pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN
PUBLIK DI DKI JAKARTA
Oleh:
SULTON
203082001945
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
Skrispi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
SULTON
NIM: 203082001945
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Hepi Prayudiawan,SE.,Ak.,MM NIP.19690203 2001121 1 003 NIP. 19720516 200901 1 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of leadership, job satisfaction, and motivation on the performance of auditors. Data in the form of primary data from the accounting firm in Jakarta. The statistical method used is multiple linear regression. The test results showed that variable leadership, job satisfaction, and motivation significantly influences the performance of auditors. Partially leadership, job satisfaction, and motivation significantly influence auditors' performance, whereas the most dominant variables affect its performance of the auditor is leadership.
Keywords: Auditors' Performance, Leadership, Job Satisfaction and Work Motivation.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor. Data yang diperoleh berupa data primer dari KAP di DKI Jakarta. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Secara parsial variabel kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan variabel yang paling dominan mempengaruh kinerja auditor adalah kepemimpinan.
Kata Kunci: Kinerja Auditor, Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja.
DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan ………………………………………………….. 9
1. Definisi Kepemimpinan …………………………………. 9
2. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan ………. 10
3. Teori-Teori Kepemimpinan ……………………………… 11
4. Gaya Kepemimpinan …………………………………….. 14
B. Kepuasan Kerja ………………………………………………….. 16
C. Motivasi Kerja …………………………………………………… 17
1. Pengertian Motivasi Kerja ……………………………….. 17
2. Teori-Teori Motivasi …………………………………….. 20
D. Kinerja Auditor ………………………………………………….. 23
1. Pengertian Kinerja Auditor ………………………………. 23
2. Unsur-Unsur Pengukuran Kinerja Auditor ………………. 25
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja … 26
4. Penilaian Kinerja …………………………………………. 28
E. Penelitian Terdahulu ……………………………………………... 30
i
ii
F. Keterkaitan Antar Variabel ……………………………………. 33
G. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 36
H. Hipotesis ………………………………………………………. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………….. 38
B. Metode Penentuan Sampel …………………………………….. 38
C. Metode Pengumpulan Data ……………………………………. 39
1. Data Primer (Primery Data) ……………………………. 39
2. Data Sekunder (Secondary Data) ………………………. 40
D. Metode Analisis ………………………………………………... 41
1. Uji Validitas …………………………………………….. 41
2. Uji Reliabilitas ………………………………………….. 41
3. Normalitas Data ………………………………………… 42
4. Analisis Jalur …………………………………………… 43
5. Pengujian Hipotesis …………………………………….. 43
E. Operasionalisasi Variabel ………………………………………. 45
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai prestasi dan kinerja yang terus meningkat pada Kantor
Akuntan Publik tentunya tidak terlepas dari peran Sumber Daya Manusia
(SDM) didalamnya. Untuk itu kalangan auditor harus fokus untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang bisa meningkatkan kinerja.
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat
penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan di dalam organisasi.
Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak
ditentukan oleh tingkat kepemimpinan, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan
dan juga motivasi kerja terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya.
Kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat kepuasaan kerja yang
dimiliki. Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi baik dari dalam maupun
dari luar. Untuk sisi internal, tentu kepuasan kerja seseorang akan menyangkut
komitmennya dalam bekerja, baik komitmen profesional maupun komitmen
organisasional. Sedangkan dari sisi eksternal, tentu kepuasan kerja
dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan,
bawahan, maupun setingkat (Amilin dan Dewi, 2008).
Perubahan lingkungan, khususnya lingkungan bisnis dan organisasi saat
ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi juga bersifat tidak pasti.
2
Implikasinya muncul fenomena-fenomena baru seperti globalisasi, dunia tanpa
batas atau hilangnya batas-batas antar negara, antara daerah, bahkan antar
individu. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan selalu berubah
seperti saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu mengantisipasi ke
depan yang lebih relevan dengan situasi kompleks seperti sekarang ini.
Sukses suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi
itu untuk beradaptasi pada perubahan lingkungan strategik yang
mempengaruhi kehidupan organisasi. Organisasi yang terus beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi akan dapat tumbuh dan berkembang.
Sebaliknya organisasi yang tidak beradaptasi dengan perubahan lingkungan
akan mengalami kemunduran, oleh karena itu sangat perlu bagi organisasi
untuk memahami perubahan lingkungan strategik karena perubahan tersebut
menuntut adanya perubahan paradigma di dalam mengelola organisasi.
Untuk selalu siap menghadapi perubahan yang selalu terjadi tersebut,
Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai salah satu bisnis di bidang jasa
keuangan dituntut untuk selalu memberikan perhatian yang besar pada upaya-
upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Upaya-upaya tersebut
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan baik yang bersifat struktural
ataupun yang bersifat fungsional. Pendidikan dan pelatihan saja tidaklah
cukup, diperlukan adanya pembinaan dan motivasi kerja auditor untuk
menumbuhkan komitmen yang kuat dalam rangka meningkatkan prestasinya.
Hal tersebut sangatlah penting mengingat perhatian orang terhadap komitmen
3
dewasa ini semakin besar, terutama disebabkan adanya pemahaman bahwa
kinerja berkaitan erat dengan komitmen (Meyer, at al., 1993) dalam Ujianto
dan Alwi (2005).
Seorang pemimpin diharapkan memiliki kecakapan teknis maupun
manajerial yang profesional. Kecakapan manajerial menuntut perannya dalam
memimpin orang lain. Keterampilan tersebut terpancar dalam tindakannya
seperti memyeleksi, mendidik, memotivasi, mengembangkan sampai
memutuskan hubungan kerja. Kepemimpinan mempunyai fungsi utama
sebagai penggerak atau dinamisator dan kordinator dari sumber daya manusia,
sumber daya alam, semua dana, dan sarana yang disiapkan oleh sekumpulan
manusia yang berorganisasi (Kartono, 2008).
Seorang pemimpin haruslah mempunyai pandangan akan kepemimpinan
yang ditangguknya sebagai suatu peluang yang nantinya bisa memberikan
suatu arti atau bahkan manfaat bagi banyak pihak, bukan malah berpandangan
sebagai suatu posisi atau property yang nantinya bisa mengambil hasil atau
memanfaatkan banyak pihak untuk dijadikan keuntungan bagi dirinya sendiri,
pandangan inilah yang nantinya menjadi kekuatan besar bagi seseorang
pemimpin untuk memiliki, memahami, dan menerapkan secara kombinatif
faktor-faktor penentu keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dan
diantara faktor-faktor penentu tersebut adalah gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku
4
bawahannya seperti yang ia lihat (Miftah Thoha, 2007), sehingga peranan
seorang pemimpin dalam hubungan antara manusia dalam kerja sangat terkait
dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkannya. Seorang pemimpin
diharapkan juga dapat menampilkan gaya kepemimpinan segala situasi
tergantung kondisi dan situasi. Seorang pemimpin yang hanya menampilkan
satu macam gaya saja akan menjadi kurang efektif. Selain itu, diharapkan
seorang pemimpin tampil sebagai pemberi ilham dalam masa-masa sulit,
sehingga terpancar rasa keyakinan akan atasannya dalam diri para
bawahannya.
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok demi pencapaian tujuan (Robbins, 2001). Bentuk pengaruh tersebut
dapat secara formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Penelitian
tentang gaya kepemimpinan telah berkembang pesat dan perhatiannya pada
efektivitas kepemimpinan yang menghubungkan perilaku pemimpin dengan
kepuasan dan motivasi bawahan (Jiambalvo dan Pratt, 1982).
Kepuasan kerja merupakan faktor kritis untuk dapat tetap
mempertahankan individu yang berkualifikasi baik. Aspek-aspek spesifik
yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu kepuasan yang berhubungan
dengan gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi
dan hubungan dengan rekan kerja (Misener et.al., 1996). Diantara indikator-
indikator penentu kepuasan kerja, kepemimpinan dipandang sebagai prediktor
penting. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran tergantung
5
pada manajer dan gaya kepemimpinannya. Penelitian-penelitian akuntansi
mencoba untuk menerapkan model-model kepemimpinan dalam lingkup kerja
auditor dan mengusulkan penggunaan model kepemimpinan untuk
menganalisis kepuasan dan motivasi auditor. Secara empiris ditemukan bahwa
perilaku pemimpin dapat mempengaruhi kepuasan dan motivasi bawahan
(Jiambalvo dan Pratt, 1982).
Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena
cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kinerja seorang auditor. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di DKI
Jakarta”.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Biatna (2008). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Adanya penambahan variabel independen yaitu variabel kepuasan kerja dan
motivasi kerja yang diperoleh dari Amilin dan Rosita Dewi (2008) serta
dari Trisnaningsih (2003). Penambahan variabel kepuasan kerja dan
motivasi kerja selain disarankan oleh penelitian terdahulu, variabel tersebut
juga merupakan bagian dari penentu yang sangat penting bagi keefektifan
6
berjalannya kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja
seseorang auditor dalam suatu pekerjaannya agar menghasilkan kinerja
yang maksimal. Penelitian sebelumnya hanya menguji analisis faktor gaya
kepemimpinan dan faktor etos kerja terhadap pegawai pada organisasi yang
telah menerapkan SNI 19-9001-2001. Sedangkan penelitian ini menguji
pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap
kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta, sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan sampel pegawai pada organisasi yang telah
menerapkan SNI 19-9001-2001.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor?
2. Apakah kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara parsial
berpengaruh paling dominan terhadap kinerja auditor?
7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang:
a. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor.
b. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara
parsial berpengaruh paling dominan terhadap kinerja auditor.
2. Manfaat penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain:
a. Bagi Kantor Akuntan Publik
1. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan
mengenai pentingnya kepemimpinan, kepuasan kerja dan motivasi
kerja untuk dapat lebih memaksimalkan kinerjanya.
2. Sebagai masukan untuk perusahaan dalam hal meningkatkan
kinerjanya, agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi
motivasi seorang auditor dalam menghasilkan kinerja yang optimal.
b. Bagi kepentingan akademik
Diharapkan menjadi bahan bacaan yang memberikan gambaran tentang
kepemimpinan, kepuasan kerja dalam memotivasi seorang auditor untuk
memaksimalkan kinerja.
8
c. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan serta dapat menerapkan
pengalaman dan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah ke dalam
praktek, khususnya yang ada hubungannya dengan masalah penelitian
tersebut.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Terry G. R dalam Kartono (2008)
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan
mencapai tujuan organisasi. Menurut Benis dalam Kartono (2008)
kepemimpinan adalah “The process by which an agent induces a
subordinate to behave an a desires manner” maksudnya suatuproses
dimana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut
suatu cara tertentu.
Menurut Cholil (1990) kepemimpinan merupakan suatu bentuk tempat
tertinggi dimana dia menggunakan pengaruhnya untuk
mengkomunikasikan para bawahannya guna mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Menurut Biatna (2008) kepemimpinan secara luas
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga
mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para
pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan
10
dukungan dan kerjasama dengan orang-orang diluar kelompok atau
organisasi.
Menurut definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan, dan
mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok, dalam
usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan pada situasi tertentu.
Dengan demikian proses kepemimpinan meliputi faktor pemimpin,
pengikut, dan situasi, oleh karena itu seorang pemimpin harus
memperhatikan tugas dan manusia dalam menjalankan kepemimpinannya.
2. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan
Menurut Kartono (2008) tanggung jawab dan wewenang seorang
pemimpin adalah:
a. Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang lancar, dan
memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.
b. Menyinkronkan ideologi, ide, pikiran, dan ambisi anggota kelompok
dengan pola keinginan pemimpin.
c. Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap anggota,
sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi penuh.
d. Memanfaatkan dan mengoptimalisasikan kemampuan, bakat dan
produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berprestasi
11
e. Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan norma-norma kelompok
agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisir konflik dan
perbedaan-perbedaan.
f. Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan-tujuan
kelompok, sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna
mencapainya.
g. Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan-kebutuhan para
anggota, sehingga mereka merasa puas. Juga membantu adaptasi
mereka terhadap tuntutan-tuntutan eksternal ditengah masyarakat, dan
memecahkan kesulitan-kesulitan anggota kelompok setiap harinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya
kepemimpinan pada dasarnya menunjukkan perlu adanya pengarahan
kepada karyawan atau bawahannya, serta membantu mereka agar bisa
mengatasi kesulitan-kesulitan, dan memudahkan mereka dalam
menjalankan tugas-tugas sesuai dengan yang telah ditentukan.
3. Teori-Teori Kepemimpinan
Menurut Miftah Thoha (2007) terdapat beberapa teori tentang
kepemimpinan diantaranya: teori sifat, teori kelompok, dan teori
situasional. Teori-teori tersebut dijelaskan pada penjelasan dibawah ini:
a. Teori Sifat (trait theory)
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman
Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa
12
pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Teori the Great Man
menyatakan bahwa seseorang pemimpin tanpa memperhatikan apakah
ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. Jadi
kepemimpinan adalah fungsi dari kualitas seseorang yang dibawah
sejak lahir dan bukan fungsi dari dukungan dan lingkungan. Seseorang
akan tampil lebih berhasil jika dapat mengenali potensi kualitas dirinya
maka dia harus memahami dan memenuhi kualitas yang diperlukan
bagi seorang pemimpin.
b. Teori Kelompok
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa
mencapai tujuan-tujuannya, harus terdapat suatu pertukaran yang
positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya atas dasar prinsip
saling menguntungkan, yaitu pemimpin memberikan perhatian kepada
bawahan. Dengan adanya porsi perhatian terhadap bawahan akan
memperluas pandangan, memperkokoh kekompakan kelompok
terhadap kepemimpinan seseorang yang pada gilirannya akan
meningkatkan komitmen kelompok itu terhadap tujuan organisasi.
c. Teori Situasional
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang
tinggi atau luwes pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap
tuntutan situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan
itu harus dijadikan tantangan untuk diatasi, maka pemimpin itu harus
13
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang aktual. Sebab
permasalahan-permasalahan hidup yang penuh pergolakan, selalu akan
memunculkan tipe kepemimpinan yang relevan bagi masanya.
