pengaruh keterampilan sosial dan kesepian...

96
i PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN TERHADAP KECENDERUNGAN ADIKSI INTERNET PADA REMAJA PENGGUNA SMARTPHONE Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : ZAKIYYAH MUSA NIM: 109070000048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: trinhduong

Post on 11-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

i

PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN

TERHADAP KECENDERUNGAN ADIKSI INTERNET PADA

REMAJA PENGGUNA SMARTPHONE

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

ZAKIYYAH MUSA

NIM: 109070000048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

ii

LEMBAR ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zakiyyah Musa

NIM : 109070000048

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN TERHADAP

KECENDERUNGAN ADIKSI INTERNET PADA REMAJA PENGGUNA

SMARTPHONE” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-

kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber

pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai undang-undang

jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 27 April 2015

Zakiyyah Musa

NIM: 109070000048

Page 3: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun
Page 4: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun
Page 5: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

vi

MOTTO

Kalau hari ini kita menjadi penonton bersabarlah

menjadi pemain esok hari.

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya

hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun

duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak

berdaya (Orang tua ku, dan Adikku, serta

kekasihku tersayang) yang selalu memanjatkan doa

untuk putri tercinta dalam setiap sujudnya.

Terimakasih untuk semuanya”.

Page 6: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

vii

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) April 2015

(C) Zakiyyah Musa

(D) Pengaruh Keterampilan Sosial dan Kesepian Terhadap Kecenderungan Adiksi

Internet Pada Remaja Pengguna Smartphone

(E) Xiv + 80 halaman + 17 lampiran

(F) Penelitian ini bertujuuan untuk melihat pengaruh keterampilan sosial dan kesepian

terhadap kecenderungan adiksi internet pada remaja pengguna smartphone, serta

variable mana yang paling mempengaruhi adiksi internet.

Sampel berjumlah 200 orang ramaja yang berada di Jakarta Timur. Sampel penelitian

ini di tentukan dengan menggunakan teknik non probability sampling. Instrument

pengumpulan data menggunakan skala adikisi internet, skala keterampilan sosial

menggunakan enam aspek yang di kembangkan oleh Riggio (1989), skala kesepian

dua aspek yaitu kesepian emosional dan kesepian sosial. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda.

Pengujian validitas kostruk menggunakan teknik Analisis Faktor Konfirmatori (CFA).

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

keterampilan sosial dan kesepian terhadap kecenderungan adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone. Hasil uji hipotesis minor yang menguji emotionan expressivity,

emotional sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity, social

control, kesepian emosional dan kesepian sosial terdapat tiga variable yaitu

emotional expressivity, emotional sensitivity, dan kesepian emosional memberikan

pengaruh signifikan terhadap adiksi internet, sedangkan sisanya tidak berpengaruh

terhadap adiksi internet.

(G) Daftar Bacaan :28: buku: 4+ jurnal:20 + internet :2 + skripsi : 2

Kata kunci; keterampilan sosial, kesepiaan dan adiksi internet

Page 7: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

viii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) April 2015

C) Zakiyyah Musa

D) The Influence social skills, and loneliness in internet addiction in adolescents.

E) Xiv + 81 Pages + 17 Attachment

F) This study was done to see the extent of the influence of social skills, and loneliness on

internet addiction, and which variable has most affect on internet addiction.

This study uses a quantitative approach with sample from adolescents in Jakarta Timur,

the number of sample was 200 people.

Instruments using Likert scale of internet addiction, social skills inventory using six

scales by Riggio (1989), and also loneliness by De Jong Gierveld (2006). The analisys

method used in this study multiple regression technique with SPSS version 17. As for

testing construct validity using confirmatory factor analysis technique (CFA).

Based on the results of multiple regression calculation sifnificance index of 0.000, so the

null hypothesis that there is no influence of social skills and loneliness on internet

addiction. This means that the emotional expressivity, emotional sensitivity, emotional

control, social expressivity, social sensitivity, social control, emptional loneliness and

social loneliness influence internet addiction. Based on the regression cooeficients of

each independent variable, the are three variables that have significant influence to

internet addiction, the are emotional expressivity, emotional sensitivity, and emotional

loneliness

G) Reading material; 28; book; 4 + journal; 20+ article; 2 + dissertation; 2

Keywords ; social skills, loneliness and internet addiction

Page 8: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiem

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karunianya, dan hanya dengan izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Keterampilan Sosial dan Kesepian

Terhadap Kecenderungan Adiksi Internet Pada Remaja Pengguna Smartphone.” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad

SAW, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya.

Melalui berbagai proses penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak dipungkiri

banwa selama proses terdapat berbagai cobaan dan rintangan, sehingga setiap proses yang

dilakukan dapat dijadikan pembelajaran yang bererti bagi penulis. Penulis menyadari bahwa

tidak mudah untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya bantuan, bimbingan, masukan,

dukungan dan do’a dari berbagai pihak, dengan segala ketulusan hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh wakil dekan dan jajaran dekanat lainnya yang

telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan

berkualitas.

2. Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi, Dosen pembimbing, terima kasih penulis ucapkan

atas kesabaran, bimbingan, arahan, dukungan, serta waktu yang telah diluangkan

dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi motivator bagi

penulis disaat sedang down.

3. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si, Dosen pembimbing akademik, terima kasih penulis

ucapkan atas kesabaran, bimbingan, dukungan, serta waktu yang telah diluangkan.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. Semoga

ilmu yang telah diberikan dapat berguna dan dapat diaplikasikan dikehidupan

penulis.

5. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Seluruh responden penelitian penulis, terima kasih telah meluangkan waktunya

untuk mengisi angket penelitian ini.

7. Ayah dan ummi tersayang yang tak pernah hentinya mendoakan untuk keberhasilan

penulis, terima kasih untuk semua pengorbanan yang telah ayah dan ummi berikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk adik penulis Afifah,

Latifah, Ahmad Mubarok tercinta yang selalu memberikan support dan

mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan cepat.

8. Untuk Diky Hidayat terima kasih atas do’a, support dan kasih sayangnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Teman-teman kelas B angkatan 2009 yang telah bersama selama 4 tahun ini,

semoga hubungan silaturahmi kita selalu terjaga.

10. Untuk sahabat-sahabat penulis, Ulan, Nurul, Lia, Resma, Pay, Racmi, ummi, Fida,

Datini, Wisti, Risa, dan Nuris yang telah menemani hari-hari penulis dengan

kebersamaan.

Page 9: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

x

11. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutlkan satu per satu, terima kasih atas

dukungan dan bantuan yang diberikan.

Penulis sangat berterima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda, Amin.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi siapa yang membacanya.

Jakarta, 27April 2015

Zakiyyah Musa

Page 10: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ v

MOTTO .......................................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................... 1-11

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan masalah .......................................... 7

1.2.1. Pembatasan masalah.......................................................... 7

1.2.2. Perumusan masalah ........................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9

1.3.1. Tujuan penelitian ............................................................... 9

1.3.2. Manfaat penelitian ........................................................... 10

1.4. SistematikaPenulisan ................................................................ 10

BAB 2. LANDASAN TEORI ................................................................ 12-34

2.1. Adiksi internet ........................................................................... 12

2.1.1. Definisi adiksi internet dan Kriteria adiksi internet ....... 12

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi adiksi internet ......... 13

2.1.3. Dimensi-dimensi adiksi internet ..................................... 16

2.1.4. Pengukuran adiksi internet ............................................. 17

2.2. Keterampilan sosial ................................................................... 18

2.2.1. Definisi keterampilan sosial ............................................. 18

2.2.2. Dimensi keterampilan sosial ........................................... 19

2.2.3. Pengukuran keterampilan sosial ....................................... 21

2.3. Kesepian .................................................................................... 22

2.3.1. Definisi kesepian ............................................................. 22

2.3.2. Dimensi kesepian ............................................................ 23

2.3.3. Pengukuran kesepian ....................................................... 24

2.4. Remaja....................................................................................... 25

2.4.1. Perkembangan kognitif pada masa remaja ....................... 25

2.4.2. Perkembangan sosio-emosional pada masa remaja ......... 27

2.5. Kerangka berpikir...................................................................... 32

2.7. Hipotesis penelitian.....................................................................33

Page 11: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

xii

BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................... 35-56

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 35

3.2. Variabel Penelitian .................................................................... 35

3.2.1. Depinisi Operasional ...................................................... 36

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 37

3.3.1. Skala Adiksi Internet ..................................................... 38

3.3.2. Skala Keterampilan Sosial .............................................. 39

3.3.3. Skala Kesepian ............................................................... 40

3.4. PengujianValiditas Alat Ukur ................................................... 41

3.4.1. Uji validitas konstruk adiksi internet ............................. 42

3.4.2. Uji validitas konstruk keterampilan sosial...................... 44

3.4.3. Uji validitas konstruk kesepian....................................... 51

3.5. Teknik Analisis Data ................................................................. 54

3.6. Prosedur Penelitian ................................................................... 56

BAB 4. HASIL PENELITIAN .............................................................. 58-75

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ..................................................... 58

4.2. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................... 60

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................... 62

4.4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................... 68

4.5. Proporsi Varian ......................................................................... 72

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................... 76-81

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 76

5.2. Diskusi ...................................................................................... 77

5.3. Saran .......................................................................................... 80

5.4.1. Saran teoritis ................................................................... 80

5.4.2. Saran praktis ................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Model Likert .................................................................... 38

Tabel 3.2 Blue print Skala Adiksi Internet ......................................................... 39

Tabel 3.3 Blue print Skala Keterampilan Sosial ................................................ 40

Tabel 3.4 Blue print Skala Kesepian .................................................................. 40

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Adiksi Internet ................................................... 43

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Emotional Expressivity ...................................... 45

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Emotional Sensitivity ......................................... 46

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Emotional Control ............................................. 47

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Social Expressivity ............................................ 48

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Social Sensitivity .............................................. 50

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Social Control. ................................................. 51

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Kesepian Emosional .......................................... 52

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Kesepian Sosial. ................................................ 53

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. .............. 58

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ............................... 59

Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Smartphone ................... 59

Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Waktu ........................... 60

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .............................................. 61

Tabel 4.6 Pedoman Interprestasi Skor ............................................................... 63

Tabel 4.7 Kategorisasi Variabel Adiksi Internet ................................................ 63

Tabel 4.8 Kategorisasi Variabel Emotional Expressivity .................................. 63

Tabel 4.9 Kategorisasi Variabel Emotional Sensitivity ...................................... 64

Tabel 4.10 Kategorisasi Variabel Emotional Control .......................................... 65

Tabel 4.11 Kategorisasi Variabel Social Expressivity ........................................ 65

Tabel 4.12 Kategorisasi Variabel Social Sensitivity ............................................ 66

Tabel 4.13 Kategorisasi Variabel Social Control. ............................................... 66

Tabel 4.14 Kategorisasi Variabel Kesepian sosial. .............................................. 67

Tabel 4.15 Kategorisas Variabel Kesepian Emosional. ....................................... 67

Tabel 4.16 Model Summary Analisis Regresi. ................................................... 68

Tabel 4.17 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................................ 69

Tabel 4.18 Koefisien Regresi .............................................................................. 70

Tabel 4.19 Proporsi Varians Independent Variable (IV) .................................... 72

Page 13: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……………………………….. 32

Page 14: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner

Lampiran B Path Diagram

Lampiran C Syntax & Output CFA variabel Adiksi Internet

Page 15: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan

perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Secara rinci dijelaskan

sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berjalannya waktu dan zaman, perkembangan dalam bidang media

komunikasi dan informasi terus terjadi, salah satunya adalah internet. Perkembangan

produk teknologi yang ada, mendukung seseorang untuk mendapatkan kemudahan

dalam mengakses internet, yaitu adanya inovasi smartphone yang memungkinkan

mudahnya pengaksesan internet dari alat komunikasi sehari-hari.

Internet adalah sebuah saluran yang dikenal secara luas untuk pertukaran

informasi, penelitian akademis, hiburan komunikasi dan perdagangan (Frangos, 2009:

Moore 1995: Widyanto dan Griffiths, 2006, Dounglas et al.,2008 Byun et al., 2009).

Ajaji (dalam Johnson, 2009) melaporkan bahwa internet adalah kemajuan dari zaman

yang berlangsung selama beberapa dekade, orang semakin lebih banyak

menghabiskan waktu dengan teknologi dari pada dengan manusia.

Penggunaan internet dapat dilakukan dengan smartphone. Smartphone adalah

sebuah teknologi yang memiliki fungsi cerdas dalam spesifikasi software dan

Page 16: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

2

hardwarenya. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan pengaksesan

internet seperti berkirim email, chatting, bermain game online, membuka media

sosial, membuat grup chat, dan lain-lain. Hasil temuan riset Indonesia Smartphone

Consumer Insight, Mei 2013 yang dilakukan lembaga riset global Nielsen

menunjukkan per hari rata-rata orang Indonesia memanfaatkan smartphone selama

189 menit setara 3 jam 15 menit dengan penggunaan dominan untuk social media dan

rich media. Aktivitas paling tinggi yaitu chatting dengan persentase mencapai 90 %,

browsing 71 %, jejaringan sosial 64 %, blogging atau forum 41 %, App Store 32 %,

video on demand 27 %, sharing konten 26 %, hiburan 25 %, berita 24 %, dan

webmail 17%. Hasil survei ini membuktikan bahwa, orang-orang Indonesia rata-rata

memiliki smartphone dengan aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah chatting,

artinya orang Indonesia senang berkomunikasi secara online. Internet yang dilakukan

dengan smartphone tidak hanya dapat mengubah gaya hidup dan komunikasi

seseorang melainkan dapat mempengaruhi perilaku dan mental orang tersebut.

