pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas xi bahasa...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP
PENGENTASAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI
BAHASA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KUPANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling
OLEH
ELIDAT B. SUAN
0601160007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2010
2
ABSTRAK
Skripsi oleh “Elidat B. Suan dengan Judul Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar
Terhadap Pengentasan Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Bahasa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kupan Tahun Ajaran 2010/2011”. Masalah penelitian adalah seberapa besar
pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI
Bahasa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari layanan bimbingan
belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011. Hipotesis Penelitian ini adalah ada pengaruh
layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun
Ajaran 2010/2011. Dengan sampel siswa kelas XI Bahasa yang Berjumlah 40 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan atau porposive sampel.
Variabel penelitian adalah variabel X (Layanan Bimbingan Belajar) dan variabel Y
(Kesulitan Belajar Siswa). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap
pengentasan kesulitan belajar digunakan rumus regresi linear sederhana.
Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh : Fhitung = 25,3 dan Ftabel = 4,10. Jadi,
ternyata Fhitung ˃ Ftabel. Karena Fhitung lebih besar Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh
layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Kata Kunci : Bimbingan Belajar, Kesulitan Belajar.
3
ABSTRACT
Thesis by "Elidat B. Suan with Title Effect of Tutoring Services Learning Difficulties
Students Against Poverty Class XI High School Language School 1 Kupan in Academic Year
2010/2011 ". Research problem is how much influence tutoring services to poverty-class
students' learning difficulties XI High School Language School 1 Kupang in Academic Year
2010/2011. The purpose of this research is to know how big the influence of tutoring services
to alleviation of difficulties learning student XI High School Language School 1 Kupang in
Academic Year 2010/2011. The hypothesis of this research is no influence of tutoring
services to poverty-class students' learning difficulties XI High School Language School 1
Kupang in Academic Year 2010/2011.
This research was conducted at School 1 High School Kupang Academic Year
2010/2011. With a sample of students in grade XI Language totaling 40 people. The sampling
technique used is intended or porposive sample sample. Research variables are variables X
(Tutoring Service) and variable Y (Student Learning Difficulties). Data collection techniques
used in this study is the questionnaire. To determine whether there is influence of tutoring
services to alleviation of difficulties in learning to use simple linear regression formula.
Based on statistical calculation is obtained: Fcount = 25.3 and Ftable = 4.10. So, it
turns out Fcount ˃ Ftable. Because larger Fcount Ftable, it concluded that there is influence
of tutoring services to poverty-class students' learning difficulties XI High School Language
School 1 Kupang in Academic Year 2010/2011.
Keywords: Tutoring, Learning Difficulties.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan individu. Dengan pendidikan
manusia bisa menjadi individu yang cerdas dan berakhlak mulia. Menjadi manusia yang
berpendidikan maka manusia perlu melewati proses-proses dan tingkatan-tingkatan
pendidikan baik secara formal maupun non formal. Pendidikan formal meliputi jenjang
pendidikan yang terstruktur dan memiliki sistim yang terarah. Contohnya, jenjang
pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan
Perguruan Tinggi, sedangkan jenis pendidikan lain adalah pendidikan non formal yang
ada di luar jenjang pendidikan yang dijelaskan di atas.
Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berjalan dengan
wajar. Terkadang lancar terkadang juga tidak dan terkadang individu dapat dengan cepat
memahami apa yang dipelajari, terkadang juga lambat atau tidak memahami sama sekali.
Dalam hal semangat belajar, terkadang semangatnya tinggi tetapi terkadang sulit
berkonsentrasi terhadap apa yang dipelajari. Demikian kenyataan yang sering dijumpai
pada tiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam aktifitas belajar. Setiap
individu memang tidak ada yang sama . perbedaan individual inilah yang mengakibatkan
perbedaan tingkah laku belajar di kalangan peserta didik. Dalam keadaan di mana siswa
atau peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan
“kesulitan belajar”.
Kesulitan belajar tidak selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi yang
rendah, tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian,
5
IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karena itu,
dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat pada setiap peserta didik maka pendidik
perlu memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar peserta didik
sehingga pemberian bantuan tidak melenceng dari apa yang menjadi kebutuhan peserta
didik.
Dalam kegiatan atau aktifitas belajar peserta didik di sekolah, kesulitan belajar
merupakan salah satu masalah pokok yang sering dialami oleh peserta didik dan yang
paling sering kita jumpai dalam setiap aktifitas belajar pada tiap jenjang pendidikan
terutama jenjang pendidikan formal. Sebagai contoh konkrit, penulis telah melakukan
kegiatan observasi tentang kesulitan belajar pada peserta didik yang berada pada jenjang
pendidikan formal Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang pada saat penulis
menjalankan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut beberapa waktu
lalu.
Di sekolah tersebut penulis menjumpai sebagian besar peserta didik
mengalami kesulitan belajar dalam menempuh proses belajar di sekolah. Misalnya, siswa-
siswi kelas XI Bahasa yang akhirnya diambil sebagai sampel dalam penelitian ini.
Kesulitan-kesulitan belajar tersebut bukan hanya disebabkan oleh faktor-faktor interen
tapi juga oleh faktor-faktor eksteren. Kesulitan-kesulitan belajar tersebut juga dapat
berdampak pada prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tersebut, maka peran pendidik
terutama guru pembimbing sangatlah penting. Dalam bidang bimbingan dan konseling,
bidang bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan yang dapat digunakan
guru pembimbing untuk membantu peserta didik untuk mengatasi masalah kesulitan
belajar yang dialami. Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang, lewat observasi
6
yang telah penulis lakukan maka dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing perlu
meningkatkan intensitas layanan bimbingan belajar kepada setiap peserta didik sesuai
dengan kebutuhan masing-masing agar masalah kesulitan belajar yang terjadi pada
peserta didik yang ada di sekolah tersebut dapat teratasi.
Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang dengan mengambil judul : “Pengaruh Layanan
Bimbingan Belajar Terhadap Pengentasan Kesulitan Belajar Siswa Kela XI Bahasa
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Taun Pelajaran 2010/201 ”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini yaitu : Apakah ada pengaruh dari layanan bimbingan belajar terhadap
kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun
Pelajaran 2010/2011 ?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh layanan
bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar siswa Sekolah Menengah atas Negeri 1
Kupang Tahun Pelajaran 2010/2011.
7
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member kegunaan baik secara teoritis maupun secara
praktis sebagai berikut :
a. Kegunaan Teoritis
Untuk mengetahui layana bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa-siswi
kelas XI Bahasa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang tahun pelajaran
2010/2011 dan dampaknya terhadap penanganan kesulitan belajar siswa.
b. Kegunaan Praktis
1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah Daerah dalam hail ini Dinan
Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga Daerah NTT dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di NTT.
