pengaruh model pembelajaran concept attainment …repository.radenintan.ac.id/5708/1/skripsi fitri...

107
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT BERBANTU KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG (Studi Quasi Eksperimen Peserta Didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Pendidikan Biologi Oleh FITRI MARETA LISA NPM . 1211060058 Jurusan : Pendidikan Biologi FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2018 M

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

BERBANTU KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X PADA

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA

PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

(Studi Quasi Eksperimen Peserta Didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar

Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Pendidikan Biologi

Oleh

FITRI MARETA LISA

NPM . 1211060058

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

BERBANTU KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X PADA

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA

PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

(Studi Quasi Eksperimen Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar

Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Pendidikan Biologi

Oleh

FITRI MARETA LISA

NPM . 1211060058

Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Drs. Septuri, M.Ag.

Pembimbing II : Aulia Novitasari, M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H / 2018 M

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

ii

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

BERBANTU KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI

KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

Oleh

Fitri Mareta Lisa

Hasil belajar peserta didik berhubungan erat dengan tujuan pendidikan

nasional baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peserta didik dengan

hasil belajar kognitif yang tinggi serta adanya perubahan tingkah laku kearah yang

lebih baik menjadi suatu bukti bahwa tingginya hasil belajar peserta didik. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada model pengaruh

model pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil

belajar kognitif dan afektif peserta didik kelas X pada materi Keanekaragaman Hayati

di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi

experimental design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Juni s/d 19 Juli 2017 di kelas X SMA 1

Perintis Bandar Lampung dengan teknik pengambilan sampel Cluster Random

Sampling. Sampel ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen (X IPA 4) dan kelas

kontrol (X IPA 3). Model pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu

bergambar dilaksanakan pada kelas eksperimen (X IPA 4) sedangkan untuk kelas

kontrol menggunakan motode ceramah. Teknik pengumpulan data berupa tes essay,

observasi dan lembar angket hasil belajar. Nilai ketercapaian setiap indikator hasil

belajar kognitif yaitu: pada indikator mengetahui nilai 82,60%, indikator memahami

mendapat nilai 73,91%, indikator menerapkan mendapat nilai 65,21%, indikator

menganalisis mendapat nilai 65,21%, indikator mengevaluasi dan untuk indikator

terakhir yaitu indikator Mencipta mendapat nilai 73,91%. Nilai ketercapaian untuk

hasil belajar afektif adalah 100% untuk setiap kelas dengan memberikan pendapat

yang berbeda dari setiap Peserta didik.

Penggunaan model Concept Attainment berbantu kartu bergambar

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan afektif kelas X pada materi

Keanekaragaman Hayati SMA Perintis 1 Bandar Lampung, hal ini ditunjukkan dari

hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent diperoleh taraf Sig < 0,05 yaitu

0,001 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, rata-rata tes akhir peserta

didik kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Kata kunci : Model Pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar,

Hasil Belajar kognitif, Hasil Balajar Afektif.

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

v

MOTTO

Artinya : “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di

bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”

(Q.S. Al-Jaatsiyah ayat 13)1

1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponogoro, 2013), h.499.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

vii

PERSEMBAHAN

Dipersembahkan kepada :

1. Ayahanda Edi Saputra dan Ibundaku Lilis Suryani, yang tidak pernah

hentinya selama ini memberikan semangat, do’a, nasehat, kasih sayang serta

pengorbanan yang tak tergantikan.

2. Kepada adik-adikku tersayang, Yuda Pratama dan Syifa Salwa Salsabila.

Terimakasih atas dukungan dan motivasi dan do’a yang selalu diberikan,

semoga kita bisa membuat kedua orang tua kita selalu tersenyum bahagia.

3. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dan diberi nama Fitri Mareta Lisa di Kota Kotabumi

Kecamatan Kota Alam Kabupaten Lampung Utara, pada tanggal 23 Maret 1994, anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan, Ayah yang bernama Edi Saputra dan

Ibunda Lilis Suryani.

Penulis memulai pendidikan di TK YWKA Kotabumi Lampung Utara yang

diselesaikan pada tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di SDN 02 Kotabumi Ilir

yang diselesaikan pada tahun 2006. Pendidikan di SMP Negeri 01 Kotabumi

diselesaikan pada tahun 2009, kemudian melanjutkan di SMA Negeri 04 Kotabumi

yang diselesaikan pada tahun 2012.

Pada tahun yang sama tahun 2012, penulis memasuki jenjang pendidikan

perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, pencipta semesta alam yang senantiasa

memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada peulis. Shalawat serta salam senantiasa

selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran

Concept Attainment berbantu Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar Kognitif dan

Afektif Peserta Didik pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X Di SMA Perintis

01 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung.

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

UIN Raden Intan Lampung serta jajaranya.

2. Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd. selaku ketua jurusan pendidikan

biologi dan Ibu Dwijowati Asih Saputri, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan

Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Drs. Septuri, M.Ag selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan penelitian.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

ix

4. Ibu Aulia Novitasari, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Purnomo, S.Pd selaku guru biologi di SMA Perintis 1 Bandar

Lampung.

6. Keluargaku ayahanda Edi Saputra dan Ibunda Lilis Suryani serta adikku

tersayang Yuda Pratama dan Siyfa Salwa Salsabila, terima kasih atas

dukungan moral serta doa yang tak pernah hentinya terucap untuk ku.

7. Saudara-saudaraku yang senantiasa ada saat suka dan duka tiada lelah

memberikan semangat serta do’a yang tak pernah hentinya terucap Rahmat

Ardiansyah, S.A, Levi Chintasy, Soviya, dan Eva Susanti.

8. Sahabat tersayang yang tak pernah lelah menemani, membantu serta

memotivasiku Intan Permata Sari, dr, M. Wais Al Karni S.Kep, Retno Puspita

Sari, S.A, Sarip Permana S.Pd, Elisa Handayani, S.Pd, Ii Hendrika S.Pd, dan

Noviyasari.

9. Teman-temanku Ratika Novianti, S.Pd, Yeni Novitasari, S.Pd, Santi Anisyah,

S.Pd, Mairisya Istiqomah, Nurul Ulfa, S.Pd dan Fitriyah, S.Pd. yang selalu

memberikan dukungan dan suport.

10. Teman-teman seperjuangan yang luar biasa di Jurusan Pendidikan Biologi

angkatan 2012, khususnya kelas D yang telah memotivasi dan memberikan

semangat selama perjalanan penulis menjadi mahasiswa UIN Raden Intan

Lampung.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

x

11. Sahabat-sahabatku seperjuangan di KKN 60, PPL, disinilah tempat penulis

banyak belajar dan menemukan saudara-saudara seperjuangan yang luar biasa.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun

telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai

amal ibadah di sisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangsi bagi dunia pendidikan.

Bandar Lampung, 23 Maret 2018

Penulis.

Fitri Mareta Lisa

NPM. 1211060058

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 10

C. Batasan Masalah ...................................................................................... 11

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Concept Attainment ........................................... 13

1. Pengertian Model Pembelajaran ......................................................... 13

2. Model Concept Attainment ................................................................. 14

3. Macam-Macam Konsep ...................................................................... 17

4. Tingkat Pencapaian Konsep ................................................................ 18

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xii

5. Tahap-Tahap Model Concept Attainment ........................................... 20

6. Strategi Penemuan Konsep ................................................................. 22

7. Teoritis Tentang Belajar Konsep ........................................................ 23

B. Media Gambar ........................................................................................... 24

1. Pengertian Media Gambar................................................................... 24

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Kartu Bergambar .......................... 26

C. Hasil Belajar .............................................................................................. 27

1. Pengertian Hasil Belajar ...................................................................... 27

2. Syarat Keberhasilan Belajar ................................................................ 30

3. Hasil Belajar Kognitif ......................................................................... 30

4. Hasil Belajar Afektif ........................................................................... 33

D. Kajian Materi Keanekaragaman Hayati .................................................... 38

1. Karakteristik Biologi Sebagai Ilmu ..................................................... 38

2. Objek Kajian Biologi .......................................................................... 41

3. Tujuan Pembelajaran Biologi .......................................................... 41

4. Metode Ilmiah ................................................................................... 42

E. Penelitian Relevan ..................................................................................... 48

F. Kerangka Berfikir...................................................................................... 50

G. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 52

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 52

C. Variabel Penelitian .................................................................................... 53

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 53

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 55

F. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................................. 55

1. Uji Validitas ........................................................................................ 56

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xiii

2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 57

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 58

1. Uji Normalitas ..................................................................................... 58

2. Uji Homogenitas ................................................................................. 58

H. Uji Hipotesis.............................................................................................. 59

1. Uji T .................................................................................................... 59

2. Uji Mann-Whitney U-Test ................................................................... 60

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA .................................................................................... 62

1. Analisis Uji Coba Instrumen ............................................................... 62

2. Uji Prasyarat ........................................................................................ 64

3. Uji Hipotesis........................................................................................ 66

B. PEMBAHASAN ............................................ 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 83

B. SARAN ..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Kemampuan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tebel 1.2 Data Hasil Kemampuan Hasil Belajar Afektif Siswa

Tabel 2.1 Sintak Model Concept Attainment

Tabel 3.1 Desain Penelitian Quasi Eksperimen

Tabel 3.2 Data Kelas X

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Tabel 4.1 Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4.2 Uji Validitas Angket Hasil Belajar Afektif

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Angket Hasil Belajar Afektif

Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Pre-test

Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Post-test

Tabel 4.7 Uji Normalitas Angket Hasil Belajar Afektif Post-test

Tabel 4.8 Uji Homogenitas

Tabel 4.9 Uji T independent

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Peserta Didik Kelas

Ekperimen dan Kelas Kontrol di SMA Perintis 1 Bandar Lampung

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xv

Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Kognitif Setiap Indikator Kelas Eksperimen

Menggunakan Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantu

Kartu Bergambar

Tabel 4.12 Data Hasil Belajar Kognitif Setiap Indikator Kelas Kontrol

Menggunakan Menggunakan Model Konvesional

Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Afektif (Post-test) Setiap Indikator Kelas

Eksperimen Dan Kelas Kontrol Menggunakan Model Pembelajaraan

Concept Attainment Berbantu Kartu Bergambar Di SMA Perintis 1

Bandar Lampung

Tabel 4.14 Analisis Hasil LKS Peserta Didik Kelas Eksperimen (X IPA 4)

Tabel 4.15 Analisis Hasil LKS Peserta Didik Kelas Kontrol (X IPA 3)

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xvi

DAFTAR GAMBAR

Diagram 4.1 Persentase rata-rata pretest-postest hasil belajar kognitif dan afektif

kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................. 68

Diagram 4.2 Persentase masing-masing indikator hasil belajar kognitif pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol SMA Perintis 1 Bandar Lampung .... 70

Diagram 4.2 Persentase masing-masing indikator hasil belajar afektif pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol SMA Perintis 1 Bandar Lampung .... 71

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Silabus Penelitian Kelas Eksperimen ................................................ 1L

Lampiran 2 RPP Penelitian Kelas eksperimen...................................................... 4L

Lampiran 3 Silabus Penelitian Kelas Kontrol ....................................................... 12L

Lampiran 4 RPP Penelitian Kelas Kontrol............................................................ 15L

Lampiran 5 Lembar Diskusi Siswa ....................................................................... 22L

Lampiran 6 Matriks Indikator Soal Hasil Belajar Kognitif .................................. 24L

Lampiran 7 Kriteria Penilaian Soal Hasil Belajar Kognitif .................................. 25L

Lampiran 8 Instrumen Uji Coba Soal Hasil Belajar Kognitif ............................... 28L

Lampiran 9 Kisi-Kisi Angket Instrumen Hasil Belajar Afektif ............................ 29L

Lampiran 10 Kriteria Penilaian Angket Hasil Belajar Afektif ............................. 33L

Lampiran 11 Instrumen Uji Coba Angket Hasil Belajar Afektif .......................... 37L

Lampiran 12 Kisi-Kisi Lembar Observasi ............................................................ 39L

Lampiran 13 Daftar Absensi Peserta Didik .......................................................... 40L

Lampiran 14 Daftar Kelompok Diskusi ................................................................ 41L

Lampiran 15 Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif ................................................. 43L

Lampiran 16 Daftar Nilai Angket Hasil Belajar Afektif ....................................... 44L

Lampiran 17 Perhitungan Perindikator Nilai Lembar Kerja Kelompok ............... 45L

Lampiran 18 Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kognitif dan Angket .................... 47L

Lampiran 19 Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Kognitif dan Angket ................. 49L

Lampiran 20 Uji Normalitas Soal Hasil Belajar Kognitif dan Afektif ................. 51L

Lampiran 21 Uji Reabilitas Soal Hasil Belajar Kognitif dan Afektif .................. 52L

Lampiran 22 Uji T- Independent Soal Hasil Belajar Kognitif dan Afektif........... 54L

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

xviii

Lampiran 23 Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................ 57L

Lampiran 24 Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol................................... 59L

Lampiran 25 Profil Sekolah .................................................................................. 60L

Nota Dinas Pembimbing I

Nota Dinas Pembimbing II

Surat Pra- Penelitian

Surat Balasan Pra- Penelitian

Surat Penelitian

Surat Balasan Penelitian

Surat Pengesahan Proposal

Surat Izin Validasi

Surat Pernyataan Validasi

Kartu Konsultasi

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang kompleks karena merupakan upaya

terencana, sistematis, terstruktur, dan bertujuan untuk mengembangkan,

mengelola, membina, mengarahkan, dan mengubah manusia yang merupakan

makhluk multidimensi ke arah kesempurnaanya, dalam keseluruhan prosesnya,

pendidikan berkutat dengan manusia yang sekaligus adalah makhluk fisik-psikis,

jasmani-rohani, yang memiliki potensi insan dalam bentuk kecerdasan intelektual,

emosional, cultural spiritual, dan rangkaian kecerdasan jamak lainnya.1

Pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai,

pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi

hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar

yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.2 Belajar,

perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari-

hari, dari sisi peserta didik sebagai pelaku belajar dan dari sisi pendidik sebagai

1Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.06

2Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), h.01.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

2

pembelajaran, sebaliknya pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan

meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan suatu

tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.3 Tujuan

pendidikan menurut Dewey ialah membentuk manusia untuk menjadi warga

negara yang baik. Sekolah mengajarkan segala sesuatu kepada peserta didik yang

perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan

sebagai warga negara. Pendidikan hendaklah mempersiapkan peserta didik untuk

hidup di dalam masyarakat.4 Pendidikan sebagaimana berhubungan dengan tujuan

pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tahun Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.5

3Dimyati, Midjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta ,2006), h.7.

4Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003) h.24. 5Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya Publisher,

2012), h.02.p

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

3

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan.

Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-

mulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia

Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.6 Allah meninggikan derajat

orang orang beriman dan berilmu pengetahuan.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting harus dijadikan dalam

pembangunan bangsa, oleh karena itu diperlukan mutu pendidikan yang baik

sehingga meningkatkan proses pendidikan yang lebih baik dan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tahun Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana tujuan

pendidikan. Sarana untuk memperoleh pendidikan adalah melalui sekolah,

melalui pendidikan diri manusia akan tertanam tiga ranah yaitu: 1) kognitif (ilmu

pengetahuan), 2) afektif (sikap), dan 3) psikomotor (keterampilan),7 ketiga ranah

termasuk dalam hasil belajar peserta didik.

Hasil belajar peserta didik berhubungan erat dengan tujuan pendidikan

nasional baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peserta didik dengan

hasil belajar kognitif yang tinggi serta adanya perubahan tingkah laku kearah

yang lebih baik menjadi suatu bukti bahwa tingginya hasil belajar peserta didik

6Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Bogor: SYGMA, 2007), h. 543.

7Rusman, Model-model pembelajaran (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013), h 35.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

4

sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa. Hasil belajar dapat

dilihat dari suatu proses perubahan di dalam diri manusia, dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir. Belajar dalam prosesnya,

apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kemampuan, maka orang

tersebut sebenarnya dengan kata lain mengalami kegagalan di dalam proses

belajar.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh

suatu individu atau kelompok, suatu hasil belajar tidak akan ada apabila tidak

adanya suatu kegiatan sebagai suatu proses belajar untuk mendapatkan hasil

belajar yang tinggi. Hasil belajar merupakan salah satu pertanda bahwa seseorang

itu telah memiliki perubahan dalam proses pembelajaran, hasil belajar yang tinggi

dapat diketahui dengan adanya perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.8 Hasil belajar kognitif dan afektif saling berkaitan

apabila peserta didik memiliki hasil belajar kognitif tingkat tinggi, hasil belajar

afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan

teman sekelas, kebiasaan belajar, serta hubungan sosial.

8Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2003), h.02.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

5

Hasil belajar yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik

yaitu peserta didik mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa

yang dipahami, selain itu diharapkan pula peserta didik mampu berinteraksi

secara positif antara peserta didik dengan peserta didik itu sendiri maupun antara

peserta didik dengan guru, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam

proses mencapai hasil belajar yang diharapkan. Peserta didik dapat mengkaji dan

menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan materi

pembelajaran.

Tabel 1.1

Hasil Belajar Kognitif Melalui Test Materi Keanekaragaman Hayati

Peserta Didik SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

Sumber: Data Test Peserta Didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2015/2016.

Hasil belajar yang rendah merupakan salah satu masalah bagi peserta

didik sehingga tujuan pendidikan tidak dapat tercapai, berdasarkan data yang

Indikator

Hasil Belajar

Kognitif

X.1 X.2 X.3 X.4 Persentase

(%)

C1

Mengetahui 40,7 % 22,58 % 18,18 % 32,3 % 28,4 %

C2

Memahami 29,6 % 12,9 % 18,18 % 19,4 % 20,2 %

C3

Mengaplikasikan 11,1 % 19,35 % 3 % 22,6 % 14 %

C4

Menganalisis 22,2 % 9,67 % 9 % 9,67 % 12,57%

C5

Mengevaluasi 18,5 % 9,67 % 6% 16,13 % 12,6 %

C6

Membuat/Create 7,4 % 19,35% 12,12 % 9,67 % 12,2 %

Jumlah

Peserta Didik 27 31 33 31 122

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

6

didapatkan saat analisis kebutuhan di SMA 01 Perintis Bandar Lampung

didapatkan hasil belajar kognitif peserta didik yang rendah, pada indikator C1

untuk tingkat mengetahui peserta didik hanya mendapatkan persentase sebesar

28,4%, C2 dengan tingkat pemahaman 20,17%, C3 tingkat mengaplikasikan

sebesar 14%, C4 untuk tingkat menganalisis 12,57%, C5 mengevaluasi 12,63%,

dan C6 menciptakan 12,14%. Data persentase hasil belajar kognitif diatas

menunjukkan rendahnya hasil belajar kognitif peserta didik terhadap materi yang

disampaikan sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi.

Tabel 1.2

Hasil Belajar Afektif Peserta Didik dari Hasil Observasi

SMA 01 Perintis Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016

Sumber : Hasil Observasi Di SMA 01 Perintis Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

Data hasil analisis kebutuhan menunjukan bahwa hasil belajar afektif yang

rendah menyebabkan rendahnya hasil belajar kognitif peserta didik, hal ini dapat

Indikator

Hasil Belajar Afektif X.1 X.2 X.3 X.4

Persentase

(%)

A1

Penerimaan 22% 23,3% 39,4% 32,2% 29,2%

A2

Partisipasi 18,5% 23,3% 33,3% 9,67% 21,2%

A3

Penilaian & Penentuan

Sikap

14,8% 26,7% 39,4% 16,2% 24,3%

A4

Organisasi 7,4% 16,7% 30% 19,4% 18,37%

A5

Pola Pembentukan Hidup 14,8% 16,7% 15,5% 6,5% 13,37%

Jumlah Peserta Didik 27 31 33 31 122

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

7

dilihat dari hasil analisis kebutuhan peserta didik pada ranah afektif peserta didik

pada materi biologi dengan didapatkan, A1 (peserta didik yang mengikuti mata

pelajaran biologi dengan sungguh-sungguh) hanya 29,2%, A2 (menyetujui bahwa

semua peserta didik harus belajar biologi) 21,2%, A3 (Meyakini bahwa mata

pelajaran biologi mudah dipahami) 24,3%, A4 (Peserta didik selalu menata buku

catatan biologi dan memuat pemahaman tentang materi biologi) 18,37%, A5

(peserta didik sangat senang mendengarkan penjelasan guru pada mata pelajaran

biologi dan menganggap memiliki buku biologi penting untuk semua peserta

didik) 13,37%. Data diatas dapat mewakili bahwa rendahnya minat, serta

motivasi peserta didik sehingga menimbulkan kesulitan dalam memahami materi

yang diajarkan akibatnya peserta didik tidak berperan aktif dalam proses

pembelajaran, hal ini menjadi salah satu permasalahan terhadap pembelajaran

sains khususnya biologi oleh sebab itu, guru wajib menekankan aspek kognitif

dan afektif sebagai produk dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Permasalahan di sekolah, rendahnya hasil belajar dikarenakan selama

proses pembelajaran peserta didik cenderung tidak aktif dan kurang tertarik

sehingga peserta didik hanya menerima selama proses pembelajaran tanpa

mengembangkan kembali informasi tersebut sehingga pengetahuan yang didapat

tidak berkembang dan mengalami perubahan akibatnya peserta didik tidak

optimal dalam memberdayakan potensi yang dimilikinya dan berpengaruh

terhadap nilai kognitif dan afektif peserta didik pada mata pelajaran biologi di

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

8

SMA Perintis 1 Bandar Lampung serta dapat dilihat dari hasil analisis kebutuhan

dan wawancara dimana rendahnya minat serta motivasi peserta didik pada mata

pelajaran biologi. Permasalahan pada pembelajaran di SMA Perintis 1 Bandar

Lampung yang demikian maka perlu upaya dari guru selaku pendidik untuk

menciptakan situasi belajar yang meningkatkan pencapaian konsep belajar

biologi, serta menciptakan situasi belajar yang mampu membuat peserta didik

memberikan respon dan sikap yang positif, salah satu upaya untuk meningkatkan

pencapaian konsep yaitu dengan menentukan model pembelajaran yang

mengutamakan keaktifan pada diri peserta didik sehingga mampu mengeksplorasi

kemampuan peserta didik, dengan demikian maka perlu digunakan sebuah model

yang dapat menempatkan peserta didik sebagai subjek “pelaku ” pembelajaran,

salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran model Concept

Attainment berbantu kartu bergambar.

Model pencapaian konsep (Concept Attainment ) adalah suatu strategi

mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu peserta didik dalam

memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih

menguji hipotesis. Peserta didik menentukan hipotesis berdasarkan identifikasi

data contoh dan non-contoh yang diberikan oleh guru. Peserta didik harus mampu

menentukan karakteristik dari data pada kelompok contoh dan non-contoh. 9

9Naila Rofi’ati, dkk, “penerapan model pencapaian konsep berbantu kartu bergambar

terhadap hasil belajar Peserta didik pada materi sel di SMA”Jurnal FMIPA Universitas Negeri

Semarang (Unnes Journal of Biology Education ISSN 2252-6579), h.70.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

9

Model Pembelajaran Concept Attainment merupakan salah satu model

pembelajaran aktif student center dimana peserta didik dituntut untuk berperan

aktif selama proses pembelajaran, model pembelajaran ini juga menekankan pada

tingkatan pengetahuan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran

ini guru dapat mengetahui sampai dimana kemampuan berfikir peserta didik.

Model pembelajaran concept attainment juga dapat digunakan guru sebagai cara

menilai dan mengingat apa yang telah peserta didik pelajari dalam membedakan,

mengelompokkan dan menamakan sesuatu yang menyebabkan munculnya suatu

konsep.10

Model pembelajaran concept attainment merupakan suatu model

pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman peserta didik. Model

penemuan konsep merupakan perangkat evaluasi unggul saat guru ingin

mengetahui sejauh mana peserta didik mampu menguasai gagasan-gagasan

penting yang guru ajarkan. Model ini akan memberikan laporan tentang

kedalaman pemahaman peserta didik sekaligus akan memperkuat pengetahuan

peserta didik sebelumnya.11

Model pembelajaran ini sangat penting untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik selain itu mengacu dengan pendapat

tersebut maka sumber belajar serta media yang digunakan dalam proses

pembelajaran sangatlah penting dalam menunjang hasil belajar yang tinggi, maka

pembelajaran yang tanpa alat peraga akan sulit mencapai hasil belajar yang tinggi.

10

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif (Jakarta:Bumi Aksara,2012), h.10. 11

Joyce, Bruce and Weil, Model of Teaching (Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan),

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011), h.139.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

10

Media pembelajaran membantu peserta didik dalam memahami materi

yang disampaikan guru serta meningkatkan keinginan peserta didik dalam

berperan aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga berpengaruh terhadap

hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik dan tujuan pembelajaran akan

tecapai. Rendahnya hasil belajar peserta didik mendorong peneliti untuk

mengadakan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran

Concept Attainment Berbantu Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Kognitif

dan Afektif Pada Materi Keanekaragaman Hayati Peserta didik Kelas X SMA

Perintis 1 Bandar Lampung TP 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran materi

Biologi di kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung adalah:

1. Masih rendahnya pengetahuan peserta didik terlihat dari hasil belajar kognitif

kelas X di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

2. Masih rendahnya hasil belajar afektif peserta didik kelas X di SMA Perintis 1

Bandar Lampung.

3. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

11

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Concept Attainment (Perolehan konsep) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang bertujuan untuk membantu Peserta didik memahami

konsep tertentu. Pendekatan pembelajaran ini dapat di terapkan untuk semua

umur, dari anak-anak sampai dewasa. Mengenalkan konsep baru, melatih

kemampuan berpikir induktif, dan melatih berpikir analisis.

2. Media kartu bergambar sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya

hambatan proses pembelajaran dimana suatu media yang dapat merangsang

perhatian, minat pikiran, dan perasaan (peserta didik) dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu secara efektif dan efisien.

3. Hasil belajar kognitif merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah

mengalami proses belajar mengajar. Taksonomi Bloom yaitu pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehention), aplikasi (application), analisis

(analysis), evaluasi (evaluation), Menciptakan (create).

4. Hasil belajar afektif merupakan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

setelah mengalami proses belajar mengajar. Taksonomi bloom yaitu menerima

(receving), merespon (responding), menilai (valuing), mengorganisasikan

(organization), karakter menurut nilai (Characterization by evalue or value

complex).

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

12

D. Rumusan Masalah

1. Adakah Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantu Kartu

Bergambar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pada Materi Keanekaragaman

hayati Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung?

2. Adakah Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantu Kartu

Bergambar Terhadap Hasil Belajar Afektif Pada Materi Keanekaragaman

hayati Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada kali ini adalah:

a. Adanya Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantu

Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pada Materi

Keanekaragaman hayati Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar

Lampung?

b. Adanya Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantu

Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Afektif Pada Materi

Keanekaragaman hayati Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar

Lampung?

