kelompok 26_alas bedak illuminare

80
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit wajah yang bersih dan mulus merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang. Penggunaan kosmetik yang dapat memperbaiki dan memperindah kulit wajah menjadi kebutuhan, khususnya wanita. Kosmetik dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri. Salah satu kosmetik yang sering digunakan untuk memperbaki penampilan adalah alas bedak (foundation). Alas bedak digunakan agar make-up dapat menempel dengan baik dan untuk menutupi cacat/noda pada kulit, serta dapat membuat wajah lebih berkilau. Seiring dengan meningkatnya penggunaan alas bedak, meningkat pula teknologi dan inovasi dalam pembuatan alas bedak untuk menarik perhatian konsumen. Penambahan bahan-bahan seperti mika, untuk memberi efek kulit yang lebih halus dan bercahaya, antioksidan dari bahan alam seperti ekstrak green tea, antiwrinkle dan UV absorbant untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari, merupakan beberapa hal yang dilakukan untuk menarik minat konsumen pada produk alas bedak. 1

Upload: farha-elein-kukihi

Post on 18-Jan-2016

333 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kosmetologi

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kulit wajah yang bersih dan mulus merupakan hal yang

diinginkan oleh setiap orang. Penggunaan kosmetik yang

dapat memperbaiki dan memperindah kulit wajah menjadi

kebutuhan, khususnya wanita. Kosmetik dapat digunakan

untuk memperbaiki penampilan dan meningkatkan rasa

percaya diri. Salah satu kosmetik yang sering digunakan

untuk memperbaki penampilan adalah alas bedak

(foundation). Alas bedak digunakan agar make-up dapat

menempel dengan baik dan untuk menutupi cacat/noda pada

kulit, serta dapat membuat wajah lebih berkilau.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan alas bedak,

meningkat pula teknologi dan inovasi dalam pembuatan alas

bedak untuk menarik perhatian konsumen. Penambahan

bahan-bahan seperti mika, untuk memberi efek kulit yang

lebih halus dan bercahaya, antioksidan dari bahan alam

seperti ekstrak green tea, antiwrinkle dan UV absorbant

untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari,

merupakan beberapa hal yang dilakukan untuk menarik

minat konsumen pada produk alas bedak.

Selain itu, banyak pula berkembang sediaan alas bedak

yang bermacam-macam, mulai dari liquid hingga solid.

Bentuk sediaan solid O/W emulsion dinilai lebih baik

dikarenakan bentuk emulsi lebih mudah diformulasikan

daripada bentuk liquid dan lebih tahan lama daya lekatnya

daripada bentuk padat. Bentuk O/W juga dinilai lebih baik,

karena alas bedak yang berbahan dasar air dapat

1

Page 2: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

menghindari timbulnya jerawat, membuat kulit tidak terlalu

tampak berminyak dan lengket seperti sediaan dengan bahan

dasar minyak.

Berdasarkan penjelasan diatas, kami tertarik untuk

membuat formulasi alas bedak yang aman, stabil, memiliki

‘color trueness’ yang baik, mengandung antioksidan dan UV

absorbant dari bahan alami yang mampu melindungi kulit

dari sinar matahari, serta memberikan tampilan kulit yang

bersih, menyamarkan noda, dan membuat kulit tampak

berkilau.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang kosmetik dekoratif

2. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis alas bedak dan

formulasinya

3. Untuk membandingkan formulasi sediaan dengan sediaan

yang ada di pasaran

4. Untuk mengetahui cara pembuatan alas bedak dan

evaluasinya

2

Page 3: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI KULIT

Kulit merupakan selimut yang meutupi permukaan tubuh dan memiliki

fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan

rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme

biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus

(keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan

suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin

untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba

dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu,

kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar.

3

Page 4: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Gambar 1. Anatomi Kulit

Luas kulit pada manusia rata-rata ±2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika

dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Kulit terbagi atas dua lapisan

utama, yaitu :

1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.

2. Dermis (korium, kutis, kulit jangat).

Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit.

1. Epidermis

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik

karena kosmetik dipakai pada epidermis. Meskipun ada beberapa jenis

kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap penampilan

epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan kemajuan teknologi, dermis

menjadi tujuan dalam kosmetik medik.

Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang

paling tebal berukuran 1 mm, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan,

dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi,

dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit. Struktur kimia dari

sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi protein 27%, lemak 2%, garam

mineral 0,5%, air dan bahan-bahan larut air 70,5%.

a. Lapisan Tanduk (Stratum Corneum)

4

Page 5: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak

mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit

mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein

yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.

Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh

luar. Secara alami, sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit akan

melepaskan diri untuk berregenerasi. Permukaan stratum corneum dilapisi

oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel

asam kulit.

b. Lapisan Jernih (Stratum Lucidum)

Terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis,

jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan

telapak kaki. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan

keratin tipis yang disebut rein’s barrier (szakall) yang tidak bisa ditembus

(impermeable).

c. Lapisan Berbutir-butir (Stratum Granulosum)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar,

berinti mengkerut. Stoughton menemukan bahwa di dalam butir keratohyalin

itu terdapat bahan logam, khususnya tembaga yang menjadi katalisator proses

pertandukan kulit.

d. Lapisan Malphigi (Stratum Spinosum atau Malphigi Layer)

Memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan

oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.

Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.

e. Lapisan Basal (Stratum Germinativum atau Membran Basalis)

Adalah lapisan terbawah epidermis. Di dalam stratum germinativum juga

terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan

5

Page 6: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

fungsinya hanya untuk membentuk pigmen melanin dan memberikannya

kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya. Satu sel melanosit

melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini diberi nama unit melanin

epidermal.

2. Dermis

Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai

bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen

dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan

terbuat dari gelatin mukopolisakarida. Serabut kolagen dapat mencapai 72%

dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak.

Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut,

papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot

penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut

lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis).

B. Pengertian Kosmetik

Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda,

sehingga pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas. Kosmetik

berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias,

mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik indonesia Nomor : HK.03.1.23.12.10.12459 tahun

2010 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika adalah sebagai berikut :

“Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan

pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ

genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki

bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.”

Kosmetik tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu

penyakit dan sebaiknya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun

bila bahan kosmetik tersebut adalah bahan kimia (meskipun berasal dari alam)

6

Page 7: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetik

itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut.

Karena itu, pada tahun 1955 Lubowe menciptakan istilah “Cosmedics” yang

merupakan gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat

mempengaruhi faal kulit secara positif, namun bukan obat.

Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis

kosmetik tertentu. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung bahan

berbahaya yang secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan

kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri.

C. Pembagian Kosmetik

1. Penggolongan kosmetik menurut preparatnya dibagi 13 kelompok, yaitu :

a. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.

b. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.

c. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eyeshadow, dll.

d. Preparat untuk wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll.

e. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll.

f. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll.

g. Preparat make-up, kecuali mata, misalnya bedak, lipstick, dll.

h. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes,

dll.

i. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll.

j. Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dll.

k. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung,

dll.

l. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll.

m. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation,

dll.

2. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan, yaitu :

7

Page 8: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

a. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern

(termasuk diantaranya adalah cosmedics).

b. Kosmetik tradisional :

Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur yang dibuat dari

bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun.

Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet

agar tahan lama.

Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-

benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan

tradisional.

3. Penggolongan menurut kegunaannya bagi kulit, yaitu :

a. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics).

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.

Termasuk di dalamnya :

Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing

cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).

Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya

moisturizing cream, night cream, anti wrinkle cream.

Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan

sunscreen foundation, sunblock cream/lotion.

Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),

misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang

berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).

b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit

sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta

menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self

confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan zat

pewangi sangat besar.

D. Kosmetik Dekoratif

8

Page 9: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Sesungguhnya segala jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih,

pelembab, pelindung, dekoratif (makeup), sampai pengobatan, mempunyai

tujuan yang sama, yaitu memelihara atau menambah kecantikan kulit

(termasuk rambut, kuku, bibir, dan gigi) melalui pembersihan, pelembaban,

dan sebagainya.

Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-

mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-

noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu

menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak

merusak kulit atau sesedikit mungkin merusak kulit.

Dalam kosmetik dekoratif, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat

besar. Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada

kesehatan kulit. Dengan memakai kosmetik dekoratif, seseorang ingin

menyembunyikan kekurangan pada kulitnya atau ingin memberikan

penampilan yang lebih cantik, lebih menarik, kepada dunia luar.

Sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna

yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak

menyebabkan kulit tampak berkilau, dan sudah tentu tidak merusak atau

mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan adneksa lainnya.

Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan

pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eyeshadow,

dan lain-lain.

2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu

lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting

rambut, dan preparat penghilang rambut.

Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peran sangat besar. Zat

warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok, yaitu :

1. Zat warna alam yang larut

9

Page 10: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya

dampak zat warna alam ini pada kulit lebih baik daripada zat warna

sintetis, tetapi kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan

relatif mahal. Misalnya alkalain yaitu zat warna merah yang diekstrak dari

kulit akar alkana (Radix Alcannae), carmine yaitu zat warna merah yang

diperoleh dari tubuh serangga coccus cacti yang dikeringkan, klorofil

daun-daun hijau, henna yang diekstrak dari daun Lawsonia inermis,

carotene yang merupakan zat warna kuning.

