pengaruh mobilitas penduduk dan remitan ......kerja daerah yang disusun perlu disesuaikan dengan...
TRANSCRIPT
PENGARUH MOBILITAS PENDUDUK DAN REMITAN
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH : M. IQRAR TAKDIR
NIM: 105711113116
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
PENGARUH MOBILITAS PENDUDUK DAN REMITAN
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
M. IQRAR TAKDIR
NIM: 105711113116
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini kupersembahkan untuk ayahanda Takdir dan Ibunda Rasma,
saudaraku dan keluarga besar. Serta orang-orang yang saya cintai”
MOTTO HIDUP
“Kesuksesan Bukan dilihat dari hasilnya,tapi dilihat dari prosesnya.
Karena “ HASIL” bisa direkayasa dan dibeli, sedangkan ”PROSES” selalu
jujur menggunakan siapa diri kita sebenarnya”
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
M. Iqrar Takdir. Tahun 2020. Pengaruh Mobilitas Penduduk dan Remitan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar. Dibimbing oleh
Pembimbing 1 Muhammad Rusydi dan Pembimbing II Muhammad Rusdi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mobilitas penduduk
dan remitan terhadap pertumbuhan di kota Makassar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif. Data-data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang berupa runtun waktu
(time series) selam 11 tahun 2009-2019 yang diambil dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Makassar, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian
ini. Metode panalisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Science)
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Mobilitas penduduk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Sedangkan Remitansi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Kata Kunci: Mobilitas penduduk, remitan dan pertmbuhan ekonomi.
viii
ABSTRACK
This study aims to determine the effect of population mobility and
remittances growth in the city of Makassar.
This research is a type of quantitive research. The data used in this study
are secondary data in the form of time series (time series) for 11 years
2009-2019 taken from the Central Bureau of Statistics (BPS) Makassar
City, and literatures related to this research. The analysis method used is
multiple linear regression using the SPSS (Statistical Package for the
Social Science) program.
The results showed that the population mobility variable had a positive and
significant effect or Indonesia’s economic growth. Meanwhile, Remittances
have no significant effect on Indonesia’s economic growth.
Keywords: Population mobility, remittances and economic growth
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
berkah dan limpahan rahmat serta hidayah-Nya. sehigga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan proposal ini dan salawat serta doa tercurahkan
kepada Baginda Muhammad SAW umat beliau yang senantiasa istiqamah dalam
menjalankan ajarannya kepada seluruh umatnya. Atas izin dan kehendak Allah
SWT proposal sebagai salah satu pesyaratan untuk menyelesaikan Program
Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Proposal ini berjudul “Pengaruh
Monilitas Penduduk Dan Remitan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota
Makassar” telah diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Proposal ini adalah atas izin
Allah SWT sebagai pemegang kendali dan penulis sadar bahwa dalam proses
penulisan Proposal ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan,
bimbingan, kerjasama, dari berbagai pihak dan sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi dan tidak lepas dari doa dan dukungan dari
segenap keluarga besar penulis yang selalu percaya bahwa segala sesuatu yang
dilakukan dengan ikhlas dan tulus akan membuahkan hasil yang indah.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Takdir sebagai motivator yang
selalu menyertai penulis dengan ketulusan doa dan restu serta dukungan
moril tanpa henti kepada penulis untuk selalu optimis dan tetap semangat
dalam menjalani kehidupan.
x
2. Untuk Ibunda Rasma, yang tidak pernah henti-hentinya memberikan saya
nasehat-nasehat, doa, dan harapan dalam mengarungi kehidupan di
perantauan. Serta terimakasi atas bantuan, materi dan non materi yang
belum sempat saya balas.
3. Bapak. Prof Dr. Ambo Asse, M. Ag sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar dan para Wakil Rektor serta seluruh jajarannya.
4. Ibu Hj. Naidah, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Wakil Dekan.
5. Bapak Asdar S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis atas segala kontribusi, bantuan dan bimbingannya
selama ini.
6. Bapak Dr. Muhammad Rusydi, M.Si selaku pembimbing I dan Muhammad
Rusdi, SE.,M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu ditengah
kesibukannya untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat seperjuangan selama kuliah Selvira Febrianti Udin, Wahyuni Apriani
Gunawan, Syamsir, Muh. Reza.Dan Adnan Rifaldi yang telah banyak
membantu selama proses penelitian.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua
pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepad akita semua.
Makassar, 1 Juli 2020
Penulis
M. IQRAR TAKDIR
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................9
C. Tujuan Penelitian...................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................11
A. Mobilitas Penduduk .............................................................................11
1. Pengertian Mobilitas Penduduk ...................................................11
2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk .............................................11
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas
Penduduk .....................................................................................13
4. Dampak Mobilitas Penduduk .......................................................15
B. Remitan ...............................................................................................16
1. Pengertian Remitan ( Remittance ) .............................................16
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Remitan
(Remittance) .................................................................................16
C. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................17
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ..............................................20
D. Tinjauan Empiris..................................................................................23
E. Kerangka Pikir .....................................................................................26
F. Hipotesis ..............................................................................................28
xii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................29
A. Jenis Penelitian ...................................................................................29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................29
C. Pendekatan Penelitian ........................................................................29
D. Teknik Analisis Data ............................................................................29
1. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................30
2. Uji Hipotesis .................................................................................32
E. Defenisi Oprasional Variabel ..............................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................................35
A. Hasil Penelitian ....................................................................................35
1. Gambaran Umum Kota Makassar ...............................................35
2. Hasil Analisis Data .......................................................................38
B. Pembahasan .......................................................................................47
1. Pengaruh Mobiltas Penduduk terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar ...................................47
2. Pengaruh Remitan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kota Makassar ..........................................................49
BAB V PENUTUP ..................................................................................................52
A. Kesimpulan ..........................................................................................52
B. Saran ...................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................53
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Makassar, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017 – 2019 ......................................5
Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Penulis ................................................................................23
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2019 ..........................37
Tabel 4.2. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................38
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas ........................................................41
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Autokorelasi ..............................................................42
Tabel 4.5. Nilai Koefisien Regresi ........................................................................44
Tabel 4.6. Hasil Uji Simultan (Uji-F) .....................................................................45
Tabel 4.7. Hasil Uji R Square ...............................................................................47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................27
Gambar 4.1. Grafik Histogram .............................................................................40
Gambar 4.2. Grafik Normal P-Plot.......................................................................40
Gambar 4.3. Grafik Scatterplot ............................................................................43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1.1.1 Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan di Kota
Makassar, 2019 ………………………………………………………….. 61
Lampiran Data Variabel Penelitian ………………………………….. 63
Lampiran Output SPSS ………………………………………………….. 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan
bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.
Mobilitas penduduk dan pembangunan akan saling mendukung
pembangunan, artinya tidak ada pembangunan tanpa mobilitas
penduduk, dan begitu juga sebaliknya. Tidak terjadi mobilitas
penduduk tanpa ada pembangunan. Pada pihak lain, bilamana
mobilitas penduduk ke daerah tersebut besar maka intensitas
pembangunannya tinggi, dan sebaliknya bilamana arus mobilitas
menuju daerah tersebut kecil maka intensitas pembangunannya akan
rendah. Tinggi rendahnya mobilitas penduduk di suatu daerah akan
berpengaruh terhadap strategi pembangunan yang dipilih, sehingga
pembangunan yang akan dilaksanakan dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh masyarakat yang telah mendukung proses
pembangunan tersebut.
Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu
tujuan yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan
kualitas hidup sangat berkaitan erat dengan seberapa besar manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan akan pangan
merupakan kebutuhan yang paling mendasar, dan selanjutnya jika
2
kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar telah dapat terpenuhi
maka mobilitas akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersiernya. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa seseorang akan melakukan mobilitas dengan tujuan
untuk memperoleh pekerjaan dan mendapatkan penghasilan agar
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesempatan kerja yang
tersedia disuatu daerah merupakan salah satu faktor pendorong
adanya mobilitas penduduk, sehingga daerah tujuan mobilitas
penduduk umumnya merupakan daerah dimana terdapat peluang kerja
yang lebih besar atau lebih baik dengan tujuan untuk dapat
meningkatkan pendapatan dari yang sudah diperoleh selama ini.
