pengaruh model pembelajaran poerepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44305...tabel 2.5...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE
(PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA
KONSEP SISTEM KOORDINASI
(Quasi Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Siti Hartini Yulianti
NIM. 11140161000013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Siti Hartini Yulianti. 11140161000013. Pengaruh Model Pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains SiswaPada
Konsep Sistem Koordinasi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep
sistem koordinasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan pada tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group
design. Pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik purposive sampling.
Sampel penelitian berjumlah 73 siswa yang terdiri dari 37 siswa kelas eksperimen
dan 36 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes
keterampilan proses sains berupa tes uraian dan lembar observasi. Hasil analisis
data keterampilan proses sains siswa menggunakan uji-t dengan tingkat
kepercayaan Ξ± = 0,05. Hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi/probabilitasnya
adalah 0,032 < Ξ±, dengan nilai Ξ± = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem koordinasi.
Kata Kunci: Model Pembelajaran POE, Keterampilan Proses Sains
v
ABSTRACT
Siti Hartini Yulianti. 11140161000013. The Effect of Learning Model of POE
(Predict-Observe-Explain) To Science Process Skills Student in Concept of
coordination System. Skripsi, Program of Biology Education, Faculty of Tarbiya
and Teaching Sciences, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
This research aimed to know the effect of learning model of POE (Predict-
Observe-Explain) to science process skills student in concept of coordination
system. The research was conducted in SMA Negeri 9 Tangerang Selatan in
academic year 2017/2018. The method used in this research is a quasi
experimental study with nonequivalent control group design. The technique
sampling is purposive sampling. The sample of the study consisted of 73 students,
which 37 students in experimental group and 36 students in control group. The
research instrument used is the test of science process skill by cognitive test
(essay) and observation sheet. The data was analyzed by t-test on significant level
Ξ±=0,05. The result obtained that p=0,032 < Ξ±=0,05. Therefore, it indicated that
thereβs effect of learning model of POE (Predict-Observe-Explain) to science
process skills student in concept of coordination system in SMA Negeri 9
Tangerang Selatan.
Keywords: Learning Model of POE, Science Process Skills.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
pada baginda alam dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir
zaman.
Penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi dan melakukan penelitian ini
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,yang tanpa lelah memberikan
dorongan baik moril maupun materil. oleh sebab itu penulis ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing pertama. Terima
kasih atas waktu dan arahan selama penulisan skripsi.
4. Ibu Yuke Mardiati,M.Si, selaku dosen pembimbing kedua. Terima kasih
atas waktu dan arahan selama penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. A. Nana Mahmur M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 9
Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian.
6. Ibu Vivin Setiyowati, M.Pd, selaku guru biologi kelas XI yang telah
membantu dan memberikan arahan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
7. Ibu Ruri, M.Pd, selaku guru biologi kelas XII yang telah membantu dan
memberikan arahan kepada penulis selama melakukan penelitian.
8. Bapak Rudinanto, S.Pd., selaku wakasek bidang kurikulum yang membantu
penulis dalam pengurusan administrasi.
vii
9. Guru-guru beserta staf dan jajaran SMA Negeri 9 Tangerang Selatan yang
telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis selama pelaksanaan
kegiatan penelitian skripsi.
10. Siswa-siswi SMA Negeri 9 Tangerang Selatan, khususnya kelas XI IPA 2
dan XI IPA 3 yang telah menjadi subjek penelitian dan membantu saat
proses penelitian.
11. Teristimewa untuk orang tuaku dan semua keluargaku yang tak henti-
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis.
12. Teman-teman PPKT SMA Negeri 9 Tangerang Selatan Elfrida, Yayang,
Anisa, Ulfa, Ika, Arini, Alfi, Jingga, Ziah, Nanda dan Fahmi. Terimakasih
atas kerjasama dan dukungannya dalam proses penelitian.
13. Sahabat kosjay Sari, Aci, Widia, El, Firdha, Rahmah, Arum, Asri, Citra.
Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dan menjalin kebersamaan
selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi angkatan 2014 (FORMICA
RUFA) terutama teman-teman BIOAMOEBA yang saling memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis selama ini.
15. Sahabat lastang Okky, Judit, Wilis, Merry, Banu dan Yoga yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga laporan penelitian dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Januari 2019
Siti Hartini Yulianti
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
ABSTRACT ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................ 7
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................... 24
C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 28
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 28
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 29
ix
D. Variabel Penelitian ................................................................................... 29
E. Prosedur Penelitian ................................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 31
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 31
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................. 33
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 36
J. Hipotesis Statistik .................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 41
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 41
B. Analisi Data .............................................................................................. 48
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 58
A. Kesimpulan .............................................................................................. 58
B. Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60
LAMPIRAN ........................................................................................................ 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah proses pembelajaran POE menurut warsono
dan hariyanto .................................................................................... 10
Tabel 2.2 Langkah-langkah proses pembelajaran POE menurut Liew ............ 11
Tabel 2.3 Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE dan
Pendekatan Saintifik ....................................................................... 14
Tabel 2.4 Keterampilan Proses Sains dan Indikator .......................................... 18
Tabel 2.5 Kompetensi Inti Biologi Kelas XI SMA/MA Sistem Koordinasi ..... 19
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Biologi Kelas XI SMA/MA Sistem Koordinasi . 20
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design .............................................. 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 32
Tabel 3.3 Klasifikasi Validasi Butir Soal ......................................................... 33
Tabel 3.4 Kategori Realibilitas ......................................................................... 34
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran ............................................................................. 35
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda ......................................................... 35
Tabel 3.7 Daya Pembeda Instrumen Keterampilan Proses Sains ..................... 36
Tabel 4.1 Hasil Pretest ..................................................................................... 41
Tabel 4.2 Hasil Posttest .................................................................................... 42
Tabel 4.3 Kategorisasi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 43
Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek Keterampilan
Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 43
Tabel 4.5 Persentase (%) Ketercapaian PosttestAspek Keterampilan
Proses Sains KelasEksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 44
Tabel 4.6 Nilai LKPD Kelas Eksperimen ........................................................ 46
Tabel 4.7 Nilai LKPD Kelas Kontrol ............................................................... 46
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kelas Eksperimen .................................................. 47
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelas Kontrol ......................................................... 48
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas PretestKelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................. 49
Tabel 4.11 Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
xi
Kontrol.............................................................................................. 49
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 50
Tabel 4.13 Uji Hipotesis Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 50
Tabel 4.14 Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE dan
Pendekatan Saintifik ....................................................................... 54
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Stuktur Neuron ............................................................................... 21
Gambar 2.2 Kelenjar Endokrin Manusia ........................................................... 22
Gambar 2.3 Alat Indera pada Manusia .............................................................. 22
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Murid ........................... 64
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas
Eksperimen .................................................................................. 72
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........ 86
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Eksperimen .......... 100
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Kontrol ................. 106
Lampiran 6 Nilai LKPD Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 112
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Proses Sains ........ 113
Lampiran 8 Instrumen Tes Penelitian ........................................................... 125
Lampiran 9 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ........................................... 130
Lampiran 10 Tabel Keterbacaan Soal Keterampilan Proses Sains ................. 138
Lampiran 11 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .................... 140
Lampiran 12 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .......................... 142
Lampiran 13 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................... 144
Lampiran 14 Lembar Observasi Keterlaksanaan KBM Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................... 148
Lampiran 15 Hasil Observasi Keterlaksanaan KBM KelasEksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................... 160
Lampiran 16 Perhitungan Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, Varians,
Nilai Minimum dan Nilai MaksimumData Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................ 172
Lampiran 17 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol........................................................................ 173
Lampiran 18 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 175
Lampiran 19 Uji Hipotesis ............................................................................... 176
Lampiran 20 Surat-surat ................................................................................... 177
Lampiran 21 Uji Referensi ............................................................................... 178
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 185
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk pembangunan
bangsa. Berkembangnya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan
yang ada pada bangsa tersebut. Jika pendidikan berkualitas baik maka sangat
besar kemungkinan bahwa negara tersebut akan mengalami kemajuan.
Sebaliknya, jika pendidikan berkualitas buruk maka negara tersebut akan
kurang bersaing dengan negara lainnya. Memajukan suatu bangsa diperlukan
para generasi penerus yang mampu untuk bersaing di era globalisasi ini,
tentunya hal ini dapat tercapai dengan dukungan mutu pendidikan yang baik.
Pendidikan dapat menjadi modal dasar bagi pembangunan bangsa Indonesia
ini. Pendidikan yang baik harus didukung dengan proses pembelajaran yang
baik.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik yaitu guru
dengan peserta didik.1 Pembelajaran dapat diartikan juga kegiatan yang
dilakukan oleh guru dan murid, perilaku guru yaitu mengajar sedangkan
perilaku siswa yaitu belajar. Perilaku tersebut harus terkait dengan bahan
pembelajaran.2 Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran dapat diartikan
bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik untuk memperoleh
ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran harus memberikan ruang kepada siswa untuk
dapat mengeksplorasi dan membangun pengetahuan secara mandiri. Guru
tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus
aktif membangun pengetahuan dalam pikiran siswa sendiri dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran harus memberikan pengalaman kepada
siswa sehingga mampu mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh serta
1Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 61
2Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2016), h. 1
1
2
membantu siswa memiliki keterampilan untuk melakukan berbagai hal yang
diperlukan. Pendekatan konstruktivisme merupakan cara yang dapat
dilakukan supaya siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir yang mengharuskan siswa
dapat membangun pengetahuannya serta membuat pembelajaran menjadi
lebih bermakna melalui sebuah pengalaman yang nyata.3
Setiap individu pada hakikatnya sudah memiliki kemampuan untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sejak masih kecil. Pengetahuan
dibangun dan digunakan oleh subjek akan menjadi sesuatu pengetahuan yang
memiliki makna. Pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses
pemberitahuan tidak menjadikan pengetahuan tersebut menjadi bermakna.4
Penerapan pendekatan konstruktivisme harus dapat diterapkan pada proses
pembelajaran biologi.
Biologi sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
menyediakan pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains
melalui pengamatan, mengajukan hipotesis, melakukan observasi,
mengklasifikasi, mengajukan pertanyaan serta mengkomunikasikan hasil
temuan secara lisan maupun tertulis. Untuk mempelajari IPA siswa
seharusnya memiliki pemahaman dan kecakapan mengenai keterampilan
tersebut, sehingga siswa mampu memahami berbagai fenomena, peristiwa
dan fakta yang berkaitan dengan alam sekitar. Dalam kegiatan pembelajaran
biologi guru kurang melibatkan keterampilan proses sains siswa, meskipun
pada beberapa bagian pembelajaran siswa melakukan pengamatan dan
mengajukan pertanyaan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi
di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan bahwa keterampilan proses sains
siswa masih kurang dalam proses pembelajaran.5 Hal tersebut menjadikan
siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta kurang dapat
3Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 88
4Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung:
Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 123-124 5Lampiran 1, h. 61-68
3
melibatkan sikap ilmiah dan keterampilan proses siswa melalui pendekatan
proses.
Pendekatan proses yaitu pendekatan yang memberikan siswa
kesempatan untuk dapat memaknai proses penemuan dari suatu konsep
sebagai suatu keterampilan proses melalui proses pembelajaran.6 Pendekatan
proses juga merupakan suatu pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan siswa untuk menghayati proses penemuan suatu konsep sebagai
suatu keterampilan proses.7 Keterampilan proses sains merupakan suatu
keterampilan yang dilakukan oleh ilmuwan untuk memperoleh suatu
pengetahuan melalui kegiatan ilmiah.8 Keterampilan proses ini memberikan
bekal kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan membuat
siswa menjadi aktif dalam berpikir serta terampil dalam memperoleh
pengetahuan.
Pembelajaran biologi pada konsep sistem koordinasi yang memiliki
kompetensi dasar yaitu
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem koordinasi (saraf, hormone, dan alat indera) dalam kaitannya
dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia dan mengevaluasi
bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap
kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat.9
Sebaiknya siswa diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong untuk
belajar aktif. Guru tidak hanya menyampaikan konsep-konsep kepada siswa.
siswa juga harus dapat memahami proses suatu fenomena melalui kegiatan
praktikum.
Siswa dalam kegiatan praktikum diharapkan dapat mengkonstruk
pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri sehingga dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Guru harus menggunakan
6Syaiful Sagala, Op, Cit., h.74
7Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 93 8Ibid., h. 51
9Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kompetensi Inti dan
Kompetemsi Dasar Biologi SMA/MA, Permendikbud Tahun 2016 Nomor 24 Lampiran 7, h. 4-5
4
strategi, model maupun metode pembelajaran yang lebih kreatif dan
menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Predict-
Observe-Explain (POE). Model POE ini dikembangkan oleh White dan
Gustone pada tahun 1992.10
Model pembelajaran ini menekankan pada
pendekatan konstruktivisme. Tahapan awal dalam model pembelajaran ini
yaitu memprediksi, dengan memprediksi siswa diminta membuat dugaan
terhadap suatu peristiwa dengan meramalkan hasil percobaan. Selanjutnya,
melakukan observasi untuk membuktikan dugaannya dengan melakukan
eksperimen. Setelah itu siswa memberikan penjelasan baik secara lisan
maupun tulisan tentang kesesuaian antara prediksi dengan hasil observasi.11
Dalam kegiatan tersebut siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas hasil
pengamatan yang dilakukan. Jika hasil prediksi sesuai dengan hasil observasi
maka siswa semakin yakin akan konsep yang dipelajari. Jika prediksinya
tidak tepat maka siswa akan dibantu guru dalam mengubah prediksinya. Guru
dapat membenarkan dugaan yang keliru, sehingga siswa akan mengalami
perubahan konsep dari konsep yang salah menjadi konsep yang benar.
Model pembelajaran POE ini mengarahkan siswa untuk berperan lebih
aktif dalam proses pembelajaran. siswa dituntut untuk menyampaikan
pendapat dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga akan melakukan
konstruksi antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang diperoleh
dari proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul βPengaruh Model Pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada
Konsep Sistem Koordinasiβ.
10
Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h.93 11
Robiyatul Abdawiyah, βPengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1
Banguntapangβ Artikel skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016, h. 1-8, tidak
dipublikasi
5
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Proses pembelajaran di sekolah belum melibatkan peserta didik secara
aktif.
2. Guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum kurang menekankan
keterampilan proses sains siswa.
3. Proses pembelajaran yang disajikan guru kurang memberikan ruang bagi
peserta didik untuk menggali pengetahuannya sehingga kurang
bermakna.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas XI IPA.
2. Materi pelajaran dibatasi pada konsep sistem koordinasi.
3. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explain).
4. Keterampilan proses sains yang dikembangkan adalah mengamati,
berkomunikasi, hipotesis, merencanakan percobaan, prediksi,
mengajukan pertanyaan, dan menerapkan konsep.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: βApakah terdapat
pengaruh model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem koordinasi?β
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan proses
sains siswa pada konsep sistem koordinasi.
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, antara lain:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang model
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain).
2. Bagi guru, memberikan informasi mengenai model pembelajaran POE
dan sebagai alternatif dalam pembelajaran biologi untuk upaya
peningkatan keterampilan proses sains siswa.
3. Bagi peserta didik, penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi peserta
didik untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
4. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberi masukan yang baik untuk
selalu mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran.
5. Bagi masyarakat, dapat dijadikan acuan sumber penelitian.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model adalah sebuah pola, acuan atau ragam yang dapat memberikan
gambaran secara utuh mengenai sesuatu yang akan dikerjakan atau
dihasilkan.1 Sedangkan pembelajaran merupakan kumpulan dari sumber-
sumber belajar atau komponen yang saling terhubung digunakan oleh guru
dalam proses belajar.2
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang dapat digunakan
sebagai petunjuk untuk merencanakan pembelajaran. Dapat dilakukan
didalam kelas atau mengatur tutorial dan untuk menentukan perangkat
pembelajaran.3 Model pengajaran (models of teaching) ini merupakan salah
satu cara yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan. Berorientasi
pada kecerdasan (Intelligence-oriented education), dan memberikan
keluasan pada peserta didik untuk mengajarkan diri sendiri.4
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut, (1)
Dirumuskan berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli;
(2) Memiliki tujuan dibidang pendidikan; (3) Dapat dijadikan acuan untuk
proses pembelajaran; (4) Memiliki sintaks, prinsip, sistem sosial dan sistem
pendukung; (5) Memiliki dampak terhadap pelaksanaan model
pembelajaran; (6) Membantu guru memiliki persiapan dalam mengajar.5
1Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(www.kbbi.kemdikbud.go.id), diakses pada 5 Agustus 2017 pukul 10.28 WIB. 2Rusman, Loc. Cit.
3Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 51
4Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching Model-Model
Pengajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1 5Rusman, Op. Cit., h. 136
7
8
Model pembelajaran dapat disimpulkan yaitu merupakan suatu pola
yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan lingkungan belajar
yang diperlukan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri peserta didik.
2. Model POE (Predict-Observe-Explain)
a. Pengertian POE (Predict-Observe-Explain)
Model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dikembangkan
oleh White dan Gunstone pada tahun 1992, dalam model pembelajaran ini
peserta didik diminta untuk melakukan prediksi, kemudian melakukan
pengamatan dan menjelaskan serta membandingkan pengamatan dengan
prediksi.6 Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik dengan melakukan prediksi terhadap suatu fenomena.
Model pembelajaran POE banyak dikembangkan dalam pendidikan
sains. Model pembelajaran ini dapat dikatakan berhasil dengan baik jika
peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati demonstrasi yang
dilakukan guru atau melakukan pengamatan secara langsung.7 Model
pembelajaran POE dapat memberikan keyakinan kepada peserta didik
terhadap kebenaran dari materi pembelajaran. Dengan model ini peserta
didik dapat mengamati langsung suatu peristiwa dan memberikan peserta
didik kesempatan untuk membangun pengetahuan baru.
Pengertian Model POE berdasarkan uraian diatas yaitu model yang
dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam memprediksi, melakukan pengamatan serta menjelaskan hasil
pengamatan dan mengaitkannya dengan prediksi awal peserta didik
6 Hakan Ozdemir, Huseyin Bag, dan Kadir Bilen, Effect of Laboratory Activities Designed
Based on Prediction-Observation-Explain (POE) Strategy on Pre-service Science Teachersβ
Understanding of Acid-Based Subject, Western Anatolia Journal of Educational Science, 2011, p.
169-174 7 Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h. 93
9
sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya.
b. Kegunaan Model Pembelajaran POE
Guru dapat menerapkan pembelajaran POE di kelas. Model
pembelajaran ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi
kesalahpahaman. Dengan penggunaan model pembelajaran ini peserta didik
akan terbantu untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang sering
terjadi saat transfer ilmu berlangsung. Peserta didik akan terus menggali
keingintahuannya terhadap suatu konsep yang diberikan oleh guru. Peserta
didik juga dapat membuktikan prediksi terhadap suatu fenomena tersebut
dengan melakukan pengamatan langsung.8 Model Pembelajaran Predict-
Observe-Explain (POE) dapat mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam melakukan prediksi (Predict) alasan peserta didik memberikan
prediksi atas suatu peristiwa sains, kemudian melakukan observasi
(Observe) dan melakukan penjelasan (Explain) secara ilmiah.
Model pembelajaran POE memiliki manfaat yaitu dapat digunakan
guru untuk mengobservasi kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dari
waktu ke waktu dan model POE ini juga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan perubahan pada kemampuannya sehingga dapat
melihat perkembangan proses pembelajarannya.9 Model ini juga sangat
efisien untuk menumbuhkan ide atau gagasan peserta didik. Pada tahap
prediksi siswa dapat membuat dugaan, setelah itu untuk membuktikan
8 Hakan Sevki Ayvaci, Investigating The Effectiveness of Predict-Observe-Explain Strategy
on Teaching Photo Electricity Topic, Journal of Baltic Science Education, Vol. 12 (5), 2013, p.
548-564 9 Chong-Wah Liew dan David F. Treagust, βThe effectivenees of Predict-Observe-Explain
Technique in Diagnosing Studentsβ Understanding of science and Identifying Their Level of
Achievementβ. Thesis ofScience of Mathematics Education Centre Curtin University of
Technology, 1998, h. 20.
10
dugaannya siswa melakukan eksperimen. Selanjutnya,siswa melakukan
penjelasan mengenai perdiksi dan hasil pengamatannya.10
c. Sintaks Model Pembelajaran POE
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
POE, diawali dengan pembagian kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
3-8 orang, bergantung pada jumlah peserta didik didalam kelas serta tingkat
kesukaran materi ajar. Semakin sukar, semakin diperlukan jumlah peserta
didik yang lebih besar dalam kelompok tersebut agar diperoleh buah pikiran
yang lebih variatif. Disiapkan demonstrasi yang terkait dengan topik yang
akan dipelajari. Upayakan agar kegiatan ini dapat membangkitkan minat
peserta didik, sehingga mereka akan berupaya melakukan observasi dengan
cermat. Langkah-langkah proses pembelajaran POE dapat dilihat pada Tabel
2.1 dan Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah proses pembelajaran POE menurut warsono dan
hariyanto11
Sintaks Model
Pembelajaran
POE (Predict-
Observe-Explain)
Langkah/Kegiatan Pembelajaran
Prediksi (Predict)
Peserta didik diminta secara perorangan
menuliskan prediksi tentang apa yang akan
terjadi.
Peserta didik diberikan pertanyaan tentang apa
yang dipikirkan terkait apa yang akan dilihat dan
mengapa berpikir seperti itu.
Observasi
(Observation)
Peserta didik melaksanakan sebuah demonstrasi.
Disediakan waktu yang cukup agar peserta didik
dapat fokus pada observasinya.
Peserta didik diminta untuk menuliskan apa yang
10
Nurhidaya Fithriyah N., Pengaruh Model Predict-Observe-Explain (POE) Melalui Metode
Eksperimen Terhadapt Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekologi Hewan,
Jurnal Education and Development STKIP Tapanuli Selatan, Vol. 3(3) , 2016, h. 18-24 11
Warsono dan Hariyanto, Op.cit., h. 94-95
11
Sintaks Model
Pembelajaran
POE (Predict-
Observe-Explain)
Langkah/Kegiatan Pembelajaran
diamati.
