pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING BERBANTUAN VIDEO TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
( Kuasi Esperimen di SMA N 10 Tangerang Selatan )
Oleh:
Laela Sari
NIM 11140163000044
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Laela Sari, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Video terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Suhu dan
Kalor”, Skripsi Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Keterampilan berpikir kritis fisika siswa khususnya suhu dan kalor masih
tergolong rendah. Salah satu penyebabnya dikarenakan proses pembelajaran yang
kurang melatih keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor. Penelitian
dilakukan di SMAN 10 Tangerang Selatan semester ganjil tahun ajaran
2019/2020 dengan sampel sebanyak 74 siswa, yang terdiri dari 37 siswa di kelas
kontrol dan 37 siswa di kelas eksperimen. Metode yang digunakan adalah quasi
eksperiment dengan Nonequivalent Control Group Design. Teknik yang
digunakan untuk pengambilan data dengan purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah tes essai sebanyak 11 butir soal yang mewakili sepuluh
indikator keterampilan berpikir kritis. Kemudian, jawaban siswa dianalisis dengan
bantuan SPSS versi 23 melalui Uji Mann Whitney test. Hasil uji hipotesis
menunjukan nilai sig (2-tailled) sebesar 0,000. Karena nilai sig (2-tailled) < 0,05,
sehingga ditolak dan terima. Artinya, terdapat pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi suhu dan kalor. Hasil N-Gain, kelas eksprimen sebesar
0,80 dengan kategori tinggi sedangkan kelas kontrol sebesar 0,39 dengan kategori
sedang. Hal ini menunjukan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi dibandingan kelas kontrol.
Kata kunci: berpikir kritis, fisika, keterampilan, inkuiri, inkuiri terbimbing,
model pembelajaran, video,
v
ABSTRACT
Laela Sari, “The Effect of Guide Inquiry Learning Model with Video to
Students’ Critical Thinking Skills in Temperatur and Heat Materials”,
Physics Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
The student’s critical thinking showed low result. One of the reasons is caused the
learning process cannot practicing enough on citical thinking skill. The purpose of
this study was to determine the effect of Guide Inquiry learning model with
video to students’ critical thinking skills in temperatur and heat materials. The
study was conducted at SMAN 10 Tangerang Selatan first semester academic
years 2019/2020 with samples of 74 students, in class control have 37 students
and class eksperimen have 37 students. The metode in the reserch is quasi
eksperiment and Nonequivalent Control Group Design. The technic used for taked
data is purposive sampling. The instrument used was essay test of 11 items
representing 10 indicator critical thinking by Ennis. Based on hipothesis test of
posttes score by ManWitney test with helped software SPSS 23. The result of
Mann Witney test showed value of sig (2-tailled) is 0,000, because value of sig (2-
tailled) < 0,05, so that was rejected and accepted. The meaning of the result
that there is an effect of Guide Inquiry learning model with Video to Students’
Critical Thinking Skills in Temperatur and Heat Materials. Based on the result of
N-Gain showed that eksperiment class have 0,80 with high category and control
class have 0,39 with medium category and the increase of students’ critical
thinking in eksperiment class is higher then control class.
Keywords : critical thinking, guided inquiry, learning model, inquiry, physics
skills, video.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Video
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Suhu dan Kalor”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shollahu Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman. Aamiin
Ucapan dan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini. Secara khusus ucapan
terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Dr Sururin M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Suwarna Permana, M.Pd, selaku ketua Jurusan Tadris Fisika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ai Nurlaela M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing
dan memberikan saran penulis selama menjadi mahasiswa pendidikan fisika.
4. Devi Sholehat M.Pd, selaku dosen embimbing skripsi yang telah memberikan
arahan dan membimbing penulis.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Jurusan Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama masa perkuliahan.
6. Muchlas M.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika sekolah SMAN 10
Tangerang Selatan yang selalu memberikan saran saat penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta (Bapak Daroh B Karyan dan Ibu Tarwi) yang telah
memberikan dukungan baik moril dan materil serta doa yang tidak pernah
lupa, Adik terkasih (Wiranto & M idris) yang selalu memberikan semangat
dan kakak tercerewet (Suriti) yang selalu menanyakan kapan wisuda dan
selalu memberikan dana selama masa perkuliahan.
vii
8. Sahabat penulis, Ahmad Nur Alfihadi, Muhammad Riski, Nurul Ilman dan
Windha Legestiani yang selalu semangat mendukung dan membantu penulis
untuk menyelesaikan skripsi
9. Sahabat penulis, Sri Ratnaningsih dan Ifo Fauziah yang selalu mendukung
dan berbagi cerita.
10. Teman-teman pendidikan fisika 2014, khususnya pendidikan fisika B yang
selalu membantu penulis dan berbagi suka duka selama perkuliahan.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan
penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan
terbaik dari Allah SWT. Aamiin
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kebaikan penulis. Semoga skripsi
ini masih membawa manfaat bagi yang membacanya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Jakarta, 13 November 2019
Laela Sari
NIM 11140163000044
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERYATAAN KARYA SENDIRI ........... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ......... Error! Bookmark not
defined.
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatas Masalah ..................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................... 9
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ........................................................................................................ 9
A. Kajian Teoritis ............................................................................................ 9
1. Model Pembelajaran Inkuiri ..................................................................... 9
2. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ..................................................... 15
3. Media Pembelajaran ............................................................................... 18
a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 18
4. Video ....................................................................................................... 21
5. Keterampilan Berpikir Kritis ..................................................................... 24
6. Materi Suhu dan Kalor ............................................................................... 29
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37
ix
C. Penelitian Relevan ................................................................................... 40
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 41
BAB III ................................................................................................................. 42
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 42
A. Tempat Penelitian ....................................................................................... 42
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 42
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 45
E. Populasi dan Sampel ................................................................................... 45
F. Teknik pengumpulan data ......................................................................... 46
G. Validasi Instrumen ..................................................................................... 47
a. Uji Validitas Instrumen .............................................................................. 49
b. Uji Realibilitas Instrumen .......................................................................... 50
c. Uji tingkat kesukaran ................................................................................. 51
d. Uji Daya Pembeda ..................................................................................... 52
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 53
a. Uji Normalitas ............................................................................................ 54
b. Uji Homogenitas ........................................................................................ 55
c. Uji Hipotesis .............................................................................................. 56
d. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 59
e. N-Gain ....................................................................................................... 60
BAB IV ................................................................................................................. 61
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 61
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 61
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 61
1. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ................................... 61
2. Hasil Posttest Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ................................ 63
3. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest .................................................. 65
4. N-Gain .................................................................................................... 67
x
5. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...................... 70
C. Pembahasan .............................................................................................. 72
BAB V ................................................................................................................... 82
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 82
A. Kesimpulan ............................................................................................... 82
B. Saran ......................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tahapan Inkuiri Terbimbing ................................................................ 17
Tabel 2. 2 Indikator Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ................................ 27
Tabel 2. 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Suhu dan Kalor .................... 29
Tabel 2. 4 Konduktivitas Termal untuk Beberapa Bahan ..................................... 36
Tabel 3. 1 Nonequivalent Control Group Desain.................................................. 43
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis ........................................ 48
Tabel 3. 3 Kriteria Validitas Butir Soal ................................................................ 49
Tabel 3. 4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ............................................................. 50
Tabel 3. 5 Kriteria Tingkat Kesukaran .................................................................. 51
Tabel 3. 6 Kriteria Tingkat Kesukaran .................................................................. 52
Tabel 3. 7 Kriteria Daya Beda............................................................................... 53
Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda............................................................................... 53
Tabel 3. 9 Kriteria Uji N-Gain .............................................................................. 60
Tabel 4. 1 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 62
Tabel 4. 2 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen.................................................................................................. 64
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ................................................ 65
Tabel 4. 4 Hasil N-Gain Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator KBK .......... 68
Tabel 4. 5 Hasil Uji Pretest da Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol............... 70
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas of Variance Pretest dan Posttest ..................... 71
Tabel 4. 7 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ........................................................ 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Perubahan Wujud Benda .................................................................. 35
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 45
Gambar 4. 1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 61
Gambar 4. 2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 63
Gambar 4. 3 Diagram Presentase Indikator KBK ................................................. 66
Gambar 4. 4 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................... 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A 1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan ...................... 91
Lampiran A 2 Lembar Wawancara Guru SMA .................................................... 92
Lampiran A 3 Instrumen Studi Pendahuluan ........................................................ 94
Lampiran A 4 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 97
Lampiran A 5 RPP Kelas Kontrol ....................................................................... 129
Lampiran A 6 Lembar Kerja Siswa .................................................................... 155
Lampiran B 1 Kisi-Kisi Instrumen tes ................................................................ 181
Lampiran B 2 Tabel Instrumen Tes KBK .......................................................... 183
Lampiran B 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi .................................................... 208
Lampiran B 4 Soal Instrumen Penelitian ............................................................ 209
Lampiran C 1 Data Hasil Pretest..................................................................................... 214
Lampiran C 2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ............................................................... 216
Lampiran C 3 Hasil Pretest Kelas Kontrol ..................................................................... 218
Lampiran C 4 Data Hasil Posttest ................................................................................... 220
Lampiran C 5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............................................................. 222
Lampiran C 6 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............................................................. 224
Lampiran C 7 Uji Normalitas Pretest Kelas EKsperimen ............................................... 226
Lampiran C 8 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol .............................................. 227
Lampiran C 9 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ............................................ 228
Lampiran C 10 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen.................................... 229
Lampiran C 11 Uji Homogenitas Data Pretest ................................................................ 230
Lampiran C 12 Uji Homogenitas Data Posttest .............................................................. 231
Lampiran C 13 Uji Hipotesis Data Pretest ...................................................................... 232
Lampiran C 14 Uji Hipotesis Data Posttest .................................................................... 233
Lampiran C 15 Data Presentase Indikator KBK ............................................................. 234
Lampiran C 16 Uji N-Gain Kelas EKsperimen .............................................................. 244
Lampiran C 17 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen ........................................................... 245
Lampiran C 18 Hasil N-Gain Kelas Kontrol .................................................................. 247
Lampiran C 19 Tabel N-Gain Per Indikator KBK .......................................................... 249
Lampiran D 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 252
Lampiran D 2 Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 253
xiv
Lampiran E 1 Print Screen Video Pembelajaran............................................................. 255
Lampiran E 2 Foto Bukti Penelitian ............................................................................... 256
Lampiran E 3 Lembar Uji Referensi ............................................................................... 258
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah, memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
keterampilan dan sikap ilmiah, keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta
kemampuan analisis masalah kompleks yang biasanya terjadi di kehidupan.
Pembelajaran IPA (sains) diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
pendidikan IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.1 Dengan memahami alam sekitar secara lansung
diharapkan siswa mempunyai pengalaman yang dapat mengembangkan
kompetensi siswa secara ilmiah.
Salah satu cabang dalam IPA adalah fisika. Fisika merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang di dalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau
gejala alam serta seluruh interaksi yang ada di dalamnya.2 Fisika berhubungan
dengan perilaku dan struktur benda, khususnya benda mati. Pembelajaran fisika di
sekolah biasanya hanya mengukur hasil belajar pada aspek kognitif saja tanpa
mempertimbangkan keterampilan berpikir yang lain seperti keterampilan berpikir
kritis. Padahal menurut Partnership For 21st Century Skills menyebutkan bahwa
berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan pada abad ke
21 ini.3 Serta dalam standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
kurikulum 2013 menyebutkan bahwa siswa harus memiliki keterampilan berpikir
dan bertindak secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan
komunikatif.4 Pernyataan ini menunjukkan bahwa penilaian kompetensi
1Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009 ), Cet.1, hlm 46. 2Ari prasetyo Nugraha, dkk, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Surakarta: CV Mediatama,
2016), hlm. 4. 3Partnership For 21
st Century Skills,learning for the 21
st Century, (Washington, DC:
Partnership For 21st Century Skills, 2009), hlm 9.
4 Kemendikbud, Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan,
(Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayan), hlm 8.
2
keterampilan berpikir kritis sebagai salah satu sasaran pembelajaran fisika perlu
dilakukan.5
Salah satu materi dalam fisika yang memerlukan keterampilan berikir kritis
adalah suhu dan kalor. Hal teserbut didukung oleh wawancara guru yang
dilakukan oleh peneliti mengenai materi yang memerlukan keterampilan berpikir
kritis yaitu salah satunya adalah suhu dan kalor. Sedangkan, menurut hasil studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa pada suhu dan kalor masih tergolong rendah. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis
siswa belum pernah diukur di sekolah dan guru hanya berfokus pada hasil
belajarnya saja dan beberapa siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika
tergolong sangat sulit. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shan Duta
Sukma Pradana menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa
tahun pertama masih kurang pada materi suhu dan kalor.6 Menurut studi
pendahuluan yang dilakukan oleh Heri Agus Stianto yang dilakukan pada kelas X
MAN LAB UIN menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan masih
menekankan pada aspek pemahaman rumus dan latihan soal.7 Oleh karena itu,
peningkatan kemampuan berpikir kritis belum diperhatikan walaupun guru
terkadang memberikan contoh fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian PISA (Programme for International Student
Assessment) 2012 dalam matematika, sains, dan membaca yang diselenggarakan
Organisation for Economic Cooperation and Development, hasilnya Indonesia di
peringkat ke-64 dari 65 negara yang disurvei. Asesmen internasional tersebut
mengukur kecakapan siswa berusia 15 tahun dalam mengimplementasikan
pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia
5 Desti Ritdamaya, “Konstruksi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Terkait
Materi Suhu dan Kalor”, Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 2,
(Bandung: UPI, 2016), hlm 2. 6 Shan Duta Sukma Pradana, “Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Tahun Pertama
Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang”, Pros Semnas Pendidikan IPA Pascasarjaa UM, Vol.1
(Malang: UM, 2016), hlm 62. 7 Heri Agus Stianto, “Efektifitas Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah Terhadap
Peningkatan Berpikir Kritis Siswa”, Skripsi Pendidikan Fisika Uin Sunan Kalijaga, (Yogyakarta:
Uin Sunan Kalijaga, ), hlm 3.
3
nyata. Mayoritas siswa Indonesia belum mencapai level 2 untuk matematika
(75,7%) dan sains (66,6%). Lebih memprihatinkan, 42,3% siswa bahkan belum
mencapai level kecakapan terendah (level 1) untuk matematika dan 24,7% untuk
sains.8 Kemudian analisis PISA (Programme for International Student
Assessment) tahun 2015 menunjukan kenaikan pencapaian pendidikan di
Indonesia yang signifikan yaitu 21 poin. Hasil tersebut menempatkan Indonesia
pada posisi ke empat dalam hal kenaikan pencapaian murid dibandingkan hasil
survei sebelumnya pada tahun 2012.9 Kesimpulannya bahwa tingkat berpikir
tingkat tinggi yang termasuk keterampilan berpikir kritis siswa di Indonesia masih
tergolong rendah.
Paul & elder menyatakan “Critical thinking is the art of analyzing and
evaluating thinking with a view to improving it”.10
Artinya berpikir kritis adalah
seni menganalisis dan mengevaluasi berpikir dengan maksud meningkatkannya.
Sedangkann menurut ennis (1993) adalah “Reasonable and reflective thingking
focused on deciding what to believe or do”.11
Artinya berpikir kritis adalah
penalaran dan berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan apa yang
akan dilakukan. Oleh karena itu, berpikir kritis sangat diperlukan untuk
menghadapi tuntutan kompetensi abad 21 ini, tidak terkecuali pada pembelajaran
fisika.
Solusi untuk mengatasi permasalahan lemahnya tingkat berpikir kritis siswa
adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menekankan pada
keingintahuan dan pengalaman siswa yang diperoleh dalam proses pembelajaran
siswa di sekolah. Salah satu sistem pembelajaran yang menerapkan pembelajaran
dengan pengalaman adalah inkuiri. Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, kritis dan
8PISA 2012 result in focus,(http:www.oecd.org/pisa/keyfinding),diakses pada tanggal 16
juli 2018, Pukul 21.23. 9Hasil Pisa Indonesia Tahun 2015 Mengalami Peningkatan.
(http://researchgate.net/profile), diakses pada tanggal 16 juli 2018, hlm 1 10
Paul Elder, The Miniature Guide to Critical Thingking Concept And Tool”, The
Foundation For Critical Thinking, hlm 4 11
Robert H. Ennis, “Critical Thingking Assesment: Theory Into Practice”, Education
Leadership, Vol 32, 1998, hlm 3
4
mengembangkan kemampuan intelektual.12
Kunandar menyatakan bahwa
pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran di mana siswa didorong untuk
belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip
untuk diri mereka sendiri.13
Salah satu dari jenis model inkuiri adalah inkuiri
terbimbing. Guided Inquiry is planned, targeted, supervised intervention
throughout the inquiry process.14
Artinya inkuiri terbimbing adalah sebuah
rencana, target, pengawas, intervensi dari bagian proses inkuiri. Pembelajaran
inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaanya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada
siswa.15
Dalam model pembelajaran ini guru tidak melepas begitu saja melainkan
memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan.
Sehingga siswa yang berintelegensi rendah dapat seimbang dengan siswa yang
memiliki intelegensi tinggi.
Menurut studi wawancara yang dilakukan peneliti guru masih menggunakan
menggunakan metode konvensional untuk pembelajaran fisika disekolah. Padahal
menggunakan metode konvensional tidak cukup efektif untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis dapat dilatih
dengan menggunakan pembelajaran yang aktif seperti pemberlajaran model
inkuiri terbimbing. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Miftahul
Fuad menyimpulkan bahwa “Differensial science inquiry (DSI) gives higher
contribution to improve the score of skills in critical thinking than that
convensional model”.16
Artinya bahwa DSI dapat meningkatkan skor nilai
berpikir kritis dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran
12
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015), hlm 14 13
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
ARRUZ Media, 2013), hlm 85. 14
Carol Collier Kuhlthau, “Guided Inquiry: Learning in the 21st Century”, Rutgers
University, USA Center for International Scholarship in School Libraries (CISSL) USA, hlm 3. 15
Muhammad Faturrahman, Model Model pembelajaran inovatif, (Yogyakarta: ARRUZ
Media, 2015), hlm 106. 16
Nur Miftahul Fuad, “Improving Junior High School Critical Thinking Skills Based on
Test Three Different Models of Learning”, International Journal of Instruction, 2017, hlm 108.
5
konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Christinsenia Seranica menyatakan
bahwa “The guided inquiri learning model has advantages over convensional
learning model in term of growing critical thinking skills”.17
Artinya bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model pembelajaran
konvensional untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Proses inkuiri melibatkan rasa ingin tahu karena rasa ingin tahu dapat
memunculkan pertanyaan atau masalah serta usaha untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan atau solusi terhadap masalah.18
Masalah yang diberikan guru
sebaiknya mudah dipahami oleh siswa misalnya adalah masalah yang ada di
lingkungan sekitar atau fenomena alam. Berdasarkan penelitian Sondang
Manurung, siswa kurang mendapat pengalaman untuk dapat memecahkan
masalah dan kurang dihadapkan pada masalah kontekstual yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari siswa.19 Hal tersebut dikarenakan guru kurang dalam
memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Padahal penggunaan media secara
tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa dan dapat memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalistik.20
Media pembelajaran yang dapat memudah siswa dalam memahami suatu
kejadian salah satunya adalah video. Video adalah teknologi penangkapan,
perekaman pengelohan, penyimpanan, pemindahan, dan pengkontruksian urutan
gambar diam dengan penyajian adegan-adegan dalam gerak secara elektronik.21
Video sangat berguna untuk mengajarkan keterampilan, karena kemungkinan
adanya pengulangan sehingga suatu keterampilan bisa dipelajari berulang ulang.22
Proses pembelajaran menggunakan media video diharapkan dapat mengurangi
17
Christinsenia Seranica, “Influence Guided Inquiry Learning Model to Critical Thinking
Skill”, Journalof Research & Method In Education, 2018, hlm 3. 18
Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013),
hlm 100. 19
Sondang Manurung, “Analysis of Learning Tools in the study of Developmental of
Interactive Multimedia Based Physic Learning Charged in Problem Solving”, Journal of Physics:
Conference Series, 2015, hlm 2.
20 Arif S Sadiman, Media Pendidikan : Pengertian pengembangan dan pemanfaatanya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 17. 21
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta
CV), hlm 289. 22
Rusman,dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta:
Rajawali Press), hlm 221.
6
kekurangan model pembelajaran inkuiri serta dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk megetahui “Pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi suhu dan kalor”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka dapat
mengidentifikaskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa khususnya pada kemampuan
berpikir kritis masih tergolong rendah.
2. Siswa menganggap bahwa materi fisika adalah mata pelajaran yang sulit dan
guru hanya menggunakan metode pengajaran konvesional yang kurang
efektif.
3. Kurangnya pemanfaatan media menyebabkan siswa kurang mendapat
pengalaman untuk dapat memecahkan masalah dan kurang dihadapkan pada
masalah kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
4. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kerkurangan yaitu
membuat siswa merasa bosan dan tidak dapat menjelaskan hal yang abstrak.
C. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,maka penelitian ini dibatasi
meliputi:
1. Aspek yang diukur dalam tes keterampilan berpikir kritis ini yaitu tingkat
berpikir kritis menurut Ennis dengan indikator memfokuskan pertanyaan,
bertanya dan menjawab pertanyaan, menganalisis argumen, menilai
kredibiltas sumber, melakukan observasi dan menilai laporan observasi,
membuat dan menilai hasil pertimbangan, menginduksi dan menilai,
mendefinisikan dan menilai definisi,menilai suatu tindakan, berinteraksi
dengan orang lain.
7
2. Video yang digunakan dalam penelitian ini adalah video animasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
diberikan adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor?
2. Apakah terdapat model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis di setiap indikator yang
digunakan?
3. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan melalui model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian
ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan
kalor.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model
inkuiri terbimbing pada setiap indikator yang digunakan.
3. Mengetahui berbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan
model pebelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video dan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, dapat membantu proses pembelajaran fisika dan mengharapkan
meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dan memiliki pengalaman
belajar yang bermakna.
8
2. Bagi guru, dapat dijadikan bahan untuk menerapkan masalah-masalah yang
dapat merangsang kemampuan berpikir kritis siswa dan sebagai bahan
pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran untuk fisika.
3. Bagi sekolah, dengan menggunakan media pembelajaran dan model
pembelajaran yang tepat dan inovatif diharapkan dapat meningkatkan mutu
kinerja guru dan kemampuan para siswa-siswinya.
4. Bagi para peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebuah masukan untuk
melakukan penelitian sejenis dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan .
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Inkuiri
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dll.23
Model pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam merancang pembelajaran
dan dapat digunakan sebagai acuan dalam merancang aktivitas pembelajaran.
Model memiliki makna yang lebih luas dari starategi, pendekatan, dan metode.
Inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan
dasar- dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memahami konsep dan memecahkan masalah.24
Inqury learning adalah
pembelajaran belajar mencari dan menemukan sendiri.25
Oleh karena itu,
pembelajaran inkuiri berfokus kepada siswa dan siswa dituntut menemukan
konsep dengan cara penyelidikan dan pengembangan konsep tersebut untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu benda, manusia atau peristiwa secara matematis kritis logis, analitis
23
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Grup, 2009), hlm 22. 24
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontektual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Ditama, 2010), hlm 73. 25
Pupuh Faturrohman, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman Konsep Umun &
Konsep Islami), (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm 31.
10
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penuh percaya diri.26
Dalam sistem
belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final,
tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan masalah. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasil menemukan sendiri.27
b. Macam-Macam Model Inkuiri
Sund & Trowbridge mengatakan terdapat 7 model pembelajaran inkuiri
yaitu: (1) model inkuiri terbimbing (guided inquiry); (2) model inkuiri bebas (free
inquiry); (3) model inkuiri termodifikasi (modified inquiry); (4) model inkuiri
invitasi (invitation inquiry); (5) model pictorial riddle; (6) model synetics lesson ;
dan (7) model klarifikasi nilai (value clarification).28
1) Model Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran inkuiri terbimbing peran guru membimbing siswa
untuk melakukan kegiatan inkuiri dengan jalan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan awal dan mengarahkan siswa pada suatu diskusi. Proses inkuiri
dilakukan melalui tuntutan lembar kerja siswa yang agak rinci, dimana setiap
tahapan ada petunjuk atau pedoman yang dirancang oleh guru. Pedoman tersebut
biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan atau langkah-langkah menuntun siswa
untuk dapat menemukan konsep atau prinsip-prinsip ilmiah yang menjadi target
pembelajaran.
2) Inkuiri Bebas
Model inkuiri bebas merupakan model pembelajaran dimana siswa
melakukan penelitian secara mandiri bagaikan seorang ilmuan. Kegiatan
pembelajaranya dimulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah secara
mandiri dari berbagai topik yang hendak diselidiki. Kemudian dilanjutkan dengan
perumusan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan
26
Ahmadi, Lif Khoiru, Strategi Pembelajaran Beorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya, 2011), hlm 25. 27
Trianto, Op.Cit., hlm 114 28
Wayan, I Sadia, Model Pembelajaran Sains Kontruktivitik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014), hlm 130-133
11
menganalisis data, mengintrepretasikan hasil analisis data dan melakukan
pembahasan temuaianya dan diakhiri dengan menarik kesimpulan.
Keuntungan belajar melalui inkuiri bebas adalah adanya kemungkinan
siswa memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan
masalah lebih dari satu cara karena cara pemecahan masalah akan bergantung
pada bagaimana cara mereka menkontruksi jawabanya, adanya kemungkinan
siswa menemukan cara dan solusi baru yang belum pernah ditemukan orang lan
dari masalah yang diselidikinya, siswa memperoleh kesempatan yang lebih
banyak untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir kreatifnya dan
peserta didik memperoleh kesempatan-kesempatan untuk menjadi mandiri dan
konsep dirinya menjadi positif.
3) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi
Inkuiri bebas dimodifikasi merupakan gabungan antara inkuiri bebas
dengan inkuiri terbimbing. Dalam inkuiri bebas yan dimodifikasi, permasalahan
yang diselidiki siswa berpedoman pada materi kurikulum dan masalahnya
diberikan oleh guru. Guru masih memberikan bimbingan, tetapi kadar
bimbinganya lebih kecil dari inkuiri terbimbing dan pola bimbinganya tidak
terstruktur.
4) Model Inkuiri Investasi
Model inkuiri investasi, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah- masalah dengan cara seperti yang dilakukan oleh para ilmuan. Suatu
undangan diberikan kepada siswa yang berupa suatu permasalahan yang harus
dipecahkan. Permasalahan yang diberikan itu direncanakan khusus dan akurat,
agar menantang siswa melakukan penyelidikan dengan langkah-langkah yang
dilakukan oleh para ilmuan.
5) Model Pictorial Riddle
Model pictorial riddle merupakan model pembelajaran inkuiri yang dapat
menumbuhkan kembangan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok
melalui peragaan gambar atau situasi sesungguhnya untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa. Riddle yang berupa
12
gambar, poster atau suatu simulasi disajikan guru dan ditindak lanjuti dengan
pertanyaan- pertanyaan untuk dicari pemecahan melalui suatu proses inkuiri.
6) Synetic Lesson
Synetic lesson merupakan model inkuiri yang memusatkan keterlibatan
siswa dalam membuat berbagai macam kiasan untuk menantang dan menggugah
potensi intelektuannya dan mengembangkan kemampuan kreatifnya. Ide-ide
kreatif siswa muncul melalui kegiatan pemecahan masalah yang secara implisit
ada di dalam kiasan tersebut. Pemecahan masalah berlangsung dalam tahapan-
tahapan inkuiri.
7) Model Klarifikasi Nilai
Model klarifikasi nilai merupakan model pembelajaran inkuiri yang
memfokuskan siswa pada tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran
c. Langkah Langkah Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri merupakan kegiatan yang kontekstual, pengetahuan yang
diperoleh siswa bukan semata-mata hanya didapatkan melalui mengingat fakta-
fakta melainkan hasil dari penemuanya sendiri. Oleh karena itu, guru harus
mendesain pembelajaran sedetail mungkin dan merujuk pada kegiatan penemuan.
Adapun siklus dalam inkuiri terdiri dari:29
1. Observasi (Observation)
2. Bertanya (Questioning)
3. Mengajukan Dugaan ( Hypotesis )
4. Pengumpulan Data ( Data Gahering)
5. Penyimpulan (Conclusion)
Tahapan model inkuiri dalam pembelajaran berdasarkan dengan proses
penemuan juga harus diperhatikan oleh guru. Model inkuiri memiliki beberapa
langkah-langkah dalam pembelajaran, seperti berikut:30
a) Memecahkan masalah
29
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Prenada Media
Grup, 2009), hlm 114. 30
Kokom Komalasari, Op.Cit, hlm 74.
13
b) Mengamati atau melakuakn observasi
c) Menganaliss dan menyajikan hasil dalam ulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lainya.
d) Mengomunikasikan atau menyajikan hasil pada pembaca, teman sekelas, guru
dan audien lainya.
Pengaplikasian strategi pembelajaran inkuiri terdapat beberapa tahapan
atau langkah pembelajaran yang dikemukakan juga oleh Sanjaya sebagai berikut:
31
1. Orientasi
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk
mencapai tujuan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
diantaranya:
a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
b. Masalah yang dikaji adalah mahasiswa yang mengandung tek-teki yang
jawaban pasti.
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh siswa.
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
31
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientas Standar Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Media Grup, 2006), hlm 199
14
Enam langkah pada inkuiri di atas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih
kemampuan berpikir, keberanian, berkomunikasi, jujur, dan berusaha
mendapatkan pengetahuan sendiri dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
Tugas guru adalah mempersiapkan rancangan pembelajaran sehingga
pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan baik.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Begitu pula dengan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri
memiliki kelebihan, sebagai berikut:32
a. Siswa lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga leluasa untuk
mengeksploitasikan ide-idenya.
b. Suasana pembelajaran tidak membosankan karena banyaknya tahapan yang
dilakukan oleh siswa.
c. Adanya penjelasan diawal dan latihan-latihan membuat peserta didik lebih
mudah memahami fenomena.
Menurut Sanjaya strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, diantaranya:33
Kelebihan
1. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang
menekankan kepada perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomoterik.
2. Strategi pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
3. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku.
4. Keuntungan lainya adalah Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki
32
Aris Shoimin.,Op.Cit.,hlm 84 33
Sanjaya W,Op.,Cit.hlm,208
15
kemampuan belajar yang bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
Kekurangan
a. Jika inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Inkuiri sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Memerlukan banyak waktu dalam menerapkanya.
d. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Maka model inkuiri sulit diimplementasikan oleh
guru.
Joyce mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat
timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa yaitu:34
1. Aspek sosial dalam kelas dan suasana kelas bebas terbuka dan permisif akan
mengundang siswa untuk berdiskusi.
2. Berfokus pada hipotesis yang perlu di uji kebenaranya.
3. Penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran validitas
dan reabelitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis
2. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Guided Inquiry is planned, targeted, supervised intervention through out
the inquiry process.35
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan
atau petunjuk cukup luas kepada siswa.36
Sebagian perencanaannya dibuat oleh
guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dałam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dałam
melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa
34
Ahmadi Lif Khoiru, Op.Cit., hlm 25 35
Kuhlthau Carol Collier, “Guided Inquiry: Learning in the 21st Century”, Rutgers
University, USA. hlm 3 36
Muhammad Faturrahman, Op.Cit., hlm 106
16
yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan
yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai kemampuan berpikir tingkat
tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan
mengelola kelas yang bagus.
Orlich menyatakan ada beberapa karakteristik dalam inkuiri terbimbing yang perlu
diperhatikan yaitu:37
a. Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melaui observasi spesifik
sehingga membuat inferensi atau generalisasi
b. Sasaranya adalah mempelajari proses mengamati kejadian, data, materi dan
berperan sebagai pemimpin kelas.
c. Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan
hasil observasi di dalam kelas.
d. Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.
e. Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa.
f. Guru memotivasi siswa untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya
sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
Ada tujuh tahapan proses dalam inkuiri terbimbing menurut Carol Collier
Kuthlau yaitu initiation, selection, eksplorations, formulation, collection,
presentation dan assesment.38
37
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), hlm 18 38
Kuhlthau Carol Collier, Guided Inquiry: Learning in the 21st Century School”, (USA:
libraries Unlimited, 2007), hlm 37
17
Egen dan Kauchak menyatakan tahapan inkuiri berdasarkan kemampuan
dinyatakan pada Tabel 2.1, sebagai berikut:39
Tabel 2. 1 Tahapan Inkuiri Terbimbing
No Kegiatan Inkuiri Guru Siswa
1. Mengajukan
pertanyaan
Guru memberikan
suatu fenomena dan
mengajukan
permasalahann
Siswa mengidentikasi
masalah dan
mengelompokannya
2. Merumuskan hipotesis Guru membimbing
siswa dalam
menentukan
hipotesis yang
relevan dengan
permasalahan dan
mempriotskan
hipotesis mana yang
menjadi prioritas
penyelidikan
Siswa membentuk
hipotesis terkait
permasalahan yamg
diberikan oleh guru
3. Merancang percobaan Guru membimbing
siswa mengurutkan
langkah langkah
percobaan
Siswa menentukan
langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan
4. Melakukan pecobaan Guru membimbing
siswa mendapatkan
informasi melalui
percobaan
Siswa melakukan
percobaan
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data
Guru membimbing
setiap kelompok
untuk
mengumpulkan dan
menganalisis data
Setiap perwakilan
kelompok
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing
setiap kelompok
untuk membuat
kesimpulan
Setiap kelompok
membuat kesimpulan
sementara berdasarkan
data yan diperoleh
Menurut Carol Collier Kuthlau keuntungan bagi siswa dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing, sebagai berikut:40
39
Trianto ,dkk. Op.Cit., hlm 172 40
Carol Collier Kuthlau, Op.Cit., hlm 25
18
1. Mengembangkan kemampuan sosial, bahasa dan membaca.
2. Meningkatkan pemahaman.
3. Mendukung kebebasan dalam meneliti dan belajar.
4. Memiliki pengalaman level tinggi dari motivasi dan keterkaitan.
5. Memiliki kemampuan strategi dan kemampuan memindahankan ke projek
penemuan lain.
Faktor yang menghambat proses keberhasilan menggunakan inkuiri
terbimbing adalah:41
a) Kekurangan waktu.
b) Kebingungan dengan tahapan.
c) Rencangan belajar yang buruk.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti
perantara atau pengantar.42
Media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.43
Maka media merupakan sebuah alat untuk
menyampaikan informasi dari sumber ke penerima. Media merupakan salah satu
sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru untuk mempermudah
penyampaian informasi atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Pembelajaran sederhana dapat diartikan sebagai usaha mempengaruhi
emosi, intelektual dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya
sendiri.44
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan
atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan berlajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
41
Ibid., hlm 37 42
Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm 163 43
Arif F Sadiman, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatanya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986), hlm 7 44
Muhammad Faturrahman ,Op.Cit., hlm 17
19
belajar secara efisien dan efektif.45
Penelitian ini yang dimaksud penerima adalah
siswa dan sumber belajar atau pengirim adalah guru.
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Pada zaman sekarang media pembelajaran memiliki banyak jenis.
Berdasarkan jenisnya media dibagi menjadi 3, yaitu:46
1) Media Audio
Media audio atau disebut juga sebagai media auditif adalah media yang hanya
mengandallkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete, recorder, piringan
hitam.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, atau lukisan, dan cetakan. Ada pula
media visual yang menampilkan gambar atau simbol.
3) Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Media audio visual ini terdiri atas audio visual diam dan audio visual
gerak.47
Rudy Brets mengklasifikasikan media menjadi delapan, yaitu:48
a. Media audio-visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada
televisi, televisi, dan animasi.
b. Media audio-visual diam, seperti: film rangkaian suara, halaman suara, dan
sound slide.
c. Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
d. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e. Media visual diam, sepeti: halaman cetak, microphone.
f. Media audio, seperti: radio, telepon, pita radio.
45
Munadi Yudi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), hlm 7 46
Syaifu B Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm 124 47
Pupuh Fathurrohman, Op.Cit., hlm 68 48
Wandah Wibawanto, Desain dan Pemograman Multimedia Pembelajaran interaktif,
(Jember: Cerdas Ulet Kreatif, 2017), hlm 7
20
g. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh guru. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai
dapat meningkatkan kemampuan siswa. Selain dapat meningkatkan hasil belajar
siswa media pembelajaran membuat suasana pembelajaran di kelas menjadi
kondusif dan bervariasi sesuai dengan media yang digunakan.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media penndidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut:49
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan daya indera.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sifat pasif siswa.
4. Menimbulkan keselarasan antara guru dan siswa.
Selain itu, beberapa ahi berpendapat kegunaan media pembelajaran antara
lain:50
a. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pembelajaran
yang sulit dipahami.
b. Mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup
dan menarik.
c. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakan naluri kecintaan menelaah
(belajar) dan menimbulkan.
d. Kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
e. Membantu pembentukan kebiaaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan
membantu memikirkan suatu pelajaran.
f. Menimbulkan kekuatan perhatian, mempertajam indera, melatihnya dan
memperluas perasaan dan kecepatan belajar.
49
Arief F Sadiman, Op.Ci.t, hlm 17-18
50 Wandah Wibawanto, Op.Cit., hlm 7
21
Nana Sudjana mengemukakan manfaat media pengajaran dan proses
belajar siswa yaitu:51
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai materi.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui kata kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengar uraian guru.
Media memiliki banyak manfaat untuk pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan media sangat dianjurkan untuk menunjang proses pembelajaran agar
terkesan lebih bermakna dan membuat siswa lebih aktif saat pembelajaran
berlangsung. Ketepatan dalam menggunaakan media meruapakan salah satu yang
menentukan hasil belajar siswa. Guru harus merancang media pembelajaran apa
yang tepat untuk siswanya.
4. Video
a) Pengertian Video
Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu vidi atau visum yang artinya
melihat atau mempunyai daya penglihatan. Video sebagai jenis media audio-
visual yaitu jenis media yang mengandung unsur suara juga mengandung unsur
gambar yang bisa dilihat.52
Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian
gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai
menjadi sebuah alur dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau
51
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm 137
52 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm 172
22
disk.53
Jadi video merupakan alat atau media yang memiliki unsur suara dan
gambar yang dapat bergerak.
b) Macam-macam Video
Video memiliki beberapa jenis atau macam-macamnya, seperti berikut:54
1. Live video feed
Live video feed menyajikan objek objek yang menarik dan waktu yang nyata
(real-time) contohnya adalah pertandingan sepak bola secara langsung.
2. Videotape
Videotape bersifat linear. Informasi tersimpan dalam pita gulungan dan untuk
mengaksesnya harus menunggu karena harus mempercepat (fast forward) dan
menggulung balik (reward).
3. Videodisc
Terdapat dua format videodisc yaitu CAV dan CLV.
4. Digital Video
Merupakan medium penyimpanan video yang digunakan pada rangkaian
komputer.
5. Hypervideo
Hypervideo mempunyai soundtrack dan dapat dimainkan berulang kali.
Video memiliki karakteristik yang hampir sama dengan film,
diantaranya:55
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan.
c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
e. Mengembangkan imajinasi siswa.
f. Memperjelas hal hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang realistik.
g. Sangat kuat untuk mempengaruhi emosi seseorang.
h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan.
53
Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, (Jakarta:
PT Rajagravindo Persada, 2013), hlm 218 54
Munir, Op.Cit., hlm 290 55
Munadi Yudi, Op.Cit., hlm 127
23
i. Semua siswa dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun kurang
pandai.
j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
Video yang baik mencangkup penguasaan atas berbagai aspek yang
memberi kesan visual seperti resolusi gambar, pencerahan, dan warnanya. Video
interkatif tutorial dapat membimbing siswa untuk lebih mudah memahami sebuah
materi yang abstrak dan sulit dipahami.
c. Kelebihan dan Kekurangan Video
Media memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan ini
harus diperhatikan oleh guru agar proses pembelajaran berjalan lancar dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Adapun media video memiliki beberapa kelemahan,
yaitu:56
1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
5) Memberi kesan yang mendalam, yaitu dapat memengaruhi sikap siswa.
Selain itu, media video memiliki kelebihan dalam penguanaanya di
pendidikan, yaitu:57
a. Menjelaskan keadaan riel dari suatu proses, fenomena atau kejadian.
b. Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks atau gambar.
c. Pengguna dapat melakukan pengulangan bagian-bagian tertentu untuk
melihat gambaran yang lebih fokus.
d. Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau
psikomotorik.
e. Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan
pesan dibandingkan dengan media text.
f. Menunjukan dengan jelas suatu langkah prosedural.
56
Rusman, dkk. Op.Cit., hlm,221
57 Munir, Op.Cit., hlm 295
24
5. Keterampilan Berpikir Kritis
a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk
melalui transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks atribut-atribut
mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imaginasi dan pemecahan masalah.58
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita
membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran,
membuat keputusan.59
Jenis berpikir yang memiliki nilai positif terhadap proses
belajar adalah berpikir kritis.60
Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif
untuk mengatakan suatu dengan penuh keyakinan karena bersandar pada alasan
yang logis dan bukti empiris yang kuat.61
Menurut Fisher berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat
dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.62
Sedangkan menurut Ennis, berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam
mengungkap tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu kepercayaan
dan kegiatan yang telah dilakukan.63
Menurut pengertian berpikir kritis di atas
dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses dan kemampuan yang
digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan. Berpikir kritis difokuskan
pada pengertian mengenai sesuatu dengan penuh kesadaran, dan mengarah pada
sebuah tujuan.
58
Nyayu Khadijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm
103 59
Adi Afri Anto, dkk, “Pemanfaat Model Pembelajaran Problem Posing untuk
Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di Smp Negeri 27 Purworejo”, Radiasi,Vol.2 ,
hlm 5 60
Nyayu Khadijah, Op.Cit., hlm 116 61
Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegences),
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm 66
62
Alec Fisher, Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Terjemahan Oleh Benyamin Hadinata.
Gugi Sagara (Ed). (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm 4 63
Robert.H Ennis, “Critical Thinking Assesment”, College of Education, The Ohio State
University, 1993, hlm 180
25
Pentingnya mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis
harus dipandang sebagai sesuatu yang penting dan tidak bisa disepelekan lagi.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran pada suatu
masalah dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Liliasari mengutip
Facione menyatakan bahwa berpikir kritis sebagai pengaturan diri dalam
memutuskan sesuatu yang menghasilkan interpetasi, analisis, evaluasi, dan
inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu bukti, konsep, metodologi,
kriteria atau pertimbangan kontekstual yang menjadi dasar dibuatnya keputusan.64
Melalui berpikir kritis siswa akan mengalami proses sistematis yang
memungkinkan untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat
mereka sendiri.
b. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Ennis merumuskan unsur elemen dari berpikir kritis: Focus, Reasons,
Inference, Situation, Clarity, dan Overview yang disingkat menjadi FRISCO:65
1) Focus (fokus)
Memfokuskan pertanyaan atau isu yang ada untuk membuat keputusan apa
yang dinyakini.
2) Reasons (alasan)
Mengetahui alasan alasan yang mendukung atau menolak putusan-putusan
yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.
3) Inference (penarikan kesimpulan)
Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyakinkan. Bagian penting dari
langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari
permasalahan, pertimbangan dari interprestasi terhadap situasi atau bukti.
4) Situation
Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir untuk membantu
memperjelaskan pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci,
bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
5) Clarity
64
Siti Zubaidah, “Asesmen Berpikir Kritis Terintegrasi Essay”, Symposium on Biology
Education, 2015, hlm 202. 65
Siti Zubaidah, Op.Cit., hlm 204
26
Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
6) Overview
Meninjau kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas 12
komponen yaitu:66
1) Merumuskan masalah.
2) Menganalisis argument.
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan.
4) Menilai kredibilitas sumber informasi.
5) Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi.
6) Membuat dedukasi dan menilai dedukasi.
7) Membuat induksi dan menilai induksi.
8) Mengevaluasi.
9) Mendefinisikan dan menilai definisi.
10) Mengidentifikasi asumsi.
11) Memutuskan dan melaksanakan.
12) Berinteraksi dengan orang lain
Berikut merupakan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis serta
beberapa bentuk deskriptornya:67
66
Wahab Jufri, Op.Cit., hlm 103. 67
Ibid., hlm 104
27
Tabel 2. 2 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis
No Aspek Kerterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Sub Indikator
1. Memberikan
Penjelasan
Sederhana
Memfokuskan
Pertanyaan Mengidentifikasi atau
merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan jawaban
kemungkinan jawaban
Menjaga kondisi berpikir
Menganalisis
Argumen Mengidentifikasi kesimpulan
Mengidentifikasi kalimat-
kalimat pertanyaan
Mengidentifikasi kalimat-
kalimat bukan pertanyaan
Mengidentifikasi dan
menangani ketidaktepatan.
Melihat struktur dari suatu
argumen.
Membuat ringkasan
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
Menyebutkan contoh
2. Membangun
keterampilan dasar
Mempertimban
gkan sumber
dapat dipercaya
atau tidak
Mempertimbangkan keahlian
Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangakn reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Mempertimbangkan resiko
untuk reputasi
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati hati
Mengobservasi
dan
mempertimban
gkan observasi
Melihat sedikit dugaan
Menggunakan waktu yang
singkat antara observasi dan
laporan
Merekam hasil observasi
Menggunakan bukti bukti yang
benar
28
Menggunakan akses yang baik
Menggunakan teknologi
Mempertanggung jawabkan
hasil observasi
3. Menyimpulkan Mendeduksi
dan
mempertimbng
kan hasil
deduksi
Siklus logika Euler
Mengkondisikan logika
Menyaakan tafsiran
Menginduksi
dan
mempertimban
gkan hasil
indkusi
Mengemukakan hal yang
umum
Mengemukakan kesimpulan
dan hipotesis
Merancang eksperimen
Menarik kesimpulan sesuai
fakta
Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki.
Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan latar belakang
fakta
membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan akibat
membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan penerapan fakta
membuat dan mennentukan
hasil pertimbangan
.4. Memberikan
penjelasan lanjut
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimban
gkan suatu
definisi
membuat bentuk definisi
strategi membua definisi
bertindak dengan memberikan
penjelasan lanjut.
Mengidentifikasi dan
menangani ketidak beratan
yang disengaja.
Membuat isi definisi
Mengidentifika
si asumsi
asumsi
Penjelasan bukan pertanyaan
Mengkontruksi argumen
5. Mengatur strategi
dan taktik
Menentukan
suatu tindakan Mengungkapkan masalah
Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi yag
mungkin
29
Merumuskan solusi altenatif
Menentukan tindakan
sementara
Mengulang kembali
Mengamati penerapanya
Berintraksi
dengan orang
lain
Menggunakan argumen
Menggunakan strategi logika
Menggunakan strategi retorika
Menunjukan posisi, orasi atau
tulisan.
6. Materi Suhu dan Kalor
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Berikut ini merupakan tabel kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
suhu dan kalor
Tabel 2. 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Suhu dan Kalor
No. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. KI-1 Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan meta kognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian spesifikasi dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.1 Menganalisis pengaruh
kalor dan perpindahan kalor
yang meliputi karakteristik
termal suatu bahan, kapasitas
dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari hari.
30
KI-4 Mengolah, menalar dan menyaji
dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri
bertindak secara efektif dan kreatif serta
mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
4.1 Merencanakan dan
melakukan percobaan tentang
karakteristik termal suatu
bahan, terutama terkait
dengan kapasitas dan
konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil dan makna
fisisnya.
B. Peta Konsep Suhu dan Kalor
Suhu dan kalor yang dipelajari kelas XI mencangkup konsep antara lain,
suhu, pemuaian, azas black dan perpindahan kalor. Seperti yang ditunjukan pada
peta konsep dibawah ini:
Menyebabkan Perpindahannya secara
terdiri atas
diukur dengan
terdiri dari mengikuti
pengukurannya
KALOR
Pemuaian Perubahan
Wujud Perubahan
Suhu
Kapasitas
kalor
Kalor
jenis
konduksi radiasi konveksi
Pemuaian
volume Pemuaian
konveksi Pemuaian
panjang
termometer
Skala
celcius
skala
reamur
Skala
farenheit
Skala kelvin
Prinsip Azas
Black
31
C. Materi konsep suhu dan kalor
1. Suhu
suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda.68
Sejak abad
ke- 18 alat pengukur suhu mulai dikembangkan yang diberi nama termometer.
Termometer memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda yang mengalami
perubahan, hal ini disebut sifat Termometrik.69
Pada pembuatan termometer
memerlukan titik acuan yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita
mengenal ada 4 macam skala termometer yaitu skala celcius, skala farenheit, skala
reamur dan skala kelvin.
Secara umum hubungan antara satu skala dan skala yang lain dapat
dirumuskan sebagai berikut:70
(2.1)
Keterangan :
X = termometer skala X
Y= termometer skala Y
Misalkan terdapat dua skala sembarang yaitu skala X dan skala Y dengan
titik beku dan serta titik didih dan .
2. Pemuaian
Pemuaian adalah gerakan atom penyusun benda karena diberi kalor.
Makin tinggi suhu suatu benda, maka semakin cepat getaran antar atom yang
menyebar ke segala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan
benda tersebut memuai ke segala arah. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan
gas.71
68
Tri Widodo, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: MEFI CARAKA, 2009), hlm 94
69
Tri Widodo, Loc.Cit. ,hlm 94 70
Ibid., hlm 95 71
Setya Nurachmandani , Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidkan Nasional, 2009), hlm 153
32
a. Pemuaian Zat Padat
Pada umumya setiap benda memuai jika dipanaskan. Pemuaian pada zat
umunya dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan
besar perubahan suhu benda.72
Pemuaian yang dialami zat padat diantaranya:
Muai panjang adalah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh naiknya
suhu benda. secara matematis pemuaian panjang dapat dinyatakan sebagai
berikut:
(2.2)
Keterangan :
( )
( ) (o
C-1
)
(oC)
Muai luas adalah bertambahnya luas suatu benda diakibatkan karena
kenaikan suhu benda. Pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai
berikut:73
(2.3)
Keterangan :
( )
( ) (o
C-1
)
(oC)
Dengan cara yang sama, pertambahan volume akibat pemuaian benda
benda yang nyata dapat dirumuskan sebagai berikut:74
(2.4)
72
Setya Nurachmandani, Loc.Cit., hlm153 73
Ketut Kamajaya, Aktif dan Kreatif Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2016), hlm 108 74
Ketut Kamajaya, Op.Cit.,110
33
Keterangan :
( ) ( ) (o
C-1
)
(oC)
b. Pemuaian Zat Cair
Zat cair mengalami pemuaian yang lebih besar dibandingkan dengan zat
padat. Zat cair hanya dapat diukur dalam tiga dimensi, yaitu volumenya.75
c. Pemuaian Zat Gas
Zat gas mengalami pemuaian yang lebih besar dibandingkan dengan zat cair.
Untuk tekanan tetap kenaikan suhu gas akan meningkatkan volume gas.76
3. Kalor
Kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.77
Suatu benda mengalami
kenaikan suhu karena benda tersebut menyerap kalor. Banyaknya kalor yang
dimiliki benda bergantung pada besarnya kenaikan suhunya. Selain berganting
pada kenaikan suhu benda, kalor yang diserap benda juga bergantung pada masa
benda dan dan bahan penyusun benda yang dapat dirumuskan melalui persamaan
berikut.78
(2.4)
Keterangan :
Q = kalor ( joule)
= massa benda ( kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1o
C)
= perubahan suhu benda
Semaskin besar massa benda maka semakin besar juga kalor yang diserap
oleh benda tersebut.
75
Ibid., hlm 111 76
Ketut Kamajaya, Loc,Cit., hlm 111 77
Setya Rachmadani, Op.Cit., hlm 157 78
Setya Nurachmandani, Loc.Cit., hlm 157
34
a) Kalor jenis didefinisikan sifat khas suatu zat yang meninjukan kemampuanya
untuk mneyerap kalor. Kalore jenis menunjuan karakteriistik suatu zat79
(2.5)
Keterangan :
Q = kalor ( joule)
= massa benda ( kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1o
C)
= perubahan suhu benda
b) Kapasitas kalor
Hubungan antara jumlah kalor dengan perbedaan suhu awal dan suhu
akhir pada suatu bendaa memenuhi persyaratan:80
(2.6)
Jika kapasitas kalor dilambangkan dengan huruf C ( huruf besar),maka:
C=
(2.7)
Dengan
C = (2.8)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan
suhu suatu benda sebesar 1oC.
4. Perubahan Wujud Zat
Pada umumnya suhu zat akan naik jika menerima kalor dan akan turun
jika melepas kalor. Namun, terdapat kondisi lain saat kalor yang diterima suatu
zat tersebut bukan lagi digunakan untuk menaikan suhu zat itu, melainkan untuk
mengubah wujudnya. Demikian juga, saat suatu zat melepaskan kalor yang tidak
lagi digunakan untuk menurunkan suhu zat tersebut melainkan untuk merubah
wujudnya. Banyaknya kalor untuk mengubah wujud 1 gram zat disebut dengan
kalor laten.81
79
Tri Widodo, Op.Cit., hlm 100 80
Sri Handayani, Fisika 1 SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), hlm 145 81
Ibid., hlm 147
35
Gambar 2. 1 perubahan wujud benda
Secara sistematis dapat dinyatakan:
(2.9)
Keterangan:
Q = kalor ( J)
m= massa (kg)
L= kalor laten/ kalor perubahan wujud (J/kg)
Dengan adanya bebrapa wujud zat, ada pula beberapa kalor laten, yaitu
kalor laten lebur, kalor laten beku, kalor laten didih dan kalor laten embun.
5. Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari benda/sistem bersuhu tinggi ke benda/sistem yang
bersuhu rendah. Kalor dapat berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.82
1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama
terjadi perpindahan kalor tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantaranya.83
Laju perpindahan secara konduksi dapat dinyatakan dengan
persamaan:84
(2.10)
82
Tri Widodo, Op.Cit., hlm 114 83
Ketut Kamajaya, Op.Cit., hlm 114 84
Ibid., hlm 115
padat
cair gas
36
Keterangan
=laju aliran kalor (J/s)
= koefesien konduksi termal (W/Mk)
A= luas penampang (m2)
= Panjang batang/ benda (m)
=beda suhu kedua ujung benda (oC)
Tabel 2. 4 Konduktivitas Termal untuk Beberapa Bahan
Bahan K ( W/Mk) Bahan K ( W/Mk)
Alumunium 202 Gabus 0,04
Tembaga 385 Balon 0,8
Emas 314 Gelas 0,8
Besi 73 Karet 0,2
Timbal 34,7 Air 0,6
Perak 410 Kayu 0,12-0,14
Kuningan 109 Udara 0,0234
2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan medium
zatnya.85
Perpindahan konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas saja (fluida)
karena partikelnya dapat bergerak bebas. Laju perpindahan kalor secara konveksi
dapat dinyatakan dengan persamaan:86
(2.11)
Keterangan
=laju aliran kalor (J/s)
= koefesien konveksi termal (W/Mk)
= luas penampang (m2)
=beda suhu kedua ujung benda (oC)
3) Radiasi
85
Sri handayani.,Op.,Cit.,hlm 154 86
Loc.,Cit.hlm 154
37
Radiasi adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara.
Radiasi kalor dapat dinyatakan dengan persamaan:87
(2.12)
Keterangan
=daya radiasi yang dipancarkan (J/s)
=nilai emisivitas benda ( 0 < e <1)
=tetapan stefan boltzman ( 5,67 x W/
= luas penampang ( ) = suhu benda (K)
5. Azas Black
Pada peristiwa pencampuran dua zat yang berbeda suhunya, maka dapat
menggunakan Azas Black. Azas Black menyatakan bahwa “Jika dua zat yang
suhunya berbeda dicampurkan, zat yang suhunya lebih tinggi akan melepas
sejumlah kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah”. Pernyataan
tersebut dirumuskan sebagai berikut:88
(2.13)
Keterangan
= besar kalor yang diberikan (J)
=besar kalor yang diterima (J)
B. Kerangka Berpikir
Observasi pendahuluan yang dilakukan di beberapa sekolah negeri
Tangerang Selatan menunjukan dalam pembelajaran guru tidak pernah mengukur
87
Setya Nurachmadani.,Op.,Cit.hlm 171 88
Karyono,dkk, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 130
38
keterampilan berpikir kritis siswa walaupun sudah mengaitkan materi
pembelajaran dalam kehidupan sehari hari. Guru hanya mengutamakan hasil
belajar pada aspek kognitif saja tidak sesuai dengan kompetensi dasar materi yang
diajarkan. Setelah dilakukan studi pendahuluan tersebut juga disimpulkan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah. Oleh karena itu
diperlukanya suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran.
Model permbelajaran yang efektif sangat diperlukan untuk menggali
keterampilan berpikir kritis siswa agar pembelajaran tidak monoton dan
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa sehingga pembelajaran tidak
menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga dapat menggali keterampilan
berpikir siswa.Model pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manuasia, dan peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan
percaya diri.89
Salah satu tingkat dalam inkuiri adalah inkuiri terbimbing. Peran
pendidik dalam inkuiri terbimbing adalah menentukan atau mengajukan
permasalahan dan siswa menentukan prosedur kerja dan melaporkan hasilnya.90
Dengan menggnakan model inkuiri terbimbing yang diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Proses pembelajaran fisika siswa terkadang merasa sulit dalam memahami
permasalahan yang terjadi. Hal tersebut terjadi akibat beberapa materi fisika yang
kompleks dan abstrak. Oleh karena itu, untuk membantu siswa dalam memahami
permasalahan yang terjadi, penelitian ini berbantuan media video pembelajaran.
89
Ahmadi Lif Khairu dan Sofan Amri, Op.Cit., hlm 25 90
Wahab Jufri.,Op.Cit., hlm 97
39
menyatakan
faktanya
kekurangan
faktanya
Dapat meningkatkan
Kemendikbud menyatakan Standar Kompetensi
Lulusan pendidikan dasar dan menengah kurikulum
2013
Bahwa siswa harus memiliki
keterampilan berpikir salah
satunya adalah keterampilan
berpikir kritis
Menurut hasil PISA
tahun 2012 dan 2015
Tingkat keterampilan
berpikir tingkat tinggi
masih tergolon endh
dari negara yang
disurvei.
Hasil studi pendahuan
menyatakan tingkat
keterampilan berpikir
kritis siswa pada suhu
dan kalor masih
tergolong rendah
Keterampilan berpikir kritis dapat
ditingkatkan melalui rencana
pembelajaran yang menekankan
rasa keingin tahuan dan
pengalaman seperti model inkuiri
Guru masih menggunakan
metode konvensional berupa
pembelajaran ceramah yang
menekankan pada hapalan
model inkuiri
memerlukan
sebuah media
yang dapat
membuat siswa
tertarik dan tidak
gampang merasa
bosan serta dapat
menampilkan hal
yang abstrak
seperti pergerakan
molekul yang
tidak dapat dilihat
oleh mata menjadi
lebih mudah
dipahami
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video
Keterampilan berpikir kritis siswa
40
C. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan model inkuiri terbimbing
adalah sebagai beikut:
1. Fuad dalam jurnal internasional yang berjudul “Improving Junior High
School’s Critical Thinking Skill Based On The Tree Different Model Of
Learning”. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga model yang
digunakan model inkuiri based learning berbantuan mainmap memiliki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan model inkuiri saja dan konvensional.
2. Sondang Fitriani dalam jurnalnya yang berjudul “ The Effect of Guided
Inquiry Learning Using Phet Media on Student’s Problem Solving and
Critical Thinking” menginformasikan hasil nilai rata-rata kelas keterampilan
berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah yang menggunakan
model inkuiri terbimbing berbantuan media PHET lebih tinggi dibandingkan
kelas dengan pembelajaran konvensional.
3. Syafa’atin Noviana dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas, Hasil Belajar dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Bengkulu
Tengah” menginformasikan hasil penelitian, penerapan model inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar dan
keterampilan berpikir kritis siswa.
4. Suci Yeritia dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir
Kritis Fisika Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Kuripan Tahun Ajaran
2017/2018” menyatakan terdapat pengaruh penerapan model inkuiri
terbimbing terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis
siswa kelas X SMAN 1 Kuripan
5. M Hajrin dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
Pembelajaran Fisika Kelas X IPA SMA Negeri” menginformasikan rata-rata
nilai kelas yang menggunakan model inkuiri terbimbing lebih tinggi
41
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran
langsung.
6. Nur Alif Fijar Shalihin dalam jurnalnya yang berjudul “Implementation of
Guided Inquiry Learning To Improve The Critical Thinking Skills of Junior
High School Students” mengatakan kelas eksperimen mengalami peningkatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir dan deskripsi teori di atas, maka hipotesis
penelitian ini yaitu terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing berbantuan video
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Tanggerang Selatan yang terletak
di Jalan Tegal Rotan Raya Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan. Penelitian ini
berlangsung selama satu semester, sedangkan pengambilan data dilakukan selama
3 minggu dari tanggal 31 Juli 2019 sampai dengan tanggal pada 23 Agustus 2019
semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi
experiment) yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi eksperimen.91
Penelitian ini mengunakan Nonequivalent control
Grup Design92
. Desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Group
Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis siswa SMA N 10 Tangerang Selatan sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
berbantuan video.
Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Sebelum diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan
pretest untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis awal siswa pada konsep
suhu dan kalor. Setelah tingkat keterampilan yang dimiliki dua kelompok
tersebut dipilih kelompok kontrol dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi.
Kemudian kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok
kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen
diberikan perlakuan menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan video.
91
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 21, hlm 77. 92
Ibid., hlm 79.
43
Setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kedua perlakuan tersebut terhadap
keterampilan berpikir kritisnya. Adapun tabel desain yang digunakan sebagai
berikut:93
Tabel 3. 1 Nonequivalent Control Group Desain
No Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
1 Kontrol Oı X1 O2
2 Eksperimen Oı X2 O2
Keterangan :
Oı : Pretest terhadap kedua kelompok (kontrol dan eksperimen.)
X1 :.Perlakuan terhadap kelompok kontrol yaitu pembelajaran konvensional.
X2 : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan
model inkuiri terbimbing berbantuan video.
O2 : Posttest terhadap kedua kelompok (kontrol dan eksperimen).
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada
saat penelitian. Prosedur tersebut dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai topik utama dalam
penelitian.
b. Melakukan kunjungan atau observasi awal melalui studi pustaka dan
kunjungan ke beberapa sekolah di Tangerang Selatan untuk mendukung
masalah atau topik yang dipilih.
c. Mencari solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
mendesain pembelajaran di kelas yang sesuai untuk masalah tersebut.
d. Membuat dokumen pendukung seperti rancangan perangkat pembelajaran,
instrument tes, video pembelajaran, dll.
93
Ibid., hlm.77
44
e. Melakukan validasi kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada beberapa
ahli terkait.
f. Membuat perizinan untuk melakukan uji instrumen / validasi tes serta
perizinan melakukan penelitian.
g. Melakuan uji instrumen tes kesekolah tempat penelitian akan berlangsung.
Kemudian hasil tersebut dianalisis menggunaka uji validitas, reabelitas, serta
daya pembeda sehingga dapat digunakan sebagai pretest dan posttest pada
saat penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
Kegiatan yang akan dilaksanakan ketika memberikan perlakuan adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui tingkat keterampilan
berpikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan atau dilaksanakannya
proses pembelajaran. Kemudian menganalisis hasil pretest tersebut.
b. Memilih subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen berdasarkan pada hasil pretest.
c. Melaksanakan kegiatan permbelajaran dengan memberikan perlakuan yang
berbeda kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok
kontrol diberikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional dan kelompok eksperimen diberikan kegiatan pembelajaran
dengan menggunaan model inkuiri terbimbing berbantuan video.
d. Memberikan tes akhir (posttest) pada kelompok kontrol dan eksperimen
setelah diberikannya perlakuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan
tersebut terhadap keterampilan berpikir kritis pada materi suhu dan kalor.
3. Tahap akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis pada posttest dan membandingan dengan hasil pretest.
b. Melakukan pengujian hipotesis penelitian.
c. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis data yang diperoleh.
d. Memberikan kritik dan saran terhadap kekurangan disaat melakukan
penelitian.
45
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulanya.94
Penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu:
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi
variabel lain, biasanya dinotasikan dengan simbol X.95
Variable bebas dalam
penelitian ini yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video.
2. Variabel dependen (terikat)
Variable terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika
ddihubungkan dengan variable bebas, biasanya dinotasikan dengan Y.96
Pada
penelitian ini variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis siswa.
E. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.97
Menurut Sudjana,
populasi adalah totaliatas semua nilai yang mungkin dapat dihitung ataupun
94
Ibid., hlm 38 95
Suryani, Metode Riset Kuantitatif, ( Teori dan Aplikasi pada Bidang Manajemen dan
Ekonomi Islam), (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), hlm 90 96
Ibid., hlm 91 97
Ibid., hlm 190
Tahap Akhir Tahap
Pengambilan Data
Tahap Persiapan
46
diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif terhadap karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya.98
Jadi populasi merupakan kumpulan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dengan karakteristik tertentu yang memenuhi syarat-syarat yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Pada penelitian ini populasi yang digunakan
adalah siswa/i kelas XI SMAN 10 Tangerang Selatan.
Kerlinger dan Lee menyatakan bahwa “Sample is taking a portion of a
population or universe of representative of that population”.99
Sampel adalah
sebagian dari populasi yang akan diambil untuk diteliti dan hasil penelitiannya
digunakan sebagai representasi dari populasi keseluruhan.100
Sampel merupakan
bagian populasi yang dijadikan wakil dari semua populasi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 3.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.101
F. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulakan data.102
Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan teknik yang paling tepat untuk digunakan selama
penelitian berlangsung, sehingga didapatkan data yang valid dan reliabel.
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan dua jenis
instrumen yang digunakan yaitu:
1) Instumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Instumen ini berupa soal uraian, tes ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan
indikator yang diungkapkan oleh Ennis. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari pretest dan posttest.
98
Edi Riadi, STATISTIKA PENELITIAN, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2016), hlm
33 99
Ibid., hlm.34 100
Suryani, Op.Cit., hlm 192 101
Sugiyono., Op.Cit. hlm 85 102
Suryani, Op.Cit., hlm 69
47
2) Lembar Wawancara.
Lembar ini berisi tentang aktivitas yang akan diamati. Pengisian lembar
observasi dilakukan dengan menggunakan wawancara untuk mengetahui
permasalahan penelitian dengan gambaran yang ingin diamati. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara
sumber atau sumber data.103
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan jenis wawancara bebas terpimpin yang dalam pelaksanaanya
pewancara hanya membawa pedoman yang hanya garis besarnya saja.
G. Validasi Instrumen
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam atau sosial yang diamati. Instrumen yang digunaan dalam
penelitian ini harus melewati validasi agar dapat dipercaya keakuratanya.
Instrumen tes keterampilan berpikir kritis diberikan kepada siswa-siswi
SMAN 11 Tangerang Selatan yang dijadikan sampel. Tes yang digunakan telah
memenuhi prasyarat instrumen yang baik yaitu melalui uji: validitas, reliabelitas,
daya pembeda dan taraf kesukaran. Adapun kisi-kisi instrumen tes tersebut adalah
sebagai berikut:
103
Ibid., hlm 183
48
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis
N
O
Indikator Aspek Ketermpilan Berpikir Kritis jm
l (Elementar
y
Clarificatio
n
Basic
suppor
t
Inference Advanced
clarificatio
n
Strateg
y and
tactics
1. Menganalisi
s pengaruh
kalor
terhadap
perubahan
suhu benda
2**,4** 12** 16*, 20*, 23* 6
2. Menganalisi
s pengaruh
kalor
terhadap
perubahan
wujud
benda
5*, 6**, 7* 9**,
11*,
14*, 22* 25** 9
3. Memecahka
n
persamalaha
n yang
berkaitan
dengan azas
black
1, 3*, 8* 17*,
15**,28*
*
6
4. Menganalisi
s
perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi
dan radiasi.
10**,
13*,26
18*, 19**,
21*
24**,
26*,
8
Jumlah presentase 35,7% 21,4% 17,8% 17,8 % 14,3 % 28
Bentuk tes tulis yang digunakan adalah tipe uraian dalam bentuk pretest
dan posttest dengan 11 butir pertanyaan tentang suhu dan kalor. Adapun tahapan
analisis data uji coba yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
49
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan derajat ketepatan suatu instrumen yang terjadi pada
obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.104
Sebuah tes
dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian
ini digunakan uji validitas yaitu uji validitas lapangan. Validitas lapangan
merupakan suatu ukuran dari layak atau tidaknya instrumen tes digunakan
berdasarkan uji responden yang sudah memahami atau berpengalaman terhadap
konten. validitas instrumen dihitung dengan dengan cara menghitung koefisien
validitas dengan mengguanakan rumus korelasi produk moment :105
∑ ∑ ∑
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + (3.1)
Keterangan :
rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y X :
skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y : skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N : jumlah responden
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
korelasinya (r) pada Tabel 3.3, sebagai berikut:106
Tabel 3. 3 Kriteria Validitas Butir Soal
No Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah
104
Sugiyono,Op.,Cit.hlm.267. 105
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm 87.
106
Ibid., hlm 89.
50
Hasil uji validitas menyatakan terdapat 26 soal valid dan 2 soal tidak valid.
Soal yang valid terdapat pada no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28 dan 2 soal valid pada no 1 dan 26.
b. Uji Realibilitas Instrumen
Reabelitas berkenan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan.107
Suatu tes dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tertinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Tinggi rendahnya validitas juga
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat reliabelitas. Semakin tinggi tingkat
validitas maka semakin tinggi pula tingkat reliabelitasnya.
Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus Alpha,
yaitu:108
.
/ .
∑
/ (3.2)
Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas yang dicari.
P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q =1-p)
n = Banyaknya item
s = Standar deviasi dari tes
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel. Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal
dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 3. 4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
107
Sugiyono, Op.Cit . ,hlm 268. 108
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm 115.
51
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah
Berdasarkan uji realiabelitas, maka diperoleh hasil 0,92. Hasil tersebut
dikategorikan sangat tinggi, sehingga tes tersebut bersifat realiabel
c. Uji tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran disini adalah soal yang mudah, sedang,dan sukar. Akan
tetapi telah disepakati bahwa rumus mencari tingkat kesukaran adalah sebagai
berikut:109
(3.3)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah dihitung dengan rumus diatas, maka perhitungan hasil tersebut
dilihat sesuai dengn kriteria nilai yang ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran
setiap butir soal, digunakan kriteria tingkat kesukaran di lihat pada tabel berikut :
110
Tabel 3. 5 Kriteria Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria
1. 0,70 ≤ TK ≤1,00 Mudah
2. 0,30 ≤ TK < 0,70 Sedang
3. 0,70 ≤ TK < 0,30 Sukar
109
Ibid., hlm 222. 110
Ibid., hlm 223.
