keaktifan ngaji

99
i PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP IMPLEMENTASI SIKAP SABAR ( Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Tahun 2011 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: UMI WAKHIDATUL MUBAROK 11107107 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2011

Upload: habibi1451

Post on 04-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tambahan llmu

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI

    PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP

    IMPLEMENTASI SIKAP SABAR

    ( Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun

    Sruwen 03 Tahun 2011 )

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    UMI WAKHIDATUL MUBAROK

    11107107

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    TAHUN 2011

  • ii

  • iii

    PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI

    PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP

    IMPLEMENTASI SIKAP SABAR

    ( Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun

    Sruwen 03 Tahun 2011 )

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    UMI WAKHIDATUL MUBAROK

    11107107

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    TAHUN 2011

  • iv

    Nota Pembimbing

    Lamp : 4 eksemplar

    Hal : Naskah Skripsi

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamualaikum. wr.wb.

    Setelah kami mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

    kami kirimkan naskah skripsi saudari :

    Nama : Umi Wakhidatul Mubarok

    NIM : 11107107

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Judul : PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI PENGAJIAN

    ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP IMPLEMENTASI

    SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam

    Senin di Dusun Sruwen 03 Tahun 2011 )

    Untuk dapat diujikan dalam sidang munaqosyah. Atas perhatianya kami ucapkan terima

    kasih.

    Wassalamualaikum. Wr. Wb.

  • v

    KEMENTRIAN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

    http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

    SKRIPSI

    PENGARUH KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI PENGAJIAN ISTIGHOSAH

    MALAM SENIN TERHADAP IMPLEMENTASI SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-

    ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Tahun 2011 )

    DISUSUN OLEH

    UMI WAKHIDATUL MUBAROK

    NIM : 11107107

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi

    Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah dinyatakan

    memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Dr. Imam Sotomo, M.Ag

    NIP: 19580827 198303 1 002

    Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo

    NIP: 19560603 198703 1 002

    Penguji : Drs. Bahroni, M.Pd

    NIP: 19640818 199403 1 004

    Penguji II : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd

    NIP: 19681104 199803 1 003

    Penguji III : Achmad Maimun, M.Ag

    NIP: 19700510 199803 1 003

  • vi

    Pernyataan Keaslian Tulisan

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Umi Wakhidatul Mubarok

    NIM : 11107107

    Jurusan : Tarbiyah

    Program studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiblakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah.

    Salatiga, 09 Agustus 2011

    Yang menyatakan,

    Umi Wakhidatul Mubarok

  • vii

    MOTTO

    Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

    orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-

    Mujadilah : 11)

    Aku tahu bahwa kemampuan terbaikku tersembunyi di dalam diriku.

    Kemampauan itulah yang akan membuatku mau menerima diriku apa

    adanya (David Viskot).

    Ambillah manfaat dari setiap kesulitan, dan jadikanlah ia sebagai

    kesempatan untuk mencinta, membina hubungan, dan belajar

    Jadikanlah kegagalan sebagai kesempatan untuk meraih kesuksesan

    Tersenyumlah untuk diri sendiri dan semua orang

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

    Mas.manto, Suamiku tercinta dan tersayang yang telah memberikanku

    semangat, kekuatan, bimbingan, dan bantuan yang selalu menemaniku

    baik senang, sedih, di dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai dan

    dalam hal apapun dalam menjalani kehidupan.

    Pae dan mae yang selalu ada di setiap nafas ini. Mereka senantiasa

    mengasuhku, merawatku dengan penuh kasih sayang, membanggakanku,

    dan mendidikku sampai dewasa sekarang ini dengan rasa ikhlas dan sabar.

    Buat kakak-kakakku, dan adekku tercinta, Azizah, Iqbal, Indah, Taufik,

    Rudi, yang selalu mendoakanku, menemaniku, dan memberikan semangat

    selalu.

    Keluarga besar PAUD INDAH ASASIAH di Dusun Sruwen 03 (Bu

    Giyarti, Bu Qumi, Bu Siti), serta anak-anak didikku yang selalu

    memberikan doa dan semangat.

    Keluarga besar RA Sruwen 04 (Bu Bakiroh, Bu Rohmah, Bu Sri), serta

    anak didikku yang selalu memberikan doa dan semangat.

    Sahabat karibku (Qumi, Kasun, Sidah, Dina, Intan) yang selalu berjuang

    bersama-sama, serta sahabat kelasku Seven Dbest yang aku banggakan

    dan selalu berjuang bersama dari awal sampai akhir.

    Semua orang yang selalu memberiku semangat serta doa.

  • ix

    Kata Pengantar

    Segala puja puji syukur penulis panjatkan kepada Zat Yang Maha Pantas

    Penerima Puja, karena Dia telah memberikan kesehatan, kesempatan, dan

    kemampuan untuk berfikir sehingga karya kecil ini dapat tersusun dan

    terselesaikan. Sholawat serta salam semoga terus tercurahkan kepada beliau

    Rosulullah SAW. yang telah menuntun umat manusia menuju jalan lurus yang

    penuh dengan hiasan ilmu.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat

    berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Pada

    kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

    terimakasih kepada :

    1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN salatiga.

    2. Bpk. Achmad Maimun, M.Ag. selaku pembimbing dalam penyelasaian

    skripsi ini. Dimana beliau telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran

    untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan yang

    sangat berharga bagi penulis demi terselesainya penyusunan skripsi

    ini.

    3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah

    memberikan arahan dan masukan.

    4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis selama

    menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  • x

    5. Pae, Mae, dan Mas Manto yang senatiasa memberikan bantuan

    material dan spiritual yang tak ternilai harganya hingga selesai

    penyusunan skripsi ini.

    6. Teman-teman Mahasiswa PAI kelas D yang telah memberikan

    semangat untuk selalu belajar dan berusaha.

    7. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut serta membantu

    penyusunan skripsi ini.

    Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan yang

    sepadan, kecuali untaian kata terimakasih yang mendalam dengan iringan doa

    semoga Allah SWT. meridhoi semua amal baik mereka.

    Setelah melalui proses panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

    tulisan yang tentu saja masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, penulis

    berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

    para pembaca pada umumnya.

    Salatiga, 09 Agustus 2011

    Yang menyatakan

    Umi Wakhidatul Mubarok

  • xi

    ABSTRAK

    Wakhidatul Mubarok, Umi 2011. Pengaruh Keaktifan dalam Mengikuti Pengajian

    Istighosah Malam Senin Terhadap Implementasi Sikap Sabar (Studi

    Terhadap Ibu-ibu Jamaah Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen

    03 Desa Sruwen Tahun 2011). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun. M.Ag

    Kata Kunci: Pengajian Istighosah, Sikap Sabar

    Pengajian istighosah adalah menghadiri suatu majlis untuk melaksanakan

    ibadah, doa, zikir, dan bersholawat bersama yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi

    manusia yang dipimpin oleh orang alim atau orang yang berilmu. Skripsi ini

    mencoba mengkaji seberapa jauh tingkat keaktifan dan tingkat kesabaran serta

    adakah pengaruhnya terhadap sikap sabar yang disebabkan oleh pengajian

    istighosah tersebut, khususnya yang terjadi pada pengajian istighosah di Dusun

    Sruwen 03 terhadap implementasi sikap sabar.

    Dalam penelitian ini menggunakan metode angket, observasi,

    dokumentasi, serta wawancara. Pernyataan utama dalam penelitian ini adalah: (1)

    Bagaimanakah keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah malam

    Senin di Dusun Sruwen 03; (2) Bagaimanakah implementasi sikap sabar ibu-ibu

    di Dusun Sruwen 03; (3) Adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di Dusun

    Sruwen 03. Subyek penelitian sebanyak 35 responden.

    Setelah dilakukan penelitian secara sistematis di lokasi penelitian dapat

    diketahui bahwa keaktifan dalam mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di

    Dusun Sruwen 03 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi

    sikap sabar.

  • xii

    Daftar Isi

    JUDUL ..

    LEMBAR BERLOGO..

    LEMBAR JUDUL SKRIPSI.

    NOTA PEMBIMBING .

    PENGESAHAN KELULUSAN

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .

    MOTTO ..

    PERSEMBAHAN ..

    KATA PENGANTAR

    ABSTRAK...

    DAFTAR ISI ...

    DAFTAR TABEL

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    ix

    xi

    xii

    xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ..........

    B. Rumusan Masalah .

    C. Tujuan Penelitian ..........

    D. Hipotesis

    E. Kegunaan Penelitian .

    F. Penegasan Istilah ...........

    G. Metode Penelitian ..

    H. Sistematika Penulisan

    BAB II LANDASAN TEORITIK

    A. Pengajian Istighosah ..

    1. Pengertian Pengajian Istighosah ..

    2. Kajian dalam Pengajian Istighosah .

    3. Manfaat Pengajian Istighosah .

    1

    4

    5

    5

    6

    7

    8

    16

    17

    17

    18

    19

  • xiii

    B. Sikap Sabar ...........

    1. Pengertian Sikap Sabar

    2. Macam-macam Sikap Sabar

    3. Keutamaan Sikap Sabar ..

    4. Hikmah Sikap Sabar

    C. Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah

    Terhadap Implementasi Sikap Sabar .

    BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang .

    B. Gambaran Umum Pengajian Istighosah di Dusun Sruwen 03 ...........

    C. Penyajian Data ...........

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Analisis Data .

    B. Analisis Kedua ..

    C. Pembahasan ..........

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...

    B. Saran ..

    Daftar Pusataka

    Lampiran-lampiran

    28

    28

    29

    33

    35

    37

    39

    42

    43

    47

    58

    60

    62

    64

  • xiv

    Daftar Tabel

    Tabel I. Tentang Data Ibu-ibu yang Mengikuti Pengajian Istighosah... 10

    Tabel II. Tentang Mata Pencaharian Penduduk Dusun Sruwen 03 40

    Tabel III. Tentang Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Sruwen 03.... 41

    Tabel IV. Tentang Nama Responden Pengajian Istighosah Malam Senin....... 43

    Tabel V. Tentang Jawaban Angket.. 45

    Tabel VI. Tentang Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian

    Istighosah Malam Senin....................... 48

    Tabel VII. Tentang Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu-ibu dalam

    Mengikuti Pengajian Istighosah... 50

    Tabel VIII. Tentang Nilai Interval Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti

    Pengajian Istighosah Malam Senin.. 52

    Tabel IX. Tentang Implementasi Sikap Sabar. 53

    Tabel X. Tentang Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Implementasi Sikap

    Sabar. 55

    Tabel XI. Tentang Nilai Interval Implementasi Sikap Sabar 57

    Tabel XII. Tentang Tabel Pembantu Analisis Product Moment 58

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Allah telah menganugerahkan kebijaksanaan dan kemampuan kepada

    manusia untuk merenungkan dunia ini dan melaluinya, ia memperoleh

    pengetahuan. Ia bisa melihat bahwa makhluk terkecil sekalipun menyimpan

    kearifan sehingga yakin kepada Tuhan yang telah menganugerahkan

    kearifan tersebut. Seharusnya manusia sadar bahwa ada akal di balik

    ciptaan-Nya (Shirazi, 2009 : 194).

