pengaruh kolkhisin terhadap fenotipe dan jumlah …repository.ub.ac.id/7491/1/feby reza...

59
PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH KROMOSOM BEBERAPA VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera L.) Oleh: FEBY REZA FITRIANI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE

DAN JUMLAH KROMOSOM BEBERAPA

VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera L.)

Oleh:

FEBY REZA FITRIANI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE

DAN JUMLAH KROMOSOM BEBERAPA

VARIETAS ANGGUR (Vitis vinifera L.)

Oleh:

FEBY REZA FITRIANI

135040201111383

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, September 2017

Feby Reza Fitriani

Page 4: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotipe dan

Jumlah Kromosom Beberapa Varietas

Anggur (Vitis vinifera L.)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :

Nama Mahasiswa : Feby Reza Fitriani

NIM : 135040201111383

Jurusan : Budidaya Pertanian

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,

Pembimbing Utama,

Dr. Darmawan Saptadi, SP., MP.

NIP. 197107082000121002

Pembimbing Pendamping,

Anis Andrini, SP., M.Si.

NIP. 198112092005012003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Dr. Ir. Nurul Aini, MS.

NIP. 196010121986012001

Tanggal Persetujuan :

Page 5: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan,

MAJELIS PENGUJI

Penguji I

Afifuddin Latif Adiredjo, SP., M.Sc., Ph.D.

NIP. 19811104 200501 1 002

Penguji II

Anis Andrini, SP., M.Si.

NIP. 19811209 200501 2 003

Penguji III

Dr. Darmawan Saptadi, SP., MP.

NIP. 19710708 200012 1 002

Penguji IV

Dr.agr. Nunun Barunawati, SP., MP.

NIP.19740724 200501 2 001

Tanggal Lulus :

Page 6: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

i

RINGKASAN

Feby Reza Fitriani. 135040201111383. Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotip

dan Jumlah Kromosom Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera L.).

Dibawah bimbingan Dr. Darmawan Saptadi, SP., MP. Sebagai Pembimbing

Utama dan Anis Andrini, SP., MSi. Sebagai Pembimbing Pendamping

Anggur (Vitis vinifera L.) merupakan tanaman merambat yang masuk ke

dalam keluarga Vitaceae. Tanaman ini berbentuk semak, memiliki batang berkayu,

berbentuk silindris, warna kecoklatan, permukaan kasar, arah tumbuh batang

memanjat, dan arah cabang yang membelit. Permintaan anggur di Indonesia cukup

tinggi, namun produksi anggur di Indonesia masih belum mencukupi permintaan

pasar sehingga menyebabkan pemerintah melakukan impor untuk memenuhi

kebutuhan komoditas tersebut. Permasalahan produksi anggur di Indonesia di

antaranya adalah kualitas buah anggur yang masih belum bisa bersaing dengan

anggur impor sehingga diperlukan usaha untuk perbaikan sifat tanaman anggur dan

peningkatan keragaman, salah satunya dengan melakukan induksi mutasi. Induksi

mutasi yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan kolkhisin. Kolkhisin

merupakan salah satu bahan kimia apabila diberikan pada tanaman dapat

menyebabkan poliploidi pada individu tersebut. Kolkhisin diberikan pada bagian

tanaman yang sedang melakukan pembelahan yakni pada titik tumbuh vegetatif

misalnya pada benih, kecambah dan ujung batang tanaman. Induksi mutasi dengan

kolkhisin diharapkan dapat meningkatkan keragaman tanaman anggur dan

selanjutnya dapat diseleksi untuk mendapatkan individu yang memiliki karakter

yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan mengetahui pengaruh perlakuan beberapa

konsentrasi kolkhisin terhadap keragaan fenotipe dan jumlah kromosom pada

beberapa varietas tanaman anggur (Vitis vinifera L.). Hipotesis penelitian ini adalah

pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% berpengaruh terhadap keragaan

fenotip dan jumlah kromosom pada varietas anggur yang diteliti.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2017 di Rumah

Kaca Balai Penelitian dan Pengembangan Jeruk dan Buah Sub Tropik, Tlekung,

Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahan - bahan yang digunakan adalah 3 varietas

anggur (Jestro Ag60, Jestro Ag5, dan Jestro Ag45), dan bibit stek anggur di peroleh

dari kebun Balai Penelitian dan Pengembangan Jeruk dan Buah Sub Tropik. Bahan

lain yang digunakan untuk analisis kromosom antara lain larutan asam asetat glasial

45%, aquades, larutan HCl 1 N, dan larutan aceto orcein 2%. Alat-alat yang

digunakan dalam penelitian antara lain adalah gelas preparat, gelas penutup,

mikroskop cahaya, Colour Chart, Descriptors of Grapevine (Vitis spp.) dari IPGRI,

tube, dan kamera digital.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)

2 faktor. Faktor pertama yaitu tingkat konsentrasi kolkhisin yang terdiri dari 4 taraf

yaitu konsentrasi 0; 0,25%; 0,35%; dan 0,45%. Faktor kedua yaitu varietas yang

terdiri atas 3 taraf, yaitu varietas Jestro Ag60, Jestro Ag5, dan Jetro Ag45. Terdapat

12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan terdiri

dari jumlah kromosom, panjang tunas, diameter batang, jumlah daun pertanaman,

bentuk daun, warna daun, dan tebal daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data kuantitatif apabila dari hasil analisis

ragam terdapat pengaruh nyata dari perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan

Page 7: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

ii

BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%. Data kualititatif dianalisis secara

deskriptif. Perhitungan jumlah kromosom dihitung rata-rata pada setiap perlakuan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kolkhisin dapat memperngaruhi

pertumbuhan tanaman anggur. Terdapat Interaksi nyata antara varietas dan

kolkhisin pada variabel panjang tunas, jumlah daun, dan diameter tunas (7 mst),

sedangkan variabel tebal daun hanya menunjukkan perbedaan nyata pada perlakuan

kolkhisin (7 mst). Pada variabel bentuk daun Jestro Ag60 dapat diketahui bahwa

bentuk daunnya adalah berbentuk segilima (pentagonal), varietas Jestro Ag5

berbentuk irisan (wedge-shaped), dan varietas Jestro Ag45 berbentuk bundar

(circular), tidak terjadi perubahan bentuk daun setelah memberikan perlakuan

kolkhisin pada setiap varietas. Pada variabel warna daun dapat diketahui bahwa

pada setiap perlakuan yang diberikan pada setiap varietas dapat memberikan

perubahan warna daun. Warna daun yang lebih tua ditunjukkan oleh pemberian

kolkhisin dengan konsentrasi 0,45%. Berdasarkan hasil perhitungan kromosom

dengan sampel daun muda yang diamati pada mikrosop binokuler “Olympus

BX51” didapatkan bahwa pada semua tingkat konsentrasi kolkhisin tidak

menyebabkan penggandaan kromosom pada semua varietas.

Page 8: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

iii

SUMMARY

Feby Reza Fitriani. 135040201111383. The Effect of Colchicine on Phenotype

and Number of Chromosomes Some Varieties of Grape (Vitis vinifera L.).

Under the guidance of Dr. Darmawan Saptadi, SP., MP. as Main Supervisor

and Anis Andrini, SP., M.Si. as Secondary Supervisor.

Grape (Vitis vinifera L.) is plant that include the Vitaceae family. This plant

is shrub-shaped, has woody stems, cylindrical shape, brownish color, rough surface,

climbing rod direction, and direction of twisted branches. The demand for grape in

Indonesia is quite high, but grape production in Indonesia is still not sufficient for

market demand, causing the government import to meet sufficient of these

commodities. The problem of grape production in Indonesia among others is the

quality of grapes that still can not compete with imported grape so it takes effort to

improve the quality of the grape and increase the diversity, one of them by doing

mutation induction. Induction of mutation is often done by using Colchisine.

Colchicine is one of the chemicals that can cause polyploidy in the individual.

Colchisine is given to the part of the plant that is doing the division that is at the

point of vegetative growth such as seeds, sprouts and the tip of the stem. Induction

of mutations with colchisine is expected to increase the diversity of grape crops,

then be selected to obtain individuals who have the desired character. This research

was conducted to know the effect of several colchistine concentration treatment on

phenotype and chromosome number in several varieties of grape (Vitis vinifera L.).

The hypothesis of this research is the aplication of 0,25% concentration colchisine

influence to phenotypic performance and chromosome number in grape varieties.

This research was conducted from April to June 2017 at screenhouse

Research and Development Center of Citrus and Sub Tropic Fruits, Tlekung,

Junrejo Sub-district, Batu City. The materials used are 3 grape varieties (Jestro

Ag60, Jestro Ag5, and Jestro Ag45), and grape seedlings in the environment of

Research and Development Center of Citrus and Sub Tropic Fruits. Other

ingredients used for chromosome analysis include 45% glacial acetic acid solution,

aquadest, HCl 1 N solution, and 2% aceto orcein solution. The tools used in the

sexperiment include glass preparations, glass covers, light microscopes, Pantone

Color Chart, Descriptors of Grapevine (Vitis spp.) From IPGRI, tubes, and digital

cameras.

This research uses Randomized Block Factorial with 2 factors. The first

factor is concentration level of colchisine consisting of 4 levels ie concentration 0;

0.25%; 0.35%; and 0.45%. The second factor is varieties consisting of 3 levels,

namely varieties Jestro Ag60, Jestro Ag5, and Jetro Ag45. There are 12

combinations treatment and repeated 3 replication. Observation variables consisted

of the number of chromosomes, length of bud, diameter of bud, number of plant

leaves, leaf shape, leaf color, and leaf thickness. The data obtained were analyzed

by using variance analysis (ANOVA). If the data does not meet the assumption

anova then do data transformation. Quantitative data from the analysis of variance

if there is a real effect of the treatment then continued with LSD (Least Significant

Different) at 5% level. Qualitative data were analyzed descriptively. The

calculation of the number of chromosomes is calculated on average for each

treatment.

Page 9: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

iv

The results showed that colchicine can affect the growth of grape plants.

There is a real interaction between varieties and colchisin on varieties of bud length,

leaf number, and bud diameter (7 wap), while leaf thickness variables only show

significant differences in colchicine treatment (7 wap). In Jestro Ag60 leaf shape

variable it can be seen that the shape of the leaves is pentagonal, Jestro Ag5 varieties

are wedge-shaped, and Jestro Ag45 varieties are circular, there is no leaf shape

changes after giving colchicine treatment on each varieties. In leaf color variables

can be seen that in each treatment given on each variety can give leaf color changed.

The older leaf color is indicated by the aplication of cholcisin with a concentration

of 0.45%. Based on the results of chromosome calculations with young leaf samples

observed on binocular microsopes "Olympus BX51" it was found that at all levels

colchistine concentrations did not cause chromosomal multiplication in all

varieties.

Page 10: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa

memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada kita, sehingga saya mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotipe dan

Jumlah Kromosom Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera L.)”. Dalam

penyelesaian skripsi ini turut saya ucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan, semangat serta do’a untuk

kesuksesan saya.

2. Dr. Darmawan Saptadi, SP., MP., selaku dosen pembimbing utama yang telah

membimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini.

3. Anis Andrini, SP., M.Si., selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan saran dalam penyusunan proposal.

4. Dr. Ir. M. Taufiq Ratule, M.Si., selaku kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk

dan Buah Subtropika yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

5. Ketua Jurusan Dr. Ir. Nurul Aini, MS. dan seluruh dosen atas bimbingan dan

arahan yang selama ini diberikan serta kepada karyawan Jurusan Budidaya

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas fasilitas dan bantuan

yang diberikan.

6. Teman-teman dan semua pihak yan tidak bisa disebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orang tua atas doa,

cinta, kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang

dapat membangun demi kesempurnaan skripsi saya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 16 Agustur 2017

Penulis

Page 11: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Februari 1995. Sebagai anak

pertama dari Bapak Gatot Eko Prasetyo dan Ibu Eti Sunarti.

Penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak di TK Uswatun Hasanah

Subang pada tahun 1999 sampai 2001. Kemudian menempuh sekolah dasar di SDN

Perumnas 1 Subang pada tahun 2001 sampai 2007. Penulis melanjutkan pendidikan

di SMPN 1 Subang pada tahun 2007 sampai 2010, kemudian menempuh sekolah

menengah atas di SMAN 1 Sumberrejo Bojonegoro pada tahun 2010 sampai 2013.

Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan kuliah di Universitas Brawijaya

Fakultas Pertanian Program Studi Agroekoteknologi.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah beberapa kali menjadi anggota

kepanitian dalam kegiatan himpunan seperti penerimaan mahasiswa baru,

musyawarah dan pemilwa, dan acara lain. Penulis juga pernah menjadi anggota

himpunan mahasiswa budidaya pertanian dalam departemen Keprofesian periode

2013. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan kegiatan magang kerja di Balai Besar

Bioteknologi dan Genetika Pertanian (BB BIOGEN) selama 3 bulan.

Page 12: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

vii

DAFTAR ISI

halaman

RINGKASAN .................................................................................................... i

SUMMARY ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ................................................................................................ 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3

2.1 Tanaman Anggur ................................................................................... 3

2.2 Mutasi .................................................................................................... 4

2.3 Poliploidi ................................................................................................ 5

2.4 Deteksi Mutan ........................................................................................ 7

2.5 Pengaruh Kolkhisin ................................................................................ 8

3. BAHAN DAN METODE ............................................................................ 11

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................. 11

3.2 Bahan dan Alat ....................................................................................... 11

3.3 Metode Penelitian .................................................................................. 11

3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 12

3.5 Pengamatan ............................................................................................ 15

3.6 Analisis Data .......................................................................................... 17

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 18

4.1 Hasil ....................................................................................................... 18

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 33

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 40

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 40

5.2 Saran ...................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41

LAMPIRAN ....................................................................................................... 45

Page 13: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

viii

DAFTAR TABEL

Nomor halaman

Teks

1. Kombinasi Perlakuan Kolkhisin (K) dan Varietas (V) ................................ 12

2. Rata-rata Panjang Tunas (cm) Tanaman Anggur Akibat Interaksi

Tingkat Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst ........ 18

3. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Anggur Akibat Interaksi

Tingkat Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengmatan 7 mst .......... 21

4. Rata-rata Diameter Tunas (mm) Tanaman Anggur Akibat Interaksi

Tingkat Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst ........ 23

5. Rata-rata Tebal Daun (mm) Tanaman Anggur Akibat Perlakuan

Tingkat Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst ........ 25

6. Hasil Pengamatan Warna Daun pada 7 mst ................................................. 30

7. Jumlah Kromosom Anggur (Vitis vinifera) pada Berbagai Kombinasi

Perlakuan ...................................................................................................... 33

Page 14: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

Teks

1. Struktus Kimia Senyawa Kolkhisin ............................................................. 5

2. Bentuk Daun Anggur ................................................................................... 16

3. Grafik Rata-rata Panjang Tunas ................................................................... 19

4. Grafik Rata-rata Jumlah Daun ..................................................................... 22

5. Grafik Rata-rata Diameter Tunas ................................................................. 24

6. Grafik Rata-rata Tebal Daun ........................................................................ 27

7. Kenampakan Bentuk Daun Tanaman Anggur ............................................. 28

8. Kenampakan Visual Kromosom Tanaman Anggur ..................................... 33

Page 15: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor halaman

Teks

1. Denah Penelitian .......................................................................................... 45

2. Tabel Anova Panjang Tunas ........................................................................ 46

3. Tabel Anova Jumlah Daun ........................................................................... 46

4. Tabel Anova Diameter Tunas ...................................................................... 46

5. Tabel Anova Tebal daun .............................................................................. 47

6. Dokumentasi ................................................................................................ 48

7. Deskripsi Varietas Jestro Ag60 .................................................................... 53

8. Deskripsi Varietas Jestro Ag5 ...................................................................... 55

9. Deskripsi Varietas Jestro45 .......................................................................... 57

Page 16: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

1

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggur (Vitis vinifera L.) merupakan tanaman merambat yang masuk ke

dalam keluarga Vitaceae. Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur

telah dikembangkan sejak 4000 SM di Timur Tengah. Tanaman ini berbentuk

semak, memiliki batang berkayu, berbentuk silindris, warna kecoklatan, permukaan

kasar, arah tumbuh batang memanjat, dan arah cabang yang membelit. Anggur

mempunyai nilai ekonomis dan peluang pasar yang cukup luas, baik impor maupun

ekspor. Di Jawa Timur (Probolinggo, Situbondo, dan Pasuruan), Bali dan NTT

merupakan pusat keragaman kultivar anggur yang mempunyai potensi cukup besar

untuk menghasilkan varietas-varietas unggul yang lebih bernilai ekonomis dan

kompetitif (Tajuddin et al., 2012).

Permintaan anggur di Indonesia cukup tinggi, namun produksi anggur di

Indonesia masih belum mencukupi permintaan pasar sehingga menyebabkan

pemerintah melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan komoditas tersebut. Pada

tahun 2015 produksi anggur di Indonesia sebanyak 11.410 ton (BPS, 2015). Namun

jumlah produksi tersebut masih belum mencukupi permintaan konsumen.

Peningkatan volume impor tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti

luas lahan yang sempit, kualitas buah anggur yang rendah, teknik budidaya yang

diterapkan belum optimal dan gangguan hama serta penyakit.

Permasalahan produksi anggur di Indonesia diantaranya adalah kualitas

buah anggur yang masih belum bisa bersaing dengan anggur impor sehingga

diperlukan usaha untuk perbaikan sifat tanaman anggur dan peningkatan

keragaman, salah satunya dengan melakukan induksi mutasi. Induksi mutasi yang

sering dilakukan yaitu dengan menggunakan kolkhisin. Kolkhisin merupakan salah

satu bahan kimia yang apabila diberikan pada tanaman dapat menyebabkan

poliploidi pada individu tersebut (Ariyanto dan Supriyadi, 2011). Kolkhisin

diberikan pada bagian tanaman yang sedang melakukan pembelahan yakni pada

titik tumbuh vegetatif misalnya pada benih, kecambah dan ujung batang tanaman

(Wiendra et al., 2011). Induksi mutasi dengan kolkhisin diharapkan dapat

meningkatkan keragaman tanaman anggur dan selanjutnya dapat diseleksi untuk

mendapatkan individu yang memiliki karakter yang diinginkan.

Page 17: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

2

2

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perlakuan beberapa

konsentrasi kolkhisin terhadap fenotipe dan jumlah kromosom pada beberapa

varietas tanaman anggur (Vitis vinifera L.).

1.3 Hipotesis

Pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% berpengaruh terhadap

fenotip dan jumlah kromosom pada varietas anggur yang diteliti.

Page 18: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

3

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggur

Tanaman anggur sudah mulai dibudidayakan sejak 4000 SM di Timur

Tengah, sedangkan di Indonesia tanaman anggur mulai berdaptasi sejak abad ke-

19. Pada awalnya tanaman anggur hanya dikenal sebagai tanaman hias, belum

dibudayakan secara komersial karena buahnya yang asam. Anggur merupakan

tanaman perdu merambat berbentuk semak, batang berkayu, berbentuk silindris,

warna kecoklatan, permukaan kasar, arah tumbuh batang memanjat, dan arah

tumbuh cabang membelit (Cahyono, 2010).

Klasifikasi tanaman anggur (Vitis vinifera), menurut Pranitasari (2011)

adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom:

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta

(Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas:

Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas: Rosidae, Ordo: Rhamnales,

Famili: Vitaceae, Genus: Vitis, Spesies: Vitis vinifera L.

Perbanyakan tanaman anggur dapat dilakukan dengan cara generatif dan

vegetatif (Tajuddin, Swastika, dan Muslimin 2012). Batang anggur dapat tumbuh

sampai 15 meter dan tumbuh kearah cahaya matahari, dimana pertumbuhannya

membutuhkan alat penunjang yaitu cabang pembelit. Daun anggur termasuk daun

tunggal. Ujung daun runcing dan berbentuk emarginatus, tepi daunnya

mempengaruhi bentuk daun yaitu bertepi daun berlekuk menjari. Susunan tulang

daun menjari. Daun berwarna hijau dengan permukaan daun berambut (Setiadi,

2008). Tanaman anggur berbunga majemuk dan berbentuk malai, bersifat

polisimetris dengan tajuk bunga beraturan membentuk mangkuk. Bunga anggur

yang semulai berbentuk malai, setelah berbuah menjadi lonjong atau bulat dengan

ukuran 1-2,5 cm. Buah anggur bentuknya bervariasi yaitu bulat atau bundar

(spherical), jorong ke samping (oblate), jorong (ellipsoidal), bulat telur (obavoid),

dan jorong memanjang (ellipsoidal elongated). Bentuk buah tersusun dalam tandan.

Bentuk malai bunga anggur bermacam-macam, antara lain berbentuk kerucut

pendek, kerucut panjang, kerucut berpudak, silinder, silinder bersayap, dan

bermalai ganda. Buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji (Izah, 2008).

Page 19: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

4

4

Anggur yang dibudidayakan di Indonesia memiliki dua tipe berdasarkan

iklim dan tempat tumbuhnya yaitu tipe dataran rendah dan tipe menengah sampai

tinggi. Anggur tipe dataran rendah dapat tumbuh dan berproduksi tinggi di daerah

dengan ketinggian 0-300 mdpl. Iklim yang cocok untuk anggur tipe dataran rendah

ini yaitu iklim kering dengan jumlah bulan kering dari 3,5 bulan per tahun. Tempat

hidup anggue tipe dataran rendah yaitu pada tanah yang poros dan jenis tanah

lempung berpasir. Sedangkan anggur tipe dataran menengah sampai tinggi dapat

tumbuh dengan baik pada daerah iklim basah dan bulan kering kurang dari tiga

bulan pertahun. Anggur tipe dataran menengah hingga tinggi dapat tumbuh pada

tanah yang agak berat dan berkapur (Wiryanta, 2007).

2.2 Mutasi

Perkembangan cabang-cabang ilmu biologi dan teknologi semakin maju,

kini telah banyak digunakan untuk merakit varietas baru untuk mendukung

pertanian. Berbagai teknik digunakan untuk mendapatkan tanaman yang lebih

unggul, salah satunya melalui cara mutasi. Mutasi adalah salah satu teknik yang

digunakan untuk mengubah susunan basa nukleotida atau DNA (Nur dan

Syahruddin, 2017). Mutasi lebih sering terjadi pada bagian sel yang sedang aktif

membelah, misalnya pada tunas dan biji. Berdasarkan proses terjadinya, mutasi

dibagi menjadi dua yaitu mutasi alami dan mutasi induksi.

Dalam pemuliaan tanaman inkonvensional mutasi induksi lebih sering

digunakan karena dapat menambah keanekaragaman genetik dari tanaman. Mutasi

alami adalah perubahan materi genetik secara spontan di alam, sedangkan mutasi

buatan terjadi akibat diberi mutagen secara sengaja untuk tujuan pemuliaan

tanaman. Bahan mutagen dapat secara kimia dan fisik. Mutasi fisik bersifat sebagai

radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat melepas energi (ionisasi), begitu

melewati atau menembus materi. Mutagen fisika termasuk diantaranya sinar-X,

radiasi gamma, radiasi beta, neutrons, dan partikel dari akselerator sudah umum

digunakan dalam pemuliaan tanaman (Chen et al., 2009). Mutagen kimia pada

umumnya berasal dari senyawa alkyl (alkylating agents) misalnya seperti ethyl

methane sulphonate (EMS), diethyl sulphate (DES), methyl methane sulphonate

(MMS), hydroxylamine, nitrous acids, acridines, dan sebagainya (Nur dan

Syahruddin, 2017). Penggunaan mutagen fisik seperti iradiasi sinar gamma hanya

Page 20: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

5

5

dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biji-biji dari tanaman padi dan palawija

agar berumur pendek, tahan serangan hama dan cepat panen. Sedangkan

penggunaan mutagen kimia seperti kolkisin banyak menghasilkan keuntungan

diantaranya dapat menyebabkan tanaman memiliki ukuran buah yang lebih besar

serta tidak berbiji (Soedjono, 2003).

