pengaruh kualitas produk dan harga terhadap …etheses.iainponorogo.ac.id/3672/1/lea.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN DI ANGKRINGAN SEPANJANG JALAN
BARU KOTA PONOROGO
SKRIPSI
Oleh :
NURLITA LEA KUSUMA WARDANI
NIM 210214195
Pembimbing:
Dr. H. MOH. MUNIR, Lc., M.Ag.
NIP. 196807051999031001
JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2018
ii
iii
iv
ABSTRAK
Wardani, Nurlita Lea Kusuma 2018. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga
Terhadap Kepuasan Konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru
Kota Ponorogo. Jurusan Mu’amalah Fakultas Syariah (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing Dr. H. Moh. Munir, Lc., M.Ag.
Kata Kunci: Kualitas Produk, Harga, Kepuasan Konsumen
Teori kepuasan mengungkapkan bahwa ketika suatu produk berkinerja lebih
buruk dari apa yang diharapkan, maka akan menyebabkan kekecewaan sehingga
konsumen merasa tidak puas. Perasaan yang tidak puas akan menyebabkan
konsumen kecewa dan menghentikan pembelian dan konsumsi produk tersebut.
Kenyataannya, terdapat konsumen di angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo mengeluhkan bahwa kualitas produknya buruk dikarenakan lokasi di
pinggir jalan sehingga terkena debu. Produk angkringan yang biasa saja bahkan
tradisional yang tidak sehat bahkan tidak bernutrisi, produk-produk yang
kebanyakan berminyak dan tidak menyehatkan. Namun, masih saja banyak
konsumen yang berdatangan dan memenuhi setiap tenda angkringan yang ada di
jalan baru kota Ponorogo.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik masalah penelitian
sebagai berikut: (1) Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo? (2) Apakah
kualitas harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Angkringan
Sepanjang Jalan Baru kota Ponorogo? (3) Apakah kualitas produk dan harga
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru
kota Ponorogo?
Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
expost facto penarikan kesimpulan melalui analisis statistik 23. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo
dengan sampel 58 responden dari 385 populasi, teknik probability sampling dan
metode pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode angket yang diujicobakan dengan uji
validitas serta reliabilitas dan survey. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda, uji F, uji t, dan uji R2.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan nilai thitung>ttabel yaitu (9,917>
2,00404) dan harga juga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen
sebesar thitung>ttabel (8,009> 2,00404). Begitu pula secara simultan variabel
independen (kualitas produk dan harga) berpengaruh terhadap variabel dependen
(kepuasan konsumen) dengan nilai Fhitung > Ftabel (48,791> 3,16).
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, persaingan bisnis maupun usaha sangat ketat.
Para bisnisman berlomba-lomba untuk mengelola maupun mempertahankan
bisnis mereka agar tetap berjalan. Terlebih pada bisnis makanan dan minuman
saat ini berkembang dengan sangat pesat, baik dalam skala kecil, sedang, hingga
besar. Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya bisnis ini adalah
tingginya permintaan konsumen, tentu ini disebabkan oleh faktor gaya hidup dan
naiknya pendapatan masyarakat. Perkembangan dunia bisnis tersebut juga
mengakibatkan adanya perubahan pola dan cara para pesaing dalam
mempertahankan bisnisnya. Oleh sebab itu, setiap pelaku usaha bisnis harus
mempunyai kepekaan terhadap perubahaan kondisi persaingan bisnis yang terjadi
di lingkungannya dan menempatkan orientasi terhadap kemampuan untuk
menarik kepuasan pembelian agar dapat berhasil menjalankan usahanya.1
Usaha yang mulai berkembang di Ponorogo awal tahun 2000, mengalami
peningkatan secara tajam. Mungkin waktu itu, di kota Ponorogo hanya ada
beberapa angkringan. Dulu di Ponorogo lebih mengenal warung kopi
(WARKOP). Angkringan berasal dari kata “nangkring” yang berarti duduk
santai. Nangkring dalam bahasa Jawa berarti duduk dengan posisi yang nyaman,
1 Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2010), 230.
2
terkadang dengan mengangkat salah satu kaki ke kursi. Angkringan adalah
sebuah warung makan dan minum berbentuk gerobak yang ditutup dengan terpal
atau tenda plastik. Kira-kira 8-10 orang pembeli bisa mengisi angkringan, kecuali
apabila ia juga memiliki tikar yang cukup luas untuk menampung pembeli yang
lain. Saat ini angkringan di kota Ponorogo sudah seperti jamur di musim
penghujan. Pedagangnyapun sangat beragam, mulai dari bapak-bapak, hingga
pemuda kreatif yang tidak mengenal gengsi akan sebuah pekerjaan. Hal ini tentu
dapat mengurangi pengangguran, biasanya setiap angkringan menyediakan 1-2
tenaga untuk melayani pembelinya.2 Sekitar tahun 1999-an jumlah pedagang
angkringan di kota Ponorogo hanya sekitar lima pedagang. Dari tahun ke tahun,
jumlah pedagang tersebut mengalami kenaikan dan sampai dengan sekarang
dapat dikatakan ada 1000 angkringan yang ada di kota Ponorogo.3
Untuk menghadapi persaingan usaha angkringan yang semakin meningkat,
perlu adanya pengembangan produk agar tidak kalah saing dengan para usaha
angkringan yang baru. Strategi ini mencakup perubahan barang atau jasa yang
tetap menggunakan cara produksi yang sama dengan cara produksi yang lama.
Strategi ini umumnya dilakukan untuk memperpanjang masa edar atau siklus
hidup, bilamana kita mengetahui bahwa sasaran pembeli mulai bosan kita harus
mengubah barang atau jasa yang ditawarkan. Contohnya bisnis ayam goreng
2 Muhammad Ferry Afriandy, “Ponorogo dan Angkringan,” dalam
http://telecenterwarok.blogspot.com (diakses pada tanggal 12 Desember 2017, jam 14.30). 3 Slamet Santoso dan Jusuf Harsono, “Pola Solidaritas Kelompok Pedagang Angkringan di
Kota Ponorogo,” vol 16 No.1 (2014), 63.
3
dikembangkan menjadi bebek goreng, burung goreng, atau unggas goreng.4
Bukan hanya mengembangkan produk, namun juga mempertahankan kualitas
produk. Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Jika produk yang dikatakan
berkualitas bagi seseorang, maka produk itu dapat memenuhi kebutuhannya.5
Selain itu dalam mencapai kepuasan konsumen adalah harga. Produk yang
mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan
memberikan nilai yang lebih tinggi.6 Kepuasan konsumen adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja produk yang riil/aktual dengan kinerja produk yang diharapkan.7
Teori kepuasan mengungkapkan bahwa ketika suatu produk berkinerja lebih
buruk dari apa yang diharapkan, maka akan menyebabkan kekecewaan sehingga
konsumen merasa tidak puas.8 Perasaan yang tidak puas akan menyebabkan
konsumen kecewa dan menghentikan pembelian dan konsumsi produk tersebut.9
Kenyataannya, terdapat konsumen di angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo mengeluhkan bahwa kualitas produknya buruk dikarenakan lokasi di
pinggir jalan sehingga terkena debu. Produk angkringan yang biasa saja bahkan
4 Suharyadi.dkk, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda (Jakarta:
Salemba Empat, 2008), 192. 5 Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen Teori dan Praktik (Bandung:CV Pustaka Setia,
2015), 239. 6 Ibid.
7 Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2013), 181. 8 Ibid., 184.
9 Ibid., 190.
4
tradisional yang tidak sehat bahkan tidak bernutrisi, produk-produk yang
kebanyakan berminyak dan tidak menyehatkan. Namun, masih saja banyak
konsumen yang berdatangan dan memenuhi setiap tenda angkringan yang ada di
jalan baru kota Ponorogo.
Dari latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian
mengenai pengaruh kualitas produk dan harga terhadap kepuasan konsumen
angkringan di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo. Peneliti memilih angkringan
di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo dikarenakan tempatnya yang mudah
dijangkau dan lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengambilan data.
Di lokasi itulah akan dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah memang
kualitas produk dan harga sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
angkringan di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo atau bahkan tidak sama
sekali. Dengan demikian, penulis mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk
dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Di Angkringan Sepanjang Jalan
Baru Kota Ponorogo”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam
skripsi ini sebagai berikut:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di
Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo?
5
2. Apakah kualitas harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di
Angkringan Sepanjang Jalan Baru kota Ponorogo?
3. Apakah kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru kota Ponorogo?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitiaan
adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah
diidentifikasikan di atas yaitu:
1. Untuk menjelaskan ada tidaknya pengaruh yang signifikan kualitas produk
terhadap kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo.
2. Untuk menjelaskan ada tidaknya pengaruh yang signifikan kualitas harga
terhadap kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo.
3. Untuk menjelaskan ada tidaknya pengaruh yang signifikan kualitas produk
dan harga terhadap kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru
Kota Ponorogo.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini menurut peneliti dikelompokan menjadi dua
macam yaitu :
1. Manfaat Teoritis
6
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah teori
dalam bidang ilmu Muamalah, sekaligus menambah literatur kepustakaan,
khususnya untuk jenis penelitian kuantitatif.