2. Zat warna sintetis yang larut

Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzene,

toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal tar lain yang berfungsi

sebagai produk awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini

sehingga sering disebut sebagai zat warna aniline atau coal tar. Sifat-sifat

zat warna sintetis yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah

memberi warna

b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang

larut air untuk emulsi O/W dan yang larut minyak untuk emulsi W/O..

c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut

dalam pH asam, lainnya hanya dalam pH alkalis. Beberapa jenis hanya

memberi warna yang diinginkan dalam pH tertentu, atau tidak stabil

dalam pH tertentu.

d. Kelekatan kepada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna

pada kulit dan rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan yang

berdaya lekat besar, seperti untuk cat rambut, namun terkadang kita

menghindarinya, misalnya untuk sabun.

3. Toksisitas.

Pewarna yang toksis harus dihindari. Tetapi ada derajat keamanannya.

Di Amerika, yang toksis ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu yang

boleh digunakan dalam kosmetik dan makanan, yang hanya boleh

10

Page 11: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

digunakan di dalam kosmetik, dan yang hanya boleh digunakan dalam

kosmetik untuk pemakaian luar saja.

4. Pigmen-pigmen alam

Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat

secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung

pada kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning

oker, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali

tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak-krim dan makeup sticks.

Warnanya tidak seragam, tergantung asalanya, dan pada pemanasan kuat

menghasilkan pigmen warna baru.

5. Pigmen-pigmen sintetis

Saat ini, besi oksida dan oker sintetis sering menggantikan zat warna

alam. Warnanya lebih intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara lain

kuning, coklat sampai merah, dan macam-macam violet. Pigmen sintetis

putih seperti zinc oxide dan titanium dioxide termasuk dalam kelompok zat

pewarna kosmetik yang terpenting. Bismuth carbonate kadang-kadang

digunakan sebagai pigmen putih, sedangkan bismuth oxychloride umum

digunakan untuk warna putih mutiara. Sejumlah senyawa cobalt

digunakan sebagai pigmen sintetis warna biru, khususnya warna cobalt

dan ultramarine. Cobalt hijau adalah pigmen hijau yang kebiru-biruan. Zat

warna asal coal tar daya larutnya dalam air, alkohol, dan minyak rendah

sehingga hanya digunakan dalam bentuk bubuk padat yang terdispersi

halus. Namun, ada juga pigmen sintetis yang tidak boleh dipakai di dalam

preparat kosmetik karena toksis, misalnya cadmium sulfida dan prussian

blue.

6. Lakes alam dan sintetis

Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna yang

larut air dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya

sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga produk akhirnya

menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut dalam air, minyak, atau

pelarut lain. Kebanyakan lakes saat ini dibuat dari zat warna sintetis,

11

Page 12: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

kecuali florentine lake yang diperoleh dari presipitasi carmine dan brasilin

(zat warna dari sayuran) di dalam aluminium hidroksida. Lakes yang

dibuat dari zat warna asal coal tar lebih cerah dan lebih kompatibel dengan

kulit. Substrat paling umum adalah zinc oxide, aluminium hidroksida,

aluminium phosphate, barium phosphate, barium sulfate, magnesium

carbonate, alumina hydrate, dan kaolin.

E. Alas Bedak (Foundation)

Jika digunakan langsung pada kulit yang tidak diapa-apakan terlebih

dahulu, bedak bubuk (loose powder) tidak akan menempel dengan baik.

Hanya selapis tipis powder yang akan tertinggal pada kulit dan itu pun tidak

akan bertahan lama. Adhesi powder itu dapat diperbaiki jika sebelumnya kulit

diolesi foundation cream yang akan membuat powder akan bertahan lebih

lama. Ada 4 bentuk dari alas bedak, yaitu :

1. Anhydrous Foundation Make-up

2. Solid Make-up Cream, O/W Type

3. Liquid Make-up

4. Pancake Make-up.

1. Anhydrous Foundation Make-up

Produk ini terdiri dari suatu suspensi bahan-bahan dasar powder di dalam

suatu masa tiksotropik dari campuran lemak/lilin/minyak. Bentuknya mirip

lipstik, hanya lebih lembut dan harus diformulasikan agar hanya

meninggalkan lapisan sangat tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit. Ada

dua macam bentuk produk ini:

a. Lunak, yang dikemas dalam botol atau tabung

b. Keras dalam bentuk stick.

Bahan powder terpenting di dalam foundation make-up adalah titanium

dioxide, yang umumnya lebih disukai daripada zinc oxide. Suatu efek

penutupan kulit yang baik diperoleh dengan titanium dioxide yang jumlahnya

jauh lebih sedikit daripada zinc oxide. Sedikit bahan powder lain juga

12

Page 13: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dimasukkan sebagai tambahan bagi pigmen-pigmen putih dan pigmen

kemerahan (dan mungkin sedikit lakes).

2. Solid Make-up Cream, O/W Type

Dalam prinsipnya, krim ini terdiri dari vanishing cream yang dicampur

dengan powder. Tapi tidak semua vanishing cream dapat diubah menjadi

makeup cream, karena bahan-bahan powder sering menyebabkan

ketidakstabilan emulsi dengan mengabsorbsi sebagian dari lemak-lemak atau

emulgator atau menutupi permukaannya.

3. Liquid Make-up

Sejak pertama kali kemunculannya, liquid makeup langsung memperoleh

popularitas yang hebat. Bersama liquid emulsified rouges, liquid makeup

merupakan kosmetik dekoratif yang paling umum dan mudah digunakan.

Komposisi liquid makeup agak rumit, antara lain terdiri dari minyak-

minyak (mineral oil, isopropyl myristate, lanolin, propylene glycol, silicone

oil) surfaktan yang berfungsi ganda, yaitu sebagai emulgator dan dispersing

agent, pengental (thickening agent, misalnya bentonit), humektan, dan terakhir

harus mengandung air, pengawet, dan parfum.

Sifat-sifat yang diharapkan pemakai liquid makeup antara lain, yaitu daya

menutup kulit tidak terlalu kuat tetapi juga tidak terlalu lemah, mewarnai kulit

wajah dengan berbagai rona warna, setelah makeup dibersihkan tidak ada sisa

warna seperti pada lipstik, memiliki sifat pelembab kulit, stabil, tidak berubah

warna walau lama disimpan.

4. Pancake Make-up

Ini adalah jenis foundation makeup yang menarik. Penampakannya sulit

dibedakan dari compact powder, tetapi menurut komposisinya pancake

makeup adalah suatu dehydrated powder cream.

Preparat ini tidak berisi air tetapi tetap merupakan suatu emulsi O/W

karena dikenakan pada kulit melalui suatu aplikator yang dibasahi. Emulsi

yang terbentuk akan meninggalkan suatu lapisan stabil di kulit.

F. Praformulasi Sediaan

13

Page 14: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Solid O/W Emulsion Foundation merupakan salah satu jenis

emulsified foundation. Komposisi alas bedak jenis ini bisa

bervariasi tergantung tingkat penutupan dan emollient yang

diinginkan. Alas bedak dengan sistem emulsi air dalam

minyak adalah tipe yang umumnya dipasarkan karena lebih

mudah diformulasi .

Alas bedak tipe ini harus memenuhi beberapa kriteria :

Stabilitas emulsi

Pembasahan dan pendispersian pewarna (pigment)

Mudah disebar dan dicampurkan

Saat digunakan memberikan rasa nyaman di kulit

Memberi rasa licin di kulit

Pertimbangan Formulasi :

Memperpanjang kontak kulit. Meminimalkan kadar

emulsifier untuk menghindari iritasi

Memiliki basis minyak yang tingkat komedogenisitasnya

rendah

Karena emulsi mengandung air, lemak dan lain-lain, harus

diperhatikan pemilihan pengawet karena merupakan

media pertumbuhan mikroorganisme yang baik.

Bahan-bahan yang perlu untuk dimasukkan antara lain :

1. Emolient

Emollient merupakan bahan tambahan kosmetik

yang berfungsi untuk mempertahankan penampilan kulit

yang halus, lembut dan lunak. Fungsi tersebut disebabkan

oleh kemampuannya untuk tetap tinggal di permukaan

kulit atau di stratum corneum dan bertindak sebagai

14

Page 15: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

lubrikan, untuk mengurangi flaking dan memperbaiki

penampilan kulit.

Emollient biasanya merupakan minyak dan lemak

yang diperoleh dari alam atau diperoleh melalui sintesis

kimia dan diklasifikasikan dalam senyawa non-polar

(parafin dan isoparafin) dan polar (ester dan trigliserida).

Struktur kimianya mempengaruhi interaksi dengan

permukaan kulit dan berefek pada sifat tanggapannya.

Lemak, mnyak dan derivatnya, ester asam lemak, derivate

lanolin, silicon dan derivate organofungsionalnya termasuk

golongan emollient. Umumnya, emollient digunakan untuk

produk perawatan kulit leave-on. Biasanya memiliki tekstur

ringan dan viskositasnya rendah, termasuk minyak, ester,

dan silicon.

Salah satu jenis emollient adalah occlusive. Bahan-

bahan occlusive terdiri dari minyak nabati, trigliserida,

minyak mineral, lilin alami atau sintetik, ester asam lemak,

minyak lanolin dan derivatnya, polidimetilsiloksan. Bahan-

bahan ini membentuk lapisan occlusive pada kulit,

menjaga air di dalam bagian atas lapisan stratum corneum

dan bertindak sebagai pelembap (moisturizer).

