pengaruh ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH KETEKUNAN IBADAH
SALAT DAN PUASA
TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU
(Penelitian di SDN Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Saijana Pendidikan Islam
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2008
MOTTO
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar: 9).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
• Ayah dan Ibu terhormat
• Suami tercinta, M uch Atek
• Buah hatiku H idayat Arifianto “Fian”
• Kakak dan Adik-adik tersayang
• Sahabat-sahabat saya semua
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah berkenan
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penyusunan skripsi ini dengan tanpa halangan suatu apapun.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya,
terutama kepada Yth:
1. Ketua STAIN Salatiga
2. Kepala Sekolah SD N Dukuh 05 Salatiga
3. Keluarga dan teman-teman yang membantu baik materiil maupun moril
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan baik
dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran
yang konstruktif demi perbaikan.
Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca umumnya.
Salatiga, Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL............................
PENGESAHAN..............
MOTTO .........................
PERSEMBAHAN..........
KATA PENGANTAR ....
DAFTAR IS I..................
DAFTAR TABEL..........
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bjj’sPenjelasan Istilah .........
C. Rumusan Masalah........
D. Tujuan Penelitian.........
E. Hipotesis Penelitian.....
F. Metode Penelitian........
G. Sistematika Penulisan ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........
A. Masalah Pengamalan Ibadah
1. Pengertian Ibadah..........
2. Dimensi Ibadah.............
3. Indikator tentang salat....
a. Salat.........................
b. Puasa.......................
c. Membaca Al-Qur’an
vi
4. Hikmah ibadah...............................................................
1. Hikmah Salat............................................................
2. Hikmah Puasa..........................................................
3. Hikmah Membaca Al-Qur’a n ..................................
B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa pada Guru ..........................
1. Batasan pengertian........................................................
2. Bentuk-bentuk etika pergaulan siswa pada guru ..........
a. Taat pada guru.........................................................
b. Menjalin hubungan yang baik.................................
c. Hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan
d. Jujur/benar...............................................................
C. Pengaruh Ibadah Akhlak Terhadap Siswa pada G uru ........
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ........................................
A. Gambaran Umum SD N Dukuh 05 Salatiga.......................
L Letak Geografis.............................................................
2. Sejarah Berdirinya ........................................................
3. Visi dan M isi.................................................................
a. V isi..........................................................................
b. Misi .........................................................................
c. Tujuan.....................................................................
4. Fasilitas sumber daya....................................................
a. Fasilitas ...................................................................
b. Sarana Penunjang....................................................
c. Tenaga Pengajar......................................................
vii
5. Profil Sekolah............................................................
a. Data Sisw a..........................................................
1. Data Siswa (empat tahun terakhir)................
2. Data PSB (tiga tahun terakhir)......................
b. Keadaan guru menurut ijazah.............................
c. Struktur organisasi personalia sekolah................
d. Potensi di lingkungan sekolah............................
6. Bimbingan Konseling SD N Dukuh 05 Salatiga.......
a. Organisasi siswa..................................................
b. Remedial Teaching.............................................
c. Penyuluhan individual ........................................
7. Keadaan warga belajar siswa....................................
B. Penyajian da ta ................................................................
BAB IV ANALISIS DATA...............................................................
A. Analisis Pendahuluan......................................................
1. Analisis untuk mengetahui pengalaman ibadah siswa
2. Analisis untuk mengetahui etika pergaulan sisw a.....
B. Analisis lanjutan...............................................................
BAB VPENUTUP ...........................................................................
A. Kesimpulan dan Saran.....................................................
DAFTAR PUSTAKA
viii
LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan wahana proses pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi siswa menjadi lebih dewasa dalam pengertian yang
sebenarnya. Pribadi dewasa adalah pribadi yang selain mempunyai daya
intelektual dan penguasaan ilmu pengetahuan juga diikuti kepribadian yang
mantap.
Akhlak mulia pada kenyatannya tidak mudah ditanamkan secara
mendalam pada diri siswa tanpa dukungan kesadaran terhadap ajaran agama,
terutama pada usia remaja. Kesadaran perintah agama membuat seseorang
(siswa) rajin mengamalkan perintah ibadah dan siswa yang rajin mengamalkan
ibadah akan berpengaruh pada perilaku kehidupannya sehari-hari, seperti cara
bergaul dengan guru dan lain sebagainya.
Akhlak pergaulan siswa pada guru (maupun pada yang lainnya)
senantiasa menjadi bahan perbincangan, karena dari hari ke hari kasus-kasus
ketidaksopanan siswa terhadap guru terus bermunculan, mulai dari bicara
tidak sopan sampai pada tindakan pemukulan pada guru.
Masih banyaknya siswa yang berperilaku tidak etis terhadap guru lebih
banyak dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka
serta masih dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan bermain mereka
serta masih kurangnya penanaman modal keagamaan. Oleh karena itu, selain
lingkungan, pengamalan ibadah merupakan pengendali sikap siswa dalam
1
2
bergaul pada siapa saja. Hal ini disebabkan, akhlak senantiasa dibimbing,
diawali dan dikontrol oleh ibadah.1
Menurut pengamalan peneliti, di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga juga
ditemukan gejala sebagaimana digambarkan di atas. Yakni siswa yang
pengalaman agamanya bagus, etika pergaulan mereka dengan guru juga
cenderung bagus dan sebaliknya.
SD N Dukuh 05 yang notabene merupakan lembaga penampung para
siswa yang mayoritas berasal dari latar belakang kurang harmonis cenderung
lebih sulit didukung kesadaran para siswa sendiri. Di sini peran agama
menjadi sangat penting untuk menyadarkan diri mereka sendiri, bahwa
berlaku sopan kepada guru sebenarnya tidak semata-mata perintah guru tetapi
juga merupakan perintah agama.
Berangkat dari permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan
penelitian ilmiah yang membahas tentang pengaruh pengamalan ibadah
terhadap etika pergaulan siswa pada guru, sehingga diperoleh jawaban secara
ilmiah pula. Untuk tujuan ini, peneliti mengambil judul skripsi:
“PENGARUH KETEKUNAN IBADAH SALAT D A N PUASA
TERHADAP AKHLAK SISWA KEPADA GURU
(Penelitian di SD N Dukuh 05 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/2007)”
1 Cahyo Yusuf dan Ashadi Falih, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985, hal. 115.
3
B. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dan sekaligus menyamakan presepsi
antar pembaca, peneliti akan menjelaskan setiap istilah yang terdapat dalam
judul di atas sesuai dengan interprestasi yang di maksud.
Judul di atas memuat dua variabel, yaitu pengamalan ibadah di posisikan
sebagai variabel pengaruh (VP) dan akhlak pergaulan siswa kepada guru
diperlakukan sebagai variable terpengaruh (VT)
1) Variabel Pengamalan Ibadah
Pengalaman ibadah identik dengan kerajinan atau kebiasaan hidup
beragama. Kebiasaan hidup beragama adalah pengalaman dengan sadar
ajaran agama secara kontinyu.2 Pengamalan ibadah bisa berupa ibadah
ritual dan sosial, baik yang bersifat rutinitas maupun berkala serta yang
dapat dilakukan secara terus menerus sewaktu-waktu.
Untuk mengukur kerajinan siswa dalam mengamalkan ibadah,
peneliti membatasi indikator ibadah mahdhod maupun ghoiru mahdhoh
sebagai berikut:
a. Menjalankan salat
- Salat wajib
- Salat sunat
- Salat berjamaah3
2 M. Tholib, Analisa Wanita Dalam Bimbingan Islam, Allkhlas, Surabaya, 1987, hal. 193.
3 Lihat: Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, at Tahiriyah, Jakarta, 1981, hal. 46-148.
4
b. Ibadah di bulan ramadhan
- Puasa ramadhan
- Salat tarawih
- Mengelurkan zakat fitrah4
c. Mempelajari agama
- menghadiri pengajian
- membaca Al-Qur’an5
2) Variabel akhlak pergaulan siswa kepada guru '
Istilah akhlak pergaulan diambil dari makna secara etimologis,
akhlak yang berarti ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak)6 dan pergaulan yang berarti hal bergaul
kehidupan bermasyarakat7.
Akhlak pergaulan dalam pembahasan ini diarahkan pada pola
hubungan siswa dengan guru yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang
berlaku. Pada guru digunakan indikator sebagai berikut:
a. Taat pada perintah guru
b. Jujur dalam berbicara dengan guru
c. Hormat dalam berbicara dan pergaulan
d. Bersilaturohmi datang ke rumah
C. Rumusan Masalah
4 M. Tholib, Op. Cit., hal. 194.5 Ibid6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
1988, hal. 2377 Ibid, hal. 671
5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang
akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga
tahun pelajaran 2006/2007?
2. Bagaimana kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun
pelajaran 2006/2007?
3. Adakah pengaruh pengamalan ibadah terhadap akhlak siswa terhadap
guru?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi pengamalan ibadah siswa SD Negri Dukuh 05
Salatiga tahun pelajaran 2006/2007
2. Mengetahui kondisi akhlak siswa SD Negri Dukuh 05 Salatiga tahun
pelajaran 2006/2007
3. Mengetahui pengaruh ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak
siswa kepada guru.
£. Hipotesis Penelitian
Dengan asumsi dasar, bahwa baik tidaknya etika pergaulan siswa pada
guru banyak dipengaruhi oeh tingkat kerajinan pengamalan ibadah, maka
sebagai jawaban sementara peneliti mengajukan hipotesis: “Ada pengaruh
6
ketekunan ibadah salat dan puasa terhadap akhlak siswa kepada guru”.
Maka, semakin rajin beribadah semakin baik pula etika siswa terhadap guru.
Hipotesis merupakan jawaban/dengan sementara yang masih harus
dibuktikan dengan perhitungan statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suharsimi Arikunto: “Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui
data yang terkumpul”.8
Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti masih harus menguji
kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data.
F. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan. Populasi
dalam penelitian ini para siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun
pelajaran 2006/2007. Menurut observasi penliti jumlah populasi yang
berhasil dihimpun sebanyak 120 siswa yang tersebar dalam 6 kelas.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran
penelitian, yang dianggap dapat mewakili populasi. Berdasarkan jumlah
siswa di atas, maka penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi
responden diambil semua. Jadi, penelitian bersifat porposif random.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Buana Aksara, Jakarta, 1983, hal. 54
7
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode-metode
sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu penyediaan yang ditujukan pada penguraian
dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif,
yaitu: gambaran umum SD Negeri Dukuh 05, sejarah singkat
berdirinya, letak geografisnya, struktur organisasi dan lain-lain.
b. Angket
Metode ini sering disebut dengan interview secara tertulis dengan
berbagai perbedaan. Angket yang biasa disebut quisioner sampelnya
dihubungi melalui daftar pertanyaan peneliti. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu: tingkat kerajinan
pengamalan ibadah dan etika pergaulan siswa pada guru.
3. Persiapan Pengolahan Data
Hal-hal yang peneliti lakukan dalam mengolah data antara lain:
a. Melakukan cheking (pemeriksaan): untuk mengetahui validitas
jawaban responden (kondisi jawaban responden harus dalam keadaan
baik dan dapat (siap diolah lebih lanjut)).
b. Pemindahan data ke dalam tabel distribusi yang telah disediakan sesuai
dengan tujuan penelitian
8
4. Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel
secara terpisah. Sehingga diketahui ciri masing-masing variabel
penelitian. Analisis ini menggunakan rumus presentase:
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F Frekuensi mentah
N : Jumlah total responden
b. Analisis Lanjutan
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh pengamalan ibadah
terhadap etika pergaulan siswa pada guru. Analisis ini menggunakan
rumus Product Moment:
Keterangan:
Rxy : Product Moment
X Frekuensi Variabel X
Y : Frekuensi Variabel Y
N Jumlah Responden
P = — *100%
ATRxy =
9
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini memuat bab, yaitu:
BABI : Pendahuluan
BAB II
Bab ini berisi: Latar belakang masalah - penjelasan
masalah - penjelasan istilah - rumusan masalah - hipotesis
penelitian - metodologi penelitian dan sistematika
penulisan skripsi
: Kajian Pustaka
Bab ini memuat: masalah pengamalan ibadah meliputi:
Batasan pengertian - dimensi ibadah - indikator
pengamalan ibadah. Masalah etika pergaulan siswa,
meliputi: batasan pengertian - bentuk-bentuk etika
pergaulan siswa terhadap guru - kaitan pengamalan ibadah
dengan etika pergaulan.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Bab ini melaporkan:
Situasi umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun
pelajaran 2006/2007 dan penyajian data penelitian.
BAB IV : Analisis Data
Meliputi: analisis pendahuluan dan analisis lanjutan.
BAB V : Penutup : Kesimpulan dan Saran
BAB n
KAJIAN PUSTAKA
A. Masalah Pengamalan Ibadah
1. Pengertian Pengalaman Ibadah
Ibadalah adalah perbuatan untuk menyatakan bukti kepada Allah
SWT yang di dasari ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNya. Sedangkan ibadah menurut terminologi Islam adalah
keputusan secara total kepada Allah, suatu penyerahan diri yang bulat dan
jujur kepadaNya9 Ibadah merupakan perbuatan yang dikerjakan kaum
muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mengingat-ingat
keagungannya sebagai tanda bukti keimanan kepada Allah dan
pengawasan diri serta menghadapkan hati sepenuhnya kepadaNya.
Menurut Ashadi Fatih, ibadah dalam arti lisan adalah
mengkoordinir dan mengintregrasikan segala kemungkinan yang memberi
manfaat kepada diri sendiri atau kepada umat dalam berbagai bentuk dan
motifikasinya demi kemakmuran dan kedamaian bumi. Dapat pula
dimuarakan untuk pengabdian kepada Allah, apapun bentuknya,
berapapun jumlahnya dan dimanapun tempatnya dapat dikategorikan
sebagai ibadah yang dalam bahasa simple, sering disebut dengan ibadah
takwa.
9 Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985, him. 15.
10
11
Seperti kata Humaidi Tata Pangarsa, bahwa ibadah merupakan
bentuk pengabdian kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari yang
realisasi atau manifestasinya berupa diamalkannya segala perintah Allah
dan dijauhi segala larangan Allah10. Meskipun secara redaksional definisi
yang kedua terkesan berseberangan dengan definisi, namun jika dikaji
mendalam mempunyai penekanan sama, yaitu melakukan kebaikan yang
muaranya untuk mencari ridho Allah. Hal tersebut dikuatkan oleh Hastbi
Ash Sidiqy yang menurut ibadah (ibaday) yaitu hukum-hukum yang
dimaksud pokoknya mendekatkan diri kepada Allah11.
Dengan demikian secara simple dapat dikatakan ibadah merupakan
aktivitas yang dilakukan seseorang dalam rangka memperoleh kebaikan
dan mengharapkan ridho Allah, baik ibadah yang langsung berhubungan
dengan Allah, seperti salat, puasa dan lain-lain maupun yang dilakukan
selalu hubungan dengan manusia seperti zakat, menolong sesama dan lain-
lain.
2. Dimensi Ibadah
Ibadah menurut beberapa definisi di atas dapat diinterprestasikan
sebagai wujud dari sikap keberagaman seseorang yang realisasinya bisa
berupa hubungan langsung dengan Allah (Ibadah Vertikal) atau melalui
pergaulan dengan sesama manusia (Ibadah Horizontal) menurut Humaidi
Tata Pangarsa, ada 2 jalur komunikasi yagn dialami manusia dalam
10 Humaidi Tata Pangarsa, Akhlaq yang Mulia, Bina Ilmu, Surabaya, 1991, him. 20.11 TM. Hatsbi Ash Shidieqy, Pengatar Ilmu Fiqh, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, him. 22.
12
hidupnya: 1. Jalur komunikasi yang bersifat vertikal, yaitu jalur
komunikasi manusia dengan Tuhannya. 2. Jalur komunikasi yang bersifat
horizontal yaitu jalur komunikasi manusia dengan alam sekitar, terutama
manusia itu sendiri12.
Ibadah merupakan perwujudan kepatuhan dan sekaligus kebutuhan
bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Ibadah merupakan media atau cara
berkomunikasi antara hamba dengan Tuhannya.
Menurut Endang Syarifudin Al-Anshori ibadah pada garis
besarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu: ibadah khusus dan ibadah umum.
Ibadah khusus yaitu segala tata cara dan upacara pengabdian langsung
manusia kepada Allah yang segala sesuatunya terinci digarikan oleh Allah
dan Rasulnya seperti: salat, zakat, puasa (sauml, hati dan sebagainya yang
berkaitan yang berkaitan erat dengan hal-hal yang termaksud)13.
Seorang hamba yang telah berhasil melaksanakan hubungan
dengan Allah dengan baik melalui kekhususan dalam melakukan
serangkaian ibadah ritualnya. Biasanya hubungan dengan alam sekitar juga
cenderung baik, karena kesadaran manusianya sudah tercipta dengan
sendirinya, lebih dalam berhubungan dengan orang yang lebih tua,
misalnya kepada orang tua atau gurunya.
Adapun seorang hamba yang telah berhasil melakukan serangkaian
amalan yang bersifat sosial keagamaan berlumlah tentu menjamin bahwa
amalan ibadahnya kepada Allah. Juga sekaligus baik karena bisa hanya
12 Humaidi Tata Pengarsam, Op. Cit, him. 18.13 Endang Syarifiiddin Anshori, Kuliah Al-Islam, Rajawali, Jakarta, 1985, him. 122.
didasarkan pada rasa kemanusiaan saja dan bukan dilandasi dengan
keimanan dan melaksanakan perintah Allah SWT.
3. Indikator Ibadah
a) Indikator Salat
- Salat tepat waktu
- Bertoharoh dengan baik
- Sering salat beijamaah
- Memperhatikan syahnya salat diwaktu akan melaksanakannya
seperti tempatnya bersih, menutup aurat.
b) Indikator tentang puasa
- Mendidik disiplin tepat waktu
- Berbuka dan sahur
- Mencegah marah
- Menahan lapar dan haus
c) Indikator tentang ahlaq
- Memberi salam pada guru
- Berkata lemah lembut
- Taat kepada guru
- Suka menolong orang lain
- Hormat dan kasih sayang terhadap seseorang
- Senang membantu meringankan beban orang lain.
13
14
a. Salat
Menurut bahasa, salat berarti doa, sedangkan menurut syara’
artinya yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri salam14. Dalam Islam, salat menempati kedudukan
tertinggi dibandingkan ibadah apapun. Salat merupakan tiang agama,
merupakan garis pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syariat
untuk mencapai keselamatan dan merupakan penjaga iman seseorang
dalam Al-Qur’an. Allah telah menggolongkan salat ke dalam syarat-
syarat utama untuk mencapai hidayah dan takwa. Sebagaimana firman
Allah QS. Al-Baqarah 1-3:
Artinya : A lif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah
1-3).
Menurut Zamri Hamit perkataan salat menurut Bahasa Arab
berdoa. Adapun menurut istilah dalam agama Islam salat adalah
14 Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Op. Cit, him. 26.
15
ucapan-ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan
di akhiri dengan membaca salam15. Salat diwajibkan Allah kepada
hambanya. Tentu mempunyai banyak manfaat, balasan bagi orang
yang tekun menjalankan salat lima waktu antara lain:
- Selamat dari penghidupan yang sempit
- Selamat dari siksa kubur
- Catatan amal diterima dengan tangan kanan
- Masuk surga tanpa di hisab
Di samping itu, salat menurut firman Allah dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar.
i ’ v . .