2. Sebagai bahan informasi bagi guru agar dapat memberikan informasi kepada
siswa agar siswa lebih termotifasi dalam belajar.
3. Sebagai bahan informasi bagi siswa agar siswa dapat mengetahui seberapa
besar pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar.
8
D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya
melalui fakta-fakta.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ha = Ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI
Bahasa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Ho = Tidak Ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar siswa
kelas XI Bahasa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2010/2011.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Belajar merupakan aktifitas individu sebagai suatu totalitas, baik secara psikologis
maupun secara psikis. Menurut slameto (1985), belajar adalah suatu tingkah laku yang baru
sebagai suatu keseluruhan hasil pengalamannya.n sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Menurut Catharina (2006), belajar merupakan perubahan relatif yang terjadi
karena hasil dari praktek atau pengalaman.
Dari pendapat kedua ahli di atas tentang belajar, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah totalitas dari dari perubahan tingkah laku sesuai dengan pengalaman interaksi
dengan lingkungan.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2003), secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi :
1. Intelegensi
Intelegensi adalah kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dalam berbagai
situasi dan dapat diabstraksikan dalam suatu kualitas yang sama.
10
2. Minat
Minat adalah kecendrungan yang untuk memperhatikan dan mengenal beberapa
kegiatan.
3. Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu sejak lahir yang diperoleh
melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi kecakapan setelah melalui
proses belajar.
4. Motivasi
Motifasi adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungannya dalam kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehengaki oleh subyek belajar tersebut dapat tercapai.
b. Faktor Eksteren
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut yang
meliputi :
1. Keluarga
Faktor keluarga meliputi cara mendidik, suasana dalam keluarga, perhatian orang
tua, dan keadaan social ekonomi keluarga.
2. Sekolah
Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, keadaan gedung, interaksi
guru dengan siswa di sekolah, dll.
11
3. Masyarakat
Faktor masyarakat meliputi media massa, cara hidup di lingkungan, teman
bergaul, dll.
A. LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari istilah Guidance dan
Counseling dalam bahasa Inggris. Sesuai denngan istilahnya maka bimbingan dapat
diartikan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk sampai pada pengertian
sebenarnya kita harus tau bahwa tidak semua bantuan adalah bentuk bimbingan.
Misalnya jika seseorang guru membisikan suatu jawaban soal ujian pada waktu ujian
agar muridnya lulus, tentu saja bantuan itu bukan bentuk bantuan yang dimaksud
dengan “bimbingan”. Bimbingan membutuhkan syarat tertentu, proses tertentu,
bentuk tertentu, pelaksanaan tertentu sesuai dengan prinsip, dasar dan tujuannya.
Untuk memperoleh pengertian bimbingan yang agak jelas, berikut dikutip
beberapa definisi tentang bimbingan sebagai berikut :
a. Definisi yang dikemukakan dalam “Year Book Of Education” 1955, bimbingan
adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk
menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial (I. Jumhur Dan Mohhamad Surya, 2005).
b. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Stoops dan Wal Quist yaitu suatu
proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk
mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat sebesar-
besarnya baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat.
12
c. Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh Crow Of Crow adalah sebagai berikut
: Guidance is assistance made available by personality qualified and adequately
trained man or woman to an individual of age to help him manage his own life
actifities develop his own points of view, make his own decisions, and carry his
own burdens (Lester D. Crow And Alif Crow, 1960).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik perempuan
maupun laki-laki yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan
kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,
membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.
Dengan membandingkan beberapa definisi tentang bimbingan sebagaimana
disebutkan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengertian
bimbingan sebagai berikut :
a. Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan. Hal ini mengandung arti bahwa
kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
incidental, kebetulan, tidak sengaja atau asal saja, melainkan suatu kegiatan yang
dilakukan secara sengaja, sistematis, berencana, terus menerus dan terarah pada
tujuan.
b. Bimbingan merupakan proses membantu individu. Dengan perkataan membantu
berarti bukan suatu paksaan. Memang bimbingan tidak memaksakan individu
untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing secara pasti,
melainkan membantu mengarahkan individu kea rah suatu tujuan yang sesuai
dengan potensinya secara optimal. Yang menentukan pilihan dalam pemecahan
13
masalah ialah individu itu sendiri. Sedangkan pembimbing hanya membantu. Ini
berarti bahwa proses bimbingan merupakan kegiatan yang bersifat kerja sama
secara demokratis. Oleh karena itu bimbingan memerlukan teknik-teknik tertentu
yang memadai dan obyektif.
c. Bantuan yang diberikan ialah kepada setiap individu yang memerlukannya di
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Jadi jelas bahwa bimbingan
memberikan bantuan kepada setiap individu baik anak-anak, remaja maupun
orang dewasa.
d. Bahwa bantuan yang diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya
secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya. Ini berarti bahwa individu
harus memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan derinya dan
mewujudkan dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.
e. Yang menjadi tujuan bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri
kepada lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebagai
anggota masyarakat dia harus menjadi warga masyarakat yang produktif dan
berguna. Semua itu dapat tercapai apabila individu berhasil mengembangkan
kapasitasnya secara optimal. Jika individu berhasil dalam menyesuaikan dirinya,
maka dia akan memperoleh kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat.
f. Bahwa untuk pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personal yang memiliki
keahlian dan pengalaman yang khusus dalam bidang bimbingan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
14
terbimbing agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
2. Pengertian Bimbingan Belajar
a. W. S. Winkel
Menurut W. S. Winkel, bimbingan akademik/ bimbingan belajar adalah
bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
program studi tang tepat dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
b. Prof. Dr. Sofyan S. Willis
Menurut Sofyan S. Willis, layanan bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan
yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
c. Merujuk pada pengertian bimbingan belajar dari kedua ahli di ata, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah proses bantuan
yang diberikan kepada siswa oleh guru pembimbing secara terus menerus dan
sistematik sesuai dengan kebutuhan dan jenis kesulitan yang dialami siswa
agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajrnya sendiri sehingga siswa dapat
mencapai tujuan belajar yang optimal.
15
3. Tujuan Bimbingan Belajar
Karena belajar merupakan inti kegiatan pengajaran di sekolah, maka wajiblah
murid-murid dibimbing oleh guru pembimbing agar tercapai tujuan belajar yang
optimal.
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar
mendapat penyesuaian yang abik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat
belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai
perkembangan yang optimal.