2. Lilin/wax :

Alami : Beeswax, jojoba, orange, karnauba, candelilla

dan kastor.

Derivat Beeswax : Dimethicone copolyol beeswax,

polyglyceryl-3-beeswax, butil oktanol, dan heksanadiol

beeswax (tekstur baik, kompatibel dengan bahan

silicon).

Sintetik : parafin, mikrokristalin, polietilen dan wax

sintetik (polimer olefin rantai tinggi)

15

Page 16: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Alkohol berlemak dan etoksilat lemak alkohol : Unithox

dan unilin.

Ester lemak : Croda, koster keunen (kester waxes),

3. Pigmen :

Pigmen sintetis seperti besi oksida sintetis dan oker

sintetis sering menggantikan zat warna alam. Warnanya

lebih intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara lain

kuning, coklat sampai merah, dan macam-macam violet.

Pada pembuatan alas bedak, pigmen sintetis putih seperti

seng oksida dan titanium dioksida termasuk dalam

kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting.

Contoh pigmen yang digunakan dalam formulasi alas

bedak antara lain :

TiO2: Zat pigmen dan sangat halus (ultra fine)

Indeks refraksinya 2,55 untuk kristal anatase dan 2,71

untuk kristal rutil. Titanium dioksida memiliki

kemampuan menghamburkan cahaya yang

menghasilkan sifat tak tembus cahaya (opacity).

Stabilitas kimia, terhadap panas dan cahaya sangat

baik.

ZnO: Zat pigmen dan sangat halus (ultrafine)

Seng oksida berbentuk kristal heksagonal transparan.

Warna putihnya dikarenakan kemampuannya

menghamburkan cahaya. Indeks refraksinya 2,0.

Stabilitasnya terhadap panas dan cahaya baik.

Besi oksida : Zat pigmen dan sangat halus

(meningkatkan nilai SPF)

Besi oksida memiliki banyak jenis dan semuanya

digunakan dalam produk kosmetik. Dengan mencampur

16

Page 17: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

warna hitam, merah dan kuning bisa dihasilkan warna

coklat, cokelat muda (tan), coklat kemerahan dan

sienna. Besi oksida kuning adalah Fe2O3. xH2O. Besi

oksida merah adalah Fe2O3. Besi oksida hitam adalah

Fe2O4.

4. Texturizing agents :

Texturizing agent adalah zat yang berfungsi di

permukaan kulit untuk memberikan rasa halus dan lembut,

termasuk nilon, PMMA, serisit, talk, mika, boron nitride,

teflon, kopolimer borosilikat, silica sferis, pati (oat, beras,

gandum, jagung dan lain-lain), BiOCl, mikrokristalin

selulosa, serbuk poliuretan dan serbuk silikon.

5. Zat pembasah (Wetting agents) :

Senyawa yang melarut dalam air dan membantu

pembasahan zat hidrofobik dengan menurunkan tegangan

permukaan yang berguna untuk dispersi zat warna dalam

sediaan alas bedak. Penggunaan zat pembasah juga untuk

memberikan rasa nyaman pada kulit saat dipakai. Salah

satu contoh dari wetting agent adalah sorbitan dan ester

sorbitol juga turunan etoksilasi, dikenal juga dengan Tween

dan Span. Karena kompatibilitasnya yang tinggi, zat-zat ini

banyak digunakan dalam industri kosmetik dan makanan.

6. Zat Bioactive :

Bahan ‘aktif’ berikut ini telah dimasukkan dalam

formulasi alas bedak dan make-up cair : ekstrak alga (anti

inflamasi), protein gandum terhidrolisis (moisturizer dan

pelindung kulit), ekstrak ginseng, teh hijau, ekstrak linden,

kalsium pantotenat (antioksidan). Bisabolol (antiflogistik),

liposom mengandung kolesterol 2-keramida. Asam linoleat

dan tokoferil asetat. Titanium dioksida sebagai sunscreen

17

Page 18: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

UV fisik dan protein kedelai dan yeast untuk respirasi sel.

Vitamin C dan E adalah antioksidan yang menolong

melindungi kulit dari kerusakan akibat lingkungan. Urea

dan pantenol telah digunakan sebagai pelembab

(moisturizing) dan sebagai anti inflamasi. Allantoin

digunakan sebagai antiiritan. Tembaga tripeptida-1 dalam

concealer dapat menutup dan menutup dan mengurangi

lingkaran hitam di bawah mata. Sebagai moisturizer juga

digunakan AHA, asam salisilat dan asam hialuronat.

7. Emulsifier

Emulsifier adalah senyawa yang dapat menstabilkan

tetesan-tetesan yang terdispersi pada fase luar. Emulsifier

terdiri dari bagian molekul yang hidrofilik dan lipofilik.

Dengan bagian lipofiliknya emulsifier membungkus dan

menginkoporasikan tetesan minyak sehinggal

mencegahnya untuk bergabung kembali dan membentuk

fase minyak yang terpisah. Dengan cara ini, partikel-

partikel minyak dihalangi satu sama lain dan menghasilkan

emulsi yang stabil.

8. Pengawet

Istilah zat antibakteri digunakan untuk zat kimia yang

dimasukkan pada kosmetik atau produk rumah tangga

yang memiliki aktivitas bakterisidal atau bakteriostatik

selama penggunaanya. Fungsi selanjutnya dari bahan

antibakteri adalah melindungi produk selama shelf-life nya

dengan efek melawan gangguan mikroba. Untuk

memastikan pengawetan yang efektif, harus ditambahkan

lebih dari satu zat antimikroba ke dalam produk. Bahan-

bahan ini harus kompatibel dengan bahan yang lain dalam

18

Page 19: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

formula dan harus memiliki efikasi untuk waktu yang

panjang.

Bahan pengawet juga tidak boleh toksik bagi

pengguna. Untuk memilih jenis pengawet yang tepat tidak

mudah, bahan tersebut harus memiliki koefisien partisi

minyak-air yang baik karena mikroba yang

mengontaminasi dapat berkembang pada fase air dalam

formula. Bahan pengawet juga tidak boleh mengalami

inaktivasi karena faktor eksternal seperti pH dan proses

produksi.

Faktor lain yang juga harus dipertimbangkan seperti

pengemasan, yang bisa mempengaruhi aktivitas

pengawet, kecepatan adsorpsi beberapa komponen dalam

formula dan kelarutannya serta volatilitasnya. Pada

umumnya produk kosmetik yang cair dan berbentuk emulsi

paling rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

sehingga pemilihan pengawet harus diperhatikan.

9. Antioksidan

Dalam bidang dermatologi, antioksidan secara luas

digunakan dalam penggunaan topikal. Antioksidan adalah

bahan baik alami maupun sintetik yang bekerja untuk

mengurangi kerusakan akibat radikal bebas dan tekanan

lingkungan pada kulit. Saat ini terdapat begitu banyak

senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dan

digunakan dalam produk kosmetik. Bahan-bahan dalam

kosmetik ada yang mudah teroksidasi misalnya minyak

dan lemak sehingga diperlukan zat antioksidan untuk

mencegah bahan-bahan tersebut rusak dan tengik akibat

oksidasi. Contoh antioksidan : vitamin E, tokoferil asetat,

vitamin C, turunan thiol,

19

Page 20: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

G. Karakteristik Bahan

1. ABIL EM 120 (Bis-gliceryl lauryl dimethicon & Caprylic

Trigliceryde)

Gambar 2. Struktur Molekul ABIL EM 120

Merupakan cairan kental dan jernih dan multipurpose

emulsifier yang bebas PEG dengan struktur polimer dan

polifungsional untuk stabilitas yang optimal. Emulsifier ini

kompatibel dengan semua tipe emollient kosmetik dan bisa

digunakan baik untuk proses pembuatan panas ataupun

dingin. Emulsifier ini dapat menstabilkan besi oksida

hidrofobik maupun hidrofilik. Emulsifier ini sangat cocok

untuk emulsi yang mengandung pewarna (pigments), dan

keuntungannya dapat meningkatkan intensitas warna pada

sediaan.

2. Isopropil miristat

20

Page 21: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Gambar 3. Struktur Molekul Isopropil Miristat

Isopropil miristat berupa cairan jernih, tidak

berwarna, tidak berbau dengan viskositas yang rendah.

Larut dan aseton, kloroform, etanol (95 %), etil asetat,

alkohol lemak, minyak nabati, hidrokarbon cair, toluena

dan lilin. Praktis tidak larut dalam gliserin, glikol dan air.

Dalam formulasi alas bedak, dipilih Isopropil miristat

karena merupaka emollient yang tidak berminyak yang

cepat diabsorpsi oleh kulit sehingga nyaman digunakan

oleh pengguna. Isopropil miristat digunakan sebagai

komponen untuk basis semisolid dan sebagai pelarut untuk

bermacam-macam zat yang digunakan topikal.

Penggunaan untuk sediaan topikal dan formulasi kosmetik

termasuk bath oils; make-up; produk perawatan rambut

dan kuku, krim, losion, produk untuk bibir, krim cukur,

lubrikan kulit, deodorant, suspensi otik dank rim vagina.

