pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah …
TRANSCRIPT
PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK
DAERAH DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK
PUSAT TERHADAP PERHITUNGAN SANKSI PAJAK
BERDASARKAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2011
DAN PP 23 TAHUN 2018
(Studi Kasus Pada PT. INDAH HOTEL SURABAYA)
SKRIPSI
OLEH :
EKA SRI LESTARI
NPM :16013041
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2020
PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH
DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK PUSAT TERHADAP
PERHITUNGAN SANKSI PAJAK BERDASARKAN
PERDA NOMOR 4 TAHUN 2011 DAN PP 23 TAHUN 2018
(Studi Kasus Pada PT. INDAH HOTEL SURABAYA)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wijaya Putra Surabaya
OLEH :
EKA SRI LESTARI
NPM :16013041
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2020
v
ABSTRAK
EKA SRI LESTARI, 16013041, Pengaruh keterlambatan pembayaran pajak
pusat dan keterlambatan pembayaran pajak daerah terhadap perhitungan
sanksi pajak berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011
Pajak adalah iuran wajib yang bersifat memaksa kepada negara tanpa
mendapatkan imbalan secara langsung. Menurut lembaga pemungutannya dibagi
menjadi dua yaitu pajak daerah dan pajak pusat. Pajak daerah adalah pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah sedangkan pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Hotel adalah wajib pajak
badan yang ditunjuk untuk memenuhi kewajiban perpajakan, yaitu membayar
pajak daerah dan pajak pusat atas pendapatan yang diterima dengan tarif pajak,
untuk pajak daerah sebesar 10% dari pendapatan jika tidak ada insentif dari pusat
dan pajak pusat sebesar 0,5% dari pendapatan setahun, apabila wajib pajak hotel
tidak memenuhi kewajibanya untuk membayar pajak maka akan diberikan sanksi
perpajakan berdasarkan peraturan perpajakan yaitu pajak pusat yang di atur dalam
PP nomor 23 tahun 2018 dan pajak daerah yang diatur dalam PERDA nomor 4
tahun 2011.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keterlambatan
pembayaran pajak pusat dan keterlambatan pembayaran pajak daerah, dan
variabel terikat adalah sanksi pajak. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode regresi linier berganda. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder
dari perusahaan PT. INDAH HOTEL periode tahun 2018 s/d 2019. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pungutan pajak daerah dan
pajak pusat, untuk mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran pajak pusat
terhadap perhitungan sanksi pajak, untuk mengetahui jumlah bayar dan belum
bayar pajak hotel dan pph final, untuk mengetahui jumlah denda atau sanksi
pajak.Berdasarkan penjelasan di atas maka Penelitian ini membahas tentang
pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat terhadap
perhitungan sanksi pajak berdasarkan PP nomor 23 tahun 2018 dan PERDA
nomor 4 tahun 2011 .Jenis penelitian ini adalah tipe kuantitatif. Penelitian
dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner.
Kata kunci : pajak pusat , pajak daerah , sanksi pajak
vi
ABSTRACT
EKA SRI LESTARI, 16013041, the effect of delay of central tax payment fand
delay of regional tax payment on calculation of tax sanctions based on
goverment regulation number 23 of 2018 and regional regulation number 4 of
2011
A tax is a compulsory contribution that is compulsory to a country without
receiving direct benefits. According to the collection agency, it is divided into two,
namely local tax and central tax. Local taxes are taxes that are levied by the
Regional Government and used to finance local households while the central tax
is a tax levied by the central government and used to finance state households.
Hotels are corporate taxpayers appointed to meet tax obligations, i.e. pay local
taxes and central taxes on income received at the tax rate, for local taxes of 10%
of income if there is no incentive from the center and a central tax of 0.5% of a
year income, if the hotel taxpayer does not fulfill its obligation to pay taxes, then
tax penalties will be given based on taxation regulations, namely the central tax
set in PP number 23 of 2018 and local taxes regulated in PERDA number 4 of
2011.
In this research, the independent variable is late central tax payment and
late local tax payment and the dependent variable is tax sanction. The research
method used is multiple linear regression method. The type of data used is
secondary data from the company PT. INDAH HOTEL period 2018 to 2019. The
purpose of this study is to determine the implementation of local tax collection
and central tax, to determine the effect of late central tax payment on the
calculation of tax penalties, to determine the amount of the hotel tax pay and
unpaid final tax, for know the amount of tax penalties or sanctions. Based on the
explanation above, this study discusses the effect of late local tax payments and
central tax on the calculation of tax sanctions based on PP number 23 of 2018
and PERDA number 4 of 2011. This type of research is quantitative type. The
study was conducted by interview and questionnaire distribution.
Keywords : central tax, local tax, tax sanctions
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
sarjana Ekonomi Program studi Akuntansi pada fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas Wijaya Putra. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkulihan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangalah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak H. Budi Endarto,SH,M.HUM. selaku Rektor Universitas Wijaya Putra
Surabaya.
2. Ibu. Dr. Soenarmi,SE,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wijaya Putra Surabaya.
3. Ibu Aminatuzzuhro,SE,M.Si. selaku Kaprogdi akuntansi Universitas Wijaya
Putra Surabaya.
4. Bapak Drs.Ec.Koes Soeparno,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya hingga selesainya
skripsi ini.
5. Kepada ayahanda tercinta dan ibunda tercinta. Terima kasih banyak untuk
kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang
viii
diberikan kepada penulis. Serta adik dan kakak tercinta yang senantiasa
membantu saya dalam mengerjakan skripsi.
6. Kepada teman - teman Universitas Wijaya Putra. Terima kasih atas semua
kenangan, kebersamaan, dukungan, dan pembelajaran didalam perjalanan
proses perjalanan kuliah, hingga penulis mampu untuk bertahan hingga akhir
masa perkuliahan.
7. Para staf PT. INDAH HOTEL yang telah membantu memberikan data bagi
penulis untuk kelancaran proses pembuatan skripsi ini.
8. Kepada teman teman di luar kampus Terima kasih atas dukungan, perhatian,
serta motivasi hingga terselesaikan skripsi ini
Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
dapat selesai tanpa bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Semoga
seluruh dukungan yang telah diberikan menjadi amal shaleh, mendapatkan
balasan kebaikan dan pahala dari Allah subhanahuwata'ala.
Akhir kata saya berharap skripsi ini dapat member manfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya di bidang manajemen. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Surabaya , 29 Juli 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS ................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK .................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................................... 7
2.1 Landasan Teori............................................................................................... 7
2.1.1 Pajak ................................................................................................ 7
2.1.1.1 Pengertian Pajak .............................................................................. 7
2.1.1.2 Fungsi Pajak ..................................................................................... 8
2.1.1.3 Pengelompokan Pajak ...................................................................... 9
2.1.1.4 Tata Cara Pemungutan pajak ......................................................... 11
2.1.1.5 Tarif Pajak ..................................................................................... 14
2.1.2 Pajak Daerah .................................................................................. 15
2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah ................................................................ 15
2.1.2.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ................................................................ 15
2.1.3 Pajak Hotel ..................................................................................... 16
2.1.3.1 Pengertian Pajak Hotel .................................................................. 16
x
2.1.3.2 Objek dan Subjek Pajak Hotel ....................................................... 16
2.1.3.3 Tarif Pajak Hotel ............................................................................ 17
2.1.4 Sanksi Pajak ................................................................................... 17
2.1.4.1 Pengertian Sanksi Pajak ................................................................. 17
2.1.4.2 Jenis-Jenis Sanksi Pajak ................................................................ 18
2.1.4.3 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................. 19
2.1.4.4 Pengertian Pemeriksaan Pajak ....................................................... 20
2.1.4.5 Tujuan Pemeriksaan Pajak ............................................................. 20
2.1.5 Peraturan Perpajakan ..................................................................... 21
2.1.5.1 Peraturan PP no 23 Tahun 2018 .................................................... 21
2.1.5.2 Perda Nomor 11 Tahun 2011 ......................................................... 29
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 39
2.3 Kerangka Konseptual. ................................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 45
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 45
3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................................ 46
3.2.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 46
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 46
3.2.3 Indikator Variabel Penelitian ......................................................... 47
3.3. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 48
3.4. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel .................................................. 48
3.4.1 Populasi .......................................................................................... 48
3.4.2 Sampel ........................................................................................... 49
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 49
3.5. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................. 50
3.5.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50
3.6. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 53
3.7. Teknik Analisis Data.................................................................................... 54
3.7.1 Analisa Regrensi Linier Berganda ................................................. 55
3.7.2. Koefesien Determinasi Berganda ( R square ) ............................. 56
3.7.3. Pengujian Hipotensis ..................................................................... 56
xi
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 58
4.1.1 Diskripsi Lokasi atau Obyek Penelitian ........................................ 58
4.1.1.1 Visi Dan Misi ................................................................................. 58
4.1.1.2 Tujuan Perusahaan ......................................................................... 59
4.1.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 59
4.1.1.4 Diskripsi Tugas Dari Organisasi .................................................... 60
4.1.2 Diskripsi Responden ...................................................................... 65
4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 65
4.1.2.2 Diskripsi Responden Berdasarkan Usia ......................................... 66
4.1.3 Diskripsi Variabel Penelitian ......................................................... 66
4.1.3.1 Diskripsi Variabel Sanksi Pajak (Y) .............................................. 68
4.1.3.2 Diskripsi Variabel Pajak Daerah (X1) ........................................... 69
4.1.3.3 Diskripsi Variabel Pajak Pusat (X2) .............................................. 70
4.1.4 Hasil Analisis Data ........................................................................ 71
4.1.4.1 Hasil Analisis Keabsahan Data ...................................................... 71
4.1.4.1.1 Uji Validitas .............................................................................. 71
4.1.4.1.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 77
4.1.4.2 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda ......................................... 81
4.1.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda ................................... 83
4.1.4.4 Uji Hipotensis ................................................................................ 84
4.1.4.4.1 Uji F .......................................................................................... 84
4.1.4.4.2 Uji T .......................................................................................... 85
4.2 Pembahasan ......................................................................................................... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 88
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 88
5.2 Saran .............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 90
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 39
Tabel 3.1 Tabel Interprestasi .................................................................................... 54
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................................... 65
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 66
Tabel 4.3 Tabel Interprestasi .................................................................................... 67
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Pada Variabel Sanksi Pajak ................................ 68
Tabel 4.5 Pernyataan Responden Terhadap Sanksi Pajak ...................................... 68
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Daerah ............................... 69
Tabel 4.7 Pernyataan Responden Terhadap Pajak Daerah....................................... 69
Tabel 4.8 Tangapan Responden Pada Variabel Pajak Pusat .................................... 70
Tabel 4.9 Pernyataan Responden Terhadap Pajak Pusat ......................................... 71
Tabel 4.10 Uji Validitas Perhitungan Sanksi Pajak ................................................... 72
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak .............................................................. 73
Tabel 4.12 Tabel Uji Validitas Pajak Daerah ............................................................ 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Pajak Daerah ............................................................. 75
Tabel 4.14 Tabel Uji Validitas Pajak Pusat ............................................................... 76
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Pajak Pusat ................................................................ 77
Tabel 4.16 Uji Realibilitas Variabel X1 , X2, dan Y ................................................ 78
Tabel 4.17 Tabel Uji Realibilitas Sanksi Pajak .......................................................... 78
Tabel 4.18 Hasil Uji Realibilitas Sanksi Pajak .......................................................... 79
Tabel 4.19 Tabel Uji Realibilitas Pajak Daerah ......................................................... 79
Tabel 4.20 Hasil Uji Realibilitas Pajak Daerah ......................................................... 80
Tabel 4.21 Tabel Uji Realibilitas Pajak Pusat ............................................................ 80
Tabel 4.22 Hasil Uji Realibilitas Pajak Pusat ............................................................ 81
Tabel 4.23 Hasil Uji Regrensi Linier Berganda X1, X2 terhadap Y ......................... 81
Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda .............................................. 83
Tabel 4.25 Hasil Uji F ................................................................................................ 84
Tabel 4.26 Hasil Uji T ................................................................................................ 85
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelian
Lampiran 2 Data Responden (Pajak Daerah)
Lampiran 3 Data Responden (Pajak Pusat)
Lampiran 4 Data Responden (Sanksi Pajak)
Lampiran 5 Hasil Kuesioner Penelian
Lampiran 6 Laporan Keuangan Tahun 2018
Lampiran 7 Laporan Keuangan Tahun 2019
Lampiran 8 Hasil SPSS Diskripsi Variabel
Lampiran 9 Hasil SPSS Uji Validitas
Lampiran 10 Hasil SPSS Uji Reliabilitas
Lampiran 11 Hasil SPSS Uji Regrensi Linier Berganda
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan aspek penting bagi kelangsungan hidup negara
Indonesia. Pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai salah satu
unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin
diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan membiayai pengeluaran
pemerintah. Peran pajak semakin strategis terutama pada saat kondisi ekonomi yang
melemah seperti saat ini. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat
hanya mengandalkan peran dari Dirjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi
dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Hal ini menjadikan
kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal
untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Dalam undang-undang perpajakan
juga sudah jelas bahwa kewajiban para wajib pajak adalah membayar pajak, jika
tidak memenuhi kewajiban tersebut maka wajib pajak dapat dikenakan sanski.
Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat
diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak .
Wajib pajak akan mematuhi peraturan perpajakannya karena takut untuk
melanggarnya, dengan takut melanggar wajib pajak berupaya untuk meningkatkan
upaya guna untuk melaksanakan kewajiban pajaknya. Sanksi perpajakan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (Widaksono, 2017). Sanksi perpajakan
2
merupakan akibat yang diterima oleh wajib pajak ketika wajib pajak tidak
mematuhi peraturan perpajakan (Subekti, 2016).
Ditinjau dari lembaga pemungutan, pajak dibedakan menjadi dua yaitu
pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat dapat diartikan sebagai pajak yang
dikelola oleh pemerintah pusat melalui direktorat jendral pajak (DJP). Sedangkan
pajak daerah dapat diartikan sebagai pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah.
Jenis pajak daerah dan pajak pusat pun berbeda, pajak pusat mengelola jenis pajak
Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai
Barang Mewah (PPNBM) dan bea materai. Sementara pajak daerah mengelola
Pajak Kendaraan Bermontor, Pajak Hotel , Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Pajak hotel adalah pengenaan (pemungutan) pajak terhadap setiap
pelayanan yang disediakan hotel. Adapun objek pajak hotel adalah adalah
pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa
penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan
Sistem pemungutan pajak ada 3 (tiga) macam yaitu Official Assessment
System, Self Assessment System, With Holding System.
a. Official Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi
wewenang pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak.
b. Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang
3
c. With Holding System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus atau Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Sedangkan dalam pengenaan pajak hotel di Indonesia menganut Self Assessment
System yaitu wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan,
menetapkan, membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri. Dalam hal ini aparat
Direktorat Jendral Pajak/ Pemerintah Daerah hanya menjalankan fungsi
pembinaan, penelitian, pengawasan, dan penerapan sanksi administrasi perpajakan.
Penagihan pajak dalam sistem Self Assessment dilaksanakan sedini mungkin sejak
timbulnya hutang pajak atau sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran atau
penyetoran pajak. (Rani Maulida, Online Pajak, 28 September 2018).
PT. INDAH HOTEL adalah perusahaan yang bergerak dibidang hotel ,
dengan kualifikasi Hotel melati. Lokasi perusahaan terletak di JL. Embong cerme
no.12 surabaya. PT.INDAH HOTEL berdiri sejak tahun 2015, Dalam menjalankan
usahanya PT.INDAH HOTEL setiap bulan sudah memenuhi kewajibannya sebagai
subjek pajak dengan membayar dan melaporkan pendapatannya ke kantor pajak
terdaftar, dan memenuhi kewajiban membayar pajak ke kantor pajak daerah yang
sudah di atur dalam peraturan perda nomor 4 tahun 2011 pajak daerah, hotel
merupakan subjek pajak yang mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan
menyetorkan pajak daerah atas penghasilan yang diterima. Hotel juga mempunyai
kewajiban untuk menyetorkan pajak ke negara atas penghasilan yang diterima
diatur dalam pp 23 tahun 2018 dengan tarif 0,5% dari pendapatan yang di terima
4
hotel, sedangkan tarif pajak hotel menurut perda nomer 4 tahu 2011 adalah 10%
dari pendapatan yang diterima hotel.
PT. INDAH HOTEL dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
mengunakan sistem Self Assessment System, yaitu dengan cara menghitung,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang. Sistem self assesment system
memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah wajib pajak lebih efektif
dan dapat menghitung sendiri pajak terutang yang harus diibayar, sedangkan
kelemahannya adalah wajib pajak rentan melakukan salah hitung. Pada tahun 2019
bulan november PT. INDAH HOTEL mengalami salah pencatatan pendapatan
hotel sehingga pajak daerah dan pajak pusat yang sudah di setorkan mengalami
kurang bayar, sehingga PT. INDAH HOTEL harus melakukan tambah bayar atas
pajak pusat (pph pasal 4 ayat 2) dan atas pajak daerah (SSPD) Pajak hotel. Sehingga
kurang bayar atas kekurangan bayar pajak akan di kenakan sanksi pajak.
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan penyajian skripsi yang berjudul “PENGARUH
PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PAJAK DAERAH DAN PAJAK PUSAT
TERHADAP PERHITUNGAN SANKSI PAJAK BERDASARKAN PERDA
NOMOR 4 TAHUN 2011 DAN PP 23 TAHUN 2018 ( STUDI KASUS HOTEL
INDAH SURABAYA)” periode tahun 2018 s/d tahun 2019.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk menganalisis tentang :
5
1. Apakah pembayaran dan pelaporan pajak daerah berpengaruh terhadap perhitungan
sanksi pajak ?
2. Apakah pembayaran dan pelaporan pajak pusat berpengaruh terhadap perhitungan
sanksi pajak ?
3. Bagaimana pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak daerah dan
pajak pusat terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan pajak pusat.
2. Mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak daerah
terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya.
3. Mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak pusat
terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi perguruan tinggi :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
atau refrensi untuk mahasiswa dalam memenuhi tugas yang terkait dengan
pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat terhadap
perhitungan denda.
6
b) Bagi ilmuwan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengembangkan
penelitian.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi perusahaan :
Menambah wawasan tetang perhitugan denda pajak, terutama pajak hotel.
b) Bagi peneliti yang lain :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang perhitungan denda pajak
hotel.
c) Bagi pembaca :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, dan menambah
wawasan pembaca.
d) Bagi masyarakat :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada msyarakat
tentang pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat
terhadap perhitungan denda pajak hotel.
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 LandasanTeori
Bab ini menjelaskan teori – teori yang berkaitan dengan perpajakan pusat dan
perpajakan daerah yang ada pengaruhnya terhadap perhitungan sanksi pajak hotel
yang diambil dari beberapa literatur. Landasan teori digunakan sebagai acuan
dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan.
2.1.1 Pajak
2.1.1.1. Pengertian pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2016:1)
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Menurut Thomas Sumarsan (2017:4) Pajak adalah suatu pengalihan
sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum,
namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan terlebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah
dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalalankan pemerintahan.
Pengertian pajak secara umum ialah iuran wajib atau pungutan yang
dibayar oleh Wajib Pajak (Orang yang bayar pajak) kepada Pemerintah
berdasarkan Undang-Undang dan hasilnya digunakan unutk membiayai
pengeluaran umum pemerintah dengan tanpa balas jasa yang di tunjukan secara
langsung.
8
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pajak adalah iuran wajib yang bersifat memaksa kepada negara tanpa
mendapatkan imbalan secara langsung.
2.1.1.2. Fungsi pajak
Dalam kehidupan bernegara pajak mempunyai peran yang sangat
penting, karena pajak merupkan pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran
negara.
Menurut Thomas Sumarsan (2017:5) pajak mempunyai beberapa fungsi ,
yaitu:
1. Fungsi Penerima (Budgetair) Pajak berfungsi untuk menghimpun dana dari
masyarakat bagi Kas Negara, yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
Negara dan melaksanakan pembangunan, Negara membutuhkan biaya.
Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur
struktur pendapatan di tengah masyarakat dan struktur kekayaan antara para
pelaku ekonomi. Fungsi mengatur ini sering menjadi tujuan pokok dari
sistem pajak, paling tidak dalam sistem perpajakan yang benar tidak terjadi
pertentangan dengan kebijaksanaan Negara dalam bidang ekonomi dan
sosial”.
9
Sedangkan menurut Siti Resmi (2017:3) fungsi pajak ada dua yaitu:
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak merupakansalah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin
maupun pembangunan, sebagai sumber keuangan negara, pemerintah
berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
2. Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak ”sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta
mencapai tujuan tujuan tertentu di luar bidang keuangan”.
Menurut Mardiasmo (2016:4) pajak mempunyai 2 fungsi yaitu :
1. Fungsi anggaran (budgetair)
“Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya”.
2. Fungsi mengatur (cregulerend)
“Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi”.
Berdasarkan fungsi fungsi yang disebutkan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan fungsi pajak sangat penting agar dana yang digunakan
untuk membiayai negara dapat berjalan baik.
2.1.1.3. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan Pajak menurut Mardiasmo (2016:7) yaitu :
1. Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung, yaitu “pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan”.
10
b. Pajak tidak langsung, yaitu “pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai. “
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu “pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh :
Pajak Penghasilan”.
b. Pajak objektif, yaitu “pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah”.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu “pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Bea Materai”.
b. Pajak Daerah, yaitu “pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas :
a. Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Pajak Hiburan.”
11
2.1.1.4. Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata Cara Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2016:8):
1. Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel :
a. Stelsel nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata)
sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
Stelsel nyata mempunyai kelebihan atau kebaikan dan kekurangan.
Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada
akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui).
b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama
tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan
kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada
keadaan yang sesungguhnya.
12
c. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan
suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak
menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,
maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya jika lebih kecil
kelebihannya dapat diminta kembali.
2. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari
dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak
dalam negeri.
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas kebangsaan.
d. Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
13
3. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
• Wajib Pajak bersifat pasif.
• Utang pajak timbul stelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
b. Self Assessment System
Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib
Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
• Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
• Fiskus tidak ikut campur dan banyak mengawasi.
c. Withholding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)
untuk memotong atau memungut pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
14
Ciri-cirinya: wewenang memotong atau memungut pajak yang tentang
ada pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
2.1.1.5. Tarif Pajak
Menurut Mardiasmo (2016:11) ada 4 macam tarif pajak yaitu :
1. Tarif sebanding/proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai
pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya
nilai yang dikenai pajak.
Contoh : Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean
akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% , untuk entitas PT/CV
dikenakan tarif pph final ( pasal 4 ayat 2 ) sebesar 0,5% dari peredaran
bruto.
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh : Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro nilai nominal
berapapun adalah Rp 3.000,00.
3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.
15
2.1.2 Pajak Daerah
2.1.2.1. Pengertian Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo (2016:7) “Pajak daerah adalah pajak yang dipungut
oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah”.
Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 pengertian Pajak Daerah
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
2.1.2.2. Jenis Jenis Pajak Daerah
Jenis pajak daerah berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 yaitu :
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan;
6. Pajak Parkir;
7. Pajak Air Tanah;
8. Pajak Sarang Burung Walet.
16
2.1.3. Pajak Hotel
2.1.3.1. Pengertian Pajak Hotel
Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 pengertian Pajak hotel adalah pajak
atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
2.1.3.2. Objek dan Subjek Pajak Hotel
Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 objek pajak hotel adalah pelayanan
yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran termasuk jasa penunjang
sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
Berikut ini adalah objek pajak hotel berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011:
a. Hotel
b. Motel
c. Losmen
d. Gubug pariwisata
e. Wisma pariwisata
f. Pesangrahan
g. rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) dengan nilai sewa
kamar paling sedikit Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) per
bulan per kamar; dan
17
h. penginapan
Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 subjek pajak hotel adalah Subjek
pajak Hotel adalah Orang Pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran
kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel.
2.1.3.3. Tarif Pajak Hotel
Menurut perda nomor 4 tahun 2011 Dasar pengenaan pajak hotel jumlah
pembayaran atau yang seharusnya di bayar oleh hotel. Tarif pajak hotel ditetapkan
sebesar 10% (sepuluh persen), dan rumah kos ditetapkan sebesar 5% (lima
persen). Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
2.1.4. Sanksi Pajak
2.1.4.1. Pengertian Sanksi Pajak
Menurut mardiasmo 2016 : 62 “Sanksi perpajakan merupakan jaminan
bahwa ketentuan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan
dituruti, ditaati dan dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan
alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan”.
18
2.1.4.2. Jenis Jenis Sanksi Perpajakan
Dua jenis sanksi pajak yang harus diketahui :
1. Sanksi administrasi pajak
Sanksi administrasi pajak adalah sanksi berupa pembayaran kerugian
terhadap negara:
- Sanksi pajak berupa denda
Sanksi pajak berupa denda di tunjukan kepada pelanggaran yang
berhubungan dengan kewajiban pelaporan. Besar denda bermacam- macam,
sesuai dengan aturan undang undang perpajakan.
- Sanksi pajak berupa bunga
Sanksi pajak bunga ditunjukan kepada wajib pajak yang melakukan
pelanggaran terkait kewajiban membayar pajak. besarnya sudah dituntukan
perbulan yaitu 2% perbulan .
- Sanksi kenaikan
Sanksi kenaikan ditunjukan kepada wajib pajak yang melakukan
pelanggaran terkait dengan kewajiban yang diatur dalam material. Sanksi
pajak ini berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, penyebabnya
bisa karena pemalsuan data.
19
2. Sanksi pidana pajak
Sanksi pidana pajak adalah sanksi yang diberikan berupa hukuman pidana
seperti denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara. Wajib pajak dapat
dikenaka sanksi pidana bila diketahui dengan sengaja tidak menyampaikan
SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar.
