keaktifan ngaji
DESCRIPTION
Tambahan llmuTRANSCRIPT
-
i
PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI
PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP
IMPLEMENTASI SIKAP SABAR
( Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun
Sruwen 03 Tahun 2011 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
UMI WAKHIDATUL MUBAROK
11107107
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2011
-
ii
-
iii
PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI
PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP
IMPLEMENTASI SIKAP SABAR
( Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun
Sruwen 03 Tahun 2011 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
UMI WAKHIDATUL MUBAROK
11107107
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2011
-
iv
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. wr.wb.
Setelah kami mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Umi Wakhidatul Mubarok
NIM : 11107107
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI PENGAJIAN
ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP IMPLEMENTASI
SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam
Senin di Dusun Sruwen 03 Tahun 2011 )
Untuk dapat diujikan dalam sidang munaqosyah. Atas perhatianya kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
-
v
KEMENTRIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI PENGAJIAN ISTIGHOSAH
MALAM SENIN TERHADAP IMPLEMENTASI SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-
ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Tahun 2011 )
DISUSUN OLEH
UMI WAKHIDATUL MUBAROK
NIM : 11107107
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Imam Sotomo, M.Ag
NIP: 19580827 198303 1 002
Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo
NIP: 19560603 198703 1 002
Penguji : Drs. Bahroni, M.Pd
NIP: 19640818 199403 1 004
Penguji II : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd
NIP: 19681104 199803 1 003
Penguji III : Achmad Maimun, M.Ag
NIP: 19700510 199803 1 003
-
vi
Pernyataan Keaslian Tulisan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Umi Wakhidatul Mubarok
NIM : 11107107
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiblakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 09 Agustus 2011
Yang menyatakan,
Umi Wakhidatul Mubarok
-
vii
MOTTO
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-
Mujadilah : 11)
Aku tahu bahwa kemampuan terbaikku tersembunyi di dalam diriku.
Kemampauan itulah yang akan membuatku mau menerima diriku apa
adanya (David Viskot).
Ambillah manfaat dari setiap kesulitan, dan jadikanlah ia sebagai
kesempatan untuk mencinta, membina hubungan, dan belajar
Jadikanlah kegagalan sebagai kesempatan untuk meraih kesuksesan
Tersenyumlah untuk diri sendiri dan semua orang
-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Mas.manto, Suamiku tercinta dan tersayang yang telah memberikanku
semangat, kekuatan, bimbingan, dan bantuan yang selalu menemaniku
baik senang, sedih, di dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai dan
dalam hal apapun dalam menjalani kehidupan.
Pae dan mae yang selalu ada di setiap nafas ini. Mereka senantiasa
mengasuhku, merawatku dengan penuh kasih sayang, membanggakanku,
dan mendidikku sampai dewasa sekarang ini dengan rasa ikhlas dan sabar.
Buat kakak-kakakku, dan adekku tercinta, Azizah, Iqbal, Indah, Taufik,
Rudi, yang selalu mendoakanku, menemaniku, dan memberikan semangat
selalu.
Keluarga besar PAUD INDAH ASASIAH di Dusun Sruwen 03 (Bu
Giyarti, Bu Qumi, Bu Siti), serta anak-anak didikku yang selalu
memberikan doa dan semangat.
Keluarga besar RA Sruwen 04 (Bu Bakiroh, Bu Rohmah, Bu Sri), serta
anak didikku yang selalu memberikan doa dan semangat.
Sahabat karibku (Qumi, Kasun, Sidah, Dina, Intan) yang selalu berjuang
bersama-sama, serta sahabat kelasku Seven Dbest yang aku banggakan
dan selalu berjuang bersama dari awal sampai akhir.
Semua orang yang selalu memberiku semangat serta doa.
-
ix
Kata Pengantar
Segala puja puji syukur penulis panjatkan kepada Zat Yang Maha Pantas
Penerima Puja, karena Dia telah memberikan kesehatan, kesempatan, dan
kemampuan untuk berfikir sehingga karya kecil ini dapat tersusun dan
terselesaikan. Sholawat serta salam semoga terus tercurahkan kepada beliau
Rosulullah SAW. yang telah menuntun umat manusia menuju jalan lurus yang
penuh dengan hiasan ilmu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat
berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Pada
kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN salatiga.
2. Bpk. Achmad Maimun, M.Ag. selaku pembimbing dalam penyelasaian
skripsi ini. Dimana beliau telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan yang
sangat berharga bagi penulis demi terselesainya penyusunan skripsi
ini.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah
memberikan arahan dan masukan.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis selama
menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
-
x
5. Pae, Mae, dan Mas Manto yang senatiasa memberikan bantuan
material dan spiritual yang tak ternilai harganya hingga selesai
penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman Mahasiswa PAI kelas D yang telah memberikan
semangat untuk selalu belajar dan berusaha.
7. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut serta membantu
penyusunan skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan yang
sepadan, kecuali untaian kata terimakasih yang mendalam dengan iringan doa
semoga Allah SWT. meridhoi semua amal baik mereka.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tulisan yang tentu saja masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, penulis
berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 09 Agustus 2011
Yang menyatakan
Umi Wakhidatul Mubarok
-
xi
ABSTRAK
Wakhidatul Mubarok, Umi 2011. Pengaruh Keaktifan dalam Mengikuti Pengajian
Istighosah Malam Senin Terhadap Implementasi Sikap Sabar (Studi
Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen
03 Desa Sruwen Tahun 2011). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun. M.Ag
Kata Kunci: Pengajian Istighosah, Sikap Sabar
Pengajian istighosah adalah menghadiri suatu majlis untuk melaksanakan
ibadah, doa, zikir, dan bersholawat bersama yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi
manusia yang dipimpin oleh orang alim atau orang yang berilmu. Skripsi ini
mencoba mengkaji seberapa jauh tingkat keaktifan dan tingkat kesabaran serta
adakah pengaruhnya terhadap sikap sabar yang disebabkan oleh pengajian
istighosah tersebut, khususnya yang terjadi pada pengajian istighosah di Dusun
Sruwen 03 terhadap implementasi sikap sabar.
Dalam penelitian ini menggunakan metode angket, observasi,
dokumentasi, serta wawancara. Pernyataan utama dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah malam
Senin di Dusun Sruwen 03; (2) Bagaimanakah implementasi sikap sabar ibu-ibu
di Dusun Sruwen 03; (3) Adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di Dusun
Sruwen 03. Subyek penelitian sebanyak 35 responden.
Setelah dilakukan penelitian secara sistematis di lokasi penelitian dapat
diketahui bahwa keaktifan dalam mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di
Dusun Sruwen 03 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi
sikap sabar.
-
xii
Daftar Isi
JUDUL ..
LEMBAR BERLOGO..
LEMBAR JUDUL SKRIPSI.
NOTA PEMBIMBING .
PENGESAHAN KELULUSAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .
MOTTO ..
PERSEMBAHAN ..
KATA PENGANTAR
ABSTRAK...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........
B. Rumusan Masalah .
C. Tujuan Penelitian ..........
D. Hipotesis
E. Kegunaan Penelitian .
F. Penegasan Istilah ...........
G. Metode Penelitian ..
H. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIK
A. Pengajian Istighosah ..
1. Pengertian Pengajian Istighosah ..
2. Kajian dalam Pengajian Istighosah .
3. Manfaat Pengajian Istighosah .
1
4
5
5
6
7
8
16
17
17
18
19
-
xiii
B. Sikap Sabar ...........
1. Pengertian Sikap Sabar
2. Macam-macam Sikap Sabar
3. Keutamaan Sikap Sabar ..
4. Hikmah Sikap Sabar
C. Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah
Terhadap Implementasi Sikap Sabar .
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang .
B. Gambaran Umum Pengajian Istighosah di Dusun Sruwen 03 ...........
C. Penyajian Data ...........
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data .
B. Analisis Kedua ..
C. Pembahasan ..........
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...
B. Saran ..
Daftar Pusataka
Lampiran-lampiran
28
28
29
33
35
37
39
42
43
47
58
60
62
64
-
xiv
Daftar Tabel
Tabel I. Tentang Data Ibu-ibu yang Mengikuti Pengajian Istighosah... 10
Tabel II. Tentang Mata Pencaharian Penduduk Dusun Sruwen 03 40
Tabel III. Tentang Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Sruwen 03.... 41
Tabel IV. Tentang Nama Responden Pengajian Istighosah Malam Senin....... 43
Tabel V. Tentang Jawaban Angket.. 45
Tabel VI. Tentang Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian
Istighosah Malam Senin....................... 48
Tabel VII. Tentang Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu-ibu dalam
Mengikuti Pengajian Istighosah... 50
Tabel VIII. Tentang Nilai Interval Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti
Pengajian Istighosah Malam Senin.. 52
Tabel IX. Tentang Implementasi Sikap Sabar. 53
Tabel X. Tentang Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Implementasi Sikap
Sabar. 55
Tabel XI. Tentang Nilai Interval Implementasi Sikap Sabar 57
Tabel XII. Tentang Tabel Pembantu Analisis Product Moment 58
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah telah menganugerahkan kebijaksanaan dan kemampuan kepada
manusia untuk merenungkan dunia ini dan melaluinya, ia memperoleh
pengetahuan. Ia bisa melihat bahwa makhluk terkecil sekalipun menyimpan
kearifan sehingga yakin kepada Tuhan yang telah menganugerahkan
kearifan tersebut. Seharusnya manusia sadar bahwa ada akal di balik
ciptaan-Nya (Shirazi, 2009 : 194).
