pengaruh metode montessori terhadap kemampuan membaca
TRANSCRIPT
i
PENGARUH METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PERMULAAN DI KELOMPOK B TK ISLAM NURUL
QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ST. HAJAR
105451103416
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2021
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu
Sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang bersabar”
( Al-Baqarah : 153 )
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda, Ketulusannya
dari hati atas doa yang tak pernah putus, semangat yang tak
ternilai. Serta untuk orang-orang terdekatku yang tersayang.
2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah banyak memberikan kemampuan dalam belajar.
vii
ABSTRAK
St. Hajar. 2020. Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan di Kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Azizah Amal dan Pembimbing II Musfira
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh metode
Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di
TK Islam Nurul Quddus Barombong. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan
membaca permulaan anak di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong
Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Adapun jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pre-experimental design yang
menggunakan desain one group pretest-posttest. Desain ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Teknik
pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi dan tes. Subjek dalam
penelitian ini adalah kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar sebanyak 13 anak didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan treatment metode
Montessori maka kemampuan membaca permulaan di kelompok B TK Islam Nurul
Quddus Barombong Kota Makassar mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan
pada hasil posttest dengan persentase yang tinggi pada penilaian berkembang
sangat baik (BSH).Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh kemampuan membaca permulaan setelah diberikan perlakuan
metode Montessori pada anak kelompok B di TK Islam Nurul Quddus Barombong
Kota Makassar.
Kata Kunci: Metode Montessori, Kemampuan Membaca Permulaan
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadirat Allah S.W.T atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirim kan kepada Rasulullah S.A.W beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala
penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Montessori Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Di Kelompok B TK Islam Nurul Quddus
Barombong” ini dapat di selesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
dapat mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis Bapak Tamsar dan Ibu Dahliah yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tak pamrih. Dan Kakakku
tercinta Sridianti, Muhajirin serta Adik tercinta Muh. Ilyas yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Demikian pula,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I dan pembimbing II, yang
telah memberikan bimbingan yang tak hentinya memberikan motivasi arahan serta
motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya
ix
skripsi ini, kepada Ibu Dr. Azizah Amal, S.S.,M.Pd dan Ibu Hj. Musfira,
S.Ag.,M.Pd.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
M.Pd., Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf
pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah dan guru-guru TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar,
Ibu Sutriani, S.Pd,. selaku guru kelompok B disekolah tersebut yang telah
memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku serta seluruh rekan
mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan 2016
atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang
telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
x
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, 29 Desember 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Kajian Teori ......................................................................................... 9
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 24
C. Hipotesis .............................................................................................. 27
xii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... 28
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 29
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 34
2. Hasil Analisis Deskriptif ................................................................ 35
3. Analisis Statistik Nonparametrik ................................................... 49
B. Pembahasan ......................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56
A. Kesimpulan ......................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................. 59
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Membaca Permulaan Anak 5-6 Tahun 23
3.1 Pengukuran Tingkat Kemampuan Membaca Permulaan 31
4.1 Pretest Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal 35
4.2 Pretest Menyebutkan Simbol Huruf Konsonan 36
4.3 Pretest Kemampuan Menunjukkan Huruf Vokal 37
4.4 Pretest Kemampuan Menunjukkan Huruf Konsonan 37
4.5 Pretest Kemampuan Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan
Bunyi Yang Sama 38
4.6 Pretest Kemampuan Membaca Nama Sendiri 39
4.7 Pretest Kemampuan Membaca Nama Teman 39
4.8 Posttest Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal 42
4.9 Posttest Menyebutkan Simbol Huruf Konsonan 42
4.10 Posttest Kemampuan Menunjukkan Huruf Vokal 43
4.11 Posttest Kemampuan Menunjukkan Huruf Konsonan 44
4.12 Posttest Kemampuan Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan
Bunyi Yang Sama 44
4.13 Posttest Kemampuan Membaca Nama Sendiri 45
4.14 Posttest Kemampuan Membaca Nama Teman 46
4.15 Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 48
4.16 Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................ 26
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 60
Lampiran 2. Instrumen Lembar Observasi Sebelum Uji Coba ........................ 61
Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi Setelah Uji Coba .......................... 62
Lampiran 4. Rubrik Penilaian .......................................................................... 63
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) .................. 66
Lampiran 6. Skenario Pembelajaran ................................................................ 72
Lampiran 7. Daftar Anak Didik ....................................................................... 75
Lampiran 8. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan
Anak Sebelum (pretest) .............................................................. 76
Lampiran 9. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan
Anak Setelah (posttest) ............................................................... 77
Lampiran 10. Data Mentah Pretest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 78
Lampiran 11. Data Mentah Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak 80
Lampiran 12. Mencari Persentase Pretest ...................................................... 82
Lampiran 13. Mencari Persentase Posttest ...................................................... 83
Lampiran 14. Mencari Rangking ..................................................................... 84
Lampiran 15. Mencari Nilai 𝑧 ............................................................. 85
Lampiran 16. Mencari Rata-rata ...................................................................... 86
Lampiran 17. Tabel Wilcoxon Z Tabel ........................................................... 87
Lampiran 18. Keterangan Validasi .................................................................. 88
Lampiran 19. Surat Pengantar dari TU ............................................................ 89
Lampiran 20. Surat Izin Penelitian dari LP3M ................................................ 90
Lampiran 21.Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan ...................... 91
xvi
Lampiran 22. Kartu Kontrol Penelitian ........................................................... 92
Lampiran 23.Surat Izin Penelitian dari TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar .............................................................................. 93
Lampiran 24. Kartu Kontrol Bimbingan .......................................................... 94
Lampiran 25. Hasil Turniting .......................................................................... 96
Lampiran 26. Dokumentasi .............................................................................. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun
(di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Pada usia tersebut sangat menentukan bagi anak
mengembangkan seluruh potensi. Anak usia dini adalah kelompok anak yang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik,
dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik
halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan
kecerdasan s piritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama),
bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak usia juga disebut usia emas atau golden Age dan
setelah berkembang dengan optimal apabila distimulasi atau diberi rangsangan
yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 Butir 14 menjelaskan bahwa:
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya pendidikan
2
anak usia dini bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya
pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan pendidikan
anak usia dini dilakukan secara terpadu dan komprehensif.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan, serta pemberian pendidikan pada anak dengan menciptakan aura
dan lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Karena anak merupakan pribadi yang unik dan selalu melewati
berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan
oleh pendidik dan orang tua harus dapat memberikan kesempatan pada anak
untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, dan
hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap
perkembangan kepribadian anak. Seperti contoh: jika anak dibiasakan untuk
berdoa sebelum melakukan kegiatan baik dirumah maupun lingkungan sekolah
dengan cara yang paling mudah dimengerti anak, sedikit demi sedikit anak
pasti akan terbiasa untuk berdoa walaupun tidak didampingi oleh orang tua
ataupun guru mereka.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
3
Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang
kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan
pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas.
Bahasa merupakan lambang bunyi yang melambang kan pikiran,
perasaan, serta sikap manusia dalam mengadakan hubungan dengan orang lain.
Bahasa anak adalah bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan
keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan
pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Anak pada umumnya memakai bahasa dalam
kehidupannya untuk memenuhi, keinginan individu anak itu sendiri. Bahasa
anak usia dini perlu difasilitasi agar perkembangan bahasanya berkembang
secara optimal.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu
dikembangkan pada anak usia dini karena bahasa merupakan sarana untuk
berkomunikasi sehingga anak dapat mengekspresikan ide, pikiran, dan
perasaannya kepada orang lain. Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi
dalam empat aspek yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dengan aspek-aspek tersebut seseorang akan lebih mudah untuk melakukan
interaksi dengan sesama sekaligus akan lebih mudah untuk mendapatkan
pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Sebagaimana telah
dikemukakan di atas, membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa
pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
4
Menurut Rahim (2007: 3) membaca merupakan suatu proses
dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam berbentuk makna. Membaca
merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan
membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai
keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan
yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan
kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya serta menarik
kesimpulannya mengenai maksud bacaan.
Sutan (2004:2) bacaan atau membaca dapat diartikan sebagai kegiatan
menelusuri, memahami hingga mengeksplorasikan sebagai simbol. Simbol
dapat berupa rangkaian huruf-huruf dalam suatu tulisan atau bacaan bahkan
gambar (dena, grafik, dan peta). Dari pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa membaca itu yaitu menelusuri, memahami hingga
mengeksplorasikan dengan simbol sehingga simbol dapat dibaca dan diartikan.
Masri Sareb Putra (2008:4) membaca permulaan lebih menekankan
pada pengkondisian siswa masuk dan mengenal bahan bacaan. Pada tahap ini
belum sampai pada pemahaman yang mendalam akan materi bacaan, apalagi
dituntut untuk menguasai materi secara menyeluruh.
Metode yang baik adalah metode yang dapat membuat anak aktif untuk
terus mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Tentunya metode
pembelajaran membaca pada anak TK memiliki karakteristik tersendiri.
Metode membaca dini disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan anak. Hal ini
5
mengingat bahwa setiap anak mempunyai kepekaan cara membaca yang
berbeda satu sama lain. Aktivitas membaca dilakukan dalam suasana bermain
sambil belajar, dimana anak tidak dibebani dengan aktivitas pembelajaran
formal yang menegangkan karena mengingat kemampuan anak untuk
berkonsentrasi pada satu topik bahasan biasanya masih sangat terbatas.
Salah satu metode pembelajaran membaca dini adalah metode
Montessori. Hainstock (2008:32) menyatakan bahwa metode Montessori
adalah suatu bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan individual,
dimana anak memimpin atau mengatur belajarnya sendiri, memanfaatkan
media pembelajaran yang dapat diawasi dan diperbaiki bila salah oleh mereka
sendiri, guru cukup memantau kapasitas dan gaya anak. Metode ini didesain
untuk merangsang minat anak dalam belajar, menggali segala potensi dan
kemampuan anak baik fisik maupun psikisnya. Metode Montessori khususnya
pembelajaran membaca, membiarkan anak belajar membaca sesuai dengan
cara dan kesempatan yang ada. Inisiatif belajar anak didukung oleh bimbingan
guru yang menjadikan anak bisa membaca secara bertahap.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar, pada hari Senin, 10 sampai 12 Agustus 2020
berbagai upaya telah dilakukan guru untuk memberi bekal pengetahuan
membaca permulaan pada saat proses pembelajaran, namun kenyataanya
sampai sekarang ini kemampuan mengenalkan membaca pada anak masih
kurang. Hal ini dapat dilihat ketika anak diminta untuk menunjukkan huruf
untuk membentuk suku kata demi suku kata yang sering anak lihat disekitarnya
6
atau membaca kata-kata yang memiliki makna yang dekat dengan anak, seperti
nama dirinya, nama ayah, ibu dan nama saudaranya, anak belum mampu
melakukannya.
