bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/bab 4.pdfkasie...

44
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Kelurahan Mampang Prapatan Kelurahan Mampang Prapatan merupakan salah satu bagian wilayah Kecamatan Mampang Prapatan. Kelurahan Mampang Prapatan terbagi atas tujuh RW dan 69 RT dengan batas wilayah sebagai berikut: a. Utara : Jl. Kapten P. Tendean/ Jl. Gatoto Subroto b. Selatan : Jl. Mampang Prapatan IV/Jl. Mampang Prapatan V c. Barat : Kali Mampang d. Timur : Kali Cideng GAMBAR 5. 1 Peta Wilayah Kelurahan Mampang Prapatan (Sumber: Dokumentasi peneliti dari Laporan Tahunan Kelurahan Mampang Prapatan ) 2. Profil RPTRA RAMLI RPTRA RAMLI dibangun diatas tanah milik Pemda DKI Jakarta dengan luas 864m². Pembangunan dimulai pada tanggal 1 November 2016 dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 2017 oleh

Upload: duongnguyet

Post on 02-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Kelurahan Mampang Prapatan

Kelurahan Mampang Prapatan merupakan salah satu bagian

wilayah Kecamatan Mampang Prapatan. Kelurahan Mampang

Prapatan terbagi atas tujuh RW dan 69 RT dengan batas wilayah

sebagai berikut:

a. Utara : Jl. Kapten P. Tendean/ Jl. Gatoto Subroto

b. Selatan : Jl. Mampang Prapatan IV/Jl. Mampang Prapatan V

c. Barat : Kali Mampang

d. Timur : Kali Cideng

GAMBAR 5. 1

Peta Wilayah Kelurahan Mampang Prapatan

(Sumber: Dokumentasi peneliti dari Laporan Tahunan

Kelurahan Mampang Prapatan )

2. Profil RPTRA RAMLI

RPTRA RAMLI dibangun diatas tanah milik Pemda DKI

Jakarta dengan luas 864m². Pembangunan dimulai pada tanggal 1

November 2016 dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 2017 oleh

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

44

Gubernur DKI Jakarta. RPTRA RAMLI dikelola oleh enam

pengelola dimana Annisa Suryana sebagai Koordinator RPTRA dan

dibantu oleh lima bagiannya yakni Sekretaris, Bendahara, Humas,

Sarana dan Prasarana dan PKK Mart40

.

3. Sejarah Berdiri RPTRA RAMLI

Sebelum diresmikan RPTRA RAMLI pada tahun 2017, di

lokasi tersebut sudah didirikan taman yang diberi nama taman

Interaksi dibawah naungan oleh dinas pertamanan. Luasnya kurang

lebih 864m². Dengan adanya program RPTRA, maka taman Interaksi

berubah fungsi menjadi RPTRA, yang tadinya di naungi oleh Dinas

Pertamanan lalu di serahkan tanggungjawabnya kepada kelurahan.

Pembangunan dari taman menjadi RPTRA itu dimulai pada 1

November 2016 dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 2017 oleh

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Berdasarkan hasil

musyawarah Kecamatan dan Kelurahan Mampang maka RPTRA di

wilayah Mampang diberi nama RPTRA RAMLI (Ramah

Lingkungan).41

4. Lokasi Kantor Kelurahan Mampang Prapatan

Kantor Kelurahan Mampang Prapatan berada di Jalan

Mampang Prapatan 4, Gang Lurah, RT.08 / RW.05 dengan kode

40

PKK Mart merupakan wadah untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari

masyarakat, seperti mendapatkan barang dengan harga yang murah, aman, berkualitas, sehat dan

halal. 41

Hasil wawancara dengan Key Informan Ramli, pada Senin 09 April 2018 pukul 10.43 WIB.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

45

pos 12790. Kantor Kelurahan ini berada di dekat SDN 02 Pagi dan

berada di antara perumahan penduduk. Akses menuju kantor

Kelurahan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat akan tetapi

tidak dilalui oleh kendaraan umum.

5. Lokasi RPTRA RAMLI

RPTRA RAMLI berada Jl. kapt Tendean, Gang. Jati,

Mampang Prapatan, RT.11/RW.1, Mampang Prpt., Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12790. RPTRA ini berada

di RT 11/RW 1 yang merupakan daerah padat penduduk. RPTRA

ini berada di tengah-tengah pemukiman warga. Akses untuk

menuju RPTRA ini hanya dapat dilalui dengan kendaraan bermotor

roda dua. Tak hanya di kelilingi oleh rumah-rumah warga,

lokasinya pun berdekatan dengan pasar Mampang, hotel Kaisar,

kantor pos Indonesia dan perkantoran lainnya.

6. Visi RPTRA RAMLI

RPTRA RAMLI memiliki visi, yaitu:

“Meningkatkan kesejahterahan masyarakat Kelurahan

Mampang Prapatan melalui pemberdayaan masyarakat

dibidang pendidikan, kesehatan dan keterampilan demi

tercapainya suasana yang ramah lingkungan”.42

7. Misi RPTRA RAMLI

RPTRA RAMLI juga memiliki misi yang terdiri dari:43

a) Mengembangkan pengetahuan sumber daya manusia

42

Marliana Dewi, Laporan Bulanan RPTRA RAMLI FEBRUARI 2018, hlm 7. 43

Ibid.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

46

b) Meningkatkan peran masyarakat dalam hidup bersih dan

sehat dalam pencegahan penyakit

c) Meningkatan perekonomian masyarakat dalam

keterampilan yang memanfaatkan sumber daya yang ada

8. Sarana dan Prasarana RPTRA RAMLI

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RPTRA RAMLI

sudah cukup memadai sebagai standar yang ditetapkan. Sehingga

peserta didik dan guru-guru dapat menggunakan fasilitas tersebut

dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.

Sarana dan prasarana yang ada di RPTRA RAMLI cukup

banyak. Peneliti mencatat beberapa sarana dan prasarana di

RPTRA tersebut, yaitu: ruang pengelola, ruang laktasi, PKK mart,

gudang, kamar mandi wanita, kamar mandi pria, kamar mandi

disabilitas, aula, perpustakaan, lapangan bulu tangkis, ayunan,

prosotan, baru terapi, tenis meja, computer, CCTV dan hidroponik.

9. Struktur Organisasi Kelurahan Mampang Prapatan

Struktur organisasi Kelurahan Mampang Prapatan terdiri

dari Lurah, Sekretaris Kelurahan, Kasie Pemerintahan,

Ketentraman, dan Ketertiban, Kasie Pemberdayaan Ekonomi dan

Kesejahterahan Rakyat dan Kasie Prasarana, sarana dan

Kebersihan Lingkungan Hidup. Struktur organisasi Kelurahan

Mampang Prapatan sebagai berikut:

a. Lurah dijabat oleh Ramli, S.Sos

b. Sekretaris Kelurahan dijabat oleh Sulastri, SKM., MAP

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

47

c. Kasie Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban dijabat oleh

Saefudin

d. Kasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat

dijabat oleh Sri Laela

e. Kasie Prasarana, sarana dan Kebersihan Lingkungan Hidup

dijabat oleh Andry Prabowo

Lurah sebagai pimpinan kelurahan memimpin koordinasi

dengan Kepala Puskesmas, Kasatlak PTSP, Kasatpel DUKCAPIL

dan Kasatgas Pol. PP.

GAMBAR 5. 2

Struktur Organisasi Kelurahan Mampang Prapatan

(Sumber: Dokumentasi peneliti)

10. Struktur Organisasi RPTRA RAMLI

RPTRA Ramli dikelola oleh enam pengelola dan satu

pembina. Dalam mengelola RPTRA Ramli dipimpin oleh seorang

koordinator dan dibantu oleh lima bagian dalam menjalankan

tugasnya. Bagian yang ada didalam kepengurusan RPTRA yakni

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

48

sekretaris, bendahara, Humas, Sarana Prasarana dan PKK Mart.

Koordinator dijabat oleh Annisa Suryana, Sekretaris dijabat oleh

Dewi M, Bendahara dijabat oleh Melati, Humas dijabat oleh

Hamdi, Sarana Prasarana dijabat oleh Munawaroh dan PKK Mart

dijabat oleh Bayu S serta pembina dijabat oleh Ramli S.Sos.