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

13

2. Manfaat Penelitian

a. Guru, untuk memberikan alternatif model pembelajaran serta media yang

digunakan untuk mengoptimalkan penguasaan konsep biologi. Sebagai

upaya memperkaya strategi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan

hasil belajar Peserta didik Kelas X SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

b. Peserta didik, dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi

pembelajaran, memberikan pengalaman belajar yang berbeda,

membiasakan peserta didik untuk berkerjasama dalam kelompok, dan

mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran

serta mengurangi kejenuhan peserta didik. Dengan meningkatkan hasil

belajar belajar, Peserta didik menjadi sadar akan pentingnya belajar materi

yang diajarkan untuk kehidupan mendatang.

c. Peneliti, secara khusus dapat menambah pengetahuan dan mengetahui

hasil yang maksimal dalam menggunakan model pembelajaran Concept

Attainment (peraihan konsep) berbantu kartu gambar dalam upaya

meningkatkan hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik Kelas X

SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

d. Sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan

mutu pendidikan baik proses maupun hasil belajar dalam mata pelajaran

biologi.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Concept Attainment

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:

a. Suatu tipe atau desain,

b. Suatu deskriptif atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses

visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati,

c. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang

dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau

peristiwa,

d. Suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu

terjemahan realitas yang di sederhanakan,

e. Suatu deskripsi dari suatu system yang mungkin atau imajiner, dan

f. Penyajiannya yang diperkecil agar dapat memperjelas dan menunjukkan

sifat bentuk aslinya.1

1Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alvabeta, 2010), h. 175.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

14

Model mengajar sebagai perbandingan, model mengajar atau model

pengajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar dan memiliki tiga ciri:

a. Tujuan: model mengajar dirancang untuk membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan memperoleh pemahaman

mendalam tentang bentuk spesifik materi.

b. Fase : model mengajar mencangkup serangkaian langkah sering disebut

“fase” yang bertujuan membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran yang spesifik.

c. Fondasi: model mengajar didukung teori dan penelitian tentang

pembelajaran dan motivasi.2

2. Model Concept Attainment ( Penguasaan Konsep )

Pendekatan pembelajaran dikembangkan berdasarkan karya Jerome

brunner, Jacqueline goodnow, George Austin brunner. Goodnow dan Austin

yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam, dan sebagai manusia kita

harus mampu membedakan, mengkategorikan, mengelompokkan dan,

menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan,

mengelompokkan, dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan

munculnya sebuah konsep. Pendekatan pembelajaran perolehan konsep adalah

2Pual Eggen, Don Kauchak, Strategi Dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten Dan

Keterampilan Berfikir (Jakarta: Barat: PT Indeks, 2012), h. 7.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

15

suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu Peserta didik

memahami konsep tertentu. Pendekatan ini lebih tepat digunakan ketika

penekanan pembelajaran lebih dititik beratkan pada mengenalkan konsep

baru, melatih kemampuan berpikir induktif, dan melatih berpikir analisis.3

Model Concept Attainment menurut Bruner, Goodnow, dan Austin

dalam buku Miftahul Huda mengatakan, pencapaian konsep (Concept

Attainment) merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat

digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-

contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori.4

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara

langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan

pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi

sehingga lahirlah prodak pengalaman meliputi prinsip, hukum, dan teori.

Konsep diperoleh dari fakta, pristiwa, pengalaman, memulai generalisasi dan

berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan.

Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih

3Hamzah B Uno, Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang

Kreatif Dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h.10. 4Joyce, Bruce and Weil, Model Of Teaching (Model-Model Pegajaran), (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009). H.125.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

16

sederhana sabagi dasar pemikiran atau jawaban manusia terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu biasa terjadi.5

Pembentukan konsep, yang merupakan dasar dari model induktif yang

telah dideskripsikan sebelumnya, merupakan proses yang mengharuskan

peserta didik menentukan fondasi dasar saat peserta didik akan melakukan

kategorisasi, maka pencapaian konsep mengharuskan peserta didik

menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam

pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan contoh-

contoh (disebut exemplar/ contoh positif) yang berisi karakteristik-

karakteristik (disebut ciri-ciri) konsep itu dengan contoh-contoh yang tidak

berisi karakteristik-karakteristik ini (disebut non-exemplars/ contoh negatif).6

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang

dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi prodak pengetahuan yang

meliputi prinsip-prinsip, hukum dan teori.7

5Marini, Efektivitas Penggunaan Metode “Gallery Walk” Dalam Meningkatkan

Kemampuan Peserta Didik Pada Pembelajaran Bahasa Arab Di Marasah Tsanawiyah Al-

Fatah Tarakan, h. 4, [Online], Tersedia:Www.Unhas.Ac.Id/Arab/Data_JURNAL_Marini.Docx,

[Diakses Pada 11 April 2016] 6Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2014), h.81. 7Joyce, Bruce and Weil, Loc.Cit

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

17

3. Macam-macam Konsep

Ahli psikologi menyadari akan pentingnya konsep-konsep, dan suatu

definisi yang tepat mengenai konsep belum diberikan. Oleh karena itu

konsep-konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok

stimulus-stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, konsep-konsep

harus disimpulkan dalam perilaku. Falvell menyarankan bahwa pemahaman

terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu:

1. Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, contoh-contoh

konsep harus mempunyai atribut-atribut yang relevan, termasuk juga

atribut-atribut yang tidak relevan.

2. Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut itu.

Membangun latihan-latihan penemuan konsep sehingga dapat mengamati

bagaimana peserta didik berfikir. Peserta didik tidak hanya mampu

mendeskripsikan bagaimana mereka memperoleh konsep, tetapi juga

mampu unntuk lebih efisien mengubah strategi-strategi mereka dan belajar

menggunakan strategi baru. Mengubah cara menyajikan informasi dan

memodifikasi model ini dapat mempengaruhi cara peserta didik

memperoleh informasi.8

3. Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep-

konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.

8Ibid. h.132.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

18

4. Keinklusifan, yaitu ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat

dalam konsep itu

5. Generalita atau keumuman, yaitu apabila diklasifikasikan, konsep-konsep

dapat berbeda dalam posisi super ordinat atau subordinatnya.

6. Ketepatan, yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan

aturan-aturan atau membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh

suatu konsep.

7. Kekuatan (power), yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang

setuju bahwa konsep itu penting.9

4. Tingkat Pencapaian Konsep

Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan-tingkatan

itu mulai dengan hanya mampu menunjukkan suatu contoh suatu konsep

hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep, tidak semua

dapat mencapai konsep pada tingkat yang sama sebagian besar dapat

menjelaskan secara sempurna atribut-atribut dari konsep buku dengan

penjelasan-penjelasan berbeda. Contohnya, yaitu ketika seseorang

menanyakan konsep tentang suatu kata, dapat menghubungkan kata itu pada

konsep-konsep yang lain atau menggunakannya dalam suatu kalimat, tetapi

9Syaiful Sagala, Op.Cit. h. 72-73

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

19

tidak dapat mendefinisikannya secara formal. Artinya sudah mencapai

konsep-konsep namun pada tingkat yang berbeda.10

Pencapaian konsep menurut Klausmeir dalam buku Dahar. Orang

sampai pada pencapaian tingkat tertinggi dengan kecepatan berbeda-bedaan

ada konsep-konsep yang tidak pernah tercapai pada tingkat yang paling tinggi.

Konsep-konsep yang berbeda dipelajari pada usia-usia yang berbeda. Dari

teori perkembangan, anak-anak yang masih kecil baru dapat belajar konsep

konkret, sedangkan konsep yang lebih sulit atau lebih abstrak dipelajari

setelah mereka besar.11

Empat tingkat pencapain konsep menurut Klausmeir adalah tingkat

konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikasi, dan tingkat formal. Ia

menerapkan tingkatan-tingkatan ini hanya pada konsep-konsep yang

mempunyai lebih dari satu contoh yang mempunyai contoh yang dapat

diamati atau wakil contoh dan konsep ini didefinisikan dalam atribut-atribut.

Konsep-konsep relasional dan konsep lain mungkin mempunyai hanya

sebagian kualitas ini. Jadi mungkin konsep-konsep tersebut memiliki pola

pencapaian yang berbeda. Namun, konsep-konsep yang diajarkan disekolah

pada umumnya memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Klausmeir.12

Indikator Penguasaan Konsep antara lain:

1. Mengetahui arti suatu konsep (Tingkat Konkret)

2. Mengenal beberapa contoh dan bukan contoh dari konsep tersebut

(Tingkat Klasifikator)

3. Menggunakan hubungan antar konsep (Tingkat Identitas)

4. Mengenal konsep itu berbagai situasi (Tingkat Formal)

5. Menggunakan konsep untuk menyelesaikan masalah (Tingkat Formal).13

10

Dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta:Erlangga,2011), h.69. 11

Ibid, h. 69. 12

Ibid, h. 69-70. 13

Ratna Willis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Erlangga, TT),

h.70-71

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

20

5. Tahap-Tahap Pembelajaran Concept Attainment

Tabel 2.1

Sintak Model Concept Attainment

Tahap 1 :

Penyajian Data dan

Identifikasi Konsep

1. Guru memberikan contoh-contoh yang

berkaitan dengan definisi keanekargaman

hayati yang telah di labeli menggunakan kartu

bergambar.

2. Peserta didik berhipotesis dan

membandingkan sifat-sifat/ ciri-ciri pada

contoh-contoh positif dan negatif.

3. Guru meminta peserta didik berhipotesis

tentang definisi keanekaragaman hayati

4. Peserta didik menjelaskan definisi tertentu

berdasarkan sifat-sifat/ ciri-ciri yang essensial

(paling penting dan tepat).

Tahap 2 :

Ujian

Pencapain Konsep

1. Guru menguji hipotesis, menamai konsep,

dan menyatakan kembali definisi-definisi

berdasarkan ciri-ciri yang paling esensial

(tepat)

2. Peserta didik mengidentifikasi contoh-contoh

tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda

“Ya” dan “Tidak”

3. Guru menambahkan lagi contoh tambahan

4. Peserta didik berhipotesis kembali

(menambahkan atau mengurangi) ciri-ciri

yang diperoleh kembali dari contoh yang baru

saja diberikan.

Tahap 3:

Analisis Strategi Berpikir

1. Guru mengajak dan mendampingi peserta

didik untuk menganalisis dan mendiskusikan

hasil pemikiran mereka tentang

keanekaragaman hayati.

2. Peserta didik mendeskripsikan hasil pemikiran

3. Peserta didik mendiskusikan peran dan ciri-

ciri keanekaragaman hayati.

4. Peserta didik mendiskusikan jenis-jenis dan

ragam keanekaragaman hayati.14

14

Hamzah B. Uno, Op.Cit.h.11.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

21

a. Kelebihan dan Kekurangan Model Concept Attainment

1) Kelebihan Model Concept Attainment

a) Pada model pembelajaran Concept Attainment guru langsung

memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan

ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari oleh siswa,

sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan

pembelajaran.

b) Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang maeri

pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola

tertentu dari ilustrasi-ilustrasi, sehingga pemerataan pemahaman

siswa lebih luas dengan adanya peranyaan-pertanyaan antara siswa

dengan guru.

c) Model pembelajaran Concept Attainment menjadi sangat efektif

untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses

belajar.

2) Kekurangan Model Concept Attainment

a) Model ini membuuhkan guru terampil dalam bertanya sehingga

kesuksesan pembelajaran hampir sepenuhnya ditentukan oleh

kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.

b) Tingkat keefektifan model pembelajaran concept attainmen ini

sangat tergantung pada keterampilan guru dalambertanya dan

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

22

mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi

pembimbing yang akan membuat siswa berfikir

c) Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran concept attainment, guru harus menyiapkan perangka

yang akan membuat siswa berakifitas dan mengorbankan semangat

siswa untuk melakukan penguasaan konsep. Dengan metode ini

maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang opimal.

d) Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas

belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam

proses belajar siswa.

e) Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model

Concept Attainment tergantung pada contoh-contoh aau ilustrasi

yang digunakan oleh guru.15

6. Strategi Penemuan Konsep

Strategi penemuan konsep dimana untuk merancang suatu pelajaran

yang memadai, harus memiliki suatu kategori yang jelas dalam pikiran.

Contoh yang positif memiliki ciri-ciri umum dalam bentuk kalimat,

sedangkan contoh-contoh negatif tidak. Sebagai contoh, ketika guru meminta

15

Rino Ridwan, “Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment Dalam Upaya

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII J SMP N Bukitinggi” Jurnal

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, h.12-13.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

23

Peserta didik untuk membuat catatan tentang apa saja yang dimiliki oleh

contoh-contoh itu pada umumnya.

Kemudian menyajikan lebih banyak contoh dan mengamati apakah

mereka tetap pada gagasan semula. Jika tidak, guru bertanya apa yang mereka

pikirkan saat itu hingga semua Peserta didik memiliki suatu gagasan yang

mereka anggap dapat mempertahankan pengamatannya.16

Jenis hipotesis apa

yang pertama kali muncul atas contoh-contoh itu dan bagaimana mereka

memodifikasi dan menguji hipotesis. Untuk menjawab pertanyaan ada tiga

faktor penting bagi kita.

7. Teoritis Tentang Belajar Konsep

Belajar konsep telah diteliti para ahli psikologi selama lebih dari enam

puluh tahun. Sebagian besar eksperimen dilakukan dalam laboratorium dan

pada umumnya mengenai pembentukan konsep. Subjek penelitian dihadapkan

pada sejumlah stimulus yang mempunyai berbagai attribute. Subjek itu

diharapkan membentuk konsep yang didasarkan pada hal-hal yang penting

pada stimulus-stimulus. Ada dua cara pendekatan yang digunakan, yaitu

pendekatan prilaku dan pendekatan kognitif.17

Belajar konsep terdapat dua

pendekatan yaitu pendekatan prilaku (Afektif) dan pendekatan kognitif oleh

16

Joyce & Weil, Op.Cit. h.126 17

Sofan Amri, Pengembangan Dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta:

Prestasi Putra Karaya,2013). h. 31.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

24

karena itu, penelitian ini akan dilakukan penelitian terhadap penguasaan

konsep dalam ranah afektif dan kognitif saja.

B. Media Gambar

1. Pengertian Media Gambar

Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar. Association

for Education and Communication Technology (AET) mengartikan media

sebagai bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan

National Education Association (NBA) mengartikan media sebagai segala

benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan

beserta instrument untuk kegiatan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan dan kemauan Peserta didik sehingga mendorong terjadinya proses

belajar pa da dirinya.18

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam

proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis

atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual dan verbal. Media merupakan segala sesuatu yang dapat

18

Nuryani, Et. Al., Strategi Belajar Mengajar Biologi (Jakarta: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2003), h.14.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

25

diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses

komunikasi belajar mengajar.19

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari

“medium” yang berasal dari Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.

Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai

“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada

sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber

(pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu

bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian

informasi.20

Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

atau sikap, dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual dan verbal.21

Simpulkan dari pengertian beberapa ahli mengenai definisi media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat

19

Roestiyah Nk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.83. 20

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

h.43. 21

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.03.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

26

pikiran, dan perasaan pembelajaran (peserta didik) dalam kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, media

pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa

informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga

informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan

secara efektif dan efisien.22

Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b)

fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.23

Tujuan

pengguanaan gambar dalam pembelajaran adalah: (1) menerjemahkan simbol

verbal, (2) mengkongkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari

ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan

motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas.