Konsentrasi untuk sediaan krim dan losion adalah 1,0 – 10

%, dan dalam formulasi alas bedak ini dipilih konsentrasi

10 %.

3. Cera Alba

Cera alba berupa serbuk amorf (non-kristal), tidak

berbau dan tidak berasa berwana putih sampai kuning.

Titik lelehnya 61-78°C. Larut dalam benzena, kloroform,

naftalena, minyak panas, petroleum eter, 30 bagian

alkohol absolute, terpentin, karbon disulfida dan

kebanyakan pelarut organic. Cera alba tidak larut dalam

air.

21

Page 22: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Cera alba merupakan wax/lilin yang digunakan untuk

meningkatkan konsistensi krim dan salep. Dipilih karena

mudah diperoleh, kompatibel dengan bahan-bahan yang

lain, titik lelehnya rendah. Konsentrasi yang digunakan

adalah 5 %.

4. Carnauba Wax

Carnauba wax berupa serbuk coklat muda sampai

kuning pucat, butiran atau bentuk tidak beraturan dari lilin

yang keras. Memiliki karakteristik tidak berbau dan tidak

berasa. Larut dalam kloroform hangat dan toluene hangat,

agak sukar larut dalam etanol mendidih (95 %) dan praktis

tidak larut dalam air.

Carnauba wax banyak digunakan untuk kosmetik,

makanan tertentu dan dalam formulasi farmasetik. Di

bidang kosmetik, carnauba wax umumnya digunakan

untuk lip balm. Carnauba wax berasal dari bahan alam dan

dalam formulasi ini carnauba wax digunakan sebagai

stiffening agent dan memiliki kelebihan memberi efek lebih

halus pada sediaan.

5. Titanium dioksida

Titanium dioksida berbentuk sebuk amorf, tidak

berbau, tidak berasa dan non-higroskopik. Titanium

dioksida terdapat dalam beberapa bentuk kristal yang

berbeda yaitu rutil, anatase dan brookite. Bentuk rutil lebih

stabil secara termodinamika dibandingkan bentuk kristal

yang lain.

Titanium dioksida banyak digunakan dalam bidang

kosmetik, makanan, industri plastik dan dalam formulasi

22

Page 23: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

sediaan topikal dan oral sebagai pewarna putih. Memiliki

indeks refraksi yang tinggi, titanium dioksida memiliki sifat

penghambur cahaya yang berguna dalam pemberi warna

putih dan opacifier.

6. Mika

Mika adalah mineral silika yang digunakan dalam

kosmetik untuk memberikan penampilan yang berkilau.

Serbuk mika memantulkan cahaya dari wajah karena

sifatnya yang berkilau dan bisa menciptakan ilusi warna

kulit yang lebih halus, lembut dan bercahaya. Mika yang

digunakan dalam kosmetik adalah mika yang dimurnikan

dan ukuran partikelnya kurang dar 150 mikron.

Penggunaan mika memberikan rasa licin, lembut dan halus

pada kulit sehingga baik digunakan dalam sediaan alas

bedak.

7. Besi oksida

Besi oksida berbentuk serbuk dan terdapat dalam

berbagai warna (kuning, hitam, merah, atau coklat). Warna

bergantung pada ukuran dan bentuk partikel dan struktur

kristalnya. Besi oksida secara luas digunakan dalam

kosmetik, makanan dan farmasi sebagai pewarna dan

penyerap UV (UV absorbers). Besi oksida terdapat dalam

berbagai warna yaitu serbuk kuning, merah, hitam atau

coklat.

Dipilih pewarna besi oksida dalam bentuk serbuk

coklat untuk menyesuaikan warna sediaan alas bedak

dengan warna kulit wajah. Kombinasinya dengan titanium

23

Page 24: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dioksida menghasilkan kombinasi warna yang lebih cerah

saat digunakan di kulit.

8. Ekstrak oat

Ekstrak oat merupakan ekstrak yang larut dalam air

dan berbentuk cairan berwarna kuning sampai coklat.

Ekstrak oat (Avena sativa) digunakan dalam 352 produk

kosmetik wajah dan kulit, dengan konsentrasi hingga 25 %.

Ekstrak oat mengandung flavonoid dengan struktur fenolik

yang membuatnya menyerap sinar UV A dengan kuat pada

panjang gelombang 320-370 nm. Bahan ini berfungsi

sebagai antioksidan, texturizing agents, dan penyerap

sinar UV.

9. Talk

Talk berbentuk serbuk kristal, sangat halus,

berwarna putih sampai putih keabuan, tidak berbau. Talk

merupakan magnesium silikat hidrat, mineral yang

digunakan dalam makanan, obat dan kosmetik. Talk

memiliki banyak kegunaan untuk produk kosmetik dan

perawatan tubuh termasuk sebagai absorben, texturizing

agent pada sediaan. Konsentrasi yang digunakan adalah 2

%.

10. Sorbitan isostearat

24

Page 25: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Gambar 4. Struktur molekul Sorbitan Isostearat

Sorbitan isostearat berupa cairan berwarna kuning

dengan bau dan rasa yang khas. Sorbitan isostearat larut

atau terdispersi dalam minyak, juga larut dalam

kebanyakan pelarut organic. Dalam air, meskipun tidak

larut, umumnya terdispersi.

Ester sorbitan banyak digunakan dalam formulasi

kosmetik, produk makanan dan farmasi sebagai surfaktan

nonionik lipofilik. Terutama digunakan sebagai zat

pengemulsi untuk sediaan krim, emulsi dan salep untuk

penggunaan topikal. Sering digunakan kombinasi dengan

polisorbat untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air

atau krim dan sebagai wetting agent dengan konsentrasi

0,1-3 %.

11. Polisorbat 60

Gambar 5. Struktur Molekul Polisorbat 60

Polisorbat 60 berbentuk cairan berwarna

kuning.Larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam

minyak mineral dan minyak nabati. Polisorbat 60

merupakan surfaktan nonionik yang digunakan secara luas

sebagai zat pengemulsi pada pembuatan emulsi tipe

25

Page 26: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

minyak dalam air, juga dalam produk kosmetik dan

makanan. Selain itu juga digunakan sebagai wetting agent

untuk beberapa sediaan. Penggunaannya sebagai wetting

agent adalah 0,1-3 %. Konsentrasi polisorbat 60 sebagai

wetting agent dalam formula ini adalah 0,5 %.

12. Propil paraben

Gambar 6. Struktur Molekul Propil paraben

Propilparaben berbentuk serbuk putih, kristal, tidak

berbau dan tidak berasa. Sangat mudah larut dalam

aseton, etanol (95 %), sangat sukar larut dalam air.

Propilparaben digunakan dalam formulasi kosmetik, produk

makanan dan farmasi sebagai pengawet atau antimikroba.

Bisa digunakan tunggal atau kombinasi dengan ester

paraben lainnya.

Merupakan salah satu pengawet yang sangat sering

digunakan dalam kosmetik. Efektif pada rentang pH yang

lebar dan memiliki spectrum antimikroba yang luas,

meskipun paling aktif dalam melawan jamur dan kapang.

Aktivitas antimikrobanya bisa ditingkatkan dengan

kombinasi bersama paraben yang lain, karena efek aditif.

Pada formulasi ini digunakan propil paraben dengan

konsentrasi 0,15 %

13. Metil paraben

26

Page 27: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Gambar 7. Struktur Molekul Metil Paraben

Metilparaben berbentuk kristal tidak berwarna atau

serbuk hablur putih. Tidak berbau atau hampir tidak

berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar. Metilparaben

digunakan secara luas sebagai pengawet dalam produk

kosmetik, makanan, dan formulasi farmasetika. Metil

paraben dapat digunakan tunggal atau dengan kombinasi

dengan paraben lainnya.

Pada produk kosmetik, metil paraben merupakan

pengawet yang paling sering digunakan. Senyawa paraben

efektif pada rentang pH yang luas dan aktivitas

antimikroba yang luas.

14. Ekstrak teh hijau

Ekstrak teh hijau merupakan ekstrak yang larut

dalam air, berbentuk serbuk berwarna coklat muda hingga

coklat tua. Ekstrak teh hijau berfungsi sebagai antioksidan

karena kandungan katekin. Ekstrak teh hijau memiliki

aktivitas antioksidan 20 kali lebih besar dari vitamin C dan

lebih kuat dari vitamin E.

Penggunaan topikal ekstrak teh hijau berguna untuk

mengurangi efek merugikan dari sinar matahari pada kulit

manusia, seperti penuaan. Ekstrak teh hijau mengurangi

jumlah sel-sel yang terbakar akibat sinar matahari

27

Page 28: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

sebanyak 66 % ketika digunakan 30 menit dengan

konsentrasi 1-10 %.

15. Tokoferol asetat

Gambar 9. Struktur Molekul Tokoferol asetat

Merupakan cairan berminyak yang tidak berwarna

atau coklat kekuningan dan kental. Α-tokoferol merupakan

senyawa yang sangat lipofilik, dan digunakan sebagai

antioksidan pada produk kosmetik dengan konsentrasi

0.001–0.05% v/v. Keefektifan antioksidan bisa ditingkatkan

dengan penambahan sinergis larut minyak seperti lesitin

dan askorbil palmitat.

H. Metode Umum Pembuatan Alas Bedak

1. Emollient, lilin dan wetting agent dimasukkan dalam

jacketed kettle dan dipanaskan hingga fase tersebut jernih

dan seragam.

