pengaruh kesejahteraan terhadap peningkatan …

105
PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 15 BINTARO Skripsi Diajukan Kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh M Irfaul Aziz NIM. 1115018200001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP PENINGKATAN

KINERJA GURU DI

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 15 BINTARO

Skripsi

Diajukan Kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh

M Irfa’ul Aziz

NIM. 1115018200001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

ii

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

iii

iv

ABSTRAK

M Irfaul Aziz. NIM: 11150182000010. Pengaruh Kesejahteraan

Terhadap Peningkatan Kinerja Guru di MIN 15 Bintaro, Prodi

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh

Kesejahteraan Terhadapan Kinerja Kuru di MIN 15 Bintaro. Metode

yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Sampel

pada penelitian ini adalah seluruh guru MIN 15 Bintaro yang

berjumlah 22 orang/ responden. Adapun instrumen pengumpulan data

yang digunakan adalah dalam bentuk angket.

Berdasarkan hasil penelitian pada uji determinasi menghasilkan output

nilai di atas pada tabel (4.15), ditemukan nilai koefisien determinasi

(R square) sebesar 0,489. Nilai R square 0,489 ini berasal dari

pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “R” yaitu = 0,489 atau

sama dengan 48,9 %. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel

kesejahteraan (X) berpengaruh terhadap variabel kinerja guru (Y)

sebesar 48,9 %, dan 51,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang

tidak diteliti. Dapat diartikan bahwasanya tingkat kontribusi kedua

variabel termasuk dalam katagori sedang.

Kata Kunci: Kesejahteraan, Kinerja Guru

ii

v

ABSTRACK

M Irfaul Aziz. NIM: 11150182000010. The Effect of Welfare on

Teacher Performance Improvement in MIN 15 Bintaro,

Education Management Study Program, Faculty of Tarbiyah and

Teacher Training, State Islamic University (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

This study aims to determine how the Influence of Welfare Against

Kuru Performance in MIN 15 Bintaro. The method used in this

research is quantitative method. The sample in this study were all

teachers of MIN 15 Bintaro, amounting to 22 people / respondents.

The data collection instruments used were in the form of a

questionnaire.

Based on the results of the research on the determination test produces

the output value above in table (4.15), it is found that the value of the

determination coefficient (R square) is 0.489. The R square value of

0.489 is derived from the squaring of the correlation coefficient value

or "R" which is = 0.489 or equal to 48.9%. This number implies that

the welfare variable (X) affects the teacher performance variable (Y)

by 48.9%, and 51.1% is influenced by other variables not examined. It

can be interpreted that the level of contribution of the two variables is

included in the medium category.

Keywords: Welfare, Teacher Performance

iii

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahhiruobbilaalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat taufiq dan hidayahnya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk

skripsi. Sholawat serta salam semoga tetap tercurankan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita pada zahman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan ini.

Penyusunan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Manajemen Pendidikan,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh oleh penulis sendiri, namun berkat

bantuan, dukungan, motivasi, saran dan doa dari banyak pihak akhirnya

dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu dengan

kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak rasa terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Drs. H. Mu’arif Sam, M.Pd selaku ketua prodi Manajemen Pendidikan.

3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku dosen dan ketua prodi Manajemen

Pendidikan periode 2013/2019 yang telah memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis.

4. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil sebagai dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya dengan penuh kesabaran dan

selalu memberikan motivasi serta semangat dalam penyusunan skripsi

dari awal hingga akhir.

iv

vii

5. Nurdelima Waruwu, M,Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya serta selalu memberikan

motivasi dan doa agar dalam penyusunan skripsi dapat terselesaikan.

6. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan membrikan ilmu dengan

setulus hati.

7. Drs H. Cecep Suhendi M.Pd selaku kepala sekolah MIN 15 Bintaro

yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian

8. Seluruh guru dan staf TU MIN 15 Bintaro yang telah membantu

penulis dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan.

9. Ayahanda Syaefuddi Ali dan Ibunda Mutohiyah selaku orang tua yang

senantiasa memberikan dedikasinya yang teramat luar biasa kepada

penulis dan dengan penuh kesabaran dalam memberikan semangat dan

motivasi setiap harinya sehingga penulis dapat menempuh pendidikan

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kaka Ahmad Mukhlis Hidayat dan Adek M Fahmi KH, selaku saudara

kandung yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.

11. Keluarga Bar-Bar (Denjaw, Azzam, Rizza, Naufal, Fuad, Satria, Irfan,

Alfa, Nca, Eza, Azizah, Rere, Selfi, Anis) yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

12. Keluarga Besar MP Angkatan 2015, yang telah menjadi teman

seperjuangan selama ini dalam menempuh pendidikan S1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

selalu memberikan dukungan, suport dan doa dalam proses

penyusunan skripsi ini.

v

viii

Dengan harapan semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan

dan ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dengan pahala

yang berlipat ganda. Akhirnya tiada kata untaian kata yang berharga selain

kata syukur atas karunia dan ridhonya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, 16 September 2019

M Irfa’ul Aziz

vi

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................................. ii

ABSTRACK .......................................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................................... 7

BAB II KANJIAN TEORI ................................................................................................................... 8

A. Konsep Kinerja Guru ............................................................................................................... 8

1. Pengertian Kinerja Guru ..................................................................................................... 8

3. Kompetensi Dasar Kinerja Guru ...................................................................................... 11

4. Indikator Kinerja Guru...................................................................................................... 12

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ......................................................... 13

B. Konsep Kesejahteraan ............................................................................................................ 15

1. Pengertian Kesejahteraan .................................................................................................. 15

3. Unsur-Unsur Kesejahteraan .............................................................................................. 18

4. Jenis Kesejahteraan ............................................................................................................ 20

D. Kerangka Berfikir ................................................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 25

B. Variabel Penelitian .............................................................................................................. 26

C. Metode Penelitian ................................................................................................................ 26

D. Populasi dan Sampel ........................................................................................................... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................ 27

F. Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian ............................................................................. 29

G. Teknik Pengolahan Data .................................................................................................... 31

H. Analisa Uji Instrumen ........................................................................................................ 32

I. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................................... 34

vii

x

J. Uji Hipotesis ........................................................................................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................................... 38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................................. 38

1. Pembahasan Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ............................................................. 44

A. Uji Validitas ..................................................................................................................... 44

B. Uji Reliabilitas ................................................................................................................. 46

2. Pembahasan Hasil Analisis Instrumen Penelitian ........................................................... 48

A. Uji Asumsi Klasik............................................................................................................ 48

1) Uji Normalitas ............................................................................................................. 48

2) Uji Linearitas ............................................................................................................... 51

3) Uji Homogenitas .......................................................................................................... 52

B. Uji Hipotesis .................................................................................................................... 53

1) Analisis regresi lnear sederhana ................................................................................ 53

2) Uji Parsial (Uji t) ......................................................................................................... 54

3) Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................................... 55

C. Pembahasan Penelitian ................................................................................................... 55

D. Temuan Penelitian .......................................................................................................... 57

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 59

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 59

B. Saran .................................................................................................................................... 59

Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................................. 65

viii

xi

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ......................................................... 25

Tabel 3.2 Skala Penilaian .............................................................................................. 28

Tabel 3.3 Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas ............................................................. 33

Tabel: 4.1 Data Guru ...................................................................................................... 41

Tabel: 4.2 Data Siswa MIN 15 Bintaro Jakarta ........................................................... 42

Tabel: 4.3 Data Sarana dan Prasarana ......................................................................... 43

Tabel 4.4 Variabel X (Kesejahteraan) .......................................................................... 44

Tabel 4.5 Variabel Y (Kinerja Guru) ........................................................................... 45

Tabel 4.6 Variabel X (Kesejahteraan) .......................................................................... 47

Tabel 4.7 Variabel Y ...................................................................................................... 47

Tabel 4.8 Koefisien Reliabilitas ..................................................................................... 48

Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..................................................... 49

Tabel 4.12 ANOVA Table ............................................................................................. 51

Tabel 4.13 Test homogeneity ......................................................................................... 52

Tabel 4.14 Coefficientsa ................................................................................................. 53

Tabel 4.15 Model Summary .......................................................................................... 55

ix

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejatinya Pendidikan merupakan usaha sadar untuk

mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran,

atau latihan bagi perannya dimasa mendatang.1 Oleh sebab itu sekolah

yang merupakan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peran

untuk menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Sesuai dengan UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3

tentang Dasar Fungsi dan Tujuan yang mengatakan:

“tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan

yang maha esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Usaha lembaga pendidikan dalam pembinaan sekolah melalui

kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan tergantung

kepada kemampuan kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan

personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-

kegiatan yang ada di sekolah. ia mempunyai wewenang dan tanggung

jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan

dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.3

Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, antara lain: guru, siswa,

sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, serta kurikulum. Dari

berbagai faktor tersebut guru memiliki peran yang sangat penting

1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Ilmu Grafindo Prasada, 2008) h.284 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan

nasional, h. 8 3 H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 80

2

untuk menunjang pelaksanaan pendidikan dengan tidak mengabaikan

faktor penunjang lainnya.

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu

hasil pendidikan, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan

perlu memberikan perhatian besar kepada peningktana kinerja guru.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan

merealisasikan harapan dan keinginan masyarakat umum yang telah

mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik.

Kinerja dalam kata istilah, berasal dari kata job performance, yaitu

sebuah prestasi yang dicapai oleh seseorang. Secara bahasa kinerja

dapat diartikan sebagai prestasi yang nampak dalam bentuk sebuah

keberhasilan kerja pada diri seeorang.

Menurut Lijan Poltak Sinambela, “kinerja pegawai didefinisikan

sebagai kemampuan pegawai dalam mlakukan sesuatu keahlian

tertentu. Kemudian makna kinerja merupakan pelaksanaan suatu

pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai dengan

tanggungjawabnya segungga dapat mencapai hasil sesuai dengan apa

yang diharapkan”.4

Sedangkan menurut A.A Anwar Mangkunegara, “Kinerja

karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang karyawan yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.5

Untuk meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh

kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, sehingga guna mencapai

keberhasilan pendidikan dan menjalankan tugas dan peranannya

disekolah, guru harus memiliki kemampuan dasar yang mencakup

kemampuan pedagogis, pribadi profesional dan sosial. Seluruh

kemampuan dasar ini sangat penting bagi seorang pendidik dan bagi

4 Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi,

(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2012), h. 5. 5 A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Bandung:

PT. Refika aditama,2006), h. 9

3

lembaga pendidikan yang merupakan tempat masyarakan untuk

medidik dan mengajarkan anak-anaknya.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan sebagai

kemampuan, aplikasi dan hasil kerja dari apa yang dilakukan oleh

seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka

dapat dikatakan bahwa kemampuan pribadi, profesional dan intraksi

guru dengan masyarakat dan lingkungan kerja merupakan bentuk dari

kinerja guru yang harus terus ditingkatkan guna mencapai hasil yang

memuaskan bagi lembaga pendidikan. Dalam upaya kinerja guru dapat

dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan

kesejahteraan guru di sekolah.

Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini

mengandung pengertian dari bahasa sanksekerta “Catera” yang berarti

payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti

“catera” adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya

bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan atau kekhawatiran

sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun batin.6 Oleh

karena ini pada dasarnya kesejahteraan merupakan hak yang harus

dimiliki bagi setiap karyawan agar maksimalnya sebuah kinerja yang

ia lakukan.

Sudah lama kita mendengar berbagai macam keluh kesah dari

berbagai media terkait dengan kondisi para guru sekarang, banyaknya

guru di Indonesia yang mencari penghasilan tambahan untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal ini menunjukan

bahwasanya guru yang ada di instansi tersebut mengalami krisis

kesejahteraan sehingga dampak yang ditimbulkan adalah tidak

fokusnya seorang guru dalam mendidik peserta didiknya di sekolah.