Pengguna internet yang berlebihan, dapat mengarahkan kepada suatu penggunaan

yang patologis yaitu adiksi internet.

Dalam DSM V (2013) yang baru diterbitkan American Psychiatric Association,

terdapat jenis adiksi terhadap sesuatu diluar obat-obatan, namun hanya adiksi

perjudian. Akan tetapi, pada section III dalam sub bab condition for futher study

terdapat adiksi terhadap game online yaitu internet gaming disorder. Gangguan ini

sedang dipertimbangkan untuk dapat dimasukkan dalam DSM selanjutnya

Page 17: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

3

dikarenakan bermain game online secara berlebihan diduga dapat mengakibatkan

perilaku adiktif dimana hal ini dapat membahayakan performa akademik dan

pekerjaan, (American Psychiatric Publishing, 2013).

Kata adiksi dapat diaplikasikan ke pengguna internet karena gejalanya hampir

sama dengan kecanduan rokok dan alkohol, perbedaannya adiksi internet adalah

impulse-control disorder yang tidak melibatkan intoxicant (Young, 1998). Adiksi

internet dapat menyebabkan beberapa masalah psikologis, sosial dan pekerjaan,

seperti terganggunya pola makan dan tidur, masalah akademik seperti nilai yang

menurun, tidak menghadiri kelas, mengganggu pernikahan, masalah keuangan dan

masalah hubungan dengan orang lain seperti hubungan seksual atau romantik,

orangtua-anak, dan teman (Young, 1998).

Menurut Dr Kimber Young dari Center For Internet Addiction Recovery, orang

yang mulai kecanduan internet merasa internet sangat mengasyikkan, lalu lama-

kelamaan durasi berkutat di internet pun bertambah dan tidak dapat mengontrol

kebiasaanya. Kehidupan mereka pun mulai terganggu karena setiap ada waktu pasti

dihabiskan untuk internet.

Kecanduan internet telah berhubungan dengan berbagai masalah. Kekurangan

waktu tidur dan kesulitan mengatur kembali kegiatan sehari-hari. Individu yang

kecanduan internet mengalami peningkatan batas lebih toleransi terhadap pengguna

waktu onlinenya, dimana mencapai kepuasan yang terus meningkat, individu akan

Page 18: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

4

memainkan jumlah waktu untuk online, sehingga waktu yang seharusnya digunakan

untuk beristirahat atau melakukan kegiatan lainnya akan dialihkan untuk berinternet

(Factsheet, 2012).

Pengguna internet ini populer di beberapa kalangan terutama dikalangan

remaja. Sifat remaja yang rentan dan masih ingin mengetahui banyak hal, dapat

membuat pengguna internet menjadi berlebihan, apabila dalam usia remaja mereka

memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi,

dapat membuat seseorang memperoleh kesegaran baik secara fisik maupun psikis,

sehingga terlepas dari rasa bosan, monoton dan memperoleh semangat yang baru.

Bermain internet dapat menjadi salah satu bentuk kegiatan rekreasi mereka, akan

tetapi kegiatan ini dapat menyebabkan adiksi internet.

Beberapa peneliti tentang adiksi internet menggunakan sampel pelajar, dengan

alasan, pelajar adalah sebuah populasi yang paling beresiko, karena mereka memiliki

fleksibilitas jadwal untuk mengakses internet (Moore dalam Widyanto & Griffitsh,

2006). Internet smartphone dapat digunakan untuk kebutuhan akademik seperti

belajar, mencari informasi untuk tugas sekolah dan meneliti. Sehingga internet

menjadi bagian yang penting bagi kehidupan pelajar (Chou, Condron & Belland,

2005).

Beberapa faktor yang dapat mengarahkan seseorang kepada adiksi internet

adalah faktor personal, sosial, dan hal-hal yang berhubungan dengan internet. Pada

faktor personal atau psikologis, hal-hal yang dapat mempengaruhi tingginya adiksi

Page 19: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

5

internet seperti rendahnya keterampilan sosial (Caplan, 2005), rendahnya self-esteem

(Akin & Iskender, 2011), tingginya tingkat kesepian (Martin & Schumacher, 2003),

dan lain-lain. Pada faktor sosial, dapat dipengaruhi oleh pola komunikasi keluarga

(Salehi, Ahmadi & Noei, 2012) serta faktor yang berhubungan dengan internet seperti

banyaknya waktu yang digunakan untuk mengakses internet (Lee et al, dalam Kim &

Kim, 2002).

Salah satu faktor yang diteliti sebagai faktor yang dapat mempengaruhi adiksi

internet adalah keterampilan sosial. Keterampilan sosial dibutuhkan remaja untuk

komunikasi sosialnya. Keterampilan sosial didefinisikan sebagai kemampuan

membangun hubunganyang tepatdan efektif dengan orang lain (Sergin, dalam

Avsaroglu, Arslan & Deniz, 2012). Keterampilan sosial dapat memudahkan seorang

dalam memulai dan mempertahankan sebuah interaksi sosial dan menciptakan sebuah

hubungan sosial yang positif dengan orang lain. Individu dengan keterampilan sosial

yang tinggi akan dapat mengeksperesikan diri mereka dengan lebih nyaman, memberi

atensi pada emosi dan perilaku orang lain dan dapat meregulasi perilaku mereka

sendiri (Avsaroglu, Arslan & Deniz, 2012). Banyaknya waktu yang dihabiskan di

dunia maya, diperkirakan dapat mengakibatkan remaja kurang berinteraksi di dunia

nyata. Hal ini berpengaruh kepada keterampilan sosial remaja.

Keterampilan sosial meliputi kemampuan dalam mengekspresikan,

mengintepretasi dan mengontrol pesan atau komunikasi verbal atau sosial dan non

verbal atau emosi (Riggio, 1986). Internet memungkinkan emosi dapat terekspresikan

Page 20: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

6

secara verbal dan non verbal (Oktug, 2011). Seseorang yang tinggi kemampuannya

dalam mengatasi situasi hubungan sosialnya akan lebih menghabiskan banyak waktu

di internet karena mereka dapat memiliki jaringan sosial yang baik di dunia maya

(Duvnjak& Bajraktarevis, 2013).

Seseorang yang menghabiskan banyak waktu di dunia maya, maka seseorang

tersebut akan menyediakan waktu yang lebih sedikit untuk hubungan secara langsung

di dunia nyata. Seiring bertambahnya usia seseorang diharapkan mampu

mengoptimalkan, mengembangkan, memahami karakteristik manusia dalam

bersosialisasi, dan hal tersebut dapat dipelajari dalam keterampilan sosial. Bagi

individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah akan cenderung memilih

internet sebagai sarana komunikasi dibandingkan komunikasi secara nyata. Hal ini di

karenakan individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah cenderung tidak

ramah, harga diri rendah, mudah marah, menganggap percakapan biasa sebagai suatu

tugas yang sulit, menarik diri dari lingkungan, serta tidak nyaman ketika

berkomunikasi secara nyata, sehingga melalui internet, ia dapat menjalin hubungan

yang lebih baik dengan orang lain. Sedangkan bagi individu yang memiliki

keterampilan sosial yang baik biasanya akan merasa kurang puas bila hanya berteman

di dunia maya, hal tersebut dikarenakan individu dengan keterampilan sosial yang

baik lebih suka berinteraksi dengan orang lain secara langsung (Ursa Majorsy, 2013)

Selain keterampilan sosial, adiksi internet juga dipengaruhi oleh perasaan

kesepian. Hal ini sesuai dengan penelitian Shaw dan Gant (dalam Hardie & Tee,

Page 21: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

7

2007) menemukan bahwa penggunaan internet yang lebih besar dikaitkan dengan

penurunan dalam kesepian dan peningkatan dukungan sosial yang dirasakan.

Penelitian ini juga di dukung oleh (Moody dalam Hardie & Tee, 2007) menemukan

bahwa penggunaan internet yang tinggi terkait dengan tingginya tingkat kesepian

emosional, namun di sertai dengan rendahnya kesepian sosial. Begitu juga (Caplan

dalam Hardie & tee, 2007) menemukan bahwa individuyang kesepian dapat

mengembangkan preferensi untuk interaksi sosial secara online yang dapat

menyebabkan adiksi internet.

Penelitian lain (Morahan, Martin & Schumacher, 2003) menemukan bahwa

penggunaan internet dapat mengisolasi individu dari dunia nyata dan menghilangkan

mereka dari rasa memilikidan koneksi dengan kontakdunia nyata. Dengan demikian,

kesepian bisa menjadi dampak dari penggunaan internet yang berlebihan karena

pengguna menghabiskan waktu online, untuk hubungan pada kehidupan nyata.

Dengan adanya fenomena internet yang dapat mengarahkan seseorang

khususnya remaja adiksi internet, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

”Pengaruh Keterampilan Sosial dan Kesepian Terhadap Kecenderungan Adiksi

Internet Pada Remaja Pengguna Smartphone”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar permasalahan penelitian tidak meluas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada pengaruh keterampilan sosial dan kesepian terhadap

Page 22: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

8

kecenderungan adiksi internet pada remaja pengguna smartphone. Adapun batasan

konsep variabel yang menjadi objek penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Adiksi internet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan internet

yang bersifat kompulsif, ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu

menggunakan internet, mengalami perubahan emosi, perubahan fisiologis dan

berdampak negatif pada kehidupan sosial dan akademik.

2. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan atau

kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi

dengan lingkungannya yang meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin

hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, memberi

dan menerima kritik yang diberikan orang lain.

3. Kesepian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan yang tidak

menyenangkan yang ditandai dengan emosi-emosi negatif dan perasaan yang

tidak menyenangkan yang dimiliki seseorang serta adanya ketidak sesuaian

antara hubungan sosial yang diharapkan.

4. Sampel penelitian ini adalah remaja yang berusia dari 12 – 23 tahun dan

memiliki smartphone (blackberry, android, Iphone, Windows) dan menggunakan

internet setiap hari.

Page 23: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

9

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dari penelitian

ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan keterampilan sosial dan kesepian terhadap

kecenderungan adiksi internet pada remaja pengguna smartphone ?

2. Seberapa besar proporsi varian adiksi internet yang dapat dipengaruhi oleh IV

secara bersama?

Rumusan detail :

Apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi keterampilan

sosial, dan kesepian terhadap adiksi internet?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian serta mengetahui

adakah pengaruh dari variabel-variabel independen yang diajukan peneliti (yaitu

emotional expressivity, emotional sensitivity, emotional control, social expressivity,

social sensitivity, social control, kesepian emosional dan kesepian sosial) terhadap

kecenderungan adiksi internet pada remaja pengguan smartphone.

Page 24: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

10

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

psikologi, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang adiksi internet serta variabel-variabel apa saja yang yang dapat

mempengaruhinya.

b. Manfaat Praktis

Sebagai referensi yang dapat digunakan bagi pembaca khususnya dan masyarakat

pada umumnya dalam memahami lagi tentang adiksi internet pada remaja serta hal-

hal apa saja yang dapat mempengaruhinya, sehingga dapat berguna nantinya untuk

mencegah para remaja yang mengalami adiksi internet.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : Kajian Teori. Bab ini berisi teori yang mendasari penelitian, yaitu adiksi

internet, keterampilan sosial, kesepian, kerangka berpikir dan hipotesis.

Page 25: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

11

BAB III : Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang populasi, sampel dan teknik

pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik

pengumpulan data, uji validitas instrumen, prosedur penelitian, dan teknik

analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian. Bab ini berisi tentang karakteristik sampel penelitian dan

uji hipotesis penelitian.

BAB V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran.

Page 26: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan teori terkait dengan variabel penelitian, kerangka berpikir

dan hipotesis. Landasan teori tersebut terdiri adiksi internet, keterampilan sosial dan

kesepian.

2.1 Adiksi Internet

2.1.1 Pengertian Adiksi Internet dan Kriteria Adiksi Internet

Adiksi internet digambarkan sebagai gangguan kontrol implus yang tidak melibatkan

penggunaan yang memabukkan obat dan sangat mirip dengan judi patologis (Young

dalam Mustafa, 2011). Secara umum perilaku adiktif adalah kompleks, dalam definisi

terakhir, adiksi dibatasi untuk obat dan konsumsi alkohol, baru-baru ini sejumlah

perilaku di pandang berpotensi adiktif seperti olahraga, seks, perjudian,vidio game,

dan menggunakan internet (Terry, Szabo dan Griffiths (2004)

Adiksi internet adalah sindrom multidimensional yang terdiri dari gejala

kognitif dan perilaku yang mengakibatkan dampak negatif pada sosial, akademik,

atau hubungan kerja (Caplan, 2002, 2003; Davis, 2001; Davis, Flett, &Besser 2002;

Morahan- martin & Schumacher, 2003).

Berdasarkan definisi yang dipaparkan di atas, penenliti menggunakan definisi

yang dipaparkan oleh Griffiths (2005), yaitu penggunaan internet yang bersifat

Page 27: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

13

patologis, yang ditandai dengan ketidak mampuan individu untuk mengontrol waktu

menggunakan internet, merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan dengan

kehidupan nyata.

