pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah …

135
PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK PUSAT TERHADAP PERHITUNGAN SANKSI PAJAK BERDASARKAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2011 DAN PP 23 TAHUN 2018 (Studi Kasus Pada PT. INDAH HOTEL SURABAYA) SKRIPSI OLEH : EKA SRI LESTARI NPM :16013041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2020

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK

DAERAH DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK

PUSAT TERHADAP PERHITUNGAN SANKSI PAJAK

BERDASARKAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2011

DAN PP 23 TAHUN 2018

(Studi Kasus Pada PT. INDAH HOTEL SURABAYA)

SKRIPSI

OLEH :

EKA SRI LESTARI

NPM :16013041

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

2020

Page 2: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH

DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK PUSAT TERHADAP

PERHITUNGAN SANKSI PAJAK BERDASARKAN

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2011 DAN PP 23 TAHUN 2018

(Studi Kasus Pada PT. INDAH HOTEL SURABAYA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wijaya Putra Surabaya

OLEH :

EKA SRI LESTARI

NPM :16013041

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

2020

Page 3: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 4: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 5: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 6: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 7: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

v

ABSTRAK

EKA SRI LESTARI, 16013041, Pengaruh keterlambatan pembayaran pajak

pusat dan keterlambatan pembayaran pajak daerah terhadap perhitungan

sanksi pajak berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011

Pajak adalah iuran wajib yang bersifat memaksa kepada negara tanpa

mendapatkan imbalan secara langsung. Menurut lembaga pemungutannya dibagi

menjadi dua yaitu pajak daerah dan pajak pusat. Pajak daerah adalah pajak yang

dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

daerah sedangkan pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Hotel adalah wajib pajak

badan yang ditunjuk untuk memenuhi kewajiban perpajakan, yaitu membayar

pajak daerah dan pajak pusat atas pendapatan yang diterima dengan tarif pajak,

untuk pajak daerah sebesar 10% dari pendapatan jika tidak ada insentif dari pusat

dan pajak pusat sebesar 0,5% dari pendapatan setahun, apabila wajib pajak hotel

tidak memenuhi kewajibanya untuk membayar pajak maka akan diberikan sanksi

perpajakan berdasarkan peraturan perpajakan yaitu pajak pusat yang di atur dalam

PP nomor 23 tahun 2018 dan pajak daerah yang diatur dalam PERDA nomor 4

tahun 2011.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keterlambatan

pembayaran pajak pusat dan keterlambatan pembayaran pajak daerah, dan

variabel terikat adalah sanksi pajak. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode regresi linier berganda. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder

dari perusahaan PT. INDAH HOTEL periode tahun 2018 s/d 2019. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pungutan pajak daerah dan

pajak pusat, untuk mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran pajak pusat

terhadap perhitungan sanksi pajak, untuk mengetahui jumlah bayar dan belum

bayar pajak hotel dan pph final, untuk mengetahui jumlah denda atau sanksi

pajak.Berdasarkan penjelasan di atas maka Penelitian ini membahas tentang

pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat terhadap

perhitungan sanksi pajak berdasarkan PP nomor 23 tahun 2018 dan PERDA

nomor 4 tahun 2011 .Jenis penelitian ini adalah tipe kuantitatif. Penelitian

dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner.

Kata kunci : pajak pusat , pajak daerah , sanksi pajak

Page 8: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

vi

ABSTRACT

EKA SRI LESTARI, 16013041, the effect of delay of central tax payment fand

delay of regional tax payment on calculation of tax sanctions based on

goverment regulation number 23 of 2018 and regional regulation number 4 of

2011

A tax is a compulsory contribution that is compulsory to a country without

receiving direct benefits. According to the collection agency, it is divided into two,

namely local tax and central tax. Local taxes are taxes that are levied by the

Regional Government and used to finance local households while the central tax

is a tax levied by the central government and used to finance state households.

Hotels are corporate taxpayers appointed to meet tax obligations, i.e. pay local

taxes and central taxes on income received at the tax rate, for local taxes of 10%

of income if there is no incentive from the center and a central tax of 0.5% of a

year income, if the hotel taxpayer does not fulfill its obligation to pay taxes, then

tax penalties will be given based on taxation regulations, namely the central tax

set in PP number 23 of 2018 and local taxes regulated in PERDA number 4 of

2011.

In this research, the independent variable is late central tax payment and

late local tax payment and the dependent variable is tax sanction. The research

method used is multiple linear regression method. The type of data used is

secondary data from the company PT. INDAH HOTEL period 2018 to 2019. The

purpose of this study is to determine the implementation of local tax collection

and central tax, to determine the effect of late central tax payment on the

calculation of tax penalties, to determine the amount of the hotel tax pay and

unpaid final tax, for know the amount of tax penalties or sanctions. Based on the

explanation above, this study discusses the effect of late local tax payments and

central tax on the calculation of tax sanctions based on PP number 23 of 2018

and PERDA number 4 of 2011. This type of research is quantitative type. The

study was conducted by interview and questionnaire distribution.

Keywords : central tax, local tax, tax sanctions

Page 9: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat

dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

sarjana Ekonomi Program studi Akuntansi pada fakultas ekonomi dan bisnis

Universitas Wijaya Putra. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, dari masa perkulihan sampai pada penyusunan skripsi ini,

sangalah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak H. Budi Endarto,SH,M.HUM. selaku Rektor Universitas Wijaya Putra

Surabaya.

2. Ibu. Dr. Soenarmi,SE,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wijaya Putra Surabaya.

3. Ibu Aminatuzzuhro,SE,M.Si. selaku Kaprogdi akuntansi Universitas Wijaya

Putra Surabaya.

4. Bapak Drs.Ec.Koes Soeparno,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya hingga selesainya

skripsi ini.

5. Kepada ayahanda tercinta dan ibunda tercinta. Terima kasih banyak untuk

kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang

Page 10: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

viii

diberikan kepada penulis. Serta adik dan kakak tercinta yang senantiasa

membantu saya dalam mengerjakan skripsi.

6. Kepada teman - teman Universitas Wijaya Putra. Terima kasih atas semua

kenangan, kebersamaan, dukungan, dan pembelajaran didalam perjalanan

proses perjalanan kuliah, hingga penulis mampu untuk bertahan hingga akhir

masa perkuliahan.

7. Para staf PT. INDAH HOTEL yang telah membantu memberikan data bagi

penulis untuk kelancaran proses pembuatan skripsi ini.

8. Kepada teman teman di luar kampus Terima kasih atas dukungan, perhatian,

serta motivasi hingga terselesaikan skripsi ini

Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan

dapat selesai tanpa bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Semoga

seluruh dukungan yang telah diberikan menjadi amal shaleh, mendapatkan

balasan kebaikan dan pahala dari Allah subhanahuwata'ala.

Akhir kata saya berharap skripsi ini dapat member manfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan, khususnya di bidang manajemen. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Surabaya , 29 Juli 2020

Penulis

Page 11: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS ................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK .................................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................................... 7

2.1 Landasan Teori............................................................................................... 7

2.1.1 Pajak ................................................................................................ 7

2.1.1.1 Pengertian Pajak .............................................................................. 7

2.1.1.2 Fungsi Pajak ..................................................................................... 8

2.1.1.3 Pengelompokan Pajak ...................................................................... 9

2.1.1.4 Tata Cara Pemungutan pajak ......................................................... 11

2.1.1.5 Tarif Pajak ..................................................................................... 14

2.1.2 Pajak Daerah .................................................................................. 15

2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah ................................................................ 15

2.1.2.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ................................................................ 15

2.1.3 Pajak Hotel ..................................................................................... 16

2.1.3.1 Pengertian Pajak Hotel .................................................................. 16

Page 12: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

x

2.1.3.2 Objek dan Subjek Pajak Hotel ....................................................... 16

2.1.3.3 Tarif Pajak Hotel ............................................................................ 17

2.1.4 Sanksi Pajak ................................................................................... 17

2.1.4.1 Pengertian Sanksi Pajak ................................................................. 17

2.1.4.2 Jenis-Jenis Sanksi Pajak ................................................................ 18

2.1.4.3 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................. 19

2.1.4.4 Pengertian Pemeriksaan Pajak ....................................................... 20

2.1.4.5 Tujuan Pemeriksaan Pajak ............................................................. 20

2.1.5 Peraturan Perpajakan ..................................................................... 21

2.1.5.1 Peraturan PP no 23 Tahun 2018 .................................................... 21

2.1.5.2 Perda Nomor 11 Tahun 2011 ......................................................... 29

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 39

2.3 Kerangka Konseptual. ................................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 45

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 45

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................................ 46

3.2.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 46

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 46

3.2.3 Indikator Variabel Penelitian ......................................................... 47

3.3. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 48

3.4. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel .................................................. 48

3.4.1 Populasi .......................................................................................... 48

3.4.2 Sampel ........................................................................................... 49

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 49

3.5. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................. 50

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50

3.6. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 53

3.7. Teknik Analisis Data.................................................................................... 54

3.7.1 Analisa Regrensi Linier Berganda ................................................. 55

3.7.2. Koefesien Determinasi Berganda ( R square ) ............................. 56

3.7.3. Pengujian Hipotensis ..................................................................... 56

Page 13: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

xi

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 58

4.1.1 Diskripsi Lokasi atau Obyek Penelitian ........................................ 58

4.1.1.1 Visi Dan Misi ................................................................................. 58

4.1.1.2 Tujuan Perusahaan ......................................................................... 59

4.1.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 59

4.1.1.4 Diskripsi Tugas Dari Organisasi .................................................... 60

4.1.2 Diskripsi Responden ...................................................................... 65

4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 65

4.1.2.2 Diskripsi Responden Berdasarkan Usia ......................................... 66

4.1.3 Diskripsi Variabel Penelitian ......................................................... 66

4.1.3.1 Diskripsi Variabel Sanksi Pajak (Y) .............................................. 68

4.1.3.2 Diskripsi Variabel Pajak Daerah (X1) ........................................... 69

4.1.3.3 Diskripsi Variabel Pajak Pusat (X2) .............................................. 70

4.1.4 Hasil Analisis Data ........................................................................ 71

4.1.4.1 Hasil Analisis Keabsahan Data ...................................................... 71

4.1.4.1.1 Uji Validitas .............................................................................. 71

4.1.4.1.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 77

4.1.4.2 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda ......................................... 81

4.1.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda ................................... 83

4.1.4.4 Uji Hipotensis ................................................................................ 84

4.1.4.4.1 Uji F .......................................................................................... 84

4.1.4.4.2 Uji T .......................................................................................... 85

4.2 Pembahasan ......................................................................................................... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 88

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 88

5.2 Saran .............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 90

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 39

Tabel 3.1 Tabel Interprestasi .................................................................................... 54

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................................... 65

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 66

Tabel 4.3 Tabel Interprestasi .................................................................................... 67

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Pada Variabel Sanksi Pajak ................................ 68

Tabel 4.5 Pernyataan Responden Terhadap Sanksi Pajak ...................................... 68

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Daerah ............................... 69

Tabel 4.7 Pernyataan Responden Terhadap Pajak Daerah....................................... 69

Tabel 4.8 Tangapan Responden Pada Variabel Pajak Pusat .................................... 70

Tabel 4.9 Pernyataan Responden Terhadap Pajak Pusat ......................................... 71

Tabel 4.10 Uji Validitas Perhitungan Sanksi Pajak ................................................... 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak .............................................................. 73

Tabel 4.12 Tabel Uji Validitas Pajak Daerah ............................................................ 74

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Pajak Daerah ............................................................. 75

Tabel 4.14 Tabel Uji Validitas Pajak Pusat ............................................................... 76

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Pajak Pusat ................................................................ 77

Tabel 4.16 Uji Realibilitas Variabel X1 , X2, dan Y ................................................ 78

Tabel 4.17 Tabel Uji Realibilitas Sanksi Pajak .......................................................... 78

Tabel 4.18 Hasil Uji Realibilitas Sanksi Pajak .......................................................... 79

Tabel 4.19 Tabel Uji Realibilitas Pajak Daerah ......................................................... 79

Tabel 4.20 Hasil Uji Realibilitas Pajak Daerah ......................................................... 80

Tabel 4.21 Tabel Uji Realibilitas Pajak Pusat ............................................................ 80

Tabel 4.22 Hasil Uji Realibilitas Pajak Pusat ............................................................ 81

Tabel 4.23 Hasil Uji Regrensi Linier Berganda X1, X2 terhadap Y ......................... 81

Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda .............................................. 83

Tabel 4.25 Hasil Uji F ................................................................................................ 84

Tabel 4.26 Hasil Uji T ................................................................................................ 85

Page 15: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelian

Lampiran 2 Data Responden (Pajak Daerah)

Lampiran 3 Data Responden (Pajak Pusat)

Lampiran 4 Data Responden (Sanksi Pajak)

Lampiran 5 Hasil Kuesioner Penelian

Lampiran 6 Laporan Keuangan Tahun 2018

Lampiran 7 Laporan Keuangan Tahun 2019

Lampiran 8 Hasil SPSS Diskripsi Variabel

Lampiran 9 Hasil SPSS Uji Validitas

Lampiran 10 Hasil SPSS Uji Reliabilitas

Lampiran 11 Hasil SPSS Uji Regrensi Linier Berganda

Page 16: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan aspek penting bagi kelangsungan hidup negara

Indonesia. Pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai salah satu

unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan membiayai pengeluaran

pemerintah. Peran pajak semakin strategis terutama pada saat kondisi ekonomi yang

melemah seperti saat ini. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat

hanya mengandalkan peran dari Dirjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi

dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Hal ini menjadikan

kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal

untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Dalam undang-undang perpajakan

juga sudah jelas bahwa kewajiban para wajib pajak adalah membayar pajak, jika

tidak memenuhi kewajiban tersebut maka wajib pajak dapat dikenakan sanski.

Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat

diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak .

Wajib pajak akan mematuhi peraturan perpajakannya karena takut untuk

melanggarnya, dengan takut melanggar wajib pajak berupaya untuk meningkatkan

upaya guna untuk melaksanakan kewajiban pajaknya. Sanksi perpajakan

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (Widaksono, 2017). Sanksi perpajakan

Page 17: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

2

merupakan akibat yang diterima oleh wajib pajak ketika wajib pajak tidak

mematuhi peraturan perpajakan (Subekti, 2016).

Ditinjau dari lembaga pemungutan, pajak dibedakan menjadi dua yaitu

pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat dapat diartikan sebagai pajak yang

dikelola oleh pemerintah pusat melalui direktorat jendral pajak (DJP). Sedangkan

pajak daerah dapat diartikan sebagai pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah.

Jenis pajak daerah dan pajak pusat pun berbeda, pajak pusat mengelola jenis pajak

Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai

Barang Mewah (PPNBM) dan bea materai. Sementara pajak daerah mengelola

Pajak Kendaraan Bermontor, Pajak Hotel , Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Pajak hotel adalah pengenaan (pemungutan) pajak terhadap setiap

pelayanan yang disediakan hotel. Adapun objek pajak hotel adalah adalah

pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa

penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan

Sistem pemungutan pajak ada 3 (tiga) macam yaitu Official Assessment

System, Self Assessment System, With Holding System.

a. Official Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi

wewenang pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak.

b. Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang

Page 18: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

3

c. With Holding System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus atau Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Sedangkan dalam pengenaan pajak hotel di Indonesia menganut Self Assessment

System yaitu wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan,

menetapkan, membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri. Dalam hal ini aparat

Direktorat Jendral Pajak/ Pemerintah Daerah hanya menjalankan fungsi

pembinaan, penelitian, pengawasan, dan penerapan sanksi administrasi perpajakan.

Penagihan pajak dalam sistem Self Assessment dilaksanakan sedini mungkin sejak

timbulnya hutang pajak atau sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran atau

penyetoran pajak. (Rani Maulida, Online Pajak, 28 September 2018).

PT. INDAH HOTEL adalah perusahaan yang bergerak dibidang hotel ,

dengan kualifikasi Hotel melati. Lokasi perusahaan terletak di JL. Embong cerme

no.12 surabaya. PT.INDAH HOTEL berdiri sejak tahun 2015, Dalam menjalankan

usahanya PT.INDAH HOTEL setiap bulan sudah memenuhi kewajibannya sebagai

subjek pajak dengan membayar dan melaporkan pendapatannya ke kantor pajak

terdaftar, dan memenuhi kewajiban membayar pajak ke kantor pajak daerah yang

sudah di atur dalam peraturan perda nomor 4 tahun 2011 pajak daerah, hotel

merupakan subjek pajak yang mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan

menyetorkan pajak daerah atas penghasilan yang diterima. Hotel juga mempunyai

kewajiban untuk menyetorkan pajak ke negara atas penghasilan yang diterima

diatur dalam pp 23 tahun 2018 dengan tarif 0,5% dari pendapatan yang di terima

Page 19: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

4

hotel, sedangkan tarif pajak hotel menurut perda nomer 4 tahu 2011 adalah 10%

dari pendapatan yang diterima hotel.

PT. INDAH HOTEL dalam memenuhi kewajiban perpajakannya

mengunakan sistem Self Assessment System, yaitu dengan cara menghitung,

membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang. Sistem self assesment system

memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah wajib pajak lebih efektif

dan dapat menghitung sendiri pajak terutang yang harus diibayar, sedangkan

kelemahannya adalah wajib pajak rentan melakukan salah hitung. Pada tahun 2019

bulan november PT. INDAH HOTEL mengalami salah pencatatan pendapatan

hotel sehingga pajak daerah dan pajak pusat yang sudah di setorkan mengalami

kurang bayar, sehingga PT. INDAH HOTEL harus melakukan tambah bayar atas

pajak pusat (pph pasal 4 ayat 2) dan atas pajak daerah (SSPD) Pajak hotel. Sehingga

kurang bayar atas kekurangan bayar pajak akan di kenakan sanksi pajak.

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dan penyajian skripsi yang berjudul “PENGARUH

PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PAJAK DAERAH DAN PAJAK PUSAT

TERHADAP PERHITUNGAN SANKSI PAJAK BERDASARKAN PERDA

NOMOR 4 TAHUN 2011 DAN PP 23 TAHUN 2018 ( STUDI KASUS HOTEL

INDAH SURABAYA)” periode tahun 2018 s/d tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menganalisis tentang :

Page 20: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

5

1. Apakah pembayaran dan pelaporan pajak daerah berpengaruh terhadap perhitungan

sanksi pajak ?

2. Apakah pembayaran dan pelaporan pajak pusat berpengaruh terhadap perhitungan

sanksi pajak ?

3. Bagaimana pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak daerah dan

pajak pusat terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan pajak pusat.

2. Mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak daerah

terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya.

3. Mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak pusat

terhadap perhitungan sanksi pajak di PT. INDAH HOTEL Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi perguruan tinggi :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi

atau refrensi untuk mahasiswa dalam memenuhi tugas yang terkait dengan

pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat terhadap

perhitungan denda.

Page 21: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

6

b) Bagi ilmuwan :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengembangkan

penelitian.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi perusahaan :

Menambah wawasan tetang perhitugan denda pajak, terutama pajak hotel.

b) Bagi peneliti yang lain :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk

penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang perhitungan denda pajak

hotel.

c) Bagi pembaca :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, dan menambah

wawasan pembaca.

d) Bagi masyarakat :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada msyarakat

tentang pengaruh keterlambatan pembayaran pajak daerah dan pajak pusat

terhadap perhitungan denda pajak hotel.

Page 22: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

7

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 LandasanTeori

Bab ini menjelaskan teori – teori yang berkaitan dengan perpajakan pusat dan

perpajakan daerah yang ada pengaruhnya terhadap perhitungan sanksi pajak hotel

yang diambil dari beberapa literatur. Landasan teori digunakan sebagai acuan

dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan.

2.1.1 Pajak

2.1.1.1. Pengertian pajak

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2016:1)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Menurut Thomas Sumarsan (2017:4) Pajak adalah suatu pengalihan

sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum,

namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan terlebih

dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah

dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalalankan pemerintahan.

Pengertian pajak secara umum ialah iuran wajib atau pungutan yang

dibayar oleh Wajib Pajak (Orang yang bayar pajak) kepada Pemerintah

berdasarkan Undang-Undang dan hasilnya digunakan unutk membiayai

pengeluaran umum pemerintah dengan tanpa balas jasa yang di tunjukan secara

langsung.

Page 23: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

8

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

pajak adalah iuran wajib yang bersifat memaksa kepada negara tanpa

mendapatkan imbalan secara langsung.

2.1.1.2. Fungsi pajak

Dalam kehidupan bernegara pajak mempunyai peran yang sangat

penting, karena pajak merupkan pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran

negara.

Menurut Thomas Sumarsan (2017:5) pajak mempunyai beberapa fungsi ,

yaitu:

1. Fungsi Penerima (Budgetair) Pajak berfungsi untuk menghimpun dana dari

masyarakat bagi Kas Negara, yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin

Negara dan melaksanakan pembangunan, Negara membutuhkan biaya.

Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur

struktur pendapatan di tengah masyarakat dan struktur kekayaan antara para

pelaku ekonomi. Fungsi mengatur ini sering menjadi tujuan pokok dari

sistem pajak, paling tidak dalam sistem perpajakan yang benar tidak terjadi

pertentangan dengan kebijaksanaan Negara dalam bidang ekonomi dan

sosial”.

Page 24: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

9

Sedangkan menurut Siti Resmi (2017:3) fungsi pajak ada dua yaitu:

1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak merupakansalah satu

sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin

maupun pembangunan, sebagai sumber keuangan negara, pemerintah

berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.

2. Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak ”sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta

mencapai tujuan tujuan tertentu di luar bidang keuangan”.

Menurut Mardiasmo (2016:4) pajak mempunyai 2 fungsi yaitu :

1. Fungsi anggaran (budgetair)

“Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluarannya”.

2. Fungsi mengatur (cregulerend)

“Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi”.

Berdasarkan fungsi fungsi yang disebutkan di atas maka dapat

ditarik kesimpulan fungsi pajak sangat penting agar dana yang digunakan

untuk membiayai negara dapat berjalan baik.

2.1.1.3. Pengelompokan Pajak

Pengelompokan Pajak menurut Mardiasmo (2016:7) yaitu :

1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu “pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Penghasilan”.

Page 25: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

10

b. Pajak tidak langsung, yaitu “pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai. “

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu “pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh :

Pajak Penghasilan”.

b. Pajak objektif, yaitu “pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah”.

3. Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat, yaitu “pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah dan Bea Materai”.

b. Pajak Daerah, yaitu “pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terdiri atas :

a. Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor.

b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan

Pajak Hiburan.”

Page 26: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

11

2.1.1.4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata Cara Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2016:8):

1. Stelsel Pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel :

a. Stelsel nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata)

sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun

pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

Stelsel nyata mempunyai kelebihan atau kebaikan dan kekurangan.

Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis.

Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada

akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui).

b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah

dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak

berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama

tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada

keadaan yang sesungguhnya.

Page 27: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

12

c. Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel

anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan

suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak

disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak

menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,

maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya jika lebih kecil

kelebihannya dapat diminta kembali.

2. Asas Pemungutan Pajak

a. Asas domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak

yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari

dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak

dalam negeri.

b. Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di

wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

c. Asas kebangsaan.

d. Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

Page 28: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

13

3. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

• Wajib Pajak bersifat pasif.

• Utang pajak timbul stelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

b. Self Assessment System

Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib

Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya:

• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri.

• Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

• Fiskus tidak ikut campur dan banyak mengawasi.

c. Withholding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)

untuk memotong atau memungut pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Page 29: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

14

Ciri-cirinya: wewenang memotong atau memungut pajak yang tentang

ada pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

2.1.1.5. Tarif Pajak

Menurut Mardiasmo (2016:11) ada 4 macam tarif pajak yaitu :

1. Tarif sebanding/proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai

pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya

nilai yang dikenai pajak.

Contoh : Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean

akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% , untuk entitas PT/CV

dikenakan tarif pph final ( pasal 4 ayat 2 ) sebesar 0,5% dari peredaran

bruto.

2. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

Contoh : Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro nilai nominal

berapapun adalah Rp 3.000,00.

3. Tarif progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

Page 30: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

15

2.1.2 Pajak Daerah

2.1.2.1. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo (2016:7) “Pajak daerah adalah pajak yang dipungut

oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah”.

Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 pengertian Pajak Daerah

kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

2.1.2.2. Jenis Jenis Pajak Daerah

Jenis pajak daerah berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 yaitu :

1. Pajak Hotel;

2. Pajak Restoran;

3. Pajak Hiburan;

4. Pajak Reklame;

5. Pajak Penerangan Jalan;

6. Pajak Parkir;

7. Pajak Air Tanah;

8. Pajak Sarang Burung Walet.

Page 31: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

16

2.1.3. Pajak Hotel

2.1.3.1. Pengertian Pajak Hotel

Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 pengertian Pajak hotel adalah pajak

atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

2.1.3.2. Objek dan Subjek Pajak Hotel

Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 objek pajak hotel adalah pelayanan

yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran termasuk jasa penunjang

sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Berikut ini adalah objek pajak hotel berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011:

a. Hotel

b. Motel

c. Losmen

d. Gubug pariwisata

e. Wisma pariwisata

f. Pesangrahan

g. rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) dengan nilai sewa

kamar paling sedikit Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) per

bulan per kamar; dan

Page 32: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

17

h. penginapan

Berdasarkan perda nomor 4 tahun 2011 subjek pajak hotel adalah Subjek

pajak Hotel adalah Orang Pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran

kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel.

2.1.3.3. Tarif Pajak Hotel

Menurut perda nomor 4 tahun 2011 Dasar pengenaan pajak hotel jumlah

pembayaran atau yang seharusnya di bayar oleh hotel. Tarif pajak hotel ditetapkan

sebesar 10% (sepuluh persen), dan rumah kos ditetapkan sebesar 5% (lima

persen). Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

2.1.4. Sanksi Pajak

2.1.4.1. Pengertian Sanksi Pajak

Menurut mardiasmo 2016 : 62 “Sanksi perpajakan merupakan jaminan

bahwa ketentuan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti, ditaati dan dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan

alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan”.

Page 33: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

18

2.1.4.2. Jenis Jenis Sanksi Perpajakan

Dua jenis sanksi pajak yang harus diketahui :

1. Sanksi administrasi pajak

Sanksi administrasi pajak adalah sanksi berupa pembayaran kerugian

terhadap negara:

- Sanksi pajak berupa denda

Sanksi pajak berupa denda di tunjukan kepada pelanggaran yang

berhubungan dengan kewajiban pelaporan. Besar denda bermacam- macam,

sesuai dengan aturan undang undang perpajakan.

- Sanksi pajak berupa bunga

Sanksi pajak bunga ditunjukan kepada wajib pajak yang melakukan

pelanggaran terkait kewajiban membayar pajak. besarnya sudah dituntukan

perbulan yaitu 2% perbulan .

- Sanksi kenaikan

Sanksi kenaikan ditunjukan kepada wajib pajak yang melakukan

pelanggaran terkait dengan kewajiban yang diatur dalam material. Sanksi

pajak ini berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, penyebabnya

bisa karena pemalsuan data.

