pengaruh konflik peran dan ambiguitas peran …eprints.undip.ac.id/30903/1/skripsi006.pdf ·...

61
PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KOMITMEN INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Disusun oleh : GARTIRIA HUTAMI NIM. C2C607065 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Upload: dinhhanh

Post on 25-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP

KOMITMEN INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

GARTIRIA HUTAMI NIM. C2C607065

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2011

Page 2: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Gartiria Hutami

Nomor Induk Mahasiswa : C2C607065

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH KONFLIK PERAN DAN

AMBIGUITAS PERAN TERHADAP

KOMITMEN INDEPENDENSI AUDITOR

INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Studi

Empiris pada Inspektorat Kota Semarang)

Dosen Pembimbing : Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt.

Semarang, 19 September 2011

Dosen Pembimbing,

Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt.

NIP. 19670809 199203 1 001

Page 3: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Gartiria Hutami

Nomor Induk Mahasiswa : C2C607065

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH KONFLIK PERAN DAN

AMBIGUITAS PERAN TERHADAP

KOMITMEN INDEPENDENSI AUDITOR

INTERNAL PEMERINTAH DAERAH (Studi

Empiris pada Inspektorat Kota Semarang)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 28 September 2011

Tim Penguji :

1. Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt. ( ............................................. )

2. Drs. H. Idjang Soetikno, MM, Akt. ( ............................................. )

3. H. M. Didik Ardiyanto, S.E., M.Si, Akt. ( ............................................. )

Page 4: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah saya, Gartiria Hutami,

menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Konflik Peran dan

Ambiguitas Peran terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal

Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang) adalah

hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang

lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian

kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari

penulisan lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau

tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya

ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan

oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 16 September 2011

Yang membuat pernyataan,

Gartiria Hutami

NIM. C2C607065

Page 5: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of role conflict and role

ambiguity to the government internal auditors’ commitment to independence. Research variables operationally elaborated in several dimensions. Variable commitment to independence elaborated into three dimensions, namely a strong belief in values, a willingness to exert considerable effort, and a strong personal desire. Variable role conflict elaborated into three dimensions, namely inter-role conflict, intra-sender role conflict, and personal role conflict. Variable role ambiguity elaborated into six dimensions, namely guidelines, task, authority, responsibilities, standards, and time.

The population of this research is the Semarang city Regional Inspectorate officers, who participate in regular inspection as the internal auditor of the government, with the number of 52 officers where all of them became the respondents for this research. The data taken from questionnaires distributed to all respondents. The data were analyzed using multiple regression analysis.

The results of this research show that (1) role conflict is significantly negatively related to commitment to independence of Inspectorate officers and (2) role ambiguity is significantly negatively related to commitment to independence of Inspectorate officers. Keywords: internal auditing, role conflict, role ambiguity, commitment to

independence.

Page 6: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konflik peran dan ambiguitas peran terhadap komitmen independensi auditor internal pemerintah daerah. Secara operasional variabel penelitian dielaborasi dalam beberapa dimensi. Variabel komitmen independensi dielaborasi kedalam tiga dimensi, yaitu keyakinan kuat atas nilai-nilai, kemauan untuk berusaha keras seperti yang diharapkan, dan keinginan individu yang kuat. Variabel konflik peran dielaborasi kedalam tiga dimensi, yaitu inter-role conflict, intra-sender role conflict, serta personal role conflict. Variabel ambiguitas peran dielaborasi kedalam enam dimensi, yaitu garis-garis pedoman (guidelines), tugas (task), wewenang (authorithy), tanggung jawab (responsibilities), standar-standar (standards), dan waktu (time). Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut melakukan pemeriksaan regular sebagai auditor internal pemerintahan, yang berjumlah 52 orang di mana seluruh personil aparat Inspektorat dijadikan responden penelitian. Data diambil dari kuesioner yang telah dibagikan kepada seluruh responden. Data dianalisis menggunakan analisa regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) konflik peran berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen independensi aparat Inspektorat dan (2) ambiguitas peran berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen independensi aparat Inspektorat. Kata kunci: audit internal, konflik peran, ambiguitas peran, komitmen

independensi.

Page 7: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

---- Motto Motto Motto Motto ----

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

(QS. AR RAHMAAN [55]: 13)

“Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai

saudaramu dengan wajah berseri-seri.”

(HR. Muslim dan Tirmidzi)

“Take time to think....it is the source of power.

Take time to read....it is the foundation of wisdom.

Take time to quiet....it is the opportunity to seek God.

Take time to pray....it is the greatest power on earth.”

(Ary Ginanjar – ESQ Way 165)

BIG dreams, BIGGER actions, BIGGEST achivements!!!

(Gartiria Hutami)

---- Persembahan Persembahan Persembahan Persembahan ----

Demi pertemuan dengan-Nya,

demi kerinduan pada utusan-Nya,

demi bakti kepada orang tua,

dan demi manfaat kepada sesama.

Semoga menjadi ibadah dan amal jariyah. Semoga bermanfaat. Amin.

Page 8: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas

Peran terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah

Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang)” sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Dalam penelitian ini, banyak pihak yang telah berperan besar dalam

memberikan do’a, bimbingan, arahan, saran, kritik, semangat, serta motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis

ingin menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada :

1. ALLAH SWT pemilik seluruh alam semesta beserta segala isinya.

2. Bapak Prof. Drs. Mohamad Nasir, M.Si., Ph.D, Akt. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

3. Bapak Anis Chariri, SE, M.Com, Ph.D, Akt. selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan waktu, arahan, bimbingan, serta saran kepada

penulis selama penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. H. Sudarno, M.Si., Ph.D, Akt. selaku Dosen Wali yang

telah memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan.

5. Seluruh Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

6. Seluruh karyawan Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro, khususnya karyawan Tata Usaha Reguler II atas bantuan

yang telah diberikan kepada penulis.

7. Orang tua yang tercinta dan terhebat, Bapak Cahyo Bintarum dan Ibu

Nurul Qomari, yang telah mencurahkan kasih sayang, do’a, waktu, serta

Page 9: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

dukungannya baik secara materi dan non-materi, serta segala hal yang

tidak dapat dituliskan dengan kata-kata dan disebutkan satu per satu.

8. Kakak dan adikku tersayang, Mas Adi dan Dik Dayu, yang selalu

memberikan dukungan dan do’a kepada penulis setiap saat.

9. Keluarga besar Febru Hartono dan Kamal Bei Widaserana yang telah

mendoakan dan mendukung penulis.

10. Teman-teman satu bimbingan (Vita, Adi, Ganesh, Ayu, Dwiki Rino)

yang telah berjuang bersama-sama.

11. Teman-teman “Executive Board 2010/2011 AIESEC UNDIP”: Erje,

Dimas, Ridwan, Ardian, Risti, dan Ade ayu. Terima kasih atas

persahabatan seumur hidup serta canda, tawa, dan perjuangan yang

telah kita lalui bersama. See you at the TOP in the future!

12. Teman-teman “Executive Board 2009/2010 AIESEC UNDIP”: mas

Khaleed, Mba Rima, Mba Eka, Mba Kiky, Andina, dan Sophia. Terima

kasih atas pembelajaran yang diberikan dan motivasi yang tidak pernah

putus walaupun sudah terpisah jarak.

13. Teman-teman KKN Desa Dukun: Boim, Nova, Dyah, Tezar, Rainer,

Lugas, Danny, Taufan, Tika, Yeni, dan Wildan. Terimakasih atas 1,5

bulan yang menyenangkan di lereng gunung Merapi, sungguh

pengabdian sosial yang tak terlupakan bersama kalian semua.

14. Teman-teman “Tosite Corner”: Bagus, Oyon, Lia, Ucup, Ulum, Mba

Anggit, Mba Dyan, Toyx, dan Mas Yoga. Semoga bisnis ini semakin

berkembang dan kita semua sejahtera dunia akhirat.

15. Fahma Ilmaya dan Afhita Dias sebagai teman sejati yang telah

membantu penulis dari memulai hingga menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat-sahabat selama kuliah, “Keluarga Sinyo”: Wenty, Fani, Rizka,

Icha Pemalang, Mira, Enggar, Icha Madiun, Netty, Dewi, dan Dita yang

selalu memberikan do’a, semangat, canda, dan tawa di tengah

kesibukan masing-masing.

17. Teman-teman seperjuangan selama kuliah di Akuntansi 2007 kelas A

Reguler II (rekan-rekan HABENK): vita, wulan, iwan, citra, ega, randy,

Page 10: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

barkah, dewa, budi, ayu, koyui, siska, memey, etha, yani, tito, jati, aat,

manda, trias, ana, dan lain lain yang selama kurang lebih 4 tahun ini

telah berbagi suka dan duka selama kuliah dan menjadi teman gila-

gilaan di saat kebosanan melanda dan darah muda bergejolak.

