pengaruh model pembelajaran dmr - ugj

13
331 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR (DISKURSUS MULTY REPRECENTASY) TERHADAP KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY PADA MATERI INDUKSI MATEMATIKA ) , ) 1) Unswagati, Jl. Perjuangan No. 1, Cirebon; anafaoziyah112@gmail. com 2) Unswagati, Jl. Perjuangan No. 1, Cirebon; sitirohyati. sr@gmail. com Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kemampuan kecerdasan logis matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kecerdasan logis matematis dan self efficacy siswa melalui pembelajaran Diskursus Multy Reprecentasy (DMR) Penelitian ini dilakukan pada siswa MAN Kelas XI Semester ganjil. Desain eksperimen yang digunakan adalah the randomized pretest- posttest control group design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Teknik pengumpulan data berupa soal tes, angket respon siswa, dan lembar self efficacy. Artikel tidak ada pembahasan, bisa melihat contoh artikel terkait pembahasan kajian teori Kata Kunci. (DMR), Kecerdasan Logis Matematis, Self Efficacy Abstract. This research is motivated by the existence of mathematical logical intelligence abilities of students. This study aims to determine the increase in mathematical logical intelligence skills and self efficacy of students through learning Multy Reprecentasy Discourse (DMR). This research was conducted on students of Class XI MAN in odd semester. The experimental design used was the randomized pretest-posttest control group design. The sampling technique used was purposive sampling. Data collection techniques are in the form of test questions, student response questionnaires, and self efficacy sheets. Keywords. (DMR), Mathematical Logical Intelligence, Self Efficacy

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

331

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR

(DISKURSUS MULTY REPRECENTASY) TERHADAP

KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DAN SELF

EFFICACY PADA MATERI INDUKSI MATEMATIKA

𝐀𝐧𝐚 𝐅𝐚𝐨𝐳𝐢𝐲𝐚𝐡𝟏), 𝐒𝐢𝐭𝐢 𝐑𝐨𝐡𝐲𝐚𝐭𝐢𝟐)

1)Unswagati, Jl. Perjuangan No. 1, Cirebon; anafaoziyah112@gmail. com

2)Unswagati, Jl. Perjuangan No. 1, Cirebon; sitirohyati. sr@gmail. com

Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kemampuan

kecerdasan logis matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan kecerdasan logis matematis dan

self efficacy siswa melalui pembelajaran Diskursus Multy Reprecentasy

(DMR) Penelitian ini dilakukan pada siswa MAN Kelas XI Semester

ganjil. Desain eksperimen yang digunakan adalah the randomized pretest-

posttest control group design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah sampling purposive. Teknik pengumpulan data berupa soal tes,

angket respon siswa, dan lembar self efficacy.

Artikel tidak ada pembahasan, bisa melihat contoh artikel terkait

pembahasan kajian teori

Kata Kunci. (DMR), Kecerdasan Logis Matematis, Self Efficacy

Abstract. This research is motivated by the existence of mathematical

logical intelligence abilities of students. This study aims to determine the

increase in mathematical logical intelligence skills and self efficacy of

students through learning Multy Reprecentasy Discourse (DMR). This

research was conducted on students of Class XI MAN in odd semester.

The experimental design used was the randomized pretest-posttest control

group design. The sampling technique used was purposive sampling. Data

collection techniques are in the form of test questions, student response

questionnaires, and self efficacy sheets.

Keywords. (DMR), Mathematical Logical Intelligence, Self Efficacy

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

332

Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting didalam

sekolah, matematika sangat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam

keidupan sehari-hari. Menurut Yudha dan Suwarjo (2014) bahwa

pembelajaran matematika dapat bermakna apabila siswa dapat menemukan

sendiri konsep yang telah dipelajari, belajar matematika artinya siswa

memahami tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang abstrak dan

disusun secara hierarkis. Selaras dengan pendapat Ferdianto dan Setiyani

(2018) matematika dapat dijadikan sebagai alat dalam memahami dan

menyelesaikan masalah yang ditemukan dan dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan diberikannya masalah-masalah yang berkaitan dengan

kehidupan nyata, siswa akan dengan mudah memahaminya.

Berdasarkan hasil observasi di MAN 1 Kota Cirebon, proses pembelajaran

masih berpusat pada guru, suasana belajar yang kurang kondusif, proses

belajar didominasi oleh siswa yang berprestasi, kurangnya respon belajar

siswa, jarangnya penggunaan media pembelajaran pada saat proses

pembelajaran, dan siswa hanya terpaku pada satu sumber belajar. Akibatnya

materi yang disampaikan guru kurang diperhatikan siswa sehingga tidak

memberikan siswa untuk mengembangkan seluruh potensi siswa secara

optimal.

Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama

dalam hal kecerdasan logis matematis dinilai masih rendah. Berkaitan dengan

kemampuan kecerdasan logis matematis indikator yang belum terpenuhi oleh

siswa yaitu: Menjelaskan perihal penggunaan simbol-simbol abstrak yang

terdapat pada penyelesaian masalah; Menentukan hubungan antar simbol

yang telah disebutkan dengan pola sebab-akibat dalam permasalahan;

Menulis penyelesian masalah secara sistematis; Teliti dalam penyelesaian

masalah; Menentukan alternatif jawaban lain sesuai dengan permasalahan.

Materi yang sulit untuk siswa dalam hal kecerdasan logis adalah materi

induksi matematika, terutama dalam penyelesaian, siswa sudah mengetahui

langkah-langkah dalam induksi matematika yang pertama yaitu langkah awal

(untuk 𝑛 = 1) dan yang kedua langkah induksi (untuk 𝑛 = 𝑘 dan untuk 𝑛 =

𝑘 + 1) siswa merasa kesulitan ketika peneyelesaian dibagian langkah induksi

yaitu untuk 𝑛 = 𝑘 + 1 pada tahap penyelesaian ini sebagian siswa sudah

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

333

paham untuk menggantikan nilai 𝑛 dengan 𝑘 + 1 tetapi siswa belum memiliki

kecerdasan logis yang artinya siswa belum bisa melanjutkan penyelesaian

selanjutnya dalam hal ini siswa hanya memliki kecerdasan sampai siswa

hanya dapat memasukkan nilai 𝑛 digantikan dengan 𝑘 + 1 tanpa siswa dapat

membuktikan pembuktian tersebut. Selanjutnya dalam materi induksi

matematika sebagian besar siswa belum dapat menentukan alternatif jawaban

lain sesuai dengan permasalahan. Ada beberapa sebagian siswa sudah paham

dengan langkah tersebut tetapi masih salah dalam hal penyelesaian akhir.

Berkaitan dengan ketuntasan hasil belajar siswa sekolah mempunyai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran. Di MAN 1 Kota Cirebon

ketika penulis melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bahwa

ketuntasan belajar individual masih dibawah kriteria ketuntasan minimal

dengan nilai 76 skala 100, artinya ketuntasan klasikalpun masih dibawah

kriteria ketuntasan minimal (KKM)

Selain kemampuan kecerdasan logis matematis aspek yang menunjang untuk

proses pembelajaran adalah aspek afektif yaitu keyakinan diri pada siswa.

Dalam materi induksi matematika tingkat keyakinan diri masih sangat rendah

terlihat ketika siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, siswa

tidak memliki keyakinan diri ketika siswa menghadapi soal yang berbeda

dengan yang diberikan oleh guru. keyakinan diri siswa muncul ketika siswa

bersama-sama mengerjakan soal dengan guru. Selain itu kurangnya

penanaman sifat keyakinan diri oleh guru, disini peranan guru sangat penting

untuk menumbuhkan rasa keyakinan diri siswa dalam proses pembelajaran

supaya siswa mempunyai keyakinan diri dalam mengerjakan soal-soal

matematika yang menurut siswa adalah susah. Siswa yang memiliki

keyakinan diri yang rendah akan berdampak pada prestasi belajar yang

rendah begitupun sebaliknya apabila keyakinan diri anak tinngi akan

berdampak pada prestasi belajar yang tinggi pula.

Peran guru sangat penting didalam menumbuhkan keyakinan diri pada

siswa. Guru selaku pendidik harus harus menciptakan situasi belajar yang

mampu meningkatkan kemampuan kecerdasan logis matematis dan

keyakinan diri pada siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran.

Hal ini bertujuan agar siswa dapat meningkatkan kecerdasan logisnya dan

keyakinan diri. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

334

pembelajaran DMR. Dalam model pembelajaran DMR yaitu proses belajar

terjadi dengan anggota kelompok masing-masing.