Di zaman yang modern, dengan kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
tekhnologi dan informatika, banyak lembaga pendidikan baik formal
maupun nonformal dituntut untuk menyediakan fasilitas yang lebih
mengutamakan kemajuan tekhnologi yang menuntut para pelajar harus
menguasainya sehingga lupa terhadap pengetahuan agama, yang
menyebabkan nilai-nilai keagamaan semakin luntur di kalangan
masyarakat.
Masyarakat cenderung lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat
dunia, sehingga membuat mereka selalu hidup untuk terus maju dan
bersaing dengan jalan apapun yang akhirnya melupakan Allah yang maha
kuasa yang telah memberikan rizqi kepada hamba-hamba-Nya.
Kebahagiaan berasal dari karunia Allah yang disertai rasa syukur, ia
diberi ganjaran dan merupakan amal baik. Namun jika karunia itu
menyebabkan orang itu berbangga diri, ingkar, dan tidak takut kepada
-
2
Allah, sikap ini dibenci dan ia berhak mendapat hukuman. Maka manusia
harus bisa hidup sederhana dan harus berhati-hati karena telah jelas bahwa
perasaan suka ataupun duka tidak boleh berlebihan, sehingga dalam
kehidupan bermasyarakat tidak akan terjadi salah paham, iri hati, dan putus
asa.
Hal yang perlu diingat oleh setiap mukmin ialah bahwasanya Allah
telah menyediakan diri-Nya untuk membantu menyelesaikan setiap
permasalahan hamba-Nya. Allah akan menghampiri hamba yang
memerlukan dan Dia enggan mendekat kepada manusia yang tidak
membutuhkan-Nya. Dari sini tampak bahwa Allah sama sekali tidak butuh
sesuatupun dari mahluk ciptaan-Nya. Manusia yang senantiasa memerlukan
Tuhan dalam setiap urusan (Subarno, 2008 : 6-7).
Manusia tidak lain adalah sebagai mahluk yang mulia di sisi Allah
dibandingkan dengan mahluk lainnya. Manusia memahami-Nya sebagai
penenang hati dan kesempurnaan manusia. Tugas manusia di muka bumi ini
adalah sebagai khalifah, manusia diberi kewenangan untuk memimpin,
mengelola, dan juga menjaga segala sesuatu yang berada di bumi ini.
Banyak kewajiban dan amanah yang harus ditunaikan manusia,
khususnya orang yang beriman, semua tugas itu menuntut kesungguhan dan
keseriusan agar dapat tertunaikan dengan baik (Wahid, 2004 : 86).
Manusia hidup di dunia tidak hanya sebagai khalifah, akan tetapi ia juga
akan menghadapi suatu masalah atau cobaan, baik fisik maupun non fisik,
sehingga ia harus bisa memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
-
3
Dalam pergaulan sesama manusia baik antara suami istri, antara orang
tua dengan anak, antara tetangga dengan tetangga, antara guru dengan
murid, atau dalam masyarakat yang lebih luas, akan ditemui hal-hal yang
tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Oleh sebab itu dalam
pergaulan seharisehari diperlukan kesabaran, sehingga tidak cepat marah,
atau memutuskan hubungan apabila menemui hal-hal yang tidak disukai
(Ilyas, 2007 : 137).
Bagi orang mukmin yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam
kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja
keras, dan berdoa (meminta pertolongan kepada Allah yang Maha Esa).
Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena dalam kehidupan ini, ada hal-
hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di
dalam memecahkan masalah kehidupan kedua cara ini harus ditempuh
secara bersama-sama.
Dalam firman Allah QS. Al Anfal ayat 9, berbunyi sebagai berikut :
Artinya : (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,
lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat
yang datang berturut-turut (DEPAG RI, 1989 : 261).
Pada ayat di atas diterangkan bahwa dalam suatu urusan atau masalah
apapun, manusia harus ingat kepada Allah baik dengan ibadah shalat
ataupun berdoa. Karena Allah akan membantu dan mengabulkan semua
-
4
doa hambanya. Hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan dan
bantuan, karena Allah yang maha mendengar dan maha mengabulkan doa.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, semua masalah dan cobaan
itu merupakan ujian dari Allah SWT. Sebagai hamba yang beriman harus
menjalaninya dengan sabar, diikuti dengan ibadah, doa, dan berusaha.
Ketenangan dan ketentraman seseorang itu hanya didapat apabila dekat
dengan Allah SWT. Keseriusan dan kesungguhan seseorang dalam berdoa
dan beribadah, itu mempengaruhi sikap sabar seseorang dalam menghadapi
cobaan hidup.
Berdasarkan gambaran dan paparan dari latar belakang masalah di
atas, maka penulis ingin mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian
dengan mengangkat judul PENGARUH KEAKTIFAN DALAM
MENGIKUTI PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP
IMPLEMENTASI SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah
Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Tahun 2011).
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah yang tertulis di atas, dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah
malam senin di Dusun Sruwen 03?
2. Bagaimanakah implementasi sikap sabar ibu-ibu di Dusun Sruwen 03?
-
5
3. Adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian
istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di Dusun
Sruwen 03?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui intensitas keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03.
2. Untuk mengetahui implementasi sikap sabar ibu-ibu di Dusun Sruwen
03.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di
Dusun Sruwen 03.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti
bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban
tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji
kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
(Arikunto,2005:55). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, dugaan yang
mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau
palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya (Hadi, 1981: 63).
Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis
penelitian ini adalah : Ada pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
-
6
pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar dalam
kehidupan di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
Artinya bahwa semakin tinggi keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
pengajian istighosah malam Senin, maka implementasi sikap sabar dalam
kehidupan semakin tinggi.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang
korelasi antara keaktifan ibu-ibu mengikuti pengajian isthighosah dan
implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat, serta dapat
memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni :
1. Secara Teoretik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pengetahuan bagi masyarakat secara umum, khususnya warga
masyarakat di Dusun Sruwen 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang mengenai pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti
pengjian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar.
2. Secara Praktis.
Penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi penulis sendiri dan
khususnya masyarakat agar dapat menambah wawasan dan
mempelajari arti kesabaran dalam kehidupan melalui doa dan ibadah,
yang nantinya akan menambah nilai keimanan seseorang.
-
7
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini penulis maksudkan untuk mendeskripsikan
isitilah-istilah dalam judul skripsi, sehingga diperoleh maksud yang
terkandung di dalamnya. Sehingga dapat mempermudah pembaca dalam
memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya, adapun penegasan
tersebut sebagai berikut:
1. Keaktifan
Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminto,
2006 : 20). Maksudnya adalah intensitas kegiatan ibu-ibu dalam
mengikuti pengajian istighosah malam Senin.
2. Ibu
Ibu adalah wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim
kepada wanita (Poerwadarminta, 1982 : 368). Selain itu dia orang
yang sudah dewasa. Jadi ibu di sini adalah wanita yang telah
berkeluarga yang mengikuti pengajian istighosah malam Senin di
Dusun Sruwen 03.
3. Pengajian istighosah
Pengajian adalah belajar atau hadir dalam belajar ilmu agama
bersama orang alim atau orang yang berilmu
(http://hasanismailr.blogspot.com).
Istighosah adalah ibadah, doa, bersholawat dan zikir yang
bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah
SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia.
-
8
Jadi makna pengajian istighosah adalah menghadiri suatu majlis
untuk melaksanankan ibadah, doa, bersholawat dan dzikir yang
bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah
SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia yang di pimpin oleh
orang alim atau orang yang berilmu.
4. Implementasi sikap sabar
a. Implementasi adalah penerapan
b. Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian,
keyakinan, perilaku, gerak-gerik, atau bertingkah laku (Depdiknas,
2007:1063).
c. Sabar adalah usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai
dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan (Ahmadi, 2004 : 85).
Jadi implementasi sikap sabar di sini adalah penerapan sabar
dalam menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan sepenuh
kerelaan dan kepasrahan.
G. Metode Penelitian
Metode adalah teknik atau cara operasional melaksanakan kegiatan
penelitian. Sementara penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang
dilakukan dengan menggunakan metode- metode ilmiah.
Jadi metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam penelitian
dengan metode ilmiah guna menggumpulkan data dan menemukan suatu
-
9
kebenaran dalam penelitian, adapun metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini
disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Penelitian ini mempunyai dua variabel, keaktifan ibu-ibu
mengikuti pengajian istighosah malam Senin sebagai variabel yang
pertama dan implementasi sikap sabar sebagai variabel yang kedua.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
3. Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri
yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Keseluruhan
subjek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa
maupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter
tententu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu
yang aktif mengikuti pengajian istighosah malam Senin di Dusun
Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
yang berjumlah 35 orang.
-
10
Tabel.I
Data Ibu-Ibu Yang Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin
No. Tingkatan Umur Keterangan
1. 21-30 1
2. 31-40 7
3. 41-50 13
4. 51-60 7
5. 61-70 7
Jumlah 35
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Menurut pengertiannya angket adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang
yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan
permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respons ini disebut responden (Arikunto, 2005: 102).
Angket ini digunakan sebagai metode pokok untuk
memperoleh informasi yang baik tentang keaktifan ibu-ibu
-
11
dalam mengikuti pengajian istighosah malam senin dan
pengaruhnya terhadap implementasi sikap sabar dalam
kehidupan.
b. Observasi atau pengamatan
Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indra.
Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,
2006: 156). Metode ini digunakan dalam melengkapi data yang
diperlukan dengan jalan mengamati aktifitas ibu-ibu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melakukan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).
Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang objek
penelitian (situasi dan keadaan masyarakat di Dusun Sruwen 03)
serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.
d. Wawancara atau interview
Suatu proses tanya jawab lesan, dimana 2 orang atau lebih
berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain
-
12
dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya
(Sukandarrumidi, 2004: 88).
Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara
dengan ibuibu dan pengurus yang mengikuti pengajian
istighosah malam Senin untuk memperoleh data atau informasi
tentang keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah
malam Senin.
5. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang
terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua macam yaitu yang
pertama angket tentang keaktifan mengikuti kegiatan istighosah dan
yang kedua angket tentang implementasi sikap sabar dalam kehidupan
masyarakat.
-
13
Table II Variabel Indikator
No Variabel Indikator Item pertanyaan
1.
Keaktifan
mengikuti
pengjian
istighosah
1) Selalu aktif berangkat
1. Pada jam berapakah Ibu berangakat ke pengjian istighosah malam Senin?
2. Ketika Ibu sedang sibuk atau repot, apakah Ibu tetap mengikuti atau berangkat
pengjian istighosah malam Senin?
2) Selalu khusyu dalam
berdoa dan zikir
1. Saat melafalkan doa dan zikir, Ibu merasa sangat mengantuk dan sudah batal,
apa yang Ibu lakukan saat itu?
2. Bagaimana perasaan Ibu ketika ikut melafalkan doa dan zikir?
3) Selalu mendengarkan
pengajian dengan
seksama
1. Saat mengikuti pengajian, apa yang yang Ibu lakukan?
2. Apakah Ibu memahami isi pengajian yang disampaikan oleh Bapak Ustad?
4) Mengetahui makna dan
tujuan pengajian
istighosah
1. Ketika Ibu mengikuti pengajian istighosah, apakah Ibu mengetahui manfaat
dan tujuan istighosah?
2. Ketika Ibu sudah mengetahui manfaat dan tujuan istigosah, apakah Ibu akan
terus mengikuti pengajian istighosah?
5) Selalu aktif bartanya
1. Apabila Bapak Ustad menyampaikan pengajian sudah selesai, dan Ibu masih
merasa belum paham, apa yang Ibu lakukan ?
2. Apabila Ibu ada hambatan dalam mengikuti pengajian istighosah, apa yang Ibu
lakukan?
-
14
2.
Implementasi
sikap sabar
dalam
kehidupan
1) Tidak berkeluh-kesah 1. Apabila Ibu sedang mempunyai sebuah permasalahan, bagaimana sikap Ibu?
2. Apabila Ibu mempunyai kekurangan dalam hidup, bagaimana perasaan Ibu?
2) Tidak berputus asa 1. Apabila di keluarga Ibu ada yang sedang sakit, bagaimana sikap Ibu?
2. Apabila Ibu mempunyai hutang pada seseorang dan belum bisa membayarnya,
apa yang akan Ibu lakukan?
3) Tidak mudah berburuk
sangka kepada orang lain
1. Apa yang Ibu pikirkan, jika tetangga Ibu tidak sengaja melakukan kesalahan
dan Ibu mengetahuinya?
2. Apa yang ibu lakukan apabila di rumah ada suatu kejadian yang tidak
menyenangkan hati Ibu?
4) Mampu menahan amarah 1. Ketika putra Ibu melakukan suatu kesalahan bagaimana sikap Ibu saat itu?
5) Mudah memaafkan 1. Apabila tetangga Ibu melakukan kesalahan tanpa sengaja kepada Ibu, apakah
Ibu akan mudah untuk memaafkanya ?
6) Selalu mengingat kepada
Allah SWT
1. Saat Ibu mempunyai keluh kesah dalam permasalahan kehidupan, apakah Ibu
selalu ingat kepada Allah ?
2. Ibu sedang merasa bahagia dan senang, apakah saat itu Ibu juga ingat kepada
Allah ?
-
15
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul, untuk menganalisis data penulis
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan teknik prosentase
untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul dengan rumus :
Rumus Persentase : x 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel (Arikunto, 2005).
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam
mengikuti pengajian istighosah terhadap implementasi sikap sabar
dalam kehidupan masyarakat, penulis menggunakan teknik korelasi
product moment :
ry =
Keterangan :
ry : Koefisien korelasi variabel X dan Y
y : Produk dari variabel X dan Y
: Variabel skor 1
y : Variabel skor 2
N : Jumlah sampel (Arikunto, 2005).
-
16
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis, dapat
sebagai berikut :
BAB I, Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
BAB II, Kajian pustaka meliputi : Pengertian pengajian istighosah,
kajian yang ada di dalam pengajian istighosah, manfaat dari pengajian
istighosah, pengertian sikap sabar, macam-macam sikap sabar, keutamaan
sikap sabar, hikmah dari sikap sabar, dan pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam
mengikuti pengajian istighosah terhadap implementasi sikap sabar.
BAB III, Laporan hasil penelitian meliputi : Gambaran umum lokasi
penelitian, gambaran umum pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, penyajian data laporan hasil
penelitian.
BAB IV, Analisa data meliputi : Analisis data tentang pengaruh
keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah, analisis data
tentang implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat, pengujian
hipotesis laporan, pembahasan hasil laporan.
BAB V, Penutup pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir
dari hasil penelitian, saran-saran, dan kata penutup.
-
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengajian istighosah
1. Pengertian pengajian istighosah
Hasan Ismail, Pengajian adalah belajar atau hadir dalam belajar ilmu
agama bersama orang alim atau orang yang berilmu
(http://hasanismailr.blogspot.com).
Kata istighosah ini mempunyai berbagai makna dari berbagai
pendapat, diantaranya : Istighosah berasal dari kata ghoutsu, ghotsa,
ghoutsan, ighotsatan yang artinya pertolongan, menolongnya,
membantunya (Louis maluf al-yassui dan bernard tottel al-yassui, 1977 :
561). Menurut Muhammad Ibn Abdul Wahab (1969:33) dalam Kitab
Tauhid istighosah adalah meminta sesuatu untuk menghilangkan
kesusahan atau kesedihan, dan memohon bantuan hanya dengan Allah
SWT. itu diperbolehkan di dalam segala urusan kebaikan.
Sedangkan menurut KH.A. Nuril Huda kata istighosah berasal dari
al-ghouts yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang
mengikuti pola (wazan) istafala atau istifal menunjukan arti
permintaan atau permohonan. Maka istighosah berarti meminta pertolongan
(http://www.asy-syifauljinan.co.cc).
Menurut Ustad. Nur Hanani selaku ketua pengajian istigosah di
Dsusun Sruwen 03 dalam wawancara langsung menuturkan bahwa:
istighosah adalah melaksanakan ibadah dan melafalkan bacaan-bacaan
yang berisi doa, zikir, shalawat, yang bermanfaat untuk memohon
-
18
pertolongan kepada Allah SWT. Atas segala sesuatu yang di hadapi
manusia (wawancara kode W.1).
Jadi dapat di simpulkan bahwa makna pengajian istighosah adalah
menghadiri suatu majlis untuk melaksanakan ibadah, doa, zikir, dan
bersholawat bersama yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta
pertolongan kepada Allah SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia
yang dipimpin oleh orang alim atau orang yang berilmu. Dalam pengajian
istighosah di sini juga dilaksanakan ibadah shalat sunah tasbih yang
dikerjakan sebelum melaksanakan doa, zikir, dan shalawat bersama. Sholat
sunah tasbih dilaksanakan dua minggu sekali dalam pelaksanaan istighosah.
2. Kajian dalam pengajian istigosah
a. Doa
Doa adalah memohon kepada Allah dengan cara-cara tertentu (Toha,
2004:29). Sedang menurut Aboebakar Atjeh (1993:260) dalam bukunya
Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik) doa adalah kata-kata
yang dihadapkan kepada Tuhan untuk memohon sesuatu. Di dalam islam
sangat dipuji mempebanyak doa kepada Allah dalam segala waktu.
Dalam Al-quran maupun di dalam hadits disebutkan bahwa Allah
menyuruh hamba-Nya berdoa kepada-Nya, langsung dengan tidak
berperantaraan, dan ia menjamin akan memperkenankan segala sesuatu
yang diminta dan dimohonkan kepadanya. Allah SWT. Berfirman dalam
QS.Al-mumin ayat 60 :
-
19
Artinya: dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina".
Allah SWT. memerintahkan kita untuk berdoa, dan Allah berjanji
untuk mengabulkannya. Maha suci Allah yang maha agung, yang
melimpahkan karunia dan anugerah yang tidak terhingga, tetapi apabila ada
hamba-Nya yang menyombongkan diri dan tidak mengingat Allah maka
Allah akan memberikan azab dan akan dimasukkan ke dalam Neraka
Jahannam.
b. Zikir
Aboebakar Atjeh (1993:276) mengartikan zikir ialah ucapan yang
dilakukan dengan lidah atau mengingat akan Tuhan dengan hati, dengan
ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan membersihkannya dari
pada sifat-sifat yang tidak layak untuknya, selanjutnya memuji dengan puji-
pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat
yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian.
Dalam hal ini, Abu Yusuf (2009:27) menyatakan bahwa di antara
sebab terbesar mendapatkan kelapangan dada dan ketenangannya adalah
memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Sebab zikir memiliki pengaruh
-
20
yang menakjubkan dalam melapangkan dan memberikan ketentraman di
dalam dada, serta menghilangkan kesedihan dan kegundahannya.
Allah SWT. Berfirman dalam QS. Ar-Rad ayat 28 :
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Maka berzikir (mengingat) Allah mempunyai pengaruh besar dalam
mendapatkan hal-hal yang dicari, hal ini karena keistimewaannya, dan
karena ganjaran dan pahala yang diharapkan seorang hamba.
