proposal tesis

59
PROPOSAL TESIS PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA KATOLIK ST.LOUIS 1 SURABAYA DISUSUN OLEH RASIHUL ARFIAN (147905008) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PROGRAM PASCA SARJANA

Upload: rasihul-arfian

Post on 13-Jul-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal Tesis Teknologi Pendidikan Unesa Tentang Model Pembelajaran Berbasis Proyek

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tesis

PROPOSAL TESIS

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING

(PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DI SMA KATOLIK ST.LOUIS 1

SURABAYA

DISUSUN OLEH

RASIHUL ARFIAN

(147905008)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2015

Page 2: Proposal Tesis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................11. Latar belakang....................................................................................................12. Identifikasi masalah............................................................................................43. Pembatasan Masalah..........................................................................................54. Rumusan masalah...............................................................................................55. Tujuan penelitian................................................................................................56. Manfaat Penelitian..............................................................................................67. Definisi Operasional...........................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.......................................................................................................................................8

A. Kajian Pustaka................................................................................................81. Model Pembelajaran Berbasis Proyek........................................................82. Bahan ajar.................................................................................................103. Sikap Belajar.............................................................................................164. Hasil Belajar..............................................................................................18

B. Kerangka Berpikir........................................................................................27C. Hipotesis.......................................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................29A. Metode penelitian.........................................................................................29B. Variabel Penelitian........................................................................................31C. Desain Penelitian..........................................................................................32D. Populasi, dan Sampel Penelitian...................................................................34E. Teknik Pengumpulan data dan Intrumen penelitian.....................................35

DAFTAR PUSAKA....................................................................................................37

Page 3: Proposal Tesis

BAB I PENDAHULUANBAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang seiring dengan

globalisasi, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung

dengan cepat. Pengaruh globalisasi ini dapat berdampak positif dan negatif

pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai belahan dunia dapat saling

bertukar informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi di lain pihak, hal ini

menimbulkan digital-divide yaitu perbedaan mencolok antara yang mampu

dan yang tidak mampu dalam akses penggunaan Information and

Communications Technology (ICT).

Persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi

antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya

manusia. Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia dalam

pengembangan sumber daya manusia. Seperti yang tertulis dalam naskah

akademik oleh Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum 2007, pendidikan merupakan salah satu

faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan

kualitas sumber daya manusia Indonesia dari bangsa – bangsa lain.

Bagi pemerintah hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkan mutu

sistem pendidikan. Sedangkan bagi guru merupakan tantangan untuk dapat

mengintegrasikan teknologi komputer dalam sistem pembelajaran, sehingga

pembelajaran dapat lebih berkualitas, bermakna, dan menyenangkan.

0

Page 4: Proposal Tesis

Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya

dimulai semenjak masa anak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan

pada semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi suatu

bagian penting dari sistem pendidikan. Kurikulum dan pembelajaran di

sekolah secara berangsur-angsur harus mampu mengintegrasikan terhadap

penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran.

Hingga kini pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih

dinilai sebagai pelajaran teori (hafalan) dan sulit diaplikasikan serta

cenderung membosankan selama pelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya

suatu strategi yang dapat menimbulkan minat para siswa untuk mempelajari

TIK serta menumbuhkan kesadaran bahwa ilmu yang didapat melalui

pelajaran TIK bisa diaplikasikan secara mudah dan menyenangkan untuk

dikerjakan.

Pembelajaran TIK pada jenjang pendidikan dasar dan menengah selama

ini ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru

dibandingkan dengan aktivitas siswa (teacher centered). Pembelajaran yang

terjadi hanya melakukan perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa, dimana

computer hanya sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materinya dan

terkadang guru terlalu asyik memberikan penjelasan dan contoh – contoh saja.

Akibatnya, siswa menjadi terbebani karena tidak memiliki waktu yang cukup

untuk mengaplikasikan apa yang didapat selama pelajaran. Selama ini guru

hanya mengenal metode ceramah saja yang bisa dilakukan untuk semua tipe

atau karakteristik materi pelajaran. Padahal tidaklah demikian, materi TIK

haruslah bisa diaplikasikan oleh siswa. Dan untuk mengatasi permasalahan

tersebut guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

1

Page 5: Proposal Tesis

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based learning) adalah model

pembelajaran yang berfokus pada konsep – konsep dan prinsip – prinsip

utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan

masalah dan tugas – tugas bermakna lainnya, member peluang siswa bekerja

secara otonomi mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya

menghasilkan produk karya siswa bernilai , dan realistik1.

Menurut The San Mateo County Office of Education dalam Challenge

2000 Multimedia Project Website2, memberikan beberapa alasan bagi guru

untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek :

1. PjBL melibatkan para siswa dalam pembelajaran mereka sendiri,

memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengejar kepentingan

mereka sendiri dan memutuskan bagaimana mereka akan mencari

jawaban atas pertanyaan mereka sendiri.

2. PjBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

interdisiplinaritas di mana siswa menerapkan dan mengintegrasikan isi

dari setiap disiplin dan segala aspek yang berbeda dalam kegiatan dunia

nyata.