GAMBAR 5. 3

Struktur Organisasi RPTRA RAMLI

(Sumber: Dokumentasi peneliti dari Laporan Bulan Februari RPTRA

RAMLI)

B. Deskripsi Responden

Responden penelitian implementasi kebijakan ruang publik terpadu

ramah anak (RPTRA) merupakan orang-orang yang mengetahui dan

memahami serta ahli dalam bidang kebijakan publik. Secara umum

responden dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu pengurus

kelurahan, pengelola RPTRA dan ahli yakni sebagai berikut.

a. Pengurus tingkat kelurahan

Pengurus kelurahan yang menjadi responden

adalah mereka yang termasuk dalam pengurus RPTRA

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

49

berdasarkan Pergub DKI Jakarta Nomor 196 tahun 2015,

Penyuluh Keluarga Berencana (KB), Anggota PKK dan

salah satu pengelola RPTRA. Pengurus kelurahan yang

menjadi responden yakni Lurah Mampang Prapatan,

Sekretaris Kelurahan Mampang Prapatan, Kasie

Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat,

Penyuluh KB, anggota PKK dan anggota pengelola

RPTRA. Lurah Mampang Prapatan berdasarkan Pergub

DKI Jakarta Nomor 123 tahun 2017 menjabat sebagai ketua

pengurus RPTRA tingkat kelurahan. Lurah Mampang

mengerti dan memahami serta melaksanakan penerapan

RPTRA. Lurah Mampang Prapatan dijabat oleh Ramli,

S.Sos sebagai key informan telah memberikan informasi

mengenai implementasi RPTRA secara menyeluruh.

Informasi yang diberikan berupa asal-usul terbentuknya

RPTRA hingga berjalan saat ini.

Sekretaris Kelurahan Mampang Prapatan, Kasie

Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat,

Penyuluh KB, anggota TP PKK kelurahan merupakan

pengurus RPTRA tingkat kelurahan. Mereka memahami,

mengerti dan menjalankan RPTRA. Mereka menjadi

informan dalam penelitian ini. Berdasarkan Pergub DKI

Jakarta Nomor 196 tahun 2015 Sekretaris Kelurahan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

50

menjabat sebagai ketua harian, Kasie Pemberdayaan

Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat menjabat sebagai

wakil ketua harian, Penyuluh KB menjabat sebagai

sekretaris dan TP PKK kelurahan menjabat sebagai salah

satu anggota pengurus RPTRA tingkat kelurahan.

b. Pengelola RPTRA

Dalam penelitian ini pengelola RPTRA yang

menjadi informan. Pengelola merupakan pegawai kontrak

Pemda DKI Jakarta yang telah melalui proses seleksi.

Pengelola yang menjadi informan yakni Kasie Sarana dan

prasarana karena pada saat penelitian beliaulah yang ada di

lokasi.

c. Expert opinion

Setelah mendapatkan informasi dari informan dan

key informan selanjutnya melakukan wawancara dengan

expert opinion. Expert opinion dalam penelitian ini adalah

Raharjo, S.Pd., M.Si. Beliau merupakan salah satu dosen di

Prodi PPKN Universitas Negeri Jakarta. Beliau merupakan

lulusan S1 PPKN Universitas Negeri Jakarta dan S2 UI Ilmu

Administrasi Kebijakan Publik.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

51

C. Temuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan mewawancarai responden maupun melihat dari dokumen-dokumen

mengenai RPTRA, peneliti menemukan hal-hal sebagai berikut.

1. Implementasi kebijakan RPTRA di Kelurahan Mampang Prapatan

Peneliti untuk melihat implementasi kebijakan RPTRA di

Kelurahan Mampang merujuk pada pendapat menurut Grindle, tentang

keberhasilan implementasi kebijakan publik ditentukan oleh tingkat

implementability yang terdiri atas Content of Policy dan context of

policy. Content of Policy memiliki indikator sebagai berikut (a) Interest

Affected, (b) Type of Benefits, (c) Extent of Change Envision. (d) Site of

Decision Making, (e) Program Implementer, (f) Resources Committed.

Sedangkan Context of Policy memiliki tiga indikator yakni sebagai

berikut (1) Power, Interest, and Strategy of Actor Involved, (2)

Institution and Regime Characteristic (3) Compliance and

Responsiveness. Berdasarkan pendapat Grindle, peneliti menganalisis

konten dan konteks kebijakan RPTRA.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

52

Hasil temuan dan analisis mengenai implementasi RPTRA di

Kelurahan Mampang Prapatan sebagai berikut:

Tabel 4. 1

Temuan Penelitian Tentang Implementasi Kebijakan RPTRA di Kelurahan

Mampang Prapatan44

No Dimensi Teori Variabel Temuan Penelitian

1. Content of Policy

(isi kebijakan)

Interest Affected (Kepntingan-

kepentingan yang

mempengaruhi)

1. Mewujudkan Kota

Layak Anak

2. Memenuhi kebutuhan

Hak-hak anak

3. Menyediakan Ruang

terbuka resapan air tanah

Type of Benefits (Tipe

Manfaat)

1. Memenuhi

kebutuhan hak-hak

anak

2. Taman terbuka

public, penyerapan

air

3. Mempermudah

pencapaian 10

(sepuluh) program

PKK

4. Tempat interaksi

masyarakat

5. Usaha meningkatkan

pendapatan keluarga

6. Pusat informasi dan

konsultasi keluarga

Extent of Change (Derajat

perubahan yang ingin dicapai)

Tidak ada

Site of Decision Making (letak

pengambilan keputusan)

Pengambil keputusan di

Pengurus Tingkat kelurahan

Program Implementer

(Pelaksana Kebijakan)

1. Pengurus RPTRA

2. Pengelola

Resources Committed

(sumber-sumber daya yang

digunakan)

Fasilitas

Sumber daya manusia

Anggaran

2. Context of

Implementation

(Konteks

Power, Interest, and strategy of

Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingan, dan

1. Kekuasaan dari

gubernur, pengurus,

SKPD, pengelola

44

Hasil wawancara dengan informan dan key informan penelitian.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

53

Kebijakan) strategi dari aktor yang terlibat) 2. Kepentingan dalam

mewujudkan KLA,

memenuhi hak-hak

anak

3. melalui media

Institution and Regime

Characteristic ( kharakteristik

lembaga dan rezim yang

sedang berkuasa)

Demokratis

Compliance and

Responsiveness (tingkat

kepatuhan dan adanya respon

dari pelaksana)

Sikap, perilaku yang baik

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi

Implementasi suatu kebijakan akan menemukan suatu

pendukung dan penghambat dalam penerapannya. Merujuk pada teori

George C. Edwards III tentang implementasi kebijakan peneliti

menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat sebagai berikut.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam implementasi kebijakan RPTRA di

Kelurahan Mampang Prapatan yakni sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Temuan Penelitian tentang Faktor Pendukung dalam Implementasi RPTRA

di Kelurahan Mampang Prapatan45

No Dimensi Teori Variabel Temuan Penelitian

1. Komunikasi Informasi Dukungan dari SKPD-SKPD terkait

RPTRA Ramli yang berada di daerah padat

penduduk

Transmisi

informasi

Menjalin komunikasi yang baik melalui media

sosial maupun bertemu langsung.

2. Sumber daya SDM Memiliki enam pengelola yang berintegritas

Fasilitas Fasilitas yang ada menjadi wadah anak-anak

45

Hasil wawancara dengan informan dan key informan penelitian.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

54

untuk bermain, bersosialisasi, tumbuh dan

berkembang

Anggaran Anggaran tahun lalu menjadi rujukan untuk

anggaran tahun ini

3. Disposisi Sikap Pengelola dan pengurus tingkat kelurahan

memiliki sikap yang baik dalam mengelola

RPTRA

Wewenang a. Pengurus memiliki wewenang untuk

memonitoring pengelola dan memberi

keputusan ataupun solusi ketika ada

kendala atau maslaah

b. Pengelola dapat membuat peraturan di

RPTRA untuk kesehariannya, pengelola

diberi wewenang untuk menentukan posisi

kepengurusannya

4. Struktur

birokrasi

Struktur

birokrasi

a. Struktur birokrasi pengurus tingkat

kelurahan sudah jelas diatur dalam Pergub

DKI Jakarta No 16 tahun 2015

b. Pengelola memiliki sturktur birokrasi dan

dalam empat bulan akan dilakukan rotasi

posisi

SOP SOP yang ada memudahkan penngelola dalam

jam kerja dan dalam pengadaan barang yang

rusak

b. Faktor Penghambat

Faktor pendukung dalam implementasi kebijakan RPTRA di

Kelurahan Mampang Prapatan yakni sebagai berikut:

Tabel 4. 3

Temuan Penelitian tentang Faktor Penghambat dalam Implementasi

RPTRA di Kelurahan Mampang Prapatan46

No Dimensi Teori Variabel Temuan Penelitian

1. Komunikasi Informasi kendala mengenai pengelola itu dibawah

naungan siapa, job desc, payung hukum dan cuti

Transmisi

informasi

Tidak ada

2. Sumber daya SDM Tidak ada

46

Hasil wawancara dengan informan dan key informan penelitian.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

55

Fasilitas Lahan yang tdak luas, aksesnya tidak dapat

dilalui oleh kendaraan bermotor roda empat dan

berada di bantaran kali sehingga ketika hujan

RPTRA akan tergenang

fasilitas yang ada saat ini dirasa masih belum

cukup memadai, seperti lampu, CCTV banyak

yang blank spot, permainan anak yang kurang

ramah terhadap anak

Anggaran Kurangnya anggaran untuk kegiatan di RPTRA

3. Disposisi Sikap Sikap dari pengurus kelurahan terhadap

pengelola kurang kekeluargaan, seperti di anak

tirikan dan kurang dirangkul.