Kondisi guru sekarang semacam itu, disadari atau tidak, jelas ikut

meruntuhkan martabat guru yang seharusnya bisa total menjalankan

6 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung; PT. Refika Aditama, 2012),

h.8

4

tugas profesinya sebagai pendidik, tanpa harus memikirkan lagi uang

tambahan untuk mencukupi kebutuhanya. Bagaimana mungkin

seorang guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang baik,

melaksanakan kegiatan pembelajaran, melakukan penilaian,

menganalisis hasil penilaian, dan melakukan tindak lanjut, kalau

mereka masih ditindih oleh berbagai beban sosial dan ekonomi.7

Rendahnya kesejahteraan guru mengakibatkan kualitas pendidikan

kurang maksimal, masih banyak ratusan guru honorer belum

memperoleh penghasilan yang memadai sesuai dengan standar

kebutuhan. Hal ini yang menyebabkan kinerja guru menjadi tidak

optimal, karena kebutuhan dasar guru belum terpenuhi.

Banyak upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan citra dan

martabat seorang guru seperti: tunjangan fungsional, pengangkatan

guru honorer dan dana bantuan khusus sekolah (BOS) setiap bulannya.

Dari berbagai perjumpaan, tatap muka dan kunjungan, saya

mendapatkan berbagai informasi mengenai para guru di MIN 15

Bintaro. Walaupun banyak guru yang memahami tentang ilmu

pendidikan, tetapi mereka kurang memahami bagaimana menjadi guru

yang profesional, hal ini disebabkan kurangnya upaya sekolah dalam

meningkatkan citra, martabat dan profesioanalisme guru disekolah.8

Dengan demikian kesejahteraan merupakan sebuah dorongan atau

semangat kerja seseorang agar bisa bekerja secara baik dan maksimal,

agar mencapai tingkat kerja yang lebih tinggi sehingga dapat

membangkitkan motivasi bekerja seorang karyawan.

MIN 15 Bintaro merupakan salah satu pendidikan dasar yang

berada di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Dalam rangka

mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga

pendidikan, MIN 15 Bintaro mengupayakan berbagai macam cara

untuk meningkatkan kinerja tenaga pengajarnya agar lebih berkualitas.

7 Data didapatkan dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan guru MIN 15 Bintaro, 26

juli 2019 8 Ibid.

5

Upaya untuk meningkatkan kinerja yang digunakan salah satunya

dengan cara meningkatkan kesejahteraan guru, dengan maskud untuk

mendorong tenaga pengajar agar lebih produktif lagi dan bekerja

secara maksimal.

Sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh MIN 15 Bintaro

dalam upaya peningkatan kinerja guru, masih banyak kekurangan yang

harus segera diperbaiki oleh lembaga pendidikan. Hal ini masih dapat

terlihat dari masih banyaknya guru yang belum merasa puas atas

insentif yang diberikan oleh pihak sekolah dikarenakan belum bisa

menutupi kekurangan kebutuhan ekonomi dan sosial.

Tinggi rendahnya kinerja seorang karyawan sangat berkaitan erat

dengan kesejahteraan yang ada pada lembaga pendidikan tersebut.

Pemberian insentif yang tidak tepat dapat berpengarung terhadap

peningkatan kinerja seseorang. Oleh sebab itu lembaga harus

memperhatikan secara serius dalam pembagian insentif terhadap

karyawan agar kesejahteraan itu terjamin, agar sebuah kinerja yang

dilakukan dapat bekerja secara maksimal.

Berdasarkan penjelasan di atas, kesejahteraan guru memang sangat

penting bagi lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan kinerja

guru, maka dari itu pulis mengadakan sebuah penelitian di MIN 15

Bintaro dengan mengambil judul “PENGARUH

KESEJAHTERAAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

GURU DI MIN 15 BINTARO JAKARTA SELATAN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul antara lain:

1. Rendahnya gaji guru

2. Kurangnya kompensasi yang diberikan oleh kepala sekolah

3. Rendahnya motivasi kepala sekolah

4. Rendahnya hubungan tata usaha dengan guru

6

5. Rendahnya perhatian kepala sekolah terhadap guru

6. Rendahnya kinerja guru

7. Rendahnya profesionalisme guru

8. Terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah

9. Rendahnya penguasaan materi guru dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM)

10. Rendahnya ketrampilan guru dalam mengggunakan metode

pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar (KBM)

7

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukanan diatas,

luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka perlu

kiranya penulis memfokuskan penelitian pada Aspek Kesejahteraan

dan Peningkatan Kinerja Guru di Sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan permasalah yang menjadi kajian pada penelitian ini, yaitu

Bagaimana Pengaruh Kesejahteraan Terhadap Peningkatan

Kinerja Guru di MIN 15 Bintaro?

E. Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh kesejahteraan terhadap

kinerja guru di MIN 15 Bintaro

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan, antara lain:

a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi untuk kepala sekolah dalam upanya meningkatkan kinerja

guru di skolah.

b. Bagi Penulis, berharap memperoleh ilmu yang sangat bermanfaat

untuk mengembangkan keilmuan secara pribadi, serta mampu

mengimplementasikan hasil penelitian yang telah diselesaikan.

c. Bagi Pembaca, semoga dapat digunakan sebagai bahan referensi

dalam pengembangan penelitian yang relevan yang berkaitan

dengan pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja guru disekolah

8

BAB II

KANJIAN TEORI

A. Konsep Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Istilah kinerja guru berasal dari kata Job Perfirmance (sebuah prestasi

kerja yang dicapai oleh seseorang) yang selanjutnya diartikan sebagai

hasil kerja secara kualitas dan kuatitas yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Nawawi Ismail mengungkapkan bahwas Secara konseptual kinerja

pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai secara

individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja

perseorangan dalam organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah

totalitas hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi. Kinerja

pegawai dan organisai mempunyai keterkaitan erat. Tercapainya tujuan

organisasi tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh

organisasi yang digunakan atau yang dijalankan oleh pegawai yang

berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi

tersebut.9

Menurut Muthis dan Gaspherz, dalam Pupuh Faturrohman

menjelaskan bahwa “Kinerja merupakan penampilan perilaku kerja yang

ditandai oleh keluwesan gerak ritual dan urutan kerja yang sesuai prosedur

sehingga diperoleh hasil yang memenuhi kualitas kecepatan dan jumlah.10

Sedangkan menurut Sedarmayanti, “Kinerja adalah hasil kerja seorang

pekerja pada sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara

keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya

secara kongkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah

ditentukan)”.11 Supardi menyatakan bahwa “Kinerja merupakan suatu

9 Ismail Nawawi Uh, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuk,

Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), h.

212 10 Pupuh Fathurrohman, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), Cet. 1,

h.28 11 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negri Sipil, (Bandung: Refika aditama, 2011), h. 260

8

9

kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.12

Dari beberapa definisi di atas, dapat diartikan bahwa kinerja yaitu

suatu keberhasilan seseorang individu mapun kelompok dalam

menyelesaikan suatu tugas dengan ukuran keberhasilan yang telah ia

kerjakan secara optimal.

Kemudian, guru dapat diartikan sebagai pendidik profesional dengan

tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Profesionalitas guru

ditandai dengan keahliannya dibidang pendidikan.13

Sedangkan menurut Jamil Suprihatiningrum, yang disebut seorang

guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat

belajar dan akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan

akhir dari proses pendidikan.14

Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen Pasal 2, menyatakan bahwa:

“Guru dikatakan tenaga profesional yang mengandung arti bahwa

pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan

persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu”.15

Oleh sebab itu guru memiliki kedudukan penting pada lembaga

pendidikan, dimana seorang guru yang memiliki tugas yang sangat berat

karna ia harus mampu menyampaikan dengan baik semua potensi yang ia

miliki dalam suatu bentuk wadah kegiatan belajar mengajar di sekolah,

sehingga harus memiliki hasil yang harus dirasakan oleh peserta didik.

12 Kasidah, Muniarti AR, Bahrun. “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru pada sekolah luar biasa negeri Banda Aceh”, ejournal Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol 5, 2017, h. 129

13 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,

Peningkatan dan Penilaian, (Jogja: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 13 14 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kerja, Kualifikasi, & Kompetensi

Guru, (Jogjakarta; Ar-Ruzz Media, 2016), h.24 15 Ibid.

10

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yaitu suatu

kemampuan kerja guru yang diimplementasikan pada kegiatan proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien. Guru dituntut supaya dapat memberikan pelayanan yang baik

kepada murid maupun masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan

kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan para peserta didik dan

orang tuanya, oleh karena itu guru harus selalu dituntut untuk secara terus

menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan

dan mutu pelayanannya.

2. Prinsip Profesionatilas Guru

Dalam dengan UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi

Sebagai seorang guru profesional, tentunya ada prinsip-prinsip

profesionaltas yang menjadi landasannya. Seperti yang tercantum pada

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

prinsip profesionalitas sebagai seorang guru adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Prinsip ini

biasanya menjadi pemantik bagi guru untuk tidak malas mengajar.

2. Mempunyai komitmen untuk senantiasa meningkatkan mutu (kualitas)

pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia peserta didiknya.

3. Berkualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai

dengan bidang tugas yang diembannya.

4. Mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

yang diembannya, mencakup kompetensi personal, sosial, profesional

dan pedagogik.

5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalannya.

6. Mendapatkan penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerjanya.

11

7. Berkesempatan dalam pengembangan keprofesionalan yang

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Adanya jaminan dan perlindungan hukum bagi guru dalam

pelaksanaan tugas keprofesionalannya.

9. Dan prinsip yang terakhir adalah memiliki organisasi atau wadah

profesi yang berwenang mengatur berbagai hal yang terkait dengan

tugas keprofesionalan seorang guru.16

Demikianlah prinsip-prinsip profesionalitas dari seorang guru. Oleh

sebab itu guru agar selalu dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuanya dalam dunia pendidikan, sehingga seorang guru dapat

menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih berkualitas.

3. Kompetensi Dasar Kinerja Guru

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan

empat kenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan

profesional.17

Berikut ini penjelasan terkait kompetensi guru menurut Soejipto dan

Raflis kosasih, yang mencakup empat hal yaitu, “kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”.

a. Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta

didik.

b. Kompetensi Kepribadian, merupakan kemampuan seorang guru

dalam mengendalikan proses pembelajaran di kelas.

c. Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan seorang guru

dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkanya dalam membimbing peserta didik untuk

memenuhi standar kompentensi yang telah ditetapkan dalam

standar nasional pendidikan.

16 Undang-Undang Nomor 14 Pasal 7 Ayat 1 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 17 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 30

12

d. Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan seorang guru dalam

bergaul dengan lingkungan sekolah maupun dengan masyarakat

sekitar.18

Oleh sebab itu guru diharapkan dapat menguasai keempat kompetensi

tersebut, guru harus belajar dengan sungguh-sungguh karna menjadi guru

bukanlah pekerjaan yang mudah, disela-sela kesibukan seorang guru

dalam mendidik ia juga harus dituntut belajar dengan tekun untuk

mendalami empat kompetensi tersebut, sehingga dapat menjadikan guru

yang profesional.

4. Indikator Kinerja Guru

Dermawan Wibisono menyebutkan bahwa, Indikator kinerja

menggambarkan beberapa aspek kinerja yang sangat keritis dari sebuah

organisasi yang akan mennetukan sukses tidaknya organisasi tersebut pada

masa kini maupun masa depan.19 Banyak terdapat pengertian indikator

kinerja atau disebut performance indicator, Moehariono mendefinisikan

bahwa:

1). Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan;

2). Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan drajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya;

3). Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan

tingkat pencapaian suatu sasaran yang ditetapkan oleh suatu

organisasi;

4). Suatu informasi oprasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.20

Kinerja guru sangatlah penting untuk dilakukannya suatu pengawasan

dan evaluasi, karena dengan adanya pengawasan dan evaluasi suatu

kinerja seorang guru dapat kita ukur tingkat profesionalis seorang guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

18 Ibid. 30-54 19 Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja Korporasi dan Organisasi, (Bandung: PT.

Gelora Aksara Pratama, 2011), h. 3 20 Moehariono, Indikator Kinerja Utama (IKU), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2012), h. 32

13

Berikut ini menurut ali midlofir, ada beberapa indikator kemampuan

yang harus dimiliki oleh guru profesional dalam meningkatkan

kemampuannya dalam mengajar:

a. Kemampuan merencanakan proses belajar mengajar.

b. Kemampuan melaksanakan dan memimpin/ mengelola proses

belajar mengajar.

c. Kemampuan menilai kemajuan proses belajar mengajar.

d. Menguasai bahan pelajaran.21

Menurut Iif Khoirul Ahmadi dan Sofan Amari, untuk menilai dan

mengukur kualitas kompetensi kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa

indikator yang meliputi:

a. Pengenalan peserta didik secara mendalam.

b. Penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu maupun bahan ajar

dalam kurikulum.

c. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik melitupti

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan

hasil pembelajaran, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan

pengayaan.

d. Pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara

berkelanjutan.22

Dapat dipahami bahwa indikator merupakan suatu alat ukur yang

digunakan untuk menjelaskan mengenai suatu kondisi. Misalnya apabila

suatu pekerjaan itu baik/ bagus, maka dengan indikator dapat menentukan

suatu pekerjaan itu baik/ tidak dan sejauh mana dalam memahami

pekerjaan tersebut.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Guru merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam

dunia pendidikan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Kinerja yang

dicapai oleh seorang guru merupakan penentu suatu pembelajaran proses

pembelajaran di sekolah.

