pengaruh kinerja bank terhadap profitabilitas bank umum swasta nasional devisa di bursa efek...

122
SKRIPSI PENGARUH KINERJA BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI BURSA EFEK INDONESIA OL EH: JHOHANNES R.W. SIMORANGKIR 070502091 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Upload: metode-pastikan-skor

Post on 02-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 1/122

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA BANK TERHADAP PROFITABILITAS

BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

JHOHANNES R.W. SIMORANGKIR 070502091

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMENDEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN2012

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 2/122

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 3/122

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 4/122

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 5/122

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 6/122

ABSTRAK 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja bank yang diukur dengan CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net terhadap profitabilitasyang diukur dengan ROA pada bank umum swasta nasional (BUSN) devisa diBursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan BUSN devisa diBEI yang telah diaudit dari tahun 2007―2010. Metode analisis data yangdigunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-F dan uji-t dengan tingkatsignifikan (  ) 5%. Untuk mengolah dan menganalisis data, penelitimenggunakan bantuan program statistik, software SPSS for windows.

Hasil uji-F menunjukkan bahwa kinerja bank yang diukur dengan CAR,BOPO, LDR, dan NPL Net secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA pada BUSN devisa di BEI dan hasil uji-tmenunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadapROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, LDR 

 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, dan NPL Net berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini sebesar 0.848, hal ini berarti 84.8% variasi ROA dapat dijelaskanoleh variasi dari empat variabel independen, yaitu CAR, BOPO, LDR, dan NPL

 Net, sedangkan sisanya 15.2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak ditelitidalam penelitian ini.

Kata Kunci: Kinerja Bank, CAR, BOPO, LDR, NPL Net, Profitabilitas, ROA

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 7/122

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the influence of bank’s performance as measured by CAR, BOPO, LDR, and NPL Net to profitability asmeasured by ROA at foreign exchange banks (BUSN devisa) in Indonesia Stock Exhange (BEI).

The data used are annual financial reports of foreign exchange banks inIndonesia Stock Exchange that have been audited from 2007―2010. Dataanalysis method used is descriptive analysis method and statistic analysis method.Hypothesis testing is done using an F-test and t-test with significant level (  ) 5%.To process and to analyze data, researcher used a statistical assistance program,software SPSS for windows.

F-test results show that bank’s performance as measured by CAR, BOPO,LDR, and NPL Net simultaneously have a significant influence to profitability asmeasured by ROA at foreign exchange banks in Indonesia Stock Exhange andt-test results indicate that CAR has positive influence and it’s not significant toROA, BOPO has negative influence and it’s significant to ROA, LDR hasnegative influence and it’s not significant to ROA, and NPL Net has negativeinfluence and it’s significant to ROA. Adjusted R Square value in this research of 0.848, this means that 84.8% ROA variation can be explained by the variation of the four independent variables, namely CAR, BOPO, LDR, and NPL Net, whilethe remaining 15.2% is explained by other factors is not examined in this study.

Keywords: Bank’s Perfomance, CAR, BOPO, LDR, NPL Net, Profitability, ROA

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 8/122

KATA PENGANTAR 

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus atas kasih setiaNya, mujizat, hikmat dan

 pengetahuan yang dianugerahkanNya. Dalam suka dan duka, tanganNya

senantiasa menyertai dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“Pengaruh Kinerja Bank terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional

Devisa di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua penulis yang

terkasih, Ayah Gr. St. J. Simorangkir dan Mama M. Simanjuntak, S.Pd., atas doa,

didikan, bantuan moral dan moril serta kasih sayang yang telah diberikan kepada

 penulis hingga saat ini. Demikian juga buat Kakak dan Adik yang terkasih, Kak 

Elizabeth, Kak Agnes, Bintara, dan Maria yang telah mendoakan penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,

diharapkan saran ataupun masukan yang bersifat membangun dari semua pihak.

Penulis memperoleh bimbingan dari berbagai pihak selama masa perkuliahan

hingga saat penulisan skripsi ini. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 9/122

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Strata-1 Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, S.E., M.B.A., selaku Dosen Wali yang telah

membimbing dan menasihati penulis.

6. Bapak Dr. Muslich Lutfi, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing penulis, memberi arahan dan saran yang bersifat

membangun demi terciptanya hasil skripsi yang bai.

7. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs.

Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberi masukan

ataupun saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen, Staf Pegawai Fakultas Ekonomi, Keluarga Besarku, dan

rekan-rekan mahasiswa/i yang telah memberikan jasanya kepada penulis.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan para mahasiswa/i ekonomi pada khususnya. Peace, Love, and Pray;

God bless us everyone.

Medan, Maret 2012Penulis

Jhohannes R.W. Simorangkir 

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 10/122

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................. i

 ABSTRACT  ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 11.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................ 81.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 81.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9

2.1 Uraian Teoritis ................................................................ 92.1.1 Bank .................................................................... 92.1.2 Peranan Bank ...................................................... 102.1.3 Jenis-Jenis Bank .................................................. 122.1.4 Laporan Keuangan Bank ..................................... 132.1.5 Rasio Keuangan Bank ......................................... 17

2.1.5.1  Return on Assets (ROA) ....................... 182.1.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ............ 192.1.5.3 Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) ............................. 252.1.5.4  Loan to Deposit Ratio (LDR) ............... 272.1.5.5  Non Performing Loan (NPL) ................ 29

2.1.6 Kinerja Perbankan ............................................... 322.2 Penelitian Terdahulu ....................................................... 332.3 Kerangka Konseptual ...................................................... 372.4 Hipotesis ......................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 403.1 Jenis Penelitian ............................................................... 403.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 403.3 Batasan Operasional ....................................................... 403.4 Definisi Operasional ....................................................... 413.5 Populasi dan Sampel ....................................................... 443.6 Jenis dan Sumber Data .................................................... 463.7 Metode Pengumpulan Data ............................................. 46

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 11/122

3.8 Metode Analisis Data ..................................................... 483.8.1 Metode Analisis Deskriptif ................................. 48

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik .................................... 483.8.3 Metode Analisis Linear Berganda ...................... 513.8.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R 2) atau

Goodness of Fit  ..................................... 513.8.3.2 Pengujian Hipotesis .............................. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 544.1 Tonggak Perkembangan Bursa Efek Indonesia .............. 544.2 Profil Perusahaan ............................................................ 574.3 Hasil Penelitian ............................................................... 61

4.3.1 Analisis Deskriptif .............................................. 614.3.2 Analisis Statistik ................................................. 71

4.3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ...................... 714.3.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ........ 774.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi atau Goodness

of Fit  ...................................................... 794.3.2.4 Pengujian Hipotesis .............................. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 88

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 885.2 Saran ............................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91

LAMPIRAN

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 12/122

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rasio-rasio Kinerja Bank dan Profitabilitas pada BUSN

devisa di BEI Tahun 2010 ................................................ 6

3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel . 45

3.2 Sampel Penelitian ............................................................. 46

4.1 Profil Perusahaan Sampel ................................................. 57

4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) BUSN devisa di BEITahun 2007―2010 ........................................................... 61

4.3 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) BUSN devisa di BEI Tahun 2007―2010 .......... 63

4.4  Loan to Deposit Ratio (LDR) BUSN devisa di BEI

Tahun 2007―2010 ........................................................... 65

4.5  Non Performing Loan Netto (NPL Net) BUSN devisa

di BEI Tahun 2007―2010.................................................. 674.6  Return on Assets (ROA) BUSN devisa di BEI Tahun

2007―2010 ...................................................................... 69

4.7 Uji Kolmogorov-Smirnov ................................................. 72

4.8 Uji Glejser ......................................................................... 74

4.9 Uji Multikolinearitas ......................................................... 75

4.10 Uji Breusch-Godfrey ........................................................ 76

4.11 Uji Durbin-Watson ........................................................... 774.12 Regresi Linear Berganda .................................................. 78

4.13 Uji Kelayakan Model (Godness of Fit ) ............................ 79

4.14 Uji-F .................................................................................. 81

4.15 Uji-t ................................................................................... 82

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 13/122

DAFTAR GAMBAR 

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ............................................... 39

4.1 Histogram ................................................................. 71

4.2 Normal P-Plot ........................................................... 72

4.3 Scatterplot  ................................................................ 73

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 14/122

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

 penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan

 pencapaian stabilitas sistem keuangan sehingga diperlukan perbankan yang sehat

transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Saat ini perbankan Indonesia menghadapi perkembangan perekonomian

nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan

tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, bank harus dapatmenunjukkan kinerja yang optimal serta menciptakan daya saing yang tinggi,

diantaranya dengan menjaga tingkat profitabilitasnya yang tinggi serta

meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba, sehingga bank sebagai

lembaga perantara yang dipercaya untuk mengumpulkan dana dan

menyalurkannya kembali ke masyarakat, mampu bertahan dan terus berkembang.

Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat menjadi salah satu indikator naiknya

kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

 penyebab utama terjadinya krisis perbankan. Pada bulan November 1997,

 pemerintah melikuidasi sebanyak 16 bank swasta nasional. Tindakan ini mendapat

tanggapan negatif dari masyarakat dengan mengambil dananya di bank tertentu

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 15/122

yang diisukan akan dilikuidasi. Kepercayaan masyarakat terhadap industri

 perbankan Indonesia pun menjadi turun. Akibatnya, terjadi penarikan dana dalam

waktu yang bersamaan (rush) secara besar-besaran, terutama pada Bank Danamon

dan BCA yang berakibat bank tersebut diambil alih oleh pemerintah.

Hadad et al  (2003), melakukan penelitan mengenai indikator awal krisis

 perbankan dan menyatakan bahwa penarikan dana masyarakat secara besar-

 besaran dalam waktu yang bersamaan (singkat) memberikan dampak negatif pada

aspek likuiditas (LDR) bank. Hal ini apabila tidak segera ditangani akan

menimbulkan permasalahan lanjutan berupa permasalahan solvabilitas (CAR)

karena bank akan terpaksa memberikan insentif bunga simpanan yang sangat

tinggi untuk mempertahankan simpanan masyarakat dan seringkali insentif jauh

 berada diatas kemampuan bank. Dengan pendapatan yang relatif terbatas, struktur 

 biaya bunga yang tinggi akan mengurangi profitabilitas (ROA) bank bahkan

mengakibatkan kerugian yang luar biasa.

Pada masa menjelang krisis perbankan, banyak bank swasta nasional yang

terlalu bebas atau kurang berhati-hati dalam memberikan dana kredit kepada

sektor-sektor swasta. Kondisi yang demikian menyebabkan besarnya kredit

 bermasalah (NPL) dan tingginya angka kredit macet yang diderita oleh bank.Salah satu implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah

tersebut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan)

dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan

 berpengaruh buruk bagi profitabilitas (ROA) bank (Dendawijaya, 2005).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 16/122

Kinerja/ performance adalah prestasi yang diperlihatkan ataupun dicapai

oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan kondisi kesehatan

suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting yaitu

 berupa rasio-rasio keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu.

Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak dengan jelas berbagai

indikator keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan suatu

 perusahaan (bank) maupun  performance yang telah dicapai oleh perusahaan

(bank) bersangkutan untuk suatu periode tertentu. Dari berbagai indikator 

keuangan tersebut, pihak manajemen bank akan dapat segera mengambil

kebijaksanaan yang penting untuk memperbaiki posisi kondisi maupun

 performance dari bank yang dikelolanya (Muljono, 2002).

Ukuran profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan

 pada industri perbankan adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA)

 penting bagi bank karena rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dan

efektivitas bank didalam memperoleh atau menghasilkan keuntungan dalam

kegiatan operasi dengan memanfaatkan aktiva/aset yang dimilikinya.  Return on

 Assets (ROA) yang semakin besar menunjukkan kinerja keuangan yang semakin

 baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Siamat, 2005). Apabila Return on Assets (ROA) meningkat, berarti profitabilitas bank meningkat.

Kinerja bank dapat dinilai dari beberapa rasio keuangan bank, diantaranya

adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO),  Loan to Deposit Ratio (LDR), dan  Non Performing Loan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 17/122

(NPL). Rasio-rasio tersebut juga mempengaruhi tinggi rendahnya profitablitas

(ROA) bank (Siamat, 2005).

Dalam rangka memperkuat pondasi keuangan perbankan dimasa

mendatang, Bank Indonesia telah menerbitkan peraturan Bank Indonesia nomor:

7/15/PBI/2005 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juli 2005. “Melalui peraturan

tersebut, BI menginstruksikan kepada bank untuk memenuhi modal minimum

sebesar 80 milyar rupiah pada tahun 2007 dan 100 milyar rupiah pada akhir tahun

2010 untuk menjaga tingkat kesehatan perbankan. Terkait dengan terbitnya

 peraturan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan pihak bank untuk mendukung

kenaikan modal bank adalah meningkatkan efisiensi kinerja perbankan dalam

memperoleh laba lewat penyaluran kredit yang pengembaliannya diharapkan

lancar.

Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi kemampuan bank dalam

memperoleh keuntungan. Rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan

modal bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) (Siamat, 2005:290). Semakin

tinggi rasio ini, maka semakin kuat kemampuan bank untuk menanggung

kerugian dari setiap kredit yang berisiko. Dengan meningkatnya rasio ini, maka

akan berpengaruh pada meningkatnya laba suatu bank, karena kerugian-kerugianyang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki oleh bank tersebut.

Laba merupakan komponen pembentuk rasio  Return on Assets (ROA), jadi

semakin besar CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya Return on Assets

(ROA) bank tersebut (Muljono, 2002).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 18/122

Tingginya persaingan bisnis perlu disikapi dengan meningkatkan efisiensi.

Upaya peningkatan efisiensi dilakukan dalam lingkup yang luas, diantaranya

melalui pengelolaan biaya secara efisien untuk menghasilkan peningkatan biaya

operasional yang minimal dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut

Riyadi (2004), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam kegiatan operasinya. Semakin rendah rasio BOPO berarti

semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam

menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika rasio BOPO semakin

meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on

 Assets (ROA) bank menurun.

LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan

yang dilakukan oleh nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah

kemampuan likuiditas bank (Simorangkir, 2004:147). Besarnya jumlah kredit

yang disalurkan akan menentukan laba bank. Peningkatan LDR berarti dana yang

disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga

 bertambah dan laba bank akan meningkat. Peningkatan laba tersebutmengakibatkan ROA semakin tinggi. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit

sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut

mengalami kerugian (Kasmir, 2007).

Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank 

dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 19/122

diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari

ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak 

dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.

Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan

kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas

(ROA) bank tersebut akan semakin meningkat (Hasibuan, 2007).

Berikut adalah tabel kinerja bank yang diukur dengan CAR, BOPO, LDR,

 NPL Net dan profitabilitas bank yang diukur dengan ROA pada bank umum

swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010.

Tabel 1.1

Rasio-rasio Kinerja Bank dan Profitabilitas pada BUSN Devisa di BEI

Tahun 2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

No. Emiten

Rasio-rasio Kinerja Bank (%)

(X)

Profitabilitas (%)

(Y)

CAR 

(X1)

BOPO

(X2)

LDR 

(X3)

NPL Net

(X4)ROA

1. AGRO 14.42 83.28 86.68 1.84 0.46

2. BBCA 13.50 61.73 55.46 0.24 2.61

3. BBKP 12.06 82.15 72.92 2.52 1.04

4. BBNP 12.94 86.05 80.49 0.63 0.90

5. BKSW 10.66 91.83 71.65 1.91 0.05

6. BNBA 25.01 83.21 54.18 1.83 1.01

7. BNII 12.65 90.97 83.77 1.78 0.61

8. BSWD 26.86 67.10 87.38 2.62 2.23

9. MAYA 22.61 90.09 78.38 2.01 0.76

10. MEGA 15.03 77.58 56.77 0.74 1.84

11. NISP 16.68 78.85 77.96 0.82 0.72

12. PNBN 16.58 67.81 76.04 2.60 1.15

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 20/122

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa emiten BSWD memiliki nilai CAR 

yang tertinggi, yaitu 26.86% dan memiliki nilai ROA sebesar 2.23%. Sementara

itu, emiten BBCA yang memiliki nilai CAR lebih rendah dari emiten BSWD,

yaitu sebesar 13.50% justru memiliki nilai ROA yang lebih tinggi, yaitu sebesar 

2.61%. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa

semakin besar nilai CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya ROA.