3. PjBL mendidik siswa bagaimana berkoneksi ke kehidupan di luar kelas ,

membantu pengembangan keterampilan kerja

4. PjBL memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk mengembankan

hubungan mereka, dimana guru berperan sebagai fasilitator.

5. PjBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun hubungan

dengan satu sama lain dan komunitas yang lebih besar

2

Page 6: Proposal Tesis

Salah satu materi yang dibahas dalam Teknologi Informasi dan

Komunikasi adalah Wordpress yang membahas mengenai pembuatan website

dengan menggunakan wordpress. Proses pembelajaran materi tersebut dapat

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek karena dalam proses

pembelajaran siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek pembelajaran,

yang selama ini hanya diajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional dengan bantuan komputer, dimana komputer digunakan untuk

membantu proses pembelajaran dalam menyampaikan materi yang sudah

diprogramkan.

Dari uraian di atas, penulis dapat melihat keunggulan pembelajaran TIK

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek memegang peranan

penting dalam keberhasilan pembelajaran TIK. Berdasarkan latar belakang di

atas, penulis tertarik membahas model pembelajaran berbasis proyek untuk

mengetahui hasil belajar siswa dan sikap siswa dalam pembelajaran TIK

terutama mengenai materi pelajaran yang terkait dengan Wordpress. Maka

dari latar belakang masalah tersebut, tesis ini diberi judul “Pengaruh model

project based learning (PjBL) menggunakan bahan ajar website berbasis

wordpress terhadap hasil belajar dengan sikap siswa yang berbeda

dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMA

Katolik St.Louis 1 Surabaya”

2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi masih ditandai

dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru

3

Page 7: Proposal Tesis

dibandingkan dengan aktivitas siswa.

2. Masih banyak siswa menilai bahwa mata pelajaran TIK merupakan

pelajaran teori (hafalan) dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan

sehari - hari.

3. Pembelajaran TIK hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan

dari guru ke siswa.

3. Pembatasan Masalah

Hasil belajar ada tiga aspek yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek

psikomotor. Dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif dan aspek

psikomotor.

4. Rumusan masalah

1. Apakah model PjBL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah ada peningkatan rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan

pembelajaran model PjBL dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa

dengan pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada hubungan antara model PjBL dengan sikap siswa terhadap

hasil belajar siswa?

5. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh model PjBL terhadap hasil belajar siswa

dalam pembelajaran TIK.

2. Untuk mengetahui peningkatan rerata hasil belajar siswa yang

pembelajarannya menggunakan penerapan model PjBL lebih baik

dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam

pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.

4

Page 8: Proposal Tesis

3. Untuk mengetahui hubungan model PjBL dengan sikap siswa terhadap

hasil belajar siswa.

6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya

sebagai berikut :

1. Bagi guru, agar dapat membuka wawasan dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam pencapaian

hasil belajar siswa dan melihat sikap siswa terhadap pembelajaran.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat mengalami perubahan paradigma tentang

belajar sehingga memunculkan semangat dalam dirinya yang berakibat

pada pencapaian hasil belajar yang optimal dan sikap siswa yang

mendukung terciptanya suasana belajar yang baik.

3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan -

perbaikan pendekatan pembelajaran guna mengingkatkan mutu

pembelajaran karena keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas

dari peran serta guru.

4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TIK di sekolah.

7. Definisi Operasional

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan beberapa istilah. Untuk

menghindari terjadinya kesalahpahaman, peneliti memandang perlu

menjelaskan istilah - istilah tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Project based Learning (PjBL) atau disebut juga model pembelajaran

berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah

5

Page 9: Proposal Tesis

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara

nyata.

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah mata pelajaran yang

dipersiapkan agar siswa dapat ikut bersaing terhadap perubahan pesat

dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan

teknologi. Juga agar siswa dapat mengetahui, memahami, dan

menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dengan

tepat.

3. Wordpress adalah sebuah suatu blog tool yang dirancang untuk

memudahkan pembuatan dan pemeliharaan blog seperti penulisan,

pengeditan, pempublikasian posting blog dan komentar dengan fungsi

khusus untuk memanajemen image, video, serta moderasi posting dan

komentar.

6

Page 10: Proposal Tesis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan

komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan

memahaminya.

Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan

penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah

proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam

kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat

melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin

yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah

topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi peserta didik.

7

Page 11: Proposal Tesis

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;

2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan

atau tantangan yang diajukan;

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan

mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;

6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah

dijalankan;

7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan

8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya

sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil

yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Beberapa hambatan dalam implementasi model Pembelajaran Berbasis

Proyek antara lain berikut ini.

1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus

disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.

8

Page 12: Proposal Tesis

2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah

biaya untuk memasuki system baru.

3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana

instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang

sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.

4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik

bertambah.

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses

pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak

monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional

class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas

kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau

buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di

taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.

2. Bahan ajar

a. Definisi

National Centre for Competency Based Training (2007) menjelaskan bahwa

bahan ajar adalah segala bentuk bahan (tertulis maupun tidak tertulis) yang

digunakan untuk membantu dalam melaksanakan proses pembelajaran guru atau

instruktur.

