pengaruh kelompok swabantu asieks dalam...

223
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA AGGREGATE IBU HAMIL DAN MENYUSUI DI WILAYAH KELURAHAN CURUG CIMANGGIS KOTA DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR OLEH ISTIANNA NURHIDAYATI 10068333804 PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN PEMINATAN KOMUNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DEPOK. JUNI 2014 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA AGGREGATE IBU HAMIL DAN MENYUSUI

DI WILAYAH KELURAHAN CURUG

CIMANGGIS KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR

OLEH

ISTIANNA NURHIDAYATI

10068333804

PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN

PEMINATAN KOMUNITAS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

DEPOK. JUNI 2014

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 2: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA AGGREGATE IBU HAMIL DAN MENYUSUI

DI WILAYAH KELURAHAN CURUG

CIMANGGIS KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ners Spesiali Keperawatan Komunitas

OLEH

ISTIANNA NURHIDAYATI

10068333804

SUPERVISOR

Dra.Junaiti Sahar,S.Kp., MaPP.Sc., P.hD

Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN

PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN

PEMINATAN KOMUNITAS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

DEPOK, JUNI 2014

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 3: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 4: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

iv

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 5: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kuasa dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir yang berjudul “Pengaruh

kelompok swabantu ASIEKs sebagai strategi intervensi dalam peningkatan perilaku

memberikan ASI Eksklusif pada Aggregate Ibu hamil dan menyusui di wilayah

Kelurahan Cimanggis kota Depok. Karya Ilmiah Ini ini merupakan salah satu syarat

untuk mencapai gelar Ners spesialis Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu

Keperawatan di Universitas Indonesia.

Penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak baik moril maupun materil, maka dengan rendah hati pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada: Dra. Junaiti Sahar,S.Kp.,M.App.SC.,PhD selaku Dekan

Fakultas Ilmu Keperawatan dan supervisor utama, pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi sejak awal penulisan hingga

terselesaikannya karya ilmiah dengan penuh pengertian dan kesabaran. Terimakasih

dan penghargaan yang sama penulis sampaikan kepada: Wiwin Wiarsih, S.Kp.,M.N

selaku supervisor dan pembimbing II, yang telah membimbing, mengarahkan, dan

banyak memberikan masukan dalam pembuatan karya ilmiah.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan, tenaga, sumbangan pemikiran, dukungan moril,

sarana dan dana, selama penyelesaian karya ilmiah ini kepada:

1. Henny Permatasari, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.Kom. selaku Ketua Program

Studi Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia sekaligus pembimbing dan supervisor praktik residensi I dan II.

2. Widiyatuti,M.Kep.,Sp.Kom; Poppy Fitriyani,M.Kep.,Sp.Kep.Kom; Agus

Setiawan,S.Kp,MN.,DN selaku pembimbing dan supervisor praktik residensi

I dan II, yang telah memberikan banyak masukan, saran selama praktik

residensi Keperawatan Komunitasi.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 6: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

vi

3. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Ilmu keperawatan Universitas

Indonesia.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok yang telah memberikan ijin praktik di

wilayah kerja Dinas Kesehatan kota Depok.

5. Kepala Puskesmas Cimanggis, yang telah memberikan ijin praktik residensi

di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis.

6. Kepala Kelurahan Curug, yang telah memberikan ijin praktik residensi di

wilayah kelurahan Curug.

7. Saifudin Zukhri, SKp.,M.Kes ketua Stikes Muhammadiayah klaten periode

2009 - 2013 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melanjutkan studi dan memfasilitasi keperluan studi.

8. Ns.Sri Sat Titi Hamranani,S.Kep.,M.Kep ketua STIKES Muhammadiyah

Klaten periode 2014-2018 yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melanjutkan studi dan memfasilitasi keperluan studi.

9. Imamku dan tiga bidadari kecilku, atas pengertian, dukungan doa, cinta dan

kesabarannya selama studi di Fakultas Ilmu Keperawatan.

10. Ibuku tercinta, terimakasih untuk semua doa yang engkau panjatkan untukku,

saat engkau sakit, sampai akhir hayatmu doa untuk kami tak pernah lupa

engkau panjatkan kehadiratNya, Robb tempatkan Ibu dan Bapakku di surga

Mu Amin.

11. Rekan-rekan mahasiswa residen keperawatan komunitas, yang senantiasa

kompak, membantu, memotivasi dan kebersamaan yang indah ber-13

bersama praktik residensi di tahun 2013.

12. Seluruh dosen dan civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Klaten yang selalu memberikan dukungan dan

semangat pada penulis untuk menyelesaikan studi.

13. Seluruh kader kesehatan, ibu hamil dan menyusui di RW 04, 08 dan 10

Kelurahan Curug, terimakasih telah terlibat aktif dalam praktik residensi saya

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

mendukung praktik residensi dan penyusunan Karya Ilmiah ini.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 7: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

vii

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Penulis mengharapkan masukan dan saran untuk

menyempurnakan KIA ini, karena penulis menyadari KIA ini perlu perbaikan.

Semoga KIA ini memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan keperawatan

khususnya Keperawatan Komunitas.

Depok, Juni2014

Penulis

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 8: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 9: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

ix

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN

PEMINATAN NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

Karya Ilmiah Akhir, Juni 2014

PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM MENINGKATKAN

PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA AGGREGATE IBU HAMIL

DAN MENYUSUI DI WILAYAH KELURAHAN CURUG CIMANGGIS KOTA

DEPOK

ix + 139 halaman + 1 tabel + 2 gambar + 4 skema+ 9 lampiran

Istianna Nurhidayati

ABSTRAK

Pemberian ASI eksklusif yang cenderung menurun, menimbulkan berbagai masalah

kesehatan pada bayi. Ibu harus memiliki kemampuan, komitmen dan memperoleh

dukungan untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Salah satu upaya untuk

menumbuhkan komitmen dan memberikan dukungan pada ibu adalah dengan

kegiatan kelompok swabantu ASI eksklusif (KS-ASIEKs). Penulisan Karya Ilmiah

ini bertujuan untuk melihat gambaran pengaruh KS-ASIKs dalam meningkatkan

perilaku pemberian ASI eksklusif. Metode yang dilakukan dengan melibatkan

pelayanan keperawatan, kelompok ibu hamil dan menyusui serta keluarga yang

memiliki ibu hamil dan menyusui. Hasil intervensi adalah terdapat pengaruh yang

signifikan ibu hamil dan menyusui yang mengikuti kegiatan KS-ASIEKs dengan

perilaku pemberian ASI eksklusif (p<0,005). Kelompok swabantu ASI eksklusif

sebagai intervensi keperawatan efektif dalam meningkatkan perilaku pemberian ASI

dengan memberikan dukungan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu. Perawat

Perkesmas dapat menggunakan intervensi KS-ASIEKs pada asuhan meternal yang

berujuan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif.

Kata kunci : Kelompok swabantu, ASI Eksklusif, asuhan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 10: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

x

NURSING PROGRAM SPECIALIST

COMMUNITY NURSING SPECIALISATION

NURSING FACULTY

UNIVERSITY OF INDONESIA

Final Scientific Work, June 2014

THE EFFECTYVENESS SELF-HELP GROUPS ASIEKs INFLUENCE

PREGNANT AND LACTATING MOTHER AGGREGATE BEHAVIOR TO GIVE

EXCLUSIVELY BREASTFEEDING IN THE CURUG VILLAGE CIMANGGIS

DEPOK

xii + 139 pages + 1 table + 2 pictures + 4 + 9 attachment scheme

Istianna Nurhidayati

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is decreas, causing various health problems in infants. Mom

must have the ability, commitment and the support to continue to provide exclusive

breastfeeding. One effort to foster commitment and support to the mother is

breastfeeding exclusively self-help group activities (KS-ASIEKs). Scientific Writing

aims to given on overview the effect of KS-ASIKs to increasing exclusive

breastfeeding behavior. The method were carried out with the involvement of

nursing services, a group of pregnant women and lactating mothers and families who

have become pregnant and lactating. The results of the intervention was a significant

difference pregnant and lactating women who follow the activities of KS-ASIEKs

with exclusive breastfeeding behavior (p <0.005). Exclusive breast self-help groups

as a nursing intervention is effective in improving breastfeeding behavior by

providing support and enhance the confidence of the mother. PHN Nurses can use

the KS-ASIEKs intervention in the meternal care to increase exclusive breastfeeding.

