pengaruh model pembelajaran challenge based...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHALLENGE
BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
Fairazatunnisa
NIM. 11140170000036
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ABSTRAK
Fairazatunnisa (11140170000036). Pengaruh Model Pembelajaran Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Challenge Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian dilakukan di salah satu SMP Negeri Jakarta Barat tahun ajaran 2018/2019. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (a) memperinci, (b)kelancaran, dan (c) keluwesan. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain randomized control group posttest only. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu 35 siswa kelas eksperimen dan 35 siswa kelas kontrol. Teknik analisis data menggunakan uji Shapiro-Wilk dan Uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf nyata 5% diperoleh nilai signifikansi 0,002 yang bernilai kurang dari 𝛼𝛼 = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diterapkan pembelajaran Challenge Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diterapkan dengan pembelajaran konvensional. Secara spesifik, indikator dari kemampuan berpikir kreatif matematis yang mendapatkan hasil paling tinggi yaitu indikator elaborasi.
Kata kunci : Challenge Based Learning, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
i
ABSTRACT
Fairazatunnisa (11140170000036). “The Effect of Challenge Based Learning towards Student’s Mathematical Creative Thinking”. The Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, March 2018. The aim of this research is to analyze the effect of Challenge Based Learning towards mathematical creative thinking. This research was conducted one of Junior High School in West Jakarta on academic year of 2018/2019. The indicators of mathematical creative thinking that measured are,(a) elaboration, (b) fluency, and (c) flexibility,. A quasi experiment with randomized post-test only control group design method was used. Sample consisted of two groups with experiment group of 35 students and control group of 35 students selected by cluster random sampling technique. The analytical method used is the means difference testing using the Shapiro-Wilk test and t-test. The findings showed the significant effect of Challenge Based Learning on creative thinking as measured by essay test. Based on result hypothesis testing with t-test at significant level of 5%, it was obtained that the significant level is 0,002 < 0,05 (specified significant level). It indicated that student’s mathematical creative thinking which were taught by learning Challenge Based Learning is higher than student’s mathematical creative thinking of those which were taught by conventional learning. Specifically, the result shows that mathematical reflective thinking skills highest score on the indicator of elaboration. Keywords : Challenge Based Learning, Mathematical Creative Thinking
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang
telah memberikan berbagai macam nikmat khususnya nikmat kemudahan
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga sahabatnya
dankepada seluruh umat Islam.
Selama penyusunan skripsi, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan
serta hambatan. Namun berkat doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
kesulitan tersebut mampu teratasi hingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih banyak kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan serta memberi masukan yang sangat
bermanfaat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 3. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ibu Eva Musyrifah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan serta memberi
masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi. 5. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom selaku Dosen Penasihat Akademik yang
selalu memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi untuk
segera menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu Berikan mendapat keberkahan-Nya.
iii
7. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Ayah dan Mama, yaitu
H.Musa Mansur, S.Sos dan Hj.Ratu Titim Matul I’anah yang tiada
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberi dukungan
moril dan materil kepada penulis serta doa dan dukungan dari kaka saya
Mawaddatul Ulya, S.E dan adik saya Muhammad Hamzah Jiddan yang
menjadi pacuan penulis untuk selalu semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kepala SMP Negeri 169 Jakarta Barat, H. M. Jamil, S.Pd dan Wakil
Kepala Sekolah Ibu Hj. Ida, S.Pd yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Oki, S.Pd selaku guru Matematika kelas VII SMP Negeri 169
Jakarta Barat seluruh dewan guru, staff SMP Negeri 169 Jakarta Barat
serta siswa-siswi SMP Negeri 169 Jakarta Barat khususnya kelas VII A
dan VII E yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian ini.
10. Guru ngaji saya yaitu Ibu Fakhrah Yusuf yang selalu memberikan
dukungan, semangat dan doa selama proses penulisan berlangsung.
11. Teman-teman tersayang Sifa Fauziah dan Siti Khadijah yang selalu
memberikan semangat, dukungan, dan doa dalam proses penulisan ini.
12. Teman-teman PMTK angkatan 2014 yang telah memberikan semangat,
dukungan, bantuan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
13. Kaka senior PMTK Endah Hardiyaningsih, S.Pd dan Ana Matofani, S.Pd
yang telah meluangkan waktu untuk membantu selama penulisan skripsi.
14. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon
PMTK yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak
disebutkan satu per satu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukan dan
doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal baik.
Aamiin.
iv
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik serta saran yang membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 29 Mei 2019
Penulis
Fairazatunnisa
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8 A. Deskripsi Teoritik......................................................................................... 8
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ................................................. 8
2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning ................................... 13
3. Model Pembelajaran Konvensional ........................................................ 18
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 20
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 24
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 24
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 26
1. Uji Validitas ........................................................................................... 28
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 30
3. Tingkat Kesukaran ................................................................................. 30
vi
4. Uji Daya Pembeda .................................................................................. 31
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 33
2. Pengujian Hipotesis Statistik .................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 37 A. Deskripsi Data ............................................................................................ 37
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen danKelas Kontrol ................................................................................................. 37
2. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis KelasEksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator ................................. 41 3. Proses Pembelajaran Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 43
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 45
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 45
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 46
C. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................... 47
D. Pembahasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ................... 51
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59 A. Kesimpulan ................................................................................................ 59
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis………………….13
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian …………………………………………..24
Tabel 3.2 Desain Penelitian……………………………………………………..24
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……………...26
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis………27
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas………………………...29
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas…………………………………….30
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………30
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran……………………………………….31
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran …………………………..31
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda…………………………………………..32
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda………………………………32
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis……………………………………………………………….33
Tabel 4.1 Perbandingan Statistik Deskriptif Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.……………………….38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ……………………………………..………………………..39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelas Kontrol……………………………………………………………………40
Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator ………………………..............................41
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…………………………………………...48
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Challenge Based Learning……...…………………….16 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir……………………………………………….23 Gambar 4.1 Kurva Penyebaran Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen…………..………………...39 Gambar 4.2 Kurva Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen ……………………………40 Gambar 4.3 Kurva Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelas Kontrol ……..........................................41 Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Berdasarkan Indikator ……………..............................................43 Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) Pada
Indikator Elaboration …………………………………………...53 Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) Pada
Indikator Fluency………………………………………………..55 Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) Pada
Indikator Flexibility……………………………………………57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Perencanaan Kelas Eksperimen…………64 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Perencanaan Kelas Kontrol……………...84 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen……………………….104 Lampiran 4 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……………120 Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……...122 Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis………………………………………………………124 Lampiran 7 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis………………………………………………………128 Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis………………………………………………………129 Lampiran 9 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis……………………………………………...130 Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis………………………………………………………131 Lampiran 11 Hasil Uji Daya Beda Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis………………………………………………………132 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan daya
Pembeda…………………………………………………….….134 Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……..135 Lampiran 14 Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis Sample T-Test Independent
……………………………………………………....…………136 Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian…………………………………....135 Lampiran 16 Uji Refrensi…………………………………………………......138
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara aktif. Hal ini dimaksudkan
agar mereka memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.1 Pendidikan jelas merupakan hal
yang sangat penting dan wajib dijalani oleh setiap manusia. Pendidikan juga
menjadi faktor penentu maju tidaknya seseorang. Oleh sebab itu, siapapun yang
ingin memperbaiki kualitas hidupnya, haruslah senantiasa meningkatkan kualitas
pendidikannya pula.
Berbicara mengenai pendidikan yang berkualitas, sangat erat kaitannya
dengan proses pembelajaran yang baik dan benar. Jadi, untuk mendapatkan
pendidikan yang baik, proses pembelajaran yang dijalani pun harus benar,
termasuk di dalamnya proses pembelajaran matematika. Hal ini didukung dengan
kondisi dimana pada zaman globalisasi ahli matematika dan bidang lainnya yang
termasuk dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
sangat dibutuhkan.2
Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu hal penting yang
harus dimiliki oleh setiap orang dalam menghadapi era globalisasi yang penuh
tantangan dan persaingan. Dengan kreativitasnya, seseorang dapat mewujudkan
dirinya melalui berbagai karya, baik berupa gagasan, ide, maupun suatu produk.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003, Bab I Pasal 1 Nomor 1.
2 Riana Afifah, “10 Tahun Lagi Ahli Matematika Makin Dibutuhkan”, artikel diakses pada 25 juli 2017 dari http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/21/12585429/10.Tahun.Lagi.Ahli.Matematika.Makin.Dibutuhkan
1
2
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan menjadi pribadi yang
unggul di kehidupannya, tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam
bermasyarakat. Kemampuan berpikir kreatif inilah sebagai alat yang
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya terutama pada era
pembangunan seperti sekarang ini, kesejahteraan masyarakat dan negara kita
bergantung pada sumbangan kreatif, baik berupa ide-ide baru, penemuan-
penemuan baru, dan teknologi baru dari masyarakatnya.
Matematika memiliki peranan penting dalam menumbuhkan dan
mengembangkan berpikir kreatif peserta didik. Davis menjelaskan terdapat enam
alasan mengapa pembelajaran matematika perlu menekankan pada kreativitas:3
1. Matematika sangatlah komplek dan luas untuk diajarkan dengan hapalan.
2. Siswa dapat menemukan solusi-solusi yang original ketika memecahkan
masalah.
3. Guru perlu membangkitkan pemikiran siswa yang asli dan fleksibel.
4. Pembelajaran matematika dengan hapalan dan masalah rutin membuat
siswa tidak termotivasi dan mengurangi kemampuan kreativitasnya.
5. Keaslian merupakan sesuatu pembelajaran yang perlu diajarkan, seperti
membuat pembuktian asli dari teorema-teorema.
6. Kehidupan sehari-hari sangatlah membutuhkan matematika dan masalah
sehari-hari memerlukan kreativitas dalam menyelesaikannya.
Berpikir kreatif dalam matematika tentu berbeda pemaknaannya dengan
bidang lain seperti seni dan sastra. Saat ini kemampuan berpikir kreatif telah
menjadi salah satu fokus pembelajaran yang penting untuk dikembangkan dalam
matematika. Dalam pembelajaran matematika siswa sering kali mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal yang rumit atau permasalahan yang tidak
rutin. Maka dari itu, kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan untuk melatih
siswa dalam menyelesaikan soal – soal yang rumit tersebut. Seorang siswa yang
3 Tatag Yuli Eko, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h.2
3
memiliki kemampuan berpikir kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin
mencoba-coba, memunculkan suatu ide gagasan baru dalam memecahkan masalah
matematika. Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif matematis sangat
dibutuhkan oleh setiap siswa, demi mewujudkan prestasi belajar matematika
siswa yang lebih baik.
Pembelajaran matematika yang seharusnya berfungsi sebagai sarana
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, terutama dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari, tapi kenyataannya masih belum berkembang.
Kenyataan ini dibuktikan dalam survei Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2012, Indonesia tercatat sebagai negara dengan
peringkat ke-64 dari 65 negara dengan nilai rata-rata sebesar 375.4 PISA tahun
2015 mengalami peningkatan 21 poin dari tahun 2012 dengan nilai rata-rata untuk
kemampuan matematika secara umum adalah 386. Jika dilihat dari kemampuan
siswa Indonesia pada level 5-6 (mengevaluai/menilai, dan mencipta), hanya
mendapat nilai 0,8 dari rata-rat 15,3.5 Penilaian yang dilakukan oleh PISA
melibatkan kemampuan komunikasi, representasi, berpikir dan memberi alasan,
berpikir tingkat tinggi, serta pemecahan masalah. Salah satu penelitian Ana
Matofani yang menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
pada pembelajaran Interlocked Problem Posing masih dalam kategori rendah,
yaitu sebesar 46,67%.6 Berdasarkan PISA dan didukung penelitian Ana Matofani,
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih
tergolong rendah.
Sebelum penulis melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis
memberikan tiga soal kemampuan berpikir kreatif matematis yang membuat
4 OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds Know and What They Can Do With What They Know, (Paris : PISA – OECD Publishing, 2014) , h. 5.
5 PISA 2015 Results Excellence and Equity in education volume 1, OECD Publishing,2016. (http://dx.doi.org/10.1787/9789264266490-en)
6 Ana Matofani,”Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa” Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.
4
indikator fluency, elaboration, flexibility, dan originality yang dilaksanakan di
SMP Islam Terpadu Almaka Jakarta. Namun dari tiga soal yang telah diberikan
tersebut kemampuan berpikir kreatif matetamtis siswa tergolong rendah.
Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa rendah adalah metode pembelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa hanyalah berupa soal rutin dan hanya memberikan tehnik ceramah
kepada siswa. Sehingga guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran dikelas dan guru tidak membiasakan siswa untuk mengerjakana
soal-soal nonrutin. Pada saat menemukan soal-soal non rutin , siswa tidak bisa
untuk memahami masalah yang terdapat dalam soal dengan baik, siswa sudah
terbiasa mengerjakan secara langsung pada proses pengerjaannya tanpa
menuliskan terlebih dahulu tujuan utama dan informasi-informasi yang diketahui
dari soal yang telah ada. Pada akhirnya, siswa akan kesulitan untuk memecahkan
permasalahan yang terdapat dalam soal yang telah diberikan.
Menghadapi realita seperti yang diuraikan, maka dalam pembelajaran
matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
dalam meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,
yaitu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-
soal matematika non rutin. Salah satunya adalah yang dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah model
pembelajaran Challenge Based Learning.
Model pembelajaran Challenge Based Learning merupakan
pembelajaran baru yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran konstekstual yang difokuskan
pada penyelesaian dari permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran ini menciptakan ruang dimana peserta didik berpikir kritis dan aktif
mencari solusi untuk memecahkan tantangan yang ada. Modul pembelajaran
Challenge Based Learning adalah modul yang bercirikan sintaks dari
pembelajaran Challenge Based Learning yang meliputi pemberian big idea atau
5
gagasan utama, essential question atau pemberian pertanyaan penting, challenge
atau tantangan, guiding question atau pertanyaan pemandu, guiding activity atau
aktivitas pemandu, solution atau solusi, kemudian publikasi.7 Dengan model
pembelajaran Challenge Based Learning ini diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Berdasarkan pembahasan latar belakang, maka timbul keinginan untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Challenge
Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di Indonesia masih
tergolong rendah.
2. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kurang melibatkan siswa
secara aktif untuk membanguun kemamouan berpikir kreatif matematis
siswa.
3. Siswa sulit menerapkan konsep yang dipelajari kedalam soal-soal
matematika yang berbasis tantangan.
4. Pembelajaran matematika yang berlangsung dengan menggunakan
pembelajaran Challenge Based Learning belum banyak digunakan guru di
sekolah.
5. Guru hanya memberikan soal yang bersifat rutin dan procedural yang
belum memuat kemampuan berpikir kreatif matematis.
7 Sulton Nawawi, Pengembangan Modul Berbasis Challenge Based Learning Materi Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Tesis di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2015, h.5.
6
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini perlu diadakan pembatasan fokus penelitian agar
pengkajian masalah dalam penelitian ini terfokus dan terarah. Adapun pembatasan
fokus penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Challenge Based Learning.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dibatasi pada aspek
kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), dan keterperincian
(Elaboration).
3. Materi matematika yang diajarkan dalam penelitian ini adalah persamaan
dan pertidaksamaan linear satu variabel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah di atas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggukan model Challenge Based
Learning?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran
konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model Challenge Based Learning lebih
tingi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran model Challenge Based Learning.
7
2. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran
konvensional.
3. Menganalisis perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model Challenge Based
Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dikategorikan menjadi
dua jenis manfaat, yaitu :
1. Bagi guru; sebagai masukan atau informasi tentang bagaimana
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di sekolah dalam
menyelesaikan suatu masalah matematika yang diberikan, sehingga
bisa menjadi acuan untuk mencari alternatif solusi dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis.
2. Bagi siswa; dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis.
3. Bagi sekolah; dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran untuk
bisa selalu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-
siswanya, tidak hanya dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga
tidak menutup kemungkinan untuk ditingkatkan pada mata pelajaran
lainnya.
4. Bagi peneliti lain; mendapatkan gambaran dan pemaparan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk dijadikan
pembanding pada penelitian lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif matematis
Kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan dalam
pembelajaran matematika yang kemudian dikenal dengan kemampuan
berpikir kreatif matematis. Berpikir kreatif dalam matematika adalah
kemampuan penting yang harus dimiliki setiap siswa dalam
menyelesaikan permasalahan matematika dengan memunculkan berbagai
ide dalam menyelesaikannya. Dalam pembelajaran siswa dituntut agar
mampu memiliki daya kreativitas.
Kreativitas dalam matematika lebih pada kemampuan berpikir
kreatif karena secara umum sebagian besar aktivitas yang dilakukan
seseorang yang belajar matematika adalah berpikir. Sing mendefinisikan
kreativitas matematis sebagai proses merumuskan hipotesis yang
mengenai penyebab dan pengaruh dalam situasi matematis, pengujian,
pengujian kembali hipotesis, membuat modifikasi dan akhirnya
mengkomunikasikan hasil.8 Pengertian ini menyatakan bahwa ketika
seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam aktivitas pemecahan
masalah, maka seseorang tersebut berpikir divergen intuitif dalam
menghasilkan banyak ide dalam penyelesaian masalah dan ide-ide tersebut
merupakan hasil penarikan kesimpulan yang sah menurut aturan logika.
Kemampuan berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat. Menurut
Grieshober et al, terdapat beberapa aspek dalam kemampuan berpikir
kreatif, yakni aspek kepekaan (sensitivity), kelancaran (fluency),
8 Tri Nova Hasti Yunianta, Rochmad, dan Ani Rusilowati, “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer And Self-Assesment untuk Materi Segiempat Kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati”, Prosiding disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 10 November 2012, h. 2.
8
9
fleksibilitas (flexibility), keaslian (originanlity) , dan elaborasi
(elaboration) dalam berpikir.9
Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai proses yang dilakukan
individu saat menemukan suatu ide baru. Evans menjelaskan bahwa
berfikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-
hubungan (connections) yang terus-menerus (kontinu), sehingga
ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah.10
Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan aktivitas
menemukan kombinasi baru berupa ide-ide yang belum dikenal
sebelumnya. Utami Munandar menjelaskan berpikir kreatif atau berpikir
divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepat
gunaan, dan keragaman jawaban berdasarkan informasi yang tersedia.11
Menurut Krutetskii (Hartono, 2009) menyatakan bahwa kreativitas identik
dengan keberbakatan matematika. Ia mengatakan lebih lanjut bahwa
kreativitas dalam pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan
dalam merumuskan masalah matematika secara bebas, bersifat penemuan,
dan baru. Ide-ide ini sejalan dengan ide-ide seperti fleksibilitas dan
kelancaran dalam membuat asosiasi baru dan menghasilkan jawaban
divergen yang berkaitan dengan kreativtas secara umum.12
Kemampuan berpikir kreatif seseorang tidak hanya ditentukan pada
banyaknya jawaban yang diberikan, tetapi disesuaikan dengan masalah
yang dihadapi. Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pikiran
yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi,
mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuat sudut
9 Ali Mahmudi, “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Realistik”, Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ,
Yogyakarta, 2009, h.3. 10 Tatag, op.cit. h. 14. 11 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta, 1985, h. 48. 12 La Moma, Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran
Generatif Siswa SMP, FMIPA UNY, Yogyakarta, 2012, h.4.
10
pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak
terduga ( Usman, 2014).13
Berpikir kreatif berhubungan dengan kreativitas. Hal tersebut
dikarenakan kreativitas adalah hasil dari proses berpikir kreatif. Elizabeth
B. Hurlock mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
seseorang komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.14 Mengacu dari
beberapa pendapat ahli maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas
kemampuan seseorang yang memiliki kriteria kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan memperinci
(elaboration).
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk
menghasilkan ide atau gagasan yang baru dalam menghasilkan cara yang
baru sebagai solusi alternatif. Indikator kemampuan berpikir kreatif
matematis menurut Torrance (1969), yaitu :15
a. Kelancaran (fluency), yaitu mempunyai banyak ide/gagasan
dalam berbagai kategori.
b. Keluwesan (flexibility), yaitu mempunyai ide/gagasan yang
beragam.
c. Keaslian (originality), yaitu mempunyai ide /gagasan baru untuk
menyelesaikan persoalan.
d. Elaborasi (elaboration), yaitu mampu mengembangkan
ide/gagasan untuk menyelesaikan masalah secara rinci.
Munandar mengemukakan berpikir kreatif merupakan kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan atau fleksibilitas, dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
13 Jayanti Putri, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Discovery Learning Berbasis Scientific Approach, artikel diakses pada 25 juli 2017 https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/613 2016, h.5.
14 E. B. Hurlock, Child. Development, diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa dengan judul Perkembangan Anak jilid 2, Jakarta, 1992, h. 4.
15 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan , Penelitian Pendidikan Matematika, Bandung, 2015, h.89.
11
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.16 Hal
tersebut akan menjadi dasar dari kemampuan berpikir kreatif.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa berpikir kreatif
merupakan aktivitas mental yang dilakukan seseorang dalam
menghasilkan ide-ide baru secara terus-menerus dan mampu
menyelesaikan suatu permasalahan dengan berbagai alternatif
penyelesaian kemudian menguji kembali alternatif-alternatif penyelesaian
masalah tersebut. Dengan kata lain berpikir merupakan aktivitas yang
dilakukan ketika menghadapi sebuah objek. Dalam hal tersebut
dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif.
Secara operasional kemampuan berpikir kreatif matematis adalah
kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan memunculkan
banyak ide atau lancar (fluency), beragamnya ide yang dihasilkan atau
fleksibilitas (flexibility), menghasilkan ide yang baru dan unik atau
keaslian (originality) serta kemampuan menyelesaikan masalah
matematika dengan melakukan langkah-langkah yang detail atau rinci
(elaboration).
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,
diperlukan ketentuan penilaian pada kemampuan berpikir kreatif
matematis tersebut. Indikator merupakan sebuah ketentuan penilaian.
Banyak ahli mengungkapkan aspek-aspek untuk mengidentifikasi
kemampuan berpikir kreatif.
Dari pendapat para ahli terlihat ada berberapa indikator yang sama
dalam pengukuran kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan keterperincian
(elaboration). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis, Munandar memeperjelas dengan
16 Utami Munandar., op.cit, h. 50.
12
menguraikan definisi dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif
yaitu:17
1. Keterampilan berpikir lancar (fluency)
a. Mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian masalah atau
pertanyaan.
b. Memberikan banyak saran untuk melakukan berbagai hal.
c. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility)
a. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
b. Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.
d. Mampu merubah cara pendekatan atau pemikiran.
3. Keterampilan berpikir orisinil (originality)
a. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
c. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian atau unsur.
4. Keterampilan memperinci (elaboration)
a. Mampu mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan atau
produk.
b. Menambahkan atau memperinci detail dari suatu objek, gagasan,
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
5. Keterampilan menilai (evaluation)
a. Menentukan patokan penilaian sendiri.
b. Menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat,
atau suatu tindakan bijaksana.
c. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka dan
tidak hanya mencetuskan gagasan, tapi juga melaksanakannya.
Dalam penelitian ini, aspek-aspek berpikir kreatif yang diukur
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut:
17 Utami Munandar, op. cit, h. 88-91.
13
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Indikator Definisi Operasional
Berpikir lancar (fluency)
1) Mencetuskan gagasan, penyelesaian masalah atau pertanyaan yang bervariasi.
2) Memberikan banyak cara atau saran yang berbeda dalam menjawab soal.
Berpikir Luwes (flexibility)
1) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
2) Mencari banyak alternative yang berbeda-beda.
Berpikir terperinci (elaboration)
1) Mampu merinci dan mengembangkan gagasan atau penyelesaian masalah.
2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
a. Model Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah, diantaranya
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan model pembelajaran.
Ketiga proses tersebut saling berhubungan. Dari pendekatan pembelajaran
yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, dan metode
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan utuh, maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Istilah model
adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir.
Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang
saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk
mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi
dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut.18
b. Pengertian Model Pembelajaran Challenge Based Learning
Challenge Based Learning adalah model pembelajaran yang
digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 2009. Kerangka Challenge
18 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, 2011, h. 86.
14
Based Learning muncul dari “Apple Classrooms of Tomorrow – Today”
(ACOT2) proyek dimulai pada tahun 2008 oleh Apple, Inc untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip desain penting dari lingkungan belajar
abad ke-21.19 Challenge Based Learning merupakan konsep pembelajaran
yang mengedepankan tantangan dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran diarahkan kepada bagaimana siswa dapat menyelesaikan
tantangan yang diberikan dan disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik siswa.
