gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan …

35
GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN (Studi Kasus Serikat Buruh Konstruksi Indonesia, Playen, Gunung kidul, Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Oleh : Muhammad Husain Maulana NIM. 13250073 Pembimbing : Asep Jahidin, S.Ag., M.Si NIP. 197508302006041002 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

(Studi Kasus Serikat Buruh Konstruksi Indonesia, Playen,

Gunung kidul, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Oleh :

Muhammad Husain Maulana

NIM. 13250073

Pembimbing :

Asep Jahidin, S.Ag., M.Si

NIP. 197508302006041002

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2020

Page 2: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

ii

Page 3: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

iii

Page 4: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini tiada lain tiada bukan dipersembahkan kepada:

Cakrawala yang selalu memberikan teduh, sejuk, dan pendar cahayanya ketika

aku berpulang ke sana,

Abah dan Ibukku, Suwanto dan Mufid Datul Ummah

Page 5: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

v

MOTTO

Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata

WS Rendra

Page 6: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul gerakan buruh dalam peningkatan

kesejahteraan pada buruh bangunan di SBKI (Serikat Buruh Konstruksi

Indonesia) Playen, Gunung kidul, Yogyakarta. Sholawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Atas bantuan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Phil Sahiron, M.A. selaku Plt. Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Nurjannah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ibu Andayani, SIP, MSW, selaku ketua prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Asep Jahidin, S.Ag., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus pembimbing skripsi yang gaul tak terkira.

5. Seluruh dosen dan karyawan prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, bantuan dan pelayanan administrasi.

6. Serikat Buruh Konstruksi Indoensia (SBKI) yang tiada kata udzur dalam

berjuang.

7. Federasi Serikat Buruh Kerakyatan Indonesia, KPBI, BWI, dan seluruh tenaga

penggerak sejarah buruh di manapun berada.

8. Keluarga-keluarga terbaik di Yogyakarta, Organisasi yang kita saling

membesarkan di dalamnya. Sebutlah komunitas NAMA, Paguyuban Pengajar

Pinggir Sungai, Jaring Laba-laba, kelompok belajar musik Anak-anak Zaman,

dan Kanal Muda, dan lain sebagainya

9. Yeni Mutiara, Calon Istri. Amiin. Hahaa.

Semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu-persatu. Tentunya

semua kebaikan yang diberikan kepada peneliti sangat membantu peneliti dalam

usaha untuk terus senantiasa belajar, termasuk pada tahap menyelesaikan skripsi

ini. Semoga segala dukungan yang selama ini diberikan menjadi baiknya

pembalasan. Terimakasih senantiasa terhaturkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 20 Juni 2020

Peneliti

M. Husain Maulana

Page 7: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

vii

ABSTRAK

M. HUSAIN MAULANA, “Gerakan Buruh Dalam Peningkatan

Kesejahteraan (Studi Kasus Serikat Buruh Konstruksi Indonesia, Playen, Gunung

kidul, Yogyakarta)”, Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020

Gerakan buruh mampu ditinjau dari motif ketidakpastian dan mobilisasi

sumber daya yang mendasari rangkaian kegiatannya. Ketidakpastian karena

situasi serba tidak menguntungkan yang menimpanya sehingga membuatnya

bergerak. Lalu mobilisasi sumber daya karena menyadari potensi yang dimiliki

untuk mengoptimalkan pergerakannya tersebut. Gerakan buruh tersebut ditujukan

untuk peningkatan kesejahteraan dari sekian persoalan yang dihadapi. Dalam hal

ini, peneliti menemukan temuan yang menarik pada studi kasus pergerakan yang

dilakukan oleh Serikat Buruh Konstruksi Indonesia (SBKI) Gunung Kidul

Yogyakarta. SBKI merupakan organisasi serikat buruh pekerja bangunan atau kuli

yang melakukan rangkaian gerakan aksi atau demonstrasi, gerakan pendidikan,

dan gerakan jejaring untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti peningkatan

kesejahteraan dari kondisi sebelum berorganisasi dan sebelum melakukan

pergerakan yang cenderung memiliki banyak persoalannya. Peneliti tertarik untuk

meninjau bagaimana peningkatan kesejahteraan dari pergerakan yang dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gerakan buruh SBKI dalam

usaha peningkatan kesejahteraannya tersebut. Responden dalam penelitian ini

adalah pengurus dan anggota SBKI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknis purpossive sampling, metode yang memilih sampel berdasarkan

fungsi dan tujuan tertentu. Sampel yang dipilih tersebut adalah Tujuh orang

pengurus SBKI dan Tiga Anggotanya yang terdaftar aktif dan telah tergabung

selama minimal 2 tahun. Analisis data yang dilakukan adalah pendekatan

kualitatif dengan analisi deskriptif. Hal ini dilakukan dengan wawancara untuk

mengumpulkan informasi dan menghubungkannya dengan teori kesejahteraan

menurut James Midgley yang peneliti gunakan.

Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan kesejahteraan dalam hal

mengelola masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup, dan peluang sosial yang

terbuka luas oleh SBKI daripada kondisinya sebelum berorganisasi dan

melakukan pergerakan. Hal tersebut dapat dilihat pada pengaturan masalah sosial

yang mampu dihadapi dengan lebih baik karena peran organisasi dan

pergerakannya, kemudian pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih terjamin

karena nilai tawar organisasi dan pergerakannya, dan peluang sosial yang semakin

terbuka luas karena organisasi dan gerakannya terbekali dengan aksi-aksi,

pendidikan, dan jejaringnya.