Senyawa kolkisin merupakan senyawa alkaloid berwarna putih yang

diperoleh dari umbi tanaman Autumn crocus (Colchichum autumnale L.) yang

termasuk dalam genus Colchichum, family Liliaceae. Senyawa ini dapat

menghalangi terbentuknya benang spindle pada saat pembelahan sel sehingga dapat

menyebabkan sel tidak dapat membelah dan terbentuklah individu poliploid,

dimana organisme tersebut memiliki tiga set atau lebih kromosom di dalam sel-

selnya (As’adah, 2016).

Gambar 1. Struktur kimia senyawa kolkisin (Yulianti, 2014).

Menurut As’adah (2016) mekanisme kerja kolkhisin dengan cara mengikat

dimer β-tubulin dan menghambat perakitan mikrotubulus, namun kolkhisin tidak

menghambat kerja mikrotubulus yang sudah terikat. Efek yang terjadi adalah

penggandaan kromosom dalam sel akibat kegagalan mikrotubulus menarik

kromosom menuju ke kutub.

2.3 Poliploidi

Salah satu teknik pemuliaan untuk perbaikan sifat adalah perakitan

poliploidi. Poliploidi merupakan keadaan bahwa individu memiliki pasangan

kromosom dari genomnya yang lebih dari 2 (misalnya 3x, 4x, 6x, dan seterusnya).

Genom adalah set gamet dasar suatu kromosom, dengan demikian dua set

kromosom disimbolkan dengan 2x, sedangkan haploid (monoploid) disimbolkan

Page 21: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

6

6

dengan x (Nasir, 2001). Poliploidi yang terjadi pada tanaman dapat terjadi secara

buatan ataupun alami. Menurut Suryo (2007), kemungkinan terjadinya poliploidi

pada tanaman ialah:

1. Poliploidi terjadi di alam. Poliploidi yang terjadi secara langsung dan

disebabkan oleh pengaruh alam. Dua proses dasar yang tidak teratur dapat

ditemukan sehingga poliploidi dapat terjadi dari tanaman diploid, ialah:

a. Kelipatan somatik, dimana sel mengalami pemisahan yang tidak teratur

selama mitosis sehingga menghasilkan sel-sel meristematis, yang

menyebabkan kelipatan jumlah kromosomnya tetap berada dalam generasi

baru dari tanaman itu.

b. Sel-sel produktif dapat mengalami reduksi yang tidak teratur atau

mengalami pembelahan sel yang tidak teratur sehingga kromosom-

kromosom tidak memisah sempurna ke kutub-kutub sel pada waktu anafase.

Dengan demikian jumlah kromosom menjadi meningkat.

2. Poliploidi secara buatan. Biasanya dilakukan untuk keperluan perbaikan

kualitas deengan menggunakan zat-zat kimia tertentu seperti asam nitrat, EMS

(ethyl methane sulfonat), pewarna acridine (proflasin, acridine range),

asenaften. kloralhidrat, sulfanilamide, etil-mercuri-klorid, heksa-

klorosikkloheksan dan kolkhisin. Dari semua zat kimia tersebut kolkhisin

merupakan zat kimia yang paling sering digunakan karena lebih efektif dan

sifatnya mudah larut dalam air. Sedangkan zat-zat kimia yang lainnya hanya

dapat larut dalam gliserol.

Poliploidi seringkali memberikan efek yang sangat nyata dalam penampilan

atau pewarisan sifat yang bias positif atau negatif. Tanaman yang secara umum

bereaksi positif terhadap poliploid, yaitu adanya perubahan yang menyebabkan

bagian-bagian tanaman menjadi lebih besar dari ukuran normal. Tetraploid

misalnya pada kentang, semangka dan heksaploid pada gandum, berukuran lebih

besar dari pada tetuanya yang diploid. Dermen (2008) menyatakan bahwa pengaruh

poliploidi pada tanaman dapat terjadi pada ukuran biji, bunga, buah, daun dan

bagian tanaman lain.

Page 22: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

7

7

Crowder (1997), menjelaskan bahwa ada beberapa terminologi dalam

poliploid, antara lain:

a. Haploid ialah tanaman yang mempunyai jumlah kromosom dari kelipatan

jumlah kromosom dasar.

b. Euploid ialah individu yang memiliki jumlah kromosom kelipatan dari

kromosom dasarnya didalam kategori euploid ialah monoploid (n), diploid (2n),

triploid (3n), tertraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

c. Aneuploid ialah individu yang memiliki jumlah kromosom bukan merupakan

kelipatan kromosom dasarnya (n), yang termasuk di dalam kategori aneuploidy

ialah nulisomik (2n-2), monosomik (2n-1), monosomik ganda (2n-1+1),

trisomik (2n+1), trisomik ganda (2n+1+1), tetrasomik (2n+n), monosomik

trisomik (2n-1+1).

d. Hyperploid ialah tanaman yan memiliki jumlah kromosom lebih banyak dari

kelipatan n.

e. Hypoploid ialah tanaman yang memiliki jumlah kromosom lebih sedikit dari

kelipatan n.

2.4 Deteksi Mutan

Deteksi mutan secara morfologi dan fisiologi dapat ditunjukan dengan

karakter-karakter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun,

dan indeks stomata. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian Wiendra et al.

(2011) yang menyatakan bahwa perendaman kolkhisin 0,01% selama 12 jam

berpengaruh nyata pada parameter morfologi seperti tinggi tanaman, panjang daun,

lingkar batang, jumlah cabang, serta waktu pembungaan pada tanaman pacar air.

Mutan poliploid memiliki perubahan jumlah kromosom dari diploidnya.

Kondisi kromosom yang poliploid ditunjukan dengan adanya kelipatan dari jumlah

kromosom dasarnya (Suminah et al., 2002). Tanaman anggur jenis vinifera

memiliki jumlah kromosom yang diploid (2n=38) (Patel and Olmo, 1955),

kemungkinan besar dapat ditingkatkan jumlah kromosomnya menjadi triploid

(3n=24), tetraploid (4n=32) dan heksaploid (6n=48). Berdasarkan hasil penelitian

Prematilake (2005) pemberian kolkhisin pada tanaman gandum dapat

meningkatkan jumlah kromosom (heksaploid, 2n=6x=42).

Page 23: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

8

8

Variasi genetik tanaman yang terjadi akibat mutasi dapat dideteksi dengan

marka molekuler Aksi mutagenik dari senyawa kolkisin dapat menyebabkan

perbedaan urutan basa nukleotida pada titik penempelan primer. Hal ini

mengakibatkan primer tidak dapat menempel pada bagian tertentu sehingga tidak

terjadi amplifikasi (Escand et al., 2005). Pernyataan tersebut didukung oleh

Purwantoro et al. (2007) yang melaporkan bahwa konsetrasi kolkisin 0.75% dapat

meningkatkan jumlah tanaman bunga kertas (Zinnia spp.) yang poliploid. Senyawa

mutagenik kolkisin menyebabkan perubahan pada urutan basa nukleotida sehingga

semakin tinggi konsentrasi kolkisin yang diberikan semakin besar jumlah mutasi

yang dihasilkan. Senyawa mutagenik kolkisin dapat pula menyebabkan perbedaan

pada ukuran pita DNA tanaman. Zainudin (2006) melaporkan bahwa dengan

penetesan larutan kolkisin 0.01%, 0.03%, 0.05%, 0.07% dan 0.09% didapatkan

perbedaan pola pita DNA pada Protocorm like-bodies (PLB) anggrek dari ukuran

pita 500-1000bp, 1000-1500bp dan 1500-2642bp.

Hasil penelitian Setiawan et al. (2008) menyatakan bahwa analisis

clustering karakter pita-pita DNA elektroforegram RAPD dihasilkan dendrogam

dengan range koefisien similaritas 0,24-0,72. Karakterisasi didasarkan pada

polimorfisme pita-pita DNA yang teramplifikasi dengan 4 primer acak.

Berdasarkan analisis dendrogam anggrek tanah (S. plicata) var. Tarakan kontrol

(2n=2x=44) diketahui bahwa Indeks Similaritasnya dengan S. plicata var. Tarakan

poliploid mengelompok pada IS 0,23. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa

anggrek tanah (S. plicata) mengalami mutasi yang ditandai dengan perubahan

struktur sekuen DNA spesifik pada tiap-tiap primer yang digunakan akibat

pemberian kolkhisin.

2.5 Pengaruh Kolkhisin

Kolkhisin sering digunakan untuk menghasilkan sel-sel poliploid buatan.

Aplikasi kolkhisin pada tanaman dilakukan dengan meneteskan atau dioleskan pada

tunas dan perendaman pada benih dalam larutan kolkhisin selama satu hari sebelum

dilakukan penanaman (Permatasari, 2007).

Masyurdin (2010) menyatakan bahwa penggandaan kromosom pada akar

kecambah cabe keriting dan cabe rawit dapat dirangsang dengan kolkhisin 0,5 %;

0,1%; 0,05%; dan 0,01% selama 24 jam dan mampu menyebabkan penggandaan

Page 24: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

9

9

kromosom pada tingkat tetraploid. Sedangkan menurut Ariyanto dan Supriyadi

(2011) pengaruh perlakuan kolkhisin terhadap jumlah kromosom jahe putih besar

terdapat individu sel yang tetap bersifat diploid (2n) dan ditemukan sel-sel yang

menglami penambahan jumlah kromosom. Poloploid yang terbentuk bersifat

euploid atau aneuploidy. Variasi euploid meliputi: triploid (2n=33), tetraploid

(2n=44), pentaploid (2n=55), heksaploid (2n=66), dan oktaploid (2n=88).

Aneuploid yang ditemukan adalah tetrasomik (2n+2). Hasil penelitian Jadrná et al.

(2010) menunjukkan bahwa penetesan kolkisin 5000 mg/L selama 3 hari berturut-

turut, dapat menginduksi tanaman Pelargonium × hortorum L.H. Bailey tetraploid.

Rahayu et al., (2015) melaporkan bahwa penetesan kolkisin 5000 mg/L pada pucuk

kecambah dapat menghasilkan tanaman Ocimum basilicum L. tetraploid. Hasil

penelitian Yang (2006) pada tanaman anggur yang diberi perlakuan kolkhisin

dengan metode perendaman memberikan hasil tanaman anggur yang tetraploid. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Murni (2010), menunjukan bahwa kecambah

cabe keriting yang diberi perlakuan penggunaan kolkhisin telah mengalami

penggandaan jumlah kromosom. Tingkat ploidi yang didapatkan adalah tetraploid

karena jumlah kromosom sel ujung akar kecambah empat kali jumlah kromosom

dasarnya yaitu 48 buah.

Pengaruh kolkhisin memberikan sifat tanaman terlihat lebih kekar, bagian

tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga, dan buah), sel-selnya lebih besar

dan inti sel juga lebih besar, sehingga nanti sifat-sifat yang kurang baik akan

menjadi baik serta akan menambah keragaman genetik tanaman anggur untuk

bahan kegiatan pemuliaan untuk membentuk varietas unggul baru (Escadon et al.,

2006). Berdasarkan hasil penelitian As’adah (2016) menunjukan bahwa pemberian

kolkhisin konsentrasi 0,25% memberikan hasil terbaik pada morfologis tanaman

zaitun dibandingkan dengan konsentrasi 0,5%, 0,75%, dan 1%, respon terbaik pada

morfologi tanaman zaitun adalah dengan metode tetes baik satu tetes maupun dua

tetes pada tinggi tanaman, diameter, dan jumlah daun dibandingkan dengan metode

perendaman dan kombinasi (perendaman dan tetes).

