pengaruh kepemilikan asing terhadap tingkat persaingan
TRANSCRIPT
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Tingkat Persaingan Industri Perbankan Indonesia: Pendekatan Panzar-Rosse
Defy Oktaviani
Lana Soelistianingsih
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengestimasi struktur pasar perbankan Indonesia serta menganalisis pengaruh kepemilikan asing terhadap tingkat persaingan di sektor perbankan Indonesia. Penelitian ini mengaplikasikan metode Panzar-Rosse (1977, 1987) menggunakan data panel dari 109 bank umum pada periode 2009-2011. Hasil estimasi menunjukkan bahwa: 1) struktur pasar industri perbankan Indonesia adalah persaingan monopolistik; 2) persaingan di kelompok bank asing lebih tinggi dibandingkan di kelompok bank nasional. Kata Kunci : Bank, Kompetisi, Panzar - Rosse, Persaingan Monopolistik,Struktur Pasar Klasifikasi JEL : D43, G21
The Effect of Foreign Ownership on The Level of Competition of Indonesian
Banking Industry: Panzar – Rosse Approach
Abstract
The objective of this study is to estimate the market structure of Indonesian banking industry and to analyze the effect of foreign ownership on the level of competition in Indonesian banking sector. This study applies Panzar-Rosse method (1977, 1987) using panel data for 109 commercial banks in Indonesia during the period from 2009 to 2011. The results show: 1) the market structure of Indonesian banking industry is monopolistic competition; 2) the level of competition in the foreign banks is higher than in the national banks. Key words: Banking, Competition,Market Structure, Monopolistic Competition,Panzar-Rosse JEL Classification : D43, G21 Pendahuluan / Latar Belakang
Saat ini, industri perbankan merupakan sektor yang mendominasi sistem
keuangan di Indonesia. Kontribusi dari aset industri perbankan pada tahun 2012
mencapai 75,2% dari total aset sistem keuangan di Indonesia meskipun jika
dibandingkan dengan data tahun 2011, di mana kontribusi dari industri perbankan
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
mencapai 78,08%, nilai tahun 2012 mengalami sedikit penurunan (Bank
Indonesia, 2012).
Saat ini jumlah bank umum yang ada di Indonesia sebanyak 120 bank.
Pengaruh asing dalam sektor perbankan tidak hanya tercermin dari jumlah bank
asing dan jumlah bank campuran saja. Saat ini, beberapa bank swasta nasional,
seperti BCA, BII, Bank Danamon, dan sebagainya, sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh investor asing. Jumlah kepemilikan asing di sektor perbankan
mencapai lebih dari 30% total aset perbankan.
Pasar perbankan Indonesia masih bersifat terkonsentrasi. Data per tahun
2011 menunjukkan 10 bank terbesar menguasai 69,21% total aset perbankan.
Selain itu, perbankan Indonesia masih dianggap kurang efisien, tercermin dari
tingginya Net Interest Margin (NIM) dan BOPO. Nilai NIM perbankan Indonesia
sejak tahun 2005 hingga 2011 berada di atas 5%. Sementara itu dari sisi
penyaluran kredit, nilai LDR perbankan Indonesia masih berada di bawah 80%.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan
Indonesia masih berada di atas 80% jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata
negara ASEAN yang berada pada kisaran 40-60 persen.
Menurut pendekatan Structure-Conduct-Performance (SCP), faktor
struktur pasar dapat menjadi sumber ketidakefisienan dalam industri perbankan.
Selain itu, kepemilikan asing di sektor perbankan Indonesia juga ditengarai dapat
mempengaruhi tingkat persaingan di industri perbankan. Oleh karena itu,
penelitian ini akan mengkaji masalah bagaimana struktur pasar industri perbankan
Indonesia serta dampak keberadaan bank asing terhadap tingkat persaingan
industri perbankan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis
struktur pasar industri perbankan Indonesia secara keseluruhan dan menganalisis
pengaruh keberadaan bank asing mempengaruhi kondisi tingkat persaingan
industri perbankan di Indonesia.