2. Manfaat Empiris
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna;
a. Bagi objek penelitian (Angkringan yang diteliti)
Sebagai acuan untuk penyempurnaan pelayanan sesuai yang
diinginkan oleh masyarakat dan untuk menentukan strategi optimalisasi
yang tepat untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Dapat
juga digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi usaha Angkringan
khususnya tempat Angkringan yang telah diteliti untuk meningkatkan
daya beli dan kepuasan konsumen melalui perwujudan variabel-variabel
yang mempengaruhinya.
b. Bagi penulis :
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis guna menambah
pengalaman dalam lapangan tentunya dan juga menambah khasanah ilmu
pengetahuan penulis dan sebagai salah satu persyaratan guna
menyelesaikan jenjang sarjana strata satu (S1).
7
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan memperjelas arah pembahasan,
penulisan skripsi ini disistematiskan menjadi lima bab dengan uraian sebagai
berikut:
BAB I :Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini menguaraikan tentang
latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :Merupakan bab kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III :Merupakan bab metode penelitian yang menjelaskan beberapa sub bab
yaitu rancangan penelitian, variabel penelitian dan definisi
operasional, populasi, sampel, teknik sampling, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data.
BAB IV :Merupakan bab data dan analisis. Yang akan menguraikan tentang
data hasil penelitian dan hasil analisis pengujian hipotesis (regresi
linier sederhana dan regresi linier berganda), dan interpretasi
(pembahasan hasil hipotesis).
BAB V :Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam bab
ini akan disimpulkan hasil pembahasan untuk menjelaskan sekaligus
menjawab persoalan yang telah diuraikan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Kualitas produk
a. Pengertian Kualitas Produk
Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan. Berdasarkan pengertian kualitas, baik
konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gaspersz dalam
Sampara Lukman mengemukakan bahwa Pada dasarnya kualitas
mengacu kepada pengertian pokok :
1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang
memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasan
atas penggunaan produk;
2) Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari
kekurangan atau kerusakan.1
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.2 Produk adalah setiap apa saja
1 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
7. 2 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management (Yogyakarta: Andi
Offset, 2003), 4.
9
yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan konsumen.3 Kualitas produk adalah
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Bila suatu
produk dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai
produk yang memiliki kualitas yang baik.4
b. Indikator-indikator Kualitas Produk
Indikator kualitas produk, yaitu:
1) Penampilan, makanan dianggap berkualitas dari penampilan
fisiknya jika penampilan fisiknya membangkitkan selera untuk
dimakan.
2) Porsi, dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi
standartnya yang disebut standart portion size.
3) Temperatur, konsumen menyukai variasi temperatur yang
didapatkan dari makanan satu dengan yang lainya.
4) Tekstur, tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat
dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.
5) Aroma, yaitu reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi
konsumen sebelum menikmati makanan, konsumen dapat
mencium makanan tersebut.
3 Agung Eko Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan di Tengah Persaingan
Usaha dan Keterbatasan Sumber Daya (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2014), 69-71. 4 Hana Ofela, Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Kebab Kingabi, Volume 5, Nomor 1, Januari 2016.
10
6) Tingkat kematangan, tingkat kematangan makanan akan
mempengaruhi tekstur dari makanan.
7) Rasa, titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi
dasar yaitu manis, asam, asin, pahit.5
2. Harga
a. Pengertian Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan
untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan
suatu barang atau jasa. Harga menurut Jerome Mc Carthy adalah
apa yang dibebankan untuk sesuatu. Sedangkan harga menurut
William J. Stanton adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Dengan demikian harga sebenarnya untuk menggambarkan nilai
uang sebuah barang dan jasa.6
b. Tujuan Ditetapkan Harga
Pada perusahaan kecil, harga ditetapkan oleh manajemen
puncak, sedangkan pada perusahaan besar, penetapan harga bisa
ditangani oleh manajer divisi atau manajer pemasaran. Suatu
harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk:
1) Meningkatkan penjualan
5 Aprilia Dewi Retnasari, pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian di Jawi Lanbistro coffee and Resto Surabaya (Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya Program Studi Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi). 6 Agunng Eko Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas, 72.
11
2) Mempertahankan dan memperbaiki market share
3) Menstabilkan tingkat harga
4) Mengembalikan investasi
5) Mencapai laba maksimum.
Di dalam penetapan harga, perlu dipertimbangkan
beberapa faktor yang turut berpengaruh, misalnya:
1) Harga sejenis atau produk pengganti dari para pesaing.
2) Kemampuan membeli dari masyarakat
3) Jangka waktu perputaran dana
4) Peraturan pemerintah.7
c. Indikator- Indikator Harga
Indikator harga menurut Stanton, ada empat indicator
yang mencirikan harga yaitu:
1) Keterjangkauan harga
Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya
dari suatu produk, yang harus diibayarkan oleh
pelanggan. Maksudnya adalah pelanggan cenderung
melihat harga akhir dan memutuskan apakah akan
menerima nilai yang baik seperti yang diharapkan.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Terlebih dahulu harga yang tercantum pada
sebuah produk, karena sebelum membeli konsumen
7 Ibid., 73.
12
sudah berfikir tentang sistem hemat yang tepat. Selainn
itu konsumen dapat berfikir tentang harga yang
ditawarkan memiliki kesesuaian dengan produk yang
telah dibeli.
3) Daya saing harga
Penawaran harga yang diberikan oleh produsen
atau penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan
oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat
Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh
produsen atau penjual yang sesuai dengan manfaat yang
dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.8
3. Kepuasan Konsumen
a. Pengertian Kepuasan Konsumen
Kepuasan atau ketidakpuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesanya terhadap kinerja produk yang riil/actual dengan kinerja
produk yang diharapkan. Menurut Zeithaml dan bitner, kepuasan
konsumen merupakan “customer’s evaluation of a product or
service in terms of whether the product or service has met their
needs and expectation.” Konsumen yang merasa puas pada
produk/jasa yang dibeli dan digunakan akan kembali
8 Hana Ofela, Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap kepuasan
konsumen, 12.
13
menggunakan jasa/produk yang ditawarkan. Hal ini akan
membangun kesetiaan konsumen. Menurut Kotler, kepuasan
adaah sejauh mana suatu tingkatan produk dipersepsikan sesuai
dengan kenyataan yang diterima oeh konsumen. Jika produk
tersebut jauh di bawah harapan, konsumen akan kecewa.
Sebaliknya, jika produk tersebut memenuhi harapan, konsumen
akan puas. Harapan konsumen dapat diketahui dari pengalaman
mereka sendiri saat menggunakan produk tersebut, informasi dari
orang lain, informasi yang diperoleh dari iklan atau promosi yang
lain.9
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Lupiyoadi menyebutkan lima faktor utama yang
mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu:
1) Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas. Montgomery menyatakan bahwa produk
dikatakan berkualitas bagi seseorang jika produk tersebut
dapat memenuhi kebutuhanya.
2) Kualitas layanan
Konsumen akan memrasa puas bila mendapatkan
pelayanan yang baik atau sesuai dengan harapan.
9 Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, 180-182.
14
3) Emosional
Konsumen merasa puas ketika orang memuji dia
karena menggunakan merek yang mahal.
4) Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi
menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai
yang lebih tinggi.
5) Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap
produk atau jasa tersebut.10
c. Teori Kepuasan (the expectancy disconfirmation model)
Teori kepuasan mengemukakan bahwa kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan
antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan kinerja
produk yang sesungguhnya. Ketika membeli suatu produk,
konsumen memiliki harapan tentang bagaimana kinerja produk
tersebut (product performance):
1) Produk berkinerja lebih baik yang diharapakan. Inilah yang
disebut diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika
ini terjadi, konsumen akan merasa puas.
10
Yuniarti, Perilaku Konsumen , 239.
15
2) Produk berkinerja seperti yang diharapkan. Inilah yang
disebut konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk
tersebut tidak memberikan rasa puas, tetapi juga tidak
megecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan
yang netral. 11
3) Produk berkinerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah
yang disebut diskonfirmasi negative (negative
disconfirmation). Produk yang berkinerja buruk, tidak
sesuai dengan harapan konsumen, akan menyebabkan
kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas.12
d. Model Kritis Untuk Memahami Kepuasan Konsumen
Suatu model yang kritis untuk memahami dan
mempengaruhi kepuasan/ketidakpuasan konsumen (consumer
satisfaction / dissatisfaction = CS/D) adalah model doskonfirmasi
harapan, yang mendefinisikan CS/D sebagai “evaluasi yang
dilakukan bahwa pengalaman setidak-tidaknya sama baiknya
bagaimana yang seharusnya.
1) Model diskonfirmasi harapan
Konsumen membandingkan harapan kinerja mereka
dengan kinerja produk yang actual, yaitu persepsi kualitas
produk. Bila kualitas jauh di bawah harapan, konsumen akan
11
Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Perilaku Konsumen,183. 12
Ibid.,184.