Sintaks dari metode pembelajaran DMR yang belum dapat di aplikasikan

pada saat proses pembelajaran yaitu: pada tahap pengembangan dimana pada

tahap ini siswa melakukan diskusi dengan kelompok yang telah dibuat

sebelumnya. Dalam pelaksanaannya siswa sangat sulit bekerja kelompok

dengan baik hanya beberapa siswa yang unggul yang dapat mengerjakannya

dan anggota kelompok lainnya hanya dapat melihat penyelesaian dari soal

yang diberikan oleh guru tanpa siswa dapat menggali kemampuan

kecerdasan logis masing-masing individu. Pada tahap ini diharapkan setiap

anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah

tersebut dan guru dapat memantau jalannya diskusi supaya diskusi dapat

berjalan dengan baik.

Hubungan antara kemampuan kecerdasan logis matematis dengan model

pembelajaran kooperatif tipe DMR yaitu suatu kemampuan siswa dalam

berpikir secara logis (akal sehat) didalam lingkungan kelas, dimana siswa

saling bertukar ide atau pemikiran satu sama lain yang diutarakan oleh

temannya sehingga terciptanya ide-ide baru dalam menyelesaikan

permasalahan matematika dengan berbagai sumber pelajaran yang

mengakibatkan terciptanya kerjasama kelompok sehingga menimbulkan

kecerdasan logis matematis. Ketika penulis melakukan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) banyak siswa yang merespon ketika pembelajaran

ditambahkan dengan media, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mulai

memberikan tanggapan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Berdasarkan pada uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan

kecerdasan logis matematis dan keyakinan diri siswa penting untuk

ditingkatkan dan pembelajaran dengan menggunakan model DMR

merupakan model yang tepat digunakan. Oleh karena itu, peneliti mengambil

penelitian ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran DMR (Diskursus

Multy Reprecentasy) tehadap Kemampuan Kecerdasan Logis Matematis dan

Self Efficacy pada Materi Induksi Matematika”.

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

335

Kajian Teori

Menurut Masbukin (2014) kecerdasan logis matematis yaitu kecerdasan yang

berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang

digunakan untuk melakukan kalkulasi hitung dan berfikir abstrak serta

berfikir logis dan ilmiah. Selaras dengan pendapat Mufarizuddin (2017)

bahwa kecerdasan logis matematis adalah kemampuan untuk melihat,

memahami angka, konsep bentuk, pola serta memecahkan masalah

sederhana. Hal itu diperkuat oleh Leonard dan Linda (2018) kecerdasan logis

matematis adalah kecerdasan yang menekankan kepada pemecahan soal-soal

dengan menggunakan logika yang menuntut anak untuk menalar dan

menganalisis terlebih dahulu persoalan yang ada.

Untuk mengukur kemampuan kecerdsan logis matematis yang dimiliki siswa

perlu adanya indikator untuk dijadikan sebagai pedoman pengukuran.

Indikator kecerdasan logis matematis menurut Ekasari (2014) sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi informasi yang diketahui dan apa yang ditanya dalam

permasalahan (LM-1), (2) Menjelaskan perihal penggunaan simbol-simbol

abstrak yang terdapat pada penyelesaian masalah (LM-2), (3) Menentukan

hubungan antar simbol yang telah disebutkan dengan pola sebab-akibat

dalam permasalahan (LM-3), (4) Menggunakan syarat atau rumus yang

berkaitan dengan permasalahan sesuai dengan kaidah matematika (LM-4), (5)

Menulis penyelesaian masalah secara sistematis (LM-5), (6) Teliti dalam

penyelesaian masalah (LM-6), (7) Menentukan alternatif jawaban lain sesuai

dengan permasalahan (LM-7), (8) Menyusun kesimpulan penyelesaian

masalah yang sesuai dengan permasalahan (LM-8). Masbukin (2014) indikator

kecerdasan logis matematis yaitu: (1) Kemampuan dalam menemukan

perbedaan pola-pola logika dan numeric, (2) kemampuan melakukan

argumentasi yang panjang dan terstruktur secara logis dan ilmiah.

Berdasarkan beberapa penjelasan indikator untuk mengukur kemampuan

kecerdasan logis menurut ahli, maka indikator untuk mengukur kemampuan

kecerdasan logis matematis siswa dalam penelitian ini, yaitu. (1)

Mengidentifikasi informasi yang diketahui dan apa yang ditanya dalam

permasalahan, (2) Menggunakan syarat atau rumus yang berkaitan dengan

permasalahan sesuai dengan kaidah matematika, (3) Menulis penyelesaian

masalah secara sistematis, (4) Teliti dalam penyelesaian masalah, (5)

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

336

Menyusun kesimpulan penyelesaian masalah yang sesuai dengan

permasalahan.