2. Pewarna (pigments) dan texturizing agents perlahan

dimasukkan ke dalam fase minyak. Dengan pencampuran

high shear mixing. Pencampuran ini terus dilakukan sampai

terdispersi sempurna dan pewarna rata sempurna.

I. Evaluasi Sediaan

1. Evaluasi Fisika

a. Uji Organoleptis

28

Page 29: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau.

Warna dari alas bedak disesuaikan dengan tingkatan warna

kulit.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah pada saat proses pembuatan alas bedak bahan

aktif dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain

yang diperlukan tercampur secara homogen.

Persyaratannya harus homogen sehingga alas bedak yang

dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata

saat penggunaan pada kulit.

c. Dispersi Warna

Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara

homogen dalam dasar bedak. Tidak boleh ditemukan

adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada

dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang

jelek atau pengeluaran warna yang tidak seragam.

Keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah

diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan

diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat

ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya

untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus

diperoleh dalam homogenitas.

d. Uji Viskositas

Uji viskositas pada alas bedak perlu dilakukan untuk

melihat viskositas dari sediaan alas bedak. Jika viskositas

dari alas bedak terlalu tinggi akan menyulitkan dalam

pemakaian pada wajah. Viskositas atau kekentalan yang

29

Page 30: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dikehendaki dalam sediaan alas bedak ini tidak terlalu

tinggi dan tidak terlalu rendah.

e. Uji Daya Lengket

Pengujian daya lengket alas bedak dilakukan untuk

mengethaui kemampuan alas bedak menempel pada

permukaan kulit. Semakin besar daya lengket alas bedak

semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga

alas bedak lebih tahan lama menempel di kulit.

f. Evaluasi Stabilitas

Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin

bahwa setiap produk alas bedak yang didistribusikan tetap

memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah

cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan

digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa,

cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam

label. Pengujian stabilitas dilakukan pada kondisi-kondisi

yang berbeda untuk mengetahui efek setiap kondisi

penyimpanan terhadap emulsi. Pengujian ini dilakukan

dengan menyimpan sampel pada suhu 8± 0.1°C (di lemari

pendingin), 25±0.1°C (di incubator), 40±0.1°C ( di

inkubator) dengan kelembapan relative 75%. Sifat fisik,

warna dan organoleptis serta karakteristik emulsi diamati

selama 28 hari.

g. Tipe Emulsi

Tipe emulsi dianalisis dengan mengencerkan emulsi

dengan air dan minyak secara terpisah.

h. Uji sentrifugasi

Pengujian sentrifugasi dilakukan segera setelah emulsi

selesai dibuat Pengujian kembali dilakukan setelah 24 jam,

hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28 setelah

30

Page 31: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

pembuatan. Dilakukan pada 5000 rpm, suhu 25°C selama

10 menit dengan menaruh 10 g sampel pada tube

sentrifugasi.

2. Evaluasi Biologi

Untuk mengetahui derajat kontaminasi, 1 g bahan

didispersikan dalam 4 ml larutan steril yang mengandung

0,25 % Tween 80. Larutan kemudian diencerkan

menggunakan bahan pendispersi yang sama dan 0,1 ml

larutan diletakkan pada media padat menggunakan surface

viable method. Semua percobaan dilakukan dua kali (duplo)

(ISO NF- 21148, 2000).

- Aerobic plate count

Aerobic plate counts (APC) ditentukan dengan

menginokulasi 0,1 ml sampel yang dihomogenkan pada 3

cawan petri yang berisi agar menggunakan teknik spread.

Cawan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35 °C. Cawan

yang mengandung 25-250 koloni dipilih dan dihitung, dan

nilai rata-rata CFU/ml dihitung.

3. Evaluasi Farmakologi

- Patch Test

4. Evaluasi Kimia

a. Uji pH

pH sediaan diuji setelah emulsi selesai dibuat dan emulsi

disimpan pada kondisi yang berbeda-beda dan pH diukur

menggunakan pH meter digital.

pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7

b. Pengujian Kemurnian Bahan Baku

31

Page 32: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

J. Karakteristik Sediaan Umum

1. Sediaan merupakan emulsi tipe minyak dalam air

2. Ukuran partikel terdispersi berkisar antara 0,1 – 50 mm

3. Konsistensi dan warna alas bedak bentuk krim stabil dalam

penyimpanan dan penggunaan.

4. Warna sediaan merata

5. Memiliki sifat alir pseudoplastik dan tiksotropik

6. Tidak memberikan rasa berminyak pada kulit atau kering

32

Page 33: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

BAB III

METODOLOGI

A. FORMULA SEDIAAN ALAS BEDAK

Sebagai dasar dan perbandingan formula dipilih 4 formulasi sediaan alas bedak jenis Solid O/W Cream Foundation.

33

Page 34: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Nama BahanF1

(%)

F2

(%)

F3

(%)

F4

(%)

Formula

Kelomp

ok (%)

Fungsi & Karakteristik

Butil Stearat 1 Emollient

(Cairan atau semipadat berwarna kuning

terang, dan tidak larut dalam air)

Dimetikon 17 8,47 Emollient

(Hidrofobik, tidak larut dalam larutan

surfaktan, inkorporasinya ke dalam krim

membutuhkan proses emulsifikasi,selain

sebagai emolient juga meningkatkan

pembasahan pewarna

Siklopentasiloksa

n dan PEG/PPG

20/15 Dimetikon

18,2 Emulsifier

(Tidak larut dalam air, viskositasnya

rendah, dan relatif mudah menguap,

memberikan perasaan kulit yang kering

dan ringan saat digunakan)

34

Page 35: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Dimetikon dan

Dimetikon/Vinil

Crosspolymer

5 Emollient

(Tidak larut dalam air, atau dalam larutan

surfaktan sehingga harus diemulsifikasi,

ada bentuk serbuk, mudah mengalir atau

tersuspensikan dalam air, atau dalam

bentuk gel silikon elastis yang

mengembang dalam pelarut,

menghasilkan formulasi yang memberikan

rasa kering dan mengubah sifat alir

produk)

Isopropil Miristat 6 Emollient

(Cairan tidak berbau, tidak berwarna,

jernih, viskositasnya rendah, larut dalam

hidrokarbon dan lilin, praktis tidak larut

dalam air, viskositasnya 5-7 cP)

Asam Stearat 12 Wax / Basis

(serbuk putih kekuningan atau putih atau

padatan kristal, titik lelehnya 69-70°C,

sangat mudah larut dalam etanol dan

35

Page 36: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

propilenglikol, praktis tidak larut dalam air)

Sintetik Beeswax 2 Wax/Basis

(Padatan berwarna kuning pucat,

memberikan rasa lembut di kulit, adhesi

pada kulit baik, titik leleh 63,6, mampu

menstabilkan emulsi dan emollient yang

sangat baik, sukar larut dalam air)

Cera Carnauba 5 Wax/Basis

(Serbuk coklat muda sampai kuning pucat

atau berupa butiran, tidak berasa dan

tidak berbau, agak sukar larut dalam

etanol mendidih, praktis tidak larut dalam

air, dari bahan alami, memberikan rasa

lembut di kulit, adhesi pada kulit baik, titik

leleh rendah)

ABIL EM 120 4 4 Emulsifier

(Cairan kental dan jernih dan multipurpose

emulsifier yang bebas PEG dengan

struktur polimer dan polifungsional untuk

36

Page 37: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

stabilitas yang optimal, dapat

menstabilkan besi oksida hidrofobik

maupun hidrofilik, dapat meningkatkan

intensitas warna pada sediaan)

Etilheksil

metoksinamat:

Dietilamino

hidroksibenzoil

heksilbenzoat

10 UV Absorban

(Cairan berminyak kuning pucat,tidak

berbau, tidak larut dalam air, larut dalam

minyak)

Span 80 2 0,75 0,75 Surfaktan/ wetting agent

(Cairan kuning kental, bau dan rasa khas,

larut dalam minyak, tidak larut dalam air)

Sorbitan Oleat 0,75 Surfaktan/ wetting agent

(Cairan kuning kental, bau dan rasa khas,

larut dalam minyak, tidak larut dalam air)

Tween 80 1 Surfaktan/ wetting agent

(Cairan berminyak berwarna kuning,

viskositasnya 42,5 cP, larut dalam etanol

37

Page 38: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dan air, tidak larut dalam minyak)

Tween 60 0,75 Surfaktan/ wetting agent

(Cairan berminyak berwarna

kuning,viskositasnya 600 cP, larut dalam

etanol dan air, tidak larut dalam minyak)

Ozokerite 9 Menstabilkan emulsi, meningkatkan

viskositas

(Padatan putih atau kristal, tidak berbau,

tidak berasa, titik leleh relatif tinggi,

meningkatkan viskositas dan stabilitas

emulsi)

Propilen Glikol 12,5 29,0

4

5 Emollient

(Cairan kental, tidak berbau, tidak berasa,

kelarutan bercampur dengan etanol dan

air, tidak tercampurkan dengan minyak,

viskositasnya 58,1 cP)

Dietilheksil

Karbonat

6,2 Emollient

(Berbentuk cairan, viskositasnya rendah,

daya sebarnya tinggi, memberikan efek

38

Page 39: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

ringan pada kulit, tidak lengket)