52
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 6 Kriteria Tingkat Kesukaran
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Sedang 19 68%
Sukar 8 28%
Sangat Sukar 1 4%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel bahwa dari 28 soal yang diujikan terbagi menjadi 3
kategori dengan 19 soal dengan kategori sedang, 8 soal dengan kategori sukar,
dan 1 soal dengan kategori sangan sukar.
d. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda disini adalah seberapa jauh kemampuan siswa untuk
menjawab setiap butir soal. Daya suatu soal dapat dihitung dengan rumus : 111
(3.4)
Keterangan :
DP = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya pesrta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian digunakan
kriteria sebagai berikut :
111
Ibid., hlm 226.
53
Tabel 3. 7 Kriteria Daya Beda
No Rentang Nilai D Kriteria
1. D <0,20 Jelek
2. 0,20 ≤D ≤0,40 Cukup
3. 0,40 ≤D <0,70 Baik
4. 0,70 ≤D <1,00 Baik sekali
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Jelek 12 42%
Cukup 14 50%
Baik 2 8%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dari 28 soal yang diujikan 12 soal
berkategorikan buruk, 14 soal dengan kategori cukup dan 2 soal berkategori baik.
Dari 28 soal hanya 11 soal yang diujikan, karena soal-soal tersebut sudah
memenuhi indikator pembelajaran.
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji instrumen, selanjutnya adalah penelitian. Data-data
yang didapatkan saat penelitian diolah dan dianalisis dengan tujuan untuk menguji
hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis harus melakukan pengujian
prasyarat satistik terlebih dahulu yaitu melalui uji normalitas, homogenitas.
Analisis data tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan sofware SPSS
23. Seperti dibawah ini :
54
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yan dimiliki
berasal dari populasiberdistribusi normal atau data populasi yang dimiliki
berdistribusi normal.112
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah
dengan uji shapiro wilk . Dalam penelitian ini, uji Shapiro Wilk dibantu dengan
Statistical Product And Service Solution (SPSS), yang dirumuskan sebagai
berikut:113
,∑ ( ) - (3.5)
Dimana
∑ , -
(3.6)
Keterangan
: koefesien uji Shapiro Wilk
: data ke
: data ke i
: rata-rata data
Hasil dibandingkan dengan tabel Shapiro Wilk untuk melihat nilai proporsi (p).
Penentuan kategori uji Shapiro Wilk adalah sebagai berikut:
jika p < a, H0 diterima, 1 ditolak,berarti data berdistribusi normal.
jika p > a, H0 ditolak, 1 diterima,berarti data tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah uji normalitas menggunakan SPSS, sebagai berikut:
1) Tetakan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya perhitungan
manualnya yaitu:
0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
1= sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Taraf signifikan = 5% = 0,05
112
Tri cahyono, Statistik Uji Normalitas, ( Purwokerto: Yayasan Sanitarian
Banyumas,2015),hlm 1 113
Tri Cahyono, Statistik Uji Normalitas,(Purwokerto,Yasamas, 2015), hlm. 294
55
3) Langkah-langkah uji Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut:114
a) Buka file - klik Analyze - klik Desciptive Statistic - klik Explore
b) Masukkan variabel ke Dependent List dan Factor List
c) Pilih Plot - Pilih Normality Plot with Test - klik Continue - klik Ok
4) Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditujukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
5) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika sign > 0,05 maka 0 diterima dan 1 ditolak
Jika sign < 0,05 maka 0 ditolak dan 1 diterima115
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah pengujian mengenai sama tidaknya dua
populasi. Homogenitas dilakukan untuk melihat keadaan homogenan populasi.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji levene, yang dirumuskan
sebagai berikut:116
( )∑ ( )
( )∑ ∑ ( )
(3.8)
Dimana
| | (3.9)
Keterangan:
: jumlah observasi
: jumlah kelompok
: rata-rata kelompok ke
: rata-rata keselruhan data
: rata-rata subkelompok ke
Penentuan kategori uji levene adalah sebagai berikut:
jika W < Ftabel, H0 diterima, 1 ditolak,berarti varians kedua populasi homogen
114
Edi Riadi, Op.Cit., hlm 122 115
Ibid., hlm 123 116
Ibid., hlm 135.
56
jika W > Ftabel, H0 ditolak, 1 diterima,berarti varians kedua populasi tidak
homogen
Perhitungan uji homogeitas menggunakan uji levene pada software SPSS
melalui langkah-langkah berikut:
1) Menyusun hipotesis
0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
1= sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Taraf signifikan = 5% = 0,05
3) Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:117
a) Buka file - klik Analyze - klik Compare Means - klik One Way Anova
b) Masukkan variabel ke Dependent List dan Factor List
c) Pilih Option–Pilih Descriptive - klik Homogenity of Variance Test - klik
Continue - klik Ok
4) Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditujukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
5) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika sign > 0,05 maka 0diterima dan 1 ditolak
Jika sign < 0,05 maka 0ditolak dan 1 diterima118
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukannya perhitungan normalitas dan homogenitas maka
setelah itu dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. uji
ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenaranya masih perlu diuji secara empiris.119
Pengujian hipotesis dapat
117
Ibid. ,hlm 137. 118
Ibid., hlm 139 119
Punaji Setyosari, Metodologi pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm 123
57
dilakukan dengan tiga cara sesuai dengan distribusi data dan variansi data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a) Data Terdistribusi Normal dan Variansnya Sama
Pada data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis yang
digunakan dengan menggunakan uji-t, yang dirumuskan sebagai berikut:120
√( )
( )
.
/
(3.10)
Keterangan:
= rata-rata data kelas eksperimen.
= rata-rata data kelas kontrol.
= banyaknya sampel pengukuran kelas eksperimen.
= banyaknya sampel pengukuran kelas kontrol.
= varians kelas eksperimen.
= varians kelas kontrol.
Penentuan kategori uji t adalah sebagai berikut:
diterima dan ditolak.
ditolak dan dterima.
b) Data Berdistribusi Normal da Tidak Homogen.
Pada data berdistribusi normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis
menggunakan analisis uji non parametrik. Pengujian hipotesis menggunakan uji t’
yang dirumuskan sebagai berikut:121
√( )
(3.11)
Penentuan kategori uji t adalah sebagai berikut:
diterima dan ditolak.
ditolak dan dterima
c) Data Berdistribusi Tidak Normal dan Homogen
Uji non parametik digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang
melandasi penggunaan metode statistik parametik, terutama dalam hal distribusi
120
Riadi, Op.Cit., hlm 249 121
Loc,Cit., hlm 249
58
tidak normal. Penelitian ini menggunakan Mann Whitney test. Mann Whitney test
digunakan untuk membandingkan dua mean populasi independen yang asalnya
dari populasi yang homogen.122
Untuk menentukan nilai Man Whitney test
gunakan rumus:
( )
∑ (3.12)
atau
( )
∑ (3.13)
Keterangan:
Penguji
Penguji
Jumlah rangking sampel 1
Jumlah rangking sampel 2
banyaknya sampel 1
banyaknya sampel 2
Pengujian uji Mann-Whitney test juga dapat menggunakan bantuan software
SPSS 23, dengan cara sebagai berikut:123
1) Langkah-langkah uji Mann-Whitney dengan menggunakan SPSS 23 adalah
sebagai berikut:
a) Buka SPSS - klik Variable View - pada bagian Name pertama tuliskan
“nilai” dan bagian Name kedua tuliskan “kelompok” - pada bagian
Decimals yang kedua ganti dengan “0” pada Value ketik “1” dan kotak
Label ketik “Kelompok kontrol” - klik Add isikan lagi dikotak Value
dengan ketik “2” dan kotak Label dengan ketik “kelompok eksperimen”.
b) Klik Variable View - pada kolom nilai diisi dengan nilai peserta didik pada
kolom kelompok, ketik “1” untuk nilai kelompok kontrol dan ketik “2”
untuk nilai eksperimen.
122
Loc,Cit., hlm 249 123
Ibid., hlm 353
59
c) Klik Analyze klik Non Parametrik Test- Legacy Dialogs- Two
Independent Sample Test - masukkan variabel nilai ke kotak Test
Variable(s) dan variabel kelompok ke kotak Grouping Variables
d) Klik Define Grouping - pada kolom Group 1 ketik “1” dan pada kolom
Group 2 ketik “2” klik Continue
e) Ceklist pada bagian Mann-Whitney test- klik Ok
2) Perhatikan tabel ouput SPSS statistik deskriptif data .
Tabel output untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis mana yang lebih
baik antara siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3) Kemudian perhatikan tabel output hasil signifikansinya.
4) Jika:
Jika sign > nilai signifikansi (2-tailed), maka 0 diterima dan 1 ditolak
Jika sign < nilai signifikansi (2-tailed), maka 1 diterima dan 0 ditolak
d. Hipotesis Statistik
Berdasarkan dari kerangka konseptual yang didukung dengan landasan
statistik maka dapat dirumuskan hipotesis statistik. Rumus dari hipotesis statistik
penelitian ini sebagai berikut :
= μA = μB, maka Ho diterima, 1ditolak
μA = μB, maka 1 diterima, Ho ditolak
Keterangan:
:Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
suhu dan kalor. (thitung > ttabel).
: Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materisuhu dan
kalor. (thitung < ttabel)
μA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
μB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
60
e. N-Gain
N-Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest yang
menunjukan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang
diberikan oleh guru.124
Pada penelitian ini, N-Gain menunjukan peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa pada matri suhu dan kalor. Nilai N-Gain
dihitung dengan menggunkan rumus berikut:125
(3.14)
Kriteria perolehan N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut :126
Tabel 3. 9 Kriteria Uji N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
N-Gain > 0,7 Tinggi
N-Gain > 0,3 0,7 Sedang
N-Gain < 0,3 Rendah
124
Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), hlm.76 125
Yanti Herlanti, Loc.,Cit 76 126
Ibid., hlm 77
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan
kalor ini dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang Selatan. Total sampel dalam
penelitian ini sebanyak 74 siswa. Sampel terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan di kelas XI MIA 3
dengan model inkuiri terbimbing berbantuan video dan kelas kontrol dilakukan di
kelas XI MIA 1 dengan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan
sebanyak 5 kali pertemuan. Dengan rincian 3 kali pertemuan untuk memberikan
perlakukan dan 2 kali pertemuan untuk memberikan pretest dan posttest.
B. Hasil Penelitian
Berikut ini dijabarkan gambaran umum mengenai hasil pretest dan posttest
pada kelas ekperimen dan kelas kontrol.
1. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Hasil pretest siswa sebagai gambaran awal untuk mengetahui kemampuan
awal berpikir kritis siswa yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, disajikan pada diagram sebagai berikut:
Gambar 4. 1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
0
5
10
15
4
10 9
14
0
15
8 8
4 2
Ban
yak
Sis
wa
Rentang Nilai
Hasil Nilai Pretest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
eksperimen
kontrol
62
Gambar 4.1 memperlihatkan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
yang tidak jauh berbeda. Pada kelas eksperimen, interval nilai 6,0-10 diperoleh
oleh 4 siswa, interval nilai 11-15 diperoleh oleh 10 siswa, interval nilai 16-20
diperoleh oleh 9 siswa, interval nilai 21-25 diperoleh oleh 14 siswa, interval nilai
26-27 dan interval nilai 31-33 pada kelas eksperimen tidak terdapat siswa yang
memperoleh nilai tersebut. Sedangkan pada kelas kontrol, perolehan nilai siswa
pada interval nilai 6,0-10 tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai tersebut,
interval nilai 11-15 diperoleh oleh 15 siswa, interval nilai 16-20 diperoleh oleh 8
siswa, interval nilai 21-25 diperoleh oleh 9 siswa, interval nilai 26-30 diperoleh
oleh 4 siswa, dan untuk interval nilai 31-35 diperoleh oleh 2 siswa. Dari data
tersebut terlihat bahwa pada data interval tinggi kelas kontrol lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas ekspeimen.
Pemusatan dan penyebaran data nilai pretest siswa baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen yang dilakukan melalui perhitungan statistik, diperoleh
beberapa ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4. 1 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pemusatan Dan
Penyebaran Dat
Kelas Kontrol Kelas eksperimen
Nilai Terendah 10 6,0
Nilai Tertinggi 31 27
Mean 19 17
Median 18 18
Modus 15 18
Standar Deviasi 5,0 4,8
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut pemusatan dan penyebaran data yang diperoleh
oleh siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai terendah pada kelas kontrol
63
adalah 10 dan siswa kelas eksperimen sebesar 6. Nilai tertinggi yang diperoleh
oleh kelas kontrol sebesar 31 dan kelas eksperimen sebesar 27. Nilai rata-rata
(mean) untuk kelas kontrol sebesar 19 dan kelas eksperimen adalah 17. Nilai
tengah (median) yang diperoleh kedua kelas memperoleh hasil yang sama yaitu
18. Nilai terbanyak atau nilai yang sering muncul yang dihasilkan oleh kelas
kontrol sebesar 15 dan kelas eksperimen sebesar 18. Sedangkan untuk standar
deviasi diperoleh untuk kelas kontrol sebesar 5,0 dan kelas eksperimen sebesar
4,7. Dari data tersebut diketahui bahwan nilai untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang tidak jauh berbeda baik mean, median, modus dan standar deviasi.
2. Hasil Posttest Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan dapat dilihat
dari hasil posttest. Hasil posttest siswa disajikan melalui diagram sebagai berikut:
Gambar 4. 2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut menunjukan hasil posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang sangat berbeda. Pada kelas kontrol, interval nilai 46-50
0
2
4
6
8
10
12
14
46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
6
12 13
4
0 0 0 1
14
8
6
9
Ban
yak
Sis
wa
Rentang Nilai
Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
64
diperoleh oleh 6 siswa, interval nilai 51-55 diperoleh oleh 12 siswa, interval nilai
56-50 diperoleh oleh 13 siswa, interval nilai 61-65 diperoleh oleh 4 siswa, interval
nilai 66-70 diperoleh oleh 1 siswa, interval nilai 71-75 dan 76-80 tidak terdapat
siswa yang mendapatkan nilai tersebut,dan interval 81-85 sebanyak 1 siswa.
Sedangkan, pada kelas eksperimen, interval nilai 46-50, 51-55, dan 56-60 tidak
terdapat siswa yang mendapatkan nilai tersebut, interval nilai 61-65 diperoleh
oleh 1 siswa, interval nilai 66-70 diperoleh 14 siswa, interval nilai 71-75
diperoleh oleh 8 siswa, interval nilai 76-80 diperoleh oleh 6 siswa dan pada
interval nilai 81-85 diperoleh oleh 9 siswa. Data tersebut juga menunjukan bahwa
nilai untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dimana kelas eksperimen mendominasi range > 70 dan untuk kelas kontrol
mendominasi < 70.
Hasil pemusatan dan penyebaran data nilai posttest siswa baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen yang diperoleh melalui perhitungan statistik,
ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4. 2 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pemusatan Dan Penyebaran
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Terendah 66 47
Nilai Tertinggi 84 82
Mean 74 56
Median 72 56
Modus 70 52
Standar Deviasi 6,1 6,7
Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut menunjukan pemusatan dan penyebaran data
hasil posttest dari kelas eksperimen dan kontrol. Hasil nilai terendah untuk kelas
eksperimen sebesar 66 dan untuk kelas kontrol sebesar 47. Nilai tertinggi untuk
kelas ekperimen sebesar 84 dan kelas kontrol sebesar 82. Nilai rata-rata (means)
65
siswa diperoleh untuk kelas eksperimen sebesar 74 dan kelas kontrol sebesar 56.
Hal ini menunjukan perbedaan nilai dari kedua kelas dimana kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai median yang diperoleh dari
kedua kelas sebesar 72 untuk kelas eksperimen dan 56 untuk kelas kontrol. Nilai
yang sering muncul (modussebesar 6,7. Siswa dikatakan tuntas belajar ketika nilai
siswa lebih dari KKM.
3. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan perhitungan statistik pretest dan posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dapat disajikan melalui tabel berikut:
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest
pemusatan dan
penyebaran data
pretest posttest
kelas kontrol kelas
eksperimen
kelas
eksperimen
kelas
kontrol
nilai terendah 10 6,0 66 47
nilai tertinggi 31 27 84 82
mean 19 17 74 56
median 18 18 72 56
modus 15 18 70 52
standar deviasi 5,0 4,8 6,1 6,7
Hasil yang diperoleh nilai rata-rata antara kedua kelas tidak jauh berbeda
saat pretest. Hal ini menunjukan kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan
awal yang sama sebelum diberi perlakuan. Kemudian kedua kelas diberikan
perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang dilakukan di kelas eksperimen berupa
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing berbantuan video dan kelas
kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dari tabel diatas
menunjukan terjadi perubahan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan nilai rata-rata kelas kontrol dari 19
menjadi 56. Sedangkan, kelas eksperimen mengalami perubahan yang cukup
tinggi dari nilai rata-rata 17 menjadi 74. Hal ini menunjukan perubahan hasil
nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas
kontrol.
66
Analisis statistik untuk keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas
kontrol dan ekperimen yang meliputi 10 indikator menurut Ennis yaitu
memfokuskan masalah, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan, mempertimbangkan kredibilitas sumber, menilai laporan observasi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat keputusan dan
mempertimbangkan hasilnya, mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan
definisi, Memutuskan suatu tindakan, dan berinteraksi dengan orang lain. Dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 3 Diagram Presentase Indikator KBK
0
20
40
60
80
100
120
140
pre
sen
tase
pe
nca
pai
an
Indikator KBK
Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Berdasakan Indikator KBK
pretest kontrol pretest eksperimen posttest kontrol posttest eksperimen
67
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa hasil keterampilan berpikir kritis siswa
berdasarkan 10 indikator menurut Ennis terjadi kenaikan presentase, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Pada indikator memfokuskan pertanyaan kelas
kontrol mengalami kenaikan sebesar 50% kenaikan, kelas eksperimen mengalami
66% kenaikan. Pada indikator menganalisis argumen kelas kontrol mengalami
kenaikan sebesar 20% dan kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 53%.
Keterampilan berpikir kritis dengan indikator menjawab pertanyaan mengalami
kenaikan sebesar 46% dan kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 71%.
Indikator mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan prosedur yang telah
diakui mengalami kenaikan sebesar 70% untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen mengalami kenaikan sebesar 93%. Indikator mempertimbangkan
kredibilitas sumber berdasarkan kemampuan memberikan alasan mengalami
kenaikan sebesar 20% untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami
kenaikan sebesar 57%. Indikator menilai laporan observasi kelas kontrol
mengalami kenaikan sebesar 25% dan kelas eksperimen mengalami kenaikan
sebesar 85%. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasilnya, kelas
kontrol mengalami kenaikan sebesar 14% dan kelas eksperimen mengalami
kenaikan sebesar 73%. Indikator membuat keputusan dan mempertimbangkan
hasilnya, kelas kontrol mengalami kenaikan sebesar 112% dan kelas eksperimen
mengalami kenaikan sebesar 113%. Indikator mengidentifikasi dan menilai
definisi, kelas kontrol mengalami kenaikan sebesar 114% dan kelas eksperimen
mengalami kenaikan sebesar 126%. Indikator menentukan suatu tindakan, kelas
kontrol mengalami kenaikan sebesar 64% dan kelas eksperimen mengalami
kenaikan sebesar 90%. Indikator berinteraksi dengan orang lain, kelas kontrol
mengalami kenaikan sebesar 63% dan kelas eksperimen mengalami kenaikan
sebesar 79%.
4. N-Gain
N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan N-Gain dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
68
Tabel 4. 4 Hasil N-Gain Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator KBK
N
o
Indikator Kelas kontrol
Kelas ekperimen
KBK Prete
st
Postte
st
N-
Gai
n
Katego
ri
Prete
st
Postte
st
N-
Gai
n
Katego
ri
1 Memfokuskan
pertanyaan
34 84 0,4 Sedang 38 104 0,6 sedang
2 Menganalisis
argumen
63 83 0,28 rendah 53 106 0,6 sedang
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
51 97 0,5 Sedang 38 109 0,6 sedang
4 Mempertimbang
kan kredibilitas
sumber 1
27 97 0,6 Sedang 25 118 0,8 tinggi
5 Mempertimbang
kan kredibilitas
sumber 2
39 59 0,2 rendah 32 89 0,5 sedang
6 Menilai laporan
observasi
48 73 0,4 sedang 37 122 0,8 tinggi
7 Menginduksi
dan
mempertimbang
kan hasilnya
26 40 0,1 rendah 16 89 0,6 sedang
8 Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
11 123 0,8 tinggi 22 135 0,9 tinggi
9 Menilai definisi 10 124 0,8 tinggi 9 135 0,9 tinggi
10 Menentukan
suatu tindakan
15 79 0,4 sedang 20 110 0,7 tinggi
11 Berinteraksi
dengan orang
lain
3 63 0,4 sedang 8 87 0,6 sedang
69
Tabel 4.4 menunjukan bahwa terjadi peningkatan baik kelas kontrol maupun
kelas eksperimen. Peningkatan dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang,
dan tinggi. Kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan kategori sedang ada
6 yaitu pada memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan
kemampuan memberikan alasan, menginduksi dan mempertimbangkan hasilnya
dan berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, dengan kategori tinggi ada 5 yaitu
pada mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan prosedur yang telah
diakui, menilai laporan observasi, membuat dan menentukan hasil pertimbangan,
menilai definisi dan menentukan suatu tindakan.Kelas kontrol memiliki hasil N
Gain dengan 3 dikategorikan rendah pada menginduksi dan mempertimbangkan
hasilnya, menganalisis argumen mempertimbangkan kredibilitas sumber
berdasarkan memberikan alasan. Sedangkan untuk hasil N-Gain kelas kontrol
memiliki 6 yang dikategorikan sedang yaitu pada memfokuskan pertanyaan,
bertanya dan menjawab , mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan
prosedur yang telah diakui, menilai laporan observasi, mennentuan suatu tindakan
dan berinterakasi dengan orang lain. Membuat dan menetukan hasil pertimbangan
dan menilai definisi dikategorikan tinggi. Perbandingan nilai N-Gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada gambar berikut:
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
Hasil N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N-Gain Kelas Kontrol N-Gain Kelas eksperimen
70
Gambar 4. 4 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukan bahwa peningkatan nilai kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
5. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
A. Uji Prasyarat Hipotesis
Pengujian prasyarat hipotesis dilakukan sebelum melakukan pengujian
hipotesis. Pengujian prasyarat ini memiliki dua uji yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Kedua uji diujikan pada hasil pretest dan hasil posttest. Adapun
hasil uji prasyarat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebuah data berdistribusi
normal atau tidak normal. Pada penelitian ini menggunakan uji shapirowilk dan
kolmogorov smirnov dengan software SPSS 23. Kemampuan keterampilan
berpikir kritis siswa dari hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada materi suhu dan kalor. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 5 Hasil Uji Pretest da Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas Kolmogorov Smirnov Shapiro Wilk
Statistic Df Sg Statistic Df Sg
pretest eksperimen 0,158 37 0,021 0,914 37 0,036
kontrol 0,201 37 0,001 0,937 37 0,002
posttest eksperimen 0,188 37 0,000 0,917 37 0,000
kontrol 0,213 37 0,002 0,821 37 0,000
71
Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa hasil pretest maupun hasil posttest dengan
uji Shapiro Wilk dan Uji Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa data tidak
berdistribusi normal. Sebuah data dikatakan berdistribusi normal jika taraf
signikasinya > 5% dan data dikatakan tidak berdistribusi normal jika taraf
signikasinya < 5% .
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sebuah populasi yang diuji
homogen atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji homogenitas of
variance dengan menggunakan software SPSS 23. Data yang digunakan berupa
hasil pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan
kalor. Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas of Variance Pretest dan Posttest
uji homogenitas of variance
Lavene
statistic
df df sg
pretest 0,393 1 72 0,533
posttest 0,760 1 72 0,389
Sebuah data dikatakan homogen jika taraf signikasinya > 5% .Berdasarkan
tabel diatas menunjukan bahwa taraf signifikan dari hasil pretest dan posttest
keterampilan berpikir kritis lebih dari 0,05 yang berarti sampel homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
menggunakan software SPSS 23 pada hasil pretest dan posttest menunjukan
bahwa data pretest dan posttest berdistribusi tidak normal dan homogen.. Oleh
karena itu, uji hipotesis untuk menguji data pretest dan posttest menggunakan uji
non parametrik dengan uji Man Withney. Uji Man Whitney digunakan untuk
72
mengetahui perbedaan median dan mean 2 kelompok bebas dengan data yang
tidak berdistribusi dengan normal. Hasil uji hipotesis dengan uji Man Whitney
dapat ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4. 7 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Statistic Pretest Posttest
Sign ( 2 tailed 0,387 0,000
Taraf signfikan < 0,050
kesimpulan ditolak diterima
Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa data pretest dan posttest setelah diuji dengan
uji Man Withney menunjukan sign 2 tailed pretest > dari taraf signifikansinya
sehingga ditolak dan diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.sedangkan, pada hasil posttest menunjukan
sign 2 tailed < taraf signifikasinya. Hal tersebut membuat diterima dan
ditolak yang artinya terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing berbantuan video
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA 10 Tangerang selatan pada
materi suhu dan kalor.
C. Pembahasan
Hasil uji hipotesis Mann-Whitney pretest kelas eskperimen dan kelas kontrol
didapatkan hasil nilai sign.(2-tailed) sebesar (0,387). Sedangkan nilai
signifikansinya sebesar (0,05). Artinya, nilai sig.(2-tailed) > dibandingkan dengan
nilai signifikansi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan
keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebelum diberi perlakuan.
Hasil uji hipotesis Mann-Whitney posttest menggunakan software SPSS
23, didapatkan hasil nilai sign.(2-tailed) sebesar (0,000). Sedangkan, nilai
signifikansinya sebesar (0,05). Artinya, nilai sig.(2-tailed) < dibandingkan dengan
nilai signifikansi. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi suhu dan kalor. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur
73
Alif Fijar menyatakan nilai keterampilan berpikir kritis siswa mengalami
peningkatan setelah diberi perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri
terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode konvensional.127
Selain itu, hasil nilai rata-rata siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing
dengan pendekatan sets lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada penelitian yang
dilakukan oleh R Melisa Novitasari.128
Hasil nilai N-Gain dari kedua kelas, kelas eksperimen mengalami
peningkatan keterampilan berpikir kritis di setiap indikator keterampilan berpikir
krtis dibandingkan dengan kelas kontrol. Secara khusus, hasil setiap indikator
keterampilan berpikir kritis dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memfokuskan Pertanyaan
Indikator memfokuskan pertanyaan adalah kemampuan berpikir kritis
untuk mengidentifikasi kriteria-kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang
benar berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh siswa sebelum
pembelajaran. Berdasarkan nilai N-Gain dan peningkatan nilai ketercapain untuk
soal dengan kriteria memfokuskan pertanyaan, kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran
inkuiri terbimbing terdapat tahapan merumuskan masalah. Pada tahapan tersebut
dibantu dengan video yang berhubungan dengan dunia nyata yang dijadikan
bahan untuk merumuskan masalah oleh siswa. Pada tahapan tersebut, siswa
membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang ditampilakan.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilatih dan dikembangkan dengan selalu
bertanya dan mempertanyakan fenomena yang sedang dipelajari.129 Video yang
digunakan membuat siswa lebih memahami permasalahan yang terjadi
dibandingkan dengan menggunakan bacaan atau tulisan. Siswa lebih mudah
127
Nur Alif Fijar, “Implementation of Guided Inquiry Learning to Improve The Critical
Thingking Skills Of Junior Hight School’’, Journal Inovation Of Education, 2019, h.1 128
R Melisa Novita sari, “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berpendekatan Sets
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia”. Skripsi pada
sekolah Stratasarjana Uin Syarif Hidayatulah, Jakarta, 2018, hal 83. 129
Ikhlasun Dwi Masitoh, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA pada Materi Pencemaran Lingkungan di
Surakarta”. Bioedukasi, Volume 10, Nomor 1, hlm 74
74
memahami maksud dari yang disampaikan dengan memanfaatkan media video
dan siswa lebih tertarik untuk memperhatikannya ketimbang hanya diminta untuk
membaca aja.
b. Menganalisis Argumen
Indikator kedua keterampilan berpikir kritis adalah menganalisis argumen.
Menganalisis argumen merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis
kebenaran dari suatu argumen dan bagaimana solusi untuk menanganinya. Hasil
N-Gain yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Berdasarkan persentase peningkatan nilai kelas eksperimen sebesar 53% dan kelas
kontrol sebesar 20%. Hal ini dapat dikarenakan terdapat tahapan inkuiri
terbimbing yang dapat meningkatkan indikator keterampilan menganalisis
argumen yaitu merumuskan hipotesis dan menganalisis data. Pada tahapan ini
siswa berdiskusi untuk menjawab kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk
mengatasi suatu masalah atau pertanyaan. Dengan berdiskusi siswa dapat
mengembangkan suatu informasi yang dia punya secara luas. Tahapan tersebut
membuat siswa menggali informasi yang pernah dia dapatkan serta dengan
menggali informasi yang relevan untuk menganalisis masalah dengan bepikir
logis dalam membuat suatu hipotesis. Menganalisis, mensintesis, memprediksi
dan merancang sesuatu dalam mempelajari materi atau konsep tertentu menurut
Screven dan Paul dapat melatih kemampuan berpikir kritis.130
c. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan.
Salah satu karakteristik dari keterampilan berpikir kritis adalah bertanya.
131 Bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan salah satu indikator
keterampilan berpikir kritis dimana siswa menjawab suatu pertanyaan yang
menuntut suatu penjelasan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zalpita
Agustia, memberikan informasi atau contoh konsep pelajaran yang terjadi dalam
130
Sulardi, Muhammad Nur, Wahono Widodo, “ Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Model Problem Based Learning (PBL) untuk Melatih Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa”, Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, Vol 3 No 1, Nov
2013, hlm 808 131
Elizabeth Tyler. Critical Thinking Teach Assist, Deaken University, University of
Canberra, retrieved 20 June 2013, hlm 1
75
kehidupan sehari hari dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.132 Pada model inkuiri terbimbing
semua tahapan melatih siswa menjawab pertanyaan yang menuntut suatu
penjelasan khususnya yaitu tahapan merumuskan hipotesis dan merumuskan
masalah. Pada tahapan ini siswa bertanya dan menjawab pertanyaan yang harus
dibuktikan melalui sebuah percobaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Musfiroh, interaksi antar anggota kelompok juga dapat meningkatkan kemampuan
bertanya dan menjawab pertanyaan.133
Berdasarkan peningkatan nilai atau persentase kecapaian dalam
keterampilan berpikir kritis dengan indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
menjelaskan peningkatan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen mengalami kenaikan sebesar 71% dan kelas kontrol sebesar 46%.
Berdasarkan hasil nilai N-Gain, hasil kelas eksperimen sebesar 0,6 dan kelas
kontrol sebesar 0,5. Hal ini berarti peningkatan nilai atau persentase ketercapaian
dan hasil nilai N-Gain, kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol. Artinya, pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan.
d. Mempertimbangkan Kredibilitas Sumber
Indikator keterampilan berpikir kritis yang keempat adalah
mempertimbangkan kredibitas sumber. Credibility comes under the R part of the
FRISCO approach to critical thingking because juding the credibility of source is
relevan to determening the accept ability of reason.134 Oleh karena itu, dalam
mempertimbangkan kredibilitas sumber diperlukan suatu alasan yang kuat untuk
mempercayai benar atau tidaknya suatu informasi. Salah satu model pembelajaran
132
Zulpita,Agustia,. “Implementasi Pembelajaran Handson Activities untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Fisika Smp”, Physics Education Study
Program, University of Riau, hlm 9 133
Musfiroh, “Kemampuan Bertanya dan Menjawab Pertanyaan pada Garam Hidrolisis
Melalui Model Problem Solving”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi
Agustus 2015, hlm 466
134 Robert H Ennis, Critical Thinking, (New York: Pritice Hall, 1996), hlm 58
76
yang dapat meningkatkan kredibilitas sumber pada keterampilan berpikir kritis
adalah inkuiri terbimbing. Hal itu didukung oleh penelitian yang dilakukan
Syafa’atin Noviana bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dengan indikator mempertimbangkan kredibilitas
sumber.135 Tahapan inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dengan indikator mempertimbangkan kredibitas sumber adalah
tahapan menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan siswa harus
mempertimbangkan dari apa yang telah dia pelajari, pahami dan dia coba untuk
kemudian ditarik sebuah kesimpulan.
Berdasarka nilai N-Gain keterampilan berpikir kritis dengan indikator
mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan prosedur yang telah diakui
dan kemampuan memberikan alasan kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelas kontrol. Jika dilihat dari peningkatan nilai antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen, keterampilan berpikir kritis dengan indikator
mempertimbangkan kredibilitas sumber berdasarkan prosedur yang telah diakui
kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 70% dan kelas eksperimen sebesar
93%. Sedangkan, kemampuan memberikan alasan kelas kontrol menglami
kenaikan nilai sebesar 20% dan kelas eksperimen sebesar 57%. Hal ini
menunjukan kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai yang lebih besar
daripada kelas kontrol.
e. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Menilai merupakan salah satu langkah dalam ketermpilan berpikir kritis.136
Salah satu tujuan dari indikator ini adalah untuk memberikan bukti-bukti
penguatan. Penguasaan siswa terhadap indikator ini terlihat dari kemampuan
siswa dalam menjelaskan jawaban.137 Berdasarkan nilai N-Gain mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi kelas eksperimen dikategorikan tinggi dan
135
Syafa’atin Noviana 2017, “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
Aktivitas, Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Ipa.3 Sma Negeri 3
Bengkulu Tengah”, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1. No. 1, Agustus 2017. hlm
136 Elizabeth Tyler. Op.,Cit., hlm 4
137 R Melisa Novita Sari, Op.Cit., hlm 85
77
nilai N-Gain lebih besar dibandingkan dengan nilai N-Gain kelas kontrol.
Sedangkan, Peningkatan nilai siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukan keduanya mengalami kenaikan. Kelas eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 85% dan kelas kontrol mengalami kenaikan sebesar 25%.
Hal tersebut berarti pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing berbantuan
video lebih berpengaruh daripada pembelajaran konvensional.
Peningkatan ini bisa disebabkan oleh aktivitas pembelajaran yang
disajikan dalam model inkuiri terbimbing. Di dalam pembelajaran, siswa diminta
mengamati sebuah gambar rangkaian percobaan dan kemudian membuatnya
untuk melakukan percobaan. Selain itu, setelah melakukan percobaan guru
memberikan pertanyaan pertanyaan terkait percobaan yang dilakukan. Aktivitas
tersebut dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengobservasi setiap
masalah yang diberikan. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan
mengobservasi dan memprtimbangkan hasil observasi. Syarkowi (2019) dalam
penelitianya menyatakan membaca tugas merupakan aktifitas reflektif yang dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. 138
f. Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi merupakan salah satu
indikator yang dikelompokan dalam kelompok menyimpulkan (inference). Hasil
N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,56 dengan kategori sedang dan kelas kontrol
sebesar 0,2 dengan kategori rendah. Sedangkan persentase peningkatan nilai atau
ketercapaian dalam indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
menunjukan peningkatan nilai eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen persentase peningkatan nilai atau ketercapaian
indikator sebesar 73% dan kelas kontrol sebesar 14%.