21 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 77 22 If Khoirul Ahmadi dan Sofan Amari, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional dan Nasional, (Jakarta, PT. Prestasi Pustakakarya, 2010), h. 58

14

Mengingat pentingnya kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan

guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan, maka perlu dicari faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja guru, maka Siti Zuhriyah dalam

tulisannya menyebutkan bahwa faktor yang dimungkinkan akan

mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya antara lain:

kompetensi guru, motivasi kerja guru, lingkungan kerja guru, dan

kepemimpinan kepala sekolah.23

Menurut Fatah Syukur yang dikutip A.A. Anwar Prabu Mangkunegara

ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu:

a. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan dibagi menjadi 2

yaitu, kemampuan Potensi (IQ) dan kemampuan reality

(Knowledge dan Skill). Seorang guru seharusnya memiliki

kemampuan tersebut agar mampu menyelesaikan pendidikan

formal dan mempu mengajar dalam mata pelajaran ampuannya.

b. Faktor motivasi, sikap motivasi terbentuk dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi guru sangatlah penting karena untuk

mencapai visi dan misi institusi pendidikan.24

Sedangkan Kopelman dalam Supardi menyatakan bahwa: “kinerja

organisasi ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) lingkungan,

(2) karakteristik individu, (3) karakteristik organisasi dan (4) karakteristik

pekerjaan’’.25

Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya seorang

guru dapat bekerja secara maksimal apabila memiliki beberapa faktor

antara lain faktor internal, faktor eksternal dan faktor karakteristik

biografik seorang guru. Sehingga dengan adanya faktor tersebut, guru

yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dapat mewujudkan

tujuan pendidikan secara maksimal.

23 Siti Zuhriyah, E-Jurnal, Faktor yang mempengaruhi kinerja guru SMK Negeri

Kelompok Pariwisata, Universitas Terbuka YPBJJ Yogyakarta, Volume VI, NO.2. h.206 24 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang; PT. Pustaka

Riski Putra, 2012), h. 132 25 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2013) h. 50

15

B. Konsep Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan berasal dari kata kata “sejahtera”. Sejahtera ini

mengandung pengertian dari bahasa sansekerta “Catera” yang berarti

payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti

“catera” (payung) adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam

hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau ke

khawatiran sehingga hidupnya aman, tentram baik lahir maupun batin.26

''Menurut kamus Bahasa Indonesia "sejahtera" berarti aman sentosa

dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam ganguan)”.27 James

midgley menjelaskan ilmu kesejahteraan merupakan suatu ilmu terapan

yang mengkaji dan mengembangkan suatu kerangka pemikiran serta

metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat antara lain memalui pengelolaan masalah sosial..28

Kesejahteraan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor

11 tahun 2009 Pasal 1, Ayat 1 yang berbunyi:

”Kesejahteraan ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.29

Menurut Isbandi Rukminto menyebutkan bahwa, “Kesejahteraan

merupakan suatu keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu

tatanan kehidupan yang meliputi kehidupan material maupun spiritual,

dengan tidak menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lain, tetapi

lebih melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik

26 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung; PT. Refika Aditama, 2012),

h.8 27 Kamus Besar Bahasa Indonesia, htpps://kbbi.web.id/sejahtera.html. pukul 20.30, 20

juli 2019

28 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial pekerjaan sosial, pembangunan sosial,

Kajian Pembangunan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 24

29 Ibid.

16

keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan aspek sosial, material

dan spiritual.30

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan adalah kebahagian yang diperoleh dalam hidup baik

dari segi materil, spiritual maupun sosial sehingga hidup seseorang merasa

tentram dan aman dalammenghadapi kehidupan masa sekarang ataupun

yang akan datang.

Secara luas konsep kesejahteraan lahir batin dapat dikatakan telah

direalisasikan apabila telah terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua

masyarakat, tingkat perbedaaan sosial ekonomi tidak terlalu mencolok.

2. Tujuan Kesejahteraan

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

penyelenggaraan kesejahteraan sosial, dijelaskan bahwa tujuan

kesejahteraan adalah:

1. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan

hidup,

2. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian,

3. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan

menangani masalah kesejahteraan,

4. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial

dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara

melembaga dan berkelanjutan,

5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan

berkelanjutan,

6. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan

sosial.31

Menurut Adi Fahruddin, Adapun kesejahteraan memiliki tujuan yaitu:

a. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya

standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan,

kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan

lingkungannya.

30 Ibid. 31 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial

17

b. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan

masyarakat dan lingkungan, misalnya dengan menggali sumber-

sumber, meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup yang

memuaskan.32

Sedangkan Menurut Hasibuan dalam penelitian Hendra Sukrisna

menerangkan bahwa tujuan pemberian kesejahteraan antara lain sebagai

berikut:

a. untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada

perusahaan.

b. memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan

beserta keluarganya.

c. memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja

karyawan.

d. menurunkan tingkat absensi dan turn over karyawan.

e. menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.

f. membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai

tujuan.

g. memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.

h. mengefektifkan pelaksanaan program pemerintah dan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

i. meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.

j. asas kesejahteraan adalah keadilan dan kelayakan serta melanggar

peraturan legal pemerintah.33

Dari penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa tujuan adanya

kesejahteraan adalah sebagai salah suatu proses untuk mencapai sebuah

kehidupan yang sejahtera dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan baik

sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan relasi sosial yang harmonis

dengan lingkungannya, sehingga seseorang tersebut merasa puas dan

terpenuhi kebutuhannya.

32 Adi Fahrudin, Op.cit. h. 10 33 Hendra Sukrisna, Pengaruh Motivasi Kerja, Supervisi Kpala Sekolah, dan

Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukoharjo, h. 6

18

3. Unsur-Unsur Kesejahteraan

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil

pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan saangat ditentukan

oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya

melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian, posisi strategis guru

untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dengaruhi oleh

kemampuan profesional mengajar dan tingkat kesejahteraanya.

Kesejahteraan guru yang kurang terjamin akan melemahkan

konsentrasinya pada peningkatan kualitas dan kapasitas dirinya. Guru

berkecenderungan untuk mengajar dan mendidik siswa ala kadarnya,

bahkan sekadar masuk kelas tanpa target belajar yang jelas dan terarah.

Untuk itu, upaya menempatkan guru dalam posisi yang terhormat

sebagai sosok pencetak generasi unggul bangsa perlu dilakukan. Guru

tentunya harus memiliki kualitas yang baik, termasuk juga kesejahteraan

yang memadai. Tingkat kesejahteraan guru yang terjamin harapannya akan

berbanding lurus dengan profesionalitas guru.

Terkait dengan hal ini, Loper Winartha (2006) dalam penelitiannya

pada sekolah unggulan mengemukakan bahwa tinggi rendahnya kinerja

guru sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara pemerintah memperhatikan

kesejahteraannya. Lebih lanjut disampaikan bahwa beberapa faktor yang

menyebabkan rendahnya kinerja guru yaitu:

a) Gaji/insentif secara nasional masih rendah,

b) Gaya kepemimpinan kepala sekolah,

c) Iklim kerja sekolah,

d) Minimnya kesempatan untuk mengikuti kegiatan pengembangan

sumber daya manusia dalam bentuk inservis trainning,

e) Kurangnya kesempatan membaca karena mencari hasil tambahan

disamping harga buku yang cukup mahal,

f) Tidak bangga jadi guru karena perlakuan yang kurang adil terhadap

guru, dan

19

g) Rasa kurang nyaman dan aman dalam bertugas.34

Sedangkan dalam penelitiannya Umi Chotimah menyebutkan

bahwasanya terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan guru adalah sebagai berikut: Dukungan kepala sekolah,

Dukungan administrasi, Dukungan siswa, Dukungan materi pengajaran,

Dukungan berupa program studi pendidikan, dan Dukungan fasilitas

(Hema, 2009: 1-5).35

Menurut Supriadi dalam Anom menyatakan bahwa kesejahteraan

merupakan penentu yang amat penting bagi kinerja guru dalam

menjalankan tugasnya. Kesejahteraan disini meliputi dua aspek yaitu

material dan nonmeterial. Aspek material berupa gaji, insentif, penyediaan

fasilitas-fasilitas seperti: perumahan, perpustakaan, tunjangan kesehatan

dan sebagainya. Dan nonmaterial seperti: kemudahan kenaikan pangkat,

suasana kerja, perlindungan hukum, jaminan sosial dan lain-lain.36

Kemudian Isjoni (2000) menyebutkan dalam penelitian Umi

Chotimah aspek-aspek kesejahteraan guru dapat dilihat melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

a) Penghasilan setiap bulan mampu mencukupi kebutuhan pokok

keluarga sehari-hari,

b) Kebutuhan pendidikan keluarga dapat terpenuhi secara baik dan

optimal,

c) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan

berkelanjutan serta mengembangkan diri secara professional,

d) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan komunikasi ke

berbagai arah sesuai dengan kapasitasnya, baik dengan

memanfaatkan teknologi maupun secara konvensional.37

34 I Putu Asiatina, Determinasi Kompetensi, Motivasi Berprestasi dan Kesejahteraan

Guru Terhadap Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Busungbiu, h. 8 35 Umi Chotimah, Kontribusi Iklim Komunikasi, Kesejahteraan dan Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras, 2012, h.9 36 I Putu Asianita, Op.cit. h.8 37 Ibid.

20

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan guru

merupakan sebagai jaminan suatu peningkatan kinerja seorang guru

disekolah, dengan adanya peningkatan taraf kesejahteraan bagi guru

diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya di sekolah.

4. Jenis Kesejahteraan

Pasal 88 ayat I sebagaimana telah dipaparkan mengandung arti bahwa

penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah

penerimaan atau pendapatan pegawai dari pekerjaannya sehingga mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga secara wajar meliputi

sandang, pangan, papan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan

jaminan hari tua. Sedangkan pada pasal 100 UU No 13 ayat I Tahun 2003

yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan sebagaimana yang dimaksud

dalam ayat 1 adalah fasilitas dilaksanakan dengan memperhatikan

kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan.38

Kesejahteraan merupakan suatu keadaan sejahtera, keselamatan,

keamanan, ketentraman, kesenangan dan kemakmuran. Kesejahteraan guru

berupa finansial dan non finansial dan Indikator yang digunakan untuk

mengukur tingkat kesejahteraan guru adalah: (a) Penghasilan tetap, (b)

Tunjangan, (c) Penghargaan.39

Robbins dalam buku Mutiara S. Pangabean mengemukakan bahwa

penghargaan dapat meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja

apabila: (a) Mereka merasakan adanya keadilan dalam penggajian, (b)

Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja mereka, dan (c)

Berkaitan dengan kebutuhan individu.40

38 UU No 13, Pasal 100, ayat I Tahun 2003, Tentang Fasilitas Penunjang Kesejahteraan

Bagi Pekerja 39 Tri wahyuni, Pengaruh Kesejahteraan dan Semangat Kinerja Guru Terhadap Kinerja

Guru SMP Kecamatan Singgih Hilir, jurnal, vol 3 no 2, 2017, h. 2 40 Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Bogor; Ghalia Indonesia,

2004), h. 78

21

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan

merupakan tingkat keadilan yang diperoleh pegawai dalam hidupnya baik

dari segi materil maupun non materil sehingga hidupnya merasa tentram

dan aman, serta menimbulkan kepuasan kerja. Sejahtera atau tidaknya

seseorang dapat diukur berdasarkan keadaan psikologi dalam menyikapi

suatu pekerjaan, keadaan sosial di lingkungan ia bekerja dan keadaan

finansial.