Pelaksanaan membaca pada anak memang belum terlihat optimal,
pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi, kurangnya menggunakan
metode pembelajaran serta media pembelajaran, untuk meningkatkan
perkembangan membaca anak secara optimal maka diperlukan metode
pembelajaran yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Djunaidi (1987:27) bahwa “Berhasil tidaknya suatu program
pembelajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan,
karena metode lah yang menentukan isi dan cara mengajar bahasa”.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, pembelajaran berbahasa salah
satunya kemampuan membaca dini dipandang perlu untuk diperbaiki proses
dan hasilnya. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui Montessori
sebagai metode alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada.
Melalui metode ini pembelajaran membaca dini di TK Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar diharapkan mengalami peningkatan dan perubahan
yang lebih baik.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh metode Montessori
terhadap kemampuan membaca permulaan di kelompok B TK Islam Nurul
Quddus Barombong Kota Makassar?”
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh metode Montessori terhadap kemampuan membaca
permulaan di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar.
D. Manfaat masalah
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, tentang cara
meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak TK.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa dan memperkaya
khazanah penelitian tentang cara meningkatkan kemampuan membaca
permulaan anak TK.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, dalam penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan
minat membaca anak.
8
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
pendekatan pembelajaran permulaan yang sesuai dengan tahap
perkembangan anak TK.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
pendidik dalam menyusun kegiatan pembelajaran khususnya membaca
permulaan pada anak TK.
d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk calon
peneliti, untuk melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
e. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang metode pembelajaran pada umumnya, dan
menggunakan metode Montessori dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan anak TK.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
a. Aziza, 2020 dengan judul Pengaruh Metode Montessori Dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Anak Usia Dini di
Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Metode Montessori berpengaruh terhadap pengembangan konsep
matematika anak usia dini.
b. Liestiana, 2019 yang dilakukan oleh Hana Liestiana dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Terhadap
kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK
Dharma Wanita Hanura.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media kartu kata bergambar dapat mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan anak usia dini.
10
2. Metode Montessori
a. Sejarah Montessori
Menurut Gutex (2015) bahwa metode Montessori adalah suatu metode
pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari
Dr.Maria Montessori. Maria Montessori diakui sebagai salah satu pendidik
besar. Kisah hidupnya merupakan kisah yang luar biasa, kisah seorang
perempuan yang berdedikasi menggunakan kemampuan ilmiahnya,
pengalamannya, dan wawasannya untuk mengembangkan sebuah metode
pendidikan yang melawan pola-pola pendidikan yang konvensional.
Kebiasaan-kebiasaan lama yang dia lawan bukan hanya dalam bidang
pendidikan: dia juga berjuang mengatasi rintangan-rintangan yang
menghalangi kebebasan kaum perempuan untuk masuk ke dalam karier-
karier baru.
Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, kota bukit
dengan pemandangan Laut Adriatik, di provinsi Ancona Italia. Dia adalah
anak tunggal dari Alessandro Montessori, seorang manajer bisnis di
perusahaan monopoli tembakau milik Negara; dan Renilde Stoppani,
perempuan berpendidikan dari sebuah keluarga terpandang.
Masa kecil Maria Montessori tetap di kota kelahirannya. Pada masa itu
di daerah semenanjung Italia dikuasai oleh Prancis dan Australia, pada
akhirnya terjalin persatuan di Italia serta berhasil terbebas dari Australia.
Pada pertengahan 1870 Italia mengalami pemindahan kekuasaan tetapi
kondisi di Italia belum mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi
11
Negara yang lebih baik. Kondisi Negara yang seperti itu tidak memberikan
pengaruh banyak pada kehidupan Montessori. Montessori hidup dalam
keluarga yang terbuka, demokrasi, dan disiplin sehingga Montessori pun
mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap masalah sosial di sekitarnya.
Tahun 1910 Montessori telah memperoleh pengakuan sebagai sorang
pendidik inovatif yang signifikan di tanah kelahirannya italia, dimana
memimpin sebuah sekolah percontohan dan sebuah institut pelatihan bagi
para direktris. Salah satu ciri pendekatan Montessori dalam Pendidikan
pengajar adalah bahwa metode Montessori harus dipelajari dan digunakan
tanpa penyimpangan dari bentuk yang asli.
b. Pembelajaran Metode Montessori
Montessori membagi belajar dalam tiga hal:
1) Tahap pertama: pengenalan akan identitas. Contohnya buatlah suatu
hubungan antara benda yang sedang ditunjukkan dengan nama benda itu.
2) Tahap kedua: pengenalan akan perbandingan. Tahap kedua ini untuk
meyakinkan bahwa anak memahami.
3) Tahap ketiga: perbedaan antara benda-benda yang serupa. Untuk tahap
ketiga ini lebih diajukan apakah anak-anak itu benar-benar ingat nama
benda itu. Tujuan proses belajar tiga tahap adalah, untuk mengajarkan
konsep-konsep baru dengan cara pengulangan. Dengan demikian akan
membantu anak-anak untuk memahami dengan lebih baik akan materi-
materi yang disajikan kepadanya. Cara ini juga membantu guru-guru
12
melihat seberapa baik anak-anak menguasai dan menyerap apa yang
sedang diajarkan kepada mereka (Masyrofah: 2017)
c. Penerapan Metode Montessori
Dalam lingkungan yang siap, materi dan aktivitas tertentu mendukung
tiga aera dasar keterlibatan anak: kehidupan praktis atau pendidikan motorik,
materi sensorik untuk pelatihan indera, dan materi akademik untuk
pengajaran menulis, membaca dan matematika.
1) Kehidupan praktis
Lingkungan yang siap menekankan aktivitas motorik dasar
sehari-hari, seperti berjalan dari satu tempat ketempat lain dalam sikap
yang tertib, membawa benda seperti baki dan kursi, menyambut
pengunjung, mempelajari keterampilan perawatan diri, dan melakukan
aktivitas praktis lain. Sebagai contoh, “bingkai berpakaian” dirancang
untuk menyempurnakan keterampilan motorik yang mencakup
mengancingkan, membuka dan menutup resleting, mengikat, menekuk,
dan menali. Filosofi aktivitas semacam ini adalah membuat anak tidak
tergantung pada orang dewasa dan mengembangkan konsentrasi.
Aktivitas berbasis air memiliki peran besar dalam metode Montessori.
Anak diajari menggosok, mencuci, dan menuang sebagai sarana
pengembangan koordinasi. Latihan kehidupan praktis juga mencakup
mengelap cermin, sepatu, dan daun tanaman; menyapu lantai;
membersihkan furniture; dan mengupas sayur.
13
Penganut Montessori yakin bahwa semakin anak tenggelam
dalam aktivitas, mereka secara bertahap memperpanjang rentang
konsentrasi. Seiring mereka mengikuti rangkaian tindakan yang teratur,
mereka belajar memperhatikan hal-hal yang detail. Pendidikan
Montessori juga meyakini bahwa konsentrasi dan keterlibatan melalui
indera memudahkan terjadinya pembelajaran. Pengajaran verbal guru
diupayakan seminimal mungkin; penekanan pada proses pengajaran
adalah pada menunjukkan cara memberi contoh dan mempraktikkan.
Aktivitas kehidupan praktis diajarkan melalui empat tipe latihan
yang berbeda. Kepedulian orang melibatkan aktivitas seperti
penggunaan bingkai berpakaian, memoles sepatu, dan mencuci tangan.
Kepedulian lingkungan mencakup pembersihan debu, mengelap meja,
dan menyapu daun. Hubungan sosial mencakup pelajaran mengenai
keanggunan dan kesopanan. Tipe latihan keempat yaitu analisis dan
kontrol gerakan yang meliputi aktivitas lokomotor seperti berjalan dan
menyeimbangkan diri.
2) Materi sensorik
Bagi banyak pendidik anak usia dini, inti program Montessori
yang mendukung gagasan Montessori mengenai cara terbaik
memfasilitasi pembelajaran anak. Banyak materi ini dirancang untuk
melatih dan menggunakan indera guna mendukung pembelajaran. Materi
sensorik Montessori populer, menarik, dan mendukung perkembangan
14
kognitif anak. Materi otentik Montessori dibuat dengan baik dan tahan
lama.
Materi sensorik mencakup batang dan kubus berwarna cerah
serta huruf amplas. Salah satu tujuan materi sensorik ini adalah melatih
indera anak agar berfokus pada beberapa kualitas tertentu yang terlihat.
Contohnya, dengan batang merah, yaitu kualitas panjang; dengan kubus
menara merah mudah, yaitu kualitas panjang; dan dengan lonceng, yaitu
titian nada. Montessori merasa anak perlu dibantu membedakan antara
banyak rangsangan yang mereka terima. Oleh karena itu, materi sensorik
membantu membuat anak lebih mengenali kapasitas tubuh untuk
menerima, menafsirkan, dan menggunakan rangsangan. Dengan
demikian, materi sensorik Montessori dinamai didaktik, serta dirancang
untuk mengejar dan membantu anak belajar.
Materi sensorik membantu mempertajam kekuatan anak untuk
mengamati dan membedakan secara visual. Keterampilan ini berfungsi
sebagai. Dasar bagi kesiapan membaca awal umum. Kesiapan
pembelajaran sangat ditekankan dalam program anak usia dini.
Akhirnya, aktivitas sensorik bukan tujuan akhir. Tujuannya
adalah mempersiapkan anak menyambut periode sensitive yaitu menulis
dan membaca. Oleh karena itu, semua aktivitas ini merupakan langkah
awal dalam proses baca-tulis.
Materi pelatihan dan pengembangan indera memiliki
karakteristik berikut ini:
15
a. Kontrol kesalahan
Materi dirancang agar anak, melalui pengamatan, dapat
melihat apakah mereka melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan aktivitas. Contohnya, jika anak tidak
menggunakan balok menara merah mudah dengan urutan yang
benar saat membangun menara, ia tidak akan mendapatkan
menara sempurna.
b. Pemisahan kualitas tunggal
Materi dirancang agar variabel lain tetap konstan kecuali
kualitas tunggal yang digunakan. Oleh karena itu, semua balok
pada menara berwarna merah muda karena ukuran merupakan
kualitas tersendiri yang dipelajari, bukan warna.
c. Keterlibatan aktif
Materi mendorong keterlibatan aktif daripada sekadar proses
pasif dengan cara melihat. Materi Montessori benar-benar
digunakan langsung oleh anak sehingga dapat disebut
pembelajaran aktif.
d. Daya tarik
Materi menarik, dengan warna dan proporsi yang memikat
anak. Dengan demikian, materi membantu memuaskan
kebutuhan estetika anak yaitu keindahan dan daya tarik.