18. Keluarga besar AIESEC UNDIP, para pemimpin muda masa depan,

terimakasih atas pelajaran hidup dan dukungan yang telah diberikan.

19. Teman-teman di Fakultas Ekonomi, seperti: lina, karin, fahma, adin,

nina, ganesh, adi, linda, hana, nimas, zia, nasim, ayu, imam, fadil, anto,

dan lain-lain. Terima kasih karena telah memberikan warna kehidupan

dan pembelajaran selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

20. Bapak Drs. Cahyo Bintarum, M.Si selaku Inspektur dan Bapak M.

Zaenudin, SH, M.Si selaku Kepala Sub-Bagian Perencanaan Inspektorat

Kota Semarang yang telah memberikan ijin dan meluangkan waktu

untuk membantu penulis melakukan penelitian.

21. Seluruh Aparat Inspektorat Kota Semarang selaku responden penelitian.

Terima kasih atas waktu dan kesediannya untuk mengisi kuesioner

penelitian.

22. Semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada para pembaca dan dapat memberikan sumbangsih akademis bagi

Universitas Diponegoro.

Semarang, September 2011

Penulis,

Gartiria Hutami

Page 11: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ....................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iv

ABSTRACT .......................................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

1.4.1 Bagi Akademik................................................................... 8

1.4.2 Bagi Pemerintah Kota Semarang ....................................... 8

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 10

2.1.1 Teori Peran ......................................................................... 10

2.1.2 Independensi Aparat Inspektorat ....................................... 14

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 19

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ...... 22

2.3.1 Pengaruh Konflik Peran terhadap Komitmen

Independensi Aparat Inspektorat ....................................... 22

Page 12: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

2.3.2 Pengaruh Ambiguitas Peran terhadap Komitmen

Independensi Aparat Inspektorat ....................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 31

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 31

3.1.1 Variabel Penelitian ............................................................. 31

3.1.2 Definisi Operasional .......................................................... 31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 35

3.3.1 Jenis Data ........................................................................... 35

3.3.2 Sumber Data ....................................................................... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35

3.5 Metode Analisis ........................................................................... 36

3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................................. 37

3.5.2 Uji Kualitas Data ................................................................ 37

3.5.3 Uji Non-Response Bias ...................................................... 39

3.5.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 39

3.5.5 Model Regresi Berganda .................................................... 42

3.5.6 Pengujian Hipotesis............................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 46

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 46

4.2 Hasil Analisis............................................................................... 48

4.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian............................................. 48

4.2.2 Uji Kualitas Data ................................................................ 50

4.2.3 Uji Non-Response Bias ...................................................... 52

4.2.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 53

4.2.5 Model Regresi Berganda .................................................... 57

4.2.6 Uji Koefisien Determinasi ................................................. 58

4.2.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................... 58

4.2.8 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)....... 59

4.3 Pembahasan ................................................................................. 60

Page 13: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

4.3.1 Pengaruh Konflik Peran terhadap Komitmen

Independensi Aparat Inspektorat ....................................... 60

4.3.2 Pengaruh Ambiguitas Peran terhadap Komitmen

Independensi Aparat Inspektorat ....................................... 63

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 65

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 65

5.2 Implikasi ...................................................................................... 65

5.2.1 Implikasi Praktis ................................................................ 65

5.2.2 Implikasi Teoritis ............................................................... 66

5.2 Keterbatasan dan Saran ............................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 72

Page 14: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 21

Tabel 3.1 Variabel Penelitian .............................................................................. 34

Tabel 4.1 Rincian Pendistribusian dan Penerimaan Kuesioner .......................... 46

Tabel 4.2 Profil Responden ................................................................................. 47

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian............................................... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 52

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser ................................................................................. 56

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Berganda ........................................................ 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik F ............................................................................. 59

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ................................................. 60

Page 15: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 30

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data .......................................................................... 53

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 56

Page 16: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Kuesioner Penelitian ................................................................. 72

LAMPIRAN B Statistik Deskriptif .................................................................... 80

LAMPIRAN C Uji Validitas .............................................................................. 81

LAMPIRAN D Uji Reliabilitas .......................................................................... 86

LAMPIRAN E Uji Normalitas .......................................................................... 92

LAMPIRAN F Uji Multikolinieritas ................................................................. 93

LAMPIRAN G Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 94

LAMPIRAN H Analisis Regresi ........................................................................ 95

LAMPIRAN I Daftar Nama Responden ........................................................... 96

LAMPIRAN J Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 97

Page 17: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tema tentang independensi dalam profesi auditor memiliki pemahaman

yang sangat penting dan mendalam demi tercapainya tujuan organisasi. Sorotan

masyarakat terhadap profesi auditor sangatlah besar sebagai dampak beberapa

skandal perusahaan besar dunia seperti Enron dan WorldCom (Verrechia, 2003).

Sorotan tajam diarahkan pada perilaku auditor dalam berhadapan dengan klien

yang dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor

independen.

Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak di dalam

pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit

perusahaan (Arens et al., 1996). Dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik

(2001) seksi 220 PSA No 04 Alinea 02 disebutkan bahwa auditor harus bersikap

independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai

auditor intern). Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada

kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis seorang

auditor, jika ia kehilangan sikap tidak memihak, maka ia tidak dapat

mempertahankan kebebasan pendapatnya.

Dalam lingkup Pemerintahan Daerah, independensi auditor internal sangat

dibutuhkan untuk menjalankan fungsi pengawasan serta fungsi evaluasi terhadap

Page 18: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

kecukupan dan efektivitas kerja sistem pengendalian manajemen yang

diselenggarakan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Auditor internal bertanggung

jawab untuk dapat mempertahankan independensinya dalam kondisi apapun,

sehingga pendapat, kesimpulan, pertimbangan, serta rekomendasi dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan tidak memihak dan dipandang tidak memihak

terhadap pihak manapun. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan Lubis

(2004), disebutkan bahwa independensi akuntan sebagai perilaku profesional

berpengaruh terhadap kualitas opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mautz dan Sharaf (1993, h.246) yang mengatakan

bahwa jika akuntan tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan

memberikan tambahan apapun.

Kedudukan dasar dari peran auditor internal tersebut dapat menciptakan

sebuah tantangan bagi mereka untuk menjaga independensi (Ahmad dan Taylor,

2009). Pertama, adanya kondisi yang kompleks dan perubahan dalam lingkungan

operasional auditor internal, termasuk kompleksitas dan perubahan peraturan dan

teknologi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ambiguitas peran (Ahmad

dan Taylor, 2009). Kahn et al. (dalam Beauchamp et al., 2004) mendefinisikan

ambiguitas peran sebagai suatu keadaan di mana informasi yang berkaitan dengan

suatu peran tertentu kurang atau tidak jelas. Sawyer dan Dittenhofer (dalam

Ahmad dan Taylor, 2009) juga menjelaskan penyebab terjadinya ambiguitas peran

dalam lingkungan auditor internal adalah bahwa auditor internal mungkin

melakukan investigasi internal dengan kondisi proses operasional yang belum

dikenali, kompleks, dan semakin meluas, serta individu yang berada dalam objek

Page 19: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

pemeriksaan berbicara dalam bahasa dan menggunakan istilah yang asing bagi

pemahaman auditor internal.

Ambiguitas peran mengurangi tingkat kepastian apakah informasi yang

diperoleh dalam pemeriksaan telah objektif dan relevan. Ambiguitas peran dapat

menyebabkan auditor internal mengalami tekanan (Schuller et al. dalam

Koustelios, 2004) dan penurunan kepuasan kerja (Jackson dan Schuller, Perreault,

Beehr et al. dalam Koustelios, 2004). Maka dapat disimpulkan bahwa, ambiguitas

peran juga dapat mengurangi kemampuan auditor internal untuk tetap bersikap

independen (Ahmad dan Taylor, 2009).

Kedua, peran auditor internal mengandung konflik (Ahmad dan Taylor,

2009). Menurut Mohr dan Puck (2003) konflik peran merupakan suatu pikiran,

pengalaman, atau persepsi dari pemegang peran (role incumbent) yang

diakibatkan oleh terjadinya dua atau lebih harapan peran (role expectation) secara

bersamaan, sehingga timbul kesulitan untuk melakukan kedua peran tersebut

dengan baik dalam waktu yang bersamaan.

Konflik peran dalam lingkungan auditor internal dapat berasal dari

pertentangan yang berasal dari peran dalam melakukan audit dan peran dalam

memberikan jasa konsultasi. Dalam peran audit, auditor internal harus menjaga

independensi dengan tidak mendasarkan pertimbangan auditnya pada objek

pemeriksaan. Namun dalam peran konsultasi, auditor internal harus bekerja sama

dan membantu objek pemeriksaan (Ahmad dan Taylor, 2009).