Artinya : Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut: 45)
Jamaludin al-Mulqy wa Jamludin as Suyuti memberi
penafsiran terhadap ayat di atas bahwa salat menurut Allah menjadi
syarat dan dapat mencegah larangan Allah dalam tafsir Al-Jalaludin
menulis.
U
15 Zahri Hamid, Peribadatan Dalam Agama Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1980, him. 76.
16
Artinya : Bahwa sesungguhnya salat itu menurut Allah SWT
menjadi syara ’ dan salat itu dapat mencegah apa yang
menjadi larangan bagi Allah.
Salat manakala dilakukan secara tekun dan kontinyu akan
menjadi alat pendidikan batin yang efektif, memelihara jasmani dan
rohani serta hidup yang dinamis penuh amal saleh, terhindar dari
berbagai perbuatan dosa dan keji.
Islam juga mengajarkan supaya dalam menjalankan salat
dilakukan secara beijamaah. Karena dengan berjamaah pahala salat
dilipatgandakan sampai 27 derajat. Sebagaimana sabda Rasulullah.
Artinya : Dari Ibnu ra. Bahwa Rasulullah bersabda: kebaikan
salat berjamaah melebihi salat sendirian sebanyak 27
derajat (HR. Mutafaqun alaih)16.
Di samping salat wajib yang lima masih ada lagi salat-salat
sunah diantaranya salat sunah rawatib yaitu salat yang dikerjakan di
antara salat wajib. Ada juga salat tahajud, salat tarawih dan lain-lain.
16 Abu Laits Samarkandi, Tanhibul Ghfilin (Alih Bahasa Abu Imam Taqiyudin, Darul Ihya, Indonesia, 1986, him 270.
17
Mengenai keutamaan salat, Rasulullah bersabda:
Artinya : Tidak ada (balasan) bagi seorang muslim yang
Puasa adalah mencegah makan minum pada siang hari (apapun
yang menjadikan atau memberi kelezatan). Menurut Zahri Hamid,
perkataan syiam atau saum dalam Bahasa Arab berarti menahan diri
atau berdiam diri. Menurut istilah agama Islam syiam atau saum atau
puasa ialah menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan
1 osegala yang membatalkan sejak fajar terbenam matahari .
Sebagaimana firman Allah: 17 18
17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1991, him. 635.18 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 144.
mengerjakan salat (sunah) setiap hari 12 menyediakan
• 17bangunan rumah baginya di surga (HR. Muslim)
b. Puasa
18
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah:
183).
Ibadah puasa merupakan sistem yang berkembang di dalam
Islam, dalam rangka membina manusia agar mampu mengendalikan
diri dari mempertahankan sifat kemanusiaan dari arus nafsu
syahwatnya.
Pengaruh puasa terhadap pengendalian diri tergantung pada
nilai amalan puasa itu sendiri. Puasa yang baik akan berperan
membentengi hidup kita, di samping itu tentunya lebih banyak dapat
mengendalikan nafsu kita, tetapi bagi orang yang menjaga diri bahkan
banyak puasa yang tidak berfungsi apa-apa karenanya di bawah
standar yang ditentukan19.
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang baik dan
yang batil). Karena itu barang siapa diantara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah berpuasa pada bulan
itu... (Al-Baqarah 185).
19 Ibid, him. 610.
19
c. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan oleh agama Islam
karena Al-Qur’an adalah penyembuh hati yang tersesat firman yan
kotor dan yang pasti jika membacanya akan mendapat pahala dari
Allah. Al-Qur’an merupakan kalam (diklum) Allah SWT yang
diturunkan olehnya dengan perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati
Rasulullah Muharam bin Abdullah dengan lafadz (kata-kata) Bahasa
Arab dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasul SAW
dalam pengakuannya sebagai Rasulullah20 21. Alasan (efidence) bahwa
Al-Qur’an adalah hujjah atas umat manusia dan hukum-hukumnya
adalah undang-undang yang harus diikuti (ditaati) olehnya ialah bahwa
Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah SWT dengan jalan pasti, tidak
terdapat keraguan mengenai kebenarannya .
Lebih jauh, jika dan menghayati Al-Qur’an tentang betapa
pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia akan ditemukan
seruan hakiki yang bersumber ilmu. Oleh karena itu, harus dijadikan
rujukan (referensi) dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan
supaya mengetahui betapa luas cakupan materi Al-Qur’an.
Al-Qur’an menyuruh kita beijalan, menyelidiki,
memperlihatkan dan memikirkan segala ciptaan Allah. Ia tidak
meletakkan batas atau penghalang pada jalan ilmu. Kita masih ingat
bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,
20 Muhammad Fadli al-Jamali, Konsep Pendidikan Al-Qur’ani (Terjemah Judi Al- Falansi), Ramadhani, Solo, 1993, him. 74.
21 Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam.
20
tetapi kita yang menyeru untuk mempelajari segala cabang ilmu
pengetahuan. Maka program Al-Qur’an senantiasa dengan segala
kehidupan, waktu dan tempat, berkembang bersama-sama dengan
pertumbuhan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan.
4. Hikmah Ibadah
Allah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu pasti
memiliki tujuan-tujuan tertentu, apalagi perintah Allah pada manusia
untuk beribadah yang merupakan kewajiban manusia. Hanya saja kadang
kala manusia tidak menyadari manfaat apa yang ia peroleh dari
pelaksanaan ibadah kepada Allah22.
Diantara manfaat spiritual puasa ialah melatih bersabda
menguatkan kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa
dalam diri manusia mempererat ikatan dengan Allah perasaan emosional
terkendali sehingga berperilaku lurus dan bersikap istiqomah serta tidak
terkuasai oleh syahwat. Adapun hikmah dari pelaksanaan ibadah kepada
Allah antara lain:
1. Hikmah Salat
Hikmah diwajibkannya ibadah salat ialah memberihkan jiwa,
mensucikan, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada
Allah di dunia dan berdekatan dengannya dengan akhirat serta
22 Al-Mahribi bin Al Said Al-Mahribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak, Teij. Zainal Abidin, Darul Haq, Jakarta, 2005, him. 227.
21
melarang pelakunya dari perbuatan keji dan kemungkaran
sebagaimana firman Allah:
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-
Qura'n dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,
dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Ankabut: 45)23.
2. Hikmah Puasa
Diantara manfaat spiritual puasa ialah bersabar menguatkan
kesabaran, mengendalikan diri serta memunculkan sifat taqwa dari
manusia24. Sebagaimana firman Allah:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
23 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 402.24 Abu Bakar Jabir Al-Jazair, Op. Cit, him. 414.
22
sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah:
183)25.
Manfaat sosial dari puasa adalah membiasakan umat untuk
bersatu, cinta persamaan, ahlaq berbuat baik serta melindungi
masyarakat dari keburukan.
3. Hikmah membaca Al-Qur’ an
Secara garis besar hikmah dari ketiga amalan tersebut mampu
mendekatkan diri pada Allah dengan membaca Al-Qur’an dengan
sendirinya kita mengingat Allah sehingga menimbulkan rasa cinta
kepadanya26 27. Sementara membaca Al-Qur’an membuat hati tenang,
karena dengan membacanya akan memunculkan sifat-sifat saleh
seperti penyerahan dan merendahkan diri kepada Allah . Sebagaimana
firman Allah:
Artinya
t s . * . / i -:, i * ’tIpyvai aJ njj Ij POI
: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan
suara yang lembut. (QS. Al-A’raf: 55)28
25 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 29.26 M. Abdul Quasem, Op. Cit, him. 235.27 Ibid, him. 23828 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, lakarta,
1998, him. 237. .
23
B. Bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru
1. Batasan Pengertian
Siswa yang dimaksud dalam bahasan ini adalah warga belajar
dalam sanggar belajar. Namun demikian karena warga belajar pada
dasarnya mempunyai kapasitas dan tugas-tugas yang tidak jauh berbeda,
bahkan sama dengan siswa pada umumnya, maka pembahasan selanjutnya
akan menggunakan istilah siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa
dituntut akti dalam tanya jawab pada gurunya, kemurahan siswa dapat
belajar dengan kreatif, sehingga proses belajarnya beijalan lancar29.
Menurut Nazarudin Razak, bahwa ahlaq berasal dari
perbendaharaan istilah Islamologi, istilah yang sama artinya dengan akhlaq
adalah moral yang mengandung arti laku perbuatan lahiriyah manusia30.
Maka batasan etika atau akhlak siswa pada guru dapat disimpulkan
bahwa perbuatan yang minimal harus mengandung dua syarat yaitu
perbuatan dilakukan berulang kali sehingga menjadi adat kebiasaan.
2. Bentuk-bentuk Etika Pergaulan Siswa Pada Guru
Etika pergaulan siswa-guru dalam pembahasan ini lebih didasarkan
pada tinjauan keagamaan. Ada beberapa sikap yang harus diteladani dan
dilakukan pada siswa terhadap gurunya dalam bergaul sehari-hari yaitu:
29 Nazarudin Razak, Dinul Islam, Al-Ma’aif, Bandung, 1980, him. 38.30 Muhammad Syakir, Pesanan Ayah Kepada Anaknya: Terjemahan Zainal Abidin,
(Kitab Asli berjudul: Washaya Al lil Aba’ lil Abna’), Amani, Jakarta, 1995, him. 1.
24
a. Taat Pada Guru
Taat pada guru merupakan bagian dari kewajiban setiap siswa.
Di sekolah seorang siswa mempunyai hirarki kewajiban taat pada guru,
setelah taat kepada Allah, Rasulullah adalah kepada gurunya, bahkan
taat kepada guru harus mendapat tempat lebih dibandingkan pada
orang tua.