Menjelaskan
(Explanation)
Mintalah peserta didik memperbaiki atau
menambahkan penjelasan kepada hasil
observasinya.
Setelah setiap peserta didik siap dengan makalah
untuk penjelasan, laksanakan diskusi kelompok
Tabel 2.2 Langkah-langkah proses pembelajaran POE menurut Liew12
Sintaks Model
Pembelajaran
POE (Predict-
Observe-Explain)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Memprediksi
(Predict)
Memberikan
apersepsi terkait
materi yang akan
dibahas.
Melakukan prediksi
berdasarkan
permasalahan yang
diambil dari
pengalaman siswa, atau
buku panduan yang
memuat suatu
fenomena terkait materi
yang akan dibahas.
Mengamati
(Observe)
Sebagai fasilitator
dan mediator
apabila siswa
mengalami
kesulitan dalam
melakukan
pembuktian.
Melakukan pengamatan
dengan melakukan
eksperimen atau
demonstrasi
berdasarkan
permasalahan yang
dikaji dan mencatat
hasil pengamatan untuk
direfleksikan satu sama
lain.
Menjelaskan Memfasilitasi Mendiskusikan
12
Chong-Wah Liew dan David F. Treagust, Op. Cit., h. 20
12
Sintaks Model
Pembelajaran
POE (Predict-
Observe-Explain)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
(Explain) jalannya diskusi
apabila siswa
mengalami
kesulitan.
fenomena yang telah
diamati secara
konseptual-matematis,
serta membandingkan
hasil observasi dengan
prediksi sebelumnya
bersama kelompok
masing-masing.
Mempresentasikan hasil
observasi di kelas, serta
kelompok lain
memberikan tanggapan,
sehingga diperoleh
kesimpulan dari
permasalahan yang
sedang dibahas.
d. Kelebihan Model Pembelajaran POE
Model pembelajaran POE memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan
untuk mengungkap gagasan awal peserta didik, memberikan informasi
kepada guru tentang pemikiran peserta didik, membangkitkan diskusi,
memotivasi peserta didik agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi
konsep, dan membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.13 Model
pembelajaran POE juga dapat menciptakan suatu pembelajaran dengan
keadaan konkret dari suatu konsep pengetahuan.14
e. Kelemahan Model Pembelajaran POE
Pembelajaran POE juga memiliki kelemahan dalam pelaksanaanya.
Berikut adalah kelemahan model pembelajaran POE, (1) memerlukan
13
Ibid., h. 93 14
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Balaesang, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 2(2), 2014, h. 1-8
13
persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian persoalan
pembelajaran biologi dan kegiatan eksperimen yang dilakukan untuk
membuktikan prediksi yang diajukan oleh peserta didik; (2) untuk kegiatan
eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai;
(3) untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan
keterampilan yang khusus bagi guru; (4) hanya dapat diterapkan pada siswa
diatas kelas 5 sekolah dasar; (5) model pembelajaran POE tidak sesuai
diterapkan pada semua konsep pembelajaran biologi. Hanya yang memiliki
pengalaman langsung yang dapat menggunakan model ini.15
3. Persamaan dan Perbedaan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) dengan Pendekatan Saintifik
a. Persamaan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dengan
Pendekatan Saintifik
Persamaan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
dengan pendekatan saintifik yaitu siswa dapat mengkonstruk pengetahuan
dalam proses kognitif, dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi secara
aktif, dan kedua proses pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil
belajar sebagai hasil akhir, namun proses pembelajaran yang dianggap
penting.16
b. Perbedaan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dengan
Pendekatan Saintifik
Perbedaan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yaitu pada pembelajaran
POE dengan paham konstruktivisme beranggapan bahwa dengan melakukan
prediksi, observasi, dan menjelaskan hasil pengamatan membantu peserta
didik untuk mentransformasi pengetahuan baru, dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengemukakan gagasan dengan bahasa
15
Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h.95 16
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 43
14
sendiri sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna.17
Sedangkan pada
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik proses pembelajaran
dengan melakukan aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi membantu siswa untuk
menerima informasi secara teks maupun suara dengan menemukan sendiri
berbagai fakta, konsep dan nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya.18
c. Tabel Persamaan dan Perbedaan Model Pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) dan Pendekatan Saintifik
Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) dan Pendekatan Saintifik berdasarkan langkah-langkah
proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE dan
Pendekatan Saintifik
No. Langkah
Pembelajaran
Model
POE
Pendekatan
Saintifik
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran Ya Ya
2. Menyajikan informasi Ya Ya
3. Melakukan prediksi Ya Tidak
4. Melakukan
observasi/pengamatan Ya Ya
5.
Melakukan diskusi
terhadap hasil
observasi/pengamatan
Ya Ya
6.
Membandingkan antara
hasil prediksi dengan
hasil
observasi/pengamatan
Ya Tidak
7. Mengkomunikasikan
hasil Ya Ya
17
Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h.93 18
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Loc. Cit.
15
No. Langkah
Pembelajaran
Model
POE
Pendekatan
Saintifik
observasi/pengamatan
8. Membuat kesimpulan Ya Ya
9. Melakukan evaluasi Ya Ya
4. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan siswa kesempatan untuk menemukan atau menyusun konsep
sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses dapat dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan seperti, mengamati, mengklasifikasi, melakukan
pengukuran, menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, memprediksi, melakukan
percobaan, menganalisis data, berkomunikasi dan mengendalikan suatu
variabel. Pendekatan proses juga dapat diartikan sebagai keterampilan
proses, guru dapat membuat suatu perencanaan pengajaran yang variatif
supaya siswa dapat berperan aktif dan pembelajaran dapat menjadi
bermakna.19
Keterampilan proses merupakan kemampuan-kemampuan mendasar
yang dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Kegiatan-
kegiatan mendasar tersebut meliputi observasi, menghitung, mengukur,
klasifikasi, mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis,
melakukan eksperimen, pengendalian variabel, interpretasi, inferensi,
prediksi, penerapan dan mengkomunikasikan.20
Pendekatan keterampilan proses juga dapat menjadi roda penggerak
dari suatu penemuan dan mengembangkan fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai. Seluruh kegiatan
pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan keterampilan proses dapat
19
Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 74 20
Conny S., A. F Tangyong, S. Belen, Yulaelawati M, Wahjudi S., Pendekatan Ketrampilan
Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), h. 17-18
16
menciptakan cara belajar siswa aktif.21
Keterampilan proses sains adalah
keterampilan yang biasa dilakukan oleh ilmuwan untuk mendapatkan suatu
pengetahuan.22
Pengertian keterampilan proses sains berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan yaitu keterampilan proses yang menyangkut pada
keterampilan fisik maupun mental yang melibatkan kognitif, afektif, dan
psikomotor dalam suatu kegiatan ilmiah. Dengan mengembangkan
keterampilan proses ini siswa akan mampu menemukan dan
mengembangkan fakta dan konsep, proses belajar-mengajar seperti ini akan
membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Pentingnya Keterampilan Proses Sains terhadap Pembelajaran Sains
Keterampilan proses sains (KPS) perlu dikembangkan oleh siswa.
Berikut adalah alasan pentingnya siswa memiliki keterampilan proses sains,
(1) sains (khususnya biologi) memiliki aspek produk, proses, dan sikap.
Dengan KPS siswa dapat memahami proses terbentuknya hukum dan teori
sebelum melakukan percobaan; (2) sains dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman, dengan KPS siswa diharapkan dapat menggali dan
menemukan informasi baru dari berbagai sumber informasi; (3) siswa dapat
mudah memahami konsep yang abstrak, jika disertai dengan contoh yang
konkret; (4) siswa dapat belajar lebih aktif sehingga memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap suatu konsep.23
Keterampilan proses sains dibutuhkan siswa terutama dalam
mempelajari IPA karena keterampilan proses sains mempunyai peran yaitu,
(1) membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, (2) memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (3) meningkatkan
daya ingat, (4) memberikan kepuasan instrinsik bila anak telah berhasil
21
Ibid., h. 18 22
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Loc.Cit. 23
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, Loc.Cit.
17
melakukan sesuatu, dan (5) membantu siswa mempelajari konsep-konsep
sains.24
Keterampilan proses sains ini sesuai dengan karakteristik sains yaitu
mencari tahu mengenai alam secara sistematis bukan hanya dari fakta,
konsep, dan prinsip, melainkan melalui suatu penemuan.25
Disimpulkan
bahwa keterampilan Proses sains membangun siswa untuk dapat
menemukan konsep dengan kegiatan yang berorientasi proses. Guru juga
dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains
dan dapat memudahkan siswa dalam menerapkan konsep sains pada
kehidupan sehari-hari.
c. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pelajaran IPA
yaitu, melakukan observasi, menafsirkan hasil pengamatan,
mengelompokkan, prediksi, keterampilan berkomunikasi, hipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep atau
prinsip, mengajukan pertanyaan, dan keterampilan menyimpulkan.26
Keterampilan proses sains terdiri dari sepuluh keterampilan yaitu,
melakukan observasi, melakukan klasifikasi, organisasi, melakukan
manipulasi, mengkomunikasikan, melakukan pengukuran, mengajukan
pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen dan membuat
eksperimen.27
Keterampilan proses sains dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel
2.4 berikut ini.28
24
Trianto, Op. Cit., 148 25
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 52 26
Ibid., h. 53-55 27
Mary L. Ango, Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The Teaching
of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian Context, International Journal of
Educology, vol. 16 (1), 2002, h. 11-30 28
Zulfiani, dkk., Op.Cit., h. 56
18
Tabel 2.4 Keterampilan Proses Sains dan Indikator
Keterampilan Proses
Sains Indikator
Observasi Menggunakan sebanyak mungkin indra
Menggunakan fakta relevan
Klasifikasi Mencatat setiap pengamatan
Mencari perbedaan/persamaan
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokkan
Menghubungkan hasil pengamatan
Interpretasi Menghubungkan hasil pengamatan
Menemukan pola dalam 1 seri
pengamatan
menyimpulkan
Prediksi Menggunakan pola/hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum diamati
Mengajukan Pertanyaan Bertanya apa, bagaimana, mengapa
Bertanya untuk meminta penjelasan
Berhipotesis Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti
Merencanakan Percobaan Menentukan alat/bahan yang digunakan
Menentukkan variabel/faktor penentu
Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat
Menggunakan
Alat/bahan
Memakai alat/bahan
Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/bahan
Menerapkan konsep Menerapkan konsep pada situasi baru
Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi
19
Keterampilan Proses
Sains Indikator
Berkomunikasi Memberikan data empiris hasil percobaan
dengan tabel/grafik/diagram
Menyampaikan laporan sistematis
Menjelaskan hasil percobaan
Membaca grafik
Mendiskusikan hasil kegiatan
d. Manfaat Keterampilan Proses Sains
Manfaat keterampilan proses sains dalam pendidikan dasar dan
menengah yaitu keterampilan proses sains memiliki manfaat dalam
memecahkan suatu masalah, memberikan bekal kepada siswa untuk
membentuk konsep sendiri, membantu siswa dalam mengembangkan dirinya
sendiri, membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir
konkret, dan mengembangkan kreativitas siswa.29
Selain itu manfaat
keterampilan proses sains juga untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar
siswa, membantu siswa menemukan dan membangun pengetahuannya secara
benar dan menghindari suatu miskonsepsi, dan membantu siswa menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehingga menjadi bekal dalam menjalankan
kehidupan dimasyarakat.30
5. Tinjauan Konsep Sistem Koordinasi
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
Kompetensi inti mata pelajaran biologi kelas XI SMA/MA dapat dilihat
pada Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Kompetensi Inti Biologi Kelas XI SMA/MA31
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret
29
Ibid., h. 51-52 30
Trianto, Op. Cit., h. 150 31
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kompetensi Inti dan
Kompetemsi Dasar Biologi SMA/MA, Permendikbud Tahun 2016 Nomor 24 Lampiran 7, h. 3
20
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Kompetensi dasar mata pelajaran biologi kelas XI SMA/MA dapat
dilihat pada Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Biologi XI SMA/MA Sistem Koordinasi32
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.10 Menganalisis hubungan
antara struktur penyusun
organ pada sistem
koordinasi (saraf, hormon,
dan alat indra) dalam
kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan
regulasi serta gangguan
fungsi yang dapat terjadi
pada sistem koordinasi
manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis
pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada sistem koordinasi
yang menyebabkan gangguan
sistem saraf dan hormon pada
manusia berdasarkan studi
literatur.
3.11 Mengevaluasi bahaya
penggunaan senyawa
psikotropika dan
dampaknya terhadap
kesehatan diri, lingkungan,
dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye narkoba
dilingkungan sekolah dan
masyarakat sekitar.
32
Ibid., h. 4-5
21
b. Konsep Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur keseluruhan
proses yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup secara
berkesinambungan. Sistem ini terdiri dari sistem saraf, sistem hormon, dan
sistem indera.
1) Sistem saraf adalah jaringan syaraf yang tersebar di seluruh tubuh dan
seluruh jaringan saraf tersebut menjadi impuls. Fungsi utama dari sistem
saraf adalah membuat pesan kimiawi antara saraf dan hormon serta untuk
saluran komunikasi sistem koordinasi tubuh.33
Selain itu sistem saraf juga
berperan untuk menerima rangsangan dari lingkungan, mengubah
rangsangan menjadi impuls, meneruskan impuls menuju saraf pusat dan
memberikan tanggapan terhadap rangsangan.34
Tanggapan terhadap
rangsangan dapat berupa gerak normal dan gerak refleks. Sistem saraf
mencakup materi sel saraf (neuron), mekanisme penghantaran impuls,
susunan sistem saraf, mekanisme gerak dan gangguan sistem saraf.
Struktur neuron pada sistem saraf dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Struktur Neuron35
2) Sistem hormon adalah sistem yang mengatur kerja hormon, semua hewan
melakukan koordinasi melalui sinyal kimiawi. Hormon mengirimkan
informasi melalui aliran darah ke sel-sel target di seluruh tubuh, sementara
33
Gerrit Bevelander, Judith A. Ramaley, dan Wisnu Gunarso, Dasar-dasar Histologi Edisi
Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), h. 132. 34
Tim Dosen Biologi, Op. Cit., h. 179 35
Gambar diakses dari https://www.researchgate.net/ pada hari senin 26 September 2018
pukul 17.31 WIB
22
jenis pembawa pesan kimiawi berfungsi dengan cara lainnya.36
Secara
keseluruhan semua sel penghasil hormon menyusun sistem endokrin dan
organ pensekresi hormon yaitu kelenjar endokrin.37
Sistem hormon
mencakup materi struktur dan fungsi kelenjar endokrin, perbedaan sistem
hormon dengan sistem saraf dan gangguan sistem hormon. Kelenjar
endokrin pada tubuh manusia dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Kelenjar Endokrin Manusia38
3) Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indera. Organ indra mencakup pengecapan, penciuman,
penglihatan, pendengaran dan keseimbangan.39
Alat indera pada manusia
dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Alat Indera pada Manusia40
36
Neil, A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi Kelima Jilid 3,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), h. 131. 37
Ibid., h. 129 38
Gambar diakses dari https://www.sridianti.com/ pada hari senin 26 September 2018 pukul
17.50 WIB 39
Leslie P. Gartner dan James L. Hiatt, Atlas Berwarna Histologi, (Tangerang Selatan:
Binarupa Aksara, 2012), h. 441. 40
Gambar diakses dari https://www.sridianti.com/ pada hari senin 26 September 2018 pukul
19.51 WIB
23
Pada penelitian ini sistem indera yang diujikan oleh peneliti yaitu organ
mulut yang berfungsi sebagai indera pengecap. Rongga mulut dapat dibagi
menjadi ruang yang lebih kecil seperti sisi luar vestibulum oris dan sisi
dalam kavum oris propium. Vestibulum oris dibatasi oleh bibir dan pipi
pada sisi anterior dan lateral, sedangkan sisi dalam dibentuk oleh
lengkungan gigi-geligi. Kavum oris propium dibatasi oleh gigi-geligi pada
sisi luar, dasar mulut di sisi inferior, dan palatum durum serta palatum
mole di sisi superior. Untuk dapat merasakan rasa didalam mulut terdapat
kelenjar liur. Kavum oris mempunyai epitel khusus yaitu taste buds
(kuncup kecap), yang berfungsi dalam menerima rangsangan berupa
rasa.41
c. Gangguan Sistem Koordinasi
Gangguan sistem koordinasi pada manusia terdiri dari:
1) Gangguan pada sistem saraf
Gangguan pada sistem saraf adalah sebagai berikut:
a) Tumor Neuroglia disebabkan karena proliferasi pada sel neuroglia.
b) Parkinson disebabkan karena hilangnya neurotransmiter dopamin dalam
otak yang dapat menyebabkan kekakuan otot, tremor, pergerakan lambat
serta sukar mengendalikan pergerakan.42
c) Alzheimer dicirikan dengan kemampuan daya mengingat berkurang.
d) Depresi merupakan kelainan pada sistem saraf, dicirikan dengan perasaan
yang tertekan, abnormalitas saat tidur dan kurang nafsu makan.43
2) Gangguan pada sistem hormon
Gangguan pada sistem hormon adalah sebagai berikut:
a) Galaktorea adalah kondisi dimana seorang pria menghasilkan air susu atau
seorang wanita yang tidak sedang menyusui bayinya mengeluarkan air
41
Leslie P. Gartner dan James L. Hiatt, Op. Cit., h. 299 42
Ibid., h. 169 43
Neil, A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Op. Cit., h. 254
24
susu. Diakibatkan oleh prolaktinoma, suatu tumor dari sel-sel yang
menghasilkan prolaktin dari kelenjar hipofisis.
b) Hiperparatiroidisme disebabkan karena adanya suatu tumor jinak yang
menyebabkan produksi berlebihan hormon paratiroid.
c) Penyakin Addison adalah suatu penyakit autoimun. Dicirikan oleh
penurunan produksi hormon adrenokortikalis akibat kerusakan korteks
suprarenalis dan pemberian pengobatan steroid.
3) Gangguan pada sistem indera
Gangguan pada sistem indera adalah sebagai berikut:
a) Miopi adalah kondisi ketika fokus bayangan pada retina digantikan di
bagian depan retina (visus miopia).
b) Hipermetropia, tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat karena
fokus bayangan jatuh di belakang retin.
c) Glukoma adalah suatu kondisi dimana tekanan intraokular yang tinggi
disebabkan oleh suatu sumbatan yang mencegah humor akueus keluar dari
kamera okulianterior.
d) Katarak adalah suatu kondisi dimana akibat dari radiasi UV berlebihan
dan karena pigmen dan zat lainnya tertimbun pada lensa sehingga
mengganggu penglihatan.44
B. Hasil Penelitian Relevan
Nesli Kala, Yaman dan Alipsa Ayas dalam jurnalnya yang berjudul
Effectiveness of Predict-Observe-Explain Technique in Probing Studentβ
Understanding about Acid-Base Chemistry. Menggunakan metode penelitian
dengan pendekatan studi kasus dengan sampel terdiri dari 27 siswa SMA
jurusan ilmu pengetahuan dan matematika di sekolah trabzon, Turki. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebelum menggunakan model POE ini sebagian
44
Ibid., h. 448
25
besar siswa memiliki kesalahpahaman pada konsep asam basa. Setelah
menggunakan model POE ini siswa lebih dapat memahami konsep terkait.45
Israel K., Joseph O., dan Kedibone dalam jurnal nya yang berjudul The
Effect of Predict-Observe-Explain Strategy on Leaenersβ Misconceptions about
Dissolved Salt. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi
eksperimen dengan sampel terdiri dari 93 siswa kelas 10 IPA dari dua sekolah.
Sekolah A sebagai kelompok eksperimen dan sekolah B sebagai kelompok
kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.46
Hakan O., Huseyin B., dan Kadir B., dalam jurnalnya yang berjudul
Effect of Laboratory Activities Designed Based on Prediction-Observation-
Explain (POE) Strategy on Pre-service Science Teachersβ Understanding of
Acid-Based Subject. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi
eksperimen dengan 3 kelompok yaitu kelompok kontrol sebanyak 2 kelompok
dan kelompok eksperimen. Sampel yang digunakan yaitu 69 calon guru sains
di Pamukkale University of Turkey. Hasil peneletian menunjukkan hasil
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak memiliki perbedaan
yang signifikan, sedangkan pada hasil posttest kelas eksperimen dengan kelas
kontrol memiliki perbedaan yang signifikan setelah diberikan perlakuan.47
Sukarno, Anna P., dan Ida., dalam jurnalnya yang berjudul The Profile
of Science Process Skill (SPS) Student at Secondary High School. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian dengan survei. Sampe penelitian yaitu 322
siswa kelas 8 ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil
peneltian menunjukkan uji keterampilan proses sains siswa menghasilkan data
yang berbeda dari tiap masing-masing siswa. Didapatkan hasil 43,48% siswa
kategori low-skill, 30,43% siswa kategori menengah, dan 26,09% siswa
45
Nesli Kala, Fatma Yama dan Alipasa, Effectiveness of Predict-Observe-Explain Technique
in Probing Studentβ Understanding about Acid-Base Chemistry: A Case for The Concept pf pH,
pOH and Strengt, International Journal of Science and Mathematics Education, Vol. 11, 2013, p.
555-574 46
Israel K., Joseph O., Kedibone M. T., The Effect of Predict-Observe-Explain Strategy on
Leaenersβ Misconceptions about Dissolved Salt, Mediterranean Journal of Social Science, Vol.
5(4), 2014, p. 300-310 47
Hakan Ozdemir, Huseyin Bag, Kadir Bilen, Loc. Cit.