Kriteria Adiksi Internet

Kriteria seseorang dikatakan mengalami adiksi internet menurut Beard dan Wolf

(2001), berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Young yaitu;

Semua berikut (1-5) harus ada:

1. Sibuk dengan internet (berpikir tentang aktivitas online sebelumnya atau

mengantisipasi secara online).

2. Kebutuhan untuk menggunakan internet dengan peningkatan jumlah waktu untuk

mencapai kepuasan.

3. Telah melakukan upaya yang gagal untuk mengontrol, mengurangi, atau

menghentikan penggunaan internet.

4. Gelisah, murung, depresi, atau mudah marah ketika mencoba untuk mengurangi

atau menghentikan penggunaan internet.

5. Telah tinggal secara online lebih lama dari awalnya ditujukan.

2.1.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Adiksi Internet

Berikut adalah faktor yang mempengaruhi adiksi internet :

Page 28: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

14

1. Jenis kelamin

Pengguna yang ketergantungan internet lebih banyak laki-laki dibandingkan

perempuan (Scherer dalam Widyanto & Griffiths, 2006). Begitupun dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Chou dan Belland (2005) yang mengatakan laki-

laki lebih cenderung dapat terkena adiksi internet dibandingkan perempuan.

2. Tingkat Kelas

Pada penelitian (Kubey, Lavin dan Barrows, 2001), pelajar yang ketergantungan

adalah para pelajar yang menginjak kelas pertama yaitu 37,7%. Lalu penelitian

yang dilakuakn oleh Sergin (2012) mengatakan terdapat perbedaan yang signifikan

antara tingkat kelas dengan adiksi internet, yaitu pada pelajar yang menginjak

kelas akhir lebih cenderung adikisi internet dibandingkan dengan pelajar yang

menginjak kelas pertama.

3. Lama memiliki smartphone

Semakin seorang remaja mengenal dan mempelajari tentang sistem komputer

dalam hal ini smartphone, maka kemampuan mereka tentang internet akan

terbangun dan hal ini akan mengarahkan mereka pada adiksi internet (Orhan dan

Akkoyunlu dalam Sargin, 2012). Lalu hasil penelitian Young (1998) menemukan

bahwa kelompok yang ketergantungan internet adalah seorang yang baru dalam

internet.

Page 29: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

15

4. Keterampilan sosial

Tidak memiliki keterampilan sosial yang baik akan menyebabkan seseorang

menjadi lebih memilih kepada interaksi secara online atau melalui internet dan hal

ini akan menyebabkan meningkatnya pengguna internet secara berlebihan dan

akan menimbulkan adiksi atau permasalahan dalam penggunaan internet (Kim,

Larose, dan Peng, 2009). Menggunakan internet adalah cara mereka untuk

melarikan diri dari perasaan yang mengganggu seperti kecemasan dalam

rendahnya kemampuan berkomunikasi, hal ini akan menyebabkan toleransi

penggunaan sampai mereka mencapai kepuasan serta akan mengalami gejala

seperti putus zat (withdrawal) ketika mengurangi penggunaan internet (Caplan

dalam Young, 2011). Jika dilihat dari teori kompensasi, individu memakai internet

untuk menutupi kekurangan keterampilan sosial mereka.

5. Faktor Situasional

Faktor situasional berperan penting dalam pengembangan adiksi internet. Individu

akan merasakan kewalahan atau yang mengalami masalah peribadi atau yang

mengalami peristiwa yang mengubah hidup seperti perceraian, stres dalam tugas

belajar dan tugas sekolah atau kuliah atau kematian dapat menyebabkan diri

mereka di dunia maya penuh fantasi dan intrik (Young, dalam Cristiano Nabuco

De Abreu, 2011). Internet dapat menjadi peralihan psikologis yang mengalihkan

perhatian pengguna dari masalah kehidupan nyata atau situasi sulit. Misalnya

seseorang sedang mengalami perceraian yang menyakitkan dapat beralih ke

Page 30: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

16

teman-teman online untuk membantu mengatasi situasi. Untuk seseorang yang

baru-baru ini dipindahkan oleh pekerjaan baru atau datang dalam perusahaan baru,

mulai lagi dari awal dapat menyebabkan kesepian. Sebagai sarana untuk mengatasi

kesepian yang dialami oleh lingkungan baru, pengguna dapat beralih ke internet

untuk mengisi kekosongan dan kesepiannya. System pendidikan di Cina

merupakan faktor situasional utama untuk perilaku adiktif internet remaja (Tao,

dalam Young & Abreu, 2011).

2.1.3 Dimensi- Dimensi Adiksi Internet

Griffiths (2005) telah mencantumkan enam dimensi untuk menentukan apakah

individu sudah digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi tersebut adalah

sebagai berikut;

1. Salience. Aktivitas menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan individu.

Hal ini dapat dibagi menjadi kognitif (ketika seorang individu sering berpikir

tentang aktivitas) dan perilaku (misalnya, ketika seseorang mengabaikan

kebutuhan dasar seperti makan dan tidur).

2. Mood modification. Pengalaman subjektif dipengaruhi oleh aktivitas yang

dilakukan.

3. Tolerance. Proses dimana pemenuhan dalam kadar tertentu harus dipenuhi untuk

mendapatkan efek perubahan dari mood.

4. Withdrawal symptoms. Perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena

pengguna internet dikurangi atau tidak dilanjutkan dan hal ini berpengaruh pada

Page 31: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

17

fisik seseorang, perasaan dan efek antara perasaan dan fisik (seperti pusing,

insomnia) atau psikologisnya (misalnya, mudah marah atau modiness).

5. Conflict. Merupakan faktor umum yang menyertai kecanduan dan orang-orang di

sekitar mereka (konflik interpersonal) atau dari individu itu sendiri (konflik

intrapsikis) dengan kegiatan tertentu.

6. Relapse. Sebagaimana didefinisikan oleh Griffiths (2000), melibatkan

pengulangan ke pola sebelumnya setelah ada jeda. Penjelasan Hirschman (1992)

mendefinisikan kekambuhan sebagai kegagalan disebabkan masalah emosi yang

membantu memelihara kecanduan tersebut belum mendapatkan penanganan.

2.1.4 Pengukuran Adiksi Internet

Awalnya, Kimberly Young (1996) hanya membuat delapan item untuk Young

Diagnostik Questionaire (YDQ) yang merupakan modifikasi dari kriteria DSM IV,

kuesioner ini memakai pilihan jawaban ya atau tidak. Youngs centere for online

addiction mengembangkan kuesioner ini yang terdiri dari delapan item menjadi 20

item yang di kenal dengan internet addiction test. Aspek-aspek di dalam item tersebut

adalah preokupasi dengan internet, jumlah waktu yang di habiskan untuk bermain

internet dan efek internet bagi kehidupan penggunanya. Demikian pula, Griffiths

(2005), terdiri dari enam dimensi yaitu salience, mood modification, tolerance,

witdrawal symtoms, conflick, dan relapse.

Page 32: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

18

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang dibuat berdasarkan

dimensi Griffiths (2005), mengusulkan enam kriteria yaitu salience, mood

modification, tolerance, withdrawal symptoms, conflict, dan relapse untuk

mengidentifikasi pecandu internet. Karena menurut peneliti, teorinya Griffiths (2005)

mencakup dimensi apa yang diukur untuk fenomena kecanduan internet.

2.2 Keterampilan Sosial

2.2.1 Definisi Keterampilan Sosial

Menurut Sergin, Givert, Bedell dan Lennox (dalam Caplan, 2005) secara umum

keterampilan social mencerminkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain

dengan cara yang baik sesuai dan efektif. Sedangkan Yuksel (dalam Avsoroglu et al,

2012) mendefinisikan keterampilan sosial adalah dasar dari hubungan interpersonal

dan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dipelajari, diterima secara sosial,

efektif, perilaku yang berorientasi pada tujuan, perilaku berubah sesuai dengan

konten sosial, termasuk kognitif dan emosional tertentu yang menerima reaksi positif

dan negatif dari orang lain dan memungkinkan berkomunikasi dengan orang lain.

Individu dengan keterampilan sosial yang tinggi akan dapat memahami

komunikasi dan memperhatikan orang lain dengan efektif dan dapat mengekspresikan

diri mereka (Avsaroglu, Arslan & Deniz, 2012). Berdasarkan definisi di atas, peneliti

memilih menggunakan definisi keterampilan sosial dari Riggio (1989), yaitu

kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain dengan melakukan

Page 33: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

19

pengiriman, pengintepretasian dan mengatur komunikasi verbal maupun nonverbal,

sehingga tercipta interaksi sosial yang positif dan dapat membawa manfaat bagi

dirinya sendiri, orang lain, maupun keduanya.

2.2.2 Dimensi Keterampilan Sosial

Riggio (1989) membagi keterampilan sosial menjadi enam dimensi, yaitu emotional

expressivity, emotional sensitivity, emotional control, social expressivity, social

sensitivity, dan social control.

1. Emotional Expressivity

Emotional expressivity mengacu pada keterampilan seseorang dalam berkomunikasi

secara non verbal, yaitu kemampuan mengirimkan pesan emosi atau ekspresi non-

verbal. Dimensi ini merefleksikan kemampuan individu untuk mengekspresikan

emosinya spontan dan akurat. Seseorang yang memiliki keterampilan ini adalah

seseorang yang bersemangat dan aktif serta dapat dikarakteristikkan sebagai seorang

yang emosional.

1. Emotional Sensitivity

Emotional sensitivity mengukur keterampilan dalam menerima dan

menginterprestasikan komunikasi nonverbal dari orang lain. Individu yang memiliki

sensitifitas emosional dapat secara akurat menginterprestasikan tanda emosi dari

orang lain. Seorang yang memiliki nilai tinggi disini akan dapat menginterprestasikan

komunikasi emosional secara cepat dan efisien, mereka dapat lebih mudah menjadi

Page 34: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

20

orang yang terpengaruh secara emosional oleh orang lain, merasakan keadaan

emosional orang lain dengan penuh pengertian.

2. Emotional Control

Emotional control mengukur kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur

perilaku emosional dan nonverbal. Individu dengan emotional control yang tinggi

akan menjadi aktor emosional yang baik karena mampu menggunakan tanda

emosionalnya untuk menutupi keadaan emosional yang sebenarnya (seperti ketawa

seadanya saat mendengar gurauan, memasang wajah senang untuk menutupi

kesedihan).

3. Social Expressivity

Social expressivity mengukur keterampilan berbicara verbal dan kemampuan untuk

mengajak orang lain dalam interaksi sosial. Orang dengan social expressivity yang

tinggi akan tampak seperti individu yang mudah bergaul dan ramah karena

kemampuan mereka untuk memulai percakapan dengan orang lain serta dapat

mengarahkan percakapan dalam subjek apapun.

4. Social Sensitivity

Social sensitivity adalah kemampuan untuk menginterprestasikan dan memahami

komunikasi verbal dan pengetahuan umum dari norma-norma yang mengatur tingkah

laku sosial secara tepat. Individu yang memiliki sensitivitas sosial adalah seorang

yang penuh perhatian kepada orang lain, yaitu menjadi pengamat dan pendengar yang

baik.

Page 35: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

21

5. Social Control

Social control mengukur keterampilan umum dalam presentasi diri dalam lingkungan

soisal. Social control adalah kemampuan untuk tahu bagaimana harus bersikap di

berbagai situasi sosial. Individu dengan social control tinggi adalah individu yang

bijaksana, beradaptasi sosial, dan percaya diri, mampu memainkan peran sosial dan

dengan mudah dapat mengambil posisi dalam sebuah diskusi. Mereka mampu

menyesuaikan perilaku personal untuk sesuai dengan situasi sosial manapun.

2.2.3 Pengukuran Keterampilan Sosial

Skala keterampilan sosial Matson (dalam Shahram Mami & Azadeh Hatami- Zad,

2014) Skala ini telah dirancang untuk mengukur keterampilan sosial pada anak-anak

dan dewasa muda dari umur 4-18 tahun. Skala ini memiliki 56 item dan mengukur

keterampilan sosial. Subjek menjawab masing-masing item sesuai dengan 5- poin

rentang skala linkert dari 1 (perselisihan yang sempurna) sampai 5 (perjanjian yang

sempurna).

Inventory keterampilan sosial (SSI) dikembangkan oleh Riggio1986 (dalam

Deniz, Hamarta & Ari, 2005) dan direvisi oleh Riggio 1989 (dalam Deniz, Hamarta

& Ari, 2005), dan disesuaikan dengan peserta Turki oleh Yuksel 1997 (dalam Deniz,

Hamarta & Ari, 2005) digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

keterampilan sosial peserta. SSI berjumlah 90-item untuk mengukur keterampilan

sosial dasar. SSI terdiri dari enam sub-skala yaitu emotional expressivity, emotional

Page 36: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

22

sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity, dan social

control.

Untuk mengukur keterampilan sosial dalam penelitian ini peneliti

menggunakan skala model likert dari keterampilan sosial yan dikemukakan oleh

Riggio (1989). Skala dari keterampilan sosial sebayak 90 item pernyataan. Terdiri

dari enam aspek keterampilan sosial yaitu emotional expressitivity, emotional

sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity, dan social

control.

2.3 Kesepian

2.3.1 Definisi Kesepian

Kesepian menurut Perlman dan Peplau (1984) adalah pengalaman tidak

menyenangkan yang terjadi ketika hubungan sosial individu tidak berjalan sesuai

dengan yang di harapkan.

