat ditemukan suatu konsep yang
sangat mendasar tentang pendidikan. Penanaman akidah (tauhid) kepada manusia
melalui pendidikan merupakan hal yang paling utama untuk mengarahkan manusia agar
menjadi individu yang berkualitas dan mampu memberi pencerahan kepada segenap
umat manusia. Akidah sebagai pijakan pengembangan kecerdasan manusia, baik
kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. (Colle Said Hunafa: Jurnal Studia
Islamika Vol. 13, No. 1, Juni 2016: 91-117).
Salah satu upaya mengatasi masalah pendidikan adalah melalui peningkatan
kwalitas proses belajar mengajar khususnya bagi peserta didik. Keberhasilan dan
kegagalan proses belajar mengajar sangat tergantung pada banyak aspek, termasuk yang
paling penting didalamnya adalah masalah peserta didik, profesionalisme pendidik,
termasuk metodologi pengajaran, sarana yang kondusif, karakter siswa, intelegensi
siswa dan divergensinya dalam bersikap dan berfikir. Ahmad Rahani (2004:7), karena
peserta didik merupakan unsur utama penentu keberhasilan pendidikan, maka perlu ada
3
perhatian yang serius yang diarahkan kepada variabel-variabel yang ada pada diri siswa
agar dapat mencapai keberhasilan belajar yang optimal.
Berdasarkan kutipan dari bukunya Hamzah B. Uno (2016:1) terdapat berbagai
pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli
pembelajaran (instructional technology) diantaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan
belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
3. Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekan.
Dengan memperhatikan dari pendapat para ahli tentang strategi pembelajaran,
peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan
dipilih atau digunakan oleh seorang pendidik untuk menyampaikan beberapa materi
dengan tujuan akhirnya peserta didik mudah memahami dan menguasai dalam materi
pembelajaran secara maksimal.
Dalam strategi pembelajaran terdapat pendekatan pembelajaran individu
berorientasi pada individu dan peningkatan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada
proses pembelajaran, dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya
secara realitas yang bersifat unik dan dinamis. Secara singkat model pembelajaran ini
menekankan pada peningkatan pribadi, yaitu upaya membantu siswa untuk
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan membantu
peserta didik untuk dapat memandang dirinya sebagai pribadi yang mampu dan berguna.
Ada beberapa model pembelajaran yang termasuk pendekatan ini, di antaranya adalah
pengajaran tidak langsung (non directive teaching), pelatihan kesadaran (awareness
training), sinektik, system konseptual, dan pertemuan kelas (classroom meeting).
Hamzah, B. Uno (2016:17-18).
Salah satu pembelajaran yang sangat mendukung proses belajar yang efektif adalah
pembelajaran tidak langsung (Non directive Teaching). Pembelajaran ini menekankan
pada upaya memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai
integrasi pribadi, efektifitas pribadi dan penghargaan terhadap dirinya secara realistis.
Oleh karena itu, guru atau pendidik hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang
positif dengan siswanya, yaitu sebagai pembimbing atau fasilitator bagi pertumbuhan
dan perkembangannnya. Dalam menjalankan perannya ini, guru membantu siswa
menggali ide atau gagasan tentang dirinya, kehidupannya, lingkungan sekitarnya dan
hubungannya dengan orang lain. Hamzah B,Uno (2007:15).
4
Adapun menurut Roestiyah (2008:103) model pembelajaran non directive atau yang
lebih dikenal dengan model pembelajaran tidak langsung yaitu suatu proses membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik tanpa arahan dari guru, atau biasa disebut
dengan pembelajaran tidak langsung. Model ini sering juga dimasukan dalam kelompok
model pembelajaran. Namun pada hakikatnya sama saja dengan metode, karena hal ini
berkaitan dengan strategi dan teknik pembelajaran.
Untuk itu, dalam proses belajar mengajar, selain pendidik harus menguasai mata
pelajaran yang akan diajarkan, metode-metode yang efektif sesuai mata pelajaran,
pendidik juga harus juga memberi contoh sikap keteladanan yang baik, sebagai bentuk
aplikasi dari pelajaran yang telah diajarkan. Tercapainya tujuan pembelajaran tidak
cukup dinilai dari indikasi aspek-aspek kognitif dan afektif semata, tapi juga dari aspek
psikomotorik juga, maka seorang pendidik memiliki tanggung jawab yang kompleks
terhadap peserta didiknya,
Joyce & Weil (2009:375) mengelompokkan model-model belajar yang menjadi
penunjang dalam model pembelajaran non directive adalah sebagai berikut:
a. Model pengelolaan informasi adalah model pengelolaan informasi yang
ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi.
b. Model personal adalah model personal yang menekankan pada peningkatan
konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi peningkatan proses individu dan
membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri.
c. Model interaksi sosial adalah model interaksi sosial yang menekankan pada
hubungan personal dan sosial kemasyarakatan diantara peserta didik.
d. Model sistem perilaku adalah model behavioral yang menekankan pada
perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik sehingga konsisten dengan
konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon.
Model pembelajaran non directive merupakan hasil karya Carl Roger dan tokoh lain
pengembang konseling non directive. Pembelajaran ini menekankan pada upaya
memfasilitasi belajar untuk mencapai integrasi pribadi dan memaksimalkan daya pikir
yang dimiliki siswa. Siswa dilatih berpikir lintas disiplin, menyelesaikan setiap masalah
sesuai dengan kemampuan dan keinginannya tapi harus bisa dipertanggung jawabkan.
Dengan demikian, siswa lebih memiliki ruang yang luas untuk berkreativitas dan
meningkatkan semangat belajarnya.
Pelaksanaannya model ini lebih menekankan pada upaya membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasikan realita yang unik serta lebih memperhatikan
kehidupan emosional peserta didik. Dengan demikian, upaya pengajaran lebih diarahkan
pada menolong peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuannya dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Jadi melalui rumpun
metode mengajar ini, diharapkan peserta didik dapat meilihat dirinya sendiri sebagai
pribadi yang berada dalam suatu kelompok dan memiliki kemampuan. Dahlan (1984:
64).
5
Model pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator atau konselor. Model ini
dikembangkan dari teori konseling dan menekankan kerjasama antara siswa dan guru.
Guru berupaya membantu siswa memahami bagaimana memainkan peran dalam
mengarahkan pendidikan peserta didik, seperti menentukan tujuan pembelajaran, dan
ikut serta dalam mengembangkan cara untuk mencapai tujuan. Guru menyiapkan
informasi tentang kemajuan yang telah dicapai dan membantu siswa dalam
menyelesaikan permasalahan peserta didik.
Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa dalam model
pembelajaran non directive/pembelajaran tidak langsung merupakan suatu model dalam
pembelajaran yang dimana guru sebagai fasilitator atau konselor dan untuk membantu
siswa sebagai client centered approach dalam menyelesaikan masalah pribadinya, sosial
dan akademik.
Adapun Hadist Anas bin Malik tentang membuat mudah, gembira dan kompak
sebagai strategi model pembelajaran non directive adalah:
صلى الل عليها « كاتاب العالما « صحيح البخاري « الكتب بب ما كان النبا
ث نا شعبة ، قا ث نا يي بن سعايد ، قال : حد ث نا ممد بن بشار ، قال : حد حدثنا :ل )حديث مرفوع( حدروا و عن أنسا بنا مالاكا عنا النبا ا صلى أبو الت ياحا ، روا وال ت عس ا رواهللا عليها وسلم قال يس ا والت ن ف اروا بس ا
)اخرجه البخاري يف كتاب العلم(Artinya: Telah diberitahu kami Muhammad bin Bashar, berkata: Beritahu kami
Yahya bin Said, berkata: Beritahu kami Syu’bah, berkata: mengatakan kepada saya Abu
At Tayyah, Anas ibn Malik dari Nabi SAW bersabda: ”mudahkanlah dan jangan kamu
persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”.(HR. Abu Abdillah
Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi).
Hadits di atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah
sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan tidak merasa
bosan terhadap suasana di kelas, serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan suatu
pembelajaran juga harus menggunakan model yang tepat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
Dalam suatu proses kegiatan belajar agar siswa menjadi kreatif tentunya
membutuhkan rangsangan motivasi belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi)
yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar.
Menurut Purwa Atmaja (2012:320) motivasi belajar berarti segala sesuatu yang
ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang yang
melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya unruk
memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
6
Sardiman (2005:75) menjelaskan bahwa motivasi belajar dapat juga diartikan
sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Berdasarkan sumbernya,
motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu: motivasi intrinsik, yakni motivasi yang
datang dari dalam peserta didik, dan motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang datang
dari lingkungan di luar diri peserta didik.
Adapun menurut Mc. Donald yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang kompleks yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan
energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Mc. Gooch mengatakan “learning is a change in performance as a result of practice,
“belajar adalah perubahan pada perbuatan sebagai akibat dari latihan. Untuk dapat
disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap dan merupakan akhir dari pada
suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu
periode yang mungkin berlangsung berhari hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-
tahun. Dalyono (2009:212).
Dari ungkapkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun
dari luar siswa yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai secara maksimal.
Adapun Ayat Alquran tentang motivasi belajar yang terkandung alam surat Al-
Mujadilah ayat 11, yang berbunyi:
شوا فانشوا يفا المجالاسا فافسحوا ي فسحا الل لكم وإاذا قايل ان ي أي ها الذاين آمنوا إاذا قايل لكم ت فسحواا ت عملون خباري} نكم والذاين أوتوا العالم درجات والل با {١١ي رفعا الل الذاين آمنوا ما
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 th. 1989),
dinyatakan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang”. Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang
amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang
bersangkutan. Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh
setiap generasi bangsa.
7
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan (1962:14) merumuskan bahwa
pendidikan berarti: Daya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batín,
karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak yang antara satu dengan yang lainnya
saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Pendidikan Agama Islam (PAI) berupaya mengajarkan siswanya untuk dapat
menjalankan amanah kehidupan dari Allah SWT dengan menciptakan kehidupan yang
rahmatan lil alamin serta dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Namun
dari beberapa studi yang dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa PAI yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya memiliki masalah yang
sama yakni minimnya metodologi dalam pembelajaran sehingga kurang dapat menarik
lebih dalam belajar tentang agama Islam itu sendiri. Untuk itulah perlu adanya inovasi
dan motivasi dalam pendidikan agama Islam. Titin Nurhidayati (Jurnal Pendidikan
Agama Islam Volume 03, Nomor 01, Mei 2015 Hal 25-56).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan
usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia dan
mempunyai karakter spiritual keagamaan seutuhnya agar ia dapat melakukan
peranannya dalam kehidupan secara menyeluruh dan optimal. Pada intinya untuk
mencari rido Ilahi Robbi serta selamat dunia akherat, dan bermanfaat bagi manusia
lainnya. Yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana semestinya proses
pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah dapat dijalankan dengan baik sesuai
dengan target dan tujuan yang diharapkan.
Adapun Ayat Alquran yang berhubungan dengan pendidikan agama Islam terdapat
dalam surat Surat Al- Baqarah ayat 129, yang berbunyi:
لو عليهام آيتاك وي علا مهم الكاتاب والاكمة وي كا يها هم ي ت اي م إانك رب نا واب عث فايهام رسوال مان أنت الع{١٢١}الكايم
Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang “Rasul” dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dalam kata “Rasul” yang dimaksudkan ayat di atas adalah (Nabi Muhammad Saw)
bertugas untuk terus membacakan kepada umatnya ayat-ayat Allah baik berupa wahyu
yang diturunkan, maupun alam raya yang diciptakan, dan terus mengajarkan kepada
mereka kandungan al-Kitab yaitu al-Qur’an, atau tulis baca, dan al-Hikmah yakni
Sunnah, atau kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat
serta menampik mudharat, serta mensucikan jiwa umatnya dari segala macam kotoran,
kemunafikan, dan penyakit-penyakit jiwa. Quraish Shihab (2002:327).
Dari hasil tersebut di atas, maka guru yang melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah, termasuk pembelajaran Agama Islam di Sekolah Menengah Atas akan lebih
baik jika dikembangkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
8
1. Lebih menitikberatkan pada target-target penguasaan kompetensi dari pada
penguasaan materi.
2. Lebih mengakomodasi keberagaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia.
3. Memberikan kebebasan kepada pelaksana pendidikan untuk mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
Stronge (2013:14) menjelaskan bahwa guru efektif merupakan para ahli yang
menguasai konten dan mengenal para murid yang mereka didik, dengan menggunakan
strategi-strategi perencanaan yang efisien, mempraktekan pengambilan keputusan yang
interaktif, serta dapat mewujudkan keterampilan-keterampilan manajemen kelas yang
efektif.
Perilaku guru akan efektif dalam menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran
bilamana dia memiliki kompetensi personal-religius (kepribadian dan sosial), dan
kompetensi profesional-religius (pedagogik dan profesional). Kata religius selalu
melekat pada masing-masing kompetensi tersebut menunjukkan adanya komitmen guru
kepada ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai kriteria utama, sehingga segala maslah
perilaku kependidikannya dihadapi, dipertimbangkan, dipecahkan dan didudukkan
dalam perspektif Islam.
Musfah (2015:27) mengatakan bahwa kompetensi keguruan yakni kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan pendidikan yang efektif. Maka, mengingat pentingnya
peningkatan kompetensi guru, sehingga guru diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mengajar. Dalam usaha ini banyak cara yang dapat dilakukan, seperti
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, memberikan penghargaan kepada
siswa yang berprestasi, dan lain-lain. Dampak dari tidak ditingkatkannya kompetensi
guru akan mengakibatkan proses pembelajaran yang monoton dan membosankan.
Adapun pendapat para ulama tentang kompetensi guru seperti Imam Al-Ghazali,
An-Nahlawi, dan Athiyah al-Abrosyi dapat di identifikasi ciri-ciri kompetensi guru baik
dari personal-religius (kepribadian dan sosial), dan kompetensi profesional-religius
(pedagogik dan profesional). Kompetensi kepribadian guru merupakan salah satu ciri
dari kompetensi yang menjadi bekal utama dalam menjalankan tugasnya secara
profesional. Guru seharusnya memiliki kompetensi kepribadian yang diantaranya
memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan
teladan. Beberapa aspek kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru bertujuan agar
dapat memperbaiki moral dan etika dalam dunia pendidikan Islam terutama bagi guru.
Sebagaimana beberapa penjelasan tentang ciri-ciri kompetensi guru, dapat dilihat pada
Tabel 1.1 berikut ini:
9
Tabel. 1.1
Ciri-Ciri Kompetensi Guru
No
Pendapat Ulama
Aspek Kompetensi
Personal-Religius
(kepribadian dan sosial)
Profesional-Religius
(pedagogik dan profesional)
1. Imam Al-
Ghazali
a. Kasih sayang terhadap
peserta didik dan
memperlakukannya
sebagaimana anaknya
sendiri
b. Meneladani Rasulullah
SAW
c. Bersikap objektif
d. Bersikap luwes dan
bijaksana dalam
menghadapi peserta
didik
e. Bersedia mengamalkan
ilmunya
a. Menyajikan pelajaran
sesuai dengan taraf
peserta didik
b. Terhadap peserta
didik yang kurang
mampu sebaiknya
diberi ilmu-ilmu yang
global dan tidak detail
2. An-Nahlawi a. Tujuan tingkah laku
dan pola pikirnya
bersifat Rabbani
b. Bersikap ikhlas
c. Bersikap sabar
d. Bersikap jujur, dan
e. Bersikap adil
a. Senantiasa membekali
diri dengan ilmu dan
mengkaji serta
mengembangkannya,
dalam pengertian
bersedia
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya
b. Mampu menggunakan
variasi metode
mengajar dengan baik,
sesuai dengan
karakteristik materi
pelajaran dan situasi
belajar-mengajar
10
c. Mampu mengelola
peserta didik dengan
baik
d. Memahami kondisi
psikis dari peserta
didik
e. Peka dan tanggap
terhadap kondisi dan
perkembangan
3. Athiyah al-
Abrosyi
a. Bersikap zuhud, dalam
arti mengajar hanya
mencari keridhoan
Allah SWT
b. Bersih dan suci dirinya
dari dosa besar, riya,
hasad, permusuhan dan
perselisihan atau sifat
tercela lainnya
c. Ikhlas dan bekerja
d. Suka pemaaf
e. Menjaga harga diri dan
kehormatan
f. Mencintai peserta didik
sebagaimana mencintai
anaknya sendiri
a. Memahami tabiat,
minat, kebiasaan,
perasaan dan
kemampuan peserta
didik
b. Menguasai bidang
yang diajarkan dan
bersedia
mengembangkannya
Sumber: Marno, J-PAI, vol No. 2 Januari-Juni 2015
Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan
mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang
memiliki kecerdasan spiritual religius dan kecerdasan intelektual. Salah satu indikator
pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil belajar yang maksimal oleh siswa, baik
itu hasil belajar dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil belajar siswa
sangat dipengaruhi oleh kegiatan proses belajar mengajar yang didalamnya terdapat
beberapa faktor yang merupakan penentu lancar atau tidaknya kegiatan proses belajar
mengajar. Faktor-faktor itu antara lain: Instrumen Input yaitu ; kurikulum, perpustakaan,
guru dan sebagainya. Raw input yaitu: siswa, motivasi, cara belajar dan sebagainya.
Sedangkan environmental input yaitu: lingkungan fisik dan sosial budaya. Subagia dan
Sudiana, (2002:6).
11
Untuk lebih memantapkan pencarian jati diri seseorang akan tumbuh berkembang
jika dari sudut pandang spiritual religiusnya meningkat dan digali lebih mendalam.
Spiritual dan religius merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Tischler
(2002:203) mengatakan bahwa spiritualitas mirip atau dengan suatu cara, berhubungan
dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang
yang spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih.
Menurut Atang Abdul Hakim dalam bukunya “Metodologi Studi Islam”
menjelaskan bahwa religiusitas itu adalah sikap hidup seseorang berdasarkan pada nilai-
nilai yang diyakininya. Hakim (2004:4). Adapun religiusitas merupakan suatu ekspresi
religius yang ditampilkan. Menurut Bustanudin Agus dalam bukunya yang berjudul
“Agama Dalam Kehidupan Manusia” dikatakan bahwa; ekspresi religius ditemukan
dalam budaya material, perilaku manusia, nilai, moral, hukum dan sebagainya. Tidak
ada aspek kebudayaan lain dari agama yang lebih luas pengaruh dan implikasinya dalam
kehidupan manusia. Bustanudin Agus (2000:6).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang spiritual religius peneliti berargumen
bahwa semakin tinggi tingkat spiritual religius seseorang maka semakin tinggi pula
makna akan hidupnya, semakin bahagia dan semakin efektif dalam menjalani
kehidupannya. Sebagai perumpamaan jika seseorang yang beragama belum tentu
mempunyai pengalaman spiritual. Seseorang yang rajin sholat misalnya, belum tentu
bisa merasakan sisi-sisi ke Tuhanan dalam shalatnya. Artinya orang ini hanya
menjalankan shalat seperti yang diperintahkan dalam agama (syariat), tanpa
menghadirkan sisi ketuhanan dalam shalatnya. Sehingga, seorang yang beragama belum
tentu dapat mengontrol perilaku-perilakunya atas nama ketuhanan (spiritual).
Salah satu upaya mengatasi masalah pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas
proses belajar mengajar khususnya bagi peserta didik. Keberhasilan dan kegagalan
proses belajar mengajar sangat bergantung pada banyak aspek, termasuk pendidik,
termasuk metodologi pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang sangat
mendukung proses belajar yang sangat efektif adalah model pembelajaran non directive
(model pembelajaran tidak langsung).
Secara realitasnya pendidikan di Indonesia kebanyakan lebih menekankan kepada
pola dan proses berfikir yang konvergen, yaitu dalam memecahkan suatu masalah
seseorang hanya menggunakan satu cara saja untuk memperoleh satu jawaban yang
benar. Tidak melihat cara lain dan tidak mau mencoba hal yang baru terutama dari
strategi pembelajaran kurangnya berfikir kreatif, inovatif, kurangnya rangsangan
motivasi tampaknya jarang dipraktekkan serta lemahnya pengembangan spiritual
religius seseorang. Peneliti menjadi tergugah untuk menelitinya dalam bentuk "Tesis".
Untuk memaparkan masalah tersebut peneliti menuangkannya dalam judul
“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NON DIRECTIVE DAN MOTIVASI
BELAJAR PAI TERHADAP PENGEMBANGAN SPIRITUAL RELIGIUS”.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
12
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun, disebabkan
kurikulum silih berganti.
2. Minimnya metodologi dalam pembelajaran sehingga kurang dapat menarik
lebih dalam belajar tentang materi Pendidikan Agama Islam.
3. Lemahnya kompetensi guru dan profesionalisme guru.
4. Dalam proses belajar mengajar, guru lebih banyak menggunakan model
pembelajaran yang tidak bervariatif dalam memilih strategi pembelajaran.
5. Lemahnya motivator (Guru) dalam memberikan stimulus motivasi belajar
siswa.
6. Siswa kurang berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agama
Islam.
7. Kurangnya disiplin pada diri siswa dalam pengembangan spiritual religius.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini perlu adanya
pembatasan masalah agar lebih terarah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah penggunaan model pembelajaran non directive yang berpusat pada siswa (client
centered approuch) sebagai strategi pembelajaran yang efektif, serta motivasi belajar
PAI untuk memberikan stimulus terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN
3 Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana model pembelajaran non
directive dan motivasi belajar PAI memberikan pengaruh positif terhadap
pengembangan spiritual religius siswa di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan memiliki tujuan yang diharapkan agar dapat tercapai sesuai
keinginan. Demikian pula dengan tesis yang disusun peneliti memiliki tujuan yang ingin
diraih. Yaitu:
1. Mengetahui model pembelajaran non directive berpengaruh terhadap
pengembangan spiritual religius siswa di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan?
2. Mengetahui motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap pengembangan spiritual
religius siswa di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan?
3. Mengetahui model pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI secara
bersamaan memberikan pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius
siswa di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan?
13
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Manfaat secara teoritis, dalam penelitian ini diharapkan memberikan inovasi
dikancah dunia pendidikan (Kemendikbud dan Kemenag) secara komprehensif.
Melalui motivasi belajar PAI secara teoritis siswa dapat mengembangkan
potensi dan bakatnya sesuai dengan kemampuannya, serta dalam pengembangan
spiritual religius secara teoritis siswa dapat menemukan jati dirinya.
2. Manfaat secara praktis
a. Menggunakan strategi pembelajaran individu dengan model pembelajaran
non directive di sekolah adalah untuk mengembangkan segenap potensi
kepribadian siswa.
b. Memberikan landasan epistemologi yang menjadi “roh” dalam ilmu
pengetahuan dewasa ini.
c. Mendorong kemampuan berpikir kritis dan mandiri kepada siswa.
d. Melatih daya kreativitas siswa, sebab dalam KBM akan terjadi lebih hidup,
siswa akan belajar mengobservasi objek pelajaran, menganalisis dan
menyimpulkan serta menjelaskan apa yang ditemukannya.
e. Dapat memberikan motivasi bagi peserta didik agar tercapai hasilnya
dengan memuaskan.
f. Untuk menambah ilmu dan wawasan yang luas sebagai pengalaman bagi
peneliti sesuai dengan disiplin ilmu, bermanfaat khususnya bagi peneliti dan
umumnya para praktisi pendidikan serta pencari ilmu diseluruh dunia
14
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Model Pembelajaran Non Directive
1. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkan
sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan
memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang oleh guru.
Konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu dilakukan dalam pembelajaran
oleh guru maupun siswa. Dalam sebuah pembelajaran guru dan siswa bersama-sama
menjadi pelaku demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Fungsi dari masing-masing
pelaku dalam konteks ini berbeda. Siswa sebagai pelaku utama yang melakukan
pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Pembelajaran
berlangsung lebih efektif dan lebih bermakna karena siswa bertindak lebih aktif daripada
guru sehingga bisa lebih mengembangkan kemampuan mereka (baik dari kemampuan
kognitif maupun kegiatan sosialnya) dengan bantuan guru sebagai pihak yang selalu
memotivasi siswa untuk berkembang.
Pembelajaran menurut Dimyati dan Musdjiono (1999:47) adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir dan inovatif yang dapat
meningkatkan kualitas pribadi serta kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Isjoni (2009:11) mengemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu yang
dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Pendapat tersebut mengungkapkan
bahwa siswa adalah pelaku utama dalam sebuah pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran sebaiknya mengutamakan kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan dan
aktivitas sosial mereka agar kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik akan mengalami perkembangan.
Anderson dan Krathwohl (2010:316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan
pokok dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar:
a. Mengidentifikasi, mencari, dan memilih sumber-sumber informasi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran,
b. Memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan laporan tertulis dan lisan
siswa,
15
c. Menulis teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka yang
memuat pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusi-kontribusinya
tentang pembelajaran ini,
d. Mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas. Presentasi ini berisikan
informasi penting tentang materi dan dilakukan secara efektif.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan
secara sederhana bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan positif yang
dilakukan oleh siswa dan didukung oleh guru yang bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan siswa, baik dari aspek ilmu pengetahuan maupun aktivitas sosial siswa.
2. Model Pembelajaran
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009) berpendapat, model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi dan prosedur. Pemilihan
model pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi kelas yang dihasilkan dari kerja
sama antara guru dan siswa. Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun metode pembelajaran berdasarkan prinsip-
prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori
lain yang mendukung. Model pembalajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain.
Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009) model pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, metode penelitian kelompok. Model ini dirancang untuk melatih
partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Misalnya pada penggunaan model yang dirancang untuk memperbaiki
kreativitas dalam pelajaran mengarang.
4) Memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan, yaitu: urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan
sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila
guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan
dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedomaan model
pembelajaran yang dipilihnya.
16
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009:31) dalam bukunya Models of
Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat jenis. Jenis
model pembelajaran yang sesuai dengan penelitian ini adalah:
a) Model-Model Interaksi Sosial
Model-model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang
lain. Metode-metode ini memfokuskan pada proses dimana realitas adalah negosiasi
sosial. Model-model pembelajaran kelompok ini memberikan prioritas pada
peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain serta untuk
meningkatkan proses demokratis, dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif.
Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran (mind) diri sebagai
pribadi dan materi keakademisan. Jenis-jenis model pembelajaran interaksi sosial adalah
seperti dalam Tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1
Model-Model Pembelajaran Interaksi Sosial
Model-model Tokoh Misi/tujuan
Kerja kelompok.
(investigation
group)
Herbert Thelen
John Dewey
Mengembangkan keterampilan-
keterampilan untuk berperan dalam
kelompok yang menekankan keterampilan
komunikasi interpersonal dan keterampilan
inkuari ilmiah. Aspek-aspek
pengembangan pribadi merupakan hal
yang penting dari metode ini.
Inkuiri sosial Byron Massialas
Benjamin Cox
Pemecahan masalah sosial, utamanya
melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
Jurisprudential National
Training
Laboratory
Bethel, Maine
Donald Oliver
James P.Shaver
Pengembangan keterampilan interpersonal
dan kerja kelompok untuk mencapai,
kesadaran dan fleksibilitas pribadi.
Didesain utama untuk melatih kemampuan
mengolah informasi dan menyelesaikan isu
kemasyarakatan dengan kerangka acuan
atau cara berpikir Jurisprudensial (ilmu
tentang hukum-hukum manusia).
17
Role playing
(bermain peran)
Fannie Shaftel
George Shafted
Didisain untuk mengajak siswa dalam
menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial
melalui tingkah laku mereka sendiri dan
nilai-nilai yang menjadi sumber dari
penyelidikan itu.
Simulasi sosial Sarene Boocock,
Harold
Guetzkow
Didisain untuk membantu pengalaman
siswa melalui proses sosial dan realitas dan
untuk menilai reaksi mereka terhadap
proses-proses sosial tersebut, juga untuk
memperoleh konsep-konsep &
keterampilan-keterampilan pengambilan
keputusan.
Sumber: Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, (2009)
b) Model-Model Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang
mengacu pada teori perilaku, seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi
perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan
penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku
secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.
Model perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan
dengan proses belajar mengajar. Aktivitas mengajar, menurut teori ini harus ditujukan
pada timbulnya perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa ke arah yang sejalan
dengan harapan. Di antara model mengajar behavioral adalah mastery learning (model
belajar tuntas). Model ini pada dasarnya merupakan pendekatan mengajar yang mengacu
pada penetapan kriteria hasil belajar. Kriteria tingkat keberhasilan belajar ini meliputi
pengetahuan, konsep, keterampilan, sikap dan nilai. Jenis-jenis model pembelajaran
perilaku seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2
Model-Model Pembelajaran Rumpun Perilaku
Model-model Tokoh Misi atau tujuan
Contingency Management
(manajemen dari akibat /
hasil perlakuan)
B.F. Skinner Fakta-fakta, konsep-konsep dan
keterampilan
Self Control B.F. Skinner Perilaku
sosial/keterampilanketerampilan
18
Relaksasi Rimm &
Masters
Wolpe
Tujuan-tujuan pribadi
Stress Reduction
(pengurangan stres)
Rimm &
Masters
Cara relaksasi untuk mengatasi
kecemasan dalam situasi sosial
Assertive Trainin (Latihan
berekspresi)
Wolpe,
lazarus,
Salter
Menyatakan perasaan secara
langsung dan spontan dalam
situasi sosial
Desensititation Wolpe Pola-pola
perilaku,keterampilanketerampilan
Direct training Gagne
Smith & Smith
Pola tingkah laku, keterampilan-
keterampilan
Sumber: Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, (2009)
Model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, menurut Bruce Joyce, Marsha
Weil, dan Emily Calhoun (2009) memiliki unsur-unsur berikut ini:
1) Sintaks yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase atau
tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model
pembelajaran tertentu. Misalnya model eduktif akan menggunakan sintak yang
berbeda dengan metode induktif.
2) Prinsip reaksi berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana
seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana
seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi
petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang
berlaku pada setiap model pembelajaran.
3) Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya
proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam
penggunaan metode pembelajaran tertentu).
4) Sistem pendukung yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk
menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal.
19
5) Dampak instruksional dan dampak pengiring
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan
langsung dengan materi pembelajaran, sementara dampak pengiring adalah
hasil belajar sampingan (iringan) yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan
model pembelajaran tertentu.
Wina Sanjaya (2011:133) berpendapat bahwa untuk memilih model yang tepat perlu
diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Semua model
pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar
siswa, maka hal itu semakin baik,
2) Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar
juga semakin baik,
3) Sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan,
4) Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru, dan
5) Tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi,
dan proses belajar yang ada.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah metode
pembelajaran memiliki suatu konsep. Masing-masing konsep dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dengan menjadikan siswa sebagai
pelaku utama aktivitas belajar dalam sebuah proses pembelajaran.
Mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu harus dipilih model pembelajaran yang
paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Memilih suatu model pembelajaran harus
memiliki pertimbanganpertimbangan yang matang dan tepat. Misalnya materi pelajaran,
tingkat perkembangan kognitif siswa, dan saran atau fasilitas yang tersedia, sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan gaya belajar siswa, gaya
mengajar guru, kondisi pembelajaran dan iklim pembelajaran di dalam kelas, dan faktor-
faktor lain yang mendukung terjadinya pembelajaran. Hal tersebut tidak kalah penting
karena pemilihan model pembelajaran yang sesuai juga akan memotivasi siswa untuk
berkembang. Kesimpulan singkat model pembelajaran adalah suatu pola yang dirancang
dalam merencanakan sebuah pembelajaran terutama aktivitas belajar mengajar yang
dipertimbangkan dari gaya belajar siswa, gaya mengajar guru, dan beberapa faktor
pendukung yang ada agar tujuan belajar siswa dapat tercapai.
3. Hakikat Model Pembelajaran Non Directive
Model pembelajaran non directive merupakan hasil karya Carl Roger dan tokoh lain
pengembang konseling non directive. Roger mengaplikasikan strategi konseling ini
untuk pembelajaran. Ia meyakini bahwa hubungan manusia yang positif dapat
membantu individu berkembang. Oleh karena itu, pengajaran didasarkan atas hubungan
positif, bukan semata-mata didasarkan atas penguasaan materi. Karena dalam proses
20
pembelajaran yang sangat efektif akan memberikan keberhasilan dalam suatu proses
pendidikan yang diharapkan.
Model pengajaran tidak langsung (non directive teaching) menekankan pada upaya
memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai integrasi
pribadi, efektivitas pribadi, dan penghargaan terhadap dirinya secara realistis. Peran
guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru
hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan siswanya, yaitu sebagai
pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan Firman Allah SWT
yang berkaitan dengan pembelajaran non directive terdapat dalam surat Ar-Ro’du ayat
11 yang berbunyi:
ما ب واق له معقبات من ب ي يديه ومن خلفه يفظونه من أمر الله إنه الله ل ي غي ه ي غي و
هم وإذا أراد الله ب ن فس }ما ب {١١قو سوءا فل مرده له وما لم من دونه من وال
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
Model pembelajaran non directive dilakukan dengan memposisikan guru sebagai
konselor dan motivator yang berusaha mengarahkan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, dan mengarahkan karier mereka dimasa
mendatang. Kegiatan pembelajaran ini memiliki karakteristik yaitu:
1. Pengajaran berupa terapi sebagai metode belajar
2. Hubungan manusia yang positif
3. Pembelajaran didasarkan pada siswa bukan pada isi
4. Guru berperan sebagai fasilitator yang bekerja:
a. Membantu siswa mengeksplorasi hal yang berhubungan dengan
kehidupan peserta didik.
b. Guru dan siswa bekerjasama dalam pembelajaran yang bersahabat.
Membangun model pembelajaran jangka panjang dari pada tujuan
jangka pendek.
4. Tujuan Pembelajaran Non directive
Pembelajaran tidak langsung (Non-Directive Teaching) menekankan pada upaya
memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah: membantu siswa mencapai integrasi
pribadi, efektifitas pribadi, dan penghargaan terhadap dirinya secara realistis. Peran guru
dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Oleh karena iu, guru hendaknya
mempunyai hubungan pribadi yang positif terhadap siswanya, yaitu sebagai
pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam menjalankan perannya
21
ini, guru membantu siswa mengenali ide atau gagasan baru dalam kehidupannya,
lingkungan sekolahnya, dan hubungannya dengan orang lain.
Peranan guru yang terlalu dominan bisa dirubah dengan menempatkan tanggung-
jawab proses pembelajaran pada siswa. Pendidikan yang tadinya lebih didasarkan pada
mengingat, kini bisa diubah dengan metode untuk mengembangkan kemampuan siswa
di dalam pengamatan, analisa dan reasoning. Dengan pembelajaran non directive, siswa
akan lebih aktif dan dapat merangsang ekspresi siswa sebebas mungkin. Seorang siswa,
harus dibekali jiwa yang berani dan kritis, (independent critical thinking) itu tidak hanya
memerlukan kebebasan akademik saja, melainkan juga suatu kultur akademik yang
merangsang berpikir mandiri dan kritis.
Dalam model pembelajaran ini yang terpenting adalah: peran guru dalam
membagikan dan mencangkokkan kesadaran, sikap, disiplin, dan etos ilmiah pada siswa.
Dengan kata lain, peran guru adalah sebagai pembimbing dan rekan siswa untuk
mengklarifikasi pilihan-pilihan dari kebenaran ilmiah. Sehingga tak kalah pentingnya
adalah kemampuan guru dalam merangsang hasrat ingin tahu siswa. Karena tanpa
memiliki motivasi ingin tahu, segala usaha akan menjadi percuma.
5. Langkah-langkah Model Non directive
Menurut Roestiyah (2008:156) Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembelajaran dengan model non directive sebagai berikut:
1) Guru menentukan masalah dan memberikan pokok-pokok tugas
2) Siswa :
a) Mengobservasi pada objek pelajaran
b) Menganalisis fakta yang dihadapi
c) Menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya
d) Menjelaskan apa yang ditemukan
e) Membandingkan dengan fakta yang lain.
Dalam hal ini guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berpikir
siswa, sehingga objek belajar itu berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya, aktif
berpikir dan menyusun hakikat yang baik. Pembelajaran tidak langsung (non directive)
memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan,
penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam
pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator,
pendukung, dan sumber personal (resource person).
Model mengajar non directive difokuskan pada usaha mempemudah belajar. Tujuan
utama pembelajaran non directive membantu siswa untuk mencapai integrasi pribadi
yang lebih besar, efektifitas dan peningkatan diri yang realistis. Menciptakan suatu
lingkungan belajar yang kondusif terhadap proses stimulasi, memeriksa dan
mengevaluasi persepsi yang baru, merupakan tujuan yang erat berkaitan yang ingin
dicapai dengan model ini. Pemeriksaan kembali kebutuhan dan nilai-nilai dari sumber
dan hasilnya adalah penting sekali bagi integritas pribadi. Siswa tidak perlu berubah,
akan tetapi guru bertujuan membantu siswa agar memahami kebutuhan dan nilainya
22
sendiri, sehingga mereka dapat mengarahkan tujuan pendidikannya sendiri secara
efektif. Bruce Joyce (2009:373).
Model ini berasumsi bahwa siswa ingin bertanggung jawab terhadap belajarnya
sendiri, dan keberhasilannya tergantung pada keinginan siswa, dan guru menyalurkan
idenya secara terbuka dan berkomunikasi secara jujur dengan siswa lainnya. Rogers
sebagai seorang Theraphist mengembangkan beberapa prinsip atau hipotesis yang
bersumber pada prinsip konsep dasar yakni "Student Centered Teaching", jadi mengajar
harus bertumpu dan berpusat kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan
student centered menghargai keunikan tiap individu dari diri setiap siswa, baik dalam
minat, bakat, pendapat serta cara dan gaya belajar masing-masing siswa. Peserta didik
atau anak disiapkan untuk dapat menghargai diri sendiri, orang lain, perbedaan menjadi
bagian dari masyarakat yang demokratis dan berwawasan global.
Adapun model pembelajaran non directive menurut Marsha Weil dan Bruce Joyce
(1980:56) mempunyai struktur sebagai berikut:
a. Sintaks
Fase I : Menciptakan suasana yang dapat diterima.
Fase II : Individu/kelompok mengidentifikasikan dan mengajar tujuan-tujuan
belajar mereka.
b. Prinsip Reaksi
Memahami dan tidak memutuskan apa yang harus dilakukan pebelajar dan
menjelaskan sikap pebelajar dengan merefleksikan kembali kepada mereka
sehingga ia dapat memahami apa yang dilakukan berikutnya.
c. Sistem Sosial
Pembelajaran memainkan peranan tak langsung. Pebelajar bertanggung jawab
atas kegiatan-kegiatan belajar yang timbul dari proses interaksi, karenanya belajar
sesuai istilah Rogers ialah "idiosyncratic" dimana pembelajaran melakukan sesuatu
apabila dibutuhkan orang yang mau belajar.
d. Sistem Pendukung
Pembelajaran yang non directive dan sumber intelektual tujuan yang open-
ended. Adapun sasaran instructional effects dan nurturant effects yang dapat dicapai
dengan menggunakan model ini.
Aplikasi model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non directive) bisa
digunakan untuk berbagai situasi masalah, baik masalah pribadi, sosial dan akademik.
Dalam masalah pribadi, siswa menggali perasaannya tentang dirinya. Dalam masalah
sosial, ia menggali perasaannya tentang hubungannya dengan orang lain dan menggali
bagaimana perasaan tentang dirinya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Dalam
masalah akademik, ia menggali perasaannya tentang kompetensi dan minatnya.
Ada beberapa kelebihan model pembelajaran tidak langsung diantaranya:
Pembelajaran tidak dibatasi waktu, siswa dapat belajar secara tuntas, perbedaan-
23
perbedaan karakter diantara para siswa dapat dipertimbangkan secara optimal, para
siswa dapat belajar sesuai dengan tahapan-tahapan dengan waktu yang dapat mereka
sesuaikan, gaya-gaya pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi, siswa dapat lebih
terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari, menciptakan solusi
alternatif dan menyelesaikan masalah dengan sendirinya. proses belajar yang bersifat
aktif bukan pasif, pengalaman seorang siswa yang lebih mendalam akan menghasilkan
pemahaman yang luas dan bisa mengekspresikan jati dirinya.
Kelemahan pembelajaran tidak langsung lebih bersifat tumpuan pembelajaran. Oleh
sebab itu, tempo untuk berlakunya pembelajaran yang optimal akan mengambil masa
yang panjang jika dibandingkan dengan pengajaran secara langsung, memerlukan waktu
yang banyak untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan diajarkan, motivasi siswa
dalam pencapaian suatu prestasi mungkin sulit dipertahankan.
Menurut Rogers (1982), iklim komunikasi yang dilakukan oleh guru harus
memenuhi empat syarat, yaitu:
1) Guru harus menunjukkan kehangatan dan tanggap atas masalah yang
dihadapi siswa serta memperlakukannya sebagaimana layaknya manusia.
2) Guru harus mampu membuat siswa mengekspresikan perasaannya tanpa
tekanan dengan cara tidak memberikan penilaian (mencap salah/buruk).
3) Siswa harus bebas mengekspresikan secara simbolis perasaannya, dan
4) Proses komunikasi harus bebas dari tekanan. Lebih jauh, rasa hormat dan
kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang guru merupakan syarat utama
kesuksesan siswa.
Guru juga perlu membangun citra yang positif tentang dirinya jika ingin agar
siswanya memberi respon dan bisa diajak bekerja sama dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana halnya orang dewasa, pemenuhan aspek psikologis siswa akan membuat
mereka berusaha menunjukkan kemampuan terbaik yang bisa mereka lakukan dan
secara otomatis, akan meningkatkan prestasi mereka. Secara umum, sebagaimana halnya
model pembelajaran lain, model pembelajaran ini, juga memiliki tahapan. Menurut
Hamzah B, Uno (2016:19) Rogers mengelompokkannya ke dalam empat tahap, yaitu:
Tahap pertama, membantu siswa menemukan inti permasalahan siswa yang
dihadapinya.
Tahap kedua, guru mendorong (memancing) siswa agar dapat mengekspresikan
perasaannya, baik positif maupun negatif. Disamping itu, guru harus mendorong
(memancing) siswa agar dapat menyatakan dan menggali permasalahannya. Bagaimana
caranya? Yaitu: menerima dengan tangan terbuka dan kehangatan serta tanpa
memberikan penilaian (mencap salah atau buruk) terhadapnya.
Tahap ketiga, siswa secara bertahap mengembangkan pemahaman (kesadaran) akan
dirinya. Dalam hal ini, dimana siswa berada dalam tahapan yang berupaya untuk
menggali permasalahannya sendiri dan upaya memahami perasaannya, guru mendorong
siswa untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan berkaitan dengan
masalah yang dihadapinya. Tugas guru jangan memberikan alternatif, tetapi berusaha
membantu mengklarifikasi alternatif-alternatif yang diajukan siswa.
24
Tahap ke empat, siswa melaporkan tindakan (berupa alternatif-alternatif pemecahan
masalah yang telah diambilnya pada tahap ketiga di atas). Lebih jauh lagi siswa dapat
merefleksikan ulang tindakan yang telah diambilnya tersebut, dan berupaya
membuatnya lebih baik dan efektif. Keempat tahapan ini dapat terjadi dalam satu seri
wawancara atau beberapa kali seri wawancara.
Menurut Carl Rogers dalam Slameto (1991:97) menyatakan bahwa manfaat dari
pembelajaran non directive merupakan pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk
mencapai pemahaman dan penemuan sehingga terbentuk konsep diri (self concept).
Pengajaran non directive ini berasumsi bahwa siswa mau bertanggung jawab atas proses
belajarnya dan keberhasilannya sangat bergantung pada keinginan siswa dan pengajar
untuk berbagai gagasan secara terbuka dan berkomunikasi secara jujur dan terbuka
dengan orang lain.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah: sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru
hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan siswanya yaitu: sebagai
pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam menjalankan perannya
ini, guru membantu siswa menggali sendiri ide atau gagasan tentang kehidupannya,
lingkungan sekolahnya dan hubungannya dengan orang lain. Guru menggunakan teknik
ini untuk membimbing siswa dalam penyelesaian karyanya dan membimbing siswa
dalam mencari topik-topik pelajaran tertentu yang menarik baginya. Namun demikian,
teknik ini tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang lambat atau memiliki masalah
belajar, tetapi dapat pula digunakan untuk siswa yang pintar dan tidak mempunyai
masalah belajar yang berarti.
Secara singkat model pembelajaran ini dapat membantu siswa memperkuat persepsi
terhadap dirinya dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan dirinya. Prestasi
belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang menyebabkan perubahan dalam diri
individu (siswa) sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Syaiful Bahri Djamarah
(1994:23).
Kunci keberhasilan dalam menerapkan model ini adalah: kemitaraan antara guru dan
siswa. Sebagai contoh interaksi model non directive yaitu: ketika siswa mengeluhkan
tentang nilainya yang rendah, pelajaran yang tidak dipahaminya, guru hendaknya
jangan sekali-kali menyelesaikan masalah tersebut dengan menjelaskan bagaimana
seharusnya cara belajar yang baik (menggurui), Ketika Ia sudah mengekspresikan semua
perasaannya, biarkan siswa itu sendiri menentukan perubahan yang menurutnya tepat
bagi dirinya. Gordon Dryden (2001:323).
Dari semua uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran non
directive merupakan solusi untuk setiap masalah-masalah yang dihadapi siswa baik itu
masalah pribadi, sosial dan akademik tentunya esensi atau muatan wawancara yang
dilakukan konselor (Guru) terhadap klien (siswa) harus bersifat personal, bukan
eksternal. Artinya harus datang dari perasaan, pengalaman, pemahaman dan solusi yang
dipilihnya sendiri. Inilah inti dari istilah tidak menggurui (non directive) yang dimaksud
oleh Rogers.
25
6. Teori Model Non directive
a. Teori Yang Mendasari Proses Konseling
Teori konseling yang mendasari proses konseling dalam kasus ini adalah teori:
“Client Centered”, teori yang menekankan bahwa manusia pada dasarnya adalah
baik dan dapat dipercaya. Manusia bergaul dengan orang lain secara damai dan
saling memuaskan satu sama lain, sehingga manusia dapat saling berinteraksi
dengan baik. Teori ini menyebutkan bahwa manusia adalah pusat yang membentuk
perasaan dan dunia pikirannya sendiri, sehingga hanya diketahui dan dimengerti
oleh dirinya sendiri, akibatnya adalah sering terjadi salah tafsir. Orang hendaknya
melihat dari sudut pandang orang lain, sehingga tidak salah paham.
Dalam teori ini, titik tolak proses konseling adalah keadaan dimasa sekarang.
Berkaitan dengan kasus, teori ini cocok, karena konseling hendaknya melihat
keadaannya dimasa sekarang, dimana dirinya bersekolah dengan teman-teman yang
bukan berasal dari desa, sehingga konseling sungguh dapat melihat latar belakang
orang lain dengan positif.
b. Teori Humanistik dari Carl Rogers
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun
siswa mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Humanisme dalam pendidikan adalah proses pendidikan yang lebih
memperhatikan aspek potensi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk religius,
serta sebagai individu yang diberi kesempatan oleh Allah untuk mengembangkan
potensinya. Mas’ud (2002:135). Menurut pandangan ini individu selalu dalam
proses penyempurnaan diri atau becoming.
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik mengutarakan sebuah teori yang
disebut dengan teori pribadi terpusat. Dalam pandangan Rogers, konsep diri
merupakan hal terpenting dalam kepribadian, dan konsep diri ini juga mencakup
kesemua aspek pemikiran, perasaan, serta keyakinan yang disadari oleh manusia
dalam konsep dirinya. Teori Roger ini dapat diterapkan dalam pendidikan untuk
mengembangkan individu yang merdeka yang dapat memilih dengan bebas atas
tanggung jawab penuh, manusia yang kreatif yang dapat senantiasa menyesuaikan
diri dengan perubahan dunia.
Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik,
namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori
humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat
pada pribadi (person centered), non directive, klien (client-centered), teori yang
berpusat pada siswa (student-centered), teori yang berpusat pada kelompok (group
centered), dan person to person). Namun istilah person centered yang sering
digunakan untuk teori Rogers.
26
Mengajar dengan model non directive dikembangkan dalam bentuk konseling,
guru dan siswa bermitra untuk menyiapkan bimbingan yang dibutuhkan siswa untuk
menyelesaikan masalah mereka sendiri. Guru dapat menggunakan model ini untuk
mengarahkan situasi resolusi konflik siswa, sebagai kerja mereka untuk membangun
kelas yang lebih baik dan meningkatkan siswa. Guru menjadi pendengar empati,
memfasilitasi proses pembelajaran dengan beberapa kombinasi. Pembelajaran non
directive akan semakin efektif bila digunakan sebagai respon terhadap "kehidupan"
situasi yang terjadi didalam ruang kelas atau diluar kelas.
c. Teori Aktualisasi diri Abraham Maslow
Model pembelajaran non directive didasarkan pada teori aktualisasi diri Maslow
(2013:47). Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan
potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia.
Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang
optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-
lain. Dalam konsep ini, diyakini bahwa pendidikan harus mengarah pada
pemahaman yang lebih baik terhadap diri seseorang. Guru tidak hanya menyiapkan
konten, tetapi juga dengan lembut membimbing siswa menumbuhkan kesadaran diri
dan pemahaman diri. Model-model ditempatkan dalam konsep ini sebagai panduan
untuk membimbing siswa ke arah yang lebih sehat secara mental dan emosional,
dengan meningkatkan kesadaran tentang diri dan meningkatkan kepercayaan diri
mereka. Dalam konsep ini, ada sebuah keyakinan bahwa pendidikan harus berasal
dari kebutuhan siswa.
Model ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang
aktif bukan pasif. Cara belajar ini dilakukan agar para siswa mampu melakukan
observasi mereka sendiri, serta mampu mengadakan analisis mereka sendiri, dan
mampu berpikir sendiri. Mereka bukan hanya mampu menghafalkan dan menirukan
pendapat orang lain, akan tetapi dapat juga merangsang para siswa agar berani dan
mampu menyatakan dirinya sendiri aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang
pasif terhadap segala sesuatu yang dikatakan oleh guru. Siswa diizinkan untuk
meneliti sendiri dari perpustakaan, ataupun kenyataan dilapangan.
Berdasarkan kedua teori tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa untuk
melatih siswa agar menjadi pribadi yang tangguh dan kokoh dalam pendiriannya,
pastinya harus diperlakukan humanistik (memanusiakan manusia) agar kerjasama
guru dan siswa lebih akrab, ditambah pula secara psikologis antara guru dan siswa
menjadi partner sejati dalam keadaan apapun baik dilingkungan sekolah maupun
diluar sekolah.
7. Penerapan Model Non Directive Pada PAI
Seperti yang telah dipaparkan di atas, model non directive bisa diterapkan dalam
berbagai bidang studi, karena model ini lebih mengarah pada bimbingan dan konseling
terhadap siswa. Model ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan siswa atau
meningkatkan prestasi mereka, dan membantu mereka menemukan dan menetapkan
tujuan dari proses pembelajaran yang mereka jalani.
27
Pada umumnya lembaga pendidikan Islam terkhusus guru Pendidikan Agama Islam
harus selalu berorientasi pada penggunaan metode yang bervariasi dalam meningkatkan
keefektifan siswa dalam belajar. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak
menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri,
sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus mengetahui dasar-dasar
umum metode pendidikan Islam, sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan
sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh
seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut.
Dalam hal ini tidak bisa terlepas dari dasar agamis, biologis, psikologis, sosiologism.
Dalam pembelajaran Agama Islam peneliti membuat contoh model ini pada materi
akhlaq, Al-Quran dan Al-Hadits dan bahasa Arab. Pada pelajaran akhlaq, model ini
mengarahkan mereka untuk menentukan cita-cita dan harapan yang ingin dicapai siswa,
dan mengarahkan perilaku mereka agar lebih teratur dalam upaya menggapai cita-cita
mereka dan memotivasi mereka agar aktif dan kreatif, serta mengarahkan mereka untuk
selalu optimis, karena model ini lebih kepada bentuk bimbingan dan konseling.
Untuk pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits, model non directive ini membantu siswa
menentukan pencapaian dalam menguasai materi Al-Quran dan Al-Hadits, seperti
hapalan, tafsir dan bacaannya. Dalam hal ini, guru bersikap sebagai teman bicara atau
konselor bagi siswa dalam menentukan harapan dan keinginan mereka dalam belajar Al-
Quran dan Al-Hadits.
Untuk pelajaran bahasa Arab, siswa bisa mengkonsultasikan harapan dan keinginan
dalam penguasaan bahasa tersebut. Untuk itu guru bisa merespon dengan memberikan
arahan-arahan agar siswa mampu menguasai bahasa tersebut, seperti menyarankan
mereka mengikuti privat atau membiasakan komunikasi dengan bahasa tersebut dengan
guru bahasanya atau siswa yang memiliki hasrat terhadap bahasa tersebut.
Dalam pembelajaran agama Islam, banyak sekali Al-Quran dan Hadits yang
menggambarkan tentang model pembelajaran seperti ini, baik dalam bentuk cerita yang
menunjukkan pencarian jati diri seperti kisah Nabi Ibrahim AS, wawancara langsung
atau ungkapan pengandaian. Berikut ini kisah Nabi Ibrahim AS saat mencari jati dirinya
yang diceritakan dalam Al-Quran Surat. Al-An’am, ayat 75-79 yang berbunyi:
{٥٧وليكون من الموقني }وكذلك نري إب راهيم ملكوت السهماوات والرض
ب الفلي اللهيل رأى كوكبا قال ف لمها جنه عليه {٥٧}هذا رب ف لمها أفل قال ل أ
ن رب لكوننه ف لمها رأى القمر بزغا قال هذا رب ف لمها أفل قال لئن ل ي هد
{٥٥}لضهالي من القو ا
28
بزغة قال هذا رب هذا أكب ر ف لمها أف لت قال ي ق و إن ف لمها رأى الشهمس
{٥٧} بريء مها تشركون
نيفا وما أن من المشركي للهذي فطر إن وجههت وجهي {٥٧}السهماوات والرض
Artinya: “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya)
agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia
berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan
terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata:
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk
orang yang sesat. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan
bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan”. QS. Al-An’am, 6: ayat 75-79.
Adapun kesimpulan dari penjelasan ayat di atas adalah sebagai berikut :
a. Menyembah berhala atau patung bertentangan dengan fikiran yang benar dan
menyimpang dari ajaran agama tauhid.
b. Dengan melihat keindahan ciptaan Allah, manusia akan mendapatkan bukti
ke-Esaan Nya.
c. Benda-benda langit termasuk bintang-bintang itu bukanlah Tuhan akan tetapi
makhluk Nya. Maka tidak pantaslah seorang mendewakan makhluk Allah
yang tidak kekal dan mengalami perubahan.
d. Nabi Ibrahim as mengajak kaumnya untuk beragama tauhid, dengan cara-cara
yang halus, diajaknya kaumnya untuk menggunakan fikiran memperlihatkan
keindahan ciptaan Allah agar terbuka fikirannya untuk mengakui ke-Esaan
Nya.
e. Ajaran Nabi Ibrahim as kepada kaumnya untuk memperhatikan keindahan
ciptaan Allah itu untuk membenarkan agama tauhid dan meninggalkan
kemusyrikan.
f. Nabi Ibrahim as beragama tauhid, seorang yang khanif, menyerahkan diri
kepada Allah semata dan membenci kemusyrikan.
Jadi peneliti menarik kesimpulan dari rangkaian ayat-ayat tersebut Allah SWT
menceritakan perjalanan Nabi Ibrahim dalam rangka mengenal jati dirinya, melalui
pengamatan terhadap alam yang merupakan ayat kauniyah. Dari pengamatan tersebut
29
Nabi Ibrahim menemukan Tuhan, sebagai pencipta dan dirinya sebagai makhluk yang
harus mengabdi hanya kepada-Nya.
Dalam ayat lain yang berhubungan dengan model pembelajaran non directive yaitu:
Allah SWT menceritakan tentang perlunya pengembangan individu melalui wawancara
atau pertanyaan terkandung dalam QS. Luqman ayat 25, berbunyi:
قل المد لله بل أكث رهم ل {٢۵}علمون ي ولئن سألت هم من خلق السهماوات والرض لي قولنه اللهArtinya: “Dan jika engkau menanyakan kepada mereka, siapakah yang
menciptakan langit dan bumi, pasti mereka mengatakan Allah, katakanlah
alhamdulillah tapi kebanyakan mereka tidak mengerti” (QS. Luqman, 31: ayat 25).
Ayat-ayat tersebut menunjukan aktifitas wawancara yang dilakukan oleh Rasulullah
Saw dengan mukhotobnya yang terdiri kaum kufar dan musyrikin Quraisy. Dalam ayat
ini ada kegiatan wawancara non directive yang dilakukan oleh Rasulullah Saw agar
mereka aktif berfikir dan menemukan jati dirinya melalui pengkajian alam semesta
sebagai ayat kauniyah. Penemuan hakikat pencipta akan menjadi media untuk
menemukan jati dirinya sebagai hamba.
Dalam ayat lain juga ada kisah yang menggambarkan model non directive yang
diajarkan Allah dalam upaya mengetahui hukum yang menyangkut kehidupan sosial
mereka. Hal ini tercantum dalam QS. Al-Mujadilah: ayat 1. Berbunyi:
ها وتشتكي إل الله والله يسمع تاوركما قد سع الله ق ول الهت تادلك ف زوج
ي {١} إنه الله سيع بص
Artinya:“Sungguh Allah mendengar ucapan perempuan yang mengadu padamu
tentang suaminya dan engkaupun mengadu pada Allah, dan Allah mendengar
percakapan kalian berdua, sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat”
(QS. Al-Mujadilah, 58:1).
Adapun bunyi hadist yang berkaitan dengan model non directive atau dalam Islam
disebut terapis konseling Islami, Rasulallah SAW bersabda:
عن أب سعيد اخلدري رضي هللا عنه قال: سعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول:
ه بيده، فإن ل يستطع فبلسانه، فإن ل يستطع فبقلبه وذل أضع ك من رأى منكم منكرا فلي غي
اإلميان )رواه مسلم(Artinya:“siapa saja diantara kalian telah mengetahui kemungkaran/penyimpangan,
maka ia harus mengubahnya dengan menggunakan tangannya, maka jika tidak mampu,
ia harus mengubahnya dengan lidahnya, maka jika tidak mampu ia harus merubahnya
30
dengan menggunakan qalbunya, dan itu adalah selemah-lemah iman’’. (HR. Muslim
dari Abu Said Al-Khuduri R.A). Hadits ini mengandung pesan-pesan yang sangat luas dan memberikan perjalanan
tentang teknik dalam melakukan konseling dan terapi secara luas. Munir Amin (2012
32). dan teknik itu ada dua macam, yaitu: Pertama, teknik yang bersifat lahir. Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat
yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan oleh klien, yaitu dengan menggunakan
tangan dan lisan. Dalam penggunaan tangan tersirat beberapa makna antara lain:
a. Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas
b. keinginan, kesungguhan dan usaha yang keras.
c. Sentuhan tangan
Kedua, teknik yang bersifat batin yaitu: Hanya dilakukan dalam hati dengan do’a
dan harapan, namun tidak ada usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan
menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rasulullah Saw. mengatakan
bahwa melakukan perbaikan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemah
keimanan.