Page 34: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

19

2. Sanksi pidana pajak

Sanksi pidana pajak adalah sanksi yang diberikan berupa hukuman pidana

seperti denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara. Wajib pajak dapat

dikenaka sanksi pidana bila diketahui dengan sengaja tidak menyampaikan

SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar.

Agar terhindar dari sanksi pajak di atas maka yang perlu dilakukan adalah:

- Mengisi SPT dengan jujur dan cermat agar tidak terjadi kesalahan

- Hindari aktivitas yang menimbulkan tindak pidana perpajakan

- Setorkan dan laporkan SPT tepat waktu

2.1.4.3. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak adalah sikap wajib pajak yang berusaha untuk

mematuhi segala peraturan perpajakan dengan tanpa dipaksa (subekti, 2016).

Sedangkan menurut Sufiah (2017)” kepatuhan wajib pajak merupakan sikap

wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, yaitu wajib membayar

pajak tepat waktu dan wajib melaporkan pajak tepat waktu”.

Menurut Rahayu (2017), Kriteria wajib pajak yang patuh sebagai berikut :

1. Tepat waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT),

2. Tidak memiliki tunggakan pajak,

3. Tidak pernah dipidana terkait pelanggaran pajak.

Page 35: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

20

2.1.4.4. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Definisi pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumarsan ( 2017:95 ) adalah sebagai

berikut : serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan

atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu

standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan

suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang undangan perpajakan.

2.1.4.5. Tujuan Pemeriksaan Pajak

Tujuan pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumarsan (2017:95-96) adalah

sebagai berikut:

1. Menguji Kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:

a. SPT lebih bayar dan atau rugi;

b. SPT tidak atau terlambat disampaikan;

c. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jendral Pajak

untuk diperiksa;

d. Adanya indikasi tidak memenuhi kewajiban kewajiban lain.

2. Tujuan lain diantaranya, yaitu:

a. Pemberian NPWP (secara Jabatan) atau penghapusan NPWP;

b. Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan

pengukuhan PKP;

c. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding;

d. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma perhitungan

Penghasilan Neto;

e. Pencocokan data dan atau alat keterangan;

f. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di tempat terpencil;

Page 36: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

21

g. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;

h. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;

i. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas

perpajakan dan/atau;

j. Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian

Penghindaran Pajak Berganda”.

k. Kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan.

l. Kewajiban wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan.

2.1.5. Peraturan Perpajakan

2.1.5.1. Peraturan PP no 23 tahun 2018

Peraturan pemerintah no 23 tahun 2018 menyebutkan bahwa wajib pajak

badan yang memiliki peredaran bruto di bawah Rp. 4.800.000.000,00 dikenakan

pph final 4 ayat 2. Dalam peraturan pemerintah no 23 tahun 2018 mengantikan

peraturan pemerintah no 46 tahun 2013 tentang penghasilan dari usaha yang

diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran tertentu dalam

peraturan pemerintah no. 23 tahun 2018 membahas tentang penurunan tarif pajak

yang awalnya 1% dari pernghasilan bruto sebulan menjadi 0.5% dari penghasilan

bruto sebulan khususnya untuk perusahaan perhotelan . Ada beberapa ketentuan di

antaranya :

Pasal 1

1. tahun pajak adalah jangka waktu 1(satu) tahun kalender kecuali bila wajib

pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan kalender

Page 37: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

22

2. pemotong atau pemunggut pajak adalah wajib pajak yang dikenai kewajiban

untuk melakukan pemotongan dan atau pemunggutan pajak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang undang di bidang pajak penghasilan

Pasal 2

1. atas penghasilan dari usaha yang diterima atau di peroleh wajib pajak dalam

negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai pajak penghasilan final

dalam jangka waktu tertentu.

2. Tarif pajak penghasilan yang bersifat final sebagaimana di maksud pada ayat

(1) sebesar 0,5 % ( nol koma lima persen ).

3. Tidak termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai pajak penghasilan yang

bersifat final sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :

a. Penghasilan yang diterima atau di peroleh.wajib pajak orang pribadi dari

jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negeri yang pajaknya

terutang atau telah dibayar di luar negeri.

c. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat finai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri; dan;

d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

4. Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a meliputi:

a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,

akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, PPAT, penilai, dan aktuaris;

Page 38: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

23

b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang

sinetron, bintang iklan,sutradara, kru film, foto model, peragawan/

peragawati, pemain drama, dan penari;

c. olahragawan;

d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;

e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;

f. agen iklan;

g. pengawas atau pengeloia proyek;

h. perantara;

i. petugas penjaja barang dagangan;

j. agen asuransi;

k. distributor perusahaan pemasaran berjenjang atau

l. penjualan langsung dan kegiatan sejenis lainnya.

Pasal 3

(1). Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai Pajak

Penghasilan final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (l) merupakan:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan sendiri diluar

statusnya sebagai karyawan.

Page 39: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

24

b. Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma,

atau perseroan terbatas, yang menerima atau memperoleh penghasilan

dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar

delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak, tarif sebesar 0,5%

dari peredaran bruto.

(2). Tidak termasuk Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

hal:

a. Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan

berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal

3lE Undang - Undang Pajak Penghasilan;

b. Wajib Pajak badan berbentuk persekutuan komanditer atau firma yang

dibentuk oleh beberapa Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki

keahlian khusus menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan

dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4);

c. Wajib Pajak badan memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan:

1. Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan; atau

2. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan

Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam

Tahun Berjalan beserta perubahan atau penggantinya; dan

d. Wajib Pajak berbentuk Bentuk Usaha Tetap.

Page 40: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

25

(3) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, wajib

menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak.

(4) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3), untuk Tahun Pajak -

Tahun Pajak berikutnya tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan

Peraturan Pemerintah ini.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberitahuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 5

(1) Jangka waktu tertentu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu paling lama:

a. 7 (tujuh) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi;

b. 4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi,

persekutuan komanditer, atau firma; dan

c. 3 (tiga) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan

terbatas.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak:

a. Tahun Pajak Wajib Pajak terdaftar, bagi Wajib Pajak yang terdaftar sejak

berlakunya Peraturan Pemerintah ini, atau

Page 41: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

26

b. Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, bagi Wajib Pajak

yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 6

(1) Jumlah peredaran bruto atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) setiap bulan merupakan dasar pengenaan pajak yang

digunakan untuk menghitung Pajak Penghasiian yang bersifat final.

(2) Peredaran bruto yang dijadikan dasar pengenaan pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan atau nilai pengganti berupa

uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari usaha, sebelum

dikurangi potongan penjualan, potongan tunai, dan/atau potongan sejenis.

(3) Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 7

(1) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) yang peredaran

brutonya pada Tahun Pajak berjalan telah melebihi Rp4.800.000.000,00

(empat miliar delapan ratus juta rupiah), atas penghasilan dari usaha tetap

dikenai tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(2) sampai dengan akhir Tahun Pajak bersangkutan.

Page 42: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

27

(2) Atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (l)

yang diterima atau diperoleh pada Tahun Pajak - Tahun Pajak berikutnya

oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai Pajak

Penghasilan berdasarkan tarif Pasai 77 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a),

atau Pasal 3lE Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pasal 8

(1) Pajak Penghasilan terutang dalam Pasal 6 ayat (3) dilunasi sebagaimana

dimaksud dengan cara:

a. disetor sendiri oleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu;

atau

b. dipotong atau dipungut oleh Pemotong atau Pemungut Pajak dalam hal

Wajib Pajak bersangkutan melakukan transaksi dengan pihak yang

ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut Pajak.

(2) Penyetoran sendiri Pajak Penghasilan terutang sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a wajib dilakukan setiap bulan.

(3) Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan terutang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib dilakukan oleh Pemotong atau

Pemungut Pajak untuk setiap transaksi dengan Wajib Pajak yang dikenai

Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Page 43: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

28

Pasal 10

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, bagi Wajib Pajak yang

sejak awal Tahun Pajak 2018 sampai dengan sebelum Peraturan Pemerintah

ini berlaku memenuhi syarat untuk menjalankan kewajiban perpajakan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak

Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh

Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, namun tidak

memenuhi ketentuan Wajib Pajak yang dikenai Pajak Penghasilan final

berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan sebagai berikut:

(1) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

yang diterima atau diperoleh sejak awal Tahun Pajak sampai dengan

sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, dikenai Pajak Penghasilan

dengan tarif l% (satu persen) dari peredaran bruto setiap bulan;

(2) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat {11

yang diterima atau diperoleh sejak Peraturan Pemerintah ini berlaku sampai

dengan akhir Tahun Pajak 2018, dikenai Pajak Penghasilan dengan tarif

0,5% (nol koma lima persen) dari peredaran bruto setiap bulan; dan

(3) untuk penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (ll

yang diterima atau diperoleh mulai Tahun Pajak 2019, dikenai Pajak

Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 7 ayat (1) huruf a, Pasa1 17 ayat (2a),

atau Pasal 31E Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Page 44: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

29

Pasal 11

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 20l3 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari

Usaha yang Diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran

Bruto Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5424),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2018.

2.1.5.2 Perda nomor 11 tahun 2011

Peraturan daerah No 11 tahun 2011 menyebutkan pajak daerah

merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang memiliki peranan yang

sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan akan

digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam peraturan perda nomor 11 tahun 2011 menetapkan:

Pasal 1

a. Daerah adalah Kota Surabaya.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Surabaya.

c. Kepala Daerah adalah Walikota Surabaya.

Page 45: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

30

d. Kepala Daerah adalah Walikota Surabaya.

e. Dinas adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota

Surabaya

f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah

sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

g. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab

atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi

kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

h. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha

yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan

lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan

lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

i. Pajak Daerah yang selanjutnya dapat disebut Pajak adalah kontribusi wajib

kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan

Page 46: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

31

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

j. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

k. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk

jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,

losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah

penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari

10 (sepuluh).

l. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan, yang dapat dikenakan

Pajak.

m. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

n. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka

waktu lain yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, yang menjadi dasar bagi

Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang

terutang

Pasal 2

Jenis Pajak Daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi :

Page 47: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

32

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Parkir;

g. Pajak Air Tanah;

h. Pajak Sarang Burung Walet.

Pasal 3

1. Dengan nama pajak hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan yang

disediakan oleh Hotel.

2. Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan

pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya

memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan

hiburan.

3. Pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya

memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan

hiburan.

4. Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah fasilitas telepon,

faksmil, teleks, internet, fotocopy, pelayanan cuci, seterika, transportasi dan

Page 48: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

33

fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

5. Termasuk dalam objek pajak hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

adalah :

a. Hotel

b. Motel

c. Losmen

d. Gubug pariwisata

e. Wisma pariwisata

f. Pesangrahan

g. rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) dengan nilai

sewa kamar paling sedikit Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu

rupiah) per bulan per kamar; dan

h. penginapan

6. Tidak termasuk objek pajak hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

adalah :

a. Jasa tempat tingal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah /

pemerintah provinsi / pemerintah daerah;

b. Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya;

c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

Page 49: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

34

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti

asuhan dan panti sosial lainnya yang sejenis;

e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel

yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

Pasal 5

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya

dibayar kepada Hotel.

Pasal 6

Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen), dan rumah kos

ditetapkan sebesar 5% (lima persen).

Pasal 7

Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasar pengenaan pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal 8

(1). Wajib Pajak Hotel wajib mencantumkan Pajak Hotel sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 dalam bukti transaksi yang diberikan kepada subjek

Pajak Hotel.

Page 50: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

35

(2). Dalam hal Wajib Pajak Hotel tidak mencantumkan Pajak Hotel dalam

bukti transaksi yang diberikan kepada Subjek Pajak Hotel, maka jumlah

pembayaran telah termasuk Pajak Hotel.

Pasal 9

(1). Masa pajak hotel adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

(2). Saat terutang pajak hotel terjadi pada saat dilakukan pembayaran dan/atau

yang seharusnya sibayarkan kepada orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel atau pada saat disampaikan SPTPD.

Pasal 61

(1). Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan

menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.

(2). SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan laporan

penjualan, bill berporporasi atau dokumen lain yang dipersamakan sebagai

bukti penjualan.

(3). Jenis pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri dari :

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

Page 51: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

36

d. Pajak Penerangan Jalan;

e. Pajak Parkir;

f. Pajak Sarang Burung Walet.

Pasal 62

(1). Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala

Daerah dapat menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang

terutang tidak atau kurang dibayar.

2. Jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka

waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3), ayat (5), ayat

(6) dan ayat (7) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan

pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.

3. Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang

dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum

terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah

kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Page 52: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

37

(2). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 dan 2 dikenakan sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dihitung

dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling

lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3). Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa

kenaikan sebesar 100 % (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak

tersebut.

(4). Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika Wajib

Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5). Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan

sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan, dihitung

dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling

lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 63

(1). Tata cara penerbitan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) dan Pasal 61 ayat (1) diatur dengan

Peraturan Kepala Daerah.

Page 53: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

38

(2). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisian SPTPD, SKPD,

SKPDKB, SKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) dan

Pasal 61 ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 64

(1) Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD jika :

a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai

akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

c. wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan untuk

paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

(3) SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran

dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap

bulan dan ditagih melalui STPD.

Page 54: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

39

2.2 Penelitian Terdahulu

No.Peneliti dan

TahunJudul Tujuan

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Persamaan

PenelitianPerbedaan Penelitian

1 Nyoman wirya

setanu dan Putu

ery setiawan

(2016)

Pengaruh

kualitas

pelayanan,

kewajiban

moral, dan

sanksi

perpajakan

pada kepatuhan

wajib pajak

hotel.

