kontroversi kepemilikan maskapai lion air oleh asing - opini rontgen

19
STIKOM PROSIA Mengidentifikasi Arah Opini yang berkembang dalam “Kontroversi Kepemilikan Maskapai Lion Air oleh Asing” di 10 hasil pencarian teratas Google Indonesia oleh DICKY RINALDO 500014004

Upload: dicky-rinaldo

Post on 16-Jul-2015

1.402 views

Category:

Social Media


0 download

TRANSCRIPT

STIKOM PROSIA

Mengidentifikasi Arah Opini yang berkembang dalam

“Kontroversi Kepemilikan Maskapai Lion Air oleh Asing”

di 10 hasil pencarian teratas Google Indonesia

oleh

DICKY RINALDO

500014004

Daftar Isi

COVER

DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA

BAB I -Pendahuluan

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Identifikasi Masalah

Maksud dan Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

BAB II - Tinjauan Pustaka

Definisi Konsep

Teori-teori

Kerangka Pemikiran

BAB III - Metodeologi Penelitian

Lokasi dan Waktu

Pendekatan Metode

Objek yang diteliti

BAB I - Pendahuluan

Latar Belakang

PT Lion Mentari Airlines atau yang lebih dikenal dengan brand “Lion Air”

adalah salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar yang beroperasi

di Indonesia. Lion Air menjadikan Jakarta sebagai pusat operasinya. Per Juli

2010, Maskapai Lion Air telah melayani penerbangan ke 56 destinasi di

berbagai kota di Indonesia dan kebeberapa negara lain seperti Singapura,

Vietnam, Malaysia dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan

ini berada di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta.

Lion Air pernah membuat sejarah baru dalam dunia aviasi dengan

memesan 234 unit pesawat Airbus yang terdiri dari 109 unit jenis A230, 65

unit jenis A320, dan 60 unit jenis A321. Nilainya mencapai 18,4 miliar Euro

atau setara 230 triliun rupiah. Bahkan, proses pembelian ini disaksikan

langsung oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berada di Nusa

Dua Bali. Mantan CEO, sekaligus pemilik dari Lion Air, Rusdi

Kirana mengaku tidak mengeluarkan kocek sedikitpun untuk membeli

ratusan unit pesawat Airbus. Bermodalkan reputasi yang baik, Lion bisa

mengantongi pinjaman untuk pembelian pesawat tersebut yang berasal

dari lembaga keuangan Eropa yang mengurus kredit ekspor (ECA).

Didirikan oleh Rusdi Kirana dan bersama dengan sang kakak Kusnan Kirana,

awalnya hanya berbisnis perusahaan penjualan tiket Lion Tours. Dengan

bekal pengalaman menjual tiket inilah, dua bersaudara ini menyewa satu

pesawat Boeing 737-200, setelah mendapatkan izin penerbangan pada

Oktober 1999.

Pertengahan Oktober tahun 2014 beredar kabar bahwa nama pengusaha

Indonesia di perusahaan itu hanya "di atas kertas" sementara sejatinya

yang memodali perusahaan itu pemodal Asing, belakangan beredar kabar

bahwa Lin Air dimiliki oleh Temasek yang merupakan Holding BUMN milik

negara Singapura. Sehingga berdasarkan rumor tersebut, Lion Air

sebetulnya perusahaan asing yang beroperasi dengan bendera merah putih,

jadi sebenarnya Lion Air bukan dimiliki oleh Indonesia, mendasar beberapa

bukti dan kucirgaan beberapa pihak dengan kemampuan yang dimiliki Lion

Air dalam melakukan ekspansi bisnis, termasuk rencana Lion Air

menganggarkan Rp 5 triliun untuk membangun Bandara Halim

Perdanakusuma, Jakarta. Investasi tersebut juga digunakan untuk

menyediakan transportasi Monorail dari pusat perkantoran di Sudirman ke

Bandara Halim.

Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air mengatakan pembangunan bandara

dilakukan atas kerjasama Lion dan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara

(Inkopau) selaku pemilik lahan. Kedua pihak mendirikan perusahaan

patungan bernama PT Angkasa Transportindo Selaras yang membawahi

Bandara Halim.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul pertanyaan didalam diri

penyusun yaitu :

Kemana arah opini yang dihembuskan di 10 hasil pencarian teratas

Google Indonesia dengan keyword yang relavan baik dari segi kualitatif juga

kuantitatif traffic?