Untuk lebih jelasnya tujuan pelayanan bimbingan belajar dirinci sebagai
berikut :
a. Mencarikan cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau
sekelompok anak,
b. Menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran,
c. Memberikan informasi bagi yang memanfaatkan perpustakaan,
d. Membuats tugas sekolah dan mempersiapkan diri menghadapi ujian,
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita,
kondisi fisik atau kesehatan,
f. Menunjukan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu,
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya,
h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah
maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya di masa depan.
16
Dalam bimbingan belajar diharapkan murid-murid dapat melakukan
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai potensi, bakat
dan kemampuan yang ada pada dirinya.
Berdasarkan tujuan layanan bimbingan belajar seperti yang telah terinci di atas
maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan belajar adalah untuk membantu
murid-murid yang mengalami kesulitan di dalam memasuki proses belajar dan situasi
belajar yang dihadapinya.
B. KESULITAN BELAJAR SISWA
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang lancar kadang tidak, kadang dapat cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat kadang semangatnya tinggi,
tetapi kadang sulit juga untuk konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita
jumpai pada setiap adak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan
aktifitas belajar.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental), akan tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor non
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan
belajar. Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap
anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesulitan belajar. Berikut pengertian kesulitan belajar menurut beberapa ahli :
17
a. Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs Widodo Supriyono
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah
yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam
keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya,
itulah yang disebut dengan “Kesulitan Belajar”.
b. Drs. H. Mulyadi, M. Pd. I
Pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga
memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar
dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-
hambatan ini mungkin didasari dan mungkin juga tidak didasari oleh orang yang
mengalaminya dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun psikologis dalam
keseluruhan proses belajarnya.
Merujuk pada pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa mengalami hambatan-hambatan yang
berkaitan dengan proses belajar dalam mencapai tujuan belajar.
2. Macam-Macam Kesulitan Belajar
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono dalam Psikologi
Belajar (2004 : 78), macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokan menjadi
empat macam, yaitu sebagai berikut :
18
a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
1. Ada yang berat,
2. Ada yang sedang.
b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
1. Ada yang sebagian bidang studi,
2. Ada yang keseluruhan bidang studi.
c. Dilihat dari sifat kesulitannya
1. Ada yang sifatnya permanen/ menetap,
2. Ada yang sifatnya hanya sementara.
d. Dilihat dari segi faktor penyebabnya
1. Ada yang karena faktor intelegensi,
2. Ada yang karena faktor non intelegensi.
3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam golongan yaitu
sebagai berikut :
a. Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa itu sendiri) yang meliputi :
1. Faktor fisiologi
2. Faktor psikologi
19
b. Faktor ekstern (Faktor yang berasal dari luar diri siswa) yang meliputi :
1. Faktor-faktor non sosial
2. Faktor-faktor sosial
C. PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KESULITAN
BELAJAR SISWA
Dari uraian tentang layanan bimbingan elajar dan kesulitan belajar di atas
dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan belajar mempunyai pengaruh yang sangat
erat dengan kesulitan belajar siswa. Jika layanan bimbingan belajar yang diberikan guru
pembimbing kepada siswa tidak optimal maka siswa tidak akan mencapai tujuan belajar
yang maksimal pula. Selain itu, kalau layanan bimbingan belajar yang diberikan guru
pembimbing tidak sesuai kebutuhan maka masalah kesulitan belajar yang dialai peserta
didik tidak akan terentaskan.
20
D. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
mempunyai dua variabel, yaitu variabel bebas (X) layanan bimbingan belajar dan variabel
terikat (Y) kesulitan belajar siswa, di mana kedua variabel ini mempunyai indikator yang
dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa layanan bimbingan belajar
mempunyai tujuan secara umum yaitu membantu peserta didik untuk mendapat
penyesuaian yang b aik dalam situasi belajar, sehingga setiap peserta didik dapat belajar
dengan baik tanpa ham batan apapun sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing
peserta didik dan mencapai perkembangan yang optimal. Secara umum kesulitan belajar
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Yang termasuk
dalam faktor interen adalah keadaan fisik dan psikis peserta didik, sedangkan yang
termasuk dalam faktor eksteren adalah kondisi dalam keluarga, keadaan ekonomi
keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor inilah yang
mengakibatkan kesulitan belajar pada peserta didik.
Tujuan bimbingan
belajar
Faktor internal
Kesulitan belajar
siswa
Layanan
bimbingan belajar
Faktor eksternal
Fisiologi
Psikologi
Keluarga
Ekonomi
Sosial
Sekolah
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI Bahasa Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2010/2011. Alasan penulis memilih sekolah ini
sebagai lokasi penelitian karena sejauh yang penulis ketahui belum pernah ada yang
meneliti tentang pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan
belajar siswa pada sekolah ini.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan
diteliti. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI
Bahasa yang berjumlah 120 orang.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan atau
Purposive Sample. Sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subyek
bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu (Ridwan,2004 : 63).
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
22
besar dan jauh. Oleh karena itu, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 40
0rang.
C. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan belajar.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar siswa.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup. Sehubungan dengan pemakaian angket tertutup ini dalam pengumpulan data,
maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan mengunakan skala likert.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
komponen kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator yang dapat diukur. Akhirnya
indikator-indikator yang daat terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
1. Pernyataan positif
Tidak Pernah (0) = 1
Sangat Jarang (1) = 2
Jarang (2) = 3
23
Sering (3) = 4
Sangat Sering (4) = 5
2. Pernyataan negatif
Tidak Pernah (0) = 5
Sangat Jarang (1) = 4
Jarang (2) = 3
Sering (3) = 2
Sangat Sering (4) = 1
Angket ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh layanan
bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
E. TEKNIK ANALISA DATA
Arikunto (2002 : 209) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan analisis data
adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-
aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.terkait
dengan hal ini maka diperlukan teknik analisis data.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik:
untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar
dilakukan analisis regresi sederhana. Regresi atau peramalan adalah suatu proses
memperkirakan dengan rumus secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi
24
di masa yang akan datang berdasarkan informasi di masa lalu dan sekarang yang dimiliki
agar kesalahannya dapat diperkecil (Ridwan, 2006).