Pilihan untuk melakukan mobilitas tentu dilandasi oleh beberapa
motif. Kebanyakan para ahli menjelaskan bahwa motif seseorang
melakukan mobilitas adalah karena motif ekonomi. Diharapkan dengan
melakukan mobilitas penduduk, seseorang akan dapat merubah nasib
atau mengirim sumbangan ekonomi bagi keluarga yang ada di daerah
asal. Dengan demikian apa yang diharapkan oleh seseorang sebelum
melakukan mobilitas mendekati apa yang diharapkan atau yang
diinginkan (Soerjadi et.al, 1992). Revenstein (1885), Lee (1966),
Todaro (1979), Titus (1982) dan Mantra (2003) berpendapat bahwa
motif seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif yang
berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah atau
perbedaan nilai kefaedahan (place utility) antara dua wilayah.
3
Hal tersebut juga didukung oleh United Nation Development
Program dalam Laporan Human Development Report yang telah
diterbitkan tanggal 5 Oktober 2009 yang mengambil tema “Mengatasi
Hambatan: Mobilitas Manusia dan Pembangunan”. UNDP
menyimpulkan bahwa distribusi kemakmuran yang tidak merata
merupakan faktor utama dari mobilitas manusia, baik di dalam negeri
maupun melewati batas Negara (Setneg, 2009). Namun bukan motif
ekonomi semata yang mendorong penduduk melakukan migrasi,
sehingga motif – motif non ekonomi, yakni motif sosial juga dapat
mendorong terjadinya mobilitas penduduk. Tajjudin Noer Effendi, 1988
dalam Murjana Yasa, 1993 mengemukakan bahwa rumah tangga yang
tergolong baik status ekonominya menjadikan mobilitas penduduk
sebagai salah satu sarana untuk menaikkan status sosial melalui
peningkatan pendidikan dan ketrampilan, sedangkan bagi rumah
tangga yang tergolong rendah status ekonominya dapat
memanfaatkan kesempatan – kesempatan di luar desa tanpa harus
menetap.
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia dewasa ini
demikian kompleks. Hal ini telah menimbulkan masalah-masalah
sosial, baik pada tingkat nasional maupun regional. Pembangunan
ketenagakerjaan merupakan bagian dari pembangunan nasional,
karena tenaga kerja merupakan subjek dan objek pembangunan.
Dengan demikian, tenaga kerja sangat menentukan keberhasilan
4
pembangunan dan pembangunan dianggap berhasil jika masyarakat
(tenaga kerja dapat dengan hidup sejahtera). Perencanaan tenaga
kerja daerah yang disusun perlu disesuaikan dengan tuntutan otonomi
daerah, dengan mengembangkan konsep dan pendekatan baru sesuai
dengan nuansa otonomi daerah yang ditandai oleh demokratisasi dan
desentralisasi. Artinya kebijakan dan program yang dibuat berdasarkan
kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat, sehingga mampu
menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di daerah.
Berkembangnya industri kepariwisataan di Makassar memberi
peluang kerja tidak saja pada tenaga kerja asal Makassar tetapi juga
tenaga kerja asal luar non Makassar. Kota Denpasar merupakan salah
satu kota yang menjadi sasaran utama dari mobilitas penduduk, baik
yang berasal dari kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Selatan.
Tingginya minat para pekerja migran tersebut untuk bekerja ke kota ini
selain karena Denpasar merupakan Pusat Ibu Kota Provinsi dan
sekaligus sebagai pusat pemerintahan, juga karena potensi Kota
Makassar sebagai kota yang dianggap mampu memberikan peluang
ekonomi dan berusaha bagi masyarakat pendatang (pekerja migran)
khususnya.
Penduduk Kota Makassar merupakan penduduk dengan
berbagai latar belakang budaya. Jumlah penduduk Kota Makassar
tahun 2014 mencapai 628.909 jiwa. Jika dirinci menurut jenis kelamin,
penduduk laki–laki mencapai 319.037 jiwa (50,73 persen) dan
5
perempuan 309.872 jiwa (49,27 persen). Pertumbuhan penduduk pada
tiap tahun masih tetap tinggi.
Kecenderungan penduduk memilih melakukan mobilitas
nonpermanen salah satunya adalah tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana transportasi yang memadai, sehingga meskipun tempat
kerjanya di luar daerah asal, namun pekerja migran nonpermanen
tetap memilih untuk menetap di daerah asalnya. Kondisi ini tentu saja
dirasa sangat menguntungkan, antara lain dapat menghambat laju
urbanisasi yang berlebihan (over urbanization) di daerah perkotaan
pada khususnya, sehingga daerah perkotaan akan tidak mampu dalam
menyediakan fasilitas pelayanan pokok dan kesempatan kerja yang
memadai.
Tabel 1.1Jumlah Penduduk Kota Makassar, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017 – 2019
No Indikator Satuan Tahun
2017 2018 2019
1. Jumlah penduduk Laki-laki
Perempuan
Jiwa Jiwa
532.907 265.943 256.964
583.600 295.183 288.417
628.909 319.037 309.872
2. Usia penduduk 0-14 Tahun
15-64 Tahun Diatas 65 Tahun
Jiwa Jiwa Jiwa
141.827 405.064 16.061
40.894
425.937 16.769
148.813 462.013 18.08
3. Kepadatan penduduk
Jiwa/Km2 4.405 4.567 4.922
4. Pertumbuhan penduduk
Persen 3.80 4.01 3.34
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2019
Murjana Yasa (1993) dalam penelitiannya di daerah wisata
Makassar, mengungkapkan bahwa keberadaan kawan atau famili
6
adalah sebagian faktor yang merangsang penduduk untuk melakukan
mobilitas. Keberadaan migran lama atau keberadaan famili di daerah
tujuan merupakan fasilitator bagi terserapnya migran baru di daerah
tujuan dan menyebabkan adanya pola migrasi berantai (chaint
migration), dimana setiap kedatangan pekerja migran di daerah
asalnya, dan apabila kembali ke tempat tujuan lama mengikutsertakan
kerabatnya, sehingga tidak jarang dijumpai kelompok migran pada
kawasan permukiman tertentu dari daerah asal yang sama. Adanya
ketidak tertarikan tenaga kerja lokal untuk mengerjakan pekerjaan
kasar seperti menggali parit, membuat lubang fondasi dan sektor
informal lainnya ditambah adanya upah yang relatif murah dari pekerja
asal Makassar membuat kesempatan kerja tersebut diambil alih oleh
tenaga kerja luar Makassar, seperti pekerja migran asal Jawa dan
Nusa Tenggara Barat.
Peribahasa “ada gula ada semut” menjelaskan kondisi paling
cocok dengan adanya proses mobilitas penduduk nonpermanen. Para
migran nonpermanen (sirkuler) berperilaku seperti semut, maksudnya
bila semut menemukan makanan di suatu tempat, makanan itu tidak
dimakan di tempat itu, tetapi dibawa bersama teman - temannya ke
sarangnya (Mantra, 2003). Mobilitas yang terjadi di negara-negara
sedang berkembang dipandang memiliki efek yang sama. Mobilitas
penduduk yang terjadi telah memunculkan suatu fenomena untuk
mempercepat pemerataan pembangunan di daerah asal. Fenomena
7
tersebut berbentuk transfer pendapatan ke daerah asal, baik berupa
uang atau pun barang, yang dalam teori migrasi dikenal dengan istilah
remitan (remittance), dimana remitan tidak hanya berupa uang atau
barang tetapi juga berupa adanya ide, gagasan maupun informasi
yang berguna bagi pembangunan daerah asal.
