pengaruh latihan shadow menggunakan media untuk ...digilib.unila.ac.id/59354/3/skripsi tanpa bab...

75
PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FOOTWORK DAN STROKE PADA PERMAINAN BULUTANGKIS USIA (16-18) EKSTRAKURIKULER SISWA SMA NEGERI 1 NATAR (Skripsi) Oleh Nando Kurniawan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FOOTWORK DAN STROKE PADA

PERMAINAN BULUTANGKIS USIA (16-18) EKSTRAKURIKULER

SISWA SMA NEGERI 1 NATAR

(Skripsi)

Oleh

Nando Kurniawan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FOOTWORK DAN STROKE

PADA PERMAINAN BULUTANGKIS USIA (16-18)

EKSTRAKURIKULER SISWA

SMA NEGERI 1 NATAR

Oleh

NANDO KURNIAWAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan shadow menggunakan

media untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan

bulutangkis usia (16-18) ekstrakurikuler siswa SMA Negeri 1 Natar. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen murni dengan sampel sebanyak 60 orang.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ One-Group Pre-test Post-

test Design” menggunakan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan

keterampilan gerak Footwork dan Stroke, dengan validitas instrument sebesar r=

0,624. Teknik analisis data menggunakan Paired sampel T test pada taraf

signifikasi 0,05 atau 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung = 5,509 ≤ t

tabel = 2,002 maka tolak H0n dan terima H2 Ada perbedaan yang signifikan latihan

shadow menggunakan media dan kelompok kontrol untuk meningkatkan

kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis ekstrakurikuler

SMA Negeri 1 Natar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Latihan Shadow

memberikan pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan Footwork dan

Stroke.

Kata kunci : footwork, latihan shadow, stroke.

Page 3: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

ABSTRACT

THE EFFECT OF SHADOW EXERCISE USING MEDIA FOR

INCREASING FOOTWORK AND STROKE ABILITY IN BULUTANGKIS

GAME AGE (16-18) EXTRACURRICULAR OF SMA

NEGERI 1 NATAR STUDENTS

By

NANDO KURNIAWAN

This research aims to determine the effect of shadow exercises using media to

improve footwork and stroke abilities in badminton games age (16-18)

extracurricular of SMA Negeri 1 Natar students. This research is pure experiment

with a sample of 60 people. The design used in this research was "One-Group Pre-

test Post-test Design" using a control group. The instrument used are Footwork

and Stroke movement skills, with instrument validity of r = 0.624. The data

analysis technique used Paired T test samples at a significance level of 0.05 or

5%. The results of this research showed that t count = 5,509 ≤ t table = 2,002 then

reject H0n and accept H2 There was a significant difference in shadow training

using media and control groups to improve footwork and stroke abilities in

extracurricular badminton games at SMA Negeri 1 Natar. The results of this study

indicate that Shadow Exercises have a good influence on improving Footwork and

stroke ability.

Key word : footwork, shadow exercises, stroke.

Page 4: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FOOTWORK DAN STROKE

PADA PERMAINAN BULUTANGKIS USIA (16-18)

EKSTRAKURIKULER SISWA

SMA NEGERI 1 NATAR

Oleh

Nando Kurniawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used
Page 6: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used
Page 7: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used
Page 8: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nando Kurniawan, lahir di Kota

Dalam, Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung

Selatan, Provinsi Lampung pada tanggal 05 September

1997, sebagai anak Ketiga dari Bapak Aman Rusli dan Ibu

Yuliana Penulis mengecap Sekolah Dasar (SD) di SD

Negeri 1 Kota Dalam Kabupaten Lampung Selatan, diselesaikan pada tahun 2008,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Yadika Natar Kabupaten Lampung

Selatan diselesaikan pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA Mutiara Natar Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui

jalur SBMPTN.

Dalam organisasi penulis pernah aktif di UKM tingkat universitas yaitu UKM

Bulutangkis pada periode 2014-2015, di tingkat fakultas penulis pernah aktif di BEM

(Badan Eksekuti Mahasiswa ) periode 2015-2016 menjadi Anggota muda, di tingkat

jurusan penulis aktif di HIMAJIP (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan)

periode 2015-2016 menjadi anggota bidang Sosial Masyarakat, Periode 2016 Penulis

di amanahkan sebagai ketua Bidang Dana dan Usaha HIMAJIP FKIP Unila.

Pada Tahun 2017, Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik mengajar

mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 1 Sumber

Alam, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat.

Page 9: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

MOTTO

“Sesungguhnya ALLAH SWT tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra’d 13:11)

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan karena Allah tidak

membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”

(Nando Kurniawan)

Page 10: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak pernah

putus dan dukungan serta doa dalam setiap sujudnya demi keberhasilanku.

Alhamdulillahi jaza kumullahu khoiro atas semua cinta dan pengorbanan

serta jerih payah dari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan kepadaku.

Do’a dan restumu sangat berarti bagi keberhasilanku kelak maka janganlah

berhenti untuk mendukungku dalam kebaikan.

Serta

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 11: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Pengaruh Latihan Shadow Menggunakan Media Untuk Meningkatkan

Kemampuan Footwork dan Stroke pada Permainan Bulutangkis usia (16-18)

Ekstrakurikuler Siswa SMA Negeri 1 Natar” Sebagai syarat meraih gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd. Selaku

Pembimbing Utama, Bapak Drs. Suranto, M.Kes. Selaku Pembimbing Kedua, dan

Bapak Drs. Surisman, M.Pd. Selaku Penguji Utama yang telah memberikan

perbaikan dan pengarahan kepada peneliti dalam penyempurnaan skripsi ini. Serta

tidak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 12: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek

Universitas Lampung.

5. Bapak/Ibu dosen dan staf karyawan Penjaskesrek Universitas Lampung, yang

telah membantu mengarahkan sampai skripsi ini selesai.

6. Bapak Aman Rusli dan Ibu Yuliana orang tua kandung penulis, Vidia Norita

(Mbak Kandung), Riski Vaurina (Mbak Kandung), dan Hesti Wika Sari (Adek

Kandung), yang telah memberikan doa, Motivasi, Semangat, Alhamdulillah

jaza kumullah khoiro atas dukungan dan kasih sayangnya.

7. Teman-teman seperjuangan di penjaskesrek 2014, Teman organisasi HIMAJIP

Universitas Lampung dan Sahabat-sahabatku LAPAH MIDER yang saya

cintai dan sayangi, Terimakasih untuk kebersamaannya serta kekompakan

yang terjalin selama ini.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat di tuliskan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalammualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, 02 Oktober 2019

Peneliti

Nando Kurniawan

NPM. 1413051055

Page 13: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

G. Ruang Lingkup penelitian ...................................................................... 8

H. Penjelasan Judul ..................................................................................... 8

II. TINJUAN PUSTAKA

A. Hakikat Olahraga ................................................................................... 10

B. Pengertian Bulutangkis .......................................................................... 11

1. Komponen Biomotor Fisik Bulutangkis .......................................... 14

2. Teknik Dasar Bulutangkis ................................................................ 14

3. Teknik Pukulan Bulutangkis ............................................................ 15

C. Pembelajaran Motorik ............................................................................ 16

D. Proses Belajar Gerak .............................................................................. 18

E. Hakikat Media Pembelajaran ................................................................. 21

a. Pengertian Media ............................................................................. 21

b. Pengertian Media Pembelajaran ...................................................... 22

c. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ....................................... 23

F. Hakikat Gerak Kaki (Footwork) ............................................................ 23

1) Pengertian Gerakan Kaki (Footwork) ............................................. 23

2) Tahapan Gerakan Kaki (Footwork) ................................................. 25

G. Stroke ...................................................................................................... 30

H. Konsep Latihan Shadow ......................................................................... 32

1. Pendekatan Shadow ......................................................................... 32

2. Pelaksanaan Latihan Shadow .......................................................... 33

I. Metode Pembelajaran Shadow ............................................................... 34

J. Hakikat Ekstrakurikuler Bulutangkis ..................................................... 37

K. Penelitian Relevan .................................................................................. 39

Page 14: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

L. Kerangka Berfikir ................................................................................... 41

M. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 42

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................... 44

B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 46

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 46

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................................. 47

1. Instrumen Penelitian ......................................................................... 47

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 49

E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 51

F. Uji Prasyarat Analisis Data .................................................................... 51

1. Uji Normalitas .................................................................................. 51

2. Uji Homogenitas .............................................................................. 52

3. Uji Pengaruh ..................................................................................... 53

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 54

1. Deskripsi data ................................................................................... 54

2. Analisis Data .................................................................................... 57

a) Uji Normalitas .......................................................................... 57

b) Uji Homogenitas ...................................................................... 58

B. Uji Hipotesis ........................................................................................... 59

1. Hipotesis 1 ........................................................................................ 59

2. Hipotesis 2 ........................................................................................ 59

3. Hipotesis 3 ........................................................................................ 60

C. Pembahasan ............................................................................................ 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 63

B. Saran ....................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65

LAMPIRAN ...................................................................................................... 67

Page 15: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. 8 Pola Pendekatan Shadow .................................................................. 34

2. Rancangan Penelitian ........................................................................... 45

3. Instrumen Penilaian Keterampilan Gerak Footwork dan Stroke ......... 49

4. Tabulansi Hasil Penelitian Kelompok Model Latihan Shadow

Menggunakan Media dan Kontrol ....................................................... 54

5. Uji Normalitas ..................................................................................... 58

6. Uji Homogenitas .................................................................................. 58

Page 16: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Konsep Olahraga .................................................................................. 11

2. Konsep 8 Arah Mata Angin dan mengambil shuttlecock .................... 25

3. Pergerakan ke Kiri Muka ..................................................................... 26

4. Pergerakan ke Kanan Muka ................................................................. 27

5. Pergerakan ke Samping Kiri ................................................................ 28

6. Pergerakan ke Samping Kanan ............................................................ 28

7. Pergerakan ke Kanan Belakang ........................................................... 29

8. Pergerakan ke Kiri Belakang ............................................................... 30

9. Pegangan Raket dan Arah Pukulan ...................................................... 31

10. Sikap Tubuh Pukulan Backhand, Forehand dan Overhead ................ 31

11. Kerangka Berfikir ................................................................................ 42

12. Hubungan Sebab Akibat Antara Variabel Bebas dan

Variabel Terikat ................................................................................... 44

13. Cara Oridinal Pairing .......................................................................... 46

14. Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Model Latihan Shadow ........... 55

15. Grafik Peningkatan Hasil Footwork dan Stroke Kelompok

Model Latihan Shadow ........................................................................ 55

16. Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol .................................... 56