Berdasarkan dari permasalahan diatas, penyusun tertarik untuk meneliti

opini yang berhembus akhir-akhir ini, bukan sekedar perihal nasionalime

namun juga menitikberatkan kemana arah opini yang berkembang di

masyarakat, mengingat Lion Air adalah salah satu maskapai terbesar di

Indonesia dengan market share sekitar 50% menjadikan Lion Air berada

dalam posisi strategis kapitalisasi dalam bisnis aviasi. Aviasi adalah

jembatan bagi pembangunan di negara maritim dan berkembang seperti

Indonesia. Persaingan bisnis di Bidang Aviasi juga semakin ‘memerah’

karena perusahaan Low Cost Carrier juga semakin menjamur di Indonesia.

Identifikasi Masalah

Pernyataan Kepala Biro Kerja Sama Setprov Kaltim, Tri Murti Rahayu

tentang rencana ekspansi Lion Air yang bermitra dengan Panin Bank dan

Temasek Singapura. Karena menurutnya, Panin dalam membangun Bandara

di Kaltim menggandeng Temasek, perusahaan besar yang memiliki 75

persen saham di Lion Air sesungguhnya tidak berdasar. Pernyataan ini

disebutkan dalam

Desas desus kepemilikan Lion Air oleh asing ini berhembus sejak Lion Air

Group melalui anak perusahaan ATS berhasil menjadi pengelola Bandar

Udara Halim Perdana Kusuma menggantikan PT Angkasa Pura II (Persero).

Bandar Udara Halim Perdana Kusuma adalah base dari TNI AU, jadi bandara

tersebut merupakan asset militer Indonesia.

Citilink Pertanyakan Konsesi Lion di Halim, maskapai Citilink saat ini

melayani 18 kali penerbangan dalam sehari melalui Halim menuju Surabaya,

Yogyakarta, Palembang, Malang, Semarang, Balikpapan, dan Solo. Selain

Citilink, saat ini ada empat maskapai penerbangan lainnya yang

memanfaatkan Halim Perdanakusuma sebagai salah satu basis

penerbangannya, yaitu Pelita Air, Susi Air, Transnusa, dan Travira Air.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan guna sebagai syarat kelulusan dalam mata kuliah

Opini Public di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi PROSIA jurusan Penyiraran.

Selain itu, penulisan ini berguna untuk mengidentifikasi kemana arah opini

yang berkembang dalam kontroversi kepemilikan saham Lion Air oleh asing.

Manfaat Penelitian

Bagi kalangan bisnis guna sebagai penceraahan dalam

menentukan strategi bisnis.

Bagi kalangan birokrasi dan miter semoga bisa menjadi

sebuah acuan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Bagi kalangan akademik semoga menjadi acuan dalam

membentuk kecerdasan berpikir generasi bangsa selanjutnya.

BAB II - Tinjauan Pustaka

Definisi Konsep

Teori – teori

Teori Agenda setting yang dikemukkakan oleh MC Comb

menyatakan proses dimana media massa mampu menentukan apa

yang sedang publik pikirkan, ketika media massa dapat

mengarahkan sesuatu atau sebuah peristiwa yang dianggap penting

dan peristiwa mana yang tidak penting maka publik akan

terpengaruh. Dari teori tersebut kita biasa mengambil kesimpulan

bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal

lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa

besar arti penting diberikan kepada suatu isu atau topik dari cara

media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut,

terutama ke segala hal yang sangat sensitif oleh masyarakat.

Kerangka Pemikiran

Melalui Teori tersebut kita mendapatkan gambaran bahwa media berpengaruh

besar dalam menentukan pola pikir publik. Apalagi jika media tersebut

merupakan media yang paling popular dalam menggali informasi di masyarakat.

Menurut Covario Research, pada 2013 Indonesia memiliki 71.190.000

pengguna internet, itu merupakan sekitar 28 persen dari total jumlah

populasinya. Indonesia merupakan Negara pengguna Facebook terbesar

keempat di dunia dengan total pengguna aktif sebanyak 62 juta. Indonesia juga

merupakan peringkat kelima terbesar pengguna Twitter dengan 29 juta

pengguna Twitter pada tahun lalu.

Lebih dari 99 persen penduduk Indonesia memiliki sebuah telepon seluler, dan

tampaknya pertumbuhan pemasaran digital akan lebih berkembang dalam

tahun-tahun mendatang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Covario Research, Google adalah

raksasa mesin pencari paling terkemuka yang paling banyak digunakan di

Indonesia, baik pada PC dan smartphone, diikuti oleh mesin pencari Yahoo

pada posisi kedua.