1. Untuk mengetahui

pengaruh kualitas

pelayanan pada

kepatuhan wajib

pajak hotel di dinas

pendapatan

kabupaten bandung.

2. Untuk mengetahui

pengaruh kewajiban

moral pada

kepatuhan wajib

pajak hotel di dinas

pendapatan

kabupaten bandung.

Deskriptif

Kuantitatif

1. Kualitas pelayanan

berpengaruh positif

pada kepatuhan wajib

pajak dalam membayar

pajak hotel di dinas

pendapatan kabupaten

bandung. 2. kewajiban

moral berpengaruh

positif pada kepatuhan

wajib pajak dalam

membayar pajak hotel

di dinas pendapatan

kabupaten bandung. 3.

sanksi perpajakan

berpengaruh negatif

pada kepatuhan wajib

pajak dalam membayar

pajak hotel di dinas

pendapatan kabupaten

bandung.

Membahas sanksi

perpajakan wajib

pajak hotel

menjelaskan bahwa

sanksi perpajakan

berpengaruh negatif

pada kepatuhan wajib

pajak hotel.

Sedangkan dalam

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh

perhitungan pajak

daerah dan pajak

pusat terhadap

perhitungan sanksi

pajak hotel.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Page 55: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

40

No.Peneliti dan

TahunJudul Tujuan

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Persamaan

PenelitianPerbedaan Penelitian

2 A.B. Setiawan,

S. Meliana

(2017)

Analisis

Kepatuhan

Wajib Pajak

Hotel

Berdasarkan

Pemeriksaan

Pajak, Sanksi

Perpajakan,

Kondisi

Keuangan Dan

Preferensi

Resiko Pada

Hotel-Hotel

Yang Terdaftar

Di Bappenda

Kabupaten

Bogor

untuk menguji

pengaruh

pemeriksaan pajak,

sanksi perpajakan,

kondisi keuangan

dan preferensi risiko

terhadap kepatuhan

wajib pajak hotel.

Deskriptif

Kualitatif

1. Pemeriksaan pajak,

sanksi perpajakan,

kondisi keuangan dan

preferensi resiko secara

simultan berpengaruh

terhadap kepatuhan

wajib pajak hotel yang

terdaftar pada

BAPPENDA

Kabupaten Bogor.

2.Pemeriksaan pajak,

sanksi pajak dan

kondisi keuangan secara

parsial berpengaruh

positif terhadap

kepatuhan wajib pajak

hotel yang terdaftar

pada BAPPENDA

Kabupaten Bogor

subjek yang sama

yaitu wajib pajak

hotel

Menjelaskan bahwa

sanksi pajak secara

parsial berpengaruh

positif terhadap

kepatuhan wajib

pajak hotel.

Sedangkan dalam

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh

perhitungan pajak

daerah dan pajak

pusat terhadap

perhitungan sanksi

pajak hotel.

Page 56: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

41

No.Peneliti dan

TahunJudul Tujuan

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Persamaan

PenelitianPerbedaan Penelitian

3 I Ketut Anta

Wirawan, Ni

Ketut Sari

Adnyani, Ketut

Sudiatmaka

(2020)

Efektifitas

Peraturan

Daerah

Kabupaten

Buleleng

Nomor 8 Tahun

2011 Tentang

Pajak Hotel

(Studi Kasus

Penanggulangan

Tunggakan

Pajak Hotel

Pada Bkd

Kabupaten

Buleleng)

untuk mengetahui

dan memahami

kendala-kendala

yang dihadapi dan

upaya-upaya yang

dilakukan oleh

Pemerintah

Kabupaten Buleleng

dalam menangani

tunggakan pajak

hotel.

Deskriptif

kualitatif

Faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya

tunggakan pajak hotel di

Kabupaten Buleleng

berdasarkan hasil

penelitian yang

dilakukan adalah pihak

hotel yang terganggu

karena akan membuat

pendapatan hotel

menurun

subjek yang sama

yaitu wajib pajak

hotel

membahas tentang

upaya apa yang

dilakukan pemerintah

dalam menangani

tungakan pajak.

Sedangkan dalam

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh

perhitungan pajak

daerah dan pajak

pusat terhadap

perhitungan sanksi

pajak hotel.

Page 57: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

42

No.Peneliti dan

TahunJudul Tujuan

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Persamaan

PenelitianPerbedaan Penelitian

4 Melvin rahma

sayugo subroto

(2020)

Analisis strategi

pemungutan

pajak hotel

pada

pemerintah kota

yogyakarta

mengidentifikasi

permasalahan yang

mempengaruhi

pelaksanaan

pemungutan pajak

hotel.

Deskriptif

Kualitatif

1. faktor faktor

penghambat tidak

tertibmya dalam

pemungutan pajak hotel

yaitu kurangnya

kesadaran wajib pajak

hotel 2. strategi

pemungutan pajak hotel

agar lebih tertib yaitu

meningktkan kualitas

dan kuantitas dalam

pemungutan pajak

subjek yang sama

yaitu wajib pajak

hotel

membahas tentang

strategi pemungutan

pajak agar lebih tertib.

Sedangkan dalam

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh

perhitungan pajak

daerah dan pajak

pusat terhadap

perhitungan sanksi

pajak hotel.

Page 58: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

43

No.Peneliti dan

TahunJudul Tujuan

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Persamaan

PenelitianPerbedaan Penelitian

5 Lisa hendra

jaya dan

retnaningtyas

widuri (2015)

analisis potensi

pajak hotel

terhadap

realisasi

penerimaan

pajak hotel

berbintang di

surabaya

untuk mengetahui

seberapa besar

potensi pajak hotel

di surabaya.

Deskriptif

Kualitatif

realisasi penerimaan

pajak hotel di surabaya

belum efektif karena

terdapat perbedaan

yang signifikan antar

potensi dan realisasinya.

subjek yang sama

yaitu wajib pajak

hotel

membahas tentang

potensi pajak

terhadap realisasi

penerimaan pajak

hotel Sedangkan

dalam penelitian ini

untuk mengetahui

pengaruh perhitungan

pajak daerah dan

pajak pusat terhadap

perhitungan sanksi

pajak hotel.

Sumber data : Nyoman wirya sentanu dan Putu ery setiawan (2016)

A.B. setiawan dan S. Meliana (2017)

I ketut anta wirawan, Ni ketut sari adnyani dan Ketut sudiatmaka (2020)

Melvin rahma sayugo subroto (2020)

Lisa hendra jaya dan Retnaningtyas widuri (2015)

Page 59: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

44

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh keterlambatan pembayaran pajak hotel terhadap perhitungan sanksi pajak,

yaitu pajak daerah dan pajak pusat berdasarkan peraturan PP nomor 23 tahun 2018

dan PERDA nomor 4 tahun 2011. Alur kerangka konseptual disajikan dalam skema

sebagai berikut :

Sumber : Olahan penulis

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

PAJAK DAERAH

PAJAK PUSAT

KETERLAMBATAN

BAYAR PAJAK SANKSI PAJAK

Page 60: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif. Menurut sugiyono (2017:35) penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. jenis metode kuantitatif yang digunakan

adalah metode survey dengan membagikan kuesioner, yang bersifat deskriptif.

Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apakah keterlambatan

pembayaran pajak daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat berpengaruh

terhadap perhitungan sanksi pajak, maka pendekatan penelitian yang digunakan

adalah kuantitatif. Secara Khusus, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

deskriptif dengan mengunakan metode survei.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterlambatan

pembayaran pajak daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat apakah

berpengaruh terhadap perhitungan sanksi pajak berdasarkan PERDA No.4 Tahun

2011 dan PERATURAN PEMERINTAH No. 23 Tahun 2018. Dalam penelitian ini,

peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan pengumpul informasi mengenai

objek yang diteliti.

Page 61: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

46

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:38) “Variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sesuai judul penelitian yang dipilih “Pengaruh Keterlambatan Pembayaran

Pajak Daerah dan Pembayaran Pajak Pusat Terhadap Perhitungan Sanksi

Perpajakan” variabel yang digunakan terdiri dari variabel independen (X) dan

variabel dependen (Y). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah

keterlambatan pembayaran pajak daerah (X1), keterlambatan pembayaran pajak

pusat (X2) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah perhitungan

sanksi pajak.

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2015:38) “Definisi operasional variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai obyek atau kegiatan yang memiliki variasi

tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. “

Operasional variabel digunakan untuk menentukan jenis dan indikator dari

variabel variabel yang terkait dalam penelitian ini. Operasional variabel bertujuan

untuk menentukan skala pengukuran dari masing - masing variabel.

Page 62: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

47

1. Pajak Daerah (X1)

Menurut Mardiasmo (2016:7) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh

Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

2. Pajak Pusat ( X2)

Pajak Pusat adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat yang digunakan

untuk membiayai negara.

3.2.3. Indikator Variabel Penelitian

Berikut ini adalah indikator variabel penelitian

1. Sanksi perpajakan (Y)

a. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar dan melaporkan pajak,

b. Keterlambatan pelaporan dan pembayaran pajak

c. Ketidaksadaran wajib pajak dalam kewajiban pajak.

2. Pajak daerah (X1)

a. Pembayaran pajak daerah

b. Pajak hotel

c. Surat setoran pajak daerah

d. Penerimaan daerah.

3. Pajak pusat (X2)

a. Pembayaran pajak pusat

b. Pajak penghasilan

c. Surat Setoran Pajak

d. Penerimaan negara.

Page 63: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

48

3.3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan

penelitian terutama dalam menangkap peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek

penelitian yang diteliti dalam rangka mendapatkan data data yang akurat. Menurut

moleong (2019:127) untuk menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan

mempertimbangkan teori substantif dan mencari kesesuaian dengan kenyataan

yang ada di lapangan.

Dalam rangka mendapatkan data untuk menyusun skripsi ini, penulis

mengadakan penelitian pada PT. INDAH HOTEL yang berlokasi di JL. Embong

Cerme no.12 kelurahan Embong Kaliasin kecamatan Genteng kota Surabaya

Provinsi Jawa Timur.

Penulis memilih perusahaan ini dengan mempertimbangkan kasus yang

terjadi di perusahaan sesuai dengan studi kasus yang akan di bahas dalam skripsi

ini dan kemudahan dalam memperoleh data.

3.4. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel

3.4.1. Populasi

Bagian ini menjelaskan tentang populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian. Menurut sugiono (2016:80) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.

Jumlah Populasi penelitian ini terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari :

Page 64: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

49

1. Staf perpajakan PT.INDAH HOTEL

2. Konsultan pajak

3.4.2. Sampel

Menurut surjewi (2015:81) “Sampel adalah sejumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar,

peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian”. Dalam penelitian ini

yang menjadi sampel adalah perusahaan yang bergerak dibidang hotel PT.INDAH

HOTEL periode 2018 s/d 2019.

3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016:81) bahwa :“Teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penilitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”.

Terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan, yaitu :

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate

stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling,

sampling area (cluster).

2. Non Probability Sampling

Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

Page 65: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

50

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling

sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.”

3.5. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.5.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam sebuah penelitian akan berpengaruh terhadap

penelitian. Sumber data penelitian dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder . Dalam penelitian ini sumber penelitian adalah data primer, teknik

pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan interview ( wawancara ) dan

mengunakan kuesioer. Dalam usaha untuk memperoleh data-data yang relevan

maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan Studi lapangan, studi

lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

pada obyek penelitian. Adapun teknik yang digunakan yaitu :

1 Studi kepustakaan

Sudi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian. Informasi

tersebut diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, dan internet.

2 Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan beberapa pihak terpilih dengan

maksud tertentu. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti

narasumber atau responden. Pihak PT. INDAH HOTEL dan eksternal yang

menjadi narasumber atau responden dalam penelitian ini adalah :

Page 66: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

51

a. Karyawan Accounting yang secara langsung menangani keseluruhan

proses administrasi perpajakan di PT. INDAH HOTEL.

b. Kepala Bagian Accounting.

c. Konsultan Pajak dari PT INDAH HOTEL.

d. Karyawan PT. INDAH HOTEL.

Wawancara dilakukan dalam beberapa waktu yang berbeda.

Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendapatkan informasi

lengkap mengenai pelaksanaan perpajakan PT. INDAH HOTEL.

3 Observasi

Adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan jalan terlibat

langsung dengan obyek yang diteliti.

4 Dokumentasi

Adalah pengumpulan data berupa dokumen dan catatan perusahaan yang

diperlukan dalam penelitian ini. Dokumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data perpajakan berupa bukti pembayaran pajak PT. INDAH

HOTEL, Selain itu peneliti juga menggunakan data non-perpajakan berupa

sejarah singkat perusahaan, dan bidang usaha yang dijalankan.

a. Mengakses Website dan Situs – situs terkait

Adalah pengumpulan data dengan mengakses website atau situs situs

yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

5 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengolahan data dengan menyebarkan

pertanyaan kepada responden pihak PT. INDAH HOTEL . Hal ini untuk

Page 67: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

52

mendapatkan informasi mengenai tanggapan yang berhubungan mengenai

masalah yang diteliti.

PERTANYAAN SKALA LIKERT

TOTAL 1 2 3 4 5

X₁ (PAJAK DAERAH)

X₁.1 Menurut saya Hotel merupakan salah

satu wajib pajak badan yang di

kenakan pajak daerah.

X₁.2 Menurut saya Tarif pajak hotel

ditetapkan sangat rendah yaitu

sebesar 10% (sepuluh persen).

X₁.3

Saya memahami bahwa Pembayaran

pajak daerah mengunakan SSPD

(Surat Setoran Pajak Daerah) untuk

di bayarkan ke bank

X₁.4 Menurut saya, jika kita membayar

pajak daerah maka akan menambah

penerimaan daerah.