Keywords: self-help groups, exclusive breastfeeding, care

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 11: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

I

HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..............................................

v

KATA PENGANTAR ..................................................................................

vi

HALAMAN ABSTRAK ..............................................................................

ix

DAFTAR ISI .................................................................................................

xi

DAFTAR SKEMA ........................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

.

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................

1.2 Tujuan ............................................................................................

1.3 Manfaat ..........................................................................................

1

8

9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Ibu Hamil dan Menyusui sebagai Aggregate Berisiko

2.2 Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam

Peningkatan Pemberian ASI.........................................................

2.3 Asuhan Keperawatan Komunitas ..................................................

2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga .....................................................

2.5 Peran dan Fungsi perawat Komunitas dalam Pemberian ASI

Eksklusif .......................................................................................

11

15

22

46

60

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 12: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

xii

BAB 3 KERANGKA KERJA DAN PROFIL WILAYAH

3.1 Kerangka Konsep KIA...................................................................

3.2 Profil Wilayah ...............................................................................

3.3 Kelompok Swabantu ASI Eksklusif...............................................

65

70

71

BAB 4 PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

AGGREGATE IBU HAMIL DAN MENYUSUI DALAM UPAYA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RW 04,08 DAN 10 KELURAHAN

CURUG

4.1 Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas .....

4.2 Pengelolaan Asuhan Keperawatan Komunitas .............................

4.3 Pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga ...............................

78

100

112

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Analisa Pencapaian Kesenjangan ................................................

5.2 Keterbatasan dalam Intervensi Keperawatan ................................

5.3 Implikasi Keperawatan ..................................................................

128

145

146

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ........................................................................................

6.2 Saran ..............................................................................................

148

149

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 13: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Skema Kerangka Kerja ....................................................... 69

Skema 4.1 Skema Fish Bone ................................................................. 81

Skema 4.2 Skema Web of Caution Komunitas ..................................... 96

Skema 4.3 Skema Web of Caution Keluarga ........................................ 110

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 14: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

xiv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 4.1 Tingkat Kemandirian Keluarga ......................................... 120

Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ...................................................... 24

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 15: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penapisan masalah Pengelolaan Manajemen

PelayananKeperawatan

Lampiran 2 Penapisan Masalah Asuhan Keperawatan Komunitas

Lampiran 3 Penapisan Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

Lampiran 4 Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada kelompok Ibu

hamil dan Menyusui

Lampiran 5 Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada keluarga dengan

Ibu hamil dan Menyusui

Lampiran 6 Contoh rencana usulan kegiatan Puskesmas

Lampiran 7 Contoh rencana usulan kegiatan Perkesmas

Lampiran 8 Buku modul Fasilitator KS-ASIEKs

Lampiran 9 Buku Kerja Kader Pendukung ASI Eksklusif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 16: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini menjabarkan latar belakang disertai evidence based yang mendukung

masalah pemberian ASI, program yang telah dilakukan pemerintah dan dinas

kesehatan, inovasi meningkatkan pemberian ASI serta hasil inovasi, tujuan yang

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, serta manfaat penulisan Karya

Ilmiah Akhir.

1.1 Latar Belakang

Millennium Development Goals (MDGs) menyepakati delapan tujuan yang harus

dicapai oleh negara-negara di dunia. Tujuan ke empat dari MDGs adalah

menurunkan angka kematian bayi di dunia. Pemberian ASI memberikan dampak

yang signifikan dalam menurunkan angka kematian bayi. Pemberian ASI selama

6 bulan di dunia berkisar antara 1% sampai 89% (WHO, 2012). Data statistic

United Nations Children’s Fund (UNICEF) (2013) memaparkan rata-rata

pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan di wilayah Afika 47%, Asia

31%, Amerika Latin dan Caribia 48%, dan total rata-rata di dunia adalah 39%.

Centers for Disease Control and Prevention’s (CDC)(2012) memaparkan tingkat

pemberian ASI eksklusif 6 bulan naik dari 35% menjadi 49%, tingkat

pemberian ASI selama 1 tahun naik dari 16% menjadi 27%. Data World Health

Organisation (WHO) (2010) menunjukkan bahwa angka pemberian ASI

eksklusif enam bulan pertama di dunia sebesar 38%, dengan persentase tiga

wilayah paling tinggi adalah Asia Selatan (45%), Asia Timur (43%), dan negara

berkembang (38%). Indonesia berada dalam kelompok capaian negara

berkembang.

Profil kesehatan Indonesia memaparkan persentase pemberian ASI eksklusif pada

bayi 0-6 bulan tahun 2010 mencapai 61, 3% , tahun 2011 mencapai 61,5% ,

tahun 2012 sebesar 48,6% (Kementrian Kesehatan RI, 2010, 2011,2012).

Terjadinya penurunan yang signifikan menyebabkan angka kejadian kasus diare

pada tahun 2012 sebesar 1.585, dan menunjukkan kenaikan Case Fatality Rate

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 17: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

2

Universitas Indonesia

(CFR) diare sebesar 1.45% dan angka CFR tahun 2012 menunjukkan tidak

tercapainya target CFR (<1%) (Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Provinsi Jawa Barat cakupan pemberian ASI pada tahun 2012 sebesar 47,8%

(Kemenkes, 2013) angka ini menunjukkan penurunan drastis jika dibandingkan

dengan cakupan pemberian ASI di Provinsi Jawa Barat tahun 2010 sebesar 67,3%

(Kemenkes, 2011). Di Kota Depok persentase ASI eksklusif 38% (Dinkes

Depok, 2012). Di Puskesmas Cimanggis cakupan pemberian ASI eksklusif

sebesar 49.9%. Di kelurahan Curug pemberian ASI eksklusif sebesar 51.1%

(Profil Puskesmas Cimanggis, 2012). Angka cakupan ASI di Depok mengalami

penurunan jika dibandingkan tahun 2010 sebesar 39,6%. Penurunan angka

pemberian ASI eksklusif ini berdampak pada kejadian pneumonia bayi < 1 tahun

di Jawa barat sebesar 68.692 kasus dan meninggal sebanyak 53 bayi. Merujuk

data masih rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indoneia, provini Jawa Barat,

dan di Kota Depok, maka diperlukan upaya peningkatan pemberian ASI di

masyarakat. Sasaran upaya pemberian ASI eksklusif adalah ibu hamil dan

menyusui.

Kelompok ibu hamil dan menyusui termasuk dalam population at risk.