5. Dampak Kesejahteraan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru

Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kesejahteraan

guru memiliki dampat positif terhadap mutu input, baik secara

kuantitas maupun kualitas. Pertama, secara kuantitas, jumlah

pendaftaran yang masuk pada LPTK memiliki kenaikan yang cukup

besar dari setiap tahunnya. Kedua, secara kualiatas, mahasiswa yang

masuk pada LPTK memiliki prestasi yang baik setiap tahunnya.41

Meningkatnya motivasi mengajar seorang guru merupakan dampak

dari upaya peningkatan kesejahteraan di sekolah. Dalam temuan

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zulkifli, Arif Dermawan,

dan Edy Sutrisno menyatakan bahwa kesejahteraan guru akan

meningkatkan motivasi, dan motivasi akan meningkatkan kinerja.

Kinerja akan berhubungan dengan insentif yang akan didapat dan

akhirnya akan berpengaruh lagi pada kesejahteraan .42

Kemudian Rizki Rahadika mengemukakan dalam penelitiannya,

bahwa pendapatan merupakan variable yang dominan atau

berpengaruh paling besar terhadap kesejahteraan guru di kabupaten

sumedang. Hal ini memberikan gambaran bahwa guru yang memiliki

pendapatan yang tinggi memiliki peluang besar untuk sejahtera

dibandingkan dengan guru dengan pendapatan rendah. Variabel

41 Repositori Kemendikbud, Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru Terhadap Mutu

Peminat, 2013, h. 219 42 Muhammad Zulkifli, Arif Dermawan, dan Edy Sutrisno, Untag Surabaya, Motivasi

Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraa, dan Kinerja Guru, Persolan Jurnal Prikologi Indonesia, 2014,

Vol. 3 h. 154

22

kesejahteraan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Hal ini berarti kesejahteraan meningkat maka kinerja akan

meningkat.43

Kemudian hasil penelitian juga menunjukan juga bahwa motivasi

kerja dan kesejahteraan terhadap kinerja guru matematika sebesar

66%.44 Oleh sebab itu motivasi kerja dan kesejahteraan guru sangatlah

berhubungan denga peningkatan kinerja guru di sekekolah.

6. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan tema

yang sedang di teliti oleh penulis data tersebut akan di himpun dan

dijadikan sebagai referensi kemudian untuk mempertegas teori-teori

yang telah ada mengenai pengaruh kesejahteraan terhadap peningkatan

kinerja guru disekolah. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang

dijadikan sebagai acuan dalam penelitiaan ini, diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Arifah Kurniawati (2011), Institut

Agama Islam (IAI) Walisongo, yang berjudul “Pengaruh Tunjangan

Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja Guru di MTs Nurul Ma’arif

Kendal”. Yang menyatakan bahwa tunjangan kesejahteraan merupakan

sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Perbedaan dengan

penelitian penulis adalah menggunakan metode kuantitatif, dengan

fokus penelitian pengaruh dari kesejahteraan guru terhadap

peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar disekolah.

Dengan hasil penelitian penulis yaitu kesejahteraan guru mampu

meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di

sekolah.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syihabuddin

Asrori (2017), UIN Maulana Malik Ibrahim, yang berjudul “Pengaruh

43 Rizki Rahadika, IPB, Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kesejahteraan dan Kinerja

Guru di Kabupaten Sumedang, repository.sb.ipb.ac.id, 12.42, 8 April 2019 44 Zetriuslita Zetriuslita, Reni Wahyuni, UNY, Hubungan Motivasi kerja dan

Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru Matematika SMP Kota Pekan Baru, 2012.

Htpps://jaournal.uny.qc.id, 10:14, 25 April 2019

23

Kesejahteraan Sosial dan Kompenetnsi Pedagogik Guru Terhadap

Kinerja Guru MAN Sumberrejo” Menyatakan bahwa dengan adanya

pengaruh kesejahteraan sosial dan kompetensi pedagogik secara

bersama-sama memiliki perngaruh terhadap kinerja guru. Hal ini

menunjukan bahwa kesejahteraan sosial dan kompetensi pedagogik

dapa menjadi faktor pembentukan kinerja guru secara maksimal.

Perbedaan dengan penelitian penulis adalah menggunakan metode

kuantitatif, dengan fokus penelitian pengaruh dari kesejahteraan guru

terhadap peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar

disekolah. Dengan hasil penelitian penulis yaitu kesejahteraan guru

mampu meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) di sekolah.

Dan yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh Umi Solihatun

(2012), Sekolah Tinggi Agama Islam Purwokerto, mengemukakan

bahwasanya hasil dari analisis yang peneliti lakukan bahwa terbukti

bahwasanya terdapat hubungan positif antara kesejahteraan guru

dengan kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah sekecamatan ayah,

kabupaten kebumen. Perbedaan dengan penelitian penulis adalah

menggunakan metode kuantitatif, dengan fokus penelitian pengaruh

dari kesejahteraan guru terhadap peningkatan kinerja guru dalam

proses belajar mengajar disekolah. Dengan hasil penelitian penulis

yaitu kesejahteraan guru mampu meningkatkan kinerja guru dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

C. Hpiotesis

Ho : Kesejahteraan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kinerja guru di sekolah

H1 : Kesejahteraan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kinerja guru

24

D. Kerangka Berfikir

Gambar kerangka berfikir

Input ---------------------------------------------- Proses Output

Kondisi Sekarang

- Rendahnya

Gaji Guru

- Rendahnya

kompensasi

yang diberikan

kepala sekolah

- Rendahnya

motivasi yang

diberikan

kepala sekolah

- Rendahnya

hubungan tata

usaha dangan

guru

- Rendahnya

perhatian

kepala sekolah

terhadap guru

- Rendahnya

kinerja guru

- Rendahnya

profesionalism

e guru

- Rendahnya

SARPRAS

yang tersedia

disekolah

- Rendahnya

penguasaan

materi

- Rendahnya

ketrampilah

guru

Masalah:

Belum

tercapainya

kesejahteraan

guru belum

maksimalnya

kinerja guru

disekolah

Strategi:

- Kepala sekolah

memberikan

motivasi

- Kepala sekolah

memberikan

insentif

kepada guru

- Kepala sekolah

memberikan

pelatihan

kepada guru

- Kepala sekolah

memberikan

apresiasi

terhadap

kinerja guru

- Kepala sekolah

memberikan

perlindungan

hukum kepada

guru

- Kepala sekolah

memberikan

dukungan

fasilitas

pembelajaran

bagi guru.

Hasil:

- Terciptanya

peningkatan

kinerja guru

akibat dari

dampak

peningkatan

kesejahteraan

Feed Back

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di MIN 15 Bintaro. Yang berada di Jl.

Mawar I RT. 02 RW. 13, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan..

Adapun penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai selesai dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

No. Kegiatan Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Ags Sep

1. Studi Pendahuluan

2. Perbaikan BAB I,

II, III

3. Penyusunan

Instrumen

Penelitian

4. Penyerahan Izin

Penelitian

5. Penyebaran Angket

6. Pengolahan Data

7. Penyusunan BAB

IV dan V

8. Ujian Referensi

25

26

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.45

Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas yang disimbolkan dengan X (Independen Variabel)

yaitu “Keesejahteraan Guru”.

2. Variabel Y yang disimbolkan dengan Y (Dependen Variabel) yaitu

“Kinerja Guru”.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kuantitatif. Pemilihan metode ini didasarkan atas

kebutuhan untuk menjelaskan data-data yang bersifat kuantitatif. Metode

ini dipandang lebih tepat untuk menjelaskan bagaimana pengaruh

kesejahteraan yang diperoleh guru terhadap peningkatan kinerja guru di

sekolah.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.46 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi ini

adalah guru MIN 15 Bintaro yang berjumlah 22 guru.

45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (R & D), (Bandung: Alfabeta,

2006),h. 42-43 46Ibid., h. 89

27

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampling jenuh. Teknik pengambilan sampel ini digunakan apabila

semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Hal ini

sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari

30.47 Oleh karena itu jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

ini berjumlah 22 populasi/responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang akurat dari penelitian ini adalah:

1. Kuesioner/angket

Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.48

Teknik pengumpulan data angket dalam penggunaannya untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau tentang hal-hal yang diketahuinya. Angket ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana persepsi atau pendapat

responden tentang pengaruh kesejahteraan, yang meliputi (gaji,

insentif, tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan

kesehatan, tunjangan hari tua, dan tunjangan hari raya) terhadap

peningkatan kinerja guru.

Angket yang dipakai berupa angket tertutup dengan skala likert

4. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih jawaban tersebut terkait

kemampuan manajerial kepala sekolah dan kinerja guru.

47 Achmad Sani Suprianto, Metodologi Penelitian MSDM, Teori, Kuesioner, Analisis

Data (Malang; UIN-Maliki Prees, 2013), h.36 48Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (R & D), (Bandung: Alfabeta,

2006),h. 158

28

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,

yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Tabel 3.2 Skala Penilaian

No Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1 Selalu 5 1

2 Sering 4 2

3 Kadang-kadang 3 3

4 Jarang 2 4

5 Tidak Pernah 1 5

Sumber: Sugiono (2011) metodologi Penelitan Kuantitatif, Kualitatif

dan r&d.

2. Dokumentasi

Secara singkat teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh dari dokunentasi. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang

jumlah guru, biodata guru, profil sekolah, latar belakang pendidikan

guru, pengalaman guru, masa kerja guru dan lain sebagainya.

3. Wawancara

Wawancara, adalah dialog tanya jawab yang dilakukan oleh

peneliti terhadap kepala sekolah MIN 15 Bintaro untuk memperoleh

informasi terkait dengan tingkat kesejahteraan dan kinerja guru di

sekolah. Teknik wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang

digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi, karena dengan

teknik wawancara peneliti dapat menyaring informasi secara langsung

dengan pihak pimpinan dan guru mengenai kesejahteraan dan kinerja

guru sehingga informasi yang didapat lebih akurat.

29

Teknik wawancara ini dapat digunakan untuk menggali data atau

fakta atau informasi lebih jelas lagi mengenai data-data hasil

dokumentasi secara lisan, sehingga segala keterbatasan data yang ada

pada studi dokumentasi dapat dijelaskan langsung oleh responden

melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh penulis.

Teknik ini digunakan juga untuk menggali data mengenai masalah-

masalah dan hambatan tentang kesejahteraan guru dalam kaitannya

dengan kinerja guru.

F. Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian

a. Kesejahteraan

Kisi-kisi Kesejahteraan

Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

Kesejahteraan

Guru

Material 1. Gaji Pokok

2. Insentif

3. Tunjangan

konsumsi

4. Tunjangan

Transportasi

5. Tunjangan

Kesehatan

6. Tunjangan Hari raya

7. Fasilitas-fasilitas

8. Penghasilan

Tambahan

1,2,3

4

5

6

7

8,9

10

11

Non-Material 1. Promosi Kenaikan

jabatan

2. Suasana lingkungan

kerja

3. Perlindungan hukum

12

13

14

30

4. Jaminan sosial 15

Jumlah 15

b. Kinerja Guru

Kisi-kisi Kinerja Guru

Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

Kinerja

guru

Kemampuan Guru

dalam

merencanakan

pembelajaran

1) Memahami

kurikulum dalam

pembuatan RPP

2) Menyusun program

pengajaran

1,2,3

4,5,6,7

Kemampuan guru

dalam melaksanakan

pembelajaran

1) Tahap Pra-

Intruksional

2) Tahap Intrulsional

3) Tahap Evaluasi dan

tindak lanjut

8,9,10,11,

12,13

14,15,16,17

18,19,20

Kemampuan guru

dalam melakukan

penilaian

pembelajaran

1) Evaluasi Formatif

2) Membuat laporan

hasil pembelajaran

3) Melakukan program

perbaikan dan

pengayaan

21

22

23

Kemampuan guru

dalam penguasaan

bahan/materi

pembelajaran

1) Kemampuan guru

dalam memahami

bahan ajar

2) Kemampuan guru

dalam menerapan

bahan ajar

24

25

31

Jumlah 25

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum

dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data angket

yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada

kemungkinan data yang telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau

tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan editing untuk mengoreksi

kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat pada catatan

di lapangan.