Rumus Regresi Linear Sederhana :
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ: Variabel Terikat (Kesulitan Belajar)
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi Variabel X
X : Variabel Bebas (Layanan Bimbingan Belajar)
Langkah-langkah menjawab regresi sederhana :
Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Langkah 3. Membuat table penolong untuk menghitung angka statistik
Langkah 4. Memasukan angka-angka dari table penolong dengan rumus :
Langkah 5. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus :
JKReg[a] =
n.ΣXY-ΣX.ΣY
n.ΣX²-(ΣX)²
(ΣX)²
n
b= n.ΣXY-ΣX.ΣY
n.ΣX²-(ΣX)² b=
ΣX-b.ΣX
n a=
n.ΣXY-ΣX.ΣY ΣX-b.ΣX
25
Langkah 6. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg [b׀a]) dengan rumus:
(b) = ΣXY -
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus :
JKRes = ΣY- JKReg [b׀a] - JKReg[a]
Langkah 8. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi dengan rumus :
RJKReg[a] = JKReg[a]
Langkah 9. Mencari rata-rata kuadrat regresi (RJKReg[b׀a]) dengan rumus :
RJKReg[b׀a] = JKReg[b׀a]
Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKRes) dengan rumus :
RJKRes=
JKReg [b׀a] (ΣX).(ΣY)
n
RJKRes
n-2
26
Langkah 11. Menguji signifikansi dengan rumus :
F Hitung =
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika FHitung ≥ FTabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Jika FHitung ≤ FTabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan : α = 0,01 atau α = 0,05
Cari nilai FTabel dengan menggunakan tabel F dengan rumus :
FTabel = F ((1- α) (dk Reg (b|a)),(dk Res))
Langkah 12. Membuat kesimpulan
Selain menggunakan rumus regresi linear sederhana, mencari seberapa besar
pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI
Bahasa SMA Negeri1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011, penulis juga mencari pengaruh
layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa yang menjadi sampel
dengan menganalisis nilai rata-rata per indikator, sub indikator dan item-item dari skala yang
digunakan dengan menggunakan rumus perhitungan nilai rata-rata (mean):
Me =
JKReg [b|a]
RJKRes
∑Xi
n
Keterangan :
Me = Mean / Rata-rata
∑ = Epsilon / Jumlah
Xi = Nilai X ke i sampai dengan n
n = Jumlah Responden
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Letak
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang terletak di jalan Cak Doko No. 56
kelurahan Oetete, kecamatan Oebobo, Kota Kupang dengan batas-batas sebagai
berikut :
1.1. Sebelah timur berbatasan dengan jalan Pemuda 2.
1.2. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Meranti.
1.3. Sebelah utara berbatasan dengan jalan Cak Doko.
1.4. Sebelah selatan berbatasan dengan SD Inpres Oetete.
2. Keadaan Fisik SMA Negeri 1 Kupang
SMA Negeri 1 Kupang didirikan pada tanggal 15 November 1950 berdasarkan surat
Keputusan (SK) MENDIKBUD No.035/1979 tentang pendirian sekolah dengan
gedung yang ada sebanyak enam unit, berbentuk huruf „U‟, berlantai dua dengan luas
bangunan 8.685 M2
dan dibangun di atas sebidang tanah dengan luas 11.806 M2.
28
Tabel 4.1
Keadaan Fisik SMA Negeri 1 Kupang Tahun 2010
No. Jenis Ruangan Jumlah Ruangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang BK 1
5. Ruang Kelas 41
6. Ruang Perpustekaan 1
7. Ruang Tata Usaha 1
8. Ruang Laboratorium Fisika 1
9. Ruang Laboratorium Kimia 1
10. Ruang Laboratorium Biologi 1
11. Ruang Ketrampilan/ Seni 1
12. Ruang Kamar Mandi/ WC Guru 4
13. Ruang Kamar Mandi/ WC Siswa 10
Jumlah 61
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kupang, 2010
3. Keadaan Guru dan Pegawai
Penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Kupang dilaksanakan oleh
tenaga pendidikan dan kependidikan yang terdiri dari komponen guru yang berjumlah
115 orang yaitu guru PNS sebanyak 106 (Laki-laki 47 orang dan perempuan 59
orang) dan guru tidak tetap sebanyak 9 orang (Laki-laki 3 orang dan Perempuan 6
orang).
29
Pendidikan terakhir guru-guru terdiri dari S1 sebanyak 98 orang, S2 sebanyak
3 orang dan D3 sebanyak 5 orang. Tenaga tata usaha sebanyak 5 orang laki-laki dan 7
orang perempuan (pegawai tetap) dan laki-laki 2 orang, perempuan 1 orang (pegawai
tidak tetap), satpam sebanyak 4 orang laki-laki dan cleaning service sebanyak 4 orang
laki-laki.
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SMA Negeri 1 Kupang sampai dengan Desember 2010 sebanyak 1.837
orang yang menempati 34 rombongan belajar yakni kelas kelas X berjumlah 15 kelas
dengan jumlah siswa 505 orang, kelas XI berjumlah 9 kelas dengan jumlah siswa 259
orang, dan kelas XII berjumlah 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 1.073 orang.
5. Organisasi Sekolah
Komponen sumber daya manusia di SMA Negeri 1 Kupang secara umum
dikelompokan menjadi tiga organisasi yaitu guru dan pegawai, osis dan komite.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Organisasi SMA Negeri 1 Kupang Tahun 2010
No. Jenis Organisasi Unsur Yang Terkait
1. Guru/ Pegawai 1. Kepala sekolah
2. Wakil kepala sekolah
3. Wali kelas
4. Kepala urusan
5. Guru mata pelajaran
6. Pembina OSIS dan ekstra kurikuler
7. Urusan tata usaha
30
8. Laboratorium
9. Perpustakaan
10. Piket harian
2. OSIS Perwakilan siswa kelas X, XI, XII
3. Komite sekolah 1. Guru dan pegawai
2. Siswa
3. Tokoh masyarakat
4. Tokoh pendidik
5. Alumni
6. Alim ulama
7. Orang tua siswa
8. Pemerintah setempat
9. LSM
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kupang, 2010
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Berikut ini akan disajikan karakteristik siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1
Kupang Tahun Ajaran 2010/2011 yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan
umur, jenis kelamin dan agama. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Siswa Kelas XI Bahasa Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan
Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1. Laki-Laki 8 20
2. Perempuan 32 80
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
31
Tabel 4.4
Karakteristik Siswa Kelas XI Bahasa Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan
Umur
No. Umur Jumlah Presentase (%)
1. 16 tahun 35 87,5
2. 17 tahun 5 12,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
Tabel 4.5
Karakteristik Siswa Kelas XI Bahasa Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan
Agama
No. Agama Jumlah Presentase (%)
1. Kristen Protestan 23 57,5
2. Kristen Katholik 7 17,5
3. Islam 6 15
4. Hindu 3 7,5
5. Budha 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
Karakteristik siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011
berdasarkan jenis kelamin, umur, dan agama yang tercantum dalam tabel 4.3. tabel
4.4, dan tabel 4.5 hanyalah merupakan salah satu gambaran umum kondisi siswa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini.