Remitan pada dasarnya memiliki dua sisi yang berlawanan
arah. Di satu sisi, besarnya remitan yang dikirimkan ke daerah asal
dapat berdampak pada; (1) perbaikan kehidupan ekonomi rumah
tangga di daerah asal peningkatan kesejahteraan keluarga migran di
daerah asal dengan adanya peningkatkan pengeluaran rumah tangga
sehingga pola konsumsi rumah tangga asal menjadi lebih baik sebagai
akibat adanya peningkatan daya beli keluarga rumah tangga di daerah
asal dan; (2) percepatan pembangunan daerah asal melalui
pengembangan usaha – usaha yang bersifat produktif. Di sisi lain,
dalam rangka memperbesar nilai remitan, para pekerja migran
nonpermanen akan melakukan pola adaptasi baru dalam memproteksi
dirinya selama berada di daerah tujuan. Para pekerja migran juga akan
berupaya menghemat pengeluaran–pengeluaran selama di daerah
tujuan, sehingga dengan adanya pola adaptasi dan penghematan
biaya hidup sebagai wujud pengorbanan selama di daerah tujuan,
keberadaan mereka tentunya akan berdampak terhadap kehidupan
sosial, ekonomi dan lingkungan sekitarnya.
8
Mengkaitkan antara pekerja migran asal Jawa dan Nusa
Tenggara yang bekerja di Kota Makassar umumnya mereka telah
mempunyai pola – pola adaptasi di daerah tujuan. Pola – pola adaptasi
yang dilakukan selama di daerah tujuan tentunya akan berkaitan erat
dengan model dan perilaku hidup yang akan mereka lakukan selam
mereka berada di Kota Makassar. Pekerja migran Jawa dan Nusa
Tenggara Barat pastinya mempunyai keinginan yang sama untuk
memperbesar nilai/jumlah remitan yang akan mereka kirimkan kepada
keluarganya di daerah asal. Besaran remitan yang dikirimkan oleh
setiap pekerja migran nonpermanen terhadap keluarganya di daerah
asal tentu berbeda – beda dan berkaitan erat dengan karakteristik
sosial dan ekonomi masing – masing individu pekerja migran, sehingga
adanya perbedaan karakteristik sosial dan ekonomi masing–masing
individu pekerja migran tersebut diyakini dapat mempengaruhi
pemberian remitan terhadap keluarganya di daerah asal.
Identifikasi faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
pemberian remitan oleh pekerja migran nonpermanen terhadap
keluarganya di daerah asal dipandang penting untuk dianalisa untuk
mengetahui pengaruh dari variabel – variabel yang diteliti baik secara
simultan maupun parsial. Upaya pemaksimalan nilai remitan telah
menyebabkan pekerja migran melakukan berbagai macam
pengorbanan dalam pemenuhan atas kebutuhan hidupnya di Kota
Makassar (Sudibia, 2012). Besar kecilnya pemberian remitan dapat
9
dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi seperti pemberian remitan,
pendapatan dan faktor–faktor sosial seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja. Syahruddin (1981) selain pendapatan
ciri sosial demografi masyarakat (seperti umur, pendidikan, pekerjaan,
jumlah anggota keluarga), faktor financial (perubahan pendapatan
pemilikan kekayaan), serta keinginan membeli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian ini antara lain:
1. Apakah mobilitas penduduk berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kota Makassar?
2. Apakah remitan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh mobiltas penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.
2. Untuk mengetahui pengaruh remitan terhadap pertumbuhan
ekonomi di kota Makassar.
10
D. Manfaat Penelitian
Penelitian aspek-aspek demografi Mobilitas Penduduk ini
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam merancang
kebijakan yang berkaitan dengan masalah meningkatkan
perekonomian di kota Makassar.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan
untuk penelitian - penelitian selanjutnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mobilitas Penduduk
1. Pengertian Mobilitas Penduduk
Menurut Mantra dalam Novayanti dan Sudibia(2013:565), bahwa
mobilias penduduk merupakan suatu gerak penduduk yang dilakukan oleh
seseorang dari suatu tempat ke tempat lain dalam jangka waktu tertentu.
Mobilitas penduduk adalah gerakan ( Movement ) penduduk yang melewati
batas wilayah, dan dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah tersebut
umumnya digunakan batas administrasi seperti batas provinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan atau desa.
Menurut badan pusat Statistik dalam Mantra, (2008:172) seseorang
disebut migran apabila orang tersebut bergerak melintasi batas provinsi
menuju provinsi lain, dan lamanya tinggal di provinsi tujuan adalah enam
bulan atau lebih, selain itu jika seseorang berada di provinsi tujuan kurang
dari enam bulan tetapi orang tersebut berniat tinggal menetap atau tinggal
enam bulan atau lebih di provinsi tujuan dinamakan juga sebagai migran.
Seseorang dapat disebut dengan migran apabila oramg tersebut melewati
batas wilayah tertentu baik dengan maksud untuk menetap atau tinggal
secara terus – menerus selama enam bulan atau lebih atau mereka yang
hanya melakukan perjalanan ulang alik.
2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk
Menurut Mantra, ( 2008:172-173 ) mobilitas penduduk dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
12
a. Mobiltas Penduduk Vertikal
Mobiltas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan
status pekerjaan, seperti orang yang mulanya bekerja dalam sektor
pertanian berganti manjadi bekerja dalam sektor non pertanian.
b. Mobiltas penduduk Horizontal
Mobiltas penduduk Horizontal adalah gerak penduduk yang
melintas batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode waktu
tertentu. Batas wilayah umumnya digunakan batas administratif
misalnya provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, pendukuhan
(dusun). Mobilitas penduduk horizontal dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Mobilitas penduduk permanen ( Migrasi )
Menurut Mulyadi S, ( 2008:27-28 ) Mobiltas penduduk permanen
(Migrasi) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan akan
menetap dari suatu tempat ke tempat lain. Yang melampaui batas
politik atau negara ataupun administratif dalam suatu negara.
Mobilitas permanen dibagi menjadi dua yaitu migrasi internasional
dan migrasi dalam negeri.
2) Mobiltas penduduk non permanen ( Sirkuler )
Menurut Mantra, ( 2008:175 ) Mobiltas penduduk non permanen
(Sirkuler) adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju
wilayah lain, dengan tidak ada niatan untuk menetap di daerah
tujuan. Mobiltas penduduk non permanen ( Sirkuler ) dapat dibagi
menjadi dua yaitu ulang alik dan menginap atau mondok. Ulang
alik adalah gerak penduduk dari daerah asal kedaerah tujuan
13
dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari
itu juga. Sedangkan menginap atau mondok adalah gerak
penduduk dari daerah asal ke daearah tujuan lebih dari satu hari
dan kurang dari 6 bulan, mobilitas permanen dapat terjadi antara
desa dengan desa, desa dengan kota, kota dengan desa, dan
kota dengan kota.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk menurut
Mantra ( 2008:180 ) antara lain sebagai berikut :
a. Seseorang mengalami tekanan baik ekonomi, sosial, maupun
psikologi di tempat ia berada. Tiap-Tiap individu mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga suatu wilayah oleh
seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang dapat memenuhi
kebutuhan sedangkan orang lain mengatakan tidak.
b. Terjadi perbedaan nilai kefaedahan wilayah, antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain. Apabila tempat yang satu dengan yang lain
tidak ada perbedaan nilai. Apabila tempat yang satu dengan tempat
yang lain tidak ada perbedaan nilai kefaedahan wilayah, tidak akan
terjadi mobilitas penduduk.