    Di zaman yang modern, dengan kemajuan ilmu pengetahuan di bidang

    tekhnologi dan informatika, banyak lembaga pendidikan baik formal

    maupun nonformal dituntut untuk menyediakan fasilitas yang lebih

    mengutamakan kemajuan tekhnologi yang menuntut para pelajar harus

    menguasainya sehingga lupa terhadap pengetahuan agama, yang

    menyebabkan nilai-nilai keagamaan semakin luntur di kalangan

    masyarakat.

    Masyarakat cenderung lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat

    dunia, sehingga membuat mereka selalu hidup untuk terus maju dan

    bersaing dengan jalan apapun yang akhirnya melupakan Allah yang maha

    kuasa yang telah memberikan rizqi kepada hamba-hamba-Nya.

    Kebahagiaan berasal dari karunia Allah yang disertai rasa syukur, ia

    diberi ganjaran dan merupakan amal baik. Namun jika karunia itu

    menyebabkan orang itu berbangga diri, ingkar, dan tidak takut kepada

  • 2

    Allah, sikap ini dibenci dan ia berhak mendapat hukuman. Maka manusia

    harus bisa hidup sederhana dan harus berhati-hati karena telah jelas bahwa

    perasaan suka ataupun duka tidak boleh berlebihan, sehingga dalam

    kehidupan bermasyarakat tidak akan terjadi salah paham, iri hati, dan putus

    asa.

    Hal yang perlu diingat oleh setiap mukmin ialah bahwasanya Allah

    telah menyediakan diri-Nya untuk membantu menyelesaikan setiap

    permasalahan hamba-Nya. Allah akan menghampiri hamba yang

    memerlukan dan Dia enggan mendekat kepada manusia yang tidak

    membutuhkan-Nya. Dari sini tampak bahwa Allah sama sekali tidak butuh

    sesuatupun dari mahluk ciptaan-Nya. Manusia yang senantiasa memerlukan

    Tuhan dalam setiap urusan (Subarno, 2008 : 6-7).

    Manusia tidak lain adalah sebagai mahluk yang mulia di sisi Allah

    dibandingkan dengan mahluk lainnya. Manusia memahami-Nya sebagai

    penenang hati dan kesempurnaan manusia. Tugas manusia di muka bumi ini

    adalah sebagai khalifah, manusia diberi kewenangan untuk memimpin,

    mengelola, dan juga menjaga segala sesuatu yang berada di bumi ini.

    Banyak kewajiban dan amanah yang harus ditunaikan manusia,

    khususnya orang yang beriman, semua tugas itu menuntut kesungguhan dan

    keseriusan agar dapat tertunaikan dengan baik (Wahid, 2004 : 86).

    Manusia hidup di dunia tidak hanya sebagai khalifah, akan tetapi ia juga

    akan menghadapi suatu masalah atau cobaan, baik fisik maupun non fisik,

    sehingga ia harus bisa memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

  • 3

    Dalam pergaulan sesama manusia baik antara suami istri, antara orang

    tua dengan anak, antara tetangga dengan tetangga, antara guru dengan

    murid, atau dalam masyarakat yang lebih luas, akan ditemui hal-hal yang

    tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Oleh sebab itu dalam

    pergaulan seharisehari diperlukan kesabaran, sehingga tidak cepat marah,

    atau memutuskan hubungan apabila menemui hal-hal yang tidak disukai

    (Ilyas, 2007 : 137).

    Bagi orang mukmin yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam

    kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja

    keras, dan berdoa (meminta pertolongan kepada Allah yang Maha Esa).

    Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena dalam kehidupan ini, ada hal-

    hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di

    dalam memecahkan masalah kehidupan kedua cara ini harus ditempuh

    secara bersama-sama.

    Dalam firman Allah QS. Al Anfal ayat 9, berbunyi sebagai berikut :

    Artinya : (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,

    lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan

    mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat

    yang datang berturut-turut (DEPAG RI, 1989 : 261).

    Pada ayat di atas diterangkan bahwa dalam suatu urusan atau masalah

    apapun, manusia harus ingat kepada Allah baik dengan ibadah shalat

    ataupun berdoa. Karena Allah akan membantu dan mengabulkan semua

  • 4

    doa hambanya. Hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan dan

    bantuan, karena Allah yang maha mendengar dan maha mengabulkan doa.

    Sebagaimana telah dikemukakan di atas, semua masalah dan cobaan

    itu merupakan ujian dari Allah SWT. Sebagai hamba yang beriman harus

    menjalaninya dengan sabar, diikuti dengan ibadah, doa, dan berusaha.

    Ketenangan dan ketentraman seseorang itu hanya didapat apabila dekat

    dengan Allah SWT. Keseriusan dan kesungguhan seseorang dalam berdoa

    dan beribadah, itu mempengaruhi sikap sabar seseorang dalam menghadapi

    cobaan hidup.

    Berdasarkan gambaran dan paparan dari latar belakang masalah di

    atas, maka penulis ingin mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian

    dengan mengangkat judul PENGARUH KEAKTIFAN DALAM

    MENGIKUTI PENGAJIAN ISTIGHOSAH MALAM SENIN TERHADAP

    IMPLEMENTASI SIKAP SABAR (Studi Terhadap Ibu-ibu Jamaah

    Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Tahun 2011).

    B. Rumusan Masalah

    Memperhatikan latar belakang masalah yang tertulis di atas, dapat

    dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah

    malam senin di Dusun Sruwen 03?

    2. Bagaimanakah implementasi sikap sabar ibu-ibu di Dusun Sruwen 03?

  • 5

    3. Adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian

    istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di Dusun

    Sruwen 03?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Untuk mengetahui intensitas keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03.

    2. Untuk mengetahui implementasi sikap sabar ibu-ibu di Dusun Sruwen

    03.

    3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar di

    Dusun Sruwen 03.

    D. Hipotesis

    Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti

    bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban

    tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji

    kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

    (Arikunto,2005:55). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, dugaan yang

    mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau

    palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya (Hadi, 1981: 63).

    Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis

    penelitian ini adalah : Ada pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

  • 6

    pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar dalam

    kehidupan di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang.

    Artinya bahwa semakin tinggi keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin, maka implementasi sikap sabar dalam

    kehidupan semakin tinggi.

    E. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang

    korelasi antara keaktifan ibu-ibu mengikuti pengajian isthighosah dan

    implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat, serta dapat

    memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni :

    1. Secara Teoretik.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

    pengetahuan bagi masyarakat secara umum, khususnya warga

    masyarakat di Dusun Sruwen 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang mengenai pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti

    pengjian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar.

    2. Secara Praktis.

    Penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi penulis sendiri dan

    khususnya masyarakat agar dapat menambah wawasan dan

    mempelajari arti kesabaran dalam kehidupan melalui doa dan ibadah,

    yang nantinya akan menambah nilai keimanan seseorang.

  • 7

    F. Penegasan Istilah

    Penegasan istilah ini penulis maksudkan untuk mendeskripsikan

    isitilah-istilah dalam judul skripsi, sehingga diperoleh maksud yang

    terkandung di dalamnya. Sehingga dapat mempermudah pembaca dalam

    memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya, adapun penegasan

    tersebut sebagai berikut:

    1. Keaktifan

    Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminto,

    2006 : 20). Maksudnya adalah intensitas kegiatan ibu-ibu dalam

    mengikuti pengajian istighosah malam Senin.

    2. Ibu

    Ibu adalah wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim

    kepada wanita (Poerwadarminta, 1982 : 368). Selain itu dia orang

    yang sudah dewasa. Jadi ibu di sini adalah wanita yang telah

    berkeluarga yang mengikuti pengajian istighosah malam Senin di

    Dusun Sruwen 03.

    3. Pengajian istighosah

    Pengajian adalah belajar atau hadir dalam belajar ilmu agama

    bersama orang alim atau orang yang berilmu

    (http://hasanismailr.blogspot.com).

    Istighosah adalah ibadah, doa, bersholawat dan zikir yang

    bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah

    SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia.

  • 8

    Jadi makna pengajian istighosah adalah menghadiri suatu majlis

    untuk melaksanankan ibadah, doa, bersholawat dan dzikir yang

    bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah

    SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia yang di pimpin oleh

    orang alim atau orang yang berilmu.

    4. Implementasi sikap sabar

    a. Implementasi adalah penerapan

    b. Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian,

    keyakinan, perilaku, gerak-gerik, atau bertingkah laku (Depdiknas,

    2007:1063).

    c. Sabar adalah usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai

    dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan (Ahmadi, 2004 : 85).

    Jadi implementasi sikap sabar di sini adalah penerapan sabar

    dalam menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan sepenuh

    kerelaan dan kepasrahan.

    G. Metode Penelitian

    Metode adalah teknik atau cara operasional melaksanakan kegiatan

    penelitian. Sementara penelitian adalah usaha untuk menemukan,

    mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang

    dilakukan dengan menggunakan metode- metode ilmiah.

    Jadi metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam penelitian

    dengan metode ilmiah guna menggumpulkan data dan menemukan suatu

  • 9

    kebenaran dalam penelitian, adapun metode yang digunakan dalam

    mengumpulkan data ini diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Pendekatan dan Rancangan penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif

    dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini

    disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau

    hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

    Penelitian ini mempunyai dua variabel, keaktifan ibu-ibu

    mengikuti pengajian istighosah malam Senin sebagai variabel yang

    pertama dan implementasi sikap sabar sebagai variabel yang kedua.

    2. Lokasi penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

    3. Populasi Penelitian

    Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri

    yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah

    keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Keseluruhan

    subjek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa

    maupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter

    tententu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu

    yang aktif mengikuti pengajian istighosah malam Senin di Dusun

    Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    yang berjumlah 35 orang.

  • 10

    Tabel.I

    Data Ibu-Ibu Yang Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin

    No. Tingkatan Umur Keterangan

    1. 21-30 1

    2. 31-40 7

    3. 41-50 13

    4. 51-60 7

    5. 61-70 7

    Jumlah 35

    4. Teknik Pengumpulan Data

    a. Angket

    Menurut pengertiannya angket adalah daftar pertanyaan

    yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang

    yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan

    permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan

    respons ini disebut responden (Arikunto, 2005: 102).