Dicaprilil

Karbonat,

Stearalkonium

Hectorite,

Propilen Karbonat

2 Emollient

(Berwarna coklat, berbentuk pasta,

merupakan campuran dari hectorite dan

emollient)

Sorbitol Liquid 2 Humektan

(Sangat mudah larut dalam air, sukar larut

dalam etanol, tidak berwarna, jernih, rasa

manis, pH 5-7,5)

Gliserin 3 Humektan

(Cairan higroskopik kental, tidak berbau,

rasa manis, larut dalam air,praktis tidak

larut dalam minyak)

Talk 8 2 2 Texturizing Agent

(Serbuk putih, sangat halus, tidak berbau,

mudah beradhesi ke kulit, dan lembut, pH

7-10, praktis tidak larut dalam air dan

39

Page 40: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

pelarut organik)

Siklopentasiloksa

n

10 Texturizing Agent

((Tidak larut dalam air, viskositasnya

rendah, dan relatif mudah menguap,

memberikan perasaan kulit yang kering

dan ringan saat digunakan)

Nylon-12 2 Texturizing agent

(Hidrofobik, memberikan rasa licin pada

kulit)

Nylon-12 dan

Isopropil

Titanium

Triisostearat

0,25 Texturizing Agent

(Tidak larut dalam air, berbentuk serbuk,

Hidrofobik, memberikan rasa licin pada

kulit)

Oat Extract 5 Texturizing agent

(larut dalam air, berbentuk cairan

berwarna kuning sampai coklat,

mengandung flavonoid dengan struktur

fenolik yang membuatnya menyerap sinar

UV A dengan kuat pada panjang

40

Page 41: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

gelombang 320-370 nm.

1-Metilhidantoin-

2-Imida

1 Conditioning Agent

(Serbuk/kristal, putih, tidak berbau, pH 7,5-

8,5, agak sukar larut dalam air)

Titanium Dioxide,

prime grade

2 5 13 4 Pewarna

(berbentuk sebuk amorf, tidak berbau,

tidak berasa dan non-higroskopik, Memiliki

indeks refraksi yang tinggi, memiliki sifat

penghambur cahaya yang berguna dalam

pemberi warna putih dan opacifier)

Iron Oxide, red 1 0,2 Pewarna

(berbentuk serbuk berwarna merah,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

UV. Kombinasinya dengan titanium

dioksida menghasilkan kombinasi warna

yang lebih cerah saat digunakan di kulit.)

Iron Oxide (Cl

77492) dan

Isopropil

0,51 Pewarna

(berbentuk serbuk, berwarna kuning,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

41

Page 42: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Titanium

Triisostearat

UV)

Iron Oxide (Cl

77491) dan

Isopropil

Titanium

Triisostearat

0,33 0,21 Pewarna

((berbentuk serbuk, berwarna merah,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

UV)

Iron Oxide (Cl

77499) dan

Isopropil

Titanium

Triisostearat

0,06 Pewarna

(berbentuk serbuk, berwarna hitam,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

UV)

Cl 77492 Iron

Oxide (Kuning)

0,5 0,33 1 Pewarna

(berbentuk serbuk, berwarna kuning,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

UV, dipilih pewarna besi oksida dalam

bentuk serbuk kuning untuk menyesuaikan

warna sediaan alas bedak dengan warna

kulit wajah. Kombinasinya dengan titanium

42

Page 43: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dioksida menghasilkan kombinasi warna

yang lebih cerah saat digunakan di kulit.)

Cl 77499 Iron

Oxide (Hitam)

0,1 Pewarna

(berbentuk serbuk, berwarna hitam,

digunakan sebagai pewarna dan penyerap

UV)

Titanium Dioxide,

Mica,Silica

0,25 Pewarna

(serbuk putih, tidak larut dalam air,

intensitas warna nya lebih tinggi)

Mika 6 3 2 Pewarna, texturizing agent

(untuk memberikan penampilan yang

berkilau, memantulkan cahaya dari wajah,

menciptakan ilusi warna kulit yang lebih

halus, lembut dan bercahaya, memberikan

rasa licin, lembut dan halus pada kulit)

Dimetikon dan

Metikonsiklopent

asiloksan dan

Titanium Dioxide

10 Pewarna

(ukuran partikelnya 110ηm, mudah

dituang, cairan berwarna putih, tidak larut

43

Page 44: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

dan Alumina dan

PEG-10

Dimetikon dan

Lauril Poligliseril-

3

Polidimetilsiloxye

til

dalam air)

Titanium Dioxide

dan Isopropil

Titanium

Triisostearat

10 Pewarna

(berbentuk sebuk amorf, tidak berbau,

tidak berasa dan non-higroskopik, Memiliki

indeks refraksi yang tinggi, memiliki sifat

penghambur cahaya yang berguna dalam

pemberi warna putih dan opacifier)

Mica dan

Isopropil

Titanium

Triisostearat

5 Pewarna

(untuk memberikan penampilan yang

berkilau, memantulkan cahaya dari wajah,

menciptakan ilusi warna kulit yang lebih

halus, lembut dan bercahaya, memberikan

44

Page 45: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

rasa licin, lembut dan halus pada kulit)

AluminiumStarch

Octenylsuccinate

dan Isopropil

Titanium

Triisostearat

3 Pewarna

(Serbuk mudah mengalir, berwarna putih,

pH 4,5-7, hidrofobik, bersifat halus dan

lembut, mampu menyerap lembab)

Xanthan Gum 0,1 Pengental

(Serbuk halus, berwarna putih coklat

muda, tidak berbau, mudah mengalir,

praktis tidak larut dalam etanol, dan larut

dalam air dingin dan air panas)

Cistus Incanus

Extract,

Maltodextrin

0,5 Antioksidan

(Serbuk coklat, mengandung 80% ekstrak

cistus)

Tokoferil asetat 0,25 0,25 Antioksidan

(Cairan berminyak kental, warnanya

kuning-coklat, atau tidak berwarna, praktis

tidak larut dalam air, mudah larut dalam

45

Page 46: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

etanol dan minyak)

Tetrapeptida 30:

Gliserin

2 Anti Wrinkle

(Cairan kental, dapat digunakan sebagai

skin aging

Algae Extract 1 Antioksidan, Anti Wrinkle

(Serbuk berwarna coklat, larut dalam air)

Green Tea

extract

5 Antioksidan, UV absorbent

(Larut dalam air, berbentuk serbuk

berwarna coklat muda hingga coklat tua,

memiliki aktivitas antioksidan 20 kali lebih

besar dari vitamin C dan lebih kuat dari

vitamin E, mengurangi jumlah sel-sel yang

terbakar akibat sinar matahari)

Sodium Klorida 1,5 1,75 Meningkatkan Viskositas

(Serbuk atau kristal putih, atau kristal tidak

berwarna, rasa asin,pH 6,7-7,3, larut dalam

air dan agak sukar larut dalam etanol)

Silcrusta MK03 25 Texturizing agent

46

Page 47: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

(Serbuk putih, tidak berbau, tidak larut

dalam air)

Asam Trigliserida 3 Skin conditioning agent

(Hidrofobik, cairan kental)

Panthenol 0,35 Moisturizing dan antiinflamasi

(Cairan higroskopis kental, hampir tidak

berwarna, tidak berbau, sangat larut dalam

air, mudah larut dalam alkohol, dan tidak

larut dalam lemak dan minyak)

Perfume 0,5 Qs Pewangi

Preservative q.s Qs Pengawet

Metil paraben 0,1 0,1 0,75 Pengawet

(Kristal tidak berwarna atau serbuk hablur

putih, tidak berbau atau hampir tidak

berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar,

efektif pada rentang pH yang luas dan

aktivitas antimikroba yang luas)

Propil paraben 0,1 0,15 Pengawet

47

Page 48: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

(Serbuk putih, kristal, tidak berbau dan

tidak berasa, sangat mudah larut dalam

aseton, etanol (95 %), sangat sukar larut

dalam air, efektif pada rentang pH yang

lebar, aktivitas antimikrobanya bisa

ditingkatkan dengan kombinasi bersama

paraben yang lain)

Imidazolidinil

Urea

0,15 Pengawet

(Serbuk putih halus yang sangat larut

dalam air, dan tidak larut dalam minyak,

stabil dan aktif pada pH 3-9)

Aqua Destilata 58,0 48,75 - 22 58,5 Pelarut

Karakteristik Sediaan

Formula

1

Formula 1 merupakan sediaan emulsi O/W. Asam Stearat selain berfungsi sebagai basis juga

untuk menstabilkan emulsi. Pigmen yang digunakan adalah Titanium Dioksida (putih) dan

Besi Oksida (merah) yang menghasilkan warna sediaan merah sehingga kurang cocok

digunakan untuk wanita Indonesia.

48

Page 49: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Talkum sebagai texturizing agent, memberi rasa halus dan ringan di kulit saat digunakan.

Formula

2

Formula mengandung emulsifier ABIL EM 120 yang menghasilkan emulsi yang stabil.

Emulsifier ini kompatibel dengan semua tipe emollient dan menstabilkan Besi Oksida yang

digunakan sebagai pewarna dalam formulasi, dan meningkatkan intensitas warna pada

sediaan. ABIL EM 120 membuat warna sediaan dalam kemasan akan sama dengan warna

yang dihasilkan saat digunakan di kulit (color trueness).

Formula ini juga mengandung UV absorban sehingga dapat melindungi kulit dari sinar UV.