16
merasakan kepuasan emosional. Bila kinerja melebihi
harapan, konsumen mengalami konfirmasi harapan.
Sesungguhnya apabila harapan dan kinerja actual berjalan
bersamaan, bukti menunjukan bahwa konsumen tidak dapat
secara sadar mempertimbangkan tingkat kepusan mereka
dengan produk. Jadi, konfirmasi harapan merupakan suatu
keadaan yang positif, namun seringkali tidak menghasilakn
kepuasan yang kuat hanya akan dialami bila kinerja actual
jauh lebih unggul dari kinerja yang diharapkan.
2) Harapan produk (product expectations)
Harapan produk adalah standar yang diterapkan
terhadap kinerja produk actual yang dinilai. Tingkat kinerja
yang diharapakan dari suatu poduk dipengaruhi oleh sifat
produk, factor-faktor promosi, produk lainya, dan
karakteristik konsumen. Semntara sifat produk, pengalaman
konsumen dengan produk sebelumnya, harga dan
karakteristik fisik memengaruhi cara konsumen
mengharapkan kinerja produk. Jadi, bila produk mempunyai
harga yang tinggi atau bila produk bekerja dengan sangat
baik di masa lalu, konsumen akan mengharapkan produk itu
memenuhi standar kinerja yang tinggi. 13
13
Ibid., 184-185.
17
e. Indikator- Indikator Kepuasan Konsumen
Kotler menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas
sebagai berikut:
1) Loyal terhadap produk, yaitu membeli ulang dari produsen
yang sama.
2) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif,
yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan
mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan
perusahaan produk yang dikonsumsi.
3) Perusahaan menjadi pertimbangan utama, yaitu ketika
membeli merek lain, perusahaan yang telah memberikan
kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan utama.14
4. Hubungan variabel (kualitas produk (X1) dan harga (X2) terhadap
kepuasan konsumen (Y)
a. Hubungan antara kualitas produk dan harga
Para eksekutif pemasaran perlu memahami aspek-aspek
psikologi penetapan harga. Misalkan, konsumen sangat tergantung
pada harga sebagai indikator kualitas sebuah produk terutama pada
waktu mereka harus membuat keputusan beli sedangkan informasi
yang dimiliki tidak lengkap. Beberapa studi telah menunjukan bahwa
persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring
dengan perubahan yang terjadi pada harga. Jadi, semakin tinggi harga
14
Ibid., 238.
18
suatu produk makin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi
konsumen. Konsumen mempunyai persepsi seperti ini pada waktu
mereka tidak memiliki petunjuk lain dari kualitas produk selain harga.
Padahal persepsi kualitas dapat dipengaruhi pula oleh reputasi toko,
periklanan, dan variabel lainya.15
Menurut teori permintaan yaitu
turunya harga suatu barang mengakibatkan jumlah barang yang
diminta akan naik dan sebaliknya naiknya suatu barang
mengakibatkan jumlah barang yang diminta akan turun.16
b. Hubungan kualitas produk dengan kepuasan konsumen
Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana
produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation).
Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan
dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan
konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen
(actual performance) sebenarnya merupakan persepsi konsumen
terhadap kualitas produk tersebut.
Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan
berhenti pada proses konsumsi saja. Konsumen akan melakukan
proses evakuasi terhadap konsumsi yang telah dilakukanya. Inilah
yang disebut evaluasi alternatif pasca pembelian atau pasca konsumsi.
Proses ini juga dapat disebut proses evaluasi alternatif tahap kedua.
Hasil dari proses evaluasi pascakonsumsi adalah kepuasan atau
15
Wiliam J. Stanton, Prinsip Pemasaran (Surabaya : Erlangga, 1984), 307. 16
Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Perspektif Islam (Malang: UIN-Malang Press, 2008),
66.
19
ketidakpuasan terhadap konsumsi produk atau merek yang telah
dilakukanya. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa,
konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap
produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong
konsumen untuk membeli dan mengonsumsi ulang produk tersebut.
Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen
kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk
tersebut. 17
c. Hubungan antara kualitas produk, harga dan kepuasan konsumen
Menurut teori tingkah laku konsumen dalam pendekatan nilai
guna kordinal dan nilai guna ordinal, yaitu:
1) Makin banyak barang yang dikonsumsi maka makin besar
kepuasan yang didapatkan.
2) Tambahan kepuasan untuk tambahan 1 unit barang bisa dihargai
dengan uang, sehingga makin besar kepuasan yang didapat maka
makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat
kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal,
sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka
dia hanya akan mau membayar dengan harga yang murah.
3) Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak daripada yang lebih
sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi
17
Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, 190.
20
menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang
dimilikinya.18
B. Penelitian Terdahulu
Dalam tinjauan pustaka ini penulis mengemukakan hasil penelitian
yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan,
diantaranya:
Skripsi yang ditulis oleh Dyah Ayu Permatasary tahun 2014
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakartayang berjudul “Pengaruh Harga, Produk,
Kualitas Layanan Dan Tempat Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Rumah
Makan Pecel Madiun Laris Manis Jebres Surakarta” yang hasilnya bahwa
Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi Y=1,135+
0,290X1+0,252X2+0,187X3+0,203X4. Persamaan ini menunjukan
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh harga, produk, kualitas layanan dan
tempat. Berdasarkan hasil uji t 1) Harga berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dari thitung > ttabel 3,483 > 1,988
dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,001. 2) Produk berpengaruh positif
terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dari thitung> ttabel yaitu
3,467 > 1,988 dan nilai signifikansi <0,05, yaitu 0,001. 3) Kualitas layanan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dari
thitung> ttabel yaitu 2,492 > 1,988 dan nilai signifikansi <0,05, yaitu
0,014. 4) Tempat berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Hal
18
Ibid.,103-105.
21
ini dibuktikan thitung> ttabel yaitu 2,437 > 1,988 dan nilai signifikansi
<0,05, yaitu 0,017. 5) Harga, produk, kualitas layanan dan tempat secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini
berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa Fhitung> Ftabel yaitu 24,353 >
3,090 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. 6) Variabel harga
memberikan sumbangan relatif sebesar 29,54% dan sumbangan efektif
sebesar 14,94%. Variabel produk memberikan sumbangan relatif 28,52%
dan sumbangan efektif 14,43%. Variabel kualitas layanan memberikan
sumbangan relatif 22,36% dan sumbangan efektif 11,31%. Variabel
Tempat memberikan sumbangan relatif 19,58% dan sumbangan efektif
19,90%. Hasil perhitungan R2 0,506 yang berarti 50,6% ada pengaruh
kombinasi variabel harga, produk, kualitas layanan dan tempat terhadap
kepuasan pelanggan, sisanya 49,94% dipengaruh oleh faktor lain yang
tidak diteliti.19
Penelitian lainya pernah dilakukan Novi Wahyu Worodiyanti tahun
2016 Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Di Elladerma Skin Care Malang” yang hasil
penelitian menunjukan bahwa secara parsial di dapat kualitas produk t-
hitung sebesar 2,67 terhadap kepuasan konsumen, harga t-hitung 2,425
terhadap kepuasan konsumen dan kualitas layanan dengan t-hitung 4,061
terhadap kepuasan konsumen, menunjukkan masing-masing variabel
19
Dyah Ayu Permatasary, “Pengaruh Harga, Produk, Kualitas Layanan Dan Tempat
Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan Pecel Madiun Laris Manis Jebres Surakarta”,
Skripsi (Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014).
22
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kualitas layanan berpengaruh
yang dominan 4,061 dibandingkan kualitas produk dan harga dan secara
simultan F hitung sebesar 35,483 menunjukkan bahwa kualitas produk,
harga dan kualitas layanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen pada klinik Elladerma Skin care.20
Selain itu penelitian yang dilakukan Fanly W. Manus Tahun 2016
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado yang
berjudul “ Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan, Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar Tri Di Kelurahan
Wawalintouan Tondano Barat” Hasil penelitian menunjukan kualitas
produk harga serta kualitas layanan secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan kartu prabayar Tri.
Manajemen PT. Hutchison 3. Dengan nilai Fhitung > Ftabel (51,422 > 3,091)
atau Sig F < 5% (0,000<0,05). 21
Dari hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan yaitu
penelitian yang akan penulis lakukan adalah memiliki perbedaan dengan
hasil penelitian yang telah ada. Letak perbedaannya adalah penelitian ini
pada fokus, analisis, dan objek penelitian.
20
Novi Wahyu Worodiyanti, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Di Elladerma Skin Care Malang”, Skripsi, (Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya, 2016). 21
Fanly W. Manus , “Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan, Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar Tri Di Kelurahan Wawalintouan Tondano
Barat”, Skripsi, (Manado : Universitas Sam Ratulangi, 2016).
23
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagi faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.22
Berdasarkan telaah pustaka, maka paradigma penelitian adalah
berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Berdasarkan telaah pustaka, maka kerangka berfikirnya adalah
sebagai berikut:
a. Jika kualitas produk baik maka akan memberikan kepuasan
konsumen yang baik.
22
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014),91.