Di Indonesia terdapat lebih dari 700 bahasa yang berbeda, dari mayoritas

tersebut bahasa Indonesialah yang paling banyak digunakan di Indonesia. Hal

tersebut karena secara teknis, Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang

menjadi bahasa persatuan secara nasional.

Berdasrkan data Covario Research, menunjukkan bahwa 50 persen dari kata

kunci peringkat di atas 30 berasal dari Google Indonesia.

Dalam grafik diatas, Google Indonesia English (Indonesia) yang

beralamat di http://www.google.co.id/.

Penggunaan search engine dalam melakukan pemetaan market

dinilai efektif karena secara psikologis pola pikir market telah

terbentuk dan mengarahkan pencarian ke situs web dengan mencari

tahu melalui kata kunci baik dengan memasukkan kata kunci merek

ataupun kata non-merek. Melalui pemilihan kata kunci berdasarkan

peluang pencarian permintaan terbesar dan halaman hasil

pencarina teratas di Google Indonesia penulis yakini mampu dalam

mencari tahu arah opini yang terjadi di ranah publik.

Analisis Peristiwa

Saat ini PT. Lion Mentari Airlines adalah salah satu perusahaan

penerbangan paling berkembang di dunia, rivalnya di Indonesia

antara lain AirAsia dan Citilink. Bahkan menurut CNN Indonesia,

Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan plat merah dan

yang terbaik di Indonesia saat mengalami kerugian sebesar Rp. 52, 8

Miliar akibat persaingan bisnis aviasi.

Meningkatnya golongan menengah baru di Indonesia tentu

berpengaruh terhadap peningkatan penjualan tiket pesawat, bonus

demografi yang didapat Indonesia juga menargetkan kelas ekonomi

dengan usia produktif untuk melanglang buana ke tempat-tempat

idaman mereka, tidak heran jika bisnis penjualan tiket pesawat

secara online kini kian manis, seperti PT. Voltras Indonesia yang

belakangan ini meluncurkan jauhdekat.com sebagai portal

penjualan tiket secara online, Garuda Indonesia juga tidak mau

ketinggalan, tahun ini juga menambah rekanan penjualan tiket

secara onlinenya melalui tiket.com demi meningkatkan angka 11%

dari penjualan onlinennya saat ini. Strategi penjualan online pun

telah lama dilakukan oleh AirAsia, sebagai perusahaan asing yang

berkespansi di Indonesia, AirAsia tidak pernah lelah memberikan

harga tiket yang tergolong sangat murah bahkan gratis pada waktu-

waktu tertentu. Kondisi ini membuat setiap perusahaan lokal dan

asing berlomba-lomba mencuri hati calon pelanggan. Kondisi seperti

ini yang membuat persaingan semakin ketat faktor kenyaman dan

keselamatan pun banyak diragukan, beberapa kecelakaan yang

beberapa tahun lalu sering terjadi ditambah faktor keuangan yang

tidak stabil membuat perusahaan-perusahaan penerbangan menjadi

colaps. Misalnya Adam Air, Mandala Air,Batavia Air bahkan

perusahaan plat merah Merpati Air.

BAB III - Metodeologi Penelitian

- Indikator Analisis

Keyword ‘lion air milik negara mana’ adalah salah satu hasil pencarian paling relevan

terbanyak di Google Indonesia dengan hasil sebanyak 205,000 web yang membahas.

Hal ini merupakan hasil research penulis meggunakan Uber Suggest, sebuah aplikasi

web yang beralamat di ubersuggetst.org yang memungkinkan kita bisa menganalisis

berbagai keyword yang paling seri dicari oleh pengguna internet di seluruh dunia. Dan

penuilis mendapatkan bahwa keyword ‘lion air milik negara mana’merupakan keyword

yang tepat dalam penelitian ini.

- Lokasi dan Waktu

Menganalisis hasil pencarian mesin pencari Goggle Indonesia dengan keyword “Lion

Air Milik Negara mana” hasil pencarian pada tanggal 27 Oktober 2014.

- Pendekatan Metode

- Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung terhadap arah opini

yang ada di 10 hasil pencarian mesin pencari Google.co.id dengan keyword

“Lion Air Milik Negara Mana”, terangkum hasil pencarian sebagai berikut :

-

- Objek yang diteliti

Arah opini di 10 hasil pencarian mesin pencari Google.co.id dengan keyword “Lion Air

Milik Negara Mana”.