    Angket ini digunakan sebagai metode pokok untuk

    memperoleh informasi yang baik tentang keaktifan ibu-ibu

  • 11

    dalam mengikuti pengajian istighosah malam senin dan

    pengaruhnya terhadap implementasi sikap sabar dalam

    kehidupan.

    b. Observasi atau pengamatan

    Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut

    pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

    terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indra.

    Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

    penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,

    2006: 156). Metode ini digunakan dalam melengkapi data yang

    diperlukan dengan jalan mengamati aktifitas ibu-ibu.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya

    barang-barang tertulis. Di dalam melakukan metode

    dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

    buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

    rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).

    Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang objek

    penelitian (situasi dan keadaan masyarakat di Dusun Sruwen 03)

    serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.

    d. Wawancara atau interview

    Suatu proses tanya jawab lesan, dimana 2 orang atau lebih

    berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain

  • 12

    dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya

    (Sukandarrumidi, 2004: 88).

    Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara

    dengan ibuibu dan pengurus yang mengikuti pengajian

    istighosah malam Senin untuk memperoleh data atau informasi

    tentang keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah

    malam Senin.

    5. Instrumen penelitian

    Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang

    terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua macam yaitu yang

    pertama angket tentang keaktifan mengikuti kegiatan istighosah dan

    yang kedua angket tentang implementasi sikap sabar dalam kehidupan

    masyarakat.

  • 13

    Table II Variabel Indikator

    No Variabel Indikator Item pertanyaan

    1.

    Keaktifan

    mengikuti

    pengjian

    istighosah

    1) Selalu aktif berangkat

    1. Pada jam berapakah Ibu berangakat ke pengjian istighosah malam Senin?

    2. Ketika Ibu sedang sibuk atau repot, apakah Ibu tetap mengikuti atau berangkat

    pengjian istighosah malam Senin?

    2) Selalu khusyu dalam

    berdoa dan zikir

    1. Saat melafalkan doa dan zikir, Ibu merasa sangat mengantuk dan sudah batal,

    apa yang Ibu lakukan saat itu?

    2. Bagaimana perasaan Ibu ketika ikut melafalkan doa dan zikir?

    3) Selalu mendengarkan

    pengajian dengan

    seksama

    1. Saat mengikuti pengajian, apa yang yang Ibu lakukan?

    2. Apakah Ibu memahami isi pengajian yang disampaikan oleh Bapak Ustad?

    4) Mengetahui makna dan

    tujuan pengajian

    istighosah

    1. Ketika Ibu mengikuti pengajian istighosah, apakah Ibu mengetahui manfaat

    dan tujuan istighosah?

    2. Ketika Ibu sudah mengetahui manfaat dan tujuan istigosah, apakah Ibu akan

    terus mengikuti pengajian istighosah?

    5) Selalu aktif bartanya

    1. Apabila Bapak Ustad menyampaikan pengajian sudah selesai, dan Ibu masih

    merasa belum paham, apa yang Ibu lakukan ?

    2. Apabila Ibu ada hambatan dalam mengikuti pengajian istighosah, apa yang Ibu

    lakukan?

  • 14

    2.

    Implementasi

    sikap sabar

    dalam

    kehidupan

    1) Tidak berkeluh-kesah 1. Apabila Ibu sedang mempunyai sebuah permasalahan, bagaimana sikap Ibu?

    2. Apabila Ibu mempunyai kekurangan dalam hidup, bagaimana perasaan Ibu?

    2) Tidak berputus asa 1. Apabila di keluarga Ibu ada yang sedang sakit, bagaimana sikap Ibu?

    2. Apabila Ibu mempunyai hutang pada seseorang dan belum bisa membayarnya,

    apa yang akan Ibu lakukan?

    3) Tidak mudah berburuk

    sangka kepada orang lain

    1. Apa yang Ibu pikirkan, jika tetangga Ibu tidak sengaja melakukan kesalahan

    dan Ibu mengetahuinya?

    2. Apa yang ibu lakukan apabila di rumah ada suatu kejadian yang tidak

    menyenangkan hati Ibu?

    4) Mampu menahan amarah 1. Ketika putra Ibu melakukan suatu kesalahan bagaimana sikap Ibu saat itu?

    5) Mudah memaafkan 1. Apabila tetangga Ibu melakukan kesalahan tanpa sengaja kepada Ibu, apakah

    Ibu akan mudah untuk memaafkanya ?

    6) Selalu mengingat kepada

    Allah SWT

    1. Saat Ibu mempunyai keluh kesah dalam permasalahan kehidupan, apakah Ibu

    selalu ingat kepada Allah ?

    2. Ibu sedang merasa bahagia dan senang, apakah saat itu Ibu juga ingat kepada

    Allah ?

  • 15

    6. Analisis Data

    Setelah data terkumpul, untuk menganalisis data penulis

    menggunakan teknik analisis deskriptif dengan teknik prosentase

    untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul dengan rumus :

    Rumus Persentase : x 100%

    Keterangan :

    P = Persentase

    F = Frekuensi

    N = Jumlah sampel (Arikunto, 2005).

    Sedangkan untuk mengetahui pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam

    mengikuti pengajian istighosah terhadap implementasi sikap sabar

    dalam kehidupan masyarakat, penulis menggunakan teknik korelasi

    product moment :

    ry =

    Keterangan :

    ry : Koefisien korelasi variabel X dan Y

    y : Produk dari variabel X dan Y

    : Variabel skor 1

    y : Variabel skor 2

    N : Jumlah sampel (Arikunto, 2005).

  • 16

    H. Sistematika Penulisan

    Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis, dapat

    sebagai berikut :

    BAB I, Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,

    penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.

    BAB II, Kajian pustaka meliputi : Pengertian pengajian istighosah,

    kajian yang ada di dalam pengajian istighosah, manfaat dari pengajian

    istighosah, pengertian sikap sabar, macam-macam sikap sabar, keutamaan

    sikap sabar, hikmah dari sikap sabar, dan pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam

    mengikuti pengajian istighosah terhadap implementasi sikap sabar.

    BAB III, Laporan hasil penelitian meliputi : Gambaran umum lokasi

    penelitian, gambaran umum pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, penyajian data laporan hasil

    penelitian.

    BAB IV, Analisa data meliputi : Analisis data tentang pengaruh

    keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah, analisis data

    tentang implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat, pengujian

    hipotesis laporan, pembahasan hasil laporan.

    BAB V, Penutup pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir

    dari hasil penelitian, saran-saran, dan kata penutup.

  • 17

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengajian istighosah

    1. Pengertian pengajian istighosah

    Hasan Ismail, Pengajian adalah belajar atau hadir dalam belajar ilmu

    agama bersama orang alim atau orang yang berilmu

    (http://hasanismailr.blogspot.com).

    Kata istighosah ini mempunyai berbagai makna dari berbagai

    pendapat, diantaranya : Istighosah berasal dari kata ghoutsu, ghotsa,

    ghoutsan, ighotsatan yang artinya pertolongan, menolongnya,

    membantunya (Louis maluf al-yassui dan bernard tottel al-yassui, 1977 :

    561). Menurut Muhammad Ibn Abdul Wahab (1969:33) dalam Kitab

    Tauhid istighosah adalah meminta sesuatu untuk menghilangkan

    kesusahan atau kesedihan, dan memohon bantuan hanya dengan Allah

    SWT. itu diperbolehkan di dalam segala urusan kebaikan.

    Sedangkan menurut KH.A. Nuril Huda kata istighosah berasal dari

    al-ghouts yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang

    mengikuti pola (wazan) istafala atau istifal menunjukan arti

    permintaan atau permohonan. Maka istighosah berarti meminta pertolongan

    (http://www.asy-syifauljinan.co.cc).

    Menurut Ustad. Nur Hanani selaku ketua pengajian istigosah di

    Dsusun Sruwen 03 dalam wawancara langsung menuturkan bahwa:

    istighosah adalah melaksanakan ibadah dan melafalkan bacaan-bacaan

    yang berisi doa, zikir, shalawat, yang bermanfaat untuk memohon

  • 18

    pertolongan kepada Allah SWT. Atas segala sesuatu yang di hadapi

    manusia (wawancara kode W.1).

    Jadi dapat di simpulkan bahwa makna pengajian istighosah adalah

    menghadiri suatu majlis untuk melaksanakan ibadah, doa, zikir, dan

    bersholawat bersama yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta

    pertolongan kepada Allah SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi manusia

    yang dipimpin oleh orang alim atau orang yang berilmu. Dalam pengajian

    istighosah di sini juga dilaksanakan ibadah shalat sunah tasbih yang

    dikerjakan sebelum melaksanakan doa, zikir, dan shalawat bersama. Sholat

    sunah tasbih dilaksanakan dua minggu sekali dalam pelaksanaan istighosah.

    2. Kajian dalam pengajian istigosah

    a. Doa

    Doa adalah memohon kepada Allah dengan cara-cara tertentu (Toha,

    2004:29). Sedang menurut Aboebakar Atjeh (1993:260) dalam bukunya

    Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik) doa adalah kata-kata

    yang dihadapkan kepada Tuhan untuk memohon sesuatu. Di dalam islam

    sangat dipuji mempebanyak doa kepada Allah dalam segala waktu.

    Dalam Al-quran maupun di dalam hadits disebutkan bahwa Allah

    menyuruh hamba-Nya berdoa kepada-Nya, langsung dengan tidak

    berperantaraan, dan ia menjamin akan memperkenankan segala sesuatu

    yang diminta dan dimohonkan kepadanya. Allah SWT. Berfirman dalam

    QS.Al-mumin ayat 60 :

  • 19

    Artinya: dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

    Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

    menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka

    Jahannam dalam keadaan hina dina".

    Allah SWT. memerintahkan kita untuk berdoa, dan Allah berjanji

    untuk mengabulkannya. Maha suci Allah yang maha agung, yang

    melimpahkan karunia dan anugerah yang tidak terhingga, tetapi apabila ada

    hamba-Nya yang menyombongkan diri dan tidak mengingat Allah maka

    Allah akan memberikan azab dan akan dimasukkan ke dalam Neraka

    Jahannam.

    b. Zikir

    Aboebakar Atjeh (1993:276) mengartikan zikir ialah ucapan yang

    dilakukan dengan lidah atau mengingat akan Tuhan dengan hati, dengan

    ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan membersihkannya dari

    pada sifat-sifat yang tidak layak untuknya, selanjutnya memuji dengan puji-

    pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat

    yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian.