Wewenang Tidak ada

4. Struktur

birokrasi

Struktur

birokrasi

Struktur birokrasi pengelola RPTRA setiap

empat bulan berganti posisi di kepengurusan, hal

ini membuat tidak fokus dalam menjabat di

kepengurusan.

SOP Menurut pengelola SOP yang ada masih kurang

jelas dan masih abu-abu.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan strategi

pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mewujudkan kota layak anak.

RPTRA menjadi strategi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hak

anak. Kebijakan RPTRA ini didasari dengan adanya isu tentang

pemenuhan hak-hak anak salah satunya didasari oleh kurang ruang

terbuka. Sangatlah sulit menemukan ruang terbuka untuk anak-anak

bermain, bersosialisai dan tumbuh serta berkembang. Strategi ini tidak

hanya melibatkan pemerintah saja, akan tetapi melibatkan masyarakat dan

dunia usaha melalui sistem yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan

adanya RPTRA diharapakan dapat menjadi solusi dalam menunjang

tumbuh kembang anak.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

56

1. Implementasi Kebijakan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di

Kelurahan Mampang Prapatan

Implementasi suatu kebijakan sangatlah penting karena untuk

mencapai suatu tujuan dan untuk memecahkan masalah. Untuk mencapai

tujuan dari suatu maka dalam mengimplementasikannya harus baik. Dalam

implementasi suatu kebijakan terdapat berbagai macam model

implementasi yang diungkapkan oleh para ahli. Setiap model

implementasi kekurangan dan kelebihan. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan oleh Raharjo, S.Pd., M.Si. selaku expert opinion.

“Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara

agar suatu kebijakan publik dapat mencapai tujuannya. Dan

agar dapat mencapai tujuannya tersebut maka suatu

kebijakan harus diimplementasikan dengan baik pula.

Terdapat beberapa model implementasi sebuah kebijakan,

tetapi harus disadari bahwa tidak ada satu model yang

sempurna, masing-masing terdapat kelebihan dan

kekurangannya. Sebagai contoh misalnya Model Edward,

yang mengemukakan pada empat hal terkait implementasi

kebijakan agar menjadi efektif.”47

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh sejumlah data dari

wawancara serta dokumentasi di lapangan. Peneliti mencoba untuk

memberikan pembahasan mengenai Implementasi Kebijakan Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak di Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan

Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengacu pada

pendapat Merilee S. Grindle dalam tentang keberhasilan implementsi

kebijakan. Menurut Grindle dalam Agustino (2008;154), keberhasilan

implementasi kebijakan publik ditentukan oleh tingkat implementability

47

Hasil wawancara dengan expert opinion Pak Raharjo, S.Pd., M.Si., pada 27 Mei 2018.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

57

yang terdiri atas Content of Policy dan context of policy. Content of Policy

memiliki indikator sebagai berikut (a) Interest Affected, (b) Type of

Benefits, (c) Extent of Change Envision. (d) Site of Decision Making, (e)

Program Implementer, (f) Resources Committed. Sedangkan Context of

Policy memiliki tiga indikator yakni sebagai berikut (1) Power, Interest,

and Strategy of Actor Involved, (2) Institution and Regime Characteristic

(3) Compliance and Responsiveness.48

Teori ini digunakan oleh penulis

sebagai rujukan dalam penelitian ini, adapun pembahasan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Content of Policy (isi kebijakan)

a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)

Interest Affected berkaitan dengan berbagai kepentingan yang

mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Dalam suatu kebijakan

harus berdasarkan kepentingan kelompok sasaran, jika memuat

kepentingan kelompok sasaran maka akan lebih mudah dari pada tidak

memuat kepentingan kelompok sasaran. Kepentingan kelompok

sasaran merupakan hal yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran dan

implemenmtasi kebijakan melibatkan banyak kepentingan.

Implementasi kebijakan RPTRA ini ditetapkan dengan tujuan sebagai

strategi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung Jakarta

menjadi kota layak anak dan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan

hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi.

48

Leo Agustino, Op.Cit,hlm. 154.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

58

Selain itu kebijakan ini bertujuan untuk menjadi sarana ruang terbuka

hijau, penyerapan air tanah dan untuk mempermudah tercapainya

sepuluh program pokok PKK.

Pelaksanaan kebijakan RPTRA ini didasarkan pada Peraturan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 123 Tahun

2017 tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang

Publik Terpadu Ramah Anak. Sebelum terbit Pergub 123 Tahun 2017,

telah terbit seperti Pergub DKI Jakarta Nomor 196 tahun 2015 dan

Pergub DKI Jakarta nomor 40 tahun 2016 untuk mengatur kebijakan

RPTRA ini.

Kota Layak Anak merupakan program pemerintah yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak Nomor 2 tahun 2009 tentang Kebijakan KLA dan DKI Jakarta

menjadi salah satu kota yang diharapkan dapat meweujudkannya.

Strategi Pemda DKI Jakarta untuk mewujudkan kota layak anak yakni

dengan dibuatnya kebijakan RPTRA. Selain itu dengan pembangunan

yang cukup pesat di Jakarta membuat ruang publik, ruang terbuka

hijau dan ruang untuk bermain anak menjadi terbatas. Dengan hal

tersebut berdampak pada sulitnya terpenuhi hak anak agar dapat hidup,

tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat

martabat kemanusiaan. Kepentingan hal inilah yang melatarbelakangi

dibuatnya kebijakan RPTRA. Dengan adanya RPTRA maka

diharapkan dapat mengatasi permasalah tersebut.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

59

b. Type of Benefits (Jenis manfaat).

Pada indikator ini, berupaya untuk menunjukan atau menjelaskan

bahwa dalam suatu kebijakan harus memiliki manfaat yang merupakan

hasil implementasi dari suatu kebijakan. Kebijakan publik harus

memiliki manfaat bagi kelompok sasaran. Kebijakan jika tidak

memiliki manfaat bagi kelompok sasaran maka kebijakan tersebut

akan diabaikan dan sia-sia. Manfaat dengan adanya kebijakan RPTRA

ini yakni sebagai taman terbuka, tempat interaksi masyarakat, ruang

terbuka hijau, tempat penyerapan air tanah dan lain sebagainya. Hal ini

sesuai yang tertera dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017

tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang

Publik Terpadu Ramah Anak BAB III pasal 4, yakni sebagai berikut:

RPTRA berfungsi sebagai:

1. Taman terbuka publik;

2. Tempat interaksi masyarakat segala umur, mulai dari dalam

kandungan sampai dengan usia lansia, wahana permainan dan

tumbuh kembang anak;

3. Prasarana dan sarana kemitraan antara Pemerintah Daerah dan

masyarakat dalam memenuhi hak anak

4. Bagian prasarana dan sarana Kota Layak Anak

5. Ruang terbuka hijau dan tempat penyerapan air

6. Prasarana dan sarana kegiatan sosial warga termasuk

pengembangan pengetahuan dan keterampilan Kader PKK

7. Usaha peningkatan pendapatan keluarga

8. Pusat informasi dan konsultasi keluarga

9. Halaman yang asri dan teratur indah dan nyaman

10. Sistem informasi manajemen

RPTTRA merupakan strategi Pemprov DKI Jakarta dalam

mewujudkan kota layak anak dan memenuhi hak-hak anak. RPTRA ini

tidak hanya berguna sebagai wadah saja akan tetapi didalam RPTRA

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

60

terdapat layanan dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan kebijakan

RPTRA. Selain itu manfaat yang dapat diberikan dari kebijakan

RPTRA ini yakni dengan dengan adanya layanan dan kegiatan.