2. Koding adalah kegiatan setelah tahap editing selesai, kegunaannya

untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit sehingga

data tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis. Coding

merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah

(yang ada dalam angket) ke dalam bentuk yang mudah dibaca.

3. Scoring adalah langkah pemberian skor atau langkah memberikan

katagori untuk setiap butir jawabanya dari responden dari angket yang

telah disebar oleh peneliti.

4. Tabulasi merupakan kegiatan terakhir dari pengolahan data. Tabulasi

adalah proses penempatan data ke dalam tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya. Tabel-tabel yang

dibuat harus mampu meringkas dan memudahkan dalam proses

analisis data.

32

H. Analisa Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah sutau ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah intrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau apa yang hendak

diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui tinggi

rendahnya validitas instrumen dapat digunakan rumus Product

Moment yaitu:

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi product moment

n : jumlah sampel

X : jumlah skor perbutir

Y : jumlah skor seluruh butir

X2 : jumlah skor kuadrat per butir

Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir

2. Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data,

apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan

pengukuran ulang terhadap gejala dan alat ukur yang sama. Yang

dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut

33

sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Uji reliabilitas

instrument penelitian ini akan menggunakan reliability analysis

dengan teknik Alpha Cronbach. Berikut rumus Alpha Cronbach:

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal

Σ b2 : jumlah varian butir

t2 : varian total

Karena uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas,

maka item yang masuk pengujian hanyalah item yang valid saja. Jika

nilai alpha > 0,60 maka instrumen dikatakan reliabel. Berikut

merupakan tabel interprestasi uji reliabilits instrumen, yaitu :

Tabel 3.3 Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas

Internal Koefisien Tingkat Hubungan

0, 00 – 0, 19 Sangat rendah

0, 20 – 0, 39 Rendah

0, 40 – 0,59 Sedang

0, 60 – 0, 79 Tinggi

0, 80 – 1, 00 Sangat Tinggi

Sumber: Syofian Siregar (2014), Metode Penelitian Kuantitatif

Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS,

34

I. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau

tidak.49 Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pengujian

normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(Analisis Explore) untuk mengetahui apakah distribusi data pada

tiap-tiap variabel normal atau tidak dengan menggunakan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut :

Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov

Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05

distribusi data adalah tidak normal.

Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05

distribusi data adalah normal.50

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas

49Achmad Sani Suprianto, Op.Cit. h. 73 50Ruli As’ari, “Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan Lingkungan”,

Jurnal GeoEco, Vol. 4, No. 1, 2018, h. 11

35

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui

pola data, apakah data berpola linear atau tidak. Uji ini berkaitan

dengan penggunaan regresi linear.51 Dasar pengambilan keputusan uji

linearitas yaitu:

1) Berdasarkan nilai signifikansi

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Jika nilai signifikansi <0,05 maka tidak terdapat hubungan linear

antara variabel X dengan variabel Y.

2) Berdasarkan nilai F

Jika Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Jika Fhitung > Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak. 52

Pengambilan keputusan dalam uji homogenitas ini adalah jika nilai

signifikan > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa

populasi itu adalah sama, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi adalah tidak

sama.

51Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 292. 52Desti Widiyatama, E-Jurnal, Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar KKPI Pada siswa Kleas X SMK 1 Neregi Pedan, Universitas Negeri

Yogyakarta.

36

J. Uji Hipotesis

a. Analisis regresi linear sederhana

Analisis regresi sederhana adalah hubungan secara liniear yang

menunjukkan hubungan dua variable, yaitu satu variable bebas dan

satu variabel terikat.53 Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif

atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen

apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan.Data yang digunakan biasanya berskala interval atau

rasio. Adapun rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:

Y’ = a + bX:

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

b. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji koefisien regresi secara parsial guna

mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh

terhadap variabel terikat digunakan uji t.54

Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat, maka perumusan

hipotesisnya sebagai berikut:

1) Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel

53Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Relika Aditama,

2010), h. 125. 54Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, eJournal Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017,

h. 123.

37

Apabia Thitung < Ttabel, maka H0 diterima.

Apabila Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak.

2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

Apabila Sig. > (0, 05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila Sig. < (0, 05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

c. Uji Koefsien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai

satu (0-1). Jika nilai R2mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.55

55 Ibid

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Identitas Sekolah

a. NPSN/NSS : 60706236/1111311740003

b. Nama : MIN 15 Bintaro

c. Akreditasi : A

d. Alamat : Jl. Mawar 1 Rt. O2 Rw. 13 Bintaro

e. Nomor Telpon : 021-22734528

f. Email : [email protected]

g. Jenjang : SD

h. Status : Negeri

i. Kota : Jakarta Selatan56

2. Sejarah Singkat Sekolah

Sebelum lahirnya MIN Bintaro, ada proses perjuangan yang cukup

panjang yang melibatkan guru, orangtua siswa dan warga sekitar

tempat berdirinya MIN Bintaro, yaitudi kelurahan Bintaro Kecamatan

Pesanggrahan.

MIN Bintaro sebelumnya merupakan kelas jauh (KJ) dari MIN

Petukangan Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1996 MIN Bintaro

dan MIN Petukangan Selatan di pimpin oleh satu orang kepala

madrasah. Baru pada tahun 2004 MIN Bintaro dinyatakan mandiri

berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi

DKI Jakarta. Sejak Tahun 2004 MIN Bintaro dipimpin oleh Kepala

Madrasahnya, Bapak Asim S.Ag.

Ada perjuangan yang tidak boleh dilupakan, beberapa orang guru

yang boleh dikatakan penggagas berdirinya MIN Bintaro, yang pada

waktu itu menjadi guru dan kepala madrasah si MIN Petukangan

56 Dokumen Profile Sekolah MIN 15 Bintaro tahun 2019

39

39

Selatan, yaitu Bapak Abd. Rosyid, Bapak A.Taufiqillah, dan Bapak

Muhimin, merekalah yang berulang kali mengusulkan agar dibangun

gedung untuk MIN Bintaro. Setelah berdirinya gedung untuk MIN

Bintaro, mereka jualah yang berjuang mencari siswa, membersihkan

gedung dari semak belukar, dan yang lebih berat lagi menyelesaikan

sengketa jalan menuju MIN Bintaro, Antara Depag, warga sekitar asli

dan ahli waris masing mengklaim tanah milik mereka.57

3. Daftar Kepala Sekolah

1. Drs. Abdul Rosyid : 1997 – 1999

2. H. Moh. Noor Hasan : 2000 – 2004

3. Asim, S. Ag : 2004 – 2008

4. Drs. H. Cecep Suhendi : 2008 – 2010

5. Drs. H. Abd. Hay : 2010 – 2013

6. Taufiqillah, S. Ag : 2013 – 2015

7. Mochammad Ansori : 2015 – 2017

8. Drs. H. Cecep Suhendi : 2017 Sampai Sekarang

4. Lokasi Sekolah

MIN 15 Bintaro terletak di Jalan Mawar Raya Nomor 1 RT

002/013, Jakarta Selatan 12330.

5. Visi dan Misi

Visi MIN 15 Bintaro

“Terwujudnya lembaga pendidikan dasar yang kompeten dalam

pembinaan imtaq sertta berkualitas dalam pengembangan ilmu, sejalan

kemajuan iptek”.

Indikator Visi:

57 WEB MIN 15 Bintaro. (https://text-id.123dok.com/document/lzgweo36y-

sejarah-singkat-min-15-bintaro). Diakses tanggal 18 juli 2019, jam 19.30

40

a. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami

b. Terwujudnya lingkungan madrasah yang kondusif untuk

terciptanya proses pembelajaran yang inovatif

c. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan

tenaga kependidikan)

d. Meningkatnya proses pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan

IPTEK

e. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana

pendidikan

f. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam akademik

maupun non akademik

g. Terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran, pusat disiplin,

pusat kebudayaan, dan pusat dakwah

Misi MIN 15 Bintaro

a. Menanamkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia melalui

pengamalan ajaran agama

b. Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan.58

6. Guru dan Siswa MIN 15 Bintaro

Guru memiliki peran yang amat penting dalam sebuah proses

pembelajaran disebuah lembaga pendidikan, oleh karena itu

kemampuan guru sangat diperhatikan demi tercapainya hasil

pembelajaran siswa yang baik.

Sedangkan peserta didiki merupakan seseorang yang

mengembangkan potensi dalam dirinya melalui proses pendidikan.

Oleh sebab itu proses pembelajaran akan terlaksana apabila

terpenuhinya 2 untur yaitu tenaga pendidik dan peserta didik.

Adapun jumlah tenaga pendidik di MIN 15 Bintaro berjumlah 22

orang termasuk dengan kepala sekolah. Dari data yang ada guru yang

mengajar di MIN 25 Bintaro merupakan lulusan S1.

Berikut ini merupakan data guru dan siswa MIN 15 Bintaro:

58 Dokumen Profile Sekolah MIN 15 Bintaro Tahun 2018/2019

41

Tabel: 4.1

Data Guru

No Nama Keterangan

1 Drs. H. Cecep Suhendi, M. Pd PNS

2 Nursyamsiah, S.Ag PNS

3 Kurotul’aeni, S.Ag PNS

4 Miswah, S.Pd.I PNS

5 Kolmala, S.Pd.I PNS

6 Ida Farida, S.Ag PNS

7 Nurjanah Hm, S.Ag PNS

8 Itoh Masyitoh, S.Pd PNS

9 Mu’allim Syarif, S.Pd PNS

10 Lathifatul Amanati, S.Pd.I PNS

11 Slamet Marzuki, S.Pd.I PNS

12 Adnan, S.Ag PNS

13 Nur’aini , S.Pd.I PNS

14 Tri Kumiarsih, S.Pd.I PNS

15 Abdul Aziz, S.Pd.I PNS

16 Ita Tasu Ah Taufiq, S.Pd.I PNS

17 Ichsan Hamid, SE PNS

18 Nurhasanih, S.Pd PNS

19 Farida Ariyani, S.Pd.I PNS

20 Muhammad, S.Pd.I PNS

21 Zarikatun, S.Pd.I PNS

22 Fatimah, A.Ma PNS

Sember: Dokumen Data Laporan Sekolah MIN 15 Bintaro, Tahun 2018/2019

42

Tabel: 4.2

Data Siswa MIN 15 Bintaro Jakarta

Tahun Pelajaran 2018/2019

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 I.A 13 19 32

2 I.B 12 20 32

3 I.C 16 16 32

4 II.A 18 13 31

5 II.B 18 14 32

6 III.A 15 15 30

7 III.B 16 15 31

8 III.C 14 17 31

9 IV.A 17 23 40

10 IV.B 19 21 40

11 V.A 14 23 37

12 V.B 16 21 37

13 VI.A 21 16 37

14 VI.B 20 18 38

15 VI.C 9 12 21

Jumlah 238 263 501

Sumber: Dokumen Data Laporan Sekolah MIN 15 Bintaro, Tahun 2018/2019

43

7. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang dalam membantu

proses berjalannya pendidikan di sekolah, dengan didukung oleh

sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas, maka suatu proses

untuk mencapai tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik.