Kata Kunci: Gerakan Buruh, Kesejahteraan, SBKI

Page 8: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

SURAT PENGESAHAN……………………………………………………… ii

SURAT KEASLIAN SKRIPSI……………………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 7

F. Landasan Teori ....................................................................................... 11

G. Metodologi Penelitian ............................................................................ 15

BAB II: PROFIL SBKI DAN PERJUANGANNYA ......................................... 20

A. Sejarah SBKI .......................................................................................... 20

B. Struktur Kepengurusan ........................................................................... 23

C. Tujuan ..................................................................................................... 24

D. Pokok-pokok Perjuangan SBKI .............................................................. 24

E. Hak Anggota .......................................................................................... 25

F. Kewajiban ............................................................................................... 25

Page 9: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

ix

G. Logo SBKI .............................................................................................27

H. Perjuangan SBKI .................................................................................... 28

BAB III: GERAKAN ORGANISASI BURUH SBKI DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN ...........................................................................................35

A. Gerakan Organisasi Buruh SBKI ............................................................35

B. Dampak Pergerakan Organisasi Buruh SBKI dalam Peningkatan

Kesejahteraan ......................................................................................... 66

C. Hambatan Peningkatan Kesejahteraan yang Dilakukan oleh Gerakan

Buruh SBKI ............................................................................................ 85

BAB V: PENUTUP ........................................................................................... 88

A. Kesimpulan ............................................................................................. 88

B. Saran ....................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 91

Page 10: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Panduan Wawancara ............................................................................... 93

2. Foto dan Gambar ..................................................................................... 95

Page 11: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi Pergerakan boleh dibilang sebagai sesuatu yang terus hadir dari

masa ke masa. Pergerakan tersebut identik dilakukan oleh sekelompok tertentu

dari lingkungan sosial, atau seringkali disebut sebagai gerakan sosial. Secara

umum, gerakan sosial dimaknai sebagai sebuah gerakan yang lahir dari

sekelompok individu untuk memperjuangkan kepentingan, aspirasi atau menuntut

perubahan yang ditujukan untuk kelompok tertentu.1 Tak terkecuali gerakan itu

terjadi juga pada kelompok buruh. Pergerakan buruh di Indonesia memang sudah

terjadi sejak lama. Kita dapat melihat sendiri bahwa dari mulai masa pra-

imperialisme/kolonialisme pun sudah ada pergerakan buruh walaupun dalam

skala/intensitas yang kecil dan masih digolongkan dalam gerakan yang bersifat

lokal.

Gerakan buruh abad 19 awal banyak berfokus pada protes dari kalangan

petani (buruh tani) terhadap pemerintahan raja/sultan yang merasa ditindas dan

dieksploitasi.2 Dalam perkembangannya, kondisi ketertindasan tersebut kemudian

membuat buruh melakukan serangkaian pergerakan. Kondisi kerja yang demikian

buruk memicu munculnya bentuk perlawanan yang khas sebuah gerakan buruh:

pemogokan. Salah satu pemogokan pertama dalam sejarah Indonesia tercatat di

1 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2016), hlm. 392. 2Suhari MT, Buruh Indonesia Dari Masa Ke Masa, (Jakarta: Tri Warna Media

Publishing, 2016), hlm. 4.

Page 12: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

2

tahun 1882 di Yogyakarta, di mana pada puncak gelombang pemogokan yang

disebabkan karena upah rendah dan jam kerja yang tinggi ini 21 pabrik gula

terpaksa menghentikan produksinya karena pemogokan.3 Meskipun tidak dengan

cara-cara modern yang terorganisir, tetapi lebih pada aksi spontanitas

menghentikan kegiatan produksi saja, pergerakan buruh tersebut berhasil

memenangkan tuntutan pada masa awalnya. Baru kemudian pada awal 1900-an

muncul Serikat buruh pertama di Jawa yang didirikan pada tahun 1905 oleh buruh-

buruh kereta api dengan nama SS Bond (Staatspoorwegen Bond). Kepengurusan

organisasi ini sepenuhnya dipegang oleh orang-orang Belanda dan tidak banyak

mewakili kepentingan buruh pribumi. Tujuan SS Bond tersebut adalah mengatur

kerja sama kerja yang lebih baik antara pekerja dan pemberi kerja dari orang-orang

Belanda.

Meskipun demikian, SS Bond ini tercatat sebagai organisasi pertama di

negeri ini dan menjadi cikal bakal perkembangan organisasi-organisasi

selanjutnya. Berlanjut Pada tahun 1908 muncul serikat buruh kereta api yang lain,

dengan naman Vereeniging van Spooor-en Tramweg Personeel in Nederlandsch

Indie (VSTP). Serikat ini memiliki basis yang lebih luas ketimbang SS Bond,

Karena melibatkan semua buruh tanpa membedakan ras, jenis pekerjaan, dan

pangkat dalam perusahaan. Organisasi ini berkembang menjadi militan terutama

sejak 1913, ketika berada di bawah pimpinan Semaun dan Sneevliet. Pada zaman

ini, VSTP tetap menjadi serikat buruh yang memiliki anggota paling banyak, dan

terhitung penting serta militan. Di bawah pimpinan Semaun, serikat buruh ini terus

3Ibid., hlm. 11.

Page 13: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

3

memperjuangkan kepentingan kaum buruh, seperti pembelaan hak-hak buruh,

memperbaiki kondisi kerja dan sebagainya.4 Pada masa pergerakan buruh oleh

VSTP tersebut, buruh-buruh yang menjadi anggotanya mendapatkan pembelaan,

pelatihan serta pendidikan untuk menguatkan organisasi dan pergerakannya.

Serangkaian pergerakan buruh tersebut tidak lain adalah usaha perjuangan

atas pemenuhan kesejahteraannya. Pada perkembangan yang lebih lanjut, dengan

bekal organisasi, tercatat perjuangan buruh mengalami peningkatan. Selama tahun

2000 misalnya, menurut catatan Depnaker saja terdapat 173 kali aksi buruh.

Sedangkan tahun 2001 terdapat 261 kali aksi buruh. Aksi-aksi tersebut umumnya

dilakukan untuk menuntut kenaikan upah, menolak PHK, dan

kejelasan/pengangkatan status kerja.5 Aksi-aksi tersebut tidak hanya dilakukan

oleh buruh pabrik (manufaktur) saja, tetapi juga dilakukan buruh dari sektor lain.

seperti guru, buruh perusahaan BUMN, dan sektor informal yang lain. Tuntutan

dari gerakan aksi tersebut sekali lagi adalah tuntutan kesejahteraan. Sebagaimana

dalam UU tentang kesejahteraan sosial dikatakan bahwa kesejahteraan sosial

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara

agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.6

Selanjutnya, dalam ayat 2 pada UU yang sama juga dijelaskan bahwa

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan

4Ibid., hlm. 22-23.