32
C. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini merupakan ditolak atau diterimanya hipotesis. Dalam
hipotesis dinyatakan bahwa ada pengaruh teman sebaya terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI Bahasa Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran
2010/2011.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa
kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011, maka penulis
memperoleh data dengan menyebarkan instrument kepada responden untuk diisi
sesuai dengan keadaan yang dialami di sekolah.
Instrument yang disebarkan kepada responden terdiri dari dua variabel yaitu
variabel X (layanan bimbingan belajar) yang berjumlah 34 item dan variabel Y
(kesulitan belajar siswa) yang berjumlah 16 item. Instrument ini disebarkan kepada 40
responden yang telah ditetapkan sebagai sampel untuk diisi. berikut akan diuraikan
data hasil pengolahan per indikator :
1. Analisis Nilai Rata-Rata/ Mean Per Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Item
a. Variabel X (Layanan Bimbingan Belajar) berdasarkan data hasil rekapan, data
tersebut diolah untuk dapat mengetahui rata-rata pilihan jawaban responden dari
masing-masing indikator. Untuk lebih jelasnya pengolahan data per indikator, sub
indikator, dan item dapat diuraikan sebagai berikut :
33
1. Belajar di kelas
Sub Indikator :
1.1. Mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di kelas. (Item No. 1, 5, 31).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,00 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di
kelas jarang diberikan/ diterapkan guru pembimbing kepada peserta
didik (responden).
1.2. Interaksi di kelas. (Item No. 7, 32).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,02. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,02 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk interaksi siswa di kelas jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden).
1.3. Mengikuti ujian. (Item No. 8, 9, 10, 11, 12).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
34
indikator ini adalah 3,22. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,22 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk bagaimana siswa mengikutiujian jarang
diberikan/ diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik
(responden).
Setelah diketahui nilai rata-rata masing-masing sub indikator dari indikator ini
maka selanjutnya dihitung secara keseluruhan nilai rata-rata sub indikator dari
indikator ini yaitu 3,08, dimana jawaban rata-rata dari dari tiap responden
adalah jarang. Dengan melihat nilai rata-rata dari indikator ini, maka dapat
disimpulkan bahwa guru pembimbing di sekolah ini jarang memberikan
layanan bimbingan belajar khususnya yang berkaitan dengan indikator ini
(belajar di kelas) kepada siswa khususnya siswa kelas XI Bahasa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kemungkinan dampak
yang bisa timbul dari dari jarangnya guru pembimbing memberikan layanan
ini adalah siswa tidak dapat mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di kelas,
siswa jarang atau bahkan tidak sama sekali berinteraksi di kelas misalnya
bertanya, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Selain itu, siswa juga tidak
dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk memnghadapi ujian. Jadi,
apabila siswa tidak dapat belajar dengan baik di kelas, maka dampak terakhir
yang timbul adalah tidak tuntasnya nilai-nilai siswa dan prestasi belajarnya
akan menurun.
35
2. Belajar di perpustakaan
Sub indikator :
2.1. Etika belajar di perpustakaan. (Item No. 13, 14, 15, 16, 17).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,14. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,14 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk etika belajar di perpustakaan jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden).
2.2. Membaca buku sumber yang relevan. (Item No. 18, 19, 20, 21).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,00 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di
kelas jarang diberikan/ diterapkan guru pembimbing kepada peserta
didik (responden).
Setelah diketahui nilai rata-rata masing-masing sub indikator dari indikator ini
maka selanjutnya dihitung secara keseluruhan nilai rata-rata sub indikator dari
indikator ini yaitu 3,07, dimana jawaban rata-rata dari dari tiap responden
adalah jarang. Dengan melihat nilai rata-rata dari indikator ini, maka dapat
36
disimpulkan bahwa guru pembimbing di sekolah ini jarang memberikan
layanan bimbingan belajar khususnya yang berkaitan dengan indikator ini
(belajar di perpustakaan) kepada siswa khususnya siswa kelas XI Bahasa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kemungkinan dampak
yang bisa timbul dari dari jarangnya guru pembimbing memberikan layanan
ini adalah siswa tidak memahami etika belajar di perpustakaan, siswa tidak
membaca buku yang relevan sesuai dengan sehingga tujuan awalnya belajar di
perpustakaan tidak dapat tercapai.
3. Belajar kelompok
Sub indikator :
3.1. Kiat-kiat belajar kelompok. (Item No. 2, 6, 22, 23, 24, 34).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,71. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,71 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk kiat-kiat belajar kelompok jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden).
3.2. Disiplin belajar kelompok. (Item No. 25, 26, 27, 33).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,27. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,27 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
37
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk disiplin belajar kelompok jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden).
Setelah diketahui nilai rata-rata masing-masing sub indikator dari indikator ini
maka selanjutnya dihitung secara keseluruhan nilai rata-rata sub indikator dari
indikator ini yaitu 3,49, dimana jawaban rata-rata dari dari tiap responden
adalah jarang. Dengan melihat nilai rata-rata dari indikator ini, maka dapat
disimpulkan bahwa guru pembimbing di sekolah ini jarang memberikan
layanan bimbingan belajar khususnya yang berkaitan dengan indikator ini
(belajar kelompok) kepada siswa khususnya siswa kelas XI Bahasa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kemungkinan dampak
yang bisa timbul dari dari jarangnya guru pembimbing memberikan layanan
ini adalah siswa tidak memahami kiat-kiat belajar kelompok yang baik dan
siswa juga tidak dapat memiliki disiplin belajar kelompok. Apabila siswa tidak
dapat melaksanakan kegiatan belajar kelompok dengan baik maka tujuan
belajar kelompok tidak akan tercapai dan siswa tidak dapat membangun
interaksi yang baik dalam kelompok belajarnya.
4. Belajar mandiri
Sub indikator :
4.1. Kiat belajar di rumah. (Item No. 28,29,30).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 2,8. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
38
rata-rata 2,8 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban sering. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar untuk kiat-kiat belajar di rumah sering diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden).
Dengan melihat nilai rata-rata dari indikator ini, maka dapat disimpulkan
bahwa guru pembimbing di sekolah ini sering memberikan layanan bimbingan
belajar khususnya yang berkaitan dengan indikator ini (belajar mandiri)
kepada siswa khususnya siswa kelas XI Bahasa yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, kemungkinan dampak yang bisa timbul dari
dari seringnya guru pembimbing memberikan layanan ini adalah siswa dapat
mengatur jadwal belajar mandirinya baik di rumah maupun di mana saja.