Self efficacy adalah believe atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai

situasi dan menghasilkan outcomes yang positif hal ini dikemukakan oleh

Sariningsih dan Purwasih (2017). Keyakinan diri atau self efficacy merupakan

kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah agar memperoleh hasil yang

diinginkan menurut Bandura (Putra, Putri, Lathifah, dan Mustika, 2018).

Selaras dengan pendapat Woolfolk (Novferma, 2016) bahwa efikasi diri atau

self efficacy ini muncul bila siswa menangani tugas-tugas yang menantang dan

bermakna dengan dukungan yang dibutuhkannya agar dapat meraih sukses.

Menurut Novferma (2016) indikator self efficacy yaitu (1) Keyakinan dengan

kemampuan diri yang dimiliki, perasaan mampu untuk memecahkan

masalah matematika, (2) Perasaan mampu untuk melaksanakan tugas,

perasaan mampu untuk mencapai target prestasi belajar, yakin dengan usaha

yang dilakukan. Adapun menuurut Rahayu, Huda, dan Shodikin (2017)

berpandapat bahwa indikator dari kemampuan self efficacy adalah sebagai

berikut: (1) Menunjuk kepada tingkat kesulitan yang diyakini oleh individu

untuk dapat di selesaikan (magnitude), (2) Suatu kepercayaan diri yang ada

dalam diri seseorang yang dapat ia wujudkan dalam meraih perfoma tertentu

(strenght), (3) Menunjukkan apakah keyakinan efficacy akan berlangsung

dalam domain tertentu atau berlaku dalam berbagai macam aktifitas dan

situasi (generality).

Berdasarkan beberapa penjelasan indikator untuk mengukur self efficacy

menurut ahli, maka indikator untuk mengukur self efficacy matematis siswa

dalam penelitian ini, yaitu.(1) Menunjuk kepada tingkat kesulitan yang

diyakini oleh individu untuk dapat di selesaikan (magnitude), (2) Suatu

kepercayaan diri yang ada dalam diri seseorang yang dapat ia wujudkan

dalam meraih perfoma tertentu (strenght), (3) Menunjukkan apakah keyakinan

efficacy akan berlangsung dalam domain tertentu atau berlaku dalam berbagai

macam aktifitas dan situasi (generality).

Model pembelajaran Diskursus Multy Reprecentasy (DMR) adalah

pembelajaran yang digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan

siswa dalam berfikir secara matematika dalam setting kelas berbentuk

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

337

diskursus sehingga siswa dapat lebih memahami konsep yang dipelajari dan

dapat menerapkannya dalam berbagai situasi hal ini dikemukakan oleh

Hudiono (Sinaga, 2018). Menurut Suyatno (Tristiyanti dan Afriansyah, 2016)

Model Diskursus Multi Representasi (DMR) adalah pembelajaran yang

berorientasi pada pembentukan, penggunaan dan pemanfaatan berbagai

representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok selaras dengan pendapat

Tristiyanti dan Afriansyah (2016). Model pembelajaran kooperatif tipe DMR

adalah metode yang menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling

membantu satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, menyatukan

pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok dan

individual. Langkah-langkah pembelajaran adalah (1) Persiapkan LKS dan

media pembelajaran, (2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang

heterogen, (3) Pendahuluan membangkitkan minat siswa melalui eksplorasi

menggunakan media, (4) Pengembangan permasalahan, (5) Penerapan

pemecahan masalah dalam diskusi kelompok, (6) Laporan akhir tiap

kelompok. Sedangkan menurut Sahyudin (Rostika dan Junita, 2017) tahapan-

tahapan dalam model pembelajaran DMR yaitu: persiapan, pendahuluan,

pengembangan, penerapan, dan penutup.

Tahapan untuk penelitian ini adalah (1) Persiapkan LKS dan media

pembelajaran, (2)Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen,

(3)Pendahuluan membangkitkan minat siswa melalui eksplorasi

menggunakan media, (4) Pengembangan permasalahan, (5)Penerapan

pemecahan masalah dalam diskusi kelompok, (6)Laporan akhir tiap

kelompok.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental design. Wirartha

(2006), penelitian eksperimental sungguhan (true experimental design) adalah

penelitian yang bertujuan menyelidiki kemungkinan saling-hubung sebab-

akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok

eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan

hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi

perlakuan. Berdasarkan metode yang digunakan desain penelitian yang

digunakan the randomized pretest-posttest control group design.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

338

Keterangan:

A = pengambilan sampel secara acak (random)

X = perlakuan/treatment yang diberikan (variabel independen)

C = kontrol terhadap perlakuan

O = pretest-posttest (variabel dependen yang di observasi)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Kota

Cirebon tahun ajaran 2018/2019. Untuk menentukan sampel yang peneliti

lakukan adalah menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2018:138). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XI

IPA 3, hal ini dikarenakan kelas tersebut heterogen dengan kemampuan

sedang.