Layanan dan kegiatan ini telah diatur dalam Pergub DKI Jakarta

Nomor 123 Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana

dan Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak BAB IV pasal 5

dan 6. Dalam pasal 5 dikatakan bahwa pada RPTRA dilaksanakan

layanan anak, masyarakat dan kebencanaan. Sedangkan dalam pasal 6,

merupakan kegiatan dalam rangka mewujudkan layanan yang ada di

RPTRA. Layanan kegiatan ini memberikan manfaat kepada

masyarakat sekitar. Sehingga RPTRA tidak hanya sebagai wadah akan

tetapi terdapat layanan kegiatan yang bermaanfaat.

c. Extent of Change Envision (Derajat Perubahan Yang Ingin Dicapai)

Sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan

publik. Suatu Kebijakan publik dilatarbelakangi oleh suatu

permasalahan, kebijakan ini dibuat untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Kebijakan publik harus dapat melakukan perubahan agar

sesuai dengan harapan. Selain itu Content of Policy yang dijelaskan

dalam poin ini adalah sejauh mana perubahan yang ingin dicapai dari

sebuah kebijakan haruslah memiliki skala yang jelas.

Dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak yang merupakan peraturan terbaru, tidak

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

61

dijelaskan mengenai skala yang ingin dicapai dari kebijakan ini.

Tujuan adanya RPTRA sebagai Jakarta menjadi kota layak anak dan

untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak agar dapat

tumbuh, berkembang dan berpartisipasi. Selain itu kebijakan ini

bertujuan untuk menjadi sarana ruang terbuka hijau, penyerapan air

tanah dan untuk mempermudah tercapainya sepuluh program pokok

PKK. Skala dalam mencapai tujuan kebijakan ini tidak tertulis dan

tidak dijelaskan di Pergub tersebut.

Dengan tidak adanya skala yang dituliskan dan dijelaskan dalam

Pergub tersebut, sehingga keberhasilan dibuatnya kebijakan tersebut

menjadi tidak jelas. Seperti dalam memenuhi hak-hak anak untuk

tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi dalam Pergub ini tidak

sebutkan dan tidak dijelaskan perubahan yang ingin dicapai. Begitu

juga dalam penyerapan air tanah, tidak dijelaskan berapa kubik air

yang dapat diserap dengan adanya RPTRA ini. Dengan tidak adanya

skala maka derajat perubahan yang diberikan oleh kebijakan ini

menjadi tidak jelas.

d. Site of Decision Making (Letak pengambil keputusan)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang

peranan penting dalam pelaksaan suatu kebijakan, maka pada bagian

ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan keputusan dari suatu

kebijakan yang akan diimplementasikan. Pengambilan keputusan

dalam implementasi kebijakan sangat diperlukan untuk memberikan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

62

sebuah saran ataupun solusi mengenai yang ada di lapangan.

Pengambil keputusan dalam melaksanakan kebijakan ini diberikan

kepada pengurus tingkat kelurahan dan pengelola RPTRA. Hal ini

bertujuan untuk memberikan saran dan solusi jika terjadi kendala di

lapangan. Pengambilan keputusan ini telah tertera dalam Pergub DKI

Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Kebutuhan

Sarana dan Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak pada pasal 8

ayat (4) poin g, pasal 9 ayat (6) poin a, b, dan ayat (9), dan pasal 10

ayat (2).

Berdasarkan peraturan tersebut, pengurus RPTRA tingkat

kelurahan diberikan wewenang untuk menyusun dan mengusulkan

rencana kerja dan anggaran kegiatan secara partisipatif. Selain itu

pengurus tingkat kelurahan dapat mengangkat pengelola RPTRA jika

ada kekosongan karena pengelola mengundurkan diri berdasarkan hasil

seleksi dan dapat menetapkan persyaratan untuk menjadi pengelola

sesuai kebutuhan. Sedangkan pengelola dapat mengambil keputusan

dalam mengusulkan rencana kebutuhan dan kegiatan RPTRA kepada

pengurus tingkat kelurahan dan dapat melaksanakan kegiatan

pelayanan RPTRA yang berkualitas.

e. Program Implementer (Pelaku pelaksana sebuah kebijakan atau

program)

Pelaksana suatu kebijakan sangat mempengaruhi implementasi

kebijakan. Suatu kebijakan publik akan diimplementasikan oleh

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

63

sesorang, organisasi ataupun badan-badan, penentuan pelaksan

kebijakan haruslah tepat. Kejelasan implementator kebijakan ini

diperlukan untuk implementator mudah dalam berkoordinasi dan untuk

memudahkan pengawasan. Jika suatu kebijakan dilakasanakan oleh

pelaksana yang tidak tepat maka tidak akan optimal dan tidak sesuai

dengan harapan. Dalam kebijakan RPTRA ini, implementornya telah

diatur dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak pasal 8 sampai pasal 12. Organisasi RPTRA

terdiri dari:49

1. Tim Pembina RPTRA tingkat provinsi;

2. Tim pelaksana RPTRA tingkat Kota/Kabupaten

Administrasi;

3. Pengurus RPTRA tingkat kelurahan.

Susunan organisasi ruang publik terpadu ramah anak provinsi

DKI Jakarta terdiri dari:50

1. Tim Pembina Provinsi:

a. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta

b. Wakil ketua : Para asisten Sekda DKI Jakarta

c. Sekretaris : Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan

Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta

d. Anggota : SKPD tingkat provinsi DKI Jakarta, unsur

dunia usaha dan unsur masyarakat/perguruan tinggi

2. Tim Pelaksana RPTRA Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi

a. Ketua : Walikota/Bupati

b. Wakil Ketua : Sekretaris Kota Administrasi/Sekretaris

Administrasi Kabupaten

c. Sekretaris : Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan

Anak dan Pengendalian Penduduk Kota

Administrasi/Sekretaris Administrasi Kabupaten

49

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 123Tahun 2017 Tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasaran

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, BAB VI, Pasal 8. 50

Ibid., Lampiran 1.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

64

d. Anggota : SKPD tingkat Kota/Kabupaten

Administrasi, unsur dunia usaha dan unsur

masyarakat/perguruan tinggi

3. Pengurus RPTRA Tingkat Kelurahan

a. Ketua : Lurah

b. Ketua Harian : Sekretaris Kelurahan

c. Wakil Ketua Harian : Kepala Seksi Perekonomian Dan

Kesra

d. Anggota :

1. Kepala Seksi Prasarana, Sarana

Kebersihan, Dan Lingkungan

Hidup

2. TP PKK

3. Unsur masyarakat

Selain itu, dalam kebijakan ini terdapat pengelola RPTRA yang

merupakan ujung tombak dalam pelaksana kebijakan ini. Dalam BAB

VII pasal 9 diatur mengenai tanggungjawab pengelola, seleksi

pengelola, tugas pengelola, hak pengelola, dan masa kontrak

pengelola.

f. Resources Committed (Sumber-sumber daya yang digunakan)

Kebijakan yang tidak didukung oleh sumber daya yang memadai

akan menghambat dalam tahap implementasi. Sumber-sumber daya ini

yakni berupa sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Dalam

implementasi kebijakan, implementor harus memiliki kompetensi dan

integritas yang baik agar suatu kebijakan dapat terlaksana dengan baik

sesuai dengan harapan. Selain sumber daya manusia, sumber daya

finansial sangatlah diperlukan, dengan sumber dana finansial suatu

kebijakan akan dapat diimplementasikan sesuai dengan harapan.

Sumber daya yang digunakan untuk mengimplementasikan

kebijakan RPTRA berupa sumber daya manusia, anggaran dan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

65

fasilitas. Sumber daya manusia yang digunakan dalam implementasi

ini telah tertera dan dijelaskan pada Pergub DKI Jakarta Nomor 123

Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak pasal 8 sampai pasal 12. Dalam

pasal tersebut telah dijelaskan dan ditetapkan mengenai implementor

dan persyaratannya. Implementor dalam kebijakan ini merupakan

aparatur sipil negara yang telah ditetapkan dan masyarakat yang lolos

seleksi. Masyarakat yang telah lolos seleksi dapat menjadi pengelola

RPTRA selama satu tahun dan setelah itu dapat terpilih kembali jika

telah lolos dalam seleksi. Mengenai sumber daya manusia yang

dibutuhkan telah dijelaskan dan cukup untuk mengimplementasikan

kebijakan ini.

Anggaran yang dibutuhkan dalam implementasi kebijakan ini

telah diatur dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak BAB X pasal 15. Anggaran dalam kebijakan ini

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber

dana lain yang sah dan tidak mengikat. Selain itu penganggaran

pengelolaan RPTRA ini dianggarkan oleh pengelola dan anggaran

kegiatan pendukung RPTRA ini dilaksanakan oleh SKPD/UKPD.

