pengaruh kepemilikan asing terhadap kinerja perusahaan

24
Jurnal Kebijakan Ekonomi Jurnal Kebijakan Ekonomi Volume 15 Issue 2 Article 3 2020 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Manufaktur Di Indonesia Eko Adi Priyanto Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Riatu Mariatul Qibthiyyah Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke Part of the Economics Commons, Public Affairs, Public Policy and Public Administration Commons, and the Urban Studies and Planning Commons Recommended Citation Recommended Citation Priyanto, Eko Adi and Qibthiyyah, Riatu Mariatul (2020) "Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia," Jurnal Kebijakan Ekonomi: Vol. 15 : Iss. 2 , Article 3. Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3 This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Economics & Business at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kebijakan Ekonomi by an authorized editor of UI Scholars Hub.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

Jurnal Kebijakan Ekonomi Jurnal Kebijakan Ekonomi

Volume 15 Issue 2 Article 3

2020

Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

Manufaktur Di Indonesia Manufaktur Di Indonesia

Eko Adi Priyanto Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Riatu Mariatul Qibthiyyah Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke

Part of the Economics Commons, Public Affairs, Public Policy and Public Administration Commons,

and the Urban Studies and Planning Commons

Recommended Citation Recommended Citation Priyanto, Eko Adi and Qibthiyyah, Riatu Mariatul (2020) "Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia," Jurnal Kebijakan Ekonomi: Vol. 15 : Iss. 2 , Article 3. Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Economics & Business at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kebijakan Ekonomi by an authorized editor of UI Scholars Hub.

Page 2: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

1

Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Eko Adi Priyanto1, Riatu Mariatul Qibthiyyah

Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Abstract

This study analyzes the influence of the level of company ownership and also analyzes further

about evaluating the requirements of foreign capital ownership as a Negative Investment List

(NIL). This study uses a panel of Indonesian manufacturing companies 2007-2014 with the

estimated GMM method of Arellano-Bond. The estimation results show an increase achieved

with foreign ownership, but after reaching a certain point the increase or increase as intended

inverted U. Required to achieve optimal needs. Then further analysis showed that NIL

Regulations were approved by foreign capital ownership, NIL companies' foreign capital

ownership was lower than Non-NIL companies, but the increase in NIL companies on average

was lower.

Keywords: Company Performance; Foreign Ownership; Foreign Capital Restriction

Regulations

JEL classifications: F2, G32, L25

Abstrak

Studi ini bertujuan menganalisa pengaruh tingkat kepemilikan asing dan kinerja perusahaan

serta menganalisa lebih lanjut pengaruh tersebut sebagai akibat adanya regulasi pembatasan

kepemilikan modal asing berupa Negative Investment List (NIL). Penelitian ini menggunakan

panel perusahaan manufaktur Indonesia 2007-2014 dengan metode estimasi GMM Arellano-

Bond. Hasil estimasi menunjukkan kinerja awalnya meningkat dengan kepemilikan asing,

namun setelah mencapai titik tertentu kinerja menurun atau pengaruh tersebut berbentuk U-

terbalik. Ini mengindikasikan kepemilikan domestik diperlukan untuk mencapai kinerja

optimal. Kemudian analisa lebih lanjut menunjukkan Regulasi-NIL menekan kepemilikan

modal asing, kepemilikan modal asing perusahaan NIL lebih rendah dibandingkan perusahaan

Non-NIL, namun kinerja perusahaan NIL rata-rata lebih rendah.

Kata Kunci: Kinerja Perusahaan; Kepemilikan Asing; Regulasi Pembatasan Modal

Asing

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi saat ini, persaingan

antarperusahaan begitu tinggi. Perusahaan

harus selalu dapat meningkatkan kinerjanya

agar dapat tetap bersaing dan mampu

mempunyai pasar atau bahkan menguasai

pasar, serta dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu,

perusahaan akan berusaha untuk

memaksimalkan kinerjanya melalui

1 Alamat korespondensi: [email protected]

berbagai macam cara, antara lain melalui

efisiensi baik dalam produksi, sumber daya

manusia, maupun keuangannya. Alokasi

aset produktif berupa kepemilikan modal

oleh asing telah menjadi teori penting

dalam memaksimalkan kinerja perusahaan

(Asiedu & Esfahani, 2001; Raff, Ryan, &

StΓ€hler, 2009; Karabay, 2010). Hal ini

dikarenakan kepemilikan modal oleh asing

memengaruhi insentif investor untuk

1

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 3: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

2

menerapkan sumber daya mereka sebagai

input pada perusahaan. Kepemilikan modal

memengaruhi biaya modal, tingkat

investasi, tingkat transfer teknologi, dan

pembagian keuntungan dari investasi asing.

Selain itu, kepemilikan asing menentukan

sejauh mana perusahaan asing dapat

mengendalikan anak perusahaannya dan

melindungi aset perusahaan.

Studi-studi sebelumnya telah membangun

teori bagaimana perusahaan melakukan

pertimbangan dalam memilih struktur

kepemilikan untuk afiliasi di luar negeri

agar memaksimalkan kinerjanya. Apakah

itu akan mengalokasikan seluruh

kepemilikannya atau harus berbagi

kepemilikan saham dengan mitra lokal. Jika

memilih kepemilikan bersama, seberapa

besar bagiannya agar memaksimalkan

kinerja baik untuk perusahaan asingnya

atau mitra lokal maupun dalam kondisi

equilibrium. Menurut Asiedu & Esfahani

(2001); Raff, Ryan, & StΓ€hler (2009);

Karabay (2010) pilihan struktur

kepemilikan berupa kepemilikan bersama

mensyaratkan jika asumsi berikut dipenuhi:

(i) mitra lokal dapat memberikan aset yang

berpotensi bernilai bagi proyek investasi,

seperti pengetahuan khusus pasar domestik,

jaringan distribusi domestik, atau kontak

berharga dengan pelanggan dan pemasok

potensial di pasar domestik; (ii) sama

halnya dengan mitra lokal, perusahaan

asing memberikan aset yang berpotensinya

proyek investasi, berupa teknologi dan

pengetahuan yang lebih maju, dan jaringan

distribusi pasar internasional, (iii) nilai

aset-aset tersebut adalah informasi pribadi

yang hanya dimiliki oleh perusahaan lokal

dan perusahaan asing. Teori menunjukkan

bahwa dalam keseimbangan, kinerja

meningkat dalam kepemilikan asing

tergantung kondisi nilai aset produktifnya

dan seberapa pentingnya nilai aset tersebut.

Studi-studi sebelumnya yang dilakukan

oleh Aitken dan Harrison (1999),

BlomstrΓΆm dan SjΓΆholm (1999), Chhibber

dan Majumdar (1999), Dimelis dan Louri

(2002) dan Takii (2004) menunjukkan

bahwa perusahaan-perusahaan dengan

tingkat kepemilikan asing yang berbeda

dapat berperforma berbeda. BlomstrΓΆm dan

SjΓΆholm (1999) menunjukkan bahwa

apakah perusahaan tersebut mayoritas atau

minoritas dimiliki oleh orang asing tidak

memengaruhi produktivitas tenaga kerja

yang lebih tinggi. Sebaliknya, Dimelis dan

Louri (2002) menemukan bahwa

keunggulan produktivitas di Yunani berasal

dari perusahaan asing yang dimiliki

sepenuhnya dan mayoritas. Chhibber dan

Majumdar (1999) mencapai kesimpulan

yang sama untuk perusahaan India. Takii

(2004) menunjukkan bahwa perusahaan

Indonesia yang sepenuhnya dimiliki asing

cenderung menjadi yang paling produktif.

Aitken dan Harrison (1999) menganalisis

sejauh mana tingkat partisipasi ekuitas

asing memengaruhi kinerja pabrik

manufaktur Venezuela dan menemukan

efek positif hanya untuk pabrik kecil.

Kelemahan dari penelitian-penelitian yang

sebelumnya, mereka membagi perusahaan

menjadi milik asing dan domestik dengan

hanya menggunakan kategori-kategori

kepemilikan (asing-domestik, mayoritas-

2

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 4: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

3

minoritas, atau JV-WOS), dan

membandingkan kinerja di antara

keduanya, mengabaikan heterogenitas

berupa data kepemilikan secara kontinu

yang menjadi ciri perusahaan milik asing.

Jika dilakukan disagregasi pada data Survei

Industri Besar dan Sedang (IBS), diketahui

bahwa terdapat variasi rata-rata produksi

yang relatif berbeda antara perusahaan

dengan kepemilikan modal asing 1%─29%

dan 30%─49%.

Kemudian dari penelitian-penelitan

sebelumnya tersebut belum memberikan

investigasi yang mampu menggambarkan

sifat yang tepat dan mungkin non-

monotonisitas dalam hubungan

kepemilikan modal asing dan kinerja

perusahaan. Berdasarkan studi dari

Javorcik dan Saggi (2010) menunjukkan

bahwa di negara-negara Eropa Timur, yang

merupakan penerima manfaat terbesar dari

investasi asing adalah perusahaan dengan

kepemilikan asing sebesar 59% dari semua

kepemilikan modal perusahaan; dan

Greenaway, Guariglia, dan Yu (2014)

menunjukkan bahwa di China, perusahaan

akan mempunyai produktivitas tertinggi

dengan kepemilikan asing 47─61%.