3) Materi akademik untuk menulis, membaca dan matematika
16
Tipe ketiga materi Montessori adalah akademik, yang dirancang
khusus untuk mendorong kemampuan menulis, membaca dan
matematika. Latihan menggunakan materi ini disajikan secara berurutan
yang mendukung menulis sebagai basis pembelajaran membaca.
Membaca, oleh sebab itu, muncul setelah menulis. Kedua proses
diperkenalkan begitu bertahap, sehingga anak tidak pernah menyadari
mereka belajar, menulis dan membaca hingga suatu hari mereka
menyadari sedang menulis dan membaca. Untuk mendeskripsikan
fenomena ini, Montessori berkata bahwa anak “masuk secara spontan”
ke menulis dan membaca. Ia mengantisipasi praktik saat ini seperti
pendekatan kontemporer keseluruhan bahasa dalam memadukan menulis
dan membaca serta mempertahankan bahwa melalui menulis anak
belajar membaca.
Montessori yakin banyak anak siap menulis pada usia empat
tahun. Akibatnya, anak yang memasuki program Montessori pada usia
tiga, telah melakukan hampir semua latihan sensorik saat berusia empat
tahun. Sudah lazim di kelas Montessori, anak yang berusia empat dan
lima tahun menulis dan membaca. Bahkan, keberhasilan anak dengan
keterampilan dan kemampuan akademik awal berfungsi sebagai magnet
untuk menarik perhatian publik dan orang tua (Morrison: 2012).
17
d. Peran Guru Montessori
Guru Montessori menunjukkan perilaku tertentu untuk menerapkan
prinsip pendekatan yang berpusat pada anak. Berikut ini enam peran utama
guru dalam program Montessori:
1) Menghormati anak dan pembelajarannya
2) Membuat anak sebagai pusat pembelajaran.
3) Mendorong pembelajaran anak.
4) Mengamati anak
5) Mempersiapkan lingkungan pembelajaran.
6) Memperkenalkan materi pembelajaran dan mendemonstrasikan
pembelajaran (Morrison: 2012).
3. Membaca Permulaan
a. Pengertian Membaca Permulaan
Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu
perbuatan. Menurut Susanto (2011:32) bahwa “kemampuan biasa merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”.
Sedangkan Marijan (2012:52) kemampuan/ kompetensi adalah “kemampuan
bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari
pengetahuan,sikap dan keterampilan yang dimiliki.
Membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997) adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam
hati). Menurut definisi ini, membaca diartikan sebagai kegiatan untuk menelaah
atau mengkaji isi dari tulisan, baik secara lisan maupun dalam hati untuk
18
memperoleh informasi atau pemahaman tentang sesuatu yang terkandung dalam
tulisan tersebut.
Menurut Anita (2009:20) bahwa “Membaca permulaan bukan hanya
kegiatan memandang lambang-lambang tertulis semata, tetapi berupaya
mengubah lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang
yang bermakna baginya”. A.S Broto (Abdurrahman, 2003:200) mengemukakan
bahwa “Membaca permulaan bukan hanya mengucapkan Bahasa tulisan atau
lambang bunyi Bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi Bahasa
tulisan”.
Adapun Soedarso (Abdurrahman, 2003:200) mengemukakan bahwa
"membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar
tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan,
pengamatan, dan ingatan”.
Bertolak dari beberapa definisi tentang membaca permulaan yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan
merupakan proses memperoleh makna dari Bahasa tulis yang di mulai dari
pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, penggunaan lambang-
lambang fonem yang menjelma menjadi rangkaian bunyi Bahasa dalam
kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.
b. Tujuan Membaca Permulaan
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas,
19
guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus
yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa
itu sendiri.
Menurut Rahim (2007:11) tujuan membaca sebagai berikut:
1. Kesenangan
2. Menyempurnakan membaca nyaring
3. Menggunakan strategi tertentu
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Menurut Edu (2009:2) bahwa “tujuan membaca permulaan merupakan
suatu proses keterampilan dan kognitif”. Proses keterampilan menunjuk pada
pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses
kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah
dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
Tujuan pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkat proses
pembelajaran membaca untuk menguasai system tulisan sebagai representasi
20
visual Bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca
(learning to read). Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajara
membaca bagi anak sekolah dasar kelas awal. Anak belajar untuk memperoleh
kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan
dengan baik. Oleh karena itu guru, perlu merancang pembelajaran membaca
dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu
yang menyenangkan.
c. Tahap-tahap Membaca Permulaan
Menurut Steinberg (Suryana 2018:90) mengatakan bahwa, kemampuan
membaca anak usia dini dapat dibagi atas empat tahap perkembangan, yaitu:
1. Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan
Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan
menyadari bahwa buku ini penting, melihat dan membalik-
balikan buku, dan kadang-kadang ia membawa buku
kesukaannya.
2. Tahap membaca gambar
Anak usia taman kanak-kanak telah dapat memandang
dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam
kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi
makna gambar, menggunakan bahasa buku walaupun tidak
cocok dengan tulisannya. Anak sudah menyadari bahwa buku
memiliki karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf,
kata dan kalimat, serta tanda baca. Anak sudah menyadari
bahwa buku terdiri dari bagian depan, tengah, dan bagian
akhir.
3. Tahap pengenalan bacaan
Pada tahap ini, anak usia taman kanak-kanak telah dapat
menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fonem (bunyi huruf),
semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan kata atau kalimat)
secara bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada bahan
bacaan mulai mengingat kembali cetakan hurufnya dan
konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada
benda-benda di lingkungannya.
4. Tahap membaca lancar
21
Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca lancar berbagai
jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Faktor-faktor yang Mendukung Kesiapan Membaca Permulaan Anak
Menurut Tampubolon (1993:42) yang dimaksud dengan kesiapan
membaca (reading readiness) adalah “tingkat kematangan seorang anak yang
memungkinkannya belajar membaca tanpa suatu akibat negatif. Kematangan
yang dimaksud disini meliputi kematangan fisik, mental, linguistic (bahasa) dan
sosial”.
Keinginan anak untuk membaca merupakan salah satu indikator yang
menentukan siap tidaknya dia belajar membaca. Tumbuhnya motivasi instrinsik
ini perlu mendapat stimulus yang positif dari lingkungan anak. Peran orang tua
dan guru dalam menumbuhkan keinginan anak untuk membaca memiliki
kontribusi yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilakukan sedini mungkin, dalam
tahun-tahun awal kehidupan anak, misal melakukan kontak fisik dengan buku,
membacakan buku cerita untuk anak, memberikan kesempatan kepada anak
untuk menyentuh, membuka, dan mengamati buku.
Untuk dapat membaca dengan baik maka perlu disertakan dengan
kesiapan membaca. Menurut Tzu (Susanto,2011:84) bahwa kesiapan membaca
ini dapat diidentifikasi dari berbagai perilaku yang diperhatikan anak, yaitu:
1) Rasa ingin tahu tentang benda-benda di dalam lingkungan manusia, proses
dan sebagainya.
2) Mampu untuk menerjemahkan atau membaca gambar dengan
mengidentifikasi dan menggambarkannya.
22
3) Menyeluruh dalam pembelajaran
4) Melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa percakapan khususnya
dalam kalimat.
5) Memiliki kemampuan untuk membedakan persamaan dan perbedaan
dalam suara secara cukup baik untuk mencocokkan atau suara dengan
lainnya.
6) Keinginan untuk belajar membaca .
7) Memiliki kematangan emosional yang cukup baik untuk dapat konsentrasi
dan terus-menerus dalam suatu tugas.
8) Memiliki kepercayaan diri dan stabilitas emosi.
e. Kriteria Anak yang Memiliki Kemampuan Membaca Permulaan
Tujuan dari membaca permulaan adalah agar anak dapat memahami isi
bacaan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca bukan hanya terkait
erat dengan kematangan gerak motorik mata tetapi juga tahap perkembangan
kognitif. Oleh karena itu, terdapat kriteria dasar untuk mengukur apakah anak
telah terampil dalam membaca permulaan atau belum. Menurut Abdurrahman
(2003: 2060) bahwa kriteria-kriteria tersebut antara lain:
1) Dalam membaca tidak melakukan penghilangan kata atau
huruf; 2) Tidak menyelipkan kata; 3) Tidak mengganti kata; 4)
Tidak mengucapkan kata salah; 5) Tidak mengucapkan kata
dengan meminta bantuan guru; 6) Tidak melakukan pengulangan;
7) Tidak melakukan pembalikan kata atau huruf; 8) Melakukan
pembetulan sendiri; 9) Tidak ragu-ragu dalam membaca; 10)
Tidak tersendat-sendat dalam membaca.
f. Indikator Membaca Permulaan
23
Dari beberapa tingkat pencapaian perkembangan anak yang ada berkaitan
dengan kemampuan membaca permulaan usia 5-6 tahun yang merujuk pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137
tahun 2014, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6
Tahun
Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak
Indikator
Keaksaraan Menyebutkat simbol-
simbol huruf yang
dikenal
- Menyebutkan simbol –
simbol huruf vokal
- Menyebutkan simbol
huruf konsonan
- Menunjukkan simbol
huruf vokal
- Menunjukkan simbol
huruf konsonan
Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
bunyi/huruf awal yang
sama
Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
bunyi huruf awalan yang
sama
Membaca nama sendiri - Membaca nama sendiri
- Membaca nama teman
B. Kerangka Pikir
24
Anak usia dini adalah merupakan sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya dan berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dan anak dalam berbagai aspek sedang sedang
mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia. Oleh karena itu pada masa tersebut (0
sampai 8 tahun) para ahli menyebutnya sebagai usia emas (golden age). Dan
untuk merangsang potensi perkembangan yang dimiliki anak tersebut, maka
setiap anak membutuhkan stimulus yang baik diantaranya yaitu memberikan
asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan dan rangsangan pendidikan
yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Dari beberapa aspek perkembangan dan pertumbuhan yang dimiliki oleh
tiap anak, maka salah satu perkembangan yang ingin kita kembangkan atau
tingkatkan adalah perkembangan bahasa yaitu kemampuan membaca permulaan
anak, karena dengan berkembangnya kemampuan tersebut akan merangsang
atau menstimulasi perkembangan-perkembangan lainnya yang dimiliki oleh tiap
anak.
Kemampuan membaca permulaan adalah merupakan suatu proses
keterampilan dan proses yang dimiliki oleh tiap anak, dimana proses
keterampilan tersebut menunjuk pada pengenalan huruf dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penguasaan
lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu
kata atau kalimat sehingga dapat dikatakan kemampuan membaca permulaan
adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak pada tahap awal.
Untuk memperoleh kemampuan membaca permulaan pada anak maka
diperlukan tiga indikator, yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal,
25
menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awalan yang sama,
membaca nama sendiri. Oleh karena untuk mengembangkan kemampuan
membaca permulaan anak maka dibutuhkan metode atau cara yang tepat yang
mampu merangsang kemampuan anak. Salah satunya dengan menggunakan
metode Montessori.
Metode Montessori merupakan suatu metode pendidikan untuk anak-
anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori.
Tujuan pokok yang hendak dicapai Montessori adalah membuat anak-anak
mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. “Tak ada orang bebas, kecuali
dia MANDIRI” adalah motto terkenal Montessori yang menjadi filosofi penting
dalam pendekatannya. Oleh karena itu, dalam pendekatan Montessori hampir
tidak pernah ditemukan hukuman. Hukuman yang diberikan hanya mengisolasi
anak untuk tidak bergerak dan tidak melakukan apa pun.
26
Untuk lebih jelasnya maka dijelaskan dalam bentuk kerangka pikir
sebagai berikut:
posttest
C. Hipotesis
Guru Anak Usia Dini
Pembelajaran
Mekanisme Pelaksanaan
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Kegiatan akhir
Metode Montessori
- Pengenalan akan
identitas
- Pengenalan akan
perbandingan
- Perbedaan antara
benda-benda yang
serupa
Kemampuan Membaca Permulaan
- Menyebutkan simbol-simbol huruf yang
dikenal
- Menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki bunyi/huruf awalan yang
sama.
- Membaca nama sendiri
Pretest
Posttest
27
Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke
dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh
peneliti. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, maka
hipotesis statistik yang diangkat oleh penulis adalah:
a. Ho diterima apabila Z hitung < Z tabel, artinya tidak ada perbedaan penggunaan
metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak.
b. Ho ditolak apabila Z hitung ≥ Z tabel, artinya ada perbedaan penggunaan metode
Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 79) penelitian eksperimen adalah sebuah
metode penelitian yang bisa digunakan untuk mencari pengaruh dari sebuah
perlakuan tertentu di dalam kondisi yang dikendalikan. Penelitian yang
digunakan disini adalah Pre-Eksperimental, yang akan mengkaji pengaruh
metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan di Taman Kanak-
kanak Islam Nurul Quddus Barombong. Desain Eksperimen yang digunakan
yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Jenis ini terdapat
pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan. Desain ini digambarkan sebagai berikut :
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan
X : Perlakuan
O2 : Posttest (setelah diberi perlakuan)
29
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar yang terdiri dari 13 orang peserta
didik
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non
probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam non probability sampling ini
teknik yang digunakan adalah sampling jenuh yang penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2014:84-85).
Oleh sebab itu peneliti mengambil sampel yaitu siswa kelompok B yang
terdiri dari 13 orang peserta didik.
C. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan
pengaruh yaitu metode Montessori sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang mendapatkan pengaruh yaitu penguasaan membaca permulaan anak.
Adapun definisi operasional penelitian sebagai berikut.
1) Metode Montessori dalam penelitian ini adalah cara pembelajaran dengan
bermain dan menggunakan kartu kata secara kontekstual untuk menambah
perbendaharaan kata yang fungsional. Adapun mekanisme yaitu: 1) kegiatan
30
awal meliputi penjelasan tema, penjelasan tujuan, 2) kegiatan inti
pelaksanaan metode Montessori, 3) kegiatan akhir diskusi dan refleksi.
2) Penguasaan membaca permulaan anak adalah penguasaan dan proses
kognitif yang dimiliki seorang anak dalam hal: 1) Menyebutkan simbol-
simbol huruf yang dikenal. 2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-
benda yang ada di sekitarnya. 3) Membaca nama sendiri.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih sistematis sehinggalebih mudah
diolah, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi. Dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh data untuk mendapatkan data.
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
yang terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala bertingkat (ranting
sale). Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda check list (√)
apabila yang diamati muncul atau sesuai dengan instrumen dan dengan deskripsi
kemampuan yang diharapkan dicapai anak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes Perlakuan
Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur
kemampuan anak dalam aspek bahasa atau tingkat penguasaan materi yang
lainnya. Tes dalam penelitian ini yaitu tes lisan untuk mengamati penerapan
metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan.
31
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati kemampuan membaca
permulaan yang sesuai pada indikator penilaian yaitu menyebutkan simbol-
simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-
benda yang ada di sekitarnya, membaca nama sendiri. Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi dengan tanda centang
atau checklist. Observasi dilaksanakan didalam ruangan kelompok B dengan
jumlah 13 anak didik.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang lebih akurat.
Hal tersebut membantu peneliti dan guru pada saat melakukan analisis
terkait dengan proses pembelajaran membaca permulaan anak yang telah
dilakukan. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa catatan lapangan
dan foto.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh yaitu dengan menceklis kemampuan membaca
permulaan anak pada lembar observasi dengan kategori yang digunakan, yang
diubah dalam angka-angka sebagai nilai yang dicapai dengan menggunakan
skala pengukuran terlihat pada table 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan
membaca permulaan anak berikut ini:
Tabel 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan membaca permulaan anak
No. Kategori Nilai
1. Belum berkembang 1
2. Mulai berkembang 2
3. Berkembang sesuai harapan 3
4. Berkembang sangat baik 4
32
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis
data yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan tentang
kemampuan membaca permulaan anak antara sebelum dan sesudah diberi
perlakuan metode Montessori yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik
nonparametrik.
a. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis
deskriptif yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif
kuantitatif dimaksudkan menggambarkan tingkat kemampuan membaca permulaan
anak didik di Taman Kanak-kanak Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar
sebelum dan sesudah perlakuan berupa metode Montessori dengan menggunakan
tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus persentase, yaitu:
𝑝 =𝑓
𝑁×÷ 100 %
Dimana :
P = Persentase
f = Frekuensi yang dicari persentase
N = Jumlah Subyek (sampel)
Guna memperoleh gambaran umum tentang kemampuan
membaca permulaan anak di Taman Kanak-kanak Islam Nurul Quddus
barombong sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) berupa
dengan menggunakan metode Montessori, maka untuk keperluan tersebut,
maka dilakukan perhitungan rata-rata skor peubah dengan rumus :
33
𝑀𝑒 =∑ 𝑋
𝑁
Di mana :
Me : Mean (rata-rata)
Xi : Nilai X
N : Banyaknya subjek
b. Analisis Statistik Nonparametrik
Teknik analisis non parametrik merupakan analisis yang tidak memerlukan
adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi, cara pengujian tidak
berdasarkan pada distribusi populasi yang ada, sehingga disebut uji bebas distribusi
sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015) statistika non parametrik tidak menuntut
terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus
berdistribusi normal dan untuk data nominal atau ordinal. Untuk analisis uji beda
digunakan analisis beda Wilcoxon dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan
Z = Landasan pengujian
T = Keseluruhan Jumlah rangking yang bertanda sama
N = Jumlah sampel
BAB IV
𝓏
=𝑇 −
𝑁(𝑁 + 1)4
√𝑁(𝑁 + 1)(2𝑁 + 1)24
34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar yang terletak di Jl. Andi Mallombasi Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Taman Kanak-kanak ini memiliki 4
pegawai yang terdiri dari kepala sekolah Ibu Nurbaya N, S.Pd.I, 3 Orang
Guru. Jumlah anak didik sebanyak 26 anak didik yang terdiri dari Kelompok
A 13 anak didik dan Kelompok B 13 anak didik.
TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar memiliki 1 ruang
kantor, 2 ruang kelas dan 1 Wc. Program kegiatan pembelajaran di TK Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar mengacu pada Kurikulum 2013.
Proses pembelajaran yang terlaksana di TK Islam Nurul Quddus Barombong
Kota Makassar sesuai dengan RPPH dan RPPM dengan tema-tema pada
semester 1 yaitu tema diriku, keluargaku, lingkunganku dan binatang.
Sedangkan untuk semester 2 yaitu tema tanaman, kendaraan, alam semesta
dan negaraku.
2. Hasil Analisis Deskriptif
35
a. Deskriptif Hasil Pretest
Untuk mengetahui kemampuan awal membaca permulaan anak
kelompok B di TK Islam Nurul Quddus Barombong maka peneliti
melakukan pretest sebelum melakukan treatment yakni model pembelajaran
Montessori. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan mengenai
aspek yang ingin dikembangkan dalam hal ini kemampuan membaca
permulaan pada anak didik kelompok B TK Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar. Adapun indikator pretest yang digunakan pada
penelitian ini adalah : 1) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal, 2)
Menyebutkan huruf konsonan, 3) Menunjukkan huruf vokal, 4)
Menunjukkan huruf konsonan, 5) Menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki awalan bunyi yang sama, 6) membaca nama sendiri, 7) Membaca
nama teman.
Hasil analisis deskriptif pretest tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 9 69%
Berkembang sesuai harapan 4 31%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
36
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf
vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 9 anak didik yang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (69%) dan 4 anak didik yang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (31%).
Tabel 4.2 Menyebutkan Huruf Konsonan
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 8 62%
Mulai berkembang 5 38%
Berkembang sesuai harapan 0 0%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan huruf konsonan, dapat
dilihat dari 13 anak didik terdapat 8 anak didik yang tingkat kemampuannya
belum berkembang (62%) dan 5 anak didik yang tingkat kemampuannya
mulai berkembang (38%).
37
Tabel 4.3 Menunjukkan Huruf Vokal
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 2 15%
Mulai berkembang 3 23%
Berkembang sesuai harapan 8 62%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan menunjukkan huruf vokal, dapat
dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya
belum berkembang (15%), 3 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (23%) dan 8 anak didik yang tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (62%).
Tabel 4.4 Menunjukkan Huruf Konsonan
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 2 15%
Mulai berkembang 8 62%
Berkembang sesuai harapan 3 23%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
38
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan menunjukkan huruf konsonan, dapat
dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya
belum berkembang (15%), 8 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (62%) dan 3 anak didik yang tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (23%).
Tabel 4.5 Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki Awalan Bunyi
Yang Sama
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 3 15%
Mulai berkembang 2 62%
Berkembang sesuai harapan 8 23%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat
3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 2 anak
didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%) dan 8 anak
didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (62%).