Gambar 1. Diagram alur penelitian kuantitatif eksperimen

Sumber: (Sugiyono, 2018)

A O X O

A O C O

LB

Masalah &

Rumusan Masalah

Landasan

Teori

Rumusan

Hipotesis

Desain

eksperime

n

Populasi Sampel

Pengumpulan

Data

Analisis

Data

Simpulan

dan

Saran

Pengembangan

Instrumen

Pengujian

Instrumen

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

339

Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes dan teknik angket. Instrumen dalam penelitian ini adalah

instrument soal tes dan lembar angket self efficacy. Instrument yang

digunakan adalah berupa soal uraian kemampuan kecerdasan logis

matematis sebanyak 5 soal. Apakah kemampuan kecerdasan matematis siswa

tergolong pada kategori tinggi, sedang, rendah. Soal-soal tersebut kemudian

dihitung nilai validitas, reabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda untuk

menyelidiki baik buruknya soal tersebut.

Kisi-kisi dan butir skala self efficacy yang digunakan untuk menguji

kemampuan diri disesuaikan dengan indikator dari self efficacy.

Table 1. Kisi-kisi dan Butir Skala Self Efficacy

Aspek Self Efficacy

Pernyataan

Positif Negatif

Magnitude

(derajat keyakinan mengatasi

kesulitan belajar).

1, 3, 4, 8 2, 5, 6, 7

Strength

(menunjukkan keyakinan

efficacyakan berlangsung

dalam domain tertentu atau

berlaku dalam berbagai macam

aktivitas dan situasi).

9, 13, 14 10, 11, 12

Generality

(menunjukkan apakah

keyakinan efficacy akan

berlangsung).

15, 16, 17,

18 19, 20

Sumberr; Darusman (2014)

Teknik analisis data adalah teknik pengolahan data yang telah dikumpulkan.

Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

prasyarat, uji linearitas, regresi linear sederhana, uji koefisien korelasi, dan uji

determinasi.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

340

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu

persamaan regresi yang dihasilkan dapat didekati oleh bentuk linear atau non

linear. Sundayana (2015). Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen menurut Sugiyono (2018). Hasan (Mujahid, Abdullah, dan

Afiffuddin, 2016) mengemukakan bahwa koefisien korelasi adalah suatu

indeks yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan, meliputi

kekuatan hubungan yang berbeda diantara – 1 dan 1. Nilai koefisien

determinasi (R2) merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan

besarnya presentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel

dependen menurut Nasir, Kurnia, dan Hakri (2013).

Untuk menganalisis pengaruh model DMR terhadap kecerdsan logis

matematis dan self efficacy siswa dilakukan uji regresi linear ganda dan uji

keberartian regresi linier ganda. Sedangkan untuk menganalisis perbedaan

kecerdasan logis matematis antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan model DMR dengan model konvensional dilakukan uji

homogenitas dan uji-t (t-test) dengan dua sampel bebas (independent). Untuk

menganalisis perbedaan self efficacy antar siswa yang pembelajarannya

menggunakan model DMR dan model konvensional, analisis perbedaan self

efficacy siswa akan dilihat dari hasil angket menggunakan skala likert antara

siswa yang menggunakan model DMR dan siswa yang menggunakan model

konvensional. Skala likert ini menggunakan skala 5.0 yang terdiri dari Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS). Jumlah indikator yang digunakan sebanyak 3 indikator dengan 20 buah

pertnyaan. (Indrawan dan Yaniawati, 2016:117).

Simpulan

kecerdasan logis matematis merupakan hal terpenting dalam pembelajaran

matematika yang dapat berguna bagi kehidupan siswa sehari-hari.

Kecerdasan logis matematis menekankan kepada pemecahan soal-soal

dengan menggunakan logika yang menuntut anak untuk menalar dan

menganalisis terlebih dahulu persoalan yang ada. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kecerdasan logis matematis yakni melalui penerapan model

Diskursus Multy Reprecentasy (DMR). Penerapan model ini dipandang mampu

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

341

meningkatkan kecerdasan logis matematis siswa karena pembelajaran ini

dilaksanakan secara berkelompok sehingga siswa untuk mengemukakan ide-

ide atau pemikiran siswa dalam menemukan solusi permasalahan dalam

pembelajaran matematika.