Miftah Thoha (2007) merumuskan empat sifat umum yang mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu: motivasi
diri, dorongan prestasi, dan orientasi sikap hubungan, hal tersebut
dijelaskan pada penjelasan dibawah ini:
a. Keunggulan Intelegensia (kecerdasan)
Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tiggi dibandingkan dengan
yang dipimpin.
b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang
stabil. Karena mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-
aktivitas sosial.
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang
kuat untuk berprestasi.
d. Orientasi sikap hubungan
Para pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan
kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.
14
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori kepemimpinan itu
ada tiga yaitu teori sifat, teori kelompok dan teori situasional. Untuk dapat
berhasil, seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan, kedewasaan,
mitivasi yang tinggi, serta menghargai bawahannya.
4. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik
yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Dan gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafat, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang
pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Dalam gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang
mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja
sama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai. Sehingga gaya
kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat
memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, penumbuhan, dan mudah
menyesuaikan dengan segala situasi (Biatna, 2008).
Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan
untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa
sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk
mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin
tidak disenangi (Luthans, 2002). Gibson (1996) seperti yang dikutip
Trisnaningsih (2007) telah dilakukan penelitian gaya kepemimpinan
15
tentangperilaku pemimpin melalui dua deminsi, yaitu: consideration dan
initiaying structure. Consideration (konsiderasi) adalah gaya
kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan
dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan
bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan.
Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya
komunikasi yang terbuka dan parsial. initiaying structure (struktur
inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa
pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan dalam
kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang
jelas, serta menjelaskan cara mengerjakan tugas yang besar.
Trisnaningsih (2007) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
seseorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas
kelompok kerja. Kelompok kerja dalam perusahaan merupakan
pengelompokan kerja dalam bentuk unit kerja dan masing-masing unit
kerja itu dipimpin oleh seorang manajer. Gaya manajer untuk mengelola
sumber daya manusia dalam suatu unit kerjaakan berpengaruh pada
peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
16
B. Kepuasan Kerja
Istilah kepuasan kerja (Job Statisfaction) merujuk pada sikap umum
seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu seseorang yang
tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaan tersebut (Robbins, 2003).
Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidak pekerjaan mereka (Davis dan Newstron, 1989 dalam
Rahmawati dan Widagdo, 2001). Kepuasan kerja merupakan perasaan senang
atau tidaknya seseorang yang relatif terhadap pekerjaannya yang berbeda dari
pemikiran objektif dan keinginan perilaku. Masih menurut Davis dan
Newstron, apabila pegawai bergabung dalam suatu organisasi, ia membawa
serta seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu
yang menyatu membentuk harapan kerja. Dengan demikian sumber kepuasan
kerja adalah adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan
imbalan yang disediakan pekerjaan, jadi kepuasan kerja juga berkaitan erat
dengan teori keadilan, perjanjian psikologis dan motivasi.
Anik dan Arifuddin (2005) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah
suatu tingkatan perasaan yang positif/negatif tentang beberapa aspek dari
pekerjaan, situasi kerja, dan hubungan dengan rekan sekerja. Kepuasan kerja
tergantung pada tingkat perolehan intrinsik dan ekstinsik pada pandangan
pekerja terhadap perolehan tersebut. Tingkat perolehan mempunyai nilai yang
17
berbeda-beda bagi orang yang berbeda-beda. Bagi orang tertentu, pekerjaan
yang penuh tanggung jawab dan yang menantang mungkin menghasilkan
perolehan yang netral atau bahkan negatif. Bagi orang lain, perolehan
pekerjaan semacam itu mungkin mempunyai nilai yang positif. Orang
mempunyai nilai (valensi) yang berbeda-beda, yang dikaitkan dengan
perolehan pekerjaan. Perbedaan tersebut akan menimbulkan perbedaan tingkat
kepuasan kerja bagi tugas pekerjaan yang intinya sama.
Kepuasan kerja dapat pula didefinisikan sebagai keadaan emosi yang
menyenangkan sebagai hasil persepsi seseorang terhadap pekerjaannya,
apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi atau memfasilitasi tercapainya
pemenuhan nilai pekerjaan yang penting bagi orang tersebut. Kepuasan kerja
sebagai cara pandang seseorang terhadap pekerjaannya, apakah ia memandang
pekerjaannya sebagai sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang tidak
menyenangkan (Ciliana, 2008).
Berdasarkan pernyataan beberapa tokoh di atas, peneliti mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai perasaan, sikap, dan persepsi seseorang terhadap
pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun dari aspek-aspek
pekerjaannya, yang menghasilkan keadaan emosi yang menyenangkan bagi
orang tersebut.
Menurut Spector (1997) faktor-faktor penyebab kepuasan kerja dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori umum, yaitu faktor-faktor lingkungan
18
pekerjaan dan faktor-faktor individu. Enam faktor penyebab kepuasan kerja
yang termasuk ke dalam faktor lingkungan pekerjaan antara lain:
1. Karakteristik pekerjaan.
Individu yang merasakan kepuasan intrinsik ketika melakukan tugas-tugas
dalam pekerjaannya akan menyukai pekerjaan mereka dan memiliki
motivasi untuk memberikan performa yang lebih baik.
2. Batasan dari organisasi (organizational constraints).
Batasan dari organisasi adalah kondisi lingkungan pekerjaan yang
menghambat performa kerja karyawan. Karyawan yang mempersepsikan
adanya tingkat batasan yang tinggi cenderung untuk tidak puas dengan
pekerjaannya.
3. Peran dalam pekerjaan
Ambiguitas peran dan konflik peran memiliki hubungan dengan kepuasan
kerja. Karyawan mengalami ambiguitas peran ketika ia tidak memiliki
kepastian mengenai fungsi dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan.
Sedangkan konflik peran terjadi ketika individu mengalami tuntutan yang
bertentangan terhadap fungsi dan tanggung jawabnya.
4. Konflik antara pekerjaan dan keluarga.
Konflik antara pekerjaan dan keluarga terjadi ketika tuntutan dalam
pekerjaan dan tuntutan keluarga saling bertentangan satu sama lain. Konflik
tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.
19
Karyawan yang mengalami tingkat konflik yang tinggi cenderung untuk
memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah.
5. Gaji
Hubungan antara tingkat gaji dan kepuasan kerja cenderung lemah.
Hubungan tersebut menunjukkan bahwa gaji bukan merupakan faktor yang
sangat kuat pengaruhnya terhadap kepuasan kerja. Walaupun tingkat gaji
bukan merupakan hal yang penting, keadilan dalam pembayaran gaji dapat
menjadi sangat penting karena karyawan membandingkan dirinya dengan
orang lain dan menjadi tidak puas jika memperoleh gaji yang lebih rendah
dari orang lain dan menjadi tidka puas jika memperoleh gaji yang lebih
rendah dari orang pada pekerjaan yang sama. Hal yang dapat menjadi lebih
penting daripada perbedaan gaji adalah bagaimana karyawan menyadari
bahwa pembagian gaji sudah diatur oleh kebijakan dan prosedur yang adil.
Oleh karena itu, proses pembagian gaji memiliki dampak yang lebih besar
terhadap kepuasan kerja daripada tingkat gaji yang sesungguhnya.
6. Stress kerja
Dalam setiap pekerjaan, setiap karyawan akan menghadapi kondisi dan
situasi yang dapat membuat mereka merasa tertekan (stress). Kondisi dan
situasi tersebut tidak hanya mempengaruhi keadaan emosional pada waktu
yang singkat, tetapi juga kepuasan kerja dalam jangka waktu yang lebih
lama. Adapun situasi dan kondisi dalam pekerjaan yang dapat membuat
karyawan merasa tertekan adalah: (a) beban kerja: tuntutan pekerjaan yang
20
dimiliki oleh karyawan, (b) kontrol: kebebasan yang diberikan pada
karyawan untuk membuat keputusan tentang pekerjaan mereka, dan (c)
jadwal kerja: jadwal kerja yang fleksibel, waktu kerja yang panjang, waktu
kerja malam, dan kerja paruh waktu. Ketiga kondisi tersebut memiliki
hubungan dengan kepuasan kerja.
Sedangkan dua faktor penyebab kepuasan kerja yang termasuk ke dalam
faktor individu (Spector, 1997) antara lain:
a. Karakteristik kepribadian.
Locus of control dan negative affectivity merupakan karakteristik
kepribadian yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan
kerja. Locus of control merupakan variabel kognitif yang
merepresentasikan keyakinan individu terhadap kemampuan mereka untuk
mengontrol penguatan positif dan negatif dalam kehidupan. Karyawan
yang memiliki locus of control internal (yakin bahwa dirinya mampu
mempengaruhi penguatan) akan memiliki kepuasan kerja yang lebih
tinggi. Sedangkan negative affectivity merupakan variabel kepribadian
yang merefleksikan kecenderungan seseorang untuk mengalami emosi
negatif, seperti kecemasan atau depresi, dalam menghadapi berbagai
macam situasi. Karyawan yang memiliki negative affectivity yang tinggi
cenderung untuk memiliki kepuasan kerja yang rendah.
21
b. Kesesuaian antara individu dengan pekerjaan.
Pendekatan kesesuaian antara individu dengan pekerjaan menyatakan
bahwa kepuasan kerja akan timbul ketika karakteristik pekerjaan sesuai
atau cocok dengan karakteristik individu. Penelitian lain menyatakan
bahwa kesesuaian antara individu dengan pekerjaannya dilihat berdasarkan
perbedaan antara kemampuan yang dimiliki seseorang dan kemampuan
yang dituntut daam sebuah pekerjaan. Semakin kecil perbedaan tersebut,
semakin besar pula kepuasan kerja individu.
Selain anteseden di atas, Spector (2000) juga menyatakan bahwa
gender, usia, serta perbedaan budaya dan etnis dapat mempengaruhi kepuasan
kerja. Tujuh tingkah laku yang merupakan hasil dari kepuasan kerja seseorang
antara lain:
a. Performa kerja.
Seseorang yang menyukai pekerjaannya akan lebih termotivasi, bekerja
lebih keras, dan memiliki performa yang lebih baik. Selain itu, terdapat
bukti yang kuat bahwa seseorang yang memiliki performa yang lebih baik,
lebih menyukai pekerjaan mereka karena penghargaan yang sering
diasosiasikan dengan performa yang baik. Performa kerja dan kepuasan
kerja memiliki hubungan yang lebih kuat ketika organisasi mengaitkan
penghargaan dengan performa kerja yang baik.
b. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
22
OCB merupakan tingkah laku yang melebihi prasyarat formal dalam
pekerjaan seperti hal-hal yang dilakukan secara sukarela untuk membantu
rekan kerja dan organisasi. Seseorang yang menyukai pekerjaannya akan
melakukan hal-hal yang lebih dari apa yang diperlukan oleh pekerjaannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa kepuasan kerja dan
OCB saling berhubungan satu sama lain.
c. Withdrawal behavior.
Banyak teori membuat hipotesis bahwa orang yang tidak menyukai
pekerjaannya akan menghindari pekerjaan mereka, baik secara permanen
dengan keluar dari pekerjaan maupun secara temporer dengan absen atau
datang terlambat. Banyak peneliti juga menganggap perilaku absen dan
turnover sebagai fenomena yang berhubungan dan dilandasi oleh motivasi
yang sama untuk melarikan diri dari pekerjaan yang tidak memuaskan.
Namun, korelasi yang ditemukan antara kepuasan kerja dan perilaku absen
cenderung lemah. Sedangkan penelitian menunjukkan adanya hubungan
yang konsisten antara kepuasan kerja dengan turnover.
d. Burnout.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang tidak puas dengan
pekerjaannya memiliki tingkat burnout yang tinggi Selain itu, tingkat
kontrol dan kepuasan hidup yang rendah serta timbulnya gejala gangguan
kesehatan dan intense yang tinggi untuk berhenti dari pekerjaan.
e. Kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis.
23
Beberapa peneliti menyatakan adanya hubungan signifikan antara
kepuasan kerja dengan gejala fisik atau psikosomatik, seperti sakit kepala
dan sakit perut Selain itu, situasi kerja yang tidak memuaskan juga
memiliki potensi untuk mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis.
f. Counterproductive behavior.
Agresi terhadap rekan kerja dan atasan, sabotase, dan pencurian
merupakan bentuk dari Counterproductive behavior. Tingkah laku tersebut
sering diasosiasikan dengan ketidakpuasan dan frustasi dalam bekerja.
Kepuasan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan
Counterproductive behavior.
Pengukuran kepuasan kerja individu dengan menggunakan Job
Satisfaction Survey (Spector, 1997) mengandung pengukuran Sembilan aspek
sebagai berikut:
a. Pay (gaji): kepuasan individu terhadap gaji dan kenaikan gaji.
b. Promotion (promosi): kepuasan individu terhadap kesempatan promosi.
c. Supervision (atasan): kepuasan individu terhadap atasan.
d. Fringe benefits (tunjangan): kepuasan individu terhadap tunjangan yang
diberikan perusahaan.
e. Contingent rewards (imbalan non-finansial): kepuasan individu terhadap
imbalan non-finansial yang diberikan karena performa baik yang
ditunjukkan oleh individu dalam bekerja.