PERTANYAAN SKALA LIKERT

TOTAL 1 2 3 4 5

X₂ (PAJAK PUSAT )

X₂.1 Menurut saya Tarif pajak hotel

ditetapkan sangat rendah yaitu

sebesar 1% (satu persen).

X₂.2 Menurut saya Hotel merupakan

wajib pajak badan yang di kenakan

pajak pusat yaitu pajak penghasilan.

X₂.3

Saya memahami bahwa Pembayaran

pajak pusat mengunakan SSP (Surat

Setoran Pajak) untuk dibayarkan ke

bank

X₂.4 Menurut saya, jika kita membayar

pajak daerah maka akan menambah

penerimaan daerah.

Page 68: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

53

PERTANYAAN SKALA LIKERT

TOTAL 1 2 3 4 5

Y ( SANKSI PAJAK )

Y.1 Jika saya membayar pajak hotel tidak

tepat waktu saya bersedia dikenakan

dan membayar sanksi pajak.

Y.2

Saya mengetahui jika saya memiliki

Kekurangan pajak yang terutang

maka dapat dikenakan sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2

% (dua persen) setiap bulan dihitung

dari pajak yang kurang

Y.3 Jika saya tidak mengikuti aturan

perpajakan, saya bersedia dikenakan

sanksi pajak.

3.6. Teknik Keabsahan Data

Penelitian bab ini adalah penelitian kuantitatif, dalam penelitian kuantitatif

perlu dilakukan uji keabsahan data. Uji keabsahan data bersumber pada data primer.

Uji keabsahan data beruba uji validitas dan reabilitas data .

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di dapatkan dari hasil wawancara

dan data hasil kuesioner terhadap responden. Uji validitas dan reabilitas data

digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh atau menghasilkan data yang

valid.

1. Uji validitas

Uji Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat ketepatan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang

dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita

mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien

antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut

Page 69: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

54

dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut

dinyatakan tidak valid. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument

valid adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono,

2016 : 179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi

dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

2. Uji realibilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrumen yang merupakan

alat pengukuran konstruk atau variabel. Instrumen yang variabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016:173). Pengujian

reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan koefisien Cronbach

alpha dari masing-masing item pertanyaan dalam satu variabel. Suatu instrumen

dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sugiyono, 2016:185).

3.7. Teknik analisis data

Analisis data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Analisis

data akan menentukan hasil sebuah penelitian. Berdasarkan uraian di atas dapat

ditinjau bahwa analisis data dilakukan sebagai upaya untuk mengolah data menjadi

informasi.

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner.

2. Melakukan pengumpulan data.

3. Daftar kuesioner disebarkan ke unit observasi.

4. Menyusun tabel interprestasi sanksi pajak ( tabel 3.1)

Page 70: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

55

Tabel 3.1

% tase Kriteria

0.00 - 10.00 Sangat kurang

10.00 - 20.00 Kurang

20.00 - 30.00 Sedang

30.00 - 40.00 cukup baik

40.00 - 50.00 Baik

Diatas 50 sangat baik

sumber : Munir, dkk.2004

3.7.1. Analisa regrensi linier berganda

Analisa regrensi linier berganda yaitu untuk menguji hipotensis tentang kekuatan

variabel penentu (independent variable) terhadap perhitungan sanksi pajak (y)

adapun regrensi linier berganda digunakan persamaanY= 𝑎𝑜+ (𝑎1. 𝑥1) +(𝑎2. 𝑥2)+ e

Dimana:

Y = perhitungan sanksi pajak

𝑎𝑜 = konstanta

𝑎1; 𝑎2= koefisien regrensi linier berganda

𝑥1= keterlambatan pembayaran pajak pusat

𝑥2= keterlambatan pembayaran pajak daerah

𝑒 = eror ( kesalahan penganggu )

Page 71: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

56

3.7.2 Koefesien determinasi berganda ( R square )

Koefisien penentu (KP) atau koefisien determinasi (KD) merupakan angka atau

indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan satu variabel atau

lebih dari variabel independen (variabel bebas, X) terhadap variasi (naik/turunnya)

variabel dependen (variabel terikat, Y). nilai koefisien penentu atau determinasi

berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). Kriteria yang digunakan pada koefisien

penentu atau koefisien determinasi adalah:

a. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak pengaruh varaibel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

b. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel

dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).

c. Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0 dan 1 (0 < KP < 0) maka

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variasi (naik/turunnya)

variabel dependen adalah sesuai dengan nilai KP itu sendiri, dan selebihnya

berasal dari faktor-faktor lain.

3.7.3 Pengujian hipotensis

1. Pengaruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat

mengunakan F test dengan didasarkan perbandingan antara nilai probabilitas

alpha (0,05), yaitu :

a. Jika F hitung > F tabel dan P < 0,05 maka hipotesis diterima, berarti ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan

terhadap variabel terikat.

Page 72: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

57

b. Jika F hitung < F tabel dan P > 0,05 maka hipotesis ditolak. Berarti tidak

ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan

terhadap variabel terikat.

2. Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat yang ditetapkan dalam penelitian ini, mengunakan t test

dengan dasar perbandingan antara nilai probabilitas dengan nilai alpha (0,05),

yaitu :

a. Jika t hitung > t tabel dan p < 0,05, hipotesis bisa diterima, berarti ada

pengaruh signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat.

b. Jika t hitung < t tabel dan p > 0,05 maka hipotesis ditolak, berarti tidak

ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat.

Proses analisis data dilakukan dengan mengunakan perangkat komputer

dengan software SPSS 21 for windows version.

Page 73: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Lokasi atau Obyek Penelitian

PT. INDAH HOTEL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa

pelayanan hotel di surabaya. PT. INDAH HOTEL memiliki klualifikasi hotel

melati.

PT. INDAH HOTEL berdiri sejak tahun 2015, lokasi PT.INDAH

HOTEL meyediakan jasa perhotelan selama 24 jam. Lokasi hotel ini terletak di

JL. Embong cerme no.12 surabaya. PT. INDAH HOTEL memiliki 13 kamar dan

memiliki fasilitas ruangan yaitu televisi, kamar mandi air panas, bathup, telepon,

pendingin ruangan (ac), air mineral, lemari, dan comfortable springbed.

PT. INDAH HOTEL memiliki fasilitas yang terdiri dari tempat parkir, wifi

, ruang tamu, ruang khusus untuk merokok, kamar mandi luar ruangan maupun

kamar mandi dalam, loby yang nyaman dan sejuk.

Adapun tarif kamar PT.INDAH HOTEL relatif terjangkau mulai dari

Rp.200.000,00. Untuk pemasaran PT. INDAH HOTEL juga berkerjasama dengan

reedors dengan cara pemesanan via online.

4.1.1.1 Visi dan Misi

Visi merupakan suatu yang didambakan untuk dimiliki di masa depan,

visi mengambarkan aspirasi masa depan. Sedangkan misi adalah bentuk yang

Page 74: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

59

didambakan di masa depan, misi merupakan sebuah pernyataan yang menegaskan

visi . Adapun visi dan misi PT. INDAH HOTEL adalah sebagai berikut :

VISI :

Menjadikan hotel yang berkualitas.

MISI :

- Memberikan kepuasan kepada para pengunjung hotel dengan memberikan

pelayanan yang terbaik.

- Memberikan kontribusi untuk kemajuan hotel.

- Memelihara hubungan baik dengan pengunjung maupun rekan bisnis.

4.1.1.2 Tujuan Perusahaan

1. Tujuan jangka pendek

a. Meningkatkan kualitas pelayanan hotel

b. Menambah SDM yang ahli dan handal

c. Mendapatkan keuntungan

2. Tujuan jangka panjang

a. Menambah cabang hotel di dalam maupun luar kota

b. Menjadi hotel terbaik dan berkualitas

4.1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran suatu perusahaan secara sederhana

untuk menentukn pembagian tugas, tangung jawab dan wewenang secara jelas.

Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. INDAH HOTEL.

Page 75: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

60

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. INDAH HOTEL

Sumber : PT. INDAH HOTEL

4.1.1.4 Diskripsi Tugas dari Organisasi

Berikut uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

jabatan yang ada pada struktur organisasi PT.INDAH HOTEL:

1. Komisaris

a. Tugas Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan

maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan

nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana

Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta

ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham,

serta peraturan perundang undangan yang berlaku, untuk kepentingan

Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

b. Wewenang Komisaris adalah Melihat buku-buku, surat-surat, serta

dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan

Page 76: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

61

lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan; Meminta

penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan

yang menyangkut pengelolaan Perseroan; Meminta Direksi dan/atau

pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk

menghadiri rapat Dewan Komisaris; Mengangkat, memberhentikan

Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu.

c. Tanggung jawab komisaris adalah ertanggung jawab penuh atas pengurusan

hotel.

2. General Manager

a. Tugas General Manager adalah memimpin hotel dan menjadi fasilitator

bagi seluruh karyawannya semua jabatan di hotel, mengelolah hotel sesuai

visi dan misi yang ada, membuat kebijakan untuk kemajuan hotel.

b. Wewenang General Manager adalah Menetapkan target revenue bulanan

ataupun tahunan yang memang sudah tercakup dalam target pendapatan di

hari mendatang. Target marketing bisa dilakukan baik dalam jangka pendek

hingga jangka panjang; Memutuskan kerjasama dengan pihak terkait yang

tidak menguntungkan demi mengurangi merugikan perusahaan;

Mengesahkan semua keputusan yang diputuskan menyangkut tentang

kepentingan perhotelan, tanpa wewenang tersebut maka sebuah keputusan

tidak bisa dinyatakan sah dan resmi; Menandatangi sebuah kebijakan

sebagai bukti tertulis bahwa dia ikut bertanggung terhadap kebijakan yang

telah diterapkan, kebijakan tanpa adanya pengesah tidak akan diakui.

Page 77: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

62

c. Tanggung jawab General Manager adalah Menganalisis data semua

karyawan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki kinerja di masa

mendatang, Mengontrol operasional harian perusahaan agar terciptanya

iklim kerja yang harmonis, Menjaga kerjasama yang baik antar partner

kerjasama dengan menjaga koneksi yang berkesinambungan.

3. Accounting

a. Tugas accounting adalah membuat pembukuan atas transaksi keuangan

perusahaan, melakukan posting jurnal operasional. Mungkin istilah ini

terdengar sulit, sederhananya posting jurnal operasional ini adalah mencatat

segala pengeluaran dan pemasukan dari operasional perusahaan kemudian

memasukkannya ke dalam buku besar akuntansi, membuat laporan

keuangan yang nantinya akan anda pertanggung jawabkan, Memeriksa dan

melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan

transaksi keuangan

b. Wewenang accounting adalah Mengusulkan perubahan / penggeseran

anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum, Mengusulkan mata

anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum, Menandatangani cek / giro

sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Tanggung jawab accounting adalah Memastikan pembukuan keuangan

kantor tersedia dan terlaksana dengan baik sesuai dengan target,

Memastikan posting jurnal operasional ke dalam sistem terlaksana dengan

baik, Memastikan laporan keuangan perusahaan tersedia dan terdistribusi

kepada manajemen dengan baik, Memastikan data jurnal akuntansi terinput

Page 78: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

63

ke dalam sistem yang dimiliki perusahaan tanpa ada yang terlewatkan,

Memastikan pemeriksaaan dan verifikasi kelengkapan dokumen yang

berhubungan dengan transaksi keuangan terlaksana dengan baik,

Memastikan rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial terlaksana dengan

baik.

4. Tax accounting

a. Tugas tax accounting adalah Melakukan validasi transaksi keuangan dan

pajak, Mengaplikasikan peraturan perpajakan dan keuangan pada

perusahaan, Memantau sistem akuntasi dan perpajakan perusahaan secara

internal, Mengelola dan Memproses data data keuangan dan pajak

perusahaan menjadi sebuah laporan,

b. Wewenang tax accounting adalah menghitung PPh, PPN dan PPnBM,

membuat laporan keuangan, serta menyetor dan melaporkan kewajiban

pajak bagi ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

c. Tanggung jawab tax accounting adalah Memastikan validitas transaksi

keuangan dan pajak perusahaan, Memastikan terpantaunya sistem akuntansi

dan perpajakan dari perusahaan, Memastikan pengelolaan data data

keuangan terlaksana dengan baik, Memastikan ketersediaan laporan

keuangan dan pajak bulanan serta tahunan.

5. Front office

a. Tugas front office adalah Menerima dan menangani pemesanan kamar oleh

calon customer (handling reservation), Mengurus Bill pembayaran tamu

Page 79: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

64

selama menginap di hotel, Memberikan pelayanan informasi (Giving

Information to the guest).

b. Wewenang front office adalah melayani tamu , menanggani pemesanan

kamar.

c. Tanggung jawab front office Menangai Keluhan keluhan tamu yang

menginap di hotel (Handlng Guest Complaint, Bertanggung jawab atas

kelancaran operasional di Front office, menangani Barang bawaan tamu.

6. Office boy

a. Tugas office boy adalah membersihkan kamar hotel dan fasilitas hotel

lainnya, membersihkan kantor.

b. Wewenang office boy adalah membersihkan kamar hotel dan fasilitas

sekitar hotel demi kenyamanan tamu hotel.

c. Tangung jawab office boy adalah bertanggung jawab atas kebersihan dan

kerapian kamar hotel dan semua fasilitas sekitar hotel, Memastikan

kebersihan lingkungan, Memastikan tugas yang dibebankan terlaksana

dengan baik.

7. Security

d. Tugas security adalah Secara langsung bertugas memantau dan mengatur

keamanan hotel selama 24 jam , Berjaga di pos keamanan hotel dan

memantau serta membantu keluar masuknya kendaraan yang keluar masuk

hotel baik kendaraan milik tamu ataupun staf hotel demi keselamatan

dalam penyeberangan jalan.