Konflik peran yang dijumpai oleh auditor internal berhubungan dengan

kedudukan auditor internal itu sendiri dalam organisasi profesinya. Dengan

Page 20: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

demikian, konflik peran yang dialami oleh auditor internal mungkin

mengakibatkan auditor rentan terhadap tekanan dari objek pemeriksaan. Hal

tersebut mengakibatkan rusaknya independensi auditor internal (Koo dan Sim,

1999).

Penelitian mengenai pengaruh konflik peran dan ambiguitas peran

terhadap auditor internal pernah dilakukan sebelumnya oleh Ahmad dan Taylor

(2009). Penelitian tersebut menggunakan sampel auditor internal yang diperoleh

dari database Institute of Internal Auditors Malaysia. Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mengembangkan ukuran-ukuran konsep komitmen

independensi, konflik peran, dan ambiguitas peran dalam konteks lingkungan

kerja auditor internal, dengan maksud untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh konflik peran dan ambiguitas peran beserta dimensinya terhadap

komitmen independensi auditor internal. Skala yang digunakan merupakan skala

yang dikembangkan dari ukuran komitmen organisasi yang berasal dari literatur

perilaku organisasi. Instrumen pengukuran komitmen organisasi yang

dikembangkan oleh Porter et al. (1974, dalam Ahmad dan Taylor, 2009)

merupakan basis untuk pengembangan ukuran konsep komitmen independensi.

Sedangkan fokus penelitian sekarang adalah menguji kembali variabel-

variabel tersebut dengan menggunakan instrumen pengukuran komitmen

independensi yang sama, namun dalam lingkup kerja yang berbeda, yaitu auditor

internal Pemerintah Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan ukuran-ukuran konsep komitmen independensi, konflik peran,

dan ambiguitas peran dalam lingkup kerja auditor internal Pemerintah Daerah,

Page 21: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

dengan maksud untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh konflik

peran dan ambiguitas peran beserta dimensinya terhadap komitmen independensi

auditor internal Pemerintah Daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya skandal akuntansi, seperti dalam kasus Enron, WorldCom, dan

lain-lain, disebabkan karena auditor internal hanya bertindak secara pasif dan

berorientasi pada audit kepatuhan sehingga kurang mempertimbangkan sistem

pengendalian internal perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu peran yang

memungkinkan auditor dapat bertindak sebagai konsultan bisnis yang berfungsi

sebagai pemberi deteksi dini dalam mengidentifikasi risiko usaha dan berorientasi

pada kinerja perusahaan secara keseluruhan (Sardjono, 2007). Peran tersebut

dilakukan oleh suatu fungsi auditor internal yang membantu pihak manajemen

untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah

dikembangkan dengan tepat dan seluruh operasi perusahaan telah dilakukan

secara efektif, efisien, dan ekonomis (Haron et al., 2004).

Akan tetapi, kedudukan mendasar dari peran auditor internal cenderung

menimbulkan suatu tantangan bagi mereka dalam menjaga komitmen untuk

bersikap independen (Ahmad dan Taylor, 2009). Pertama, peran auditor internal

mengandung konflik. Konflik peran dapat berasal dari pertentangan yang berasal

dari peran mereka ketika melakukan jasa audit dan jasa konsultasi manajemen

yang keduanya mengandung perbedaan antara peraturan yang berasal dari profesi

auditor internal dan harapan dari manajemen perusahaan. Konflik peran juga

Page 22: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

dapat disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara nilai-nilai personal yang

diyakini oleh auditor internal dan harapan yang berasal dari manajemen dan

organisasi profesi. Konflik peran dapat menimbulkan tekanan pada auditor,

sehingga auditor cenderung rentan terhadap tekanan dari klien.

Kedua, lingkungan perusahaan yang semakin kompleks dan meningkatnya

perubahan dalam lingkungan operasional auditor internal, termasuk kompleksitas

dan perubahan peraturan dan teknologi, dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya ambiguitas peran (Ahmad dan Taylor, 2009). Kompleksitas dan

perubahan seperti itu dapat mengakibatkan auditor internal kesulitan dalam

melaksanakan tugas atau menerapkan standar profesi dengan benar. Ambiguitas

peran dapat menimbulkan ketegangan kerja yang dapat mengurangi kemampuan

auditor internal untuk tetap bersikap independen (Ahmad dan Taylor, 2009).

Dengan demikian, adanya konflik peran dan ambiguitas peran dapat

memperlemah komitmen auditor internal dalam menjaga independensi mereka.

Penelitian yang menghubungkan komitmen independensi auditor internal

pemerintahan dengan koflik peran dan ambiguitas peran belum banyak dilakukan,

terutama di level Pemerintah Daerah. Banyaknya tuduhan kasus kecurangan yang

menimpa aparat pemerintahan di Indonesia secara tidak langsung

mengindikasikan rendahnya komitmen independensi auditor internal

pemerintahan dalam menjalankan perannya sebagai mitra kerja Pemerintah

Daerah yang memberikan pandangan atau rekomendasi secara obyektif dan

independen, serta memberikan jasa konsultasi untuk meningkatkan nilai dan

kinerja dari Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk

Page 23: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

menemukan bukti empiris tentang pengaruh dari konflik peran dan ambiguitas

peran terhadap komitmen independensi auditor internal Pemerintah Daerah

dengan melakukan studi empiris pada Inspektorat Kota Semarang. Inspektorat

Kota Semarang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dijadikan sebagai

percontohan di antara Inspektorat Pemerintah Daerah lainnya terkait pengawasan

dan peningkatan kualitas pelayanan publik pemerintahan, hal ini dibuktikan

dengan berbagai undangan yang diterima Inspektorat Kota Semarang untuk

memberikan paparan pada Rapat Evaluasi Supervisi Peningkatan Pelayanan

Publik dan Seminar Anti Korupsi yang diselenggarakan di Sulawesi Utara, DKI

Jakarta, Sulawesi Selatan, serta Kalimantan Timur (Cahyo Bintarum 2011,

komunikasi personal, 8 September). Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian

ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap komitmen independensi

aparat Inspektorat?

2. Apakah ambiguitas peran berpengaruh terhadap komitmen

independensi aparat Inspektorat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

ambiguitas peran beserta dimensinya terhadap komitmen independensi

aparat Inspektorat.

Page 24: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

2. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

konflik peran beserta dimensinya terhadap komitmen independensi

aparat Inspektorat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

mahasiswa atau pembaca lain yang berminat untuk membahas

masalah yang sama dan juga untuk menambah pengetahuan bagi

yang membacanya.

1.4.2 Bagi Pemerintah Kota Semarang

Penelitian ini dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang

sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja para auditor

internalnya. Diharapkan Pemerintah Kota Semarang dapat

menciptakan lingkungan yang kondusif dan terhindar dari

benturan-benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi tingkat

independensi aparat Inspektorat.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Page 25: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

BAB I Pendahuluan merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang

masalah, perumusan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka berisi penjelasan mengenai teori yang melandasi

penelitian ini. Selain itu bab ini juga menjelaskan mengenai kerangka

pemikiran pembahasan dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana

penelitian ini dilaksanakan secara operasional. Dalam bagian ini

diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional,

penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

serta metode analisis.

BAB IV Hasil dan Pembahasan merupakan bagian yang menjelaskan deskripsi

objek penelitian, analisis data, dan pembahasan.

BAB V Penutup merupakan bagian terakhir dalam penulisan skripsi. Bagian

ini memuat kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran

untuk rekomendasi penelitian selanjutnya.

Page 26: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Peran

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan antara

teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal

dari sosiologi dan antropologi (Sarwono, 2002). Dalam ketiga ilmu tersebut,

istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus

bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia

diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater

(sandiwara) itu kemudian dianologikan dengan posisi seseorang dalam

masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat

sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan

daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan

adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Dari

sudut pandang inilah disusun teori-teori peran.

Linton (1936, dalam Cahyono, 2008), seorang antropolog, telah

mengembangkan teori peran. Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam

terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh

budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman

bersama yang menuntun individu untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai

Page 27: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar

seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang

mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya

adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya dan

perilaku tersebut ditentukan oleh peran sosialnya.

Kemudian, sosiolog yang bernama Elder (1975) dalam Mustofa (2006)

membantu memperluas penggunaan teori peran dengan menggunakan pendekatan

yang dinamakan “life-course” yang artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai

harapan kepada setiap anggotanya untuk mempunyai perilaku tertentu sesuai

dengan kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Contohnya, sebagian besar warga Amerika Serikat akan menjadi murid sekolah

ketika berusia empat atau lima tahun, menjadi peserta pemilu pada usia delapan

belas tahun, bekerja pada usia tujuh belas tahun, mempunyai istri/suami pada usia

dua puluh tujuh, pensiun pada usia enam puluh tahun. Di Indonesia berbeda, usia

sekolah dimulai sejak usia tujuh tahun, punya pasangan hidup sudah bisa sejak

usia tujuh belas tahun, dan pensiun pada usia lima puluh lima tahun. Urutan tadi

dinamakan “tahapan usia” (age grading). Dalam masyarakat kontemporer

kehidupan manusia dibagi ke dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa

dewasa, dan masa tua, di mana setiap masa mempunyai bermacam-macam

pembagian lagi.