    Dalam hal ini, Abu Yusuf (2009:27) menyatakan bahwa di antara

    sebab terbesar mendapatkan kelapangan dada dan ketenangannya adalah

    memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Sebab zikir memiliki pengaruh

  • 20

    yang menakjubkan dalam melapangkan dan memberikan ketentraman di

    dalam dada, serta menghilangkan kesedihan dan kegundahannya.

    Allah SWT. Berfirman dalam QS. Ar-Rad ayat 28 :

    Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

    tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

    mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

    Maka berzikir (mengingat) Allah mempunyai pengaruh besar dalam

    mendapatkan hal-hal yang dicari, hal ini karena keistimewaannya, dan

    karena ganjaran dan pahala yang diharapkan seorang hamba.

    Unsur utama dalam zikir adalah Allah SWT. Allah adalah awal dan

    akhir segala zikir manusia. Orang yang berzikir kepada Allah SWT. melalui

    lisannya tanpa penghayatan akal pikiran serta lubuk hati yang paling dalam,

    tentu tidak akan mengandung kekuatan kecuali sangatlah kecil. Tetapi bagi

    mereka yang berzikir bagi lisannya, kemudian diyakini dalam hatinya, serta

    pikirannya pun mengukuhkannya, maka zikir yang demikian itulah yang

    mampu mendekatkan diri pada Allah SWT.

    Zikir sendiri adalah mengingat Allah SWT. seraya membaca kalimat-

    kalimat Allah SWT. seperti :

    1) Istighfar

    Kalimat istighfar astaghfirullaahaladliim adalah kalimat zikir

    yang digunakan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Ucapan

    istighfar dalam zikir harus dilandasi bahwa dirinya dalam keadaan

    salah dan lupa. Hanya Allahlah yang Maha Benar dan tidak pernah

  • 21

    salah apalagi lupa. Dengan kesadaran ini, dalam diri kita akan tumbuh

    niat untuk bertaubat kepada Allah SWT. Zikir dengan kalimat

    istighfar banyak dijelaskan Allah SWT.

    Dalam firman-Nya QS.An-Nashr ayat 3:

    Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah

    ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha

    Penerima taubat.

    2) Tahlil

    Kalimat tahlil berbunyi laa ilaaha illallah, artinya tiada Tuhan

    selain Allah SWT. inilah kalimat zikir yang paling utama.

    Mentauhidkan Allah SWT. yang memang Dia Maha Tunggal dan

    tidak ada sesuatupun mampu menyamai-Nya, apalagi menandingi-

    Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT.

    Dengan demikian, menjadi kewajiban hamba Tuhanlah

    menyembah-Nya, mengesakan-Nya, menaati segala perintah-Nya, dan

    menjauhi segala larangan-Nya.

    Allah SWT. Berfirman dalam QS. Al- Muminuun ayat 52 :

    Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu

    semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka

    bertakwalah kepada-Ku.

    3) Tasbih

    Kalimat tasbih berbunyi Subhanallah, artinya Allah Maha

    Suci. Maha Suci yang dimaksudkan adalah kesempurnaan Allah dari

  • 22

    segala sifat kurang dan kotor. Allah Yang Maha Suci, tanpa salah,

    tanpa dosa, tanpa kurang, tanpa cacat, dan tanpa yang bermakna

    kurang lainnya. Dengan menyadari akan Allah Yang Maha Suci

    tersebut, maka dalam zikir yang khusyuk akan muncul rasa terkagum-

    kagum terhadap kesempurnaan Allah yang serba sempurna.

    4) Tahmid

    Kalimat tahmid berbunyi Alhamdulillah, artinya segala puji

    hanya bagi Allah semata. Kalimat ini semestinya selalu diucapkan

    dengan penuh kesadaran bahhwa kita mustahil bisa hidup tanpa

    adanya nikmat dari Allah SWT. dengan demikian, segala sesuatu tidak

    lain dan tidak bukan adalah nikmat dari Allah SWT. kesehatan, rezeki,

    usia panjang, anak, istri, dan lain-lain merupakan nikmat dari Allah.

    Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 152 :

    Artinya: karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat

    (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan

    janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

    Kita diwajibkan bersyukur hanya kepada Allah SWT. namun,

    bukan berarti kita tidak boleh berterima kasih kepada orang yang

    menjadi perantara Allah untuk menyampaikan nikmat-Nya kepada

    kita.

    5) Takbir

    Kalimat takbir berbunyi Allahu Akbar, artinya Allah Maha

    Besar. Kalimat ini juga mengiringi hampir setiap gerakan dalam

  • 23

    shalat. Shalat sebagai zikir yang utama, di dalamnya juga terdapat

    zikir yang bernilai sangat utama. Sebab, kalimat takbir merupakan

    kalimat penyadaran kesejatian manusia (Suyadi, 2008: 91-99).

    Sedang Al-Ghozali dalam M. Abdul Quasem (1988:236)

    menyebutkan bahwa ada empat macam zikir. Yaitu menyatakan

    keesaan Allah SWT. (tahlil), mengagungkan Dia (tasbih), memuja

    Dia (tahmid), dan memohon ampunan-Nya (istighfar).

    Adapun bentuk dan cara berzikir itu juga bermacam-macam,

    Ustad Nur Hanani menjelaskan dalam pengajian bahwa zikir itu

    mempunyai tiga macam, yaitu : Pertama Zikir dengan hati, yaitu

    dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah SWT.

    Sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat

    Yang Maha Kuasa. Semua yang ada dalam semesta ini pastilah

    ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Maka dengan

    melakukan zikir, keimanan seseorang kepada Allah SWT. Akan

    bertambah. Kedua Zikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan

    mengucapkan lafad-lafad yang di dalamnya mengandung asma

    Allah SWT. Yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada

    umatnya. Misalnya mengucapkan lafad tasbih, tahmid, takbir,

    tahlil, shalawat, membaca Al-quran dan sebagainya. Ketiga

    Zikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang

    diperintahkan oleh Allah SWT. Dan menjauhi larangan-Nya.

    Yang harus diingat adalah bahwa semua amalan harus dilandasi

    dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut ialah

    untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. (wawancara kode

    W.2).

    c. Shalat sunah tasbih

    Moh. Rifai (2009: 97-99) balam bukunya Risalah Tuntunan Shalat

    Lengkap menyatakan bahwa shalat sunah tasbih adalah shalat sunah yang

    sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. kepada ibunya Sayyidina

    Abbas Ibn Abdul Muthalib. Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya,

  • 24

    kalau bisa setiap malam, kalau tidak bisa tiap malam, maka sekali

    seminggu, kalau juga tidak sanggup seminggu sekali, dapat juga dilakukan

    sebulan sekali atau setahun sekali, dan kalau tidak bisa setahun sekali,

    setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Shalat ini disebut shalat tasbih,

    karena di dalamnya dibacakan tasbih sehingga dalam empat rakaat itu

    berjumlah 300 tasbih.

    Waktu mengerjakan shalat sunah tasbih adalah:

    1) Kalau dikerjakan pada siang hari, hendaknya dikerjakan 4 rakaat

    dengan satu salam.

    2) Kalau dikerjakan pada malam hari, hendaknya 4 rakaat itu dijadikan

    dua salam.

    Cara mengerjakan shalat sunah tasbih adalah:

    1) Berdiri lurus menghadap kiblat, kemudian mengucapkan lafazh niat (di

    waktu malam)

    2) Selesai membaca doa iftitah, lalu membaca surat pendek, kemudian

    sebelum rukuk membaca tasbih 15 kali.

    3) Kemudian rukuk, dan membaca tasbih saat rukuk sebanyak 10 kali,

    kemudian Itidal.

    4) Setelah selesai tahmid Itidal, kemudian membaca tasbih sebanyak 10

    kali, lalu sujud.

    5) Di waktu sujud, sehabis tasbih sujud kemudian membaca tasbih

    sebanyak 10 kali, lalu duduk antara dua sujud.

  • 25

    6) Setelah selesai membaca doa duduk antara dua sujud, kemudian

    membaca tasbih sebanyak 10 kali, lalu dilanjutkan sujud kedua.

    7) Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih sebanyak 10 kali,

    kemudian sebelum berdiri ke rakaat kedua, kita hendaknya duduk

    istirahah sambil membaca tasbih sebanyak 10 kali.

    Demikian cara pelaksanaan shalat sunah tasbih pada rakaat pertama,

    yang apabila dihitung seluruh bacaan tasbihnya berjumlah 75 kali tasbih,

    dan 75 dikalikan 4 rakaat menjadi 300 kali tasbih.

    d. Shalawat

    Aboebakar Atjeh (1993:287) menyatakan dalam bukunya bahwa

    shalawat ialah membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah, yang

    tersimpan dalam lafad-lafad tertentu, karena bershalawat kepada Nabi itu

    termasuk amal ibadat yang diberi pahala dan ganjaran oleh Tuhan kepada

    mereka yang mengerjakannya.

    Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56 :

    Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat

    untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah

    kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan

    kepadanya[1230].

    [1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat:

    dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang

  • 26

    mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:

    Allahuma shalli ala Muhammad.

    [1230] Dengan mengucapkan perkataan seperti: Assalamu'alaika

    ayyuhan Nabi artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi.

    Shalawat kepada Nabi biasanya diiringi dengan taslim. Misalnya :

    Allahuma Salli wasallim alla Muhammad, artinya, ya Tuhanku

    turunkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad

    (Aboebakar, 1993:290). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    bershalawat kepada Nabi ialah mengakui kerasulannya serta memohon

    kepada Allah SWT. semoga Allah memberikan keutamaan dan

    kemuliaannya. Bershalawat kepada Nabi adalah ibadah yang istimewa,

    karena Allah selalu menurunkan rahmat-Nya dan malaikat selalu berdoa

    untuknya, serta memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk

    bershalawat kepadanya.

    Adapun maksud pembacaan shalawat dalam pembukaan segala

    sesuatu itu adalah untuk :

    1) Bertabarruk (memohon keberkatan), sesuai dengan sabda Nabi SAW :

    Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama

    Allah dan bershalawat kepadaku, niscaya perbuatan tersebut kurang

    sempurna.

    2) Memenuhi sebagian hak Rasulullah SAW, sebab beliau adalah perantara

    antara Allah SWT. Dan hamba-hamba-Nya. Semua nikmat yang

  • 27

    diterima oleh mereka, termasuk nikmat terbesar berupa hidayah kepada

    islam, adalah dengan perantara dan melalui Rasulullah SAW.