Page 80: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

65

a. Wewenang security menjaga keamanan hotel dan sekitar demi kenyaman

tamu hotel.

b. Tangung jawab security adalah keamanan hotel dan sekitar hotel.

4.1.2 Diskripsi Responden

Penelitian ini digunakan untuk menentukan gambaran dari responden

akan diketahui berdasarkan jenis kelamin , usia, dan pendidikan. Jumlah

responden di tentukan 30 sampel.

4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa responden ditentukan 30

orang, dimana pria berjumlah 12 orang sedangkan wanita berjumlah 18 orang.

Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa rata rata responden berjenis

kelamin wanita, dikarenakan karyawan PT. INDAH HOTEL rata rata berjenis

kelamin wanita.

Jenis Kelamin Frekuensi %

Pria 12 40%

Wanita 18 60%

Total 30 100%

Page 81: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

66

4.1.2.1 Diskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi %

20 – 29 Tahun 22 73%

30 – 39 Tahun 8 27%

TOTAL 30 100 %

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pegawai PT. INDAH

HOTEL Surabaya yang dijadikan sebagai responden sebanyak 30 orang yaitu

yang terdiri dari 22 orang berusia 20-29 Tahun, 8 orang berusia 30-39 Tahun.

4.1.3 Diskripsi Variabel Penelitian

Deskriptif variabel menggambarkan skor jawaban dari responden atas

indikator-indikator variabel, yaitu mengenai variabel keterlambatan pembayaran

pajak pusat, keterlambatan pembayaran pajak daerah dan perhitungan sanksi

pajak. Pembahasan hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dengan

mengkategorikan rata-rata jawaban responden atau masing-masing indikator-

indikator pernyataan yang telah diajukan. Untuk menentukan nilai kategori

masing-masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Analisis data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.

Analisis data akan menentukan hasil sebuah penelitian. Berdasarkan uraian di atas

dapat ditinjau bahwa analisis data dilakukan sebagai upaya untuk mengolah data

menjadi informasi.

Page 82: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

67

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner.

2. Melakukan pengumpulan data.

3. Daftar kuesioner disebarkan ke unit observasi.

4. Menyusun tabel interprestasi sanksi pajak ( tabel 4.3)

Tabel 4.3

% tase Kriteria

0.00 - 10.00 Sangat kurang

10.00 - 20.00 Kurang

20.00 - 30.00 Sedang

30.00 - 40.00 cukup baik

40.00 - 50.00 Baik

Diatas 50 sangat baik

sumber : Munir, dkk.2004

Page 83: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

68

4.1.3.1 Diskripsi Variabel Sanksi Pajak (Y)

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Pada Variabel Sanksi Pajak

Tabel Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation

y.1 Kepatuhan wajib pajak 30 2 5 4,2 0,82768

y.2 Keterlambatan pembayaran 30 3 5 4,3 0,74971

y.3 Ketidaksadaran wajib pajak 30 2 5 4,2 0,80516

Valid N (listwise) 30

Descriptive Statistics

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Tabel 4.5

Pernyataan Responden Terhadap sanksi pajak

No. Pernyataan Indeks Ket

1 Jika saya membayar pajak hotel tidak tepat

waktu saya bersedia dikenakan dan membayar

sanksi pajak.

42.66 Baik

2

Saya mengetahui jika saya memiliki Kekurangan

pajak yang terutang maka dapat dikenakan

sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 %

(dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak

yang kurang

43.00 Baik

3 Jika saya tidak mengikuti aturan perpajakan,

saya bersedia dikenakan sanksi pajak.

42.00 Baik

Nilai Indeks Variabel Sanksi Pajak 42,55 Baik

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Pada Tabel 4.4 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar

melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah

4,3000 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji

descriptive statistics 0,74971 yaitu variabel Y adalah Y.2 dengan indikator

Keterlambatan Pembayaran pajak pusat. Sedangkan nilai minimum dalam

Page 84: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

69

variabel Y adalah nilai 2 “ Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel Y

adalah nilai 5 “ Setuju”.

4.1.3.2 Diskripsi Variabel Pajak Daerah (X1)

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Daerah

Tabel Descriptive Statistics

N Min Max MeanStd.

Deviation

x1.1 Pembayaran pajak daerah 30 1 5 3,7667 1,10433

x1.2 Pajak hotel 30 2 5 3,7000 1,02217

x1.3 Surat setoran pajak daerah 30 2 5 3,7000 0,95231

x1.4 Penerimaan daerah 30 2 5 3,7000 0,95231

Valid N (listwise) 30

Descriptive Statistics

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Tabel 4.7

Pernyataan Responden Terhadap Pajak Daerah

No. Pernyataan Indeks Ket

1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat

rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).

37,66 Cukup

baik

2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan

yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan. 37,00

Cukup

baik

3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat

mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk

dibayarkan ke bank

37,00 Cukup

baik

4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka

akan menambah penerimaan daerah.

37,00

Cukup

baik

Nilai Indeks Variabel Pajak Daerah 37,16

Cukup

baik

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Pada Tabel 4.7 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar

melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah

Page 85: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

70

3,7667 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji

descriptive statistics 1,10433 yaitu variabel X1.1 dengan indikator

Pembayaran Pajak Daerah. Sedangkan nilai minimun dalam variabel x1

adalah nilai 1 “ Sangat Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel x1

adalah nilai 5 “ Setuju”.

4.1.3.3 Diskripsi Variabel Pajak Pusat (X2)

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Pada Variabel Pajak Pusat

Tabel Descriptive Statistics

N Min Max MeanStd.

Deviation

x2.1 Pembayaran pajak pusat 30 2 5 4,0000 0,98261

x2.2 Pajak penghasilan 30 1 5 3,7333 0,94443

x2.3 Surat Setoran Pajak 30 2 5 3,9000 1,09387

x2.4 Penerimaan negara. 30 2 5 3,9333 0,94443

30 2 5 4,0000 0,98261

Descriptive Statistics

Valid N (listwise)

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 86: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

71

Tabel 4.9

Pernyataan Responden Terhadap Pajak Pusat

No. Pernyataan Indeks Ket

1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat

rendah yaitu sebesar 1% (satu persen). 40.00

Cukup

baik

2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan

yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan. 37.33

Cukup

baik

3

Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat

mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk

dibayarkan ke bank

39.00 Cukup

baik

4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka

akan menambah penerimaan daerah.

39.33

Cukup

baik

Nilai Indeks Variabel Pajak Daerah 38.92

Cukup

baik

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Pada Tabel 4.8 berdasarkan jawaban dari 30 responden yang disebar

melalui kuesioner, maka dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi adalah

4,0000 dengan std. Deviation ( tingkat sebaran data ) yang di uji dalam uji

descriptive statistics 0,98261 yaitu variabel X2.1 dengan indikator

Pembayaran Pajak Pusat. Sedangkan nilai minimun dalam variabel x2

adalah nilai 1 “ Sangat Tidak Setuju”, nilai maximum dalam variabel x2

adalah nilai 5 “ Setuju”.

4.1.4 Hasil Analisis Data

4.1.4.1 Hasil Analisis Keabsahan Data

4.1.4.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Menurut Sugiyono (2016:177) Uji validitas menunjukan derajat

Page 87: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

72

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang

dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita

mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara

item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid,

tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut dinyatakan tidak valid.

1. Uji Validitas Perhitungan Sanksi Pajak

Tabel 4.10

Tabel Uji Validitas Sanksi Pajak

Kepatuhan

wajib pajak

Keterlambatan

pembayaran

Ketidaksadaran

wajib pajak

Total

y

Pearson Correlation 1 ,700**

,642**

,914**

Sig. (2-tailed) 0 0 0

N 30 30 30 30

Pearson Correlation ,700** 1 ,468

**,834

**

Sig. (2-tailed) 0 0,009 0

N 30 30 30 30

Pearson Correlation ,642**

,468** 1 ,825

**

Sig. (2-tailed) 0 0,009 0

N 30 30 30 30

Pearson Correlation ,914**

,834**

,825** 1

Sig. (2-tailed) 0 0 0

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Kepatuhan

wajib pajak

Keterlambatan

pembayaran

Ketidaksadaran

wajib pajak

Total Y

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 88: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

73

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak (Y)

Variabel Y INDIKATOR P-Correlation Keterangan

Y.1 Kepatuhan wajib pajak ,914 Valid

Y.2 Keterlambatan pembayaran ,834 Valid

Y.3 Ketidaksadaran wajib pajak ,825 Valid

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan Y.1, Y.2, dan Y.3,

merupakan indikator variabel perhitungan sanksi pajak yang memiliki koefisien

korelasi > 0,3. Sehingga ketiga pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Page 89: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

74

2. Uji Validitas Pajak daerah

Tabel 4.12

Tabel Uji Validitas Pajak Daerah

Pembayaran

pajak daerah

Pajak

hotel

Surat

setoran

pajak

Penerimaan

daerah

(X1.1) (X1.2) (X1.3) (X1.4)

Pearson Correlation 1 ,577**

,521**

,652**

,837**

Sig . (2-tailed) 0,001 0,003 0 0

N 30 30 30 30 30

Pearson Correlation ,577** 1 ,648

**,648

**,861

**

Sig. (2-tailed) 0,001 0 0 0

N 30 30 30 30 30

Surat setoran

pajak daerahPearson Correlation ,521

**,648

** 1 ,506**

,795**

(X1.3) Sig. (2-tailed) 0,003 0 0,004 0

N 30 30 30 30 30

Penerimaan

daerahPearson Correlation ,652

**,648

**,506

** 1 ,838**

(X1.4) Sig. (2-tailed) 0 0 0,004 0

N 30 30 30 30 30

Pearson Correlation ,837**

,861**

,795**

,838** 1

Sig. (2-tailed) 0 0 0 0

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

TOTAL

X1

Pembayaran

pajak daerah

(X1.1)

Pajak hotel

(X1.2)

TOTAL X1

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 90: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

75

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Pajak Daerah (𝑿𝟏)

Variabel

X1

INDIKATOR P-Correlation Keterangan

𝑋1. 1 Pembayaran pajak daerah ,837 Valid

𝑋1. 2 Pajak hotel ,861 Valid

𝑋1. 3 Surat setoran pajak daerah ,795 Valid

𝑋1. 4 Penerimaan daerah ,838 Valid

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan

𝑋1. 1 , 𝑋1. 2 , 𝑋1. 3 , 𝑋1. 4 merupakan indikator variabel pajak daerah yang memiliki

koefisien korelasi > 0,3. Sehingga keempat pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Page 91: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

76

3. Uji Validitas Keterlambatan Pajak Pusat

Tabel 4.14

Tabel Uji Validitas Pajak Pusat (𝑿𝟐)

Pembayaran

pajak pusat

(X2.1)

Pajak

penghasilan

(X2.2)

Surat

Setoran

Pajak

(X2.3)

Penerimaan

negara

(X2.4)

TOTAL

X2

Pearson

Correlation1 ,669

**,802

**,595

**,887

**

Sig. (2-tailed) 0 0 0,001 0

N 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation,669

** 1 ,674**

,675**

,865**

Sig. (2-tailed) 0 0 0 0

N 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation,802

**,674

** 1 ,594**

,895**

Sig. (2-tailed) 0 0 0,001 0

N 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation,595

**,675

**,594

** 1 ,818**

Sig. (2-tailed) 0,001 0 0,001 0

N 30 30 30 30 30

Pearson

Correlation,887

**,865

**,895

**,818

** 1

Sig. (2-tailed) 0 0 0 0

N 30 30 30 30 30

TOTAL X2

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed ).

Correlations

Pembayaran

pajak pusat

(X2.1)

Pajak

penghasilan

(X2.2)

Surat

Setoran

Pajak (X2.3)

Penerimaan

negara

(X2.4)

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 92: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

77

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Pajak Pusat (𝑿𝟐)

VARIABEL X2 Indikator P-Correlation Keterangan

𝑋2. 1 Pembayaran pajak pusat ,887 Valid

𝑋2. 2 Pajak penghasilan ,865 Valid

𝑋2. 3 Surat Setoran Pajak ,895 Valid

𝑋2. 4 Penerimaan negara. ,818 Valid

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan

𝑋2. 1 , 𝑋2. 2 , 𝑋2. 3 , 𝑋2. 4 merupakan indikator variabel perhitungan sanksi pajak

yang memiliki koefisien korelasi >0,3. Sehingga kesepuluh pernyataan tersebut

dinyatakan valid.

4.1.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji Realiabilitas adalah untuk mengukur kuesioner yang merupakan

indikator variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan realibel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.

Menurut Sugiyono, 2016:185 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

diukur dengan menggunakan koefisien Cronbach alpha dari masing-masing item

pertanyaan dalam satu variabel. Suatu instrumen dikatakan handal jika nilai

Cronbach Alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas terhadap variabel Sanksi Pajak (Y),

Pajak Daerah (X1) dan Pajak Pusat (X2). dapat dilihat melalui tabel sebagai

berikut.

Page 93: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

78

Tabel 4.16

Uji Reliabilitas Variabel X1 ( Pajak Daerah ), X2 (Pajak Pusat) , dan

Y ( Sanksi Pajak )

N %

Valid 30 100

Excludeda 0 0

Total 30 100

Case Processing Summary

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,801 3

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

1. Uji Reliabilitas Sanksi Pajak

Tabel 4.17

Tabel Uji Reliabilitas Sanksi Pajak (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

y.1 8,5000 1,776 ,782 ,637

y.2 8,4667 2,189 ,647 ,782

y.3 8,5667 2,116 ,606 ,821

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 94: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

79

Tabel 4.18

Hasil Uji Reliabilitas Sanksi Pajak (Y)

Variabel

Y

Indikator Cronbach's Reliabilitas Ket

Alpha Minimum

Y1 Kepatuhan wajib

pajak

0,637

0,600 Reliabel

Y2 Keterlambatan

pembayaran

0,782

0,600 Reliabel

Y3 Ketidaksadaran

wajib pajak

0,821

0,600 Reliabel

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan Y.1, Y.2, dan Y.3,

merupakan indikator variabel sanksi pajak yang memiliki cronbach alpha >

0,600. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah reliabel.