Berdasarkan gap dari penelitian

sebelumnya tersebut, studi ini akan

mengukur kepemilikan modal asing

sebagai rasio modal perusahaan yang

dimiliki oleh investor asing. Kemudian

dengan menggunakan teori dan model

Greenaway, Guariglia, dan Yu (2014) studi

ini akan menyelidiki sifat hubungan antara

kepemilikan asing dan kinerja perusahaan

dan menemukan sebuah hubungan

berbentuk U-terbalik untuk perusahaan

manufaktur Indonesia. Dengan

menggunakan beberapa ukuran kinerja

perusahaan dari aspek finansial dan

produktivitas untuk menguji bahwa kinerja

perusahaan dengan struktur berupa sharing

modal akan memiliki kinerja yang optimal.

Sejak awal tahun 2000, terjadi peningkatan

pesat dalam investasi lintas batas wilayah

atau negara, dan sebagian besar transaksi

tersebut melibatkan pembelian perusahaan

di negara berkembang, dengan sebagian

besar modal berasal dari negara maju

(UNCTAD, 2016). Dengan pesatnya

perkembangan investasi asing, lintas batas

wilayah atau negara, pemerintah merasa

perlu menetapkan regulasi berupa

pembatasan kepemilikan untuk menjaga

perkembangan perusahaan lokal mereka,

meskipun hal ini dapat menghambat

investasi asing tersebut. Lembaga atau

institusi negara tujuan investasi mendorong

perusahaan untuk memperdagangkan

kepemilikan modal asing mereka sesuai

dengan legitimasi di kondisi lingkungan

lokal/domestik. Sehingga hal ini akan

menekan perusahaan untuk menjadi joint

venture (JV).

Pemerintah Indonesia telah membuat

regulasi berupa daftar sektor-sektor yang

akan ditutup atau hanya terbuka secara

kondisional untuk investasi asing. Daftar

sektor-sektor tersebut disebut sebagai

Negative Investment List (NIL) dan

regulasi ini dirilis sejak tahun 2000 dan

telah berulang kali direvisi. Pada tahun

2000, presiden mengeluarkan Keputusan

Presiden 96/2000, yang intinya terletak

3

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 5: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

4

pada apa yang disebut NIL. Kemudian NIL

direvisi pada tahun 2007 dalam Keputusan

Presiden 77/2007. Regulasi baru ini

menggantikan daftar pada NIL 2000 yang

tidak jelas dan mencantumkan sektor

dengan pengkodean KBLI terperinci pada

tingkat lima digit untuk pertama kalinya.

Revisi NIL berikutnya pada tahun 2010

dengan Keputusan Presiden 36/2010,

dengan menghapus dan menambahkan

beberapa sektor lain ke NIL. Kemudian

revisi terbaru pada tahun 2014 dan 2016

menghapus banyak sektor dari daftar dan

jelas mengurangi tingkat regulasi.

Dalam tinjauan kebijakan perdagangannya

tentang Indonesia, WTO menyoroti bahwa

NIL yang terperinci dengan transparansi

yang lebih tinggi dapat memberikan

manfaat. Namun dengan menutup atau

secara kondisional membuka sektor-sektor

tertentu untuk investasi asing kemungkinan

akan mengurangi manfaat dari investor

asing (World Trade Organization, 2013).

Dalam hal ini regulasi NIL ini dapat sebagai

langkah proteksionis perusahaan-

perusahaan lokal dengan menambah lebih

banyak sektor atau melibatkan lebih banyak

kondisi. NIL mencakup sektor-sektor

manufaktur, pertanian, dan jasa, dengan

beberapa kategori kondisi standar. Menurut

kondisi-kondisi ini, sektor-sektor mungkin

benar-benar tertutup bagi investasi asing,

atau hanya diperbolehkan bagi perusahaan

kecil dan menengah, dalam bentuk

kemitraan, hingga batas tertentu

kepemilikan modal asing, di lokasi tertentu

atau mungkin memerlukan lisensi oleh

kementerian yang bertanggung jawab.

Pemerintah Indonesia telah membuat

regulasi berupa Negative Investment List

(NIL) agar perusahaan asing melakukan

sharing kepemilikan modalnya dengan

perusahaan lokal/domestik atau menekan

perusahaan asing untuk menjadi joint

venture (JV). Namun dengan semakin

bertambahnya kategori industri yang

termasuk dalam NIL, jumlah perusahaan

JV di Indonesia tidak mengalami

penambahan jumlah yang signifikan.

Secara persentase perusahaan yang

termasuk dalam industri yang diatur dalam

peraturan NIL tahun 2000─2014, terus

meningkat. Pada tahun 2000─2006,

persentase perusahaan yang termasuk

dalam industri yang diatur dalam peraturan

NIL sekitar 3 (tiga) persen kemudian pada

tahun 2007─2014 meningkat menjadi 30

persen. Namun selama tahun 2000─2014,

jumlah perusahaan dengan struktur JV

relatif stabil sedangkan perusahaan dengan

keseluruhan kepemilikan modalnya

dimiliki oleh asing (WOS) yang relatif yang

terus meningkat jumlahnya.

TINJAUAN REFERENSI

Teori yang berkembang tentang pemilihan

kepemilikan modal asing dalam

memaksimalisasi kinerja perusahaan

menunjukkan bahwa kinerja semakin

meningkat dengan meningkatnya

kepemilikan modal oleh asing (Asiedu &

Esfahani, 2001; Raff, Ryan, & StΓ€hler,

2009; Karabay, 2010). Menurut Asiedu &

Esfahani (2001) kinerja perusahaan akan

meningkat dengan semakin meningkatnya

kepemilikan modal oleh asing selama

4

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 6: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

5

perusahaan asing mampu terus

meningkatkan input pribadinya berupa

teknologi dan pengetahuan yang lebih maju

kepada perusahaan dan infrastruktur negara

tujuan investasi yang tinggi. Oleh Karabay

(2010), teori Asiedu & Esfahani (2001)

dikembangkan lagi dan menunjukkan

bahwa kebijakan pembatasan kepemilikan

modal asing juga akan memengaruhi

kepemilikan modal asing dalam

memaksimalisasi kinerja perusahaan.

Raff, Ryan, & StΓ€hler (2009) melihat selain

dari kondisi perusahaan setelah berinvestasi

tetapi juga melihat adanya pengaruh dari

induk perusahaan asingnya. Raff, Ryan, &

StΓ€hler (2009) menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan akan meningkat dengan

semakin tingginya bagian kepemilikan

asing, asalkan produktivitas induk

perusahaan multinasionalnya tinggi.

Kemudian studi ini menunjukkan bahwa

kepemilikan oleh asing tidak tergantung

pada ukuran pasar lokal tetapi akan

meningkat dengan upah lokal yang kecil.

Untuk membentuk model dalam penelitian

ini mengikuti model Greenaway, Guariglia,

dan Yu (2014). Pada model tersebut,

produktivitas perusahaan tergantung pada

struktur kepemilikan modal asing.

Asumsikan pasar terdiri dari perusahaan

dengan subscript i (i = 1, ..., I), yang

masing-masing menghasilkan produk yang

berbeda, juga diberi label dengan i. Dengan

π‘žπ‘– dan π‘ž0 menunjukkan produk perusahaan

i dan barang numeraire yang dipasok secara

kompetitif. Konsumen memaksimalkan

fungsi utilitas:

Maksimalisasi utilitas menghasilkan kurva

permintaan berikut:

dengan 𝑝𝑖 mewakili harga barang i, dan 𝐴𝑖

adalah exogenous demand shifter. Tenaga

kerja adalah satu-satunya faktor produksi,

dan teknologi menunjukkan skala

pengembalian konstan, dengan total biaya

tenaga kerja yang diberikan oleh 𝑐𝑖 =

π‘žπ‘–π‘€ 𝑣𝑖⁄ , dengan 𝑀 adalah upah

(umum/sama untuk semua perusahaan) dan

𝑣𝑖 produktivitas (spesifik atau unik untuk

setiap perusahaan).

Setiap perusahaan berpotensi menjadi

perusahaan patungan antara pemilik asing

(F) dan domestik (D). Tahapan

pengambilan keputusan sebagai berikut,

tahap 0, masing-masing pihak, F dan D,

dapat menyumbangkan input yang masing-

masing diberi label x dan y, yang

memengaruhi produktivitas usaha patungan

(𝑣𝑖). Kedua belah pihak secara bersamaan

memilih tingkat upaya mereka untuk

memaksimalkan profit mereka. Pada tahap

1, dengan produktivitas tertentu,

perusahaan JV memaksimalkan total laba.

Pihak F dan D, masing-masing, menerima

bagian S dan (1 – S) dari profit yang

dimaksimalkan.

Yang terpenting, hubungan antara input

masing-masing pihak yang tidak dapat

dikontrakan dan produktivitas perusahaan

didefinisikan sebagai bentuk fungsional

𝑼 = π’’πŸŽ + βˆ‘ πœΈπ’Šπ’’π’Šπ†

π’Š=𝟏 , 𝝆 < 𝟏, πœΈπ’Š > 𝟎 (1)

π’’π’Š = π‘¨π’Šπ’‘π’Šβˆ’πˆ, 𝝈 ≑

𝟏

πŸβˆ’π†> 𝟏, π‘¨π’Š ≑

(πœΈπ’Šπ†)𝝈 (2)

𝒗 = (𝒙 + 𝒂)𝜢(π’š + 𝒃)𝜷 𝒂 β‰₯ 𝟎, 𝒃 β‰₯𝟎, 𝜢 + 𝜷 = 𝟏 (3)

5

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 7: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

6

(Cobb – Douglas) berikut (untuk

kesederhanaan):

x dan y mewakili input yang disediakan

oleh masing-masing F dan D. x dapat

diartikan sebagai upaya pemilik asing

dalam meningkatkan kualitas desain

produk, atau bentuk lain dari modal

pengetahuan atau teknologi; y dapat dilihat

sebagai upaya pemilik dalam negeri untuk

mempromosikan penjualan dan pemasaran

produk di pasar lokal, atau dalam

memfasilitasi hubungan politik dengan

pemerintah. Kedua input lebih besar atau

sama dengan 0 (mis. x β‰₯ 0 dan y β‰₯ 0).