5. Konseling kelompok (Item No. 3).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari
jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk indikator ini
adalah 3,3. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor rata-rata 3,3
menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih jawaban jarang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok untuk
penyelesaian masalah belajar siswa secara kelompok jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden). Dampak yang
mungkin timbul dari jarangnya pemberian layanan ini adalah siswa tidak dapat
memecahkan suatu masalah khususnya masalah belajar secara berkelompok
yang dapat berpengaruh cara berinteraksi siswa dalam kelompok. Jika
interaksi siswa dalam kelompok kurang baik, maka layanan bimbingan belajar
lain tidak akan berjalan dengan baik, misalnya layanan bimbingan belajar
39
kelompok sehingga jika ditempatkan dalam kelompok belajar, maka siswa
tidak bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman kelompok
belajarnya atau dengan kata lain siswa bersikap pasif dalam kegiatan belajar
kelompok.
6. Konseling individual (Item No. 4).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari
jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk indikator ini
adalah 3,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor rata-rata 3,00
menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih jawaban jarang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan individual untuk
penyelesaian masalah belajar siswa secara individu jarang diberikan/
diterapkan guru pembimbing kepada peserta didik (responden). Dampak yang
mungkin timbul dari jarangnya pemberian layanan ini adalah siswa tidak dapat
memecahkan suatu masalah khususnya masalah belajar secara indivu atau
dengan kata lain ia tidak akan memahami dirinya untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri dan hal seperti ini dapat berakibat ketergantungan siswa
terhadap orang lain dalam hal penyelesaian masalah khususnya masalah
belajarnya.
Pengkategorian layanan bimbingan belajar siswa kelas XI Bahasa SMA
Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata dari masing-masing indikator dan
sub indikator pada variabel ini (variabel X), maka penulis dapat membuat
pengkategorian terhadap pemberian layanan bimbingan belajar terhadap siswa
40
kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang yang menjadi sampel dalam
penelitian ini ke dalam lima kategori. Pengkategorian ini dibuat berdasarkan
nilai rata-rata secara keseluruhan dari indikator layanan bimbingan belajar
seperti yang telah diuraikan di atas. Untuk memudahkan pengkategorian ini,
maka penulis membuat pedoman pengkategorian yang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.6
Pengkategorian Layanan Bimbingan Belajar Yang Diterapkan Pada Siswa
Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011
No. Kategori Nilai Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat sering
Sering
Jarang
Sangat jarang
Tidak pernah
5
4
3
2
1
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
Setelah dilakukan perhitungan untuk seluruh indikator pada variabel X
(layanan bimbingan belajar) maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,49.
Dengan demikian berdasarkan tabel pedoman pengkategorian, maka dapat
disimpulkan bahwa layanan bimbingan belajar yang diterapkan pada siswa
kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Akademik 2010/2011 yang
menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam kategori
jarang. Sehingga dampak yang kemungkinan dapat ditimbulkan adalah siswa
mengalami masalah kesulitan belajar dan mereka akan sulit keluar dari
masalah tersebut dan akhirnya dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa
rendah.
41
b. Variabel Y (Kesulitan Belajar siswa)
Berdasarkan data hasil rekapan, data tersebut diolah untuk dapat mengetahui rata-
rata pilihan jawaban responden dari masing-masing indikator. Untuk lebih
jelasnya pengolahan data per indikator, sub indikator, dan item dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Jenis kesulitan belajar
Sub indikator :
1.1. Kesulitan belajar di dalam kelas. (Item No. 1,2,7,13).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 4,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 4,00 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban sering. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar di dalam kelas sering terjadi. Contohnya, siswa sulit
mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di kelas, siswa sulit
berinteraksi di dalam kelas atau dengan kata lain siswa pasif di kelas,
dan lain-lain.
1.2. Kesulitan belajar mandiri. (Item No. 4,5,6,8).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 4,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 4,00 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
42
jawaban sering. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar mandiri jarang terjadi. Contohnya, siswa tidak dapat memahami
kiat-kiat belajar mandiri dengan baik, dan lain-lain.
1.3. Kesulitan belajar dalam kelompok belajar. (Item No. 33,9,10,11,12).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 4,01. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 4,01 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban sering. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar di dalam kelompok belajar jarang terjadi.
1.4. Kesulitan belajar di perpustakaan. (Item No. 14,15,16).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
dari jawaban seluruh responden yang berjumlah 40 orang untuk sub
indikator ini adalah 3,00. Berdasarkan skala yang ditetapkan maka skor
rata-rata 3,00 menunjukan bahwa rata-rata para responden memilih
jawaban jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar di perpustakaan sering terjadi. Contohnya, siswa tidak menjaga
ketenangan ketika belajar di perpustakaan, siswa tidak mengembalikan
buku bacaan pada tempatnya setelah selesai dibaca, dan lain-lain.
Dengan melihat nilai rata-rata dari indikator ini, maka dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas XI Bahasa yang menjadi sampel dalam penelitian ini sering
mengalami kesulitan belajar saat belajar di kelas, belajar dalam kelompok
belajar, belajar di perpustakaan, bahkan kegiatan belajar mandiri di rumah.
43
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila guru pembimbing tidak
tepat dalam memberikan layanan bimbingan maka kesulitan-kesulitan belajar
tersebut tidak akan bisa diselesaikan sehingga hal tersebut dapat berdampak
pada ketidak tuntasan belajar. Misalnya, prestasi belajar yang rendah dan lain-
lain.
Pengkategorian kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1
Kupang Tahun Ajaran 2010/2011
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata indikator dan sub indikator pada
variabel ini (variabel Y), maka penulis dapat membuat pengkategorian
terhadap pemberian layanan bimbingan belajar terhadap siswa kelas XI
Bahasa SMA Negeri 1 Kupang yang menjadi sampel dalam penelitian ini ke
dalam lima kategori. Pengkategorian ini dibuat berdasarkan nilai rata-rata
secara keseluruhan dari indikator layanan bimbingan belajar seperti yang
telah diuraikan di atas. Untuk memudahkan pengkategorian ini, maka penulis
membuat pedoman pengkategorian yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Pengkategorian Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1
Kupang Tahun Ajaran 2010/2011
No. Kategori Nilai Rata-Rata
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat sering
Sering
Jarang
Sangat jarang
Tidak pernah
5
4
3
2
1
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
44
Setelah dilakukan perhitungan untuk nilai rata-rata indikator pada variabel Y
(kesulitan belajar siswa), maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,00. Dengan
demikian berdasarkan tabel pedoman pengkategorian, maka dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar yang dialami siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1
Kupang Tahun Ajaran 2010/2011 yang menjadi sampel dalam penelitian ini
dapat dikategorikan dalam kategori sering. Sehingga dampak yang
kemungkinan dapat ditimbulkan adalah siswa mengalami masalah kesulitan
belajar dan mereka akan sulit keluar dari masalah tersebut dan akhirnya dapat
mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah.