Keterampilan dalam membuat kesimpulan dapat meningkat karena adanya
tahapan terakhir pada inkuiri terbimbing yaitu menarik kesimpulan. Pada tahapan
tersebut guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan apa yang telah
138
Syarkowi, “The Effect of Reading Assignments in Guided Inquiry Learning On
Students’ Critical Thinking Skill”, Journal of Physics: Conf. Series 1013, 2018, hlm 4
78
mereka pelajari. Selain tahapan penarikan kesimpulan, tahapan merumuskan
masalah juga dapat meningkatkan kemampuan untuk membuat kesimpulan.
Dengan merumuskan masalah siswa dituntut untuk membuat kesimpulan apa
yang akan dipelajari atau tujuan dari pembelajaran. Hal tersebut juga diungkapkan
oleh Maria Merianti L menyatakan tahapan yang dapat meningkatkan kemampuan
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi adalah pada tahapan
merumuskan masalah dan menarik kesimpulan.139 Sedangkan, menurut penelitian
yang dilakukan Ikhlasun Dwi Masitoh menyatakan Tahap merumuskan hipotesis
dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis pada aspek analysis dan inference.140
g. Membuat dan Menilai Hasil Pertimbangan
Membuat dan menilai hasil pertimbangan merupakan salah satu indikator
keterampilan berpikir kritis dalam sub indikator menyimpulkan (inference).
Indikator ini menuntut siswa untuk membuat dukungan atau pertimbangan alasan
untuk membuat suatu kesimpulan. Pernyataan tersebut di dukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suci Yeritia mengatakan inference yaitu membuat
kesimpulan berdasarkan sesuatu yang diukur dan diamati langsung.141 Tahapan
inkuiri terbimbing yang mendukung kemampuan membuat dan
mempertimbangkan hasil dimulai dari tahapan menganalisis data kemudian
menarik kesimpulan. Tahapan menganalisis menuntut siswa untuk menganalisis
data yang telah dia dapatkan dari percobaan dan kemudian menarik sebuah
kesimpulan.
Hasil N-Gain kedua kelas mengalami kenaikan, kelas eksperimen sebesar
0,9 dengan kategori tinggi dan kelas kontrol sebesar 0,8 dengan kategori tinggi.
Berdasarkan presentase ketercapaian atau peningkatan nilai kedua kelas
mengalami kenaikan yang tidak jauh berbeda. Peningkatan ini dikarenakan kedua
139
Maria Merianti L.Op.Cit. hlm 9 140
Ibid. ,hlm.4 141
Suci Yeritia “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadapa Penguasaan Konsep
Dan Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik Kelas X Sman 1 Kuripan”, Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902, Volume 3 No.2, Desember 2017, hlm 5
79
kelas memeberikan kesimpulan dari apa yang telah siswa pelajari setelah
pembelajaran selesai.
h. Mendenisikan Istilah dan Mempertimbangkan Suatu Definisi
Ennis mengatakan salah satu kemampuan seseorang dikatakan pemikir
kritis adalah mendefinisikan dan menilai definisi.142 Tujuan dari indikator ini
adalah memberikan penjelasan lanjut. Melalui sebuah definisi seseorang dapat
menerima informasi baru yang dijadikan sebagai petunjuk menyelesaikan
masalah. Mendifiniskan merupakan hal yang penting. Jika suatu definisi salah
maka akan membuat maknanya menjadi salah. Berdasarkan nilai N-Gain
mendefinisikan dan mempertimbangkan suatu definisi kelas eksperimen sedikit
lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol dan kedua kelas dalam kategori
tinggi. Peningkatan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol menjelaskan
peningkatan nilai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Kelas
eksperimen mengalami peningkatan sebesar 126% dan kelas kontrol sebesar
114%. Hasil N-Gain menilai definisi di antara kedua kelas mengalami
peningkatan dikarenakan kelas eksperimen dan kontrol diberikan tugas
mendifinisikan sesuatu.
Menurut Zalpita Agustia dalam penelitiannya guru merancang tahap-tahap
kegiatan yang dilakukan siswa dimana siswa menemukan sendiri konsep pelajaran
melalui eksperimen, percobaan, dan diskusi dan dari hasil yang didapat siswa
membuat definisi.143 Peningkatan pada indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi diduga akibat kelas eksperimen diterapkan
pembelajaran berkelompok.
i. Menentukan Suatu Tindakan
Norman, Chang, & Prieto (2017) menjelaskan bahwa berpikir kritis pada
dasarnya melibatkan seperangkat keterampilan, seperti menganalisis, berdebat,
142
Ennis. 2011. The Nature Of Critical Thinking: An Outline Of Critical Thinking
Dispositions An Abilities.http: //faculty.education.illinois.edu /rhennis /documents
/TNOCT_51711_000.pdf, diakses pada tanggal 26 September 2018 Pukul 21.23. hlm 1 143
Zulpita,Agustia, Op.Cit,. hlm 11
80
mensintesis, mengevaluasi dan menerapkan.144 Menentukan suatu tindakan
termasuk dalam kategori keterampilan berpiki kritis strategi dan taktik. Pada
model inkuiri terbimbing tahapan tahapan inkuiri lebih terarah dan dibimbing oleh
guru sehingga siswa dapat menentukan apa yang akan dilakukan. Berdasarkan
nilai N-Gain kelas eksperimen dikategorikan tinggi. Sedangkan, kelas kontrol
dikategorikan sedang. Sedangkan, presentase peningkatan nilai atau persentase
ketercapaian kelas eksperimen dan kelas kontrol menjelaskan persentase
peningkatan nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Peningkatan tersebut dapat dikarenakan siswa terbiasa untuk menentukan
suatu tindakan yang benar melalui pemebelajaran inkuiri terbimbing. Didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh R. Melisa Nelvita Sari yang menyatakan
model inkuiri terbimbing berpendekatan sets dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa pada indikator menentukan suatu tindakan.145
j. Berinteraksi dengan orang lain
Berinteraksi dengan orang lain merupakan indikator dari sub indikator
strategi dan taktik. Menurut John Dewey “Critical Thinking or reflektif thinking
is an active, persisten, and carafu consideration of a beliefe or suppose form of
knowledge in the light of the grounds which support it and futher conclusions to
which it tends”.146 Bahwa berpikir kritis merupakan proses yang aktif, maksudnya
dimana seseorang memikirkan sesuatu yang ingin dilakukan atau yang ingin
dipaparkan diperlukan proses seperti bertanya, mencari informasi yang relevan
mengenai suatu objek tersebut. Melalui proses komunikasi hasil pemecahan
masalah antara kelompok satu dengan kelompok lainnya ini akan timbul interaksi
antar kelompok, saling berbagi ide atau pendapat, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dan meningkatkan sikap siswa.147 Dengan hal itu sikap
berpikir memerlukanadanya suatu interaksi dengan orang lain. Berdasarkan nilai
144
Norman, Chang, & Prieto (2017) . “Stimulating Critical Thinking In U.S Business
Students Through The Inclusion Of International Students”. Journal of Business Diversity
Vol.17 (1), 122-130.
145 R. Melisa Nelvita Sari., Op.,Cit., hlm 80
146Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegent),
(Jakarta: Prenada Media Group, 2013), Edisi Pertama, hlm 66 147
Musfiroh., Op.,Cit.,hlm 1
81
N-Gain indikator berinteraksi dengan orang lain kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dikarenakan siswa pada
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih aktif bertanya dan berkomunikasi sesama
kelompok dalam setiap tahapannya. Didikung oleh hasil peresentase ketercapaian
nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan paparan diatas bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
meningkat di setiap indikator yang diujikan setelah menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbig berbantuan video. Video yang digunakan juga
digunakan pada tahap kesimpulan untuk menambah waawasan siswa dalam
pembelajaran. Presentase ketercapaian untuk keseluruhan, kelas eksperimen lebih
besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil tersebut didukung oleh penelitian
yang dilakukan Syafa’atin Noviana, Connie dan Dedy Hamdani (2017)
menyatakan penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas
belajar, hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa.148
148
Syafa’atin Noviana. Op.,Cit.,hlm 1
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1) Model inkuiri terbimbing berbantuan video berpengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor. Hal ini dapat
dilihat pada hasil uji hipotesis statistik data posttest yang menunjukan nilai
sig.2-tailed (0,000) < taraf signifikansi (0,05).
2) Model inkuiri terbimbing berbantuan video dapat meningkatkan tiap indikator
keterampilan berpikir kritis yang digunakan seperti memfokuskan pertanyaan,
menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, menilai laporan observasi,
menginduksi dan mempertimbangkan hasilnya, membuat dan menenntukan
hasil pertimbangan, menilai definisi, menentukan suatu tindakan dan
berinteraksi dengan orang lain.
3) Hasil N-Gain kelas eksperimen mengalami peningkatan keterampilan berpikir
kritis yang lebih tinggi dari kelas kontrol.
B. Saran
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan maka peneliti memberikan
saran, yaitu :
1. Guru
a) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran fisika
khususnya pada materi suhu dan kalor dapat menggunakan model inkuiri
terbimbing berbantuan video
b) Perancangan waktu perlu diperhatikan agar pembelajaran lebih efesien
dan terkendali pada setiap tahapan.
83
c) Guru harus memperhatikan siswa yang aktif dan pasif dalam
pembelajaran sehingga siswa dan siswi mengalami peningkatan berpikir
secara merata
d) Soal yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk rujukan
evaluasi materi suhu dan kalor.
2. Siswa
a) Pembelajaran kelompok membuat siswa lebih berpikir terbuka
terhadap permasalahan.
b) Siswa lebih aktif saat pembelajar saat menggunakan model inkuiri
terbimbing atau penemuan.
3. Peneliti
a) Model inkuiri termbimbing dapat dikembangkan dengan konsep fisika
yang berbeda.
b) Pembelajaran penemuan dapat meninkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa.
84
85
DAFTAR PUSTAKA
Anto Adi Afri, dkk. Pemanfaat Model Pembelajaran Problem Posing untuk
Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di Smp Negeri 27
Purworejo, Radiasi, Vol.2 No.1, 2015
Anam, Khoirul. Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015
Arikunto, Suharsimi S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013
Aswara Sandi. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Video untuk
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Konsep Siswa Sma. Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2018
Bactiar, Harsja W. Teknologi Komunikasi Pendidikan (Pengertian dan
Penerapannya di Indonesia), Tangerang: CV Raja Wali, 1984
Christinsenia Seranica, Influence Guided Inquiry Learning Model to Critical
Thinking Skill, Journalof Research & Method In Education : IOSR, 2018
Djanrah Syaifu, B. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013
Elder, Paul. The Miniature Guide to Critical Thingking Concept And Tools. The
Foundation For Critical Thinking.
Ennis, Robbert H. Critical Thingking Assesmen. Taylor and Francis, Vol 32
No.3, 2015
Ennis Robert. Critical Thinking. New York: Pritice Hall, 1996
Faturrahman, Muhammad. Model Model Pembelajaran Inovatif. Jogyakarta:
Arrus Media, 2015
Faturrohman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman Konsep
Umun & Konsep Islami). Bandung: PT Refika Aditama, 2007
Fisher Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 2008
Fisher, Alec,Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Terjemahan Oleh Benyamin
Hadinata. Gugi Sagara (Ed). Jakarta : Erlangga, 2009
Fuad, Nur Miftahul. Improving Junior High School Critical Thinking Skills Based
on Test Three Different Models of Learning , International Journal of
Instruction, 2017
Handayani Sri. Fisika 1 SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan, 2009
Hasil Pisa Indonesia Tahun 2015 Mengalami Peningkatan.
(http://researchgate.net/profile), diakses pada tanggal 16 juli 2018
Heri Agus Stianto. Efektifitas Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah terhadap
Peningkatan Berpikir Kritis Siswa, Skripsi Pendidikan Fisika UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga
Ikhlasun Dwi Masitoh. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA pada Materi
Pencemaran Lingkungan di Surakarta. Bioedukasi Volume 10, Nomor 1
Jufri Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2013
Kamajaya Ketut. Aktif dan Kreatif Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Grafindo Media Pratama, 2016
Kemdikbud, Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayan, 2016
Khadijah, Nyayu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014
Khoiru, Ahmadi Lif . Strategi Pembelajaran Beorientasi KTSP. Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2011
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontektual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT Refika Ditama, 2010
Kuhlthau Carol Collier. Guided Inquiry: Learning in the 21st Century School.
USA: libraries Unlimited, 2007
L, Maria Marianti. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga. Dalam
artikel penelitian skripsi pada Universitas Tanjung Pontianak. Program
Studi Pendidikan Kimia, 2016
Liliasari. Berpikir dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalisme
Guru
Munadi Yudi. Media Pembelajaran. Ciputat: Gaung Persada Press, 2008
Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
CV, 2015
Musfiroh. Kemampuan Bertanya dan Menjawab Pertanyaan pada Garam
Hidrolisis Melalui Model Problem Solvi. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2, 2015
Nurachmawati Setya. Fisika 1: untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Norman, Chang, & Prieto. Stimulating Critical Thinking In U.S Business Students
Through The Inclusion Of International Students. Journal of Business
Diversity Vol.17 (1), 122-130, 2017
Nur Alif Fijar. Implementation of Guided Inquiry Learning to Improve The
Critical Thingking Skills Of Junior Hight School. Journal Inovation Of
Education, 2019
Partnership For 21st Century Skills,learning for the 21
st Century,(Washington,DC:
Partnership For 21st Century Skills, 2009
PISA 2012 result in focus, (http:www.oecd.org/pisa/keyfinding), diakses pada
tanggal 16 juli 2018
R Melisa Novitasari, Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berpendekatan Sets
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kesetimbangan
Kimia, Skripsi pada sekolah Stratasarjana Uin Syarif Hidayatulah
Jakarta, 2018
Ritdamaya Desti. Konstruksi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Terkait
Materi Suhu dan Kalor. Vol. 2, Bandung: UPI, 2016
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Jakarta: PT Rajagravindo Persada, 2013
Sadia, Wayan I. Model Pembelajaran Sains Kontruktivitik. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2014
Sadiman Arif F, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986
Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Media Grup, 2006
Sanjana, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
Shan Duta Sukma Pradana. Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Tahun
Pertama Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Pros Semnas
Pendidikan IPA Pascasarjaa UM vol.1 Malang:UM, 2016
Shoimin Arif. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: ARRUZ Media, 2013
Siti Zubaidah. Asesmen Berpikir Kritis Terintegrasi Essay. Symposium on Biology
Education, 2015
Sondang Manurung. Analysis of Learning Tools in the study of Developmental of
Interactive Multimedia Based Physic Learning Charged in Problem
Solving. Journal of Physics: Conference Series, 2015
Suci Yeritia. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadapa Penguasaan
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik Kelas X
Sman 1 Kuripan, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi ISSN. 2407-
6902, Volume 3 No.2, 2017
Sulardi, Muhammad Nur, Wahono Widodo. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Model Problem Based Learning (PBL) untuk Melatih
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Pendidikan Sains Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya, Vol 3 No 1, Nov 2013
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta, 2015
Suryani. Metode Riset Kuantitatif (Teori dan Aplikasi pada Bidang Manajemen
dan Ekonomi Islam). Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015
Syafa’atin Noviana. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
Aktivitas, Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X
IPA.3 Sma Negeri 3 Bengkulu Tengah. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.
1. No. 1, Agustus 2017
Syarkowi. The Effect of Reading Assignments in Guided Inquiry Learning On
Students’ Critical Thinking Skill. Journal of Physics: Conf. Series 1013,
2018
Trianto, dkk. Model Model Pembelajaran Inovatif Beriontasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007
Tyler, Elizabeth. Critical Thinking Teach Assist. Deaken University, University of
Canberra, 2013
Wibawanto Wandah. Desain dan Pemograman Multimedia Pemberlajaran
Interaktif. Jember: Cerdas Ulet Kreatif, 2017
Widodo Tri. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Mefi Caraka, 2009
Yaumi, Muhammad. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple
Intelegences), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajran Sains,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Cet.1, 2009
Zulpita Agustia. Implementasi Pembelajaran Handson Activities untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Fisika SMP. Physics Education
Study Program, University of Riau
LAMPIRAN
Lampiran A
Perangkat Pembelajaran
A1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Studi Pendahuluan
A2 Lembar Observasi Guru Studi Pendahuluan
A3 Soal Studi Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
suhu dan Kalor.
A4 RPP Kelas Eksperimen
A5 RPP Kelas Kontrol
A6 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran A 1 Kisi Kisi Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA STUDI PENDAHULUAN
NO KOMPONEN SUB KOMPONEN NO LEMBAR
WAWANCARA
1. Mengetahui informasi
awal guru dan siswa
Lamanya guru mengajar
disekolah dan di kelas
1,3
Jumlah siswa di kelas 2
Hasil belajar siswa 4,5
Pernah atau tidak mengukur kbk 6
2. Respon dan proses
mengajar guru di kelas
Pendekatan, strategi, metode
dan model yang digunakan
untuk mengajar
7,8
Sarana dan prasarana yang
menunjang pembelajaran
9, 10,
materi fisika yang sulit
dipahami.
11, 12
Sikap siswa didalam kelas 13
Media yang digunakan selama
pembelajaran
14,15
Lampiran A 2 Lembar Wawancara Guru SMA
LEMBAR WAWANCARA GURU SMA DI TANGERANG SELATAN
HARI /TANGGAL OBSERVASI :
NAMA NARASUMBER :
ASAL SEKOLAH :
WAKTU WAWANCARA :
MATA PELAJARAN : FISIKA
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Sudah berapa lama bapak mengajar
di sekolah ini ?
2. Berapa banyak jumlah siswa ipa
yang ada di sekolah ini ?
3. Pembelajarn fisika dilakukan
beberapa kali dalam seminggu ?
4. Bagaimana hasil belajar fisika siswa
dan siswanya ?
5. Apakah siswa sulit untuk memahami
materi fisika yang abstrak ?
6. Pernah atau tidak sekolah ini
mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa?Jika iya,bagaimana
hasilnya? Jika tidak, apa alasanya?
7. Saat pembelajaran, apa yang ibu
atau bapak sering gunakan strategi,
metode atau model pembelajaran ?
8. Pendekatan, strategi, metode dan
model pembelajaran seperti apa
untuk Bapak atau Ibu yang
digunakan untuk mengajar materi
fisika ?
9. Apakah sarana dan prasarana sekolah
menunjang proses pembelajaran
fisika?
10. Apakah terdapat laborotarium
disekolah ? Jika ada apakah alat alat
praktikum fisika lengkap ?
11. Apa materi fisika yang sulit dan
memerlukan keterampilan berpikir
kritis menurut Bapak atau Ibu?
12. Strategi,metode atau model
pembelajaran yang tepat untuk
mengatasi pertanyaan no 11.
13. Apakah siswa bersikap aktif selama
pembelajaran fisika berlangsung ?
14. Menurut Bapak atau Ibu media apa
yang dapat menampilkan materi
fisika yang abstrak dan sulit
dipahami?
15. Pernahkah Bapak atau Ibu membuat
media pembelajaran sendiri?
Lampiran A 3 Instrumen Studi Pendahuluan
Instrumen Studi Pendahuluan Berpikir Kritis Suhu dan Kalor
Hari/ Tanggal :
Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
1. Irwan dan Bagas sedang asyik bermain tenis meja. Irwan memukul bola
pingpong yang terbuat dari plastik dengan keras sehingga menjadi penyok.
Melihat keadaan tersebut Bagas memberi informasi kepada Irwan
”merebus bola pingpong dalam air mendidih akan dapat mengembalikan
bola pingpong seperti semula” mendengar informasi tersebut, Irwan
bertanya “mengapa merebus bola pingpong dapat mengembalikan bola
pingpong seperti semula?”. Jawablah pertanyaan dari Irwan dengan tepat
untuk membantu Bagas menjelaskan informasi yang disampaikan.
Jawaban :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_______________
2. Fani melakukan observasi dalam eksperimen sederhana. Fani menyiapkan
tiga gelas masing-masing berisi air panas bersuhu 80 oC, air bersuhu 25
oC
dan air dingin bersuhu 5 oC. Dengan volume yang sama. kemudian Fani
meneteskan pewarna makanan dalam jumlah yang sama pada masing-
masing gelas. setelah 10 menit eksperimen, Fani mencatat yaitu
penyebaran pewarna makanan tersebut pada air panas bersuhu 80 o
C dan
paling lambat pada air dingin bersuhu 5 o
C .berdasarkan catatan observasi
tersebut Fani menyatakan kalor yang mempengaruhi pergerakan molekul
dalam zat. Apakah pernyataan Fani tersebut benar?
Jawaban:
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_______________
3. Tika haus dan ingin minum air dengan segera tetapi yang ada hanya air
panas yang baru saja mendidih. Tika menuju lemari es, yang ada air yang
dingin yang bersuhu 0 oC dan balok es yang bersuhu 0
oC yang memiliki
massa yang sama.kemudian dengan segera tika mengambil air dingin 0 oC
dan mencampurkannya dengan air panas dengan harapan dapat
mengahasilkan proses pendinginan yang optimal pada air panas tersebut.
melihat tindakan tika, kaka menyatakan “adik mencampurkan air panas
menggunakan air dingijn 0 o
C kurang tepat”. apakah pernyataan kaka
tersebut benar ? jelaskan jawabanmu!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
4. Anggi ingin mengetahui definisi kalor jenis zat melalui sebuah eksperimen
sedehana. Anggi menyediakan dua beaker gelas, masing masing berisi air
dsan minyak bervolume sama 100 ml dan bersuhu awal sama yaitu 26 oC
kemudian memanaskan kedua beaker gelas tersebut dengan sumber
pemanas yang identik. Anggi mengukur suhu air dan minyak setiap 1
menit sekali dan mencatatnya pada tabel dibawah
t ( menit ) Suhu Air (oC) Suhu Minyak (
oC)
1. 31 34
2. 35,5 40
3 40 44,5
4. 44,8 48
5. 50 55
Dari eksperimen ini, anggi mendefinisikan kalor jenis adalah karakteristik
kesulitan zat untuk meningkatklan suhunya ketika diberi kalor. Apakah
definisi yang dibuat oleh anggi tersebut benar? Jelaskan jawabanmu!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
______________________________
5. Bapak gani membuka toko indoelektirik baru yang menjual berbagai
termostat. Termostat merupakan keping bimetal yang didesain untuk
pengontrolan suhu dimana saat pemanasan (heating) termostat akan
membuka kontaknya sedangkan saat pendinginan (cooling) termostat akan
menutup kontaknya. Bapak Gani ketika promosi untukk toko barunya
tersebut, beragumen bahwa termostat yang dijual memiliki kualitas yang
sangat baik. Ketika Bapak Gani sedang menjaga tokonya, datang seorang
pembeli yang mengklaim bahwa termostat untuk dispenser yang baru
dibelinya ditoko indo elektrik kualitasnya jelek dan rusak, karena setelah
dicoba dispenser miliknya belum bisa normal kembali. Strategi yang logis
apakah yang dapat dilakukan Bapak Gani untuk membuktikan pernyataan
klaim pembeli tersebut benar atau salah!
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_____
Sumber: Desti Ritdamaya, Konstruksi Instrumen Tes Keterampilan
Berpikir Kritis Terkait Materi Suhu dan Kalor, Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika Vo. 2, Bandung: UPI
Lampiran A 4 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA
Sekolah : SMA N 10 TANGERANG SELATAN
Kelas/ Semester : XI/ II
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi inti
No Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanuasiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4 Menelaah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkretan dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Materi
Pokok
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Suhu
dan
Kalor
3.5 menganalisis pengaruh
kalor dan perpindahan kalor
yang meliputi karakteristik
termal suatu bahan, kapasitas,
dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari hari.
Pertemuan 1
3.5.1 Melakukan pengukuran dan
konversi suhu dalam skala
Celsius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin
3.5.2 Membedakan antara Suhu dan
Kalor.
3.5.3 Menganalisis perubahan kalor
erhadap suhu.
3.5.4 Menganalisis pemuaian suatu zat
secara kuantitatif
3.5.5 Memecahkan permasalahan yang
berkaian dengan pemuaian.
3.5.6 Memahami proses terjadinya
pemuaian.
Pertemuan kedua
3.5.1 Menganailisis faktor - faktor yang
mempengaruhi kalor
3.5.2 Menerapkan prinsip Asas Black
secara kuantitatif.
3.5.3 Membedakan antara kalor jenis
dan kapasitas kalor
3.5.4 Memberikan contoh penerapan
Azas Black dalam kehidupan
sehari-hari
3.5.5 Memecahkan masalah terkait
Azas Black.
Pertemuan ke tiga
3.5.1 Menjelaskan perbedaan
perpindahan kalor secara
konduksi, konveks dan radiasi
3.5.2 Menganalisis faktor yang
mempengaruhi perpindahan kalor
3.5.3. Menerapkan persamaan
konduksi, konveksi dan radiasi.
3.4.4 Memecahkan masalah terkait
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi.
3.5.5 Menunjukan peristiwa
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi
dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Merencanakan dan
melakukan percobaan tentang
karakteristik termal suatu
bahan terurtama terkait dengan
kapasitas dan konduktifitas
kalor, berserta presentasi hasil
Pertemaun pertama
4.5.1 Melakukan pengukuran konversi
suhu dalam skala Celsius,
Fahrenheit, Reamur dan Kelvin
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
dan maknanya.
percobaan suhu dan pemuaian
4.5.3 Melakukan percobaan suhu dan
pemuaian
4.5.4 Menganalisis hasil percobaan
suhu dan pemuaian
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
suhu dan pemuaian.
4.5.6 menyimpulkan hasil percobaan
suhu dan pemuaian.
Pertemuan kedua
4.5.1 Mengukur Kalor jenis
mengunakan Kalorimeter.
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
percobaan kalorimeter.
4.5.3 Melakukan percobaan kalorimeter
4.5.4 Menganalisis hasil data
percobaaan kalorimeter
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
kalorimeter
4.5.6 Menyimpulkan hasil percobaan
kalorimeter
Pertemuan ketiga
.5.1 Mengukur Kalor jenis mengunakan
perpindahan kalor.
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
perpindahan kalor.
4.5.3 Melakukan percobaan kalorimeter
4.5.4 Menganalisis hasil data
percobaaan perpindahan kalor
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
perpindahan kalor
4.5.6 Menyimpulkan hasil percobaan
perpindahan kalor
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Melalui kegiatan perumusan masalah dan membuat hipotesis, siswa dapat
menganalisis permasalahan suhu dan pemuaian dikehidupan sehari hari.
2. Melalui kegiatan percobaan, siswa dapat menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu benda secara tepat.
3. Melalui kegiatan percobaan dan diskusi siswa dapat menganalisis
perbedaan suhu dan kalor dengan benar.
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menghitung konversi skala
termometer, koefesien pemuaian dan proses pemuaian dengan saksama.
5. Melalui kegiatan menyimpulkan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan faktor yang mempengaruhi pemuaian dengan
tepat.
Pertemuan Kedua
1. Melalui kegiatan merumuskan masalah dan membuat hipotesis, siswa dapat
menganalisis fenomena Asas Black dalam kehidupan sehari hari secara
tepat.
2. Melalui diskusi, siswa dapat memecahkan masalah menggunakan prinsip
Azas Black dengan benar.
3. Sisqa dapat menyimpulkan data hasil pengamatan terhadap pencampuran
dua benda dengan suhu yang berbeda melalui kegiatan menganalisis data
dan menyimpulkan dengan tepat.
4. Melalui kegiatan merangkai percobaan dan melakukan percobaan, siswa
mampu memahami prinsip kalorimeter dengan benar.
5. Melalui kegiatan menganalisis data , siswa dapat menghitung nilai
kapasitas kalor dan kalor jenis dari kalorimeter secara tepat.
Pertemuan ketiga
1. Melalui kegiatan merumuskan masalah dan membuat hipotesis, siswa
mampu memahami peristiwa perpindahan kalor dalam kehidupan sehari
hari.
2. Melalui kegiatan merangkai percobaan, siswa mampu menganalis faktor
yang mempengaruhi perpindahan kalor dengan tepat.
3. Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu membandingkan jenis
perpindahan kalor dengan benar.
4. Melalui kegiatan menganalisis data siswa dapat memecahkan permasalahan
terkait perpindahan kalor dengan benar.
5. Melalui kegatan menyimpulkan, siswa dapat menyimpulkan data hasil
pengamatan mengenai perpindahan kalor dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran
a. Fakta:
Suhu
Pemuaian
Azas black
Perpindahan kalor
b. Konsep:
Suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda
atau kuantitas panas suatu benda
Karakteristik pemuaian pada suatu zat atau benda berbeda-beda,
baik itu untuk zat padat, zat cair, dan gas.
Bunyi Azas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang
diterima zat yang suhunya lebih rendah”.
Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses
berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain
akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga
bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
E. Metode Pembelajaran
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : diskusi dan praktikum
F. sumber belajar dan media pembelajaran
1. Sumber belajar
a. Young and Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I
(Jakarta: Erlangga, 2002).
b. Giancoli C. Douglas. Fisika Dasar 1 (Jakarta: Erlangga,2011).
c. Serway Jewwet, Fisika Untuk Sains dan Teknik, ( Jakarta: Salemba
Teknika, 2010 )
d. Pegangan Guru
e. Internet
2. Media pembelajaran
a. LKS
b. Video
3. Alat pembelajaran
a. Laptop
b. Speaker
c. Papan tulis
d. Perlengkapan LCD
e. Perlengkapan praktikum
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1 (2x45 menit)
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Membuka kelas dengan mengucapkan salam dan memulai
berdoa
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan spikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang
akan dipelajari.
10 menit
Motivasi
Memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
Memberi Acuan
Membagi siswa menjadi 3-4 kelompok belajar dan
membagikan LKS pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan langkah- langah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Tahapan Perlakuan
Merumuskan
masalah.
Mengamati
Guru menanyangkan sebuah video kepada
siswa :
1. Panci berisi air yang dipanaskan membuat
skala termometer naik, panci berisi air yang
diberi es batu membuat skala termometer
turun.
2. Es batu yang mencair.
3. Kabel listrik dijalan ketika malam
menyusut, ketika siang mengendur
Menanya
Siswa membuat pertanyaan dari video
pembelajaran yang ditampilkan oleh guru
65 menit
Membuat
hipotesis
Menalar
Guru membimbing siswa untuk membuat
hipotesis/ dugaan sementara terhadap
permasalahan atau pertanyaan yang telah
dirumuskan.
Merancang
percobaan
Mengeksplorasi
Guru membimbing siswa untuk merancang
sebuah percobaan yang tepat untuk
membuktikan jawaban mereka terhadap
masalah yang dihadapi.
Aktivitas
Siswa mengamati tujuan melakukan
percobaan
Siswa menyiapkan alat dan bahan
Siswa diminta untuk mengamati
prosedur untuk melakukan percobaan
Siswa mengamati tabel pengamatan
Melakukan
percobaan
Mengekplorasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk membuktikan jawaban mereka
terhadap penyelesain masalah secara tepat
melalui kegiatan percobaan.
Aktivitas
Setelah merancang percobaan, siswa
melakukan kegiatan, seperti berikut:.
Siswa melakukan percobaan.
Siswa mencatat hasil percobaan.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
Mengasosiasi
Siswa menganailisis data hasil
percobaan yang telah dikumpulkan.
Menambah keluasan dan kedalaman
informasi dengan saling memberi
informasi dari hasil percobaan maupun
hasil dari kegiatan mengumpulkan
informasi antar anggota kelompok
melalui kegiatan diskusi .
Siswa mengerjakan beberapa soal
tambahan untuk memperkuat hasil
diskusi.
Membuat
kesimpulan
Mengkomunikasikan
Siswa menarik hasil kesimpulan dari
diskusi yang mereka lakukan.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
Kelompok lain mengemukakan
pendapat atas presentasi yang
dilakukan dengan memberi tanggapan
atau pertanyaan terkait hasil diskusi
yang dipaparkan.
Penutup
15 menit
Siswa :
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan
kelompok/ perseorangan (jika diperlukan)
Menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Pertemuan ke 2 (2x45 menit)
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Membuka kelas dengan mengucapkan salam dan memulai berdoa
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan spikis siswa dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
10 menit
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang akan
dipelajari.
Motivasi
Memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
Pemberi Acuan
Membagi siswa menjadi 3-4 kelompok belajar dan membagikan LKS
pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah- langah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Tahapan Perlakuan
Merumuskan
masalah.
Mengamati
Guru menanyangkan sebuah video kepada siswa :
Seorang wanita mencampurkan air panas dengan air
dingin agar suhu airnya turun.
Menanya
Siswa membuat pertanyaan dari video pembelajaran
yang ditampilkan oleh guru
Membuat Menalar
65 menit
hipotesis Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis/
dugaan sementara terhadap permasalahan atau
pertanyaan pada perumusan masalah.
Merancang
percobaan
Mengeksplorasi
Guru membimbing siswa untuk merancang sebuah
percobaan yang tepat untuk membuktikan jawaban
mereka terhadap masalah yang dihadapi.
Aktivitas
Siswa mengamati tujuan melakukan perrcobaan
Siswa menyiapkan alat dan bahan.
1. menentukan persamaan kalor dan faktr yang
mempengaruhi kalor
2. memanaskan es hingga menjadi uap
3. menentukan suhu akhir campuran
Siswa diminta untuk mengamati prosedur untuk
melakukan percobaan
Siswa mengamati tabel pengamatan
Melakukan
percobaan
Mengekplorasi
Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk
membuktikan jawaban mereka terhadap penyelesain
masalah secara tepat melalui kegiatan percobaan.
Aktivitas
Setelah merancang percobaan, Siswa melakukan
kegiatan, seperti berikut:.
Siswa melakukan percobaan.
Siswa mencatat hasil percobaan.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
Mengasosiasi
Siswa menganalisis data hasil percobaan yang
telah dikumpulkan.
Menambah keluasan dan kedalaman informasi
dengan saling memberi informasi dari hasil
percobaan maupun hasil dari kegiatan
mengumpulkan informasi antar anggota
kelompok melalui kegiatan diskusi .
Siswa mengerjakan beberapa soal tambahan
untuk memperkuat hasil diskusi.
(suhu dan pemuaian)
Membuat
kesimpulan
Mengkomunikasikan
Siswa menarik hasil kesimpulan dari diskusi
yang mereka lakukan.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan dengan memberi
tanggapan atau pertanyaan terkait hasil diskusi
yang dipaparkan.
Penutup
Siswa:
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melaksanaan posttest
15 menit
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
Menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Pertemuan ke 3 (2x45 menit)
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Membuka kelas dengan mengucapkan salam dan memulai berdoa
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan spikis siswa dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang akan
dipelajari.
Motivasi
Memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
10 menit
berlangsung.
Pemberi Acuan
Membagi Siswa menjadi 3-4 kelompok belajar dan membagikan LKS
pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah- langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Tahapan Perlakuan
Merumuskan
masalah.
Mengamati
Guru menayangkan sebuah video kepada siswa :
Seorang wanita yang sedang memasak menggunakan
bahan besi. Kemudian lama kelamaan sendok
menganduk yang ia pegang akan terasa panas.
Sedangkan, saat menggunkan kayu tangan wanita
tersebut tidak terasa panas
Menanya
Siswa membuat pertanyaan dari video pembelajaran
yang ditampilkan oleh guru
Membuat
hipotesis
Menalar
Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis/
dugaan sementara terhadap permasalahan
Merancang
percobaan
Mengeksplorasi
Guru membimbing siswa untuk merancang sebuah
percobaan yang tepat untuk membuktikan jawaban
65 menit
mereka terhadap masalah yang dihadapi.
Aktivitas
Siswa mengamati tujuan melakukan perrcobaan
1. Menentukan persamaan kalor
2. Memanaskan es hingga menjadi uap
3. Menentukan suhu akhir campuran
Siswa diminta untuk mengamati prosedur untuk
melakukan percobaan
Siswa mengamati tabel pengamatan
Melakukan
percobaan
Mengekplorasi
Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk
membuktikan jawaban mereka terhadap penyelesain
masalah secara tepat melalui kegiatan percobaan.