Isep Zainal Arifin (2009:54) mengajukan beberapa metode dan teknik terapi yang di
bagi dalam beberapa fase, yaitu:
Pertama, tahap takhilli, yakni bertujuan mengobati dan membersihkan diri dari
segala kotoran, penyakit dan dosa yang menyebabkan berbagai kegelisahan. Teknik
yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah:
a. Teknik pengendalian diri.
b. Teknik pengembangan kontrol diri melalui puasa.
c. Teknik pembersihan diri melalui teknik dzikrullah, teknik puasa dan teknik
membaca Al-quran.
Kedua, tahap tahalli, yaitu tahap pengembangan untuk menumbuhkan sifat-sifat
yang baik, terpuji dan berbagai sifat yang harus diisikan pada klien yang telah
dibersihkan pada tahap takhilli. Teknik yang dapat diterapkan pada tahap ini adalah:1)
teknik teladan Rasul; 2) teknik internalisasi asmaul husna; 3) teknik pengembangan
hablum minannas (hubungan sesama manusia).
Ketiga, tahap tajalli, yaitu tahap peningkatan hubungan dengan Allah sehingga
ibadah bukan hanya bersifat ritual, tetapi dalam tahap ini harus berbobot spiritual. Lebih
dari itu tahap ini adalah bagaimana memunculkan sifat-sifat Ilahiyah dalam batas-batas
kemanusiaan. Demikianlah psikoterapi berwawasan Islam yang memperlihatkan
bagaimana orientasi dan bobot dari psikoterapi yang hanya sekedar bersifat psikologis
humanistik, bergeser ke arah psikologi-teo-humanistik sehingga bobot dan nilainya
berbeda.
Dalam Al-Quran model non directive juga dicontohkan dan digambarkan dalam
kisah Nabi Yusuf as dengan ayahnya Nabi Ya’qub as, ketika Nabi Yusuf bermimpi, dan
mengadukan permasalahannya kepada Nabi Ya’qub. Nabi Ya’qub memberikan arahan
31
dan nasehat agar Nabi Yusuf tidak menceritakan kisah mimpinya kepada saudara-
saudaranya dan memotivasinya dengan mengatakan bahwa Yusuf akan dipilih menjadi
salah seorang utusan Allah Swt, dan diberi kemampuan untuk mampu mentakwil mimpi
dan akan menjadi seorang penguasa pada masa yang akan datang.
Begitu juga kisah lain Nabi Yusuf dengan penghuni penjara, mereka mengadukan
permasalahan yang mereka hadapi, dimana mereka dihadapkan pada permasalahan
berupa hukuman yang masih dibicarakan di dalam majlis tahkim. Sementara itu mereka
bermimpi dengan mimpi yang berbeda. Dalam merespon pengaduan mereka Nabi Yusuf
menyarankan mereka untuk bersabar dan berserah diri kepada Allah Swt, menanamkan
keimanan dalam hati kepada-Nya dan mentaati perintah-Nya, serta menghindari sikap
yang mensekutukan-Nya dengan yang lain. Kemudian Nabi Yusuf meramalkan nasib
mereka berdasarkan mimpi yang mereka alami, sambil senantiasa menanamkan nilai-
nilai tauhid dan keimanan yang benar kepada Allah dan kepada segala kekuasaan-Nya.
Demikian beberapa ayat Al-Quran dan hadits yang menggambarkan model non
directive yang diterapkan oleh Rasulullah Saw, Nabi Ibrahim as, dan Nabi Yusuf as
dalam membina masyarakat supaya menemukan jati diri mereka, baik melalui observasi
(inquiry) terhadap alam sekitar, dan wawancara. Dari ayat dan hadits tersebut, peneliti
bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran dengan model non
directive, kesimpulan dari masalah dapat berupa kesimpulan hasil pengamatan siswa
atau merupakan arahan dari guru.
B. Motivasi Belajar PAI
1. Hakikat Motivasi Belajar PAI
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsure yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Motivasi berasal dari kata “ motif ” yang dapat diartikan daya penggerak yang ada
didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya
suatu tujuan. Motivasi belajar berarti segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong
atau memberikan semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan belajar agar
menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
Purwa Atmaja (2012:320).
Berawal dari kata ‘motif’ itu, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. “Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif
dasar. Motivasi sekunder, adalah yang dipelajari” Dimyanti dan Mudjiono (1999:88).
Adapun menurut Ormrod motivasi adalah sesuatu yang dapat menghidupkan,
mengarahkan, mendorong, mempertahankan perilaku seseorang. Eva Latipah (2012:
159-162).
32
Motif menjadi aktif pada saat tertentu terutama bila ada kebutuhan mendesak.
McDonald, dalam bukunya Sardiman A.M mendefinisikan motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sardiman (2001:72). Dapat dikatakan,
motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi sehingga akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan,
juga emosi yang pada akhirnya bertindak melakukan sesuatu.
Clifford T. Morgan (1961:187) dalam buku Introduction to Psychology dikatakan,
“Motivation is a general term, it refers to states within the organism, to behavior and to
the goals toward which behavior is directed”. Motivasi adalah istilah umum yang
menunjukkan pada suatu keadaan, dalam suatu organisme untuk berbuat dan menuju
suatu tujuan dimana suatu tingkah laku itu diarahkan.
Motivasi ada tiga unsur yang berkaitan, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan- perubahan
tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia,
misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul
motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan
ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya
dalam perbuatan. Seorang terlibat dalam suatu diskusi. Karena dia merasa
tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan
kata-katanya dengan lancar dan cepat keluar.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang
bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu
tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan
suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A ingin mendapat
hadiah maka ia akan belajar, bertanya, membaca buku, dan mengikuti tes.
Oleh sebab itulah mengapa setiap manusia membutuhkan motivasi
khususnya dalam kehidupan. Oemar Hamalik (2008:159).
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Noer Rohmah (2012:240). Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald ini
mengandung tiga elemen diantaranya:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu.
33
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau feeling seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan persoalan kewajiban, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi muncul
dari dalam diri manusia, tetapi munculnya karena terangsang atau terdorong
adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Ia merupakan
ujung tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa
memandang guru mereka. Kepribadian guru seperti: memberi perhatian, hangat,
supportif (memberi semangat) dan baik, diyakini bisa memberi motivasi yang pada
gilirannya meningkatkan prestasi siswa. Empati yang tepat seorang guru kepada
siswanya membantu perkembangan prestasi akademik mereka secara signifikan. Guru
sebagai pengajar yang mendidik memusatkan perhatian pada kepribadian siswa,
khususnya berkenan dengan motivasi membangkitkan belajar siswa.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dirumuskan bahwa motivasi adalah
sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, yang berhubungan
dengan persoalan dengan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, kemudian bertindak
melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
2. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, atau motivasi belajar
bisa dilakukan oleh orang yang bersangkutan atau orang lain. Sebagai contoh dari
motivasi intrinsik adalah:
a. Seorang siswa yang belajar karena ingin meraih tujuannya yaitu menjadi
terdidik, pintar, dan berprestasi. Dorongan yang menggerakkan itu
bersumber pada suatu kebutuhan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara esensial. Siregar dan Nara, (2011:50)
b. Seseorang sadar akan kebutuhannya untuk belajar, lalu timbul dorongan
pada dirinya untuk melakukan proses belajar. Kesadaran akan
kebutuhannya untuk belajar, lalu timbul dorongan pada dirinya untuk
melakukan proses belajar, inilah yang disebut motivasi intrinsik.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya
pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor
eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional. Misalnya siswa menjadi
rajin mengerjakan tugas dan nilai PAI nya menjadi meningkat dari nilai sebelumnya
karena akan mendapatkan hadiah/imbalan dari gurunya.
Motivasi intrinsik dalam realitasnya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat
dibanding motivasi ekstrinsik. Hal ini terjadi karena faktor ekstrinsik dapat saja justru
34
mengakibatkan daya motivasi individu berkurang ketika faktor ekstrinsik tersebut
mengecewakan seorang individu. Jadi, motivasi belajar intrinsik adalah motivasi belajar
yang menunjukkan bahwa timbulnya dorongan belajar pada diri seseorang berasal dari
kesadarannya sendiri akan kebutuhannya untuk belajar. Sedangkan motivasi belajar
ekstrinsik adalah motivasi belajar yang menunjukkan bahwa timbulnya dorongan untuk
belajar berasal dari luar atau orang lain. Soedijanto (2014:423-424). Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016.
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
2.1 Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
b. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2.2 Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
a. Motif atau kebutuhan organis misalnya, kebutuhan minum, makan,
bernafas, seksual, dan lain-lain.
b. Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dan sebagainya.
2.3 Motivasi jasmani dan rohani
a. Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
b. Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
2.4 Motivasi intrisik dan ekstrinsik
a. Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak
perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).
Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-
motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata
pelajaran PAI adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan rangsangan
atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual
serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan rangsangan
dalam belajar.
3. Prinsip dan Faktor Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peran strategis dalam belajar, baik dalam saat akan memulai
belajar, sedang belajar, maupun saat berakhirnya belajar. Agar peranannya lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar haruslah dijalankan.
Prinsip-prinsip tersebut menurut (Nyayu Khodijah, 2014:57) adalah:
35
1. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
3. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar
4. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya adalah:
(Noer Rohmah, 2012:240) kebutuhan belajar, keinginan belajar, harapan dan cita-cita,
penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan, kegiatan belajar yang menarik.
Menurut Oemar Hamalik ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, baik
motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik diantaranya:
a. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah
laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapai.
b. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu merangsang
siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi kelas.
c. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka
motivasinya lebih cenderung ke sifat ekstrinsik.
d. Suasana kelas juga berbengaruh terhadap muncul sifat tertentu pada
motivasi belajar siswa. Oemar Hamalik (2003:121).
Belajar suatu tugas yang sangat erat dengan pelajar namun belum tentu hasil yang
diperoleh pelajar setingkat dengan hasil yang sama. Hal ini menunjukkan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi pelajar diantaranya menurut Sumadi Suryobroto
adalah:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri si pelajar, yaitu :
1) Faktor-faktor non sosial
2) Faktor-faktor sosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar;
1) Faktor-faktor fisiologis
2) Faktor-faktor psikologis
Untuk lebih jelasnya penulis jelaskan faktor-faktor tersebut di atas: faktor-faktor
yang berasal dari luar diri si pelajar, yaitu:
1) Faktor – faktor non sosial
Kelompok faktor ini antara lain misalnya: keadaan udara, suhu
udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar.
2) Faktor- faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia
itu hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan jadi kehadirannya
tidak langsung.
36
Kemudian faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, yaitu:
1) Faktor- faktor fisiologis
Faktor ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Jasmani pada umumnya
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
2) Faktor-faktor psikologis
Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang
mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan berkeinginan
untuk selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman.
d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran. Sardiman (2010:221).
Adapun menurut Bimo Walgito faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:
1) Faktor anak atau individu belajar
2) Faktor lingkungan
3) Faktor bahan / materi yang dipelajari.
Faktor-faktor tersebut di atas diperhatikan guna memperoleh hasil yang sebaik
sebaiknya.Untuk lebih jelasnya penulis jelaskan faktor-faktor menurut Bimo Walgito
tersebut yaitu:
1) Faktor anak / individu belajar, yang termasuk dalam faktor ini adalah,
kecerdasan, kesehatan dan kemampuan untuk belajar, hal ini dapat
mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
2) Faktor lingkungan besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar,
seperti alat belajar, letak geografis, lingkungan, dan keadaan keluarga
dan sebagainya. Untuk itu harus termasuk dalam perhitungan masalah
lingkungan. Lingkungan harus diciptakan dalam tujuan pendidikan
3) Bahan atau materi pelajaran akan menentukan cara atau metode
mempelajari antara bidang studi dengan demikian dibutuhkan metode
yang berbeda, dengan pertimbangan antara minat, kesungguhan,
semangat dan percaya diri .
37
Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sebab dari ketiga faktor tersebut menurut
hemat penulis tidak bisa di pisah-pisahkan,bila salah satu belum terpenuhi, maka proses
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.
4. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas
dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan
belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi
adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan
kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam
menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab
mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan bagi
perkembangan belajar siswa.
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan di sekolah adalah memberi angka,
hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan
hukuman. Djamarah dan zain (2002:168). Penjelasannya sebagai berikut:
a) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa
biasanya adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-
angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang
bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah
bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang
terkandung didalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga
tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
b) Hadiah
Hadiah dapat juga sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagiai contoh
hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi
seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
c) Saingan/ kompetensi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak
dimanfaatkan didalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik
digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
38
d) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga
diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras
bisa jadi karena harga dirinya dipertahankan.
e) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus
diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka,
maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
f) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan
suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik,
perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-
prinsip pemberian hukuman.
i) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa
maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi
untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j) Minat
Di atas sudah diuraikan bahwa motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur
minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan
39
lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapakan hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Dari beberapa kriteria bentuk motivasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
seorang motivator (Guru) dalam memotivasi siswanya semata-mata untuk memberi
dorongan positif dalam kemajuan berfikir kreatif dan dari setiap hukuman yang
diberikan guru pada siswa bukan bersifat kebencian akan tetapi hanya untuk melatih
mental dalam kehidupan yang realistis.
5. Teori Motivasi
Pada umumnya banyak teori motivasi yang didasarkan pada asas kebutuhan
diantaranya adalah teori motivasi dari humanis Carl Rogers dan Abraham Maslow.
a. Teori Motivasi Carl Rogers
Menurut Rogers kehidupan menggambarkan sebuah proses pertumbuhan pribadi
atau pencapaian keutuhan yang berkelanjutan, yang disebut kecenderungan aktualisasi.
Proses ini bersifat bawaan, dipengaruhi oleh lingkungannya. Rogers mengemukakan
sebuah istilah pengalaman tentang diri (self-experience) yakni berbagai interaksi
individu dengan lingkungannya dan individu-individu yang signifikan baginya.
Adanya self experience ini menciptakan kebutuhan perhatian positif (positive
regard) yang mengacu pada perasaan-perasaan, seperti kehormatan, kesukaan,
kehangatan, simpati, dan penerimaan. Kebutuhan perhatian positif ini memiliki efek
resiprokal (timbal balik), ketika individu mempersepsikan dirinya memenuhi kebutuhan
perhatian positif individu lain, individu tersebut mengalami pemenuhan atas kebutuhan
perhatian positif dirinya. Dale H. Schunk (2012:53).
b. Teori hierarki kebutuhan/Motivasi Abraham Maslow
Dalam teorinya tentang motivasi, Maslow mengemukakan ada lima tingkatan
kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan inilah kemudian dijadikan pengertian kunci
dalam memahami motivasi manusia. Maslow mengidentifikasi kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar manusia dalam sebuah hierarki yang terendah dan bersifat biologis
sampai tingkat tertinggi dan mengarah pada kemajuan individu. Henry Clay (1972:25).
Kebutuhan-kebutuhan itu tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga psikologis.
Kebutuhan itu merupakan inti kodrat manusia yang tidak dapat dimatikan oleh
kebudayaan, hanya ditindas, mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar atau
tradisi yang keliru. G.Goble (1995:29). Kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) yang
dimaksud Maslow adalah:
40
1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis (physiological needs) adalah sekumpulan kebutuhan dasar
yang mendesak pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup
manusia. Kebutuhan tersebut antara lain kebutuhan akan makanan, minuman, air,
oksigen, istirahat, tempat berteduh, keseimbangan temperatur, seks dan kebutuhan akan
stimulasi sensoris.
Karena merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka kebutuhan fisiologis
akan didahulukan pemenuhannya oleh individu. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi atau
belum terpuaskan, maka individu tidak akan tergerak untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan lain yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika seorang siswa yang sedang lapar,
lemas maka ia tidak akan bersemangat untuk belajar bahkan untuk menerima pelajaran
dari gurunya karena kondisi fisiknya sedang tidak baik. Pada saat lapar tersebut, ia
dikuasai oleh hasrat untuk memperoleh makanan secepatnya.
Kebutuhan fisiologis sangat mempengaruhi aktivitas seseorang. Keadaan jasmani
yang segar lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Bagi anak-
anak yang masih sangat muda, keadaan jasmani yang lemah seperti lesu, lekas
mengantuk, lelah dan sebagainya sangat besar pengaruhnya dalam aktivitas belajar.
Sumadi Suryabrata (1989:251)
Mereka akan kesulitan berkonsentrasi dalam belajar karena kekurangan nutrisi.
Akibatnya proses belajar mengajar menjadi terganggu dan tidak optimal. Dengan
mengetahui kebutuhan fisiologis, seorang guru akan mengerti mengapa anak tidak
semangat dan lesu saat pelajaran berlangsung.
Konsep Maslow tentang kebutuhan fisiologis ini sekaligus merupakan jawaban
terhadap pandangan Behaviorisme yang mengatakan bahwa satu-satunya motivasi
tingkah laku manusia adalah kebutuhan fisiologis. Bagi Maslow pendapat ini dibenarkan
jika kebutuhan fisiologis belum dapat terpenuhi.
Lalu apa yang terjadi dengan hasrat-hasrat manusia tatkala tersedia makanan yang
cukup dan merasa kenyang? Maslow lalu menjawab, “dengan segera kebutuhan-
kebutuhan lain yang lebih tinggi akan muncul, kemudian kebutuhan-kebutuhan inilah
yang akan mendominasi seseorang, bukan lagi kebutuhan fisiologis”. Selanjutnya jika
kebutuhan-kebutuhan ini telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang
lebih tinggi dan begitu seterusnya. Inilah yang dimaksud Maslow bahwa kebutuhan
dasar manusia diatur dalam sebuah hierarki yang bersifat relatif. Maslow (1993:43-56).
2) Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Need)
Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpenuhi,maka akan muncul kebutuhan
lain sebagai kebutuhan yang dominan dan menuntut pemuasan, yaitu kebutuhan akan
rasa aman (safety need). Yang dimaksud Maslow dengan kebutuhan rasa aman ini adalah
suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian
dan keteraturan dari lingkungannya. Para psikolog maupun guru menemukan pandangan
bahwa seorang anak membutuhkan suatu dunia yang dapat diramalkan. Anak menyukai
konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Keadaan-keadaan yang tidak adil,
41
tidak wajar atau tidak konsisten pada diri orang tua akan secara cepat mendapatkan
reaksi dari anak. Orang tua yang memperlakukan anaknya secara tak acuh dan permisif,
memungkinkan anak tersebut tidak bisa memperoleh rasa aman. Bahkan lebih jauh lagi
bagi seorang anak kebebasan yang dibatasi adalah lebih baik daripada kebebasan yang
tidak dibatasi. Abraham Maslow (1993:43).
Menurut Maslow, kebebasan yang ada batasnya semacam itu sesungguhnya perlu
demi perkembangan anak ke arah penyesuaian yang baik. Indikasi lain dari kebutuhan
akan rasa aman pada anak-anak adalah ketergantungan. Menurut Maslow, anak akan
memperoleh rasa aman yang cukup apabila ia berada dalam ikatan keluarganya.
Sebaliknya, jika ikatan ini tidak ada atau lemah maka anak akan merasa kurang aman,
cemas dan kurang percaya diri yang akan mendorong anak untuk mencari area-area
hidup dimana dia bisa memperoleh ketentraman dan kepastian atau rasa aman.
Kehidupan keluarga yang harmonis dan normal adalah sebuah kebutuhan yang tidak
dapat ditawar lagi bagi anak. Pertengkaran, perceraian atau kematian adalah hal yang
sangat menakutkan bagi anak dan memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan mental
anak. Hukuman yang berwujud pukulan, amarah, kata-kata kasar akan mendatangkan
kepanikan dan teror yang luar biasa pada seorang anak. Rasa aman dan disayangi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu pemenuhan. Dalam proses belajar
mengajar misalnya, diperlukan rasa aman pada diri anak sehingga merasa betah selama
pelajaran berlangsung dan termotivasi untuk mengikuti dengan sungguh-sungguh. Hal
ini dapat ditingkatkan bila guru selalu memberikan penghargaan dan umpan balik
terhadap tugas-tugas siswa. Endang Poerwati dan Nur Widodo (2002:14).
3) Kebutuhan Akan Cinta, Memiliki dan Kasih Sayang (Need for Love and
Belongingness)
Kebutuhan ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan
hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis
maupun lawan jenis, dilingkungan keluarga maupun kelompok masyarakat. Ia berharap
memperoleh tempat semacam itu melebihi segala-galanya didunia, bahkan mungkin ia
lupa bahwa ketika ia merasa lapar, ia mencemooh cinta sebagai suatu yang tidak nyata,
tidak perlu atau tidak penting.
Namun satu hal yang harus diperhatikan, bahwa cinta tidak bisa disamakan dengan
seks. Cinta tidak boleh dikacaukan dengan seks yang sering dipandang sebagai
kebutuhan fisiologis semata. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat
termasuk sikap saling percaya. Ia mengatakan, “the love needs involve giving and
receiving affection…” Maslow (1970:20). Kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang
memberi dan cinta yang menerima.
Bagi kebanyakan orang, keanggotaan dalam kelompok sering menjadi tujuan yang
dominan dan mereka bisa menderita kesepian, terasing dan tak berdaya apabila keluarga,
pasangan hidup, atau teman-teman meninggalkannya. Seseorang yang merantau jauh
dari kampung halamannya akan kehilangan ikatan atau rasa memiliki. Keadaan ini bisa
mendorongnya untuk membentuk ikatan baru dengan orang-orang atau kelompok
tempat ia merantau. Seorang siswa yang berprestasi tiba-tiba tidak mempunyai semangat
42
dalam belajar, dan tidak mempunyai motivasi melakukan sesuatu apabila kebutuhan
untuk diakui kelompoknya tidak terpenuhi. Irawan (1996:45).
Pada diri remaja, terutama masa-masa tersebut sangat terasa penting pengakuan
sosial bagi remaja. Mereka akan sedih, apabila diremehkan atau dikucilkan dari teman-
temannya atau kelompoknya. Zakiah (1970:45) mereka sangat gelisah apabila
dipandang rendah atau diejek oleh teman-temannya terutama teman dari lain jenis.
Kebutuhan akan cinta, memiliki dan kasih sayang merupakan proses sosialisasi yang
dijalani manusia. Maslow juga mengungkapkan bahwa terbentuknya gank-gank anak
muda yang selalu memberontak dan membuat kerusuhan, dalam hal ini banyak didorong
oleh kebutuhan yang mendalam untuk memperoleh hubungan yang dekat dan hasrat
menciptakan kebersamaan sejati. Koeswara (1991:123).
4) Kebutuhan Akan Harga Diri (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang terpenuhi, kebutuhan
mendasar berikutnya yang muncul adalah kebutuhan akan harga diri (need for self
esteem). Kebutuhan ini meliputi dua hal, “for self respect or self esteem, and for the
esteem of others” yaitu harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri meliputi
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, ketidaktergantungan, dan
kebebasan. Penghargaan dari orang lain meliputi nama baik, prestise, gengsi,
pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta apresiasi. Kebutuhan
akan penghargaan diri telah diabaikan oleh Sigmund Freud, namun ditekankan oleh
Alfred Adler.
Terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri pada individu akan menghasilkan
sikap percaya, rasa berharga, rasa mampu, dan perasaan berguna. Sebaliknya, frustasi
atau terhambatnya pemuasan kebutuhan akan rasa harga diri akan menghasilkan sikap
rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, tak mampu dan tak berguna, yang menyebabkan
individu mengalami kehampaan, keraguan, dan memiliki penilaian yang rendah atas
dirinya dalam kaitannya dengan orang lain. Harga diri yang stabil dan sehat diperoleh
dari penghargaan yang wajar dari orang lain dan bukan dari pujian atau sanjungan
berlebih yang tidak berdasar. Adanya kompetisi yang sehat dan prestasi yang dihasilkan
dari usahanya sendiri akan mendatangkan penghargaan dari orang lain dan ia akan
semakin termotivasi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Apabila anak sering
dikritik, dilecehkan, tidak diberi penghargaan dan dorongan dari orang tua atau gurunya,
maka dalam diri anak akan terbentuk masalah derivatif seperti perasaan rendah diri atau
hina. Ali Budaiwi (2002:84).
Maslow menegaskan bahwa rasa harga diri yang sehat lebih didasarkan pada prestasi
ketimbang prestise, status atau keturunan. Dengan kata lain, rasa harga diri individu
yang sehat adalah hasil usaha individu yang bersangkutan. Dan merupakan bahaya
psikologis apabila seorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain
daripada kemampuan dan prestasi pada dirinya sendiri. E. Koeswara ( 1991:125).
43
5) Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan hierarki
kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi dalam Maslow. Aktualisasi diri dapat
didefinisikan sebagai perkembangan dari individu yang paling tinggi, mengembangkan
semua potensi yang ia miliki dan menjadi apa saja menurut kemampuannya. Duane
Schultz (1991:93), Contoh dari aktualisasi diri adalah seseorang yang berbakat musik
menciptakan komposisi musik, seseorang yang berbakat melukis menciptakan karya
lukisannya, seseorang yang berpotensi menyanyi akan mengembangkan bakatnya.
Maslow menggaris bawahi bahwa aktualisasi diri itu tidak hanya berupa penciptaan
kreasi atau karya-karya berdasarkan bakat atau kemampuan khusus. Setiap orang bisa
mengaktualisasikan dirinya, yakni dengan jalan melakukan yang terbaik atau bekerja
sebaik-baiknya sesuai bidangnya masing-masing. Ia termotivasi untuk menjadi dirinya
sendiri tanpa pengaruh atau tendensi apapun. Kecenderungan ini diwujudkan dengan
adanya keinginan untuk menjadi yang terbaik, menjadi apa saja sesuai kemampuannya.
Untuk itu bentuk aktualisasi diri berbeda pada setiap orang. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan individual.
Dorongan untuk aktualisasi diri tidak sama dengan dorongan untuk menonjolkan
diri atau untuk mendapatkan prestise atau gengsi. Karena jika demikian sebenarnya dia
belum mencapai tingkat aktualisasi diri. Aktualisasi diri dilakukan tanpa tendensi
apapun. Meskipun hal ini diawali dari pemenuhan kebutuhan pada tingkat di bawahnya.
Bagaimanapun Maslow mengakui bahwa untuk mencapai tingkat aktualisasi diri
tidaklah mudah, sebab upaya ke arah itu banyak sekali hambatannya baik internal
maupun eksternal.
Hambatan internal yaitu hambatan yang berasal dari dirinya sendiri, antara lain
ketidaktahuan akan potensi diri, keraguan dan juga rasa takut untuk mengungkap potensi
yang dimiliki, sehingga potensi tersebut terpendam. Hambatan eksternal berasal dari luar
atau dari budaya masyarakat yang kurang mendukung upaya aktualisasi terhadap potensi
yang dimiliki oleh seseorang karena perbedaan karakter.
Mengenai hal ini dapat diambil ilustrasi sebagai berikut. Di masyarakat terdapat
stereotip budaya mengenai bagaimana yang disebut jantan dan tidak jantan. Apabila
masyarakat cenderung menganggap kejantanan sebagai sifat yang dijunjung tinggi
seperti sifat keras, kasar, dan berani akan lebih dihargai.
Akibatnya di masyarakat tersebut yang akan muncul dominan adalah kekerasan,
sedangkan kesabaran, kehalusan dan kelembutan akan menjadi lemah dan tidak
terungkapkan. Tegasnya aktualisasi diri hanya mungkin apabila lingkungan mendukung.
Dan dalam kenyataannya menurut Maslow, tidak ada satu pun lingkungan masyarakat
yang menunjang atas upaya aktualisasi diri para warganya, meski tentunya ada beberapa
masyarakat yang lebih jauh menunjang dari pada masyarakat lainnya.
Konsep aktualisasi diri pada intinya adalah konsep menuju becoming. Becoming
oleh Gordon Allport, menunjuk pada proses aktualisasi diri yang sedapat mungkin
dirancang sesuai dengan persepsi orang tentang citra dirinya. Jika demikian pengertian
aktualisasi diri yang menekankan pada potensi manusia nampaknya mempunyai
44
persamaan dengan prinsip humanisme dalam pendidikan. Apabila kelima tingkatan
kebutuhan dasar manusia tersebut di atas, dapat digambarkan dalam sebuah hierarki
Maslow, maka akan terlihat pada gambar bagan 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber: Maslow (2013). Maslow’s Hierarcy of needs: Motivation Theory.
http://studyob.com/maslow-hierarcy-of-needs. Di akses pada 26 Agustus 2016
pukul 22.10 WIB).
Dalam pandangan Maslow mempunyai lima tingkat kebutuhan. Kebutuhan yang
paling tinggi (pertumbuhan) yakni aktualisasi diri adalah paling penting bagi
perkembangan kepribadian. Sedangkan empat kebutuhan di bawahnya merupakan
kebutuhan defisiensi atau kebutuhan yang pokok. Jika kedua kebutuhan yang berbeda
saling bertentangan maka kebutuhan yang lebih rendah akan mendominasi.
Maslow mendasarkan teorinya tentang aktualisasi diri pada sebuah asumsi dasar
bahwa manusia pada hakekatnya memiliki nilai intrinsik berupa kebaikan. ‘Baik‘ di sini
diartikan dengan segenap potensi yang dimiliki manusia sejak lahir. Potensi atau fitrah
dalam pandangan Islam adalah suatu bakat atau potensi kebaikan dan semua itu akan
berarti setelah diaktualisasikan melalui pendidikan. Kemudian dalam pengembangan
potensi dan aktualisasi sumber daya insani, berupa kebebasan untuk berbuat dan hidayah
Allah, Allah membimbing manusia dengan agama Islam agar dapat berkembang
menurut fitrahnya.
45
Sama halnya dengan Roger, Maslow juga mengatakan bahwa dalam pemenuhan
kebutuhan tersebut lingkungan juga ikut berperan. Lingkungan menyediakan berbagai
kesempatan untuk pemenuhan kebutuhan. Jika lingkungan tidak memungkinkan
kebutuhan terpenuhi, pertumbuhan dan perkembangan tidak akan terjadi pada tingkat
optimal.
Berdasarkan yang dikemukakan oleh para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa
aktualisasi diri merupakan jantungnya dari motivasi. Motivasi juga merupakan
pendorong atau penggerak individu untuk melakukan sesuatu, atau lebih jelasnya
motivasi adalah sebuah proses dipertahankannya aktivitas oleh individu untuk mencapai
tujuan tertentu. Dari kelima tingkatan kebutuhan tersebut di atas, jika ada yang kurang
satu saja, maka terjadi kepincangan dalam hidupnya, diibaratkan sudah tidak ada gairah
hidup didunia ini.
c. Teori Hedonisme
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa
tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat
duniawi. Pada abad ketujuh belas, Hobbes menyatakan bahwa apapun alasannya yang
diberikan seseorang untuk perilakunya, sebab-sebab terpendam dari semua perilaku
adalah kecendrungan untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan. Oleh
karenanya, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung
memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan, dan penderitaan. Implikasi dari teori ini adalah
adanya anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan
dan lebih menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan.
d. Teori Naluri
Teori ini merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme terhadap
manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi
anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga semua
pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak
ada hubungannya dengan akal. Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan
perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan
tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan. Freud juga percaya bahwa dalam diri
manusia ada sesuatu yang tanpa disadari menentukan setiap sikap dan perilaku manusia.
e. Teori Reaksi yang dipelajari
Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan
kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga
teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau seorang
pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu
hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-
orang yang dipimpinnya.
46
f. Teori Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang
dipelajari.” Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Purwanto, (Jurnal Ilmu Tarbiyah
"At-Tajdid", Vol. 2, No. 2, Juli 2013).
6. Peran Motivasi Belajar PAI
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama,
motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai suatu tujuan. Kedua,
motivasi memegang peran penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang
dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar (Siregar dan Nara, 2011: 51).
Motivasi dalam Islam bukan sekedar lima hal teori kebutuhan Maslow, tetapi ada
motivasi yang paling mendasar yang diajarkan Rasulullah SAW, yaitu:
1) Kebutuhan spiritual: kebahagiaan dunia akhirat
a. Motivasi dalam bekerja agar dapat menjalankan rukun Islam, termasuk zakat
dan ibadah haji, karena jika dapat melaksanakannya dijamin mendapatkan
kebahagiaan hakiki di surga.
b. Motivasi mendapat ridla dan pahala dari Allah, sebagai contoh, manusia
diciptakan hanya untuk beribadah dengan ikhlas. Semua yang dilakukan
manusia selalu dikaitkan dengan ibadah, termasuk bekerja dan berusaha
sekuat tenaga.
2) Ekonomi: sebagai bekal ibadah
a. Motivasi mencari rizki Allah yang sangat luas: Islam mengajarkan agar
berusaha keras mencari sumber penghasilan, karena apapun yang ada di dunia
ini sebagai rizqi bagi manusia jika mau berusaha.
b. Motivasi memenuhi kebutuhan hidup: Islam menganjurkan memenuhi
kebutuhan fisik dari hasil kerjanya sendiri seperti yang dilakukan para Nabi.
c. Motivasi kebahagiaan dunia: Islam mengajarkan agar mencari kebahagiaan
negeri akhirat, dan tidak melupakan kenikmatan duniawi.
d. Motivasi menghidupi keluarga: Islam Memberi nilai lebih pada orang yang
dapat menafkahi keluarganya, yaitu kewajiban dan pahala. hasil kerja yang
dinikmati sendiri dan keluarganya dinilai sedekah, bukan sekedar kewajiban
nafkah.
3) Sosial: membantu sesama dalam hal kebaikan, zakat infak, sedekah
a. Motivasi dapat membantu orang lain dalam kebaikan.
47
b. Motivasi bermanfaat dan bermakna buat orang lain.
c. Motivasi Mampu menjadi predikat muzakki (orang yang berhak memberi
zakat) bukan mustahiq. Karena Islam mengajarkan “Tangan di atas lebih baik
dari tangan di bawah”.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat di
pecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sesuatu dapat menjadi penguat
belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk
belajar sesuatu.
Menurut Suardi (2015:45) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas.
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan
c. Tidak mudah putus asa
d. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar
e. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain
f. Tidak cepat bosan dengan tugas tugas yang rutin
g. Senang mencari dan memecahkan masalah
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan
proses maupun hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran PAI. Dengan adanya
motivasi sebagai dorongan yang kuat dalam menumbuhkan kesadaran diri siswa akan
penting dan manfaatnya pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di dunia
maupun kehidupan diakherat kelak, diantaranya: mengikuti kegiatan keagamaan diluar
jam pelajaran sekolah. Contohnya: mengikuti sholat berjamaah, mengikuti peringatan
hari besar Islam, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan keagamaan.
Ada beberapa peran motivasi dalam kehidupan manusia di antaranya:
a. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sehingga
menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakan manusia.
b. Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan.
c. Motivasi berpungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal benar atau
salah sehingga bisa dilihat kebenarannya dan kesalahannya.
d. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan
oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsi sebagai pendorong,
penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupanya.
48
Di antara yang empat peran motivasi di atas yang paling dominan adalah peran
motivasi yang pertama. Betapa pentingnya motivasi dalam aktivitas keagamaan yang
merupakan ruh kehidupan, sungguh dalam aktivitas belajarpun motivasi memiliki peran
yang sangat besar. Dalam catatan sejarah dapat dilihat bagaimana semangat dan motivasi
para ulama dalam belajar sehingga mereka betul-betul mampu menjadi individu yang
ahli dalam bidangnya atau bahkan ahli di berbagai bidang ilmu. Purwanto, Jurnal Ilmu
Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 2, Juli 2013
Peranan motivasi dalam Islam dicontohkan dari kisah Ibnu Hajar Al-Atsqolani,
beliau tidaklah dikenal sebagai anak yang jenius ketika masa kecilnya. Bahkan beliau
sempat memutuskan untuk meninggalkan madrasahnya karena putus asa dan merasa
tertinggal jauh dari teman-temannya dalam menyerap pelajaran. Kemudian ditengah
perjalanannya meninggalkan madrasahnya itulah dia melihat batu hitam yang sangat
keras tetapi bisa berlobang hanya karena mendapat tetesan air yang terus-menerus. Hal
tersebut mampu membangkitkan motivasi dalam diri beliau “Batu saja bisa berlobang
hanya karena tetesan air, tentu otakku tidak sekeras batu itu untuk menerima pelajaran ”
katanya dalam batin. Kemudian beliau kembali ke madrasahnya dengan motivasi yang
membaja dan akhirnya beliau sukses dalam menuntut ilmu, yang akhirnya beliau
menjadi salah satu ulama yang menjadi rujukan umat Islam hingga saat ini. Laude
Masihu Kamaluddin dan Mujib El-Shirozi (2011:116).
Adapun ayat Alquran yang menjadi peranan motivasi dalam kehidupan terkandung
dalam QS. Ar-Ra’d: 11. Allah berfirman:
له ما بقو هم معقبات من ب ي يديه ومن خلفه يفظونه من أمر الله إنه الله ل ي غي ن فس وا ما ب ه ي غي{١١}وإذا أراد الله بقو سوءا فل مرده له وما لم من دونه من وال
Artinya: Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
Ada sesuatu makna yang dalam yang bisa dipetik dari ayat di atas, yaitu Allah
mengajarkan manusia untuk melakukan perubahan. Perubahan yang lahir dari sebuah
motivasi individu atau masyarakat yang kemudian motivasi tersebut merubah cara
pandang dan aktivitas. Maknanya, bahwa sebuah motivasi akan mengawali sebuah
perubahan dan merubah cara pandang dan kinerja individu ataupun kelompok. Dalam
kaitannya dengan aktivitas keagamaan motivasi tersebut penting untuk dibicarakan
dalam rangka mengetahui apa sebenarnya latar belakang suatu tingkah laku keagaman
yang dikerjakan seseorang. Di sini peranan motivasi itu sangat besar artinya dalam
bimbingan dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun
demikian ada motivasi tertentu yang sebenarnya timbul dalam diri manusia karena
terbukanya hati manusia terhadap hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang
yang beriman dan kemudian dengan iman itu ia lahirkan tingkah laku keagamaan.
49
Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun
motivasi belajar dari para siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Omrod (2003)
dalam Eko Widoyoko (2009:8) yang menyatakan bahwa“motivation has several effect
on students’ learning and behavior: it directs behavior toward particular goal. It leads
to increased effort andenergy. It increases initation of, and persistence in activities. It
enchances cognitive processing. It leads to improved performance”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh
terhadap perilaku belajar siswa, yaitu motivasi mendorong serta meningkatnya semangat
dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam
memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa
mempunyai motivasi tinggi, mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik.
Menurut Hamzah B. Uno (2008:23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik
dapat belajar dengan baik.
Adapun menurut Akhmad Sudrajat (2008:37) motivasi belajar peserta didik
memiliki 3 aspek, yaitu:
1) Pilihan, dengan indikator:
a. Tertarik pada mata pelajaran tertentu
b. Rajin mencari informasi tentang mata pelajaran tertentu
2) Keyakinan untuk sukses, dengan indikator:
a. Gambaran keberhasilan
b. Membuat rencana belajar
c. Kemandirian bertindak
3) Keuletan dalam berusaha, dengan indikator:
a. Keberanian menghadapi kegagalan
b. Kemampuan bangkit dari kegagalan dan gigih dalam berusaha
Dari beberapa indikator motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu (1) dorongan
internal: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan (2) dorongan
eksternal: adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif.
50
C. Pembelajaran PAI
1. Hakikat Pembelajaran PAI
Muzayyin Arifin (2014:15) menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah
pendidikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut
ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
Proses pembelajaran atau pengajaran kelas (classroom teaching) menurut Dunkin
da Biddle (1974:38) berada pada empat variabel interaksi yaitu, (1) Varriabel pertanda
(presage variables) berupa pendidik; (2) Variabel konteks (context variables) berupa
peserta didik, sekolah dan masyarakat; (3) Variabel proses (process variables) berupa
interaksi peserta didik dengan pendidik; dan (4) variabel produk (product variables)
berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dunkin dan Biddle selanjutnya mengatakan proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu, (1) Kompetensi
substansi materi pelajaran, dan (2) Kompetensi metodologi pembelajaran.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan “usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan atau latihan” (Departemen Agama,
2004:2). Pendidikan Agama Islam yang pada hakikatnya merupakan sebuah proses
dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam (PAI)
dapat dimaknai dalam dua hakikat yaitu:
a. Sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama Islam,
b. Sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses penanaman atau
pendidikan itu sendiri.
Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan
yang hendak dicapai;
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang
dibimbing, diajari dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam;
c. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk
mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam;
d. Kegiatan (pembelajaran) Pendidikan Agama Islam; Kegiatan pembelajaran
diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
pengalaman ajaran agama Islam peserta didik; di samping untuk membentuk
keshalehan (kualitas pribadi) juga sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial.
Dalam arti, kualitas atau keshalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar
51
dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik yang
seagama, (sesama muslim) maupun yang tidak seagama (hubungan dengan non
muslim) serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga terwujud persatuan dan
kesatuan nasional (ukhuwah wathaniyah) dan bahkan ukhuwah insaniyah
(Muhaimin, 2002:45-76).
Menurut Wahyuni Nafis (2003:34) pembelajaran pendidikan agama yang paling
utama adalah membersihkan, mengingatkan, dan menggugah, serta mengaktifkan
(kembali) fitrah tiap manusia, sehingga fitrah itu mampu mempengaruhi dan
mengarahkan pola pikir dan perbuatan atau tindakan seseorang. Dengan kata lain tujuan
utama pembelajaran pendidikan agama adalah menggugah fitrah insaniyah dan
membantu memunculkan kembali potensi kebaikan yang telah ada dalam diri tiap orang.
Dari definisi-definisi di atas Depdiknas (2001:8) Menyatakan bahwa pendidikan
agama Islam adalah: Upaya sadar dan terencana dalam menyapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimami, bertaqwa dan berakhlak mulia
dalam menjalankan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan
hadis melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan serta penggunaan
pengamalan.
2. Ruang Lingkup PAI
Menurut Zakiyah Daradjat (1989:87) yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian
Andayani Ruang lingkup PAI meliputi perwujudan, keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya. Sedangkan dalam PERMENDIKNAS RI No.
22 Tahun 2006 Ruang lingkup PAI SMA meliputi Al-Qur’an dan Hadits, Keimanan,
Akhlak, Fiqih/Ibadah, Tarikh/Sejarah Islam.
Berdasarkan kurikulum 2013, kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SMA.
Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam. Kemampuan-kemampuan yang
tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari
kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMA, yaitu:
a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui
fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta
didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
b. Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat-ayat Al Qur’an serta mengetahui
hukum bacaannya dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadah
wajib maupun ibadah Sunnah.
Seperti tergambar dalam kemampuan dasar umum di atas, kemampuan dasar tiap
kelas yang tercantum dalam Standar Nasional juga dikelompokkan ke dalam lima aspek
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA, yaitu: Al-Qur’an, Keimanan, Akhlak,
52
Fiqih/Ibadah, dan Tarikh. Berdasarkan pengelompokan per-aspek, kemampuan dasar
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA adalah sebagai berikut:
1) Al Qur’an/Al Hadits
a) Membaca Al Qur’an dengan fasih (tadarrus) (Dilaksanakan pada setiap awal
jam pelajaran Pendidikan Agama selama 5-10 menit).
b) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang manusia dan tugasnya sebagai
makhluk serta mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.
c) Membaca dan faham ayat-ayat tentang prinsip-prinsip beribadah serta mampu
menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.
d) Membaca dan memahami ayat-ayat tentang anjuran bertoleransi serta mampu
menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.
2) Aqidah/Keimanan
a) Beriman kepada Allah dan menghayati sifat-sifat-Nya.
b) Beriman kepada malaikat dan memahami fungsinya serta mampu menerapkan
dalam perilaku sehari-hari.
c) Beriman kepada rasul-rasul Allah dan memahami fungsinya serta mampu
menerapkan dalam perilaku sehari-hari.
d) Beriman kepada kitab-kitab Allah dan memahami fungsinya serta mampu
menerapkan dalam perilaku sehari-hari.
e) Beriman kepada hari akhir dan memahami fungsinya serta mampu menerapkan
dalam perilaku sehari-hari.
f) Beriman kepada qadha dan qadar dan memahami fungsinya serta mampu
menerapkan dalam perilaku sehari-hari.
3) Akhlak
a) Terbiasa dengan perilaku dengan sifat-sifat terpuji.
b) Terbiasa menghindari sifat-sifat tercela.
c) Terbiasa bertata krama.
4) Fiqih/Ibadah
a) Memahami sumber-sumber hukum Islam dan pembagiannya.
b) Memahami hikmah shalat dan puasa mampu menerapkannya dalam perilaku
sehari-hari.
c) Memahami hukum Islam tentang zakat secara lebih mendalam dan hikmahnya
serta mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.
d) Memahami hikmah haji dan umrah serta mampu menerapkannya.
5) Tarikh/Sejarah
e) Memahami perkembangan Islam pada masa Umayyah dan mampu menerapkan
manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.
f) Memahami perkembangan Islam pada masa abad Abbasiyah dan mampu
menerapkan manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.
g) Memahami perkembangan Islam di Indonesia dan mampu menerapkan
manfaatnya dalam perilaku sehari-hari.
53
Dari beberapa aspek mata pelajaran PAI di atas peneliti berpendapat bahwa proses
pendidikan agama Islam yang didahului dan dialami siswa disekolah dimulai dari
tahapan kognisi, yaitu pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam ajaran Islam untuuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti
menghayati dan meyakininya.
Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam adalah untuk menanamkan keimanan dan
ketakwaan kepada allah SWT serta membiasakan siswa berakhlak mulia. Hal tersebut
sesuai dengan fungsi pendidikan Islam yang diungkapkan Darajat (2001:174):
a. Menumbuhkan rasa keimanan yang kuat
b. Menumbuh kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal saleh
dan akhlak mulia
c. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah SWT.
Dengan demikian peneliti berpendapat bahwa pendidikan agama disekolah sebagai
salah satu bentuk pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam
meningkatkan pemahaman keagamaan, yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan
terhadap Allah swt, serta kemuliaan akhlak.
3. Prinsip Pembelajaran PAI
Selain pendekatan, dalam kegiatan pembelajaran ada pula prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran, menurut Muzayyin
Arifin (2005:43) ada beberapa prinsip PAI yang dapat dijadikan guru agama sebagai
pedoman yaitu:
a. Berpusat pada peserta didik
Peserta didik dipandang sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang dimiliki,
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Setiap peserta didik memiliki
perbedaan minat (interest), kemampuan (ability) kesenangan (preference),
pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style). Peserta didik tertentu
mungkin lebih mudah belajar dengan cara mendengar, peserta didik lain dengan cara
melihat, dan peserta didik yang lain lagi dengan cara melakukan langsung (learning
be doing). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi
pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik.
Secara umum, cara belajar peserta didik dikategorikan ke dalam empat hal,
yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual. Cara belajar somatic
adalah pola pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau
belajar dengan melakukan. Cara belajar auditif adalah cara belajar yang lebih
menekankan pada aspek pendengaran. Peserta didik akan cepat belajar jika materi
disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar. Cara belajar visual
adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penglihatan. Peserta didik
akan cepat menangkap materi pelajaran jika disampaikan dengan tulisan atau
54
gambar. Akhirnya, cara belajar intelektual adalah cara belajar yang lebih
menekankan pada aspek penalaran atau logika. Peserta didik akan cepat menangkap
materi jika pembelajaran dirancang dengan menekankan pada aspek mencari solusi
pemecahan.
Di sisi lain setiap peserta didik mempunyai berbagai kecerdasan yang dapat
dioptimalkan melalui kegiatan pembelajaran. Kecerdasan yang dimaksud adalah
kecerdasan linguistic, logis-matematis, spasial, musical, kinestesis-jasmani,
interpersonal, dan naturalis. Kecerdasan linguistic (cerdas kata) adalah kemampuan
menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator,
atau politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, peneliti drama, editor, dan
wartawan).
Kecerdasan matematis-logis (cerdas angka) adalah kemampuan menggunakan
angka dengan baik (misalnya ahli matematika, akuntan, ahli statistik) dan
melakukan penalaran yang benar (misalnya sebagai ilmuwan, pemprogram
komputer, dan ahli logika). Kecerdasan spasial (cerdas ruang) adalah kemampuan
mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat (misalnya sebagai Pramuka,
pemandu, dan pemburu) dan mentranformasikan persepsi dunia spasial-visual
tersebut (misalnya decorator, desainer interior, arsitek, dan seniman). Kecerdasan
kinestesis-jasmani (cerdas fisik) adalah keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain pantomime,
atlet atau penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau
mengubah sesuatu (misalnya pengrajin, pemahat, ahli mekanik, atau dokter bedah).
Kecerdasan musical (cerdas irama) adalah kemampuan menangani bentuk-
bentuk musical dengan cara mempersepsi (misalnya sebagai penikmat musik),
membedakan (misalnya kritikus musik), menggubah (misalnya composer), dan
mengekspresikan (misalnya penyanyi). Kecerdasan interpersonal (cerdas sosial)
merupakan kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud,
motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan intrapersonal (cerdas diri) adalah
kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
Sedangkan kecerdasan naturalis (cerdas alam) adalah keahlian mengenali dan
mengkategorikan spesies, baik flora maupun fauna, di lingkungan sekitar. Dengan
delapan jenis kecerdasan tersebut, proses pembelajaran hendaknya dirancang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki
peserta didik tersebut berkembang dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran PAI, cara belajar (learning style) dan kecerdasan
majemuk (multiple intelligence) tersebut dapat dikembangkan. Misalnya, dalam
materi Larangan Kikir, peserta didik diminta untuk mencari dan menuliskan ayat
dan hadits tentang larangan berbuat kerusakan di bumi (somatic dan kecerdasan
kinestesis-jasmani), menterjemahkan ayat dan hadits (kecerdasan linguistic),
menyimpulkan isi kandungan ayat atau hadist (intelektual dan kecerdasan logis-
matematis), memberikan contoh-contoh perbuatan merusak alam (visual dan
kecerdasan spasial), mendiskusikan kandungan ayat dan hadits (kecerdasan
interpersonal), menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika melihat
55
kerusakan lingkungan akibat perbuatan manusia (kecerdasan interpersonal). Dalam
prakteknya, tidak semua materi pelajaran harus sekaligus memenuhi tuntutan
mengembangkan semua jenis kecerdasan itu, tetapi bisa secara bertahap.
b. Belajar dengan Melakukan
Melakukan aktivitas adalah bentuk pernyataan diri peserta didik. Pada
hakikatnya peserta didik belajar sambil melakukan aktifitas. Karena itu, peserta
didik perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan
dirinya, terutama untuk mencari dan menemukan sendiri. Peserta didik, akan
memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan menyalurkan
kemampuan dan melihat hasil kerjanya. Belajar dengan melakukan perlu ditekankan
karena setiap peserta didik hanya belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari yang
didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang
dikatakan, dan 90% dari yang dikatakan dan dilakukan. Dengan temuan ini, maka
dengan model ceramah, peserta didik hanya mampu menangkap 20% dari yang
didengar. Sebaliknya, dengan model praktek, peserta didik akan menangkap 90%
dari yang dikerjakan oleh guru.
c. Mengembangkan Kecakapan Sosial
Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kemampuan individual
peserta didik secara internal saja, melainkan juga mengasah kecakapan peserta didik
untuk membangun hubungan dengan pihak lain. Karena itu, kegiatan pembelajaran
harus dikondisikan yang memungkinkan peserta didik melakukan interaksi dengan
peserta didik lain seperti peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan
masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat menerapkan berbagai strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terlibat dengan pihak lain,
misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan sebagainya. Sebagai contoh, peserta
didik dapat diberi tugas untuk melakukan observasi dan membuat laporan tentang
surat-surat yang paling sering dibaca oleh imam ketika Maghrib berjamaah di suatu
masjid. Hasil pengamatan dan laporan itu kemudian dipresentasikan di kelas untuk
dibahas bersama.
d. Mengembangkan Fitrah
Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap orang lahir dalam keadaan fitrah, orang
tuanyalah yang menjadikan ia berubah menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pengasahan
rasa dan penghayatan agama sesuai dengan tingkatan usia peserta didik.
Pengembangan aspek ini akan lebih efektif jika langsung dipraktekkan, tidak
sekedar secara kognitif saja.
e. Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Tolak ukur kepandaian peserta didik banyak ditentukan oleh kemampuannya
untuk memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
diciptakan situasi menantang kepada pemecahan masalah agar peserta didik peka
terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika peserta didik
56
dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru hendaknya
mendorong peserta didik untuk melihat masalah, merumuskannya, dan berupaya
memecahkannya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Jika prinsip ini
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke arah
pembelajaran aktif peserta didik mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan cepat
tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu dipupuk ke arah yang
positif.
f. Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa setiap peserta didik lahir dalam
keadaan berbeda (individual difference) dan masing-masing mempunyai potensi
yang dapat dikembangkan. Karena itu, pembelajaran dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga membuat setiap peserta didik optimal potensinya. Oleh karena itu, dalam
kegiatan pembelajaran harus dikondisikan secara efektif, agar peserta didik
mempunyai kesempatan dan kebebasan dalam mengembangkan dirinya sesuai
dengan kecenderungan masing-masing.
g. Mengembangkan Pemanfaatan Ilmu dan Teknologi
Agar peserta didik tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, guru
hendaknya mengaitkan materi yang disampaikan dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Hal ini dapat diciptakan dengan pemberian tugas yang mengharuskan
peserta didik berhubungan langsung dengan teknologi, misalnya membuat laporan
tentang materi tertentu dari televisi, surat kabar, radio, atau internet.
h. Menumbuhkan Kesadaran sebagai Warga Negara yang Baik
Sebagai warga Negara Indonesia, dalam pembelajaran perlu diciptakan kegiatan
yang dapat mengasah jiwa nasionalisme, tanpa harus menuju semangat kauvinisme.
Untuk itu, guru harus membuat banyak contoh yang terkait dengan budaya atau
konteks Indonesia. Sebagai contoh, peserta didik diminta membaca berita tentang
Musabaqah Tilawah Al-Qur’an dan membuat laporan, serta mendiskusikannya
dengan teman di kelas.
Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap orang mulai dari tiang
ayunan hingga liang lahad. pembelajaran dalam Islam tidak dibatasi oleh usia
kronologis tertentu atau sebatas pada jenjang pendidikan formal, setiap orang Islam
harus semangat dalam mencari ilmu. Dengan perpaduan kompetisi, kerjasama, dan
solidaritas yang tinggi.
Peserta didik perlu berkompetisi, bersaing, bekerjasama, dan mengembangkan
solidaritasnya untuk menjadi siswa yang kreatif dan inovatif, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan semangat berkompetisi
sehat, bekerjasama dan solidaritas. Untuk menciptakan suasana kompetisi,
kerjasama, dan solidaritas, kegiatan pembelajaran dapat dirancang dengan strategi
diskusi, kunjungan ke tempat-tempat panti asuhan, anak-anak yatim piatu, atau
pembuatan laporan secara berkelompok.
57
Selain prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dalam motivasi. Keberhasilan sebuah kegiatan sangat tergantung
pada faktor motivasi. Motivasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu aktifitas. Motivasi menjadi faktor yang sangat berarti dalam
pencapaian prestasi belajar. Setidaknya ada dua jenis motivasi yang perlu
diperhatikan oleh guru, yakni motivasi yang diakibatkan oleh rangsangan dari luar
diri peserta didik (ekstrinsik). Motivasi intrinsik dapat ditumbuhkan dengan
mendorong rasa ingin tahu, mencoba, serta sikap mandiri dan ingin maju. Sementara
itu motivasi ektrinsik antara lain dapat dikembangkan dengan memberikan ganjaran
atau hukuman.
Adapun perilaku the spiritual teacher akan tampak dalam menjalankan tugas
dan perannya sebagai guru. Tugas dan peran guru dalam Islam sangat mulia dan
cukup berat, karena guru dipahami sebagai sosok yang agung, memiliki integritas
dan kepribadian yang baik disamping juga kompetensi profesional. Hai ini dapat
dilihat dari terminologi yang dapat ditemukan dari literatur kependidikan Islam
dimana guru di istilahkan dengan sebutan sebutan sebagai; ustadz, mu’allim,
murabbiy, mursyid, mudarris, mu’addib, muzakkiy. Istilah-istilah tersebut
berimplikasi pada tugas dan peran guru sebagaimana makna yang terkandung dalam
istilah tersebut. Muhaimin (2003), memetakan istilah-istilah pendidikan dan
pendidik dalam perspektif Islam sebagaimana dalam tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3
Istilah Pendidik dan Tugas Pendidikan Islam
No ISTILAH TUGAS PENDIDIKAN ISLAM
1. Ustadz Orang yang komitmen terhadap profesionalisme, yang
melekat pada dirinya sifat dedikatif, komitmen terhadap
mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous
improvement. Ustadz bertugas untuk melakukan ta’lim,
tarbiyah, irsyad, tadris, ta;dib, tazkiyah, dan tilawah.
2. Ta’lim Upaya membantu peserta didik agar mampu menangkap
makna dibalik yang tersurat, mengembangkan
pengetahuan serta menjelaskan fungsinya dalam
kehidupan, baik secara teoritis maupun praktis, atau
melakukan “transfer ilmu” pengetahuan, internalisasi,
serta amaliah (implementasi) secara terpadu.
3. Tarbiyah Upaya membantu peserta didik agar mampu mengatur,
memelihara, mengembangkan, memperbaiki dan
meningkatkan dirinya dengan segala potensinya dan
satuan sosial (dalam kehidupan masyarakat) secara
bertahap ketingkat yang lebih tinggi dan lebih baik.
58
4. Irsyad Upaya meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian
peserta didik atau upaya pemberian keteladanan.
5. Tadris Upaya mencerdaskan peserta didik, memberantas
kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya sehingga
menjadi tenaga yang produktif.
6. Ta’dib Upaya menyiapkan peserta didik untuk bertanggung
jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di
masa depan.
7. Tazkiyah Upaya penyucian jiwa peserta didik sehingga ia kembali
kepad fitrahnya.
8. Tilawah Upaya pewarisan nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai insani
kepada peserta didik.
Sumber: J-PAI, vol No. 2 Januari-Juni 2015
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum bertujuan “meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt, serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara” (Departemen Agama, 2004:4). Tujuan Pendidikan Agama Islam ini
mendukung dan menjadi bagian dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 3 Bab II Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Dari tujuan tersebut di atas dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak
ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu:
a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam
b. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik
c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam
menjalankan ajaran agama Islam
d. Dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami,
dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan
motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran
agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta mengaktualisasikannya dalam
merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
59
Depdiknas, dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum,
merumuskan sebagai berikut:
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Di sekolah umum, Pendidikan Agama Islam merupakan satu bidang studi atau
unsur pokok keimanan, ibadah, al-Qur’an, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh
dengan satu silabi. Sedangkan di sekolah berciri khas agama Islam, Pendidikan
Agama Islam merupakan satu kelompok bidang studi terdiri dari al-Qur’an Hadits,
Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab yang masing-
masing bidang studi memiliki silabi tersendiri.