Sedangkan Andi (2011: 16) mengutip definisi yang dikemukakan oleh Panen

(2001) bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang

disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses

9

Page 13: Proposal Tesis

pembelajaran.

b. Jenis-jenis Bahan Ajar

1. Jenis bahan ajar menurut Koesnandar (2008), dibagi menjadi:

i. Berdasarkan subyeknya maka jenis bahan terdiri dari dua jenis yaitu:

a) Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar, seperti buku,

handouts, LKS, dan modul.

b) Bahan ajar yang tidak dirancang untuk belajar tetapi dapat

dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping, koran, film, iklan atau

berita.

ii. Berdasarkan fungsinya, maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas tiga

kelompok yaitu: bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar

mandiri.

2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008: 11) meninjau jenis-

jenis bahan ajar berdasarkan teknologi yang digunakan. Ada 4 kategori yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa,

brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

2) Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk

audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video dan film.

4) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material): CAI

(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia

pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning

material).

10

Page 14: Proposal Tesis

c. Bahan ajar berbasis web

Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video,

animasi, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari

subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar

yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun

dapat dimanfaatkan untuk belajar.

Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan

untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, berita, dan lain-lain.

Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini

perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan belajar yang dirancang

adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau

dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.

Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan

ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web.

Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang,

yakni:

1) adanya tujuan yang jelas,

2) ada sajian materi,

3) ada petunjuk belajar, dan

4) ada evaluasi keberhasilan belajar

Sebagaimana sebutannya, bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang

disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering

juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga

karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web,

11

Page 15: Proposal Tesis

yakni:

1) Menyajikan multimedia

2) Menyimpan, mengolah, dan menyajikan infromasi

3) Hyperlink

Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai

karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu

karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink

memungkinkan sesuatu subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik

dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan

adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search

engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

d. Website berbasis wordpress

Wordpress secara sederhana dapat di definisikan sebagai sebuah media atau

alat yang dibuat untuk membangun sebuah situs blog atau website. WordPress

sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu wordpress.org atau wordpress self hosted

dan wordpress.com atau wordpress hosted.

Pengertian wordpress menurut situs resmi (wordpress.com) adalah

“WordPress sumber terbuka adalah platform publikasi online paling

populer, yang saat ini mendukung lebih dari 20% web ...

Kami adalah versi hosting dari perangkat lunak sumber terbuka. Di sini,

Anda dapat memulai sebuah blog atau membangun situs web dalam hitungan

detik tanpa pengetahuan teknis apa pun.”

WordPress memiliki banyak keunggulan dan fitur untuk dunia blog, antara

lain :

12

Page 16: Proposal Tesis

1. Gratis. Untuk mendapatkan perangkat lunak WordPress hanya perlu

mengunduh dari situsnya tanpa dipungut biaya, bahkan untuk blog komersial

sekalipun.

2. Berbasis kode sumber terbuka (open source). Pengguna dapat melihat dan

memperoleh barisan kode-kode penyusun perangkat lunak WordPress

tersebut secara bebas, sehingga pengguna tingkat lanjut yang memiliki

kemampuan pemrograman dapat bebas melakukan modifikasi, bahkan dapat

mengembangkan sendiri program WordPress tersebut lebih lanjut sesuai

keinginan.

3. Template atau desain tampilannya mudah dimodifikasi sesuai keinginan

pengguna. Sehingga apabila pengguna memiliki pengetahuan HTML yang

memadai, maka pengguna tersebut dapat berkreasi membuat template sendiri.

Pengguna yang tidak mengerti HTML, tentu saja masih dapat memilih ribuan

template yang tersedia di internet secara bebas, yang tentu saja gratis.

4. Pengoperasiannya mudah.

5. Satu blog WordPress, dapat digunakan untuk banyak pengguna (multi user).

Sehingga WordPress juga sering digunakan untuk blog komunitas. Anggota

komunitas tersebut dapat berperan sebagai kontributor.

6. Jika pengguna sebelumnya telah mempunyai blog tidak berbayar, misalnya di

alamat Blogger, LiveJournal, atau TypePad, pengguna dapat mengimpor isi

blog-blog tersebut ke alamat hosting blog pribadi yang menggunakan

perangkat lunak WordPress. Dengan demikian pengguna tidak perlu khawatir

isi blog yang lama akan menjadi sia-sia setelah menggunakan perangkat

lunak WordPress.

7. Selain pengguna yang banyak, banyak pula dukungan komunitas (community

13

Page 17: Proposal Tesis

support) untuk WordPress.

8. Tersedia banyak plugin yang selalu berkembang. Plugin WordPress sendiri

yaitu sebuah program tambahan yang bisa diintegrasikan dengan WordPress

untuk memberikan fungsi-fungsi lain yang belum tersedia pada instalasi

standar. Misalnya plugin anti-spam, plugin web counter, album foto.

9. Kemampuan untuk dapat memunculkan XML, XHTML, dan CSS standar.

10. Tersedianya struktur permalink yang memungkinkan mesin pencari

mengenali struktur blog dengan baik.

11. Kemungkinan untuk meningkatkan performa blog dengan ekstensi.

12. Mampu mendukung banyak kategori untuk satu artikel. Satu artikel dalam

WordPress dapat dikatogorisasikan ke dalam beberapa kategori. Dengan

multikategori, pencarian dan pengaksesan informasi menjadi lebih mudah.