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Media gambar merupakan media yang tepat dan baik digunakan dalam

pembelajaran disekolah dasar namun pasti saja kekurangan serta kelebihan

yang dimiliki oleh media gambar tersebut sebagai sebuah karakteristik dari

media gambar itu sendiri. Dari sumber yang ada, ada beberapa kekurangan

dan kelebihan yang dimiliki oleh media gambar yaitu :

22

Zuhairi, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya,

2007, h.94. 23

Azhar Arsyad, 2011, Op. Cit. h.16-17.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

27

a. Kelebihan Media Gambar

1. Sifatnya konkrit. Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu biasa,

anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat

mengatasinya.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau

penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat

disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

membetulkan kesalahpahaman.

5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan,tanpa memerlukan

peralatan yang khusus.24

b. Kekurangan Media Gambar

1. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar

hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk

menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan

dibahas kurang sempurna.

2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran

3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.25

Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar

24

Zuhairini, dkk, Op. Cit., h.95. 25

Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru) Ed 2

(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h.01.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

28

karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah

sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar

dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang

dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak

paa pengertian belajar itu sendiri.26

Belajar menurut Zaini Hisyam ialah suatu aktivitas mental atau psikis

alam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan alam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.27

Nuryani Rustaman,

mengatakan hasil belajar merupaka suatu indikator keberhasilan peserta didik

dalam proses belajar yang telah ditempuh dalam waktu tertentu.28

Pembelajaran biologi menghasilkan tiga ranah hasil belajar yaitu berupa

konten atau produk (kognitif), proses (psikomotorik), dan sikap ilmiah

(afektif), banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam

belajar baik dari dalam diri (internal) peserta didik maupun dari luar diri

peserta didik (eksternal).

Nana Sudjana mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensional atau kapasitas yang

26

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

h.44. 27

Zaini Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Insan Madani (Yogyakarta: RP Press, 2008),

h.52. 28

Nuryani Rustaman, Et.Al. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Bandung: 2002), h.178.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

29

dimiliki seseorang.29

Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto sebagai hasil

yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar mengajar

terlebih dahulu mengadakan proses evaluasi dari proses belajar mengajar yang

dilakukan.30

Penilaian hasil belajar dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dapat

mencangkup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif secara sekaligus,

tergantung pendekatan pembelajaran yang digunakan. Alat penilaian untuk

pengukuran tingkat pencapaian ranah kognitif suatu materi pelajaran disebut

item tes. Untuk penilaian proses belajar diwujudkan dalam bentuk soal-soal

ulangan harian yang diadakan pada setiap akhir bahan kajian atau pokok

bahasan diberikan, yang dikenal dengan istilah tes formatif. Untuk jenjang

penguasaan materi sering digunakan Taksonomi Bloom (C-1, C-2, C-3, C-4,

C-5, C-6) yang dituangkan dalam kisi-kisi soal.31

Kemampuan yang termasuk

ranah kognitif oleh Bloom dikategorikan ke dalam enam jenjang, yakni

jenjang hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan menciptakan

(create).32

29

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Remaja

Rodiskarya, 2005), h.102. 30

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumiaksara,2008), h.63. 31

Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang:UM Press, 2005), h.65-

66. 32

Ibid, h.155.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

30

2. Syarat Keberhasilan Belajar

a. Belajar merupakan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat

belajar dengan tenang.

b. Repitisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian

atau keterampilan atau sikap itu mendalam pada peserta didik.

Penguasaan konsep dalam pembelajaran dapat diketahui melalui hasil

belajar yang diperoleh peserta didik. Menurut Bloom, secara garis besar hasil

belajar terbagi kedalam tiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik semakin

berfungsi, pada ranah kognitif peserta didik dapat memiliki pengetahuan,

pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, evaluasi, dan

menciptakan. Pada ranah afektif, peserta didik dapat penerimaan, partisipasi,

menentukan sikap, mengorganisasi, dan membentuk pola hidup.33

3. Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah kemampuan berfikir yang mencankup

kemampuan intlektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, kemampuan

memecahkan masalah yang diharapkan peserta didik dapat menghubungkan

dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode, atau prosedur yang

dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.34

Teori kognitif menekankan

belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan

33

Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 25. 34

Nuryani Rustaman, Et.Al. Stratrgi Belajar Dan Mengajar Biologi (Bandung: 2002), h. 17

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

31

proses yang sangat kompleks.35

Kemampuan Kognitif menurut Bloom terdiri

dari enam tingkatan, sebagai berikut:

1. Mengingat (C1)

Kemampuan menyebut kembali informasi atau pengetahuan yang

tersimpan dalam ingatan. Dengan kata kerja adalah mendefinisikan.

Contoh: menyebutkan arti taksonomi

2. Memahami (C2)

Kemampuan memahami instruksi dengan menegaskan pengertian, makna

dan ide tau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis,

maupun grafik. Contoh: merangkumkan materi yang telah diajarkan

dengan kata-kata sendiri.

3. Menerapkan (C3)

Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam

situasi tertentu. Contoh: melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan

sistem yang berlaku.

4. Menganalisis (C4)

Kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan

menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas

konsep tersebut. Contoh: menganalisis penyebab meningkatnya harga

35

Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2009), h. 22

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

32

pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen-

komponennya.

5. Mengevaluasi (C5)

Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan normal, criteria,

atau patokan tertentu. Contoh: membandingkan hasil ujian peserta didik

dengan kunci jawaban.

6. Mencipta/Create (C6)

Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang

utuh atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: membuat kurikulum

dengan mengintegrasikan pendapat dan materi beberapa sumber.36

Ranah kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan mental (otak),

segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif.

Pengetahuan (knowledge) adallah kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-

rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berfikir

yang paling rendah. Pemahaman (comphrehension) adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui

dan diingat. Seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat

memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal

36

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 131-132.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

33

itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Penerapan atau aplikasi

(application) adalah kesanggupan untuk menerapkan atau untuk

menggunakan ide-ide umum, tata cara atau pun metode-motode, prinsip-

prinsip serta teori-teori dalam situasi baru dan konkrit. Analisis (analysis)

adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan

menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan merinci faktor-faktor

penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau

faktor yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi merupakan kemampuan

seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau

ide.37

Mencipta (create) adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk

sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membentuk produk yang orisinil.38

4. Hasil Belajar Afektif

Proses belajar berkaitan dengan bagaimana seseorang memberikan

reaksi terhadap stimulus atau lingkungan yang dihadapi untuk memberikan

penilaian. Belajar afektif berkaitan dengan pengelolaan emosi, dorongan,

minat, dan sikap, dalam banyak hal peserta didik tidak menyadari belajar

afektif.39

Domain afektif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak

didasarkan pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Dalam

37

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 03. 38

Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Pustaka Pelajar:

Yogyakarta, 2009, h. 22. 39

Karwono, Heni Mularsih, Belajar Dan Pembelajaran ( Jakarta: Rajagrafindo Persada,

2012), h. 41.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

34

pengembanganya pendidikan afektif yang semula hanya mencangkup

perasaan dan emosi, telah berkembang lebih luas, yakni menyangkut moral

nilai-nilai, budaya, dan keagamaan. Krathwohl, dkk merencanakan tujuan

pembelajaran afektif dengan membedakannya menjadi lima tingkatan dari

yang sederhana sampai pada tingkatan kompleks, yaitu a) receving

(menerima), b) responding (menjawab), c) valuing (menilai), d) organizing

(mengorganisasi), e) characterization by value or value complex

(mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks).40

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, beberapa ahli

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tinggi. Tipe hasil belajar afektif

tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman

sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.41

Taksonomi untuk Ranah Afektif pertama kali dikemukakan oleh

David R Krathwohl dalam buku yang berjudul Taxonomy Of Education

Objective Affective Domain berkenaan dengan sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif42

Ranah Afektif menurut Muhamad Syar dapat dilihat pada seseorang

40

Sukardi, Evaluasi Pendidikan “Prinsip Dan Operasionalnya” (Jakarta: Bumi

Aksara,2011), h. 75-76. 41

Nana Sudjana, Op.Cit. h. 29-30. 42

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 05

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

35

tercermin dalam sikap dan perasaan seseorang yang meliputi self-concept dan

self-esteem, self-efficacy dan self-contextual efficacy, attitude of self-

acceptance dan others-acceptance.43

Popham berpendapat sikap sebenarnya

hanya sebagian dari ranah afektif yang didalamnya mencangkup perilaku

seperti perasaan, minat, emosi, dan sikap. Yvon Ambroise mencoba

menjelaskan hubungan antara nilai, sikap, dan tingkah laku disimpulkan

bahwa nilai menjadi acuan dalam menentukan sikap, dan sikap menjadi acuan

dalam bertingkah laku.44

Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa dapat dikatakan seseorang memiliki hasil belajar yang tinggi dengan

adanya perubahan pada diri peserta didik dari tidak mengetahui jadi memiliki

pengetahuan dalam hal ini didorang dari hasil belajar kognitif peserta didik

dapat menjadi acuan dalam menentukan sikap dan mengalami perubahan yang

relatif tetap. Ranah Afektif (Krathwohl & Bloom, dkk.) terdiri dari lima

perilaku-perilaku sebagai berikut:

1. Penerimaan (Reciving/attending)

Mencangkup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan

hal tersebut. Contoh, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

2. Partisipasi (Responding)

Mencangkup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan. Contoh, mematuhi aturan dan partisipasi dalam kegiatan.

43

Sutarjo Adisusilo, Pengembangan Nilai Karakter “ Konstrutivisme & VCT Sebagai

Inovasi Penekatan Pemeblajaran Afektif” (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2013), h. 37. 44

Ibid, h. 68-69.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

36

3. Penilaian dan penentuan sikap (Valuing)

Menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

Contoh, menerima suatu pendapat orang lain.

4. Organisasi (Organization)

Kemampuan membentuk suatu sisitem nilai sebagai pedoman dan

pegangan hidup. Contoh, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan

dijadikan pedoman dalam bertindak secara bertanggung jawab.

5. Karateristik nilai (Characterization by evalue or value complex)

Kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai

kehidupan pribadi. Contoh, kemampuan mempertimbangkan dan

menunjukkan tindakan yang disiplin.

Kelima jenis perilaku tersebut tampak mengandung tumpang tindih

dan juga berisi kemampuan kognitif. Kelima jenis perilaku tersebut bersifat

hierarkris. Perilaku menerima merupakan jenis perilaku terendah dan perilaku

pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi, dapat diketahui

bahwa peserta didik yang belajar akan memperbaiki kemampuan-kemampuan

interbalnya yang efektif. Peserta didik mempelajari kepekaan tentang sesuatu

hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup.45

Hasil belajar yang dikemukakan diatas berhubungan satu sama lain,

seseorang yang berubah tingkat kognisinya dalam kadar tertentu telah berubah

45

Dimyati, Op. Cit. h. 28-29.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

37

pula sikap dan perilakunya. Carl Rogers berpendapat bahwa seseorang yang

telah menguasai tingkat kognitif perilakunya sudah dapat diramalkan. Dalam

proses pembelajaran disekolah tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika

dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif, sekalipun demikian

tidak berarti bidang afektif diabaikan sehingga tidak perlu dilakukan

penilaian. Tipe hasil belajar afektif berkenaan dengan perasaan, minat, dan

perhatian, keinginan, dan penghargaan.46

Perkembangan ranah kognitif maupun ranah afektif dalam diri

seseorang tidak secara otomatis sejalan dengan pertambahan usia seseorang,

tetapi tergantung dengan banyaknya faktor eksternal maupun internal yang

mempengaruhinya. Pendidikan dapat merupakan salah satu wahana yang

dapat membantu perkembangan ranah kognitif maupun ranah afektif peserta

didik.47

D. Kajian Materi Keanekaragaman Hayati

1. Karakteristik biologi sebagai ilmu

Perkembangan biologi di zaman era modern sekarang ini semakin

pesat. Berbagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang memberi

sumbangan terhadap perbaikan kualitas hidup manusia. Melalui biologi

manusia belajar dan memahami mengenai dirinya sendiri maupun makhluk

46

Nana Sudjana, Op.Cit. h. 31. 47

Sutarjo, Op.Cit. h. 40.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

38

hidup yang lain, semua makhluk hidup yang ada dibumi ini adalah ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Manusia

merupakan makhluk hidup yang paling sempurna karena diberi akal pikiran.

Dengan akal pikiran, manusia senantiasa memiliki sifat ingin tahu sehingga

terciptalah berbagai macam ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu yang berkaitan

dengan makhluk hidup yaitu biologi. Biologi mempelajari tentang makhluk

hidup bagaimana interaksinya satu sama lain dan bagaimana interaksinya

dengan lingkungan seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat

11:

Artinya : “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-

tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan

Allah) bagi kaum yang memikirkan.”48

Biologi berasal dari dua kata “Bios” artinya hidup dan “logos” artinya

ilmu.49

Biologi adalah Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang

makhluk hidup (organisasi). Beberapa dengan ilmu-ilmu lainnya, biologi

memiliki karakteristik khusus, yaitu dalam hal objek atau kajiannya,

48

Departemen Agama RI, Al Qur’an Dan Terjemahannya (Bogor: SYGMA, 2007). 49

Gumono, Modul Peserta Didik Penunjang Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas 1

Semester 1 (Surakarta: PT Widya Duta Grafika, 2010). h. 01.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

39

persoalannya dan metodenya.50

Adapun karakteristik ilmu pengetahuan

biologi yaitu:

a. Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.

b. Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata)

c. Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku.

d. Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya dengan

berfikir menarik kesimpulan dari hal-hal umum menjadi ketentuan khusus.

e. Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan

pelaku (subyektif).

f. Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun

diberlakukan.51

Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan berbagai

fenomena kehidupan makhluk hidup berbagai tingkat organisasi kehidupan

dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Ruang lingkup biologi sangat

luas, tidak hanya membahas tentang kehidupan masa kini, tetapi membahas

sejarah bentuk bentuk purbakala yang berumur 4 miliyar tahun. Biologi

merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,

sikap bertanggung jawab kepada lingkungan.52

Biologi menurut Riana Yani at al, sebenarnya telah lahir jauh sebelum

ilmu-ilmu lain berkembang. Diperkirakan ilmu ini lahir sekitar abad XVI,

ketika para sarjana ilmu pengetahuan alam pada saat itu telah mengamati dan

mempelajari berbagai keanekaragaman makhluk hidup. Biologi adalah bagian

dari sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainya.