Sebagai antioksidan digunakan ekstrak Cistus Incanus dan Algae Extract sebagai antiwrinkle.

Namun Algae Extract ini bersifat comedogenic, yang dapat menyebabkan jerawat.

Penambahan emollient Cosmedia®Gel CC berguna juga untuk ‘rheology modifier’ sehingga

sifat alir dari sediaan menjadi pseudoplastik dan tiksotropik.

Formula

3

Merupakan sediaan emulsi O/W, dengan mengandung pigmen Titanium Dioksida dan

Isopropil Titanium Triisostearat dan Besi Oksida dan Isopropil Titanium Triisostearat yang

memberikan daya penutupan yang tinggi. Penambahan Silcrusta MK03 yang membuat kulit

tampak lebih natural dan menyamarkan garis-garis halus dan keriput di wajah, karena

sifatnya yang ‘optical enhancing’.

Penambahan Mika selain untuk texturizing agent juga untuk kemudahan penggunaan

(mengubah sifat alirnya)

Formula Formula ini mengandung Titanium Dioksida dan CM3KG40T7 yang memberikan perlindungan

49

Page 50: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

4 terhadap sinar UV dengan spektrum yang luas.

Titanium Dioksida, Titanium Dioksida dan Isopropil Titanium Triisostearat, Mika dan Isopropil

Titanium Triisostearat, Aluminium Starch Octenylsuccinate mudah terdispersi dan

menghasilkan konsistensi warna yang baik.

Siklopentasiloksan merupakan emulsifier yang baik, sehingga mampu menstabilkan emulsi.

Dimetikon bersifat sebagai emollient, memberikan rasa halus dikulit, memiliki daya sebar

yang tinggi juga kompatibel dengan semua bahan.

Elastomer gel, yaitu Dimetikon dan Dimetikon/Vinil Dimetikon Crosspolymer, merupakan

elastomer silikon yang memberikan rasa halus pada saat penggunaan.

Penambahan Mika dan Isopropil Titanium Triisostearat bertujuan untuk kemudahan

penggunaan (mengubah sifat alir menjadi tiksotropik)

Formula

5

Bentuk sediaan nya adalah emulsi O/W. Memiliki warna coklat muda karena mengandung

pigmen Besi Oksida (coklat) dan Titanium Dioksida. Sediaan ini mengandung emulsifier ABIL

EM 120, yang membuat emulsi stabil, dan meningkatkan intensitas warna pada sediaan, dan

sediaan memiliki color trueness yang tinggi.

Sifat alir sediaan adalah pseudoplastis dan tiksotropik, sehingga memudahkan penggunaan

sediaan dan menjaga kestabilan selama shelf-life sediaan.

Sediaan mengandung emollient, Isopropil Miristat, dalam jumlah yang kecil tapi cukup untuk

melembabkan kulit. Emollient tidak digunakan banyak, karena akan menimbulkan masalah

50

Page 51: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

kulit seperti jerawat.

51

Page 52: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

B. Alat Dan Cara Pembuatan

1. Alat :

a. Hammer Mill dan Jet Mill

b. Propeller Mixer

c. SS steam Jacketed Ketle

d. Coloid Mill

e. Homogenizer

2. Cara Pembuatan

a. Timbang semua bahan yang akan digunakan

b. Pigment dihaluskan dengan hammer mill atau jet mill

c. Kemudian campurkan semua bahan yang telah dihaluskan

tersebut dengan menggunakan homogenizer

d. Campurkan fase minyak dengan menggunakan

homogenizer sampai seluruh bahan tercampur homogen

e. Masukkan fase pigment ke dalam fase minyak, dan campur

kedua fase tersebut dengan menggunakan homogenizer

selama 30 menit

f. Lalu campurkan fase air dengan menggunakan

homogenizer.

g. Setelah homogen masukkan fase air ke dalam campuran

fase minyak dan fase C menggunakan homogenizer pada

suhu 75-80o dan tidak lebih dari 10 menit.

h. Masukkan semua bahan yang telah dicampurkan ke dalam

wadah.

52

Page 53: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

BAB IV

PEMBAHASAN

Sediaan alas bedak “Illuminare” dirancang sebagai tipe foundation solid o/w

emulsion. Sebagai dasar formulasi juga perbandingan dipilih 4 (empat)

formulasi alas bedak krim padat (F1-F4) yang diperoleh dari beberapa

literatur.

A. Perbandingan Formula F1 dan F5 (Illuminare)

Formula F1 menggunakan emulsifier asam stearat, sedangkan formulasi

alas bedak “Illuminare” (F5) menggunakan emulsifier yaitu ABIL EM

12(Bis-Gliseril-Lauril-Dimetikon dan caprilic triglyceride) yang

digunakan untuk mencampurkan fase minyak dan fase air

juga untuk menstabilkan emulsi sehingga sediaan tetap stabil

selama penyimpanan dan penggunaan. Emulsifier ini juga

memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat juga bertindak

sebagai humektan dan emollient karena mengandung

dimetikon. Formula F1 dan F5 menggunakan surfaktan yang

sama, Sorbitan monostearat (Span 80) dan Polioksietilen

sorbitan monostearat (Tween 60) namun konsentrasi yang

digunakan berbeda.

Formula F1 menggunakan asam stearat sebagai basis atau

fase minyak sedangkan formula F5 dipilih cera carnauba dan

cera alba, yang umum digunakan dalam pembuatan kosmetik

dan memberi efek lebih halus pada sediaan. Sebagai

emollient, formula F1 menggunakan 2 jenis emollient yaitu

butyl stearat dan propilenglikol. Formula F5 menggunakan

53

Page 54: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

isopropyl miristat sebagai emollient, karena efektif pada

konsentrasi yang rendah (penggunaannya di formula ini 10

%), relatif mudah diperoleh dan merupakan emollient yang tidak

berminyak yang cepat diabsorpsi oleh kulit sehingga nyaman digunakan oleh

pengguna. Penggunaan emollient yang tinggi pada formula F1

membuat sediaan menjadi lebih lembab dan berminyak di

kulit sehingga kurang cocok untuk kulit wanita Indonesia yang

pada dasarnya sudah lembab.

Formula F1 menggunakan sorbitol yang berfungsi sebagai humektan.

Formula F5 tidak menggunakan humektan karena emulsifier dan emollient

yang digunakan (isopropyl miristat) juga dapat berfungsi sebagai humektan.

Texturizing agent merupakan salah satu bahan yang penting dalam alas bedak

karena bekerja di permukaan kulit untuk memberi efek lembut dan halus di

kulit juga beberapa ada yang dapat menutupi noda di kulit. Pada formula F1

tezturizing agents yang digunakan adalah Talk, sedangkan pada formula F5

digunakan 2 (dua) texturizing agents yaitu talk dan ekstrak oat. Ekstrak oat

ditambahkan dalam formula F5 karena selain berasal dari bahan alami

memiliki efek texturizing agents yang baik juga memiliki efek antioksidan dan

UV absorbant.

Pewarna (pigments) yang digunakan pada formula F1 adalah titanium

dioksida (putih) dan besi oksida (merah). Formula F5 menggunakan pewarna

yang agak berbeda yaitu selain titanium dioksida dan besi oksida,

ditambahkan mika yang memiliki kelebihan dapat menghasilkan efek

translusen pada kulit. Besi oksida yang digunakan adalah yang berwarna

kuning, karena disesuaikan dengan warna kulit orang Indonesia.

Formula F1 tidak menggunakan antioksidan sehingga mungkin rentan

terhadap ketengikan apalagi terdapat kandungan asam lemak. Formula F5

menggunakan antioksidan tokoferol asetat. Sebagai pelarut baik formula F1

dan F5 menggunakan akuades.

Dilihat dari kandungan formulanya, formula F5 bisa dikatakan lebih

unggul dibandingkan dengan formula F1 karena menggunakan emulsifier

54

Page 55: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

yang bisa menstabilkan sediaan, mengandung ekstrak oat dan ekstrak teh hijau

yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga mampu melindungi kulit dari

bahaya sinar matahari, ekstrak oat juga memiliki fungsi sebagai texturizing

agent yang memberikan efek rasa lembut dan halus pada permukaan kulit.

Formula F5 juga mengandung bahan pewarna mika yang mempunyai efek

translusen pada kulit sehingga kelihatan lebih bersih dan berkilau.

B. Perbandingan Formula F2 dan F5 (Illuminare)

Formula F2 dan F5 menggunakan emulsifier yang sama yaitu ABIL EM

12 (Bis-Gliseril-Lauril-Dimetikon dan Caprilic Trigliserid).

Formula F2 mengandung etilheksil metoksinamat, yang

berfungsi sebagai UV absorben. Formula F5 tidak

menambahkan UV absorben karena ekstrak oat yang

digunakan sebagai texturizing agents juga berfungsi sebagai

UV absorben dan antioksidan. Selain itu ekstrak oat juga

berasal dari bahan alami sehingga lebih aman digunakan.

Alas bedak juga harus mengandung emollient untuk menjaga

kelembapan kulit sehingga tidak kering. Formula F2

menggunakan dua emollient yaitu dietilheksil karbonat dan

campuran dicapryl carbonate, stearalkonium hectorite,

propylenecarbonate. Pada formula F5 hanya digunakan

isopropyl miristat sebagai emollient. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa konsumen produk adalah wanita

Indonesia yang tinggal di daerah tropis sehingga kosmetiknya

tidak membutuhkan banyak emollient atau pelembap karena

justru akan menyebabkan jerawat.