Selain itu, Kahn et al. (dalam Ahmad dan Taylor, 2009) juga mengenalkan

teori peran pada literatur perilaku organisasi. Mereka menyatakan bahwa sebuah

lingkungan organisasi dapat mempengaruhi harapan setiap individu mengenai

Page 28: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

perilaku peran mereka. Harapan tersebut meliputi norma-norma atau tekanan

untuk bertindak dalam cara tertentu. Individu akan menerima pesan tersebut,

menginterpretasikannya, dan merespon dalam berbagai cara. Masalah akan

muncul ketika pesan yang dikirim tersebut tidak jelas, tidak secara langsung, tidak

dapat diinterpretasikan dengan mudah, dan tidak sesuai dengan daya tangkap si

penerima pesan. Akibatnya, pesan tersebut dinilai ambigu atau mengandung unsur

konflik. Ketika hal itu terjadi, individu akan merespon pesan tersebut dalam cara

yang tidak diharapkan oleh si pengirim pesan.

Harapan akan peran tersebut dapat berasal dari peran itu sendiri, individu

yang mengendalikan peran tersebut, masyarakat, atau pihak lain yang

berkepentingan terhadap peran tersebut. Setiap orang yang memegang

kewenangan atas suatu peran akan membentuk harapan tersebut. Bagi aparat

Inspektorat, harapan dapat dibentuk oleh Musyawarah Pimpinan Daerah

(Muspida) yang terdiri dari: Kepala Pemerintahan Daerah, Wakil Pemerintahan

Daerah, dan Sekretaris Daerah ataupun dari rekan kerja yang bergantung pada

hasil kinerja aparat Inspektorat. Individu atau pihak yang berbeda dapat

membentuk harapan yang mengandung konflik bagi pemegang peran itu sendiri.

Oleh karena setiap individu dapat menduduki peran sosial ganda, maka

dimungkinkan bahwa dari beragam peran tersebut akan menimbulkan

persyaratan/harapan peran yang saling bertentangan (Ahmad dan Taylor, 2009).

Hal tersebut yang dikenal sebagai konflik peran.

Sebagaimana diungkapkan juga oleh Kats dan Kahn (dalam Damajanti,

2003) bahwa individu akan mengalami konflik dalam dirinya apabila terdapat dua

Page 29: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada diri

individu tersebut. Konflik pada setiap individu disebabkan karena individu

tersebut harus menyandang dua peran yang berbeda dalam waktu yang sama.

Teori peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang diharapkan oleh

individu tidak konsisten, maka mereka dapat mengalami stress, depresi, merasa

tidak puas, dan kinerja mereka akan kurang efektif daripada jika pada harapan

tersebut tidak mengandung konflik. Jadi, dapat dikatakan bahwa konflik peran

dapat memberikan pengaruh negatif terhadap cara berpikir seseorang. Dengan

kata lain, konflik peran dapat menurunkan tingkat komitmen independensi

seseorang (Ahmad dan Taylor, 2009).

Adapun ambiguitas peran merupakan sebuah konsep yang menjelaskan

ketersediaan informasi yang berkaitan dengan peran. Pemegang peran harus

mengetahui apakah harapan tersebut benar dan sesuai dengan aktivitas dan

tanggung jawab dari posisi mereka. Selain itu, individu juga harus memahami

apakah aktivitas tersebut telah dapat memenuhi tanggung jawab dari suatu posisi

dan bagaimana aktivitas tersebut dilakukan (Ahmad dan Taylor, 2009).

Sama halnya dengan konflik peran Kahn et al. (dalam Ahmad dan Taylor,

2009) mengemukakan bahwa ambiguitas peran juga dapat meningkatkan

kemungkinan seseorang menjadi merasa tidak puas dengan perannya, mengalami

kecemasan, memutarbalikkan fakta, dan kinerjanya menurun. Selain itu, Kahn et

al. (dalam Ahmad dan Taylor, 2009) juga menjelaskan bahwa ambiguitas peran

dapat meningkat ketika kompleksitas organisasi melebihi rentang pemahaman

seseorang. Oleh sebab itu, aparat Inspektorat yang menghadapi ambiguitas peran

Page 30: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

kemungkinan sulit untuk menjaga komitmen mereka untuk tetap bersikap

independen.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu yang berhadapan

dengan tingkat konflik peran dan ambiguitas peran yang tinggi akan mengalami

kecemasan, ketidakpuasan, dan ketidakefektivan dalam melakukan pekerjaan

dibandingkan individu yang lain (Kahn et al. dalam Damajanti, 2003). Hal

tersebut dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menjaga komitmen

yang ada pada diri mereka, dalam hal ini adalah sulitnya menjaga komitmen untuk

bersikap independen.

2.1.2 Independensi Aparat Inspektorat

International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing

(ISPPIA IIA, 2006) mengidentifikasi independensi auditor internal sebagai

kriteria paling penting bagi efektivitas fungsi auditor internal. Jadi, dalam setiap

kejadian, auditor internal diharapkan untuk mempunyai integritas dan komitmen

untuk membuat pendapat yang bebas dari bias (Ahmad dan Taylor, 2009).

Kata independensi merupakan terjemahan dari kata ”independence” yang

berasal dari Bahasa Inggris. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary

of Current English terdapat entri kata “independence” yang artinya “dalam

keadaan independen”. Adapun entri kata “independent” bermakna “tidak

tergantung atau dikendalikan oleh (orang lain atau benda); tidak mendasarkan diri

pada orang lain; bertindak atau berfikir sesuai dengan kehendak hati; bebas dari

pengendalian orang lain” (Indah, 2010). Makna independensi dalam pengertian

Page 31: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

umum ini tidak jauh berbeda dengan makna independensi yang dipergunakan

secara khusus dalam literatur pengauditan.

Arens, et al. (2000) mendefinisikan independensi dalam pengauditan

sebagai "Penggunaan cara pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan pengujian

audit, evaluasi hasil pengujian tersebut, dan pelaporan hasil temuan audit".

Sedangkan Mulyadi (1992) mendefinisikan independensi sebagai "keadaan bebas

dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang

lain" dan akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak

terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar

diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam

pemeriksaan.

Standar Profesi Audit Internal (2004) juga menyatakan bahwa auditor

internal harus mempunyai objektivitas yang tinggi. Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (1998) mengartikan obyektivitas sebagai bebasnya seseorang

dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan

sehingga dapat mengemukakan pendapat apa adanya. Auditor internal harus

memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak, dan menghindari

kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan. Objektivitas mensyaratkan

bahwa auditor internal tidak menundukkan penilaian mereka dalam masalah-

masalah audit terhadap pihak-pihak lain. Dengan demikian, independensi dapat

menghindarkan hubungan yang mungkin mengganggu obyektivitas auditor.

Independensi pada Inspektorat Kota Semarang berbeda dengan

independensi yang dimiliki oleh BPK dan Akuntan Publik dikarenakan secara

Page 32: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

organisasi, BPK dan Akuntan Publik berada di luar Pemerintah Kota Semarang.

Inspektorat bertindak sebagai auditor internal Pemerintah Daerah, sebagaimana

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang No 13 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Semarang, disebutkan bahwa Inspektorat adalah

merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin

oleh seorang Inspektur yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota dan

secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Hasil

pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Inspektorat dilaporkan langsung kepada

Walikota untuk kemudian dilakukan tindakan lebih lanjut atas hasil laporan

tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan, disebutkan juga bahwa hasil pemeriksaan Inspektorat harus

dilaporkan ke BPK serta, di lain pihak, hasil pemeriksaan BPK terhadap

Pemerintahan Daerah wajib ditindaklanjuti oleh Inspektorat terkait.

Meskipun di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang

Organisasi Perangkat Daerah dinyatakan bahwa kepala inspektorat secara teknis

administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah, namun kepala

inspektorat tetap bertanggung jawab secara langsung dan melaporkan hasil

pengawasannya kepada kepala pemerintah daerah (gubernur, bupati, atau

walikota). Ia juga harus mendapatkan akses untuk memungkinkannya

berkomunikasi secara langsung dengan kepala pemerintah daerah dan melakukan

komunikasi yang regular untuk mempertahankan independensinya (Tim Penyusun

Page 33: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara, 2007).

Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor

Publik Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (2007) membagi independensi fungsi

pengawasan inspektorat menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Independensi program kerja pengawasan

Bebas dari pihak-pihak yang dapat mempengaruhinya dalam penyusunan

program kerja pengawasan dan prosedur audit.

2) Independensi pengujian audit:

• Bebas melakukan akses ke seluruh catatan, kekayaan, dan pegawai, yaitu

relevan dengan penugasan auditnya.