Tinjauan Teoritis
Terdapat dua pendekatan dalam mengukur tingkat persaingan di suatu
industri yaitu pendekatan struktural dan pendekatan non struktural. Pendekatan
struktural terdiri dari paradigma structure-conduct-performance (SCP) yang
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
dikemukakan oleh Mason (1939) dan Bain (1951) serta efficient structure
hypothesis (ESH) yang dikemukakan oleh Demsetz (1973). Menurut pendekatan
SCP jika ada sedikit perusahaan di pasar maka konsentrasi pasar akan tinggi. Hal
ini mendorong perusahaan di pasar untuk berkolusi agar mendapatkan profit yang
lebih besar. Namun, dalam pendekatan ESH, keuntungan yang lebih tinggi bukan
didapat dari perilaku kolusi yang dilakukan perusahaan yang ada di pasar.
Keuntungan yang lebih tinggi didapat dari keberhasilan perusahaan melakukan
efisiensi.
Ada dua indeks yang dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi pasar
yaitu melalui perhitungan Concentration Ratio (CRx) dan Herfindahl-Hirschman
Index (HHI) (Tushaj, 2010). Concentration Ratio (CRx) merupakan rasio yang
menunjukkan ukuran relatif suatu perusahaan terhadap industrinya secara
keseluruhan. Cara menghitung CRx ialah sebagai berikut.
!"! = !"!!!! (1)
Si merupakan pangsa pasar perusahaan i. Dengan demikian CRx merupakan
penjumlahan pangsa pasar dari x perusahaan terbesar dalam industri. Sedangkan
Herfindahl-Hirschman Index (HHI) ialah sebuah ukuran untuk menilai
konsentrasi pasar serta ukuran relatif tiap perusahaan terhadap industrinya. Jika
terdapat N perusahaan di pasar maka nilai HHI dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
HHI = !"!!!!! (2)
Nilai HHI berada pada rentang 0–10.000 poin. Berdasarkan peraturan
Departemen Kehakiman Amerika Serikat, nilai HHI dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Nilai HHI 0 – 1000 artinya pasar bersifat tidak terkonsentrasi
b. Nilai HHI antara 1000 - 1800 artinya pasar bersifat terkonsentrasi
secara moderat
c. Nilai di atas 1800 artinya pasar bersifat sangat terkonsentrasi
Pendekatan non-struktural muncul karena ketidakpuasan atas pendekatan
struktural. Menurut pendekatan non-struktural, struktur pasar bukanlah faktor
penentu kinerja suatu industri tapi kinerja yang akan mempengaruhi struktur pasar
(Stigler, 1968 dalam Martin, 2005). Dari beberapa pendekatan mengenai
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
persaingan yang ada dalam pandangan non-struktural, pendekatan Panzar-Rosse
(1987) merupakan salah satu yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat
persaingan di industri perbankan. Pendekatan ini memperkenalkan konsep H-
statistik, yaitu penjumlahan elastisitas harga input terhadap penerimaan, untuk
menentukan struktur pasar suatu industri.
Jika diasumsikan terdapat n-input serta output yang dihasilkan bank ialah
satu, yaitu kredit, maka persamaan empiris model Panzar-Rosse ialah sebagai
berikut (Bikker, etal., 2009).
log!" = !" log!! + !" log!"! + !"!"!!!!!! (3)
TR melambangkan total revenue, wi melambangkan faktor input dan CF
adalah variabel kontrol lainnya. Analisis struktur pasar didapatkan dengan
menjumlahkan seluruh elastisistas harga input yang disebut dengan H-statistik.
! = !!!!!! (4)
H-statistik memiliki nilai 0 hingga 1. Jika H=0 maka struktur pasarnya
ialah monopoli sebaliknya jika H=1 maka struktur pasar berbentuk persaingan
sempurna dan jika nilai H berada di antara 0 dan 1 maka pasar berbentuk
persaingan monopolistik. Model Panzar-Rosse ini akan valid jika pasar perbankan
berada dalam kondisi keseimbangan jangka panjang (Claessens dan Laeven,
2003). Untuk menentukan keseimbangan pasar, ada variabel E-statistik yang
merupakan penjumlahan elastisitas harga input terhadap ROA. Dengan
menggunakan tes statistik, maka pasar akan berada pada kondisi keseimbangan
jangka panjang jika hasil tes statistik menunjukkan bahwa E=0. Hal ini
berdasarkan pada asumsi bahwa di jangka panjang ROA tidak dipengaruhi oleh
harga input.
