pengaruh kurang energi kronik dan asupan …digilib.unila.ac.id/55328/3/skripsi tanpa bab...

70
PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM IBU HAMIL DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh SONIA ANGGRAINI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: dinhdieu

Post on 23-Jun-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM IBU HAMIL

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OlehSONIA ANGGRAINI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

ii

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM IBU HAMIL

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Sonia Anggraini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas KedokteranUniversitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 3: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iii

ABSTRACT

EFFECT OF CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND PROTEIN INTAKE TO ALBUMIN SERUM LEVELS OF PREGNANT WOMAN IN

BANDAR LAMPUNG

BySonia Anggraini

Background: Serum albumin examination can be done to determine the state of malnutrition. Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is a state of malnutrition which is lack of energy and protein.Objective: To determine the effect of chronic energy deficiency and protein intake to albumin serum levels of pregnant woman in Bandar Lampung.Method: This study was an observational analytic study with a cross sectional design. The subjects in this study were 70 pregnant woman taken by purposive sampling method. Subject’s mid-upper arm circumference (MUAC) measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determineprotein consumption and venous blood to check serum albumin levels. Furthermore, the data were analyzed with an independent t test (α = 0.05).Result: As a result there are 47% CED pregnant women and 52,9% were non-CED with serum albumin averages of 3.12 g/dL and 3.45 g/dL. In addition, there are 34.3% of pregnant women with inadequate protein intake and 65.7% adequate protein intake with serum albumin averages of 3.13 g/dL and 3.37 g/dL. Overall serum albumin mean for pregnant women is 3.29±0.38 g/dL. The bivariate test results showed that there were significant differences in serum albumin levels of CED and non-CED pregnant women (p = 0.000), and there were significant differences in serum albumin levels in pregnant women with inadequate protein intake and adequate protein intake (p = 0.009).Conclusion: There was an effect of chronic energy deficiency and protein intake to albumin serum levels of pregnant woman in Bandar Lampung.

Keywords: CED, Pregnancy, Protein intake, Serum albumin.

Page 4: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iv

ABSTRAK

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM IBU HAMIL

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

OlehSonia Anggraini

Latar Belakang: Pemeriksaan albumin serum dapat dilakukan untuk menandakan adanya malnutrisi. Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan suatu keadaan malnutrisi kekurangan energi dan protein.Tujuan: Mengetahui pengaruh kurang energi kronik dan asupan protein terhadap kadar albumin serum pada ibu hamil di Kota Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasi dengan desain cross sectional. Subjek berjumlah 70 orang ibu hamil yang dipilih dengan metode purposive sampling. Pada subjek dilakukan pengukuran LILA sebagai penilaian KEK, kuisioner SQ-FFQ sebagai penilaian konsumsi protein dan pengambilan darah untuk memeriksa kadar albumin serum. Selanjutnya dilakukan uji univariat dan bivariat menggunakan independent t test (α=0,05).Hasil: Didapatkan hasil 47% ibu hamil KEK dan 52,9% tidak KEK dengan rerata albumin serum berturut-turut 3,12 g/dL dan 3,45 g/dL. Selain itu, didapatkan 34,3% ibu hamil dengan asupan protein kurang dan 65,7% asupan protein cukup dengan rerata albumin serum berturut turut 3,13 g/dL dan 3,37 g/dL. Secara keseluruhan rerata albumin serum ibu hamil 3,29 g/dL. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna rerata kadar albumin serum ibu hamil KEK dan tidak KEK (p= 0,000), serta terdapat perbedaan yang bermakna rerata kadar albumin serum ibu hamil dengan asupan protein kurang dan asupan protein cukup (p=0,009).Simpulan: Terdapat pengaruh kurang energi kronik dan asupan protein terhadap kadar albumin serum pada ibu hamil di Kota Bandar Lampung.

Kata kunci: Albumin serum, Ibu hamil, Kurang energi kronik, Protein

Page 5: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine
Page 6: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine
Page 7: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine
Page 8: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 22 Juli 1997, sebagai

anak pertama dari 2 bersaudara dari Bapak Ali Mukson dan Ibu Lismiyati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK PWP Rejomulyo

Lamppung Timur pada tahun, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1

Rejomulyo Lampung Timur pada tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

diselesaikan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada

tahun.

Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) Undangan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum

Anatomi tahun 2017-2018 dan aktif berorganisai di Forum Studi Islam (FSI) Ibnu

Sina sebagai sekretaris bidang akademik tahun 2016-2017.

Page 9: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

v

----sebuah persembahan sederhana dan rasa terimakasih untuk bapak, ibu, adik dan keluarga besar tercinta.

----berusaha menjadi orang yang lebih baik adalah cara terbaik untuk bersyukur dan menghargai kehidupan.jangan berhenti menjadi orang baik.

Page 10: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

i

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kurang

Energi Kronik dan Asupan Protein terhadap Kadar Albumin Serum Ibu Hamil di

Kota Bandar Lampung” ini dapat diselesaikan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan,

bantuan, dorongan, kritik, saran dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. dr. Muhartono, M.Kes., Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

3. dr. Dian Isti Angraini, M. P. H, sebagai Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan tenaga untuk membantu, membimbing, memberi kritik dan saran

dalam penyelesaian skripsi ini serta telah menjadi selayaknya orang tua

selama penulis berada di kampus.

4. dr. Diana Mayasari, M.K.K, sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan tenaga untuk membantu, membimbing, memberi kritik dan saran

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

ii

5. Penulis juga berterimakasih kepada dr. Chicy Widya Morfi sebagai

Pembimbing 2 pada penyusunan proposal penelitian.

6. dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG, sebagai Pembahas yang telah

meluangkan waktu untuk membantu, memberi kritik dan saran dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu hamil yang telah berkenan untuk menjadi responden dalam penelitian ini

sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

8. Puskesmas Kemiling, Puskesmas Way Kandis, Puskesmas Kedaton,

Puskesmas Sukaraja, Puskesmas Satelit dan Puskesmas Panjang yang telah

memberi izin, menyediakan tempat dan membantu proses pengambilan data

responden sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

9. dr. TA Larasati, M.Kes, sebagai pembimbing akademik saya yang telah

membantu dan memberikan dukungan selama masa perkuliahan.

10. dr. Catur Ariwibowo, dr. Anggraeni Janar Wulan, M.Sc, dr. Muhammad

Galih Irianto, Sp. F, dr. Arif Yudho Prabowo dan dr. Anisa Nuraisa Djausal

dan Bapak Habudin yang telah memberikan pelajaran dan bimbingan.

11. Bapak dan ibu di rumah yang selalu memberi dorongan, motivasi, dan

dukungan yang tidak dapat ternilai untuk penulis selama awal perkuliahan

sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih kepada Zelinda Imroatus

Sholeha, adik yang ikhlas jarang dimasakkan selama penyusan skripsi dan

selalu mendengarkan cerita-cerita penulis.

12. Keluarga besar Ngawi, Lampung dan Banyuwangi yang telah memberikan

segala dukungan dan motivasi kepada penulis.

Page 12: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iii

13. Rima, Dhea, Balqis, Arinda, Widy, Luthfi, Betari, Alfia, Divian dan Ulfi

teman selama perantauan menimba ilmu yang selalu ada untuk membagi kelu

dan kesah perkuliahan. Semoga kita tetap terus bersama dan sukses.

14. Farhandika, Geta, Alsam, Dikyud, Iqbal sebagai manusia yang ternyata sering

saya repotkan dalam berbagai hal. Terimakasih banyak.

15. Tutor Bahagia, kelompok tutorial semester 1 yang sampai sekarang masih

bahagia. Terimakasih telah menjadi orang-orang pertama yang membantu

saya beradaptasi.

16. Asisten dosen anatomi 2017-2018 (Balqis, Luthfi, Agnes, Febri, Wulan,

Fitria, Hanifa, Lidya, Rachma, Iton, Nicho, Norman, Edmundo dan Norman)

teman sepemikiran untuk membagikan ilmu untuk membantu teman

angkatan, kakak dan adik tingkat. Kalian luar biasa.

17. Khalis, Fina, Mimi dan Rachma teman seperbimbingan yang telah membantu

menyelesaikan penelitian. Terimakasih juga kepada dr. Zelta dan dr. Sarah

yang telah membantu dalam pengambilan data.

18. Teman-teman angkatan 2015 atas kebersamaan dan kekompakannya selama

ini. Semoga kita menjadi dokter-dokter yang professional dengan jiwa

kemanusiaan yang tinggi.

19. Adik-adik 2016, 2017 dan 2018, terimakasih atas dukungan dan doanya,

semoga menjadi dokter yang professional.