Kesepian menurut Peplau L. Anne (1994) menunjuk pada kegelisahan subjektif

yang kita rasakan pada saat hubungan sosial kita kehilangan ciri-ciri pentingnya.

Hilangnya ciri-ciri tersebut bisa bersifat kuantitatif : kita mungkin tidak mempunyai

teman, atau hanya mempunyai sedikit teman- tidak yang seperti kita inginkan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti akan menggunakan definisi

kesepian yang diungkapkan oleh De Jong Giervel (2006) adalah persepsi terhadap

Page 37: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

23

situasi yang dialami oleh individu sebagai satu dimana ada kekurangan yang tidak

menyenangkan atau tidak dapat diterima (kualitas) oleh hubungan tertentu.Ini

termasuk situasi, dimana jumlah hubungan yang ada lebih kecil dari pada dianggap

diinginkan atau diterima, serta situasi dimana keintiman satu keinginan untuk tidak

diwujudkan.

2.3.2 Dimensi Kesepian

De Jong Giervel, 2006 menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang berkaitan

dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda-beda, yaitu :

1. Kesepian Emosional

Suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan

yang intim ; orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya

sering mengalami kesepian jenis ini.

2. Kesepian Sosial

Suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan

yang terintegrasi dalam dirinya ; tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau

komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang

terorganisasi, peran-peran yang berarti ; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat

seseorang merasa diasingkan, bosan dan cemas.

Page 38: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

24

2.3.3 Pengukuran Kesepian

Untuk mengukur kesepian terdapat beberapa alat ukur yang berbeda, seperti yang

dirangkum oleh Sansoni J, Marosszeky N, Sansoni E, Fleming G (2010) yaitu:

1. Assessment of Quality og Life (AqoL) utility measure (Hawthorne et al., 1999)

social relationships subscale.

2. DUKE Functional Social Support Questionnaire (Broadhead et al. 1988)

3. Friendship Scale (Hawthorne, 2006)

4. Indicator of Support for Community-Residing Older Canadians (Kristjansson et

al., 2001)

5. Inadequacy of social contacts/loneliness scale (Wenger, 1983)

6. Medical Outcomes Study Social Support Survey (Sherbourne and Steawrt, 1991)

7. Norbeck Social Support Questionnaire (Norbeck, 1984;Norbeck et al. 1981;

Norbeck et al. 1983)

8. Nottingham Health Profil (Hunt, et al. 1981) social isolation subscale

9. Older Americans Resources and Services Multi-dimensional Functional

Assessment

10. Qoestionnaire (OARS-MFAQ) (Fillenbaum and Smyer, 1981) social resources

scale

11. Perceived Social Support from Friends and Family ( Precidano and Heller,

1983)

12. Single items to social loneliness (Holmen, et al., 2000)

Page 39: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

25

13. UCLA Loneliness Scale ( Russell, et al. 1980, 1978; Russell, 1996)

14. Three-item Loneliness Scale (Hughes et al.,2004)

Untuk mengukur kesepian dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala

model likert dari kesepian yang dikemukakan oleh De Jong Gierveld (2006). Skala

dari kesepian sebanyak 11 item pernyataan. Terdiri dari 6 item kesepian emosional

dan 5 item kesepian sosial.

2.4 Remaja

Remaja dapat diartikan sebagai transisi perkembangan antara masa kanak-kanak

dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan

sosio-emosional, (Santrock, 2007).

2.4.1 Perkembangan kognitif pada masa remaja

Dimana menurut Piaget (dalam Santrock 2002), kekuatan pemikiran remaja yang

sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial yang baru.

Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan idealistis; lebih mampu menguji

pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang

diri mereka; serta cenderung menginterprestasikan dan memantau dunia sosial.

Pertama, pandangan Piaget tentang pemikiran masa remaja, kedua, kognisi sosial

pada masa remaja, dan ketiga, pengambilan keputusan.

Page 40: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

26

1. Pemikiran Operasional Formal

Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 hingga

15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak dari pada pemikiran seorang

anak. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar

pemikiran. Sebaliknya, mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan,

kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-

benar abstrak.

2. Kognisi Sosial

Pemikiran remaja bersifat egosentris. David Elkind (1976) yakni bahwa ego

sentrisme remaja (adolescent egocentrism) memiliki dua bagian : penonton khayalan

dan dogeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) ialah keyakinan remaja

bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.

Perilaku mengundang perhatian, umumnya terjadi pada masa remaja, mencerminkan

egosentrisme dan keinginan untuk tampil di atas pentas, diperhatikan, dan terlihat.

Dongeng pribadi (the personal fable) ialah bagian dari egosentrisme remaja yang

meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Rasa unik pribadi remaja membuat

mereka merasa bahwa tidak seorang pun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka

sebenarnya.

3. Pengambilan keputusan

Masa remaja ialah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Fischoff, &

Davis, 1993 dalam Santrock 2002). Remaja mengambil keputusan-keputusan tentang

Page 41: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

27

masa depan, teman-teman mana yang dipilih, apakah harus kuliah, apakah harus

membeli mobil, dan seterusnya.

Transisi dalam pengambilan keputusan muncul kira-kira pada usi 11 hingga 12 tahun

dan pada usia 15 hingga 16 tahun. Akan tetapi keterampilan pengambilan keputusan

oleh remaja yang lebih tua dan orang dewasa sering kali jauh dari sempurna.

Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin bahwa keputusan semacam

ini akan dibuat dalam kehidupan sehari-hari, dimana luasnya pemngalaman sering

memainkan peran yang penting (Menna, & Matthews, 1992 dalam Santrock 2002).

2.4.2 Perkembangan Sosio-Emosional pada Masa Remaja

Reed Larson dan Maryse Richards (1994) menemukan bahwa remaja melaporkan

emosi yang ekstrem dan lebih berubah-ubah dibandingkan dengan orang tua mereka.

Sebagai contoh, seorang remaja lima kali lebih mungkin untuk menyatakan dirinya

“sangat bahagia” dan tiga kali lebih mungkin untuk menyatakan “sangat sedih” jika

dibandingkan dengan orang tua mereka. Penemuan ini mendukung pandangan yang

menyatakan remaja adalah orang yang sangat moody dan mudah berubah-ubah

emosinya, (Rosenblum & Lewis, 2003 dalam Santrock 2005).

Sangat penting bagi dewasa untuk menyadari bahwa moody adalah aspek

normal dari masa remaja awal, dan kebanyakan remaja akan melalui masa ini untuk

kemudian berkembang menjadi orang dewasa yang kompeten. Meskipun begitu,

untuk remaja tertentu emosi-emosi yang dialami pada masa ini dapat menyebabkan

Page 42: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

28

masalah yang serius, terutama remaja perempuan yang lebih rentan terhadap depresi

(Nolen-Hoekema, 2004 dalam Santrock 2005).

Fluktuasi emosi pada masa remaja awal mungkin berhubungan dengan

perubahan hormonal pada masa ini. Masa puber ditandai dengan perubahan hormonal

yang signifikan. Puber juga diasosiasikan dengan meningkatnya emosi negatif

(Williamson &Ryan, 2002). Mood akan menjadi lebih tidak ekstrem seiring dengan

beralihnya remaja menjadi orang dewasa, dan penurunan ini mungkin saja

berhubungan dengan adanya adaptasi terhadap kadar hormon yang ada dalam tubuh

(Rosenblum & Lewis, 2003). Kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa hormon

hanya memiliki peranan kecil. Biasanya aspek ini berasosiasi dengan faktor-faktor

lain seperti stres, pola makan, aktivitas seksual, dan hubungan sosial (Rosenblum &

Lewis, 2003 dalam Santrock 2005).

Lingkungan memberi kontribusi yang lebih besar terhadap emosi seorang

remaja jika dibandingkan dengan perubahan hormonal. Sebuah penelitian

menunjukkan bahwa faktor sosial menyumbang 2 sampai 4 kali lebih besar

dibandingkan dengan faktor hormonal terhadap kemarahan dan depresi pada remaja

putri (Brooks-Gunn & Warren, 1989, dalam Santrock 2005). Secara singkat,

perubahan hormonal dan pengalaman dari lingkungan sama-sama berpengaruh

terhadap keadaan emosi seorang remaja.

Page 43: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

29

2.5 Kerangka Berpikir

Adiksi internet merupakan penggunaan internet yang bersifata patologis, yang

ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu menggunakan

internet, merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan kehidupan nyata.

Adiksi internet yang di lakukan menggunakan smartphone memang sudah

menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya manfaat yang didapat seperti

berkirim email, chatting, bermain game secara online, membuka media sosial,

membuat grup chat, dan lain-lainnya. Dibalik segala keuntungannya tersebut, internet

yang digunakan memiliki dampak negatif jika dipakai secara berlebihan yaitu

mengarahkannya kepada adiksi internet.

Keterampilan sosial adalah sesuatu yang dapat di pelajari, diterima secara

sosial, efektif, perilaku yang berorientasi pada tujuan, perilaku berubah sesuai dengan

konten sosial, termasuk kognitif dan emosional tertentu yang menerima reaksi positif

dan negatif dari orang lain dan memungkinkan berkomunikasi dengan orang lain

(Yuksel dalam Avsoroglu, 2012).

Keterampilan sosial bukanlah sebuah trait kepribadian. Ia adalah suatu

keterampilan yang dapat dilatih dan ditingkatkan (Riggio, 2006). Buruknya

keterampilan sosial akan mengarahkan seseorang kepada interaksi sosial secara

online. Mereka akan membangun penggunaan internet yang kompulsif yang akan

Page 44: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

30

mengarahkannya kepada hal-hal yang negatif seperti terganggunya aktivitas

pekerjaan, sekolah dan hubungannya dengan orang lain (Kim, Larose & Peng, 2009).

Keterampilan sosial meliputi keterampilan emosi dan sosial. Internet

memungkinkan emosi dapat terekspresikan secara bebas pada situasi tertentu.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Engelberg dan Sjoberg (dalam Kun &

Demetrovics, 2010) mengatakan seseorang yang tinggi dalam nilai adiksi internetnya

adalah seorang yang rendah dalam pengintepretasian emosinya.

Remaja dengan emotional expressivity yang baik tidakmemiliki kesulitan dalam

mengekspresikan secara spontan. Mereka pun dapat merasakan keadaan emosional

sebaik memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perilaku secara non-verbal.

Remaja yang adiksi internet dapat dikarakteristikkan sebagai remaja yang emosional.

Mereka pun dapat terpengaruh secara emosional atau menginspirasikan orang lain

karena kemampuannya memperlihatkan keadaan emosional yang mereka rasakan.

Remaja dengan emotional sensitivity tinggi adalah remaja yang menyimak dan

mudah menangkap saat memperhatikan tanda-tanda emosional non-verbal pada orang

lain adalah remaja dengan nilai adiksi internet yang rendah. Karena remaja dengan

emotional sensitivity tinggi dapat menginterprestasikan komunikasi emosional secara

cepat dan efisien, mereka dapat lebih mudah menjadi orang yang terpengaruh secara

emosional oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa semakin adiksi seorang

remaja terhadap internet, maka keterampilannya dalam menerima dan melakukan

Page 45: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

31

decoding komunikasi non-verbal dari orang lain yang dimilikinya akan kurang,

demikian sebaliknya, (Kusumasewi, 2009).

Remaja yang dapat mengendalikan dan mengatur perilaku emosional dan non-

verbal yang tampak (emotional control). Mereka tidak akan mengalami kesulitan saat

berpura-pura, memperagakan tanda-tanda emosi untuk menutupi keadaan emsional

yang sebenarnya (misalnya tertawa seadanya saat mendengar gurauan; memasang

wajah senang untuk menutupi kesedihan).

Remaja dengan social expressivity yang tinggi tampak luwes dalam bergaul dan

ramah, karena kemampuan dalam memulai percakapan dengan orang lain. Hal ini

menyimpulkan semakinadiksi seorang remaja terhadap internet, maka keterampilan

berbicara verbal dan kemampuan untuk melibatkan orang lain dalam interaksi

sosialnya semakin rendah.

Remaja dengan social sensitivity tinggi dapat menjadi individu yang terlalu

mengkhawatirkan tingkah laku yang tampak pada orang lain. Mereka akan merasa

cemas terhadap tingkah laku yang pantas yang dapat mendorong adanya kesadaran

diri dan kecemasan social, dimana dapat mengurangi parrisipasi seseorang dalam

interaksi sosial.

Remaja dengan social control yang tinggi adalah remaja yang diplomatis,

beradaptasi secara sosial, dan percaya diri. Mereka mampu dalam memainkan

berbagai peran sosial dan dengan mudah dapat mengambil posisi dalam sebuah

diskusi. Mereka adalah individu yang bergaya sosial dan bijaksana. Sehingga, mereka

Page 46: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

32

dapat menyesuaikan tingkah laku personal mereka untuk masuk dalam apa yang

mereka anggap pantas dalam situasi sosial apapun.

Perasaan kesepian ini diawali ketika seseorang merasa bahwa ia membutuhkan

pertemanan di sekelilingnya, tetapi pada kenyataannya ia merasa tidak mempunyai

teman atau merasa kekurangan teman sehingga halini menyebabkan munculnya suatu

perasaan ketidaknyamanan emosi.