Aplikasi model Panzar-Rosse dalam industri perbankan pertama kali
dilakukan oleh Shaffer (1982). Dalam penelitian ini, Shaffer melakukan estimasi
terhadap tingkat persaingan bank yang berada di New York dengan menggunakan
data tahun 1979. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku
persaingan perbankan berada pada kondisi persaingan monopolistik.
Claessens dan Leaven (2003) melakukan penelitian mengenai tingkat
persaingan industri perbankan di 50 negara serta faktor yang mendorong
persaingan tersebut. Rata-rata nilai H-statistic dari 50 negara tersebut
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
menunjukkan bahwa industri perbankan di berbagai negara tersebut berada pada
struktur pasar persangan monopolistik. Indonesia merupakan salah satu negara
yang menjadi objek penelitian ini. Nilai H-statistic Indonesia ialah 0,62.
Penelitian ini juga mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
persaingan perbankan. Hasil uji empiris menunjukkan bahwa semakin besar
tingkat partisispasi bank asing akan meningkatkan persaingan. Berbeda dengan
hasil penelitian Bikker dan Groeneveld (2000) di Eropa yang menemukan
hubungan negatif antara konsentrasi pasar dan kompetisi, penelitian ini justru
menemukan adanya hubungan positif antara konsentrasi pasar dan kompetisi.
Perilaku persaingan sektor perbankan di India menurut Prasad dan Gosh
(2005) berada pada kondisi persaingan monopolistik. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan data pada periode 1996-2004. Perbankan juga
dikelompokkan dalam kelompok milik pemerintah dan milik swasta serta asing.
Penelitian terhadap 125 bank di Indonesia pada periode 2000-2006
dilakukan oleh Syafri (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan nilai H-statistic perbankan Indonesia sebesar 0,68. Selain itu,
kompetisi yang terjadi di antara kelompok bank besar lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok bank kecil. Metode Panzar-Rosse juga digunakan oleh Astrilia
(2007) untuk melihat persaingan industri Perbankan Indonesia pada periode 1996-
2005. Dari hasil penelitian tersebut, kompetisi perbankan di Indonesia bergerak
secara dinamis dari tahun ke tahun. Pada periode krisis, tingkat kompetisi
menurun dan meningkat kembali sejak tahun 2003.
Metode Penelitian
Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan data panel dari 109 bank
umum konvensional yang ada di Indonesia sejak tahun 2009-2011. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan data Laporan Keuangan setiap bank, terutama
Neraca dan Laporan Laba Rugi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
Model empiris dalam penelitian ini mengacu pada model Panzar-Rosse
yang digunakan oleh Bikker, et al. (2006) sebagai berikut.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
ln (!!"#)!" = !! + !!ln (!"#$%&)!" + !!ln (!"#$)!" + !!ln (!"#$)!" +
!!ln (!"#$)!" + !!ln (!!")!" + !!ln (!"#)!" + !!ln (!")!" + !! !_8!" + !!" (5)
Variabel terikat dalam penelitian ini ialah rasio pendapatan bunga terhadap
total aset (IITA) sebagai proxy dari penerimaan masing-masing bank, hal ini
berdasarkan pada asumsi bahwa kegiatan utama bank ialah menjadi perantara
keuangan yang menghasilkan output berupa kredit (Bikker, et al., 2006).
Penelitian ini menggunakan delapan variabel bebas yang dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu variabel input utama dan variabel faktor spesifik perbankan.
Variabel input utama berjumlah tiga buah sedangkan lima variabel lain masuk
sebagai variabel faktor spesifik perbankan.
Variabel input yang pertama ialah harga input tabungan yang
menggunakan proxy beban bunga terhadap total DPK (IEFUND). Tabungan
merupakan modal finansial perbankan untuk dapat menyediakan kredit. Variabel
input yang kedua ialah harga input tenaga kerja. Proxy dari variabel ini ialah rasio
beban personel terhadap total aset (PETA). Sedangkan variabel input terakhir
merupakan harga input modal fisik, menggunakan proxy rasio beban operasional
lainnya terhadap jumlah aset tetap (OEFA).