Kualitas Produk
(X1)
Harga
(X2)
Kepuasan
konsumen
(Y)
24
b. Jika harga baik maka akan memberikan kepuasan konsumen yang
baik.
c. Jika kualitas produk dan harga baik maka akan memberikan
kepuasan konsumen yang baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka.23
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka berfikir, maka
diperoleh hipotesis sebagai berikut:
Ha1 :Kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo.
Ho1 :Kualitas produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo.
Ha2 :Harga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen
di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo.
Ho2 :Harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo.
23
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder
(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2012), 63.
25
Ha3 :Kualitas produk dan harga berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo.
Ho3 :Kualitas produk dan harga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru
Kota Ponorogo.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitan dapat diartikan sebagai pedoman, prosedur.
Atau teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan
untuk membangun strategi yang menghasilkan model penelitian.1
Dilihat dari jenis datanya, penelitian dibagi menjadi dua yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
penelitian kuantitatif, yang dapat diartikan sebagai suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.2 Dalam
rancangan penelitian ini penulis menggunakan variabel. Variabel yang
digunakan adalah variabel bebas (independen) yaitu merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya
variabel terikat( dependen), dan variabel terikat (dependen) yaitu variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.3
Dalam penelitian ini variabel independenya adalah kualitas produk dan
harga, variabel dependenya adalah kepuasan konsumen.
1Moh. Munir,dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah (Ponorogo:IAIN
Ponorogo, 2017), 39. 2Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2013),
37. 3Sugiono, Metode Penelitian , 60.
27
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang,
obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 4
Sementara definisi operasional variabel merupakan suatu definisi
yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau
menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut .
Tabel 3.1
Variabel penelitian dan definisi operasional
Variabel Penelitian Definisi Indikator
Kualitas Produk
(X1)
keseluruhan barang dan
jasa yang berkaitan
dengan keinginan
konsumen yang secara
keunggulan produk
sudah layak
diperjualkan sesuai
harapan dari pelanggan
Penampilan
Porsi
Tekstur
Temperatur
Rasa
Aroma
Tingkat kematangan
Harga
(X2)
suatu nilai tukar untuk
manfaat yang
Keterjangkauan
4 Ibid,. 61
28
ditimbulkan oleh
barang atau jasa
tertentu bagi
seseoraang.
harga
Kesesuaian harga
dengan kualitas
produk
Daya saing harga
Kesesuaian harga
dengan manfaat
Kepuasan
Konsumen
(Y)
tingkat perasaan
seseorang setelah
membandingkan
kinerja (atau hasil)
yang dirasakan dengan
harapannya.
Loyal terhadap
produk
Merekomendasikan
kepada pihak lain
Perusahaan jadi
pertimbangan utama
Penelitian ini dilakukan pada konsumen Angkringan di Sepanjang
Jalan Baru Kota Ponorogo, konsumen diminta mengisi kuesioner yang
telah disediakan, kemudian hasilnya dianalisis menggunakan metode
analis regresi sederhana dan berganda untuk menemukan kesimpulan.
Akhirnya kesimpulan yang diperoleh digeneralisasikan untuk mewakili
populasi dalam penelitian.
29
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya. 5
Dalam penelitian ini, populasi mengacu pada konsumen di
setiap Angkringan di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo yang akan
dijadikan sebagai objek. Peneliti akan mengambil semua tempat
Angkringan hasil survey yang ada di Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo. Menurut survey Peneliti ada 13 angkringan di Sepanjang
Jalan Baru Kota Ponorogo. Yang mana diperkirakan rata-rata ada 25
konsumen perhari untuk angkringan kecil, 30 konsumen/hari untuk
Angkringan yang sedang, dan 50 konsumen/hari untuk angkringan
yang besar. Sesuai dengan survey yang peneliti lakukan jumlah
populasi diperkirakan berjumlah 385.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi missal karena terbatasnya
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
5 Wiratna Sujarweni, Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015),76
30
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).6
Adapun dalam pengambilan besaran sampel menurut
Suharsimi Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitianya menjadi penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, kita dapat mengambil antara
10-15%, atau 20-25%, atau lebih, tergantung pada:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, sampel yang besar akan memberikan hasil
yang lebih baik. Meskipun anggapan ini benar, yang terjadi
tidaklah selalu demikian. Hal ini tergantung pada sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dikandung oleh subjek-subjek penelitian dalam
populasi.7
Oleh karena itu, dalam penelitian ini besar populasi konsumen
angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo diperkirakan
berjumlah 385 konsumen, maka peneliti mengambil 15% dari
jumlah populasi yaitu 15% x 385 = 57,75 = 58 (dibulatkan).
Pengambilan 15%, diperhitungkan sesuai dengan kemampuan
6 Ibid.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:PT Rineka
Cipta, 1998), 120-121.
31
peneliti, sempit luasnya wilayah pengamatan dan besar kecilnya
resiko yang ditanggung peneliti.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel. Teknik dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan
simple Random Sampling. sampel random/ sampel acak/ sampel
campur. Peneliti mengambil sampel dengan cara “mencampur”
subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap
sama. Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama pada setiap
subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Karena
hak setiap subjek sama, peneliti terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.8
Tabel 3.2
Rincian sampel setiap angkringan
No Nama Angkringan Populasi Jumlah sampel
yang diambil
1 Warung Kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
2 Warung Artomoro 50 15% x 50 = 7,5 = 7
3 Warung kopi 30 15% x 30 = 4,5 = 4
4 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
5 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
6 Warung kopi 30 15% x 30 = 4,5 = 4
7 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
8 Ibid.
32
8 Angkringan 78 50 15% x 50 = 7,5 = 7
9 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
10 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
11 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
12 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
13 Warung kopi 25 15% x 25 = 3,75 = 4
Total 385 58
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data kuantitatif. Di
mana data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi
matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif. Data berdasarkan
sumbernya ada 2 yaitu:
a. Data Primer
Data primer biasanya didapat dari subjek penelitian dengan
cara melakukan pengamatan, percobaan atau interview/wawancara.
Cara untuk mendapatkan data primer biasanya melalui observasi
/pengamatan langsung, subyek diberi lembar yang berisi pertanyaan
untuk diisi, pertanyaan yang ditujukan untuk responden. Untuk
memperoleh data primer, peneliti melakukan survey di setiap
Angkringan untuk memperoleh data nama penjual, nama Angkringan,
jumlah pelanggan perhari, data tentang kualitas produk, data tentang
33
harga, dan data tentang kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang
Jalan Baru Kota Ponorogo.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari
sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.
Data sekunder dapat diperoleh dari buku cetak, BPS.9
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data nama penjual Angkringan di Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo yang diambil dari hasil survey.
2. Data tentang nama Angkringan yang diberikan pedagang
Angkringan di sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo yang diambil
dari hasil survey.
3. Data tentang jumlah konsumen perhari (perkiraan). Yang diambil
dari hasil survey.
4. Data tentang kualitas produk di Angkringan di sepanjang Jalan
Baru Kota Ponorogo yang diambil dari angket.
5. Data tentang harga di Angkringan di sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo yang diambil dari angket.
6. Data tentang kepuasan konsumen di Angkringan di sepanjang
Jalan Baru Kota Ponorogo yang diambil dari angket.
9 Ibid., 84.
34
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
melalui:
1. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui.10
Untuk mengetahui
tanggapan responden terhadap kepuasan konsumen yang terdiri dari
kualitas produk dan harga, serta untuk mempermudah pengambilan
kesimpulan dari tanggapan konsumen yang diperoleh dalam pembagian
kuesioner, maka digunakan skala likert empat jawaban.
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.11
Skala likert melibatkan serangkaian pertanyaan yang
berkaitan dengan sikap. Responden diminta menyatakan “setuju” atau
“tidak setuju” untuk setiap pertanyaan. Jawabannya diberi nilai yang
akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total
seluruh pernyataan dihitung untuk setiap responden. Untuk setiap
jawaban akan diberi skor satu sampai dengan empat, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 3 untuk jawaban Setuju (S)
10
Sangadji dan sopiah MM, Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian
(Yogyakarta:CV Andi Offset, 2010), 151. 11
Ibid., 134.
35
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Teknik ini digunakan untuk pengambilan data mengenai
pengaruh kualitas produk dan harga terhadap kepuasan konsumen di
Angkringan di sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo. Adapun
pelaksanaanya, angket diberikan kepada konsumen agar mereka
mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dan untuk skala yang
digunakan adalah skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial.12
2. Survey
Survey adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pertanyaan terstruktur yang sama dengan setiap orang, kemudian
semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan
dianalisis.13
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Dalam menganalisis data peneliti lebih mengarah kepada statistik
deskriptif. Yaitu menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk
nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang
lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.14
Metode untuk
mengolah data menggunakan SPSS 23 (Statistikal Package For The Social
Sciens ). Sedangkan metode analisis data yang peneliti gunakan, yaitu:
12
Sugiyono, Metode Penelitian, 199. 13
Ibid., 23. 14
Sukardi, Metodologi Penelitian, 86.