Dalam penggaran kebijakan ini tidak disebutkan nominal dan

klasifikasinya. Sehingga anggaran RPTRA satu dengan dapat berbeda.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

66

Hal ini menjadi kekurangan dan ketidak jelasan mengenai anggaran

dalam mengimpelementasikan kebijkan RPTRA ini.

Fasilitas yang digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan

ini telah diatur dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017

tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang

Publik Terpadu Ramah Anak BAB XI pasal 16-22. Dalam peraturan

tersebut telah dijelaskan mengenai fasilitas yang dibutuhkan dan

kualitasnya. Hal ini bertujuan agar fasilitas yang ada sesuai dengan

tujuan dibuatnya kebijakan ini yakni ramah terhadap anak.

2. Context of Policy (konteks kebijakan)

a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingan dan strategi dari actor yang terlibat).

Dalam suatu kebijakan perlu dipertimbangkan kekuasaan,

kepentingan-kepentingan dan strategi dari actor yang terlibat guna

memperlancar jalannya suatu implementasi kebijakan. Seberapa

besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para

actor yang terlibat dalam implementasi kebijakan.

Stakeholder dalam kebijakan RPTRA ini terdiri dari

Pengurus RPTRA tingkat provinsi, pengurus RPTRA tingkat kota

dan pengurus RPTRA tingkat kelurahan. Tiap stakeholder yang ada

memiliki kepentingan untuk mengimplementasikan kebijakan

RPTRA sesuai dengan Pergub DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017

tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

67

Publik Terpadu Ramah Anak. Stakeholder yang ada memiliki tujuan

untuk membangun, menjalankan dan mewujudkan tujuan kebijakan

RPTRA ini. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya evaluasi pada

BAB XI pasal 14 dan pengawasan pada BAB XII pasal 23 Pergub

DKI Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan

Kebutuhan Sarana dan Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah

Anak. Pengawasan telah dilakukan oleh pengurus RPTRA tingkat

kelurahan. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Kasie Kesra:

“Kalo monitor itu setiap hari kita monitor, setiap hari

mereka melaporkannya di grup WA. Ya saya tidak pernah

memberikan jadwal untuk monitor di RPTRA. karna saya

tidak mau mereka ada kesra yang dating harus gini-gini,

setiap saat kalo saya punya waktu, pak lurah punya waktu

siapapun yang punya waktu silahkan monitoring ke

RPTRA. karna selain dari kelurahan ada juga dari dinas

kehutanan, dinas olahraga, kecamatan juga monitor jadi

semua SKPD memonitor.”51

Pengawasan yang dilakukan oleh pengurus tingkat kelurahan

dilakukan setiap hari melalui media sosial whatsapp. Melalui media

ini pengelola menyampaikan kegiatan-kegiatan yang sedang

berlangsung dan jika kegiatan tersebut tidak sesuai dengan

peraturan yang ada maka pengurus tingkat kelurahan dapat menegur

dan meluruskannya.

Dalam pelaksanaanya, pengurus RPTRA mulai dari tingkat

provinsi hingga pengurus tingkat kelurahan sangat concern terhadap

kebijakan RPTRA ini. Kebijakan ini dirancang untuk memecahkan

51

Hasil wawancara dengan Informan Sri Laela, pada Rabu 28 Maret 2018. pukul 13.28 WIB.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

68

permasalahan yang berkembang di masyarkat yakni permasalahan

pemenuhan hak-hak anak dan ruang terbuka. Dengan dukungan

penuh dari pengurus RPTRA, kebijakan RPTRA yang saat ini

sedang berjalan memiliki fungsi dan manfaat sesuai dengan tujuan

dibuatnya kebijakan ini.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Munawaroh selaku

pengelola RPTRA, “selama berdiri setahun katanya sih jadi lebih

baik, ada yang kelihatan perubahannya ya itu sih Iwan dia jadi bisa

bersosialisasi dari tadinya pendiam jadi bisa berani bersosialisasi.”52

Berdasarkan yang diungkapkan oleh Munawaroh, dengan adanya

RPTRA dapat berpengaruh terhadap pemenuhan hak-hak anak,

yakni megenai interaksi dan partisipasi. RPTRA menjadi wadah

untuk anak-anak dalam tumbuh dan berkembang. Hal ini tidak

terlepas dari sikap dan perilaku pengelola yang merupakan ujung

tombak dari kebijakan ini.

Strategi dari implementor sangat dibutuhkan agar kebijakan

ini tidak terjadi penolakan. Selain itu, strategi diperlukan untuk

mensosialisasi agar kelompok sasaran mengerti dan paham

mengenai kebijakan RPTRA ini. Awal kebijakan ini ditetapkan,

Implementasi kebijakan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta ditetapkan

pada tanggal 2 Juli 2015. Pemprov DKI Jakarta telah

52

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.55 WIB

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

69

mensosialisasikan secara massif kepada masyarakat. Hal ini sesuai

dengan dikatakan oleh sekretaris kelurahan, yakni sebagai berikut:

“Dari jaman dulu, awalnyakan memang digembor-

gemborkan. Jadi masyarkaat paham, jadi untuk kami tidak

kesulitan lagi dalam mensosialisasikannya. Pada saat

pertemuan RW, itu kita sampaikan juga bahwa di kelurahan

mampang khususnya di RW 01 ada bangunan RPTRA.

disitu tempat untuk berinteraksi masyarakat satu dengan

yang lainnya, disitu tempat berdiskusi dan lain-lainnya.

Disitu kami sampaikan pada saat rapat antar RW. Lalu pada

saat ada pertemuan dengan warga itu sering kami

sampaikan.”53

Pengurus RPTRA tingkat kelurahan sebagai aktor yang

secara langsung bersinggungan dengan masayarakat membutuhkan

strategi yang tepat untuk mensosialisasikan kebijakan ini. Pengurus

RPTRA di Kelurahan Mampang memiliki strategi sosialisasi

dengan cara menyampaikan dan menjelaskan pada saat rapat antar

RW dan pertemuan secara langsung dengan masyarakat. Hal ini

sangat berguna untuk memberitahu dan menjelaskan kebijkana

RPTRA agar kelompok sasaran tidak mengalami kebingungan dan

tidak terjadi penolakan. Selain itu dengan adanya strategi ini, dapat

menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan RPTRA sehingga

dapat terwujudnya tujuan kebijakan ini.

53

Hasil wawancara dengan Informan Sulastri, SKM., MAP, pada Senin, 02 April 2018. pukul

13.55 WIB.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

70

b. Institution and Regime Characteristic (Karakteristik dari suatu

lembaga yang akan turut mempengaruhi suatu kebijakan)

Karakteristik dari suatu lembaga mempengarui implementasi

suatu kebijakan. Karakteristik lembaga tersebut harus sesuai dengan

kebutuhan implementasi suatu kebijakan. Karakteristik lembaga

yang mengimplementasikan kebijakan RPTRA ini merupakan

lembaga yang berkarakteristik demokratis. Lembaga yang

menjalankan kebijakan ini merupakan lembaga pemerintahan yang

berasaskan Pancasila. Dengan berasaskan Pancasila maka lembaga

pemerintah berkarakteristik demokratis.

Hal tersebut ditunjukan dengan adanya hak anggota untuk

menyuarkan pendapat dan dalam mengambil keputusan

menggunakan musyawarah. Pengurus RPTRA tingkat kelurahan

dalam mengimplementasikan dapat menyusun dan mengusulkan

rencana kerja dan anggaran kegiatan secara partisipatif.54

Pengurus

RPTRA tingkat kelurahan dalam menyusun dan mgusulkan

rancangan kerja dan anggaran melibatkan stakeholder yang ada. Hal

ini bertujuan untuk mengoptimalkan rancangan kerja dan rancangan

anggaran.

54

Gubernur Provinsi Daerah Khusu Ibukota Jakarta, Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusu

Ibukota Jakarta Nomor 123 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan dan Kebutuhan Sarana dan

Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, BAB III, Pasal 5.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

71

c. Compliance and Responsiveness (Tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana)

Sejauh mana kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam

menanggapi suatu kebijakan. Pelaksana kebijakan ini telah patuh

dalam menjalankan kebijakan ini sesuai dengan peraturan yang ada.

Hal ini terbukti dengan berdirinya RPTRA Ramli di Kelurahan

Mampang Prapatan. RPTRA yang diproyeksikan untuk didirikan di

setiap kelurahan telah terlaksana di Kelurahan Mampang Prapatan.

Hal tersebut disebabkan oleh patuhnya pengurus kebiajakan

RPTRA ini mulai tingkat provinsi hinggar pengurus tingkat

kelurahan.