26
kategori high-skill. Kurangnya keterampilan proses sains siswa dikarenakan
kurangnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
POE yaitu siswa melakukan prediksi, observasi dan menjelaskan yang dapat
dipadukan dengan keterampilan proses sains.48
Nurhidaya Fithriyah N dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Model
Predict-Observe-Explain (POE) Melalui Metode Eksperimen Terhadap
Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekologi Hewan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Pengambilan
sampel dilakukan secara total sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tes uraian untuk mengetahui keterampilan proses sains
terdiri dari 10 soal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setalah
diberikan perlakuan.49
C. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor untuk mendukung
tercapainya peningkatan kualitas pendidikan. Proses pembelajaran biologi di
sekolah umumnya kurang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang
berpusat pada guru akan membuat peserta didik bosan dan tidak aktif dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
pengalaman belajar peserta didik serta tidak dapat mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses sains. Oleh sebab itu, guru harus
menerapkan model pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran serta dapat mengembangkan keterampilan
proses sains siswa.
Model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dapat diterapkan di
sekolah, dimana model POE (Predict-Observe-Explain) ini peserta didik
dituntut untuk melakukan tiga tugas utama yaitu memprediksi, mengobservasi
48
Sukarno, Anna P., dan Ida., The Profile of Science Process Skill (SPS) Student at
Secondary High School (Case Study in Jambi), International Journal of Scientific Engineering
and Research (IJSER), Vol. 1 (1), 2013, h. 79-83 49
Nurhidaya Fithriya N., Loc.Cit.
27
dan menjelaskan. Pada tahap predict atau memprediksi, peserta didik harus
menduga atau memprediksi apa yang akan terjadi pada suatu kegiatan yang
akan dilakukan. Pada tahap Observe atau mengamati, peserta didik melakukan
pengamatan kemudian mencatat hasil pengamatannya. Pada tahap Explain atau
menjelaskan, peserta didik dituntut untuk menjelaskan hasil pengamatan yang
telah dilakukan dan membandingkannya dengan prediksi yang telah dibuatnya
sendiri. Sehingga dengan diterapkannya model POE (Predict-Observe-Explain)
proses pembelajaran menjadi lebih menarik sebab peserta didik tidak hanya
mendengarkan tetapi juga diajak untuk mengamati peristiwa yang terjadi
melalui demonstrasi.
Model POE ini juga akan dipadukan dengan keterampilan proses sains
seperti mengamati, berkomunikasi, hipotesis, merencanakan percobaan,
prediksi, mengajukan pertanyaan,dan menerapkan konsep. Pada konsep sistem
koordinasi perlu menggunakan penerapan model POE dengan metode
praktikum sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Pengamatan secara langsung melalui praktikum, diharapkan siswa akan
memiliki kesempatan untuk membandingkan antara dugaan dengan kenyataan,
sehingga peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran dan
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa khususnya pada pokok
bahasan sistem koordinasi.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis sementara berdasarkan teori dan kerangka pemikiran sebagai
berikut: Penerapan model POE (Predict-Observe-Explain) berpengaruh
terhadap keterampilan proses siswa konsep sistem koordinasi.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jl. Hidup Baru No. 31 Serua Raya, Ciputat β Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang dilaksanakan
pada tanggal 4 April β 4 Mei 2018.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode quasy experiment. Metode quasy experiment merupakan
pengembangan dari true experimental design yang sukar dilakukan, pada
desain quasy experiment memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar.1
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan yaitu nonequivalent control group design,
desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan
eksperimental dan yang lain tidak diberi perlakuan apa-apa dan desain ini
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak pilih secara acak.2 Desain
penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design3
O1 X O2 O3 X O4
Keterangan:
O1= Pretest kelas eksperimen menggunakan soal KPS
O2= Posttest setelah perlakuan menggunakan soal KPS
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet. Ke-10,
h. 114. 2Ibid., h. 116
3Sugiyono, Loc. Cit
28
29
O3= Pretest kelas kontrol menggunakan soal KPS
O4= Posttest setelah perlakuan menggunakan soal KPS
X = Perlakuan yang diberikan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan
peneliti.4 Jadi populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini dibatasi untuk membantu mempermudah
penarikan sampel. Populasi targetnya yaitu kelas XI IPA.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dimiliki oleh populasi tersebut.5
Sampel dari penelitian ini adalah bagian dari populasi yang menjadi subjek
penelitian. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu teknik
sampel bertujuan yang dilakukan bukan berdasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi didasari tujuan tertentu.6 Sampel yang diambil yaitu kelas
XI IPA 2 dan XI IPA 3.
D. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel
bebas) dan variabel yang dipengaruhi (variabel terikat).7 Variabel dalam
penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran POE
2. Variabel terikat (Y) : Keterampilan Proses Sains
4 Sugiyono, Op. Cit., h. 117
5 Ibid., h. 118
6 Ibid., h. 124
7Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015) cet. Ke-22.,
h. 39
30
E. Prosedur Penelitian
1. Pendahuluan
Alur penelitian dimulai dari tahapan pendahuluan. Pada tahapan ini
terdapat beberapa kegiatan, diantaranya yaitu persiapan dengan menelaah
kepustakaan (buku teks, jurnal dan sumber bacaan lainnya) berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Setelah itu, melakukan observasi ke
sekolah tempat melaksanakan penelitian yakni SMAN 9 Kota Tangerang
Selatan.
Peneliti selanjutnya melakukan penyusunan RPP dan instrumen.
Penyusunan RPP yaitu sebanyak 2 pertemuan untuk kelas eksperimen dan
kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model POE dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran saintifik.8 Instrumen yang digunakan
berupa soal uraian keterampilan proses sains, Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Instrumen
soal uraian keterampilan proses sains sudah diuji coba pada siswa yang
telah mendapatkan materi sistem koordinasi. Langkah terakhir dari
tahapan pendahuluan yaitu menentukkan dua kelas sebagai kelas
eskperimen dan kontrol.
2. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dari penelitian ini adalah perlakuan terhadap
sampel penelitian yang mana terdiri dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen menerapkan model POE, sedangakan kelas
kontrol menerapkan model pembelajaran saintifik. Pada tahapan ini,
dimulai dengan pengambilan sampel pretest kepada siswa dikedua kelas
tersebut. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan pengambilan sampel
posttest.
3. Analisis Data
Tahapan terakhir dari proses penelitian yaitu analisis data. Setelah
semua data terkumpul selanjutnya melakukan analisis data dengan
menggunakan program SPSS. Analisis data pretest dan posttest kelas
8Lampiran 2 dan 3, h. 69-96
31
eksperimen dan kontrol serta analisis soal keterampilan proses sains.
Setelah itu, mencatat hasil penelitian dan menarik kesimpulan. Hal
tersebut untuk melihat pengaruh model pembelajaran POE terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem koordinasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode sebagai beikut:
1. Tes
Data diperoleh melalui pemberian tes objektif berupa soal uraian. Tes
merupakan kumpulan pertanyaan sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur, keterampilan maupun kemampuan yang dimiliki siswa.9
2. Non Tes
Data yang diperoleh melalui lembar observasi. Lembar observasi untuk
mengukur hasil pengamatan jalannya kegiatan belajar yang disusun oleh
peneliti. Observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati objek
dengan menggunakan mata.10
Observasi merupakan teknik pengumpulan data
yang lebih spesifik dibandingkan dengan wawancara dan kuesioner.11
G. Instrumen Penelitian
1. Tes
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
berupa esay untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Kisi-kisi
instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h. 193 10
Ibid., h. 199 11
Sugiyono,Op. Cit., h. 145
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian12
Keterampilan
Proses Sains Indikator soal
No.
Soal
Mengamati Mengamati alur impuls pada neuron 1
Mengamati alur impuls gerak biasa dan gerak reflex 2*
Berkomunikasi
Menjelaskan hasil percobaan gerak refleks 8*
Membuat diagram berdasarkan data tabel gangguan pada
sistem saraf
9
Hipotesis Membuat hipotesis mengenai sistem saraf 10
Membuat hipotesis mengenai indra perasa 11*
Merencanakan
percobaan
Menentukkan tujuan praktikum serta menyebutkan alat
dan bahan dalam praktikum peta rasa pada lidah
12*
Menentukkan tujuan dan langkah kerja dalam praktikum
gerak refleks pada tulang tempurung lutut
13*
Prediksi
Membuat prediksi pada praktikum sistem saraf katak 14*
Membuat prediksi pada praktikum peta rasa pada lidah 15*
Memprediksi kelainan pada sistem saraf 16
Mengajukan
pertanyaan
Merumuskan masalah tentang praktikum gerak refleks 17*
Menerapkan
konsep
Menjelaskan konsep gerak refleks 18*
Menjelaskan kepekaan rasa pada lidah 19
Keterangan:
(*) = Soal yang valid
2. Lembar Observasi
Lembar observasi untuk mengukur hasil pengamatan jalannya kegiatan
belajar yang disusun oleh peneliti. Lembar observasi ini dibuat sebagai bahan
acuan tambahan saat menganalisis hasil pembelajaran di kelas untuk
12
Lampiran 7, h. 110-121
33
mendukung data yang telah didapat. Lembar observasi yang digunakan yaitu
lembar keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. 13
H. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan diuji dahulu pada kelompok peserta
didik yang dianggap sudah mengikuti materi sistem koordinasi. Instrumen
dapat diukur dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya pembeda.
1. Uji validitas
Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur.14
Valid atau tidaknya alat ukur tergantung pada mampu
tidaknya alat ukur tesebut dapat mencapai tujuan pengukuran. Dalam
penelitian ini, dilakukan uji validitas menggunakan program ANATES.
Penentuan kriteria nilai validitas yang diperoleh dapat dilihat dengan
menggunakan kriteria pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Butir Soal15
Rentang Nilai Validitas Kriteria
0,00 < rxy β€ 0,200 Sangat rendah
0,200 < rxy β€ 0,400 Rendah
0,400 < rxy β€ 0,600 Cukup
0,600 < rxy β€ 0,800 Tinggi
0,800 < rxy β€ 1,00 Sangat tinggi
Hasil uji coba instrumen dari 19 soal uraian keterampilan proses sains
diperoleh 9 soal valid. 9 soal valid akan diberikan kepada sampel sebagai
soal pretest dan posttest.16
13
Lampiran 14, h. 147-158 14
Ibid., h. 121 15
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 1995), h.
71. 16
Lampiran 10, h. 137-138
34
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur dalam penelitian yang memiliki
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, dan ketetapan untuk menilai apa
yang dinilai.17
Uji reliabilitas untuk butir soal keterampilan proses sains
dilakukan dengan program ANATES. Penentuan Kriteria reabilitas
instrumen ini berdasarkan Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas18
Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi
Reliabilitas
0,90β€ r β€ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70β€r β€ 0,90 Tinggi Baik
0,40β€r β€ 0,70 Sedang Cukup baik
0,20β€r β€ 0,40 Rendah Buruk
r<0,20 Sangat rendah Sangat buruk
Hasil perhitungan data uji coba diperoleh bahwa reabilitas tes
keterampilan proses sains sebesar 0,73, yang mana masuk kedalam
kategori tinggi.19
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan hasil perhitungan antara siswa yang
menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes.20
Indeks kesukaran sangat erat kaitannya dengan daya pembeda. Jika soal
terlalu sulit atau terlalu mudah, maka daya pembeda soal tersebut menjadi
buruk karena baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah
akan dapat menjawab soal tersebut dengan tepat atau tidak dapat
menjawab soal tersebut dengan tepat. Akibatnya, butir soal tersebut tidak
17
Ahmad Sofyan, Tonih feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta, UIN Press, 2006), h. 105 18
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 85 19
Lampiran 9, h. 128 20
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Op. Cit., h. 103
35
akan mampu membedakan siswa berdasarkan kemampuannya. Untuk
melihat tingkat kesukaran soal keterampilan proses sains dilakukan dengan
program ANATES, Indeks kesukaran pada butir soal diinterpretasikan
dalam kriteria yang terdapat pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran21
Indeks Kesukaran Interpretasi Indeks Kesukaran
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK β€ 0,30 Sukar
0,30 < IK β€ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Hasil perhitungan data uji coba diperoleh bahwa dari 19 soal uraian
tes keterampilan proses sains 3 soal masuk dalam kategori sangat mudah, 5
soal masuk dalam kategori mudah, 10 soal masuk dalam kategori sedang,
dan 1 soal masuk kategori sangat sukar.22
4. Daya pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang berkemampuan
rendah.23
Daya pembeda dihitung dengan program MS. EXCEL. Kriteria
yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda disajikan
pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda24
Indeks Daya Pembeda Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < DP β€ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP β€ 0,70 Baik
0,20 < DP β€ 0,40 Cukup
21
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 214 22
Lampiran 9, h. 134 23
Ahmad S., Tonih., dan Burhanudin M., Op. Cit., h. 104 24
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h.223
36
Indeks Daya Pembeda Interpretasi Daya Pembeda
0,00 < DP β€ 0,20 Buruk
DP β€ 0,00 Sangat buruk
Hasil perhitungan daya pembeda instrumen keterampilan proses
sains, dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7 Daya Pembeda Instrumen Keterampilan Proses Sains 25
Indeks Daya
Pembeda
Interpretasi Daya
Pembeda No.Soal
0,70 < DP β€ 1,00 Sangat baik 3,4,13
0,40 < DP β€ 0,70 Baik 10,11
0,20 < DP β€ 0,40 Cukup 2,14,15
0,00 < DP β€ 0,20 Buruk 1,19
DP β€ 0,00 Sangat buruk 5,7,8,9,12,16,17,18
I. Teknik Analisis Data
1. Distribusi Frekuensi
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rataatau Mean merupakan nilai yang diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek serta dapat
mewakili seluruh data.26
Nilai rata-rata soal pretest dan posttest diperoleh
dengan menggunakan program SPSS 25.
b. Nilai Tengah (Median)
Nilai tengah atau Median merupakan nilai atau titik tengah dari
data yang telah diurutkan sehingga tersusun menjadi pembatas antara
kelompok atas dan bawah.27
Nilai tengah (median) soal pretest dan
posttest diperoleh dengan menggunakan program SPSS 25.
25
Lampiran 9, h. 133 26
Kadir, Statistika Terapan : konsep, Contoh Dan Analisis Data Dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), Cet.2, h.53 27
Husaini U., dan Purnomo Setiady A., Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), h. 83
37
2. Uji Peningkatan Hasil Belajar
Data hasil belajar dianalisis menggunakan N-gain. N-gain
merupakan selisih antara nilai pretest dan posttest untuk menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses
pembelajaran.28
Rumus normalized gain yang dinyatakan oleh Meltzer adalah
sebagai berikut:29
π β πΊπππ =πππππ πππ π‘π‘ππ π‘ β πππππ ππππ‘ππ π‘
ππππ πΌππππ β πππππ ππππ‘ππ π‘
3. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Semua data harus diuji berdistribusi normal atau tidak dalam
penyebarannya. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan uji
normalitas terhadap data. Untuk menguji normalitas dalam penelitian
ini digunakan uji Kolgomorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 25. Uji
normalitas dianalisis dengan langkah berikut:30
1) Membuka program SPSS
2) Mengklik variabel view pada SPSS editor:
a) Pada kolom name baris pertama diketik jenis tes yang
diujikan
b) Pada kolom decimal diganti dengan angka 0 untuk baris
pertama dan kedua
3) Mengklik data view pada SPSS editor, pada kolom nilai
dimasukkan nilai siswa.
4) Kembali ke menu utama SPSS 25, dipilih menu analyze,
kemudian dipilih menu nonparametric test, kemudian diklik
28
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 76. 29
Ibid., h. 76 30
Kadir, Op. Cit., h. 155-156.
38
legacy dialogs, kemudian pilih 1 sampel K-S. Akan tampil
kotak baru.
5) Memasukkan variabel nilai pada kotak dependent list.
6) Pada test distribution, klik normal. Kemudian klik ok.
7) Interpretasi hasil test of normality : kriteria pengujian diambil
berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) > 0,05
maka data berdistribusi normal. Jika probabilitas (sig) < 0,05
maka data berdistribusi tidak normal. Jika keseluruhan data
(sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistik lanjutan
yang digunakan adalah uji parametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ke dua
sampel homogen atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji
Levene pada SPSS 25. Langkah-langkah pengujian homogenitas
sebagai berikut:31
1) Membuka program SPSS
2) Pada variable view pada SPSS editor:
a) Pada kolom name baris pertama diklik nama βNilai
Pretest/Postestβ dan pada baris kedua diketik βKelasβ
b) Pada kolom decimal diganti dengan angka 0
c) Pada baris kelas, diberi nama untuk kode 1 dan 2 pada
kolom values, lalu dimasukkan angka 1 untuk kelas
eksperimen dan angka 2 untuk kelas kontrol, kemudian
diklik ok.
3) Membuka menu utama analyze dan diklik general linear
model, kemudian diklik univariate
4) Variabel βnilaiβ dipindahkan kedalam dependent variable dan
variabel βkelasβ ke fixed factor (s), kemudian diklik options.
31
Ibid., h. 166.
39
5) Selanjutnya data βkelasβ dimasukkan kedalam kotak display
means for, pilih homogenity test kemudian diklik continue
lalu ok. Sehingga akan muncul output SPSS.
6) Interpretasi dari hasil analisis data dikatakan homogen jika
probabilitas (sig) > Ξ±. Dengan Ξ± =0,05.
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t. Hal ini
disebabkan data yang diperoleh merupakan parametris karena bersifat
normal dan homogen. Teknik analisis yang digunakan dalam statistika
parametrik ini menggunakan uji t pada taraf signifikan Ξ± = 0,05. Analisis
ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari 2 sampel, atau
membandingkan data antara kelas eksperimen dan kontrol.
Perhitungan uji hipotesis dua sampel independen menggunakan
SPSS 25. Langkah-langkah uji hipotesis dua sampel independen sebagai
berikut:32
1) Masuk ke program SPSS
2) Pada variable view pada SPSS editor:
a) Pada kolom name baris pertama diklik nama βNilai Pretestβ
dan pada baris kedua diketik βKelasβ
b) Pada kolom decimal diganti dengan angka 0
c) Pada baris kelas, diberi nama untuk kode 1 dan 2 pada
kolom values, lalu dimasukkan angka1 untuk kelas
eksperimen dan angka 2 untuk kelas kontrol, kemudian
diklik ok.
3) Membuka menu utama, Klik analyze, pilih submenu compare
means kemudian klik independent sampe T test sehingga
muncul kotak.
4) Pada kotak tersebut variabel nilai dipindahkan kedalam test
variable (s), kemudian variabel kelas dipindahkan ke grouping
32
Ibid., h. 300.
40
variable dan diklik define group, isi angka 1 pada group 1 dan
angka 2 pada group 2, kemudian continue untuk kembali ke
menu sebelumnya, selanjutnya klik ok, sehingga akan diperoleh
output SPSS.
5) Interpretasi data diperoleh nilai probabilitas (sig). Jika nilai (sig)
> 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
pada data yang diuji. Jika nilai (sig) < 0,05 maka H0 ditolak
yang artinya terdapat perbedaan pada data yang diuji.
J. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis dalam hal ini adalah sebagai berikut:
H0 : Β΅1 = 0 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
H1 : Β΅1 β 0 (nilai rata-rata berbeda nyata)
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model POE
(Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model POE (Predict-
Observe-Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa
Dengan,
Β΅1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model
POE (Predict-Observe-Explain) terhadap skor rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Β΅1 β 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model POE
(Predict-Observe-Explain) terhadap terhadap skor rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dari hasil penelitian berupa perhitungan akhir serta temuan-temuan
yang terjadi pada saat penerapan model pembelajaran POE berlangsung, serta
pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses
sains siswa akan dipaparkan di bawah ini. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah
konsep sistem koordinasi.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Pretest
Hasil uji pretest pada kelas eksperimen dan kontrol, dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil Pretest 1
No. Nilai Kelas
Eksperimen Kontrol
1. Jumlah Siswa 37 36
2 Nilai Tertinggi 83 80
3 Nilai Terendah 30 0
4. Mean 33,2 34,8
5. Median 26,67 33,33
6. Standar Deviasi 26,3 23,37
7. Varians 689,2 546,3
Data hasil pretest kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih
rendah dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen memiliki nilai
rata-rata 33,2 sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 34,8. Data
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen.
1Lampiran 16, h. 171
41
42
2. Data Posttest
Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kontrol, dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Posttest2
No. Nilai Kelas
Eksperimen Kontrol
1. Jumlah Siswa 37 36
2 Nilai Tertinggi 93 87
3 Nilai Terendah 40 27
4. Mean 76,9 68,8
5. Median 80 75
6. Standar Deviasi 11,7 16,3
7. Varians 137,3 266,8
Data hasil posttest kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen memiliki nilai
rata-rata 76,9; sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 68,8.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas
eksperimen dan kontrol.
3. Hasil Data N-Gain
Hasil N-Gain pada kelas eskperimen termasuk dalam kategori
sedang yaitu 0,60. Pada kelas eksperimen siswa mempunyai nilai
dengan kategori tinggi sebanyak 15 siswa, kategori sedang sebanyak 18
siswa dan kategori rendah sebanyak 4 siswa. pada kelas kontrol hasil N-
Gain juga termasuk dalam kategori sedang yaitu 0,50. Pada kelas
kontrol siswa mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 6
siswa, kategori sedang sebanyak 25 siswa, dan kategori rendah
2Lampiran 16, h. 171
43
sebanyak 5 siswa. Adapun kategorisasi N-Gain kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Kategorisasi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol3
Kategorisasi Frekuensi Kelas
Eksperimen
Frekuensi Kelas
Kontrol
Tinggi 15 6
Sedang 18 25
Rendah 4 5
Jumlah 36 37
4. Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas
Eksperimen dan Kontrol
a. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Hasil perhitungan data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol
sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek Keterampilan
Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek KPS
Pretest
Eksperimen
(%) Kategori
Kontrol
(%) Kategori
Mengamati 62,16 Sedang 63,51 Sedang
Berkomunikasi 60,81 Sedang 71,62 Sedang
Hipotesis 24,32 Rendah 25,67 Rendah
Merencanakan
percobaan
35,36 Rendah 30,63 Rendah
Prediksi 30,18 Rendah 30,63 Rendah
Mengajukan
pertanyaan
33,78 Rendah 33,78 Rendah
3Lampiran 13, h. 143-146
44
Aspek KPS
Pretest
Eksperimen
(%) Kategori
Kontrol
(%) Kategori
Menerapkan konsep 39,19 Rendah 37,84 Rendah
Rata-rata 40,83 Rendah 41,95 Rendah
Data pada Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata pretest keterampilan
proses sains pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah
yaitu 40,83%. Pada kelas kontrol juga termasuk dalam kategori rendah
yaitu 41,95%, tetapi rata-rata kelas kontrol lebih tinggi 1,12%
dibandingkan kelas eksperimen.
Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelas
eksperimen yaitu mengamati dengan persentase sebesar 62,16%. Pada
kelas kontrol yaitu berkomunikasi dengan persentase sebesar 71,62%.
Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol yaitu hipotesis dengan persentase sebesar 24,32%
dan 25,67%. Hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
ada perbedaan yang signifikan, hal tersebut menunjukkan kelas
eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
b. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek Keterampilan
Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek KPS
Posttest
Eksperimen
(%) Kategori
Kontrol
(%) Kategori
Mengamati 79,73 Tinggi 78,38 Tinggi
Berkomunikasi 87,84 Tinggi 71,62 Sedang
45
Aspek KPS
Posttest
Eksperimen
(%) Kategori
Kontrol
(%) Kategori
Hipotesis 50 Sedang 33,78 Rendah
Merencanakan
percobaan
90,31 Tinggi 81,98 Tinggi
Prediksi 81,53 Tinggi 60,36 Sedang
Mengajukan
pertanyaan
97,30 Tinggi 86,49 Tinggi
Menerapkan konsep 57,70 Sedang 56,76 Sedang
Rata-rata 77,77 Tinggi 67,05 Sedang
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata postest keterampilan
proses sains pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori Tinggi
yaitu 77,77%, sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kategori
sedang yaitu 67,05%. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada
kelas eksperimen maupun kontrol yaitu mengajukan pertanyaan dengan
persentase sebesar 97,30% dan 86,49%. Keterampilan proses sains yang
paling rendah pada kelas eksperimen maupun kontrol yaitu hipotesis
dengan persentase sebesar 50% dan 33,78%.
Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kontrol, pada aspek KPS
berkomunikasi, hipotesis dan prediksi memiliki perbedaan yang sangat
signifikan. Hal tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen diterapkan
model pembelajaran POE yang memiliki tahapan prediksi, observasi,
dan menjelaskan. Oleh karena itu, siswa pada kelas eksperimen lebih
dapat mengembangkan keterampilan proses sains pada aspek
berkomunikasi, hipotesis dan prediksi dibandingkan kelas kontrol.
5. Hasil Nilai LKPD Kelas Eksperimen dan Kontrol
Penelitian ini menggunakan dua buah Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dengan dua kali pertemuan. Pada kelas eksperimen diberikan
LKPD berbasis model POE dan pada kelas kontrol diberikan LKPD
46
berbasis saintifik. Pada pertemuan pertama, LKPD yang diberikan
mengenai konsep sistem saraf yaitu respon tempurung ketika diberikan
perlakuan. Pada pertemuan kedua, LKPD yang diberikan mengenai peta
rasa pada lidah. Nilai LKPD pada kelas eksperimen dapat dilihat pada
Tabel 4.6 dan Nilai LKPD pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel
4.7 berikut.4
Tabel 4.6 Nilai LKPD Kelas Eksperimen
Pertemuan
ke-
Kelompok Rata-
rata I II III IV V VI
Pertemuan
I
(LKPD 1)
88 80 85 88 88 80 84,83
Pertemuan
II
(LKPD 2)
86 80 80 86 88 86 84,33
Rata-rata 87 80 82,5 87 88 83 84,58
Data Tabel 4.6 menunjukkan nilai LKPD pada kelas eksperimen
pertemuan pertama memiliki rata-rata 84,83 dan pertemuan kedua
mengalami penurunan dengan rata-rata 84,33. Hal tersebut dikarenakan
terdapat kelompok yang kurang mampu dalam menjelaskan hasil
eksperimen secara benar.
Tabel 4.7 Nilai LKPD Kelas Kontrol
Pertemuan
ke-
Kelompok Rata-
rata I II III IV V VI
Pertemuan
I
(LKPD 1)
86 88 80 80 80 85 83,17
Pertemuan
II
(LKPD 2)
80 86 86 86 80 84 83,67
Rata-rata 83 87 83 83 80 84,5 83,42
4Lampiran 6, h. 109
47
Data Tabel 4.7 menunjukkan nilai LKPD pada kelas kontrol
pertemuan pertama memiliki rata-rata 84,17 dan pertemuan kedua
mengalami peningkatan dengan rata-rata 84,67.
6. Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran POE
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh pengamat kepada peneliti. Hal yang diamati
yaitu tahap-tahap pada pelaksanaan model pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain). Data tersebut disajikan dalam Tabel 4.8 untuk kelas
eksperimen dan Tabel 4.9 untuk kelas kontrol.5
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kelas Eksperimen
Data pada Tabel 4.8 yaitu hasil observasi keterlaksanaan kegiatan
belajar mengajar pada kelas eksperimen menunjukkan persentase pada
aspek pendahuluan, mengamati, mengorganisasi, prediksi, eksplanasi, dan
komunikasi sebesar 100%. Hal tersebut tergolong tinggi untuk tingkat
keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada aspek observasi sebesar
75% dan penutup sebesar 87,5%. Hal tersebut tergolong sedang untuk
tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tetapi, secara
keseluruhan tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar masih
tergolong tinggi dengan rata-rata sebesar 95,3%.
5Lampiran 15, h. 159-170
48
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelas Kontrol
Data pada Tabel 4.9 yaitu hasil observasi keterlaksanaan kegiatan
belajar mengajar pada kelas kontrol menunjukkan persentase pada aspek
pendahuluan, mengamati, mengorganisasi, mengumpulkan data dan
komunikasi sebesar 100%. Hal tersebut tergolong tinggi untuk tingkat
keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada aspek penutup
didapatkan hasil sebesar 50%. Hal tersebut tergolong sedang untuk
tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tetapi, secara
keseluruhan tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar masih
tergolong tinggi dengan rata-rata sebesar 91,7%, meskipun masih
dibawah kelas eksperimen.
B. Analisis Data
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, maka terlebih
dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Pengujian Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Kolgomorov-smirnov menggunakan SPSS 25.
49
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel
4.11 berikut.6
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimendan Kelas
Kontrol
Kelas Sampel Sig. Ξ± Kesimpulan data
Eksperimen 37 0,074 0,05 Distribusi Normal
Kontrol 36 0,089 0,05 Distribusi Normal
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimendan Kelas
Kontrol
Kelas Sampel
(N)
Sig. Ξ± Kesimpulan data
Eksperimen 37 0,090 0,05 Distribusi Normal
Kontrol 36 0,083 0,05 Distribusi Normal
Data pada Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji normalitas pada skor
pretest kelas eksperimen mendapatkan nilai sig 0,074, dan pada kelas
kontrol mendapatkan nilai sig 0,089. Dengan demikian baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol memiliki data pretest berdisitribusi
normal karena memenuhi kriteria sig > Ξ±.
Data pada Tabel data 4.11 menunjukkan hasil uji normalitas pada
skor posttest kelas eksperimen mendapatkan nilai sig 0,090, dan pada
kelas kontrol mendapatkan nilai sig 0,083. Dengan demikian baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki data posttest
berdisitribusi normal karena memenuhi kriteria sig > Ξ±.
b. Uji Homogenitas
Nilai homogenitas dicari jika data dinyatakan berdistribusi
normal. Dalam penelitian ini, untuk menguji homogenitas digunakan
6Lampiran 17, h. 172
50
Leveneβs test menggunakan SPSS 25. Hasil uji homogenitas pada
kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.7
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimendan Kelas
Kontrol
Data N Kelas
Eksperimen
N Kelas
Kontrol
Sig. Ξ± Kesimpulan
data
Pretest 37 36 0,288 0,05 Variasi
Homogen
Posttest 37 36 0,070 0,05 Variasi Homogen
Tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi untuk data pretest
sebesar 0,288 dan posttest 0,070. Kedua nilai tersebut memiliki
signifikansi lebih besar dibanding nilai Ξ± sebesar 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedia kelas baik kelas eksperimen dan kontrol
memiliki nilai pretest dan posttest dengan varian yang sama atau
homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat yakni uji normalitas
dan uji homogenitas. Berdasarkan data yang didapat dari uji normalitas
bahwa nilai pretest dan posttest berdistribusi normal maka digunakan uji
statistik parametrik menggunakan uji -t dengan taraf sig 0,05. Jadi, dalam
uji hipotesis ini, jika hasil hitungan (probabilitas) > 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Akan tetapi jika hasil uji
(probabilitas) < 0,05 maka disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan. Hasil uji hipotesis pada kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.13 berikut.8
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data
Statistik Sig A Keterangan Kesimpulan
Pretest 0,075 0,05 0,993 > 0,05 Tidak terdapat
perbedaan yang
7Lampiran 18, h. 173
8Lampiran 19, h. 174
51
Data
Statistik Sig A Keterangan Kesimpulan
signifikan
Posttest 0,032 0,05 0,017 < 0,05 Terdapat perbedaan
yang signifikan
Tabel 4.13 menunjukkan nilai signifikasi pada nilai pretest adalah
0,993 > 0,05. Hal ini menjukkan bahwa pengetahuan awal siswa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran POE maupun kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran saintifik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas eksperimen maupun kontrol memiliki kemampuan
pengetahuan awal yang sama.
Hasil uji hipotesis pada nilai posttest didapatkan nilai signifikansi
sebesar 0,017 < 0,05, dengan demikian H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan
model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan proses
sains siswa pada konsep sistem koordinasi. Kelas eksperimen diterapkan
model pembelajaran POE, sedangkan kelas kontrol menerapkan model
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Siswa terlebih dahulu diberikan soal pretest sebelum penerapan model
pembelajaran POE yang bertujuan mengetahui kemampuan awal. Berdasarkan
analisis data pretest yang telah dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang tidak jauh
berbeda. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai pretest yang diperoleh, rata-rata
nilai pretest pada kelas eksperimen sebesar 50,9 dan kontrol sebesar 51,9.
Kemudian dilihat dari hasil analisis dengan menggunakan uji hipotesis,
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) > Ξ±, yakni 0,075 > 0,05.
52
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara kemampuan awal baik pada kelas eksperimen maupun kontrol.
Penerapan model pembelajaran POE (di kelas eksperimen) dan
pembelajaran saintifik (di kelas kontrol) dilakukan setelah mengetahui
kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol. Data Pretest menunjukkan
kelas eksperimen dan kontrol tidak memiliki perbedaan. Pembelajaran yang
dilakukan yaitu dengan metode praktikum dan menggunakan LKPD yang
dikerjakan secara berkelompok. LKPD yang diberikan pada kelas eksperimen
memiliki tahapan model pembelajaran POE yaitu prediksi, observasi dan
eksplanasi, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan tahapan saintifik.9
Pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk melakukan prediksi terlebih
dahulu sebelum memulai praktikum. Setelah melakukan prediksi, siswa
melakukan observasi untuk membuktikan prediksi yang telah dibuat. Langkah
terakhir, siswa melakukan penjelasan mengenai observasi yang telah
dilakukan dan mengaitkannya dengan prediksi yang telah dibuat. Sehingga
siswa dapat lebih memahami mengenai proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
Penelitian ini terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan siswa diberikan
LKPD. Pada pertemuan pertama, LKPD yang diberikan mengenai gerak
refleks pada tempurung lutut. Pada pertemuan kedua, LKPD yang diberikan
mengenai peta rasa pada lidah. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan
model pembelajaran POE pada pertemuan pertama semua tahapan sepenuhnya
terlaksana. Akan tetapi pada pertemuan kedua belum semua tahapan
terlaksana sepenuhnya.
Tahapan yang belum terlaksana sepenuhnya yaitu observasi dan
penutup. Jika dipersentasekan kedua tahapan ini terlaksana sebesar 50% dan
75%. Hal tersebut dikarenakan waktu yang digunakan untuk tahapan observasi
dan penutup tidak mencukupi. Selanjutnya untuk nilai rata-rata LKPD kelas
eksperimen memiliki rata-rata 84,83 dan pertemuan kedua mengalami
penurunan dengan rata-rata 84,33. Hal tersebut dikarenakan terdapat
9Lampiran 4 dan 5, h. 97-108
53
kelompok yang kurang mampu dalam menjelaskan hasil eksperimen secara
benar.
Posttest diberikan setelah dilakukan penerapan model pembelajaran
POE, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setelah
diterapkannya model pembelajaran tersebut terhadap keterampilan proses
sains. Dilihat dari hasil pengujian hipotesis data posttest menggunakan uji-t,
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen
dan kontrol, dengan nilai probabilitas, 0,032 < Ξ±, dengan nilai Ξ± = 0,05, maka
H0 ditolak. Berdasarkan data tersebut terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kontrol. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan, model pembelajaran POE memiliki pengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa. Untuk melihat peningkatan keterampilan
proses sains siswa dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dapat dilihat
dari nilai N-gain kelas eksperimen mendapatkan nilai sebesar 0,61 dan kelas
kontrol 0,49. Peningkatan pada kelas eksperimen terjadi karena model
pembelajaran tersebut membuat siswa untuk belajar lebih aktif dan mengasah
keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran POE menuntut keaktifan siswa dalam
mendapatkan sendiri konsep-konsep pembelajaran. Model pembelajaran POE
juga memberikan pembelajaran yang lebih bermakna karena sesuai dengan
pandangan konstruktivisme, yaitu siswa membangun pengetahuan melalui
pengalaman. Sehingga tugas guru tidak lagi memberikan pengetahuan,
melainkan menyiapkan situasi yang menggiring siswa untuk mengamati,
bertanya, serta menemukan fakta dan konsepnya sendiri. Seperti yang
dilakukan peneliti yaitu dengan menerapkan model pembelajaran POE
melalui kegiatan praktikum diharapkan siswa dapat mengkonstruk
pengetahuannya sendiri serta dapat mengembangkan keterampilan proses
sains.
Keterampilan proses sains dibutuhkan siswa terutama dalam
mempelajari IPA karena keterampilan proses sains mempunyai peran yaitu,
(1) membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, (2) memberi
54
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (3) meningkatkan
daya ingat, (4) memberikan kepuasan instrinsik bila anak telah berhasil
melakukan sesuatu, dan (5) membantu siswa mempelajari konsep-konsep
sains.10
Peran-peran tersebut mendorong seorang pendidik untuk menerapkan
suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran, salah satu contohnya adalah model pembelajaran POE.
Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk aktif terdiri dari tiga keterampilan proses yang masing-
masing memiliki indikator yang dapat diterapkan dari masing-masing
keterampilan proses. Adapun Kelas kontrol proses pembelajarannya dengan
menggunakan pendekatan saintifik, pada pendekatan ini siswa juga dituntut
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik
memiliki fase yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan.11
Pendekatan ini membantu siswa
untuk menerima informasi secara teks maupun suara dengan menemukan
sendiri berbagai fakta, konsep dan nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE dan
Pendekatan Saintifik berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran dapat
dilihat pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Persamaan dan perbedaan model pembelajaran POE dan
Pendekatan Saintifik
No. Langkah
Pembelajaran
Model
POE
Pendekatan
Saintifik
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran Ya Ya
2. Menyajikan informasi Ya Ya
3. Melakukan prediksi Ya Tidak
4. Melakukan
observasi/pengamatan Ya Ya
5. Melakukan diskusi Ya Ya
10
Trianto, Loc.cit. 11
Asih Saefuddin dan Ika Berdiati, Op. Cit., h. 45
55
No. Langkah
Pembelajaran
Model
POE
Pendekatan
Saintifik
terhadap hasil
observasi/pengamatan
6.
Membandingkan antara
hasil prediksi dengan
hasil
observasi/pengamatan
Ya Tidak
7.
Mengkomunikasikan
hasil
observasi/pengamatan
Ya Ya
8. Membuat kesimpulan Ya Ya
9. Melakukan evaluasi Ya Ya
Pada model POE memiliki tiga keterampilan yang dapat
mengembangkan keterampilan proses yaitu membuat prediksi, melakukan
observasi dan menjelaskan. Prediksi dilakukan untuk memungkinkan guru
bersama siswa memahami apa yang sedang dipikirkan. Dengan harapan
terdapat kesesuaian antara apa yang dipikirkan guru dengan siswa.
Pemahaman siswa tentang situasi yang dihadapi bisa merentang sangat luas
dan akan muncul dalam diskusi. Melakukan observasi yaitu pengamatan
terhadap kegiatan yang dilakukan guru atau siswa itu sendiri, setelah itu
mencatat pengamatannya. Membuat penjelasan adalah tahap akhir dalam
metode pembelajaran POE. Pada tahap ini siswa dituntut untuk melakukan
diskusi terkait prediksi dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.12
Hubungan model pembelajaran POE dengan Keterampilan Proses
Sains (KPS) siswa yaitu pada tahapan prediksi (predict) aspek KPS yang
terukur adalah mengamati, memprediksi dan berhipotesis. Pada tahapan
prediksi siswa dituntut untuk menggunakan sebanyak mungkin indera,
menggunakan fakta, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati dan mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
12
Juniati, Penerapan Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2007/2008 Pada
Konsep Kalor, Berkala Fisika Indonesia, vol.1 (2), 2009, h. 32-39
56
penjelasan dari satu kejadian. Pada tahapan Observasi (Observe) aspek KPS
yang terukur adalah mengajukan pertanyaan dan merencanakan percobaan,
pada tahap ini siswa dapat bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
percobaan dan menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja, menentukkan alat dan bahan. Pada tahapan eksplanasi (Explain) aspek
KPS yang terukur yaitu menerapkan konsep dan berkomunikasi, pada tahap
ini siswa dapat menggunakan konsep pada situasi yang sedang terjadi,
menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menyimpulkan dan menjelaskan
hasil percobaan.
Pembelajaran dengan model POE ini memiliki kelebihan yaitu salah
satunya menuntut siswa untuk aktif. Pada kelas eksperimen, siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran hal tersebut dapat terlihat dari proses pembelajaran
dengan melakukan kegiatan praktikum yang terdiri dari aktivitas prediksi,
observasi dan menjelaskan. Siswa dituntut untuk melakukan prediksi sebelum
dimulai kegiatan seperti bagaimana mekanisme gerak refleks dan
menunjukkan daerah peta rasa pada lidah. Setelah melakukan prediksi, siswa
melakukan pengamatan. Selanjutnya siswa melakukan diskusi untuk
menjelaskan keterkaitan antara prediksi dengan hasil pengamatan.
Tahap eksplanasi siswa dapat menjelaskan pengetahuan mengenai
konsep-konsep yang telah dipelajari serta membandingkan hasil prediksi
dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Keterampilan-keterampilan
proses dapat terlihat dalam kegiatan eksperimen. Keterampilan proses ini akan
membantu siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna.
Kelas kontrol pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pada kelas kontrol juga melakukan kegiatan praktikum tetapi siswa
kurang terlibat secara aktif, dikarenakan kurangnya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa pada kelas kontrol tidak melakukan prediksi
sehingga kurang mengasah kemampuan awal siswa. Pada kelas kontrol hanya
diberikan penjelasan mengenai kegiatan praktikum lalu guru
menginstruksikan untuk melakukan pengamatan. Pada kelas kontrol, kegiatan
siswa cenderung pasif. Pada tahap mengkomunikasikan, siswa hanya
57
menjelaskan hasil pengamatan yang dilakukan tanpa mengaitkannya dengan
pengetahuan awal sehingga proses pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Data hasil temuan penelitian yang telah dijabarkanini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, bahwa pembelajaran dengan
model POE melalui metode eksperimen secara keseluruhan memperoleh
keterampilan proses sains lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.13
Pada
hasil penelitian lainnnya, terdapat pengaruh keterampilan proses sains siswa
antara kelas yang mendapatkan model pembelajaran POE dengan kelas yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan metode konvensional.14
13
Nurhidaya Fithriyah N, loc. Cit. 14
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, Loc.Cit.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses
sains siswa pada konsep sistem koordinasi. Hal tersebut ditunjukkan oleh
hasil uji-t yang dihitung menggunakan SPSS 25, dimana nilai
signifikansi/probabilitasnya adalah 0,032 < Ξ±, dengan nilai Ξ± = 0,05.
Pembelajaran dengan menggunakan POE pada konsep sistem koordinasi
cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagi Sekolah
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) dapat lebih dikembangkan agar siswa tidak merasa
bosan dengan proses pembelajaran yang cenderung monoton sehingga
menjadi lebih menarik minat dalam belajar.
2. Bagi Guru
Penggunaan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dapat
menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat mengasah dan juga
meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
Adanya keterbatasan peneliti dalam penentuan proses pembelajaran yang
digunakan pada kelas kontrol yaitu tahapan yang dilakukan dengan
pendekatan saintifik hanya dilaksankan pada 4 fase (mengamati,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan).
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menyesuaikan model
pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen maupun kelas
59
kontrol sehingga tidak terjadi bias pada hasil penelitian antara model
pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol dan eksperimen.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdawiyah, Robiyatul. βPengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA
Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Banguntapangβ. Artikel skripsi.
Yogayakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,. 2016.
Ango, Mary L. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The
Teaching of Science: An Educology of Science Education in The
Nigerian Context. International Journal of Educology, vol. 16 (1). 2002.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 1995.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
Rineka Cipta. 1998.
Ayvaci, Hakan Sevki. Investigating The Effectiveness of Predict-Observe-Explain
Strategy on Teaching Photo Electricity Topic. Journal of Baltic Science
Education. Vol. 12(5). 2013.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. βKamus Besar Bahasa Indonesiaβ.
www. kbbi-kemdikbud.go.id. 5 Agustus 2017.
Bevelander, Gerrit. Judith A. Ramaley., Wisnu Gunarso. Dasar-dasar Histologi
Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1988.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece. BIOLOGY Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Penerbit Erlangga. 2004.
Gartner, Leslie P., James L. Hiatt. Atlas Berwarna Histologi. Tangerang Selatan:
Binarupa Aksara. 2012
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2014.
Joyce, Bruce., Marsha Weil, Emily Calhoun. Models of Teaching Model-Model
Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.
