pengaruh metode montessori terhadap kemampuan membaca

123
PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI KELOMPOK B TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ST. HAJAR 105451103416 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

i

PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PERMULAAN DI KELOMPOK B TK ISLAM NURUL

QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ST. HAJAR

105451103416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2021

Page 2: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
Page 3: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
Page 4: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
Page 5: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

v

Page 6: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu

Sebagai penolongmu, sesungguhnya

Allah beserta orang-orang yang bersabar”

( Al-Baqarah : 153 )

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda, Ketulusannya

dari hati atas doa yang tak pernah putus, semangat yang tak

ternilai. Serta untuk orang-orang terdekatku yang tersayang.

2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar yang

telah banyak memberikan kemampuan dalam belajar.

Page 7: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

vii

ABSTRAK

St. Hajar. 2020. Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca

Permulaan di Kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Azizah Amal dan Pembimbing II Musfira

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh metode

Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di

TK Islam Nurul Quddus Barombong. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan

membaca permulaan anak di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong

Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Adapun jenis

penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pre-experimental design yang

menggunakan desain one group pretest-posttest. Desain ini terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Teknik

pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi dan tes. Subjek dalam

penelitian ini adalah kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota

Makassar sebanyak 13 anak didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan treatment metode

Montessori maka kemampuan membaca permulaan di kelompok B TK Islam Nurul

Quddus Barombong Kota Makassar mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan

pada hasil posttest dengan persentase yang tinggi pada penilaian berkembang

sangat baik (BSH).Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh kemampuan membaca permulaan setelah diberikan perlakuan

metode Montessori pada anak kelompok B di TK Islam Nurul Quddus Barombong

Kota Makassar.

Kata Kunci: Metode Montessori, Kemampuan Membaca Permulaan

Page 8: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadirat Allah S.W.T atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirim kan kepada Rasulullah S.A.W beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Montessori Terhadap

Kemampuan Membaca Permulaan Di Kelompok B TK Islam Nurul Quddus

Barombong” ini dapat di selesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

dapat mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis Bapak Tamsar dan Ibu Dahliah yang senantiasa memberi

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tak pamrih. Dan Kakakku

tercinta Sridianti, Muhajirin serta Adik tercinta Muh. Ilyas yang senantiasa

mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Demikian pula,

penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I dan pembimbing II, yang

telah memberikan bimbingan yang tak hentinya memberikan motivasi arahan serta

motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya

Page 9: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

ix

skripsi ini, kepada Ibu Dr. Azizah Amal, S.S.,M.Pd dan Ibu Hj. Musfira,

S.Ag.,M.Pd.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,

M.Pd., Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf

pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah dan guru-guru TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar,

Ibu Sutriani, S.Pd,. selaku guru kelompok B disekolah tersebut yang telah

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku serta seluruh rekan

mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan 2016

atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang

telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

Page 10: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

x

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, 29 Desember 2020

Penulis

Page 11: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. Kajian Teori ......................................................................................... 9

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 24

C. Hipotesis .............................................................................................. 27

Page 12: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... 28

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 29

D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 34

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 34

2. Hasil Analisis Deskriptif ................................................................ 35

3. Analisis Statistik Nonparametrik ................................................... 49

B. Pembahasan ......................................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56

A. Kesimpulan ......................................................................................... 56

B. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN .................................................................................................. 59

Page 13: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Kemampuan Membaca Permulaan Anak 5-6 Tahun 23

3.1 Pengukuran Tingkat Kemampuan Membaca Permulaan 31

4.1 Pretest Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal 35

4.2 Pretest Menyebutkan Simbol Huruf Konsonan 36

4.3 Pretest Kemampuan Menunjukkan Huruf Vokal 37

4.4 Pretest Kemampuan Menunjukkan Huruf Konsonan 37

4.5 Pretest Kemampuan Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan

Bunyi Yang Sama 38

4.6 Pretest Kemampuan Membaca Nama Sendiri 39

4.7 Pretest Kemampuan Membaca Nama Teman 39

4.8 Posttest Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal 42

4.9 Posttest Menyebutkan Simbol Huruf Konsonan 42

4.10 Posttest Kemampuan Menunjukkan Huruf Vokal 43

4.11 Posttest Kemampuan Menunjukkan Huruf Konsonan 44

4.12 Posttest Kemampuan Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan

Bunyi Yang Sama 44

4.13 Posttest Kemampuan Membaca Nama Sendiri 45

4.14 Posttest Kemampuan Membaca Nama Teman 46

4.15 Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 48

4.16 Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan 50

Page 14: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................ 26

Page 15: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 60

Lampiran 2. Instrumen Lembar Observasi Sebelum Uji Coba ........................ 61

Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi Setelah Uji Coba .......................... 62

Lampiran 4. Rubrik Penilaian .......................................................................... 63

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) .................. 66

Lampiran 6. Skenario Pembelajaran ................................................................ 72

Lampiran 7. Daftar Anak Didik ....................................................................... 75

Lampiran 8. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan

Anak Sebelum (pretest) .............................................................. 76

Lampiran 9. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan

Anak Setelah (posttest) ............................................................... 77

Lampiran 10. Data Mentah Pretest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 78

Lampiran 11. Data Mentah Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 80

Lampiran 12. Mencari Persentase Pretest ...................................................... 82

Lampiran 13. Mencari Persentase Posttest ...................................................... 83

Lampiran 14. Mencari Rangking ..................................................................... 84

Lampiran 15. Mencari Nilai 𝑧 ............................................................. 85

Lampiran 16. Mencari Rata-rata ...................................................................... 86

Lampiran 17. Tabel Wilcoxon Z Tabel ........................................................... 87

Lampiran 18. Keterangan Validasi .................................................................. 88

Lampiran 19. Surat Pengantar dari TU ............................................................ 89

Lampiran 20. Surat Izin Penelitian dari LP3M ................................................ 90

Lampiran 21.Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan ...................... 91

Page 16: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

xvi

Lampiran 22. Kartu Kontrol Penelitian ........................................................... 92

Lampiran 23.Surat Izin Penelitian dari TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota

Makassar .............................................................................. 93

Lampiran 24. Kartu Kontrol Bimbingan .......................................................... 94

Lampiran 25. Hasil Turniting .......................................................................... 96

Lampiran 26. Dokumentasi .............................................................................. 98

Page 17: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun

(di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional). Pada usia tersebut sangat menentukan bagi anak

mengembangkan seluruh potensi. Anak usia dini adalah kelompok anak yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik,

dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik

halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan

kecerdasan s piritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama),

bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak. Anak usia juga disebut usia emas atau golden Age dan

setelah berkembang dengan optimal apabila distimulasi atau diberi rangsangan

yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 Butir 14 menjelaskan bahwa:

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut.”

Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka

penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya pendidikan

Page 18: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

2

anak usia dini bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya

pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan pendidikan

anak usia dini dilakukan secara terpadu dan komprehensif.

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan

tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,

pengasuhan, serta pemberian pendidikan pada anak dengan menciptakan aura

dan lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang

memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami

pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara

mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-

ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Karena anak merupakan pribadi yang unik dan selalu melewati

berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan

oleh pendidik dan orang tua harus dapat memberikan kesempatan pada anak

untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, dan

hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap

perkembangan kepribadian anak. Seperti contoh: jika anak dibiasakan untuk

berdoa sebelum melakukan kegiatan baik dirumah maupun lingkungan sekolah

dengan cara yang paling mudah dimengerti anak, sedikit demi sedikit anak

pasti akan terbiasa untuk berdoa walaupun tidak didampingi oleh orang tua

ataupun guru mereka.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional

Page 19: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

3

Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang

kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan

pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,

bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas.

Bahasa merupakan lambang bunyi yang melambang kan pikiran,

perasaan, serta sikap manusia dalam mengadakan hubungan dengan orang lain.

Bahasa anak adalah bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan

keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan

pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Anak pada umumnya memakai bahasa dalam

kehidupannya untuk memenuhi, keinginan individu anak itu sendiri. Bahasa

anak usia dini perlu difasilitasi agar perkembangan bahasanya berkembang

secara optimal.

Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu

dikembangkan pada anak usia dini karena bahasa merupakan sarana untuk

berkomunikasi sehingga anak dapat mengekspresikan ide, pikiran, dan

perasaannya kepada orang lain. Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi

dalam empat aspek yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Dengan aspek-aspek tersebut seseorang akan lebih mudah untuk melakukan

interaksi dengan sesama sekaligus akan lebih mudah untuk mendapatkan

pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Sebagaimana telah

dikemukakan di atas, membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa

pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.

Page 20: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

4

Menurut Rahim (2007: 3) membaca merupakan suatu proses

dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca

mempunyai peranan yang utama dalam berbentuk makna. Membaca

merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan

membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai

keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan

yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan

kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya serta menarik

kesimpulannya mengenai maksud bacaan.

Sutan (2004:2) bacaan atau membaca dapat diartikan sebagai kegiatan

menelusuri, memahami hingga mengeksplorasikan sebagai simbol. Simbol

dapat berupa rangkaian huruf-huruf dalam suatu tulisan atau bacaan bahkan

gambar (dena, grafik, dan peta). Dari pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa membaca itu yaitu menelusuri, memahami hingga

mengeksplorasikan dengan simbol sehingga simbol dapat dibaca dan diartikan.

Masri Sareb Putra (2008:4) membaca permulaan lebih menekankan

pada pengkondisian siswa masuk dan mengenal bahan bacaan. Pada tahap ini

belum sampai pada pemahaman yang mendalam akan materi bacaan, apalagi

dituntut untuk menguasai materi secara menyeluruh.

Metode yang baik adalah metode yang dapat membuat anak aktif untuk

terus mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Tentunya metode

pembelajaran membaca pada anak TK memiliki karakteristik tersendiri.

Metode membaca dini disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan anak. Hal ini

Page 21: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

5

mengingat bahwa setiap anak mempunyai kepekaan cara membaca yang

berbeda satu sama lain. Aktivitas membaca dilakukan dalam suasana bermain

sambil belajar, dimana anak tidak dibebani dengan aktivitas pembelajaran

formal yang menegangkan karena mengingat kemampuan anak untuk

berkonsentrasi pada satu topik bahasan biasanya masih sangat terbatas.

Salah satu metode pembelajaran membaca dini adalah metode

Montessori. Hainstock (2008:32) menyatakan bahwa metode Montessori

adalah suatu bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan individual,

dimana anak memimpin atau mengatur belajarnya sendiri, memanfaatkan

media pembelajaran yang dapat diawasi dan diperbaiki bila salah oleh mereka

sendiri, guru cukup memantau kapasitas dan gaya anak. Metode ini didesain

untuk merangsang minat anak dalam belajar, menggali segala potensi dan

kemampuan anak baik fisik maupun psikisnya. Metode Montessori khususnya

pembelajaran membaca, membiarkan anak belajar membaca sesuai dengan

cara dan kesempatan yang ada. Inisiatif belajar anak didukung oleh bimbingan

guru yang menjadikan anak bisa membaca secara bertahap.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Islam Nurul Quddus

Barombong Kota Makassar, pada hari Senin, 10 sampai 12 Agustus 2020

berbagai upaya telah dilakukan guru untuk memberi bekal pengetahuan

membaca permulaan pada saat proses pembelajaran, namun kenyataanya

sampai sekarang ini kemampuan mengenalkan membaca pada anak masih

kurang. Hal ini dapat dilihat ketika anak diminta untuk menunjukkan huruf

untuk membentuk suku kata demi suku kata yang sering anak lihat disekitarnya

Page 22: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

6

atau membaca kata-kata yang memiliki makna yang dekat dengan anak, seperti

nama dirinya, nama ayah, ibu dan nama saudaranya, anak belum mampu

melakukannya.