5Ibid., hlm. 130. 6UU No.11 tahun 2009tentang kesejahteraan sosial (diunduh melalui

https://peraturan.bpk.go.id/home/detail/38601/uu-no-11-tahun-2009, pada 8 April 2019, pukul

00.14)

Page 14: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

4

berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga

negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

perlindungan sosial. Terdapatnya aksi-aksi buruh dalam tuntutan atas upah layak,

menolak PHK, kepastian status kerja dan tuntutan yang lain ini menunjukkan tidak

terpenuhinya kebutuhan material yang tepat kepada buruh sehingga kebutuhan

dasar atas pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial menjadi tidak bisa

berjalan dengan baik. Hal tersebut lalu menjadikan dasar buruh melakukan

gerakan dengan kekuatannya sendiri sebagaimana disebutkan juga oleh Giddens,

konsep gerakannya adalah sebagai suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu

kepentingan bersama, atau gerakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama

melalui tindakan kolektif di luar lingkup lembaga-lembaga yang sudah ada.7

Dalam gerakan aksi buruh tersebut, terdapat sektor yang lebih rentan dan

lemah dalam relasi hubungan kerja. Sektor tersebut adalah sektor buruh informal.

khususnya, buruh konstruksi informal atau orang biasa menyebutnya buruh

bangunan. Mengenai penjelasannya, Paling tidak ada tiga pendapat mengenai

sektor informal tersebut. Pertama, Sektor informal ada karena industri formal yang

ada terbatas dalam menyerap tenaga kerja, hingga munculnya cenderung di

pinggiran kota besar. Kedua, sektor informal sudah lama ada. ia model ekonomi

tradisional, sedangkan sektor formal merupakan model ekonomi modern. Ketiga,

sektor informal dan sektor formal sesungguhnya suatu kesatuan yang terpadu,

7Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, hlm. 392.

Page 15: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

5

dikarenakan saling terhubung dan terkaitnya dalam rantai pasok kerja.8 Padahal

kalau dilihat dalam pengertian undang-undangnya, buruh atau tenaga kerja secara

umum adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat.9 Dari pengertiannya, hampir tidak ada perbedaan berarti untuk buruh

dalam sektor formal dan informal. Namun dalam praktiknya, buruh sektor

informal atau dalam hal ini buruh bangunan tersebut seringkali mengalami

kerentanan dalam aspek upah, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta status

hubungan kerja.

Sepanjang 2018 BPJS mencatat terdapat 157.313 kasus kecelakaan kerja

yang telah terjadidanmenurut penuturan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja Irjen Sugeng Priyanto,

kecelakaan kerja banyak terjadi di bidang konstruksi.10 Mayoritasnya terjadi di

sektor informal. Ia berdalih bahwa hal tersebut terjadi karena banyaknya

pembangunan yang sedang gencar-gencarnya di Indonesia.11Tidak hanya

persoalan keselamatan dan kesehatan kerja, buruh bangunan juga rentan

mengalami pemberian upah yang tidak sesuai, baik dalam dimensi waktu atau

nominal, serta beban kerja yang berlebih. Hal ini disebabkan karena seringkali

8Uli Parulian Sihombing, dkk, Pekerja Sektor Informal; Berjuang untuk hidup (Jakarta:

LBH Jakarta, 2011), hlm. 3. 9UU No.13 tahun 2003 tentang tenaga kerj, (diunduh melalui

https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/undangundang-nomor-13-tahun-2003 pada 8

April 2019, pukul 00.12) 10Imam sholehudin (ed), Sepanjang 2018, BPJS Cata Ada 157.313 Kasus Kecelakaan

Kerja, https://www.jawapos.com/nasional/humaniora/15/01/2019/sepanjang-2018-bpjs-catat-ada-

157313-kasus-kecelakaan-kerja/ (diakses pada tanggal 8 April 2019 pukul 00.40) 11Ratna puspitah (red), Menaker: 2018 Terjadi 157.313 Kecelakaan Kerja,

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/15/plcuoz428-menaker-2018-terjadi-

157313-kecelakaan-kerja/ (diakses pada tanggal 8 April 2019 pukul 00.42)

Page 16: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

6

tidak adanya perjanjian tertulis antar pemberi kerja dan buruhnya. hal tersebut

masih ditambah persoalan domestik yang dialami buruh bangunan di rumah,

seperti jeratan hutang dan pemenuhan ekonomi serta kesehatan keluarga yang

membutuhkan dana tambahan.

Salah satu contoh kelompok buruh bangunan tersebut ada di kabupaten

gunung kidul, tepatnya di kecamatan Playen. Kelompok buruh bangunan tersebut

tergabung dalam sebuah wadah organisasi bernama SBKI (Serikat Buruh

Konstruksi Indonesia). SBKI dibentuk pada tahun 2017 oleh sekitar 25 orang.

SBKI adalah organisasi kuli bangunan yang dibentuk berdasarkan kegelisahan

anggotanya atas masalah-masalah yang sering dialami buruh bangunan dalam

bekerja, seperti upah terlambat, keberlangsungan kerja yang tidak pasti, kasus

mandor membawa lari uang jatah upah, dan lain sebagainya. SBKI secara formal

tercatat sebagai salah satu serikat di Dinas Tenaga Kerja Gunung Kidul dan

berafiliasi dengan Serikat buruh kerakyatan Indonesia. Dalam praktiknya, SBKI

melakukan gerakan demonstrasi, pendidikan dan pelatihan, usaha ekonomi kreatif,

serta serangkaian aksi lainnya untuk menguatkan organisasi dalam mencapai

tujuannya. SBKI bisa dikatakan sebagai representasi kelompok buruh bangunan

yang melakukan pergerakan untuk kesejahteraannya. Baik kesejahteraan yang

bersifat material dan sosial.