2. Pengaruh layanan Bimbingan Belajar terhadap Pengentasan Kesulitan Belajar
Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Selain analisis pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kesulitan belajar
siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011, maka untuk
mengetahui sebereapa besar pengaruh antara variabel X (Layanan Bimbingan Belajar)
terhadap Variabel Y (Kesulitan Belajar Siswa), penulis juga menggunakan
perhitungan statistik yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi
linear sederhana dengan persamaan berikut :
Ŷ = a + b X (Ridwan, 2006)
Ket :
Ŷ = subyek variabel terikat yang diprediksi
a = nilai konstan harga Y jika X = 0
45
b = angka arah/ koefisien regresi yang mennjukan peningkatan atau penurunan
variabel apabila b positif (+) naik dan bila negatif (-) turun.
Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu.
Langkah-langkah menjawab regresi linear sederhana.
Langkah 1. : membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.
Ha = ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan
masalah belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Ho = tidak ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap
pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Langkah 2. : membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik.
Ha : P > 0
Ho : p = 0
Langkah 3. : Membuat tabel penolong untuk menghitung data statistik
46
Tabel 4.8
Tabel Penolong Statistik
No. X Y X² Y² XY
1 69 33 4761 1089 2277
2 128 50 16384 2500 6400
3 87 32 7569 1024 2784
4 108 40 11664 1600 4320
5 119 37 14161 1369 4403
6 99 44 9801 1936 4356
7 98 42 9604 1764 4116
8 95 34 9025 1156 3230
9 76 29 5776 841 2204
10 145 41 21025 1681 5945
11 74 48 5476 2304 3552
12 105 42 11025 1764 4410
13 112 33 12544 1089 3696
14 50 54 2500 2916 2500
15 107 49 1449 2401 5243
16 64 53 4096 2809 3392
17 68 60 4624 3600 4080
18 82 43 6724 1849 3526
19 102 42 10404 1764 4284
20 113 48 12769 2304 5424
21 119 44 14161 1936 5236
22 136 49 18496 2401 6664
23 100 42 10000 1764 4200
24 120 51 14400 2601 6120
25 103 45 10609 2025 4635
26 109 31 11881 961 3379
27 108 52 11664 2704 5616
28 97 49 9409 2401 4753
29 84 40 7056 1600 3360
30 89 55 7921 3025 4895
31 100 55 10000 3025 5500
32 84 51 7056 2601 4284
33 90 51 8100 2601 4590
34 88 48 7744 2304 4224
35 98 56 9604 3136 5488
36 85 57 7225 3249 4845
37 95 45 9025 2025 4275
38 99 49 9801 2401 4851
39 96 49 9216 2401 4704
40 88 42 7744 1764 3696
Σ= 3889 1715 482493
84685 175457
Sumber : Hasil Analisis Penelitian, 2010
47
Langkah 4. : Masukan angka-angka statistik dalam tabel dengan rumus :
1. Menghitung rumus b :
=
=
=
=
= 0,08
2. Menghitung rumus a :
a =
=
=
= = 35,09
n.ΣX²-(ΣX)² b=
n.ΣXY-ΣX.ΣY
40.482493-(3889)²
40.175457-3889.1715
40 . 175457-6669675
40 . 482493-15124321
7018280-6669675
19299720-15124321
7018280-6669675
19299720-15124321
348645
4175399
ΣY – b . ΣX
n
1715 – 0,08. 3889
40
1715 – 0,08. 3889
40
1715 – 311,1
40
1403,9
40
48
3. Menghitung ersamaan regresi sederhana :
Ŷ = a + bX
= 35,09 + 0,08 (69)
= 35,09 + 55,2
= 92,29
4. Menghitung garis persamaan regresi :
a. X = = = 97,223
b. Y = = = 42,875
Langkah 5. : Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [a]) dengan rumus :
JKReg [a] = = = = 75530,62
Langkah 6. : Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg[b|a]) dengan rumus :
JKReg[b|a] = b ΣXY-
= 0,08 175457- = 0,08
= 0,08 175457-166740,87 = 0,08 8716,13
= 697,29
ΣX
n
3889
40
ΣY
n
1715
40
(ΣY)²
n
(1715)²
40
2941225
40
(ΣX)( ΣY)
n
(3889)(1715)
40
6669635
40
49
Langkah 7. : Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus :
JKRes = ΣY² - JKReg[b|a] - JKReg[a]
= 84685 - 697,29 - 73530,62
= 10457,09
Langkah 8. : Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKReg[a]) denangan
rumus :
RJKReg[a] = JKReg[a] = 73530,62
Langkah 9. : Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[ba]) dengan
rumus :
RJKReg[b|a] = JKReg[b|a] = 697,29
Langkah 10. : Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus :
RJKRes = = = 27,5
Langkah 11. : Mencari signifikansi dengan rumus :
F hitung = = = 25,3
Kaidah penguji signfikansi :
Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan F hitung ≤ F
tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Dengan taraf signifikan (a) = 0,05, carilah F tabel menggunakan tabel F
dengan rumus :
JK Res
n-2
10457,09
40-2
10457,09
40-2
RJKReg[b|a
RJKRes
697,29
27,5
50
F tabel = F[(1-a)(dkReg[b|a]=1)(dkRes= 40-2)]
= F[(1-0,05)( dkReg[b|a]=1)( dkRes=38)]
= F[(0,95)(1,38)]
Cara mencari F tabel : Angka 1 = pembilang
Angka 38 = penyebut
F tabel = 4,10
Ternyata Fhitung, lebih besar Ftabel,maka tolak Ho
Langkah 12. : Membuat Kesimpulan
Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka tolak Ho dan terima Ha. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahw ada pengaruh antara layanan bimbingan
belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
Setiap individu yang melakukan aktifitas belajar pasti pernah diperhadapkan
dengan keslitan-kesulitan yang berkaitan dengan kegiatan belajar itu sendiri. Kesulitan-
kesulitan belajar tersebut banyak kita temui khususnya di jenjang pendidikan formal yang
biasanya disebabkan oleh banyak faktor misalnya faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi faktor intelegensi, minat, bakat, motifasi, dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Peserta
didik yang menempuh ilmu pada lembaga pendidikan formal sering kali diperhadapkan
dengan masalah atau kesulitan belajar yang bermacam-macam. Kesulitan-kesulitan
belajar yang dialami tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi semata namun masih
51
banyak faktor lain yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam aktfitas belajar seperti yang
telah diuraikan di atas.