Agar terhindar dari sanksi pajak di atas maka yang perlu dilakukan adalah:
- Mengisi SPT dengan jujur dan cermat agar tidak terjadi kesalahan
- Hindari aktivitas yang menimbulkan tindak pidana perpajakan
- Setorkan dan laporkan SPT tepat waktu
2.1.4.3. Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak adalah sikap wajib pajak yang berusaha untuk
mematuhi segala peraturan perpajakan dengan tanpa dipaksa (subekti, 2016).
Sedangkan menurut Sufiah (2017)” kepatuhan wajib pajak merupakan sikap
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, yaitu wajib membayar
pajak tepat waktu dan wajib melaporkan pajak tepat waktu”.
Menurut Rahayu (2017), Kriteria wajib pajak yang patuh sebagai berikut :
1. Tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT),
2. Tidak memiliki tunggakan pajak,
3. Tidak pernah dipidana terkait pelanggaran pajak.
20
2.1.4.4. Pengertian Pemeriksaan Pajak
Definisi pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumarsan ( 2017:95 ) adalah sebagai
berikut : serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan
atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan.
2.1.4.5. Tujuan Pemeriksaan Pajak
Tujuan pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumarsan (2017:95-96) adalah
sebagai berikut:
1. Menguji Kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
a. SPT lebih bayar dan atau rugi;
b. SPT tidak atau terlambat disampaikan;
c. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jendral Pajak
untuk diperiksa;
d. Adanya indikasi tidak memenuhi kewajiban kewajiban lain.
2. Tujuan lain diantaranya, yaitu:
a. Pemberian NPWP (secara Jabatan) atau penghapusan NPWP;
b. Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan
pengukuhan PKP;
c. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding;
d. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma perhitungan
Penghasilan Neto;
e. Pencocokan data dan atau alat keterangan;
f. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di tempat terpencil;
21
g. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
h. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
i. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas
perpajakan dan/atau;
j. Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda”.
k. Kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan.
l. Kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan.
2.1.5. Peraturan Perpajakan
2.1.5.1. Peraturan PP no 23 tahun 2018
Peraturan pemerintah no 23 tahun 2018 menyebutkan bahwa wajib pajak
badan yang memiliki peredaran bruto di bawah Rp. 4.800.000.000,00 dikenakan
pph final 4 ayat 2. Dalam peraturan pemerintah no 23 tahun 2018 mengantikan
peraturan pemerintah no 46 tahun 2013 tentang penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran tertentu dalam
peraturan pemerintah no. 23 tahun 2018 membahas tentang penurunan tarif pajak
yang awalnya 1% dari pernghasilan bruto sebulan menjadi 0.5% dari penghasilan
bruto sebulan khususnya untuk perusahaan perhotelan . Ada beberapa ketentuan di
antaranya :
Pasal 1
1. tahun pajak adalah jangka waktu 1(satu) tahun kalender kecuali bila wajib
pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan kalender
22
2. pemotong atau pemunggut pajak adalah wajib pajak yang dikenai kewajiban
untuk melakukan pemotongan dan atau pemunggutan pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undang di bidang pajak penghasilan
Pasal 2
1. atas penghasilan dari usaha yang diterima atau di peroleh wajib pajak dalam
negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai pajak penghasilan final
dalam jangka waktu tertentu.
2. Tarif pajak penghasilan yang bersifat final sebagaimana di maksud pada ayat
(1) sebesar 0,5 % ( nol koma lima persen ).
3. Tidak termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai pajak penghasilan yang
bersifat final sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Penghasilan yang diterima atau di peroleh.wajib pajak orang pribadi dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negeri yang pajaknya
terutang atau telah dibayar di luar negeri.
c. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat finai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri; dan;
d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
4. Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a meliputi:
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, PPAT, penilai, dan aktuaris;
23
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan,sutradara, kru film, foto model, peragawan/
peragawati, pemain drama, dan penari;
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. agen iklan;
g. pengawas atau pengeloia proyek;
h. perantara;
i. petugas penjaja barang dagangan;
j. agen asuransi;
k. distributor perusahaan pemasaran berjenjang atau
l. penjualan langsung dan kegiatan sejenis lainnya.
Pasal 3
(1). Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai Pajak
Penghasilan final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (l) merupakan:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan sendiri diluar
statusnya sebagai karyawan.
24
b. Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,
atau perseroan terbatas, yang menerima atau memperoleh penghasilan
dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak, tarif sebesar 0,5%
dari peredaran bruto.
(2). Tidak termasuk Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
hal:
a. Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan
berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal
3lE Undang - Undang Pajak Penghasilan;
b. Wajib Pajak badan berbentuk persekutuan komanditer atau firma yang
dibentuk oleh beberapa Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki
keahlian khusus menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan
dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4);
c. Wajib Pajak badan memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan:
1. Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan; atau
2. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam
Tahun Berjalan beserta perubahan atau penggantinya; dan
d. Wajib Pajak berbentuk Bentuk Usaha Tetap.
25
(3) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, wajib
menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak.
(4) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3), untuk Tahun Pajak -
Tahun Pajak berikutnya tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Pasal 5
(1) Jangka waktu tertentu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu paling lama:
a. 7 (tujuh) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi;
b. 4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi,
persekutuan komanditer, atau firma; dan
c. 3 (tiga) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan
terbatas.
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak:
a. Tahun Pajak Wajib Pajak terdaftar, bagi Wajib Pajak yang terdaftar sejak
berlakunya Peraturan Pemerintah ini, atau
26
b. Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, bagi Wajib Pajak
yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 6
(1) Jumlah peredaran bruto atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) setiap bulan merupakan dasar pengenaan pajak yang
digunakan untuk menghitung Pajak Penghasiian yang bersifat final.
(2) Peredaran bruto yang dijadikan dasar pengenaan pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan atau nilai pengganti berupa
uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari usaha, sebelum
dikurangi potongan penjualan, potongan tunai, dan/atau potongan sejenis.
(3) Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 7
(1) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) yang peredaran
brutonya pada Tahun Pajak berjalan telah melebihi Rp4.800.000.000,00
(empat miliar delapan ratus juta rupiah), atas penghasilan dari usaha tetap
dikenai tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) sampai dengan akhir Tahun Pajak bersangkutan.
27
(2) Atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (l)
yang diterima atau diperoleh pada Tahun Pajak - Tahun Pajak berikutnya
oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai Pajak
Penghasilan berdasarkan tarif Pasai 77 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a),
atau Pasal 3lE Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Pasal 8
(1) Pajak Penghasilan terutang dalam Pasal 6 ayat (3) dilunasi sebagaimana
dimaksud dengan cara:
a. disetor sendiri oleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu;
atau
b. dipotong atau dipungut oleh Pemotong atau Pemungut Pajak dalam hal
Wajib Pajak bersangkutan melakukan transaksi dengan pihak yang
ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut Pajak.
(2) Penyetoran sendiri Pajak Penghasilan terutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a wajib dilakukan setiap bulan.
(3) Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan terutang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib dilakukan oleh Pemotong atau
Pemungut Pajak untuk setiap transaksi dengan Wajib Pajak yang dikenai
Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
28
Pasal 10
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, bagi Wajib Pajak yang
sejak awal Tahun Pajak 2018 sampai dengan sebelum Peraturan Pemerintah
ini berlaku memenuhi syarat untuk menjalankan kewajiban perpajakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, namun tidak
memenuhi ketentuan Wajib Pajak yang dikenai Pajak Penghasilan final
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
yang diterima atau diperoleh sejak awal Tahun Pajak sampai dengan
sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, dikenai Pajak Penghasilan
dengan tarif l% (satu persen) dari peredaran bruto setiap bulan;
(2) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat {11
yang diterima atau diperoleh sejak Peraturan Pemerintah ini berlaku sampai
dengan akhir Tahun Pajak 2018, dikenai Pajak Penghasilan dengan tarif
0,5% (nol koma lima persen) dari peredaran bruto setiap bulan; dan
(3) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (ll
yang diterima atau diperoleh mulai Tahun Pajak 2019, dikenai Pajak
Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 7 ayat (1) huruf a, Pasa1 17 ayat (2a),
atau Pasal 31E Undang-Undang Pajak Penghasilan.
29
Pasal 11
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 20l3 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5424),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2018.
2.1.5.2 Perda nomor 11 tahun 2011
Peraturan daerah No 11 tahun 2011 menyebutkan pajak daerah
merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang memiliki peranan yang
sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan akan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam peraturan perda nomor 11 tahun 2011 menetapkan:
Pasal 1
a. Daerah adalah Kota Surabaya.
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Surabaya.
c. Kepala Daerah adalah Walikota Surabaya.
30
d. Kepala Daerah adalah Walikota Surabaya.
e. Dinas adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota
Surabaya
f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
g. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab
atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
h. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
i. Pajak Daerah yang selanjutnya dapat disebut Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan
31
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
j. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
k. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk
jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,
losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah
penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari
10 (sepuluh).
l. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan, yang dapat dikenakan
Pajak.
m. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
n. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, yang menjadi dasar bagi
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang
terutang
Pasal 2
Jenis Pajak Daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi :
32
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Parkir;
g. Pajak Air Tanah;
h. Pajak Sarang Burung Walet.
Pasal 3
1. Dengan nama pajak hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan yang
disediakan oleh Hotel.
2. Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya
memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan.
3. Pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya
memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan.
4. Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah fasilitas telepon,
faksmil, teleks, internet, fotocopy, pelayanan cuci, seterika, transportasi dan
33
fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
5. Termasuk dalam objek pajak hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah :
a. Hotel
b. Motel
c. Losmen
d. Gubug pariwisata
e. Wisma pariwisata
f. Pesangrahan
g. rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) dengan nilai
sewa kamar paling sedikit Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) per bulan per kamar; dan
h. penginapan
6. Tidak termasuk objek pajak hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah :
a. Jasa tempat tingal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah /
pemerintah provinsi / pemerintah daerah;
b. Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya;
c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;
34
d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan dan panti sosial lainnya yang sejenis;
e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel
yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
Pasal 5
Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada Hotel.
Pasal 6
Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen), dan rumah kos
ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
Pasal 7
Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Pasal 8
(1). Wajib Pajak Hotel wajib mencantumkan Pajak Hotel sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dalam bukti transaksi yang diberikan kepada subjek
Pajak Hotel.
35
(2). Dalam hal Wajib Pajak Hotel tidak mencantumkan Pajak Hotel dalam
bukti transaksi yang diberikan kepada Subjek Pajak Hotel, maka jumlah
pembayaran telah termasuk Pajak Hotel.
Pasal 9
(1). Masa pajak hotel adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.
(2). Saat terutang pajak hotel terjadi pada saat dilakukan pembayaran dan/atau
yang seharusnya sibayarkan kepada orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel atau pada saat disampaikan SPTPD.
Pasal 61
(1). Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan
menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.
(2). SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan laporan
penjualan, bill berporporasi atau dokumen lain yang dipersamakan sebagai
bukti penjualan.
(3). Jenis pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari :
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
36
d. Pajak Penerangan Jalan;
e. Pajak Parkir;
f. Pajak Sarang Burung Walet.
Pasal 62
(1). Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala
Daerah dapat menerbitkan :
a. SKPDKB dalam hal :
1. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang dibayar.
2. Jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3), ayat (5), ayat
(6) dan ayat (7) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.
3. Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang
dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum
terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah
kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
37
(2). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 dan 2 dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dihitung
dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(3). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa
kenaikan sebesar 100 % (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak
tersebut.
(4). Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika Wajib
Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
(5). Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan
sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan, dihitung
dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
Pasal 63
(1). Tata cara penerbitan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (1) diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.
38
(2). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisian SPTPD, SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) dan
Pasal 61 ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 64
(1) Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD jika :
a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai
akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
c. wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan untuk
paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.
(3) SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap
bulan dan ditagih melalui STPD.
39
2.2 Penelitian Terdahulu
No.Peneliti dan
TahunJudul Tujuan
Metode
PenelitianHasil Penelitian
Persamaan
PenelitianPerbedaan Penelitian
1 Nyoman wirya
setanu dan Putu
ery setiawan
(2016)
Pengaruh
kualitas
pelayanan,
kewajiban
moral, dan
sanksi
perpajakan
pada kepatuhan
wajib pajak
hotel.
1. Untuk mengetahui
pengaruh kualitas
pelayanan pada
kepatuhan wajib
pajak hotel di dinas
pendapatan
kabupaten bandung.
2. Untuk mengetahui
pengaruh kewajiban
moral pada
kepatuhan wajib
pajak hotel di dinas
pendapatan
kabupaten bandung.