Selain itu pengelola yang merupakan ujung tombak

implementasi kebijakan ini telah menjalankan sesuai dengan

peraturan yang ada. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Sekretaris

Kelurahan Mampang Prapatan, “menurut saya pengelola sudah

sesuai dengan rulenya, pengelola pun sudah sesuai dengan jadwal

yang ditentukan. Semuanya sudah berjalan sesuai dengan alurnya

masing-masing.”55

Pengelola saat ini telah menjalankan tugasnya

dengan baik. Selain itu pengelola RPTRA memiliki respon yang

baik dalam mengelola RPTRA. Hal ini ditunjukan dengan kadang

pakai uang kas pengelola kalo misalnya kitanya gak mau ribet kan

55

Hasil wawancara dengan Informan Sulastri, SKM., MAP, pada Senin, 02 April 2018. pukul

14.05 WIB.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

72

lama tuh prosesnya.56

Pengelola menggunakan uang kas yang

dikumpulkan yang berasal dari uang pribadi. Hal ini menunjukan

respon yang baik dalam menjalankan kebijakan ini. Pengurus

RPTRA tingkat kelurahan dalam mengimplementasikan kebijakan

ini masih kurang optimal. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh

pengelola RPTRA:

“Menurut saya kalo lurahnya sendiri sih dengan adanya

RPTRA ini menganggapnya kayak beban, sebenarnya kalo

lurahnya gencar RPTRA bakal bagus. Dalam setahun ini sih

saya ngerasa kurang kekeluargaan, kurang dirangkul, kayak

anak tirikan.”57

Sikap yang kurang respon dan kekeluargaan menjadi salah

satu kekurangan dalam mengimplementasikan kebijakan ini di

Kelurahan Mampang Prapatan. Pengurus RPTRA tingkat kelurahan

alangkah baiknya memiliki sikap yang baik agar tercapainya tujuan

dari kebijakan RPTRA ini.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi

Kelurahan Mampang Prapatan memiliki satu RPTRA yakni

RPTRA RAMLI yang sudah berdiri sejak tahun 2017. Dalam

implementasi RPTRA di Kelurahan Mampang Prapatan memiliki faktor

penghambat dan faktor pendukung. Faktor penghambat dan pendukung

ini harus segera dicari solusinya. Oleh karena itu diperlukan adanya

evaluasi.

56

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.35 WIB 57

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.37 WIB

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

73

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Pak Raharjo

selaku expert opinion dalam penelitian ini.

“Oleh karena itu yang dapat dilakukan adalah bahwa

kebijakan yang sudah diimplementasikan harus dievaluasi,

hal ini dilakukan untuk menilai sejauhmana keefektifan

suatu kebijakan public, sejauhmana tujuan dari kebijakan

tersebut tercapai, bagaimana kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan yang terjadi. Evaluasi bertujuan untuk

mencari kekurangan dan dapat mengatasi kekurangan,

kendala atau kelemahan dari kebijakan tersebut.”58

Mengenai hal ini, peneliti membahas faktor penghambat dan

faktor pendukung merujuk dari model implementasi George C. Edwards

III. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Faktor Penghambat dalam Implementasi

Implementasi RPTRA di Kelurahan Mampang Prapatan terdapat

kendala atau penghambat dalam mengimplementasikannya. Kendala

terdapat diberbagai aspek, seperti informasi, sumber daya, anggaran

sikap dan standar operasional prosedur. Kendala dalam aspek informasi

seperti kurang jelasnya job desc pengelola, cuti untuk pengelola, dan

patung hukum pengelola. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh pengelola:

“Kalo menurut saya pribadi sih masih sedikit bingung,

kita itu sebenarnya dibawah naungan siapa sih, job descnya

gak ada, payung hukumnya, cutinya gitu-gitu juga belum

jelas, kontrak kita tuh kan dari sudin PPAPP sedangkan

pengurusnya kelurahan.”59

Pengelola terdapat kendala mengenai pengelola itu dibawah

naungan siapa, job desc, payung hukum dan cuti. Pengelola sendiri di

58

Hasil wawancara dengan expert opinion Pak Raharjo, S.Pd., M.Si., pada 27 Mei 2018. 59

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.45 WIB.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

74

rekrut oleh PPAPP sedangkan dalam menjalankan RPTRA atasannya itu

Lurah. Hal ini membuat bingung pengelola dalam mengelola RPTRA.

Mengenai job desc pengelola pun masih kurang jelas, karena pengelola

hanya menjaga, membersihkan RPTRA, dan mengawasi ketika anak-

anak bermain di RPTRA. Job desc pengelola dianggap masih kurang

jelas. Payung hukum yang melandasi pengelola pun dianggap kurang

jelas. Pengelola tidak mengetahui payung hukumnya. Sedangkan cuti

untuk pengelola dianggap tidak jelas. Pengelola tidak mengetahui apakah

ia dapat cuti dan jika dapat cuti berapa kali dalam satu tahun. Hal ini

menjadi kendala mengenai informasi dalam menjalankan RPTRA.

Kendala yang selanjutnya yakni mengenai struktur organisasi

yang ada di pengelola. Struktur organisasi pengelola terdiri dari

koordinator, sekretaris, bendahara, Humas, Sarana Prasarana dan PKK

Mart. Waktu dalam menjabat kepengurusan struktur organisasi yang ada

di pengelola hanya empat bulan. Hal ini menjadi kendala dalam

menjalankan RPTRA. Hal ini seseuai yang dikatakan oleh pengelola:

“Iya karna kan setiap empat bulan berganti posisi di

kepengurusan, ya seharus dalam masa jabatan setahun baru

diganti, biar yang menjabat menguasai, paham dan

melakukan kerjanya dengan baik. Baru empat bulan ganti,

jadi kurang fokus.”60

Empat bulan berganti posisi dalam struktur organisasi pengelola.

Hal ini membuat kinerja pengelola dalam menjabat di kepengurusan

kurang maksimal, tidak fokus dan kurang dapat memahami dengan baik.

60

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.58 WIB.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

75

Hal ini menjadi salah kendala dalam menjalankan dan mengelola

RPTRA. Mengenai hal ini dirasa kurang tepat, hal ini akan membuat

pengelola menjadi tidak maksimal dan tidak fokus dalam bekerja.

Keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala dalam

mengimplementasikan kebijakan RPTRA ini. Lahan yang ada di RPTRA

ini hanya 864m². Hal ini sesuai yang dikatakan oleh pak Lurah, “Dulu

awalnya itu tanahnya milik dinas pertamanan, kurang lebih luasnya

864m²”61

. Lahan yang ada saat ini memang tadinya merupakan sebuah

taman. Lahan yang ada saat ini meskipun tidak memenuhi kriteria

luasnya dan merupakan daerah banjir tetap dijadikan lahan untuk

membangun RPTRA. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh pak

Lurah, ”Karna ada ketentuan awal, salah satu kriterianya itu luas

lahannya minimal 1000m², Kedua lokasinya bukan lokasi banjir”.62

Lahan yang ada saat ini memang tidak memenuhi kriteria yang

ditentukan. RPTRA ini ketika hujan lebat akan tergenang air karena

berada di bantaran kali Mampang.

Selain itu fasilitas yang ada saat ini dirasa masih belum cukup.

RPTRA ini masih kekurangan lampu, CCTV banyak yang blank spot dan

permainan yang dianggap dapat membahayakan keselamatan anak-anak.

61

Hasil wawancara dengan Key Informan Ramli, pada Senin 09 April 2018. pukul 11.05 WIB. 62

Hasil wawancara dengan Key Informan Ramli, pada Senin 09 April 2018. pukul 11.07 WIB.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

76

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh pengelola:

“Masih kurang, kurangnya lampu, cctv banyak yang

blank spot, itu juga permainannya juga kayak bahaya

soalnya kan bawahnya batu-batu gitu, seharusnya bawahnya

itu kayak karpet gitu. Kalo ngeliat di RPTRA durian itu

bagus.”63

Kurangnya penerangan yang di RPTRA disebabkan kurangnya

lampu. Lampu yang ada tidak cukup banyak, sehingga penerangan ketika

malam hari menjadi kurang. Lampu sangat dibutuhkan untuk penerangan

ketika malam hari. Karena jam operasional RPTRA hingga jam sepuluh

malam. Tidak hanya kekurang penerangan, CCTV yang ada dianggap

kurang dapat menjangkau keadaan di RPTRA. Meskipun sudah ada

empat CCTV, hal ini belum menjangkau keaadaan yang ada. Kurangnya

CCTV sehingga menimbulkan blank spot.