• Aktif bekerja sama dengan seluruh perangkat daerah selama pengujian

audit berlangsung.

• Bebas dari keinginan pihak-pihak tertentu yang berusaha mengarahkan

auditnya hanya untuk aktivitas-aktivitas tertentu saja dan melakukan

pengujian serta menetapkan bukti yang dapat diterima.

• Bebas dari kepentingan individual pihak-pihak tertentu dalam penugasan

auditnya dan pembatas pengujian audit.

3) Independensi pelaporan hasil pengawasan:

• Bebas dari perasaan keharusan untuk memodifikasi pengaruh atau

signifikansi dari fakta yang dilaporkan.

• Bebas dari tekanan untuk tidak memasukkan permasalahan yang signifikan

ke dalam laporan audit.

Page 34: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

• Bebas dari berbagai usaha yang dapat melanggar dari judgmentnya sebagai

auditor profesional.

Mautz (1974) dalam Supriyono (1988) mengutip pendapat Carman

mengenai pentingnya independensi sebagai berikut :

”Jika manfaat seorang sebagai auditor rusak oleh perasaan pada sebagian pihak ketiga yang meragukan independensinya, dia bertanggung jawab tidak hanya mempertahankan independensi dalam kenyataan tetapi juga menghindari penampilan yang memungkinkan dia kehilangan independensinya.” Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 tentang Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara dalam Lampiran II menyebutkan bahwa dalam

semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa

dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan

pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.

Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan

pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya

sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi

dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak

memihak oleh pihak manapun.

Selain itu, seperti yang diungkapkan Supriyono (1988) salah satu faktor

yang mempengaruhi independensi akuntan publik adalah jasa-jasa lain selain audit

yang dilakukan oleh auditor bagi klien. Oleh sebab itu, pemeriksa harus

menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak ketiga mengetahui fakta dan

keadaan yang relevan serta menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapat

mempertahankan independensinya sehingga tidak mampu memberikan penilaian

Page 35: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

yang objektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam

pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan, sehingga menurut William dan

Walter (2002) publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap

tidak memihak yang berarti mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil.

2.2 Penelitian Terdahulu

Koo dan Sim (1999) melakukan penelitian mengenai konflik peran yang

dialami oleh auditor di Korea. Dari basis teoritis, konflik peran disebabkan oleh

perbedaan yang terjadi akibat adanya ketidakkonsistenan dalam peran yang

dilakukan oleh auditor. Free engagement system merupakan salah satu jenis

sistem pasar bebas audit yang mengakibatkan timbulnya perjanjian antara auditor

dan klien dan perbedaan harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor di

Korea menghadapi konflik peran yang substansial. Konflik tersebut terjadi akibat

auditor mencoba untuk menjaga norma-norma profesional mereka, dan pada saat

yang sama mereka harus mempertimbangkan harapan atau keinginan dari klien.

Penyebab utama konflik peran adalah ketidakkonsistenan struktural dari peran

tersebut, free engagement system, dan perbedaan harapan. Dampak negatif yang

timbul adalah adanya ketidakpuasan kerja dan ketidakmampuan auditor untuk

menjalankan peran sosialnya dengan baik.

Lubis (2004) di Medan melakukan penelitian tentang persepsi auditor dan

user tentang independensi akuntan sebagai perilaku profesional dan pengaruhnya

terhadap opini audit, dengan hasil penelitian sebagai berikut:

Page 36: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

1. Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan

akuntan BPK mengenai independensi akuntan.

2. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan

pemakai jasa akuntan publik mengenai independensi akuntan.

3. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap

opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut.

Ahmad dan Taylor (2009) melakukan penelitian untuk mengembangkan

ukuran-ukuran konsep komitmen independensi, konflik peran, dan ambiguitas

peran pada lingkungan auditor internal. Sampel yang digunakan adalah auditor

internal pada perusahaan listed di Bursa Efek Malaysia dan mempunyai in-house

departemen audit internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran dan

ambiguitas peran secara signifikan berpengaruh negatif terhadap komitmen

independensi auditor internal. Dimensi konflik peran yang berpengaruh paling

besar terhadap komitmen independensi adalah konflik antara nilai personal auditor

dengan persyaratan dan ekspektasi manajemen dan profesi audit internal,

sedangkan dimensi ambiguitas peran yang berpengaruh besar terhadap komitmen

independensi adalah wewenang dan tekanan waktu yang dialami auditor internal.

Siregar (2009) melakukan penelitian terhadap 41 orang aparat Inspektorat

Kabupaten Deli Serdang untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah

gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh

terhadap independensi pemeriksa. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa

gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Sedangkan secara

Page 37: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi juga

berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa dan yang memiliki

pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi.

Berikut ini tabulasi penelitian terdahulu berdasarkan uraian di atas :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti (Tahun

Penelitian)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Koo dan Sim (1999)

On The Role Conflict of Auditors in Korea

Penyebab dan dampak dari konflik peran auditor

Auditor di Korea mengalami konflik peran secara signifikan. Penyebab utama konflik peran adalah ketidakkonsistenan struktural dari peran tersebut, free engagement system, dan perbedaan harapan. Dampak negatif yang timbul adalah adanya ketidakpuasan kerja dan ketidakmampuan auditor untuk menjalankan peran sosialnya dengan baik.

Tapi Anda Sari Lubis (2004)

Persepsi Auditor dan User Tentang Independensi Akuntan Sebagai Perilaku Profesional dan Pengaruhnya terhadap Opini Audit

Dependen: Opini Audit Independen: Independensi Akuntan Moderating: Persepsi Akuntan Publik, BPK, dan User.

Tidak terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dan akuntan BPK mengenai independensi akuntan. Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan antara akuntan publik dengan pemakai jasa akuntan publik mengenai independensi akuntan. Independensi akuntan sebagai perilaku profesional berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh akuntan tersebut.

Ahmad dan Taylor (2009)

Commitment to Independence by Internal Auditors: The Effect of Role Ambiguity and Role Conflict

Dependen: Komitmen Independensi Independen: Ambiguitas Peran dan Konflik Peran

Ambiguitas peran dan konflik peran berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen independensi auditor internal. Dimensi yang berpengaruh paling besar terhadap komitmen independensi adalah konflik antara nilai personal auditor dengan persyaratan dan ekspektasi manajemen dan profesi audit internal (dimensi konflik peran) serta wewenang dan tekanan waktu yang dialami auditor internal (dimensi ambiguitas peran).

Siregar (2009) Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, dan Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa (Studi Empiris

Dependen: Independensi Pemeriksa Independen: Gangguan Pribadi, Gangguan

gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi juga berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa dan yang memiliki pengaruh

Page 38: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)

Ekstern, dan Gangguan Organisasi

terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Konflik Peran terhadap Komitmen Independensi Aparat

Inspektorat

Konflik peran didefinisikan oleh Brief et al (dalam Amilin dan Dewi,

2008) sebagai “the incongruity of expectations associated with a role”. Jadi,

konflik peran adalah adanya ketidakcocokan antara harapan-harapan yang

berkaitan dengan suatu peran. Secara lebih spesifik, Leigh et al. (dalam Amilin

dan Dewi, 2008) menyatakan bahwa: “Role conflict is the result of an employee

facing the inconsistent Expectations of various parlies or personal needs, values,

etc.” Artinya, konflik peran merupakan hasil dari ketidakkonsistenan harapan-

harapan berbagai pihak atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran

dengan kebutuhan, nilai-nilai individu, dan sebagainya. Sebagai akibatnya,

seseorang yang mengalami konflik peran akan berada dalam suasana terombang-

ambing, terjepit, dan serba salah.

Konflik peran terjadi saat munculnya peran-peran yang saling

bertentangan yang harus dilakukan oleh individu sebagai anggota dalam sebuah

organisasi (Koo dan Sim, 1998). Hal itu mengakibatkan individu yang mengalami

konflik peran tidak dapat membuat keputusan yang tepat mengenai bagaimana

peran-peran tersebut akan dilakukan dengan baik.

Pada umumnya, konflik peran dipandang sebagai suatu peristiwa

multidimensional yang terbagi atas tiga jenis konflik (Mohr dan Puck, 2003).

Page 39: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Ketiga jenis konflik tersebut adalah: inter-role conflict, intra-role conflict, dan

person-role conflict.

Pertama, individu akan mengalami inter-role conflict ketika harapan

pengirim peran tidak sesuai dengan peran yang dilakukan oleh individu, misalnya:

harapan seorang pegawai kantoran ketika bekerja lembur akan bertentangan

dengan harapan dari keluarga pegawai tersebut.

Kedua, intra-role conflict terjadi apabila elemen-elemen yang berbeda

dalam satu peran individu bertentangan dengan yang lain. Kahn et al. serta

Pandey dan Kumar (dalam Mohr dan Puck, 2003) membagi lagi konflik ini

menjadi dua tipe, yaitu: intra-sender role conflict dan inter-sender role conflict.