Deskriptif
Kuantitatif
1. Kualitas pelayanan
berpengaruh positif
pada kepatuhan wajib
pajak dalam membayar
pajak hotel di dinas
pendapatan kabupaten
bandung. 2. kewajiban
moral berpengaruh
positif pada kepatuhan
wajib pajak dalam
membayar pajak hotel
di dinas pendapatan
kabupaten bandung. 3.
sanksi perpajakan
berpengaruh negatif
pada kepatuhan wajib
pajak dalam membayar
pajak hotel di dinas
pendapatan kabupaten
bandung.
Membahas sanksi
perpajakan wajib
pajak hotel
menjelaskan bahwa
sanksi perpajakan
berpengaruh negatif
pada kepatuhan wajib
pajak hotel.
Sedangkan dalam
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh
perhitungan pajak
daerah dan pajak
pusat terhadap
perhitungan sanksi
pajak hotel.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
40
No.Peneliti dan
TahunJudul Tujuan
Metode
PenelitianHasil Penelitian
Persamaan
PenelitianPerbedaan Penelitian
2 A.B. Setiawan,
S. Meliana
(2017)
Analisis
Kepatuhan
Wajib Pajak
Hotel
Berdasarkan
Pemeriksaan
Pajak, Sanksi
Perpajakan,
Kondisi
Keuangan Dan
Preferensi
Resiko Pada
Hotel-Hotel
Yang Terdaftar
Di Bappenda
Kabupaten
Bogor
untuk menguji
pengaruh
pemeriksaan pajak,
sanksi perpajakan,
kondisi keuangan
dan preferensi risiko
terhadap kepatuhan
wajib pajak hotel.
Deskriptif
Kualitatif
1. Pemeriksaan pajak,
sanksi perpajakan,
kondisi keuangan dan
preferensi resiko secara
simultan berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak hotel yang
terdaftar pada
BAPPENDA
Kabupaten Bogor.
2.Pemeriksaan pajak,
sanksi pajak dan
kondisi keuangan secara
parsial berpengaruh
positif terhadap
kepatuhan wajib pajak
hotel yang terdaftar
pada BAPPENDA
Kabupaten Bogor
subjek yang sama
yaitu wajib pajak
hotel
Menjelaskan bahwa
sanksi pajak secara
parsial berpengaruh
positif terhadap
kepatuhan wajib
pajak hotel.
Sedangkan dalam
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh
perhitungan pajak
daerah dan pajak
pusat terhadap
perhitungan sanksi
pajak hotel.
41
No.Peneliti dan
TahunJudul Tujuan
Metode
PenelitianHasil Penelitian
Persamaan
PenelitianPerbedaan Penelitian
3 I Ketut Anta
Wirawan, Ni
Ketut Sari
Adnyani, Ketut
Sudiatmaka
(2020)
Efektifitas
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Buleleng
Nomor 8 Tahun
2011 Tentang
Pajak Hotel
(Studi Kasus
Penanggulangan
Tunggakan
Pajak Hotel
Pada Bkd
Kabupaten
Buleleng)
untuk mengetahui
dan memahami
kendala-kendala
yang dihadapi dan
upaya-upaya yang
dilakukan oleh
Pemerintah
Kabupaten Buleleng
dalam menangani
tunggakan pajak
hotel.
Deskriptif
kualitatif
Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya
tunggakan pajak hotel di
Kabupaten Buleleng
berdasarkan hasil
penelitian yang
dilakukan adalah pihak
hotel yang terganggu
karena akan membuat
pendapatan hotel
menurun
subjek yang sama
yaitu wajib pajak
hotel
membahas tentang
upaya apa yang
dilakukan pemerintah
dalam menangani
tungakan pajak.
Sedangkan dalam
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh
perhitungan pajak
daerah dan pajak
pusat terhadap
perhitungan sanksi
pajak hotel.
42
No.Peneliti dan
TahunJudul Tujuan
Metode
PenelitianHasil Penelitian
Persamaan
PenelitianPerbedaan Penelitian
4 Melvin rahma
sayugo subroto
(2020)
Analisis strategi
pemungutan
pajak hotel
pada
pemerintah kota
yogyakarta
mengidentifikasi
permasalahan yang
mempengaruhi
pelaksanaan
pemungutan pajak
hotel.
Deskriptif
Kualitatif
1. faktor faktor
penghambat tidak
tertibmya dalam
pemungutan pajak hotel
yaitu kurangnya
kesadaran wajib pajak
hotel 2. strategi
pemungutan pajak hotel
agar lebih tertib yaitu
meningktkan kualitas
dan kuantitas dalam
pemungutan pajak
subjek yang sama
yaitu wajib pajak
hotel
membahas tentang
strategi pemungutan
pajak agar lebih tertib.
Sedangkan dalam
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh
perhitungan pajak
daerah dan pajak
pusat terhadap
perhitungan sanksi
pajak hotel.
43
No.Peneliti dan
TahunJudul Tujuan
Metode
PenelitianHasil Penelitian
Persamaan
PenelitianPerbedaan Penelitian
5 Lisa hendra
jaya dan
retnaningtyas
widuri (2015)
analisis potensi
pajak hotel
terhadap
realisasi
penerimaan
pajak hotel
berbintang di
surabaya
untuk mengetahui
seberapa besar
potensi pajak hotel
di surabaya.
Deskriptif
Kualitatif
realisasi penerimaan
pajak hotel di surabaya
belum efektif karena
terdapat perbedaan
yang signifikan antar
potensi dan realisasinya.
subjek yang sama
yaitu wajib pajak
hotel
membahas tentang
potensi pajak
terhadap realisasi
penerimaan pajak
hotel Sedangkan
dalam penelitian ini
untuk mengetahui
pengaruh perhitungan
pajak daerah dan
pajak pusat terhadap
perhitungan sanksi
pajak hotel.
Sumber data : Nyoman wirya sentanu dan Putu ery setiawan (2016)
A.B. setiawan dan S. Meliana (2017)
I ketut anta wirawan, Ni ketut sari adnyani dan Ketut sudiatmaka (2020)
Melvin rahma sayugo subroto (2020)
Lisa hendra jaya dan Retnaningtyas widuri (2015)
44
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh keterlambatan pembayaran pajak hotel terhadap perhitungan sanksi pajak,
yaitu pajak daerah dan pajak pusat berdasarkan peraturan PP nomor 23 tahun 2018
dan PERDA nomor 4 tahun 2011. Alur kerangka konseptual disajikan dalam skema
sebagai berikut :
Sumber : Olahan penulis
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
PAJAK DAERAH
PAJAK PUSAT
KETERLAMBATAN
BAYAR PAJAK SANKSI PAJAK
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Menurut sugiyono (2017:35) penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. jenis metode kuantitatif yang digunakan
adalah metode survey dengan membagikan kuesioner, yang bersifat deskriptif.
Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apakah keterlambatan
pembayaran pajak daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat berpengaruh
terhadap perhitungan sanksi pajak, maka pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif. Secara Khusus, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
deskriptif dengan mengunakan metode survei.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterlambatan
pembayaran pajak daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat apakah
berpengaruh terhadap perhitungan sanksi pajak berdasarkan PERDA No.4 Tahun
2011 dan PERATURAN PEMERINTAH No. 23 Tahun 2018. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan pengumpul informasi mengenai
objek yang diteliti.
46
3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:38) “Variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sesuai judul penelitian yang dipilih “Pengaruh Keterlambatan Pembayaran
Pajak Daerah dan Pembayaran Pajak Pusat Terhadap Perhitungan Sanksi
Perpajakan” variabel yang digunakan terdiri dari variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah
keterlambatan pembayaran pajak daerah (X1), keterlambatan pembayaran pajak
pusat (X2) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah perhitungan
sanksi pajak.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2015:38) “Definisi operasional variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai obyek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. “
Operasional variabel digunakan untuk menentukan jenis dan indikator dari
variabel variabel yang terkait dalam penelitian ini. Operasional variabel bertujuan
untuk menentukan skala pengukuran dari masing - masing variabel.
47
1. Pajak Daerah (X1)
Menurut Mardiasmo (2016:7) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
2. Pajak Pusat ( X2)
Pajak Pusat adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat yang digunakan
untuk membiayai negara.
3.2.3. Indikator Variabel Penelitian
Berikut ini adalah indikator variabel penelitian
1. Sanksi perpajakan (Y)
a. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar dan melaporkan pajak,
b. Keterlambatan pelaporan dan pembayaran pajak
c. Ketidaksadaran wajib pajak dalam kewajiban pajak.
2. Pajak daerah (X1)
a. Pembayaran pajak daerah
b. Pajak hotel
c. Surat setoran pajak daerah
d. Penerimaan daerah.
3. Pajak pusat (X2)
a. Pembayaran pajak pusat
b. Pajak penghasilan
c. Surat Setoran Pajak
d. Penerimaan negara.
48
3.3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitian terutama dalam menangkap peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek
penelitian yang diteliti dalam rangka mendapatkan data data yang akurat. Menurut
moleong (2019:127) untuk menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan
mempertimbangkan teori substantif dan mencari kesesuaian dengan kenyataan
yang ada di lapangan.
Dalam rangka mendapatkan data untuk menyusun skripsi ini, penulis
mengadakan penelitian pada PT. INDAH HOTEL yang berlokasi di JL. Embong
Cerme no.12 kelurahan Embong Kaliasin kecamatan Genteng kota Surabaya
Provinsi Jawa Timur.
Penulis memilih perusahaan ini dengan mempertimbangkan kasus yang
terjadi di perusahaan sesuai dengan studi kasus yang akan di bahas dalam skripsi
ini dan kemudahan dalam memperoleh data.
3.4. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel
3.4.1. Populasi
Bagian ini menjelaskan tentang populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian. Menurut sugiono (2016:80) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.
Jumlah Populasi penelitian ini terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari :
49
1. Staf perpajakan PT.INDAH HOTEL
2. Konsultan pajak
3.4.2. Sampel
Menurut surjewi (2015:81) “Sampel adalah sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar,
peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian”. Dalam penelitian ini
yang menjadi sampel adalah perusahaan yang bergerak dibidang hotel PT.INDAH
HOTEL periode 2018 s/d 2019.
3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut (Sugiyono, 2016:81) bahwa :“Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penilitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”.
Terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan, yaitu :
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling,
sampling area (cluster).
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
50
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.”
3.5. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam sebuah penelitian akan berpengaruh terhadap
penelitian. Sumber data penelitian dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder . Dalam penelitian ini sumber penelitian adalah data primer, teknik
pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan interview ( wawancara ) dan
mengunakan kuesioer. Dalam usaha untuk memperoleh data-data yang relevan
maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan Studi lapangan, studi
lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
pada obyek penelitian. Adapun teknik yang digunakan yaitu :
1 Studi kepustakaan
Sudi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian. Informasi
tersebut diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, dan internet.
2 Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dengan beberapa pihak terpilih dengan
maksud tertentu. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti
narasumber atau responden. Pihak PT. INDAH HOTEL dan eksternal yang
menjadi narasumber atau responden dalam penelitian ini adalah :
51
a. Karyawan Accounting yang secara langsung menangani keseluruhan
proses administrasi perpajakan di PT. INDAH HOTEL.
b. Kepala Bagian Accounting.
c. Konsultan Pajak dari PT INDAH HOTEL.
d. Karyawan PT. INDAH HOTEL.
Wawancara dilakukan dalam beberapa waktu yang berbeda.
Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendapatkan informasi
lengkap mengenai pelaksanaan perpajakan PT. INDAH HOTEL.
3 Observasi
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan jalan terlibat
langsung dengan obyek yang diteliti.
4 Dokumentasi
Adalah pengumpulan data berupa dokumen dan catatan perusahaan yang
diperlukan dalam penelitian ini. Dokumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data perpajakan berupa bukti pembayaran pajak PT. INDAH
HOTEL, Selain itu peneliti juga menggunakan data non-perpajakan berupa
sejarah singkat perusahaan, dan bidang usaha yang dijalankan.
a. Mengakses Website dan Situs – situs terkait
Adalah pengumpulan data dengan mengakses website atau situs situs
yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.
5 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengolahan data dengan menyebarkan
pertanyaan kepada responden pihak PT. INDAH HOTEL . Hal ini untuk
52
mendapatkan informasi mengenai tanggapan yang berhubungan mengenai
masalah yang diteliti.
PERTANYAAN SKALA LIKERT
TOTAL 1 2 3 4 5
X₁ (PAJAK DAERAH)
X₁.1 Menurut saya Hotel merupakan salah
satu wajib pajak badan yang di
kenakan pajak daerah.
X₁.2 Menurut saya Tarif pajak hotel
ditetapkan sangat rendah yaitu
sebesar 10% (sepuluh persen).
X₁.3
Saya memahami bahwa Pembayaran
pajak daerah mengunakan SSPD
(Surat Setoran Pajak Daerah) untuk
di bayarkan ke bank
X₁.4 Menurut saya, jika kita membayar
pajak daerah maka akan menambah
penerimaan daerah.
PERTANYAAN SKALA LIKERT
TOTAL 1 2 3 4 5
X₂ (PAJAK PUSAT )
X₂.1 Menurut saya Tarif pajak hotel
ditetapkan sangat rendah yaitu
sebesar 1% (satu persen).