    3) Memenuhi perintah Allah yang dituangkannya di dalam QS. Al- Ahzab:

    56 yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu

    untuk Nabi, ucapkanlah salam penghormatan kepadanya

    (http://my.opera.com/thariqatulhaqq2010/blog /).

    3. Manfaat Pengajian Isighosah

    Ustad Nur Hanani selaku ketua pengajian istighosah di Dusun Sruwen

    03 Desa Sruwen, dalam wawancara mengatakan bahwa manfaat dari

    pengajian istigosah sama halnya dengan manfaat doa dan zikir,

    karena kajian dalam pengajian istighosah di dalamnya ada doa dan

    zikir yang di baca dan dilafadkan bersama-sama (wawancara kode

    W.1).

    Yazid (2008:61-87) dalam bukunya Doa dan Wirid mengobati

    guna-guna dan sihir menurut Al-quran dan As-sunnah . Manfaat doa dan

    zikir (mengingat Allah SWT) sangat banyak, diantaranya sebagai berikut :

    a. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.

    b. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya

    c. Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati

    d. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (di dalam) hati

    e. Melapangkan rizki

    f. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga

    mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan

    g. Takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil yang diucapkan hamba saat berzikir

    akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan

  • 28

    h. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-

    orang yang berzikir

    i. Orang yang berzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-

    Nya dan Allah bersamanya, dll.

    Mengingat banyaknya manfaat yang telah disebutkan di atas, maka

    sebagai hamba Allah yang beriman harus selalu berdoa dan berzikir,

    memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari berbagai cobaan hidup di

    dunia ini.

    B. Sikap sabar

    1. Pengertian sikap sabar

    Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan,

    perilaku, gerak-gerik atau bertingkah laku (Depdiknas, 2007:1063).

    Sabar mempunyai beberapa definisi, diantaranya: Ilyas (2007:134)

    menyatakan bahwa sabar (ash-shabr) secara etimologis berarti menahan dan

    mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis berarti menahan diri

    dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah.

    Menurut Ahmadi (2004:85) kata shabr maknanya habs yakni

    menahan. Maka kata sabar di artikan usaha menahan diri dari hal-hal yang

    tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan .

    Abu Zakaria Ansari dalam Ahmad Sultoni (2007:143) sabar

    merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap

    sesuatu yang terjadi, baik disenangi maupun dibenci. Dari berbagai definisi

    di atas maka dapat disimpulkan bahwa sabar adalah menahan diri dari

  • 29

    segala sesuatu yang disukai dan dibenci dengan sepenuh kerelaan dan

    kepasrahan karena hanya mengharap ridho Allah SWT.

    Maka sikap sabar dapat diartikan suatu gerak-gerik atau tingkah laku

    seseorang dalam menahan diri dari segala sesuatu baik yang disukai dan

    dibenci dangan tidak berputus asa, sepenuh kerelaan hati dan kepasrahan

    karena hanya mengharap ridho Allah SWT. Sikap sabar sangat dibutuhkan

    oleh setiap orang, demikian itu karena semua orang pasti merasakan pahit

    getirnya kehidupan selain hal-hal yang menyenangkan. Suatu yang

    menyenangkan juga harus disikapi dengan sabar dan kehati-hatian agar

    tidak terlalu merasakan kegembiraan hingga lepas kendali, apalagi peristiwa

    yang pahit dan menyedihkan. Dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 200 :

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah

    kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)

    dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

    2. Macam-macam sikap sabar

    Manusia senantiasa memerlukan kesabaran setiap saat, dalam segala

    kondisi. Sebab manusia itu hidup diantara perintah yang harus dikerjakan,

    larangan yang harus dijauhi, takdir yang harus diterima, dan nikmat yang

    harus disyukuri. Karena keempat keadaan ini tidak lepas dari manusia, maka

    sabar harus ada pada manusia sampai mati (Imtihan As-syafii, 2006:105).

    Sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada keberhasilan seseorang dalam

  • 30

    usahanya mendekati Allah SWT. dan ini dapat diperoleh dengan cara

    mengikuti kebenaran dan meninggalkan kebatilan.

    Dengan keterangan di atas, maka kesabaran mempunyai bentuk yang

    berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya, diantaranya:

    Menurut Abdullah Bin Alawy (1999:187-188) kesabaran terbagi

    dalam empat macam yaitu:

    a. Sabar dalam menjalani ketaatan. Kesabaran semacam ini dapat diperoleh

    dengan melalui lahir-batin seseorang. Melalui lahirnya, seseorang harus

    selalu mengerjakan ketaatan dengan sungguh-sungguh dan sesuai

    dengan ketentuan syara. Sedang melalui batinnya, seseorang harus

    ikhlas dan menghadirkan hati ketika sedang mengerjakan ketaatan.

    b. Kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan. Kesabaran ini juga dapat

    diperoleh melalui lahir-batin seseorang. Melalui lahirnya, seseorang

    harus senantiasa meninggalkan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan

    melalui batinnya, dia tidak boleh memberi kesempatan kepada jiwanya

    untuk memikirkan dan cenderung kepada kemaksiatan. Sebab, dosa itu

    awalnya adalah bisikan jiwa.

    c. Kesabaran dalam mengingat dosa-dosa terdahulu. Bila kesabaran ini

    dapat melahirkan perasaan takut dan menyesal, maka kerjakanlah,

    namun bila tidak, sebaiknya tinggalkanlah. Kesabaran ini akan

    mengingatkan seseorang akan ancaman-ancaman Allah yang

    dipersiapkan bagi hamba-hamba-Nya yang mengerjakan kemaksiatan,

  • 31

    yakni siksaan, baik di dunia maupun di akhirat. Siapa saja selalu

    menjalani kesabaran maka Allah akan memuliakannya.

    d. Kesabaran menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Kesabaran ini

    terbagi dalam dua macam, yaitu :

    1) Hal-hal yang tidak diinginkan itu langsung datang dari Allah tanpa

    perantara lagi, seperti sakit, hilangnya harta benda, dan kematian

    kaluarga. Kesabaran jenis ini juga dapat diperoleh melalui lahir-

    batin seseorang. Melalui batinnya, seseorang harus meninggalkan

    kebiasaan mengeluh atas pendaritaan yang dideritanya. Sedangkan

    melalui lahirnya, manusia tidak boleh mengadu kepada sesama

    makhluk Allah SWT. dan melakukan hal-hal yang bertentangan

    dengan syara ketika menghadapi musibah, seperti menyobek-

    nyobek pakaian, menjerit-jerit, dan menangis meraung-raung.

    2) Hal-hal yang tidak diinginkan itu datang dari makhluk, seperti

    menyakiti badan, menyinggung perasaan, dan merampas harta.

    Yusuf Al-Qardhawi dalam Yunahar Ilyas (2007:135-137) membagi

    sabar dalam enam macam, yaitu :

    1. Sabar menerima cobaan hidup. Cobaan hidup, baik fisik maupun non

    fisik, akan menimpa semua orang, baik berupa lapar, haus, sakit, rasa

    takut, kehilangan orang-orang yang dicintai, kerugian harta benda dan

    lain sebagainya. Cobaan seperti itu bersifat alami, manusiawi, oleh

    sebab itu tidak ada seorangpun yang dapat menghindar. Yang diperlukan

    adalah menerimanya dengan penuh kesabaran.

  • 32

    2. Sabar dari keinginan hawa nafsu. Hawa nafsu menginginkan segala

    macam kenikmatan hidup, kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk

    mengendalikan segala keinginan itu diperlukan kesabaran. Jangan

    sampai semua kesenangan hidup dunia itu membuat seseorang lupa diri,

    apalagi lupa kepada Allah SWT.

    3. Sabar dalam taat kepada Allah SWT. Dalam menaati perintah Allah,

    terutama dalam beribadah kepada-Nya diperlukan kesabaran, karena

    dalam beribadah diperlukan kesabaran yang berlipat ganda mengingat

    banyaknya rintangan baik dari dalam maupun luar diri.

    4. Sabar dalam berdakwah. Jalan dakwah adalah jalan panjang berliku-liku

    yang penuh dengan segala rintangan. Seseorang yang melalui jalan itu

    harus memiliki kesabaran.

    5. Sabar dalam perang. Dalam peperangan sangat diperlukan kesabaran,

    apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak atau lebih kuat.

    6. Sabar dalam pergaulan. Dalam pergaulan sesama manusia baik antara

    suami isteri, antara orang tua dengan anak, antara tetanggan denagn

    tetangga, antara guru dan murid, atau dalam masyarakat yang lebih luas,

    akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung

    perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari diperlukan

    kesabaran, sehingga tidak cepat marah, atau memutuskan hubungan

    apabila menemui hal-hal yang tidak disukai.

  • 33

    Dalam hal ini, Said Hawwa (2004:376-377) menyatakan bahwa

    orang yang taat memerlukan kesabaran atas ketaatannya dalam tiga

    keadaan yaitu :

    1. Sebelum ketaatan. Hal ini berkaitan dengan meluruskan niat, ikhlas,

    sabar menahan diri dari virus-virus riya dan berbagai cacat,

    membulatkan tekad untuk ikhlas dan setia, ini termasuk kesabaran yang

    berat di sisi orang yang mengetahui hakikat niat dan ikhlas, atau

    berbagai penyakit riya dan tipu daya jiwa.

    2. Ketika melakukan ketaatan. Agar tidak melalaikan Allah pada saat

    melakukannya dan tidak malas dari mewujudkan berbagai adab dan

    sunnahnya agar ia senantiasa bisa memenuhi persyaratan adab hingga

    akhir pelaksanaannya.

    3. Setelah selesai melakukan ketaatan, karena dia memerlukan kesabaran

    untuk tidak menyiarkan memamerkannya karena riya. Ia juga harus

    bersabar untuk tidak memandang amal perbuatannya dengan pandangan

    ujub (perasaan bangga dengan kebaikan), dan bersabar dari setiap hal

    yang dapat membatalkan amalnya atau menghilangkan pahalanya.

    3. Keutamaan sikap sabar

    Uwes Al-Qorni (2002:172-173) dalam bukunya menyatakan bahwa,

    ada sepuluh keutamaan setiap mukmin berkaitan dengan kesabaran yang

    mampu dijalankannya :

  • 34

    1. Kesabaran merupakan ibadah batiniyah sehingga ia selalu disertai

    pertolongan Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam QS.Al-Baqarah

    ayat 153 :

    .

    Artinya:.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

    2. Kesabaran memelihara amalnya dari hal-hal yang dapat merusak, karena

    nafsunya yang suka membawa ke jalan yang buruk dapat dia kendalikan.