Unsur utama dalam zikir adalah Allah SWT. Allah adalah awal dan
akhir segala zikir manusia. Orang yang berzikir kepada Allah SWT. melalui
lisannya tanpa penghayatan akal pikiran serta lubuk hati yang paling dalam,
tentu tidak akan mengandung kekuatan kecuali sangatlah kecil. Tetapi bagi
mereka yang berzikir bagi lisannya, kemudian diyakini dalam hatinya, serta
pikirannya pun mengukuhkannya, maka zikir yang demikian itulah yang
mampu mendekatkan diri pada Allah SWT.
Zikir sendiri adalah mengingat Allah SWT. seraya membaca kalimat-
kalimat Allah SWT. seperti :
1) Istighfar
Kalimat istighfar astaghfirullaahaladliim adalah kalimat zikir
yang digunakan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Ucapan
istighfar dalam zikir harus dilandasi bahwa dirinya dalam keadaan
salah dan lupa. Hanya Allahlah yang Maha Benar dan tidak pernah
-
21
salah apalagi lupa. Dengan kesadaran ini, dalam diri kita akan tumbuh
niat untuk bertaubat kepada Allah SWT. Zikir dengan kalimat
istighfar banyak dijelaskan Allah SWT.
Dalam firman-Nya QS.An-Nashr ayat 3:
Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penerima taubat.
2) Tahlil
Kalimat tahlil berbunyi laa ilaaha illallah, artinya tiada Tuhan
selain Allah SWT. inilah kalimat zikir yang paling utama.
Mentauhidkan Allah SWT. yang memang Dia Maha Tunggal dan
tidak ada sesuatupun mampu menyamai-Nya, apalagi menandingi-
Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT.
Dengan demikian, menjadi kewajiban hamba Tuhanlah
menyembah-Nya, mengesakan-Nya, menaati segala perintah-Nya, dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Allah SWT. Berfirman dalam QS. Al- Muminuun ayat 52 :
Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu
semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka
bertakwalah kepada-Ku.
3) Tasbih
Kalimat tasbih berbunyi Subhanallah, artinya Allah Maha
Suci. Maha Suci yang dimaksudkan adalah kesempurnaan Allah dari
-
22
segala sifat kurang dan kotor. Allah Yang Maha Suci, tanpa salah,
tanpa dosa, tanpa kurang, tanpa cacat, dan tanpa yang bermakna
kurang lainnya. Dengan menyadari akan Allah Yang Maha Suci
tersebut, maka dalam zikir yang khusyuk akan muncul rasa terkagum-
kagum terhadap kesempurnaan Allah yang serba sempurna.
4) Tahmid
Kalimat tahmid berbunyi Alhamdulillah, artinya segala puji
hanya bagi Allah semata. Kalimat ini semestinya selalu diucapkan
dengan penuh kesadaran bahhwa kita mustahil bisa hidup tanpa
adanya nikmat dari Allah SWT. dengan demikian, segala sesuatu tidak
lain dan tidak bukan adalah nikmat dari Allah SWT. kesehatan, rezeki,
usia panjang, anak, istri, dan lain-lain merupakan nikmat dari Allah.
Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 152 :
Artinya: karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Kita diwajibkan bersyukur hanya kepada Allah SWT. namun,
bukan berarti kita tidak boleh berterima kasih kepada orang yang
menjadi perantara Allah untuk menyampaikan nikmat-Nya kepada
kita.
5) Takbir
Kalimat takbir berbunyi Allahu Akbar, artinya Allah Maha
Besar. Kalimat ini juga mengiringi hampir setiap gerakan dalam
-
23
shalat. Shalat sebagai zikir yang utama, di dalamnya juga terdapat
zikir yang bernilai sangat utama. Sebab, kalimat takbir merupakan
kalimat penyadaran kesejatian manusia (Suyadi, 2008: 91-99).
Sedang Al-Ghozali dalam M. Abdul Quasem (1988:236)
menyebutkan bahwa ada empat macam zikir. Yaitu menyatakan
keesaan Allah SWT. (tahlil), mengagungkan Dia (tasbih), memuja
Dia (tahmid), dan memohon ampunan-Nya (istighfar).
Adapun bentuk dan cara berzikir itu juga bermacam-macam,
Ustad Nur Hanani menjelaskan dalam pengajian bahwa zikir itu
mempunyai tiga macam, yaitu : Pertama Zikir dengan hati, yaitu
dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah SWT.
Sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat
Yang Maha Kuasa. Semua yang ada dalam semesta ini pastilah
ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Maka dengan
melakukan zikir, keimanan seseorang kepada Allah SWT. Akan
bertambah. Kedua Zikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan
mengucapkan lafad-lafad yang di dalamnya mengandung asma
Allah SWT. Yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada
umatnya. Misalnya mengucapkan lafad tasbih, tahmid, takbir,
tahlil, shalawat, membaca Al-quran dan sebagainya. Ketiga
Zikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Dan menjauhi larangan-Nya.
Yang harus diingat adalah bahwa semua amalan harus dilandasi
dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut ialah
untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. (wawancara kode
W.2).
c. Shalat sunah tasbih
Moh. Rifai (2009: 97-99) balam bukunya Risalah Tuntunan Shalat
Lengkap menyatakan bahwa shalat sunah tasbih adalah shalat sunah yang
sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. kepada ibunya Sayyidina
Abbas Ibn Abdul Muthalib. Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya,
-
24
kalau bisa setiap malam, kalau tidak bisa tiap malam, maka sekali
seminggu, kalau juga tidak sanggup seminggu sekali, dapat juga dilakukan
sebulan sekali atau setahun sekali, dan kalau tidak bisa setahun sekali,
setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Shalat ini disebut shalat tasbih,
karena di dalamnya dibacakan tasbih sehingga dalam empat rakaat itu
berjumlah 300 tasbih.
Waktu mengerjakan shalat sunah tasbih adalah:
1) Kalau dikerjakan pada siang hari, hendaknya dikerjakan 4 rakaat
dengan satu salam.
2) Kalau dikerjakan pada malam hari, hendaknya 4 rakaat itu dijadikan
dua salam.
Cara mengerjakan shalat sunah tasbih adalah:
1) Berdiri lurus menghadap kiblat, kemudian mengucapkan lafazh niat (di
waktu malam)
2) Selesai membaca doa iftitah, lalu membaca surat pendek, kemudian
sebelum rukuk membaca tasbih 15 kali.
3) Kemudian rukuk, dan membaca tasbih saat rukuk sebanyak 10 kali,
kemudian Itidal.
4) Setelah selesai tahmid Itidal, kemudian membaca tasbih sebanyak 10
kali, lalu sujud.
5) Di waktu sujud, sehabis tasbih sujud kemudian membaca tasbih
sebanyak 10 kali, lalu duduk antara dua sujud.
-
25
6) Setelah selesai membaca doa duduk antara dua sujud, kemudian
membaca tasbih sebanyak 10 kali, lalu dilanjutkan sujud kedua.
7) Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih sebanyak 10 kali,
kemudian sebelum berdiri ke rakaat kedua, kita hendaknya duduk
istirahah sambil membaca tasbih sebanyak 10 kali.
Demikian cara pelaksanaan shalat sunah tasbih pada rakaat pertama,
yang apabila dihitung seluruh bacaan tasbihnya berjumlah 75 kali tasbih,
dan 75 dikalikan 4 rakaat menjadi 300 kali tasbih.
d. Shalawat
Aboebakar Atjeh (1993:287) menyatakan dalam bukunya bahwa
shalawat ialah membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah, yang
tersimpan dalam lafad-lafad tertentu, karena bershalawat kepada Nabi itu
termasuk amal ibadat yang diberi pahala dan ganjaran oleh Tuhan kepada
mereka yang mengerjakannya.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56 :
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya[1230].
[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat:
dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang
-
26
mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:
Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan perkataan seperti: Assalamu'alaika
ayyuhan Nabi artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi.
Shalawat kepada Nabi biasanya diiringi dengan taslim. Misalnya :
Allahuma Salli wasallim alla Muhammad, artinya, ya Tuhanku
turunkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad
(Aboebakar, 1993:290). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
bershalawat kepada Nabi ialah mengakui kerasulannya serta memohon
kepada Allah SWT. semoga Allah memberikan keutamaan dan
kemuliaannya. Bershalawat kepada Nabi adalah ibadah yang istimewa,
karena Allah selalu menurunkan rahmat-Nya dan malaikat selalu berdoa
untuknya, serta memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk
bershalawat kepadanya.
Adapun maksud pembacaan shalawat dalam pembukaan segala
sesuatu itu adalah untuk :
1) Bertabarruk (memohon keberkatan), sesuai dengan sabda Nabi SAW :
Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama
Allah dan bershalawat kepadaku, niscaya perbuatan tersebut kurang
sempurna.
2) Memenuhi sebagian hak Rasulullah SAW, sebab beliau adalah perantara
antara Allah SWT. Dan hamba-hamba-Nya. Semua nikmat yang
-
27
diterima oleh mereka, termasuk nikmat terbesar berupa hidayah kepada
islam, adalah dengan perantara dan melalui Rasulullah SAW.
3) Memenuhi perintah Allah yang dituangkannya di dalam QS. Al- Ahzab:
56 yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk Nabi, ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
(http://my.opera.com/thariqatulhaqq2010/blog /).