Variabel faktor spesifik perbankan terdiri atas rasio total kredit terhadap
total aset (LOTA) merupakan variabel yang merepresentasikan resiko kredit
(Bikker, et al., 2006; Shin dan Kim, 2013), variabel rasio deposito terhadap total
aset (DTA) dan rasio giro terhadap total aset (GTA) menunjukkan komposisi DPK
dari setiap bank. Variabel selanjutnya adalah rasio pendapatan operasional lain
terhadap pendapatan bunga (OI) serta dummy kelompok delapan bank dengan
kredit terbesar di Indonesia (D_8). Variabel tersebut bernilai 1 jika bank yang
diobservasi merupakan kelompok delapan bank dengan kredit terbesar
berdasarkan laporan keuangan setiap bank yang dipublikasikan Bank Indonesia
dan bernilai 0 jika bank tersebut bukan termasuk kelompok delapan bank dengan
kredit terbesar. Variabel ini dapat menjadi salah satu proxy untuk melihat perilaku
oligopoli.
Sementara itu untuk menguji keseimbangan pasar perbankan Indonesia
digunakan model empiris sebagai berikut.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
ln (!"#)!" = !! + !!ln (!"#$%&)!" + !!ln (!"#$)!" + !!ln (!"#$)!" +
!!ln (!"#$)!" + !!ln (!"#)!" + !!ln (!"#)!" + !!ln (!")!" + !! !_8!" + !!"
(6)
Model (6) menggunakan ROA sebagai variabel terikat. ROA merupakan
variabel yang menggambarkan profitabilitas perusahaan. Nilai ROA merupakan
rasio dari laba sebelum dikurangi bunga dan pajak (EBIT) terhadap total aset.
Regresi dilakukan dengan tiga tahap yaitu estimasi struktur pasar
perbankan Indonesia secara keseluruhan, estimasi struktur pasar perbankan
nasional saja, estimasi struktur pasar perbankan asing. Kelompok bank asing
terdiri dari 10 bank asing, 13 bank campuran dan 11 BUSN Devisa yang dimiliki
asing (BCA, Bank Danamon, Bank Permata, Bank Pan Indonesia, Bank CIMB
Niaga, BII, Bank Ekonomi, OCBC NISP, Bank Swadesi, Bank Kesawan dan
Bank UOB Indonesia).
Model tersebut diregresi menggunakan teknik pengolahan data panel
random effect. Model empiris yang digunakan dalam penelitian ini mengandung
variabel yang bersifat time-invariant, yaitu variabel dummy delapan bank dengan
kredit terbesar. Karena itu, pengaruh variabel ini tidak dapat dilihat jika
menggunakan metode fixed effect.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil regresi terhadap model (6) untuk menguji kondisi keseimbangan
pasar perbankan Indonesia ialah sebagai berikut.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Tabel 1. Output Regresi Keseimbangan Pasar Perbankan
Variabel Koefisien Seluruh Bank Bank Nasional Bank Asing
cons_ - 0.0155 -0.9795 -0.3196 lniefund -0.2467 -0.2172 -0.2044 lnpeta 0.1597 -0.0716 -0.0175 lnoefa 0.0967 0.1248 0.0363 lnlota 0.4430*** 0.6031*** 0.3179 lngta -0.0520 -0.0975 -0.0006 lndta -0.5661*** -0.7651*** -0.3301 lnoi -0.0320 -0.0302 0.1569 d_8 0.1713 0.3366 0.5536 E-statistik 0.0097
-0.164
-0.1856
E=0 Tidak dapat ditolak Tidak dapat ditolak Tidak dapat ditolak
Sumber: olahan penulis Keterangan: *: signifikan di level kepercayaan 10%, **: signifikan di level kepercayaan 5%, ***: signifikan di level kepercayaan 1% Hasil uji statistik menunjukan bahwa hipotesisi E=0 tidak dapat ditolak.
Hal itu berarti pasar perbankan di Indonesia, baik secara keseluruhan maupun
pasar perbankan asing dan perbankan nasional, berada pada kondisi kesimbangan
jangka panjang. Hasil tersebut menunjukan bahwa necessary condition dari
estimasi struktur pasar menggunakan model Panzar – Rosse telah terpenuhi.
Dengan hasil tersebut maka estimasi menggunakan model Panzar-Rosse akan
menghasilkan output yang valid secara statistik.