Intra-sender role conflict timbul saat satu pengirim peran mempunyai harapan

yang tidak sesuai dengan harapan pemegang peran. Contoh dari konflik ini adalah

ketika seorang supervisor menyuruh seorang bawahan untuk memberikan suatu

informasi yang spesifik tetapi di lain pihak terdapat larangan untuk menggunakan

suatu alat yang memungkinkan bawahan tersebut dapat mengakses informasi yang

diinginkan tersebut (Kahn et al. dalam Mohr dan Puck, 2003). Tipe kedua dari

intra-role conflict, yaitu inter-sender role conflict, adalah konflik yang timbul

ketika harapan dari dua pengirim peran yang berbeda berbenturan dengan harapan

pemegang peran. Contoh dari konflik ini adalah ketika manajer diharuskan untuk

mengikuti suatu instruksi dari, dan melaporkannya kepada, dua atau lebih manajer

yang mempunyai kegiatan yang berbeda.

Ketiga, individu dapat mengalami person-role conflict apabila harapan

yang berkaitan dengan seorang pemegang peran tidak sesuai dengan kebutuhan,

Page 40: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

inspirasi, dan/atau nilai-nilai individu tersebut. Contohnya, ketika seseorang yang

diharuskan untuk menggunakan senjata dalam medan pertempuran tetapi

sebenarnya individu tersebut hanya ingin menggunakan senjata dalam hal

kebaikan, dari situasi tersebut maka kemungkinan akan timbul person-role

conflict.

Dalam menjalankan tugasnya di lingkungan pemerintahan, aparat

Inspektorat pasti berhubungan dengan bagian atau individu yang lain. Hubungan

tersebut kemungkinan besar mengakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan yang

mengarah pada konflik. Berdasarkan teori konflik peran dan literatur audit

internal, konflik peran yang berkaitan dengan auditor internal dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu: inter-role conflict, intra-sender role conflict, dan personal role

conflict (Ahmad dan Taylor, 2009). Inter-sender role conflict tidak dapat

diadaptasi dalam lingkungan audit internal.

Inter-role conflict timbul karena adanya permintaan peran yang terlalu

banyak, seperti konflik/pertentangan yang dialami auditor internal akibat

perbedaan permintaan dari organisasi dengan aturan standar profesi audit internal

(Ahmad dan Taylor, 2009). Kompleksitas birokrasi dapat menyebabkan prosedur

dan praktik kerja pemerintahan menyimpang dari standar praktik profesional.

Oleh karena itu, dalam lingkungan audit pemerintahan terdapat kemungkinan

yang besar bahwa aparat Inspektorat menjalankan suatu hal yang dapat diterima

oleh pejabat pemerintahan tetapi dilarang dalam profesi audit. Selain itu, peluang

untuk mengabaikan standar etika profesi dan menyetujui permintaan pejabat

Page 41: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

pemerintahan akan mengakibatkan menurunnya pelaporan tingkat pelanggaran,

ketidakberesan, dan kelemahan sistem pengendalian internal.

Auditor internal menjalankan dua peran dalam organisasi, yaitu: peran

audit dan peran jasa konsultasi. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya intra-

sender role conflict. Penelitian Reynold (2000) menyimpulkan bahwa

pertentangan yang terjadi karena peran audit dan peran konsultasi pada auditor

internal merupakan subjek konflik. Dalam peran audit auditor internal harus

menjaga independensi dengan tidak mendasarkan pertimbangan auditnya pada

manajemen. Namun dalam peran jasa konsultasi manajemen, auditor internal

harus bekerja sama dan membantu manajemen, termasuk menerima pertimbangan

dari komite audit (Ahmad dan Taylor, 2009).

Auditor internal juga dapat mengalami personal role conflict, seperti

ketika diminta untuk berperan dalam berbagai cara yang tidak konsisten dengan

nilai-nilai pribadi mereka atau diharuskan bertindak melawan serta melaporkan

pelanggaran rekan kerja mereka. Menurut Mutchler (2003), auditor internal

cenderung akan mengabaikan, melunak, atau menunda pelaporan temuan audit

yang berdampak negatif supaya tidak mempermalukan rekan kerja mereka.

Dengan demikian, personal role conflict mengindikasikan ketidaksesuaian antara

harapan manajemen dan nilai personal auditor internal (Ahmad dan Taylor, 2009).

Hal ini menyebabkan kemungkinan auditor diharuskan untuk melakukan hal-hal

yang bertentangan dengan nilai-nilai atau keyakinan individu auditor intenal

tersebut, seperti melakukan perbuatan yang ilegal atau tidak etis.

Page 42: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Konflik peran yang dialami oleh auditor dapat merusak independensi dan

kemampuan auditor untuk melakukan audit yang wajar (Koo dan Sim, 1999).

Apabila auditor mencoba untuk tetap mempertahankan sikap etis profesional

mereka, maka akan membahayakan posisi auditor internal tersebut, sehingga

auditor menjadi rentan terhadap tekanan dari manajemen dan mengakibatkan

menurunnya komitmen independensi (Koo dan Sim, 1999).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Konflik peran berpengaruh negatif terhadap komitmen independensi

aparat Inspektorat.

2.3.2 Pengaruh Ambiguitas Peran terhadap Komitmen Independensi

Aparat Inspektorat

Agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, para karyawan

memerlukan keterangan tertentu yang menyangkut hal-hal yang diharapkan untuk

mereka lakukan dan hal-hal yang tidak harus mereka lakukan. Karyawan perlu

mengetahui hak-hak, hak-hak istimewa dan kewajiban mereka. Ambiguitas peran

didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana informasi yang berkaitan dengan

suatu peran tertentu kurang atau tidak jelas (Kahn et al. dalam Beauchamp et al.,

2004). Rizzo et al. (1970 dalam Michael et al., 2009) menyatakan bahwa

ambiguitas peran menunjukkan ambivalensi saat apa yang diharapakan tidak jelas

karena kekurangan informasi mengenai suatu peran dan apa yang dibutuhkan

dalam suatu tugas. Pegawai tidak mengetahui upaya apa yang harus dilakukan

dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam suatu organisasi sebaiknya memiliki

keterangan yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawab yang diberikan

Page 43: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

penerima mandat. Dapat disimpulkan bahwa ambiguitas peran dapat timbul pada

lingkungan kerja saat seseorang kurang mendapat informasi yang cukup mengenai

kinerja yang efektif dari sebuah peran.

Ahmad dan Taylor (2009) mengembangkan enam dimensi dari ambiguitas

peran auditor internal sebagai berikut:

1) Pedoman (Guidelines)

Berdasarkan ISPPIA (dalam Ahmad dan Taylor, 2009) salah satu tugas

penting auditor internal adalah memberikan bantuan dalam menemukan

kecurangan melalui pemeriksaan kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian

internal untuk menentukan tingkat pemeriksaan atau risiko pada berbagai segmen

kegiatan operasional organisasi. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut,

auditor internal sebaiknya menentukan apakah kebijakan yang ada telah ditulis

dengan jelas dan terdapat pedoman dan kebijakan yang jelas mengenai sistem

operasi dan pengujian. Selain itu, kebijakan otorisasi setiap transaksi juga harus

dikembangkan dan dijaga. Di sisi lain, sangat penting juga untuk menciptakan

kejelasan kebijakan tertulis yang menggambarkan aktivitas dan tindakan yang

dilarang ketika terjadi penyimpangan.

2) Tugas (Tasks)

Tugas auditor internal meliputi penilaian sistem pengendalian internal,

mendeteksi kecurangan, serta melaporkan pelanggaran (ISPPIA dalam Ahmad

dan Taylor, 2009). Untuk melakukan tugas tersebut, auditor internal harus

mengetahui dengan jelas mengenai apa yang harus dinilai dan tindakan apa yang

dibutuhkan ketika ditemukan ketidakberesan, kelemahan, dan pelanggaran.

Page 44: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

3) Wewenang (Authority)

Tugas auditor internal secara jelas mewajibkan mereka untuk bersikap

independen. Elemen penting yang harus ada agar tercapainya independensi adalah

auditor internal harus memiliki tingkat wewenang yang tepat serta memiliki

keyakinan akan wewenang mereka. Tanpa adanya keyakinan dan atau tidak

adanya kejelasan atas tingkat wewenang yang mereka miliki, auditor internal akan

dapat dipengaruhi oleh tekanan manajemen (Van Peursem dalam Ahmad dan

Taylor, 2009). Oleh sebab itu, dimensi wewenang memastikan bahwa auditor

internal memahami dengan benar mengenai wewenang mereka untuk memeriksa

dan mengulas laporan dari berbagai tingkat manajer dalam perusahaan yang

bertanggung jawab atas otorisasi pembiayaan, memeriksa transaksi yang disetujui

pada tingkat eksekutif, dan menilai aktivitas dewan direksi (Sawyer dan

Dittenhofer dalam Ahmad dan Taylor, 2009).