17. Grafik Peningkatan Hasil Kemampuan Footwork dan Stroke

Kelompok Kontrol .............................................................................. 56

18. Perbedaan Hasil Tes Akhir Antar Kelompok Latihan Shadow

dan Kelompok Kontrol ........................................................................ 57

Page 17: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian Uji Coba Instrumen SMA Yadika Natar ........... 67

2. Surat Balasan SMA Yadika Natar ....................................................... 68

3. Surat Izin Penelitian SMA Negeri 1 Natar .......................................... 69

4. Surat Balasan SMA Negeri 1 Natar .................................................... 70

5. Tes Awal Hasil Kemampuan Footwork dan Stroke ............................ 71

6. Pembagian kelompok dengan Ordinal pairing ................................... 73

7. Tes akhir hasil kemampuan Footwork dan Stroke kelompok

Model Latihan Shadow ........................................................................ 74

8. Tes Akhir Hasil kemampuan Footwork dan stroke kelompok

Kontrol ................................................................................................ 75

9. Uji Normalitas data kelompok latihan shadow (tes awal

& akhir) ................................................................................................ 76

10. Uji Normalitas Data Kelompok kontrol (tes awal & akhir) ................ 77

11. Uji Homogenitas Tes awal kelompok latihan shadow dan

Kontrol ................................................................................................ 78

12. Uji Homogenitas Tes Akhir kelompok latihan shadow dan

Kontrol ................................................................................................ 80

13. Tabel uji hipotesis latihan Shadow menggunakan Media ................... 82

14. Tabel uji hipotesis kelompok kontrol .................................................. 84

15. Uji-t perbedaan tes akhir kelompok latihan Shadow menggunakan

Media dan kelompok kontrol .............................................................. 86

Page 18: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

16. Tabel Z ................................................................................................ 88

17. Tabel Uji Normalitas ........................................................................... 89

18. Tabel Uji t ............................................................................................ 90

19. F Tabel α 0,05 ....................................................................................... 91

20. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 92

21. Program Latihan Shadow ..................................................................... 98

22. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen .................................................. 111

23. Blanko Bimbingan ................................................................................ 115

Page 19: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang populer dan memasyarakat di

Indonesia, dari mulai anak-anak sampai orang tua, mengingat olahraga

bulutangkis adalah salah satu olahraga prestasi. Liem Swie King, Susi Susanti,

Alan Budi Kusuma, dan Taufik Hidayat adalah atlet-atlet yang mampu

membawa nama Indonesia dalam kejuaran-kejuaran dunia dan berhasil meraih

prestasi yang membanggakan. Saat ini pemain-pemain muda penerus prestasi

Indonesia seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska

Kevin Sanjaya dan Marcus Fenaldi yang juga mulai memperlihatkan

prestasinya. Dari hasil tersebut prestasi olahraga bulutangkis dapat dilakukan

melalui program pembinaan dan pengembangan secara bertahap dan

berkesinambungan dengan didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) keolahragaan, sumber daya manusia (SDM), dan sember daya alam

(SDA) secara optimal.

Permainan bulutangkis adalah permainan individual yang dilakukan dengan cara

satu lawan satu yang disebut permainan tunggal, dan dua lawan dua yang disebut

permainan ganda dan ganda campuran. Permainan ini menggunakan raket

sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, dengan lapangan

Page 20: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

2

persegi empat dan net sebagai pembatas. Tujuan permainan ini adalah untuk

mempertahankan shuttlecock agar tidak jatuh di lapangan sendiri dan berusaha

agar shuttlecock jatuh di daerah lapangan lawan.

Perkembangan bulutangkis di Indonesia sangat baik, hal ini didukung dengan

banyaknya pemusatan latihan oleh Pengurus Cabang Persatuan Bulutangkis

Seluruh Indonesia (PBSI) di setiap Kota dan Kabupaten. Sekolah ataupun klub

bulutangkis adalah salah satu tempat pembinaan atlet usia dini yang

keberadaanya sangat penting untuk menciptakan pemain-pemain muda yang

sangat diharapkan bagi perkembangan olahraga bulutangkis di masa yang akan

datang. Pembinaan atlet bulutangkis sebaiknya dilakukan secara berjenjang, baik

di sekolah, klub, maupun di pemusatan latihan di setiap daerahnya masing-

masing agar dapat mencapai prestasi yang maksimal. Sasaran latihan dan

program latihan yang dikemas secara bertahap sesuai kemampuan atlet adalah

hal yang paling penting agar hasil dari suatu proses latihan dapat tercapai dengan

baik.

Pembinaan yang dilakukan sejak dini adalah salah satu faktor utama untuk dapat

mencapai prestasi maksimal. Harsono (1988: 100) mengungkapkan bahwa ada

empat aspek latihan yang harus diperhatikan dan dilatih secara seksama yaitu,

latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. Oleh karena itu

keempat aspek tersebut harus dapat dilatihkan secara seksama demi tercapainya

prestasi yang maksimal. Pemanfaatan teknologi, variasi latihan, perubahan

keefesienan dan keefektifan suatu latihan bertumpu pada model latihan yang

diberikan. Akan tetapi hal ini sangat disayangkan karena pembinaan anak usia

Page 21: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

3

dini masih kurang mampu dimanfaatkan dengan maksimal. Kenyataan ini terjadi

karena model latihan yang kurang efektif dan efisien. Salah satu faktor penting

dalam latihan bulutangkis adalah kelincahan, kelincahan dapat dilatih dengan

shadow badminton.

Latihan shadow badminton adalah salah satu latihan yang sederhana dalam

melakukannya, akan tetapai latihan ini sangat kurang maksimal dalam

pelaksanaanya. Salah satunya adalah dalam teknik kerja kaki ( footwork).

Menurut Muhajir (2004: 68) pada umumnya langkah-langkah dapat dibedakan

menjadi tiga teknik langkah yaitu, langkah berurutan, baik untuk langkah ke

depan, ke samping ataupun ke belakang kaki kanan dan kiri bergerak berurutan

atau berdampingan, langkah bergantian atau bersilangan (seperti berlari atau

berjalan), kaki kanan dan kiri bergantian melangkah, dan langkah lebar dengan

loncatan, satu atau dua langkah kecil dan diakhiri dengan langkah lebar dengan

jalan loncat. Menurut Sapta Kunta (2010: 27) model latihan footwork salah

satunya latihan shadow badminton. Shadow badminton berupa mengambil dan

meletakan shuttlecock di tepi-tepi lapangan bulutangkis, dan bergerak meniru

gerakan bayangan keenam sudut lapangan. Selain untuk melatih kecepatan dan

kelincahan juga melatih penguasaan lapangan dan melatih koordinasi gerak

sehingga dapat menjaga keseimbangan ketika terdapat bola-bola sulit saat dalam

permainan.

Metode latihan shadow cukup efektif untuk melatih footwork karena terdapat

banyak kombinasi dalam melatihkannya. Penerapan latihan kelincahan

menggunakan metode shadow teknik langkah bersilangan yang paling sering

Page 22: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

4

dilakukan dibandingkan dengan teknik langkah berurutan. Hasil analisis

permainan yang ditampilkan oleh pemain profesional untuk pemain putra dari

berbagai Negara seperti Indonesia, India, Thailand dan Denmark teknik langkah

berurutan lebih banyak dilakukan, karena pengembalian shuttlecock lebih cepat.

Secara otomatisasi permainan bulutangkis ini sangat kompetitif dan dimainkan

selain dalam tempo cepat, tentunya keberhasilan menempatkan bola maupun

pengembalian bola yang baik akan mempersulit berhasilnya serangan lawan

yang dilakukan dengan pukulan-pukulan keras dan tipuan. Oleh karena itu

untuk bisa bermain bulutangkis dengan baik, selain kemampuan gerak dan fisik

yang prima juga harus didukung footwok dan stroke agar mampu menampilkan

kecakapan bergerak dalam penguasaan ruang atau sudut-sudut lapangan dalam

rangka pengembalian bola dari serangan lawan untuk tujuan meraih

kemenangan. Permasalahan yang terjadi di lapangan saat ini selain kurangnya

perhatian teknik dalam menentukan tujuan dari latihan shadow, kecepatan

adalah faktor yang selalu menjadi perhatian ketika melakukan latihan tersebut,

dan tanpa memperhatikan langkah kerja kaki (footwork) dan (Stroke).

Berdasarkan hasil Observasi menunjukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bulutangkis dan melihat dari hasil pertandingan banyak sekali

kegagalan pemain itu dikarenakan banyak sekali terjadi bola-bola mati akibat

kelemahan pada aspek pergerakan (footwork) anak yang tidak menguasai segala

ruang atau sudut-sudut lapangan. Begitu juga tentang penguasaan pukulan

(stroke), rata-rata siswa masih melakukan teknik yang belum sempurna,

kalaupun berhasil mengembalikan bola lebih dominan bola itu menyangkut di

Page 23: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

5

net atau bola keluar lapangan. Dari penemuan-penemuan tersebut seharusnya

pelatih dapat memanfaatkan model latihan menggunakan media dan

memusatkan pada kelemahan atlet.

Sebagaimana yang terjadi di SMA Negeri 1 Natar penerapan model latihan

shadow badminton kurang bervariasi. Kemampuan hasil dari latihan masih

beragam dan kurang maksimal terutama pada kelincahan kaki. Meskipun pelatih

sudah memberikan berbagai macam model latihan untuk meningkatkan

kelincahan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti

bermaksud untuk mengusulkan suatu program latihan shadow menggunakan

Variasi model latihan pada Siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar. Untuk

mendapatkan apakah ada peningkatan hasil latihan dari variasi model latihan dan

apabila ada peningkatan latihan shadow variasi Model latihan yang

meningkatkan kemampuan footwork lebih baik.