Mantra (2012) mengemukakan bahwa teori kebutuhan dan stress
(need and stress) menjadi salah satu dasar seseorang dalam mengambil
keputusan bermobilitas. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda
dan harus dipenuhi, seperti kebutuhan ekonomi, sosial, pendidikan dan
psikologi. Apabila kebutuhan tersebut salah satu tidak dapat terpenuhi,
maka dapat menimbulkan tekanan (stress), dan tingkatan ini antara
14
individu berbeda. Secara umum, tinggi rendahnya stressyang dialami
seseorang berbandingterbalik dengan proporsi pemenuhan kebutuhan
tersebut. Adapun stress yang dialami tersebut dapat dibagi ke dalam dua
bagian yaitu apabila stress yang dialami seseorang masih berada pada
batas-batas toleransi, orang tersebut akan berusaha untuk menyesuaikan
kebutuhannya dengan kondisi lingkungan yang ada dan apabila tingkat
stress tersebut sudah berada di luar batas toleransinya, maka orag
tersebut akan memikirkan bagaimana caranya untuk mengambil suatu
kepuusan pindah ke daerah lain dimana ia merasa kebutuhannya dapat
terpenuhi.
Munir (1990)mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi migrasi ada dua, yakni faktor pendorong dan faktor
penarik. Faktor pendorong (daerah asal) tersebut dapat berupa faktor
ekonomi, pendidikan, transportasi, sosial budaya maupun politik.
a. Faktor Ekonomi
Pada umumnya mobilitas penduduk karena seseorang ingin merubah
taraf hidup menjadi lebih baik. Faktor ekonomi merupakan faktor
terbesar pendorong untuk melakukan mobilitas penduduk untuk
bermigrasi meningalkan tempat tinggal mereka.
b. Faktor Pendidikan
Selain faktor ekonomi faktor pendidikan pun salah satu faktor
pendorong datangnya para imigran untuk melakukan mobilitas
penduduk.
15
c. Faktor Transportasi
Tersedianya sarana transportasi salah satu pendorong mobilitas
karena dengan adanya alat transportasi yang lengkap masyarakat
bisa lebih mudah untuk akses keluar daerah untuk meningkatkan
ekonomi disuatu daerah dan mempermudah orang- orang untuk
bekerja atau bersekolah.
d. Faktor Politik
Diskriminasi dan tekanan politik serta terdapatnya unsur SARA dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan perpindahan ke daerah
lain karena sudah tidak terciptanya suasana politik yang kondusif,
yang dapat memicu terjadinya awal suatu perpecahan politik.
4. Dampak Mobilitas Penduduk
Menurut Hidayat ( 2010, dalam martini dan sudibia, ( 2013: 78-79 )
meningkatnya arus mobilitas penduduk de daerah perkotaan
menimbulkan berbagai dampak antara lain :
a. Dampak positif
Dampak positif yang disebabkan oleh mobilitas penduduk
adalah meningkatnya status sosial ekonomi keluarga tersebut dalam
jangka panjang, tidak hanya sekedar mampu meningkatkan
kesejahteraan keluarga namun lebih dari itu yaitu mampu mengurangi
kesenjangan antara kemakmuran di kota dan desa.
b. Dampak negarif
Dampak negatif yang ditimbulkan adalah terbatasnya
kesempatan kerja yang ada, sehingga menimbulkan tingginya angka
pengangguran di perkotaan.
16
B. Remitan
1. Pengertian Remitan ( Remittance )
Menurut Connel, ( 1980, dalam Novayanti dan Sudibia, 2013:565 )
remitan merupakan pengirimian uang , barang keterampilan dan ide yang
dikirim oleh migran non permanen ke daerah asalnya. Keterampilan yang
diperoleh migran pada saat melakukan migrasi akan sangat bermanfaat
bagi migran jika mereka kembali ke daerah asalnya untuk membantu
pembangunan di desa asal migran tersebut. Ide-ide baru juga sangat
menyumbang pembangunan desanya misalnya cara-cara bekerja,
membangun rumah dan lingkungannya yang baik serta hidup sehat. Dari
segi ekonomi keberadaan remitan sangatlah penting, karena mampu
meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi
masyarakat penerimanya. Remitan dikirim karena karena pada dasarnya
antara keluarga yang berada di daerah tujuan migrasi dan di daerah asal
merupakan kesatuan ekonomi. Remitan selain ditujukan untuk
keluarganya juga ditujukan untuk anggota masyarakat desanya, dan juga
untuk keperluan desa asalnya, remitan atau kiriman yang ditujukan untuk
keluarganya lebih bersifat ekonomi dan pengiriman dilakukan secara rutin
karena dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
sehari-hari, biaya pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Remitan ( Remittance )
Menurut Ardana dkk, (2011, dalam apriliana dan Meydianawathi,
2013:376) faktor-faktor yang mempengaruhi Remitan adalah sebagai
berikut :
17
a. Jumlah pendapatan yang diterima selama bekerja
Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima di daerah
tujuan bekerja maka semakin besar pula remitan yang dikirim kembali
ke daearah asal begitupun sebaliknya.
b. Kebutuhan keluarga di daerah asal.
Semakin besar kebutuhan keluarga di daerah asal maka
semakin besar pula nilai remitan yang dikirim ke daerah asal begitupun
sebaliknya.
c. Pengeluaran konsumsi di tempat bekerja.
Semakin kecil konsumsi yang di keluarkan oleh pekerja di
tempat bekerja, maka semakin besar jumlah remitan yang dikirim
begitu pula sebaliknya.
d. Biaya remitan
Bahwa semakin besar biaya remitan yang dikeluarkan maka
semakin kecil remitan yang sampai pada keluarga di daerah asal
begitupun sebaliknya.
C. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dalam suatu perekonomian. Kemajuan suatu perekonomian
ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukan oleh perubahan
output nasional. Adanya perubahan output dalam perekonomian merupakan
analisis ekonomi jangka pendek. Secara umum teori tentang pertumbuhan
ekonomi dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi
klasik dan teori pertumbuhan ekonomi modern. Pada teori pertumbuhan
ekonomi klasik, analisis di dasarkan pada kepercayaan dan efektivitas
18
mekanisme pasar bebas. Teori ini merupakan teori yang dicetuskan oleh
para ahli ekonom klasik antara lain Adam Smith, David Ricardo. Teori lain
yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah teori ekonomi modern. Teori
pertumbuhan Harrod-Domar merupakan salah satu teori pertumbuhan
ekonomi modern, teori ini menekankan arti pentingnya pembentukan
investasi bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi investasi maka akan
semakin baik perekonomian, investasi tidak hanya memiliki pengaruh
terhadap permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif yang lebih
panjang investasi akan menambah stok kapital.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci tujuan ekonomi makro. Hal
ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah.
Pertambahanya jumblah penduduk ini berarti angkatan kerja juga bertambah.
Pertumbuhan ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi
angkata kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan oleh suatu
negaramlebih kecil dari pada pertumbuhan angkatan kerja hal ini kakan
mendirong terjadinya pengangguran. Kedua, selama keinginan dan
kebutuhan tidak terbatas maka perekonomian harus mampu memproduksi
lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi ke-inginan dan kebutuhan
tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic
stability) melalui restribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih
mudah dicapai dalam priode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup
teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanyabila kedua aspek
19
tersebut dijelaskan, kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan
ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu
yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukan kecendrungan
yang meningkat.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat
penting dalam melakukan analisis dalam pembagunan ekonomi menunjukan
sejauh mana aktifitas perekonomian akan menghasilkan tambahan
pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karna padadasarnya
aktivitas perekonomian adalah suatu proses pengunaan faktor-faktor
produksiuntuk menghasilkan output, maka proses ini pada giliranya akan
menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki
oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan
pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan terus
meningkat. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu mulai dari kesediaan sumberdaya alam, sumberdaya non ekonomi
didalamnya termauk sistem ekonomi, faktor sosial budaya dan kebijakan
pemerintah. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Akumulasi modal, termasuk semua investasi bareu yang berwujud tanah
(lahan) peralatan fisik, dan peralatan manusia (human resources).
2. Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan
angkatan kerja (labor forces) yang secara umum dianggap sebagai faktor
yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
3. Kemajuan teknologi, merupakan faktor paling penting bagi pertumbuhan
ekonomi. Kemajuan teknologi dapat dikelompokan dalam tiga macam,
20
yaitu netral, hemat tenaga kerja (labor saving), dan hemat modal (capital
saving).