Internet yang menyediakan fasilitas informasi melalui browsing dan chatting

membuat individu yang kesepian dapat menghilangkan rasa kesepiannya dengan

melakukan aktivitas internet yang mana dapat menyebabkan adiksi internet.

Asumsinya adalah untuk keluar dari perasaan ini, internet menjadi pilihan individu

sebagai sarana untuk coping rasa kesepian yang di alaminya.

Secara singkat, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diilustrasikan

dalam gambaran berikut ini.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Keterampilan Sosial

Emotional Expressivity

Emotional Sensitivity

Emotional Control

Social Expressivity

Social Sensitivity

Social Control

Kesepian

Kesepian Emosional

Kesepian Sosial

Adiksi Internet Pada

Remaja

Page 47: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

33

2.6 Hipotesis

Hipotesis Mayor

“ Ada pengaruh keterampilan sosial (emotional expressivity, emotional sensitivity,

emotional control, social expressivity, social sensitivity, dan social control) dan

kesepian (kesepian emosional dan kesepian sosial) terhadap kecenderungan adiksi

internet pada remaja pengguna smartphone”

Hipotesis Minor

H1: ada pengaruh variabel emotional expressivity terhadap adiksi internet pada

remaja pengguna smartphone.

H2: ada pengaruh variabel emotional sensitivity terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

H3: ada pengaruh variabel emotional control terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

H4: ada pengaruh variabel social expressivity terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

H5: ada pengaruh variabel social sensitivity terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

Page 48: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

34

H6: ada pengaruh variabel social control terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

H7: ada pengaruh variabel kesepian emosional terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

H8: ada pengaruh variabel kesepian sosial terhadap adiksi internet pada remaja

pengguna smartphone.

Page 49: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi dan sampel, teknik sampling, variabel

penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas kontruk, teknik analisis data,

dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Wilayah Jakarta

Timur. Sampel penelitian berjumlah 200 sampel. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana peluang untuk

terpilihnya responden pada pengambilan sampel tidak diketahui. Sampel dipilih

berdasarkan karakteristik sebagai berikut :

a. Remaja laki-laki dan perempuan dengan batasanusia remaja mengikuti Hall

(dalam Santrock, 2007) usia remaja berada pada rentang 12 – 23 tahun.

Kelompok remaja dianggap sebagai kelompok yang beresiko terkena adiksi

internet, familiar dengan internet dan memiliki fleksibilitas waktu untuk

bermain internet.

b. Memakai smartphone (android, blackberry, iphone dan windows) dan

merupakan pangguna aktif yaitu setiap harinya mengakses internet.

3.2 Variabel Penelitian

Dependent variable dalam penelitian ini adalah adiksi internet. Adapun aspeknya

salience, mood modification, tolerance, relapse, withdrawal symptoms, conflict.

Page 50: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

36

Independent variable dalam penelitian ini adalah dimesi keterampilan

sosial dan kesepian. Dimensi keterampilan sosial terdiri dari enam , yaitu

emotional expressivity, emotional sensitivity, emotional control, social

expressivity, social sensitivity, social control. Dan dimensi kesepian terdiri dari

dua, yaitu kesepian emosional, kesepian sosial.

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah:

a. Adiksi internet

Adiksi internet adalah pengguna internet patologis, yang ditandai dengan

ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu menggunakan internet,

merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan dengan kehidupan nyata dan

mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya. Adikisi ini terdiri dari enam

kriterian utama Griffiths (2005); yaitu salience,mood modification, tolerance,

withdrawal symptoms, conflict dan relapse.

b. Keterampilan sosial

Keterampilan sosial adalah kemampuan interaksi remaja di sekolah, keluarga

dan teman sebaya yang didasarkan oleh enam aspek (emotional expressivity,

emotional sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity

dan social contro), keenam aspek ini adalah kemampuan dalam melakukan

pengiriman, pengekspresian, dan pengaturan komunikasi verbal maupun

nonverbal. Pengukuran menggunakan skala baku yang disusun dan

dikembangkan oleh Ronald E. Riggio (1989) dengan menggunakan skala likert

yang mengukur enam aspek keterampilan sosial yaitu emotional expressivity,

Page 51: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

37

emotional sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity,

dan social control) .

c. Kesepian

Kesepian adalah persepsi terhadap situasi yang dialami oleh individu sebagai

satu dimana ada kekuranganyang tidak menyenangkan atau tidak dapat

diterima (kualitas) hubungan tertentu. Ini termasuk situasi, dimana jumlah

hubungan yang ada lebih kecil daripada dianggap diinginkan atau diterima,

serta situasi dimana keintiman satu keinginan untuk tidak diwujudkan.

Pengukuran menggunakan skala baku yang disusun dan dikembangkan oleh De

Jong Giervel (2006) dengan menggunakan skala model likert yang mengukur

dua aspek kesepian yaitu kesepian emosional dan kesepian sosial.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah Skala Model Likert

dengan empat kategori jawaban. Alasan peneliti memilih menggunakan Skala

Likert dengan empat kategori jawaban adalah untuk menghindari terjadinya

central tendency atau untuk menghindari respon yang bersifat netral. Pada skala

penelitian ini juga terdapat pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat kategori jawaban yang

sesuai dengan keadaan subjek sendiri, yaitu: “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”,

“Tidak Setuju (TS)”, Sangat Tidak Setuju (STS)”. Penskoran tertinggi diberikan

pada pilihan sangat setuju, dan terendah pada pernyataan sangat tidak setuju untuk

pernyataan favorable. Sementara, skor tertinggi untuk pernyataan unfavorable

Page 52: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

38

diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor terendah diberikan

untuk pilihan sangat setuju. Setiap kategori memiliki nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Skala Model Likert

Item Favorable Skor Item Unfavorable Skor

SS (Sangat Setuju) 4 SS (Sangat Setuju 1

S (Setuju) 3 S (Setuju) 2

TS (Tidak Setuju) 2 TS (Tidak Setuju 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 STS (Sangat Tidak Setuju) 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur,

yaitu alat ukur adiksi internet, alat ukur keterampilan sosial dan alat ukur

kesepian.

3.3.1 Skala Adiksi Internet

Skala adiksi internet yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

yang berasal dari teori adiksi internet Griffits (1996b) yang kemudian

dikembangkan oleh Lemmens (2009) yang terdiri dari enam dimensi yaitu

salience, mood modification, tolerance, withdrawal symptoms, conflict, relapse.

Terdapat 36 item pernyataan dari skala ini, namun peneliti hanya mengambil 18

item pernyataan sesuai dengan dimensi yang telah dibuat oleh Griffiths (1996b).

Page 53: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

39

Tabel 3.2

Blue print skala adiksi internet

3.3.2 Keterampilan sosial

Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala baku yang barasal

dari teori Riggio (1989) yaitu Social Skills Inventory dan sudah diadaptasi dari

bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia serta dimodifikasi sesuai kebutuhan

peneliti.

Skala terdiri dari 90 item, dengan 15 item untuk setiap dimensi. Namun

peneliti hanya mengambil 6 item dari setiap dimensi, dengan pertimbangan

responden akan kelelahan jika harus mengisi kuesioner dengan banyak item, hal

ini akan mengakibatkan terjadinya error lebih banyak. Riggio (1989)

No Dimensi Indikator No item Jumlah

1 Salience memodifikasi pikiran, perasaan

dan tingkah laku

1,2,3 3

2 Mood modification Peralihan masalah , perubahan

mood

4,5,6 3

3 Tolerance kontrol diri , intensitas

bertambah

7,8,9, 3

4 Relapse Adanya upaya yang tidak

berhasil dalam pengendalian

penggunaan internet

10,11,12 3

5 Withdrawal

symptoms

Gelisah, Moodiness, stres

13,14,15 3

6

Conflict konflik interpersonal, konflik

intra fisik

16,17,18 3

Jumlah 18

Page 54: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

40

mengatakan, skala ini dapat dibuat bentuk ringkasannya dengan masing-masing

6 item. Adapun blue print skala keterampilan sosial terdapat pada table 3.3

Tabel 3.3

Blue print skala keterampilan sosial

No Dimensi Fav Unfav Jumlah

1 Emotional expressivity 13, 19,31 1, 37, 73 6

2 Emotional sensitivity 26, 32, 38,

52, 80, 86

6

3 Emotional control 27, 45, 57 21, 39, 81 6

4 Social expressivity 16, 34, 46,

58

70, 76 6

5 Social sensitivity 23, 47, 59,

65, 71, 89

6

6 Social control 42, 78, 90 30, 48, 84 6

Jumlah 36

3.3.3. Kesepian

Dalam penelitian ini, pengukuran kesepian menggunakan skala De Jong Gielveld

loneliness scale sebanyak 11 item pernyataan, terdiri dari 6 item kesepian

emosional dan 5 item kesepian sosial. Adapun blue print skala kesepian terdapat

pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Blue print skala kesepian

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Kesepian

emosional

Ketika seseorang tidak

memiliki ikatan

hubungan yang intim

2,3,5,6,9,10 6

2 Kesepian

sosial

Ketika seseorang tidak

memiliki keterlibatan

yang terintegrasi dalam

dirinya

1,4.7,8,11 5

Jumlah 11

Page 55: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

41

3.4.Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Peneliti melakukan uji instrumen dengan sejumlah item dari tiga skala, yaitu

adiksi internet, keterampilan sosial dan kesepian. Untuk menguji validitas alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory

Factor Analysis (CFA) dengan mengoperasikan software Lisrel 8.7. Adapun

logika dasar dari CFA adalah sebagai berikut (dalam Umar, 2011):

1. Sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara

operasional sehingga dapat disusun pernyataan untuk mengukurnya.

Kemampuan ini disebut faktor. Sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon (jawaban) atas item-itemnya.

2. Setiap item diteorikan hanya mengukur atau memberi informasi tentang satu

faktor tertentu saja.

3. Berdasarkan teori yang dipaparkan diatas, dapat disusun sehimpunan

persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

(dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar item yang

seharusnya akandiperolah jika teori tersebut benar (unidimensional). Matriks

korelasi ini dinamakan sigma (∑). Kemudian matriks ini akan dibandingkan

dengan matriks korelasi yang diperoleh secara empiris dari data (disebut

matriks S). Jika teori tersebut benar (unidimensional), maka seharusnya tidak

ada perbedaan yang signifikan antar elemen matriks ∑ dengan elemen matriks

S. Secara matematis dapat dituliskan: S - ∑ = 0

4. Pernyataan matematik inilah yang dijadikan hipotesis nihil (Ho) yang akan

dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan

Page 56: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

42

menggunakan chi square. Jika Chi Square yang dihasilkan tidak signifikan

(nilai p>0,05), maka dapat disimpulkan, bawa hipotesis nihil yang menyatakan:

“tidak ada perbedaan antara matriks S dan ∑” tidak ditolak. Artinya teori

unidimensional dapat diterima kebenarannya.

5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya, adalah menguji hipotesis

tentang signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan

(> 1,96), berarti item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang

hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang

valid dan yang tidak valid dalam konteks validitas kontruk. Dengan kata lain,

analisis faktor konfirmatori dalam hal ini adalah pengujian terhadap hipotesis

nihil (H0): S - ∑ = 0. Artinya tidak ada perbedaan antar matriks korelasi yang

diharapkan oleh teori dengan matriks korelasi yang diperoleh dari hasil

observasi.

3.4.1 Uji validitas item adiksi internet

Peneliti menguji apakah kedelapan belas item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur adiksi internet. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 797,

97, df = 135, P-Value = 0,00000, RMSEA= 0,157. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 97, 08, df = 84, P-Value = 0, 15572, RMSEA = 0,028, P-

Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor

Page 57: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

43

(unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu adiksi

internet.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel di bawah ini

Table 3.5

Muatan faktor adiksi internet No. Item Lamda Standard Error T-value Signifikan

1 0,52 0,07 7,66

2 0,58 0,07 8,81

3 0,73 0,06 11,52

4 0,47 0,07 6,33

5 0,49 0,07 7,01

6 0,30 0,07 4,12

7 0,41

0,07

5,89

8 0,63

0,07

9,51

9 0,44

0,07

6,35

10 0,71

0,06

11,15

11 0,60

0,07

9,10

12 0,61

0,07

8,93

13 0,65

0,07

9,96

14 0,54

0,07

7,88

15 0,58

0,07

8,84

16 0,62

0,06

9,56

17 0,47

0,07

6,94

18 0,62

0,06 9,55

Keterangan :tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Page 58: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

44

Berdasarkan tabel 3.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 1 dan 18

signifikan karena t >1.96. Dengan demikian keseluruhan item tidak ada di drop.

Artinya, bobot nilai keseluruhanitemikut di analisis dalam penghitungan faktor

skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif. Dari tabel 3.5 diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Dengan demikian, tidak ada item yang di drop.

3.4.2 Uji validitas item keterampilan sosial

Keterampilan sosial memiliki enam aspek, yaitu emotional expressivity, emotional

sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity dan social

control.

1. Emotional Expressivity

Peneliti menguji apakah keenamitem yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur emotional expressivity pada keterampilan sosial. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 22, 98 df = 9, P-Value = 0,00624, RMSEA= 0,088. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 10, 04 df = 8, P-Value = 0, 26244, RMSEA =

0,036, P-Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor

(unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu emotional

expressivity.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

Page 59: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

45

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor itm. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.6

muatan faktor emotional expressivity

No Item Lamda Standard

Eror

T-Value Signifikan

1 0,41 0,09

4,44

2 -0,17 0,09 -1,87 X

3 -0,06 0,09 -0,72 X

4 -0,28 0,09 -3,14 X

5 0,72 0,11 6,55 6 0,48 0,09 5,17

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 2, 3 dan 4

tidak signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item 2, 3 dan 4 akan di drop.