    3. Kesabaran menjadi modal ketenangan hidupnya selama di dunia.

    Baginya, dunia adalah tempat tinggal sementara yang tidak akan luput

    dari godaan.

    4. Kesabaran menjadi sarana untuk meningkatkan kondisinya di hadapan

    Allah SWT.

    5. Kesabaran melahirkan pujian Allah kepada pemiliknya. Orang sabar

    dipuji Allah sebagai orang yang paling baik.

    6. Kesabaran melahirkan kegembiraan baginya.

    7. Kesabaran melahirkan kecintaan Allah terhadapnya.

    8. Kasabaran meningkatkan derajat.

    9. Kesabaran membawa keselamatan yang hakiki, yakni ketika ia masuk

    surga. Ia mendapatkan sambutan dari Allah, sebagaimana firmannya

    dalam QS. Ar-Radu ayat 24 :

    ....

  • 35

    Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.

    10. Kesabaran membawanya pada pahala yang tidak ada hentinya. Allah

    berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10 :

    Artinya: .Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang

    dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

    Sedangkan Yunahar Ilyas (2007:138) seorang pakar akhlak

    menyatakan dalam bukunya, sifat sabar dalam islam menempati posisi yang

    istimewa. Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa, tentu dengan

    sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang istimewa.

    Misalnya, dalam menyebutkan orang-orang beriman yang akan

    mendapatkan surga dan keridhaan Allah SWT. Orang-orang yang sabar

    ditempatkan dalam urutan pertama sebelum yang lainnya. Sifat sabar

    memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesan dunia dan

    Akhirat.

    4. Hikmah sikap sabar

    Wahid Ahmadi (2004:95-98) dalam bukunya berpendapat bahwa

    kesabaran mempunyai beberapa hikmah bagi manusia di dunia ini, di

    antaranya :

    a. Kesabaran melimpahruahkan pahala. Kesabaran mendatangkan pahala

    yang melimpahruah dari Allah SWT. dan pahala itu bukan semata-mata

    pada sifat sabarnya, namun juga pada dampak kesabarannya itu.

    Misalnya, kesabaran dalam menghadapi musibah. Semakin lama sakit

  • 36

    diderita dan selama itu seseorang bersabar dengan tidak berkeluh kesah,

    tidak emosi, tidak menyesali secara berebihan, dan tetap mengharap

    kesembuhan dari Allah SWT. Maka Allah akan terus mengalirkan

    pahalanya kepada orang tersebut.

    Allah SWT. berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10

    ...

    Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang

    dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

    b. Kesabaran selalu melahirkan kebajikan. Kesabaran memang mahal

    nilainya. Maka kesabaran yang demikian dijunjung tinggi dalam islam.

    Kesabaran merupakan anugerah Allah yang sangat besar nilainya.

    Kehidupan di dunia ini, yang terkadang menyenangkan dan saat lain

    menyedihkan, tidak mungkin diatasi kecuali dengan sikap sabar.

    Kenikmatan dalam bentuk pangkat atau kekayaan hanya akan

    menjerumuskan, jika yang menerima terlalu bergembira hingga lupa

    diri. Sebaliknya, penderitaan juga hanya akan membuat orang lebih jauh

    menderita jika yang mendapatkan kurang tahan, lalu mencela Allah dan

    berkeluh-kesah secara berlebihan. Maka bersabarlah yang membuat

    segala sesuatu menjadi bernilai kebaikan dan maslahat.

    c. Kesabaran menghadapi cobaan merupakan bukti kekuatan iman. Orang-

    orang yang sukses umumnya adalah meraka yang menempuh berbagai

    ujian berat dalam hidup ini dan mereka berhasih mengatasinya. Para

    pejuang yang meraih kemenangan tidak akan mencapai kedudukan itu

  • 37

    sebelum meraka mampu mengatasi berbagai rintangan di medan

    perjuangan. Para ilmuan juga tidak bisa mendapatkan status akademis

    manakala mereka tidak bisa menjawab berbagai tantangan ilmiah yang

    menghadang.

    Beberapa hikmah yang dapat diambil, jelas bahwa Allah SWT. akan

    selalu memberikan jalan keluar dari setiap cobaan yang dihadapi manusia di

    dunia ini, Allah tidak akan lepas dari umat-Nya yang selalu memohon

    petunjuk dan pertolongan. Rahmat serta hidayah-Nya selalu tercurahkan

    kepada hamba-Nya yang selalu berusaha dan selalu mensyukuri semua

    nikmat yang diberikannya. Allah juga telah berjanji kepada umatnya bahwa

    disetiap cobaan dan dengan kesabaran dalam menghadapinya maka Allah

    akan selalu memberikan pahala yang tanpa batas, karena Allah SWT. Maha

    Pengasih dan Penyayang, Maha Melihat dan Mendengar.

    C. Pengaruh Keaktifan Ibu-Ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah Terhadap

    Implementasi Sikap Sabar

    Telah kita ketahui bahwa pengajian istighosah adalah menghadiri

    suatu majlis untuk melaksanankan ibadah, doa, bersholawat dan dzikir

    yang bermanfaat untuk memohon bantuan, minta pertolongan kepada Allah

    SWT. atas segala sesuatu yang dihadapi. Kegiatan ini dipimpin oleh orang

    alim atau orang yang berilmu yang diadakan diberbagai tempat yang

    berbeda. Pengajian ini bisa diikuti dari berbagai kalangan, diantaranya

    bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, sampai dengan anak-anak. Mereka merasakan

    manfaat banyak dan bersifat positif yang dirasakan dalam kehidupan.

  • 38

    Terutama sikap sabar yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-

    hari dalam menghadapi segala cobaan hidup baik cobaan yang ringan

    sampai cobaan yang mereka anggap berat, dijalaninya dengan sikap sabar

    dan selalu memohon pertolongan dari Allah SWT. Cobaan Allah itu tidak

    semua pedih dan pahit, tetapi sering pula muncul dalam kenikmatan.

    Adanya perasaan takut, kelaparan, kekurangan kebutuhan, penderitaan fisik,

    serta cobaan hidup lainnya yang dirasakan seseorang, semua ini hanya bisa

    dihadapi dengan sabar dan tidak berputus asa.

    Kebanyakan orang terutama seorang ibu, mereka mempunyai tugas

    dan pekerjaan yang sangat padat dan terasa berat. Masalah dan cobaan

    selalu dirasakan oleh seorang ibu. Misalnya, tugas utama seorang ibu adalah

    mendidik anak-anaknya hingga tumbuh dewasa dan berakhlak baik, bukan

    hanya itu seorang ibu juga menjalankan tugas rumah tangga yang amat

    banyak dan masih banyak tugas seorang ibu dalam lingkungan masyarakat.

    Semua itu dijalaninya dengan penuh kesabaran yang sangat besar, ibu

    sangat berjasa bagi semua, seberat apapun beban yang dirasakan, mereka

    tetap tegar dan semangat dalam menjalani tanggung jawabnya.

    Bukan hanya kesabaran yang harus dimiliki seseorang tetapi harus

    diikuti dengan doa, beribadah, dan usaha yang kuat, agar dalam menjalani

    semua aktifitas kehidupan diberikan kelancaran, dan mendapatkan hasil

    yang lebih baik.

  • 39

    BAB III

    LAPORAN HASIL PENELITIAN

    Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih

    dahulu akan disajikan beberapa data fakta penting hasil penelitian hasil observasi

    di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

    Tahun 2011.

    A. Gambaran umum Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang

    1. Keadaan geografis Dusun Sruwen 03

    Dusun Sruwen 03 merupakan salah satu Dusun yang terletak di Desa

    Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaen Semarang, dengan jarak dari

    Kelurahan 500 m, jarak dari Kecamatan 4 km dan jarak dari Ibu Kota

    Kabupaten 40 km .

    a. Batas wilayah Dusun Sruwen 03

    1) Sebelah Utara : Desa Duren Sawit

    2) Sebelah Selatan : Desa Sugihan

    3) Sebelah Barat : Desa Sruwen 02

    4) Sebelah Timur : Desa Margosuko

    b. Luas Wilayah

    Luas wilayah Dusun Sruwen 03 31,6 Ha yang terdiri atas :

    1) Pemukiman : 70%

    2) Persawahan : 15%

    3) Perkebunan : 15%

  • 40

    2. Monografis Dusun Sruwen 03

    Jumlah penduduk Dusun Sruwen 03 846 jiwa, terbagi dalam

    169 Kepala Keluarga yang terbagi menjadi 4 ( RT ) dan 2 ( RW ).

    a. Mata pencaharian

    Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Sruwen 03

    mayoritas petani. Berdasarkan data dari Kepala Desa Sruwen di

    peroleh perincian mata pencaharian penduduk di Dusun Sruwen 03

    sebagai berikut.

    Tabel. II

    Mata pencaharian penduduk Dusun Sruwen 03 Tahun 2011

    No Pekerjaan Jumlah

    1 Petani 80 orang

    2 Karyawan Pabrik 25 orang

    3 Pedagang 8 orang

    4 PNS 3 orang

    5 Pertukangan 6 orang

    6 Pegawai Swasta 15 orang

    7 Peternak 6 orang

    8 Buruh Bangunan 16 orang

    9 Lain-lain 10 orang

    Jumlah 169 orang

    b. Kondisi Agama

    Kondisi keagamaan penduduk Dusun Sruwen 03 masuk

    dalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dan dari

    hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk Dusun Sruwen 03

    100% memeluk Agama Islam.

  • 41

    c. Keadaan sosial

    1. Adat istiadat

    Penduduk di Dusun Sruwen 03 mayoritas masih

    memegang kuat adat-istiadat jawa, misalnya : Sadranan Desa,

    acara ditempat orang meninggal (tiga hari, tujuh hari sampai

    selesai), kenduren, dan gotong royong desa.

    2. Struktur Organisasi

    Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen dipimpin oleh seorang

    kepala dusun dan dibantu oleh para aparatnya.

    Tabel III

    Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Sruwen 03 Tahun 2011

    KADES

    SUROTO

    KADUS

    SALAMUN

    RT 10 RT 13

    RT 11 RT 14

    MASYARAKAT KARANGTARUNA

  • 42

    B. Gambaran umum pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03

    Pengajian istighosah di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan

    Tengaran diadakan pertama kali sekitar pertengahan tahun 2005 dan

    terlaksana sampai sekarang, yang diketuai oleh Ustad. Nur Hanani.

    Berdirinya pengajian istighosah ini atas pemikiran para ustad dan tokoh

    masyarakat di Dusun Sruwen 03 yang bertujuan untuk mengintensifkan

    atau mengaktifkan acara istighosah yang diadakan di luar atau daerah lain.