61
Juniati. Penerapan Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah
Tahun Pelajaran 2007/2008 Pada Konsep Kalor. Berkala Fisika
Indonesia, Vol. 1(2). 2009.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2016.
Kala, Nesli, Fatma Yama, Alipasa. Effectiveness of Predict-Observe-Explain
Technique in Probing Studentβ Understanding about Acid-Base
Chemistry: A Case for The Concept pf pH, pOH and Strengt.
International Journal of Science and Mathematics Education. Vol. 11.
2013.
Kementerian Pendidik dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Biologi lampiran 7.
Kibirige, Israel, Joseph O., Kedibone M. T. The Effect of Predict-Observe-
Explain Strategy on Leaenersβ Misconceptions about Dissolved Salt.
Mediterranean Journal of Social Science. Vol. 5(4). 2014.
Liew. Chong-Wah. David F, Treagust. The effectivenees of Predict-Observe-
Explain Task in Diagnosing Studentsβ Understanding of science and
Identifying Their Level of Achievement: Curtin University of
Technology. Science of Mathematics Education Centre. 1998.
Maggavi, Raghavendra. βThe Structure of A Typical Neuronβ.
www.researchgate.net. 26 September 2018.
Nasution, Fithriyah N. Pengaruh Model Predict-Observe-Explain (POE) Melalui
Metode Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Pada Mata Kuliah Ekologi Hewan. Lecturer of Biology Education. Vol.
3(3). 2016.
Ozdemir, Hakan,, Huseyin Bag, Kadir Bilen. Effect of Laboratory Activities
Designed Based on Prediction-Observation-Explain (POE) Strategy on
Pre-service Science Teachersβ Understanding of Acid-Based Subject.
Western Anatolia Journal of Educational Science, 2011.
62
Rosnaeni, Muslimin, Sahrul Saehana, Perbandingan Keterampilan Proses Sains
Antara Kelompok Siswa yang Diajar dengan Model POE dan model
Discovery, Jurnal Pendidikan Fisika (JPF), Vol. 6(1), 2018.
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. 2016
Saefuddin, Asis, Ika Berdiati. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung: Kencana Prenadamedia Group. 2014.
Semiawan, Conny, A. F Tangyong, S. Belen, Yulaelawati M, Wahjudi S.
Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam
Belajar. Jakarta: Gramedia. 1986
Sofyan, Ahmad, Feronika, Tonih.Milama,Burhanudin.Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
Sridianti. βBagaimana Cara Kerja Endokrin?β. www.sridianti.com. 26 September
2018.
Sugiana, Yodi. βGangguan dan Penyakit Pada Sistem Indraβ. www.sridianti.com.
26 September 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D Cetakan ke 10. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D Cetakan ke 22. Bandung:
Alfabeta. 2015
Sukarno, Anna P., Ida. The Profile of Science Process Skill (SPS) Student at
Secondary High School (Case Study in Jambi).International Journal of
Scientific Engineering and Research (IJSER., Vol. 1 (1). 2013.
Tim Dosen Biologi. Biologi Dasar. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
2008.
63
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.
Usman, Husaini., Purnomo Setiady A. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2008
Warsono, Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Surabaya: Remaja
Rosda Karya. 2016.
Zulaeha, I Wayan Darmadi, Komang Werdhiana. Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang.Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT). Vol. 2(2). 2014.
Zulfiani, Tonih F.,Kinkin S. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta. 2009.
64
Lampiran 1
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
65
66
67
68
69
70
71
72
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan model POE (Predict-
Observe-Explain) yaitu melakukan prediksi, pengumpulan data (Observasi), dan
menjekaskan hasil observasi, peserta didik diharapkan dapat menganalisis
hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf
dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Sehingga peserta didik dapat membangun
kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur,
aktif, responsip, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama.
B. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
73
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari. yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No. Kompetensi Sikap
1. Spiritual Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir persentasi
sesuai agama yang dianut
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa
Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya
2. Sosial Menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada
Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
Membantu orang yang membutuhkan
Mampu bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang
Aktif dalam kerja kelompok
Berani berperndapat, bertanya, atau menjawab
74
No. Kompetensi Sikap
pertanyaan dihadapan guru dan teman-temannya
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.10 Menganalisis hubungan
antara struktur penyusun
organ pada sistem koordinasi
(saraf, hormon, dan alat
indra) dalam kaitannya
dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
koordinasi manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis
pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada sistem
koordinasi yang menyebab-
kan gangguan sistem saraf
dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur.
3.11 Mengevaluasi bahaya
penggunaan senyawa
psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye
narkoba dilingkungan sekolah
dan masyarakat sekitar.
No IPK Pengetahuan No IPK Keterampilan
3.10.1 Memberikan contoh gerak
biasa dan gerak refleks
4.10.1 Melakukan praktikum
mengenai gerak refleks
3.10.2 Membedakan gerak biasa dan
gerak refleks
4.10.2 Membuat dan
mempresentasikan hasil
kegiatan praktikum mengenai
gerak refleks.
3.10.3 Menganalisis jalan impuls
gerak biasa dan gerak refleks
75
D. Materi Pembelajaran
1. Peta Konsep
2. Materi Fakta
Manusia mempunyai saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan
indera, yaitu mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit
3. Materi Konsep
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh manusia diatur dalam
sistem koordinasi.
Sistem ini terbagi atas dua bagian, yaitu melalui sistem saraf dan hormon.
4. Materi Prinsip
Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan pengaturan sistem
hormon melalui darah.
5. Materi Prosedur
Proses gerak refleks
Penghantaran impuls saraf
Saraf
pusat
Saraf
Tepi
Saraf
Otonom
76
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : POE (Predict-Observe-Explain)
Metode Pembelajaran : Ekspositori, diskusi, praktikum
F. Media Pembelajaran
Alat : Papan Tulis, LKPD, spidol, LCD Projector, palu
Media : Gambar, Powerpoint
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran
peserta didik dan berdoa
Apersepsi
o Memberikan apersepsi
dengan bertanya:
βApakah kalian pernah
merasakan dicubit?
Mengapa kalian merasa
sakit ketika dicubit?β
Motivasi
o Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu
untuk mengetahui gerak
refleks tendon pada
tempurung lutut.
Menjawab salam dan
berdoa
Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan
guru
Mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru
10
menit
Inti Mengamati 5 menit
Guru memberikan gambar
gerak refleks dan gerak
biasa.
Siswa diminta untuk:
o Melihat contoh gerak
refleks dan gerak
biasa
o Membandingkan
gambar tersebut.
Mengamati gambar
mengenai gerak refleks
dan gerak biasa yang
telah disediakan guru.
Melihat dan
membandingkan
mengenai gambar gerak
refleks dan gerak biasa.
77
Mengorganisasi 5 menit
Membimbing siswa ke
dalam kelompok.
Membagikan Lembar
Kerja Peserta Didik
(LKPD) berbasis POE
mengenai gerak refleks
tendon pada tempurung
lutut kepada setiap
kelompok
Bergabung dalam
kelompok.
Setiap kelompok
menerima LKPD
berbasis POE mengenai
gerak refleks tendon
pada tempurung lutut
yang diberikan guru
Memprediksi (Predict) 10
menit Mengajak setiap siswa
untuk memprediksi:
o Apa yang terjadi
ketika tempurung lutut
dipukul?
o Gerak apakah yang
terjadi setelah
tem;purung lutut
dipukul?
o Adakah perbedaan
gerakan antara mata
terbuka dan mata
tertutup?
Setiap siswa melakukan
prediksi dan menjawab
hasil prediksi secara
bergantian di depan
kelas.
Observasi (Observe) 30
menit Mengajak setiap kelompok
melakukan pengamatan
mengenai gerak refleks
tendon pada tempurung
lutut yang disajikan dalam
LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik).
Membimbing setiap
kelompok dalam
melaksanakan pengamatan
dan diskusi.
Setiap kelompok
melakukan pengamatan
mengenai gerak refleks
menggunakan LKPD
yang telah disediakan.
Melakukan diskusi
dengan teman kelompok
Menjelaskan (Explain) 10
menit Meminta setiap kelompok
untuk menjelaskan
mengenai hasil diskusi
pada LKPD
Menjelaskan mengenai
hasil diskusi pada LKPD
Komunikasi 10
menit Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
Perwakilan kelompok
mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas
78
diskusi didepan kelas
Penutup Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti.
Membantu peserta didik
membuat kesimpulan
Evaluasi
o Memberikan tugas
yaitu mengerjakan
soal
Memberikan salam
penutup
Bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
Dibantu guru membuat
kesimpulan
Menjawab salam
5 menit
H. Sumber Belajar
1. Nurhayati, Nunung dan Resty Wijayanti. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Yrama Widya. 2017
2. Priadi, Arif dan Yanti Herlanti. Biologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
2017
3. Septianing, Rasti. Panduan Belajar Biologi. Jakarta: Yudhistira. 2014
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Model POE
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Pertemuan ke : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan model POE (Predict-
Observe-Explain) yaitu melakukan prediksi, pengumpulan data (Observasi), dan
menjekaskan hasil observasi, peserta didik diharapkan dapat menganalisis
hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf
dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Sehingga peserta didik dapat membangun
kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur,
aktif, responsip, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama.
B. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari. yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
80
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No. Kompetensi Sikap
1. Spiritual Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir persentasi
sesuai agama yang dianut
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa
Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya
2. Sosial Menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada
Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
Membantu orang yang membutuhkan
Mampu bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang
Aktif dalam kerja kelompok
Berani berperndapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan dihadapan guru dan teman-temannya
81
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.10 Menganalisis hubungan
antara struktur penyusun
organ pada sistem koordinasi
(saraf, hormon, dan alat
indra) dalam kaitannya
dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
koordinasi manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis
pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada sistem
koordinasi yang menyebab-
kan gangguan sistem saraf
dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur.
3.11 Mengevaluasi bahaya
penggunaan senyawa
psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye
narkoba dilingkungan sekolah
dan masyarakat sekitar.
No IPK Pengetahuan No IPK Keterampilan
3.10.1 Menjelaskan struktur dan
fungsi bagian-bagian pada
alat indra manisia yaitu lidah.
4.10.1 Menyajikan hasil kajian
literatur tentang bagian-
bagian pada masing-maisng
alat indra
3.10.2 Menganalisis mekanisme
kerja masing-masing alat
indra yaitu lidah.
4.10.2 Melakukan praktikum
mengenai mekanisme kerja
alat indra yaitu lidah.
82
D. Materi Pembelajaran
1. Peta Konsep
2. Materi Fakta
Manusia mempunyai saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan
indera, yaitu mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit
3. Materi Konsep
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh manusia diatur dalam
sistem koordinasi.
Sistem ini terbagi atas dua bagian, yaitu melalui sistem saraf dan hormon.
4. Materi Prinsip
Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan pengaturan sistem
hormon melalui darah.
5. Materi Prosedur
Proses gerak refleks
Penghantaran impuls saraf
Saraf
pusat
Saraf
Tepi
Saraf
Otonom
83
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : POE (Predict-Observe-Explain)
Metode Pembelajaran : Ekspositori, diskusi, praktikum
F. Media Pembelajaran
Alat : Papan Tulis, LKPD, spidol, LCD Projector
Media : Gambar, Powerpoint
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran
peserta didik dan berdoa
Apersepsi
o Memberikan apersepsi
dengan menampilkan
gambar alat indera
manusia dan bertanya:
βSebutkan alat-alat
indera yang dimiliki
oleh manusiaβ
Motivasi
o Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu
mengetahui fungsi dari
alat indera dan
mekanisme kerja alat
indera yaitu lidah.
Menjawab salam dan
berdoa
Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan
guru
Mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru
10
menit
Inti Mengamati 5
menit Guru memberikan gambar
struktur lidah
Siswa diminta untuk:
o Melihat gambar
struktur gambar lidah
o Menjawab bagian
struktur dari lidah
Mengamati gambar
mengenai struktur lidah
yang disediakan guru
Melihat dan menjawab
bagian struktur dari lidah
84
Mengorganisasi 5 menit
Membimbing siswa ke
dalam kelompok.
Memberikann LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik) berbasis POE
kepada setiap kelompok
mengenai alat indera
manusia yaitu lidah
kepada setiap kelompok.
Bergabung dalam
kelompok.
Setiap kelompok
menerima LKPD
berbasis POE mengenai
alat indera manusia yaitu
lidah
Memprediksi (Predict) 10
menit Mengajak setiap siswa
memprediksi tentang
βBagian lidah manakah
yang dapat merasakan rasa
asin, manis, asam dan
pahit?β
Melakukan prediksi dan
menjawab hasil prediksi
secara bergantian di
depan kelas.
Observasi (Observe) 30
menit Mengajak setiap
kelompok melakukan
pengamatan mengenai
peta rasa pada lidah yang
disajikan dalam LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik).
Membimbing setiap
kelompok dalam
melaksanakan pengamatan
dan diskusi.
Melakukan pengamatan
mengenai peta rasa pada
lidah menggunakan
LKPD yang telah
disediakan.
Melakukan diskusi
dengan teman kelompok
Menjelaskan (Explain) 10
menit Meminta siswa dari
kelompok lain untuk
menjelaskan mengenai
hasil diskusi.
Menjelaskan mengenai
hasil diskusi.
Komunikasi 10
menit Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas
Perwakilan kelompok
mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas
Penutup Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti.
Membantu peserta didik
membuat kesimpulan
Bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
Dibantu guru membuat
5 menit
85
Evaluasi
o Memberikan tugas
yaitu mengerjakan
soal
Memberikan salam
penutup
kesimpulan
Menjawab salam
H. Sumber Belajar
1. Nurhayati, Nunung dan Resty Wijayanti. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Yrama Widya. 2017
2. Priadi, Arif dan Yanti Herlanti. Biologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
2017
3. Septianing, Rasti. Panduan Belajar Biologi. Jakarta: Yudhistira. 2014
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Model POE
86
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan
tahapan mengamati, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan
antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf
dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Sehingga peserta didik dapat membangun
kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur,
aktif, responsip, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama.
B. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji
87
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari. yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No. Kompetensi Sikap
1. Spirit
ual
Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir persentasi sesuai agama
yang dianut
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
2. Sosial Menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada
Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Membantu orang yang membutuhkan
Mampu bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang
Aktif dalam kerja kelompok
Berani berperndapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
dihadapan guru dan teman-temannya
88
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.10 Menganalisis hubungan
antara struktur penyusun
organ pada sistem koordinasi
(saraf, hormon, dan alat
indra) dalam kaitannya
dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis
pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada sistem koordinasi
yang menyebab-kan gangguan
sistem saraf dan hormon pada
manusia berdasarkan studi
literatur.
3.11 Mengevaluasi bahaya
penggunaan senyawa
psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye narkoba
dilingkungan sekolah dan
masyarakat sekitar.
No IPK Pengetahuan No IPK Keterampilan
3.10.1 Memberikan contoh gerak
biasa dan gerak refleks
4.10.1 Melakukan praktikum mengenai
gerak refleks
3.10.2 Membedakan gerak biasa dan
gerak refleks
4.10.2 Membuat dan mempresentasikan
hasil kegiatan praktikum
mengenai gerak refleks.
3.10.3 Menganalisis jalan impuls
gerak biasa dan gerak refleks
89
D. Materi Pembelajaran
1. Peta Konsep
2. Materi Fakta
Manusia mempunyai saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan
indera, yaitu mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit
3. Materi Konsep
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh manusia diatur dalam
sistem koordinasi.
Sistem ini terbagi atas dua bagian, yaitu melalui sistem saraf dan hormon.
4. Materi Prinsip
Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan pengaturan sistem
hormon melalui darah.
5. Materi Prosedur
Proses gerak refleks
Penghantaran impuls saraf
Saraf
Otonom
Saraf
Tepi Saraf
pusat
90
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Ekspositori, diskusi, praktikum
F. Media Pembelajaran
Alat : Papan Tulis, LKPD, spidol, LCD Projector, palu
Media : Gambar, Powerpoint
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran
peserta didik dan berdoa
Apersepsi
o Memberikan apersepsi
dengan bertanya:
βApakah kalian
pernah merasakan
dicubit? Mengapa
kalian merasa sakit
ketika dicubit?β
Motivasi
o Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu
untuk mengetahui
gerak refleks tendon
pada tempurung lutut.
Menjawab salam dan
berdoa
Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan
guru
Mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru
10
menit
Inti Mengamati 10
menit Guru memberikan
gambar gerak refleks dan
gerak biasa.
Siswa diminta untuk:
o Melihat contoh gerak
refleks dan gerak
biasa
o Membandingkan
Mengamati gambar
mengenai gerak refleks
dan gerak biasa yang
telah disediakan guru.
Melihat dan
membandingkan
mengenai gambar gerak
refleks dan gerak biasa.
91
gambar tersebut.
Mengumpulkan data 25
menit Membimbing siswa ke
dalam kelompok
Mengajak setiap
kelompok melakukan
pengamatan mengenai
gerak refleks tendon pada
tempurung lutut yang
disajikan dalam LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik)
Bergabung dalam
kelompok
Setiap kelompok
melakukan pengamatan
mengenai gerak refleks
menggunakan LKPD
yang telah disediakan.
Mengasosiasi 10
menit Membimbing setiap
kelompok dalam
melaksanakan
pengamatan dan diskusi.
Melakukan diskusi
(mengolah data dan
menyusun kesimpulan)
dengan teman kelompok
Mengkomunikasikan 25
menit Masing-masing
kelompok diberi
kesempatan untuk
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dan
menanggapi hasil kerja
kelompok lain.
Perwakilan kelompok
mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas
Penutup Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Membantu peserta didik
membuat kesimpulan
Evaluasi
o Memberikan tugas
yaitu mengerjakan
soal
Memberikan applause
kepada kelompok yang
menjawab benar
Memberikan salam
penutup
Bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
Dibantu guru membuat
kesimpulan
Mendapatkan
penghargaan (applause)
dari guru
Menjawab salam
10
menit
92
H. Sumber Belajar
4. Nurhayati, Nunung dan Resty Wijayanti. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Yrama Widya. 2017
5. Priadi, Arif dan Yanti Herlanti. Biologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
2017
6. Septianing, Rasti. Panduan Belajar Biologi. Jakarta: Yudhistira. 2014
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
3. Penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS)
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Pertemuan ke : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan
tahapan mengamati, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan dapat menganalisis hubungan
antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf
dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Sehingga peserta didik dapat membangun
kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur,
aktif, responsip, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama.
B. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji
94
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari. yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No. Kompetensi Sikap
1. Spiritual Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir persentasi
sesuai agama yang dianut
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa
Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya
2. Sosial Menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada
Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
Membantu orang yang membutuhkan
Mampu bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang
Aktif dalam kerja kelompok
Berani berperndapat, bertanya, atau menjawab
95
pertanyaan dihadapan guru dan teman-temannya
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.10 Menganalisis hubungan
antara struktur penyusun
organ pada sistem koordinasi
(saraf, hormon, dan alat
indra) dalam kaitannya
dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
koordinasi manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis
pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada sistem
koordinasi yang menyebab-
kan gangguan sistem saraf
dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur.
3.11 Mengevaluasi bahaya
penggunaan senyawa
psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye
narkoba dilingkungan sekolah
dan masyarakat sekitar.
No IPK Pengetahuan No IPK Keterampilan
3.10.1 Menjelaskan struktur dan
fungsi bagian-bagian pada
alat indra manisia yaitu lidah.
4.10.1 Menyajikan hasil kajian
literatur tentang bagian-
bagian pada masing-maisng
alat indra
3.10.2 Menganalisis mekanisme
kerja masing-masing alat
indra yaitu lidah.
4.10.2 Melakukan praktikum
mengenai mekanisme kerja
alat indra yaitu lidah.
96
D. Materi Pembelajaran
1. Peta Konsep
2. Materi Fakta
Manusia mempunyai saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan
indera, yaitu mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit
3. Materi Konsep
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh manusia diatur dalam
sistem koordinasi.
Sistem ini terbagi atas dua bagian, yaitu melalui sistem saraf dan hormon.
4. Materi Prinsip
Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan pengaturan sistem
hormon melalui darah.
5. Materi Prosedur
Proses gerak refleks
Penghantaran impuls saraf
Saraf
pusat
Saraf
Tepi
Saraf
Otonom
97
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Ekspositori, diskusi, prakikum
F. Media Pembelajaran
Alat : Papan Tulis, LKPD, spidol, LCD Projector
Media : Gambar, Powerpoint
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran
peserta didik dan berdoa
Apersepsi
o Memberikan
apersepsi dengan
menampilkan
gambar alat indera
manusia dan
bertanya: βSebutkan
alat-alat indera yang
dimiliki oleh
manusiaβ
Motivasi
o Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu
mengetahui fungsi
dari alat indera dan
mekanisme kerja alat
indera yaitu lidah.
Menjawab salam dan
berdoa
Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru
Mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru
10
menit
Inti Mengamati 10
menit Guru memberikan
gambar struktur lidah
Siswa diminta untuk:
o Melihat gambar
Mengamati gambar
mengenai struktur lidah
yang disediakan guru
Melihat dan menjawab
bagian struktur dari lidah
98
struktur gambar
lidah
o Menjawab bagian
struktur dari lidah
Mengumpulkan data 25
menit Membimbing siswa
kedalam kelompok
Mengajak setiap
kelompok melakukan
pengamatan mengenai
peta rasa pada lidah yang
disajikan dalam LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik).
Bergabung dalam
kelompok
Melakukan pengamatan
mengenai peta rasa pada
lidah menggunakan LKPD
yang telah disediakan.
Mengasosiasi 10
menit Membimbing setiap
kelompok dalam
melaksanakan
pengamatan dan diskusi.
Melakukan diskusi
(mengolah data dan
menyusun kesimpulan)
dengan teman kelompok
Mengkomunikasi 25
menit Masing-masing
kelompok diberi
kesempatan untuk
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dan
menanggapi hasil kerja
kelompok lain.