Hal mengenai kerentanan kesejahteraan buruh bangunan sebagai sektor

informal dan adanya gerakan organisasi buruh bangunan bernama SBKI ini

kemudian membuat penulis tertarik untuk meneliti bagaimana aspek gerakan

buruh tersebut dalam peningkatan kesejahteraannya. Harapannya, penulis mampu

Page 17: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

7

memetakan rangkaian pergerakan yang dilakukan dan menghubungkannya pada

indikator kesejahteraan sosial. SBKI, dalam pengamatan peneliti adalah satu-

satunya organisasi buruh bangunan dalam bentuk serikat pekerja yang berjuang

untuk hak-haknya. Sehingga penting untuk meninjau gerakan yang telah dilakukan

SBKI ini dalam usahanya untuk peningkatan kesejahteraan. Selanjutnya,

penelitian atas gerakan buruh tersebut bisa menjadi semacam acuan dan evaluasi

dari serangkaian gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan yang ada di

negeri ini.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan (Studi kasus Serikat

Buruh Konstruksi Indonesia) Playen, Gunung kidul, Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gerakan buruh dalam

peningkatan kesejahteraan (Studi kasus Serikat Buruh Konstruksi Indonesia)

Playen, Gunung kidul, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan atau pengetahuan untuk akademisi, aktivis dan masyarakat

umum terkait gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan buruh di SBKI

(Serikat Buruh Konstruksi Indonesia) Playen, Gunung kidul, Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak pihak diantaranya:

a. Manfaat bagi pemerintah

Page 18: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

8

Memberikan sumbangsih kritik dan saran terkait situasi keadaan buruh konstruksi

di Indonesia, yaitu dalam studi kasus di Serikat Buruh Konstruksi Indonesia, di

Yogyakarta. Terutama dalam kondisi kesejahteraannya yang ternyata perjuangan

buruh-buruh tersebut muancul karena pemeerintah kurang menjalankan fungsinya

dengan tepat

b. Manfaat bagi serikat buruh

Memberikan gambaran kerangka konsep dan teknis terkait pergerakan yang

dilakukan Serikat Buruh Konstruksi Indonesia yang terdokumentasikan serta bisa

memberi pertimbangan terhadap strategi dan taktik yang akan dilakukan serikat

buruh selanjutnya.

Page 19: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

9

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berkaitan dengan penelitian lain yang relevan dengan kajian

dalam penelitian ini, sehingga peneliti dapat menemukan gambaran penelitian

dengan topik yang sama, dan kemudian akan dijadikan sebagai bahan rujukan. Di

sisi lain kajian pustaka juga digunakan untuk menghindari terjadinya plagiasi.

Banyak penelitian yang mengkaji tentang gerakan buruh dalam

peningkatan kesejahteraan dengan variabel yang berbeda-beda. Namun

berdasarkan eksplorasi peneliti terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini, diantaranya:

Penelitian pertama, yakni penelitian yang dilakukan oleh Nining Sumarsih

dengan judul “Strategi SurviveBuruh Bangunan (Studi Kasus Buruh Bangunan di

Masyarakat Pegunungan Prambanan, Dusun Mlakan, Desa Sambirejo, Kecamatan

Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)”. Pada penelitian tersebut dipaparkan

tentangcara buruh bangunan di dusun Mlakan bertahan hidup di tengah kondisi

keterbatasan pendapatan dan sumber daya di daerahnya, serta faktor-faktor yang

membuat buruh bangunan tersebut bisa bertahan sekaligus dinamikanya.

Partisipan dalam penelitian ini adalah Empat orang yang mewakili

beberapa RW di dusun Mlakan dan berprofesi sebagai buruh bangunan. Penelitian

yang menggunakan metode kualitatif ini menghasilkan beberapa penemuan

diantaranya: buruh bangunan di dusun Mlakan harus menghemat pengeluarannya

dan membatasi kebutuhannya pada kebutuhan yang bersifat primer saja, serta tidak

mempersiapkan anak-anaknya pada jenjang pendidikan yang tinggi. Penelitian ini

Page 20: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

10

banyak berfokus pada strategi bertahan hidup yang dilakukan buruh bangunan

dengan sekian masalah-masalah harian yang sering dihadapi oleh buruh bangunan

tersebut.12

Kemudian juga terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arief

Nurrahman Sejati, mahasiswa Program Studi Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik, Universitas Sebelas Maret, yang berjudul “Peran Buruh dalam

Kesejahteraan Sosial Perusahaan PT. Senang Kharisma Textile (Studi Kasus

Kewajiban, Upah, Jaminan Sosial, dan Fasilitas Kesejahteraan Buruh di PT.

Senang Kharisma Textile, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Solo)”.

Subyek dalam penelitian ini adalah pemimpin perusahaan, buruh/karyawan

tetap (6 orang), dan 6 orang karyawan tidak tetap. Desain penelitian ini

menggunakan deskripsi kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa kesejahteraan buruh

merupakan hal yang sangat penting bagi buruh. Dan dalam penelitian ini

disebutkan bahwa PT. Senang Kharisma Textile dapat mewujudkannya dalam

bentuk jaminan sosial, pemberian upah, serta fasilitas kesejahteraan yang baik.

Penelitian ini lebih banyak menekankan persoalan normatif buruh hanya dalam

pemberian pemenuhan upah minimum dan beberarapa jaminan sosial serta fasilitas

yang ada di dalam pabrik13

12Nining Sumarsih, “Strategi Survive Buruh Bangunan”, Skripsi, Program Studi

Sosiologi Agama, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. 13Arief Nurrahman Sejati, “Peran Buruh dalam Kesejahteraan Sosial Perusahaan PT.

Senang Kharisma Textile (Studi Kasus Kewajiban, Upah, Jaminan Sosial, Dan Fasilitas

Kesejahteraan Buruh Di PT. Senang Kharisma Textile, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar,

Solo)”, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 30, No.1, 2015.