3. Manfaat Pengajian Isighosah
Ustad Nur Hanani selaku ketua pengajian istighosah di Dusun Sruwen
03 Desa Sruwen, dalam wawancara mengatakan bahwa manfaat dari
pengajian istigosah sama halnya dengan manfaat doa dan zikir,
karena kajian dalam pengajian istighosah di dalamnya ada doa dan
zikir yang di baca dan dilafadkan bersama-sama (wawancara kode
W.1).
Yazid (2008:61-87) dalam bukunya Doa dan Wirid mengobati
guna-guna dan sihir menurut Al-quran dan As-sunnah . Manfaat doa dan
zikir (mengingat Allah SWT) sangat banyak, diantaranya sebagai berikut :
a. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.
b. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya
c. Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati
d. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (di dalam) hati
e. Melapangkan rizki
f. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga
mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan
g. Takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil yang diucapkan hamba saat berzikir
akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan
-
28
h. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-
orang yang berzikir
i. Orang yang berzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-
Nya dan Allah bersamanya, dll.
Mengingat banyaknya manfaat yang telah disebutkan di atas, maka
sebagai hamba Allah yang beriman harus selalu berdoa dan berzikir,
memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari berbagai cobaan hidup di
dunia ini.
B. Sikap sabar
1. Pengertian sikap sabar
Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan,
perilaku, gerak-gerik atau bertingkah laku (Depdiknas, 2007:1063).
Sabar mempunyai beberapa definisi, diantaranya: Ilyas (2007:134)
menyatakan bahwa sabar (ash-shabr) secara etimologis berarti menahan dan
mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis berarti menahan diri
dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah.
Menurut Ahmadi (2004:85) kata shabr maknanya habs yakni
menahan. Maka kata sabar di artikan usaha menahan diri dari hal-hal yang
tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan .
Abu Zakaria Ansari dalam Ahmad Sultoni (2007:143) sabar
merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap
sesuatu yang terjadi, baik disenangi maupun dibenci. Dari berbagai definisi
di atas maka dapat disimpulkan bahwa sabar adalah menahan diri dari
-
29
segala sesuatu yang disukai dan dibenci dengan sepenuh kerelaan dan
kepasrahan karena hanya mengharap ridho Allah SWT.
Maka sikap sabar dapat diartikan suatu gerak-gerik atau tingkah laku
seseorang dalam menahan diri dari segala sesuatu baik yang disukai dan
dibenci dangan tidak berputus asa, sepenuh kerelaan hati dan kepasrahan
karena hanya mengharap ridho Allah SWT. Sikap sabar sangat dibutuhkan
oleh setiap orang, demikian itu karena semua orang pasti merasakan pahit
getirnya kehidupan selain hal-hal yang menyenangkan. Suatu yang
menyenangkan juga harus disikapi dengan sabar dan kehati-hatian agar
tidak terlalu merasakan kegembiraan hingga lepas kendali, apalagi peristiwa
yang pahit dan menyedihkan. Dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 200 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)
dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
2. Macam-macam sikap sabar
Manusia senantiasa memerlukan kesabaran setiap saat, dalam segala
kondisi. Sebab manusia itu hidup diantara perintah yang harus dikerjakan,
larangan yang harus dijauhi, takdir yang harus diterima, dan nikmat yang
harus disyukuri. Karena keempat keadaan ini tidak lepas dari manusia, maka
sabar harus ada pada manusia sampai mati (Imtihan As-syafii, 2006:105).
Sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada keberhasilan seseorang dalam
-
30
usahanya mendekati Allah SWT. dan ini dapat diperoleh dengan cara
mengikuti kebenaran dan meninggalkan kebatilan.
Dengan keterangan di atas, maka kesabaran mempunyai bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya, diantaranya:
Menurut Abdullah Bin Alawy (1999:187-188) kesabaran terbagi
dalam empat macam yaitu:
a. Sabar dalam menjalani ketaatan. Kesabaran semacam ini dapat diperoleh
dengan melalui lahir-batin seseorang. Melalui lahirnya, seseorang harus
selalu mengerjakan ketaatan dengan sungguh-sungguh dan sesuai
dengan ketentuan syara. Sedang melalui batinnya, seseorang harus
ikhlas dan menghadirkan hati ketika sedang mengerjakan ketaatan.
b. Kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan. Kesabaran ini juga dapat
diperoleh melalui lahir-batin seseorang. Melalui lahirnya, seseorang
harus senantiasa meninggalkan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan
melalui batinnya, dia tidak boleh memberi kesempatan kepada jiwanya
untuk memikirkan dan cenderung kepada kemaksiatan. Sebab, dosa itu
awalnya adalah bisikan jiwa.
c. Kesabaran dalam mengingat dosa-dosa terdahulu. Bila kesabaran ini
dapat melahirkan perasaan takut dan menyesal, maka kerjakanlah,
namun bila tidak, sebaiknya tinggalkanlah. Kesabaran ini akan
mengingatkan seseorang akan ancaman-ancaman Allah yang
dipersiapkan bagi hamba-hamba-Nya yang mengerjakan kemaksiatan,
-
31
yakni siksaan, baik di dunia maupun di akhirat. Siapa saja selalu
menjalani kesabaran maka Allah akan memuliakannya.
d. Kesabaran menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Kesabaran ini
terbagi dalam dua macam, yaitu :
1) Hal-hal yang tidak diinginkan itu langsung datang dari Allah tanpa
perantara lagi, seperti sakit, hilangnya harta benda, dan kematian
kaluarga. Kesabaran jenis ini juga dapat diperoleh melalui lahir-
batin seseorang. Melalui batinnya, seseorang harus meninggalkan
kebiasaan mengeluh atas pendaritaan yang dideritanya. Sedangkan
melalui lahirnya, manusia tidak boleh mengadu kepada sesama
makhluk Allah SWT. dan melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan syara ketika menghadapi musibah, seperti menyobek-
nyobek pakaian, menjerit-jerit, dan menangis meraung-raung.
2) Hal-hal yang tidak diinginkan itu datang dari makhluk, seperti
menyakiti badan, menyinggung perasaan, dan merampas harta.
Yusuf Al-Qardhawi dalam Yunahar Ilyas (2007:135-137) membagi
sabar dalam enam macam, yaitu :
1. Sabar menerima cobaan hidup. Cobaan hidup, baik fisik maupun non
fisik, akan menimpa semua orang, baik berupa lapar, haus, sakit, rasa
takut, kehilangan orang-orang yang dicintai, kerugian harta benda dan
lain sebagainya. Cobaan seperti itu bersifat alami, manusiawi, oleh
sebab itu tidak ada seorangpun yang dapat menghindar. Yang diperlukan
adalah menerimanya dengan penuh kesabaran.
-
32
2. Sabar dari keinginan hawa nafsu. Hawa nafsu menginginkan segala
macam kenikmatan hidup, kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk
mengendalikan segala keinginan itu diperlukan kesabaran. Jangan
sampai semua kesenangan hidup dunia itu membuat seseorang lupa diri,
apalagi lupa kepada Allah SWT.
3. Sabar dalam taat kepada Allah SWT. Dalam menaati perintah Allah,
terutama dalam beribadah kepada-Nya diperlukan kesabaran, karena
dalam beribadah diperlukan kesabaran yang berlipat ganda mengingat
banyaknya rintangan baik dari dalam maupun luar diri.
4. Sabar dalam berdakwah. Jalan dakwah adalah jalan panjang berliku-liku
yang penuh dengan segala rintangan. Seseorang yang melalui jalan itu
harus memiliki kesabaran.
5. Sabar dalam perang. Dalam peperangan sangat diperlukan kesabaran,
apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak atau lebih kuat.
6. Sabar dalam pergaulan. Dalam pergaulan sesama manusia baik antara
suami isteri, antara orang tua dengan anak, antara tetanggan denagn
tetangga, antara guru dan murid, atau dalam masyarakat yang lebih luas,
akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung
perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari diperlukan
kesabaran, sehingga tidak cepat marah, atau memutuskan hubungan
apabila menemui hal-hal yang tidak disukai.
-
33
Dalam hal ini, Said Hawwa (2004:376-377) menyatakan bahwa
orang yang taat memerlukan kesabaran atas ketaatannya dalam tiga
keadaan yaitu :
1. Sebelum ketaatan. Hal ini berkaitan dengan meluruskan niat, ikhlas,
sabar menahan diri dari virus-virus riya dan berbagai cacat,
membulatkan tekad untuk ikhlas dan setia, ini termasuk kesabaran yang
berat di sisi orang yang mengetahui hakikat niat dan ikhlas, atau
berbagai penyakit riya dan tipu daya jiwa.
2. Ketika melakukan ketaatan. Agar tidak melalaikan Allah pada saat
melakukannya dan tidak malas dari mewujudkan berbagai adab dan
sunnahnya agar ia senantiasa bisa memenuhi persyaratan adab hingga
akhir pelaksanaannya.
3. Setelah selesai melakukan ketaatan, karena dia memerlukan kesabaran
untuk tidak menyiarkan memamerkannya karena riya. Ia juga harus
bersabar untuk tidak memandang amal perbuatannya dengan pandangan
ujub (perasaan bangga dengan kebaikan), dan bersabar dari setiap hal
yang dapat membatalkan amalnya atau menghilangkan pahalanya.
3. Keutamaan sikap sabar
Uwes Al-Qorni (2002:172-173) dalam bukunya menyatakan bahwa,
ada sepuluh keutamaan setiap mukmin berkaitan dengan kesabaran yang
mampu dijalankannya :
-
34
1. Kesabaran merupakan ibadah batiniyah sehingga ia selalu disertai
pertolongan Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam QS.Al-Baqarah
ayat 153 :
.