Pelaksanaan membaca pada anak memang belum terlihat optimal,

pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi, kurangnya menggunakan

metode pembelajaran serta media pembelajaran, untuk meningkatkan

perkembangan membaca anak secara optimal maka diperlukan metode

pembelajaran yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Djunaidi (1987:27) bahwa “Berhasil tidaknya suatu program

pembelajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan,

karena metode lah yang menentukan isi dan cara mengajar bahasa”.

Berkaitan dengan permasalahan diatas, pembelajaran berbahasa salah

satunya kemampuan membaca dini dipandang perlu untuk diperbaiki proses

dan hasilnya. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui Montessori

sebagai metode alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada.

Melalui metode ini pembelajaran membaca dini di TK Islam Nurul Quddus

Barombong Kota Makassar diharapkan mengalami peningkatan dan perubahan

yang lebih baik.

Page 23: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh metode Montessori

terhadap kemampuan membaca permulaan di kelompok B TK Islam Nurul

Quddus Barombong Kota Makassar?”

C. Tujuan Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan membaca

permulaan di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota

Makassar.

D. Manfaat masalah

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, tentang cara

meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak TK.

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa dan memperkaya

khazanah penelitian tentang cara meningkatkan kemampuan membaca

permulaan anak TK.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, dalam penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan

minat membaca anak.

Page 24: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

8

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

pendekatan pembelajaran permulaan yang sesuai dengan tahap

perkembangan anak TK.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi

pendidik dalam menyusun kegiatan pembelajaran khususnya membaca

permulaan pada anak TK.

d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk calon

peneliti, untuk melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

e. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang metode pembelajaran pada umumnya, dan

menggunakan metode Montessori dalam meningkatkan kemampuan

membaca permulaan anak TK.

Page 25: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Aziza, 2020 dengan judul Pengaruh Metode Montessori Dalam

Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Anak Usia Dini di

Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Metode Montessori berpengaruh terhadap pengembangan konsep

matematika anak usia dini.

b. Liestiana, 2019 yang dilakukan oleh Hana Liestiana dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Terhadap

kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK

Dharma Wanita Hanura.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan

menggunakan media kartu kata bergambar dapat mempengaruhi

kemampuan membaca permulaan anak usia dini.

Page 26: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

10

2. Metode Montessori

a. Sejarah Montessori

Menurut Gutex (2015) bahwa metode Montessori adalah suatu metode

pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari

Dr.Maria Montessori. Maria Montessori diakui sebagai salah satu pendidik

besar. Kisah hidupnya merupakan kisah yang luar biasa, kisah seorang

perempuan yang berdedikasi menggunakan kemampuan ilmiahnya,

pengalamannya, dan wawasannya untuk mengembangkan sebuah metode

pendidikan yang melawan pola-pola pendidikan yang konvensional.

Kebiasaan-kebiasaan lama yang dia lawan bukan hanya dalam bidang

pendidikan: dia juga berjuang mengatasi rintangan-rintangan yang

menghalangi kebebasan kaum perempuan untuk masuk ke dalam karier-

karier baru.

Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, kota bukit

dengan pemandangan Laut Adriatik, di provinsi Ancona Italia. Dia adalah

anak tunggal dari Alessandro Montessori, seorang manajer bisnis di

perusahaan monopoli tembakau milik Negara; dan Renilde Stoppani,

perempuan berpendidikan dari sebuah keluarga terpandang.

Masa kecil Maria Montessori tetap di kota kelahirannya. Pada masa itu

di daerah semenanjung Italia dikuasai oleh Prancis dan Australia, pada

akhirnya terjalin persatuan di Italia serta berhasil terbebas dari Australia.

Pada pertengahan 1870 Italia mengalami pemindahan kekuasaan tetapi

kondisi di Italia belum mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi

Page 27: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

11

Negara yang lebih baik. Kondisi Negara yang seperti itu tidak memberikan

pengaruh banyak pada kehidupan Montessori. Montessori hidup dalam

keluarga yang terbuka, demokrasi, dan disiplin sehingga Montessori pun

mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap masalah sosial di sekitarnya.

Tahun 1910 Montessori telah memperoleh pengakuan sebagai sorang

pendidik inovatif yang signifikan di tanah kelahirannya italia, dimana

memimpin sebuah sekolah percontohan dan sebuah institut pelatihan bagi

para direktris. Salah satu ciri pendekatan Montessori dalam Pendidikan

pengajar adalah bahwa metode Montessori harus dipelajari dan digunakan

tanpa penyimpangan dari bentuk yang asli.

b. Pembelajaran Metode Montessori

Montessori membagi belajar dalam tiga hal:

1) Tahap pertama: pengenalan akan identitas. Contohnya buatlah suatu

hubungan antara benda yang sedang ditunjukkan dengan nama benda itu.

2) Tahap kedua: pengenalan akan perbandingan. Tahap kedua ini untuk

meyakinkan bahwa anak memahami.

3) Tahap ketiga: perbedaan antara benda-benda yang serupa. Untuk tahap

ketiga ini lebih diajukan apakah anak-anak itu benar-benar ingat nama

benda itu. Tujuan proses belajar tiga tahap adalah, untuk mengajarkan

konsep-konsep baru dengan cara pengulangan. Dengan demikian akan

membantu anak-anak untuk memahami dengan lebih baik akan materi-

materi yang disajikan kepadanya. Cara ini juga membantu guru-guru

Page 28: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

12

melihat seberapa baik anak-anak menguasai dan menyerap apa yang

sedang diajarkan kepada mereka (Masyrofah: 2017)

c. Penerapan Metode Montessori

Dalam lingkungan yang siap, materi dan aktivitas tertentu mendukung

tiga aera dasar keterlibatan anak: kehidupan praktis atau pendidikan motorik,

materi sensorik untuk pelatihan indera, dan materi akademik untuk

pengajaran menulis, membaca dan matematika.

1) Kehidupan praktis

Lingkungan yang siap menekankan aktivitas motorik dasar

sehari-hari, seperti berjalan dari satu tempat ketempat lain dalam sikap

yang tertib, membawa benda seperti baki dan kursi, menyambut

pengunjung, mempelajari keterampilan perawatan diri, dan melakukan

aktivitas praktis lain. Sebagai contoh, “bingkai berpakaian” dirancang

untuk menyempurnakan keterampilan motorik yang mencakup

mengancingkan, membuka dan menutup resleting, mengikat, menekuk,

dan menali. Filosofi aktivitas semacam ini adalah membuat anak tidak

tergantung pada orang dewasa dan mengembangkan konsentrasi.

Aktivitas berbasis air memiliki peran besar dalam metode Montessori.

Anak diajari menggosok, mencuci, dan menuang sebagai sarana

pengembangan koordinasi. Latihan kehidupan praktis juga mencakup

mengelap cermin, sepatu, dan daun tanaman; menyapu lantai;

membersihkan furniture; dan mengupas sayur.

Page 29: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

13

Penganut Montessori yakin bahwa semakin anak tenggelam

dalam aktivitas, mereka secara bertahap memperpanjang rentang

konsentrasi. Seiring mereka mengikuti rangkaian tindakan yang teratur,

mereka belajar memperhatikan hal-hal yang detail. Pendidikan

Montessori juga meyakini bahwa konsentrasi dan keterlibatan melalui

indera memudahkan terjadinya pembelajaran. Pengajaran verbal guru

diupayakan seminimal mungkin; penekanan pada proses pengajaran

adalah pada menunjukkan cara memberi contoh dan mempraktikkan.

Aktivitas kehidupan praktis diajarkan melalui empat tipe latihan

yang berbeda. Kepedulian orang melibatkan aktivitas seperti

penggunaan bingkai berpakaian, memoles sepatu, dan mencuci tangan.

Kepedulian lingkungan mencakup pembersihan debu, mengelap meja,

dan menyapu daun. Hubungan sosial mencakup pelajaran mengenai

keanggunan dan kesopanan. Tipe latihan keempat yaitu analisis dan

kontrol gerakan yang meliputi aktivitas lokomotor seperti berjalan dan

menyeimbangkan diri.

2) Materi sensorik

Bagi banyak pendidik anak usia dini, inti program Montessori

yang mendukung gagasan Montessori mengenai cara terbaik

memfasilitasi pembelajaran anak. Banyak materi ini dirancang untuk

melatih dan menggunakan indera guna mendukung pembelajaran. Materi

sensorik Montessori populer, menarik, dan mendukung perkembangan

Page 30: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

14

kognitif anak. Materi otentik Montessori dibuat dengan baik dan tahan

lama.

Materi sensorik mencakup batang dan kubus berwarna cerah

serta huruf amplas. Salah satu tujuan materi sensorik ini adalah melatih

indera anak agar berfokus pada beberapa kualitas tertentu yang terlihat.

Contohnya, dengan batang merah, yaitu kualitas panjang; dengan kubus

menara merah mudah, yaitu kualitas panjang; dan dengan lonceng, yaitu

titian nada. Montessori merasa anak perlu dibantu membedakan antara

banyak rangsangan yang mereka terima. Oleh karena itu, materi sensorik

membantu membuat anak lebih mengenali kapasitas tubuh untuk

menerima, menafsirkan, dan menggunakan rangsangan. Dengan

demikian, materi sensorik Montessori dinamai didaktik, serta dirancang

untuk mengejar dan membantu anak belajar.

Materi sensorik membantu mempertajam kekuatan anak untuk

mengamati dan membedakan secara visual. Keterampilan ini berfungsi

sebagai. Dasar bagi kesiapan membaca awal umum. Kesiapan

pembelajaran sangat ditekankan dalam program anak usia dini.

Akhirnya, aktivitas sensorik bukan tujuan akhir. Tujuannya

adalah mempersiapkan anak menyambut periode sensitive yaitu menulis

dan membaca. Oleh karena itu, semua aktivitas ini merupakan langkah

awal dalam proses baca-tulis.

Materi pelatihan dan pengembangan indera memiliki

karakteristik berikut ini:

Page 31: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

15

a. Kontrol kesalahan

Materi dirancang agar anak, melalui pengamatan, dapat

melihat apakah mereka melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan aktivitas. Contohnya, jika anak tidak

menggunakan balok menara merah mudah dengan urutan yang

benar saat membangun menara, ia tidak akan mendapatkan

menara sempurna.

b. Pemisahan kualitas tunggal

Materi dirancang agar variabel lain tetap konstan kecuali

kualitas tunggal yang digunakan. Oleh karena itu, semua balok

pada menara berwarna merah muda karena ukuran merupakan

kualitas tersendiri yang dipelajari, bukan warna.

c. Keterlibatan aktif

Materi mendorong keterlibatan aktif daripada sekadar proses

pasif dengan cara melihat. Materi Montessori benar-benar

digunakan langsung oleh anak sehingga dapat disebut

pembelajaran aktif.

d. Daya tarik

Materi menarik, dengan warna dan proporsi yang memikat

anak. Dengan demikian, materi membantu memuaskan

kebutuhan estetika anak yaitu keindahan dan daya tarik.