13. Fasilitas Trackback dan Pingback. Juga memiliki kemampuan untuk

melakukan otomatis Ping (RPC Ping) ke berbagai search engine dan web

directory, sehingga website yang dibuat dengan Wordpress akan lebih cepat

ter index pada search engine.

14. Fasilitas format teks dan gaya teks. WordPress menyediakan fitur

pengelolaan teks yang cukup lengkap. Fitur – fitur format dan gaya teks pada

kebanyakan perangkat lunak pengolah kata seperti cetak tebal, cetak miring,

rata kanan, rata kiri, tautan tersedia di WordPress.

15. Halaman statis (Halaman khusus yang terpisah dari kumpulan tulisan pada

blog).

16. Mempunyai kemampuan optimalisasi yang baik pada Mesin Pencari (Search

Engine Optimizer).

17. Mampu diinstall secara offline.

14

Page 18: Proposal Tesis

3. Sikap Belajar

Sikap atau attitude merupakan suatu cara bereaksi terhadap suatu

perangsang(stimuli). Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu

terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi

seseorang jika ia terkena suatu rangsangan baik mengenai orang, benda-benda,

ataupun situasi - situasi mengenai dirinya.Tiap orang mempunyai sikap yang

berbeda-beda terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor

yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat,

minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasan,dan juga situasi lingkungan.

Demikian pula sikap pada diri seseorang terhadap sesuatu atau perangsang

yang sama mungkin juga tidak selalu sama. Hadis (2006 : 38) mengatakan:

"Sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk bereaksi terhadap

suatu objek atau rangsangan tertentu". Sedangkan menurut Bruno (dalam Syah,

2007 : 120) berpandangan bahwa sikap (attitude) adalah kecenderungan yang

relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau

barang tertentu.Senada dengan hal tersebut Anastasi dan Urbina (2007 : 445)

menyatakan bahwa sikap merupakan tendensi untuk bereaksi secara

menyenangkan ataupun tidak menyenangkan terhadap sekelompok stimuli yang

ditunjuk, seperti kelompok etnis, nasional, adat-istiadat atau lembaga. Sedangkan

Kartono (1985 : 310) mengatakan bahwa sikap merupakan organisasi dari unsur-

unsur kognitif, emosional dan momen-momen kemauan yang khusus dipengaruhi

oleh pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis dan

memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku. Sedangkan menurut Bogardus

(dalam Kartono, 1985 : 311) sikap merupakan “tendensi untuk bereaksi terhadap

faktor-faktor lingkungan, dan bisa bersifat positif,atau bisa bersifat negatif”.

15

Page 19: Proposal Tesis

Dari pendapat-pendapat di atas pada prinsipnya sikap (attitude) dapat

dianggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara

tertentu. Dalam hal ini perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya

kecenderungan - kecenderungan baru yang telah berimbas (lebih maju dan lugas)

terhadap suatu obyek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya. Dalam kaitan sikap

dalam belajar Dimyati (2006 : 239) menyatakan bahwa sikap belajar merupakan

kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai

dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu mengakibatkan terjadinya

sikap menerima, menolak, merasa senang dan tidak senang dalam melakukan

aktifitas belajar.

Dengan mengacu kepada pengertian tentang sikap secara umum, maka sikap

belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan siswa untuk bereaksi terhadap

pelajaran di sekolah. Reaksi positif atau senang dan reaksi negatif atau tidak

senang yang ditunjukan oleh siswa di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa ialah kemampuan dan gaya mengajar

guru di kelas, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran yang dipergunakan

oleh guru, media pembelajaran, sikap dan perilaku guru, suara guru, lingkungan

kelas, manajemen kelas dan berbagai faktor lain yang turut mempengaruhi sikap

siswa.

Jika semua faktor tersebut memberikan pengaruhi positif kepada siswa, maka

sikap yang terbentuk pada diri siswa ialah sikap belajar yang baik, yaitu siswa

merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran yang dikelola oleh guru di

kelas. Sebaliknya jika semua faktor tersebut memberikan pengaruhi negatif

kepada siswa, maka sikap yang terbentuk pada diri siswa ialah sikap belajar yang

tidak baik yaitu siswa merasa tidak senang dalam mengikuti pembelajaran yang

16

Page 20: Proposal Tesis

dikelola guru di kelas. Perilaku yang diperlihatkan siswa yang bersifat negatif

atau tidak senang terhadap proses pembelajaran berupa sikap acuh tak acuh

( apatis ), siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran, mengganggu teman

sekelasnya, tidak mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya, keluar masuk kelas dan berbagai bentuk perilaku yang menyimpang

lainnya.