    Pengajian istighosah ini diikuti oleh semua kalangan seperti: anak-

    anak, remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu di Dusun Sruwen 03 dan

    sekitarnya. Pengajian istighosah dilaksanakan setiap malam Senin, yang

    dimulai sekitar pukul 19.00 atau ba'da Isak dan diakhiri sekitar pukul

    21.00. untuk bulan Ramadhan pengajian istighosah dilaksanakan pada

    pukul 20.00 atau sehabis shalat tarawih dan selesai sekitar pukul 21.30.

    Adapun susunan acara pengajian istighosah adalah :

    1. Tawasul I

    2. Pembacaan isthighosah

    3. Yasin

    4. Tawasul II

    5. Manakib

    6. Doa manakib

    7. Maulidur Rasul (Diba)

    8. Doa maulidur Rasul

    9. Mauidhoh

  • 43

    C. Penyajian Data

    1. Daftar Nama Responden

    Tabel IV

    Nama responden pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03

    No Nama Responden Umur Pekerjaan

    1 Zakiyah 40 Pegawai pabrik

    2 Jumini 50 Petani

    3 Rati 55 Pedagang

    4 Sakdiyah 50 Ibu rumah tangga

    5 Fatimah 45 Ibu rumah tangga

    6 Kayati 47 Pedagang

    7 Saddah 50 Ibu rumah tangga

    8 Kamsiroh 55 Ibu rumah tangga

    9 Sarmi 50 Ibu rumah tangga

    10 Rukoyah (mpluk) 70 Ibu rumah tangga

    11 Yatemi 57 Ibu rumah tangga

    12 Sarini 36 Pedagang

    13 Marinah 45 Pedagang

    14 Mriseh 65 Ibu rumah tangga

    15 Wilah 45 Buruh

    16 Ngatinem 46 Pedagang

    17 Samsiyah 35 Penjahit

    18 Pinah 40 Pedagang

    19 Suli 37 Wiraswasta

    20 Waliyah 46 Ibu rumah tangga

    21 Siti Khotijah 70 Ibu rumah tangga

    22 Wartiyah 38 Ibu rumah tangga

    23 Amin 67 Ibu rumah tangga

    24 Rumi 55 Pedagang

    25 Bariyah 36 Ibu rumah tangga

    26 Istikomah 50 Ibu rumah tangga

    27 Mutoyinem 50 Ibu rumah tangga

    28 Suwanti 60 Ibu rumah tangga

    29 Siti Aminah 70 Ibu rumah tangga

    30 Maryam 55 Ibu rumah tangga

    31 Jinem 65 Ibu rumah tangga

    32 Musi 65 Ibu rumah tangga

    33 Fadlilah 46 Penjahit

    34 Umi 23 Ibu rumah tangga

    35 Turiyem 60 Pedagang

  • 44

    2. Hasil Jawaban Angket

    Pada penelitian ini penulis mengambil dua fariabel dependent dan

    independent yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana

    terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai

    berikut:

    a. Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah

    Adapun data hasil jawaban dari angket tentang keaktifan ibu-ibu

    mengikuti pengajian istighosah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel IV

    Jawaban Angket tentang Keaktifan Ibuibu dalam Mengikuti

    Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen

    No Nama Responden Jawaban Soal

    Jumlah A B C

    1 Zakiyah 6 3 1 10

    2 Jumini 6 3 1 10

    3 Rati 5 4 1 10

    4 Sakdiyah 8 2 10

    5 Fatimah 7 2 1 10

    6 Kayati 6 3 1 10

    7 Saddah 3 4 3 10

    8 Kamsiroh 6 3 1 10

    9 Sarmi 8 2 10

    10 Rukoyah (mpluk) 7 3 10

    11 Yatemi 8 2 10

    12 Sarini 4 6 10

    13 Marnah 8 2 10

    14 Priseh 5 3 2 10

    15 Wilah 7 3 10

    16 Ngatinem 8 2 10

    17 Samsiyah 8 2 10

    18 Pinah 6 4 10

    19 Suli 7 2 1 10

  • 45

    20 Waliyah 7 3 10

    21 Siti Khotijah 6 4 10

    22 Wartiyah 8 2 10

    23 Amin 7 2 1 10

    24 Rumi 7 3 10

    25 Bariyah 8 2 10

    26 Istikomah 6 4 10

    27 Mutoyinem 7 3 10

    28 Suwanti 8 1 1 10

    29 Siti Aminah 8 2 10

    30 Maryam 7 3 10

    31 Jinem 6 4 10

    32 Musi 7 3 10

    33 Fadlilah 8 1 1 10

    34 Umi 7 2 1 10

    35 Turiyem 6 3 1 10

    Jumlah 350

    b. Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan Masyarakat

    Adapun hasil jawaban angket tentang implementasi sikap sabar dapat

    dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel V

    Jawaban Angket tentang Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan

    Masyarakat di Dusun Sruwen 03

    No Nama Responden Jawaban Soal

    Jumlah A B C

    1 Zakiyah 6 3 1 10

    2 Jumini 6 4 10

    3 Rati 7 3 10

    4 Sakdiyah 6 3 1 10

    5 Fatimah 6 4 10

    6 Kayati 7 3 10

    7 Saddah 3 5 2 10

    8 Kamsiroh 6 4 10

    9 Sarmi 5 4 1 10

    10 Rukoyah (mpluk) 7 3 10

    11 Yatemi 5 5 10

    12 Sarini 6 3 1 10

  • 46

    13 Marnah 7 3 10

    14 Priseh 7 3 10

    15 Wilah 3 4 3 10

    16 Ngatinem 6 4 10

    17 Samsiyah 6 4 10

    18 Pinah 6 4 10

    19 Suli 7 2 1 10

    20 Waliyah 7 3 10

    21 Siti Khotijah 6 4 10

    22 Wartiyah 5 4 1 10

    23 Amin 5 5 10

    24 Rumi 7 3 10

    25 Bariyah 8 2 10

    26 Istikomah 7 2 1 10

    27 Mutoyinem 7 2 1 10

    28 Suwanti 6 3 1 10

    29 Siti Aminah 5 4 1 10

    30 Maryam 7 2 1 10

    31 Jinem 7 2 1 10

    32 Musi 7 2 1 10

    33 Fadlilah 7 3 10

    34 Umi 7 2 1 10

    35 Turiyem 6 4 10

    Jumlah 350

  • 47

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis

    menganalisis data tersebut, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari

    pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk

    memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data

    tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun

    tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

    A. Analisis Data

    Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya adalah

    melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai

    berikut :

    1. Analisis pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pengajian

    istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03

    Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri

    dari sepuluh item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan

    disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut :

    a) Alternatif jawaban A kategori tinggi, memiliki bobot nilai 3

    b) Alternatif jawaban B kategori sedang, memiliki bobot nilai 2

    c) Alternatif jawaban C kategori rendah, memiliki bobot nilai 1

    Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang

    diperoleh dari hasil angket untuk para ibu-ibu, nilai yang diperoleh

    kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan

  • 48

    ibu-ibu dalam mengikuti pengajian istighosah malam Senin terhadap

    implementasi sikap sabar.

    Tabel VI

    Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengjian Istighosah Malam Senin di

    Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

    Nomor responden

    Alternatif jawaban

    item

    Total nilai jawaban

    tiap item Total

    nilai A B C 3 2 1

    1 6 3 1 18 6 1 25

    2 6 3 1 18 6 1 25

    3 5 4 1 15 8 1 24

    4 8 2 24 4 0 28

    5 7 2 1 21 4 1 26

    6 6 3 1 18 6 1 25

    7 3 4 3 9 8 3 20

    8 6 3 1 18 6 1 25

    9 8 2 24 4 0 28

    10 7 3 21 6 0 27

    11 8 2 24 4 0 28

    12 4 6 12 12 0 24

    13 8 2 24 4 0 28

    14 5 3 2 15 6 2 23

    15 7 3 21 6 0 27

    16 8 2 24 4 0 28

    17 8 2 24 4 0 28

    18 6 4 18 8 0 26

    19 7 2 1 21 4 1 26

    20 7 3 21 6 0 27

  • 49

    21 6 4 18 8 0 26

    22 8 2 24 4 0 28

    23 7 2 1 21 4 1 26

    24 7 3 21 6 0 27

    25 8 2 24 4 0 28

    26 6 4 18 8 0 26

    27 7 3 21 6 0 27

    28 8 1 1 24 2 1 27

    29 8 2 24 4 0 28

    30 7 3 21 6 0 27

    31 6 4 18 8 0 26

    32 7 3 21 6 0 27

    33 8 1 1 24 2 1 27

    34 7 2 1 21 4 1 26

    35 6 3 1 18 6 1 25

    Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk mengetahui

    tinggi rendahnya Keaktifan Ibu-Ibu Mengikuti Pengajian Istighosah Malam

    Senin. Adapun rumusnya sebagai berikut :

    ki

    XrXti

    1

    keterangan :

    i : Interval

    Xt : Nilai tertinggi

    Xr : Nilai terendah

    Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

  • 50

    ki

    XrXti

    1

    3

    12028 i

    3

    18i

    3

    9i

    i = 3

    Tabel.VII

    Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu-ibu dalam

    Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03

    No Nama Responden skor Nilai nominasi

    1 Zakiyah 25 B

    2 Jumini 25 B

    3 Rati 24 B

    4 Sakdiyah 28 A

    5 Fatimah 26 A

    6 Kayati 25 B

    7 Saddah 20 C

    8 Kamsiroh 25 B

    9 Sarmi 28 A

    10 Rukoyah (mpluk) 27 A

    11 Yatemi 28 A

    12 Sarini 24 B

    13 Marinah 28 A

    14 Mriseh 23 B

    15 Wilah 27 A

    16 Ngatinem 28 A

    17 Samsiyah 28 A

    18 Pinah 26 A

    19 Suli 26 A

    20 Waliyah 27 A

    21 Siti Khotijah 26 A

    22 Wartiyah 28 A

    23 Amin 26 A

    24 Rumi 27 A

  • 51

    25 Bariyah 28 A

    26 Istikomah 26 A

    27 Mutoyinem 27 A

    28 Suwanti 27 A

    29 Siti Aminah 28 A

    30 Maryam 27 A

    31 Jinem 26 A

    32 Musi 27 A

    33 Fadlilah 27 A

    34 Umi 26 A

    35 Turiyem 25 B

    Dari tabel di atas dapat diketahui variabel Keaktifan Ibu-ibu

    Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa

    Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011, kategori

    tinggi (A) ada 26 responden, kategori sedang (B) ada 8 responden,

    kategori (C) ada 1 responden.