3) Materi akademik untuk menulis, membaca dan matematika

Page 32: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

16

Tipe ketiga materi Montessori adalah akademik, yang dirancang

khusus untuk mendorong kemampuan menulis, membaca dan

matematika. Latihan menggunakan materi ini disajikan secara berurutan

yang mendukung menulis sebagai basis pembelajaran membaca.

Membaca, oleh sebab itu, muncul setelah menulis. Kedua proses

diperkenalkan begitu bertahap, sehingga anak tidak pernah menyadari

mereka belajar, menulis dan membaca hingga suatu hari mereka

menyadari sedang menulis dan membaca. Untuk mendeskripsikan

fenomena ini, Montessori berkata bahwa anak “masuk secara spontan”

ke menulis dan membaca. Ia mengantisipasi praktik saat ini seperti

pendekatan kontemporer keseluruhan bahasa dalam memadukan menulis

dan membaca serta mempertahankan bahwa melalui menulis anak

belajar membaca.

Montessori yakin banyak anak siap menulis pada usia empat

tahun. Akibatnya, anak yang memasuki program Montessori pada usia

tiga, telah melakukan hampir semua latihan sensorik saat berusia empat

tahun. Sudah lazim di kelas Montessori, anak yang berusia empat dan

lima tahun menulis dan membaca. Bahkan, keberhasilan anak dengan

keterampilan dan kemampuan akademik awal berfungsi sebagai magnet

untuk menarik perhatian publik dan orang tua (Morrison: 2012).

Page 33: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

17

d. Peran Guru Montessori

Guru Montessori menunjukkan perilaku tertentu untuk menerapkan

prinsip pendekatan yang berpusat pada anak. Berikut ini enam peran utama

guru dalam program Montessori:

1) Menghormati anak dan pembelajarannya

2) Membuat anak sebagai pusat pembelajaran.

3) Mendorong pembelajaran anak.

4) Mengamati anak

5) Mempersiapkan lingkungan pembelajaran.

6) Memperkenalkan materi pembelajaran dan mendemonstrasikan

pembelajaran (Morrison: 2012).

3. Membaca Permulaan

a. Pengertian Membaca Permulaan

Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

perbuatan. Menurut Susanto (2011:32) bahwa “kemampuan biasa merupakan

kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”.

Sedangkan Marijan (2012:52) kemampuan/ kompetensi adalah “kemampuan

bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari

pengetahuan,sikap dan keterampilan yang dimiliki.

Membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997) adalah melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam

hati). Menurut definisi ini, membaca diartikan sebagai kegiatan untuk menelaah

atau mengkaji isi dari tulisan, baik secara lisan maupun dalam hati untuk

Page 34: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

18

memperoleh informasi atau pemahaman tentang sesuatu yang terkandung dalam

tulisan tersebut.

Menurut Anita (2009:20) bahwa “Membaca permulaan bukan hanya

kegiatan memandang lambang-lambang tertulis semata, tetapi berupaya

mengubah lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang

yang bermakna baginya”. A.S Broto (Abdurrahman, 2003:200) mengemukakan

bahwa “Membaca permulaan bukan hanya mengucapkan Bahasa tulisan atau

lambang bunyi Bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi Bahasa

tulisan”.

Adapun Soedarso (Abdurrahman, 2003:200) mengemukakan bahwa

"membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar

tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan,

pengamatan, dan ingatan”.

Bertolak dari beberapa definisi tentang membaca permulaan yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan

merupakan proses memperoleh makna dari Bahasa tulis yang di mulai dari

pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, penggunaan lambang-

lambang fonem yang menjelma menjadi rangkaian bunyi Bahasa dalam

kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.

b. Tujuan Membaca Permulaan

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang

membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan

dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas,

Page 35: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

19

guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus

yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa

itu sendiri.

Menurut Rahim (2007:11) tujuan membaca sebagai berikut:

1. Kesenangan

2. Menyempurnakan membaca nyaring

3. Menggunakan strategi tertentu

4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic

5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

tentang struktur teks

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Menurut Edu (2009:2) bahwa “tujuan membaca permulaan merupakan

suatu proses keterampilan dan kognitif”. Proses keterampilan menunjuk pada

pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses

kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah

dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.

Tujuan pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkat proses

pembelajaran membaca untuk menguasai system tulisan sebagai representasi

Page 36: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

20

visual Bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca

(learning to read). Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajara

membaca bagi anak sekolah dasar kelas awal. Anak belajar untuk memperoleh

kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan

dengan baik. Oleh karena itu guru, perlu merancang pembelajaran membaca

dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu

yang menyenangkan.

c. Tahap-tahap Membaca Permulaan

Menurut Steinberg (Suryana 2018:90) mengatakan bahwa, kemampuan

membaca anak usia dini dapat dibagi atas empat tahap perkembangan, yaitu:

1. Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan

Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan

menyadari bahwa buku ini penting, melihat dan membalik-

balikan buku, dan kadang-kadang ia membawa buku

kesukaannya.

2. Tahap membaca gambar

Anak usia taman kanak-kanak telah dapat memandang

dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam

kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi

makna gambar, menggunakan bahasa buku walaupun tidak

cocok dengan tulisannya. Anak sudah menyadari bahwa buku

memiliki karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf,

kata dan kalimat, serta tanda baca. Anak sudah menyadari

bahwa buku terdiri dari bagian depan, tengah, dan bagian

akhir.

3. Tahap pengenalan bacaan

Pada tahap ini, anak usia taman kanak-kanak telah dapat

menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fonem (bunyi huruf),

semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan kata atau kalimat)

secara bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada bahan

bacaan mulai mengingat kembali cetakan hurufnya dan

konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada

benda-benda di lingkungannya.

4. Tahap membaca lancar

Page 37: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

21

Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca lancar berbagai

jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

d. Faktor-faktor yang Mendukung Kesiapan Membaca Permulaan Anak

Menurut Tampubolon (1993:42) yang dimaksud dengan kesiapan

membaca (reading readiness) adalah “tingkat kematangan seorang anak yang

memungkinkannya belajar membaca tanpa suatu akibat negatif. Kematangan

yang dimaksud disini meliputi kematangan fisik, mental, linguistic (bahasa) dan

sosial”.

Keinginan anak untuk membaca merupakan salah satu indikator yang

menentukan siap tidaknya dia belajar membaca. Tumbuhnya motivasi instrinsik

ini perlu mendapat stimulus yang positif dari lingkungan anak. Peran orang tua

dan guru dalam menumbuhkan keinginan anak untuk membaca memiliki

kontribusi yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilakukan sedini mungkin, dalam

tahun-tahun awal kehidupan anak, misal melakukan kontak fisik dengan buku,

membacakan buku cerita untuk anak, memberikan kesempatan kepada anak

untuk menyentuh, membuka, dan mengamati buku.

Untuk dapat membaca dengan baik maka perlu disertakan dengan

kesiapan membaca. Menurut Tzu (Susanto,2011:84) bahwa kesiapan membaca

ini dapat diidentifikasi dari berbagai perilaku yang diperhatikan anak, yaitu:

1) Rasa ingin tahu tentang benda-benda di dalam lingkungan manusia, proses

dan sebagainya.

2) Mampu untuk menerjemahkan atau membaca gambar dengan

mengidentifikasi dan menggambarkannya.

Page 38: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

22

3) Menyeluruh dalam pembelajaran

4) Melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa percakapan khususnya

dalam kalimat.

5) Memiliki kemampuan untuk membedakan persamaan dan perbedaan

dalam suara secara cukup baik untuk mencocokkan atau suara dengan

lainnya.

6) Keinginan untuk belajar membaca .

7) Memiliki kematangan emosional yang cukup baik untuk dapat konsentrasi

dan terus-menerus dalam suatu tugas.

8) Memiliki kepercayaan diri dan stabilitas emosi.

e. Kriteria Anak yang Memiliki Kemampuan Membaca Permulaan

Tujuan dari membaca permulaan adalah agar anak dapat memahami isi

bacaan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca bukan hanya terkait

erat dengan kematangan gerak motorik mata tetapi juga tahap perkembangan

kognitif. Oleh karena itu, terdapat kriteria dasar untuk mengukur apakah anak

telah terampil dalam membaca permulaan atau belum. Menurut Abdurrahman

(2003: 2060) bahwa kriteria-kriteria tersebut antara lain:

1) Dalam membaca tidak melakukan penghilangan kata atau

huruf; 2) Tidak menyelipkan kata; 3) Tidak mengganti kata; 4)

Tidak mengucapkan kata salah; 5) Tidak mengucapkan kata

dengan meminta bantuan guru; 6) Tidak melakukan pengulangan;

7) Tidak melakukan pembalikan kata atau huruf; 8) Melakukan

pembetulan sendiri; 9) Tidak ragu-ragu dalam membaca; 10)

Tidak tersendat-sendat dalam membaca.

f. Indikator Membaca Permulaan

Page 39: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

23

Dari beberapa tingkat pencapaian perkembangan anak yang ada berkaitan

dengan kemampuan membaca permulaan usia 5-6 tahun yang merujuk pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137

tahun 2014, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6

Tahun

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian

Perkembangan Anak

Indikator

Keaksaraan Menyebutkat simbol-

simbol huruf yang

dikenal

- Menyebutkan simbol –

simbol huruf vokal

- Menyebutkan simbol

huruf konsonan

- Menunjukkan simbol

huruf vokal

- Menunjukkan simbol

huruf konsonan

Menyebutkan kelompok

gambar yang memiliki

bunyi/huruf awal yang

sama

Menyebutkan kelompok

gambar yang memiliki

bunyi huruf awalan yang

sama

Membaca nama sendiri - Membaca nama sendiri

- Membaca nama teman

B. Kerangka Pikir

Page 40: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

24

Anak usia dini adalah merupakan sosok individu yang sedang menjalani

suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan

selanjutnya dan berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun. Pada masa ini proses

pertumbuhan dan perkembangan dan anak dalam berbagai aspek sedang sedang

mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat dalam

rentang perkembangan hidup manusia. Oleh karena itu pada masa tersebut (0

sampai 8 tahun) para ahli menyebutnya sebagai usia emas (golden age). Dan

untuk merangsang potensi perkembangan yang dimiliki anak tersebut, maka

setiap anak membutuhkan stimulus yang baik diantaranya yaitu memberikan

asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan dan rangsangan pendidikan

yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Dari beberapa aspek perkembangan dan pertumbuhan yang dimiliki oleh

tiap anak, maka salah satu perkembangan yang ingin kita kembangkan atau

tingkatkan adalah perkembangan bahasa yaitu kemampuan membaca permulaan

anak, karena dengan berkembangnya kemampuan tersebut akan merangsang

atau menstimulasi perkembangan-perkembangan lainnya yang dimiliki oleh tiap

anak.