Tingkah laku yang positif atau senang terhadap proses pembelajaran yang

ditunjukkan siswa ialah siswa aktif, tekun, ulet, menyelesaikan tugas - tugas

belajar dengan baik, disiplin dalam belajar, tidak keluar masuk kelas,

menghormati guru dan teman sekelasnya, aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan guru, menunjukkan kerjasama yang baik dengan teman kelas dan

melakukan tugas - tugas belajar secara berkelompok dan sebagainya. Sedangkan

sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

dapat dilihat dari bagaimana siswa memahami tujuan dan isi mata pelajaran TIK,

cara siswa dalam mempelajari mata pelajaran TIK, sikap siswa terhadap guru

mata pelajaran TIK dan sikap siswa dalam usaha memperdalam mata pelajaran

TIK.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan variabel dari teori belajar di sekolah. Selain variabel

lainnya, yaitu karakteristik individu (siswa) dan kualitas pengajaran. Hal ini

dinyatakan oleh Bloom dalam Theory of School Learning, bahwa ada tiga

variabel utama dalam teori belajar di sekolah yakni: karakteristik individu,

kualitas pengajaran, dan hasil belajar siswa (Sudjana, 2005: 40). Hasil belajar

17

Page 21: Proposal Tesis

yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang

siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru) dimana hasil belajar

memiliki hubungan erat dengan proses belajar. Menurut Whittaker (dalam

Aunurrahman, 2009: 35) mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Djamarah

dan Zain (2010: 38) mengemukakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

aktivitas belajar. Sedangkan pendapat lain dari Abdillah (dalam Aunurrahman,

2009: 35) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik memalui latihan ataupun

pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

untuk memperoleh tujuan tertentu. Maka proses belajar itu adalah proses kegiatan

siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman belajar dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan gambaran

kemampuan yang ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku setelah siswa

mengikuti proses belajar.

Dari beberapa penjelasan teori tersebut, jelas bahwa hasil belajar sangat

tergantung pada proses belajar. Hasil belajar akan terlihat setelah diberi perlakuan

pada proses balajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar.

Hasil belajar mengharapkan terjadinya perubahan tingkah laku yang terjadi pada

diri siswa. Maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan siswa

setelah memperoleh pengalaman belajar dalam proses belajar agar terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam bentuk penguasaan dan

pemahaman pelajaran yang dipelajarinya.

Arikunto (2001: 26), mengukur hasil belajar dalam dua teknik, yaitu teknik

18

Page 22: Proposal Tesis

tes dan non tes. Pada penelitian ini menggunakan teknik tes, dan pengamatan.

Menurut Hasan (2006: 95) mengemukakan bahwa tes adalah kegiatan yang

dilakukan oleh guru disekolah dalam rangka kegiatan evaluasi (mengukur,

menilai, assessment). Sedangkan Arikunto (2001: 53) mengemukakan bahwa tes

merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes

menurut Sudjana (2005: 113) adalah alat ukur yang diberikan kepada individu

untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau

secara lisan atau secara perbuatan. Ada dua macam tes hasil belajar yakni: tes

yang telah distandarisasikan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri

(teacher made test). Tes hasil belajar yang dibuat oleh guru itu dapat dibagi dua

macam, yakni tes lisan (oral test) dan tes tulisan (written test). Tes tertulis dapat

dibagi atas tes essay (essay examination) dan tes objektif. Tes objektif yang

disusun dapat berbentuk pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan isian pendek,

saat ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Sedangkan tes essay

jarang digunakan sebab kurang praktis dan terlalu subjektif. Persyaratan dari

sebuah tes yang baik menurut Arikunto (2001: 57) diantaranya yaitu sebagai

berikut:

1) validitas (secara tepat mengukur yang seharusnya diukur),

2) reliabilitas (menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak berubah jika

diadakan tes kembali),

3) objektifitas (tidak dipengaruhi unsur-unsur pribadi),

4) praktikabilitas (praktis dan mudah dalam administrasinya), dan

5) ekonomis (tidak memerlukan biaya yang mahal, tenaga dan waktu yang

banyak).

19

Page 23: Proposal Tesis

Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

kognitif dan psikomotor. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

kognitif adalah tes yang digunakan, yaitu tes buatan peneliti yang berbentuk tes

tertulis objektif pilihan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengkur

hasil belajar psikomotor adalah lembar pengamatan. Agar memenuhi syarat

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran maka tes buatan

peneliti ini akan di uji coba terlebih dahulu kepada siswa-siswa yang telah

mempelajari mata pelajaran yang akan diteliti.

b. Klasifikasi hasil belajar

Kingsley (dalam Sudjana, 2005: 22), membagi tiga macam hasil belajar

adalah keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, dan sikap dan

cita-cita. Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar

Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Bloom (dalam Rochmad, 2012) membagi ranah masing-masing ranah ke

dalam tingkatan-tingkatan kategori yang dikenal dengan istilah taksonomi seperti

berikut:

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom membagi

ranah kognitif ke dalam 6 jenjang kemampuan, yaitu:

a) Mengingat (C1)

Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka

panjang. Adapun proses dalam ranah kognitif ini adalah :

20

Page 24: Proposal Tesis

(1) Mengenali (recognizing) atau mengidentifikasi: menemukan

pengetahuan dari ingatan jangka panjang yang sesuai dengan materi

yang disajikan (misalnya: mengenali tanggal-tanggal penting dalam

sejarah Amerika).

(2) Mengingat (recalling) atau menemukan kembali: menemukan

hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari ingatan jangka panjang

(misalnya: mengingat kembali hari-hari penting dalam sejarah

Amerika).

b) Memahami (C2)

Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau

instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian

yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar. Adapun proses dalam ranah

kognitif tingkat ini meliputi:

(1) Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/ menggambarkan

ulang: mengubah dari satu bentuk gambaran (misal: angka) ke bentuk

lain (misal: kalimat).