Pengertian diatas, dapat dijadikan tolak ukur untuk dapat mengetahui
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah/wilayah. Apakah ada pertumbuhan
struktur ekonomi/pola perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
terjadi dalam peroses jangka panjang, yang secara berangsur-angsur
bergerak atas terjadinya peningkatan pada tabungan, investasi dan konsumsi
masyarakat, sehingga semakin meningkat pulah pertumbuhan ekonomi yang
dicapai suatu Negara atau Daerah. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi
yang dicapai suatu Negara atau Daerah maka semakin mantap pula struktur
perekonomian Negara/Daerah tersebut.
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas
produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan
Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dalam suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu
proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita
melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Tekanannya ada pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
21
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau
penyesuaian penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap
berbagai keadaan yang ada.
Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta
mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara
menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai
suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh
perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berarti
perubahan yang terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan
pendapatan perkapita, kenaikan pendapatan perkapita harus terus
berlangsung dalam jangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem
kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial,
dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu: aspek
perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang regulasi
baik legal formal maupun informal. Dalam hal Ini, berarti pembangunan
ekonomi merupakan suatu usaha tindakan aktif yang harus dilakukan
oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemeritah,
dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold
Domar, Neoklasik, dari Solow, dan teori endogen oleh Romer,
22
bahwasanya terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi.6 Ketiganya adalah:
a. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi
baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau
sumber daya manusia.
b. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selajutnya akan
memperbanyak jumlah angkatan kerja.
c. Kemajuan teknologi Pembangunan daerah dilaksanakan untuk
mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai pertumbuhan (growth),
pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).
1) Pertumbuhan (growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhan
ditentukan sampai dimana kelangkaan sumber daya dapat terjadi
atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya alam
dapat dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kegiatan produktif.
2) Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi dalam
pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat
berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah
saja sehingga manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat
dinikmati semua pihak dengan adanya pemerataan.
3) Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,
pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa
penggunaan sumber daya baik yang ditransaksikan melalui sistem
pasar maupun diluar sistem pasar harus tidak melampaui
kapasitas kemampuan produksi. Pembangunan daerah dan
23
pembangunan sektoral perlu selalu dilaksanakan dengan selaras,
sehingga pembangunan sektoral yang berlangsung didaerah-
daerah, benar-benar dengan potensi dan prioritas daerah. Untuk
keseluruhan pembangunan, daerah juga benar-benar merupakan
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan didalam mewujudkan tujuan nasional.
D. Tinjauan Empiris
Penelitian secara khusus terhadap perantau dan tingkat kesejahteraan
serta pendidikan anak keluarga perantau sejauh pengamatan peneliti belum
banyak dilakukan. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian tentang “ Mobilitas
dan remitan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Berdasarkan
penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian
yang telah dilaksanakan.
Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Penulis
Nama dan Tahun
Judul Penelitian
Metode
Analisis Hasil Penelitian
Sri Kusreni
(2017) )
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
MigrasiTenaga
Kerja Keluar Negeri
Berdasarkan
Provinsi Di
ndonesia
Metode
regresi
data
panel
Variabel
penggangguran, PDRB,
pendidikan dan
kemiskinan secara
bersama-sama
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap tenaga kerja
24
keluar berdasarkan
provinsi di Indonesia.
Didit Purnomo
( 2009 )
Fenomena Migrasi
Tenaga Kerja dan
Perannya Bagi
Pembangunan
Daerah Asal: Studi
Empiris Kabupaten
Wonogiri
Metode
Survei
Lapangan
dan
Analisis
Deskriptif
bahwa ada tiga variabel
independen yang
digunakan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap niat perantau
untuk menetap di daerah
perantauan, yaitu
pendapatan, kepemilikan
harta di daerah asal,
pekerjaan di daerah
asal.
Haylul Maharani utri
(2016)
Analisis Pengaruh
Penerimaan
Remitansi
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Di
Indonesia
Metode
Error
Correction
Model
(ECM)
bahwa dalam jangka
pendek penerimaan
remitansi memiliki
hubungan yang positif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi,
sedangkan dalam jangka
panjang penerimaan
remitansi memiliki
memiliki hubungan yang
positif, tetapi tidak
signifikan terhadap
25
pertumbuhan ekonomi.
Denik Dwi Susanti
(2015)
Pengaruh Migrasi
dan Tenaga Kerja
Terhadap PDRB
Kabupaten Jember
Tahun 2003-2011
Regresi
Linier
Berganda
Dari penelitian ini
ditemukan hasil bahwa
variabel migrasi masuk
secara parsial
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
PDRB kabupaten
Jember tahun 2003-
2011.
I Ketut Ardana
(2011),
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi
Besarannya
Pengiriman
Remitansi ke
Daerah Asal Studi
Kasus Tenaga
Kerja Magang Asal
Kabupaten
Jembrana Ke
Jepang.
Metode
Regresi
Linier
hasil dari penelitian ini
ialah secara parsial
pendapatan dan jumlah
anggota keluarga di
daerah asal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pengiriman remitansi ke
daerah asal
Mulk Yanrief
(2011)
Pengaruh Mobilitas
Penduduk dan
Remitan terhadap
Pertumbuhan
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa
secara simultan
mobilitas penduduk dan
26
Ekonomi Kota
Padang
remitan berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Kota Padang periode
tahun 1999-2008 namun
secara parsial, hanya
mobilitas penduduk yang
memberikan pengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
kota Padang dan
variabel remitan tidak
berpengaruh signifikan.
E. Kerangka Pikir
Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara
variabel variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pada uraian
sebelumnya maka kerangka pikir penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi
(sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh jumlah mobilitas penduduk
dan remitansi (sebagai variabel bebas).
Mobilitas penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
aktivitas penduduk yang keluar masuk kota Makassar. Aktivitas keluar masuk
tersebut dapat sebabkan karena faktor ekonomi maupun karena faktor
kebutuhan perolehan pendidikan yang lebih baik. Remitan dalam penelitian
27
ini merupakan besarnya kiriman uang yang dikirimkan oleh tenaga kerja
Indonesia ke daerah asalnya.
Mobilitas penduduk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apabila jumlah mobilitas cenderung
mengalami peningkatan maka aktivitas perekonomian pada tempat tujuan
mobilitas juga akan semakin meningkat.Hal ini tentunya berdampak pada
pertumbuhan ekonomi pada tempat tersebut.
Besarnya remitansi yang dikirimkan atau ditransfer oleh tenaga kerja
Indonesia kepada keluarganya yang berada di daerah asal termasuk yang
berasal dari kota Makassar akan meningkatkan daya beli anggota-anggota
keluarganya. Peningkatan daya beli tersebut pada akhirnya berkontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi di daerah asalnya.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Mobilitas penduduk
(X1)
Pertumbuhan Ekonomi
(Y)
Remitan
(X2)
28
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian yang penulis kemukakan di atas,
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga mobilitas penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.
2. Diduga Remitansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif.Pendekatan kuantitatif pada dasarnya menekankan analisis pada
data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini mengunakan data skunder, yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Namun untuk mendukung
kelengkapan data-data yang diperoleh maka lokasi untuk pengambilan data
dapat dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar. Jl. H. Bau,
Kota Makassar. Sedangkan waktu penelitian dua bulan, yaitu mulai dari bulan
September sampai dengan bulan Oktober.
C. Pendekatan Penelitian
Pada dasarnya pendekatan penelitian ini dilakukan dengan
mengunakan pendekatan eksplanatori. Pendekatan eksplanatori merupakan
penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel
yang dapat mempengaruhi hipotesis pada penelitian ini terdapat empat
variabel yang akan saling dihubungkan sejauman variabel terikat dan variabel
bebas tersebut saling mempengaruhi.