Artinya, bobot nilai item 2, 3 dan 4 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan

faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari itemapakah ada yang

bermuatan negatif. Dari tabel 3.6 diketahui terdapat item 2,3 dan 4 yang muatan

faktornya negatif. Dengan demikian, item yang di drop adalah item 2, 3dan 4.

2. Emotional Sensitivity

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur emotional sensitivity pada keterampilan sosial. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 25, 28, df = 9, P-Value = 0,00268, RMSEA= 0,95. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 9,48, df = 7, P-Value = 0,22000, RMSEA =

Page 60: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

46

0,042, P-Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor

(unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu emotional

sensitivity.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujianhipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.7

Muatan faktor emotional sensitivity

No Item Lamda Standard

Eror

T-Value Signifikan

1 0,70 0,07

9,37

2 0,78 0,07 10,58 3 0,54 0,08 7,16 4 0,64 0,07 9,71 5 0,05 0,08 0,61 X

6 0,51 0,08 6,72

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 5tidak

signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item 5 akan di drop. Artinya, bobot

nilai item5 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.

Selanjutnyamelihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif.

Dari tabel 3.7 diketahui terdapat item 5 yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian, item yang di drop adalah item 5.

3. Emotional Control

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur emotional control pada keterampilan sosial. Dari hasil

Page 61: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

47

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square =66, 10, df = 10, P-Value = 0,00000, RMSEA= 0,168 Oleh sebab

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperolehmodel fit dengan Chi-Square = 12,33 df = 6, P-Value = 0,5497,

RMSEA = 0,073, P-Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan

satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

emotional control.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8

Muatan faktor emotional control

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 1.00 0,05

19,95

2 0,03 0,04 0,94 X

3 0,46 0,07 6,83 4 0,10 0,06 1,63 X

5 -0,03 0,03 -0,75 X

6 1,79 1,25 1,44 X

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 2,4,5 dan 6

tidak signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item 2,4,5 dan 6 akan di drop.

Artinya, bobot nilai item 2,4,5 dan 6 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan

faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang

Page 62: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

48

bermuatan negatif. Dari tabel 3.8 diketahui terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Dengan demikian, item yang di drop adalah item 2,4,5 dan 6.

4. Social Expressivity

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur social expressivity pada keterampilan sosial. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi-

Square =12,71, df = 9, P-Value = 0,17617, RMSEA= 0,222. Oleh sebab itu,

peneliti tidak melakukan modifikasi terhadap model, P-Value >0,05 ( signifikan)

yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu social control

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Muatan faktor social expressivity

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0,54 0,08

7,15

2 0,74 0,07 10,27

3 0,49 0,08 6,47

4 0,40 0,08 5,20

5 0,73 0,07 10,14

6 0,22 0,08 2,81

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keenam item

signifikan karena t >1.96. Dengan demikian tidak ada item yang di drop. Artinya,

Page 63: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

49

bobot nilai keenam item ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.

Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif.

Dari tabel 3.9 diketahui tidakterdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian, tidak ada item yang di drop.

5. Social Sensitivity

Peneliti menguji apakah keenamitem yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur social sensitivity pada keterampilan sosial. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 52, 28, df = 9, P-Value = 0,00000, RMSEA= 0,155 Oleh sebab

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 4,79, df = 5, P-Value = 0,44144, RMSEA =

0,000, P-Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor

(unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social

sensitivity.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Page 64: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

50

Tabel 3.10

Muatan faktor social sensitivity

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0,17 0,09

1,90

X

2 0,51 0,08 6,33

3 0,55 0,10 5,64

4 0,22 0,09 2,46

5 0,64 0,09 6,78

6 0,62 0,08 7,40

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 1tidak

signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item 1 akan di drop. Artinya, bobot

nilai item 1 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya

melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel

3.10 diketahui terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian,

item yang di drop adalah item 1.

6. Social Control

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur social control pada keterampilan sosial. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 97, 02 df = 9, P-Value = 0,00000, RMSEA= 0,222. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 12,46 , df = 6, P-Value = 0,05244, RMSEA =

0,074, P-Value >0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor

(unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social

control.

Page 65: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

51

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.11

Muatan faktor social control

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0,42 0,08

5,22

2 0,73 0,08 9,23

3 -0,11 0,08 -1,35 X

4 0,71 0,08 9,03

5 -0,02 0,08 -0,21 X

6 0,48 0,08 6,12

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 3 dan 5 tidak

signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item 3 dan 5 akan di drop. Artinya,

bobot nilai item 3 dan 5 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.

Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif.

Dari tabel 3.11 diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.

Dengan demikian, item yang di drop adalah item 3 dan 5.

3.4.3 Uji Validitas Kontruk Kesepian

Kesepian memiliki dua aspek, yaitu kesepian emosional, dan kesepian sosial.

1. Kesepian Emosional

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur kesepian emosional pada kesepian. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

Page 66: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

52

113,48, df = 9, P-Value = 0,00000, RMSEA= 0,242. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 6,40, df = 5, P-Value = 0,26903, RMSEA = 0,038, P-Value

>0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional)

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kesepian emosional.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.12

Muatan faktor kesepian emosional

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0,71 0,07

10,22

2 0,32 0,08 4,08

3 0,72 0,07 10,46

4 0,23 0,08 2,93

5 0,78 0,07 11,13

6 -0,14 0,08 -1,64 X

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 6 tidak

signifikan karena t <1.96. Dengan demikian item6 akan di drop. Artinya, bobot

nilai 6 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat

muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel 3.12

diketahui terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian, item

yang di drop adalah item 6.

Page 67: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

53

2. Kesepian Sosial

Peneliti menguji apakah kelimaitem yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur kesepian sosial pada kesepian. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

29, 23,df = 5,P-Value = 0,00002, RMSEA= 0,156. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 2, 15, df = 3, P-Value = 0, 54282, RMSEA = 0,000, P-Value

>0,05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional)

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kesepian sosial.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.13

Muatan faktor kesepian sosial

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0,56 0,08

7,36

2 0,61 0,08 4,76

3 0,37 0,08 4,76

4 0,70 0,07 9,98

5 0,82 0,07 11,66

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor signifikan karena t

>1.96. Dengan demikian item tidak ada yang di drop. Artinya, bobot nilai ikut

Page 68: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

54

dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari

item, apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel 3.13 diketahui tidak terdapat

item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian, tidak ada item yang di

drop.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

keterampilan sosial dan kesepian terhadap adiksi internet adalah menggunakan

analisis multiple regression. Teknik analisis multiple regression digunakan agar

dapat menjawab hipotesis nihil pada bab II, dengan devendent variable yaitu

adiksi internet, dan independent variable yaitu keterampilan sosial (emotional

expressivity, emotional sensitivity, emotional control, social expressivity, social

sensitivity, social control) dan kesepian (kesepian emosional dan kesepian sosial),

maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Dependent variable (DV) yang dalam penelitian ini adalah adiksi internet

a = Konstant intersepsi

b = Koefisiensi regresi

X1 = emotional expressivity

X2 = emotional sensitivity

X3 = emotional control

Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 +

b9X9 + b10X10 +b11X11 +e

Page 69: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

55

X4 = social expressivity

X5 = social sensitivity

X6 = social control

X7 = kesepian emosional

X8 = kesepian sosial

e: residu

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang

paling sesuai (memiliki error terkecil) dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis

sebagai berikut :

1. R2

(R Square, koefisien determinasi berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu antara keterampilan

sosial (emotional expressivity, emotional sensitivity, emotional control, social

expressivity, social sensitivity, social control) dan kesepian (kesepian

emosional, kesepian sosial) terhadap adiksi internet. R2 digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh independent variable (X) terhadap dependent

variable (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians dari IV. Untuk

mendapatkan R2, maka akan dilakukan perhitungan dengan system

komputerisasi menggunakan SPSS 16.0.

2. Uji F

Untuk membuktikan signifikansi regresi Y dan X maka digunakan uji F.

Berdasarkan hasil uji F, maka dapat dilihat pengaruh IV terhadap DV.Untuk

membuktikan hal tersebutdilakukan uji F dengan sistem komputerisasi

menggunakan SPSS 16.

Page 70: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

56

3. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh yang diberikan

independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) secara sendiri-

sendiri atau parsial. Uji t ini digunakan untuk menguji kontribusi yang

diberikan sebuah independent variable terhadap dependent variable.

Penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menunjukkan item-item

seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum

likehood, skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum

likehood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score

yang dihasilkan oleh maximum likehood satunya berbentuk Zscore.Untuk

menghilangkan bilangan negatif dari Zscore, semua skor di transformasi ke skala

T yang semuanya positif dengan menetapkan harga mean = 50 standar deviasi

= 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui

formulaT- score = (10.z). Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang

akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan SPSS 16.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap

pengolahan data. Berikut penjelasannya :

1. Tahap persiapan

a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.

b. Menentukan variabel yang akan diteliti dan melakukan studi pustaka untuk

memperoleh landasan teori yang sesuai dengan variabel dalam penelitian

c. Menentukan subjek penelitian

Page 71: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

57

d. Mempersiapkan alat pengumpulan data dengan menentukan dan menyusun

alat ukur atau instrument penelitian yang akan digunakan. Dalam

penelitian ini adalah tiga alat ukur yang digunakan yaitu skala

keterampilan sosial, skala kesepian dan adiksi internet.

2. Tahap pelaksanaan

a. Memperbanyak instrument atau quesioner penelitian untuk dibagikan

kepada 200 remaja pengguna smartphone (android, blackberry, iphone

dan windows).

b. Mengambil data dengan mendatangi langsung pengguruan tinggi di daerah

Jakarta Timur untuk menemui langsung responden dan memberikan secara

langsung kuesioner.

3. Tahap pengolahan data

a. Melakukan skoring dengan membuat tabulasi terhadap hasil jawaban

responden.

b. Menganalisis jawaban responden dengan uji validitas terlebih dahulu, lalu

dilanjutkan dengan analisis statistik multiple regression untuk menguji

hipotesis.

4. Tahapan penulisan laporan

Memubuat kesimpulan, diskusi dan saran penelitian.

Page 72: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat peneliti membahas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi analisis deskriptif, hasil uji regresi variabel penelitian

dan pengujian proporsi varian.

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 orang.Berikut deskripsi subjek

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.1

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan pendidikan terakhir, peneliti

membaginya berdasarkan perempuan dan laki-laki.

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 142 71,0 %

Laki-laki 58 29,0 %

Total 200 100 %

Seperti tabel 4.1, sebanyak 71,0% dari subjek berjenis kelamin perempuan, yakni

berjumlah 142 orang, sementara 29% lainnya berjenis kelamin laki-laki, yakni

berjumlah 58 orang. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki adiksi internet

yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

58

Page 73: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

59

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi berdasarkan usia pada subjek seperti

yang ada pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Gambaran umum responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 18 22 11.0%

2 19 74 37.0%

3 20 62 31.0%

4 21 31 15.5%

5 22 11 5.5 %

Total 200 100%

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel usia sejumlah 22

subjek berusia 18 tahun (11,0%), 74 subjek berusia 19 tahun (37,0%), 62 subjek

berusia 20 tahun (31,0%), 31 subjek berusia 21 tahun (15,5%),11 subjek berusia 22

tahun (5,5%). Dengan demikian, dari hasil sebaran pada usia 19 tahun berada pada

kategori tinggi.

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi berdasarkan pada subjekjenis

smartphone seperti yang ada pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Gambaran umum responden berdasarkan jenis smartphone

Smartphone Jumlah Persentase

Android 139 69.5%

Blackberry 38 19.0%

Iphone 15 7.5%

Windows 8 4.0%

Total 200 100%

Page 74: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

60

Dapat kita lihat pada tabel 4.3,smartphone yang paling banyak digunakan adalah

android yaitu sebanyak 139 subjek (69,5%), blackberry yaitu sebanyak 38 subjek

(19,0%), Iphone yaitu sebanyak 15 subjek (7,5%), danwindows yaitu sebanyak 8

subjek (4,0%).

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi berdasarkan waktu yang digunakan oleh

responden seperti yang ada pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Waktu yang digunakan subjek

Waktu (per hari) Jumlah Persentase

1-3 jam/hari 71 35.5%

6-9 jam/hari 40 20.0%

4-6 jam/hari 51 25.5%

>9 jam/hari 38 19.0%

Total 200 100%

Dapat kita lihat pada tabel 4.4 sebagian responden yaitu 71 subjek (35,5 %)

menghabiskan waktu online selama 1-3 jam/hari, sedangkan 40 subjek (20,0 %)

mengahbiskan waktu online selama 6-9 jam/hari, sedangkan 51 (25,5 %) subjek

menghabiskan waktu online selama 4-6 jam/hari dan 38 subjek (19,0 %)

menghabiskan waktu online selama >9 jam/hari.