Page 21: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

11

Selanjutnya adalah sebuah Jurnal yang ditulis oleh Sri Ndaru Arthawati.

Sri Ndaru meneliti tentang “Peran Serikat Pekerja dalam Mendorong Produktivitas

danPeningkatan Kesejahteraan Para Pekerja Pada PT. Nippon Shokubai Indonesia-

Cilegon”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran serikat pekerja

dalam mendorong produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Selain itu penelitian ini

bertujuan untuk mengevaluasi peran pimpinan perusahaan dalam menentukan

kebijakan dan pemegang kendali yang tidak lepas dari peran para pekerja.

Metode penelitian yang digunakan yakni dengan metode studi literatur dan

survey. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel peran serikat pekerja pada PT. Nippon Shokubai

Indonesia dengan peningkatan kesejahteraan.14

Penelitian berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ade Setiawan

Seorang mahasiswa jurusan ilmu Politik FISIP UNAIR mengkaji tentang

“Gerakan Serikat Buruh: Gerakan Penolakan/Penuntutan Revisi Ranperda

Ketenagakerjaan 2011 oleh Serikat Buruh di Kabupaten Gresik”. Penelitian ini

dikaji dengan pendekatan kualitatif yang banyak membahas strategi mobilisasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada 2 tokoh sentral yang

menggerakkan mobilisasi dan memberi inspirasi untuh buruh-buruh bergerak

melakukan demonstrasi menolak Ranpeda ketenagakerjaan 2011.15

14Sri Ndaru Arthawati, “Peran Serikat Pekerja dalam Mendorong Produktivitas

danPeningkatan Kesejahteraan Para Pekerja Pada PT. Nippon Shokubai Indonesia-Cilegon”,

Jurnal Tirtayasa Ekonomika, Vol. 13, No. 1, April, 2018. 15Ade Setiawan, Gerakan serikat buruh gerakan penolakan penuntutan revisi ranperda

ketenagakerjaan 2011 oleh serikat buruh di kabupaten gresik, Jurnal Politik Muda, Vol.1, No.1

Oktober-Desember, 2012.

Page 22: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

12

Dan terakhir terdapat sebuah jurnal yang disusun oleh Muhammad zuhdan

dengan judul “Perjuangan Gerakan Buruh Tidak Sekedar Upah, Melacak

Perkembangan Isu Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi”.Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk melacak isu-isu yang diperjuangkan oleh gerakan

buruh pasca reformasi. Muhammad Zuhdan menggunakan pendekatan kualitatif

pada penelitian ini. Sedangkan Sampel penelitiannya adalah gerakan buruh yang

berdomisili di Jabodetabek dan Surabaya.

Penelitian ini menunjukkanbahwa isu gerakan buruh pasca reformasi di

Indonesia tidak hanya berkutat pada isu kenaikan upah saja. Tetapi juga ada

perkembangan progresif yang mengarah pada isu-isu politis yang berhubungan

dengan gerakan kiri baru, seperti isu buruh Go Politk, anti neoliberalisme, gender,

HAM, demokrasi, kewarganegaraan, kebijakan publik, dan sebagainya.16

Meskipun penelitian tersebut dijadikan rujukan bagi berlangsungnya

penelitian ini, namun sudah tentu dalam kesemuanya itu terdapat perbedaan dan

persamaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah semua

sepakat bahwa buruh adalah kolektifitas yang tinggi dalam kelompoknya untuk

berjuang dan melakukan perjuangan, pergerakan, dan usaha dalam meningkatkan

kesejahterannya. Sedangkan perbedaannya yakni terletak pada variabel, metode

penelitian, serta objek penelitiannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian

ini adalah orisinil karena belum ada penelitian yang mengkaji tentang perjuangan

buruh bangunan untuk pergerakan organisasinya dalam mengatasi beberapa

persoalan. Judul yang penulis gunakan dengan nama Gerakan Buruh dalam

16Muhammad Zuhdan, “Perjuangan Gerakan Buruh Tidak Sekedar Upah, Melacak

Perkembangan Isu Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, vol. 17, No. 3, Maret, 2014.

Page 23: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

13

Peningkatan Kesejahteraan (Studi Kasus Pergerakan Buruh di Serikat Buruh

Konstruksi Indonesia, Playen, Gunung kidul, Yogyakarta), belum ada yang pernah

meneliti. Baik penelitian yang dilakukan di kampus UIN Sunan Kalijaga sendiri

maupun kampus-kampus lainnya di Indonesia.

F. Landasan Teori

1. Buruh Sektor Informal

sektor buruh informal. khususnya, buruh konstruksi informal atau

orang biasa menyebutnya buruh bangunan. Mengenai penjelasannya, Paling

tidak ada tiga pendapat mengenai sektor informal tersebut. Pertama, Sektor

informal ada karena industri formal yang ada terbatas dalam menyerap tenaga

kerja, hingga munculnya cenderung di pinggiran kota besar. Kedua, sektor

informal sudah lama ada. ia model ekonomi tradisional, sedangkan sektor

formal merupakan model ekonomi modern. Ketiga, sektor informal dan sektor

formal sesungguhnya suatu kesatuan yang terpadu, dikarenakan saling

terhubung dan terkaitnya dalam rantai pasok kerja.17

2. Gerakan Buruh

Gerakan Buruh dalam aspek pergerakan sosialnya terbentuk melalui

serangkaian proses.18 Proses-proses tersebut ditempatkan dalam beberapa

tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu: pertama, tahap ketidaktentraman,

ketidakpastian, dan ketidakpuasan yang semakin meningkat. Kedua, tahap

perangsangan, yaitu sebuah tahap yang terjadi ketika perasaan ketidakpuasan

sudah semakin besar, penyebab-penyebabnya sudah teridentifikasi dan saran-

17Uli Parulian Sihombing, dkk, Pekerja Sektor Informal; Berjuang untuk hidup (Jakarta:

LBH Jakarta, 2011), hlm. 3. 18Nanang Martono, Sosiologi perubahan sosial, hlm. 395.