4) Tanggung Jawab (Responsibilities)

Auditor internal harus memahami dengan jelas mengenai tanggung jawab

mereka. Tanggung jawab auditor internal meliputi penilaian sistem pengendalian

internal dan pendeteksian akan adanya kecurangan (ISPPIA dalam Ahmad dan

Taylor, 2009).

5) Standar (Standards)

Tujuan dari disusunnya standar adalah untuk menggambarkan prinsip-

prinsip dasar yang menunjukkan praktik auditor internal dan untuk menetapkan

dasar bagi evaluasi kinerja audit internal (ISPPIA dalam Ahmad dan Taylor,

2009). Oleh karena standar bertindak sebagai referensi dalam pelaksanaan tugas

Page 45: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

auditor internal, maka sangat penting untuk menyusun standar sejelas mungkin

sehingga tidak menimbulkan berbagai interpretasi.

6) Waktu (Time)

Batasan waktu merupakan faktor mendasar dalam lingkungan audit,

termasuk audit internal. Peran auditor internal akan mengakibatkan mereka

menghadapi adanya pembatasan waktu baik berasal dari tekanan akibat anggaran

waktu atau tekanan tenggat waktu tugas. Azad (1994) membuktikan bahwa

ketidakpastian pengalokasian waktu dapat memberikan pengaruh buruk bagi

pekerjaan auditor internal.

Oleh karena itu, adanya ambiguitas peran dalam seluruh aspek diatas dapat

mempengaruhi sikap dan persepsi aparat Inspektorat. Dalam penelitian Schuller et

al., Beehr et al., dan Babin (dalam Koustelios, 2004), ditemukan bahwa

ambiguitas peran mengakibatkan kepuasan kerja yang rendah, absenteeism, low

involvement, dan tekanan kerja. Ambiguitas peran dapat menyebabkan aparat

Inspektorat rentan terhadap ketidakpuasan kerja hingga kejenuhan sehingga

mengakibatkan turunnya komitmen independensi aparat Inspektorat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap komitmen independensi

aparat Inspektorat.

Berdasarkan uraian pengembangan hipotesis di atas, kerangka pemikiran

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran seperti gambar diatas, maka terdapat dua

variabel bebas yakni konflik peran (X1) dan ambiguitas peran (X2) serta satu

variabel terikat yakni komitmen independensi aparat Inspektorat (Y).

Konflik Peran

Ambiguitas Peran

Komitmen

Independensi Aparat Inspektorat

( - )

( - )

Page 47: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Penelitian ini menggunakan dua macam

variabel penelitian.

1. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah

komitmen independensi aparat Inspektorat.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) dari penelitian ini adalah

ambiguitas peran (role ambiguity) dan konflik peran (role conflict).

3.1.2 Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dan memperjelas apa yang dimaksud

dengan variabel-variabel dalam penelitian ini maka perlu diberikan definisi

operasional.

3.1.2.1 Komitmen Independensi Aparat Inspektorat

Independensi didefinisikan sebagai bebas dari segala kondisi yang dapat

mengancam objektivitas atau bentuk objektivitas (The International Standards for

The Professional Practices of Internal Auditing, 2006). Variabel komitmen

Page 48: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

independensi dioperasionalkan dengan mengadaptasi skala komitmen organisasi

Porter et al. (1974, dalam Ahmad dan Taylor, 2009). Aranya et al. (1981, dalam

Ahmad dan Taylor, 2009) juga mengembangkan skala komitmen profesional

dengan menggunakan 3 dimensi komitmen yang dikembangkan oleh Porter et al.

(1974, dalam Ahmad dan Taylor, 2009), yaitu: keyakinan kuat atas nilai-nilai,

kemauan untuk berusaha keras seperti yang diharapkan, dan keinginan individu

yang kuat.

Dimensi komitmen profesional yang dikembangkan oleh Aranya et al.

(1981, dalam Ahmad dan Taylor, 2009) dimasukkan dalam penelitian ini untuk

mengoperasionalkan variabel komitmen independensi dalam bentuk sebagai

berikut:

1. Keyakinan kuat dan penerimaan kode etik profesional berkaitan dengan nilai

independensi profesi.

2. Kemauan untuk berusaha keras seperti yang diharapkan dalam rangka

memenuhi prinsip dasar profesi untuk menjaga independensi

3. Keinginan individu yang kuat untuk bersikap independen sepanjang waktu.

Instrumen komitmen independensi meliputi 10 item pernyataan yang

dikembangkan dari lingkup 3 dimensi di atas. Berdasarkan skala Likert 7 poin,

Skor tertinggi (skor 7) menunjukkan sikap sangat setuju yang berarti bahwa

auditor mempunyai komitmen independensi yang sangat tinggi dan skor terendah

(skor 1) menunjukkan sikap sangat tidak setuju yang berarti bahwa auditor

mempunyai komitmen independensi yang sangat rendah. Namun ada 3 item

pernyataan yang dikodekan terbalik, yaitu item pernyataan pada kolom B.

Page 49: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

3.1.2.2 Konflik Peran (Role Conflict)

Konflik peran didefinisikan sebagai hasil dari ketidakkonsistenan harapan-

harapan berbagai pihak atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran

dengan kebutuhan, nilai-nilai individu, dan sebagainya (Leigh et al. dalam Amilin

dan Dewi, 2008). Konflik peran yang berkaitan dengan auditor internal dibagi

dalam 3 dimensi, yaitu: inter-role conflict, intra-sender role conflict, serta

personal role conflict.

Instrumen konflik peran meliputi 11 item pernyataan yang dikembangkan

dari lingkup 3 dimensi di atas. Berdasarkan skala Likert 7 poin, Skor tertinggi

(skor 7) menunjukkan sikap sangat setuju dan skor terendah (skor 1)

menunjukkan sikap sangat tidak setuju. Skor yang tinggi mengindikasikan adanya

konflik peran yang sangat tinggi dan skor yang rendah mengindikasikan adanya

konflik peran yang sangat rendah.

3.1.2.3 Ambiguitas Peran (Role Ambiguity)

Ambiguitas peran didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana informasi

yang berkaitan dengan suatu peran tertentu kurang atau tidak jelas (Kahn et al.

dalam Beauchamp et al., 2004). Enam dimensi dari ambiguitas peran auditor

internal yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari ukuran

unidimensionalitas yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970, dalam Ahmad

dan Taylor, 2009), yaitu: garis-garis pedoman (guidelines), tugas (task),

wewenang (authorithy), tanggung jawab (responsibilities), standar-standar

(standards), dan waktu (time).

Page 50: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Instrumen pernyataan yang terdiri dari: 5 item untuk dimensi pedoman, 4

item untuk dimensi tugas, 3 item untuk dimensi wewenang, 3 item untuk dimensi

tanggung jawab, 3 item untuk dimensi standar, dan 3 item untuk dimensi waktu

ini dinyatakan dalam kondisi tidak adanya ambiguitas peran. Berdasarkan skala

Likert 7 poin, skor 7 menunjukkan adanya ambiguitas peran yang sangat rendah

dan skor 1 menunjukkan adanya ambiguitas peran yang sangat tinggi.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Pengukuran

Komitmen Independensi 3 dimensi. 3 item pernyataan dikodekan terbalik. Skala likert 7 poin (1=rendah, 7=tinggi)

Konflik Peran 3 dimensi. Skala likert 7 poin (1=rendah, 7=tinggi)

Ambiguitas Peran 6 dimensi. Semua pernyataan dikodekan terbalik. Skala likert 7 poin (1=tinggi, 7=rendah)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah aparat Inspektorat

Kota Semarang yang berjumlah 52 orang. Pengambilan sampel ditentukan dengan

metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari

individu maupun kelompok dengan sasaran yang tepat. Menurut Uma Sekaran

(2003) dalam bukunya “Research Methods For Business” pengambilan sampel

dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi

yang diinginkan. Adapun responden atau sampel penelitian adalah aparat

Inspektorat yang bertindak langsung melakukan pemeriksaan di lingkungan

Pemerintah Kota Semarang, yaitu: Inspektur serta seluruh aparat Inspektorat

Page 51: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Pembantu Wilayah I – IV yang total berjumlah 33 orang. Metode penelitian yang

dipakai adalah survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

disebar kepada aparat Inspektorat Kota Semarang yang merupakan responden atau

sampel dalam penelitian ini.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli yang berkaitan dengan

variabel yang menjadi tujuan penelitian (Sekaran, 2003). Data primer ini meliputi

identitas responden dan juga informasi-informasi atau jawaban-jawaban yang

telah diberikan terhadap kuesioner yang telah disebarkan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data berasal dari skor total yang diperoleh dari pengisian

kuesioner yang telah dikirim kepada aparat Inspektorat Kota Semarang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik

pengumpulan kuesioner, dimana pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti

dibagikan kepada responden yang bersangkutan untuk diisi. Kuesioner dibagi

menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu: data tentang demografi responden dan

tentang item-item yang terkait dengan komitmen independensi, konflik peran,

serta ambiguitas peran.