Page 13: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Bandar Lampung, Januari 2018

Penulis

Sonia Anggraini

Page 14: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ibu Hamil……..................................................................................... 6

2.1.1.Definisi Kehamilan ..................................................................... 6

2.1.2.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil .......................................................... 7

2.2. Kurang Energi Kronis (KEK)............................................................. 11

2.2.1.Definisi KEK......... ................................................................... 11

2.2.2.Patofisiologi KEK .................................................................... 12

2.2.3.Faktor Risiko KEK ................................................................... 12

2.2.4.Penentuan KEK dengan PengukuranLingkar Lengan Atas (LILA) .................................................... 15

2.2.5.Dampak KEK............................................................................ 18

2.3. Protein……….................................................................................... 18

2.3.1.Definisi dan Klasifikasi Protein................................................. 18

2.3.2.Fungsi Protein........ ................................................................... 20

2.3.3.Pencernaan dan Absorbsi Protein .............................................. 21

Page 15: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

ii

2.3.4.Kebutuhan Asupan Protein Ibu Hamil....................................... 22

2.3.5.Penilaian Konsumsi Pangan Individu Metode Semi Quantitative Food Frequency Quitionare (SQ-FFQ) ..................................... 22

2.4. Albumin Serum.................................................................................. 27

2.4.1.Definisi Albumin .................................................................... 27

2.4.2.Fungsi Albumin .................................................................... 27

2.4.3.Metabolisme Albumin .............................................................. 28

2.4.4.Pemeriksaan Albumin Serum.................................................... 29

2.5. Hubungan Albumin Serum dengan Status KEK dan Asupan Protein Ibu Hamil………… ................................................................................. 31

2.6. Kerangka Teori .................................................................................. 33

2.7. Kerangka Konsep............................................................................... 34

2.8. Hipotesis……… ................................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 35

3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 35

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 36

3.3.1 Populasi..................................................................................... 36

3.3.2 Sampel..................... ................................................................. 36

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 37

3.3.4 Kiteria Penelitian .................................................................... 37

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..................... 38

3.4.1 Identifkasi Variabel................................................................... 38

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................... 38

3.5 Instrumen Penelitian dan Alur Penelitian ........................................... 39

3.5.1 Instrumen Penelitian ................................................................. 39

3.5.2 Alur Penelitian........ .................................................................. 40

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 42

3.6.1.Pengolahan Data.... ................................................................... 42

3.6.2.Analisis Data............................................................................. 42

3.7. Etika Penelitian.................................................................................. 44

Page 16: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil…………................................................................................... 45

4.1.1.Karakteristik Responden berdasarkan Usia................................ 45

4.1.2.Analisis Univariat .................................................................... 46

4.1.3.Analisis Bivariat..... .................................................................. 48

4.2. Pembahasan….. ................................................................................. 50

4.2.1.Karakteristik Responden berdasarkan Usia................................ 50

4.2.2.Analisis Univariat... .................................................................. 52

4.2.3.Analisis Bivariat... .................................................................... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan .......................................................................................... 64

5.2. Saran…….......................................................................................... 65

5.3. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar ...... Halaman

1. Klasifikasi struktur protein.......................................................................... 19

2. Kerangka teori……..................................................................................... 32

3. Kerangka konsep......................................................................................... 33

4. Alur penelitian………................................................................................. 40

Page 18: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

v

DAFTAR TABEL

Tabel ............... Halaman

1. Angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil ....................................................... 7

2. Status gizi berdasarkan IMT.......................................................................... 8

3. Klasifikasi KEK menurut IMT (kg/m2)....................................................... 11

4. Klasifikasi KEK menurut LILA (cm) .......................................................... 11

5. Definisi operasional variabel ....................................................................... 37

6. Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan usia........................................... 44

7. Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan trimester ................................... 45

8. Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil..................................................... 45

9. Distribusi frekuensi asupan protein ibu hamil.............................................. 45

10. Hasil uji normalitas data albumin serum ..................................................... 46

11. Sebaran data kadar albumin serum ibu hamil............................................... 46

12. Tabulasi silang status gizi terhadap kadar albumin serum............................ 47

13. Perbedaan rerata kadar albumin serum berdasarkan status gizi .................... 47

14. Tabulasi silang asupan protein terhadap kadar albumin serum ibu hamil ..... 48

15. Perbedaan rerata kadar albumin serum berdasarkan asupan protein ............. 48

16. Sumber protein responden........................................................................... 55

Page 19: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Lampiran 2Lampiran 3Lampiran 4Lampiran 5Lampiran 6Lampiran 7Lampiran 8Lampiran 9Lampiran 10Lampiran 11

Ethical clearenceSurat izin penelitian fakultasSurat izin penelitian dinas kesehatanSurat izin penelitian KesbangpolPenjelasan PenelitianLembar informed consentFormulir penilaian konsumsi pangan SQ-FFQTabulasi data respondenUji statistik SPSSFoto kegiatanLog book penelitian

Page 20: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurang Energi Kronik atau KEK masih menjadi salah satu masalah gizi

utama wanita hamil di Indonesia selain anemia zat besi, kekurangan vitamin

A dan gangguan akibat kekurangan Yodium (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2013). Menurut United Nations Children’s Fund

(UNICEF), lebih dari sepertiga wanita usia subur di Indonesia memiliki

asupan energi dan protein yang tidak adekuat sehingga memengaruhi status

gizinya. Status gizi wanita usia subur sebelum maupun selama kehamilan

berakibat langsung pada berat anak saat lahir (UNICEF Indonesia, 2012).

World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi Berat Bayi

Lahir Rendah (BBLR) sebesar 15% sampai 20% diseluruh dunia dan 96%

kejadian BBLR terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (WHO,

2014).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi wanita usia subur

(WUS) yang berisiko KEK pada usia 15-19 tahun sebesar 38,5% untuk yang

hamil dan yang sebesar 46,6% untuk yang tidak hamil, pada usia 20-24

tahun sebesar 30,1% yang hamil dan sebesar 30,6% yang tidak hamil, pada

Page 21: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

2

usia 25-29 tahun sebesar 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil,

serta pada usia 30-34 tahun sebesar 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak

hamil (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 diatas dapat disimpulkan prevalensi

WUS 15-49 tahun yang mengalami KEK adalah 20,8% dan prevalensi KEK

pada wanita hamil sebesar 24,2% (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013). Prevalensi KEK wanita hamil di provinsi Lampung

sebesar 21,3% yang masuk kedalam kategori masalah kesehatan masyarakat

karena prevalensinya kebih dari 20% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,

2016; World Health Organization, 2001).

Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang berada di provinsi

Lampung yang memiliki prevalensi KEK wanita Hamil sebesar 24,5%.

Angka ini melebih dari rata-rata provinsi Lampung yaitu 21,3%. KEK pada

wanita hamil di Bandar Lampung masih menjadi masalah gizi utama yang

harus diselesaikan oleh semua pihak yang terkait karena masalah gizi

masyarakat masih menjadi isu pokok dalam pembangunan kesehatan di

Provinsi Lampung (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016). Dinas

Kesehatan Kota Bandar Lampung menyebutkan terdapat 1197 ibu hamil di

Bandar Lampung yang mengalami KEK (Dinas Kesehatan Kota Bandar

Lampung, 2017).

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana terjadi

kekurangan asupan energi dan protein secara terus menerus sehingga dapat

menurunkan kadar protein dalam darah (Almatsier, 2009). Albumin

Page 22: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

3

merupakan protein terbesar presentasenya dalam tubuh yaitu sebesar 60%

sehingga penurunan albumin dapat menandakan kekurangan protein yang

berat (Baron, 1990).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Furqi (2016) salah satu faktor yang

berhubungan dengan kejadia KEK pada ibu hamil adalah asupan protein

dengan nilai p= 0,003 (p<0,01). Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh

Kusuma (2014) terdapat hubungan antara asupan protein dengan kadar

albumin dengan nilai p= 0,030 (p<0,05) (Kusuma, 2014). Penelitian lebih

lanjut mengenai hubungan secara langsung KEK dengan serum albumin

maupun asupan protein dengan serum albumin pada ibu hamil belum pernah

dilakukan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tetarik

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kurang energi kronik dan

asupan protein terhadap kadar albumin serum pada ibu hamil di Kota

Bandar Lampung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini, ”Bagaimana pengaruh kurang energi kronik dan asupan

protein terhadap kadar albumin serum pada ibu hamil di Kota Bandar

Lampung?”

Page 23: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kurang energi kronik dan asupan protein

terhadap kadar albumin serum pada ibu hamil di Kota Bandar

Lampung.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran rerata kadar albumin serum ibu hamil di

Kota Bandar Lampung.

2. Mengetahui gambaran asupan protein ibu hamil di Kota Bandar

Lampung.

3. Menganalisis perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil

KEK dan ibu hamil tidak KEK di Kota Bandar Lampung.

4. Menganalisis perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil

dengan asupan protein rendah dan cukup di Kota Bandar

Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi

mengenai pencegahan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu

hamil sehingga dapat menurunkan angka prevalensinya.

Page 24: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

5

1.4.2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan memberi pengalaman dan menambah

wawasan peneliti dalam penerapan ilmu yang telah didapatkan

selama perkuliahan.

1.4.3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya

yang ingin meneliti lebih lanjut.

Page 25: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ibu Hamil

2.1.1.Definisi Kehamilan

Federasi Obstetri Ginekologi Internasional mendefinisikan kehamilan

sebagai fertilisasi atau penyatuan ovum dan spermatozoa yang akan

selanjutnya akan terjadi nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2008).