Artinya:.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
2. Kesabaran memelihara amalnya dari hal-hal yang dapat merusak, karena
nafsunya yang suka membawa ke jalan yang buruk dapat dia kendalikan.
3. Kesabaran menjadi modal ketenangan hidupnya selama di dunia.
Baginya, dunia adalah tempat tinggal sementara yang tidak akan luput
dari godaan.
4. Kesabaran menjadi sarana untuk meningkatkan kondisinya di hadapan
Allah SWT.
5. Kesabaran melahirkan pujian Allah kepada pemiliknya. Orang sabar
dipuji Allah sebagai orang yang paling baik.
6. Kesabaran melahirkan kegembiraan baginya.
7. Kesabaran melahirkan kecintaan Allah terhadapnya.
8. Kasabaran meningkatkan derajat.
9. Kesabaran membawa keselamatan yang hakiki, yakni ketika ia masuk
surga. Ia mendapatkan sambutan dari Allah, sebagaimana firmannya
dalam QS. Ar-Radu ayat 24 :
....
-
35
Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
10. Kesabaran membawanya pada pahala yang tidak ada hentinya. Allah
berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10 :
Artinya: .Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Sedangkan Yunahar Ilyas (2007:138) seorang pakar akhlak
menyatakan dalam bukunya, sifat sabar dalam islam menempati posisi yang
istimewa. Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa, tentu dengan
sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang istimewa.
Misalnya, dalam menyebutkan orang-orang beriman yang akan
mendapatkan surga dan keridhaan Allah SWT. Orang-orang yang sabar
ditempatkan dalam urutan pertama sebelum yang lainnya. Sifat sabar
memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesan dunia dan
Akhirat.
4. Hikmah sikap sabar
Wahid Ahmadi (2004:95-98) dalam bukunya berpendapat bahwa
kesabaran mempunyai beberapa hikmah bagi manusia di dunia ini, di
antaranya :
a. Kesabaran melimpahruahkan pahala. Kesabaran mendatangkan pahala
yang melimpahruah dari Allah SWT. dan pahala itu bukan semata-mata
pada sifat sabarnya, namun juga pada dampak kesabarannya itu.
Misalnya, kesabaran dalam menghadapi musibah. Semakin lama sakit
-
36
diderita dan selama itu seseorang bersabar dengan tidak berkeluh kesah,
tidak emosi, tidak menyesali secara berebihan, dan tetap mengharap
kesembuhan dari Allah SWT. Maka Allah akan terus mengalirkan
pahalanya kepada orang tersebut.
Allah SWT. berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10
...
Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
b. Kesabaran selalu melahirkan kebajikan. Kesabaran memang mahal
nilainya. Maka kesabaran yang demikian dijunjung tinggi dalam islam.
Kesabaran merupakan anugerah Allah yang sangat besar nilainya.
Kehidupan di dunia ini, yang terkadang menyenangkan dan saat lain
menyedihkan, tidak mungkin diatasi kecuali dengan sikap sabar.
Kenikmatan dalam bentuk pangkat atau kekayaan hanya akan
menjerumuskan, jika yang menerima terlalu bergembira hingga lupa
diri. Sebaliknya, penderitaan juga hanya akan membuat orang lebih jauh
menderita jika yang mendapatkan kurang tahan, lalu mencela Allah dan
berkeluh-kesah secara berlebihan. Maka bersabarlah yang membuat
segala sesuatu menjadi bernilai kebaikan dan maslahat.
c. Kesabaran menghadapi cobaan merupakan bukti kekuatan iman. Orang-
orang yang sukses umumnya adalah meraka yang menempuh berbagai
ujian berat dalam hidup ini dan mereka berhasih mengatasinya. Para
pejuang yang meraih kemenangan tidak akan mencapai kedudukan itu
-
37
sebelum meraka mampu mengatasi berbagai rintangan di medan
perjuangan. Para ilmuan juga tidak bisa mendapatkan status akademis
manakala mereka tidak bisa menjawab berbagai tantangan ilmiah yang
menghadang.
Beberapa hikmah yang dapat diambil, jelas bahwa Allah SWT. akan
selalu memberikan jalan keluar dari setiap cobaan yang dihadapi manusia di
dunia ini, Allah tidak akan lepas dari umat-Nya yang selalu memohon
petunjuk dan pertolongan. Rahmat serta hidayah-Nya selalu tercurahkan
kepada hamba-Nya yang selalu berusaha dan selalu mensyukuri semua
nikmat yang diberikannya. Allah juga telah berjanji kepada umatnya bahwa
disetiap cobaan dan dengan kesabaran dalam menghadapinya maka Allah
akan selalu memberikan pahala yang tanpa batas, karena Allah SWT. Maha
Pengasih dan Penyayang, Maha Melihat dan Mendengar.
C. Pengaruh Keaktifan Ibu-Ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah Terhadap
Implementasi Sikap Sabar
Telah kita ketahui bahwa pengajian istighosah adalah menghadiri
suatu majlis untuk melaksanankan ibadah, doa, bersholawat dan dzikir
yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah
SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi. Kegiatan ini dipimpin oleh orang
alim atau orang yang berilmu yang diadakan diberbagai tempat yang
berbeda. Pengajian ini bisa diikuti dari berbagai kalangan, diantaranya
bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, sampai dengan anak-anak. Mereka merasakan
manfaat banyak dan bersifat positif yang dirasakan dalam kehidupan.
-
38
Terutama sikap sabar yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-
hari dalam menghadapi segala cobaan hidup baik cobaan yang ringan
sampai cobaan yang mereka anggap berat, dijalaninya dengan sikap sabar
dan selalu memohon pertolongan dari Allah SWT. Cobaan Allah itu tidak
semua pedih dan pahit, tetapi sering pula muncul dalam kenikmatan.
Adanya perasaan takut, kelaparan, kekurangan kebutuhan, penderitaan fisik,
serta cobaan hidup lainnya yang dirasakan seseorang, semua ini hanya bisa
dihadapi dengan sabar dan tidak berputus asa.
Kebanyakan orang terutama seorang ibu, mereka mempunyai tugas
dan pekerjaan yang sangat padat dan terasa berat. Masalah dan cobaan
selalu dirasakan oleh seorang ibu. Misalnya, tugas utama seorang ibu adalah
mendidik anak-anaknya hingga tumbuh dewasa dan berakhlak baik, bukan
hanya itu seorang ibu juga menjalankan tugas rumah tangga yang amat
banyak dan masih banyak tugas seorang ibu dalam lingkungan masyarakat.
Semua itu dijalaninya dengan penuh kesabaran yang sangat besar, ibu
sangat berjasa bagi semua, seberat apapun beban yang dirasakan, mereka
tetap tegar dan semangat dalam menjalani tanggung jawabnya.
Bukan hanya kesabaran yang harus dimiliki seseorang tetapi harus
diikuti dengan doa, beribadah, dan usaha yang kuat, agar dalam menjalani
semua aktifitas kehidupan diberikan kelancaran, dan mendapatkan hasil
yang lebih baik.
-
39
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih
dahulu akan disajikan beberapa data fakta penting hasil penelitian hasil observasi
di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun 2011.
A. Gambaran umum Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
1. Keadaan geografis Dusun Sruwen 03
Dusun Sruwen 03 merupakan salah satu Dusun yang terletak di Desa
Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaen Semarang, dengan jarak dari
Kelurahan 500 m, jarak dari Kecamatan 4 km dan jarak dari Ibu Kota
Kabupaten 40 km .
a. Batas wilayah Dusun Sruwen 03
1) Sebelah Utara : Desa Duren Sawit
2) Sebelah Selatan : Desa Sugihan
3) Sebelah Barat : Desa Sruwen 02
4) Sebelah Timur : Desa Margosuko
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Dusun Sruwen 03 31,6 Ha yang terdiri atas :
1) Pemukiman : 70%
2) Persawahan : 15%
3) Perkebunan : 15%
-
40
2. Monografis Dusun Sruwen 03
Jumlah penduduk Dusun Sruwen 03 846 jiwa, terbagi dalam
169 Kepala Keluarga yang terbagi menjadi 4 ( RT ) dan 2 ( RW ).
a. Mata pencaharian
Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Sruwen 03
mayoritas petani. Berdasarkan data dari Kepala Desa Sruwen di
peroleh perincian mata pencaharian penduduk di Dusun Sruwen 03
sebagai berikut.
Tabel. II
Mata pencaharian penduduk Dusun Sruwen 03 Tahun 2011
No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 80 orang
2 Karyawan Pabrik 25 orang
3 Pedagang 8 orang
4 PNS 3 orang
5 Pertukangan 6 orang
6 Pegawai Swasta 15 orang
7 Peternak 6 orang
8 Buruh Bangunan 16 orang
9 Lain-lain 10 orang
Jumlah 169 orang
b. Kondisi Agama
Kondisi keagamaan penduduk Dusun Sruwen 03 masuk
dalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dan dari
hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk Dusun Sruwen 03
100% memeluk Agama Islam.
-
41
c. Keadaan sosial
1. Adat istiadat
Penduduk di Dusun Sruwen 03 mayoritas masih
memegang kuat adat-istiadat jawa, misalnya : Sadranan Desa,
acara ditempat orang meninggal (tiga hari, tujuh hari sampai
selesai), kenduren, dan gotong royong desa.
2. Struktur Organisasi
Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen dipimpin oleh seorang
kepala dusun dan dibantu oleh para aparatnya.
Tabel III
Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Sruwen 03 Tahun 2011
KADES
SUROTO
KADUS
SALAMUN
RT 10 RT 13
RT 11 RT 14
MASYARAKAT KARANGTARUNA
-
42
B. Gambaran umum pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03
Pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran diadakan pertama kali sekitar pertengahan tahun 2005 dan
terlaksana sampai sekarang, yang diketuai oleh Ustad. Nur Hanani.