BAB. IV - Analisis Opini

Kami menganalisis satu persatu opini public yang terdapat dalam hasil pencarian.

Berikut hasil pencarian dan analisisnya pada setiap halaman yang ditemukan.

1. Lion Air - Wikipedia bahasa Indonesia

Wikipedia Indonesia sebagai ensiklopedia onlne terbesar mendeskripsikan

tentang sejarah , armada dan galeri foto tentang maskapai Lion Air. Dalam

halaman ini dituliskan bahwa Rusdi Kirana merupakan orang penting yang ada

dalam tubuh organisasi Lion Air.

2. Lion Air Milik Singapura? - INILAH.com

Dalam laman milik inilah.com dipaparkan pendapat seorang pengusaha

nasional yang tidak mau disebutkan namanya, beliau sudah lebih dari dua

puluh tahun aktif sebagai anggota Kamar Dagang ASEAN. Dia berpendapat

bahwa Lion itu dimiliki oleh Singapura, dia mengidentifikasi bahwa nama Lion

Air dalam bahasa Inggris artinya Singa. Dan yang paling banyak menggunakan

nama Singa adalah Singapura. Dan menurutnya kalau di Indonesia, nama Singa

hampir tidak pernah digunakan. Dan dia tidak yakin dnegan kemampuan Lion

Air untuk bisa membeli 230 unit pesawat buatan Boeing secara mandiri.

Redaksi inilah.com juga menguatkan beberapa fakta seperti ekspansi Singapura

diselain bisnis penerbangan di negeri ini, Singapura diyakini semakin merangsek

ke berbagai bisnis vital dan strategis di Indonesia. Seperti bisnis keuangan dan

telekomunikasi. Sejumlah bank swasta nasional yang kolaps pada krisis

moneter 1998, telah berada di bawah kendali Singapura, seperti Bank

Danamon dan Bank Internasional Indonesia (BII). Singapura juga memiliki

saham 35% di PT Telkomsel, operator telepon seluler yang saat ini memiliki

pelanggan 140 juta. Terakhir redaksi juga mengutip data dari Wikipedia

Indonesia yang menyebutkan bahwa Lion didirikan pada Oktober 1999 oleh

kakak beradik Kusnan dan Rudi Kirana. Modalnya US$10 juta dan secara resmi

baru dioperasikan 30 Juni 2000. Kakak beradik ini tadinya mengelola bisnis

perjalanan Lion Tours, kalimat ini cenderung memiliki porsi yang lebih sedikit

jika dibandingkan dengan pemaparan melalui kalimat-kalimat sebelumnya di

artikel yang sama.

3. Kaskus.co.id - Lion Air Milik Singapura? Pengusaha Indonesia Pemiliknya hanya

"diatas kertas" saja?

Dalam lama kaskus.co.id yang merupakan forum online di Indonesia terdapat

pendapat beberapa pengguna yang diawali dnegan kutipan dari Inilah.com dan

liputan VivaNews yang membahas tentang kepemilikan maskapai Lion Air,

disebutkan bahwa dalam sebuah wawancara, Rusdi mengaku saat mendirikan

perusahaan hanya berbekal kepercayaan. Rusdi dan kakaknya, Kusnan Kirana,

awalnya hanya memiliki perusahaan penjualan tiket Lion Tours. Dengan bekal

pengalaman menjual tiket inilah, dua bersaudara ini menyewa satu pesawat

Boeing 737-200, setelah mendapatkan izin penerbangan pada Oktober 1999.

"Dari mana saya punya uang? Ini karena kepercayaan," katanya. Disebutkan

pula bahwa kini Rusdi dan kakaknya sudah masuk dalam daftar orang kaya

Indonesia dalam Forbes Asia. Hingga 2010, ia memiliki kekayaan US$580 juta

atau sekitar Rp5,5 triliun. Pengguna forum tersebut juga berpendapat bahwa

kontroversi kepemilikan Lion Air ini merupakan suara miring menyusul gagalnya

perusahaan Malaysia, AirAsia, mengandeng maskapai nasional Batavia Air

beberapa waktu lalu. Masuknya AirAsia memang bisa menjadikan pesaing

potensial bagi Lion Air. “Pertanyaannya, kalau ada kecurigaan Lion Air itu

modalnya berasal dari pengusaha Singapore, bagaimana dengan AirAsia

sendiri? apa tak menutup kemungkinan kalau pendanaan modalnya pun datang

dari Singapore pula” kata pengguna forum tersebut.