Penggunaan kolkhisin juga memberikan pengaruh yang negatif pada

tanaman. Selain menjadi inhibitor spindle kolkhisin juga menginduksi

penyimpangan kromosom. Hal tersebut ditunjukan pada hasil penelitian Sidiqqi

Page 25: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

10

10

(1983) bahwa terdapat penyimpangan kromosom pada tanaman gandum. Morfologi

yang ditunjukkan yaitu daun menjadi berwarna hijau gelap, kerdil, dan menunjukan

pertumbuhan yang kurang maksimal, serta mengalami kerusakan kromosom pada

pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,10 dan 0,15. Penggunaan kolkhisin

dengan konsentrasi tertentu dan cara pengaplikasian yang kurang tepat akan

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga diperlukan konsentrasi

kolkisin yang tepat dan aplikasi yang efektif (Sirojuddin et al., 2017). Aili (2016)

juga menyatakan bahwa kolkhisin bersifat sebagai racun dapat mengganggu proses

mitosis yang terjadi di dalam sel. Mutasi akibat kolkhisin tidak hanya memberikan

dampak perubahan jumlah dan ukuran yang lebih besar dibandingkan kontrolnya,

namun juga dapat berdampak pada penyusutan ukuran daun.

Page 26: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

11

11

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Balai Penelitian dan Pengembangan

Jeruk dan Buah Sub Tropik, Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan

April 2017 sampai Juni 2017.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan - bahan yang digunakan adalah 3 varietas anggur (Jestro Ag60, Jestro

Ag5, dan Jestro Ag45), pupuk urea, pupuk kandang, tanah, arang sekam, hormon

perangsang perakaran (Rootone-F), kuteks tanpa warna (bening). Bibit stek anggur

yang berasal dari tanaman anggur berumur ± 1 tahun di peroleh dari kebun Balai

Penelitian dan Pengembangan Jeruk dan Buah Sub Tropik. Bahan lain yang

digunakan untuk analisis kromosom antara lain larutan asam asetat glasial 45%,

aquades, larutan HCl 1 N, dan larutan aceto orcein 2%.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah polybag

ukuran 10 x 20 cm, gunting, cutter, plastik, plastik uv, kertas label, spidol, alat tulis,

gelas preparat, gelas penutup, penggaris, mikroskop, Colour Chart, Descriptors of

Grapevine (Vitis spp.) dari IPGRI, tube ukuran 1,5 ml, jangka sorong, dan kamera

digital.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial untuk

melihat adanya pengaruh perlakuan. Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang

digunakan terdiri dari dua faktor, yaitu faktor konsentrasi kolkhisin dan faktor

varietas anggur.

Faktor konsentrasi kolkhisin terdiri dari:

K0 : 0% (kontrol)

K1 : 0,25%

K2 : 0,35%

K3 : 0,45%

Page 27: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

12

12

Faktor varietas anggur tediri dari:

V1 : Jestro Ag60

V2 : Jestro Ag5

V3 : Jestro Ag45

Penelitian ini menggunakan 12 kombinasi perlakuan. Masing-masing

kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan sehingga didapat 36 satuan

percobaan. Pada setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman, sehingga total

tanaman yang digunakan sebanyak 108 tanaman (Tabel 1). Denah percobaan

dengan menggunakan RAK faktorial dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan kolkhisin (K) dan varietas (V)

Konsentrasi

kolkhisin

(%)

Varietas (V)

Jestro Ag60 (V1) Jestro Ag5 (V2) Jestro Ag60 (V3)

Kontrol (K0) K0V1 K0V2 K0V3

0,25 (K1) K1V1 K1V2 K1V3

0,35 (K2) K2V1 K2V2 K2V3

0,45 (K3) K3V1 K3V2 K3V3

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembibitan

Bibit tanaman anggur diperoleh dengan cara stek batang/cabang. Cabang

yang digunakan untuk stek yaitu cabang yang berasal dari tanaman anggur yang

berumur ± 1 tahun dan kulitnya telah berwarna hijau kecoklatan dan memiliki ciri-

ciri panjang stek 25 cm atau memiliki sedikitnya 3 mata tunas, bebas dari noda-

noda hitam, bebas dari penyakit, mata tunas berukuran besar, segar, dan tampak

padat. Cabang yang telah dipilih tersebut dipotong sepanjang 3 mata atau sekitar

15-20 cm. Tempat pemotongan berjarak sekitar 2 – 2,5 cm dari mata tunas, baik

mata tunas bagian bawah atau atas. Bagian pangkal cabang dipotong merata,

sedangkan bagian ujung batang dipotong meruncing sejajar dengan mata tunas.

Cabang yang telah dipotong kemudian direndam dalam larutan perangsang

perakaran (Rootone-F) dengan konsentrasi 6 g/L air selama ± 15 menit. Stek

ditanam ke dalam polibag ukuran 10x20 dengan media campuran tanah, arang

sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Penanaman dilakukan

dengan cara menanam 1/3 bagian batang dan 2 buah mata tunas ke dalam tanah dan

Page 28: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

13

13

disimpan di tempat yang teduh dan disungkup menggunakan plastik UV untuk

menjaga kestabilan suhu di lingkungan pembibitan, setelah itu disiram secukupnya.

Penyiraman dilakukan 2 hari sekali, dan dilakukan pengendalian pada organisme

pengganggu tanaman.

3.4.2 Persiapan perlakuan kolkhisin

Pembuatan larutan kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% yaitu dengan cara

menimbang kolkhisin dalam bentuk serbuk sebanyak 2,5 g/L. Untuk membuat 500

ml larutan kolkhisin maka menimbang kolkhisin dalam bentuk serbuk sebanyak

1,25 g untuk konsentrasi 0,25%, selanjutnya konsentrasi 0,35% menimbang

kolkhisin sebanyak 1,75 g, dan konsentrasi 0,45% menimbang 2,25 g. Kemudian

masing-masing konsentrasi tersebut dilarutkan kedalam aquades, setelah larut

kemudian masing-masing larutan ditera menggunakan aquades hingga 500 ml.

Perlakuan kolkhisin mulai diberikan saat tanaman berumur 7 hari setelah pindah

tanam. Hal tersebut bertujuan agar tanaman dapat beradaptasi terlebih dahulu

dengan kondisi tanah dan lingkungan yang baru.

Pemberian kolkhisin dilakukan dengan cara meneteskan larutan kolkhisin

menggunakan pipet sebanyak dua tetes pada bagian tunas. Pada metode ini

pemberian kolkhisin dilakukan sebanyak satu kali sehari selama empat hari.

3.4.3 Analisis Kromosom

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis kromosom yaitu dengan

metode squashing (pemencetan). Metode squashing menurut Jahier et al., (1996)

yaitu suatu metode untuk mendapatkan preparat dengan cara memencet suatu

potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, kemudian didapat

suatu preparat yang menyebar sehingga dapat diamati di bawah mikroskop.

3.4.3.1 Penyiapan Bahan Tanaman

Bibit anggur diperoleh dari benih anggur yang dikecambahkan per varietas

dalam media pembibitan atau dengan langsung memotong ujung organ

meristematis yang ditemukan di lapang. Waktu pemotongan dilakukan dengan

kisaran waktu selama 6 jam dengan interval waktu satu jam yang bertujuan untuk

mengetahui waktu mitosis dari anggur.

Page 29: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

14

14

3.4.3.2 Pembuatan Sediaan Untuk Pengamatan Kromosom

1. Tahap Fiksasi, dilakukan pemotongan ujung daun yang masih muda kemudian

dimasukkan ke dalam tube. Langkah selanjutnya adalah dilakukan fiksasi

dengan menggunakan larutan asam asetat glasial 45% (45 ml asam asetat glasial

ditambahkan 55 ml akuades) dengan waktu 15 menit pada suhu 4°C. Kemudian

sampel berupa ujung daun muda tersebut dicuci dengan menggunakan akuades

sebanyak 3 kali pengulangan. Fiksasi dilakukan dengan tujuan untuk

mempertahankan komponen dari sel-sel sehingga tetap dalam keadaan hidup.

2. Tahap Maserasi, pada tahap maserasi sampel dalam tube yang telah difiksasi

serta dicuci bersih selanjutnya dilakukan proses maserasi dengan menggunakan

larutan HCl 1 N (1 ml asam klorida ditambah 1 ml akuades) selama ±10 menit

dengan suhu 55°C dalm oven. Kemudian sampel tersebut dicuci dengan

akuades sebanyak 3 kali. Tahap maserasi dilakukan dengan larutan HCl

bertujuan untuk melisiskan lamela tengah.

3. Tahap pewarnaan, tahap pewarnaan menggunakan larutan aceto orcein 2%

selama minimal 1 jam pada suhu kamar. Pewarnaan dengan larutan aceto orcein

bertujuan untuk memberikan degradasi warna pada sel dan pewarnaan

kromosom sehingga kromosom mudah diamati.

4. Pemencetan, proses pemencetan dilakukan setelah sampel diwarnai. Cuplikan

dari ujung daun tersebut selanjutnya diletakkan pada gelas preparat, namun

sebelum ditutup dengan gelas penutup terlebih dahulu ditetesi air untuk sekedar

pembasahan, langkah selanjutnya adalah dilakukan proses pemencetan dengan

menggunakan ujung pulpen diketukkan beberapa kali hingga sampel terlihat

tipis dan sel menyebar rata. Kemudian bagian tepi gelas penutup tersebut diberi

kuteks yang bertujuan agar preparat yang telah dibuat tidak menguap dan tetap

awet untuk diamati beberapa hari berikutnya.

5. Pelabelan, pemberian label bertujuan menandai preparat. Selajutnya preparat

kromosom disimpan di lemari pendingin pada suhu 4°C sampai waktu

pengamatan.

Preparat yang telah diperoleh kemudian diamati dibawah mikroskop dengan

menggunakan mikrosop binokuler “Olympus BX51” dengan perbesaran 1000x.

Kromosom tahap prometafase atau metafase awal yang menunjukan penyebaran

Page 30: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

15

15

kromosom dengan baik dipotret dengan menggunakan kamera dan dibuat

mikrografinya. Gambar kromosom hasil pemotretan kemudian diperbesar dan

dicetak dengan program computer Adobe Photoshop 8.0. selanjutnya hasil cetakan

gambar kromosom digunakan untuk pengamatan jumlah kromosom.

3.4.4 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman mencakup pemupukan, penyiangan gulma,

pengendalian hama dan penyakit.

a. Pemupukan

Pemupukan dilakukan secara bertahap dan continue, disesuaikan dengan

fase pertumbuhan tanaman anggur. Tanaman anggur pada penelitian ini yaitu

tanaman yang masih pada fase vegetatif. Tanaman pada fase vegetatif

membutuhkan untur Nitrogen. Pupuk mulai diberikan pada tanaman berumur 30

hari setelah pembibitan, kemudian diulang tiap 10 hari sekali sampai tanaman

berumur 3 bulan. Jenis pupuk yang diberikan yaitu urea dengan dosis 3 g/l air dan

disiramkan kesekitar tanaman. Prmupukan tersebut dilakukan pada pagi hari.

b. Penyiangan gulma

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan.

Interval penyiangan disesuaikan dengan kondisi gulma pada polibag.

c. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 hari sekali dan dilakukan pada pagi hari.

Penyiraman dilakukan sesuai kapasitas lapang.

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian pada hama yang menganggu pertumbuhan stek tanaman

anggur dengan cara manual apabila hama tidak bisa dikendalikan secara manual

maka dikendalikan menggunakan insektisida. Pengendalian jamur dilakukan

dengan menggunakan Trichoderma.

3.5 Pengamatan

3.5.1 Variabel Genetik

Variabel genetik yang diamati yaitu jumlah kromosom pada setiap varietas

yang telah diberi perlakuan. Pengamatan jumlah kromosom dilakukan setelah

Page 31: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

16

16

kromosom tampak jelas pada mikroskop cahaya, selanjutnya dipotret dan dari hasil

cetakan diperbesar sehingga dapat dihitung kromosomnya.