2. Uji Reliabilitas Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah

Tabel 4.19

Tabel Uji Reliabilitas Pajak Daerah (𝐗𝟏)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x1.1 11,1000 6,300 ,680 ,819

x1.2 11,1667 6,420 ,739 ,791

x1.3 11,1667 7,109 ,645 ,831

x1.4 11,1667 6,833 ,713 ,804

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 95: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

80

Tabel 4.20

Hasil Uji Reliabilitas Pajak Daerah (𝐗𝟏)

Variabel

X1

Indikator Cronbach's Reliabilitas

Ket

Alpha Minimum

𝑋1. 1 Pembayaran pajak daerah ,881 0,600 Reliabel

𝑋1. 2 Pajak hotel ,899 0,600 Reliabel

𝑋1. 3 Surat setoran pajak daerah

,881 0,600 Reliabel

𝑋1. 4 Penerimaan daerah

,857 0,600 Reliabel

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pernyataan

𝑋1. 1 , 𝑋1. 2 , 𝑋1. 3 , 𝑋1. 4, merupakan indikator variabel pembayaran pajak daerah

yang memiliki cronbach alpha > 0,600. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh

variabel telah reliabel.

3. Uji Reliabilitas Keterlambatan Pemabayaran Pajak Pusat

Tabel 4.21

Tabel Uji Reliabilitas Pajak Pusat (𝐗𝟐)

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x2.1 11,5667 6,806 ,794 ,843

x2.2 11,8333 7,109 ,762 ,856

x2.3 11,6667 6,299 ,791 ,845

x2.4 11,6333 7,413 ,688 ,882

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 96: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

81

Tabel 4.22

Hasil Uji Reliabilitas Pajak Pusat (𝐗𝟐)

Variabel Indikator Cronbach's Reliabilitas

Ket Alpha Minimum

𝑋2. 1 Pembayaran pajak pusat ,794 0,600 Reliabel

𝑋2. 2 Pajak penghasilan ,762 0,600 Reliabel

𝑋2. 3 Surat Setoran Pajak ,791 0,600 Reliabel

𝑋2. 4 Penerimaan negara. ,688 0,600 Reliabel

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabeL 4.22 diatas , dapat diketahui bahwa pernyataan

𝑋2. 1 , 𝑋2. 2 , 𝑋2. 3 , 𝑋2. 4, merupakan indikator variabel keterlambatan

pembayaran pajak pusat yang memiliki cronbach alpha > 0,600. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa seluruh variabel telah reliabel.

4.1.4.2 Hasil Analisa regrensi linier berganda

Tabel 4.23

Hasil Uji Regrensi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4,547 1,270 3,580 ,001

Pajak Daerah

(X1)

,281 ,085 ,462 3,291 ,003

Pajak Pusat

(X2)

,260 ,083 ,437 3,112 ,004

a. Dependent Variable: Sanksi Pajak (Y)

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Page 97: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

82

Analisa regrensi linier berganda yaitu untuk menguji hipotensis tentang

kekuatan variabel penentu (independent variable) terhadap perhitungan sanksi

pajak (y) adapun regrensi linier berganda digunakan persamaan

Y= 𝑎𝑜+ (𝑎1. 𝑥1) +(𝑎2. 𝑥2)+ e

Y=4,547 + 0,281 X1 + 0,260 X2 + e

a. Nilai konstanta 4,547

Nilai Konstanta positif menunjukan pengaruh positif variabel independen (

Pembayaran Pajak Daerah ,dan Pembayaran Pajak Pusat ).

b. Pajak Daerah (X1) 0,281

0,281 merupakan nilai koefisien regrensi variabel Keterlambatan

Pembayaran Pajak Daerah (X1) terhadap variabel perhitungan sanksi pajak

(Y), artinya jika Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah (X1)

mengalami kenaikan satu satuan, maka perhitungan sanksi pajak (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar 0,281 atau 2,8% koefisien bernilai positif

artinya. Pajak Daerah (X1) dan sanksi pajak (Y) berhubungan positif.

c. Pajak Pusat (X2) 0,260

0,260 merupakan nilai koefisien regrensi variabel Keterlambatan

Pembayaran Pajak Pusat (X2) terhadap variabel perhitungan sanksi pajak

(Y), artinya jika Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat (X2) mengalami

kenaikan satu satuan, maka perhitungan sanksi pajak (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 0,260 atau 2,6% koefisien bernilai positif artinya

Pajak Pusat (X2) dan sanksi pajak (Y) berhubungan positif.

Page 98: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

83

Dari hasil analisis regresi linier berganda diatas, dapat disimpulkan bahwa

kedua variabel independen yang diuji secara individual yang memiliki nilai lebih

tinggi adalah variabel Pajak Daerah (X1) dengan koefisien sebesar 0,281.

4.1.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda

Tabel 4.24

Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Berdasarkan tabel 4.24 , nilai R yang merupakan simbol dari koefisien

yang memiliki nilai korelasi antara variabel terikat Perhitungan Sanksi Pajak

dengan seluruh variabel bebas (Pajak Daerah dan Pajak Pusat) sebesar 0,786.

Nilai ini dapat diinterprestasikan bahwa hubungan variabel penelitian berada pada

kategori tinggi. Melalui tabel diatas juga dapat diperoleh nilai R Square atau

Koefisien Determinasi yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang

dibentuk oleh interaksi variabel terikat yang dipegaruhi oleh variabel bebas. Nilai

Koefisien Determinasi yang diperoleh 0,617 atau 61,7%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas (Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah dan

Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat) memiliki pengaruh kontribusi sebesar

61,7 % terhadap variabel Perhitungan Sanksi Pajak.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,786a ,617 ,589 1,31207

a. Predictors: (Constant), Pajak Pusat (X2), Pajak Daerah

(X1)

Page 99: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

84

4.1.4.4 Uji Hipotensis

4.1.4.4.1 Uji F

uji F digunakan untuk mengetahui Pengaruh variabel bebas secara

bersamaan terhadap variabel terikat F test dengan didasarkan perbandingan antara

nilai probabilitas alpha (0,05). Dari hasil uji F variabel yang di teliti ada 3 variabel

dan responden yang diteliti sebanyak 30 orang dengan menggunakan taraf

signifikan 5% atau 0,05.

Tabel 4.25

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 74,885 2 37,443 21,750 ,000b

Residual 46,481 27 1,722

Total 121,367 29

a. Dependent Variable: Sanksi Pajak (Y)

b. Predictors: (Constant), Pajak Pusat (X2), Keterlambatan Pajak Daerah

(X1)

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Untuk menentukan f tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan rumus :

df (n1) = k – 1 jadi 3 – 1 = 2

df (n2) = n – k jadi 30 – 3 = 27

dari perhitungan degree of freedom maka tabel f menunjukan nilai 3,35.

Dari tabel 4.25 nilai F yang di temukan adalah 21,750 nilai F > F tabel, ini

menunjukan bahwa hipotensis diterima, dan variabel Pajak Daerah (X1), Pajak

Pusat (X2) berpengaruh secara simultan terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y).

Page 100: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

85

4.1.4.4.2 Uji T

Tabel 4.26

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardize

d Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 4,547 1,270 3,580 ,001

Keterlambatan

pembayaran pajak

daerah (X1)

,281 ,085 ,462 3,291 ,003

Keterlambatan

pembayaran pajak

pusat

(X2)

,260 ,083 ,437 3,112 ,004

a. Dependent Variable: Perhitungan Sanksi Pajak (Y)

Sumber : Data diolah penulis, SPSS V. 21 (2020)

Dari tabel 4.26 diatas, dapat diketahui bahwa :

a. Untuk menentukan t tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan

rumus :

df = n – k jadi 30 – 2 = 28

dari perhitungan degree of freedom maka tabel t menunjukan nilai

2,04841. Dari tanel 4.13 hasil t menunjukan 3,291 nilai t > t tabel maka

dapat disimpulkan hipotensis bisa diterima dan untuk variabel

Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah (X1) pengaruh signifikan

terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y)

b. Untuk menentukan t tabel perlu di ketahui degree of freedom dengan

rumus :

df = n – k jadi 30 – 2 = 28

Page 101: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

86

dari perhitungan degree of freedom maka tabel t menunjukan nilai

2,04841. Dari tabel 4.26 hasil t menunjukan 3,112 nilai t > t tabel maka

dapat disimpulkan hiptensis bisa diterima dan untuk variabel

Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat (X2) pengaruh signifikan

terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y)

4.2 Pembahasan

1. Berdasarkan hasil Analisa data diketahui bahwa Pajak Daerah (X1) dan

Pajak Pusat (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sanksi

Pajak (Y). Hal ini dibuktikan dengan pengujian yang telah dilakukan

yang menghasilkan nilai signifikan < dari 5% ( 0,005 ).

2. Berdasarkan hasil analisa data Nilai Konstanta positif menunjukan

pengaruh positif variabel independen ( Pembayaran Pajak Daerah ,dan

Pembayaran Pajak Pusat ). Hal ini dibuktikan dengann Nilai konstanta

yang di temukan dari pengujian ini sebesar 4,547.

3. Berdasarkan Hasil Analisa menunjukan bahwa hipotensis diterima.

Hal ini dibuktikan dengan nilai F yang di temukan adalah 21,750 >

3,35 pada taraf signifikansi 5%.

4. Berdasarkan Hasil Analisa variabel bebas bebas (Keterlambatan

Pembayaran Pajak Daerah dan Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat)

memiliki pengaruh kontribusi sebesar 61,7 % terhadap variabel

Perhitungan Sanksi Pajak. sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain.

Page 102: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

87

5. Berdasarkan hasil analisa Keterlambatan Pembayaran Pajak Daerah dan

Keterlambatan Pembayaran Pajak Pusat berpangaruh pada Perhitungan

sanksi. Hal ini dibuktikan dengan adanya Peraturan Daerah nomor 4

tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah tahun 2018. Sanksi tersebut

berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak

yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24

(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Page 103: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah menganalisis dan melakukan pembahasan dalam penelitian

di PT.INDAH HOTEL banyak hal yang disimpulkan. Hal tersebut

mungkin merupakan kelebihan yang dapat menambah wawasan, maupun

hal-hal yang harus diperhatikan untuk penerapan.

Berdasarkan atas pembahasan dan penelitian pada PT. INDAH

HOTEL Surabaya penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (

keterlambatan pembayaran pajak pusat ) kedua variabel sama sama

berpengaruhnya dalam penelitian ini.

2. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (

keterlambatan pembayaran pajak pusat ) tersebut berpengaruh secara

simultan terhadap Perhitungan Sanksi Pajak (Y).

3. Variabel X1 ( keterlambatan pembayaran pajak daerah ) dan X2 (

keterlambatan pembayaran pajak pusat ) memiliki pengaruh

kontribusi sebesar 61,7 % terhadap variabel Perhitungan Sanksi Pajak

dan 38,3% variasi sanksi pajak dikontribusikan oleh variabel.

Page 104: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

89

5.2 Saran

Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, berdasarkan

pengamatan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat

diberikan sebagai berikut dari hasil penelitian keterlambatan pembayaran

pajak Daerah dan keterlambatan pembayaran pajak pusat berpengaruh

positif terhadap sanksi pajak . Dengan adanya sanksi pajak membuat

perusahaan agar lebih teliti dalam membayarkan pajaknya agar terhindar

dari sanksi pajak yang berlaku maaka diharapkan wajib pajak badan atau

perusahaan lebih patuh dan sadar akan pembayaran pajak daerah dan pajak

pusat, sehingga tidak ada sanksi pajak yang terjadi.

Dan Hasil penelitian ini hendaknya dapat dipergunakan sebagai

bahan rujukan untuk penelitian berikutnya dengan mempertimbangkan

keterbatasan - keterbatasan dalam penelitian ini, dan penelitian berikutnya

diharapkan bisa menggunakan penelitian ini dengan membandingkan

variabel bebas lainnya.

Page 105: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

90

DAFTAR PUSTAKA

Jaya dan Widuri, 2015. Analisis potensi pajak hotel terhadap realisasi

penerimaan pajak hotel berbintang di surabaya. Program akuntansi pajak

program studi akuntansi Universitas Ktisten Petra.

Mardiasmo, 2016. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta.

Moleong , lexy, 2019. Metedeologi penelitian kualitatif. Bandung.

PeraturanPemerintah nomor 23 tahun 2018

Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011.

Resmi, Siti, 2017. Perpajakan. Jakarta.

Rahayu, 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan

Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara

Vol.1 No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa

Sugiyono, 2017. Metode penelitian kuantiatif, kualitatif dan R&D. Bandung.

Sugiyono, 2016. Metode penelitian kuantiatif, kualitatif dan R&D. Bandung.

Sujerwi, V, Wiratna, 2015. Statistika untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta.

Sumarsan, Thomas, 2017. perpajakan indonesia. Jakarta

Sentanu dan Setiawan, 2016. Pengaruh kualitas pelayanan, kewajiban moral, dan

sanksi perpajakan pada kepatuhan wajib pajak hotel. Fakultas ekonomi

dan bisnis Universitas Udayana.