D. Teknik Analisis Data
Untuk dapat megukur variabel independen terhadap variabel
dependen maka perlu dilakukan pengukuran dengan memakai alat analisis
statistik. Pemakaian alat statistik diharapkan dapat mengungkap atau
mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
30
kuantitatif hingga memudahkan penelitian untuk dapat mengambil
kesimpulan secara otentik.
Adapun alat analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui
dampak migrasi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar
adalah regresi linear berganda. Alasan pengunaan regresi linear sederhana
di dalam penelitian ini adalah keterkaitan degan permasalahan dan hipotesis
yang diajukan dalam penelitian. Regresi sederhana adalah suatu analisis
yang digunakan untuk mengetahui dampak migrasi tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia.
Untuk memperoleh gambaran secara umum mengetahui hasil
penelitian ini serta dalam rangka pengujian hipotesis sebagai jawaban
sementara untuk pemecahan permasalahan yang dikemukakan dapat dilihat
melalui persamaan fungsi:
Y= F (X X )
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik yang harus dipenuhi
pada analisis linear sederhana yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk meguji apakah model regresi,
variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk
normalitas antaralain, analisis grafik dan analisis statistik.
31
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dan (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya:
1) Jika data menyebar disekitsr garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusu niemal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji multikolineritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.
Torelance mengukur variabelitas variabel bebas yang terpilih yang tidak
dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransih rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukan
adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yang umum dipakai adalah
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
c. Uji Heteroksedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan varince dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah homoksedastisitas atau tidak terjadi
32
heterokseditas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan mengujih apakah model regresi adanya
korelasi antara kesalahan penggangguan pada priode t dengan
kesalahan penggangguan pada priode t-1 (sebelumnya). Salahsatu
metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan melakukan pengujian nilai durbin watson (DW test).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah dalam penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian
bab 1 telah dinyatakan dalam bentuk kalimat peranyaan. Uji hipotesis
terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini bisa digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana
jika nilai signifikan < 0,05 atau variabel independen secara bersama-
sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, artinya peruban
yang terjadi pada veriabel terkait dapat dijelaskan oleh perubahan
variabel bebas, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu
0,5%.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk untuk megetahui pengaruh secara parsial
variabel independen (Produk Domestik Regional Bruto dan inflasi)
terhadap variabel dependen (Angka Kemiskinan) dan bahwa
33
menganggap variabel dependen yang lain konstan. Signifikan tersebut
dapat diestimasi dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan
< 0,05 maka variabel independen secara idividual mempengaruhi
variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikan > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen secara parsial tidak
mempengaruhi variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisen determinan merupakan besaran yang menunjukkan
besaranya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinan ini
digunakan untuk megukur seberapa jauh variabel-variabel bebas
dalam menerangkan variabel terikatnya.
E. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan penulisan dalam mencari data dan menentukan
variabel penelitian sekaligus untuk menyamakan persepsi tentang istilah-
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka batas variabelnya yaitu:
1. Jumlah mobilitas penduduk (X1) adalah banyaknya penduduk yang
melakukan aktivitas keluar masuk Kota Makassar baik karena faktor
ekonomi maupun non-ekonomi.
2. Remitan (X2) adalah nilai kiriman uang dari TKI yang berasal dari Kota
Makassar ke daerah asalnya melalui Bank Indonesia.
3. Pertumbuhan Ekonomi (Y). Pertumbuhan ekonomi adalah proses
perubahan kondisi perekonomian negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
34
suatu perekonomian yang di wujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Merupakan indikasi keberhasilan pembagunan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Makassar
a. Aspek Demografi dan Geografi
Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.
Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara
Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar diubah
menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah
nama menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2
menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten
lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan batas-
batas daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten Gowa, Maros dan
Pangkajene dan Kepulauan, Lingkup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangannya, nama Kota Makassar dikembalikan lagi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang
36
Perubahan Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar,
hal ini atas keinginan masyarakat yang didukung DPRD Tk. II Ujung
Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan budayawan, seniman,
sejarawan, pemerhati hukum dan pelaku bisnis.
Hingga Tahun 2013 Kota Makassar telah berusia 406 tahun sesuai
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota
Makassar tanggal 9 Nopember 1607, terus berbenah diri menjadi sebuah
Kota Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan
jasa tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang
baik darat, laut maupun udara.
b. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi, dengan
batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Maros
Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
Sebelah Timur : Kabupaten Gowa dan Maros
Sebelah Barat : Selat Makassar
Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 15 Kecamatan.
Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan
Tamalanrea, Kecamatan Tallo, dan Kecamatan Ujung Tanah. Di bagian
selatan terdiri atas Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di
bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan
Panakkukang. Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan
37
Bontoala, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan
Mamajang, Kecamatan Mariso dan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang.
Rincian luas masing-masing kecamatan, diperbandingkan dengan
persentase luas wilayah Kota Makassar sebagai berikut:
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut
Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2019
No. Kecamatan Luas Wilayah
(Km2) Persentase terhadap
Luas Kota (%)
1 Mariso 1.82 1.04
2 Mamajang 2.25 1.28
3 Tamalate 20.21 11.50
4 Rappocini 9.23 5.25
5 Makassar 2.52 1.43
6 Ujung Pandang 2.63 1.50
7 Wajo 1.99 1.13
8 Bontoala 2.1 1.19
9 Ujung Tanah 4.4 2.50
10 Kep. Sangkarrang 1.54 0.88
11 Tallo 5.83 3.32
12 Panakkukang 17.05 9.70
13 Manggala 24.14 13.73
14 Biringkanaya 48.22 27.43
15 Tamalanrea 31.84 18.11
Jumlah 175.77 100.00
Sumber: BPS, 2020.
38
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kecamatan yang memiliki
luas wilayah terbesar adalah kecamatan Biringkanaya dengan luas 48,22
km2 dan yang terkecil adalah kecamatan kepulauan Sangkarrang.
c. Pemerintahan
Kota Makassar merupakan salah satu dari empat pusat
pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta,
dan Surabaya. Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan
jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, kota ini berada diurutan kelima
kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya,
Bandung dan Medan. Kota Makassar dipimpin dipimpin oleh seorang
Walikota yang bertanggung jawab langsung. Adapun pusat pemerintahan
berada di Jalan Ahmad Yani Kota Makassar.
2. Hasil Analisis Data
a. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari tiga yaitu data
mobilitas penduduk (X1), data remitansi (X2) dan data pertumbuhan
ekonomi kota Makassar. Ketiga data tersebut dideskripsikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.2. Deskripsi Data Penelitian
Tahun Mobilitas Penduduk (X1)
(Orang) Remitansi (X2)
(USD) Pertumbuhan
Ekonomi (Y) (%)
2009 683.389 18.424.814,77 9,20
2010 795.954 21.966.419,07 9,83
2011 764.354 18.045.255,47 9,65
2012 771.741 23.184.802,54 9,88
39
2013 740.336 21.426.953,66 8,91
2014 700.270 20.791.061,06 7,39
2015 706.343 11.477.445,82 7,55
2016 718.369 6.669.453,32 8,03
2017 719.583 5.831.802,33 8,20
2018 720.987 7.235.009,17 8,42
2019 725.625 6.781.123,33 8,79
Rata-rata 731.541 14.712.194,59 8,71
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata mobilitas penduduk
tahun 2009-2019 sebesar 731.541 orang, rata-rata remitansi tahun
2009-2019 sebesar 14.712.194,59 USD, dan rata-rata pertumbuhan
ekonomi kota Makassartahun 2009-2019 sebesar 8,71%.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik
1) UjiNormalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode analisis grafik. Grafik yang digunakan adalah grafik
histogram dan normal p-plot dari output SPSS. Hasil output SPSS
berupa grafik histogram dan grafik nolmal p-plot ditampilkan pada
gambar 4.1 dan 4.2 berikut.