50

Salman Akhyar, Biologi (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2004), h. 32. 51

Bagod Sudjadin, Siti Laila, Biologi Sains Dalam Kehidupan (Jakarta:Yudistira, 2005), h.

03. 52

Campbell Neil A, BIOLOGI Jilid 1 Edisi Kelima (Erlangga: Jakarta, 2008), h. 01.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

40

Persamaan karakteristik tersebut disebabkan ilmu sains ditemukan dan

dikembangkan melalui cara yang sama, yaitu logis dan ilmiah.53

“Biologi memiliki kekhasan dalam berfikirnya. Dalam fisiologi atau

biologi fungsi, orang yang mempelajari diminta mengembangkan berfikir

sibernik, sementara dalam sistematika biologi atau taksonomi dikembangakan

keterampilan berfikir logis melalui klasifikasi atau klasifikasi logis”.54

Studi biologi biasanya sering digunakan istilah-istilah yang pada

umumnya digunakan istilah latin atau kata yang dilatinkan. Banyaknya istilah

latin tersebut menyebabkan kurangnya minat peserta didik sekolah menengah

untuk memasuki jurusan biologi dan jurusan-jurusan yang menggunakan

biologi sebagai ilmu dasarnya.

Ruang lingkup biologi sangat luas, tidak hanya membahas tentang

kehidupan masa kini, tetapi membahas sejarah bentuk-bentuk purbakala yang

berumur 4 milyar tahun. Biologi merupakan wahana untuk langkah awal

seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk

membangun keahlian dan kemampuan berfikir agar dapat berperan aktif

menerapkan ilmunya dalam bidang teknologi.55

53

Riana Yani, Et. Al.Biologi 1 Kelas X SMA Dan MA ( Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 4-5. 54

Nuryani, Et. Al., Startegi Belajar Mengajar Biologi ( Jakarta: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2003), h. 14. 55

Campbell, Biologi Ed Lima Jilid Satu ( Jakarta: Erlangga, 2002), h.01.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

41

2. Objek Kajian Biologi

Objek atau kajian dalam biologi sangatlah luas yang meliputi keenam

kingdom/regnum.56

Keenam kingdom tersebut adalah Kingdom Animalia

(Hewan), Kingdom Plantae (Tumbuhan), Kingdom Protista, Kingdom

Monera, Kingdom Fungi, dan Kingdom Archaebacteria. Objek-objek tersebut

selanjutnya akan dikaji lebih lanjut mulai dari tingkat molekuler, sel, jaringan,

organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkat bioma.

Bermacam –macam kajian biologi tersebut akan memunculkan cabang-cabang

biologi yang baru, yaitu :

a. Cabang ilmu biologi yang didasarkan pada objek, minsalnya: botani,

zoologi, mikrobiologi, entomologi, embriologi, virologi, dan mikologi.

b. Cabang ilmu yang didasarkan pada tema permasalahan, misalnya:

morfologi, fisiologi, genetika, ekologi, teratologi, toksikologi, dan

taksonomi.

c. Cabang ilmu biologi yang didasarkan pada tingkat organisasi kehidupan

minsalnya: sitologi, histologi, organologi, biologi molekuler, genetika

populasi dan biologi populasi.

d. Cabang ilmu yang dikembangkan berdasarkan kombinasi antara objek,

tema permasalahan, dan tingkat organisasi, minsalnya: morfologi

tumbuhan, genetika manusia, anatomi hewan, dan fisiologi tumbuhan.57

3. Tujuan pembelajaran biologi

“setiap institusi, program, atau mata pelajaran memiliki misi

tersendiri. Begitu juga mata pelajaran biologi pada tiap tiap jenjangnya,

belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di

lingkungannya, atau belajar biologi dari aspek empiris. Belajar biologi berarti

56

M. Salman Akhyar, Loc.Cit. 57

M, Salman Akhyar, Biologi (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2004), h. 33.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

42

berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk, hidup atau belajar biologi

dari aspek evaluasi. Belajar biologi diharapkan bermanfaat untuk peningkatan

kualitas manusia dan lingkungannya, atau belajar biologi dari aspek sintas”.58

Manfaat dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi yaitu:

a. Biologi dapat membantu seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan

tentang dirinya sendiri dan benda hidup lainnya yang berguna bagi

kehidupan sehari-hari.

b. Biologi dapat membantu seseorang melihat dunia dan alam sekitar

sebagaimana yang dilakukan oleh para saintis.

c. Biologi juga berguna dalam beberapa bidang dan profesi minsalnya:

pertanian, kesehatan, perkebunan dan semua yang berkaitan dengan

pekerjaan di kehidupan sehari-hari.

4. Metode Ilmiah

Suatu penelitian biologi harus dilakukan melalui tahap-tahap yang

sistematis. Tahapan-tahapan tersebut merupakan metode ilmiah yaitu sebagai

berikut:.

a. Merumuskan masalah

b. Mengumpulkan keterangan

c. Merumuskan hipotesis

d. Melakukan eksperimen (percobaan)

e. Menganalisis data

f. Menarik kesimpulan hasil eksperimen.59

Keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang menunjuk

kepada variasi sifat dan ciri gen, spesies, serta ekosistem. Setiap individu

organisme mempunyai ratusan bahkan ribuan gen dalam kombinasi yang unik

58

Ibid, h.34. 59

Salman Akhyar, Op. Cit. h. 24.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

43

dan khas. Kumpulan individu-individu yang berkerabat dekat menjadi suatu

kelompok spesies, kemudian berbagai spesies membentuk suatu komunitas.

Interaksi antara komunitas dengan faktor-faktor lingkungan fisik membentuk

sistem ekologi (ekosistem).60

Keanekaragaman hayati ialah keanekaragaman

di dalam makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan,

lautan dan ekosistem perairan lain, serta kompleks-kompleks ekologi yang

merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencangkup keanekaragaman di

dalamnya jenis, antar jenis, dan ekositem.

Keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu

keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

Indonesia dijuluki gudang botani dan negara megabiodiversity karena

tingginya keanekaragamn hayati di indonesia. Kandungan flora, fauna, dan

mikroorganisme yang belum teridentifikasi sekitar 90%. Indonesia yang di

dalamnya terdapat banyak sekali kawasan hutan dan berbagai jenis ekosistem

daratan lainnya mewadahi keanekaragaman hayati yang sangat besar.

Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis palem terbesar di dunia,

beberapa diantaranya:

a. Lebih dari 400 jenis kayu Dipterocarpaceaen (jenis kayu komersil

terbesar di Asia Tenggara) dan kurang lebih 25 ribu tumbuh-tumbuhan

berbunga.

60

L Hartanto Nugroho, Issirep Sumardi, Biologi Dasar (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004),

h. 123.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

44

b. Indonesia memiliki tempat pertama di dunia dengan kekayaan jenis

mamalia (515 jenis, 36% diantaranya endemik)

c. Kekayaan pertama di dunia dengan jenis kupu-kupu swallowtail (121

jenis, 44 % diantaranya endemik),

d. Indonesia menduduki tempat ketiga dalam kekeyaan jenis amfibi (lebih

dari 270 jenis).

e. Tempat ketujuh dalam kekayaan flora berbunga.

f. Kekayaan kawasan perairan teritorial indonesia yang luas dengan lautan

hindia serta pasifik barat yang semakin menambah kekayaan

keanekaragaman hayati di indonesia

g. Kekayaan ekosistem tertinggi didunia misalnya, terumbu karang di

sulawesi dan maluku.

Indonesia yang mempunyai keanekaragaman sangat tinggi lebih dari

6.000 jenis tanaman dan hewan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia

untuk memenuhi kebutuhan harian, baik dipanen secara langsung dari alam

maupun dibudidayakan. Sebanyak 7.000 jenis ikan air laut dan air tawar

merupakan sumber protein utama masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia

harusnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dapat tinggal di

Indonesia yang mempunyai kenaekaragaman hayati sangat tinggi.

Sebagaimana yang tercantum pada Al-Qur’an Surat Thahaa ayat 53 sebagai

berikut:

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

45

Artinya: “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang

telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit

air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari

tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.”61

Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman

ekosistem saing berhubungan satu sama lain, sehingga ketiga keanekaragaman

tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketiga macam keanekaragaman

tersebut menjadi satu keseluruhan dalam keanekaragaman hayati.

a. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen menunjukkan adanya perbedaan komposisi genetika

antar individu dalam satu spesies. Komposisi genetik individu bergantung

pada faktor pembawa sifat. Faktor pembawa sifat keturunan disebut gen

atau plasma nutfah. Setiap gen terletak di dalam kromosom dan

menentukan sifat yang berbeda-beda untuk setiap jenis organisme.

Susuanan gen yang berbeda pada setiap individu menentukan

keanekaragaman gen pada suatu spesies. Keanekaragaman gen dapat

menyebabkan terjadinya variasi di antara individu sejenis. Contohnya

mangga (Mangifera indica) dengan berbagai varietas yang dikenal yaitu

61

Departemen Agama RI, Al Qur’an Dan Terjemahannya (Bogor: SYGMA, 2007).

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

46

mangga harum manis, mangga madu, mangga apel, mangga gadung, dan

mangga golek.

b. Keanekaragaman Jenis

Ciri yang dapat diamati pada hewan adalah tingkah lakunya,

penampilannya, makanannya, cara berkembangbiaknya, habitatnya, dan

interaksinya dengan makhluk hidup lainnya. Sedangkan ciri yang dapat

diamati pada tumbuhan adalah tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya,

bungannya, buahnya, atau rasa buahnya, dan sebagainya. Banyak jenis

kupu kupu dapat ditemukan di Indonesia. Jenis-jenis kupu-kupu tersebut

berdasarkan ukuran tubuhnya, warnanya, jenis sayapnya, dan cara

terbangnya. Keanekaragaman pada jenis kupu-kupu merupakan

keanekaragaman dalam satu spesies disebut variasi. Variasi yang timbul

karena adanya perbedaan faktor-faktor genetik yang terdapat pada

individu.

c. Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosisitem merujuk pada keragaman habitat, yaitu

tempat berbagai jenis makhluk hidup melangsungkan kehidupannya dan

berinteraksi dengan faktor abiotik dan biotik lainnya. Ekosistem

merupakan kesatuan antara faktor biotik (hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme) dengan faktor abiotik (tanah, air, dan udara) yang

berinteraksi satu sama lain membentuk sisitem terpadu di suatu wilayah

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

47

tertentu. Dalam ekosistem terdapat komponen makhluk hidup yaitu,

sebagai produsen, konsumen, dan pengurai. Keanekaragaman ekosistem

disebabkan adanya berbagai variasi faktor biotik dan abiotik. Contoh

keanekaragaman ekosistem antara lain ekosistem hutan hujan tropis,

ekosistem pantai, ekosistem sawah, ekosistem kolam, ekosistem padang

rumput, ekosistem laut dan sebagainya.

d. Dasar-dasar klasifikasi

Dunia memiliki sekitar 33,5 juta spesies tumbuhan dan hewan dimana

30 juta spesies termasuk ke dalam serangga. Berdasarkan hal tersebut

maka pengklasifikasian merupakan keharusan untuk menyederhanakan

objek studi dan memudahkan kita untuk mengenal keanekaragaman

makhluk hidup. Dasar klasifikasi yang digunakan oleh para ahli taksonomi

adalah persamaan dan perbedaan ciri morfologi, fisiologi, dan anatomi.

Kelompok makhluk hidup yang anggotanya hanya menunjukkan sedikit

persamaan ciri dan sifat, jumlah anggotanya lebih besar dibandingkan

kelompok yang anggotanya mempunyai banyak persamaan ciri dan sifat.

Kelompok makhluk hidup yang terbentuk dari hasil

pengklasifikasian disebut takson. Pembentukan takson berjenjang secara

teratur, untuk setiap tingkat takson diberi nama tertentu. Tingkatan-

tingkatan klasifikasi dari tingkat tertinggi (kingdom) sampai tingkat

terendah (spesies) adalah sebagai berikut:

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

48

1) Kingdom dan Regnum : kingdom digunakan untuk hewan, dan regnum digunakan untuk tumbuhan

2) Phylum dan Divisio : phylum digunakan untuk hewan dan divisio

digunakan untuk tumbuhan

3) Classis : kelas

4) Ordo : bangsa

5) Familia : suku

6) Genus : marga

7) Species : jenis

Jenis (spesies) adalah tingkatan takson yang memiliki sifat-sifat yang

sama baik morfologi, fisiologi, maupun anatominya, memiliki jumlah kromosom

yang sama dan umumnya hidup di dalam habitat yang sama. Marga (genus)

adalah tingkatan takson yang mempunyai persamaan dalam struktur alat

reproduksinya, sedangkan suku (familia) adalah tingkatan takson yang meliputi

sejumlah marga dengan jeni-jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang

sama. Kingdom merupakan kelompok terbesar makhluk hidup yang dikenal oleh

para ahli biologi. Sistem klasifikasi yang masih diakui adalah sistem klasifikasi 5

kingdom yang dikemukakan oleh R.H. Wittaker, yaitu Monera, Protista, Fungi

(jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan). Klasifikasi kingdom ini

berdasarkan pada tipe sel (prokariot dan eukariot), uniseluler atau multiseluler,

dan tipe nutrisi.