Demikian juga dengan teori yang menyatakan bahwa LDR berbanding lurus

dengan ROA bank, tidak selalu benar. Emiten BSWD memiliki nilai LDR yang

tertinggi, yaitu sebesar 87.38%. Emiten BBCA yang memiliki nilai LDR hanya

sebesar 55.46%, justru memiliki nilai ROA yang lebih tinggi dari emiten BSWD,

yaitu sebesar 2.61%. Demikian juga dengan teori yang menyatakan bahwa rasio

 NPL berbanding terbalik dengan rasio ROA. Emiten BSWD yang memiliki nilai

 NPL Net (2.62%) lebih tinggi dari nilai NPL Net emiten MAYA (2.01%), justru

memiliki nilai ROA yang juga lebih tinggi dari emiten MAYA. Hal ini

 bertentangan dengan teori yang ada. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih

lanjut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

 penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja

Bank terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa

Efek Indonesia”.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 21/122

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

 perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

“Bagaimana pengaruh CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net terhadap Profitabilitas

(ROA) bank umum swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net terhadap Profitabilitas

(ROA) bank umum swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan (Emiten)

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada pihak manajemen

ataupun pengambil kebijakan dari perusahaan (bank umum swasta

nasional devisa) dalam menetapkan kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kinerja keuangan, khususnya profitabilitas bank.

2. Bagi PenelitiPenelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan

 peneliti dalam bidang manajemen keuangan bank.

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat

menjadi acuan, perbandingan, dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 22/122

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Bank 

Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

tempat untuk menukarkan uang. Pengertian bank menurut Undang-Undang RI

 No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan definisi bank tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatanutama bank ada dua, yaitu menghimpun/ funding dana dan menyalurkan/lending 

dana. Kegiatan menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau

mencari dana (uang) dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Simpanan

dalam pengertian Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah dana yang

dipercayakan masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan

dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk 

lainnya yang dipersamakan dengan itu. Strategi bank dalam menghimpun dana

adalah dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang menarik dan

menguntungkan berupa bunga, cendera mata, hadiah, pelayanan, atau balas jasa

lainnya.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 23/122

Uang yang disimpan di bank memiliki jangka waktu tertentu sampai

diminta kembali oleh pemiliknya. Oleh karena itu, bank dapat memanfaatkan

uang tersebut dengan jalan menyalurkannya kembali kepada pihak lain yang

memerlukannya dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam pemberian kredit,

disamping dikenakan bunga, bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada

 penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi

dan komisi. Kredit berasal dari bahasa Latin, yaitu credere yang artinya

kepercayaan. Bank meminjamkan uang kepada pihak lain karena bank percaya

uangnya akan dikembalikan.

Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa atau pelayanan bank lainnya

( services) terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana, antara lain: jasa setoran seperti telepon, listrik, air, ataupun

uang kuliah, jasa pengiriman uang (transfer ) baik secara manual ataupun secara

online, jasa penjualan mata uang asing (valas), jasa penagihan (inkaso), jasa

kliring (clearing ), jasa letter of credit  (L/C), jasa penyimpanan dokumen,

 barang, dan surat berharga ( safe deposit box), jasa penukaran uang (money

changer ), serta memberikan jasa/pelayanan dalam penarikan tunai atau

 pembayaran transaksi dengan menggunakan transaksi kartu ATM (automated 

teller machine), kartu debit (debit card ), dan kartu kredit (credit card ).

2.1.2 Peranan Bank 

Bank telah menempati posisi sentral dalam perekonomian modern. Dengan

demikian, hampir seluruh keperluan setiap orang dan segenap lapisan

masyarakat dalam kegiatan perekonomian terkait dengan perbankan. Posisinya

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 24/122

yang strategis dalam bidang ekonomi itu terutama berakar dari dua peranan

 pokoknya, yaitu sebagai berikut.

a. Sebagai lembaga intermediasi, kegiatan bank adalah menghimpun dana-

dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat.

Peranannya ini telah mengubah penggunaan dana-dana masyarakat

tersebut menjadi lebih produktif. Hal itu dimungkinkan karena dana-dana

 berlebih yang dimiliki sebagian masyarakat yang dihimpun oleh

 perbankan itu diinvestasikan kembali dalam kegiatan produktif. Kegiatan

 produktif itu dapat berupa pembangunan industri, perdagangan serta

investasi pada prasarana ekonomi.

 b. Peranan bank sebagai lembaga penyelenggara dan penyedia layanan jasa-

 jasa di bidang keuangan serta lalu lintas pembayaran maupun pemberian

 jasa-jasa keuangan lainnya. Peranannya ini telah berkembang menjadi

wahana yang mendukung, mendorong, dan mengakomodasi tumbuh

kembangnya kegiatan investasi, produksi, serta konsumsi barang dan jasa

 bagi masyarakat.

Dengan peranannya yang strategis dan dominan itu, bank telah menjadi

lembaga yang turut memengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara.Prestasi maupun kinerja yang buruk dari perbankan akan dengan sendirinya turut

memberi andil bagi kinerja, maupun pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Tumbuh kembang dan sehatnya perekonomian suatu negara sebagian besar 

tergantung pada kesehatan perbankan di negara tersebut (Ali, 2006:355).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 25/122

Seperti layaknya kerja jantung dalam sistem tubuh kita yang mengatur 

seluruh aliran darah dalam jumlah dan kualitas yang memadai, demikian juga

 perbankan nasional berfungsi memelihara dan menjaga peredaran uang agar 

memadai dalam mendanai berbagai kebutuhan perekonomian bangsa. Perbankan

sebagai industri keuangan, harus menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-

 prinsip kehatian ( prudential banking ) yang ekstra ketat di bawah pengawasan

langsung Bank Indonesia sebagai bank sentral. Perbankan harus dapat

memelihara kepercayaan masyarakat dengan pelayanan yang baik, ramah, cepat,

aman, cermat, dan tidak diskriminatif. Jika masyarakat tidak percaya, maka

runtuhlah bisnis perbankan. Masyarakat tidak akan segan-segan menarik 

dananya dari bank walaupun mendengar kabar angin yang belum tentu benar 

(Judisseno, 2005).

2.1.3 Jenis-Jenis Bank 

Jenis atau bentuk bank (beserta jumlahnya hingga Desember 2011) di

Indonesia dapat dikelompokkan/dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut.

1. Jenis bank berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Bank sentral, yaitu Bank Indonesia;

 b. Bank umum, berjumlah 120 perusahaan (bank);

c. Bank perkreditan rakyat (BPR), berjumlah 1.669 perusahaan

(bank).

2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya, yaitu:

a. Bank milik pemerintah (bank persero), berjumlah 4 perusahaan

(bank);

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 26/122

 b. Bank milik pemerintah daerah (BPD), berjumlah 26 perusahaan

(bank);

c. Bank milik swasta nasional, berjumlah 66 perusahaan (bank);

d. Bank milik swasta campuran, berjumlah 14 perusahaan (bank);

e. Bank milik asing, berjumlah 10 perusahaan (bank).

3. Jenis bank berdasarkan ruang lingkup kegiatan operasinya/statusnya,

yaitu:

a. Bank devisa, berjumlah 36 perusahaan (bank);

 b. Bank non devisa, berjumlah 30 perusahaan (bank).

4. Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha,

yaitu:

a. Bank konvensional, berjumlah 120 perusahaan (bank);

 b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (bank umum syariah),

 jumlahnya ada 11 perusahaan (bank).

2.1.4 Laporan keuangan Bank 

Setiap perusahaan, baik bank maupun nonbank pada periode tertentu akan

melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan

 perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar (masyarakat)

yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank 

menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan yang menunjukkan

 bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan

yang dimiliki dan kinerja manajemen bank selama satu periode sehingga pihak 

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 27/122

manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan

kekuatan yang dimiliki.

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan

 perkembangan bank dari waktu ke waktu maka laporan keuangan disajikan

secara komparatif untuk 2 (dua) tahun terakhir. Laporan keuangan bank terdiri

atas: neraca, laporan komitmen dan kontinjensi, laporan laba rugi, laporan arus

kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan gabungan dan

konsolidasi.

a. Neraca

 Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank 

 pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva

(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Dalam penyajiannya,

aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut

lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut

tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Setiap aktiva produktif disajikan di

neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi

dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi

kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.

 b. Laporan Komitmen dan Kontijensi

Laporan ini wajib disajikan secara sistematis sehingga dapat memberikan

gambaran mengenai proses komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat

tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah suatu

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 28/122

ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara

sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati

 bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang

kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya

satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

c. Laporan Laba Rugi

Merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha

 bank dalam suatu periode tertentu. Perhitungan laba rugi bank wajib

disusun sedemikian rupa agar dapat memberi gambaran mengenai hasil

usaha bank dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi bank pada

umumnya disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang

menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama

 bank dan kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba rugi bank antara

lain: wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur 

 pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan beban yang

 berasal dari kegiatan operasional dan nonoperasional.

d. Laporan Arus Kas

Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitandengan kegiatan bank yang disusun berdasarkan kas selama periode

laporan dan harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank 

tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada

kas.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 29/122

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa

neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. Bank wajib

mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto

menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan

wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan.

f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank 

yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang

 bersangkutan dengan anak perusahaannya.

Menurut Kasmir (2007:240), secara umum tujuan pembuatan laporan

keuangan suatu bank sebagai berikut:

1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis

aktiva yang dimiliki.

2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-

 jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.

3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenismodal pada bank tertentu.

4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah

 pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank 

tersebut.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 30/122

5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode

tertentu.

6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban, dan modal.

7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode

dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

2.1.5 Rasio Keuangan Bank 

Rasio keuangan bank adalah hasil perhitungan antara dua macam data

keuangan bank yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data

keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam

 persentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk 

mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan

tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan

tersebut (Riyadi, 2004:137).

Sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian perusahaan adalah

laporan keuangan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan

tersebut, dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar 

 penilaian kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan perusahaan merupakan

salah satu alat untuk memperkirakan atau mengetahui kinerja perusahaan.

Apabila kinerja perusahaan meningkat, maka nilai perusahaan akan semakin

tinggi. Selain itu, dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui jika suatu

 perusahaan melakukan penyimpangan (Hariyani, 2010).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 31/122

Rasio keuangan menjadi salah satu alat yang digunakan oleh para

 pengambil keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal dalam

menentukan kebijakan berikutnya. Bagi pihak eksternal terutama kreditor dan

investor, rasio keuangan dapat digunakan dalam menentukan apakah suatu

 perusahaan wajar untuk diberikan kredit atau untuk dijadikan lahan investasi

yang baik. Bagi pihak manajemen, rasio keuangan dapat dijadikan alat untuk 

memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Rasio-rasio keuangan perbankan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah  Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),  Loan to Deposit Ratio

(LDR), dan Non Performing Loan (NPL).

2.1.5.1  Return on Assets (ROA)

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan

oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar 

 pula tingkat tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik 

 pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Sumber dana terbesar yang

digunakan bank bagi kelangsungan operasional bank adalah berasal dari

masyarakat. Oleh sebab itu, Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas

 perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur 

dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan dana

masyarakat, yakni  Return on Assets (ROA), dalam menilai kondisi kesehatan

 bank. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, ROA bank ditetapkan minimal

1,25% (Mintarti, 2009). ROA merupakan indikator kepercayaan masyarakat

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 32/122

kepada perbankan terhadap pengelolaan aset bank. Selain itu, ROA bank juga

menjadi salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan. Semakin

tinggi rasio ini, maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh

keuntungan. Semakin besar ROA bank, maka akan menunjukkan kinerja

keuangan bank yang semakin baik. Jika pihak bank dapat menjaga kinerjanya

dengan baik, terutama tingkat profitabilitas yang tinggi, maka kemungkinan nilai

saham dari bank yang bersangkutan akan ikut naik. Kenaikan tersebut

merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat dan terutama

 bagi para investor dalam menempatkan dana yang dimiliki pada bank yang

 bersangkutan karena jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan semakin

 besar. Profitabilitas bank merupakan hal yang terpenting karena dapat menjamin

kontinuitas berdirinya bank, menjadi tolak ukur tingkat kesehatan bank serta

tolak ukur baik atau buruknya manajemen bank, dapat meningkatkan daya saing

 bank bersangkutan, meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank, dan

dapat meningkatkan status bank bersangkutan (Hasibuan, 2007).

Menurut Dendawijaya (2005),  Return on Assets merupakan perbandingan

antara laba bersih (laba setelah pajak) dengan total aktiva. Dalam rangka

mengukur tingkat kesehatan bank, secara teoretis, laba yang diperhitungkanadalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba yang

diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih.  Return

on Assets (ROA) dapat diformulasikan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005):

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva× 100%

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 33/122

2.1.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada

telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien,

apakah permodalan bank tersebut akan mampu menyerap kerugian-kerugian

yang tidak dapat dihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang

saham) semakin besar atau semakin kecil (Muljono, 2002). Jika posisi modal

 bank kuat, para penyimpan (deposan) suatu bank dengan sendirinya tidak merasa

was-was atau bimbang terhadap risiko seandainya simpanannya tidak dapat

dilunasi oleh bank tersebut. Modal besar yang dimiliki bank akan senantiasa

menutupinya, jika terjadi kerugian atau risiko di dalam bank (Simorangkir,

2004:153).

Modal merupakan faktor penting dalam rangka mengembangkan usaha

 bank dan menampung risiko kerugian. Penggunaan modal bank dimaksudkan

untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank.

Modal sangat diperlukan oleh bank sebagai modal kerja, menjaga kelancaran

likuiditas (penjamin likuiditas), membiayai operasi, alat untuk ekspansi usaha,

dan juga sebagai alat untuk menjaga kepercayaan para nasabah (deposan) bank 

atas dana yang telah mereka simpan ataupun investasikan pada bank tersebut.Unsur kepercayaan ini sangat diperlukan oleh pemilik bank karena menyangkut

kepentingan nilai perusahaan. Dengan demikian, kelangsungan hidup suatu bank 

sangat berkaitan erat dengan posisi permodalannya. Besar dan kecilnya modal

yang dimiliki suatu bank berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepercayaan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 34/122

dan loyalitas para nasabah dan juga berperan dalam menetukan kebijakan

manejemen bank di masa yang akan datang.

Ketentuan modal minimum bank yang berlaku di Indonesia mengikuti

standar  Bank for International Settlement  (BIS). Berdasarkan Peraturan BI

 Nomor: 3/21/PBI/2001 Tahun 2001, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank 

umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut

risiko (ATMR). Bank yang tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut akan

ditempatkan dalam pengawasan khusus. Ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan

untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana

 pihak ketiga (dana masyarakat) pada bank bersangkutan, dan untuk memenuhi

ketetapan standar BIS. Bank Indonesia mengatur cara perhitungan ATMR yang

terdiri atas jumlah ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos

aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing dan

ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening

administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing.

Menurut Kuncoro (2011:300), Capital Adequacy adalah kecukupan modal

yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,mengukur, mengawasi, dan mengontrol berbagai risiko yang timbul yang dapat

 berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Jika CAR = 8% atau > 8%, berarti

modal bank tersebut telah memenuhi ketentuan CAR, akan tetapi jika CAR <

8%, berarti modal bank tersebut belum memenuhi ketentuan CAR, jadi

manajemen bank harus menambah modal sebesar kekurangannya. Secara

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 35/122

teoretis, jika nilai CAR suatu bank tinggi, berarti bank tersebut akan mampu

membiayai operasi bank dan keadaan tersebut akan menguntungkan bagi bank 

 bersangkutan karena memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

 profitabilitas.

Rasio KPMM atau CAR dihitung dengan cara membandingkan modal

sendiri dengan ATMR dengan rumus (Siamat, 2005):

CAR = Total Modal (Modal Inti + Modal Pelengkap)Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

× 100%

Modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia, sesuai

Surat Edaran BI No. 23/67/Kep/Dir tanggal 28 Februari 1991 Pasal 3 ayat (1),

terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Adapun rincian komponen dari

masing-masing modal tersebut adalah sebagai berikut.Modal Inti disebut juga Core Capital atau Tier 1, terdiri atas modal disetor 

dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Secara rinci

modal inti dapat berupa bentuk-bentuk berikut.

1. Modal disetor, yaitu yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh

 pemiliknya.

2. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank 

sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan

saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dan harga jual apabila

saham tersebut dijual.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 36/122

4. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba

yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat

 persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum

anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-

masing bank.

5. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurang pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS

atau rapat anggota.

6. Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang

oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

7. Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah

dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS.

Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 

50%. Jika bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, seluruh kerugian

tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

8. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan

setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan

yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut

menjadi faktor pengurang dari modal inti.

9. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan, yaitu modal inti perusahaan setelah dikompensasikan

dengan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan (bank lain, lembaga

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 37/122

keuangan atau lembaga pembiayaan yang mayoritas sahamnya dimiliki

 bank. Total modal nomor (1) hingga (9) di atas harus dikurangi dengan:

1. Goodwill yang ada dalam pembukuan bank, dan

2. kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

dari jumlah yang sebenarnya dibentuk sesuai ketentuan BI.

Modal Pelengkap disebut juga Supplementary Capital atau Tier 2, terdiri

dari cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak, serta

 pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara rinci, modal

 pelengkap dapat berupa:

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari

selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan

Direktorat Jenderal Pajak.

2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk 

dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk 

menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak 

diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif dengan

maksimum sebesar 1,25% dari jumlah ATMR.

3. Modal pinjaman (sebelumnya disebut modal kuasa), yaitu utang yangdidukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal

dan mempunyai ciri-ciri: (1) tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan,

dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuh, (2) tidak dapat

dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persertujuan Bank 

Indonesia, (3) mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 38/122

hal jumlah kerugian bank melebihi dana yang ditahan dan cadangan-

cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi

dan (4) pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam

keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga

tersebut.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman dari anak perusahaan yang harus

memenuhi syarat-syarat berikut: (1) ada perjanjian tertulis antara bank 

dan pemberi pinjaman, (2) mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Bank Indonesia, (3) tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah

disetor penuh, minimal berjangka waktu 5 tahun, (4) pelunasan sebelum

 jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI dan dengan pelunasan

tersebut, permodalan bank tetap sehat, (5) hak tagihnya dalam hal terjadi

likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. Jumlah

 pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen modal pelengkap

adalah maksimum sebesar 50% dari modal inti.

2.1.5.3 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam kegiatan operasinya. Rasio ini menunjukkan

 perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dan

sering digunakan Bank Indonesia sebagai proksi efisiensi operasional. Secara

konseptual, BOPO sangat besar kontribusinya terhadap kemampuan perusahaan

 perbankan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba. Semakin rendah

rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 39/122

efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika angka

rasio berada di atas 90% dan mendekati 100% berarti kinerja bank menunjukkan

tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika mendekati 75% berarti

menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi. Sesuai dengan ketentuan BI, rasio

BOPO yang ditoleransi adalah maksimal 93,52% (Riyadi, 2004).

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban

 bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah

 penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional

lainnya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak 

sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka

 biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil

 bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya

laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas

(ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2005). Hal ini sesuai dengan

 penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa jika

BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar sehingga pada

akhirnya  Return on Assets (ROA) bank menurun. Oleh karena itu, manajemen

 bank perlu mengambil langkah untuk menekan biaya operasi dan meningkatkan pendapatan operasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan validasi

setiap biaya yang hendak dikeluarkan bank, apakah memang perlu dikeluarkan

atau tidak. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dapat

diformulasikan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005:119):

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 40/122

BOPO =Total Biaya (Beban) Operasional

Total Pendapatan Operasional× 100%

2.1.5.4  Loan to Deposit Ratio (LDR)

Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi atau membayar kewajibannya (simpanan masyarakat) yang

harus segera dipenuhi. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka

 pendek keuangannya dengan tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam

keadaan likuid. Menurut Hasibuan (2007:94), bank dikatakan likuid jika bank 

tersebut mempunyai: (1) cash asset  sebesar kebutuhan yang akan digunakan

untuk memenuhi likuiditasnya, (2) cash asset  lebih kecil dari butir (1), tetapi

 bank juga mempunyai aset lainnya (khususnya surat-surat berharga) yang dapat

dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan (3)

kemampuan untuk menciptakan cash asset  baru melalui berbagai bentuk utang.

Pengukuran likuiditas adalah pengukuran yang sifatnya dilematik, karena

di satu sisi usaha bank yang utama adalah memasarkan dan/atau memutar uang

 para nasabahnya untuk mendapatkan keuntungan. Artinya bisnis perbankan

harus memaksimalkan pemasaran uangnya dan sekecil mungkin mencegah uang

menganggur (idle money). Di sisi lain, untuk dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para deposan dan debitur yang sewaktu-waktu menarik dananya dari

 bank, bank dituntut selalu dalam posisi siap membayar, yang artinya bank harus

mempunyai cadangan uang menganggur yang cukup. Keadaan ini merupakan

dilema yang dihadapi oleh perbankan, karena antara kebutuhan likuiditas dan

tingkat keuntungan yang akan dicapai mempunyai sisi yang bertolak belakang.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 41/122

Semakin tinggi tingkat likuiditas berarti akan semakin banyak uang yang

menganggur, semakin banyak uang menganggur berarti pemasaran uang tidak 

maksimal dan akhirnya bank tidak bisa memaksimalkan keuntungan (Judisseno,

2005:138). Menurut Muljono (2002), penghasilan bunga dari penyaluran kredit

merupakan pendapatan utama bank. Semakin banyak bank menyalurkan kredit,

maka semakin banyak pendapatan bunga yang diperoleh yang akan

mengoptimalkan laba bagi bank. Keuntungan yang diterima bank tersebut

 berasal dari selisih bunga pinjaman kepada debitur dengan suku bunga simpanan

yang dibayar kepada nasabah penyimpan (Abdullah, 2005:32). Dalam dunia

 perbankan rasio likuiditas dapat diukur dengan  Loan to Deposit Ratio (LDR).

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank 

dengan total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank. LDR 

menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

 penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan

semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut karena jumlah dana yang

diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Semakin tinggi rasio

ini berarti semakin tinggi likuiditas penyaluran kredit dari bank, dengan risikokredit macet yang juga semakin besar. LDR = 110% atau > 110% dinilai tidak 

sehat sedangkan LDR < 110% dinilai sehat. Besarnya LDR akan berpengaruh

terhadap laba melalui penciptaan kredit. Kredit yang besar akan meningkatkan

laba atau profitabilitas bank. Meskipun tingginya angka LDR dapat berpotensi

menaikkan laba bank, namun hal itu tetap harus diiringi dengan sikap hati-hati

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 42/122

dalam penyaluran kredit agar kelak tidak menimbulkan permasalahan kredit

 bermasalah ( Non Performing Loan) seperti kredit macet yang justru akan dapat

menurunkan laba atau profitablitas bank (Hariyani, 2010).

Bank Indonesia memberlakukan aturan baru tentang Loan to Deposit Ratio

(LDR) bagi industri perbankan nasional. Berdasarkan aturan baru LDR itu,

 bank-bank diharuskan memiliki rasio pengucuran kredit terhadap simpanan dana

 pihak ketiga dalam rentang 78% ̶100%. Di mata bank sentral, aturan ini dibuat

untuk mendorong perbankan lebih giat menyalurkan kredit buat menggerakkan

ekonomi. BI ingin kelebihan likuiditas di bank-bank bermodal besar bisa diserap

agar tidak memicu inflasi ( Indonesian Financial Review, Edisi 2 Maret 2011,

hal. 3). Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi,

2004:146):

LDR = Total Kredit yang DiberikanTotal Dana Pihak Ketiga (DPK)

× 100%

2.1.5.5  Non Performing Loan (NPL)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini

adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada

 bank lain. Kredit bermasalah terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur 

dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok 

kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian

kredit. Kredit lancar (current ) adalah kredit yang tidak mengalami penundaan

 pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Kredit bermasalah

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 43/122

adalah kredit dengan kolektibilitas 3 s.d. 5, yaitu kredit dengan kualitas kurang

lancar ( substandard ), diragukan (doubtful ), dan macet (loss). Kredit kurang

lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran

 bunganya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang

diperjanjikan sedangkan jika telah mengalami penundaan selama 6 (enam) bulan

atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan disebut sebagai kredit yang

diragukan dan apabila telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak 

 jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan, maka dikatakan sebagai

kredit macet. Target indikatif rasio NPL sesuai dengan ketentuan BI saat ini

adalah maksimum 5%. Rasio Non Performing Loan (NPL) terbagi atas 2 (dua),

yaitu NPL Gross dan NPL Net. Dalam penelitian ini, rasio kredit bermasalah

yang digunakan adalah NPL Net. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.

6/9/PBI/2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank 

tanggal 26 Maret 2004, rasio dari kredit bermasalah secara netto maksimal 5%

dari jumlah kredit yang diberikan Bank. NPL Net diformulasikan sebagai berikut

(Riyadi, 2004:142):

 NPL Net =Total Kredit Bermasalah - PPAP Khusus Kolektibilitas 3 s.d. 5

Total Kredit yang Diberikan

× 100%

Kredit macet adalah kredit yang diklasifikasikan pembayarannya tidak 

lancar yang dilakukan oleh debitur bersangkutan. Kredit macet harus secepatnya

diselesaikan agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari, salah satunya

dengan cara berikut.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 44/122

1.  Rescheduling atau penjadwalan ulang, yaitu perubahan syarat kredit yang

hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa

tenggang ( grace period ) dan perubahan besarnya angsuran kredit.

Debitur yang dapat diberikan fasilitas penjadwalan ulang adalah nasabah

yang menunjukkan iktikad baik dan karakter yang jujur serta ada

keinginan untuk membayar (willingness to pay).

2.  Reconditioning  atau persyaratan ulang, yaitu perubahan sebagian atau

seluruh syarat-syarat kredit meliputi perubahan jadwal pembayaran,

 jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan sebagian atau seluruh

 bunga, dll. Persyaratan ulang diberikan kepada debitur yang jujur,

terbuka, dan kooperatif yang usahanya sedang mengalami kesulitan

keuangan tetapi diperkirakan masih dapat beroperasi dengan

menguntungkan.

3.  Restructuring  atau penataan ulang, yaitu perubahan syarat kredit yang

menyangkut: (1) penambahan dana bank, (2) konversi sebagian/seluruh

tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, atau (3) konversi

sebagian/seluruh kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil partner 

lain untuk menambah persyaratan.4.  Liquidation atau penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam

rangka pelunasan utang. Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap

kategori kredit yang menurut bank benar-benar sudah tidak dapat dibantu

untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah sudah tidak memiliki

 prospek untuk dikembangkan. Proses likuidasi dapat dilakukan dengan:

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 45/122

(1) agunan disita pengadilan negeri lalu dilelang untuk membayar utang

debitur, (2) agunan dibeli bank untuk dijadikan aset bank.

2.1.6 Kinerja Perbankan

Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam periode

tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja

 perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan

keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering

kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di

masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti

 pembayaran dividen dan pergerakan harga sekuritas. Kinerja merupakan hal

 penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja

merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan melalui rasio-rasio adalah

salah satu indikator penilaian kondisi keuangan perusahaan. Tingkat kesehatan

 perbankan digambarkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dalam

 berbagai aspek. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004, aspek-

aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perbankan adalah CAMELS.

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa faktor tingkat kesehatan perbankan yang dipakai sebagai alat ukur  performance/kinerja BUSN devisa di

BEI, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) yang digunakan sebagai indikator 

tingkat permodalan (Capital ),  Non Performing Loan (NPL) yang digunakan

sebagai indikator tingkat kualitas aset ( Asset Quality), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang digunakan sebagai indikator 

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 46/122

rentabilitas ( Earnings), dan  Loan to Deposit Ratio (LDR) yang digunakan

sebagai indikator likuiditas ( Liquidity).

Kinerja perbankan dapat diukur dengan dengan menggunakan rata-rata

tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan, dan profitabilitas

 perbankan (Kidwell & Peterson, 1981:247). Gilbert (1984:631―633), dalam

surveinya terhadap beberapa penelitian mengambil kesimpulan bahwa tingkat

 bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang

lemah dan dapat menimbulkan masalah, maksudnya apabila tingkat bunga

 pinjaman yang digunakan sebagai ukuran kinerja, kemungkinan ukuran tersebut

 bias karena rata-rata tingkat bunga simpanan tergantung pada distribusi jatuh

temponya bermacam-macam simpanan. Untuk mengatasi masalah tersebut,

maka menurut Gilbert, ukuran kinerja yang tepat adalah profitabilitas

(Nainggolan, 2004). Ukuran profitabilitas yang biasa digunakan adalah  Return

on Assets (ROA) pada industri perbankan dan  Return on Equity (ROE) untuk 

 perusahaan pada umumnya. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk 

memperoleh earning atau keuntungan bersih dalam operasi perusahaan dengan

memanfaatkan aset yang dimiliki, sedangkan ROE hanya mengukur return yang

diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat,2005). Oleh sebab itu, ukuran profitablitas yang digunakan untuk mengukur 

kinerja keuangan bank dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA).

2.2 Penelitian Terdahulu

Mintarti (2009), melakukan penelitian dengan judul “Implikasi Proses

Take Over Bank Swasta Nasional Go Public terhadap Tingkat Kesehatan dan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 47/122

Kinerja Bank”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh CAR,

BOPO, LDR, dan NPL terhadap ROA baik secara simultan maupun parsial.

Data laporan keuangan yang digunakan dari tahun 2002―2007. Alat analisis

menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan:

1. Nilai Adjusted R Square adalah 0.854, hal ini berarti 85.4% variasi ROA

dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen CAR,

BOPO, LDR, dan NPL. Sedangkan sisanya 14.6% dijelaskan oleh

variabel lain di luar model.

2. CAR, BOPO, LDR, dan NPL secara bersama-sama (simultan)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA bank-bank umum

swasta nasional take over . Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai

Fhitung (145.263) lebih besar dari Ftabel (2.463), demikian juga dengan

nilai signifikan sebesar 0.000 yang berada di bawah 0.05.

3. Sementara secara parsial, hanya terdapat satu variabel yaitu LDR yang

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai thitung variabel LDR 

adalah sebesar 1.251, nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan ttabel pada

alpha 5% yaitu sebesar ± 1.660. Sementara itu, tingkat signifikansi

(probabilitas tingkat kesalahan variabel) variabel LDR sebesar 0.214,

lebih besar dari 0.05.

Hayat (2008), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor 

yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan Perbankan yang Go Public

di Pasar Modal Indonesia”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

faktor LDR, NPL, CAR, BOPO, serta Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 48/122

rentabilitas (ROA) perbankan secara simultan dan parsial, serta untuk 

mengetahui faktor mana yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap

rentabilitas (ROA) perbankan. Data laporan keuangan yang digunakan dari

tahun 2001―2005. Alat analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil

 penelitian menunjukkan bahwa:

1. Nilai Fhitung sebesar 31.629 dan Ftabel sebesar 2.4044, berarti

Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05.

Dengan demikian, variabel independen secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.739 menunjukkan kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel independen, yang berarti 73,9%

variasi ROA bank dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel

independen, sedangkan sisanya sebesar 26.1% dijelaskan oleh sebab-

sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Secara parsial/individual, terdapat tiga variabel yaitu LDR, NPL, dan

Suku Bunga Kredit yang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

 Nilai thitung untuk variabel LDR sebesar 1.222 < ttabel (2.0096) dengan

tingkat signifikan sebesar 0.228 > 0.05. Nilai thitung untuk variabel NPL

sebesar ̶0.831 < t tabel (2.0096) dan memiliki tingkat signifikan sebesar 

0.410 > 0.05 dan nilai thitung untuk variabel Suku Bunga Kredit sebesar 

0.380 < ttabel (2.0096) dan memiliki tingkat signifikan sebesar 0.706.

4. Variabel BOPO mempunyai koefisien regresi,  Beta Standard  dan r 

 parsial yang terbesar diantara variabel lainnya, sehingga dapat diambil

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 49/122

kesimpulan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA

adalah variabel BOPO.

Mawardi (2005), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus

Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)”. Data

menggunakan laporan keuangan publikasi bank umum tahun 1998-2001 yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia. Alat analisis menggunakan regresi linier 

 berganda. Hasil penelitian menunjukkan:

1. Nilai adjusted R 2 sebesar 0.526 berarti sebesar 52.6% dari total variasi

ROA dapat dijelaskan oleh total variasi BOPO, NPL, NIM, dan CAR.

dan R = 0.735, berarti hubungan (relation) antara variabel BOPO, NPL,

 NIM, dan CAR terhadap ROA sebesar 73.5%, artinya hubungannya erat.