Texturizing agents yang digunakan pada formula F2 adalah

nylon-12, talk dan siklopentasiloksan. Nylon dan

siklopentasiloksan berasal dari polimer dan turunan silikon

yang kadar penggunaannya 3-40 %. Formula F5

55

Page 56: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

menggunakan talk dan ekstrak oat sebagai texturizing agents

yang selain dapat digunakan pada konsentrasi yang rendah,

ekstrak oat juga berfungsi sebagai antioksidan dan UV

absorbant. Bahan pewarna (pigments) yang digunakan dalam

formula F1 dan F5 sama yaitu Titanium dioksida, Besi oksida

dan mika. Namun formula F1 menggunakan kombinasi besi

oksida warna merah, kuning dan hitam sedangkan formula F5

hanya menggunakan besi oksida warna coklat. Formula F1

menggunakan gliserin sebagai humektan, 1-metilhidantoin-2-

imida sebagai conditioning agent, juga viscosity enhancer

yaitu NaCl. Formula F5 tidak mengandung humektan,

conditioning agent maupun viscosity enhancer. Sebagai

antioksidan formula F2 menggunakan Cistus incanus extract

sedangkan formula F5 tokoferol asetat.

Kelebihan dari formula F2 adalah kandungan bioaktif algae

extract sebagai antiwrinkle sekaligus antioksidan namun

algae extract bersifat comedogenic sehingga dapat

menyebabkan jerawat dan juga bersifat alergenik. Namun

formula F5 juga mengandung bahan bioaktif ekstrak oat dan

ekstrak teh hijau sebagai antioksidan, UV absorban. Sebagai

pelarut baik F2 dan F5 menggunakan akuades.

C. Perbandingan Formula F3 dengan F5 (Illuminare)

Formula F3 menggunakan emulsifier ozokerite dan F5 menggunakan

emulsifier ABIL EM 120 (Bis-Gliseril-Lauril-Dimetikon dan Caprilic

Trigliserid). Emulsifier yang digunakan di F5 lebih unggul

dibandingkan F3 karena menghasilkan intensitas warna yang

lebih baik dan color trueness pada formula F5 lebih tinggi.

56

Page 57: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Formula F3 mengandung emollient dimetikon, dan

propilenglikol, sedangkan F5 hanya satu yaitu isopropyl

miristat. Penggunaan emollient yang banyak jika digunakan di

daerah tropis akan menyebabkan jerawat sehingga formula

F3 sepertinya tidak cocok digunakan di Indonesia.

Pewarna yang digunakan pada formula F3 ada dua yaitu Titanium dioksida

dan besi oksida CI77491 dan isopropyl titanium triisostearat, serta besi oksida

(kuning), sedangkan formula F5 ada tiga yaitu Titanium dioksida, besi oksida

(coklat) dan mika. Texturizing agents yang digunakan pada formula F3 yaitu

silcrusta MK03 dan mika, sedangkan formula F5 menggunakan talk dengan

ekstrak oat.

F3 tidak menggunakan basis dalam formulasinya, sedangkan F5

digunakan cera carnauba dan cera alba. Formula F3 menggunakan pengawet

yang sama dengan formula F5 yaitu hanya menggunakan dua jenis pengawet

metil paraben dan propil paraben, namun dengan konsentrasi yang berbeda. F3

tidak menggunakan pelarut air, sedangkan F5 menggunakan air sebagai

pelarut.

D. Perbandingan Formula F4 dan F5 (Illuminare)

Formula F4 tidak menggunakan emulsifier berbeda dengan formula F5

menggunakan emulsifier ABIL EM 120 (Bis-Gliseril-Lauril-Dimetikon

dan Caprilic Trigliserid). Formula F4 mengandung banyak

emollient yaitu dimetikon, campuran siklopentasiloksan dan

PEG, propilen glikol, dan campuran dimetikon dan vinil

dimetikon crosspolymer. Formua F5 hanya menggunakan satu

emollient yaitu isopropyl miristat. Banyaknya kandungan

emollient dalam formula F4 menjadikan sediaan cenderung

lengket dan berminyak sehingga tidak cocok digunakan di

Indonesia.

57

Page 58: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Wetting agent yang digunakan di formula F4 ada 2 yaitu

sorbitan isostearat dan sorbitan oleat, berbeda dengan

formula F5 yang mengandung Polisorbat 60. Pewarna yang

digunakan dalam formula F4 sama dengan formula F5 yaitu

titanium dioksida, besi oksida dan mika.

Texturizing agent yang digunakan dalam formula 4 adalah

nylon-12 berbeda dengan formula F5 yang terdiri dari talk dan

ekstrak oat. Formula F4 menggunakan pengental (xanthan

gum), viscosity enhancer (natrium klorida), dan moisturizer

sekaligus antiinflamasi yaitu panthenol dan pengawet

imidazolidinil urea. Formula F5 tidak mengandung pengental,

viscosity enhancer serta moisturizer.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sediaan alas bedak “Illuminare” dibuat dengan mendispersikan zat warna

dalam fase minyak kemudian dicampur dengan fase air. Evaluasi sediaan

58

Page 59: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

yang dilakukan meliputi evaluasi fisika, kimia, mikrobiologi

dan farmakologi (tes patch).

Karakteristik sediaan alas bedak “Illuminare” bentuk

sediaannya adalah emulsi O/W. Memiliki warna coklat muda.

Konsistensi dan warna alas bedak bentuk krim stabil dalam

penyimpanan dan penggunaan. Sediaan ini mengandung

emulsifier ABIL EM 120, yang membuat emulsi stabil, dan

meningkatkan intensitas warna pada sediaan, dan sediaan

memiliki color trueness yang tinggi. Sifat alir sediaan adalah

pseudoplastis dan tiksotropik, sehingga memudahkan

penggunaan sediaan dan menjaga kestabilan selama shelf-life

sediaan. Sediaan mengandung emollient, Isopropil Miristat,

dalam jumlah yang kecil tapi cukup untuk melembabkan kulit.

Sediaan memiliki ukuran partikel terdispersi berkisar antara

0,1 – 50 mm. Sediaan ini tidak memberikan rasa berminyak

pada kulit atau kering.

B. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian tentang pembuatan sediaan alas bedak

menggunakan formula yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

59

Page 60: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Anonim. 2014. Laporan Pendahuluan Combustio Luka Bakar. Diakses dari

http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-combustio-

luka-bakar.html

Anonim. 2014. ColorMoist Crème-to-Powder SPF Foundation Formula KCP-

004D Kobo Products. Diakses dari

http://www.koboproductsinc.com/formulations/KCP-004D.pdf pada tanggal

28 Oktober 2014.

Anonim. 2014. https://www.truthinaging.com/ingredients/mica Diakses pada

tanggal 31 Oktober 2014.

Anonim. 2014. Acne Comedogenic List. Diakses dari

http://www.caryskincare.com/acnecomedogeniclist.html pada tanggal 11

November 2014

Anonim. 2014. Formulation and Evaluation of Cosmetic and Dental Products.

Diakses dari :

http://pharmaquest.weebly.com/uploads/9/9/4/2/9942916/formulation__evalu

ation_of_cosmetic_pdts.pdf pada tanggal 11 November 2014

Antoniou,C. Stefanaki,C. 2006. Cosmetic Camouflage. Journal of Cosmetic

Dermatology. Diakses dari

http://femininebeauty.info/f/cosmetic.camouflage.pdf pada tanggal 31

Oktober 2014.

Begoun,P. 2014. Algae Extract. Diakses dari

http://www.paulaschoice.com/cosmetic-ingredient-dictionary/definition/algae

pada tanggal 30 Oktober 2014.

Cosmetic Ingredient Review. 2014. Safety Assessment of

Avena Sativa-Derived Ingredients

as Used in Cosmetics. Diakses dari

http://www.cir-safety.org/sites/default/files/AvenaS_032014_SLR.pdf pada

tanggal 31 Oktober 2014

Friedrich,A. dkk. 2013. Novel Multipurpose PEG-Free W/O Silicone Emulsifier

with Performance Benefits in Color Cosmetics. SOFW Journal 12-2013.

60

Page 61: Kelompok 26_Alas Bedak Illuminare

Gediya, S. 2011. Herbal Plants : Used as a Cosmetics. Scholars Research

Library. Diakses dari

http://scholarsresearchlibrary.com/JNPPR-vol1-iss1/JNPPR-2011-1-1-24-

32.pdf pada tanggal 29 Oktober 2014

Paye, M. Barel,A. Maibach,H. 2009. Handbook of Cosmetic

Science and Technology 3rd edition. New York. Informa Health

Care.

Rowe, R. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.

Pharmaceutical Press. Chicago.

Sandeep,K. dkk. 2012. Green Tea Polyphenols: Versatile Cosmetic

Ingredient. International Journal of Advanced Research in Pharmaceutical

and Biosciences. Diakses dari

https://www.camellix.com/sites/default/files/supportingresear

ch/Nov/2012/Hair%20loss%20paper.pdf pada tanggal 31

Oktober 2014

Tranggono, R., dkk, 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Tranggono, R,. dkk. 2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi.

Jakarta. CV. Sagung Seto.

61