Kemampuan membaca permulaan adalah merupakan suatu proses

keterampilan dan proses yang dimiliki oleh tiap anak, dimana proses

keterampilan tersebut menunjuk pada pengenalan huruf dan penguasaan

lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penguasaan

lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu

kata atau kalimat sehingga dapat dikatakan kemampuan membaca permulaan

adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak pada tahap awal.

Untuk memperoleh kemampuan membaca permulaan pada anak maka

diperlukan tiga indikator, yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal,

Page 41: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

25

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awalan yang sama,

membaca nama sendiri. Oleh karena untuk mengembangkan kemampuan

membaca permulaan anak maka dibutuhkan metode atau cara yang tepat yang

mampu merangsang kemampuan anak. Salah satunya dengan menggunakan

metode Montessori.

Metode Montessori merupakan suatu metode pendidikan untuk anak-

anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori.

Tujuan pokok yang hendak dicapai Montessori adalah membuat anak-anak

mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. “Tak ada orang bebas, kecuali

dia MANDIRI” adalah motto terkenal Montessori yang menjadi filosofi penting

dalam pendekatannya. Oleh karena itu, dalam pendekatan Montessori hampir

tidak pernah ditemukan hukuman. Hukuman yang diberikan hanya mengisolasi

anak untuk tidak bergerak dan tidak melakukan apa pun.

Page 42: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

26

Untuk lebih jelasnya maka dijelaskan dalam bentuk kerangka pikir

sebagai berikut:

posttest

C. Hipotesis

Guru Anak Usia Dini

Pembelajaran

Mekanisme Pelaksanaan

- Kegiatan awal

- Kegiatan inti

- Kegiatan akhir

Metode Montessori

- Pengenalan akan

identitas

- Pengenalan akan

perbandingan

- Perbedaan antara

benda-benda yang

serupa

Kemampuan Membaca Permulaan

- Menyebutkan simbol-simbol huruf yang

dikenal

- Menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi/huruf awalan yang

sama.

- Membaca nama sendiri

Pretest

Posttest

Page 43: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

27

Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke

dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh

peneliti. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, maka

hipotesis statistik yang diangkat oleh penulis adalah:

a. Ho diterima apabila Z hitung < Z tabel, artinya tidak ada perbedaan penggunaan

metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak.

b. Ho ditolak apabila Z hitung ≥ Z tabel, artinya ada perbedaan penggunaan metode

Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak.

Page 44: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 79) penelitian eksperimen adalah sebuah

metode penelitian yang bisa digunakan untuk mencari pengaruh dari sebuah

perlakuan tertentu di dalam kondisi yang dikendalikan. Penelitian yang

digunakan disini adalah Pre-Eksperimental, yang akan mengkaji pengaruh

metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan di Taman Kanak-

kanak Islam Nurul Quddus Barombong. Desain Eksperimen yang digunakan

yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Jenis ini terdapat

pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan. Desain ini digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan

X : Perlakuan

O2 : Posttest (setelah diberi perlakuan)

Page 45: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

29

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK Islam

Nurul Quddus Barombong Kota Makassar yang terdiri dari 13 orang peserta

didik

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non

probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam non probability sampling ini

teknik yang digunakan adalah sampling jenuh yang penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2014:84-85).

Oleh sebab itu peneliti mengambil sampel yaitu siswa kelompok B yang

terdiri dari 13 orang peserta didik.

C. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan

pengaruh yaitu metode Montessori sedangkan variabel terikat adalah variabel

yang mendapatkan pengaruh yaitu penguasaan membaca permulaan anak.

Adapun definisi operasional penelitian sebagai berikut.

1) Metode Montessori dalam penelitian ini adalah cara pembelajaran dengan

bermain dan menggunakan kartu kata secara kontekstual untuk menambah

perbendaharaan kata yang fungsional. Adapun mekanisme yaitu: 1) kegiatan

Page 46: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

30

awal meliputi penjelasan tema, penjelasan tujuan, 2) kegiatan inti

pelaksanaan metode Montessori, 3) kegiatan akhir diskusi dan refleksi.

2) Penguasaan membaca permulaan anak adalah penguasaan dan proses

kognitif yang dimiliki seorang anak dalam hal: 1) Menyebutkan simbol-

simbol huruf yang dikenal. 2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-

benda yang ada di sekitarnya. 3) Membaca nama sendiri.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih sistematis sehinggalebih mudah

diolah, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi. Dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh data untuk mendapatkan data.

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

yang terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala bertingkat (ranting

sale). Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda check list (√)

apabila yang diamati muncul atau sesuai dengan instrumen dan dengan deskripsi

kemampuan yang diharapkan dicapai anak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes Perlakuan

Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan anak dalam aspek bahasa atau tingkat penguasaan materi yang

lainnya. Tes dalam penelitian ini yaitu tes lisan untuk mengamati penerapan

metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan.

Page 47: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

31

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati kemampuan membaca

permulaan yang sesuai pada indikator penilaian yaitu menyebutkan simbol-

simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-

benda yang ada di sekitarnya, membaca nama sendiri. Pengamatan

dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi dengan tanda centang

atau checklist. Observasi dilaksanakan didalam ruangan kelompok B dengan

jumlah 13 anak didik.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat.

Hal tersebut membantu peneliti dan guru pada saat melakukan analisis

terkait dengan proses pembelajaran membaca permulaan anak yang telah

dilakukan. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa catatan lapangan

dan foto.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh yaitu dengan menceklis kemampuan membaca

permulaan anak pada lembar observasi dengan kategori yang digunakan, yang

diubah dalam angka-angka sebagai nilai yang dicapai dengan menggunakan

skala pengukuran terlihat pada table 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan

membaca permulaan anak berikut ini:

Tabel 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan membaca permulaan anak

No. Kategori Nilai

1. Belum berkembang 1

2. Mulai berkembang 2

3. Berkembang sesuai harapan 3

4. Berkembang sangat baik 4

Page 48: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

32

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis

data yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan tentang

kemampuan membaca permulaan anak antara sebelum dan sesudah diberi

perlakuan metode Montessori yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik

nonparametrik.

a. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis

deskriptif yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif

kuantitatif dimaksudkan menggambarkan tingkat kemampuan membaca permulaan

anak didik di Taman Kanak-kanak Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar

sebelum dan sesudah perlakuan berupa metode Montessori dengan menggunakan

tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus persentase, yaitu:

𝑝 =𝑓

𝑁×÷ 100 %

Dimana :

P = Persentase

f = Frekuensi yang dicari persentase

N = Jumlah Subyek (sampel)

Guna memperoleh gambaran umum tentang kemampuan

membaca permulaan anak di Taman Kanak-kanak Islam Nurul Quddus

barombong sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) berupa

dengan menggunakan metode Montessori, maka untuk keperluan tersebut,

maka dilakukan perhitungan rata-rata skor peubah dengan rumus :

Page 49: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

33

𝑀𝑒 =∑ 𝑋

𝑁

Di mana :

Me : Mean (rata-rata)

Xi : Nilai X

N : Banyaknya subjek

b. Analisis Statistik Nonparametrik

Teknik analisis non parametrik merupakan analisis yang tidak memerlukan

adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi, cara pengujian tidak

berdasarkan pada distribusi populasi yang ada, sehingga disebut uji bebas distribusi

sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015) statistika non parametrik tidak menuntut

terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus

berdistribusi normal dan untuk data nominal atau ordinal. Untuk analisis uji beda

digunakan analisis beda Wilcoxon dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan

Z = Landasan pengujian

T = Keseluruhan Jumlah rangking yang bertanda sama

N = Jumlah sampel

BAB IV

𝓏

=𝑇 −

𝑁(𝑁 + 1)4

√𝑁(𝑁 + 1)(2𝑁 + 1)24

Page 50: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota

Makassar yang terletak di Jl. Andi Mallombasi Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Taman Kanak-kanak ini memiliki 4

pegawai yang terdiri dari kepala sekolah Ibu Nurbaya N, S.Pd.I, 3 Orang

Guru. Jumlah anak didik sebanyak 26 anak didik yang terdiri dari Kelompok

A 13 anak didik dan Kelompok B 13 anak didik.

TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar memiliki 1 ruang

kantor, 2 ruang kelas dan 1 Wc. Program kegiatan pembelajaran di TK Islam

Nurul Quddus Barombong Kota Makassar mengacu pada Kurikulum 2013.

Proses pembelajaran yang terlaksana di TK Islam Nurul Quddus Barombong

Kota Makassar sesuai dengan RPPH dan RPPM dengan tema-tema pada

semester 1 yaitu tema diriku, keluargaku, lingkunganku dan binatang.

Sedangkan untuk semester 2 yaitu tema tanaman, kendaraan, alam semesta

dan negaraku.

2. Hasil Analisis Deskriptif

Page 51: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

35

a. Deskriptif Hasil Pretest

Untuk mengetahui kemampuan awal membaca permulaan anak

kelompok B di TK Islam Nurul Quddus Barombong maka peneliti

melakukan pretest sebelum melakukan treatment yakni model pembelajaran

Montessori. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan mengenai

aspek yang ingin dikembangkan dalam hal ini kemampuan membaca

permulaan pada anak didik kelompok B TK Islam Nurul Quddus

Barombong Kota Makassar. Adapun indikator pretest yang digunakan pada

penelitian ini adalah : 1) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal, 2)

Menyebutkan huruf konsonan, 3) Menunjukkan huruf vokal, 4)

Menunjukkan huruf konsonan, 5) Menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki awalan bunyi yang sama, 6) membaca nama sendiri, 7) Membaca

nama teman.

Hasil analisis deskriptif pretest tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 9 69%

Berkembang sesuai harapan 4 31%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Page 52: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

36

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf

vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 9 anak didik yang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (69%) dan 4 anak didik yang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (31%).

Tabel 4.2 Menyebutkan Huruf Konsonan

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 8 62%

Mulai berkembang 5 38%

Berkembang sesuai harapan 0 0%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan huruf konsonan, dapat

dilihat dari 13 anak didik terdapat 8 anak didik yang tingkat kemampuannya

belum berkembang (62%) dan 5 anak didik yang tingkat kemampuannya

mulai berkembang (38%).

Page 53: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

37

Tabel 4.3 Menunjukkan Huruf Vokal

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 2 15%

Mulai berkembang 3 23%

Berkembang sesuai harapan 8 62%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan menunjukkan huruf vokal, dapat

dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya

belum berkembang (15%), 3 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (23%) dan 8 anak didik yang tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (62%).

Tabel 4.4 Menunjukkan Huruf Konsonan

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 2 15%

Mulai berkembang 8 62%

Berkembang sesuai harapan 3 23%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Page 54: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

38

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan menunjukkan huruf konsonan, dapat

dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya

belum berkembang (15%), 8 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (62%) dan 3 anak didik yang tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (23%).