2. Dari hasil uji-F, keempat variabel bebas, yaitu BOPO, NPL, NIM, dan

CAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai Fhitung (36.325) > Ftabel (2.05) dan nilai

signifikan 0.000 < 0.05.

3. Secara parsial, Variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung dari

masing-masing variabel yang bernilai negatif dan tingkat signifikan

variabel BOPO dan NPL yang lebih kecil dari 0.05. Variabel BOPO

memiliki nilai thitung sebesar ̶ 6.725 dengan tingkat signifikan sebesar 

0.000. Nilai thitung variabel NPL sebesar ̶ 4.253 dan memiliki tingkat

signifikan sebesar 0.000. Sementara itu, variabel NIM berpengaruh

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 50/122

 positif dan signifikan karena memiliki nilai thitung sebesar 7.225 dengan

tingkat signifikan sebesar 0.000. Variabel CAR memiliki nilai thitung

sebesar 1.561 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.120. Dengan

demikian, CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

2.3 Kerangka Konseptual

Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas

yang maksimal.  Return on Assets (ROA) merupakan ukuran profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin

 besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. ROA penting bagi bank 

karena rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank 

dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank.

Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank dan

menyerap kerugian yang timbul dari kegiatan usahanya (Dendawijaya, 2005).

Dengan meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada meningkatnya

laba atau profitabilitas (ROA) suatu bank, karena kerugian-kerugian yang

ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki oleh bank tersebut

(Muljono, 2002).

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 51/122

kemampuan bank dalam kegiatan operasinya. Semakin rendah rasio BOPO

 berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam

menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika rasio BOPO semakin

meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya  Return

on Assets bank menurun (Riyadi, 2004).

 Loan to Deposit Ratio menggambarkan seberapa jauh pemberian kredit

kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera

memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah

digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Dendawaijaya, 2005:116).

Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba bank.

Peningkatan LDR berarti dana yang disalurkan dalam bentuk kredit semakin

 besar sehingga pendapatan bunga bertambah dan laba bank akan meningkat.

Peningkatan laba tersebut mengakibatkan ROA semakin tinggi. Jika bank tidak 

mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan

menyebabkan bank tersebut mengalami kerugian (Kasmir, 2007).

Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank 

dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi

rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya

 jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank (ROA) tersebut

akan semakin meningkat. Kredit macet yang semakin kecil akan menambah laba

 bank dan mengurangi kerugian yang diderita bank (Hasibuan, 2007). Pengaruh

 NPL terhadap ROA menunjukkan pengaruh negatif yang artinya semakin tinggi

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 52/122

 NPL menunjukkan resiko kredit yang ditanggung bank tinggi sehingga dapat

menurunkan pendapatan atau profitabilitas bank.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Sumber: Dendawijaya (2005), Kasmir (2007), Riyadi (2004)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, teori, dan kerangka konseptual yang

telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Capital 

 Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO),  Loan to Deposit Ratio (LDR), dan  Non Performing Loan Netto

(NPL Net) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum

swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia.

Capital Adequacy Ratio (CAR)

 Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)  Return on Assets (ROA)

 Loan to Deposit Ratio (LDR)

 Non Performing Loan Netto

(NPL Net)

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 53/122

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah

 penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono,

2006:11).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media

internet dengan alamat website: www.idx.co.id.

 b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Nopember 2011 sampai

dengan Maret 2012.

3.3 Batasan Operasional

Untuk memfokuskan analisis penelitian, maka ruang lingkup penelitian

dibatasi sebagai berikut:

a. Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Capital Adequacy Ratio (X1), rasio Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (X2),  Loan Deposit to Ratio (X3), dan  Non

 Performing Loan Netto (X4).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 54/122

 b. Variabel dependen (Y), yaitu Profitabilitas yang diukur dengan Return on

 Assets (ROA).

c. Perusahaan yang diteliti adalah bank umum swasta nasional (BUSN)

devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan BUSN

devisa sebagai objek penelitian dikarenakan BUSN devisa merupakan

kelompok emiten terbesar dalam industri perbankan di BEI, sehingga

dengan asumsi semakin besar objek yang diteliti, maka akan semakin

akurat hasil penelitian.

d. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dari BUSN devisa

di BEI yang telah diaudit dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

3.4 Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel Dependen (Y), yaitu: Return on Assets (ROA).

ROA merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas bank dalam

menghasilkan keuntungan bersih dalam kegiatan operasinya dengan

memanfaatkan aset yang dimiliki. Semakin besar ROA, semakin besar 

 pula tingkat tingkat keuntungan yang dicapai bank. Semakin tinggi

rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh

keuntungan bersih.  Return on Assets (ROA) dapat diformulasikan

sebagai berikut (Dendawijaya, 2005), (Siamat, 2005), (Merkusiwati,

2007), dan (Febryani dan Rahadian, 2003):

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva× 100%

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 55/122

2. Variabel Independen (X), yaitu:

a. Capital Adequacy Ratio (X1)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk 

keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian

dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang adatelah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan

secara efisien, apakah permodalan bank tersebut akan mampu

menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.

Semakin besar CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya

 Return on Assets (ROA) bank tersebut (Muljono, 2002). Rasio ini

dapat diformulasikan sebagai berikut (Siamat, 2005):

CAR =Total Modal (Modal Inti + Modal Pelengkap)

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)× 100%

 b. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)

BOPO adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio

yang disebut juga dengan rasio efisiensi operasi ini, digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 56/122

Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin

 besar, sehingga pada akhirnya  Return on Assets  bank menurun

(Riyadi, 2004). Rasio ini diformulasikan sebagai berikut

(Dendawijaya, 2005):

BOPO =Total Biaya (Beban) Operasional

Total Pendapatan Operasional× 100%

c.  Loan to Deposit Ratio (X3)

LDR adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas

suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh

 bank terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini menggambarkan

kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan

oleh nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. LDR akan menunjukkan tingkat

kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang

dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Peningkatan LDR berarti

dana yang disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar, sehingga

 pendapatan bunga bertambah dan laba bank akan meningkat.

Peningkatan laba tersebut mengakibatkan ROA semakin tinggi.

 Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dirumuskan sebagai berikut

(Riyadi, 2004):

LDR =Total Kredit yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga (DPK)× 100%

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 57/122

d.  Non Performing Loan Netto (X4)

 NPL adalah rasio yang digunakan untuk mengukur 

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah

yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang

diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank 

lain. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah rasio NPL Net.

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,diragukan, dan macet. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 

(PPAP) disini adalah PPAP yang telah dibentuk untuk kredit

dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Pengaruh

 NPL terhadap ROA menunjukkan pengaruh negatif yang artinya

semakin tinggi NPL menunjukkan resiko kredit yang ditanggung

 bank tinggi sehingga dapat menurunkan pendapatan bank. Semakin

rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank (ROA) tersebut

akan semakin meningkat. (Hasibuan, 2007). Rasio ini dapat

diformulasikan sebagai berikut (Riyadi, 2004):

 NPL Net =

Total Kredit Bermasalah - PPAP Khusus Kol. 3 s.d. 5

Total Kredit yang Diberikan × 100%

3.5 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum swasta nasional

devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007

sampai tahun 2010.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 58/122

 b. Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan penilaian terhadap

 beberapa kriteria tertentu yang merupakan target populasi, yaitu sebagai

 berikut.

1. Bank umum swasta nasional devisa (BUSN) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007―2010.

2. BUSN devisa yang konsisten/selalu menerbitkan laporan keuangan

tahunan yang diaudit dari tahun 2007―2010, dan

3. BUSN devisa yang memiliki laporan (data) keuangan yang lengkap

dan relevan/terkait dengan variabel-variabel (rasio-rasio keuangan)

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

No. Kriteria Jumlah

1. Bank umum swasta nasional devisa (BUSN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007―2010

19

2. BUSN devisa yang tidak konsisten menerbitkan laporankeuangan tahunan yang diaudit dari tahun 2007―2010.

(1)

3. BUSN devisa yang tidak memiliki laporan (data) keuanganyang lengkap dan relevan/terkait dengan variabel-variabelyang digunakan dalam penelitian.

(6)

Jumlah Sampel 12Sumber: www.idx.co.id (diakses tanggal 5 Agustus 2011, data diolah)

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 59/122

Berdasarkan kriteria penarikan sampel, maka diperoleh sampel

sasaran penelitian sebanyak 12 perusahaan, antara lain:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. KODE EMITEN

1 AGRO PT. Bank Agroniaga, Tbk  

2 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk  

3 BBKP PT. Bank Bukopin, Tbk  

4 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk  

5 BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk  6 BNBA PT. Bank Bumi Arta, Tbk  

7 BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk  

8 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk  

9 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk  

10 MEGA PT. Bank Mega, Tbk  

11 NISP PT. Bank OCBC NISP, Tbk  

12 PNBN PT. Pan Indonesia, Tbk  

Sumber: www.idx.co.id (diakses tanggal 5 Agustus 2011)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

 bersumber dari data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak dari sumbernya

secara langsung melainkan sudah diolah dan dikumpulkan oleh lembaga

 pengumpul data ataupun pihak lain sebelumnya dan biasanya dalam bentuk 

 publikasi ataupun sumber-sumber tercetak (Sugiyono, 2006). Data tersebut

diperoleh dari media internet melalui situs www.idx.co.id, www.bi.go.id, dan

www.google.com.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 60/122

Data tersebut meliputi:

1. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dari bank umum swasta

nasional devisa di BEI selama periode 2007―2010.

2. Data-data lainnya yang mendukung dan relevan terhadap penelitian

ini yang diperoleh dari media internet dan sumber lainnya, antara lain:

 jurnal-jurnal dan buletin penelitian, penelitian-penelitian terdahulu,

Statistik Perbankan Indonesia, Booklet Perbankan Indonesia,

Direktori Perbankan Indonesia,  Indonesian Capital Market Directory

(ICMD), dsb.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi (Sugiyono, 2006),

dimana peneliti mengumpulkan data, teori, pendapat para pakar dan praktisi,

dan berbagai informasi lainnya yang mendukung dan relevan terhadap

 permasalahan yang akan diteliti dari berbagai literatur dan media internet

seperti buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal penelitian, buletin penelitian, artikel,

majalah keuangan, penelitian-penelitian terdahulu, dan data-data lainnya yang

diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI): www.idx.co.id, situs

resmi Bank Indonesia (BI): www.bi.go.id, dan situs www.google.com.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 61/122

3.8 Metode Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data, peneliti menggunakan

menggunakan bantuan program statistik,  software SPSS  for windows. Adapun

metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-

tahap sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif 

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan

mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian data-data tersebut

diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga

diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang diteliti.

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik 

Sebelum data tersebut dianalisis dengan model regresi linier berganda,

maka sebelumnya harus memenuhi syarat uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah variabel

dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati

normal, atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusinormal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi

normal atau tidak dapat diketahui dengan menggunakan penyebaran data

melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonalnya maka model regresi memenuhi asumsi

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 62/122

normalitas. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov (Umar, 2008:181).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu

 pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau sama maka disebut

homoskedastisitas, demikian sebaliknya jika varians berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas sehingga model regresi layak dipakai untuk 

memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel

independennya.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam

model regresi dapat dilihat pada grafik Scatterplot . Jika titik-titik dalam

grafik menyebar tidak membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar 

kemudian menyempit), serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada

 beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi adatidaknya heteroskedastisitas, diantaranya adalah Uji Glejser.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antarvariabel independen.

Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 63/122

(multiko). Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat pada hasil

Collinearity Statistics  pada tabel Coefficients melalui program SPSS.

Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat nilai Variance Inflation

 Factor (VIF) dan Tolerance.

Jika nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak terdapat

masalah multikolinearitas yang serius. Jika nilai VIF > 5 dan nilai

Tolerance < 0.1, maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius

(Situmorang et al , 2010:133). Model regresi yang baik seharusnya tidak 

terjadi korelasi diantara variabel independen. Terdapat bermacam cara

untuk menghilangkan gejala multikolinearitas dalam suatu model regresi

antara lain dengan menambah data sampel atau menghilangkan salah satu

atau beberapa variabel yang mempunyai nilai korelasi yang tinggi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual ) pada

 periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang

datanya adalah time series atau berdasarkan waktu berkala, seperti

 bulanan, triwulanan, dan tahunan. Gejala autokorelasi dideteksi dengan

menggunakan metode The Breusch-Godfrey (BG) Test dan Uji Durbin-

Watson (DW test ) (Situmorang et al , 2010:121).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 64/122

3.8.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan pada penelitian ini untuk 

mengetahui pengaruh variabel independen/bebas, yakni Capital Adequacy Ratio

(CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),  Loan to

 Deposit Ratio (LDR), dan  Non Performing Loan Netto (NPL Net) terhadap

variabel dependen/terikat, yaitu  Return on Assets (ROA), dengan rumus

 persamaannya adalah sebagai berikut.

Y = α + ƅ1X1 + ƅ2X2 + ƅ3X3 + ƅ4X4 + e

Dimana:

Y =  Return on Assets (ROA)

α = Konstanta

ƅ1 = Koefisien regresi variabel X1

ƅ2 = Koefisien regresi variabel X2

ƅ3 = Koefisien regresi variabel X3

ƅ4 = Koefisien regresi variabel X4

X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

X3

=  Loan to Deposit Ratio (LDR)

X4 =  Non Performing Loan Netto (NPL Net)

e = error term

3.8.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R 2) atau Goodness of Fit 

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 65/122

determinasi adalah diantara nol sampai satu. Nilai R 2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk 

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:15).

3.8.3.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen/bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen/terikat.

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

signifikansi simultan (uji-F) dan uji signifikansi parsial (uji-t).

a. Uji Signifikansi Simultan (uji-F)

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabelindependen secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependennya. Perumusan hipotesisnya:

a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel-variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependennya.

 b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependennya.

Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan (α) = 5%

untuk mendapatkan nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusannya

sebagai berikut:

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 66/122

a. Jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

 b. Jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka Ha diterima.

b. Uji Signifikansi Parsial (uji-t)

Uji-t (uji individual) digunakan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel independen (secara parsial) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependennya dengan asumsi variabel

independen yang lain dianggap konstan. Perumusan hipotesisnya :

a. H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.

 b. Ha : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependennya.

Pada uji ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat

signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:

a. Jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

 b. Jika thitung ≥ ttabel atau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka Ha diterima.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 67/122

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tonggak Perkembangan Bursa Efek di Indonesia

Pasar modal adalah suatu lembaga perantara (intermediaries) yang

mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya

memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Tempat di mana

terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa

efek merupakan arti pasar modal secara fisik.

Pasar modal mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian.

Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

efisien, karena dengan adanya pasar modal, maka pihak yang kelebihan dana(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar adalah

sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana

yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-

 perusahaan tersebut (Tandelilin, 2010). Di bawah ini adalah kronologi dan

 perkembangan Bursa Efek di Indonesia:

1. 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. 1914―1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3. 1925―1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 68/122

4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II), Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942―1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia

II.

6. 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar 

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr.Sumitro Djojohadikusumo).

Instrumen yang diperdagangkan Obligasi Pemerintah RI (1950).

7. 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin

tidak aktif.

8. 1956―1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar 

Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan  go public PT.

Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10. 1977―1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

11. 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 69/122

12. 1988―1990: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

13. 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer .

14. Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk  go public

dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

sistem computer JATS ( Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November 1955: Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.19. 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20. 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat ( scripless trading ) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading ).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 70/122

22. 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.2 Profil Perusahaan

Berikut ini disajikan profil singkat perusahaan yang menjadi sampel

 penelitian.

Tabel 4.1

Profil Perusahaan Sampel

Sumber: www.idx.co.id dan Direktori Perbankan Indonesia

1. Nama Bank : PT. Bank Agroniaga, Tbk.

Alamat Bank : Plaza Great River Indonesia, Jln. H.R. Rasuna Said

Blok X-2 No. 1, Kuningan, Jakarta 12950.