40
Gambar 4.1. Grafik Histogram
Gambar 4.2. Grafik Normal P-Plot
Pada gambar 4.1 tampak bahwa pola distribusi mendekati
kurva normal dan pada gambar 4.2 tampak bahwa data menyebar
41
disekitar garis diagonal dan menunjukkan poladistribusi normal
sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi.
2) Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinaritasdimaksudkan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel
independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadinya kolerasi
yang tinggi diantara variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel lainya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan
nilai VIF tinggi karna VIF= 1/tolerance). Berdasarkan aturan variance
inflation factor (VIF) dan tolerance, jika nilai VIF kurang dari 10 atau
tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolineritas. Adapun hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .815 1.227
X2 .815 1.227
Pada Tabel 4.3 diatas, maka dapat diketahuinilai VIF untuk
masing-masing variabel bebas yaitu sebagai berikut:
a) Nilai VIF untuk variabel mobilitas penduduk (X1) sebesar 1,227< 10
dan nilai tolerance sebesar 0,815> 0.10 sehingga variabel mobilitas
penduduk dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
42
b) Nilai VIF untuk variabel remitansi (X2) sebesar 1,227< 10 dan nilai
tolerance sebesar 0,815> 0.10 sehingga variabel remitansi dinyatakan
tidak terjadi gejala multikolinearitas.
3) Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW),
yang dilakukan dengan cara membandingkan langsung nilai DW (d
hitung) dengan nilai d tabel. Perhitungan nilai DW dilakukan dengan
menggunakan SPSS 20. Adapun hasilnya ditampilkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1.023
Pada tabel 4.4 tampak bahwa nilai DW (Durbin-Watson) yang
diperoleh adalah sebesar 1,023. Selanjutnya dicari nilai d tabel dimana
diketahui jumlah variabel atau k = 3 dan banyaknya sampel atau
n = 10. Berdasarkan tabel Durbin Watson diperoleh nilai
dan nilai . Kriteria tidak adanya autokorelasi terpenuhi
apabila . Berdasarkan kriteria tersebut, nilai 1,023 (DW)
lebih dari nilai 0,697 (DL) dan kurang dari nilai 1,641 (DU) atau dapat
ditulis 0,697 <1,023< 1,641. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi linier yang digunakan, tidak terjadi
autokorelasi.
4) UJi Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah antara
variabel bebas dalam regresi memiliki pengaruh yang sempurna atau
43
mendekati sempurna terhadap variabel terikat. Medel regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroksedastisitas. Untuk menguji
heteroksedastisitas dengan melihat grafik scatterplot, jika pada hasil
regresi grafik scatterplot membentuk pola tertentu yang teratur
seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi
heteroksedastisitas. Adapun grafik scatterpolt hasil analisis regresi
ditampilkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Scatterplot
Pada Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model ini layak
untuk dipakai untuk dilakukan regresi linier multipel.
44
c. Hasil Analisis Regresi Linear Multipel (Multiple Linear Regression)
1) Persamaan regresi
Hasil analisis regresi yang menunjukkan nilai-nilai koefisien
regresi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5. Nilai Koefisien Regresi
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3.771 4.645
-.812 .440
X1 1.648E-005 .000 .632 2.501 .037
X2 2.909E-008 .000 .236 .932 .379
Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh nilai koefisien regresi
terstandarisasi untuk variabel X1 sebesar 0,632 dan untuk variabel X2
sebesar 0,236 dengan demikian dapat dibuat persamaan regresi
sebagai berikut:
Dari persamaan regresi di atas dapat dipahami bahwa:
a) Mobilitas Penduduk (X1)
Variabel bebas mobilitas penduduk (X1) mempunyai koefisien
regresi β1 sebesar 0,632 menunjukan pengaruh mobilitas penduduk
bersifat positif (+). Artinya apabila mobilitas penduduk meningkat 1
persen makaterjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi kota Makassar
sebesar 0,632 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
45
b) Remitansi (X2)
Variabel bebas remitansi (X2) mempunyai koefisien regresi
β2 sebesar 0,236 menunjukan pengaruh mobilitas penduduk bersifat
positif (+). Artinya apabila remitansi meningkat 1 persen maka terjadi
pertambahan pertumbuhan ekonomi kota Makassar sebesar 0,236
dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
2) Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah
hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik.
Pengujian statistik hipotosisi penelitian ini dilakukan dengan dilakukan
dengan uji R square, Uji-t dan Uji-F.
a) Uji Simultan (Uji-F)
Uji simultan dilakukan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hasil analisis regresi linear multipeluntuk uji-F ditampilkan
dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Uji Simultan (Uji-F)
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 4.485 2 2.242 5.600 .030b
Residual 3.203 8 .400
Total 7.688 10
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p (Sig.) = 0,030. Nilai tersebut
kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa
46
mobilitas penduduk dan remitansi secara simultan atau secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar.
b) Uji Parsial (Uji-t)
Uji parsial dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Proses pengujian
dilakukan dengan memperhatikan kolom signifikansi dan
membandingkanya dengan taraf signifikansi α = 0,05. Adapun dasar
pengambilan keputusan yaitu:Jika nilai p (Sig.)< 0,05 maka H0 ditolak
H1 diterima dan Jika nilai p (Sig.)> 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak.
Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana pada kolom
Sig.untuk variabel mobilitas penduduk (X1) diperoleh nilai p = 0,037
dan untuk variabel remitansi (X2) diperoleh nilai p = 0,379. Nilai p untuk
variabel mobilitas penduduk kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan
H1 diterima yang berarti bahwa mobilitas penduduk berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar. Sementara
nilai p untuk variabel remitansi lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima dan
H1 ditolak yang berarti bahwa variabel remitansi tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar.
3) Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R Square / R2)
Pengujian koefisien determinasi (R Square) dilakukan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan
variabel terikat. Adapun hasil pengujian R Square ditampilkan pada
tabel 4.7.
47
Tabel 4.7. Hasil Uji R Square
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .764a .583 .479 .63277
Tabel di atas menunjukkan nilai R Square sebesar 0,583.
Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y adalah
. Dengan kata lain, variabel pertumbuhan ekonomi
Kota Makassar (Y) dipengaruhi oleh variabel mobilitas penduduk dan
variabel remitansi sebesar 58,3% kemudian sisanya yaitu 41,7%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Mobiltas Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kota Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilitas penduduk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota
Makassar. Mobilitas penduduk dalam hal ini merupakan aktivitas
penduduk yang keluar masuk kota Makassar dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir yaitu pada tahun 2009 sampai tahun 2019. Mobilitas penduduk
semacam ini merupakan mobilitas horizontal sebagaimana dikemukakan
oleh Mantra (2008) bahwa mobilitas penduduk secarahorizontal adalah
gerak penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah lain
dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah umumnya digunakan batas
48
administratif misalnya provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan,
pendukuhan (dusun).
Mobilitas penduduk yang terjadi dalam kota Makassar termasuk
pula dalam proses urbanisasi dimana penduduk dari desa melakukan
perpindahan ke kota. Tujuan dari adanya mobilitas tersebut tentunya
didominasi oleh faktor ekonomi. Kota Makassar sebagai kota metropolitan
terbesar di kawasan Indonesia timur merupakan salah satu dari empat
pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta,
dan Surabaya (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Makassar). Hal ini yang
kemudian mendorong adanya peningkatan mobilitas penduduk menuju
kota Makassar. Menurut Hidayat dalam Martini dan sudibia (2013)
meningkatnya arus mobilitas penduduk de daerah perkotaan
menimbulkan dampak positif yang disebabkan oleh mobilitas penduduk
adalah meningkatnya status sosial ekonomi keluarga tersebut dalam
jangka panjang.