Tabel 4.5 Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan Bunyi

Yang Sama

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 3 15%

Mulai berkembang 2 62%

Berkembang sesuai harapan 8 23%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat

3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 2 anak

didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%) dan 8 anak

didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (62%).

Tabel 4.6 Membaca Nama Sendiri

Page 55: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

39

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 3 15%

Mulai berkembang 9 69%

Berkembang sesuai harapan 1 8%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan membaca nama sendiri, dapat dilihat

dari 13 anak didik terdapat 3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum

berkembang (23%), 9 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (69%) dan 1 anak didik yang tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (8%).

Tabel 4.7 Membaca Nama Teman

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 3 15%

Mulai berkembang 10 77%

Berkembang sesuai harapan 0 0%

Berkembang sangat baik 0 0%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil pretest kemampuan membaca nama teman, dapat dilihat

Page 56: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

40

dari 13 anak didik terdapat 3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum

berkembang (23%), 10 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (77%).

Analisis deskriptif hasil pretest kemampuan membaca permulaan untuk

anak usia dini dalam metode Montessori dengan menggunakan media kartu

kata bergambar untuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf vokal

dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 9 orang yang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (69%) dan hanya 4 orang yang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (31%). Untuk kemampuan

menyebutkan huruf konsonan, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 8

orang yang tingkat kemampuannya belum berkembang (62%) dan 5 orang

yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (38%).

Untuk kemampuan menunjukkan simbol-simbol huruf vokal dapat

dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang yang tingkat kemampuannya

belum berkembang (15%), 3 orang yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (23%) dan 8 orang yang tingkat kemampuannya berkembang

sesuai harapan (62%). Untuk kemampuan menunjukkan huruf konsonan

dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang yang tingkat

kemampuannya belum berkembang (15%), 8 orang yang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (62%) dan 3 orang yang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (23%).

Untuk kemampuan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki

awalan bunyi yang sama, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 3 anak

Page 57: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

41

didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 2 anak didik

yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%) dan 8 anak didik

yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (62%). Untuk

kemampuan membaca nama sendiri dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat

3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 9 anak

didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (69%) dan 1 anak

didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (8%). Untuk

kemampuan membaca nama teman, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat

3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 10

anak didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (77%).

b. Deskriptif Hasil Posttest

Setelah diberikan pretest pada anak, selanjutnya kita berikan

tindakan (treatment) adalah pemberian perlakuan pada subjek. Dalam

penelitian ini menggunakan media kartu kata bergambar dengan

menggunakan metode Montessori. Bentuk kegiatan yang dilakukan sama

dengan kegiatan yang diberikan pada saat melakukan pretest. Adapun

hasil analisis posttest tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 1 8%

Page 58: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

42

Berkembang sesuai harapan 6 46%

Berkembang sangat baik 6 46%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan simbol-simbol

huruf vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat hanya 1 orang

tingkat kemampuannya mulai berkembang (8%), 6 orang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (46%), dan 6 orang juga

tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (46%).

Tabel 4.9 Menyebutkan Huruf Konsonan

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 1 8%

Berkembang sesuai harapan 10 77%

Berkembang sangat baik 2 15%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan huruf konsonan,

dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat hanya 1 orang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (8%), 10 orang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (77%), dan 2 orang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (15%).

Page 59: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

43

Tabel 4.10 Menunjukkan Simbol-simbol Huruf Vokal

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 2 15%

Berkembang sesuai harapan 5 38%

Berkembang sangat baik 6 46%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menunjukkan simbol-

simbol huruf vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang

tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%), 5 orang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%), dan 6 orang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (46%).

Tabel 4.11 Menunjukkan Huruf Konsonan

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 5 38%

Page 60: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

44

Berkembang sesuai harapan 7 54%

Berkembang sangat baik 1 8%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menunjukkan huruf

konsonan, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 orang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (39%), 7 orang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (54%), dan 1 orang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (8%).

Tabel 4.12 Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki

Awalan Bunyi Yang Sama

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 1 8%

Berkembang sesuai harapan 7 54%

Berkembang sangat baik 5 38%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan

kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat

dari 13 anak didik terdapat 1 orang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (8%), 7 orang tingkat kemampuannya berkembang sesuai

harapan (54%), dan 5 orang tingkat kemampuannya berkembang sangat

baik (38%).

Page 61: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

45

Tabel 4.13 Membaca Nama Sendiri

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 2 15%

Berkembang sesuai harapan 7 54%

Berkembang sangat baik 4 31%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan hasil posttest kemampuan membaca nama

sendiri, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang tingkat

kemampuannya mulai berkembang (15%), 7 orang tingkat

kemampuannya berkembang sesuai harapan (54%), dan 4 orang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (31%).

Page 62: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

46

Tabel 4.14 Membaca Nama Teman

Tingkat Kemampuan N Persentase

Belum berkembang 0 0%

Mulai berkembang 5 38%

Berkembang sesuai harapan 5 38%

Berkembang sangat baik 3 23%

Total 13 100%

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan hasil posttest kemampuan membaca nama teman,

dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 orang tingkat kemampuannya

mulai berkembang (38%), 5 orang juga tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (38%), dan 3 orang tingkat kemampuannya

berkembang sangat baik (23%).

Analisis deskriptif hasil post test kemampuan membaca

permulaan untuk anak usia dini dalam metode Montessori dengan

menggunakan media kartu kata bergambar untuk kemampuan

menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dapat dilihat dari 13 anak didik

terdapat 1 orang yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (8%),

6 orang yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (46%)

dan 6 orang juga tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (6%).

Untuk kemampuan menyebutkan huruf konsonan, dapat dilihat dari 13

anak didik terdapat 1 orang yang tingkat kemampuannya belum

berkembang (8%), 10 orang yang tingkat kemampuannya mulai

Page 63: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

47

berkembang (77%) dan 2 orang yang tingkat kemampuannya

berkembang sangat baik (15%). Untuk kemampuan menunjukkan

simbol-simbol huruf vokal dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2

orang yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%), 5 orang

yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%) dan 6

orang yang tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (46%).

Untuk kemampuan menunjukkan huruf konsonan dapat dilihat

dari 13 anak didik terdapat 5 orang yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (38%), 7 orang yang tingkat kemampuannya berkembang

sesuai harapan (54%) dan 1 orang yang tingkat kemampuannya

berkembang sangat baik (8%). Untuk kemampuan menyebutkan

kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat

dari 13 anak didik terdapat 1 anak didik yang tingkat kemampuannya

mulai berkembang (8%), 7 anak didik yang tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (54%) dan 5 anak didik yang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (38%).

Untuk kemampuan membaca nama sendiri dapat dilihat dari 13

anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai

berkembang (15%), 7 anak didik yang tingkat kemampuannya

berkembang sesuai harapan (54%) dan 4 anak didik yang tingkat

kemampuannya berkembang sangat baik (31%). Untuk kemampuan

membaca nama teman, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 anak

didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (38%), 5 anak

Page 64: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

48

didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%)

dan 3 anak didik yang tingkat kemampuannya berkembang sangat baik

(23%).

c. Deskripsi Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Anak

Data dari skor dari pretest kemudian akan dibandingkan dengan

data skor posttest untuk melihat selisih nilai (skor) data sebelum

diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Peningkatan skor

peserta didik terhadap kemampuan membaca permulaan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan kartu kata bergambar

melalui metode Montessori dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Anak

No SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

PRETEST

SKOR

POSTTEST

HASIL NILAI

PENINGKATAN

1. NA 16 23 7

2. NAS 13 21 8

3. IK 8 14 6

4. TS 18 25 7

5. SRS 18 28 10

6. MF 10 19 9

7. ABR 13 19 6

8. LS 8 17 9

9. MFR 17 20 3

Page 65: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

49

10 HA 15 21 6

11. SA 17 26 9

12. AA 15 26 11

13. FA 15 25 10

Jumlah 183 284 101

Rata-rata 14 22 8

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 13 subjek penelitian

mengalami peningkatan kemampuan membaca permulaan setelang

menggunakan kartu kata bergambar dengan melalui metode Montessori.

Skor terendah peserta didik kelompok B pada saat pretest adalah 8 dan

setelah diberi perlakuan posttest skor tertinggi adalah 28. Berdasarkan

data hasil penelitian dapat dilihat bahwa peserta didik kelompok B

mengalami perubahan.

3. Analisis Statistik Nonparametrik

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data dari hasil observasi

sebelum dan setelah melakukan treatment, maka dapat diketahui bahwa

terdapat pengaruh penggunaan metode Montessori terhadap kemampuan

membaca permulaan. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan analisis uji

wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Data sebelum (O1) dan sesudah (O2) perlakuan diterapkan beda

selisih skor

b. Membuat rangking dari keseluruhan jumlah anak (tanpa

memperdulikan tanda) dengan cara mengurutkan nilai dari yang

tertinggi sampai yang terendah. Kemudian diberi angka yang

menunjukkan rangking mulai dari angka 1, 2, dan seterusnya. Nilai

Page 66: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

50

yang sama harus diberikan rangking yang sama pula yaitu dengan

membagi bilangan nilai rangking secara adil pada semua pemilik

nilai yang sama. Bubuhkan pada setiap rangking tanda (+ atau -)

c. Untuk menetapkan nilai T nilai tanda yang terkecil dijumlahkan dari

kedua kelompok rangking yang memiliki tanda yang sama dan N

didapatkan dari jumlah sampel yang diteliti.

d. Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai Z yang diperoleh

dengan nilai Z pada uji bertanda Wilcoxon.

Untuk lebih jelasnya hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.16 Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan

Membaca Permulaan Anak

No

Nama

Anak

Nilai Statistik

Kemampuan Membaca

Permulaan

Selisih

Nilai

(O2)-(O1)

Rangking

Tanda

rangking

Sebelum

O1

Sesudah

O2 + -

1 NA 16 23 7 8 8

2 NAS 13 21 8 7 7

3 IK 8 14 6 11 11

4 TS 18 25 7 8 8

5 SRS 18 28 10 2,5 2,5

6 MF 10 19 9 5 5

7 ABR 13 19 6 11 11

8 LS 8 17 9 5 5

9 MFR 17 20 3 13 13

10 HA 15 21 6 11 11

Page 67: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

51

11 SA 17 26 9 5 5

12 AA 15 26 11 1 1

13 FA 15 25 10 2,5 2,5

Jumlah Nilai 183 284 101

Nilai T = 90

Nilai Rata-rata 14 22 8

Sumber: Hasil Penelitian, 2020

Berdasarkan tabel 4.16 mengenai data kemampuan membaca permulaan

ditemukan bahwa sebelum dan sesudah penggunaan metode Montessori

menunjukkan bahwa rangking yang bertanda (+) = 87 dan jumlah rangking yang

bertanda (-) = 0

Dalam pengambilan keputusan jika Z hitung ≤ Z tabel artinya HO

diterima dan HI ditolak artinya tidak ada perbedaan penggunaan metode

Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada kelompok B di TK

Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar dan jika Z hitung ≥ Z tabel

artinya HO ditolak dan HI diterima artinya ada perbedaan penggunaan metode

Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B

di TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.