24
f. Operating conditions (kondisi operasional): kepuasan individu terhadap
peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang berlaku dalam organisasi.
g. Co-workers (rekan kerja): kepuasan individu terhadap rekan-rekan kerja.
h. Nature of work (tipe/jenis pekerjaan): kepuasan individu terhadap tipe
pekerjaan yang dilakukan.
i. Communication (komunikasi): kepuasan individu terhaddap komunikasi
yang terjalin dalam organisasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja seorang auditor itu dapat dinilai dari gaji, promosi, atasan, tunjangan,
imbalan non-finansial, kondisi operasional, rekan kerja, tipe atau pekerjaan,
dan komunikasi yang didapat dari tempat kerja tersebut.
C. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Istilah motivasi, dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengertian
yang meragam baik yang berhubungan dengan perilaku individu maupun
perilaku organisasi. Namun, apapun pengertiannya motivasi merupakan
unsur penting dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan
keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan manusia. Dasar utama
pelaksanaan motivasi oleh seorang pimpinan adalah pengetahuan dan
perhatian terhadap perilaku manusia yang dipimpinnya sebagai suatu
faktor penentu keberhasilan organisasi.
25
Motivasi menurut Hasibuan (2002) adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
Menurut Hafizurrahcman (2007), karakteristik pekerja yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi, antara lain: 1) Memiliki tanggung
jawab pribadi yang tinggi, 2) Memiliki Program kerja berdasarkan rencana
dan tujuan nyata serta berjuang untuk merealisasikannya, 3) Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko
yang dihadapinya, 4) Melakukan pekerjaan yang berarti dan
menyelesaikan dengan hasil yang memuaskan, dan 5) Mempunyai
keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu. Dan
motivasi memiliki dua bentuk dasar: Pertama, motivasi buatan (extrinsic),
yaitu segala hal yang dilakukan terhadap orang untuk memotivasi mereka.
Kedua, motivasi hakiki (intrinsic), yaitu faktor-faktor dari dalam diri
seseorang yang mempengaruhi orang untuk berprilaku atau untuk bergerak
ke arah tertentu. Kenyataannya, bentuk motivasi tersebut saling berkaitan
erat, artinya pengaruh yang datang dari luar akan mempengaruhi motivasi
yang datang dari dalam diri seseorang. Motivasi adalah sesuatu yang
kompleks. Untuk memotivasi secara efektif diperlukan: Memahami proses
dasar motivasi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi,
mengetahui bahwa motivasi bukan hanya dapat dicapai dengan
26
menciptakan perasaan puas, dan memahami bahwa disamping semua
faktor di atas, ada hubungannya yang kompleks antara motivasi dan
prestasi kerja.
Dari pengertian di atas, maka motif itu bersifat intristik dalam
motivasi, karena dorongan atau daya gerak diri muncul dari dalam diri
seseorang, tanpa adanya perangsang atau insentif. Motif yang bersifat
intristik merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan,
yang dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya yaitu pendidikan,
pengalaman serta sifat-sifat pribadi yang dimiliki seseorang. Di dalam
organisasi formal, adanya motif yang berasal dari dalam diri pegawai
membawa konsekunsi bagi pimpinan untuk dapat mendorong pegawai
tersebut untuk lebih meningkatkan kinerjanya, diantaranya melalui
pemberian reward dan penyediaan berbagai sarana dan prasarana kerja
yang sesuai dengan pegawai tersebut.
Untuk dapat menumbuhkan motivasi kerja yang positif di dalam diri
pegawai, maka seorang pemimpin harus sungguh-sungguh memberikan
perhatian pada faktor-faktor sebagai berikut (Novari, 2009):
1. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)
Agar seseorang bawahan dapat berhasil melaksanakan
pekerjaannya, maka pimpinan harus memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mencapai hasil. Pimpinan juga harus member semangat
kepada bawahan agar bawahan dapat mengerjakan sesuatu yang
27
dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila ia berhasil melakukan hal
tersebut, maka pimpinan harus menyatakan keberhasilannya itu.
2. Recognition (pengakuan)
Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan
melakukan suatu pekerjaan. Pengakuan tersebut dapat dilakukan
melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan keberhasilannya
langsung di tempat kerjanya, memberikan surat penghargaan, hadiah
berupa uang tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.
3. The Work it Self (pekerjaan itu sendiri)
Pimpinan membuat usaha-usaha yang nyata dan meyakinkan,
sehingga, bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang
dilakukannya. Untuk itu harus dihindarkan kebosanan yang mungkin
muncul dalam pekerjaan serta penempatan pegawai yang sesuai
dengan bidangnya.
4. Responsibilities (tanggung jawab)
Untuk dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap
bawahan, maka pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat,
dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk bekerja
sendiri pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi.
Penerapan partisipasi akan membuat bawahan terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
28
5. Advancement (pengembangan)
Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan.
Pimpinan dapat memulainya dengan memberi bawahan suatu
pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Apabila hal ini sudah
dilakukan, pimpinan dapat memberikan rekomendasi tentang bawahan
yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lanjut.
2. Teori-teori Motivasi
Secara psikologi, aspek yang sangat penting dalam kepemimpinan
kerja adalah sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja
sumber daya manusia yang memiliki agar mampu bekerja produktif
dengan penuh tanggung jawab. Hal ini karena beberapa alasan antara lain:
1. Karyawan harus senantiasa didorong untuk bekerja sama dalam
organisasi.
2. Karyawan harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha
sesuai dengan tuntutan kerja.
3. Motivasi karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam
memelihara dan mengembangkan sumber daya manusaia dalam
organisasi.
Teori motivasi dipahami agar pimpinan mampu mengidentifikasi apa
yang memotivasi karyawan bekerja, hubungan perilaku kerja dengan
motivasinya, dan mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori motivasi
29
dalam penelitian ini didasarkan pada teori berprestasi (Achievement
Theory)
Menurut Mangkunegara (2005), motivasi yaitu produktivitas seseorang
sangat ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental
adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai
prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari tiga
dorongan kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan untuk berprestasi (Need of achievement), merupakan
kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar
kesempatan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat
dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk
mencapai prestasi tertentu.
b. Kebutuhan berafiliasi (Need for affiliation), merupakan kebutuhan
akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan
secara akrab dengan orang lain.
c. Kebutuhan kekuatan (Need for power), merupakan kebutuhan untuk
menguasai dan mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi
dominan dan pengontrol. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang
bersangkutan kurang memperdulikan perasaan orang lain.
Pembinaan virus mental manajer dengan cara mengembangkan potensi
karyawan melalui lingkungan kerja secara efektif agar terwujudnya
30
produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan
utama organisasi. Ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi, yaitu motif,
harapan dan insentif. Ketiga dimensi dari motivasi tersebut diuraikan
secara singkat pada bahasan berikut.
a. Motif
Motif adalah suatu prangsang keinginan dan daya penggerak
kemauan bekerja. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Suatu dorongan di dalam diri setiap orang, tingkatan alasan
atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat
untuk menempuh sesuatu.
b. Harapan
Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi
tertentu. Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya tinggi bila karyawan meyakini upaya tersebut akan menghantar
ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan
mendorong ganjaran-ganjaran organisasional (memberikan harapan
kepada karyawan) seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan
ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan.
c. Insentif
Menurut Mangkunegara (2005), menyimpulkan bahwa insentif
berupa uang jika pemberiannya dikaitkan dengan tujuan pelaksanaan
tugas sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja
31
karyawan. Pimpinan perlu membuat perencanaan pemberian insentif
dalam bentuk uang yang memadai agar karyawan terpacu motivasi
kerjanya dan mampu mencapai produktivitas kerja maksimal.
D. Kinerja Auditor
1. Pengertian Kinerja Auditor
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang kinerja yang
dikutip Sirulingga (2004), tiga diantaranya adalah:
1. Menurut Soeprihantono (2003), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil
kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
2. Menurut Ruky (2002), kinerja adalah sebuah penilaian sistematis atas
individu karyawan mengenai prestasi kerjanya dan potensinya untuk
pengembangan.
3. Menurut Suyadi (2003), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan
etika.
32
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk
menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok
individu (Mahsun Mohammad, Firma Sulistyowati, dan Heribertus, 2007).
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu
dengan kinerja kelompok (Mangkunegara, 2005).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dapat disimpulkan
bahwa kinerja (prestasi kerja) auditor adalah suatu hasil karya yang
dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan waktu yang dikur dengan mempertimbangkan kuantitas,
kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui
pengukuran tertentu, dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja
yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang
dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah
kesesuaian waktu yang telah direncanakan.
33
2. Unsur-unsur Pengukuran Kinerja Auditor
Menurut Ruky (2002), unsur-unsur pengukuran kinerja sebagai
berikut:
1. Kinerja berorientasi pada input. Cara ini merupakan cara tradisional
yang menekankan pada pengukuran atau penilaian ciri-ciri
kepribadian Auditor. Ciri-ciri atau karakteristik kepribadian yang
banyak dijadikan objek pengukuran adalah kejujuran, ketaatan,
disiplin, loyalitas, kreativitas, adaptasi, komitmen, sopan santun dan
lain-lain.
2. Kinerja yang berorientasi pada proses. Melalui cara ini, kinerja atau
prestasi Auditor yang diukur dengan cara menilai sikap dan perilaku
seorang Auditor dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
dengan kata lain penilaian masih tetap tidak difokuskan langsung
pada kuantitas dan kualitas hasil yang dicapainya, yang diteliti
adalah meneliti bagaimana tugas-tugas dilakukan dan
membandingkan perilaku dan sikap yang diperlihatkan dengan
standar yang telah ditetapkan untuk setiap tugas yang telah
dibebankan padanya.
3. Kinerja yang berorientasi pada output. Sistem ini biasa juga disebut
sistem manajemen kinerja yang berbasiskan pencapaian sasaran
kerja individu. Sistem ini memfokuskan pada hasil yang diperoleh
atau dicapai oleh Auditor. Sistem ini berbasis pada metode
34
manajemen kinerja berbasiskan pada konsep manajemen
berdasarkan sasaran.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2005) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu:
1. Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
2. Faktor psokologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,
pembelajaran, dan motivasi.
3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, dan job design.
Faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal (disposisional), yaitu faktor yang dihubungkan dengan
sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti
perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau
pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan
eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja
seseorang.
Masih menurut pendapat dari Mangkunegara (2005), faktor penentu
prestasi kerja individu dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor
lingkungan.
35
1. Faktor Individu.
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang
memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya.
Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk
mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara
optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari
dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang
memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif,
hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang
berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
4. Penilaian Kinerja
Untuk mendapatkan informasi atas kinerja Auditor, maka ada beberapa
pihak baik itu perorangan ataupun kelompok yang biasanya melakukan
penilaian atas kinerja Auditor. Menurut Robbins (2001), ada lima pihak
yang dapat melakukan penilaian kinerja Auditor, yaitu:
1. Atasan langsung.
Semua evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah dari
organisasi dijalankan oleh atasan langsung Auditor itu karena atasan
36
langsung yang memberikan pekerjaan dan paling tahu kinerja
Auditornya.
2. Rekan sekerja.
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh rekan sekerja dilaksanakan
dengan pertimbangan. Pertama, rekan sekerja dekat dengan tindakan.
Interaksi sehari-hari memberikan kepada Auditor pandangan
menyeluruh terhadap kinerja seseorang Auditor dalam pekerjaan.
Kedua, dengan menggunakan rekan sekerja sebagai penilaian
menghasilkan sejumlah penilaian yang independen.
3. Evaluasi diri.
Evaluasi ini cenderung mengurangi kedefensifan para Auditor
mengenai proses penilaian, dan evaluasi ini merupakan sarana yang
unggul untuk merangsang pembahasan kinerja Auditor dan atasan
Auditor.
4. Bawahan langsung
Penilaian kinerja Auditor oleh bawahan langsung dapat memberikan
informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang atasan karena
lazimnya penilai mempunyai kontak yang sering dengan yang dinilai.
5. Pendekatan menyeluruh
Penilaian kinerja Auditor dilakukan oleh atasan, pelanggan, rekan
sekerja, dan bawahan. Penilaian kinerja ini cocok di dalam organisasi
yang memperkenalkan tim.
37
Dimensi yang dipergunakan di dalam melakukan penilaian kinerja
Auditor menurut Lubis (2008) sebagai berikut:
1. Pengetahuan atas pekerjaan, kejelasan pengetahuan atas tanggung
jawab pekerjaan yang menjadi auditor.
2. Perencanaan dan organisasi, kemampuan membuat rencana pekerjaan
meliputi jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan
efektivitas.
3. Mutu pekerjaan, ketelitian dan ketepatan pekerjaan.
4. Produktivitas, jumlah pekerjaan yang dihasilkan dibandingkan dengan
waktu yang digunakan.
5. Pengetahuan teknis, dasar teknis dan kepraktisan sehingga pekerjaannya
mendekati standar kinerja.
6. Judgement, kebijakan naluriah dan kemampuan menyimpulkan tugas
sehingga tujuan organisasi tercapai.
7. Komunikasi, kemampuan berhubungan secara lisan dengan orang lain.
8. Kerjasama, kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan sikap yang
konstruktif dalam tim.
9. Kehadiran dalam rapat, kemampuan dan keikutsertaan (partisipasi)
dalam rapat berupa pendapat atau ide.