Population at risk adalah kelompok yang memiliki peluang untuk lebih cepat

mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan pada ibu hamil dan menyusui

muncul karena interaksi faktor resiko dengan dimensi biologi dan usia, faktor

risiko perilaku dan faktor risiko lingkungan (Stanhope & Lancaster, 2010). Pada

karya ilmiah ini ibu hamil dan menyusui berada dalam kelompok risiko, karena

ibu hamil dan menyusui yang memperoleh asuhan belum terputus pemberian ASI

eksklusif pada bayi mereka. Faktor risiko biologi pada ibu hamil dan menyusui

adalah bentuk puting susu ibu, kesiapan ibu berperan menjadi ibu, kecemasan

ibu. Faktor perilaku pada ibu menyusui perilaku diit ibu, ibu bekerja sehingga

menganggap menyusui adalah hal yang merepotkan. Faktor lingkungan pada ibu

hamil dan menyusui yang berpengaruh adalah sulitnya mendapatkan pelayanan

konseling laktasi, dukungan keluarga dan masyarakat untuk tetap memberikan

ASI.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 18: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

3

Universitas Indonesia

Saleh dan Noer (2011) mengatakan faktor yang mempengaruhi praktik pemberian

ASI eksklisif adalah pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang masih rendah, ibu

bekerja, dukungan suami yang kurang, dan peran tenaga kesehatan yang masih

kurang. Sholihah., at all (2010) menyimpulkan dalam penelitiannya faktor

dominan yang mempengaruhi ibu memberikan ASI adalah pendidikan ibu.

Rahmah (2011) melakukan studi fenomenologi : Atribusi tentang kegagalan

pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja menyimpulkan faktor penyebab yang

sifatnya internal, tidak stabil dan dapat dikendalikan adalah kondisi psikis ibu

yang mengalami stres, kurangnya usaha atau persiapan ibu semasa kehamilan,

kurangnya pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi, kurangnya keterampilan

menyusui, kurangnya ketekunan dan kesabaran dalam berlatih menyusui, perepsi

yang salah tentang menyusui, dan tidak adanya motivasi untuk menyusui.

Centre for Breastfeeding Education (2011) mengemukakan bahwa ibu menyusui

masih beranggapan bahwa menyusui dapat membuat ibu tidak bebas beraktivitas.

Selain itu, adanya anggapan pada ibu menyusui bahwa memberikan susu dengan

menggunakan botol lebih mudah dibandingkan dengan menyusui secara langsung

(Centre for Breastfeeding Education, 2011). Faktor risiko sosial ekonomi

ditunjukkan dari hasil survey di Inggris bahwa 17% perempuan memilih

memberikan ASI karena ASI lebih murah dari susu botol dan 25% perempuan

memilih untuk memberikan susu botol kepada bayi mereka karena ingin kembali

bekerja untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga (Moddy, Britten, & Hogg,

2006). Peningkatan jumlah wanita bekerja, dan kurang tersosialisasinya manfaat

asi untuk ibu dan bayi menyebabkan ibu memilih untuk tidak memberikan ASI

setelah masa cuti berakhir. Kurangnya pemberian ASI eksklusif pada bayi

berdampak pada angka kematian bayi, kejadian kasus diare pada bayi, dan

penumonia pada bayi. Masalah kematian bayi, diare pada bayi dan pneumonia

harus mendapatkan intervensi di masyarakat.

Lancet (2003) menyatakan intervensi yang direkomendasikan untuk mengurangi

angka kematian bayi (AKB), kejadian diare dan pneumonia pada bayi adalah

pemberian ASI 6-11 bulan. Anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih

mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 19: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

4

Universitas Indonesia

dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui pada hari pertama setelah

lahir dapat mengurangi risiko kematian baru lahir hingga 45 persen (Unicef,

2013).

Beberapa penelitian yang mengembangkan intervensi untuk mengatasi masalah

pemberian ASI eksklusif telah dilakukan. Chapman, Dami, Perez-Escamilla

(2004) menjelaskan dukungan sebaya memungkinkan terjadinya pendekatan

yang efektif untuk mempromosikan pemberian ASI pada perempuan dengan

berbagai latar belakang sosial ekonomi. Wright, Parkinson, Drewett (2004)

menyimpulkan ibu menyusui akan tetap memberian ASInya setelah mendapat

saran dari teman sebayanya. Chung, at all (2008) menjelaskan dukungan sebaya

pada ibu menyusui merupakan sumber dukungan dan memotivasi ibu untuk

menyusui dibandingkan dengan pemberian pendidikan kesehatan terstuktur

tentang manajemen laktasi. Kistin, Abramson, Dublin (1994) menyimpulkan

perempuan yang ikut aktif dalam diskusi kelompok sebaya memberikan ASI lebih

lama dibandingkan yang tidak mengikuti. Study untuk mengatasi rendahnya

pemberian ASI eksklusif telah dilakukan dan dapat dijadikan sebagai acuan

pemerintah dalam mengembangkan program peningkatan pemberian ASI

eksklusif.

Pemerintah Indonesia telah men jalankan program upaya untuk memecahkan

masalah kurangnya pemberian ASI eksklusif yaitu: 1) pemberlakuan Peraturan

Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif; 2)

melakukan pelatihan konseling menyusui dan konseling Makanan Pendamping

ASI (MP-ASI); 3) melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

(LMKM); 4) sosialisasi dan kampanye ASI eksklusif; 5) Komunikasi Informasi

dan Edukasi (KIE) melalui media cetak dan elektronik; 6) pemberdayaan ibu,

keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI melalui program

keluarga sadar gizi (KADARZI); 7) bekerjasama dengan lintas sektor terkait

dalam pengawasan pemasaran susu formula dan produk makanan bayi sesuai

standar produk makanan (codex alimentarius); 8)advokasi dan promosi

peningkatan pemberian ASI (Kementrian Kesehatan, 2013). Program Dinas

kesehatan Kota Depok untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif dari 36%

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 20: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

5

Universitas Indonesia

menjadi 40 % di tahun 2013 adalah pelatihan konselor laktasi, pendampingan

kerja Puskesmas, pembinaan KP ASI, pembentukan ruang menyusui, penyuluhan

ASI di perusahaan, evaluasi KP ASI. Di Puskesmas Cimanggis program yang

dilaksanakan adalah pelatihan kader tentang KP ASI.

Pelaksanaan program peningkatan pemberian ASI belum dilaksanakan secara

optimal. Belum ada kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk

meningkatkan cakupan ASI. Program Perkesmas untuk asuhan maternal belum

dijalankan. Pelatihan konselor dan manajemen laktasi belum melibatkan

perawat. Perencanaan program operasional tahunan capaian asuhan maternal

belum ditetapkan, di tingkat dinas kota Depok. Keterbatasan sumber daya

manusia untuk melaksanakan program (Nurhidayati, 2014). Untuk meningkatkan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kota Depok diperlukan keterlibatan semua

petugas kesehatan. Salah satu petugas kesehatan yang berkontribusi adalah

perawat komunitas.

Perawat komunitas supaya dapat menjalankan upaya kesehatan di masyarakat

dapat menggunakan pendekatan Community Health Nursing (CHN) yaitu dengan

mengkombinasikan ketrampilan klinis berbasis populasi dan pengetahuan yang

mendukung CHN. Aumann (2008) mendefinisikan perawat komunitas adalah

spesialisasi dalam disiplin ilmu keperawatan yang diakui berdasarkan body

knowlege dan teori dari Nigtingale 1868. Pendekatan dan pengembangan teori dan

konseptual telah mewujudkan paradigma keperawatan. Paradigma tersebut

menguraikan hubungan antara orang, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.

Kecenderungan saat ini praktek berbasis bukti dikembangkan di keperawatan

komunitas. Praktik berbasis bukti dapat digunakan untuk memperbaiki strategi

intervensi menyelesaikan masalah komunitas.

Strategi intervensi yang telah dikembangkan adalah dengan pendidikan kesehatan,

kemitraan, proses kelompok dan pemberdayaan. Stanhope dan Lancaster (2010)

mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah kegiatan dalam rangka upaya

promotif dan preventif yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sehat dengan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 21: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

6

Universitas Indonesia

melakukan penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi masyarakat.

Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama aktif antara perawat

komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan program. Bentuk kegiatannya

adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing dilakukan untuk saling menguntungkan

(Stanhope & Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Empowering

atau pemberdayaan adalah suatu kegiatan keperawatan komunitas dengan

melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada di

komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah (Stanhope

& Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Proses kelompok adalah

suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan bersamaan dengan

masyarakat melalui pembentukan peer atau sosial support berdasar kondisi dan

kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber &

Thomas, 1999).

.

Proses kelompok untuk meningkatan pemberian ASI eksklusif di masyarakat

yang telah dikembangkan oleh Infant and Young Child Nutrition (IYCN) adalah

“Mother to Mother Support Groups” (MtMSG) di Dadaab camp pengungsian

Somalia. Program MtMSG ini dilakukan di Dadaab camp karena banyaknya

pengungsi adalah ibu dan bayi, jumlah bayi yang banyak dan perubahan status

kesehatan bayi yang terjadi di camp pengungsian. Program ini dirancang supaya

masyarakat mampu mengidentifikasi masalah mereka dan dapat memecahkan

masalah, menerima dukungan, dan meningkat kepercayaan diri untuk

memberikan ASI secara eksklusif. Program aplikasi dari MtMSG di Dadaap

camp dapat meningkatkan inisiasi menyusui dini dari 66,2% pada tahun 2007

menjadi 76,5% pada tahun 2008. Pemberian ASI eksklusif dari 4.1% menjadi

25.6% di tahun yang sama. Pengenalan makanan pada bayi pada usia 6 bulan dari

53,8% menjadi 68.9% .Pemberian ASI yang dilajutkan sampai 1 tahun dari 35%

menjadi 54.4% (LINKAGES, 2010). Program peningkatan pemberian ASI

eksklusif yang dilakukan oleh pemerintah sebagian besar ditujukan kepada kader

kesehatan. Kader setelah mengikuti kegiatan diharapkan mampu menyebar

luaskan pada masyarakat, namun tidak semua kader mampu membagi pengalaman

dan ilmunya di masyarakat. Program langsung pada sasaran ibu hamil untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 22: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

7

Universitas Indonesia

mempersiapkan diri menyusui belum banyak di kembangkan di Indonesia. Seperti

halnya di kelurahan Curug.

Fenomena di kelurahan Curug kecamatan Cimanggis berkaitan dengan pemberian

ASI eksklusif diantaranya belum ada wadah untuk membantu ibu hamil dan

menyusui mengatasi masalah. Perencanaan kegiatan program ASI dilaksanakan

setiap tahun oleh programer Gizi di Tingkat Dinas Kesehatan Kota Depok, dengan

rancangan anggaran sampai di tingkat Puskesmas. Kader kelurahan Curug belum

memiliki perencanaan kegiatan KPASI (Kelompok Pendukung ASI), kader hanya

menyarankankan ibu menyusui bayinya secara eksklusif pada pelaksanaan

kegiatan posyandu jika ada ibu baru melahirkan datang ke posyandu. Kader belum

memiliki perencanaan penyuluhan di posyandu (meja 4). Pelaksanaan dan

perencanaan pemberian ASI eksklusif digabung dengan program Kadarzi

(Nurhidayati, 2014).

Hasil FGD kader kesehatan yang telah mengikuti pelatihan KPPASI di

Puskesmas diperoleh tema : 1) tidak tahu kegiatan KP ASI; 2) belum terbentuk

organisasi KP ASI; 3) kurang percaya diri berbicara didepan umum 4) kurang

kemampuan cara komunikasi di dalam kelompok; 5) dinamika kelompok belum

baik; 6) komunikasi 1arah, 7) kurang percaya diri, 8) belum optimal melakukan

pencatatan pemberian ASI eksklusif (Nurhidayati, 2014). Hasil FGD pada ibu

menyusui menyusui dan ibu hamil di kelurahan Curug diperoleh tema :1) tidak

dipahami IM; 2) ASI tidak cukup, 3) disarankan orang tua; 4) puting susu lecet.

Tujuan dilakukan FGD pada ibu hamil dan menyusui adalah untuk menggali

permasalahan pengetahuan IMD: penyebab memberikan susu formula atau

pemberian makan dini pada bayi, yang menganjurkan pemberian susu formula

dan makan dini, serta masalah yang terjadi selama menyusui

Berdasarkan fenomena dan sintesis dari intervensi MtMSG di Dadaap Camp,

dukungan sosial dengan proses kelompok, dan perilaku positif diatas penulis

membuat inovasi intervensi keperawatan komunitas dengan proses kelompok.

Kelompok yang di bentuk adalah Kelompok Swabantu ASI Eksklusif (KS-

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 23: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

8

Universitas Indonesia

ASIEKs).

Kegiatan pertemuan KS-ASIEKs di kelurahan Curug dilakukan tiap 2 (dua)

minggu sekali. KS-ASIEKs beranggotakan10-15 orang tiap kelompok terdiri

dari ibu hamil trimester 3 dan ibu menyusui bayi usia 0-1 tahun, tiap kelompok

melaksanakan 8 pertemuan dengan topik tentang kehamilan, menyusui dan

masalah menyusui. KS-ASIEKs di kelurahan Curug kegiatan rutin melibatkan

kader kesehatan sebagai karena masih kurangnya pengetahuan serta motivasi dari

anggota. Kader kesehatan berfungsi sebagai kelompok pendukung kegiatan KS-

ASIEKs dan fasilitator pertemuan.

Hasil kegiatan inovasi intervensi KS-ASIEKs dikelurahan Curug adalah

terbentuk tiga (3) KS-ASIEKs di kelurahan Curug, terjadi peningkatan 15%

kemampuan kader, terjadi peningkatan 25% kemampuan ibu hamil dan menyusui

setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs, terjadi peningkatan 27,8% kepercayaan

diri ibu, terjadi peningkatan 28% dukungan ayah dalam memberikan ASI

eksklusif dan terjadi peningkatan kemandirian keluarga (KM) dari KM I menjadi

KM IV sebanyak 40%

1.2 Tujuan Umum dan Khusus

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan gambaran tentang pengaruh KS-ASIEKs terhadap perilaku

ibu hamil dan menyusui dalam memberikan ASI eksklusif di Kelurahan

Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 24: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

9

Universitas Indonesia

1.2.2 Tujuan khusus

1.2.2.1 Peningkatan kemampuan (Pengetahuan, sikap dan ketrampilan) kader

sebagai Fasilitator kegiatan KS-ASIEKs

1.2.2.2 Peningkatan pelaksanaan kegiatan KS-ASIEKs (pertemuan rutin,

keaktifan fasilitator, keaktifan anggota KS-ASI)

1.2.2.3 Peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) anggota

KS-ASIEKs di

1.2.2.4 Peningkatan kepercayaan diri anggota KS-ASIEKs dalam memberikan

ASI Eksklusif

1.2.2.5 Peningkatan dukungan keluarga (suami) dalam pemberian ASI eksklusif

1.2.2.6 Peningkatan kemandirian keluarga dalam mencegah diskontinuitas

pemberian ASI eksklusif

1.2.2.7 Peningkatan pemberian ASI eksklusif pada masyarakat (aggregat dan

keluarga)

1.3 Manfaat

1.3.1. Pengambil Kebijakan :

1.3.1.1Dinas Kesehatan Kota Depok

Mendukung terlaksananya program Perkesmas di kota Depok, dan

menempatkan program perkesmas sebagai program wajib Puskesmas,

sehingga pelaksanaan kegiatan KS-ASIEKs lebih optimal.