Dari permasalahan tersebut peneliti akan melakukan penelitian mengenai teknik

kerja kaki Variasi model latihan dalam latihan shadow dengan judul penelitian “

Pengaruh Latihan Shadow Menggunakan Media untuk meningkatkan

kemampuan Footwork dan Stroke pada permainan bulutangkis ekstrakurikuler

Siswa SMA Negeri 1 Natar”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut, antara lain:

1. Kurangnya kemampuan stroke bulutangkis siswa SMA Negeri 1 Natar.

Page 24: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

6

2. Kurangnya kemampuan Footwork bulutangkis siswa SMA Negeri 1 Natar.

3. Belum adanya Model pembelajaran Footwork dan stroke bulutangkis di

SMA Negeri 1 Natar.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini untuk mengurangi kekhawatiran akan

semakin panjangnya masalah serta semakin meluasnya ruang lingkup dalam

penelitian ini. Berdasarkan indentifikasi masalah yang ada, maka masalah yang

akan dibatasi adalah pengaruh latihan shadow menggunakan media untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar. Kemudian membandingkan pengaruhnya,

sehingga dapat diketahui peningkatan dari variasi latihan tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dirumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh latihan shadow menggunakan media untuk meningkatkan

kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

2. Adakah perbedaan latihan shadow menggunakan media untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

Page 25: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

7

E. Tujuan Penelitian

Sesuai pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi model latihan shadow menggunakan

media untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada

permainan bulutangkis ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan latihan shadow menggunakan

media untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada

permainan bulutangkis ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi kegiatan Ekstrakurikuler

SMA Negeri 1 Natar, untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke

masing-masing kemampuan siswa sebagai bahan pertimbangan dalam

menemukan program latihan tambahan.

b. Bagi pembina ekstrakurikuler dapat memberikan gambaran tentang tingkat

kemampuan footwork dan stroke siswa peserta ekstrakurikuler, berupaya

untuk menentukan program latihan yang sesuai dengan keadaan siswa untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke tetap baik.

c. Bagi siswa dapat mengetahui tingkat kemampuan footwork dan stroke masing

masing sehingga dari hasil pengukuran mereka dapat mengatur program

latihan untuk diri sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Page 26: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

8

d. Sebagai bahan kajian dan penelitian pendidikan jasmani dan khususnya

kemampuan footwork dan stroke.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Gedung serba Guna SMA Negeri 1

Natar.

2. Objek yang diamati adalah Latihan Shadow menggunakan 8 pola

Pendekatan Shadow.

3. Subjek yang diamati adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

bulutangkis di SMA Negeri 1 Natar.

H. Penjelasan Judul

1. Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti

orang benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perubahan

seseorang. Menurut Sugiyono (2015: 108) untuk mencari seberapa besar

pengaruh metode mengajar kosektual terhadap kecepatan pemahaman

murid, maka dalam penelitian ini yang dimaksud adalah suatu bentuk

latihan yang ada pengaruh terhadap Footwork dan Stroke.

2. Latihan Shadow atau latihan bayangan adalah melakukan gerakan seperti

sesungguhnya. Menurut Tahir Djide (1990: 83) Shadow Badminton

merupakan salah satu latihan dimana atlet akan melakukan gerakan semata-

mata atau seolah-olah atlet tersebut bergerak untuk memukul shuttlecock di

bagian mana saja di lapangan yang diinginkan oleh atlet tersebut.

3. Footwork adalah gerakan-gerakan langkah kaki yang dilakukan secara

harmonis untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa untuk

Page 27: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

9

menghadapi shuttlecock, sehingga dapat melakukan pukulan dengan baik

dan selalu dalam keadaan seimbang. Menurut Sapta Kunta (2010: 26)

Footwork adalah kemampuan kaki menopang tubuh untuk bergerak ke

segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian

rupa agar dapat melakukan gerakan memukul dengan efektif.

4. Stroke adalah Keterampilan dalam memukul shutlecock atau sering disebut

teknik pukulan bulutangkis. Menurut Herman Subarjah (2000: 33)

menjelaskan bahwa “ untuk dapat memainkan permainan bulutangkis

dengan baik seorang pemain harus memainkan permainan bulutangkis

dengan baik seorang pemain harus mampu melakukan beberapa teknik

pukulan atau keterampilan gerak memukul”.

Page 28: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Olahraga

Apabila kita mempelajari sejarah perkembangan olahraga, maka konsep

tentang olahraga tidak selalu sama dan sukar difahami. Namun demikian,

olahraga telah menjadi salah satu pembicaraan orang sehari-hari. Pada

umumnya orang memiliki pengertian yang berbeda tentang olahraga walaupun

mereka menganalisis bagian-bagian konsep tetapi tetap mengandung banyak

kebimbangan karena adanya perbedaan-perbedaan pendapat tersebut.

Mungkin aspek yang paling mengacaukan orang adalah hubungan antara

konsep-konsep yang serupa. Kita ketahui bahwa pendidikan jasmani adalah

salah satu dari konsep-konsep yang mempunyai hubungan erat. Sekurang-

kurangnya ada dua konsep lain yang tidak dapat dihindari hubungannya dengan

olahraga, yang mempunyai sumbangan besar dalam membawa konsep olahraga

kearah focus yang lebih jelas Ada : bermain (play) dan permainan (games).

Sesungguhnya sukar sekali membicarakan olahraga tanpa berfikir tentang

bermain dan permainan baik satu persatu maupun kedua-keduanya secara

bersamaan.

Page 29: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

11

Gambar 1. Konsep Olahraga.

Konsep-konsep yang akan dibahas dalam bab ini, ialah bermain sebagai hal

yang paling umum dan mendasar. Olahraga memperoleh nilai sentralnya dari

bermain. Permainan adalah bermain yang telah mempunyai bentuk atau

peraturan-peraturan. Namun demikian, kesemuanya itu tidak sederhana seperti

nampaknya. Karna itu perlu adanya analisis tentang bermain, permainan dan

olahraga sebelum kita dapat memulai menetapkan apa hakikat olahraga, dan

bagaimana menentukan hubungan antara olahraga dengan konsep-konsep lain

yang ada itu.

B. Pengertian Bulutangkis

Menurut Tony Grice (2004: 1) bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang

terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur,

berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini

didalam atau diluar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan.

Bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket,

dan shuttlecock dengan teknik pemukulan yang bervariasi mulai dari yang

relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan.

Olahraga

Bermain

(play)

Permainan

(games)

Page 30: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

12

Menurut Herman Subarjah (2000: 13) menyatakan bahwa permainan

bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat

dilakukan oleh satu orang melawan satu orang, dan dua orang melawan dua

orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock

sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi

oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah

permainan lawan. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk

menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan

tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan

sendiri. Pada saat permainan berlangsung, masing-masing pemain berusaha

agar shuttlecock tidak menyentuh lantai didaerah permainan sendiri. Apabila

shuttlecock jatuh dilantai atau menyangkut di net, maka permainan berhenti.

Menurut Herman Subardjah (2000: 13) menjelaskan bahwa tujuan permainan

bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah

permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock

dan menjatuhkannya di lapangan sendiri. Maka pemain harus berusaha secepat

mungkin mengembalikan shuttlecock ke daerah lapangan lawan dan berusaha

untuk menyulitkan lawan dalam pengembalian shuttlecock.

Menurut Herman Subarjah (2000: 14) “bulutangkis adalah permainan yang

memerlukan keterampilan gerak yang bersumber dari tiga keterampilan dasar

yaitu, lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif”. Gerak lokomotor terdapat

gerakan menggeser, melangkah, berlari, berbalik arah, memutar badan, dan

melompat. Gerak non-lokomotor terlihat dari sikap berdiri, misalnya saat

Page 31: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

13

menerima servis, saat melakukan servis, menjangkau, dan saat siap berdiri di

lapangan, sedangkan gerak manipulatif yaitu, gerakan memukul shuttlecock

dari berbagai posisi.

Menurut Herman Subardjah (2000: 17) power dan fleksibilitas juga dibutuhkan

dalam bulutangkis. Untuk pukulan serangan yang keras dan jauh dari

jangkauan lawan seperti yang dilakukan Liem Swie King. Peran fleksibilitas

dalam bulutangkis untuk keluesan gerak persendian saat jangkauan shuttlecock

sulit dan jauh dari jangkauan, seperti yang sering dilakukan Susi Susanti yaitu

gerakan “Split”. Menurut Sapta Kunta (2010: 1) “pemain bulutangkis dituntut

untuk mengembangkan kompenen fisik yang diantaranya, kelincahan, daya

tahan otot, daya tahan cardiovascular, kekuatan, power, kecepatan, fleksibilitas

dan komposisi tubuh”.

Prasarana dan sarana dan ukuran standar dalam permainan bulutangkis :

a. Lapangan : Panjang = 13, 40 meter, Lebar = 6,10 meter.

b. Tinggi jaring : Tinggi tiang 155 cm dari lantai, dan tiang harus kuat untuk

menahan jaring (Net) supaya tetap tegak dan tidak mengendor, serta

penempatannya harus tepat di atas garis keliling samping lapangan.

c. Jaring (Net) : Jaring terbuat dari tali hakus yang disamak (dianyam), jarak

lubang-lubang jala antara 19 mm, dan jaring harus ditarik kuat untuk

menghubungkan kedua tiang, dan lebarnya 75 cm bagian atas jaring

tingginya ditengah lapangan harus 152 ½ dari lantai dan 155 cm dari bagian

tiang.

Page 32: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

14

d. Bola (shuttlecock) : Berat bola antara 4,75-5,51 gram, mempunyai 14 s/d 16

bulu yang ditancapkan kedalam gabus yang bergaris tengah 21/2 cm

panjang bulu antara 0,064 – 0,070 mm.

1. Komponen Biomotor Fisik Bulutangkis

Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 1) Pemain bulutangkis dituntut untuk

mengembangkan komponen fisik yang diantarnya, (1) kelincahan, (2) daya

tahan, (3) kekuatan, (4) power, (5) kecepatan, dan (6) fleksibilitas.

2. Teknik Dasar Bulutangkis

Teknik dasar yang dimaksud bukan hanya pada penguasaan teknik memukul,

tetapi juga melibatkan teknik-teknik yang berkaitan dengan permainan

bulutangkis. Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 13-15), menjelaskan bahwa

ada empat macam teknik dasar keterampilan bulutangkis yang harus dikuasai

oleh seorang pemain bulutangkis, antara lain sikap berdiri (Stance), teknik

memegang raket, teknik memukul bola, dan teknik langkah kaki (Footwork).

Sebagaimana karakteristik permainan bulutangkis mengandung unsur

ketrampilan gerak, yaitu berupa teknik dasar memegang raket, pukulan

pertama (Service), pukulan melampaui kepala (Overhead Stroke), dan pukulan

dengan ayunan rendah (Underhead Stroke) di dalam permainan bulutangkis.

Bermacam-macam teknik pukulan diantaranya : overhead, lob, dropshoot,

smash, netting, backhand, forehand.