Daftar Pustaka

Darusman, R. 2014. Penerapan Metode Mind Mapping(Peta Pikiran) untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP.

Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi BandungVol. 3

No. 2 Hal. 164-173.

Ekasari, Y. 2014. Profil Kecerdasan Logika Matematika dan Linguistik Siswa

Kelas VII SMP dalam Memecahkan Masalah Persamaan Linear Satu

Variabel Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika Vol. 3 No. 3 Hal. 268-273.

Ferdianto, F., dan Ghany. 2018. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa Melalui Problem Posing. Jurnal Euclid Vol. 1 No. 1 Hal.

47-54.

Ferdianto, F., dan Setiyani. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Media

Pembelajatan Berbasis Kearifan Lokal Mahasiswa Pendidikan

Matematika. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 2 No.1

Hal. 37-47.

Indrawan, R., dan Yaniawati, R.P. 2016. Metodologi Penelitian. Bandung: PT

Refika Editama.

Masbukin. 2014. Desain dan Strategi Pembelajaran Menimbang Model

Pembelajaran Multiple Intelligent. Jurnal Madania Vol. 4 No. 1 Hal. 92-

106.

Mufarizzuddin. 2017. Peningkatan Kecerdasan Logika Matemtika Anak

Melalui Bermain Kartu Angka Kelompok B di TK Pembina Bangkinang

Kota. Jurnal Obsesi Vol. 1 No. 1 Hal. 62-71.

Mujahid, S., Abdullah., dan Afifuddin, M. 2016. Pemodelan Estimasi Biaya

Rehabilitasi Rumah di Bener Meriah Provinsi Aceh Akibat Gempa Bumi.

Jurnal Teknik Sipil Vol. 5 No. 2.

Nasir, A., Kurnia, P., dan Hakri, T.D. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajeral,

Levearge, Profitabilitas, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

342

Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan pada

Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi Vol.

21 N0. 4 Hal. 1-14.

Nofverma, N. 2016. Analisis Kesulitan dan Self Efficacy Siswa SMP dalam

Pemecahan Masalah Matematika Berbentuk Soal Cerita. Jurnal Riset

Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 1 Hal. 76-87.

Leonard., dan Linda, N.N. 2018. Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis dan

Kecerdasan Musikal Terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS).

KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 2 Hal. 193-208.

Lestari, K.E., dan Yudhanegara, M.R. 2017.Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: PT Refika Aditama

Putra, H.D., dkk. Kemampuan Mengidentifikasi Kecukupan Data pada

Masalah SPLDV dan Self Efficacysiswa MTS. JNPM (Jurnal Nasional

Pendidikan Matematika) Vol. 2 No. 1 HAL. 48-61.

Rahayu, T.R., Huda, M., dan Shodikin, A. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran

kooperatif Tipe TPS dengan Alat Peraga Rubbik Terhadap Self Efficacy

Siswa pada Materi Kubus dan Balok. INSPIRAMATIKA Jurnal Inovasi

Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Vol.3 No. 2 Hal. 117- 123.

Rostika, D., dan Junita, H. 2017. Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika dengan Model

Diskursus Multy Reprecentasy (DMR). EDUHUMANIORA Jurnal

Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 1 Hal. 35-46.

Sariningsih, R., dan Purwasih, R. 2017. Pembelajaran Probelm Based Learning

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan

Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan

Matematika) Vol. 1 No. 1 HAL. 163-177.

Sinaga, J.A. 2018. Pengaruh Metode Pembelajran Diskursus Multy Reprecentasy

(DMR) Terhadap Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Materi

Perbandingan. Jurnal STINDO PROFESIONAL Vol. IV No. 3 Hal. 13-21.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitaif. Bandung: CV Alfa Beta.

Sundayana. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tristiyanti,T., dan Afriansyah, E.A. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DMR - UGJ

343

Multi Reprecentasi dan Reciprocal Learning. Jurnal Silogisme Vol. 1 No. 2

Hal. 4-14.

Wirartha, I.M. 2006. Metedologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Yudha, C.B., dan Suwarjo. 2014. Peningkatan Kepercayaan Diri dan Proses

Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan Realistik Pada Siswa

Sekolah Dasar. Jurnal Prima Edukasia Vol. 2 No. 1 Hal. 42-56.