Sedangkan tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah,
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Muhaimin (2002:77). Tujuan umum PAI ini juga terelaborasi untuk masing-masing
satuan pendidikan dan jenjangnya, serta kemudian dijabarkan menjadi standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Tujuan Pendidikan Agama Islam harus sesuai dengan tujuan hidup manusia,
seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an sebagai berikut:
نس إله لي عبدون )الذاريت {٧۵}وما خلقت النه واإل Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Jadi, tujuan Pendidikan Agama Islam harus mengacu pada penanaman nilai-
nilai Islam. Hal ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi
peserta yang kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam adalah gejala psikologis dari dalam jiwa
dalam bentuk dorongan pertumbuhan dan perubahan diri seseorang dalam tingkah
laku baru berkat pengalaman dan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
serta mendapat kepuasan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.
60
5. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam, baik sebagai proses penanaman keimanan dan
seterusnya maupun sebagai materi (bahan ajar) memiliki fungsi yang jelas. Fungsi
Pendidikan Agama Islam dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan
Fungsi PAI sebagai pengembangan adalah meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt., yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya usaha menanamkan keimanan dan ketaqwaan
menjadi tanggung jawab setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan kemampuan yang ada pada diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penyaluran
Fungsi PAI sebagai penyaluran adalah untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang
lain.
c. Perbaikan
Fungsi PAI sebagai perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari yang
sebelum mungkin mereka peroleh melalui sumber-sumber yang ada di lingkungan
keluarga dan masyarakat.
d. Pencegahan
Fungsi PAI sebagai pencegahan adalah untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian
Fungsi PAI sebagai penyesuaian adalah untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
f. Sumber Nilai
Fungsi PAI sebagai sumber nilai adalah memberikan pedoman hidup untuk
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
6. Metode Pembelajaran PAI
Suatu metode pembelajaran serta kompetensi eksistensial anak didik yang
paling penting dalam proses pembelajaran adalah bagaimana mengaktualisasikan
segenap potensi dan kompenteni dasar anak didik. Untuk itu, penggunaan pelbagai
61
pendekatan disarankan berpegang pada prinsip. Child Centered Education, yaitu
memberikan layanan pendidikan yang mengarah kepada peran aktif anak didik dari
pada pendidik. Aktivitas anak didik diperankan secara maksimal dalam proses
pembelajaran dan pendidikan. Guru tak lebih hanya berperan sebagai fasilitator dan
supervisor akademik guna mengantarkan kompetensi personal anak didik ke arah
yang dituju dalam pendidikan.
Selanjutnya Ahmad Barizi dan Imam Tolkhak, (2004:212-215) mengungkapkan
setidaknya dalam proses pembelajaran dan pendidikan bisa digunakan sebagai
metode sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pertama, metode dialog (al hiwar) Suatu metode pendidikan yang Secara
komunikatif mengenai suatu topik.
Kedua, metode cerita (al qishah), metode ini dimaksudkan untuk memberi
pengetahuan dan perasaan kepada anak didik al qur;an dan hadis lebih banyak
meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesannnya.seperti cerita malaikat, nabi
dan para rasul Nya.
Ketiga, metode pengumpamaan. Suatu metode yang digunakan mengungkapkan
suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan
mentasybihkan sesuatu (menggambarkan sesuatu dengan suatu yang lain yang
serupa). Metode ini banyak digunkan dalam pendidikan qur’ani dan nabawi,. Tujuan
pokoknya adalah mendekatkan makna (hal abstrak) kepada pemahaman,
merangsang pesan dan kesan untuk menumbuhkan perasaan ketuhanan, mendidik
akal berfikir logis dan menghidupkan serta mendorong naluri penghayatan hati
secara mendalam.
Keempat, Metode keteladanan, keteladanan pendidikan merupakan syarat
mutlak yang harus melekat pada setiap pendidik/guru. Sering kali anak didik
melakukan suatu tindakan bukan berdasarkan latihan. Nabi SAW, mendeskripsikan
bahwa keteladanan merupakann cara paling efektif dalam pendidikan kepribadian
anak.
Kelima, metode sugesti dan hukuman (at targhib wa al tarhib).sugesti adalah
janji disertai bukuna dan dorongan rasa senang kepada sesuatu yang baik.
Sedangkan hukuman sanksi implikatif dari kesalahan dan dosa yang dilakukan anak
didik supaya tidak mengulanginya.
Keenam, metode nasihat/ penyuluhan (al mawidzah) pemberian nasihat pada
anak didik adalah suatu yang niscaya menumbuhkan kesadaran dan menggugah
perasaan serta kemauan yang mengamalkan apa yang diajarkan dan dipelajari.
Ketujuh, metode meyakinkan dan memuaskan (al iqna’ wal iqtina). Adalah
pendidikan yang dilakukan dengan cara membangkitkan kesadaran anak dalam
melakukan suatu perbuatan. Peroses ini mengantarkan anak di didik ke arah
kesadaran motivasional untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran atau belajar
sepanjang masa.
62
Kedelapan, metode penalaran dan pemahaman (al ma’rifah wa an nadzriah).
Metode ini dilakukan dengan membangkitkan akan dan kemampuan berfikir anak
didik secara logis.
Kesembilan, metode latihan perbuatan (al-mumarisah al ‘amaliyah) metode ini
membiasakan anak didik melakukan sesuatu yang baik. melalui metode ini anak
didik diharapkan mengetahui sekaligus mengamalkan materi pelajaran yang
diajarkan.
D. Spiritual Religius
1. Hakikat Spiritual Religius
Spiritual maupun religius/agama sering dilihat sebagai dua istilah yang memiliki
makna yang hampir sama. Akan tetapi spiritual dianggap sebagai karakter khusus dari
keyakinan seseorang yang lebih pribadi, tidak terlalu dogmatis, lebih terbuka terhadap
pemikiran-pemikiran baru dan beragam pengaruh, serta lebih pluralistik dibandingkan
dengan keyakinan yang dimaknai atau didasarkan pada agama-agama formal. Hakikat
“Spiritual” dalam kaitannya dengan ruhani atau maknawi, makna inti dari kata spirit
berikut kata jadiannya seperti spiritual atau spiritualitas (spirituality), adalah bermuara
kepada kehakikian, keabadian dan ruh, bukan yang sifatnya sementara dan tiruan.
Dalam perspektif Islam, dimensi spiritualitas senantiasa berkaitan secara langsung
dengan relitas Ilahi, Tuhan Yang Maha Esa (tauhid). Spiritualitas bukan sesuatu yang
asing bagi manusia, Karena merupakan inti (core) kemanusiaan itu sendiri. Manusia
terdiri dari unsur material dan spiritual atau unsur jasmani dan ruhani. Perilaku manusia
merupakan produk tarik-menarik antara energy spiritual dan material atau antara
jasmaniah dan ruhaniah. Dorongan spiritual senantiasa membuat kemungkinan
membawa dimensi material manusia kepada dimensi spiritualnya (ruh ke Ilahian).
Caranya adalah dengan memahami dan menginternalisasi sifat-sifat-Nya, menjalani
kehidupan sesuai dengan petunjuk-Nya, dan meneladani Rosul-Nya. Tujuannya adalah
memperoleh ridho-Nya, menjadi ”Sahabat” Allah,”kekasih” (wali) Allah, inilah
manusia yang suci, yang keberadaannya membawa kegembiraan bagi manusia-manusia
lainnya. (J-PAI, vol. 1 No. 2 Januari-Juni 2015).
Menurut Saifuddin Aman (2013:20), Spiritual dalam pengertian luas merupakan hal
yang berhubungan dengan spirit, sesuatu yang spiritual memiliki kebenaran yang abadi
yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia, sering dibandingkan dengan sesuatu
yang bersifat duniawi, dan sementara. Didalamnya mungkin terdapat kepercayaan
terhadap kekuatan supernatural seperti dalam agama, tetapi memiliki penekanan
terhadap pengalaman pribadi. Spiritual merupakan ekspresi dari kehidupan yang
dipersepsikan lebih tinggi, lebih kompleks atau lebih terintegrasi dalam pandangan
hidup seseorang,dan lebih dari pada hal yang bersifat inderawi.
Ciri-ciri sikap spiritual sesorang adalah memiliki arah tujuan, yang secara terus
menerus meningkatkan kebijaksanaan dan kekuatan berkehendak dari seseorang,
mencapai hubungan yang lebih dekat dengan ketuhanan dan alam semesta dan
63
menghilangkan ilusi dari gagasan salah yang berasal dari alat indera, perasaan, dan
pikiran. Pihak lain mengatakan bahwa aspek spiritual memiliki dua proses, pertama
proses keatas yang merupakan tumbuhnya kekuatan internal yang mengubah hubungan
seseorang dengan Tuhan, kedua proses kebawah yang ditandai dengan peningkatan
realitas fisik seseorang akibat perubahan internal. Konotasi lain perubahan akan timbul
pada diri seseorang dengan meningkatnya kesadaran diri, dimana nilai-nilai ketuhanan
didalam akan termanifestasi keluar melalui pengalaman dan kemajuan diri.
Menurut Gazalba, dalam Gufron (2010:17). Religius berasal dari kata religi, dalam
bahasa latin ”religio” yang akar katanya adalah “religure” yang berarti meningkat.
Dengan demikian, mengandung makna bahwa religi atau agama pada umumnya
memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi mengikat seseorang atau sekelompok orang
dalam hubungannnya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Sedangkan menurut Fetzer (1999) definisi religius adalah sesuatu yang lebih menitik
beratkan pada masalah perilaku, sosial dan merupakan sebuah doktrin yang diliki oleh
setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib
diikuti oleh setiap pengikutnya.
Menurut Thouless dalam bukunya Jalaluddin (2012) religius adalah sikap/cara
penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan
yang lebih luas dari pada lingkungan dunia fisik yang terkait ruang dan waktu.
Menurut Jalaluddin (2005:107) dalam bukunya Psikologi Agama mengungkapkan
bahwa sesorang dikatakan memiliki perilaku religiusitas jika memiliki ciri-ciri sebagai
berikut yaitu:
a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang,
bukan sekedar ikut-ikutan.
b. Cenderung bersifat realistis, sehingga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam perilaku dan tingkah laku.
c. Berperilaku positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk
mempelajari dan mendalami pemahaman keagamaan.
d. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan tanggung jawab diri
hingga sikap religiusitas merupakan realisasi dari sikap hidup.
e. Bersikap lebih terbuka dan wawasan lebih luas.
f. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama
selain didsarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati
nurani.
g. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-
masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
h. Terlihat adanya hubungan antara sikap religiusitas dengan kehidupan sosial,
sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial sudah berkembang.
64
Nashori dan Diana (2002) menjelaskan bahwa dari istilah agama dan religi muncul
istilah keberagamaan dan religiusitas (religiousity). Pengertian religiusitas adalah
seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa rajin pelaksanaan
ibadah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang
muslim dan muslimah, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh keyakinan,
pengetahuan, pelaksanaan dan penghayatan dirinya terhadap agama Islam.
Adapun ciri ciri sikap religius seseorang adalah keadaan dalam diri seseorang dapat
merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia
dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan dan meninggalkan seluruh larangan-
Nya, sehingga hal ini akan membawa ketenangan dan ketentraman pada diri. Peranan
agama adalah sebagai pendorong atau penggerak serta pengontrol dari tindakan-
tindakan para anggota masyarakat untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya, sehingga tercipta ketertiban sosial.
Ada adagium/pepatah yang mengatakan bahwa agama boleh saja ditinggalkan
orang, tapi spiritual akan selalu hidup dan bersemanyam di hati setiap orang sampai
kapan pun. Disini berarti terdapat pembedaan antara agama atau keagamaan dengan
spiritual. Agama berbicara tentang seperangkat nilai dan aturan perilaku yang telah
melalui proses kodifikasi. Sementara spiritual bermakna jiwa yang paling dalam, hakiki,
substance, masih suci dan belum terkotak-kotak, bebas merambah kemana saja, dan
didalamnya bersemayam sifat-sifat Ilahi (ketuhanan) yang lembut dan mencintai.
Seorang yang beragama belum tentu mempunyai pengalaman spiritual. Seseorang
yang rajin sholat misalnya, belum tentu bisa merasakan sisi-sisi ketahunan dalam
shalatnya. Artinya orang ini hanya menjalankan shalat seperti yang diperintahkan dalam
agama (syariat), tanpa menghadirkan sisi ketuhanan dalam shalatnya. Sehingga, seorang
yang beragama belum tentu dapat mengontrol perilaku-perilakunya atas nama ketuhanan
(spiritual).
Secara logis, agama adalah serangkaian ritual yang sudah baku dan tidak bisa keluar
dari yang aturan yang sudah dibakukan itu. Sedangkan spiritual adalah perasaan dan
penghayatan akan sisi-sisi ketuhanan atau sesuatu yang dianggap berkuasa diluar kuasa
manusia. Jadi orang beragama dengan taat belum tentu mempunyai pengalaman
spiritual, sebaliknya orang yang tidak beragama, belum tentu juga tidak pernah
merasakan adanya sifat-sifat tuhan yang ada dalam kehidupannya.
Tapi jika kita mempelajari beberapa agama yang ada, tidak bisa juga dipungkiri
bahwa, ada beberapa agama yang mengajarkan bagaimana menghubungkan antara
pengalaman spiritual dalam bingkai ritual keagamaan. Ritual keagamaan ini
dimaksudkan untuk memuja dan menghadirkan spiritual (ketuhanan). Sehingga, jika ada
seseorang yang melaksanakan ritual agama, tanpa menghadirkan ketuhanan dalam
ritualnya, berarti orang tersebut memisahkan antara ritual keagamaannya dengan sisi-
sisi ketuhanan yang seharusnya dihadirkan.
William James dianggap sebagai bapak psikologi agama. Jalaluddin (2004:208)
Bukunya yang terkenal “The Varieties of Religious Experience” merupakan pembahasan
agama yang paling mendalam dan komprehensif. James berpendapat bahwa agama
65
memiliki peran sentral dalam menentukan perilaku manusia. Dorongan beragama pada
manusia menurut James paling tidak sama menariknya dengan dorongan-dorongan
lainnya. Oleh karena itu, agama patut mendapat perhatian dalam setiap pembahasan dan
penelitian sosial yang lebih luas. James (1958:59) memberikan kriteria orang yang
beragama matang sebagai berikut:
Pertama, sensibilitas akan eksistensi Tuhan, maksudnya adalah bahwa orang yang
beragama matang selalu tersambung hati dan pikirannya dengan Tuhan. Oleh karena
selalu tersambung dengan Tuhan, perilaku orang yang beragama matang akan
melahirkan kedamaian, ketenangan batin yang mendalam dan terhindar dari keburukan-
keburukan hidup.
Kedua, kesinambungan dengan Tuhan dan penyerahan diri pada-Nya. Poin kedua
ini merupakan konsekwensi dari yang pertama, di mana orang beragama matang secara
sadar dan tanpa paksaan menyesuaikan hidupnya dengan kehendak Tuhan, yakni
kebajikan karena Tuhan adalah Maha Baik. Orang yang beragama matang terbebas dari
ego yang selalu membisikan orang pada kejahatan-kejahatan baik secara intra maupun
interpersonal.
Ketiga, penyerahan diri sebagaimana dalam poin kedua melahirkan rasa bahagia dan
kebebasan yang membahagiakan. James menandai sikap beragama sebagai kepercayaan
akan adanya ketertiban tak terlihat dan keinginan untuk hidup serasi dengan ketertiban
itu. Hubungan manusia dengan realitas tak terlihat, agama, melahirkan efek kehidupan
secara individual. Ia akan mengaktifkan energi spiritual dan menggerakkan karya
spiritual. Orang yang beragama matang memiliki gairah hidup, dan memberikan makna
dan kemuliaan baru pada hal-hal yang lazimnya dianggap biasa-biasa saja.
Keempat, orang yang beragama matang mengalami perubahan dari emosi menjadi
cinta dan harmoni. Orang yang beragama matang mencapai perasaaan tenteram dan
damai, di mana cinta mendasari seluruh hubungan interpersonalnya. Oleh karena itu,
orang beragama matang bebas dari rasa benci, permusuhan, dan lain-lain, tetapi cinta
dan harmoni merupakan dasar bagi kehidupan sosial atau interpersonalnya.
Menurut Koentjaraningrat yang dikutip dari Rusmin Tumanggor (2014:6) dalam
bukunya”Ilmu Jiwa Agama (the psychology of Religion”), Mengatakan: agama (religi)
adalah system yang terdiri dari konsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara
mutlak suatu umat, dan peribadatan (ritual) dan upacara (ceremonial) beserta pemuka-
pemuka yang melaksanakannya. System ini mengatur hubungan antara manusia dan
Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungannya.
Seluruh system dijiwai suasana yang dirasakan sebagai suasana kerabat oleh umat yang
menganutnya. Di Indonesia terdapat enam system yang diakuinya sebagai agama resmi
(yuridis politis formal), yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu-Dharma, Buddha, dan
Kong Hucu. Adapun system agama lainnya yang tidak resmi disebut dengan system
kepercayaan (belief system).
66
Koentjaraningrat menegaskan pula komponen yang terkait dalam system religi itu,
antara lain: (a). emosi keagamaan “emotion of religion”; (b) system keyakinan “faith or
belief system”; (c) system ritus dan upacara “ritual and ceremonial system”; (d) peralatan
ritus dan upacara “ritual and ceremonial tool”; (e) umat beragama “religious people”.
Adapun gambar bagannya sebagai berikut:
Gambar 2. 2
Bagan Komponen System Religi
Sumber: Rusmin Tumanggor (2014:7)
Jadi, apabila ada orang yang beragama yang secara rutin menjalankan keagamaan
yang dipeluknya, akan tetapi masih saja berbuat keburukan maka keberagamaannya
belum matang. Adapun orang yang mempunyai keberagamannya secara matang selalu
melahirkan perilaku sosial yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan, moralitas yang
konsisten, anti kekerasan dan lain lain yang semakna.
Dalam mendefinisikan pengertian agama, Harun Nasution (1985:10), secara
simplistik seolah hendak menyamakan begitu saja antara pengertian konsep agama, din,
dan religi. Ia menarik benang merah antara ketiga konsep tersebut dengan
menyimpulkan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah agama, din, dan religi
mengerucut pada makna yang sama yaitu berupa ikatan-ikatan yang harus dipegang dan
dipatuhi manusia. Ikatan-ikatan inilah yang, dalam pandangan Harun Nasution,
memberikan pengaruh bagi kehidupan sehari-hari manusia.
Harun Nasution mendefinisikan bahwa istilah “agama” berasal dari akar kata “a”
yang berarti “tidak” dan “gam” yang berarti “pergi”. Kata baru yang terbentuk ini
selanjutnya diarahkan untuk mendefiniskan bahwa agama merupakan sebuah entitas
yang memiliki sifat tidak pergi, tetap ditempat, dan diwarisi secara turun temurun.
Nampaknya Harun Nasution berupaya untuk mendefinisikan agama ini dengan mengacu
pada sudut pandang proses transmisi dan transfer ajaran agama dari generasi ke generasi.
Sistem
Keimanan
Umat
Beragama
Peralatan
Ritus
Emosi
Keagamaan
Sistem
Ritus
67
Dalam hal ini Harun Nasution sendiri menyetujui gagasan bahwa agama memang
memiliki sifat demikian.
Sedangkan terhadap “din”, term yang disepadankan dengan “agama”, oleh Harun
Nasution dimasukkan sebagai kata yang berakar dari rumpun Bahasa Semit. Kata ini
berarti undang-undang atau hukum. Dalam Bahasa Arab, kata yang sama mengandung
arti “menguasai”, “menundukkan”, “patuh”, “hutang”, “balasan” dan “kebiasaan”.
Dalam memaknai masing-masing makna kata tersebut, Harun menjelaskan bahwa
pengertian agama secara umum terkandung dalam istilah-istilah yang telah dibahas. Ia
kemudian mengambil sebuah konklusi bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-
istilah yang merujuk pada agama di atas ialah kata “ikatan”. Jadi agama adalah ikatan-
ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Sedangkan kata dīn yang diturunkan dari akar bahasa Arab dyn, dalam pandangan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1995:41), memiliki banyak penanda dasar yang
secara konseptual saling berhubungan, sehingga makna pokok yang diturunkan
semuanya menampilkan diri sebagai kesatuan yang jelas akan keseluruhan.
‘Keseluruhan’ ini menggambarkan bahwa apa yang dimaksud sebagai Agama Islām,
telah terkandung di dalam dirinya semua makna mungkin yang relevan dan inheren
dalam konsep dīn. Penanda dīn, menurutnya, dapat dipadatkan menjadi empat makna
utama yaitu, (1) keberhutangan; (2) ketundukan; (3) kekuatan hukum; (4) kehendak hati
atau kecenderungan alamiah.
Adapun istlah Religi berasal dari kata Bahasa Latin religere, yang diadopsi ke dalam
Bahasa Inggris menjadi religion. Kata religere bermakna mengumpulkan, membaca.
Harun Nasution memaknai ini bahwa agama merupakan kumpulan-kumpulan cara-cara
mengabdi kepada Tuhan. Ini terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Pendapat
lain menyebutkan berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama
menurut Harun memang bersifat mengikat manusia. Jadi, agama mengandung inti ikatan
yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari satu kesatuan yang lebih
tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib ynag tidak dapat ditangkap dengan panca indera,
hanya dapat dipahami alasannya dari analisis-kejiwaan, terhadap eksistensi alam
semesta dan manusia itu sendiri.
Dalam memperbincangkan makna agama, din, dan religi Harun Nasution cenderung
menganggap sinonim ketiga term tersebut. Makna satu term bahkan bisa diperlakukan
sama dan inheren bagi term yang berbeda. Gagasan ide baru yang cenderung simplistik
ini tentu memiliki konsekuensi logis bagi pemikiran derivatif lainnya terutama dalam
memandang agama dan aspek-aspek yang ada di seputarnya.
Dari beberapa ulasan di atas tidak lepas dari ilmu psikologi agama. Adapun menurut
Ramayulis (2011:3) bahwa psikologi agama berusaha meneliti secara mendalam
mengenai apa dan bagaimanakah manusia itu di kala ia berhadapan dengan sesuatu yang
dianggapnya sebagai zat yang adikodrati (supranatural). Menurutnya bahwa agama
bersifat transenden dan psikologi bersifat profan. Oleh karena itu psikologi tidak bisa
memasuki wilayah ajaran keagamaan. Alasannya, psikologi dengan sifat keprofanannya
sangat terikat dengan pengalaman dunia, sedangkan agama merupakan urusan Tuhan.
68
Oleh karena itu psikologi agama di arahkan pada aplikasi prinsip-prinsip psikologi
terhadap perilaku keagamaan seseorang. Dalam istilah kesadaran keagamaan diartikan
sebagai bagian atau segi yang hadir dalam pikiran dan dapat di uji melalui instropeksi.
Dengan kata lain, kesadaran keagamaan merupakan aspek mental dan aktifitas
keagamaan (beragama) seseorang.
2. Aspek-Aspek Spiritual Religius
Menurut Schreurs (2002) spiritualitas terdiri dari tiga aspek yaitu aspek eksistensial,
aspek kognitif, dan aspek relasional, berikut penjelasan dari ke tiga aspek tersebut yaitu:
Aspek eksistensial, dimana seseorang belajar untuk “mematikan” bagian dari dirinya
yang bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek
ini dicirikan oleh proses pencarian jati diri (true self).
Aspek kognitif, yaitu saat seseorang mencoba untuk menjadi lebih reseptif terhadap
realitas transenden. Biasanya dilakukan dengan cara menelaah literatur atau melakukan
refleksi atas suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga
dengan melepas pola pemikiran kategorikal yang telah terbentuk sebelumnya agar dapat
mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan refleksi atas
pengalaman tersebut, disebut aspek kognitif karena aktivitas yang dilakukan pada aspek
ini merupakan kegiatan pencarian pengetahuan spiritual.
Aspek relasional, merupakan tahap kesatuan dimana seseorang merasa bersatu
dengan Tuhan (dan atau bersatu dengan cinta-Nya). Pada aspek ini seseorang
membangun, mempertahankan, dan memperdalam hubungan personalnya dengan
Tuhan.
Adapun menurut Piedmont (2001:7) mengembangkan sebuah konsep spiritual yang
disebutnya Spiritual Transendence. Yaitu kemampuan individu untuk berada di luar
pemahaman dirinya akan waktu dan tempat, serta untuk melihat kehidupan dari
perspektif yang lebih luas dan objektif. Perspektif transendensi tersebut merupakan
suatu perspektif dimana seseorang melihat satu kesatuan fundamental yang mendasari
beragam kesimpulan akan alam semesta. Konsep ini terdiri atas tiga aspek, yaitu:
a. Prayer Fulfillment (pengamalan ibadah), yaitu sebuah perasaan gembira dan
bahagia yang disebabkan oleh keterlibatan diri dengan realitas transeden.
b. Universality (universalitas), yaitu sebuah keyakinan akan kesatuan kehidupan alam
semesta (nature of life)dengan dirinya.
c. Connectedness (keterkaitan), yaitu sebuah keyakinan bahwa seseorang merupakan
bagian dari realitas manusia yang lebih besar yang melampaui generasi dan
kelompok tertentu.
Spiritualitas seseorang bisa berkembang jika memenuhi empat syarat kompetensi yang
dijelaskan oleh Tischler (2002:204) yaitu:
a. Kesadaran Pribadi (personal awareness), yaitu bagaimana seseorang mengatur
dirinya sendiri, self-awareness, emotional self-awareness, penilaian diri yang
positif, harga diri, mandiri, dukungan diri, kompetensi waktu, aktualisasi diri
69
b. Keterampilan Pribadi (personal skills), yaitu mampu bersikap mandiri,
fleksibel, mudah beradaptasi, menunjukkan performa kerja yang baik
c. Kesadaran Sosial (sosial awareness), yaitu menunjukkan sikap sosial yang
positif, empati, altruism
d. Keterampilan Sosial (sosial skills) yaitu memiliki hubungan yang baik dengan
teman kerja dan atasan, menunjukkan sikap terbuka terhadap orang lain
(menerima orang baru), mampu bekerja sama, pengenalan yang baik terhadap
nilai positif, baik dalam menanggapi kritikan
Seseorang dengan spiritualitas yang berkembang akan memiliki komponen-
komponen di atas. Sebagai contoh, pada sisi kesadaran sosial, Orang-orang yang
spiritualnya baik memperlihatkan sikap sosial yang lebih positif, lebih empati, dan
menunjukkan altruisme yang besar. Mereka juga cenderung untuk merasa lebih puas
dengan pekerjaannya. Penelitian ini akan menggunakan kompetensi-kompetensi yang
didapat dari spiritualitas yang berkembang sebagai dasar untuk membuat alat ukur.
Dalam spiritual Islam tidak lepas dari tokoh spiritual yaitu Al-Ghazali. Tokoh Al-
Ghazali menempati kedudukan yang unik dalam sejarah agama dan pemikiran Islam,
karena kedalam ilmunya, keorisinalan pemikirannya, dan kebenaran pengaruhnya di
kalangan Islam. Di samping ahli agama, pendidikan dan hukum Islam, ia juga memiliki
ilmu yang luas tentang falsafat, tasawuf, akhlak, dan masalah kejiwaan serta spiritualitas
Islam.
Menurut Imam Al-Ghazali, tasawuf adalah “Jalan (thariq) ditempuh dengan
mempersembahkan kegiatan mujahadah (perjuangan) dan menghapus sifat-sifat tercela
dan memutuskan semua ketergantungan dengan makhluk, serta menyongsong esensi
cita-cita bertemu Allah. Abdul Fattah (2005:96).
Tasawuf bagi al-Ghazali bukan hanya dalam tataran teoritis, tetapi lebih jauh lagi
sebagai amaliah yang perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tasawuf yang ia
kembangkan bercorak tasawuf sunni, yakni tasawuf yang selalu merujuk kepada
Alquran dan as-Sunnah. Tasawuf ini bertandakan timbangan syariat. Ia bersikap moderat
dan selalu memagari tasawufnya dengan Alquran dan as-Sunnah dan selalu mengaitkan
keadaan dan tingkatan rohaniah penganutnya dengan keduanya.
Adapun arti Tasawuf yang diambil dari (KBBI, 2002: 1147) adalah ajaran (cara dan
sebagainya) otak mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh
hubungan langsung secara sadar dengan-Nya.
Tasawuf dapat dijadikan pijakan jiwa alternative dalam menghadapi problem
kehidupan yang semakin kompleks. Setiap orang membutuhkan pijakan dalam hidupnya
untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan yang berimplikasi pada psikologi
pada orang tersebut. Tasawuf dijadikan pijakan karena tasawuf lebih dekat dengan
disiplin ilmu psikologi. Akan tetapi sering kedua kajian tersebut seakan terpisahkan,
padahal objek kajian tasawuf, psikologi agama, dan kesehatan mental berurusan dengan
soal yang sama, yakni soal jiwa.
70
Pembahasan tentang jiwa dan badan ini dikonsepsikan para sufi dalam rangka
melihat sejauh mana hubungan perilaku yang dipraktikan manusia dengan dorongan
yang dimunculkan jiwanya sehingga perbuatan itu dapat terjadi. Dari sini, baru muncul
kategori-kategori perbuatan manusia, apakah dikategorikan sebagai perbuatan jelek atau
perbuatan baik. Jika perbuatan yang ditampilkan seseorang baik, ia disebut orang yang
berakhlak baik. Sebaliknya, jika perbuatan yang ditampilkannya jelek, ia disebut sebagai
orang yang berakhlak jelek.
Harus diakui, jiwa manusia seringkali sakit, ia tidak akan sehat sempurna tanpa
melakukan perjalanan menuju Allah. Bagi orang yang dekat dengan Tuhannya,
kepribadiannya tampak tenang dan prilakunya pun terpuji. Pola kedekatan manusia
dengan Tuhannya inilah yang menjadi garapan dalam tasawuf, dari sinilah tampak
keterkaitan erat antara ilmu tasawuf dan ilmu jiwa
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu tasawuf adalah suatu ilmu
yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu tasawuf jiwa kita lebih tenang
dan damai. Dan bertasawuf bukanlah harus dengan bertarikat tapi hakikat ilmu tasawuf
adalah pembinaan jiwa kerohanian sehingga bisa berhubungan dengan Allah sedekat
mungkin. Maka dari itu semua orang bisa bertasawuf apapun berprofesinya, karena inti
tasawuf adalah terisinya jiwa dengan akhlak yang baik dan kesucian jasmani dan rohani
dari akhlak yang tercela. Untuk itu menurut kami orang yang bisa menjaga dirinya dari
kedua hal tersebut juga sudah dinamakan hidup bertasawuf.
Segi konteks religiusitas dalam agama Islam menurut Glock & Stark dalam Ancok
dan Suroso (2001:77), ada lima macam dimensi religiusitas, yaitu:
a. Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana
orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin tersebut.
b. Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan
dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen pada agama
yang dianut.
c. Dimensi penghayatan. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa
semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu.
d. Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa
orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan
mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci dan tradisi.
e. Dimensi pengalaman. Dimensi ini mengacu identifikasi akibat-akibat
keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari
rutinitas sehari-hari.
Religiusitas (kata sifat religius) tidak identik dengan agama. Mestinya orang yang
beragama itu adalah sekaligus orang yang religius juga. Namun banyak terjadi, orang
penganut suatu agama yang gigih, tetapi dengan bermotivasi kegiatan keagamaan.
Keberagamaan tidak selalu identik dengan agama. Agama lebih menunjuk kepada
kelembagaan penghambaan kepada Tuhan dalam aspek yang resmi yuridis, peraturan-
peraturan dan hukum- hukumnya. Sedangkan keberagamaan atau religiusitas lebih
71
melihat aspek yang “di dalam lubuk hati nurani” pribadi, dan karena itu religiusitas
lebih dalam dari agama yang tampak formal.
Sikap keberagamaan sering dipandang sebagai puncak keyakinan. Keyakinan
manusia tidak berdiri sendiri, tetapi didorong oleh potensi akal budi, logika dan
pikirannya. Sehingga ia menjatuhkan pandangan yang selanjutnya diyakini. Dari konsep
ini, berarti keagamaan adalah sistem keyakinan, dan keyakinan adalah tumpul yang
sudah tidak berujung dan tak bersudut. Fenomena yang ada ternyata banyak agamawan
yang mengalami migrasi keyakinan. Agama dipahami sebagai keyakinan, jalan untuk
mencapai keselamatan, serta sebagai identitas sosial yang harus diperjuangkan.
Sementara argumen konversi agama untuk menjaga keutuhan kehidupan keluarga, untuk
memupuk ketenangan jiwa, penebusan dosa, rasionalitas sistem peribadatan serta sugesti
kepercayaan diri.
Ancok dan Suroso berpendapat bahwa konsep Glock & Stark mempunyai
kesesuaian dengan Islam, walaupun tdiak sepenuhnya sama. Dimensi keyakinan dapat
disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan
dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. Ketiga dimensi tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Aqidah
Aqidah secara etimologi yaitu kepercayaan. Sedangkan secara terminologi
disamakan dengan keimanan, yang menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan
seseorang terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya yang bersifat
fundamentalis dan dogmatis. Di dalam keberIslaman, isi dimensi keimanan
menyangkut keyakinan tentang Allah, para Malaikat, Nabi/Rosul, kitab-kitab
Allah, surga dan neraka serta qadha dan qadar.
b. Syariah
Syariah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung
seorang muslim dengan Allah dan sesama manusia, yang menunjukkan seberapa
patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan
ritual keagamaan yang dianjurkan dan diperintahkan oleh agamanya. Dalam Islam
dimensi syariah meliputi pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al
Qur’an, berdoa, berdzikir dan sebagainya.
c. Akhlak
Dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkatan muslim berperilaku
dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi
dengan dunianya, terutama dengan sesama manusia. Dalam Islam dimensi ini
meliputi perilaku suka menolong, kerjasama, menegakkan kebenaran, berlaku
jujur, memaafkan, menjaga amanat dan menjaga lingkungannya.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan teori dari Jhon E. Fetzer Institute (1999)
menjelaskan ada 12 dimensi religius, yakni: daily spiritual experience, meaning, values,
beliefs, forgiveness, private religius practices, religius/spiritual coping, religius support,
72
religius/spiritual history, commitment, organizational religiusness, dan religius
preference. adapun penjelasan dimensi-dimensi tersebut adalah:
a. Daily Spiritual Experience
Merupakan dimensi yang memandang dampak agama dan spiritual dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini merupakan persepsi individu terhadap
sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan sehari-hari dan
persepsi terhadap interaksinya pada kehidupan tersebut, sehingga Daily Spiritual
Experience lebih kepada pengalaman dibandingkan kognitif, Underwood (dalam
Fetzer, 1999).
b. Meaning
Konsep meaning dalam religius sebagaimana konsep meaning yang dijelaskan
oleh (Fiktor vrank yang biasa disebut dengan istilah kebersamaan hidup. Adapun
meaning yang dimaksud disini adalah yang berkaitan dengan religius atau disebut
dengan religion-meaning yaitu sejauh mana agama menjadi tujuan hidupnya.
Pragment (dalam Fetzer, 1999).
c. Value
Konsep value menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) adalah pengaruh keimanan
terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai-nilai cinta, saling
menolong, saling melindungi dan sebagainya.
d. Belief
Konsep Belief menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) merupakan sentral dari
religius. Religius merupakan keyakinan akan konsep-konsep yang dibawa oleh
suatu agama.
e. forgiveness
Dimensi forgiveness menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) mencakup lima
dimensi turunan yaitu:
1) Pengakuan dosa
2) Merasa diampuni oleh tuhan
3) Merasa dimaafkan oleh orang lain
4) Memaafkan orang lain
5) Memaafkan diri sendiri
f. private religius practices
Private religius practices menurut Lewivin (dalam Fetzer, 1999) merupakan
perilaku agama dalam praktek beragama meliputi ibadah, mempelajari kitab dan
kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusnya.
g. Religius/Spiritual Coping
Religius/Spiritual Coping menurut Pragament (dalam Fetzer, 1999)
merupakan coping stress dengan menggunakan pola dan model religius, seperti
73
dengan berdoa, beribadah untuk menghilangkan stress dan sebagainya. menurut
Pragment (dalam Fetzer, 1999) bahwa ada tiga jenis coping secara religius yaitu:
1) Deferring style adalah meminta penyelesaian masalah kepada tujuan
saja, yaitu dengan cara berdoa dan meyakini bahwa tuhan akan
menolong hamba-Nya dengan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan.
2) Colaborative Style adalah hamba meminta solusi kepada Tuhan dan
hambanya senantiasa berusaha untuk melakukan coping.
3) Self-Directing Style adalah individu bertanggung jawab sendiri dalam
menjalankan coping.
h. Religius Support
Konsep Religius Support menurut Krause (dalam Fetzer, 1999) adalah aspek
hubungan sosial antara individual dengan pemeluk sesamanya. Dalam Islam hal
semacam ini disebut dengan Al Ukhwah Al Islamiyah.
i. Religius/Spiritual History
Pengukuran Religius/Spiritual History area ini dimaksudkan untuk mengukur
sejarah keagamaan/spiritual seseorang. Terdapat empat aspek yang dapat diukur
berkaitan dengan sejarah keberagamaan/spiritual seseorang, yaitu:
1) Biografi keagamaan
2) Pertanyaan-pertanyaan mengenai sejarah keberagamaan/spiritual
3) Pengalaman keberagamaan/spiritual yang mengubah hidup
4) Kematangan spiritual
j. Commitment
Konsep Commitment menurut Williams (dalam Fetzer, 1999) adalah seberapa
jauh individu mementingkan agamanya, komitmen serta kontribusi kepada
agamanya.
k. Organizational Religiusness
Konsep organizational religiusness menurut Idler (dalam Fetzer, 1999)
merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam
lembaga keagamaan yang ada didalam masyarakat dan beraktifitas didalamnya.
l. Religius Preference.
Konsep Religius Preference menurut Elison (dalam Fetzer, 1999) yaitu
memandang sejauh mana individu membuat pilihan dan memastikan pilihan
agamanya. Dari kedua aspek di atas merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan seseorang secara universal, maka dapat dilihat pada
gambar bagan 2.3 sebagai berikut.
74
Gambar 2. 3
Bagan Spiritual Religius
Sumber: Jhon E. Fetzer Institute (1999).
Spiritual
Religius
Organizational Religiousness
Commitment
Religious/Spiritual History
Religious Support
Daily Spiritual Experience
meaning
Private Religious Practices
Forgiveness
Beliefs
Religious Preference
Religious/Spiritual Coping
values
75
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, peneliti berargumen bahwa untuk mencapai
tingkatan spiritual religius seseorang diperlukan iman dan ilmu yang akhirnya berkaitan
dengan amal perbuatan sehingga fungsi Islam sebagai rahmat seluruh umat manusia dan
seluruh alam dapat dirasakan. Begitu pula harus dilakukan pencarian jati dirinya agar
lebih yakin melalui proses mujahadah (olah bathin), pembentukan karakter, dan
pengembangan fikir, dzikir, dan kreasi manusia, melalui pembelajaran, bimbingan,
latihan, dan pengabdian yang dilandasi dan dinafasi oleh niai-nilai ajaran Islam,
sehingga terbentuk pribadi muslim sejati, mampu mengontrol, mengatur, dan merekam
kehidupan, dilakukan sepanjang zaman dengan penuh tanggung jawab, jihad fisabilillah,
semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT.
3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
Dyson dalam Young (2007:86) menjelaskan tiga faktor yang berhubungan dengan
spiritualitas, yaitu:
a. Diri sendiri
Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental dalam eksplorasi
atau penyelidikan spiritualitas
b. Sesama
Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan diri sendiri.
Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama
diakui sebagai bagian pokok pengalaman manusiawi
c. Tuhan
Pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan secara tradisional
dipahami dalam kerangka hidup keagamaan. Akan tetapi, dewasa ini telah
dikembangkan secara lebih luas dan tidak terbatas. Tuhan dipahami sebagai daya
yang menyatukan, prinsip hidup atau hakikat hidup.
Kodrat Tuhan mungkin mengambil berbagai macam bentuk dan mempunyai makna
yang berbeda bagi satu orang dengan orang lain. Manusia mengalami Tuhan dalam
banyak cara seperti dalam suatu hubungan, alam, musik, seni, dan hewan peliharaan.
Penyelenggara kesehatan dan penyelenggara perawatan spiritual yang efektif dapat
mengintegrasikan semua ungkapan spiritualitas ini dalam perawatan pada pasien.
Howard (2002:230) menambahkan satu faktor yang berhubungan dengan
spiritualitas, yaitu lingkungan. Young (2007:87) mengartikan bahwa lingkungan adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar seseorang.
Young (2007:89) juga menjelaskan bahwa proses penuaan adalah suatu langkah
yang penting dalam perjalanan spiritual dan pertumbuhan spiritual seseorang. Orang-
orang yang memiliki spiritualitas berjuang mentransendensikan beberapa perubahan dan
berusaha mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang hidup mereka dan maknanya.
76
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Religius
Dari hasil penelitiannya Thouless dalam Jalaluddin (2012) mengemukakan beberapa
faktor yang dapat menimbulkan adanya komitmen terhadap nilai-nilai agama, di
antaranya:
a. Faktor pengaruh pendidikan dan berbagai tekanan sosial (faktor sosial)
b. Berbagai pengalaman yang membantu sikap keberagamaan terutama
pengalaman tentang keindahan, keserasian, kebaikan (faktor alamiah), konflik
moral (faktor moral) dan pengalaman emosional keagamaan (faktor efektif).
c. Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian timbul dari kebutuhan yang tidak
terpenuhi terutama kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, harga diri dan
ancaman kematian.
d. Berbagai proses pemikiran verbal (faktor intelektual)
Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, menunjukkan adanya faktor
lingkungan yang mendukung perkembangan keberagamaan individu disamping faktor-
faktor dari dalam diri individu.
Selain faktor-faktor yang disebut di atas, terdapat pula tiga faktor yang dapat
mempengaruhi dimilikinya nilai-nilai keagaman, yaitu:
a. Faktor Keagamaan
Sejumlah faktor mempengaruhi penyampaian dan praktek keagamaan
hingga seseorang mampu memiliki nilai-nilai keagamaan. Faktor-faktornya
meliputi isi keyakinan teologis (persetujuan terhadap peraturan atau dogma-
dogma teologis), konsistensi dari keyakinan keagamaan orang tua, frekuensi
dalam kegiatan agama, jumlah kegiatan agama yang di ikuti, praktik ibadah yang
personal, frekuensi mengacu pada ayat-ayat kitab suci, keanggotaan pada tempat
ibadah tertentu serta frekuensi diskusi keagamaan dalam keluarga.
b. Faktor Keluarga
Kepemilikan niali-nilai agama juga didukung oleh konsistensi antara kedua
orang tua. Hubungan dalam keluarga menciptakan iklim yang mendukung atau
menghambat pengadopsian nilai-nilai keagamaan dari orang tua.
c. Faktor Lingkungan Sosial
Selain keluarga, lingkungan sosial sangatlah mempengaruhi seseorang
dalam memiliki nilai-nilai agama. Faktor sosial ini termasuk tradisi sosial ynag
kita terima dari masa lampau serta tekanan lingkungan sosial untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh
lingkungan tersebut. Adapun contoh dari lingkungan sosial seperti lingkungan
sosial di sekolah dimana di dalamnya terjadi interaksi sosial di antara komponen-
komponen pendukung dengan status yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah
kepala sekolah, guru, siswa, dan lainnya. Setiap dari komponen tersebut akan
menjalankan tugasnya masing-masing.
77
E. Teori Fakta Sosial Durkheim Tentang Spiritual Religiusitas
1. Definisi Fakta Sosial.
Fakta sosial adalah setiap cara bertindak yang umumnya terdapat dalam suatu
masyarakat tertentu yang yang memiliki eksistensinya sendiri terlepas dari manifestasi
individu. Keharusan dalam mengikuti adat istiadat, sopan santun, dan tata cara
penghormatan yang lazim dilakukan sebagai seorang anggota masyarakat merupakan
suatu hubungan antar individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat. Berbagai
tindakan individu dalam melakukan hubungan dengan anggota masyarakat lain yang
dipedomani oleh norma-norma dan adat istiadat seseorang sehingga ia melakukan
hubungan-hubungan terpola dengan anggota masyarakat lain tersebut dinamakan fakta
sosial.
Fakta sosial yang dimaksud di atas merupakan salah atu konsep dari sosiologi;
konsep dasar yang berhubungan dengan keberadaan individu di masyarakat. Memahami
fakta sosial dapat membantu memberikan penjelasan mengenai latar belakang peranan
agama dalam masyarakat yang menjadi acuan norma sosial bagi individu untuk
melakukan berbagai tindakan.
Istilah fakta sosial pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli sosiologi Perancis,
Emile Durkheim yang dikutip dari Paul Doyle Johnson (1986:170). Menurutnya,fakta
sosial adalah suatu cara bertindak yang tetap atau sementara, yang memiliki kendala dari
luar; atau suatu cara bertindak yang umum dalam suatu masyarakat yang terwujud
dengan sendirinya sehingga bebas dari manifestasi individual. Dengan demikian,
menurut Durkheim, sosiologi merupakan ilmu yang melakukan kajian-kajian tentang
fakta-fakta sosial. Berdasarkan anggapan Durkheim itu, fakta sosial memiliki empat ciri
atau karakteristik yang membedakan dari yang bukan fakta sosial, yaitu:
a. Suatu wujud di luar individu;
b. Melakukan hambatan atau membuat kendala terhadap individu;
c. Bersifat luas atau umum;
d. Bebas dari manifestasi atau melampaui manisfestasi individu;
Fakta sosial dijabarkan dalam beberapa gejala sosial yang abstrak, misalnya hokum,
adat kebiasan, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki
kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu terwujud dalam kehidupan
masyarakat di luar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak nampak. Yang
dominan dalam hal ini adalah masyarakat.
Fakta sosial berangkat dari asumsi umum bahwa gejala sosial itu riil dan
mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik
psikologis, biologis, atau karakteristik individu lainnya. Lebih lagi, karena gejala sosial
merupakan fakta riil, maka gejala-gejala itu dapat dipelajari dengan metode empiris,
yang memungkinkan satu ilmu tentang masyarakat dapat dikembangkan. Sebagai suatu
gejala sosial, fakta sosial berbeda dengan gejala individual. Sebagai gejala sosial, ia
mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
78
Pertama, fakta sosial bersifat eksternal terhadap individu. Artinya, fakta sosial
merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang memperlihatkan sifat patut
dilihat sebagai sesuatu yang berada di luar kesadaran individu.
Kedua, fakta sosial itu memaksa individu. Seorang individu dipaksa, dibimbing,
diyakinkan, didorong, atau dipengaruhi oleh pelbagai fakta sosial dalam lingkungan
masyarakat. Artinya, fakta sosial mempunyai kekuatan untuk memaksa individu untuk
melepaskan kemauannya sendiri sehingga eksistensi kemauannya terlingkupi oleh
semua fakta sosial.
Ketiga, fakta sosial itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam suatu
masyarakat. Artinya, fakta sosial itu milik bersama, milik semua individu yang ada di
masyarakat tersebut. Fakta sosial benar-benar bersifat kolektif sehingga pengaruhnya
pada individu itu juga merupakan hassil dari kolektifnya ini
Selanjutnya fakta sosial dinyatakan sebagai sesuatu (thing) yang berbeda dengan
ide; sesuatu yang menjadi obyek penelitian seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak bisa
dipahami melalui kegiatan mental murni (spekulatif). Untuk memahaminya diperlukan
penyusun data real di luar pemikiran manusia. Arti penting pernyataan Durkheim tadi
terletak pada usahanya untuk menerangkan bahwa kata sosial tidak dapat dipelajari
melalui instrospeksi. Ia selanjutnya mendefinisikan fakta sosial sebagai cara-cara
bertindak, berfikir, dan merasa yang berada di luar individu dan dimuati dengan sebuah
kekuatan memaksa yang mengontrol individu. Fakta sosial harus diteliti di dalam dunia
nyata sebagaimana orang mencari sesuatu yang lainnya.
2. Teori Fakta Sosial Durkheim Tentang Agama.
Teori Durkheim mengenai agama pada umumnya dijelaskan secara rinci dalam
bukunya “The Elementary Form of Religious Life dan division of Labour”. Menurutnya
bahwa masyarakat manusia secara progresif telah berubah dari corak sederhana yang
mirip kehidupan di perkemahan, dimana tidak ada sama sekali diferensiasi peranan
selain daripada diferensiasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, sampai corak yang
sangat rumit di mana sangat banyak dan beragam tugas khusus dilaksanakan oleh
berbagai macam anggota masyarakat.
Sebagaimana para evolusionis sebelumnya, dia berusaha mencari asal usul agama
dengan menganalisis agama pada masyarakat yang diduga paling primitive, dengan
kenyakinan bahwa perubahan-berubahan beruntun dalm bentuk tidak akan mengubah
hakikatnya secara radikal. Dia juga berkenyakinan bahwa peningkatan pada beberapa
masyarakat yang dikenal dari tingkatan sederhana sampai tingkatan rumit merupakan
proses evolusi sosial, dan dia yakin juga bahwa agama bisa dikaji dengan cara baru oleh
para ahli sosiologi, sebagai fakta sosial.
Dalam membahas teori Durkheim, sebaiknya kita ingat bahwa merupakan
kebenaran bagi sosiologinya bahwa aturan-aturan dan nilai-nilai dalam masyarakat
benar-benar ada yang bagi para anggotanyamerupakan suatu yang ada dikuar jangkauan
mereka. Setiap anggota masyarakat menganggap aturan-aturan dan nilai-nilai itu
memiliki keberadaan yang tidak terikat ruang waktu dan memiliki kekuatan untuk
mempertahankan dan meningkatkannya. Namun agama merupakan pengakuan atas
79
keter gantungan pada kekuatan tertinggi, pengakuan yang diwujukan dalam bentuk
peribadatan yang memungkinkan pelakunya untuk menempatkan dirinya dalam
hubungan yang benar dengan kekuatan ini untuk mendapatkan berbagai kenikmatan dan
menghindari bahaya dari kekuatan tersebut. Hal-hal sacral dalam agama sebenarnya
merupakan lambang-lambng masyarakat yang mengamalkan agama itu.
Durkheim mengembangkan argument yang menyatakan bahwa orang-orang yang
memiliki teknologi primitif menghabiskan sebagian waktu mereka hidup berpencar-
pencar dalam bentuk kelompok kecil dalam wilayah yang luas. Karena adanya
kesempatan yang sedikit untuk bertemu maka menimbulkan rasa kebersamaan yang
begitu kuat dan berubah menjadi suatu peribadatan dan benda-benda apapun yang
menjadi inti peribadatan dalam pikiran pelakunya diberi kekuatan sakral, sehingga
menimbulkan berbagai perasaan kekhitmatan keagamaan ketika menghadapi kekuatan
misterius. Betty R.Scarf (2004:18).
Salah satu analisis sosiologis yang dipahami Emile Durkheim tentang peranan sosial
agama dengan jalan mempelajari bentuk-bentuknya yang paling sederhana yaitu
menganalisis ritual-ritual keagamaan totemic arunta. Durkheim mencatat bahwa di
kalangan orang-orang arunta, ritual agama adalah bagian terpenting daripada kehidupan
sosial. Fakta bahwa orang-orang arunta menyembah kekuasaan-kekuasaan supernatural
bukanlah merupakan apa yang paling mengenai kegiatan mereka. Apakah mereka tahu
apa tidak? Mereka sesungguhnya sedang menyembah kekuasaan masyarakat mereka
sendiri, kekuasaan masyarakat atas setiap individu. Ritual keagamaan mereka
mendemonstrasikan dan menyimbolkan perlunya individu-individu menyerahkan diri
mereka kepada kehendak kelompok. Durkheim berpendapat bahwa hal itu dilakukan
setiap agama bukan hanya oleh kelompok arunta saja. Ia menyimpulkan bahwa
komponen ritualistic agamalah yang paling penting karena mampu mengikat kesatuan
komunitas beragama. Betty R.Scarf (2004:39).
Pemikiran Durkheim tentang sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta
sosial atau mempelajari masyarakat secara luas yang termasuk dalam kajian sosiologi
makro. Sedangkan masyarakat menurut Durkheim adalah keseluruhan dari pola interaksi
yang sangat kompleks sifatnya. Durkheim dalam sepanjang hidupnya memberikan
perhatiannya terhadap solidaritas dan integrasi. Perhatian yang besar terhadapnya
muncul dari kesadarannya bahwa berkurangnya pengaruh agama tradisional yang
merusakkan dukungan tradisional yang utama untuk standar moral bersama yang
membantu mempersatukan masyarakat di masa lampau. Solidaritas dan integrasi
merupakan permasalahan substansif dalam teori-teori Durkheim.
Masalah yang utama bagi Durkheim adalah masalah sentral dalam analisa sosiologi
yang menjelaskan tentang keteraturan sosial yang mendasar dan berhubungan dengan
proses-proses sosial yang meningkatkan integrasi dan solidaritas. Dan juga merupakan
masalah pokok dalam prespektif fungsional sekarang ini.
Fakta sosial, menurut Durkheim (1947), terdiri dari dua macam:
1) Bentuk material; yaitu sesuatu yang dapat disimak, ditangkap dan
diobservasi. Fakta sosial yang terbentuk material ini adalah bagian dari
80
dunia nyata (external world). Contohnya, Fakta sosial material dicontohkan
Durkheim seperti gaya arsitektur : rumah adat, istana, tempat ibadah, bentuk
teknologi: gadget, obat-obatan, satelit, transportasi, hukum perundang-
undangan: hukum adat, hukum dagang, hukum pidana perdata.
2) Bentuk non-material; yaitu sesuatu yang dianggap nyata. Fakta sosial non-
material menjadi hal paling penting dalam teori Durkheim. Durkheim
mengakui bahwa fakta sosial non-material memiliki batasan tertentu, ia ada
dalam pikiran individu. Ia meyakini ketika seorang dalam interaksi yang
sempurna maka itu akan mematuhi hukum-hukumnya sendiri. Hal ini dapat
dicontohkan bahwa ketika kita berinteraksi dengan seseorang dalam forum
diskusi atau dalam perkuliahan dengan dosen maka interaksi yang dilakukan
antara kita dengan dosen menggunakan bahasa yang formal dan dengan
suasana yang sopan. Berbeda dengan interaksi kita pada saat berdiskusi
dengan teman atau seorang yang begitu dekat maka suasana akan lebih rilex
dengan penuh candaan dan bahasa yang sedikit ‘’nyleneh’’. Hal itu
menunjukkan adanya penyesuaian kita pada hukum-hukum yang berlaku
dalam sebuah interaksi yang sempurna.
Adapun menurut tipenya, fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri
dari struktur sosial dan pranata sosial. Struktur sosial adalah jaringan hubungan sosial
dimana interaksi sosial berproses dan menjadi terorganisir, sehingga dapat dibedakan
posisi-posisi sosial dari individu dan sub kelompok. Sedangkan pranata sosial adalah
antar hubungan norma-norma dan nilai-nilai yang mengitari aktivitas manusia yang
dalam bahasa Inggris disebut “institution” seperti keluarga, pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, agama, dan ilmu pengetahuan. Dadang Kahmad (2002:6).
Durkheim membicarakan wilayah kajian yang sesungguhnya dari sosiologi yaitu
fakta sosial, sesuatu yang umum yang mencakup keseluruhan masyarakat dan berdiri
sendiri serta terpisah dari manivestasi individu. Contoh fakta sosial adalah hokum,
moral, keyakinan, kebiasaan, dan mode. Terakhir, Durkheim menggunakan istilah
institusi dengan arti yang sama tentang bagimana fakta sosial, yang berarti keyakinan
dan aturan prilaku yang dilembagakan oleh masyarakat.
Dalam The Rules Of Sociological Method, ketika mendiskusikan fakta sosial, ia
melihat fungsi sebagai kebutuhan umum dari organism sosial, penjelasan mengenai
fakta sosial lebih mengarah pada sebab-sebab sosial yang non sosial. Pembahasan
Durkheim tentang hukuman memberikan contoh yang bagus akan kekuatan dan
kelemahan analisis fungsional. Hukuman dianggap reaksi sosial atas kejahatan yang
tidak hanya memberikan fungsi untuk menanggulangi kejahatan tetapi juga untuk
mempertahankan sentiment-sentimen kelompok, sehubungan dengan penolakan
masyarakat atas kejahatan. Sumbangan terpenting atas fungsionalisme adalah salah satu
karyanya, The Elementary Forms Of The Religious Life. Ia mengemukakan bahwa
agama pada suku yang sangat primitive merupakan suatu kekuatan integrasi yang sangat
kuat. Hal ini sejalan dengan pentingnya peranan nilai-nilai dalam system sosial
sebagaimana dipahami oleh para fungsional. Durkheim mengartikan nilai sebagai
“konsep kebaikan yang diterima secara umum” atau “kenyakinan yang mensahihkan
81
keberadaan dan pentingnya struktur sosial teetentu serta jenis perilaku tertentu yang ada
dalam struktur sosial tersebut”. Dadang Kahmad (2002:58).
Perspektif sosiologis umum Durkheim ialah bahwa kehidupan sosial merupakan
suatu tingkat realitas yang tidak dapat diinterprestasikan dalam hubungan dengan
karateristik individu-individu. Ditegaskannya para sosiolog mempelajari fakta-fakta
sosial, yakni fenomena yang ada terlepas dari individu-individu dan memasukkan
pengaruh pengawasan atas mereka. Durkheim percaya bahwa fakta-fakta sosial hanya
dapat dijelaskan dalam hubungan fakta-fakta sosial lainnya, dan ia menggunakan
perspektif sosiologis ini dalam studi nya mengenai agama.
Agama adalah sesuatu yang terutama sosial, bukan psikologis. Agama muncul
karena manusia hidup didalam masyarakat, dengan demikian mengembangkan
kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari akibat kehidupan kolektif mereka. Agama ada
karena dapat memenuhi fungsi-fungsi sosial tertentu yang tak dapat depenuhi selain
agama. Peranan utamanya, menurut Durkheim, ialah integrator kemasyarakatan. Agama
mengikat orang-orang menjadi satu dengan mempersatukan mmasyarakat dalam
kepercayaan, nilai, dan ritual bersama. Dengan demikian, agama membantu memelihara
masyarakat atau kelompok sebagai suatu komunitas moral. Ishomuddin (2002:38).
Jadi, Sebagai seorang sosiolog, Emile Durkheim menemukan bahwa pada
hakikatnya agama berasal dari masyarakat itu sendiri, dan berfungsi sebagai sumber dan
pembentuk solidaritas mekanis. Agama adalah suatu pranata yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mengikat individu menjadi satu-kesatuan melalui pembentukan
sistem kepercayaan dan ritus dan melalui simbol-simbol yang sifatnya suci
Haryanto (2015:43) terkait sosiologi agama yang terus mengalami perkembangan
baik dari segi pendekatan maupun dalam ruang ligkup kajiannya. Selain teori pilihan
rasional, teori sekularisasi merupakan teori yang mendapat tanggapan luas, meskipun
teori tersebut mendapat kritikan dari berbagai kalangan mengingat kecenderungan
meningkatnya berbagai indikator yang menunjukkan kegairahan agama di berbagai
belahan dunia. Berikut secara ringkas pada tabel 2.4 tentang kronologi perkembangan
kajian sosiologi agama.
Tabel 2.4
Kronologi Perkembangan Kajian Sosiologi Agama
Tahun Uraian
1830-1842 Auguste Comte menjelaskan tahapan
perkembangan masyarakat evolusionistik-
positivistik dalam karyanya Positive
Philosphy.