Page 33: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

15

3. Teknik Pukulan Bulutangkis

Untuk dapat menguasai teknik dasar tersebut perlu kaidah-kaidah yang harus

dilaksanakan dalam latihan, sehingga menguasai tingkat keterampilan yang

baik. Ada enam macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis

antara lain:

a. Servis

Service merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan

nilai, karena pemain yang melakukan service dengan baik dapat

mengendalikan jalannya permainan. Dalam permainan bulutangkis ada dua

macam service, yaitu service panjang dan service pendek.

b. Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan suatu pukulan dalam permainan bulutangkis yang

dilakukan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah

jauh ke belakang garis lapangan. Untuk melakukan pukulan lob ada dua

cara yaitu overhead lob dan underhand lob.

c. Pukulan Smash

Pukulan smash merupakan pukulan overhead yang mengandalkan kekuatan

dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola meluncur

tajam menukik. Baik smash lurus maupun smash silang, keduanya dapat

dipukul dengan ayunan yang sama.

d. Drop Shot

Drop shot merupakan pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis

dekat dengan jaring pada lapangan lawan. Drop shot mengandalkan

Page 34: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

16

kemampuan feeling dalam memukul bola sehingga arah dan ketajaman bola

tipis di atas net serta jatuh dekat net.

e. Pukulan Drive

Pukulan drive adalah pukulan yang dilakukan dengan cara menerbangkan

shuttlecock secara mendatar, ketinggiannya menyusur di atas net dan sejajar

dengan lantai.

f. Netting

Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan di depan net dengan tujuan

untuk mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan net di daerah

lawan.

C. Pembelajaran Motorik

Pembelajaran motorik adalah suatu upaya mengubah perilaku motorik melalui

kondisi dan situasi yang sengaja diciptakan agar proses perubahan menjadi

efektif dan efisien (Rahyubi, 2012: 209). Selanjutnya Magill (2007: 247)

menyatakan bahwa belajar gerak adalah perubahan dalam kemampuan

seseorang untuk melakukan keterampilan yang harus disimpulkan dari

peningkatan yang relatif permanen dalam kinerja sebagai hasil dari praktik atau

pengalaman. Pembelajaran gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan

dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang akan menyebabkan

perubahan dalam kemampuan individu untuk bisa menampilkan gerak yang

terampil.

Selanjutnya Richard (2005: 302) menyatakan bahwa “Motor learning is a set

of processes with practice or experience leading relatively permanent change

Page 35: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

17

in the capability for movement ”. Belajar gerak adalah serangkaian proses

dengan latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada perubahan-perubahan

yang relatif permanen dalam kemampuan untuk bergerak. Secara umum,

definisi yang diajukan Richard diatas, mengandung 2 aspek penting sebagai

berikut:

a. Belajar Motorik adalah hasil langsung dari latihan atau pengalaman

perkembangan kemampuan memang bisa berkembang tanpa dilatih.

Kemampuan tersebut berkembang misalnya, karena pengaruh kematangan

dan pertumbuhan. Perubahan kemampuan semacam ini tentu akan

meningkatkan keterampilan, walaupun hanya sampai pada batas minimal.

Perubahan keterampilan atlet karena faktor kematangan atlet, jelas tidak

bisa dikatakan sebagai hasil belajar. Hal ini disebabkan perubahan tersebut

bukan karena hasil dari latihan.

b. Belajar Motorik Tidak Teramati Secara Langsung

Ketika latihan berlangsung, terjadi banyak perubahan dalam sistem syaraf

pusat. Perubahan tersebut terjadi karena penganyaman berbagai

kemampuan dan pengalaman gerak dalam sistem memori otak. Proses

inilah yang biasanya memantapkan perubahan yang terjadi agar relatif

menetap. Proses demikian umumnya tidak bisa langsung teramati. Apa

yang bisa dilakukan adalah dengan cara melihat perubahan-perubahan

yang terjadi lewat penampilan gerakannya yang tampak lebih baik.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka disimpulan bahwa pembelajaran

motorik adalah suatu proses pengubahan perilaku gerak atlet melalui latihan

atau pembekalan pengalaman yang sengaja dirancang melalui aktivitas

Page 36: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

18

bermain, agar proses perubahan keterampilan gerak menjadi efektif dan

efisien. Peserta didik yang melakukan proses pembelajaran motorik dengan

baik dan benar akan mengalami suatu perubahan , misalnya dari “tidak bisa”

menjadi “bisa”, dari “tidak terampil” menjadi “terampil”, berkaitan dengan

kemampuan gerak.

D. Proses Belajar Gerak

Proses belajar gerak menurut Herman Tarigan (2019: 39) adalah Segala

tindakan untuk mencapai suatu tujuan selalu memerlukan proses, dan proses itu

berlangsung dalam bentuk rangkaian kejadian dari waktu ke waktu. Proses

belajar gerak juga berlangsung dalam rangkaian kejadian dari waktu kewaktu.

Apa yang terjadi pada diri pelajar bisa dilihat dari segi tahapan apa yang

dilakukan dan yang bisa dicapai apabila ia melakukan kegiatan belajar gerak

secara terus-menerus. Proses belajar gerak yang bertujuan untuk menguasai

gerakan keterampilan berlangsung dalam 3 tahapan atau fase, yaitu:

a) Fase Kognitif

b) Fase Asosiatif

c) Fase Otonom

1. Fase Kognitif

Fase kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan.

Disini anak berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang dipelajari,

kemudian mencoba untuk melakukan berulang-ulang. Pada fase ini

efektifitas kognitif atau aktivitas berfikir masih menonjol karena harus

berusaha memahami bagaimana bentuk gerakan dan bagaimana harus

Page 37: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

19

melakukannya. Pada saat anak mencoba berulang-ulang melakukan gerakan,

gerakannya masih sangat dipengaruhi oleh fikirannya. Ia berusaha

menampilkan bayangan gerakan yang ada dalam fikirannya ke dalam

gerakan tubuh yang senyatanya.

Untuk menampilkan bayangan gerakan ke dalam gerakan yang senyatanya,

pada awalnya seringkali anak masih mengalami kesulitan. Namun dengan

cara mengulang-ulang melakukan bagian demi bagian gerakan, ia akan

semakin mampu melakukannya dengan bentuk gerakan yang makin

menyerupai dengan gerakan yang dibayangkan. Pada fase kognitif, apabila

gerakan keterampilan yang dipelajari cukup rumit dan meliputi rangkaian

gerakan yang bermacam-macam, didalam mempraktekkannya dilakukan

dengan cara mempraktekkan bagian demi bagian gerakan. Dengan demikian

anak akan lebih mudah menguasainya.

2. Fase Asosiatif

Fase asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak keterampilan.

Yang membatasi antara fase kognitif dan fase asosiatif adalah dalam hal

rangkaian gerakan yang bisa dilakukan oleh anak. Pada fase asosiatif, anak

sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian secara keseluruhan.

Merangkaikan bagian-bagian gerakannya sudah bisa dilakukan terlebih

dahulu.

Pada fase asosiatif ini, dengan cara melakukan rangkaian gerakan secara

berulang-ulang, penguasaan atas gerakan akan semakin meningkat.

Peningkatan penguasaan atau keterampilan gerak akan nampak dalam hal :

Page 38: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

20

gerakan makin lancar, makin sesuai dengan kemauan atau makin sesuai

dengan bayangan gerakan yang ingin dilakukan, kesalahan gerakan makin

berkurang dan makin konsisten, dan pelaksanaannya makin halus. Setelah

anak mampu melakukan rangkaian gerakan dengan baik, ia kemudian

memasuki fase yang terakhir yaitu fase otonom.

3. Fase Otonom

Fase otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak keterampilan. Pada

fase ini anak mencapai tingkat penguasaan gerakan yang tertinggi. Anak

bisa melakukan rangkaian gerakan keterampilan secara otonom dan secara

otomatis. Gerakan bisa dilakukan secara otonom artinya adalah bahwa anak

mampu melakukan gerakan keterampilan tertentu walaupun pada saat

bersamaan ia harus melakukan aktivitas lainnya. Misalnya pada pemain

bolavoli, ia harus melakukan smash dengan baik walaupun harus sambil

memperhatikan posisi pengeblok dan mencari posisi lawan yang lemah.

Sedangkan gerak yang bisa dilakukan secara otomatis adalah gerakan yang

bisa dilakukan seperti yang dikehendaki walaupun ia tidak memikirkan

unsur-unsur bentuk gerakan yang ingin dilakukan itu. Misalnya pada

pemain bolavoli yang mendapatkan umpan, begitu ia mengamati situasi

permainan dan memutuskan bahwa harus melakukan smash pool, maka

tanpa berfikir smash poll itu gerakannya bagaimana, ia mampu

melakukannya dengan baik.

Page 39: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

21

E. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

„Tengah‟,‟perantara‟ atau „pengantar‟ Azhar Arsyad (2006: 3). Sedangkan

menurut Pujiriyanto (2012: 19) Dalam bahasa arab media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi teknologi dan

komunikasi pendidikan (Assosiation of Education an Communication

Technology / AECT) dalam (Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo

(2010:121) Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi. Sejalan dengan batasan ini Hamidjojo

dalam (Azhar Arsyad 2006: 4) memberi batasan media sebagai semua

bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau

menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat

yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Berbeda batasan yang diberikan oleh Asosiasi pendidikan Nasional

(National Education Associaation/NEA). Dikatakan bahwa media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar

dan dibaca.

Dari berbagai definisi media yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat

ditarik kesimpulan media adalah perantara untuk menyampaikan informasi

dari pengirim ke penerima dengan menggunakan berbagai peralatan yang

ada, sehingga informasi tersebut dapat tersampaikan.

Page 40: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

22

b. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu alat komunikasi

dalam pembelajaran. Menurut Pujiriyanto (2012: 20) media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan informasi serta

mengandung materi instruksional dalam proses pembelajaran sehingga

dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran juga merupakan

media komunikasi karena, pendidikan adalah proses komunikasi. Menurut

Azhar Arsyad (2006: 4) Media pembelajaran diartikan sebagai media yang

membawa pesan-pesan atau mengandung maksud pengajaran.

Menurut Zainal Arifin & Adhi Setiyawan (2012: 126) Media pembelajaran

adalah suatu alat yang dapat membantu supaya terjadi proses belajar.

Dengan menggunakan media pembelajaran, peserta didik akan memperoleh

berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran dapat diserap dengan

mudah dan lebih baik.

Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat simpulkan bahwa media

pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan yang

diintegrasikan dengan tujuan dan isi dari pengajaran supaya terjadi proses

belajar. Media pembelajaran memiliki peran sebagai alat bantu proses

belajar mengajar menjadi efektif. Media pembelajaran yang dihasilkan

dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran berbasis Flash yang terdiri

dari gambar, video dan animasi. Gambar, video dan animasi akan

diintegrasikan menjadi satu dalam bentuk software yang dapat digunakan

dikomputer.

Page 41: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

23

c. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar,

harapannya tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Menurut Jamil

Suprihatiningrum (2013: 19) Media pembelajaran memiliki enam fungsi

utama sebagai berikut :

1) Fungsi atensi, menarik perhatian siswa dengan menampilkan

sesuatu yang menarik dari media tersebut.