Tabel 4.6 Membaca Nama Sendiri
39
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 3 15%
Mulai berkembang 9 69%
Berkembang sesuai harapan 1 8%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan membaca nama sendiri, dapat dilihat
dari 13 anak didik terdapat 3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum
berkembang (23%), 9 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (69%) dan 1 anak didik yang tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (8%).
Tabel 4.7 Membaca Nama Teman
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 3 15%
Mulai berkembang 10 77%
Berkembang sesuai harapan 0 0%
Berkembang sangat baik 0 0%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil pretest kemampuan membaca nama teman, dapat dilihat
40
dari 13 anak didik terdapat 3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum
berkembang (23%), 10 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (77%).
Analisis deskriptif hasil pretest kemampuan membaca permulaan untuk
anak usia dini dalam metode Montessori dengan menggunakan media kartu
kata bergambar untuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf vokal
dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 9 orang yang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (69%) dan hanya 4 orang yang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (31%). Untuk kemampuan
menyebutkan huruf konsonan, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 8
orang yang tingkat kemampuannya belum berkembang (62%) dan 5 orang
yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (38%).
Untuk kemampuan menunjukkan simbol-simbol huruf vokal dapat
dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang yang tingkat kemampuannya
belum berkembang (15%), 3 orang yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (23%) dan 8 orang yang tingkat kemampuannya berkembang
sesuai harapan (62%). Untuk kemampuan menunjukkan huruf konsonan
dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang yang tingkat
kemampuannya belum berkembang (15%), 8 orang yang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (62%) dan 3 orang yang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (23%).
Untuk kemampuan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki
awalan bunyi yang sama, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 3 anak
41
didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 2 anak didik
yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%) dan 8 anak didik
yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (62%). Untuk
kemampuan membaca nama sendiri dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat
3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 9 anak
didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (69%) dan 1 anak
didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (8%). Untuk
kemampuan membaca nama teman, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat
3 anak didik yang tingkat kemampuannya belum berkembang (23%), 10
anak didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (77%).
b. Deskriptif Hasil Posttest
Setelah diberikan pretest pada anak, selanjutnya kita berikan
tindakan (treatment) adalah pemberian perlakuan pada subjek. Dalam
penelitian ini menggunakan media kartu kata bergambar dengan
menggunakan metode Montessori. Bentuk kegiatan yang dilakukan sama
dengan kegiatan yang diberikan pada saat melakukan pretest. Adapun
hasil analisis posttest tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Menyebutkan Simbol-Simbol Huruf Vokal
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 1 8%
42
Berkembang sesuai harapan 6 46%
Berkembang sangat baik 6 46%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan simbol-simbol
huruf vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat hanya 1 orang
tingkat kemampuannya mulai berkembang (8%), 6 orang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (46%), dan 6 orang juga
tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (46%).
Tabel 4.9 Menyebutkan Huruf Konsonan
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 1 8%
Berkembang sesuai harapan 10 77%
Berkembang sangat baik 2 15%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan huruf konsonan,
dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat hanya 1 orang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (8%), 10 orang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (77%), dan 2 orang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (15%).
43
Tabel 4.10 Menunjukkan Simbol-simbol Huruf Vokal
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 2 15%
Berkembang sesuai harapan 5 38%
Berkembang sangat baik 6 46%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menunjukkan simbol-
simbol huruf vokal, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang
tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%), 5 orang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%), dan 6 orang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (46%).
Tabel 4.11 Menunjukkan Huruf Konsonan
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 5 38%
44
Berkembang sesuai harapan 7 54%
Berkembang sangat baik 1 8%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menunjukkan huruf
konsonan, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 orang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (39%), 7 orang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (54%), dan 1 orang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (8%).
Tabel 4.12 Menyebutkan Kelompok Gambar Yang Memiliki
Awalan Bunyi Yang Sama
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 1 8%
Berkembang sesuai harapan 7 54%
Berkembang sangat baik 5 38%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan hasil posttest kemampuan menyebutkan
kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat
dari 13 anak didik terdapat 1 orang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (8%), 7 orang tingkat kemampuannya berkembang sesuai
harapan (54%), dan 5 orang tingkat kemampuannya berkembang sangat
baik (38%).
45
Tabel 4.13 Membaca Nama Sendiri
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 2 15%
Berkembang sesuai harapan 7 54%
Berkembang sangat baik 4 31%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan hasil posttest kemampuan membaca nama
sendiri, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2 orang tingkat
kemampuannya mulai berkembang (15%), 7 orang tingkat
kemampuannya berkembang sesuai harapan (54%), dan 4 orang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (31%).
46
Tabel 4.14 Membaca Nama Teman
Tingkat Kemampuan N Persentase
Belum berkembang 0 0%
Mulai berkembang 5 38%
Berkembang sesuai harapan 5 38%
Berkembang sangat baik 3 23%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan hasil posttest kemampuan membaca nama teman,
dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 orang tingkat kemampuannya
mulai berkembang (38%), 5 orang juga tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (38%), dan 3 orang tingkat kemampuannya
berkembang sangat baik (23%).
Analisis deskriptif hasil post test kemampuan membaca
permulaan untuk anak usia dini dalam metode Montessori dengan
menggunakan media kartu kata bergambar untuk kemampuan
menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dapat dilihat dari 13 anak didik
terdapat 1 orang yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (8%),
6 orang yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (46%)
dan 6 orang juga tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (6%).
Untuk kemampuan menyebutkan huruf konsonan, dapat dilihat dari 13
anak didik terdapat 1 orang yang tingkat kemampuannya belum
berkembang (8%), 10 orang yang tingkat kemampuannya mulai
47
berkembang (77%) dan 2 orang yang tingkat kemampuannya
berkembang sangat baik (15%). Untuk kemampuan menunjukkan
simbol-simbol huruf vokal dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 2
orang yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (15%), 5 orang
yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%) dan 6
orang yang tingkat kemampuannya berkembang sangat baik (46%).
Untuk kemampuan menunjukkan huruf konsonan dapat dilihat
dari 13 anak didik terdapat 5 orang yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (38%), 7 orang yang tingkat kemampuannya berkembang
sesuai harapan (54%) dan 1 orang yang tingkat kemampuannya
berkembang sangat baik (8%). Untuk kemampuan menyebutkan
kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama, dapat dilihat
dari 13 anak didik terdapat 1 anak didik yang tingkat kemampuannya
mulai berkembang (8%), 7 anak didik yang tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (54%) dan 5 anak didik yang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (38%).
Untuk kemampuan membaca nama sendiri dapat dilihat dari 13
anak didik terdapat 2 anak didik yang tingkat kemampuannya mulai
berkembang (15%), 7 anak didik yang tingkat kemampuannya
berkembang sesuai harapan (54%) dan 4 anak didik yang tingkat
kemampuannya berkembang sangat baik (31%). Untuk kemampuan
membaca nama teman, dapat dilihat dari 13 anak didik terdapat 5 anak
didik yang tingkat kemampuannya mulai berkembang (38%), 5 anak
48
didik yang tingkat kemampuannya berkembang sesuai harapan (38%)
dan 3 anak didik yang tingkat kemampuannya berkembang sangat baik
(23%).
c. Deskripsi Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Anak
Data dari skor dari pretest kemudian akan dibandingkan dengan
data skor posttest untuk melihat selisih nilai (skor) data sebelum
diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Peningkatan skor
peserta didik terhadap kemampuan membaca permulaan sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan kartu kata bergambar
melalui metode Montessori dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Pretest Dan Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Anak
No SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
PRETEST
SKOR
POSTTEST
HASIL NILAI
PENINGKATAN
1. NA 16 23 7
2. NAS 13 21 8
3. IK 8 14 6
4. TS 18 25 7
5. SRS 18 28 10
6. MF 10 19 9
7. ABR 13 19 6
8. LS 8 17 9
9. MFR 17 20 3
49
10 HA 15 21 6
11. SA 17 26 9
12. AA 15 26 11
13. FA 15 25 10
Jumlah 183 284 101
Rata-rata 14 22 8
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 13 subjek penelitian
mengalami peningkatan kemampuan membaca permulaan setelang
menggunakan kartu kata bergambar dengan melalui metode Montessori.
Skor terendah peserta didik kelompok B pada saat pretest adalah 8 dan
setelah diberi perlakuan posttest skor tertinggi adalah 28. Berdasarkan
data hasil penelitian dapat dilihat bahwa peserta didik kelompok B
mengalami perubahan.
3. Analisis Statistik Nonparametrik
Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data dari hasil observasi
sebelum dan setelah melakukan treatment, maka dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh penggunaan metode Montessori terhadap kemampuan
membaca permulaan. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan analisis uji
wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Data sebelum (O1) dan sesudah (O2) perlakuan diterapkan beda
selisih skor
b. Membuat rangking dari keseluruhan jumlah anak (tanpa
memperdulikan tanda) dengan cara mengurutkan nilai dari yang
tertinggi sampai yang terendah. Kemudian diberi angka yang
menunjukkan rangking mulai dari angka 1, 2, dan seterusnya. Nilai
50
yang sama harus diberikan rangking yang sama pula yaitu dengan
membagi bilangan nilai rangking secara adil pada semua pemilik
nilai yang sama. Bubuhkan pada setiap rangking tanda (+ atau -)
c. Untuk menetapkan nilai T nilai tanda yang terkecil dijumlahkan dari
kedua kelompok rangking yang memiliki tanda yang sama dan N
didapatkan dari jumlah sampel yang diteliti.
d. Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai Z yang diperoleh
dengan nilai Z pada uji bertanda Wilcoxon.
Untuk lebih jelasnya hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.16 Pengaruh Metode Montessori Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Anak
No
Nama
Anak
Nilai Statistik
Kemampuan Membaca
Permulaan
Selisih
Nilai
(O2)-(O1)
Rangking
Tanda
rangking
Sebelum
O1
Sesudah
O2 + -
1 NA 16 23 7 8 8
2 NAS 13 21 8 7 7
3 IK 8 14 6 11 11
4 TS 18 25 7 8 8
5 SRS 18 28 10 2,5 2,5
6 MF 10 19 9 5 5
7 ABR 13 19 6 11 11
8 LS 8 17 9 5 5
9 MFR 17 20 3 13 13
10 HA 15 21 6 11 11
51
11 SA 17 26 9 5 5
12 AA 15 26 11 1 1
13 FA 15 25 10 2,5 2,5
Jumlah Nilai 183 284 101
Nilai T = 90
Nilai Rata-rata 14 22 8
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
Berdasarkan tabel 4.16 mengenai data kemampuan membaca permulaan
ditemukan bahwa sebelum dan sesudah penggunaan metode Montessori
menunjukkan bahwa rangking yang bertanda (+) = 87 dan jumlah rangking yang
bertanda (-) = 0
Dalam pengambilan keputusan jika Z hitung ≤ Z tabel artinya HO
diterima dan HI ditolak artinya tidak ada perbedaan penggunaan metode
Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada kelompok B di TK
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar dan jika Z hitung ≥ Z tabel
artinya HO ditolak dan HI diterima artinya ada perbedaan penggunaan metode
Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B
di TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
Adapun nilai Z hitung yang diperoleh yaitu 3,07 dan Z tabel 1,645 maka
diperoleh Z hitung (3,07) ≥ Z tabel (1,645) sehingga HO ditolak dan HI diterima
artinya ada perbedaan penggunaan metode Montessori terhadap kemampuan
membaca permulaan pada anak kelompok B TK Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
nilai pada kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah mendapatkan
perlakuan berupa penggunaan metode Montessori.