Berdirinya pengajian istighosah ini atas pemikiran para ustad dan tokoh
masyarakat di Dusun Sruwen 03 yang bertujuan untuk mengintensifkan
atau mengaktifkan acara istighosah yang diadakan di luar atau daerah lain.
Pengajian istighosah ini diikuti oleh semua kalangan seperti: anak-
anak, remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu di Dusun Sruwen 03 dan
sekitarnya. Pengajian istighosah dilaksanakan setiap malam Senin, yang
dimulai sekitar pukul 19.00 atau ba'da Isak dan diakhiri sekitar pukul
21.00. untuk bulan Ramadhan pengajian istighosah dilaksanakan pada
pukul 20.00 atau sehabis shalat tarawih dan selesai sekitar pukul 21.30.
Adapun susunan acara pengajian istighosah adalah :
1. Tawasul I
2. Pembacaan isthighosah
3. Yasin
4. Tawasul II
5. Manakib
6. Doa manakib
7. Maulidur Rasul (Diba)
8. Doa maulidur Rasul
9. Mauidhoh
-
43
C. Penyajian Data
1. Daftar Nama Responden
Tabel IV
Nama responden pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03
No Nama Responden Umur Pekerjaan
1 Zakiyah 40 Pegawai pabrik
2 Jumini 50 Petani
3 Rati 55 Pedagang
4 Sakdiyah 50 Ibu rumah tangga
5 Fatimah 45 Ibu rumah tangga
6 Kayati 47 Pedagang
7 Saddah 50 Ibu rumah tangga
8 Kamsiroh 55 Ibu rumah tangga
9 Sarmi 50 Ibu rumah tangga
10 Rukoyah (mpluk) 70 Ibu rumah tangga
11 Yatemi 57 Ibu rumah tangga
12 Sarini 36 Pedagang
13 Marinah 45 Pedagang
14 Mriseh 65 Ibu rumah tangga
15 Wilah 45 Buruh
16 Ngatinem 46 Pedagang
17 Samsiyah 35 Penjahit
18 Pinah 40 Pedagang
19 Suli 37 Wiraswasta
20 Waliyah 46 Ibu rumah tangga
21 Siti Khotijah 70 Ibu rumah tangga
22 Wartiyah 38 Ibu rumah tangga
23 Amin 67 Ibu rumah tangga
24 Rumi 55 Pedagang
25 Bariyah 36 Ibu rumah tangga
26 Istikomah 50 Ibu rumah tangga
27 Mutoyinem 50 Ibu rumah tangga
28 Suwanti 60 Ibu rumah tangga
29 Siti Aminah 70 Ibu rumah tangga
30 Maryam 55 Ibu rumah tangga
31 Jinem 65 Ibu rumah tangga
32 Musi 65 Ibu rumah tangga
33 Fadlilah 46 Penjahit
34 Umi 23 Ibu rumah tangga
35 Turiyem 60 Pedagang
-
44
2. Hasil Jawaban Angket
Pada penelitian ini penulis mengambil dua fariabel dependent dan
independent yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana
terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah
Adapun data hasil jawaban dari angket tentang keaktifan ibu-ibu
mengikuti pengajian istighosah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV
Jawaban Angket tentang Keaktifan Ibuibu dalam Mengikuti
Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen
No Nama Responden Jawaban Soal
Jumlah A B C
1 Zakiyah 6 3 1 10
2 Jumini 6 3 1 10
3 Rati 5 4 1 10
4 Sakdiyah 8 2 10
5 Fatimah 7 2 1 10
6 Kayati 6 3 1 10
7 Saddah 3 4 3 10
8 Kamsiroh 6 3 1 10
9 Sarmi 8 2 10
10 Rukoyah (mpluk) 7 3 10
11 Yatemi 8 2 10
12 Sarini 4 6 10
13 Marnah 8 2 10
14 Priseh 5 3 2 10
15 Wilah 7 3 10
16 Ngatinem 8 2 10
17 Samsiyah 8 2 10
18 Pinah 6 4 10
19 Suli 7 2 1 10
-
45
20 Waliyah 7 3 10
21 Siti Khotijah 6 4 10
22 Wartiyah 8 2 10
23 Amin 7 2 1 10
24 Rumi 7 3 10
25 Bariyah 8 2 10
26 Istikomah 6 4 10
27 Mutoyinem 7 3 10
28 Suwanti 8 1 1 10
29 Siti Aminah 8 2 10
30 Maryam 7 3 10
31 Jinem 6 4 10
32 Musi 7 3 10
33 Fadlilah 8 1 1 10
34 Umi 7 2 1 10
35 Turiyem 6 3 1 10
Jumlah 350
b. Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan Masyarakat
Adapun hasil jawaban angket tentang implementasi sikap sabar dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel V
Jawaban Angket tentang Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan
Masyarakat di Dusun Sruwen 03
No Nama Responden Jawaban Soal
Jumlah A B C
1 Zakiyah 6 3 1 10
2 Jumini 6 4 10
3 Rati 7 3 10
4 Sakdiyah 6 3 1 10
5 Fatimah 6 4 10
6 Kayati 7 3 10
7 Saddah 3 5 2 10
8 Kamsiroh 6 4 10
9 Sarmi 5 4 1 10
10 Rukoyah (mpluk) 7 3 10
11 Yatemi 5 5 10
12 Sarini 6 3 1 10
-
46
13 Marnah 7 3 10
14 Priseh 7 3 10
15 Wilah 3 4 3 10
16 Ngatinem 6 4 10
17 Samsiyah 6 4 10
18 Pinah 6 4 10
19 Suli 7 2 1 10
20 Waliyah 7 3 10
21 Siti Khotijah 6 4 10
22 Wartiyah 5 4 1 10
23 Amin 5 5 10
24 Rumi 7 3 10
25 Bariyah 8 2 10
26 Istikomah 7 2 1 10
27 Mutoyinem 7 2 1 10
28 Suwanti 6 3 1 10
29 Siti Aminah 5 4 1 10
30 Maryam 7 2 1 10
31 Jinem 7 2 1 10
32 Musi 7 2 1 10
33 Fadlilah 7 3 10
34 Umi 7 2 1 10
35 Turiyem 6 4 10
Jumlah 350
-
47
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis
menganalisis data tersebut, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari
pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk
memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data
tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
A. Analisis Data
Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya adalah
melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai
berikut :
1. Analisis pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian
istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri
dari sepuluh item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan
disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut :
a) Alternatif jawaban A kategori tinggi, memiliki bobot nilai 3
b) Alternatif jawaban B kategori sedang, memiliki bobot nilai 2
c) Alternatif jawaban C kategori rendah, memiliki bobot nilai 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh dari hasil angket untuk para ibu-ibu, nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan
-
48
ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah malam Senin terhadap
implementasi sikap sabar.
Tabel VI
Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengjian Istighosah Malam Senin di
Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Nomor responden
Alternatif jawaban
item
Total nilai jawaban
tiap item Total
nilai A B C 3 2 1
1 6 3 1 18 6 1 25
2 6 3 1 18 6 1 25
3 5 4 1 15 8 1 24
4 8 2 24 4 0 28
5 7 2 1 21 4 1 26
6 6 3 1 18 6 1 25
7 3 4 3 9 8 3 20
8 6 3 1 18 6 1 25
9 8 2 24 4 0 28
10 7 3 21 6 0 27
11 8 2 24 4 0 28
12 4 6 12 12 0 24
13 8 2 24 4 0 28
14 5 3 2 15 6 2 23
15 7 3 21 6 0 27
16 8 2 24 4 0 28
17 8 2 24 4 0 28
18 6 4 18 8 0 26
19 7 2 1 21 4 1 26
20 7 3 21 6 0 27
-
49
21 6 4 18 8 0 26
22 8 2 24 4 0 28
23 7 2 1 21 4 1 26
24 7 3 21 6 0 27
25 8 2 24 4 0 28
26 6 4 18 8 0 26
27 7 3 21 6 0 27
28 8 1 1 24 2 1 27
29 8 2 24 4 0 28
30 7 3 21 6 0 27
31 6 4 18 8 0 26
32 7 3 21 6 0 27
33 8 1 1 24 2 1 27
34 7 2 1 21 4 1 26
35 6 3 1 18 6 1 25
Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk mengetahui
tinggi rendahnya Keaktifan Ibu-Ibu Mengikuti Pengajian Istighosah Malam
Senin. Adapun rumusnya sebagai berikut :
ki
XrXti
1
keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terendah
Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
-
50
ki
XrXti
1
3
12028 i
3
18i
3
9i
i = 3
Tabel.VII
Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu-ibu dalam
Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03
No Nama Responden skor Nilai nominasi
1 Zakiyah 25 B
2 Jumini 25 B
3 Rati 24 B
4 Sakdiyah 28 A
5 Fatimah 26 A
6 Kayati 25 B
7 Saddah 20 C
8 Kamsiroh 25 B
9 Sarmi 28 A
10 Rukoyah (mpluk) 27 A
11 Yatemi 28 A
12 Sarini 24 B
13 Marinah 28 A
14 Mriseh 23 B
15 Wilah 27 A
16 Ngatinem 28 A
17 Samsiyah 28 A
18 Pinah 26 A
19 Suli 26 A
20 Waliyah 27 A
21 Siti Khotijah 26 A
22 Wartiyah 28 A
23 Amin 26 A
24 Rumi 27 A
-
51
25 Bariyah 28 A
26 Istikomah 26 A
27 Mutoyinem 27 A
28 Suwanti 27 A
29 Siti Aminah 28 A
30 Maryam 27 A
31 Jinem 26 A
32 Musi 27 A
33 Fadlilah 27 A
34 Umi 26 A
35 Turiyem 25 B
Dari tabel di atas dapat diketahui variabel Keaktifan Ibu-ibu
Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa
Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011, kategori
tinggi (A) ada 26 responden, kategori sedang (B) ada 8 responden,
kategori (C) ada 1 responden.