4. Lion Air Masuk Malaysia, Ini Tanggapan Bos AirAsia – Kompas

Dalam artikel ini dibahas pernyataan Tony Fernandes selaku pemilik Air Asia

mengenai ekspansi pasar yang dilakukan Lion Air ke Malaysia, Air Asia

merupakan salah satu kompetitor dari Lion Air karena keduanya memiliki

positioning yang sama. Seperti kita ketahui bahwa Malaysia adalah negara asal

dari Air Asia, dengan mengekspansinya Lion Air ke Malaysia dengan bendera

Malindo Air itu bisa diandaikan sebuah ancaman bagi maskapai Air Asia.

Menurut Tony, hal tersebut akan menjadi persaingan positif di dunia

penerbangan, khususnya di Malaysia. "Kita sudah teruji. Masuknya Malindo Air

sangat bagus untuk ASEAN. Saya merasa senang Lion Air masuk pasar di

Malaysia,"

Rusdi kurana juga memberikan pendapat mengenai harga tiket Malindo Air

yang digadang-gadang akan sama atau bahkan lebih murah dari Air Asia.

5. Profil Rusdi Kirana - Pendiri Perusahaan Penerbangan Lion -

orangterkayaindonesia.com

Dalam artikel ini dibahas mengenai profil Rusdi Kirana dan prestasi bisnisnya

dalam membesarkan Lion Air. Secara umum artikel dalam web ini dipandang

sebagai media berbagi informasi mengenai biografi tokoh di Indonesia.

6. Dahlan: Garuda Sulit Kalahkan Lion Air Dalam Urusan Jumlah Pesawat –

Detik.com

Artikel ini bersisi pernyataan pesimis dari menteri BUMN tentang Garuda

Indonesia yang sulit menandingin Lion Air dalam urusan jumlah pesawat,

dengan menyinngung regulasi di dalam BUMN yang tidak memungkinkan

Garuda Indonesia bisa berkekspansi dengan strategi sebebas Lion Air. Namun

garuda memiliki keunngulan lain seperti pelayanan, terang Dahlan Iskan.

7. 10 Maskapai Penerbangan Terbaik di Indonesia – KendiBerlian.com

KendiBerlian.com adalah sebuah situs yang concern dalam mebahas bisnis

travel, kali ini KendiBerlian.com membuat daftar 10 Maskapai Penerbangan

Terbaik di Indonesia. Dalam artiekl tersebut diposisikan bahwa Garuda

Indonesia mendapatkan peringkat pertama karena merupakan satu-satunya

maskapai yang sudah masuk ke jajaran maskapai bintang 4 menurut SkyTrax.

Di posisi ke dua adlah Lion Air, dianggap terbaik karena Lion Air dianggap

sukses berkespnasi menjadi sebuah perusahaan penerbangan yang besar,

bahkan market sharenya kini melebihi maskapai senior seperti Garuda

Indonesia. Prestasi pemesanan jumlah pesawat yang dilakukan Lion Air juga

dibahas disini.

8. Lion Air, Maskapai Milik Pengusaha Rusdi Kirana ‘Kuasai’ Bandara Soekarno

Hatta – SuaraPengusaha.com

Judul artikel dalam web ini secara gamblang disebutkan bahwa Lion Air dimiliki

oleh Rusdi Kirana, selian itu artikel ini juga membahas tentang pernyataan

Direktur Utama Angkasa Pura II, Tri Sunoko yang menargetkan Lion Air sudah

mulai beroperasi di terminal 1C pada Maret 2013. “Terminal 1C nantinya akan

dipakai oleh salah satunya adalah Lion Air. Saat ini sedang dalam proses. Ya

mudah-mudahan Maret,” ucap Tri.

Menurut artikel tersebut, rencana ini merupakan gagasan Menteri Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan untuk mengalihkan sebagian aktivitas

maskapai penerbangan Lion Air, maskapai milik Rusdi Kirana, dari terminal 1A

ke terminal 1C, karena mengingat factor kuantitas armada Lion Air yang

semakin bnayak sehingga dibutuhkan kapasitas yang lebih besar. Hal ini seolah

makin memperjelas dominasi maskapai Lion Air dalam bisnis penerbangan

nasional, mengingat market share yang diraih Lion Air dengan keunggulan 51%

membuat Lion Air menjadi penguasa dalam industri penerbangan domestik.