Telp. : (021) 5262570

Fax : (021) 5262559

E-mail : [email protected]

Website : www.bankagro.co.id

No. Kode Emiten

Tanggal

Pendirian Pencatatan

1. AGRO PT. Bank Agroniaga, Tbk   27 September 1989 8 Agustus 2003

2. BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk 21 Februari 1957 31 Mei 2000

3. BBKP PT. Bank Bukopin, Tbk 10 Juli 1970 10 Juli 2006

4. BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 18 Januari 1972 10 Januari 2001

5. BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk 1 April 1913 21 Nopember 2002

6. BNBA PT. Bank Bumi Arta, Tbk 3 Maret 1967 1 Juni 20067. BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 15 Mei 1959 21 Nopember 1989

8. BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk 28 September 1968 1 Mei 2002

9. MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk 7 September 1989 29 Agustus 1997

10. MEGA PT. Bank Mega, Tbk 15 April 1969 17 April 2000

11. NISP PT. Bank OCBC NISP, Tbk 4 April 1941 20 Oktober 1994

12. PNBN PT. Bank Pan Indonesia, Tbk 18 Agustus 1971 29 Desember 1982

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 71/122

Izin Usaha : Menkeu RI SK No. 1347/KMK.013/1983, Tgl.

12 Desember 1989

Izin menjadiBank Devisa : No. 8/41/KEP.GBI/2006, Tgl. 8 Mei 2006

2. Nama Bank : PT. Bank Central Asia, Tbk.

Alamat Bank : Menara BCA, Grand Indonesia, Jln. M.H. Thamrin No. 1

Jakarta 12920.

Telp. : (021) 5208650, 5711250, 5208750

Fax : (021) 5710928, 5701865

Website : www.klikbca.com

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 9/110/KEP/DIR/UD, Tgl. 28 Maret 1977

3. Nama Bank : PT. Bank Bukopin, Tbk.

Alamat Bank : Jln. M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta 12770.

Telp. : (021) 7989837, 7988266

Fax : (021) 7980625, 7980238, 7980244

Website : www.bukopin.co.id

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 29/135/KEP/DIR, Tgl. 2 Desember 1997

4. Nama Bank : PT. Bank Nusantara Parahyangna, Tbk.

Alamat Bank : Jln. Ir. H. Juanda No. 95, Bandung 40132.

Telp. : (022) 2550100, 2550187, 2513388

Fax : (022) 2514580

E-mail : [email protected]

Website : www.bankbnp.com

Izin menjadiBank Devisa` : SK.DIR.BI No. 27/42/KEP/DIR, Tgl. 5 Agustus 1994

5. Nama Bank : PT. Bank Kesawan, Tbk.

Alamat Bank : Jln. Hayam Wuruk No. 33, Jakarta 10120.

Telp. : (021) 3508888

Fax : (021) 34832741

E-mail : [email protected]

Website : www.bankkesawan.co.id

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 72/122

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 28/150/KEP/DIR, Tgl. 22 Februari

19966. Nama Bank : PT. Bank Bumi Arta, Tbk.

Alamat Bank : Jln. KH. Wahid Hasyim No. 234, Jakarta 10250.

Telp. : (021) 2300893, 2300455

Fax : (021) 3102632, 325291

E-mail : [email protected]

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 24/35/KEP/DIR, Tgl. 20 Agustus 1991

7. Nama Bank : PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.

Alamat Bank : Plaza BII, Menara II, Jln. M.H. Thamrin Kav. 2 No.

51, Jakarta 10350.

Telp. : (021) 2300888, 2300666

Fax : (021) 31934609, 330961, 301412

Website : www.bii.co.id

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 21/11/Dir/UPPS, Tgl. 9 November 1988

8. Nama Bank : PT. Bank Swadesi, Tbk.

Alamat Bank : Jln. H. Samanhudi No. 37, Jakarta.

Telp. : (021) 3808178, 3500007

Fax : (021) 3808178

E-mail : [email protected]

Website : www.bankswadesi.co.id

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 27/68/KEP/DIR, Tgl. 12 Oktober 1994

9. Nama Bank : PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk.

Alamat Bank : Mayapada Tower Ground Floor-2, Jln. Jend. Sudirman

Kav. 28, Jakarta.

Telp. : (021) 5212288-1300, 2511588-2300

Fax : (021) 5211995-965-539-985

E-mail : [email protected]

Website : www.bankmayapada.com

Izin menjadi

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 73/122

Bank Devisa : SK.DIR.BI No. 26/26/KEP/DIR/UD, Tgl. 3 Juni 1993

10. Nama Bank : PT. Bank Mega, Tbk.Alamat Bank : Menara Bank Mega, Jln. Kapten Tandean Kav. 12-14 A,

Jakarta 1279.

Telp. : (021) 79175000

Fax : (021) 79187100

Website : www.bankmega.com

Izin menjadiBank Devisa : SK.3/1/KEP.DGS/2001, Tgl. 31 Januari 2001

11. Nama Bank : PT. Bank OCBC NISP, Tbk.Alamat Bank : OCBC – NISP Tower, Jln. Prof. Dr. Satrio Kav. 25,

Jakarta Selatan 12940.

Telp. : (021) 6006757, 6291208-1471

Fax : (021) 6006763-6507

E-mail : [email protected]

Website : www.banknisp.com

Izin menjadi

Bank Devisa : SK.DIR.BI No. 23/9/KEP/DIR, Tgl. 19 Mei 199012. Nama Bank : PT. Pan Indonesia Bank, Tbk.

Sebutan Bank : Bank Panin

Alamat Bank : Plaza Bank Centre, Jln. Jend. Sudirman Kav. 1

(Senayan), Jakarta 10270.

Telp. : (021) 2700545

Fax : (021) 2700340, 2700391

E-mail : [email protected]

Website : www.panin.co.id

Izin menjadiBank Devisa : SK.DIR.BI No. 5/2-KEP.DIR Tgl 21 April 1972

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 74/122

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif 

1. Deskripsi Nilai Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) BUSN devisa di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007―2010.

Tabel 4.2

Capital Adequacy Ratio (CAR) BUSN devisa di BEI Tahun 2007―2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 4.2 menggambarkan nilai variabel CAR pada masing-masing BUSN

devisa di BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010. Pada tabel ini

dapat dilihat nilai CAR mengalami fluktuasi pada setiap tahun penelitian (dari

tahun ke tahun). Berdasarkan tingkat rata-rata per perusahaan, nilai CAR 

tertinggi diraih oleh PT. Bank Bumi Arta, Tbk (BNBA), yaitu sebesar 29.72%

dan nilai CAR terendah dimiliki oleh PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW), yaitu

sebesar 10.95%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai CAR tertinggi

No. Kode Emiten

Capital Adequacy Ratio (CAR)

(%) Rata-rata

(%)2007 2008 2009 2010

1. AGRO 17.27 13.51 19.63 14.42 16.21

2. BBCA 19.22 15.78 15.33 13.50 15.96

3. BBKP 12.84 10.36 14.36 12.06 12.40

4. BBNP 17.00 14.04 12.56 12.94 14.13

5. BKSW 10.33 10.34 12.47 10.66 10.95

6. BNBA 34.30 31.15 28.42 25.01 29.72

7. BNII 20.19 19.44 14.71 12.65 16.75

8. BSWD 20.66 33.27 32.90 26.86 28.42

9. MAYA 29.95 23.69 19.37 22.61 23.90

10. MEGA 11.84 16.09 18.01 15.03 15.24

11. NISP 16.15 17.01 18.00 16.68 16.96

12. PNBN 21.58 20.31 21.79 16.58 20.06

Rata-rata per tahun (%) 19.28 18.75 18.96 16.58 18.39

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 75/122

terdapat pada tahun 2007, yaitu sebesar 19.28% dan nilai CAR terendah terdapat

 pada tahun 2010, yaitu sebesar 16.58%.

Pada tahun 2007, nilai CAR tertinggi diraih oleh PT. Bumi Arta, Tbk 

(BNBA), yaitu sebesar 34.30% dan nilai CAR terendah dimiliki oleh PT. Bank 

Kesawan, Tbk (BKSW), yaitu sebesar 10.33%. Pada tahun 2008, nilai CAR 

tertinggi diraih oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD), yaitu sebesar 33.27% dan

nilai CAR terendah dimiliki oleh PT. Kesawan, Tbk, yaitu sebesar 10.34%.

Sementara itu, pada tahun 2009, nilai CAR tertinggi kembali dimiliki oleh PT.

Bank Swadesi, Tbk dengan angka 32.90% dan PT. Bank Kesawan, Tbk kembali

menempati posisi terendah dalam perolehan nilai CAR. Emiten BKSW memiliki

nilai CAR sebesar 12.47% dan pada tahun 2010, PT. Bank Swadesi, Tbk masih

memiliki nilai CAR yang tertinggi, yaitu sebesar 26.86% dan nilai CAR 

terendah masih dipegang oleh PT. Bank Kesawan, Tbk, yaitu sebesar 10.66%.

Jika nilai CAR tinggi, berarti bank tersebut mampu membiayai operasi

 bank dan keadaan tersebut akan menguntungkan bagi bank bersangkutan karena

memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas ( Return on Assets)

(Kuncoro, 2011). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, CAR bank 

ditetapkan minimal 8%. Selama periode 2007―2010, semua BUSN devisa yangmenjadi sampel penelitian sudah memenuhi ketentuan CAR yang ditetapkan

oleh BI. Secara teoretis, hal ini berarti permodalan bank yang ada telah

mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien dan

mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 76/122

2. Deskripsi Nilai Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) BUSN devisa di BEI Tahun 2007―2010.

Tabel 4.3

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BUSN

devisa di BEI Tahun 2007―2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 4.3 menggambarkan nilai variabel rasio BOPO pada masing-masing

BUSN devisa di BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010. Pada

tabel ini dapat dilihat nilai rasio BOPO mengalami fluktuasi pada setiap tahun

 penelitian. Berdasarkan tingkat rata-rata per perusahaan, nilai BOPO tertinggi

diraih oleh PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW), yaitu sebesar 95.90% dan nilai

BOPO terendah dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu

sebesar 61.80%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai BOPO tertinggi

No. Kode Emiten

Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)

(%)Rata-rata

(%)

2007 2008 2009 2010

1. AGRO 100.96 99.71 91.31 83.28 93.81

2. BBCA 65.88 59.41 60.20 61.73 61.80

3. BBKP 83.62 82.33 87.05 82.15 83.79

4. BBNP 86.82 88.06 89.14 86.05 87.52

5. BKSW 95.12 102.64 94.00 91.83 95.90

6. BNBA 83.27 79.95 80.66 83.21 81.77

7. BNII 96.29 94.52 99.52 90.97 95.32

8. BSWD 90.68 75.00 68.85 67.10 75.41

9. MAYA 88.46 90.63 93.82 90.09 90.7510. MEGA 76.42 79.17 85.87 77.58 79.76

11. NISP 88.19 86.12 78.11 78.85 82.82

12. PNBN 69.04 76.10 71.74 67.81 71.17

Rata-rata per tahun (%) 85.40 84.47 83.36 80.05 83.32

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 77/122

terdapat pada tahun 2007, yaitu sebesar 85.40% dan nilai BOPO terendah

terdapat pada tahun 2010, yaitu sebesar 80.05%.

Pada tahun 2007, nilai BOPO tertinggi diraih oleh PT. Agroniaga, Tbk 

(AGRO), yaitu sebesar 100.96% dan nilai BOPO terendah dimiliki oleh PT.

Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu sebesar 65.88%. Pada tahun 2008, nilai

BOPO tertinggi diraih oleh PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW), yaitu 102.64%

dan nilai BOPO terendah dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk, yaitu

59.41%. Sementara itu, pada tahun 2009, nilai BOPO tertinggi dimiliki oleh PT.

Bank Internasional Indonesia, Tbk (BNII) dengan angka 99.52% dan PT. Bank 

Central Asia, Tbk kembali menempati posisi terendah dalam perolehan nilai

BOPO. Emiten BBCA memiliki nilai BOPO sebesar 60.20% dan pada tahun

2010, PT. Bank Kesawan, Tbk memiliki nilai BOPO yang tertinggi, yaitu

sebesar 91.83% dan nilai BOPO terendah masih dimiliki oleh PT. Bank Central

Asia, Tbk, yaitu sebesar 61.73%.

Rasio efisiensi operasional (BOPO) yang mendekati angka 75% berarti

kinerja bank menunjukkan efisiensi yang baik/tinggi (Riyadi, 2004). Ada

 beberapa bank yang menunjukkan kinerja efisiensi yang baik, diantarannya

adalah emiten BSWD pada tahun 2008. Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar sehingga pada akhirnya  Return on Assets

(ROA) bank menurun (Mawardi, 2005). Sesuai dengan ketentuan BI, rasio

BOPO yang ditoleransi adalah maksimal 93,52% (Riyadi, 2004). Selama periode

2007―2010, ada 4 BUSN devisa yang belum memenuhi ketentuan rasio BOPO

yang ditoleransi oleh BI, yaitu emiten AGRO, BKSW, BNII, dan MAYA.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 78/122

3. Deskripsi Nilai Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) BUSN devisa di BEI

Tahun 2007―2010.

Tabel 4.4

 Loan to Deposit Ratio (LDR) BUSN devisa di BEI Tahun 2007―2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 4.4 menggambarkan nilai variabel LDR pada masing-masing BUSN

devisa di BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010. Pada tabel ini

dapat dilihat nilai LDR mengalami fluktuasi pada setiap tahun penelitian.

Berdasarkan tingkat rata-rata per perusahaan, nilai LDR tertinggi diraih oleh PT.

Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA), yaitu sebesar 92.06% dan nilai

LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu sebesar 

50.84%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai LDR tertinggi terdapat pada

tahun 2008, yaitu sebesar 76.66% dan nilai LDR terendah terdapat pada tahun

2007, yaitu sebesar 68.95%. Pada tahun 2007, nilai LDR tertinggi diraih oleh

No. Kode Emiten

 Loan to Deposit Ratio (LDR)

(%) Rata-rata

(%)2007 2008 2009 2010

1. AGRO 77.10 94.67 81.23 86.68 84.92

2. BBCA 43.55 53.83 50.54 55.46 50.843. BBKP 65.37 83.72 77.09 72.92 74.77

4. BBNP 49.39 66.12 73.79 80.49 67.45

5. BKSW 68.46 74.66 66.97 71.65 70.43

6. BNBA 51.99 59.86 50.58 54.18 54.15

7. BNII 77.07 80.98 78.94 83.77 80.19

8. BSWD 62.16 83.11 81.10 87.38 78.44

9. MAYA 103.88 102.22 83.77 78.38 92.06

10. MEGA 46.74 64.67 56.82 56.77 56.25

11. NISP 89.15 76.72 72.43 77.96 79.06

12. PNBN 92.50 79.33 73.12 76.04 80.25

Rata-rata per tahun (%) 68.95 76.66 70.53 73.47 72.40

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 79/122

PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA), yaitu sebesar 103.88% dan

nilai LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu

sebesar 43.55%. Pada tahun 2008, nilai LDR tertinggi juga diraih oleh emiten

MAYA, yaitu 102.22% dan nilai LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Central

Asia, Tbk, yaitu 53.83%. Sementara itu, pada tahun 2009, nilai LDR tertinggi

masih dimiliki oleh emiten MAYA dengan angka 83.77% dan PT. Bank Central

Asia, Tbk kembali menempati posisi terendah dalam perolehan nilai LDR.

Emiten BBCA memiliki nilai LDR sebesar 50.54% dan pada tahun 2010, PT.

Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yang memiliki nilai LDR tertinggi, yaitu sebesar 

87.38% dan nilai LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Bumi Arta, Tbk, yaitu

sebesar 54.18%.

Tingkat LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah maksimal

sebesar 110%. Secara teoretis, LDR = 110% atau > 110% dinilai tidak sehat

sedangkan LDR < 110% dinilai sehat (Riyadi, 2004). Besarnya angka LDR 

menunjukkan bahwa manajemen bank tersebut mempunyai kemampuan untuk 

memasarkan dana yang dimiliki. Meskipun tingginya angka LDR dapat

 berpotensi menaikkan laba bank, namun hal itu tetap harus diiringi dengan sikap

hati-hati dalam penyaluran kredit agar kelak tidak menimbulkan kredit macet(Hariyani, 2010). Selama periode 2007―2010, semua BUSN devisa sudah

memenuhi ketentuan LDR yang diperkenankan oleh BI, walaupun masih ada

 beberapa bank yang belum maksimal dalam menyalurkan/memasarkan dana

yang dimiliki karena nilai LDR-nya masih sangat jauh dari angka 90―100%.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 80/122

4. Deskripsi Nilai Variabel  Non Performing Loan Netto (NPL Net) BUSN

devisa di BEI Tahun 2007―2010.