Johnson menyatakan bahwa Challenge Based Learning merupakan
pembelajaran baru yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kontekstual yang
difokuskan pada penyelesaian dari permasalahan yang ada di dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah dalam prosesnya
dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan
yang penting, membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah dan
memiliki strategi belajar sendiri. Sedangkan pembelajaran berbasis proyek
dalam pembelajaran menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil
belajar. Oleh karena itu, Challenge Based Learning adalah model
pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran berbasis masalah
dan pembelajaran berbasis proyek, dimana dalam proses pembelajarannya
siswa diberikan masalah-masalah dan melakukan kegiatan untuk
mendapatkan solusi tersebut. Challenge Based Learning menggunakan
masalah dalam kehidupan nyata sebagai tantangan dimana siswa dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam memecahkan
tantangan tersebut. Tantangan yang di desain secara efektif untuk belajar
dan membantu siswa meningkatkan keterampilannya dalam
19 Nichols Mark H, Challenge Based Learning, California: Apple Inc, 2008, p. 3.
15
mengaplikasikan konsep dan pengetahuan. Pembelajaran ini membuat
siswa mampu bekerja sama dengan siswa lain dan guru-guru mereka.20
Menurut Johnson, Challenge Based Learning merupakan
pembelajaran yang relevan dengan memberikan anak-anak masalah yang
cukup besar sehingga mereka harus mempelajari ide-ide dan cara untuk
menyelesaikannya. Challenge Based Learning dirancang agar seseorang
mampu memecahkan masalah-masalah nyata, yaitu dengan cara guru
membuatkan siswa kerangka belajar yang relevan, dan kemudian biarkan
siswa mendalaminya.21 Challenge Based Learning juga menjadi salah satu
ide yang digunakan dalam pembelajaran, dengan hasil yang bisa ditiru dan
terukur untuk siswa hampir setiap tingkat kelas.22
Guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk memudahkan
dalam mengkoordinir pembelajaran dengan Challenge Based Learning.
Penggunaan LKS tentunya sangat membantu guru dalam
mengkomunikasikan fenomena atsu permasalahan dan pertanyaan
tantangan yang harus dikerjakan oleh siswa karena dengan adanya
panduan yang tertulis, maka pengorganisasian tantangan akan lebih
terstruktur dengan baik. Menurut Mark Nichols, Challenge Based
Learning merupakan pengalaman belajar kolaboratif dimana guru dan
siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik,
mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan
atas masalah tersebut. Berikut ini merupakan kerangka pembelajaran
dengan model Challenge Based Learning berdasarkan desain Mark
Nichols:23
20Chris L. Swiden, Effects Of Challenge Based Learning On Student Motivation And Achievement, Bozeman: Montana State University, 2013, h.2.
21 Johnson Laurence and Adams, S., Challenge Based Learning:The Report From The Implementation Project. Austin, Texas: The New Media Consortium, diakses pada 25 juli 2017, https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED532404.pdf , 2011, p. 5.
22 Ibid., p. 1. 23 Mark Nichols, Karen Cator, Marco Torres. Challenge Based Learner User Guide. Reedwood
City, CA : Digital Promise, 2016, p. 11
16
Gambar 2.1 Kerangka Challenge Based Learning
Challenge Based Learning menggunakan masalah dalam kehidupan
nyata sebagai tantangan dimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilannya dalam memecahkan tantangan tersebut. Berdasarkan
pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Challenge Based
Learnig adalah pembelajaran masalah yang dimulai dari kehidupan sehari-
hari yang nantinya menjadi tantangan bagi siswa untuk menyelesaikannya.
Challenge Based Learning merupakan suatu pembelajaran yang
menggabungkan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis
proyek, dan pembelajaran kontekstual. Ketika di hadapkan dengan
tantangan seseorang dan kelompoknya akan sukses memanfaatkan
pengalaman, memanfaatkan sumber daya internal dan eksternal,
mengembangkan rencana dan mendorong untuk menemukan solusi
terbaik. Challenge Based Learning adalah kerangka kerja yang fleksibel,
dengan setiap implementasi, kerangka kerja yang ditinjau ulang.24
24 Ibid., p.7.
17
Pembelajaran berbasis tantangan dirancang agar fleksibel, mudah
disesuaikan. Pendekatan ini dapat memperluas praktik saat ini, berfungsi
sebagai kerangka untuk peristiwa tertentu selama tahun ajaran, dan
bertindak sebagai kerangka menyeluruh untuk perencanaan strategis,
pengambilan keputusan, dan pembelajaran.25 Model Challenge Based
Learning merupakan pembelajaran baru yang menggabungkan
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan
pembelajaran konstekstual yang difokuskan pada penyelesaian dari
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.26
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan tahapan model
pembelajaran Challenge Based Learning oleh Mark Nichols. Terdapat tiga
tahapan dalam model pembelajaran Challenge Based Learning oleh Mark
Nichols yaitu, engage (mengajak), investigate (menyelidiki) dan act
(mengambil tindakan).
c. Tahapan Pembelajaran Challenge Based Learning
Tahapan Challenge Based Learning dapat dikelompokkan menjadi
tiga tahap yang saling berkaitan, diantaranya engage (mengajak),
investigate (menyeldiki) dan act (mengambil tindakan). Setiap tahapan
meliputi aktivitas yang mempersiapkan siswa untuk menuju ke tahapan
selanjutnya.
Fase 1: Mengajak (Engage)
1) Guru memberikan gagasan utama (big idea), berupa konsep yang
luas yang terdapat di dalam kehidupan dan dapat dieksplorasi
kedalam beberapa cara.
2) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual
(essential question) berdasarkan gagasan utama yang diberikan.
Pertanyaan esensial memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi
apa yang penting untuk diketahui tentang gagasan utama dan
memperhalus serta mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan
25 Ibid, p. 14. 26 Sulton Nawawi, op.cit,h.5.
18
esensial tersebut, siswa dapat bergerak dari ide abstrak menuju ide
yang konkret dan mulai memfokuskan hal-hal yang perlu diketahui.
3) Dari pertanyaan esensial, tantangan (Challenge) diberikan berupa
pertanyaan untuk ditindak lanjuti oleh siswa untuk
mengembangkan solusi sampai membentuk jawaban spesifik yang
bisa menjawab tantangan tersebut.
Fase 2: Menyelidiki (Investigate)
1) Guru memberikan pertanyaan pemandu (guiding questions)
pertanyaan ini mewakili pengetahuan awal yang diperlukan siswa
dalam mengembangkan solusi untuk tantangan. Mengkategorikan
dan memprioritaskan pertanyaan akan menciptakan pengalaman
belajar yang terstruktur. Pertanyaan pemandu akan terus muncul
selama pembelajaran.
2) Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan
panduan sumber (guiding resource) untuk menjawab pertanyaan
pemandu. Siswa meninjau dan mulai mengidentifikasi sumber daya
maupun kegiatan pembimbing yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
3) Melalui kegiatan pemandu, siswa menganalisis jawaban dan
berkolaborasi dengan guru untuk merencanakan strategi yang dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi solusi.
Fase 3: Mengambil tindakan (Act)
1) Konsep solusi diperoleh dari temuan yang dibuat selama tahap
investigasi. Siswa melaksanakan strategi yang telah ditetapkan,
mengukur hasil dan mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil
memecahkan tantangan atau tidak.
3. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa
digunakan di sekolah. Teori belajar konvensional menyatakan bahwa belajar
adalah menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pembelajaran
yang biasa digunakan pada kurikulum 2013 adalah Pendekatan saintifik, yaitu
19
pembelajaran yang menggunakan pendekatan berbasis ilmiah. Pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran yang paling sering dilakukan guru pada
proses kegiatan belajar mengajar, karena dengan pembelajaran ini siswa dapat
lebih mudah memahami suatu materi yang disampaikan oleh guru. Berikut
adalah keterangan dari tiap langkah Pendekatan Saintifik berdasarkan acuan
dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013.27
a. Mengamati
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dapat dilakukan siswa
dengan cara menentukan secara jelas objek apa yang akan diobservasi,
mengumpulkan data yang diperlukan, menentukan cara dan melakukan
pencatatan hasil observasi. Hal tersebut didapat dengan membaca,
mendengar, menyimak, dan melihat.
b. Menanya
Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang kurang dipahami dari pengamatan yang dilakukan
sebelumnya atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan.
Bertanya berfungsi untuk melatih siswa untuk dapat memberikan
pertanyaan dari apa yang telah dilihat dan disimak.
c. Mengumpulkan informasi/mencoba
Dalam tahap ini, siswa mencoba berbagai cara yang tepat untuk
menyelesaikan masalah. Dengan adanya percobaan, siswa dapat
menyimpulkan mana solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah.
Selama proses ini guru ikut membimbing dan mengamati proses
percobaan.
d. Mengasosiasi/menalar
Setelah proses mencoba, siswa dilatih menghubungkan tiap informasi
yang ada. Informasi tersebut diolah sehingga menimbulkan keterkaitan
yang relevan. Pengolahan informasi yang dikumpulkan bersifat
27 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV, (https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A2013ImplementasiK13Lengkap.pdf) , 2013, h. 6-7.
20
menambah keluasan sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi.
e. Mengkomunikasikan
Pada akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan hasil pengamatan
dengan mengkomunikasikannya di dalam kelas. Dalam tahap ini
melatih siswa untuk lebih berani dalam berbicara di depan kelas dan
mengeluarkan pendapatnya.
B. Hasil Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang bersesuaian dengan penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian quasi eksperimen yang dilakukan oleh Hanna Ramadhana
Widuri (2018) “Pengaruh Model Challenge Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Penalaran Kreatif Matematis Siswa”
mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir penalaran kreatif matematis
pada kelas yang memperoleh pembelajaran dengan model Challenge
Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang memperoleh
pembelajaran konvensional.28
2. Hasil penelitian quasi eksperimen yang dilakukan oleh Ana Matofani
(2018) “Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa” mengungkapkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis yang diajarkan menggunakan
pembelajaran Interlocked Problem Posing lebih tinggi dibanding
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.29
28 Hanna Ramadhana Widuri, “Pengaruh Model Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Penalaran Kreatif Matematis Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.
29 Ana Matofani,”Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa” Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.
21
C. Kerangka Berpikir
Setiap individu membangun sendiri pengetahuannya. Sebab individu
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan dan lingkungan tersebut
mengalami perubahan. Lingkungan yang mendukung proses belajar adalah
lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru
berdasarkan pengalaman yang telah dimilikinya. Selain itu proses belajar juga
memerlukan partisipasi aktif dan kreatif dari siswa. Jadi siswa tidak hanya
menerima dan menghafal begitu saja materi yang diperolehnya dari guru.
Namun saat ini masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran
konvensional, di mana guru sebagai pemegang peran utama pemberi informasi.
Hal ini berdampak pada rendahnya aktivitas siswa terhadap pembelajaran
matematika, kurangnya inovasi pembelajaran di kelas oleh guru, dan yang
disayangkan lagi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pun seperti tak
terjamah dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran seperti ini pastinya menjadi
pembelajaran yang tidak memberikan kemampuan mengasah otak atau berpikir
yang semaksimal mungkin bagi siswa. Padahal, siswa bisa mengeksplorasikan
ide-idenya dengan membiasakan diri berpikir tingkat tinggi.
Berpikir kreatif merupakan salah satu dari berpikir tingkat tinggi. Saat ini
kemampuan berpikir kreatif telah menjadi salah satu fokus pembelajaran yang
penting untuk dikembangkan dalam matematika. Dalam pembelajaran matematika
siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang rumit atau
permasalahan yang tidak rutin. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif
sangat dibutuhkan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan soal – soal yang
rumit tersebut. Seorang siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif selalu
mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, memunculkan suatu ide gagasan
baru dalam memecahkan masalah matematika. Dengan demikian, kemampuan
berpikir kreatif matematis sangat dibutuhkan oleh setiap siswa, demi mewujudkan
prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik.
Menghadapi realita seperti yang diuraikan, maka dalam pembelajaran
matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
dalam meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
22
Model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
soal-soal matematika non rutin. Salah satu model pembelajaran yang dapat
melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah
model pembelajaran Challenge Based Learning.
Model pembelajaran Challenge Based Learning merupakan
pembelajaran baru yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran konstekstual yang difokuskan
pada penyelesaian dari permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran ini menciptakan ruang dimana peserta didik berpikir kritis dan aktif
mencari solusi untuk memecahkan tantangan yang ada.