Page 24: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

14

saran tindak lanjut sudah diperdebatkan. Ketiga, tahap formalisasi, yaitu

sebuah tahap ketika sosok pemimpin telah muncul, rencana telah disusun, para

pendukung telah ditempa, dan organisasi serta taktik telah dimatangkan.19

Dalam praktiknya, buruh mengalami ketidaktentraman dan ketidakpastian

karena keberlangsungan kerja dan pemenuhan hak normatifnya tidak selalu

memberi kepastian, itu juga masih seringkali ditambah dengan masalah-

masalah di tempat kerja, terlebih ditambah dengan problem domestik di rumah

yang seringkali menambah ketidaktentraman.

Kemudian, buruh yang dalam pekerjaannya memang dibentuk dalam

suasana yang kolektif saling mendiskusikan hasil identifikasi masalah yang

dihadapi dan menyepakati langkah bersama yang akan diambil dari situasi

ketidakpuasan yang semakin besar. Lalu, buruh menemukan pemimpin dalam

kelompoknya dan membentuk organisasi yang sekaligus juga menyusun

rencana, strategi, dan taktik dalam menghadapi atau meminimalisir situasi

ketidaknyamanan, ketidakpuasan, dan ketidaktentaman. Secara teoritik, dua

teori berikut bisa menjelaskan terbentuknya gerakan buruh:

a. Teori Ketidakpuasan

Teori ini menyatakan bahwa akar munculnya gerakan buruh secara

sosialnya terletak pada perasaan ketidakpuasan. Orang yang merasa

hidupnya nyaman dan puas cenderung kurang menaruh perhatian pada

gerakan sosial. Ada berbagai ragam ketidakpuasan, mulai dari luapan

kemarahan orang-orang yang merasa dikorbankaan oleh ketidakadilan

19Ibid., hlm. 395.

Page 25: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

15

yang kejam sampai dengan kadar kejengkelan terendah dari orang-orang

yang tidak menyukai perubahan sosial tertentu. Pada semua masyarakat

modern selalu saja terdapat kadar ketidakpuasan yang cukup untuk

mendorong terciptanya gerakan sosial.20 Buruh mengalami ketidakpuasan

ini, baik didasari oleh kondisi upah, status kerja, dan ketidakpastian

keberlangsungan kerja yang terjamin sehingga kondisi perubahan yang

lebih baik menjadi suatu kebutuhan yang berusaha diwujudkan.

b. Teori Mobilisasi Sumber Daya

Teori ini menekankan pada faktor teknis bukan penyebab

munculnya gerakan sosial. Teori ini menjelaskan mengenai pentingnya

pendayagunaan sumber daya secara efektif dalam menunjang gerakan

sosial karena gerakan sosial yang berhasil memerlukan organisasi dan

taktik yang efektif. Teori ini berpandangan bahwa kepemimpinan,

organisasi, dan taktik merupakan faktor utama yang menentukan sukses

atau gagalnya suatu gerakan sosial.21 Buruh membentuk organisasinya

yang diatur dengan mekanisme dan perencanaan yang tepat untuk

mewujudkan tuntutannya dalam skala pendek dan skala panjang secara

kolektif.

3. Kesejahteraan Sosial

Penting untuk mendefinisikan kesejahteraan, tentu saja dalam aspek

yang luas dan secara sosial sebagaimana kesejahteraan pada buruh. James

Midgley (1997:5) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi

20Ibid., hlm. 396. 21Ibid., hlm. 397.

Page 26: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

16

yang harus memenuhi tiga syarat utama: (1). Ketika masalah sosial dapat

dimenej dengan baik; (2) ketika kebutuhan terpenuhi; dan (3) ketika peluang-

peluang sosial terbuka secara maksimal.22

Dalam konteks di Indonesia, pengertian kesejahteraan sosial termaktub

dalam pasal 1 ayat 1 UU kesejahahteraan sosial tahun 2008, ayat tersebut

berbunyi: “kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksananakan fungsi sosialnya.”

Pengertian lain mengenai kesejahteraan juga dapat dikembangkan dari

hasil pre-confrence working for the 15th international conference of social

worker yakni : kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang

terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur

kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai

kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan,

perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya.23 Buruh

mengupayakan kondisi kesejahteraannya dengan kepastian pendapaan yang

baik dan tepat. Begitu juga mengenai jaminan sosial dari negara yang menjadi

kondisi ketentraman tersendiri bagi buruh yang mendapatkannya. Termasuk

juga akses pada kesehatan, pendidikan, dan pengembangan diri yang bisa

dijangkau. Ketidaksesuaian harapan kesejahteraan tersebut pada buruh

22Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009) , hlm.72. 23Ibid., hlm.73.

Page 27: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

17

seringkali berakibat buruh melakukan pergerakannya untuk mencapai dan

meningkatkan kesejahterannya.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenisdan Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan survei langsung ke lokasi

penelitian di Serikat buruh Konstruksi Indonesia untuk mencari informasi yang

terkait dengan gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan. Jenis

penelitiannya merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research), artinya

data yang menjadi rujukan merupakan fakta-fakta yang didapati dari

lapangan.24 Sifat penelitiannya sendiri merupakan penelitian yang bersifat

deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis ini adalah penuelitian yang

menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi data secara kualitatif.25

2. Subjek dan Objekpenelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah buruh/pekerja bangunandalam

serikat buruh konstruksi Indonesia (SBKI)yang dapat memberikan informasi

mengenai gerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan. Peneliti

menggunakan sempel data dengan data yang didapatkan oleh wawancara pada

pengurus SBKI dan perwakilan anggotanya yang punya keterlibatan aktif dalam

aktifitas pergerakan organisasinya. Objek penelitiannya sendiri adalah

bagaimana pergerakan buruh yang dilakukan dalam peningkatan

kesejahteraannya.

24Conny R. Semiawan, Metode Penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan

keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia, 2010), hlm. 2. 25Saefudin Anwar, Metode penelitian bidang sosial, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1990),

hlm. 63.