Aktivitas
Setelah merancang percobaan, peserta didik melakukan
kegiatan, seperti berikut:.
Siswa melakukan percobaan.
Siswa mencatat hasil percobaan.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
Mengasosiasi
Siswa menganailisis data hasil percobaan yang
telah dikumpulkan.
Menambah keluasan dan kedalaman informasi
dengan saling memberi informasi dari hasil
percobaan maupun hasil dari kegiatan
mengumpulkan informasi antar anggota
kelompok melalui kegiatan diskusi .
Siswa mengerjakan beberapa soal tambahan
untuk memperkuat hasil diskusi.
Membuat
kesimpulan
Mengkomunikasikan
Peserta didik menarik hasil kesimpulan dari
diskusi yang mereka lakukan.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan dengan memberi
tanggapan atau pertanyaan terkait hasil diskusi
yang dipaparkan.
Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melaksanaan postes
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
15 menit
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Instrumen : Pre-test dan post-test (terlampir)
4. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui KKM.
Remedial terdiri atas dua bagian: remedial karena belum mencapai
KKM dan remedial karena belum mencapai kompetensi dasar.
Guru memberikan semangat kepada peserta didik yang belum
mencapai KKM. Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM.
b. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta
didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi
Dasar.
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
1. Pertemuan Pertama
No Soal Jawaban
1. Pak Ali dan keluarganya pergi ke mall
bekasi dihari minggu menggunakan
mobil. Setelah berada diparkiran,
mobil pak Ali menabrak pagar
pembatas. Akibat peristiwa tersebut
badan depan mobil pak Ali penyok .
Kemudian anak sulung pak Ali
berkata “ Menuangkan air yang sangat
panas dan penyedot wc dapat
memperbaiki penyokan mobil
tersebut”. Mendengar informasi
tersebut anak bungsu pak Ali
bertanya” Mengapa air panas dan
penyedot wc bisa memperbaiki
penyokan mobil seperti semula?”.
Jawablah pertanyaan anak bungsu pak
Ali dengan tepat untuk membantu
anak sulung pak Ali menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
Benda jika diberi
kalor akan memuai.
Pemauaian
merupakan
bertambahnya
ukuran suatu benda
akibat diberi kalor.
Ketika benda di beri
kalor molekul
molekulnya akan
merenggang dan
mulai bergerak bebas
sehingga membuat
benda tersebut
menjadi lebih lunak.
Ketika bagian mobil
menjadi lebih lunak
kemudian mobil
dapat ditekan dan
akan kembali seperti
semula. Kalor
berpengaruh
terhadap mobil pak
ali.
4
Mengidentifikasi 3
point
3
Mengidentifikasi 2
point
2
Mengidentifikasi 1
point
1
Jawaban salah 0
2. Saat siang hari Ani dan Kakanya
pergi ke taman dekat rumah. Ani
memegang balon di tanganya
kanannya. Setelah berjalan beberapa
menit balon yang dipegang Ani
meletus. Ani melihat sekitar untuk
mengetahui alasan kenapa balonnya
meletus. Melihat Ani yang
kebingungan Kaka memberi informasi
Udara dalam balon
menerima kalor dari sinar
matahari.
Udara yang menerima
kalor akan memuai maka
terjadi pemuaian gas.
Pemuaian gas adalah
pemuaian yang terjadi
pada zat gas udara akibat
4
kepada Ani bahwa balon Ani meletus
karena panas matahari. Mendengar
informasi tersebut Ani bertanya “
mengapa panas matahari dapat
meletuskan balonnya?”. Jawablah
pertanyaan ani dengan tepat untuk
membantu kaka menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
kenaikan suhu.
Udara yang memuai kan
menekan dinding balon.
Jika balon dibiarkan
terlalu lama terkena sinar
matahari maka tekanan
pada dinding balon akan
semakin membesar
sampai batas elastisitas
balon. Sehingga balon
akan pecah.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. 21. Virda melakukan sebuah
eksperimen sederhana. Pada
temperatur ruangan 0 dan tekanan
udara 1 atm, 10 gram es dimasukan
kedalam 10 gram air didalam suatu
wadah. Virda menjaga agar
temperatur dan tekanan tetap sama.
Setelah beberapa menit ternyata
didalam wadah tetap berisi 10 gram
air dan 10 gram es. Virda
menyimpulkan bahwa jika suhu
dibuat tetap maka tidak ada perubahan
bentuk pada suatu benda.
Buatlah asumsi yang tepat untuk
eksperimen di atas agar kesimpulan
yang dibuat virda tersebut benar.!
Tidak ada
perpindahan kalor
Perpindahan kalor
terjadi ketika ada dua
keadaan dengan suhu
yang berbeda
Pada suhu 0
terdapat dua fase
yaitu padat dan cair.
Bersifat anomali air
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4. 22. Lucky melakukan sebuah
eksperimen sederhana dengan
menggunakan bimetal. Bimetal adalah
alat yang terdiri dari dua logam yang
berbeda nilai koefesieya muai
panjangnya atau berbeda kecepatan
pemuaiannya, direkatkan menjadi
satu. Lucky menggabungkan bebeapa
logam dengan koefesien muai sebagai
Suatu benda jika
diberi kalor maka
akan memuai.
Jika suhu dinaikan
kepingan bimetal
akan mengalami
pertambahan
panjang.
Perbedaan
4
berikut:
No Nama Koefesien
muai
panjang/
1. Alumunium 0,000026
2. Besi 0,000012
3 Kuningan 0,000018
Ketika logam besi dan kuningan
dinaikan suhunya 80 , bimetal
membengkok kearah besi.
Sedangakan ketika alumunium
dengan kuningan, bimetal
membengkok kearah kuningan. Lucky
menyimpulkan bahwa bimetal akan
membengkok kearah logam yang
memiliki koefesien lebih kecil.
Buatlah asumsi yang tepat untuk
eksperimen di atas agar kesimpulan
yang dibuat lucky benar!
pertambahan panjang
logam berdasarkan
koefesienya.
Semakin besar
koefesien muai
panjangnya maka
semakin besar pula
pertamahan
panjangnya
Hal tersebut sesuai
dengan rumus:
( )
= pertambahan
panjang (m)
= panjang mula
mula (m)
= koefesien umuai
panjang
= Perubahan suhu
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
2. Pertemuan Kedua
No Soal Jawaban
1. Saat pulang kerumah, Selvi
kehujanan. Selvi merasa sangat
kedinginan dan tubuhnya
menggigil. Melihat Selvi yang
kedinginan kaka memberi informasi
“mandi dengan air hangat dapat
memulihkan suhu tubuh Selvi
dengan cepat”. Mendengar
informasi tersebut selvi bertanya “
Mengapa air hangat dapat
memulihkan suhu tubuhnya?”
Jawablah pertanyaan Selvi untuk
membantu Kaka menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
Ketika hujan suhu tubuh
manusia lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu
lingkungan.sedangkan suhu
air panas lebih besar
dibandingkan dengan suhu
tubuh manusia.
Ketika terdapat dua
keadaan dengan suhu yang
berbeda maka akan terjadi
transfer energi (kalor)
Transfer energi akan terjadi
dari keadaan bersuhu tinggi
ke keadaan bersuhu rendah.
Saat hujan, kalor tubuh
akan di tranfer ke
lingkungan akibatnya suhu
tubuh berkurang. Saat
mandi dengan air panas.
Kalor air panas akan
ditransfer ke tubuh selvi.
Sehingga suhu tubuh selvi
akan meningkat.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
2. Setelah berolahraga, Mina merasa
sangat kehausan tetapi yang ada
hanya air panas yang baru
mendidih. Kemudian Mina
membuka lemari es. Di dalam
lemari es terdapat air dingin yang
besuhu 0 dan es batu dengan
Pernyataan ayah benar.
Pada suhu tinggi molekul
molekul air akan bergerak
lebih cepat sehingga ikatan
antar molekulnya
berkurang.
3
4
suhu 0 . Mina mengambil air
dingin dan mencampurkannya
dengan air panas dengan harapan
mendapatkan proses pendinginan
yang maksimal pada air panas
tersebut. Melihat mina melakukan
hal tersebut ayah mengatakan
“mencampurkan air panas yang
baru mendidih dengan air dingin
tidak dapat membuat air panas
menalami proses pendinginan
secara optimal” apakah pernyataan
ayah benar ? Jelaskan jawabanmu!
Terjadi prinsip azas black
.Air panas akan melepaskan
kalor yang kemudian akan
di serap oleh es batu lebih
banyak dibandingkan
dengan ketika air panas
dicampurkan dengan air
dingin.
Kalor yang diserap es batu
akan digunakan untuk
meleburkan esnya terlebih
dahulu kemudian
digunakan untuk menaikan
suhunya. Sedangkan jika
air dingin, kalor yang
diserap akan langsung
digunakan untuk
meningkatkan suhunya.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. Aini ingin mengetahui definisi
sebuah konduktivitas termal zat
melalui sebuah eksperimen
sederhana dengan mengalirkan
panas atau kalor dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah. Kemudian
setiap persambungan dari benda
diukur suhunya, sehingga
didapatkan konduktivitas thermal
benda tersebut. Aini menggunakan
bahan tembaga, alunumium dan
kuningan yang memiliki massa,
ukuran dan suhu awal yang sama
Dari percobaan didapatkan hasil
sebagai berikut:
NO Sampel Konduksi
termal
1. Tembaga 109
2. Kuningann 65,31
3 Alunumium 205
Pernyataan aini benar
Konduktifitas termal adalah
suatu besaran intensif
bahan yang menunjukan
kemampuannya untuk
menahan panas.
Konduktifitas termal terjadi
akibat adanya transfer
energi karena adanya
perbedaan suhu.
Konduktifitas bahan lebih
besar alumunium
dibandingan dengan
tembaga dan kuningan
sehingga setiap bahan
memilki konduktfitas yang
berbeda beda.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Dari eksperimen ini aini
mendifinisikan koduktivitas termal
adalah kemampuan suatu benda
untuk menghantarkan kalor.
Apakah definisi yang dinyatakan
aini tersebut benar? Jelaskan
jawabanmu!
Terdapat perbedaan antara desain
pakaian musim panas dan pakaian
musim dingin. Pakaian musim
dingin biasanya terbuat dari bahan
yang sangat tebal dan berat
dibandingkan dengan pakaian
musim panas yang terbuat dari
bahan tipis dan ringan. Pada saat
musim dingin suhu udara rendah
sedangkan suhu tubuh manusia
lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan. Saat terdapat dua
keadaan yang suhunya berbeda
akan terjadi transfer energi. Dari
deskripsi diatas identifikasilah
alasan yang tepat mengapa pakaian
musim dingin digunakan untuk
menghangatkan tubuh manusia?
Pakaian musim dingin 1 pakaian musim
panas 1
Dimusim dingin suhunya
lebih rendah dibandingkan
dengan suhu dimusim panas
suhu tubuh. Perbedaan suhu
akan mengakibatkan
perpindahan energi (kalor).
Transfer energi terjadi dari
keadaan yang bersuhu
tinggi ke keadaan yang
bersuhu lebih rendah. Dua
kedaannya adalah suhu
tubuh manusia dan suhu
lingkungan.
Saat musim dingin, suhu
lingkungan akan lebih
rendah dibandingan dengan
suhu tubuh. Manuasi akan
mentransfer kalor tubuhnya
ke lingkungan.Untuk
mencegah kalor yang keluar
maka manusia
menggunakan bahan yang
dapat meng hambat kaloor
yang keluar. Contoh kai
wol.
Saat musim panas, suhu
tubuh lebih rendah
dibandingkan dengan suhu
lingkungan. Transfer panas
akan terjadi dari lingkungan
ke tubuh manusia. Untuk
mencegah keringat akibat
panas tubuh yang
berlebihan maka manusia
menggunakan bahan yang
lebih tipis dan ringan.
4
Mengidentifikas 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
3. Pertemuan ketiga
No Soal Jawaban
1. Keluarga Pak Jono sedang
mengadakan camping di bukit
cemara. Pada saat malam hari
udara disekitar sangat dingin.
Kaka menyarankan untuk
membuat api unggun yang besar
agar tidak terasa dingin. Setelah
api unggun menyala. Keluarga
Pak Jono melingkari api unggun
tersebut. Api unggun bekerja
secara radiasi. Kaka memberikan
informasi semakin dekat dengan
api unggun udaranya semakin
hangat.
Alasan apakah yang dapat
diberikan oleh kaka agar anggota
keluarganya menganggap
informasi itu benar!
Api unggun suhunya
lebih tinggi
dibandingkan
dengan tubuh
manusia. Maka
terjadi perpindahan
kalor dari api
unggun ke tubuh
manusia secara
radiasi.
Radiasi merupakan
perpindahan kalor
tanpa zat perantara.
Saat jaraknya dekat,
kalor yang
dipancarkan api
unggun ketika dekat
langsung mengenai
tubuh sehingga
terasa panas.
Saat jaraknya jauh,
kalor yang
4
dipancarkan api
unggun tercampur
dengan udara
disekitar sehingga
terasa tak begitu
panas.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
2. Evi dan Ifo melakukan observasi
dalam eksperimen sederhana
mula- mula Evi memasukan gelas
yang berisi air yang bersuhu 5
kedalam panci yang berisi air
bersuhu 90 . Setelah 10 menit.
Mereka mencatat apa yang terjadi
yaitu suhu air didalam panci dan
gelas serta air didalamnya
menjadi sama yaitu 40 .
Berdasarkan catatan observasi
tersebut. Mereka menyatakan
bahwa kalor berpindah secara
konveksi menuju air dingin
sehingga mengalami
kesetimbangan dan air dingin
menyerap semua kalor air panas
sehingga suhunya menjadi sama.
Apakah pernyatan yang
disampaikan Evi dan Ifo benar?
Jelaskan jawabanmu!
Pernyataan salah
Kalor dalam air panas
berpindah secara
konduksi.
Konduksi adalah
perpindahan kalor tanpa
melalui zat
perantaranya.
Air dingin menyerap
kalor air panas tetapi
tidak semua kalor yang
terdapat diair panas
diseap semua oleh air
dingin. Melainkan
menjadikan menjadi
setimbang.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. Putri melakukan sebuah observasi
sederhana menggunakan
mangkok dan air hangat dan es
batu dengan mengamati mangkok
yang berisi campuran es batu dan
air hangat. Dimana massa jenis es
lebih besar dibandingkan massa
jenis air. Dari pengamatan yang
dilakukan, ternyata es batu akan
bergerak menepi hal ini akan
menyebabkan terjadinya aliran air
konveksi. Aliran ini akan
mendorong es batu bergerak ke
Pernyataan Salah.
Terjadi aliran konveksi.
Massa jenis air dingin
lebh besar dibandingkan
dengan massa jenis air
hangat. Air dingin akan
turun kebawah dan air
panas akan naik keatas.
Kemudian aliran yang
dihasilkan akan
mendorong es batu
kebergerak kesisi
mangkok
4
sisi mangkok.
Dari pengamatan ini putri
mendifinisikan konveksi kalor
adalah aliran perpindahan kalor
yang disertai dengan perpindahan
partikel- partikel zat yang tidak
disebabkan oleh perbedaan massa
jenis.
Apakah definisi yang dinyatakan
Putri benar?
Mengidentifikasi 3
pointt
3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4. 24. Dian melakukan observasi
mengenai perpindahan kalor
terhadap sepotong kayu, besi dan
penggaris plastik. Observasi
dilakukan dengan cara memegang
ujung kayu, besi dan penggaris
plastik.
Kemudian ujung lainnya di
dekatkan dengan api. Hasil yang
diperoleh dari observasi pada
potongan kayu ujung yang
terkena api terbakar tetapi ujung
yang lain tidak terasa panas . Hal
tersebut juga terjadi kepada
penggaris plastik. Sedangkan
pada besi ujung yang terkena api
tidak terbakar tetapi ujung yang
lain terasa panas.Berdasarkan
catatan observasi tersebut, Dian
menyatakan “setiap bahan yang
diobservasi memiliki sifat
penghantar kalor yang berbeda”
Pernyataan benar
Kayu dan palstik
merupakan penghantar
kalor yang buruk yang
disebut dengan isolator
Besi termasuk kedalam
penghantar kalor yang
baik yang disebut
dengan konduktor.
Isolator tidak dapat
menghantarkan kalor
sehingga api tetap
terkumpul diujung yang
lama kelama-lamaan
akan terbakar.
Sedangkan konduktor
dapat menghantarkan
panas atau kalor dengan
baik sehingga kalor
menyebar keseluruh
bagian besi.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Apakah pernyataan Dian tersebut
benar? Jelaskan jawabanmu!
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
KELOMPOK NAMA ASPEK YANG DINILAI Skor
Memperhatikan Keterlibatan
dalam
diskusi
Bertanya
1.
2.
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
NO Aspek Yang Dinilai Rubrik Penilaian Skor
1. Memperhatikan ketika guru
menjelaskan
Seluruh anggota kelompok
memperhatikan penjelasan dari guru
3
Hanya beberapa anggota kelompok
yang memperhatikan penjelasan dari
guru
2
Seluruh anggta kelompok tidak
memperhatikan penjelasan guru
1
2. Terlibat aktif dalam diskusi Seluruh anggota kelompok terlibat
aktif dalam diskusi
3
Hanya beberapa anggota kelompok
yang terlibat aktif dalam berdiskusi
2
Diskusi kelompok tidak berjalan 1
3. Mengajukan pertanyaan Mengemukakan pertanyaan yang
sesuai dengan masalah
3
Mengemukakan pertanyaan, namun
kurang sesuai dengan masalah
2
Mengemukakan pertanyaan tidak
sesuai dengan masalah.
1
Format penilaian efektif:
Skor maksimal : 3 x 3 = 9
Nilai :
Lampiran A 5 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA
Sekolah : SMA N 10 TANGERANG SELATAN
Kelas/ Semester : XI/ II
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanuasiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Menelaah, menalar, dab menyajikan dalam ranah konkretan dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Materi
Pokok
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Suhu
dan
Kalor
3.5 menganalisis pengaruh
kalor dan perpindahan kalor
yang meliputi karakteristik
termal suatu bahan, kapasitas,
dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari hari.
Pertemuan 1
3.5.1 Melakukan pengukuran dan
konversi suhu dalam skala
Celsius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin
3.5.2 Membedakan antara Suhu dan
Kalor.
3.5.3 Menganalisis perubahan kalor
erhadap suhu.
3.5.4 Menganalisis pemuaian suatu zat
secara kuantitatif
3.5.5 Memecahkan permasalahan yang
berkaian dengan pemuaian.
3.5.6 Memahami proses terjadinya
pemuaian.
Pertemuan ke dua
3.5.1 Menganailisis faktor -aktor yang
mempengaruhi kalor
3.5.2 Menerapkan prinsip asas black
secara kuantitatif.
3.5.3 Membedakan antara kalor jenis
dan kapasitas kalor
3.5.4 Memberikan contoh penerapan
Azas Black dalam kehidupan
sehari-hari
3.5.5 Memecahkan masalah terkait
Azas Black.
Pertemuan ke tiga
3.5.1 Menjelaskan perbedaan
perpindahan kalor secara
konduksi, konveks dan radiasi
3.5.2 Menganalisis faktor yang
mempengaruhi perpindahan kalor
3.5.3. Menerapkan persamaan
konduksi, konveksi dan radiasi.
3.4.4 memecahkan masalah terkait
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi.
3.5.5 Menunjukan peristiwa
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi
dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Merencanakan dan
melakukan percobaan tentang
karakteristik termal suatu
bahan terurtama terkait dengan
kapasitas dan konduktifitas
Pertemaun pertama
4.5.1 Melakukan pengukuran konversi
suhu dalam skala Celsius,
Fahrenheit, Reamur dan Kelvin
kalor, berserta presentasi hasil
dan maknanya.
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
percobaan suhu dan pemuaian
4.5.3 Melakukan percobaan suhu dan
pemuaian
4.5.4 Menganalisis hasil percobaan
suhu dan pemuaian
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
suhu dan pemuaian.
4.5.6 menyimpulkan hasil percobaan
suhu dan pemuaian.
Pertemuan kedua
4.5.1 Mengukur Kalor jenis
mengunakan Kalorimeter.
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
percobaan kalorimeter.
4.5.3 Melakukan percobaan kalorimeter
4.5.4 Menganalisis hasil data
percobaaan kalorimeter
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
kalorimeter
4.5.6 Menyimpulkan hasil percobaan
kalorimeter
Pertemuan ketiga
.5.1 Mengukur Kalor jenis mengunakan
perpindahan kalor.
4.5.2 Merangkai alat dan bahan
perpindahan kalor.
4.5.3 Melakukan percobaan kalorimeter
4.5.4 Menganalisis hasil data
percobaaan perpindahan kalor
4.5.5 Menyajikan data hasil percobaan
perpindahan kalor
4.5.6 Menyimpulkan hasil percobaan
perpindahan kalor
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Melalui kegiatan ceramah, siswa dapat menganalis permasalahan suhu dan
pemuaian dikehidupan sehari hari secara tepat
2. Melalui kegiatan demonstrasi, siswa dapat menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu benda secara benar
3. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menghitung besar pemuaian secara
kuantitatif secara benar
4. Melalui kegiatan diskusin siswa dapat menghitung konversi skala termometer,
koefesien pemuaian secara tepat
5. Melalui kegiatan menyimpulkan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu, faktor yang mempengaruhi pemuaian dengan
percaya diri.
Pertemuan Kedua
1. Melalui kegiata tanya jawab, siswa dapat menganalisis fenomena asas black
dalam kehidupan sehari hari secara tepat.
2. Memecahkan masalah menggunakan prinsip azas black dalam kehidupan sehari
hari melalui diskusi dengan benar
3. Menyimpulkan data hasil pengamatan terhadap pencampuran dua benda dengan
suhu yang berbeda melalui kegiatan menyimpulkan dengan percaya diri.
4. Melalui kegiatan ceramah, siswa mampu memahami prinsip kalorimeter
dengan teliti.
5. Melalui diskusi mengukur nilai kapasitas kalor dan kalor jenis dari kalorimeter
semangat.
Pertemuan ketiga
1. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu memnganalis perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari hari dengan tepat
2. Melalui kegiatan merangkai demonstrasi, siswa mampu menganalis faktor yang
mempengaruhi perpindahan kalor dengan benar
3. Melalui kegiatan ceramah, siswa mampu membandingkan jenis perpindahan
kalor dengan benar
4. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat memecahkan permasalahan terkait
perpindahan kalor.
5. Melalui kegiatan menyimpulkan data hasil pengamatan mengenai perpindahan
kalor dengan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran
a. Fakta:
Suhu
Pemuaian
Azas black
Perpindahan kalor
b. Konsep:
Suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda
atau kuantitas panas suatu benda
Karakteristik pemuaian pada suatu zat atau benda berbeda-beda,
baik itu untuk zat padat, zat cair, dan gas.
Bunyi Azas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang
diterima zat yang suhunya lebih rendah”.
Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses
berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain
akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga
bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik Learning
Metode : Ceramah, diskusi, eksperimen, tanya jawab
F. Sumber belajar dan media pembelajaran
1. Sumber belajar
a. Young and Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I
(Jakarta: Erlangga, 2002).
b. Giancoli C. Douglas. Fisika Dasar 1 (Jakarta: Erlangga,2011).
c. Serway Jewwet, Fisika Untuk Sains dan Teknik, ( Jakarta: Salemba
Teknika, 2010 )
d. Pegangan Guru
e. Internet
2. Media pembelajaran
a. LKS
b. Video
3. Alat pembelajaran
a. Laptop
b. speaker
c. papan tulis
d. perlengkapan LCD
e. perlengkapan praktikum
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit) Waktu
Pendahuluan
Membuka kelas dengan mengucapkan salam dan memulai berdoa
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan spikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang akan
dipelajari.
Motivasi
10 menit
Memeberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
Pemberi Acuan
Membagi c menjadi 3-4 kelompok belajar dan membagikan LKS
pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah- langah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Mengamati
(observasi)
Metode demontrasi.
menyimak peragaan mencelupkan air
panas air dingin yang dilakukan oleh
perwakilan kelas.
Peserta didik menyimak proses
pemanasan air menggunkan heater.
Guru menilai keterampilan siswa.
Menanya Metode Diskusi dan tanya jawab
Peserta didik diberikan kesempatan
bertanya mengenai peragaan yang
dilakukan oleh perwakilan kelas.
Peserta didik mendiskusikan hasil
peragaan yang dilakukan perwakilan
kelas.
mengeksplorasi Metode ceramah
Guru memaparkan materi terkait suhu dan
65 menit
pemuaian
Guru menjelaskan fenomena pemuaian
dikehidupan sehari hari.
mengasosiasi Metode diskusi
Guru memberikan pemecahan masalah
berkaiatan suhu dan pemuaian untuk
didiskusikan oleh siswa.
mengkomunikaisikan Metode tanya jawab
Guru menunjuk perwakilan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan suhu dan pemuaian.
Kelompok mendiskusikan pemecahan
masalah jika ada perbedaan jawaban.
Guru menilai kemampuan peserta didik
berkomunikasi lisan.
Guru mengoreksi jawaban perwakilan
siswa
Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
Melaksanaan postes
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
15 menit
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
Menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Pertemuan Ke2 (2 x 45 menit )
Kegiatan waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang akan
dipelajari.
Motivasi
Memeberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
Pemberi Acuan
Membagi peserta didik menjadi 3-4 kelompok belajar dan
membagikan LKS pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah- langah pembelajaran.
10 menit
Kegiatan Inti 65 menit
Mengamati Metode Demonstrasi
Siswa menyimak proses pemanasan es
batu hingga menjadi uap
Siswa menyimak pemncampuran air panas
dengan air dingin
Guru menilai keterampilan siswa
mengamati.
Menanya Metode diskusi
Siswa diberikan kesempatan bertanya
mengenai peragaan yang dilakukan oleh
perwakilan kelas
Siswa mendiskusikan hasil percobaan
sederhana yang diberikan guru didepan
kelas.
mengeksplorisasi Metode Ceramah
Guru menjelaskan persamaan kalor.
Guru menerangkan proses memanaskan es
hingga menjadi uap.
Guru menjelaskan fenomena berkaitan
dengan Azas Black
mengasosiasi Metode diskusi
Siswa berdiskusi untuk menghitung
jumlah kalor yang dibutuhkan.
Siswa Peserta didik menghitung jumlah
kalor yang dibutuhkan untuk menaikan
suhu titik beku hingga titik uap.
Siswa menjelaskan bunyi azas black.
Siswa menghitung suhu campuran
menggunakan persamaan azas black.
Siswa menyebutkan penerapan azas black
dalam kehidupan sehari hari.
mengkomunikasikan Metode tanya jawab dan diskusi.
Perwakilan dari Siswa menyampaikan
hasil hitungan dan kesimpulan diskusi
dengan teman kelompok.
Mendiskusikan pemecahan masalah jika
ada perbedaan pendapat.
Guru menilai kemampuan Siswa dalam
berkomunikasi.
Guru mengoreksi jawaban Siswa
Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
Melaksanaan posttes
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan kelompok/
10 menit
perseorangan (jika diperlukan)
Menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Pertemuan Ke 3 (2 x 45 menit )
Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya dengan
materi/tema.kegiatan yang akan dipelajari.
Mengingat kembali materi prasarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan mengenai tugas baca materi yang akan
dipelajari.
Motivasi
Memeberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
Pemberi Acuan
Membagi siswa menjadi 3-4 kelompok belajar dan membagikan
LKS pada setiap kelompok.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
langkah- langah pembelajaran.
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Metode demonstrasi
Guru mendemonstrasikan perpindahan kalor
65 menit
secara konduksi dan konveksi.
Menanya Metode tanya jawab
Siswa diberikan kesempatan bertanya
mengenai demonstrasi tersebut.
Siswa mendiskusikan penyebab terjadinya
perpindahan kalor.
mengeksplorisasi Metode ceramah
Guru memaparkan materi perpindahan
kalor
Guru menjelaskan fenomena perpindahan
kalor dikehidupan sehari-hari
mengasosiasi Metode diskusi
Guru memberikan pemecahan masalah berkaiatan
perpindahan kalor untuk didiskusikan oleh siswa
mengkomunikasikan Metode tanya jawab
Guru menunjuk perwakilan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan perpindahan kalor
Kelompok mendiskusikan pemecahan
masalah jika ada perbedaan jawaban.
Guru menilai kemampuan siswa
berkomunikasi lisan.
Guru mengoreksi jawaban perwakilan
siswa
Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Tentang point point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
Melaksanaan postes
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjas yang baik.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam penugasan kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
Menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
15 menit
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Instrumen : Pre-test dan post-test (terlampir)
4. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Remedial dapat diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui KKM. Remedial
terdiri atas dua bagian: remedial karena belum mencapai KKM dan
remedial karena belum mencapai kompetensi dasar.
Guru memberikan semangat kepada siswa yang belum mencapai
KKM. Guru akan memberikan tugas bagi siswa yang belum mencapai
KKM.
b. Pengayaan
PENILAIAN KOGNITIF
1. Pertemuan Pertama
No Soal Jawaban
1. Pak Ali dan keluarganya pergi ke mall
bekasi dihari minggu menggunakan
mobil. Setelah berada diparkiran,
mobil Pak Ali menabrak pagar
pembatas. Akibat peristiwa tersebut
badan depan mobil Pak Ali penyok .
Kemudian anak sulung pak Ali
berkata “ Menuangkan air yang sangat
panas dan penyedot wc dapat
memperbaiki penyokan mobil
tersebut”. Mendengar informasi
tersebut anak bungsu Pak Ali
bertanya” Mengapa air panas dan
penyedot WC bisa memperbaiki
penyokan mobil seperti semula?”.
Jawablah pertanyaan anak bungsu pak
Ali dengan tepat untuk membantu
anak sulung pak Ali menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
Benda jika diberi
kalor akan memuai.
Pemauaian
merupakan
bertambahnya
ukuran suatu benda
akibat diberi kalor.
Ketika benda di beri
kalor molekul
molekulnya akan
merenggang dan
mulai bergerak bebas
sehingga membuat
benda tersebut
menjadi lebih lunak.
Ketika bagian mobil
menjadi lebih lunak
kemudian mobil
dapat ditekan dan
akan kembali seperti
semula. Kalor
berpengaruh
terhadap mobil pak
ali.
4
Mengidentifikasi 3
point
3
Mengidentifikasi 2
point
2
Mengidentifikasi 1
point
1
Jawaban salah 0
2. Saat siang hari Ani dan Kakanya
pergi ke taman dekat rumah. Ani
memegang balon di tanganya
kanannya. Setelah berjalan beberapa
menit balon yang dipegang Ani
meletus. Ani melihat sekitar untuk
mengetahui alasan kenapa balonnya
meletus. Melihat Ani yang
kebingungan Kaka memberi informasi
Udara dalam balon
menerima kalor dari sinar
matahari.
Udara yang menerima
kalor akan memuai maka
terjadi pemuaian gas.
Pemuaian gas adalah
pemuaian yang terjadi
pada zat gas udara akibat
4
kepada Ani bahwa balon Ani meletus
karena panas matahari. Mendengar
informasi tersebut Ani bertanya “
mengapa panas matahari dapat
meletuskan balonnya?”. Jawablah
pertanyaan ani dengan tepat untuk
membantu kaka menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
kenaikan suhu.
Udara yang memuai kan
menekan dinding balon.
Jika balon dibiarkan
terlalu lama terkena sinar
matahari maka tekanan
pada dinding balon akan
semakin membesar
sampai batas elastisitas
balon. Sehingga balon
akan pecah.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. 21. Virda melakukan sebuah
eksperimen sederhana. Pada
temperatur ruangan 0 dan tekanan
udara 1 atm, 10 gram es dimasukan
kedalam 10 gram air didalam suatu
wadah. Virda menjaga agar
temperatur dan tekanan tetap sama.
Setelah beberapa menit ternyata
didalam wadah tetap berisi 10 gram
air dan 10 gram es. Virda
menyimpulkan bahwa jika suhu
dibuat tetap maka tidak ada perubahan
bentuk pada suatu benda.
Buatlah asumsi yang tepat untuk
eksperimen di atas agar kesimpulan
yang dibuat virda tersebut benar.!
Tidak ada
perpindahan kalor
Perpindahan kalor
terjadi ketika ada dua
keadaan dengan suhu
yang berbeda
Pada suhu 0
terdapat dua fase
yaitu padat dan cair.
Bersifat anomali air
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4. 22. Lucky melakukan sebuah
eksperimen sederhana dengan
menggunakan bimetal. Bimetal adalah
alat yang terdiri dari dua logam yang
berbeda nilai koefesieya muai
panjangnya atau berbeda kecepatan
pemuaiannya, direkatkan menjadi
satu. lucky menggabungkan bebeapa
logam dengan koefesien muai sebagai
Suatu benda jika
diberi kalor maka
akan memuai.
Jika suhu dinaikan
kepingan bimetal
akan mengalami
pertambahan
panjang.
Perbedaan
4
berikut:
No Nama Koefesien
muai
panjang/
1. alumunium 0,000026
2. besi 0,000012
3 Kuningan 0,000018
Ketika logam besi dan kuningan
dinaikan suhunya 80 , bimetal
membengkok kearah besi.
Sedangakan ketika alumunium
dengan kuningan, bimetal
membengkok kearah kuningan. Lucky
menyimpulkan bahwa bimetal akan
membengkok kearah logam yang
memiliki koefesien lebih kecil.
Buatlah asumsi yang tepat untuk
eksperimen di atas agar kesimpulan
yang dibuat lucky benar!
pertambahan panjang
logam berdasarkan
koefesienya.
Semakin besar
koefesien muai
panjangnya maka
semakin besar pula
pertamahan
panjangnya
Hal tersebut sesuai
dengan rumus:
( )
= pertambahan
panjang (m)
= panjang mula
mula (m)
= koefesien umuai
panjang
= Perubahan suhu
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
2. Pertemuan kedua
No Soal Jawaban
1. Saat pulang kerumah, Selvi
kehujanan. Selvi merasa sangat
kedinginan dan tubuhnya
menggigil. melihat Selvi yang
kedinginan kaka memberi informasi
“mandi dengan air hangat dapat
memulihkan suhu tubuh Selvi
dengan cepat”. Mendengar
informasi tersebut selvi bertanya “
Mengapa air hangat dapat
memulihkan suhu tubuhnya?”
Jawablah pertanyaan Selvi untuk
membantu Kaka menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
Ketika hujan suhu tubuh
manusia lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu
lingkungan.sedangkan suhu
air panas lebih besar
dibandingkan dengan suhu
tubuh manusia.
Ketika terdapat dua
keadaan dengan suhu yang
berbeda maka akan terjadi
transfer energi (kalor)
Transfer energi akan terjadi
dari keadaan bersuhu tinggi
ke keadaan bersuhu rendah.
Saat hujan, kalor tubuh
akan di tranfer ke
lingkungan akibatnya suhu
tubuh berkurang. Saat
mandi dengan air panas.
Kalor air panas akan
ditransfer ke tubuh selvi.
Sehingga suhu tubuh selvi
akan meningkat.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
2. Setelah berolahraga, Mina merasa
sangat kehausan tetapi yang ada
hanya air panas yang baru
mendidih. Kemudian Mina
membuka lemari es. Di dalam
lemari es terdapat air dingin yang
besuhu 0 dan es batu dengan
Pernyataan ayah benar.
Pada suhu tinggi molekul
molekul air akan bergerak
lebih cepat sehingga ikatan
antar molekulnya
berkurang.