Muhammad Syakir mengatakan, Wahai anakku, jika engkau
terima nasehat seseorang, maka nasehatkulah yagn paling berhak
engkau terima. Aku adalah guru yang mengajarimu serta mendidik
jiwamu, engkau tidak akan menemui kemanfaatan dan kebaikan selain
aku31.
b. Menjalin Hubungan yang Baik (Silaturrahmi)
Menjalin hubungan baik diperintahkan oleh agama, baik
kepada guru maupun kepada sesama. Firman Allah:
Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan
di antara sesamamu. (QS. Al-Anfal: 1)
Menjalin hubungan sangat banyak manfaat dan keuntungannya,
terutama dalam lingkup kegiatan belajar mengajar. Hubungan guru
dengan murid bila berjalan baik, maka proses interaksi belajar
mengajar juga berjalan lancar
31 M. Said, Wahai Anakku, Al-Ma’arif, Bandung, 1992, him. 15.
25
c. Hormat Siswa pada Guru dalam Konteks Keagamaan
Sikap hormat siswa pada guru dalam konteks keagamaan
mendapat perhatian sangat serius. Bahkan diyakini dapat membuat
ilmu para siswa lebih bermanfaat. Ada fatwa yang berbunyu, jika
seorang siwa ingin ilmunya bermanfaat (mudah mendapatkannya dan
mudah menyerapnya), maka ia harus menghormati gurunya.
Fatwa tersebut disampaikan Al-Zamuji dalam kitab ta’lim al
Muta’lim yang berbunyi lengkap sebagai berikut:
Artinya : Ketahuilah sesungguhnya seorang siswa tidak akan
memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali jika ia
memuliakan ilmu, ahli ilmu dan memuliakan guru serta
menghormatinya.
Hormat pada guru dalam praktiknya pemdidikan sekarang lebih
diarahkan pada sikap hormat yang dalam batas kewajaran sehingga
sering muncul slogan “bebas tapi sopan” (bebas bertindak dan 32
32 Al Zaenuzi, Ta’lim al M uta’lim, Toha Putra, Semarang, tt„ him. 16
26
berbicara, tetapi tetap dalam batas norma kesusilaan antara guru
dengan siswa)33,
d. Jujur/Benar
Kebiasaan berkata benar adalah lambang suatu kesuksesan
dalam pergaulan, tanda dan menjamin kemantapan untuk bergaul,
keamanan hubungan hidup berkata dan berbuat jujur atau benar sangat
diperlukan untuk mempertebal kepercayaan.
Sifat jujur dapat membawa manfaat kepada pelakunya dan
kepada orang lain, bahkan menjadikan Allah dan seisinya cinta kepada
dia. Firman Allah:
'f ^ ' • A i - '6 'f \ ? * ' . „ ^ -l'? i J t '1 1 y ) jS j ^ t i 1 1 j l u a I e- v ♦ j j Al I L l̂lj
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertahvalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar. (QS. At-Taubah: 119).34
Selain beberapa akhlak yang disebut di muka, tentu saja masih
banyak lagi tuntutan akhlak yang harus diperbuat untuk mewujudkan
hubungan baik dan taat kepada guru.
C. Pengaruh Ibadah Terhadap Akhlak Siswa pada Guru
Di atas telah disebutkan beberapa hikmah atau keutamaan ibadah salat,
puasa dan membaca Al-Qur’an. Titik temu antara pengamalan ibadah dengan
akhlak dapat dilihat dalam hal, bahwa setiap ibadah menuntut tata aturan
33 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 301.34 Departemen Agama RI, Op. Cit, him. 301.
27
sesuai dengan peraturannya dan setiap ibadah juga secara rohani mempunyai
atsar (bekas) yang berupa kesadaran moral bagi pelakunya35.
Ibadah yang lain juga mempunyai hikmah yang lain lagi, karena tia-tiap
ibadah itu mempunyai kekhasannya yang khusus baginya dalam meluruskan
akhlak pribadi yang beribadat itu36 37.
Pada sisi lain adalah merupakan fakta psikologis bahwa dasar-dasar
karakter fundamental dan seseorang diletakkan dalam tingkatan hidup
permulaan dan sekolah dapat memainkan peranan dalam membina manusia
(akhlak anak) pendidikan mempunyai tugas untuk membentuk si anak dalam
pola pribadi Islam, baik melalui pembinaan maupun prinsip keteladanan
dalam tingkah laku sehari-hari.
Tujuan pendidikan (Islam) harus bermuara pada peribadatan kepada
Allah SWT, dan peribadatan bermuara pada akhlak mulia baik kepada Allah
maupun pada sesama.
Oleh karena itu cukup relevan jika ungkapan Khursid Ahmad, ketika
membahas tujuan pendidikan (Islam) dikemukakan:
It is a psychological fact that the fundamental character traits are laid
the early stages o f life and the school and the collage stages can play a
significant roller in building up the characters o f main. It is for
education to mould the character o f the child into Islamic pattern.
35 Nazarudin Razak, Op. Cit, him. 35.36 Khursid Ahmad, Principles o f Islamic Publication Limited, Lahore, Pakistan, 1974,
him. 124.37 Hasbi As Siddieqy, Op. Cit, him. 210.
28
Berdasarkan konsep dasar di atas ada beberapa hal yang dapat penulis
simpulkan:
a. Guru harus terus memberi motivasi pada anak didik dengan pendidikan
agama yang konkrit, supaya mereka membiasakan diri menjalankan
perintah agama (beribadat) karena untuk pendidikan agama anak
merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi kelakuan ibadah
anak.
b. Keteladanan merupakan variabel penting yang secara alamiah dapat ditiru
oleh anak terutama dalam masalah ibadah.
c. Ibadah yang baik akan membuahkan ahlaq yang baik pula dan ahlaq baik
dapat berlaku dimana-mana, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
BAB in
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
1. Letak Geografis
SD Negeri Dukuh 05 Salatiga terletak di Desa Ngemplak Salatiga.
Tepatnya di Jalan Janoko Nomor 10. SD Negeri Dukuh 05 Salatigadiapit
oleh 2 desa yaitu Desa Grogol dan Desa Dukuh Krajan. Yang mudah
dijangkau oleh warga yang bersekolah di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
baik dengan jalan kaki maupun dengan alat transportasi.
2. Sejarah Singkat Berdirinya
Pemerintah mempunyai tanah di luar Desa Ngemplak namanya
Sirondo. Kemudian ada surat dari Pemerintah untuk mendirikan SD Inpres
di Desa Ngemplak. Lurah dan Pamong Desa Ngemplak kebingungan kalau
misanya dibangun terlalu jauh dari lokasi penduduk. Akhirnya
dimusyawarahkan dengan menghadirkan bapak Suwoto, anggota DPR
Fraksi Golkar yang mempunyai tanah yang terletak di tengah Desa
Ngemplak. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan tukar guling
yang artinya tanah Sirondo menjadi hak milik Bapak Suwoto.
Sedangkan tanah milik Bapak Suwoto yang terletak di tengah desa
Ngemplak menjadi tanah desa yang selanjutnya dibangun gedung impres
SD Ngemplak.
29
30
Setelah berdirinya gedung Inpres SD Ngemplak dengan bangunan
yang sederhana, maka di mulailah penerimaan siswa baru yang kemudian
berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi SD Negeri Dukuh 05.
Tahun ajaran pertama, tentu baru sedikit murid dengan Kepala Sekolah
Bapak Sucipto. Kelebihan ruangan digunakan untuk Taman Kanak-Kanak
Perwanida. Setelah murid mencukupi sampai kelas VI, Tamak Kanak-
Kanak pindah di desa Grogol. Mengingat jangkuan pendidikan dasar yang
begitu luas di wilayah Kelurahan Dukuh sehingga anak-anak daerah
Ngemplak dan Dukuh Krajan terlalu jauh apabila tidak ditambah SD di
daerah Ngemplak dan Dukuh Krajan, yang sebelumnya anak-anak usia SD
di Desa Dukuh dan Ngemplak semuanya sekolah di SD Negeri Dukuh 01.
3. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terwujudnya generasi bangsa yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan maupun keilmuan dan ketrampilan berkepribadian luhur
dengan landasan ke-Islaman dan kewarganegaraan.
b. Misi
- Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
kesiswaan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Menjadikan generasi muda berkepribadian yang luhu dengan
menanamkan keilmuan berkepribadian dan keimanan serta
ketaqwaan yang mantap memulai pendidikan dan latihan
31
- Mewujudkan sekolah memulai pendidikan dan latihan Wawasan
Wiyata Mandala yang tertib dan kondusif guna menunjang proses
pembelajaran
c. Tujuan
Mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan
ketrampilan dan teknologi berkepribadian mantap berdasarkan
Pancasila memiliki keimanan dan ketaqwaan serta mensukseskan
berakhlaq khotimah.