Perwakilan kelompok
mempersentasikan hasil
diskusi didepan kelas
Penutup Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Membantu peserta didik
membuat kesimpulan
Evaluasi
o Memberikan tugas
yaitu mengerjakan
soal
Memberikan applause
kepada kelompok yang
menjawab benar
Memberikan salam
penutup
Bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti
Dibantu guru membuat
kesimpulan
Mendapatkan penghargaan
(applause) dari guru
Menjawab salam
10
menit
99
H. Sumber Belajar
1. Nurhayati, Nunung dan Resty Wijayanti. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.
Bandung: Yrama Widya. 2017
2. Priadi, Arif dan Yanti Herlanti. Biologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
2017
3. Septianing, Rasti. Panduan Belajar Biologi. Jakarta: Yudhistira. 2014
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian KPS (Keterampilan Proses Sains)
2. Lembar Kerja Peserta Didik
100
Lampiran 4
Pertemuan I
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
POE
Kelompok :
Kelas :
Nama anggota:
1.
2.
3. 4.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester : 2 (dua)
Kompetensi Inti : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur
penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormon, dan alat indra) dalam kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
Indikator : - Membedakan gerak biasa dan gerak refleks
- Menganalisis jalan impuls gerak biasa dan
gerak refleks
A. Tujuan
1. Mengamati gerak refleks tendon pada tulang tempurung. 2. Menganalisis impuls gerak refleks.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
101
Duduklah pada kursi dan biarkan salah satu kaki Anda dalam keadaan
bebas dan santai.
Tutuplah mata Anda dengansapu tangan.
Mintalah tolong pada teman Anda untuk memukul bagian di bawah
tempurung lutut Anda (ligamentum tulang tempurung lutut) dengan
menggunakan palu karet.
Perhatikan gerakan kaki Anda sesaat setelah dipukul.
Ulangi langkah 1 β 4, dengan keadaan mata terbuka.
B. Alat dan Bahan
1. Palu
2. Kursi
3. Alat Tulis
4. Sapu tangan
C. Petunjuk Kerja
D. Prediksi
1. Apa yang terjadi ketika tempurung lutut Anda dipukul?
2. Gerak apakah yang terjadi setelah tempurung lutut Anda dipukul?
3. Adakah perbedaan gerakan antara mata terbuka dan mata tertutup?
E. Hasil Pengamatan (Observasi)
F. Pembahasan (Explain)
Nama Respon/ Gerakan Kaki
Mata Tertutup Mata Terbuka
102
G. Kesimpulan
103
Pertemuan II
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
POE
Kelompok :
Kelas :
Nama anggota:
1.
2.
3. 4.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester : 2 (dua)
Kompetensi Inti : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta me-
nerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur
penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormon, dan alat indra) dalam kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
Indikator : Menganalisis mekanisme kerja alat indera lidah
A. Tujuan
1. Mengamati daerah pengecapan berbagai rasa pada lidah manusia. 2. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
104
B. Alat dan Bahan
Empat buah pinggan kecil berisi:
o Larutan asam cuka
o Larutan NaCl
o Larutan kopi hitam
o Larutan gula tebu
Cotton bud
Peta rasa.
Kertas hisap/saring
C. Petunjuk Kerja Mintalah teman Anda untuk berkumur, kemudian keringkan lidahnya
dengan kertas hisap.
Celupkan Cotton bud ke dalam larutan asam.
Sentuhkan Cotton bud pada ujung, sepanjang sisi, tengah dan belakang
lidah teman Anda.
Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan
larutan tersebut. Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika
daerah tertentu yang disentuh tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.
Ulangi langkah 2 β 3 dengan menggunakan ketiga larutan lainnya satu
demi satu.
D. Prediksi
1. Daerah lidah manakah yang peka terhadap rasa manis?
2. Daerah lidah manakah yang peka terhadap rasa asin?
3. Daerah lidah manakah yang peka terhadap rasa asam?
4. Daerah lidah manakah yang peka terhadap rasa pahit?
E. Hasil Pengamtan
Gambar Peta Rasa
105
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
106
Lampiran 5
Pertemuan I
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
Kelas Kontrol
Kelompok :
Kelas :
Nama anggota:
1.
2.
3. 4.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester : 2 (dua)
Kompetensi Inti : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur
penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormon, dan alat indra) dalam kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
Indikator : - Membedakan gerak biasa dan gerak refleks
- Menganalisis jalan impuls gerak biasa dan
gerak refleks
A. Tujuan
1. Mengamati gerak refleks tendon pada tulang tempurung. 2. Menganalisis impuls gerak refleks.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
107
Duduklah pada kursi dan biarkan salah satu kaki Anda dalam keadaan
bebas dan santai.
Tutuplah mata Anda dengansapu tangan.
Mintalah tolong pada teman Anda untuk memukul bagian di bawah
tempurung lutut Anda (ligamentum tulang tempurung lutut) dengan
menggunakan palu karet.
Perhatikan gerakan kaki Anda sesaat setelah dipukul.
Ulangi langkah 1 β 4, dengan keadaan mata terbuka.
B. Alat dan Bahan
1. Palu
2. Kursi
3. Alat Tulis
4. Sapu tangan
C. Petunjuk Kerja
D. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Nama Respon/ Gerakan Kaki
Mata Tertutup Mata Terbuka
108
G. Kesimpulan
109
Pertemuan II
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
Kelas Kontrol
Kelompok :
Kelas :
Nama anggota:
1.
2.
3. 4.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester : 2 (dua)
Kompetensi Inti : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta me-nerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur
penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormon, dan alat indra) dalam kaitannya dengan
mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
Indikator : Menganalisis mekanisme kerja alat indera lidah
A. Tujuan
1. Mengamati daerah pengecapan berbagai rasa pada lidah manusia. 2. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
110
B. Alat dan Bahan
Empat buah pinggan kecil berisi:
o Larutan asam cuka
o Larutan NaCl
o Larutan kopi hitam
o Larutan gula tebu
Cotton bud
Peta rasa.
Kertas hisap/saring
C. Petunjuk Kerja Mintalah teman Anda untuk berkumur, kemudian keringkan lidahnya
dengan kertas hisap.
Celupkan Cotton bud ke dalam larutan asam.
Sentuhkan Cotton bud pada ujung, sepanjang sisi, tengah dan belakang
lidah teman Anda.
Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan
larutan tersebut. Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika
daerah tertentu yang disentuh tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.
Ulangi langkah 2 β 3 dengan menggunakan ketiga larutan lainnya satu
demi satu.
D. Hasil Pengamtan
Gambar Peta Rasa
111
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
112
Lampiran 6
Nilai LKPD Kelas Eksperimen
No. Kelompok Pertemuan
1 2
1. I 88 86
2. II 80 80
3. III 85 80
4. IV 88 86
5. V 88 88
6. VI 80 86
Jumlah 509 506
Rata-rata 84,83 84,33
Nilai LKPD Kelas Kontrol
No. Kelompok Pertemuan
1 2
1. I 86 80
2. II 88 86
3. III 80 86
4. IV 80 86
5. V 80 80
6. VI 85 84
Jumlah 499 502
Rata-rata 83,17 83,67
113
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
Sekolah : SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Kelas : XI (Sebelas)
Mata pelajaran : Biologi
Materi pelajaran : Sistem Koordinasi
Alokasi waktu : 60 menit
Jumlah soal : 19 soal
Bentuk soal : Uraian
Kompetensi Dasar :
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormon, dan alat indra) dalam kaitannya
dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia.
3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat.
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
1. Mengamati Mengamati
alur impuls
pada neuron
Amati gambar berikut.
Aspek
pembeda
Neuron
sensorik
Neuron
motorik
Arah
impuls
Membawa
impuls
dari
reseptor
pesan ke
Membawa
impuls
dari sistem
saraf pusat
ke otot
4
114
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
Jelaskan perbedaan dari neuron sensorik dan
neuron motorik tersebut!
sistem
saraf pusat
atau
kelenjar
Bentuk
sel
Unipolar Multipolar
Mengamati
alur impuls
gerak biasa
dan gerak
refleks
Amati gambar berikut!
Terdapat perbedaan antara gerak biasa
dan gerak refleks.
Aspek
pembeda
Gerak
biasa
Gerak
refleks
Alur
impuls
Dihantar-
kan oleh
neuron
sensorik
menuju
otak,
respon
dari otak
dihantar-
kan
menuju
Dihantar-
kan oleh
neuron
sensorik
menuju
neuron
konektor
(otak/sum-
sum tulang
belakang),
selanjutnya
4
115
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
Adakah perbedaan alur impuls antara gerak
biasa dan gerak refleks? Jelaskan!
efektor impuls
dihantarkan
oleh neuron
motorik
menuju
efektor
Respon Dilakukan
secara
sadar
Dilakukan
secara
spontan
2. Klasifikasi Mengelompok
kan jenis
gangguan pada
sistem saraf
Berikut ini merupakan gangguan pada sistem
saraf manusia.
1) Alzheimer
2) Parkinson
3) Meningitis
4) Poliomielitis
5) Epilepsi
6) Amnesia
7) Ensefalitis
Kelompokkan gangguan di atas, manakah
yang disebabkan oleh bakteri, virus dan
gangguan saraf di bagian otak.
1. Gangguan yang disebabkan oleh
bakteri yaitu Meningitis
2. Gangguan yang disebabkan oleh
virus yaiu poliomielitis dan
ensefalitis dan juga meningitis
3. Gangguan yang disebabkan oleh
gangguan saraf di bagian otak
yaitu alzheimer, parkinson,
epilepsi, dan amnesia.
8
116
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
Mengelompok
kan jenis
gangguan pada
sistem indera
Berikut ini merupakan gangguan pada sistem
indera manusia.
1) Tuli
2) Kurap
3) Jerawat
4) Astigmatisme
5) Anosmia
6) Sariawan
7) Polip
8) Otitis media
9) Biang keringat
10) Miopi
11) Mati rasa
Kelompokkan gangguan di atas, manakah
gangguan yang menyerang indera penglihatan,
indera pendengaran, indera peraba, indera
peraba dan indera pembau.
Gangguan pada indera penglihatan
(mata):
o Astigmatisme
o Miopi
Gangguan pada indera
pendengaran (telinga):
o Tuli
o Otitis media
Gangguan pada indera peraba
(kulit):
o Kurap
o Jerawat
o Biang keringat
Gangguan pada indera pengecap
(lidah):
o Mati rasa
o Sariawan
Gangguan pada indera pembau
(hidung):
o Anosmia
o Polip
11
Mengelompok
kan bahan
makanan untuk
menentukkan
Berikut ini merupakan makanan yang dapat
dirasakan oleh lidah.
Ujung lidah mengecap rasa manis:
o Madu
o Kurma
o Air gula
16
117
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
peta rasa pada
lidah Madu Kurma Pil kina Ikan
asin
Jeruk
nipis
Air gula Teh
manis
Lemon
Mangga
muda
Pare Telur
asin
Cuka
Garam Antibiotik Keju Dark
coklat
Kelompokkan makanan yang dapat dirasakan
oleh bagian ujung lidah, sisi depan, sisi
belakang dan pangkal lidah!
o Teh manis
Sisi depan lidah mengecap rasa
asin:
o Garam
o Telur asin
o Keju
o Ikan asin
Sisi belakang lidah mengecap rasa
asam:
o Mangga muda
o Lemon
o Jeruk nipis
o Cuka
Pangkal lidah mengecap rasa
pahit:
o Pare
o Antibiotik
o Pil kina
o Dark coklat
3. Menafsirkan/
interpretasi
Menafsirkan
kasus gerak
refleks dan
gerak biasa
Perhatikan kasus berikut!
Kasus 1:
Juki sedang berolahraga di lapangan sekolah.
Tiba-tiba kaki Juki tertusuk duri, dengan cepat
Juki mengangkat kakinya dan berteriak secara
Dari dua kasus yang disajikan, yang
termasuk gerak refleks yaitu pada
kasus 1. Gerakan juki ketika
mengangkat kaki merupakan contoh
dari gerakan refleks karena terjadi
tanpa disadari, ketika kaki juki
2
118
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
spontan.
Kasus 2:
Fajrin terlambat masuk ke sekolah. Ia
mendapat hukuman menulis 1000 kata. Fajrin
menuliskan 1000 kata untuk tidak mengulangi
perbuatannya.
Dari dua kasus yang disajikan, manakah yang
termasuk gerak refleks, jelaskan!
mendapat rangsangan karena tertusuk
duri, rangsangan tersebut akan dibawa
oleh neuron sensorik tanpa melewati
sistem saraf pusat yaitu otak, neuron
konektor yaitu sumsum tulang
belakang akan langsung
menghantarkan rangsangan tersebut
menuju neuron motorik lalu ke efektor
yang akan menghasilkan gerakan
mengangkat kaki.
Menyimpulkan
hasil dari
percobaan peta
rasa lidah
Perhatikan tabel hasil percobaan peta rasa lidah
dibawah ini!
N
o.
Baha
n
Maka
nan
Bagian lidah
Pangka
l
Ujun
g
Sisi
depan
Sis
i
bel
ak
an
g
1. A - - + -
2. B + - - -
3. C - + - -
4. D - - - +
Ket:
( + ) = dapat dirasakan
β Bahan makanan A memiliki rasa
asam karena dapat dirasakan oleh
bagian sisi depan lidah.
β Bahan makanan B memiliki rasa
pahit karena dapat dirasakan oleh
bagian pangkal lidah.
β Bahan makanan C memiliki rasa
manis karena dapat dirasakan oleh
bagian ujung lidah.
β Bahan makanan D memiliki rasa
asin karena dapat dirasakan oleh
bagian sisi belakang lidah.
4
119
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
( - ) = Tidak dapat dirasakan
Apa yang dapat disimpulkan dari tabel
percobaan di atas?
4. Berkomunikasi Menjelaskan
hasil
percobaan
gerak refleks
Jenny melakukan percobaan tentang gerak
refleks pada tempurung lutut menggunakan
palu.
Hasilnya ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
No. Perlakuan Gerakan kaki
1. Kaki dipukul dengan
mata terbuka
Gerak tanpa
disengaja dan
gerakan lebih
pelan
2. Kaki dipukul dengan
mata tertutup
Gerak tanpa
disengaja dan
gerakan lebih
keras
Nyatakan informasi dari tabel tersebut dalam
bentuk kalimat.
Lutut dapat bergerak dengan
sendirinya, karena adanya gerak
refleks. Pada saat kaki dipukul dalam
keadaan mata terbuka gerakan kaki
bergerak tanpa disengaja dan bergerak
dengan pelan. Sedangkan ketika kaki
dipukul dengan keadaan mata tertutup
gerakan kaki bergerak juga dengan
tanpa disengaja dan bergerak dengan
lebih keras.
2
120
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
Membuat
diagram
berdasarkan
data tabel
gangguan pada
sistem saraf
Berikut disajikan data jumlah pasien penderita
gangguan saraf di Rumah Sakit X.
No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien
1. Alzheimer 5
2. Parkinson 4
3. Meningitis 8
4. Poliomielitis 10
5. Epilepsi 7
6. Amnesia 15
Ubahlah daftar tabel tersebut ke dalam bentuk
diagram garis!
2
5. Hipotesis Membuat
hipotesis
mengenai
sistem saraf
Jika Anda akan melakukan praktikum dengan
rumusan masalah βAdakah pengaruh kondisi
mata terhadap gerakan refleks probandus?β.
Tuliskan hipotesis yang sesuai untuk praktikum
tersebut!
Terdapat pengaruh kondisi mata ketika
terbuka dan tertutup terhadap gerakan
refleks probandus.
2
Membuat
hipotesis
mengenai
indera perasa
Jika Anda akan melakukan praktikum peta rasa
pada lidah dengan rumusan masalah βAdakah
pengaruh kepekaan lidah terhadap rasa manis,
asin, asam dan pahit?β. Tuliskan hipotesis yang
sesuai untuk praktikum tersebut!
Terdapat pengaruh kepekaan lidah
terhadap rasa manis, asin, asam dan
pahit.
2
6. Merencanakan Menentukkan Lidah merupakan alat indera yang dapat Tujuan praktikum: 8
02468
1012
Jumlah Pasien
JumlahPasien
121
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
Percobaan tujuan
praktikum
serta
menyebutkan
alat dan bahan
dalam
praktikum peta
rasa lidah
digunakan untuk mengecap rasa. Lidah dapat
merasakan 4 macam rasa yaitu manis, asin,
asam dan pahit. Jika Anda akan melakukan
praktikum tentang peta rasa pada lidah, maka:
Apakah tujuan dari praktikum tersebut?
Sebutkan alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum tersebut!
Untuk mengamati daerah
pengecapan berbagai rasa pada
lidah manusia.
Alat dan bahan:
Larutan asam cuka
Larutan garam
Larutan aspirin
Larutan gula tebu
Cotton bud
Alat tulis
Peta rasa
Menentukkan
tujuan dan
langkah kerja
dalam
praktikum
gerak refleks
pada tulang
tempurung
lutut.
Pada gerak refleks alur impuls dihantar oleh
neuron sensorik untuk kemudian menuju
neuron konektor (otak/sumsum tulang
belakang), selanjutnya impuls dihantarkan oleh
neuron motorik menuju efektor. Ciri gerak
refleks adalah respon yang terjadi secara cepat.
Jika Anda akan melakukan praktikum
mengenai gerak refleks tendon pada tempurung
lutut dengan menggunakan palu karet, maka:
Apakah tujuan dari praktikum tersebut?
Jelaskan langkah kerja dalam praktikum
tersebut!
Tujuan praktikum:
Untuk mengamati gerak refleks
tendon pada tempurung lutut.
Langkah kerja:
1. Duduklah pada kursi dan
biarkan salah satu kaki Anda
dalam keadaan bebas dan
santai.
2. Mintalah tolong pada teman
Anda untuk memukul bagian
di bawah tempurung lutut
dengan menggunakan palu
karet.
4
122
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
3. Perhatikan gerakan kaki Anda
saat setelah dipukul.
7. Prediksi Membuat
prediksi pada
praktikum
sistem saraf
katak
Anda akan melakukan praktikum mengenai
gerak refleks pada katak dengan perlakuan
sebagai berikut:
Kegiatan 1
Letakkan katak dengan posisi normal pada
papan bedah, amati posisi kepala, mata dan
anggota geraknya. Sentuh kornea mata katak
dengan kapas.
Kegiatan 2
Masukkan jari kaki katak ke dalam air panas Β±
80oC.
Prediksikan apa yang akan terjadi pada katak
tersebut.
Kegiatan 1:
Ketika kornea mata katak disentuh
dengan kapas matanya berkedip.
Kegiatan 2:
Ketika kaki katak dimasukkan
kedalam air panas dengan suhu Β± 80oC
katak menjauhkan kakinya dari air
panas.
2
Membuat
prediksi pada
praktikum peta
rasa pada lidah
Anda akan melakukan praktikum peta rasa
pada lidah dengan perlakukan sebagai berikut:
1. Celupkan Cotton bud ke dalam larutan
cuka.
2. Sentuhkan Cotton bud pada ujung, sisi
Daerah ujung lidah peka terhadap
rasa manis.
Daerah sisi depan lidah peka
terhadap rasa asin.
Daerah sisi belakang lidah peka
4
123
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
depan, sisi belakang dan pangkal lidah.
3. Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa
jika Anda merasakan larutan tersebut.
4. Tuliskan tanda (-) pada daerah peta yang
sesuai jika daerah tertentu yang disentuh
tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.
5. Ulangi langkah 1 β 4 dengan
menggunakan larutan gula tebu, larutan
garam dan larutan aspirin.
Prediksikan daerah lidah manakah yang peka
terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit.
terhadap rasa asam.
Daerah pangkal lidah peka
terhadap rasa pahit.
Memprediksi
kelainan pada
sistem saraf.
Seorang pasien penderita gangguan saraf pada
suatu rumah sakit memiliki gejala:
1) Jemari bergetar tidak terkendali
2) Otot kaku
3) Tidak dapat menahan buang air kecil
4) Mengeluarkan air liur
5) Tidak dapat menghasilkan dopamine yang
cukup
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan penyakit
apa yang diderita oleh pasien? Jelaskan!
Kelainan yang yang dialami oleh
pasien adalah parkinson yaitu kelainan
yang disebabkan rusaknya neuron
sehingga tidak dapat menghasilkan
dopamine.
2
124
No. Aspek KPS Indikator
Soal
Soal Jawaban Skor
8. Mengajukan
pertanyaan
Merumuskan
masalah
tentang
praktikum
gerak refleks
Jika Anda akan melakukan praktikum untuk
mengetahui kepekaan lidah terhadap rasa
manis, asin, asam dan pahit. Buatlah rumusan
masalah yang sesuai dengan praktikum
tersebut?
Adakah pengaruh kepekaan lidah
terhadap rasa manis, asin, asam dan
pahit?
2
9. Menerapkan
konsep
Menjelaskan
konsep gerak
refleks
Pada siang hari Lisa sedang berjalan melewati
padang rumput. Tiba-tiba kaki Lisa tertusuk
duri, dengan cepat Lisa mengangkat kakinya
dan berteriak secara spontan, jelaskan mengapa
demikian?
Pada saat Lisa mengangkat kaki ini
merupakan contoh dari gerakan refleks
karena terjadi tanpa disadari, ketika
kaki Lisa mendapat rangsangan karena
tertusuk duri, rangsangan tersebut
akan dibawa oleh neuron sensorik
tanpa melewati sistem saraf pusat
yaitu otak, neuron konektor yaitu
sumsum tulang belakang akan
langsung menghantarkan rangsangan
tersebut menuju neuron motorik lalu
ke efektor yang akan menghasilkan
gerakan mengangkat kaki.
2
Menjelaskan
kepekaan rasa
pada lidah
Suatu pagi Agus sarapan dengan memakan roti
sandwich yang berisi tomat, keju, daging serta
timun dan jus lemon. Agus dapat merasakan
rasa manis, asin, pahit dari roti sandwich, dan
asam dari jus lemon. Jelaskan mengapa
demikian?
Lidah manusia dapat merasakan rasa
manis, asin, asam dan pahit. Pada
menu roti sandwich Agus merasakan
rasa manis dari roti, rasa asin dari keju
dan daging dan rasa pahit dari timun.
Pada jus lemon Agus dapat merasakan
rasa asam.