3.5.2 Variabel Morfologi

Variabel morfologi meliputi:

1. Tinggi tunas (cm)

Pengamatan tinggi tunas diukur dari pangkal tunas sampai titik

tumbuh tunas. Tinggi tunas diamati dengan frekuensi pengamatan 7 hari

sekali, pengamatan dimulai pada 7 hst hingga 56 hst.

2. Diameter tunas (cm)

Pengukuran diameter tunas dilakukan dengan menggunakan

jangka sorong. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari sekali, pengamatan

dimulai pada 7 hst hingga 56 hst.

3. Jumlah daun baru per tanaman

Pengamatan jumlah daun baru pertanaman dengan cara

menghitung jumlah daun yg mulai muncul dari tunas. Pengamatan jumlah

daun baru pertanaman dilakukan pada saat jeda pemberian kolkhisin

dengan frekuensi pengamatan 7 hari sekali hingga 56 hst.

4. Bentuk daun

Bentuk daun diamati setelah daun pada tanaman membuka

sempurna. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panduan

Descriptors for Grapevine (Vitis spp.) dari IPGRI.

Gambar 2. Bentuk daun anggur (Vitis vinifera sp.)

Keterangan:

1. Berbentuk hati (cordate)

2. Berbentuk irisan (wedge-shaped)

3. Berbentuk segilima (pentagonal)

Page 32: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

17

17

4. Berbentuk bundar (circular)

5. Berbentuk reniform (reniform)

5. Warna daun

Warna daun diamati pada 56 hst, pengamatan warna daun

dilakukan dengan menggunakan Colour Chart.

6. Tebal daun

Pengamatan tebal daun menggunakan jangka sorong, pengamatan

dilakukan pada 7 hst hingga 56 hst.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam

(ANOVA). Data kuantitatif dari hasil analisis ragam terdapat pengaruh nyata dari

perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf

nyata 5%. Data kualititatif dianalisis secara deskriptif. Perhitungan jumlah

kromosom dihitung rata-rata pada setiap perlakuan

Page 33: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

18

18

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Panjang Tunas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara perlakuan

tingkat konsentrasi kolkhisin dan varietas terhadap rata-rata jumlah daun pada 7

mst (Tabel 2). Grafik rata-rata pertumbuhan panjang tunas dari 2 mst sampai 7 mst

berdasarkan perlakuan tingkat konsentrasi kolkhisin dan varietas dapat dilihat pada

Gambar 3.

Tabel 2. Rata-rata Panjang Tunas (cm) Tanaman Anggur Akibat Interaksi Tingkat

Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst.

Konsentrasi Varietas

Jestro Ag60 Jestro Ag5 Jestro Ag45

Kontrol 3,89 cd 2,39 b 4,07 d

0,25% 4,76 e 2,59 b 4,77 e

0,35% 2,67 bc 2,37 b 2,78 bc

0,45% 3,26 c 1,41 a 2,56 b

BNT 5% 0,65 Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, tn = tidak berbeda nyata,

mst = minggu setelah tanam.

Data Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umur 7 mst terdapat interaksi antara

tingkat konsentrasi kolkhisin dan varietas terhadap panjang tunas tanaman anggur.

Tanaman anggur varietas Jestro Ag60 dengan perlakuan konsentrasi kolkhisin

0,25% menunjukkan nilai beda nyata dengan perlakuan konsentrasi lain. Nilai rata-

rata panjang tunas tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,25% pada varietas Jestro

Ag45 yaitu 4,77 cm dan menunjukkan nilai beda nyata dengan perlakuan

konsentrasi lain. Pada varietas Jestro Ag5 terjadi perbedaan nyata pada konsentrasi

0,45% dan menunjukkan nilai rata-rata terendah dibandingkan perlakuan lain.

Sehingga diketahui bahwa pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25%

meningkatkan nilai rata-rata panjang tunas tanaman anggur.

Page 34: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

19

19

Gambar 3. Grafik Rata-rata Panjang Tunas (cm). a. Rata-rata panjang tunas (cm)

berdasarkan tingkat konsentrasi kolkhisin. b. Rata-rata panjang tunas

(cm) 3 varietas anggur. c. Rata-rata panjang tunas (cm) 3 varietas

anggur pada 0% (kontrol).

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta p

anja

ng t

unas

(cm

)

Waktu pengamatan (MST)

Kontrol

0.25%

0.35%

0.45%

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta p

anja

ng t

unas

(cm

)

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta p

anja

ng t

unas

(cm

)

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

a

b

c

Page 35: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

20

20

Berdasarkan Gambar 3 (a) dapat diketahui bahwa grafik pertumbuhan

panjang tunas terbaik terdapat pada tanaman anggur dengan perlakuan konsentrasi

kolkhisin 0,25% sedangkan pertumbuhan panjang tunas terendah terdapat pada

tanaman dengan perlakuan konsentrasi kolkhisin 0,45%. Dapat dilihat pada grafik

pola pertumbuhan bahwa setiap minggunnya tanaman anggur mengalami

peningkatan pada masing-masing konsentrasi. Tanaman anggur yang menunjukan

peningkatan pertumbuhan tertinggi setiap minggunya adalah tanaman dengan

perlakuan kontrol dan perlakuan konsentrasi kolkhisin 0,25% namun pada

konsentrasi 0,35% dan 0,45% menunjukkan pola pertumbuhan pajang tunas yang

terendah (Gambar 3.a).

Gambar 3 (b) dapat dilihat bahwa varietas Jestro Ag60 dan Jestro Ag45

merupakan varietas yang memiliki pertumbuhan panjang tunas tertinggi, sedangkan

varietas Jestro Ag5 mengalami penghambatan panjang tunas akibat pemberian

kolkhisin. Gambar 3 (c) dapat dilihat bahwa varietas Jestro Ag45 menunjukkan

pertumbuhan panjang tunas tertinggi dibanding varietas lain pada 0% (kontrol),

sedangkan varietas Jestro Ag5 menunjukkan pertumbuhan panjang tunas terendah.

4.1.2 Jumlah Daun

Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun anggur pada 7 mst menunjukkan

adanya interaksi antara tingkat konsentrasi kolkhisin dengan varietas. Grafik pola

pertambahan jumlah daun dari 2 mst sampai 7 mst berdasarkan tingkat konsentrasi

kolkhisin dan varietas dapat dilihat pada Gambar 4.

Tanaman anggur pada umur 7 mst terdapat interaksi antara tingkat

konsentrasi kolkhisin dan varietas terhadap jumlah daun tanaman anggur.

Perlakuan konsentrasi 0,25% menunjukkan hasil rata-rata jumlah daun tertinggi

pada varietas Jestro Ag60 dengan nilai 3,22 helai sedangkan nilai rata-rata jumlah

daun terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi kolkhisin 0,45% pada varietas

Jestro Ag5 yaitu dengan nilai 1,33 helai. Berdasarkan analisis ragam diketahui

bahwa tingkat konsentrasi kolkhisin 0,25% pada vaerietas Jestro Ag60

menunjukkan nilai beda nyata dengan konsentrasi kolkhisin 0,35% dan 0,45%.

Selanjutnya pada varietas Jestro Ag5 terjadi pengaruh nyata pada konsentrasi

kontrol, 0,25% dengan 0,35%, 0,45%. Dengan demikian diketahui bahwa

Page 36: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

21

21

pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% meningkatkan nilai rata-rata jumlah

daun pada tiga varietas anggur yang diuji.

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Tanaman Anggur Akibat Inetraksi Tingkat

Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst.

Konsentrasi Varietas

Jestro Ag60 Jestro Ag5 Jestro Ag45

Kontrol 2,44 bc 2,44 bc 2,44 bc

0,25% 3,22 c 2,87 c 3,13 c

0,35% 1,67 ab 1,33 a 2,67 c

0,45% 2,00 b 1,33 a 2,33 bc

BNT 5% 0,62 Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, tn = tidak berbeda nyata,

mst = minggu setelah tanam.

Berdasarkan Gambar 4 (a) dapat diketahui bahwa grafik pertambahan

jumlah daun terbaik terdapat pada tanaman anggur dengan perlakuan konsentrasi

kolkhisin 0,25% pada 7 mst sedangkan pertambahan jumah daun terendah terdapat

pada tanaman dengan perlakuan konsentrasi kolkhisin 0,35 dan 0,45% pada 7 mst.

Dapat dilihat pada grafik pola pertumbuhan bahwa pada minggu ke 3 dan 4 tanaman

anggur dengan pemberian konsentrasi 0,25% memiliki nilai rata-rata pertambahan

jumlah daun yang lebh rendah dibandingkan kontrol, namun pada minggu ke 5

sampai 7 dengan pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% mengalami

peningkatan yang signifikan.

Gambar 3 (b) dapat dilihat bahwa varietas Jestro Ag60 dan Jestro Ag5 tidak

mengalami pertambahan jumlah daun pada minggu ke 3 sampai minggu ke 7,

sedangkan pada varietas Jestro Ag45 terus mengalami pertambahan jumlah daun

akibat pemberian kolkhisin. Gambar 4 (c) dapat dilihat bahwa pada minggu ke 4

hingga 7 semua varietas tidak mengalami pertambahan jumlah daun. Pada Jestro

Ag60 menunjukkan jumlah daun terbanyak dibanding varietas lain pada 0%

(kontrol), sedangkan varietas Jestro Ag5 menunjukkan jumlah daun terendah.

Page 37: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

22

22

Gambar 4. Grafik Rata-rata Jumlah Daun. a. Rata-rata jumlah daun berdasarkan

tingkat konsentrasi kolkhisin. b. Rata-rata jumlah daun 3 varietas

anggur. c. Rata-rata jumlah daun 3 varietas anggur pada 0% (kontrol).

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta j

um

lah d

aun

Waktu pengamatan (MST)

Kontrol

0.25%

0.35%

0.45%

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta j

um

lah d

aun

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta j

um

lah d

aun

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

a

b

c

Page 38: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

23

23

4.1.3 Diameter Tunas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi antara tingkat

konsentrasi kolkhisin dan varietas terhadap nilai rata-rata diameter tunas tanaman

anggur pada umur 7 mst. Nilai rata-rata diameter tunas dapat dilihat pada Tabel 4.

Grafik pola pertumbuhan diameter tunas dari 2 mst sampai 7 mst dapat dilihat pada

Gambar 5.

Tabel 4. Rata-rata Diameter Tunas (mm) Tanaman Anggur Akibat Interaksi Tingkat

Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst.

Konsentrasi Varietas

Jestro Ag60 Jestro Ag5 Jestro Ag45

Kontrol 0,94 ab 1,22 ab 1,81 c

0,25% 1,70 c 1,09 ab 1,48 bc

0,35% 1,07 ab 1,01 ab 1,27 b

0,45% 1,43 bc 0,8 a 1,29 bc

BNT 5% 0,41 Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, tn = tidak berbeda nyata,

mst = minggu setelah tanam.

Berdasarkan analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan tingkat

konsentrasi kolkhisin dengan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap nilai

rata-rata diameter tunas. Nilai rata-rata diameter tunas tertinggi terdapat pada

kontrol dengan varietas Jestro Ag45 yaitu 1,81 mm, sedangkan nilai rata-rata

diameter tunas terendah pada konsentrasi 0,45% dengan varietas Jestro Ag5 yaitu

0,80 mm. Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa adanya perbedaan nyata pada

perlakuan konsentrasi 0,25% dengan perlakuan kontrol, dan 0,35% pada varietas

Jestro Ag60, selanjutnya pada varietas Jestro Ag5 tidak terdapat perbedaan nyata

pada semua tingkat konsentrasi kolkhisin terhadap diameter tunas tanaman anggur,

pada varietas Jestro Ag45 menunjukkan perbedaan nyata pada perlakuan kontrol

dengan perlakuan 0,35%.