52
B. Pembahasan
Hasil penelitian berdasarkan observasi yang dilakukan sebelumnya
bahwa subjek yang digunakan di Tk Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar dengan jumlah 13 anak didik pada kelompok B sebelum anak
menerima perlakuan berupa penggunaan kartu kata bergambar melalui metode
Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang
dan mulai berkembang.
Pada hasil penelitian berdasarkan observasi setelah pemberian
perlakuan, kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan hasil yang baik.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase yang terjadi pada
kategori mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat
baik. Adanya perbedaan kemampuan membaca permulaan anak sebelum dan
setelah perlakuan dengan menggunakan metode Montessori yang menggunakan
media kartu kata bergambar menunjukkan bahwa adanya pengaruh nyata
peningkatan kemampuan membaca permulaan anak dilihat dari nilai rata-rata
dari pretest terdapat 14 dan nilai rata-rata hasil posttest terdapat 22.
Pada observasi awal yang dilakukan beberapa anak belum mampu
menyebutkan simbol-simbol huruf vokal apalagi menunjukkan huruf
dikarenakan beberapa anak masih kebingungan dan pada saat anak diminta
menyebutkan dan menunjukkan yang mana huruf konsonan asih banyak anak
yang masih terdiam karena belum mengetahui yang dimaksud huruf konsonan.
Dan pada saat anak diminta untuk menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki awalan bunyi yang sama anak masih kesulitan dalam menyebutkan
53
kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama karena anak belum
paham mengenai kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama.
Selain itu anak juga belum mampu membaca nama sendiri serta nama temannya.
Hal ini terjadi karena kurang menariknya bagi anak dalam pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan jarang melatih anak dalam mengenalkan huruf apalagi
disaat masa pandemik sekarang ini tidak terlalu banyak waktu dalam
pembelajaran di sekolah.
Pada saat observasi akhir, setelah anak diberikan perlakuan berupa
penggunaan kartu kata bergambar melalui metode Montessori, kemampuan
membaca anak dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan
anak pada saat anak diminta untuk menyebutkan huruf vokal anak sudah mampu
dalam menyebutkan dan menunjukkan dengan benar. Dan pada saat anak
diminta untuk menyebutkan dan menunjukkan huruf konsonan beberapa anak
sudah berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik dalam menyebut
dan menunjukkan huruf konsonan. Selain itu, pada saat anak diminta untuk
menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang saman anak
sudah mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan sudah ada beberapa
anak yang berkembang sangat baik dalam menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki awalan bunyi yang sama. Disamping itu pada saat anak diminta untuk
membaca nama sendiri dan nama temannya sudah ada beberapa anak yang sudah
mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan ada juga beberapa anak
sudah berkembang sangat baik dalam membaca nama sendiri dan nama
temannya dengan baik.
54
Hal ini dapat terjadi karena diberikannya suatu perlakuan yaitu dengan
menggunakan kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Anak-anak
senang dengan media yang disediakan dalam pembelajaran membaca melalui
metode Montessori. Hal ini terlihat dari minat, perhatian dan semangat anak
dalam menggunakan media membaca tersebut. Karena selama ini dalam
pembelajaran membaca dini guru jarang sekali menggunakan media-media yang
menarik perhatian anak, guru hanya menggunakan buku panduan membaca saja.
Media yang ada dalam Montessori cukup relevan untuk pembelajaran membaca
dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Hainstock (2008:40) bahwa "pembelajaran Montessori lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubungan dengan objek nyata. Anak dimotivasi agar mampu
mengeksplorasi dan menemukan keajaiban alam melalui kontak langsung agar
anak memiliki pengalaman nyata tentang dunia luar menurut perspektif anak".
Melalui pengalaman nyata akan memberikan anak landasan belajar abstrak.
Artinya bahwa ketika anak mulai belajar bahasa (membaca) misalnya, anak telah
siap memiliki banyak pengetahuan yang konkret yaitu melalui pemanfaatan
media kartu kata bergambar.
Selain itu Dhieni, dkk (2008:5.5) mengungkapkan bahwa membaca
permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terpadu, yang menitik
beratkan pada pengenalan huruf dan kata, menghubungkan dengan bunyi.
Dengan melakukan metode Montessori yang menggunakan kartu kata
bergambar kemampuan membaca permulaan anak dapat meningkat karena anak
55
belajar dalam pengenalan huruf vocal dan konsonan dan pengenalan dalam
membaca.
Hasil penelitian dengan menggunakan media kartu kata bergambar
melalui metode Montessori berdasarkan uji beda wilcoxon terdapat perbedaan
signifikan kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah penggunaan
media kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Dalam hal ini rata-rata
skor kemampuan membaca permulaan anak sesudah penggunaan media kartu
kata bergambar melalui metode Montessori lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata skor kemampuan membaca permulaan anak sebelum penggunaan
media kartu kata bergambar melalui metode Montessori. Hal ini disebabkan
karena media kartu kata bergambar melalui metode Montessori membuat anak
didik tertarik dengan berbagai gambar yang terdapat dalam media serta dapat
memberikan suasana yang berbeda terhadap pembelajaran pengembangan
kemampuan membaca permulaan.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan rumusan masalah dapat disimpulkan
pada hasil penelitian berdasarkan observasi setelah pemberian perlakuan,
kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan hasil yang baik. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah persentase yang terjadi
pada kategori mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang
sangat baik. Dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung (3,07) ≥ Z tabel
(1,645), dengan demikian disimpulkan bahwa metode Montessori
mempengaruhi peningkatan kemampuan membaca permulaan di kelompok B
TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Metode Montessori telah memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan membaca permulaan anak usia dini, untuk itu diharapkan
para pembina dan para guru taman kanak-kanak dapat menerapkan
metode pembelajaran ini berdasarkan konsep bermain yang jelas dan
terstruktur dalam mengaplikasikan pada saat proses pembelajaran.
2. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut,
diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
57
DAFTAR PUSTAKA
Aulia. 2012. Revolusi Pembuat anak Candu Membaca. Jogjakarta: Flash Books
Anita, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Press
Abdurrahman, Mukjono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar.Cetakan pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Anggraeni Ria. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Penggunaan Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok B1 TK Aba
Karangmojo XVII Karangmojo Gunungkidul. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Aziza Aspiya. 2020. Pengaruh Metode Montessori dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Anak Usia Dini di Banjarmasing. Jurnal
Pendidikan Anak, (Online), Vol. 6, No. 1, (http://doi.org/10.14421/al-
athfal.2020.61-02, diakses 02 Agustus 2020)
Dhieni, Nurbiana,dkk.2017. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang
Selatan:Universitas Terbuka
Edu, M.B. 2009. Membaca permulaan dan permainan bahasa. (Online),
http://mbahbrata-edu.blogspot.com. Diakses 03 Maret 2020
Gutek Gerald Lee. 2015. Metode Montessori Panduan Wajib untuk Guru dan
Orang Tua Didik PAUD. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mursid. 2018. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Marrison George, S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jakarta Barat: PT Indeks
Maudyna, VD. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca Dan Menulis
Permulaan Siswa Kelas 1 SD Negeri Panembahan. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma
Masyrofah.2017. Model Pembelajaran Montessori Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini (Online). Vol.2
No.2(www.jurnal.uinbanten.ac.id diakses 2 Juli 2017)
Marijan. 2012. Metode Pendidikan Anak. Yogyakarta: Sabda Media
Nurdia. 2014. Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode iqra
pada kelompok B di taman kanak-kanak DDI Pajalele Kabupaten Pinran g.
Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar
58
Purwanto, N.2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Permendikbud No.137.2014.Kurikulum 2014 PAUD: Jakarta
Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Susanto Ahmad.2012. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama
Suryana Dadan. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek
Perkembangan Anak. Jakarta: Prenada Media Group
Sugiyono.2008. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dan R dan D.Bandung:Alfabeta
Sugiyono.2015.Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development.Bandung:Alfabeta
Tampubolon DP. 2015. Kemampuan membaca teknik membaca efektif dan
efisien. Bandung: CV Angkasa
Tampubulon.1993. Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca
Pada Anak. Bandung: Angkasa
Walujo Djoko Adi & Listyowati Anies. 2017. Kompendium PAUD. Cimanggis:
Prenada Media Group
Yoshinta Woro Indriyani. 2018. Kartu Suku Kata Untuk Membaca Permulaan
Berbasis Metode Montessori. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen
KISI-KISI INSTRUMEN
VARIABEL INDIKATOR INSTRUMEN
Metode Montessori
Tahap persiapan Menata lingkungan
Menyiapkan alat
Tahap pelaksanaan Menentukan tema yang
akan diajarkan
Membebaskan anak untuk
mengeksplorasi dirinya
Tahap penutup Melakukan diskusi
Mereview kembali
pembelajaran
Kemampuan membaca
permulaan
Menyebutkan simbol-
simbol huruf vokal dan
konsonan yang dikenal
Anak mampu
menyebutkan simbol-
simbol huruf vokal
Anak mampu
menyebutkan huruf
konsonan
Anak mampu
menunjukkan huruf vokal
Anak mampu
menunjukkan huruf
konsonan
Menyebutkan kata-kata
yang mempunyai fonem
yang sama
Anak mampu
menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
awalan bunyi yang sama
Membaca nama sendiri Anak mampu
membaca nama sendiri
Anak mampu membaca
nama teman
61
Lampiran 2. Instrumen lembar observasi sebelum perlakuan
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)
Nama anak :
Kelompok :
Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan membaca permulaan anak.
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3
Berkembang sangat baik = 4
No. Butir Pertanyaan Kriteria
BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1. Anak mampu menyebutkan simbol-simbol huruf
vokal
2. Anak mampu menyebutkan huruf konsonan
3. Anak mampu menunjukkan huruf vokal
4. Anak mampu menunjukkan huruf konsonan
5. Anak mampu menyebutkan kelompok gambar
yang memiliki awalan bunyi yang sama
6. Anak mampu membaca nama sendiri
7. Anak mampu membaca nama teman
62
Lampiran 3. Instrumen lembar observasi setelah perlakuan
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)
Nama anak :
Kelompok :
Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan membaca permulaan anak.