4. Fasilitas Sumber Daya
Fasilitas sumber daya manusia merupakan unsur utama penujang
dan pengembangan guna mewujudkan dan program sekolah yang
didukung oleh unsur sistem administrasi dan kurikulum Depdiknas
menjadi landasan keija sekolah dalam gerak aktivitasnya.
a. Fasilitas
Lingkungan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga yang nyaman,s ejuk
serta ditunjang sarana yang serasi dalam kesempatan proses belajar.
b. Sarana Penunjang
Untuk mengelola SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tersebut
memiliki 6 (enam) ruangan yang digunakan untuk tatap muka dengan
warga belajar dan pamong belajar. Keenam ruangan tersebut
digunakan untuk Kelas I sampai dengan Kelas VI kecuali 6 ruangan
tersebut masih ada lagi ruangan yang lain yaitu ruang Kepala Sekolah,
32
ruang guru dan karyawan, ruang agama, ruang perpustakaan, ruang
UKS, ruang Koperasi dan ruang gudang,
c. Tenaga Pengajar
1. Rata-rata terdiri dari S1, DD, Dili dan SMU
2. Para saijana yang profesional dalam bidangnya
3. Di tunjang dengan tenaga administrasi yang trampil
4. Diploma II, III dan SMU betul-betul siap mendidik putra-putri.
5. Profil Sekolah
a. Data Siswa
1. Data Siswa (empat tahun terakhir)
TahunPelajaran
Jumlah Siswa
Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah Angka Siswa % DO
2001/2002 26 28 31 85 2%
2002/2003 34 30 28 92 3%
2003/2004 41 34 38 113 -
2004/2005 46 48 42 136 -
I
33
2. Data PSB (Penerimaan Siswa Baru) Empat Tahun Terakhir
TahunPelajaran
PendaftaranSiswa yang Diterima
Siswa yang Tidak Diterima
2002/2003 12 8 4
2003/2004 20 17 8
2004/2005 11 7 6
b. Keadaan Guru Menurut Ijazah
Ijazah TertinggiJumlah
GT GTT
SI 6 2
SI 12 2
DII 4 11
DH 8 3
Dili 2 -
SMU 1 -
c. Struktur Organisasi dan Personalia SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Organisasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Sidomukti Salatiga
Tahun Ajaran 2006/2007
34
d. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Diharapkan Mendukung Program
Sekolah Peningkatan Mutu Akademik
1. Peningkatan perolehan nilai UAN
2. Mengaktifkan ekstra kurikulum
3. Pembinaan spiritual (Musola sebagai sarana peningkatan IMTAQ)
1. Bimbingan Konseling SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Bimbingan Konseling di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga sebagai
usaha pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan, baik
35
lahiriah maupun batiniah. Karya wisata dapat berfungsi sebagai salah satu
teknik bimbingan kelompok dalam karya wisata murid-murid di samping
dapat bereaksi juga dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan
penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam
berorganisasi, keijasama, tanggung jawab, percaya pada diri sendiri.
a. Organisasi Siswa
Organisasi siswa dapat dilakukan baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah. Siswa memperoleh kesempatan untuk belajar
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, dapat mengembangkan
bakat, kepemimpinan juga memupuk rasa tanggung jawab dan harga
diri.
b. Remedial Teaching
Maksud Remedial Teaching adalah untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar, bosa dalam penambahan pelajaran,
pengulangan kembali, latihan-latihan maupun aspek-aspek tertentu
tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.
Teknik bimbingan ini dapat diberikan baik secara individual maupun
kelompok.
c. Penyuluhan Individual
Penyuluhan ini merupakan teknik pemberian bantuan secara
individu yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata)
yang dilaksanakan antara konselor dan konsele. Biasanya masalahnya
merupakan masalah pribadi. Konselor dapat bersikap simpati dan
36
empati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang
dirasakan oleh konsele. Sedangkan empati adalah berusaha
menempatkan diri dalam situasi diri konselor dengan segala masalah
usaha yang dialami/dihadapinya.
Tabel I
Keadaan Tutor dan Karyawan SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Tahun 2006/2007
NO N IP NAM A M A T A P E L A JA R A N IJA Z A H
1 130730028 Sri Wahyuni Kepala Sekolah SI
2 130648410 Nur Rochim Bahasa Jawa SI
3 130667628 Sumartini Matermatika SPG
4 130730678 Siti Sutarmi Bahasa Indonesia DII
5 131320878 Umi Kalsum IPS DII
6 130770901 Drs. Majkuri Agama S.Ag
7 500109665 Joko Budi Penjas DII
8 500137900 Mulyati Kesenian DII
9 500119701 Ahmad M Bahasa Inggris DII
10 - Mita Arysetyani IPA DII
11 132262638 Suwandi Penjaga SMU
Sumber: Dokumentasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga tahun 2006/2007
37
Struktur Organisasi SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Tahun 2006/2007
2. Keadaan Warga Belajar Siswa SD Negeri Dukuh 05 SalatigaTahun
Pelajaran 2006/2007
Siswa yang belajar di SD Negeri Dukuh 05 Salatiga Tahun
Pelajaran 2006/2007 berjumlah 74 siswa.
Tabel U
Daftar Siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga
Tahun 2006/2007
No Kelas Putra Putri Jumlah
1 IV 15 6 21
2 V 11 18 29
3 VI 13 11 24
Jumlah 74
38
B. Penyajian Data Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang pengalaman
ketekunan ibadah salat, puasa siswa dan akhlak pengalaman pada guru
dikumpulkan dengan menggunakan angket. Angket disebarkan pada
responden sebanyak 74 eksemplar an semua kembali dalam keadaan siap
olah.
Angket untuk variabel terdiri dari 16 item pertanyaan dan masing-
masing 3 option. Sedangkan angket untuk variabel sebanyak 9 item
pertanyaan dan dengan 3 option. Berikut ini hasil angket yang telah
berhasil dikumpulkan.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
Pada tahap ini penulis mengadakan analisis variabel dengan
menggunakan teknik presentasi. Tujuan analisis ini untuk mengetahui
variabilitas pengamalan ibadah siswa dan variabilitas etika pergaulan pada
guru.
1. Analisis Untuk Mengetahui Pengamalan Ibadah Siswa
Dalam tahap ini penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari skor masing-masing responden dengan cara membei nilai dari
masing-masing jawaban responden, yaitu memberi nilai 3 untuk
jawaban yang berkode A, memberi nilai 2 untuk jawaban yang berkode
B, dan memberi nilai 1 untuk jawaban yang berkode C. Skorsing hasil
angket pada masing-masing responden dapat dilihat pada tabel berikut:
39
40
TABEL m HASIL ANGKET
PENGAMALAN IBADAH SALAT, PUASA SISWA
No. RespondenFrekuensi Jawaban
a b c1 6 4 52 5 4 23 6 9 14 6 4 45 5 3 26 3 4 77 3 4 28 4 7 69 6 3 410 5 4 211 4 6 212 5 4 613 4 5 114 7 2 515 4 6 416 5 4 117 4 9 218 6 4 719 8 3 620 3 4 421 8 4 522 4 7 323 7 3 424 6 4 725 8 6 126 7 4 727 4 5 328 6 4 529 4 4 430 5 2 631 6 7 332 9 4 733 3 7 234 3 4 635 5 5 136 6 9 137 5 3 638 5 7 239 2 7 240 3 4 441 7 4 6
42 3 9 243 6 4 244 5 7 245 6 4 446 4 7 147 3 4 248 5 7 549 4 7 450 8 3 6
41
Menentukan Lebar Interval Nilai:
Caranya sebagai berikut:
1. Mencari nilai riil tertinggi (Ba) yaitu 36
2. Mencari nilai terendah (Bb) yaitu 24
3. Menetapkan j umlah interval (tinggi, sedang dan rendah)
4. Memasukkan dalam rumus penentuan interval:
(B a-B b) (36-24)+!
Jumlahlnterval 4
= 13 4
= 3,4 dibulatkan 3
Jadi lebar intervalnya adalah 3
b. Mengklasifikasikan nilai responden dengan berpedoman pada interval
dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:
Nilai 33 - 36 masuk kategori tinggi (A)
Nilai 29 - 32 masuk kategori sedang (B)
Nilai 2 4 -2 8 masuk kategori rendah (C)
Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut:
42
TABEL IV HASIL ANGKET
AKHLAK PERGAULAN SISWA DAN GURU
No. RespondenFrekuensi Jawaban
a b c1 5 4 12 4 4 23 2 3 54 4 1 55 6 3 16 2 1 77 6 2 28 7 2 19 4 2 410 6 3 111 7 3 -
12 6 1 313 2 7 114 4 2 415 6 2 116 4 2 417 3 5 218 7 1 219 5 4 120 4 1 721 4 5 222 4 7 223 2 5 124 3 1 -
25 1 3 126 2 2 627 6 1 328 5 5 -
29 7 2 130 1 7 231 9 1 -
32 2 1 7
33 4 3 134 2 2 635 6 3 136 4 1 537 6 3 138 2 3 539 2 1 7
40 4 2 441 3 5 242 6 1 343 4 4 244 2 5 345 2 3 546 7 1 247 4 3 348 5 4 149 2 5 150 4 2 4
43
T A B E L V
H A S IL A N G K E T
PEN G A M A LA N IB A D A H SISW A
No. RespondenFrekuensi Jawaban
Jawabana b c
1 4 8 2 292 5 6 4 283 6 3 4 284 8 5 6 265 5 5 6 266 5 6 3 267 7 7 7 308 9 4 9 349 4 4 3 3510 3 4 3 33
11 3 4 4 3112 6 8 2 3113 6 3 5 3214 5 2 6 2915 7 3 7 2616 7 5 7 2717 4 7 2 2818 3 5 4 2819 4 5 1 30
20 7 3 1 32
21 3 4 8 34
22 6 5 5 26
23 4 6 3 2624 3 6 6 2525 5 5 6 36
26 6 3 9 37
27 4 4 4 3228 3 8 7 25
29 4 5 5 27
30 5 3 6 27
31 4 7 3 27
32 5 7 2 29
33 6 4 4 31
34 4 4 6 30
35 3 9 2 26
36 3 4 7 29
37 5 7 2 27
38 6 4 4 31
39 6 4 1 30
40 6 3 2 3341 5 8 5 3142 6 6 8 2943 7 6 7 2644 3 5 5 3045 4 7 5 3146 2 7 4 2647 4 3 3 3148 7 4 6 29
49 4 4 2 3050 6 7 5 33
44
TABEL VI
KLASIFIKASI NILAI
TINGKAT PENGAMALAN IBADAH
No. Res Nilai Etika Nominasi No. Res Nilai Etika Nominasi
1 29 B 26 37 B
2 28 C 27 32 B
3 28 C 28 25 C
4 26 C 29 27 C
5 26 C 30 27 C
6 26 C 31 27 C
7 30 B 32 29 B
8 34 B 33 31 B
9 35 B 34 30 B
10 33 B 35 26 C
11 31 B 36 29 B
12 31 B 37 27 C
13 32 B 38 31 B
14 29 B 39 30 B
15 26 C 40 33 B
16 27 B 41 31 B
17 28 B 42 29 B
18 28 C 43 26 C
19 30 B * 44 30 B
20 32 B 45 31 B
21 34 B 46 26 C
22 26 C 47 31 B
23 26 C 48 29 B
24 25 C 49 30 B
25 36 A 50 33 B
45
c. Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:
- Tingkat tinggi (A)
- Tingkat sedang (B)
- Tingkat rendah (C)
Berdasarkan klasifikasi di atas, maka komparasi frekuensi dapat
disajikan sebagai berikut:
TABEL VII
KOMPARASI FREKUENSI NOMINASI NILAI
TINGKAT PENGAMALAN IBADAH
No Tingkat Kategori Interval Nilai F %
1 Tinggi (A) 2 4 -2 8 18 36
2 Sedang (B) 19-23 22 44
3 Rendah(C) 15-18 10 20
Jumlah 50 100
Penjelasan:
Sesuai dengan hasil perhitungan dalam tabel di atas, kondisi
pengamalan ibadah dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Tingkat pengamalan ibadah kategori tinggi sebanyak 18 siswa
sebesar 36 persen
2) Pengamalan ibadah siswa kategori sedang sebanyak 22 atau 44
persen, dan
3) Pengamalan ibadah siswa pada kategori rendah sebanyak 10 orang
atau sebesar 20 persen.