(2) Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan: menemukan

contoh yang sesuai dan cocok atau mengilustrasikan suatu konsep.

(3) Mengklasifikasi (classifying) atau mengelompokkan: menentukan

konsep yang ada pada suatu materi atau kategori.

(4) Meringkas (summarizing): meringkas suatu bagian yang umum atau

poin-poin utama dari suatu tema.

(5) Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau memprediksi:

menggambarkan kesimpulan secara nyata dari informasi yang disajikan.

(6) Membandingkan (compairing) atau memetakan dan mencocokkan:

21

Page 25: Proposal Tesis

mendeteksi atau mencari kesesuaian antara dua ide, objek dan hal-hal

yang serupa.

(7) Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model:

membangun hubungan sebab-akibat dari suatu system.

c) Mengaplikasikan (C3)

Menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan

pada suatu keadaan. Proses kognitif yang dilalui adalah:

(1) Menjalankan (executing): menerapkan suatu cara yang telah dikenal

untuk tugas yang telah biasa dijumpai.

(2) Mengimplementasikan (implementing): menggunakan cara yang

telah ada untuk menyelesaikan tugas yang belum dikenal sebelumnya

d) Menganalisis (C4)

Memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan

menentukan bagaimana hubungan/kaitan dari satu unsur tersebut dengan

unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu

materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:

(1) Membedakan (diffrentiating) atau memilih: membedakan bagian

yang memiliki hubungan dengan bagian yang tidak memiliki hubungan

atau memisahkan bagian yang penting dengan bagian yang tidak penting

dari materi yang telah disajikan

(2) Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan,

mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun secara struktur:

menentukan bagaimana suatu unsur atau fungsi sesuai dengan

(3) Menemukan makna tersirat (attributing): menetukan pokok

permasalahan, bias, nilai atau maksud tersembunyi dari materi yang ada

22

Page 26: Proposal Tesis

e) Evaluasi (C5)

Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar.

Proses ini meliputi:

(1) Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan,

mengawasi dan menguji: menemukan ketidaksesuaian atau kesalahan

antara proses dan hasil; menentukan bahwa proses dan hasil memiliki

kesesuaian; mengawasi ketidakefektifan suatu cara dalam penerapan.

(2) Mengritik (critiquing) atau memutuskan: menemukan

ketidaksesuaian antara hasil dan kriteria dari luar, menentukan bahwa

hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari suatu cara yang

menyebabkan suatu masalah.

f) Mencipta (C6)

Mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki

fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam

stuktur atau pola yang baru. proses ini meliputi:

(1) Merumuskan (generating): membuat hipotesis atau dugaan sebagai

alternatif berdasarkan kriteria yang ada (misal: menyusun hipotesis

untuk laporan dari fenomena yang telah diamati).

(2) Merencanakan (planning) atau mendesain: merencanakan cara

untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana penelitian dengantelaah

pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang ada).

(3) Memproduksi (producing): menemukan atau menghasilkan suatu

produk ( menciptakan suatu lingkungan atau keadaan untuk tujuan

tertentu).

Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami,

23

Page 27: Proposal Tesis

dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh

kata kerja yang digunakan, yaitu menilai, menafsirkan, menaksir,

memutuskan. Peneliti hanya menggunakan penilaian dalam ranah kognitif

dengan jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),

analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6).

2) Ranah psikomotor

Menurut Simpson dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 29-30) membagi

ranah psikomotor menjadi tujuh jenis perilaku, yaitu: persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,

penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. Tujuh perilaku dalam ranah

psikomotor selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

a) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan

(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya

perbedaan yang khas tersebut, misalnya pemilahan warna, angka 6 (enam)

dan 9 (sembilan).

b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam

keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani, misalnya posisi start

lomba lari.

c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan

sesuai contoh, atau gerakan peniruan, misalnya meniru gerak tari,

membuat lingkaran di atas pola.

d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-

gerakan tanpa contoh, misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.

e) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan

24

Page 28: Proposal Tesis

gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,

efisien, dan tepat, misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat.

f)Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan

perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus

yang berlaku, misalnya bertanding.

g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak

yang baru atas dasar prakarsa sendiri, misalnya kemampuan membuat tari

kreasi baru.

Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf ketrampilan

yang berangkaian. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan urutan fase-

fase dalam proses belajar motorik yang bersifat hierarkikal. Belajar berbagai

kemampuan gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah-milah sampai

dengan kreativitas pola gerak baru. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

psikomotor mencakup kemampuan fisik dan mental.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

kognitif dan psikomotor. Adapun penilaian dalam hasil belajar kognitif

diperoleh dari tes tertulis. Hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil

pengamatan selama proses praktikum dan merupakan penilaian kinerja siswa.

Kinerja yang diamati meliputi: menginstall wordpress, membackup dan

merestore wordpress, mampu mengganti password melalui database dan

dashboard, mampu mengubah konfigurasi umum wordpress, mampu

mengganti permalink wordpress, mampu menginstall tema wordpress,

mampu membuat user baru di wordpress, serta mampu menggunakan menu

Posts pada wordpress.