1.3.1.2 Pemerintah Kota Depok

Mendukung terlaksananya program Perkesmas di Kota Depok, dan

memberikan kesempatan seluas-luasnya perawat untuk meningkatkan

pendidikan, sehingga pengembangan diri dan kemampuan perawat di kota

Depok meningkat.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 25: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

10

Universitas Indonesia

1.3.2 Pelayanan kesehatan Dalam Keperawatan

1.3.2.1 Puskesmas Kecamatan Cimanggis

Kegiatan kelompok swabantu ASI dapat menjalankan upaya preventif,

dan promotif. Puskesmas Cimanggis dapat meningkatkan cakupan,

mereplikasi kegiatan KS-ASIEKs untuk meningkatkan pemberian ASI

eksklusif di wilayah Puskesmas Cimanggis.

1.3.2.2 Perawat Komunitas

Perawat Perkesmas Puskesmas Cimanggis dapat mengembangkan program

pelayanan dan asuhan keperawatan kelompok, khususnya asuhan

maternal sebagai upaya pencapaian indikator standar pelayanan minimal

bidang kesehatan

1.3.2.3 Keluarga dan masyarakat

Kelompok Swabantu ASI dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan ibu hamil dan ibu menyusui serta kemadirian keluarga dalam

memberikan ASI eksklusif.

1.3.3 Perkembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan program praktik keperawatan komunitas KS-ASIEKs

sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas yang efektif dengan

sasaran komunitas dan keluarga dalam upaya promotif dan preventif pada

ibu hamil dan menyusui. Penerapan KS-ASIEKs dapat dijadikan

intervensi keperawatan komunitas yang lebih efektif dalam upaya

meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan mencegah diskontinuitas

menyusui.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 26: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

11 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan mengenai kelompok ibu hamil dan menyusui sebagai

aggregate berisiko, dukungan sosial pada ibu menyusui, proses kelompok dan

perilaku positif dalam menyusui yang terintegrasi dalam intervensi keperawatan

komunitas, model Community As Partner (CAP), serta Family Centered Nursing

(FCN) dalam memberikan memberikan asuhan keperawatan komunitas pada

aggregate ibu menyusui.

2.1 Kelompok Ibu Hamil dan Menyusui sebagai Aggregate Berisiko

Aggregate adalah sekumpulan individu yang berinteraksi di suatu daerah atau

mempunyai karakteristik khusus dan menjadi bagian dari masyarakat (Stanhope &

Lancaster, 2010). Hitchcock, Schubert dan Thomas (1999) mendefinisikan

aggregate adalah kelompok orang dengan kebutuhan yang sama. Maglaya (2009)

menjelaskan aggregate adalah sekelompok orang yang memiliki karakteristik

khusus, tahap perkembangan atau paparan pada faktor lingkungan khusus, dan

masalah kesehatan. Berdasar beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

aggregate definisikan sekelompok individu yang memiliki karakteristik khusus,

tahap perkembangan atau paparan pada faktor lingkungan khusus, dan masalah

kesehatan dan menjadi bagian dari masyarakat.

Berdasar pengertian aggregate diatas, perempuan dengan karakteristik hamil dan

menyusui adalah aggregate. Kelompok ibu hamil dan menyusui berisiko

mendapat masalah kesehatan karena tahap pertumbuhan dan perkembangannya,

faktor sosial dan lingkungannya (Lundy & Janes,2009). Perempuan pada usia 20-

40 tahun menurut Lundy dan Janes (2009) merupakan usia produktif, fungsi

reproduksi mulai matang. Pada kelompok usia 20-40 tahun perempuan biasa

hamil, untuk menjalankan fungsi reproduksi. Pada masa kehamilan dan usia subur

wanita dapat mengalami masalah-masalah kesehatan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 27: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

12

12 Universitas Indonesia

Definisi risiko mengacu pada kondisi kesehatan sebagai hasil interaksi dari faktor

genetik seseorang, gaya hidup, serta lingkungan fisik dan sosial dimana orang

tersebut tinggal atau bekerja (Lundy & Janes, 2009). Risiko merupakan efek dari

integrasi beberapa faktor, yang kemudian menyebabkan perubahan pada status

kesehatan seseorang (Sebastian, 2004, dalam Lundy & Janes, 2009). Mc.Murray

(2003) mendefinisikan risk sebagai kemungkinan terjadinya penyakit atau cidera

karena adanya beberapa faktor dari individu maupun faktor dari lingkungan atau

keduanya.

Population at risk di definisikan oleh Mc.Murray (2003) sebagai keadaan dimana

populasi tidak secara teratur mengakses pelayanan kesehatan, sehingga populasi

tersebut berada dalam keadaan sakit, cidera atau mendapatkan masalah kesehatan.

Maurer dan Smith (2005) mendifinisikan population at risk adalah kelompok

secara statistic berisiko terkena masalah kesehatan dan memiliki keterbatasan.

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan population at risk adalah kelompok

berisiko terkena masalah kesehatan dan memiliki keterbatasan yang tidak dapat

secara teratur mengakses pelayanan kesehatan, sehingga kelompok mendapatkan

masalah kesehatan, cidera atau sakit.

Kelompok ibu hamil dan menyusui menurut Stanhope dan Lancaster (2010)

mendapatkan masalah kesehatan karena hambatan transportasi, birokrasi, petugas

kesehatan yang menolak memberikan pelayanan, klinik yang ramai dan penuh

sesak. Stanhope dan Lancaster (2010) menjelaskan kesehatan perempuan terutama

selama kehamilan di daerah pedesaan perlu diperhatikan oleh perawat komunitas.

Kesehatan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh sosial ekonomi yang kurang,

tingkat pendidikan, umur, pekerjaan dan penggunaan pelayanan prenatal. Melihat

fenomena di masyarakat dan teori peneliti menyimpulkan ibu hamil dan ibu

menyusui sebagai kelompok di masyarakat berisiko diskontinuitas pemberian ASI

karena hambatan transportasi untuk mencapai petugas kesehatan dan konselor

laktasi, birokrasi saat mengunakan pelayanan kesehatan guna mengatasi masalah

menyusui, kesibukan petugas kesehatan di masyarakat sehingga kurang

memberikan layanan konseling menyusui.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 28: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

13

12 Universitas Indonesia

Stanhope dan Lancaster (2010) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangan kesehatan dan masalah kesehatan seorang ibu. Akan tetapi, tidak

setiap ibu yang terpapar dengan keadaan yang sama akan memperoleh dampak

yang sama juga. Masalah kesehatan yang muncul pada kelompok ibu hamil dan

menyusui dapat diidentifikasi melalui faktor resiko yang menyebabkan suatu

kondisi diskontinuitas menyusui. Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang ibu

mengalami diskontinuitas menyusui adalah faktor biologi dan usia (biological

including age risks), sosial dan lingkungan fisik (social and physical

environmental risk), dan faktor risiko perilaku dan gaya hidup (behavioral

lifestyle risk) (Stanhope & Lancaster, 2010).

2.1.1 Faktor Biologi dan usia

Perkembangan individu, kondisi kesehatan, faktor genetik merupakan komponen

faktor biologi yang mempengaruhi kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2010). Fitria

(2010) menyimpulkan dalam peneltiannya bahwa perawaatan payudara dan

mengkonsumsi makanan bergizi berhubungan dengan produksi ASI pada ibu

menyusui. Puting susu mendatar atau terbenam dapat membuat bayi sulit

menyusu. Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan tingkat inversi puting

susu, pigmentasi kulit, dan elastisitas, 10 % ibu tetap mengalami puting susu

inverted setelah persalinan (Smith, 2013). Chen et al (2004 dalam Lawrence &

Lawrence 2011) menjelaskan etnisitas memiliki sedikit pengaruh pada ukuran

payudara dan produksi ASI.