Jika kita mengambil gambaran awal mengenai struktur pasar perbankan
Indonesia dengan melihat konsentrasi pasar maka dapat terlihat dari Tabel 2.
bahwa concentration ratio dari segi total aset, DPK maupun kredit cukup tinggi
meskipun terdapat tren penurunan tingkat konsentrasi di pasar. Tetapi nilai HHI
justru masih berada di bawah 1000, hal ini berarti pasar belum terkonsentrasi.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Tabel 2. Concentration Ratio dan HHI Perbankan Indonesia
Kriteria Rasio 2009 2010 2011
Total Aset CR4 48.12 45.56 44.34 CR8 62.47 61.80 60.31 CR10 67.15 66.59 65.42 CR14 73.97 73.36 72.13 HHI 698.05 671.04 643.40
Kredit CR4 44.76 43.94 43.35 CR8 58.06 60.59 59.57 CR10 63.92 66.34 65.33 CR14 71.75 72.90 72.86 HHI 647.17 621.00 614.04
DPK CR4 51.55 49.91 48.68 CR8 65.02 64.49 62.92 CR10 69.53 69.05 67.74 CR14 76.15 75.91 74.67 HHI 766.80 743.01 707.38
Sumber: Olahan Penulis
Sementara itu, hasil regresi struktur pasar perbankan Indonesia secara
keseluruhan (Tabel 3. (a)) menunjukan nilai H-statistik sebesar 0,7357. Ini berarti
bahwa struktur pasar perbankan Indonesia ialah persaingan monopolistik. Uji
statistik yang menolak hipotesis E=0 (monopoli atau oligopoli) dan E=1
(persaingan sempurna) semakin mendukung kesimpulan ini. Saat observasi
dipisahkan menjadi dua kelompok bank yaitu bank nasional dan bank asing, nilai
H-statistik kedua kelompok itu juga menunjukan struktur pasar persaingan
monopolistik. Namun, nilai H-statistik perbankan nasional lebih rendah dari H-
statistik keseluruhan sedangkan kelompok bank asing justru lebih tinggi dari H-
statistik keseluruhan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat persaingan di bank
nasional masih lebih rendah dari keseluruhan. Keberadaan bank asinglah yang
menyebabkan peningkatan persaingan di perbankan secara keseluruhan.
Variabel dummy delapan bank dengan kredit terbesar tidak signifikan di
ketiga regresi. Hal ini berarti bahwa secara statistik tidak ada kecenderungan
oligopoli di pasar perbankan ini (Coccorese, 1998).
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Tabel 3. Output Regresi Struktur Pasar Perbankan
Variabel terikat: lnIITA Variabel Koefisien Seluruh Bank (a) Nasional (b) Asing (c) cons_ 0.0999 -0.4828*** 0.4468* Lniefund 0.3826*** 0.3322*** 0.4687*** Lnpeta 0.3178*** 0.2481*** 0.2602*** Lnoefa 0.0353** 0.0533** 0.0363 Lnlota 0.0098 0.0730** 0.0027 Lngta 0.0903*** 0.0353** 0.2197*** Lndta 0.1295*** 0.0006 0.2298*** Lnoi -0.0932*** -0.0739*** -0.0933*** d_8 -0.0187 0.0919 0.1261 H-statistik 0.7357 0.6336 0.7652 H=0 Ditolak Ditolak Ditolak H=1 Ditolak Ditolak Ditolak
Sumber: olahan penulis Keterangan: *: signifikan di level kepercayaan 10%, **: signifikan di level kepercayaan 5%, ***: signifikan di level kepercayaan 1%
Ketiga variabel input utama secara statistik signifikan mempengaruhi
penerimaan di kelompok seluruh bank dan perbankan nasional. Sementara input
modal fisik (lnoefa) tidak signifikan di kelompok bank asing. Ini terjadi karena
bank asing tidak banyak berinvesatasi pada pembangunan modal fisik seperti
kantor cabang maupun ATM. Variabel input tabungan memiliki koefisien terbesar
karena dana yang dihimpun dari pihak ketiga merupakan input utama dalam
perbankan. Dengan adanya dana pihak ketiga tersebut, maka kemampuan bank
untuk menyalurkan kredit akan menjadi lebih besar. Meskipun beban bunga
merupakan cost bagi perbankan, tapi persentase pertumbuhan kredit lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan DPK sehingga peningkatan cost diiringi oleh
peningkatan pendapatan. Argumen ini juga didukung oleh NIM di Indonesia yang
berada di atas 5%.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Gambar 1. Pertumbuhan Kredit dan DPK 2009-2011
Sumber: Olahan Penulis
Variabel rasio kredit terhadap total aset, yang merupakan proxy dari resiko
yang dihadapi bank, tidak signifikan mempengaruhi penerimaan bank secara
keseluruhan dan di kelompok bank asing. Hasil ini terjadi karena pada periode
2009-2011, resiko kredit perbankan Indonesia sudah menurun. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai NPL yang juga terus menurun sehingga variabel resiko
tidak lagi signifikan mempengaruhi pendapatan bank (Iman, 2009). Selain itu,
kredit tidak signifikan mempengaruhi pendapatan karena pada periode 2009-2011,
pertumbuhan kredit masih lebih rendah dari pertumbuhan penempatan dana
perbankan di BI maupun penempatan di surat berharga.