36
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
instrument alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut
Sekaran yang dikutip dari buku Analisis Data Penelitian
Menggunakan SPSS validitas menunjukkan ketepatan dan
kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya
diukur.15
Dalam uji ini, setiap item akan di uji korelasinya
dengan skor total variabel yang dimaksud. Untuk menguji
validitas instrumen dengan melihat nilai Correlation Coefficient.
Untuk menguji valid atau tidaknya setiap indikator, peneliti
terlebih dahulu menggunakan sampel 16 dari non responden
dengan alpha 5% atau 0,05, didapat r-tabel 0,497 (Table of
critical value r the person product moment correlation
coefficient).
1) Apabila r-hitung > r-tabel, maka dikatakan valid.
2) Apabila r-hitung < r-tabel, maka dikatakan tidak valid.
Berikut ini hasil uji validitas masing-masing indikator dari
non responden:
15
Tony Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya,2009), 109.
37
Tabel 3.3
Uji validitas
Variabel Pertanyaan
r-
hitung
r-tabel Keterangan
Kualitas Produk
X1
Penampilan Pertanyaan 1 0,652 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,575 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,639 0,497 Valid
Pertanyaan 4 0, 553 0,497 Valid
Porsi Pertanyaan 1 0,886 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,525 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,765 0,497 Valid
Tekstur Pertanyaan 1 0,656 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,503 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,765 0,497 Valid
Temperature Pertanyaan 1 0,513 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,868 0,497 Valid
Pertanyaan 3 -0,118 0,497 Tidak valid
38
Pertanyaan 4 0.071 0,497 Tidak valid
Rasa Pertanyaan 1 0,885 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,545 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,801 0,497 Valid
Pertanyaan 4 0,827 0,497 Valid
Aroma Pertanyaan 1 0,749 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,087 0,497 Tidak valid
Pertanyaan 3 0,902 0,497 Valid
Harga
X2
Keterjangkauan
harga
Pertanyaan 1
0,825
0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,635 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,592 0,497 Valid
Pertanyaan 4 0,674 0,497 Valid
Kesesuaian harga
dengan kualitas
produk
Pertanyaan 1
0,676
0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,510 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,622 0,497 Valid
39
Daya saing harga Pertanyaan 1 0,522 0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,674 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,601 0,497 Valid
Pertanyaan 4 0,800 0,497 Valid
Kesesuaian harga
dengan manfaat
Pertanyaan 1
0,558
0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,549 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,392 0,497 Tidak valid
Pertanyaan 4 0,258 0,497 Tidak valid
Kepuasan Konsumen
Y
Loyal terhadap
produk
Pertanyaan 1
0,805
0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,666 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,779 0,497 Valid
Merekomendasikan
kepada pihak lain
Pertanyaan 1
0,835
0,497 Valid
Pertanyaan 2 0,741 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,694 0,497 Valid
Perusahaan jadi Pertanyaan 1 0,743 0,427 Valid
40
pertimbangan
utama
Pertanyaan 2 0,793 0,497 Valid
Pertanyaan 3 0,706 0,497 Valid
Berdasarkan keterangan di atas terlihat bahwa nilai r-hitung
pada kolom Correlation Coefficients mempunyai nilai r-hitung > nilai
r-tabel. Pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan n= 14 (16-2),
diperoleh r-tabel sebesar 0,4973 maka dapat diketahui r-hitung dari 40
item > r-tabel (0,497) dan 5 item < r-tabel (0,497) , sehingga dapat
dikatakan bahwa 40 item pernyataan dari indikator kedua variabel X
dan Y adalah Valid dan dan mempunyai hubungan (+) untuk
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian atau pernyataan-
pernyataan yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Dan 5 pernyataan dari indikator kedua variabel X dan Y
adalah Tidak Valid sehingga tidak digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti.
Dari 45 pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan , dengan
rincian X1 = 21 pernyataan, X2 = 15 pernyataan, Y = 9 pernyataan.
Setelah di uji dalam SPSS 23 pernyataan yang valid berjumlah 40
dengan rincian X1 (Kualitas Produk) mendapat 18 pernyataan yang
valid dan 3 pernyataan yang tidak valid. X2 (Harga) mendapat 13
pernyataan yang valid dan 2 pernyataan yang tidak valid. Y
41
(Kepuasan Konsumen) mendapat 9 pernyataan yang valid atau semua
pernyataan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan
dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap
seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka dikatakan
reliabel.16
Untuk menguji reabilitas instrumen dengan melihat nilai
Cronbach’s Alpha dari tabel Reability Statistics pada hasil pengolahan
SPSS. Berikut adalah hasil uji reabilitas dari non responden:
Tabel 3.4
Uji Reabilitas
Realibility
Variables
Cronbach’s Alpha Keterangan
Kualitas Produk 0,754 Reliabel
Harga 0,741 Reliabel
Kepuasan Konsumen 0,778 Reliabel
Hasil uji reliabilitas memperlihatkan nilai Alpha Cronbach
semua variabel diatas > 0,60 sehingga dapat disimpulkan indikator yang
16
Ibid., 172.
42
digunakan oleh variabel kualitas produk dan harga dapat dipercaya atau
handal untuk digunakan sebagai alat ukur variabel kepuasan konsumen.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam
model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang berdistribusi normal.17
b. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (variabel independen). Model uji regresi yang baik
selayaknya tidak terjadi multikolinieritas.18
c. Heterokedatisitas
Heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Jika varians dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas kareana data
cross section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang dan besar).19
17
Ibid.,126 18
Ibid.,119 19
Ibid.,124
43
3. Uji Regresi
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah regresi
linier sederhana dan berganda serta uji signifikan secara bersama-
sama (uji statistik F).
a. Regresi Linier Sederhana
Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu
variabel independent.model persamaan regresi linier sederhana
dengan rumus sebagai berikut:20
Y = a + bX
Di mana:
Y : variabel terikat
X : variabel bebas
a dan b : konstanta
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel
terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1X2...Xi
terhadap satu variabel terikat Y.
Bentuk matematika dari analisis regresi berganda dari variabel
penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 +b2X2
20
Sujarweni, Statistik, 111.
44
Di mana:
Y : Kepuasan Konsumen Angkringan (variabel dependent)
a : konstanta (harga konstanta)
b1 : koefisien regresi pertama
b2 : koefisien regresi kedua
X1 : Kualitas produk (variabel independent pertama)
X2 : Harga (variabel independent kedua)21
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah koofisien untuk menentukkan
besarnya pengaruh variasi (naik/turunnya) nilai variabel bebas
(variabel X) terhadap variasi naik/turunnya) nilai variabel terikat
(variabel Y) pada hubungan lebih dua variabel. koofisien
determinan adalah cara utama digunakan untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara dua variabel.22
Dalam program SPSS 23 nilai
R2
(R square) disajikan dalam tabel model summary. Ukuran nilai R
square adalah 0 sampai dengan 1.23
1. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t untuk melihat signifikansi pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
21
Ibid.,116. 22
Al-Gifari, Analisis Statistic Untuk Bisnis Dengan Regresi, Korelasi, dan Non Para
Metrik (Yogyakarta: BPEE Yogyakarta,2009),54. 23
Toni Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS Untuk Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Contoh-contoh Penelitian dan Intepretasi Output SPSS (Yogyakarta: Universitas
Atmajaya Yogyakarta,2009),92.
45
menganggap variabel lain bersifat konstan. Untuk pengambilan
kesimpulannya dinyatakan dengan melihat nilai signifikansi dan
membandingkan dengan taraf kesalahan (signifikansi) yang
dipakai, yakni jika nilai probabilitas < nilai alpha (α), maka
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Adapun dasar pengambilan keputusan adalah:
Jika thitung > ttabel artinya variabel bebas (X) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Jika thitung < ttabel artinya variabel bebas (X) tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Dan mengambil kesimpulan:
Nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak.
Nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima.24
b. Uji F
Uji F dipakai untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Untuk
melihat pengaruh yang terjadi dilakukan dengan membandingkan
nilai sig dengan nilai tingkat kepercayaan 0,05. Apabila nilai sig
lebih kecil dari nilai derajat kepercayaan (sig < 0,05), berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara semua variabel
24
Sunyoto, Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi (Bandung: Alfabeta,2012),125.