Adapun nilai Z hitung yang diperoleh yaitu 3,07 dan Z tabel 1,645 maka

diperoleh Z hitung (3,07) ≥ Z tabel (1,645) sehingga HO ditolak dan HI diterima

artinya ada perbedaan penggunaan metode Montessori terhadap kemampuan

membaca permulaan pada anak kelompok B TK Islam Nurul Quddus

Barombong Kota Makassar. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

nilai pada kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah mendapatkan

perlakuan berupa penggunaan metode Montessori.

Page 68: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

52

B. Pembahasan

Hasil penelitian berdasarkan observasi yang dilakukan sebelumnya

bahwa subjek yang digunakan di Tk Islam Nurul Quddus Barombong Kota

Makassar dengan jumlah 13 anak didik pada kelompok B sebelum anak

menerima perlakuan berupa penggunaan kartu kata bergambar melalui metode

Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang

dan mulai berkembang.

Pada hasil penelitian berdasarkan observasi setelah pemberian

perlakuan, kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan hasil yang baik.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase yang terjadi pada

kategori mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat

baik. Adanya perbedaan kemampuan membaca permulaan anak sebelum dan

setelah perlakuan dengan menggunakan metode Montessori yang menggunakan

media kartu kata bergambar menunjukkan bahwa adanya pengaruh nyata

peningkatan kemampuan membaca permulaan anak dilihat dari nilai rata-rata

dari pretest terdapat 14 dan nilai rata-rata hasil posttest terdapat 22.

Pada observasi awal yang dilakukan beberapa anak belum mampu

menyebutkan simbol-simbol huruf vokal apalagi menunjukkan huruf

dikarenakan beberapa anak masih kebingungan dan pada saat anak diminta

menyebutkan dan menunjukkan yang mana huruf konsonan asih banyak anak

yang masih terdiam karena belum mengetahui yang dimaksud huruf konsonan.

Dan pada saat anak diminta untuk menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki awalan bunyi yang sama anak masih kesulitan dalam menyebutkan

Page 69: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

53

kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama karena anak belum

paham mengenai kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama.

Selain itu anak juga belum mampu membaca nama sendiri serta nama temannya.

Hal ini terjadi karena kurang menariknya bagi anak dalam pembelajaran yang

diberikan oleh guru dan jarang melatih anak dalam mengenalkan huruf apalagi

disaat masa pandemik sekarang ini tidak terlalu banyak waktu dalam

pembelajaran di sekolah.

Pada saat observasi akhir, setelah anak diberikan perlakuan berupa

penggunaan kartu kata bergambar melalui metode Montessori, kemampuan

membaca anak dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan

anak pada saat anak diminta untuk menyebutkan huruf vokal anak sudah mampu

dalam menyebutkan dan menunjukkan dengan benar. Dan pada saat anak

diminta untuk menyebutkan dan menunjukkan huruf konsonan beberapa anak

sudah berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik dalam menyebut

dan menunjukkan huruf konsonan. Selain itu, pada saat anak diminta untuk

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang saman anak

sudah mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan sudah ada beberapa

anak yang berkembang sangat baik dalam menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki awalan bunyi yang sama. Disamping itu pada saat anak diminta untuk

membaca nama sendiri dan nama temannya sudah ada beberapa anak yang sudah

mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan ada juga beberapa anak

sudah berkembang sangat baik dalam membaca nama sendiri dan nama

temannya dengan baik.

Page 70: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

54

Hal ini dapat terjadi karena diberikannya suatu perlakuan yaitu dengan

menggunakan kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Anak-anak

senang dengan media yang disediakan dalam pembelajaran membaca melalui

metode Montessori. Hal ini terlihat dari minat, perhatian dan semangat anak

dalam menggunakan media membaca tersebut. Karena selama ini dalam

pembelajaran membaca dini guru jarang sekali menggunakan media-media yang

menarik perhatian anak, guru hanya menggunakan buku panduan membaca saja.

Media yang ada dalam Montessori cukup relevan untuk pembelajaran membaca

dan sesuai dengan kebutuhan anak.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Hainstock (2008:40) bahwa "pembelajaran Montessori lebih menekankan pada

kegiatan yang berhubungan dengan objek nyata. Anak dimotivasi agar mampu

mengeksplorasi dan menemukan keajaiban alam melalui kontak langsung agar

anak memiliki pengalaman nyata tentang dunia luar menurut perspektif anak".

Melalui pengalaman nyata akan memberikan anak landasan belajar abstrak.

Artinya bahwa ketika anak mulai belajar bahasa (membaca) misalnya, anak telah

siap memiliki banyak pengetahuan yang konkret yaitu melalui pemanfaatan

media kartu kata bergambar.

Selain itu Dhieni, dkk (2008:5.5) mengungkapkan bahwa membaca

permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terpadu, yang menitik

beratkan pada pengenalan huruf dan kata, menghubungkan dengan bunyi.

Dengan melakukan metode Montessori yang menggunakan kartu kata

bergambar kemampuan membaca permulaan anak dapat meningkat karena anak

Page 71: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

55

belajar dalam pengenalan huruf vocal dan konsonan dan pengenalan dalam

membaca.

Hasil penelitian dengan menggunakan media kartu kata bergambar

melalui metode Montessori berdasarkan uji beda wilcoxon terdapat perbedaan

signifikan kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah penggunaan

media kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Dalam hal ini rata-rata

skor kemampuan membaca permulaan anak sesudah penggunaan media kartu

kata bergambar melalui metode Montessori lebih tinggi dibandingkan dengan

rata-rata skor kemampuan membaca permulaan anak sebelum penggunaan

media kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Hal ini disebabkan

karena media kartu kata bergambar melalui metode Montessori membuat anak

didik tertarik dengan berbagai gambar yang terdapat dalam media serta dapat

memberikan suasana yang berbeda terhadap pembelajaran pengembangan

kemampuan membaca permulaan.

Page 72: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan rumusan masalah dapat disimpulkan

pada hasil penelitian berdasarkan observasi setelah pemberian perlakuan,

kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan hasil yang baik. Hal

tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah persentase yang terjadi

pada kategori mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang

sangat baik. Dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung (3,07) ≥ Z tabel

(1,645), dengan demikian disimpulkan bahwa metode Montessori

mempengaruhi peningkatan kemampuan membaca permulaan di kelompok B

TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Metode Montessori telah memberikan pengaruh positif terhadap

kemampuan membaca permulaan anak usia dini, untuk itu diharapkan

para pembina dan para guru taman kanak-kanak dapat menerapkan

metode pembelajaran ini berdasarkan konsep bermain yang jelas dan

terstruktur dalam mengaplikasikan pada saat proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut,

diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini sehingga penelitian

selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.

Page 73: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

57

DAFTAR PUSTAKA

Aulia. 2012. Revolusi Pembuat anak Candu Membaca. Jogjakarta: Flash Books

Anita, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Press

Abdurrahman, Mukjono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar.Cetakan pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anggraeni Ria. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

Melalui Penggunaan Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok B1 TK Aba

Karangmojo XVII Karangmojo Gunungkidul. Skripsi tidak diterbitkan.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Aziza Aspiya. 2020. Pengaruh Metode Montessori dalam Meningkatkan

Pemahaman Konsep Matematika Anak Usia Dini di Banjarmasing. Jurnal

Pendidikan Anak, (Online), Vol. 6, No. 1, (http://doi.org/10.14421/al-

athfal.2020.61-02, diakses 02 Agustus 2020)

Dhieni, Nurbiana,dkk.2017. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang

Selatan:Universitas Terbuka

Edu, M.B. 2009. Membaca permulaan dan permainan bahasa. (Online),

http://mbahbrata-edu.blogspot.com. Diakses 03 Maret 2020

Gutek Gerald Lee. 2015. Metode Montessori Panduan Wajib untuk Guru dan

Orang Tua Didik PAUD. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mursid. 2018. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Marrison George, S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Jakarta Barat: PT Indeks

Maudyna, VD. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis

Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca Dan Menulis

Permulaan Siswa Kelas 1 SD Negeri Panembahan. Skripsi tidak

diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma

Masyrofah.2017. Model Pembelajaran Montessori Anak Usia Dini. Jurnal

Pendidikan Anak Usia Dini (Online). Vol.2

No.2(www.jurnal.uinbanten.ac.id diakses 2 Juli 2017)

Marijan. 2012. Metode Pendidikan Anak. Yogyakarta: Sabda Media

Nurdia. 2014. Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode iqra

pada kelompok B di taman kanak-kanak DDI Pajalele Kabupaten Pinran g.

Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar

Page 74: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

58

Purwanto, N.2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Permendikbud No.137.2014.Kurikulum 2014 PAUD: Jakarta

Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Susanto Ahmad.2012. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai

Aspeknya. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama

Suryana Dadan. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek

Perkembangan Anak. Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono.2008. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif dan

kualitatif dan R dan D.Bandung:Alfabeta

Sugiyono.2015.Metode Penelitian & Pengembangan Research and

Development.Bandung:Alfabeta

Tampubolon DP. 2015. Kemampuan membaca teknik membaca efektif dan

efisien. Bandung: CV Angkasa

Tampubulon.1993. Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca

Pada Anak. Bandung: Angkasa

Walujo Djoko Adi & Listyowati Anies. 2017. Kompendium PAUD. Cimanggis:

Prenada Media Group

Yoshinta Woro Indriyani. 2018. Kartu Suku Kata Untuk Membaca Permulaan

Berbasis Metode Montessori. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

Page 75: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

59

LAMPIRAN

Page 76: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

60

Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen

KISI-KISI INSTRUMEN

VARIABEL INDIKATOR INSTRUMEN

Metode Montessori

Tahap persiapan Menata lingkungan

Menyiapkan alat

Tahap pelaksanaan Menentukan tema yang

akan diajarkan

Membebaskan anak untuk

mengeksplorasi dirinya

Tahap penutup Melakukan diskusi

Mereview kembali

pembelajaran

Kemampuan membaca

permulaan

Menyebutkan simbol-

simbol huruf vokal dan

konsonan yang dikenal

Anak mampu

menyebutkan simbol-

simbol huruf vokal

Anak mampu

menyebutkan huruf

konsonan

Anak mampu

menunjukkan huruf vokal

Anak mampu

menunjukkan huruf

konsonan

Menyebutkan kata-kata

yang mempunyai fonem

yang sama

Anak mampu

menyebutkan kelompok

gambar yang memiliki

awalan bunyi yang sama

Membaca nama sendiri Anak mampu

membaca nama sendiri

Anak mampu membaca

nama teman

Page 77: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

61

Lampiran 2. Instrumen lembar observasi sebelum perlakuan

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)

Nama anak :

Kelompok :

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan

kemampuan membaca permulaan anak.

Belum berkembang (BB) = 1

Mulai berkembang (MB) = 2

Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3

Berkembang sangat baik = 4

No. Butir Pertanyaan Kriteria

BB MB BSH BSB

1 2 3 4

1. Anak mampu menyebutkan simbol-simbol huruf

vokal

2. Anak mampu menyebutkan huruf konsonan

3. Anak mampu menunjukkan huruf vokal

4. Anak mampu menunjukkan huruf konsonan

5. Anak mampu menyebutkan kelompok gambar

yang memiliki awalan bunyi yang sama

6. Anak mampu membaca nama sendiri

7. Anak mampu membaca nama teman

Page 78: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

62

Lampiran 3. Instrumen lembar observasi setelah perlakuan

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)

Nama anak :

Kelompok :

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan

kemampuan membaca permulaan anak.