2) Fungsi motivasi, menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat

belajar.

3) Fungsi afeksi, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap siswa

terhadap materi pelajaran dan orang lain.

4) Fungsi kompensatori, mengakomodasi siswa yang lemah dalam

menerima dan memahami pelajaran yang disajikan secara teks

atau verbal.

5) Fungsi psikomotorik, mengakomodasi siswa untuk melakukan

suatu kegiatan secara motorik;

6) Fungsi evaluasi, mampu menilai kemampuan siswa dalam

merespon pembelajaran.

Beberapa pendapat yang telah dikemukakan tentang manfaat media

pembelajaran terbukti dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik

terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan adanya

media pembelajaran informasi yang diberikan menjadi lebih jelas karena

dapat memberikan gambaran jelas tentang objek atau benda-benda yang

telalu besar atau kecil, kejadian langka yang terekam oleh video bahkan

objek-objek yang rumit.

F. Hakikat Gerakan Kaki (Footwork)

1) Pengertian Gerakan Kaki (Footwork)

Dalam permainan bulutangkis kaki berfungsi sebagai penopang tubuh untuk

bergerak ke segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh

Page 42: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

24

sedemikian rupa supaya dapat melakukan gerakan pukulan yang efektif.

Gerakan kaki atau langkah kaki dalam permainan bulutangkis sering

diistilahkan footwork.

Menurut Herman Subardjah (2000: 27) footwork adalah gerakan-gerakan

langkah kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan

sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan

memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya. Pada hakikatnya langkah

kaki merupakan modal pokok untuk dapat memukul bola dengan tepat,

langkah kaki yang ringan dan luwes akan memudahkan seseorang bergerak

datang ke tempat bola datang dan bersiap memukulnya. Footwork atau olah

kaki yang baik bertujuan agar pemain dapat berpindah tempat atau bergerak

seefisien mungkin ke semua bagian lapangan.

Menurut Sapta Kunta (2010:26) berpendapat bahwa :

Prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang

sesuai dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat

memukul selalu berakhir sesuai arah tangan tersebut. Misalnya tangan

memukul ke arah depan net, maka langkah akhir kaki yang sesuai

tangannya juga didepan, demikian pula saat memukul bola didaerah

belakang maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga

dibelakang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa footwork dalam

bulutangkis adalah gerakan – gerakan kaki yang dilakukan secara

harmonis untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa untuk

mengahadapi shuttlecocks, sehingga dapat melakukan pukulan dengan

baik dan selalu dalam keadaan seimbang. Tujuannya adalah agar pemain

dapat seefisien mungkin ke segala arah dari lapangan permainan, juga

berfungsi untuk menghasilkan pukulan berkualitas dan terarah, apabila

Page 43: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

25

footwork tersebut dilakukan dengan posisi baik. Model dibawah ini adalah

seorang pemain melakukan gerakan-gerakan melatih kelincahan Footwork

konsep 8 arah mata angin dan drills bergerak ambil media.

Gambar 2. Konsep 8 arah mata angin dan mengambil shuttlecock.

2) Tahapan Gerakan Kaki (Footwork)

Dalam permainan bulutangkis gerakan kaki juga mempunyai peranan yang

sangat penting, karena permainan ini adalah permainan yang cepat dan

mengusahakan shuttlecock tidak jatuh di daerah permainan sendiri, sehingga

setiap pemain selalu berusaha untuk begerak ke segala arah dengan cepat.

Oleh karena itu gerakan kaki (footwork) yang baik dan benar sangat dituntut

dalam permainan ini. Footwork terdiri dari beberapa gerakan-gerakan yang

harus dilaksanakan menjadi satu rangkaian gerakan yang harmonis. Untuk

dapat menguasai gerakan kaki (footwork), peserta harus menguasai setiap

tahapan gerakan. Adapun tahapan gerakan kaki (footwork) sebagai berikut :

1. Posisi siap

Berdirilah dengan kaki berjajar, dalam posisi terbuka lebih lebar sedikit

dari bahu. Lutut menekuk dan berat badan berada pada bagian telapak

kaki sebelah muka, dekat pangkal ibu jari. Raket biasanya dipegang

Page 44: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

26

mengarah ke atas dan kepala raket sedikit pada posisi backhand dari

tubuh.

2. Pola gerakan

Footwork dalam bulutangkis mempunyai beberapa pola atau arah

gerakan, yaitu sebagai berikut :

a. Pergerakan ke kiri muka

Gerakan ini dilakukan untuk pukulan backhand underhand net atau

clear. Tahapan gerakannya sebagai berikut (James Poole, 2016:49) :

Gambar 3. Pergerakan ke kiri muka

Sumber : James Poole (2016: 49)

Keterangan :

1. Langkah pertama adalah langkah kecil ke arah kiri muka.

2. Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki kanan, ibu jari

kaki kanan akan menunjuk ke sudut kiri dari jaring, berat badan

pemain akan berpindah ke kaki kanan pada saat raket bergerak ke

posisi siap untuk memukul, tubuh bagian atas (mulai batas pinggang)

akan membungkuk ke muka.

3. Langkah berikutnya merupakan langkah panjang atau langkah pendek

dari kaki kiri, ini tergantung berapa jauh harus bergerak menuju

shuttlecock.

4. Langkah terakhir harus selalu merupakan langkah kaki kanan (kaki

raket). Berat badan akan berpindah ke kaki kanan pada saat

melakukan pukulan backhand underhand drop atau clear. Kaki akan

terentang terbuka, berjauhan antara kaki kanan dan kiri, posisikan kaki

kiri lebih dekat ke tengah lapangan daripada kaki kanan.

5. Kembalilah ke tengah lapangan, tarik mundur kaki kanan dan kembali

ke tengah lapangan dengan langkah mundur pendek–pendek, ambilah

posisi siap.

Page 45: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

27

b. Pergerakan ke kanan muka

Gerakan ini dilakukan untuk pukulan forehand underhand net atau clear.

Tahapan gerakannya sebagai berikut (James Poole, 2016:50) :

Gambar 4 : Pergerakan ke Kanan Muka

Sumber : James Poole (2016: 50)

Keterangan :

1. Langkah pertama adalah langkah panjang ke kanan muka.

2. Langkah kedua dengan kaki kiri, merupakan langkah panjang dengan

ibu jari kaki menunjuk ke ujung kanan dari jaring. Raket harus

digerakan ke posisi untuk memukul dan berat badan berpindah ke kaki

yang berada di depan. Tubuh (mulai batas pinggang ke atas)

membungkuk ke depan.

3. Langkah berikutnya berupa langkah panjang dengan kaki kanan atau

merupakan langkah kecil menggeser, tergantung berapa jauh

mencapai shuttlecock.

4. Langkah terakhir anda harus selalu merupakan langkah dengan kaki

kanan, pada saat melakukan pukulan forehand underhand net atau

clear, kaki akan terentang lebar dengan kaki kanan berada lebih dekat

dengan net.

5. Untuk kembali ke tengah lapangan, tariklah ke belakang kaki kiri dan

lakukan langkah-langkah pendek, kembalilah ke posisi siap.

c. Pergerakan ke samping kiri

Gerakan ini dilakukan untuk mengembalikan pukulan smash atau pukulan

drive dari sisi backhand. Tahapan gerakannya sebagai berikut (James

Poole, 2016: 51) :

Page 46: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

28

Gambar 5 : Pergerakan ke samping kiri

Sumber : James Poole (2016: 51)

Keterangan :

1. Kaki kiri melangkah mundur untuk mempersiapkan langkah ke arah

samping. Berat badan anda akan berpindah ke kiri pada saat kaki kiri

mundur. Bahu anda akan berputar sehingga bahu kanan mengarah ke

net dan bahu kiri mengarah ke belakang.

2. Langkah kedua suatu langkah panjang ke arah kiri lapangan dengan

kaki kanan sedemikian rupa sehingga ibu jari menunjuk ke garis

samping kiri lapangan. Bahu sejajar dengan garis samping kiri ini,

pada saat raket bergerak ke posisi memukul.

3. Akhirilah selalu dengan berat badan anda pada kaki kanan, pada saat

melakukan pukulan. Kaki anda akan terentang dan terbuka dengan

posisi kaki kiri lebih dekat ke tengah lapangan.

4. Untuk kembali ke tengah lapangan, tariklah kaki kanan kemudian

kaki kiri anda (sambil kaki kiri berputar menghadap net kembali).

Kalau perlu lakukan langkah-langkah pendek menggeser, untuk

kembali ke posisi siap.

d. Pergerakan ke samping kanan

Gerakan ini dilakukan untuk mengembalikan pukulan smash dan pukulan

drive pada sisi forehand. Tahapan gerakannya sebagai berikut (James

Poole, 2016: 51)

Gambar 6 : Pergerakan ke samping kanan

Sumber : James Poole (2016: 51)

Page 47: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

29

Keterangan :

1. Langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Bahu agak berputar

sehingga bahu kiri menunjuk ke arah tengah-tengah jaring dan bahu

kanan mengarah ke sudut kanan belakang lapangan. Berat badan

akan berada di muka kaki kanan anda. Lutut anda agak menekuk

dengan ujung ibu jari kaki kanan menunjuk ke arah garis samping

kanan.

2. Langkah kedua adalah langkah kaki kiri yang bergerak dengan

menggeser (kaki kiri bergerak ke arah tumit kaki kanan).

3. Langkah terakhir selalu dilakukan oleh kaki kanan pada saat raket

digerakan ke posisi memukul. Kaki terentang terbuka dan kaki kiri

berada lebih dekat ke tengah lapangan.

4. Kembalilah ke tengah lapangan setelah pukulan anda lakukan,

tariklah kaki kanan anda dan bergeraklah ke posisi di tengah dengan

melakukan langkah–langkah pendek menggeser.

e. Pergerakan ke kanan belakang

Gerakan ini dilakukan untuk pukulan overhead. Tahapan gerakannya

sebagai berikut (James Poole, 2016: 52) :

Gambar 7 : Pergerakan ke kanan belakang

Sumber : James Poole (2016: 52)

Keterangan :

1. Putarlah kaki kiri ke arah kanan, melangkahlah dengan kaki anda ke

arah sudut kanan belakang lapangan anda. Bahu harus berputar

sehingga bahu kanan menunjuk ke arah sudut kanan belakang

lapangan.

2. Langkah kedua dilakukan kaki kiri dengan menggeser ke dekat ibu

jari kaki kanan. Berat badan anda sebanyak mungkin bersandar ke

kaki kanan anda.