10. Manajemen proyek, kemampuan mengelola proyek, baik membina
tim, membuat jadwal kerja, anggaran dan meciptakan hubungan baik
antar karyawan.
38
11. Kepemimpinan, kemampuan mengarahkan dan membimbing bawahan,
sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.
12. Kemampuan memperbaiki diri sendiri, kemampuan memperbaiki diri
dengan studi lanjutan atau kursus-kursus.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai komitmen organisasi, budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, motivasi, dan kinerja auditor telah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak
memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk
meningkatkan kinerjanya. Tabel 4.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai kinerja auditor.
.
39
Tabel 4.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
1. Hian Ayu Oceani Wibowo (2009)
Pengaruh indepedensi auditor, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan pemahaman Good Governance terhadap kinerja auditor
1. Independensi Auditor (X1)
2. Komitmen Organisasi (X2)
3. Gaya Kepemimpinan (X3)
4. Good Governance (X4)
5. kinerja auditor (Y)
Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di DIY Metode Analisis data menggunakan Regresi Berganda
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa variabel independensi auditor, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan pemahaman good governance mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja auditor
2. Amilin dan Rosita Dewi (2008)
Pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role stress sebagai variabel moderating
1. komitmen organisasi (X1)
2. konflik peran (X2)
3. ketidakjelasan peran (X3)
4. kepuasan kerja (Y)
Sampel: Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Metode analisis data menggunakan multiple regression method
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa variabel ketidakpastian peran bukanlah variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Hanya variabel komitmen organisasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
Bersambung pada halaman selanjutnya
40
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
3. Cecilia Engko dan Gudono (2007)
Pengaruh kompleksitas tugas dan locus of control terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor
1.Gaya kepemimpinan
(X1) 2.Kompleksitas
tugas (X2) 3.Kepuasan kerja
(Y)
Sampel: Auditor pada kantor akuntan publik di kota Surabaya, Semarang, Yogyakarta. Metode analisis data menggunakan Analisis Dua Jalan Varians (ANOVA)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin rendah kompleksitas tugas maka gaya kepemimpinan suportif akan meningkatkan kepuasan kerja auditor Yunior. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tidak dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dan kepuasan kerja, lokus kontrol tidak dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dan kepuasan kerja dan lokus kontrol tidak dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan suportif dan kepuasan kerja.
4 Biatna Dulbert Tampubolon (2007)
Analisis faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja terhadap kinerja pegawai pada organisasi yang telah menerapkan sni 19-9001-2001
1. Gaya kepemimpinan (X1)
2. Etos Kerja(X2) 3. Kinerja (Y)
Sampel: Seluruh pegawai pada organisasi yang telah menerapkan SNI 19-9001-2001 Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai organisasi, sedangkan secara simultan faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai organisai.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No Peneliti (tahun) Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
5. Rosalina Kurniwati Tethool dan Rustiana (2003)
Dampak interaksi tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja auditor
1.Tindakan supervisi (X1)
2. Pengalaman (X2)
3. Kepuasan kerja (Y)
Sampel: Auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Yogyakarta, Semarang, Solo. Metode Analisis Menggunakan Analisis Regresi Berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasilnya mendukung hipotesis. Ini menyiratkan bahwamanajer di perusahaan akuntan publik harus mempertimbangkan kombinasi tindakan supervisi dan pengalaman dalam audit dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja untuk senior dan yunior auditor.
6. Trisnaningsih S. (2003)
Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasaan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur)
1. Komitmen (X1) 2. Motivasi (X2) 3. Kepuasan kerja
auditor (Y)
Sampel: Auditor yang bekerja pada KAP di Jawa Timur Metode analisis data menggunakan analisis jalur
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa komitmen dan motivasi berpangaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor, sedangkan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
42
F. Keterkaitan Antar Variabel
1. Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja dengan Kinerja
Auditor
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2009) mengenai
pengaruh independensi auditor, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor, hasil
membuktikan bahwa variabel independensi auditor, komitmen organisasi,
gaya kepemimpinan, dan pemahaman good governance mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Menurut Biatna (2008) dalam penelitiannya mengenai analisis faktor
gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja pada kinerja pegawai pada
organisasi yang telah menerapkan SNI 19-9001-2001, menyimpulkan
bahwa faktor gaya kepemimpinan memberikan kontribusi yang relatif
besar dan sangat signifikan dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam
organisasi tersebut, faktor etos kerja memberikan kontribusi yang relatif
kecil akan tetapi memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan
kinerja karyawan dalam organisasi, sedangkan secara bersama-sama atau
simultan faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam
organisasi.
Menurut Trisnaningsih S. (2003) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara komitmen organisasi dengan motivasi yang
43
dimiliki oleh seorang auditor. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen
organisasi dapat tumbuh manakala harapan kerja dapat terpenuhi oleh
organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya harapan kerja ini
akan menimbulkan motivasi yang dimiliki oleh seorang auditor akan
semakin tinggi pula.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha1: Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan motivasi kerja memiliki
hubungan yang positif terhadap kinerja auditor.
2. Kepemimpinan dengan kinerja Auditor
Menurut Wibowo (2009) menunjukkan bahwa hubungan positif
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja auditor. Hal tersebut berarti
semakin baik cara memimpin seorang pimpinan dimana auditor bekerja
maka akan semakin mempengaruhi kinerja auditor. Sehingga dapat
disimpulkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
auditor, bahwa seorang auditor yang dipimpin oleh seorang pimpinan yang
memiliki cara memimpin dengan baik dan disukai oleh bawahannya maka
dia akan merasa senang dalam bekerja sehingga kinerjanya akan
meningkat.
44
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dengan demikian maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha2: Kepemimpinan memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja
auditor.
3. Kepuasan Kerja dengan Kinerja Auditor
Menurut Amilin dan Rosita Dewi (2008) mengenai pengaruh
komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role
stress sebagai variabel moderating, berhasil membuktikan bahwa variabel
ketidakpastian peran bukanlah variabel yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Hanya variabel komitmen organisasi yang berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dengan demikian maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3: Kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja
auditor.
4. Motivasi Kerja dengan Kinerja Auditor
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih S. (2003)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara komitmen organisasi
45
dengan motivasi yang dimiliki oleh seorang auditor. Hal ini menunjukkan
bahwa komitmen organisasi dapat tumbuh manakala harapan kerja dapat
terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya
harapan kerja ini akan menimbulkan motivasi yang dimiliki oleh seorang
auditor akan semakin tinggi pula.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong
peneliti untuk menguji kembali apakah variabel motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha4: Motivasi kerja memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja
auditor.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh kepemimpinan,
kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor
akuntan publik di DKI Jakarta, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian
sebagai berikut:
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam pengujian dalam suatu
penelitian, yaitu:
46
47
1. Ho : Diduga bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara simultan
terhadap kinerja auditor.
Ha : Diduga bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara simultan
terhadap kinerja auditor.
2. Ho : Diduga bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara parsial
terhadap kinerja auditor.
Ha : Diduga bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja secara parsial
terhadap kinerja auditor.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti
terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di
DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini dibatasi pada populasi Auditor pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) di DKI Jakarta. Metode pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah non random sampling, artinya peneliti tidak
memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan
anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah
Purposive Sampling atau Judgment Sampling, yakni teknik yang dilakukan
berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau
pertimbangan dari peneliti. Dengan kata lain, asal saja calon responden
tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan
sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2007).
49
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi
(opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil
observasi suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data
primer yang gunakan yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Pablik (KAP). Skala yang digunakan adalah
skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang kejadian atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu bagian A yang berisi pernyataan data dan keterangan pribadi
responden, bagian B berisi pernyataan yang merupakan penjabaran
dari operasional variabel Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Motivasi
Kerja, dan Kinerja Auditor.
Kategori dari penilaian skala likert:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
N = Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
50
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Manfaat penggunaan skala Likert yaitu keragaman skor (variability of
score) dengan menggunakan skala tingkat 1-5.
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada Kantor Akuntan Pablik
(KAP) berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek
penelitian.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data
sekunder yang peneliti pakai yaitu:
a. Riset kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,
yang berhubungan dengan penelitian.
51
D. Metode Analisis
1. Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada
di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam
penelitian ini (Ghozali, 2005). Maksudnya untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut
mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu
tentukan hipotesisi H0: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan
total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif
dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H0 dan Ha,
kemudian uji dengan membandingkan rhitung (tabel corrected item-total
correlation) dengan rtabel (tabel Product Moment dengan signifikan 0.05)
untuk degree of freedom (df) = n-k. Suatu kuesioner dinyatakan valid
apabila rhitung > rtabel (Ghozali, 2005).
2. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji
berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0.60 maka data tersebut
mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2005).
52
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali, 2005). Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat
dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot
menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau
melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
53
distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk
medeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005).
1) Analisa Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
2) Uji Statistik
Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji
statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji
statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis
dan skewness dari residual.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
54
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui
keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel. Metode regresi linear
ini juga dapat digunakan untuk peramalan dengan menggunakan data
berkala (time series).
Berdasarkan hubungan antara variabel kepemimpinan (X1), kepuasan
kerja (X2), motivasi kerja (X3), dan kinerja auditor (Y), maka akan
digunakan model analisa regresi linear sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
keterangan : a = Konstanta b1 = Koefisien regresi kepemimpinan b2 = Koefisien regresi kepuasan kerja b3 = Koefisien regresi motivasi kerja Y = kinerja auditor X1 = kepemimpinan X2 = kepuasan kerja X3 = motivasi kerja ε = standar error Dari perhitungan dengan SPSS 16.0 akan diperoleh keterangan
atau hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab
perumusan masalah penelitian. berikut ini keterangan yang berkenaan
dengan hal tersebut di atas, yakni:
55
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada
tabel Model Summary dan tertulis Adjusted R Square.
Nilai R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya
dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain
yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar
antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali,
2005).
b. Uji F
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali,
2005). Menurut Santoso (2004) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
56
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
c. Uji t
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2005).
Menurut Santoso (2004) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
57
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi
nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari
variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran Likert atau
Ordinal. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel Bebas atau independen
a. Kepemimpinan (X1)
Menurut Miftah Thoha (2007) kepemimpinan organisasi yaitu:
motivasi diri, dorongan prestasi, dan orientasi sikap hubungan. Variabel
ini diukur dengan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setu (1),
tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
b. Kepuasan Kerja (X2)
Menurut Davis dan Newstron (1989) dikutip dari Rahmawati dan
Widagdo (2001) kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai
tentang menyenangkan atau tidak pekerjaan mereka, serta seperangkat
keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu
membentuk harapan kerja. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin
mulai dari sangat tidak setu (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju
(4), sampai sangat setuju (5).
58
c. Motivasi Kerja (X3)
Menurut Mangkunegara (2005) ada tiga faktor atau dimensi dari
motivasi kerja, yaitu: motif, harapan dan insentif. Variabel ini diukur
dengan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setu (1), tidak setuju
(2), kurang setuju (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
2. Variabel Terikat atau Dependen
- Menurut Mangkunegara (2005), faktor penentu prestasi kerja atau kinerja
dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi.
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,
sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu
dengan kinerja kelompok. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin
mulai dari sangat tidak setu (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju
(4), sampai sangat setuju (5).