Model pembelajaran Challenge Based Learning adalah model yang
bercirikan sintaks dari pembelajaran Challenge Based Learning yang meliputi
engage, investigate, dan act. Dengan model pembelajaran Challenge Based
Learning ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dibangun dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam gambar berikut:
23
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah “Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Challenge Based Learning lebih tinggi
daripada kemampuan berpikir matematis siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran konvensional.”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 169 Jakarta kelas VII. Waktu
penelitian dilaksanakan di semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 yaitu pada
bulan Desember 2018. Jadwal persiapan dan pelaksanaan kegiatan penelitian
disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Nov Des Jan Feb
1. Persiapan dan
perencanaan
√
2. Observasi (studi lapangan) √
3. Pelaksanaan di lapangan
(proses pembelajaran dan
tes akhir)
√
4. Analisa data √
5. Laporan penelitian √
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen. Sedangkan, desain penelitian yang digunakan adalah Randomized
Control Group Post Test Only yang disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Treatment Post Test
Eksperimen XE Y
Kontrol Xk Y
24
25
Keterangan:
XE : Treatment yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu pembelajaran
Challenge Based Learning.
Xk : Perlakuan pada kelas kontrol yaitu dengan pembelajaran konvensional
Y : Hasil post-test.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP
Negeri 169 Jakarta. Sampel penelitian ini berasal dari populasi terjangkau yang
dilakukan dengan cara pengambilan sampel dari seluruh kelas VII dengan teknik
cluster random sampling. Sampel akan dipilih dari dua kelas secara acak yang
akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen
adalah kelas dengan perlakuan pembelajaran Challenge Based Learning.
Kemudian kelompok kontrol adalah kelas dengan perlakuan pembelajaran
konvensional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan
pemberian tes yang dilakukan pada akhir pokok pembahasan materi yang telah
dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut:
a. Variabel dalam penelitian ini adalah model Challenge Based Learning
sebagai variabel independen. Kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa sebagai variabel dependen.
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian dan guru mata pelajaran matematika.
c. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan
berpikir kreatif matematis. Soal tes untuk mengukur tingkat kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yang disusun dalam bentuk uraian
(essay).
26
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes akhir (post
test) yang mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berupa tes
essay. Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa
elaboration, fluency dan flexibility. Kisi-kisi tes yang akan digunakan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 dengan Kompetensi Dasar (KD)
dibawah ini:
KD 3.6: Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya.
KD 4.6: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Untuk memperoleh data KBKM siswa diperlukan pedoman penskoran
terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Adapun pedoman penskoran tes
Indikator Soal
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Matematis
No.
Soal
Memberikan rincian informasi dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
Elaboration 1 dan 2
Memberikan banyak jawaban dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
Fluency 3a dan 4b
Memberikan alternatif jawaban berdasarkan kondisi yang diberikan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
Flexibility 3b dan 4a
27
KBKM dalam penelitian ini diadaptasi dari rubrik penilaian yang dibuat oleh
Bosch seperti pada Tabel 3.4 berikut.30
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Indikator
KBKM
Skor Kriteria
Fluency 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan satu ide yang relevan dengan penyelesaian
masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas/salah
2 Memberikan satu ide yang relevan dengan penyelesaian
masalah dan pengungkapannya lengkap dan jelas
3 Memberikan banyak ide/jawaban yang relevan dengan
penyelesaian masalah tetapi penyelesaiannya kurang
jelas/salah
4 Memberikan banyak ide/jawaban yang relevan dengan
penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap dan
benar Flexibility 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan satu jawaban dan terdapat kekeliruan dalam
proses penghitungannya sehingga hasilnya salah
2 Memberikan satu jawaban dengan proses perhitungan dan
hasil yang benar
3 Memberikan alternatif jawaban dan terdapat kekeliruan
dalam proses penghitungannya sehingga hasilnya salah
4 Memberikan alternatif jawaban dengan proses
perhitungan dan hasil yang benar
Elaboration 0 Tidak memberikan jawaban
1 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi tanpa
disertai perincian
2 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi dan
30 La Moma, Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Siwa SMP, Delta-Pi Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2015, h.32-33.
28
disertai perincian yang kurang detail
3 Memperluas situasi dengan benar dan memerinci
yang kurang detail
4 Memperluas situasi dengan benar dan memerinci
yang dengan detail
Sebelum diuji coba pada siswa, peneliti melakukan uji coba pada
instrumen yaitu berupa uji validitas, Reliabilitas serta mengetahui daya beda dan
tingkat kesukaran soal.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.31 Pada
penelitian ini kemampuan yang diukur adalah kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa. Dalam uji validitas menggunakan rumus korelasi Product
Moment sebagai berikut :32
𝑟𝑟𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
�(𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2)(𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
Dimana : 𝑟𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dua variabel
yang dikorelasikan.
Dimana,
Rhitung : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dua variabel
yang dikolerasikan
N : Jumlah subjek
X : Skor item
Y : Skor total
∑𝑋: Jumlah skor items
∑𝑌: Jumlah skor total
∑𝑋2: Jumlah kuadrat skor item
31 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2014), h. 215.
32 Ibid., h.220.
29
∑𝑌2: Jumlah kuadrat skor total
Kriteria pengujian validitas pada soal dengan membandingkan soal dari
Pearson Correlation (rhitung) dan Product Moment (rtabel) pada taraf signifikansi
5% (α = 0,05). Soal dikatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel. Sebaliknya soal
dikatakan tidak valid jika nilai rhitung < rtabel. Selain itu, valid atau tidaknya butir
soal adalah dengan membandingkan p-value pada output SPSS. Jika p-value <
0,05 maka soal tersebut valid, sedangkan jika p-value > 0,05 maka soal
dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan uji validitas pada penelitian ini disajikan
pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas
Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis
No.
Soal
Validitas Kriteria
rhitung rtabel
Elaboration 1 0,808 0,000 Valid
2 0,886 0,000 Valid
Fluency 3a 0,804 0,000 Valid
4b 0,682 0,000 Valid
Flexibility 3b 0,861 0,000 Valid
4a 0,863 0,000 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya.33 Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas
adalah rumus Alpha sebagai berikut:34
𝑟𝑟11 = �𝑘𝑘
𝑘𝑘 − 1� �1 −
Σσ𝑏2
𝜎𝑡2�
Dimana,
𝜎𝑡2 : varians total
Σσ𝑏2 : jumlah varians butir
33 Ibid., h.230. 34 Ibid., h.233.
30
Interpretasi terhadap besarnya angka indeks korelasi “r” Product Moment
sebagai berikut:35
Tabel 3.6
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Besar “r” Product
Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Perhitungan uji Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan perangkat
lunak SPSS disajikan pada tabel 3.7 sebagi berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Hasil Uji Interpretasi
Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis
0,880 Derajat Reliabilitas
Tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Uji taraf kesukaran butir soal adalah indikator yang menunjukkan kualitas dari butir soal tersebut.36 untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal menggunakan rumus sebagai berikut:37
𝑃 =𝐵𝐵𝐽𝐽𝑆
Keterangan:
P : Indeks kesukaran.
B : Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu.
JS : Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes.
Berikut adalah klasifikasi taraf kesukaran.38
35 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2014), h.193. 36 Ali Hamzah, Op.cit, h.244 – 245. 37 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2013, h.223.
31
Tabel 3.8
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi Soal
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran pada penelitian ini disajikan pada
Tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran
Nomor
Soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi
1 0,956 Mudah
2 0,970 Mudah
3a 0,294 Sukar
3b 0,456 Sedang
4a 0,838 Mudah
4b 0,691 Sedang
4. Uji Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Rumus untuk mencari perhitungan daya pembeda
adalah sebagai berikut:39
𝐷 =𝐵𝐵𝐴𝐽𝐽𝐴−𝐵𝐵𝐵𝐽𝐽𝐵
Ket.:
𝐽𝐽𝐴𝐴: Banyaknya siswa kelompok atas.
38 Ibid., h.225. 39 Ali Hamzah, Op.Cit., h.243.
32
𝐽𝐽𝐵𝐵: Banyaknya siswa kelompok bawah.
𝐵𝐵𝐴𝐴: Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar.
𝐵𝐵𝐵𝐵: Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar.
Berikut adalah klasifikasi daya pembeda.40
Tabel 3.10
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai D Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Negatif Semuanya tidak
baik
Hasil perhitungan uji daya pembeda pada penelitian ini disajikan pada
Tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
Nomor
Soal
Hasil Daya
Pembeda
Keterangan
1 0,250 Cukup
2 0,573 Baik
3a 0,206 Cukup
3b 0,176 Jelek
4a 0,441 Baik
4b 0,397 Cukup
Hasil rekapitulasi uji coba karakteristik butir soal instrumen tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa disajikan pada Tabel 3.12 berikut:
40 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h.232.
33
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis No.
Soal
Validitas
Eksperimen
Reliabilitas Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
Keterangan
1 Valid Tinggi Mudah Cukup Digunakan,
diperbaiki
2 Valid Mudah Baik Digunakan
3a Valid Sukar Cukup Digunakan,
diperbaiki
3b Valid Sedang Jelek Digunakan,
diperbaiki
4a Valid Mudah Baik Digunakan
4b Valid Sedang Cukup Digunakan,
diperbaiki
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan
menggunakan perhitungan yang sistematis karena berhubungan dengan nilai
berupa angka (hasil post-test). Data tersebut kemudian diolah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran Challenge Based
Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sebelum
mengolah data hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk
menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu distribusi
sampel berasal dari distribusi normal atau tidak normal.41 Uji normalitas
banyak macamnya, namun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
41 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers), 2015, h.143.
34
Shapiro-Wilk dengan menggunakan perangkat lunak SPPS. Adapun uji
Shapiro-Wilk sebagai berikut:42
𝑊 =(Σ𝑖=1𝑛 𝑎𝑎𝑛.𝑗𝑈(𝑗))2
(𝑋𝑘 − 𝑋� )′ 𝐴𝐴−1(𝑋𝑘 − 𝑋� )
Sebelum melakukan uji normalitas, terlebih dahulu diterapkan
perumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi bersitribusi normal.
H1: Sampel berasal dari populasi bersitribusi tidak normal.
Untuk menentukan hipotesis yang akan dipilih, dilihat berdasarkan
nilai yang ditunjukan oleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p-value. Kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:43
a. Jika p-value ≤ 0,05, maka 𝐻𝐻0 ditolak, yaitu populasi berasal dari
distribusi tidak normal.
b. Jika p-value > 0,05, maka 𝐻𝐻0 diterima, yaitu populasi berasal dari
distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-F
untuk mengetahui apakah skor hasil uji statistik pada dua kelompok yang
independen. Adapun rumus uji F diekspresikan sebagai berikut.44
𝐹 =𝑣𝑎𝑎𝑟𝑟𝑖𝑖𝑎𝑎𝑛𝑛𝑠𝑠 𝑡𝑡𝑒𝑒𝑟𝑟𝑏𝑏𝑒𝑒𝑠𝑠𝑎𝑎𝑟𝑟𝑣𝑎𝑎𝑟𝑟𝑖𝑖𝑎𝑎𝑛𝑛𝑠𝑠 𝑡𝑡𝑒𝑒𝑟𝑟𝑘𝑘𝑒𝑒𝑐𝑖𝑖𝑙𝑙
=𝑠𝑠12
𝑠𝑠22
Dengan derajat kebebasan (db): db1 = (n1 – 1) dan db2 = (n2 – 1)
Adapun hipotesis statistiknya:
H0 : 𝜎12 = 𝜎22
H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22
Ket.: 𝜎12: Varians data kontrol.
𝜎22: Varians data eksperimen.
42 S.S. Shapiro and M.B. Wilk, An Analysis of Variance Test for Normality (complete sampel). (Biometrika:1965), diakses pada 25 juli 2017, http://www.jstor.otg/journals/bio.html , 2007, h.592.
43 Kadir, Op.Cit, h.157. 44 Ibid., h.162.
35
Keputusan hipotesis mana yang akan dipilih, mengacu pada nilai yang
ditunjukkan oleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p-value. Pada output pada kolom
levene’s Tes for Equality of Variances dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
• Jika p-value ≤ (0,05) maka H0 ditolak, yaitu varians nilai
kemampuan berpikir kreatif kedua kelompok tidak homogen.
• Jika p-value > (0,05) maka H0 diterima, yaitu varians nilai
kemampuan berpikir kreatif kedua kelompok homogen.
2. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uji prasyarat yang dilakukan dan hasilnya adalah data
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji hipotesis
yang dilakukan adalah uji-t dengan langkah-langkah sebagai berikut.45
a. Merumuskan hipotesis
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu ditentukan hipotesis
sebagai berikut:
H0: 𝜇𝜇1 ≤ 𝜇𝜇2
H1: 𝜇𝜇1 > 𝜇𝜇2
Keterangan:
𝜇𝜇1 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas
eksperimen.
𝜇𝜇2 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas
kontrol.
b. Menghitung harga “t” observasi ditulis “t0 atau 𝑡𝑡ℎ 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑢𝑢𝑛𝑛𝑔𝑔” dengan
rumus:
𝑡𝑡0 = 𝑌�1−𝑌�2𝑆𝑒
dimana 𝑆𝑒 = � (𝑛1+𝑛2)(∑𝑦12+𝑦22)(𝑛1)(𝑛2)(𝑛1+𝑛2−2)
∑𝑦12 =∑𝑦12 −(∑𝑦1)2
𝑛1dan ∑𝑦22 =∑𝑦22 −
(∑𝑦2)2
𝑛2
c. Menentukan harga “𝑡𝑡𝑡𝑡𝑎𝑎𝑏𝑏𝑒𝑒𝑙𝑙” berdasarkan derajat bebas, yaitu db =
n1+ n2 – 2 (n1 dan n2 jumlah data kelompok 1 dan 2).
45 Ibid., h.296.
36
d. Membandingkan harga t0 dan tabel dengan 2 kriteria :
Jika 𝑡𝑡0 ≤ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑎𝑎𝑏𝑏𝑒𝑒𝑙𝑙 maka hipotesis nihil (H0) diterima.
Jika 𝑡𝑡0 > 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑎𝑎𝑏𝑏𝑒𝑒𝑙𝑙 maka hipotesis nihil (H0) ditolak.
Karena untuk memudahkan perhitungan, peneliti menggunakan
software SPSS yaitu analisis Independent Samples T-test dengan
demikian maka kriteria pengambilan keputusan pada pengujian
hipotesis ini sebagai berikut:
1) Jika p-value (𝑠𝑠𝑖𝑖𝑔𝑔.2 − 𝑡𝑡𝑎𝑎𝑖𝑖𝑙𝑙𝑒𝑒𝑑𝑑) ≤ (0,05), maka H0 ditolak.
2) Jika p-value (𝑠𝑠𝑖𝑖𝑔𝑔.2 − 𝑡𝑡𝑎𝑎𝑖𝑖𝑙𝑙𝑒𝑒𝑑𝑑) > 𝛼𝛼(0,05), maka H0 diterima.
e. Kesimpulan pengujian
Jika H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan parameter rata-rata
populasi. Namun, jika H0 ditolak, berarti ada perbedaan parameter
rata-rata populasi.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan di SMP Negeri 169 Jakarta mengenai pengaruh pembelajaran
Challenge Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencapaian siswa kelas eksperimen pada masing-masing indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu indikator elaboration
dengan perolehan persentase sebesar 31%, kemudian pada
indikator fluency dengan perolehan presentase sebesar 27%, dan
indikator flexibility dengan perolehan presentase sebesar 22%.
2. Pencapaian siswa kelas eksperimen pada masing-masing indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu indikator elaboration
dengan perolehan persentase sebesar 19%, kemudian pada
indikator fluency dengan perolehan presentase sebesar 18%, dan
indikator flexibility dengan perolehan presentase sebesar 16%.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas yang
memperoleh pembelajaran dengan model Challenge Based
Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini berdasarkan nilai
rata-rata dari hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis
yang diperoleh kelas �̅�𝑒𝑒𝑘𝑘𝑠𝑠𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑖𝑖𝑚𝑚𝑒𝑒𝑛𝑛 > �̅�𝑘𝑘𝑜𝑜𝑛𝑛𝑡𝑡𝑟𝑟𝑜𝑜𝑙𝑙 dengan analisis hasil
posttest menggunakan uji hipotesisstatistika uji-t dengan harga t
=3,288 dan sig. (2-tailed) = 0,002 < 0,05 pada taraf kepercayaan
95%.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan selama penelitian, penulis ingin memberikan
saran untuk penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian ini, yaitu :
60
1. Untuk guru maupun peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan
model pembelajaran Challenge Based Learning dalam pembelajaran
matematika di kelas, diharapkan dapat membuat desain
pembelajaran yang lebih baik khususnya pada saat tahap investigate.
2. Pembelajaran dengan menggunakan kemampuan berpikir kreatif
matematis dalam pembelajaran matematika di kelas, diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan lebih baik khususnya
pada saat tahap flexibility.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan penelitian
lanjutan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis dan model
pembelajaran Challenge Based Learning pada pokok bahasan lain.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pribadi, Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, 2011.
Afifah, Riana. 10 Tahun Lagi Ahli Matematika Makin Dibutuhkan, (http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/21/12585429/10.Tahun.Lagi.Ahli.Matematika.Makin.Dibutuhkan), 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Depok: Raja Grafindo Persada, 2014.
Hurlock, Elizabeth B. Child Development. diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa dengan judul Perkembangan Anak jilid 2, Jakarta, 1992.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
La Moma. “Menumbuh Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2012.
La Moma. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Siwa SMP, Delta-Pi Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,2015.
Laurence, Johnson and Adams, S., Challenge Based Learning: The Report From The Implementation Project. Austin, Texas: The New Media Consortium. https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED532404.pdf , 2011.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung, 2015.
L. Mann, Eric. Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicator of Mathematical Creativity in Middle School Students, University of Connecticut, 2005.
L. Swiden, Chris. Effects Of Challenge Based Learning On Student Motivation And Achievement, Bozeman: Montana State University, 2013.
Matofani, Ana dkk. “Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.
Mark H, Nichols. Challenge Based Learning, California: Apple Inc, 2008.
61
62
Mahmudi, Ali. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Realistik, Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta, 1985.
Nichols, Marks, Karen Cator, Marco Torres. Challenge Based Learner User Guide. Reedwood City, CA : Digital Promise, 2016.
OECD, PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds Know and What They Can Do With What They Know, (Paris : PISA – OECD Publishing, 2014)
Putri, Jayanti. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Discovery Learning Berbasis Scientific Approach, (https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/613) , 2016.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV, (https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A2013ImplementasiK13Lengkap.pdf) , 2013.
Ramadhana Widuri, Hanna dkk. “Pengaruh Model Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.
Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An Analysis of Variance Test for Normality (complete sampel). (Biometrika, 1965) http://www.jstor.otg/journals/bio.html , 2007.
Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2014.
Nawawi, Sulton. “Pengembangan Modul Berbasis Challenge Based Learning Materi Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis”, Tesis Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003, Bab I Pasal 1 Nomor 1.
Yuli Eko, Tatag. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif ,Surabaya: Unesa University Press, 2008.
Yunianta, Tri Nova Hasti, A. Rusilowati, dan Rochmad. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Implementasi Project-Based Learning dengan Peer
63
And Self-Assesment untuk Materi Segiempat Kelas VII SMPN RSBI 1 Juwana di Kabupaten Pati, Prosiding disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2012.
64
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Indikator
3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
C. Tujuan Pembelajaran
65
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Mengenal bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Memahami bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Menyelesaikan bentuk kalimat pada persamaan linear satu variabel. • Memahami konsep persamaan linear satu variabel. D. Materi Pokok Pertemuan 1 1. Bentuk kalimat pada persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel memiliki dua macam bentuk, yaitu : kalimat terbuka, dan kalimat tertutup. 2. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya, bernilai benar atau salah, karena memiliki unsur yang belum diketahui nilainya. 3. Kalimat tertutup adalah kalimat yang nilai kebenarannya sudah diketahui. 4. Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu. 5. Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah ax + b = 0, dengan a dan b bilangan bukan nol. E. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan salam. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru mengelompokkan siswa 4-5 orang.
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan bentuk-bentuk kalimat dan konsep dasar persamaan linear satu variabel.
Engage (mengajak)
66
2. Guru menghadirkan ide besar (big idea) dengan tema “Ulang Tahun Sekolah” berkaitan dengan kalimat terbuka dan kalimat tertutup. 3. Guru memberikan siswa pertanyaan penting (essential question) berdasarkan permasalahan yang diberikan. 4. Siswa berlatih menalar dengan memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penting yang telah dibuat dan disepakati. 5. Guru memberikan tantangan (challenge) kepada siswa. Tantangan tersebut meminta siswa untuk membuat sebuah cerita atau narasi seperti percakapan yang ada padsa big idea dengan mengandung kalimat terbuka dan kalimat tertutup.
1. Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan pertanyaan pemandu (guiding questions) di dalam LKS. 2. Siswa mengolah informasi yang didapat dari kegiatan dan pertanyaan pemandu dan bekerjasama untuk merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi pada tantangan.
Investigate (menyelidiki)
1. Guru membantu siswa menyelesaikan LKS yang diberikan. 2. Guru memilih secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil
Act (bertindak)
67
penyelidikan dan penyelesaian tantangan yang telah dipresentasikan. 5. Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap solusi penyelesaian tantangan. 6. Guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan yang telah dibuat. 7. Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan kembali LKS yang diberikan.
Penutup (5 menit)
1. Setiap kelompok diberi penghargaan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. C. Tujuan Pembelajaran
69
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan atau pengurangan. D. Materi Pokok Pertemuan 2
1. Dalam menyelesaikan persamaan linear satu varibel, tujuannya adalah menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabeonsaja di salah satu sisi. 2. Setiap langjah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen. 3. Perhatikan persamaan-persamaan berikut.
a) 𝑥 + 1 = 3 b) 𝑥 + 2 = 4 c) 2𝑥 + 2 = 6 d) 𝑥 − 1 = 1 Ketiga persamaan tersebut memiliki himpunan selesaian yang sama. Persamaan-persamaan di atas disebut dengan persamaan yang ekuivalen atau persamaan yang setara. Persamaan yang ekuivalen dapat dimodelkan sebagai timbangan yang seimbang kemudian kedua lengan ditambah atau dikurangi oleh beban yang sama, namun timbangan masih dalam keadaan seimbang.
E. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Pendahuluan
(5 menit)
1. Guru memberikan salam. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru mengelompokkan siswa 4-
70
5 orang. Kegiatan Inti
(70 menit)
1. Guru menjelaskan persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan atau pengurangan. 2. Guru menghadirkan ide besar (big idea) dengan tema “Belanja di Pasar” berkaitan dengan persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan atau pengurangan. 3. Guru memberikan siswa pertanyaan penting (essential question) berdasarkan permasalahan yang diberikan. 4. Siswa berlatih menalar dengan memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penting yang telah dibuat dan disepakati. 5. Guru memberikan tantangan (challenge) kepada siswa. Persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan atau pengurangan.
Engage (mengajak)
1. Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan pertanyaan pemandu (guiding questions) di dalam LKS. 2. Siswa mengolah informasi yang didapat dari kegiatan dan pertanyaan pemandu dan bekerjasama untuk merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi pada tantangan.
Investigate (menyelidiki)
1. Guru membantu siswa menyelesaikan LKS yang diberikan. 2. Guru memilih secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
Act (bertindak)
71
memberikan tanggapan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil penyelidikan dan penyelesaian tantangan yang telah dipresentasikan. 5. Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap solusi penyelesaian tantangan. 6. Guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan yang telah dibuat. 7. Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan kembali LKS yang diberikan.
Penutup
(5 menit)
1. Setiap kelompok diberi penghargaan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018 Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. C. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan :
73
• Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan perkalian atau pembagian. D. Materi Pokok Pertemuan 3 1. Dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel, tujuannya adalah menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabel saja di salah satu sisi. 2. Setiap langkah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen. 3. Contoh : Tentukan selesaian dari persamaan 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34 Penyelesaian : 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34 2𝑥 − 8 + 5𝑥 = 34 7𝑥 − 8 = 34 7𝑥 − 8 + 8 = 34 + 8 7𝑥 = 42 7x
7 = 42
7
𝑥 = 6
E. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan salam. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru mengelompokkan siswa 4-5 orang.
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan persamaan linear satu variabel menggunakan perkalian atau pembagian. 2. Guru menghadirkan ide besar (big idea) dengan tema “Memancing Ikan” berkaitan dengan persamaan
Engage (mengajak)
74
linear satu variabel menggunakan perkalian atau pembagian. 3. Guru memberikan siswa pertanyaan penting (essential question) berdasarkan permasalahan yang diberikan. 4. Siswa berlatih menalar dengan memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penting yang telah dibuat dan disepakati. 5. Guru memberikan tantangan (challenge) kepada siswa. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan perkalian atau pembagian.
1. Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan pertanyaan pemandu (guiding questions) di dalam LKS. 2. Siswa mengolah informasi yang didapat dari kegiatan dan pertanyaan pemandu dan bekerjasama untuk merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi pada tantangan.
Investigate (menyelidiki)
1. Guru membantu siswa menyelesaikan LKS yang diberikan. 2. Guru memilih secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil penyelidikan dan penyelesaian tantangan yang telah dipresentasikan. 5. Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap solusi
Act (bertindak)
75
penyelesaian tantangan. 6. Guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan yang telah dibuat. 7. Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan kembali LKS yang diberikan.