3. Menggeserlah dengan langkah–langkah pendek bergantian dengan

kaki kanan dan kiri sehingga anda berada di belakang arah jatuh

shuttlecocks, di dekat sudut kanan belakang lapangan. Pada saat

pukulan dilakukan, berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki

Page 48: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

30

kiri. Pinggul dan bahu berputar sehingga menjadi sejajar dengan net

pada saat raket menyentuh shuttlecocks.

4. Lakukanlah langkah–langkah pendek untuk kembali ke posisi siap

ditengah lapangan.

f. Pergerakan ke kiri belakang

Gerakan ini dilakukan untuk pukulan round the head (pukulan di atas

kepala), tahapan gerakannya sebagai berikut (James Poole, 2016: 52) :

Gambar 8 : Pergerakan ke kiri belakang

Sumber : James Poole (2016: 52)

Keterangan : 1. Lakukan langkah pendek mundur ke arah sudut kiri dengan kaki kiri.

2. Kemudian lakukanlah langkah mundur dengan kaki kanan.

3. Lakukanlah langkah–langkah mundur dengan kaki kanan dan kiri ke

arah sudut kiri belakang sampai anda mencapai posisi yang tepat untuk

memukul shuttlecocks.

4. Langkah terakhir ke arah belakang harus merupakan langkah lompat

dari kaki kanan ke kaki kiri. Bahu dan pinggul berputar sehingga bahu

kanan dan kaki kanan bergerak maju ke arah jaring dan bahu kiri

menunjuk ke garis belakang. Kaki kanan diangkat ke udara untuk

mengatur keseimbangan tubuh. Berat badan berada di kaki kiri. Raket

diayunkan di atas kepala untuk melakukan pukulan. Pada saat pukulan

dilakukan berat badan berpindah dari kaki kiri ke muka, ke kaki kanan,

dan bahu kanan bergerak ke muka.

5. Langkah–langkah kecil dengan kaki kanan dan kiri digunakan untuk

kembali ke posisi tengah lapangan atau posisi siap.

G. Stroke

Stroke adalah gerakan raket pemain dengan niat untuk memukul shuttlecock

arah backhand, forehand dan overhead. Pembelajaran stroke sebaiknya

Page 49: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

31

bervariasi untuk mendapatkan penguasaan cara memegang raket, menguasai

footwork, dan seluruh teknik dasar (basic stroke) dengan baik, agar selanjutnya

dapat membuat variasi pukulan. Dengan kata lain pada satu jenis posisi tubuh

yang baik dapat melakukan beberapa pilihan pukulan seperti: backhand,

forehand dan overhead.

Gambar 9. Pegangan raket dan arah pukulan

Gambar 10. Sikap tubuh pukulan backhand, forehand dan overhead

Page 50: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

32

H. Konsep Latihan Shadow

Latihan shadow atau latihan bayangan adalah melakukan gerakan seperti

sungguuhan artinya si pelaku melakukan gerakan seperti dia sedang bermain

bulutangkis dia bergerak ke kiri depan, kanan, belakang seperti mengejar bola

dan melakukan pukulan baik dengan raket maupun tanpa raket dengan teknik

yang di instruksikan oleh pelatih.

Shadow Badminton identik dengan pengaturan irama langkah dalam bermain

bulutangkis. “melayanglah seperti kupu-kupu, menyengatlah seperti lebah”

merupakan kalimat yang sering diungkapkan oleh mantan juara dunia tinju

kelas berat Muhammad Ali, ungkapan tersebut merupakan gambaran yang

paling tepat terhadap cara yang harus dilakukan untuk bergerak dan memukul

dalam permainan bulutangkis (James Poole, 2016: 56).

1. Pendekatan Shadow

Salah satu model belajar keterampilan dasar dalam bermain bulutangkis

adalah pendekatan shadow yang diperkendalkan oleh Tony Grice (2004:

34). Menggatakan bahwa pendekatan shadow adalah cara guru mengajar

menggunakan alat bantu terlebih dahulu sebelum pengenalan teknik dasar

seperti service, pukulan, dan footwork.

Kemudian PBSI (2002) memperkenalkan pendekatan shadow dalam belajar

teknik dasar bulutangkis, sebelun anak dilatih tentang teknik gerak dasar

yang sebenarnya, terlebih dahulu anak diberi latihan pembebanan, seperti

melakukan latihan gerak kaki, anak diberi baju tebal, dan berat atau

Page 51: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

33

melakukan latihan forehand terlebih dahulu anak diberi latihan

menggerakkan botol diisi pasir sebagai pemberat. Agar anak cepat

mendapatkan pukulan backhand, forehand dan overhead yang sempurna

maka pertama beri latihan semacam latihan lempar handuk, memukul

shuttlecock bergantung, memukul shuttlecock kedinding dengan raket

bersarung, baru kemudian melakukan teknik sebenarnya. Tony Grice (2004:

34).

Sedangkan menurut Herman Subarjah (2000), bahwa latihan shadow bisa

digunakan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan seperti:

melakukan pukulan bayangan, mengambil shuttlecock pada posisi tertentu,

dan melakukan gerakan/melangkah kearah tertentu.

2. Pelaksanaan Latihan Shadow

a. Menentukan delapan titik yang harus ditempuh oleh sampel.

b. Menjelaskan dan memberi contoh bagaimana saat menempuh titik-titik

yang sudah ditetapkan.

c. Pada saat menempuh titik-titik tersebut diusahakan pandangan mengarah

ke lapangan lawan.

d. Setelah menuju satu titik pelaku harus kembali dahulu ke tengah

pelaksanaan latihan bisa memakai repetisi atau memakai waktu, kalau

memakai repetisi tersebut, sedangkan yang menggunakan waktu maka

harus dapat menyelesaikan sebanyak-banyaknya sudut yang dilalui.

e. Lakukan latihan dengan beberapa set dan berikan istirahat untuk tiap set 4-

5 menit.

f. Agar tidak jenuh latihan shadow bisa menggunakan raket dan shuttle cook,

sampel harus mengembalikan shuttle cook tersebut ke daerah lawan

dengan arah dan pukulan yang disesuaikan dengan instruksi pelatih.

g. Pada saat mengubah arah harus diawasi agar dilakukan dengan benar.

h. Berikan koreksi baik klasik maupun individual.

Page 52: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

34

I. Metode Pembelajaran Shadow

Model Pembelajaran gerak dasar bulutangkis ini dirancang secara sistematis

dengan 8 pola pendekatan shadow menggunakan media dan dilaksanakan

secara terprogram seperti table berikut ini.

Tabel 1. 8 Pola Pendekatan Shadow

Pola

Permainan

Cara Melakukan

Gerakan

Tujuan

Kegiatan

Repetisi

Setiap

Pola

Alat/Gambar

Formasi

1. Skiping Sikap berdiri tegak,

memegang pegangan

skiping. Tempatkan

tali dibelakang tubuh,

lalu ayunkan tali

kedepan dengan kaki

melompat melewati

tali skiping. Dilakukan

beberapa variasi:

silang, double rotasi,

satu kaki bergantian.

Mengencangka

n otot kaki,

daya tahan dan

melatih jump

smash

4x60”x2

Ist 15”

2. Kock

bergantung

Posisi berdiri

memegang raket. Kaki

kanan ditekuk.

Lakukan pukulan

forehand dan

backhand secara

bergantian. Gerakan

bola melengkung

parabola meluncur

dipukul berulang-

ulang sesuai waktu

yang ditentukan.

Melatih sikap

pergelangan

tangan untuk

mendapatkan

kelenturan.

Akurasi

pukulan dan

perkenaan

yang tepat.

4x60”x2

Ist 5”

Page 53: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

35

3. Passing

ball

Sikap berdiri

memegang raket.

Lakukan passing bola

keatas menggunakan

teknik forehand dan

backhand. Saat

melakukan pukulan

kaki kanan ngeper

ditekuk dan

pandangan mengikuti

bola ke atas.

Melatih

kelenturan

pergelangan

tangan

backhand dan

forehand.

Akurasi

pukulan

4x60”x2

Ist 5”

4. Lempar

handuk

Dilakukan secara

berpasangan. Posisi

tubuh masing-masing

kaki-kaki bergantian

untuk melakukan

lemparan handuk

meluncur dengan cara

pegang sudut handuk

lalu diayun 3x dan

pada hitungan ke-3 di

luncurkan, tangan

seakan ikut bergerak

lentur seperti penari.

Melatih

kelenturan

pergelangan

tangan,

forehand dan

backhand

4x60”x2

Ist 5”

5. Passing

dinding

Sikap berdiri

memegang raket dan

kock. Menghadap ke

tembok dengan jarak

3-4m. Pasingkan bola

keatas lalu pukul ke

tembok, begitu

seterusnya sampai

waktu yang

ditentukan.

Melatih

kelenturan,

kecepatan

pukulan

forehand,

backhand,

drive dan

overhead

4x60”x2

Ist 5”

6. Sprint

angka 8

Dilakukan 2 orang, 1

orang pengumpan dan

1 orang sebagai orang

coba melakukan

gerakan tangkap bola

sambil sprint gerakan

angka delapan

Melatih

kecakapan,

kelincahan dan

kecepatan

footwork.

Koordinasi

tangan kaki

4x60”x2

Ist 5”

Page 54: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

36

mengitari 2 buah kun

selama waktu yang

ditetapkan.

dan mata.

7. Tri in

One

Dilakukan ber tiga

menggunakan bola.

Pemain 1 berperan

sebagai

pengumpan/pelambun

g, pemain 2 berperan

sebagai smasher dan

pemain ke 3 berperan

sebagai pelaku

pengembalian bola.

Gerakan ini di rolling

agar pemain

mendapatkan

kesempatan sebagai

pengumpan, smasher

dan pengembalian

bola.

Mengembangk

an passing

ball, footwork,

stroke

backhand,

forehand dan

smash.

4xPx2

Ist 5”

8. Bola 2

VS 2

Dilakukan berdua

dengan menggunakan

2 bola. Masing-

masing memukul bola

secara bersamaan

dengan pukulan servis

bawah kebelakang

melambung dan bola

melambung diudara

dikembalikan ke pihak

lawan dengan baik

agar permainan ini

tidak mengenal

kegagalan selama

waktu yang

ditentukan.

Melatih

kecepatan

reaksi pukulan

drive,

backhand,

forehand, lob

dan footwork

4 x 30”

Ist 5”

Adaptasi : Herman Tarigan (2015)

Page 55: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

37

J. Hakikat Ekstrakurikuler Bulutangkis

Ekstrakurikuler dalam Depdiknas (2003: 16), kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi penguasaan bahan kajian dan

pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara sendiri berdasarkan pola

kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan

perbaikan yang berkaitan dengan progam kurikuler atau kunjungan studi

ketempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran

tertentu.