1844 Karl Marx merampungkan karyanya yang
kemudian dikenal sebagai Economic and
Philosophic Manuscripts of 1844.
82
Karyanya ini merupakan kerangka
pemikiran humanistic Marx muda.
1851 Feuerbach memublikasikan Lectures on
the Essence of Religion.
1905 Max Weber mengaitkan idenya tentang
Calvinisme dan munculnya “iron cage”
dalam karyanya The Protestant Ethic and
the Spirit of Capitalism.
1912 Dalam karyanya The Elementary Forms
Of The Religious Life. Emile Durkheim
menunjukkan bukti-bukti antropologis
guna mendukung argumennya bahwa
pengalaman religius merupakan fondasi
tatanan social.
1935 Henri Bergson merilis karyanya Two
Sources of Morality and Religion,
kemudian diterjemahkan oleh R. Ashley
Audra, Cloudesley, dan W. Horsfall
Carter.
1967 Thomas Luckmann memublikasikan The
Invisible Religion:The problem of Religion
in Modern Society.
1969 Peter L. Berger memperkenalkan
pendekatan fenomenologi dalam agama
melalui karyanya yang terkenal The
Sacred Canopy:Elements of aSociological
Theory of Religion.
1982 Lucien Febvre merilis The Problem of
Unbelief in the Sixteenth Century:The
Religion of Rabelais. Diterjemahkan
Beatrice Gottlieb.
1985 Rodney Stark dan William Sims
Bainbridge memublikasikan The Future of
Religion: Secularization, Revival, and Cult
Formation.
83
1994 Jose Casanova menerbitkan karyanya
Public Religions in the Modern World.
1997 Georg Simmel memublikasikan Essays on
Religion.
2000 Karya Rodney Stark dan Roger Finke
berjudul Acts of Faith:Explaining the
Human Side of Religion menggunakan
teori pilihan rasional dalam agama.
Sumber: Diolah dari Lemich, 2005: 899-904
Dalam tabel di atas, yang terkait dalam penelitian ini adalah tentang Durkheim yang
mencurahkan banyak waktu selama kariernya untuk menganalisis agama. Ia
menunjukkan bagaimana agama sebagai ideologi memiliki kaitan dengan struktur social
(Thomson, 1982:19). Dalam karyanya, The Elementary Forms Of The Religious Life,
Durkheim menyatakan bahwa agama merupakan fenomena social yang melekat dalam
praktik social, tidak hanya dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tetapi juga berfungsi
dalam meningkatkan solideritas social sekaligus sebagai sumber kesatuan moral. Ia
mempertahankan pendapat bahwa simbolisme dalam agama memungkinkan kehidupan
social berkembang dan masyarakat mereproduksi kebudayaannya sepanjang waktu.
(Thomon, 1982: 26-27).
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian ini didasari oleh beberapa kajian penelitian yang terdahulu, adapun
penelitian maupun teori yang digunakan yang relevan dengan penelitian ini adalah:
Pertama, Nyoman Gita (2011) melalui penelitian yang berjudul “Pengembangan
Non directive Teaching Model Berorientasi Budaya Lokal Beserta Perangkat
Pembelajaran Matematika Untuk Siswa Sekolah Dasar Di Buleleng” Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian ini
dirancang dalam 2 tahun. Prosedur penelitian pada tahun kedua adalah: fase tes, evaluasi,
dan revisi. Kepraktisan model diukur berdasarkan pertimbangan validator, pernyataan
guru bahwa model dapat diterapkan di kelas, dan keterlaksanaan model. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa Non-Directive Teaching Model berorientasi budaya
lokal beserta perangkat pembelajaran matematika merupakan model dan perangkat yang
valid, praktis dan efektif.
(sumber:http://pasca.undiksha.ac.id/images/img_item/1211.pdf) Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. Diakses pada 23 Agustus 2016 pukul 02.09 WIB).
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Nyoman Gita dengan penelitian penulis
terletak pada substansi penelitian. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran
non directive sebagai strategi pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
spiritual religius. Sedangkan nyoman gita mengungkap tentang pengembangan model
non directive yang berorientasi budaya lokal.
84
Kedua, Pan David. (2011) melalui tesis ini yang berjudul “Directive and non-
directive therapist styles: Brief intervention for subsyndromal depression for Asian
and European Americans” (Petunjuk dan non directive terapis gaya: intervensi Singkat
untuk subsyndromal depresi untuk Asia dan Eropa Amerika). University of Southern
California. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Subsyndromal depresi (SSD)
merupakan gangguan mood yang sangat lazim dan melumpuhkan. Penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan antara SSD dan gangguan depresi mayor berkaitan
dengan gangguan dan ketegangan. Studi ini mengevaluasi efikasi dari direktif dan
intervensi non-direktif untuk SSD dibandingkan dengan kelompok kontrol plasebo
menggunakan sampel Amerika Asia Amerika dan Eropa. Studi dengan orang Asia dan
Asia Amerika menunjukkan bahwa menggunakan pendekatan direktif untuk terapi
mempromosikan proses terapi positif, yang dapat menyebabkan hasil pengobatan
ditingkatkan. Peserta dalam direktif dan kondisi non-direktif bertemu dengan terapis
untuk sesi dua puluh menit yang difokuskan pada mengatasi gejala depresi, memberikan
psikoedukasi, dan menawarkan umpan balik pada strategi mengatasi. Analisis
menunjukkan bahwa pendekatan direktif umumnya lebih efektif untuk meningkatkan
gejala depresi dan strategi bertahan dan memperkuat aliansi bekerja dibandingkan
dengan non-direktif dan plasebo intervensi. Selain itu, hasil pengobatan dan etnis
moderasi efek signifikan yang ditemukan untuk kondisi kontrol plasebo. Implikasi untuk
penelitian dan praktek klinis yang dibahas.
Sumber:http://dissexpress.umi.com/dxweb/results.html?QryTxt=non+directive+teachin
g.pdf+2015&By=&Title=&pubnum=&start=10 Diakses pada 23 Agustus 2016 pukul
03.56 WIB.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Pan David dengan penelitian penulis
terletak pada substansi penelitian. Pendapat Pan David dalam menggunakan non
directive sebagai terapis gaya untuk mengatasi gejala depresi disertai penggunaan
directive pula, populasinya sudah mendunia tingkat Asia dan Eropa. Sedangkan penulis
meneliti hanya di Indonesia saja yang terkait dengan non directive sebagai langkag
model pembelajaran yang terpusat pada sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Ke Tiga, Kusni (2012) Melalui Tesisnya dengan judul ”Peningkatan Motivasi Dan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pengunaan Media Audio-Visual
Siswa Kelas V SDN 2 Jomblang Kecamatan Jepong Kabupaten Blora. Program
Magister PAIS IAIN WALISONGO. Menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan
media mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar.
Media memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena menjadi lebih
bervariasi sehingga proses belajar siswa menjadi menarik aktif, dan kreatif. Kemajuan
teknologi dan informasi memungkinkan guru memilih berbagai media yang mendukung
penyampaian materi, sehingga tujuan pembelajaran mudah dalam pencapaiannya.
Upaya meningkatkan prestasi dan motivasi dapat dicapai dengan menerapkan media
audio visual. Media ini dapat menumbuhkan motivasi karena disajikan dalam bentuk
yang menarik, sehingga siswa lebih bersemangat, tertarik, dan senang menerima
pelajaran. Belajar yang dilakukan dengan rasa senang dan menarik pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar. Permasalahan penelitian ini adalah apakah dengan
penggunaan media audio visual, motivasi belajar dan prestasi belajar anak dapat
85
meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan media audio visual, dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, dan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini
penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulanJanuari sampai Februati 2012
bertempat di Sekolah Dasar Negeri 2 Jomblang Kecamatan Jomblang Kabupaten Blora
Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Pelaksanaan tindakan sebanyak 2
siklus dengan prosedur rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi, dan lembar observasi. Analisis data
dengan deskriptif persentase, sedangkan uji hipotesis menggunana analisis anova. Hasil
penelitian; (a) ada pengaruh penggunaan media terhadap motivasi belajar siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio
visual berbeda dengan yang tidak menggunakan media, (b) ada pengaruh penggunaan
media audio visual terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa, (c) ada
pengaruh penggunaan media audio visual terhadap peningkatan motivasi belajar dan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SD Negeri Jomblang Jepon
kabupaten Blora. Peningkatan motivasi belajar diikuti peningkatan prestasi belajar.
Media audio visual bagi siswa sangat menarik, karena dikemas dalam tampilan yang
memudahkan siswa untuk menguasai materi.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Kusni dengan penelitian penulis terletak
pada substansi penelitian. Penelitian Kusni mengungkapkan bahwa motivasi
memberikan pengaruh melalui media auidio visual, sedangkan penelitian dalam
motivasi belajar PAI melalui model pembelajaran non directive memberikan pengaruh
yang positif terhadap pengembangan spiritual religius.
Ke Empat, Masruri (2012) Melalui Tesisnya dengan judul “Pengaruh Perhatian
Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Islam Pemalang”. IAIN Walisongo. Menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan
memahami pelajaran yang didapatnya berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan
setelah siswa mengalami proses belajar. Hasil belajar belajar Pendidikan Agama Islam
siswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah perhatian orang tua
dan motivasi belajar. Tingginya perhatian orang tua dan motivasi belajar dapat
menunjang prestasi belajar yang dicapai siswa. Dukungan orang tua mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan kepercayaan diri individu dalam mengatasi permasalahan
yang dialami oleh siswa. Penelitan ini bertujuan untuk melihat pengaruh perhatian orang
tua dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK
Islam Pemalang dengan menggunakan analisis jalur. Untuk menganalisis pola hubungan
kausal antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung Permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam, apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan apakah ada pengaruh antara perhatian
orang tua dan motivasi belajar secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas X, XI dan XII SMK Islam Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 887 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik porpotional
random slampling yang berjumlah 90 siswa. Ukuran sampel yang digunakan yaitu
dengan menggunakan rumus slovin. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
perhatian orang tua (X1) dan motivasi belajar (X2) sedangkan variabel terikat (Y) adalah
86
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode angket dan metode dokumentasi. Metode analisis yang dilakukan adalah analisis
deskriptif, persentase, uji asumsi klasik dan uji statistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dengan signifikansi 0,05, ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam dengan signifikansi 0,05 dan ada pengaruh interaksi
antara perhatian orang tua dan motivasi belajar secara bersamaan terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam pada signifikansi 0.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Kusni dengan penelitian penulis terletak
pada hasil statistiknya. Penelitian Masruri mengungkapkan bahwa pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan signifikansi 0,05.
Sedangkan peneliti mengungkapkan bahwa motivasi belajar PAI terhadap Pendidikan
Agama Islam dengan signifikansi 0,483.
Ke Lima, Frazier, Robert Sipplin, Ed.D (2015) Melalui disertasinya dengan judul
“Supporting Intrinsic Motivation for Special Education Students to Meet Graduation
Requirements”. Mendukung Motivasi Intrinsik bagi Siswa Pendidikan Khusus untuk
Memenuhi Persyaratan Wisuda. Piedmont College. Menjelaskan bahwa studi kualitatif
ini meneliti bagaimana guru menggunakan praktik instruksional dan intervensi
penguatan keluarga untuk mendukung motivasi intrinsik bagi siswa pendidikan khusus
sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan kelulusan. Pengambilan sampel yang layak
dari guru pendidikan khusus berkualifikasi tinggi yang disertifikasi dalam seni bahasa
digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara tiga peserta guru,
observasi di kelas, dan koleksi dokumen dan artefak. Temuan tersebut dipaparkan dan
didiskusikan melalui tiga tema utama yang muncul dari analisis data dan interpretasi.
Tiga tema utama menggambarkan praktik instruksional yang digunakan untuk
mendukung motivasi intrinsik bagi siswa pendidikan khusus sebagai sarana untuk
memenuhi persyaratan kelulusan: kolaborasi, pembelajaran yang relevan/bermakna, dan
hubungan. Salah satu tema utama menggambarkan bagaimana guru menggunakan
intervensi dukungan keluarga untuk memberikan motivasi intrinsik bagi siswa
pendidikan khusus sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan kelulusan: komunikasi
terbuka / transparan. Studi ini menambah literatur tentang praktik instruksional dan
intervensi dukungan keluarga untuk mendukung motivasi intrinsik sebagai alat untuk
memenuhi persyaratan kelulusan.
Sumber:http://pqdtopen.proquest.com/results.html?QryTxt=learning+motivation+of+Is
lamic+religius+education&fromyear=2013&toyear=2017&author=&Title=&pubnum=
&school=&advisor=&keywords=&start=30 diakses pada tanggal 15 April 2017 pada
pukul 16.30 WIB.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Frazier, Robert Sipplin dengan penelitian
penulis terletak pada substansi penelitian. Penelitian Frazer mengungkapkan bahwa
dukungan motivasi intrinsik sebagai alat untuk memenuhi persyaratan kelulusan,
respondennya kepada guru yang khusus mempunyai kualifikasi tinggi. Sedangkan
peneliti mengungkapkan motivasi belajar buka hanya sekedar dari intrinsik saja, tetapi
dengan motivasi ekstrinsik juga untuk mengembangkan dari aspek spiritual religiusnya,
responden yang digunakan peneliti hanya kepada siswa bukan kepada guru.
87
Ke Enam, Georgia Yu (2013) melalui Disertasinya yang berjudul”
Religius/Spiritual Beliefs And Practices Of Asian/Asian American Mental Health
Professionals &Amp; Students And The Impact On Treatment” (Agama / Keyakinan
Spiritual Dan Praktek Of Asia Profesional / Amerika Asia Mental Health &; Siswa Dan
Dampak Pada Treatment). Pepperdine University Graduate School of Education and
Psychology. Penelitian disertasi ini memberikan gambaran tentang keyakinan agama
dan spiritual, praktek, dan afiliasi dari psikolog dibandingkan dengan populasi umum.
Sebuah fokus khusus ditempatkan pada yang profesional kesehatan mental dan siswa
keturunan Asia dan Asia-Amerika, terutama mengingat keragaman agama dan spiritual
di antara kelompok etnis ini. Meskipun hampir 3 dekade penelitian antara Asia dan Asia
Amerika, ada masih sangat sedikit diketahui tentang kelompok profesional kesehatan
mental dan bagaimana sistem kepercayaan agama dan spiritual dan praktek
mempengaruhi pendidikan, pelatihan, dan penyediaan layanan. Studi ini menemukan
bahwa individu umumnya mendukung tingkat yang lebih tinggi dari arti penting spiritual
ketimbang agama, yang konsisten dengan survei nasional psikolog tapi sedikit kurang
dari populasi umum. Selanjutnya, pendidikan dan pelatihan klinis pengalaman tertentu
tampaknya tidak memiliki efek pada keyakinan agama dan spiritual individu, mereka
juga tidak merasa / masalah spiritual keagamaan itu ditujukan sering atau memadai.
Temuan ini dapat meningkatkan wawasan tentang bagaimana populasi tertentu dari
dokter dan mahasiswa mengatasi keyakinan agama / spiritual dan praktek dalam
kehidupan pribadi dan profesional mereka dan bagaimana untuk meningkatkan
sensitivitas terbaik dari isu keberagaman di daerah ini.
Sumber:http://pqdtopen.proquest.com/doc/1347617379.html?FMT=AI) diakses pada
23 Agustus 2016 pukul 02.39 WIB.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh George Yu dengan penelitian penulis
terletak pada substansi penelitian. Dalam penelitian George Yu mengungkapkan tentang
gambaran keyakinan lebih meningkat ketimbang agama dalam kesehatan mental siswa
yang mempunyai keturunan Asia dan Amerika. Sedangkan peneliti mengungkapkan
bahwa keyakinan/spiritual dan agama/religius harus seimbang dalam beribadah sebagai
karakter khusus yang dimiliki siswa di Indonesia.
Ke Tujuh, Roudlotun Ni’mah (2014) Melalui tesisnya yang berjudul “Hubungan
Religius Dan Empati Dengan Perilaku Altruistik” Program Studi Magister Sains
Psikologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menjelaskan
bahwa untuk mengetahui hubungan antara religius dan empati dengan perilaku altruistik.
Subjeknya adalah santri pondok pesantren Al-Asy’ari yang berjumlah 90 santri, yang
berjenis kelamin laki – laki dengan usia antara 12 sampai 25 tahun. Alat ukur yang
digunakan adalah skala perilaku altruistik, skala empati dan skala religius. Adapun
teknik pengambilan data dengan menggunakan Proportionate stratified random
sampling. Model analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan progam
SPSS for windows 16.0. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang positif dan
sangat signifikan antara religius dan empati dengan perilaku altruistik, ada hubungan
positif yang signifikan antara religius dengan perilaku altruistik dan ada hubungan
positif yang signifikan antara empati dengan perilaku altruistik.
88
Sumber:http://pqdtopen.proquest.com/results.html?QryTxt=spiritual+religius+of+Isla
m&fromyear=2013&toyear=2017&author=&Title=&pubnum=&school=&advisor=&k
eywords=&start=60 diakses pada tanggal 15 April 2017 pada pukul 17.55 WIB.
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Roudlotun Ni’mah dengan penelitian
penulis terletak pada substansi penelitian. Dalam penelitian Roudlotun Ni’mah
menunjukkan hubungan hubungan religius dan empati diukur dengan dengan skala
perilaku altruistik. Sedangkan peneliti dalam aspek religius diukur dengan skala sikap
yang berorientasi pada private religius practises.
Ke Delapan, Clayton-Jones, Dora L., Ph.D. (2014) Melalui disertasinya dengan
judul “Spirituality and religiosity in adolescents with sickle cell disease: A qualitative
study” Spiritualitas dan religiusitas pada remaja dengan penyakit sel sabit: Studi
kualitatif. Universitas Marquette, menjelaskan bahwa Penyakit Sickle Cell (SCD) adalah
penyakit kronis yang serius dan masalah kesehatan global yang melemahkan.
Spiritualitas dan religiusitas telah terbukti memiliki korelasi positif dengan hasil
kesehatan mereka. Penelitian yang membahas kebutuhan spiritual dan religius remaja
yang hidup dengan SCD terbatas. Tujuan penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk
menguji bagaimana remaja (Mage = 16,2 tahun) dengan SCD menggambarkan dan
mengalami spiritualitas dan religiusitas.
Sumber:http://pqdtopen.proquest.com/results.html?QryTxt=spiritual+religius+of+Isla
m&fromyear=2013&toyear=2017&author=&Title=&pubnum=&school=&advisor=&k
eywords=&start=60 diakses pada tanggal 15 April 2017 pada pukul 17.55 WIB
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Clayton-Jones dengan penelitian penulis
terletak pada substansi penelitian. Dalam penelitian Clayton-Jones bahwa Spiritualitas
dan religiusitas telah terbukti memiliki korelasi positif dengan hasil kesehatan yang di
alami pada remaja dengan penyakit SCD (sel sabit). Sedangkan peneliti mengungkapkan
spiritual religius coping yang mengatasi penyakit stress yang di alami siswa disekolah
dengan cara berdoa, dan beribadah lainnya yang akan menyembuhkan penyakitnya.
Ke Sembilan, Muhana Sofiati Utami (2012) melalui penelitiannya dengan judul
”Religiusitas, Koping Religius, dan Kesejahteraan Subjektif” Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada. Menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari variabel religiusitas, positive religious coping dan Penanggulangan agama
yang negatif sebagai prediktor kesejahteraan subyektif siswa. Subjek ini Penelitian
adalah 166 mahasiswa. Sumur subjektif mereka diukur dengan menggunakan SWBSLS
Skala (Positive Affect, Negative Affect and Life Satisfaction at Campus) dan SWB-PLS
(Positive Affect, Negative Affect and Personal Life Satisfaction). Skala Religiusitas
coping digunakan masing-masing untuk mengukur religiusitas positif dan negative.
Berdasarkan analisis parametrik-statistik dengan momen produk Pearson Korelasi
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara penanganan agama positif dan
kesejahteraan subjektif siswa dan hubungan negatif antara penanganan agama negatif
dan kesejahteraan subjektif siswa. Namun, tidak ditemukan bahwa religiusitas memiliki
hubungan dengan kesejahteraan subjektif siswa. Jurnal Psikologi Volume 39, No. 1, Juni
2012: 46 – 66.
89
Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Muhana Sofiati Utami dengan penelitian
penulis terletak pada substansi penelitian. Dalam penelitian Muhana Sofiati Utami
bahwa untuk mengukur religiusitas positif dan negative dengan menggunakan SWB-
PLS (Positive Affect, Negative Affect and Personal Life Satisfaction). Populasinya 166
mahasiswa. Namun, tidak ditemukan bahwa religiusitas memiliki hubungan dengan
kesejahteraan subjektif siswa. Sedangkan penelitian penulis dengan populasi 165 siswa,
menjelaskan bukan hanya religius coping saja yang menjadi alat ukur religiusitas, tetapi
juga ada alat ukur lainnya yaitu: religius support, religius history, organizational
religiousness, dan religius preference.
G. Kerangka Berfikir
Keterkaitan antar variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar bagan 2.4
berikut ini:
1.
2.
3.
Bagan 2.4
Kerangka Pikir
Model Non directive
(X1)
1. Keadaan yang
membutuhkan
pertolongan
2. Menelusuri masalah
3. Mengembangkan
wawasan
4. Merencanakan dan
membuat keputusan
Motivasi Belajar PAI
(X2)
1. Pilihan
2. Keyakinan untuk
sukses
3. Keuletan dalam
berusaha
Spiritual Religius
(Y)
1. Daily spiritual
experience
2. Meaning
3. Values
4. Beliefs
5. Forgiveness
6. Private religious
practices
7. Religious/spiritual
coping
8. Religious support
9. Religious/spiritual
history
10. Commitment
11. Organizational
Religiousness
12. Religious
preference
90
Dalam desain kerangka berfikir di atas, peneliti menguji bahwa ada pengaruh dari
model pembelajaran non directive (Tanpa Menggurui) dengan tahapan-tahapan
pembelajarannya untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3
Kota Tangerang Selatan, dengan kata lain apakah ada interaksi antara model
pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual
religius.
Adapun penjelasannya dari setiap variabel di atas adalah:
1. Pengaruh Model Pembelajaran Non directive Terhadap Pengembangan Spiritual
Religius
Model pembelajaran non directive disebut juga dengan Client Centered Therapy
oleh Carls Rogers, dimana merupakan terapi yang dilakukan agar tercapai gambaran
yang serasi antara Ideal Self dan Reality Self. Pada pendekatan ini tidak ada satu pun
yang saling mendominasi, karena yang dapat memecahkan masalah adalah klien itu
sendiri. Pendekatan ini menuntut adanya hubungan yang erat antara konselor dan
klien dan membutuhkan waktu yang lama dalam konseling. Dalam pendekatan non
directive, klien diminta lebih aktif dan lebih bertanggungjawab terhadap masalahnya
dan konselor hanya mendorong dan menciptakan situasi agar klien bisa berkembang
sendiri.
Alhasil, dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran non directive,
siswa/kilen mempunyai karakter spiritual religius yang berkembang dalam jiwanya
masing-masing, agar tidak goyah dari segi keimanannnya dan menambah keyakinan
kepada sang Khaliq atas kebesaran dan keagungan-Nya.
2. Pengaruh Motivasi Belajar PAI Terhadap Pengembangan Spiritual Religius
Motivasi dalam proses belajar siswa sangat penting peranannya dalam
pengembangan diri, sebab pengembangan diri adalah belajar. Seorang siswa yang
tidak mempunyai motivasi, tidak mungkin ia beraktivitas. Sehingga siswa yang
melakukan aktivitas secara terus menerus ia akan mendapatkan prestasi belajar
yang diinginkan.
Alhasil, dengan menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa dan
meniadakan rasa keputusasaan dalam dirinya, bukan hanya prestasi saja yang di
dapatkan, akan tetapi peningkatan pembinaan pribadi siswa sangat memerlukan
pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok yang sesuai dengan
perkembangan jiwanya. Dengan pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk
perilaku spiritual religius semakin kuat, dan menjadi pribadi yang kokoh.
3. Pengaruh Model Pembelajaran Non directive Dan Motivasi Belajar PAI Terhadap
Pengembangan Spiritual Religius
Memahami kerangka pemikiran sebelumnya, yang menguraikan pengaruh
antara model pembelajaran non directive terhadap spiritual religius dan pengaruh
91
motivasi belajar PAI terhadap spiritual religius, maka dalam hal ini diduga
terdapat pengaruh yang positif, bahwa kedua variabel bebas tersebut memberikan
kontribusi terhadap spiritual religius siswa.
Atas dasar pemikiran tersebut, terlihat dari kedua variabel bebas yaitu model
pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI diperlukan sebagai faktor
pendukung terhadap pengembangan dan peningkatan spiritual religius siswa,
sehingga jika kedua variabel bebas tersebut disinergikan dengan baik, maka
diduga akan memperoleh karakter spiritual religius dalam diri siswa sebagaimana
yang diharapkan peneliti.
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang sudah dipaparkan ddalam penelitian ini, penulis
menyusun suatu hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Model pembelajaran non directive berpengaruh positif terhadap pengembangan
spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Motivasi belajar PAI berpengaruh positif terhadap pengembangan spiritual
religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
3. Model pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN
3 Kota Tangerang Selatan.
92
92
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pendekatan atau metode statistika adalah bagian yang tak terpisahkan dari
pendekatan atau paradigma kuantitatif, paradigma kuantitatif atau biasa disebut
paradigm tradisional, positivism, eksperimental, dan empiris menempatkan statistika
sebagai teknik analisis atau prosuder penting untuk menguji teori. Menurut creswell
(2013), penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori
degan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel diukur dengan
instrument penelitian yang menghasilkan data berbentuk angka-angka dan dianalisis
dengan prosedur-prosedur statistik. Menggunakan asumsi-asumsi untuk menguji teori,
mengonrol penjelasan-penjelasan alternative, tujuannya adalah menentukan apakah
generalisasi-generalisasi prediktif dari teori yang diselidiki dapat terbukti
kebenarannya. Kadir (2015:1).
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
analisis regresi korelasional, karena data penelitian ini berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik dan mencari hubungan antar variabel. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyono (2013:7) bahwa “metode ini sebagai metode ilmiah/scientific
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Untuk mengetahui hubungan antar variabel, peneliti
menggunakan sebuah analisis statistik product moment.
Ditinjau dari sifatnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu
peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian merucut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Menurut Sukardi
(2012:15), bahwa penelitian ex-post facto merupakan penelitian yang berhubungan
dengan variabel yang telah terjadi dan tidak perlu memberikan perlakuan terhadap
variabel yang diteliti. Jadi, dalam penelitian ex-post facto, peneliti tidak memberikan
perlakuan terhadap variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini hubungan sebab
akibat antar variabel yang diteliti disajikan sesuai dengan fakta yang ada tanpa
manipulasi. Fakta yang ada akan diperoleh dari data yang telah terkumpul. Dengan
demikian, penelitian ini mengungkap hubungan antar variabel yang sudah berlangsung
atau terjadi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang
beralamatkan di Jln.Benda Timur XI Komplek Perumahan Pamulang Permai 2
Pamulang- Tangerang - Banten 15416.
Waktu penelitiannya dilakukan pada semester genap pada tanggal 16 Februari 2017
sampai dengan 17 Mei 2017.
93
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Population is once the general nature of the respondents has been identified, it is
time for the researcher to become more specific about the information sources. Mertens
(2010:185). Populasi adalah keseluruhan responden yang memiliki sifat umum yang
telah diidentifikasi, saat ini digunakan oleh peneliti sebagai sumber informasi yang lebih
khusus. Adapun menurut Sugiyono (2013:117). Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan..
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 281 siswa, terdiri dari
119 laki-laki dan 162 perempuan. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 di
bawah ini:
Tabel 3. 1
Jumlah Siswa-Siswi Kelas XI SMA 3 Negeri Kota Tangerang Selatan
No
KELAS
POPULASI
L P Jumlah
1. XI MIA 2 9 26 35
2. XI MIA 3 20 16 36
3. XI MIA 4 15 27 42
4. XI MIA 5 15 29 44
5. XI MIA 6 18 26 44
6. X1 IPS 1 22 14 36
7. XI IPS 2 20 24 44
Jumlah Total 281
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara umum terbagi
dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Adapun prosedur dan
teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan probability/random sampling. Random sampling adalah proses
pemilihan sampel dengan seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih. Masing-masing anggota pada populasi tersebut memiliki
kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk terpilih. Ronny Kountur (2007:147).
94
Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan
dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi.
Menurut Arikunto (2009:95) sampling acak (random sampling) digunakan oleh
peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang
hanya mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil
secara sembarangan (acak).
Jadi dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
stratified random sampling (sampel acak sederhana), dimana sampel terpilih dengan
cara mengundi, yaitu mengundi kelas yang akan dijadikan sampel penelitian dengan
menggunakan rumus sampling melalui rumus slovin, yaitu:
Di mana:
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%. Mundir (2013:23).
Dengan demikian, dari jumlah populasi seluruh siswa kelas XI yaitu 281 dan batas
toleransi kesalahan yang dinginkan peneliti 5% (0,05), maka hasil penentuan sampel
dengan menggunakan rumus slovin adalah:
𝑛 =281
1+281.0,052 = 165.051395 dibulatkan menjadi 165
Atau (0.0025x281+1)=1.7025, jadi 281/1.7025= 165.
Dari rumusan Slovin tersebut di atas, maka peneliti mengambil sample sebanyak 165
siswa, kemudian penentuan siswa tersebut dilakukan dengan prinsip random. yaitu
mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua dianggap sama dan semua
subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2011:38). Variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2011:39) variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
95
terikat. Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel independen. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu:
a. Model pembelajaran non directive yang dilambangkan dengan simbol X1.
b. Motivasi belajar PAI yang dilambangkan dengan simbol X2.
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2011:39) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini
sering disebut variabel dependen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
pengembangan spiritual religius yang kemudian dilambangkan dengan simbol Y.
Gambaran keterikatan pada gambar 3.1 dari masing masing variabel dapat
dirumuskan dalam desain paradigma di bawah ini:
X1
Y
X2
Gambar 3.1
Desain variabel X1, X2, Y
Catatan:
X1 : Model Pembelajaran Non directive
X2 : Motivasi Belajar PAI
Y : Pengembangan Spiritual Religius
: Pengaruh antara model pembelajaran non directive dan motivasi
belajar PAI secara individu terhadap pengembangan spiritual
religius.
- - - - : Pengaruh antara model pembelajaran non directive dan motivasi
belajar PAI secara bersama-sama terhadap pengembangan spiritual
religius.
96
Berdasarkan ilustrasi desain diagram di atas ada dua variabel independent atau bebas
atau predictor yaitu model pembelajaran non directive (X1), dan motivasi belajar PAI
(X2), adapun variabel dependent/terikat/criterion yaitu pengembangan spiritual religius.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang
diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai variabelnya tiga, maka instrumennya
tiga. Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai
skala. Sugiyono (2012:92).
Dari kajian di atas maka dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen
penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data ordinal yang kemudian di transformasi ke
data interval dari variabel X1 (Model pembelajaran non directive), X2 (Motivasi belajar
PAI dan variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius).
Adapun skala yang digunakan peneliti menggunakan skala Likert. Skala ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Hal ini sudah spesifik dijelaskan oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Kemudian dijabarkan
melalui dimensi-dimensi menjadi sub-variabel, kemudian menjadi indikator yang dapat
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Iskandar (2009:83).
Sedarmayanti dan Hidayat (2011:95) mengutip pendapat Likert yang menyatakan
ranah dimensi dari sikap pada pandangan Likert adalah:
1. Cognitive domain (pengetahuan)
2. Affective domain (perasaan terhadap sesuatu)
3. Conative domain (tendensi untuk bertingkah laku)
Selanjutnya jawaban angket menggunakan skala ordinal, yaitu memberi alternatif
jawaban jenjang tingkatan dari yang paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi.
Penyebaran angket-angket ini berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif yang
masing-masing mempunyai skor tertentu.
Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan
untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan instrument, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrument
atau kisi-kisi instrument.
lebih jelasnya, peneliti akan melihat bobot/nilai dari setiap alternatif jawaban, bisa
dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:
97
Tabel 3. 2
Bobot/Nilai dari Setiap Alternatif Jawaban
Jawaban Skor Positif (+) Skor Negatif (-)
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak
Setuju (STS) 1 5
Adapun untuk menjelaskan kriteria dari ketiga variabel di atas beserta
indikatornya, maka penjelasannya dilihat dari tabel 3.3 di bawah ini:
1. Model Pembelajaran Non Directive (Variabel X1)
Tabel 3. 3
Tahapan-Tahapan Model Pembelajaran Non Directive dan Indikatornya
No Tahapan-Tahapan Indikator No Butir Soal
1. Keadaan yang
membutuhkan
pertolongan
a. Guru mendorong
siswa untuk
mengungkapkan
perasaan dengan
bebas
b. Siswa dapat
leluasa
mengungkapkan
perasaannya
1,7,19,20,25,
27,38,43,50,51
2. Menelusuri
masalah
a. Siswa didorong
menjabarkan
masalah
b. Guru menerima
dan
12,21,23,41,
52,53,60,63,65
98
a. Definisi Konseptual
Model pembelajaran non directive ini didasari oleh penelitian dari Carl
Roger dari konseling non directive. Carl Roger percaya bahwa hubungan
manusia yang positif akan memberikan kesempatan luas bagi sumber daya
manusia untuk berkembang. Jadi, dalam model pembelajaran non directive ini
pengajaran seharusnya didasarkan pada konsep-konsep manusiawi. Secara
spesifik persepsi siswa terhadap model pembelajaran non directive dalam
penelitian ini adalah pandangan, penafsiran, pendapat dan pemberian makna
yang dilakukan oleh siswa.
Mengapresiasi
perasaan dan
permasalahan
yang diutarakan
siswa
3. Mengembangkan
wawasan
a. Siswa
mendiskusikan
Masalah
b. Guru
menyemangati
siswa
29,32,46,57,10,
17,18,33,36,44,49,55
4. Merencanakan
dan
membuat
keputusan
a. Siswa
merencanakan
urutan dalam
proses
pengambilan
keputusan
b. Siswa mendapat
wawasan lebih
mendalam dan
mengembangkan
tindakan yang
positif
5,8,15,16,31,34,35
99
b. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi
(indikator) dari suatu konsep/variabel. Definisi operasional lebih menekankan
kepada hal-hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran dari suatu variabel, dan
ukuran tersebut tidak abstrak, namun mudah diukur. Juliansyah Noor
(2012:97).
Model pembelajaran non directive yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah skor digambarkan melalui aspek dan indikator-indikator yaitu: keadaan
yang membutuhkan pertolongan, menelusuri masalah, mengembangkan
wawasan, merencanakan dan membuat keputusan, yang kemudian dapat
dioperasionalkan dalam indikator-indikator model pembelajaran non directive.
c. Kisi-Kisi Instrument Model Pembelajaran Non Directive
Peneliti membuat kalimat pernyataan-pernyataan dalam mengukur model
pembelajaran non directive yang diberikan kepada siswa, menggunakan skala
Likert dengan alternatif pilihan dan skala penilaian untuk pernyataan positif
dan negatif sudah digambarkan peneliti di atas.
2. Motivasi Belajar PAI (X2)
Tabel 3.4
Aspek Motivasi Belajar PAI dan Indikatornya
No Aspek Indikator No butir soal
1.
1.
Pilihan
a. Tertarik pada mata
pelajaran tertentu
2,16,26,22
b. Rajin mencari
informasi tentang
pelajaran tertentu
10,5,6,13
a. Gambaran
Keberhasilan 49,45,18,4
b. Membuat Rencana 29,43,47,42
c. Kemandirian
bertindak 33,39,44,50
100
2. Keyakinan
untuk
sukses
d. Menyediakan
waktu
36,31,32,35
e. Berusaha
memperkirakan
hasil berbagai
strategi
24,21,30,37
f. Kemampuan
membuang strategi
yang tidak
menjanjikan
60,57,67
3.
Keuletan
dalam
berusaha
a. Keberanian
menghadapi
kegagalan
51,54,65
b. Kemampuan
bangkit dari
kegagalan
69,56,52
c. Gigih terus
berusaha kalau
usaha pertama
gagal
64,66,59
a. Definisi Konseptual
Definisi motivasi belajar PAI dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar PAI
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar PAI dan memberikan arahan
pada kegiatan belajar PAI untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja
menggerakkan tingkah laku tetapi juga dapat mengarahkan dan memperkuat
tingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan
menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam belajarnya,
tanpa banyak bergantung kepada guru.
b. Definisi Operasional
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan dalam motivasi belajar PAI
adalah skor yang diperoleh dari pengukuran atas kemandirian seseorang dalam
kegiatan belajarnya. Ada tiga aspek yang terkandung dalam motivasi belajar
101
yaitu: Pilihan, keyakinan untuk sukses, keuletan dalam berusaha, yang
kemudian dapat dioperasionalkan dalam indikator-indikator motivasi belajar
PAI.
c. Kisi-Kisi Instrument Motivasi Belajar PAI
Peneliti membuat kalimat pernyataan-pernyataan dalam mengukur motivasi
belajar PAI yang diberikan kepada siswa, menggunakan skala Likert dengan
alternatif pilihan dan skala penilaian untuk pernyataan positif dan negatif sudah
digambarkan peneliti di atas.
3. Pengembangan Spiritual Religius (Y)
Tabel 3.5
Spiritual Religiusitas dan Indikatornya
No Dimensi-Dimensi Indikator No butir soal
1. Daily spiritual experience Pengalaman
ketuhanan dalam
kehidupan
sehari-hari
15,17,48,63,65
2. Meaning Sejauh mana
agama menjadi
tujuan hidupnya
6,43,66
3. Values Pengaruh
keimanan
terhadap nilai-
nilai hidup
7,20,40,
4. Beliefs Keyakinan akan
konsep yang
dibawa oleh
suatu agama
1,4,39,50,55, 64
5. Forgiveness Merasa diampuni
oleh Tuhan
12,13,44
6. Private religius practices Perilaku agama
dalam praktek
beragama
18,35,49,69
7. Religius/spiritual coping Berdoa dan
meyakini bahwa
3,26,62
102
Tuhan akan
menolong
hamba-Nya
8. Religius support Hubungan sosial
antara individu
dengan pemeluk
sesamanya
10,23,25,28
9. Religius/spiritual history Mengukur
sejarah
keagamaan
seseorang
22,58
10. Commitment Seberapa jauh
individu
mementingkan
agamanya
14,45,46,54
11. Organizational
Religiusness
Seberapa jauh
individu ikut
serta dalam
lembaga
keagamaan
24,51,52
12. Religius preference Sejauh mana
individu
membuat pilihan
dan memastikan
pilihan
agamanya
61,36,56
a. Definisi Konseptual
Perbedaan para ahli dalam membuat konsep religius dan spiritual telah
menyebabkan munculnya beragam konsep keduanya dan membawa dampak
pada perbedaan hasil penelitian yang cukup jauh. Dari beragamnya pengertian
dan definisi dapat diambil kesimpulan bahwa religius dan spiritual berbeda.
Religius memiliki dasar keyakinan teologi (Ketuhanan) sesuai dengan agama
tertentu, memiliki pedoman mengenai cara, metode dan praktek ibadah, dan
berfungsi membantu individu memahami pengalaman-pengalaman hidupnya.
Sedangkan spiritual tidak memiliki dasar keyakinan teologis maupun praktek
ibadah tertentu, tetapi memiliki fungsi membantu individu memahami
pengalaman hidupnya.
103
b. Definisi Operasional
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan dalam spiritual religius
adalah skor yang diperoleh dari pengukuran atas sikap dan praktek dalam
beribadah seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Ada 12 dimensi tentang
spiritual religius, yakni: daily spiritual experience, meaning, values, beliefs,
forgiveness, private religius practices, religius/spiritual coping, religius
support, religius/spiritual history, commitment, organizational religiusness, dan
religius preference.
c. Kisi-Kisi Instrument Pengembangan Spiritual Religus
Peneliti membuat kalimat pernyataan-pernyataan dalam mengukur
pengembangan spiritual religus yang diberikan kepada siswa, menggunakan
skala Likert dengan alternatif pilihan dan skala penilaian untuk pernyataan
positif dan negatif sudah digambarkan peneliti di atas.
F. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer (pokok)
dan data sekunder (penunjang), penjelasan rincinya sebagai berikut:
1. Data Primer
Supriyanto dan Ernawati (2010:387), Data Primer ialah data yang dikumpulkan
pertama kali. Dimana data tersebut diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada para
siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Data Sekunder
Supriyanto dan Ernawati (2010:388), Data Sekunder ialah data yang dikumpulkan
lebih dulu dengan tujuan dapat digunakan oleh orang lain. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber, seperti literature, dan studi pustaka lain
yang dapat memberikan data dan informasi yang akurat, tajam dan terpercaya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari atau mengkaji
permasalahan melalui buku-buku, dokumen-dokumen, literatur-literatur, atau peraturan-
peraturan sebagai pegangan peneliti dalam menentukan teori-teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan yang mana data dan informasi
ini diperoleh dengan cara :
104
a. Observasi non partisipan, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi
dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
diteliti.
b. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan kepada setiap responden yang di dalamnya berisi sejumlah
pertanyaan yang sudah ada alternatif jawabannya secara tertulis skala ordinal,
kepada responden guna memperoleh keterangan-keterangan sehubungan dengan
masalah yang diteliti dengan populasi sebagai responden dengan jumlah 281
siswa, sedangkan sampelnya adalah 165 orang .
c. Wawancara, yaitu suatu kegiatan untuk menggali potensi pengembangan
spiritual religius dan pembelajaran non directive pada mata pelajaran PAI serta
informasi yang terkait dengan penelitian melalui objek yang menjadi sumber
primer maupun sekunder dari suatu penelitian. Pada penelitian ini, peneliti akan
melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang berkaitan langsung
dengan sasaran penelitian yaitu siswa-siswi kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang
Selatan.
d. Dokumentasi, metode dokumentasi menjadi salah satu metode penunjang
validnya suatu data penelitian, karena pada penelitian ini bersifat kuantitatif,
maka peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai pembantu dalam
mengambil hasil kesimpulan dalam penelitian.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Salah satu persyaratan agar instrumen penelitian dapat dikatakan valid atau sah,
maka dapat dilakukan dengan cara menguji instrumen penelitian tersebut dengan
menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas merupakan suatu cara ketepatan
menguji instrumen (alat ukur) dalam penelitian. Uji validitas dimaksudkan agar dapat
tepat mengukur suatu penelitian, sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam
menentukan instrumen penelitian atau alat ukur penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan analisa butir, untuk menguji validitas setiap butir,
skor-skor yang ada pada tiap butir dikorelasikan dengan skor total. Menggunakan
rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
𝑅𝑥𝑦 = N ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
√⌊𝑁(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2⌋ {𝑁 (∑ 2𝑦 )−(∑ 𝑦)2)
Sumber: Arikunto (2010:72)
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
X = Nilai hasil variabel
105
Y = Nilai hasil variabel
XY = Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
Menurut Arikunto (2010:72), kriteria pengujian jika, r hitung > r tabel dengan taraf
signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut valid, begitu pula sebaliknya, jika rhitung <
rtabel, maka alat ukur tersebut tidak valid. Untuk analisis validitas dalam kuisoner ini
menggunakan program SPSS versi 22.
Rumus ini digunakan karena memiliki hasil standar eror yang rendah, selain itu
penggunaan rumus korelasi pearson dalam uji validitas soal memiliki hasil keterbacaan
yang lebih mudah dianalisis karena langsung dapat dicari dari hasil angket.
Analisis koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur kuat lemahnya
hubungan antara satu variabel bebas dan satu variabel terikat, korelasi pearson
digunakan karena data berskala interval.
Reliabilitas menurut Arikunto (2010:178) sebagai ketetapan alat ukur dalam
mengukur suatu data penelitian, dalam arti setiap kali alat ukur itu digunakan maka akan
menghasilkan data yang sama, atau hasil yang sama. Metode reliabilitas digunakan pada
penelitian ini agar dapat mengetahui bahwa instrumen penelitian yang akan dijadikan
sebagai alat ukur, dapat dikatakan baik dan dipercaya sebagai pedoman memperoleh
data penelitian.
Rumusan yang digunakan pada metode reliabilitas ini adalah dengan rumusan uji
reliabilitas alpha, karena menurut Arikunto (2010:239), teknik ini penerapannya lebih
luas, tidak hanya selalu digunakan dengan tes dua pilihan, seperti menguji skala
pengukuran sikap, alat ukur nya dapat digunakan dengan tiga, empat, atau lima pilihan.
Rumusan alpha merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu instrumen yang
berupa kuesioner yang jawaban atau tanggapannya lebih dari dua pilihan, untuk bentuk
rumusannya menurut Arifin yakni sebagai berikut:
r11= (𝑘
(𝑘−1)) (1 −
𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
)
Sumber: Arikunto (2010:239)
keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
𝑘 = Jumlah butir soal/ pertanyaan
𝜎𝑏2 = jumlah variansi butir soal
𝜎𝑡2 = jumlah variansi skor total
106
1. Hasil Uji Validitas
Pada sampel uji coba validitas dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa dikelas
XI MIA 2, menurut Arikunto (2010:402) untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu
instrumen, dapat di lihat dari nilai r tabel dan r hitung nya, maka jika r hitung > r
tabel, instrumen itu dapat dikatakan valid. Adapun rumus untuk mencari r tabel pada
uji sampel ini yakni dengan cara menggunakan rumusan sebagai berikut:
df = n – 2
diketahui : n = jumlah responden / sampel.
Standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh peneliti yakni 5%, maka diketahui
df dari sampel penelitian ini adalah df = 10 – 2 = 8 maka dengan demikian, rtabel pada
penelitian ini yang mengacu pada standar rumusan adalah 0,631.
Adapun hasil perhitungan uji coba validitas setiap variabel yaitu model
pembelajaran non directive (X1), motivasi belajar PAI (X2), dan pengembangan
spiritual religius (Y) dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.
a. Hasil perhitungan uji coba validitas model pembelajaran non directive (X1) dengan
kriteria yaitu 10 responden dan rtabel nya adalah 0,631. Dengan menggunakan aplikasi
SPSS versi 22.
Setetah dihitung dengan aplikasi SPSS 22, dari 70 item yang di analisis hasil
pengujian diperoleh sebanyak 38 item yang valid. Hasil gambaran outputnya di bawah
ini:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sig 0.880 0.880 0.748 0.893 0.713 0.717 0.880 0.880 0.748 0.886
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sig 0.887 0.813 0.887 0.808 0.647 0.709 0.886 0.887 0.732 0.834
Ket valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sig 0.731 0.812 0.775 0.828 0.659 0.735 0.800 0.715 0.675 0.670
Ket valid valid valid Valid valid valid valid valid valid Valid
107
No 31 32 33 34 35 36 37 38
Sig 0.658 0.887 0.686 0.748 0.886 0.886 0.797 0.753
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid
Dari hasil analisis 38 item tersebut, nilai korelasinya lebih besar dari 0,631,
sehingga bisa dinyatakan valid. Adapun hasil analisis yang tidak valid/drop berjumlah
32 item, disebabkan nilai korelasinya kurang dari 0,631. Adapun hasil output dari 32
item yang tidak valid/drop, yaitu butir soal no : 2,3,4,6,9,11,13,14,22,24,26,28,30,37,
39,40,42,45,47,48,54,56,58,59,61,62,64,66,67,68,69, dan 70. Untuk lebih detailnya
bisa dilihat dibagian lampiran ke 10.
b. Hasil perhitungan uji coba validitas motivasi belajar PAI (X2) dengan kriteria sama
seperti di atas yaitu 10 responden dan rtabel nya adalah 0,631. Dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 22.
Setetah dihitung dengan aplikasi SPSS 22, dari 70 item yang di analisis hasil
pengujian diperoleh sebanyak 40 item yang valid. Hasil gambaran outputnya di bawah
ini:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sig 0.763 0.827 0.697 0.820 0.763 0.634 0.838 0.829 0.739 0.829
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sig 0.719 0.813 0.747 0.909 0.779 0.737 0.827 0.755 0.835 0.642
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sig 0.829 0.654 0.800 0.818 0.793 0.827 0.734 .887 0.676 0.833
Ket valid valid valid Valid valid valid valid valid valid Valid
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Sig 0.805 0.870 0.847 0.695 0.755 0.663 0.725 0.699 0.690 0.702
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
108
Dari hasil analisis 40 item tersebut, nilai korelasinya lebih besar dari 0,631,
sehingga bisa dinyatakan valid. Adapun hasil analisis yang tidak valid/drop berjumlah
30 item, disebabkan nilai korelasinya kurang dari 0,631. Adapun hasil output dari 30
item yang tidak valid/drop, yaitu butir soal no : 1,11,17,23,25,27,29,31,32,33,36,37,
38,39,40,41,44,45,47,48,49,51,61,62,63,65,66,67,68, dan 69. Untuk lebih detailnya
bisa dilihat di bagian lampiran ke 11
c. Hasil perhitungan uji validitas spiritual religius (Y) dengan kriteria sama seperti di atas
yaitu 10 responden dan rtabel nya adalah 0,631. Dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 22.
Setetah dihitung dengan aplikasi SPSS 22, dari 70 item yang di analisis hasil
pengujian diperoleh sebanyak 44 item yang valid. Hasil gambaran outputnya di bawah
ini:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sig 0.722 0.697 0.700 0.895 0.821 0.801 0.687 0.795 0.711 0.783
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sig 0.687 0.908 0.728 0.717 0.706 0.805 0.757 0.855 0.896 0.752
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sig 0.836 0.837 0.791 0.726 0.651 0.687 0.876 0.668 0.685 0.798
Ket valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Sig 0.785 0.848 0.661 0.812 0.759 0.709 0.739 0.759 0.771 0.867
Ket valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid
No 41 42 43 44
Sig 0.867 0.838 0.804 0.707
Ket valid valid valid Valid
109
Dari hasil analisis 44 item tersebut, nilai korelasinya lebih besar dari 0,631,
sehingga bisa dinyatakan valid. Adapun hasil analisis yang tidak valid/drop berjumlah
26 item, disebabkan nilai korelasinya kurang dari 0,631. Adapun hasil output dari 26
item yang tidak valid/drop, yaitu butir soal no : 5,8,9,11,16,19,21,27,29,30,31,32,33,
34,37,38,41,42,47,53,57,59,60,67,68, dan 70. Untuk lebih detailnya bisa dilihat di
bagian lampiran ke 12.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah data diolah untuk mencari validitas dari data butir soal di atas, selanjutnya
peneliti melakukan uji reliabilitas dari data valid yang telah dihitung, diketahui
sebagaimana jumlah data valid di atas, untuk variabel 𝑋1 (model pembelajaran non
directive) terdapat 38 butir soal, variabel 𝑋2 (Motivasi belajar PAI) terdapat 40 butir
soal, dan Y (spiritual religius) terdapat 44 butir soal yang valid.
Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 22 dengan model Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.
Kesimpulan tentang kuisoner yang sudah valid dan reliabel sebagai instrument yang
akan dilaksanakan dalam penelitian di atas, jika instrumen itu valid. Besar koefesien
reliabilitas di interpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas, maka dapat dilihat
kriteria penafsiran mengenai indeks r11 pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Reliabilitas
No Cronbach's Alpha Penafsiran
1. 0,81 - 1,00 Tinggi
2. 0,61 - 0,80 Kuat
3. 0,41 - 0,60 Sedang
4. 0,21 - 0,40 Rendah
5. 0,00 - 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2010:319):
Adapun hasil dari Uji Reliabilitas dari ketiga variabel yakni Model Pembelajaran
Non directive (X1), Motivasi Belajar PAI (X2), dan Pengembangan Spiritual Religius
(Y), dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
110
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas
Pada Cronbach's Alpha yang ditemukan peneliti dalam uji coba reliabilitas tersebut di
atas, menunjukan bahwa data instrumen penelitian ini nilainya rata-rata lebih dari 0,81 maka
dapat dikatakan telah reliabel/tinggi, sehingga instrumen penelitian dapat digunakan untuk
dijadikan tolak ukur oleh peneliti dalam memperoleh data penelitian tesis.
Berdasarkan hasil uji coba validitas di atas, variabel X1 (model pembelajaran non
directive) yang semula berjumlah 70 butir soal menjadi berkurang 38 butir soal yang valid,
dikarenakan ada soal yang drop/tidak valid sebanyak 32 butir soal, adapun pada variabel X2
(motivasi belajar PAI) yang semula 70 butir soal menjadi berkurang 40 butir soal yang valid,
dikarenakan ada soal yang drop/tidak valid sebanyak 30 butir soal, begitu pula pada variabel
Y (spiritual religius) yang semula berjumlah 70 butir soal menjadi berkurang 44 butir soal
yang valid, dikarenakan ada soal yang drop/tidak valid berjumlah 26 butir soal. Jadi soal
yang valid semua dari variabel X1 berjumlah 38, variabel X2 berjumlah 40, dan variabel Y
berjumlah 44.
Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas di atas, variabel X1 (model pembelajaran non
directive) yang semula nilai Cronbach's Alpha 0,971. Adapun variabel X2 (motivasi belajar
PAI) nilai Cronbach's Alpha 0.956. Begitu pula pada variabel Y (spiritual religius) nilai
Cronbach's Alpha 0.974. kesimpulannya hasil uji coba reliabilitas dari variabel (x1, 0.971),
(x2, 0.956), (Y, 0.974) tetap dikategorikan reliabel karena nilai Cronbach's Alpha nya di atas
0.81- 1,00.
Kemudian peneliti menyamaratakan untuk diambil uji sampel pada rumusan reliabilitas
ini masing-masing variabel menjadi 38 butir soal saja, dengan alasan agar dapat
menganalisis data dengan mudah, cepat dan akurat.
No Variabel Cronbach's
Alpha
Keterangan
1. Model Pembelajaran Non
directive (X1) 0.971 Tinggi / reliabel
2. Motivasi Belajar PAI (X2) 0.956 Tinggi / reliabel
3. Pengembangan Spiritual
Religius (Y)
0.974 Tinggi / reliabel
111
I. Teknik Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka
selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data dengan mengatur, mengolah, dan
mengorganisasikan ke dalam jenis uraian data.
Dalam analisis data model analisa korelasi, karena jawaban responden yang diukur
dengan menggunakan skala likert (lykert scale) diadakan scoring numerikal 1,2,3,4 dan 5
maka hal ini data masih dalam bentuk ordinal sehingga dengan demikian yang harus terlebih
dahulu dilakukan adalah merubah data ordinal kedalam data interval. Pada penelitian ini data
ordinal ditransformasikan ke data interval dengan menggunakan Method Of Successive,
(MSI).
Sugiyono (2010:207) memberikan tahapan dalam melakukan teknik analisis data, yakni
sebagai berikut:
a. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden
b. Mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden
c. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti
d. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
e. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (bagi
penelitian yang menggunakan hipotesis). Data yang telah dianalisis nantinya
dijadikan sebagai jawaban dari salah satu kesimpulan penelitian dan untuk
menguji hipotesis pada penelitian ini.
Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan uji prasyarat penelitian, agar kualitas
data sudah tidak diragukan lagi keabsahannya. Adapun uji prasyarat yang akan dianalisa
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari harga rata-rata, varians, simpangan
baku, distribusi frekuensi, modus, mean, median, pembuatan histogram dari skor Y
(pengembangan spiritual religius), skor X1 (model pembelajaran non directive), X2
(motivasi belajar PAI).
Setelah data terkumpul yang diperoleh melalui instrument yang dipilih, langkah
berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan
penelitian, atau menguji hipotesis dengan menggunakan SPSS IBM versi 22.
2. Uji Prasarat Analisis Data
Uji persyaratan analisis data dilakukan sebagai persyaratan melakukan uji
hipotesis dengan korelasi atau analisis regresi pada statistic parametric. Untuk data
dari variabel Y (pengembangan spiritual religius), X1 (model pembelajaran non
directive), X2 (motivasi belajar PAI) digunakan uji persyaratan datanya melalui,
Uji Normalitas, Uji Linearitas, dan Uji Multikolinearitas. Peneliti menggunakan
bantuan SPSS IBM versi 22 untuk menghitung dan menganalisa hasil data, agar
lebih cepat dan mudah mendapatkan hasil kesimpulan data.
112
a. Uji Normalitas
Setelah sampel data penelitian di ujikan validitas dan reliabilitasnya, maka
data yang valid dan reliabel itu dipilah dan diolah, lalu di tabulasikan ke lembar
kerja exel agar lebih mudah untuk menghitungnya.
Dalam penelitian ini, rumusan uji normalitas yang digunakan dengan uji Chi
Kuadrat, menurut Sugiyono (2010:108) uji normalitas berfungsi untuk memeriksa
apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dicek
keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggung jawabkan.
Rumusan dalam uji normalitas, pada chi kuadrat adalah sebagai berikut :
𝑋2= ( fo−fh)2
fh
Sumber: Sugiyono (2010:107)
Diketahui :
𝑋2= Chi Kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Dalam perhitungannya, jika nilai Chi Kuadrat yang diperoleh dalam
perhitungan kecil jika dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat yang tertera pada
tabel setelah perhitungan di SPSS, maka distribusinya adalah normal.
Syarat normalitas yang digunakan oleh peneliti, adalah mengacu pada nilai
asymp sig > = 0.05, artinya jika di perhitungan SPSS jika asymp sig lebih besar
dari 0,05 maka data pada variabel itu bisa dikatakan normal, karena kriteria yang
digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal menurut Sugiyono (2007:108)
jika harga koefisien Asymp. Sig pada output Kolmogorov-Smirnov test >
dari alpha yang dapat ditentukan yaitu 5 % (0.05).
b. Uji Linearitas
Setelah data selesai diujikan normalitas, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji linearitas, Pengujian linearitas dilakukan terhadap variabel-variabel
independen yang terdiri dari X1 model pembelajaran non directive dan X2 yakni
motivasi belajar PAI, variabel dependennya (Y= spiritual religius). Uji yang
digunakan untuk mengetahui linear atau tidaknya adalah menggunakan uji F yang
rumusnya adalah:
Freg= R2 ( N−m−1)
m (1−R2)
Sumber: Sugiyono (2010:286)
113
Diketahui :
Freg= harga garis korelasi
N = cacah kaus
m = cacah prediktor
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
Setelah didapat harga F, kemudian dikorelasikan dengan harga F pada tabel
dengan taraf signifikansi 5%, menurut Sugiyono (2007:86), jika harga deviation
from liniarity lebih besar atau sama dari taraf signifikansi yang diambil (5%)
berarti berhubungan linear. Sebaliknya, jika harga deviasi linearnya kecil atau di
bawah dari 5%, maka belum linear.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antar variabel bebas. Uji multikolinearitas ini dapat menggunakan SPSS versi 22
dengan menggunakan analisis korelasi, hasil data tersebut akan diperoleh harga
interkorelasi antar variabel bebas.
Menurut Ghozali (2012:105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah suatu model regresi terjadi kolerasi antar variabel atau tidak, cara
menginterpretasikan data multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance
dan VIF (Variance Inflanion Faktor). Jika nilai tolerance > dari 0,01 maka dapat
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, atau jika nilai VIF < dari 10 maka dapat
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas juga.