X₂.2 Menurut saya Hotel merupakan
wajib pajak badan yang di kenakan
pajak pusat yaitu pajak penghasilan.
X₂.3
Saya memahami bahwa Pembayaran
pajak pusat mengunakan SSP (Surat
Setoran Pajak) untuk dibayarkan ke
bank
X₂.4 Menurut saya, jika kita membayar
pajak daerah maka akan menambah
penerimaan daerah.
53
PERTANYAAN SKALA LIKERT
TOTAL 1 2 3 4 5
Y ( SANKSI PAJAK )
Y.1 Jika saya membayar pajak hotel tidak
tepat waktu saya bersedia dikenakan
dan membayar sanksi pajak.
Y.2
Saya mengetahui jika saya memiliki
Kekurangan pajak yang terutang
maka dapat dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2
% (dua persen) setiap bulan dihitung
dari pajak yang kurang
Y.3 Jika saya tidak mengikuti aturan
perpajakan, saya bersedia dikenakan
sanksi pajak.
3.6. Teknik Keabsahan Data
Penelitian bab ini adalah penelitian kuantitatif, dalam penelitian kuantitatif
perlu dilakukan uji keabsahan data. Uji keabsahan data bersumber pada data primer.
Uji keabsahan data beruba uji validitas dan reabilitas data .
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di dapatkan dari hasil wawancara
dan data hasil kuesioner terhadap responden. Uji validitas dan reabilitas data
digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh atau menghasilkan data yang
valid.
1. Uji validitas
Uji Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita
mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien
antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut
54
dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut
dinyatakan tidak valid. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument
valid adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono,
2016 : 179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi
dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.
2. Uji realibilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrumen yang merupakan
alat pengukuran konstruk atau variabel. Instrumen yang variabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016:173). Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan koefisien Cronbach
alpha dari masing-masing item pertanyaan dalam satu variabel. Suatu instrumen
dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sugiyono, 2016:185).
3.7. Teknik analisis data
Analisis data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Analisis
data akan menentukan hasil sebuah penelitian. Berdasarkan uraian di atas dapat
ditinjau bahwa analisis data dilakukan sebagai upaya untuk mengolah data menjadi
informasi.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner.
2. Melakukan pengumpulan data.
3. Daftar kuesioner disebarkan ke unit observasi.
4. Menyusun tabel interprestasi sanksi pajak ( tabel 3.1)
55
Tabel 3.1
% tase Kriteria
0.00 - 10.00 Sangat kurang
10.00 - 20.00 Kurang
20.00 - 30.00 Sedang
30.00 - 40.00 cukup baik
40.00 - 50.00 Baik
Diatas 50 sangat baik
sumber : Munir, dkk.2004
3.7.1. Analisa regrensi linier berganda
Analisa regrensi linier berganda yaitu untuk menguji hipotensis tentang kekuatan
variabel penentu (independent variable) terhadap perhitungan sanksi pajak (y)
adapun regrensi linier berganda digunakan persamaanY= 𝑎𝑜+ (𝑎1. 𝑥1) +(𝑎2. 𝑥2)+ e
Dimana:
Y = perhitungan sanksi pajak
𝑎𝑜 = konstanta
𝑎1; 𝑎2= koefisien regrensi linier berganda
𝑥1= keterlambatan pembayaran pajak pusat
𝑥2= keterlambatan pembayaran pajak daerah
𝑒 = eror ( kesalahan penganggu )
56
3.7.2 Koefesien determinasi berganda ( R square )
Koefisien penentu (KP) atau koefisien determinasi (KD) merupakan angka atau
indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan satu variabel atau
lebih dari variabel independen (variabel bebas, X) terhadap variasi (naik/turunnya)
variabel dependen (variabel terikat, Y). nilai koefisien penentu atau determinasi
berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). Kriteria yang digunakan pada koefisien
penentu atau koefisien determinasi adalah:
a. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak pengaruh varaibel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
b. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel
dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).
c. Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0 dan 1 (0 < KP < 0) maka
besarnya pengaruh variabel independen terhadap variasi (naik/turunnya)
variabel dependen adalah sesuai dengan nilai KP itu sendiri, dan selebihnya
berasal dari faktor-faktor lain.
3.7.3 Pengujian hipotensis
1. Pengaruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat
mengunakan F test dengan didasarkan perbandingan antara nilai probabilitas
alpha (0,05), yaitu :
a. Jika F hitung > F tabel dan P < 0,05 maka hipotesis diterima, berarti ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan
terhadap variabel terikat.
57
b. Jika F hitung < F tabel dan P > 0,05 maka hipotesis ditolak. Berarti tidak
ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan
terhadap variabel terikat.
2. Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat yang ditetapkan dalam penelitian ini, mengunakan t test
dengan dasar perbandingan antara nilai probabilitas dengan nilai alpha (0,05),
yaitu :
a. Jika t hitung > t tabel dan p < 0,05, hipotesis bisa diterima, berarti ada
pengaruh signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
b. Jika t hitung < t tabel dan p > 0,05 maka hipotesis ditolak, berarti tidak
ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
Proses analisis data dilakukan dengan mengunakan perangkat komputer
dengan software SPSS 21 for windows version.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Lokasi atau Obyek Penelitian
PT. INDAH HOTEL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pelayanan hotel di surabaya. PT. INDAH HOTEL memiliki klualifikasi hotel
melati.
PT. INDAH HOTEL berdiri sejak tahun 2015, lokasi PT.INDAH
HOTEL meyediakan jasa perhotelan selama 24 jam. Lokasi hotel ini terletak di
JL. Embong cerme no.12 surabaya. PT. INDAH HOTEL memiliki 13 kamar dan
memiliki fasilitas ruangan yaitu televisi, kamar mandi air panas, bathup, telepon,
pendingin ruangan (ac), air mineral, lemari, dan comfortable springbed.
PT. INDAH HOTEL memiliki fasilitas yang terdiri dari tempat parkir, wifi
, ruang tamu, ruang khusus untuk merokok, kamar mandi luar ruangan maupun
kamar mandi dalam, loby yang nyaman dan sejuk.
Adapun tarif kamar PT.INDAH HOTEL relatif terjangkau mulai dari
Rp.200.000,00. Untuk pemasaran PT. INDAH HOTEL juga berkerjasama dengan
reedors dengan cara pemesanan via online.
4.1.1.1 Visi dan Misi
Visi merupakan suatu yang didambakan untuk dimiliki di masa depan,
visi mengambarkan aspirasi masa depan. Sedangkan misi adalah bentuk yang
59
didambakan di masa depan, misi merupakan sebuah pernyataan yang menegaskan
visi . Adapun visi dan misi PT. INDAH HOTEL adalah sebagai berikut :
VISI :
Menjadikan hotel yang berkualitas.
MISI :
- Memberikan kepuasan kepada para pengunjung hotel dengan memberikan
pelayanan yang terbaik.
- Memberikan kontribusi untuk kemajuan hotel.
- Memelihara hubungan baik dengan pengunjung maupun rekan bisnis.
4.1.1.2 Tujuan Perusahaan
1. Tujuan jangka pendek
a. Meningkatkan kualitas pelayanan hotel
b. Menambah SDM yang ahli dan handal
c. Mendapatkan keuntungan
2. Tujuan jangka panjang
a. Menambah cabang hotel di dalam maupun luar kota
b. Menjadi hotel terbaik dan berkualitas
4.1.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran suatu perusahaan secara sederhana
untuk menentukn pembagian tugas, tangung jawab dan wewenang secara jelas.
Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. INDAH HOTEL.
60
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. INDAH HOTEL
Sumber : PT. INDAH HOTEL
4.1.1.4 Diskripsi Tugas dari Organisasi
Berikut uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan yang ada pada struktur organisasi PT.INDAH HOTEL:
1. Komisaris
a. Tugas Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan
nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta
ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham,
serta peraturan perundang undangan yang berlaku, untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
b. Wewenang Komisaris adalah Melihat buku-buku, surat-surat, serta
dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan
61
lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan; Meminta
penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
yang menyangkut pengelolaan Perseroan; Meminta Direksi dan/atau
pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan Komisaris; Mengangkat, memberhentikan
Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu.
c. Tanggung jawab komisaris adalah ertanggung jawab penuh atas pengurusan
hotel.
2. General Manager
a. Tugas General Manager adalah memimpin hotel dan menjadi fasilitator
bagi seluruh karyawannya semua jabatan di hotel, mengelolah hotel sesuai
visi dan misi yang ada, membuat kebijakan untuk kemajuan hotel.
b. Wewenang General Manager adalah Menetapkan target revenue bulanan
ataupun tahunan yang memang sudah tercakup dalam target pendapatan di
hari mendatang. Target marketing bisa dilakukan baik dalam jangka pendek
hingga jangka panjang; Memutuskan kerjasama dengan pihak terkait yang
tidak menguntungkan demi mengurangi merugikan perusahaan;
Mengesahkan semua keputusan yang diputuskan menyangkut tentang
kepentingan perhotelan, tanpa wewenang tersebut maka sebuah keputusan
tidak bisa dinyatakan sah dan resmi; Menandatangi sebuah kebijakan
sebagai bukti tertulis bahwa dia ikut bertanggung terhadap kebijakan yang
telah diterapkan, kebijakan tanpa adanya pengesah tidak akan diakui.
62
c. Tanggung jawab General Manager adalah Menganalisis data semua
karyawan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki kinerja di masa
mendatang, Mengontrol operasional harian perusahaan agar terciptanya
iklim kerja yang harmonis, Menjaga kerjasama yang baik antar partner
kerjasama dengan menjaga koneksi yang berkesinambungan.
3. Accounting
a. Tugas accounting adalah membuat pembukuan atas transaksi keuangan
perusahaan, melakukan posting jurnal operasional. Mungkin istilah ini
terdengar sulit, sederhananya posting jurnal operasional ini adalah mencatat
segala pengeluaran dan pemasukan dari operasional perusahaan kemudian
memasukkannya ke dalam buku besar akuntansi, membuat laporan
keuangan yang nantinya akan anda pertanggung jawabkan, Memeriksa dan
melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan
transaksi keuangan
b. Wewenang accounting adalah Mengusulkan perubahan / penggeseran
anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum, Mengusulkan mata
anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum, Menandatangani cek / giro
sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Tanggung jawab accounting adalah Memastikan pembukuan keuangan
kantor tersedia dan terlaksana dengan baik sesuai dengan target,
Memastikan posting jurnal operasional ke dalam sistem terlaksana dengan
baik, Memastikan laporan keuangan perusahaan tersedia dan terdistribusi
kepada manajemen dengan baik, Memastikan data jurnal akuntansi terinput
63
ke dalam sistem yang dimiliki perusahaan tanpa ada yang terlewatkan,
Memastikan pemeriksaaan dan verifikasi kelengkapan dokumen yang
berhubungan dengan transaksi keuangan terlaksana dengan baik,
Memastikan rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial terlaksana dengan
baik.
4. Tax accounting
a. Tugas tax accounting adalah Melakukan validasi transaksi keuangan dan
pajak, Mengaplikasikan peraturan perpajakan dan keuangan pada
perusahaan, Memantau sistem akuntasi dan perpajakan perusahaan secara
internal, Mengelola dan Memproses data data keuangan dan pajak
perusahaan menjadi sebuah laporan,
b. Wewenang tax accounting adalah menghitung PPh, PPN dan PPnBM,
membuat laporan keuangan, serta menyetor dan melaporkan kewajiban
pajak bagi ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
c. Tanggung jawab tax accounting adalah Memastikan validitas transaksi
keuangan dan pajak perusahaan, Memastikan terpantaunya sistem akuntansi
dan perpajakan dari perusahaan, Memastikan pengelolaan data data
keuangan terlaksana dengan baik, Memastikan ketersediaan laporan
keuangan dan pajak bulanan serta tahunan.
5. Front office
a. Tugas front office adalah Menerima dan menangani pemesanan kamar oleh
calon customer (handling reservation), Mengurus Bill pembayaran tamu
64
selama menginap di hotel, Memberikan pelayanan informasi (Giving
Information to the guest).
b. Wewenang front office adalah melayani tamu , menanggani pemesanan
kamar.
c. Tanggung jawab front office Menangai Keluhan keluhan tamu yang
menginap di hotel (Handlng Guest Complaint, Bertanggung jawab atas
kelancaran operasional di Front office, menangani Barang bawaan tamu.
6. Office boy
a. Tugas office boy adalah membersihkan kamar hotel dan fasilitas hotel
lainnya, membersihkan kantor.
b. Wewenang office boy adalah membersihkan kamar hotel dan fasilitas
sekitar hotel demi kenyamanan tamu hotel.
c. Tangung jawab office boy adalah bertanggung jawab atas kebersihan dan
kerapian kamar hotel dan semua fasilitas sekitar hotel, Memastikan
kebersihan lingkungan, Memastikan tugas yang dibebankan terlaksana
dengan baik.