Lawrence dan Lawrence (2011) menjelaskan Ibu dengan riwayat penyakit Human

Immunodeficiency virus tipe 1 (HIV-1) dan Human Immunodeficiency virus tipe

2(HIV-2),Human T-Cell Leukimia Virus tipe 1(HTLV-1) dan Human T-Cell

Leukimia Virus tipe II(HTLV-II) merupakan kontra indikasi untuk memberikan

ASI. Ibu terdiagnosa penyakit yang menular melalui udara, droplet pernafasan dan

kontak langsung pemisahan sementara antara ibu dan bayi dapat dilakukan,

namun bayi tetap mendapat ASI perah.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 29: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

14

12 Universitas Indonesia

2.1.2 Faktor Sosial dan lingkungan fisik

Keadaan sosial dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesehatan.

Lingkungan yang mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan,

kriminalitas, polusi, dan adanya stress lingkungan yang tinggi dapat meningkatkan

terjadinya masalah kesehatan dalam keluarga (Stanhope & Lancaster, 2004).

Allender dan Spradley (2010) mengidentifikasi aspek sosiokultural terdiri dari

tingkat pendidikan, nilai dan budaya, dukungan sosial, dan akses pelayanan

kesehatan.

Status kesehatan seseorang akan menurun jika terjadi ketidakadekuatan sumber

dan proses koping sosial. Ibu menyusui sangat membutuhkan dukungan

masyarakat agar dapat memberikan ASI secara eksklusif. Hasil survey yang

dilakukan di Inggris pada tahun 2000 menemukan, 84% ibu menyusui karena

teman mereka juga menyusui anaknya dan 54% wanita memberikan susu botol

pada bayi karena teman-teman mereka juga memberikan susu botol (Moddy,

et.,al, 2006). Diperjelas dengan penelitian Setiawan (2008) mengidentifikasi

tingkat pendidikan dan sikap ibu secara signifikan berkorelasi positif terhadap

perilaku pemberian ASI eksklusif.

Ibu menyusui sangat membutuhkan dukungan dari pasangan dan keluarga selama

periode menyusui. Dukungan instrumental memegang peran penting dalam

pemenuhan kebutuhan selama periode menyusui. Ibu menyusui berharap bahwa

dukungan sosial yang ada di sekitar mereka akan berdampak pada mobilisasi

dukungan yang ada pada jejaring sosial mereka (Negrog, Martin, Almog, Balnierz

& Howell, 2010).

2.1.3 Faktor Perilaku dan Gaya Hidup

Kebiasaan kesehatan berkontribusi besar terhadap angka kesakitan dan angka

kematian. Gaya hidup adalah pola kebiasaan kesehatan pribadi dan perilaku

berisiko individu dan keluarga. Keluarga menjadi unit dimana perilaku kesehatan,

nilai-nilai kesehatan, kebiasaan kesehatan, dan persepsi terhadap risiko kesehatan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 30: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

15

12 Universitas Indonesia

ditanamkan. Keluarga membentuk kebiasaan bagaimana makanan dibuat dan

disajikan, pola istirahat dan tidur, rencana aktivitas, pemeriksaan kesehatan,

kepatuhan terhadap pengobatan, menentukan kapan anggota keluarga sakit, dan

kapan anggota keluarga harus memperoleh perawatan (Stanhope & Lancaster,

2004). Centre for Breastfeeding Education (2011) mengemukakan bahwa ibu

menyusui masih beranggapan bahwa menyusui dapat membuat ibu tidak bebas

beraktivitas. Selain itu, adanya anggapan pada ibu menyusui bahwa memberikan

susu dengan menggunakan botol lebih mudah dibandingkan dengan menyusui

secara langsung (Centre for Breastfeeding Education, 2011).

Transisi perpindahan dari satu tahap atau kondisi merupakan saat berisiko pada

kelompok. Pengalaman mengharuskan kelompok mengubah perilaku, jadual, pola

komunikasi, membuat keputusan baru, mengidentifikasi, dan belajar untuk

menggunakan sumber daya baru (Allender & Spradley, 2010). Perubahan peran

pada kelompok ibu hamil dan menyusui menyebabkan mereka harus beradaptasi.

Pengalaman memberikan ASI sebelumnya, status anak, dan kejadian-kejadian

selama memberikan ASI sebelumnya mempengaruhi kelompok ibu menyusui

tetap memberikan ASI pada bayinya (Thulier & Mercer, 2009).

2.2 Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Peningkatan

Pemberian ASI

Huber (2010) mendefinisikan manajemen adalah koordinasi dan integrasi sumber-

sumber melalui perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan, dan

pengawasan dalam mencapai tujuan. Lebih lanjut Huber (2010) menjelaskan

manajemen keperawatan adalah suatu proses koordinasi dan pengintegrasian

sumber-sumber dengan melakukan langkah-langkah manajemen unit pelayanan

keperawatan. Manajemen keperawatan tidak lepas dari penggunaan ketrampilan

dan pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan

pada pelayanan keperawatan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 31: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

16

12 Universitas Indonesia

Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif

yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat

yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya PPNI, 1983).

Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan pelayanan

yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mandiri

dalam kesehatannya (Kepmenkes No. 279 Tahun 2006).

Penerapan Perkesmas di Indonesia khususnya pada masalah diskontinuitas ibu

menyusui dapat dilakukan dalam dua bentuk: pertama, pelayanan asuhan

keperawatan kelompok diberikan kepada kelompok ibu hamil dan menyusui

dalam masyarakat yang memerlukan perhatian dan kedua, asuhan keperawatan

keluarga yang ditujukan pada keluarga rawan yang memiliki risiko diskontinuitas

pemberian ASI. Pelayanan asuhan keperawatan kelompok dan keluarga untuk

mencegah diskontinuitas pemberian ASI mendukung pencapaian indikaror

pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan dalam standar pelayanan minimal

(SPM).

Keterpaduan kegiatan perkesmas dalam upaya mencapai SPM terlihat dalam

pedoman perkesmas untuk perawat Puskesmas. Pada pedoman disebutkan

pelayanan pencegahan diskontinuitas menyusui merupakan pelayanan promosi

kesehatan. Indikator SPM yang harus dicapai pada pelayanan promosi kesehatan

pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah 80%. Untuk mencapai indikator

kegiatan Perkesmas dapat dilakukan dengan pemberian asuhan keperawatan

keluarga pada ibu hamil dan menyusui, serta asukan keperawatan kelompok ibu

hamil dan menyusui yang ada di masyarakat sebagai bentuk pelayanan

keperawatan (Kementrian Kesehatan, 2006).

Pelayanan keperawatan di Indonesia merupakan bagian integral dari sistem

kesehatan secara keseluruhan (Suhartati, 2013). Pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat sering disebut dengan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Suhartati

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 32: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

17

12 Universitas Indonesia

(2013) menjelaskan UKM merupakan bentuk pelayanan kesehatan dimana

terdapat peran aktif masyarakat dan swasta. Peningkatan UKM memerlukan

pelaksanaan fungsi manajemen yang baik guna menjaga kesinambungan dan

keberlangsungan kegiatan.

Fungsi manajemen menurut Fayol (1925 dalam Marquis 2012) terdiri atas

perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi dan kontrol. Konsep

manajemen yang dilaksanakan pada pelayanan kesehatan komunitas berdasarkan

konsep yang dikemukakan oleh Marquis dan Huston (2012) yaitu penerapan

fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaan

(staffing), pendelegasian (directing) dan kontrol (controlling).