Page 28: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

18

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode yang sering dikenal dengan metode

non-probabilitas sampling. Gall dan Borg mengatakan bahwa sampel yang

didapat dalam non probabilitas sampling dipilih berdasarkan tujuan dan

kebutuhan dari peneliti. Pengambilan sampling non-probabilitas ini sendiri

memiliki dua kriteria sebagaimana berikut; 1) Setiap individu dalam populasi

tidak memiliki peluang yang sama dengan individu lainnya untuk dijadikan

sampel, 2) Pemilihan sampel berdasarkan tujuan penelitian dan subjektifikasi

penelitian. Gall dan Borg melanjutkan penjelasannya bahwa setidaknya ada

beberapa cara untuk menentukan teknik sampling non-probabilitas diantaranya;

convenience, purposive, opurtunic, snowball, combination, volunteer.26

Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitiannya ini adalah teknik

purposive sampling. Penjelasan purposive sampling ini adalah teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel berdasarkan pertimbangan atau

tujuan atau nilai guna individu pada penelitian yang dilakukan. Individu

tersebut digunakan sebagai sampel karena memiliki banyak informasi yang

dibutuhkan peneliti.27 Pada teknik ini, peneliti akan memilih sampel sesuai

dengan kriteria yang diinginkan dan yang dibutuhkan sehingga mempermudah

dan memperjelas penelitian.

Kriteria yang peneliti tetapkan sebagai acuannya adalah sebagai berikut :

a. Anggota SBKI yang aktif lebih dari 2 tahun

b. Pengurus dan Anggota SBKI yang terlibat aktif dalam kegiatan

26Febri Endra, Pedoman Metodologi Penelitian Statistika Praktis, (Sidoarjo: Zifatama

Jawara, 2017), hlm. 45. 27Ibid., hlm. 46.

Page 29: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

19

pergerakan, rapat rutin, dan kegiatan yang telah diprogramkan lainnya

c. Pengurus dan Anggota SBKI yang pernah mengikuti aksi tuntutan

pembayaran upah tepat waktu, aksi seragam, aksi sosial, aksi jejaring, dan

aksi May Day.

d. Pengurus dan Anggota SBKI yang namanya terdaftar dalam SK pencatatan

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gunung Kidul

Peneliti hanya akan mengambil sampel dengan kriteria di atas, hal ini

dimaksudkan peneliti agar penelitiannya tidak melebar atau keluar konteks,

serta mudah mendapatkan data yang sesuai. Beberapa kriteria yang telah

disebutkan tersebut tidak semua Pengurus dan Anggota SBKI memiliki itu,

terutama pengurus dan anggota yang terbilang baru bergabung.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. MetodeWawancara

Metode wawancara tersebut merupakan wawancara yang terkait

dengan kesejahteraan buruh bangunan.Wawancara yang dilakukan dengan

menggunakan panduan berupa pertanyaan-pertanyaan yang sudah

disiapkan sebelumnya olehpenulis.Wawancara ini ditujukan kepada

Anggota dan Pengurus SBKI yang terdiri dari 10 orang yang memenuhii

kriteria yang peneliti tetapkan di Purposive Sampling.

b. MetodeObservasi

Selain metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode

observasi non partisipatif. Metode ini dilakukan dengan peneliti yang

melibatkan pelaku yang bersangkutan dengan kesejahteraan buruh

Page 30: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

20

bangunan.Metode ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan dan

melihat lokasi kerja pelaku. Metode ini juga digunakan sebagai verifikasi

data dengan melibatkan narasumber lain.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan sebagai penguat data yang

diperoleh peneliti saat melakukan observasi dilapangan. Baik berupa foto

maupun data wawancara yang diperoleh terkait buruh gerakan buruh di

SBKI dalam peningkatan kesejahteraan.

5. AnalisisData

a. ReduksiData

Dalam metode ini peneliti mendeskripsikan hasil wawancara dalam

bentuk transkip yang terpisah. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah

peneliti dalam menyajikan data.

b. Penyajian Data

Dalam metode ini peneliti mengurangi data yang tidak sesuai dengan

tema penelitian sehingga mempermuda proses penarikan kesimpulan dan

data yang disajikan mudah dipahami dengan jelas.

c. PenarikanKesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data tersusun, namun

dalam menverifikasi data guna penarikan kesimpulan perlu adanya uji

kebenaran dan kesesuaian data lapangan sehingga validitas terjamin. Uji

validitas data menggunakan metode keabsahan data/Triangulasi. Dalam

metode ini peneliti melakukan pembandingan dari hasil wawancara dan

Page 31: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

21

observasi yang diperoleh antara narasumber satu dengan yang lain,

kemudian menggunakan data dokumentasi untuk pelengkap keabsahaan data

yang didapat. Sehingga dengan adanya pembanding data satu dengan data

lain yang diperoleh penyimpulan data dengan tepat.

H. SistematikaPembahasan

Sistematika pembahasan ini disusun untuk mempermudah pemahaman

dalam pembahasan isi skripsi. Maka sistematika ini disusun secara utuh dan

sistematis sebagai berikut:

Bab I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,

sistematika pembahasan.

Bab II, dalam bab ini menguraikan secara umum tentang profil SBKI dan

aktifitas pergerakan buruh yang dilakukan dengan memperdalam pembahasan

mengenai judul tersebut yang dimaksudkan untuk pengantar di bab-bab

berikutnya.

Bab III, dalam bab ini merupakan bagian terpenting yang membahas

tentang bagaimana pergerakan buruh dalam peningkatan kesejahteraan di SBKI.

Bab IV, bab ini adalah bagian akhir dari penelitiaan yang berisi mengenai

kesimpulan dan saran terkait penelitian.

Page 32: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

89

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan buruh organisasi dalam peningkatan kesejahteraan mengalami

peningkatan-peningkatan tertentu dari pada kondisi sebelum SBKI membentuk

organisasi dan melakukan pergerakan. Motif pergerakan yang dilakukan didasari

dari ketidakpuasan dan mobilisasi sumber daya yang dilakukan. Gerakan tersebut

berwujud pada gerakan aksi dan demonstrasi, gerakan pendidikan dan pelatihan,

serta gerakan jejaring.