7. Security
d. Tugas security adalah Secara langsung bertugas memantau dan mengatur
keamanan hotel selama 24 jam , Berjaga di pos keamanan hotel dan
memantau serta membantu keluar masuknya kendaraan yang keluar masuk
hotel baik kendaraan milik tamu ataupun staf hotel demi keselamatan
dalam penyeberangan jalan.
65
a. Wewenang security menjaga keamanan hotel dan sekitar demi kenyaman
tamu hotel.
b. Tangung jawab security adalah keamanan hotel dan sekitar hotel.
4.1.2 Diskripsi Responden
Penelitian ini digunakan untuk menentukan gambaran dari responden
akan diketahui berdasarkan jenis kelamin , usia, dan pendidikan. Jumlah
responden di tentukan 30 sampel.
4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data diolah penulis (2020)
Dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa responden ditentukan 30
orang, dimana pria berjumlah 12 orang sedangkan wanita berjumlah 18 orang.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa rata rata responden berjenis
kelamin wanita, dikarenakan karyawan PT. INDAH HOTEL rata rata berjenis
kelamin wanita.
Jenis Kelamin Frekuensi %
Pria 12 40%
Wanita 18 60%
Total 30 100%
66
4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi %
20 – 29 Tahun 22 73%
30 – 39 Tahun 8 27%
TOTAL 30 100 %
Sumber : Data diolah penulis (2020)
Dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pegawai PT. INDAH
HOTEL Surabaya yang dijadikan sebagai responden sebanyak 30 orang yaitu
yang terdiri dari 22 orang berusia 20-29 Tahun, 8 orang berusia 30-39 Tahun.
4.1.3 Diskripsi Variabel Penelitian
Deskriptif variabel menggambarkan skor jawaban dari responden atas
indikator-indikator variabel, yaitu mengenai variabel keterlambatan pembayaran
pajak pusat, keterlambatan pembayaran pajak daerah dan perhitungan sanksi
pajak. Pembahasan hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dengan
mengkategorikan rata-rata jawaban responden atau masing-masing indikator-
indikator pernyataan yang telah diajukan. Untuk menentukan nilai kategori
masing-masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Analisis data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.
Analisis data akan menentukan hasil sebuah penelitian. Berdasarkan uraian di atas
dapat ditinjau bahwa analisis data dilakukan sebagai upaya untuk mengolah data
menjadi informasi.
67
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner.
2. Melakukan pengumpulan data.
3. Daftar kuesioner disebarkan ke unit observasi.
4. Menyusun tabel interprestasi sanksi pajak ( tabel 4.3)
Tabel 4.3
% tase Kriteria
0.00 - 10.00 Sangat kurang
10.00 - 20.00 Kurang
20.00 - 30.00 Sedang
30.00 - 40.00 cukup baik
40.00 - 50.00 Baik
Diatas 50 sangat baik
sumber : Munir, dkk.2004
68
4.1.3.1 Diskripsi Variabel Sanksi Pajak (Y)
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Pada Variabel Sanksi Pajak
Tabel Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
y.1 Kepatuhan wajib pajak 30 2 5 4,2 0,82768
y.2 Keterlambatan pembayaran 30 3 5 4,3 0,74971
y.3 Ketidaksadaran wajib pajak 30 2 5 4,2 0,80516
Valid N (listwise) 30
Descriptive Statistics
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Tabel 4.5
Pernyataan Responden Terhadap sanksi pajak
No. Pernyataan Indeks Ket
1 Jika saya membayar pajak hotel tidak tepat
waktu saya bersedia dikenakan dan membayar
sanksi pajak.
42.66 Baik
2
Saya mengetahui jika saya memiliki Kekurangan
pajak yang terutang maka dapat dikenakan
sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 %
(dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak
yang kurang
43.00 Baik
3 Jika saya tidak mengikuti aturan perpajakan,
saya bersedia dikenakan sanksi pajak.
42.00 Baik
Nilai Indeks Variabel Sanksi Pajak 42,55 Baik
Sumber : Data diolah penulis (2020)
Pada Tabel 4.4 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar
melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah
4,3000 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji
descriptive statistics 0,74971 yaitu variabel Y adalah Y.2 dengan indikator
Keterlambatan Pembayaran pajak pusat. Sedangkan nilai minimum dalam
69
variabel Y adalah nilai 2 “ Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel Y
adalah nilai 5 “ Setuju”.
4.1.3.2 Diskripsi Variabel Pajak Daerah (X1)
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Daerah
Tabel Descriptive Statistics
N Min Max MeanStd.
Deviation
x1.1 Pembayaran pajak daerah 30 1 5 3,7667 1,10433
x1.2 Pajak hotel 30 2 5 3,7000 1,02217
x1.3 Surat setoran pajak daerah 30 2 5 3,7000 0,95231
x1.4 Penerimaan daerah 30 2 5 3,7000 0,95231
Valid N (listwise) 30
Descriptive Statistics
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Tabel 4.7
Pernyataan Responden Terhadap Pajak Daerah
No. Pernyataan Indeks Ket
1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat
rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).
37,66 Cukup
baik
2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan
yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan. 37,00
Cukup
baik
3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat
mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk
dibayarkan ke bank
37,00 Cukup
baik
4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka
akan menambah penerimaan daerah.
37,00
Cukup
baik
Nilai Indeks Variabel Pajak Daerah 37,16
Cukup
baik
Sumber : Data diolah penulis (2020)
Pada Tabel 4.7 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar
melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah
70
3,7667 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji
descriptive statistics 1,10433 yaitu variabel X1.1 dengan indikator
Pembayaran Pajak Daerah. Sedangkan nilai minimun dalam variabel x1
adalah nilai 1 “ Sangat Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel x1
adalah nilai 5 “ Setuju”.
4.1.3.3 Diskripsi Variabel Pajak Pusat (X2)
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Pusat
Tabel Descriptive Statistics
N Min Max MeanStd.
Deviation
x2.1 Pembayaran pajak pusat 30 2 5 4,0000 0,98261
x2.2 Pajak penghasilan 30 1 5 3,7333 0,94443
x2.3 Surat Setoran Pajak 30 2 5 3,9000 1,09387
x2.4 Penerimaan negara. 30 2 5 3,9333 0,94443
30 2 5 4,0000 0,98261
Descriptive Statistics
Valid N (listwise)
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
71
Tabel 4.9
Pernyataan Responden Terhadap Pajak Pusat
No. Pernyataan Indeks Ket
1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat
rendah yaitu sebesar 1% (satu persen). 40.00
Cukup
baik
2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan
yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan. 37.33
Cukup
baik
3
Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat
mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk
dibayarkan ke bank
39.00 Cukup
baik
4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka
akan menambah penerimaan daerah.
39.33
Cukup
baik
Nilai Indeks Variabel Pajak Daerah 38.92
Cukup
baik
Sumber : Data diolah penulis (2020)
Pada Tabel 4.8 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar
melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah
4,0000 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji
descriptive statistics 0,98261 yaitu variabel X2.1 dengan indikator
Pembayaran Pajak Pusat. Sedangkan nilai minimun dalam variabel x2
adalah nilai 1 “ Sangat Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel x2
adalah nilai 5 “ Setuju”.
4.1.4 Hasil Analisis Data
4.1.4.1 Hasil Analisis Keabsahan Data
4.1.4.1.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Menurut Sugiyono (2016:177) Uji validitas menunjukan derajat
72
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita
mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara
item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid,
tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut dinyatakan tidak valid.
1. Uji Validitas Perhitungan Sanksi Pajak
Tabel 4.10
Tabel Uji Validitas Sanksi Pajak
Kepatuhan
wajib pajak
Keterlambatan
pembayaran
Ketidaksadaran
wajib pajak
Total
y
Pearson Correlation 1 ,700**
,642**
,914**
Sig. (2-tailed) 0 0 0
N 30 30 30 30
Pearson Correlation ,700** 1 ,468
**,834
**
Sig. (2-tailed) 0 0,009 0
N 30 30 30 30
Pearson Correlation ,642**
,468** 1 ,825
**
Sig. (2-tailed) 0 0,009 0
N 30 30 30 30
Pearson Correlation ,914**
,834**
,825** 1
Sig. (2-tailed) 0 0 0
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Kepatuhan
wajib pajak
Keterlambatan
pembayaran
Ketidaksadaran
wajib pajak
Total Y
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
73
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak (Y)
Variabel Y INDIKATOR P-Correlation Keterangan
Y.1 Kepatuhan wajib pajak ,914 Valid
Y.2 Keterlambatan pembayaran ,834 Valid
Y.3 Ketidaksadaran wajib pajak ,825 Valid
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan Y.1, Y.2, dan Y.3,
merupakan indikator variabel perhitungan sanksi pajak yang memiliki koefisien
korelasi > 0,3. Sehingga ketiga pernyataan tersebut dinyatakan valid.
74
2. Uji Validitas Pajak daerah
Tabel 4.12
Tabel Uji Validitas Pajak Daerah
Pembayaran
pajak daerah
Pajak
hotel
Surat
setoran
pajak
Penerimaan
daerah
(X1.1) (X1.2) (X1.3) (X1.4)
Pearson Correlation 1 ,577**
,521**
,652**
,837**
Sig . (2-tailed) 0,001 0,003 0 0
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,577** 1 ,648
**,648
**,861
**
Sig. (2-tailed) 0,001 0 0 0
N 30 30 30 30 30
Surat setoran
pajak daerahPearson Correlation ,521
**,648
** 1 ,506**
,795**
(X1.3) Sig. (2-tailed) 0,003 0 0,004 0
N 30 30 30 30 30
Penerimaan
daerahPearson Correlation ,652
**,648
**,506
** 1 ,838**
(X1.4) Sig. (2-tailed) 0 0 0,004 0
N 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,837**
,861**
,795**
,838** 1
Sig. (2-tailed) 0 0 0 0
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL
X1
Pembayaran
pajak daerah
(X1.1)
Pajak hotel
(X1.2)
TOTAL X1
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
75
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Pajak Daerah (𝑿𝟏)
Variabel
X1
INDIKATOR P-Correlation Keterangan
𝑋1. 1 Pembayaran pajak daerah ,837 Valid
𝑋1. 2 Pajak hotel ,861 Valid
𝑋1. 3 Surat setoran pajak daerah ,795 Valid
𝑋1. 4 Penerimaan daerah ,838 Valid
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan
𝑋1. 1 , 𝑋1. 2 , 𝑋1. 3 , 𝑋1. 4 merupakan indikator variabel pajak daerah yang memiliki
koefisien korelasi > 0,3. Sehingga keempat pernyataan tersebut dinyatakan valid.
76
3. Uji Validitas Keterlambatan Pajak Pusat
Tabel 4.14
Tabel Uji Validitas Pajak Pusat (𝑿𝟐)
Pembayaran
pajak pusat
(X2.1)
Pajak
penghasilan
(X2.2)
Surat
Setoran
Pajak
(X2.3)
Penerimaan
negara
(X2.4)
TOTAL
X2
Pearson
Correlation1 ,669
**,802
**,595
**,887
**
Sig. (2-tailed) 0 0 0,001 0
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation,669
** 1 ,674**
,675**
,865**
Sig. (2-tailed) 0 0 0 0
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation,802
**,674
** 1 ,594**
,895**
Sig. (2-tailed) 0 0 0,001 0
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation,595
**,675
**,594
** 1 ,818**
Sig. (2-tailed) 0,001 0 0,001 0
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation,887
**,865
**,895
**,818
** 1
Sig. (2-tailed) 0 0 0 0
N 30 30 30 30 30
TOTAL X2
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed ).
Correlations
Pembayaran
pajak pusat
(X2.1)
Pajak
penghasilan
(X2.2)
Surat
Setoran
Pajak (X2.3)
Penerimaan
negara
(X2.4)
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
77
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Pajak Pusat (𝑿𝟐)
VARIABEL X2 Indikator P-Correlation Keterangan
𝑋2. 1 Pembayaran pajak pusat ,887 Valid
𝑋2. 2 Pajak penghasilan ,865 Valid
𝑋2. 3 Surat Setoran Pajak ,895 Valid
𝑋2. 4 Penerimaan negara. ,818 Valid
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan
𝑋2. 1 , 𝑋2. 2 , 𝑋2. 3 , 𝑋2. 4 merupakan indikator variabel perhitungan sanksi pajak
yang memiliki koefisien korelasi >0,3. Sehingga kesepuluh pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
4.1.4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Realiabilitas adalah untuk mengukur kuesioner yang merupakan
indikator variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan realibel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
Menurut Sugiyono, 2016:185 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
diukur dengan menggunakan koefisien Cronbach alpha dari masing-masing item
pertanyaan dalam satu variabel. Suatu instrumen dikatakan handal jika nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas terhadap variabel Sanksi Pajak (Y),
Pajak Daerah (X1) dan Pajak Pusat (X2). dapat dilihat melalui tabel sebagai
berikut.