Menurut Mahoney (2005: 60) mengemukakan manfaat positif tentang

keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi remaja, keterlibatan

menghubungkan kegiatan untuk hasil-hasil yang positif pada hal sosial,

emosional, dan akademis. Menurut kamus besar bahasa indonesia (2002: 291)

ekstrakurikuler itu adalah : “suatu kegiatan yang berada diluar program yang

tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan

siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran

wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan

pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan

bakar serta minat mereka.

Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang

memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan

beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan

sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.

Page 56: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

38

Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah.

Menurut Anifral Henri (2008: 2) mengemukakan pendapat umumnya mengenai

beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk, yaitu :

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera

Pusaka (Paskibraka).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan

penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, dan penelitian.

c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat

olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik dan keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara karier,

pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, dan seni budaya.

e. Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati

tergantung sekolah tersebut, misalnya, bulutangkis, basket, futsal, karate,

taekwondo, silat, softball, dan lain sebagainya.

Tujuan ekstrakurikuler Pendidikan Jasmani di sekolah menurut Yudha M.

Saputra (2000: 16), antara lain:

1) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa.

2) Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya

pembinaan pribadi siswa.

3) Mengenalkan hubungan antara mata pelajaran dengan kehidupan

masyarakat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler

adalah tempat atau wahana kegiatan bagi siswa untuk menampung,

menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta kegemaran yang berkaitan

dengan program kurikulum, dan dilaksanakan di luar jam sekolah.

Page 57: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

39

K. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung teoritis yang

dikemukakan, disamping itu dapat digunakan sebagai pedoman dan pendukung

dari kelancaran penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang relevan dengan

penelitian ini yaitu :

1. Hasil penelitian dari Herita Warni (2017) dengan judul : “ Pengaruh

Latihan Shadow 8 Terhadap Agility pada Pemain Bulutangkis PB. Mustika

Banjarbaru Usia 12-15 Tahun”.

Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Exsperimental Designs, desain

penelitian ini dengan menggunakan “One-Group Pretest-Posttest Design”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data pretest kelincahan pada pemain

bulutangkis PB. Mustika Banjarbaru Umur 12-15 Tahun memperoleh rata-

rata = 7,1850 detik dengan standar deviasi = 0,50423. Pada data post-test

adalah kelincahan dalam pemain bulutangkis PB. Mustika Banjarbaru Usia

12-15 Tahun memperoleh rata-rata = 6,7500 detik dengan standar deviasi

= 0,44850. Hasil yang diperoleh dengan uji t diperoleh t = 8,184> t tabel (9;

0,025) = 2,262, dengan Sig. (2-tailed) = 0,000; ternyata Sig. (2-tailed)

<0,05 t-hitung signifikan.

Kesimpulannya bahwa ada pengaruh latihan ketangkasan pada shadow 8

pemain bulutangkis PB. Mustika Banjarbaru Usia 12-15 Tahun.

2. Hasil penelitian dari Ahiriah Muthiarani (2017) dengan judul :” Pengaruh

latihan Shadow menggunakan langkah berurutan dan bersilangan terhadap

kelincahan footwork atlet bulutangkis PB. Wiratama jaya yogyakarta”.

Page 58: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

40

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : pertama, ada pengaruh latihan

Shadow langkah berurutan terhadap kelincahan footwork atlet PB

Wiratama jaya yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai t

sebesar -4,5 dengan signifikansi hitung sebesar 0,001<0,0,5 pada uji

paired sample t test terhadap data pre-test dan post-test shadow langkah

berurutan. Kedua, ada pengaruh latihan shadow langkah bersilangan

terhadap kelincahan footwork atlet PB wiratama jaya yogyakarta. Hal ini

dibuktikan dengan diperolehnya nilai t sebesar -4,667 dengan signifikansi

hitung sebesar 0,001<0,05 pada uji paired sample t test terhadap data pre-

test dan post-test shadow langkah bersilangan. Dan yang ketiga tidak

terdapat perbedaan yang signifikansi antara latihan shadow langkah

berurutan dan langkah bersilangan dalam peningkatan kelincahan footwork

atlet PB Wiratama jaya yogyakarta. Hal ini berdasarkan data yang

diperoleh dari nilai t sebesar -1,387 dengan signifikansi sebesar 0,181>

0,05 pada uji independent sample t test.

3. Hasil penelitian dari Arif adi sulaiman (2017) dengan judul :” Pengaruh

latihan Sirkuit tanpa beban terhadap peningkatan kelincahan gerak shadow

6 titik atlet Bulutangkis putra usia 12-15 tahun pada pembinaan atlet

berbakat (PAB) DIY”.

Penelitian merupakan penelitian eksperimen. Metode yang digunakan

adalah “one-group pretest-posttest design”. Populasi penelitian ini adalah

atlet-atlet pembinaan atlet berbakat (PAB) DIY yang berjumlah 38 anak.

Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Instrumen yang

digunakan adalah rangkaian olah kaki yang dikemukakan oleh Tohar.

Page 59: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

41

Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis uji-t. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan ada pengaruh

latihan sirkuit tanpa beban terhadap peningkatan kelincahan gerak shadow

6 titik atlet bulutangkis putra usia 12-15 tahun pada pembinaan atlet

berbakat (PAB) DIY. Apabila dilihat dari angka mean difference sebesar

1.70 dan rerata pre-test sebesar 14,88. Hal ini menunjukan bahwa latihan

yang dilakukan mampu memberikan perubahan yang lebih baik 11,42%

untuk kelincahan gerak shadow 6 titik dibandingkan sebelum diberikan

latihan.

L. Kerangka Berpikir

Dalam permainan bulutangkis seorang pemain dituntut untuk dapat menguasai

kemampuan teknik dan fisik yang baik. Apabila seorang pemain memiliki

kemampuan fisik, teknik dan mental yang baik, maka selanjutnya pemain

tersebut akan mudah mengembangkan teknik dan taktik bulutangkis. Teknik-

teknik pukulan dalam permainan bulutangkis diantaranya: smash, lob, netting,

drive, droopshot, backhand, dan posisi siap/hitting position. Agar dapat

mendukung teknik-teknik tersebut tentu saja membutuhkan kelincahan kerja

kaki (footwork) dan (stroke) yang baik. Pemain bergerak dengan efektif dan

seefesien mungkin sehingga pukulan yang dihasilkan akan sangat sempurna.

Latihan shadow badminton sangat efektif untuk melatih kelincahan kaki,

dengan bergerak ke setiap sudut lapangan baik dengan isyarat atau dengan

mengambil shuttlecock pengaruh yang didapatkan adalah pemain dapat

mengusai lapangan dan meningkatkan kelincahan kaki (footwork). Latihan

Page 60: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

42

shadow badminton dapat dilakukan dengan variasi model latihan. Diharapkan

dari variasi model latihan tersebut dapat meningkatkan kelincahan footwork

dan Stroke Ekstrakurikuler siswa SMA Negeri 1 Natar, serta dapat membantu

meningkatkan kemampuan kelincahan footwork dan stroke pemain.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 11. Kerangka Berpikir

M. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara

suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna

mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan

kebenarannya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya

dengan cara penelitian.

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

bulu tangkis

taktik fisik

kelincahan

kekuatan

kecepatan

fleksibilitas

teknik

footwork everhand lob

forehand backhand

mental

ekstrakulikuler

Latihan Shadow

Page 61: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

43

H01: Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan shadow menggunakan media

untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan

bulutangkis ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar”

H1: Ada pengaruh yang signifikan latihan shadow menggunakan media untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan

bulutangkis ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

H02: Tidak ada perbedaan yang signifikan menggunakan latihan shadow

menggunakan media dan kelompok kontrol untuk meningkatkan

kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

H2: Ada perbedaan yang signifikan menggunakan latihan shadow

menggunakan media dan kelompok kontrol untuk meningkatkan

kemampuan footwork dan stroke pada permainan bulutangkis

ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

Page 62: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

44

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Menurut Ali Maksum

(2012:65) Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat

untuk mengetahui sebab dan akibat diantara variabel. Dalam penelitian

eksperimen ini termasuk eksperimen murni, yaitu sampel dikontrol sepenuhnya

atau dikarantina oleh peneliti. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah design penelitian eksperimen” one -Group pre-test Post-

test Design”, penelitian yang terdapat pre-test post-test. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah one pretest-posttest group.

Adapun desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 12. Hubungan sebab akibat antara variabel Bebas dan Variabel

Terikat

Desain penelitian yang digunakan pre-test dan post-test. Pengaruh antara dua

variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat digambarkan konsep sebagai

berikut:

OP

Kelompok

Eksperimen

Pre-test

Kelompok

Kontrol

Post-test PS

Page 63: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

45

Tabel 2. Rancangan Penelitian

Kelompok Tes Awal

(Pre-Test)

Treatment Tes Akhir

(Post-test)

Eksperimen Footwork &

Stroke

Latihan Shadow

menggunakan Media

Footwork &

Stroke

Kontrol Footwork &

Stroke - Footwork &

Stroke

Keterangan :

PS : Populasi dan Sampel

Pre-test : Test awal dengan menggunakan 8 arah mata angin selama 1

menit yang dilakukan sebelum mendapatkan perlakuan

(treatment).

OP : Ordinal Pairing (Pembagian Kelompok)

Kontrol : Tidak diberi pelakuan (treatment)

Treatment : Diberi Perlakuan (Treatment) Latihan Shadow Menggunakan

Media

Post-test : Test awal dengan menggunakan 8 arah mata angin selama 1

menit yang dilakukan sesudah mendapatkan perlakuan

(treatment)

Pembagian kelompok berdasarkan hasil pre test keterampilan gerak footwork

dan stroke, langkah awal adalah melakukan tes awal kemudian diranking,

dibagi dan dimasukkan dalam kelompok (1) perlakuan dengan latihan shadow

menggunakan media. kelompok (2) tidak diberi perlakuan atau kelompok

control. Dengan demikian kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan

kemampuan yang sama. Apabila pada post-test nanti terdapat peningkatan

keterampilan footwork dan stroke, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh

Page 64: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

46

perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini

dengan cara oridinal pairing sebagai berikut:

Gambar 13. Cara Oridinal Pairing

B. Populasi dan sampel

a) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

bulutangkis usia (16-18) di SMA Negeri 1 Natar yang berjumlah ( 60 )

peserta.

b) Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian.