Model regresi yang baik adalah jika tidak adanya hubungan antara variabel-
variabel bebas, maka kesimpulannya jika terjadi multikolinearitas antar variabel
bebas maka uji kolerasi ganda tidak dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel maka uji korelasi ganda dapat dilanjutkan.
J. Uji Hipotesis
Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha (hipotesis alternative) diterima.
Ha 1. Terdapat pengaruh model pembelajaran non directive terhadap pengembangan
spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Ha 2. Terdapat pengaruh motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual
religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Ha 3. Terdapat pengaruh model pembelajaran non directive dan motivasi belajar
PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan.
114
Ho (hipotesis null) ditolak.
Ho 1. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran non directive terhadap
pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Ho 2. Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar PAI terhadap pengembangan
spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Ho 3. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran non directive dan motivasi
belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan.
Menurut Arikunto (2010:319) setelah data diolah, maka dapat dilihat hasil data
tersebut mengenai tingkatan kekuatan korelasi tersebut, adapun interval skalanya dapat
dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8
Pedoman Koefisien Korelasi
Sumber: Arikunto (2010:319)
Uji hipotesis korelasi dapat dilakukan dengan menganalisa korelasi berganda,
adapun rumusan korelasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi Berganda
Dalam melakukan analisis korelasi ganda ini, peneliti menggunakan rumus analisis
dengan dua prediktor. Regresi ganda menurut Arikunto (2010:338) sebagai suatu
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari suatu variabel bebas untuk
mengadakan prediksi terhadap variabel terikat.
Regresi ganda berguna untuk mengetahui tingkat hubungan variabel ganda dengan
variabel terikat, maka langkah-langkah yang digunakan menurut Arikunto (2010:339)
dalam mengetahui taraf signifikansi dari regresi ganda ini adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
115
1) Karena penelitian ini ada dua prediktor, yakni XI dan X2 maka rumus yang
digunakan adalah :
Y = an + 𝑏1 𝑋1𝑏2 𝑋2
Y𝑋1 = a 𝑋1𝑏1 𝑋 12 𝑏2 𝑋1𝑋2
Y𝑋2 = a 𝑋2𝑏1 𝑋1𝑋2 𝑏2 𝑋 22
Rumusan di atas akan menunjukan data yang menggambarkan garis regresi yang
menyatakan hubungan antara variabel-variabel tersebut.
2) Setelah garis regresi ditemukan, maka nyatakan taraf signifikansinya dengan
rumus sebagai berikut :
𝑋1𝑦 = 𝑋1Y - (𝑋1)( 𝑌)
𝑛
𝑋2𝑦𝑋2Y - (𝑋2)( 𝑌)
𝑛
𝑦2𝑌2(𝑦)2
𝑛
3) Tentukan 𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus sebagai berikut :
𝑅𝑦 (1,2) = √𝑏1 𝑋1𝑦 + 𝑏2𝑋2𝑦
𝑦2
Sumber : Sugiyono (2007:286)
Diketahui :
b1 = koefisien prediktor XI
b2 = koefisien prediktor X2
𝑋1𝑦 = jumlah produk antara XI dengan Y
𝑋2𝑦 = jumlah produk antara X2 dengan Y
𝑦2 = jumlah kuadrat kriterium
Setelah R hitung telah diketahui nilainya, maka kuadratkan ( 𝑅2).
4) Untuk uji hipotesis, maka cari 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus sebagai berikut:
𝐹𝑟𝑒𝑔 = 𝑅2 (𝑛 − 𝑚−1
𝑚 (1− 𝑅2)
Sumber : Sugiyono (2007:286)
116
Diketahui :
n = banyaknya anggota sampel (responden)
m = banyak prediktor.
R = koefisien korelasi
5) Setelah diketahui jumlah F hitung, maka selanjutnya adalah mencari jumlah F tabel
dengan taraf signifikansinya adalah (a) = 0,05. Rumus F tabel adalah sebagai
berikut:
F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = F(1−𝑎) ( 𝑑𝑘 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔, 𝑑𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡)
Diketahui :
dk pembilang = m
dk penyebut = n – m – 1
dalam rumusan mencari hipotesis tersebut maka :
H𝑜 = Tidak Signifikan
H𝑎 = Signifikan
Jika 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H𝑎 diterima atau signifikan, begitu pun sebaliknya.
117
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description yang artinya melukiskan
dengan bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258) menyatakan,
deskripsi adalah pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci.
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang suatu
benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan deskripsi ini agar seolah-olah pembaca
“melihat” hal yang dilihatnya, dapat “mendengar” apa yang didengarnya, dapat
“mencium bau” hal yang diciumnya, dapat “mencicipi” sesuatu yang dimakannya,
dapat “merasakan” hal yang dirasakannya sehingga pembaca memiliki kesimpulan
yang sama dengan penulis.
Dilihat dari defenisi pemaparan atau penggambaran di atas maka seorang pengarang
deskripsi harus menggunakan semua panca inderanya untuk mengamati objek yang
akan digambarkannya itu. Selain itu karangan deskripsi harus didukung oleh gaya
penyampaian yang artistik dan memikat sehingga pembaca atau pendengar menjadi
tergugah dan dapat mengimajinasikan secara lebih jelas hal yang sedang dibaca atau
didengarnya, seperti yang dikatakan Semi (1990:42), bahwa “Deskripsi adalah tulisan
yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga yang
tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi
pengaruh pada imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan ikut mendengar, melihat,
merasakan atau mengalami langsung objek tersebut.”Adapun dalam penelitian ini akan
dipaparkan deskripsi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
SMA Negeri (SMAN) 3 merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang
ada di Provinsi Banten, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia
masa pendidikan sekolah di SMAN 3 ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai
dari Kelas X sampai Kelas XII. Berdasarkan data informasi dari Bangdik
(Pengembangan Pendidikan) SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan mempunyai
beberapa program unggulan yaitu:
a. Program CI (cerdas istimewa) yaitu kelas Akselerasi (Percepatan) yang
ditempuh dalam waktu dua tahun, yaitu berada dikelas X dan kelas XII. Dengan
tes masuknya melalui tes akademik dan psikotes. Dilaksanakan hari efektif
sekolah.
b. Program CI (cerdas istimewa) yaitu kelas enrichment (pengayaan/olimpiade),
yaitu berada dikelas X MIA 2, X MIA 3, XI MIA 2, dan XII MIA 2. Dengan
tes masuknya melalui tes akademik dan psikotes. Dilaksanakan setiap hari
jumat dimulai dari pukul 13.00 sampai 15.00.
c. Program BI (bakat istimewa) yaitu kelas bakat seni olahraga diantaranya:
beladiri silat, karate, taekwondo, tenis meja, bulun tangkis, sepak bola dan
renang.
118
Pada sekitar tahun 1987 daerah tersebut masih dianggap sebagai bagian kabupaten
Pamulang Ciputat (bukan terpisah sub-distrik). Pada waktu itu penduduk juga sedang
dibangun perumahan skala besar yang cantik Pamulang II. Ditambahkan Ciputat
kepadatan penduduk kabupaten, khususnya di daerah sekitar Pamulang juga
membutuhkan peningkatan sarana pendidikan, terutama SMA. Untuk bantuan dari
berbagai pihak dan rekomendasi dari pemerintah kabupaten Tangerang (Surat
Persetujuan Penggunaan Lahan Fasilitas Sosial No 593.3/1515_UM / 1988. Tanggal 2
Juli 1988) akhirnya indah II Pamulang pengembang perumahan setuju untuk beberapa
tanah untuk membangun sekolah. Di atas lahan seluas 4.870 m2 dibangun sebuah
sekolah dan mulai pada 17 Oktober 1991 bernama SMA Negeri 2 Ciputat Filial (kelas
jauh) yang dipimpin oleh Ibu Hj.Siti Aisyah, BA (alm) dengan pelaksana harian Drs.
A. Rifaie 'Sirath. Itu hanya sebesar 12 kelas I kelas empat, empat Kelas II dan III kelas
empat.
Pada sekitar tahun 1991-1992 terjadi pemekaran wilayah dimana wilayah pamulang
telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan Pamulang. Nama SMA Negeri 2
Ciputat filial menjadi tidak cocok lagi karena berada di wilayah kecamatan pamulang.
Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0216/O/1992 tertanggal 5 Mei 1992, SMA 2 Ciputat filialberubah
nama menjadi SMA Negeri 1 Pamulang, namun SK ini ditanda tangani baru pada bulan
Juni 1992 dan menjadi landasan berdirinya SMA Negeri 1 Pamulang yaitu bulan Juni
1992 (makna simbolik logo SMAN 1 Pamulang 6 akar tangkai, 9 mahkota bunga dan 2
kelopak bunga). Sejak berdirinya Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008, dengan
Kota Tangerang Selatan Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2009 tetntang mengubah
nama sekolah di tingkat sekolah dasar negeri (SDN), sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah tinggi di tanah (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK N) di
lingkungan pemerintah kota Tangerang Selatan.
Sumber: http://sman3tangsel.sch.id/2/about_us/2/history. (diakses pada 14 mei 2017
pada pukul 21.35 WIB).
2. Visi dan Misi SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan dituangkan pada
bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan
misi pendidikan nasional ini adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem
pendidikan.
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai
berikut:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
119
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan
RI.
Dengan merujuk pada visi dan misi pendidikan nasional di atas yang terkandung
dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka sekolah SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan membuat Visi dan Misi yang bunyinya sebagai berikut:
VISI
“Menjadi Sekolah Terunggul Berwawasan Lingkungan, Bersaing Secara Global,
Berbudi Pekerti Luhur Dan Religius”
Dari bunyi visi sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, peneliti menjelaskan
bahwa sekolah yang mempunyai wawasan lingkungan yang luas adalah sekolah yang
mengikuti program Adiwiyata (Sekolah Berbasis Lingkungan), dan sekolah yang bisa
mengikuti perkembangan zaman baik secara IPTEK maupun IMTAQ, serta mempunyai
karakter spiritual dan keagamaan yang tinggi. Berbicara tentang suatu pendidikan
berkarakter yang sesuai dengan visi di atas yaitu mempunyai pembentukan karakter
yang religius. Ada pepatah mengatakan ”Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu
lumpuh”. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan
karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal
nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan
lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan
lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu,
penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
MISI
a. Mewujudkan pencapaian delapan standar nasional pendidikan.
b. Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berbudi pekerti
luhur dan berwawasan lingkungan.
c. Meningkatkan mutu pendidikan yang mengintegrasikan system nilai
agama dan budaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Mengembangkan seluruh potensi secara maksimal baik dalam bidang
akademik maupun Non-akademik.
e. Menerapkan informasi and communication technology (ICT) dalam
proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah.
f. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat
dalam rangka pencapaian visi sekolah yang optimal.
120
Berdasarkan bunyi Misi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa setiap sekolah yang
unggul pastinya memenuhi 8 standar nasional pendidikan yaitu: Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan,
Standar Penilaian Pendidikan. Dan mengandalkan proses pembelajaran berbasis ICT
serta untuk mengetahui informasi yang up to date baik dari dalam maupun luar negeri
dalam kemajuan pendidikan.
B. Data Hasil Penelitian
Dalam penelitian inin terdapat hasil pengolahan data, yaitu dua variabel bebas dan
satu variabel terikat, yakni variabel X1 (Model pembelajaran non directive), variabel X2
(Motivasi belajar PAI), dan Y (Pengembangan spiritual religius). Data Penelitian
diperolah dari siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, jumlah responden yakni
berjumlah 165 siswa yang sudah dibagikan angket sesuai acak. Pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi korelasi berganda.
Dalam menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini,
maka bab ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data
yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan uji statistik inferensial pada
setiap variabel.
Pada penelitian inferensial, dilakukan prediksi. Statistik inferensial membutuhkan
pemenuhan asumsi-asumsi. Asumsi paling awal yang harus dipenuhi adalah sampel
diambil secara acak dari populasi. Hal tersebut diperlukan karena pada statistika
inferensial perlu keterwakilan sampel atas populasi. Asumsi-asumsi lain yang perlu
dipenuhi mengikuti alat analisis yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda.
Penelitian inferensial adalah proses pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang
berdasarkan data sampel lebih sedikit menjadi kesimpulan yang lebih umum untuk
sebuah populasi. Penelitian inferensial diperlukan jika peneliti memiliki keterbatasan
dana sehingga untuk lebih efisien penelitian dilakukan dengan mengambil jumlah sampel
yang lebih sedikit dari populasi yang ada.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas XI di SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan yang berjumlah 281 siswa, sedangkan teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik stratified random sampling (sampel acak sederhana),
dimana sampel terpilih dengan cara mengundi, yaitu mengundi kelas yang akan dijadikan
sampel penelitian.
Peneliti mengambil sample sebanyak 165 siswa. Kemudian penentuan siswa
tersebut dilakukan dengan system random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dan
dijadikan sebagai sampel penelitian. Adapun siswa-siswi yang dijadikan objek penelitian
kelas XI yang berjumlah 165 disajikan dalam bentuk tabel 4.1 di bawah ini.
121
Tabel 4. 1
Pembagian Random Sampling
NO KELAS SISWA
L P JMLH
1 XI MIA 1
2 XI MIA 2 6 15 21
3 XI MIA 3 13 11 24
4 XI MIA 4 10 14 24
5 XI MIA 5 9 15 24
6 XI MIA 6 10 14 24
7 XI IPS 1 15 9 24
8 XI IPS 2 11 13 24
JUMLAH
KELAS XI 74 91 165
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, peneliti membuat kesimpulan bahwa penelitian ini
yang dijadikan objek penelitian keseluruhan kelas XI yang sudah dijadikan random
sampling/acak dengan cara jumlah total 165 dibagi 7 kelas, maka hasilnya per kelas
mendapat bagian 24 orang responden, dan hanya satu kelas yang mendapatkan bagian 21
responden. Adapun jumlah responden siswa secara keseluruhan per kelas berjumlah 74
siswa, dan jumlah responden siswi secara keseluruhan per kelas berjumlah 91 orang, jadi
total responden siswa dan siswi adalah 165 responden.
Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi
nilai, membedakan satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa
diukur. Pada penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu model pembelajaran non
directive (X1) variabel independent/bebas, Motivasi Belajar PAI (X2) variabel
independent/bebas, dan Pengembangan spiritual Religius (Y) variabel dependent/terikat.
Deskripsi data berguna untuk menjelaskan penyebaran data menurut frekuensinya,
untuk menjelaskan kecenderungan terbanyak, kecenderungan tengah, dan untuk
menjelaskan pola penyebaran (maksimum-minimum), serta menjelaskan berbagai
kriteria yang melengkapi data dari variabel tertentu.
Data yang diperoleh dari angket tersebut kemudian dilakukan tabulasi data untuk
memudahkan dalam pengolahan data yang tujuannya lebih pada penggambaran dari
masing-masing data variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat, disamping itu
juga disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, histogram distribusi frekuensi dan
kecenderungan skor.
Instrumen mengenai model pembelajaran non directive terdiri dari 70 butir soal, dan
dari hasil uji coba terhadap 10 orang siswa, maka soal yang valid terdapat 38 butir soal,
kemudian didapatkan hasil koefisien reliabilitas alphanya sebesar 0,971 dengan kriteria
tinggi/reliable.
122
Instrumen mengenai Motivasi belajar PAI terdiri dari 70 butir soal, dan dari hasil uji
coba terhadap 10 orang siswa, maka soal yang valid terdapat 40 butir soal, kemudian
didapat hasil koefisien reliabilitas alphanya sebesar 0,956 dengan kriteria tinggi/reliable.
Instrumen mengenai Motivasi belajar PAI terdiri dari 70 butir soal, dan dari hasil uji
coba terhadap 10 orang siswa, maka soal yang valid terdapat 44 butir soal, kemudian
didapat hasil koefisien reliabilitas alphanya sebesar 0,974 dengan kriteria tinggi/reliable.
Kemudian peneliti menyamaratan dari soal yang valid menjadi 38 butir soal dari setiap
variabel.
Adapun hasil analisis deskriptif menggunakan SPSS versi 22 dari setiap variabel
keseluruhan dari variabel X1 (Model pembelajaran non directive), variabel X2 (Motivasi
belajar PAI), dan Y (Pengembangan spiritual religius). Berdasarkan hasil analisis
deskripsi dengan menggunakan SPSS versi 22, dapat disimpulkan tiap variabel sebagai
berikut:
1. Deskipsi Data Variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive)
Dari skor variabel X1 (model pembelajaran non directive) dikumpulkan dengan
menggunakan instrument skala Likert yang terdiri dari 38 butir soal dari setiap
pernyataan yang diberikan kepada siswa sebanyak 165 orang. Adapun hasil pengolahan
dari SPSS nya dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive)
Statistics
x1
N Valid 165
Missing 0
Mean 137,39
Std. Error of Mean 1,186
Median 135,51
Mode 148a
Std. Deviation 15,240
Variance 232,267
Range 97
Minimum 95
Maximum 192
Sum 22670
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 15.45 WIB
123
Hasil dari output tabel 4.2 di atas terdapat: Mean (rata-rata) X1 (model pembelajaran
non directive) sebanyak 137,39 dengan standar error sebesar 1,186 sehingga estimasi
rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96 standar error mean atau
(137,39 ± 1,96 x 1,186) = (135,07 – 139,71). Angka 1,96 adalah harga Z untuk tingkat
kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai model pembelajaran
non directive berada pada estimasi 135,07 sampai 139,71. Median (nilai tengah) pada
rentang nilai di atas adalah 135,51, sedangkan nilai mode nya adalah 148. Standar
deviasinya adalah 15,240 dan nilai range adalah 97 nilai minimum berada pada 95,
sedangkan nilai maksimum nya 192.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat distribusi frekuensinya untuk variabel
model pembelajaran non directive, bisa dilihat di Tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Model Pembelajaran Non Directive (X1)
Kelas Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frek.
Absolut Frek. Relatif
95 - 108 94,678 95,678 1 1%
109 - 122 108,679 109,678 22 13%
123 - 136 122,679 123,678 69 42%
137 - 150 136,679 137,678 46 28%
151 - 164 150,679 151,678 22 13%
165 - 178 164,679 165,678 0 0%
179 - 192 178,679 179,678 5 3%
Jumlah 165 100%
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 15.47 WIB
124
Berdasarkan Tabel 4.3 pada distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
frekuensi tertinggi untuk variabel model pembelajaran non directive (X1) adalah 69 yang
terletak pada kelas interval ke-3 (tiga) yaitu 123-136 dengan frekuensi relatif sebesar
42%, sedangkan frekuensi terendah adalah 0 yang terletak pada kelas interval 165-178
dengan frekuensi relatif 0%. Adapun hasil output dari distribusi frekuensinya secara
detail bisa dilihat dilampiran ke-13. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, untuk mempermudah
penafsiran data distribusi frekuensi model pembelajaran non directive, dapat dilihat
gambar 4.1 pada histogram sebagai berikut:
Gambar 4.1
Histogram X1 (Model Pembelajaran Non directive)
Dari histogram pada gambar 4.1, jelas terlihat bahwa skor hasil model pembelajaran
non directive terletak pada satu bagian histogram yang sama dan memiliki nilai tengah
dari tabel distribusi frekuensi adalah 137,39. Fakta ini menunjukkan bahwa data model
pembelajaran non directive ini diprediksikan berdistribusi normal dan ditunjukkan
dengan histogram yang cenderung berbentuk simentris.
125
1. Deskipsi Data Variabel X2 (Motivasi Belajar PAI)
Dari skor variabel X2 (Motivasi Belajar PAI) dikumpulkan dengan menggunakan
instrument skala Likert yang terdiri dari 38 butir soal dari setiap pernyataan yang
diberikan kepada siswa sebanyak 165 orang. Adapun hasil pengolahan dari SPSS nya
dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Deskripsi Variabel X2
Statistics
x2
N Valid 165
Missing 0
Mean 133,89
Std. Error of Mean 1,175
Median 131,56
Mode 153a
Std. Deviation 15,090
Variance 227,698
Range 90
Minimum 104
Maximum 193
Sum 22092
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 16.00 WIB
Hasil dari output Tabel 4.4 di atas terdapat: Mean (rata-rata) X2 (motivasi belajar
PAI) sebanyak 133,89 dengan standar error sebesar 1,174, sehingga estimasi rata-rata
data sampel pada tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96 standar error mean atau (133,89
± 1,96 x 1,174) = (131,59 – 136,20). Angka 1,96 adalah harga Z untuk tingkat
kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai motivasi belajar PAI
berada pada estimasi 131,59 sampai 136,20. Median (nilai tengah) pada rentang nilai di
atas adalah 131,55 sedangkan nilai mode nya adalah 153. Standar deviasinya adalah
15,090 dan nilai range adalah 90, nilai minimum berada pada 104, sedangkan nilai
maksimumnya 193.
126
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat distribusi frekuensinya untuk variabel
X2 (Motivasi Belajar PAI), bisa dilihat di Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel X2 (Motivasi Belajar PAI)
Kelas Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frek.
Absolut Frek. Relatif
104 - 116 103,058 104,057 15 9%
117 - 129 116,058 117,057 57 35%
130 - 142 129,058 130,057 56 34%
143 - 155 142,058 143,057 26 16%
156 - 168 155,058 156,057 7 4%
169 - 181 168,058 169,057 1 1%
182 - 194 181,058 182,057 3 2%
Jumlah 165 100%
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 16.25 WIB
Berdasarkan Tabel 4.5 pada distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
frekuensi tertinggi untuk variabel X2 (Motivasi Belajar PAI) adalah 57 yang terletak pada
kelas interval ke-2 (dua) yaitu 117-129 dengan frekuensi relatif sebesar 35%, sedangkan
frekuensi terendah adalah 1 yang terletak pada kelas interval 169-181 dengan frekuensi
relatif 1%. Adapun hasil output dari distribusi frekuensinya secara detail bisa dilihat
dilampiran ke- 14. Berdasarkan tabel 4.5 di atas, untuk mempermudah penafsiran data
distribusi frekuensi X2 (Motivasi Belajar PAI), dapat dilihat gambar 4.2 pada histogram
sebagai berikut:
127
Gambar 4. 2 Histogram Motivasi Belajar PAI
Dari histogram pada gambar 4.2, jelas terlhat bahwa skor hasil motivasi belajar PAI
terletak pada satu bagian histogram yang sama dan memiliki nilai tengah dari tabel
distribusi frekuensi adalah 133,89. Fakta ini menunjukkan bahwa data motivasi belajar
PAI ini diprediksikan berdistribusi normal dan ditunjukkan dengan histogram yang
cenderung berbentuk simentris.
2. Deskipsi Data Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius)
Dari skor variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius) dikumpulkan dengan
menggunakan instrument skala Likert yang terdiri dari 38 butir soal dari setiap
pernyataan yang diberikan kepada siswa sebanyak 165 orang. Adapun hasil pengolahan
dari SPSS nya dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
128
Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius)
Statistics
y
N Valid 165
Missing 0
Mean 129,48
Std. Error of Mean 1,076
Median 129,18
Mode 102a
Std. Deviation 13,825
Variance 191,126
Range 62
Minimum 102
Maximum 164
Sum 21364
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 16.40 WIB
Adapun hasil output dari Tabel 4.6 jika dideskripsikan adalah: Mean (rata-rata) dari
variabel Y (pengembangan spiritual religius) sebanyak 129,48 dengan standar error
sebesar 1,076, sehingga estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan 95%
adalah 1,96 standar error mean atau (129,47 ± 1,96 x 1,076) = (127,37 – 131,59). Angka
1,96 adalah harga Z untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata nilai (pengembangan spiritual religius) berada pada estimasi 127,37 sampai
131,59. Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah 129,18 sedangkan nilai
mode nya adalah 102. Standar deviasinya adalah 13,825 dan nilai range adalah 62, nilai
minimum berada pada 102, sedangkan nilai maksimum nya 164.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat distribusi frekuensinya untuk variabel
Y (Pengembangan Spiritual Religius), dapat dilihat di Tabel 4.7 di bawah ini:
129
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius)
Kelas Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frek.
Absolut
Frek.
Relatif
102 - 109 101,323 102,322 13 8%
110 - 117 109,323 110,322 28 17%
118 - 125 117,323 118,322 27 16%
126 - 133 125,323 126,322 34 21%
134 - 141 133,323 134,322 26 16%
142 - 149 141,323 142,322 28 17%
150 - 157 149,323 150,322 9 5%
Jumlah 165 100%
Sumber: Data sekunder diolah
pada 1 Mei 2017 pada pukul 17. 23 WIB
Berdasarkan Tabel 4.7 pada distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
frekuensi tertinggi untuk variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius) adalah 34 yang
terletak pada kelas interval ke-4 (empat) yaitu 126-133 dengan frekuensi relatif sebesar
21%, sedangkan frekuensi terendah adalah 9 yang terletak pada kelas interval 150-157
dengan frekuensi relatif 5%. Adapun hasil output dari distribusi frekuensinya secara
detail bisa dilihat dilampiran ke- 15.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, untuk mempermudah penafsiran data distribusi
frekuensi Y (Pengembangan Spiritual Religius), dapat dilihat gambar 4.3 pada histogram
sebagai berikut:
130
Gambar 4. 3
Histogram Y (Pengembangan Spiritual Religius)
Dari histogram pada gambar 4.3, jelas terlhat bahwa skor hasil pengembangan
spiritual religius terletak pada satu bagian histogram yang sama dan memiliki nilai tengah
dari tabel distribusi frekuensi adalah 129.478 Fakta ini menunjukkan bahwa data
pengembangan spiritual religius ini diprediksikan berdistribusi normal dan ditunjukkan
dengan histogram yang cenderung berbentuk simentris.
C. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, rumusan uji normalitas yang digunakan dengan uji rumus
Kolmogrov-Smirnov, menurut Sugiyono (2010:108) uji normalitas berfungsi untuk
memeriksa apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dicek
keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggung jawabkan.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov,
berdasarkan analisis data dengan bantuan program komputer yaitu SPSS 22 agar dapat
diketahui nilai signifikansi yang menunjukan normalitas data.
131
Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga
koefisien Asymp. Sig pada output Kolmogrov-Smirnov test lebih besar (>) dari alpha yang
ditentukan, yakni 5% (0.05). Begitupun sebaliknya, jika harga koefisien Asymp. Sig pada
output Kolmogrov-Smirnov test lebih kecil (˂) dari alpha yang ditentukan, yakni 5%
(0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas
pada penelitian ini dapat dilihat pada table 4.8 di bawah ini:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder diolah 4 Mei 2017 pada pukul 10.11 WIB
Hipotesis yang akan di uji dalam kasus ini adalah:
H0 : Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05 H0 diterima.
HI : Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak.
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.8 di atas, diperoleh test statistik sebesar
0,039, angka ini sama dengan hasil secara manual dan pada baris Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,200 atau dapat ditulis sebagai nilai probabilitas (p-value) = 0,1 > 0,05 atau H0
diterima. Dengan demikian, data perilaku metakognisi berdistribusi normal. dapat dilihat
gambar 4.4 pada histogramnya sebagai berikut:
132
Gambar 4. 4
Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan hasil output chart 4.4, peneliti menyimpulkan dimana grafik histogram
memberikan pola distribusi yang melenceng kekanan yang artinya data berdistribusi
normal. Atau tafsiran yang lain membentuk kurve normal dan sebagian besar bar/batang
berada di bawah kurve, maka variabel berdistribusi normal.
Maka peneliti dapat memastikan bahwa data-data yang tersaji dalam penelitian ini
yaitu variabel model pembelajaran non directive (X1), Motivasi belajar PAI (X2) dan
Pengembangan Spiritual Religius (Y) adalah data-data yang telah memenuhi syarat
normalitas dan dapat di analisis lebih lanjut sebagai data penelitian yang sah.
2. Uji Linearitas
Uji liniearitas dilakukan untuk mengetahui garis hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Hasil uji linearitas menunjukan bahwa semua variabel
dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.
Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji linear dengan bantuan SPSS
versi 22, jika Sig. Deviantion From Linearity lebih besar atau sama dengan taraf
signifikansi yang dipakai (0,05) berarti data tersebut berkorelasi linear. Berikut hasil
pengujian linearitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS 22.
133
Tabel 4.9
Anova Variabel X1 Terhadap Variabel Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
y *
x1
Between
Groups
(Combined) 30678,853 160 191,743 1,152 ,516
Linearity 1,158 1 1,158 ,007 ,938
Deviation
from
Linearity
30677,695 159 192,941 1,159 ,512
Within Groups 665,845 4 166,461
Total 31344,698 164
Sumber: Data sekunder diolah 4 Mei 2017 pada pukul 10.25 WIB
Berdasarkan nilai signifikansi: dari output Tabel 4.9 di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh nilai signifikansi y*x1=0,512 lebih besar dari 0,05 yang
artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel (X1) model
pembelajaran non directive dengan variabel (Y) pengembangan spiritual religius.
Tabel 4.10
Anova Variabel X2 Terhadap Variabel Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
y *
x2
Between
Groups
(Combined) 31192,995 162 192,549 2,538 ,325
Linearity 7322,133 1 7322,133 96,532 ,010
Deviation
from
Linearity
23870,861 161 148,266 1,955 ,399
Within Groups 151,704 2 75,852
Total 31344,698 164
Sumber: Data sekunder diolah 4 Mei 2017 pada pukul 10.30 WIB
Berdasarkan nilai signifikansi dari output Tabel 4.10 di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh nilai signifikansi y*x2= 0,399 lebih besar dari 0,05 yang
artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel (X2) Motivasi Belajar
PAI dengan variabel (Y) pengembangan spiritual religius.
Maka peneliti dapat memastikan bahwa data-data yang tersaji dalam penelitian ini
yaitu variabel model pembelajaran non directive (X1), Motivasi belajar PAI (X2) dan
Pengembangan Spiritual Religius (Y) adalah data-data yang telah memenuhi syarat
Linearitas dan dapat di analisis lebih lanjut sebagai data penelitian yang sah.
134
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel bebas. Uji Multikolinearitas ini dapat menggunakan SPSS versi 22 dengan
menggunakan analisis korelasi, hasil data tersebut akan diperoleh harga interkorelasi
antar variabel bebas.
Menurut Ghozali (2012:105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
suatu model regresi terjadi kolerasi antar variabel atau tidak, cara mengintepretasikan
data multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflanion
Faktor). Jika nilai tolerance > dari 0,01 maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas, atau jika nilai VIF < dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas juga. Berikut hasil perhitungan dengan SPSS versi 22, pada pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 71,395 11,870 6,015 ,000
x1 -,009 ,062 -,010 -,145 ,885 ,999 1,001
x2 ,443 ,063 ,484 7,028 ,000 ,999 1,001
Sumber: Data sekunder diolah pada 20 Mei 2017 pada pukul 01.46 WIB
Berdasarkan output Tabel 4.11 di atas, peneliti menyimpulkan hasil yang di ketahui
nilai tolerance model pembelajaran non directive (X1), dan motivasi belajar PAI (X2)
yakni 0,999 lebih besar dari 0,10. Sementara itu nilai VIF variabel model pembelajaran
non directive (X1), dan motivasi belajar PAI (X2) yakni 1,001 lebih kecil dari 10.00
sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas, dengan
demikian variabel bebas tersebut dapat dikatakan baik. Maka peneliti dapat memastikan
bahwa data-data yang tersaji dalam penelitian ini yaitu variabel model pembelajaran non
directive (X1), Motivasi belajar PAI (X2) dan Pengembangan Spiritual Religius (Y)
adalah data-data yang telah memenuhi syarat multikolinearitas dan dapat di analisis lebih
lanjut sebagai data penelitian yang sah.
135
D. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang
dirumuskan, maka dari itu pengujian hipotesis diperlukan guna menjawab kebenaran
tersebut secara empirik.
Korelasi linear berganda atau disebut juga analisis regresi ganda dua predictor
merupakan alat ukur mengenai hubungan yang terjadi antara variabel yang terikat.
(variabel Y) dan dua atau lebih variabel bebas (x1, x2……xk). Analisis korelasinya
menggunakan tiga koefisien korelasi yaitu koefisien determinasi berganda, koefisien
korelasi berganda, dan koefisien korelasi parsial.
Untuk melihat asumsi apakah ada korelasi antara model pembelajaran non directive
dan motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran non directive dan
motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN
3 Kota Tangerang Selatan.
Ha : Tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran non directive dan
motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN
3 Kota Tangerang Selatan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan teknik uji
korelasi berganda. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Persamaan Linear Ganda dan Uji Signifikansi Koefisien Persamaan Regresi
Tabel 4.12
Hasil Uji Persamaan Linear Ganda
dan Uji Signifikansi Koefisien Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 71,395 11,870 6,015 ,000
x1 -,009 ,062 -,010 -,145 ,885
x2 ,443 ,063 ,484 7,028 ,000
a. Dependent Variable: y
136
Dari Tabel 4.12 coefficients di atas, pada kolom B diperoleh konstanta b0 = 71,395
koefesien regresi b1 = 0,009, dan b2 =0,443. Sehingga persamaan regresi linear ganda 𝑌⏞=
0,395 + 0,009X1 + 0,443X2
Hipotesis: H0 : β1 ≤ 0 vs H1 : β1 > 0 dan : H0 : β2 ≤ 0 vs H2 : β2 > 0.
Dari hasil analisis seperti disarikan pada tabel 4.9 di atas, menunjukkan harga
statistik untuk koefesiensi variabel X1 yaitu thit = 0,145 dan p-value = 0,885/2 = 0,4425 >
0,05 (uji pihak kanan), atau H0 ditolak, yang bermakna model pembelajaran non directive
tidak berpengaruh terhadap pengembangan spiritual religius. Selanjutnya harga statistik
untuk koefesiensi variabel X2 yaitu thit = 7,028 dan p-value = 0,000/2 = 0 < 0,05 (uji
pihak kanan), atau H0 ditolak, yang bermakna motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap
pengembangan spiritual religius.
2) Uji Signifikansi Persamaan Regresi Ganda
Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikansi Persamaan Regresi Ganda
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression
7325,266 2 3662,633 24,703 ,000b
Residual 24019,432 162 148,268
Total 31344,698 164
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x2, x1
Hipotesis:
H0 : β1 = β2 atau H0 : β1 - β2 = 0
H1 : β1 ≠ β2 atau H1 : β1 - β2 ≠ 0
Dari hasil analisis yang disarikan pada tabel 4.13 ANOVAa di atas diperoleh, harga
statistik F kolom ke-5, yaitu Fhit = 24,703 dan P-value = 0,000 < 0,05 atau hal ini berarti
H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh linear variabel model pembelajaran non directive
dan motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius. Hal ini juga
bermakna terdapat pengaruh positif secara bersama-sama (simultan) model pembelajaran
non directive dan motivasi belajar PAI terhadap pengembangan spiritual religius.
137
3) Uji Signifikansi Koefesien Korelasi Ganda
Tabel 4. 14
Hasil Uji Signifikansi Koefesien Korelasi Ganda
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1
,483a ,234 ,224 12,177 ,234 24,703 2 162 ,000
a. Predictors: (Constant), x2, x1
Hipotesis Statistik:
H0 : ρy.12 ≤ 0
H1 : ρy.12 > 0
Uji signifikansi koefisien korelasi ganda diperoleh dari tabel 4.14 Summary di atas.
Terlihat pada baris pertama bahwa koefisien korelasi ganda (Ry.12 ) = 0,483 dan Fhit
(Fchange) = 24,703, serta p-value = 0.000 < 0,05 atau H0 ditolak. Dengan demikian,
koefisien korelasi ganda antara X1, X2 terhadap Y adalah berarti atau signifikan.
Sedangkan koefisien determinasi ditunjukkan oleh R Square = 0,234, yang mengandung
makna bahwa 23,4% variabilitas variabel pengembangan spiritual religius (Y) dapat
dijelaskan oleh model pembelajaran non directive (X1) dan motivasi belajar PAI (X2),
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh model pembelajaran non directive dan
motivasi belajar PAI secara bersama-sama terhadap pengembangan spiritual religius
sebesar 23,4%, sedangkan 76,6% dipengaruhi oleh faktor yang lain.
138
4) Uji Signifikansi Korelasi Parsial
a) Korelasi antara X1 dan Y dengan mengontrol pengaruh X2 (ry1.2)
Tabel 4. 15
Hasil Uji Korelasi antara X1 dan Y
Correlations
Control Variables y x1
x2 y Correlation 1,000 -,011
Significance (1-tailed) ,442
df 0 162
x1 Correlation -,011 1,000
Significance (1-tailed) ,442
df 162 0
Dari hasil analisis tabel 4.14 di atas, diperoleh (ry1.2) = 0,011 dan p-value = 0,442 >
0,05 atau H0 ditolak, dengan demikian koefisien korelasi antara X1 dan Y dengan
mengontrol pengaruh X2 adalah tidak signifikan.
b) Korelasi antara X2 dan Y dengan mengontrol pengaruh X1 (ry2.1)
Tabel 4. 16
Hasil Uji Korelasi antara X2 dan Y
Correlations
Control Variables y x2
x1 y Correlation 1,000 ,483
Significance (1-tailed) ,000
df 0 162
x2 Correlation ,483 1,000
Significance (1-tailed) ,000
df 162 0
Dari hasil analisis tabel 4.16 di atas, diperoleh (ry1.2) = 0,483 dan p-value = 0,000 <
0,05 atau H0 ditolak, dengan demikian koefisien korelasi antara X2 dan Y dengan
mengontrol pengaruh X1 adalah signifikan.
139
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Melakukan interpretasi hasil analisis penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil pengujian hipotesis. Walaupun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan
suatu kesimpulan, tetapi belum memadai tanpa ada interpretasi yang dikaitkan dengan
rumusan permasalahan. Interpretasi dan pembahasan terhadap hasil pengujian data
penelitian mengikuti perumusan masalah dan tujuan penelitian serta hipotesis.
1. Pembahasan Hasil Penelitian variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive)
Terhadap Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius).
Secara substansial, model pembelajaran non directive ini merupakan salah satu cara
strategi pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai karakteristik yang diintegrasikan
melalui pengetahuan keberagamaan dalam diri siswa secara komprehensif, model
pembelajaran ini merupakan hasil karya Carl Rogers dengan penekanan pada upaya
memfasilitasi belajar. Tujuan dari model pembelajaran non directive adalah membantu
siswa mencapai integrasi pribadi, efektivitas pribadi dan penghargaan terhadap dirinya
secara realistis.
Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah adanya langkah pembelajaran yang
memberi kebebasan berkreasi memilih dan menetapkan solusi atas masalah yang
dihadapi siswa secara mandiri. Peserta didik bukan diarahkan untuk memilih dan
menetapkan satu solusi mengatasi masalah, tetapi didampingi memilih dan menetapkan
solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. krisis budaya Yogyakarta
sesuai rumusan. Joyce dan Weil (2004:271) menyatakan “the non directive teaching
model focuses on facilitating learning. The environment is organized to help students
attain greater personal integration, effectiveness, and realistic sefl-apprisal”. Dengan
penggunaan model pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu mengembangkan
kepribadiannya secara utuh dan mandiri melalui penataan lingkungan belajar yang
kondusif di sekitar peserta didik.
Jika dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya, model pembelajaran
memiliki keunggulan dalam memfalisitasi peserta didik dalam memahami, memilih, dan
menerapkan ide-ide baru untuk kepentingan peserta dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, guru harus menghormati
kemampun peserta didik dalam setiap aktivitas pembelajarnya, memahami karakteristik
pemikiran peserta didik, dan menciptakan suasana komunikasi yang bernuansa empati.
Guru juga perlu memberi komentar yang bersifat reflektif untuk membangkitkan
semangat peserta didik agar semakin giat dalam menemukan ide-ide baru.
Dalam hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran non directive
merupakan salah satu pencapaian tujuan pembelajaran (yang harus dicapai).
Seseorang/siswa yang dapat di ukur melalui alat ukur yang sesuai (instrument/soal)
secara keseluruhan (perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai
sikap pada mata pelajaran PAI), yang dihasilkan setelah mengikuti semua kegiatan
pembelajaran dan mempunyai tingkat kemajuan dan karakteristik Islami siswa.
140
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
non directive yaitu cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi
pelajaran kepada peserta didik secara Humanis, yang dimana guru disini sebagai
fasilitator dan motivator. Adapun beberapa kesimpulan teori Humanistik dari Carl
Rogers adalah:
a. Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu
adalah positif.
b. Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan
aktualisasi.
c. Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri
dari 2 sub sistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
d. Kebutuhan individu ada 4 yaitu: (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3)
penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif
(positive self-regard)
e. Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak
konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2)
penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri
akan hancur dan menyebabkan psikotik.
f. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang
melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
non directive tidak memberikan pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius. Hal
ini dibuktikan dengan hasil hipotesis pengolahan data SPSS yaitu koefesiensi variabel
X1 yaitu thit = 0,145 dan p-value = 0,885/2 = 0,4425 > 0,05 (uji pihak kanan), atau H0
ditolak, yang bermakna model pembelajaran non directive tidak berpengaruh positif
terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
Fenomena di atas secara lebih detail dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini:
Gambar 4.5
Grafik Scatter Simple Variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive)
Terhadap Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius).
141
Penafsiran dari gambar 4.5 di atas dalam grafik Scatter Simple bahwa titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Maka dapat disimpulkan model
pembelajaran non directive tidak berpengaruh terhadap pengembangan spiritual religius.
Dengan ditunjukkan 𝑌⏞= 128,271 + 0,006X1.
Dari hasil hipotesa tersebut ada beberapa asumsi bahwa model pembelajaran non
directive tidak berpengaruh positif terhadap pengembangan spiritual religius di SMAN
3 Kota Tangerang Selatan adalah:
a. Adanya krisis pencarian identitas diri pribadi siswa seperti ketidaktahuan akan
potensi diri, keraguan dan juga rasa takut untuk mengungkap potensi yang
dimiliki, sehingga potensi tersebut terpendam.
b. Interaksi resiprokal (timbal balik) antara siswa dengan guru kurang di respons
c. Waktu pembelajaran tidak strategis dalam mendukung proses pembelajaran non
directive.
d. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat dan canggih, begitu
mudah mempengaruhi perkembangan siswa di usia remaja, khususnya minimnya
nilai-nilai keagamaan dan idealismenya.
e. Adanya faktor keluarga yang tidak membatasi anak-anaknya terhadap pergaulan
yang negatif.
f. Faktor lingkungan sosial yang berbeda-beda baik disekitar sekolah ataupun di
masyarakat yang dapat merusakan tatanan dari segi akhlaknya dan jauh dari nilai-
nilai keagamaan.
Pengertian-pengertian di atas cukup jelas menerangkan bahwa keinginan peneliti
dalam model pembelajaran non directive mempunyai hubungan positif dan dapat
mempengaruhi serta meningkatkan perhatian siswa terhadap pengembangan spiritual
religius yang sesuai dengan hasil penelitian secara empiris, namun hal tersebut berbeda
dengan hasil penelitian bahwa model pembelajaran non directive tidak memberikan
pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius yang dilakukan terhadap siswa kelas
XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel X2 (Motivasi Belajar PAI) Terhadap Variabel
Y (Pengembangan Spiritual Religius).
Sebagaimana telah dipaparkan bab sebelumnya bahwa motivasi merupakan
dorongan yang kuat dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin
dicapainya. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, motivasi memang suatu kebutuhan
dalam diri seseorang yang dapat dimunculkan oleh suatu rangsangan dan dorongan dari
unsur lain.
Menurut Clifford T. Morgan (1961:187) dalam buku Introduction to Psychology
dikatakan, “Motivation is a general term, it refers to states within the organism, to
behavior and to the goals toward which behavior is directed”. Motivasi adalah istilah
umum yang menunjukkan pada suatu keadaan, dalam suatu organisme untuk berbuat
dan menuju suatu tujuan dimana suatu tingkah laku itu diarahkan.
142
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar PAI sangatlah diperlukan,
diyakini bahwa pengembangan spiritual religius siswa akan meningkat jikalau siswa
mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar dapat ditimbulkan karena
adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berapa hasrat atau keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsik berupa penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar
yang menarik. Akan tetapi kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,
sehingga seseorang berkeinginan kuat untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat
dan semangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan siswa.
Adapun teori yang diambil dari penelitian ini yaitu dari teori motivasi Carl Rogers
dan teori motivasi hierarki kebutuhan Maslow. Menurut Rogers kehidupan
menggambarkan sebuah proses pertumbuhan pribadi atau pencapaian keutuhan yang
berkelanjutan, yang disebut kecenderungan aktualisasi. Proses ini bersifat bawaan,
dipengaruhi oleh lingkungannya. Rogers mengemukakan sebuah istilah pengalaman
tentang diri (self-experience) yakni berbagai interaksi individu dengan lingkungannya
dan individu-individu yang signifikan baginya. Sedangkan teori motivasi Maslow yaitu:
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan Akan Rasa Aman, kebutuhan akan cinta, memiliki dan
kasih Sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan hierarki
kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi dalam Maslow. Aktualisasi diri dapat
didefinisikan sebagai perkembangan dari individu yang paling tinggi, mengembangkan
semua potensi yang ia miliki dan menjadi apa saja menurut kemampuannya. Duane
Schultz (1991:93), Contoh dari aktualisasi diri adalah seseorang yang berbakat musik
menciptakan komposisi musik, seseorang yang berbakat melukis akan menciptakan
karya lukisannya, seseorang yang mempunyai potensi sebagai penceramah maka akan
mengembangkan bakatnya sebagai Da’i/Da’iyah.
Dalam suatu pencapaian tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar baik dari segi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap siswa yang berkarakter Islami
terhadap mata pelajaran PAI siswa dapat dicapai apabila model pembelajaran non
directive yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan perhatian siswa terhadap
pelajaran PAI, dimana siswa yang berminat pada pelajaran PAI itu sendiri, tentu akan
belajar dengan senang dan gembira serta perhatiannya terpusat pada materi yang sedang
dipelajari, dan akhirnya mencapai prestasi yang dinginkan.
Dalam semangat motivasi belajar merupakan kecenderungan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap siswa yang berkarakter Islami,
setekah mengikuti pelajaran PAI baik secara teori maupun praktek dituntut untuk
berakhlak mulia, berbudi luhur, dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari hari sesuai
dengan syariat Islam serta berinteraksi sosial dengan lingkungan, kemudian berusaha
untuk menerapkan dalam kehidupan yang realistis.
143
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PAI
memberikan pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius. Hal ini dibuktikan
dengan hasil hipotesis pengolahan data SPSS yaitu koefesiensi variabel X2 yaitu thit =
7,028 dan p-value = 0,000/2 = 0 < 0,05 (uji pihak kanan), atau H0 ditolak, yang bermakna
motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap pengembangan spiritual religius. Fenomena
di atas secara lebih detail dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini:
Gambar 4.6
Grafik Scatter Simple Variabel X2 (Motivasi Belajar PAI) Terhadap Variabel Y
(Pengembangan Spiritual Religius).
Penafsiran dari gambar 4.6 di atas dalam grafik Scatter Simple bahwa titik-titik
menyebar mengikuti garis melenceng ke atas dan membentuk pola tertentu yang jelas.
Maka dapat disimpulkan motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap pengembangan
spiritual religius. Dengan ditunjukkan 𝑌⏞= 70,190 + 0,443X2.
Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar PAI mempunyai pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius
siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Karena pada dasarnya untuk mencapai suatu
pengembangan spiritual religius siswa membutuhkan motivasi yang sangat tinggi baik
dari segi motivasi secara intrinsik yakni motivasi yang datang dari dalam peserta didik
dan motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta
didik sudah dilakukan dengan tepat di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan.
144
3. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive), X2
(Motivasi Belajar PAI) Terhadap Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius).
Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar baik dari segi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap siswa terhadap mata pelajaran
PAI akan tercapai apabila:
a. Model pembelajaran non directive yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan
perhatian siswa terhadap mata pelajaran PAI, dimana siswa menemukan inti
permasalahan siswa yang dihadapinya, siswa dapat mengekspresikan
perasaannya baik positif maupun negatif, siswa secara betahap mengembangkan
pemahaman (kesadaran) akan dirinya, siswa melaporkan tindakan (berupa
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang telah diambilnya. Tentu hasilnya
dari pembelajaran non directive akan membentuk kemampuan belajar sendiri
untuk mencapai pemahaman dan penemuan sehingga terbentuk konsep diri (self
concept), dan bertanggung jawab atas proses belajarnya dan keberhasilannya.
Dengan demikian akan tercapainya pengembangan spiritual religius dalam diri
siswa untuk menjadi seorang yang mempunyai karakter pribadi yang religius.
b. Motivasi belajar merupakan kecenderungan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan untuk memperoleh suatu tujuan
karena kebutuhan tertentu, dan mempunyai nilai sikap yang berkarakter setelah
mengikuti kegiatan belajar pada mata pelajaran PAI yang merupakan tuntunan
untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai syariat Islam baik
dilingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Penjelasan di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa Kelas
X1 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap
pengembangan spiritual religius jika model pembelajaran non directive secara bersama-
sama dengan motivasi belajar PAI.
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PAI
memberikan pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius. Hal ini dibuktikan
dengan hasil hipotesis pengolahan data SPSS yaitu bahwa koefisien korelasi ganda (Ry.12
) = 0,483 dan Fhit (Fchange) = 24,703, serta p-value = 0.000 < 0,05 atau H0 ditolak. Dengan
demikian, koefisien korelasi ganda antara X1, X2 terhadap Y adalah berarti atau
signifikan. Sedangkan koefisien determinasi ditunjukkan oleh R Square = 0,234, yang
mengandung makna bahwa 23,4% variabilitas variabel pengembangan spiritual religius
(Y) dapat dijelaskan oleh model pembelajaran non directive (X1) dan motivasi belajar
PAI (X2), sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh model pembelajaran non directive
dan motivasi belajar PAI secara bersama-sama terhadap pengembangan spiritual religius
sebesar 23,4%, sedangkan 76,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terangkum
dalam analisis ini, diantaranya: kegiatan ekstrakurikuler, doktrin orangtua terhadap nilai-
nilai agama, pengajian keagamaan dilingkungannya. Fenomena di atas secara lebih detail
dapat dilihat pada gambar 4.7 dibawah ini:
145
Gambar 4.7
Grafik Scatter P-P Plot Variabel X1 (Model Pembelajaran Non Directive), X2 (Motivasi
Belajar PAI) Terhadap Variabel Y (Pengembangan Spiritual Religius).
Penafsiran dari gambar 4.7 di atas dalam grafik menunjukkan penyebaran titik-titik
berada disekitar garis diagonal, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa model regresi
berdistribusi normal. Dengan ditunjukkan 𝑌⏞= 0,395 + 0,009X1 + 0,443X2. Artinya model
pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI secara bersama-sama memberikan
pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius siswa SMAN 3 Kota Tangerang
Selatan.
F. Keterbatasan Penelitian
Walaupun penelitian korelasi model pembelajaran non directive dan motivasi belajar
PAI terhadap pengembangan spiritual religius siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang
Selatan sudah mengikuti standar prosedur penelitian, dalam pelaksanaan dari awal penelitian
sampai penyajian laporan ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini
terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan baik dalam proses penyelesaian maupun hasil
penelitian yang diperoleh dianggap sebagai keterbatasan penelitian. Tentu saja harapan
peneliti hasil penelitian ini dapat disempurnakan oleh peneliti lain yang meneliti dengan
judul yang sama. Keterbatasan penelitian ini antara lain:
146
1. Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor positif yang dapat mempengaruhi
pengembangan spiritual religius sebagai hasil belajar siswa, sedangkan secara
objektif, masih ada faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
seperti motivasi belajar, workshow keagamaan, kompetensi guru PAI, lingkungan
(sekolah, keluarga, masyarakat), dan media pembelajaran.
2. Dari segi teknis, peneliti harus dapat menyesuaikan waktu yang dimiliki dengan
responden, karena responden adalah berstatus siswa yang harus mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Penelitian ini menggunakan angket dalam memperoleh data penelitian, dimana
pilihan jawabannya pun terbatas oleh lima pilihan jawaban, tidak menutup
kemungkinan ada alternatif jawaban lain dari responden atau siswa, sebagai
penjelasan dari beberapa pertanyaan penelitian.
4. Dalam penelitian ini bukan satu-satunya yang mampu mengungkapkan
keseluruhan aspek yang diteliti. Karena itu, instrumen kuesioner untuk
mengungkap data tentang pengembangan religius siswa tidak cukup karena untuk
mengungkap data hasil pengisian kuesioner saja, melainkan perlu adanya
wawancara secara mendalam dengan menggunakan tolak ukur wawancara yang
lebih representatif.
5. Meskipun data hasil penelitian ini telah diujikan validitas dan reliabilitas, namun
demikian masih ada kelemahan-kelemahan dalam pengisian angket, diantaranya
masih adanya jawaban yang tidak jujur atau kurang dalam pengisian, serta
pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang di pahami oleh responden.
6. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menelaah penelitian ini, yaitu: kurangnya
pengetahuan tentang ilmu statistik secara detail, serta kurangnya waktu dan tenaga
yang dapat menghambat penyelesaian tesis ini. Salah satunya seiring proses judul
yang diteliti menyangkut spiritual religius serta berjalannya waktu aksi damai 212,
412 dan aksi-aksi lainnya yang peneliti tergugah atau panggilan jiwa dalam
menegakkan hukum Islam di bumi pertiwi ini.
147
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data, pengetahuan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil
penelitian tentang pengaruh model pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI
terhadap pengembangan spiritual religius yang dilakukan siswa-siswi kelas XI SMAN 3
Kota Tangerang Selatan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran non directive dengan pengembangan spiritual religius tidak
signifikan, artinya persepsi model pembelajaran non directive tidak berpengaruh
terhadap pengembangan spiritual religius.
2. Motivasi belajar PAI dengan pengembangan spiritual religius signifikan, artinya
persepsi motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap pengembangan spiritual
religius.
3. Model pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI secara bersama-sama
terhadap pengembangan spiritual religius signifikan dan berarti, artinya persepsi
model pembelajaran non directive dan motivasi belajar PAI secara bersama-sama
memberikan pengaruh terhadap pengembangan spiritual religius.
B. Saran
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka
peneliti menyampaikan saran-saran untuk mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait.
Yaitu:
1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap model pembelajaran non directive
sebagai sumber belajar.
2. Kepada penyelenggara Sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, melihat
kenyataan seperti sekarang ini sudah saatnya untuk pengembangan pendidikan
agama Islam dengan cara memfasilitasi siswa dengan diadakannya Lab.
Pendidikan Agama Islam, yang di dalamnya menyimpan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelajaran pendidikan agama Islam baik teori maupun
praktek, misalnya dari mulai Al-Qur’an, Tafsir dan terjemahannya, buku-buku
tajwid, perangkat penyelenggaraan jenazah, perangkat manasik haji, perangkat
shalat, bagan penyaluran zakat, bagan nisab zakat, bagan mawaris. Semua
disimpan dalam satu tempat sebagaimana layaknya sebuah laboratorium.
3. Kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam sudah saatnya untuk mengembangkan
kreativitas dalam mengajar, sehingga proses belajar mengajar pendidikan agama
Islam ke depan menjadi mata pelajaran yang menyenangkan serta ditunggu-
tunggu. Maka akan sangat memungkinkan guru pendidikan agama Islam menjadi
tempat curahan hati para siswa yang mengalami kegalauan dalam setiap
permasalahan siswa.
148
4. Kepada penyelenggara sekolah dan orang tua siswa sebaiknya mengadakan
pertemuan rutin setiap dua bulan satu kali dengan tujuan mengevaluasi
perkembangan belajar siswa, apabila mengalami perubahan positif maka
dimusyawarahkan bagaimana cara mempertahankannya, namun sebaliknya
apabila mengalami perubahan negatif maka segera dibicarakan bagaimana solusi
terbaik untuk mengatasinya supaya tidak berkelanjutan.
5. Kepada peneliti selanjutnya untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai
masukan serta sebagai bahan pengembangan riset.
6. Lebih memahami filsafat pendidikan setiap mata pelajaran yang di ampu dan
memahami makna dari setiap proses pembelajaran agar proses pembelajaran tidak
hanya sebatas mengajar sesuai target kurikulum, melainkan lebih dari itu,
mendidik mengajar dan membelajarkan atau dengan kata lain memanusiakan
manusia.
149
149
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, H. A & Mubarok. (2004). Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Abdul Fattah Sayyid, Ahmad (2005) Tasawuf Antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah.
Jakarta: Khalifa.
Agus, Bustanudin. (2000). Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ali Budaiwi, Ahmad (2002). Ats-Tsawabu Wal-Iqaabu Wa Atsruhu Fi Tarbiyatil Aulad.
terj. Dr.M. Syihabuddin, Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya bagi Pendidikan
Anak. Jakarta: Gema Insani Press.
Alwi, Hasan dkk. (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
______________ (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aman, Saifuddin (2013). Tren Spiritualitas Milenium Ketiga. Banten: Ruhama.
Amin, Samsul Munir. (2012) Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amza
Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen (Penterjemah: Prihantoro, A. dari
A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom‟s
Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eddition: Addison Wesley
Longman, Inc. 2001). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Isep Zainal (2009). Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Arifin, Muzayyin (2005). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
______________ (2014). Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
________________ (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
A.M, Sardiman (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
____________ (2001) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada.
150
____________ (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
____________ (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Ancok, D. & Suroso, F. (2001). Psikologi Islami; Solusi Islam Atas Problem-Problem
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Atmaja Prawira, Purwa. (2012). Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Bahri Djamarah, Syaiful (1994). Prestasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Betty R.Scarf, (2004). Sosiologi Agama. terj. Machun Husein. Jakarta: Prenada Media.
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2009). Models of Teaching.
Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice Hall, Inc
Colbert, A. Piedmont (2001). Magnetic-Field Studies Encouraging. J Altern Complement
Med.
Clay Lindgren, Henry (1972). Psychology In The Classroom. Japan: Modern Asia Edition.
Dale H. Schunk et al. (2012). Motivasi Dalam Pendidikan Teori Penelitian Dan Aplikasi.
Jakarta: Indeks.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
_____________ (1989). Pendekatan Psikologis dan Fungsi keluarga dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.
Depag RI, (2004). Desain Pengembangan Madrasah. Jakarta: Dirjend Bimbagais
Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dewantara, Ki Hajar (1962). Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majlis Luhur
Taman Siswa.
Dimyati & Musdjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Djamarah, & Zain (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
151
Doyle Johnson, Paul (1986). Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. Jakarta: PT Gramedia
Durkheim. Emile. (1947). The Elementary Forms of Religious Life. translated by Joseph
Ward Swain . New York: Free Press.
El-Shirozi, Laude Masihu Kamaluddin & Mujib (2001). The Islamic Golden Roles. Jakarta
Selatan: Ihwah Publishing House.
Fathurrohman, Pupuh & Suryana, Aa (2012). Guru Profesional. Bandung: Refika
Aditama.
Fetzer Institute. (1999). Multidimensional Measurement of Religiusness, Spiritually for
Use in Health Research. National Institute on Aging Working Group.
Kalamazoo: John. E Fetzer Institute.
Ghozali, Imam (2012). Apliaksi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang: UNDIP.
Goble, Frank. G (1995). The Third Force:The Psychology of Abraham Maslow, terj. A.
Supratiknya, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta: Kanisius.
Gordon Dryden, Jeannete Vos (2001). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution)
Belajar Akan Efektif kalau Anda Dalam Keadaan “Fun”. Bandung: Kaifa.
Gufron. dkk. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Arruz Media.