E. Penelitian Relevan

1. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Naila pada tahun 2014 bahwa

beliau menggunakan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran

pencapaian konsep melalui kartu bergambar tehadap hasil belajar Peserta

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

49

didik pada materi sel di Madrasah Aliyah Negri 02 Kudus. Penelitian ini

menunjukkan bahwa model pencapain konsep berbantu kartu bergambar

efektif. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan perolehan

hasil belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan kelas eksperimen

mencapai ketuntasan hingga 80%.62

2. Penelitian yang dilakukan Rino Ridwan pada tahun 2012, berdasarkan hasil

pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Concept Attainment pada siklus I dan

siklus II terlihat adanya peningkaan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII

J SMP Negeri 4 Bukit tinggi. Selama penerapan model pembelajaran Concept

Attainment akivitas positif naik sebesar 21,85% yaitu pada siklus I sebesar

59,87% menjadi 81,72% pada siklus II. Pada akhir penerapan model

pembelajaran Concept Attainment siswa diberikan tes berupa tes objektif

untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan

model pembelajaran tersebut. Setelah diadakan tes ternyata rata-rata hasil

belajar siswa naik sepesar 7,5% yaitu pada siklus I sebesar 66,47% menjadi

73,97% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembeljaran Concept Attainment dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa kelas VII J SMP Negeri 4 Bukittinggi.63

62

Naila, Loc.Cit, h. 71-72. 63

Rino Ridwan,“Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment dalam upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VII J SMP N Bukittinggi” Jurnal

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

50

F. Kerangka Berfikir

Pendidikan merupakan proses interaksi yang bertujuan meningkatkan

perkembangan mental bangsa sehingga menjadi mandiri dan suatu tindakan yang

memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan yang berhubungan

erat dengan proses pembelajaran tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik sehingga dapat

mencapai tujuan pendidikan. Hasil belajar yang rendah akan berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik sehingga perlu

adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

dengan menggunakan media pembelajaran agar peserta didik lebih tertarik dan

meningkatkan rasa ingin tahu, aktif sehingga peserta didik ingin dan mampu bertanya

dan memberi jawaban atas pertanyaan, dan dapat memperkuat pemahaman peserta

didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, salah satu alternative

yang dipilih adalah model pembelajaran concept attainment berbantu kartu

bergambar.

Diagram Kerangka Berfikir

Model pembelajaran kurang menarik, dan bersifat teacher center, tidak

menggunakan media dalam pembelajaran, hasil belajar kognitif dan

afektif rendah

Model pembelajaran yang menarik, aktif, menggunakan media sebagai

sarana mempermudah penyampaian materi pembelajaran dan

memotivasi peserta didik serta dapat meningkatkan hasil belajar

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

51

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh signifikan pada penggunaan model pembelajaran

concept attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar kognitif.

H1= Ada pengaruh signifikan pada penggunaan model pembelajaran concept

attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar kognitif.

H0 = Tidak ada pengaruh signifikan pada penggunaan model pembelajaran

concept attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar afektif.

H1= Ada pengaruh signifikan pada penggunaan model pembelajaran concept

attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar afektif.

Model Pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar

Pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

pemahaman konsep dan bersifat student center dengan menggunakan

media yang menarik perhatian memotivasi peserta didik.

Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Terberdayakan

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan 19 Juni - 19 Juli 2017 pada Kelas X

Semester Genap. Tempat dilaksanakan penelitian adalah di SMA Perintis 1 Bandar

Lampung Kelas X Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Quasi

eksperimen. Penelitian yang dilakukan adalah memberi perlakuan yang berbeda pada dua

kelas percobaan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu

bergambar sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional yaitu metode

ceramah.

1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent

Control Group Design dengan jenis pre-test dan post-test.1

1 Sugiyono, Metode Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 6, h. 114.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

53

Tabel 3.1

Desain Penelitian Quasi Eksperimen

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

X1 : Model Pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar (kelas

eksperimen)

X2 : Menggunakan metode konvensional (kelas kontrol)

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (X) yang cenderung mempengaruhi dalam penelitian ini

adalah “Model Pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar”.

2. Variabel terikat (Y) yang dipengaruhi pada penelitian atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Hasil Belajar

Kognitif dan Afektif”.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi yang akan diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh)

semester genap yang berjumlah 7 kelas yaitu: IPA.1, IPA.2, IPA.3, IPA.4,

IPS.1, IPS.2, dan IPS.3, Masing-masing kelas terdiri dari peserta didik sebagai

berikut:

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

54

Tabel 3.2

Data Kelas X

No Kelas Jumlah

1 IPA.1 29 Peserta didik

2 IPA.2 38 Peserta didik

3 IPA.3 30 Peserta didik

4 IPA.4 29 Peserta didik

5 IPS.1 37 Peserta didik

6 IPS.2 37 Peserta didik

7 IPS.3 37 Peserta didik

Total 237 Peserta didik

Sumber: Data Peserta didik Perintis 1 Bandar Lampung T.A 2016 / 2017

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X

IPA.3 dan X IPA.4 yang masing-masing berjumlah IPA.3 sebanyak 30

Peserta didik dan IPA.4 sebanyak 29 Peserta didik. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen (IPA.4) yang mendapat perlakuan model pembelajaran Concept

Attainment berbantu kartu bergambar, sedangkan kelas kontrol (IPA.3) yang

mendapat perlakuan model Direct Instruction dan penilaian tes yang

dilaksanakan oleh peneliti.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini akan diambil dari populasi yang ada maka

peneliti menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel dalam

penelitian ini adalah peserta didik pada dua kelas dari tujuh kelas yang ada,

yaitu peserta didik kelas IPA.4 dan ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan

peserta didik kelas IPA.3 dan ditetapkan sebagai kelas kontrol.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

55

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian kali ini yakni dengan cara : tes,

angket, dan dokumentasi

1. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian soal. Soal yang

diberikan adalah 8 soal yang sama untuk pre-test dan post-test.

2. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket yang berisi

pertanyaan tentang indikator dari hasil belajar afektif yang berisikan

pernyataan. Pernyataan yang diajukan dibagi kedalam dua kategori yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negatif.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data pada saat penelitian, meliputi

foto-foto dan data yang relevan dengan penelitian, adapun yang diambil dalam

penelitian ini adalah profil sekolah, data-data peserta didik (absen peserta

didik) kelas IPA.3 dan IPA.4 di SMA Perintis 1 Bandar lampung.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar tes hasil belajar kognitif, tes

berisi kumpulan pertanyaan berupa soal essay yang diberikan kepada peserta didik

tentang materi pelajaran biologi, serta angket yang berisi kumpulan pernyataan dari

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

56

indikator hasil belajar afektif yang diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui

hasil belajar afektif peserta didik setelah diadakan pelajaran biologi.

1. Uji Validitas

Uji validitas ini digunakan untuk mengukur tingkat validitas dari suatu alat

ukur yang dihitung, instrumen yang digunakan adalah soal essay yang diberikan di

awal dan di akhir pembelajaran (pre-test and post-test) serta pemberian angket untuk

mengukur hasil belajar afektif peserta didik .

Uji validitas soal essay pada penelitian ini dilakukan pada 20 peserta didik

SMA yang sudah mendapatkan materi pembelajaran biologi khususnya materi

Keanekaragaman Hayati. Soal yang digunakan berjumlah 12 soal pada masing –

masing indikator yang akan diukur. Indikator yang diukur ada 6 yaitu jenjang

hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan menciptakan. Soal

essay tersebut sebelumnya sudah di uji validasi oleh dosen atau pengajar yang

menguasai materi biologi khususnya pada materi pembelajaran Keanekaragaman

Hayati.

Uji validitas angket untuk mengukur hasil belajar afektif berisikan 50

pernyataan yang masing – masing pernyataan mewakili indikator dari motivasi

belajar, angket ini diujikan kepada 20 peserta didik yang sudah mengikuti pelajaran

biologi khususnya materi Keanekaragaman Hayati.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

57

Tabel 3.3

Validitas Butir Soal dan Butir Angket. Validitas Kriteria

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ rxy < 0,80 Tinggi

0,40 ≤ rxy < 0,60 Sedang

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen evaluasi dapat dikatakan mempunyai nilai rebialitas

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai nilai yang konsisten dalam

mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita

dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama

dan bisa dipakai disuatu tempat sekolah ketika dilakukan tes kembali.2

Koefesien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan terhadap koefisien

reabilitas tes menurut Rostinah Sundayana sebagai berikut :

Uji reliabilitas dilakukan setelah soal dan angket tersebut di uji

validitas, selanjutnya soal dan angket tersebut di ujikan kepada siswa dan

dihitung reliabilitasnya. Reliabilitas sering disebut dengan keterandalan,

artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai

mengukur dan hasilnya tetap sama.

2Sukardi, Op Cit, h. 43.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

58

Tabel 3.4

Kriteria Reliabilitas

Reabilitas Kriteria

0,00-0,20 Kecil

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,70 Sedang

0,71-0,90 Tinggi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan program SPSS 17.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji keabsahan sample yaitu

untuk mengetahui apakah data yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang

diuji yaitu data kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Taraf signifikan ( ) = 0,05

a. Kriteria pengujian :

Ho = Jika nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima maka data berdistribusi

normal

H1 = Jika harga Sig < 0,05 maka H0 ditolak atau kedua data tidak

berdistribusi normal.

Uji normalitas dihitung menggunakan program SPSS 17.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel

penelitian memiliki kondisi yang sama atau homogen.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

59

a. Taraf Signifikansi

b. Kriteria pengujian

Ho = Jika nilai Sig > 0,05 maka Ho diterima kedua data homogen.

H1 = Jika nilai Sig < 0,05 maka H1 ditolak atau kedua data tidak homogen

Uji homogenitas dihitung menggunakan program SPSS 17

H. Uji Hipotesis

1. Uji t

Setelah data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan Uji

parametric yang digunakan adalah Uji t menggunakan program SPSS 17,

berikut adalah hipotesis dari uji t.

a. Uji t1

Hipotesis:

H0 : µ1 = µ2 (Tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol)

H1 : µ1 ≠ µ2 (Terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol)

Keterangan : = Kelas Eksperimen

= Kelas Kontrol

05,0)(

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

60

b. Uji t2

Hipotesis:

H0 : µ1 = µ2 (Kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol)

H1 : µ1 ≠ µ2 (Kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol)

Keterangan : = Kelas Eksperimen

= Kelas Kontrol

2. Uji Mann-Whitney U-Test

Uji non parametric atau ditransformasikan dilakukan jika asumsi

normalitas tidak terpenuhi. Uji non parametric yang digunakan yaitu uji

Mann-Whitney U-Test dengan menggunakan program SPSS 17.

Hipotesis:

a. Jika probabilitas (Sig) > 0,05 maka Ho diterima

Ho : µ1 ≠ µ2 (Kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol)

b. Jika probabilitas (Sig) < 0,05 maka Ho ditolak

H1 : µ1 ≠ µ2 (Kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol)

Keterangan : = Kelas Eksperimen

= Kelas Kontrol

Uji Mann whitney U-test dihitung dengan program SPSS 17.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

63

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Analisis uji coba Instrumen

a. Uji Validitas

Berdasarkan perhitungan validitas soal uji coba instrumen hasil belajar

kognitif yang terdiri dari 12 butir soal tes essay menggunakan program SPSS

17 diperoleh hasil:1

Tabel 4.1

Uji Validitas Soal Hasil Belajar Kognitif

Validitas Kategori Butir Soal

rhitung> rtabel Valid 1,2, 3, 4, 5, 7, 10,12

rhitung< rtabel Tidak Valid 6,8, 9,11

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai corrected item-total correlation

pada butir soal 6, 8, 9, dan 11 < r tabel= 0,444 sehingga butir soal nomor

tersebut dinyatakan tidak valid, sedangkan 8 butir soal lainnya yakni butir soal

nomor1, 2, 3, 24, 5, 7, 10 dan 12 > r tabel , sehingga butir soal tersebut

dinyatakan valid. Angket hasil belajar menunjukan bahwa nilai corrected

1 Lampiran Uji Reliabilitas Instrumen

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

64

item-total correlation butir soal 4,13,10,34, dan 44 < r tabel= 0,444 sedangkan

46 soal lainnya yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38,

39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50 > r tabel , sehingga butir soal

tersebut dinyatakan valid, hal tersebut ditunjukan dengan tabel dibawah ini;

Tabel 4.2

Uji Validitas Angket Hasil Belajar Afektif

Validitas Kategori Butir Soal

rhitung> rtabel Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37,

38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48,

49, 50

rhitung< rtabel Tidak Valid 4, 10, 13, 34, 44 Sumber : Berdasarkan data mentah lampiran 18 Uji validitas soal hasil belajar afektif.

b. Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS 17

diperoleh hasil :3

Tabel 4.3

Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Kognitif

Cronbach's Alpha N of Items

.778 12

Sumber: Berdasarkan data mentah lampiran 19 Uji Reliabilitas soal hasil belajar kognitif.

Tabel diatas menunjukkan bahwa cronbach’s alpha yang diperoleh

pada butir soal hasil belajar kognitif adalah 0,778 maka soal tersebut

dinyatakan reliabel.

3 Lampiran Uji Reliabilitas Instrumen

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

65

Tabel 4.4

Uji Reliabilitas Angket Hasil Belajar Afektif

Cronbach's Alpha N of Items

.971 50

Sumber : Berdasarkan data mentah lampiran 19 Uji Reliabilitas hasil belajar afektif.

Tabel diatas menunjukkan bahwa cronbach’s alpha yang diperoleh

pada hasil belajar afektif adalah 0,971 maka soal tersebut dinyatakan reliabel.

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-

smirnov dengan program SPSS 17 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 4:

Tabel 4.5

Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Pre-test

Kelas Sig

Kriteria nilai Sig.2

tailed tabel > α

(0,05)

Kesimpulan Sig. >

0,05 (berdistribusi

normal)

Eksperimen 0,225 0,05

Berdistribusi

normal Kontrol 0,674

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai pre-test dikelas eksperimen

dengan taraf signifikan 0,225 yang diperoleh > α (0,05). Pada kelas kontrol

didapat taraf signifikan nilai pre-test sebesar 0,675 > α (0,05), maka dalam

penelitian ini kedua data berasal dari data yang berdistribusi normal sehingga

dapat diteruskan dengan uji homogenitas.

4 Lampiran Uji Normalitas

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

66

Tabel 4.6

Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Post-test

Kelas Sig

Kriteria nilai Sig.2

tailed tabel > α

(0,05)

Kesimpulan Sig. >

0,05 (berdistribusi

normal)

Eksperimen 0,211 0,05

Berdistribusi

normal Kontrol 0,924

Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai post-test dikelas

eksperimen dengan taraf signifikan 0,211 yang diperoleh > α (0,05). Pada

kelas kontrol didapat taraf signifikan nilai post-test sebesar 0,924 > α (0,05),

maka dalam penelitian ini kedua data berasal dari data yang berdistribusi

normal sehingga dapat diteruskan dengan uji homogenitas.