78
Tabel 4.16
Uji Reliabilitas Variabel X1 ( Pajak Daerah ), X2 (Pajak Pusat) , dan
Y ( Sanksi Pajak )
N %
Valid 30 100
Excludeda 0 0
Total 30 100
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,801 3
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
1. Uji Reliabilitas Sanksi Pajak
Tabel 4.17
Tabel Uji Reliabilitas Sanksi Pajak (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y.1 8,5000 1,776 ,782 ,637
y.2 8,4667 2,189 ,647 ,782
y.3 8,5667 2,116 ,606 ,821
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
79
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas Sanksi Pajak (Y)
Variabel
Y
Indikator Cronbach's Reliabilitas Ket
Alpha Minimum
Y1 Kepatuhan wajib
pajak
0,637
0,600 Reliabel
Y2 Keterlambatan
pembayaran
0,782
0,600 Reliabel
Y3 Ketidaksadaran
wajib pajak
0,821
0,600 Reliabel
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan Y.1, Y.2, dan Y.3,
merupakan indikator variabel sanksi pajak yang memiliki cronbach alpha >
0,600. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah reliabel.
2. Uji Reliabilitas Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah
Tabel 4.19
Tabel Uji Reliabilitas Pajak Daerah (𝐗𝟏)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x1.1 11,1000 6,300 ,680 ,819
x1.2 11,1667 6,420 ,739 ,791
x1.3 11,1667 7,109 ,645 ,831
x1.4 11,1667 6,833 ,713 ,804
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
80
Tabel 4.20
Hasil Uji Reliabilitas Pajak Daerah (𝐗𝟏)
Variabel
X1
Indikator Cronbach's Reliabilitas
Ket
Alpha Minimum
𝑋1. 1 Pembayaran pajak daerah ,881 0,600 Reliabel
𝑋1. 2 Pajak hotel ,899 0,600 Reliabel
𝑋1. 3 Surat setoran pajak daerah
,881 0,600 Reliabel
𝑋1. 4 Penerimaan daerah
,857 0,600 Reliabel
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan
𝑋1. 1 , 𝑋1. 2 , 𝑋1. 3 , 𝑋1. 4, merupakan indikator variabel pembayaran pajak daerah
yang memiliki cronbach alpha > 0,600. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh
variabel telah reliabel.
3. Uji Reliabilitas Keterlambatan Pemabayaran Pajak Pusat
Tabel 4.21
Tabel Uji Reliabilitas Pajak Pusat (𝐗𝟐)
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x2.1 11,5667 6,806 ,794 ,843
x2.2 11,8333 7,109 ,762 ,856
x2.3 11,6667 6,299 ,791 ,845
x2.4 11,6333 7,413 ,688 ,882
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
81
Tabel 4.22
Hasil Uji Reliabilitas Pajak Pusat (𝐗𝟐)
Variabel Indikator Cronbach's Reliabilitas
Ket Alpha Minimum
𝑋2. 1 Pembayaran pajak pusat ,794 0,600 Reliabel
𝑋2. 2 Pajak penghasilan ,762 0,600 Reliabel
𝑋2. 3 Surat Setoran Pajak ,791 0,600 Reliabel
𝑋2. 4 Penerimaan negara. ,688 0,600 Reliabel
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabeL 4.22 diatas , dapat diketahui bahwa pernyataan
𝑋2. 1 , 𝑋2. 2 , 𝑋2. 3 , 𝑋2. 4, merupakan indikator variabel keterlambatan
pembayaran pajak pusat yang memiliki cronbach alpha > 0,600. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh variabel telah reliabel.
4.1.4.2 Hasil Analisa regrensi linier berganda
Tabel 4.23
Hasil Uji Regrensi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,547 1,270 3,580 ,001
Pajak Daerah
(X1)
,281 ,085 ,462 3,291 ,003
Pajak Pusat
(X2)
,260 ,083 ,437 3,112 ,004
a. Dependent Variable: Sanksi Pajak (Y)
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
82
Analisa regrensi linier berganda yaitu untuk menguji hipotensis tentang
kekuatan variabel penentu (independent variable) terhadap perhitungan sanksi
pajak (y) adapun regrensi linier berganda digunakan persamaan
Y= 𝑎𝑜+ (𝑎1. 𝑥1) +(𝑎2. 𝑥2)+ e
Y=4,547 + 0,281 X1 + 0,260 X2 + e
a. Nilai konstanta 4,547
Nilai Konstanta positif menunjukan pengaruh positif variabel independen (
Pembayaran Pajak Daerah ,dan Pembayaran Pajak Pusat ).
b. Pajak Daerah (X1) 0,281
0,281 merupakan nilai koefisien regrensi variabel Keterlambatan
Pembayaran Pajak Daerah (X1) terhadap variabel perhitungan sanksi pajak
(Y), artinya jika Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah (X1)
mengalami kenaikan satu satuan, maka perhitungan sanksi pajak (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,281 atau 2,8% koefisien bernilai positif
artinya. Pajak Daerah (X1) dan sanksi pajak (Y) berhubungan positif.
c. Pajak Pusat (X2) 0,260
0,260 merupakan nilai koefisien regrensi variabel Keterlambatan
Pembayaran Pajak Pusat (X2) terhadap variabel perhitungan sanksi pajak
(Y), artinya jika Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat (X2) mengalami
kenaikan satu satuan, maka perhitungan sanksi pajak (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0,260 atau 2,6% koefisien bernilai positif artinya
Pajak Pusat (X2) dan sanksi pajak (Y) berhubungan positif.
83
Dari hasil analisis regresi linier berganda diatas, dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel independen yang diuji secara individual yang memiliki nilai lebih
tinggi adalah variabel Pajak Daerah (X1) dengan koefisien sebesar 0,281.
4.1.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda
Tabel 4.24
Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Berdasarkan tabel 4.24 , nilai R yang merupakan simbol dari koefisien
yang memiliki nilai korelasi antara variabel terikat Perhitungan Sanksi Pajak
dengan seluruh variabel bebas (Pajak Daerah dan Pajak Pusat) sebesar 0,786.
Nilai ini dapat diinterprestasikan bahwa hubungan variabel penelitian berada pada
kategori tinggi. Melalui tabel diatas juga dapat diperoleh nilai R Square atau
Koefisien Determinasi yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang
dibentuk oleh interaksi variabel terikat yang dipegaruhi oleh variabel bebas. Nilai
Koefisien Determinasi yang diperoleh 0,617 atau 61,7%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas (Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah dan
Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat) memiliki pengaruh kontribusi sebesar
61,7 % terhadap variabel Perhitungan Sanksi Pajak.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,786a ,617 ,589 1,31207
a. Predictors: (Constant), Pajak Pusat (X2), Pajak Daerah
(X1)
84
4.1.4.4 Uji Hipotensis
4.1.4.4.1 Uji F
uji F digunakan untuk mengetahui Pengaruh variabel bebas secara
bersamaan terhadap variabel terikat F test dengan didasarkan perbandingan antara
nilai probabilitas alpha (0,05). Dari hasil uji F variabel yang di teliti ada 3 variabel
dan responden yang diteliti sebanyak 30 orang dengan menggunakan taraf
signifikan 5% atau 0,05.
Tabel 4.25
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 74,885 2 37,443 21,750 ,000b
Residual 46,481 27 1,722
Total 121,367 29
a. Dependent Variable: Sanksi Pajak (Y)
b. Predictors: (Constant), Pajak Pusat (X2), Keterlambatan Pajak Daerah
(X1)
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Untuk menentukan f tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan rumus :
df (n1) = k – 1 jadi 3 – 1 = 2
df (n2) = n – k jadi 30 – 3 = 27
dari perhitungan degree of freedom maka tabel f menunjukan nilai 3,35.
Dari tabel 4.25 nilai F yang di temukan adalah 21,750 nilai F > F tabel, ini
menunjukan bahwa hipotensis diterima, dan variabel Pajak Daerah (X1), Pajak
Pusat (X2) berpengaruh secara simultan terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y).
85
4.1.4.4.2 Uji T
Tabel 4.26
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 4,547 1,270 3,580 ,001
Keterlambatan
pembayaran pajak
daerah (X1)
,281 ,085 ,462 3,291 ,003
Keterlambatan
pembayaran pajak
pusat
(X2)
,260 ,083 ,437 3,112 ,004
a. Dependent Variable: Perhitungan Sanksi Pajak (Y)
Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)
Dari tabel 4.26 diatas, dapat diketahui bahwa :
a. Untuk menentukan t tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan
rumus :
df = n – k jadi 30 – 2 = 28
dari perhitungan degree of freedom maka tabel t menunjukan nilai
2,04841. Dari tanel 4.13 hasil t menunjukan 3,291 nilai t > t tabel maka
dapat disimpulkan hipotensis bisa diterima dan untuk variabel
Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah (X1) pengaruh signifikan
terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y)
b. Untuk menentukan t tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan
rumus :
df = n – k jadi 30 – 2 = 28
86
dari perhitungan degree of freedom maka tabel t menunjukan nilai
2,04841. Dari tabel 4.26 hasil t menunjukan 3,112 nilai t > t tabel maka
dapat disimpulkan hiptensis bisa diterima dan untuk variabel
Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat (X2) pengaruh signifikan
terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y)
4.2 Pembahasan
1. Berdasarkan hasil Analisa data diketahui bahwa Pajak Daerah (X1) dan
Pajak Pusat (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sanksi
Pajak (Y). Hal ini dibuktikan dengan pengujian yang telah dilakukan
yang menghasilkan nilai signifikan < dari 5% ( 0,005 ).
2. Berdasarkan hasil analisa data Nilai Konstanta positif menunjukan
pengaruh positif variabel independen ( Pembayaran Pajak Daerah ,dan
Pembayaran Pajak Pusat ). Hal ini dibuktikan dengann Nilai konstanta
yang di temukan dari pengujian ini sebesar 4,547.
3. Berdasarkan Hasil Analisa menunjukan bahwa hipotensis diterima.
Hal ini dibuktikan dengan nilai F yang di temukan adalah 21,750 >
3,35 pada taraf signifikansi 5%.
4. Berdasarkan Hasil Analisa variabel bebas bebas (Keterlambatan
Pembayaran Pajak Daerah dan Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat)
memiliki pengaruh kontribusi sebesar 61,7 % terhadap variabel
Perhitungan Sanksi Pajak. sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain.
87
5. Berdasarkan hasil analisa Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah dan
Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat berpangaruh pada Perhitungan
sanksi. Hal ini dibuktikan dengan adanya Peraturan Daerah nomor 4
tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah tahun 2018. Sanksi tersebut
berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak
yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis dan melakukan pembahasan dalam penelitian
di PT.INDAH HOTEL banyak hal yang disimpulkan. Hal tersebut
mungkin merupakan kelebihan yang dapat menambah wawasan, maupun
hal-hal yang harus diperhatikan untuk penerapan.
Berdasarkan atas pembahasan dan penelitian pada PT. INDAH
HOTEL Surabaya penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (
keterlambatan pembayaran pajak pusat ) kedua variabel sama sama
berpengaruhnya dalam penelitian ini.
2. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (
keterlambatan pembayaran pajak pusat ) tersebut berpengaruh secara
simultan terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y).
3. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (
keterlambatan pembayaran pajak pusat ) memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 61,7 % terhadap variabel Perhitungan Sanksi Pajak
dan 38,3% variasi sanksi pajak dikontribusikan oleh variabel.
89
5.2 Saran
Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, berdasarkan
pengamatan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat
diberikan sebagai berikut dari hasil penelitian keterlambatan pembayaran
pajak Daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat berpengaruh
positif terhadap sanksi pajak . Dengan adanya sanksi pajak membuat
perusahaan agar lebih teliti dalam membayarkan pajaknya agar terhindar
dari sanksi pajak yang berlaku maaka diharapkan wajib pajak badan atau
perusahaan lebih patuh dan sadar akan pembayaran pajak daerah dan pajak
pusat, sehingga tidak ada sanksi pajak yang terjadi.
Dan Hasil penelitian ini hendaknya dapat dipergunakan sebagai
bahan rujukan untuk penelitian berikutnya dengan mempertimbangkan
keterbatasan - keterbatasan dalam penelitian ini, dan penelitian berikutnya
diharapkan bisa menggunakan penelitian ini dengan membandingkan
variabel bebas lainnya.
90
DAFTAR PUSTAKA
Jaya dan Widuri, 2015. Analisis potensi pajak hotel terhadap realisasi
penerimaan pajak hotel berbintang di surabaya. Program akuntansi pajak
program studi akuntansi Universitas Ktisten Petra.
Mardiasmo, 2016. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta.
Moleong , lexy, 2019. Metedeologi penelitian kualitatif. Bandung.
PeraturanPemerintah nomor 23 tahun 2018
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011.
Resmi, Siti, 2017. Perpajakan. Jakarta.
Rahayu, 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan
Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara
Vol.1 No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa
Sugiyono, 2017. Metode penelitian kuantiatif, kualitatif dan R&D. Bandung.
Sugiyono, 2016. Metode penelitian kuantiatif, kualitatif dan R&D. Bandung.