Hamalik, Oemar (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
______________ (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Howard, S. (2002). A spiritual perspective on learning in the workplace. Journal of
Managerial Psychology.
Haryanto, Sindung (2015) Sosiologi Agama: Dari Klasik Hingga PostModern.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Irawan dkk, Prasetya (1996). Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Iskandar, (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada
Press.
152
Isjoni, (2009). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Ishomuddin, (2002). Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jalaluddin, Rakhmat (2004) Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan.
________________ (2005). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
________________ (2012). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
James, William (1958). The Varieties of Religious Experience: A Study in Human Nature.
New York: Modern Library.
Joyce, Bruce (2009). Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. (2004). Models of Teaching. Boston: Pearson
________________________ (2009). Model of Teaching. diterjemahkan oleh Achmad
Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadir (2015). Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data Dengan Program
SPSS/Lisrel Dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Khamad, Dadang (2002). Soiologi Agama. Bandung. PT Remaja Rosda karya.
Khodijah, Nyayu. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Koeswara, E (1991). Teori-teori Kepribadian. Bandung: Erecso
Kountur, Ronny (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis. Jakarta: Lembaga
Manajemen PPM.
Latipah, Eva (2012). Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Maslow, Abraham (1970). Motivation and Personality, Third Edition. America: Longman.
_______________ (1993). Motivation and Personality, terj. Nurul Iman, Motivasi dan
Kepribadian 1. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mas’ud, Abdurrahman. (2002). Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik;
Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Gama
Media
M.D. Dahlan (1984). Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro,
153
M. J. Dunkin & B. J. Biddle (1974). The Study of Teaching. New York: Rinehart and
Winston Inc.
Mertens, Donna M. (2010). Research and Evaluation in Education and Psychology:
Integrating Diversity with Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods third
edition. California: Sage publication.
Muhaimin, (2002). Wacana Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
_________ (2003). Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
_________ (2002). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mundir, (2013). Statistik Pendidikan. Jember: Pustaka Pelajar
Musfah, J. (2015). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan & Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Morgan, Clifford T. (1961). Introduction to Psychology. New York: Mc. Grow Hill
Company.
Nashori, F. & Diana, R.R (2002). Agenda Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nata, A. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer Tentang
Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasution, Harun (1985) Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Cetakan V,
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Naquib Al-Attas, Syed Muhammad (1995) Prolegomena to the Metaphysics of Islam:
Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam. Kuala
Lumpur: ISTAC.
Noor, Juliansyah (2012). Metodologi Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana.
Oemar, Hamalik (2003). Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
Remaja Karya.
Poerwati, E & Widodo, Nur (2002). Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
154
Putro, Eko Widoyoko. (2009) Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Prawira, Purwa Atmaja ( 2012). Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Rahani, Ahmad (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ramayulis, (2011) Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.
Roestiyah, N. K. (2008). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Rogers, Carl. R. (1982) Freedom to Learn for the 80‟s. California: Charles E. Meril
Publishing Company.
Rohmah, Noer (2012). Psikologi Pendidikan, Malang: Teras.
Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Schreurs, A. (2002). Psychotherapy and Spirituality: Integrating the Spiritual.
Sedarmayanti & Hidayat, S (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.
Semi, M. Atar (1990). Rencana Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung:Angkasa.
Shihab, Quraisy (2002). Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an.
Jakarta: Lentera Hati.
Siregar, Evelin & Hartini Nara. (2011) Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Slameto, (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suardi, Moh (2015). Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Deepublish.
Sugiono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
________ (2010). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
________ (2011). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
155
________ (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________ (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi (2012). Metodologi Penetlitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Supriyanto & Ernawati (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit
CV Andi Offset.
Suryabrata, Sumadi (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Subagia & Sudiana. (2002). Motivasi Belajar. Jakarta : PPLPTK Depdikbud.
Sudrajat, Akhmad (2008) Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik dan Model
Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Syaiful. B. (1994). Prestasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Tafsir, Ahmad (2003). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
____________ (2004). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Tholkhah, Imam & Barizi, Ahmad (2004). Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai Akar
Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Tischler, L. (2002). Linking Emotional Intelligence, Spirituality and Workplace
Performance: Definitions, Models and Ideas for Research. Journal of Managerial
Psychology.
Tumanggor, Rusmin (2014) Ilmu JIwa Agama (The Pscyhology of Religion). Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup. Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidi
kan Nasional.
Uno, Hamzah. B (2007). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
_____________ (2008). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
156
_____________ (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
_____________ (2016). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni, N. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Young, C. Koopsen (2007). Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan. Medan: Bina
Media Perintis. Referensi Online:
Colle Said Paradigma (2016). Pendidikan Dalam Perspektif Surah Al-„Alaq Ayat 1-5.
Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol. 13, No. 1, Juni 2016: 91-117.Sumber
https://www.jurnalhunafa.org/index.php/hunafa/article/view/415/399. Di akses
pada tanggal 28 juli 2017 pada pukul 00. 30 WIB.
Clayton-Jones, Dora L (2014) Spirituality and religiosity in adolescents with sickle cell
disease: A qualitative study”. Sumber:(http://pqdtopen.proquest.com
/results.html?QryTxt=spiritual+religius+of+Islam&fromyear=2013&toyear=201
7&author=&Title=&pubnum=&school=&advisor=&keywords=&start=60). Di
akses pada tanggal 15 April 2017 pada pukul 17.55 WIB.
Frazier, Robert Sipplin (2015) Supporting Intrinsic Motivation for Special Education
Students to Meet Graduation Requirements. Sumber:(http://pqdtopen.proquest.
com/results.html?QryTxt=learning+motivation+of+Islamic+religius+education&
fromyear=2013&toyear=2017&author=&Title=&pubnum=&school=&advisor=
&keywords=&start=30). Di akses pada tanggal 15 April 2017 pada pukul 16.30
WIB.
Georgia, Yu (2013). Religius/Spiritual Beliefs And Practices Of Asian/Asian American
Mental Health Professionals &Amp; Students And The Impact On Treatment”
Pepperdine University Graduate School of Education and Psychology.
Sumber:(http://pqdtopen.proquest.com/doc/1347617379.html?FMT=AI). Di
akses pada 23 Agustus 2016 pukul 02.39 WIB.
Marno (2015). Perilaku Guru Dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Spiritual Untuk
Mewujudkan Pendidikan Efektif. J-PAI, vol. 1 No. 2 Januari-Juni. Sumber:
(https://issuu.com/j-pai/docs/perilaku_guru_dalam_mengimplementasi) Di akses
pada 22 Juli 2017 pukul 01.25 WIB.
Maslow, Abraham (2013). Maslow‟s Hierarcy of needs: Motivation Theory. Sumber:
(http://studyob.com/maslow-hierarcy-of-needs). Di akses pada 26 Agustus 2016
pukul 22.10 WIB.
157
Ni’mah, Roudlotun (2014) Hubungan Religius Dan Empati Dengan Perilaku Altruistik.
Sumber:(http://pqdtopen.proquest.com/results.html?QryTxt=spiritual+religius+of
+Islam&fromyear=2013&toyear=2017&author=&Title=&pubnum=&school=&a
dvisor=&keywords=&start=60) Di akses pada tanggal 15 April 2017 pada pukul
17.55 WIB.
Nyoman, Gita`. (2011). Pengembangan Non directive Teaching Model Berorientasi
Budaya Lokal Beserta Perangkat Pembelajaran Matematika Untuk Siswa
Sekolah Dasar Di Buleleng. Sumber: http://pasca.undiksha.ac.id/images /img
item/1211.pdf.). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Di akses pada
23 Agustus 2016 pukul 02.09 WIB.
Pan, David. (2011) Directive and Non directive Therapist Styles: Brief Intervention For
Subsyndromal Depression For Asian and European Americans. Sumber:
(http://dissexpress.umi.com/dxweb/results.html?QryTxt=non+directive+teaching.
pdf+2015&By=&Title=&pubnum=&start=10) Di akses pada 23 Agustus 2016
pukul 03.56 WIB.
Purwanto, (2013). Motivasi Belajar Dalam Pendidikan Islam.Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-
Tajdid", Vol. 2, No. 2, Juli 2013.Sumber:(http://portalgaruda=437951
&val=9298&title=MOTIVASI%20BELAJAR%20DALAM%20PENDIDIKAN
%20ISLAM).
Solikul Hadi, Moh (2016). Korelasi Antara Efektivitas Pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 dengan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Man
Yogyakarta 1. Pascasarjana Program Studi Pendidikan Islam UIN Sunan
Kalijaga. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember
2016.Sumber:(http://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/jpai/article/view/1
412/1206) Di akses pada 28 Juli 2017 pikul 02.03 WIB.
Titin Nurhidayati (2015). Inovasi Pembelajaran Pai Berbasis Multiple Intelligences(Jurnal
Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, Mei 2015 Hal 25-56). Sumber:
(http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/viewFile/38/38).Di akses
pada 24 Juli 2017 pukul 17. 03 WIB.
Lal■■piran l
KEM R:AN ACAMA
ご∴II■ メぃoぼ′終礫ψ慕ごお,11■ 〔Ffシ な お`f(:r行
}薇〕
FΦ獄総 (FRI
K(》 t鍛 T■ 1lgtrllll髯 駐el力 軸:t
、1:1:11、 R'i議 、中8「 cbitt113r:1017
江laSiStttT PAI:
i Sallill(li1l SLidiq、 PIAg.
158
Lampiran 2 159
PEMERINTAtt PROV》 SIttANTENDttAS PEHDID菫】働鑢ヽ DAN KEBttDAYAAN
UNIT PttLAKSANA TEKNIS
SIttA NEGEi懸 藤KttTA TANGttRANG SELATANぶ1.Benda Tirllur Xl.Ro】瞳Po P章戯嚢1繊ng PeFma1 2.Tattge:鷺 ■3$siatan 154 16
(021)
Webttitet ettnall
Klo無 or t ttT春声軍2‐ 1錢凛嶽懸
Ψangも慇嵐tnda tan暮鑢 di bawall ini:
NmaNIP`P露 1意kaザOol、 Rじ機lg
Jttbttan
Uttit K奪理a
Mtte織漁鮮鱗 像轟 「ヽal
Drs“ IIo P,A.S(〔 :》PANttV夕 N,Pat,ふ807261981031009Pe驚査bin3 L鷺鰤 鳥Mじda“ I腎ソ奪
職 pala Sekoltth
奪]踵:AN奪駆c麗 さ泌 ta Tttl鷺警r噸鵬ぶSela油雌
M9ch“ M嚇議冒静Amin2114011000傘舎04
MattsteF P鬱 鷺di感i隷議 A恵:猥桑alぶ 1農徹
響n屈曲)
Benar nama ttbut di atts telバ h melakukan pcnelitian di S卜 《A Negeri 3 Xk,ta Tangttralg
S轟 1滋tatt yang dilttksa総 議撫ュ議pada 16 1F嚇準軍磯轟ri s.d 17:剛奪i よ幸lT( 1齢為1盤11=盆識8kia p畿識y犠 1尊傘象lan
t凛麒密S Tesist
Demikian suぶ 測tk麒織ransan ini kanli buat ttntじ h ttiktttahui ttan感 i「奪rgu静江katt sebattaimatta
mettillya.“
160
Lampiran 3 Cover Angket Penelitian
ANGKET PENELITIAN
A. IDENTITAS SISWA
Nama :_________________
Hari/Tgl :_________________
Kelas/No. AbseN :_________________
Jenis Kelamin :_________________
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan benar dan
sungguh-sungguh
2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada salah satu jawaban yang dianggap benar
menurut anda
3. Kejujuran saudara/i sangat kami harapkan dan angket ini tidak
mempengaruhi prestasi atau nilai anda dalam pembelajaran sehari-hari
4. Kerahasiaan atas pengisian angket ini sangat kami jaga
5. Alternatif jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya, mudah mudahan
dijadikan pengalaman anda dalam pengisian angket ini agar menjadi acuan
untuk giat belajar dan berkarakter Islami. Amiiin
161
Lampiran 4 Instrumen Model Non Directive
SKALA NON DIRECTIVE
No PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya malu menceritakan masalah pribadi kepada guru
2 Semua tindakan jelek saya selalu ditiru oleh orang lain
3 Saya bisa menyelesaikan masalah dengan cepat
4 Saya mengerjakan tugas dengan teliti
5 Saya mempraktekan keterampilan sesuai dengan
kemampuan
6 Saya mempunyai keberanian ketika bertanya
7 Saya menilai kembali tindakan saya dengan cermat
8 Saya selalu menyalahkan diri sendiri
9 Saya memberikan penghargaan pendapat teman
10 Saya membantu mengerjakan tugas kelompok
11 Saya meminta pendapat teman dalam menghadapi
masalah
12 Saya membantu menyelesaikan masalah teman
13 Saya mampu menyampaikan pendapat dalam bentuk
tulisan
14 Saya memotivasi teman untuk sungguh-sungguh
dalam belajar
15 Saya kurang memperhatikan tugas
16 Saya menonton video yang berkaitan dengan materi
17 Saya mampu mengekspresikan pengalaman
18 Saya melakukan aktivitas secara sadar
19 Saya mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
20 Saya melakukan bimbingan belajar secara kelompok
21 Saya menyelesaikan tugas dengan baik
22 Saya mengukur kemampuan dengan teliti
23 Saya dapat menyesuaikan suasana harmonis dalam
kelas
162
24 Saya memberikan solusi atas masalah yang dihadapi
teman
25 Saya selalu mengabaikan keluhan perasaan teman
26 Saya kurang belajar aktif
27 Saya membantu teman menggali ide baru
28 Saya menghargai pendapat teman
29 Saya menciptakan situasi yang baik saat proses belajar
30 2. Saya jarang diberi kesempatan untuk bertanya
31 Saya kurang memahami pelajaran dengan baik
32 Saya didorong untuk menentukan pilihan sendiri
33 Saya didorong untuk memiliki tanggung jawab
34 Saya ikut berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
kelompok
35 Saya menyemangati untuk peka terhadap situasi
36 Saya mendorong untuk bertanggung jawab atas segala
resiko
37 Saya merasa senang mengikuti setiap pelajaran
38 Saya dapat mengatur waktu belajar
163
Lampiran 5 Instrumen Motivasi Belajar PAI
SKALA MOTIVASI BELAJAR PAI
No PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya rajin ke sekolah, karena ada mata pelajaran PAI
yang saya sukai.
2 Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki dalam
memahami penjelasan guru
3 Saya senang mencari informasi yang berhubungan
dengan pelajaran PAI, karena bisa memperkaya ilmu
agama.
4 Saya merasa kurang mampu menyelesaikan setiap
tugas mata pelajaran PAI yang diberikan guru
5 Saya suka mengunjungi perpustakaan sekolah untuk
membaca buku pelajaran.
6 Saya kurang memperhatikan pelajaran yang saya tidak
senangi
7 Saya hadir tepat waktu ketika belajar pada mata
pelajaran yang saya anggap gampang.
8 Saya malas bertanya kepada guru kalau ada pelajaran
yang tidak saya mengerti.
9 Bila menghadapi kesulitan dalam mempelajari mata
pelajaran PAI, saya berusaha menemukan alternatif
pemecahannya.
10 Saya lebih suka pergi ke kantin sekolah dibanding
pergi ke perpustakaan
11 Saya memandang bahwa hasil belajar yang saya
dapatkan adalah kemampuan saya sendiri.
12 Saya menghindari pelajaran yang saya anggap sulit.
13 Saya telah membuat jadwal kegiatan di rumah,
sehingga saya mengetahui kapan saya harus belajar
14 Saya merasa putus asa bila menghadapi kesulitan
dalam mempelajari mata pelajaran PAI
15 Saya menghabiskan banyak waktu untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang terkait dengan pelajaran
di sekolah.
16 Sebagian besar waktu saya habis untuk bermain dan
menonton Televisi.
17 Ketika ada pelajaran yang saya kurang pahami, saya
bertanya pada orang yang lebih mengerti.
18 Saya menghabiskan sebagian besar waktu belajar
164
untuk bergosip dengan teman.
19 Saya banyak mengisi waktu luang dengan cara
mengulangi pelajaran sekolah dirumah
20 Saya merasa kurang mampu dalam menghadapi
pelajaran yang sulit
21 Jadwal belajar yang telah saya buat akan kuikuti
dengan perasaan senang.
22 Saya lebih suka nonton siaran bola dibanding belajar
PAI.
23 Saya merasa kurang mampu menyelesaikan setiap
tugas mata pelajaran yang diberikan
24 Saya yakin bisa memahami setiap pelajaran yang
diajarkan oleh guru.
25 Saya tidak memiliki jadwal belajar dirumah
26 Saya percaya bisa mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru.
27 Meskipun saya tahu resiko kegagalan itu ada, saya
tidak takut memperjuangkan cita-cita saya.
28 Bila saya ditegur oleh guru saya tidak
menghiraukannya.
29 Meskipun saya mengetahui nilai yang kurang
memuaskan, saya akan tetap terus berusaha dan
belajar.
30 Bila saya gagal menyelesaikan tugas dari guru, saya
akan mengabaikan juga tugas yang lain.
31 Bila ada PR yang diberikan oleh guru, saya tidak akan
menunda mengerjakannya
32 Ketika saya tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan
oleh guru di depan, saya akan bertanya
33 Bila saya mendapat kritikan dari teman, saya merasa
putus asa
34 Bila saya diberi tugas sekolah oleh guru, saya akan
mengabaikannya
35 Bila ada tugas yang tidak saya ketahui jawabannya,
saya menyimpan tugas itu dan memilih bermain.
36 Selalu berusaha menyelesaikan soal yang dianggap
rumit di sekolah
37 Jika menghadapi PR yang sulit, maka saya memilih
untuk melihat pekerjaan teman
38 Ketika saya keliru dan dikritik oleh guru, saya sangat
senang karena itu menambah ilmu saya.
165
Lampiran 6 Instrumen Spiritual Religius
SKALA SPIRITUAL RELIGIUS
No PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya merasa lebih dekat dengan Allah ketika
mematuhi perintah-Nya
2 Saya merasa paling suci dan benar dibandingkan
dengan orang lain
3 Ketika mengingat Allah, saya mendapatkan
ketenangan bathin
4 Saya berusaha menjalani kehidupan berdasarkan
aturan agama
5 Saya menolong orang-orang yang tidak mampu
6 Saya kerja bakti diniatkan hanya ibadah karena Allah
7 Saya menyimpan dendam kepada orang yang telah
menyakiti saya
8 Saya menyesal jika melakukan ha-hal yang merugikan
9 Saya jarang sholat wajib berjama’ah di mesjid
10 Saya melaksanakan sholat tahajud disepertiga malam
11 Saya tadarus Al-Quran setelah sholat
12 Saya suka membaca buku-buku tentang Agama Islam
13 Saya melaksanakan sholat dhuha di jam istirahat
14 Saya beristigfar ketika mengalami masalah dan cobaan
15 Saya enggan menjenguk teman yang sakit
16 Saya selalu mengabaikan nasihat guru
17 Saya kurang peduli terhadap teman yang minta
bantuan
18 Saya memaksakan pendapat ketika berdiskusi
19 Berprasangka buruk kepada orang lain sudah terbiasa
166
20 Saya kurang tertarik dengan pelajaran agama
21 Saya berbagi ilmu agama dengan teman
22 Saya yakin pelajaran agama memberikan perubahan
dalam kehidupan saya
23 Saya memusuhi teman yang nakal
24 Setelah beraktivitas, saya selalu bersyukur kepada
Allah
25 Saya memaafkan kesalahan teman
26 Saya yakin agama mempengaruhi pemahaman dan
cara saya dalam mengatasi masalah
27 Saya tumbuh dilingkungan beragama yang kuat
28 Saya berpegang teguh pada ajaran agama dalam
menjalani kehidupan sehari-hari
29 Saya malas menuntut ilmu agama
30 Saya yakin alquran merupakan petunjuk dalam
menjalani kehidupan
31 Saya kurang senang terhadap organisasi keagamaan
32 Saya senang mengikuti acara keagamaan
33 Saya bangga menjadi penganut agama Islam
34 Saya yakin Allah selalu melihat apa yang saya lakukan
35 Saya selalu berusaha menjadi orang yang baik
36 Menurut saya malaikat tidak akan mencatat setiap
perbuatan yang kita lakukan
37 Saya meyakini agama membantu saya mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah
38 Saya melakukan segala sesuatu dengan niat karena
Allah
167
Lampiran 7 Cara menggunakan Tabel R
Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan tabel r sebagai
contohnya:
Penulis dengan menggunakan sampel untuk uji kuesioner sebanyak
165 orang responden dengan signifikansi untuk uji 2 arah 0,05/5%, dari sini
di dapat nilai df=n-2, df=165-2=163. Cara membaca tabel r nya, kita lihat
tabel r product moment pada signifikansi 5%, didapatkan angka r tabel=
0,1528. Selanjutnya hitung bandingkan nilai r yang di dapat dari tabel r
dengan r hasil perhitungan. Jika r ditabel r < r hasil hitungan, maka
pernyataan itu valid.
DF = n-2
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah
0,05 0,025 0,001 0,005 0,0005
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
154 0,1322 0,1572 0,1861 0,2057 0,2610
155 0,1318 0,1567 0,1855 0,2050 0,2602
156 0,1313 0,1562 0,1849 0,2044 0,2593
157 0,1309 0,1557 0,1844 0,2037 0,2585
158 0,1305 0,1552 0,1838 0,2031 0,2578
159 0,1301 0,1547 0,1832 0,2025 0,2570
160 0,1297 0,1543 0,1826 0,2019 0,2562
161 0,1293 0,1538 0,1821 0,2012 0,2554
162 0,1289 0,1533 0,1815 0,2006 0,2546
163 0,1285 0,1528 0,1810 0,2000 0,2539
164 0,1281 0,1524 0,1804 0,1994 0,2531
165 0,1277 0,1519 0,1799 0,1988 0,2524
166 0,1273 0,1515 0,1794 0,1982 0,2517
167 0,1270 0,1510 0,1788 0,1976 0,2509
168 0,1266 0,1506 0,1783 0,1971 0,2502
169 0,1262 0,1501 0,1778 0,1965 0,2495
170 0,1258 0,1497 0,1773 0,1959 0,2488
171 0,1255 0,1493 0,1768 0,1954 0,2481
172 0,1251 0,1488 0,1762 0,1948 0,2473
173 0,1247 0,1484 0,1757 0,1942 0,2467
174 0,1244 0,1480 0,1752 0,1937 0,2460
175 0,1240 0,1476 0,1747 0,1932 0,2453
176 0,1237 0,1471 0,1743 0,1926 0,2446
177 0,1233 0,1467 0,1738 0,1921 0,2439
178 0,1230 0,1463 0,1733 0,1915 0,2433
179 0,1226 0,1459 0,1728 0,1910 0,2426
180 0,1223 0,1455 0,1723 0,1905 0,2419
168
Lampiran 8 Cara menggunakan Tabel T
Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan tabel t sebagai
contohnya:
Penulis dengan menggunakan sampel untuk uji kuesioner sebanyak
165 orang responden dengan signifikansi untuk uji 2 arah 0,05/5%, dari sini
di dapat nilai df=n-2, df=165-2=163. Cara membaca tabel t nya, kita lihat
tabel t product moment pada signifikansi 5%, didapatkan angka t tabel=
0,165426. Selanjutnya hitung bandingkan nilai t yang di dapat dari tabel t
dengan t hasil perhitungan. Jika t ditabel t < t hasil hitungan, maka
pernyataan itu valid. Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162
162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130
163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098
164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067
165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036
166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005
167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975
168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945
169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915
170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886
171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857
172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829
173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801
174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773
175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745
176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718
177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691
178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665
179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638
180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612
181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587
182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561
183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536
184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511
185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487
186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463
187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438
188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415
189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391
190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368
191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345
192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322
193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299
194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277
195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255
196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233
197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212
198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190
199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169
200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148
169
Lampiran 9 Cara menggunakan Tabel F
Sebagai contoh penulis mempunyai persamaan regresi yang
memperlihatkan pengaruh model pembelajaran non directive (X1) dan motivasi
belajar PAI (X2) terhadap pengembnagan spiritual religius (Y). Jumlah observasi
(responden) yang penulis gunakan untuk membentuk persamaan ini sebanyak 165
responden (jumlah sampel yang sedikit ini hanya untuk penyederhanaan saja).
Pengujian hipotesis dengan α = 5%. Sedangkan derajat bebas pengujian adalah n –
k = 165 – 3 = 162. Ditunjukkan dari hasil F tabelnya adalah 3,90
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05
df untuk df untuk pembilang (N1)
Penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
136 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1.74
137 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
138 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
139 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
140 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
141 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
142 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
143 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
144 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
145 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
146 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.74
147 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
148 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
149 3.90 3.06 2.67 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
150 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
151 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
152 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
153 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
154 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
155 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
156 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.76 1.73
157 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.76 1.73
158 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
159 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
160 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
161 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
162 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
163 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
164 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
165 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
170
Lampiran 10
Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Model Pembelajaran Non Directive
No Soal
r hitung
kondisi r tabel Keterangan
1 0.880**
> 0,631 Valid
2 0.549 < 0,631 Drop
3 0.540 < 0,631 Drop
4 0.549 < 0,631 Drop
5 0.880**
> 0,631 Valid
6 0.590 < 0,631 Drop
7 0.748* > 0,631 Valid
8 0.893**
> 0,631 Valid
9 0.612 < 0,631 Drop
10 0.713* > 0,631 Valid
11 0.510 < 0,631 Drop
12 0.717* > 0,631 Valid
13 0.572 < 0,631 Drop
14 0.616 < 0,631 Drop
15 0.880**
> 0,631 Valid
16 0.880**
> 0,631 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.971 70
171
17 0.748* > 0,631 Valid
18 0.886**
> 0,631 Valid
19 0.887**
> 0,631 Valid
20 0.813**
> 0,631 Valid
21 0.887**
> 0,631 Valid
22 0.155 < 0,631 Drop
23 0.808**
> 0,631 Valid
24 0,504 < 0,631 Drop
25 0.647* > 0,631 Valid
26 0,446 < 0,631 Drop
27 0.709* > 0,631 Valid
28 0,329 < 0,631 Drop
29 0.886**
> 0,631 Valid
30 0,459 < 0,631 Drop
31 0.887**
> 0,631 Valid
32 0.732* > 0,631 Valid
33 0.834**
> 0,631 Valid
34 0.731* > 0,631 Valid
35 0.812**
> 0,631 Valid
36 0.775**
> 0,631 Valid
37 0,578 < 0,631 Drop
38 0.828**
> 0,631 Valid
172
39 0,468 < 0,631 Drop
40 0,545 < 0,631 Drop
41 0.659* > 0,631 Valid
42 0,568 < 0,631 Drop
43 0.735* > 0,631 Valid
44 0.800**
> 0,631 Valid
45 0,186 < 0,631 Drop
46 0.715* > 0,631 Valid
47 0,504 < 0,631 Drop
48 0,546 < 0,631 Drop
49 0.675* > 0,631 Valid
50 0.670* > 0,631 Valid
51 0.658* > 0,631 Valid
52 0.887**
> 0,631 Valid
53 0.686* > 0,631 Valid
54 0,602 < 0,631 Drop
55 0.748* > 0,631 Valid
56 0,506 < 0,631 Drop
57 0.886**
> 0,631 Valid
58 0,500 < 0,631 Drop
59 0,094 < 0,631 Drop
60 0.886**
> 0,631 Valid
173
61 0,501 < 0,631 Drop
62 0,501 < 0,631 Drop
63 0.797**
> 0,631 Valid
64 0,392 < 0,631 Drop
65 0.753* > 0,631 Valid
66 0,578 < 0,631 Drop
67 0,237 < 0,631 Drop
68 0,015 < 0,631 Drop
69 0,399 < 0,631 Drop
70 0,058 < 0,631 Drop
174
Lampiran 11
Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Motivasi Belajar PAI
No Soal
r hitung
kondisi r tabel Keterangan
1 0,286 < 0,631 drop
2 0.763* > 0,631 valid
3 0.827**
> 0,631 valid
4 0.697* > 0,631 valid
5 0.820**
> 0,631 valid
6 0.763* > 0,631 valid
7 0.634* > 0,631 valid
8 0.838**
> 0,631 valid
9 0.829**
> 0,631 valid
10 0.739* > 0,631 valid
11 0,340 < 0,631 drop
12 0.829**
> 0,631 valid
13 0.719* > 0,631 valid
14 0.813**
> 0,631 valid
15 0.747* > 0,631 valid
16 0.909**
> 0,631 valid
17 0,058 < 0,631 drop
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.956 70
175
18 0.779**
> 0,631 valid
19 0.737* > 0,631 valid
20 0.827**
> 0,631 valid
21 0.755* > 0,631 valid
22 0.835**
> 0,631 Valid
23 0,535 < 0,631 Drop
24 0.642* > 0,631 Valid
25 0,408 < 0,631 Drop
26 0.829**
> 0,631 Valid
27 0,381 < 0,631 Drop
28 0.654* > 0,631 Valid
29 0,233 < 0,631 Drop
30 0.800**
> 0,631 Valid
31 0,450 < 0,631 Drop
32 0,544 < 0,631 Drop
33 0,620 < 0,631 Drop
34 0.818**
> 0,631 Valid
35 0.793**
> 0,631 Valid
36 0,603 < 0,631 Drop
37 0,582 < 0,631 Drop
38 0,504 < 0,631 Drop
39 0,588 < 0,631 Drop
176
40 0,544 < 0,631 Drop
41 0,191 < 0,631 Drop
42 0.827**
> 0,631 Valid
43 0.734* > 0,631 Valid
44 0,544 < 0,631 Drop
45 0,600 < 0,631 Drop
46 .887**
> 0,631 Valid
47 0,267 < 0,631 Drop
48 0,426 < 0,631 Drop
49 0,616 < 0,631 Drop
50 0.676* > 0,631 Valid
51 0,465 < 0,631 Drop
52 0.833**
> 0,631 Valid
53 0.805**
> 0,631 Valid
54 0.870**
> 0,631 Valid
55 0.847**
> 0,631 Valid
56 0.695* > 0,631 Valid
57 0.755* > 0,631 Valid
58 0.663* > 0,631 Valid
59 0.725* > 0,631 Valid
60 0.699* > 0,631 Valid
61 0,451 < 0,631 Drop
177
62 0,058 < 0,631 Drop
63 0,568 < 0,631 Drop
64 0.690* > 0,631 Valid
65 0,168 < 0,631 Drop
66 0,523 < 0,631 Drop
67 0,193 < 0,631 Drop
68 0,206 < 0,631 Drop
69 0,148 < 0,631 Drop
70 0.702* > 0,631 Valid
178
Lampiran 12
Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Spiritual Religius
No Soal
r hitung
kondisi r tabel Keterangan
1 0.722* > 0,631 Valid
2 0.697* > 0,631 Valid
3 0.700* > 0,631 Valid
4 0.895**
> 0,631 Valid
5 0,381 < 0,631 Drop
6 0.821**
> 0,631 Valid
7 0.801**
> 0,631 Valid
8 0,038 < 0,631 Drop
9 0,566 < 0,631 Drop
10 0.687* > 0,631 Valid
11 0,522 < 0,631 Drop
12 0.795**
> 0,631 Valid
13 0.711* > 0,631 Valid
14 0.783**
> 0,631 Valid
15 0.687* > 0,631 Valid
16 0,610 < 0,631 Drop
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.974 70
179
17 0.908**
> 0,631 Valid
18 0.728* > 0,631 Valid
19 0,256 < 0,631 Drop
20 0.717* > 0,631 Valid
21 0,567 < 0,631 Drop
22 0.706* > 0,631 Valid
23 0.805**
> 0,631 Valid
24 0.757* > 0,631 Valid
25 0.855**
> 0,631 Valid
26 0.896**
> 0,631 Valid
27 0,505 < 0,631 Drop
28 0.752* > 0,631 Valid
29 0,111 < 0,631 Drop
30 0,565 < 0,631 Drop
31 0,429 < 0,631 Drop
32 0,536 < 0,631 Drop
33 0,233 < 0,631 Drop
34 0,612 < 0,631 Drop
35 0.836**
> 0,631 Valid
36 0.837**
> 0,631 Valid
37 0,413 < 0,631 Drop
38 0,577 < 0,631 Drop
180
39 0.791**
> 0,631 Valid
40 0.726* > 0,631 Valid
41 0,600 < 0,631 Drop
42 0,193 < 0,631 Drop
43 0.651* > 0,631 Valid
44 0.687* > 0,631 Valid
45 0.876**
> 0,631 Valid
46 0.668* > 0,631 Valid
47 0,364 < 0,631 Drop
48 0.685* > 0,631 Valid
49 0.798**
> 0,631 Valid
50 0.785**
> 0,631 Valid
51 0.848**
> 0,631 Valid
52 0.661* > 0,631 Valid
53 0,527 < 0,631 Drop
54 0.812**
> 0,631 Valid
55 0.759* > 0,631 Valid
56 0.709* > 0,631 Valid
57 0,318 < 0,631 Drop
58 0.739* > 0,631 Valid
59 0,564 < 0,631 Drop
60 0,564 < 0,631 Drop
181
61 0.759* > 0,631 Valid
62 0.771**
> 0,631 Valid
63 0.867**
> 0,631 Valid
64 0.867**
> 0,631 Valid
65 0.838**
> 0,631 Valid
66 0.804**
> 0,631 Valid
67 0,415 < 0,631 Drop
68 0,560 < 0,631 Drop
69 0.707* > 0,631 Valid
70 0,460 < 0,631 Drop
182
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Model Pembelajaran Non Directive
x1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 95 1 ,6 ,6 ,6
109 1 ,6 ,6 1,2
111 1 ,6 ,6 1,8
111 1 ,6 ,6 2,4
111 1 ,6 ,6 3,0
112 1 ,6 ,6 3,6
113 1 ,6 ,6 4,2
113 1 ,6 ,6 4,8
114 1 ,6 ,6 5,5
115 1 ,6 ,6 6,1
117 1 ,6 ,6 6,7
118 1 ,6 ,6 7,3
119 1 ,6 ,6 7,9
119 1 ,6 ,6 8,5
119 1 ,6 ,6 9,1
120 1 ,6 ,6 9,7
120 1 ,6 ,6 10,3
120 1 ,6 ,6 10,9
121 1 ,6 ,6 11,5
121 1 ,6 ,6 12,1
122 1 ,6 ,6 12,7
123 1 ,6 ,6 13,3
123 1 ,6 ,6 13,9
123 1 ,6 ,6 14,5
123 1 ,6 ,6 15,2
124 1 ,6 ,6 15,8
124 1 ,6 ,6 16,4
124 1 ,6 ,6 17,0
124 1 ,6 ,6 17,6
124 1 ,6 ,6 18,2
125 1 ,6 ,6 18,8
126 1 ,6 ,6 19,4
183
126 1 ,6 ,6 20,0
126 1 ,6 ,6 20,6
126 1 ,6 ,6 21,2
126 1 ,6 ,6 21,8
126 1 ,6 ,6 22,4
127 1 ,6 ,6 23,0
127 1 ,6 ,6 23,6
127 1 ,6 ,6 24,2
128 1 ,6 ,6 24,8
128 1 ,6 ,6 25,5
128 1 ,6 ,6 26,1
128 1 ,6 ,6 26,7
128 1 ,6 ,6 27,3
128 1 ,6 ,6 27,9
129 1 ,6 ,6 28,5
129 1 ,6 ,6 29,1
130 1 ,6 ,6 29,7
130 1 ,6 ,6 30,3
130 1 ,6 ,6 30,9
130 1 ,6 ,6 31,5
130 1 ,6 ,6 32,1
130 1 ,6 ,6 32,7
131 1 ,6 ,6 33,3
131 1 ,6 ,6 33,9
131 1 ,6 ,6 34,5
131 1 ,6 ,6 35,2
131 1 ,6 ,6 35,8
132 1 ,6 ,6 36,4
132 1 ,6 ,6 37,0
132 1 ,6 ,6 37,6
132 1 ,6 ,6 38,2
132 1 ,6 ,6 38,8
132 1 ,6 ,6 39,4
132 1 ,6 ,6 40,0
132 1 ,6 ,6 40,6
133 1 ,6 ,6 41,2
184
133 1 ,6 ,6 41,8
133 1 ,6 ,6 42,4
133 1 ,6 ,6 43,0
133 1 ,6 ,6 43,6
133 1 ,6 ,6 44,2
134 1 ,6 ,6 44,8
134 1 ,6 ,6 45,5
134 1 ,6 ,6 46,1
134 1 ,6 ,6 46,7
134 1 ,6 ,6 47,3
135 1 ,6 ,6 47,9
135 1 ,6 ,6 48,5
135 1 ,6 ,6 49,1
135 1 ,6 ,6 49,7
136 1 ,6 ,6 50,3
136 1 ,6 ,6 50,9
136 1 ,6 ,6 51,5
136 1 ,6 ,6 52,1
136 1 ,6 ,6 52,7
137 1 ,6 ,6 53,3
137 1 ,6 ,6 53,9
137 1 ,6 ,6 54,5
137 1 ,6 ,6 55,2
137 1 ,6 ,6 55,8
137 1 ,6 ,6 56,4
138 1 ,6 ,6 57,0
138 1 ,6 ,6 57,6
139 1 ,6 ,6 58,2
139 1 ,6 ,6 58,8
139 1 ,6 ,6 59,4
139 1 ,6 ,6 60,0
139 1 ,6 ,6 60,6
139 1 ,6 ,6 61,2
139 1 ,6 ,6 61,8
140 1 ,6 ,6 62,4
140 1 ,6 ,6 63,0
185
140 1 ,6 ,6 63,6
140 1 ,6 ,6 64,2
141 1 ,6 ,6 64,8
142 1 ,6 ,6 65,5
142 1 ,6 ,6 66,1
142 1 ,6 ,6 66,7
143 1 ,6 ,6 67,3
143 1 ,6 ,6 67,9
143 1 ,6 ,6 68,5
143 1 ,6 ,6 69,1
143 1 ,6 ,6 69,7
143 1 ,6 ,6 70,3
144 1 ,6 ,6 70,9
144 1 ,6 ,6 71,5
145 1 ,6 ,6 72,1
145 1 ,6 ,6 72,7
145 1 ,6 ,6 73,3
146 1 ,6 ,6 73,9
146 1 ,6 ,6 74,5
146 1 ,6 ,6 75,2
147 1 ,6 ,6 75,8
147 1 ,6 ,6 76,4
147 1 ,6 ,6 77,0
148 1 ,6 ,6 77,6
148 2 1,2 1,2 78,8
149 1 ,6 ,6 79,4
149 1 ,6 ,6 80,0
150 1 ,6 ,6 80,6
150 2 1,2 1,2 81,8
151 1 ,6 ,6 82,4
151 1 ,6 ,6 83,0
151 1 ,6 ,6 83,6
151 1 ,6 ,6 84,2
152 1 ,6 ,6 84,8
152 1 ,6 ,6 85,5
152 1 ,6 ,6 86,1
186
153 1 ,6 ,6 86,7
154 1 ,6 ,6 87,3
154 2 1,2 1,2 88,5
154 1 ,6 ,6 89,1
155 1 ,6 ,6 89,7
155 1 ,6 ,6 90,3
156 1 ,6 ,6 90,9
156 1 ,6 ,6 91,5
157 1 ,6 ,6 92,1
157 1 ,6 ,6 92,7
157 1 ,6 ,6 93,3
159 1 ,6 ,6 93,9
159 1 ,6 ,6 94,5
162 1 ,6 ,6 95,2
164 1 ,6 ,6 95,8
164 1 ,6 ,6 96,4
165 1 ,6 ,6 97,0
179 1 ,6 ,6 97,6
180 1 ,6 ,6 98,2
181 1 ,6 ,6 98,8
192 2 1,2 1,2 100,0
Total 165 100,0 100,0
187
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI
x2
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 104 1 ,6 ,6 ,6
106 1 ,6 ,6 1,2
107 1 ,6 ,6 1,8
108 1 ,6 ,6 2,4
110 1 ,6 ,6 3,0
110 1 ,6 ,6 3,6
111 1 ,6 ,6 4,2
112 1 ,6 ,6 4,8
112 1 ,6 ,6 5,5
114 1 ,6 ,6 6,1
115 1 ,6 ,6 6,7
115 1 ,6 ,6 7,3
116 1 ,6 ,6 7,9
116 1 ,6 ,6 8,5
116 1 ,6 ,6 9,1
117 1 ,6 ,6 9,7
118 1 ,6 ,6 10,3
118 1 ,6 ,6 10,9
118 1 ,6 ,6 11,5
119 1 ,6 ,6 12,1
120 1 ,6 ,6 12,7
120 1 ,6 ,6 13,3
121 1 ,6 ,6 13,9
121 1 ,6 ,6 14,5
121 1 ,6 ,6 15,2
121 1 ,6 ,6 15,8
121 1 ,6 ,6 16,4
121 1 ,6 ,6 17,0
122 1 ,6 ,6 17,6
122 1 ,6 ,6 18,2
122 1 ,6 ,6 18,8
122 1 ,6 ,6 19,4
188
122 1 ,6 ,6 20,0
123 1 ,6 ,6 20,6
123 1 ,6 ,6 21,2
123 1 ,6 ,6 21,8
123 1 ,6 ,6 22,4
123 1 ,6 ,6 23,0
124 1 ,6 ,6 23,6
124 1 ,6 ,6 24,2
124 1 ,6 ,6 24,8
124 1 ,6 ,6 25,5
124 1 ,6 ,6 26,1
124 1 ,6 ,6 26,7
124 1 ,6 ,6 27,3
125 1 ,6 ,6 27,9
125 1 ,6 ,6 28,5
125 1 ,6 ,6 29,1
125 1 ,6 ,6 29,7
126 1 ,6 ,6 30,3
126 1 ,6 ,6 30,9
126 1 ,6 ,6 31,5
126 1 ,6 ,6 32,1
126 1 ,6 ,6 32,7
126 1 ,6 ,6 33,3
126 1 ,6 ,6 33,9
127 1 ,6 ,6 34,5
127 1 ,6 ,6 35,2
127 1 ,6 ,6 35,8
128 1 ,6 ,6 36,4
128 1 ,6 ,6 37,0
128 1 ,6 ,6 37,6
128 1 ,6 ,6 38,2
128 1 ,6 ,6 38,8
129 1 ,6 ,6 39,4
129 1 ,6 ,6 40,0
129 1 ,6 ,6 40,6
129 1 ,6 ,6 41,2
189
129 1 ,6 ,6 41,8
129 1 ,6 ,6 42,4
129 1 ,6 ,6 43,0
130 1 ,6 ,6 43,6
130 1 ,6 ,6 44,2
130 1 ,6 ,6 44,8
130 1 ,6 ,6 45,5
130 1 ,6 ,6 46,1
130 1 ,6 ,6 46,7
131 1 ,6 ,6 47,3
131 1 ,6 ,6 47,9
131 1 ,6 ,6 48,5
131 1 ,6 ,6 49,1
131 1 ,6 ,6 49,7
132 1 ,6 ,6 50,3
132 1 ,6 ,6 50,9
132 1 ,6 ,6 51,5
132 1 ,6 ,6 52,1
132 1 ,6 ,6 52,7
132 1 ,6 ,6 53,3
133 1 ,6 ,6 53,9
133 1 ,6 ,6 54,5
133 1 ,6 ,6 55,2
133 1 ,6 ,6 55,8
133 1 ,6 ,6 56,4
133 1 ,6 ,6 57,0
134 1 ,6 ,6 57,6
134 1 ,6 ,6 58,2
134 1 ,6 ,6 58,8
135 1 ,6 ,6 59,4
135 1 ,6 ,6 60,0
135 1 ,6 ,6 60,6
136 1 ,6 ,6 61,2
136 1 ,6 ,6 61,8
136 1 ,6 ,6 62,4
137 1 ,6 ,6 63,0
190
137 1 ,6 ,6 63,6
137 1 ,6 ,6 64,2
137 1 ,6 ,6 64,8
137 1 ,6 ,6 65,5
138 1 ,6 ,6 66,1
138 1 ,6 ,6 66,7
138 1 ,6 ,6 67,3
138 1 ,6 ,6 67,9
138 1 ,6 ,6 68,5
138 1 ,6 ,6 69,1
138 1 ,6 ,6 69,7
139 1 ,6 ,6 70,3
139 1 ,6 ,6 70,9
139 1 ,6 ,6 71,5
139 1 ,6 ,6 72,1
140 1 ,6 ,6 72,7
141 1 ,6 ,6 73,3
141 1 ,6 ,6 73,9
142 1 ,6 ,6 74,5
142 1 ,6 ,6 75,2
142 1 ,6 ,6 75,8
142 1 ,6 ,6 76,4
142 1 ,6 ,6 77,0
142 1 ,6 ,6 77,6
143 1 ,6 ,6 78,2
144 1 ,6 ,6 78,8
144 1 ,6 ,6 79,4
145 1 ,6 ,6 80,0
145 1 ,6 ,6 80,6
146 1 ,6 ,6 81,2
146 1 ,6 ,6 81,8
147 1 ,6 ,6 82,4
147 1 ,6 ,6 83,0
147 1 ,6 ,6 83,6
149 1 ,6 ,6 84,2
149 1 ,6 ,6 84,8
191
150 1 ,6 ,6 85,5
150 1 ,6 ,6 86,1
150 1 ,6 ,6 86,7
151 1 ,6 ,6 87,3
151 1 ,6 ,6 87,9
151 1 ,6 ,6 88,5
152 1 ,6 ,6 89,1
152 1 ,6 ,6 89,7
153 1 ,6 ,6 90,3
153 1 ,6 ,6 90,9
153 2 1,2 1,2 92,1
154 1 ,6 ,6 92,7
154 1 ,6 ,6 93,3
156 1 ,6 ,6 93,9
156 1 ,6 ,6 94,5
156 1 ,6 ,6 95,2
159 1 ,6 ,6 95,8
159 1 ,6 ,6 96,4
162 1 ,6 ,6 97,0
165 1 ,6 ,6 97,6
181 1 ,6 ,6 98,2
184 1 ,6 ,6 98,8
193 2 1,2 1,2 100,0
Total 165 100,0 100,0
192
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Pengembangan Spiritual Religius
y
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 102 1 ,6 ,6 ,6
105 1 ,6 ,6 1,2
106 1 ,6 ,6 1,8
107 1 ,6 ,6 2,4
107 1 ,6 ,6 3,0
107 1 ,6 ,6 3,6
108 1 ,6 ,6 4,2
108 1 ,6 ,6 4,8
108 1 ,6 ,6 5,5
109 1 ,6 ,6 6,1
109 1 ,6 ,6 6,7
109 1 ,6 ,6 7,3
110 1 ,6 ,6 7,9
111 1 ,6 ,6 8,5
111 1 ,6 ,6 9,1
111 1 ,6 ,6 9,7
112 1 ,6 ,6 10,3
112 1 ,6 ,6 10,9
112 1 ,6 ,6 11,5
112 1 ,6 ,6 12,1
112 1 ,6 ,6 12,7
112 1 ,6 ,6 13,3
112 1 ,6 ,6 13,9
113 1 ,6 ,6 14,5
113 1 ,6 ,6 15,2
113 1 ,6 ,6 15,8
113 1 ,6 ,6 16,4
113 1 ,6 ,6 17,0
113 1 ,6 ,6 17,6
114 1 ,6 ,6 18,2
114 1 ,6 ,6 18,8
114 1 ,6 ,6 19,4
193
115 1 ,6 ,6 20,0
115 1 ,6 ,6 20,6
115 1 ,6 ,6 21,2
115 1 ,6 ,6 21,8
115 1 ,6 ,6 22,4
116 1 ,6 ,6 23,0
116 1 ,6 ,6 23,6
117 1 ,6 ,6 24,2
117 1 ,6 ,6 24,8
118 1 ,6 ,6 25,5
119 1 ,6 ,6 26,1
119 1 ,6 ,6 26,7
120 1 ,6 ,6 27,3
121 1 ,6 ,6 27,9
121 1 ,6 ,6 28,5
121 1 ,6 ,6 29,1
122 1 ,6 ,6 29,7
122 1 ,6 ,6 30,3
122 1 ,6 ,6 30,9
122 1 ,6 ,6 31,5
122 1 ,6 ,6 32,1
122 1 ,6 ,6 32,7
122 1 ,6 ,6 33,3
122 1 ,6 ,6 33,9
122 1 ,6 ,6 34,5
123 1 ,6 ,6 35,2
124 1 ,6 ,6 35,8
124 1 ,6 ,6 36,4
124 1 ,6 ,6 37,0
124 1 ,6 ,6 37,6
124 1 ,6 ,6 38,2
125 1 ,6 ,6 38,8
125 1 ,6 ,6 39,4
126 1 ,6 ,6 40,0
126 1 ,6 ,6 40,6
126 1 ,6 ,6 41,2
194
126 1 ,6 ,6 41,8
126 1 ,6 ,6 42,4
126 1 ,6 ,6 43,0
126 1 ,6 ,6 43,6
127 1 ,6 ,6 44,2
127 1 ,6 ,6 44,8
128 1 ,6 ,6 45,5
128 1 ,6 ,6 46,1
128 1 ,6 ,6 46,7
128 1 ,6 ,6 47,3
129 1 ,6 ,6 47,9
129 1 ,6 ,6 48,5
129 1 ,6 ,6 49,1
129 1 ,6 ,6 49,7
129 1 ,6 ,6 50,3
130 1 ,6 ,6 50,9
130 1 ,6 ,6 51,5
130 1 ,6 ,6 52,1
130 1 ,6 ,6 52,7
130 1 ,6 ,6 53,3
131 1 ,6 ,6 53,9
131 1 ,6 ,6 54,5
131 1 ,6 ,6 55,2
131 1 ,6 ,6 55,8
131 1 ,6 ,6 56,4
132 1 ,6 ,6 57,0
132 1 ,6 ,6 57,6
132 1 ,6 ,6 58,2
132 1 ,6 ,6 58,8
132 1 ,6 ,6 59,4
133 1 ,6 ,6 60,0
133 1 ,6 ,6 60,6
133 1 ,6 ,6 61,2
134 1 ,6 ,6 61,8
134 1 ,6 ,6 62,4
134 1 ,6 ,6 63,0
195
134 1 ,6 ,6 63,6
135 1 ,6 ,6 64,2
136 1 ,6 ,6 64,8
136 1 ,6 ,6 65,5
136 1 ,6 ,6 66,1
136 1 ,6 ,6 66,7
136 1 ,6 ,6 67,3
137 1 ,6 ,6 67,9
137 1 ,6 ,6 68,5
137 1 ,6 ,6 69,1
138 1 ,6 ,6 69,7
138 1 ,6 ,6 70,3
139 1 ,6 ,6 70,9
139 1 ,6 ,6 71,5
139 1 ,6 ,6 72,1
139 1 ,6 ,6 72,7
139 1 ,6 ,6 73,3
140 1 ,6 ,6 73,9
140 1 ,6 ,6 74,5
141 1 ,6 ,6 75,2
141 1 ,6 ,6 75,8
141 1 ,6 ,6 76,4
141 1 ,6 ,6 77,0
142 1 ,6 ,6 77,6
142 1 ,6 ,6 78,2
142 1 ,6 ,6 78,8
142 1 ,6 ,6 79,4
143 1 ,6 ,6 80,0
143 1 ,6 ,6 80,6
143 1 ,6 ,6 81,2
143 1 ,6 ,6 81,8
143 1 ,6 ,6 82,4
144 1 ,6 ,6 83,0
144 1 ,6 ,6 83,6
144 1 ,6 ,6 84,2
145 1 ,6 ,6 84,8
196
146 1 ,6 ,6 85,5
146 1 ,6 ,6 86,1
147 1 ,6 ,6 86,7
147 1 ,6 ,6 87,3
147 1 ,6 ,6 87,9
147 1 ,6 ,6 88,5
148 1 ,6 ,6 89,1
148 1 ,6 ,6 89,7
148 1 ,6 ,6 90,3
149 1 ,6 ,6 90,9
149 1 ,6 ,6 91,5
149 1 ,6 ,6 92,1
149 1 ,6 ,6 92,7
149 1 ,6 ,6 93,3
150 1 ,6 ,6 93,9
150 1 ,6 ,6 94,5
150 1 ,6 ,6 95,2
151 1 ,6 ,6 95,8
153 1 ,6 ,6 96,4
155 1 ,6 ,6 97,0
155 1 ,6 ,6 97,6
155 1 ,6 ,6 98,2
158 1 ,6 ,6 98,8
162 1 ,6 ,6 99,4
164 1 ,6 ,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
197
Lampiran 16 Foto-Foto Kegiatan Penyebaran Angket Dikelas X1
SMAN Kota Tangerang Selatan
198
Lampiran 17 Foto-Foto Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah Bersama Para Guru
Dan Siswa-Siswi SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
200
Lampiran 19 Data Ruang Pimpinan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
NO NAMA RUANG UKURAN LUAS JUMLAH
1 Kepala Sekolah 12x9= 108m2 1
2 Wakasek Humas 3x4,5 13,5 m2 1
3 Wakasek Kurikulum 8x3 24m2 1
4 Wakasek Bendahara 4x3 12m2 1
5 Wakasek Kesiswaan 2x2,5 5m2 1
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 20 Data Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
NO NAMA RUANG UKURAN LUAS JUMLAH
1 Guru 12x10 120m2 1
2 Tata Usaha 10x6 60m2 1
3
Pengembangan
Pendidikan 5x8 40m2 1
4 Manajemen Mutu 9x4 36m2 1
5 Penjaga Sekolah !(2Tk) 4x6 48 m2 1
6 MGMP 3 x 7,5 22,5 m2 1
7 Pembina OSIS 4x7,5 30m2 1
8 Penjaga Sekolah 2 4x8 32m2 1
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
.