46
independen terhadap variabel dependen. Pengajuan hipotesisnya
adalah:
H0 : b1, b2 = 0, berarti variabel bebas (X1) secara serentak tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1, b2 ≠ 0, berarti variabel bebas (X1) memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Dasar pengambilan keputusan ialah:
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak Ha diterima artinya variabel
bebas secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima Ha ditolak artinya variabel
bebas secara serentak tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
47
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data Umum
1. Data Angkringan Di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo
Tabel 4.1
Data Angkringan
No Nama penjual Nama angkringan Jumlah
konsumen/hari
1 Bu Mardini Warung Kopi 25
2 Bu Jumaroh Warung Artomoro 50
3 Pak Khoiri Warung kopi 30
4 Pak Slamet Warung kopi 25
5 Pak Lasni Warung kopi 25
6 Bu Ida Warung kopi 25
7 Bu Lili Warung kopi 25
8 Pak Harto Angkringan 78 50
9 Bu Puji Warung kopi 25
10 Bu Sri Warung kopi 25
11 Pak Marjan Warung kopi 25
12 Mas Ratno Warung kopi 25
13 Pak Yanto Warung kopi 25
Total 380
48
B. Data Khusus
1. Data Variabel X1 (Kualitas Produk)
Tabel 4.2
Data Variabel X1
No Inisial Responden Skor
1 AA 51
2 AB 53
3 AC 46
4 AD 63
5 AE 43
6 AF 44
7 AG 42
8 AH 41
9 AI 46
10 AJ 46
11 AK 48
12 AL 48
13 AM 45
14 AN 47
15 AO 47
16 AP 49
17 AQ 59
18 AR 54
19 AS 62
20 AT 49
21 AU 55
22 AV 35
23 AW 31
24 AX 64
49
25 AY 54
25 AZ 47
27 BA 72
28 BB 52
29 BC 54
30 BD 54
31 BE 57
32 BF 57
33 BG 51
34 BH 50
35 BI 63
36 BJ 43
37 BK 44
38 BL 42
39 BM 41
40 BN 46
41 BO 46
42 BP 48
43 BQ 48
44 BR 45
45 BS 47
46 BT 47
47 BU 47
48 BV 47
49 BW 49
50 BX 59
51 BY 54
52 BZ 62
53 CA 49
54 CB 55
50
55 CC 35
56 CD 31
57 CE 64
58 CF 63
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi Kualitas Produk (X1)
No Skor Data kualitas produk Jumlah
1 72 1
2 64 2
3 63 3
4 62 2
5 59 2
6 57 2
7 55 2
8 54 5
9 53 1
10 52 1
11 51 2
12 50 1
13 49 4
14 48 4
15 47 7
16 46 5
17 45 2
18 44 2
19 43 2
20 42 2
51
21 41 2
22 35 2
23 31 2
Total 58
2. Data Variabel X2 (Harga)
Tabel 4.4
Data variabel X2
No Inisial Responden Skor
1 AA 41
2 AB 33
3 AC 34
4 AD 48
5 AE 34
6 AF 33
7 AG 35
8 AH 33
9 AI 33
10 AJ 33
11 AK 34
12 AL 34
13 AM 32
14 AN 34
15 AO 34
16 AP 34
17 AQ 34
18 AR 39
19 AS 41
52
20 AT 35
21 AU 44
22 AV 25
23 AW 21
24 AX 46
25 AY 39
25 AZ 38
27 BA 52
28 BB 36
29 BC 39
30 BD 43
31 BE 31
32 BF 38
33 BG 38
34 BH 39
35 BI 48
36 BJ 34
37 BK 33
38 BL 35
39 BM 33
40 BN 33
41 BO 33
42 BP 34
43 BQ 34
44 BR 32
45 BS 34
46 BT 34
47 BU 34
48 BV 34
49 BW 34
53
50 BX 34
51 BY 39
52 BZ 41
53 CA 35
54 CB 44
55 CC 25
56 CD 21
57 CE 46
58 CF 48
Tabel 4.5
Tabel Distribusi Frekuensi Harga (X2)
No Skor Data Harga Jumlah
1 52 1
2 48 3
3 46 2
4 44 2
5 43 1
6 41 3
7 39 5
8 38 3
9 36 1
10 35 4
11 34 17
12 33 9
13 32 2
14 31 1
15 25 2
54
16 21 2
Total 58
3. Data Variabel Y (Kepuasan Konsumen)
Tabel 4.6
Data variabel Y
No Inisial Responden Skor
1 AA 30
2 AB 27
3 AC 19
4 AD 32
5 AE 22
6 AF 21
7 AG 19
8 AH 23
9 AI 24
10 AJ 27
11 AK 31
12 AL 27
13 AM 27
14 AN 31
15 AO 27
16 AP 27
17 AQ 26
18 AR 27
19 AS 32
20 AT 27
21 AU 27
55
22 AV 17
23 AW 15
24 AX 32
25 AY 27
25 AZ 24
27 BA 36
28 BB 24
29 BC 27
30 BD 27
31 BE 29
32 BF 27
33 BG 23
34 BH 31
35 BI 32
36 BJ 22
37 BK 21
38 BL 19
39 BM 23
40 BN 24
41 BO 27
42 BP 31
43 BQ 27
44 BR 27
45 BS 31
46 BT 27
47 BU 31
48 BV 27
49 BW 27
50 BX 26
51 BY 27
56
52 BZ 32
53 CA 27
54 CB 27
55 CC 17
56 CD 15
57 CE 32
58 CF 32
Tabel 4.7
Data Distribusi Frekuensi Kepuasan Konsumen (Y)
No Skor Data Kepuasan
konsumen
Jumlah
1 36 1
2 32 7
3 31 6
4 30 1
5 29 1
6 27 22
7 26 2
8 24 4
9 23 3
10 22 2
11 21 2
12 19 3
13 17 2
14 15 2
Total 58
57
C. Hasil Pengujian Deskripsi
Penelitian mengenai pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
kepuasan konsumen dilakukan di wilayah ponorogo, karena penelitian ini
mengambil lokasi di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo. Data penelitian
dikumpulkan dengan membagikan angket secara langsung kepada responden
sebanyak 58 kuesioner. Agar bisa mendapatkan gambaran umum responden
maka dilakukan analisa deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, dan lama berlangganan.
1. Jenis kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden di Angkringan
Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Data Frekuensi Jenis Kelamin Responden
SEX
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PRIA 22 37.9 37.9 37.9
WANIT
A 36 62.1 62.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang telah diolah oleh spss
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan tentang jenis
kelamin konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo yang berjumlah 58 konsumen, responden pria berjumlah
22. Dan responden wanita berjumlah 36 orang.
58
2. Usia
Adapun data mengenai usia responden di Angkringan
Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Data Frekuensi Usia Responden
USIA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 15-25 30 51.7 51.7 51.7
26-35 19 32.8 32.8 84.5
36-45 9 15.5 15.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang telah diolah oleh spss
Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan tentang usia
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo yang
berjumlah 58 konsumen. Responden yang berusia 15-25 tahun yaitu
berjumlah 30 orang. Responden yang berusia 26-35 tahun yaitu
berjumlah 19 orang. Dan responden yang berusia 36-45 tahun yaitu
berjumlah 9 orang. Dengan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
konsumen angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo berusia
15-25 tahun.
3. Pendidikan terakhir
Adapun data mengenai pendidikan terakhir konsumen Angkringan
Sepanjang Jaln Baru Kota Ponorogo adalah sebagai berikut:
59
Tabel 4.10
Data Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden
DIDIK
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 29 50.0 50.0 50.0
MAHASISWA/SI
SWA 23 39.7 39.7 89.7
AKADEMI 6 10.3 10.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah spss
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan terakhir konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan
Baru Kota Ponorogo menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu
lulusan SLTA sebanyak 29 orang, lalu untuk tingkat pendidikan
Mahasiswa/Siswa sebanyak 23 orang dan untuk lulusan
Akademi/(D1/D2/D3) sebanyak 6 orang. Dengan hal tersebut
menunjukkan bahwasannya sebagian besar pendidikan terakhir
konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo adalah
lulusan SLTA.
4. Lama Berlangganan
Adapun data mengenai lama berlangganan konsumen
Angkringan Sepanjang Jaln Baru Kota Ponorogo adalah sebagai
berikut:
60
Tabel 4.11
Data Frekuensi Lama Berlangganan Responden
LANGGAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <1
TAHUN 14 24.1 24.1 24.1
1 TAHUN 20 34.5 34.5 58.6
2 TAHUN 8 13.8 13.8 72.4
3 TAHUN 16 27.6 27.6 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah spss
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa
tingkat lama berlangganan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan
Baru Kota Ponorogo menunjukkan responden yang sudah
berlangganan selama < 1 tahun sebanyak 14 orang, lalu responden
yang berlangganan selama 1 tahun berjumlah 20 orang, untuk
responden yang berlangganan selama 2 tahun berjumlah 8 orang dan
responden yang berlangganan selama 3 tahun berjumlah 16 orang .
Jadi konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo
mayoritas sudah berlangganan selama 1 tahun.
61
D. Analisis Data
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tabel 4.12
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 58
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 2.77889715
Most Extreme
Differences
Absolute .108
Positive .108
Negative -.065
Test Statistic .108
Asymp. Sig. (2-tailed) .091c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: data primer yang diolah spss
Output di atas menunjukkan besarnya nilai signifikan Asymp. Sig
adalah 0,091 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan data berdistribusi
normal.
62
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.13
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Cons
tant)
3.73
0 2.344 1.591 .117
totkp .397 .092 .712 4.314 .000 .241 4.152
tothg .076 .126 .099 .602 .550 .241 4.152
a. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Output di atas menunjukkan hasil tolerance dan VIF pada kolom
Collinearity Statistics, data Tolerance 0,241 > 0,1 berarti Tidak terjadi
Multikolinearitas atau nilai VIF 4.152 < 10 maka ini dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas.