Kesimpulan:
Keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya adalah
kategori sedang, yaitu sebanyak 22 sisa atau sebesar 44 persen.
Dengan kata lain mayoritas pengamalan ibadahnya dikategorikan
sedang.
d. Variasi jawaban item pertanyaan angket (sesuai dengan indikator
variabel penelitian)
46
47
TABEL V in
KADAR TINGKAT PENGAMALAN IBADAH SISWA
No Indikator Pengamalan Ibadah SiswaFrekuensiJawaban
Prosentase
(%)a b c a b c
1 Menutup aurat, tempat salat bersih, adalah salah satu a Syahnya salat 25 50b Wajibnya salat - 17 - - 34 -
c Batalnya salat - - 8 - - 162 Kebiasan menjalankan salat
a Diawal 20 40 _ _
b Tidak tentu - 15 - - 30 -
c Di akhir waktu — — 15 - - 303 Salat yang banyak dilakukan adalah
a Rawatib dan salat malam 27 54b Rawatib saja - 13 - - 26 -c Qobliyah jum'at - - 10 - - 20
4 Kerajinan salat fardhu a 5 kali 10 20b 3 sampai 4 kali - 14 - - 28 -c 1 sampai 2 kali - - 26 - - 52
5 Salah satu salat yang sering dilakukan a Salat sunat 14 28b Salat rawatib — 7 - - 14 -
c Salat wajib — - 29 — - 586 Yang menjadikan anda tidak salat
a Malas 20 40b Lupa dan tidur - 20 - - 40 -c Sibuk dengan kegiatan sehari-hari - - 10 - - 20
7 Kapan anda membaca Al-Qurian a Setiap hari 23 _ _ 46 . _b Seminggu sekali - 19 - - 38 -c Sebulan sekali - - 8 - - 16
8 Puasa-puasa manakah yang harus dikeijakan a Puasa ramadhan dan senin kamis 25 50b Puasa ramadhan dan sunat — 15 - - 30 -
c Puasa sunat - - 10 - - 209 Bila sedang berpuasa makanan uang disajikan hendaknya
a Apa adanya 26 _ _ 52 , _b Harus enak - 16 - - 32 -
c Sesuai dengan selera - - 8 - - 1610 Aktivitas beijamaah yang sering dilakukan
a Di masjid 24 48b Di rumah - 16 - - 32 -
c Tidak beijamaah - - 10 - - 2011 Upaya menambah pengetahuan agama
a Pengajian dan baca buku 21 42b Baca buku di rumah - 23 - - 46 -
c Mendengarkan cerita - - 6 - - 1212 Bagaimana anda memperlakukan Al-Qur'an
a Membaca, memahami dan mengamalkannya 16 32b Membaca dan mengamalkannya - 24 - - 48 -
c Membaca - - 10 - - 20
48
Kesimpulan:
a. Nilai tertinggi pada kategori tinggi adalah pada item soal nomor 5
yaitu tentang salah satu salat yang sering dilakukan. Pada pertanyaan
ini sebanyak 29 siswa atau sebesar 58 persen mengaku salat wajib.
b. Nilai kategori pada kategori sedang adalah pada item soal nomor 7
yaitu tentang kapan membaca Al-Qur’an. Sebanyak 23 responden atau
46 persen mengaku setiap hari
c. Nilai tertinggi kategori rendah ialah item soal nomor 11 yaitu tentang
upaya menambah pengetahuan agama. Sebanyak 6 siswa atau 12
persen mengaku dari pengajian dan membaca buku.
2. Analisis Untuk Mengetahui Etika Pergaulan Siswa pada Guru
Dalam tahap ini penulis juga menemppuh langkah sebagaimana pada
langkah pertama, yaitu:
a. Mencari skor masing-masing responden dengan cara membei nilai dari
masing-masing jawaban responden, yaitu memberi nilai 3 untuk
jawaban yang berkode A, memberi nilai 2 untuk jawaban yang berkode
B, dan memberi nilai 1 untuk jawaban yang berkode C. Berikut hasil
perhitungan nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan jawaban
responden:
49
TABEL IXSKORSING HASIL ANGKET
ETIKA PERGAULAN SISWA PADA GURU
No. RespondenFrekuensi Jawaban
NILAIa b c
1 4 3 1 24
2 6 2 2 22
3 2 6 5 19
4 5 1 4 19
5 4 4 7 28
6 3 5 1 26
7 1 2 1 25
8 3 3 3 15
9 3 4 4 27
10 7 7 6 21
11 4 2 6 23
12 5 1 - 19
13 3 1 - 14
14 3 4 3 21
15 6 7 1 23
16 7 3 4 27
17 3 2 3 29
18 5 1 - 15
19 2 5 - 17
20 3 2 1 15
21 1 1 5 29
22 4 3 1 25
23 9 3 4 20
24 6 4 2 24
25 2 1 7 21
26 6 3 4 20
27 5 4 6 21
28 5 7 2 23
29 7 5 1 22
30 1 2 1 19
31 9 1 4 17
32 2 1 7 25
33 4 4 5 21
34 2 6 6 26
35 6 2 3 28
36 4 6 2 13
37 6 4 - 20
38 2 7 - 19
39 2 1 1 17
40 4 2 4 2941 3 5 2 1542 6 1 3 17
43 4 4 2 23
44 2 5 3 29
45 2 3 5 26
46 7 1 2 15
47 4 3 3 25
48 5 4 4 14
49 2 5 5 1950 4 2 1 17
50
b. Mengklasifikasi nilai dengan berpedoman pada lebar interval di atas ke
dalam tingkatan kategori, yaitu:
Nilai 2 4 -2 8 masuk kategori tinggi (A)
Nilai 19-23 masuk kategori sedang (B)
Nilai 15-18 masuk kategori rendah (C)
Hasil secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABELX
KLASIFIKASI NILAI
ETIKA PERGAULAN SISWA PADA GURU
No. Res Nilai Etika Nominasi No. Res Nilai Etika Nominasi
1 24 A 26 20 B
2 22 B 27 21 B
3 19 B 28 23 B
4 19 B 29 22 B
5 28 A 30 19 B
6 26 A 31 17 C7 25 A 32 25 A
8 15 C 33 21 B
9 27 A 34 26 A
10 21 B 35 28 A
11 23 B 36 13 C
12 19 B 37 20 B
13 14 C 38 19 B
14 21 B 39 17 C15 23 B 40 29 A16 27 A 41 15 C17 29 A 42 17 C
18 15 C 43 23 B
19 17 C 44 29 A
20 15 C 45 26 A21 29 A 46 15 C
22 25 A 47 25 C
23 20 B 48 14 B
24 24 A 49 19 C25 21 C 50 17 B
51
c. Mencari banyaknya individu dalam tiga kategori:
Tiga kategori tingkatan kategori yang dimaksud adalah:
- Tingkat tinggi (A)
- Tingkat sedang (B)
- Tingkat rendah (C)
Setelah diadakan perhitungan, komparasi frekuensinya adalah sebagai
berikut:
TABEL XI
KOMPARASI FREKUENSI NOMINASI NILAI
ETIKA PERGAULAN SISWA
No Tingkat Kategori Interval Nilai F %
1 Tinggi (A) 24-29 16 32
2 Sedang (B) 19-23 20 40
3 Rendah (C) 15-18 14 28
Jumlah 50 100
Melihat hasil perhitungan yang teijadi dalam tabel di atas, maka etika
pergaulan siswa pada guru dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Siswa yang mempunyai etika pergaulan kategori baik sebanyak 16
siswa atau sebesar 32 persen.
2) Siswa yang mempunyai etika pergaulan pada kategori cukup
ternyata paling banyak jumlahnya, yaitu sebanyak 20 dari seluruh
responden atau sebesar 40 persen, berarti separuh lebih dari seluruh
responden.
3) Siswa yang etika pergaulan pada guru masuk kategori kurang
sebanyak 14 orang atau hanya sebesar 28 persen.