Penutup (5 menit)
1. Setiap kelompok diberi penghargaan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 4
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. C. Tujuan Pembelajaran
77
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menemukan konsep pertidaksamaan linear satu variabel D. Materi Pokok Pertemuan 4 • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0 E. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan salam. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru mengelompokkan siswa 4-5 orang.
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variable. 2. Guru menghadirkan ide besar (big idea) dengan tema “Si Bintang Kelas” berkaitan dengan konsep pertidaksamaan linear satu variabel 3. Guru memberikan siswa pertanyaan penting (essential question) berdasarkan permasalahan yang diberikan. 4. Siswa berlatih menalar dengan
Engage (mengajak)
78
memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penting yang telah dibuat dan disepakati. 5. Guru memberikan tantangan (challenge) kepada siswa berkaitan dengan konsep pertidaksamaan linear satu variabel.
1. Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan pertanyaan pemandu (guiding questions) di dalam LKS. 2. Siswa mengolah informasi yang didapat dari kegiatan dan pertanyaan pemandu dan bekerjasama untuk merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi pada tantangan.
Investigate (menyelidiki)
1. Guru membantu siswa menyelesaikan LKS yang diberikan. 2. Guru memilih secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil penyelidikan dan penyelesaian tantangan yang telah dipresentasikan. 5. Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap solusi penyelesaian tantangan. 6. Guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan yang telah dibuat. 7. Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan kembali LKS yang diberikan.
Act (bertindak)
Penutup 1. Setiap kelompok diberi
79
(5 menit) penghargaan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 5
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. C. Tujuan Pembelajaran
81
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel. D. Materi Pokok Pertemuan 5 • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0 E. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan salam. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Guru mengelompokkan siswa 4-5 orang.
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan pertidaksamaan linear satu variabel 2. Guru menghadirkan ide besar (big idea) dengan tema “Kurir Pemilik Mobil Box” berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variable 3. Guru memberikan siswa pertanyaan penting (essential question) berdasarkan permasalahan yang diberikan. 4. Siswa berlatih menalar dengan
Engage (mengajak)
82
memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penting yang telah dibuat dan disepakati. 5. Guru memberikan tantangan (challenge) kepada siswa untuk menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel.
1. Guru memberikan kegiatan pemandu (guiding activities) dan pertanyaan pemandu (guiding questions) di dalam LKS. 2. Siswa mengolah informasi yang didapat dari kegiatan dan pertanyaan pemandu dan bekerjasama untuk merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan solusi pada tantangan.
Investigate (menyelidiki)
1. Guru membantu siswa menyelesaikan LKS yang diberikan. 2. Guru memilih secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil penyelidikan dan penyelesaian tantangan yang telah dipresentasikan. 5. Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap solusi penyelesaian tantangan. 6. Guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan yang telah dibuat. 7. Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan kembali LKS yang diberikan.
Act (bertindak)
Penutup 1. Setiap kelompok diberi
83
(5 menit) penghargaan terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
84
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 1 A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan :
85
• Mengenal bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Memahami bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Menyelesaikan bentuk kalimat pada persamaan linear satu variabel. • Memahami konsep persamaan linear satu variable.
D. Materi Pokok
Pertemuan 1 1. Bentuk kalimat pada persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
memiliki dua macam bentuk, yaitu : kalimat terbuka, dan kalimat tertutup. 2. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya, bernilai benar atau salah, karena memiliki unsur yang belum diketahui nilainya.
3. Kalimat tertutup adalah kalimat yang nilai kebenarannya sudah diketahui.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Persiapan (5 menit)
1. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang kalimat terbuka serta kalimat tertutup dan konsep dasar persamaan linear satu variabel.
Apersepsi
86
Penyajian 1. Guru memberikan penjelasan
materi dengan metode ceramah mengenai kalimat terbuka dan tertutup.
2. Siswa mengamati penjelasan yang guru berikan.
Mengamati
1. Guru mencoba
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa.
2. Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak dimengerti.
Menanya
1. Siswa mencatat penjelasan
yang guru berikan. 2. Siswa membuat sebuah cerita
atau narasi yang memiliki unsur-unsur berupa kalimat terbuka dan kalimat tertutup.
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
1. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa. 2. Siswa mengerjakan latihan
soal yang guru berikan.
Mengasosiasi
1. Salah satu siswa
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
2. Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.
Mengkomunikasi
Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan latihan soal dan penugasan untuk tiap kelompok.
3. Guru mengucapkan salam penutup pertemuan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan
87
Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
89
C. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan
atau penguranganan D. Materi Pokok
Pertemuan 2 1. Dalam menyelesaikan persamaan linear satu varibel, tujuannya adalah
menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabeonsaja di salah satu sisi.
2. Setiap langjah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen.
3. Perhatikan persamaan-persamaan berikut. a) 𝑥 + 1 = 3 b) 𝑥 + 2 = 4 c) 2𝑥 + 2 = 6 d) 𝑥 − 1 = 1 Ketiga persamaan tersebut memiliki himpunan selesaian yang sama. Persamaan-persamaan di atas disebut dengan persamaan yang ekuivalen atau persamaan yang setara. Persamaan yang ekuivalen dapat dimodelkan sebagai timbangan yang seimbang kemudian kedua lengan ditambah atau dikurangi oleh beban yang sama, namun timbangan masih dalam keadaan seimbang.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Persiapan 4. Guru melakukan kegiatan
pendahuluan dengan
90
(5 menit) mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti (70 menit)
2. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang penjumlahan dan pengurangan pada persamaan linear satu variabel.
Apersepsi
Penyajian 3. Guru memberikan penjelasan
materi dengan metode ceramah mengenai penjumlahan dan pengurangan pada persamaan linear satu variabel.
4. Siswa mengamati penjelasan yang guru berikan.
Mengamati
3. Guru mencoba menghubungkan
materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa.
4. Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak dimengerti
Menanya
3. Siswa mencatat penjelasan yang
guru berikan. 4. Siswa membuat model
matematika persamaan yang setara atau ekuivalen.
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
3. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa. 4. Siswa mengerjakan latihan soal
yang guru berikan.
Mengasosiasi
3. Salah satu siswa
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
4. Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.
Mengkomunikasi
Penutup 4. Guru bersama siswa
91
(5 menit) menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari.
5. Guru memberikan latihan soal dan penugasan untuk tiap kelompok.
6. Guru mengucapkan salam penutup pertemuan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan
Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018 Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Persamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
93
C. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan perkalian atau
pembagian.
D. Materi Pokok
Pertemuan 3
1. Dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel, tujuannya adalah menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabel saja di salah satu sisi.
2. Setiap langkah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen.
3. Contoh : Tentukan selesaian dari persamaan 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34 Penyelesaian : 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34
2𝑥 − 8 + 5𝑥 = 34 7𝑥 − 8 = 34 7𝑥 − 8 + 8 = 34 + 8 7𝑥 = 42 7x
7 = 42
7
𝑥 = 6
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Persiapan (5 menit)
1. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa
94
dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang perkalian dan pembagian pada persamaan linear satu variabel.
Apersepsi
Penyajian 1. Guru memberikan penjelasan
materi dengan metode ceramah mengenai perkalian dan pembagian pada persamaan linear satu variabel.
2. Siswa mengamati penjelasan yang guru berikan.
Mengamati
1. Guru mencoba
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa.
2. Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak dimengerti
Menanya
1. Siswa mencatat penjelasan
yang guru berikan. 2. Siswa mencari informasi lain
dari berbagai refrensi terkait perkalian dan pembagian pada persamaan linear satu variabel.
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
1. Guru memberikan latihan
soal kepada siswa. 2. Siswa mengerjakan latihan
soal yang guru berikan.
Mengasosiasi
1. Salah satu siswa
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
2. Guru memberi umpan balik
Mengkomunikasi
95
atau konfirmasi. Penutup
(5 menit) 1. Guru bersama siswa
menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan latihan soal dan penugasan untuk tiap kelompok.
3. Guru mengucapkan salam penutup pertemuan.
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan
Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018 Guru Peneliti
Fairazatunnis
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke- : 4 A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya. Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
97
C. Tujuan Pembelajaran Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menemukan konsep pertidaksamaan linear satu variable
D. Materi Pokok
Pertemuan 4 • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki
sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Persiapan (5 menit)
1. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang konsep pertidaksamaan linear satu variabel
Apersepsi
Penyajian 1. Guru memberikan penjelasan
materi dengan metode ceramah mengenai konsep
Mengamati
98
pertidaksamaan linear satu variabel.
2. Siswa mengamati penjelasan yang guru berikan.
1. Guru mencoba menghubungkan
materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa.
2. Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak dimengerti
Menanya
1. Siswa mencatat penjelasan yang
guru berikan. 2. Siswa mencari informasi lain
dari berbagai refrensi terkait konsep pertidaksamaan linear satu variabel.
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
1. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa. 2. Siswa mengerjakan latihan soal
yang guru berikan.
Mengasosiasi
1. Salah satu siswa
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
2. Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.
Mengkomunikasi
Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan latihan soal dan penugasan untuk tiap kelompok.
3. Guru mengucapkan salam penutup pertemuan.
H. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan
Teknik : Pengamatan
99
Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS) Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke- : 5
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya.
101
Indikator 3.7.1 Menentukan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan kelompok dan individu, diskusi kelompok, siswa diharapkan : • Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel.
D. Materi Pokok
Pertemuan 5 • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki
sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0
E. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan Tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tahapan
Persiapan (5 menit)
1. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti (70 enit)
1. Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang masalah pertidaksamaan linear satu
Apersepsi
102
variabel
Penyajian 1. Guru memberikan penjelasan
materi dengan metode ceramah mengenai masalah pertidaksamaan linear satu variabel.
2. rSiswa mengamati penjelasan yang guru berikan.
Mengamati
1. Guru mencoba
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa.
2. Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak dimengerti
Menanya
1. Siswa mencatat penjelasan
yang guru berikan. 2. Siswa mencari informasi lain
dari berbagai refrensi terkait masalah pertidaksamaan linear satu variabel.
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
1. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa. 2. Siswa mengerjakan latihan
soal yang guru berikan.
Mengasosiasi
1. Salah satu siswa
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
2. Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.
Mengkomunikasi
Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan latihan soal dan penugasan untuk tiap kelompok.
3. Guru mengucapkan salam penutup pertemuan.
103
H. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen • Penilaian Keterampilan
Teknik : Pengamatan Bentuk Instrumen : 1. Proyek pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jakarta, 23 Oktober 2018
Guru Peneliti
Fairazatunnisa 11140170000036
104
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA 1
(Kelas Eksperimen)
Tujuan Pembelajaran : • Mengenal bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Memahami bentuk kalimat terbuka pada persamaan linear satu variabel. • Menyelesaikan bentuk kalimat pada persamaan satu variabel. • Memahami konsep persamaan linear satu variabel.
Nama Anggota : 1. 2. 3. 4.
Kelas / Kelompok :
Perhatikan! • Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya, bernilai benar saja atau salah saja karena memiliki unsur yang belum diketahui nilainya.
• Kalimat tertutup adalah kalimat yang nilai kebenarannya sudah diketahui. • Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan
oleh tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu.
• Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah ax + b = 0, dengan a dan b bilangan bukan nol.
Engage
Big Idea
Ulang Tahun Sekolah Pada suatu hari di sekolah Danu sedang menyelenggarakan acara milad
atau ulang tahun sekolah yang ke-10. Banyak sekali perlombaan untuk memeriahkan acara tersebut seperti, lomba menggambar, lomba baca puisi, lomba nyayni, dan juga akan ada kuis. Kuis akan dibawakan oleh Ibu Rara. Ibu Rara guru matematika di sekolah Danu.
105
Berikut adalah pertanyaan kuis yang telah dibawakan. Ibu Rara : “Coba siapa yang bisa jawab pertanyaanku. Siapakah presiden
pertama Republik Indonesia?”
Danu : “Presiden pertama Republik Indonesia adalah Ir.Soekarno.” Ibu Rara : “Betul” Ibu Rara : “Kemudian pertanyaan berikutnya, siapa yang bisa menjawab,
Siapakah pencipta lagu Indonesia Raya?”
Silva : “Pencipta lagu Indonesia Raya adalah Kusbini.” Ibu Rara : “Jawabannya salah.” Ibu Rara : “Pertanyaan selanjutnya, pertanyaan kali ini berkaitan dengan
materi pelajaran matematika di sekolah. Suatu bilangan jika dikalikan dua kemudian dikurangi tiga menghasilkan tujuh. Bilangan berapakah itu?”