9. Lion Ancam Pindahkan Investasi ke Malaysia – IndoFlyer.Net

Indoflyer.net merupakan forum online Indonesia yang beranggotakan cabin

crew dari berbagai maskapai penerbangan dan masyarakat umum yang

concern terhadap dunia aviasi. Dalam forum ini dibahas tentang ancaman Lion

Air yang ingin memindahkan Investasi ke Malaysia lantaran sulitnya perizinan

dan juga persyaratan yang harus ditempuh Lion Air dalam membuat hanggar di

Indonesia. Bahkan pihak Angkasa Pura selaku pengelola meminta jatah saham

51% kepada Lion Air dalam bekerja sama membuat hanggar di Bandara Sam

Ratulangi. Pihak Lin Air pun kabarnya juga mendapat tawaran dari pemerintah

Malaysia untukmembangun hanggar di negaranya dengan perizinan yang lebih mudah .

Hal tersebut membuat para anggota forum saling membahas mengenai baik buruknya

mengenai langkah yang sdang dan akan diambil oleh Lion Air. Isu kepemilikan Lion Air

oleh asing tidak terlalu dibahas dalam forum ini.

10. Maskapai Malindo Milik Lion Air Dapat Pesawat Boeing 737 ke 7.500 –

Liputan6.com

Artikel ini membahas tentang Malindo Air yang beruntung mendapat pesawat

Boeing jenis 737 yang ke 7.500 sejak kelahirannya. Pesawat ini dibuat oleh

produsen pesawat terbang Boeing. Dalam artikel ini dibahas bahwa Malindo Air

yang merupakan anak salah satu maskapai milik Lion Air Group merupakan

perusahaan patungan dari maskapai penerbangan Indonesia, Lion Air dan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia, National and Aerospace and

Defence Industries (NADI).

Dari ringkasan kesepuluh artikel teratas tersebut penulis mendapatkan

segelintir data seperti :

1. Kebanyakan artikel di 10 web hasil pencarian teratas masih menunjukkan

bahwa public masih beropini bahwa Lion Air dimiliki oleh Indonesia, yakni oleh

keluarga Rusdi Kirana.

2. Malindo Air yang merupakan anak Usaha Lion Group dalam berkespansi di

Malaysia memang secara mayoritas dimiliki oleh BUMN Malaysia sebanyak 51%,

sedangkan siasnya dimiliki oleh Lion Air Indonesia sebanyak 49%. Dalam hal ini

sepertinya Air Asia merasa terusik dengan kehadiran Lion Air di Negara asalnya.

3. Lion Air memiliki kompetior pasar baik dari kalangan sesama maskapai Low

Cost Carrier seperti Air Asia dan Citilink, Lion Air juga memiliki kompetitor

Garuda Indonesia yang merupakan maskapai dengan pelayanan standar. Tapi

Lion Air berhasil mengungguli market share penerbangan domestic di Indonesia

sebesar 51% mengalahkan maskapai plat merah Garuda Indonesia dan

maskapai asing Air Asia.

4. Lion Air dinilai telah sukses merajai industri aviasi di ranah domestic maupun

global, terukti bahwa Lion Air berhasil mengusai market share local dan juga

berhasil mengukir sejarah jumlah pemesanan terbanyak yang dilakukan oleh

sebuah maskapai sepanjang sejarah.

BAB. V - Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dengan beberapa fakta yang ditemukan di hasil pencarian artikel bisa

disimpulakn bahwa persaingan bisnis aviasi di Indonesia sangat sengit, sehingga

opini-opini yang sensitive seperti kepemilikan perusahaan dan masalah

kedaulatan sangat bisa dijadikan amunisi dalam membentuk opini public yang

kemudian bisa merubah sudut pandang dan awareness public melalui opini

yang beredar.

2. Saran

Penulis menyarankan kepada PT. Lion Mentari Airlines agar terbuka kepada

public meski Lion Air adalah sebuah perusahaan privat. Hal ini mengingat kita

kepada teori jarum suntik oleh Mc Comb yang menyebutkan bahwa opini yang

terbangun melalui media massa mampu menentukan apa yang sedang publik

pikirkan, penggiringan opini yang tidak terkontrol akan hanya membuat citra

dari Lion Air menjadi jelek. Terutama apabila dari pihak Lion Air sendiri tidak

memberikan press release resmi kepada media massa baik secara langsung

atau melalui media campain seperti website. Sehingga media dan netizen bisa

mengkonfirmasi kebenaran opini yang berkembang di masyarakat.