Marquis dan Huston (2012) mendefinisikan perencanaan adalah upaya

memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana,

kapan dan dimana hal tersebut dilakukan. Gillies (2000) menjelaskan perencanaan

adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan yang matang tentang apa

yang akan dikerjakan dalam satu periode waktu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan menyusun dan menentukan rangkaian kegiatan. Swansburg

(1999) menjelaskan tujuan perencanaan yaitu analisis, pengkajian sistem,

penyusunan strategi (tujuan jangka panjang) dan operasional (tujuan jangka

pendek) dan memilih prioritas yang akan dilakukan termasuk alternatifnya.

Terdapat tujuh elemen perencanaan yang dikemukakan oleh Marquis dan Huston

(2012) yaitu: (1)visi dan misi, (2) filosofi, (3) tujuan umum, (4) tujuan khusus, (5)

kebijakan, (6) prosedur dan (7) aturan.

Perencanaan perkesmas untuk mencegah diskontinuitas pemberian ASI eksklusif

mulai dari dinas kesehatan kabupaten/kota dengan langkah menentukan tindakkan

masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber

daya yang tersedia (Kementrian kesehatan, 2011). Di tingkat puskesmas proses

penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah diskontinuitas

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas. Perencanaan kegiatan

perkesmas dengan langkah: menyusun usulan kegiatan sesuai dengan prioritas,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 33: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

18

12 Universitas Indonesia

menyusun usulan kegiatan yang terpadu dan disertai dengan persetujuan

pembiayaan, menyusun rencana peleksanaan kegiatan (Kementrian kesehatan,

2011). Pembiayaan pelaksaanaan kegiatan perkesmas bersumber dari: (1)

pemerintah; APBN (DIPA dan BOK), APBD (DIPA dan Jamkesda, retribusi

puskesmas; (2) Sumber lain : Jamsostek, bantuan luar negeri, Non Govermen

Organization (NGO) (Kementrian kesehatan, 2011).

Pengorganisasian dalam manajemen merupakan pembentukan struktur sebagai

pelaksana rencana program, menetapkan program layanan yang tepat, menentukan

aktivitas yang akan dicapai masing-masing bagian, bekerja pada struktur

organisasi, memahami, menggunakan kekuatan yang tepat (Marquis & Hurston,

2012). Struktur organisasi mengacu pada bagaimana kelompok dibentuk, alur

komunikasi, pengaturan kewenangan dan pengambil keputusan. Pengorganisasian

diperlukan karena lebih banyak pekerjaan dapat dilakukan bersama daripada

bekerja sendiri. Pada tahap pengorganisasian hubungan masing-masing bagian di

definisikan, prosedur ditentukan, dan rincian tugas-tugas yang diberikan harus

jelas. Pengorganisasian juga membentuk struktur formal yang akan menciptakan

koordinasi serta penentuan sumberdaya untuk mencapai tujuan (Marquis &

Huston, 2012). Fayol (1949 dalam Marquis & Huston, 2012) menyebutkan tujuan

pengorganisasian adalah mendapatkan sumberdaya manusia, perlengkapan,

sumber untuk menggerakkan, mengorganisasikan dan bekerja sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai.

Setiap organisasi memiliki struktur formal dan informal. Struktur formal melalui

pembagian departemen, pembagian kerja, memberikan kerangka kerja untuk

menjelaskan kewenangan, tanggung jawab dan tanggung gugat manajerial.

Marquis dan Huston (2012) menyebutkan elemen pengorganisasian terdiri

struktur organisasi, uraian tugas, kerjasama lintas sektor dan program, dan

koordinasi.

Struktur organisasi perkesmas diuraikan pada penyeliaan keperawatan kesehatan

masyarakat. Penanggungjawab keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 34: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

19

12 Universitas Indonesia

adalah kepala puskesmas. Selanjutnya kepala puskesmas menetapkan perawat

pelaksana perkesmas, perawat penanggungjawab daerah binaan dan perawat

koordinator perkesmas di puskesmas (Kementrian Kesehatan, 2006).

Staffing merupakan fungsi ketiga dalam manajemen pelayanan keperawatan.

Pelayanan keperawatan bersifat labor intesive (pelayanan yang membutuhkan

pekerja yang banyak untuk mencapai tujuan). Pada staffing manajer melakukan

perekrutan pekerja, memilih, memberikan orientasi dan meningkatkan

pengembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Memperkirakan

jumlah kepersonaliaan dengan akurat adalah ketrampilan manajemen untuk

menghindari krisis kepersonaliaan. Elemen staffing adalah menentukan kebutuhan

staff saat ini dan masa datang, melakukan wawancara, memilih dan menempatkan

staff (Marquis & Huston, 2012).

Staffing kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten/kota

adalah adanya perawat penyelia keperawatan kesehatan masyarakat

kapupaten/kota dengan kualifikasi Ners dan telah mendapatkan pelatihan

keperawatan komunitas, serta berpengalaman bekerja di puskesmas. Kedudukan

perawat penyelia di Dinas Kesehatan kabupaten dapat struktural ataupun

fungsional, tergantung pada kondisi daerah. Tugas perawat penyelia perkesmas,

bertanggung jawab kepada kepala Dinas Kesehatan kabupaten untuk: (1)

pertemuan rutin perawat koordinator puskesmas dalam rangka: koordinasi

penyusunan rencana upaya perkesmas, mengidentifikasi faktor penghambat dan

penunjang pelaksanaan perkesmas, mengidentifikasi inovasi, perubahan

pelaksanaan, membahas hasil pertemuan dan evaluasi perkesmas dan

perencanaan tindak lanjut seluruh puskesmas kabupaten/kota; (2) kunjungan

lapangan dalam rangka: penyeliaan terhadap penyelenggaraan upaya perkesmas,

pembinaan langsung pada perawat koordinator dan pelaksana, membimbing dan

bersama kepala puskesmas memfasilitasi refleksi diskusi kasus (RDK) oleh

perawat puskesmas (Kementrian Kesehatan, 2006).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 35: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

20

12 Universitas Indonesia

Kepala puskesmas dibantu oleh perawat koordinator sekaligus menjadi

koordinator keperawatan kesehatan masyarakat. Koordinator ditetapkan oleh

kepala puskesmas berdasarkan kualifikasi pendidikan minimal D3 keperawatan

dan telah mendapatkan pelatihan keperawatan kesehatan komunitas. Perawat

koordinator bertanggung jawab pada kepala puskesmas melakukan bimbingan

teknis maupun administrative kepada perawat penanggungjawab daerah binaan

dan perawat pelaksana. Tugas perawat koordinator perkesmas meliputi : (1)

pertemuan dengan perawat pelaksana / penanggung jawab daerah binaan untuk :

mengidentifikasi prioritas masalah, merencanakan kegiatan keperawatan

kesehatan masyarakat, memfasilitasi pembahasan masalah dengan RDK,

membahas hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan perkesmas dan

mengusulkan rencana tindak lanjut; (2) melakukan kunjungan lapangan untuk

membimbing perawat pelaksana dan peawat penanggung jawab daerah binaan; (3)

menyusun laporan evaluasi hasil upaya perkesmas di puskesmas dan

perkembangannya (Kementrian Kesehatan, 2006)

Pengarahan dan pengendalian merupakan peran manajer berupaya membangun

lingkungan kerja yang kondusif untuk mencapai tujuan (Gillies, 2000).