2
125
Lampiran 8
SISTEM KOORDINASI
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Petunjuk : jawablah pertanyaan uraian di bawah ini dengan benar!
1. Amati gambar berikut!
Adakah perbedaan alur jalannya impuls antara gerak biasa dan gerak refleks?
Jelaskan!
2. Jenny melakukan percobaan tentang gerak refleks pada tempurung lutut
menggunakan palu. Hasilnya ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
No. Perlakuan Gerakan kaki
1. Kaki dipukul dengan
mata terbuka
Gerak tanpa
disengaja dan
gerakan lebih pelan
2. Kaki dipukul dengan
mata tertutup
Gerak tanpa
disengaja dan
gerakan lebih keras
Nyatakan informasi dari tabel tersebut dalam bentuk kalimat.
3. Jika Anda akan melakukan praktikum peta rasa pada lidah dengan rumusan
masalah βAdakah pengaruh kepekaan lidah terhadap rasa manis, asin, asam
dan pahit?β. Tuliskan hipotesis yang sesuai untuk praktikum tersebut!
126
4. Lidah merupakan alat indera yang dapat digunakan untuk mengecap rasa.
Lidah dapat merasakan 4 macam rasa yaitu manis, asin, asam dan pahit. Jika
Anda akan melakukan praktikum tentang peta rasa pada lidah, maka:
Apakah tujuan dari praktikum tersebut?
Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut!
5. Pada gerak refleks alur impuls dihantar oleh neuron sensorik untuk kemudian
menuju neuron konektor (otak/sumsum tulang belakang), selanjutnya impuls
dihantarkan oleh neuron motorik menuju efektor. Ciri gerak refleks adalah
respon yang terjadi secara cepat. Jika Anda akan melakukan praktikum
mengenai gerak refleks tendon pada tempurung lutut dengan menggunakan
palu karet, maka:
Apakah tujuan dari praktikum tersebut?
Jelaskan langkah kerja dalam praktikum tersebut!
6. Anda akan melakukan praktikum mengenai gerak refleks pada katak dengan
perlakuan sebagai berikut:
Kegiatan 1
Letakkan katak dengan posisi normal pada papan bedah, amati posisi kepala,
mata dan anggota geraknya. Sentuh kornea mata katak dengan kapas.
Kegiatan 2
Masukkan jari kaki katak ke dalam air panas Β± 80oC.
Prediksikan apa yang akan terjadi pada katak tersebut
7. Anda akan melakukan praktikum peta rasa pada lidah dengan perlakukan
sebagai berikut:
1) Celupkan Cotton bud ke dalam larutan cuka.
2) Sentuhkan Cotton bud pada ujung, sisi depan, sisi belakang dan pangkal
lidah.
3) Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa jika Anda merasakan larutan
tersebut.
127
4) Tuliskan tanda (-) pada daerah peta yang sesuai jika daerah tertentu yang
disentuh tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.
5) Ulangi langkah 1 β 4 dengan menggunakan larutan gula tebu, larutan
garam dan larutan aspirin.
Prediksikan daerah lidah manakah yang peka terhadap rasa manis, asin,
asam dan pahit!
8. Jika Anda akan melakukan praktikum untuk mengetahui kepekaan lidah
terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit. Buatlah rumusan masalah yang
sesuai dengan praktikum tersebut?
9. Pada siang hari Lisa sedang berjalan melewati padang rumput. Tiba-tiba kaki
Lisa tertusuk duri, dengan cepat Lisa mengangkat kakinya dan berteriak
secara spontan, jelaskan mengapa demikian?
128
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN TES PENELITIAN
1.
Aspek
pembeda
Neuron sensorik Neuron motorik
Arah
impuls
Membawa impuls dari
reseptor pesan ke
sistme saraf pusat
Membawa impuls dari
sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar
Bentuk
sel
Unipolar Multipolar
2. Dari dua kasus yang disajikan, yang termasuk gerak refleks yaitu pada kasus 1.
Gerakan juki ketika mengangkat kaki merupakan contoh dari gerakan refleks
karena terjadi tanpa disadari, ketika kaki juki mendapat rangsangan karena
tertusuk duri, rangsangan tersebut akan dibawa oleh neuron sensorik tanpa
melewati sistem saraf pusat yaitu otak, neuron konektor yaitu sumsum tulang
belakang akan langsung menghantarkan rangsangan tersebut menuju neuron
motorik lalu ke efektor yang akan menghasilkan gerakan mengangkat kaki.
3. Terdapat pengaruh kepekaan lidah terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit.
4. Tujuan praktikum:
Untuk mengamati daerah pengecapan berbagai rasa pada lidah manusia.
Alat dan bahan:
Larutan asam cuka
Larutan garam
Larutan aspirin
Larutan gula tebu
Cotton bud
Alat tulis
Peta rasa
129
5. Tujuan praktikum:
Untuk mengamati gerak refleks tendon pada tempurung lutut.
Langkah kerja:
Duduklah pada kursi dan biarkan salah satu kaki Anda dalam keadaan
bebas dan santai.
Mintalah tolong pada teman Anda untuk memukul bagian di bawah
tempurung lutut dengan menggunakan palu karet.
Perhatikan gerakan kaki Anda saat setelah dipukul.
6. Kegiatan 1:
Ketika kornea mata katak disentuh dengan kapas matanya berkedip.
Kegiatan 2:
Ketika kaki katak dimasukkan kedalam air panas dengan suhu Β± 80oC katak
menjauhkan kakinya dari air panas.
7. Berikut adalah prediksi pada praktikum peta rasa lidah.
Daerah ujung lidah peka terhadap rasa manis.
Daerah sisi depan lidah peka terhadap rasa asin.
Daerah sisi belakang lidah peka terhadap rasa asam.
Daerah pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.
8. Adakah pengaruh kepekaan lidah terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit?
9. Pada saat Lisa mengangkat kaki ini merupakan contoh dari gerakan refleks
karena terjadi tanpa disadari, ketika kaki Lisa mendapat rangsangan karena
tertusuk duri, rangsangan tersebut akan dibawa oleh neuron sensorik tanpa
melewati sistem saraf pusat yaitu otak, neuron konektor yaitu sumsum tulang
belakang akan langsung menghantarkan rangsangan tersebut menuju neuron
motorik lalu ke efektor yang akan menghasilkan gerakan mengangkat kaki.
130
Lampiran 9
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 55,97
Simpang Baku= 9,15
KorelasiXY= 0,58
Reliabilitas Tes= 0,73
Nama berkas: D:\UJICOBA SOAL KPS POE.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Abduh Zuhdi 34 22 56
2 2 Ade Ayu 37 26 63
3 3 Ade Ayu Febri.. 30 22 52
4 4 Alia Chairuni... 25 21 46
5 5 Adjie Suryo 29 27 56
6 6 Aulia Wulandari 34 31 65
7 7 Clarissa Tess... 44 30 74
8 8 Cornelia Angg... 34 29 63
9 9 Dian Nur Utami 32 25 57
10 10 Dinda Imanur C. 40 27 67
11 11 Drajat Handik... 22 24 46
12 12 Dyah Wulandari 38 27 65
13 13 Fathiyah Afifah 33 26 59
14 14 Ivana Roderica 25 16 41
15 15 Kintan Azzahr... 37 20 57
16 16 Lalita Indah ... 39 23 62
17 17 Melia Safira 38 28 66
18 18 Meliyana 25 15 40
19 19 Muhamad Nural... 40 25 65
20 20 Nabila Nur Ha... 29 20 49
21 21 Nok Lili Ameliya 26 21 47
22 22 Nuringtyas ha... 29 21 50
23 23 Putri Zahira ... 36 29 65
24 24 Rafli H. 19 19 38
25 25 Salsabila Putri 30 22 52
26 26 Shafa Talitha 35 23 58
27 27 Suci Ramadani... 31 19 50
28 28 Tania Dian 30 24 54
29 29 Tania Oktamed... 43 27 70
30 30 Windy Apriany 36 25 61
31 31 Zachrazella N... 22 26 48
32 32 Ziyad Athallah 30 19 49
131
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
=================
Kelompok Unggul
1 2 3 4 5
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 1 2 3 4 5
1 7 Clarissa Tess... 74 2 2 6 8 16
2 28 Tania Oktamed 70 2 2 6 11 16
3 10 Dinda Imanur C. 67 2 2 6 8 15
4 17 Melia Safira 66 2 2 6 10 8
5 6 Aulia Wulandari 65 2 2 6 7 7
6 12 Dyah Wulandari 65 2 2 9 11 8
7 19 Muhamad Nural... 65 2 2 7 11 16
8 23 Putri Zahira 65 2 2 8 11 8
9 2 Ade Ayu 63 2 2 7 11 16
10 8 Cornelia Angg... 63 2 2 5 9 16
11 16 Lalita Indah ... 62 2 4 8 11 8
12 30 Windy Apriany 61 4 2 6 11 16
13 13 Fathiyah Afifah 59 2 2 7 11 16
14 26 Shafa Talitha 58 1 1 5 11 15
15 9 Dian Nur Utami 57 2 2 7 11 15
16 15 Kintan Azzahr... 57 2 4 8 11 16
Rata2 Skor 2,06 2,19 6,63 10,19 13,25
Simpang Baku 0,57 0,75 1,02 1,38 3,82
6 7 8 9 10
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 6 7 8 9 10
1 7 Clarissa Tess... 74 2 4 2 0 0
2 28 Tania Oktamed... 70 2 4 0 2 0
3 10 Dinda Imanur C. 67 2 4 2 0 0
4 17 Melia Safira 66 2 2 2 2 2
5 6 Aulia Wulandari 65 2 2 0 2 0
6 12 Dyah Wulandari 65 2 2 2 2 2
7 19 Muhamad Nural... 65 2 4 2 2 2
8 23 Putri Zahira 65 2 2 2 2 2
9 2 Ade Ayu 63 2 4 2 2 2
10 8 Cornelia Angg... 63 2 4 2 2 2
11 16 Lalita Indah ... 62 2 2 0 2 1
12 30 Windy Apriany 61 2 4 2 2 2
13 13 Fathiyah Afifah 59 2 4 2 2 1
14 26 Shafa Talitha 58 2 4 2 0 0
15 9 Dian Nur Utami 57 2 4 2 2 0
16 15 Kintan Azzahr... 57 2 4 2 2 0
Rata2 Skor 2 3,38 1,63 1,63 1
Simpang Baku 0 0,96 0,81 0,81 0,97
132
11 12 13 14 15
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 11 12 13 14 15
1 7 Clarissa Tess... 74 0 4 2 0 3
2 28 Tania Oktamed... 70 1 8 2 1 2
3 10 Dinda Imanur C. 67 0 4 0 0 3
4 17 Melia Safira 66 1 7 4 0 1
5 6 Aulia Wulandari 65 1 8 1 2 4
6 12 Dyah Wulandari 65 2 8 4 2 2
7 19 Muhamad Nural... 65 2 8 4 1 4
8 23 Putri Zahira 65 2 8 4 1 2
9 2 Ade Ayu 63 1 6 0 0 0
10 8 Cornelia Angg... 63 2 7 4 2 2
11 16 Lalita Indah... 62 0 6 0 0 0
12 30 Windy Apriany 61 2 8 4 0 0
13 13 Fathiyah Afifah 59 2 8 0 0 0
14 26 Shafa Talitha 58 0 0 0 0 0
15 9 Dian Nur Utami 57 0 1 3 2 4
16 15 Kintan Azzahr... 57 2 2 0 2 4
Rata2 Skor 1,13 5,81 2 0,81 1,94
Simpang Baku 0,88 2,76 1,83 0,91 1,61
16 17 18 19
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 16 17 18 19
1 7 Clarissa Tess... 74 2 0 2 1
2 28 Tania Oktamed... 70 0 0 2 2
3 10 Dinda Imanur C. 67 2 0 2 0
4 17 Melia Safira 66 0 1 2 2
5 6 Aulia Wulandari 65 0 0 0 0
6 12 Dyah Wulandari 65 0 2 2 2
7 19 Muhammad Nural... 65 0 2 2 1
8 23 Putri Zahira 65 0 2 1 2
9 2 Ade Ayu 63 0 0 0 0
10 8 Cornelia Angg... 63 0 2 1 1
11 16 Lalita Indah ... 62 0 0 0 0
12 30 Windy Apriany 61 0 0 0 0
13 13 Fathiyah Afifah 59 0 0 0 0
14 26 Shafa Talitha 58 0 0 0 0
15 9 Dian Nur Utami 57 0 0 0 0
16 15 Kintan Azzahr... 57 0 0 0 1
Rata2 Skor 0,25 0,56 0,87 0,75
Simpang Baku 0,68 0,89 0,96 0,86
133
Kelompok Asor
1 2 3 4 5
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 1 2 3 4 5
1 1 Abduh Zuhdi 56 2 2 4 8 16
2 5 Adjie Suryo 56 2 2 7 11 8
3 28 Tania Dian 54 2 0 3 7 16
4 3 Ade Ayu Febri... 52 1 2 8 6 14
5 25 Salsabila Putri 52 2 2 3 8 15
6 22 Nuringtyas Ha... 50 2 1 5 4 15
7 27 Suci Ramadani... 50 2 2 8 11 14
8 20 Nabila Nur Ha... 49 2 2 6 11 ` 7
9 32 Ziyad Athalah 49 2 2 5 6 15
10 31 Zachrazella N... 48 2 2 7 7 16
11 21 Nok Lili Ameliya 47 2 2 6 9 12
12 4 Alia Chairuni... 46 2 2 5 8 15
13 11 Drajat Handik... 46 2 2 6 11 16
14 14 Ivana Roderica 41 2 2 5 8 15
15 18 Meliyana 40 2 2 7 11 8
16 24 Rafli H. 38 2 2 7 7 15
Rata2 Skor 1,94 1,81 5,75 8,31 13,56
Simpang Baku 0,25 0,54 1,57 2,18 3,10
6 7 8 9 10
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 6 7 8 9 10
1 1 Abduh Zuhdi 56 2 4 2 1 2
2 5 Adjie Suryo 56 2 2 0 2 0
3 28 Tania Dian 54 2 4 2 2 2
4 3 Ade Ayu Febri... 52 2 4 2 2 0
5 25 Salsabila Putri 52 2 4 2 2 0
6 22 Nuringtyas Ha... 50 2 4 2 2 0
7 27 Suci Ramadani... 50 2 4 2 2 0
8 20 Nabila Nur Ha... 49 2 2 0 2 ` 2
9 32 Ziyad Athalah 49 2 4 2 0 0
10 31 Zachrazella N... 48 2 4 2 2 0
11 21 Nok Lili Ameliya 47 2 4 2 2 0
12 4 Alia Chairuni... 46 2 4 2 0 0
13 11 Drajat Handik... 46 2 4 2 2 0
14 14 Ivana Roderica 41 2 4 2 2 0
15 18 Meliyana 40 2 2 2 2 1
16 24 Rafli H. 38 2 4 2 2 0
Rata2 Skor 2 3,63 1,75 1,69 0,44
Simpang Baku 0 0,81 0,68 0,70 0,81
134
11 12 13 14 15
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 11 12 13 14 15
1 1 Abduh Zuhdi 56 2 8 4 2 2
2 5 Adjie Suryo 56 2 0 0 0 ` 0
3 28 Tania Dian 54 2 8 4 2 4
4 3 Ade Ayu Febri... 52 0 8 0 0 0
5 25 Salsabila Putri 52 0 7 0 0 0
6 22 Nuringtyas Ha... 50 0 8 0 0 0
7 27 Suci Ramadani... 50 1 8 0 2 2
8 20 Nabila Nur Ha... 49 0 2 0 0 ` 0
9 32 Ziyad Athalah 49 0 6 0 0 3
10 31 Zachrazella N... 48 0 6 0 0 3
11 21 Nok Lili Ameliya 47 1 4 4 0 0
12 4 Alia Chairuni... 46 0 6 0 0 3
13 11 Drajat Handik... 46 2 8 4 1 4
14 14 Ivana Roderica 41 0 7 1 2 4
15 18 Meliyana 40 1 8 0 0 0
16 24 Rafli H. 38 0 6 0 0 0
Rata2 Skor 0,69 6,25 1,06 0,56 1,56
Simpang Baku 0,87 2,38 1,77 0,89 1,71
16 17 18 19
No urt No Subyek Kode/Nama Subyek skor 16 17 18 19
1 1 Abduh Zuhdi 56 0 2 2 1
2 5 Adjie Suryo 56 0 0 0 2
3 28 Tania Dian 54 0 2 2 1
4 3 Ade Ayu Febri... 52 0 0 0 0
5 25 Salsabila Putri 52 0 0 0 0
6 22 Nuringtyas Ha... 50 2 0 2 1
7 27 Suci Ramadani... 50 0 2 2 1
8 20 Nabila Nur Ha... 49 0 0 0 0 `
9 32 Ziyad Athalah 49 2 0 2 1
10 31 Zachrazella N... 48 2 0 2 1
11 21 Nok Lili Ameliya 47 0 0 0 0
12 4 Alia Chairuni... 46 2 0 2 1
13 11 Drajat Handik... 46 0 2 1 1
14 14 Ivana Roderica 41 0 2 2 1
15 18 Meliyana 40 0 0 0 0
16 24 Rafli H. 38 0 0 0 0
Rata2 Skor 0,5 0,63 1,06 0,69
Simpang Baku 0,89 0,96 0,10 0,60
135
DAYA PEMBEDA
=================
Jumlah subyek= 32
Klp atas/bawah (n)= 16
Butir Soal= 19
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As SB Un SB As DP (%)
1 1 2,06 1,94 0,57 0,25 0,13
2 2 2,19 1,81 0,75 0,54 0,38
3 3 6,63 5,75 1,02 1,57 0,88
4 4 10,19 8,31 1,38 2,18 1,86
5 5 13,25 13,56 3,82 3,10 -0,31
6 6 2 2 0 0 0
7 7 3,38 3,63 0,96 0,81 -0,25
8 8 1,63 1,75 0,81 0,68 -0,13
9 9 1,63 1,69 0,81 0,70 -0,06
10 10 1 0,44 0,97 0,81 0,56
11 11 1,13 0,69 0,88 0,87 0,44
12 12 5,81 6,25 2,76 2,38 -0,44
13 13 2 1,06 1,83 1,77 0,94
14 14 0,81 0,56 0,91 0,89 0,25
15 15 1,94 1,56 1,61 1,71 0,38
16 16 0,25 0,5 0,68 0,89 -0,25
17 17 0,56 0,63 0,89 0,96 -0,06
18 18 0,87 1,06 0,96 0,10 -0,19
19 19 0,75 0,69 0,86 0,60 0,06
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 19
Nama berkas: D:\UJICOBA SOAL KPS POE.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 50,00 Sedang
2 2 48,61 Sedang
3 3 76,39 Mudah
4 4 87,37 Sangat Mudah
5 5 80,21 Mudah
6 6 100,00 Sangat Mudah
7 7 83,33 Mudah
8 8 72,22 Mudah
136
9 9 91,67 Sangat Mudah
10 10 44,44 Sedang
11 11 55,56 Sedang
12 12 80,56 Mudah
13 13 43,06 Sedang
14 14 41,67 Sedang
15 15 36,11 Sedang
16 16 0,00 Sangat Sukar
17 17 38,89 Sedang
18 18 38,89 Sedang
19 19 33,33 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 19
Nama berkas: D:\UJICOBA SOAL KPS POE.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,321 -
2 2 -0,026 -
3 3 0,034 -
4 4 0,190 -
5 5 0,468 Signifikan
6 6 NAN NAN
7 7 0,367 -
8 8 0,448 Signifikan
9 9 0,188 -
10 10 0,373 -
11 11 0,608 Sangat Signifikan
12 12 0,532 Signifikan
13 13 0,650 Sangat Signifikan
14 14 0,577 Sangat Signifikan
15 15 0,548 Signifikan
16 16 -0,123 -
17 17 0,715 Sangat Signifikan
18 18 0,507 Signifikan
19 19 0,419 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
137
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR
=================================
Rata2= 55,97
Simpang Baku= 9,15
KorelasiXY= 0,58
Reliabilitas Tes= 0,73
Jumlah Subyek= 32
Nama berkas: D:\UJICOBA SOAL KPS POE.AUR
No No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,321 -
2 2 -0,026 -
3 3 0,034 -
4 4 0,190 -
5 5 0,468 Signifikan
6 6 NAN NAN
7 7 0,367 -
8 8 0,448 Signifikan
9 9 0,188 -
10 10 0,373 -
11 11 0,608 Sangat Signifikan
12 12 0,532 Signifikan
13 13 0,650 Sangat Signifikan
14 14 0,577 Sangat Signifikan
15 15 0,548 Signifikan
16 16 -0,123 -
17 17 0,715 Sangat Signifikan
18 18 0,507 Signifikan
19 19 0,419 -
138
Lampiran 10
TABEL KETERBACAAN SOAL
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Keterampilan
Proses Sains Indikator soal
No.
Soal Tafsiran
Validitas
Anates
Mengamati
Mengamati alur impuls pada
neuron
1 Sedang -
Mengamati alur impuls gerak
biasa dan gerak refleks
2 Sedang Validasi
Ahli
Berkomunikasi
Menjelaskan hasil percobaan
gerak refleks
8 Mudah Signifikan
Membuat diagram berdasarkan
data tabel gangguan pada sistem
saraf
9 Sangat
Mudah
-
Hipotesis
Membuat hipotesis mengenai
sistem saraf
10 Sedang -
Membuat hipotesis mengenai
indra perasa
11 Sedang Sangat
Signifikan
Merencanakan
percobaan
Menentukkan tujuan praktikum
serta menyebutkan alat dan
bahan dalam praktikum peta rasa
pada lidah
12* Mudah Signifikan
Menentukkan tujuan dan
langkah kerja dalam praktikum
gerak refleks pada tulang
tempurung lutut
13* Sedang Sangat
Signifikan
Prediksi
Membuat prediksi pada
praktikum sistem saraf katak
14* Sedang Sangat
Signifikan
Membuat prediksi pada
praktikum peta rasa pada lidah
15* Sedang Signifikan
139
Keterampilan
Proses Sains Indikator soal
No.