Dari keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya
adalah kategori cukup. Dengan kata lain mayoritas siswa yang
dijadikan sampel penelitian mempunyai etika pergaulan sedang-sedang
saja.
d. Mencari jawaban yang menonjol dari setiap item pertanyaan angket
(sesuai dengan indikator variabel penelitian)
52
53
TABEL XII
KADAR ETIKA PERGAULAN SISWA
No Indikator Etika Pergaulan SiswaFrJa
ekuewab
nsim
Prosentase(%)
a b c a b c1 Kerajinan mengerjakan PR
a sangat rajin 25 - - 50 — —b rajin - 16 - - 32 -c kurang rajin - - 9 - - 18
2 Sikap ketika diperintah gurua semangat 22 - - 44 - —
b biasa-biasa saja - 20 - - 40 -c malas - - 8 - - 16
3 Kejujuran siswa pada gurua jujur 21 - - 42 - -b kurang jujur - 24 - - 48 -
c tidak jujur - - 5 - - 104 Sikap ketika diajak berbuat curang teman
a menolak 23 - - 46 - -b menerima dengan sarat - 20 - - 40 -c menerima - - 7 - - 14
5 Sikap jika berjalan melewati gurua beri salam 25 - - 50 - -b lewat sambil menunduk - 15 - - 30 -c pura-pura - - 10 - - 20
6 Sikap saat diajak berbicara
a sangat sopan 28 - - 56 - -
b sopan - 11 - - 22 -
c kurang sopan - - 11 - - 22
7 Kesediaan silarurahmi ke rumah guru
a rajin 27 - - 54 - -
b kurang rajin - 14 - - 28 -
c tidak pernah - - 9 - - 18
8 Sikap jika dipanggil guru ke rumah
a bersedia 26 - - 52 - -
b kurang bersedia - 16 - - 32 -
c tidak bersedia — — 8 — — 16
9 Sikap hormat pada guru
a sangat hormat 24 - - 48 - -
b hormat — 16 — — 32 —
c tidak hormat — — 10 — — 20
10 Cara menghormati guru
a selalu sopan padanya 21 - - 42 - -
b menyanjung - 23 - - 46 -
c memberi bingkisan - - 6 - - 12
54
Kesimpulan:
Melihat variasi jawaban responden sesuai hasil angket yang disebar maka
dapat penulis simpulkan:
a. Nilai tertinggi pada kategori tinggi adalah pada item soal nomor 6
yaitu tentang sikap saat diajak bicara guru, 28 anak atau 56 persen
mengaku sangat bersemangat dan sopan jika diajak bicara
b. Nilai tertingi pada kategori sedang aalah pada item soal nomor 3 yaitu
tentang kejujuran anak pada guru sebanyak 24 responden atau 48
persen mengaku kurang jujur pada guru, terutama dalam soal pribadi
c. Nilai tertinggi pada kategori rendah ialah pada item guru bicara.
Sebanyak 11 siswa atau 22 persen mengaku kadang kurang soapn jika
diajak bicara guru.
B. Analisis Lanjutan Kondisi Etika Pergaulan Siswa
Analisis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yaitu
membuktikan adanya pengaruh pengamalan ibadah siswa terhadap etika
pergaulan pada guru.
Untuk tujuan ini penulis menggunakan teknik analisis statistik korelasi
product moment, dengan menggunakan rumus berikut:
Adapun langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai variabel (x) dan variabel (y) ke dalam tabel korelasi
M o )
product moment dengan perhitungan kasar.
55
Diketahui:
N =50 x =1467 y =1127
x2 =43421 y2 =23764 xy =31226
2. Menghitung nilai empiris product moment
Rumus yang digunakan adalah:
31226-31066.28________
V43421 - 43041.78.23764 - 23402.58
= 159-82
^(379.22X361.42)
159.82
V137057.7
159.82
547.312
= 0,412
C. Pengaruh Ketekunan Ibadah dan Etika Pergaulan Siswa
Nilai r product moment empiris diperoleh (0,412) setelah
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment dengan N = 50.
31226-(1467X1127)
50
56
Pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai product moment batas penolakan
(0,3610) dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r product moment batas
penolakan (02,297).
Ternyata r product moment empiris pada taraf signifikansi 5% beradai di
bawah batas penolakan. Sedangkan pada taraf 1% berada di atas batas
penolakan product empiris.
Dengan demikian maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang
positif antara pengamalan ibadah dengan etika pergaulan siswa pada guru”
dapat diterima, dalam taraf signifikasi 1% dan ditolak pada taraf 5%.
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ada tiga masalah pokok yang perlu penulis laporkan dalam bentuk
kesimpulan, adalah:
1. Gambaran variabilitas pengamalan ibadah siswa agar dapat dilaporkan
sebagai berikut.
a. Tingkatan pengamalan ibadah kategori tinggi sebanyak 8 siswa atau
sebesar 16 persen
b. Pengamalan ibadah siswa kategori sedang sebanyak 28 siswa atau 56
persen
c. Pengamalan ibadah siswa pada kategori rendah sebanyak 14 siswa atau
sebesar 28 persen
2. Gambaran variabilitas etika pergaulan siswa pada guru dilaporkan sebagai
berikut
a. Siswa yang mempunyai etika pergaulan kateogi baik sebanyak 18
siswa atau 36 persen
b. Siswa yang mempunyai etika pergaulan kateogi cukup ternyata paling
banyak jumlahnya yaitu 22 dari seluruh responden atau sebesar 44
persen
c. Siswa yang mempunyai etika pergaulan pada guru masuk kateogi
kurang sebanyak 10 siswa atau hanya sebesar 20 persen dari
58
59
keseluruhan sampel yang diambil yang paling banyak nilainya adalah
kategori cukup. Dengan kata lain mayoritas siswa yang dijadikan
penelitian mempunyai etika pergaulan sedang-sedang saja.
3. Hasil Uji Hipotesis
Nilai r product moment empiris diperoleh (0..316), setelah
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment empiris dengan
n = 50, pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai product batas penolakan
(0.361) dan pada taraf signifikansi 15 diperoleh r product moment batas
penolakan (0.297). Ternyata r product moment empiris pada taraf
signifikasi 5% berada di bawah batas penolakan. Sedangkan pada taraf 1%
berada di atas batas penolkan r product moment.
Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesis yang berbunyi “Ada
hubungan yang positif antara pengamalan ibadah dengan etika pergaulan
siswa pada guru”, dapat diterima dalam taraf signifikansi 1% dan ditolak
pada taraf 5%.
B. Saran
1. Tanpa teladan, dorongan dan motivasi dari para tutor/pamong belajar, pada
kenyatannya anak kurang mampu mempunyai kesadaran sendiri untuk
mengamalkan ajaran agama
2. Khusus dalam peningkatan ibadah dan etika pergaulan, agar lebih
semangat mengamalkan agama dan memperbaiki hubungannya dengan
60
guru atau temannya. Hendaknya para tutor dapat membuktikan bahwa para
tutor layak untuk ditiru dan diikuti.
3. Siswa hendaknya lebih menyadari bahwa mengerjakan salat fardhu, puasa
maupun mengaji merupakan kewajiban agama yang harus dipenuhi
sehingga jangan melakukan karena dipaksa guru.
4. Hendaknya lebih mampu memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif.
Karena bahagia dan tidaknya seseorang di masa depan tergantung
usahanya di masa sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahman Effendi Ismail, Wahai Anakku, Amani, Jakarta, 1994.
Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, (Ilmu Ushul Fiqh), Rajawali, Jakarta.
Jalaludin Al-Mahlliyyi Wa Jallaludin As-Sayuti, Tafsir Al-Jallalain, Surat Al- Ankabut: 45, Dalam CD Al-Qur’an Al-Karim, Syariat Sakr, Malaysia, 1996
Muslim, Sahih Muslim, Kitab Shalat al-Mufasirin wa Qasraha, Nomor Hadist 1199, Dalam CD Hadist Asy-Syarif, Syariat Sakr, Malaysia, 1996.
Bukhari, Sahih Bukhari, Kitab Al-Adzan, Nomor Hadist 609, Dalam CD Hadist Asy-Syarif, Syariat Sakr, Malaysia, 1996.
Abu Laits Samarkandi, Tanbihul Ghafilin (Alih Bahasa Abu Imam Taqiyudin), Darul Ihya, Indonesia, 1986.
Al-Zamuzi, Ta’alim alMuta'alim, Toha Putra, Semarang, n.d
Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985,
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1971.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988.
Cahyo Yusuf dan Ashadi Falih, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu, Semarang, 1985, hal. 115.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hal. 54
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984, hal. 70.
Winamo Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1998, hal. 132.
Winamo Surachmad, Dasar dan Teknik Research, Tarsito, Bandung, 1984, hal. 173.
Humaidi Tataipangarsa, Akhlak yang Mulia, Bina Ilmu, Surabaya, 1991, him. 20.
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, him. 22
Endang Saifudin al Anshori, Kuliah al-Islam, Rajawali, Jakarta, 1985, him. 122.
Abu Laits Samarkandi, Tanhibul Ghafilin (Alih Bahasa Abu Imam Taqiyudin), Darul Ihya, Indonesia, 1986, him. 270.
Zahri Hamid, Peribadatan Dalam Agama Islam, Al-A’rif, Bandung, him. 76.
ANGKET PENELITIAN
Nama:
Petunjuk Pengisian# *
a. Tulis nama anda terlebih dahulu pada kolom yang tei sedia
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c. ;
c. Perlu anda ketahui bahwa anda apapun bentuknyatidak akan mempengaruhi nilai
rapor, dan saya berjanji akan merahasiakan jawaban anda.