Berikut merupakan data sarana dan prasarana yang terdapat di

MIN 15 Bintaro:

Tabel: 4.3

Data Sarana dan Prasarana

MIN 15 Bintar

No Fasilitas Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang TU 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Belajar Siswa 28

5 Ruang Multimedia 1

6 UKS 1

7 Laboratorium 1

8 Gudang 1

9 WC Umum 2

10 WC Guru 2

11 WC Kepala Sekolah 1

12 Masjid 1

13 Lapangan 1

Sumber: Dokumen Data Laporan Sekolah MIN 15 Bintaro, Tahun 2018/

2019

44

1. Pembahasan Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

A. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.59 jika r tabel > r

hitung maka butir tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

digunakan untuk menjaring data.

a. Kesejahteraan Guru

Tabel 4.4

Variabel X (Kesejahteraan)

No Soal Nilai R-hitung Nilai R-tabel Keterangan

1 Eror 0, 514 Tidak Valid

2 0,675 0, 514 Valid

3 0,802 0, 514 Valid

4 0,699 0, 514 Valid

5 0,824 0, 514 Valid

6 0,631 0, 514 Valid

7 0,655 0, 514 Valid

8 0,675 0, 514 Valid

9 Eror 0, 514 Tidak Valid

10 0,299 0, 514 Tidak Valid

11 0,290 0, 514 Tidak Valid

12 0,651 0, 514 Valid

13 0,298 0, 514 Tidak Valid

14 0,566 0, 514 Valid

15 0,637 0, 514 Valid

Sumber: Pengolahan data pada SPSS pada Ujicoba Instrumen variabel Kesejahteraan, juli

2019

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; PT

Renika Cipta, 2013) h. 211

45

b. Kinerja guru

Tabel 4.5

Variabel Y (Kinerja Guru)

No Soal Nilai R-hitung Nilai R-tabel Keterangan

1 0,513 0,404 Valid

2 0,406 0,404 Valid

3 0,370 0,404 Tidak Valid

4 0,622 0,404 Valid

5 0,523 0,404 Valid

6 0,662 0,404 Valid

7 0,687 0,404 Valid

8 0,793 0,404 Valid

9 0,555 0,404 Valid

10 0,692 0,404 Valid

11 0,633 0,404 Valid

12 0,491 0,404 Valid

13 0,553 0,404 Valid

14 0,480 0,404 Valid

15 0,380 0,404 Tidak Valid

16 0,491 0,404 Valid

17 0,415 0,404 Valid

18 0,378 0,404 Tidak Valid

19 0,415 0,404 Valid

20 0,652 0,404 Valid

21 0,180 0,404 Tidak Valid

22 0,224 0,404 Tidak Valid

23 0,442 0,404 Valid

24 0,487 0,404 Valid

25 0,553 0,404 Valid

Sumber: Hasil dari pengolahan data melalui SPSS pada Ujicoba Instrumen variabel

Kinerja Guru, juli 2019

46

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap uji validitas variabel

kesejahteraan terdapat rhitung > rtabel (0,514) menunjukan dari seluruh item

pernyataan yang berjumlah 15 butir untuk 15 responden didapatkan data

yang valid berjumlah 10 dan yang tidak valid berjumlah 5 butir

penyataan.

Kemudian untuk pengolahan data uji validitas pada variabel kinerja

guru terdapat rhitung > rtabel (404) menunjukan dari seluruh item pernyataan

yang berjumlah 25 butir untuk 15 responden didapatkan data yang valid

berjumlah 20 dan yang tidak valid berjumlah 5 butir penyataan.

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk menunjukan konsistensi dan

stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur. Uji Reliabilitas

berbeda dengan uji validitas karena uji reliabilitas membahas tentang

konsistensi, sedangkan validitas membahas tentang ketepatan. Sebuah

kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas ini

dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi hasil dari pengukuran

variabel. Pengukuran yang riabel akan menunjukan instrumen yang

sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya

pula.

Reliabilitas suatu konstruk dikatakan baik jika memiliki

Cronbach’s Alpha > 0,60. Langkah-langkah uji reliabilitas ini sama

dengan langkah-langkah uji validitasdengan output SPSS yang menjadi

dasar penilaian reliabilitas.

47

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS. Berikut hasil pengukuran

reliabilitas pada masing-masing variabel:

Tabel 4.6 Variabel X

(Kesejahteraan)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,859 9

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23.

Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s

Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,859 > 0,60 maka

butir instrumen variabel X dikatakan reliabel.

Kemudian berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS Versi 23 pada variabel Y (Kinerja Guru), yaitu:

Tabel 4.7 Variabel Y

(Kinerja Guru)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,836 18

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23

Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s

Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,836 > 0,60 maka

butir instrumen variabel X dikatakan reliabel.

48

Tabel 4.8

Koefisien Reliabilitas

VARIABEL KOEFISIEN RELIABILITAS (a)

Kesejahteraan (X) 0,85

Kinerja Guru (Y) 0,83

Sumber: Data hasil uji reliabilitas antara variabel X dan Y

Berdasarkan hasil pengolahan data uji reliabilitas untuk variabel (X)

Kesejahteraan memiliki skor 0,859 atau 85,9% dan untuk variabel (Y)

Kinerja guru sebesar 0,836 atau sebesar 83,6%. Dengan demikian nilai

reliabilitas alpha dapa variabel (X dan Y) memiliki nilai Cronbach’s

Alpha 85,9% dan 83,6% lebih besar dari 0,60%, artinya bahwa kedua

variabel X dan Y berada pada kondisi reliabel atau memiliki nilai

keterandalan.

Kemudian merujuk kepada tabel interprestasi pada hasil uji reliabilitas

menunjukan bahwa nilai koefisien variabel X dan Y berada pada garis

interval 0,80 – 1,00, menunjukan bahwa kekuatan dari angket sangat

kuat.

2. Pembahasan Hasil Analisis Instrumen Penelitian

A. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau

tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pengujian

normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. untuk

mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal

atau tidak dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan

sebagai berikut:

49

Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05

distribusi data adalah tidak normal. Jika nilai Sig atau

signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah

normal.

Tabel 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 22

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 4,71032195

Most Extreme Differences Absolute ,140

Positive ,102

Negative -,140

Test Statistic ,140

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23

Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov diatas

maka dapat ditarik kesimpulan, data pada variabel X (kesejahteraan) dan

variabel Y (kinerja guru) diketahui nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov

0,2 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi

normal.

Sedangkan hasil pengujian dengan menggunakan grafik Normal P-P

Plot of Regression Standardized Residual pada SPSS versi 23, yaitu :

50

4.10

Variabel y (Kinerja Guru)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

4.11

Variabel y (Kinerja Guru)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23,

Dari hasil uji menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual pada SPSS, menggambarkan bahwa titik-titik yang

51

menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik

kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui

pola data apakah data berpola linear atau tidak. Dasar pengambilan

keputusan uji linearitas yaitu:

3) Berdasarkan nilai signifikansi

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear

antara variabel X dengan variabel Y.

4) Berdasarkan nilai F

Jika Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Jika Fhitung > Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23

Tabel 4.12

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

kinerja

guru *

kesejahter

aan

Between Groups (Combined) 216,333 12 18,028 ,577 ,815

Linearity 31,570 1 31,570 1,011 ,341

Deviation from Linearity 184,763 11 16,797 ,538 ,835

Within Groups 281,167 9 31,241

Total 497,500 21

52

Berdasarkan nilai signidfikasnsi

Hasil uji coba linearitas diketahui signifikansinya sebesar 0,835, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara

kesejahteraan terhadap kinerja guru di sekolah .

Berdasarkan nilai F

Diketahui nilai F hitung 0,538 < 2,90 sehingga dapat disimpukan

bahwa terdapat hubungan yang linear antara kesejahteraan dengan

kinerja guru di sekolah

Cara mencari F tabel:

F tabel :(df Deviation from Linearity ; df Within Groups)

: 9 ; 11 Lihat pada distribusi nilai F tabel

: 2,90

3) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (dua

sampel atau lebih) yang diteliti memiliki varian yang sama.

Pengambilan keputusan dalam uji homogenitas ini adalah jika nilai

signifikan > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa

populasi itu adalah sama, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi adalah tidak sama.

Tabel 4.13

Test homogeneity

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 147,106 12 12,259 ,467 ,890

Within Groups 236,167 9 26,241

Total 383,273 21

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23

Berdasarkan hasil output SPSS dari uji homogenitas diketahui bahwa

nilai signifikansi dari kedua variable adalah 0.890 > 0,05. Artinya bahwa

populasi tersebut bervariasi homogen

53

B. Uji Hipotesis

1) Analisis regresi lnear sederhana

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23,

Diketahui nilai konstanta (a) sebesar 8,481, sedangkan nilai

kesejahteraan ( b/ kefisien regresi) sebesar 0,438, sehingga persamaan

regresi dapat dituliskan;

Y = a + bX

Y = 8,481 + 0,438X

Dapat diartikan bahwa nilai konstanta variabel (Y) kinerja guru

adalah sebesar 8,481 dan pada koefisien regresi X memiliki nilai

sebesar 0,438, koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga dapat

dikatanan bahwa pengaruh antara variabel X terhadap Y adalah positif.

Tabel 4.14

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8,481 4,400 2,153 ,036

Kesejahteraan ,438 ,119 ,463 3,735 ,000

a. Dependent Variable: kinerja guru

54

2) Uji Parsial (Uji t)

Uji t dikalukan Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat

a. Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai Thitung

dengan Ttabel:

1) Penentuan Thitung dengan Ttabel

Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel (4.7)

sebesar 3,735

2) Penentuan Ttabel

Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi

0,05 : 2 = 0,025. Tabel (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan

(df) n-2 yaitu df = 22-2 = 20, hasil diperoleh untuk Ttabel

sebesar 2,076

3) Kriteria Pengujian

Apabila Thitung < Ttabel, maka Ho diterima

Apabila Thitung > Ttabel, maka Ho ditolak

4) Kesimpulan

Dapat diketahui bahwa Thitung (3,735) > Ttabel (2,076), maka Ho

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara

kesejahteraan terhadap peningkatan kinerja guru.

b. Penghitungan berdasarkan angka probabilitas signifikansi

1) Nilai signifikansi

Nilai signifikansi didapatkan dan hasil output pada tabel (4.7)

sebesar 0,000

2) Kriteria Pengujian

Apabila sig > α (0,05), maka Ho diterima dan H1 ditolak

Apabila sig < α (0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima

3) Kesimpulan

Dapat diketahui bahwasanya nilai sig (0,000 < α (0,05), maka

Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa

55

terdapat pengaruh antara Kesejahteraan terhadap peningkatan

kinerja guru.

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa

besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y). Berikut merupakan hasil pengujian menggunakan SPSS ver.23:

Tabel 4.15

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,249a ,499 ,002 5,793

a. Predictors: (Constant), kesejahteraan

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23,

Berdasarkan hasil output di atas, ditemukan nilai koefisien

determinasi (R square) sebesar 0,489. Nilai R square 0,489 ini berasal

dari pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “R” yaitu = 0,489 atau

sama dengan 48,9 %. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel

kesejahteraan (X) berpengaruh terhadap variabel kinerja guru (Y)

sebesar 48,9 %. Sedangkan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti.

C. Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi

gambaran dan kejelasan serta pemahaman yang diperoleh dari hasil

penelitian. Berdasarkan hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat

Pengaruh antara Kesejahteraan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru di

MIN 15 Bintaro.

Hal tersebut dapat dilihat pada pengujian statistik uji analisis linear

sederhana menunju kan nilai konstanta variabel (Y) kinerja guru adalah

56

sebesar 8,481 dan pada koefisien regresi X memiliki nilai sebesar 0,438,

koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga dapat dikatanan bahwa

pengaruh antara variabel X terhadap Y adalah positif. Dapat dikatakan

positif karena pada tahap uji analisis linear sederhana angka yang muncul

pada tabel coeffisien adalah angka positif. Apabila pada uji analisis linear

sederhana angka yang muncul adalah negatif maka dapat disimpulkan

bahwasanya tidak ada pengaruh antara variabel X dan Y.

Kemudian Berdasarkan nilai output pada SPSS (tabel 4.7) pada uji

parsial/ uji t menyebutkan bahwa terdapat nilai dari thitung sebesar 3,735 >

ttabel 2,076 maka Ho ditolak, dan menurut nilai signifikansi sebesar 0,000

< 0,005 maka Ho ditolak H1 diterima. Kemudian dapat disimpulkan bahwa

adanya pengaruh dari variabel bebas (X) kesejahteraan terhadap variabel

terikat (Y) kinerja guru.