Gerakan buruh organisasi SBKI mengalami peningkatan kesejahteraannya

berdasarkan kondisi sejahtera menurut James Midgley. Dalam praktik gerakan

SBKI, Anggota mengalami peningkatan atas usaha memenej masalah sosial

dengan baik berkat peranan organisasi dan gerakan yang dilakukan. Lalu dalam

pemenuhan kebutuhan hidup, gerakan SBKI mampu untuk meningkatkan kondisi

aman atas terancamnya potensi pelanggaran hak dari mandor atau pemberi kerja

yang dilakukan. Kemudian dalam potensi sosial yang terbuka secara maksimal,

gerakan yang dilakukan SBKI mampu meningkatkan kapasitas individu dan sosial

dalam organisasi dalam pemanfaatan peluang-peluang sosial yang ada, seperti

kegiatan bakti sosial dan usaha ekonomi kreatif organisasi yang dilakukan.

Hambatan organisasi dalam pergerakannya terbagi secara internal dan

eksternal. Secara internal, gerakan SBKI dibatasi oleh perbedaan latar belakang

beserta waktu dan tempat kerja dari anggota yang menyebabkan gerakan SBKI

belum bisa maksimal. sedangkan secara eksternal, kebijakan negara dan

Page 33: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

90

masyarakat secara umum belum menaruh perhatian besarnya pada perjuangan dari

serikat yang dibentuk oleh buruh bangunan yang dilakukan oleh SBKI.

B. Saran

Gerakan SBKI dalam peningkatan kesejahteraan perlu untuk terus dilanjutkan. Tak

terkecuali juga mengevaluasi hambatan-hambatan yang selama ini dihadapi.

Terutama penting sekali gerakan SBKI ini untuk semakin meluas dan menguatkan

nilai tawarnya. Gerakan SBKI ini menarik karena organisasi buruh bangunan yang

dalam ikatan informalnya ini ternyata memiliki legalitas dari Dinas Tenaga Kerja

Daerah dan memiliki program-program dan mekanisme tertentu yang detail dalam

usaha mewujudkan tujuannya. Semakin membesarnya gerakan ini dengan tepat

maka akan semakin mewujudkan perjuangan yang semakin luas dari buruh-buruh

bangunan untuk mendapatkan perlindungan dan jaminan dari negara untuk

meningkatkan kesejahteraannya. Termasuk juga pengembangan cara atau metode

tertentu yang selama ini digunakan oleh SBKI dalam mengatur organisasi dan

melakukan pergerakannya perlu untuk dikabarkan, dipraktekkan, dan dilanjutkan

oleh siapa saja yang mengaku dirinya terpanggil oleh giat kemanusiaan dan

perjuangan.

Page 34: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

91

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Saefudin, Metode penelitian bidang sosial, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1990).

Arthawait, Sri Ndaru, “Peran Serikat Pekerja dalam Mendorong Produktivitas dan

Peningkatan Kesejahteraan Para Pekerja Pada PT. Nippon Shokubai Indonesia-

Cilegon”, Jurnal Tirtayasa Ekonomika, Vol. 13, No. 1, April, 2018.

Conny R. Semiawan, Metode Penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan

keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia, 2010).

Febri Endra, Pedoman Metodologi Penelitian Statistika Praktis, (Sidoarjo: Zifatama

Jawara, 2017).

Huda, Miftachul, Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009).

Martono, Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2016).

MT, Suhari, Buruh Indonesia Dari Masa Ke Masa, (Jakarta: Tri Warna Media

Publishing, 2016).

Puspitah, Ratna (red), Menaker: 2018 Terjadi 157.313 Kecelakaan Kerja,

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/15/plcuoz428-menaker-

2018-terjadi-157313-kecelakaan-kerja/ (diakses pada tanggal 8 April 2019 pukul

00.42).

Sejati, Arief Nurrahman, “Peran Buruh dalam Kesejahteraan Sosial Perusahaan PT.

Senang Kharisma Textile (Studi Kasus Kewajiban, Upah, Jaminan Sosial, Dan

Fasilitas Kesejahteraan Buruh Di PT. Senang Kharisma Textile, Kecamatan Jaten,

Kabupaten Karanganyar, Solo)”, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 30, No.1, 2015.

Setiawan, Ade, “Gerakan Serikat Buruh Gerakan Penolakan Penuntutan Revisi Ranperda

Ketenagakerjaan 2011 Oleh Serikat Buruh Di Kabupaten Gresik”, Jurnal Politik

Muda, Vol.1, No.1 Oktober-Desember, 2012.

Sholehudin, Imam (ed), Sepanjang 2018, BPJS Catat Ada 157.313 Kasus Kecelakaan

Kerja, https://www.jawapos.com/nasional/humaniora/15/01/2019/sepanjang2018-

bpjs-catat-ada-157313-kasus-kecelakaan-kerja/(diakses pada tanggal 8 April 2019

pukul 00.40).

Sihombing, Uli Parulian, dkk, Pekerja Sektor Informal; Berjuang untuk hidup (Jakarta:

LBH Jakarta, 2011).

Page 35: GERAKAN BURUH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …

92

Sumarsih, Nining, “Strategi Survive Buruh Bangunan”, Skripsi (Yogyakarta: Program

Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan

Kalijaga, 2009).

UU No.11 tahun 2009, tentang kesejahteraan sosial, diunduh melalui

https://peraturan.bpk.go.id/home/detail/38601/uu-no-11-tahun-2009, pada 8 April

2019, pukul 00.14).

UU No.12 tahun 2003 tentang tenaga kerja (diunduh melalui

https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/undangundang-nomor-13-

tahun-2003 pada 8 April 2019, pukul 00.12).

Zuhdan,Muhammad, “Perjuangan Gerakan Buruh Tidak Sekedar Upah, Melacak

Perkembangan Isu Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi”, Jurnal Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, vol. 17, No. 3, Maret, 2014.