    Kemudian dicari prosentase frekuensi keaktifan ibu-ibu mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin. Dalam hal ini penulis menggunakan

    prosentase sebagai berikut :

    %100xN

    FP

    1. Untuk kategori tinggi tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian

    Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011, ada 26 responden :

    %28,74%10035

    26xP

  • 52

    2. Untuk kategori sedang tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian

    Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 , ada 8 responden :

    %86,22%10035

    8xP

    3. Untuk kategori rendah tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian

    Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 , ada 1 responden :

    %86,2%10035

    1 xP

    Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi tentang Keaktifan Ibu-ibu Mengikuti Pengajian Istighosah

    Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

    Kabupaten Semarang Tahun 2011.

    Tabel VIII

    Nilai Interval

    Pengaruh Keaktifan Ibu-ibu dalam Mengikuti Pengajian Istighosah Malam

    Senin di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen

    No Interval Kategori Jumlah

    responden Prosentase

    1 26-28 Tinggi 26 74,28 %

    2 23-25 Sedang 8 22,86 %

    3 20-22 Rendah 1 2,86 %

    Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Keaktifan Ibu-ibu

    Mengikuti Pengajian Istighosah Malam Senin di Dusun Sruwen 03 Desa

  • 53

    Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah

    74,28 % persepsi tinggi, 22,86 % untuk persepsi sedang, dan 2,86 %

    untuk persepsi rendah.

    2. Analisis implementasi sikap sabar dalam kehidupan masyarakat

    Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri

    dari sepuluh item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan

    disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut :

    a) Alternatif jawaban A kategori tinggi, memiliki bobot nilai 3

    b) Alternatif jawaban B kategori sedang, memiliki bobot nilai 2

    c) Alternatif jawaban C kategori rendah, memiliki bobot nilai 1

    Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang

    diperoleh dari hasil angket untuk para ibu-ibu, nilai yang

    diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan mengikuti

    pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap sabar.

    Tabel IX

    Implementasi Sikap Sabar dalam Kehidupan Masyarakat di Dusun

    Sruwen 03 Desa Sruwen

    Nomor

    responden

    Alternatif jawaban

    item

    Total nilai jawaban

    tiap item Total

    nilai A B C 3 2 1

    1 6 3 1 18 6 1 25

    2 6 4 18 8 0 26

    3 7 3 21 6 0 27

    4 6 3 1 18 6 1 25

    5 6 4 18 8 0 26

  • 54

    6 7 3 21 6 0 27

    7 3 5 2 9 10 2 21

    8 6 4 18 8 0 26

    9 5 4 1 15 8 1 24

    10 7 3 21 6 0 27

    11 5 5 15 10 0 25

    12 6 3 1 18 6 1 25

    13 7 3 21 6 0 27

    14 7 3 21 6 0 27

    15 3 4 3 9 8 3 20

    16 6 4 18 8 0 26

    17 6 4 18 8 26

    18 6 4 18 8 0 26

    19 7 2 1 21 4 1 26

    20 7 3 21 6 0 27

    21 6 4 18 8 0 26

    22 5 4 1 15 8 1 24

    23 5 5 15 10 0 25

    24 7 3 21 6 0 27

    25 8 2 24 4 0 28

    26 7 2 1 21 4 1 26

    27 7 2 1 21 4 1 26

    28 6 3 1 18 6 1 25

    29 5 4 1 15 8 1 24

    30 7 2 1 21 4 1 26

    31 7 2 1 21 4 1 26

    32 7 2 1 21 4 1 26

    33 7 3 21 6 0 27

    34 7 2 1 21 4 1 26

  • 55

    35 6 4 18 8 0 26

    Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk

    mengetahui tinggi rendahnya implementasi sikap sabar. Adapun

    rumusnya sebagai berikut :

    ki

    XrXti

    1

    keterangan :

    i : Interval

    Xt : Nilai tertinggi

    Xr : Nilai terendah

    Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

    ki

    XrXti

    1

    3

    12028 i

    3

    18i

    3

    9i

    i = 3

    Tabel.X

    Daftar Nilai tentang Distribusi Frekuensi Implementasi Sikap Sabar

    No Nama Responden Skor Nilai Nominasi

    1 Zakiyah 25 B

    2 Jumini 26 A

    3 Rati 27 A

    4 Sakdiyah 25 B

  • 56

    5 Fatimah 26 A

    6 Kayati 27 A

    7 Saddah 21 C

    8 Kamsiroh 26 A

    9 Sarmi 24 B

    10 Rukoyah (mpluk) 27 A

    11 Yatemi 25 B

    12 Sarini 25 B

    13 Marinah 27 A

    14 Mriseh 27 A

    15 Wilah 20 C

    16 Ngatinem 26 A

    17 Samsiyah 26 A

    18 Pinah 26 A

    19 Suli 26 A

    20 Waliyah 27 A

    21 Siti Khotijah 26 A

    22 Wartiyah 24 B

    23 Amin 25 B

    24 Rumi 27 A

    25 Bariyah 28 A

    26 Istikomah 26 A

    27 Mutoyinem 26 A

    28 Suwanti 25 B

    29 Siti Aminah 24 B

    30 Maryam 26 A

    31 Jinem 26 A

    32 Musi 26 A

    33 Fadlilah 27 A

    34 Umi 26 A

    35 Turiyem 26 A

    Dari tabel di atas dapat diketahui variabel tentang Implementasi

    Sikap Sabar, kategori tinggi (A) ada 24 responden, kategori sedang

    (B) ada 9 responden, kategori (C) ada 2 responden.

    Kemudian dicari prosentase frekuensi implementasi sikap sabar.

    Dalam hal ini penulis menggunakan prosentase sebagai berikut:

    %100xN

    FP

  • 57

    1. Untuk kategori tinggi tentang implementasi sikap sabar, ada 24

    responden :

    %57.68%10035

    24xP

    2. Untuk kategori sedang tentang implementasi sikap sabar, ada 9

    responden :

    %72,25%10035

    9xP

    3. Untuk kategori rendah tentang implementasi sikap sabar, ada 2

    responden :

    %71,5%10035

    2 xP

    Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi tentang implementasi sikap sabar.

    Tabel XI

    Nilai Interval

    Implementasi Sikap Sabar di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen

    No Interval Kategori Jumlah

    Responden Prosentase

    1 26-28 Tinggi 24 68,57 %

    2 23-25 Sedang 9 25,72%

    3 20-22 Rendah 2 5,71%

    Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Implementasi Sikap

    Sabar adalah 68,57% persepsi tinggi, 25,72 % untuk persepsi sedang, dan

    5,71 % untuk persepsi rendah.

  • 58

    B. Analisis Kedua

    1. Mencari nilai korelasi antara pengaruh keaktifan ibu-ibu dalam

    mengikuti pengajian istighosah malam Senin di Dusun Sruwen 03

    Dalam analisis kedua ini adalah akan menganalisis tentang

    pengaruh keaktifan ibu-ibu mengikuti pengajian istighosah malam

    Senin sebagai variabel X dan implementasi sikap sabar dalam

    kehidupan masyarakat sebagai variabel Y, akan dikorelasikan dalam

    bentuk tabel koefisien korelasi.

    Tabel.XII

    Tabel Pembantu Analisis Product Moment

    No X Y

    XY

    1 25 25 625 625 625

    2 25 26 625 676 650

    3 24 27 576 729 567

    4 28 25 784 625 700

    5 26 26 676 676 676

    6 25 27 625 729 675

    7 20 21 400 441 420

    8 25 26 625 676 650

    9 28 24 784 576 672

    10 27 27 729 729 729

    11 28 25 784 625 700

    12 24 25 576 625 600

    13 28 27 784 729 756

    14 23 27 529 729 621

    15 27 20 729 400 540

    16 28 26 784 676 728

    17 28 26 784 676 756

    18 26 26 676 676 676

    19 26 26 676 676 676

    20 27 27 729 729 729

    21 26 26 676 676 676

  • 59

    22 28 24 784 576 672

    23 26 25 676 625 650

    24 27 27 729 729 729

    25 28 28 784 784 784

    26 26 26 676 676 676

    27 27 26 729 676 702

    28 27 25 729 625 675

    29 28 24 784 576 672

    30 27 26 729 676 702

    31 26 26 676 676 676

    32 27 26 729 676 702

    33 27 27 729 729 729

    34 26 26 676 676 676

    35 25 26 625 676 650

    919 897 24.231 23.075 23.570

    Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut :

    N = 35 2 = 24.231

    = 919 y2 = 23.075

    y = 897 y = 23.570

    Untuk melakukan analisis dari kedua variabel di atas , penulis

    menggunakan rumus product moment, yaitu:

    ry =

    ry =

    ry =

    ry =

    ry = 0,186

  • 60

    C. Pembahasan

    Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y diketahui,

    maka untuk mengetahui dapat atau tidaknya hipotesis diterima harus

    dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat

    dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung

    dengan rtabel signifikan atau tidak.

    Sesuai dengan responden sebanyak 35 dapat dilihat dalam tabel nilai-

    nilai r product moment adalah sebagai berikut :

    a. Pada taraf signifikasi 5 %, r = 0,334

    b. Pada taraf signifikasi 1 %, r = 0,430

    Berdasarkan nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang

    diperoleh sebagai berikut :

    a. 0,186 < 0,334 pada taraf signifikan 5 %

    b. 0,186 < 0,430 pada taraf signifikan 1 %

    Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih kecil dari r tabel, maka

    dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 35 pada taraf

    signifikan 5% diperoleh nilai 0,334. Dengan ini dapat diketahui bahwa ry

    hitung sebesar 0,186 (ry tabel sebesar 0,334, maka dapat disimpulkan

    bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan atau terdapat

    pengaruh akan tetapi tidak signifikan dengan keaktifan ibuibu dalam

    mengikuti pengajian istighosah malam Senin terhadap implementasi sikap

    sabar di Dusun Sruwen 03 Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten

    Semarang Tahun 2011.

  • 61

    Tidak terdapatnya hubungan positif yang signifikan dalam penelitian

    di atas, karena ibu-ibu yang mengikuti pengajian istighosah hanya

    menjalankan rutinitas tanpa tahu mendalam tentang makna, tujuan dan

    manfaat dari pengajian istighosah itu sendiri. Sebagian ibu-ibu

    menjalaninya bukan karena di dalam hati berniat sungguh-sungguh, tetapi

    mereka megikuti semua itu hanya sekedar ritual keagamaan yang baik

    untuk dilaksanakan.

    Seseorang bisa bersikap sabar tidak karena mengikuti pengajian

    istighosah saja, tetapi bi