59
Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan Kepemimpinan (X1) (Sumber: Miftah Thoha
(2007))
Motivasi diri, dorongan prestasi, dan orientasi sikap hubungan
1. Seorang pemimpin memiliki tugas memberi arahan yang jelas kepada bawahannya
2. Wewenang seorang pemimpin adalah memberi instruksi kepada bawahan
3. Salah satu tugas seorang pemimpin adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas bawahannya
4. Dalam kerjanya, seorang pemimpin harus melakukan komunikasi dua arah, yaitu menampung usulan dan gagasan dari bawahan
5. Pemimpin yang baik harus mampu menerima perbedaan pendapat antara dirinya dan bawahannya
6. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan individu, artinya dirinya bisa menerima dan memahami segala kondisi yang ada pada perusahaannya
7. Seorang pemimpin seharusnya memberi penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi
8. Seorang pemimpin seharusnya memberi reword kepada karyawannya yg berprestasi
9. Keterangan umum harus didapat bawahan dari atasannya, guna memperjelas tugas dan tanggung jawabnya
10. Seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahannya
Skala Ordinal
1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
Kepuasan Kerja (X2) (Sumber:
Davis dan Newstron
(1989) dikutip dari Rahmawati dan Widagdo
(2001)
Keinginan, kebutuhan, hasrat, dan harapan kerja
1. Puas dengan sistem penggajian saat ini 2. Puas dengan besarnya gaji yang diterima
saat ini 3. Merasa nyaman dengan ruangan kerja saat
ini 4. Ketersediaan peralatan kerja sangat memadai
dalam melaksanakan pekerjaan 5. Hubungan kerja diantara auditor sangat baik
Skala Ordinal
11 12
13
14
15
Bersambung pada halaman selanjutnya
60
Tabel 4.2 (lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan 6. Ada persaingan diantara auditor
7. Tugas yang diberikan sangat jelas 8. Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan
jabatan 9. Ikut serta berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan 10. Mempunyai kesempatan memberikan saran 11. Dalam menempatkan auditor sudah objektif 12. Pemberian reward telah dilakukan
sebagaimana mestinya 13. Semua auditor mempunyai kesempatan
yang sama mengikuti diklat 14. Semua auditor mempunyai kesempatan
yang sama dalam meningkatkan karir 15. Kepercayaan atasan sangat tinggi sehingga
akan akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang diberikan
16. Bertanggung jawab atas semua tugas dan pekerjaan
Skala Ordinal
16 17 18
19
20 21 22
23
24
25
26
Motivasi Kerja (X3) (Sumber: Mangkunegara
(2005))
Motif, harapan, dan insentif
1. Selalu berusaha untuk meraih prestasi yang tinggi dalam setiap pekerjaan
2. Untuk meningkatkan prestasi agar lebih dihargai, saya menambah dan mencari wawasan demi lancarnya pekerjaan
3. Pengakuan orang lain terhadap keberhasilan saya memotivasi dalam bekerja
4. Pengakuan orang lain membantu keseriusan saya dalam bekerja
5. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendorong keseriusan saya dalam bekerja
6. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendiring untuk maju
7. Peluang untuk maju memotivasi saya untuk bekerja sebaik-baiknya
8. Perusahaan memberikan peluang untuk maju kepada auditor agar lebih semangat dalam bekerja
Skala Ordinal
27
28
29
30
31
32
33
34
Bersambung pada halaman selanjutnya
61
Tabel 4.2 (lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan 9. Saya merasa puas dengan hasil kerja yang
dilakukan 10. Kepuasan kerja dapat memotivasi dalam
setiap pekerjaan 11. Kemungkinan pengembangan karir
memberikan semangat kerja bagi auditor 12. termotivasi dengan adanya kesempatan
mengembangkan karir yang diberikan oleh perusahaan
Skala Ordinal
35
36
37
38
Kinerja Auditor (Y) (Sumber:
Mangkunegara (2005))
Kinerja individu dan kinerja organisasi
1. Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, maka kinerjanya semakin professional
2. Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional
3. Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya
4. Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan para auditor
5. Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya
6. Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gaji saya dipotong untuk keperluan tugas auditor
7. Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor
8. Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban
9. Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja
10.Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini
11.Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini
12.Saya lebih menyukai bidang pekerjaan saya daripada pekerjaan teman lainnya
Skala Ordinal
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
62
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di DKI Jakarta. Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor
senior, dan auditor junior.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di
DKI Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2009
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 21
Juni 2010 hingga 16 Juli 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 15
KAP dari keseluruhan KAP yang berada di DKI Jakarta, dengan peta
distribusi yang terlihat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kuesioner dikirim
Kuesioner dikembalikan
1. Thomas, Lesmana, Henky dan Rekan
Jl. Sisingamangaraja No. 65 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12120
8 6
2. Drs. Soegeng, Junaedi, Chaerul & Rekan
Jl. Raya Kebayoran Lama No. 194, Blok B3 Jakarta 10220
9 7
Bersambung pada halaman selanjutnya
63
Tabel 4.3 (Lanjutan)
No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kuesioner dikirim
Kuesioner dikembalikan
3. Nugroho & Rekan Jl. Fatmawati Raya No.43 B, Cilandak Barat-Jakarta 12430
10 8
4. Usman & Rekan Jl. Cipulir V No. 5, Kebayoran Lama-Jakarta Selatan 12230
7 7
5. Gatot Permadi Joewono Kebayoran Lama Plaza Blok B-2 Jl. Raya Kebayoran Lama No. 194 A Jakarta 12220
6 6
6. Drs. Chaeroni & Indra Jl. Anggrek Nelimurni II/C-5, Slipi-Jakarta Barat 11480
9 7
7. Herliantono & Rekan Aminta Plaza 7th floor suite 704 Jl. TB. Simatupang Kav. 10 Jakarta 12310
10 8
8. Syarief Basir & Rekan PP Plaza 3rd floor Jl. TB. Simaputang No.57, Pasar Rebo Jakarta 13760
7 5
9. Drs. Mucharam & Amron Cilandak Sport Centre & Apartment, Lt. Dasar Jl. Letjen TB. Simatupang, Cilandak Barat-Jakarta 12430
7 6
10. Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja
Jl. Anggrek III No. 28 RT 003/05 Komplek Larangan Indah-Ciledug, Kebayoran Baru-Jakarta Selatan
8 5
11. Abdi Ichjar, BAP & Rekan Graha Buana Blok b4 Jl. Dr. Saharjo No. 210 A Jakarta Selatan 12860
9 8
12. Jimmy Budhi & Rekan Jl. Sisingamangaraja No. 26, Lt.2 Jakarta Selatan 12120
10 8
13. Purwantono, Sarwoko & Sandjaja
Gd. Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
9 8
14. Sasongko, Sidharta Jl. Raya Kebayoran Baru No. 85 Jakarta 12240
8 6
15. Dr. H. Mohammad Zain & Rekan
Jl. Caringin Selatan 40, Terogong, Cilandak-Jakarta Selatan 12430
5 5
Total 120 100 Sumber: Data Primer 2010
64
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 120 kuesioner dan jumlah
kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuesioner atau 83.33%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 kuesioner atau %. Kuesioner
yang dapat diolah berjumlah 100 kuesioner atau %. Gambaran mengenai
data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Auditor Persentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 120 100% 2. Jumlah kuesioner yang kembali 100 83.33% 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 20 16.67% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 100 83.33%
Sumber: Data primer yang diolah 2010
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir,
posisi terakhir, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 63 63.0 63.0 63.0
Wanita 37 37.0 37.0 100.0
Total 80 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah 2010
65
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sekitar 63 orang atau
63.0% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya
sebesar 37 orang atau 37.0% responden berjenis kelamin wanita.
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 6 6.0 6.0 6.0
S1 84 84.0 84.0 90.0
S2 10 10.0 10.0 100.0
Total 80 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah 2010
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 84
responden atau 84.0%. Sisanya sebesar 10.0% atau sebanyak 10 orang
berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 6.0% atau
sebanyak 6 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
c. Deskripsi responden berdasarkan Jabatan di KAP
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan di KAP
JabatandiKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid auditor yunior 48 48.0 48.0 48.0
auditor senior 38 38.0 38.0 86.0
supervisor 8 8.0 8.0 94.0
manager 6 6.0 6.0 100.0
Total 80 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah 2010
66
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 48 orang atau sebesar 48.0%
menduduki posisi sebagai auditor yunior. Responden yang menduduki
jabatan sebagai auditor senior sebanyak 38 orang atau 38.0%.
Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 8
orang atau 8.0% dan sisanya adalah manager sebanyak 6 orang atau
sekitar 6.0%.
d. Karakteristik responden berdasarkan Lama Kerja
Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 tahun 36 36.0 36.0 36.0
1-5 tahun 52 52.0 52.0 88.0
> 5 tahun 12 12.0 12.0 100.0
Total 80 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah 2010
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden atau sebanyak 52.0% atau sekitar 52 auditor memiliki lama
bekerja 1-5 tahun, 36.0% atau sekitar 36 auditor memiliki lama
bekerja kurang dari 1 tahun dan sisaya 12.0% atau sekitar 12 auditor
memiliki pengalaman di atas 5 tahun.
67
B. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n-k, dalam hal ini n adalah sampel.
Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat dihitung
100-2 dengan df = 98 dan alpha = 0.05 didapat rtabel = 0.165. suatu
kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel, uji validitas dari sepuluh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kepemimpinan (X1),
kepuasan kerja (X2), motivasi kerja (X3), dan kinerja auditor (Y). Hal ini
dapat dilihat pada (Ghozali, 2005).
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Valid
K1 0.694 0.165 Valid K2 0.430 0.165 Valid K3 0.573 0.165 Valid K4 0.452 0.165 Valid K5 0.624 0.165 Valid K6 0.560 0.165 Valid K7 0.645 0.165 Valid K8 0.665 0.165 Valid K9 0.404 0.165 Valid K10 0.544 0.165 Valid KK1 0.185 0.165 Valid
Bersambung pada halaman selanjutnya
68
Tabel 4.9 (Lanjutan)
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Valid KK2 0.382 0.165 Valid KK3 0.484 0.165 Valid KK4 0.356 0.165 Valid KK5 0.377 0.165 Valid KK6 0.375 0.165 Valid KK7 0.367 0.165 Valid KK8 0.185 0.165 Valid KK9 0.429 0.165 Valid KK10 0.324 0.165 Valid KK11 0.337 0.165 Valid KK12 0.208 0.165 Valid KK13 0.319 0.165 Valid KK14 0.295 0.165 Valid KK15 0.180 0.165 Valid KK16 0.176 0.165 Valid MM1 0.690 0.165 Valid MM2 0.439 0.165 Valid MM3 0.595 0.165 Valid MM4 0.426 0.165 Valid MM5 0.722 0.165 Valid MM6 0.574 0.165 Valid MM7 0.659 0.165 Valid MM8 0.641 0.165 Valid MM9 0.368 0.165 Valid MM10 0.550 0.165 Valid MM11 0.722 0.165 Valid KA1 0.583 0.165 Valid KA2 0.695 0.165 Valid KA3 0.585 0.165 Valid KA4 0.558 0.165 Valid KA5 0.564 0.165 Valid KA6 0.526 0.165 Valid KA7 0.449 0.165 Valid KA8 0.602 0.165 Valid KA9 0.573 0.165 Valid KA10 0.579 0.165 Valid KA11 0.427 0.165 Valid KA12 0.520 0.165 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2010
69
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0.60 (Ghozali, 2005). Tabel 4.10
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.854 .854 10
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
kepemimpinan sebesar 0.854, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.714 .712 16
Sumber: Data primer yang diolah 2010
70
Tabel 4.11 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
kepuasan kerja sebesar 0.714, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.875 .874 11
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
motivasi kerja sebesar 0.875, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Auditor (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.866 .871 12
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel kinerja
auditor sebesar 0.866, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
71
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha
lebih besar dari 0.60.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal (Ghozali, 2005). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau
sama dengan nilai VIF > 10.
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 26.038 6.720 3.875 .000 kepemimpinan .357 .093 .361 3.831 .000 .932 1.073
kepuasan kerja .197 .082 .222 2.397 .018 .964 1.037
motivasi kerja .208 .110 .175 2.181 .023 .954 1.048 a. Dependent Variable: kinerja auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa setiap variabel
memiliki nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10 dan nilai Variance
Inflation Faktor (VIF) tidak lebih dari 10. Analisis ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat gejala multikolinearitas terhadap variabel penelitian.
Sehingga layak untuk digunakan dalam pengujian selanjutnya.
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Gambar 2.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Gambar 2.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu serta tersebar di atas dan dibawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja auditor berdasarkan
masukan atas variabel kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja.
72
73
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005).
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
2. Analisis Statistik
Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya.
Gambar 2.3 Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah 2010 4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model
analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel
independen, kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja dalam
menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kinerja auditor. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang
ditampilkan pada tabel berikut:
74
75
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate
1 .454a .206 .181 5.801 a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kinerja auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Tabel 4.15 menunjukkan nilai R sebesar 0.454 atau 45.4%. Hal ini
berarti bahwa hubungan atau korelasi antara kepemimpinan, kepuasan kerja,
dan motivasi kerja adalah sedang karena berada dikisaran 0.40-0.599
(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007). Nilai Adjusted R Square
sebesar 0.181 atau 18.1%, ini menunjukkan bahwa variabel kinerja auditor
yang dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja adalah sebesar 18.1%, sedangkan sisanya sebesar 0.819 atau
81.9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini.
b. Hasil Uji F
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas lebih
kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
76
Tabel 4.16 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 836.414 3 278.805 8.286 .000a
Residual 3230.096 96 33.647 Total 4066.510 99
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kinerja auditor Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 1: Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi
kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16 nilai F diperoleh sebesar
8.286 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0.05 maka Ha1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap kinerja auditor.
c. Hasil Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai probability t lebih
kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai
probability t lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
77
Tabel 4.17 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26.038 6.720 3.875 .000
kepemimpinan .357 .093 .361 3.831 .000
kepuasan kerja .197 .082 .222 2.397 .018
motivasi kerja .208 .110 .175 2.181 .023 a. Dependent Variable: kinerja auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 2: Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel kepemimpinan
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal ini berarti menerima Ha2
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepemimpinan lebih kecil dari 0.05.
Hipotesis 3: Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel kepemimpinan
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.018. Hal ini berarti menerima Ha3
sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel kepuasan kerja lebih kecil dari 0.05.
Hipotesis 4: Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel motivasi kerja
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.023. Hal ini berarti menerima Ha4
sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel motivasi kerja lebih kecil dari 0.05.
Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut
Y = 26.038 + 0.375 X1 + 0.197X2 + 0.208X3 + e
Dimana:
Y = Kinerja Auditor
X1 = Kepemimpinan
X2 = Kepuasan Kerja
X3 = Motivasi Kerja
e = Error
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar
26.038. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel kepemimpinan, kepuasan
kerja, dan motivasi kerja dianggap konstan, maka kinerja auditor akan
konstan sebesar 26.038.
Koefisien regresi pada variabel kepemimpinan sebesar 0.357, hal ini
berarti jika variabel kepemimpinan bertambah satu satuan maka variabel
kinerja auditor akan bertambah sebesar 0.357. Koefisien regresi pada
variabel kepuasan kerja sebesar 0.197, hal ini berarti jika variabel kepuasan
kerja bertambah satu satuan maka variabel kinerja auditor akan bertambah
sebesar 0.197. Koefisien regresi pada variabel motivasi kerja sebesar 0.208,
78
79
hal ini berarti jika variabel motivasi kerja bertambah satu satuan maka
variabel kinerja auditor akan berkurang sebesar 0.208.