Page 39: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

24

24

Gambar 5. Grafik Rata-rata diameter tunas (mm). a. Rata-rata diameter tunas (mm)

berdasarkan tingkat konsentrasi kolkhisin. b. Rata-rata diameter tunas

(mm) 3 varietas anggur. c. Rata-rata diameter tunas (mm) 3 varietas

anggur pada 0% (kontrol).

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta d

iam

eter

tunas

(m

m)

Waktu pengamatan (MST)

Kontrol

0.25%

0.35%

0.45%

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta d

iam

eter

tunas

(m

m)

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

2.00

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta d

iam

eter

tunas

(m

m)

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

a

b

c

Page 40: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

25

25

Gambar 5 (a) menunjukkan grafik rata-rata diameter tunas tertinggi yaitu

konsentrasi 0,25% pada minggu ke 2 sampai minggu ke 7, namun pada minggu ke

3 sampai minggu ke 5 tidak menunjukkan pertambahan diameter tunas. Pada

perlakuan kontrol dan 0,35% pada minggu ke 2 sampai minggu ke 7 tidak

mengalami pertambahan diameter tunas yang berarti, sehingga pada perlakukan

0,35% menunjukkan nilai rata-rata diameter tunas terendah, sedangkan pada

konsentrasi 0,45% terjadi pertambahan diameter tunas pada setiap minggunya.

Gambar 5 (b) dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas pada varietas

Jestro Ag60 dan Jestro Ag5 juga cenderung menunjukkan grafik pertambahan

diameter tunas yang konstan. Sedangkan pada varietas Jestro Ag45 mengalami

peningkatan pada minggu ke 4 sampai minggu ke 7. Gambar 5 (c) dapat dilihat

bahwa varietas Jestro Ag45 menunjukkan nilai diameter tunas tertinggi dibanding

varietas lain pada 0% (kontrol), sedangkan varietas Jestro Ag5 menunjukkan nilai

diameter tunas terendah.

4.1.4 Tebal Daun

Berdasarkan analisis ragam nilai rata-rata tebal daun tanaman anggur pada

umur 7 mst menujukkan tidak ada interaksi antara perlakuan tingkat konsentrasi

kolkhisin dengan varietas. Secara terpisah perlakuan tingkat konsentrasi kolkhisin

menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap tebal daun anggur pada umur 7 mst

(Tabel 5).

Tabel 5. Rata-rata Tebal Daun (mm) Tanaman Anggur Akibat Perlakuan Tingkat

Konsentrasi Kolkhisin dan Varietas pada Pengamatan 7 mst.

Perlakuan Rata-rata

Kontrol 0,17 b

0,25% 0,16 ab

0,35% 0,13 a

0,45% 0,18 b

BNT 5% 0,04

Jestri Ag60 0,16

Jestro Ag5 0,14

Jestro Ag45 0,18

BNT 5% tn

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, tn = tidak berbeda nyata, mst = minggu

setelah tanam.

Page 41: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

26

26

Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan tingkat konsentrasi kolkhisin

menunjukan hasil yang berbeda nyata. Nilai rata-rata tebal daun tertinggi

ditunjukan oleh konsentrasi 0,45% yaitu dengan nilai rata-rata 0,18 mm, sedangkan

nilai rata-rata terendah yaitu 0,13 mm pada konsentrasi 0,35%. Pada konsentrasi

0,35% memberikan hasil yang nyata dengan perlakuan kontrol dan 0,45%. Tabel 5

menunjukkan perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tebal

daun. Nilai rata-rata tebal daun tertinggi ditunjukkan oleh varietas Jestro Ag45 yaitu

0.18 mm, sedangkan nilai rata-rata tebal daun terendah ditunjukkan oleh vaeriatas

Jestro Ag5 yaitu 0,14 mm.

Bedasarkan Gambar 6 (a) dapat dilihat bahwa tanaman anggur perlakuan

kontrol, konsentrasi kolhisin 0,25%, dan 0,35% pada minggu ke 2 sampai minggu

ke 7 tidak menunjukkan pertambahan rata-rata tebal daun. Sedangkan pada tanaman

dengan perlakuan konsentrasi konkhisin 0,45% tidak mengalami peningkatan tebal

daun pada minggu ke 2 sampai minggu ke 4, selanjutnya pada minggu ke 5 sampai

minggu ke 7 mengalami peningkatan.

Gambar 6 (b) menunjukan bahwan pada minggu ke 2 sampai minggu ke 7

varietas Jestro Ag60 dan Jestro Ag5 tidak menglami peningkatan tebal daun yang

signifikan, grafik yang ditunjukan nilai rata-rata konstan. Varietas Jestro Ag45

terlihat adanyanya peningkatan tebal daun yang signifikan pada minggu ke 4

sampai minggu ke 7. Gambar 6 (c) dapat dilihat bahwa pada minggu ke 2 hingga 7

varietas Jestro Ag60 dan Jestro Ag5 tidak mengalami peningkatan tebal daun. Pada

Jestro Ag45 menunjukkan nilai tebal daun tertinggi dibanding varietas lain pada

0% (kontrol), sedangkan varietas Jestro Ag5 menunjukkan nilai tebal daun

terendah.

Page 42: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

27

27

Gambar 6. Grafik Rata-rata Tebal Daun (mm). a. Rata-rata tebal daun (mm)

berdasarkan tingkat konsentrasi kolkhisin. b. Rata-rata tebal daun (mm)

3 varietas anggur. c. Rata-rata tebal daun (mm) 3 varietas anggur pada

0% (kontrol).

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0.2

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta t

ebal

dau

n (

mm

)

Waktu Pengamatan (MST)

Kontrol

0.25%

0.35%

0.45%

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0.2

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta t

ebal

dau

n (

mm

)

Waktu Pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

0.16

0.18

0.20

0 1 2 3 4 5 6 7

Rat

a-ra

ta t

ebal

dau

n (

mm

)

Waktu pengamatan (MST)

Jestro Ag60

Jestro Ag5

Jestro Ag45

a

b

c

Page 43: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

28

28

4.1.5 Bentuk Daun

Pengamatan bentuk daun dapat dilakukan dengan cara membandingkan

bentuk daun tanaman anggur dengan menggunakan Descriptors of Grapevine (Vitis

spp.) dari IPGRI. Bentuk daun tanaman anggur pada perlakuan kontrol varietas

Jestro Ag60 dapat dilihat bahwa bentuk daunnya adalah berbentuk segilima

(pentagonal), varietas Jestro Ag5 berbentuk irisan (wedge-shaped), dan varietas

Jestro Ag45 berbentuk bundar (circular). Bentuk daun pada semua tingkat

konsentrasi kolkhisin tidak terdapat perubahan bentuk daun pada setiap varietas

akibat perlakuan kolkhisin. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk daun tanaman

anggur dapat dilihat bahwa pada setiap perlakuan tidak mengakibatkan perubahan

bentuk daun pada semua varietas. Hasil pengamatan bentuk daun dapat dilihat pada

Gambar 7.

b.

K0V1 K0V2 K0V3 a.

Page 44: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

29

29

Gambar 7. Kenampakan Bentuk Daun Tanaman Anggur. a. Bentuk daun pada

perlakukan konsentrasi kolkhisin 0% (kontrol), b. Bentuk daun pada

perlakukan konsentrasi kolkhisin 0,25%, c. Bentuk daun pada

perlakukan konsentrasi kolkhisin 0,35%, d. Bentuk daun pada

perlakukan konsentrasi kolkhisin 0,45%

4.1.6 Warna Daun

Pengamatan warna daun dilakukan dengan menggunakan Colour Chart.

Berdasarkan pengamatan karakter kualitatif warna daun menunjukkan bahwa

pemberian kolkhisin dengan beberapa tingkat konsentrasi menunjukan warna daun

yang berbeda beda pada setiap konsentrasinya. Variabel warna daun dapat diketahui

bahwa pada setiap perlakuan yang diberikan pada setiap varietas dapat memberikan

perubahan warna daun. Warna daun yang lebih tua ditunjukkan oleh pemberian

kolkhisin dengan konsentrasi 0,45%. Perbedaan warna daun tersebut dapat

dilakukan dengan observasi visual yang selanjutnya warna dibandingkan dengan

c.

d.

Page 45: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

30

30

uji pembanding menggunakan Pantone colour chart. Hasil dari perbandingan warna

tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Warna Daun pada 7 mst.

No. Perlakuan Warna Daun Keterangan

1. K0V1

PANTONE 18-0135

TPX

Treetop

2. K0V2

PANTONE 18-0130

TPX

Cactus

3. K0V3

PANTONE 18-0135

TPX

Treetop

4. K1V1

PANTONE 18-0135

TPX

Treetop

Page 46: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

31

31

5. K1V2

PANTONE 19-0230

TPX

Garden Green

6. K1V3

PANTONE 18-0119

TPX

Willow Bough

7. K2V1

PANTONE 18-0108

TPX

Dill

8. K2V2

PANTONE 19-0230

TPX

Garden Green

9. K2V3

PANTONE 18-0108

TPX

Dill

Page 47: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

32

32

10. K3V1

PANTONE 19-0230

TPX

Garden Green

11. K3V2

PANTONE 19-0230

TPX

Garden Green

12. K3V3

PANTONE 18-0108

TPX

Dill

Keterangan: K0 = kontrol, K1 = konsentrasi 0,25%, K2 = konsentrasi 0,35%, K3 = konsentrasi

0,45%, V1 = varietas Jestro Ag60, V2 = varietas Jestro Ag5, dan V3 = varietas Jestro

Ag45.

4.1.7 Jumlah Kromosom

Berdasarkan hasil perhitungan kromosom dengan sampel daun muda yang

diamati pada mikrosop binokuler “Olympus BX51” didapatkan bahwa pada semua

tingkat konsentrasi kolkhisin tidak menyebabkan penggandaan kromosom. Data

hasil perhitungan jumlah kromosom dapat dilihat pada Tabel 7, dan secara visual

gambar kromosom dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 48: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

33

33

Tabel 7. Jumlah Kromosom Anggur (Vitis vinifera) pada Berbagai Kombinasi

Perlakuan.

Perlakuan Jumlah Kromosom

K0V1 19

K0V2 20

K0V3 19

K1V1 19

K1V2 20

K1V3 19

K2V1 19

K2V2 20

K2V3 19

K3V1 19

K3V2 20

K3V3 19

Keterangan: K0 = kontrol, K1 = konsentrasi 0,25%, K2 = konsentrasi 0,35%, K3 = konsentrasi

0,45%, V1 = varietas Jestro Ag60, V2 = varietas Jestro Ag5, dan V3 = varietas Jestro

Ag45.

Gambar 8. Kenampakan Visual Kromosom Tanaman Anggur. a. Varietas Jestro

Ag60, b. Varietas Jestro Ag5, dan c. Varietas Jestro Ag45.

4.2 Pembahasan

Kolkhisin merupakan salah satu mutagen kimia yang sudah sering

digunakan dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Kolkhisin dapat menyebabkan

terjadinya poliploidi dimana organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom

dalam sel-selnya. Kolkhisin dapat menghambat benang spindle pada fase mitosis,

sehingga kromosom tetap didalam sel (Ariyanto dan Supriyadi, 2011). Kolkhisin

yang diberikan dengan konsentrasi tinggi maka akan mengakibatkan struktur

kromosom dalam sel menjadi menggumpal dan mengkerut (Gultom, 2016). Sel-sel

pada tanaman poliploidi biasanya lebih besar dari tanaman normal pada umumnya.

Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dibanding tanaman yang tidak

a. b. c.

Page 49: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

34

34

mengalami poliploidi. Tanaman poliploidi juga memiliki pertumbuhan yang cepat.

Kolkhisin diaplikasikasikan pada bagian tanaman yang sedang mengalami

pembelahan yaitu pada benih, kecambah, ujung batang tanaman, dan tunas

(Sirojuddin et al., 2017).

4.2.1 Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotipe Varietas Anggur

Pada penelitian ini perlakuan konsentrasi kolkhisin dan varietas anggur

yang memberikan interaksi ditunjukkan pada variebel pengamatan kuantitatif

diantaranya panjang tunas, jumlah daun, dan diameter tunas pada 7 MST.