Page 52: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden sesungguhnya, terlebih

dahulu dilakukan pilot test kuesioner terhadap beberapa mahasiswa program S1

Akuntansi yang dipilih secara random untuk mengetahui apakah kuesioner mudah

dipahami. Selanjutnya kuesioner dibagikan kepada responden.

Dalam pengumpulan data, ada beberapa tahapan yang dilakukan. Pertama

dilakukan kontak via telepon dengan Inspektur Kota Semarang. Dalam kontak via

telepon tersebut ditanyakan apakah boleh dilakukan penelitian pada lingkungan

Inspektorat Kota Semarang dan bila diperbolehkan selanjutnya ditanyakan

mengenai bagaimana prosedur pengajuan ijin penelitian. Apabila Inspektur telah

memperbolehkan untuk mengajukan ijin penelitian maka dilanjutkan ke tahap

kedua, yaitu memasukkan surat ijin penelitian dari fakultas. Tahap ketiga berupa

pembagian kuesioner kepada para responden.

Pengumpulan data dilakukan selama 7 hari, dimulai dari pengajuan surat

permohonan izin penelitian hingga kuesioner yang dikirimkan diterima kembali.

Jangka waktu pengembalian kuesioner ditetapkan 3 hari dihitung dari tanggal

kuesioner disebar.

3.5 Metode Analisis

Sebelum memasuki tahap analisis data, kuesioner yang telah kembali akan

disortir kembali terlebih dahulu. Hanya kuesioner yang diisi oleh responden yang

tepat serta semua item dalam kuesioner telah terisi dengan lengkap yang akan

diproses ke tahap analisis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 17.

Page 53: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Analisis terbagi dalam lima tahap. Pertama, analisis ditujukan untuk

mengetahui statistik deskriptif responden. Tahap selanjutnya adalah menganalisis

kualitas data. Pada tahap ketiga, analisis ditujukan untuk menguji ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik. Dalam tahap selanjutnya dilakukan analisis regresi

berganda. Kemudian pada tahap terakhir dilakukan pengujian atas hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005).

Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran umum

mengenai demografi responden. Data diperoleh dari kuesioner yang kembali. Data

yang diperoleh akan disortir terlebih dahulu dengan kualifikasi yang telah

ditentukan. Pertama, kuesioner yang disebar harus diisi oleh orang yang tepat dan

kedua, setiap item pertanyaan diisi dengan lengkap. Setelah disortir, data tersebut

dianalisis secara deskriptif yang meliputi menghitung nilai mean, standar deviasi,

nilai minimun, dan nilai maksimun. Untuk memberikan deskripsi tentang karakter

variabel penelitian (variabel independen dan variabel dependen) digunakan tabel

statistik deskriptif yang menunjukkan angka rata-rata, kisaran skor dan standar

deviasi.

3.5.2 Uji Kualitas Data

Hair et al., (1996) mengemukakan bahwa kualitas data yang dihasilkan

dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan

Page 54: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

validitas. Uji reliabilitas dan uji validitas tersebut digunakan untuk mengetahui

konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Data

yang tidak valid dan tidak reliabel harus dibuang dan tidak dimasukkan dalam

proses analisis data selanjutnya. Sementara data yang telah dinyatakan reliabel

dan valid dapat digunakan untuk proses analisis data selanjutnya.

3.5.2.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur kehandalan suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu alat ukur

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 untuk masing-masing variabel

(Nunnally dalam Ghozali, 2006).

3.5.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan analisis uji faktor yang bertujuan untuk

memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklasifikasi pada variabel-

variabel yang telah ditentukan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan

pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan

antara skor masing-masing item dan skor totalnya. Jenis korelasi yang digunakan

di sini adalah korelasi Pearson antara skor setiap pernyataan dengan skor total

item. Apabila tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 maka tidak valid.

Pertanyaan yang tidak valid harus dikeluarkan dari kuesioner dan kemudian

dihitung lagi.

Page 55: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

3.5.3 Uji Non-Response Bias

Salah satu kelemahan metode survey adalah kemungkinan tingkat

pengembalian tidak seperti yang diharapkan. Hal ini menyebabkan

dibutuhkannya keputusan untuk menetralisasi sampel dari populasi yang diteliti

karena kemungkinan terjadi perbedaan karakteristik antara kuesioner yang

kembali dan yang tidak kembali (Kurnianingsih, 2007). Uji non-response bias

dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik antara responden yang

berpartisipasi dengan responden yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Responden yang mengembalikan kuesioner terlambat atau melebihi batas waktu

yang ditentukan dianggap mewakili responden yang tidak berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji beda yaitu independent

sample t-test. Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel

yang tidak berhubungan mempunyai nilai rata-rata yang berbeda (Ghozali, 2006).

Apabila hasil pengujian menunjukkan nilai F hitung Levene Test signifikan pada

level 5% dan nilai t pada equal variance assumed signifikan pada level 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor

jawaban antara responden yang berpartisipasi dengan yang tidak berpartisipasi.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi berganda.

Analisis regresi hanya dapat dilakukan apabila suatu model yang akan diuji telah

bebas dari asumsi klasik, yaitu: memiliki nilai residual yang terdistribusi normal,

serta bebas heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

Page 56: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

3.5.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Seperti yang diketahi bahwa uji t dan uji

F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi

ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid. Untuk menguji apakah data

normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara

termudah untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran titik

pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Pengambilan keputusan dalam

uji normalitas didasarkan pada :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau

grafik histogramnya dan menunjukan adanya pola distribusi normal. Oleh

karena itu, model regresinya memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka

modal regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Untuk memperkuat hasil P-P Plot digunakan uji statistik one-sample

Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan one-sample Kolmogorov-

Smirnov adalah dengan melihat probabilitas signifikan terhadap variabel, jika di

atas 0,05 maka variabel tersebut terdistribusi secara normal.

Page 57: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

3.5.4.2 Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) ataukah tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel

tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yag nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).

Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi

salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, dan Variance

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Bila nilai

tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, berarti tidak ada

multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005).

3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi

homoskedastisitas dan apabila berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Page 58: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya dan dasar

untuk menganalisanya adalah :

1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.5 Model Regresi Berganda

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

independen (bebas), dengan tujuan untuk megestimasikan dan/atau memprediksi

rata-rata populasi atau nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati dalam

Ghozali, 2005).

Untuk melihat bagaimana pengaruh dari variabel bebas (independent)

terhadap variabel tidak bebas (dependent) dalam penelitian ini, model analisis

yang digunakan adalah Model Regresi Linear Berganda, yang dirumuskan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ε

Keterangan:

Y = nilai estimasi komitmen independensi aparat Inspektorat

a = nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu vertikal Y

b1 = nilai yang berhubungan dengan variabel X1

X1 = konflik peran

b2 = nilai yang berhubungan dengan variabel X2

Page 59: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

X2 = ambiguitas peran

ε = error of estimation

3.5.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk penelitian ini menggunakan analisis regresi

dengan menggunakan Software SPSS Statistics versi 17 di mana metode yang

dipilih adalah metode analisis regresi. Untuk mengetahui apakah suatu persamaan

regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen atau

tidak, dilakukan dengan melakukan Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji

Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), dan Uji Signifikansi Parameter Individual

(Uji Statistik t) (Ghozali, 2005).

3.5.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalahantara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2005).

Setiap tambahan satu variabel maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan

nilai adjusted R2 saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2,

Page 60: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005).

3.5.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Hasil uji signifikansi simultan menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. ANOVA (Analysis of Variance) dapat

digunakan untuk melakukan uji signifikansi simultan (Ghozali, 2005).

Uji F digunakan untuk melihat apakah semua variabel independen yang

digunakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% untuk

menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak

berdasarkan Uji F. Kriteria suatu hipotesis diterima jika nilai Fhitung > Ftabel.

Sementara itu untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh

terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya. Nilai yang

lebih besar adalah variabel yang paling berpengaruh (Ghozali, 2005).

3.5.6.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji signifikansi parameter individual digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara

individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Ghozali, 2005). Kriteria

pengujian yang didasarkan atas probabilitas adalah sebagai berikut:

1. Jika probabilitas (signifikansi) > dari (α) 0,05, maka variabel independen

secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 61: PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN …eprints.undip.ac.id/30903/1/Skripsi006.pdf · Populasi penelitian ini adalah aparat Inspektorat Kota Semarang, yang turut ... Kata kunci:

2. Jika probabilitas (signifikansi) < dari (α) 0,05, maka variabel independen

secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.