63
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data primer yang diolah spss
Dari garafik diatas dapat diketahui titik itu menyebar dan
tidak membentuk pola, sehingga dapat diketahui bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
64
2. Uji Regresi
a. Analisis Kualitas Produk (X1) Terhadap Kepuasan Konsumen (Y)
Tabel 4.15
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (X1) Y
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
a. Nilai R dalam regresi sederhana menunjukkan besarnya korelasi
variabel, tabel di atas menunjukkan hubungan antara kualitas produk
dengan kepuasan konsumen sebesar 0,798 atau 79,8%.
b. Nilai R Square sebesar 0,637 berarti peran atau kontribusi variabel
kualitas produk mampu menjelaskan variabel kepuasan konsumen
sebesar 63,7%.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .798a .637 .631 2.813
a. Predictors: (Constant), totkp
b. Dependent Variable: totkkon
65
Tabel 4.16
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (X1) Y
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
778.053 1 778.053 98.339
.000
b
Residual 443.067 56 7.912
Total 1221.121 57
a. Dependent Variable: totkkon
b. Predictors: (Constant), totkp
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
Nilai F dalam tabel di atas menunjukkan besarnya pengaruh kualitas
produk (X1) terhadap kepuasan konsumen (Y) sebesar 98,339.
66
Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (X1) Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.051 2.270 1.785 .080
totkp .446 .045 .798 9.917 .000
a. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana (X1) Y dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Y = 4,051 + 0,446 X
Hasil persamaan regresi tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:
1) Nilai konstanta sebesar 4,051 penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa jika tidak dipengaruhi oleh variabel kualitas produk maka
besarnya nilai kepuasan konsumen adalah 4,051.
2) Koefisien regresi sebesar 0,446 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 variabel kualitas produk akan meningkatkan kepuasan
konsumen Angkringan sebesar 0,446.
Ha1: Kualitas Produk Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Kepuasan Konsumen.
67
Selain menggunakan analisis regresi sederhana perlu diuji
menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membuktikan adanya
pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan
konsumen secara parsial. Uji t dilakukan dengan membandingkan
antara thitung dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan
kriteria apabila thitung > ttabel maka hipotesis diterima, sedangkan thitung <
ttabel maka hipotesis ditolak. Nilai thitung dapat dilihat dari tabel
coeffisients sebesar 9,917. Sedangkan nilai ttabel dapat dicari
menggunakan rumus:
ttabel = t (α/2 ; n-k-1)
= t (0,05/2 ; 58-2-1)
= t (0,025 ; 55)
= 2,00404
Dilihat dari hasil pengujian terlihat variabel kualitas produk
mempunyai nilai thitung > ttabel (9,917> 2,00404) dan nilai signifikansi
0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Berdasarkan nilai kriteria,
maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima artinya kualitas produk berpengaruh
positif terhadap kepuasan konsumen sehingga hipotesis alternatif
pertama dapat diterima.
68
b. Analisis Harga ( X2) Terhadap Kepuasan Konsumen (Y)
Tabel 4.18
Hasil Analisi Regresi Linier Sederhana (X2) Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .728a .529 .521 3.217
a. Predictors: (Constant), tothg
b. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
1) Nilai R dalam regresi sederhana menunjukkan besarnya korelasi
variabel, tabel diatas menunjukkan hubungan antara harga dengan
kepuasan konsumen sebesar 0,728 atau 72,8%.
2) Nilai R Square sebesar 0,521 berarti peran atau kontribusi variabel
harga mampu menjelaskan variabel kepuasan konsumen sebesar
52,1%.
69
Tabel 4.19
Hasil Analisi Regresi Linier Sederhana (X2) Y
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 663.741 1 663.741 64.148 .000b
Residual 589.784 57 10.347
Total 1253.525 58
a. Dependent Variable: totkkon
b. Predictors: (Constant), tothg
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
Nilai F dalam tabel di atas menunjukkan besarnya pengaruh harga (X2)
terhadap kepuasan konsumen (Y) sebesar 64,148.
Tabel 4.20
Hasil Analisi Regresi Linier Sederhana (X2) Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.640 2.497 2.659 .010
tothg .544 .068 .728 8.009 .000
70
a. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana (X2) Y dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Y = 6,640 + 0,544 X
Hasil persamaan regresi tersebut di atas memberikan pengertian bahwa:
1) Nilai konstanta sebesar 6,640 penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa jika tidak dipengaruhi oleh variabel harga maka besarnya
nilai kepuasan konsumen adalah 6,640.
2) Koefisien regresi sebesar 0,544 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 variabel harga akan meningkatkan kepuasan
konsumen Angkringan sebesar 0,544.
Ha2 : Harga Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Kepuasan
Konsumen.
Selain menggunakan analisis regresi sederhana perlu diuji
menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membuktikan adanya
pengaruh yang signifikan antara harga terhadap kepuasan konsumen
secara parsial. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung
dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan kriteria apabila
thitung > ttabel maka hipotesis diterima, sedangkan thitung < ttabel maka
hipotesis ditolak. Nilai thitung dapat dilihat dari tabel coeffisients sebesar
8,009. Sedangkan nilai ttabel dapat dicari menggunakan rumus:
ttabel = t (α/2 ; n-k-1)
= t (0,05/2 ; 58-2-1)
71
= t (0,025 ; 55)
= 2,00404
Dilihat dari hasil pengujian terlihat variabel harga mempunyai
nilai thitung > ttabel (8,009> 2,00404) dan nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari nilai signifikansi 0,05. Berdasarkan nilai kriteria, maka Ho2
ditolak dan Ha2 diterima. Artinya, harga berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen sehingga hipotesis alternatif kedua dapat diterima.
c. Analisis Kualitas Produk (X1) dan Harga (X2) Terhadap Kepuasan
Konsumen (Y)
Tabel 4.21
Hasil Analisi Regresi Linier Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .800a .640 .626 2.829
a. Predictors: (Constant), tothg, totkp
b. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
1) Nilai R dalam regresi berganda menunjukkan besarnya korelasi,
tabel di atas menunjukkan hubungan antara kualitas produk dan
harga dengan kepuasan konsumen sebesar 0,800 atau 80,0%.
72
2) Nilai R Square sebesar 0,640 berarti peran atau kontribusi variabel
kualitas produk dan harga mampu menjelaskan variabel kepuasan
konsumen sebesar 64,0%.
Tabel 4.22
Hasil Analisi Regresi Linier Berganda
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 780.951 2 390.476 48.791 .000b
Residual 440.169 55 8.003
Total 1221.121 57
a. Dependent Variable: totkkon
b. Predictors: (Constant), tothg, totkp
Sumber: data primer yang diolah spss
Ha3 : Kualitas Produk dan Harga Berpengaruh Secara Signifikan
Terhadap Kepuasan Konsumen.
Untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara
keseluruhan terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan cara
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel, maka
Ho3 ditolak Ha3 diterima artinya variabel bebas secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan membandingkan
nilai signifikansi dengan nilai tingkat kepercayaan 0,05. Apabila nilai
73
signifikansi lebih kecil dari nilai derajat kepercayaan (signifikansi <
0,05), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai Fhitung dapat dilihat dari
tabel Anova sebesar 48,791. Sedangkan nilai Ftabel dapat dicari
menggunakan rumus:
Ftabel = F (α) (2,n-2)
= F (0,05) (2,58-2)
= F (0,05) (2,56)
= 3,16
Dilihat dari hasil pengujian terlihat nilai Fhitung > ttabel (48,791>
3,16) dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05.
Berdasarkan nilai kriteria, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
kualitas produk dan harga berpengaruh simultan terhadap kepuasan
konsumen sehingga hipotesis alternatif ketiga dapat diterima.
74
Tabel 4.23
Hasil Analisi Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant
)
3.730 2.344 1.591 .117
totkp .397 .092 .712 4.314 .000
tothg .076 .126 .099 .602 .550
a. Dependent Variable: totkkon
Sumber: data primer yang diolah spss
Analisis:
Kepuasan konsumen = 3,730 (constan) + 0,397 (kualitas produk) +
0,076 (harga)
Berdasarkan persamaan yang dapat diketahui bahwa:
a. Konstanta 3,730 menyatakan bahwa variabel independen dianggap
konstan, maka besaran rata-rata kepuasan konsumen adalah 3,730
b. Koefisien regresi variabel Kualitas produk (X1) bertanda positif
(+ 0,397), menunjukkan bahwa variabel kualitas produk mempunyai
pengaruh yang searah terhadap variabel kepuasan konsumen, artinya
semakin tinggi tingkat kualitas produk, maka semakin tinggi pula
75
kepuasan konsumen di Angkringan Sepanjang Jalan Baru Kota
Ponorogo.
c. Koefisien regresi variabel bagi hasil (X2) bertanda positif (+ 0,076),
menunjukkan bahwa variabel harga mempunyai pengaruh yang
searah terhadap variabel kepuasan konsumen, artinya semakin tinggi
tingkat harga yang diberikan kepada konsumen, maka semakin tinggi
pula kepuasan konsumen.