Belum berkembang (BB) = 1

Mulai berkembang (MB) = 2

Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3

Berkembang sangat baik = 4

No. Butir Pertanyaan Kriteria

BB MB BSH BSB

1 2 3 4

1. Anak mampu menyebutkan simbol-simbol huruf

vokal

2. Anak mampu menyebutkan huruf konsonan

3. Anak mampu menunjukkan huruf vokal

4. Anak mampu menunjukkan huruf konsonan

5. Anak mampu menyebutkan kelompok gambar

yang memiliki awalan bunyi yang sama

6. Anak mampu membaca nama sendiri

7. Anak mampu membaca nama teman

Page 79: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

63

Lampiran 4. Rubrik penilaian

RUBRIK PENILAIAN

No. Aspek yang diamati Kriteria Deskriptif skor

1. Anak mampu

menyebutkan simbol-

simbol huruf vokal

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

menyebutkan huruf

vokal

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

menyebutkan huruf

vokal dengan bantuan

guru

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

menyebutkan huruf

vokal tanpa bantuan

guru

3

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

menyebutkan huruf

vokal tanpa bantuan

guru dan dapat

membantu temannya

4

2. Anak mampu

menyebutkan huruf

konsonan

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

menyebutkan huruf

konsonan

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

menyebutkan huruf

konsonan dengan

bantuan guru

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

menyebutkan huruf

konsonan tanpa

bantuan guru

4

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

menyebutkan huruf

konsonan tanpa

bantuan guru dan dapat

membantu temannya

4

3. Anak mampu

menunjukkan huruf

vocal

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

menunjukkan huruf

vokal

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

menunjukkan huruf

vokal dengan bantuan

guru

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

menunjukkan huruf

3

Page 80: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

64

vokal tanpa bantuan

guru

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

menunjukkan huruf

vokal tanpa bantuan

guru dan dapat

membantu temannya

4

2. Anak mampu

menunjukkan huruf

konsonan

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

menunjukkan huruf

konsonan

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

menunjukkan huruf

konsonan dengan

bantuan guru

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

menunjukkan huruf

konsonan tanpa

bantuan guru

3

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

menunjukkan huruf

konsonan tanpa

bantuan guru dan dapat

membantu temannya

4

3. Anak mampu

menyebutkan

kelompok gambar

yang memiliki

awalan bunyi yang

sama

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

menyebutkan

kelompok gambar

yang memiliki awalan

bunyi yang sama

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

menyebutkan

kelompok gambar

yang memiliki awalan

bunyi yang sama

dengan bantuan guru

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

menyebutkan

kelompok gambar

yang memiliki awalan

bunyi yang sama tanpa

bantuan guru

3

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

menyebutkan

kelompok gambar

yang memiliki awalan

bunyi yang sama tanpa

4

Page 81: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

65

bantuan guru dan dapat

membantu temannya

4. Anak mampu

memaca

nama sendiri

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

membaca nama sendiri

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

membaca nama sendiri

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

membaca nama sendiri

tanpa bantuan guru

3

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

membaca nama sendiri

tanpa bantuan guru dan

dapat membantu

temannya

4

5. Anak mampu

membaca nama

teman

Belum berkembang

(BB)

Anak belum mampu

membaca nama teman

1

Mulai berkembang

(MB)

Anak mulai mampu

membaca nama teman

2

Berkembang sesuai

harapan (BSH)

Anak mampu

membaca nama teman

tanpa bantuan guru

3

Berkembang sangat

baik (BSB)

Anak mampu

membaca nama teman

tanpa bantuan guru dan

dapat membantu teman

4

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sebelum

perlakuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR

Page 82: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

66

Semester : 1

Hari/tanggal : Rabu, 18 November 2020

Kelompok/usia : B/5-6 tahun

Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/jenis-jenis binatang

bersayap

Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.6-4.6, 3.10-4.10, 3.15-4.15

Materi kegiatan :

● Bersyukur atas nikmat Tuhan

● Berkreasi dengan berbagai media

● Tidak mengganggu teman

● Macam-macam binatang yang bersayap

● Cerita pengalaman anak

● Mengembalikan mainan pada tempatnya

● Mewarnai gambar kupu-kupu

● Mengenal huruf dan gambar pada kartu kata bergambar

Materi pembiasaan :

● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan

● Mencuci tangan sebelum masuk kelas

● Memakai masker

● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam

SOP pembukaan

Alat dan bahan : kartu kata bergambar, pewarna, gambar pola kupu-kupu,

bola basket

Proses Kegiatan:

A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan

2. Berdiskusi tentang binatang yang bersayap

3. Melakukan gerakan passing chest pass (mengoper bola basket setinggi

dada teman)

4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman

Page 83: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

67

5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. Bercakap-cakap tentang jenis-jenis binatang bersayap

2. Mewarnai gambar kupu-kupu

3. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan

4. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama

5. Membaca nama sendiri dan nama teman

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan

D. PENUTUP

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk besok

4. Penerapan SOP penutup

Mengetahui,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR

Semester : 1

Page 84: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

68

Hari/tanggal : Jumat, 20 November 2020

Kelompok/usia : B/5-6 tahun

Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/binatang buas

Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.2- 4.2, 3.6- 4.6, 3.8- 4.8, 3.15- 4.15

Materi kegiatan :

● Macam – macam binatang buas

● Cerita pengalaman anak

● Mengembalikan mainan pada tempatnya

● Membaca menggunakan kartu kata bergambar

● Bisik berantai

● Tertarik pada aktivitas seni

Materi pembiasaan :

● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan

● Mencuci tangan sebelum masuk kelas

● Memakai masker

● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam

SOP pembukaan

Alat dan bahan : kartu kata bergambar

Proses Kegiatan:

A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan

2. Berdiskusi tentang binatang buas

3. Bisik berantai

4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman

5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. Berdiskusi tentang macam-macam binatang buas

2. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan

3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang

sama

Page 85: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

69

4. Membaca nama sendiri dan nama teman

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan

D. PENUTUP

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk besok

4. Penerapan SOP penutup

Mengetahui,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR

Semester : 1

Page 86: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

70

Hari/tanggal : Senin, 23 November 2020

Kelompok/usia : B/5-6 tahun

Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/jenis-jenis binatang

berkakik empat

Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.2- 4.2, 3.6- 4.6, 3.8- 4.8, 3.15- 4.15

Materi kegiatan :

● Macam – macam binatang yang berkakik empat

● Cerita pengalaman anak

● Menulis nama sendiri

● Mengenal huruf dan gambar di kartu kata

bergambar

● Tertarik pada aktivitas seni

Materi pembiasaan :

● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan

● Mencuci tangan sebelum masuk kelas

● Memakai masker

● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam

SOP pembukaan

Alat dan bahan : kartu kata bergambar, bola basket

Proses Kegiatan:

A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan

2. Berdiskusi tentang binatang berkakik empat

3. Melakukan gerakan passing chest pass (mengoper bola basket setimggi

dada teman)

4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman

5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. Menyebutkan nama binatang sesuai gambar

2. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan sesuai

simbol huruf

Page 87: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

71

3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang

sama

4. Membaca nama sendiri dan nama teman

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan

D. PENUTUP

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk besok

4. Penerapan SOP penutup

Mengetahui,

Lampiran 6. Skenario pembelajaran

SKENARIO PEMBELAJARAN

Page 88: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

72

1. Tahap Persiapan

a. Guru menentukan tema yang akan digunakan

b. Guru menata lingkungan kelas yang mendukung untuk kegiatan

membaca permulaan dengan menggunakan berbagai macam kartu kata

bergambar

c. Guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan

2. Kegiatan Awal

a. Guru memberi salam, berdo’a dan bernyanyi

b. Guru memberikan apersepsi pada anak

c. Guru memberikan informasi kepada anak tentang kegiatan yang akan

dilakukan

d. Guru memberikan motivasi kepada anak untuk melakukan kegiatan

3. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan jenis kegiatan dengan menggunakan kartu kata

bergambar

b. Guru menjelaskan gambar yang ada pada kartu kata bergambar

c. Guru menjelaskan huruf vokal dan konsonan yang ada pada kartu kata

bergambar

d. Guru mempraktekkan cara mengajarkan kata, sub kata, dan huruf yang

sesuai dengan tema pada hari itu melalui kartu kata bergambar

4. Kegiatan Akhir

a. Guru memberi penguatan tentang materi atau kegiatan yang dilakukan

b. Guru mengajak anak mengucapkan Alhamdulillah

c. Guru mengucapkan salam

Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan proses pelaksanaan

kegiatan dengan menggunakan media kartu kata bergambar di TK Islam

Nurul Quddus Barombong Kota Makassar dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegiatan I

Kegiatan pertama dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan

media kartu kata bergambar yaitu pengenalan hubungan antara bunyi

dan bentuk huruf dengan menyebutkan huruf vokal dan konsonan sesuai

bentuk huruf.

Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a,

dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru

menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan

menggunakan kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi pada

gambar yang ada di media kartu kata bergambar. Guru memperkenalkan

bunyi dan bentuk huruf dengan menggunakan media kartu kata

Page 89: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

73

bergambar. Menjelaskan gambar yang ada di media kartu kata

bergambar.

Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar anak

diminta untuk menyebutkan dan menunjukkan huruf Vokal dan

konsonan.

Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau

kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan

Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.

2. Kegiatan II

Kegiatan pertama dilakukan dengan menggunakan media kartu kata

bergambar yaitu pengenalan kelompok gambar yang memiliki awalan

bunyi yang sama melalui media kartu kata bergambar dan menyebutkan

kata yang ada di kartu kata gambar

Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a

dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru

menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan

media kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi, gambar yang ada

di media kartu kata gambar. Guru memperkenalkan kelompok gambar

yang memiliki awalan bunyi yang sama menggunakan media kartu kata

bergambar. Guru menjelaskan kata pada gambar di media kartu kata

bergambar.

Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar untuk

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama

Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau

kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan

Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.

3. Kegiatan III

Kegiatan pertama dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan

media kartu kata bergambar yaitu pengenalan nama teman-teman

Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a

dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru

menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan

menggunakan media kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi,

gambar yang ada di media kartu kata bergambar. Guru memperkenalkan

nama teman-teman dengan menggunakan media kartu kata bergambar.

Menjelaskan kepada anak kelompok gambar yang memiliki awalan

huruf yang sama sesuai gambar yang ada pada media kartu kata

bergambar.

Page 90: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

74

Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar anak

diminta untuk membaca nama temannya dan menyebutkan kata sesuai

pada kartu kata tersebut.

Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau

kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan

Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.