3
4
suhu 0 . Mina mengambil air
dingin dan mencampurkannya
dengan air panas dengan harapan
mendapatkan proses pendinginan
yang maksimal pada air panas
tersebut. melihat mina melakukan
hal tersebut ayah mengatakan
“mencampurkan air panas yang
baru mendidih dengan air dingin
tidak dapat membuat air panas
menalami proses pendinginan
secara optimal” apakah pernyataan
ayah benar ? jelaskan jawabanmu!
Terjadi prinsip azas black
.Air panas akan melepaskan
kalor yang kemudian akan
di serap oleh es batu lebih
banyak dibandingkan
dengan ketika air panas
dicampurkan dengan air
dingin.
Kalor yang diserap es batu
akan digunakan untuk
meleburkan esnya terlebih
dahulu kemudian
digunakan untuk menaikan
suhunya. Sedangkan jika
air dingin, kalor yang
diserap akan langsung
digunakan untuk
meningkatkan suhunya.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. Aini ingin mengetahui definisi
sebuah konduktivitas termal zat
melalui sebuah eksperimen
sederhana dengan mengalirkan
panas atau kalor dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah. Kemudian
setiap persambungan dari benda
diukur suhunya, sehingga
didapatkan konduktivitas thermal
benda tersebut. Aini menggunakan
bahan tembaga, alunumium dan
kuningan yang memiliki massa,
ukuran dan suhu awal yang sama
Dari percobaan didapatkan hasil
sebagai berikut:
NO Sampel Konduksi
termal
1. tembaga 109
2. kuningann 65,31
3 alunumium 205
Pernyataan aini benar
Konduktifitas termal adalah
suatu besaran intensif
bahan yang menunjukan
kemampuannya untuk
menahan panas.
Konduktifitas termal terjadi
akibat adanya transfer
energi karena adanya
perbedaan suhu.
Konduktifitas bahan lebih
besar alumunium
dibandingan dengan
tembaga dan kuningan
sehingga setiap bahan
memilki konduktfitas yang
berbeda beda.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Dari eksperimen ini aini
mendifinisikan koduktivitas termal
adalah kemampuan suatu benda
untuk menghantarkan kalor.
Apakah definisi yang dinyatakan
aini tersebut benar? Jelaskan
jawabanmu!
Terdapat perbedaan antara desain
pakaian musim panas dan pakaian
musim dingin. Pakaian musim
dingin biasanya terbuat dari bahan
yang sangat tebal dan berat
dibandingkan dengan pakaian
musim panas yang terbuat dari
bahan tipis dan ringan. Pada saat
musim dingin suhu udara rendah
sedangkan suhu tubuh manusia
lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan. Saat terdapat dua
keadaan yang suhunya berbeda
akan terjadi transfer energi. Dari
deskripsi diatas identifikasilah
alasan yang tepat mengapa pakaian
musim dingin digunakan untuk
menghangatkan tubuh manusia?
pakaian musim dingin 2 pakaian musim
panas 2
Dimusim dingin suhunya
lebih rendah dibandingkan
dengan suhu dimusim panas
suhu tubuh. Perbedaan suhu
akan mengakibatkan
perpindahan energi (kalor).
Transfer energi terjadi dari
keadaan yang bersuhu
tinggi ke keadaan yang
bersuhu lebih rendah. Dua
kedaannya adalah suhu
tubuh manusia dan suhu
lingkungan.
Saat musim dingin, suhu
lingkungan akan lebih
rendah dibandingan dengan
suhu tubuh. Manuasi akan
mentransfer kalor tubuhnya
ke lingkungan.Untuk
mencegah kalor yang keluar
maka manusia
menggunakan bahan yang
dapat meng hambat kaloor
yang keluar. contoh kai
wol.
Saat musim panas, suhu
tubuh lebih rendah
dibandingkan dengan suhu
lingkungan. Transfer panas
akan terjadi dari lingkungan
ke tubuh manusia. Untuk
mencegah keringat akibat
panas tubuh yang
berlebihan maka manusia
menggunakan bahan yang
lebih tipis dan ringan.
4
Mengidentifikas 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
3. Pertemuan ketiga
No Soal Jawaban
1. keluarga pak jono sedang
mengadakan camping di bukit
cemara. Pada saat malam hari
udara disekitar sangat dingin.
Kaka menyarankan untuk
membuat api unggun yang besar
agar tidak terasa dingin. Setelah
api unggun menyala. Keluarga
pak jono melingkari api unggun
tersebut. api unggun bekerja
secara radiasi. Kaka memberikan
informasi semakin dekat dengan
api unggun udaranya semakin
hangat.
Alasan apakah yang dapat
diberikan oleh kaka agar anggota
keluarganya menganggap
informasi itu benar!
Api unggun suhunya
lebih tinggi
dibandingkan
dengan tubuh
manusia. Maka
terjadi perpindahan
kalor dari api
unggun ke tubuh
manusia secara
radiasi.
Radiasi merupakan
perpindahan kalor
tanpa zat perantara.
Saat jaraknya dekat,
kalor yang
dipancarkan api
unggun ketika dekat
langsung mengenai
tubuh sehingga
terasa panas.
Saat jaraknya jauh,
kalor yang
4
dipancarkan api
unggun tercampur
dengan udara
disekitar sehingga
terasa tak begitu
panas.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
2. Evi dan Ifo melakukan observasi
dalam eksperimen sederhana
mula- mula Evi memasukan gelas
yang berisi air yang bersuhu 5
kedalam panci yang berisi air
bersuhu 90 . Setelah 10 menit.
Mereka mencatat apa yang terjadi
yaitu suhu air didalam panci dan
gelas serta air didalamnya
menjadi sama yaitu 40 .
Berdasarkan catatan observasi
tersebut. Mereka menyatakan
bahwa kalor berpindah secara
konveksi menuju air dingin
sehingga mengalami
kesetimbangan dan air dingin
menyerap semua kalor air panas
sehingga suhunya menjadi sama.
Apakah pernyatan yang
disampaikan Evi dan Ifo benar?
Jelaskan jawabanmu!
Pernyataan salah
Kalor dalam air panas
berpindah secara
konduksi.
Konduksi adalah
perpindahan kalor tanpa
melalui zat
perantaranya.
air dingin menyerap
kalor air panas tetapi
tidak semua kalor yang
terdapat diair panas
diseap semua oleh air
dingin. Melainkan
menjadikan menjadi
setimbang.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3. Putri melakukan sebuah observasi
sederhana menggunakan
mangkok dan air hangat dan es
batu dengan mengamati mangkok
yang berisi campuran es batu dan
air hangat. Dimana massa jenis es
lebih besar dibandingkan massa
jenis air. Dari pengamatan yang
dilakukan, ternyata es batu akan
bergerak menepi hal ini akan
menyebabkan terjadinya aliran air
konveksi. Aliran ini akan
mendorong es batu bergerak ke
Pernyataan Salah.
Terjadi aliran konveksi.
Massa jenis air dingin
lebh besar dibandingkan
dengan massa jenis air
hangat. air dingin akan
turun kebawah dan air
panas akan naik keatas.
Kemudian aliran yang
dihasilkan akan
mendorong es batu
kebergerak kesisi
mangkok
4
sisi mangkok.
Dari pengamatan ini putri
mendifinisikan konveksi kalor
adalah aliran perpindahan kalor
yang disertai dengan perpindahan
partikel- partikel zat yang tidak
disebabkan oleh perbedaan massa
jenis.
Apakah definisi yang dinyatakan
Putri benar?
Mengidentifikasi 3
pointt
3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4. 24. Dian melakukan observasi
mengenai perpindahan kalor
terhadap sepotong kayu, besi dan
penggaris plastik. Observasi
dilakukan dengan cara memegang
ujung kayu, besi dan penggaris
plastik.
Kemudian ujung lainnya di
dekatkan dengan api. Hasil yang
diperoleh dari observasi pada
potongan kayu ujung yang
terkena api terbakar tetapi ujung
yang lain tidak terasa panas . Hal
tersebut juga terjadi kepada
penggaris plastik. Sedangkan
pada besi ujung yang terkena api
tidak terbakar tetapi ujung yang
lain terasa panas.Berdasarkan
catatan observasi tersebut, Dian
menyatakan “setiap bahan yang
diobservasi memiliki sifat
penghantar kalor yang berbeda”
Pernyataan benar
Kayu dan palstik
merupakan penghantar
kalor yang buruk yang
disebut dengan isolator
Besi termasuk kedalam
penghantar kalor yang
baik yang disebut
dengan konduktor.
Isolator tidak dapat
menghantarkan kalor
sehingga api tetap
terkumpul diujung yang
lama kelama-lamaan
akan terbakar.
Sedangkan konduktor
dapat menghantarkan
panas atau kalor dengan
baik sehingga kalor
menyebar keseluruh
bagian besi.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Apakah pernyataan Dian tersebut
benar? Jelaskan jawabanmu!
Format penilaian kognitif:
Skor maksimal : 4 x 4 =16
Nilai :
Nilai kognitif yang diperoleh dikualifikasikan dengan predikat sebagai berikut:
Kriteria Nilai
Sangat baik 80-100
Baik 70-79
Cukup 60-69
Kurang <60
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
KELOMPOK NAMA ASPEK YANG DINILAI Skor
Memperhatikan Keterlibatan
dalam
diskusi
Bertanya
1.
2.
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
NO Aspek Yang Dinilai Rubrik Penilaian Skor
1. Memperhatikan ketika guru
menjelaskan
Seluruh anggota kelompok
memperhatikan penjelasan dari guru
3
Hanya beberapa anggota kelompok
yang memperhatikan penjelasan dari
guru
2
Seluruh anggta kelompok tidak
memperhatikan penjelasan guru
1
2. Terlibat aktif dalam diskusi Seluruh anggota kelompok terlibat
aktif dalam diskusi
3
Hanya beberapa anggota kelompok
yang terlibat aktif dalam berdiskusi
2
Diskusi kelompok tidak berjalan 1
3. Mengajukan pertanyaan Mengemukakan pertanyaan yang
sesuai dengan masalah
3
Mengemukakan pertanyaan, namun
kurang sesuai dengan masalah
2
Mengemukakan pertanyaan tidak
sesuai dengan masalah.
1
Format penilaian efektif:
Skor maksimal : 3 x 3 = 9
Nilai :
155
Lampiran A 6 Lembar Kerja Siswa
SUHU DAN PEMUAIAN
LEMBAR KERJA SISWA
Hari, tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :1..................................................................................
2..................................................................................
3..................................................................................
4..................................................................................
5..................................................................................
156
Kompetensi Dasar IPK
3.5 menganalisis pengaruh kalor dan
perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas,
dan konduktivitas kalor pada kehidupan
sehari hari.
4.5 Merencanakan dan melakukan
percobaan tentang karakteristik termal suatu
bahan terurtama terkait dengan kapasitas dan
konduktifitas kalor, berserta presentasi hasil
dan maknanya
3.5.1 Melakukan pengukuran dan konversi
suhu dalam skala Celsius, Fahrenheit,
Reamur dan Kelvin
3.5.2 Membedakan antara Suhu dan Kalor.
3.5.3 Menganalisis perubahan kalor erhadap
suhu.
3.5.4 Menganalisis pemuaian suatu zat
secara kuantitatif
3.5.5 Memecahkan permasalahan yang
berkaian dengan pemuaian.
3.5.6 Memahami proses terjadinya
pemuaian.
4.5.1 Merangkai alat dan bahan percobaan
untuk menentukan suhu suatu benda
4.5.2 Melakukan percobaan untuk mengukur
suhu suatu benda dengan
menggunakan thermometer
4.5.3Menganalisis hasil percobaan
mengukur suhu suatu benda dan dapat
mengkonversi skala termometer
4.5.4 Menyajikan data hasil percobaan
4.5.5 menyimpulkan hasil percobaan
1. Melalui kegiatan perumusan masalah dan membuat hipotesis, siswa dapat
menganalis permasalahan suhu dan pemuaian dikehidupan sehari hari.
2. Melalui kegiatan percobaan, siswa dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
3. Melalui kegiatan percobaan dan diskusi siswa dapat menganalisis perbedaan
suhu dan kalor.
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menghitung konversi skala termometer,
koefesien pemuaian.
5. Melalui kegiatan menyimpulkan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu, faktor yang mempengaruhi pemuaian
Tujuan
Kompetensi Dasar & Indeks Pencapaian Kompetensi
157
Pengertian suhu
Suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda atau kuantitas panas suatu
benda. alat untuk mengukur suhu disebut dengan termometer. Termometer memiliki beberapa
skala berdasarkan titik didih dan titik bekunya, diantaranya ;
1) Termometer Celcius. Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka
100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
2) Termometer Reaumur. Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi
angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
3) Termometer Fahrenheit. Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi
angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
4) Termometer Kelvin. Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini
disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total
partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273
dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas
termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer
Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing masing
termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
PENDAHULUAN
158
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Kalor
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan kalor
menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Dalam satuan
internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan kalori.
Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini:
1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebanyak
1 kg air sebesar 1⁰C.
1 kalori = 4.2 joule dan 1 joule = 0.24 kalori
Pemuaian (Ekspansi Termal)
a. Pemuaian Panjang
Sebuah benda atau zat padat yang berbentuk batang tipis (seperti kawat logam yang
berdiameter kecil) ketika dipanaskan akan mengalami perubahan panjang ke arah
panjangnya, sehingga benda-benda seperti ini dikatakan mengalami pemuaian panjang.
Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
( )
Dengan = perubahan (pertambahan) panjang zat padat (m)
= panjang zat padat mula mula (pada suhu ) (m)
L = panjang zat padat (pada suhu T) (m)
= perubahan suhu (K)
= koefesien muai panjang (K)
Muai luas adalah bertambahnya luas suatu benda diakibatkan karena kenaikan suhu
benda. pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut:
159
Keterangan :
( )
( )
(oC
-1)
(oC)
Dengan cara yang sama, pertambahan volume akibat pemuaian benda benda yang
nyata dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
( )
( )
(oC
-1)
(oC)
Pemuaian Zat Cair
Zat cair mengalami pemuaian yang lebih besar dibandingkan dengan zat padat.
Pemuaian Zat Gas
Zat gas mengalami pemuaian yang lebih besar dibandingkan dengan zat cair.
160
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengetahui
fenomena dan permasalahan yang terjadi terkait dengan suhu
dan kalor
Perhatikan video yang ditayangkan didepan kemudian buatlah 3 pertanyaan terkait mengenai
video yang telah ditampilkan!
1. Ani melakukan eksperimen sederhana menggunakan termometer. Ia memasukan air
dan termometer kedalam panci kemudian memanaskanya selama 1 menit. Setelah
beberapa saat skala yang ditunjukan termometer mulai naik sedangkan saat air dimasukan
es batu, skala termometrnya menjadi turun.
2. kapur barus yang lama kelamaan menyusut dan es batu yang mencair.
1. Apakah yang mengakibatkan skala termometer naik dan turun adalah suhu ? ataukah kalor
?
2. .................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
3. .................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Setelah kalian merumuskan masalah,Susunlah jawaban sementara pada kolom dibawah
ini !
a. ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
b. ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c. ...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Merumuskan Masalah
Hipotesis ( Jawaban Sementara )
161
A. Tujuan
1. Dapat menggunakan alat ukur suhu (thermometer) dan
mengkonversikan satuan-satuan suhu dari satuan yang satu ke satuan yang
lain.
2. Menganalisis pemuaian suatu zat secara kuantitatif ( Pemuaian panjang )
B. Alat dan Bahan
Percobaan 1
No Jenis Jumlah
1. Gelas 2
2. Es batu Secukupnya
3. Air kran 1 gelas
4. Air panas 1 gelas
5. Termometer 2
Percobaan 2
No. Jenis Jumlah
1. Musschenbroek 1
2. Termometer 1
3. Batang logam
(Aluminium, besi dan
tembaga)
1
4. Spirtus 1
5. Kapas secukupnya
6 Korek api 1
C. Langkah Kerja
Percobaan 1
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tuangkan air panas ke dalam gelas secukupnya dan tuangkan air kran dengan
es batu ke dalam gelas yang lain.
3) Masukkan thermometer ke dalam air, lalu catatlah suhu yang terbaca pada
thermometer
4) Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
Melakukan Percobaan
162
Percobaan II
1) Persiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2) ukur panjang dari masing-masing logam (Lo) yang ingin dipanaskan dan
diletakkan pada alat MoeschenBroke.
3) Tuangkan spritus pada tempatnya.
4) Nyalakan spritus pada rangkaian Moeschen Broke selama kurang lebih 10
menit.
5) Amati perubahan yang terjadi, lihat pertambahan panjang pada jarum lalu
kemudian catat.
6) Buat hasil pengamatan pada tabel.
7) Buat kesimpulan.
D. Analisis Data
Percobaan 1
a. Air panas
No Suhu yang telah
diukur.
Skala
Reamur
Skala
Farenheit
Skala
Kelvin
K
1.
2
3
Rerata
b. Air kran es batu
No Suhu yang telah
diukur.
Skala
Reamur
Skala
Farenheit
Skala
Kelvin
K
1.
2
3
Rerata
Menganalisis dan mengumpulkan data
163
Percobaan 2
No. Nama
Bahan/
Objek
Waktu Panjang
awal
benda
(Lo)
Derajat
awal
Panjang
benda
setelah
dipanaskan
Derajat
akhir
Suhu
awal
Suhu
akhir
Muai
panjang
1. Aluminium 5
menit
2. Kuningan 5
menit
3. Tembaga 5 menit
1. Sebutkan perbedaan kalor dengan suhu ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Apakah kalor dapat berpindah? bagaimana dengan suhu ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Apa yang terjadi ketika benda/ objek dipanaskan?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Bandingkan ketiga bahan dan amati/ ukuri, benda mana yang pemuaiannya lebih cepat
dan paling lambat?
Diskusikan !
164
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Sebutkan faktor yang mempengaruhi pemuaian suatu benda ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
6. Diskusikan dengan kelompokmu apa saja fungsi/ kegunaan dari pemuaian?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Kesimpulan
165
KALORIMETER
LEMBAR KERJA SISWA
Hari, tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :1..................................................................................
2..................................................................................
3..................................................................................
4..................................................................................
5..................................................................................
166
Kompetensi Dasar IPK
3.5 menganalisis pengaruh kalor dan
perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas,
dan konduktivitas kalor pada kehidupan
sehari hari.
4.5 Merencanakan dan melakukan
percobaan tentang karakteristik termal suatu
bahan terurtama terkait dengan kapasitas dan
konduktifitas kalor, berserta presentasi hasil
dan maknanya
3.5.1 Memecahkan permasalahan terkait
asas black
3.5.2 Memahami kalor jenis, kapasitas suatu
benda.
3.5.3 Menerapan prinsip azas black secara
kuantitatif dan kualitatif
4.5.1 Merangkai alat dan bahan percobaan
untuk menentukan kaor jenis suatu
benda
4.5.2 Melakukan percobaan untuk mengukur
suh suatu benda dengan menggunakan
thermometer
4.5.3 Menganalisis hasil percobaan
mengukur suhu suatu benda dan dapat
mengkonversi skala termometer
4.5.4 Menyajikan data hasil percobaan
4.5.5 menyimpulkan hasil percobaan
Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep azas black melalui diskusi pada kegiatan menganalisis dan
mengumpulkan data.
2. Memecahkan masalah menggunakan prinsip azas black dalam kehidupan sehari hari
melalui diskusi dan membuat hipotesis .
3. Menyimpulkan data hasil pengamatan terhadap pencampuran dua benda dengan suhu yang
berbeda melalui kegiatan menyimpulkan .
4. Mampu mengidentifikasi prinsip azas black melaui penyajian data percobaan.
5. Memahami prinsip kalorimeter
6. Melalui Keiatan melkaukan percobaan, siswa dapat mengukur nilai kapasitas kalor dan
kalor jenis dari kalorimeter.
Kompetensi Dasar & Indeks Pencapaian Kompetensi
167
Kalorimeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
Salah satu bentuk kalori meter adalah kalorimeter campuran. kalori meter ini terdiri dari
sebuah bejana loga, yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan dalam
bejanan lain yang lebih besar. Kedua bejanan dipisahkan oleh bahan penyekat misalnya gabus
atau wol. Kegunaan bejana luar sebagai isolator agar pertukaran kalor antara bejana dengan
lingkungkan dapat dikurangi.
Kalor merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan adanya suhu atau suatu
benda. Sedangkan Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan
oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
● Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
● Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas
● Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap
bila dipanaskan
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi”
Secara umum rumus Asas Black adalah.
Dengan rumus Q = m c Δt,
Keterangan:
Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat
Q : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)
m : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
PENDAHULUAN
Qlepas = Qterima
168
c : kalor jenis zat (J/kg⁰C)
ΔT : perubahan suhu (⁰C)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan 1 gram atau 1 kg zat
sebesar 1 (satuan kalori/gram ⁰C). Kalor jenis suatu benda tidak bergantung dari massa
benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. jika kalor jenis suatu benda
adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebutkan cepat bila dipanaskan. Perpindahan kalor
berpegang pada hukum kekekalan energi yang pada kalorimetri.Kalor jenis bahan sejumlah
zat dapat dilihat dalam tavel berikut. (kane 1991)
Zat Kalor Jenis
Kal/gram ⁰C J Kg K
Air 1,00 4200
Air Laut 0,93 3900
Alkohol 0,55 230
Minyak Tanah 0,52 220
Raksa 0,033 140
Es 0,595 2500
Alumunium 0,214 900
Kaca 0,16 670
Besi 0,11 460
Termbaga 0,093 390
Kuningan 0,90 380
Perak 0,056 230
Emas 0,031 130
Timbal 0,031 130
169
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengetahui
fenomena dan permasalahan yang terjadi terkait dengan
azas Black
Perhatikan video yang ditayangkan didepan kemudian buatlah 3 pertanyaan terkait mengenai
video yang telah ditampilkan!
Tari sedang membuat kopi luwak. ia menuangkan air panas yang baru mendidih
kedalam gelas yang berisi bubuk kopi. setelah mengaduk kopi luwaknya, ia tidak sabar
dan langsung meminum kopi yang sangat panas itu. Hal tersebut membuat lidah tari
terasa panas. Kemudian tari menambahkan air dingin kedalam
a. Mengapa tari menambahkan air dingin kedalam kopi miliknya ?
b..............................................................................................................................................
c. ............................................................................................................................................
Setelah kalian merumuskan masalah,Susunlah jawaban sementara pada kolom dibawah
ini !
a.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
b.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Merumuskan Masalah
Hipotesis ( Jawaban Sementara )
170
A. Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi prinsip azas black melaui penyajian data
percobaan.
2. Memahami prinsip kalorimeter
3. Mengukur nilai kapasitas kalor dan kalor jenis dari kalorimeter.
B. Alat dan Bahan
NO Jenis Jumlah
1. Kalorimeter 1
2. Termometer 2
3. Neraca 1
4. Kubus/ silinder logam secukupnya
5. Gelas ukur 1
6. Kaki tiga dan kasa 1
7. Air 1
8. Korek api 1
C. Langkah Kerja
1. panaskan air dalam gelas beker sampai mendidih
2. timbanglah masing masing kalorimerter kosong dan massa logam atau silinder
logam.
3. isilah kalorimeter itu dengan air dingin ( kira kira sepertiga bagian) dan timbanglah!
4. setelah air dalam gelas beker mendidih, masukan kubus atau silinder logam yang
telah diikat dengan benang itu kedalam air .
5. pindahkan logam cepat dari air mendidih ke dalam kalorimeter itu. Kemudian catat
suhu tertinggi dari kalorimeter itu! Suhu campurannya.
6. lakukan percobaan diatas dengan logam yang berbeda!
Melakukan Percobaan
171
D. Analisis Percobaan
No Nama
Benda
M
kalorimeter
kosong
M
kalori
+ air
T air M
beban
T
beban
T
campuran
C
beban
1. Alumunium
2. Baja
3. Kuningan
4. besi
1. Tuliskan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan dari keempat logam!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Sebutkan pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan manfaat kalorimeter dalam kehidupan sehari hari!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Menganalisis dan mengumpulkan data
Diskusikan !
172
Kesimpulan
173
By Laela Sari
LEMBAR KERJA SISWA
Hari, tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :1. ...............................................................................................
2. ...............................................................................................
3. ...............................................................................................
4. ..............................................................................................
5. ..............................................................................................
Kalor dan
perpindahanya
174
PENDAHULUAN
1. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu memnganalis perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari hari.
2. Melalui kegiatan merangkai demonstrasi, siswa mampu menganalis faktor yang
mempengaruhi perpindahan kalor
3. Melalui kegiatan ceramah , siswa mampu membandingkan jenis perpindahan kalor.
4. Melalui kegiatan menganalisis data siswa dapat memecahkan permasalahan terkait
perpindahan kalor.
5. Menyimpulkan data hasil pengamatan mengenai perpindahan kalor.
Perpindahan kalor dapat dibagi menjadi tiga yaitu secara konduksi, konveksi dan
radiasi. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu benda
yang suhunya lebih rendah. Berdasarkan daya hantarnya benda dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu benda yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut dengan konduktor.
Sedangkan, benda yang tidak dapat menghantarkan kalor atau energi panas disebut isolator.
a. Konduksi
Konduksi yaiu perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya energi kalor yang berpindah tidak diukuti dengan partikel partikelnya.
b. Konveksi
konveksi adalah perpindahan energi melalui aliran zat perantaranya ikut berpindah.
Konveksi terjadi pada benda cair dan benda gas.
c. Radiasi
radiasi yaitu perpindahan panas atau kalor tanpa zat perantaranya. Radiasi biasanya
dimunculkan dengan cahaya.
Tujuan
175
Setelah kalian merumuskan masalah,Susunlah jawaban sementara pada kolom dibawah
ini !
A .................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
B .................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
C ................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menganalisis
fenomena peripindahan kalor dalam kehiduan sehari hari
Perhatikan video yang ditayangkan didepan kemudian buatlah pertanyaan terkait video tersebut !
Ibu sedang memasak di dapur menggunakan spatula yang terbuat dari besi, setelah
beberapa menit, spatula tersebut terasa panas dan membaut tangan ibu terluka. Kemudian
ibu mengganti spatula tersebut dengan bahan kayu.setelah beberapa menit, tangan ibu
tidak terasa panas.
1) .................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2) .................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3) .................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Merumuskan Masalah
Hipotesis ( Jawaban Sementara )
176
Percobaan I
A. Alat dan bahan
1. Paku/Sendok
2. Lilin/Bunsen
3. Korek api
B. Langkah Kerja
1. Nyalakan lilin/bunsen dengan menggunakan korek api.
2. Kemudian panaskan paku/sendok pada lilin/bunsen yang menyala selama 15 detik
Percobaan II
A. Alat dan bahan
1. Zat pewarna
2. Gelas kimia
3. Pembakar bunsen
4. Korek api
5. Penyangga kaki tiga
6. Air
7. Pipet Kecil
B. Langkah Kerja
1. Isilah gelas kimia dengan air 50 mL, kemudian letakkan di atas kaki tiga
2. Dengan pipet kecil masukkan zat pewarna 5 mL ke dasar gelas kimia pada sisi tepinya
3. Nyalakan bunsen, kemudian letakan nyala bunsen dibawah zat warna dalam gelas kimia
tersebut
4. Amatilh dengan seksama penjalaran zat warna tersebut dalam air. Kemanakah arah aliran
zat warna tersebut?
Melakukan Percobaan
177
Percobaan III
A. Alat dan bahan
1. Bunsen
2. Korek api
B. Langkah Kerja
1. Nyalakan bunsen/lilin dengan korek api
2. Dekatkan telapak tangan tepat diatas nyala bunsen
Hasil Pengamatan percobaan 1
1. Setelah melakukan percobaan tersebut, apa yang terjadi pada paku/sendok yang
dipanaskan pada lilin/bunsen yang menyala selama 15 detik? Jelaskan!
Jawab:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Percobaan tersebut termasuk perpindahan kalor secara?
Jawab:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju perpindahan kalor dalam percobaan ini?
Jawab :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................
4. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.............................................................................................................................
Menganalisis dan mengumpulkan data
178
Hasil Pengamatan percobaan 2
1. Setelah melakukan percobaan diatas, apa yang terjadi? Jelaskan!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Apakah partikel-partikel zat dalam air ikut mengalir dalam perpindahan kalor tersebut?
Gambarkan sketsa pergerakan zat pewarna sesuai dengan hasil pengamatan!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Percobaan diatas termasuk perpindahan kalor secara?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju perpindahan kalor dalam percobaan ini?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
5. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Hasil Pengamatan percobaan 3
1. Setelah melakukan percobaan diatas, apa yang kamu rasakan? Jelaskan mengapa hal itu
bisa terjadi!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Percobaan diatas termasuk perpindahan kalor secara?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
179
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju perpindahan kalor dalam percobaan ini?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................
4. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
KESIMPULAN
180
Lampiran B
Instrumen Penelitian
1. Kisi-Kisi Instrumen Tes
2. Instrumen Tes
3. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
4. Soal Instrumen Penelitian
5. Lembar Validasi
181
Lampiran B 1Kisi Kisi Instrumen tes
Kisi-Kisi Instrumen Tes
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Jumlah Soal : 28
Kompetisi dasar :
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor
pada kehidupan sehari-hari.
4.5 Merencanakan dan melakukan percobaan tentang karakteristik
termal suatu bahan terurtama terkait dengan kapasitas dan
konduktifitas kalor, berserta presentasi hasil dan maknanya.
N
O Indikator
Aspek Ketermpilan Berpikir Kritis
Jumla
h Soal
Klarifikasi
Dasar
(Elementar
y
Clarificatio
n
Basic
support (
membangu
n
keterampila
n dasar)
Inference
(membua
t
inferensi)
Advanced
clarification
(memberika
n penjelasan
lebih lanjut)
Strategy
and
tactics (
mengatu
r
strategi
dan
taktik)
1. Menganalisi
s pengaruh
kalor
terhadap
perubahan
suhu benda
2**,4** 12** 16*, 20*, 23* 6
2. Memprediks
i pengaruh
kalor
terhadap
perubahan
wujud
benda
5*, 6**, 7* 9**, 11*, 14*, 22* 25* 9
3. Memecahka
n
persamalaha
1,3*, 8* 17*,
15**,28*
5
182
n yang
berkaitan
dengan azas
black
*
4. Menganalisi
s
perpindahan
kalor secara
konduksi,
konveksi
dan radiasi.
10**,13*,
27*,
19**,28* 24**,26 8
Jumlah presentase 35,7 % 21,4% 17,8% 17,8% 14,3%
183
Lampiran B 2 Tabel Instrumen Tes KBK
Tabel Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Sekolah :
Mata Pelajaran : Suhu dan Kalor
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Jumalah Soal : 28
Bentuk Soal : Uraian (essay)
N
o
Aspek
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Sub Indikator
(Sumber: Ennis,1996) Soal Jawaban Point
1
.
1.
Klarifikasi
Dasar
(Elementary
Clarification)
Memfokus
kan
Pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria
untuk
mempertimbangkan
jawaban
1. Anda adalah seorang pendaki gunung. Gunung
merupakan daratan tingi dimana semakin tinggi
tempat suhu lingkunganya semakin rendah. Untuk
mendukung keselamatan anda, anda membawa
barang-barang yang dapat digunakan diperjalanan
seperti baju hangat, pematik, tenda, selimut dll.
Dipertengahan pendakian tiba-tiba kawan anda
yang bernama Danu mengalami hiportemia.
Hiportemia merupakan suatu kondisi dimana suhu
tubuh menurun lebih cepat dari pada kemampuan
tubuh memproduksi panas. Apa yang akan terjadi
pada danu jika dia tetap memaksakan diri untuk
tetap mendaki? Dan apa yang harus kamu lakukan
untuk mencegah hiportemia? Berikan penjelasanmu
!
hipotermia merupakan penurunan
suhu tubuh dibawah 35 Pada suhu tersebut mekanime
tubuh gagal untuk memproduksi
panas tubuh. Hal tersebut akan
mengakibatkan sistem sirkulasi
pada tubuh terganggu bahkan dapat
mengakibatkan kematian.
pelepasan kalor terjadi dari
keadaan besuhu tnggi ke keadaan
bersuhu rendah.
azas black terjadi jika ada dua
keadaan dengan suhu yang
berbeda.dimana keadaan yang
memiliki suhu lebh tinggi akan
menerima kalor dan keadaan yang
suhunya lebih rendah akan
4
184
menerima kalor
penggunaan bahan isolator dan
bahan yang tidak mudah
melepaskan kalor seperti kain wol.
Menigkatkan suhu dapat dilakukan
dengan memberikan minuman
hangat dan penerimaan kalor dari
lingkungan yang hangat.
Mengidentfikasi dengan 3 point 3
Mengidentifikasi dengan 2 point 2
Mengidentifikasi dengan 1 point 1
Jawaban salah 0
2. Anda adalah asisten laboratorium di salah satu
kampus terkenal di jakarta. Suatu hari kepala
laboratorium meminta anda untuk mengukur suhu
suatu zat menggunakan termometer dengan skala
yang berbeda.
Tetap dilakukan eksperimen
menggunakan termometer celcius
saja
Mengunakan titik didih dan titik
beku masing masing termometer (
farenheit, kelvin, reamur)
Dengan menggunakan rumus skala:
Atau dengan menggunakan rumus
perbandingan untuk celcius,
reamur dan farenheit.
4
185
Ketika anda mengambil termometer dengan skala
reamur, celcius, farenheit dan kelvin, anda terjatuh.
Akibat kejadian tersebut anda memecahkan
beberapa termometer dan hanya tersisa termometer
celcius. Apa yang anda akan lakukan ? berikan
penjelasanmu!
Mengidentifikasi dengan 3 point 3
Mengidentifikasi dengan 2 point 2
Mengidentifikasi dengan 1 point 1
Jawaban salah
0
Menganalisis
argumen
dengan
alasan yang
tidak
dinyatakan.
Mengidentifikasi alasan
yang tidak dinyatakan.
3. Terdapat perbedaan antara desain pakaian
musim panas dan pakaian musim dingin. Pakaian
musim dingin biasanya terbuat dari bahan yang
sangat tebal dan berat dibandingkan dengan pakaian
musim panas yang terbuat dari bahan tipis dan
ringan. Pada saat musim dingin suhu udara rendah
sedangkan suhu tubuh manusia lebih tinggi dari
pada suhu lingkungan. Saat terdapat dua keadaan
yang suhunya berbeda akan terjadi transfer energi.
Dari deskripsi diatas identifikasilah alasan yang
tepat mengapa pakaian musim dingin digunakan
untuk menghangatkan tubuh manusia?
Dimusim dingin suhunya lebih
rendah dibandingkan dengan suhu
dimusim panas suhu tubuh.
Perbedaan suhu akan
mengakibatkan perpindahan energi
(kalor).
Transfer energi terjadi dari keadaan
yang bersuhu tinggi ke keadaan
yang bersuhu lebih rendah. Dua
kedaannya adalah suhu tubuh
manusia dan suhu lingkungan.
Saat musim dingin, suhu
lingkungan akan lebih rendah
dibandingan dengan suhu tubuh.
Manuasi akan mentransfer kalor
tubuhnya ke lingkungan.Untuk
4
186
pakaian musim dingin 3 pakaian musim panas 3
mencegah kalor yang keluar maka
manusia menggunakan bahan yang
dapat meng hambat kaloor yang
keluar. contoh kai wol.
Saat musim panas, suhu tubuh
lebih rendah dibandingkan dengan
suhu lingkungan. Transfer panas
akan terjadi dari lingkungan ke
tubuh manusia. Untuk mencegah
keringat akibat panas tubuh yang
berlebihan maka manusia
menggunakan bahan yang lebih
tipis dan ringan.