Tabel 4.5

 Non Performing Loan Netto (NPL Net) BUSN devisa di BEI Tahun

2007―2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 4.5 menggambarkan nilai variabel NPL Net pada masing-masing

BUSN devisa di BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010. Pada

tabel ini dapat dilihat nilai NPL Net mengalami fluktuasi pada setiap tahun

 penelitian. Berdasarkan tingkat rata-rata per perusahaan, nilai NPL Net tertinggi

diraih oleh PT. Bank Kesawan, Tbk (BKSW), yaitu sebesar 4.34% dan nilai

 NPL Net terendah dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu

sebesar 0.16%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai NPL Net tertinggi

No. Kode Emiten

 Non Performing Loan Netto (NPL Net)

(%) Rata-rata

(%)2007 2008 2009 2010

1. AGRO 4.28 3.59 4.47 1.84 3.54

2. BBCA 0.14 0.14 0.13 0.24 0.16

3. BBKP 2.49 4.12 2.38 2.52 2.88

4. BBNP 1.48 1.12 1.81 0.63 1.26

5. BKSW 6.33 3.74 5.39 1.91 4.34

6. BNBA 1.78 1.46 1.71 1.83 1.69

7. BNII 2.34 1.54 1.56 1.78 1.80

8. BSWD 1.36 1.64 1.42 2.62 1.76

9. MAYA 0.34 2.07 0.49 2.01 1.23

10. MEGA 1.05 0.79 1.02 0.74 0.9011. NISP 2.12 1.75 1.39 0.82 1.52

12. PNBN 1.76 2.15 1.60 2.60 2.03

Rata-rata per tahun (%) 2.12 2.01 1.95 1.63 1.93

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 81/122

terdapat pada tahun 2007, yaitu sebesar 2.12% dan nilai NPL Net terendah

terdapat pada tahun 2010, yaitu sebesar 1.63%.

Pada tahun 2007, nilai NPL Net tertinggi diraih oleh PT. Bank Kesawan,

Tbk (BKSW), yaitu sebesar 6.33% dan nilai NPL Net terendah dimiliki oleh PT.

Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu sebesar 0.14%. Pada tahun 2008, nilai

 NPL Net tertinggi diraih oleh PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP), yaitu 4.12% dan

nilai NPL Net terendah masih dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk, yaitu

0.14%. Sementara itu, pada tahun 2009, nilai NPL Net tertinggi kembali dimiliki

oleh emiten BKSW dengan angka 5.39% dan PT. Bank Central Asia, Tbk 

kembali menempati posisi terendah dalam perolehan nilai NPL Net. Emiten

BBCA memiliki nilai NPL Net sebesar 0.13% dan pada tahun 2010, PT. Bank 

Swadesi, Tbk (BSWD) yang memiliki nilai NPL Net tertinggi, yaitu sebesar 

2.62% dan nilai NPL Net terendah tetap dimiliki oleh PT. Bank Central Asia,

Tbk, yaitu sebesar 0.24%.

Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank 

yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan

kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas

 bank (ROA) tersebut akan semakin meningkat (Hasibuan, 2007). Targetindikatif rasio NPL Net sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia saat ini adalah

maksimum 5%. Selama periode 2007―2010, hanya ada 1 bank, yakni PT. Bank 

Kesawan, Tbk (BKSW) yang belum memenuhi ketentuan NPL Net yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 82/122

5. Deskripsi Nilai Variabel  Return on Assets (ROA) BUSN devisa di BEI

Tahun 2007―2010.

Tabel 4.6

 Return on Assets (ROA) BUSN devisa di BEI Tahun 2007―2010

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 4.6 menggambarkan nilai variabel ROA masing-masing BUSN

devisa di BEI selama periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010. Pada tabel ini

dapat dilihat nilai ROA mengalami fluktuasi pada setiap tahun penelitian.

Berdasarkan tingkat rata-rata per perusahaan, nilai ROA tertinggi diraih oleh PT.

Bank Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu sebesar 2.36% dan nilai ROA terendah

dimiliki oleh PT. Bank Agroniaga, Tbk (AGRO), yaitu sebesar 0.09%. Bila

ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai ROA tertinggi terdapat pada tahun 2010,

yaitu sebesar 1.11% dan nilai ROA terendah terdapat pada tahun 2007, yaitu

sebesar 0.95%. Pada tahun 2007, nilai ROA tertinggi diraih oleh PT. Bank 

No. Kode Emiten

 Return on Assets (ROA)

(%) Rata-rata

(%)2007 2008 2009 2010

1. AGRO -0.21 0.03 0.07 0.46 0.09

2. BBCA 2.06 2.35 2.41 2.61 2.363. BBKP 1.09 1.13 0.97 1.04 1.06

4. BBNP 0.84 0.92 0.75 0.90 0.85

5. BKSW 0.29 0.14 0.17 0.05 0.16

6. BNBA 1.07 1.35 1.17 1.01 1.15

7. BNII 0.64 0.84 0.06 0.61 0.54

8. BSWD 0.73 1.41 2.40 2.23 1.69

9. MAYA 0.91 0.74 0.54 0.76 0.74

10. MEGA 1.49 1.44 1.35 1.84 1.53

11. NISP 0.86 0.92 1.18 0.72 0.92

12. PNBN 1.59 1.09 1.75 1.15 1.39

Rata-rata per tahun (%) 0.95 1.03 1.07 1.11 1.04

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 83/122

Central Asia, Tbk (BBCA), yaitu sebesar 2.06% dan nilai ROA terendah

dimiliki oleh PT. Bank Agroniaga, Tbk (AGRO), yaitu sebesar -0.21%. Pada

tahun 2008, nilai ROA kembali diraih oleh emiten BBCA, yaitu 2.35% dan nilai

ROA terendah masih dimiliki oleh PT. Agroniaga, Tbk, yaitu 0.03%. Sementara

itu, pada tahun 2009, nilai ROA tertinggi kembali dimiliki oleh emiten BBCA

dengan angka 2.41% dan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BNII)

memiliki nilai ROA terendah, sebesar 0.06% dan pada tahun 2010, emiten

BBCA tetap memiliki nilai ROA tertinggi, yaitu sebesar 2.61% dan nilai ROA

terendah dimiliki oleh PT. Bank Kesawan (BKSW), Tbk, yaitu sebesar 0.05%.

Bila dicermati secara mendalam, hanya emiten BBCA dan AGRO yang

mengalami peningkatan nilai ROA dari tahun ke tahun.

Rasio Return on Assets (ROA) menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan

aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA suatu

 bank, semakin besar pula tingkat tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Dendawijaya, 2005). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas

aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Semakin besar ROA bank, maka

akan menunjukkan kinerja keuangan bank yang semakin baik (Merkusiwati,2007) dan (Febryani dan Rahadian, 2003). Sesuai dengan ketentuan Bank 

Indonesia, ROA bank ditetapkan minimal 1,25% (Mintarti, 2009). Selama tahun

2007 sampai dengan 2010, hanya ada 2 bank, yakni emiten BBCA dan MEGA

yang konsisten memenuhi ketentuan BI tersebut.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 84/122

4.3.2 Analisis Statistik 

4.3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 

1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak 

(Umar, 2008:181).

Gambar 4.1: Histogram

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa

grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal karena distribusi

data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Namun, dengan

hanya melihat grafik histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang

meragukan/menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot  (Ghozali,

2009:107), sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 85/122

Gambar 4.2: Normal P-Plot

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti

data berdistribusi normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena

mengikuti garis diagonal. Secara visual kelihatan normal, padahal secarastatistik bisa jadi sebaliknya. Oleh sebab itu, analisis harus dilengkapi dengan

uji statistik, diantaranya adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (KS).

Tabel 4.7

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

ResidualN 48

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .25372143

Most Extreme Differences Absolute .115

Positive .068

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .797

 Asymp. Sig. (2-tailed) .549

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 86/122

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.797. Nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.549, nilai tersebut berada di atas nilai

signifikan (0.05). Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal

(Sirumorang et al , 2010:97).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik 

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak 

dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel

independennya (Umar, 2008:179). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan metode grafik. Metode ini

dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen,

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2009:36).

Gambar 4.3: Scatterplot 

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 87/122

Dari Gambar 4.3, dapat dilihat bahwa pada tampilan grafik  scatterplot ,

titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi pada penelitian

ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (ROA) berdasarkan

masukan variabel independenya (CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net). Analisis

dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena

 jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah

 pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab

itu, diperlukan juga uji statistik yang lebih menjamin keakuratan hasil, antara

lain adalah Uji Glejser (Ghozali, 2009:38).

Tabel 4.8

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .423 .227 1.863 .069

CAR -.001 .004 -.023 -.147 .884

BOPO -.005 .003 -.340 -1.937 .059

LDR .002 .002 .183 1.160 .252

NPL Net .029 .021 .236 1.388 .172

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Hasil tampilan ouput SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel

independen tidak signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini terlihat dari

 probabilitas signifikansi semua variabel yang berada di atas 0.05. Dengan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 88/122

demikian, tidak terdapat indikasi adanya heteroskedastisitas pada model regresi

(Situmorang et al , 2010:108).

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi yang tinggi antarvariabel independen. Jika ditemukan, maka

dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik 

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi adanya

multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilai variance inflation factor 

(VIF) dan Tolerance  pada hasil Collinearity Statistics  pada tabel Coefficients

melalui program SPSS. Jika nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0.1, maka

tidak terdapat masalah multikolinearitas. Jika nilai VIF > 5 dan nilai Tolerance

< 0.1, maka terdapat masalah multikolinearitas (Situmorang et al , 2010).

Tabel 4.9

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.429 .368 14.735 .000

CAR .008 .006 .077 1.274 .210 .891 1.123

BOPO -.050 .004 -.801 -11.582 .000 .676 1.479

LDR -.003 .003 -.070 -1.129 .265 .838 1.193

NPL Net -.071 .034 -.139 -2.074 .044 .721 1.387

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Berdasarkan pada nilai Tolerance dan VIF, terlihat bahwa tidak ada

variabel yang memiliki nilai Tolerance di bawah 0.1 dan tidak ada juga

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 89/122

variabel yang memiliki nilai VIF di atas 5. Dengan demikian, tidak ada indikasi

terjadinya multikolinearitas antarvariabel independen.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual ) pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi

dideteksi dengan menggunakan metode The Breusch-Godfrey (BG) Test  dan

Uji Durbin-Watson (DW test ).

Tabel 4.10

Uji Breusch-Godfrey

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .375 .031 .975

CAR -.002 .006 -.043 -.260 .796

BOPO .000 .004 -.021 -.109 .914

LDR .001 .003 .063 .365 .717

NPL Net -.004 .035 -.020 -.105 .916

 Auto -.005 .160 -.005 -.031 .976

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Tampilan output menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk variabel

Auto (Lag) memberikan probabilitas signifikan 0.976 (di atas 0.05). Hal ini

menunjukkan tidak terdapat indikasi adanya autokorelasi atau data tidak 

terkena autokorelasi (Ghozali, 2009:86). Berikut ini adalah cara lain untuk 

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 90/122

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu dengan menggunakan Uji

Durbin-Watson (DW test ).

Tabel 4.11

Uji Durbin-Watson

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

im

n

i

n

1 .928a

.861 .848 .26526 1.912

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPOb. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Hasil output SPSS menunjukkan nilai DW sebesar 1.912, nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%,

 jumlah sampel (n) = 48 dan jumlah variabel bebas (k) = 4, maka di tabel

Durbin-Watson didapatkan nilai dL (durbin-watson lower /batas bawah) =

1.362, nilai dU (durbin-watson upper /batas atas) = 1.721 dan 4 ̶ dU = 2.279.

Pengambilan keputusannya adalah dU (1.721) ˂ d (1.912) ˂ 4 ̶ dU (2.279),

artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian, tidak 

terdapat adanya autokorelasi pada model regresi.

4.3.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil estimasi regresi dari pengolahan data setelah didapatkan hasil yang

BLUE ( Best Linear Unbiased Estimator ) dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 91/122

Tabel 4.12

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.429 .368 14.735 .000

CAR .008 .006 .077 1.274 .210

BOPO -.050 .004 -.801 -11.582 .000

LDR -.003 .003 -.070 -1.129 .265

NPL Net -.071 .034 -.139 -2.074 .044a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Model persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini sebagai

 berikut:

Y = 5.429 + 0.008 CAR ̶ 0.050 BOPO ̶ 0.003 LDR ̶ 0.071 NPL Net + e

Dimana:

Y =  Return on Assets (ROA)

CAR = Capital Adequacy Ratio

BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

LDR =  Loan to Deposit Ratio

 NPL Net =  Non Performing Loan Netto

e = error term (kesalahan pengganggu)

Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Konstanta sebesar 5.429 menunjukkan bahwa jika variabel independen

CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net dianggap konstan, maka nilai ROA

adalah sebesar 5.429.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 92/122

2. Koefisien regresi CAR sebesar 0.008 menunjukkan bahwa setiap

kenaikan CAR sebesar 1%, maka ROA meningkat sebesar 0.008%.

3. Koefisien regresi BOPO sebesar ̶ 0.050 menunjukkan bahwa setiap

kenaikan BOPO sebesar 1%, maka ROA akan mengalami penurunan

sebesar 0.050%.

4. Koefisien regresi LDR sebesar ̶ 0.003 menunjukkan bahwa setiap

kenaikan LDR sebesar 1%, maka ROA bank akan mengalami

 penurunan sebesar 0.003%.

5. Koefisien regresi NPL Net sebesar ̶ 0.071 menunjukkan bahwa setiap

kenaikan NPL Net sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 

0.071%.

4.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R 

2

) atau Goodness of Fit 

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah diantara nol sampai satu. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:15).

Tabel 4.13

Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit )

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

di

me

n

sio

n0

1 .928a

.861 .848 .26526

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPO

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 93/122

Tampilan output SPSS pada model summary menunjukkan besarnya R =

0.928, berarti hubungan (relation) antara variabel CAR, BOPO, LDR, dan

 NPL Net terhadap ROA sebesar 92.8%. Artinya hubungannya sangat erat.

Semakin besar R, berarti hubungannya semakin erat (Situmorang et al , 2010).

 Adjusted R Square sebesar 0.848, hal ini berarti 84.8% variasi ROA dapat

dijelaskan oleh variasi dari empat variabel independen, yaitu CAR, BOPO,

LDR, dan NPL Net, sedangkan sisanya 15.2% dijelaskan oleh sebab-sebab

yang lain di luar model atau faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

 penelitian.

Standart Error of the Estimate (SEE) atau standar deviasinya sebesar 

0.26526. SEE digunakan untuk mengukur variasi dari nilai yag diprediksi.

Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009:19).