Sedangkan menurut Saifuddin (2008) kehamilan didefinisikan suatu

masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dihitung dari

hari pertama haid terakhir.

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok WUS yaitu wanita usia

subur dengan usia 19-49 tahun. Kehamilan yang baik untuk wanita

usia subur berkisar 20-35 tahun dengan puncak masa kesuburan pada

20-29 tahun dimana memiliki kesempatan 95% untuk hamil dan turun

presentasenya menjadi 90% saat memasuki usia 30 tahun.

Kesempatan hamil akan terus berkurang saat memasuki usia 40 tahun

menjadi 40% dan terus berkurang menjadi 10% setelahnya (WHO,

2009).

Page 26: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

7

2.1.2.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Adapun angka kecukupan gizi ibu hamil berbeda dengan wanita yang

tidak hamil dimana terdapat penambahan angka kecukupan gizi

sebagaimana dalam Tabel 1 mengenai Angka Kecukupan Gizi (AKG)

ibu hamil.

Tabel 1. Angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamilZat Gizi Kebutuhan Wanita

Tidak HamilKebutuhan Wanita

HamilEnergi 1900 kal (19-24 tahun)

1800 kal (30-49 tahun)Trimester:I + 180 kalII,III + 300 kal

Protein 50 g + 17 gVitamin A 500 mikrogram RE + 300 mikrogram REVitamin D 5 mikrogram/hr -Vitamin B1 0,5 mg + 0,4 mgNiasin 14 mg + 4 mgVitamin B6 1,3 mg + 0,4 mgVitamin B12 2,4 mikrogram + 0,2 mikrogramAsam Folat 400 mikrogram + 200 mikrogramVitamin C 75 mg/hr + 10 mgYodium/Y 150 mikrogram + 50 mikrogramZat Besi/Fe 26 mg Trimester:

II + 9 mgIII + 13 mg

Seng/Zn 9 mg Trimester:I + 1,7 mgII + 4,2 mgIII + 9,8 mg

Selenium/Se 30 mikrogram + 5 mikrogramKalsum/Ca 800 mg + 150 mgSumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

1. Energi

Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya

sampai12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil. Rata-

rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kkal/hari atau sekitar

15% lebih dari keadaan normal (tidak hamil) atau membutuhkan

2.800-3.000 kkal makanan sehari. Menurut angka kecukupan gizi

Page 27: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

8

tahun 2004, penambahan kebutuhan energi perhari bagi ibu hamil

pada trimester I adalah 180 kkal, trimester II dan III masing-

masing 300 kkal. Total kalori yang dibutuhkan untuk mendapatkan

kenaikan berat badan 12,5 kg kira-kira sekitar 80.000 kkal dari

jumlah tersebut sebanyak 36.000 kkal digunakan untuk

pembakaran dan 44.000 kkal sisanya untuk pembuatan jaringan

baru (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Penambahan berat badan pada ibu hamil trimester II dan III adalah

0,4 Kg/minggu untuk berat badan normal, 0,3 Kg/minggu untuk ibu

hamil dengan berat badan overweight atau gemuk dan 0,5

Kg/minggu untuk ibu hamil yang berada dalam kategori

underweight atau kurus (Barasi, 2007). Adapun kategori status gizi

berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) sebagai berikut:

Tabel 2. Status gizi berdasarkan IMTNilai Status Gizi Kesimpulan

<17,0 Gizi kurang Sangat kurus17,0-18,5 Kurang Kurus18,5-25,0 Baik Normal25,0-27,0 Lebih Gemuk>27,0 Lebih Sangat gemukSumber: (Rukiyah, 2009)

2. Protein

Ibu hamil memerlukan konsumsi protein lebih banyak dari

biasanya. Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, selama

hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar 17 gram perhari.

Pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari pada

kebutuhan protein nabati, sehingga ikan, telur, daging, susu perlu

Page 28: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

9

lebih banyak dikonsumsi dbandingkan tahu, tempe dan kacang. Hal

ini disebabkan karena struktur protein hewani lebih muda dicerna

dari pada protein nabati (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi,

2004).

3. Vitamin

Vitamin A dibutuhkan oleh ibu hamil oleh ibu hamil namun tidak

boleh berlebihan karena dapat menimbulkan cacat bawaan. Vitamin

B12 bersama dengan asam folat berperan dalam sentesis DNA dan

memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin ini juga penting untuk

fungsi sel dalam sumsum tulang, sistem persarafan dan saluran

cerna. Kebutuhan B12 sebesar 3 g perhari yang dapat diperoleh

dari hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu dan keju.

Kekurangan vitamin D pada ibu hamil akan mengakibatkan

gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan

dapat berupa hipokalsemi, tetani pada bayi baru lahir dan

osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah sinar

matahari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

4. Asam Folat

Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lipat. Asam

folat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel muda, pematangan

sel darah merah, sintesis DNA dan metabolisme energi.

Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR). Kebutuhan asam folat untuk trimester I sebanyak

280 kg, trimester II 660 kg dan trimester III 470 kg. Jenis makanan

Page 29: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

10

yang mengandung asam folat yaitu ragi, brokoli, sayuran hijau,

asparagus dan kacang-kacangan (Widya Karya Nasional Pangan

dan Gizi, 2004).

5. Zat besi

Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga

200-300 %. Pemberian dilakukan selama trimester II dan III dan

dianjurkan untuk menelan 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke 12

kehamilan sampai selama 3 bulan (Widya Karya Nasional Pangan

dan Gizi, 2004).

6. Yodium

Yodium dapat diperoleh dari air minum dan sumber bahan

makanan laut. Kekurangan yodium pada ibu hamil akan

mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang berkembang

menjadi kretinisme juga dapat menyebabkan bayi lahir mati.

Asupan yang dianjurkan adalah 200 g . Kebutuhan yodium dapat

dipenuhi dengan mengkonsumsi garam beryodium serta konsumsi

bahan makanan yang bersumber dari laut (Widya Karya Nasional

Pangan dan Gizi, 2004).

7. Serat

Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga harus diperhatikan, karena

selain memberikan rasa kenyang lebih lama, juga dibutuhkan untuk

Page 30: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

11

memperlancar sistem pencernaan sehingga dapat mencegah

sembelit. Serat dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, serelia

atau padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras dan olahannya

(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

2.2. Kurang Energi Kronis (KEK)

2.2.1.Definisi KEK

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana

terjadi kekurangan asupan energi dan protein secara terus menerus

dalam hal ini pada ibu hamil yang dapat memengaruhi kesehatan ibu.

Kondisi demikian yang terjadi dalam waktu yang lama menyebabkan

perubahan pada indeks pengukuran (Almatsier, 2009). Indeks

pengukuran yang dimaksud adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

Lingkar Lengan Atas (LILA) berada dibawah normal yang dapat

dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Klasifikasi KEK berdasarkan IMT (kg/m2)Klasifikasi IMT (kg/m2)

Normal >18,5Tingkat I 17-18,4Tingkat II 16-16,9Tingkat III <16

Sumber: Arisman, 2010

Tabel 4. Klasifikasi KEK berdasarkan LILA (cm)Klasifikasi LILA (cm)

Normal ≥23,5KEK <23,5

Sumber: Supariasa dkk, 2012

Page 31: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

12

2.2.2.Patofisiologi KEK

Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu:

pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini

berlangsung lama maka persediaan atau cadangan jaringan akan

digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu. Kedua, jika keadaan

ini berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi

kemerosotan atau kemunduran jaringan, hal ini ditandai dengan

tejadinya penurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia

dalam tubuh yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium

terkait. Keempat, terjadi perubahan fungsi tubuh yang ditandai dengan

tanda yang khas. Kelima, akan terjadi perubahan anatomi tubuh yang

dapat dilihat dari munculnya tanda klasik dimana tanda ini merupakan

tahap akhir dari kekurangan gizi (Supariasa dkk, 2012).

2.2.3.Faktor Risiko KEK

Kekurangan energi kronik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut:

1. Asupan Makan

Asupan makanan adalah sejumlah makanan yang dikonsumsi

seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Tiap zat gizi yang masuk akan memberikan

fungsi yang penting bagi tubuh, misalnya sebagai sumber tenaga

yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas (Almatsier,

2009).

Page 32: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

13

Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi

yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan

kesehatan secara umum. Sedangkan gangguan gizi disebabkan oleh

faktor primer, apabila susunan makanan seseorang salah dalam segi

kuantitas maupun kualitas yang disebabkan oleh kurangnya

penyediaan pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan

yang salah dan faktor sekunder yang menyebabkan zat-zat gizi

tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi

(Almatsier, 2009).

Asupan energi ibu hamil dapat memengaruhi kejadian kekurangan

energi kronik (KEK) sesuai dengan penelitian Surasih (2006)

dimana ibu dengan asupan energi yang rendah dapat meningkatkan

resiko mengalamai KEK dengan nilai p=0,0000.