Selanjutnya, persamaan (3) menyiratkan

decreasing returns to scale x dan y (𝑣π‘₯π‘₯ <

0, 𝑣𝑦𝑦 < 0).

Parameter 𝛼(𝛽) merupakan β€œrelative

importance” kontribusi π‘₯(𝑦) terhadap

produktivitas. Relatif marginal return

untuk x:

yang positif meningkat jika 𝛼 meningkat.

Semakin besar 𝛼, semakin besar kontribusi

x terhadap produktivitas perusahaan. Dalam

kasus ekstrim dengan 𝛼 = 0, x sama sekali

'tidak penting' dalam memengaruhi v, yang

murni hanya ditentukan oleh y. Parameter

π‘Ž(𝑏) secara terbalik menangkap β€œabsolute

indispensability”dari π‘₯(𝑦): semakin rendah

π‘Ž(𝑏), semakin besar marginal return π‘₯(𝑦).

Dalam kasus ekstrim dengan π‘Ž = 0 (𝑏 =

0), 𝑣 = 0 jika π‘₯ = 0 (𝑦 = 0),

menunjukkan bahwa π‘₯(𝑦) benar-benar

β€œsangat diperlukan”, karena π‘₯(𝑦) harus

benar-benar positif dalam mencapai

produktivitas yang positif.

Selanjutnya diasumsikan bahwa biaya

implisit yang ditanggung oleh masing-

masing pihak untuk meningkatkan input

mereka, dinyatakan sebagai:

diasumsikan bahwa kondisi ini tidak terjadi

pada perusahaan JV, tetapi hanya terjadi di

perusahaan WOS. Pada JV, perusahaan

asing mungkin perlu meluangkan waktu

untuk memantau tim penjualan lokalnya,

sehingga menimbulkan adanya biaya yang

jadi satu atau saling berbagi. Untuk

penyerdehanaan, fungsi biaya x dan y

adalah simetris (r = t) dan linier (k = 1).

Setiap laba perusahaan adalah πœ‹(𝑣) =

π‘π‘ž βˆ’ 𝑐. Maksimalisasi laba mengarah pada

harga optimal: 𝑝 = πœŽπ‘€ (𝜎 βˆ’ 1)⁄ ,

menghasilkan laba optimal:

F dan D masing-masing kepemilikan

perusahaan sebesar S dan (1 – S) dari total

laba. Masing-masing secara bersamaan

memilih input yang dikontribusikannya

untuk memaksimalkan hasil laba dari tiap

individu, yaitu

πœ•π‘£ πœ•π‘₯⁄

πœ•π‘£ πœ•π‘¦β„=

𝛼

1 βˆ’ 𝛼

𝑦 + 𝑏

π‘₯ + π‘Ž

πœ‹ = π΅π‘£πœŽβˆ’1, 𝐡 ≑ 𝐴𝑀1βˆ’πœŽ(𝜎 βˆ’1)πœŽβˆ’1πœŽβˆ’πœŽ …...... (5)

𝐺𝐹(π‘₯) =π‘Ÿπ‘₯π‘˜

π‘˜, 𝐺𝐷(𝑦) =

π‘‘π‘¦π‘˜

π‘˜ π‘˜ β‰₯

1, π‘Ÿ > 0, 𝑑 > 0 ....... (4)

𝐹: π‘šπ‘Žπ‘₯π‘₯[π‘†πœ‹(π‘₯, 𝑦) βˆ’ 𝐺𝐹(π‘₯)] ......(6)

𝐷: π‘šπ‘Žπ‘₯𝑦[(1 βˆ’ 𝑆)πœ‹(π‘₯, 𝑦) βˆ’ 𝐺𝐷(𝑦)]......(7)

6

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 8: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

7

First-order condition untuk maksimalisasi

masing-masing pihak:

dengan 𝑧 ≑ 1 βˆ’ 𝛽(𝜎 βˆ’ 1), 𝑒 ≑ 𝛼(𝜎 βˆ’ 1)

dan 𝑄 ≑ π‘Ÿβˆ’1[𝐡(𝜎 βˆ’ 1)]. Persamaan (8)

dan (9) mendefinisikan fungsi respons

terbaik dari pihak F dan D, di mana masing-

masing pihak secara strategis memilih

inputnya, tergantung pada pilihan input

yang dibuat oleh pihak yang lain.

Selanjutnya, untuk memastikan bahwa

second-order conditions untuk

masalahoptimisasi masing-masing pihak

berlaku, studi mengasumsikan 𝜎 < 2

(Greenaway, Guariglia, dan Yu, 2014).

Dalam kondisi ini, persamaan (8) dan (9)

masing-masing mendefinisikan y, masing-

masing, sebagai fungsi convex dan concave

dari x; dan y secara monoton meningkat

dalam x pada kedua fungsi. Nilai-nilai

keseimbangan (unik) dari x dan y, π‘₯βˆ— dan π‘¦βˆ—

:

dengan 𝑀 ≑ 𝛽1βˆ’π‘§π›Όπ‘§π‘„ dan 𝑁 ≑ 𝛽1βˆ’π‘’π›Όπ‘’π‘„.

Inspeksi dari kedua persamaan ini

mengungkapkan bahwa π‘₯βˆ— dan π‘¦βˆ— adalah

fungsi dari S yang berbentuk U-terbalik

[(πœ•π‘₯1βˆ— πœ•π‘†β„ ) β‰₯ (<)0, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑆 ≀

(>)𝑧; π‘‘π‘Žπ‘› (πœ•π‘¦1βˆ— πœ•π‘†β„ ) β‰₯ (<)0, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑆 ≀

(>)𝑒] . Berfokus pada S dan x, intuisi

dibalik hubungan ini dapat dengan mudah

dijelaskan. Menurut pengaturan model

studi ini, peningkatan S memiliki dua efek

yang berlawanan pada x. Di satu sisi, ketika

bagian dalam total laba (S) meningkat,

pihak F cenderung memberikan lebih

banyak input x, karena hal ini

meningkatkan imbalannya. Ini adalah 'efek

berbagi'. Di sisi lain, peningkatan S berarti

penurunan pangsa untuk D dalam total laba

(1 - S), yang mengarah ke penurunan input

dari D, yang cenderung mengurangi

produktivitas dan karenanya total laba. Ini

mengurangi pengembalian marjinal ke

input F, dan mendorong F untuk

memberikan lebih sedikit. Ini adalah 'efek

strategis'. Efek keseluruhan tergantung

pada nilai S: ketika S rendah (tinggi), 'efek

berbagi' ('efek strategis') mendominasi,

yang mengarah ke hubungan positif

(negatif) antara S dan x.

Persamaan (10) dan (11) menyiratkan π‘₯1βˆ—

dan 𝑦1βˆ— bisa negatif. Namun, kami

mengasumsikan bahwa x maupun y tidak

dapat kurang dari nol. Karena itu

Perhatikan bahwa π‘₯1βˆ— (𝑦1

βˆ—) secara monoton

meningkat dalam S (1 - S). Dengan asumsi

non-negatif dan menggabungkan

π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯1βˆ— < 0, π‘₯ = 0 β‡’ 𝑦 = 𝑦2

βˆ— β‰‘π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘šπ‘Žπ‘₯

𝑦[(1 βˆ’ 𝑆)πœ‹(0, 𝑦) βˆ’ π‘Ÿπ‘¦] =

[𝛽(1 βˆ’ 𝑆)π‘Žπ‘’π‘„]1 𝑧⁄ βˆ’ 𝑏 .........(12)

𝐹: 𝑆𝛼(π‘₯ + π‘Ž)π‘’βˆ’1(𝑦 + 𝑏)1βˆ’π‘§ =π‘„βˆ’1......(8)

𝐷: (1 βˆ’ 𝑆)𝛽(π‘₯ + π‘Ž)𝑒(𝑦 + 𝑏)βˆ’π‘§ = π‘„βˆ’1 ......(9)

π‘₯1βˆ— = 𝑆𝑧 (2βˆ’πœŽ)⁄ (1 βˆ’

𝑆)(1βˆ’π‘§) (2βˆ’πœŽ)⁄ 𝑀1 (2βˆ’πœŽ)⁄ βˆ’ π‘Ž......(10)

𝑦1βˆ— = 𝑆𝑒 (2βˆ’πœŽ)⁄ (1 βˆ’

𝑆)(1βˆ’π‘’) (2βˆ’πœŽ)⁄ 𝑁1 (2βˆ’πœŽ)⁄ βˆ’ 𝑏.....(11)

π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑦1βˆ— < 0, 𝑦 = 0 β‡’ π‘₯ = π‘₯2

βˆ— β‰‘π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘šπ‘Žπ‘₯

π‘₯[π‘†πœ‹(π‘₯, 0) βˆ’ π‘Ÿπ‘₯] =

[𝛼𝑆𝑏1βˆ’π‘§π‘„]1 (1βˆ’π‘’)⁄ βˆ’ π‘Ž.........(13)

π‘₯βˆ— = {π‘₯1βˆ—(𝑆), π‘₯1

βˆ— > 0, 𝑦1βˆ— > 0

π‘₯2βˆ—(𝑆), π‘₯2

βˆ— > 0, 𝑦1βˆ— > 0

0, π‘œπ‘‘β„Žπ‘’π‘Ÿπ‘€π‘–π‘ π‘’

........ (14) π‘¦βˆ— = {𝑦1βˆ—(𝑆), π‘₯1

βˆ— > 0, 𝑦1βˆ— > 0

𝑦2βˆ—(𝑆), 𝑦2

βˆ— > 0, 𝑦1βˆ— > 0

0, π‘œπ‘‘β„Žπ‘’π‘Ÿπ‘€π‘–π‘ π‘’

.........(15)

7

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 9: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

8

persamaan (10) ─ (13), tingkat

keseimbangan input π‘₯βˆ— dan π‘¦βˆ— menjadi

Substitusikan persamaan (14) dan (15) ke

persamaan (3), diperoleh nilai

keseimbangan produktivitas sebagai fungsi

dari S, yaitu

dari persamaan (16), dapat diketahui bahwa

(πœ•π‘£1βˆ— πœ•π‘†β„ ) β‰₯ (<)0 jika 𝑆 ≀ (>)𝛼. Dengan

kata lain, 𝑣1βˆ— adalah fungsi S berbentuk U-

terbalik, 𝑣1βˆ— dimaksimalkan pada 𝑆 = 𝛼.