Mobilitas penduduk menuju Kota Makassar tidak hanya akibat
faktor ekonomi. Tersedianya fasilitas pendidikanyaitu perguruan-
perguruan tinggi di Kota Makassar juga menjadi salah satu faktor yang
mendorong terjadinya mobilitas penduduk. Sebagaimana dikemukakan
oleh Munir (1990) bahwa faktor pendidikan merupakan salah satu faktor
pendorong bagi penduduk untuk melakukan mobilitas.Penduduk dalam
hal ini tentunya penduduk dari luar Kota Makassar yang ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Kota Makassar.
Mobilitas karena faktor pendidikan didasari karena adanya
kebutuhan untuk memperoleh ilmu atau untuk memperoleh gelar sarjana
49
demi masa depan yang lebih baik. Hal tersebut sejalan teori kebutuhan
yang dikemukakan olehMantra (2012) bahwa adanya kebutuhan dapat
menjadi salah satu dasar seseorang dalam mengambil keputusan
bermobilitas. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dan harus
dipenuhi, seperti kebutuhan ekonomi, sosial, pendidikan dan psikologi.
Temuan adanya pengaruh positif dan signifikan mobilitas
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar dari tahun
2009-2019 dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mulk
Yanrief (2011) yang menyimpulkan bahwa mobilitas penduduk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota
Padang periode 1999-2008. Hasil penelitian Denik Dwi Susanti (2015)
juga menyimpulkan adanya pengaruh signifikan migrasi atau mobilitas
penduduk terhadap PDRB Kabupaten Jember tahun 2003-2011 namun
pengaruh tersebut bersifat negatif.
2. Pengaruh Remitan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata remitantenaga kerja
Indonesia termasuk didalamnya tenaga kerja asal kota Makassardari
tahun 2009 sampai tahun 2019 adalah sebesar 14.712.194,59 USD. Nilai
remitan dari tahun 2009 sampai tahun 2019 kadang mengalami
peningkatan dan terkadang pula mengalami penurunan. Hal serupa
terjadi pada pertumbuhan ekonomi kota Makassar yang terkadang
mengalami penurunan dan peningkatan.
Dari hasil analisis regrensi linear multpel diperoleh kesimpulan
bahwa nilai atau besarnya remitan tidak berpengaruh signifikan terhadap
50
pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Hasil ini sejalan dengan hasil
penelitian Efendi (2018) yang menyimpulkan bahwaremitansi tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Remitan merupakan pengiriman uang, barang keterampilan dan
ide yang dikirim oleh migran non permanen ke daerah asalnya
(Conneldalam Novayanti dan Sudibia, 2013). Dalam hal ini merupakan
pengiriman uang oleh tenaga kerja Indonesia termasuk yang berasal dari
Makassar kepada keluarganya yang berada di kota Makassar
berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI).
Menurut Ardana dkkdalam apriliana dan Meydianawathi (2013)
faktor-faktor yang mempengaruhi Remitan adalah sebagai berikut: (a)
Jumlah pendapatan yang diterima selama bekerja, semakin besar jumlah
pendapatan yang diterima di daerah tujuan bekerja maka semakin besar
pula remitan yang dikirim kembali ke daearah asal begitupun sebaliknya,
(b) Kebutuhan keluarga di daerah asal, semakin besar kebutuhan
keluarga di daerah asal maka semakin besar pula nilai remitan yang
dikirim ke daerah asal begitupun sebaliknya, (c) pengeluaran konsumsi di
tempat bekerja, semakin kecil konsumsi yang di keluarkan oleh pekerja di
tempat bekerja, maka semakin besar jumlah remitan yang dikirim begitu
pula sebaliknya, (d) Biaya remitan, bahwa semakin besar biaya remitan
yang dikeluarkan maka semakin kecil remitan yang sampai pada keluarga
di daerah asal begitupun sebaliknya.
Temuan bahwa remitan tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar sejalan dengan hasil
penelitian Mulk Yanrief (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel
51
remitan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di kota Padang dalam periode tahun 1999 sampai dengan tahun
2008.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdsasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Mobilitas penduduk memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kota Makassar. Hal tersebut terindikasi dari nilai
p = 0,016 yang kurang dari 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai positif.
2. Remitansi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota
Makassar. Hal tersebut terindikasi dari nilai p = 0,282 yang lebih besar dari 0,05.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh positif mobilitas penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi hendaknya
menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Kota Makasar untuk memberikan fasilitas
yang mempermudah masyarakat dalam melakukan mobilitas.
2. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan objek penelitian yang berbeda.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syahfirin.1996. Faktor-Faktor Penentu Status Migran Penduduk Provinsi
Lampung. Tesis Mahasiswa Pascasarjana. Jakarta : Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.
Adi, Rianto. 1998. Dampak Krisis Ekonomi Pada Migrasi Imternasional. Warta Demografi FE
UI No.3 Tahun 1993.
Al-Faruqi, Ismail Rajil. 1994. Hakikat Hijrah Strategi Dakwah Islam Membagun Tatanan
Dunia Baru. Bandung : Mizan, halaman.10.
Al-Ghadban, Munir. 1992. Manhaj Haraki Sadam Dalam Sirah Nabi Saw., Jakarta: Robbani
Perss, halaman.77.
Amelia, Lia. 2007. Ekonomi Pembagunan. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu,
halaman.2.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 2010. Sistem Ekonomi Islam Edisi Mu‟tamadah. Jakarta Selatan:
penerbit Hizbut Tahrir Indonesia.
Ardana, I Ketut. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaranya Pengiriman Remitansi
Ke Daerah Asal Studi Kasus Tenaga Kerja Magang Asal Kabupaten Jembrana Di
Jepang, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabubaten Jemrana.
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembagunan Edisi Keempat. Yogyakarta: Bagian Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNPT2KI), 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Sulawesi Selatan, 2018
54
Bank Indonesia (BI), 2018.
Budiono. 1999. Pengantar Pertumbuhan ekonomi, Jakarta : halaman.33.
Budiono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta : BPFE, halaman.33
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnnya, (Jakarta : CV Darus sunnah,2002)
halaman.95.
Kota Makassar dalam Angka. 2020. Badan Pusat Statistik Kota Makassar.
Mantra, I. B. 2012. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munir,Rozy. 1990. Teknik Analisa Kependudukan. Jakarta: Rineka Cipta.
L
55
A
M
P
I
R
A
N
56
Lampiran Data Hasil Penelitian
Sumber: Kota Makassar dalam Angka 2020, BPS.
57
Sumber: Kota Makassar dalam Angka 2020, BPS.
58
59
60
Sumber: Bank Indonesia
61
Data Variabel Penelitian
Tahun Mobilitas Penduduk
(Orang)
Remitansi
(USD)
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
2009 683.389 18.424.814,77 9,20
2010 795.954 21.966.419,07 9,83
2011 764.354 18.045.255,47 9,65
2012 771.741 23.184.802,54 9,88
2013 740.336 21.426.953,66 8,91
2014 700.270 20.791.061,06 7,39
2015 706.343 11.477.445,82 7,55
2016 718.369 6.669.453,32 8,03
2017 719.583 5.831.802,33 8,20
2018 720.987 7.235.009,17 8,42
2019 725.625 6.781.123,33 8,79
Rata-rata 731.541 14.712.194,59 8,71
62
Lampiran Output SPSS
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 X2, X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .764a .583 .479 .63277 1.023
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 4.485 2 2.242 5.600 .030b
Residual 3.203 8 .400
Total 7.688 10
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
63
1
(Constant) -3.771 4.645
-.812 .440
X1 1.648E-005 .000 .632 2.501 .037 .815 1.227
X2 2.909E-008 .000 .236 .932 .379 .815 1.227
a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) X1 X2
1
1 2.883 1.000 .00 .00 .02
2 .117 4.971 .00 .00 .83
3 .001 59.557 1.00 1.00 .15
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 8.0281 9.9863 8.7136 .66968 11
Residual -.98512 1.17194 .00000 .56597 11
Std. Predicted Value -1.024 1.900 .000 1.000 11
Std. Residual -1.557 1.852 .000 .894 11
a. Dependent Variable: Y
64
Charts
65
66