Selanjutnya berdasarkan uji determinasi menghasilkan output nilai di

atas pada tabel (4.8), ditemukan nilai koefisien determinasi (R square)

sebesar 0,489. Nilai R square 0,489 ini berasal dari pengkuadratan nilai

koefisien korelasi atau “R” yaitu = 0,489 atau sama dengan 48,9 %. Angka

tersebut mengandung arti bahwa variabel kesejahteraan (X) berpengaruh

terhadap variabel kinerja guru (Y) sebesar 48,9 %, dengan 51,1%

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. Dapat disimpulkan

bahwasanya pada uji determinasi yang telah dilakukan nilai angka yang

muncul yaitu sebesar 48.9%, angka tersebut memiliki makna bahwa

variabel kesejahteraan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja

guru pada tingkatan sedang, adapun angka 51,1% menupakan faktor lain

yang memang tidak diteliti.

Menurut kepala sekolah MIN 15 Bintaro bapak Cecep Suhendi

menyatakan bahwa terdapat upaya-upaya kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru dalam mengajar, salah satunya yaitu

menseejahterakan para guru yang ada disekolah tersebut. Seperti yang

telah tertera dalam undang menyebutkan bahwa Kesejahteraan ialah

57

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

Kemudian upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mensejahterakan guru yaitu dengan cara memberikan kompensasi baik

secara langsung mautun tidak langsung. Contohnya yaitu, gaji, tunjangan,

bonus dan fasilitas-fasilitas pelayanan sebagai penunjang pembelajaran

disekolah.

Dengan demikian upaya kepala sekolah dalam meningkatkan

kesejahteraan guru disekolah mempunyai keterkaitan secara langsung

terhadap peningkatan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) disekolah.

D. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa pengaruh

kesejahteraan terhadap peningkatan kinerja guru pada taraf sedang dengan

angka 48,9%, kemudian terdapat angka 51,1% yaitu faktor lain yang yang

tidak diteliti, seperti motivasi, dukungan kepala sekolah, suasana

lingkungan sekolah dsb.

Kemudian berdasarkan temuan penelitian dari hasil wawancara tidak

terstruktur guru menyebutkan bahwa tunjangan penghasilan yang

didapatkan oleh setiap guru memiliki nilai signifikansi yang relatif rendah

untuk mempengaruhi kinerja guru dikarenakan terdapat beberapa

responden menyebutkan bahwa pendapatan yang ia peroleh disekolah

tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya

namun hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok saja seperti: memenuhi

kebutuhan dapur, biaya sekolah anak, biaya transportasi dsb, namun

kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan oleh keluarga belum dapat

terpenuhi. Sehingga hal inilah yang menyebabkan bahwasanya

kesejahteraan yang diperoleh disekolah kurang signifikan terhadap kinerja

58

guru. Sehingga kepala sekolah harus miliki inisiatif lain, bagaimana

sekolah harus memiliki sumber dana yang tidak hanya didapatkan dari

pemerintah namun juga bisa melalui sumbangan dana yang berasal dari

orangtua siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih ada

keterbatasan-keterbatasan yang secara tidak langsung berpengaruh

terhadap hasil penelitian, keterbatasan ini dalam hal sebagai berikut :

1. Penyusunan instrumen dan penyebaran angket memerlukan waktu

yang cukup lama.

2. Adanya angket penelitian yang dihilangkan oleh responden sehingga

peneliti harus memfotocopy ulang angket yang disebar

3. Peneliti dalam melakukan penelitian hanya menggunakan angket dan

wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan dari sekolah sehingga dirasakan kurang mendalam.

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian keseluruhan dalam penulisan ini maka

dapatlah disimpulkan bahwasanya pengaruh antara variabel X

(Kesejahteran) dengan variabel Y (Kinerja Guru) bersifat positif. Hal ini

terbukti dapat dijelaskan dari hasil temuan penelitian dibawah ini.

Diantaranya hasil perhitungan regresi linear sederhana menghasilkan

angka koefisien regresi yang diinterpretasikan antara pengaruh

kesejahteraan terhadap kinerja guru memiliki pengaruh yang positif.

Kemudian Berdasarkan uji parsial/ uji t menyebutkan bahwa terdapat nilai

dari thitung sebesar 3,735 > ttabel 2,076 maka Ho ditolak, dan menurut nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,005 maka Ho ditolak H1 diterima. Kemudian

dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari variabel bebas (X)

kesejahteraan terhadap variabel terikat (Y) kinerja guru. Dan berdasarkan

uji determinasi menghasilkan output nilai di atas pada tabel (4.8),

ditemukan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,489. Nilai R

square 0,489 ini berasal dari pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau

“R” yaitu = 0,489 atau sama dengan 48,9 %. Angka tersebut mengandung

arti bahwa variabel kesejahteraan (X) berpengaruh terhadap variabel

kinerja guru (Y) sebesar 48,9 %, dan 51,1% merupakan faktor yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini dapatlah peneliti sampaikan beberapa saran

sebagai bahan masukan sebagai berikut:

Untuk kepala sekolah agar selalu memperhatikan segala kebutuhan

sekolah dan guru serta terus mendukung pngembangan potensi bagi guru

dengan cara memberikan kesempatan guru untuk mengikuti kegiatan

pelatihan atau workshop di sekolah maupun di luar sekolah.

59

60

Sedangkan dalam rangka meningkatkan kinerja guru, guru diharapkan

Dapat berintraksi dengan kepala sekolah dan siswa dengan baik, mengikuti

berbagai pelatihan dan workshop baik yang dilaksanakan oleh

musyawarah kerja kepala sekolah maupun yang dilaksanakan oleh

pemerintah guna meningkatkan kinerja guru yang leih baik dan

berkualitas, lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang sedang

dihadapi, ikut serta membantu kepala sekolah dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di MIN 15 Bintaro

Kemudian untuk pemerintah diharapkan agar dapat memberikan

perhatian khusus kepada sekolah untuk meningkatan kualitas sekolah dan

kesejahteraan guru yang ada di dalamnya.

61

Daftar Pustaka

Hasbullah, 2008, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Ilmu

Grafindo Prasada.

Undang-undang republik indinesia No. 20 tahun 2003, tentang

sistem pendidikan nasional,

Daryanto, H. M, 2010, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Sinambela, Lijan Poltak, 2012, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran

dan Implikasi, Yogyakarta:Graha Ilmu,

Anwar Mangkunegara, A.A, 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia, Bandung: PT. Refika aditama.

Nawawi, Ismail Uh, 2013 Budaya Organisasi Kepemimpinan dan

Kinerja Proses Terbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja

Organisasi, Jakarta: Prenadamedia Group.

Fathurrohman, Pupuh, 2012, Guru Profesional, Bandung: PT

Refika Aditama.

Sedarmayanti, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi

Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil, Bandung: Refika aditama.

Kasidah, Muniarti AR, Bahrun. 2017 “Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada sekolah luar biasa negeri

Banda Aceh”, ejournal Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana

Universitas Syiah Kuala, Vol 5.

Barnawi dan Arifin, Mohammad, 2012 Kinerja Guru Profesional

Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian, Jogja: Ar-Ruzz Media.

Suprihatiningrum, Jamil, 2016, Guru Profesional Pedoman Kerja,

Kualifikasi, & Kompetensi Guru, Jogjakarta; Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang,

“Guru dan Dosen”, Bab 1 Pasal 1 Ayat 1

Undang-Undang Nomor 14 Pasal 7 Ayat 1 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen

62

Musfah, Jejen, 2011, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui

Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana.

Wibisono, Dermawan, 2011, Manajemen Kinerja Korporasi dan

Organisasi, Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.

Moehariono, 2012, Indikator Kinerja Utama (IKU),Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Mudlofir , Ali, 2012 Pendidik Profesional, Jakarta; PT

RajaGrafindo Persada.

Ahmadi ,If Khoirul dan Amari, Sofan, 2010, Strategi

Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, Jakarta,

PT. Prestasi Pustakakarya.

Syukur, Fatah, 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia

Pendidikan, Semarang; PT. Pustaka Riski Putra.

Supardi, 2013, Kinerja Guru, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Fahrudin, Adi, 2012, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung;

PT. Refika Aditama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Adi, Isbandi Rukminto, 2013, Kesejahteraan Sosial pekerjaan

sosial, pembangunan sosial, Kajian Pembangunan Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Samsudin, Sadili, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia,

Bandung; CV. Pustaka Mulia

Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta;

PrenadaMedia Group

Suhariadi, Fendi, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Pendekatan Teoretis-Praktis, Surabaya; Airlangga University Press.

63

Leonard, 2009, Kinerja Guru di DKI Jakarta “Suatu Tinjauan

Terhadap Kompetensi dan Kompensasi yang Diterima Guru di DKI

Jakarta

Herman, Sofyan, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia

Yogyakarta: Graha ilmu.

UU No 13, Pasal 100, ayat I Tahun 2003, Tentang Fasilitas

Penunjang Kesejahteraan Bagi Pekerja

Wahyuni, Tri, 2017, Pengaruh Kesejahteraan dan Semangat

Kinerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Singgih Hilir,

jurnal, vol 3 no 2

Panggabean, Mutiara S., 2004, Manajemen Sumberdaya Manusia,

Bogor; Ghalia Indonesia.

Repositori Kemendikbud, 2013, Dampak Peningkatan

Kesejahteraan Guru Terhadap Mutu Peminat.

Muhammad Zulkifli, Arif Dermawan, dan Edy Sutrisno, 2014,

Untag Surabaya, Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraa, dan Kinerja

Guru, Persolan Jurnal Prikologi Indonesia, 2014, Vol. 3

Rahadika, Rizki, IPB, Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap

Kesejahteraan dan Kinerja Guru di Kabupaten Sumedang,

repository.sb.ipb.ac.id, 12.42, 8 April 2019

Zetriuslita Zetriuslita, Reni Wahyuni, UNY, Hubungan Motivasi

kerja dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru Matematika SMP Kota

Pekan Baru, 2012. Htpps://jaournal.uny.qc.id, 10:14, 25 April 2019

Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kuantitatif (R&D), 2013,

Bandung: Alfabeta

Suprianto, Achmad Sani, 2013, Metodologi Penelitian MSDM,

Teori, Kuesioner, Analisis Data, Malang; UIN-Maliki Prees.

As’ari, Ruli, 2018 “Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam

Melestarikan Lingkungan”, Jurnal GeoEco, Vol. 4, No. 1.

64

Misbahudin dan Hasan, Iqbal, 2013 Analisis Data Penelitian

dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara

Susetyo, Budi, 2010, Statistika untuk Analisis Data Penelitian,

Bandung: Relika Aditama.

Ratnasari, Alfina Dewi , “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Bisnis Online Shop di Kota

Samarinda”, eJournal Administrasi Bisnis, Vol. 5

Arikunto, Suharsimi, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta; PT Renika Cipta.

65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

66

Lampiran 1

Angket uji coba instrumen

Instrumen Uji Coba Penelitian

Jenis Kelamin : ......................

Pendidikan Terakhir : ......................

Pengalaman mengajar : ...................... Tahun

Unit Kerja : ......................

Petunjuk:

1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu:

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-Kadang

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

2. Jawablah pertanyaan ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan saudara,

dengan cara memberi tanda ceklis () pada salah satu jawaban yang

saudara pilih (SL, SR, KD, JR atau TP)

3. Jawaban ini murni akan digunakan untuk sebagai sumber keilmuan, bukan

untuk publikasi.