Asupan protein ibu hamil juga dapat memengaruhi kejadian

kekurangan energi kronik (KEK) sesuai dengan penelitian (Furqi &

Saptorini, 2016) dimana asupan protein yang rendah dapat

meningkatkan risiko ibu mengalami KEK dengan nilai p=0,003.

Sedangkan jenis proteinnya sendiri seperti sumber protein hewani

maupun nabati tidak berpengaruh terhadap kejadian KEK pada ibu

hamil dengan nilai p=0,559.

2. Umur Ibu Hamil

Page 33: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

14

Ibu yang hamil pada umur yang terlalu muda dan terlalu tua dapat

menyebabkan meningkatnya risiko mengalami KEK dengan

p=0,002 dimana hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Furqi & Saptorini, 2016) dimana umur yang beresiko adalah

<20 tahun dan >35 tahun sehingga ibu yang akan hamil disarankan

berada pada kisaran umur 20-35 tahun untuk mengurangi resiko

KEK.

3. Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil memiliki pengaruh

terhadap kejadian KEK dengan p=0,0001 sebagaimana dalam

penelitian yang dilakukan oleh (Furqi & Saptorini, 2016) dimana

ibu dengan pendidikan lebih tinggi akan menurunkan resiko

terjadinya KEK sehingga disarankan bagi ibu yang tidak lulu

SD/SMP/SMP atau sederajat dapat meningkatkan pengetahuannya

mengenai pemenuhan gizi selama kehamilan.

4. Status Gizi sebelum Hamil

Sama halnya dengan status gizi sebelum hamil, faktor ini memiliki

pengaruh terhadap terjadinya KEK sesuai dengan penelitian (Furqi

& Saptorini, 2016) dengan nilai p=0,002 saat masa kehamilan

sehingga disarankan untuk wanita usia subur yang merencanakan

kehamilan untuk menjaga berat badan dalam kategori normal.

Page 34: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

15

5. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi (infectious disease), yang disebut juga

transmissible disease atau communicable disease adalah penyakit

yang gejala gejala penyakitnya terjadi akibat infeksi. Penyakit

infeksi dan keadaan gizi memiliki hubungan yang erat dimana

penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan sebaliknya

keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah seseorang mendapat

penyakit infeksi (Shafique, 2007; Sinarmata, 2008).

Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh penyakit dan

makanan. Ibu yang mendapat cukup asupan makanan tetapi

seringkali menderita penyakit, akan memungkinkan menderirita

gizi kurang pada akhirnya. Hal demikian juga berlaku untuk ibu

yang tidak memperoleh cukup asupan makanan, daya tahan

tubuhnya akan lemah dan mudah terserang penyakit seperti

penyakit infeksi (Supariasa dkk, 2012).

2.2.4.Penentuan KEK dengan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah pengukuran sederhana

untuk menilai adanya malnutrisi energi protein karena massa otot

merupakan indeks cadangan protein, serta sensitif terhadap perubahan

kecil pada otot yang terjadi, misalnya bila jatuh sakit (Hastuti, 2012).

Pengukuran LILA merupakan pengukuran status gizi yang lebih

mudah dan praktis karena hanya menggunakan satu alat ukur yaitu

pita LILA. Ambang batas LILA untuk risiko KEK adalah 23,5 cm

Page 35: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

16

dengan sensitivitas 63% dan spesifisitas 92%. Pada wanita hamil

LILA digunakan untuk menilai atau mengetahui risiko KEK.

Penggunaan ini disebabkan sebagian besar wanita hamil tidak

mengetahui berat badan prahamil sehingga indeks masa tubuh (IMT)

prahamil tidak dapat diukur. Pengukuran IMT tidak dapat dijadikan

sebagai alat ukur untuk mengetahui risiko KEK karena berkaitan

dengan penambahan berat badan saat kehamilan (Ariyani dkk, 2012).

Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah dalam hal ini mencakup

masalah ibu hamil. Adapun tujuannya tersebut adalah:

a. Mengetahui risiko KEK ibu hamil untuk menapis ibu hamil yang

mempunyai risiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah

(BBLR).

b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya

perbaikan gizi ibu hamil yang menderita KEK.

e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran ibu

hamil yang menderita KEK (Supariasa dkk, 2012).

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan. Ada 7 (tujuh) urutan pengukuran LILA, yaitu:

Page 36: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

17

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakkan pita antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

5) Pita jangan terlalu ketat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skala yang benar (Supariasa dkk, 2012).

Hal-hal yang penting dalam pengukuran LILA adalah pengukuran

dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali

orang kidal diukur di lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas,

lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah

dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata. Adapun

keuntungan indeks LILA/U yaitu (1) indikator yang baik untuk

menilai KEK dan KEP berat, (2) alat ukur murah, sangat ringan, da

dapat dibuat sendiri, (3) alat dapat diberi kode warna untuk

menentukan tingkat keadaan gizi, sehingga dapat digunakan oleh yang

tidak dapat membaca dan menulis. Sedangkan kelemahan indeks

LILA/U yaitu (1) hanya dapat mengidentifikasi wanita dengan KEK

dan anak dengan KEP berat, (2) sulit menentukan ambang batas, (3)

sulit digunaka untuk melihat pertumbuhan anak terutama anak usia

dua sampai lima tahun yang perubahannya tidak nampak nyata

(Supariasa dkk, 2012).

Page 37: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

18

2.2.5.Dampak KEK

Kekurangan energi kronis sebelum masa kehamilan dalam waktu yang

lama dan selama kehamilan akan meningkatkan risiko ibu melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi baru

lahir, mudah terinfeksi baik ibu maupun janin, abortus, dan

terhambatnya pertumbuhan otak janin (Muliawati, 2012).

Sedangkan menurut Pratiwi (2012) kurang energi kronis pada masa

usia subur khususnya masa persiapan kehamilan maupun saat

kehamilan dapat berakibat persalinan sulit dan lama, persalinan

sebelum waktunya dan pendarahan setelah persalinan. Serta terhadap

janin pengaruhnya dapat menimbulkan abortus, kematian neonatal,

cacat bawaa n, anemia pada bayi, dan bayi berat lahir rendah (BBLR).

2.3. Protein

2.3.1.Definisi dan Klasifikasi Protein

Protein merupakan makromolekul yang tersusun atas rantai asam

amino tunggal yang terhubung oleh ikatan peptida. Ikatan ini terjadi

umumnya melalui ikatan hydrogen antara atom oksigen dan nitrogen,

atau melalui interaksi antar-ratai samping. Asam amino yang

membentuk protein mentukan identitas dan fungsi protein dimana

terdapat 20 jenis asam amino yang tergabung dalam jumlah bervariasi

antara 50 sampai 1000 unit dalam setiap protein (Barasi, 2007).

Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan strukturnya.

berdasarkan bentuknya protein dibagi menjadi protein serat dan

Page 38: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

19

protein globular. Protein serat atau fibrous merupakan jenis protein

yang tidak larut dalam air dan ikatan polipeptidanya membentuk serat

atau untain panjang yang relatif sama satu dengan yang lainya dan

fungsinya lebih kepada fungsi struktural tubuh. Protein globular

merupakan jenis protein yang lebih larut dalam air dan ikatan

polipeptidanya membentuk bulatan yang fungsinya lebih menonjol

pada fungsi metabolik tubuh (Murray, Granner & Rodwell, 2009;

Totrora & Derrickson, 2012).

Klasifikasi protein berdasarkan strukturnya membagi protein menjadi

empat jenis struktur yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur

tersier, dan struktur kuartener. Protein dengan struktur primer

merupakan protein yang rantai polipeptidanya hanya membentuk

sekuens dari asam amino. Protein struktur sekunder perupakan rantai

polipeptida yang mengalami proses pemutaran yang akan membentuk

rangkaian heliks alfa dan proses pelipatan yang akan membentuk

rangkaian lembar beta. Protein struktur tersier merupan protein yang

rantai polipeptidanya membentuk bentuk tiga dimensi sedangkan

protein struktur sekunder merupakan gabungan dua atau lebih rantai

polipeptida (Murray, Granner & Rodwell, 2009; Totrora &

Derrickson, 2012).

Page 39: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

20

Gambar 1. Klasifikasi struktur protein(sumber: Totrora & Derrickson, 2012)

2.3.2.Fungsi Protein

Protein memiliki fungsi yang beragam bagi tubuh. Setelah melalui

proses pencernaan, persediaan asam amino dari protein terutama

digunakan untuk sintesis dan pergantian atau turn over endogen.

Fungsi lain protein dalam tubuh yaitu berperan dalam homeostasis

hormon, reseptor, keseimbangan asam dan basa, fungi imunitas,

integritas usus, neurotransmitter, dan keseimbangan cairan. Selain

berperan dalam homeostasis, protein berperan dalam pembentukan

faktor pembekuan darah, sebagai molekul pembawa, sebagai senyawa

pembentuk enzim yang berfungsi untuk pencernaan, sintesis, produksi

energi dan proteksi serta berperan dalam proses pertumbuhan dan

pemeliharaan berbagai struktur tubuh (Barasi, 2007).

Page 40: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

21

2.3.3.Pencernaan dan Absorbsi Protein

Sebagian besar protein akan dicerna menjadi asam amino, selebihnya

menjadi tripeptida dan dipeptide. Pencernaan protein dimulai dari

lambung. Asam klorida atau HCl membuat protein mengalami proses

denaturasi dimana gulungan protein akan membuka sehingga dapat

dipecah ikatan polipeptidanya oleh enzim proteolitik. Selain itu HCl

juga mengubah enzim pepsinogen yang produksi oleh mukosa

lambung menjadi pepsin. Setelah melalui pencernaan di lambung,

protein kemudian dicerna dalam usus halus oleh enzim-enzim

proteolitik yang dihasilkan oleh mukosa usus halus maupun dari

pankreas. Pankreas menghasilkan beberapa enzim seperti tripsinogen

yang akan diatifkan menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi

mukosa usus halus setelah terdapat rangsangan kimus. Fungsi dari

tripsin adalah untuk memutus rantai polipeptida yang memiliki asam

amino terminal basa dan mengatifkan enzim lain yang berasal dari

pankreas seperti kimotripsinogen. Kimotripsinogen berfungsi

memutus rantai polipeptida yang memiliki asam amino terminal

netral. Endopeptidase merupakan salah salah satu enzim yang

dihasilkan oleh pankreas yang akan diaktifkan oleh enterokinase yang

berfungsi menyerang ikatan didalam rantai peptide. Usus halus

memproduksi aminopeptidase yang memecah rantai tripeptida dan

dipeptide secara sempurna menjadi asam amino bebas dan

memproduksi enterokinase yang mengaktifkan tripsin dan

endopeptidase.

Page 41: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

22

Hasil akhir dari pencernaan protein terutama asam amino akan segera

diabsorbsi dalam waktu 15 menit setelah makan kedalam kapiler

darah usus halus. Proses absorbsi berlangsung melalui difusi pasif

maupun transport aktif yang tergantung natrium. asam amino yang

diabsorbsi memasuki kapiler darah melalui vena porta dibawa ke hati.

Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi dibawa

oleh sirkulasi tubuh ke sel-sel jaringan (Barasi, 2007).

2.3.4.Kebutuhan Asupan Protein Ibu Hamil

Asupan protein merupakan jenis dan jumlah protein yang dikonsumsi

seseorang pada waktu tertentu. Ibu hamil memerlukan konsumsi

protein lebih banyak dari biasanya. Berdasarkan angka kecukupan gizi

tahun 2004, selama hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar

17 gram perhari sehingga menjadi 67 gram perhari dan tetap

memenuhi syarat 10-15% dari seluruh kebutuhan kalori tubuh.

Pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari pada kebutuhan

protein nabati dengan perbandingan 2:1, sehingga ikan, telur, daging,

susu perlu lebih banyak dikonsumsi dbandingkan tahu, tempe dan

kacang. Hal ini disebabkan karena struktur protein hewani lebih muda

dicerna dari pada protein nabati (Widya Karya Nasional Pangan dan

Gizi, 2004; Supariasa dkk, 2012).

2.3.5.Penilaian Konsumsi Pangan Individu Metode Semi Quantitative Food

Frequency Quitionare (SQ-FFQ)

Konsumsi pangan individual dinilai dengan beberapa metode yaitu

secara garis besar terdiri dari metode konsumsi harian kuantitatif dan

Page 42: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

23

kualitatif atau gabungan keduanya. Metode-metode tersebut yaitu food

recall, food record, food weighing, metode diet history, dan metode

food frequency (Supariasa dkk, 2012).

Metode semi-quantitative food frequency quitionare (SQ-FFQ) adalah

metode untuk mengetahui kebiasaan asupan makanan individu dalam

waktu tertentu. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode

frekuensi yaitu digunakan untuk memperoleh data frekuensi konsumsi

sejumlah makanan atau bahan makanan selama periode tertentu, yang

membedakan adalah responden juga ditanyakan mengenai Ukuran

Rumah Tangga (URT) atau berat dalam gram pada setiap makanan

yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu sehingga dapat

diketahui asupan gizinya dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan

Makanan (DKBM). Sebelum dilakukan wawancara dengan responden,

sama seperti metode frekuensi pangan, peneliti melakuakn survey

terlebih dahulu untuk menentukan daftar makanan yang akan

dicantumkan ke dalam kuisioner. Langkah-langkah metode ini adalah

sebagai berikut:

1) Wawancara responden dengan menanyakan frekuensi jenis

makanan sumber zat gizi dalam harian, mingguan, bulanan,

atau tahunan.

2) Menanyakan URT dan porsinya pada setiap makanan.

3) Mengonversi URT kedalam ukuran berat atau gram.

4) Mengonversi semua frequensi daftar makanan untuk perhari.

Page 43: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

24

5) Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran berat sehingga

didapatkan konsumsi dalam gram/hari.

6) Cek kembali untuk memastikan tidak terjadi kesalahan.

7) Bandingkan dengan AKG (Fahmida & Dilon, 2007).

Kelebihan dari metode ini adalah dapat mengetahui asupan

mikronutrien secara retrospektif, data yang dihasilkan berupa data

kualitatif dan kuantitatif, dan dapat menjelaskan hubungan antara

penyakit dan kebiasan makan. Kekurangan dari metode ini adalah

prosenya yang panjang sejak survey bahan makanan setempat,

menjemukan bagi pewawancara dan memerlukan kejujuran responden

(Fahmida & Dilon, 2007).

Metode lain yang dapat gunakan dalam penilaian konsumsi pangan

individu menurut Supariasa, dkk (2012), yaitu:

1. Metode food recall 2x24

Penilaian konsumsi pangan individu menggunakan metode

food recall 2x24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan

jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 2x24 jam yang

lalu dengan meminta responden menceritakan semua yang

dimakan dan diminum selama 2x24 jam yang lalu.

Metode food recaal 2x24 jam memiliki beberapa kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah Mudah

Melaksanakannya dan tidak membebani responden, biaya

relatif murah, tidak memerlukan peralatan khusus, prosesnya

Page 44: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

25

cepat sehingga dapat mencakup banyak responden dan dapat

memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kekurangan dari metode ini adalah bila hanya dilakukan sekali

tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari,

ketepatan hanya bergantung pada daya ingat responden. Oleh

karenanya responden harus mempunyai daya ingat yang baik

sehingga metode ini tidak cocok untuk responden usia di

bawah 7 tahun, di atas 70 tahun dan responden yang hilang

ingatan atau orang yang pelupa (Rahmawati 2011).

2. Metode estimated food record

Metode ini disebut juga dengan metode food record atau

dietary record. Metode ini digunakan untuk mencatat jumlah

yang dikonsumsi dimana responden diminta untuk mencatat

semua makanan dan minuman serta cara pengolahannya

sebelum makan dalam skala Ukuran Rumah Tangga (URT)

atau dengan menimbang dalam satuan gram.

Kelebihan dari metode ini adalah murah dan cepat, dapat

menjangkau sampel dengan jumlah besar, dapat mengetahui

konsumsi zat gizi sehari dan hasilnya lebih akurat. Kekurangan

metode ini adalah terlalu membebani responden, tidak bisa

digunakan untuk responden yang buta huruf dan sangat

tergantung pada kejujuran responden.

Page 45: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

26

3. Metode penimbangan (food weighing)

Metode penimbangan dilakukan dengan menimbang makanan

yang berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan.

Kelebihan dari metode ini adalah data yang diperoleh lebih

akurat dan teliti sedangkan kekurangan metode ini

memerlukan waktu yang lama dan cukup mahal. Penimbangan

yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat mengubah

kebiasaan makan responden serta memerlukan tenaga

pengumpul data harus terlatih dan terampil.

4. Metode diet history

Metode ini merupakan jenis kualitatif dimana memberikan

gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam

waktu yang cukup lama. Kelebihan dari metode ini adalah

dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang

panjang dan biaya relatif murah. Kekurangan metode ini

adalah membebani baik responden maupum peneliti, tidak

cocok untuk survey besar dan data yang dihasilkan hanya

kualitatif.

5. Metode frekuensi makanan (food frequency)

Metode frekuensi pangan digunkaan untuk memperoleh data

frekuensi konsumsi sejumlah makanan atau bahan makanan

selama periode tertentu dimana bahan makanan yang

tercantum dalam kuisioner adalah yang sering dikonsumsi di

Page 46: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

27

daerah tempat respponden tinggal. Data yang diperoleh dari

metode ini merupakan data kualitatif.

Kelebihan dari metode ini adalah relatif murah dan sederhana,

dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan

latihan khusus. Kekurangan dari metode ini adalah tidak dapat

mengitung intake zat gizi selama satu hari, menjemukan bagi

pewawancara, perlu dilakukan percobaan terlebih dahulu untuk

membuat daftar makanan dalam kuisioner dan memerlukan

kejujuran responden.

2.4. Albumin Serum

2.4.1. Definisi Albumin

Albumin merupakan protein utama dan yang paling banyak dalam

plasma manusia dimana menyusun sekitar 60% dari total protein

plasma. Albumin yang merupakan salah satu bentuk protein globular

ini terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun dari 585 asam

amino dan memiliki sifat mudah larut dalam air. Albumin memiliki

bentuk elips dimana bentuk ini tidak banyak meningkatkan

viskositas plasma disbanding dengan molekul yang memanjang

seperti fibrinogen (Murray, Granner, & Rodwell, 2009).

2.4.2. Fungsi Albumin

Albumin merupakan sebuah molekul dengan massa yang rendah dan

mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi sehingga albumin 75-80%

bertanggungjawab dari keseluruhan tekanan osmotik plasma

Page 47: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

28

manusia. Fungsi penting albumin yang lain adalah sebagai protein

pengikat terhadap kalsium, beberapa hormone steroid, asam lemak

bebas (free fatty acid) dan bilirubin (Murray, Granner & Rodwell,

2009; Harvey & Ferrier, 2011).

2.4.3. Metabolisme Albumin

Albumin dalam tubuh manusia 100-200 mikrogram per hari

dimetabolisme atau disintesa oleh jaringan hati yang kemudian akan

didistrbusikan keseluruh tubuh secara ekstravaskuler ke otot, kulit,

dan jaringan lain serta didistribusikan kedalam plasma secara

intravaskuler. Untuk keperluan ekstravaskuler albumin disintesa di

poliribosom yang berikatan dengan retikulum endoplasma

sedangankan untuk keperluan intravaskuler albumin disintesa di

polisom bebas (Murray, Granner & Rodwell, 2009; Harvey &

Ferrier, 2011).

Sintesa albumin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu asupan

nutrisi asam amino, kerja hormon dan adanya suatu penyakit yang

dialami oleh seseorang. Asupan nutrisi yang dimaksud adalah

makanan yang banyak mengandung asam amino sebgai bentuk

sederhana dari protein dimana asam amino yang dapat merangsang

pembentukan albumin adalah triptofan, lisin, ortinin, arginine,

prolin, treonin dan fenilanin. Hormon yang berpengaruh dalam

merangsng pembentukan albumin adalah insulin, growth hormone,

korteks adrenal dan testosteron. Sedangkan penyakit yang

menyebabkan terganggunya sintesa albumin adalah penyakit hati

Page 48: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

29

kronis, ginjal, dan orang yang kekurangan gizi atau malnutrisi

(Murray, Granner & Rodwell, 2009).

2.4.4. Pemeriksaan Albumin Serum

Pemeriksaan protein dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu protein

somatik yang terdapat di otot skeletal dan protein viseral yang

terdapat di hati, ginjal, pankreas, jantung, eritrosit, granulosit, dan

limfosit dimana perbandingan keduanya dalam tubuh sebesar 75%

dan 25%. Rujukan penilaian protein menggunkan serum dimana

tidak melibatkan fibrinogen yang termasuk protein plasma. Hal ini

dikarenakan protein plasma dianggap mudah dipengaruhi kadarnya

seperti pada saat kontriksi vena yang berlangsung lama karena

pengumpulan darah sehingga terjadi peningkatan 10-15%.

Sedangkan berbaring lama dapat merendahkan protein plasma

sekitar 10% (Baron, 1990).

Albumin merupakan komponen utama dari protein serum total dalam

individu yang sehat. Serum albumin diuji dalam sebagian besar

laboratorium klinik dengan analisa kolorimetri dengan metode

penguat warna (dye-binding method) yang menggunakan bromocesol

green. Serum albumin berikatan secara spesifik dengan bromocesol

green untuk membentuk senyawa BCG albumin biru yang menyerap

secara maksimal pada 600 nm. Albumin serum sesorang dikatakan

normal jika berada pada kisaran nilai rujukan yaitu 3,5-5 g/dL.

Dikatakan hipoalbuminemia jika kurang dari nilai rujukan, dan

hiperalbuminemia jika lebih dari nilai rujukan. Adapun langkah

Page 49: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

30

pemeriksaan serum albumin menggunakan metode penguat warna

(dye-binding method) yang menggunakan bromocesol green adalah

sebagai berikut:

1. Berilah label setiap tabung uji , yaitu kosong, standar, referensi,

pool, dan setiap objek uji.

2. Tambahkan 5,0 ml reagen celup penyangga pada masing-masing

tabung.

3. Pada tabung kosong tambahkan 20 uL air distilasi terionisasi.

Pada tabung standar tambahkan 20 uL larutan standar. Pada

tabung referensi 20 uL larutan referensi. Pada tabung pool

tambahkan 20 uL serum pool. Untuk masing-masing subjek uji

tambahkan 20 uL serum uji.

4. Campurkan masing-masing isi tabung secara merata, dan

biarkan pada posisi berdiri selama 2 menit.

5. Pindahkan masing-masing isi tabung pada cuvet.

6. Tempatkan spektofotometer pada panjang gelombang 600 nm.

7. Aturlah pada titik nol dengan menggunakan reagen blank.

8. Baca dan catat penyerapan (Supariasa dkk., 2012).

Pemeriksaan serum albumin juga dapat dilakukan dengan metode

presipitasi, eletroforesa, ultrasentrifugasi, dan metode imunologik.

Metode presipitasi kurang efektif digunakan karena terkadang

digunakan sebagai tes fungsi hati. pemeriksaan serum albumin

menggunakan metode elektroforesa membutuhkan waktu yang lama

dan alat yang mahal. Metode lain yaitu ultrasentrifugasi lebih

Page 50: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

31

dikhususkan untuk memeriksa kemurnian jenis fraksi protein dalam

menentukan berat molekul serta menganalisa paraprotein dan

lipoprotein. Sedangkan metode imunologik digunakan untuk

memeriksa protein yang lebih spesifik seperti kelompok

immunoglobulin (Baron, 1990; Supariasa dkk., 2012).

2.5. Hubungan Albumin Serum dengan Status KEK dan Asupan Protein

Ibu Hamil

Belum terdapat penelitian secara langsung yang menghubungkan antara

kadar albumin serum dengan status KEK ibu hamil. Melainkan penelitian

yang dilakukan secara terpisah yaitu penelitian yang menghubungkan

asupan protein dengan kadar albumin serum dan penelitian yang

menghubungkan asupan protein dengan status KEK pada Ibu hamil.

Penelitian yang dilakukan Kusuma (2014) menunjukan bahwa terdapat

hubungan antara asupan protein dengan kadar albumin pasien kanker

dimana semakin tinggi asupan protein subjek penelitian maka semakin

tinggi kadar albumin serum subjek dengan p value sebesar 0,03 (<0,05). Hal

ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh MacLennan (1977) yang

menyebutkan bahwa terdapat korelasi antara intake protein dengan kadar

albumin serum baik pada pria maupun wanita dewasa tua.

Sedangkan hubungan antara asupan protein dengan status KEK telah banyak

dijelaskan seperti penelitian yang dilakukan oleh Agustian (2010) tentang

hubungan asupan protein dan kejadia KEK di Kecamatan Jebres, Surakarta

yang menunjukan hasil terdapat hubungan yang signifikan diantara

Page 51: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

32

keduanya dengan nilai p=0,017. Selain itu hasil yang sama juga ditunjukan

oleh penelitian yang dilakukan Furqi dan Saptorini (2016) mengenai faktor-

faktor yang memengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Halmahera, Semarang dimana asupan protein menjadi salah satu variabel

yang diteliti dan menunjukan hasil p=0,003 yang berarti asupan protein

berhubungan dengan kejadian KEK.

Page 52: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

33

2.6. Kerangka Teori

Gambar 2. Dikembangkan dari UNICEF (2013), Furqi & Saptorini (2016), Muliawati (2012) dan Pratiwi (2012) dengan modifikasi.

Keterangan:

variabel yang diteliti

variabel yang tidak diteliti

Penyebab langsungdan tidak langsung

Komplikasi

Penyakit Infeksi

Bayi

Anemia

Perdarahan antepartum

Infeksi

Prematur

Partus lama

Perdrahan postpartum

Abortus

BBLR

Anemia

Cacat kongenital

Kematian neonatal

Ibu

Persalinan

Asupanmakan

1. Protein2. Energi

Umur ibu<20 tahun, >35 tahun

Pendidikan ibu

Status gizi sebelum

hamil

Albumin

KEK ibu hamilLILA <23,5 cm

Preeklamsia

Page 53: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

34

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 3. Kerangka konsep

2.8. Hipotesis

H0:

1. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil

dengan KEK dan ibu hamil tidak KEK di Kota Bandar Lampung.

2. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil

dengan asupan protein kurang dan ibu hamil dengan asupan protein

cukup di Kota Bandar Lampung.

Ha:

1. Terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil dengan

KEK dan ibu hamil tidak KEK di Kota Bandar Lampung.

2. Terdapat perbedaan rerata kadar albumin serum ibu hamil dengan

asupan protein kurang dan ibu hamil dengan asupan protein cukup di

Kota Bandar Lampung.

Variabel bebas Variabel terikat

Serum albumin

Kurang energi kronik

Asupan protein

Page 54: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

35

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasi dengan desain

penelitian cross sectional yaitu peneliti akan mempelajari pengaruh KEK

dan asupan protein terhadap rerata kadar albumin serum ibu hamil di Kota

Bandar Lampung.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di enam puskesmas di Bandar Lampung, yaitu

Puskesmas Satelit dengan prevalensi KEK sebesar 12%, Puskesmas

Panjang dengan prevalensi 11%, Puskesmas Sukaraja dengan

prevalensi KEK sebesar 6,4%, Puskesmas Kedaton dengan

prevalensi KEK sebesar 3,4%, Puskesmas Kemiling dengan

prevalensi KEK 3,5% dan Puskesmas Way Kandis 1,6% (Dinas

Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2017).

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2018.

Page 55: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

36

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah semua ibu hamil..

Sedangkan populasi terjangkau dari penelitian ini ada ibu hamil di

Kota Bandar Lampung yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Satelit, Puskesmas Panjang, Puskesmas Kedaton, Puskesmas

Kemiling dan Puskesmas Way Kandis.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian dihitung dengan rumus penentuan besar sampel

analitik komparatif numerik tidak berpasangan satu kali pengukuran

sebagai berikut:

? = 2(Zα+ Zβ)?(?? − ? ? )?

Keterangan:

? : besar sampel minimal

Zα : derivat baku kesalahan tipe I (α), α yang digunakan adalah

0,05 sehingga Zα=1,96

Zβ : derivat baku kesalahan tipe II (β) dengan kekuatan uji

penelitian 95% sehingga Zβ=1,64

S : simpangan baku kadar albumin pada penelitian Mardalena

(2017) yaitu 0,33

?? − ? ? : perkiraan selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

? = 2(1,96 + 0,84) 0,370,26?

? = 2(1,036)0,26?

Page 56: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

37

? = 7,96 ?n = 63,3 (63 sampel)

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus, maka sampel minimal

untuk penelitian ini sebanyak 63 orang . Untuk menghindari drop out

sampel ditambah sebanyak 10% sehingga menjadi 70 sampel.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu

pengambilan sampel dimana anggota populasi yang ditemui dan

memenuhi kriteria penelitian dan sesuai dengan tujuan atau

karakteristik yang ditentukan oleh peneliti menjadi sampel dalam

penelitian. Sampel diambil dari 5 puskesmas di Bandar Lampung

yaitu Puskesmas Satelit, Puskesmas Panjang, dan Puskesmas Way

Kandis, Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Kemiling

(Sastroasmoro, 1995).

3.3.4 Kiteria Penelitian

3.4.4.1 Kriteria Inklusi

a. Ibu hamil trimester I dan II.

b. Responden bersedia menjadi subjek penelitian dengan

mengisi lembar informed consent.

c. Berdomisili tetap.

Page 57: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

38

3.4.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Responden yang merupakan vegetarian.

b. Responden yang menderita diabetes melitus, penyakit

hati, penyakit ginjal dan preeklamsia.

c. Responden yang data kuisionernya tidak lengkap.

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Identifkasi Variabel

Variabel independen pada penelitian ini adalah status KEK yang

ditentukan dari pengukuran LILA dan asupan protein ibu hamil yang

menjadi subjek penelitian sedangkan variabel dependen pada

penelitian adalah nilai albumin serum.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 5. Definisi operasional variabel

No. VariabelDefinisi Operasional

Cara Ukur InstrumenHasil Ukur

Skala

1. KEK Suatu keadaan kekurangan asupan energidan protein secara terus menerus dalam hal ini pada ibu hamil yang dapat memengaruhi kesehatan ibu(Almatsier, 2009).

Mengukur lingkar lengan atas ibu hamil

Pita LILA 1. Ya, jika ukuran LILA <23,5 cm

2. Tidak, jika ukuran LILA ≥23,5 cm(Supariasa dkk, 2012)

Ordinal

2. Asupan protein

Asupan protein merupakan jenis dan jumlah protein yang dikonsumsi

Wawancara Formulir kuisioner SQ-FFQ

1. Kurang, jika <67g/hari

Ordinal

Page 58: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

39

seseorang pada waktu tertentu(Supariasa dkk., 2012).

2. Cukup, jika >67g/hari(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004)

3. Albumin serum

Albumin yang terdapat dalam serum total (Supariasa dkk., 2012).

Mengambil darah vena ibu hamil untuk diperiksakan nilai albumin serumnya

Set pemeriksaan albumin serum metode bromcresolgreen

(n) gr/dL Rasio

3.5 Instrumen Penelitian dan Alur Penelitian

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Alat tulis.

b. Pita LILA

c. Kuisioner

d. Tourniquet

e. Spuit

f. Tabung darah dengan antikoagulan

g. Set pemeriksaan albumin serum metode bromcresol (tabung

reaksi, reagen celup penyangga, air distilasi terionisasi,

larutan standar, serum referensi, serum pool, reagen blank,

spektofotometer).

Page 59: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

40

3.5.2 Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu memilih populasi

terjangkau yaitu ibu hamil yang berada di wiliayah kerja Puskesmas

Panjang, Puskesmas Satelit, Puskesmas Kedaton, Puskesmas

Kemiling dan Puskesmas Way Kandis. Selanjutnya melakukan

pendataan ke puskesmas tersebut untuk mengelompokkan sampel

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Tahap selanjutnya adalah pertemuan dengan subyek penelitian di

masing-masing puskesmas untuk melakukan informed consent. Pada

tahap ini peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta

menjelaskan risiko-risiko yang mungkin dapat merugikan subyek

penelitian.

Setelah dilakuakan informed consent, penelitian dilanjutkan dengan

melakukan pengkuruan LILA dan pengisian kuisioner SQ-FFQ yang

didampingi oleh peneliti. Setelah menyelesaikan tahap pengisian

kuisioner SQ-FFQ dilanjutkan dengan pengambilan darah vena

sebanyak 3 cc yang dilakukan oleh dokter sebagai tenaga kesehatan

ahli. Darah yang sudah diambil kemudian dimasukkan kedalam

tabung yang telah diberi antikoagulan dan diberikan label subyek

penelitian. Tahap selanjutnya adalah mengirimkan darah vena

tersebut ke laboratorium untuk diperiksakan kadar serum

albuminnya. Hasil dari pengisian kuisioner SQ-FFQ dan

pemeriksaan serum albumin selanjutnya akan dianalisis

menggunakan program statistik SPSS.

Page 60: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

41

Adapun alur penelitian ini adalah sebagaimana dalam Gambar 4.

Gambar 4. Alur penelitian

Populasi

Informed Consent

Pengambilan darah vena

Kriteria inklusi dan eksklusi

Jumlah sampel

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pemeriksaan albumin serum di laboratorium

Analisis data

Wawancara SQ FFQ

Pembuatan Laporan

Publikasi

Page 61: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

42

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1. Pengolahan Data

Data yang didapatkan dalam bentuk tabel akan diolah menggunakan

software komputer. Proses pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing, pengecekan data pada kuesioner.

2. Koding, menerjemahkan data yang terkumpul selama penelitian

ke dalam kode yang sesuai.

3. Entry data, memasukkan data ke dalam software.

4. Cleaning, pengecekan ulang data.

3.6.2. Analisis Data

3.6.2.1. Analisis univariat

Melihat penyebaran data variabel independen dan variabel

dependen termasuk normal atau tidak normal dalam

bentuk tabel menggunakan uji Kolmogorov smirnov. Jika

data tidak terdistribusi normal maka dilakukan metode

logaritma. Selain melakukan uji normalitas analisis

univariat juga menentukan menentukan data deskriptif

pada setiap variabel yang diuji.

3.6.2.2. Analisis bivariat

Analisis bivariat yang digunakan untuk melihat apakah

ada perbedaan rerata kadar albumin serum antara

kelompok ibu hamil KEK dan ibu hamil yang tidak KEK

dan perbedaan rerata kadar albumin serum antara asupan

Page 62: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

43

protein yang kurang dan cukup menggunakan uji analisis

statistik independent T test dengan derajat kepercayaan

95% (α=5%).

Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji

kesamaan atau homogenitas dengan F test. Jika varian

sama atau homogen maka uji t menggunakan Equal

Variance Assumed dan jika varian berbeda atau tidak

homogen menggunakan Equal Variance Not Assumed.

Kesimpulan uji analisis statistik ini meggunakan kriteria

probabilitas dan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel.

Jika dalam uji statistik didapatkan p <0,05 dan t hitung > t

tabel maka Ho ditolak dengan kesimpulan terdapat

perbedaan rerata kadar albumin antara dua kelompok dan

jika didapatkan p >0,05 dan t hitung < t tabel maka Ho

diterima dengan kesimpulan tidak terdapat perbedaan

rerata kadar albumin antara dua kelompok.

Jika dalam uji normalitas sebelumya data tidak

terdistribusi normal bahkan setelah dilakukan metode

logaritma maka alternatif uji bivariat yang digunakan

adalah uji mann-whitney (Notoadmojo, 2010).