201
Lampiran 21 Data Sarana dan Prasarana
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
NO NAMA RUANG UKURAN LUAS JUMLAH
1 Perpustakaan 18x11 198m2 1
2 BP 5x8 40m2 1
3 Kesenian 9 x 7,5 67,5m2 1
4 kelas 9x7,5 67,5/kelas 26
5 Ruang OSIS 5x8 40m2 1
6 WC siswa 1,5 x 1,5 2,25m2 10
7 Koperasi 7x3 21m2 1
8 Kantin 32x5 160m2 1
9 Dapur 3x3 9m2 1
10 Gudang 1 3x7 21m2 1
11 Gudang 2 2x1,5 30m2 1
12 Lapangan sekolah 30x30 900m2 1
13 Halaman Sekolah 20x12 240m2 1
14 Masjid 10x10 100m2 1
15 UKS / PMR 3x9 27m2 1
16 Ruang Piket 4x2,5 10m2 1
17 ruang Sablon 2x3 6 m2 1
18 WC Guru 2x1,5 3 m2 3
19 Tempat Parkir 17x12,5 4709,5 m2 1
20 Aula 17x10,5 4378,5 m2 1
21 POS Satpam 1 3x3 9m2 1
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
202
Lampiran 22 Data Ruang Praktikum dan Laboratorium
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
NO NAMA RUANG UKURAN LUAS JUMLAH
15 Lab Bahasa 9x7,5 67,5 m2 2
16 Lab Kimia 9 x 7,5 67,5m2 1
17 Lab Fisika 6x20 120 m2 1
18 Lab Biologi 9x7,5 67,5 1
19 Radio 3x8 24m2 1
39 Lab. Komputer 9x7,5 67,5m2 1
40 Lab Komputer 2 7,5x15 112,5m2 1
40 Ruang Radio 3x8 24m2 1
43 Ruang Multimedia 7,5x12 90m2 1
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 23 Gender Jumlah Siswa kelas X SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2016/2017
NO KELAS
KEADAAN
SISWA
L P JMLH
1 X AKSEL 11 16 27
2
X MIA 2
(ENRICH) 12 21 33
3 X MIA 3 BI 11 20 31
4 X MIA 4 22 10 32
5 X MIA 5 18 24 42
6 X MIA 6 20 22 42
7 X MIA 7 20 20 40
Jumlah MIA 114 133 247
8 X IPS 1 19 15 34
9 X IPS 2 18 26 44
Jumlah IPS 37 41 78
JUMLAH KELAS X 151 174 325
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
203
Lampiran 24 Gender Jumlah Siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2016/2017
NO KELAS
KEADAAN
SISWA
L P JMLH
1 XI MIA 1
2
XI MIA 2
ENRICH) 9 26 35
3 XI MIA 3 BI 20 16 36
4 XI MIA 4 15 27 42
5 XI MIA 5 15 29 44
6 XI MIA 6 18 26 44
Jumlah 77 124 201
6 XI IPS 1 22 14 36
7 XI IPS 2 20 24 44
JML IPS 42 38 80
JUMLAH KELAS XI 119 162 281
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 25 Gender Jumlah Siswa kelas XII SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2016/2017
NO KELAS KEADAAN SISWA
L P JMLH
1 XII MIA 1 (AKSEL) 5 18 23
2 XII IPA 2 (ENRICH) 14 20 34
3 XII IPA 3 BI 19 16 35
4 XII IPA 4 16 24 40
5 XII IPA 5 15 25 40
6 XII IPA 6 18 22 40
JML XII IPA 87 125 212
7 XII IPS 1 19 20 39
8 XII IPS 2 18 19 37
JML XII IPS 37 39 76
JUMLAH KELAS XII 124 164 288
Total Kelas 394 500 894
Sumber: Profil SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
204
Lampiran 26 Jumlah Guru PNS SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Gender
Guru PNS Guru Non PNS
L P L P
13 41 8 5
Total 54 Total 13
Sumber: Daftar Nominative
Guru PNS dan Non PNS
Lampiran 27 Data Tenaga Tata Usaha PNS Dan Non PNS
Menurut Gender
Tata Usaha PNS
Tata Usaha Non
PNS
L P L P
3
12 10
Total 3 Total 22
Sumber: Daftar Nominative Tata Usaha
PNS dan Non PNS
Lampiran 28 Data Seluruh Guru PNS dan Non PNS
Menurut Agama
Agama
Islam kristen
Protestan
66 1
Sumber: Data Normative
Guru PNS Dan Non PNS
205
Lampiran 29 Data siswa kelas X SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama
Agama
kelas X
Jumlah L P
Islam 133 353 486
Kristen
Katolik
2 5 7
Kristen
Protestan
15 31 46
Hindu 1 4 5
Budha 1 1
Konghuchu
Jumlah 151 394
Total 545 Total 545
Sumber: Data Keadaan Siswa Menurut Agama
Lampiran 30 Data siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama
Agama
kelas XI
Jumlah L P
Islam 108 142 250
Kristen
Katolik
2 5 7
Kristen
Protestan
7 13 20
Hindu 2 2 4
Budha
Konghuchu
Jumlah 119 162
Total 281 Total 281
Sumber: Data Keadaan Siswa Menurut Agama
206
Lampiran 31 Data siswa kelas XII SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Menurut Agama
Agama
kelas XII
Jumlah L P
Islam 112 140 252
Kristen
Katolik
1 4 5
Kristen
Protestan
9 18 27
Hindu 1 1 2
Budha 1 1 2
Konghuchu
Jumlah 124 164
Total 288 Total 288
Sumber: Data Keadaan Siswa Menurut Agama
Lampiran 32 Data Seluruh Guru PNS dan Non PNS
Menurut Status Perkawinan
GURU PNS Guru Non PNS
Menikah Belum
Menikah
Menikah Belum
Menikah
Janda
48 6 11 1 1
Total 54 Total 13
Sumber: Data Normative Guru PNS Dan Non PNS
Menurut Status Perkawinan
Lampiran 33 Data Tenaga Tata Usaha PNS Dan Non PNS
Menurut Status Perkawinan
Tata Usaha PNS Tata Usaha Non PNS
Menikah Belum
Menikah
Menikah Belum
Menikah
3 - 17 5
Total 3 Total 22
Sumber: Tenaga Tata Usaha PNS Dan Non PNS
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
Succesive Interval
4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4
3.981 3.750 3.677 3.833 4.439 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 3.805 3.272 2.613 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 2.529 3.833 4.439 2.148 3.558 3.394 2.340 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 4.197 3.848 1.806 3.959 2.024
3.981 4.945 3.677 3.833 4.439 2.148 4.889 4.873 3.689 3.451 4.886 3.805 4.568 5.169 2.100 5.445 3.848 3.250 3.959 4.503
3.981 3.750 2.529 3.833 3.021 2.148 2.335 2.110 3.689 3.451 2.309 3.805 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 2.024
3.981 3.750 3.677 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 1.000 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 2.458 3.021 3.146 2.335 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 4.568 2.613 2.100 4.197 2.562 3.250 5.380 3.161
5.118 3.750 3.677 3.833 4.439 2.148 3.558 2.110 3.689 3.451 2.309 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 4.439 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 3.805 3.272 2.613 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 2.529 3.833 4.439 2.148 3.558 3.394 2.340 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 4.197 3.848 1.806 3.959 2.024
3.981 2.848 1.863 2.458 4.439 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 2.114 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 5.380 3.161
3.045 3.750 3.677 5.287 3.021 2.148 2.335 3.394 5.181 3.451 2.309 3.805 2.114 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 5.380 3.161
3.045 3.750 2.529 3.833 1.000 3.146 2.335 3.394 3.689 3.451 2.309 2.525 2.114 2.613 2.100 2.987 2.562 3.250 3.959 2.024
3.045 3.750 3.677 3.833 4.439 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 2.024
3.981 2.065 3.677 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 3.042 4.197 5.265 4.752 3.959 3.161
5.118 4.945 1.863 3.833 1.812 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 1.000 4.197 3.848 3.250 3.959 4.503
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 5.181 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 4.752 3.959 2.024
3.045 2.065 3.677 3.833 1.000 4.102 4.889 4.873 5.181 3.451 3.509 3.805 3.272 1.000 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
5.118 4.945 3.677 3.833 4.439 4.102 2.335 4.873 5.181 3.451 2.309 2.525 4.568 2.613 5.132 5.445 5.265 4.752 5.380 3.161
3.981 2.065 3.677 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 3.042 4.197 5.265 4.752 3.959 3.161
3.981 3.750 1.863 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 3.042 4.197 5.265 4.752 3.959 3.161
3.981 3.750 5.077 3.833 3.021 5.157 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 4.568 3.862 4.002 4.197 5.265 4.752 5.380 2.024
3.045 2.848 3.677 3.833 1.812 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 2.309 3.805 2.114 2.613 4.002 2.987 3.848 3.250 2.610 3.161
3.981 3.750 2.529 2.458 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 1.708 4.568 3.862 3.042 2.987 3.848 4.752 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 2.458 4.439 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 4.002 2.987 2.562 3.250 3.959 2.024
3.045 2.065 3.677 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 2.340 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 2.562 3.250 3.959 1.000
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 5.247 4.568 3.862 4.002 2.987 2.562 3.250 2.610 3.161
3.045 2.065 3.677 3.833 3.021 3.146 4.889 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 3.677 3.833 3.021 2.148 1.431 2.110 1.642 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 3.848 4.752 2.610 1.000
2.131 2.065 5.077 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 4.568 2.613 3.042 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
3.045 2.065 3.677 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 3.805 2.114 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 1.000
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 2.562 3.250 3.959 3.161
3.045 2.065 2.529 2.458 4.439 2.148 2.335 3.394 3.689 2.069 4.886 2.525 2.114 3.862 2.100 4.197 3.848 4.752 5.380 3.161
3.981 4.945 5.077 5.287 4.439 4.102 4.889 4.873 5.181 3.451 3.509 3.805 4.568 3.862 3.042 2.987 3.848 4.752 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 4.873 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 3.042 4.197 3.848 3.250 2.610 3.161
2.131 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 5.380 3.161
3.045 3.750 5.077 3.833 3.021 3.146 4.889 4.873 3.689 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 2.987 5.265 4.752 5.380 3.161
5.118 2.848 3.677 3.833 4.439 3.146 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 3.805 2.114 2.613 4.002 4.197 2.562 4.752 3.959 2.024
3.045 2.065 3.677 5.287 1.000 3.146 3.558 4.873 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 4.945 5.077 2.458 1.000 2.148 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 5.247 3.272 5.169 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 2.340 4.921 4.886 3.805 4.568 2.613 4.002 2.987 2.562 3.250 2.610 2.024
3.981 2.065 3.677 2.458 1.812 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 1.766 2.562 3.250 3.959 2.024
3.045 2.848 5.077 2.458 3.021 4.102 3.558 3.394 5.181 3.451 4.886 3.805 3.272 1.526 4.002 2.987 2.562 4.752 3.959 3.161
207
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
3.981 2.065 3.677 3.833 1.812 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 5.169 2.100 4.197 2.562 3.250 2.610 3.161
3.045 4.945 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 4.921 3.509 3.805 4.568 2.613 4.002 4.197 3.848 4.752 3.959 2.024
3.045 2.848 3.677 2.458 1.812 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 2.525 3.272 2.613 2.100 2.987 2.562 3.250 2.610 2.024
3.981 2.848 2.529 2.458 1.812 3.146 2.335 2.110 3.689 3.451 4.886 3.805 2.114 2.613 3.042 2.987 2.562 1.806 2.610 2.024
3.045 2.848 1.000 3.833 3.021 3.146 1.000 2.110 3.689 3.451 3.509 3.805 1.000 2.613 5.132 2.987 2.562 3.250 3.959 3.161
3.045 2.848 3.677 3.833 1.812 3.146 2.335 3.394 3.689 3.451 3.509 5.247 3.272 2.613 4.002 5.445 5.265 4.752 2.610 2.024
3.981 1.000 3.677 3.833 3.021 2.148 3.558 3.394 1.642 4.921 4.886 5.247 2.114 3.862 3.042 1.766 5.265 3.250 3.959 1.000
2.131 3.750 2.529 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 5.077 3.833 3.021 3.146 2.335 3.394 5.181 4.921 3.509 5.247 3.272 2.613 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 5.181 3.451 3.509 3.805 2.114 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 2.024
5.118 3.750 5.077 3.833 3.021 4.102 4.889 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 5.077 3.833 4.439 3.146 2.335 3.394 3.689 4.921 4.886 5.247 4.568 3.862 2.100 2.987 3.848 4.752 3.959 4.503
3.045 2.848 2.529 3.833 3.021 2.148 2.335 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 3.272 2.613 3.042 4.197 3.848 3.250 5.380 2.024
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 4.102 2.335 4.873 3.689 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 4.752 3.959 3.161
3.045 1.000 3.677 2.458 1.812 4.102 3.558 2.110 5.181 3.451 3.509 3.805 1.000 1.526 3.042 2.987 2.562 3.250 2.610 3.161
3.981 3.750 5.077 3.833 1.812 5.157 4.889 4.873 3.689 4.921 4.886 5.247 2.114 3.862 5.132 4.197 2.562 3.250 2.610 3.161
3.981 2.065 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 4.568 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 2.340 2.069 3.509 3.805 2.114 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 2.024
2.131 2.848 5.077 5.287 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 4.752 2.610 3.161
5.118 2.848 5.077 2.458 3.021 4.102 4.889 4.873 3.689 3.451 4.886 5.247 1.000 2.613 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
1.000 4.945 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 5.077 3.833 4.439 4.102 3.558 4.873 3.689 4.921 3.509 2.525 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 1.000
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 2.110 3.689 3.451 2.309 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 2.024
3.981 2.065 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 2.610 2.024
2.131 2.065 5.077 3.833 3.021 3.146 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 3.805 2.114 2.613 4.002 2.987 3.848 4.752 5.380 4.503
3.045 2.065 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 2.562 3.250 2.610 2.024
3.981 4.945 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 4.503
2.131 3.750 3.677 2.458 3.021 3.146 4.889 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 3.272 2.613 3.042 1.766 3.848 3.250 3.959 1.000
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 4.889 3.394 2.340 2.069 3.509 3.805 1.000 2.613 4.002 2.987 1.642 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 2.458 3.021 3.146 4.889 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 2.114 3.862 4.002 2.987 3.848 4.752 3.959 3.161
1.000 4.945 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 4.002 4.197 2.562 1.806 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 5.445 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 5.077 3.833 3.021 4.102 4.889 3.394 3.689 3.451 2.309 5.247 4.568 2.613 2.100 4.197 5.265 3.250 3.959 3.161
2.131 2.848 5.077 3.833 4.439 3.146 2.335 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 2.114 3.862 4.002 4.197 3.848 4.752 2.610 1.000
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 2.340 3.451 3.509 2.525 2.114 2.613 2.100 2.987 3.848 3.250 3.959 2.024
2.131 4.945 5.077 3.833 3.021 4.102 4.889 4.873 3.689 3.451 4.886 3.805 2.114 2.613 4.002 4.197 5.265 4.752 3.959 3.161
3.981 3.750 5.077 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 4.568 3.862 4.002 5.445 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 3.677 3.833 1.812 2.148 3.558 3.394 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 2.562 3.250 3.959 1.000
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 2.848 3.677 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 2.100 4.197 2.562 4.752 3.959 3.161
3.045 3.750 2.529 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 2.848 5.077 3.833 3.021 3.146 4.889 4.873 3.689 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 4.945 3.677 3.833 3.021 4.102 2.335 3.394 3.689 3.451 4.886 3.805 3.272 2.613 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
208
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
3.981 4.945 5.077 5.287 4.439 4.102 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 5.247 4.568 3.862 5.132 5.445 5.265 4.752 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 2.458 3.021 3.146 4.889 2.110 3.689 3.451 3.509 3.805 4.568 3.862 3.042 4.197 5.265 3.250 5.380 2.024
1.000 4.945 5.077 2.458 4.439 5.157 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.247 4.568 5.169 3.042 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.981 2.065 3.677 5.287 4.439 2.148 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 3.805 4.568 3.862 2.100 4.197 3.848 4.752 3.959 3.161
2.131 3.750 3.677 3.833 1.812 3.146 4.889 4.873 3.689 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 2.024
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.065 5.077 5.287 4.439 2.148 4.889 4.873 5.181 4.921 3.509 5.247 4.568 3.862 2.100 4.197 2.562 4.752 3.959 2.024
3.981 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 2.335 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 2.100 5.445 3.848 4.752 2.610 1.000
2.131 3.750 3.677 2.458 4.439 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 2.114 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
2.131 3.750 3.677 2.458 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 2.069 2.309 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 3.677 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 2.069 2.309 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
5.118 2.848 5.077 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 5.169 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 2.335 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 1.000
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 2.335 3.394 2.340 4.921 3.509 3.805 3.272 2.613 5.132 2.987 3.848 3.250 3.959 2.024
5.118 4.945 5.077 5.287 4.439 5.157 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 5.247 4.568 5.169 5.132 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
2.131 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 2.335 2.110 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 4.889 3.394 3.689 3.451 4.886 2.525 1.000 2.613 2.100 1.766 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 5.077 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 3.272 3.862 5.132 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 3.677 2.458 3.021 3.146 4.889 4.873 3.689 4.921 3.509 3.805 2.114 3.862 4.002 4.197 2.562 3.250 3.959 4.503
2.131 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 2.110 2.340 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 2.100 4.197 3.848 1.806 2.610 1.000
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 4.873 5.181 3.451 4.886 3.805 3.272 2.613 3.042 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
3.981 4.945 5.077 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 3.042 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 4.889 3.394 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
2.131 3.750 3.677 3.833 1.000 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 5.077 5.287 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 5.247 2.114 5.169 4.002 4.197 2.562 1.806 3.959 3.161
3.981 2.065 3.677 3.833 4.439 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 4.568 5.169 1.000 5.445 3.848 4.752 5.380 4.503
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 2.335 1.526 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 2.110 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 5.077 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 4.002 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
3.045 2.848 3.677 3.833 4.439 3.146 2.335 3.394 3.689 4.921 2.309 3.805 3.272 3.862 2.100 4.197 2.562 1.000 2.610 2.024
3.981 2.065 3.677 3.833 3.021 3.146 2.335 1.526 2.340 2.069 3.509 3.805 2.114 2.613 3.042 4.197 2.562 3.250 2.610 3.161
2.131 3.750 3.677 3.833 3.021 4.102 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 2.848 3.677 3.833 3.021 4.102 4.889 2.110 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 2.613 4.002 4.197 2.562 4.752 2.610 1.000
3.981 2.848 3.677 3.833 4.439 2.148 4.889 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 2.114 3.862 3.042 5.445 3.848 3.250 2.610 2.024
3.045 2.848 3.677 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
3.981 3.750 5.077 3.833 4.439 3.146 4.889 4.873 5.181 3.451 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 4.197 2.562 4.752 3.959 3.161
2.131 1.000 5.077 2.458 3.021 4.102 4.889 4.873 5.181 3.451 4.886 2.525 4.568 5.169 2.100 5.445 5.265 4.752 5.380 2.024
5.118 2.065 3.677 2.458 4.439 5.157 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 1.708 4.568 2.613 3.042 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 2.335 2.110 2.340 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 2.987 3.848 3.250 2.610 3.161
2.131 3.750 3.677 2.458 1.812 2.148 2.335 2.110 2.340 2.069 3.509 2.525 4.568 2.613 2.100 2.987 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 4.889 3.394 2.340 3.451 1.562 2.525 3.272 2.613 2.100 2.987 3.848 4.752 3.959 2.024
2.131 3.750 5.077 5.287 4.439 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 2.848 3.677 3.833 1.812 4.102 3.558 2.110 3.689 3.451 2.309 3.805 3.272 2.613 3.042 5.445 3.848 3.250 2.610 3.161
3.981 2.065 5.077 5.287 1.812 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 3.805 3.272 3.862 2.100 2.987 5.265 4.752 2.610 3.161
209
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
3.045 4.945 5.077 3.833 3.021 5.157 3.558 3.394 5.181 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
5.118 2.848 5.077 5.287 4.439 4.102 4.889 4.873 5.181 4.921 3.509 3.805 4.568 5.169 4.002 4.197 5.265 4.752 3.959 2.024
3.045 2.848 3.677 2.458 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 2.114 2.613 3.042 2.987 2.562 3.250 2.610 2.024
3.045 4.945 5.077 5.287 4.439 4.102 4.889 3.394 3.689 4.921 4.886 3.805 3.272 3.862 4.002 2.987 5.265 4.752 5.380 4.503
5.118 4.945 5.077 5.287 4.439 5.157 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 5.247 4.568 5.169 5.132 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.045 2.065 2.529 3.833 3.021 2.148 3.558 2.110 3.689 4.921 4.886 3.805 4.568 3.862 3.042 1.766 3.848 3.250 2.610 1.000
3.981 2.065 3.677 5.287 4.439 4.102 3.558 3.394 5.181 4.921 4.886 5.247 3.272 3.862 4.002 4.197 5.265 4.752 5.380 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 4.921 3.509 3.805 3.272 3.862 4.002 2.987 3.848 3.250 2.610 2.024
5.118 2.848 2.529 2.458 1.812 5.157 4.889 3.394 2.340 4.921 4.886 2.525 4.568 5.169 3.042 2.987 2.562 4.752 3.959 2.024
5.118 4.945 2.529 2.458 3.021 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 2.114 3.862 2.100 2.987 1.642 1.806 2.610 3.161
2.131 3.750 5.077 2.458 3.021 2.148 2.335 3.394 5.181 3.451 3.509 5.247 4.568 3.862 3.042 4.197 5.265 1.000 2.610 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 2.613 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 4.439 3.146 2.335 3.394 5.181 4.921 3.509 3.805 4.568 3.862 3.042 5.445 5.265 1.806 3.959 2.024
5.118 3.750 3.677 5.287 4.439 1.000 3.558 1.000 5.181 4.921 3.509 3.805 4.568 3.862 4.002 4.197 5.265 4.752 3.959 4.503
3.981 2.848 3.677 2.458 3.021 2.148 2.335 3.394 3.689 3.451 3.509 2.525 2.114 2.613 4.002 4.197 5.265 3.250 3.959 3.161
5.118 4.945 5.077 3.833 4.439 1.000 4.889 2.110 3.689 4.921 4.886 5.247 4.568 5.169 2.100 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.045 3.750 3.677 1.000 1.000 4.102 4.889 3.394 5.181 1.462 4.886 1.708 4.568 5.169 5.132 2.987 1.642 4.752 2.610 4.503
3.045 4.945 2.529 3.833 1.812 3.146 4.889 4.873 5.181 2.069 4.886 1.708 4.568 1.000 5.132 5.445 1.000 4.752 2.610 4.503
3.981 4.945 1.863 2.458 4.439 3.146 3.558 3.394 3.689 3.451 4.886 5.247 4.568 3.862 1.000 5.445 5.265 3.250 3.959 4.503
2.131 3.750 1.863 1.000 3.021 5.157 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 1.000 3.272 1.000 5.132 1.000 3.848 3.250 1.000 2.024
5.118 4.945 3.677 3.833 4.439 1.000 2.335 1.000 3.689 3.451 2.309 3.805 3.272 3.862 3.042 4.197 3.848 4.752 2.610 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 3.805 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.045 3.750 3.677 3.833 4.439 3.146 2.335 3.394 2.340 3.451 3.509 2.525 3.272 2.613 3.042 4.197 3.848 4.752 3.959 3.161
2.131 3.750 1.863 3.833 3.021 2.148 3.558 3.394 3.689 3.451 3.509 5.247 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 3.750 3.677 3.833 3.021 2.148 3.558 4.873 3.689 3.451 2.309 3.805 4.568 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 5.380 4.503
5.118 4.945 5.077 5.287 4.439 1.000 3.558 4.873 5.181 4.921 4.886 3.805 4.568 5.169 2.100 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.981 2.065 2.529 2.458 3.021 2.148 2.335 2.110 3.689 3.451 3.509 2.525 3.272 2.613 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
3.981 4.945 5.077 2.458 4.439 2.148 4.889 3.394 3.689 3.451 3.509 5.247 3.272 2.613 2.100 4.197 3.848 3.250 5.380 3.161
5.118 4.945 5.077 5.287 4.439 1.000 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 5.247 4.568 5.169 1.000 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.981 2.848 5.077 2.458 4.439 1.000 3.558 3.394 3.689 3.451 2.309 2.525 3.272 5.169 2.100 4.197 5.265 3.250 3.959 3.161
5.118 4.945 5.077 5.287 4.439 1.000 4.889 4.873 5.181 4.921 4.886 5.247 4.568 5.169 1.000 5.445 5.265 4.752 5.380 4.503
3.981 2.848 2.529 3.833 3.021 2.148 3.558 2.110 3.689 3.451 3.509 2.525 3.272 3.862 2.100 4.197 3.848 3.250 3.959 3.161
5.118 4.945 2.529 3.833 1.812 3.146 2.335 4.873 1.642 2.069 2.309 2.525 2.114 2.613 2.100 4.197 3.848 1.806 2.610 2.024
3.981 3.750 1.863 2.458 3.021 2.148 2.335 1.526 2.340 3.451 1.562 2.525 3.272 2.613 3.042 4.197 3.848 3.250 3.959 2.024
3.981 3.750 3.677 2.458 3.021 2.148 2.335 3.394 5.181 2.069 2.309 2.525 3.272 1.526 3.042 4.197 3.848 3.250 1.462 3.161
210
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 4 5 4
3.982 5.214 4.999 4.016 5.135 5.214 4.166 3.604 5.320 3.985 1.757 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 4.197 150.381
5.339 5.214 3.715 4.016 3.831 5.214 2.830 2.485 5.320 5.197 5.730 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 5.445 147.615
5.339 3.829 3.715 5.380 5.135 4.104 4.166 3.604 5.320 3.985 1.757 5.230 4.002 3.367 4.983 3.686 3.916 4.197 157.176
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 2.485 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 4.983 3.686 5.026 4.197 131.822
3.982 2.495 2.470 4.016 2.725 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 1.757 3.839 2.522 3.367 3.621 5.077 3.916 3.046 128.376
3.982 3.829 4.999 2.803 3.831 5.214 4.166 2.485 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 4.852 3.621 2.391 3.916 4.197 135.414
3.982 3.829 3.715 5.380 3.831 4.104 4.166 2.485 5.320 5.197 2.675 3.839 2.522 3.367 4.983 3.686 5.026 4.197 142.782
3.982 5.214 4.999 4.016 5.135 5.214 4.166 3.604 5.320 3.985 1.757 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 4.197 150.381
5.339 5.214 3.715 4.016 3.831 5.214 2.830 2.485 5.320 5.197 5.730 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 5.445 147.615
3.982 3.829 3.715 1.817 5.135 3.142 4.166 3.604 2.672 2.897 2.675 3.839 4.002 3.367 3.621 5.077 2.824 3.046 134.042
3.982 3.829 3.715 2.803 2.725 4.104 2.830 4.958 2.672 2.897 3.731 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 3.046 130.073
3.982 2.495 2.470 2.803 2.725 4.104 2.830 3.604 2.672 2.897 3.731 2.621 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 3.046 111.370
3.982 3.829 3.715 5.380 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 5.230 4.002 3.367 3.621 3.686 3.916 3.046 142.841
3.982 3.829 4.999 5.380 5.135 4.104 4.166 4.958 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 4.197 154.069
5.339 5.214 4.999 4.016 3.831 4.104 4.166 4.958 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 4.852 3.621 3.686 5.026 5.445 145.204
3.982 2.495 3.715 4.016 2.725 3.142 2.830 3.604 2.672 5.197 2.675 3.839 2.522 4.852 2.373 3.686 3.916 3.046 133.342
2.676 2.495 2.470 1.817 2.725 3.142 2.830 4.958 2.672 3.985 3.731 3.839 4.002 3.367 4.983 5.077 2.824 3.046 128.589
5.339 3.829 4.999 4.016 5.135 5.214 4.166 4.958 5.320 5.197 4.757 5.230 4.002 4.852 3.621 5.077 1.000 4.197 164.013
3.982 3.829 4.999 5.380 5.135 4.104 4.166 4.958 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 4.197 154.069
3.982 3.829 4.999 5.380 5.135 4.104 4.166 4.958 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 4.197 153.940
3.982 3.829 3.715 5.380 5.135 4.104 5.571 4.958 3.941 5.197 4.757 3.839 4.002 4.852 3.621 3.686 3.916 4.197 161.805
3.982 3.829 2.470 2.803 3.831 3.142 4.166 3.604 2.672 2.897 2.675 3.839 1.000 3.367 3.621 2.391 2.824 3.046 119.312
3.982 3.829 2.470 4.016 5.135 4.104 2.830 3.604 5.320 5.197 3.731 5.230 2.522 3.367 2.373 3.686 1.739 3.046 135.514
3.982 2.495 3.715 4.016 3.831 3.142 2.830 3.604 3.941 2.897 3.731 3.839 4.002 3.367 2.373 3.686 2.824 3.046 127.689
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 2.160 4.166 3.604 1.642 2.897 2.675 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 121.079
3.982 3.829 3.715 4.016 2.725 4.104 5.571 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 135.628
3.982 3.829 2.470 4.016 2.725 4.104 4.166 3.604 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 131.278
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 2.160 2.830 4.958 3.941 2.897 2.675 3.839 4.002 3.367 3.621 5.077 2.824 3.046 124.189
2.676 3.829 2.470 4.016 3.831 2.160 4.166 3.604 2.672 2.897 1.000 5.230 4.002 3.367 3.621 5.077 1.739 3.046 123.651
3.982 3.829 3.715 4.016 2.725 2.160 5.571 4.958 3.941 3.985 2.675 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 130.823
2.676 2.495 3.715 2.803 2.725 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 2.824 4.197 129.325
2.676 3.829 2.470 1.817 3.831 2.160 4.166 4.958 2.672 3.985 1.757 5.230 4.002 3.367 2.373 2.391 2.824 4.197 123.701
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 5.230 4.002 4.852 3.621 5.077 2.824 4.197 156.423
2.676 3.829 3.715 4.016 2.725 2.160 2.830 3.604 3.941 2.897 1.757 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 124.030
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 4.852 3.621 3.686 2.824 3.046 140.062
3.982 3.829 2.470 5.380 3.831 3.142 5.571 4.958 3.941 3.985 3.731 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 3.046 158.985
3.982 3.829 4.999 2.803 1.000 3.142 2.830 4.958 3.941 3.985 3.731 3.839 4.002 4.852 3.621 5.077 2.824 4.197 142.640
5.339 5.214 3.715 4.016 2.725 4.104 4.166 3.604 3.941 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 5.077 3.916 4.197 138.632
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 5.214 2.830 3.604 3.941 5.197 4.757 1.766 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 139.590
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 2.824 1.944 138.744
2.676 2.495 4.999 4.016 5.135 3.142 2.830 4.958 5.320 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 2.824 4.197 126.027
2.676 2.495 4.999 4.016 5.135 5.214 2.830 4.958 2.672 2.897 2.675 3.839 4.002 3.367 3.621 5.077 3.916 3.046 138.483
211
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
3.982 3.829 2.470 4.016 3.831 2.160 2.830 3.604 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 122.957
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 4.983 3.686 3.916 5.445 146.126
2.676 1.000 2.470 2.803 5.135 2.160 2.830 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 4.002 3.367 2.373 2.391 2.824 1.944 112.661
2.676 2.495 2.470 2.803 2.725 3.142 2.830 3.604 2.672 2.897 3.731 2.621 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 3.046 109.294
3.982 3.829 3.715 4.016 2.725 3.142 2.830 3.604 3.941 2.897 2.675 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 2.824 3.046 126.492
3.982 2.495 4.999 5.380 3.831 3.142 2.830 4.958 5.320 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 5.026 3.046 138.675
3.982 3.829 3.715 4.016 5.135 1.000 4.166 4.958 3.941 5.197 1.757 3.839 2.522 3.367 3.621 5.077 3.916 4.197 133.802
5.339 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 1.757 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 136.541
3.982 2.495 2.470 4.016 3.831 2.160 4.166 4.958 2.672 3.985 3.731 2.621 2.522 4.852 3.621 3.686 2.824 3.046 134.275
3.982 3.829 2.470 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 139.327
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 5.320 5.197 2.675 2.621 4.002 3.367 4.983 3.686 3.916 4.197 144.112
3.982 2.495 2.470 4.016 3.831 2.160 2.830 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 4.002 4.852 2.373 3.686 3.916 1.944 139.999
3.982 3.829 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 2.672 5.197 4.757 3.839 4.002 3.367 2.373 2.391 3.916 3.046 134.036
3.982 3.829 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 2.672 3.985 1.000 3.839 4.002 4.852 2.373 3.686 3.916 4.197 142.448
2.676 2.495 2.470 4.016 3.831 2.160 2.830 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 2.373 2.391 2.824 1.944 110.522
5.339 5.214 2.470 5.380 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 2.621 4.002 4.852 4.983 3.686 2.824 4.197 151.934
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 5.320 2.897 2.675 1.766 4.002 4.852 4.983 3.686 3.916 4.197 140.951
2.676 3.829 2.470 4.016 3.831 3.142 2.830 3.604 2.672 5.197 3.731 3.839 2.522 2.102 2.373 3.686 3.916 4.197 127.721
5.339 3.829 3.715 4.016 5.135 3.142 2.830 4.958 3.941 5.197 3.731 3.839 4.002 4.852 3.621 5.077 2.824 4.197 149.457
3.982 2.495 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 137.898
3.982 3.829 3.715 4.016 1.863 3.142 4.166 3.604 3.941 1.863 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 132.621
2.676 2.495 4.999 2.803 3.831 4.104 4.166 3.604 5.320 3.985 3.731 5.230 4.002 4.852 3.621 3.686 2.824 4.197 143.605
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 130.739
3.982 2.495 3.715 1.817 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 3.046 129.655
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 5.230 4.002 4.852 3.621 5.077 2.824 3.046 147.562
3.982 2.495 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 2.621 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 132.868
2.676 2.495 2.470 5.380 5.135 5.214 4.166 4.958 3.941 5.197 4.757 2.621 4.002 4.852 3.621 5.077 2.824 4.197 145.119
2.676 2.495 2.470 4.016 3.831 3.142 2.830 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 3.046 119.714
2.676 2.495 3.715 2.803 3.831 3.142 2.830 4.958 3.941 5.197 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 126.467
3.982 3.829 3.715 2.803 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 5.197 3.731 3.839 4.002 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 137.465
3.982 3.829 3.715 4.016 1.863 4.104 4.166 3.604 3.941 2.897 4.757 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 136.603
2.676 3.829 2.470 4.016 2.725 3.142 2.830 4.958 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 127.599
5.339 3.829 3.715 2.803 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 4.002 4.852 3.621 3.686 3.916 5.445 147.494
2.676 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 2.897 2.675 1.766 4.002 2.102 4.983 3.686 2.824 3.046 135.871
2.676 2.495 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 3.941 2.897 3.731 5.230 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 134.752
2.676 3.829 2.470 2.803 2.725 2.160 2.830 3.604 2.672 2.897 3.731 5.230 4.002 3.367 2.373 3.686 3.916 1.944 120.019
3.982 3.829 4.999 5.380 5.135 4.104 4.166 4.958 3.941 5.197 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 2.824 4.197 156.904
3.982 3.829 4.999 4.016 5.135 3.142 4.166 3.604 3.941 5.197 3.731 3.839 4.002 4.852 3.621 3.686 2.824 3.046 150.769
2.676 3.829 3.715 2.803 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 125.427
3.982 3.829 3.715 4.016 5.135 4.104 4.166 4.958 2.672 3.985 3.731 3.839 4.002 3.367 3.621 5.077 2.824 3.046 143.109
2.676 3.829 3.715 4.016 3.831 2.160 2.830 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 4.852 3.621 3.686 2.824 4.197 130.076
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 2.621 2.522 3.367 2.373 3.686 3.916 4.197 132.417
3.982 3.829 3.715 4.016 5.135 4.104 4.166 3.604 3.941 5.197 3.731 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 2.824 3.046 150.946
3.982 2.495 3.715 4.016 5.135 5.214 4.166 3.604 2.672 5.197 4.757 3.839 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 4.197 139.334
212
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
5.339 3.829 3.715 5.380 5.135 5.214 5.571 4.958 3.941 5.197 3.731 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 180.597
2.676 2.495 3.715 2.803 2.725 3.142 2.830 3.604 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 2.824 3.046 125.984
2.676 2.495 4.999 2.803 1.863 3.142 2.830 1.766 5.320 2.897 3.731 3.839 4.002 3.367 3.621 3.686 2.824 1.000 128.308
3.982 2.495 3.715 4.016 2.725 2.160 5.571 4.958 3.941 5.197 4.757 3.839 4.002 3.367 3.621 5.077 3.916 4.197 152.135
5.339 5.214 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 2.672 3.985 3.731 2.621 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 4.197 147.123
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 134.319
3.982 5.214 4.999 5.380 3.831 4.104 5.571 4.958 3.941 1.863 4.757 2.621 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 3.046 156.738
3.982 2.495 3.715 4.016 2.725 2.160 2.830 4.958 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 126.604
2.676 2.495 2.470 4.016 3.831 4.104 2.830 3.604 2.672 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 2.824 3.046 123.406
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 3.142 2.830 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 1.739 4.197 118.956
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 4.104 2.830 2.485 3.941 3.985 3.731 2.621 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 3.046 117.931
3.982 3.829 3.715 4.016 5.135 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 5.230 4.002 4.852 3.621 3.686 3.916 4.197 149.977
2.676 2.495 2.470 2.803 1.863 2.160 2.830 3.604 2.672 2.897 3.731 3.839 4.002 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 120.402
3.982 3.829 2.470 2.803 2.725 4.104 2.830 2.485 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 4.852 3.621 3.686 3.916 4.197 131.249
5.339 5.214 4.999 5.380 5.135 5.214 5.571 4.958 5.320 5.197 4.757 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 191.933
2.676 3.829 4.999 5.380 3.831 3.142 4.166 3.604 2.672 3.985 3.731 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 130.497
5.339 3.829 3.715 2.803 2.725 3.142 4.166 3.604 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 2.373 3.686 2.824 4.197 124.382
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 4.958 3.941 3.985 3.731 3.839 4.002 4.852 3.621 5.077 3.916 4.197 151.524
2.676 3.829 3.715 2.803 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 2.897 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 1.944 132.456
2.676 2.495 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 1.642 5.197 2.675 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 121.627
2.676 1.000 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 4.958 2.672 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 2.373 3.686 3.916 4.197 130.475
3.982 3.829 3.715 4.016 2.725 3.142 4.166 3.604 3.941 2.897 3.731 3.839 4.002 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 136.761
3.982 3.829 4.999 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 139.186
3.982 3.829 3.715 4.016 5.135 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 1.739 3.046 131.507
5.339 5.214 4.999 4.016 5.135 4.104 2.830 3.604 3.941 2.897 3.731 2.621 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 142.054
5.339 3.829 3.715 5.380 3.831 2.160 5.571 4.958 3.941 1.863 2.675 3.839 2.522 3.367 4.983 5.077 1.739 4.197 149.046
3.982 3.829 3.715 4.016 1.863 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 131.524
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 3.142 2.830 3.604 3.941 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 132.057
2.676 2.495 3.715 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 2.824 4.197 134.529
3.982 3.829 1.000 1.817 3.831 3.142 1.000 4.958 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 1.739 1.944 114.295
3.982 3.829 3.715 4.016 1.863 2.160 4.166 2.485 3.941 1.863 1.757 2.621 2.522 2.102 3.621 2.391 3.916 5.445 115.251
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 137.117
3.982 2.495 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 4.958 3.941 5.197 2.675 3.839 2.522 4.852 2.373 3.686 2.824 5.445 137.078
3.982 2.495 3.715 4.016 5.135 3.142 4.166 4.958 3.941 2.897 2.675 2.621 4.002 4.852 4.983 3.686 2.824 3.046 139.842
2.676 2.495 2.470 4.016 2.725 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 3.046 123.300
3.982 3.829 3.715 5.380 5.135 3.142 4.166 4.958 3.941 5.197 3.731 2.621 4.002 3.367 3.621 5.077 2.824 3.046 154.252
2.676 5.214 2.470 2.803 3.831 4.104 2.830 4.958 3.941 3.985 1.000 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 1.000 5.445 146.698
2.676 2.495 2.470 4.016 2.725 3.142 5.571 4.958 5.320 5.197 1.000 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 1.000 3.046 152.702
3.982 3.829 3.715 4.016 2.725 3.142 4.166 4.958 2.672 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 127.981
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 2.160 2.830 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 3.916 4.197 113.406
3.982 2.495 3.715 2.803 3.831 3.142 2.830 4.958 3.941 3.985 3.731 2.621 2.522 3.367 2.373 5.077 2.824 4.197 125.584
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 142.839
2.676 2.495 3.715 2.803 3.831 3.142 4.166 4.958 2.672 5.197 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 2.824 3.046 126.357
3.982 3.829 3.715 4.016 1.863 2.160 4.166 3.604 3.941 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 133.159
213
Data Interval X1 Model Pembelajaran Non Directive
3.982 3.829 4.999 5.380 5.135 3.142 4.166 3.604 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 3.686 3.916 3.046 151.200
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 2.830 3.604 3.941 5.197 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 154.857
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 2.160 4.166 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 2.824 4.197 117.400
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 3.731 2.621 4.002 4.852 4.983 3.686 3.916 5.445 158.911
5.339 5.214 4.999 5.380 5.135 5.214 5.571 4.958 5.320 5.197 4.757 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 191.933
3.982 2.495 4.999 4.016 3.831 2.160 5.571 4.958 3.941 3.985 2.675 3.839 4.002 4.852 4.983 5.077 3.916 3.046 135.885
5.339 5.214 4.999 5.380 5.135 5.214 5.571 4.958 5.320 1.000 1.000 1.000 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 164.146
3.982 3.829 2.470 4.016 3.831 3.142 4.166 3.604 2.672 3.985 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 3.046 131.575
2.676 2.495 3.715 2.803 3.831 4.104 1.562 2.485 2.672 2.897 2.675 2.621 4.002 3.367 2.373 3.686 3.916 3.046 126.869
2.676 2.495 2.470 2.803 3.831 2.160 4.166 3.604 2.672 2.897 1.757 3.839 1.000 3.367 2.373 2.391 2.824 1.944 110.895
5.339 3.829 2.470 1.817 2.725 4.104 5.571 3.604 5.320 1.863 2.675 3.839 2.522 1.708 4.983 3.686 1.739 3.046 130.252
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 3.604 3.941 1.863 2.675 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 3.916 4.197 133.092
3.982 3.829 2.470 2.803 3.831 5.214 2.830 1.766 3.941 3.985 3.731 5.230 2.522 4.852 4.983 5.077 3.916 5.445 145.414
3.982 3.829 3.715 5.380 3.831 4.104 4.166 1.766 3.941 3.985 2.675 5.230 4.002 3.367 4.983 5.077 5.026 5.445 154.856
3.982 3.829 3.715 2.803 2.725 5.214 2.830 2.485 5.320 3.985 1.757 5.230 4.002 4.852 4.983 2.391 5.026 5.445 136.173
5.339 5.214 3.715 2.803 5.135 5.214 2.830 2.485 5.320 5.197 1.000 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 5.445 164.813
1.462 5.214 2.470 2.803 2.725 3.142 1.562 4.958 5.320 2.897 2.675 1.766 4.002 1.000 4.983 1.462 2.824 1.944 122.670
2.676 5.214 4.999 4.016 5.135 2.160 5.571 4.958 1.642 5.197 4.757 2.621 1.000 4.852 4.983 5.077 2.824 3.046 142.655
5.339 5.214 3.715 4.016 2.725 5.214 4.166 3.604 3.941 2.897 2.675 5.230 4.002 3.367 4.983 3.686 3.916 5.445 151.048
1.000 3.829 1.000 1.000 2.725 1.000 2.830 1.000 1.000 2.897 4.757 1.766 1.000 2.102 1.000 1.000 5.026 4.197 95.179
3.982 3.829 4.999 4.016 3.831 4.104 2.830 2.485 5.320 2.897 1.757 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 3.916 4.197 139.262
3.982 3.829 3.715 2.803 3.831 4.104 2.830 2.485 3.941 3.985 2.675 3.839 2.522 1.708 3.621 3.686 5.026 4.197 132.245
3.982 5.214 3.715 2.803 3.831 4.104 2.830 2.485 3.941 3.985 4.757 3.839 1.000 4.852 4.983 2.391 3.916 4.197 135.113
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 2.485 5.320 2.897 1.757 3.839 1.000 1.708 3.621 3.686 1.739 4.197 127.137
5.339 3.829 4.999 4.016 5.135 4.104 4.166 3.604 3.941 3.985 1.757 3.839 4.002 3.367 3.621 3.686 5.026 4.197 146.418
5.339 5.214 3.715 4.016 5.135 4.104 4.166 3.604 3.941 2.897 3.731 2.621 2.522 1.708 3.621 3.686 1.739 4.197 156.227
3.982 3.829 3.715 2.803 3.831 4.104 2.830 2.485 3.941 3.985 1.757 3.839 2.522 3.367 3.621 2.391 3.916 4.197 121.336
3.982 3.829 4.999 4.016 5.135 4.104 2.830 2.485 3.941 3.985 2.675 5.230 4.002 4.852 3.621 2.391 5.026 4.197 146.348
5.339 5.214 4.999 5.380 5.135 5.214 5.571 4.958 5.320 5.197 1.000 5.230 4.002 4.852 4.983 5.077 5.026 5.445 179.888
5.339 3.829 4.999 2.803 2.725 5.214 2.830 2.485 5.320 3.985 2.675 5.230 4.002 4.852 4.983 2.391 3.916 5.445 142.127
5.339 5.214 4.999 5.380 5.135 5.214 4.166 3.604 5.320 5.197 4.757 5.230 4.002 4.852 4.983 3.686 5.026 5.445 179.495
3.982 3.829 3.715 4.016 3.831 4.104 4.166 2.485 3.941 1.863 3.731 3.839 2.522 3.367 3.621 3.686 5.026 4.197 130.772
2.676 2.495 4.999 5.380 5.135 5.214 4.166 3.604 5.320 5.197 2.675 3.839 2.522 4.852 4.983 2.391 5.026 4.197 133.119
3.982 2.495 2.470 2.803 3.831 4.104 2.830 1.766 3.941 2.897 2.675 3.839 2.522 3.367 1.462 2.391 2.824 4.197 111.563
5.339 2.495 2.470 2.803 2.725 4.104 5.571 1.766 3.941 3.985 2.675 3.839 1.000 3.367 3.621 2.391 2.824 3.046 118.571
214
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
Succesive Interval
3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
1 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 4.409 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
2 3.091 5.118 3.600 3.844 3.194 2.205 2.253 3.749 2.329 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 2.065 2.374 2.581 3.258 4.005
3 4.116 5.118 5.091 2.445 4.664 3.281 4.904 3.749 5.283 3.432 3.530 3.555 1.863 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
4 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
5 4.116 2.115 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 2.581 1.698 4.005
6 4.116 5.118 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 2.329 1.980 3.530 3.555 2.886 4.273 4.249 2.374 2.581 4.818 2.581
7 3.091 2.962 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 2.228 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
8 3.091 3.907 3.600 3.844 4.664 3.281 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 2.886 2.968 4.249 2.374 2.581 3.258 4.005
9 2.099 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
10 5.287 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 2.253 2.340 2.329 3.432 2.228 2.123 2.886 1.766 4.249 2.374 2.581 3.258 2.581
11 3.091 2.962 3.600 3.844 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 2.886 5.696 4.249 3.608 3.977 3.258 5.493
12 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 2.228 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
13 3.091 3.907 5.091 2.445 1.894 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 4.249 1.000 2.581 3.258 2.581
14 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 2.581 3.258 4.005
15 5.287 3.907 5.091 5.340 4.664 3.281 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 5.070 5.320 5.696 5.531 3.608 5.423 4.818 4.005
16 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 4.038 4.273 2.065 3.608 2.581 3.258 4.005
17 4.116 2.115 3.600 2.445 3.194 2.205 4.904 3.749 3.750 3.432 2.228 3.555 2.886 4.273 3.120 2.374 3.977 4.818 2.581
18 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 2.228 2.123 4.038 2.968 4.249 1.000 3.977 3.258 4.005
19 3.091 5.118 5.091 2.445 4.664 1.000 2.253 5.301 5.283 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 2.065 3.608 3.977 3.258 4.005
20 4.116 2.962 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 2.065 3.608 3.977 3.258 2.581
21 4.116 2.962 3.600 2.445 1.894 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
22 4.116 3.907 5.091 5.340 4.664 1.000 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 5.070 1.863 1.766 4.249 4.858 5.423 4.818 5.493
23 3.091 3.907 2.286 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 4.273 3.120 1.000 3.977 3.258 4.005
24 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 2.329 3.432 2.228 2.123 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 1.698 4.005
25 4.116 2.962 1.708 1.000 3.194 3.281 1.500 1.642 3.750 3.432 4.946 5.070 5.320 4.273 4.249 1.000 3.977 3.258 1.000
26 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 2.253 2.340 3.750 1.980 3.530 2.123 4.038 2.968 1.000 3.608 5.423 1.000 2.581
27 3.091 3.907 2.286 3.844 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 2.123 4.038 2.968 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
28 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 3.506 3.749 2.329 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 2.581 3.258 4.005
29 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
30 4.116 3.907 3.600 3.844 1.894 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 2.886 4.273 3.120 2.374 2.581 3.258 4.005
31 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
32 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 5.320 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
33 3.091 2.115 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
34 4.116 2.962 1.708 2.445 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 2.886 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 5.493
35 3.091 3.907 3.600 5.340 3.194 1.000 2.253 3.749 5.283 3.432 2.228 3.555 2.886 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 5.493
36 3.091 3.907 2.286 3.844 1.000 2.205 2.253 3.749 3.750 3.432 2.228 2.123 2.886 2.968 2.065 2.374 2.581 3.258 4.005
37 3.091 3.907 3.600 3.844 4.664 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
38 4.116 2.115 3.600 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 3.120 3.608 5.423 4.818 4.005
39 5.287 5.118 1.708 3.844 1.894 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 1.000 3.608 3.977 3.258 4.005
40 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 5.283 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 4.818 4.005
41 3.091 2.115 3.600 3.844 1.000 3.281 4.904 5.301 5.283 3.432 3.530 3.555 4.038 1.000 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
42 4.116 2.115 3.600 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 3.120 3.608 5.423 4.818 4.005
215
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
43 4.116 3.907 1.708 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 3.120 3.608 5.423 4.818 4.005
44 4.116 3.907 5.091 3.844 3.194 4.409 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 5.320 4.273 4.249 3.608 5.423 4.818 5.493
45 3.091 2.962 3.600 3.844 1.894 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 2.228 3.555 2.886 2.968 4.249 2.374 3.977 3.258 2.581
46 4.116 3.907 2.286 2.445 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 1.000 5.320 4.273 3.120 2.374 3.977 4.818 4.005
47 4.116 3.907 3.600 2.445 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 4.249 2.374 2.581 3.258 4.005
48 3.091 2.115 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 2.329 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 2.581 3.258 4.005
49 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 5.070 5.320 4.273 4.249 2.374 2.581 3.258 2.581
50 3.091 2.115 3.600 3.844 3.194 2.205 4.904 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
51 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 1.000 1.500 2.340 1.562 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 3.977 4.818 2.581
52 2.099 2.115 5.091 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 5.320 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 2.581
53 3.091 2.115 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 4.946 3.555 2.886 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
54 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 2.581 3.258 4.005
55 3.091 2.115 2.286 2.445 4.664 1.000 2.253 3.749 3.750 1.980 4.946 2.123 2.886 4.273 2.065 3.608 3.977 4.818 5.493
56 4.116 5.118 5.091 5.340 4.664 3.281 4.904 5.301 5.283 3.432 3.530 3.555 5.320 4.273 3.120 2.374 3.977 4.818 4.005
57 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 5.301 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 2.581
58 2.099 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 5.493
59 3.091 3.907 5.091 3.844 3.194 2.205 4.904 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 2.374 5.423 4.818 5.493
60 5.287 2.962 3.600 3.844 4.664 2.205 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 3.555 2.886 2.968 4.249 3.608 2.581 4.818 4.005
61 3.091 2.115 3.600 5.340 1.000 2.205 3.506 5.301 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
62 4.116 5.118 5.091 2.445 1.000 1.000 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 5.070 4.038 5.696 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
63 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 2.329 4.909 4.946 3.555 5.320 2.968 4.249 2.374 2.581 3.258 2.581
64 4.116 2.115 3.600 2.445 1.894 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 3.120 1.000 2.581 3.258 4.005
65 3.091 2.962 5.091 2.445 3.194 3.281 3.506 3.749 5.283 3.432 4.946 3.555 4.038 1.766 4.249 2.374 2.581 4.818 4.005
66 4.116 2.115 3.600 3.844 1.894 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 5.696 2.065 3.608 2.581 3.258 2.581
67 3.091 5.118 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 5.320 2.968 4.249 3.608 3.977 4.818 4.005
68 3.091 2.962 3.600 2.445 1.894 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 4.946 2.123 4.038 2.968 2.065 2.374 2.581 3.258 2.581
69 4.116 2.962 2.286 2.445 1.894 2.205 2.253 2.340 3.750 3.432 4.946 3.555 2.886 2.968 3.120 2.374 2.581 1.698 2.581
70 3.091 2.962 1.000 3.844 3.194 2.205 1.000 2.340 3.750 3.432 3.530 3.555 1.863 2.968 5.531 2.374 2.581 3.258 4.005
71 3.091 2.962 3.600 3.844 1.894 2.205 2.253 3.749 3.750 3.432 3.530 5.070 4.038 2.968 4.249 4.858 5.423 4.818 2.581
72 4.116 1.000 3.600 3.844 3.194 1.000 3.506 3.749 1.562 4.909 4.946 5.070 2.886 4.273 3.120 1.000 5.423 3.258 4.005
73 2.099 3.907 2.286 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
74 2.099 3.907 5.091 3.844 3.194 2.205 2.253 3.749 5.283 4.909 3.530 5.070 4.038 2.968 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
75 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 5.283 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
76 5.287 3.907 5.091 3.844 3.194 3.281 4.904 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
77 3.091 3.907 5.091 3.844 4.664 2.205 2.253 3.749 3.750 4.909 4.946 5.070 5.320 4.273 2.065 2.374 3.977 4.818 4.005
78 3.091 2.962 2.286 3.844 3.194 1.000 2.253 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 5.493
79 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 3.281 2.253 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 4.818 4.005
80 3.091 1.000 3.600 2.445 1.894 3.281 3.506 2.340 5.283 3.432 3.530 3.555 1.863 1.766 3.120 2.374 2.581 3.258 2.581
81 4.116 3.907 5.091 3.844 1.894 4.409 4.904 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 2.886 4.273 5.531 3.608 2.581 3.258 2.581
82 4.116 2.115 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 5.320 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
83 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 2.329 1.980 3.530 3.555 2.886 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
84 2.099 2.962 5.091 5.340 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 4.818 2.581
85 5.287 2.962 5.091 2.445 3.194 3.281 4.904 5.301 3.750 3.432 4.946 5.070 1.863 2.968 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
86 1.000 5.118 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
216
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
87 4.116 3.907 5.091 3.844 4.664 3.281 3.506 5.301 3.750 4.909 3.530 2.123 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
88 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 2.340 3.750 3.432 2.228 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
89 4.116 2.115 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 2.065 3.608 3.977 3.258 2.581
90 2.099 2.115 5.091 3.844 3.194 2.205 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 3.555 2.886 2.968 4.249 2.374 3.977 4.818 5.493
91 3.091 2.115 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 2.581 3.258 2.581
92 4.116 5.118 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
93 2.099 3.907 3.600 2.445 3.194 2.205 4.904 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 4.038 2.968 3.120 1.000 3.977 3.258 4.005
94 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 4.904 3.749 2.329 1.980 3.530 3.555 1.863 2.968 4.249 2.374 1.000 3.258 4.005
95 4.116 3.907 3.600 2.445 3.194 2.205 4.904 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 2.886 4.273 4.249 2.374 3.977 4.818 4.005
96 1.000 5.118 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
97 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 4.249 3.608 2.581 1.698 4.005
98 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 4.858 3.977 3.258 4.005
99 2.099 3.907 5.091 3.844 3.194 3.281 4.904 3.749 3.750 3.432 2.228 5.070 5.320 2.968 2.065 3.608 5.423 3.258 4.005
100 2.099 2.962 5.091 3.844 4.664 2.205 2.253 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 2.886 4.273 4.249 3.608 3.977 4.818 2.581
101 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 2.329 3.432 3.530 2.123 2.886 2.968 2.065 2.374 3.977 3.258 4.005
102 2.099 5.118 5.091 3.844 3.194 3.281 4.904 5.301 3.750 3.432 4.946 3.555 2.886 2.968 4.249 3.608 5.423 4.818 4.005
103 4.116 3.907 5.091 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 5.320 4.273 4.249 4.858 3.977 3.258 4.005
104 2.099 3.907 3.600 3.844 1.894 1.000 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 2.581 3.258 4.005
105 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
106 3.091 2.962 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 2.065 3.608 2.581 4.818 4.005
107 3.091 3.907 2.286 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
108 2.099 2.962 5.091 3.844 3.194 2.205 4.904 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
109 2.099 5.118 3.600 3.844 3.194 3.281 2.253 3.749 3.750 3.432 4.946 3.555 4.038 2.968 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
110 4.116 5.118 5.091 5.340 4.664 3.281 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 5.070 5.320 4.273 5.531 4.858 5.423 4.818 4.005
111 3.091 3.907 3.600 2.445 3.194 2.205 4.904 2.340 3.750 3.432 3.530 3.555 5.320 4.273 3.120 3.608 5.423 3.258 5.493
112 1.000 5.118 5.091 2.445 4.664 4.409 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.070 5.320 5.696 3.120 4.858 5.423 4.818 5.493
113 4.116 2.115 3.600 5.340 4.664 1.000 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 3.555 5.320 4.273 2.065 3.608 3.977 4.818 4.005
114 2.099 3.907 3.600 3.844 1.894 2.205 4.904 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
115 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
116 4.116 2.115 5.091 5.340 4.664 1.000 4.904 5.301 5.283 4.909 3.530 5.070 5.320 4.273 2.065 3.608 2.581 4.818 4.005
117 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 2.253 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 2.065 4.858 3.977 4.818 2.581
118 2.099 3.907 3.600 2.445 4.664 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 2.123 2.886 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 2.581
119 2.099 3.907 3.600 2.445 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 1.980 2.228 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
120 2.099 3.907 3.600 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 3.750 1.980 2.228 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
121 5.287 2.962 5.091 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 5.696 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
122 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 2.253 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
123 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 2.253 3.749 2.329 4.909 3.530 3.555 4.038 2.968 5.531 2.374 3.977 3.258 4.005
124 5.287 5.118 5.091 5.340 4.664 4.409 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 5.070 5.320 5.696 5.531 4.858 5.423 4.818 5.493
125 2.099 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 2.253 2.340 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
126 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 4.904 3.749 3.750 3.432 4.946 2.123 1.863 2.968 2.065 1.000 3.977 3.258 4.005
127 3.091 3.907 5.091 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 4.273 5.531 3.608 3.977 3.258 4.005
128 2.099 3.907 3.600 2.445 3.194 2.205 4.904 5.301 3.750 4.909 3.530 3.555 2.886 4.273 4.249 3.608 2.581 3.258 4.005
129 2.099 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 2.340 2.329 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 2.065 3.608 3.977 1.698 2.581
130 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 5.301 5.283 3.432 4.946 3.555 4.038 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 2.581
217
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
131 4.116 5.118 5.091 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 2.374 3.977 3.258 4.005
132 4.116 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 4.904 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 4.005
133 2.099 3.907 3.600 3.844 1.000 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
134 4.116 2.962 5.091 5.340 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 4.946 5.070 2.886 5.696 4.249 3.608 2.581 1.698 4.005
135 4.116 2.115 3.600 3.844 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 5.320 5.696 1.000 4.858 3.977 4.818 5.493
136 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 2.253 1.642 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 2.065 3.608 3.977 3.258 4.005
137 4.116 2.962 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 2.340 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
138 3.091 3.907 5.091 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 2.968 4.249 2.374 3.977 3.258 2.581
139 3.091 2.962 3.600 3.844 4.664 2.205 2.253 3.749 3.750 4.909 2.228 3.555 4.038 4.273 2.065 3.608 2.581 1.000 2.581
140 4.116 2.115 3.600 3.844 3.194 2.205 2.253 1.642 2.329 1.980 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 3.608 2.581 3.258 2.581
141 2.099 3.907 3.600 3.844 3.194 3.281 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
142 3.091 2.962 3.600 3.844 3.194 3.281 4.904 2.340 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 2.968 4.249 3.608 2.581 4.818 2.581
143 4.116 2.962 3.600 3.844 4.664 1.000 4.904 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 2.886 4.273 3.120 4.858 3.977 3.258 2.581
144 3.091 2.962 3.600 2.445 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 2.581
145 4.116 3.907 5.091 3.844 4.664 2.205 4.904 5.301 5.283 3.432 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 3.608 2.581 4.818 4.005
146 2.099 1.000 5.091 2.445 3.194 3.281 4.904 5.301 5.283 3.432 4.946 2.123 5.320 5.696 2.065 4.858 5.423 4.818 5.493
147 5.287 2.115 3.600 2.445 4.664 4.409 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 1.000 5.320 2.968 3.120 4.858 5.423 4.818 5.493
148 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 2.253 2.340 2.329 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 2.374 3.977 3.258 2.581
149 2.099 3.907 3.600 2.445 1.894 1.000 2.253 2.340 2.329 1.980 3.530 2.123 5.320 2.968 2.065 2.374 3.977 3.258 4.005
150 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 1.000 4.904 3.749 2.329 3.432 1.462 2.123 4.038 2.968 2.065 2.374 3.977 4.818 4.005
151 2.099 3.907 5.091 5.340 4.664 2.205 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 3.608 3.977 3.258 4.005
152 4.116 2.962 3.600 3.844 1.894 3.281 3.506 2.340 3.750 3.432 2.228 3.555 4.038 2.968 3.120 4.858 3.977 3.258 2.581
153 4.116 2.115 5.091 5.340 1.894 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 4.946 3.555 4.038 4.273 2.065 2.374 5.423 4.818 2.581
154 3.091 5.118 5.091 3.844 3.194 4.409 3.506 3.749 5.283 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 3.120 3.608 3.977 3.258 4.005
155 5.287 2.962 5.091 5.340 4.664 3.281 4.904 5.301 5.283 4.909 3.530 3.555 5.320 5.696 4.249 3.608 5.423 4.818 4.005
156 3.091 2.962 3.600 2.445 3.194 1.000 3.506 3.749 3.750 3.432 3.530 3.555 2.886 2.968 3.120 2.374 2.581 3.258 2.581
157 3.091 5.118 5.091 5.340 4.664 3.281 4.904 3.749 3.750 4.909 4.946 3.555 4.038 4.273 4.249 2.374 5.423 4.818 5.493
158 5.287 5.118 5.091 5.340 4.664 4.409 4.904 5.301 5.283 4.909 4.946 5.070 5.320 5.696 5.531 4.858 5.423 4.818 5.493
159 3.091 2.115 2.286 3.844 3.194 1.000 3.506 2.340 3.750 4.909 4.946 3.555 5.320 4.273 3.120 1.000 3.977 3.258 2.581