Adapun untuk menentukan besarnya sampel yang akan diteliti, menurut

Arikunto (2004:118), Apabila jumlah nya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua. Maka peneliti akan mengambil semua sampel anak

ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Natar atau penelitian populasi.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Page 65: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

47

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (Independent

variable X). Dalam penelitian ini yaitu :

a) Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung dengan

variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan nilai variabel, dalam

penelitian ini variabel bebas adalah latihan shadow menggunakan media.

b) Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung pada

variabel lainnya, dalam penelitian ini variabel terikat adalah footwork dan

stroke.

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1) latihan shadow menggunakan media yang diberikan dalam penelitian ini

adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

penguasaan lapangan (footwork) dan pukulan forehand, backhand, dan

overhead (stroke).

2) footwork dan stroke adalah modal awal dalam permainan bulutangkis,

tujuannya agar pemain dapat melakukan pukulan dengan baik dan

seefisien mungkin ke segala arah untuk menentukan akan bermain

menyerang atau bertahan. Forehand, backhand dan overhead baik saat

pretest maupun posttest.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1) Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan alat yang dipakai untuk mengumpulkan

data. Menurut Sugiyono (2009: 133) instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Dan menurut Suharsimi Arikunto

Page 66: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

48

(2010: 160) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik.

Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan data agar suatu

penelitian mendapatkan data yang sesuai diharapkan untuk itu dibutuhkan

instrumen yang dirancang dan dibuat sedimikian rupa dan instrumen buatan

harus di uji coba akan dihitung validitas dan reliabilitasnya. Dalam

penelitian ini instrumen yang digunakan mengacu pada variabel bebas dan

variabel terikat.

Menurut Surisman (2016: 95) analisis reliabilitas adalah suatu tes dan atau

alat ukur lainnya, termasuk non tes, pada hakikatnya mengukur ke ajegkan

pertanyaan tes apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil relativ

sama dan validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap

konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai

(Surisman 2016: 11). Dalam hal ini penulis instrumen di uji cobakan di

SMA Yadika Natar Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada

tanggal 14 januari 2019.

Adapun variabel bebas yaitu (latihan shadow menggunakan media)

sedangkan variabel terikat yaitu (keterampilan footwork dan stroke).

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

yaitu keterampilan gerak footwork dan stroke. Tes ini digunakan untuk

mengukur kemampuan footwork dan stroke. Adapun prosedur tes footwork

dan stroke sebagai berikut :

Page 67: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

49

Tabel 3. Instrumen Penilaian Keterampilan Gerak Footwork dan Stroke

Kecakapan

Deskripsi

Bobot

Footwork Melakukan kemampuan 3

gerakan yaitu koordinasi

kaki baik, Kecepatan baik

dan Kelenturan baik

4

Melakukan kemampuan 3

gerakan, 1 aspek gerak

hasilnya kurang baik

3

Melakukan kemampuan 3

gerakan, 2 aspek gerak

hasilnya kurang baik.

2

Melakukan kemampuan 3

gerakan, ke 3 aspek gerak

semuanya kurang baik.

1

Stroke

Melakukan kemampuan 3

gerakan yaitu Backhand

baik, Forehand baik dan

Overhead baik

4

Melakukan kemampuan 3

gerakan, 1 aspek gerak

hasilnya kurang baik

3

Melakukan kemampuan 3

gerakan, 2 aspek gerak

hasilnya kurang baik.

2

Melakukan kemampuan 3

gerakan, ke 3 aspek gerak

semuanya kurang baik.

1

2) Teknik pengumpulan data

Arikunto (2010:192), metode pengumpulan data adalah cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik

Page 68: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

50

pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Dengan melalui

tes dan pengukuran kita akan memperoleh data yang objektif. Tes adalah

alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif.

Sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari

suatu objek tertentu dan didalam proses pengukuran diperlukan suatu alat

ukur atau instrumen tertentu. Menurut Surisman (2010: 52) Korelasi adalah

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Penelitian dilaksanakan selama 16 kali pertemuan, susuai yang

dikemukakan oleh russell R.Pate dalam Wiga Nurlatifa (2015) bahwa proses

latihan selama 12 kali sudah dapat dikatakan terlatih, sebab sudah ada

perubahan yang menetap. Pengukuran tes footwork dan stroke dilakukan

sebanyak dua kali yaitu pada pretest dan posttes,. yaitu berdasarkan hasil tes

footwork dan stroke.

Berikut ini paparan mengenai penelitian:

1. Tes keterampilan

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan Footwork dan Stroke.

2. Alat dan bahan:

1. Raket

2. Stopwatch

3. Tali pembatas

4. Lapangan

5. Pluit

6. Blangko dan alat tulis

Page 69: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

51

3. Pelaksanaan

a. Tersti berdiri di tengah lapangan dengan posisi siap.

b. Melakukan gerakan 8 mata angin dengan secepat mungkin dan

melakukan gerakan backhand, forehand dan overhead yang baik,

membayangkan dalam pertandingan yang sesungguhnya.

c. Diberi waktu 1 menit untuk menyelesaikan gerakan footwork dan stroke

dan kembali keposisi semula.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis Uji-t (t-test).

Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan pengujian normalitas.

Disamping normal juga harus homogen. Sampel-sampel yang berasal dari satu

populasi dan diperkirakan sama, belum tentu demikian keadaannya. Apabila

dua atau lebih sampel diperiksa dengan teknik tertentu dan ternyata homogen,

maka dapat dikatakan bahwa sampel-sampel itu berawal dari populasi yang

sama (Suharsimi Arikunto, 2010: 357). Maka untuk menguji keabsahan sampel

perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Keputusan untuk

menerima atau menolak hipotesis pada taraf signifikansi 5% untuk

menganalisis data dengan menggunakan statistik parametrik digunakan

bantuan komputer program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version.

F. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi yang

terjadi atau tidak dari distribusi normal. Langkah sebelum melakukan

Page 70: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

52

pengujian hipotesis lebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data

dengan uji normalitas yaitu menggunakan Uji lilliefors (Sudjana, 2005:

466). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2, ........, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....... Zn

Dengan menggunakan rumus: Zi =

( dan S merupakan rerata dan

simpangan baku sampel)

b. Untuk tiap bilangan baku ini akan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian hitung peluang F (zi) = P (z zi)

c. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, ....... Zn yang lebih atau sama dengan

zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka :

S (zi) =

Hitung selisih F (zi) – S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

d. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar L0 .

e. Kriteria pengujian adalah jika Lhitung Ltabel, maka variabel tersebut

berdistribusi normal, sedangkan jika Lhitung Ltabel maka variabel

berdistribusi tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua

kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. untuk

pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

TerkecilVarians

TerbesarVariansF

Page 71: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

53

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan 0.05% maka dicari pada tabel F. Dengan kriteria pengujian:

Jika: F hitung ≥ F tabel tidak homogen

F hitung ≤ F tabel berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka

data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F

hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang

berbeda.

3. Uji Pengaruh

Uji pengaruh digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan Shadow

menggunakan media untuk meningkatkan Footwork dan Stroke pada siswa

Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar, maka digunakan rumus uji pengaruh

sebagai berikut :

√ ⁄

Keterangan :

: Rata-rata selisih antara pre test dan post test

: Standar deviasi dari kelompok selisih antara pre test dan post test

√ : Akar dari jumlah sampel kelompok eksperimen

Page 72: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan latihan shadow menggunakan media untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan

bulutangkis usia (16-18) ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

2. Ada perbedaan yang signifikan latihan shadow menggunakan media untuk

meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada permainan

bulutangkis usia (16-18) ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

B. Saran

Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :

1. Peneliti lainnya, untuk dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam

melakukan penelitian selanjutnya, dengan beberapa penyempurnaan

misalnya:

a) jumlah sampel penelitian yang lebih besar.

b) waktu penelitian yang lebih lama.

c) menambah variabel bebas sebagai pembanding.

Page 73: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

64

2. Guru atau pelatih dapat menggunakan metode latihan shadow menggunakan

media dalam upaya meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada

permainan bulutangkis ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Natar.

3. Kepada para Mahasiswa dan pelatih diharapkan mencoba model-model

latihan lain untuk meningkatkan kemampuan footwork dan stroke pada

permainan bulutangkis.

Page 74: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali Maksum. 2012. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Unesa University

Press, Surabaya.

Anifral Hendri. 2008. Ekskul Olahraga Upaya Membangun Karakter Siswa.

Jambo Pos.

Arikunto, Suharsimi. 2004 . Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik) .

Edisi Kelima, Rineka Cipta, Jakarta.

2010 . Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik) . Rineka

Cipta, Jakarta.

Arsyad, Azhar, 2006. Media Pembelajaran. PT. Raja grafindo Persada, Jakarta.

Departemen Pendidikan. 2002. KBBI. Balai Pustaka, Jakarta.

Djide, Tahir. 1990. Pedoman Pembinaan Physical Conditioning. PB.PBSI,

Jakarta.

Grice Tony. 2004. Bulu Tangkis Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut. PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.

Debdikbud Dirjen Dirti PPLPTK, Jakarta.

Magill, Richard, A. 2007. Motor Learning, Concepts and Aplication. Dubugua.

WM.C. Brown Publisher, Lowa.

Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga, Jakarta.

PBSI. 2002. Pedoman Praktis Bermain BuluTangkis. PB.PBSI, Jakarta

Poole James. 2016. Belajar Bulu Tangkis. Pioner Jaya, Bandung.

Pujiriyanto. 2012. Teknologi Untuk Pengembangan Media dan Pembelajaran.

UNY Press, Yogyakarta.

2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta, Bandung.

Page 75: PENGARUH LATIHAN SHADOW MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK ...digilib.unila.ac.id/59354/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · test Post-test Design" using a control group. The instrument used

66

Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.

Nusa Media, Bandung.

Sapta Kunta Purnama. 2010. Kepelatihan Bulu Tangkis Modern. Yuma Pustaka,

Surakarta.

Subarjah, Herman. 2000. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Bulutangkis : Konsep dan Metode DEPDIKNAS Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah, Penerbit Direktoral Jendral

Olahraga, Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. CV Alfabeta, Bandung.

Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. CV Lubuk

Agung, Bandung.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

AR_RU 22 Media, Yogyakarta.

Surisman. 2010. Statistika Dasar. Modul Untuk Mahasiswa Penjaskes Universitas

Lampung.

2016. Statistika. Modul Untuk Mahasiswa Penjas Evaluasi Hasil

Pembelajaran.

Tarigan, Herman. 2005. Efektifitas Model Pembelajaran Pendekatan Shadow dan

Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Dasar Bulutangkis

Siswa. Tahun 2005. Jurnal Nasional. 2: 62-67.

Tarigan, Herman. 2019. Belajar Gerak dan Aktivitas Ritmik Anak-Anak. Hanim

Grmp, Lampung.

Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Erlangga, Jakarta.