Soal Tafsiran
Validitas
Anates
Memprediksi kelainan pada
sistem saraf
16 Sangat
Mudah
-
Mengajukan
pertanyaan
Merumuskan masalah tentang
praktikum gerak refleks
17* Sedang Sangat
Signifikan
Menerapkan
konsep
Menjelaskan konsep gerak
refleks
18* Sedang Signifikan
Menjelaskan kepekaan rasa pada
lidah
19 Sedang -
140
Lampiran 11
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN
No. Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
1 Siswa A 13 56,7
2 Siswa B 6,7 83,3
3 Siswa C 37 80
4 Siswa D 6,7 60
5 Siswa E 10 76,7
6 Siswa F 60 80
7 Siswa G 10 70
8 Siswa H 3,3 66,7
9 Siswa I 73 80
10 Siswa J 23 80
11 Siswa K 27 86,7
12 Siswa L 77 83,3
13 Siswa M 10 76,7
14 Siswa N 53 76,7
15 Siswa O 6,7 70
16 Siswa P 10 80
17 Siswa Q 6,7 40
18 Siswa R 33 93,3
19 Siswa S 60 83,3
20 Siswa T 47 90
141
No. Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
21 Siswa U 47 76,7
22 Siswa V 47 83,3
23 Siswa W 63 80
24 Siswa X 83 83,3
25 Siswa Y 53 80
26 Siswa Z 6,7 90
27 Siswa AA 10 80
28 Siswa AB 6,7 83,3
29 Siswa AC 33 86,7
30 Siswa AD 53 73,3
31 Siswa AE 6,7 76,7
32 Siswa AF 73 80
33 Siswa AG 73 83,3
34 Siswa AH 63 83,3
35 Siswa AI 6,7 53,3
36 Siswa AJ 6,7 50
37 Siswa AK 23 90
142
Lampiran 12
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST
KELAS KONTROL
No. Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
1 Siswa AL 43 83
2 Siswa AM 73 83
3 Siswa AN 43 80
4 Siswa AO 40 77
5 Siswa AP 40 83
6 Siswa AQ 53 80
7 Siswa AR 10 53
8 Siswa AS 13 47
9 Siswa AT 3,3 70
10 Siswa AU 10 53
11 Siswa AV 0 70
12 Siswa AW 6,7 50
13 Siswa AX 10 43
14 Siswa AY 27 63
15 Siswa AZ 10 30
16 Siswa BA 10 27
17 Siswa BB 13 83
18 Siswa BC 73 87
19 Siswa BD 53 70
20 Siswa BE 47 53
143
No. Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
21 Siswa BF 27 83
22 Siswa BG 20 67
23 Siswa BH 20 43
24 Siswa BI 53 80
25 Siswa BJ 50 67
26 Siswa BK 20 80
27 Siswa BL 47 80
28 Siswa BM 23 83
29 Siswa BN 6,7 77
30 Siswa BO 77 83
31 Siswa BP 27 70
32 Siswa BQ 80 87
33 Siswa BR 53 60
34 Siswa BS 53 80
35 Siswa BT 63 73
36 Siswa BU 53 77
144
Lampiran 13
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen
Perhitungan nilai N-Gain berdasarkan rumus berikut ini:
π β πΊπππ =πππππ πππ π‘π‘ππ π‘ β πππππ ππππ‘ππ π‘
ππππ πΌππππ β πππππ ππππ‘ππ π‘
Dengan kategori perolehan:
G β tinggi : Nilai G β₯ 0,7
G- sedang : Nilai 0,30 β€ G β€ 0,7
G β rendah : Nilai < 0,30
No. Kode Siswa Nilai
Gain (n) Kategori Pretest Posttest
1 Siswa A 13 56,7 0,5 Sedang
2 Siswa B 6,7 83,3 0,82 Tinggi
3 Siswa C 37 80 0,68 Sedang
4 Siswa D 6,7 60 0,57 Sedang
5 Siswa E 10 76,7 0,74 Tinggi
6 Siswa F 60 80 0,5 Sedang
7 Siswa G 10 70 067 Sedang
8 Siswa H 3,3 66,7 0,66 Sedang
9 Siswa I 73 80 0,25 Rendah
10 Siswa J 23 80 0,74 Tinggi
11 Siswa K 27 86,7 0,82 Tinggi
12 Siswa L 77 83,3 0,29 Rendah
13 Siswa M 10 76,7 0,74 Tinggi
14 Siswa N 53 76,7 0,5 Sedang
15 Siswa O 6,7 70 0,68 Sedang
16 Siswa P 10 80 0,78 Tinggi
17 Siswa Q 6,7 40 0,36 Sedang
18 Siswa R 33 93,3 0,9 Tinggi
19 Siswa S 60 83,3 0,58 Sedang
20 Siswa T 47 90 0,81 Tinggi
21 Siswa U 47 76,7 0,56 Sedang
22 Siswa V 47 83,3 0,69 Tinggi
23 Siswa W 63 80 0,45 Sedang
24 Siswa X 83 83,3 0 Rendah
145
No. Kode Siswa Nilai
Gain (n) Kategori Pretest Posttest
25 Siswa Y 53 80 0,57 Sedang
26 Siswa Z 6,7 90 0,89 Tinggi
27 Siswa AA 10 80 0,78 Tinggi
28 Siswa AB 6,7 83,3 0,82 Tinggi
29 Siswa AC 33 86,7 0,8 Tinggi
30 Siswa AD 53 73,3 0,43 Sedang
31 Siswa AE 6,7 76,7 0,75 Tinggi
32 Siswa AF 73 80 0,25 Rendah
33 Siswa AG 73 83,3 0,38 Sedang
34 Siswa AH 63 83,3 0,55 Sedang
35 Siswa AI 6,7 53,3 0,5 Sedang
36 Siswa AJ 6,7 50 0,46 Sedang
37 Siswa AK 23 90 0,87 Tinggi
Rata-rata 0,6 Sedang
146
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol
Perhitungan nilai N-Gain berdasarkan rumus berikut ini:
π β πΊπππ =πππππ πππ π‘π‘ππ π‘ β πππππ ππππ‘ππ π‘
ππππ πΌππππ β πππππ ππππ‘ππ π‘
Dengan kategori perolehan:
G β tinggi : Nilai G β₯ 0,7
G- sedang : Nilai 0,30 β€ G β€ 0,7
G β rendah : Nilai < 0,30
No. Kode Siswa Nilai
Gain (n) Kategori Pretest Posttest
1 Siswa AL 43 83 0,7 Tinggi
2 Siswa AM 73 83 0,4 Sedang
3 Siswa AN 43 80 0,6 Sedang
4 Siswa AO 40 77 0,6 Sedang
5 Siswa AP 40 83 0,7 Tinggi
6 Siswa AQ 53 80 0,6 Sedang
7 Siswa AR 10 53 0,5 Sedang
8 Siswa AS 13 47 0,4 Sedang
9 Siswa AT 3,3 70 0,7 Sedang
10 Siswa AU 10 53 0,5 Sedang
11 Siswa AV 0 70 0,7 Sedang
12 Siswa AW 6,7 50 0,5 Sedang
13 Siswa AX 10 43 0,4 Sedang
14 Siswa AY 27 63 0,5 Sedang
15 Siswa AZ 10 30 0,2 Rendah
16 Siswa BA 10 27 0,2 Rendah
17 Siswa BB 13 83 0,8 Tinggi
18 Siswa BC 73 87 0,5 Sedang
19 Siswa BD 53 70 0,4 Sedang
20 Siswa BE 47 53 0,1 Rendah
21 Siswa BF 27 83 0,8 Sedang
22 Siswa BG 20 67 0,6 Sedang
23 Siswa BH 20 43 0,3 Sedang
24 Siswa BI 53 80 0,6 Sedang
25 Siswa BJ 50 67 0,3 Rendah
147
No. Kode Siswa Nilai
Gain (n) Kategori Pretest Posttest
26 Siswa BK 20 80 0,8 Tinggi
27 Siswa BL 47 80 0,6 Sedang
28 Siswa BM 23 83 0,8 Tinggi
29 Siswa BN 6,7 77 0,8 Tinggi
30 Siswa BO 77 83 0,3 Sedang
31 Siswa BP 27 70 0,6 Sedang
32 Siswa BQ 80 87 0,3 Sedang
33 Siswa BR 53 60 0,1 Rendah
34 Siswa BS 53 80 0,6 Sedang
35 Siswa BT 63 73 0,3 Sedang
36 Siswa BU 53 77 0,5 Sedang
Rata-rata 0,5 Sedang
148
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN
POE
Pertemuan: I Kelas: Eksperimen
Berilah tanda ceklis (β) pada kolom yang disediakan
Tahapan Kegiatan
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Ya Tidak
Pendahuluan Mengucapkan
salam, memeriksa
kehadiran peserta
didik dan berdoa
Menjawab
salam dan
berdoa
Apersepsi:
Memberikan
apersepsi dengan
bertanya: βApakah
kalian pernah
merasakan dicubit?
Mengapa kalian
merasa sakit ketika
dicubit?β
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan guru
Motivasi:
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu untuk
mengetahui gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut.
Mendengarkan
motivasi yang
disampaikan
guru
Inti Mengamati Guru memberikan
gambar gerak
refleks dan gerak
biasa.
Siswa diminta
untuk:
- Melihat contoh
gerak refleks
dan gerak biasa
- Membandingka
n gambar
Mengamati
gambar
mengenai gerak
refleks dan
gerak biasa
yang telah
disediakan guru.
Melihat dan
membandingka
n mengenai
gambar gerak
149
tersebut. refleks dan
gerak biasa.
Mengorganisasi Membimbing
siswa kedalam
kelompok.
Bergabung
dalam
kelompok
Membagikan
Lembar Kerja
Peserta Didik
(LKPD) berbasis
POE mengenai
gerak refleks
tendon pada
tempurung lutut
kepada setiap
kelompok
Setiap
kelompok
menerima
LKPD berbasis
POE mengenai
gerak refleks
tendon pada
tempurung lutut
yang diberikan
guru
Prediksi Mengajak setiap
siswa untuk
memprediksi
tentang βAdakah
perbedaan
perjalanan impuls
ketika anda berlari
dan ketika kaki
anda tertusuk
duri?β
Setiap siswa
melakukan
prediksi dan
menjawab hasil
prediksi secara
bergantian di
depan kelas.
Observasi Mengajak setiap
kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut yang
disajikan dalam
LKPD
Setiap
kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai gerak
refleks
menggunakan
LKPD yang
telah
disediakan.
Membimbing
setiap kelompok
dalam
melaksanakan
pengamatan dan
diskusi.
Melakukan
diskusi dengan
teman
kelompok
Eksplanasi Meminta setiap
kelompok untuk
menjelaskan
Menjelaskan
mengenai hasil
diskusi pada
150
mengenai hasil
diskusi pada
LKPD
LKPD
Komunikasi Meminta
perwakilan
kelompok untuk
mempersentasikan
hasil diskusi
didepan kelas
Perwakilan
kelompok
mempersentasik
an hasil diskusi
didepan kelas
Penutup Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Bertanya
mengenai
materi yang
belum
dimengerti
Membantu peserta
didik membuat
kesimpulan
Dibantu guru
membuat
kesimpulan
Evaluasi
- Memberikan
tugas yaitu
mengerjakan
soal mengenai
gerak refleks
Menjawab
pertanyaan dari
guru
o Memberikan salam
penutup
o Menjawab
salam
Catatan observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer
( )
151
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN
POE
Pertemuan: II Kelas: Eksperimen
Berilah tanda ceklis (β) pada kolom yang disediakan
Tahapan Kegiatan
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Ya Tidak
Pendahuluan Mengucapkan
salam, memeriksa
kehadiran peserta
didik dan berdoa
Menjawab salam
dan berdoa
Apersepsi:
Memberikan
apersepsi dengan
bertanya:
βSebutkan alat-alat
indera yang
dimiliki oleh
manusia?β
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan guru
Motivasi:
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu untuk
mengetahui
mengetahui fungsi
dari alat indera dan
mekanisme kerja
alat indera yaitu
lidah.
Mendengarkan
motivasi yang
disampaikan guru
Inti Mengamati Guru memberikan
gambar struktur
lidah.
Siswa diminta
untuk:
- Melihat
gambar
struktur
gambar lidah
- Menjawab
bagian struktur
dari lidah
Mengamati
gambar mengenai
gerak refleks dan
gerak biasa yang
telah disediakan
guru.
Melihat dan
membandingkan
mengenai gambar
gerak refleks dan
gerak biasa.
152
Mengorganisasi Membimbing
siswa kedalam
kelompok.
Bergabung dalam
kelompok
Membagikan
Lembar Kerja
Peserta Didik
(LKPD) berbasis
POE mengenai alat
indera manusia
yaitu lidah kepada
setiap kelompok
Setiap kelompok
menerima LKPD
berbasis POE
mengenai alat
indera manusia
yaitu lidah yang
diberikan guru
Prediksi Mengajak setiap
siswa untuk
memprediksi
tentang βBagian
lidah manakah
yang dapat
merasakan rasa
asin, manis, asam
dan pahit?β
Setiap siswa
melakukan
prediksi dan
menjawab hasil
prediksi secara
bergantian di
depan kelas.
Observasi Mengajak setiap
kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai peta rasa
pada lidah yang
disajikan dalam
LKPD
Setiap kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai peta
rasa pada lidah
menggunakan
LKPD yang telah
disediakan.
Membimbing
setiap kelompok
dalam
melaksanakan
pengamatan dan
diskusi.
Melakukan
diskusi dengan
teman kelompok
Eksplanasi Meminta setiap
kelompok untuk
menjelaskan
mengenai hasil
diskusi pada
LKPD
Menjelaskan
mengenai hasil
diskusi pada
LKPD
Komunikasi Meminta
perwakilan
kelompok untuk
mempersentasikan
Perwakilan
kelompok
mempersentasika
n hasil diskusi
153
hasil diskusi
didepan kelas
didepan kelas
Penutup Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Bertanya
mengenai materi
yang belum
dimengerti
Membantu peserta
didik membuat
kesimpulan
Dibantu guru
membuat
kesimpulan
Evaluasi
- Memberikan
tugas yaitu
mengerjakan
soal mengenai
alat indera
lidah
Menjawab
pertanyaan dari
guru
o Memberikan salam
penutup
o Menjawab salam
Catatan observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer
( )
154
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan: I Kelas: Kontrol
Berilah tanda ceklis (β) pada kolom yang disediakan
Tahapan Kegiatan
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Ya Tidak
Pendahuluan Mengucapkan
salam, mengecek
kehadiran peserta
didik dan berdoa
Menjawab salam
dan berdoa
Apersepsi:
Memberikan
apersepsi dengan
bertanya:
βApakah kalian
pernah
merasakan
dicubit? Mengapa
kalian merasa
sakit ketika
dicubit?β
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan guru
Motivasi:
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu untuk
mengetahui gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut.
Mendengarkan
motivasi yang
disampaikan guru
Inti Mengamati Guru
memberikan
gambar gerak
refleks dan gerak
biasa.
Siswa diminta
untuk:
- Melihat
contoh gerak
refleks dan
gerak biasa
- Membanding
kan gambar
Mengamati gambar
mengenai gerak
refleks dan gerak
biasa yang telah
disediakan guru.
Melihat dan
membandingkan
mengenai gambar
gerak refleks dan
gerak biasa.
155
tersebut.
Mengorganisasi Membimbing
siswa kedalam
kelompok.
Bergabung dalam
kelompok
Membagikan
Lembar Kerja
Peserta Didik
(LKPD)
mengenai gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut kepada
setiap kelompok
Setiap kelompok
menerima LKPD
mengenai gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut yang
diberikan guru
Mengumpulkan
data Mengajak setiap
kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai gerak
refleks tendon
pada tempurung
lutut yang
disajikan dalam
LKPD
Setiap kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai gerak
refleks
menggunakan
LKPD yang telah
disediakan.
Membimbing
setiap kelompok
dalam
melaksanakan
pengamatan dan
diskusi.
Melakukan diskusi
dengan teman
kelompok
Komunikasi Masing-masing
kelompok diberi
kesempatan
untuk
mempresentasika
n hasil kerja
kelompoknya dan
menanggapi hasil
kerja kelompok
lain.
Perwakilan
kelompok
mempersentasikan
hasil diskusi
didepan kelas
Penutup Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
mengenai materi
yang belum
Bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
156
dimengerti.
Membantu
peserta didik
membuat
kesimpulan
Dibantu guru
membuat
kesimpulan
Evaluasi
- Memberikan
tugas yaitu
mengerjakan
soal
mengenai
gerak refleks
Menjawab salam
o Memberikan
salam penutup
Catatan observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer
( )
157
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan: II Kelas: Kontrol
Berilah tanda ceklis (β) pada kolom yang disediakan
Tahapan Kegiatan
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Ya Tidak
Pendahuluan Mengucapkan
salam, memeriksa
kehadiran peserta
didik dan berdoa
Menjawab salam
dan berdoa
Apersepsi:
Memberikan
apersepsi dengan
bertanya:
βSebutkan alat-
alat indera yang
dimiliki oleh
manusia?β
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan guru
Motivasi:
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu untuk
mengetahui
mengetahui
fungsi dari alat
indera dan
mekanisme kerja
alat indera yaitu
lidah.
Mendengarkan
motivasi yang
disampaikan guru
Inti Mengamati Guru
memberikan
gambar struktur
lidah.
Siswa diminta
untuk:
- Melihat
gambar
struktur
gambar lidah
- Menjawab
bagian
struktur dari
lidah
Mengamati gambar
mengenai gerak
refleks dan gerak
biasa yang telah
disediakan guru.
Melihat dan
membandingkan
mengenai gambar
gerak refleks dan
gerak biasa.
158
Mengorganisasi Membimbing
siswa kedalam
kelompok.
Bergabung dalam
kelompok
Membagikan
Lembar Kerja
Peserta Didik
(LKPD)
mengenai alat
indera manusia
yaitu lidah
kepada setiap
kelompok
Setiap kelompok
menerima LKPD
mengenai alat
indera manusia
yaitu lidah yang
diberikan guru
Mengumpulkan
data Mengajak setiap
kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai peta
rasa pada lidah
yang disajikan
dalam LKPD
Setiap kelompok
melakukan
pengamatan
mengenai peta rasa
pada lidah
menggunakan
LKPD yang telah
disediakan.
Membimbing
setiap kelompok
dalam
melaksanakan
pengamatan dan
diskusi.
Melakukan diskusi
dengan teman
kelompok
Komunikasi Masing-masing
kelompok diberi
kesempatan
untuk
mempresentasika
n hasil kerja
kelompoknya dan
menanggapi hasil
kerja kelompok
lain.
Perwakilan
kelompok
mempersentasikan
hasil diskusi
didepan kelas
Penutup Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
mengenai materi
yang belum
dimengerti.
Bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
Membantu Dibantu guru
159
peserta didik
membuat
kesimpulan
membuat
kesimpulan
Evaluasi
- Memberikan
tugas yaitu
mengerjakan
soal
mengenai alat
indera lidah
Menjawab
pertanyaan dari
guru
o Memberikan
salam penutup
o Menjawab salam
Catatan observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer
( )
160
Lampiran 15
Hasil Observasi Keterlaksanaan KBM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Lampiran 16
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS, STANDAR DEVIASI,
VARIANS, NILAI MINIMUM DAN NILAI MAKSIMUM DATA PRETEST
DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Statistics
Pretest_Eksperimen Pretest_kontrol
N Valid 37 36
Missin
g 0 1
Mean 33,24 34,81
Median 26,67 33,33
Std. Deviation 26,252 23,373
Variance 689,189 546,314
Minimum 3 0
Maximum 83 80
Statistics
Posttest_Eksperime
n Posttest_kontrol
N Valid 37 36
Missing 0 1
Mean 76,94 68,80
Median 80,00 75,00
Std. Deviation 11,716 16,333
Variance 137,271 266,764
Minimum 40 27
Maximum 93 87
173
Lampiran 17
UJI NORMALITAS DATA PRETEST DAN POSTTEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest_Eksperimen
N 37
Normal Parametersa,b Mean 34,86
Std.
Deviation 26,100
Most Extreme
Differences
Absolute ,181
Positive ,181
Negative -,114
Test Statistic ,181
Asymp. Sig. (2-tailed) ,074c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest_Kontrol
N 36
Normal Parametersa,b Mean 34,81
Std.
Deviation 23,373
Most Extreme
Differences
Absolute ,136
Positive ,136
Negative -,091
Test Statistic ,136
Asymp. Sig. (2-tailed) ,089c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
174
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest_Eksperimen
N 37
Normal Parametersa,b Mean 76,94
Std.
Deviation 11,716
Most Extreme
Differences
Absolute ,248
Positive ,130
Negative -,248
Test Statistic ,248
Asymp. Sig. (2-tailed) ,090c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest_Kontrol
N 36
Normal Parametersa,b Mean 68,80
Std.
Deviation 16,333
Most Extreme
Differences
Absolute ,185
Positive ,137
Negative -,185
Test Statistic ,185
Asymp. Sig. (2-tailed) ,083c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
175
Lampiran 18
UJI HOMOGENITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Pretest
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1 Eksperimen 37
2 Kontrol 36
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1 Eksperimen 37
2 Kontrol 36
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Posttest
F df1 df2 Sig.
5,695 1 71 ,070
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across
groups.
a. Design: Intercept + Kelas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Pretest
F df1 df2 Sig.
1,144 1 71 ,288
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across
groups.
a. Design: Intercept + Kelas
Posttes
176
Lampiran 19
UJI HIPOTESIS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pretest Equal variances assumed 1,144 ,288 ,009 71 ,993 ,050 5,804 -11,523 11,623
Equal variances not assumed ,009 70,523 ,993 ,050 5,795 -11,507 11,607
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Posttest Equal variances assumed 5,695 ,020 2,452 71 ,017 8,141 3,320 1,521 14,760
Equal variances not assumed 2,441 63,375 ,017 8,141 3,335 1,478 14,804
177
Lampiran 20
178
179
Lampiran 21
180
181
182
183
184
185
Lampiran 22
Dokumentasi Penelitian