Salma : “Bilangan yang Ibu maksud 5 bukan bu?. Lima dikali dua kemudian dikurangi tiga sama dengan tujuh. Benar kan?”
Ibu Rara : “Benar” Ibu Rara : “Pertanyaan terakhir. Suatu bilangan jika dikalikan oleh dua
pertiga kemudian dikurangi oleh dua kalinya dan dikurangi satu sama dengan tujuh. Bilangan berapakah itu?.”
Dafa : “Saya tebak bilangan yang ibu maksud adalah enam. Enam dikali dua pertiga
kemudian dikurangi oleh dua kali enam dan dikurangi satu hasilnya tujuh. Bagaimana, tebakan saya benar kan bu?.”
Ibu Rara : “Sayang sekali hampir benar. Jawab yang benar adalah negatif enam.”
Essential Question Perhatikan kalimat-kalimat dalam percakapan diatas. Kemudian kelompokkanlah kalimat kalimat tersebut menjadi kalimat terbuka dan kalimat tertutup yang bernilai benar atau bernilai salah!
Kalimat Terbuka
106
Challenges Buatlah cerita atau narasi seperti pada percakapan diatas yang mengandung kalimat terbuka dan kalimat tertutup!
Invastigate
1. Tentukan apakah pernyataan kalimat berikut bernilai benar atau salah.
Kalimat Tertutup
Kalimat Bernilai salah
Kalimat Bernilai Benar
Pernyataan Kalimat Benar Salah Siswa SMP dilarang mengendarai motor dan mobil. Terdapat 300 detik dalam 1 jam.
107
2. Lina menyiapkan 40 kotak kue untuk ulang tahunnya. Kue tersebut dibawa
ke kelas untuk dibagikan ke teman sekelasnya masing-masing satu. Karena adatemannya yang tidak masuk, maka ada kotak kue yang tersisa.
a. Buat kalimat tertutup yang menyatakan banyaknya kue yang dibagikan dengan murid yang tidak masuk.
b. Bila yang tidak masuk 3 orang, berapakah kotak kue yang dibagikan?
Act
Kesimpulan
16 adalah dua pertiga dari 24. Jalur Bus Way hanya boleh dilalui oleh Bus Trans Jakarta. Semua anak perempuan memiliki boneka. Indomie adalah makanan favorit seluruh masyarakat Indonesia.
108
LEMBAR KERJA SISWA
2
(Kelas Eksperimen)
Tujuan Pembelajaran :
• Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan penjumlahan atau pengurang.
Nama Anggota : 1. 2. 3. 4. Kelas / Kelompok :
Perhatikan! • Dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel, tujuannya adalah
menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabel saja di salah satu sisi.
• Setiap langkah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen.
• Perhatikan persamaan-persamaan berikut. e) 𝑥 + 1 = 3 f) 𝑥 + 2 = 4 g) 2𝑥 + 2 = 6 h) 𝑥 − 1 = 1 Ketiga persamaan tersebut memiliki himpunan selesaian yang sama. Persamaan-persamaan di atas disebut dengan persamaan yang ekuivalen atau persamaan yang setara. Persamaan yang ekuivalen dapat dimodelkan sebagai timbangan yang seimbang kemudian kedua lengan ditambah atau dikurangi oleh beban yang sama, namun timbangan masih dalam keadaan seimbang.
Engage Big idea
Belanja di Pasar Pada suatu hari Rifa menemani Ibunya untuk berbelanja di pasar. Barang-barang yang di beli di pasar tersebut adalah untuk kebutuhan bumbu dapur. Kemudian Rifa disuruh oleh ibunya untuk membeli cabe dan bawang putih. Rifa membeli 10
109
buah cabe yang sama dan dua buah bawang putih yang juga sama. Informasi dari ibunya bahwa satu buah cabe beratnya 1 g, tetapi berat bawang putih tidak diketahuinya. Penasaran ingin mengetahui beberapa berat bawang putih sesungguhnya, ia melakukan percobaan sebagai berikut.
1. Pada percobaan pertama dia menemukan bahwa 1 buah bawang putih ditambah dengan 1 buah cabe setimbang dengan 4 buah cabe.
2. Pada percobaan kedua dia menemukan bahwa 1 buah bawang putih ditambah dengan 2 buah cabe setimbang dengan 5 buah cabe.
3. Pada percobaan ketiga dia menemukan bahwa 1 buah bawang putih ditambah dengan 3 buah cabe setimbang dengan 6 buah cabe.
4. Pada bercobaan keempat dia menemukan bahwa 2 buah bawang putih setimbang dengan 6 buah cabe.
Essential questions a. Buatlah model matematika persamaan yang setara atau ekuivalen dari masing-
masing percobaan diatas! b. Berdasarkan data-data pada percobaan diatas temukanlah berapa berat bawang
putih yang sesungguhnya! c. Tentukanlah persamaan yang setara atau ekuivalen dari masing-masing
percobaan diatas!
Challenges Temukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear berikut.
1. x + 4 = 9 2. 5m + 4 = 2m + 16 3. 4y – 10 = 1 4. 7a + 3 = 0 5. 8 – 4b = 6 6. 24y – 11 = 33 – 20 y
110
Invastigate
Suatu ketika Ricko dan Ayahnya bermain bola di taman depan rumah mereka, mereka terlihat bahagia. Saat Ricko dan Ayahnya bermain bola, Ricko mempunyai 2 kantong bola, masing-masing kantong isinya sama. Ayahnya memberi lagi 10 bola, ternyata banyak bola Ricko sekarang adalah 30 bola. Namun, disaat Ricko dan ayahnya pulang, kantong bola Ricko tertinggal 1 kantong ditaman tersebut.
a. Berapakah banyak bola yang ada di dalam tiap-tiap kantog Ricko? b. Berapa jumlah bola Ricko sebelum Ricko diberi bola oleh ayahnya?
Act
Kesimpulan :
111
LEMBAR KERJA SISWA
3
(Kelas Eksperimen)
Tujuan Pembelajaran :
• Menyelesaikan persamaan linear satu variabel menggunakan perkalian atau pembagian.
Nama Anggota : 1. 2. 3. 4. Kelas / Kelompok :
Perhatikan!
• Dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel, tujuannya adalah menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabel saja di salah satu sisi.
• Setiap langkah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen.
• Contoh : Tentukan selesaian dari persamaan 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34 Penyelesaian : 2(𝑥 − 4) + 5𝑥 = 34
2𝑥 − 8 + 5𝑥 = 34 7𝑥 − 8 = 34 7𝑥 − 8 + 8 = 34 + 8 7𝑥 = 42 7x
7 = 42
7
𝑥 = 6
Engage
Big idea Memancing Ikan
Pada suatu hari di sebuah desa ada sepasang anak laki-laki yang gemar memancing ikan di sungai, mereka adalah Andi dan Basri. Pada saat memancing
112
Basri mendapat 1 ekor ikan lebih banyak dari 2 kali banyak ikan yang diperoleh Andi. Total ikan yang mereka peroleh adalah 10 ekor. Essential question a. Berapa banyak ikan yang diperoleh Andi? b. Jika ikan yang diperoleh Andi sebanyak x. Tentukanlah banyak ikan yang
diperoleh Basri!
Challenge Pak Tarto memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah tersebut 4 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 80m, tentukan luas tanah Pak Tarto!
Investigate Cahya, Dida, dan Edi membagi tugas mengantar undangan ke 105 orang. Dida mengatar 10 amplop undangan lebih banyak dari Cahya. Edi mengantar 5 amplop undangan lebih sedikit dari 2 kali yang diantar Cahya. a. Berapa banyak amplop undangan yang Cahya miliki? b. Tentukan berapa banyak undangan yang diantar Dida dan Edi!
113
Act
Kesimpulan :
114
LEMBAR KERJA SISWA
4
(Kelas Eksperimen)
Tujuan Pembelajaran : • Menemukan konsep pertidaksamaan linear satu variabel
Nama Anggota : 1. 2. 3. 4.
Kelas / Kelompok :
Perhatikan! • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki
sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0
Engage
Big Idea
Kurir Pemilik Mobil Box Pak Fredy adalah seseorang yang berprofesi sebagi kurir. Profesi kurir ini
sudah ia tekuni selama bertahun-tahun, kini Pak Fredy memiliki mobil box sendiri dari hasil kerjanya tersebut. Pak Fredy memiliki sebuah mobil box pengangkut barang dengan daya angkut tidak lebih dari 500 kg. Berat pak Fredy adalah 60 kg dan dia akan mengangkut kotak barang yang setiap kotak beratnya 20 kg. Essential Question Berapa kotak paling banyak yang dapat diangkut Pak Fredy dalam sekali pengangkutan?
115
Challenges Jika Pak Fredy akan mengangkut 110 kotak, paling sedikit berapa kali pengangkutan kotak itu akan habis?
Invastigate Rumah Ibu Suci dibangun di atas sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang panjangnya 20 m dan lebarnya (6y-1) m. Jika luas tanah Ibu Suci tidak kurang dari 100 m2, a. Berapakah lebar terkecil tanah Ibu Suci? b. Jika biaya untuk membangun rumah di atas tanah seluas 1 m2 dibutuhkan uang
Rp 2.000.00,-Berapakah biaya terkecil yang harus disediakan Ibu Suci jika seluruh tanahnya dibangun?
116
Act Kesimpulan :
117
LEMBAR KERJA SISWA
5
(Kelas Eksperimen)
Tujuan Pembelajaran : • Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel
Nama Anggota : 1. 2. 3. 4.
Kelas / Kelompok :
Perhatikan! • Misal a,b adalah bilangan real, dengan a≠0. • Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki
sebuah variabel yang dinyatakan dengan bentuk ax+b > 0 atau ax+b < 0 ax+b ≤ 0 atau ax+b ≥0
Engage
Big Idea
Si Bintang Kelas Nadia adalah seorang siswa SMP yang kini menduduki bangku kelas 9 ia
selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya. Sehingga Nadia mendapat julukan dari teman-teman nya yaitu “Si Bintang Kelas”. Hampir di seluruh mata pelajaran Nadia memperoleh nilai A salah satunya pada mata pelajaran Matematika. Perolehan nilai Nadia pada mata pelajaran Matematika yaitu 97, 82, 89, dan 99 pada empat ulangan harian Matemtika. Untuk memperoleh nilai A di Matematika, rata-rata nilai ulangannya harus 90 atau lebih. Essential question Tuliskan pertidaksamaan yang menyatakan situasi yang dialami oleh Nadia.
118
Challenge Ubahlah masalah-masalah berikut ke dalam bentuk pertidaksamaan linear satu variabel.
a. Sebuah bus dapat mengangkut kurang dari 60 penumpang. b. Jarak rumah Bondi ke sekolah lebih dari seratus meter. c. Kecepatan Dafa berkendara tidak lebih dari 50km/jam. d. Bilangan y tidak lebih dari -2. e. Suatu bilangan kurang dari -7 hasilnya kurang dari -2.
Investigate Suatu persegi panjang diketahui lebarnya (2x-3) cm dan panjangnya 8 cm. luasnya tidak lebih dari 40cm2. Tentukan pertidaksamaan dari situasi tersebut.
119
Act Kesimpulan :
120
Lampiran 4
KISI-KISI TES
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
Pokok Bahasan : Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu
Variabel
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Kompetensi Inti :
3. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar :
3.6 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan
penyelesaiannya.
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variable
No. Indikator Soal Indikator
Kemampuan
Berpikir Kreatif
Matematis
No.
Soal
1. Memberikan rincian informasi dari
masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel,
Elaboration 1 dan 2
2. Memberikan banyak jawaban
dalam menyelesaikan masalah yang
Fluency 3a dan
4b
121
berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear.
3. Memberikan alternatif jawaban
berdasarkan kondisi yang diberikan
dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel
.
Flexibility 3b dan
4a
122
Lampiran 5 INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
Jenjang/Mata Pelajaran : SMP/Matematika
Waktu : 2 x 40 menit
Pokok Bahasan : Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel
Petunjuk :
• Tulislah nama dan kelasmu pada lembar jawaban yang telah di
sediakan.
• Baca, pahami, dan kerjakan semua soal berikut ini dengan teliti,
cepat dan tepat.
• Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut
soal.
• Kerjakan soal yang menurutmu mudah terlebih dahulu.
• Percayalah bahwa kamu mampu mengerjakannya sendiri.