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3
Berkembang sangat baik = 4
No. Butir Pertanyaan Kriteria
BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1. Anak mampu menyebutkan simbol-simbol huruf
vokal
2. Anak mampu menyebutkan huruf konsonan
3. Anak mampu menunjukkan huruf vokal
4. Anak mampu menunjukkan huruf konsonan
5. Anak mampu menyebutkan kelompok gambar
yang memiliki awalan bunyi yang sama
6. Anak mampu membaca nama sendiri
7. Anak mampu membaca nama teman
63
Lampiran 4. Rubrik penilaian
RUBRIK PENILAIAN
No. Aspek yang diamati Kriteria Deskriptif skor
1. Anak mampu
menyebutkan simbol-
simbol huruf vokal
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
menyebutkan huruf
vokal
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
menyebutkan huruf
vokal dengan bantuan
guru
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
menyebutkan huruf
vokal tanpa bantuan
guru
3
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
menyebutkan huruf
vokal tanpa bantuan
guru dan dapat
membantu temannya
4
2. Anak mampu
menyebutkan huruf
konsonan
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
menyebutkan huruf
konsonan
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
menyebutkan huruf
konsonan dengan
bantuan guru
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
menyebutkan huruf
konsonan tanpa
bantuan guru
4
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
menyebutkan huruf
konsonan tanpa
bantuan guru dan dapat
membantu temannya
4
3. Anak mampu
menunjukkan huruf
vocal
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
menunjukkan huruf
vokal
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
menunjukkan huruf
vokal dengan bantuan
guru
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
menunjukkan huruf
3
64
vokal tanpa bantuan
guru
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
menunjukkan huruf
vokal tanpa bantuan
guru dan dapat
membantu temannya
4
2. Anak mampu
menunjukkan huruf
konsonan
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
menunjukkan huruf
konsonan
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
menunjukkan huruf
konsonan dengan
bantuan guru
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
menunjukkan huruf
konsonan tanpa
bantuan guru
3
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
menunjukkan huruf
konsonan tanpa
bantuan guru dan dapat
membantu temannya
4
3. Anak mampu
menyebutkan
kelompok gambar
yang memiliki
awalan bunyi yang
sama
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
menyebutkan
kelompok gambar
yang memiliki awalan
bunyi yang sama
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
menyebutkan
kelompok gambar
yang memiliki awalan
bunyi yang sama
dengan bantuan guru
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
menyebutkan
kelompok gambar
yang memiliki awalan
bunyi yang sama tanpa
bantuan guru
3
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
menyebutkan
kelompok gambar
yang memiliki awalan
bunyi yang sama tanpa
4
65
bantuan guru dan dapat
membantu temannya
4. Anak mampu
memaca
nama sendiri
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
membaca nama sendiri
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
membaca nama sendiri
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
membaca nama sendiri
tanpa bantuan guru
3
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
membaca nama sendiri
tanpa bantuan guru dan
dapat membantu
temannya
4
5. Anak mampu
membaca nama
teman
Belum berkembang
(BB)
Anak belum mampu
membaca nama teman
1
Mulai berkembang
(MB)
Anak mulai mampu
membaca nama teman
2
Berkembang sesuai
harapan (BSH)
Anak mampu
membaca nama teman
tanpa bantuan guru
3
Berkembang sangat
baik (BSB)
Anak mampu
membaca nama teman
tanpa bantuan guru dan
dapat membantu teman
4
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sebelum
perlakuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR
66
Semester : 1
Hari/tanggal : Rabu, 18 November 2020
Kelompok/usia : B/5-6 tahun
Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/jenis-jenis binatang
bersayap
Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.6-4.6, 3.10-4.10, 3.15-4.15
Materi kegiatan :
● Bersyukur atas nikmat Tuhan
● Berkreasi dengan berbagai media
● Tidak mengganggu teman
● Macam-macam binatang yang bersayap
● Cerita pengalaman anak
● Mengembalikan mainan pada tempatnya
● Mewarnai gambar kupu-kupu
● Mengenal huruf dan gambar pada kartu kata bergambar
Materi pembiasaan :
● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
penjemputan
● Mencuci tangan sebelum masuk kelas
● Memakai masker
● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam
SOP pembukaan
Alat dan bahan : kartu kata bergambar, pewarna, gambar pola kupu-kupu,
bola basket
Proses Kegiatan:
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang bersayap
3. Melakukan gerakan passing chest pass (mengoper bola basket setinggi
dada teman)
4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman
67
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Bercakap-cakap tentang jenis-jenis binatang bersayap
2. Mewarnai gambar kupu-kupu
3. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan
4. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama
5. Membaca nama sendiri dan nama teman
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutup
Mengetahui,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR
Semester : 1
68
Hari/tanggal : Jumat, 20 November 2020
Kelompok/usia : B/5-6 tahun
Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/binatang buas
Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.2- 4.2, 3.6- 4.6, 3.8- 4.8, 3.15- 4.15
Materi kegiatan :
● Macam – macam binatang buas
● Cerita pengalaman anak
● Mengembalikan mainan pada tempatnya
● Membaca menggunakan kartu kata bergambar
● Bisik berantai
● Tertarik pada aktivitas seni
Materi pembiasaan :
● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
penjemputan
● Mencuci tangan sebelum masuk kelas
● Memakai masker
● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam
SOP pembukaan
Alat dan bahan : kartu kata bergambar
Proses Kegiatan:
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang buas
3. Bisik berantai
4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Berdiskusi tentang macam-macam binatang buas
2. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan
3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang
sama
69
4. Membaca nama sendiri dan nama teman
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutup
Mengetahui,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK ISLAM NURUL QUDDUS BAROMBONG KOTA MAKASSAR
Semester : 1
70
Hari/tanggal : Senin, 23 November 2020
Kelompok/usia : B/5-6 tahun
Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/jenis-jenis binatang
berkakik empat
Kompetensi dasar (KD) : 1.1, 2.5, 2.6, 2.9, 3.2- 4.2, 3.6- 4.6, 3.8- 4.8, 3.15- 4.15
Materi kegiatan :
● Macam – macam binatang yang berkakik empat
● Cerita pengalaman anak
● Menulis nama sendiri
● Mengenal huruf dan gambar di kartu kata
bergambar
● Tertarik pada aktivitas seni
Materi pembiasaan :
● Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
● Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
penjemputan
● Mencuci tangan sebelum masuk kelas
● Memakai masker
● Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk kedalam
SOP pembukaan
Alat dan bahan : kartu kata bergambar, bola basket
Proses Kegiatan:
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang berkakik empat
3. Melakukan gerakan passing chest pass (mengoper bola basket setimggi
dada teman)
4. Berdiskusi tentang tidak mengganggu teman
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Menyebutkan nama binatang sesuai gambar
2. Menyebutkan dan menunjukkan huruf vokal dan konsonan sesuai
simbol huruf
71
3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang
sama
4. Membaca nama sendiri dan nama teman
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Menceritakan kegiatan main yang telah dilakukan
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Penerapan SOP penutup
Mengetahui,
Lampiran 6. Skenario pembelajaran
SKENARIO PEMBELAJARAN
72
1. Tahap Persiapan
a. Guru menentukan tema yang akan digunakan
b. Guru menata lingkungan kelas yang mendukung untuk kegiatan
membaca permulaan dengan menggunakan berbagai macam kartu kata
bergambar
c. Guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan
2. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam, berdo’a dan bernyanyi
b. Guru memberikan apersepsi pada anak
c. Guru memberikan informasi kepada anak tentang kegiatan yang akan
dilakukan
d. Guru memberikan motivasi kepada anak untuk melakukan kegiatan
3. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan jenis kegiatan dengan menggunakan kartu kata
bergambar
b. Guru menjelaskan gambar yang ada pada kartu kata bergambar
c. Guru menjelaskan huruf vokal dan konsonan yang ada pada kartu kata
bergambar
d. Guru mempraktekkan cara mengajarkan kata, sub kata, dan huruf yang
sesuai dengan tema pada hari itu melalui kartu kata bergambar
4. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi penguatan tentang materi atau kegiatan yang dilakukan
b. Guru mengajak anak mengucapkan Alhamdulillah
c. Guru mengucapkan salam
Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan proses pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan media kartu kata bergambar di TK Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar dijelaskan sebagai berikut:
1. Kegiatan I
Kegiatan pertama dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan
media kartu kata bergambar yaitu pengenalan hubungan antara bunyi
dan bentuk huruf dengan menyebutkan huruf vokal dan konsonan sesuai
bentuk huruf.
Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a,
dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru
menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan
menggunakan kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi pada
gambar yang ada di media kartu kata bergambar. Guru memperkenalkan
bunyi dan bentuk huruf dengan menggunakan media kartu kata
73
bergambar. Menjelaskan gambar yang ada di media kartu kata
bergambar.
Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar anak
diminta untuk menyebutkan dan menunjukkan huruf Vokal dan
konsonan.
Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau
kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan
Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.
2. Kegiatan II
Kegiatan pertama dilakukan dengan menggunakan media kartu kata
bergambar yaitu pengenalan kelompok gambar yang memiliki awalan
bunyi yang sama melalui media kartu kata bergambar dan menyebutkan
kata yang ada di kartu kata gambar
Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a
dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru
menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan
media kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi, gambar yang ada
di media kartu kata gambar. Guru memperkenalkan kelompok gambar
yang memiliki awalan bunyi yang sama menggunakan media kartu kata
bergambar. Guru menjelaskan kata pada gambar di media kartu kata
bergambar.
Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar untuk
menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama
Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau
kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan
Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.
3. Kegiatan III
Kegiatan pertama dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan
media kartu kata bergambar yaitu pengenalan nama teman-teman
Pada kegiatan awal terlebih dahulu mengucapkan salam, berdo’a
dan bernyanyi. Guru menjelaskan tema pada hari ini. Kemudian guru
menjelaskan bahwa pada hari ini kita akan melakukan kegiatan dengan
menggunakan media kartu kata bergambar. Guru menjelaskan materi,
gambar yang ada di media kartu kata bergambar. Guru memperkenalkan
nama teman-teman dengan menggunakan media kartu kata bergambar.
Menjelaskan kepada anak kelompok gambar yang memiliki awalan
huruf yang sama sesuai gambar yang ada pada media kartu kata
bergambar.
74
Pada kegiatan inti menggunakan media kartu kata bergambar anak
diminta untuk membaca nama temannya dan menyebutkan kata sesuai
pada kartu kata tersebut.