Hal ini membuat pengelola kurang dapat memantau keadaan yang

ada, sehingga keamanan menjadi kurang. Selain itu permaianan anak

seperti ayunan dan prosotan dianggap cukup berbahaya bagi keselamatan

anak-anak. Hal ini disebabkan oleh lantai permainan tersebut bebatuan

atau konblok. Lantai yang menggunakan konblok lebih baik diganti

dengan karpet ataupun yang berbahan tidak keras, agar permainan yang

ada tidak membahayakan anak-anak.

Anggaran yang ada saat ini hanya sebatas gaji, alat tulis dan

asuransi. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk mengembangkan

RPTRA. Anggaran yang ada saat ini dirasa tidak dapat memenuhi

63

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 13.11 WIB.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

77

kebutuhan RPTRA. Pengelola mencari dana dengan membuat proposal

yang nanti akan diajukan ke perusahaan yang ada di daerah kelurahan

Mampang. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Munawaroh selaku

pengelola:

“Kalo misalnya kayak rakor di RPTRA itu ada dananya

sendiri dari kelurahan, tapi kalo misalkan kita mau ,kek

kemarin hut RPTRA kita mau bikin kegiatan lomba paling

kita swadaya dari masyarakat kemaren kita masukin ke

perusahan yang ada didaerah mampang terus dananya

terkumpul berapa mungkin dari lurah nambahin itu juga

mereka nambahin juga kantong sendiri. Kalo saya sih

kurang tau mengenai pendanaannya untuk rptra untuk

kegiatannya itu sih kurang begitu tahu ya, untuk RPTRA sih

paling anggarannya untuk alat kebersihan, terus ATK, untuk

pengelola, aqua dapet, kopi, teh paling sih untuk kegiatan

kelurahan paling ngasih snack aja”64

Rapat Koordinasi (rakor) di RPTRA memiliki dana yang

dianggarkan di kelurahan. Dana tersebut untuk keperluan

keberlangsungannya Rakor, seperti makanan dan minuman. Sedangkan

untuk kegiatan yang akan dilaksanakan di RPTRA seperti HUT RPTRA

tidak memiliki anggaran. Sehingga pengelola mencari dana sendiri

dengan meminta swadaya masyarakat dan membuat proposal yang nanti

akan diajukan ke perusahaan yang ada di Kelurahan Mampang. Dengan

tidak adanya anggaran untuk kegiatan-kegiatan maka RPTRA ini tidak

akan berkembang.

Kegiatan-kegiatan yang ada hanya sedikit sekali melihat danaya

tidak memadai. Mengenai anggaran pengelola tidak mengetahui secara

detail. Anggaran yang ada di kelurahan bagi pengelola tidak transparan.

64

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 15.05 WIB.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

78

Kurang tahunya pengelola menganai anggaran yang ada, membuat

pengelola sulit untuk membuat kegiatan-kegiatan di RPTRA. Hal ini

menjadi kendala dalam implementasikan kebijakan RPTRA ini. Dana

yang dianggarkan di kelurahan tak dapat memenuhi kebutuhan yang ada.

Sehingga kegiatan-kegiatan yang ada hanya mengandalkan dari Sudin

terkait dan sumbangan dari perusahaan atau masyarakat.

Kendala yang selanjutnya yakni mengenai sikap. Sikap dari

pengurus kelurahan terhadap pengelola kurang kekeluargaan, seperti di

anak tirikan dan kurang dirangkul. Sikap tersebut dirasakan oleh

pengelola selama berjalannya RPTRA ini. Dengan sikap seperti ini maka

RPTRA ini sulit untuk berkembang dan sulit mencapai tujuan

didirikannya RPTRA. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh

pengelola:

”Menurut saya kalo lurahnya sendiri sih dengan adanya

RPTRA ini menganggapnya kayak beban, sebenarnya kalo

lurahnya gencar RPTRA bakal bagus kalo dia mau

ngeluarin duit ya bakal bagus, tapi dilurah disini sedikit

pelit tapi lurahnya disini bagus politik-politik duit gak mau,

teken proposal aja susah. Kesra sama kayak pak lurah tapi

dia sedikit royal biasanya sebulan sekali dikasih uang untuk

ATK, kalo dari sekel sendiri ya lumayan royal juga. Dalam

setahun ini sih saya ngerasa kurang kekeluargaan, kurang

dirangkul, kayak anak tirikan.”65

Berdasarkan pendapat dari pengelola, sikap dari pengurus tingkat

kelurahan menganggap beban, kurang merangkul, kurang kekeluargaan

dan seperti di anak tirikan. Sikap ini yang selama ini dirasakan oleh

pengelola. Pak Lurah sebagai ketua pengurus tingkat kelurahan

65

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 15.15 WIB.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

79

menganggap RPTRA seperti beban. Memang Lurah yang bertanggung

jawab di tingkat kelurahan memiliki tanggung jawab dalam

keberlangsungannya RPTRA. Jika menganggapnya sebagai beban maka

dalam penerapannya akan kurang maksimal. Selain itu pengurus tingkat

kelurahan kurang merangkul, kurang kekeluargaan dan seperti menganak

tirikan RPTRA.

Kendala dalam menjalankan dan mengelola RPTRA yakni

mengenai standard operational prosedur (SOP). Menurut pengelola SOP

yang ada masih kurang jelas dan masih abu-abu. SOP yang ada hanya

sebatas jam kerja dan alur pengadaan barang yang rusak. Hal ini

membuat pengelola menjadi bingung dalam mengelola. Dalam membuat

permohonan barang yang rusak, pengelola membuat formatnya sendiri

karena tidak ada format baku dari pengurus tingkat kelurahan. Hal ini

sesuai yang dikatakan oleh pengelola:

“SOP sampai saat ini masih abu-abu gak jelas gitu, kalo

misalkan dalam kerja ada peminjaman tempat ya itu kita

yang buat persyaratan, formnya sendiri, gak dikasih secara

tertulisnya dengan jelas jadi kalo misalkan mau ngapa-

ngapain wewenang kita gak ada. kalo mengajukan sarana

dan prasarana itu kita bikin form sendiri, apa-apa aja yang

dibutuhkan terus itu kita kirim ke Kasie Kesra dan itu pun

prosesnya lama.”66

Ketidak jelasan SOP membuat pengelola menjadi bingung dan

sehingga tidak memiliki wewenang. SOP yang ada hanya sebatas jam

kerja dan alur permohonan barang. Jam kerja pengelola dalam satu hari

delapan jam dan terbagi menjadi dua shift. Shift pertama dimulai dari jam

66

Hasil wawancara dengan Informan Munawaroh, pada Selasa 27 Maret 2018. Pukul 15.20 WIB.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

80

06.00 WIB-14.00 WIB dan shift kedua dimulai dari jam 14.00 WIB –

22.00 WIB. Mengenai alur permohonan barang yang rusak pengelola

dapat membuat daftar barang-barangnya lalu selanjutnya koordinator

pengelola akan menyerahkan ke Kasie Kesra.

Lokasi RPTRA yang berada di kawasan padat penduduk dan

berada di jalan yang sempit sehingga akses menuju lokasi menjadi sulit.

Akses yang dapat digunakan hanya dengan berjalan kaki dan

menggunakan kendaraan bermotor roda dua kendaraan bermotor roda

empat tidak dapat menjangkau ke lokasi. Jauhnya lokasi dari jalan raya

membuat distribusi barang dan mengadakan kegiatan-kegiatan akan

menjadi sulit.

Hal tersebut sesusai yang dikatakan oleh Nurul Qolbi:

“Ya kalo dari kita sih faktor penghambatnya Cuma dari

lokasi aja, karna kadang-kadang kalo mau ada kegiatan jadi

susah masuknya. Kalo mau bikin bimbingnan atau pelatihan

ya kendalanya itu aja lokasi. Kalo misalnya dipinggir jalan

kan enak, truk bisa masuk, kendaraan roda empat bisa

masuk cepet.”67

Lokasi yang berada didalam kawasan padat penduduk dan tidak

berada di pinggir jalan raya sehingga menjadi kendala dalam penerapan

RPTRA. Sulitnya akses dan tidak dilalui kendaraan bermotor roda empat

menjadi penghambat dalam mengadakan kegiatan-kegiatan maupun

pelatihan. Kegiatan-kegiatan dan pelatihan yang seyogyanya

diperuntukan untuk masayarakat menjadi dapat terlaksana karena

sulitnya akses kendaraan. Lokasi ini yang hanya dapat dilalui oleh

67

Hasil wawancara dengan Informan Nurul Qolbi, pada Kamis 05 April 2018 pukul 13.06 WIB.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

81

kendaraan roda dua dan berjalan kaki sehingga pada saat pendistribusian

barang-barang, alat-alat untuk kegiatan menjadi terhambat.

b. Faktor Pendukung dalam Implementasi

Implementasi kebijakan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di

Kelurahan Mampang Prapatan sudah berjalan lebih dari satu tahun. Pada

tanggal 14 Februari 2017, RPTRA Ramli merayakan satu tahun telah

berdiri. Dalam lebih dari satu tahun berdiri, RPTRA ini memilki faktor

pendukung dalam menjalankan kebijakan ini. Faktor tersebut antara lain

seperti lokasi yang strategis, menggunakan media sosial dalam

berinteraksi, keterlibatan SKPD dan lain-lain.

Dengan adanya faktor pendukung tersebut sehingga RPTRA

dapat berjalan hingga saat ini. Faktor pendukung dalam implementasi

seperti menggunakan medsos untuk berkoordinasi, dukungan dari SKPD-

SKPD terkait, sikap dan komitmen pengelola dan pengurus yang baik.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kasie Kesra, “faktor

pendukungnya ya Alhamdulillah RPTRA sudah berjalan, karna ada

dukungan dari SKPD-SKPD terkait.”68

Dalam menjalankan kebijakan

RPTRA ini, semua Sudin terlibat didalamnya.

Keterlibatan Sudin dalam pembangunan hingga berjalannya

RPTRA sesuai bidang yang dibawahinya. Seperti Sudin Perumahan

berperan dalam pembangunan RPTRA. Pembangunan seperti gedung,

permainan, aula dan yang ada di RPTRA merupakan tanggung jawab

68

Hasil wawancara dengan Informan Sri Laela, pada Rabu 28 Maret 2018. pukul 13.18 WIB.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

82

Sudin Perumahan. Sudin Pemberdayaan Perempuan Anak dan

Pengendalian Penduduk berperan dalam pengrekrutan dan pelatihan

untuk pengelola. Sudin Perpustakaan berperan dalam menyediakan

perpustkaan, buku-buku yang ada di RPTRA. Buku-buku yang ada di

RPTRA setiap tiga bulan diganti dan ini merupakan tanggung jawab dari

Sudin Perpustakaan. Keterlibatan SKPD tersebut menjadi salah satu

faktor pendukung dalam pelaksanaan RPTRA. Hal ini membuka ruang

untuk SKPD dalam berkontribusi dalam kemajuan dan perkembangan

RPTRA.

RPTRA Ramli yang berada di daerah padat penduduk

memungkinkan tewujudnya pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh dan

berkembang. Daerah padat penduduk yang kekurangan ruang terbuka

sangat strategis didirikannya RPTRA. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh

Lurah Mampang:

“Pertama ada di letaknya, dia harus strategis ditempat

padat penduduk ya kalo gak ada penduduk buat apa, kan

percuma. Ya kan RPTRA ini berada di wilayah padat

penduduk ya jadi menurut saya itu salah satu faktor

pendukungnya.”69

Lokasi yang berada di daerah padat penduduk, RPTRA ini

menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan hak-hak anak dan menjadi

wadah masyarakat untuk bersosialisasi. Padatnya rumah penduduk dan

sedikitnya ruang terbuka, dengan adanya RPTRA ini menjadi sangat

69

Hasil wawancara dengan Key Informan Ramli, pada Senin 09 April 2018 pukul 11.06 WIB.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

83

tepat. Hal ini menjadi faktor pendukung dalam mewujudkan tujuan

didirikannya RPTRA.

Komunikasi yang baik merupakan salah satu faktor pendukung

dalam menjalankan dan mengelola RPTRA. Pengelola dan pengurus

tingkat kelurahan sudah melakukan komunikasi yang baik sampai saat

ini. Pengelola dan pengurus tingkat kelurahan menjalin komunikasi yang

baik melalui media sosial. Media sosial whatshap menjadi sarana dalam

berkomunikasi. Pengelola dan pengurus membuat grup di WA untuk

berkomunikasi.

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh anggota PKK Kelurahan

Mampang:

“Ya itu kita dengan adanya grup WA, ada di Instagram

jadi pengelola itu selalu melaporkan, mengupdate apa-apa

aja yang terjadi di hari itu. Misalnya pagi-pagi masyarakat

melakukan olahraga bulu tangkis lalu mereka update ini loh

kegiatan kami di grup. Jadi kita tahu kegiatan apa saja yang

terjadi, itu sampai langsung ke Walikota.”70

Jarak antar RPTRA dengan kelurahan yang cukup jauh tidak

menjadi kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya media sosial. Adanya

media sosial sangat membantu dalam berkomunikasi pengelola dengan

pengurus tingkat kelurahan. Media sosial seperti whatshap, dan

instagram menjadi saran yang digunakan untuk saling bertukar informasi.

Pengelola dan pengurus memiliki grup WA untuk saling berkomunikasi.

Grup ini menjadi wadah dalam bertukar informasi. Pengelola dapat

melaporkan kegiatan yang sedang berlangusng di RPTRA melalui grup

70

Hasil wawancara dengan Informan Nurul Qolbi, pada Kamis 05 April 2018 pukul 13.36 WIB.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

84

tersebut. Dengan adanya grup tersebut, pengurus tingkat kelurahan

bahkan tingkat walikota dapat memantau kegiatan yang sedang

berlangsung.

Selama berdirinya RPTRA, sikap dan komitmen pengelola dan

pengurus tingkat kelurahan sangat baik. Sikap pengelola telah sesuai

dengan kontrak kerja yang ada. Mereka telah menjalankan tugas dan

fungsinya dengan sebaik mungkin. Hal ini menjadi faktor pendukung

berjalannya RPTRA.

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Sekretaris Kelurahan:

“Kan mereka sebelum teken kontrak memang ada

beberapa point yang harus dijalankan, ya sejauh ini mereka

sudah melakukan yang sesuai dengan perjanjian.

Komitemennya sesuai dengan perjanjian. Bentuk ikatan

kerja antara pengelola dengan pengurus kelurahan apa, dia

punya perjanjian kontrak itu ada disana.”71

Sikap dan komitmen pengelola selama ini sudah baik. Sikap

pengelola sudah sesuai dengan apa yang tertera di perjanjian kontrak.

Pengelola menjalankan apa yang ada di kotrak kerja, mengenai tugas

pokok dan fungsi. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung dalam

implementasi kebijakan RPTRA.

Pengurus dan pengelola memiliki struktur birokrasi untuk

menjalankan kebijakan RPTRA ini. Struktur birokrasi pengurus tingkat

kelurahan telah tertera dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 196 tahun 2015

pasal 16. Berdasarkan Pergub ini, pengurus tingkat kelurahan telah

71

Hasil wawancara dengan Informan Sulastri, SKM., MAP, pada Senin, 02 April 2018. pukul

13.45 WIB.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

85

ditetapkan dalam jabatannya. Sehingga tidak mengeluarkan tenaga untuk

menentukan posisi-posisi dalam kepengurusan. Selain itu dalam SOP di

RPTRA keterlibatan seluruh SKPD yang ada, sangat membantu dalam

menjalankan RPTRA. Keterlibatan ini membuat penerapan RPTRA

menjadi lebih mudah dan dapat mengembangkan RPTRA.

E. Keterbatasan Studi

Pada proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti

mengalami berbagai keterbatasan studi antara lain:

1. Keterbatasan Literatur

Buku sumber dalam penelitian ini sangat terbatas. Hanya

terdapat buku tentang modul pedoman RPTRA. Buku-buku yang

membahas tentang RPTRA itu tidak ada. Sehingga peneliti kesulitan

mencari mengenai konsep maupun teori RPTRA.

2. Keterbatasan Pedoman Wawancara

Pada dasaranya, penelitian deskriptif dapat berubah-ubah saat

terjun ke lapangan. Ada beberapa pedoman wawancara penelitian yang

telah dibuat oleh peneliti, namun pada kenyataan, ada perubahaan saat

penelitian di lapangan. Hal tersebut menjadikan peneliti harus

menyesuaikan pedoman wawancara dengan apa yang ada di lapangan..

3. Keterbatasan Sumber Informasi

Peneliti menyadari bahwa saat penelitian berlangsung, sumber

informasi tidak memilliki banyak waktu. Informan atau dengan key

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.unj.ac.id/2266/9/BAB 4.pdfKasie Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahterahan Rakyat dijabat oleh Sri Laela e. Kasie Prasarana,

86

informan tidak memiliki waktu yang cukup banyak, karena mereka

masih memiliki tugas dan kerja yang lain di kelurahan. Infoman dan

key informan pada saat diwawancara sulit terbuka dalam memaparkan

informasi.