• Mulai dan akhiri dengan doa
Soal
1. Risa, Meli, dan Sasa membagi tugas mengantar undangan ke 105 orang. Meli
mengantar 10 amplop undangan lebih banyak dari Risa. Sasa mengantar 5
amplop undangan lebih sedikit dari 2 kali yang diantar Risa. Jika undangan
yang diantar Risa sebanyak x amplop. Uraikan secara rinci bagaimana kamu
dapat menentukan banyaknya undangan yang diantar Meli dan Sasa?
2. Jeruk Burhan 3 kali lebih banyak dari jeruk Ana. Jeruk Cindy 6 buah lebih
banyak dari jeruk ana. Jika jeruk Ana x buah dan jumlah jeruk Ana, Burhan,
dan Cindy setelah dikumpulkan adalah 56 buah. Uraikan secara rinci
bagaimana kamu dapat menentukan banyaknya buah jeruk Burhan, Ana, dan
Cindy?
123
3. Ibu mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 20 m dan lebarnya 6y-1 dengan luas 100 m2. Dsebelah barat tanah
tersebut ada masjid, kemudian di sebelah timur ada sebuah jalan kecil, lalu di
sebelah selatan ada jalan raya, dan di sebelah utara ada rumah tetangga. Jika
ibu ingin menjual tanah seluas 20y m2 :
a. Tentukan dua buah situasi yang menggambarkan posisi tanah yang akan
dijual.
b. Berapakah harga jual tanah tersebut?
4. Untuk melakukan perjalanan Eka dari kota A ke kota D, kita harus menaiki
bus. Ongkos bus dari kota A ke B Rp 3.000,00 , kemudian dari kota A ke C
adalah Rp 2.000,00 lebih dari 2 kali lipat jarak kota A ke B. Lalu ongkos bus
dari kota B ke C adalah Rp 1.000,00 lebih dari jarak kota A ke B. Ongkos bus
dari kota B ke D adalah 3 kali lipat dari A ke B dan ongkos bus dari kota C ke
D adalah 2 kali lipat dari jarak A ke B.
a. Tentukan ongkos bus dari kota A ke kota D.
b. Gambarkan 2 kemungkinan jalur bus yang dapat dilalui oleh Eka.
124
Lampiran 6 KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Nomor
Soal Jawaban Indikator
1.
(10 + 𝑥) + (2𝑥 − 5) + 𝑥 = 105 4𝑥 + 5 = 105
4𝑥 = 105 − 5
𝑥 =100
4
𝑥 = 25
= 10+ 25
= 35
= 2(25)− 5 = 50− 5
= 45
Diketahui : • Risa, Meli, dan Sasa mengantar 105 undangan. • Meli mengantar 10 amplop undangan lebih banyak
dari Risa. • Sasa mengantar 5 amplop undangan lebih sedikit
dari 2 kali yang diantar Risa. • Undangan yang diantar Risa adalah x amplop. Jawab : • Undangan yang diantar Risa = x amplop • Undangan yang diantar Sasa = 2x - 5 amplop • Undangan yang diantar Meli = 10 + x amplop • Meli, Sasa, dan Risa mengantar 105 amplop
undangan
• Banyak amplop undangan yang diantar oleh Meli
= 10 + 𝑥
• Banyak amplop undangan yang diantar oleh Sasa = 2𝑥 − 5
Elaboration
2. Diketahui : Jeruk Burhan 3 kali lebih banyak dari jeruk Ana = 3x Jeruk Cindy 6 buah lebih banyak dari jeruk Ana = 6+x Jeruk Ana x buah = x Jumlah jeruk Ana, Burhan, dan Cindy adalah 56 buah.
Elaboration
125
Jawab : x + (3x) + (6+x) = 56 5x + 6 = 56 5x = 56-6 5x = 50 x = 10 Jeruk Burhan = 3x = 3(10) = 30 buah Jeruk Ana = x = 10 buah Jeruk Cindy = 6 + x = 6 +10 = 16 buah
3a Diketahui : Panjang = 20 m Lebar = 6y – 1 Luas = 100 m2
Jawab : Kemungkinan I
Kemungkinan II
Kemungkinan III
Fluency
126
3b Luas = p x l
100 m2 = (6y – 1) x 20 m 100 m2 = 120y – 20 120 m2 = 120y y = 1 Luas tanah yang dijual = 20y = 20 (1) = 20 m2 Jawaban I Jika harga tanah ibu Rp 250.000,00/m2 Karena tanah yang dijual memiliki akses yang mudah maka jumlah uang yang akan didapatkan adalah 20 m2 x Rp 250.000,00 = Rp 5.000.000,00 Jawaban II Jika harga tanah ibu Rp 200.000,00/m2
Karena tanah yang dijual memiliki akses yang mudah yaitu dapat melalui jalan raya maupun gang kecil namun bentuk tanahnya berkelok-kelok maka jumlah uang yang akan didapatkan adalah 20 m2 x Rp 200.000,00 = Rp 4.000.000,00 Jawaban III Jika harga jual tanah ibu Rp 150.000,00/m2 Karena tanah yang dijual memiliki akses yang jauh dari jalan raya maka jumlah uang yang akan didapatkan adalah 20 m2 x Rp 150.000,00 = Rp 3.000.000,00
Flexibility
4a Jawab : Jarak A – B = x = Rp 3.000,00 Jarak A – C = Rp 2.000,00 + 2x
= Rp 2.000,00 + 2 (Rp 3.000,00) = Rp 8.000,00
Jarak B – C = Rp 1.000,00 + y = Rp 1.000,00 + Rp 3.000,00 = Rp 4.000,00
Jarak B – D = 3y = 3 (Rp 3.000,00) = Rp 9.000,00
Jarak C – D = 2y = 2 (Rp 3.000,00) = Rp 6.000,00
Jawaban I A – C – D = Rp 8.000,00 + Rp 6.000,00
Flexibility
127
=Rp14.000,00 Jawaban II A – B – D = Rp 3.000,00 + Rp 9.000,00 = Rp 12.000,00 Jawaban III A – B – C – D = Rp 3.000,00 + Rp 4.000,00 + Rp 6.000,00
= Rp 13.0000,00 4b Kemugkinan I
Kemungkinan II
Kemungkinan III
Fluency
128
Lampiran 7 PEDOMAN PENSKORAN TES
KEMAMPUAN BERPKIR KREATIF MATEMATIS
Indikator KBKM
Skor Kriteria
Fluency
0 Tidak memberikan jawaban 1 Memberikan satu ide yang relevan dengan penyelesaian
masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas/salah 2 Memberikan satu ide yang relevan dengan penyelesaian
masalah dan pengungkapannya lengkap dan jelas 3 Memberikan banyak ide/jawaban yang relevan dengan
penyelesaian masalah tetapi penyelesaiannya kurang jelas/salah
4 Memberikan banyak ide/jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap dan benar
Flexibility
0 Tidak memberikan jawaban 1 Memberikan satu jawaban dan terdapat kekeliruan dalam
proses penghitungannya sehingga hasilnya salah 2 Memberikan satu jawaban dengan proses perhitungan dan
hasil yang benar 3 Memberikan alternatif jawaban dan terdapat kekeliruan
dalam proses penghitungannya sehingga hasilnya salah 4 Memberikan alternatif jawaban dengan proses
perhitungan dan hasil yang benar Elaboration 0 Tidak memberikan jawaban
1 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi tanpa disertai perincian
2 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi dan disertai perincian yang kurang detail
3 Memperluas situasi dengan benar dan memerinci yang kurang detail
4 Memperluas situasi dengan benar dan memerinci yang dengan detail
129
Lampiran 8 HASIL UJI VALIDITAS SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIS
130
Lampiran 9 HASIL UJI COBA RELIABILITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
131
Lampiran 10 HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIS
Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3a Soal 3b Soal 4a Soal 4b Total 1 3 3 1 2 3 3 15 2 3 3 1 2 3 3 15 3 2 3 1 1 1 1 9 4 3 3 1 2 3 2 14 5 2 3 1 2 3 2 13 6 2 1 0 1 3 2 9 7 2 2 1 2 3 3 13 8 2 2 1 1 3 3 12 9 2 1 0 1 3 2 9 10 2 1 0 1 0 1 5 11 2 1 0 0 1 0 4 12 2 1 0 0 1 1 5 13 1 0 0 1 1 0 3 14 2 0 0 0 1 0 3 15 1 0 0 0 1 2 4 16 3 4 1 1 2 2 13 17 1 0 0 1 1 1 4 18 2 4 1 1 2 2 12 19 2 4 1 1 2 2 12 20 1 0 0 0 0 1 2 21 3 4 1 1 3 3 15 22 2 4 1 1 3 2 13 23 2 3 1 1 1 1 9 24 1 2 1 1 1 1 7 25 1 2 0 0 1 0 4 26 1 0 0 1 1 0 3 27 1 0 0 0 1 0 2 28 1 0 1 1 0 0 3 29 2 4 1 1 3 2 13 30 1 1 0 1 0 0 3 31 3 2 0 1 1 1 8 32 3 4 2 1 2 2 14 33 4 4 2 1 3 2 16
Jumlah 65 66 20 31 57 47 Tingkat
Kesukaran 0,955882 0,970588 0,294118 0,455882 0,838235 0,691176 Interpretasi Mudah Mudah Sukar Sedang Mudah Sedang
132
Lampiran 11 HASIL UJI DAYA PEMBEDA KEMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3a Soal 3b Soal 4a Soal 4b Jumlah Ranking
33 4 4 2 1 3 2 16 1 1 3 3 1 2 3 3 15 2 2 3 3 1 2 3 3 15 3 21 3 4 1 1 3 3 15 4 4 3 3 1 2 3 2 14 5 32 3 4 2 1 2 2 14 6 5 2 3 1 2 3 2 13 7 7 2 2 1 2 3 3 13 8 16 3 4 1 1 2 2 13 9 22 2 4 1 1 3 2 13 10 29 2 4 1 1 3 2 13 11 8 2 2 1 1 3 3 12 12 18 2 4 1 1 2 2 12 13 19 2 4 1 1 2 2 12 14 3 2 3 1 1 1 1 9 15 6 2 1 0 1 3 2 9 16 9 2 1 0 1 3 2 9 17
Jumlah 42 53 17 22 45 38 Pa 0,61765 0,77941 0,25 0,32353 0,66176 0,55882 9 2 1 0 1 3 2 9 17
23 2 3 1 1 1 1 9 18 31 3 2 0 1 1 1 8 19 24 1 2 1 1 1 1 7 20 10 2 1 0 1 0 1 5 21 12 2 1 0 0 1 1 5 22 11 2 1 0 0 1 0 4 23 15 1 0 0 0 1 2 4 24 17 1 0 0 1 1 1 4 25 25 1 2 0 0 1 0 4 26 13 1 0 0 1 1 0 3 27 14 2 0 0 0 1 0 3 28 26 1 0 0 1 1 0 3 29 28 1 0 1 1 0 0 3 30 30 1 1 0 1 0 0 3 31 20 1 0 0 0 0 1 2 30 27 1 0 0 0 1 0 2 33
Jumlah 25 14 3 10 15 11
Pb 0,3676
47 0,2058
82 0,0441
18 0,1470
59 0,2205
88 0,1617
65
133
Daya Pembeda 0,25
0,573529
0,205882
0,176471
0,441176
0,397059
Interpretasi Cukup Baik Cukup Jelek Baik Cukup
134
Lampiran 12 REKAPITULASI HASIL UJI VALIDITAS, TARAF KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA No.
Soal
Validitas
Eksperimen
Reliabilitas Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
Keterangan
1 Valid Tinggi Mudah Cukup Digunakan,
diperbaiki
2 Valid Mudah Baik Digunakan
3a Valid Sukar Cukup Digunakan,
diperbaiki
3b Valid Sedang Jelek Digunakan,
diperbaiki
4a Valid Mudah Baik Digunakan
4b Valid Sedang Cukup Digunakan,
diperbaiki
135
Lampiran 13 HASIL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
HASIL UJI HOMOGENITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Levene Statistic df1 df2 Sig.
,244 1 68 ,623
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Eksperimen ,153 35 ,037 ,963 35 ,272
Nilai Kontrol ,124 35 ,193 ,952 35 ,127
a. Lilliefors Significance Correction
136
Lampiran 14 HASIL UJI HIPOTESIS DENGAN ANALISIS SAMPLE T-TEST
INDEPENDENT Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
,244 ,623 3,288 68 ,002 1,800 ,547 ,708 2,892
Equal
variances
not
assumed
3,288 67,713 ,002 1,800 ,547 ,708 2,892
137
Lampiran 15 SURAT KETERANGAN PENELITIAN
138
Lampiran 16 UJI REFERENSI
139
140
141
142