Kegiatan penutup, guru memberi penguatan tentang materi atau
kegiatan yang dilakukan. Guru mengajak anak mengucapkan
Alhamdulillah dan guru mengucapkan salam.
75
Lampiran 7. Daftar Anak Didik
Daftar Anak Didik
No Nama Anak Didik Kelompok L/P
1 NA B P
2 NAS B P
3 IK B L
4 TS B L
5 SRS B P
6 MF B L
7 ABR B P
8 LS B P
9 MFR B L
10 HA B L
11 SA B L
12 AA B P
13 FA B P
76
Lampiran 8. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak Sebelum (pretest)
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)
No
Nama Anak
Didik
Butir Pertanyaan
Anak mampu
menyebutkan
simbol-
simbol huruf
vokal
Anak mampu
menyebutkan
huruf
konsonan
Anak
mampu
menunjukk
an huruf
vocal
Anak mampu
menunjukkan
huruf konsonan
Anak mampu
menyebutkan
kelompok
gambar yang
memiliki awalan
bunyi yang sama
Anak
mampu
membaca
nama
sendiri
Anak
mampu
membaca
nama
teman
1. NA BSH MB BSH MB MB MB MB
2. NAS MB BB MB MB MB MB MB
3. IK MB BB BB BB BB BB BB
4. TS BSH MB BSH BSH BSH MB MB
5. SRS BSH MB BSH BSH BSH MB MB
6. MF MB BB MB MB BB BB BB
7. ABR MB BB MB MB MB MB MB
8. LS MB BB BB BB BB BB BB
9. MFR BSH MB BSH MB BSH MB MB
10. HA MB BB BSH MB BSH MB MB
11. SA MB BB BSH BSH BSH BSH MB
12. AA MB MB MB MB BSH MB MB
13. FA MB BB BSH MB BSH MB MB
Keterangan:
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3
Berkembang sangat baik (BSB) = 4
77
Lampiran 9. Instrumen Lembar Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak Setelah (posttest)
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)
No
Nama Anak
Didik
Butir Pertanyaan
Anak mampu
menyebutkan
simbol-
simbol huruf
vokal
Anak mampu
menyebutkan
huruf
konsonan
Anak
mampu
menunjukk
an huruf
vocal
Anak mampu
menunjukkan
huruf konsonan
Anak mampu
menyebutkan
kelompok
gambar yang
memiliki awalan
bunyi yang sama
Anak
mampu
membaca
nama
sendiri
Anak
mampu
membaca
nama
teman
1. NA BSB BSH BSB BSH BSH BSH BSH
2. NAS BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH
3. IK MB MB MB MB MB MB MB
4. TS BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH
5. SRS BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB
6. MF BSH BSH BSH MB BSH BSH MB
7. ABR BSH BSH BSH MB BSH BSH MB
8. LS BSH BSH MB MB BSH MB MB
9. MFR BSH BSH BSH BSH BSH BSH MB
10. HA BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH
11. SA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB
12. AA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB
13. FA BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSH
Keterangan:
Belum berkembang (BB) = 1
Mulai berkembang (MB) = 2
Berkembang sesuai harapan (BSH) = 3
Berkembang sangat baik (BSB) = 4
78
Lampiran 10. Data Mentah Pretest Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Item Kriteria Skor Nama Jumlah
NA NAS IK TS SRS MF ABR LS MFR HA SA AA FA
1
BB 1 0
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 9
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 4
BSB 4 0
2
BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
BSH 3 0
BSB 4 0
3
BB 1 ✓ ✓ 2
MB 2 ✓ ✓ ✓ 3
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8
BSB 4 0
4
BB 1 ✓ ✓ 2
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 8
79
BSH 3 ✓ ✓ ✓ 3
BSB 4 0
5
BB 1 ✓ ✓ ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ 3
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7
BSB 4 0
6
BB 1 ✓ ✓ ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 9
BSH 3 ✓ 1
BSB 4 0
7 BB 1 ✓ ✓ ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10
BSH 3 0
BSB 4 0
Jumlah 16 13 8 18 18 10 13 8 17 15 17 15 15 183
80
Lampiran 11. Data Mentah Posttest Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Item Kriteria Skor Nama Jumlah
NA NAS IK TS SRS MF ABR LS MFR HA SA AA FA
1
BB 1 0
MB 2 ✓ 1
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6
2
BB 1 0
MB 2 ✓ 1
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10
BSB 4 ✓ ✓ 2
3
BB 1 0
MB 2 ✓ ✓ 2
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 6
4
BB 1 0
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
81
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7
BSB 4 ✓ 1
5
BB 1 0
MB 2 ✓ 1
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
6
BB 1 0
MB 2 ✓ ✓ 2
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 7
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ 4
7 BB 1 0
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
BSB 4 ✓ ✓ ✓ 3
Jumlah 23 21 14 25 28 19 19 17 20 21 26 26 25 284
82
Lampiran 12. Mencari persentase pretest
Mencari Persentase Pretest
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100%
Keterangan
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicapai persentasenya
N = Jumlah subjek (sampel)
Frekuensi pada butir no 2 pretest pada kategori mulai berkembang adalah 9 anak
dan jumlah data yang ada adalah 13
Maka:
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100%
𝑃 =9
13 × 100%
𝑃 = 0, 69 × 100%
𝑃 = 69%
83
Lampiran 13. Mencari persentase posttest
Mencari Persentase Posttest
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100%
Keterangan
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicapai persentasenya
N = Jumlah subjek (sampel)
Frekuensi pada butir no 2 posttest pada kategori mulai berkembang adalah 1 anak
dan jumlah data yang ada adalah 13
Maka:
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100%
𝑃 =1
12 × 100%
𝑃 = 0, 08 × 100%
𝑃 = 8%
84
Lampiran 14. Mencari rangking
Mencari Rangking
Nilai Rangking
1. 11 ................................................................................................................................ 1
2. 10 ............................................................................................................................... 2,5 Dari (2+3):2
3. 10 ............................................................................................................................... 2,5
4. 9 ................................................................................................................................. 5 Dari (4+5+6):3
5. 9 ................................................................................................................................. 5
6. 9 ................................................................................................................................. 5
7. 8 ................................................................................................................................. 7
8. 7 ................................................................................................................................. 8 Dari (8+9):2
9. 7 ................................................................................................................................. 8
10. 6 ............................................................................................................................... 11 Dari (10+11+12):3
11. 6 ............................................................................................................................... 11
12. 6 ............................................................................................................................... 11
13. 3 ............................................................................................................................... 13
85
Lampiran 15. Mencari nilai 𝑧
Mencari Nilai 𝑧
𝑧 =𝑇 −
𝑁(𝑁 + 1)4
√𝑁(𝑁 + 1)(2𝑁 + 1)24
𝑧 =90 −
13(13 + 1)4
√13(13 + 1)(2.13 + 1)24
𝑧 =90 −
13(14)4
√13(14)(27)24
𝑧 =90 −
1824
√182 (27)24
𝑧 =90 − 46
√205
𝑧 = 44
14,31
𝑧 = 3,07
86
Lampiran 16. Mencari rata-rata
Penyelesaian mencari nilai rata-rata :
1. Nilai rata-rata Pretest
𝑃 =𝛴𝑥
𝑁
𝑃 =183
13
𝑃 = 14,0
𝑃 = 14
2. Nilai rata-rata Posttest
𝑃 =𝛴𝑥
𝑁
𝑃 =284
13
𝑃 = 21,8
𝑃 = 22
87
Lampiran 17. Tabel Wilcoxon Z tabel
Tabel Wilcoxon Z tabel untuk dua sampel berhubungan (dependen)
ᵅ 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
0.00 3.090 2.878 2.748 2.652 2.576 2.512 2.457 2.409 2.366
0.01 2.326 2.290 2.257 2.226 2.197 2.170 2.144 2.120 2.097 2.075
0.02 2.054 2.034 2.014 1.995 1.997 1.960 1.943 1.927 1.911 1.896
0.03 1.881 1.866 1.852 1.838 1.825 1.812 1.799 1.787 1.774 1.762
0.04 1.751 1.739 1.728 1.717 1.706 1.695 1.685 1.675 1.665 1.655
0.05 1.645 1.635 1.626 1.616 1.607 1.598 1.589 1.580 1.572 1.563
0.06 1.555 1.546 1.538 1.530 1.522 1.514 1.506 1.499 1.491 1.483
0.07 1.476 1.468 1.461 1.454 1.447 1.440 1.433 1.426 1.419 1.412
0.08 1.405 2.398 1.392 1.385 1.379 1.372 1.366 1.359 1.353 1.347
0.09 1.341 1.335 1.329 1.323 1.317 1.311 1.305 1.299 1.293 1.287
0.010 1.282 1.276 1.270 1.256 1.259 1.254 1.248 1.243 1.237 1.232
88
Lampiran 18. Keterangan Validasi
89
Lampiran 19. Surat pengantar dari TU
90
Lampiran 20. Surat Izin Penelitian dari LP3M
91
Lampiran 21. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
92
Lampiran 22. Kartu Kontrol Penelitian
93
Lampiran 23. Surat Izin Penelitian dari TK Islam Nurul Quddus Barombong
94
Lampiran 24. Kartu Kontrol Bimbingan
95
96
Lampiran 25. Hasil Turnitin
97
98
Lampiran 26. Dokumentasi
DOKUMENTASI
KEGIATAN PRETEST
Menyebutkan huruf vokal
Menyebutkan huruf konsonan
99
Menunjukkan huruf vokal
Menunjukkan huruf konsonan
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awalan yang sama
100
Menulis nama sendiri dan membacanya
Membaca nama teman
101
Kegiatan Treatment
Menjelaskan bentuk dan bunyi huruf vokal dan konsonan
Menjelaskan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awal yang sama
102
Meniru kata namanya sendiri dan membacanya
Memperlihatkan foto teman dan membaca nama temannya
103
Kegiatan Posttest
Menyebutkan huruf vokal
Menyebutkan huruf konsonan
104
Menunjukkan huruf vokal
Menunjukkan huruf konsonan
105
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awal yang sama
Membaca nama sendiri
106
Membaca nama teman
107
RIWAYAT HIDUP
St. Hajar, Dilahirkan di Tokka, Desa Bissoloro, Kecamatan
Bungaya, Kabupaten Gowa pada tanggal 08 April 1998, dari
pasangan ayahanda Tamsar dan Ibunda Dahliah. Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2005 di SD Inpres Pattallikang dan
tamat tahun 2010, tamat SMPN 1 Manuju pada tahun 2013, dan
tamat MA. Muhammadiyah Limbung pada tahun 2016. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan pada Program Strata satu (S1) Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.