Tabel 4. Perkembangan Penyaluran Dana Bank Umum 2009-2011
2009 2010 2011 Pertumbuhan 2009-2010 (%)
Pertumbuhan 2010-2011 (%)
Kredit (trilyun Rp) 1437 1765 2200 22.83 24.65 Penempatan dana di BI dan penempatan dalam obligasi (trilyun Rp)
532 715 911 34.40 27.41
Rasio Kredit terhadap total aset
58% 60% 62%
Rasio pembiayaan non kredit
21% 24% 26%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2012), diolah
Sementara di kelompok bank asing, rasio kredit tidak signifikan karena nominal
penyaluran kreditnya masih cukup rendah meskipun rasio LDR tinggi.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Gambar 2. Penyaluran Kredit Bank milik Asing tahun 2011
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (2011), diolah
Kepemilikan asing telah meningkatkan persaingan di industri perbankan
Indonesia. Hal ini menyebabkan indikasi adanya beberapa perbaikan pada kinerja
perbankan Indonesia. NIM perbankan Indonesia secara keseluruhan berada di
antara 5-6%. Hal ini lebih rendah dari NIM kelompok bank nasional (terutama
bank persero, BUSN non devisa dan BPD). NIM bank asing dan campuran lebih
rendah dari rata-rata NIM bank nasional. Hal inilah yang mendorong penurunan
nilai NIM Indonesia secara keseluruhan. Meskipun jika dibandingkan dengan
rata-rata NIM negara ASEAN yang berada di tingkat 2-4%, NIM Indonesia masih
relatif tinggi.
Gambar 3. Perbandingan NIM berdasarkan Kelompok Bank (dalam %)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2012), diolah Dari segi BOPO, pada gambar 4. terlihat bahwa nilai BOPO tertinggi ada
pada kelompok bank persero. BOPO bank asing dan bank campuran secara rata-
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
rata berada di bawah BOPO seluruh bank. Hal ini menujukan indikasi bahwa
keberadaan asing (apriori) memberi dampak positif terhadap penurunan BOPO.
Gambar 4. Perbandingan BOPO berdasarkan Kelompok Bank (dalam %)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2012), diolah
Kesimpulan
Regresi menggunakan data dari seluruh bank umum konvensional di
Indonesia, menunjukan bahwa struktur pasar perbankan Indonesia bersifat
persaingan monopolistik. Meskipun jika dilihat dari concentration ratio bahwa
empat bank terbesar menguasai lebih dari 40% pangsa pasar tetapi ternyata bentuk
struktur pasarnya tidak mengarah kepada oligopoli maupun monopoli. Hasil ini
juga terjadi pada saat industri perbankan Indonesia dibedakan ke dalam kelompok
bank nasional dan bank yang dimiliki asing.
Hasil estimasi untuk regresi yang membagi perbankan ke dalam dua
kelompok menunjukan bahwa pasar perbankan nasional maupun asing berada
pada kondisi persaingan monopolistik. Kompetisi yang terjadi di antara perbankan
asing lebih tinggi dibandingkan perbankan nasional. Hasil perbandingan tingkat
persaingan di kelompok bank nasional dan seluruh bank juga menunjukan tingkat
persaingan di seluruh bank lebih tinggi dari kelompok yang hanya memasukan
sampel bank nasional. Hal ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang
menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan asing, maka kompetisi industri
perbankan akan menjadi lebih baik.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Ada beberapa hal yang memerlukan perbaikan untuk penelitian
selanjutnya. Penelitian ini hanya menggunakan sampel bank umum konvensional,
sehingga belum merepsentasikan kondisi perbankan Indonesia secara tepat.