Mengidentifikas 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4. Ada perbedaan desain antara panci biasa dengan
panci presto (pressure cooker). Panci biasa terbuat
dari stainless steel atau alumunium yang tidak tebal.
Sedangan panci presto terbuat dari stainlees steel
yang memiliki molekul yang kuat. Tutup dan
bagiannya lebih tebal dan rapat dibandingkan
dengan panci biasa. Tutup panci presto disekelilingi
oleh karet. Hal tersebut membuat panci presto
sebagai ruangan yang tertutup sehingga uap air
yang dihasilkan tidak akan keluar. Ketika panci
Panci presto merupakan sistem
tertutup. Uap air yang dihasilkan
saat proses mendidih tidak
mungkin keluar dan hanya
terkumpul didalam panci. Uap air
yang terkumpul akan membuat
tekanan didalam panci membesar.
Tekanan yang naik akan membuat
titik didih air naik. Tekanan dalam
panci akan menaikan titik didih air
4
187
presto yang tertutup rapat dan dipanaskan dalam
suhu tinggi akan membuat tekanan dalam presto
lebih besar dari panci biasa dan menjadikan
masakan akan lebih cepat matang.
Dari deskripsi argumen diatas, identifikasilah
alasan yang tepat mengapa panci presto menjadikan
masakan lebih cepat matang dari pada panci biasa?
Panci biasa Panci presto
dari 100 menjadi > 100
Tekanan berbanding lurus dengan
temperatur
PV=n R T
Suhu yang tinggi akan
mengakibatkan jaringan seperti
daging akan cepat rusak sehingga
lebih cepat matang
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
Menjawab
pertanyaan
klarifikasi
Memberikan penjelasan
sederhana
5. Pak Ali dan keluarganya pergi ke mall bekasi
dihari minggu menggunakan mobil. Setelah berada
diparkiran, mobil pak Ali menabrak pagar
pembatas. Akibat peristiwa tersebut badan depan
mobil pak Ali penyok . Kemudian anak sulung pak
Ali berkata “ Menuangkan air yang sangat panas
dan penyedot wc dapat memperbaiki penyokan
Benda jika diberi kalor akan
memuai.
Pemauaian merupakan
bertambahnya ukuran suatu
benda akibat diberi kalor.
Ketika benda di beri kalor
molekul molekulnya akan
4
188
mobil tersebut”. Mendengar informasi tersebut anak
bungsu pak Ali bertanya” Mengapa air panasdan
penyedot wc bisa memperbaiki penyokan mobil
seperti semula?”. Jawablah pertanyaan anak bungsu
pak Ali dengan tepat untuk membantu anak sulung
pak Ali menjelaskan informasi yang
disampaikannya.
merenggang dan mulai
bergerak bebas sehingga
membuat benda tersebut
menjadi lebih lunak.
Ketika bagian mobil menjadi
lebih lunak kemudian mobil
dapat ditekan dan akan
kembali seperti semula. Kalor
berpengaruh terhadap mobil
pak ali.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
6. Dani dan Ari sedang bermain tenis meja di
rumahnya. Dani memukul bola pingong yang
terbuat dari plastik dengan keras sehingga menjadi
penyok.
Melihat bola pingpong yang penyok, Ari
memberikan sebuah informasi kepada Dani “
merebus bola pingpong dalam air mendidih dapat
mengembalian bola seperti semula”. Mendengar
informasi tersebut Ari bertanya “ mengapa merebus
bola pingpong yang penyok dapat mengembalikan
Udara dalam pingpong menerima
kalor dari air yang direbus.
Udara yang menerima kalor akan
memuai maka terjadi pemuaian
gas.
Pemuaian gas adalah pemuaian
yang terjadi pada zat gas udara
akibat kenaikan suhu.
Udara yang memuai kan menekan
dinding bola pingpong yang
penyok sehingga dapat kembali
seperti semula
4
189
bola seperti semula?”
Jawablah pertanyaan dani dengan tepat untu
memabantu Ari menjelaskan informasi yang
disampaikanya!
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
7. Saat siang hari Ani dan Kakanya pergi ke taman
dekat rumah. Ani memegang balon di tanganya
kanannya. Setelah berjalan beberapa menit balon
yang dipegang Ani meletus. Ani melihat sekitar
untuk mengetahui alasan kenapa balonnya meletus.
Melihat Ani yang kebingungan Kaka memberi
informasi kepada Ani bahwa balon Ani meletus
karena panas matahari. Mendengar informasi
tersebut Ani bertanya “ mengapa panas matahari
dapat meletuskan balonnya?”. Jawablah pertanyaan
ani dengan tepat untuk membantu kaka menjelaskan
informasi yang disampaikannya.
Udara dalam balon menerima kalor
dari sinar matahari.
Udara yang menerima kalor akan
memuai maka terjadi pemuaian
gas.
Pemuaian gas adalah pemuaian
yang terjadi pada zat gas udara
akibat kenaikan suhu.
Udara yang memuai kan menekan
dinding balon. Jika balon dibiarkan
terlalu lama terkena sinar matahari
maka tekanan pada dinding balon
akan semakin membesar sampai
batas elastisitas balon. Sehingga
balon akan pecah.
4
190
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
8. Saat pulang kerumah, Selvi kehujanan. Selvi
merasa sangat kedinginan dan tubuhnya menggigil.
melihat Selvi yang kedinginan kaka memberi
informasi “mandi dengan air hangat dapat
memulihkan suhu tubuh Selvi dengan cepat”.
Mendengar informasi tersebut selvi bertanya “
Mengapa air hangat dapat memulihkan suhu
tubuhnya?”
Jawablah pertanyaan Selvi untuk membantu Kaka
menjelaskan informasi yang disampaikannya.
Ketika hujan suhu tubuh manusia
lebih tinggi dibandingkan dengan
suhu lingkungan.sedangkan suhu
air panas lebih besar dibandingkan
dengan suhu tubuh manusia.
Ketika terdapat dua keadaan
dengan suhu yang berbeda maka
akan terjadi transfer energi (kalor)
Transfer energi akan terjadi dari
keadaan bersuhu tinggi ke keadaan
bersuhu rendah.
Saat hujan, kalor tubuh akan di
tranfer ke lingkungan akibatnya
suhu tubuh berkurang. Saat mandi
dengan air panas. Kalor air panas
akan ditransfer ke tubuh selvi.
Sehingga suhu tubuh selvi akan
191
meningkat.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
2.
Basic support
( membangun
keterampilan
dasar)
Memperbaiki
kredibilitas
suatu sumber
berdasarkan
prosedur
yang telah
diakui
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat.
9. Ayu sedang mencuci piring diwastafel. Ayu
mendapatkan ada dua gelas yang saling menempel.
Seperti gambar berikut:
Melihat keadaan itu ibu mengatakan kepada Ani
“Air panas dapat melepaskan kedua gelas tersebut
dengan mudah. Ibu menjelaskan prosedur yang
harus dilakukan. Kedua gelas harus diletakan
seperti gambar diatas. Kemudian diberi air panas
kedalam gelas yang berada diatas. Berdasarkan
prosedur yang dijelaskan ibu apakah informasi
Pernyataan ibu tidak benar.
Ketika gelas diberi air panas maka
akan memuai. Pemuaian adalah
bertambahnya ukuran, panjang,
volume suatu benda akibat
menerima kalor
Air panas akan membuat gelas
bagian atas akan memuai lebih
besar dibandingkan dengan gelas
bagian bawah. Hal tersebut akan
mengakibtkan gelas makin sulit
dilepas.
Prosedur yang benar adalah
merendam gelas tersebut kedalam
air panas dengan posisi gelas
berdiri dimana air panas hanya
4
192
tersebut benar? Berikan alasannya! mengenai bagian dasar
gelas.sehingga gelas yang dibawah
akan memuai lebih besar
dibandingkan dengab gelas
diatasnya.
Mengidentifikasi dengan 3 point 3
Mengidentifikasi dengan 2 point 2
Mengidentifikasi dengan 1 point 1
Jawaban salah 0
Mempertimb
angkan
kredibilitas
suatu sumber
berdasarkan
kemampuan untuk
memberikan alasan
10. Musim kemarau membuat udara terasa panas.
Oleh karena itu, Pak Budi memutuskan untuk
memasang pendingin ruangan (ac) didalam rumah.
Pendingin ruangan bekerja secara konveksi. Teknisi
elektronik tempat ayah membeli pendingin ruangan
tersebut memberikan informasi bahwa peletakan ac
harus bagian paling atas ruangan agar udara dingin
menyebar keseluruh ruangan.
Alasan apakah yang dapat diberikan teknisi tersebut
agar pak budi menganggap informasi tersebut
benar!
Udara dingin pada ac bekerja
secara konveksi.
Konveksi merupakan perpindahan
panas melalui aliran yang zat
perantaranya ikut berpindah. Zat
perantaranya adalah udara.
Prinsip konveksi pada ac: udara
dingin akan jatuh kebawah karena
massa jenis udara dingin lebih
besar dibandingkan dengan massa
jenis udara ruangan.
Udara dingin yang jatuh kebawah
akan lebih efektif ketika ac
dipasang diatas ruangan.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
193
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
27. keluarga pak jono sedang mengadakan camping
di bukit cemara. Pada saat malam hari udara
disekitar sangat dingin. Kaka menyarankan untuk
membuat api unggun yang besar agar tidak terasa
dingin. Setelah api unggun menyala. Keluarga pak
jono melingkari api unggun tersebut. api unggun
bekerja secara radiasi. Kaka memberikan informasi
semakin dekat dengan api unggun udaranya
semakin hangat.
Alasan apakah yang dapat diberikan oleh kaka agar
anggota keluarganya menganggap informasi itu
benar!
Api unggun suhunya lebih
tinggi dibandingkan dengan
tubuh manusia. Maka terjadi
perpindahan kalor dari api
unggun ke tubuh manusia
secara radiasi.
Radiasi merupakan
perpindahan kalor tanpa zat
perantara.
Saat jaraknya dekat, kalor yang
dipancarkan api unggun ketika
dekat langsung mengenai
tubuh sehingga terasa panas.
Saat jaraknya jauh, kalor yang
dipancarkan api unggun
tercampur dengan udara
disekitar sehingga terasa tak
begitu panas.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
194
Jawaban salah 0
11. Kampung utan sedang mengalami pemadaman
listrik. Ibu murni menyalakan beberapa lilin di
dalam rumah untuk penerang. Kemudian anak ibu
murni yang bernama sari meniup salah satu lilin.
Setelah beberapa menit lilin tersebut yang awalnya
terdapat bagian yang cair kini mulai mengeras.
Melihat kejadian itu sari menyatakan ketika sumbu
lilin menyala sebagian lilin mencair dan ketika api
lilinnya mati, bagaian lilin yang mencair akan
mengeras kembali.
Alasan apakah yang tepat untuk mendukung
pernyataan sari benar ?
Suhu mempengaruhi bentuk
benda
Terdapat 2 jenis perubahan
wujud yaitu melepas kalor dan
menerima kalor.
Perubahan yang menyerap
kalor maka wujud benda
berubah dari padat ke cair ke
gas. Perubahan wujud yang
melepas kalor maka wujud
benda akan berubah dari gas ke
cair ke padat.
Lilin mencair karena menerima
kalor dari sumbu api.
Lilin mengeras karen amelepas
kalor kelingkungan
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaaban salah 0
Menilai
laporan
observasi
berdasarkan
Melaporkan hasil
observasi
12. Ratna melakukan sebuah percobaan sederhana.
Ratna menyiapkan tiga gelas masing masing berisi
air panas yang bersuhu 85 , air bersuhu 27 dan
air dingin bersuhu 3 dengan volume dan jenis
Pernyataan ratna benar.
Suhu yang tinggi dapat berfungsi
sebagai sumber energi untuk
melarutkan kantung teh didalam air
4
195
kriteria
catatan
observasi
air yang sama. Kemudian Ratna memasukan 1
kantung teh celup kedalam masing- masing gelas.
Setelah 20 menit Ratna mencatat penyebaran teh
tercepat pada air panas yang bersuhu 85 dan
paling lambat pada suhu 3
Berdasarkan catatan observasi tersebut, Ratna
menyatakan “Kalor mempengaruhi pergerakan
molekul dalam zat”. Apakah pernyataan Ratna
tersebut benar?.Jelaskan jawabnmu!
panas.
Semakin tinggi suhu semakin
tinggi gerakan partikelnya.gerakan
partikel panas lebih cepat
dibandingkan dengan air dingin
sehingga molekul air panas lebih
cepat masuk kedalam teh dan
melarutkan teh.
Semakin besar kalor yang diterima
semakin cepat penyebaran warna
teh.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Melaporkan hasil
observasi
13. Evi dan Ifo melakukan observasi dalam
eksperimen sederhana mula- mula Evi memasukan
gelas yang berisi air yang bersuhu 5 kedalam
panci yang berisi air bersuhu 90 . Setelah 10
menit. Mereka mencatat apa yang terjadi yaitu suhu
air didalam panci dan gelas serta air didalamnya
menjadi sama yaitu 40 .
Berdasarkan catatan observasi tersebut. Mereka
menyatakan bahwa kalor berpindah secara konveksi
menuju air dingin sehingga mengalami
Pernyataan salah
Kalor dalam air panas berpindah
secara konduksi.
Konduksi adalah perpindahan kalor
tanpa melalui zat perantaranya.
air dingin menyerap kalor air panas
tetapi tidak semua kalor yang
terdapat diair panas diseap semua
oleh air dingin. Melainkan
menjadikan menjadi setimbang.
4
196
kesetimbangan dan air dingin menyerap semua
kalor air panas sehingga suhunya menjadi sama.
Apakah pernyatan yang disampaikan Evi dan Ifo
benar? Jelaskan jawabanmu!
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
3.
Inference
(membuat
inferensi)
Menginduksi
dan
mempertimb
ngkan hasil
induksi
Menarik kesimpulan
sesuai fakta
14. Amad melakukan sebuah percobaan dengan
sebongkah es yang ia ambil dilemari es dimana
suhunya kira-kira -10 Kemudian bongkahan es
itu dimasukan kedalam wadah dan kedalam massa
es itu dibenamkan termometer. Setelah itu wadah
tersebut diberikan sumber panas yang tetap secara
terus menerus. Hasil eksperimen dapat disajikan
pada grafik berikut:
Berdasarkan grafik diatas agar menghasilkan
kesimpulan atau generalisasi yangt benar .
a. tepatkah kita simpulkan bahwa suhu tetap
konstan selama perubahan fase? Jelaskan
Pernyataan 1 tepat.
Fase adalah keadaan suatu zat yang
homogen secara kimia maupun
fisikaperubahan fase terjadi ketika
sat zat berubah wujud. Misal zat
padat ke zat cair yang melibatkan
panas atau kalor.
Pernyataan 2 tepat
Penambahan kalor dapat merubah
wujud suatu benda. contohnya
adalah ketika es batu yang
merupakan zat padat jika
dipanaskan akan mencair. Jika
terus menerus dipanaskan akan
berubah menjadi uap.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
197
jawabanmu!
b. tepatkah kita simpulkan bahwa suhu
mempengaruhi bentuk benda? jelaskan jawabanmu!
berhipotesis 15. Ilman melakukan sebuah eksperimen
menggunakan empat buah bola masing masing
terbuat dari alumunium, besi, kuningan dan timah
yang memiliki massa dan volume yang sama
ditempatkan kedalam gelas beker yang berisi air
mendidih. Setelah 15 menit, keempat bola mencapai
kesetimbangan termal dengan suhu air.
Kemudian keempat bola diangkat dan ditempatkan
diatas kepingan parafin. Bola alumunium dapat
melelehkan parafin dan jatuh menembus parafin.
Beberapa detik kemudian, bola besi mengalami hal
yang sama.bola kuningan hanya melelehkan parafin
sebagian. Sedangkan bola timah hampir tidak
melelehkan parafin. Sehingga dari eksperimen ini
ilman menyimpulkan bahwa urutan kalor jenis dari
besar ke kecil yaitu alumunium, besi, kuningan dan
timah.
Buatlah asumsi yang tepat untuk eksperimen diatas
agar kesimpulan yang dibuat oleh ilman tersebut
benar.
Terjadi transfer energi dari air yang
mendidih ke empat bola.Terjadi
transfer energi dari keempat bola
ke parafin sehingga parafin dapat
meleleh.
Setiap bola memiliki kemampuan
untuk melelehkan parafin berbeda
yang berartisetiap bola mentransfer
energi yang berbeda.
No Jenis Bahan Kalor
jenis
(
J/kg
)
1. Alumunium 900
2 Besi 460
3 Kuningan 380
4 timah 130
Semakin besar kalor jenisnya
semakin besar kalor yang
dibutuhkan dan diserap.
198
Kalor jenis dapat didefinisikan
sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikan 1 kg
suatu zat sebesar 1 K yang
menunjukan sifat benda menyerap
kalor.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
Membuat
keputusan
dan
mempertimba
ngkan
hasilnya
Mempertimbangkan
alternatif
16. Windha sedang memasak di dapur. Windha
ingin memasak sayur sop dengan kaldu ayam resep
dari ibunya. Whinda ingin masakanya cepat matang
maka dari itu whinda memasukan garam ke dalam
air yang belum mendidih. Melihat windha
melakukan hal tersebut ibu mengatakan
“Memasukan garam ke dalam air yang belum
mendidih tidak dapat membuat masakan lebih cepat
matang”
Apakah pernyataan Ibu benar ? Jelaskan
jawabanmu!
Pernyataan ibu benar.
Memasukan garam kedalam air
yang belum mendidih akan
membuat air tersebut mendidih
lebih lama.
Garam yang dimasukan kedalam
air akan menaikan titik didih air
yang mulanya 212 menjadi
216
Air garam memerlukan kalor
(eksposur) yang lebih banyak
untuk melebu dibandingkan dengan
air.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
199
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
28. susi sedang merasa kehausan.kemudian dia
menuju dapur dan mendapati air panas yang
bersuhu 50 dengan massa 0,2 kg. Susi ingin
meminum air biasa dengan suhu 20 dengan
massa 1 kg saja maka dari itu ia mencampurkan air
dingin dengan suhu 4 . Kedalam air panas
tersebut. melihat susu melakukan hal tersebut putra
mengatakan “ memasukan air dengan suhu 4
tidapat membuat air campuran tersebut menjadi 20
”.
Apakah pernyataan putra benar? Jelaskan
jawabanmu!
Pernyataan tidak benar
Dengan menggunakan rumus
azas black:
Dengan jenis air yang sama
0,2 (50-0) = 0,8 (20-T)
6 = 16-T
T= 16-6
T= 10
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
17. Setelah berolahraga, Mina merasa sangat
kehausan tetapi yang ada hanya air panas yang
baru mendidih. Kemudian Mina membuka lemari
es. Di dalam lemari es terdapat air dingin yang
besuhu 0 dan es batu dengan suhu 0 . Mina
mengambil air dingin dan mencampurkannya
dengan air panas dengan harapan mendapatkan
Pernyataan ayah benar.
Pada suhu tinggi molekul molekul
air akan bergerak lebih cepat
sehingga ikatan antar molekulnya
berkurang.
Terjadi prinsip azas black .Air
3
4
200
proses pendinginan yang maksimal pada air panas
tersebut. melihat mina melakukan hal tersebut ayah
mengatakan “mencampurkan air panas yang baru
mendidih dengan air dingin tidak dapat membuat
air panas menalami proses pendinginan secara
optimal” apakah pernyataan ayah benar ? jelaskan
jawabanmu!
panas akan melepaskan kalor yang
kemudian akan di serap oleh es
batu lebih banyak dibandingkan
dengan ketika air panas
dicampurkan dengan air dingin.
Kalor yang diserap es batu akan
digunakan untuk meleburkan esnya
terlebih dahulu kemudian
digunakan untuk menaikan
suhunya. Sedangkan jika air
dingin, kalor yang diserap akan
langsung digunakan untuk
meningkatkan suhunya.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
4.
Advance
clarification
(memberikan
penjelasan
lebih lanjut)
Mengidentifi
kasi istilah
dan
mempertimba
ngkan
definisi
Menilai definisi 18. Aini ingin mengetahui definisi sebuah
konduktivitas termal zat melalui sebuah eksperimen
sederhana dengan mengalirkan panas atau kalor dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah. Kemudian setiap persambungan dari
benda diukur suhunya, sehingga didapatkan
konduktivitas thermal benda tersebut. Aini
menggunakan bahan tembaga, alunumium dan
Pernyataan aini benar
Konduktifitas termal adalah suatu
besaran intensif bahan yang
menunjukan kemampuannya untuk
menahan panas.
Konduktifitas termal terjadi akibat
adanya transfer energi karena
adanya perbedaan suhu.
4
201
kuningan yang memiliki massa, ukuran dan suhu
awal yang sama
Dari percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:
NO Sampel Konduksi
termal
1. tembaga 109
2. kuningan
n
65,31
3 alunumiu
m
205
Dari eksperimen ini aini mendifinisikan
koduktivitas termal adalah kemampuan suatu benda
untuk menghantarkan kalor. Apakah definisi yang
dinyatakan aini tersebut benar? Jelaskan
jawabanmu!
Konduktifitas bahan lebih besar
alumunium dibandingan dengan
tembaga dan kuningan sehingga
setiap bahan memilki konduktfitas
yang berbeda beda.
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
19. Putri melakukan sebuah observasi sederhana
menggunakan mangkok dan air hangat dan es batu
dengan mengamati mangkok yang berisi campuran
es batu dan air hangat. Dimana massa jenis es lebih
besar dibandingkan massa jenis air. Dari
pengamatan yang dilakukan, ternyata es batu akan
Pernyataan Salah.
Terjadi aliran konveksi.
Massa jenis air dingin lebh besar
dibandingkan dengan massa jenis
air hangat. air dingin akan turun
kebawah dan air panas akan naik
4
202
bergerak menepi hal ini akan menyebabkan
terjadinya aliran air konveksi. Aliran ini akan
mendorong es batu bergerak ke sisi mangkok.
Dari pengamatan ini putri mendifinisikan konveksi
kalor adalah aliran perpindahan kalor yang disertai
dengan perpindahan partikel- partikel zat yang tidak
disebabkan oleh perbedaan massa jenis.
Apakah definisi yang dinyatakan Putri benar?
keatas.
Kemudian aliran yang dihasilkan
akan mendorong es batu
kebergerak kesisi mangkok
Mengidentifikasi 3 pointt 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
20. Bambang ingin mengawetkan makanan tanpa
menghilangkan rasanya. Teknik yang digunakan
bambang adalah (freeze drying). Pada awal proses,
bahan makanan yang akan diawetkan dibekukan
terlebih Dahulu sehingga kandungan air didalam
bahan makanan membeku. Selanjutnya, makanan
yang sudah dibekukan dipindahkan ke ruang yang
tekanannya sangat rendah. Akibatnya kandungan
yang sudah beku tersebut menguap. Dengan
demikian diperoleh makanan dengan kandungan
gizi yang tetap, rasanya tetap dan tidak mudah
membusuk karena kandungan airnya sudah
ditiadakan.Dari teknik diatas bambang
mendifinisikan bahwa teknik Freeze drying untuk
mengeringkan makanan dengan menambahkan
suhunya.
Definisi benar.
Feeze dying adalah salah satu
metode pengeringan bahan pangan
maupun non pangan yang bersifat
rapuh.
Freeze dying dilakukan dengan
cara membekukan bahan makanan
atau non makanan dengan
menurunkan suhu.
Ketika suhu turun maka
tekanannya akan menurun.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
203
Apakah definisi yang dinyatakan bambang benar? Jawaban salah 0
Mengidentifi
kasi asumsi
Asumsi yang
diperlukan
-
21. Virda melakukan sebuah eksperimen sederhana.
Pada temperatur ruangan 0 dan tekanan udara 1
atm, 10 gram es dimasukan kedalam 10 gram air
didalam suatu wadah. Virda menjaga agar
temperatur dan tekanan tetap sama. Setelah
beberapa lam ternyata didalam wadah tetap berisi
10 gram air dan 10 gram es. Virda menyimpulkan
bahwa jika suhu dibuat tetap maka tidak ada
perubahan bentuk pada suatu benda.
Buatlah asumsi yang tepat untuk eksperimen di
atas agar kesimpulan yang dibuat virda tersebut
benar.!
Tidak ada perpindahan kalor
Perpindahan kalor terjadi
ketika ada dua keadaan dengan
suhu yang berbeda
Pada suhu 0 terdapat dua
fase yaitu padat dan cair.
Bersifat anomali air
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
22. Lucky melakukan sebuah eksperimen sederhana
dengan menggunakan bimetal. Bimetal adalah alat
yang terdiri dari dua logam yang berbeda nilai
koefesieya muai panjangnya atau berbeda
kecepatan pemuaiannya, direkatkan menjadi satu.
lucky menggabungkan bebeapa logam dengan
koefesien muai sebagai berikut:
No Nama Koefesien muai
panjang/
Suatu benda jika diberi kalor
maka akan memuai.
Jika suhu dinaikan kepingan
bimetal akan mengalami
pertambahan panjang.
Perbedaan pertambahan
panjang logam berdasarkan
koefesienya. Semakin besar
koefesien muai panjangnya
maka semakin besar pula
pertamahan panjangnya
Hal tersebut sesuai dengan
4
204
1. alumunium 0,000026
2. besi 0,000012
3 Kuningan 0,000018
Ketika logam besi dan kuningan dinaikan suhunya
80 , bimetal membengkok kearah besi.
Sedangakan ketika alumunium dengan kuningan,
bimetal membengkok kearah kuningan. Lucky
menyimpulkan bahwa bimetal akan membengkok
kearah logam yang memiliki koefesien lebih kecil.
Buatlah asumsi yang tepat untuk eksperimen di
atas agar kesimpulan yang dibuat lucky benar!
rumus:
( )
= pertambahan panjang (m)
= panjang mula mula (m)
= koefesien umuai panjang
= Perubahan suhu
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
5.
Strategy and
tactics (
mengatur
strategi dan
taktik)
Memutuskan
suatu
tindakan
Memutuskan hal hal
yang akan dilakukan
23. Idris diminta untuk membeli termometer
alkohol dan termometer raksa.Seperti gambar
berikut:
Rencananya termometer tersebut akan digunakan
untuk sebuah percobaan pengaruh kalor terhadap
suhu benda. Setelah membeli termometer yang
sesuai idris memutuskan pulang kerumah. Dirumah
Menguji termometer
Prisip kerja termometer adalah
pemuaian zat cair. Zat cair jika
diberi kalor maka akan memuai.
Menggunakan termometer yang
lebih akurat seperti termmeter
digital
Dicelupkqn kedalam air mendidih
bersamaan dengan termometer
digital. Dicelupkan ke dalam air
dingin bersamaan dengan
termometer digital yang telah
dikalibrasi.
4
205
idris memutuskan untuk mencoba termometer yang
dibelinya tadi di toko perlatan fisika. Setelah
percobaan idris kembali ke toko peralatan fisika dan
mengatakan “termometer yang dibelinya tidak
akurat” mendengar hal tersebut apa yang
diharuskan oleh pemilik toko tersebut? jelaskan
jawabanmu!
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
26. Ibu sedang memasak didapur. Ketika ibu
menyiapkan piring , ibu lupa mengangkat sodet.
Sodet tersebut terbuat dari besi.
Besi merupakan penghantar yang baik. Sodet yang
tertinggal mendapat kalor dari wajan secara
konduksi.Oleh sebab itu, ketika sodet diangkat
membuat luka ditangan ibu.
Strategi apa yang harus dilakukan ibu agar ibu
dapat mengangkat sodet tanpa mendapatkan luka !
jelaskan jawabanmu!
Dengan menggunakan bahan
isolator seperti kain atau
bahan.
Isolator merupakan penghantar
yang buruk.
Memberi kain atau bahan
isolator disalah satu ujung
sodet dapat membuat ibu
mengangkat sodet tersebut.
kalor tidak dapat
menghantarkan panasnya ke
kain.
Mematikan api kompor dan
menunggu suhu wajan dan
sobet turun
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
206
Jawaban salah 0
Memutuskan
suatu
tindakan
Memutuskan alternatif
alternatif untuk solusi
24. Dian melakukan observasi mengenai
perpindahan kalor terhadap sepotong kayu, besi dan
penggaris plastik. Observasi dilakukan dengan cara
memegang ujung kayu, besi dan penggaris plastik.
Kemudian ujung lainnya di dekatkan dengan api.
Hasil yang diperoleh dari observasi pada potongan
kayu ujung yang terkena api terbakar tetapi ujung
yang lain tidak terasa panas . Hal tersebut juga
terjadi kepada penggaris plastik. Sedangkan pada
besi ujung yang terkena api tidak terbakar tetapi
ujung yang lain terasa panas.Berdasarkan catatan
observasi tersebut, Dian menyatakan “setiap bahan
yang diobservasi memiliki sifat penghantar kalor
yang berbeda”
Apakah pernyataan Dian tersebut benar? Jelaskan
jawabanmu!
Pernyataan benar
Kayu dan palstik merupakan
penghantar kalor yang buruk yang
disebut dengan isolator
Besi termasuk kedalam penghantar
kalor yang baik yang disebut
dengan konduktor.
Isolator tidak dapat menghantarkan
kalor sehingga api tetap terkumpul
diujung yang lama kelama-lamaan
akan terbakar. Sedangkan
konduktor dapat menghantarkan
panas atau kalor dengan baik
sehingga kalor menyebar keseluruh
bagian besi.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah
0
Berinteraksi Strategi logis 25. Pak Riski memiliki toko yang menjual beberapa Dengan menguji termostat
207
dengan orang
lain
berdasarkan
strategi yang
logis
barang elektronik. Salah satunya adalah setrika
listrik. Pak Riski ketika mempromosikan tokonya
ia beragumen bahwa barang elektronik yang
dijualnya memiliki kualitas yang bagus..
Suatu hari ketika pak Riski sedang menjaga
tokonya datang seorang pembeli yang telah
membeli setrika listrik pak Riski. Setrika listrik
merupakan alat elektronik yang mengunakan
termostat bimetal.seperti gambar berikut.
pembeli tersebut mengklaim bahwa termostat
untuk setrika listrik yang ia beli memiliki kualitas
yang jelek dan rusak.
Strategi yang logis apakah dapat dilakukan pak
Riski untuk membuktikan pernyataan klaim
pembeli benar atau salah!
bimetal yang terdapat pada setrika
listrik dengan memanaskannya.
Termostat bimetal menggunakan
prinsip pemuaian.
Jika Pelat bimetal dipanaskan maka
logam yang memiliki koefisien
muai panjang lebih besar akan
memuai lebih panjang daripada
logam yang memiliki nilai
koefisien muai panjang lebih kecil.
Logam yang memuai lebih panjang
akan mendorong logam yang
memuai lebih pendek sehingga
pelat bimetal akan melengkung ke
arah logam yang memiliki nilai
koofisien muai lebih kecil. Hal
sebaiknya terjadi jika bimetal
didinginkan.
4
Mengidentifikasi 3 point 3
Mengidentifikasi 2 point 2
Mengidentifikasi 1 point 1
Jawaban salah 0
208
Lampiran B 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Rata-Rata : 35,86 Realiabelitas : 0,92
Simpangan Baku : 10,18 Butir Soal :28
Korelasi Xy : 0,92 Jumlah Subyek :44
No Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 0,249 Tidak
Valid
39,58 Sedang 8,33 Jelek Tidak
digunakanakan
2 0,634 Valid 43,75 Sedang 50, 00 Baik digunakan
3 0,700 Valid 40,63 Sedang 39,58 Cukup digunakan
4 0,632 Valid 38,54 Sedang 39,58 Cukup digunakan
5 0,725 Valid 31,25 Sedang 45,83 Baik digunakan
6 0,519 Valid 32,29 Sedang 22,92 Cukup digunakan
7 0,692 Valid 44,79 Sedang 31,25 Cukup digunakan
8 0,647 Valid 32,29 Sedang 31,25 Cukup digunakan
9 0,581 Valid 25,00 Sukar 20,83 Cukup digunakan
10 0,616 Valid 23,96 Sukar 22,92 Cukup digunakan
11 0,548 Valid 34,38 Sedang 22,92 Cukup digunakan
12 0,475 Valid 32,29 Sedang 22,92 Cukup digunakan
13 0,415 Valid 20,83 Sukar 20,83 Cukup digunakan
14 0,534 Valid 51, 04 Seang 22,83 Cukup digunakan
15 0,522 Valid 44,79 Sedang 22,83 Cukup digunakan
16 0358 Valid 18,75 Sukar 8,33 Jelek digunakan
17 0,350 Valid 17,71 Sukar 10,42 Jelek digunakan
18 0,380 Valid 43,75 Sedang 16,67 Jelek digunakan
19 0365 Valid 41,67 Sedang 12,50 Jelek digunakan
20 0,352 Valid 36,46 Sedang 10,42 Jelek digunakan
21 0,410 Valid 31,25 Sedang 8,33 Jelek digunakan
22 0,461 Valid 28,13 Sukar 14,58 Jelek digunakan
23 0,679 Valid 11,46 Sangat
Sukar
22,92 Cukup digunakan
24 0,412 Valid 31,25 Sedang 16,67 Jelek digunakan
25 0,545 Valid 32,29 Sedang 18,75 Jelek digunakan
26 0,298 Tidak
Valid
28,13 Sukar 10,42 Jelek Tidak
digunakan
27 0,627 Valid 36,46 Sedang 22,92 Cukup digunakan
28 0,372 Valid 20,38 Sukar 12,50 Jelek digunakan
209
Lampiran B 4 Soal Instrumen Penelitian
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
1. Anda adalah asisten laboratorium di salah satu kampus terkenal di Jakarta.
Suatu hari kepala laboratorium meminta anda untuk mengukur suhu suatu zat
menggunakan termometer dengan skala yang berbeda.
Ketika anda mengambil termometer dengan skala Reamur, Celcius, Farenheit
dan Kelvin, anda terjatuh. Akibat kejadian tersebut anda memecahkan
beberapa termometer dan hanya tersisa termometer Celcius. Apa yang anda
akan lakukan ? Berikan penjelasanmu!
2. Ada perbedaan desain antara panci biasa dengan panci presto (pressure
cooker). Panci biasa terbuat dari stainless steel atau alumunium yang tidak
tebal. Sedanga, panci presto terbuat dari stainlees steel yang memiliki
molekul yang kuat. Tutup dan bagiannya lebih tebal dan rapat dibandingkan
dengan panci biasa. Tutup panci presto di sekelilingi oleh karet. Hal tersebut
membuat panci presto sebagai ruangan yang tertutup sehingga uap air yang
dihasilkan tidak akan keluar. Ketika panci presto yang tertutup rapat dan
dipanaskan dalam suhu tinggi akan membuat tekanan dalam presto lebih
besar dari panci biasa dan menjadikan masakan akan lebih cepat matang.
Dari deskripsi argumen diatas, identifikasilah alasan yang tepat mengapa
panci presto menjadikan masakan lebih cepat matang dari pada panci biasa?
Panci biasa Panci presto
3. Dani dan Ari sedang bermain tenis meja di rumahnya. Dani memukul bola
pingong yang terbuat dari plastik dengan keras sehingga menjadi penyok.
Melihat bola pingpong yang penyok, Ari memberikan sebuah
informasi kepada Dani “merebus bola pingpong dalam air
210
mendidih dapat mengembalian bola seperti semula”. Mendengar informasi
tersebut Ari bertanya “ mengapa merebus bola pingpong yang penyok dapat
mengembalikan bola seperti semula?”