Selanjutnya, (πœ•π‘£2βˆ— πœ•π‘†β„ ) < 0, (πœ•π‘£3

βˆ— πœ•π‘†β„ ) >

0, dan (πœ•π‘£4βˆ— πœ•π‘†β„ ) = 0.

Berdasarkan persamaan (14)─(16), π‘₯βˆ—, π‘¦βˆ—

dan π‘£βˆ— dapat dihubungkan dengan S dengan

baik dalam bentuk hubungan berupa U-

terbalik, secara monoton meningkat atau

menurun di S, maupun independen dari S.

Ini menyiratkan bahwa, secara umum,

dampak S pada π‘₯βˆ—, π‘¦βˆ— dan π‘£βˆ— adalah

ambigu. Namun, di bawah rentang

parameter yang masuk akal, model ini

menghasilkan prediksi yang jelas tentang

hubungan antara kepemilikan asing (S) dan

produktivitas perusahaan (π‘£βˆ—) yang secara

luas sesuai dengan menggunakan hasil

empiris. Gambar 1(a) dan 1(b),

menggambarkan bentuk hubungan nilai π‘₯βˆ—,

π‘¦βˆ— dan π‘£βˆ— terhadap S.

Berdasarkan. Pertama, perusahaan JV yang

berkinerja terbaik lebih produktif daripada

perusahaan yang dimiliki sepenuhnya

asing, (WOS) yang pada gilirannya

mengungguli perusahaan murni dalam

negeri. Ini dapat dinyatakan sebagai

Menurut persamaan (16), π‘£βˆ—(0) = 𝑣2βˆ—(0),

π‘£βˆ—(1) = 𝑣3βˆ—(1), dan π‘£βˆ—(𝛼) = 𝑣1

βˆ—(𝛼). Pola

produktivitas di atas mensyaratkan bahwa

input pihak asing dan domestik sangat

penting untuk kinerja produktivitas

perusahaan JV, dengan input pihak asing

relatif lebih penting. Ini konsisten dengan

fakta bahwa, di negara-negara berkembang,

pihak asing biasanya menyediakan

teknologi dan pengetahuan, yang sering

dianggap sebagai input utama untuk

produksi dan untuk produktivitas.

METODE

Dengan mengacu pada kerangka

konseptual yang telah dijelaskan dan tujuan

dari penelitian ini, spesfikasi model yang

akan digunakan adalah sebagai berikut

𝑣^ βˆ—=

{

𝑣1

βˆ— = 𝑣(π‘₯1βˆ—, 𝑦1

βˆ—) = [𝑆𝛼(1 βˆ’ 𝑆)𝛽𝛼𝛼𝛽𝛽𝑄]1 (2βˆ’πœŽ)⁄

, π‘₯1βˆ— > 0, 𝑦1

βˆ— > 0

𝑣2βˆ— = 𝑣(0, 𝑦2

βˆ—) = π‘Žπ›Ό(𝑦2βˆ— + 𝑏)𝛽 = π‘Žπ›Ό[𝛽(1 βˆ’ 𝑆)π‘Žπ‘’π‘„]𝛽 𝑧⁄ , π‘₯1

βˆ— < 0, 𝑦2βˆ— > 0

𝑣3βˆ— = 𝑣(π‘₯2

βˆ—, 0) = (π‘₯2βˆ— + π‘Ž)𝛼𝑏𝛽 = [𝛼𝑆𝑏1βˆ’π‘§π‘„]𝛼 (1βˆ’π‘’)⁄ 𝑏𝛽, 𝑦1

βˆ— < 0, π‘₯2βˆ— > 0

𝑣4βˆ— = 𝑣(0,0) = π‘Žπ›Όπ‘π›½ , π‘œπ‘‘β„Žπ‘’π‘Ÿπ‘€π‘–π‘ π‘’

.........(15)

π’‘π’†π’“π’‡π’Šπ’‹π’•π’Œ = 𝛽0 + 𝛽1 βˆ— π‘π‘’π‘Ÿπ‘“π‘–π‘—(π‘‘βˆ’1)

π‘˜ + 𝛽2βˆ— π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽3βˆ— π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘

2 + 𝛽4

βˆ— π‘Žπ‘”π‘’π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽5βˆ— π‘“π‘–π‘Ÿπ‘š_π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘π‘ π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽6βˆ— π‘“π‘–π‘Ÿπ‘š_π‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽7βˆ— 𝑑𝑒π‘₯π‘π‘œπ‘Ÿπ‘‘π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽𝑙 βˆ— 𝑍𝑖𝑗𝑑𝑙

π‘˜

+ πœ€π‘–π‘—π‘‘π‘˜

… . . (π‘šπ‘œπ‘‘π‘’π‘™ 1)

8

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 10: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

9

dengan subscript k menunjukkan jenis

kinerja (return on sales/ROS; return on

assets/ROA; labor productifty; total factor

productivity/TFP), i menunjukkan

perusahaan, j menunjukkan industri dan t

waktu. π‘π‘’π‘Ÿπ‘“π‘–π‘—π‘‘π‘˜ menunjukkan indikator

kinerja perusahaan. Variabel

π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘ dan π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘2

untuk memperhitungkan adanya non-

linearitas antara π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘ dan

π‘π‘’π‘Ÿπ‘“π‘–π‘—π‘‘π‘˜ .

Studi ini menambahkan variabel kontrol

untuk mengendalikan sebanyak mungkin

heterogenitas yang tidak teramati (Blalock

dan Gertler 2008). Karakteristik perusahaan

meliputi ukuran perusahaan berupa

kepemilikan aset dan tenaga kerja dan firm

share, yang diukur dengan jumlah aset dan

karyawan serta market power perusahan

digunakan untuk mengontrol fakta bahwa

perusahaan besar dapat mengambil manfaat

dari skala ekonomi dan akses yang lebih

baik ke keuangan eksternal, yang dapat

meningkatkan kinerja (Chhibber dan

Majumdar, 1999). Demikian pula,

perusahaan dengan koneksi ke pasar

internasional cenderung untuk memiliki

kinerja yang lebih tinggi (Setiawan, 2019

dan Suyanto et al., 2009). Dikarenakan

karakteristik kinerja finansial (ROS dan

ROA) dan riil (Labor Productifty dan TFP)

berbeda maka dalam model, variabel

kontrol yang digunakan akan berbeda

(Z_ijtl^k).

Perusahaan yang termasuk dalam industri

atau sektor NIL akan didorong pemerintah

agar perusahaan asing melakukan sharing

kepemilikan modalnya dengan perusahaan

lokal/domestik atau menekan perusahaan

asing untuk mejadi joint venture (JV),

sehingga perusahaan diharapkan akan

memiliki kinerja perusahaan dengan

struktur JV. Berdasarkan hal itu dalam

penelitian ini diajukan pertanyaan

penelitian kedua, kemudian untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang

kedua tersebut digunakan model empiris

sebagai berikut:

Pada Model 2, menggunakan dummy NIL

(𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑑) perusahaan i industri j tahun t,

bernilai satu (1) jika perusahaan i termasuk

dalam sektor/industri j yang diatur dalam

NIL dan nol (0) untuk sebaliknya. Dummy

ini digunakan untuk menangkap adanya

perbedaan kinerja perusahaan dan

perbedaan pengaruh kepemilikan modal

oleh asing (π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘). Pada

Model 2, perusahaan NIL akan memiliki

kinerja yang berbeda dengan perusahaan

Non-NIL jika dummy NIL signifikan

memengaruhi kinerja perusahaan.

Kemudian pengaruh kepemilikan modal

oleh asing (π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘) terhadap

kinerja perusahaan bagi perusahaan NIL

akan berbeda dengan perusahaan Non-NIL

π’‘π’†π’“π’‡π’Šπ’‹π’•π’Œ = 𝛽0 + 𝛽1 βˆ— π‘π‘’π‘Ÿπ‘“π‘–π‘—(π‘‘βˆ’1)

π‘˜ +

𝛽2 βˆ— 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑑 + 𝛽3 βˆ—

π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽4 βˆ—

π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘2 + 𝛽5 βˆ— 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑑 βˆ—

π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽6 βˆ— 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑑 βˆ—

π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘”π‘›_π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦π‘–π‘—π‘‘2 + 𝛽7 βˆ— π‘Žπ‘”π‘’π‘–π‘—π‘‘ +

𝛽8 βˆ— π‘“π‘–π‘Ÿπ‘š_π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘π‘ π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽9 βˆ—

π‘“π‘–π‘Ÿπ‘š_π‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘–π‘—π‘‘ + 𝛽10 βˆ— 𝑑𝑒π‘₯π‘π‘œπ‘Ÿπ‘‘π‘–π‘—π‘‘ +

𝛽𝑙 βˆ— π‘π‘–π‘—π‘‘π‘™π‘˜ + πœ€π‘–π‘—π‘‘

π‘˜ (Model 2)

9

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 11: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

10

jika interaksi antara dummy NIL dan

kepemilikan modal oleh asing signifikan

memengaruhi kinerja perusahaan.