Sedangkan pada variabel pengamatan tebal daun tidak menunjukkan adanya

interaksi, melainkan hanya pengaruh nyata dari setiap perlakuan yang diberikan.

Pada variabel pengamatan kualitatif seperti bentuk daun tidak terdapat perubahan

bentuk daun setelah diberikan perlkuan sedangkan pada warna daun memberikan

pengaruh yang bervariasi.

a. Panjang Tunas

Berdasarkan analisis ragam pada variabel pengamatan panjang tunas

terdapat interaksi nyata dari 2 faktor. Perlakuan konsentrasi 0,25% dengan varietas

Jestro Ag45 menunjukkan nilai rata-rata panjang tunas tertinggi, sedangkan

perlakuan konsentrasi 0,45% dengan varietas Jestro Ag5 merupakan nilai rata-rata

panjang tunas terendah. Pada Gambar 3 (a) dapat dilihat bahwa dengan pemberian

konsentrasi 0,25% dapat meningkatkan panjang tunas namun pada konsentrasi

0,35% dan 0,45% peningkatan panjang tunas menjadi terhambat. Menurut

Yudiwanti et al. (2016) ukuran sel tanaman poliploid membesar, namun jumlahnya

berkurang. Membesarnya ukuran sel dapat mengakibatkan efisiensi metabolisme

tanaman menurun, sehingga pertumbuhannya terhambat. Dalam penelitian ini

diduga pada konsentrasi kolkhisin 0,45% pertumbuhan tanaman anggur menjadi

terhambat karena konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi tertinggi dalam

perlakuan. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian As’adah

(2016) yang menyatakan bahwa pada konsentrasi 1% dengan pengaplikasian

dengan cara ditetes menghasilkan tinggi tanaman zaitun yang lebih tinggi dibanding

konsentrasi lainnya. Sirojuddin (2017) menyatakan bahwa kolkhisin dapat

mempengaruhi morfologi tanaman sehingga tanaman dapat menjadi lebih kekar,

Page 50: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

35

35

dan dapat terjadi peningkatan bahan-bahan organik dalam sel. Pada dasarnya setiap

tanaman mempunyai respon yang berbeda beda tergantung jenis dan organ yang

diberi perlakuan. Pemberian kolkhisin dengan konsentrasi tinggi justru dapat

menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

b. Jumlah Daun

Pada variabel pengamatan jumlah daun dapat diketahui bahwa perlakuan

konsentrasi 0,25% menunjukkan hasil rata-rata jumlah daun tertinggi dengan nilai

3,22 helai. Sedangkan pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,35%, dan 0,45%

membuat pertambahan jumlah daun menjadi terhambat, hal tersebut ditunjukkan

dengan hasil nilai rata-rata jumlah daun anggur pada konsentrasi 0,35%, dan 0,45%

merupakan nilai rata-rata terendah yaitu dengan nilai 1,33 helai pada 7 mst. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Rahayu et al. (2013) yaitu pemberian kolkhisin

pada tanaman sampai dosisi tertentu dapat menyebabkan penambahan ukuran

tanaman, namun peningkatan dosis yang diberikan pada tanaman melebihi

kemampuan sel beradaptasi dengan kolkhisin yang dapat menghambat mitosis sel

dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan sel, sehingga dapat menyebabkan

pertumbuhan terhambat. Mahyuni (2015) menambahkan bahwa pemberian

kolkhisin berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman binahong pada 2-5

MST. Ketidaksesuain dosis yang diberikan pada tanaman justru akan berpengaruh

menekan pertambahan daun sehingga akan menurunkan jumlah daun.

c. Diameter Tunas

Berdasarkan analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan tingkat

konsentrasi kolkhisin dengan varietas memberikan pengaruh yang nyata terhadap

nilai rata-rata diameter tunas. Nilai rata-rata diameter tunas tertinggi pada

konsentrasi 0,25% varietas Jestro Ag60 yaitu 1,70 mm, sedangkan nilai rata-rata

diameter tunas terendah pada konsentrasi 0,45% varietas Jestro Ag5 yaitu 0,80 mm.

hal ini sesuai dengan penelitian Surojuddin (2017) yang menyatakan bahwa

pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% dan perendaaman selama 1 jam

memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter tunas tanaman zaitun.

Menurut Hannweg (2015) pemberian kolkhisin terkadang terdapat ketidaksesuaian

pada tanaman yang diinduksi, semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan

Page 51: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

36

36

menghambat pertumbuhan. Sehingga pada setiap tanaman diperlukan konsentrasi

kolkhisin yang tepat dan metode yang efektif agar dapat memperbaiki sifat

berdasarkan sifat morfologi.

d. Tebal Daun

Berdasarkan analisis ragam nilai rata-rata tebal daun tanaman anggur pada

umur 7 mst menujukkan tidak ada interaksi yang nyata antara perlakuan tingkat

konsentrasi kolkhisin dengan varietas. Nilai rata-rata tebal daun tertinggi

ditunjukkan oleh varietas Jestro Ag45 yaitu 0,18 mm, sedangkan nilai rata-rata tebal

daun terendah ditunjukkan oleh vaeriatas Jestro Ag5 yaitu 0,14 mm. Secara terpisah

perlakuan tingkat konsentrasi kolkhisin menunjukan hasil yang berbeda nyata. Nilai

rata-rata tebal daun tertinggi ditunjukan oleh konsentrasi 0,45% yaitu dengan nilai

rata-rata 0,18 mm, sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu 0,13 mm pada

konsentrasi 0,35%. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada tanaman dengan

konsentrasi tertinggi menyebabkan ketebalan daun semakin besar. Hartati (1999)

menyatakan bahwa semakin tebal daun, maka kandungan krolofil menjadi semakin

banyak. Tebal daun yang semakin tebal disebabkan jumlah sel pada daun lebih

banyak, sehingga jumlah krolofil semakin banyak pula. Dengan demikian semakin

tingginya jumlah krolofil, maka laju fotosintesis juga semakin tinggi, menyebabkan

tanaman menghasilkan fotosintat yang lebih banyak sehingga menyebabkan

penebalan daun.

e. Bentuk Daun

Struktur daun tanaman anggur terdiri dari helaian daun, tangkai daun dan

sepasang daun penumpu. Daun anggur merupakan jenis daun tunggal. Daun tunggal

yaitu satu helai daun pada satu tangkai daun, tersusun berseling (alternate)

(Ningsih, 2015). Daun anggur memiliki beberapa bentuk yaitu berbentuk hati

(cordate), berbentuk irisan (wedge-shaped), berbentuk segilima (pentagonal),

berbentuk bundar (circular), dan berbentuk reniform (reniform) (Descriptors of

Grapevine (Vitis spp.), 1997). Ukuran daun anggur umumnya 10-16 cm, lebar 8-14

cm, helaian daun tipis, pangkal belekuk, ujung daun meruncing, daun-daun anggur

bertulang menjari, tepi daun bergerigi runcing dan tepi daun berlekuk, biasanya

memiliki 5 lekukan, permukaan berbulu. Bentuk daun tanaman anggur varietas

Page 52: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

37

37

Jestro Ag60 dapat dilihat bahwa bentuk daunnya adalah berbentuk segilima

(pentagonal), varietas Jestro Ag5 berbentuk irisan (wedge-shaped), dan varietas

Jestro Ag45 berbentuk bundar (circular). Berdasrkan hasil pengamatan bentuk

daun tanaman anggur dapat dilihat bahwa dengan beberapa tingkat konsentrasi

kolkhisin tidak merubah bentuk daun pada setiap varietas. Karakter bentuk daun

merupakan karakter kualitatif. Menurut Nugroho et al. (2013) menyatakan bahwa

pada karakter kualitatif umumnya dicirikan dengan sebaran fentipnya diskontinu

yang dikendalikan oleh gen monogenik atau oligogenik.

f. Warna Daun

Berdasarkan hasil pengamatan warna daun dengan menggunakan color

chart dapat dilihat bahwa rata-rata warna daun yang dihassilkan yaitu Pantone 19-

0230 TPX Garden Green. Pada semua varietas dengan perlakuan konsentrasi

kolkhisin 0,45% menghasilkan warna yang lebih mencolok dibandingkan dengan

varietas lain dengan perlakuan kontrol, 0,25%, dan 0,35%. Warna daun yang

dihasilkan dapat dijadikan indikator bahwa tanaman tersebut merupakan tanaman

poliploid. Tanaman poliploid menghasilkan warna daun yang lebih pekat dan lebih

hijau, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan morfologi yang abnormal selama

proses mutagenesin (Rahayu et al., 2015). Menurut Aili (2016) menyatakan bahwa

tanaman poliploid memiliki ukuran sel yang lebih besar sehingga menghasilkan

ukuran stomata yang lebih besar pula, ukuran stomata yang lebih besar membuat

kloroplas pada sel penjaga menjadi lebih banyak dan menyebabkan tanaman

memiliki warna daun lebih tua. Aili (2016) menambahkan bahwa perbedaan warna

daun pada tanaman juga dapat disebabkan oleh intensitas cahaya matahari,

kandungan klorofil, dan kandungan unsur N. Jika tanaman lebih banyak menerima

sinar matahari maka menyebabkan klorofil berkurang sehingga dapat mengurangi

kepekatan warna daun dan kepekaan setiap tanaman berbeda terhadap perlakuan

kolkhisin.

4.2.2 Pengaruh Kolkhisin Terhadap Jumlah Kromosom Varietas Anggur

Dari hasil pengamatan jumlah kromosom pada mikroskop dan pada

computer diketahui bahwa perlakuan konsentrasi kolkhisin belum mampu

menambah jumlah kromosom anggur. Pada umumnya kolkhisin yang diaplikasikan

Page 53: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

38

38

pada tanaman akan bekerja dengan efektif pada konsentrasi 0,01%-1,00% (Gultom,

2016). Hasil yang memuaskan bergantung pada konsentrasi bahan kimia yang

diaplikasikan, lama perlakuan, suhu, pH larutan mutagenik dan kadar air mutan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi efektifitas mutagen kimia adalah cara

pengaplikasian pada tanaman serta mengetahui fase yang tepat pada saat

pengaplikasian. Sel-sel tumbuhan umumnya tahan terhadap konsentrasi kolkhisin

yang relatif kuat. Substansi kolkhisin cepat mengadakan difusi kedalam jaringan

tanaman dan kemudian disebarluaskan ke berbagai bagian tubuh tanaman melalui

jaringan pengangkut. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa penggunaan

kolkhisin dapat membuat tanaman menjadi poliploid, namun demikian perlu dicari

konsentrasi optimum yang dapat menghasilkan persentase yang paling tinggi dari

sel-sel yang mengalami perubahan menjadi poliploid.

Menurut Ariyanto (2011) kolkhisin merupakan mutagen kimia apabila

diaplikasikan pada titik tumbuh tanaman akan menghambat terbentuknya benang-

benang mikrotubuli dari gelondong inti. Menurut As’adah et al. (2011) menyatakan

bahwa proses poliploidisasi yang telah dipengaruhi kolkhisin dimulai dengan

terhambatnya pembentukan benang-benang mikrotubuli pada tahap profase,

sehingga pemisahan kromosom yang menandai perpindahan dari tahap metaphase

ke anafase tidak berlangsung. Pemisahan kromosom menjadi terhambat dan

menghambat terbentuknya dinding sel baru. Tanpa benag spindel dinding pemisah

gagal terbentuk kromosom duplikatnya tetap berada di dalam satu sel yang sama

sehingga mengakibatkan jumlah kromosom dalam sel tersebut menjadi berlipat

ganda. Bedasarkan hasil penelitian Suminah (2002) bahwa ditemukan penambahan

jumlah kromosom aeuploid yang menyebabkan sel-sel menjadi poliploid pada

tanaman bawang merah akibat pemberian kolkhisin 1%.Tanaman poliploid akan

mengalami peningkatan jumlah kromosom dalam selnya. Peningkatan jumlah

kromosom dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas gen yang berfungsi

mengatur berbagai metabolisme dalam sel termasuk sintesis protein sehingga

mengakibatkan peningkatan produksi hormone-hormon pertumbuhn sehingga

dapat memacu pertumbuhan tanaman (Syaifudin et al., 2013).