Bimbingan belajar proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik oleh
guru pembimbing secara terus menerus dan sistematis agar peserta didik dapat
menemukan jalan keluar dan menyelesaikan kesulitan belajarnya sendiri sehingga siswa
dapat mencapai tujuan belajar yang optimal
Dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, maka guru
pembimbing perlu memahami jenis kesulitan belajar seperti apa yang dihadapi peserta
didik sehigga dalam proses pemberian bantuan bisa sesuai dengan kebutuhan peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut dan dengan demikian masalah atau
kesulitan belajarnya dapat terentaskan dan peserta didik dapat belajar dengan efektif dan
mencapai tujuan belajar yang optimal.
Untuk memerikan bantuan atau bimbingan yang tepat pada peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar, maka guru pembimbing perlu melakukan langkagkah-
langkah berikut yaitu mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memperkirakan kemungkinan
bantuan yang tepat, menetapkan cara mengatasi yang tepat, serta tindak lanjut.
(Mulyadi,2008).
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu peserta didik agar
mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap peserta ddik
dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai
perkembangan yang optimal. Dengan demikian, maka pemberian bantuan yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan membawa
dampak yang positif pula bagi pengentasan kesulitan belajar peserta didik.
52
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI Bahasa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011 diperoleh hasil Fhitung = 25,3
dan Ftabel = 4,10. Jadi, ternyata Fhitung > Ftabel. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka
tolak Ho dan terima Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan
bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil Fhitung = 25,3 ˃ dari
Ftabel = 4,10 menurut Akbar Usman dalam Metode Statistik (2006 : 73), nilai Fhitung = 25,3
menunjukan pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar
siswa. Berdasarkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur pengaruh
layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar, maka dapat dilihat
pengaruhnya misalnya, siswa yang mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri
mengikuti ujian diberikan layanan bimbingan belajar oleh guru pembimbing, maka siswa
dapat mempersiapkan diri dengan baik mengikuti ujian. Selain itu, contoh lain
menunjukan bahwa ketika siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dalam
mendengar penjelasan dari guru ketika pelajaran di kelas berlangsung, diberikan layanan
bimbingan belajar oleh guru pembimbing maka siswa dapat memahami dirinya dan dapat
mengatasi kesulitan belajar tersebut. Jadi, nilai Fhitung = 25,3 menunjukan besarnya
pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas
XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Akademik 2010/2011 yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
53
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berjalan dengan
wajar. Terkadang lancar terkadang juga tidak dan terkadang individu dapat dengan cepat
memahami apa yang dipelajari, terkadang juga lambat atau tidak memahami sama sekali.
Dalam hal semangat belajar, terkadang semangatnya tinggi tetapi terkadang sulit
berkonsentrasi terhadap apa yang dipelajari. Demikian kenyataan yang sering dijumpai
pada tiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam aktifitas belajar. Setiap
individu memang tidak ada yang sama . perbedaan individual inilah yang mengakibatkan
perbedaan tingkah laku belajar di kalangan peserta didik. Dalam keadaan di mana siswa
atau peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan
“kesulitan belaja”. Dalam aktifitas belajar di sekolah, siswa dapat mengatasi kesulitan
belajar yang dialami dengan bantuan guru pembimbing.
Salah satu bentuk layanan bantuan guru pembimbing untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar siswa adalah dengan memberikan layanan bimbingan belajar
kepada siswa. Dari fenomene di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Pengentasan Kesulitan Belajar Siswa
Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011” dan setelah
melakukan analisis nilai rata-rata variabel X (layanan bimbingan belajar) dan variabel Y
(kesulitan belajar siswa) maka diperoleh hasil nilai rata-rata variabel X (layanan
bimbingan belajar) adalah 3,49 yang menunjukan sebagian besar responden memilih
jawaban kadang-kadang yang setelah dikategorikan maka dapat disimpulkan bahwa
54
layanan bimbingan belajar yang diterapkan oleh guru pembimbing kepada siswa kelas XI
Bahasa yang menjadi responden dikategorikan dalam kategori sedang. Kategori sedang
ini berdampak pada kesulitan belajar siswa yaitu berdasarkan analisis nilai rata-rata
variabel Y (kesulitan belajar siswa) maka diperoleh hasil 4,00 yang menunjukan sebagian
besar responden memilih jawaban sering yang dikategorikan dalam kategori tinggi.
Dengan kata lain, dapat kita lihat bahwa pemberian layanan bimbingan belajar yang tidak
maksimal atau sesuai dengan kebutuhan, maka akan menimbulkan kesulitan belajar yang
tinggi. Misalnya, kesulitan belajar di dalam kelas, kesulitan belajar mandiri, kesulitan
belajar dalam kelompok belajar, kesulitan belajar di perpustakaan dan kesulitan-kesulitan
belajar lainnya.
Selain analisis nilai rata-rata variabel X dan Y, penulis juga melakukan
analisis statistik untuk mencari seberapa besar pengaruh layanan bimbingan belajar
terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Kupang
Tahun Ajaran 2010/2011 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan diperoleh hasil
Fhitung = 25,3 dan Ftabel = 4,10. Jadi, ternyata Fhitung > Ftabel. Karena Fhitung lebih besar dari
Ftabel, maka tolak Ho dan terima Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
layanan bimbingan belajar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa kelas XI Bahasa
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011 sebesar 25,3 yang
berdampak pada kesulitan-kesulitan belajar yang telah diuraikan di atas..
Proses pemberian layanan bimbingan belajar yang tepat, sistematis dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan membawa
dampak yang positif bagi pengentasan masalah atau kesulitan belajar yang dialami
peserta didik. Namun sebaliknya, apabila pemberian layanan bimbingan belajar tidak
tepat, sistematis dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang mengalami kesulitan
55
belajar, maka dampak terakhinya adalah rendahnya prestasi belajar siswa atau dengan
kata lain siswa tidak tuntas dalam proses belajarnya.
B. SARAN
1. Dalam aktifitas belajar di sekolah, peserta didik mengalami kesulitan belajar yang
tidak hanya disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, diharapkan
kepada orang tua agar dapat mendukung dan mengarahkan peserta didik agar dapat
belajar denan baik di rumah sehingga peserta didik tidak terjebak dalam masalah
esulitan belajar.
2. Bagi siswa agar mampu memahami kemampuan yang dimilikinya serta dapat
mengatur jadwal belajar dengan baik sehingga terhindar dari masalah kesulitan
belajar.
3. Bagi guru pembimbing agar mampu mendiagnosis dan memberikan layanan
bimbingan belajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal.