pengaruh kualitas produk, harga dan iklan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN IKLAN TERHADAP
MINAT BELI PRODUK BEDAK WARDAH “STUDI KASUS PADA
MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Farah Lisani
1112046100144
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN IKLAN TERHADAP
MINAT BELI PRODUK BEDAK WARDAH “STUDI KASUS PADA
MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Farah Lisani
1112046100144
Pembimbing :
Dra. Nuriyah Thahir, MM
NIP. 196505062002122002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
i
ABSTRAK
Farah Lisani. 1112046100144. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan
Iklan terhadap Minat Beli Produk Bedak Wardah “Studi Kasus pada
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Program Strata Satu (S1),
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1437 H/
2016 M.
Penelitian ini bertujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa
besar pengaruh kualitas produk, harga dan iklan terhadap proses minat beli.
Populasi dalam penelitian ini meliputi meliputi mahasiswi UIN Syarifhidayatullah
Jakarta angkatan tahun 2013. Penetapan sampel yang digunakan oleh peneliti
adalah Dalam teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik
purposive sampling . Purposive sampling dan sebanyak 110 responden. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi, Y= 0,678 + 0,384X1 + 0,239
X2 + 0,227X3. Berdasarkan hasil hipotesis menggunakan uji t kuaitas produk (X1)
terhadap minat beli konsumen (Y) sebesar 0,384, selain itu memiliki nilai thitung
untuk kualitas produk sebesar 2.455 dan ttabel 1.660, = serta memiliki nilai
probalitas 0,016 < 0,05. Persepsi harga (X2) terhadap minat beli konsumen (Y)
Berdasarkan hasil olahan data regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
untuk persepsi harga sebesar 0,227, serta memiliki nilai thitung 2,455 > ttabel 1,660
dan selain itu nilai memiliki probabilitas 0,039 < 0,05. Iklan (X3) terhadap
minat beli konsumen (Y) sebesar 0,002, serta memiliki nilai thitung 1.398 > ttabel
1,660 dan selain itu nilai memiliki probabilitas 0,165 < 0,05. Hasil analisis
Rsquare maka diperoleh angka R sebesar 0,840, hal ini menunjukkan bahwa kualitas
produk, persepsi harga dan iklan, memiliki hubungan yang signifikan dengan
minat beli konsumen, sebab nilai R positif dan mendekati 1. Kemudian nilai R2 (R
square) sebesar 0,706 (70,6%), hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh
variabel independen (kualitas produk, persepsi harga dan iklan) mampu
menjelaskan sebesar 86,5% variasi dari minat beli konsumen.
Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga dan Iklan dan Minat Beli
Pembimbing : Dra. Nuriyah Thahir. MM
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Mumalat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan
baik. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program
Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Ibu Yuke Rahmawati M.A., selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Ibu Nuriyah Thahir, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, ilmu, pengarahan, masukan dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
selama proses perkuliahaan.
7. Kedua orang tua, Bunda Elidawati dan Ayah Sukanto yang senantiasa
memberikan doa yang tulus, motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Adik tersayang Anisah Nabila dan Fikhar Muhammad Iqbal yang
memberikan doa dan motivasi kepada penulis.
9. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman Rian Rahadian, Naila Rahma, Moena Azizah, Wanda
Kurniandy, Dwiena Fachrunnisa, Chika Amanda, Syarah Mahbubah dan
Ceisa Shadrina serta teman-teman mahasiswa Program Studi Muamalat
Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2012 yang telah memberikan motivasi dan menyediakan
waktu untuk mendiskusikan hal-hal terkait dengan masalah skripsi ini.
iv
11. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu
penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
banyak pihak yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang Selatan, September 2016
Penulis,
Farah Lisani
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 9
F. Kerangka Pemikiran .......................................................... 10
G. Metode Penelitian .............................................................. 11
H. Sistematika Penulisan ........................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................. 15
B. Penelitian Terdahulu .......................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian ............................................................ 62
B. Jenis dan Sumber Data ...................................................... 62
C. Desain Penelitian ............................................................... 63
vi
D. Variabel Penelitian ............................................................ 66
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 68
F. Metode Analisis Data ........................................................ 69
G. Teknik Pengolahan Data.................................................... 71
H. Teknik Analisis Data ......................................................... 71
I. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ................................ 72
J. Uji Hipotesis ...................................................................... 75
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................... 78
B. Visi Misi Perusahaan ......................................................... 80
C. Struktur Organisasi ............................................................ 81
D. Lokasi ................................................................................ 81
E. Hasil dan Pembahasan ....................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 101
B. Saran .................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 103
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 59
Tabel 3.1 Populasi Penelitian .................................................................... 64
Table 3.2 Variabel Penelitian .................................................................... 67
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia ................................. 82
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan uang saku ........................ 83
Tabel 4.3 kualitas produk, persepsi harga dan iklan terhadap minat beli
konsumen .................................................................................. 84
Tabel 4.4 uji relibilitas ............................................................................. 86
Tabel 4.5 statistic deskriptif ..................................................................... 87
Tabel 4.6 uji Multikolinieritas .................................................................. 91
Tabel 4.7 uji autokorelasi .......................................................................... 93
Tabel 4.8 analisis regresi berganda ........................................................... 94
Tabel 4.9 pengujian R square .................................................................... 96
Tabel 4.10 uji koefisien regresi ganda secara simultan dengan uji-F ....... 97
Tabel 4.11 uji koefisien regresi ganda secara parsial dengan uji-t ........... 98
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 11
Gambar 2.1 Keputusan Produk Perorangan .............................................. 21
Gambar 4.1 Diagram Normal Probility .................................................... 90
Gambar 4.3 diagram Pencar (Scatter Plot) ............................................... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan juga harus selalu
mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu
produk. Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan produk
yang sesuai dengan keinginan calon konsumen. Jika seorang pemasar mampu
mengindentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan
produk berkualitas, menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara
efektif, maka produk-produknya akan laris dipasaran1. Poin penting bagi
sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan suatu persaingan pasar, yaitu
perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang
konsumen dalam memilih suatu produk, dalam hal ini adalah minat membeli
dari seorang konsumen yang selalu timbul setelah adanya proses evaluasi
alternatif dan didalam proses evaluasi seseorang akan membuat suatu
rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek
maupun minat.
Perkembangan ekonomi di Indonesia ikut berperan terhadap semakin
maraknya industri khususnya industri kosmetik, kondisi ini terlihat semenjak
melonjaknya pertumbuhan pemenuhan produk kosmetik untuk mengimbangi
1 David Cravens. Pemasaran Strategis. (Jakarta : Erlangga, 1996). H.87
2
permintaan yang terus bertambah. Selama beberapa tahun terakhir penjualan
kosmetik terus tumbuh dengan pesat, hal ini cukup menarik sebab dikala
sektor lain sedang sibuk berbenah, industri kosmetik justru malah terus
melesat.
Pesatnya pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia juga
dipengaruhi oleh masuknya sejumlah produsen kosmetik yang rata-rata
berasal dari luar negeri. Dengan banyaknya kosmetik yang masuk ke
Indonesia maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek
kosmetik yang akan digunakan. Munculnya kosmetik-kosmetik asing dengan
harga lebih tejangkau memperketat persaingan industri kosmetik di
Indonesia. Kehadiran kosmetik-kosmetik asing yang tidak mendapat
sertifikasi dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan mendapat
sertifikasi halal, membuat kosmetik dalam negri yang aman dan halal tetap
menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia.
Salah satu industri kosmetik yang meramaikan pasar nasional adalah
kosmetik Wardah yang diproduksi oleh PT. Paragon Technology and
Innovation. Wardah adalah salah satu merek kosmetik yang sedang
berkembang beberapa tahun terakhir ini dengan mengedepankan produk
aman dan halal (pure and safe).
Dalam persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk
menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga
tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu faktor
yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.
3
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di
dalamnya daya tahan, ketidak tergantungan pada produk lain atau komponen
lain, eksklusifitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan,
dan sebagainya). (Handoko, 2009)2. Dengan kualitas yang bagus dan
terpercaya, maka produk akan senantiasa tertanam dibenak konsumen, karena
konsumen bersedia membayar sejumlah uang untuk membeli produk yang
berkualitas. Dari segi produk, Wardah juga menghasilkan produk yang
berkualitas dan juga mengeluarkan produk kecantikan yang dapat digunakan
oleh seluruh kalangan masyarakat baik dewasa maupun remaja. Wardah juga
mengeluarkan produk-produk kesehatan kulit dan juga kecantikan kulit (skin
care).
Konsep halal dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah banyak
dikenal dan diterapkan khususnya umat islam. Halal diperuntukan bagi segala
sesuatu yang baik dan bersih yang dimakan atau dikonsumsi oleh manusia
menurut syariat islam. Lawan halal adalah haram yang berarti dilarang
menurut syariat Islam.
Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3:
2 Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, diakses pada
16 Juni 2016.
4
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan)”
Ayat diatas menerangkan bahwa “memakan” tidak hanya bermakna
lewat mulut, tetapi dalam arti luas yaitu mengonsumsi olahan babi untuk
keperluan apapun termasuk kosmetik. Halal atau tidak merupakan suatu
keamanan yang sangat mendasar bagi umat islam. Konsumen muslim
cenderung memilih produk yang telah dinyatakan halal dibanding dengan
produk yang belum dinyatakan oleh lembaga berwenang3.
Wardah pun telah mendapat sertifikasi halal dari LPPOM-MUI
(Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan kosmetik Majelis Ulama
Indonesia) dengan nomor sertifikat 00150010680899.4 Bagi kalangan umat
muslim produk yang sudah bersertifikasi halal merupakan rujukan bagi para
konsumen agar cerdas memilih barang yang akan mereka beli. Di samping
kualitas produk, tinjauan terhadap harga juga semakin penting, karena setiap
harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan
terhadap produk berbeda. Biasanya permintaan dan harga berbanding
terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap
produk. Demikian sebaliknya, semakin rendah harga, semakin tinggi
permintaan terhadap produk (Kotler, 2012)5. Dalam persaingan yang ketat di
dunia kosmetik, penetapan harga akan mempengaruhi permintaan dari suatu
3Ujang Sumarwan, “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya”, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011) h, 209. 4 Lembaga pengkajian pangan, obat-obatan, dan kosmetik Majelis Ulama Indosensia
diakes dari http://e-lppommui.org diakses pada tanggal 1 Juni 2016. 5 Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2012. Priciples of Marketing Global 14thedition. New
Jersey: Prentice. di akses tanggal 12 Juni 2016.
5
produk. Dalam hal harga, kosmetik Wardah memberikan harga yang cukup
bersaing dengan merek-merek kosmetik lain ditunjang dengan kualitas yang
baik.
Bila konsumen bersedia menerima harga tersebut, maka produk
tersebut akan diterima oleh masyarakat. Perusahaan menetapkan harga karena
berbagai pertimbangan, namun ada baiknya jika dalam penetapan harga
tersebut disesuaikan juga dengan nilai, manfaat, dan kualitas produk. Dalam
hal ini kosmetik wardah menggunakan strategi dengan menetapkan harga
yang bersaing, dengan merek lain serta sesuai dengan kualitasnya. Harga
yang ditawarkan disesuaikan dengan kualitas produk dan dapat dijangkau
oleh masyarakat.
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang
pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada setiap
periode tertentu. Tanpa disadari konsumen melakukan keputusan setiap hari
atau setiap periode.pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda
tergantung pada jenis keputusan pembelian. Banyak pertimbangan yang
dilakukan konsumen sebelum memutusakan untuk membeli suatu produk
misalnya kualitas produk, harga dan iklan.6
Selain menawarkan produk yang berkualitas dan penetapan harga,
iklan merupakan hal yang penting bagi suatu produk. Saat ini iklan telah
menjadi alat pemasaran yang penting, periklanan merupakan bentuk
komunikasi yang kompleks yang beroprasi untuk mengejar tujuan dan
6 Engel dan Miniard, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Bina Putra, 1994).125.
6
menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan
konsumen7. Mengingat persaingan yang sangat kompetitif di dunia industri
dan peringkat top brand yang diraih wardah tidak lepas dari minat beli yang
juga mempertimbangkan kualitas, harga dan iklan.
Promosi adalah suatu kegiatan dan materi yang dalam paktiknya
membutuhkan teknik tertentu, di bawah pengendalian produsen atau penjual
yang dapat memberikan informasi dengan menarik tentang produk atau jasa
yang ditawarkan oleh penjual atau produsen baik secara langsung maupun
tidak (Machfoedz, 2010)8. Untuk lebih menarik konsumen, Wardah
menunjuk brand ambassador yaitu diantaranya Dewi Sandra, dan Dian
Pelangi, selain itu Wardah juga sering berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilakukan oleh kampus, dan juga sering melakukan kegiatan motivasi.
Mahasiswa khususnya kaum wanita sangat peduli dengan penampilan
mereka termasuk dalam pemilihan kosmetik. Banyak bermunculannya merek-
merek kosmetik di Indonesia dan mulai berkembangnya fashion muslim di
kalangan mahasiswi ditambah mulai masuknya promosi Wardah di kampus-
kampus membuat banyaknya mahasiswi yang tertarik untuk menggunakan
kosmetik Wardah ini. Salah satu yang menjadi target pasar Wardah adalah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah yang menggunakan hijab, dan mayoritas
mahasiwi berasal dari kalangan menengah yang merupakan target pasar dari
Wardah.
8 Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta : Cakra Ilmu
7
Wardah kosmetik sangat jeli melihat peluang pasar tersebut. Apalagi
akhir-akhir ini banyak muncul komunitas hijabers yang sangat tepat untuk
menjadi sasaran produknya. Produk-produk kosmetik yang diproduksi oleh
Wardah memang dikhususkan untuk wanita. Untuk itu dalam penelitian ini,
penulis mengambil lokasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan penulis
mengambil penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena mayoritas
mahasiswi menggunakan produk kosmetik Wardah. Dari data yang diperoleh
oleh Penulis, tercatat sebanyak 110 mahasiswi yang menggunakan produk
kosmetik Wardah.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai respon
mahasiswi UIN Jakarta terhadap minat beli bedak wardah, maka penulis
memberikan judul penelitian “PENGARUH KUALITAS PRODUK,
HARGA DAN IKLAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK BEDAK
WARDAH” STUDI KASUS PADA MAHASISWI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis
dapat mengidentifikasi beberapa permasalah dalam Pengaruh kualitas produk,
harga dan iklan terhadap minat beli produk bedak wardah. Studi kasus di UIN
Syarifhidayatullah Jakarta.
8
1. Bagaimana pengetahuan konsumen tentang produk halal ?
2. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap proses minat beli produk bedak
wardah ?
3. Adakah pengaruh harga terhadap proses minat beli produk bedak wardah ?
4. Adakah pengaruh iklan terhadap proses minat beli produk bedak wardah ?
5. Apakah terdapat faktor-faktor lain di luar kualitas produk, harga dan iklan
dalam memperngaruhi minat beli produk bedak wardah ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Dalam penelitian ini penulis hanya
membatasi pada Pengaruh Iklan, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Minat
Beli Produk Bedak Wardah dengan Mahasiswi di seluruh fakultas UIN
Syarifhidayatullah Jakarta. Mahasiswi yang dimaksud disini yaitu hanya
pengguna dan pemakai produk bedak Wardah. Untuk lebih fokus dalam
pembahasan tersebut. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berkut:
1. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap proses minat beli produk
bedak wardah ?
2. Adakah pengaruh harga terhadap proses minat beli produk bedak
wardah?
3. Adakah pengaruh iklan terhadap proses minat beli produk bedak wardah?
4. Adakah pengaruh kualitas produk, harga dan iklan terhadap proses minat
beli produk bedak wardah?
9
5. Seberapa besar pengaruh kualitas produk, harga dan iklan dalam proses
minat beli produk bedak wardah ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas produk terhadap proses
minat beli.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh harga terhadap proses minat beli.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh iklan terhadap proses minat beli.
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh kuliatas produk, harga dan iklan
terhadap proses minat beli.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk, harga dan
iklan terhadap proses minat beli.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dpaat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah perpustakaan UIN
Syarifhidayatullah Jakarta serta memberikan referensi bagi seluruh
mahasiswa dan kalangan akademisi yang ingin mempelajari pemasaran.
Serta sebagai suatu hasil karya yang dapat dijadikan sebagai bahan
wacan dan pustaka bagi mahasiswa atau kalangan akadmisi yang
memiliki ketertarikan meneliti dibidang yang sama.
10
2. Manfaat bagi Penulis
Penelitian ini merupakan salah satu penerapan ilmu-ilmu yang
didapatkan selama penulis menempuh kuliah dan sebagai tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan manajemen pemasaran terutama
keputusan pembelian.
3. Manfaat bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi industri kosmetik dalam
merumuskan strategi pemasaran terutama dalam kualitas produk, harga
dan iklan yang mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik.
F. Kerangka Pemikiran
Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat maka Wardah harus
lebih memperhatikan kualitas produk, harga dan iklan. Berdasarkan
pemikiran tersebut maka disamping mutu produk dalam meningkatkan minat
beli konsumen, juga diperhatikan harga agar lebih bersaing dan lebih banyak
iklan agar dapat meningkatkan dan menarik minarik minat beli konsumen,
sejalan dengan pemikiran tersebut, maka secara skematis kerangka pemikiran
yang dipakai penulis adalah sebagai berikut :
11
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber : Konsep yang dikembangkan untuk penelitian
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif, karena pada penelitian ini menjelaskan pengaruh
iklan, harga dan kualitas produk pada minat beli produk bedak
(kosemtik) Wardah di UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Data dalam
penelitian ini berupa bilangan-bilangan yang kemudian dianalisis dengan
prosedur-prosedur statistik.
2. Jenis Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis
sumber data yaitu :
Kualitas
Produk
Minat Beli
Konsumen Persepsi
Harga
Iklan
12
a. Data Primer (Primary Data)
Data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau objek penelitian9. Untuk mendapatkan data tersebut
penulis melakukan survei dengan menggunakan kuisioner kepada
Mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta yang menggunakan
bedak Wardah. Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden
melalui kuisioner. Umumnya, pengertian survei dibatasi pada
penelitian dengan data yang dikumpulakn dari sampel untuk
mewakili seluruh populasi. Dengan demikian, survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu polpulasi dan
menggunkan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.10
b. Data sekunder (Secondary Data)
Data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang
sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpulan data
primer atau oleh pihak lain, pada umumnya disajikan dalam bentuk
table atau diagram. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh
peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran
pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut11
. Dalam penelitian
ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan
dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari
internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumya.
9 Burhan Mungin, Metodologi Penelitian Kuantitaf, ed.1 (Jakarta: Kencana,2005) hal. 22
10 Sofyan Effendi dan Tukiran, Metode Penilitian Survei, Cet.30 (Jakarta : LP3ES,2012)
hal.3 11
Dergibson Siagian Sugiarto, Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi Cet. 1 (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,2000)h.17
13
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta
untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto, subjek penelitian adalah subjek
yang dituju untuk diteliti oleh peneliti12
. Maka penentuan subjek
penelitian dalam penelitian ini menggunakan cara purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau
pertimbangan tertentu13
. Pengambilan sampel didasarkan pada
pertimbangan bahwa responden adalah pengguna dan pernah membeli
produk bedak wardah. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai
sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para mahasiswi
berstatus aktif kuliah di fakultas syariah dan hukum UIN
Syarifhidayatullah Jakarta dengan usia 19-22 tahun.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan, penulisan skripsi ini disusun
secara sistematika ke dalam lima bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, ,tujuan penelitian, manfaat penelitian,
keragka pemikiran dan sistematika penulisan.
12
Arikunto (2006:145) 13
Djam’an (2007;6)
14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini penulis akan menguraikan landasan teori, penelitian
terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data, metode analisis
data yang meliputi pembahasan masalah uji asumsi klasik, uji
hipotesis dan uji koefisien determinasi.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi gambaran umum objek penelitian, analisis data dan
pembahsan hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan berkaitan
dengan hasil penelitian bagi pihak yang berkepentingan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya
dalam pencapaian tujuan bisnis, tergantung pada keahlian mereka di
bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Untuk
keberhasilan pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang
menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi pelanggan harus benar-
benar merasa kebutuhannya dipenuhi agar supaya perusahaan
memperoleh keseimbangan usaha yang sangat penting bagi perusahaan.
Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, maka akan diuraikan
pengertian pemasaran dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa
ahli pemasaran yang di dalam buku pemasaran strategik yang dikutip
oleh Tjiptono ( 2008:3 )1 yang para ahli berpendapat, yaitu: Pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.”
1 Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran (Edisi III). Yogjakarta: Penerbit Andi.
16
Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan
keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
Amir (2013:64-90)2.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pemasaran adalah suatu proses di mana individu dan kelompok
mendapatkan dan memperoleh keinginan mereka dengan menawarkan,
menciptakan dan mempromosikan suatu barang dan jasa dengan tujuan
memuaskan konsumen.
2. Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran
merupakan faktor penting untuk mencapai sukses untuk bisnis
perhotelannya akan mengetahui cara dan falsafah yang terlibat
didalamnya yaitu konsep pemasaran. Konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan mendapatkan sejumlah laba, maka seluruh kegiatan dalam semua
bisnis seperti hotel yang menganut sistem pemasaran harus diarahkan.
Menurut Amir (2013:64-90)3, berpendapat bahwa : “konsep
pemasaran adalah orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci
pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan tersebut
2 Amir, Deliyanti Oentoro, dkk. 2013. Manajemen Pemasaran Modern. LaksBang
PRESSindo. Yogyakarta. Juli. 3 Amir, Deliyanti Oentoro, dkk. 2013. Manajemen Pemasaran Modern. LaksBang
PRESSindo. Yogyakarta. Juli. Hal. 64
17
memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan
efisien dari pesaing.”
Selain itu menurut Payne (2012:498)4, yang mengatakan : Konsep
pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi
adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan
kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar
sasaran.”
Menurut Tjiptono ( 2008:3 ) menjelaskan perkembangan dari
konsep pemasaran sebagai berikut5 :
a. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi ini konsumen menyukai produk yang mudah
di cari dan harganya murah.
b. Konsep produk
Pada konsep ini konsumen hanya menyukai produk yang bermutu dan
memiliki kualitas yang baik.
c. Konsep penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat
penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus
dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjulan dapat meningkat.
d. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
4 Adrian Payne. Pemasaran Jasa; The Essence of Service Marketing. (Yogyakarta: Andi,
2012) H.498. 5 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi 2008). H.3
18
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
e. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif
dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Dari semua penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa konsep
pemasaran adalah sebuah pandangan yang berlaku di dunia usaha yang
menyatakan bahwa memuaskan keinginan konsumen merupakan tujuan
dari perusahaan. Pandangan ini merupakan dasar sosial dan ekonomi
kehidupan sebuah perusahaan. Karena itu, segala aktivitas perusahaan
harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh konsumen, dan bagaimana memuaskan kebutuhan dan keinginan
tersebut. Dari kemampuan memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut,
perusahaan mendapatkan laba.
a. Bauran Pemasaran ( Mix Marketing )
Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam
pasar sasaran. Bauran pemasaran dapat digolongkan menjadi empat
kelompok variable yang biasa disebut 4P ( Empat P ), yang terdiri
19
atas Produk dan Jasa ( Product ), Harga (Price), Tempat atau Saluran
Distribusi (Place), Promosi (Promotion).” Payne (2012:498-500)6.
Menurut Amir (2013:64-90), yang dimaksud : Bauran
Pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk,
struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.”
Sedangkan menurut Tjiptono ( 2008:3 )7 yaitu: Bauran
Pemasaran adalah perpaduan antar produk, harga, promosi dan
distribusi yang digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan
produknya atau melayani konsumennya, juga digunakan untuk
mempengaruhi konsumennya.”
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mix
marketing merupakan inti pemasaran.Setiap unsur yang terdapat
dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.
2.1 Produk dan Jasa
Menurut Kotler dan Armstrong ( 2008:266 )8, produk sebagai
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar
6 Adrian Payne. Pemasaran Jasa; The Essence of Service Marketing. (Yogyakarta: Andi,
2012) H.498. 7 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi 2008). H.3
8 Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Jakarta:
Erlangga, 266).
20
barang – barang berwujud ( tangible ). Dalam arti luas, produk
meliputi objek – objek fisik, jasa, acara, orang, tempat atau
organisasi.
Menurut Lupioadi dan Hamdani ( 2008:70 ), produk
merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan
sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam
produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu
saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut.
Menurut Cannon, Perreault dan McCarthy ( 2008:290-293)9,
produk konsumen dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
a. Kebutuhan sehari – hari merupakan produk – produk yang dibutuhkan
oleh konsumen, tetapi konsumen tidak bersedia menyisihkan banyak
waktu maupun upaya untuk berbelanja barang tersebut. Menurut
Kotler dan Armstrong ( 2008:269 ) produk kebutuhan sehari – hari
adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan segera
dibeli pelanggan.
b. Produk belanja adalah produk – produk yang menurut pelanggan layak
untuk diberikan waktu dan upaya lebih guna membandingkannya
dengan produk kompetitor. Menurut Kotler dan Armstrong ( 2008:269)
produk belanja adalah produk dan jasa konsumen yang lebih jarang
dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas dan harga.
9 Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. Pemasaran Dasar-
pendekatan Manajemen Global. (Jakarta: Salemba Empat,2008) h.290.
21
c. Produk khusus adalah produk konsumen yang benar – benar
diinginkan oleh pelanggan dan membuat mereka rela mengerahkan
upaya khusus untuk menemukannya. Menurut Kotler dan Armstrong (
2008:269-270 ) produk khusus adalah produk dan jasa konsumen
dengan karakteristik unik atau identifikasi merek dimana sekelompok
pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus.
d. Produk belum dibutuhkan adalah produk – produk yang belum
diinginkan atau diketahui oleh konsumen potensial untuk dibeli.
Menurut Kotler dan Armstrong ( 2008:270 )10
produk yang tidak dicari
adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau
produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen
tidak berpikir untuk membelinya.
Menurut Kotler dan Armstrong ( 2008:272-277)11
gambar 2.1
memperlihatkan keputusan penting dalam pengembangan dan pemasaran
produk dan jasa individual.
Gambar 2.1
Keputusan produk perorangan
Sumber ; Kotler dan Armstrong ( 2008:272-277 )
10
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Jakarta:
Erlangga). Hal. 270 11
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Jakarta:
Erlangga). Hal. 277
Atribut
Produk
Penetapan
merek
Kemasan Pelabelan Jasa
Pendukung
Produk
22
(1) Atribut produk dan jasa. Pengembangan produk dan jasa melibatkan
pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa
tersebut.
(2) Penetapan merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau
desain yang menunjukan identitas pembuat atau penjudul produk atau
jasa dan membedakan produk itu dari produk pesaing.
(3) Kemasan melibatkan perancangan dan produksi wadah atau
pembungkus untuk sebuah produk.
(4) Pelabelan. Label mempunyai beberapa fungsi. Setidaknya, label
menunjukan produk atau merek. Label juga bisa menggambarkan
beberapa hal tentang produk siapa yang membuatnya, dimana produk
itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara
pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan
aman.
(5) Pelayanan pendukung produk. Pelayanan pelanggan adalah elemen
lain dari strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi
beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau
bagian besar dari keseluruhan penawaran.
Dari keempat “P” Bauran Pemasaran tersebut, produk merupakan
elemen yang terpenting. Dengan adanya produk, perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pentingnya produk untuk
memenuhi konsumen maka perusahaan harus mampu untuk menganalisa
produk yang akan diproduksi dalam kaitannya untuk dapat memberikan
23
kepuasan kepada konsumen. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha
untuk memenuhi selera konsumen dan menciptakan produk yang sesuai
dengan selera konsumen tersebut.
Menurut Kotler, Keller ( 2009:10 )12
, agar produk yang
dipasarkan dapat berhasil, maka perusahaan harus menggunakan konsep
pemasaran yang meliputi manfaat, mutu atau kualitas dan kepuasan
antara kebutuhan dengan keinginanan, sehingga perusahaan akan
memperoleh target penjualan yang diinginkan. Sedangkan menurut
Tjiptono ( 2008:219 )13
, suatu produk betapapun bermanfaat, tapi jika
tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui
kemanfaatannya.
2.2 Harga
Menurut Cannon, Perreault, dan McCarthy (2008:176 )14
harga adalah sesuatu yang harus diberikan oleh pelanggan untuk
mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran
perusahaan.
Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian nilai
kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan
konsumen untuk membeli ( Lupioadi dan Hamdani, 2008:72 )15
.
12
Kotler, Philip dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hal.10 13
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi 2008). Hal. 219 14
Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. Pemasaran Dasar-
pendekatan Manajemen Global. (Jakarta: Salemba Empat,2008). Hal.10 15
Lupiyoadi, Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
24
Faktor – faktor yang dipertimbangkan pada saat menetapkan
harga menurut Kotler dan Armstrong ( 2008:345-349 )16
:
a. Penetapan harga berdasarkan nilai menggunakan persepsi nilai dari
pembeli, bukan dari biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga.
Dua jenis penetapan harga berdasarkan nilai :
(1) Penetapan harga dengan nilai yang baik. Menawarkan kombinasi
yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik pada harga yang
wajar.
(2) Penetapan harga dengan nilai tambah. Melekatkan fitur dan
layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran perusahaan
dan untuk mendukung penetapan harga yang lebih tinggi.
b. Biaya perusahaan dan produk melibatkan penetapan harga
berdasarkan biaya produksi, distribusi dan penjualan produk beserta
tingkat pengembalian bagi usaha dan resiko.
Menurut Cannon, Perreault, dan McCarthy (2008:191-193 )17
sebagian besar struktur harga dibuat disekitar harga dasar dalam daftar.
Harga dasar dalam daftar adalah harga yang biasa diminta oleh
pelanggan atau pengguna akhir dalam produk.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani ( 2008:106 ) dalam penentuan
harga terdapat juga penentuan harga paket, dimana menjual satu atau
lebih produk layanan jasa sebagai sebuah paket.
16
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta. Hal. 349 17
Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. 2008. Pemasaran
Dasar-pendekatan manajemen global. Jakarta: Salemba empat. Hal. 193
25
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah
jumlah nominal yang terdapat dalam suatu daftar produk ataupun jasa
yang harus dibayar oleh konsumen.
2.3 Tempat atau Saluran Distribusi
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani ( 2008:73-74 )18
tempat dalam
jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus
bertempatan dan melakukan kegiatan. Dalam hal ini ada tiga jenis
interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :
a. Konsumen mendatangi pemberi jasa, apabila keadaannya seperti ini
maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih
tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau atau
strategis.
b. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus
berkualitas.
c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti
penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti
18
Lupiyoadi, Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat. Hal. 74
26
telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi sangat tidak penting
selama komunikasi antar kedua berjalan dengan baik.
Distribusi ( saluran pemasaran ) menurut Kotler ( 2008:384 )19
terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Saluran pemasaran langsung, saluran pemasaran yang tidak mempunyai
tingkat perantara. Terdiri atas produsen yang langsung menjual kepada
pelanggan terakhir. Menurut Cannon, Perreault dan McCarthy (
2008:351 )20
kebanyakan perusahaan lebih memilih untuk melakukan
distribusi secara langsung kepada pelanggan atau konsumen akhir
karena mereka ingin mengendalikan seluruh pekerjaan pemasaran.
b. Saluran pemasaran tidak langsung, yaitu saluran yang terdiri dari satu
tingkat atau lebih. Dalam pasar konsumen, saluran ini biasanya adalah
pedagang besar dan konsumen.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tempat atau
saluran distribusi sangat berpengaruh terhadap konsumen yang menjadi
sasaran dalam menjual suatu produk atau jasa.
2.4 Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran
yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat
19
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta. Hal. 384 20
Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. 2008. Pemasaran
Dasar-pendekatan manajemen global. Jakarta: Salemba empat. Hal. 351
27
untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.
Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang
mengenai produk – produk dan menyakinkan para pembeli dan pasar
sasaran suatu perusahaan, oraganisasi saluran, dan masyarakat umum
untuk membeli barangnya.
Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mengingatkan dan
menyakinkan calon konsumen. Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan
dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan
bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya.
Menurut Kotler ( 2008:367 )21
berpendapat bahwa, “promosi
adalah alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya ke pasar sasaran.” Alat – alat promosi menurut Kotler (
2008:373 )22
antara lain, adalah :
a. Periklanan, semua bentuk dan penyajian promosi nonpersonal atas
ide, barang atau jasa yang dilakukan perusahaan atau sponsor
tertentu.
b. Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk dan jasa.
21
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta. Hal. 367 22
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta. Hal. 373
28
c. Hubungan masyarakat dan publisitas, berbagai program untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing –
masing produknya.
d. Penjualan pribadi, interaksi langsung dengan calon pembeli dengan
melakukan presentasi dan menjawab pertanyaan.
e. Pemasaran langsung, berkomunikasi secara langsung dengan
pembeli baik melalui telepon, computer atau surat untuk mendapat
tanggapan langsung dari pembeli.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi
merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkonsumsikan manfaat dari produk dan untuk menyakinkan
konsumen tentang produk yang mereka hasilkan. Disamping itu promosi
juga terdiri dari elemen-elemen promosi yaitu periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi dan pemasaran
langsung.
3. Kualitas produk
a) Produk (Product)
Menurut Kotler & Amstrong (2012; 248)23
, produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat
memuaskan sesuatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup
barang-barang yang berwujud (tangible).
23
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2012. Priciples of Marketing Global 14thedition. New
Jersey: Prentice. Hal.428
29
Menurut Kotler (2009 dalam Rahadian Ali Oetomo 2014:5)
“produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
Secara konseptual produk adalah pamahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas
organisasi serta daya beli pasar.
Menurut Tjiptono (2010:89)24
, produk dapat didefinisikan
sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
hasil produksinya.
b) Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli
pemasaran. Diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler
(2009;250)25
yaitu:
1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kelompok utama, yaitu :
24
Tjiptono, Fandy. 2010. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Jawa Timur: Bayumedia
Publishing. Hal.89 25
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.. Hal. 250.
30
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga
bisa dilihat, disimpan, dipindahkan, diraba, disentuh, dan
perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti
halnya bengkel reparasi, restoran, salon, hotel dn sebagainya.
Kotler juga mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Jasa adalah
setiap tindakan atau keinginan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu
produk fisik.
2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, unsur ekonominya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya
: produk makanan, pasta gigi, minuman kaleng dan
sebagainya.
31
b. Barang tahan lama (durables goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohmya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-
lain.
c) Dimensi Kualitas Produk
Menurut Stevenson konsep produk, produsen, produsen
dalam memasarkan produk harus berpikir melalui tahapan dimensi
yaitu26
:
a) Kinerja (performance)
Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.
Ini manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini
menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.
b) Fitur Produk
Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan
yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat
pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah
standar, fitur sering kali ditambahkan. Idenya, fitur bisa
meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.
26
Stevenson, William J. 2005. Operation Management 8th ed.McGraw-Hill h.386
32
c) Keandalan (reliability)
Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari
kegagalan saat menjalankan fungsinya.
d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)
Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar
yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus
dipenuhi oleo produk. Produk yang memiliki kualitas dari
dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.
e) Daya Tahan (durability)
Daya tahan menunjukan usia produk, yaitu jumlah pemakian
suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin
lama daya tahannya tentu semakin awet, produk yang awet akan
dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk yang cepat
habis atau cepat diganti.
f) Kemampuan diperbaiki (serviceability)
Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas
dasar kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten.
Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki.
g) Keindahan (aestethic)
Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat
konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain
33
produk atau kemasannya. Beberapa merek diperbarui “wajahnya”
supaya lebih cantik di mata konsumen.
h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau
iklan. Produk produk yang bermerek terkenal biasanya
dipersepsikan lebih berkualitas dibanding dengan merek-merek
yang tidak didengar.
d) Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas produk
Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang
dasar atau 9M. Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang
bergantung pada sejumlah besasr kondisi yang membebani produksi
melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode
sebelumnya. (Feigenbaum,2000)27
:
1. Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar
terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan
untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat
memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa sekarang
konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik
memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan
secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang
ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi
27
Feigenbaum,2000:7)
34
bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih
fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
2. Money (Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang
bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan
batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan
otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran mendorong
pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan
yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui
naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam
memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan
pengulangkerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini
memfokuskan perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas
sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biaya operasi dan
kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.
3. Management (Manajemen).
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara
beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui
fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan
produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang
produk yang akan memenuhi persyaratan itu. Bagian produksi
mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk
35
memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk
sesuai dengan spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian
kualitas merencanakan pengukuran kualitas pada seluruh aliran
proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan
kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada
konsumen menjadi bagian yang penting dari paket produk total.
4. Men (Manusia).
Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan
penciptaan seluruh bidang baru seperti elektronika komputer
menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan
pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi ini
menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan
mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama
merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem
yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.
5. Motivation (Motivasi).
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa
sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini
memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam
pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi
memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas
tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah
36
kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas
dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.
6. Material (Bahan)
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas,
para ahli teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat
dari pada sebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih
ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.
7. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya
dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah
terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih
rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke
dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang
kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat
digunakan sepenuhnya.
8. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern)
Evolusi teknologi komputer membuka kemungkinan untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi
informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk
mengendalikan mesin dan proses selama proses produksi dan
mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke
37
konsumen. Metode pemprosesan data yang baru dan konstan
memberikan kemampuan untuk memanajemeni informasi yang
bermanfaat, akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari
keputusan yang membimbing masa depan bisnis.
9. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Pr oduksi)
Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk,
memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses
pembuatan produk. Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih
tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan
kehandalan produk. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut
H1 : Variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat
beli produk.
4. Harga
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa
bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu
produk barang atau jasa.28
28
Artikel diakses pada 9 Juni 2016 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Harga
38
Definisi harga menurut Philip Kotler (2002 dalam Hendra Fure
2012:9) 29
adalah “price is the amount of money charged for a product or
service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers
exchange for the benefits of having or using the product or service”.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau
jaa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari
kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Lovelock (2013) mendefinisikan harga:“price is the
amount of money and or goods needed to acquire some combination of
another goods and its companying services”. Pengertian di atas
mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau jasa yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang
disertai dengan pemberian jasa.
Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi
dalam seketika dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan
satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh
pengguna untuk mendapatkan produk.
29
Hendra Fure (2013). Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya terhadap Minat Beli pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca di akses 17 Juni 2016
39
Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml
dan Bitner dalam Rahadian Ali Oetomo 2012:13) 30
adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam
menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan
harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya,
menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan
pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga
akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit maksimum
melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai
adalah mencakup survival, memaksimumkan penerimaan sekarang,
memaksimumkan pertumbuhan penjualan, memaksimumkan
penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau
kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan
terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga,
para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Elastisitas = persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
persentase perubahan dalam harga.
30
Rahadian Ali Oetomo (2010). Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan Lokasi
terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (studikasus pada Restoran Waroeng Taman Singosari
Semarang) diakses tanggal 16 Juni 2016
40
4. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan
harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak
langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang
bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau
jasa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya yang mencakup mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan
barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan dan karenanya harus
dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran
perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga
psikologis.
Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan
harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga
promosi, dan harga diskriminasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau
menghitung-hitung tentang apa yang akan mereka peroleh sebagai
balasan dari apa yang mereka berikan.
5. Persepsi Harga
Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur,
danmenerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan
gambarandunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak
hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan
41
rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam
setiap diri kita (Kotler, Keller 2012; 87)31
.
Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan
agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa (Tjiptono, 2011:156).
Konsumen merupakan individu dengan karakteristik yang
berbeda beda. Penilaian yang dirasakan konsumen terhadap suatu produk
juga tentu berbeda. Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat
mempengaruhi kepuasannya dalam membeli suatu produk sehingga suatu
perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik terhadap
produk atau jasa yang mereka jual. Menurut Schiffman & Kanuk
(2005:233)32
persepsi adalah suatu proses seseorang dalam menyeleksi,
mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus-stimulus informasi
yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi
mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga.
Harga dilihat dari sudut pandang konsumen, seringkali digunakan
sebagai indikator nilai yang tumbuh melalui persepsi atau anggapan
konsumen. Jika harga (besarnya pengorbanan financial yang diberikan)
dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
31
Kotler, Philip and Kevin Lane.Keller. 2012. Marketing Management. 14th edition. New
Jersey: Prentice. 32
Schiffman, leon. And Kanuk, Leslie Lazar. 2005. Perilaku Konsumen (edisi ketujuh). PT.
Indeks, Jakarta.
42
Indikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu
pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah
melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan mempersepsikan
dari produk atau jasa. Apabila persepsi harga pada suatu produk dan
mencakup pelayanan telah sesuai dengan harapan dan manfaat produk
maka akan meningkatkan kepuasan. Sebaliknya apabila persepsi harga
pada produk dan mencakup pelayanan tidak sesuai dengan harapan dan
manfaat produk maka akan menurunkan tingkat kepuasan konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2009)33
harga memiliki dua
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :
1. Peranan Alokasi
Merupakan fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperoleh atau utilitas tinggi yang diharapkan
berdasarkan daya beli. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki.
2. Peranan Informasi
Merupakan fungsi dalam mendidik konsumen mengenai faktor-
faktor produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam
situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor
produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku
adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
33
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga
43
Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan
sebagai indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa.
Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa dalam
memnuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa
subsitusi.
Menurut Kotler (2009 dalam Rahadian Ali Oetomo 2012:16)34
penetapan harga mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memperoleh laba yang maksimum
2. Mendapatkan pangsa pasar tertentu
3. Mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada
waktu itu
4. Mencapai keuntungan yang ditargetkan
5. Mempromosikan produk
Menurut Basu Swasta (2007:150)35, tahap-tahap dalam
penerapan harga antara lain :
1. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut.
Pada tahap ini penjual membuat estimasi permintan barangnya
secara total. Pengestimasian permintaan barang tersebut dapat
dilakukan dengan :
a. menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu
harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen.
35 Swastha, Basu, dan Handoko, Hani, 2007, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta,
Liberty. Hal.150
44
b. mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat
harga.
2. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan.
Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan
penentuan harga perusahaan atau penjual. Oleh karena itu,
penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar
serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber
persaingan yang ada dapat berasal dari :
a. Barang sejenis yang dihasilkan dari perusahaan lain.
b. Barang pengganti atau subsitusi.
c. barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang
sama-sama menginginkan uang konsumen.
3. Menentukan market share yang dapat diharapkan.
Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang
lebih besar. Kadang-kadang perluasan market share harus
dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dari
persaingan bukan harga, disamping dengan harga tertentu.
Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh
kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya
memasuki persaingan.
4. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.
Dalam hal ini penjual dapat memilih diantara dua macam
strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu :
45
a. Skim the cream pricing
Skim the cream pricing atau skimming pricing
merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-
tingginya. Harga yang tinggi tersebut dimaksudkan untuk
menutup biaya penelitian,
pengembangan dan promosi.
b. Penetration pricing
Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga
yang serendah-rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai
volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang
relatif singkat. Dibandingkan dengan skim the cream
pricing, strategi ini lebih agresif dan dapat memperkuat
kedudukan perusahaan dalam persaingannya.
5. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan.
Tahap selanjutnya dalam prosedur penetapan harga adalah
mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan
melihat pada barang, saluran distribusi, dan program-program
promosinya.perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu
barang tanpa mempertimbangkan barang lain yang dijualnya.
a. Indikator harga
Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator yang
mencirikan harga yaitu (Stanton, 1998)36
:
36
Stanton, 1998
46
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut
H2 : Variabel harga berpengaruh positif terhadap minat beli produk
6. Iklan
Iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan;
pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di
tempat umum37
.
Menurut Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, dan William Wells
(2011:6)38
iklan adalah jenis komunikasi pemasaran yang merupakan
istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi
yang digunakan pemasar untuk menjangkau dan menyampaikan pesan
kepada konsumennya.
Menurut Ralph S dalam Morrisan, M.A (2010:17)39
, iklan adalah
segala bentuk komunikasi nonpersonal tentang suatu organisasi, produk,
servis, atau ide yang di bayar oleh sponsor tertentu.
37
Kamus besar bahasa indonesia (KBBI) 38
Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, dan William Wells (2011:6)38
39
Ralph S dalam Morrisan, M.A (2010:17)
47
Menurut Widyatama (2005:3)40
iklan adalah bentuk penyajian
pesan yang dilakukan oleh komunikator nonpersonal melalui media
untuk ditujukan kepada komunikan dengan cara membayar.
Menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2004). Periklanan adalah
komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransaksikan ke suatu khalayak target melalui
media bersifat massal seperti televisi,radio, koran (surat kabar), majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruangan, atau kendaraan
umum.
Iklan adalah komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian
(Tjiptono, 2010:22)41
.
Iklan sebagai pengingat sangat penting bagi produk karena
periklanan membantu memelihara hubungan pelanggan dengan membuat
konsumen terus memikirkan produk (Kotler dan Armstrong, 2008:152)42
.
Menurut Jefkins (2006:5), periklanan merupakan pesan-pesan
penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada (calon)
konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu
dengan biaya yang paling ekonomis. Periklanan sebagai suatu bentuk
40
Widyatama (2005:3)40
41
Tjiptono, Fandy. 2010. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Jawa Timur: Bayumedia
Publishing. Hal.22 42
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12. Jakarta:
Erlangga. Hal. 152
48
dari komunikasi masa atau komunikasi direct to consumer yang bersifat
non personal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau
individu yang diidentifikasikan dengan berbagai cara dalam pesan iklan.
Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau
membujuk para anggota dari khalayak tertentu untuk melakukan
beberapa tindakan, sekarang atau di masa depan (Shimp, 2010:182)43
.
a. Tujuan periklanan
Pada awalnya perusahaan harus menetapkan tujuan terlebih
dahulu sebelum membuat iklan. Penetapan tujuan dilakukan agar
iklan tersebut tepat sasaran dan menjadi iklan yang efektif. Tujuan
iklan menurut Kotler dan Keller (2007:244)44
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan Informasi (iklan informatif)
Iklan menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk
baru atau ciri baru produk yang sudah ada di pasar.
2) Membujuk (iklan persuasif)
Iklan juga berfungsi untuk menciptakan kesukaan, prefensi,
membujuk, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa..
Hal ini sangat penting, terutama dalam tahap persaingan dimana
perusahaan ingin membangun permintaan selektif untuk produk
tertentu.
43
Shimp, 2010:182) 44
Kotler dan Keller (2007:244)
49
3) Mengingatkan (iklan pengingat)
Iklan juga dapat membuat konsumen tetap ingat pada produk
atau merek perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan
dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang
produk tersebut. Jadi, iklan juga bertujuan untuk mengingatkan
atau merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
4) Menguatkan (iklan penguatan)
Iklan dapat meyakinkan konsumen yang sudah ada bahwa
mereka telah melakukan pilihan yang benar dan tepat karena
sudah membeli atau menggunakan produk.
Durianto dkk (2003:12)45
, menyebutkan ada sembilan tujuan
yang secara umum ingin dicapai perusahaan-perusahaan yang
beriklan, yaitu:
a) Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen
(create awareness). Brand awareness yang tinggi merupakan
pembuka untuk tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar
seharusnya menyadari bahwa tanpa brand awareness yang
tinggi sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.
b) Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai
atribut dan manfaat suatu merek (communicate information
about attributes and benefits).
45
Durianto dkk (2003:12)
50
c) Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah
merek (develop or change an image or personality). Sebuah
merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki
citranya, yang dapat dilakukan adalah melalui iklan.
d) Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi
(associate a brand with feelings and emotions). Disini
maksudnya agar ada hubungan emosi antara konsumen dan
suatu merek.
e) Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms).
f) Mengendapkan perilaku (precipitate behaviour).
g) Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan
mempertahankan kekuatan pasar (market power) perusahaan.
Iklan sangat kuat dalam meningkatkan kekuatan suatu merek di
pasaran. Meskipun iklan bukan segalanya, mengingat
keberhasilan suatu merek di pasaran tidak hanya tergantung
pada iklannya.
h) Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal”
dalam jangka waktu tertentu.
i) Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan
dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.
51
b. Jenis Iklan
Menurut Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, dan William
Wells (2011:15)46
terdapat tujuh jenis iklan, yaitu :
1) Brand Advertising
Tipe advertising yang paling jelas adalah iklan brand atau
iklan konsumen nasional. Brand advertising berfokus pada
pengembangan identitas dan citra brand jangka panjang.
2) Retail/Local Advertising
Banyak iklan yang ditujukan untuk retailer atau pabrikan
yang menjual barang di area tertentu. Isi pesan dalam retail
advertising adalah fakta tentang produk yang tersedia ditoko
lokal. Fokus tujuannya adalah memicu pembelian di toko dan
menciptakan citra retailer yang mempunyai ciri khas.
3) Direct-response Advertising
Jenis iklan ini dapat menggunakan semua media iklan,
termasuk surat (direct mail), tetapi pesannya berbeda dengan
advertising nasional dan retail. Iklan ini berusaha memicu
penjualan langsung. Konsumen dapat merespons melalui
telepon, surat, internet, dan produknya akan dikirimkan dengan
jasa pengiriman.
46
Nancy Mitchell, dan William Wells (2011:15)
52
4) Business-to-Business Advertising
Iklan B2B ini adalah komunikasi pemasaran yang dikirim
dari satu usaha bisnis ke usaha bisnis lain. Di dalamnya
mencakup pesan kepada perusahaan yang mendistribusikan
produk dan pembeli industrial dan profesional seperti pengacara
dan dokter. B2B umumnya tidak ditujukan langsung ke
konsumen. Pengiklan menempatkan advertising bisnis ini di
publikasi atau jurnal profesional.
5) Institutional Advertising
Pesan dari iklan ini fokus untuk membangun identitas
korporat atau menarik perhatian publik pada pendapat
organisasi.
6) Nonprofit Advertising
Organisasi nirlaba, seperti badan aman, yayasan, asosiasi,
dan rumah sakit menggunakan iklan ini untuk konsumen seperti
rumah sakit, anggota klub (Sierra Club), dan relawan (palang
merah) dan dalam bentuk donasi atau program partisipasi
lainnya.
7) Public Service Advertising
Iklan layanan masyarakat adalah iklan nonkomersial yang
disiarkan melalui media massa dengan tujuan memperkenalkan,
mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan pesan-pesan
53
lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar
berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan iklan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut
H3 : Variabel iklan berpengaruh positif terhadap minat beli produk
7. Minat Beli (Intention to Buy)
Minat merupakan aspek psikologis yang mempunyai pengaruh
cukup besar terhadap perilaku dan juga merupakan sumber motivasi
yang akan mengarahkan pada apa yang akan mereka lakukan. Minat
adalah kesadaran suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang
mempunyai kaitan dengan dirinya. Dalam kaitannya dengan pemasaran,
seorang konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori
produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli produk
tersebbut. Hal inilah yang dimaksud oleh para pemasar dengan
membangkitkan minat akan suatu kategori, yang juga disebut usaha
menciptakan permintaan primer. Menurut Schiffman dan Kanuk
(2007;228) minat beli adalah suatu model sikap seseorang terhadap objek
barangnya yang sangat cocok dalam mengatur sikap terhadap golongan
produk, jasa, atau merek tertentu.
Intention adalah sebuah rencana untuk terlibat dalam suatu
perilaku khusus guna mencapai tujuan. Sementara itu Assael
mendefinisikan “minat beli (intention to buy)merupakan perilaku yang
muncul sebagai respon terhadap objek, atau juga merupakan minat
54
pembelian yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian.
Pada teori Tricomponent Attitude Model sikap terdiri dari
komponen cognitive, komponenaffective, dan komponen conative.
Cognitive (kognisi) mengacu pada proses mental dan struktur
pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang dalam
lingkungannya. Sedangkan affective (afeksi) melibatkan perasaan.
Tanggapan-tanggapan afektif beragam dalam penilaian positif dan
negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan dan dalam intensitas
atau tingkat pergerakan badan (Peter J. Paul, dan Jerry C.Olson,
2011;239).Conative adalah komponen akhir dari tricomponent attitude
model.Konatif berkaitan dengan kemungkinan atau kecenderungan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Berdasarkan beberapa
intrepretasi, komponen conative dapat termasuk dalam perilaku nyata itu
sendiri. Dalam penelitian pemasaran dan konsumenconative biasanya
diungkapkan dengan pernyataan keinginan konsumen untuk membeli.
Dalam dunia bisnis sekarang kita sering mengenal dan mendengar
berbagai macam taktik atau kiat dari penjual baik penjual dalam partai
besar maupun kecil dalam menarik dan menggoda para pembeli atau
calon pembelinya untuk membeli atau hanya melihat-lihat saja. Pembeli
dalam membeli suatu barang atau jasa yang ditawarkan pada pedagang di
pasar sering kali berdasarkan naluri atau minat.
55
Minat yang timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan
dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen merupakan
keinginan tersembunyi dalam benak konsumen. Menururt teori Keller
dalam Dwiyanti (2010;23), minat beli adalah seberapa besar
kemungkinan konsumen yang melekat pada minat beli tersebut. Menurut
Swasta dalam Kristianto (2009;175) minat beli konsumen merupakan
tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen
perorangan, kelompok, maupun organisasi untuk menilai, memperoleh
dan menggunakan barang-barang melalui proses pertukaran atau
pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Minat beli dapat ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-
faktor, antara lain faktor psikis yang merupakan faktor pendorong yang
berasal dari dalam diri konsumen yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan
dan sikap, selain itu faktor sosial juga merupakan proses dimana perilaku
seseorang dipengaruhi oleh keluarga, status sosial dan kelompok acuan,
kemudian pemberdayaan bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan juga distribusi.
Minat beli konsumen merupakan keinginan seorang konsumen
terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang tersembunyi dalam
benak konsumen. Minat beli konsumen selalu terselubung dalam tiap
diri individu yang mana tak seorang pun bisa tahu apa yang diinginkan
dan diharapkan oleh konsumen.
56
Keinginan pembeli untuk membeli secara positif berhubungan
dengan nilai pendapatan dan nilai transaksi. Konsumen membuat
keputusan tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan
sekitar. Kotler (2008:289) mengemukakan ada empat faktor yang
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, yaitu:
a. Faktor budaya
Faktor budaya meliputi beberapa komponen
1) Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya
sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia
sebagian besar muncul dari pembelajaran.
2) Sub budaya. Setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih
kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi
khusus anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari bangsa,
agama, kelompok, ras dan daerah geografis. Banyak sub budaya
yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering
merancang produk dan program pemasaran yang di sesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti :
1) Kelompok acuan seseorang, terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung (melalui tatap muka) atau tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku orang ttersebut.
57
2) Keluarga adalah kelompok kecil pembeli yang paling penting
dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok
acuan primer yang paling berpengaruh.
3) Peran dan Status
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
yang meliputi :
1) Usia dan tahapan siklus hidup. Seseorang membeli barang dan
jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi ini juga
dibentuk oleh siklus hidup keluarganya.
2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola
konsumsinya. Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan
produknya untuk kelompok pekerjaan tertentu.
3) Keadaan ekonomi.Pilihan produk sangat berpengaruh oleh
keadaan ekonomi sekarang.
4) Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan dari seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya.
5) Kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor Psikologis
Pilihan seseorang untuk membeli dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama, yaitu:
58
1) Motivasi, merupakan alasan yang mendasari seseorang untuk
melakukan suatu tindakan.Semakin kuat motivasi seseorang
maka semakin besar keinginan orang tersebut untuk melakukan
suatu tindakan.
2) Persepsi adalah proses bagaimana individu memilih
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan serta
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki
arti. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak.
Sementara itu, bagaimana seseorang itu bertindak akan
dipegaruhi oleh persepsinya atas suatu situasi tertentu. Persepsi
ini berhubungan dengan kondisi lingkungan sekitar dan keadaan
individu yang bersangkutan.
3) Pengetahuan. Pada saat sseseorang bertindak maka orang
tersebut belajar. Belajar merupakan perubahan perilaku
seseorang individu perubahan yang bersumber dari pengalaman.
4) Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif
tentang suatu hal yang dianut oleh seseorang. Sedangkan sikap
adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan
tindakan atau beberapa objek atau gagasan.
59
B. Penelitian Terdahulu
Berikut daftar penelitian terdahulu, sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO JUDUL
(PENELITI)
VARIABEL METODE
PENELITIAN
HASIL
PENEITIAN
1 Analisis
Pengaruh
Keragaman
Menu, Persepsi
Harga dan
Lokasi terhadap
Minat Beli
Ulang
Konsumen
(studikasus pada
Restoran
Waroeng Taman
Singosari
Semarang)
Rahadian Ali
Oetomo (2010)
Variabel
Bebas :
-Keragaman
Menu
-Persepsi
Harga
-Lokasi
Variabel
Terikat :
-Minat Beli
Regresi Linier
Berganda
Pada uji F
tidak ada
pengaruh
yang
signifikan
dari variabel
independen
yaitu
keragaman
menu (X1),
persepsi
harga (X2),
lokasi (X3),
secara
simultan
terhadap
variabel
dependen
yaitu minat
beli
konsumen
(Y).
2 Pengaruh
Produk,
Pelayanan,
Harga dan
Lokasi terhadap
Kepuasan Tamu
di Hotel JW
Marriot
Surabaya
Nadia Jessica
dan Maria
Istiningsih
(2010)
Varibel
Bebas :
-Produk
-Pelayanan
-Harga
-Lokasi
Variabel
Terikat :
-Kepuasan
Regresi Linier
Berganda
Metode uji t
menyatakan
bahwa
variabel
produk dan
harga artinya
secara parsial
produk dan
harga
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
tamu,
60
Pelanggan
sedangkan
variabel
pelayanan
dan lokasi
secara parsial
pelayanan
dan lokasi
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
tamu.
3 Analisis
Pengaruh
Pelayanan,
Harga, dan
Lokasi terhadap
Pelayanan serta
dampaknya pada
Loyalitas
Pelanggan
Convenience
Store 7-Eleven
UIN Ciputat
Diyan Ningsih
(2013)
Variabel
Bebas :
-Pelayanan
-Harga
-Lokasi
Variabel
Terikat :
-Pelayanan
-Loyalitas
Pelanggan
Analisis
Jalur/Path
Analysis
Berdasarkan
Uji tt
menyatakan
bahwa
pelayanan
berpengaruh
terhadap
kepuasan
pelanggan.
Berdasarkan
probabilitas
menyatakan
koefisien
pelayanan
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
pelanggan.
Berdasarkan
analisis jalur
disimpulkan
bahwa
koefisien
harga
berpengaruh
terhadap
kepuasan
pelanggan.
4 Lokasi,
Keberagaman
Produk, Harga,
iklan dan
Variabel
Bebas :
-Lokasi
SEM Lokasi
keberagaman
produk harga
iklan dan
61
Kualitas
Pelayanan
Pengaruhnya
terhadap Minat
Beli pada Pasar
Tradisional
Bersehati Calaca
Hendra Fure
(2013)
-
Keberagaman
Produk
-Harga
Variabel
Terikat :
-Kualitas
Pelayanan
kualitas
pelayanan
secara
bersama
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli
pada pasar
tradisional
bersehati
Calaca.
5 Impact of
Service Quality,
Trust and
Costumer
Satisfaction and
Costumer
Loyalty (2009)
Mohammad
Muzahidin
Akbar and
Noorjahan
Parvez
Sumber:
http:///www.jour
nal.au.edu/abac_
journal1/2009/ja
n09/article02Jan
Apr2009.pdf
-Sevice
Quality
-Trust
-Costumer
Satisfaction
-Costumer
Loyalty
SEM Hasil
penelitian
secara
keseluruhan
bahwa
kualitas
pelayanan
dan kepuasan
konsumen
saling
berhubungan
dengan
terciptanya
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
terhadap
perusahaan
menciptakan
konsumen
menjadi loyal
terhadap
perusahaan.
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, artinya bahwa penelitian ini akan mengungkapkan
kenyataan yang ada dan terjadi di lapangan, dan ditegaskan melalui
pendeskripsian secara kuantitatif.
Pemilihan metode deskriptif ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
penelitian ini menitikberatkan pada penjelasan objek penelitian yang dikaji
secara mendalam dan apa adanya, sehingga diperoleh gambaran atau
deskriptif secara sistematis dan komprehensif mengenai fakta-fakta,
fenomena-fenomena, dan sifat-sifat dari objek yang diteliti.
Penelitian ini juga menggunakan metode kuasalitas yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel
lainnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan
yang menggunakan semua metoda pengumpulan data original, seperti
63
hasil wawancara dan observasi langsung pada objek yang diteliti.
Dengan kata lain, sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.1
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara
menyebar kuisioner secara langsung kepada mahasiswi angkatan 2013
UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Dengan kata lain, data sekunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari objek penelitian2.
Data sekunder diperoleh dari data yang tidak langsung seperti melalui
web, referensi, dan jurnal.
C. Desain Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.3
1 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 20 2 Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat. 3 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 80
64
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi penelitian ini adalah mahasiswi UIN
Syarifhidayatullah Jakarta yang menggunakan bedak wardah dan
pernah menggunakan wardah.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Fakultas Jumlah
1. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 10 orang
2. Adab dan Humaniora 10 orang
3. Ushuludin 10 orang
4. Dakwah dan Komunikasi 10 orang
5.
Syariah dan Hukum 10 orang
6. Ekonomi dan Bisnis 10 orang
7. Sains dan Teknologi 10 orang
8. Dirasat Islamiyah 10 orang
9. Psikologi 10 orang
10. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 10 orang
11. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 10 orang
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
Sumber: Mahasiwi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Agustus 2016
b) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti
oleh peneliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
65
dimiliki oleh populasi tersebut4. Dalam teknik pengambilan sampel ini
penulis menggunakan teknik purposive sampling . Purposive sampling
adalah tekik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu5. Dari
pengertian diatas penulis dapat memilih responden yang bersangkutan,
dimana dan kapan saja dengan menentukan karakterisktik dan sifat-
sifat yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan
memiliki ketentuan.
Sampel menurut ismiyanto adalah sebagian dari totalitas
subjek penelitian atau sebagian populasi yang diharapkan dapat
mewakili karakteristik populasi yang penetapannya dengan teknik-
teknik tertentu dikemukakan dalam Sugiyono, bahwa ukuran sampel
yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 5006.
Sugiyono (2008) Mengemukakan, Sampel adalah “bagian
dari populasi (contoh) untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan
dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat
mewakili (representative) terhadap populasinya” oleh karena itu
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel total atau
sampling jenuh seperti yang diungkapkan oleh bahwa “sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel”. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta angkatan 2013 yang para
4 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 81 5 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 85 6 S Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal 90
66
mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, berjenis kelamin
perempuan, berumur 19-22 tahun, pernah membeli atau sedang
menggunakan produk bedak Wardah. Karena keterbatasan waktu dan
dana penulis hanya mengambil sampel sebanyak 110 sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya7.
Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (independent variable) atau X adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya
variabel terikat (dependent variable)8. Dalam penelitian ini variabel
independen ditetapkan sebanyak 3 variabel yaitu :
a) Produk (X
b) Persepsi Harga (X
c) Iklan (X
2. Variabel terikat (dependent variable) atau Y, adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas9, variabel Y yaitu Minat Beli.
7 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 38 8 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 39 9 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 39
67
Tabel 3.2
Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Kualias Produk (X1)
Menurut Kotler &
Amstrong (2012; 248),
produk adalah segala
sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar
agar menarik perhatian,
akuisisi, penggunaan
atau konsumsi yang
dapat memuaskan
sesuatu keinginan atau
kebutuhan. Produk
mencakup barang-barang
yang berwujud
(tangible).
1. Fitur
produk
2. Kesesuaian
dengan
spesifikasi
3. Keindahan
4. Kualitas
yang
dipersepsik
an
1. Terjamin
kehalalannya
2. Terjamin
keamanannya
3. Produk yang
bermanfaat
4. Kualitas yang
tinggi
Skala Likert
1-5
Persepsi Harga (X
Definisi harga menurut
Philip Kotler (2002
dalam Hendra Fure
2012:9) 10
adalah “price
is the amount of money
charged for a product or
service. More broadly,
price is the sum of all the
value that consumers
exchange for the benefits
of having or using the
product or service”.
Harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan
untuk sebuah produk
atau jaa. Secara lebih
luas, harga adalah
keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen
untuk mendapatkan
1.Keterjangkau
an harga
2.Kesesuaian
harga dengan
kualitas
produk
3.Daya saing
harga
4. Kesesuaian
harga dengan
1. Harga yang
terjangkau
2. Harga sesuai
dengan
kualitas
produk
3. Harga dapat
bersaing
dengan produk
lain
4. Harga dapat
bersaing
Skala Likert
1-5
10
Hendra Fure (2013). Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya terhadap Minat Beli pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca di akses 17 Juni 2016
68
keuntungan dari
kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa.
manfaat
Iklan (X3)
Menurut Sandra
Moriarty, Nancy
Mitchell, dan William
Wells (2011:6) iklan
adalah jenis komunikasi
pemasaran yang
merupakan istilah umum
yang mengacu kepada
semua bentuk teknik
komunikasi yang
digunakan pemasar
untuk menjangkau dan
menyampaikan pesan
kepada konsumennya.
1. Voice
2. Musik
3. Words
4. Picure
5. Color
6. Movement
1.Pengucapan kata -
kata
2. musik yang
diperdengarkan
3. tulisan yang
ditayangkan
4. gambar yang
ditayangkan
5. warna dalam
tayangan
6. gerakan dalam
tayangan
Skala Likert
1-5
Minat Beli (Y)
Minat beli adalah
sesuatu model sikap
seseorang terhadap objek
barangnya yang sangat
cocok dalam mengatur
sikap terhadap golongan
produk, jasa, atau merek
tertentu (Kanuk,
2007:228)
1. Kualitas
produk yang
ditawarkan
2. Harga
terjangkau
3. Kepuasan
konsumen
4. Minat beli
ulang
5. Merekomenda
sikan produk
Skala Likert
1-5
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pembahasan data yang
digunakan untuk penelitian, anatara lain:
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Suatu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku – buku
wajib, artikel serta informasi mengenai objek penelitian. Definisi melalui
buku – buku wajib yang dipergunakan untuk menyusun landasan teori.
69
b. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini data dikumpulkan langsung melalui
objeknya, yaitu:
c. Kuesioner
Kuesioner (daftar pertanyaan) dilakukan dengan mengajukan
daftar pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada
responden11
. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala likert yang
menggunakan metode skoring sebagai berikut : Angka 1 menunjukan
bahwa responden tidak mendukung terhadap pernyataan yang diberikan.
Sedangkan angka 5 menunjukan bahwa responden mendukung terhadap
pertanyaan yang diberikan. Sebelum kuesioner digunakan untuk
pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba
kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan
karakteristik populasi.
F. Metode Analisis Data
a. Uji Validitas
Digunakan untuk menguji apakah kuesioner tersebut valid atau
tidak. Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner mampu menunjukan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner
tersebut. Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
11
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2008). Hal 142
70
masing–masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur
dengan asumsi :
Jika nilai r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.
Jika nilai r hitung < r tabel maka kusioner dinyatakan tidak valid.
Dalam uji validitas dapat menggunakan SPSS (Statistical Product
and Service Solution) versi 22 dan dapat pula digunakan rumus teknik
korelasi product moment (Umar, 2003)12
.
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antar skor
masing – masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin
diukur yaitu menggunakan Coefficient Correlation Pearson dalam SPSS.
Jika nilai signifikansin (P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang
signifikan.
b. Uji Reliabilitas
Digunakan untuk menguji tingkat kehandalan kuesioner.
Kuesioner yang reliabel apabila di uji secara berulang – ulang akan
diperoleh hasil yang relatif sama, maka aspek yang diukur tidak berubah.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus
Cronbach Alpha13
.
Jika nilai Cronbach Alpha>0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel.
12
Husein. Umar, Metode Riset Akuntasi Terapan (Jakarta : Ghalia Indonesia, Cetakan
Pertama, 2003). Hal.105 13
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008) hal.173-174
71
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS Melalui 3 tahapan, yaitu:
a. Editing, Pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulkan
karena data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis dan
meragukan, untuk itu editing merupakan suatu upaya untuk pengecekan
dalam penelitian ini.
b. Verirying, yaitu pengecekan terhadap program komputer.
c. Tabulating, membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
H. Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif dan Metode Regresi Berganda
Metode pengolahan data dalam skripsi ini menggunakan metode
statistik deskriptif dan analisis regresi berganda :
1) Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif yaitu suatu metode analisis
dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan,
dan dianalisis sehingga akan membeikan gambaran yang jelas
mengenai variabel dan masalah yang sedang diteliti. Metode yang
diambil dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Likert,
dimana setiap pernyataan mengandung lima alternatif jawaban.
72
Bentuk pernyataan telah disusun menggunakan metode pengukuran
Likert yang diberi skor sebagai berikut14
:
Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Kurang Setuju (KS) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat
Setuju mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari
Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari Ragu-Ragu15
.
I. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi
normal16
. Model regresi yang baik seharusnya memiliki distribusi yang
normal atau mendekati normal. Asumsi yang digunakan dalam uji
normalitas adalah :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
14
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 133 15
Imam, Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”
(Semarang : UNDIP). H.47 16
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, (Semarang: Badan penerbit-Undip:2013)h. 160
73
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi
antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak
terdapat korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan Variance Inflaction Factor (VIF) dengan asumsi
sebagai berikut :
Jika nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi
Multikolinieritas.
Jika nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka terjadi
Multikolinieritas.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain. Jika variance residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut Homoskedastistas. Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistas. Untuk
menguji adanya heteroskedastistas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikatnya (ZPRED) dengan residualnya
74
(SPRESID). Jika terdapat pola tertentu (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka terjadi Heteroskedastistas. Namun apabila
tidak ada pola serta titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastistas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Penyimpangan asumsi ini biasanya
muncul pada observasi yang menggunakan time series. Untuk
mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (DW test)17
.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
otokkorelasi. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1) Angka DW>dU, maka tidak ada otokorelasi.
2) Angka DW<dL, maka terjadi otokorelasi.
3) Angka DW diantara dL dan dU (Dl<DW<dU), maka tidak dapat
dideteksi apakah terjadi otokorelasi atau tidak.
e. Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis
17
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008) hal.. 110-111
75
regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara
keragaman menu, persepsi harga, dan lokasi terhadap minat beli
konsumen. Persamaan regresi dapat dirumuskan :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Y = Minat Beli
X1 = Kualitas Produk
X2 = Persepsi Harga
X3 = Iklan
β 1 = Koefisien regresi variabel Kualitas Produk
β 2 = Koefisien regresi variabel persepsi harga
β 3 = Koefisien regresi variabel iklan
α = Konstanta
e = Error
J. Uji Hipotesis
a. Uji signifikansi parameter individual (Uji t)
Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.Tingkat
signifikansi masing-masing variabel adalah 0,0518
.
18
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, (Semarang: Badan penerbit-Undip:2013)h.99
76
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Apabila t tabel > t hitung, maka Hο diterima dan Ha ditolak.
2) Apabila t tabel < t hitung maka Hο ditolak dan Ha diterima.
Hipoteis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hο : β1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada
kualitas produk terhadap variabel dependen minat beli.
Hο : β1 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel independen kualitas produk terhadap variabel dependen
minat beli.
Hο : β2 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada harga
terhadap variabel dependen minat beli.
Hο : β2 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel independen iklan terhadap variabel dependen minat beli.
Hο : β3 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada iklan
terhadap variabel dependen minat beli.
Hο : β3 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel independen iklan terhadap variabel dependen minat beli.
b. Uji kelayakan model (Uji F)
Uji statistik F menunjukan apakah variabel independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk, harga dan iklan terhadap minat beli produk Pengujian
77
dilakukan dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel yang
memiliki signifikan sebesar 0,05.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hο : βi = 0, artinya variabel-variabel independen tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen.
Hο : βi > 0, artinya variabel-variabel independen mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Apabila profitabilitas signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Apabila profitabilitas signifikan < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel,
Apabila F tabel > F hitung maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Apabila F tabel < F hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Koefisien Determinasi ( )
Koefisiensi determinasi digunakan untuk mengetahui sampai
seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi antara nol sampai satu. Semakin
besar nilai koefisien determinasi berarti kemampuan variabel-variabel
independen X1 yaitu kualitas produk, X2 harga dan x3 iklan dalam
menjelaskan variasi variabel dependen yaitu Y minat beli juga sem akin
baik19
.
19
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, (Semarang: Badan penerbit-Undip:2013)h.97
78
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28
Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru
berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun
2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat
Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri
melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan
sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara yang baik. PT Pusaka
Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi perawatan
rambut. Pada tahun 1987, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan
rambut dengan merk Ega yang dipasarkan ke salon-salon. Kemudian lahir
produk Putri yang sampai sekarang masih diproduksi.
Tahun 1985-1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan
pesat. Mulai dari Jabotabek, produknya mulai menyebar dan bersaing
langsung dengan produk lama yang telah eksis. Mulai tahun 1990, produk
salonnya dapat bersaing dengan produk eksis. Pada bulan Desember 1990, PT
Pusaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik produksi di Kawasan Industri Cibodas
Tangerang. Pendirian pabrik yang baru ini bertujuan untuk menambah
kapasitas produksi yang terus meningkat.
79
Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun,
belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang
kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun
1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu
penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata
rias (decorative).
Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup.
Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat
kali lipat. PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat
pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama
empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI
mengalami perkembangan kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut
melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan
dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan
pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang
memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program
promosi dan membina tim promosi.
Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good
Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik
(CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760
pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan
pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI sampai
80
dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Saat ini perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia1.
B. Visi Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus
berkembang di berbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik
dari hari kemarin.
2. Misi
a) Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapaianya kepuasan
pelanggan.
b) Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang
berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui
program pemasaran yang baik.
c) Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.
d) Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan
berinovasi demi kepuasan pelanggan.
e) Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.
1http://asihrahmawati1025.blogspot.co.id/2013/02/pt-paragon-technology-and-
innovation_2575.html
81
C. Struktur Organisasi
Pabrik PT Paragon Technology and Innovation dipimpin oleh seorang
komisaris yang membawahi seorang direktur utama. Komisaris bertanggung
jawab kepada pemegang saham serta mengawasi segala pelaksanaan
kebijakan perusahaan, mengambil segala pelaksanaan kebijakan perusahaan,
mengambil segala keputusan berkenaan dengan persoalan dan masalah
penting yang dihadapi perusahaan. Direktur utama bertanggung jawab kepada
komisaris. Posisi ini membawahi manajer operasional, manajer produk,
manajer keuangan dan manajer marketing. Manajer operasional membawahi
beberapa bagian/departemen yaitu purchasing (pembelian), bagian logistik,
bagian QAS (Quality Assurance and Safety), bagian QCL (Quality Control),
bagian produksi, INL (Innovation and Lean), MAI (Maintenance), PPIC
(Product Planning and Inventory Control), MRE (Management
Representative), Business Solution (BSN), Distribution Center (DC),
koordinator halal internal, legal dan tim IT (teknologi informasi). Sedangkan
manajer produk membawahi tim Product and Development (Prodev) serta tim
Research and Development (R&D), manager marketing membawahi Business
Development, tim art, marketing, GIP.
D. Lokasi
PT Paragon Technology and Innovation melaksanakan proses
produksi kosmetikanya di pabrik yang terletak di Kawasan Industri Jatake,
Jalan Industri Raya IV Blok AG No 4 Tangerang. Pabrik tersebut memiliki
luas keseluruhan 5000 m2 dan gudang seluas 1500 m2. Sedangkan untuk
82
pemasaran sekaligus kantor pusat berada di Kawasan Jakarta Selatan. Lokasi
kantor pusat dan pemasaran PT. Paragon Technology and Innovation ini
menjadi satu dengan gudang produk jadi. Kantor ini berada di Jl. Swadharma
Raya, Kampung Baru III no. 60, Jakarta Selatan. Kompleks perkantoran ini
menggunakan lahan seluas 700 M, luas bangunan sebesar 270 m, diisi dengan
ruang administrasi, kantor direksi, gudang produksi barang jadi, gudang
bahan baku dan kemasan, serta sebuah musholla.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang
menggunakan produk wardah sebanyak 110 orang dengan sebaran data
sebagai berikut :
a) Karakteristik Respoden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 19 tahun 29 26.4 26.4 26.4
20 tahun 20 18.2 18.2 44.5
21 tahun 27 24.5 24.5 69.1
22 tahun 29 26.4 26.4 95.5
> 22 tahun 5 4.5 4.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
Sumber data : Data diolah, 2016
83
Pada tabel 4.1 memperlihatkan data responden berdasarkan usia,
diketahui bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari responden
yang berusia 19 tahun 29 orang (26.4%), responden berusia 20 tahun
sebanyak 20 orang (18.2%), responden berusia 21 tahun sebanyak 27
orang (24.5%), responden yang berusia 22 tahun sebanyak 29 orang
(26.4%) dan responden yang berusia > 22 tahun sebanyak 5 orang
(4.5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa usia mahasiswa UIN yang
menggunakan produk wardah adalah responden yang berusia 19-22
tahun.
b) Karakteristik Respoden Berdasarkan Uang Saku
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 500ribu-750 ribu 32 29.1 29.1 29.1
750 ribu-1,5 juta 32 29.1 29.1 58.2
1,5 juta-2,5 juta 28 25.5 25.5 83.6
2,5 juta-3,5 juta 14 12.7 12.7 96.4
>3,5 juta 4 3.6 3.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
Sumber data : Data diolah, 2016
Pada tabel 4.2 memperlihatkan data responden berdasarkan uang
saku, diketahui bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari
84
responden yang berusia 500 ribu-750 ribu (29.1%), responden berusia
750 ribu – 1,5 juta sebanyak 32 orang (29.1%), responden berusia 1,5
juta-2,5 juta sebanyak 27 orang (25,6%), responden yang berusia 2,5
juta-3,5 juta sebanyak 14 orang (12.7%) dan responden yang berusia >
3.5 juta sebanyak 4 orang (3.6%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata
uang saku mahasiswa UIN yang menggunakan produk wardah adalah
uang saku sebesar 500 ribu-1.5 juta.
2. Uji Validitas dan Uji Realibilitas
a) Uji Validitas
Digunakan untuk menguji apakah kuesioner tersebut valid
atau tidak. Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner mampu menunjukan sesuatu yang akan
diukur dalam kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan
melihat korelasi antara skor masing–masing item dalam kuesioner
dengan total skor yang ingin diukur dengan asumsi :
Jika nilai r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.
Jika nilai r hitung < r tabel maka kusioner dinyatakan tidak
valid.
Berikut ini adalah uji validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Kualitas Produk, Harga dan Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen
Rtabel rhitung Keterangan
q1 .374 .807 Valid q2 .374 .847 Valid q3 .374 .692 Valid q4 .374 .840 Valid q5 .374 .702 Valid
85
q6 .374 .645 Valid q7 .374 .731 Valid q8 .374 .842 Valid q9 .374 .794 Valid q10 .374 .793 Valid q11 .374 .700 Valid q12 .374 .862 Valid q13 .374 .757 Valid q14 .374 .834 Valid q15 .374 .812 Valid q16 .374 .778 Valid q17 .374 .880 Valid q18 .374 .752 Valid q19 .374 .802 Valid q20 .374 .641 Valid q21 .374 .655 Valid q22 .374 .751 Valid
DF = N-4 = 30-4 = 26 Rtabel = 0,374
Sumber : Data diolah, 2016
Dari hasil analisa pada tabel 4.3, data mengenai Instrumen
kualitas produk, harga dan iklan terhadap minat beli konsumen
diperoleh dari responden yaitu mahasiswi angkatan 2013 yang
menggunakan produk wardah sebanyak 110 responden, skala terdiri
dari 22 item pernyataan dan untuk perhitungan validitas digunakan
rumus pearson product moment dengan bantuan SPSS 22.0 dan
menggunakan taraf signifikan 5 % dengan nilai rtabel = 0,374 setelah
diuji validitasnya diperoleh hasil bahwa tidak satupun pertanyaan
tersebut yang memiliki nilai korelasi negatif dan hasil analisis
tersebut menunjukan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel (0,374), maka
dapat disimpulkan bahwa konstruk variabel diatas adalah valid.
b) Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan reliabel
86
jika jawaban seseorang terhadap kuesioner stabil dari waktu ke
waktu. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach.
Kriteria reliabilitas yang digunakan adalah apabila nilai hasil hitung
uji reliabilitas lebih atau sama dengan 0,6.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas Kualitas Produk, Harga dan Iklan
Terhadap Minat Beli Konsumen
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 110 100.0
Excludeda 0 .0
Total 110 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.971 22
Sumber : Data diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha
pada taraf kesalahan 5% dengan n = 110 responden diperoleh harga
rtabel = 0,374. Karena koefisien reliabilitas dari ketiga variabel
tersebut lebih besar dari nilai rtabel, dan lebih dari 0,6 maka kuesioner
dapat dinyataan reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan
data penelitian.
87
c) Hasil Data
1. Statistik Deskriptif
Jumlah karyawan yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini adalah sebesar 110 sampel. Sampel tersebut terdiri dari
kualitas produk (X1), Harga (X2), dan Iklan (X3) terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Analisis statistik deskriptif seperti pada tabel 4.5
menunjukkan nilai minimum dan maksimum dari masing-
masing variabel. Nilai Minimum merupakan nilai terendah
untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan
nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai Mean
merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang diteliti.
Standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam
penelitian yang mencerminkan data tersebut heterogen atau
homogen yang sifatnya fluktuatif.
Tabel 4.5
Statistic Deskriptif Kualitas Produk, Harga dan Iklan
Terhadap Minat Beli Konsumen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kualitasproduk 110 2.00 5.00 3.8273 .84772
harga 110 2.00 5.00 3.8773 .91606
iklan 110 2.00 5.00 3.8530 .92610
minatbeli 110 2.00 5.00 3.9491 .86796
Valid N (listwise) 110
Sumber : Data diolah, 2016
88
Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 4.5 diatas dapat
diketahui bahwa n atau jumlah data pada setiap variabel yaitu 110
responden yang berasal dari sampel mahasiswi UIN SYarif
Hidayatullah Jakarta. Masing-masing variabel akan dijabarkan sesuai
dengan data pada tabel 4.5 sebagai berikut:
a. Kualitas Produk
Pada tabel 4.5 diatas, variabel kualitas produk mempunyai nilai
mean 3.8273 dan standar deviasi (std devition) sebesar 0.84772.
hal ini berarti bahwa nilai mean lebih besar daripada standar
deviasi, sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang baik.
Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan
yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil
yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimal
kualitas produk sebesar 2.00 dan nilai maksimumnya 5.00.
b. Harga
Pada tabel 4.5 diatas, variabel harga mempunyai nilai mean
3.8773 dan standar deviasi (std devition) sebesar 0,91606 hal ini
berarti bahwa nilai mean lebih besar daripada standar deviasi,
sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang baik. Sebab standar
deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat
tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang
normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimal harga
sebesar 2.00 dan nilai maksimumnya 5.00
89
c. Iklan
Pada tabel 4.5 diatas, variable iklan mempunyai nilai mean
3.8530 dan standar deviasi (std devition) sebesar 0.92610 hal ini
berarti bahwa nilai mean lebih besar daripada standar deviasi,
sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang baik. Sebab standar
deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat
tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang
normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimal iklan sebesar
2.00 dan nilai maksimumnya 5.00.
d. Minat Beli
Pada tabel 4.5 diatas, variabel minat beli konsumen mempunyai
nilai mean 3.9491 dan standar deviasi (std devition) sebesar
0.86796 hal ini berarti bahwa nilai mean lebih besar daripada
standar deviasi, sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang
baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan
penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data
menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.
Nilai minimal minat beli konsumen sebesar 2.00 dan nilai
maksimumnya 5.00.
d) Uji Asumsi Klasik
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk, harga, iklan dan minat beli konsumen dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini penulis
90
menggunakan program SPSS vers 22.0, dimana variabel independen
(X1) adalah kualitas produk, (X2) adalah harga, (X3) adalah iklan
dan variabel dependen (Y) adalah minat beli konsumen.
e) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel, pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji statistik dengan parametrik Kolmogrorov-Smirnow
test (K-S) dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 22 for
windows, hasil olah data terlihat seperti grafik dibawah ini:
Gambar 4.1. Diagram Normal Probability
Sumber : Data diolah, 2016
Dari hasil perhitungan uji asumsi normalitas melalui Normal
Probability P-P Plot dapat diketahui bahwa data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga
91
keseluruhan data tersebut dinyatakan memiliki distribusi normal atau
memiliki sebaran data yang normal.
f) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah
ada korelasi di antara variabel independen yang satu dengan yang
lainnya. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil
pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) Kualitasproduk .139 7.206
harga .111 9.043
iklan .280 3.574
Sumber : Data diolah, 2016
Dari hasil perhitungan table 4.6 tersebut menunjukkan bahwa
semua variabel bebas yang memiliki tolerance lebih dari 0,1 (>0,1)
dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas dalam
model regresi.
g) Uji Asumsi Heteroskedastistas melalui Scatter Plot
Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dan secara
ringkas dapat ditunjukkan dalam gambar berikut ini.
92
Sumber : Data diolah, 2016
Gambar 4.2
Diagram Pencar (Scatter Plot)
Dasar analisa uji heteroskodesitas dengan grafik plot adalah
jika titik dalam grafik tersebar (tidak membentuk pola) maka tidak
terjadi heteroskodesitas. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat
bahwa titiktitik yang ada tidak membentuk pola yang teratur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data dalam penelitian ini
tidak terjadi heteroskodesitas. Artunya dalam fungsi regresi di
penelitian ini tidak muncul gangguan karena varian yang tidak sama.
h) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada pengamatan dengan pengamatan
lain pada model regresi. Model regresi yang baik apabila tidak
terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW test) dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini
93
dapat diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di
konsultasikan dengan table DW.
H0 = tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha = ada autokorelasi (r≠0)
Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .840a .706 .698 .47689 1.907
a. Predictors: (Constant), iklan, harga, kualitasproduk
b. Dependent Variable: minatbeli
Sumber : Data diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson
sebesar 1,907, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel
dengan mengunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 110
dan jumlah variabel bebas 3, maka ditabel Durbin Watson akan
didapatkan nilai dl = 1,72 dan du = 1,63 maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson diantara
du (1,72) dan – du (1,63). Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. Artinya baha variabel
independent dalam penelitian ini tidak terganggu atau terpengaruhi
oleh variabel penggangu
94
i) Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi bermaksud menguji hubungan fungsional
yang terjadi antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen. Hal ini dimaksuskan agar dapat diketahui nilai
estimasi variabel dependen yang dihasilkan atas pengaruh variabel
independen. Hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Setelah semua variabel dimasukkan, penyelesaian model
regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan Program SPSS for
Windows Release 22.0 dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Analisis Regresi Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .678 .215 3.151 .002
kualitasproduk .384 .156 .375 2.455 .016
harga .239 .114 .252 2.095 .039
iklan .227 .163 .243 1.398 .165
a. Dependent Variable: minatbeli
Sumber : Data diolah, 2016
Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data
yang ada pada tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut
diperoleh persamaan regresi, Y= 0,678 + 0,384X1 + 0,239 X2 +
0,227X3. Konstanta sebesar 0,678 menyatakan, bahwa jika tidak ada
kualitas produk, harga dan iklan (secara matematika, X1, X2 dan X3
adalah 0) maka besarnya minat beli konsumen adalah 0,678.
95
Nilai koefisien regresi pada variabel-variabel bebasnya
menggambarkan apabila diperkirakan variabel bebasnya naik sebesar
satu unit dan nilai variabel bebas lainnya diperkirakan konstan atau
sama dengan nol, maka nilai variabel terikat diperkirakan bisa naik
atau bisa turun sesuai dengan tanda koefisien regresi variabel
bebasnya.
Koefisien regresi X1 0,384 manyatakan bahwa setiap
penambahan 1 kualitas produk maka akan meningkatkan minat beli
konsumen sebesar 0,384. Koefisien regresi X2 0,239 manyatakan
bahwa setiap penambahan 1 harga maka akan meningkatkan minat
beli konsumen sebesar 0,239 dan koefisien regresi X3 0,227
manyatakan bahwa setiap penambahan 1 iklan maka akan
meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,227.
j) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi
dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen dalam model. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1.
Apabila R2 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variasi variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0, maka variasi dari variabel
dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Kemudian akan disajikan hasil analisis korelasi berganda
yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
96
Tabel 4.9
Pengujian R Square
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .840a .706 .698 .47689
a. Predictors: (Constant), iklan, harga, kualitasproduk
b. Dependent Variable: minatbeli
Sumber : Data diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.9 yakni hasil analisis Rsquare maka
diperoleh angka R sebesar 0,840, hal ini menunjukkan bahwa
kualitas produk, harga dan iklan, memiliki hubungan yang signifikan
dengan minat beli konsumen, sebab nilai R positif dan mendekati 1.
Kemudian nilai R2 (R square) sebesar 0,706 (70,6%), hal ini
menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen
(kualitas produk, harga dan iklan) mampu menjelaskan sebesar
70,6% variasi dari minat beli konsumen.
Kemudian standar error of the estimated adalah suatu ukuran
banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan minat
beli konsumen (Y). Dari hasil analisis regresi maka diperoleh nilai
standar error of the estimated sebesar 0,47689. Hal ini menunjukkan
bahwa banyaknya kesalahan dalam memprediksi minat beli
konsumen dapat ditentukan sebesar 0,47689.
97
k) Uji Hipotesis
a. Uji-F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model
regresi yang digunakan. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi (0,05)
= 5%. Hasil uji F dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 4.10
Uji Koefisien Regresi Ganda secara simultan dengan Uji-F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 58.008 3 19.336 85.023 .000b
Residual 24.107 106 .227
Total 82.115 109
a. Dependent Variable: minatbeli
b. Predictors: (Constant), iklan, harga, kualitasproduk
Sumber : Data diolah, 2016
Dari hasil analisis data diperoleh Fhitung = 85.023, sedangkan
Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,45. Dikarenakan
Fhitung > Ftabel (204.656 > 2,45), maka model regresi yang digunakan
adalah signifikan. Artinya model regresi tentang pengaruh kualitas
produk, harga dan iklan terhadap minat beli konsumen adalah
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa alitas produk, harga dan
iklan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada Bedak Wardah, maka akan berdampak secara
simultan terhadap minat beli konsumen, sebaliknya semakin rendah
98
kualitas produk, harga dan iklan maka minat beli konsumen akan
semakin menurun, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas produk,
harga dan iklan berpengaruh secara simultan terhadap minat beli
konsumen.
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji sejauh mana pengaruh masing-masing
variabel yakni kualitas produk, harga dan iklan terhadap minat
beli konsumen maka digunakan uji signifikan, yakni dengan
membandingkan thitung dan ttabel dari masing-masing variabel yakni
kualitas produk, harga dan iklan terhadap minat beli konsumen
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.11
Uji Koefisien Regresi Ganda secara Parsial dengan Uji-t
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .678 .215 3.151 .002
kualitasproduk .384 .156 .375 2.455 .016
harga .239 .114 .252 2.095 .039
iklan .227 .163 .243 1.398 .165
a. Dependent Variable: minatbeli
Sumber : Data diolah, 2016
99
a. Variabel Kualitas Produk
Hο : β1 ≤0 : kualitas produk tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap minat beli
Hο : β1 > 0 : kualitas produk berpengaruh positif
signifikan terhadap minat beli.
Hasil uji t untuk variabel X1 (kualitas produk) diperoleh
nilai t hitung 2.455 dengan tingkat signifikansi 0,016. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar
1.658. ini berarti t hitung > t tabel serta memiliki nilai probabilitas
yang lebih kecil dari nilai standar, maka dapat dikatakan bahwa
kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat beli produk bedak wardah. Dengan kata lain dapat
disimpulakn bahwa kualitas produk yang semakin baik, akan
mempercepat minat beli produk bedak wadah.
b. Variabel Harga
Hο : β2 ≤0 : harga tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap minat beli
Hο : β2 > 0 : harga berpengaruh positif signifikan
terhadap minat beli.
Hasil uji t untuk variabel X2 (harga) diperoleh nilai t
hitung 2.905 dengan tingkat signifikansi 0,039. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar
1.658. ini berarti t hitung > t tabel serta memiliki nilai probabilitas
100
yang lebih kecil dari nilai standar, maka dapat dikatakan bahwa
harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli
produk bedak wardah. Dengan kata lain dapat disimpulakn
bahwa harga yang semakin sesuai, akan mempercepat minat beli
produk bedak wadah.
c. Variabel Iklan
Hο : β3 ≤0 : iklan tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap minat beli
Hο : β3 > 0 : iklan berpengaruh positif signifikan
terhadap minat beli.
Hasil uji t untuk variabel X1 (iklan) diperoleh nilai t hitung
1,398 dengan tingkat signifikansi 0,016. Dengan menggunakan
batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar 1.658. ini berarti t
hitung > t tabel serta memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil
dari nilai standar, maka dapat dikatakan bahwa kualitas produk
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk
bedak wardah. Dengan kata lain dapat disimpulakn bahwa iklan
yang semakin menarik, dengan bahasa yang mudah dipahami,
akan mempercepat minat beli produk bedak wadah.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan kesimpulan hipotesis dari analisis seperti yang
diuraikan pada bab sebelumnya dan saran. Pada bagian pertama akan dijelaskan
secara ringkas mengenai kesimpulan hasil hipotesis. Pada bagian berikutnya
adalah saran teoritis dan saran praktis. Keterbatasan penelitian merupakan bagian
khusus yang menjelaskan bagian kendala – kendala yang membatasi penelitiani
ini.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga
dan iklan) mempunyai pengaruh positif terhadapa variabel dependen
yaitu minat beli produk bedak wardah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Artinya menurut konsumen, ketiga variabel independen tersebut
dianggap penting ketika akan membeli produk bedak wardah di UIN
Syarif Hidayatulla Jakarta.
2. Berdasarkan pengujian secara simultan, ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa semua variabel (kualitas produk, harga dan iklan)
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
minat beli produk bedak wardah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Hasil pengujian regresi berganda menunjukan bahwa semua variabl
independen (kualitas produk, harga dan iklan) berpengaruh positif
102
terhadap minat beli produk bedak wardah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
dapat diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Perusahaan harus mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk. Misalnya dengan melakukan inovasi varian produk bedak
Wardah seperti untuk professional kit dan lebih banyak warna bedak
Wardah untuk warna kulit konsumen.
2. Perusahaan supaya memberikan iklan yang lebih baik dan kreatif dari sisi
pemasaran, sehingga citra yang didapatkannya pun juga akan semakin
membaik. Manajemen perlu memikirkan iklan melalui media televisi.
Iklan ini dianjurkan dilengkapi dengan kesaksian tentang manfaat setelah
penggunaan produknya dan menggunakan celebrity endorser dari
Indonesia. Sehingga kemungkinan bagi konsumen Indonesia menjadi
percaya dan tidak perlu pikir panjang dalam menggunakan produk
wardah. dalam hal ini, terkait pula dengan peningkatan minat beli
konsumen pada produk wardah.
3. Perusahaan lebih gencar melakukan iklan melalui media televisi dan
internet dengan media ini calon konsumen dapat melihat produk dan
keunggulannya. Untuk mendongkrang penjualan semua varian produk
Wardah. Hendaknya perusahaan mengiklankan semua varian produk
Wardah.
103
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Payne. (2012). Pemasaran Jasa; The Essence of Service Marketing.
Yogyakarta: Andi.
Amir, Deliyanti Oentoro, dkk. (2013). Manajemen Pemasaran Modern.
LaksBang PRESSindo. Yogyakarta. Juli.
Artikel diakses pada 9 Juni 2016 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Harga
Cannon, Joseph P., William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy (2008).
Pemasaran Dasar-pendekatan Manajemen Global. Jakarta: Salemba Empat,
Cravens, David W. (1996). Pemasaran Strategis Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Dergibson Siagian Sugiarto, (2000), Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi
Cet. 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Engel dan Miniard, (1994), Perilaku Konsumen, Jakarta: Bina Putra.
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA,
diakses pada 16 Juni 2016.
Hendra Fure (2013). Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas
Pelayanan Pengaruhnya terhadap Minat Beli pada Pasar Tradisional
Bersehati Calaca di akses 17 Juni 2016
Imam, Ghozali. (2009)“Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 20” (Semarang : UNDIP). H.47
Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga
Kotler, Philip and Gary Amstrong. (2012). Priciples of Marketing Global
14thedition. New Jersey: Prentice. di akses tanggal 12 Juni 2016.
Kotler, Philip dan K.L. Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Hal.10
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,
(Jakarta: Erlangga, 266).
104
Lembaga pengkajian pangan, obat-obatan, dan kosmetik Majelis Ulama
Indosensia diakes dari http://e-lppommui.org diakses pada tanggal 1 Juni
2016.
Lupiyoadi, Hamdani. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Moriarty, Sandra & Nancy Mitchells, William Wells, (2011). Advertising : 8th
Edition. Jakarta:Kencana.
Rahadian Ali Oetomo (2010). Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan
Lokasi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (studikasus pada Restoran
Waroeng Taman Singosari Semarang) diakses tanggal 16 Juni 2016
Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, dan William Wells (2011:6)
Schiffman, leon. And Kanuk, Leslie Lazar. (2005). Perilaku Konsumen (edisi
ketujuh). PT. Indeks, Jakarta.
Sciffman, L.G dan Kanuk, (2004), Perilaku Konsumen, Jakarta:Ghalia Indonesia.