25

Page 29: Proposal Tesis

B. Kerangka Berpikir

26

Latar BelakangPembelajaran TIK di kelas didominasi oleh aktivitas guru sehingga siswa tidak mendapatkan waktu untuk mengaplikasikan apa yang didapat selama pelajaran

MasalahSiswa menilai bahwa pelajaran TIK merupakan pelajaran hafalan dimana materi yang didapat tidak bisa dan atau sulit untuk diaplikasikan

Identifikasi MasalahPembelajaran teknologi informasi dan komunikasi masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan dengan aktivitas siswa.Masih banyak siswa menilai bahwa mata pelajaran TIK merupakan pelajaran teori (hafalan) dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.Pembelajaran TIK hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa

HipotesisHasil belajar model Project Based Learning menggunakan bahan ajar website berbasis wordpress dengan sikap siswa yang berbeda lebih baik daripada pembelajaran konvensional menggunakan bantuan komputer

MetodologiMenyelidiki pengaruh model belajar PjBL menggunakan bahan ajar website terhadap hasil belajar siswa dengan sikap yandalam pelajaran TIK

TeoriModel PjBLBahan AjarSikap SiswaHasil Belajar

Data dan Sumber DataData : Jumlah siswa, Sikap siswa dan hasil belajar siswaSumber Data : Jumlah siswa diperoleh dari TU sekolah, sikap siiswa diperoleh dari observasi, dan hasil belajar siswa diperoleh dari tes tertulis

TujuanUntuk mengetahui pengaruh model PjBL terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK.Untuk mengetahui peningkatan rerata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan penerapan model PjBL lebih baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.Untuk mengetahui hubungan model PjBL dengan sikap siswa terhadap hasil belajar siswa.

Kesimpulan...

...

...

Page 30: Proposal Tesis

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah : “Hasil belajar model Project Based

Learning menggunakan bahan ajar website berbasis wordpress dengan sikap

siswa yang berbeda lebih baik daripada pembelajaran konvensional

menggunakan bantuan komputer”

27

Page 31: Proposal Tesis

BAB III METODE PENELITIANBAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Penelitian eksperimen memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan. Penelitian ini adalah satu-satunya metode penelitian yang dapat

menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat, sehingga dapat digunakan

untuk menguji suatu teori jika teori tersebut berada dalam pase krisis atau

dipermasalahkan.

Menurut Ali (1999) Eksperimen adalah merupakan kegiatan percobaan untuk

meneliti sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan

setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga

dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut. sebagaimana

dikemukakan oleh Wermeister sebagai berikut :

“Experimentation ….,consists in the deliberate and controlled modification

of the condition determining an event, and in the observation and interpretation

of the ensuing changes in the event itself” (Wermeister dalam Van Dallen, 1973:

259).

Definisi di atas menyatakan, bahwa suatu ‘percobaan merupakan modifikasi

kondisi yang dilakukan secara disengaja dan terkontrol dalam menentukan

peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada

peristiwa itu sendiri”.

28

Page 32: Proposal Tesis

Eksperimen adalah suatu penelitian dimana satu variabel bebas atau lebih

dimanipulasikan, dan dimana pengaruh semua atau hampir semua variabel yang

mungkin berpengaruh akan tetapi tidak ada hubungannya dengan masalah

penelitian dikontrol sampai pada batas yang minimum. Dalam eksperimen

laboratorium (yang dibedakan dengan eksperimen lapangan) hal ini dilakukan

dengan jalan mengisolasikan penelitian itu dalam suatu situasi fisik yang terbatas,

dan dengan jalan memanipulasikan dan mengukur variabel-variabel tersebut

dalam kondisi khusus yang terkontrol. (Wayan Ardhana, 1987: 128).

Dengan kontrol ketat seperti dilukiskan di atas, variabel bebas akan

mempengaruhi variabel terikat tanpa dirancu oleh pengaruh variabel lain. Dengan

demikian dapat dikatakan, bahwa ciri utama penelitian eksperimen terutama

terletak pada adanya kontrol yang ketat. Dalam konteks eksperimen, kontrol

berarti pendefinisian, pembatasan, restriksi, dan isolasi kondisi-kondisi situasi

penelitian sehingga keyakinan akan kebenaran hasil penelitian dimaksimalkan.

Dengan perkataan lain kemungkinan adanya penjelasan lain tentang fenomena

yang dipelajari diminimalkan.

Penelitian ini menggunakan Kuasi Eksperimental. Pemilihan subyek

penelitian secara acak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

merupakan ciri desain eksperimen yang terpenting. Namun, kadang-kadang

dalam penelitian pendidikan pemilihan acak semacam itu tidak mungkin

dilakukan. Dalam kondisi semacam itu masih dimungkinkan untuk melakukan

eksperimen yang memiliki validitas internal dan eksternal yang memadai. Desain

eksperimen semacam itu oleh Campbell dan Stanley dalam Wayan Ardana (1987)

dinamakan “eksperimen quasi”,

Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang

29

Page 33: Proposal Tesis

mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak

digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang

diteliti adalah manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara satu dengan

yang lain seperti mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup control. Pada

penelitian kuasi eksperimen peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa

membedakan antara control dan grup secara nyata dengan tetap mengacu pada

bentuk alami yang sudah ada. (Creswell, John W, 2003:14).