Page 91: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

75

Lampiran 7. Daftar Anak Didik

Daftar Anak Didik

No Nama Anak Didik Kelompok L/P

1 NA B P

2 NAS B P

3 IK B L

4 TS B L

5 SRS B P

6 MF B L

7 ABR B P

8 LS B P

9 MFR B L

10 HA B L

11 SA B L

12 AA B P

13 FA B P

Page 92: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

76

Lampiran 8. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak Sebelum (pretest)

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)

No

Nama Anak

Didik

Butir Pertanyaan

Anak mampu

menyebutkan

simbol-

simbol huruf

vokal

Anak mampu

menyebutkan

huruf

konsonan

Anak

mampu

menunjukk

an huruf

vocal

Anak mampu

menunjukkan

huruf konsonan

Anak mampu

menyebutkan

kelompok

gambar yang

memiliki awalan

bunyi yang sama

Anak

mampu

membaca

nama

sendiri

Anak

mampu

membaca

nama

teman

1. NA BSH MB BSH MB MB MB MB

2. NAS MB BB MB MB MB MB MB

3. IK MB BB BB BB BB BB BB

4. TS BSH MB BSH BSH BSH MB MB

5. SRS BSH MB BSH BSH BSH MB MB

6. MF MB BB MB MB BB BB BB

7. ABR MB BB MB MB MB MB MB

8. LS MB BB BB BB BB BB BB

9. MFR BSH MB BSH MB BSH MB MB

10. HA MB BB BSH MB BSH MB MB

11. SA MB BB BSH BSH BSH BSH MB

12. AA MB MB MB MB BSH MB MB

13. FA MB BB BSH MB BSH MB MB

Keterangan:

Belum berkembang (BB) = 1

Mulai berkembang (MB) = 2

Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3

Berkembang sangat baik (BSB) = 4

Page 93: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

77

Lampiran 9. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak Setelah (posttest)

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)

No

Nama Anak

Didik

Butir Pertanyaan

Anak mampu

menyebutkan

simbol-

simbol huruf

vokal

Anak mampu

menyebutkan

huruf

konsonan

Anak

mampu

menunjukk

an huruf

vocal

Anak mampu

menunjukkan

huruf konsonan

Anak mampu

menyebutkan

kelompok

gambar yang

memiliki awalan

bunyi yang sama

Anak

mampu

membaca

nama

sendiri

Anak

mampu

membaca

nama

teman

1. NA BSB BSH BSB BSH BSH BSH BSH

2. NAS BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH

3. IK MB MB MB MB MB MB MB

4. TS BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH

5. SRS BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB

6. MF BSH BSH BSH MB BSH BSH MB

7. ABR BSH BSH BSH MB BSH BSH MB

8. LS BSH BSH MB MB BSH MB MB

9. MFR BSH BSH BSH BSH BSH BSH MB

10. HA BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH

11. SA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB

12. AA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB

13. FA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSH

Keterangan:

Belum berkembang (BB) = 1

Mulai berkembang (MB) = 2

Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3

Berkembang sangat baik (BSB) = 4

Page 94: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

78

Lampiran 10. Data Mentah Pretest Kemampuan Membaca Permulaan Anak

Item Kriteria Skor Nama Jumlah

NA NAS IK TS SRS MF ABR LS MFR HA SA AA FA

1

BB 1 0

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 9

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 4

BSB 4 0

2

BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

BSH 3 0

BSB 4 0

3

BB 1 ✓ ✓ 2

MB 2 ✓ ✓ ✓ 3

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8

BSB 4 0

4

BB 1 ✓ ✓ 2

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8

Page 95: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

79

BSH 3 ✓ ✓ ✓ 3

BSB 4 0

5

BB 1 ✓ ✓ ✓ 3

MB 2 ✓ ✓ ✓ 3

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7

BSB 4 0

6

BB 1 ✓ ✓ ✓ 3

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 9

BSH 3 ✓ 1

BSB 4 0

7 BB 1 ✓ ✓ ✓ 3

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10

BSH 3 0

BSB 4 0

Jumlah 16 13 8 18 18 10 13 8 17 15 17 15 15 183

Page 96: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

80

Lampiran 11. Data Mentah Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak

Item Kriteria Skor Nama Jumlah

NA NAS IK TS SRS MF ABR LS MFR HA SA AA FA

1

BB 1 0

MB 2 ✓ 1

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6

BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6

2

BB 1 0

MB 2 ✓ 1

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10

BSB 4 ✓ ✓ 2

3

BB 1 0

MB 2 ✓ ✓ 2

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6

4

BB 1 0

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

Page 97: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

81

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7

BSB 4 ✓ 1

5

BB 1 0

MB 2 ✓ 1

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7

BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

6

BB 1 0

MB 2 ✓ ✓ 2

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7

BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ 4

7 BB 1 0

MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5

BSB 4 ✓ ✓ ✓ 3

Jumlah 23 21 14 25 28 19 19 17 20 21 26 26 25 284

Page 98: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

82

Lampiran 12. Mencari persentase pretest

Mencari Persentase Pretest

𝑃 =𝐹

𝑁 × 100%

Keterangan

P = Presentase

F = Frekuensi yang dicapai persentasenya

N = Jumlah subjek (sampel)

Frekuensi pada butir no 2 pretest pada kategori mulai berkembang adalah 9 anak

dan jumlah data yang ada adalah 13

Maka:

𝑃 =𝐹

𝑁 × 100%

𝑃 =9

13 × 100%

𝑃 = 0, 69 × 100%

𝑃 = 69%

Page 99: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

83

Lampiran 13. Mencari persentase posttest

Mencari Persentase Posttest

𝑃 =𝐹

𝑁 × 100%

Keterangan

P = Presentase

F = Frekuensi yang dicapai persentasenya

N = Jumlah subjek (sampel)

Frekuensi pada butir no 2 posttest pada kategori mulai berkembang adalah 1 anak

dan jumlah data yang ada adalah 13

Maka:

𝑃 =𝐹

𝑁 × 100%

𝑃 =1

12 × 100%

𝑃 = 0, 08 × 100%

𝑃 = 8%

Page 100: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

84

Lampiran 14. Mencari rangking

Mencari Rangking

Nilai Rangking

1. 11 ................................................................................................................................ 1

2. 10 ............................................................................................................................... 2,5 Dari (2+3):2

3. 10 ............................................................................................................................... 2,5

4. 9 ................................................................................................................................. 5 Dari (4+5+6):3

5. 9 ................................................................................................................................. 5

6. 9 ................................................................................................................................. 5

7. 8 ................................................................................................................................. 7

8. 7 ................................................................................................................................. 8 Dari (8+9):2

9. 7 ................................................................................................................................. 8

10. 6 ............................................................................................................................... 11 Dari (10+11+12):3

11. 6 ............................................................................................................................... 11

12. 6 ............................................................................................................................... 11

13. 3 ............................................................................................................................... 13

Page 101: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

85

Lampiran 15. Mencari nilai 𝑧

Mencari Nilai 𝑧

𝑧 =𝑇 −

𝑁(𝑁 + 1)4

√𝑁(𝑁 + 1)(2𝑁 + 1)24

𝑧 =90 −

13(13 + 1)4

√13(13 + 1)(2.13 + 1)24

𝑧 =90 −

13(14)4

√13(14)(27)24

𝑧 =90 −

1824

√182 (27)24

𝑧 =90 − 46

√205

𝑧 = 44

14,31

𝑧 = 3,07

Page 102: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

86

Lampiran 16. Mencari rata-rata

Penyelesaian mencari nilai rata-rata :

1. Nilai rata-rata Pretest

𝑃 =𝛴𝑥

𝑁

𝑃 =183

13

𝑃 = 14,0

𝑃 = 14

2. Nilai rata-rata Posttest

𝑃 =𝛴𝑥

𝑁

𝑃 =284

13

𝑃 = 21,8

𝑃 = 22

Page 103: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

87

Lampiran 17. Tabel Wilcoxon Z tabel

Tabel Wilcoxon Z tabel untuk dua sampel berhubungan (dependen)

ᵅ 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009

0.00 3.090 2.878 2.748 2.652 2.576 2.512 2.457 2.409 2.366

0.01 2.326 2.290 2.257 2.226 2.197 2.170 2.144 2.120 2.097 2.075

0.02 2.054 2.034 2.014 1.995 1.997 1.960 1.943 1.927 1.911 1.896

0.03 1.881 1.866 1.852 1.838 1.825 1.812 1.799 1.787 1.774 1.762

0.04 1.751 1.739 1.728 1.717 1.706 1.695 1.685 1.675 1.665 1.655

0.05 1.645 1.635 1.626 1.616 1.607 1.598 1.589 1.580 1.572 1.563

0.06 1.555 1.546 1.538 1.530 1.522 1.514 1.506 1.499 1.491 1.483

0.07 1.476 1.468 1.461 1.454 1.447 1.440 1.433 1.426 1.419 1.412

0.08 1.405 2.398 1.392 1.385 1.379 1.372 1.366 1.359 1.353 1.347

0.09 1.341 1.335 1.329 1.323 1.317 1.311 1.305 1.299 1.293 1.287

0.010 1.282 1.276 1.270 1.256 1.259 1.254 1.248 1.243 1.237 1.232

Page 104: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

88

Lampiran 18. Keterangan Validasi

Page 105: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

89

Lampiran 19. Surat pengantar dari TU

Page 106: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

90

Lampiran 20. Surat Izin Penelitian dari LP3M

Page 107: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

91

Lampiran 21. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

Page 108: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

92

Lampiran 22. Kartu Kontrol Penelitian

Page 109: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

93

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian dari TK Islam Nurul Quddus Barombong

Page 110: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

94

Lampiran 24. Kartu Kontrol Bimbingan

Page 111: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

95

Page 112: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

96

Lampiran 25. Hasil Turnitin

Page 113: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

97

Page 114: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

98

Lampiran 26. Dokumentasi

DOKUMENTASI

KEGIATAN PRETEST

Menyebutkan huruf vokal

Menyebutkan huruf konsonan

Page 115: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

99

Menunjukkan huruf vokal

Menunjukkan huruf konsonan

Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awalan yang sama

Page 116: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

100

Menulis nama sendiri dan membacanya

Membaca nama teman

Page 117: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

101

Kegiatan Treatment

Menjelaskan bentuk dan bunyi huruf vokal dan konsonan

Menjelaskan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awal yang sama

Page 118: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

102

Meniru kata namanya sendiri dan membacanya

Memperlihatkan foto teman dan membaca nama temannya

Page 119: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

103

Kegiatan Posttest

Menyebutkan huruf vokal

Menyebutkan huruf konsonan

Page 120: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

104

Menunjukkan huruf vokal

Menunjukkan huruf konsonan

Page 121: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

105

Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awal yang sama

Membaca nama sendiri

Page 122: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

106

Membaca nama teman

Page 123: PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

107

RIWAYAT HIDUP

St. Hajar, Dilahirkan di Tokka, Desa Bissoloro, Kecamatan

Bungaya, Kabupaten Gowa pada tanggal 08 April 1998, dari

pasangan ayahanda Tamsar dan Ibunda Dahliah. Penulis masuk

sekolah dasar pada tahun 2005 di SD Inpres Pattallikang dan

tamat tahun 2010, tamat SMPN 1 Manuju pada tahun 2013, dan

tamat MA. Muhammadiyah Limbung pada tahun 2016. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan pada Program Strata satu (S1) Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.