Berdasarkan spesifikasi model yang

digunakan diketahui bahwa model yang

digunakan merupakan model dinamis,

variabel tidak hanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel eksogen akan tetapi juga

dipengaruhi variabel endogen pada waktu

sebelumnya. Oleh karena itu, semua

persamaan diestimasi dalam first-

differences, untuk mengontrol efek

spesifik-perusahaan dan waktu-invarian.

Dengan adanya endogenitas dari lag

dependent variable, maka digunakan

metode estimasi Generalized Method of

Moments (GMM) Arellano dan Bond

(1991).

Untuk mengevaluasi apakah variabel

lag/instrumen yang digunakan sudah tepat

dan benar dalam model, penelitian ini

menggunakan uji untuk second-order serial

correlation dari residu dalam differenced

equation (m2). Uji ini memberikan

pemeriksaan pada spesifikasi dan legitimasi

variabel lag t-2 sebagai instrumen dalam

differenced equation. Seperti dalam Benito

(2003), kami tidak bergantung pada tes

Sargan untuk pembatasan overidentifying,

karena ketika sampel dengan dimensi cross-

sectional yang sangat besar digunakan, ini

cenderung untuk menolak secara

berlebihan null validitas instrumen (juga

lihat Blundell, Bond, dan Windmeijer 2000;

Becker dan Sivadasan 2010; Guariglia, Lia,

dan Song 2011).

Penelitian ini akan menggunakan data

Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang

(IBS) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan

data sektor atau industri yang termasuk

dalam regulasi pembatasan kepemilikan

asing atau regulasi industri yang termasuk

dalam Negative Investment List (NIL) yang

berasal dari Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM). Data yang digunakan

adalah data panel, yang menggabungkan

data time series berupa data tahunan dari

2000─2014 dan data cross section berupa

data level perusahaan 5 digit ISIC.

Survei Tahunan IBS mencakup informasi

dasar perusahaan, diantaranya kode

identifikasi spesifik perusahaan, klasifikasi

sektor/industri, tahun memulai produksi,

dan lokasi. Selain itu termasuk persentase

kepemilikan modal dalam dan luar negeri,

informasi produksi (output, jumlah tenaga

kerja dalam produksi dan non-produksi,

nilai modal tetap dan investasi, bahan baku,

dan konsumsi energi), dan informasi

lainnya (persentase produksi yang diekspor,

nilai bahan baku impor, dan pengeluaran

lainnya). Survei Tahunan IBS telah

dilakukan sejak tahun 1975, dan data

terbaru yang tersedia adalah untuk tahun

2015. Namun, penelitian ini hanya

menggunakan periode data dari tahun 2007

hingga 2014. Tahun 2007 dipilih sebagai

tahun awal regulasi pembatasan

kepemilikan asing menggunakan

klasifikasi industri data pada daftar

sektor/industri yang dibatasi. Tahun 2015

dikecualikan karena BPS tidak menyajikan

kode identifikasi khusus perusahaan

(PSID). Begitu pula dikarenakan untuk

10

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 12: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

11

mencukupi observasi dalam analisis secara

inferensial, dalam analisis inferensial

menggunakan data tahun 2007 sampai

dengan 2014.

HASIL DAN ANALISIS

Untuk melihat gambaran secara statistik

dari variabel-variabel yang akan digunakan,

dalam penelitan ini akan membagi

observasi perusahaan menjadi enam

kategori berdasarkan kepemilikan modal

yang dimiliki oleh asing di setiap tahun.

Pertama meliputi perusahaan tanpa

kepemilikan modal asing (Wholly

Domestic Owned) dengan sampel sebesar

89,16 persen dari keseluruhan sampel.

Kedua meliputi perusahaan dengan

kepemilikan modal asing kurang dari 30

persen dengan sampel sebesar 0,39 persen

dari keseluruhan sampel; ketiga,

perusahaan dengan kepemilikan modal

asing lebih dari sama dengan 30 persen tapi

kurang dari 50 persen (0,65% dari sampel);

keempat, perusahaan dengan kepemilikan

modal asing lebih dari sama dengan 50

persen tapi kurang dari 80 persen (1,76%

dari sampel); kelima, perusahaan dengan

kepemilikan modal asing lebih dari sama

dengan 80 persen tapi kurang dari 100

persen (1,90% dari sampel); dan keenam,

perusahaan dengan kepemilikan modal

asing sama dengan 100 persen (6,12% dari

sampel).

Tabel 4.1 menyajikan ringkasan statistik

untuk enam kategori kepemilikan modal

oleh asing. Untuk kinerja riil yaitu Labor

Productivity dan TFP, cenderung

meningkat dengan tingkat kepemilikan

asing, tetapi turun pada perusahaan dengan

kepemilikan modal yang 100% dimiliki

asing. Rata-rata Labor Productivity paling

tinggi pada kepemilikan modal Joint

Venture (80-99%) dan paling rendah pada

kepemilikan modal Wholly Domestic

Owned. Rata-rata TFP paling tinggi pada

kepemilikan modal Joint Venture (30-49%)

dan paling rendah pada kepemilikan modal

Wholly Domestic Owned.

Sedangkan kinerja finansial yaitu ROS dan

ROA cenderung berfluktuatif dengan

tingkat kepemilikan asing. Rata-rata ROS

paling tinggi pada kepemilikan modal

Wholly Foreign Owned dan paling rendah

pada kepemilikan modal Joint Venture (1-

29%). Rata-rata ROA paling tinggi pada

kepemilikan modal Joint Venture (30-49%)

Tabel 4.1 Rata-rata Kinerja Perusahaan dan Rasio Kepemilikan Modal Oleh Asing

Berdasarkan Kategori Struktur Kepemilikan Modal Oleh Asing

Variabel

Wholly

Domestic

Owned

Joint

Venture (1-

29%)

Joint

Venture

(30-49%)

Joint

Venture

(50-79%)

Joint

Venture

(80-99%)

Wholly

Foreign

Owned

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

ROS -0.91 -1.04 -0.94 -0.87 -0.94 -0.82

ROA 0.38 0.57 0.83 0.54 0.46 0.72

Labor Productivity 11.02 12.47 12.48 12.37 12.51 12.03

TFP 10.38 12.30 12.30 12.12 12.22 11.90

Foreign Equity 0 0.14 0.41 0.62 0.91 1

11

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 13: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

12

dan paling rendah pada kepemilikan modal

Wholly Domestic Owned.

Oleh karena adanya perbedaan perilaku

antara kinerja finansial (ROS dan ROA)

dan kinerja riil (Labor Productivity dan

TFP), hasil estimasi antara kinerja finansial

dan kinerja riil dibedakan dengan

menggunakan variabel kontrol yang

disesuaikan. Berikut hasil estimasi

pengaruh kepemilikan modal asing

terhadap kinerja perusahaan.

Tabel 4.2 ditampilkan hasil estimasi kinerja

finansial perusahaan: ROS dan ROA; dan

Tabel 4.3 ditampilkan hasil estimasi kinerja

riil perusahaan: Labor Productivity dan

TFP dengan menggunakan metode estimasi

panel dinamis GMM Arellano dan Bond.

Untuk spesifikasi kinerja perusahaan:

ROA, Labor Productivity, dan TFP,

foreign_equity memiliki koefisien positif

dan signifikan secara statistik, sementara

(foreign_equity)2 memiliki koefisien

negatif dan signifikan secara statistik.

Namun untuk kinerja ROS, pengaruh

foreign_equity dan (foreign_equity)2 tidak

signifikan secara statistik.

Tabel 4.2 Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja

Finansial Perusahaan

ROS ROA (1) (2)

Lagged dep. variable 0.143*** 0.113*** (0.0172) (0.00700)

Foreign Equity 0.0694 0.878*** (0.317) (0.338)

(Foreign Equity)2 -0.0977 -0.889** (0.323) (0.346)

Age 0.0161*** 0.0600*** (0.00176) (0.00216)

Firm Aset 0.0222*** -0.991*** (0.00508) (0.00596)

Firm Share -25.45*** 163.7***

(7.894) (25.46)

Wages 0.0139*** 0.0671***

(0.00277) (0.00361)

Dummy Export -0.0444*** -0.147***

(0.0160) (0.0187)

Turning Points ─ 49.39%

m1 -15.82 -41.94

m2 2.67 -3.69

Observations 61,954 63,803

Number of firm 12,606 12,947

Keterangan:

Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda

kurung adalah standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang

berbeda pertama, variabel lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.

βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 10%.

βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 5%.