Sofyan Effendi dan Tukiran, Metode Penilitian Survei, Cet.30 (Jakarta :
LP3ES,2012) hal.3
Stevenson, William J. (2005). Operation Management 8th ed.McGraw-Hill h.386
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D., Bandung :
Alfabeta. Hal 20
Swastha, Basu, dan Handoko, Hani, (2007), Manajemen Pemasaran Modern,
Yogyakarta, Liberty. Hal.150
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran (Edisi III). Yogjakarta: Penerbit
Andi.
Tjiptono, Fandy. (2010). Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Jawa Timur:
Bayumedia Publishing. Hal.22
Ujang Sumarwan, (2011), “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya”,
(Bogor: Ghalia Indonesia)
Uma Sekaran, (2006), Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat.
Kepada Yth.
Konsumen
Bedak Wardah
Dengan Hormat,
Dalam Rangka menyelesaikan studi di UIN Syarifhidayatullah Jakarta, saya bermaksud
menyusun skripsi dengan judul Pengaruh Iklan, Harga dan Kualitas Produk terhadap Minat
Beli Produk Bedak Wardah. (Studi kasus pada mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta).
Untuk itu diharapkan para responden dapat memberikan jawaban yang sebenar-
benarnya demi membantu penelitian ini. Atas kesediannya saya ucapkan terima kasih.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Saya,
Farah Lisani
Identitas Responden
Nama :
Fakultas :
Usia : a. 19 Tahun
b. 20 Tahun
c. 21 Tahun
d. 22 Tahun
e. >22 Tahun
Uang saku/ bulan : a. Rp 500.000 – 750.000
b. Rp. 750.000 – 1.500.000
c. Rp. 1.500.000- 2.500.000
d. Rp. 2.500.000 – 3.500.000
e. >3.500.000
nomor responden :
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia!
SS : Sangat setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pertanyaan SS S N TS STS
KUALITAS PRODUK
FITUR PRODUK
1 Produk bedak wardah terjamin kehalalannya
CONFORMANCE TO SPESIFICATION
(KESESUAIAN DENGAN SPESIFIKASI)
2 Produk bedak wardah aman digunakan di semua
jenis kulit
PERFORMANCE (KINERJA)
3 Produk bedak wardah bermanfaat untuk saya
4 Produk bedah wardah cocok untuk kulit saya
5 Produk bedak wardah tidak menimbulkan masalah
pada kulit saya
AESTETHIC (KEINDAHAN)
6 Kemasan produk bedak wardah menarik
PERCEIVED QUALITY (KUALITAS YANG
DIAPRESIASIKAN)
7 kemasan produk bedak wardah mempunyai
kualitas yang tinggi
HARGA
KESESUAIAN HARGA DENGAN KUALITAS
PRODUK
8 Harga bedak wardah yang ditawarkan sesuai
dengan kualitas produk
KETERJANGKAUAN HARGA
9 Harga bedak wardah terjangkau dengan pendapat
saya
KESESUAIAN HARGA DENGAN MANFAAT
10 Harga bedak wardah dapat bersaing dengan produk
lain
DAYA SAING HARGA
11 Harga produk bedak lebih murah dari pada produk
bedak lain
IKLAN
VOICE (SUARA)
12 Suara pengucapan kata-kata dalam iklan Wardah
mampu mengungkapkan pesan dengan baik
MUSIC (MUSIK)
13 Musik iklan Wardah yang diperdengarkan menarik
perhatian
WORDS (KATA-KATA)
14 Tulisan kata-kata pada tayangan iklan Wardah
menarik perharian
PICTURE (GAMBAR)
15 Gabar tayangan iklan Wardah mampu memberikan
informasi pesan iklan dengan baik serta menarik
perhatian
COLOUR (WARNA)
16 Warna dalam tayangan iklan Wardah serasi
MOVEMENT (GERAKAN)
17 Gerakan dalam tayangan iklan Wardah mampu
menduking proses penyampaian pesan dengan baik
MINAT BELI
18 Anda membeli produk wardah karena kualitas yang
ditawarkan bedak wardah
19 Anda berminat membeli karena harga yang
terjangkau
20 Melakukan pembelian ulang produk bedak wardah
21 Saya merasa puas dengan produk bedak wardah
22 Saya akan merekomendasikan produk bedak
wardah kepada kerabat, teman dan orang lain.`
FREQUENCIES VARIABLES=usia uangsaku q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14
q15 q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 22-AUG-2016 18:48:52
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 110
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=usia
uangsaku q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9
q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17 q18
q19 q20 q21 q22
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.02
[DataSet0]
Statistics
usia uangsaku q1 q2 q3 q4 q5
N Valid 110 110 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Statistics
q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12
N Valid 110 110 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Statistics
q13 q14 q15 q16 q17 q18 q19
N Valid 110 110 110 110 110 110 110
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Statistics
q20 q21 q22
N Valid 110 110 110
Missing 0 0 0
Frequency Table
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 19 tahun 29 26.4 26.4 26.4
20 tahun 20 18.2 18.2 44.5
21 tahun 27 24.5 24.5 69.1
22 tahun 29 26.4 26.4 95.5
> 22 tahun 5 4.5 4.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
uangsaku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 500ribu-750 ribu 32 29.1 29.1 29.1
750 ribu-1,5 juta 32 29.1 29.1 58.2
1,5 juta-2,5 juta 28 25.5 25.5 83.6
2,5 juta-3,5 juta 14 12.7 12.7 96.4
>3,5 juta 4 3.6 3.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
q1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 17 15.5 15.5 16.4
netral 6 5.5 5.5 21.8
setuju 49 44.5 44.5 66.4
sangat setuju 37 33.6 33.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
q2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 16 14.5 14.5 15.5
netral 11 10.0 10.0 25.5
setuju 50 45.5 45.5 70.9
sangat setuju 32 29.1 29.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
q3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 23 20.9 20.9 20.9
netral 7 6.4 6.4 27.3
setuju 46 41.8 41.8 69.1
sangat setuju 34 30.9 30.9 100.0
Total 110 100.0 100.0
q4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 17 15.5 15.5 16.4
netral 9 8.2 8.2 24.5
setuju 53 48.2 48.2 72.7
sangat setuju 30 27.3 27.3 100.0
Total 110 100.0 100.0
q5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 23 20.9 20.9 20.9
netral 14 12.7 12.7 33.6
setuju 39 35.5 35.5 69.1
sangat setuju 34 30.9 30.9 100.0
Total 110 100.0 100.0
q6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 21 19.1 19.1 19.1
netral 14 12.7 12.7 31.8
setuju 49 44.5 44.5 76.4
sangat setuju 26 23.6 23.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
q7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 23 20.9 20.9 20.9
netral 8 7.3 7.3 28.2
setuju 47 42.7 42.7 70.9
sangat setuju 32 29.1 29.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
q8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 19 17.3 17.3 18.2
netral 6 5.5 5.5 23.6
setuju 46 41.8 41.8 65.5
sangat setuju 38 34.5 34.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
q9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 22 20.0 20.0 20.0
netral 5 4.5 4.5 24.5
setuju 47 42.7 42.7 67.3
sangat setuju 36 32.7 32.7 100.0
Total 110 100.0 100.0
q10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 22 20.0 20.0 20.0
netral 8 7.3 7.3 27.3
setuju 48 43.6 43.6 70.9
sangat setuju 32 29.1 29.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
q11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 16 14.5 14.5 15.5
netral 8 7.3 7.3 22.7
setuju 54 49.1 49.1 71.8
sangat setuju 31 28.2 28.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
q12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 19 17.3 17.3 17.3
netral 14 12.7 12.7 30.0
setuju 45 40.9 40.9 70.9
sangat setuju 32 29.1 29.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
q13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 25 22.7 22.7 23.6
netral 3 2.7 2.7 26.4
setuju 44 40.0 40.0 66.4
sangat setuju 37 33.6 33.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
q14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 20 18.2 18.2 19.1
netral 8 7.3 7.3 26.4
setuju 46 41.8 41.8 68.2
sangat setuju 35 31.8 31.8 100.0
Total 110 100.0 100.0
q15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 23 20.9 20.9 21.8
netral 13 11.8 11.8 33.6
setuju 42 38.2 38.2 71.8
sangat setuju 31 28.2 28.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
q16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 21 19.1 19.1 19.1
netral 5 4.5 4.5 23.6
setuju 49 44.5 44.5 68.2
sangat setuju 35 31.8 31.8 100.0
Total 110 100.0 100.0
q17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 13 11.8 11.8 12.7
netral 7 6.4 6.4 19.1
setuju 52 47.3 47.3 66.4
sangat setuju 37 33.6 33.6 100.0
Total 110 100.0 100.0
q18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 18 16.4 16.4 17.3
netral 4 3.6 3.6 20.9
setuju 53 48.2 48.2 69.1
sangat setuju 34 30.9 30.9 100.0
Total 110 100.0 100.0
q19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 12 10.9 10.9 11.8
netral 15 13.6 13.6 25.5
setuju 47 42.7 42.7 68.2
sangat setuju 35 31.8 31.8 100.0
Total 110 100.0 100.0
q20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 17 15.5 15.5 15.5
netral 18 16.4 16.4 31.8
setuju 31 28.2 28.2 60.0
sangat setuju 44 40.0 40.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
q21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 17 15.5 15.5 16.4
netral 7 6.4 6.4 22.7
setuju 45 40.9 40.9 63.6
sangat setuju 40 36.4 36.4 100.0
Total 110 100.0 100.0
q22
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 .9 .9 .9
tidak setuju 16 14.5 14.5 15.5
netral 8 7.3 7.3 22.7
setuju 42 38.2 38.2 60.9
sangat setuju 43 39.1 39.1 100.0
Total 110 100.0 100.0
DESCRIPTIVES VARIABLES=q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17
q18 q19 q20 q21 q22
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Notes
Output Created 22-AUG-2016 18:49:04
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 110
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated
as missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=q1 q2 q3
q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13
q14 q15 q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN
MAX.
Resources Processor Time 00:00:00.03
Elapsed Time 00:00:00.03
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
q1 110 1 5 3.95 1.048
q2 110 1 5 3.87 1.024
q3 110 2 5 3.83 1.091
q4 110 1 5 3.85 1.021
q5 110 2 5 3.76 1.108
q6 110 2 5 3.73 1.031
q7 110 2 5 3.80 1.082
q8 110 1 5 3.92 1.085
q9 110 2 5 3.88 1.081
q10 110 2 5 3.82 1.068
q11 110 1 5 3.89 1.008
q12 110 2 5 3.82 1.042
q13 110 1 5 3.83 1.156
q14 110 1 5 3.85 1.091
q15 110 1 5 3.72 1.118
q16 110 2 5 3.89 1.061
q17 110 1 5 4.01 .981
q18 110 1 5 3.92 1.042
q19 110 1 5 3.94 .989
q20 110 2 5 3.93 1.090
q21 110 1 5 3.96 1.066
q22 110 1 5 4.00 1.067
Valid N (listwise) 110
COMPUTE kualitasproduk=MEAN(q1,q2,q3,q4,q5,q6,q7).
EXECUTE.
COMPUTE harga=MEAN(q8,q9,q10,q11).
EXECUTE.
COMPUTE iklan=MEAN(q12,q13,q14,q15,q16,q17).
EXECUTE.
COMPUTE minatbeli=MEAN(q18,q19,q20,q21,q22).
EXECUTE.
RELIABILITY
/VARIABLES=q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17 q18 q19
q20 q21 q22
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 22-AUG-2016 18:52:12
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 110
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7
q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16
q17 q18 q19 q20 q21 q22
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.02
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 110 100.0
Excludeda 0 .0
Total 110 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.971 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
q1 81.22 310.356 .807 .970
q2 81.29 309.694 .847 .969
q3 81.34 313.345 .692 .971
q4 81.31 310.014 .840 .969
q5 81.40 312.517 .702 .971
q6 81.44 316.523 .645 .971
q7 81.36 312.142 .731 .970
q8 81.25 308.022 .842 .969
q9 81.28 309.874 .794 .970
q10 81.35 310.265 .793 .970
q11 81.27 315.209 .700 .971
q12 81.35 308.595 .862 .969
q13 81.34 309.124 .757 .970
q14 81.31 308.142 .834 .969
q15 81.45 308.121 .812 .970
q16 81.27 311.026 .778 .970
q17 81.15 309.875 .880 .969
q18 81.25 312.462 .752 .970
q19 81.23 312.251 .802 .970
q20 81.24 315.265 .641 .971
q21 81.20 315.317 .655 .971
q22 81.16 311.826 .751 .970
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT minatbeli
/METHOD=ENTER kualitasproduk harga iklan
/SCATTERPLOT=(minatbeli ,*ZPRED)
/RESIDUALS NORMPROB(ZRESID).
Regression
Notes
Output Created 22-AUG-2016 18:52:46
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 110
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT minatbeli
/METHOD=ENTER kualitasproduk
harga iklan
/SCATTERPLOT=(minatbeli
,*ZPRED)
/RESIDUALS NORMPROB(ZRESID).
Resources Processor Time 00:00:01.82
Elapsed Time 00:00:01.60
Memory Required 2436 bytes
Additional Memory Required
for Residual Plots 552 bytes
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 iklan, harga,
kualitasprodukb
. Enter
a. Dependent Variable: minatbeli
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .840a .706 .698 .47689
a. Predictors: (Constant), iklan, harga, kualitasproduk
b. Dependent Variable: minatbeli
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 58.008 3 19.336 85.023 .000b
Residual 24.107 106 .227
Total 82.115 109
a. Dependent Variable: minatbeli
b. Predictors: (Constant), iklan, harga, kualitasproduk
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .678 .215 3.151 .002
kualitasproduk .384 .156 .375 2.455 .016
harga .239 .114 .252 2.095 .039
iklan .227 .163 .243 1.398 .165
a. Dependent Variable: minatbeli
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2.3779 4.9282 3.9491 .72951 110
Residual -1.35887 1.44300 .00000 .47028 110
Std. Predicted Value -2.154 1.342 .000 1.000 110
Std. Residual -2.849 3.026 .000 .986 110
a. Dependent Variable: minatbeli
Charts
SAVE OUTFILE='F:\ \skripsi\Untitled1.sav'
/COMPRESSED.