Tabel 4.7

Uji Normalitas Hasil Belajar Afektif Post-test

Kelas Sig

Kriteria nilai Sig.2

tailed tabel > α

(0,05)

Kesimpulan Sig. >

0,05 (berdistribusi

normal)

Eksperimen 0,866 0,05

Berdistribusi

normal Kontrol 0,511

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa nilai post-test dikelas

eksperimen dengan taraf signifikan 0,866 yang diperoleh > α (0,05). Pada

kelas kontrol didapat taraf signifikan nilai post-test sebesar 0,511 > α (0,05),

maka dalam penelitian ini kedua data berasal dari data yang berdistribusi

normal sehingga dapat diteruskan dengan uji homogenitas.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

67

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Lavene Statistic

dengan program SPSS 17. Adapun hasil uji homogenitas adalah sebagai

berikut:5

Tabel 4.8

Uji Homogenitas Hasil Belajar

Levene

Statistic

Variabel Tahap Sig

Kriteria Nilai

Sig.2 tailed

tabel > α

(0,05)

Kesimpulan

Sig. > 0,05

(Data Homogen)

Kognitif Pre-test 0,602

0,05 Data Homogen Post-test 0,748

Afektif Post-test 0,562

Tabel 4.8 diatas menunjukkan taraf signifikan soal berpikir kritis kedua

kelas pada pre-test 0,602 dan pada post-test 0,748 sedangkan pada hasil belajar

afektif menunjukan taraf signifikan 0,562 hasil tersebut > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data diatas homogen.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji independent t-test. Uji

independent t-test merupakan pengujian parametrikuntuk menguji hipotesis dapat

diterima atau tidak. Adapun hasil uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:6

5 Lampiran Uji Homogenitas

6 Lampiran Uji t independent

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

68

Tabel 4.9

Uji T independent

Variabel Kelas Tahap Sig. (2-tailed)

Kognitif

Eksperimen Pre-test 0,001

Kontrol

Eksperimen Post-test 0,000

Kontrol

Afektif Eksperimen Post-test 0,000

Kontrol

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis

kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar untuk uji t independent

memperoleh hasil sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 dan 0,001 ini menunjukkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

4. Data Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Perintis 1 Bandar Lampung dengan

sampel peserta didik kelas X IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 3

sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas eksperimen 29 peserta

didik dan 30 peserta didik kelas kontrol. Kelas X IPA 4 merupakan kelas

eksperimen proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Concept

Attainment berbantu kartu bergambar dan kelas kontrol menggunakan metode

konvensional. Berdasarkan data penelitian hasil perhitungan mengenai tes hasil

belajar kognitif peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam

bentuk tabel di bawah ini:

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

69

Tabel 4.10

Data Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Peserta didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

No Hasil

Belajar Hasil Akhir

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

1

Kognitif

Rata-rata Pretest 51,62 54,06

Rata-rata Posttest 78,77 68,02

2 Afektif Rata-rata Posttest 79,67 71,75

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis nilai

kognitif dan afektif peserta didik menunjukkan nilai rata-rata kognitif pretest-

posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dari sebelumnya yaitu meningkat

sebesar 27,16% dari hasil rata-rata pretest 51,62 menjadi 78,77 pada rata-rata

posttest. Pada kelas kontrol dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kognitif pretest-

posttest meningkat menjadi 13,96% dari hasil rata-rata pretest sebesar 54,06

menjadi 68,02 pada rata-rata posttest. Perbedaan nilai rata-rata afektif kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat dari hasil rata-rata posttest kelas

eksperimen sebesar 79,67 dan kelas kontrol sebesar 71,75 dengan perbedaan

sebesar 7,92%. Peningkatan persentase rata-rata pretest-posttest hasil belajar

kognitif dan posttest hasil belajar afektif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

70

Diagram Gambar 4.1 Persentase rata-rata pretest-posttest hasil belajar kognitif dan

afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa pada kelas kontrol nilai

pretest hasil belajar kognitif lebih baik dari pada kelas eksperimen akan tetapi

setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Concept Attainment berbantu kartu bergambar, pada kelas eksperimen nilai

posttest lebih baik atau lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai posttest

pada kelas kontrol dan nilai posttest hasil belajar afektif peserta didik pada kelas

eksperimen mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Concept

Attainment berbantu kartu bergambar memberikan pengaruh yang cukup

signifikan terhadap hasil belajar kognitif dan afektif. Dibawah ini disajikan tabel

hasil belajar kognitif pada masing-masing indikator dikelas eksperimen sebagai

berikut :

0

50

100

EksperimenKontrol

Nilai rata-rata kognitifPretest

Nilai rata-rata kognitifPostest

Nilai rata-rata afektifPosttest

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

71

Tabel 4.11

Data Setiap Indikator Hasil Belajar Kognitif

No Indikator Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

1. Mengingat (Knowledge) 71% 85%

2. Memahami (Comphrehension) 77% 84%

3. Menerapkan (Application) 69% 79%

4. Menganalisis (Analysis) 62% 73%

5 Mengevaluasi (Evaluation) 55% 67%

6 Mencipta (Create) 50% 65%

Berdasarkan tabel 4.11 di atas terlihat bahwa pada indikator kognitif

mengetahui (knowledge) pada kelas kontrol mendapat kenaikan sebesar 71%

dengan kelas eksperimen persentase meningkat sebanyak 85%. Indikator

memahami (comphrehension) dengan persentase 84% di kelas eksperimen dan

77% dikelas kontrol. Selanjutnya indikator menerapkan (application) mengalami

peningkatan 79% dikelas eksperimen dan 69% dikelas kontrol, indikator

menganalisis (Analysis) memiliki presentase 73% kelas eksperimen dan 62%

kelas kontrol, pada indikator mengevaluasi (Evaluation) mendapatkan

peningkatan sebesar 67% dikelas eksperimen dan 55% dikelas kontrol. Indikator

terakhir mencipta (Create) meningkat sebeser 65% dikelas eksperimen dan 50%

dikelas kontrol. Dari data diatas dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan

peningkatan yang tinggi dikelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Berikut

ini hasil belajar kognitif pada masing-masing indikator dikelas eksperimen dan

kelas kontrol sebagai berikut :

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

72

Diagram Gambar 4.2 Persentase masing-masing indikator hasil belajar kognitif

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

Keterangan:

A. Mengingat :Persentase pada kelas eksperimen 85% dan kelas kontrol 71%

B. Memahami :Persentase pada kelas eksperimen 84% dan kelas kontrol 77%

C. Menerapkan :Persentase pada kelas eksperimen 79% dan kelas kontrol 69%

D. Menganalisis :Persentase pada kelas eksperimen 73% dan kelas kontrol 62%

E. Mengevaluasi :Persentase pada kelas eksperimen 67% dan kelas kontrol 55%

F. Mencipta :Persentase pada kelas eksperimen 62% dan kelas kontrol 50%.

Tabel 4.13

Data Setiap Indikator Hasil Belajar Afektif (Posttest)

No Indikator Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

1. Penerimaan (Reciving) 98% 92%

2. Partisipasi (Responding) 98% 93%

3. Penilaian (Valuing) 100% 90%

4. Organisasi (Organization) 92% 82%

5

Karakteristik Nilai

(Characterization by evalue or

value complex)

94% 91%

Berdasarkan tabel 4.13 dari data diatas diperoleh persentase tertinggi yaitu

penilaian (Valuing) memperoleh persentase sebesar 100% pada kelas eksperimen

0

50

100

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

73

dan 90% pada kelas kontrol sedangkan persentase terendah didapatkan indikator

organisasi (Organization) sebesar 92% di kelas eksperimen dan 82% dikelas

kontrol. Nilai diatas didapatkan dari persentase nilai rata-rata kemeningkatan

indikator hasil belajar afektif. Indikator hasil belajar afektif kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram Gambar 4.3 Persentase masing-masing indikator afektif

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

Keterangan:

A. Penerimaan : Persentase pada kelas eksperimen 98% dan kelas kontrol 92%

B. Partisipasi : Persentase pada kelas eksperimen 98% dan kelas kontrol 93%

C. Penilaian : Persentase pada kelas eksperimen 100% dan kelas kontrol 90%

D. Organisasi : Persentase pada kelas eksperimen 92% dan kelas kontrol 82%

E. Karakteristik Nilai : Persentase pada kelas eksperimen 94% dan kelas kontrol

91%

5. Data Analisis Hasil LKS Peserta Didik

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A1 A2 A3 A4 A5

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

74

Data hasil belajar kognitif di atas didukung dengan perolehan nilai LKS

mengenai kemeningkatan indikator hasil belajar kognitif peserta didik sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Analisis Hasil LKS Peserta Didik Kelas Eksperimen (X IPA 4)

Nilai Kriteria Jumlah

Peserta Didik Persentase

85-100 Sangat Baik 8 27.58%

75-84 Baik 9 31.03%

56-74 Cukup 10 34.48%

40-55 Kurang 2 6.89%

0-39 Tidak Baik 0 0

Jumlah 29 100%

Sumber : Analisis Hasil LKS Kelas Eksperimen

Berdasarkan analisis data di atas diperoleh 27,58% peserta didik

dikategorikan sangat baik, 31,03% peserta didik dikategorikan baik, 34,48%

peserta didik dikategorikan cukup dan 6,89% peserta didik dikategorikan kurang.

Data lengkap nilai LKS kelas eksperimen terdapat dalam lampiran 17.

Tabel 4.15

Analisis Hasil LKS Peserta Didik Kelas kontrol (X IPA 3)

Nilai Kriteria Jumlah

Peserta Didik Persentase

85-100 Sangat Baik 0 0%

75-84 Baik 15 40%

56-74 Cukup 12 46%

40-55 Kurang 3 13%

0-39 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 30 100%

Sumber : Analisis Hasil LKS Kelas kontrol

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

75

Berdasarkan analisis di atas diperoleh 40% peserta didik dikategorikan

baik, 46% peserta didik dikategorikan cukup dan 13% peserta didik dikategorikan

kurang. Data lengkap nilai LKS kelas kontrol terdapat dalam lampiran 17.

B. Pembahasan

Penelitian ini memiliki tiga variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu

variabel bebas berupa model pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu

bergambar dan variabel terikat hasil belajar kognitif dan afektif. Penelitian

dilaksanakan di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas X IPA 4 sebagai

kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Concept Attainment

berbantu kartu bergambar, dan kelas X IPA 3 sebagai kelas kontrol menggunakan

metode ceramah dengan penilaian tes, pemberian angket, dan lembar observasi.

Jumlah peserta didik 59 anak, kelas eksperimen berjumlah 29 anak dan kelas

kontrol berjumlah 30 anak. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik Cluster

Random Sampling dimana nilai peserta didik tidak menjadi acuan dalam

pemilihan sampel.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian quasi

eksperimen dengan desain percobaan nonequivalent control group design dengan

jenis pre-test dan post-test. Materi yang diajarkan adalah keanekaragaman hayati,

untuk mengumpulkan data-data pengujian hipotesis, peneliti mengajarkan materi

keanekaragaman hayati pada kelas kontrol sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

76

pertama digunakan untuk memberikan soal pre-test, 2 kali pertemuan

dilaksanakan untuk proses belajar dan menilai lembar observasi peserta didik dan

pertemuan terakhir digunakan untuk pemberian evaluasi atau post-test dengan

bentuk tes essay dan angket hasil belajar. Kelas eksperimen sebanyak 3 kali

pertemuan, pada hari pertama sebelum dimulai proses belajar mengajar siswa

diberikan soal pre-test dan dilanjutkan dengan proses pembelajaran serta

penilaian lembar observasi, pertemuan kedua digunakan untuk proses

pembelajaran dan penilaian lembar observasi dan pertemuan terakhir setelah

selesai proses belajar peserta didik diberikan evaluasi atau pos-test sebagai data

penelitian dengan bentuk tes essay dan angket hasil belajar.

Soal tes akhir, lembar observasi, serta angket hasil belajar adalah

instrumen yang sesuai dengan kriteria dan sudah diuji validitas dan reabilitas

sebagai uji kelayakan soal. Instrumen pada penelitian ini sebelumnya di uji

validasi isi oleh validator dari jurusan pendidikan biologi yaitu Ibu Aulia

Novitasari, M.Pd, Ibu Nukhbatul Bidayati Haka, M.Si, dan Bapak Akbar

Handoko, M.Pd. Selanjutnya, soal instrumen penelitian di uji cobakan kepada 20

orang siswa kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang telah

mempelajari materi keanekaragaman hayati dengan memberikan 12 soal essay.

Pada penelitian ini jumlah responden saat uji coba instrumen berjumlah 20 peserta

didik. Adapun hasil analisis butir soal terkait uji kelayakan instrumen berdasarkan

corrected item-total correlation diperoleh hasil uji dari 12 soal yang diujikan

terdapat 6 soal yang masuk dalam kategori valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4,

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

77

5, 7, 10 dan 12, sedangkan 4 soal lainnya tidak valid yaitu pada butir soal nomor

6, 8, 9, dan 11. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 soal, soal

tersebut sudah memenuhi indikator hasil belajar kognitif dan afektif materi

keanekaragaman hayati yang ada sehingga soal tersebut dapat digunakan dalam

penelitian. Setelah dilaksanakan pembelajaran materi keanekaragaman hayati di

kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada pertemuan pertama diberikan soal pre-

test dan sekaligus memberi penilaian lembar observasi selama proses

pembelajaran selanjutnya pada pertemuan terakhir dilakukan evaluasi atau pos-

test berupa pemberian soal essay sebagai pengumpulan data hasil penelitian untuk

melihat adanya perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan proses belajar

dengan menggunakan dua metode pembelajaran yang berbeda.

Setelah instrumen soal diuji validitasnya, selanjutnya soal diuji

reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini berguna untuk mengetahuai sejauh mana suatu

tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah

meskipun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Berdasarkan uji reliabilitas

cronbach’s alpha yang diperoleh pada hasil belajar kognitif adalah 0,778 maka

soal tersebut memiliki tingkat reliabilitas sedang, sedangkan pada hasil belajar

afektif adalah 0,971 maka butir soal pada hasil belajar afektif memiliki tingkat

reabilitas tinggi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa butir soal hasil belajar

kognitif dan afektif dapat digunakan dalam penelitian dan dapat dipakai sebagai

alat ukur.