βˆ—βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

12

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 14: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

13

Berdasarkan hasil estimasi tersebut

diketahui bahwa pengaruh kepemilikan

modal oleh asing dan kinerja perusahaan

dihubungkan oleh hubungan berbentuk U-

terbalik. Kinerja ROA, Labor Productivity,

dan TFP cenderung meningkat dengan

tingkat kepemilikan asing, tetapi turun pada

perusahaan dengan kepemilikan modal

yang 100 persen dimiliki asing. Dengan

hubungan berbentuk U-terbalik dapat

diketahui bahwa kinerja perusahaan

meningkat ketika partisipasi asing atau

kepemilikan modal yang dimiliki oleh asing

meningkat hingga 49,39 persen untuk

ROA; 50,99 persen untuk Labor

Productivity; dan 54,80 persen untuk TFP

dan kinerja perusahaan akan menurun

setelahnya.

Dengan kondisi tersebut, hal ini

menunjukkan bahwa sharing kepemilikan

modal antara domestik dan asing

diperlukan dalam mencapai kinerja yang

lebih tinggi. Girma, Gong, dan GΓΆrg (2008)

dan Hsieh dan Klenow (2009) menyatakan

bahwa perusahaan domestik memiliki

pengetahuan tentang pasar dalam negeri,

lingkungan hukum dan politik; sementara

perusahaan asing membawa modal,

teknologi modern tata kelola perusahaan

yang lebih baik, serta keterampilan

manajerial dan jaringan internasional. Oleh

karena itu, perusahaan yang sepenuhnya

dimiliki asing tidak akan mencapai kinerja

yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan

joint venture, karena pengetahuan yang

lebih terbatas tentang pasar dalam negeri,

hukum, peraturan dan lingkungan birokrasi;

dan sikap pekerja terhadap insentif, serta

kurangnya koneksi politik dengan

pemerintah daerah, yang sering dianggap

sebagai kunci penentu kinerja.

Berdasarkan pengaruh variabel kontrol

terhadap kinerja perusahaan, umur

perusahaan menampilkan koefisien positif

dan signifikan secara statistik. Begitu pula

dengan kontribusi perusahaan di dalam

industri perusahaan tersebut atau market

power, umumnya menampilkan koefisien

positif dan signifikan secara statistik

kecuali untuk kinerja ROS. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin lama

perusahaan tersebut beroperasi atau

berpengalaman dan semakin tinggi market

power, semakin tinggi kinerja perusahaan

tersebut. Namun untuk perusahaan yang

13

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 15: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

14

melakukan ekspor cenderung berkinerja

lebih rendah. Hal ini berkaitan dengan

kondisi ekonomi global yang sedang dalam

masa krisis. Sehingga perusahaan yang

melakukan ekspor cenderung akan

menurun kinerjanya. Berdasarkan tes m2,

dari keseluruhan spesifikasi model,

menunjukkan bahwa variabel

lag/instrumen yang digunakan sudah tepat

dan benar dalam model.

Dengan pengaruh kepemilikan modal asing

terhadap kinerja perusahaan berbentuk U-

terbalik, berikutnya dengan hubungan

tersebut digunakan untuk menganalisa

dampak Regulasi NIL. Regulasi NIL

bertujuan untuk menekan kepemilikan

modal asing, agar kontribusi perusahaan

Tabel 4.3 Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Riil

Perusahaan

Labor Productivity TFP (1) (2)

Lagged dep. variable 0.252*** 0.283*** (0.0129) (0.0110)

Foreign Equity 0.732** 0.579* (0.296) (0.311)

(Foreign Equity)2 -0.717** -0.528* (0.304) (0.319)

Age 0.0513*** 0.0776*** (0.00164) (0.00216)

Production Labor Ratio 0.0401** 0.0892*** (0.0176) (0.0322)

Non Production Labor Ratio ─ 0.0268**

─ (0.0134)

Firm Aset 0.0239*** -0.0742***

(0.00499) (0.00696)

Firm Labor -0.390*** ─

(0.0181) ─

Firm Share 102.4*** 66.78**

(37.54) (26.21)

Dummy Export -0.151*** -0.178***

(0.0182) (0.0199)

Energy Expenditure Ratio ─ -0.0454***

─ (0.00771)

Turning Points 50.99% 54.80%

m1 -27.96 -45.46

m2 6.75 5.19

Observations 75,354 57,129

Number of firm 12,607 11,595

Keterangan:

Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda

kurung adalah standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang

berbeda pertama, variabel lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model. βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 10%.

βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 5%.

βˆ—βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

14

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 16: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

15

domestik dapat berkembang dan mampu

meningkatkan kinerja perusahaan.

Tabel 4.4 menyajikan ringkasan statistik

untuk perusahaan yang termasuk dalam

NIL/Non-NIL. Kinerja untuk semua

perusahaan secara rata-rata relatif berbeda

sedikit, sedangkan rasio kepemilikan modal

oleh asing relatif sama antara perusahaan

NIL maupun Non-NIL. Kinerja ROS,

ROA, Labor Productivity, dan TFP

perusahaan NIL secara rata-rata relatif lebih

rendah. Begitu pula jika dilihat dari sebaran

perusahaan dan pola sebarannya pada

Gambar 4.7, untuk semua kinerja

perusahaan ROS, ROA, Labor

Productivity, dan TFP diketahui bahwa

pola sebaran antara perusahaan yang

termasuk dalam NIL (nil) relatif sedikit

berbeda dibandingkan perusahaan yang

termasuk dalam NIL (non nil).

Pada Tabel 4.5 dan 4.6 ditampilkan hasil

estimasi pengaruh kepemilikan modal asing

terhadap kinerja perusahaan dengan

membedakan akibat adanya regulasi NIL.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan

bahwa secara statistik rata-rata kinerja

perusahaan yang termasuk dalam NIL

memiliki kinerja yang lebih rendah

dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak termasuk dalam NIL (Non-NIL).

Namun untuk kinerja Labor Productivity

secara statistik tidak signifikan.

Untuk kinerja ROS diketahui bahwa secara

rata-rata perubahan kinerja ROS yang

termasuk dalam NIL lebih rendah 0,14

persen dibandingkan dengan perusahaan

yang tidak termasuk dalam NIL dan

pengaruh kepemilikan modal asing tetap

tidak memengaruhi baik perusahaan NIL

maupun Non-NIL. Sedangkan perubahan

kinerja ROA perusahaan NIL secara rata-

rata lebih rendah 0,07 persen dibandingkan

dengan perusahaan Non-NIL dan rasio

kepemilikan modal asing berpengaruh dan

berbeda antara perusahaan NIL dan Non-

Tabel 4.4 Rata-rata Kinerja Perusahaan dan Rasio Kepemilikan Modal Oleh Asing

Berdasarkan Kategori Struktur Kepemilikan Modal Oleh Asing dan NIL/Non NIL

Variabel

Kategori

NIL / Non

NIL

Wholly

Domestic

Owned

Joint

Venture

(1-29%)

Joint

Venture

(30-

49%)

Joint

Venture

(50-

79%)

Joint

Venture

(80-

99%)

Wholly

Foreign

Owned

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

ROS Non NIL -0.92 -1.02 -0.93 -0.80 -0.95 -0.81

NIL -0.90 -1.08 -0.96 -1.11 -0.91 -0.85

ROA Non NIL 0.52 0.68 0.75 0.67 0.66 0.99

NIL 0.30 0.53 0.85 0.51 0.36 0.64

Labor

Productivity

Non NIL 10.85 12.45 12.54 12.79 12.62 12.08

NIL 11.11 12.48 12.46 12.25 12.48 12.01

TFP Non NIL 10.26 12.21 12.47 12.30 12.37 11.95

NIL 10.45 12.33 12.23 12.07 12.15 11.88

Foreign

Equity

Non NIL 0 0.14 0.41 0.63 0.91 1

NIL 0 0.15 0.41 0.62 0.91 1

15

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 17: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

16

NIL. Bagi perusahaan Non-NIL hubungan

kepemilikan modal asing dengan ROA

memiliki bentuk U-terbalik, dengan titik

baliknya sebesar 48,33 persen, namun

untuk perusahaan NIL titik baliknya lebih

rendah sebesar 17,63 persen. Kinerja ROA

baik perusahaan NIL dan Non-NIL

menurun seiring dengan peningkatan

kepemilikan asing namun setelah melewati

titik tertentu kenaikan kepemilikan asing

justru menurunkan kinerja ROA.

Kinerja Labor Productivity secara rata-rata

tidak berbeda antara perusahaan NIL dan

Non-NIL tapi kepemilikan modal asing

berpengaruh dan berbeda antara perusahaan

Tabel 4.5 Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Finansial Perusahaan: Membedakan Dampaknya Akibat Adanya Regulasi NIL

ROS ROA (1) (2)

Lagged dep. variable 0.144*** 0.113*** (0.0171) (0.00699)

Dummy NIL -0.135*** -0.0729***

(0.0294) (0.0225)

Foreign Equity 0.185 1.305*** (0.402) (0.381)

(Foreign Equity)2 -0.252 -1.349*** (0.411) (0.394)

NIL - Foreign Equity -0.351 -1.324**

(0.489) (0.573)

NIL - (Foreign Equity)2 0.444 1.404**

(0.500) (0.583)

Age 0.0168*** 0.0610*** (0.00173) (0.00219)

Firm Aset 0.0220*** -0.991*** (0.00509) (0.00596)

Firm Share -24.95*** 164.0***

(7.963) (25.45)

Wages 0.0137*** 0.0668***

(0.00276) (0.00361)

Dummy Export -0.0450*** -0.147***

(0.0160) (0.0186)

Dummy perusahaan baru masuk NIL (Non-NIL

pada t-1 menjadi NIL pada t) -0.0119 0.0395*

(0.0222) (0.0219)

m1 -15.85 -41.94

m2 2.75 -3.69

Observations 61,954 63,803

Number of firm 12,606 12,947

Keterangan:

Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam

tanda kurung adalah standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam

residu yang berbeda pertama, variabel lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam

model.

βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 10%.

βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 5%.

βˆ—βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

16

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 18: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

17

NIL dan Non-NIL. Bagi perusahaan Non-

NIL hubungan kepemilikan modal asing

dengan Labor Productivity memiliki bentuk

U-terbalik, dengan titik baliknya sebesar

49,83 persen, namun untuk perusahaan NIL

titik baliknya lebih rendah sebesar 24,46

persen. Sama halnya dengan kinerja ROA,

Labor Productivity untuk perusahaan NIL

dan Non-NIL menurun seiring dengan

peningkatan kepemilikan asing namun

Tabel 4.6 Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Riil

Perusahaan: Membedakan Dampaknya Akibat Adanya Regulasi NIL Labor Productivity TFP (1) (2)

Lagged dep. variable 0.255*** 0.282*** (0.0127) (0.0110)

Dummy NIL -0.0139 -0.0934***

(0.0249) (0.0217)

Foreign Equity 1.054*** 0.855** (0.335) (0.342)

(Foreign Equity)2 -1.058*** -0.835** (0.346) (0.354)

NIL - Foreign Equity -1.095** -1.045**

(0.530) (0.518)

NIL - (Foreign Equity)2 1.142** 1.133**

(0.543) (0.528)

Age 0.0521*** 0.0787*** (0.00163) (0.00216)

Production Labor Ratio 0.0468*** 0.0914*** (0.0176) (0.0321)

Non Production Labor Ratio ─ 0.0256*

─ (0.0134)

Firm Aset 0.0241*** -0.0741***

(0.00499) (0.00696)

Firm Labor -0.390*** 66.97**

(0.0182) (26.28)

Firm Share 102.4*** -0.178***

(37.58) (0.0199)

Dummy Export -0.150*** -0.0456***

(0.0182) (0.00771)

Energy Expenditure Ratio ─ 0.119***

─ (0.0266)

Dummy perusahaan baru masuk NIL (Non-NIL

pada t-1 menjadi NIL pada t) 0.144*** 66.97**

(0.0293) (26.28)

m1 -27.73 -45.40

m2 6.73 5.14

Observations 75,354 57,129

Number of firm 12,607 11,595

Keterangan:

Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda

kurung adalah standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang

berbeda pertama, variabel lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.

βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 10%.

βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 5%.

βˆ—βˆ—βˆ— Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

17

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 19: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

18

setelah melewati titik tertentu kenaikan

kepemilikan asing justru menurunkan

kinerja Labor Productivity.

Perubahan kinerja TFP perusahaan NIL

secara rata-rata lebih rendah 0,09 persen

dibandingkan dengan perusahaan Non-NIL

dan rasio kepemilikan modal asing

berpengaruh dan berbeda antara perusahaan

NIL dan Non-NIL. Bagi perusahaan Non-

NIL hubungan kepemilikan modal asing

dengan ROA memiliki bentuk U-terbalik,

dengan titik baliknya sebesar 51,20 persen,

namun untuk perusahaan NIL titik baliknya

lebih rendah sebesar 31,93 persen. Sama

halnya dengan kinerja ROA dan Labor

Productivity, TFP untuk perusahaan NIL

dan Non-NIL menurun seiring dengan

peningkatan kepemilikan asing namun

setelah melewati titik tertentu kenaikan

kepemilikan asing justru menurunkan

kinerja TFP.

Berdasarkan hasil estimasi diatas diketahui

bahwa Regulasi NIL memberikan dampak

pada penurunan kepemilikan modal oleh

asing dan secara rata-rata kinerja

perusahaan NIL lebih rendah dibandingkan

dengan kinerja perusahaan Non-NIL, hasil

ini konsisten dengan hasil analisa yang

dilakukan oleh Genthner dan Kis-katos

(2017). Studi yang dilakukan oleh oleh

Genthner dan Kis-katos (2017)

menggunakan data perusahaan manufaktur

di Indonesia pada tahun 2000─2014

menunjukkan bahwa akibat Regulasi NIL

akan menurunkan kepemilikan modal asing

dan terjadi penurunan yang cukup besar

dari produktivitas bagi perusahaan-

perusahaan yang masuk ke dalam Regulasi

NIL.

SIMPULAN

Penelitian ini menggunakan panel

perusahaan manufaktur Indonesia selama

periode 2007─2014 untuk menganalisis

hubungan antara kepemilikan modal asing

dan kinerja perusahaan. Dengan ukuran

kinerja yang digunakan adalah return on

sales (ROS), return on assets (ROA),

produktivitas tenaga kerja, dan total factor

productivity (TFP), hasil estimasi

menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan

kinerja perusahaan manufaktur di Indonesia

memiliki hubungan berbentuk-U terbalik

kecuali untuk ukuran kinerja ROS yang

secara statistik kepemilikan modal asing

tidak memengaruhi kinerja ROS. Secara

khusus, kinerja perusahaan meningkat

ketika partisipasi asing atau kepemilikan

modal yang dimiliki oleh asing meningkat

hingga kisaran 48─55%, tergantung pada

ukuran kinerja yang digunakan dan

menurun setelahnya.

Dengan bentuk pengaruh seperti U-terbalik

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

manufaktur akan mencapai kinerja

optimum ketika perusahaan melakukan

sharing kepemilikan modal antara

perusahaan domestik dan asing. Kondisi

tersebut menunjukkan fakta bahwa pihak

domestik dan asing akan saling membawa

input penting untuk mencapai kinerja

tinggi. Secara khusus, pihak domestik

berkontribusi untuk pengetahuan tentang

pasar dalam negeri dan lingkungan hukum,

serta koneksi politik dengan pemerintah

18

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 20: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

19

daerah; dan pihak asing berkontribusi

dalam teknologi modern, modal, tata kelola

perusahaan yang lebih baik, dan

keterampilan jaringan manajerial dan

internasional.

Tujuan pemerintah dengan menetapkan

regulasi berupa Negative Investment List

(NIL) adalah untuk menekan kepemilikan

modal asing, agar kontribusi perusahaan

domestik dapat berkembang dan mampu

meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa

secara rata-rata, kinerja perusahaan yang

termasuk dalam NIL memiliki kinerja yang

lebih rendah dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak termasuk dalam NIL

(Non-NIL).

Kemudian Regulasi NIL juga memberikan

dampak pada penurunan kepemilikan

modal oleh asing. Kepemilikan modal oleh

asing perusahaan NIL lebih rendah

dibandingkan dengan perusahaan NIL. Hal

ini juga menunjukkan bahwa titik balik

perusahaan NIL lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan Non-NIL. Pada

perusahaan NIL partisipasi asing atau

kepemilikan modal yang dimiliki oleh asing

akan meningkat hingga kisaran 48─52%,

tergantung pada ukuran kinerja yang

digunakan dan menurun setelahnya.

Sedangkan perusahaan Non-NIL memiliki

titik balik lebih rendah sebesar 17─32%.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa

diperlukannya kontribusi domestik dalam

mencapai kinerja perusahaan yang

maksimal. Oleh karena itu pemerintah

memang sudah tepat dengan menetapkan

suatu regulasi berupa NIL bahwa bagi

perusahaan asing jika ingin berinvestasi

harus melibatkan perusahaan domestik.

Dari hasil analisa, secara statistik Regulasi

NIL sudah dapat menekan kepemilikan

modal asing, kepemilikan modal asing bagi

perusahaan NIL lebih rendah dibandingkan

perusahaan Non-NIL. Namun bagi

perusahaan yang termasuk dalam NIL

secara rata-rata kinerjanya tidak lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak diatur dalam NIL. Dengan demikian

hal ini dapat menunjukkan bahwa

perusahaan domestik sudah mampu

didorong untuk berkontribusi, namun

perusahaan asing belum sepenuhnya dapat

memberikan manfaat. Oleh karena itu

pemerintah harus lebih mendorong

peraturan tersebut agar lebih efektif,

dengan lebih mendorong kontribusi

perusahaan asing dengan memberikan

input-input pentingnya seperti teknologi

modern, tata kelola perusahaan yang lebih

baik, serta keterampilan manajerial dan

jaringan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Aitken, B., and A. Harrison. (1999). Do

domestic firms benefit from direct

foreign investment? American

Economic Review 89, no. 3: 605–18.

Arellano, M., and S. Bond. (1991). Some

tests of specification for panel data:

Monte Carlo evidence and an

application to employment equations.

Review of Economic Studies 58, no. 2:

277–98.

19

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 21: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

20

Asiedu, E., Esfahani, H.S. (2001).

Ownership structure in foreign direct

investment projects. Review of

Economics and Statistics 83, 647–

662.

Becker, B., and J. Sivadasan. (2010). The

effects of financial development on

the investment-cash flow

relationship: Crosscountry evidence

from Europe. B.E. Journal of

Economic Analysis & Policy

(Advances) 10, no. 1: 1–47.

Benito, A. (2003). The capital structure

decisions of firms: Is there a pecking

order? Bank of Spain.Working Paper

No. 0310.

Benito, G., & Welch, L. (1994). Foreign

market servicing: Beyond choice of

entry mode. Journal of International

Marketing, 2(2), 7–27.

Birkinshaw, J. (2000). Entrepreneurship in

the global firm. London: Sage.

Blalock, G., & Gertler, P. J. (2008).

Welfare gain from foreign direct

investment through technology

transfer to local suppliers. Journal of

International Economics, 74(2), 402–

421.

BlomstrΓΆm, M., and F. SjΓΆholm. (1999).