Terkait isu oligopoli dan kartel dalam industri perbankan Indonesia, metode
Panzar-Rosse ini kurang tepat untuk mengukur derajat kompetisi oligopoli karena
terdapat perbedaan ukuran yang besar antar perusahaan di pasar (Nuryakin dan
Warjiyo, 2006).
Saran
Penelitian selanjutnya dapat memasukan bank syariah dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) untuk estimasi struktur pasar perbankan. Penelitian
selanjutnya juga diharapkan mampu menangkap perilaku oligopoli yang mungkin
terjadi di industri perbankan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model
Bertrand, Cournot, dan Stackelberg maupun melalui pendekatan perilaku secara
kualitatif.
Kepustakaan Astrilia, Ammy. (2007). Indeks Dinamis Kompetisi Industri Perbankan di Indonesia: Aplikasi Model Panzar Rosse (Skripsi). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bain, J. S. (1951). Relation of Profit Rate to Industry Concentration. Quarterly Journal of Economics, 65,293–324.
Bank Indonesia. (2012). Financial Stability Review 19
Bank Indonesia. (2012). Statistik Perbankan Indonesia 11(1).
Bikker, J.A. and Groeneveld, J.M. (2000). Competition and Concentration in the EU Banking Industry. Kredit und Kapital 30, 62-98.
Bikker, Jacob, Spierdijk, Laura dan Finnie, Paul. (2006). Misspecification of the Panzar-Rosse Model: Assessing Competition in the Banking Industry. DNB Working Paper 114.
Bikker, Jacob, Shaffer, Sherril dan Spierdijk, Laura. (2009). Assesing Competition with The Panzar-Rosse Model: The Role of Scale, Costs, and Equilibrium. DNB Working Paper 225.
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Claessens, S. dan Laeven, L. (2003). What Drives Bank Competition? Some International Evidence. Journal of Money, Credit and Banking 36(3), 563-583.
Coccorese, P. (1998). Assessing the Competitive Conditions in the Italian Banking System: Some Empirical Evidence. Banca Nazionale del Lavoro Quarterly Review 51, 171-191.
Demsetz, H. (1973). Industry Structure, Market Rivalry, and Public Policy. Journal of Law and Economics 16, 1-9.
Iman, Nur. (2009). Analisis Tingkat Persaingan Industri Perbankan Syariah Indonesia: Aplikasi Model Panzar – Rosse (Skripsi). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Martin, Stephen. (2005). Remembrance of Things Past: Antitrust,Ideology, and the Development of IndustrialEconomics. Department of Economics Purdue University.
Mason, E. S. (1939). Price and Production Policies of Large-Scale Enterprise. American Economic Review, 29, 61–74.
Nuryakin, C. dan Warjiyo, P. (2006). “Perilaku Penawaran Kredit Bank di Indonesia: Kasus Pasar Oligopoli Periode Januari 2001-Juli 2005”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 21-55.
Rosse, J. and Panzar, J. (1977). Chamberlin vs Robinson: an Empirical Study for Monopoly Rents. Bell Laboratories Economic Discussion Paper.
Panzar, J. dan Rosse, J. (1987). Testing for ‘Monopoly’ Equilibrium. Journal of Industrial Economics 35(4), 443-456.
Prasad, A. dan Gosh, S. (2005). Competition in Indian Banking. IMF Working Paper 141.
Shaffer, S. (1982). A Non- Structural Test for Compettition in Financial Markets. Proceedings of a Conference on Bank Structure and Competition, Federal Reserve Bank of Chicago, 225-243.
Shin, D. J. dan Kim, B. H. (2013). Bank Consolidation and Competitiveness: Empirical Evidence from theKorean Banking Industry. Journal of Asian Economics 24, 41–50
Syafri, Yan. (20070. Estimasi Tingkat Persaingan dalam Industri Perbankan Indonesia: Pendekatan Panzar-Rosse Model (Tesis). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tushaj, Arjan. (2010). Market concentration in the banking sector: Evidence from Albania. BERG Working Paper Series on Government and Growth 73.
http://www.bi.go.id, diakses pada 7 Maret 2013, 13.05
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013
Pengaruh Kepemilikan..., Defy Oktaviani, FE UI, 2013