Aristya (2014) menyatakan bahwa ciri-ciri tanaman poliploid umumnya

mempunyai jumlah kromosom lebih banyak dari pada tanaman diploid sehingga

Page 54: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

39

39

biasanya tanaman kelihatan lebih kekar, bagian-bagian tanaman lebih besar (akar,

batang, daun, bunga, buah). Pada penelitian ini justru dengan pemberian kolkhisin

dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi

terhambat. Hannweg (2015) juga menambahkan bahwa morfologi dari tanaman

poliploid memililiki ukuran sel yang lebih besar. Ukuran sel yang lebih besar

menunjukkan bahwa tanaman poliploid memiliki morfologi yang lebih kuat, lebih

tinggi, menghasilkan bunga dan biji lebih besar.

Page 55: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

40

40

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tingkat konsentrasi kolkhisin 0,25%, 0,35%, dan 0,45% berpengaruh

terhadap fenotipe tanaman anggur. Pada konsentrasi 0,25% kolkhisin

meningkatkan pertumbuhan tanaman anggur seperti tinggi tunas, diameter tunas,

dan jumlah daun, sedangkan konsentrasi 0,35% dan 0,45% menghambat

pertumbuhan tanaman anggur. Pemberian kolkhisin berpengaruh terhadap

morfologi daun seperti tebal daun, dan warna daun, sedangkan pada variabel

pegamatan bentuk daun pemberian kolkhisin tidak memberikan pengaruh.

Perlakuan kolkhisin tidak berpengaruh terhadap jumlah kromosom atau tidak

menghasilkan tanaman poliploid.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian dengan melakukan metode lain seperti

perendaman pada akar dan kombinasi (perendaman pada akar dan penetesan pada

tunas) serta perlu dilakukan analisis kroloplas untuk variasi genetik tanaman

anggur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif khususnya untuk meningkatkan

produktivitas tanaman anggur.

Page 56: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

41

41

DAFTAR PUSTAKA

Aili, E. N., Respatijarti, dan A. N. Sugiharto. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin

Terhadap Penampilan Fenotip Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea Mays L.)

Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal Produksi Tanaman. 4(5):370-

377.

Aristya, G. R. 2014. Optimalisasi Induksi Poliploid Pada Tanaman Stroberi

(Fragaria spp “FESTIVAL” dan CALIFORNICA). Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pemerintah Daerah DIY. 6(10):77.

Ariyanto, S. E dan P. Supriyadi. 2011. Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotipe dan

Jumlah Kromosom Jahe (Zingiber officinale Rosc.). ISSN:1979-6870.

As’adah, M., T. Rahayu, dan A. Hayati. 2016. Pengaruh Pemberian Berbagai

Konsentrasi Kolkisin dan Lama Perendaman terhadap Respon Fenotipik

Zaitun (Olea europaea L.). E-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS

(BIOSCIENCE-TROPIC). 2(1):46-52.

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Produksi Anggur secara Nasional.

(www.bps.go.id) dilihat : 10 Januari 2017.

Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Anggur Lokal dan Impor. Pustaka Mina.

Jakarta.

Chen, W. H., C. Y. Tang, and Y.L. Kao. 2009. Ploidydoubling by In vitro Culture

of Excised Protocorms or Protocorm Like Bodies in Phaleonopsis species.

Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 98:229-238.

Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Lilik Kusdiarti,

Penyunting Sutarso. Cetakan ke 5. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. pp.491.

Dermen, H. 2008. Colchicine Polyploidy and Technique. Bureau of Plant Industry,

US. Horticultural Station. Beltsville. 11(6):595-635.

Escadon, A. S., J. C. Hagiwara, L. M. Alderede. 2006. A New of Bacopa Monnieri

Obtained by In Vitro Polyploidization. Electronic J. Biotech. 9:181-186.

Escand, A..S., I. Miyajima, M. Alderete, J.C. Hagiwara, G. Facciuto, D. Mata, S.M.

Soto. 2005. Wild Ornamental Germplasm Exploration and Domestication

Based On Biotechnological approaches. In Vitro Kolkhisin Treatment to

Obtain a New Cultivar of Scoparia Montevidiensis. Electron. Jurnal of

Biotechnology 8 (2): 205-211.

Gultom, T. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Jumlah Kromosom

Bawang Putih (Allium sativum) Lokal Kultivar Doulu. Jurnal Biosains.

2(3):169.

Hannweg, K. F. 2015. Induced Polyploidy As A Tool For The Development Of

Novel South African Indigenous Crops. Thesis. University of KwaZulu-

Natal. p. 16.

Herawati, M. M., E. Pudjihartanti, S. Pramono, E. Sulistyaningsih, dan A.

Purwantoro. 2015. Obtaining Artemisia cina Polyploidy Through Plant

Growth Regulator Treatment In Shoot Culture. Agrivita. 37(2):183.

Page 57: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

42

42

Izah, U. N. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas

Polen Tanaman Anggur (Vitis vinifera). Skripsi. Univ. Islam Negeri,

Malang.

Jadrná, P., O. Plavcová, and F. Kobza. 2010. Morphological Changes in Colchicine

Treated Pelargonium × hortorum L.H. Bailey greenhouse plants.

Horticultural Science (Prague). 37(1):27–33.

Jahier, J, A.M. Cherve, R. Delourme, F. Eber and A.M. Tangui. 1996. Techniques

of Plant Cytogenetics. Science Pub Inc. USA. p. 156.

Mahyuni, R., E. S. B. Girsang, dan D. S. Hanafiah. 2015. Pengaruh Pemberian

Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman

Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Jurnal Agroekoteknologi.

4(1):1815-1821.

Mansyurdin. 2000. Penggandaan Kromosom Tanaman Cabai Keriting dan Cabai

Rawit. Artikel Penelitian Doktor Muda. SPP/DPP Universitas Andalas

Tahun 1999/2000.

Murni, D. 2010. Pengaruh Perlakuan Kolkhisin Terhadap Jumlah Kromosom dan

Fenotip Tanaman Cabe Keriting (Capsicum annuum L.). Jurnal

Agroekoteknologi. 2 (1):43-48.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Depdiknas. Jakarta. 325 hal.

Nasir, M. 2002. Bioteknologi Molekuler: Teknik Rekayasa Genetika Tanaman.

Citra Aditya Bandung. Bandung.

Nur, A., dan K. Syahruddin. 2017. Aplikasi Teknologi Mutasi dalam Pembentukan

Varietas Gandum Tropis. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hal. 191.

Ningsih, I. Y. 2015. Anatomi dan Morfologi Daun. Modul Botani Farmasi. Jember.

Nugroho, W. P., M. Barmawi, dan N. Sa’diyah. 2013. Pola Segregasi Karakter

Agronomi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Generasi F2 Hasil

Persilangan Yellow Bean dan Taichung. Jurnal Agrotek Tropika. 1(1):38-

34.

Patel, G. I., and H. P. Olmo. 1955. Cytogenetics of Vitis: I. The Hybrid V. vinifera

x V. rotundifolia. American Journal of Botany. 42(2):141-159pp.

Permatasari, D. 2007. Evaluasi Keragaman Fenotipe Tanaman Stevia (Stevia

rebaudiana BERTONI M) Klon Zweeteners Hasil Mutasi Kromosom

dengan Kolkisin. Skripsi Institut Pertanian Bogor (serial online), Januari.,

[cited 2017 Jan. 25] Available from:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44817A10lnu-

8.pdf.

Pranitasari, N. 2011. Anggur (Vitis vinifera L.). .http: //novi-

biologi.blogspot.com/2011/08/anggur-vitis-vinifera-l.html. Diakses

13Januari 2017.

Purwantoro, A., E. Ambarwati, dan D. Puspasari. 2007. Perbaikan Karakter Bunga

Kertas (Zinnia spp.) sebagai Salah Satu Komoditas Bunga Potong Melalui

Page 58: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

43

43

Induksi Poliploidasi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Gadjah Mada. (serial online), Januari., [cited 2017

Ags. 27] Available from: http://lib.ugm.ac.id/digitasi/ upload/3043_MU.

121000047-aziz.pdf.

Rahayu, E. M. D., D. Sukma, M. Syukur, S. A. Aziz, dan Irawati. 2015. Induksi

Poliploidi Menggunakan Kolkhisin Secara In Vivo Pada Bibit Anggrek

Bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume). Buletin Kebun Raya. 18(1):42.

Rahayu, Y. S., I. K. Prasetyo, dan A. U. Riada. 2013. Pengaruh Penggunaan

Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sedap Malam

(Polianthes tuberose L.) di Dataran Medium.

Setiadi. 2008. Bertanam Anggur. 25th ed. Jakarta : Penebar Swadaya. pp:1-15.

Sibarani, I. B., R. R. Lahay, dan D. S. Hanafiah. 2015. Respon Morfologi Tanaman

Kedelai (Glycine max L. Merrill) Varietas Anjasmoro Terhadap Beberapa

Iradiasi Sinar Gamma. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3(2):515-526.

Siddiqi, S. H., and K. B. Marwat. 1983. Cytomorphological Effect of Colchicine on

Wheat (Triticum aestivum). Pakistan Journal Agriculture. 4(2):125

Sirojuddin, T. Rahayu, dan S. Laili. 2017. Pengaruh Pemberian Berbagai

Konsentrasi Kolkisin dan Lama Perendaman terhadap Respon Fenotipik

Zaitun (Olea europaea L.). E-Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS

(BIOSCIENCE-TROPIC). 2(2):36-41.

Soedjono, S. 2003. Aplikasi Mutasi Induksi Dan Variasi Somaklonal Dalam

PemuliaanTanaman. Jurnal Litbang Pertanian 22(2): 45-51.

Suminah, Sutarno, A., dan Setyawan, D., 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) dengan emberian Kolkhisin. Biodiversitas.

3(1):174-180.

Suryo. 2007. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Syaifudin, A., E. Ratnasari, dan Isnawati. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai

Konsentrasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Cabai (Capsicum annum) Varietas Lado F1. Jurnal Lentera Bio. 2(2):167-

171.

Tajuddin, R., I. N. Suwastika, dan Muslimin. 2012. Organogenesis Tanaman

Anggur Hujau (Vitis vinifera L.) pada Medium MS dengan Penambahan

IAA (Indole Acetid Acid) dan Berbagai Konsentrasi BAP (Benzil Amino

Purin). Jurnal Natural Science. 1(1):63-73.

Wiendra, N.M.S., M. Pharmawati, dan N.P.A. Astiti. 2011. Pemberian Kolkhisin

Dengan Lama Perendaman Berbeda Pada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar

Air (Impatiens balsamina L.). Jurnal Biologi 15 (1): 9-14.

Yang, M. X., Z. Y. Cao, Y. M. Wang, and X. W. Fang. 2006. In Vitro Tetraploid

Induction Via Colchicine Treatment From Diploid Somatic Embryos in

Grapevine (Vitis vinifera L.). Euphytica. 152:217.

Page 59: PENGARUH KOLKHISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH …repository.ub.ac.id/7491/1/Feby Reza Fitriani.pdfmembimbing untuk penyelesaian proposal penelitian ini. 3. Anis Andrini, SP., M.Si.,

44

44

Yulianti, F. 2014. Induksi Tetraploid Jeruk Siam Simadu (Citrus nobilis Lour.)

Menggunakan Kolkhisin Secara In Vitro. M.Si. Thesis. Institut Pertanian

Bogor.

Zainudin, A. 2006. Optimasi Proses PCR Pada PLB Tanaman Anggerk Onicidium

Hasil Perlakuan Penetesan Mutagen Kimia Kolkisin. Gamma 1(2):155-161.