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

78

Setelah hasil uji reabilitas diperoleh, maka selanjutnya dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas

dengan uji Levene Statistic untuk melihat kenormalan dan kehomogenan kelas

tersebut. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat yang pertama

dalam menentukan uji hipotesis yang akan dilakukan. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov dan diperoleh hasil taraf

signifikan nilai pre-test yaitu 0,255 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

didapat taraf signifikan nilai pre-test sebesar 0,674, nilai post-test yaitu 0,211

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat taraf signifikan nilai post-test

sebesar 0,924. Sedangkan angket afektif memperoleh nilai post-test yaitu 0,866

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat taraf signifikan nilai post-test

sebesar 0,511. Berdasarkan hasil tersebut, maka dalam penelitian ini semua data

berasal dari data yang berdistribusi normal sehingga dapat diteruskan dengan uji

homogenitas.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians

populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini digunakan sebagai prasyarat yang

kedua dalam menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Uji homogenitas

dilakukan pada data valiabel terikat yaitu hasil belajar kognitif dan afektif pada

materi keanekaragaman hayati. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan

uji Lavene Statistic diperoleh hasil taraf signifikan 0,602 untuk nilai pre-est dan

0,748 untuk nilai post-test pada hasil belajar konitif, sedangkan pada nilai hasil

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

79

belajar afektif diperoleh hasil taraf signifikan 0,562 sehingga dapat disimpulkan

bahwa data tersebut homogen karena taraf signifikan > 0,05.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas dapat diketahui bahwa

data berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya data tersebut di uji

hipotesis. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t independent.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh data bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan penggunaan model Concept Attainment berbantu kartu bergambar

terhadap hasil belajar kognitif dan afektif pada materi keanekaragaman hayati

karena diperoleh taraf signifikan 0,001 < 0,05 yang menunjukkan bahwa H0

ditolak.

Indikator mengingat (knowledge) pada kelas eksperimen mendapatkan

nilai 85% sedamgkan pada kelas kontrol 71%, hal ini didukung dengan perolehan

nilai rata-rata lembar kerja kelompok peserta didik pada indikator mengingat

(knowledge) dengan nilai persentase 86,2%, karena sesuai dengan keterlaksanaan

sintak model pembelajaran Concept Attainment pada fase yaitu penyajian data

dan identifikasi konsep, dalam sintak ini pada saat proses pembelajaran peserta

didik dituntut untuk dapat membandingan ciri-ciri dan mampu menjelaskan

definisi menurut ciri-ciri yang paling tepat dan guru menguji pendapat peserta

didik tentang keanekragaman hayati berdasarkan contoh yang telah diberikan

pada kartu bergambar dan melalui lembar kerja kelompok peserta didik sehingga

indikator mengingat (knowledge) dapat meningkat.

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

80

Indikator memahami (Responding) pada kelas eksperimen mendapatkan

nilai 84% sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai 77%, hal ini didukung

berdasarkan hasil perolehan nilai rata-rata hasil lembar kerja kelompok peserta

didik pada indikator memahami (Responding) dengan persentase nilai 84,5%,

pada sintak yang mendukung indikator yaitu penyajian data dan identifikasi

konsep, dimana peserta didik ini peserta didik dituntut untuk dapat

membandingan ciri-ciri yang paling tepat dan menguji pendapat peserta didik

tentang materi keanekaragaman hayati dari contoh-contoh yang telah diberikan

oleh guru serta menjelaskan keanekaragamn hayati berdasarkan ciri-ciri yang

telah diberikan, sehingga indikator memahami (Responding) dapat meningkat.

Indikator menerapkan (Application) pada kelas eksperimen mendapatkan

nilai 79% sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai 69%, hal ini didukung

berdasarkan hasil perolehan nilai rata-rata hasil lembar kelompok peserta didik

pada indikator menerapkan (Application) diperoleh presentase nilai sebesar

79,3%, pada sintak yang mendukung indikator yaitu pengujian pencapaian

konsep, pada saat proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk dapat

mengidentifikasi ciri-ciri yang paling tepat, menemukan dan membuat ciri-ciri

konsep mereka sendiri dengan menguji hipotesis, membenarkan atau tidak

membenarkan hipotesis yang telah di buat sehingga indikator menerapkan

(Application) dapat meningkat.

Indikator menganalisis (Analysis) pada kelas eksperimen mendapatkan

nilai 73% sedangkan pada kelas kontrol memperoleh presentase sebesar 62%, hal

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

81

ini didukung dari perolehan nilai lembar kera kelompok peserta didik dengan

memperoleh presentase nilai rata-rata sebesar 80%, sintak yang mendukung

indikator yaitu pengujian pencapaian konsep, pada saat proses pembelajaran

peserta didik dituntut untuk dapat mengidentifikasi ciri-ciri yang paling tepat,

menemukan dan membuat contoh-contoh konsep mereka sendiri dengan menguji,

membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis yang telah di buat dan

menyatakan kembali berdasarkan cirri yang paling tepat, sehingga indikator

menganalisis (Analysis) dapat meningkat.

Indikator mengevaluasi (Evaluation) pada kelas eksperimen mendapatkan

nilai 69% sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 55%,

hal ini didukung dari perolehan nilai rata-rata lembar kerja kelompok peserta

didik sebesar 68,9% pada sintak yang mendukung indikator yaitu analisis strategi-

strategi berfikir, peserta didik dituntut dengan segala hal yang mereka gunakan

untuk mencapai konsep, dapat mendeskripsikan pemikiran-pemikiran,

mendiskusikan peran sifat-sifat, jenis, dan ragam hipotesis sehingga indikator

mengevaluasi (Evaluation) dapat meningkat.

Indikator mencipta (Create) pada kelas eksperimen mendapatkan nilai

65%, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 50%, hal

inididukung dengan hasil catatan dilapangan berdasarkan hasil lembar kerja

kelompok peserta didik memperoleh presentase rata-rata nilai 61,2%, pada sintak

yang mendukung indikator yaitu analisis strategi-strategi berfikir, dimana guru

mengajak dan mendampingi peserta didik untuk menganalisis dan mendiskusikan

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

82

hasil pemikiran mereka tentang keanekaragaman hayati dengan segala hal yang

mereka gunakan untuk mencapai konsep, sehingga indikator mencipta (Create)

dapat meningkat.

Berdasarkan nilai kemeningkatan indikator hasil belajar kognitif yang

mendapat nilai tertinggi adalah pada indikator mengingat yaitu sebesar 85%,

sedangkan indikator hasil belajar kognitif yang mendapat nilai terendah adalah

pada indikator mencipta yaitu sebesar 65%. Kemeningkatan nilai pada hasil

belajar kognitif rata-rata pre-test yang diperoleh kelas eksperimen 51,61 dan

kontrol 54,06 sedangkan rata-rata post-test yang di peroleh pada kelas

eksperimen adalah 78,77 dan rata-rata post-test kelas kontrol adalah 68,1.

Kemeningkatan nilai hasil belajar afektif berupa angket hasil belajar afektif

peserta didik pada setiap indikator pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

mendapatkan presentase sebesar 100%, hal tersebut dikarenakan seluruh peserta

didik dapat memberikan jawaban pada masing masing soal yang ditanyakan tetapi

dengan memberikan pendapat yang berbeda pada setiap pertanyaan yang

mewakili setiap indikator yang diukur. Rata-rata post-test pada kelas eksperimen

lebih besar dari pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu bergambar berpengaruh

terhadap hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik.

Berdasarkan data LKS pada kelas eksperimen peserta didik yang

memperoleh nilai dengan kategori sangat baik sebanyak 8 orang, kategori baik

pada kelas eksperimen 11 orang dan yang mendapat nilai baik pada kelas kontrol

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

83

sebanyak 12 orang, pada eksperimen yang mendapat nilai cukup 9 orang an pada

kelas kontrol sebanyak 14 orang dan yang mendapat nilai kurang pada kelas

eksperimen sebanyak 2 orang sedangkan kelas kontrol sebanyak 4 orang. Nilai

yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol,

sehingga dapat disimpulkan bahwa model Concept Attainment berbantu kartu

bergambar berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik,

sesuai dengan penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Naila,

tentang Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment berbantu kartu

bergambar terhadap hasil belajar peserta didik materi sel di Madrasah Aliyah

Negeri 2 Kudus. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa penggunaan model

Concept Attainment berbantu kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada pembelajaran sel72

, selain itu penelitian yang dilakukan oleh

Rino Indrawan tentang Penerapan Model Concept Attainment untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VII J SMP Negeri 4 Bukittinggi.73

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil

belajar kognitif dan afektif peserta didik setelah melalui proses pembelajaran

dengan menggunakan model Concept Attainment berbantu kartu bergambar, kelas

yang diperlakukan dengan metode ceramah adalah kelas kontrol juga mengalami

peningkatan tetapi lebih kecil dari kelas eksperimen, sehingga ada perbedaan hasil

belajar kognitif dan afektif yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

72

Naila, Loc.cit, h.71-72 73

Rino Ridwan, Loc.Cit, h.1

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

84

kontrol. Penelitian dengan menggunakan model Concept Attainment berbantu

kartu bergambar dapat menjadikan siswa belajar secara aktif, kreatif, imajinatif

dan mandiri tanpa bergantung dengan guru, tidak hanya membaca dan mendengar

saja, tetapi juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berlatih

berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama, serta memecahkan masalah-masalah

tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan

kemampuan kognitif dan afektif peserta didik.

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran

Concept Attainment berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar kognitif dan

afektif peserta didik kelas X pada materi keanekaragaman hayati di SMA Perintis

1 Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan model Concept Attainment memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar kognitif dan afektif peserta didik pada materi keanekaragaman hayati,

hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

diperoleh taraf signifikan < 0,05 yaitu 0,001 yang berarti H0 ditolak dan H1

diterima. Selain itu, rata-rata tes akhir peserta didik kelas eksperimen lebih

tinggi dari pada kelas kontrol.

2. Nilai ketercapaian untuk setiap indikator hasil belajar kognitif yaitu; pada

indikator mengingat (knowledge) memperoleh nilai 85%, indikator memahami

(Comphrehension) mendapat nilai 84%, indikator menerapkan (Application)

mendapat nilai 79%, indikator menganalisis (Analysis) mendapat nilai 73%,

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

86

indikator mengevaluasi (Evaluation) mendapatkan nilai 67%, dan untuk

indikator terakhir yaitu indikator mencipta (Create) nilai 65%,

3. Nilai ketercapaian angket hasil belajar afektif adalah 100% untuk setiap kelas

dengan memberikan pendapat yang berbeda dari setiap peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, serta berpijak pada kenyataan dilapangan

penulis selanjutnya mengajukan saran sebagai berikut :

1. Guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah, hendaknya

setiap pendidik bidang studi mempersiapkan cara mengajar yang maksimal

yaitu dengan menentukan model maupun motode pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran itu sendiri.

2. Pendidik hendaknya lebih menekankan keaktifan peserta didik sehingga

peserta didik dapat mengembangkan pola pikir mereka karena hal itu dapat

berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik.

3. Penerapan model Concept Attainment berbantu kartu bergambar pada peserta

didik sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar kognitif dan afektif peserta didik.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:

Pusaka Pelajar, 2009.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Bagod Sudjadin, Siti Laila, Biologi Sains dalam Kehidupan, Jakarta: Yudistira, 2005.

Campbell Neil A, Biologi Jilid I Ed-Kelima, Jakarta: Erlangga, 2008.

Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011.

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Bogor: SYGMA, 2007.

Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Gumono, Model Siswa Penunjang Pembelajaran Biologi Untuk Anak SMA/MA Kelas

1 Semseter 1, Widya Duta Grafika, Surakarta, 2010.

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang

Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan, Prestasi Pustakaraya Publisher, 2012.

Joyce, Bruce and Weil, Model Of Teaching (Model-Model Pengajaran), Pustaka

Belajar, Yogyakarta, 2011.

Karwono, Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber

Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

L Hartanto Nugroho, Issirep Sumardi, Biologi Dasar, Jakarta: Penebar Swadaya,

2004.

Marini, Efektifitas Penggunaan Metode “Gallery Walk “ dalam Meningkatkan

Kemampuan Peserta Didik Pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah Al-

Fatah Tarakan. [Online], tersedia : www.unhas.ac.id/data_JURNAL_Marini.d

ocx. [diakses pada 11 April 2016]

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2014.

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Nana Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2005.

Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis (Cet. III). Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, UM Press, Malang, 2005.

Nuryani, Et. Al., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Jakarta: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2003.

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Rajawali Pers , Jakarta, 2012.

Paul Eggen, Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan

Keterampilan Berfikir, Jakarta Barat: PT Indeks, 2012.

Ratna Wilis Dahar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2010.

Riana yani, Et. Al., Biologi 1 Kelas X SMA dan MA, Jakarta: Erlangga, 2009.

Rino Ridwan, “Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment dalam upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VII SMP N

Bukittinggi” Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Roestiyah Nk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Rofi’ati Naila, “Penerapan Model Pencapaian Konsep Berbantu Kartu Bergambar

terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sel di SMA”, Jurnal

FMIPA Universitas Negeri Semarang (Unnes Journal of Biology Education

ISSN 225-6579).

Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo, 2013.

Rustaman Nuryani, Et. Al., Strategi Mengajar Biologi, Bandung: 2002

Salman Akhyar, Biologi, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2004.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT …repository.radenintan.ac.id/5708/1/SKRIPSI FITRI MARETA.pdf · 2019. 2. 4. · hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, 2003.

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum, Jakarta:

Prestasi Putra Karaya, 2013.

Sudayana Rostinah, Statistik Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuanitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan “Prinsip dan Operasionalnya”, Jakarta: Bumi Aksara,

2011.

Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, Yogyakarta: Insan Mandiri, 2001.

Sutarjo Adisusilo, Pengembangan Nilai Karakter-Karakter Konstrutivisme & VCT

Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013.

Syaiful Bahri Djamarah, Dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2002.

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2013.

Zaini Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif Insan Madani, Yogyakarta: RP Press,

2008.

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional,

2007.