160 4.116 2.115 3.600 5.340 4.664 3.281 3.506 3.749 5.283 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 4.249 3.608 5.423 4.818 5.493
161 3.091 3.907 3.600 3.844 3.194 2.205 3.506 3.749 3.750 4.909 3.530 3.555 4.038 4.273 4.249 2.374 3.977 3.258 2.581
162 5.287 2.962 2.286 2.445 1.894 4.409 4.904 3.749 2.329 4.909 4.946 2.123 5.320 5.696 3.120 2.374 2.581 4.818 4.005
163 5.287 2.962 3.600 1.000 1.894 1.000 4.904 3.749 2.329 3.432 3.530 3.555 4.038 1.766 3.120 3.608 3.977 3.258 2.581
164 5.287 2.115 3.600 3.844 1.894 1.000 3.506 5.301 3.750 1.980 2.228 2.123 1.000 2.968 3.120 3.608 3.977 3.258 5.493
165 4.116 3.907 5.091 3.844 4.664 3.281 4.904 5.301 3.750 4.909 4.946 5.070 4.038 4.273 3.120 3.608 2.581 4.818 4.005
218
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
3 3 3 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3
2.115 2.700 2.884 5.128 2.100 3.922 4.278 4.198 4.874 5.064 5.230 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 3.919 4.157 2.969 138.837
2.115 4.099 2.884 2.507 3.364 2.807 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 2.434 3.919 4.157 2.969 122.528
2.115 2.700 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 5.149 4.764 3.370 2.434 3.919 4.157 2.969 138.584
2.115 2.700 2.884 2.507 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 2.224 4.002 2.650 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 124.492
3.281 4.099 4.238 3.800 1.000 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 132.232
2.115 4.099 4.238 5.128 3.364 3.922 3.153 2.852 4.874 5.064 2.846 3.870 2.513 4.764 3.370 1.000 2.470 5.437 4.190 132.361
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 2.082 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 2.513 4.764 4.946 2.434 2.470 2.898 2.969 127.293
2.115 5.544 4.238 2.507 3.364 5.247 4.278 5.571 4.874 3.562 5.230 3.870 2.513 3.182 4.946 2.434 2.470 5.437 2.969 142.061
2.115 4.099 2.884 3.800 2.100 3.922 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 1.000 2.898 2.969 119.797
3.281 4.099 2.884 2.507 2.100 3.922 4.278 2.852 1.905 2.224 4.002 2.650 1.656 4.764 4.946 1.000 2.470 2.898 2.969 113.844
4.631 5.544 4.238 3.800 4.785 2.807 4.278 5.571 4.874 3.562 4.002 2.650 5.149 3.182 3.370 2.434 3.919 2.898 2.969 147.198
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 130.124
3.281 2.700 2.884 5.128 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 2.224 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 127.620
2.115 4.099 2.884 3.800 2.100 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 5.230 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 128.714
4.631 5.544 5.662 3.800 4.785 5.247 4.278 5.571 4.874 5.064 5.230 5.165 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 5.431 184.472
2.115 4.099 4.238 3.800 2.100 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 125.095
1.000 2.700 2.884 2.507 2.100 5.247 3.153 2.852 1.905 2.224 4.002 2.650 5.149 4.764 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 121.860
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 4.190 123.145
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 2.846 2.650 5.149 3.182 4.946 2.434 3.919 4.157 4.190 139.310
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 4.278 2.852 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 128.452
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 123.451
4.631 1.000 5.662 1.000 4.785 5.247 3.153 5.571 4.874 1.000 4.002 3.870 5.149 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 152.748
2.115 4.099 4.238 2.507 3.364 1.944 2.082 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 1.656 3.182 4.946 2.434 2.470 2.898 2.969 123.930
3.281 4.099 5.662 3.800 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 2.224 5.230 3.870 5.149 4.764 4.946 2.434 2.470 5.437 5.431 138.425
1.000 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 2.852 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 1.710 2.969 120.709
2.115 2.700 1.000 2.507 2.100 2.807 1.000 2.852 4.874 1.000 2.846 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 3.919 2.898 1.773 103.558
2.115 4.099 2.884 3.800 2.100 2.807 4.278 2.852 4.874 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 1.000 1.000 2.470 2.898 2.969 121.226
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 4.278 2.852 4.874 3.562 2.846 3.870 2.513 4.764 3.370 2.434 1.000 1.000 2.969 126.435
2.115 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 1.000 1.000 4.157 2.969 128.955
2.115 2.700 4.238 2.507 3.364 3.922 4.278 2.852 4.874 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 125.245
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 4.278 2.852 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 132.878
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 2.807 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 126.962
2.115 2.700 2.884 2.507 3.364 2.807 1.000 4.198 3.384 2.224 2.846 1.622 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 112.046
3.281 4.099 4.238 3.800 1.000 5.247 3.153 4.198 3.384 2.224 2.846 2.650 3.744 4.764 3.370 2.434 3.919 2.898 2.969 132.117
3.281 4.099 4.238 3.800 2.100 2.807 4.278 2.852 4.874 2.224 2.846 3.870 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 128.380
2.115 4.099 2.884 2.507 2.100 2.807 4.278 2.852 3.384 2.224 2.846 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 108.373
2.115 4.099 4.238 3.800 4.785 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 5.149 4.764 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 141.760
3.281 4.099 4.238 5.128 4.785 5.247 4.278 4.198 4.874 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 4.190 153.152
4.631 5.544 5.662 5.128 3.364 3.922 4.278 4.198 4.874 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 4.946 2.434 2.470 5.437 5.431 144.057
2.115 4.099 2.884 3.800 3.364 2.807 3.153 2.852 3.384 2.224 5.230 2.650 3.744 3.182 4.946 1.000 2.470 4.157 2.969 131.557
3.281 2.700 2.884 2.507 1.000 2.807 3.153 2.852 4.874 2.224 4.002 3.870 3.744 4.764 3.370 3.869 3.919 2.898 2.969 126.397
3.281 4.099 4.238 5.128 4.785 5.247 4.278 4.198 4.874 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 4.190 153.152
219
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
3.281 4.099 4.238 5.128 4.785 5.247 4.278 4.198 4.874 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 4.190 153.052
2.115 4.099 4.238 3.800 4.785 5.247 4.278 5.571 4.874 3.562 5.230 5.165 3.744 4.764 4.946 2.434 2.470 4.157 4.190 161.833
3.281 4.099 4.238 2.507 2.100 3.922 3.153 4.198 3.384 2.224 2.846 2.650 3.744 1.000 3.370 2.434 1.000 2.898 2.969 116.126
3.281 4.099 4.238 2.507 3.364 5.247 4.278 2.852 3.384 5.064 5.230 3.870 5.149 3.182 3.370 1.000 2.470 1.710 2.969 133.348
2.115 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 3.870 3.744 4.764 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 125.848
1.000 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 2.082 4.198 3.384 1.000 2.846 2.650 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 118.297
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 4.278 5.571 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 133.895
3.281 4.099 4.238 2.507 3.364 2.807 4.278 4.198 3.384 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 129.517
1.000 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 2.082 2.852 4.874 3.562 2.846 2.650 3.744 4.764 3.370 2.434 3.919 2.898 2.969 121.902
2.115 2.700 4.238 2.507 3.364 3.922 2.082 4.198 3.384 2.224 2.846 1.000 5.149 4.764 3.370 2.434 3.919 1.710 2.969 121.164
1.000 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 2.082 5.571 4.874 3.562 4.002 2.650 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 128.953
3.281 2.700 2.884 3.800 2.100 2.807 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 2.898 4.190 127.494
3.281 2.700 4.238 2.507 1.000 3.922 2.082 4.198 4.874 2.224 4.002 1.622 5.149 4.764 3.370 1.000 1.000 2.898 4.190 120.544
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 5.149 4.764 4.946 2.434 3.919 2.898 4.190 155.800
3.281 2.700 4.238 3.800 3.364 2.807 2.082 2.852 3.384 3.562 2.846 1.622 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 121.689
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 4.946 2.434 2.470 2.898 2.969 138.453
3.281 4.099 4.238 2.507 4.785 3.922 3.153 5.571 4.874 3.562 4.002 3.870 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 2.969 158.517
2.115 4.099 4.238 5.128 2.100 1.000 3.153 2.852 4.874 3.562 4.002 3.870 3.744 4.764 4.946 2.434 3.919 2.898 4.190 141.516
3.281 5.544 5.662 3.800 3.364 2.807 4.278 4.198 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 3.919 4.157 4.190 137.079
3.281 2.700 2.884 2.507 2.100 3.922 5.531 2.852 3.384 3.562 5.230 5.165 1.656 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 138.515
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 2.898 1.773 137.215
2.115 2.700 2.884 5.128 3.364 5.247 3.153 2.852 4.874 5.064 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 2.898 4.190 123.719
3.281 2.700 2.884 5.128 3.364 5.247 5.531 2.852 4.874 2.224 2.846 2.650 3.744 4.764 3.370 2.434 3.919 4.157 2.969 137.306
3.281 4.099 4.238 2.507 3.364 3.922 2.082 2.852 3.384 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 120.488
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 3.869 2.470 4.157 5.431 145.130
2.115 2.700 1.562 2.507 2.100 5.247 2.082 2.852 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 4.764 3.370 1.000 1.000 2.898 1.773 109.542
2.115 2.700 2.884 2.507 2.100 2.807 3.153 2.852 3.384 2.224 2.846 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 106.236
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 2.898 2.969 125.034
2.115 4.099 2.884 5.128 4.785 3.922 3.153 2.852 4.874 5.064 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 5.437 2.969 137.448
1.000 4.099 4.238 3.800 3.364 5.247 1.000 4.198 4.874 3.562 5.230 1.622 3.744 3.182 3.370 2.434 3.919 4.157 4.190 131.697
3.281 5.544 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 1.622 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 135.055
3.281 4.099 2.884 2.507 3.364 3.922 2.082 4.198 4.874 2.224 4.002 3.870 2.513 3.182 4.946 2.434 2.470 2.898 2.969 132.722
2.115 4.099 4.238 2.507 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 138.343
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 5.064 5.230 2.650 2.513 4.764 3.370 3.869 2.470 4.157 4.190 143.136
4.631 4.099 2.884 2.507 3.364 3.922 2.082 2.852 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 4.764 4.946 1.000 2.470 4.157 1.773 138.325
2.115 4.099 4.238 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 2.224 5.230 5.165 3.744 4.764 3.370 1.000 1.000 4.157 2.969 132.097
3.281 4.099 4.238 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 2.224 4.002 1.000 3.744 4.764 4.946 1.000 2.470 4.157 4.190 141.305
3.281 2.700 2.884 2.507 3.364 3.922 2.082 2.852 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 1.000 2.898 1.773 107.318
3.281 5.544 5.662 2.507 4.785 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 2.513 4.764 4.946 3.869 2.470 2.898 4.190 151.506
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 5.064 2.846 2.650 1.656 4.764 4.946 3.869 2.470 4.157 4.190 139.702
2.115 2.700 4.238 2.507 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 2.224 5.230 3.870 3.744 3.182 1.642 1.000 2.470 4.157 4.190 125.560
3.281 5.544 4.238 3.800 3.364 5.247 3.153 2.852 4.874 3.562 5.230 3.870 3.744 4.764 4.946 2.434 3.919 2.898 4.190 148.606
3.281 4.099 2.884 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 136.872
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 1.944 3.153 4.198 3.384 3.562 1.708 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 130.913
220
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
1.000 2.700 2.884 5.128 2.100 3.922 4.278 4.198 3.384 5.064 4.002 3.870 5.149 4.764 4.946 2.434 2.470 2.898 4.190 142.448
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 128.853
2.115 4.099 2.884 3.800 1.000 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 127.790
4.631 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 5.149 4.764 4.946 2.434 3.919 2.898 2.969 146.292
2.115 4.099 2.884 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 2.513 4.764 4.946 3.869 3.919 5.437 5.431 131.210
4.631 2.700 2.884 2.507 4.785 5.247 5.531 4.198 4.874 3.562 5.230 5.165 2.513 4.764 4.946 2.434 3.919 2.898 4.190 144.404
1.000 2.700 2.884 2.507 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 116.917
3.281 2.700 2.884 3.800 2.100 3.922 3.153 2.852 4.874 3.562 5.230 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 124.124
3.281 4.099 4.238 3.800 2.100 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 5.230 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 136.151
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 1.944 4.278 4.198 3.384 3.562 2.846 5.165 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 135.600
3.281 2.700 4.238 2.507 3.364 2.807 3.153 2.852 4.874 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 125.785
3.281 5.544 4.238 3.800 2.100 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 4.764 4.946 2.434 2.470 4.157 5.431 146.651
3.281 2.700 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 2.846 2.650 1.656 4.764 1.642 3.869 2.470 2.898 2.969 133.688
1.000 2.700 2.884 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 3.562 2.846 3.870 5.149 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 133.067
2.115 2.700 4.238 2.507 2.100 2.807 2.082 2.852 3.384 2.224 2.846 3.870 5.149 4.764 3.370 1.000 2.470 4.157 1.773 117.528
3.281 4.099 4.238 5.128 4.785 5.247 4.278 4.198 4.874 3.562 5.230 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 2.898 4.190 156.373
3.281 4.099 4.238 5.128 3.364 5.247 3.153 4.198 3.384 3.562 5.230 3.870 3.744 4.764 4.946 2.434 2.470 2.898 2.969 149.694
1.000 2.700 4.238 3.800 2.100 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 122.773
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 5.247 4.278 4.198 4.874 2.224 4.002 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 3.919 2.898 2.969 142.044
3.281 2.700 4.238 3.800 3.364 3.922 2.082 2.852 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 4.946 2.434 2.470 2.898 4.190 128.024
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 2.470 4.157 4.190 130.547
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 5.247 4.278 4.198 3.384 3.562 5.230 3.870 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 2.898 2.969 150.112
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 5.247 5.531 4.198 3.384 2.224 5.230 5.165 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 4.190 138.187
3.281 5.544 4.238 3.800 4.785 5.247 5.531 5.571 4.874 3.562 5.230 3.870 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 5.437 5.431 181.300
2.115 2.700 2.884 3.800 2.100 2.807 3.153 2.852 3.384 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 2.898 2.969 123.561
4.631 2.700 2.884 5.128 2.100 1.944 3.153 2.852 1.000 5.064 2.846 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 2.470 2.898 1.000 126.377
3.281 4.099 2.884 3.800 3.364 2.807 2.082 5.571 4.874 3.562 5.230 5.165 3.744 4.764 3.370 2.434 3.919 4.157 4.190 151.101
2.115 5.544 5.662 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 2.224 4.002 3.870 2.513 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 4.190 146.201
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 132.549
2.115 4.099 5.662 5.128 4.785 3.922 4.278 5.571 4.874 3.562 1.708 5.165 2.513 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 2.969 156.002
1.000 4.099 2.884 3.800 3.364 2.807 2.082 2.852 4.874 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 124.526
2.115 2.700 2.884 2.507 3.364 3.922 4.278 2.852 3.384 2.224 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 2.898 2.969 121.384
3.281 2.700 2.884 2.507 2.100 3.922 3.153 2.852 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 1.710 4.190 116.324
3.281 2.700 2.884 2.507 2.100 3.922 4.278 2.852 1.905 3.562 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 2.969 115.020
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 5.247 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 5.149 4.764 4.946 2.434 2.470 4.157 4.190 149.447
1.000 2.700 2.884 2.507 2.100 1.944 2.082 2.852 3.384 2.224 2.846 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 118.020
2.115 4.099 4.238 2.507 2.100 2.807 4.278 2.852 1.905 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 4.946 2.434 2.470 4.157 4.190 129.698
4.631 5.544 5.662 5.128 4.785 5.247 5.531 5.571 4.874 5.064 5.230 5.165 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 5.437 5.431 193.409
3.281 2.700 4.238 5.128 4.785 3.922 3.153 4.198 3.384 2.224 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 128.552
3.281 5.544 4.238 3.800 2.100 2.807 3.153 4.198 3.384 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 2.898 4.190 121.756
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 4.874 3.562 4.002 3.870 3.744 4.764 4.946 2.434 3.919 4.157 4.190 151.158
4.631 2.700 4.238 3.800 2.100 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 2.846 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 1.773 130.537
1.000 2.700 2.884 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 1.000 5.230 2.650 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 119.128
2.115 2.700 1.562 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 4.874 2.224 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 1.000 2.470 4.157 4.190 128.917
221
Data Interval X2 Motivasi Belajar PAI
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 3.153 4.198 3.384 3.562 2.846 3.870 3.744 4.764 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 135.412
3.281 4.099 4.238 5.128 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 137.504
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 5.247 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 1.710 2.969 129.239
3.281 5.544 5.662 5.128 3.364 5.247 4.278 2.852 3.384 3.562 2.846 3.870 2.513 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 140.941
4.631 5.544 4.238 3.800 4.785 3.922 2.082 5.571 4.874 3.562 1.708 2.650 3.744 3.182 3.370 3.869 3.919 1.710 4.190 147.474
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 1.944 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 129.591
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 3.153 2.852 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 130.012
2.115 2.700 2.884 3.800 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 2.898 4.190 132.965
2.115 4.099 4.238 1.000 1.000 3.922 3.153 1.000 4.874 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 1.710 1.773 111.292
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 1.944 2.082 4.198 1.905 3.562 1.708 1.622 2.513 3.182 1.642 2.434 1.000 4.157 5.431 111.528
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 135.946
1.000 4.099 2.884 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 4.874 3.562 5.230 2.650 3.744 3.182 4.946 1.000 2.470 2.898 5.431 135.336
2.115 4.099 2.884 3.800 3.364 5.247 3.153 4.198 4.874 3.562 2.846 2.650 2.513 4.764 4.946 3.869 2.470 2.898 2.969 138.177
2.115 2.700 2.884 2.507 3.364 2.807 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 2.969 121.035
3.281 4.099 4.238 3.800 4.785 5.247 3.153 4.198 4.874 3.562 5.230 3.870 2.513 4.764 3.370 2.434 3.919 2.898 2.969 153.541
2.115 2.700 5.662 2.507 2.100 3.922 4.278 2.852 4.874 3.562 4.002 1.000 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 1.000 5.431 145.423
4.631 2.700 2.884 2.507 3.364 2.807 3.153 5.571 4.874 5.064 5.230 1.000 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 1.000 2.969 151.265
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 2.807 3.153 4.198 4.874 2.224 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 125.984
3.281 2.700 2.884 2.507 2.100 3.922 2.082 2.852 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 4.157 4.190 110.133
2.115 4.099 2.884 3.800 2.100 3.922 3.153 2.852 4.874 3.562 4.002 3.870 2.513 3.182 3.370 1.000 3.919 2.898 4.190 123.188
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 141.782
3.281 2.700 2.884 3.800 2.100 3.922 3.153 4.198 4.874 2.224 5.230 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 1.000 2.898 2.969 123.922
3.281 4.099 4.238 3.800 3.364 1.944 2.082 4.198 3.384 3.562 2.846 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 131.061
3.281 4.099 4.238 5.128 4.785 5.247 3.153 4.198 3.384 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 2.470 4.157 2.969 150.206
2.115 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 2.852 3.384 3.562 5.230 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 4.190 154.269
2.115 2.700 2.884 2.507 2.100 3.922 2.082 4.198 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 2.898 4.190 114.639
4.631 4.099 4.238 3.800 3.364 3.922 4.278 4.198 3.384 3.562 4.002 3.870 2.513 4.764 4.946 3.869 2.470 4.157 5.431 158.563
4.631 5.544 5.662 5.128 4.785 5.247 5.531 5.571 4.874 5.064 5.230 5.165 5.149 4.764 4.946 3.869 3.919 5.437 5.431 193.409
1.000 4.099 2.884 5.128 3.364 3.922 2.082 5.571 4.874 3.562 4.002 2.650 3.744 4.764 4.946 3.869 3.919 4.157 2.969 133.574
3.281 5.544 5.662 5.128 4.785 5.247 5.531 5.571 4.874 5.064 1.000 1.000 1.000 4.764 4.946 3.869 3.919 5.437 5.431 164.536
2.115 4.099 4.238 2.507 3.364 3.922 3.153 4.198 3.384 2.224 4.002 2.650 3.744 3.182 3.370 2.434 2.470 4.157 2.969 129.774
2.115 2.700 2.884 3.800 2.100 3.922 4.278 1.462 1.905 2.224 2.846 2.650 2.513 4.764 3.370 1.000 2.470 4.157 2.969 124.288
2.115 4.099 5.662 5.128 4.785 1.944 2.082 4.198 1.905 1.000 2.846 1.622 5.149 3.182 4.946 2.434 2.470 2.898 4.190 122.246
3.281 4.099 4.238 2.507 2.100 2.807 3.153 2.852 1.905 3.562 5.230 5.165 1.000 4.764 4.946 1.000 1.000 1.710 1.000 116.372
3.281 5.544 2.884 5.128 3.364 5.247 3.153 2.852 4.874 5.064 5.230 3.870 2.513 4.764 3.370 2.434 1.000 4.157 2.969 151.927
222
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
Succesive Interval
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4
1 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 4.610 3.414 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
2 3.359 3.283 2.613 3.651 4.136 3.331 3.847 2.351 2.063 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 2.252 3.121
3 3.359 4.596 3.496 3.651 4.136 3.331 5.181 3.701 3.312 3.267 4.610 3.414 4.786 4.999 3.059 4.807 3.187 3.495 3.121
4 3.359 3.283 2.613 3.651 2.681 2.707 2.632 1.000 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
5 3.359 3.283 3.496 2.398 2.681 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
6 2.491 3.283 3.496 2.398 2.681 2.707 2.632 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 2.431 3.059 3.391 1.968 3.495 4.502
7 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 1.000 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
8 3.359 3.283 4.716 5.063 4.136 2.707 3.847 2.351 4.690 4.568 4.610 4.791 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 2.252 1.917
9 3.359 3.283 2.613 3.651 2.681 2.003 2.632 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
10 4.565 2.262 3.496 3.651 4.136 4.230 2.632 1.000 2.063 3.267 2.229 4.791 2.230 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
11 4.565 4.596 2.613 5.063 4.136 4.230 5.181 3.701 4.690 4.568 3.366 4.791 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 4.502
12 3.359 4.596 2.613 5.063 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 3.267 4.610 4.791 3.436 3.674 2.168 4.807 4.633 3.495 3.121
13 4.565 2.262 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 3.187 4.852 4.502
14 4.565 3.283 4.716 2.398 4.136 2.707 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
15 3.359 4.596 4.716 5.063 4.136 1.000 5.181 2.351 4.690 4.568 4.610 3.414 4.786 4.999 3.722 4.807 4.633 4.852 4.502
16 4.565 4.596 4.716 2.398 4.136 2.707 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 2.252 3.121
17 4.565 3.283 2.613 3.651 2.681 2.003 2.632 1.000 3.312 3.267 3.366 2.146 4.786 2.431 2.168 2.076 4.633 4.852 3.121
18 2.491 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
19 3.359 3.283 4.716 3.651 4.136 1.000 3.847 2.351 3.312 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 1.000 4.807 4.633 4.852 4.502
20 3.359 3.283 3.496 2.398 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 2.146 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
21 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
22 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 4.230 5.181 2.351 1.000 4.568 3.366 4.791 4.786 4.999 3.059 4.807 4.633 4.852 4.502
23 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.707 3.847 3.701 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 3.674 3.059 4.807 3.187 3.495 3.121
24 2.491 3.283 3.496 3.651 4.136 2.707 2.632 2.351 3.312 3.267 4.610 3.414 3.436 2.431 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
25 3.359 4.596 3.496 1.642 4.136 4.230 3.847 2.351 2.063 1.000 1.000 2.146 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
26 3.359 4.596 1.000 5.063 4.136 1.000 5.181 1.000 3.312 2.110 2.229 2.146 3.436 2.431 4.540 2.076 4.633 4.852 1.917
27 2.491 3.283 2.613 3.651 4.136 1.000 2.632 3.701 3.312 3.267 4.610 2.146 4.786 2.431 3.059 1.000 3.187 2.252 3.121
28 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 3.121
29 3.359 3.283 3.496 5.063 4.136 1.000 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 3.121
30 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 3.674 3.059 3.391 4.633 3.495 3.121
31 4.565 3.283 3.496 3.651 1.000 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 4.540 3.391 4.633 3.495 3.121
32 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
33 2.491 2.262 2.613 3.651 2.681 2.003 3.847 3.701 2.063 2.110 4.610 3.414 4.786 3.674 3.059 3.391 3.187 4.852 3.121
34 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 3.701 3.312 3.267 4.610 3.414 4.786 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
35 4.565 2.262 3.496 5.063 4.136 2.003 3.847 3.701 2.063 3.267 2.229 2.146 3.436 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 4.502
36 2.491 3.283 2.613 3.651 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 4.568 3.366 4.791 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 2.252 1.917
37 1.000 3.283 4.716 3.651 4.136 1.000 3.847 2.351 3.312 3.267 4.610 4.791 4.786 3.674 1.000 4.807 4.633 4.852 3.121
38 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 2.707 3.847 3.701 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 3.121
39 4.565 3.283 3.496 5.063 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 4.568 3.366 4.791 4.786 4.999 1.000 4.807 3.187 4.852 4.502
40 3.359 3.283 4.716 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 2.168 4.807 3.187 3.495 4.502
41 3.359 4.596 1.934 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 4.568 4.610 3.414 3.436 3.674 1.000 3.391 4.633 3.495 3.121
42 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 1.000 3.847 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 3.121
223
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
43 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 1.000 3.847 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
44 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 4.230 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 3.187 4.852 3.121
45 2.491 3.283 3.496 5.063 4.136 3.331 2.632 2.351 3.312 4.568 4.610 3.414 3.436 3.674 3.059 3.391 4.633 3.495 1.917
46 3.359 3.283 3.496 5.063 4.136 2.707 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 4.999 2.168 3.391 3.187 3.495 4.502
47 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 3.331 3.847 1.000 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
48 3.359 4.596 3.496 3.651 4.136 1.000 5.181 2.351 4.690 4.568 3.366 4.791 4.786 3.674 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
49 3.359 4.596 2.613 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 2.431 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
50 3.359 2.262 2.613 5.063 4.136 3.331 3.847 2.351 3.312 4.568 4.610 3.414 4.786 3.674 3.059 4.807 4.633 3.495 3.121
51 3.359 4.596 2.613 3.651 4.136 1.000 2.632 2.351 3.312 3.267 2.229 4.791 4.786 3.674 3.059 4.807 4.633 4.852 4.502
52 1.773 2.262 1.934 2.398 4.136 2.707 3.847 1.000 4.690 3.267 4.610 2.146 2.230 2.431 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
53 1.773 3.283 4.716 5.063 4.136 2.707 5.181 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 1.000 4.807 4.633 4.852 4.502
54 3.359 1.672 1.934 3.651 2.681 4.230 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 3.059 4.807 4.633 3.495 3.121
55 3.359 3.283 2.613 2.398 4.136 2.707 2.632 1.000 3.312 2.110 2.229 3.414 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 2.252 1.917
56 2.491 1.000 1.934 3.651 4.136 2.003 5.181 2.351 4.690 3.267 3.366 3.414 4.786 3.674 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
57 1.773 1.672 2.613 3.651 2.681 2.003 2.632 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 4.540 3.391 3.187 3.495 3.121
58 2.491 1.672 2.613 5.063 4.136 1.000 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
59 2.491 1.000 3.496 2.398 4.136 1.000 5.181 3.701 4.690 4.568 3.366 4.791 4.786 4.999 3.059 4.807 4.633 4.852 4.502
60 2.491 3.283 1.934 3.651 4.136 2.003 3.847 1.000 3.312 3.267 2.229 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
61 3.359 1.000 2.613 5.063 4.136 2.707 3.847 2.351 3.312 4.568 4.610 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 3.495 3.121
62 3.359 3.283 3.496 5.063 4.136 1.000 5.181 3.701 3.312 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 2.168 4.807 4.633 3.495 4.502
63 3.359 2.262 1.934 1.000 4.136 1.000 3.847 1.000 3.312 2.110 2.229 2.146 3.436 2.431 2.168 3.391 4.633 4.852 4.502
64 3.359 1.672 2.613 3.651 4.136 2.707 2.632 2.351 3.312 3.267 2.229 2.146 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 4.502
65 1.773 2.262 3.496 3.651 4.136 4.230 3.847 2.351 4.690 3.267 4.610 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 3.495 3.121
66 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
67 2.491 1.672 4.716 3.651 4.136 2.003 3.847 3.701 3.312 3.267 4.610 3.414 3.436 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
68 1.000 1.672 1.934 3.651 4.136 2.003 2.632 1.000 2.063 3.267 2.229 2.146 3.436 2.431 3.059 4.807 3.187 2.252 3.121
69 2.491 2.262 2.613 3.651 2.681 2.003 2.632 1.000 2.063 2.110 2.229 3.414 3.436 4.999 3.059 3.391 1.968 2.252 3.121
70 2.491 1.000 1.934 2.398 2.681 2.707 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
71 1.773 2.262 1.934 2.398 2.681 2.707 5.181 3.701 4.690 2.110 4.610 2.146 3.436 2.431 3.059 4.807 4.633 3.495 3.121
72 4.565 2.262 1.000 3.651 4.136 4.230 5.181 3.701 4.690 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 3.059 2.076 4.633 4.852 4.502
73 3.359 3.283 3.496 5.063 1.000 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 3.121
74 4.565 2.262 3.496 3.651 4.136 1.000 3.847 1.000 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 2.168 4.807 3.187 2.252 3.121
75 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 3.722 3.391 4.633 3.495 3.121
76 4.565 4.596 3.496 5.063 4.136 3.331 3.847 1.000 4.690 3.267 3.366 4.791 4.786 3.674 2.168 4.807 3.187 4.852 4.502
77 4.565 3.283 1.934 3.651 4.136 2.707 3.847 2.351 3.312 4.568 3.366 4.791 4.786 1.000 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
78 4.565 3.283 4.716 5.063 4.136 2.003 2.632 3.701 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
79 4.565 4.596 4.716 3.651 4.136 1.000 3.847 2.351 4.690 4.568 4.610 3.414 3.436 3.674 1.000 4.807 4.633 4.852 4.502
80 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 2.707 2.632 1.000 2.063 2.110 2.229 3.414 3.436 4.999 2.168 3.391 3.187 2.252 4.502
81 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 1.000 3.847 3.701 4.690 3.267 3.366 2.146 3.436 3.674 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
82 4.565 3.283 4.716 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 4.852 4.502
83 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 1.000 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 2.230 2.431 3.059 2.076 3.187 3.495 3.121
84 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 4.230 3.847 1.000 4.690 4.568 2.229 4.791 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 3.121
85 4.565 3.283 4.716 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
86 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 4.230 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 1.000 4.807 3.187 3.495 4.502
224
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
87 4.565 4.596 4.716 3.651 4.136 1.000 5.181 3.701 4.690 3.267 4.610 4.791 3.436 4.999 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
88 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
89 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 1.000 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
90 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 3.331 3.847 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 4.999 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
91 4.565 4.596 3.496 3.651 2.681 4.230 2.632 2.351 3.312 3.267 4.610 3.414 3.436 4.999 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
92 4.565 4.596 1.934 5.063 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 4.502
93 2.491 3.283 2.613 3.651 2.681 2.707 2.632 2.351 2.063 3.267 1.000 2.146 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
94 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 2.632 1.000 3.312 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 3.121
95 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 3.331 2.632 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 4.633 3.495 3.121
96 4.565 3.283 4.716 5.063 4.136 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 4.786 4.999 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
97 2.491 3.283 2.613 3.651 4.136 4.230 3.847 1.000 2.063 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 4.502
98 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 4.690 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 3.722 4.807 4.633 3.495 4.502
99 2.491 3.283 2.613 3.651 4.136 2.003 5.181 1.000 3.312 4.568 3.366 4.791 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 4.852 4.502
100 4.565 3.283 4.716 5.063 4.136 2.707 3.847 2.351 4.690 2.110 2.229 3.414 3.436 2.431 2.168 2.076 4.633 4.852 1.917
101 1.773 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 1.000 3.312 2.110 3.366 2.146 3.436 2.431 4.540 4.807 4.633 3.495 3.121
102 4.565 4.596 4.716 3.651 4.136 3.331 5.181 3.701 3.312 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 4.807 4.633 3.495 1.917
103 4.565 2.262 4.716 3.651 1.788 3.331 5.181 2.351 4.690 4.568 3.366 4.791 4.786 4.999 3.722 4.807 4.633 4.852 4.502
104 4.565 3.283 2.613 2.398 4.136 3.331 5.181 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 3.121
105 4.565 2.262 4.716 5.063 4.136 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 4.807 3.187 4.852 4.502
106 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 4.230 3.847 1.000 3.312 4.568 3.366 4.791 3.436 3.674 2.168 4.807 4.633 4.852 3.121
107 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
108 4.565 3.283 4.716 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 3.414 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
109 4.565 3.283 4.716 3.651 4.136 2.707 2.632 2.351 3.312 3.267 4.610 2.146 3.436 3.674 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
110 4.565 4.596 4.716 3.651 4.136 4.230 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 3.722 4.807 4.633 4.852 4.502
111 4.565 3.283 2.613 3.651 4.136 2.707 2.632 2.351 2.063 2.110 3.366 3.414 4.786 3.674 3.059 4.807 3.187 4.852 3.121
112 4.565 2.262 4.716 5.063 2.681 3.331 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 1.000 4.807 4.633 4.852 4.502
113 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 3.331 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 1.000 4.807 4.633 4.852 4.502
114 3.359 4.596 3.496 5.063 4.136 3.331 5.181 3.701 4.690 4.568 4.610 3.414 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 4.502
115 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 2.168 4.807 4.633 3.495 3.121
116 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 2.003 5.181 2.351 4.690 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 2.168 4.807 4.633 4.852 3.121
117 2.491 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 3.847 1.000 3.312 2.110 3.366 2.146 4.786 3.674 3.059 4.807 3.187 2.252 4.502
118 2.491 4.596 4.716 3.651 4.136 1.000 5.181 2.351 2.063 3.267 3.366 4.791 2.230 2.431 3.722 4.807 3.187 4.852 4.502
119 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 2.632 1.000 2.063 3.267 2.229 3.414 4.786 2.431 3.059 3.391 3.187 3.495 4.502
120 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 2.003 2.632 1.000 2.063 3.267 2.229 3.414 4.786 3.674 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
121 4.565 3.283 1.934 3.651 4.136 3.331 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 4.791 4.786 3.674 2.168 3.391 4.633 4.852 4.502
122 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 2.146 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 1.917
123 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 3.331 3.847 3.701 4.690 2.110 3.366 3.414 2.230 4.999 3.722 3.391 4.633 3.495 3.121
124 3.359 3.283 3.496 3.651 4.136 3.331 3.847 2.351 4.690 4.568 3.366 2.146 2.230 3.674 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
125 3.359 4.596 3.496 2.398 2.681 3.331 1.642 2.351 3.312 2.110 2.229 3.414 3.436 3.674 3.722 3.391 3.187 2.252 1.000
126 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 1.642 2.351 3.312 2.110 2.229 2.146 4.786 3.674 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
127 3.359 3.283 3.496 2.398 1.788 3.331 3.847 2.351 3.312 2.110 2.229 3.414 2.230 3.674 3.722 3.391 3.187 2.252 1.000
128 2.491 4.596 3.496 3.651 2.681 3.331 2.632 1.000 1.000 2.110 2.229 2.146 2.230 2.431 3.722 2.076 1.968 2.252 1.917
129 4.565 4.596 4.716 5.063 2.681 3.331 5.181 2.351 4.690 2.110 3.366 3.414 4.786 4.999 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
130 4.565 3.283 4.716 5.063 4.136 3.331 2.632 3.701 4.690 3.267 4.610 3.414 2.230 4.999 3.722 3.391 3.187 3.495 3.121
225
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
131 4.565 1.672 4.716 3.651 4.136 3.331 5.181 3.701 4.690 3.267 4.610 3.414 3.436 4.999 4.540 2.076 4.633 3.495 3.121
132 4.565 3.283 4.716 3.651 2.681 3.331 3.847 2.351 4.690 2.110 3.366 3.414 2.230 4.999 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
133 4.565 2.262 4.716 5.063 2.681 3.331 2.632 1.000 3.312 2.110 2.229 3.414 3.436 4.999 3.722 2.076 3.187 2.252 1.000
134 4.565 2.262 3.496 3.651 4.136 2.707 3.847 1.000 3.312 4.568 3.366 4.791 4.786 3.674 3.722 3.391 4.633 4.852 3.121
135 3.359 4.596 1.934 3.651 4.136 1.000 3.847 3.701 4.690 4.568 2.229 4.791 4.786 2.431 2.168 4.807 4.633 4.852 3.121
136 4.565 3.283 1.934 2.398 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 3.674 4.540 3.391 3.187 3.495 3.121
137 2.491 3.283 2.613 5.063 4.136 2.003 3.847 2.351 3.312 4.568 3.366 3.414 3.436 4.999 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
138 3.359 2.262 2.613 2.398 4.136 2.003 2.632 2.351 2.063 2.110 3.366 2.146 3.436 2.431 3.059 3.391 3.187 2.252 3.121
139 2.491 3.283 3.496 1.642 4.136 2.003 3.847 1.000 2.063 2.110 3.366 2.146 3.436 2.431 3.059 3.391 4.633 2.252 1.917
140 1.773 3.283 3.496 2.398 2.681 2.003 2.632 2.351 4.690 3.267 3.366 4.791 4.786 3.674 3.059 3.391 4.633 1.000 1.917
141 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 3.366 3.414 3.436 2.431 2.168 3.391 3.187 3.495 3.121
142 2.491 3.283 3.496 3.651 4.136 2.707 2.632 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 3.059 4.807 4.633 2.252 3.121
143 4.565 3.283 3.496 5.063 4.136 4.230 3.847 3.701 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 3.674 4.540 3.391 4.633 4.852 3.121
144 3.359 2.262 3.496 2.398 2.681 2.003 2.632 2.351 3.312 3.267 3.366 2.146 2.230 2.431 3.722 3.391 4.633 3.495 3.121
145 4.565 4.596 4.716 3.651 4.136 4.230 5.181 1.000 3.312 4.568 4.610 4.791 4.786 4.999 2.168 4.807 4.633 4.852 4.502
146 2.491 3.283 3.496 1.642 2.681 3.331 5.181 2.351 4.690 1.000 4.610 4.791 4.786 1.431 4.540 2.076 1.462 4.852 1.917
147 2.491 4.596 2.613 3.651 1.788 2.707 5.181 3.701 4.690 2.110 4.610 1.000 4.786 1.000 4.540 4.807 1.000 4.852 1.917
148 3.359 4.596 1.934 2.398 4.136 2.707 3.847 2.351 3.312 3.267 4.610 4.791 4.786 3.674 1.000 4.807 4.633 3.495 3.121
149 3.359 1.672 4.716 5.063 1.788 2.003 3.847 2.351 3.312 3.267 4.610 3.414 3.436 3.674 2.168 2.076 4.633 4.852 1.917
150 2.491 4.596 4.716 3.651 2.681 4.230 3.847 2.351 4.690 4.568 3.366 3.414 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 3.121
151 4.565 2.262 4.716 5.063 4.136 3.331 5.181 3.701 4.690 4.568 3.366 3.414 4.786 4.999 3.722 3.391 4.633 4.852 3.121
152 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 4.230 3.847 2.351 4.690 2.110 3.366 4.791 4.786 3.674 3.722 4.807 3.187 3.495 4.502
153 4.565 3.283 3.496 3.651 2.681 2.707 2.632 2.351 4.690 2.110 4.610 2.146 3.436 3.674 3.059 3.391 3.187 3.495 1.917
154 4.565 2.262 4.716 5.063 4.136 4.230 3.847 3.701 3.312 2.110 2.229 3.414 4.786 4.999 2.168 2.076 3.187 3.495 3.121
155 4.565 2.262 4.716 5.063 4.136 4.230 5.181 2.351 3.312 2.110 2.229 3.414 2.230 4.999 3.722 3.391 4.633 4.852 3.121
156 3.359 3.283 3.496 3.651 2.681 3.331 5.181 2.351 3.312 2.110 2.229 3.414 2.230 3.674 3.722 3.391 3.187 3.495 1.917
157 4.565 4.596 3.496 3.651 1.788 3.331 5.181 2.351 4.690 2.110 2.229 2.146 2.230 3.674 4.540 4.807 4.633 4.852 3.121
158 3.359 4.596 2.613 3.651 1.788 2.707 2.632 2.351 2.063 1.000 1.000 1.000 1.000 3.674 3.722 3.391 1.968 3.495 1.917
159 4.565 4.596 4.716 5.063 4.136 4.230 5.181 3.701 2.063 3.267 4.610 2.146 2.230 4.999 4.540 4.807 4.633 4.852 1.000
160 3.359 4.596 3.496 3.651 2.681 2.707 3.847 2.351 3.312 2.110 1.000 2.146 2.230 3.674 3.059 4.807 3.187 4.852 1.917
161 4.565 3.283 3.496 3.651 4.136 2.707 1.642 3.701 4.690 2.110 2.229 2.146 2.230 4.999 3.059 3.391 1.968 2.252 1.917
162 4.565 3.283 4.716 3.651 4.136 3.331 5.181 3.701 4.690 2.110 2.229 3.414 2.230 4.999 4.540 4.807 4.633 4.852 4.502
163 1.773 2.262 1.000 2.398 1.431 2.707 2.632 2.351 3.312 3.267 2.229 4.791 3.436 2.431 3.059 2.076 1.968 2.252 3.121
164 4.565 4.596 1.934 3.651 2.681 4.230 1.000 1.000 2.063 1.000 3.366 1.000 2.230 2.431 3.059 2.076 1.968 3.495 3.121
165 4.565 3.283 1.934 3.651 4.136 4.230 3.847 2.351 3.312 3.267 2.229 2.146 3.436 3.674 3.059 3.391 4.633 4.852 4.502
226
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4
2.356 3.097 4.086 4.714 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 136.582
1.000 4.554 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 5.600 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 130.826
3.743 4.554 2.591 3.318 4.515 3.700 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 3.067 140.649
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 2.498 2.987 3.510 2.785 2.800 2.277 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 113.422
2.356 3.097 1.000 2.041 3.235 1.000 2.613 3.559 3.699 2.987 3.510 1.957 2.800 2.277 2.744 2.724 5.063 2.958 1.806 110.989
2.356 3.097 2.591 4.714 2.110 2.341 4.046 3.559 2.498 2.987 3.510 3.530 2.800 2.277 4.109 2.724 2.551 2.958 3.067 116.855
2.356 3.097 2.591 3.318 4.515 2.341 2.613 3.559 2.498 4.474 4.765 2.785 2.800 2.277 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 123.745
3.743 3.097 4.086 2.041 4.515 2.341 4.046 4.818 3.699 4.474 4.765 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 139.016
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 1.678 2.341 3.699 2.987 3.510 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 2.551 2.958 3.067 112.357
2.356 4.554 2.591 2.041 4.515 1.000 1.000 2.341 2.498 1.766 2.499 3.530 4.216 3.833 2.744 4.341 2.551 4.289 1.806 114.950
3.743 4.554 4.086 3.318 2.110 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 4.326 1.000 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 146.619
2.356 3.097 2.591 4.714 3.235 3.700 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 138.865
2.356 3.097 4.086 4.714 3.235 3.700 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 2.800 2.277 1.526 2.724 3.748 4.289 3.067 131.758
2.356 3.097 2.591 3.318 2.110 2.341 4.046 3.559 2.498 2.987 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 126.781
3.743 4.554 4.086 4.714 2.110 3.700 4.046 4.818 2.498 4.474 4.765 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 154.816
2.356 1.773 1.000 2.041 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 2.800 2.277 2.744 4.341 2.551 4.289 3.067 112.032
2.356 3.097 2.591 3.318 1.000 2.341 4.046 3.559 2.498 2.987 3.510 1.000 4.216 3.833 1.000 2.724 3.748 4.289 4.475 115.175
2.356 3.097 2.591 2.041 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.068 3.067 112.163
3.743 4.554 4.086 4.714 2.110 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 2.499 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 146.669
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 1.000 2.498 2.987 3.510 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 2.551 4.289 3.067 112.362
2.356 3.097 2.591 3.318 2.110 2.341 2.613 3.559 2.498 2.987 2.499 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 2.551 2.958 3.067 115.787
3.743 4.554 4.086 4.714 3.235 2.341 4.046 1.000 1.000 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 147.501
3.743 3.097 2.591 4.714 2.110 2.341 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 2.551 2.958 3.067 127.314
2.356 3.097 4.086 3.318 2.110 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 2.499 1.000 2.800 3.833 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 122.338
2.356 3.097 2.591 3.318 2.110 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 2.800 2.277 2.744 4.341 3.748 2.958 3.067 108.749
1.000 1.773 1.000 3.318 2.110 1.000 4.046 1.000 1.000 1.766 2.499 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 2.068 3.067 108.038
2.356 4.554 4.086 4.714 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 2.958 3.067 124.235
2.356 4.554 4.086 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 3.699 2.987 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 135.899
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 130.159
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 1.000 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 124.421
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 3.530 4.216 3.833 2.744 2.724 3.748 4.289 3.067 125.646
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 2.498 2.987 3.510 1.957 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 114.885
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 2.987 2.499 2.785 2.800 3.833 1.918 4.341 5.063 2.958 3.067 122.011
3.743 3.097 4.086 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 4.765 2.785 2.800 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 128.653
1.000 3.097 4.086 4.714 2.110 1.000 4.046 2.341 3.699 2.987 3.510 1.957 4.216 2.277 2.744 4.341 2.551 2.958 3.067 120.780
2.356 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 3.699 2.987 2.499 2.785 2.800 2.277 4.109 4.341 3.748 2.068 1.806 117.235
2.356 3.097 4.086 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 140.542
2.356 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 2.499 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 145.996
3.743 4.554 2.591 4.714 4.515 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 4.765 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 1.000 143.828
2.356 3.097 2.591 4.714 3.235 2.341 4.046 3.559 3.699 2.987 3.510 2.785 2.800 3.833 2.744 4.341 3.748 4.289 4.475 129.988
2.356 4.554 4.086 4.714 4.515 2.341 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 2.800 3.833 2.744 2.724 5.063 2.958 4.475 132.884
2.356 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 147.920
227
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 1.000 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 149.072
2.356 4.554 4.086 4.714 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 142.918
2.356 3.097 2.591 4.714 2.110 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 2.551 2.068 3.067 122.175
2.356 4.554 4.086 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 2.958 3.067 134.677
1.000 4.554 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 2.785 4.216 3.833 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 122.130
2.356 4.554 2.591 4.714 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 2.724 2.551 4.289 4.475 145.005
2.356 3.097 4.086 4.714 4.515 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 135.922
3.743 4.554 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 2.498 2.987 3.510 1.957 1.806 1.000 2.744 2.724 3.748 2.958 4.475 129.515
3.743 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 136.889
2.356 3.097 2.591 2.041 1.000 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 1.000 2.785 4.216 3.833 1.918 2.724 2.551 2.068 3.067 106.632
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 148.695
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 3.699 4.474 4.765 1.957 4.216 2.277 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 124.779
3.743 3.097 4.086 4.714 2.110 3.700 2.613 2.341 2.498 2.987 2.499 2.785 4.216 1.000 1.918 4.341 3.748 2.068 3.067 109.506
3.743 4.554 4.086 4.714 3.235 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 2.785 4.216 3.833 1.000 4.341 5.063 4.289 4.475 142.653
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 1.000 2.613 2.341 2.498 2.987 2.499 1.957 2.800 2.277 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 111.357
2.356 3.097 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 4.789 4.474 3.510 1.957 4.216 2.277 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 125.358
3.743 4.554 4.086 3.318 4.515 3.700 4.046 4.818 3.699 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 5.063 2.958 4.475 146.505
3.743 4.554 4.086 4.714 3.235 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 1.000 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 131.946
3.743 4.554 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 2.499 3.530 2.800 2.277 1.918 2.724 3.748 2.068 3.067 127.934
2.356 3.097 4.086 4.714 4.515 2.341 4.046 4.818 4.789 2.987 1.737 1.957 4.216 3.833 2.744 2.724 3.748 4.289 4.475 143.362
3.743 3.097 4.086 4.714 2.110 2.341 4.046 1.000 1.000 4.474 2.499 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 3.067 114.262
3.743 4.554 2.591 4.714 3.235 2.341 4.046 1.000 1.000 4.474 2.499 3.530 4.216 3.833 2.744 2.724 2.551 2.068 4.475 119.159
2.356 4.554 4.086 3.318 2.110 2.341 2.613 2.341 1.000 2.987 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 131.480
2.356 3.097 2.591 4.714 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 4.475 126.406
1.000 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 138.611
2.356 4.554 2.591 2.041 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 2.068 1.806 109.305
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 2.498 4.474 2.499 2.785 4.216 3.833 1.918 4.341 2.551 2.958 1.806 108.365
3.743 4.554 4.086 3.318 4.515 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 1.000 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 129.181
3.743 4.554 4.086 3.318 2.110 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 2.499 4.326 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 128.905
3.743 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 2.277 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 133.910
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 121.838
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 1.000 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 1.562 1.000 3.067 112.473
3.743 4.554 2.591 3.318 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 2.800 2.277 2.744 4.341 5.063 2.958 3.067 131.973
2.356 3.097 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 138.977
2.356 4.554 2.591 3.318 3.235 3.700 4.046 4.818 2.498 4.474 2.499 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 131.444
2.356 4.554 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 143.856
1.000 4.554 4.086 4.714 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 142.294
2.356 4.554 2.591 3.318 2.110 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 2.499 4.326 4.216 3.833 1.918 4.341 3.748 4.289 3.067 120.747
3.743 4.554 2.591 3.318 1.000 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 1.957 4.216 2.277 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 134.306
3.743 3.097 2.591 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 2.744 4.341 5.063 1.000 3.067 135.819
2.356 1.773 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 2.987 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 121.927
3.743 4.554 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 138.867
3.743 3.097 2.591 3.318 2.110 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 1.000 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 125.690
2.356 3.097 2.591 4.714 3.235 2.341 2.613 4.818 4.789 4.474 4.765 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 143.039
228
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
2.356 4.554 4.086 3.318 4.515 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 1.000 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 150.138
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 2.498 2.987 3.510 1.000 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 112.684
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 2.498 2.987 1.737 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 112.589
3.743 4.554 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 3.699 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 2.958 3.067 146.112
2.356 3.097 2.591 4.714 2.110 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 4.289 3.067 131.787
3.743 4.554 2.591 4.714 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 4.474 4.765 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 139.706
1.000 3.097 2.591 3.318 2.110 1.000 1.678 4.818 4.789 2.987 2.499 2.785 2.800 2.277 1.918 2.724 2.551 2.068 1.806 101.823
2.356 3.097 4.086 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 4.474 4.765 2.785 4.216 2.277 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 128.552
2.356 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 131.826
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 1.678 4.818 4.789 4.474 4.765 2.785 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 155.300
2.356 3.097 2.591 3.318 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 2.958 4.475 131.403
3.743 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 2.987 2.499 2.785 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 3.067 129.522
2.356 4.554 2.591 3.318 2.110 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 2.499 1.957 4.216 3.833 2.744 2.724 3.748 2.958 4.475 127.809
2.356 4.554 1.000 4.714 4.515 1.000 2.613 3.559 3.699 2.987 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 3.067 128.323
1.000 3.097 2.591 2.041 4.515 1.000 4.046 3.559 2.498 2.987 2.499 2.785 4.216 2.277 1.918 2.724 2.551 2.068 3.067 112.028
3.743 4.554 4.086 3.318 3.235 3.700 4.046 1.000 3.699 4.474 4.765 2.785 4.216 3.833 2.744 4.341 2.551 2.958 3.067 141.132
3.743 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 4.765 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 147.198
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 3.700 1.678 2.341 1.000 2.987 2.499 1.957 2.800 3.833 4.109 4.341 3.748 2.958 3.067 126.136
3.743 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 2.277 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 135.690
2.356 4.554 2.591 3.318 4.515 2.341 4.046 2.341 3.699 4.474 1.737 1.957 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 137.779
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 3.510 1.000 2.800 2.277 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 112.997
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 2.498 2.987 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 6.430 127.943
2.356 3.097 4.086 3.318 4.515 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 130.222
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 164.087
1.000 3.097 4.086 3.318 2.110 1.000 4.046 2.341 3.699 4.474 2.499 3.530 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 125.562
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 155.456
3.743 4.554 4.086 4.714 4.515 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 161.877
3.743 4.554 4.086 4.714 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 3.530 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 4.475 148.524
2.356 4.554 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 2.785 4.216 2.277 2.744 4.341 3.748 2.958 4.475 128.616
3.743 4.554 1.000 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 153.231
3.743 3.097 4.086 3.318 2.110 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 1.918 4.341 2.551 2.068 3.067 121.918
2.356 4.554 4.086 4.714 3.235 3.700 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 141.505
2.356 4.554 1.000 2.041 3.235 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 1.737 4.326 4.216 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 4.475 120.386
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 1.678 2.341 2.498 2.987 1.737 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 2.551 2.958 3.067 108.641
2.356 4.554 2.591 4.714 3.235 2.341 4.046 3.559 2.498 4.474 4.765 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 140.768
2.356 3.097 2.591 2.041 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 4.474 4.765 2.785 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 2.958 3.067 123.422
3.743 3.097 4.086 3.318 3.235 3.700 4.046 2.341 3.699 4.474 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 2.958 3.067 138.141
2.356 1.773 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 2.987 3.510 3.530 1.806 3.833 2.744 2.724 5.063 2.958 4.475 124.162
2.356 3.097 2.591 3.318 2.110 3.700 2.613 3.559 2.498 2.987 3.510 2.785 1.806 2.277 2.744 4.341 3.748 2.958 3.067 111.648
2.356 1.773 2.591 3.318 3.235 3.700 2.613 3.559 2.498 2.987 3.510 3.530 1.806 2.277 2.744 4.341 3.748 2.958 3.067 114.955
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 2.958 3.067 126.121
3.743 1.773 2.591 3.318 2.110 2.341 2.613 2.341 3.699 4.474 3.510 4.326 1.806 3.833 4.109 2.724 5.063 2.958 3.067 108.360
3.743 3.097 2.591 4.714 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 157.677
3.743 3.097 4.086 3.318 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 149.343
229
Datab Interval Y Pengembangan Spiritual Religius
3.743 3.097 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 3.559 4.789 4.474 4.765 4.326 4.216 3.833 2.744 2.724 5.063 2.958 4.475 149.063
3.743 3.097 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 3.559 3.699 4.474 4.765 4.326 2.800 2.277 4.109 2.724 5.063 2.958 3.067 140.256
2.356 3.097 4.086 1.000 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 2.987 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 2.724 3.748 2.958 3.067 121.287
3.743 4.554 2.591 3.318 4.515 3.700 2.613 3.559 3.699 4.474 3.510 4.326 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 142.084
2.356 4.554 4.086 4.714 3.235 3.700 2.613 3.559 3.699 4.474 1.737 1.957 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 4.475 136.300
2.356 3.097 2.591 4.714 4.515 1.000 2.613 2.341 2.498 4.474 3.510 1.000 2.800 2.277 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 122.271
2.356 3.097 2.591 4.714 4.515 2.341 2.613 4.818 4.789 4.474 2.499 2.785 4.216 3.833 2.744 4.341 5.063 2.958 3.067 132.949
2.356 3.097 2.591 2.041 2.110 1.000 2.613 3.559 4.789 2.987 2.499 3.530 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 4.289 3.067 107.138
1.000 3.097 2.591 4.714 3.235 2.341 4.046 2.341 4.789 1.766 3.510 2.785 2.800 2.277 2.744 4.341 2.551 2.958 4.475 111.064
2.356 4.554 2.591 2.041 1.000 1.000 2.613 4.818 3.699 4.474 3.510 2.785 2.800 2.277 1.526 4.341 3.748 1.500 1.806 112.631
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 2.987 1.737 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 113.898
1.000 3.097 2.591 2.041 2.110 2.341 4.046 2.341 1.000 2.987 3.510 2.785 4.216 2.277 4.109 4.341 5.063 2.958 4.475 124.406
3.743 3.097 2.591 3.318 4.515 2.341 2.613 3.559 1.000 2.987 3.510 3.530 4.216 3.833 2.744 4.341 5.063 4.289 4.475 143.121
2.356 3.097 2.591 3.318 2.110 1.000 4.046 2.341 2.498 4.474 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 2.551 4.289 4.475 118.235
3.743 4.554 4.086 3.318 2.110 3.700 4.046 2.341 2.498 4.474 4.765 1.957 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 150.704
3.743 1.000 4.086 2.041 2.110 1.000 1.678 1.000 3.699 4.474 2.499 1.000 1.000 3.833 2.744 4.341 1.562 2.068 1.000 105.488
3.743 1.773 4.086 4.714 3.235 3.700 1.000 3.559 3.699 1.000 4.765 2.785 1.806 1.000 1.000 4.341 1.000 2.068 1.806 113.119
3.743 4.554 4.086 3.318 3.235 1.000 4.046 3.559 3.699 2.987 2.499 4.326 4.216 3.833 2.744 4.341 3.748 2.958 4.475 134.190
2.356 3.097 2.591 3.318 3.235 1.000 1.000 3.559 3.699 2.987 2.499 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 114.605
2.356 3.097 2.591 4.714 4.515 3.700 1.678 3.559 3.699 2.987 3.510 2.785 2.800 3.833 4.109 4.341 3.748 2.958 1.806 130.750
1.000 3.097 2.591 3.318 3.235 2.341 2.613 2.341 3.699 2.987 4.765 2.785 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 3.067 133.589
2.356 3.097 4.086 3.318 3.235 2.341 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 2.724 5.063 4.289 3.067 141.973
1.000 3.097 4.086 2.041 3.235 2.341 2.613 3.559 3.699 2.987 4.765 2.785 2.800 3.833 4.109 2.724 3.748 4.289 3.067 121.860
2.356 3.097 4.086 3.318 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 4.475 143.919
3.743 3.097 4.086 3.318 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 148.304
2.356 3.097 2.591 2.041 3.235 2.341 4.046 3.559 3.699 2.987 3.510 3.530 2.800 2.277 2.744 2.724 3.748 2.958 4.475 118.734
2.356 3.097 2.591 4.714 3.235 3.700 2.613 2.341 3.699 2.987 4.765 3.530 4.216 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 136.539
1.000 1.000 1.000 3.318 3.235 1.000 4.046 4.818 3.699 1.766 4.765 4.326 1.806 2.277 4.109 4.341 5.063 4.289 3.067 106.850
3.743 3.097 4.086 2.041 4.515 3.700 4.046 3.559 4.789 4.474 4.765 3.530 1.806 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 149.595
2.356 1.773 4.086 3.318 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 2.987 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 2.958 3.067 126.206
2.356 3.097 2.591 1.000 4.515 3.700 2.613 2.341 2.498 1.766 3.510 2.785 1.806 3.833 4.109 4.341 3.748 4.289 3.067 116.137
3.743 3.097 4.086 3.318 3.235 3.700 4.046 3.559 3.699 4.474 4.765 3.530 2.800 3.833 4.109 4.341 5.063 4.289 4.475 149.732
3.743 4.554 4.086 2.041 4.515 1.000 4.046 3.559 2.498 2.987 2.499 2.785 2.800 2.277 4.109 1.000 2.551 2.958 3.067 105.571
2.356 4.554 4.086 4.714 4.515 3.700 4.046 4.818 4.789 4.474 1.000 2.785 4.216 2.277 1.526 2.724 3.748 1.500 3.067 114.361
3.743 4.554 4.086 4.714 2.110 1.000 4.046 2.341 2.498 2.987 3.510 2.785 4.216 3.833 4.109 4.341 3.748 2.958 4.475 132.551
230
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Moch Munawir Amin lahir di Bandung pada tanggal 17
Desember 1983. Putra ke-1 dari dua bersaudara, pasangan H.
Dikdik Usman dan Hj. Iis Watisyah. Dengan beralamatkan Jl.
Cicalengka N0. 07 Rt.01/Rw.06 Desa Sukamanah Kecamatan
Paseh Majalaya-Kab.Bandung.
Email : [email protected]
No Hp : 082225613900
Pengalaman Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah:
Riwayat Pendidikan
No Nama Instansi/
Sekolah
Tahun masuk Lulus
1. SDN Sukamanah 2 1990 1996
2. MTsN Sukamanah
Tasikmalaya
1996 1999
3. Takhasus jawa
tengah
1999 2000
4. MASS Aliyah
Tebuireng
2000 2003
5. UIN SGD Bandung 2004 2008
6. UIN Syarief
Hidayatullah
Jakarta
2014 2017
Riwayat Pendidikan Pesantren
No Nama Pesantren Tahun
1. Pesantren Sukahideung Singaparna-Tasikmalaya 1996-1999
2. Pesantren Takhasus Baitussalam Wonolopo-Mijen
Semarang-Jawa Tengah
1999-2000
3. Pesantren Tebuireng-Jombang Jawa Timur 2000-2003
4. Pesantren Al-Munawaroh Ngemplak Jombang-
Jawa Timur
2003-2004