Variable Pengamalan Ibadah
1. salat lima waktu wajib hukumnya bagi yang sudah baligh. Dalam sehari semalam
berapa kali anda biasa melaksanakannya?
a. 5 kali
b. 3 sampai 4 kali
c. 1 sampai 2 kali
2. Dalam melaksanakan salat fardhu biasanya ...
a. Selalu tepat waktu
b. 1/5 sampai 1 jhm lebih lambat
c. 1Vi sampai 2 jam lebih lambat
3. Disamping salat fardhu salat sunnah juga sangan dianjurkan oleh agama Islam. Dalam
sehari berapa kali anda biasa melaksanakannya?
a. 7 sampai 10 kali bahkan bias lebih
b. ,1 sampai 6 kali ' '
c. tidak sama sekali
4. Salat apa yang lebih banyak anda lakukan?
a. salat rawatib dan salat malam
' b. salat rawatib saja# '
c. salat sunnah qobliyah jum’at
5. Dalam melaksanakan salat fardhu, berapa kali anda berjamaah dalam sehari
semalam?
a. 4 sampai 5 kali
b. 2 sampai 3 kali
c. hanya 1 kali atau tidak sama sekali
6. Dimanakah biasanya anda berjamaah?
a. di Masjid/musholla
b. di rumah
c. tidak berjamaah
7. Puasa ramadjan wajib hukumnya bagi muslim yang telah memenuhi syarat. Sejauh
mana anda melaksanakan dalam bulan ramadhan?
a. genap 1 bulan
b. kurang dari 1 bulan
c. tidak berpuasa
8. Alasan anda berpuasa?
a. supaya mendapat pahala dari Allah
b. kalau tiak puasa dimarahi orangtua
c. karena teman-teman juga berpuasa
9. Pada bulan ramadhan kemarin, berapa kali anda biasa mengikuti salat tarawih?
a. genap 1 bulan
b. tidak penuh 1 bulan
c. tidak pernah salat tarawih
10. Dimanakah biasanya anda salat tarawih?
a. di Masjid/musholla
' b. di rumah secara berjamaah
c. di rumah salat sendiri
11. Selain dari pelajaran sekolah, bagaimanakah cara anda menambah pengetahuan
agama?
a. membaca bku dan mengikuti pengajian-pengajian
b. cukup membaca buku di rumah
c. cukup mendengarkan cerita teman-teman
12. Apakah anda mengikuti suatu kelompok pengajian di lingkungan anda?
a. mengikuti dan aktif dalam kegiatan
b. mengikuti tetapi kurang aktif •» ,
c. tidak mengikuti
13. Membaca (tadarus) Al-qur’an merupakan ibadah. Dalam seminggu berapa banyak
anda membacanya?
a. 7 sampai 10 kali meskipun hanya beberapa ayat
b. 3 sampai 6 kali meskipun hanya beberapa ayat ,•
c. 1 sampai 2 kali malah kadang-kadang tidak sama sekali
14. Sebelum membaca Al-qur’an biasanya?
a. saya bersuci dulu, berpakaian sopan, duduk yang baik kemudian membaca
• ta’awudz
b. saya bersuci dulu, berpakaian sekenanya, duduk yang baik dan membaca
ta’awudz
c. saya bersuci dulu, berpakaian sekenanya, duduk seenaknya dan kadang-kadang
tidak membaca ta’awudz
Variabel etika pergauan siswa pada Guru
1. Bapak/Ibu guru sering memberi tugas rumah (PR) berapa persenkah anda
mengerjakannya?
a. 76-100%
' b. 56 - 75%
• c. 30-55%
2. Saat anda disuruh pak guru membelikan permen atau yang lainnya, bagaimana sikap
anda?
a. dengan senang hati saya melaksanakan
b. kalau pas tidak sibuk saya belikan
c. tidak mau
3. Anda dipanggil Pak guru untuuk dimintai keterangan tentang keterlambatan SPP atau
kasus lain, bagaimana sikap anda?
a. menceritakan semua persoalan apa adanya
b. menceritakan sebagian saja karena takut Pak guru marah
c. berbohong dari pada dimarahi
4. Apa tindakan anda saat dititipi surat ijin salah satu teman tetapi anda tahu ijinnya
bohong?
a. menolak, karena itu perbuatan dosa
b. saya terima kalau yang titip teman dekat
c. menerima. Dari pada dibenci teman
5. Saat anda berjalan melewati Bapak/ibu guru, bagaimana sikap anda?
a. mengucapkan salam
b. sambil menundukkan lewat begitu saja
c. mencari jalan lain supaya tidak bertemu dengan bapak/ibu guru
6. Saat Pak guru mengajak bicara padahal anda sedang menulis, bagaimana sikap anda?
a. berhenti menulis, mendengarkan dan menyambut pembicaraannya
b. berhenii menulis, mendengarkan tetapi diam saja
c. mendengarkan sambil menulis
7. Kapan anda bersilaturahmi ke rumah Bapak/ibu guru?
a. setiap saat asal tidak mengganggu Bapak/ibu guru
b. setiap lebaran
c. tidak pernah
8. Bapak/ibu guru mengundang anda untuk dating ke rumahnya, bagaimana sikap anda?
a. baik-baik saja dan kalau ada waktu saya akan berkunjung
b. kurang pantas murid main ke tempat guru
c. menurut saya, itu hanya basa-basi saja
9. Menurut anda perlukah siswa berterima kasih pada jasa-jasa guru?
a. ya, sangat perlu
b. kurang perlu, karena mengajar memang tugas guru
c. tidak perlu, karena sudah digaji
10. Bagaimanakah cara anda berterima kasih pada Guru?
a. berlaku sopan dan hormat kepadanya
b. menyanjung atau memujinya
c. memberi bingkisan/hadiah
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Tutor dan Karyawan ............................
Tabel 2. Daftar Siswa SD Negeri Dukuh 05 Salatiga ....
Tabel 3. Tabel Hasil Angket Pengamalan Ibadah Siswa
Tabel 4. Tabel Hasil Angket Pergaulan Siswa..............
Tabel 5. Tabel Hasil Angket Pengamalan Ibadah Siswa
Tabel 6. Tabel Klasifikasi Nilai Tingkat Pengamalan Ibadah
Tabel 7. Tabel Komparasi Frekuensi Nominasi Nilai ....
Tabel 8. Tabel Kadar Tingkat Pengamalan Ibadah Siswa
Tabel 9. Tabel Skorsing Nilai Angket Pergaulan Siswa
Tabel 10. Tabel Klasifikasi Nilai Tingkat Pergaulan Siswa
Tabel 11. Tabel Komparasi Frekuensi Nominasi Nilai
Tabel 12. Tabel Kadar Etika Pergaulan Siswa............
Tabel 13. Tabel Korelasi Product Moment.................
m w x im
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN KOTA SALATIGA
CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIDOMUKTI
SEKOLAH DASAR NEGERI DUKUH 05Alamat : Jin 'anoko No.08 Sidomukti
S A L A T I G A .
SI RAT KETERANGAN
Assalamualaikum Wr.Wb
Kepala SD Negeri Dukuh 05 Kecamatan
Nama Nur Hayati
Sidomukti Kota Salatiga, menerangkan bahwa :
N I M 11102016
Fakultas/J urusan
Program Studi
Alamat
Keterangan
Agama Islam / Sarjana S. 1 STAIN Salatiga
Pendidikan Agama Islam / Tarbiyah
Jl. Wisnu No. 12 Rt.03/1 Dukuh Krajan Salatiga
Yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian di SD Negeri Dukuh
05 Kecamatan Sidomukti Salatiga dari tanggal 10 s.d 17 desember
2007 dengan judul :
“PENGARUH KETEKUNAN IBADAH SHALAT DAN PUASA
TERHADAP AKHLAK SISWA PADA GURU SD NEGERI DUKUH
05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2006-2007”
Demikian surat keterangan diberikan, untuk menjadikan periksa guna seperlunya.
W assalamualaikum Wr.Wb
08 Agustus 2008
I30730028
DEPARTEMEN AGAMASEKOuAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@ stainsalatiga.ac.id
Nomor: ST.27/K-1 /TL.01 /l9Jga./2007 4 Desember 2007Lamp : Proposal Penelitian.Hal : Permohonan Izin Penelitian
KepadaYth. Kepala SD N Dukuh V Salatiga DI Salatiga
Assalamualaikum w.w.
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :
NUR HAYATI 11102016Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga TarbiyahPendidikan Agama Islam (PAI)
in a m a NIMMahasiswa Jurusan Program Studi
Dalam rangka penyelesaian studi Program S. 1 di STAIN Salatiga, diwajibkan memenuhi salah satu persyaratan yang berupa pembuatan SKRIPSI.
Adapun judul skripsinya adalah :PENGARUH PENGAMALAN IBADAH TERHADAP ETIKA PERGAULAN SISWA PADA GURU DI SD N DUKUH V SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Dengan Pembimbing : Drs. Masykur Minan, M.Ag
Untuk penyelesaian Skripsi tersebut, kami mohon Bapak/Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dan bahan yang diperlukan di SD N Dukuh V Salatiga. Mulai tanggal 5 Desember 2007 f .d 30 Desember 2007 Kemudian atas pemberian izin Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum w. w.
a.n. KetuaPembantu Ketua Bidang Akademik
Muh Saerozi, M.Ag / .150247014
Tembusan : Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)
PANITIA PELA K SA NA -— O R IE N TA SI PRO G RAM ST U D I DAN PENGENALAN K A M PU S
TAH UN 2 0 0 5 '
( Opspek 2 0 0 5 )
SEK O LA H TING G I AGAM A ISLAM N E G E R I
T IG A
‘ Kantor BEAmTAINSalatiga ‘Gedung PKM 2 Lt II STAN Salatiga. Jl. Tentara Pelajar
. Nv.,0t Salatiga * '- ' 9721
PIAGAM PENGHARGAAN"No : 036.C.7/PAN OP3PEK/ST.SLTG/VII 2005
D ib er ik a n K ep ad a :
MUSTAGFIROH
A ta s P a rtis ip a s i A k tifn y a d a lam O rien ta s i P ro g ra m S tu d i d an P en gen a lan K am p u s (O P S P E K
S ek o la h T in g g i A g a m a Islam N egeri (S T A IN ) S a la tigaT ahun 2005
p a d a T an gga l 24 - 27 A g u stu s 2 0 0 5 , seb a g a i :
PANITIAS em o g a P e n g h a r g a a n In i D a p a t M em acu U n tu k L eb ih M aju
d a la m K rea tifita sn y a .
r* llfi Sa(atiga;:2 7figtistus 2005
Muhammad Svukron Ketua Oc
■r VV ' » • e -u * • r ,',Nv 1 >'•
Annisatus Sholihah Sekretaris L Presideu BEM
m engetahui
tu K e t u a I I I
.........m
H . N a s a f t