Page 63: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

44

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel darah vena responden

yang dilakukan oleh petugas dan pengukuran LILA menggunakan pita

LILA serta wawancara SQ FFQ dengan terlebih dahulu menyetujui lembar

informed consent. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor surat:

5019/UN26.18/PP.05.02.00/2018. Surat Keterangan Etika penelitian ini

terlampir pada bagian lampiran skripsi.

Page 64: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan yang didapat setelah dilakukan penelitian ini adalah:

1. Rerata kadar albumin serum ibu hamil di Kota Bandar Lampung sebesar

3,29 g/dL.

2. Jumlah ibu hamil di Kota Bandar Lampung dengan asupan protein

kurang sebesar 34,3% sedangkan ibu hamil dengan asupan protein cukup

sebesar 65,7%.

3. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik rerata kadar albumin

serum ibu hamil KEK dan ibu hamil tidak KEK di Kota Bandar

Lampung dengan rerata kadar albumin serum pada ibu hamil KEK

sebesar 3,12 dan ibu hamil tidak KEK sebesar 3,45 dengan p value 0,000

(<0,05).

4. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik rerata kadar albumin

serum ibu hamil dengan asupan protein kurang dan ibu hamil dengan

asupan protein cukup di Kota Bandar Lampung dengan rerata kadar

albumin serum ibu hamil asupan protein kurang sebesar 3,17 g/dL dan

ibu hamil 3,37 g/dL dengan p value 0,009 (<0,05).

Page 65: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

65

5.2. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian kualitatif lebih lanjut

mengenai kebiasan makan ibu hamil yang mempengaruhi status gizi ibu

hamil.

2. Bagi ibu hamil:

a. Ibu hamil sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan Ante Natal Care

(ANC) dan konseling gizi di puskesmas agar dapat diketahui faktor-

faktor penyulit kehamilan dan diberikan penanganan.

b. Ibu hamil sebaiknya meningkatkan kesadaran dalam memenuhi

kebutuhan energi dan protein agar memiliki status gizi yang baik dan

kadar albumin yang normal.

3. Bagi puskesmas dan tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi dan

pendampingan yang berkelanjutan mengenai KEK pada ibu hamil serta

pemenuhan nutrisi selama kehamilan untuk mengurangi prevalensi KEK

di Kota Bandar Lampung.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu disampaikan

sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya yaitu:

1. Memerlukan kemampuan mengingat responden dalam pengisian

kuisioner SQ-FFQ sehingga dikhawatirkan terjadi bias recall.

2. Pengisian kuisioner SQ-FFQ bergantung kepada kejujuran responden

sehingga dikhawatirkan terjadi bias informasi.

Page 66: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

66

DAFTAR PUSTAKA

Agustian EN. 2010. Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Kecamatan Jebres Surakarta [Skripsi].

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Akirov A, Masri-Iraqi H, Atamna A, Shimon I. 2017. Low Albumin Levels are

Associated with Mortality Risk in Hospital Patients. AJM.

130(12):1465.e11-1465.e19.

Allison SP, Lobo DN. 2000. Debate: Albumin Administration Should Not be

Avoided. Critcal Care. 4(3):147-150.

Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Ariyani DE, Achadi EL, Irawati A. 2012. Validitas Lingkar Lengan Atas

Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia.

Kesmas. 7(2):83-90

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2014. Studi Diet Total: Survei

Konsumsi Makan Individu Indonesia 2014. Jakarta: Balitbangkes.

Barasi M. 2007. Nutrition at A Glance. Oxford: Blackwell Publishing.

Baron DN. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2017. Profil Kesehatan Kota Bandar

Lampung Tahun 2016. Bandar Lampung: Dinkes Kota Bandar Lampung.

Page 67: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

67

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Lampung

Tahun 2016. Lampung: Dinkes Provinsi Lampung.

Ellizabeth A. 2007. The Effects of Dietary Protein and Age on Albumin and The

Skeletal Muscle Transcript Profile [Dissertation]. Indiana: Purdue

University.

Fahmida D, Dillon DHS. 2007. Handbook Nutritional Assessment. Jakarta:

SEAMEO-TROPMED RCCN Universitas Indonesia.

Fenuku RIA. 1982. Serum Total Protein, Albumin and Globulin of Pregnant and

Lactating Ghananian Women. Journal of Tropical Pediatrics. 28(4):193-195.

Furqi AN. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Halmahera [Skripsi].

Semarang: Univesitas Dian Nuswantoro.

Ghazali BA, Al-Taei AA, Hameed RJ. 2014. Study of clinical significance of

serum albumin levels in preeclamsia and in the detection of its severity.

AJBM. 2(8):964-974.

Harvey R, Ferrier D. 2011. Lippincott Systematic Review: Biochemistry. 5th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Hastuti I. 2012. Alokasi Pengeluaran Pangan dan Asupan Makan Sebagai Faktor

Resiko Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Calon Pengantin Wanita

Di Kabupaten Bantul [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Jessica L, Esther S, Rebecca W, Thomas E. 2015. Serum Albumin and

Prealbumin in Calorically Restricted, Nondiseased Individuals: A Systematic

Review. AJM. 128(9):1023.e1-1023.e-22.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

Knudsen VK, Orozova B, Mikkelsen TB, Wolff S, Ossen SF. 2008. Major Dietary

Pattern in Pregnancy and Fetal Growth. EJCN. 62(4):463-470.

Kusuma HS, Maghfiroh, Bintanah S. 2014. Hubungan Asupan Protein dan Kadar

Page 68: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

68

Albumin Pada Pasien Kanker Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. 3(2):43–52.

Kuyuza M, Izawa S, Enoki H, Okada K, Iguchi A. 2007. Is Serum Albumin A

Good Marker for Malnutrition in Physically Impaired Elderly?. Clinical

Nutrition. 26(1):84-90.

MacLennan WJ, Martin P, Mason BJ. 1977. Protein Intake and Serum Albumin

Levels in The Elderly. Gerontology. 23(5):360–67. Tersedia di

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/852664).

Mardalena I, Istianah U, Sucipto H, Ratnaningsih E. 2017. Booklet Nutrisi

Meningkatkan Asupan Makan dan Kadar Albumin pada Pasien Bedah yang

Berisiko Malnutrisi. JNKI. 5(1):76-81.

Muliawati S. 2012. Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis Di

Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

INFOKES. 3(3):40-50.

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokima Harper. 27th ed. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nadesul H. 2008. Cara Menjadi Perempuan. Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara.

Notoadmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pratiwi AT. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dengan Kejadian KEK

pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang

Tahun 2011 [Skripsi]. Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Prawirohardjo S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Rukiyah AY. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). 1st ed. Jakarta: Trans Info

Media.

Saifuddin. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Page 69: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

69

Sastroasmoro S. 1995. Pemilihan Subyek Penelitian. in Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Seong WJ, Chong GO, Hong DG, Lee TH, Lee YS, Cho YI, et al. 2010. Clinical

significance of serum albumin level in pregnancy-related hypertension.

JOGR. 36(6):1165-1173.

Shafique S, Akhter N, Stalkamp G, Pee SD, Panagides D, Bloem MW. 2007.

Trends of Under- and Overweight Among Rural and Urban Poor Women

Indicate Dhe double Burden of Malnutrition in Bangladesh. IJE. 36(2):449-

57

Simarmata M. 2008. Hubungan Pola Konsumsi, Ketesediaan Pangan,

Pengetahuan Gizi dan Status Kesehatan dengan Kejadian KEK pada Ibu

Hamil di Kabupaten Simalungun Medan [Skripsi]. Medan: Universitas

Sumatera Utara

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Surasih H. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keadaan Kurang

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara Tahun

2005 [Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syari M, Serudji J, Mariati U. 2015. Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu

Hamil terhadap Berat Badan Bayi Lahir di Kota Padang. JKA. 4(3):729-736

Tortora GJ, Derrickson B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed.

United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian: Gizi Ibu Dan Anak. Jakarta:

UNICEF Indonesia.

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition: The Achievable Imperative for

Global Progress. New York: UNICEF.

Watanabe M, higasyiyama A, Kobuko Y, Onno Y, Okayama A, Okamura T.

2010. Protein Intakes and Serum Albumin Levels in Japanese General

Page 70: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN …digilib.unila.ac.id/55328/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · measurements for determine CED status, SQ-FFQ questionnaire for determine

70

Population: NIPPON DATA90. Journal of Epidemiology. 20(3):S531-S536.

WHO. 2001. Iron deficiemcy Anemia Assessment Prevention and Control: A

Guide for Programe Manager. Geneva: World Health Organization.

WHO. 2009. Women and Health: Today’s Evidence, Tomorrow Agenda Chapter

4. Geneva: World Health Organization.

WHO. 2014. WHO Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy

Brief. WHO Publication 1–7. Tersedia di

(http://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf).

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi Di Era

Otonomi Daerah dan Globalisasi: Program dan Abstrak. Jakarta: LIPI.

Wu G, Fuller W, Bazer, Timothy A, Cudd. 2004. Maternal Nutrition and Fetal

Development. JN. 134(9):2169-2172.