Setiawan dan Meliana, 2017. Analisis kepatuhan wajib pajak hotel berdasarkan

pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, kondisi keuangan dan preferensi

resiko pada hotel-hotel yang terdaftar di BAPPENDA kabupaten bogor.

Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Djuanda Bogor.

Sufiah, 2017. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal pada Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Surabaya.

Subroto, melvin, 2020. Analisis strategi pemungutan pajak hotel pada pemerintah

kota yogyakarta. Fakultas ekonomi Universitas Nahdatul Ulama

Yogyakarta.

Page 106: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

91

Wirawan, adayani dan sudiatmaka. 2020. Efektifitas peraturan daerah kabupaten

buleleng dalam menangani tunggakan pajak hotel. Program studi ilmu

hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

https://cerdika.com/pengertian-pajak/

http://repository.unpas.ac.id/33559/8/9.%20BAB%202.pdf

https://ukirama.com/en/blogs/pengertian-pajak-jenis-fungsi-dan-manfaatnya

https://news.ddtc.co.id/apa-itu-pajak-pajak-pusat--pajak-daerah-18859

Page 107: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

LAMPIRAN

Page 108: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Saya Eka Sri Lestari adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya yang sedang

menempuh studi untuk menyelesaikan Skripsi. Saya mohon kesediaan anda untuk mengisi

daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan hanya semata mata data penelitian

dalam rangka menyusun skripsi dengan judul ”Pengaruh Keterlambatan Pembayaran

Pajak Daerah dan Pajak Pusat Terhadap Perhitungan Sanksi Pajak Berdasarkan

PERDA 4 TAHUN 2011 dan PP 23 TAHUN 2018 Study Kasus PT.INDAH HOTEL”.

Informasi yang anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian

penelitian ini. Atas perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.

1. Karakteristik Responden

No Responden : ..........................

Jenis Kelamin : □ Pria □Wanita

Usia : □ 20-29 tahun □ 40-49 tahun

□ 30-39 tahun □ >50 tahun

2. Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. pada kuesioner ini terdapat pernyataan. Berilah tanda (√) pada jawaban yang paling sesuai.

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban dan pastikan tidak ada jawaban yang

belum terisi.

1. STS = Sangat Tidak Setuju 2. TS = Tidak Setuju

3. N = Netral 4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju

Page 109: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Pajak Daerah (X1)

No Pernyataan (Pajak Daerah) STS TS N S SS

1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat

rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).

2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan

yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan.

3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat

mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk

dibayarkan ke bank

4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka

akan menambah penerimaan daerah.

Pajak Pusat (X2)

No Pernyataan (Pajak Pusat) STS TS N S SS

1 Menurut saya Tarif pajak hotel ditetapkan sangat

rendah yaitu sebesar 1% (satu persen).

2 Menurut saya Hotel merupakan wajib pajak badan

yang di kenakan pajak pusat yaitu pajak penghasilan.

3 Saya memahami bahwa Pembayaran pajak pusat

mengunakan SSP (Surat Setoran Pajak) untuk

dibayarkan ke bank

4 Menurut saya, jika kita membayar pajak daerah maka

akan menambah penerimaan daerah.

Sanksi Pajak (Y)

No Pernyataan (Sanksi Pajak) STS TS N S SS

1 Jika saya membayar pajak hotel tidak tepat waktu

saya bersedia dikenakan dan membayar sanksi pajak.

2 Saya mengetahui jika saya memiliki Kekurangan

pajak yang terutang maka dapat dikenakan sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)

setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang

3 Jika saya tidak mengikuti aturan perpajakan, saya

bersedia dikenakan sanksi pajak.

Page 110: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Lampiran 2

Data Responden (Pajak Daerah)

No. HASIL NILAI RESPONDEN X1 (PAJAK DAERAH)

Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 TOTAL X1

responden 1 4 4 3 5 16

responden 2 2 2 3 2 9

responden 3 4 3 3 2 12

responden 4 5 4 3 4 16

responden 5 5 3 4 3 15

responden 6 3 2 4 3 12

responden 7 4 4 3 4 15

responden 8 3 2 2 2 9

responden 9 5 5 5 5 20

responden 10 5 4 3 4 16

responden 11 5 4 4 5 18

responden 12 2 3 3 3 11

responden 13 4 4 4 4 16

responden 14 4 5 4 5 18

responden 15 5 5 4 4 18

responden 16 4 4 5 4 17

responden 17 4 3 4 4 15

responden 18 3 4 3 3 13

responden 19 4 3 4 4 15

responden 20 4 5 5 4 18

responden 21 5 5 5 4 19

responden 22 4 5 5 4 18

responden 23 3 2 2 3 10

responden 24 1 3 2 2 8

responden 25 2 3 3 4 12

responden 26 3 3 3 4 13

responden 27 5 4 5 5 19

responden 28 3 3 4 3 13

responden 29 5 5 4 5 19

responden 30 3 5 5 3 16

Page 111: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Data Responden (Pajak Pusat)

No. HASIL NILAI RESPONDEN X2 (PAJAK PUSAT)

Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4

TOTAL X2

responden 1 5 4 4 3 16

responden 2 2 3 2 3 10

responden 3 4 3 3 3 13

responden 4 4 4 3 5 16

responden 5 3 3 3 4 13

responden 6 4 4 4 3 15

responden 7 4 3 4 4 15

responden 8 5 4 5 4 18

responden 9 5 5 5 5 20

responden 10 4 4 4 3 15

responden 11 5 4 5 5 19

responden 12 4 5 4 5 18

responden 13 4 5 4 5 18

responden 14 5 4 5 4 18

responden 15 4 4 5 5 18

responden 16 4 4 5 4 17

responden 17 5 3 4 5 17

responden 18 4 3 4 3 14

responden 19 3 3 2 4 12

responden 20 5 5 5 4 19

responden 21 5 5 5 5 20

responden 22 5 5 4 4 18

responden 23 3 3 2 3 11

responden 24 2 1 2 2 7

responden 25 4 3 4 3 14

responden 26 5 4 5 5 19

responden 27 2 2 2 2 8

responden 28 3 4 3 4 14

responden 29 5 4 5 5 19

responden 30 3 4 5 4 16

Page 112: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Data Responden (Sanksi Pajak)

No. HASIL NILAI RESPONDEN Y (DENDA PAJAK)

Responden Y.1 Y.3 Y.4

TOTAL Y

responden 1 4 5 3 12

responden 2 3 3 3 9

responden 3 3 4 4 11

responden 4 5 4 5 14

responden 5 4 4 4 12

responden 6 4 3 4 11

responden 7 4 4 4 12

responden 8 5 5 3 13

responden 9 5 5 5 15

responden 10 5 4 5 14

responden 11 5 5 5 15

responden 12 5 5 5 15

responden 13 5 4 4 13

responden 14 5 5 5 15

responden 15 4 5 5 14

responden 16 4 5 4 13

responden 17 5 4 4 13

responden 18 4 4 5 13

responden 19 4 4 4 12

responden 20 5 5 4 14

responden 21 5 5 5 15

responden 22 4 4 4 12

responden 23 3 3 4 10

responden 24 2 3 2 7

responden 25 3 3 3 9

responden 26 5 5 5 15

responden 27 5 5 5 15

responden 28 4 4 5 13

responden 29 5 5 4 14

responden 30 4 5 4 13

Page 113: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 114: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 115: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 116: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 117: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 118: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 119: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 120: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

DESCRIPTIVES VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4   /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 17:21:36

DataSet0

<none>

<none>

<none>

30

User defined missing values are treated as missing.

All non-missing data are used.

DESCRIPTIVES VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

00:00:00,00

00:00:00,00

[DataSet0] 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

Valid N (listwise)

30 1,00 5,00 3,7667 1,10433

30 2,00 5,00 3,7000 1,02217

30 2,00 5,00 3,7000 ,95231

30 2,00 5,00 3,7000 ,95231

30

DESCRIPTIVES VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4   /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Page 1

Page 121: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 17:21:58

DataSet0

<none>

<none>

<none>

30

User defined missing values are treated as missing.

All non-missing data are used.

DESCRIPTIVES VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

00:00:00,00

00:00:00,03

[DataSet0] 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

x2.1

x2.2

x2.3

x2.4

Valid N (listwise)

30 2,00 5,00 4,0000 ,98261

30 1,00 5,00 3,7333 ,94443

30 2,00 5,00 3,9000 1,09387

30 2,00 5,00 3,9333 ,94443

30

DESCRIPTIVES VARIABLES=y.1 y.2 y.3   /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Page 2

Page 122: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 17:22:20

DataSet0

<none>

<none>

<none>

30

User defined missing values are treated as missing.

All non-missing data are used.

DESCRIPTIVES VARIABLES=y.1 y.2 y.3 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

00:00:00,02

00:00:00,02

[DataSet0] 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

y.1

y.2

y.3

Valid N (listwise)

30 2,00 5,00 4,2667 ,82768

30 3,00 5,00 4,3000 ,74971

30 2,00 5,00 4,2000 ,80516

30

Page 3

Page 123: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

CORRELATIONS   /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 y

  /PRINT=TWOTAIL NOSIG

  /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:10:02

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 y /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

00:00:00,02

00:00:00,37

[DataSet1] 

Correlations

y.1 y.2 y.3 y

y.1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

y.2 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

y.3 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

y Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1 ,700** ,642** ,914**

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

,700** 1 ,468** ,834**

,000 ,009 ,000

30 30 30 30

,642** ,468** 1 ,825**

,000 ,009 ,000

30 30 30 30

,914** ,834** ,825** 1

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 1

Page 124: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

CORRELATIONS   /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1

  /PRINT=TWOTAIL NOSIG

  /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:10:35

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1 /PRINT=TWOTAIL NOSIG...

00:00:00,02

00:00:00,45

[DataSet1] 

Correlations

x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1

x1.1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x1.2 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x1.3 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x1.4 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1 ,577** ,521** ,652** ,837**

,001 ,003 ,000 ,000

30 30 30 30 30

,577** 1 ,648** ,648** ,861**

,001 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30

,521** ,648** 1 ,506** ,795**

,003 ,000 ,004 ,000

30 30 30 30 30

,652** ,648** ,506** 1 ,838**

,000 ,000 ,004 ,000

30 30 30 30 30

,837** ,861** ,795** ,838** 1

,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 2

Page 125: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

CORRELATIONS   /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2

  /PRINT=TWOTAIL NOSIG

  /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:11:17

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.CORRELATIONS /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2 /PRINT=TWOTAIL NOSIG...

00:00:00,00

00:00:00,19

[DataSet1] 

Page 3

Page 126: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Correlations

x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2

x2.1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x2.2 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x2.3 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x2.4 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x2 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1 ,669** ,802** ,595** ,887**

,000 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30

,669** 1 ,674** ,675** ,865**

,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30

,802** ,674** 1 ,594** ,895**

,000 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30

,595** ,675** ,594** 1 ,818**

,001 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30

,887** ,865** ,895** ,818** 1

,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 4

Page 127: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

RELIABILITY   /VARIABLES=y.1 y.2 y.3

  /SCALE('ALL VARIABLES') ALL

  /MODEL=ALPHA

  /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:06:04

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=y.1 y.2 y.3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

00:00:00,02

00:00:00,11

[DataSet1] 

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excludeda

Total

30 100,0

0 ,0

30 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,821 3

Page 1

Page 128: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

y.1

y.2

y.3

8,5000 1,776 ,782 ,637

8,4667 2,189 ,647 ,782

8,5667 2,116 ,606 ,821

RELIABILITY   /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4

  /SCALE('ALL VARIABLES') ALL

  /MODEL=ALPHA

  /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:06:28

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

00:00:00,00

00:00:00,14

[DataSet1] 

Scale: ALL VARIABLES

Page 2

Page 129: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excludeda

Total

30 100,0

0 ,0

30 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,852 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

11,1000 6,300 ,680 ,819

11,1667 6,420 ,739 ,791

11,1667 7,109 ,645 ,831

11,1667 6,833 ,713 ,804

RELIABILITY   /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4

  /SCALE('ALL VARIABLES') ALL

  /MODEL=ALPHA

  /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Page 3

Page 130: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

12-JUL-2020 11:06:47

DataSet1

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.RELIABILITY /VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

00:00:00,00

00:00:00,20

[DataSet1] 

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excludeda

Total

30 100,0

0 ,0

30 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,889 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

x2.1

x2.2

x2.3

x2.4

11,5667 6,806 ,794 ,843

11,8333 7,109 ,762 ,856

11,6667 6,299 ,791 ,845

11,6333 7,413 ,688 ,882

Page 4

Page 131: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

REGRESSION   /MISSING LISTWISE

  /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

  /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

  /NOORIGIN

  /DEPENDENT y

  /METHOD=ENTER x1 x2.

Regression

Notes

Output Created

Comments

Input Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time

Elapsed Time

Memory Required

Additional Memory Required for Residual Plots

12-JUL-2020 11:33:22

DataSet0

<none>

<none>

<none>

30

User-defined missing values are treated as missing.

Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT y /METHOD=ENTER x1 x2.

00:00:00,03

00:00:00,05

1852 bytes

0 bytes

[DataSet0] 

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables Removed Method

1 x2, x1b . Enter

Dependent Variable: ya.

All requested variables entered.b.

Page 1

Page 132: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 ,786a ,617 ,589 1,31207

Predictors: (Constant), x2, x1a.

ANOVAa

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

74,885 2 37,443 21,750 ,000b

46,481 27 1,722

121,367 29

Dependent Variable: ya.

Predictors: (Constant), x2, x1b.

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant)

x1

x2

4,547 1,270 3,580 ,001

,281 ,085 ,462 3,291 ,003

,260 ,083 ,437 3,112 ,004

Dependent Variable: ya.

Page 2

Page 133: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 134: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …
Page 135: PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH …

DE