4. Atas batuan dan partisipasi Bapak/Ibu guru, kami ucapkan terimakasih

67

a. Kesejahteraan Guru

NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP

1 Pendapatan utama saya berasal dari gaji

pokok

2 Gaji pokok saya sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari

3 Gaji pokok saya cair tepat waktu tiap

bulannya

4 Saya mendapatkan insentif tambahan dari

kepala sekolah

5 Setiap jam istirahat makan siang saya

mendapatkan konsumsi

6 Saya mendapatkan tunjangan transportasi

ketika mengikuti kegiatan diluar sekolah

7 Saya mendapatkan jaminan kesehatan dikala

sakit

8 Saya mendapatkan tunjangan haari raya

9 Tunjangan hasi raya diberikan secara rutin

tiap tahunnya

10 Saya mendapatkan fasilitas-fasilitas yang

dibutuhkan pada setiap proses pembelajaran

dari sekolah

11 Saya menekuni pekerjaan lain selain

menjadi guru

12 Saya mendapat tawaran untuk kenaikan

jabatan di sekolah

13 Suasana lingkungan kerja saya nyaman dan

antar guru saling mendukung pada setiap

kegiatannya

68

14 Saya mendapatkan perlindungan hukum dari

sekolah/pemerintah

15 Saya mendapatkan jaminan sosial ketika

sedang membutuhkan/terjadi bencana

b. Kinerja Guru

NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP

1 Guru menyusun RPP sesuai dengan

ketetapan kurikulum

2 RPP yang disusun sesuai dengan Indikator

yang telah diberikan

3 Tugas dan kegiatan yang siswa lakukan

dalam kelas sudah tertera dalam RPP

4 Guru melakukan persiapan materi bahan ajar

dengan baik

5 RPP yang dibuat disiapkan sebelum KBM

berlangsung

6 guru menggunakan metode pembelajaran

secara bervariasi dalam melaksanakan KBM

7 Guru membuat soal ulangan sesuai dengan

SK dan KD

8 Sebelum memulai pelajaran saya memahami

kembali isi materi yang akan diajarkan

kepada siswa

9 Saya menanyakan kehadiran dan mencatat

siswa yang tidak hadir

10 Saya menanyakan pada siswa terkait materi

yaang disampaikan sebelumnya

11 Saya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya terkait materi yang sudah

69

disampaikan

12 Saya mengulas materi yang telah diajarkan

secara singkat

13 Saya menjelaskan tujuan pembelajaran yang

harus dicapai siswa

14 Menjelaskan pokok materi yang akan di

bahas

15 Memerikan contoh-conto dan pertanyaan

pada setiap sub materi yang saya sampaikan

16 Saya menggunakan media pembelajaran

untuk memperjelas dalam penyampaian

materi

17 Saya selalu mengikuti peraturan dan tegas

dalam pelaksanaan pembelajaran

18 Menyuruh siswa untuk menyimpulkan

materi yang disampaikan

19 Memberikan tugas pada siswa terkait materi

yang telah disampaikan

20 Menyampaikan pada siswa materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya

21 Melakukan penilaian pada siswa secara

subjektif

22 Membuat laporan hasil belajar siswa untuk

diberikan kepada orangtua

23 Memberikan program perbaikan pada siswa

apabilahasil ujian kurang memuaskan

24 Guru memahami dan menguasai terkait

bahan ajar yang akan disampaikan

25 Guru menyampaikan bahan ajar/materi

sesuai dengan RPP/silabus

70

Lampiran 2

Uji validitas

a. Kesejahteraan Guru

NO Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 Pendapatan utama saya berasal

dari gaji pokok

Eror 0, 514 Tidak

Valid

2 Gaji pokok saya sudah cukup

untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari

0,675 0, 514 Valid

3 Gaji pokok saya cair tepat waktu

tiap bulannya

0,802 0, 514 Valid

4 Saya mendapatkan insentif

tambahan dari kepala sekolah

0,699 0, 514 Valid

5 Setiap jam istirahat makan siang

saya mendapatkan konsumsi

0,824 0, 514 Valid

6 Saya mendapatkan tunjangan

transportasi ketika mengikuti

kegiatan diluar sekolah

0,631 0, 514 Valid

7 Saya mendapatkan jaminan

kesehatan dikala sakit

0,655 0, 514 Valid

8 Saya mendapatkan tunjangan haari

raya

0,675 0, 514 Valid

9 Tunjangan hasi raya diberikan

secara rutin tiap tahunnya

Eror 0, 514 Tidak

Valid

10 Saya mendapatkan fasilitas-

fasilitas yang dibutuhkan pada

setiap proses pembelajaran dari

sekolah

0,299 0, 514 Tidak

Valid

11 Saya menekuni pekerjaan lain

selain menjadi guru

0,290 0, 514 Tidak

Valid

12 Saya mendapat tawaran untuk

kenaikan jabatan di sekolah

0,651 0, 514 Valid

13 Suasana lingkungan kerja saya

nyaman dan antar guru saling

mendukung pada setiap

kegiatannya

0,298 0, 514 Tidak

Valid

14 Saya mendapatkan perlindungan

hukum dari sekolah/pemerintah

0,566 0, 514 Valid

71

15 Saya mendapatkan jaminan sosial

ketika\ sedang membutuhkan/

terjadi bencana

0,637 0, 514 Valid

b. Kinerja guru

NO Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 Guru menyusun RPP sesuai

dengan ketetapan kurikulum

0,513 0,404 Valid

2 RPP yang disusun sesuai dengan

Indikator yang telah diberikan

0,406 0,404 Valid

3 Tugas dan kegiatan yang siswa

lakukan dalam kelas sudah tertera

dalam RPP

0,370 0,404 Tidak

Valid

4 Guru melakukan persiapan materi

bahan ajar dengan baik

0,622 0,404 Valid

5 RPP yang dibuat disiapkan

sebelum KBM berlangsung

0,523 0,404 Valid

6 guru menggunakan metode

pembelajaran secara bervariasi

dalam melaksanakan KBM

0,662 0,404 Valid

7 Guru membuat soal ulangan

sesuai dengan SK dan KD

0,687 0,404 Valid

8 Sebelum memulai pelajaran saya

memahami kembali isi materi

yang akan diajarkan kepada siswa

0,793 0,404 Valid

9 Saya menanyakan kehadiran dan

mencatat siswa yang tidak hadir

0,555 0,404 Valid

10 Saya menanyakan pada siswa

terkait materi yaang disampaikan

sebelumnya

0,692 0,404 Valid

11 Saya memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

terkait materi yang sudah

disampaikan

0,633 0,404 Valid

12 Saya mengulas materi yang telah

diajarkan secara singkat

0,491 0,404 Valid

13 Saya menjelaskan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai

siswa

0,553 0,404 Valid

14 Menjelaskan pokok materi yang

akan di bahas

0,480 0,404 Valid

15 Memerikan contoh-conto dan

pertanyaan pada setiap sub materi

0,380 0,404 Tidak

72

yang saya sampaikan Valid

16 Saya menggunakan media

pembelajaran untuk memperjelas

dalam penyampaian materi

0,491 0,404 Valid

17 Saya selalu mengikuti peraturan

dan tegas dalam pelaksanaan

pembelajaran

0,415 0,404 Valid

18 Menyuruh siswa untuk

menyimpulkan materi yang

disampaikan

0,378 0,404 Tidak

Valid

19 Memberikan tugas pada siswa

terkait materi yang telah

disampaikan

0,415 0,404 Valid

20 Menyampaikan pada siswa materi

yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya

0,652 0,404 Valid

21 Melakukan penilaian pada siswa

secara subjektif 0,180 0,404 Tidak

Valid

22 Membuat laporan hasil belajar

siswa untuk diberikan kepada

orangtua

0,224 0,404 Tidak

Valid

23 Memberikan program perbaikan

pada siswa apabilahasil ujian

kurang memuaskan

0,442 0,404 Valid

24 Guru memahami dan menguasai

terkait bahan ajar yang akan

disampaikan

0,487 0,404 Valid

25 Guru menyampaikan bahan

ajar/materi sesuai dengan

RPP/silabus

0,553 0,404 Valid

73

Lampiran 3 Data hasil angket variabel Kesejahteraan

NO Nomor Butir Angket Skor

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total

1 5 4 4 1 4 2 2 4 5 5 3 2 5 5 1 52

2 5 4 3 2 3 1 1 4 5 3 3 1 4 5 5 49

3 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 69

4 5 5 3 5 5 1 1 4 5 5 2 1 4 5 5 56

5 5 3 5 5 5 1 1 5 5 5 2 1 5 5 5 58

6 5 3 5 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 5 5 64

7 5 3 5 5 5 1 1 5 5 5 3 1 5 5 5 59

8 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 3 4 5 5 67

9 5 3 5 5 5 1 2 5 5 5 3 2 5 5 5 61

10 5 5 4 5 5 3 3 5 5 5 3 3 3 5 5 64

11 5 5 5 4 5 1 3 5 5 5 3 3 5 5 5 64

12 5 4 5 4 5 3 3 5 5 4 5 3 3 5 5 64

13 5 3 3 2 3 2 3 3 5 5 3 3 5 3 3 51

14 5 2 5 4 5 3 3 5 5 5 3 3 5 5 5 63

15 5 4 3 3 3 2 2 3 5 5 5 2 2 3 1 48

16 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 4 3 5 5 5 68

17 5 3 4 3 4 2 2 4 5 5 5 2 3 5 5 57

18 5 2 5 4 5 3 3 4 5 5 3 3 5 5 5 62

19 5 3 5 4 5 2 3 5 5 4 3 3 3 5 5 60

20 5 5 5 4 5 2 2 4 5 4 3 3 3 5 5 60

21 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 68

22 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 4 3 5 5 5 68

74

Lampiran 4. Data hasil angket variabel kinerja guru

NO Nomor Butir Angket

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 TOTAL

1 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 4 5 4 1 2 2 3 4 102

2 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 2 5 105

3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 1 1 2 3 4 104

4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 1 2 1 2 4 89

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 3 5 3 1 1 1 3 4 99

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 2 5 113

7 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 2 1 4 5 108

8 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 1 1 1 3 4 100

9 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 3 5 105

10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 3 5 109

11 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 1 1 1 3 5 107

12 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 1 2 1 1 5 104

13 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 1 1 1 2 3 97

14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 5 107

15 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 1 1 1 2 3 96

16 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 3 4 5 5 5 5 4 1 1 1 3 5 101

17 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 3 4 5 5 5 5 4 1 1 1 3 5 101

18 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 3 5 3 1 1 1 3 4 98

19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 2 5 112

20 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 1 1 4 5 106

21 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 1 1 2 3 4 104

22 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 1 1 3 4 100

75

Lampiran 5 hasil uji validitas variabel X dan Y

No Soal Nilai R-hitung Nilai R-tabel Keterangan

1 Eror 0, 514 Tidak Valid

2 0,675 0, 514 Valid

3 0,802 0, 514 Valid

4 0,699 0, 514 Valid

5 0,824 0, 514 Valid

6 0,631 0, 514 Valid

7 0,655 0, 514 Valid

8 0,675 0, 514 Valid

9 Eror 0, 514 Tidak Valid

10 0,299 0, 514 Tidak Valid

11 0,290 0, 514 Tidak Valid

12 0,651 0, 514 Valid

13 0,298 0, 514 Tidak Valid

14 0,566 0, 514 Valid

15 0,637 0, 514 Valid

No Soal Nilai R-hitung Nilai R-tabel Keterangan

1 0,513 0,404 Valid

2 0,406 0,404 Valid

3 0,370 0,404 Tidak Valid

4 0,622 0,404 Valid

5 0,523 0,404 Valid

6 0,662 0,404 Valid

7 0,687 0,404 Valid

8 0,793 0,404 Valid

76

9 0,555 0,404 Valid

10 0,692 0,404 Valid

11 0,633 0,404 Valid

12 0,491 0,404 Valid

13 0,553 0,404 Valid

14 0,480 0,404 Valid

15 0,380 0,404 Tidak Valid

16 0,491 0,404 Valid

17 0,415 0,404 Valid

18 0,378 0,404 Tidak Valid

19 0,415 0,404 Valid

20 0,652 0,404 Valid

21 0,180 0,404 Tidak Valid

22 0,224 0,404 Tidak Valid

23 0,442 0,404 Valid

24 0,487 0,404 Valid

25 0,553 0,404 Valid

77

Lampiran 6

Olah data dari angket penelitian

X Y

52 102

49 105

69 104

56 89

58 99

66 113

59 108

67 100

61 105

64 109

64 107

64 104

51 97

63 107

48 96

68 101

57 101

62 98

60 112

60 106

68 104

68 100

78

Lampiran 7

Tabel distribusi F (Tabel F)

79

Lampiran 8

Tabel distribusi T (Tabel T)

80

Lampiran 9

Struktur Organinasi MIN 15 Bintaro

81

Lampiran 10

Data guru MIN 15 Bintaro

82

Lampiran 11

Data jumlah siswa

83

Lampiran 12

Surat keterangan penelitian

84

Lampiran 13

Surat permohonan pembimbing skripsi

85

Lampiran 14

Surat permohonan penelitian

86

Lampiran 15

Uji Referensi

87

88

89

90

91

92