Kemudian dicari prosentase frekuensi keaktifan ibu-ibu mengikuti
pengajian istighosah malam Senin. Dalam hal ini penulis menggunakan
prosentase sebagai berikut :
%100xN
FP
1. Untuk kategori tinggi tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian
Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011, ada 26 responden :
%28,74%10035
26xP
-
52
2. Untuk kategori sedang tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian
Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 , ada 8 responden :
%86,22%10035
8xP
3. Untuk kategori rendah tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian
Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 , ada 1 responden :
%86,2%10035
1 xP
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian Istighosah
Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun 2011.
Tabel VIII
Nilai Interval
Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah Malam
Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen
No Interval Kategori Jumlah
responden Prosentase
1 26-28 Tinggi 26 74,28 %
2 23-25 Sedang 8 22,86 %
3 20-22 Rendah 1 2,86 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Keaktifan Ibu-ibu
Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa
-
53
Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah
74,28 % persepsi tinggi, 22,86 % untuk persepsi sedang, dan 2,86 %
untuk persepsi rendah.
2. Analisis implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri
dari sepuluh item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan
disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut :
a) Alternatif jawaban A kategori tinggi, memiliki bobot nilai 3
b) Alternatif jawaban B kategori sedang, memiliki bobot nilai 2
c) Alternatif jawaban C kategori rendah, memiliki bobot nilai 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh dari hasil angket untuk para ibu-ibu, nilai yang
diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan mengikuti
pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar.
Tabel IX
Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan Masyarakat di Dusun
Sruwen 03 Desa Sruwen
Nomor
responden
Alternatif jawaban
item
Total nilai jawaban
tiap item Total
nilai A B C 3 2 1
1 6 3 1 18 6 1 25
2 6 4 18 8 0 26
3 7 3 21 6 0 27
4 6 3 1 18 6 1 25
5 6 4 18 8 0 26
-
54
6 7 3 21 6 0 27
7 3 5 2 9 10 2 21
8 6 4 18 8 0 26
9 5 4 1 15 8 1 24
10 7 3 21 6 0 27
11 5 5 15 10 0 25
12 6 3 1 18 6 1 25
13 7 3 21 6 0 27
14 7 3 21 6 0 27
15 3 4 3 9 8 3 20
16 6 4 18 8 0 26
17 6 4 18 8 26
18 6 4 18 8 0 26
19 7 2 1 21 4 1 26
20 7 3 21 6 0 27
21 6 4 18 8 0 26
22 5 4 1 15 8 1 24
23 5 5 15 10 0 25
24 7 3 21 6 0 27
25 8 2 24 4 0 28
26 7 2 1 21 4 1 26
27 7 2 1 21 4 1 26
28 6 3 1 18 6 1 25
29 5 4 1 15 8 1 24
30 7 2 1 21 4 1 26
31 7 2 1 21 4 1 26
32 7 2 1 21 4 1 26
33 7 3 21 6 0 27
34 7 2 1 21 4 1 26
-
55
35 6 4 18 8 0 26
Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk
mengetahui tinggi rendahnya implementasi sikap sabar. Adapun
rumusnya sebagai berikut :
ki
XrXti
1
keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terendah
Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
ki
XrXti
1
3
12028 i
3
18i
3
9i
i = 3
Tabel.X
Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Implementasi Sikap Sabar
No Nama Responden Skor Nilai Nominasi
1 Zakiyah 25 B
2 Jumini 26 A
3 Rati 27 A
4 Sakdiyah 25 B
-
56
5 Fatimah 26 A
6 Kayati 27 A
7 Saddah 21 C
8 Kamsiroh 26 A
9 Sarmi 24 B
10 Rukoyah (mpluk) 27 A
11 Yatemi 25 B
12 Sarini 25 B
13 Marinah 27 A
14 Mriseh 27 A
15 Wilah 20 C
16 Ngatinem 26 A
17 Samsiyah 26 A
18 Pinah 26 A
19 Suli 26 A
20 Waliyah 27 A
21 Siti Khotijah 26 A
22 Wartiyah 24 B
23 Amin 25 B
24 Rumi 27 A
25 Bariyah 28 A
26 Istikomah 26 A
27 Mutoyinem 26 A
28 Suwanti 25 B
29 Siti Aminah 24 B
30 Maryam 26 A
31 Jinem 26 A
32 Musi 26 A
33 Fadlilah 27 A
34 Umi 26 A
35 Turiyem 26 A
Dari tabel di atas dapat diketahui variabel tentang Implementasi
Sikap Sabar, kategori tinggi (A) ada 24 responden, kategori sedang
(B) ada 9 responden, kategori (C) ada 2 responden.
Kemudian dicari prosentase frekuensi implementasi sikap sabar.
Dalam hal ini penulis menggunakan prosentase sebagai berikut:
%100xN
FP
-
57
1. Untuk kategori tinggi tentang implementasi sikap sabar, ada 24
responden :
%57.68%10035
24xP
2. Untuk kategori sedang tentang implementasi sikap sabar, ada 9
responden :
%72,25%10035
9xP
3. Untuk kategori rendah tentang implementasi sikap sabar, ada 2
responden :
%71,5%10035
2 xP
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang implementasi sikap sabar.
Tabel XI
Nilai Interval
Implementasi Sikap Sabar di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen
No Interval Kategori Jumlah
Responden Prosentase
1 26-28 Tinggi 24 68,57 %
2 23-25 Sedang 9 25,72%
3 20-22 Rendah 2 5,71%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Implementasi Sikap
Sabar adalah 68,57% persepsi tinggi, 25,72 % untuk persepsi sedang, dan
5,71 % untuk persepsi rendah.
-
58
B. Analisis Kedua
1. Mencari nilai korelasi antara pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam
mengikuti pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03
Dalam analisis kedua ini adalah akan menganalisis tentang
pengaruh keaktifan ibu-ibu mengikuti pengajian istighosah malam
Senin sebagai variabel X dan implementasi sikap sabar dalam
kehidupan masyarakat sebagai variabel Y, akan dikorelasikan dalam
bentuk tabel koefisien korelasi.
Tabel.XII
Tabel Pembantu Analisis Product Moment
No X Y
XY
1 25 25 625 625 625
2 25 26 625 676 650
3 24 27 576 729 567
4 28 25 784 625 700
5 26 26 676 676 676
6 25 27 625 729 675
7 20 21 400 441 420
8 25 26 625 676 650
9 28 24 784 576 672
10 27 27 729 729 729
11 28 25 784 625 700
12 24 25 576 625 600
13 28 27 784 729 756
14 23 27 529 729 621
15 27 20 729 400 540
16 28 26 784 676 728
17 28 26 784 676 756
18 26 26 676 676 676
19 26 26 676 676 676
20 27 27 729 729 729
21 26 26 676 676 676
-
59
22 28 24 784 576 672
23 26 25 676 625 650
24 27 27 729 729 729
25 28 28 784 784 784
26 26 26 676 676 676
27 27 26 729 676 702
28 27 25 729 625 675
29 28 24 784 576 672
30 27 26 729 676 702
31 26 26 676 676 676
32 27 26 729 676 702
33 27 27 729 729 729
34 26 26 676 676 676
35 25 26 625 676 650
919 897 24.231 23.075 23.570
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut :
N = 35 2 = 24.231
= 919 y2 = 23.075
y = 897 y = 23.570
Untuk melakukan analisis dari kedua variabel di atas , penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu:
ry =
ry =
ry =
ry =
ry = 0,186
-
60
C. Pembahasan
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y diketahui,
maka untuk mengetahui dapat atau tidaknya hipotesis diterima harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat
dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung
dengan rtabel signifikan atau tidak.
Sesuai dengan responden sebanyak 35 dapat dilihat dalam tabel nilai-
nilai r product moment adalah sebagai berikut :
a. Pada taraf signifikasi 5 %, r = 0,334
b. Pada taraf signifikasi 1 %, r = 0,430
Berdasarkan nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
diperoleh sebagai berikut :
a. 0,186 < 0,334 pada taraf signifikan 5 %
b. 0,186 < 0,430 pada taraf signifikan 1 %
Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih kecil dari r tabel, maka
dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 35 pada taraf
signifikan 5% diperoleh nilai 0,334. Dengan ini dapat diketahui bahwa ry
hitung sebesar 0,186 (ry tabel sebesar 0,334, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan atau terdapat
pengaruh akan tetapi tidak signifikan dengan keaktifan ibuibu dalam
mengikuti pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap
sabar di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun 2011.
-
61
Tidak terdapatnya hubungan positif yang signifikan dalam penelitian
di atas, karena ibu-ibu yang mengikuti pengajian istighosah hanya
menjalankan rutinitas tanpa tahu mendalam tentang makna, tujuan dan
manfaat dari pengajian istighosah itu sendiri. Sebagian ibu-ibu
menjalaninya bukan karena di dalam hati berniat sungguh-sungguh, tetapi
mereka megikuti semua itu hanya sekedar ritual keagamaan yang baik
untuk dilaksanakan.
Seseorang bisa bersikap sabar tidak karena mengikuti pengajian
istighosah saja, tetapi bi