4.3.2.4 Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependennya. Tampilan output SPSS ANOVA memberikan nilai F

statistik sebesar 66.508 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas jauh

di bawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel

independen, yaitu CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net secara bersama-sama

 berpengaruh terhadap variabel dependennya, yaitu ROA. Nilai Ftabel  pada

tingkat signifikan (α) = 5% adalah 2.59, berarti Fhitung (66.508) > Ftabel

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 94/122

(2.59). Dengan demikian, keempat variabel independen/bebas, yaitu CAR,

BOPO, LDR, dan NPL Net secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Fhitung (66.508) > Ftabel (2.59)

dan nilai signifikan 0.000 < 0.05. Kesimpulannya adalah H0 ditolak dan

Ha diterima. Hasil Pengujian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Dendawijaya (2005) dan Riyadi (2004) yang menyatakan bahwa CAR,

BOPO, LDR, dan NPL Net berpengaruh (memiliki pengaruh) secara

simultan terhadap ROA. Hasil pengujian ini juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mintarti (2009) yang menyatakan bahwa secara

simultan (serentak), variabel CAR, BOPO, LDR, dan NPL mempunyai

 pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Secara lebih jelas, uji-F (uji secara

serentak) dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14

Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 18.719 4 4.680 66.508 .000a

Residual 3.026 43 .070

Total 21.744 47

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPOb. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t (uji individual) digunakan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel independen, yaitu CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, yaitu

 profitabilitas yang diukur dengan ROA, dengan asumsi variabel independen

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 95/122

yang lain dianggap konstan. Hasil uji statistik t (uji secara parsial)

menunjukkan bahwa variabel independen BOPO (X2) dan NPL Net (X4)

 berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ROA (Y), sedangkan

variabel CAR (X1) dan LDR (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA (Y). Uji signifikansi parsial dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Uji-t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.429 .368 14.735 .000

CAR .008 .006 .077 1.274 .210

BOPO -.050 .004 -.801 -11.582 .000

LDR -.003 .003 -.070 -1.129 .265

NPL Net -.071 .034 -.139 -2.074 .044a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olahan SPSS (2012)

Hasil uji-t (uji secara parsial) menunjukkan :

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap  Return on Assets

(ROA)

Variabel CAR memiliki nilai thitung sebesar 1.274, angka positif (+)

menunjukkan hubungan yang searah atau berbanding lurus, artinya adalah

 jika CAR mengalami peningkatan (naik), maka ROA juga akan mengalami

 peningkatan (naik). Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan ttabel  pada

alpha 5%, yaitu sebesar 2.017. Nilai signifikan yang dimiliki CAR sebesar 

0.210, nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian,

secara parsial CAR mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 96/122

terhadap ROA. Variabel ini mempunyai koefisien regresi sebesar 0.008, hal

ini berarti jika variabel CAR meningkat sebesar 1%, maka ROA tidak akan

meningkat sebesar 0.008%, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap

konstan. Dengan demikian, H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil pengujian ini

tidak mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yang menyatakan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

 profitablitas (ROA). Hasil Pengujian ini bertentangan dengan teori yang

dikemukakan oleh Dendawijaya (2005) dan Hasibuan (2007) yang

menyatakan bahwa Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu

membiayai operasi bank dan menyerap kerugian yang timbul dari kegiatan

usahanya. Dengan meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada

meningkatnya laba atau profitabilitas (ROA) suatu bank, karena kerugian-

kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki oleh

 bank tersebut. Namun, hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy

 Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets.

2. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Return on Assets (ROA)

Variabel BOPO memiliki nilai thitung sebesar ̶ 11.582, angka negatif 

( ̶ ) menunjukkan hubungan yang terbalik, artinya adalah jika BOPO

mengalami peningkatan, maka ROA akan mengalami penurunan. Nilai ini

lebih kecil dibandingkan dengan ttabel  pada alpha 5%, yaitu sebesar 2.017.

Tingkat signifikan variabel BOPO sebesar 0.000 ˂ 0.05, artinya variabel

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 97/122

BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dengan demikian, secara

 parsial BOPO mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Variabel ini mempunyai koefisien regresi sebesar ̶0.050, hal ini berarti jika

variabel BOPO meningkat sebesar 1%, maka ROA akan menurun sebesar 

0.050%, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan. Hasil

 pengujian ini mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yang menyatakan

 bahwa rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

 berpengaruh signifikan terhadap profitablitas (ROA). Dengan demikian, H0

ditolak dan Ha diterima. Hasil pengujian ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Riyadi (2004) yang menyatakan bahwa semakin rendah

rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena

lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika

rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar,

sehingga pada akhirnya Return on Assets bank menurun. Hasil pengujian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mintarti (2009) dan Hayat

(2008) yang menyatakan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap  Return on Assets

(ROA). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi(2005) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap

ROA, jika BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar 

sehingga pada akhirnya  Return on Assets (ROA) bank menurun. Oleh

karena itu, manajemen bank perlu mengambil tindakan untuk menekan

 biaya operasi dan meningkatkan pendapatan operasi. Hal ini dapat dilakukan

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 98/122

dengan cara melakukan validasi setiap biaya yang hendak dikeluarkan bank,

apakah memang perlu dikeluarkan atau tidak. Dari Tabel 4.15 dapat

diketahui bahwa variabel BOPO mempunyai nilai  Beta Standard yang lebih

 besar dibandingkan dengan variabel NPL Net, yaitu sebesar 0.801 dengan

tanda negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling

mempengaruhi profitabilitas (ROA) BUSN devisa di BEI pada periode

2007―2010 adalah BOPO. Dengan demikian, BOPO menjadi hal yang

sangat dominan membuktikan bahwa dalam kondisi saat ini, sesuatu yang

 paling rasional dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profitabilitas

(ROA) dan menjaga kontinuitas usaha pada bank umum swasta nasional

(BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia adalah berkinerja secara efisien.

3. Pengaruh  Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap  Return on Assets

(ROA)

Variabel LDR memiliki nilai thitung sebesar ̶1.129, angka negatif ( ̶ )

menunjukkan hubungan yang terbalik. Nilai ini lebih kecil dibandingkan

dengan ttabel pada alpha 5%, yaitu sebesar 2.017. Tingkat signifikan variabel

LDR sebesar 0.265 > 0.05, artinya variabel LDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Dengan demikian, secara parsial LDR 

mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Variabel

ini mempunyai koefisien regresi sebesar ̶ 0.003, hal ini berarti jika variabel

LDR meningkat sebesar 1%, maka ROA tidak akan menurun sebesar 

0.003%, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan. Hasil

 pengujian ini tidak mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yang

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 99/122

menyatakan bahwa  Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan

terhadap profitablitas (ROA). Dengan demikian, H0 diterima dan Ha ditolak.

Hasil pengujian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Kasmir (2007) yang menyatakan bahwa peningkatan LDR berarti dana yang

disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga

 bertambah dan laba bank akan meningkat. Peningkatan laba tersebut

mengakibatkan ROA semakin tinggi. Namun, jika bank tidak mampu

menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan

menyebabkan bank tersebut mengalami kerugian (Simorangkir, 2004).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara teoretis, BUSN devisa

selama periode 2007―2010 belum maksimal, efektif, serta tepat guna

dalam memasarkan/menyalurkan dana yang dimiliki kepada pihak ketiga

(masyarakat). LDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja perbankan sebagai

lembaga intermediasi yaitu lembaga yang menghubungkan antara pihak 

yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana (Riyadi,

2004:147), berarti fungsi intermediasi yang dilakukan oleh BUSN devisa

selama periode 2007―2010 belum baik atau belum maksimal. Hasil

 pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mintarti (2009)dan Hayat (2008) yang menyatakan bahwa  Loan to Deposit Ratio (LDR)

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 100/122

4. Pengaruh Non Performing Loan Netto (NPL Net) terhadap Return on

 Assets (ROA)

Variabel NPL Net memiliki nilai thitung sebesar ̶2.074, angka negatif 

( ̶) menunjukkan hubungan yang terbalik. Nilai ini lebih kecil dibandingkan

dengan ttabel pada alpha 5%, yaitu sebesar 2.017. Tingkat signifikan variabel

 NPL Net sebesar 0.044 ˂ 0.05, artinya variabel NPL Net berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Dengan demikian, secara parsial NPL Net

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Variabel ini

mempunyai koefisien regresi sebesar ̶ 0.071, hal ini berarti jika variabel

 NPL Net meningkat sebesar 1%, maka ROA akan menurun sebesar 0.071%,

dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan. Hasil pengujian ini

mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yang menyatakan bahwa  Non

 Performing Loan Netto (NPL Net) berpengaruh signifikan terhadap

 profitablitas (ROA). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil

 pengujian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hasibuan (2007)

yang menyatakan bahwa semakin rendah NPL maka angka kedit macet juga

akan semakin kecil, sehingga laba atau profitabilitas bank (ROA) tersebut

akan semakin meningkat. Hasil pengujian ini juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mintarti (2009), Hayat (2008) dan Mawardi (2005)

yang menyatakan bahwa  Non Performing Loan (NPL) berpengaruh

signifikan terhadap Return on Assets (ROA).

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 101/122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis data dan

 pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya adalah sebagai

 berikut:

1. Hasil uji simultan (uji statistik F) menunjukkan bahwa kinerja bank yang

diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya/Beban Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),  Loan to Deposit Ratio (LDR),

dan  Non Performing Loan Netto (NPL Net) secara bersama-sama

 berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan  Return

on Assets (ROA) pada bank umum swasta nasional (BUSN) devisa diBursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007―2010.

2. Hasil uji secara individual atau parsial (uji statistik t) menujukkan bahwa:

a. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang

 positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum

swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia selama

 periode penelitian, yaitu tahun 2007―2010.

 b. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

 profitabilitas (ROA) bank umum swasta nasional (BUSN) devisa di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2007―2010.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 102/122

c. Variabel  Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang

negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum

swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia selama

 periode 2007―2010.

d. Variabel  Non Performing Loan Netto (NPL Net) mempunyai

 pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

 bank umum swasta nasional (BUSN) devisa di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2007―2010.

3. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini sebesar 0.848, hal ini berarti

84.8% variasi ROA dapat dijelaskan oleh variasi dari empat variabel

independen, yaitu CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net, sedangkan sisanya

15.2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model atau faktor-

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan hendaknya memperhatikan faktor-faktor CAR, BOPO, LDR,

dan NPL Net dalam meningkatkan laba atau profitabilitas (ROA),

khususnya tingkat efisiensi operasional (BOPO), karena jika BOPOsemakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar sehingga pada

akhirnya  Return on Assets (ROA) bank menurun. Tingginya persaingan

 bisnis pada sektor perbankan perlu disikapi dengan meningkatkan

efisiensi. Upaya peningkatan efisiensi dapat dilakukan melalui

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 103/122

 pengelolaan biaya secara efisien untuk menghasilkan peningkatan biaya

operasional yang minimal dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Perusahaan sebaiknya memperhatikan tingkat efisiensi dan kualitas

 penyaluran dana kredit kepada pihak ketiga (masyarakat) serta lebih

 berhati-hati atau bertindak secara rasional dalam memberikan kredit

kepada nasabah ataupun sektor-sektor tertentu agar tidak mengalami

kerugian, misalnya kredit macet.

3. Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan, diantaranya masih banyak 

faktor internal yang tidak diikutsertakan sebagai variabel

independen/bebas, misalnya  Net Interest Margin (NIM) dan suku bunga

kredit. Penelitian ini juga tidak memperhitungkan faktor eksternal,

sehingga diharapkan penelitian selanjutnya mampu melengkapi

keterbatasan yang ada pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga

sebaiknya menambah atau memperpanjang jumlah periode pengamatan

serta menggunakan metode analisis yang berbeda.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 104/122

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2005.  Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja

 Keuangan Bank . Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Ali, Masyhud. 2006.  Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

 Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta:Rajawali Pers.

Brealey, Richard A., Steward C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2008.  Dasar-dasar 

 Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima, Jilid 1 dan 2. Jakarta:Erlangga.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006.  Dasar-Dasar Manajemen

 Keuangan. Buku 1, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2005.  Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, CetakanPertama. Bogor: Ghalia Indonesia.

Febryani, Anita dan Rahadian Zulfadin. 2003. “Analisis Kinerja Bank Devisa danBank Non Devisa di Indonesia”,  Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7,

 No. 4, hal. 38-54.

Ghozali, Imam. 2009.  Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi SPSS 17 .Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadad, Muliaman D., Wimboh Santoso, dan Bambang Arianto. 2003. “Indikator Awal Krisis Perbankan”, Research Paper Bank Indonesia.

Hariyani, Iswi. 2010.  Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet . CetakanPertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta:

Bumi Aksara

Hayat, Atma, 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh TerhadapRentabilitas Perusahaan Perbankan yang Go-Public di Pasar ModalIndonesia”.  Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi,Vol. 7, No. 1, hal. 112-125.

Judisseno, Rimsky K. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan Indonesia. CetakanKedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 105/122

Kuncoro, Mudrajad. 2011. “Survei Perkembangan Indikator Kerja”,  Jurnal 

 Megadigma, Vol. 4, No. 3, hal. 295-326.

. 2003.  Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:Erlangga.

Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KinerjaKeuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank UmumDengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)”,  Jurnal Bisnis Strategi,Vol. 14, No. 1, hal. 83-94.

Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. “Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap

Kinerja Perusahaan”, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 1, hal. 100-108.

Mintarti, Sri. 2009. “Implikasi Proses Take Over  Bank Swasta Nasional Go

 Public Terhadap Tingkat Kesehatan dan Kinerja Bank”,  Jurnal Keuangan

dan Perbankan, Vol. 13, No. 2, hal. 346-358.

Muljono, Teguh Pudjo. 2002.  Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik 

 Perbankan. Edisi Ketiga, Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE.

 Nainggolan, Josep. 2004. “Analisis Determinan Tingkat Kesehatan DalamMempengaruhi Kinerja Bank Umum”, Tesis. Program PascasarjanaFakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Riyadi, Selamet. 2004.  Banking Assets and Liability Management . Edisi kedua.Jakarta: LPFE UI.

Siamat, Dahlan. 2005.  Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan

 Perbankan. Edisi Kelima. Jakarta: LPFE UI.

Simorangkir, O.P. 2004.  Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank .Cetakan Kedua. Ciawi: Ghalia Indonesia

Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar Muda, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Fadli,dan Fauzie Syarief. 2010.  Analisis Data untuk Riset Manajemen dan

 Bisnis. Cetakan Pertama. Medan: USU Press.

Sugiyono. 2006.  Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. Bandung: CV.Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:Kanisius.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 106/122

Umar, Husein. 2008.  Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. EdisiKedua. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

www.bi.go.id, diakses pada tanggal 5 Agustus 2011, pukul 09.00 WIB.

www.idx.co.id, diakses pada tanggal 5 Agustus 2011, pukul 11.00 WIB.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 107/122

LAMPIRAN

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

No.Kode

EmitenNama Perusahaan

KriteriaSampel

1 2 3

1. AGRO PT. Bank Agroniaga, Tbk  √ √ √ 1

2. BABP PT. Bank ICB Bumiputera Indonesia, Tbk X -

3. BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk 2

4. BBKP PT. Bank Bukopin, Tbk 3

5. BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 4

6. BCIC PT. Bank Mutiara, Tbk X -

7. BDMN PT. Bank Danamon, Tbk X -

8. BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk 5

9. BNBA PT. Bank Bumi Arta, Tbk √ √ √ 6

10. BNGA PT. Bank CIMB Niaga, Tbk √ √ X -

11. BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 7

12. BNLI PT. Bank Permata, Tbk X -13. BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk  √ √ √ 8

14. INPC PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk √ √ X -

15. MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk √ √ √ 9

16. MEGA PT. Bank Mega, Tbk 10

17. NISP PT. Bank OCBC NISP, Tbk 11

18. PNBN PT. Pan Indonesia, Tbk 12

19. SDRA PT. Bank Himpunan Saudara, Tbk X -

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 108/122

RINGKASAN PERHITUNGAN R OA

Emiten Laba Bersih Total Aktiva  Return on Assets (ROA)