3. Interpretasi ( Pembahasan Hasil Hipotesis)
Dari hasil analisis maka pembahasan tentang hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Angkringan
Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen, yang berarti Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Dilihat dari hasil
pengujian variabel kualitas produk diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,798 yang berarti hubungan kualitas produk dengan kepuasan
konsumen sebesar 79,8%. Dan uji signifikansi parsial (uji t) yang
mempunyai nilai thitung > ttabel (9,917> 2,00404) ini membuktikan adanya
pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan
konsumen secara parsial serta nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari
nilai signifikansi 0,05. Dari hasil pengujian juga didapat nilai R Square
76
sebesar 0,637 berarti peran atau kontribusi variabel kualitas produk
mampu menjelaskan variabel kepuasan konsumen sebesar 63,7%.
Hal ini selaras dengan teori Etta Mamang Sangaji dan Sopiah,
bahwa jika suatu produk berkinerja lebih baik dari harapan maka
konsumen akan merasa puas atau jika suatu produk memiliki kualitas
yang tinggi maka tinggi pula kepuasan yang didapatkan. Demikian pula
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi Wahyu Worodiyanti
tahun 2016 Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Di Elladerma Skin Care Malang”. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan
memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang
dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen untuk membeli
dan mengonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya, perasaan yang
tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan
pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut.
b. Pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen Sepanjang Jalan Baru
Kota Ponorogo
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial
variabel harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen, yang berarti Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Dilihat dari hasil
77
pengujian variabel harga diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,728
yang berarti hubungan harga dengan kepuasan konsumen sebesar
72,8%. Dan uji signifikansi parsial (uji t) yang mempunyai nilai thitung
> ttabel (8,009> 2,00404) ini membuktikan adanya pengaruh yang
signifikan antara harga terhadap kepuasan konsumen secara parsial
serta nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05.
Dari hasil pengujian juga didapat nilai R Square sebesar 0,521 berarti
peran atau kontribusi variabel harga mampu menjelaskan variabel
kepuasan konsumen sebesar 52,1%.
Hal ini selaras dengan teori Etta Mamang Sangaji, bahwa makin
besar kepuasan yang didapat maka makin mahal harganya. Demikian
pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu
Permatasary tahun 2014 Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakartayang berjudul
“Pengaruh Harga, Produk, Kualitas Layanan Dan Tempat Terhadap
Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan Pecel Madiun Laris Manis
Jebres Surakarta”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia
akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan
konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga
yang murah.
c. Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap kepuasan konsumen
78
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa
variabel (X1 dan X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Y yang berarti Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Yang ditandai
dengan nilai thitung sebesar 9,917 dan 8,009. Hal ini berarti jika
variabel kualitas produk dan harga semakin tinggi maka akan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil uji F secara simultan menunjukkan bahwa secara
bersama-sama variabel kualitas produk dan harga menunjukkan hasil
yang positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen yaitu dapat
ditunjukkan dari perhitungan uji F diperoleh fhitung (48,791)> ftabel
(3,16). Dan nilai R dalam regresi berganda besarnya korelasi 0,800
yang berarti menunjukan hubungan antara kualitas produk dan harga
dengan kepuasan konsumen sebesar 80,0%. Nilai R Square sebesar
0,640 berarti peran atau kontribusi variabel kualitas produk dan harga
mampu menjelaskan variabel kepuasan konsumen sebesar 64,0%.
Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,626 sehingga
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar
0,626 atau 62,6% dan sisanya 37,4% dijelaskan oleh faktor lain.
Hal ini selaras dengan teori Lupiyoadi, bahwa kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh kualitas produk, kualitas layanan, emosional, harga
dan biaya. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanly
W. Manus Tahun 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi Manado yang berjudul “ Kualitas Produk, Harga, Dan
79
Kualitas Layanan, Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pelanggan
Kartu Prabayar Tri Di Kelurahan Wawalintouan Tondano Barat”.
Hasil penelitian menunjukan kualitas produk harga serta kualitas
layanan secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan kartu prabayar Tri. Manajemen PT. Hutchison 3.
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa hasil penelitian
penulis mendukung teori dan hasil penelitian yang telah ada yaitu
variabel kualitas produk dan harga secara parsial maupun simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Jika
kualitas produk baik maka akan memberikan kepuasan konsumen
yang baik.Jika harga baik maka akan memberikan kepuasan
konsumen yang baik. Jika kualitas produk dan harga baik maka akan
memberikan kepuasan konsumen yang baik.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai variabel kualitas
produk dan harga yang mempengaruhi kepuasan konsumen Angkringan di
Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara parsial, variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen, yang ditunjukkan dengan nilai thitung>ttabel yaitu
(9,917> 2,00404) dengan signifikansi 0,00. Besarnya pengaruh variabel
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen adalah 63,7%. Selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Secara parsial, variabel harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen yang ditunjukkan dengan nilai thitung>ttabel yaitu (8,009>
2,00404) dengan signifikansi 0,00. Besarnya pengaruh variabel harga
terhadap kepuasan konsumen adalah 52,1%. Selebihnya dipengaruhi oleh
faktor lain.
3. Secara simultan, variabel kualitas produk dan harga berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen, yang ditunjukkan
dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu (48,791> 3,16) dengan signifikansi 0,00.
81
Peran atau kontribusi variabel kualitas produk dan harga mampu
menjelaskan variabel kepuasan konsumen sebesar 64,0%. Sedangkan
variabel independen (kualitas produk dan harga) dapat menjelaskan
variabel dependen (kepuasan konsumen) sebesar 0,626 atau 62,6% dan
sisanya 37,4% dijelaskan oleh faktor lain.
B. Saran
Dari hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
kualitas produk dan harga terhadap kepuasan konsumen Angkringan di
Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo, maka saran-saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Pedagang Angkringan di Sepanjang Jalan Baru Kota Ponorogo diharapkan
tetap menjaga profesionalismenya dalam menjual produk makanan dan
tetap menjaga kualitas atas produk yang dijual kepada konsumen agar
konsumen tidak merasa dirugikan, tidak merasa tertipu dan tidak kapok
untuk kembali lagi. Sehingga pelanggan semakin bertambah dan semakin
bertambah pula pendapatan yang dihasilkan.
2. Harga memiliki keterkaitan yang paling erat dengan karakteristik
konsumen. Oleh karena itu para pedagang Angkringan di Sepanjang Jalan
Baru Kota Ponorogo hendaknya menjaga stabilitas besarnya harga dengan
kualitas produk yang ada secara jujur, sehingga konsumen yang membeli
produk makanan merasa puas dan tidak merasa dirugikan atas harga yang
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriandy, Muhammad ferry. “Ponorogo dan Angkringan,” dalam
http://telecenterwarok.blogspot.com (diakses pada tanggal 12 Desember
2017, jam 14.30).
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT
Rineka Cipta, 1998.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV Toha
Putra,1986
Irham Fahmi. Manajemen Risiko teori, kasus, dan solusi. Bandung: Alfabeta,
2010.
Manus, Fanly W. “Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan,
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar Tri Di
Kelurahan Wawalintouan Tondano Barat”, Skripsi, Manado : Universitas
Sam Ratulangi, 2016.
Moh. Munir,dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah. Ponorogo: IAIN
Ponorogo, 2017.
Ofela, Hana. Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Kebab Kingabi, Volume 5, Nomor 1, Januari 2016.
Permatasary, Dyah Ayu. “Pengaruh Harga, Produk, Kualitas Layanan Dan
Tempat Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan Pecel Madiun
Laris Manis Jebres Surakarta”, Skripsi, Surakarta: Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 2014.
Purwana, Agung Eko. Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan di Tengah
Persaingan Usaha dan Keterbatasan Sumber (Daya. Ponorogo: STAIN
Ponorogo Press, 2014.
Retnasari, Aprilia Dewi. pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas
Layanan Terhadap Keputusan Pembelian di Jawi Lanbistro coffee and
Resto Surabaya, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Program Studi
Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi).
Sangadji dan sopiah MM. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset,2010.
Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013
Santoso, Slamet dan Jusuf Harsono. “Pola Solidaritas Kelompok Pedagang
Angkringan di Kota Ponorogo,” vol 16 No.1 (2014)
Sinambela, Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. Aplikasi Statistika dalam Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Stanton, Wiliam J. Prinsip Pemasaran. Surabaya : Erlangga, 1984.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Suharyadi. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta:
Salemba Empat, 2008.
Sujarweni, Wiratna. Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press, 2015.
Sunyoto. Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi. Bandung: Alfabeta, 2012
Suprayitno, Eko. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang: UIN-Malang Press,
2008.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. Total Quality Management. Yogyakarta:
Andi Offset, 2003.
Wijaya, Tony. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya,2009.
Yuniarti , Vinna Sri. Perilaku Konsumen Teori dan Praktik. Bandung:CV
Pustaka Setia, 2015.
Worodiyanti, Novi Wahyu. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Elladerma Skin Care
Malang”, Skripsi, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2016.