C. Pembahasan
1. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap
kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan, kepuasan
kerja, da motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Kinerja auditor merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang dicapai
oleh seorang auditor dalam melaksanakn tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas,
kualitas, dan ketepatan waktu. Hal ini akan dipengaruhi leh beberapa faktr
yang mendukung diantaranya adalah kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja. Hal tersebut diatas berkaitan dengan teori yang dikatakan
oleh Trisnaningsih (2003) yang mengemukakan bahwa kinerja auditor
sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan
kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Suatu hasil karya yang dicapai
oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas,
kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja dapat diukur melalui pengukuran
80
tertentu, dimana kualitas berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan,
sedangkan kualitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun
waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah
direncanakan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wibowo (2009), Biatna (2008) dan juga Trisnaningsih S.
(2003).
2. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor. Hal tersebut berarti semakin baik cara
memimpin seorang pimpinan dimana auditor bekerja maka akan semakin
mempengaruhi kinerja auditor. Sehingga dapat disimpulkan adanya
hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja auditor, bahwa seorang
auditor yang dipimpin oleh seorang pimpinan yang memiliki cara
memimpin dengan baik dan disukai oleh bawahannya maka dia akan
merasa senang dalam bekerja sehingga kinerjanya akan meningkat. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
(2009).
3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor. Kepuasan kerja merupakan suatu
tingkatan perasaan yang positif/negatif tentang aspek dari pekerjaan,
situasi kerja, dan hubungan dengan rekan sekerja. Kepuasan kerja
81
tergantung pada tingkat perolehan intrinsik dan ekstrinsik pada pandangan
pekerja terhadap perolehan tersebut. Tingkat perolehan mempunyai nilai
yang berbeda-beda bagi orang yang berbeda-beda. Bagi orang tertentu,
pekerjaan yang penuh tanggung jawab dan yang menantang mungkin
menghasilkan perolehan yang netral atau bahkan negatif. Bagi orang lain,
perolehan pekerjaan semacam itu mungkin mempunyai nilai yang positif.
Orang mempunyai nilai (value) yang berbeda-beda, yang dikaitkan dengan
perolehan pekerjaan, perbedaan tersebut akan menimbulkan perbedaan
tingkat kepuasan kerja bagi tugas pekerjaan yang intinya sama. Seorang
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap pekerjaan itu sendiri, sedangkan jika seseorang yang tidak puas
dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan
tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Robbins (2003), Anik dan Arifuddin (2005), Rahmawati dan
Widagdo (2001).
4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor. Motivasi merupakan unsur penting
dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha
atau pekerjaan manusia. Dasar utama pelaksanaan motivasi oleh seorang
pimpinan adalah pengetahuan dan perhatian terhadap perilaku manusia
yang dipimpinnya sebagai suatu faktor penentu keberhasilan organisasi,
82
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Maka motif itu bersifat intrinsik
dalam motivasi, karena dorongan atau daya gerak diri muncul dari dalam
diri seseorang tanpa adanya perangsang atau insentif. Selanjutnya dengan
terpenuhinya harapan kerja ini akan menimbulkan motivasi yang dimiliki
oleh seorang auditor akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2002), dan
Mangkunegara (2005).
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,
kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor. Responden
penelitian ini berjumlah 100 orang auditor pada kantor akuntan publik yang
terletak di DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
pengujin yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
model regresi linear berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap
kinerja auditor menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan Wibowo (2009), Biatna
(2008) dan juga Trisnaningsih S. (2003).
2. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Wibowo (2009).
3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Robbins (2003), Anik dan Arifuddin (2005), Rahmawati
dan Widagdo (2001).
84
4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Hasibuan (2002), dan Mangkunegara (2005).
5. Adapun variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja auditor
adalah kepemimpinan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja auditor akuntan publik adalah kepemimpinan,
kepuasan kerja, dan motivasi kerja, oleh karena itu hal ini perlu menjadi
perhatian bagi kantor akuntan publik. Selain itu diharapkan juga dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai dasar dalam mempertimbangkan
rekruitmen dan pengembangan sumberdaya organisasi, khususnya kantor
akuntan publik yang agar memperhatikan harapan-harapan kerja para
auditornya. Dengan terpenuhinya harapan organisasinya akan tumbuh
sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor secara optimal. Kantor akuntan
publik perlu mengkaji, harapan akuntan agar dapat dicapai komitmen yang
tinggi sehingga auditor bertahan untuk tetap bekerja di KAP.
Untuk penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan keterbatasan
yang telah diungkapkan peneliti sehingga dapat memberikan kontribusi
wawasan yang lebih bagus lagi.
85
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian mendatang, dapat memperluas wilayah sampel penelitian
dengan memasukan beberapa sampling area disekitar wilayah DKI Jakarta
dan luar kota.
2. Untuk penelitian mendatang, diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan
kuesioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih
banyak dan hasilnya dapat lebih akurat.
3. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya menambah variabel independen,
variabel moderating atau variabel intervening guna mengetahui variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau
memperlemah variabel dependen.
4. Untuk penelitian mendatang, disarankan survei dengan metode lain,
misalnya wawancara secara langsung agar dapat dilakukan pengawasan
atas jawaban responden dalam menjawab pertanyaaan.
86
Lampiran 1: Surat Kesediaan Responden
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Auditor Independen
Di Kantor Akuntan Publik
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Nama : Sulton
NIM : 203082001945
Jurusan : Akuntansi/Audit
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini
dengan lengkap sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kuesioner ini akan dijadikan
data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk
membaca dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Tidak ada jawaban
benar atau salah, yang terpenting adalah memilih jawaban sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara/i. Segala informasi yang diterima dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaanya dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan akademis.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing I Peneliti
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Sulton
87
Lampiran 2: Identitas Responden
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi data-data berikut ini:
Nama KAP : ................................................
Jenis kelamin : ( ) Pria ( )Wanita
Pendidikan Terakhir : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Jabatan di KAP : ( ) Auditor Yunior ( ) Auditor Senior
( ) Supervisor ( ) Manager
( ) Partner
Lama Bekerja : ( ) < 1 tahun ( ) 1-5 tahun ( ) > 5 tahun
B. Cara Pengisian kuesioner
Pernyataan-pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui
pendapat anda tentang pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja terhadap kinerja auditor. Pada setiap pertanyaan telah
disediakan bagian lima poin skala di sampingnya dengan keterangan sebagai
berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat setuju (SS)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping
pertanyaan sesuai dengan jawaban atau keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X).
88
Lampiran 3: Pernyataan Kepemimpinan (X1)
Pernyataan Tentang Kepemimpinan (X1)
No Pernyataan STS TS N S SS 1. Seorang pemimpin memiliki tugas memberi
arahan yang jelas kepada bawahannya
2. Wewenang seorang pemimpin adalah memberi instruksi kepada bawahan
3. Salah satu tugas seorang pemimpin adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas bawahannya.
4. Dalam kerjanya, seorang pemimpin harus melakukan komunikasi dua arah, yaitu menampung usulan dan gagasan dari bawahan
5. Pemimpin yang baik harus mampu menerima perbedaan pendapat antara dirinya dan bawahannya
6. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan individu, artinya dirinya bisa menerima dan memahami segala kondisi yang ada pada perusahaannya
7. Seorang pemimpin seharusnya memberi penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi
8. Seorang pemimpin seharusnya memberi penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi
9. Keterangan umum harus didapat bawahan dari atasannya, guna memperjelas tugas dan tanggung jawabnya
10. Seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahannya.
89
Lampiran 4: Pernyataan Kepuasan Kerja (X2)
Pernyataan Tentang Kepuasan Kerja (X2)
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Puas dengan sistem penggajian saat ini 2. Puas dengan besarnya gaji yang diterima saat
ini
3. Merasa nyaman dengan ruangan kerja saat ini 4. Ketersediaan peralatan kerja sangat memadai
dalam melaksanakan pekerjaan
5. Hubungan kerja diantara auditor sangat baik 6. Ada persaingan diantara auditor 7. Tugas yang diberikan sangat jelas 8. Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan
jabatan
9. Ikut serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
10. Mempunyai kesempatan memberikan saran 11. Dalam menempatkan auditor sudah objektif 12. Pemberian reward telah dilakukan
sebagaimana mestinya
13. Semua auditor mempunyai kesempatan yang sama mengikuti diklat
14. Semua auditor mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan karir
15. Kepercayaan atasan sangat tinggi sehingga akan akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang diberikan
16. Bertanggung jawab atas semua tugas dan pekerjaan
90
Lampiran 5: Pernyataan Motivasi Kerja (X3)
Pernyataan Tentang Motivasi Kerja (X3)
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Selalu berusaha untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam setiap pekerjaan
2. Untuk meningkatkan prestasi agar lebih dihargai, saya menambah dan mencari wawasan demi lancarnya pekerjaan
3. Pengakuan orang lain terhadap keberhasilan saya memotivasi dalam bekerja
4. Pengakuan orang lain membantu keseriusan saya dalam bekerja
5. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendorong keseriusan saya dalam bekerja
6. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendiring untuk maju
7. Peluang untuk maju memotivasi saya untuk bekerja sebaik-baiknya
8. Perusahaan memberikan peluang untuk maju kepada auditor agar lebih semangat dalam bekerja
9. Saya merasa puas dengan hasil kerja yang dilakukan
10. Kepuasan kerja dapat memotivasi dalam setiap pekerjaan
11. Kemungkinan pengembangan karir memberikan semangat kerja bagi auditor
12. termotivasi dengan adanya kesempatan mengembangkan karir yang diberikan oleh perusahaan
91
Lampiran 6: Pernyataan Kinerja Auditor (Y)
Pernyataan Tentang Kinerja Auditor (Y)
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor,
maka kinerjanya semakin profesional
2. Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional
3. Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya
4. Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan para auditor
5. Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya
6. Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gaji saya dipotong untuk keperluan tugas auditor
7. Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor
8. Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban
9. Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja
10. Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini
11. Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini
12. Saya lebih menyukai bidang pekerjaan saya daripada pekerjaan teman lainnya
92
Lampiran 7: Jawaban Pernyataan Kepemimpinan (X1) Responden K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL K
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48 5 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 33 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 7 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37 8 5 5 5 5 1 1 1 5 4 4 36 9 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 36 10 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 43 11 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32 12 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 40 13 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 33 14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 15 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 37 16 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 37 17 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 18 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 35 19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 40 20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 21 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 22 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36 23 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36 24 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 30 25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49 26 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 27 5 2 4 4 2 2 3 2 3 4 31 28 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38 29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 30 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44 31 4 3 2 5 2 3 3 4 4 3 33 32 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 46 33 3 4 4 4 4 3 5 3 4 2 36 34 4 4 4 2 4 2 3 4 2 2 31
93
35 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 35 Responden K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL K
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 39 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 27 40 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 30 41 4 4 3 5 3 4 5 5 5 4 42 42 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 19 43 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 46 44 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 34 45 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 40 46 4 5 3 3 4 3 3 3 2 3 33 47 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 48 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 31 49 4 3 5 4 4 3 4 4 3 5 39 50 4 3 5 4 5 2 4 3 3 4 37 51 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 37 52 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 33 53 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 34 54 4 4 5 4 3 3 4 3 4 5 39 55 3 5 4 4 4 3 3 3 3 2 34 56 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 33 57 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 40 58 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 37 59 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 60 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 61 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 62 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 63 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 38 64 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 40 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 66 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 39 67 4 4 4 5 5 3 4 3 5 37 68 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 40 69 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 40 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
94
Responden K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL K
71 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 36 72 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 43 73 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32 74 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 40 75 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 33 76 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 77 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 37 78 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 37 79 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 80 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 35 81 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 40 82 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 83 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 84 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 88 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 27 89 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 30 90 4 4 3 5 3 4 5 5 5 4 42 91 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 19 92 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 46 93 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 34 94 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 40 95 4 5 3 3 4 3 3 3 2 3 33 96 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 97 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 31 98 4 3 5 4 4 3 4 4 3 5 39 99 4 3 5 4 5 2 4 3 3 4 37 100 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 37
95
Lampiran 8: Jawaban Pernyataan Kepuasan Kerja (X2)
Responden KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KK16 TOTAL KK 1 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 2 3 4 4 52 2 5 5 5 4 5 3 3 2 3 4 4 2 3 3 4 4 59 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3 48 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 5 4 53 5 3 4 3 4 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 4 46 6 5 4 4 5 4 4 4 3 3 5 2 2 3 3 4 4 59 7 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 50 8 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 5 5 56 9 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 58 10 4 4 3 4 4 3 3 2 3 5 4 3 3 4 4 5 58 11 5 4 4 5 5 5 4 5 5 2 2 3 3 3 3 4 62 12 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 3 3 3 4 4 5 64 13 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 2 2 4 4 52 14 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 52 15 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 54 16 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 54 17 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 2 5 65 18 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 5 57 19 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 53 20 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 46 21 3 2 1 2 1 4 3 2 3 3 4 5 4 3 4 4 48 22 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 4 4 4 4 57 23 5 4 3 4 3 3 3 3 2 5 3 4 4 4 4 4 58 24 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 3 2 4 4 4 4 52 25 5 2 2 3 1 3 5 5 5 4 3 4 2 2 3 3 52 26 3 2 3 3 3 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 4 57 27 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5 60 28 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2 1 4 53 29 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 64 30 3 3 4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 54 31 4 1 1 1 1 3 2 4 1 3 2 3 4 4 3 4 41 32 4 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 52 33 3 3 3 3 4 5 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 54 34 1 2 3 2 3 4 3 1 3 4 3 5 4 4 3 4 49 35 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 5 4 5 2 4 58