1.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum dijelaskan secara detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisi statistik adalah skor faktor

dihitung untuk menghindari estimasi bias kesalahan pengukuran. Jadi, penghitungan

Page 75: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

61

skor faktor pada tiap variabel dihitung dengan menggunakan maximum likehood, skor

ini disebut true score,item-item yang dianalisis oleh maximum likehood adalah item

yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh

maximum likehood satuannya bentuk Z-score. Untuk menghilangkan bilangan negatif

dari Z-score, semua skor ditransformasi ke skala T yang semuanya positif dengan

menetapkan mean = 50 dan standar deviasi = 10. Lanagkah selanjutnya adalah

melakukan proses kompurisasi melalui formula T-score = 50 + (10.z). Selanjutnya

untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskriptif dari variabel-variabel

dalam penelitian ini,indeks yang menjadi patokan adalah nilai mean dan median.

Tabel 4.5

Deskripsi statistik variabel penelitian

Variabel N Minimun Maximum Mean Std

Deviation

ADIKSI 200 29.66 73.88 50.0000 9.41373

Emotional

expressivity 200 32.78 68.54 50.0000 7.50110

Emotional sensitivity 200 27.95 72.00 50.0000 8.35667

Emotional control 200 1.57 106.87 49.9970 21.13329

Social expressivity 200 25.32 69.65 50.0000 8.48004

Social sensitivity 200 28.91 69.97 50.0000 7.57804

Social control 200 27.87 72.89 50.0000 8.17859

Kesepian sosial 200 30.54 76.66 50.0000 8.66198

Kesepian emosional 200 24.59 66.65 50.0000 8.61210

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 200

orang dengan skor adiksi internet yang terendah adalah 29.66 sedangkan skor adiksi

internet yang tertinggi adalah 73.88.

Page 76: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

62

Skor keterampilan sosial pada dimensi emotional expressivity memiliki skor

terendah 32.78 dan skor emotional expressivity tertinggi berada pada angka 68.54,

dimensi emotional sensitivity memiliki skor terendah 27.95 dan skor tertinggi 72.00,

dimensi emotional control memiliki skor terendah 1.57 dan skor tertinggi 106.87,

sementara dimensi social expressivity memiliki skor terendah 25.32 dan skor tertinggi

69.65, dimensi social sensitivity memiliki skor terendah 28.91 dan skor tertinggi

69.97, dan untuk dimensi social control memiliki skor terendah 27.87 dan skor

tertinggi 72.89.

Skor kesepian pada dimensi kesepian sosial memiliki skor terendah 30.54 dan

skor tertinggi 76.66, dan dimensi kesepian emosionalmemiliki skor terendah 24.06

dan skor tertinggi 66.65.

1.3 Kategorisasi Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah

ke tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah dan tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor

dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.4 dan berlaku pada

semua variabel. Adapun norma skor tersebut dapat digambarkan dalam tabel

Page 77: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

63

Tabel 4.6

Norma Skor Variabel

Kategori Rumus

Rendah X < M – 1 SD

Tinggi X> M + 1 SD

Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, makaakan diperoleh nilai persentase

kategori untuk adikisi internet sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

kategorisasi skor adiksi internet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 94 47.0 47.0 47.0

Tinggi 106 53.0 53.0 100.0

Total 200 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel adiksi internet

sejumlah 94 subjek kategori rendah (47,0 %) dan 106 subjek kategori tinggi (53,0 %).

Dengan demikian, hasil sebaran pada variabel adiksi internet berada pada kategori

paling tinggi. Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel emotional

expressivity yang dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.8

Kategorisasi emotional expressivity

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 105 52.5 52.5 52.5

Tinggi 95 47.5 47.5 100.0

Total 200

Page 78: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

64

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel emotional

expressivity sejumlah 95 subjek kategori tinggi (47,5%) dan 105 subjek kategori

rendah (52,5 %). Dengan demikian, hasil dari sebaran pada variabel emotional

expressivity paling tinggi berada pada kategori rendah.

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel emotional sensitivity

yang dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.9

Kategorisasi emotional sensitivity

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 95 47.5 47.5 47.5

Tinggi 105 52.5 52.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil variabel emotional sensitivity

sejumlah 105 subjek kategori tinggi (52.5 %) dan 95 subjek kategori rendah (47.5%).

Dengan demikian, hasil dari sebaran pada variabel emotional sensitivity paling tinggi

berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel emotional control yang

dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Page 79: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

65

Tabel 4.10

Kategorisasi emotional control

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 90 45.0 45.5 45.5

Tinggi 110 55.0 55.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh persentase variabel emotional control

sejumlah 110 subjek kategori tinggi (55.0 %) dan 90 subjek kategori rendah (45.0 %).

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel emotional control paling tinggi

berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel social expressivity yang

dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.11

Kategorisasi social expressivity

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 89 44.5 44.5 44.5

Tinggi 111 55.5 55.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel social

expressivity sejumlah 111 subjek kategori tinggi (55.5 %) dan 89 subjek kategori

rendah (44.5 %). Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel social

expressivity paling tinggi berada pada kategori tinggi.

Page 80: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

66

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel social sensitivity yang

dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.12

Kategorisasi social sensitivity

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 91 45.5 45.5 45.5

Tinggi 109 54.5 54.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel social

sensitivity sejumlah 109 subjek kategori tinggi (54.5 %) dan 91 subjek kategori

rendah (45.5 %). Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel social sensitivity

paling tinggi berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel social control yang

dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4. 13

Kategorisasi social control

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 108 54.0 54.0 54.0

Tinggi 92 46.0 46.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel social control

sejumlah 92 subjek kategori tinggi (46.0 %) dan 108 subjek kategori rendah (54.0 %).

Page 81: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

67

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel social control paling tinggi berada

pada kategori rendah.

Selanjutnya tabel berikut menjelaaskan sebaran variabel kesepian sosial yang

dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.14

Kategorisasi kesepian sosial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 110 55.0 55.0 55.0

Tinggi 90 45.0 45.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Dari hasil tabel di atas, maka dapat diperoleh hasil persentase sejumlah 90

subjek kategori tinggi (45.0 %) dan 110 subjek kategori rendah (55.0 %). Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada variabel kesepian sosial paling tinggi berada pada

kategori rendah.

Selanjutnya tabel berikut menjelaskan sebaran variabel kesepian emosional

yang dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.15

Kategorisasi kesepian emosional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 73 36.5 36.5 36.5

Tinggi 127 63.5 63.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Page 82: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

68

Dari hasil tabel di atas, maka diperoleh hasil persentase variabel kesepian

emosional sejumlah 127 subjek kategori tinggi (63.5 %) dan 73 subjek kategori

rendah (36.5 %). Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel kesepian

emosional paling tinggi berada pada kategori tinggi.

1.4 Hasil Uji Hipotesis

1.4.1 Uji Regresi Berganda

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis regresi

berganda yang penghitungannya menggunakan software SPSS 16. Ada tiga hal yang

perlu diperhatikan dalam analisis regresi, pertama adalah besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varian pada DV yang dijelaskan oleh IV, kedua adalah

apakah IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV dan yang ketiga adalah

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Langkah

pertama yang dilakukan adalah menganalisis besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tabel R square

bisa dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.16

Tabel R square

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0.411a 0.169 0.134 8.76163

a. Predictors: (Constant), EL, EC, SC, ES, EE, SL, SE, SS

Page 83: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

69

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa perolehan R Square sebesar 0,169. Artinya

bervariasinya variabel dependen yang dipengaruhi emotional expressivity, emotional

sensitivity, emotional control, social expressivity, social sensitivity, social control,

kesepian sosial dan kesepian emosional yang diteliti pada penelitian ini sebesar

16,9% sedangkan 83,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independen

variabel terhadap adiksi internet. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17

Anova keseluruhan IV terhadap DV

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Regression 2972.675 8 371.584 4.840 .000a

Residual 14662.351 191 76.766

Total 17635.026 199

a. Predictors: (Constant), EL, EC, SC, ES, EE, SL, SE, SS

b. Dependent Variable: ADIKSI

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig) pada kolom paling kanan

adalah 0,000 atau p = 0,000 dengan nilai p < 0,05. Dengan demikian hipotesis nihil

yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap adiksi internet. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari

emotional expressivity, emotional sensitivity, dan kesepian emosional terhadap adiksi

internet.

Page 84: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

70

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV. Jika

sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut yang berarti variabel independen tersebut

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adiksi internet. Adapun besarnya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap adiksi internet

dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Koefisien Regresi

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 47.945 11.864 4.041 .000

Emotional expressivity -.354 .096 -.282 -3.702 .000

Emotional sensitivity .264 .081 .234 3.255 .001

Emotional control .041 .032 .091 1.276 .203

Social expressivity .170 .090 .153 1.880 .062

Social sensitivity -.100 .103 -.080 -.972 .332

Social control .078 .079 .068 .981 .328

Kesepian sosial .134 .079 .124 1.699 .091

Kesepian emosional -.192 .094 -.175 -2.049 .042

a. Dependent Variable: ADIKSI

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa variabel emotional expressivity, emotional

sensitivity dan kesepian emosional memiliki nilai Sig < 0,05 sehingga variabel

tersebut signifikan. Sedangkan variabel emotional control, social expressivity, sosial

sensitivity, social control dan kesepian sosial memiliki nilai Sig > 0,05 sehingga

Page 85: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

71

variabel tersebut tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh pada masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut :

1. Dimensi emotional expressivity diperoleh koefisien regresi sebesar -0,354 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (Sig. < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

emotional expressivity berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap adiksi

internet. Artinya semakin tinggi emotional expressivity, maka akan semakin

rendah adiksi internet dan sebaliknya, semakin rendah emotional expressivity

maka akan semakin tinggi adiksi internetnya.

2. Dimensi emotional sensitivity diperoleh koefisien regresi sebesar 0,264 dengan

signifikansi sebesar 0,001 (Sig. < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

emotional sensitivity berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap adiksi

internet.

3. Dimensi emotional control diperoleh koefisien regresi sebesar 0,041 dengan

signifikansi sebesar 0,203 ( Sig > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

emotional control tidak berpengaruh secara signifikan.

4. Dimensi social expressivity diperoleh koefisien regresi sebesar 0,170 dengan

signifikansi sebesar 0,062 (Sig >0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

social expressivitytidak berpengaruh secara signifikan.

5. Dimensi sosial sensitivity diperoleh koefisien regresi sebesar -0,100 dengan

signifikansi sebesar 0,332 (Sig > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

social sensitivity tidak berpengaruh secara signifikan.

Page 86: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

72

6. Dimensi social control diperoleh koefisien regresi sebesar 0,078 dengan

signifikansi sebesar 0,328 (Sig >0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel

social control tidak berpengaruh secara signifikan.

7. Dimensikesepian sosialdiperoleh koefisien regresi sebesar 0,134 dengan

signifikansi sebesar 0,091 (Sig >0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

variabelkesepian sosialtidak berpengaruh ssecara signifikan

8. Dimensikesepian emosional diperoleh koefisien regresi sebesar -0,192 dengan

signifikansi sebesar 0,042 (Sig.<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variable

kesepian emosional berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap adiksi

internet. Artinya semakin tinggikesepian emosional, maka akan semakin rendah

adiksi internet dan sebaliknya, semakin rendahkesepian emosional maka akan

semakin tinggi adiksi internetnya.

Kemudian langkah selanjutnyapeneliti menguji penambahan proporsi varians

dari tiap variabel independen jika variabel independen tersebut dimasukkan satu per

satu ke dalam analisis regresi. Tujuannya adalah melihat penambahan (incremented)

proporsi varians dari tiap variabel independen apakah signifikan atau tidak. Untuk

analisis lengkapnya dibahas pada sub bab di bawah ini.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Variabel Independen

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

dari masing-masing variabel bebas terhadap kecenderungan adiksi internet yang

digambarkan pada tabel 4.19 sebagai berikut

Page 87: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

73

Tabel 4.19

Pengujian Proporsi Varians

Change Statistics Model R R

Square

Adjusted

RSquare

Std.Error

of the

Estimate

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .258a .067 .062 9.11698 .067 14.165 1 198 .000

2 .331b .109 .100 8.92855 .043 9.446 1 197 .002

3 .335c .112 .099 8.93752 .003 .605 1 196 .438

4 .336d .113 .095 8.95556 .001 .211 1 195 .647

5 .358e .128 .106 8.90125 .015 3.387 1 194 .067

6 .362f .131 .104 8.90902 .003 .662 1 193 .417

7 .388g .150 .119 8.83428 .019 4.279 1 192 .040

8 .411h .169 .134 8.76163 .018 4.197 1 191 .042

a. Predictors; (Constant), EE

b. Predictors; (Constant), EE,ES

c. Predictors; (Constant), EE, ES,EC

d. Predictors; (Constant), EE,ES,EC,SE

e. Predictors; (Constant), EE,ES,EC,SE,SS

f. Predictors; (Constant), EE,ES,EC,SE,SS,SC

g. Predictors; (Constant), EE,ES,EC,SE,SS,SC,SL

h. Predictors; (Constant), EE,ES,EC,SE,SS,SC,SL,EL

Pada tabel di atas, kolom pertama adalah variabel bebas yang dianalisis secara

satu persatu, kolom kedua merupakan penambahan varians variabel terikat dari tiap

variabel bebas yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai

murni varians variabel terikat dari setiap variabel bebas yang dimasukkan secara satu

per satu, kolom keemapt adalah nilai F hitung bagi variabel bebas yang bersangkutan,

kolom df adalah derajat bebas bagi variabel bebas yang bersangkutan pula, yang

terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai

variabel bebas pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom

inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung

lebih besar dari F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang akan

Page 88: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

74

dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Dari tabel 4.19 di atas dapat dijelaskan

informasi sebagai berikut:

1. Variable emotional expressivity memberikan sumbangan sebesar 6,7% dalam

varians adiksi internet. Sumbangan tersebut signigikan secara statistik dengan F=

14,165, df1=1, df2= 198, dan signifikan F Chnge =0,000 (P<0,05)

2. Variabel emotional sensitivity memberikan sumbangan sebesar 4,3% dalam

varians adiksi internet. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

9,446, df1 = 1, df2 = 197, dan signifikan F Change =0,002 (p<0,05)

3. Variabel emotional control memberikan sumbangan sebesar 0,3% dalam varians

adiksi internet. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F=

0,605, df1 = 1, df2 = 196, dan signifikan F Change =0,438 (p<0,05)

4. Variabel social expressivity memberikan sumbangan sebesar 0,1% dalam varians

adiksi internet. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F=

0,211, df1 = 1, df2 = 195, dan signifikan F Change =0,647 (p<0,05)

5. Variabel social sensitivity memberikan sumbangan sebesar 1,5% dalam varians

adiksi internet. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F=

3,387, df1 = 1, df2 = 194, dan signifikan F Change =0,067 (p<0,05)

6. Variabel social control memberikan sumbangan sebesar 0,3% dalam varians

adiksi internet. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F=

0,662, df1 = 1, df2 = 193, dan signifikan F Change =0,417 (p<0,05)

Page 89: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

75

7. Variabel kesepian sosial memberikan sumbangan sebesar 1,9% dalam varians

adiksi internet. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 4,279,

df1 = 1, df2 = 192, dan signifikan Fchange =0,040 (p<0,05)

8. Variabel kesepian emosional memberikan sumbangan sebesar 1,8% dalam

varians adiksi internet. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

4,197, df1 = 1, df2 = 191, dan signifikan F Change =0,042 (p<0,05)

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat empat dari delapan IV yang

mempengaruhi adiksi internet secara signifikan berdasarka R Square yang dihsilkan

dari masing-masing IV tersebut terhadap proporsi varians DV secara keseluruhan,

IV tersebut adalah emotional expressivity, emotional sensitivity, kesepian sosial dan

kesepian emosional.

Page 90: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

76

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil

penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, peneliti juga akan memberikan saran

dari segi teoritis dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah ,“Ada pengaruh yang signifikan keterampilan sosial

(emotionalexpressivity, emotional sensitivity, emotional control, social

expressivity, social sensitivity, social control) dan kesepian(kesepian emosional,

kesepian sosial)”terhadap adiksi internet. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji F yang

menguji keseluruhan independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV)

dengan perolehan R square sebesar 0,169.

Hasil uji hipotesi minor yang menguji signifikan masing-masing koefisien

regresi terhadap dependent variable, diperoleh tiga variabel yang signifikan

pengaruhnya terhadap adiksi internet, yaitu emotional expressivity, emotional

sensitivity, dan kesepian emosional.

Page 91: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

77

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV menunjukkan bahwa

emotional expressivity, emotional sensitivity dan kesepian emosional

mempengaruhi adiksi internet pada remaja pengguna smartphone. Variabel

emotional expressivity secara negatif berpengaruh signifikan terhadap adiksi

internet. Jadi semakin rendah emotional expressivity seorang remaja maka

semakin tinggi kecenderungan adiksi internetnya, begitupun sebaliknya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wisti

(2014) yang menyatakan jika emotional experessivity tidak terkontrol maka

seorang remaja akan menjadi seseorang yang sangat ekspresif, sehingga ia dapat

menunjukkan emosi yang spontan.

Variabel emotional sensitivity secara positif berpengaruh signifikan terhadap

adiksi internet.Jadi semakin tinggi emotional sensitivity seorang remaja maka

semakin tinggi kecenderungan adiksi internetnya, demikian pula sebaliknya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang yang dilakukan oleh

Kusumadewi (2009) yang menyatakan ada hubungan antara emotional sensitivity

dengan adiksi internet. Remaja dengan emotional sensitivity yang tinggi adalah

yang menyimak dan mudah menangkap saat memperhatikan tanda-tanda

emosional non-verbal pada orang lain adalah remaja dengan skor kecanduan yang

rendah. Seseorang yang memiliki skor tinggi disini akan dapat

menginterprestasikan komunikasi emosional secara cepat dan efisien, mereka

dapat lebih mudah menjadi orang yang terpengaruh secara emosional oleh orang

lain, merasakan keadaan emosional orang lain dengan penuh pengertian.

Page 92: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

78

Variabel emotional control dengan nilai regresi 0,041berada positif tetapi

tidak signifikan terhadap adiksi internet. Jadi semakin tinggi emotional control

seorang remaja maka semakin tinggi kecenderungan adiksi internetnya, demikian

sebaliknya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Kusumadewi (2009) yang menyatakan remaja yang kecanduan

internet juga dapat mengendalikan dan mengatur perilaku emosional dan non-

verbal yang tampak. Mereka tidak akan mengalami kesulitan saat berpura-pura,

memperagakan tanda-tanda emosi untuk menutupi keadaan emosional yang

sebenarnya.

Variabel social expressivity secara positif tidak signifikan terhadap

kecenderungan adiksi internet. Jadi semakin tinggi social expressivity seorang

remaja maka semakin tinggi kecenderungan adiksi internetnya, begitupun

sebaliknya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Kusumadewi (2009) yang mengatakan ada hubungan antara social

expressivity dengan adiksi internet. Remaja dengan skor kecanduan yang rendah

makaia akan tampak luwes dalam bergaul dan ramah, karena kemampuannya

dalam memulai percakapan dengan orang lain, dengan kata lain ia memiliki social

expressivity yang tinggi.

Variabel social sensitivitysecara negatif tidak signifikan terhadap adiksi

internet. Jadi semakin rendah social sensitivity seorang remaja maka semakin

rendah kecenderungan adiksi internetnya, begitupun sebaliknya. Hasil penelitian

ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wisti (2014)

yang mengatakan jika seorang remaja memiliki skor sensitivity yang tinggi, maka

Page 93: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

79

ia akan menjadi seorang yang terlalu mengkhawatirkan tingkah laku yang tampak

di depan orang lain sehingga ia akan mengalami kecemasan sosial, dimana akan

menghalanginya dalam partisipasi sosial.

Variabel social control secara positif tidak signifikan terhadap adiksi

internet. jadi semakin tinggi social control seorang remaja maka semakin rendah

kecenderungan adiksi internet, begitupun sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumadewi (2009) yang mengatakan

bahwa tidak ada terdapat hubungan yang signifikan antara social control dengan

adiksi internet.

Variabel kesepian sosial secara positif berpengaruh namum tidak signifikan

terhadap kecenderungan adiksi internet. jadi semakin tinggi kesepian sosial

seorang remaja maka semakin rendah kecenderungan adiksi internet, begitupun

sebaliknya. Kesepian emosional merupakan suatu bentuk kesepian yang muncul

ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim. Peneliti berasumsi

bahwa responden yang ada dalam penelitian ini rata-rata memiliki ikataan

hubungan yang baik.

Variabel kesepian emosional secaranegatif berpengaruh signifikan terhadap

adiksi internet. Jadi semakin tinggi kesepian emosional seorang remaja maka

semakin rendah kecenderungan adiksi internetnya, begitupun sebaliknya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hardie &

Tee (2007) dan Moody (2001) menemukan tingginya pengguna internet

berhubungan dengan tingginya tingkat kesepian emosional, namun disertai

Page 94: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

80

dengan rendahnya kesepian sosial. Caplan (2003) menemukan bahwa individu

yang kesepian dapat mengembangkan preferensinya terhadap interaksi sosial yang

dapat menjebaknya pada adiksi internet.

5.3. Saran Penelitian

Peneliti menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karena itu, peneliti memaparkan saran teoritis dan saran praktis. Saran-saran ini

dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya yang memiliki variabel dependen

yang sama, yaitu adiksi internet.

5.3.1. Saran teoritis

Terdapat faktor lain di luar penelitian ini yang mungkin terkait erat dengan adiksi

internet. oleh karena itu, peneliti menyarankan agar peneliti menganai adiksi

internet selanjutnya dapat menambah variabel-variabel di luar penelitian ini yang

pengaruh terhadap adiksi internet, Seperti social anxiety, shypness, self-esteem,

locus ofcontrol,personality, sensation seeking, dan depression, karena dapat

mempengaruhi adiksi internet.

5.3.2. Saran praktis

1. Bagi remaja yang menggunakan smartphone dan tanpa disadari telah teradiksi

internet, hendaknya mulai mengurangi waktu dalam pengaksesan internet dan

dapat mengontrol dirinya.

2. Bagi remaja yang memiliki emotional sensitivity yang rendah hendaknya tidak

mudah terpengaruh oleh emosional yang di tampilkan di internet, karena dapat

menjadikan remaja tersebut terpengaruh secara emosional dari orang lain.

Page 95: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

DAFTAR PUSTAKA

Amri, A.B & Ngazis, A.N. (2013). Hasil survei kebiasaan pengguna smartphone

di Indonesia.

Akin, A & Iskender, M (2011). Internet addiction and depression, anxiety and

stress. International Online Journal Of Education Sciences, 3(1), 138- 148.

Avsaroglu, S, Arslan, C, & Deniz, M.E. (2012). Analisys of anger managemet in

terms of social skills. African Journal of Business Management, 6(11),

4150- 4157.

Aydin, B & Sari, S.V. (2011). Internet addiction among adolescent ; The role of

self-esteem. Procedia social and behavioral sciences, 15, 3500-3505.

Celik, S & Basal, A (2012). Predictive role of personality traits on internet

addiction. Journal of distance education, 13(4).

Caplan, S.E. (2005). A social skill account of problematic use. Journal of

communication.

Chou, C, Condron, L & Belland, J.C.(2005). A review of the research on internet

addiction. Educational psychology review, 17 (4), 369-389.

Deniz, M.E, Hamarta. E & Ari. R. (2005). An investigating of social skills and

loneliness level of university students with respect to their a attachment

styles in a sampel of Turkish students. Journal social bahavioral and

personality. 33(1), 19-32.

De Jong Gierveld, J & Tilburg, Theo Va (2006). A 6- Item scale for overall,

emotional, and social loneliness. Nethersland interdisciplinary demograpic

intitute ; Research on aging.

Duvnjak, B & Bajraktarevic D. (2013). Connections using social networks and

social intellegence of students. Journal for interdisciplinary studies, 3(2),

20-24.

Griffiths, M. (2005). A ‘components’ model of addiction within a biopsychosocial

framework. Journal of subtance use, 10 (4), 191-197.

Riggio, R.E & Carney, D.R. (2003). Social skills inventory manual, 2nd

. CA ;

Mind garden.

Riggio, R., E & Reichard, R. J. 2008. The emotional and social intellegences of

effective leadership: an emotional and social skills approach. Journal

Managerial Psychology, 23, 168-185

Page 96: PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL DAN KESEPIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38386/1/ZAKYYAH... · melakukan tindak plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

Hardie, Elizabeth & Tee, Ming Y. (2007). Excessive internet use; The role of

personality, loneliness and social support networks in internet addiction.

Australian Journal of emerging technologies and society, 5(1) , 34-47

Kim, J, Larose,R & Peng, W. (2009). Loneliness as the cause and the effect of

problematic internet use : The relationship between internet use and

psychological well-being. Cyber Psychology & Behavior, 12 (4).

Kun, B & Demetrovics, Z. (2010). Emotional intelligence and addictions : A

systematic review. Subtance use & misuse, 45 ; 1131-1160.

Kusuma Dewi, T.N. (2009). Hubungan antara kecanduan internet game online dan

keterampilan sosial pada remaja. Skripsi. Depok; Universitas Indonesia.

Liu, Xiaolei., Bao, Zhen., & Wang, Zhenghong. (2010). Internet use and internet

addiction disorder among students ; A case from China.

Martin, J.M & Schumacher, P. (2003). Loneliness and social uses of the internet.

Computers in human behaviors, 19, 659 – 671.

Mami, S & Zad, A. H. (2014). Investigating the effect of internet addiction on

social skills and in high school students achievement. International J. Soc. Sci &

Education. 3 (1), 49-74

Oktug, Zeynep. (2012). Gender differences in internet addiction and tendencyto

express emotion. Online journal of counseling & education, 1 (4), 39-54.

Santrock. Remaja, edisi 11 jilid 1. 2007. Jakarta : Erlangga.

Sansoni, J,. Marosszeky, N,. Sansoni, E,. Fleming, G. (2010). Final Report:

Effective Assessment of Social Isolation. Centre for Health Service

Deelopment, University of Wollongong. 3(8), 731-736

Sears, David ,O., Freedman, J, L & Peplau, L, A. (1985). Psikologi sosial. Jilid

kelima (terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Santrock, Life span development, edisi kelima jilid 2. 2002. Jakarta : Erlangga.

Santrock, Children, eigh edition. 2005. Jakarta ; Erlangga.

Widyanto, L & Griffiths, M. (2006). ‘internet addiction’ : A critical review. Int J

Ment Healrh Addict 4, 31-51.

Wisti, H, P. (2014). Pengaruh keterampilan sosial dan pola komunikasi keluarga

terhadap kecenderungan adiksi internet pada remaja pengguna smartphone.

Skripsi. Jakarta ; Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.