Sujerwi, V, Wiratna, 2015. Statistika untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta.
Sumarsan, Thomas, 2017. perpajakan indonesia. Jakarta
Sentanu dan Setiawan, 2016. Pengaruh kualitas pelayanan, kewajiban moral, dan
sanksi perpajakan pada kepatuhan wajib pajak hotel. Fakultas ekonomi
dan bisnis Universitas Udayana.
Setiawan dan Meliana, 2017. Analisis kepatuhan wajib pajak hotel berdasarkan
pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, kondisi keuangan dan preferensi
resiko pada hotel-hotel yang terdaftar di BAPPENDA kabupaten bogor.
Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Djuanda Bogor.
Sufiah, 2017. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal pada Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Surabaya.
Subroto, melvin, 2020. Analisis strategi pemungutan pajak hotel pada pemerintah
kota yogyakarta. Fakultas ekonomi Universitas Nahdatul Ulama
Yogyakarta.
91
Wirawan, adayani dan sudiatmaka. 2020. Efektifitas peraturan daerah kabupaten
buleleng dalam menangani tunggakan pajak hotel. Program studi ilmu
hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
https://cerdika.com/pengertian-pajak/
http://repository.unpas.ac.id/33559/8/9.%20BAB%202.pdf
https://ukirama.com/en/blogs/pengertian-pajak-jenis-fungsi-dan-manfaatnya
https://news.ddtc.co.id/apa-itu-pajak-pajak-pusat--pajak-daerah-18859
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Responden yang terhormat,
Saya Eka Sri Lestari adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya yang sedang
menempuh studi untuk menyelesaikan Skripsi. Saya mohon kesediaan anda untuk mengisi
daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan hanya semata mata data penelitian
dalam rangka menyusun skripsi dengan judul ”Pengaruh Keterlambatan Pembayaran
Pajak Daerah dan Pajak Pusat Terhadap Perhitungan Sanksi Pajak Berdasarkan
PERDA 4 TAHUN 2011 dan PP 23 TAHUN 2018 Study Kasus PT.INDAH HOTEL”.
Informasi yang anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian
penelitian ini. Atas perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.
1. Karakteristik Responden
No Responden : ..........................
Jenis Kelamin : □ Pria □Wanita
Usia : □ 20-29 tahun □ 40-49 tahun
□ 30-39 tahun □ >50 tahun
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. pada kuesioner ini terdapat pernyataan. Berilah tanda (√) pada jawaban yang paling sesuai.
2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban dan pastikan tidak ada jawaban yang
belum terisi.
1. STS = Sangat Tidak Setuju 2. TS = Tidak Setuju
3. N = Netral 4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju
Pajak Daerah (X1)
No Pernyataan (Pajak Daerah) STS TS N S SS
1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat
rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).
2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan
yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan.
3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat
mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk
dibayarkan ke bank
4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka
akan menambah penerimaan daerah.
Pajak Pusat (X2)
No Pernyataan (Pajak Pusat) STS TS N S SS
1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat
rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).
2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan
yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan.
3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat
mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk
dibayarkan ke bank
4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka
akan menambah penerimaan daerah.
Sanksi Pajak (Y)
No Pernyataan (Sanksi Pajak) STS TS N S SS
1 Jika saya membayar pajak hotel tidak tepat waktu
saya bersedia dikenakan dan membayar sanksi pajak.
2 Saya mengetahui jika saya memiliki Kekurangan
pajak yang terutang maka dapat dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)
setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang
3 Jika saya tidak mengikuti aturan perpajakan, saya
bersedia dikenakan sanksi pajak.
Lampiran 2
Data Responden (Pajak Daerah)
No. HASIL NILAI RESPONDEN X1 (PAJAK DAERAH)
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 TOTAL X1
responden 1 4 4 3 5 16
responden 2 2 2 3 2 9
responden 3 4 3 3 2 12
responden 4 5 4 3 4 16
responden 5 5 3 4 3 15
responden 6 3 2 4 3 12
responden 7 4 4 3 4 15
responden 8 3 2 2 2 9
responden 9 5 5 5 5 20
responden 10 5 4 3 4 16
responden 11 5 4 4 5 18
responden 12 2 3 3 3 11
responden 13 4 4 4 4 16
responden 14 4 5 4 5 18
responden 15 5 5 4 4 18
responden 16 4 4 5 4 17
responden 17 4 3 4 4 15
responden 18 3 4 3 3 13
responden 19 4 3 4 4 15
responden 20 4 5 5 4 18
responden 21 5 5 5 4 19
responden 22 4 5 5 4 18
responden 23 3 2 2 3 10
responden 24 1 3 2 2 8
responden 25 2 3 3 4 12
responden 26 3 3 3 4 13
responden 27 5 4 5 5 19
responden 28 3 3 4 3 13
responden 29 5 5 4 5 19
responden 30 3 5 5 3 16
Data Responden (Pajak Pusat)
No. HASIL NILAI RESPONDEN X2 (PAJAK PUSAT)
Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
TOTAL X2
responden 1 5 4 4 3 16
responden 2 2 3 2 3 10
responden 3 4 3 3 3 13
responden 4 4 4 3 5 16
responden 5 3 3 3 4 13
responden 6 4 4 4 3 15
responden 7 4 3 4 4 15
responden 8 5 4 5 4 18
responden 9 5 5 5 5 20
responden 10 4 4 4 3 15
responden 11 5 4 5 5 19
responden 12 4 5 4 5 18
responden 13 4 5 4 5 18
responden 14 5 4 5 4 18
responden 15 4 4 5 5 18
responden 16 4 4 5 4 17
responden 17 5 3 4 5 17
responden 18 4 3 4 3 14
responden 19 3 3 2 4 12
responden 20 5 5 5 4 19
responden 21 5 5 5 5 20
responden 22 5 5 4 4 18
responden 23 3 3 2 3 11
responden 24 2 1 2 2 7
responden 25 4 3 4 3 14
responden 26 5 4 5 5 19
responden 27 2 2 2 2 8
responden 28 3 4 3 4 14
responden 29 5 4 5 5 19
responden 30 3 4 5 4 16
Data Responden (Sanksi Pajak)
No. HASIL NILAI RESPONDEN Y (DENDA PAJAK)
Responden Y.1 Y.3 Y.4
TOTAL Y
responden 1 4 5 3 12
responden 2 3 3 3 9
responden 3 3 4 4 11
responden 4 5 4 5 14
responden 5 4 4 4 12
responden 6 4 3 4 11
responden 7 4 4 4 12
responden 8 5 5 3 13
responden 9 5 5 5 15
responden 10 5 4 5 14
responden 11 5 5 5 15
responden 12 5 5 5 15
responden 13 5 4 4 13
responden 14 5 5 5 15
responden 15 4 5 5 14
responden 16 4 5 4 13
responden 17 5 4 4 13
responden 18 4 4 5 13
responden 19 4 4 4 12
responden 20 5 5 4 14
responden 21 5 5 5 15
responden 22 4 4 4 12
responden 23 3 3 4 10
responden 24 2 3 2 7
responden 25 3 3 3 9
responden 26 5 5 5 15
responden 27 5 5 5 15
responden 28 4 4 5 13
responden 29 5 5 4 14
responden 30 4 5 4 13
DESCRIPTIVES VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 17:21:36
DataSet0
<none>
<none>
<none>
30
User defined missing values are treated as missing.
All non-missing data are used.
DESCRIPTIVES VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
00:00:00,00
00:00:00,00
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
x1.1
x1.2
x1.3
x1.4
Valid N (listwise)
30 1,00 5,00 3,7667 1,10433
30 2,00 5,00 3,7000 1,02217
30 2,00 5,00 3,7000 ,95231
30 2,00 5,00 3,7000 ,95231
30
DESCRIPTIVES VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Page 1
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 17:21:58
DataSet0
<none>
<none>
<none>
30
User defined missing values are treated as missing.
All non-missing data are used.
DESCRIPTIVES VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
00:00:00,00
00:00:00,03
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
x2.1
x2.2
x2.3
x2.4
Valid N (listwise)
30 2,00 5,00 4,0000 ,98261
30 1,00 5,00 3,7333 ,94443
30 2,00 5,00 3,9000 1,09387
30 2,00 5,00 3,9333 ,94443
30
DESCRIPTIVES VARIABLES=y.1 y.2 y.3 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Page 2
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 17:22:20
DataSet0
<none>
<none>
<none>
30
User defined missing values are treated as missing.
All non-missing data are used.
DESCRIPTIVES VARIABLES=y.1 y.2 y.3 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
00:00:00,02
00:00:00,02
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
y.1
y.2
y.3
Valid N (listwise)
30 2,00 5,00 4,2667 ,82768
30 3,00 5,00 4,3000 ,74971
30 2,00 5,00 4,2000 ,80516
30
Page 3
CORRELATIONS /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 y
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:10:02
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 y /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
00:00:00,02
00:00:00,37
[DataSet1]
Correlations
y.1 y.2 y.3 y
y.1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y.2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y.3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,700** ,642** ,914**
,000 ,000 ,000
30 30 30 30
,700** 1 ,468** ,834**
,000 ,009 ,000
30 30 30 30
,642** ,468** 1 ,825**
,000 ,009 ,000
30 30 30 30
,914** ,834** ,825** 1
,000 ,000 ,000
30 30 30 30
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 1
CORRELATIONS /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:10:35
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1 /PRINT=TWOTAIL NOSIG...
00:00:00,02
00:00:00,45
[DataSet1]
Correlations
x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1
x1.1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,577** ,521** ,652** ,837**
,001 ,003 ,000 ,000
30 30 30 30 30
,577** 1 ,648** ,648** ,861**
,001 ,000 ,000 ,000
30 30 30 30 30
,521** ,648** 1 ,506** ,795**
,003 ,000 ,004 ,000
30 30 30 30 30
,652** ,648** ,506** 1 ,838**
,000 ,000 ,004 ,000
30 30 30 30 30
,837** ,861** ,795** ,838** 1
,000 ,000 ,000 ,000
30 30 30 30 30
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 2
CORRELATIONS /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:11:17
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2 /PRINT=TWOTAIL NOSIG...
00:00:00,00
00:00:00,19
[DataSet1]
Page 3
Correlations
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2
x2.1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,669** ,802** ,595** ,887**
,000 ,000 ,001 ,000
30 30 30 30 30
,669** 1 ,674** ,675** ,865**
,000 ,000 ,000 ,000
30 30 30 30 30
,802** ,674** 1 ,594** ,895**
,000 ,000 ,001 ,000
30 30 30 30 30
,595** ,675** ,594** 1 ,818**
,001 ,000 ,001 ,000
30 30 30 30 30
,887** ,865** ,895** ,818** 1
,000 ,000 ,000 ,000
30 30 30 30 30
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 4
RELIABILITY /VARIABLES=y.1 y.2 y.3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:06:04
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
00:00:00,02
00:00:00,11
[DataSet1]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,821 3
Page 1
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
y.1
y.2
y.3
8,5000 1,776 ,782 ,637
8,4667 2,189 ,647 ,782
8,5667 2,116 ,606 ,821
RELIABILITY /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:06:28
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
00:00:00,00
00:00:00,14
[DataSet1]
Scale: ALL VARIABLES
Page 2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,852 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
x1.1
x1.2
x1.3
x1.4
11,1000 6,300 ,680 ,819
11,1667 6,420 ,739 ,791
11,1667 7,109 ,645 ,831
11,1667 6,833 ,713 ,804
RELIABILITY /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Page 3
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
12-JUL-2020 11:06:47
DataSet1
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
00:00:00,00
00:00:00,20
[DataSet1]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
30 100,0
0 ,0
30 100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,889 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
x2.1
x2.2
x2.3
x2.4
11,5667 6,806 ,794 ,843
11,8333 7,109 ,762 ,856
11,6667 6,299 ,791 ,845
11,6333 7,413 ,688 ,882
Page 4
REGRESSION /MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT y
/METHOD=ENTER x1 x2.
Regression
Notes
Output Created
Comments
Input Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources Processor Time
Elapsed Time
Memory Required
Additional Memory Required for Residual Plots
12-JUL-2020 11:33:22
DataSet0
<none>
<none>
<none>
30
User-defined missing values are treated as missing.
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT y /METHOD=ENTER x1 x2.
00:00:00,03
00:00:00,05
1852 bytes
0 bytes
[DataSet0]
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables Removed Method
1 x2, x1b . Enter
Dependent Variable: ya.
All requested variables entered.b.
Page 1
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 ,786a ,617 ,589 1,31207
Predictors: (Constant), x2, x1a.
ANOVAa
Model
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
74,885 2 37,443 21,750 ,000b
46,481 27 1,722
121,367 29
Dependent Variable: ya.
Predictors: (Constant), x2, x1b.
Coefficientsa
Model
Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant)
x1
x2
4,547 1,270 3,580 ,001
,281 ,085 ,462 3,291 ,003
,260 ,083 ,437 3,112 ,004
Dependent Variable: ya.
Page 2
DE