Technology transfers and spillovers:

Does local participation with

multinationals matter? European

Economic Review 43, nos. 4–6: 915–

23.

Blundell, R., S. Bond, and F.Windmeijer.

(2000). Estimation in dynamic panel

data models: Improving on the

performance of the standard GMM

estimators. In Nonstationary panels,

panel cointegration, and dynamic

panels, ed. B. Baltagi. Advances in

econometrics, vol. 15 (53–92).

Amsterdam: JAI Press, Elsevier.

Buckley, P., Clegg, J., Cross, A., Liu, X.,

Voss, H., & Zheng, P. (2007). The

determinants of Chinese outward

foreign direct investment. Journal of

International Business Studies, 38(4),

499–518.

Chang, S.-J., Chung, J., & Moon, J. J.

(2013). When do wholly owned

subsidiaries perform better than joint

ventures? Strategic Management

Journal, 34(3), 317–337.

Chen, S-F. (2008). The motives for

international acquisitions: Capability

Procurements, Strategic

Considerations, and the role of

Ownership Structures. Journal of

International Business Studies 39:3,

454-471.

Chen, Y.-R., Yang, C., Hsu, S.-M., &

Wang, Y. D. (2009). Entry mode

choice in China’s regional

distribution markets: Institution vs.

transaction costs perspectives.

Industrial Marketing Management,

38(7), 702–713.

Chhibber, P., and S. Majumdar. (1999).

Foreign ownership and profitability:

Property rights, control and the

performance of firms in Indian

industry. Journal of Law and

Economics 42, no. 1: 209–39.

Dimelis, S., and H. Louri. (2002). Foreign

ownership and production efficiency:

20

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 22: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

21

A quantile regression analysis.

Oxford Economic Papers 54, no. 3:

449–69.

Genthner, R., & Kis-katos, K. (2017). The

impact of foreign investment

regulation on firm productivity and

employment in Indonesia. Working

Paper.

Girma, S., Y. Gong, and H. GΓΆrg. (2008).

Foreign direct investment, access to

finance and innovation activity in

China. World Bank Economic Review

22, no. 2: 367–82.

Greenaway, D., Guariglia, A., & Yu, Z.

(2014). The more the betterβ€―? Foreign

ownership and corporate

performance in China, 4364.

https://doi.org/10.1080/1351847X.20

12.671785

Guariglia, A., X. Liu, and L. Song. (2011).

Internal finance and growth:

Microeconometric evidence on

Chinese firms. Journal of

Development Economics 96, no. 1:

79–94.

Guthrie, D. (2005). Organizational

Learning and Productivity: State

Structure and Foreign Investment in

the Rise of the Chinese Corporation.

Management and Organization

Review, 1(2), 165–195.

Hill, H. (1996). Indonesia’s industrial

policy and performance: β€˜Orthodoxy’

vindicated. Economic Development

and Cultural Change, 45(1), 147–

174.

Hsieh, C.T., and P. Klenow. (2009).

Misallocation and manufacturing

TFP in China and India. Quarterly

Journal of Economics 124, no. 4:

1403–48.

Hult, G. T. M., Ketchen, D. J., Jr., Griffith,

D. A., Chabowski, B. R., Hamman,

M. K., Johnson Dykes, B., et al.

(2008). An assessment of the

measurement of performance in

international business research.

Journal of International Business

Studies, 39(6), 1064–1080.

Indonesia, R. (2000). Keputusan Presiden

No 96 Th 2000 tentang Bidang Usaha

Yang Tertutup Dan Bidang Usaha

Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Tertentu Bagi Penanaman Modal.

Indonesia, R. (2007). Peraturan Presiden

No 77 Th 2007 tentang Daftar Bidang

Usaha Yang Tertutup Dan Bidang

Usaha Yang Terbuka Dengan

Persyaratan Di Bidang Penanaman

Modal.

Indonesia, R. (2010). Peraturan Presiden

No 36 Th 2010 tentang Daftar Bidang

Usaha Yang Tertutup Dan Bidang

Usaha Yang Terbuka Dengan

Persyaratan Di Bidang Penanaman

Modal.

Indonesia, R. (2014). Peraturan Presiden

No 39 Th 2014 tentang Daftar Bidang

Usaha Yang Tertutup Dan Bidang

Usaha Yang Terbuka Dengan

Persyaratan Di Bidang Penanaman

Modal.

Indonesia, R. (2016). Peraturan Presiden

No 44 Th 2016 tentang Daftar Bidang

Usaha Yang Tertutup Dan Bidang

Usaha Yang Terbuka Dengan

21

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020

Page 23: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

22

Persyaratan Di Bidang Penanaman

Modal.

Javorcik, B.S., and K. Saggi. (2010).

Technological asymmetry among

foreign investors and mode of entry.

Economic Inquiry 48, no. 2: 415–33.

Jiang, B-B, J. Laurenceson, and K. Tang.

(2008). Share reform and the

performance of China’s listed

companies. China Economic Review

19, no. 3: 489–501.

Johanson, J., & Vahlne, J.-E. (2013). The

Uppsala model on evolution of the

multinational business enterpriseβ€”

from internalization to coordination

of networks. International Marketing

Review, 30(3), 189–210.

Karabay, B., (2010). Foreign direct

investment and host country policies:

a rationale for using ownership

restrictions. J. Dev. Econ. 93 (2),

218–225.

Kedia, B., Gaffney, N., & Clampit, J.

(2012). EMNEs and knowledge-

seeking FDI. Management

International Review, 52(2), 155–

173.

Knight, G. A., & Cavusgil, S. T. (1996).

The born global firm: A challenge to

traditional internationalization

theory. Advances in International

Marketing, 8, 11–26.

Levinsohn, J., and A. Petrin. (2003).

Estimating production functions

using inputs to control for

unobservables. Review of Economic

Studies 70, no. 2: 317–42.

Li, P. P. (2010). Toward a learning-based

view of internationalization: The

accelerated trajectories of cross-

border learning for latecomers.

Journal of International

Management, 16(1), 43–59.

Lindblad, J. T. (2015). Foreign Direct

Investment in Indonesia: Fifty Years

of Discourse. Bulletin of Indonesian

Economic Studies, 51(2):217–237.

Liu, X., & Zou, H. (2008). The impact of

greenfield FDI and mergers and

acquisitions on innovation in Chinese

high-tech industries. Journal of

World Business, 43(3), 352–364.

Luo, Y., & Tung, R. L. (2007).

International expansion of emerging

market enterprises: A springboard

perspective. Journal of International

Business Studies, 38(5), 481–498.

Mathews, J. A. (2006). Dragon

multinationals: New players in 21st

century globalization. Asia Pacific

Journal of Management, 23(1), 5–27.

Nguyen, Q. (2011). The empirical literature

on multinational enterprises,

subsidiaries and performance.

Multinational Business Review,

19(1), 47–64.

Raff, H., Ryan, M., & StΓ€hler, F. (2009).

International Journal of Industrial

Organization Whole vs. shared

ownership of foreign affiliates β˜†, 27,

572–581.

Ramamurti, R. (2009). What we have

learned about emerging-market

MNEs? In R. Ramamurti & J. V.

Singh (Eds.), Emerging

22

Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 15, Iss. 2 [2020], Art. 3

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol15/iss2/3

Page 24: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan

23

multinationals in Emerging Markets.

New York: Cambridge University

Press.

Setiawan, M. (2019). International Review

of Applied Economics Dynamic

productivity growth and its

determinants in the Indonesian food

and beverages industry. International

Review of Applied Economics,

00(00), 1–15.

Suyanto, Salim, R. A., & Bloch, H. (2009).

Does Foreign Direct Investment Lead

to Productivity Spilloversβ€―? Firm

Level Evidence from Indonesia.

World Development, 37(12), 1861–

1876.

Takii, S. (2004). Productivity differentials

between local and foreign plants in

Indonesian manufacturing, 1995.

World Development 32, no. 11:

1957–69.

Teixeira, A. A. C., & Grande, M. (2012).

Entry mode choices of multinational

companies (MNCs) and host

countries’ corruptionβ€―. African

Journal of Business Management

Vol. 6(1), pp. XXX-XXX, July, 2012.

Tian, L., and S. Estrin. (2008). Retained

state ownership in Chinese PLCs:

Does government ownership always

reduce corporate value? Journal of

Comparative Economics 36, no. 1:

74–89.

United Nations Conference on Trade And

Development (UNCTAD). (2016).

World Investment Report 2016:

Investor Nationality: Policy

Challenges. Geneva: United Nations.

Welch, D. E., & Welch, L. S. (1995). The

internationalization process and

networks: A strategic management

perspective. Journal of International

Marketing, 4(3), 11–28.

World Trade Organization (1998). Trade

Policy Review Indonesia 1998 -

Report by the Secretary. Geneva :

WTO.

World Trade Organization (2013). Trade

Policy Review Indonesia 2013 -

Report by the Secretary. Geneva :

WTO.

Yiu, D., & Makino, S. (2002). The Choice

Between Joint Venture and Wholly

Owned Subsidiary: An Institutional

Perspective, (October 2017).

https://doi.org/10.1287/orsc.13.6.667

.494

Young, Stephan, J. Hamill, C. Wheeler and

J. R. Davies (1989), International

Market Entry and Development:

Strategies and Management.

Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Zhao, Hongxin, Luo, Yadong and Suh,

Taewon. (2004). Transaction cost

determinants and ownership-based

entry mode choiceβ€―: a meta-analytical

review, 35(6), 524–544.

23

Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Published by UI Scholars Hub, 2020