B. Variabel Penelitian.

Variabel merupakan karakteristik atau keadaan pada suatu obyek yang

mempunyai variasi nilai. Secara umum dapat dinyatakan bahwa variabel adalah

operasionalisasi dari konsep. Fungsi variabel dapat dibedakan atas tiga fugsi,

yakni variabel sebab, variabel penghubung,dan variabel akibat.

Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain,

variabel penelitian dibedakan menjadi:

1. Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent serta variabel bebas. Variabel ini merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).

2. Variabel dependen: variabel ini disebut juga variabel output, kriteria,

konsekuen, serta variabel terikat variabel ini merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

3. Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.

4. Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan

antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak

30

Page 34: Proposal Tesis

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

5. Variabel kontrol: variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh

faktor luar yang tidak diteliti.

Pada umummya, variabel penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah

variabel bebas dan variabel terikat dan tidak melibatkan variabel yang lain.

Adapun variabel - variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : model pembelajaran PjBL.

2. Variabel terikat : hasil belajar siswa dengan indikator penguasaan terhadap

materi wordpress serta mampu mengaplikasikan apa yang didapat selama

proses belajar mengajar.

3. Variabel Moderator :

a. Sikap belajar siswa yang positif dengan indikator keaktifan siswa

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan serta mampu

menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu.

b. Sikap belajar siswa yang negatif dengan indikator sikap acuh tak acuh

( apatis ), siswa tidur saat pelajaran, mengganggu teman sekelasnya,

tidak mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya, keluar masuk kelas dan bermain dengan gadget-nya

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain factorial 2x2. Desain ini

digunakan karena penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen

diberikan perlakuan model pembelajaran PjBL dan kelas kontrol diberi perlakuan

pembelajaran konvensional. Dimana masing – masing kelas tersebut dibagi lagi

31

Page 35: Proposal Tesis

menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok katergori sikap positif dan sikap negatif.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:49), menyatakan bahwa :

“Desain factorial merupakan desain yang dapat memberikan

perlakuan/manipulasi dua variable bebas atau lebih pada waktu yang bersamaan

untuk melihat efek masing – masing variable bebas, secara terpisah dan secara

bersamaan terhadap variable terikat dan efek –efek yang terjadi akibat adanya

interaksi beberapa variable”

Dengan desain faktorial, akan dianalisis efek utama dari dua variable bebas

(model PjBl dan pembelajaran konvensional) secara terpisah dan bersamaan

terhadap variable terikat (hasil belajar siswa) dan efek – efek yang terjadi akibat

interaksi antar variable.

Tabel 3.2

Desain Faktorial

Model

SikapPjBL Konvensional

Positif EP1 EK1

Negatif EP2 EK2

Keterangan :

EP1 : nilai rerata kelompok positif terhadap pembelajaran PjBL

EP2 : nilai rerata kelompok negative terhadap pembelajaran PjBL

EK1 : nilai rerata kelompok postitif terhadap pembelajaran konvensional

EK2 : nilai rerata kelompok negative terhadap pembelajaran konvensional

32

Page 36: Proposal Tesis

DAFTAR PUSAKA

1. Waras Khamdi, Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial Untuk

Meningkatkan Mutu Pembelajaran,

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-

model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran, 5 Oktober 2015.

2. http://californiaeducatorsnetwork.com/reports/Project_Handbook.pdf , 5

Oktober 2015.

3. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Project Based Learning,

https://docs.google.com/document/d/1noKMTmfQyofqEX461Wb2g5TP7Y9

GWTPuBWR3lkSiw2U/edit, 7 Oktober 2015

4. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan

Dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Model Pembelajaran Berbasis Proyek,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Endang

%20Mulyani,%20M.Si./KAKUBUTEK%20-%20Project%20Based

%20Learning.pdf, 7 Oktober 2015

5. https://acenale.wordpress.com/2012/03/14/sikap-siswa-dalam-belajar/ , 8

Oktober 2015

6. Jainuri M, Pengaruh Sikap Dan Tingkat Intelegensi terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa kelas II SMK Tri Bhakti Bangkotahun Pelajaran

2009/2010, http://www.academia.edu/4613087/Jurnal, 8 Oktober 2015

7. http://fti.unand.ac.id/images/BahanAjarAlgo.pdf , 10 Oktober 2015

8. http://ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_Vol.3_No.2_Oktober_2011.pdf/

Jurnal%20Lu’mu%20Tasri.pdf, 10 Oktober 2015

9. http://indonesiapvb.files.wordpress.com/2011/10/panduan_me_web.pdf , 10

33

Page 37: Proposal Tesis

Oktober 2015

10. Siswono, Penelitian Pendidikan Matematika, (Surabaya: Unesa University

Press, 2011),hal. 44

11. Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian..., hal. 11

12. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), hlm.174

13. http://agustricahyono.blogspot.sg/2014/11/proposal-skripsi-desain-faktorial-

2x2.html?m=1, 12 Oktober 2015

14. Djamarah, S. B. & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta

15. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

16. Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru: Algensindo.

17. http://andiastina.com/reviews/wordpress-cms/ , 12 Oktober 2015

18. https://id.wikipedia.org/wiki/WordPress , 12 Oktober 2015

19. https://wordpress.com/ , 12 Oktober 2015

34