96
Responden KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KK16 TOTAL KK
36 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 58 37 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 58 38 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 4 5 4 64 39 2 1 1 1 1 3 4 4 3 1 3 5 4 3 3 4 43 40 4 4 4 5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 2 4 4 64 41 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 60 42 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 54 43 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 60 44 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 65 45 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 57 46 2 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 59 47 2 4 5 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 57 48 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 61 49 2 4 5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 62 50 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 57 51 2 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 64 52 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 69 53 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 72 54 4 2 4 2 3 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 65 55 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 72 56 5 2 1 1 1 2 2 4 2 3 4 4 2 5 3 3 44 57 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 61 58 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 65 59 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 60 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 61 5 3 3 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 64 62 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 58 63 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 62 64 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 60 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 66 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 64 67 4 4 4 5 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 57 68 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 3 3 4 2 2 4 58 69 2 4 2 4 4 4 5 1 4 4 4 1 1 1 1 3 45 70 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 53
97
Responden KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KK16 TOTAL KK
71 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 5 49 72 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 1 2 3 2 3 4 49 73 4 3 4 4 4 4 5 2 2 4 3 3 4 4 3 3 56 74 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 4 3 3 3 3 58 75 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 61 76 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 64 77 1 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 57 78 5 4 5 5 4 5 3 1 5 5 4 4 4 4 4 4 66 79 4 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 54 80 4 5 2 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 60 81 4 4 3 5 5 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 58 82 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 83 4 3 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 60 84 2 4 1 4 1 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 56 85 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 58 86 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 5 3 4 4 58 87 3 1 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 88 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 64 89 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 90 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 91 4 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 54 92 2 5 2 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 58 93 4 4 3 5 5 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 58 94 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 95 2 4 5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 62 96 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 57 97 2 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 64 98 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 5 4 53 99 3 4 3 4 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 4 46
100 5 4 4 5 4 4 4 3 3 5 2 2 3 3 4 4 59
98
Lampiran 9: Jawaban Pernyataan Motivasi Kerja (X3)
Responden MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11 TOTAL MK 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 42 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 42 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 53 5 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 36 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 7 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 41 8 5 5 5 5 1 1 1 5 4 4 1 37 9 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 39 10 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 5 48 11 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 35 12 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 44 13 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 36 14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 15 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 41 16 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 41 17 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 31 18 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 38 19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 44 20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 21 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 22 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 40 23 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 40 24 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 34 25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 54 26 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 42 27 5 2 4 4 2 2 3 2 3 4 2 33 28 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 42 29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 30 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 48 31 4 3 2 5 2 3 3 4 4 3 2 35 32 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 51 33 3 4 4 4 4 3 5 3 4 2 4 40 34 4 4 4 2 4 2 3 4 2 2 4 35
99
35 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 39 Responden MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11 TOTAL MK
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 39 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 30 40 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 34 41 4 4 3 5 3 4 5 5 5 4 3 45 42 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 1 20 43 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 51 44 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 37 45 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 45 46 4 5 3 3 4 3 3 3 2 3 4 37 47 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 48 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 3 34 49 4 3 5 4 4 3 4 4 3 5 4 43 50 4 3 5 4 5 2 4 3 3 4 5 42 51 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 40 52 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 36 53 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 37 54 4 4 5 4 3 3 4 3 4 5 3 42 55 3 5 4 4 4 3 3 3 3 2 4 38 56 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 36 57 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 44 58 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 41 59 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 42 60 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 42 61 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 62 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 47 63 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 4 42 64 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 44 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 66 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 43 67 4 4 4 5 5 3 4 3 5 5 42 68 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 44 69 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 44 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
100
Responden MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11 TOTAL MK
71 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 39 72 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 5 48 73 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 35 74 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 44 75 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 36 76 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 77 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 41 78 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 41 79 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 31 80 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 38 81 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 44 82 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 83 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 84 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 40 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 88 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 30 89 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 34 90 4 4 3 5 3 4 5 5 5 4 3 45 91 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 1 20 92 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 51 93 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 37 94 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 45 95 4 5 3 3 4 3 3 3 2 3 4 37 96 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42 97 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 3 34 98 4 3 5 4 4 3 4 4 3 5 4 43 99 4 3 5 4 5 2 4 3 3 4 5 42 100 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 40
101
Lampiran 10: Jawaban Pernyataan Kinerja Auditor (Y)
Responden KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 TOTAL KA1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 45 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 43 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 44 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 38 6 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 40 7 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 49 8 1 2 4 4 4 4 5 5 5 5 1 5 45 9 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 50 10 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 54 11 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 45 12 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 54 13 1 1 1 3 2 4 3 1 3 1 1 1 22 14 4 5 5 5 2 5 3 3 3 4 4 3 46 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49 16 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 39 17 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 49 18 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 52 19 5 4 5 4 2 4 3 4 4 4 5 4 48 20 5 3 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 48 21 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 47 22 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 45 23 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 3 46 24 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 42 25 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 48 26 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 47 27 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 44 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 31 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 32 32 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 3 37 33 4 4 3 5 3 4 5 5 5 4 3 4 49 34 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 1 2 22
102
35 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 56 Responden KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 TOTAL KA
36 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 39 37 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 4 49 38 5 3 2 2 3 3 3 4 5 4 4 4 42 39 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 42 40 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 3 2 38 41 4 1 1 1 1 3 2 4 1 4 4 3 29 42 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 40 43 3 3 3 3 4 5 3 4 3 2 1 2 36 44 1 2 3 2 3 4 3 1 3 4 5 5 36 45 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 40 46 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 4 45 47 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 46 48 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48 49 4 4 5 4 4 4 2 4 3 3 2 3 42 50 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 45 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 43 53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 50 54 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 39 55 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 39 56 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 39 57 4 3 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 47 58 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 3 4 49 59 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 1 1 41 60 4 3 2 3 3 4 4 4 2 4 3 2 38 61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 56 62 5 1 2 2 4 4 4 5 2 1 2 3 35 63 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 45 64 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 46 65 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 48 66 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 46 67 4 4 2 3 4 4 4 5 3 3 4 5 45 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 69 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 47 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
103
Responden KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 TOTAL KA
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 72 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 4 50 73 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 46 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 59 77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 78 4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 4 4 43 79 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 48 80 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 5 5 48 81 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 46 82 4 4 5 4 5 5 2 4 4 4 3 4 48 83 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 55 84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 57 85 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 48 86 4 4 2 3 4 4 4 5 3 3 5 5 46 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 50 88 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 5 5 49 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49 90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 91 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 51 92 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 47 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 59 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 97 4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 4 4 43 98 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 49 99 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 46 100 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 46
104
Lampiran 11: Distribusi Frekuensi Pernyataan Jenis Kelamin
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 63 63.0 63.0 63.0
Wanita 37 37.0 37.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
105
Lampiran 12: Distribusi Frekuensi Pernyataan Pendidikan Terakhir
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 6 6.0 6.0 6.0
S1 84 84.0 84.0 90.0
S2 10 10.0 10.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
106
Lampiran 13: Distribusi Frekuensi Pernyataan Jabatan di KAP
JabatandiKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid auditor yunior 48 48.0 48.0 48.0
auditor senior 38 38.0 38.0 86.0
supervisor 8 8.0 8.0 94.0
manager 6 6.0 6.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
107
Lampiran 14: Distribusi Frekuensi Pernyataan Lama Bekerja
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 tahun 36 36.0 36.0 36.0
1-5 tahun 52 52.0 52.0 88.0
> 5 tahun 12 12.0 12.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
108
Lampiran 15: Distribusi Frekuensi Pernyataan Kepemimpinan (X1)
K1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 2 2.0 2.0 4.0
netral 14 14.0 14.0 18.0
setuju 74 74.0 74.0 92.0
sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
netral 23 23.0 23.0 29.0
setuju 59 59.0 59.0 88.0
sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 3 3.0 3.0 5.0
netral 20 20.0 20.0 25.0
setuju 66 66.0 66.0 91.0
sangat setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
netral 12 12.0 12.0 13.0
setuju 76 76.0 76.0 89.0
sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
109
K5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 7.0
netral 23 23.0 23.0 30.0
setuju 57 57.0 57.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.0 14.0 15.0
netral 49 49.0 49.0 64.0
setuju 32 32.0 32.0 96.0
sangat setuju 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.0 14.0 15.0
netral 49 49.0 49.0 64.0
setuju 32 32.0 32.0 96.0
sangat setuju 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 6 6.0 6.0 8.0
netral 31 31.0 31.0 39.0
setuju 52 52.0 52.0 91.0
sangat setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
110
K9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 13.0 13.0 13.0
netral 42 42.0 42.0 55.0
setuju 40 40.0 40.0 95.0
sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
K10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 8 8.0 8.0 8.0
netral 12 12.0 12.0 20.0
setuju 61 61.0 61.0 81.0
sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
111
Lampiran 16: Validitas dan Reliabilitas Kepemimpinan (X1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
K1 33.07 20.189 .694 .606 .829K2 33.14 21.408 .430 .258 .851K3 33.14 20.510 .573 .620 .839K4 32.95 22.436 .452 .471 .849K5 33.19 19.524 .624 .600 .834K6 33.67 20.327 .560 .601 .840K7 33.16 19.361 .645 .495 .832K8 33.31 19.421 .665 .546 .830K9 33.54 21.394 .404 .517 .853K10 33.01 20.398 .544 .407 .841
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.854 .854 10
112
Lampiran 17: Distribusi Frekuensi Pernyataan Kepuasan Kerja (X2)
KK1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 13 13.0 13.0 15.0
netral 28 28.0 28.0 43.0
setuju 45 45.0 45.0 88.0
sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 10 10.0 10.0 13.0
netral 23 23.0 23.0 36.0
setuju 56 56.0 56.0 92.0
sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
tidak setuju 10 10.0 10.0 16.0
netral 28 28.0 28.0 44.0
setuju 41 41.0 41.0 85.0
sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0
tidak setuju 7 7.0 7.0 11.0
netral 27 27.0 27.0 38.0
setuju 51 51.0 51.0 89.0
sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0
113
KK4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0
tidak setuju 7 7.0 7.0 11.0
netral 27 27.0 27.0 38.0
setuju 51 51.0 51.0 89.0
sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
tidak setuju 6 6.0 6.0 12.0
netral 28 28.0 28.0 40.0