2010 Rp Juta Rp Juta %

AGRO 14.027 3.054.093 0.46

BBCA 8.479.273 324.419.069 2.61

BBKP 492.599 47.489.366 1.04

BBNP 47.475 5.282.255 0.90

BKSW 1.212 2.589.915 0.05

BNBA 26.979 2.661.052 1.01

BNII 460.989 75.130.433 0.61

BSWD 35.092 1.570.332 2.23MAYA 76.954 10.102.288 0.76

MEGA 951.800 51.596.960 1.84

 NISP 320.986 44.474.822 0.72

PNBN 1.257.925 108.947.955 1.15

2009

AGRO 2.199 2.981.696 0.07

BBCA 6.807.242 282.392.324 2.41

BBKP 362.191 37.173.318 0.97

BBNP 29.399 3.896.399 0.75BKSW 3.988 2.347.791 0.17

BNBA 28.214 2.403.186 1.17

BNII 40.969 60.965.774 0.06

BSWD 36.950 1.537.378 2.40

MAYA 41.099 7.629.928 0.54

MEGA 537.460 39.684.622 1.35

 NISP 435.865 37.052.596 1.18

PNBN 915.298 77.857.418 1.75

2008AGRO 684 2.582.432 0.02

BBCA 5.776.139 245.569.856 2.35

BBKP 368.780 32.633.063 1.13

BBNP 28.364 3.094.814 0.92

BKSW 3.113 2.162.316 0.14

BNBA 27.621 2.044.367 1.35

BNII 480.468 56.855.129 0.84

BSWD 19.221 1.359.880 1.41

MAYA 40.965 5.512.694 0.74

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 109/122

MEGA 501.681 34.860.872 1.44

 NISP 316.922 34.245.838 0.92

PNBN 701.361 64.391.915 1.09

2007

AGRO -6.309 2.972.757 -0.21

BBCA 4.489.252 218.005.008 2.06

BBKP 375.126 34.446.177 1.09

BBNP 31.849 3.772.838 0.84

BKSW 6.258 2.184.493 0.29

BNBA 20.802 1.950.256 1.07

BNII 352.828 55.015.693 0.64

BSWD 8.486 1.167.744 0.73

MAYA 40.744 4.474.878 0.91

MEGA 520.719 34.907.728 1.49

 NISP 250.084 28.969.069 0.86

PNBN 852.252 53.470.645 1.59

RINGKASAN PERHITUNGAN CAR 

Emiten Total Modal ATMR   Capital Adequacy Ratio (CAR)2010 Rp Juta Rp Juta %

AGRO 278.016 1.927.990 14.42

BBCA 27.722.168 205.349.477 13.50

BBKP 2.668.385 22.129.345 12.06

BBNP 535.060 4.135.630 12.94

BKSW 169.493 1.589.992 10.66

BNBA 388.719 1.554.185 25.01

BNII 7.140.575 56.450.403 12.65

BSWD 306.375 1.140.421 26.86

MAYA 1.522.136 6.730.825 22.61

MEGA 4.405.094 29.301.148 15.03

 NISP 5.597.245 33.551.643 16.68

PNBN 10.793.317 65.078.846 16.58

2009

AGRO 370.918 1.889.852 19.63

BBCA 22.832.586 148.967.979 15.33

BBKP 2.364.266 16.461.334 14.36

BBNP 383.059 3.049.036 12.56

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 110/122

BKSW 171.863 1.378.212 12.47

BNBA 366.095 1.288.118 28.42

BNII 5.639.103 38.333.273 14.71BSWD 291.833 886.938 32.90

MAYA 1.084.801 5.601.749 19.37

MEGA 3.847.302 21.357.836 18.01

 NISP 4.439.087 24.656.892 18.00

PNBN 10.071.716 46.215.365 21.79

2008

AGRO 267.854 1.982.851 13.51

BBCA 20.876.066 132.276.897 15.78

BBKP 1.882.464 18.173.883 10.36BBNP 356.214 2.537.227 14.04

BKSW 146.423 1.416.329 10.34

BNBA 385.234 1.236.540 31.15

BNII 7.111.329 36.580.084 19.44

BSWD 280.488 843.017 33.27

MAYA 1.061.991 4.482.985 23.69

MEGA 3.555.156 22.088.860 16.09

 NISP 4.237.964 24.919.009 17.01

PNBN 8.627.942 42.490.133 20.31

2007

AGRO 283.925 1.643.719 17.27

BBCA 18.590.263 96.705.929 19.22

BBKP 1.941.786 15.128.126 12.84

BBNP 318.326 1.872.226 17.00

BKSW 145.871 1.411.512 10.33

BNBA 364.395 1.062.259 34.30

BNII 6.186.150 30.632.169 20.19

BSWD 123.789 599.144 20.66MAYA 1.085.909 3.625.386 29.95

MEGA 2.342.364 19.781.408 11.84

 NISP 3.605.272 22.325.362 16.15

PNBN 7.987.111 37.003.834 21.58

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 111/122

RINGKASAN PERHITUNGAN BOPO

EmitenTotal Biaya

Operasional

Rp Juta

Total Pendapatan

Operasional

Rp Juta

Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional

(BOPO)

%2010

AGRO 310.200 372.482 83.28

BBCA 17.295.667 28.020.102 61.73

BBKP 3.574.815 4.351.776 82.15

BBNP 391.003 454.366 86.05

BKSW 224.248.908 244.209.106 91.83

BNBA 207.031 248.796 83.21BNII 7.728.203 8.495.301 90.97

BSWD 118.414 176.463 67.10

MAYA 966.089 1.072.377 90.09

MEGA 3.697.957 4.766.334 77.58

 NISP 3.007.086 3.813.453 78.85

PNBN 6.472.952 9.545.713 67.81

2009

AGRO 328.339 359.592 91.31

BBCA 16.504.416 27.417.056 60.20BBKP 3.591.270 4.125.348 87.05

BBNP 363.439 407.731 89.14

BKSW 216.983.916 230.838.733 94.00

BNBA 185.700 230.224 80.66

BNII 7.768.428 7.805.458 99.52

BSWD 115.472 167.724 68.85

MAYA 876.134 933.799 93.82

MEGA 3.793.324 4.417.740 85.87

 NISP 3.018.471 3.864.492 78.11PNBN 5.973.038 8.325.737 71.74

2008

AGRO 363.187 364.227 99.71

BBCA 13.770.693 23.179.233 59.41

BBKP 3.021.709 3.670.163 82.33

BBNP 296.738 336.962 88.06

BKSW 226.237.343 220.410.272 102.64

BNBA 175.894 219.993 79.95

BNII 6.815.904 7.211.215 94.52

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 112/122

BSWD 99.949 133.259 75.00

MAYA 580.192 640.189 90.63

MEGA 3.151.594 3.980.632 79.17 NISP 2.804.508 3.256.600 86.12

PNBN 5.020.809 6.597.742 76.10

2007

AGRO 352.225 348.859 100.96

BBCA 12.632.227 19.173.564 65.88

BBKP 2.907.940 3.477.706 83.62

BBNP 305.640 352.021 86.82

BKSW 233.295.244 245.257.589 95.12

BNBA 158.643 190.518 83.27BNII 6.430.806 6.678.540 96.29

BSWD 98.433 108.552 90.68

MAYA 450.072 508.777 88.46

MEGA 2.742.542 3.588.965 76.42

 NISP 2.609.552 2.958.899 88.19

PNBN 3.417.306 4.949.601 69.04

RINGKASAN PERHITUNGAN LDR 

Emiten Total Kredit Total Dana Pihak Ketiga  Loan to Deposit Ratio (LDR)

2010 Rp Juta Rp Juta %

AGRO 2.069.027 2.386.868 86.68

BBCA 153.923.157 277.530.635 55.46

BBKP 30.173.015 41.377.255 72.92

BBNP 3.657.670 4.544.401 80.49

BKSW 1.699.757 2.372.318 71.65

BNBA 1.170.144 2.159.542 54.18

BNII 50.181.865 59.901.960 83.77

BSWD 1.071.642 1.226.475 87.38

MAYA 6.110.988 7.796.431 78.38

MEGA 23.891.435 42.083.813 56.77

 NISP 27.956.914 35.862.518 77.96

PNBN 57.246.019 75.279.720 76.04

2009

AGRO 1.993.630 2.454.297 81.23

BBCA 123.901.269 245.139.946 50.54

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 113/122

BBKP 24.603.676 31.915.503 77.09

BBNP 2.562.722 3.473.107 73.79

BKSW 1.433.046 2.139.959 66.97BNBA 974.639 1.927.093 50.58

BNII 37.370.282 47.341.248 78.94

BSWD 981.357 1.210.111 81.10

MAYA 5.060.228 6.040.576 83.77

MEGA 18.639.422 32.803.732 56.82

 NISP 21.886.527 30.216.044 72.43

PNBN 41.121.422 56.234.487 73.12

2008

AGRO 2.048.062 2.163.332 94.67BBCA 112.784.336 209.528.921 53.83

BBKP 23.042.022 27.521.206 83.72

BBNP 2.178.610 3.294.753 66.12

BKSW 1.487.312 1.992.060 74.66

BNBA 949.031 1.585.452 59.86

BNII 35.245.255 43.525.226 80.98

BSWD 875.830 1.053.812 83.11

MAYA 3.980.788 3.971.875 102.22

MEGA 19.000.214 29.381.005 64.67 NISP 20.809.545 27.123.471 76.72

PNBN 36.526.583 46.043.679 79.33

2007

AGRO 1.956.450 2.537.445 77.10

BBCA 82.388.633 189.172.191 43.55

BBKP 19.147.918 29.291.878 65.37

BBNP 1.659.351 3.359.595 49.39

BKSW 1.309.789 1.913.192 68.46

BNBA 794.234 1.527.537 51.99BNII 28.492.551 36.971.060 77.07

BSWD 621.434 999.724 62.16

MAYA 3.068.060 2.953.339 103.88

MEGA 14.037.263 30.030.996 46.74

 NISP 19.113.922 21.439.660 89.15

PNBN 28.972.661 31.321.133 92.50

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 114/122

RINGKASAN PERHITUNGAN NPL Net

TOTAL KREDIT TOTAL PPAP TOTAL  Non Performing Loan

EMITEN BERMASALAH KOL. 3 s.d. 5 (1) - (2) KREDIT  Netto (NPL Net)

2010 Rp Juta (1) Rp Juta (2) Rp Juta Rp Juta %

AGRO 180.855 142.872 37.983 2.069.027 1.84

BBCA 992.927 620.142 372.785 153.923.157 0.24

BBKP 980.265 220.662 759.603 30.173.015 2.52

BBNP 24.484 1.435 23.049 3.657.670 0.63

BKSW 35.343 2.897 32.446 1.699.757 1.91

BNBA 26.372 4.936 21.436 1.170.144 1.83

BNII 1.572.296 679.059 893.237 50.181.865 1.78BSWD 38.091 601.016 28.117 1.071.642 2.62

MAYA 199.669 9.974 122.839 6.110.988 2.01

MEGA 213.833 76.830 176.797 23.891.435 0.74

 NISP 559.763 37.036 230.098 27.956.914 0.82

PNBN 2.428.869 938.156 1.490.713 57.246.019 2.60

2009

AGRO 148.597 59.550 89.047 1.993.630 4.47

BBCA 903.058 745.721 157.337 123.901.269 0.13

BBKP 700.495 115.479 585.016 24.603.676 2.38BBNP 46.790 384 46.406 2.562.722 1.81

BKSW 81.634 4.449 1.499.057 1.433.046 5.39

BNBA 20.943 4.325 77.185 974.639 1.71

BNII 885.492 301.485 584.007 37.370.282 1.56

BSWD 17.863 3.91 16.618 981.357 1.42

MAYA 48.725 24.124 13.953 5.060.228 0.49

MEGA 317.811 127.689 24.601 18.639.422 1.02

 NISP 694.048 388.968 305.08 21.886.527 1.39

PNBN1.298.531 638.625 659.906 41.121.422 1.60

2008

AGRO 125.856 52.307 73.549 2.048.062 3.59

BBCA 674.769 519.688 155.081 112.784.336 0.14

BBKP 1.116.760 167.007 949.753 23.042.022 4.12

BBNP 27.046 2.743 24.303 2.178.610 1.12

BKSW 60.624 4.967 55.567 1.487.312 3.74

BNBA 18.265 4.452 13.813 949.031 1.46

BNII 947.280 404.224 543.056 35.245.225 1.54

BSWD 18.894 4.558 14.336 875.830 1.64

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 115/122

MAYA 112.619 30.286 82.333 3.980.788 2.07

MEGA 224.978 74.128 150.850 19.000.214 0.79

 NISP 566.624 203.302 363.322 20.809.545 1.75PNBN 1.585.150 800.931 784.219 36.526.583 2.15

2007

AGRO 127.894 44.211 83.683 1.956.450 4.28

BBCA 669.697 553.519 116.178 82.388.633 0.14

BBKP 683.551 206.995 476.556 19.147.918 2.49

BBNP 31.330 6.772 24.558 1.659.351 1.48

BKSW 89.183 6.287 82.896 1.309.789 6.33

BNBA 18.008 3.883 14.125 794.234 1.78

BNII 891.739 225.311 666.428 28.492.551 2.34BSWD 11.104 2.650 8.454 621.434 1.36

MAYA 14.597 4.267 10.330 3.068.060 0.34

MEGA 214.459 66.481 147.978 14.037.263 1.05

 NISP 483.040 77.778 405.262 19.113.922 2.12

PNBN 886.383 375.100 511.283 28.972.661 1.76

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 116/122

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN

 SOFTWARE SPSS FOR WINDOWS 

Analisis Deskriptif 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 48 -.21 2.61 1.0398 .68018

CAR 48 10.33 34.30 18.3931 6.42918

BOPO 48 59.41 102.64 83.3190 10.90585

LDR 48 43.55 103.88 72.4023 14.47239

NPL Net 48 .13 6.33 1.9269 1.33028

Valid N (listwise) 48

Analisis Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed

Model VariablesEntered

VariablesRemoved Method

dim

ensi

on0

1 NPL Net, CAR,

LDR, BOPOa

.Enter 

a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: ROA

Model Summary

Model

R R Square Adjusted R

SquareStd. Error of the

Estimatedim

ensi

on01 .928a

.861 .848 .26526

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPO

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.719 4 4.680 66.508 .000a

Residual 3.026 43 .070

Total 21.744 47

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 117/122

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.429 .368 14.735 .000

CAR .008 .006 .077 1.274 .210

BOPO -.050 .004 -.801 -11.582 .000

LDR -.003 .003 -.070 -1.129 .265

NPL Net -.071 .034 -.139 -2.074 .044

a. Dependent Variable: ROA

Uji Normalitas

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 118/122

Uji Kolmogorov-Smirnov (KS)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 48

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .25372143

Most Extreme Differences Absolute .115

Positive .068

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .797

 Asymp. Sig. (2-tailed) .549

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 119/122

Uji Heteroskedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .423 .227 1.863 .069

CAR -.001 .004 -.023 -.147 .884

BOPO -.005 .003 -.340 -1.937 .059

LDR .002 .002 .183 1.160 .252

NPL Net .029 .021 .236 1.388 .172

a. Dependent Variable: absut

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 120/122

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.429 .368 14.735 .000

CAR .008 .006 .077 1.274 .210 .891 1.123

BOPO -.050 .004 -.801 -11.582 .000 .676 1.479

LDR -.003 .003 -.070 -1.129 .265 .838 1.193

NPL Net -.071 .034 -.139 -2.074 .044 .721 1.387

a. Dependent Variable: ROA

Coefficient Correlationsa

Model NPL Net CAR LDR BOPO

1 Correlations NPL Net 1.000 .169 -.135 -.407

CAR .169 1.000 -.188 .184

LDR -.135 -.188 1.000 -.286

BOPO -.407 .184 -.286 1.000

Covariances NPL Net .001 3.682E-5 -1.353E-5 -6.011E-5

CAR 3.682E-5 4.066E-5 -3.505E-6 5.050E-6

LDR -1.353E-5 -3.505E-6 8.525E-6 -3.597E-6

BOPO -6.011E-5 5.050E-6 -3.597E-6 1.861E-5

a. Dependent Variable: ROA

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension

Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) CAR BOPO LDR NPL Net

dim

ension0

1

din1

1 4.614 1.000 .00 .00 .00 .00 .01

2 .290 3.991 .00 .07 .00 .00 .59

3 .068 8.210 .01 .81 .02 .05 .29

4 .022 14.414 .08 .00 .08 .94 .00

5 .006 27.630 .90 .11 .90 .00 .12

a. Dependent Variable: ROA

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 121/122

Uji Autokolerasi

Uji Breusch-Godfrey (BG)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .375 .031 .975

CAR -.002 .006 -.043 -.260 .796

BOPO .000 .004 -.021 -.109 .914

LDR .001 .003 .063 .365 .717

NPL Net -.004 .035 -.020 -.105 .916

 Auto -.005 .160 -.005 -.031 .976

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Uji Durbin-Watson (DW)

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dime

nsion0

1 .928a

.861 .848 .26526 1.912

a. Predictors: (Constant), NPL Net, CAR, LDR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

7/26/2019 Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kinerja-bank-terhadap-profitabilitas-bank-umum-swasta-nasional-devisa 122/122

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.1273 2.4014 1.0398 .63109 48

Std. Predicted Value -1.849 2.158 .000 1.000 48

Standard Error of Predicted

Value

.044 .143 .082 .023 48

 Adjusted Predicted Value -.1606 2.4104 1.0380 .63115 48

Residual -.59021 .51207 .00000 .25372 48

Std. Residual -2.225 1.930 .000 .957 48

Stud. Residual -2.374 2.110 .003 1.010 48

Deleted Residual -.67191 .61173 .00183 .28364 48

Stud. Deleted Residual -2.517 2.202 -.001 1.038 48

Mahal. Distance .290 12.610 3.917 2.773 48

Cook's Distance .000 .173 .024 .039 48

Centered Leverage Value .006 .268 .083 .059 48

a. Dependent Variable: ROA