Jawablah pertanyaan Dani dengan tepat untuk membantu Ari menjelaskan
informasi yang disampaikanya!
4. Ayu sedang mencuci piring diwastafel. Ayu mendapatkan ada dua gelas yang
saling menempel. Seperti gambar berikut:
Melihat keadaan itu ibu mengatakan kepada Ani “Air panas dapat
melepaskan kedua gelas tersebut dengan mudah. Ibu menjelaskan prosedur
yang harus dilakukan. Kedua gelas harus diletakan seperti gambar diatas.
Kemudian diberi air panas kedalam gelas yang berada diatas. Berdasarkan
prosedur yang dijelaskan Ibu apakah informasi tersebut benar? Berikan
alasannya
5. Musim kemarau membuat udara terasa panas. Oleh karena itu, Pak Budi
memutuskan untuk memasang pendingin ruangan (ac) didalam rumah.
Pendingin ruangan bekerja secara konveksi. Teknisi elektronik tempat Ayah
membeli pendingin ruangan tersebut memberikan informasi bahwa peletakan
ac harus bagian paling atas ruangan agar udara dingin menyebar keseluruh
ruangan.
Alasan apakah yang dapat diberikan teknisi tersebut agar Pak Budi
menganggap informasi tersebut benar!
6. Ratna melakukan sebuah percobaan sederhana. Ratna menyiapkan tiga gelas
masing masing berisi air panas yang bersuhu 85 , air bersuhu 27 dan air
dingin bersuhu 3 dengan volume dan jenis air yang sama. Kemudian
Ratna memasukan 1 kantung teh celup kedalam masing- masing gelas.
Setelah 20 menit Ratna mencatat penyebaran teh tercepat pada air panas yang
bersuhu 85 dan paling lambat pada suhu 3 .
Berdasarkan catatan observasi tersebut, Ratna menyatakan “Kalor
mempengaruhi pergerakan molekul dalam zat”. Apakah pernyataan Ratna
tersebut benar?.Jelaskan jawabnmu!
7. Ilman melakukan sebuah eksperimen menggunakan empat buah bola masing
masing terbuat dari alumunium, besi, kuningan dan timah yang memiliki
massa dan volume yang sama ditempatkan kedalam gelas beker yang berisi
211
air mendidih. Setelah 15 menit, keempat bola mencapai kesetimbangan termal
dengan suhu air. Kemudian keempat bola diangkat dan ditempatkan diatas
kepingan parafin. Bola alumunium dapat melelehkan parafin dan jatuh
menembus parafin. Beberapa detik kemudian, bola besi mengalami hal yang
sama.bola kuningan hanya melelehkan parafin sebagian. Sedangkan bola
timah hampir tidak melelehkan parafin. Sehingga dari eksperimen ini ilman
menyimpulkan bahwa urutan kalor jenis dari besar ke kecil yaitu alumunium,
besi, kuningan dan timah.
Buatlah asumsi yang tepat untuk eksperimen diatas agar kesimpulan yang
dibuat oleh ilman tersebut benar
8. Susi sedang merasa kehausan.kemudian dia menuju dapur dan mendapati air
panas yang bersuhu 50 dengan massa 0,2 kg. Susi ingin meminum air biasa
dengan suhu 20 dengan massa 1 kg saja maka dari itu ia mencampurkan air
dingin dengan suhu 4 . Kedalam air panas tersebut. melihat susu melakukan
hal tersebut putra mengatakan “ memasukan air dengan suhu 4 tidapat
membuat air campuran tersebut menjadi 20 ”.
Apakah pernyataan putra benar? Jelaskan jawabanmu!
9. Putri melakukan sebuah observasi sederhana menggunakan mangkok dan air
hangat dan es batu dengan mengamati mangkok yang berisi campuran es batu
dan air hangat. Dimana massa jenis es lebih besar dibandingkan massa jenis
air. Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata es batu akan bergerak menepi
hal ini akan menyebabkan terjadinya aliran air konveksi. Aliran ini akan
mendorong es batu bergerak ke sisi mangkok.
Dari pengamatan ini putri mendifinisikan konveksi kalor adalah aliran
perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel- partikel zat
yang tidak disebabkan oleh perbedaan massa jenis.Apakah definisi yang
dinyatakan Putri benar?
10. Dian melakukan observasi mengenai perpindahan kalor terhadap sepotong
kayu, besi dan penggaris plastik. Observasi dilakukan dengan cara memegang
ujung kayu, besi dan penggaris plastik.
Kemudian ujung lainnya di dekatkan dengan api. Hasil yang diperoleh dari
observasi pada potongan kayu ujung yang terkena api terbakar tetapi ujung
212
yang lain tidak terasa panas . Hal tersebut juga terjadi kepada penggaris
plastik. Sedangkan pada besi ujung yang terkena api tidak terbakar tetapi
ujung yang lain terasa panas.Berdasarkan catatan observasi tersebut, Dian
menyatakan “setiap bahan yang diobservasi memiliki sifat penghantar kalor
yang berbeda”
Apakah pernyataan Dian tersebut benar? Jelaskan jawabanmu!
11. Pak Riski memiliki toko yang menjual beberapa barang elektronik. Salah
satunya adalah setrika listrik. Pak Riski ketika mempromosikan tokonya ia
beragumen bahwa barang elektronik yang dijualnya memiliki kualitas yang
bagus..
Suatu hari ketika pak Riski sedang menjaga tokonya datang seorang pembeli
yang telah membeli setrika listrik pak Riski. Setrika listrik merupakan alat
elektronik yang mengunakan termostat bimetal.seperti gambar berikut.
Pembeli tersebut mengklaim bahwa termostat untuk setrika listrik yang ia beli
memiliki kualitas yang jelek dan rusak.Strategi yang logis apakah dapat
dilakukan pak Riski untuk membuktikan pernyataan klaim pembeli benar atau
salah!
213
Lampiran B5
LEMBAR VALIDASI
214
Lampiran C 1 Data Hasil Pretest
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Responden Eksperimen Kontrol
R1 10 27
R2 13 27
R3 13 15
R4 18 17
R5 18 27
R6 24 24
R7 10 13
R8 20 15
R9 18 15
R10 22 22
R11 24 15
R12 22 13
R13 18 18
R14 24 20
R15 18 24
R16 15 13
R17 13 22
R18 24 31
R19 22 24
R20 13 27
R21 18 13
R22 22 22
R23 20 18
R24 15 24
R25 24 18
R26 13 15
215
R27 15 24
R28 18 15
R29 6 18
R30 20 15
R31 18 15
R32 24 18
R33 10 15
R34 18 18
R35 15 15
R36 22 18
R37 13 13
216
Lampiran C 2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi dari hasil pretest yang didapatkan dari
kelas eksperimen, sebagai berikut:
6 10 10 10 13
13 13 13 13 13
15 15 15 15 18
18 18 18 18 18
18 18 18 20 20
20 22 22 22 22
22 24 24 24 24
24 24
Dari data diatas maka diperoleh beberapa nilai yaitu:
Jumlah Siswa (n) : 37 siswa
Nilai maksimal (X maks) : 24
Nilai minimum (X minm) : 6
Untuk membuat tabel terdistribusi frekuensi diperlukan beberapa data, yaitu:
Rentang (R) : 24-6 = 18
Banyak Kelas (K) : 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 37
1 + 5,17 = 6,17
Panjang Kelas (R/K) : 18/ 6 = 3
217
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
6-9 1
10-12 3
13-15 10
16-18 9
19-21 3
22-23 5
24-26 6
Jumlah 37
Deskriptif data pretest kelas eksperimen dengan menggunakan SPPS 23, Sebagai
berikut :
Descriptives
Statistic Std. Error
EKSPERIMEN Mean 17,5676 ,78608
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 15,9733
Upper Bound 19,1618
5% Trimmed Mean 17,7508
Median 18,0000
Variance 22,863
Std. Deviation 4,78156
Minimum 6,00
Maximum 24,00
Range 18,00
Interquartile Range 9,00
Skewness -,379 ,388
Kurtosis -,578 ,759
218
Lampiran C 3 Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi dari hasil pretest yang didapatkan dari
kelas kontrol, sebagai berikut:
13 13 13 13 13 15
15 15 15 15 15 15
15 15 15 17 18 18
18 18 18 18 18 20
22 22 22 24 24 24
24 24 27 27 27 27
31
Dari data diatas maka diperoleh beberapa nilai yaitu:
Jumlah Siswa (n) : 37 siswa
Nilai maksimal (X maks) : 31
Nilai minimum (X minm) : 13
Untuk membuat tabel terdistribusi frekuensi diperlukan beberapa data, yaitu:
Rentang (R) : 31-13 = 18
Banyak Kelas (K) : 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 37
1 + 5,17 = 6,17=7
Panjang Kelas (R/) : 18/ 6,17 = 3
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
13-15 15
16-18 8
219
19-21 1
22-24 8
25-27 4
28-30 0
31-33 1
jumlah 37
Deskriptif data pretest kelas kontrol dengan menggunakan SPPS 23, Sebagai
berikut :
220
Lampiran C 4 Data Hasil Posttest
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
RESPONDEN KONTROL EKSPERIMEN
R1 56 66
R2 56 70
R3 52 84
R4 59 82
R5 61 72
R6 82 70
R7 50 80
R8 50 70
R9 57 66
R10 56 82
R11 52 72
R12 64 70
R13 56 70
R14 52 68
R15 52 80
R16 64 73
R17 57 82
R18 52 77
R19 50 80
R20 50 84
R21 64 72
R22 52 73
R23 60 70
R24 60 80
R25 52 66
R26 52 62
R27 50 68
R28 73 68
R29 56 83
221
R30 54 70
R31 47 77
R32 55 73
R33 55 73
R34 54 72
R35 56 70
R36 57 82
R37 57 82
222
Lampiran C 5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi dari hasil posttest yang didapatkan dari
kelas eksperimen, sebagai berikut:
62 66 66 66 68 68 68 70 70 70
70 70 70 70 70 72 72 72 72 73
73 73 73 77 77 80 80 80 80 82
82 82 82 82 83 84 84
Dari data diatas maka diperoleh beberapa bilai yaitu:
Jumlah Siswa (n) : 37 siswa
Nilai maksimal (X maks) : 84
Nilai minimum (X minm) : 62
Untuk membuat tabel terdistribusi frekuensi dperlukan beberapa data, yaitu:
Rentang (R) : 84-62= 22
Banyak Kelas (K) : 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 37
1 + 5,17 = 6,17=7
Panjang Kelas (R/) : 22/ 6,17 = 4
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
62-65 1
66-69 6
70-73 16
74-77 2
78-81 4
223
82-85 8
86-89 0
jumlah 37
Deskriptif data posttest kelas eksperimen dengan menggunakan SPPS 23, Sebagai
berikut :
Descriptives
Statistic Std. Error
EKSPERIMEN Mean 74,0270 1,00859
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 71,9815
Upper Bound 76,0725
5% Trimmed Mean 74,0390
Median 72,0000
Variance 37,638
Std. Deviation 6,13499
Minimum 62,00
Maximum 84,00
Range 22,00
Interquartile Range 10,00
Skewness ,208 ,388
Kurtosis -1,154 ,759
224
Lampiran C 6 Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi dari hasil posttest yang didapatkan dari
kelas kontrol, sebagai berikut:
47 50 50 50 50 50 52 52 52 52
52 52 52 52 54 54 55 55 56 56
56 56 56 56 57 60 60 60 60 64
64 64 70 70 70 73 82
Dari data diatas maka diperoleh beberapa nilai yaitu:
Jumlah Siswa (n) : 37 siswa
Nilai maksimal (X maks) : 82
Nilai minimum (X minm) : 47
Untuk membuat tabel terdistribusi frekuensi diperlukan beberapa data, yaitu:
Rentang (R) : 82-47= 35
Banyak Kelas (K) : 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 37
1 + 5,17 = 6,17=7
Panjang Kelas (R/) : 35/ 6,17 = 6
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
47-52 14
53-58 11
59-64 7
65-70 3
71-76 1
225
77-82 1
83-88 0
Jumlah 37
Deskriptif data posttest kelas kontrol dengan menggunakan SPPS 23, Sebagai
berikut :
226
Lampiran C 7 Uji Normalitas Pretest Kelas EKsperimen
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Uji Normalitas data pretest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software SPSS.23, sebagai
berikut:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
EKSPERIMEN ,158 37 ,021 ,937 37 ,036
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa :
Jika nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data terdistribusi
normal.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal.
Kesimpulan :
Nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal
227
Lampiran C 8 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
Uji Normalitas data pretest pada kelad eksperimen maupun kelas kontrol dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software SPSS.23, sebagai
berikut:
Tests of Normality
FAKTOR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI KELAS KONTROL ,201 37 ,001 ,896 37 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa :
Jika nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data terdistribusi
normal.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal.
Kesimpulan :
Nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal
228
Lampiran C 9 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Uji Normalitas data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software SPSS.23, sebagai
berikut:
Tests of Normality
FAKTOR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI KELAS KONTROL ,213 37 ,000 ,821 37 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa :
Jika nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data terdistribusi
normal.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal.
Kesimpulan :
Nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal
229
Lampiran C 10 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Uji Normalitas data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software SPSS.23, sebagai
berikut:
Tests of Normality
FAKTOR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI KELAS EKSPERIMEN ,188 37 ,002 ,917 37 ,009
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa :
Jika nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data terdistribusi
normal.
Jika nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal.
Kesimpulan :
Nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi (ɑ) (0,05) maka data tidak terdistribusi
normal
230
Lampiran C 11 Uji Homogenitas Data Pretest
Uji Homogenitas Data pretest
Uji homogenitas data pretest yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji homogenitas variance dengan bantuan SPSS 23, dapat dilihat sebagai berikut :
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,393 1 72 ,533
ANOVA
NILAI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 37,959 1 37,959 1,582 ,212
Within Groups 1727,081 72 23,987
Total 1765,041 73
Analisa :
Jika sig. (2 tailed)> taraf signifikansi (a) maka sampel memliki kemampuan yang
sama (homogen)
Jika nilai sig.(2 tailed)< taraf signifikasi (a) maka sampel memiliki
kekampuanyyang tidak sama ( heterogen)
Kesimpulan :
Nilai sig. (2 tailed) > taraf signifikansi (a) maka sampel memliki kemampuan
yang sama (homogen)
231
Lampiran C 12 Uji Homogenitas Data Posttest
Uji Homogenitas Data Posttest
Uji homogenitas data posttest yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji homogenitas variance dengan bantuan SPSS 23, dapat dilihat sebagaio berikut
:
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,760 1 72 ,386
ANOVA
NILAI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5833,095 1 5833,095 141,016 ,000
Within Groups 2978,270 72 41,365
Total 8811,365 73
Analisa :
Jika sig. (2 tailed)> taraf signifikansi (a) maka sampel memliki kemampuan yang
sama (homogen)
Jika nilai sig.(2 tailed)< taraf signifikasi (a) maka sampel memiliki
kekampuanyyang tidak sama ( heterogen)
Kesimpulan :
Nilai sig. (2 tailed) > taraf signifikansi (a) maka sampel memliki kemampuan
yang sama (homogen)
232
Lampiran C 13 Uji Hipotesis Data Pretest
Uji Hipotesis Data Pretest
Uji hipoteis data pretest pada penelitian ini menggunakan uji Man Whitney
dengan bantuan sofware SPSS23, dapat dilihat sebagai berikut:
Ranks
FAKTOR N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI KELAS KONTROL 37 39,64 1466,50
KELAS EKSPERIMEN 37 35,36 1308,50
Total 74
Test Statisticsa
NILAI
Mann-Whitney U 605,500
Wilcoxon W 1308,500
Z -,865
Asymp. Sig. (2-tailed) ,387
a. Grouping Variable: FAKTOR
Analisa
H0 = tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 = terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kesimpulan :
H0 = tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
233
Lampiran C 14 Uji Hipotesis Data Posttest
Uji Hipotesis Data Posttest
Uji hipotesis data posttest pada penelitian ini menggunakan uji man whitney
dengan bantuan sofware SPSS23, dapat dilihat sebagai berikut:
Ranks
FAKTOR N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI KELAS KONTROL 37 20,50 758,50
KELAS EKSPERIMEN 37 54,50 2016,50
Total 74
Test Statisticsa
NILAI
Mann-Whitney U 55,500
Wilcoxon W 758,500
Z -6,816
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: FAKTOR
Analisa
H0 = tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 = terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kesimpulan :
H1= terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berarti terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kal.
234
Lampiran C 15 Data Presentase Indikator KBK
Data Presentase Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
1. perhitungan nilai rata rata dan presentase keterampilan berpikir kritis pretest kelas eksperimen
NAMA NOMOR SOAL NAMA NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NILAI
AHMAD FAJAR
MAHENDRA
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 10
ALAN MAHENDRA 0 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 6 13
ANNISA
NURAMANIYYAH
2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 13
DENAYA ALIFIA PUTRI
SOVIANI
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 8 18
DEVARA IKHWAN ARIF 1 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 8 18
DINDA TRI NUR
RACHMAWATI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24
DIVYA ANNISA PUTRI 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 4 10
DZUHAN FATHAN
BERKAH
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9 20
EKKY ARDANA
SISWAKA
1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 8 18
FADIA KHOIRUNNISA
CAHYONO
2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 10 22
FADLIANSYAH UMAR
RAHMATULLAH
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 24
HANA DAHLAN
ISKANDARSYAH
2 2 1 2 2 1 0 1 0 0 0 11 22
235
IQBAL FERDIANSYAH 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1 0 8 18
KAMILA FARADILLA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24
LINA SELVIANA 1 2 1 0 1 2 0 0 0 1 0 8 18
MOURELL HILLARY
ZEFANYA POLII
1 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 7 15
MUHAMMAD SUGERI 0 2 0 0 1 2 0 0 0 1 0 6 13
MUHAMMAD
FAWWAZIR RAIHAN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24
MUTIARA SEPTIA
FERNANDA
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 22
NADIA ZAHRA REVANIA 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 7 13
NANDINI VARIA
MUSTIKA
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 18
NESTA LAMHOT 2 3 1 1 1 2 0 0 0 0 0 10 22
NURROHMAH
GAPURONINGSIH
1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 10 20
PERTIWI 2 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 9 15
PRADITHOBIMO
SANTOSO
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24
RAVI KEMAL DITOMO 1 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 13
RAYHAN AKBAR 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 15
RIDHO RISQULLAH AFRI
PRATAMA
1 3 1 0 1 2 0 0 0 0 0 8 18
RUDOLFO ACQUAVIVA
BOBY ERLANGGA
2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 6
SABILA LETA DEWI
PEBRILIA
2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 9 20
SALWA AMANDA PUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 18
SEKAR AYU ANJAR
PUTRI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 24
236
SULTAN NAJMI
KURNIDA
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 10
SYAHRANI KANIA
RAMADANTY
1 2 2 0 0 1 0 1 0 1 0 8 18
VIDI AMALIA AZIZAH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 15
YASAR ALWAN FADYAH 1 2 1 0 0 1 1 1 0 2 1 10 22
WINNIE ANGELINA
PUSPITANINGRUM
0 0 1 0 1 1 0 2 0 1 0 6 13
JUMLAH 38 53 38 25 32 37 16 22 9 20 8 298 650
RAT RATA 1,0 1,4 1,0 0,6 0,8 1,0 0,4 0,9 0,2 0,5 0,2 8,0 17
presentase= 13 18 13 8,4 4,9 12 5,3 7,3 1,3 6,71 2,6
237
2. perhitungan nilai rata rata dan presentase keterampilan berpikir kritis pretest kelas kontrol
NAMA
NOMOR SOAL
SKOR NILA
I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ADITYA FEBRIANSYAH 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 13 27
ADIES NZILLA 2 2 2 0 1 2 1 1 1 1 0 13 27
ADITYA RAFIF AYDIN 1 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 7 15
AHMAD RAIHAN 0 3 1 0 1 0 0 1 0 2 0 8 17
AL AMIN CAHYA BINTANG 2 2 2 0 1 2 1 0 0 2 0 12 27
ALYAA KHOPIPAH 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 0 11 24
ANDAYANI AMODIA BANYU
ADJI
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 13
ANDREAN PUTRA
KURNIAWAN
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 6 15
ANDRIANP FIRMANSYAH 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 7 15
APRITA RIZQI NUR HALIZAH 0 1 1 1 2 2 1 0 0 1 1 10 22
ARDIYANSYAH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 15
ASKI NURHIDAYANTI 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 6 13
DEVINA MAHARANI 2 2 1 0 1 2 0 0 0 0 0 8 18
DIAN PRAWITASARI 2 2 1 0 0 2 1 1 0 0 0 9 20
DINDA FITRIYANI 2 3 3 2 0 1 2 1 0 0 0 14 24
DYAHAYU RETNO
WUANDARI
0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 6 13
ELENA YULIOV HALIMA
TUSADIAH
2 2 3 1 1 2 0 0 0 0 0 11 22
GRACIA RUTH TRI
KUSUMASTUTI SAYOTO
2 1 2 1 1 2 1 0 1 2 1 14 31
HILMI AWLIYA WICAKSANA 1 3 1 1 1 2 1 0 0 0 0 10 24
JENNI SALSABILLA 2 3 2 1 1 2 1 0 1 0 0 13 27
238
KANA AMRUHA AJABA 0 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 6 13
LARIESSA ANANDA PUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 22
MEYDIAN LISTIANI 0 3 1 0 1 2 1 0 0 0 0 8 18
MUHAMMAD REYNALDI 0 2 2 1 2 2 1 0 0 1 0 11 24
MUHAMMAD FARHAN
SOFIYAN EKAPUTRA
1 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8 18
MUHAMMAD FAUZI
IRAWAN
1 2 1 0 2 1 0 0 0 0 0 7 15
MUHAMMAD ILFANZA
MUSTAFAVI
0 2 3 2 2 2 0 0 0 0 0 11 24
NURUL IZZAH TANJUNG 1 2 1 0 0 2 0 1 0 0 0 7 15
PUTRA BUDHIE RAMADAN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 18
PUTU KRESNA PUTRA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 15
RISMA NAIMAH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 15
RIZKI FEBRI ALFHAREL 0 3 3 0 1 2 1 0 0 0 0 10 18
SALSABILA VASYA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 15
SAYYUB SUKRIA 0 2 0 0 1 0 3 0 0 2 0 8 18
SULTHAN FARI FARRAS
FATHIN
0 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 7 15
SYAFA RAMADHANI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 18
WAHYU HANDAYANI 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 13
JUMLAH 34 63 51 27 39 48 26 11 10 15 3 327 703
RATA RATA 0,9 1,7 1,4 0,7 1,0 1,3 0,7 0,3 0,3 0,4 0,1 8,8 19
PERSENTASE 10 19 16 8,3 12 15 8,0 3,4 3,1 4,6 0,9
239
3. perhitungan nilai rata rata dan presentase keterampilan berpikir kritis posttest kelas eksperimen
NAMA
NOMOR SOAL SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
AHMAD FAJAR MAHENDRA 3 2 3 3 1 2 1 4 4 3 3 29 66
ALAN MAHENDRA 3 3 3 3 1 3 2 4 4 3 2 31 70
ANNISA NURAMANIYYAH 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 37 84
DENAYA ALIFIA PUTRI SOVIANI 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 2 34 82
DEVARA IKHWAN ARIF 3 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 32 72
DINDA TRI NUR RACHMAWATI 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 3 31 70
DIVYA ANNISA PUTRI 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 35 80
DZUHAN FATHAN BERKAH 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 2 31 70
EKKY ARDANA SISWAKA 3 3 3 3 2 3 2 2 4 1 3 29 66
FADIA KHOIRUNNISA CAHYONO 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 36 82
FADLIANSYAH UMAR RAHMATULLAH 3 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 32 72
HANA DAHLAN ISKANDARSYAH 3 4 3 4 2 3 3 1 2 4 2 31 70
IQBAL FERDIANSYAH 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 31 70
KAMILA FARADILLA 3 2 3 0 2 3 3 4 3 4 3 30 68
LINA SELVIANA 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 1 35 80
MOURELL HILLARY ZEFANYA POLII 3 4 3 4 1 3 3 4 3 2 2 32 73
MUHAMMAD SUGERI 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 36 82
MUHAMMAD FAWWAZIR RAIHAN 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 1 33 77
MUTIARA SEPTIA FERNANDA 3 3 2 4 4 4 2 4 3 4 2 35 80
NADIA ZAHRA REVANIA 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 37 84
NANDINI VARIA MUSTIKA 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 32 72
NESTA LAMHOT 3 3 3 3 2 3 3 4 4 1 2 31 73
NURROHMAH GAPURONINGSIH 2 3 3 3 1 4 2 4 4 2 3 31 70
PERTIWI 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 3 35 80
PRADITHOBIMO SANTOSO 3 2 3 3 1 3 1 3 3 3 3 28 66
240
RAVI KEMAL DITOMO 2 2 3 3 1 2 2 4 4 2 2 27 62
RAYHAN AKBAR 3 2 3 3 2 3 2 4 4 2 2 30 68
RIDHO RISQULLAH AFRI PRATAMA 3 2 3 3 2 3 1 4 4 2 3 30 68
RUDOLFO ACQUAVIVA BOBY ERLANGGA 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 36 83
SABILA LETA DEWI PEBRILIA 2 3 3 3 1 4 2 4 4 2 3 31 70
SALWA AMANDA PUTRI 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 1 34 77
SEKAR AYU ANJAR PUTRI 2 2 3 4 2 4 3 4 4 3 2 33 73
SULTAN NAJMI KURNIDA 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33 73
SYAHRANI KANIA RAMADANTY 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 2 33 72
VIDI AMALIA AZIZAH 2 3 3 3 1 4 2 4 4 2 3 31 70
YASAR ALWAN FADYAH 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 36 82
WINNIE ANGELINA PUSPITANINGRUM 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 2 36 82
JUMLAH 104 106 109 118 89 122 89 135 135 110 87 1204 2739
RATA RATA 2,8 2,9 2,9 3,2 2,4 3,3 2,4 3,6 3,6 2,9 2,4 33 74
persentase 8,6 8,8 9,5 9,8 7,4 10 7,4 11 11 9,1 7,2
241
4. perhitungan nilai rata-rata dan presentase keterampilan berpikir kritis posttest kelas Kontrol
NAMA
NOMOR SOAL SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
S1 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 25 56
S2 2 2 3 2 1 2 1 4 4 2 2 25 56
S3 2 2 3 3 1 2 1 4 4 1 1 24 52
S4 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 2 26 60
S5 3 3 2 2 1 2 1 4 4 3 2 26 60
S6 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 36 82
S7 2 3 3 2 2 1 0 2 3 2 2 22 50
S8 2 2 3 3 1 2 1 4 2 2 0 22 50
S9 2 2 3 2 2 2 1 4 3 2 2 25 57
S10 3 3 1 2 2 2 0 4 3 3 2 25 56
S11 2 1 2 2 2 2 1 4 3 2 2 23 52
S12 3 3 3 4 1 2 0 3 3 3 3 28 64
242
S13 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 2 26 56
S14 2 2 3 2 2 1 1 3 4 2 1 23 52
S15 2 2 3 2 2 1 1 3 4 2 1 23 52
S16 2 2 3 3 3 3 1 3 4 2 2 28 64
S17 3 2 3 3 2 2 1 4 3 1 1 25 57
S18 3 2 2 3 2 1 1 4 2 2 1 23 52
S19 2 3 2 3 0 1 1 3 3 2 2 22 50
S20 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 2 26 50
S21 3 3 2 2 3 3 0 4 3 3 2 28 64
S22 1 2 3 3 3 3 0 2 2 2 2 23 52
S23 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 3 27 60
S24 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 2 26 60
S25 2 2 3 3 1 2 1 4 4 2 2 26 52
S26 2 2 3 2 2 1 4 2 2 2 1 23 52
S27 2 1 2 2 1 2 1 4 4 1 2 22 50
243
S28 3 4 0 4 4 3 1 4 3 4 2 32 73
S29 3 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 25 56
S30 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 24 54
S31 3 2 2 2 0 2 2 1 4 1 2 21 47
S32 2 3 3 2 1 2 1 2 4 2 2 24 55
S33 2 1 3 2 1 2 1 4 4 2 2 24 55
S34 2 2 3 2 1 2 1 4 4 2 1 24 54
S35 2 2 2 2 1 2 1 4 4 2 3 25 56
S36 2 2 3 3 1 2 1 3 3 2 3 25 57
S37 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 25 57
JUMLAH 84 83 97 97 59 73 40 123 124 79 69 928 2082
RATA RATA 2,7 2,2 2,6 2,6 1,6 1,9 1,1 3,3 3,3 2,1 1,9 25 56
PERSENTASE 9,0 8,9 10 10 6,3 7,8 4,3 13 13 8,5 7,4
148 57 56 65 65 40 49 27 83 84 53 47
244
Lampiran C 16 Uji N-Gain Kelas EKsperimen
Uji Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen
Normal gain (normalized gain) digunakan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil N-gain diperoleh dengan menggunakan
persamaaan berikut :
Tabel Kriteria Pengujian N-Gain
Nilai N-Gain (g) Kriteria
-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi penurunan
g = 0,00 Tidak terjadi peningkatan
0,00 < g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g ≤ 0,90 Tinggi
245
Lampiran C 17 Hasil N-Gain Kelas Eksperimen
Tabel Hasil N-Gain Kelas Eksperimen
siswa PRETEST POSTTEST N GAIN KATOGORI
I
E1 10 66 0,62222222 SEDANG
E2 13 70 0,65517241 SEDANG
E3 13 84 0,81609195 TINGGI
E4 18 82 0,7804878 TINGGI
E5 18 72 0,65853659 SEDANG
E6 24 70 0,60526316 SEDANG
E7 10 80 0,77777778 TINGGI
E8 20 70 0,625 SEDANG
E9 18 66 0,58536585 SEDANG
E10 22 82 0,76923077 TINGGI
E11 24 72 0,63157895 SEDANG
E12 22 70 0,61538462 SEDANG
E13 18 70 0,63414634 SEDANG
E14 24 68 0,57894737 SEDANG
E15 18 80 0,75609756 TINGGI
E16 15 73 0,68235294 SEDANG
E17 13 82 0,79310345 TINGGI
E18 24 77 0,69736842 TINGGI
E19 22 80 0,74358974 TINGGI
E20 13 84 0,81609195 TINGGI
E21 18 72 0,65853659 SEDANG
E22 22 73 0,65384615 SEDANG
E23 20 70 0,625 SEDANG
E24 15 80 0,76470588 TINGGI
E25 24 66 0,55263158 SEDANG
E26 13 62 0,56321839 SEDANG
E27 15 68 0,62352941 SEDANG
E28 18 68 0,6097561 SEDANG
E29 6 83 0,81914894 TINGGI
E30 20 70 0,625 SEDANG
E31 18 77 0,7195122 TINGGI
E32 24 73 0,76315789 TINGGI
E33 10 73 0,7 TINGGI
E34 18 72 0,65853659 SEDANG
246
E35 15 70 0,64705882 SEDANG
E36 22 82 0,76923077 TINGGI
E37 13 82 0,79310345 TINGGI
247
Lampiran C 18 Hasil N-Gain Kelas Kontrol
Hasil N-Gain Kelas Kontrol
Siswa Pretest Postest N-Gain Kategori I
E1 27 56 0,3972603 SEDANG
E2 27 56 0,3972603 SEDANG
E3 15 52 0,4352941 SEDANG
E4 17 59 0,5060241 SEDANG
E5 27 61 0,4657534 SEDANG
E6 34 82 0,6631579 SEDANG
E7 13 50 0,4252874 SEDANG
E8 15 50 0,4117647 SEDANG
E9 15 57 0,4941176 SEDANG
E10 22 56 0,4358974 SEDANG
E11 15 52 0,4352941 SEDANG
E12 13 64 0,5862069 SEDANG
E13 18 56 0,4634146 SEDANG
E14 20 52 0,4 SEDANG
E15 24 52 0,3684211 SEDANG
E16 13 64 0,5862069 SEDANG
E17 22 57 0,4487179 SEDANG
E18 31 52 0,3043478 SEDANG
E19 24 50 0,3421053 SEDANG
E20 27 50 0,3150685 SEDANG
E21 13 64 0,5862069 SEDANG
E22 22 52 0,3846154 SEDANG
E23 18 60 0,5121951 SEDANG
E24 24 60 0,4736842 SEDANG
E25 18 52 0,4146341 SEDANG
E26 15 52 0,4352941 SEDANG
E27 24 50 0,3421053 SEDANG
E28 15 73 0,6823529 SEDANG
E29 18 56 0,4634146 SEDANG
E30 15 54 0,4588235 SEDANG
E31 15 47 0,3764706 SEDANG
E32 18 55 0,4512195 SEDANG
E33 15 55 0,4705882 SEDANG
E34 18 54 0,4390244 SEDANG
E35 15 56 0,4823529 SEDANG
248
E36 18 57 0,4756098 SEDANG
E37 13 57 0,5057471 SEDANG
249
Lampiran C 19 Tabel N-Gain Per Indikator KBK
Tabel Hasil N-Gain PerIndikator Keterampilan Berpikir Kritis
No Indikator Kelas kontrol
Kelas ekperimen
KBK Pretest Posttest N-Gain Kategori Pretest Posttest N-Gain Kategori
1 Memfokuskan
pertanyaan
34 84 0,438596491 Sedang 38 104 0,6 sedang
2 Menganalisis
argumen
63 83 0,235294118 rendah 53 106 0,557894737 sedang
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
51 97 0,474226804 Sedang 38 109 0,64545455 sedang
4 Mempertimbangkan
kredibilitas sumber
1
27 97 0,578512397 Sedang 25 118 0,756097561 tinggi
5 Mempertimbangkan
kredibilitas sumber
2
39 59 0,183486239 rendah 32 89 0,49137931 sedang
6 Menilai laporan
observasi
48 73 0,438596491 sedang 37 122 0,765765766 tinggi
7 Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasilnya
26 40 0,114754098 rendah 16 89 0,5530303 sedang
8 Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
11 123 0,817518248 tinggi 22 135 0,896825397 tinggi
9 Menilai definisi 10 124 0,826086957 tinggi 9 135 0,90647482 tinggi
250
10 Menentukan suatu
tindakan
15 79 0,481203008 sedang 20 110 0,703125 tinggi
11 Berinteraksi dengan
orang lain
3 63 0,413793103 sedang 8 87 0,56428571 sedang
251
LAMPIRAN D
Surat-Surat Penelitian
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
252
Lampiran D 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
253
Lampiran D 2 Surat Keterangan Penelitian
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
254
LAMPIRAN E
Lain-lain
1. Print Screen Video pembelajaran
2. Foto Bukti Penelitian
3. Lembar Uji Referensi
4. Biodata Penulis
255
Lampiran E 1 Print Screen Video Pembelajaran
PRINT SCREEN VIDEO PEMBELAJARAN
256
Lampiran E 2 Foto Bukti Penelitian
1. Studi Pendauluan
2. Penelitian
257
258
Lampiran E 3 Lembar Uji Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
Biodata Pribadi
270
Laela Sari. Anak Kedua dari empat bersaudara dari
Bapak Daroh B Karyan dan Ibu Tarwi. Lahir
dengan sehat di Tegal 26 September 1995,
bertempat tinggal di jalan Singadiwangsa Rt 2 Rw 7
No 33 Desa Sidakaton Kecamatan Dukuhturi
Kabupaten Tegal.
Riwayat Pendidikan. telah lulus dari SD N 1 Sidakaton tahun 2008, SMPN 17 Tegal tahun
2011, SMAN 3 Tegal tahun 2014 dan diterima di pendidikan fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui jalur SPMB pada tahun 2014 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.