setuju 45 45.0 45.0 85.0
sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 11 11.0 11.0 11.0
netral 28 28.0 28.0 39.0
setuju 53 53.0 53.0 92.0
sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 12.0 12.0 12.0
netral 31 31.0 31.0 43.0
setuju 49 49.0 49.0 92.0
sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
114
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 19 19.0 19.0 22.0
netral 25 25.0 25.0 47.0
setuju 46 46.0 46.0 93.0
sangat setuju 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 9 9.0 9.0 10.0
netral 30 30.0 30.0 40.0
setuju 49 49.0 49.0 89.0
sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 7 7.0 7.0 8.0
netral 18 18.0 18.0 26.0
setuju 61 61.0 61.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 10 10.0 10.0 12.0
netral 24 24.0 24.0 36.0
setuju 52 52.0 52.0 88.0
sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK12
115
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.0 14.0 15.0
netral 22 22.0 22.0 37.0
setuju 53 53.0 53.0 90.0
sangat setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 11 11.0 11.0 13.0
netral 24 24.0 24.0 37.0
setuju 56 56.0 56.0 93.0
sangat setuju 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 11 11.0 11.0 12.0
netral 25 25.0 25.0 37.0
setuju 58 58.0 58.0 95.0
sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 6.0
netral 25 25.0 25.0 31.0
setuju 62 62.0 62.0 93.0
sangat setuju 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KK16
116
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
netral 17 17.0 17.0 19.0
setuju 71 71.0 71.0 90.0
sangat setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran 18: Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Kerja (X2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KK1 53.90 34.293 .185 .188 .720KK2 53.86 32.000 .382 .627 .692KK3 53.93 29.924 .484 .476 .678KK4 53.84 32.075 .356 .615 .695KK5 53.85 31.321 .377 .523 .692KK6 53.84 32.621 .375 .367 .694KK7 53.89 32.604 .367 .333 .695KK8 54.07 33.621 .186 .257 .715KK9 53.82 31.866 .429 .408 .688KK10 53.64 33.041 .324 .221 .699KK11 53.80 32.404 .337 .332 .697KK12 53.85 33.705 .208 .466 .711KK13 53.87 32.781 .319 .499 .699KK14 53.87 33.306 .295 .563 .702KK15 53.74 34.497 .180 .348 .713KK16 53.53 35.161 .176 .174 .713
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.714 .712 16
117
Lampiran 19: Distribusi Frekuensi Pernyataan Motivasi Kerja (X3)
MK1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 2 2.0 2.0 4.0
netral 14 14.0 14.0 18.0
setuju 74 74.0 74.0 92.0
sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
netral 23 23.0 23.0 29.0
setuju 59 59.0 59.0 88.0
sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 3 3.0 3.0 5.0
netral 20 20.0 20.0 25.0
setuju 66 66.0 66.0 91.0
sangat setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
118
MK4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
netral 12 12.0 12.0 13.0
setuju 76 76.0 76.0 89.0
sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 7.0
netral 23 23.0 23.0 30.0
setuju 57 57.0 57.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.0 14.0 15.0
netral 49 49.0 49.0 64.0
setuju 32 32.0 32.0 96.0
sangat setuju 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.0 14.0 15.0
netral 49 49.0 49.0 64.0
setuju 32 32.0 32.0 96.0
sangat setuju 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
119
MK8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 6 6.0 6.0 8.0
netral 31 31.0 31.0 39.0
setuju 52 52.0 52.0 91.0
sangat setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 13.0 13.0 13.0
netral 42 42.0 42.0 55.0
setuju 40 40.0 40.0 95.0
sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 8 8.0 8.0 8.0
netral 12 12.0 12.0 20.0
setuju 61 61.0 61.0 81.0
sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
MK11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 7.0
netral 23 23.0 23.0 30.0
setuju 57 57.0 57.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
120
Lampiran 20: Validitas dan Reliabilitas Motivasi Kerja (X3)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
MK1 36.79 26.414 .690 . .858MK2 36.86 27.735 .439 . .873MK3 36.86 26.612 .595 . .863MK4 36.67 29.082 .426 . .873MK5 36.91 24.900 .722 . .854MK6 37.38 26.463 .574 . .865MK7 36.88 25.353 .659 . .858MK8 37.03 25.703 .641 . .860MK9 37.25 28.068 .368 . .878MK10 36.73 26.609 .550 . .866MK11 36.91 24.900 .722 . .854
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.875 .874 11
121
Lampiran 21: Distribusi Frekuensi Pernyataan Kinerja Auditor (Y)
KA1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0
tidak setuju 1 1.0 1.0 6.0
netral 9 9.0 9.0 15.0
setuju 67 67.0 67.0 82.0
sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 7.0
netral 21 21.0 21.0 28.0
setuju 65 65.0 65.0 93.0
sangat setuju 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 7 7.0 7.0 10.0
netral 19 19.0 19.0 29.0
setuju 50 50.0 50.0 79.0
sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
122
KA4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 4 4.0 4.0 5.0
netral 24 24.0 24.0 29.0
setuju 62 62.0 62.0 91.0
sangat setuju 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 7 7.0 7.0 9.0
netral 23 23.0 23.0 32.0
setuju 54 54.0 54.0 86.0
sangat setuju 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
netral 16 16.0 16.0 19.0
setuju 68 68.0 68.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 9 9.0 9.0 10.0
netral 24 24.0 24.0 34.0
setuju 53 53.0 53.0 87.0
sangat setuju 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA8
123
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 1 1.0 1.0 4.0
netral 12 12.0 12.0 16.0
setuju 63 63.0 63.0 79.0
sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 6 6.0 6.0 7.0
netral 26 26.0 26.0 33.0
setuju 55 55.0 55.0 88.0
sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 2 2.0 2.0 4.0
netral 17 17.0 17.0 21.0
setuju 64 64.0 64.0 85.0
sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
KA11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
tidak setuju 3 3.0 3.0 9.0
netral 19 19.0 19.0 28.0
setuju 51 51.0 51.0 79.0
sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
124
KA12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 8 8.0 8.0 11.0
netral 16 16.0 16.0 27.0
setuju 54 54.0 54.0 81.0
sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Lampiran 22: Validitas dan Reliabilitas Kinerja Auditor (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KA1 41.65 34.351 .583 .698 .853KA2 41.88 34.066 .695 .604 .847KA3 41.78 33.668 .585 .558 .853KA4 41.83 35.759 .558 .567 .855KA5 41.86 34.566 .564 .434 .854KA6 41.66 36.611 .526 .395 .858KA7 41.89 35.776 .449 .343 .862KA8 41.59 34.729 .602 .667 .852KA9 41.86 35.051 .573 .509 .854KA10 41.69 35.307 .579 .438 .854KA11 41.79 34.955 .427 .696 .866KA12 41.79 34.390 .520 .597 .858
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.866 .871 12
125
Lampiran 23: Regresi Linear Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .454a .206 .181 5.801 .206 8.286 3 96 .000 1.931a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan
b. Dependent Variable: kinerja auditor
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 836.414 3 278.805 8.286 .000a
Residual 3230.096 96 33.647 Total 4066.510 99
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kinerja auditor
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 26.038 6.720 3.875 .000 12.699 39.376 kepemimpinan .357 .093 .361 3.831 .000 .172 .542 .365 .364 .348 .932 1.073
kepuasan kerja .197 .082 .222 2.397 .018 .034 .359 .270 .238 .218 .964 1.037
motivasi kerja .208 .110 .175 2.181 .023 .427 .011 .080 .189 .171 .954 1.048a. Dependent Variable: kinerja auditor
126
127
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Juni, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Ahmad Alwani,”Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada
kantor akuntansi publik di kota semarang”. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2007.
Ahmad Rucky,”Sistem Manajemen Kinerja”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2002. Amilin dan Rosita Dewi,”Pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja
akuntan publik dengan role stress sebagai variabel moderating”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Anwar Prabu Mangkunegara,”Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Pertama. PT. Refika
Aditama, Bandung, 2005. Biatna Dulbert,“Analisis faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja pada
kinerja pegawai pada organisasi yang telah menerapkan SNI 19-9001-2001”. jurnal standardisasi Vol.9, 2008.
Cecilia Engko dan Gudono,“Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control
Terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 2007.
Daniel Goleman,”Working White Emotional intelligence”.(terjemahan Alex Tri
Kantjono W). Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2001. Gibson James. L, Ivancevich John M dan Donnely James, Jr,”Organisasi, perilaku,
struktur dan proses”. Terjemahan. Jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta 1996.
Guntur Ujianto dan Syafarudin Alwi. “Analisis pengaruh komitmen profesional dan
komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada bank bukopin Yogyakarta.” Jurnal SINERGI Edisi khusus on human resources, 2005.
Hafizurrachman HM. (DR, dr, MPH), “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Program Studi Kesehatan dan Kedokteran Pada Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Kopertis III (Disertasi)”. Jakarta, UNJ, 2007.
Hasibuan M.S.P,“Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Hian Ayu Oceani Wibowo,“Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi,
Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2009.
Imam Ghozali,“Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Jiambalvo J. Pratt, J.”Task Complexity and Leadership Effectivenessin CPA Firms”.
The Accounting Review, Vol. LVII, No. 4, 1982. Kartono Kartini,”Pemimpin dan Kepemimpinan”. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2008. Lubis Khairul Akhir,”Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”, Tesis Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Medan, 2008.
Luthans Fred,”Organizational Behavior”. Ninth Edition. McGraw-Hill.Inc., New
York. 2002. Melianah,”Pengaruh Komitmen dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Auditor”.
Trisakti School Of Management, Skripsi, Jakarta, 2007. Miftah Thoha,”Kepemimpinan dalam Manajemen”. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007. Misener T. R., Haddock, K. S., Gleaton, J. U, Ajamieh, A. R.”Toward An
International Measure Of Job Satisfaction”. Nurshing Research, Vol. 45, Pp. 87-91, 1996.
Mohammad Mahsun, Firma Sulistyowati dan Hribertus A.P.,”Akuntansi Sektor
Publik”. Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta, 2007.
Muhammad Cholil, “Gaya kepemimpinan: suatu tinjauan teoritis”. perspektif nomor 13 edisi Januari-Maret 1999, Jakarta 1990.
Nani Apriyani,”Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor Internal Terhadap
Peningkatan Kualitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil”. Skripsi universitas Widyatama, Bandung, 2008.
Rahmawati dan Ari Kuncoro Widagdo.”Hubungan Antara Komitmen Organisasi,
Komitmen Profesi Dengan Keinginan Untuk Pindah Dan Kepuasan Kerja Melalui KonflikPeran Pada Para Akuntan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1 No. 1, 2001.
Ressadhita Novari, ”HubunganMotivasi Kerja dengan Kinerja Pekerja Bagian SDM
Umum RS Pusat Pertamina”. Skripsi mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, 2009.
Riduwan Engkos dan Achmad Kuncoro, “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis
Jalur”, Cetakan 1 Januari, Alfabeta, Bandung, 2007. Robbins, S.P. ”Perilaku Organisasi”. Edisi Kesepuluh, PT Indeks Gramedia, Jakarta,
2006. ___________.”Perilaku Organisasi”. Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001. ___________.”Perilaku Organisasi”. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks, 2003. Rosalina Kurniwati Thethool dan rustiana,”Dampak Interaksi tindakan Supervisi dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Auditor”. Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Vol. 7, No.1, 2003.
Singgih Santoso,“Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002. Sirulingga,”Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai”, Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2004. Soeprihantono John,”Penilaian Kinerja Pengembangan Karyawan”, Yogyakarta:
BPFE, 2003. Surya R, dan Hananto S T,”Pengaruh Emotioanal Quotient Auditor terhadap Kinerja
Auditor di Kantor Akuntansi Publik”. Persepektif, vol. 9, No. 1, 2004.
Suryani P, dan Ika NP,”Pengaruh Kecerdasan Emosional Terdapat Pemahaman Akuntansi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 2, September 2004.
Suyadi P.S., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Utama,
2003. Trisnaningsih, S.,“Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasaan Kerja Auditor: Motivasi
sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, (6): 199-216, 2003.
______________, “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi
Pengaruh Pemahaman Good Governance Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi X, 2007.
Winata Fianny,”Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Peningkatan
Pengendalian Internal dan Kinerja perusahaan”. Skripsi Universitas Trisakti, Jakarta, 2004.
Yahya Hamza, “ Path Analysis (Analisis Jalur)”, Jakarta, 2008.
KUESIONER
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah Strata Satu
DISUSUN OLEH:
SULTON
203082001945
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Auditor Independen
Di Kantor Akuntan Publik
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Nama : Sulton
NIM : 203082001945
Jurusan : Akuntansi/Audit
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini
dengan lengkap sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kuesioner ini akan dijadikan
data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk
membaca dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Tidak ada jawaban
benar atau salah, yang terpenting adalah memilih jawaban sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara/i. Segala informasi yang diterima dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaanya dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan akademis.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing I Peneliti
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Sulton
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi data-data berikut ini:
Nama KAP : ................................................
Jenis kelamin : ( ) Pria ( )Wanita
Pendidikan Terakhir : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Jabatan di KAP : ( ) Auditor Yunior ( ) Auditor Senior
( ) Supervisor ( ) Manager
( ) Partner
Lama Bekerja : ( ) < 1 tahun ( ) 1-5 tahun ( ) > 5 tahun
B. Cara Pengisian kuesioner
Pernyataan-pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui
pendapat anda tentang pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja terhadap kinerja auditor. Pada setiap pertanyaan telah
disediakan bagian lima poin skala di sampingnya dengan keterangan sebagai
berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat setuju (SS)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping
pertanyaan sesuai dengan jawaban atau keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X).
Pernyataan Tentang Kepemimpinan (X1)
No Pernyataan STS TS N S SS 1. Seorang pemimpin memiliki tugas memberi
arahan yang jelas kepada bawahannya
2. Wewenang seorang pemimpin adalah memberi instruksi kepada bawahan
3. Salah satu tugas seorang pemimpin adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas bawahannya.
4. Dalam kerjanya, seorang pemimpin harus melakukan komunikasi dua arah, yaitu menampung usulan dan gagasan dari bawahan
5. Pemimpin yang baik harus mampu menerima perbedaan pendapat antara dirinya dan bawahannya
6. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan individu, artinya dirinya bisa menerima dan memahami segala kondisi yang ada pada perusahaannya
7. Seorang pemimpin seharusnya memberi penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi
8. Seorang pemimpin seharusnya memberi penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi
9. Keterangan umum harus didapat bawahan dari atasannya, guna memperjelas tugas dan tanggung jawabnya
10. Seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahannya.
Pernyataan Tentang Kepuasan Kerja (X2)
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Puas dengan sistem penggajian saat ini 2. Puas dengan besarnya gaji yang diterima saat
ini
3. Merasa nyaman dengan ruangan kerja saat ini 4. Ketersediaan peralatan kerja sangat memadai
dalam melaksanakan pekerjaan
5. Hubungan kerja diantara auditor sangat baik 6. Ada persaingan diantara auditor 7. Tugas yang diberikan sangat jelas 8. Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan
jabatan
9. Ikut serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
10. Mempunyai kesempatan memberikan saran 11. Dalam menempatkan auditor sudah objektif 12. Pemberian reward telah dilakukan
sebagaimana mestinya
13. Semua auditor mempunyai kesempatan yang sama mengikuti diklat
14. Semua auditor mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan karir
15. Kepercayaan atasan sangat tinggi sehingga akan akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang diberikan
16. Bertanggung jawab atas semua tugas dan pekerjaan
Pernyataan Tentang Motivasi Kerja (X3)
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Selalu berusaha untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam setiap pekerjaan
2. Untuk meningkatkan prestasi agar lebih dihargai, saya menambah dan mencari wawasan demi lancarnya pekerjaan
3. Pengakuan orang lain terhadap keberhasilan saya memotivasi dalam bekerja
4. Pengakuan orang lain membantu keseriusan saya dalam bekerja
5. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendorong keseriusan saya dalam bekerja
6. Tanggung jawab yang dibebankan kepada saya mendiring untuk maju
7. Peluang untuk maju memotivasi saya untuk bekerja sebaik-baiknya
8. Perusahaan memberikan peluang untuk maju kepada auditor agar lebih semangat dalam bekerja
9. Saya merasa puas dengan hasil kerja yang dilakukan
10. Kepuasan kerja dapat memotivasi dalam setiap pekerjaan
11. Kemungkinan pengembangan karir memberikan semangat kerja bagi auditor
12. termotivasi dengan adanya kesempatan mengembangkan karir yang diberikan oleh perusahaan
Pernyataan Tentang Kinerja Auditor (Y) No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor,
maka kinerjanya semakin profesional
2. Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional
3. Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya
4. Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan para auditor
5. Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya
6. Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gaji saya dipotong untuk keperluan tugas auditor
7. Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor
8. Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban
9. Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja
10. Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini
11. Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini
12. Saya lebih menyukai bidang pekerjaan saya daripada pekerjaan teman lainnya