Pengarahan merupakan kegiatan membangun, memelihata, mempertahankan dan

memajukan organisasi melalui staff baik secara struktural maupun fungsional

supaya langkah pencapaian tujuan tidak keluar dari perencanaan. Marquis dan

Huston (2012) menyebutkan komponen pengarahan adalah memotivasi, membina

komunikasi organisasi, memecahkan konflik, memfasilitasi kerjasama, negosiasi,

dan dampak tawar menawar kolektif dan undang-undang ketenagaan pada

manajemen. Manajer melakukan pengarahan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.

Upaya manajer memotivasi dan menciptakan suasana yang baik, untuk mencapai

tujuan individu dan tujuan organisasi.

Pengarahan dan pengendalian merupakan rangkaian penyelenggaraan pemantauan

serta penilaianan pada upaya perkesmas. Pengarahan dilakukan secara berkala

oleh kepala puskesmas dan koordinator perkesmas melalui kegiatan: (1)

membahas atau mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 36: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

21

12 Universitas Indonesia

perkesmas: RDK, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini tri bulanan; (2)

melakukan penilaian yang dilakukan setiap akhir tahun (Kementrian Kesehatan,

2006). Pengendalian kegiatan perkesmas menggunakan indikator kinerja

perawata dan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan Perkesmas dan pelaporan

kegiatan Perkesmas. Indikator kinerja terdiri atas input, proses dan output.

Indikator output di dasarkan pada pencapaian indikator standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota.

Fungsi pengawasan dijelaskan oleh Marquis dan Huston (2012) merupakan

evaluasi dalam proses manajemen. Pengawasan memiliki tujuan supaya

sumberdaya yang digunakan efisien dan staf lebih efektif dalam mencapai tujuan

program. Elemen pengawasan dirinci sebagai berikut, monitoring dan evaluasi

program, kendali mutu dan penilaian kinerja. Manfaat pengawasan yaitu

mengetahui capaian kegiatan program yang dilakukan oleh staf sesuai dengan

standar atau rencana kerja.

Pengawasan dan pertanggungjawaban kegiatan perkesmas terintegrasi dengan

kegiatan puskesmas lainnya. Pengawasan dilakukan baik internal maupun

eksternal. Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan perkesmas dilakukan oleh

perawat penyelia dinas Kabupaten/Kota dan perawat koordinator/kepala

puskesmas. Terdapat tiga indikator monev : struktur, proses, output dan dampak

(Kementrian kesehatan, 2011).

Indikator dampak dilihat dari asuhan keperawatan keluarga yaitu keluarga mandiri

dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya yang dinilai dengan tingkat

kemandirian keluarga. Kementrian Kesehatan RI (2006) menetapkan empat (4)

indikator kemandirian keluarga yaitu: (1) keluarga mandiri tingkat pertama (KM-

I): menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, menerima pelayanan

keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan; (2) keluarga

mandiri tingkat dua (KM-II): menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat,

menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 37: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

22

12 Universitas Indonesia

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan; (3) Keluarga mandiri

tingkat tiga (KM-III): menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat,

menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan secara aktif; (4) keluarga mandiri tingkat empat (KM-IV):

menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, menerima pelayanan

keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, tahu dan dapat

mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar, melakukan perawatan

sederhana sesuai yang dianjurkan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

secara aktif, melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

2.3 Asuhan Keperawatan Komunitas

Model pengkajian yang dikembangkan pada aggregate wanita dewasa menyusui

adalah aplikasi dari community as partner yang dikembangkan oleh Anderson dan

McFarlane dari teori Betty Neuman (Anderson & McFarlane, 2013). Model ini

lebih berofkus pada perawatan kesehatan masyarakat, yang meliputi praktek,

keilmuan, dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh

dalam meningkatkan kesehatannya. Model Community as partner melihat setiap

variable merupakan sesuatu yang holistic sehingga variable akan tergali

perasalahannya. Model community as partner masyarakat dikelilingi oleh tiga

garis pertahanan yaitu : garis pertahanan flesibel, normal dan resisten. Garis

pertahanan fleksibel adalah kesehatan yang dinamis hasil dari respon terhadap

stressor yang tidak menetap seperti mobilisasi tetangga dan stressor lingkungan.

Garis pertahanan normal adalah angka kematian, tingkat ekonomi masyarakat.

Sedangkan garis pertahanan resisten adalah mekanisme internal terhadap stressor

(Anderson & McFarlane, 2013).

Garis utuh yang melingkupi masyarakat merupakan garis pertahanan normal

untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat dari waktu ke waktu. Garis

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 38: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

23

12 Universitas Indonesia

pertahanan normal meliputi karakteristik tingkat imunitas yang tinggi, angka

kematian bayi yang rendah, atau tingkat pendapatan rata-rata. Garis pertahanan

normal juga meliputi pola teladan koping, kemampuan memecahkan masalah

yang merupakan indikator kesehatan masyarakat (Anderson & McFarlane, 2013).

Garis pertahanan fleksibel digambarkan sebagai garis putus-putus di sekitar

masyarakat dan garis pertahanan normal. Garis pertahanan fleksibel adalah suatu

daerah penyangga yang memiliki tingkat kesehatan yang dinamis sebagai hasil

yang mewakili suatu tingkat kesehatan yang dinamis sebagai hasil tanggapan

temporer terhadap stressor. Tanggapan temporer merupakan pengerahan

lingkungan melawan terhadap stressor lingkungan, misalnya beredarnya majalah

dewasa yang tak dikehendaki. Delapan sub sistem dibagi melalui garis putus-

putus untuk menggambarkan bahwa delapan sub sistem tidak terpisah tetapi saling

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu sama lain (Anderson & McFarlane,

2013).

Anderson dan McFarlane (2013), menjelaskan garis pertahanan resisten di dalam

masyarakat merupakan mekanisme internal yang berlaku untuk melindungi

masyarakat terhadap stressor. Bentuk pertahanan resisten dalam masyarakat

seperti contoh dari ibu bekerja yang tetap memberikan ASI, membuat ibu-ibu

yang di rumah terpacu untuk tetap memberikan ASI. Garis pertahanan resisten ada

sepanjang seluruh sub sistem dan menghadirkan kekuatan masyarakat. Pada

model ini, stressor mengakibatkan ketidak seimbangan dalam sistem. Stressor

yang berasal dari dalam dan luar komunitas jika menembus garis flexible maupun

normal akan mengakibatkan gangguan dalam komunitas. Jumlah gangguan atau

ketidak seimbangan disebut sebagai derajat reaksi (Anderson & McFarlane,

2013).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 39: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

24

12 Universitas Indonesia

2.3.1 Pengkajian

Model Community as partner terdapat dua faktor utama yaitu fokus pada

komunitas sebagai mitra dan proses keperawatan (Anderson & McFarlane, 2013).

Pada pengkajian komunitas terdapat core dan 8 (delapan) sub sistem dari

masyarakat. Core yang terdiri dari riwayat terbentuknya aggregate, demografi,

suku, nilai dan kepercayaan. Sedangkan pada sub sistem terdapat lingkungan fisik,

pelayanan kesehatan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi.

Pada aggregate ibu hamil dan ibu menyusui unsur-unsur pengkajian berdasarkan

model community as partner adalah:

2.3.1.1 Core adalah inti dari komunitas terdiri dari :

Riwayat terbentuknya komunitas, yang terdiri dari sejarah terbentuknya

komunitas yaitu sejarah tentang riwayat komunitas yang berhubungan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 40: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

25

12 Universitas Indonesia

dengan menyusu pada balita dan perkembangan komunitas yang berkaitan

dengan perkembangan balita menyusu. Hal ini dimaksudkan untuk

menggali lebih dalam berapa lamakah balita tinggal di dalam komunitas?.

Demografi, yang terdiri dari data demografi dan data statistik vital. Data

demografi terdiri dari: (1) jumlah balita berdasarkan jenis kelamin,

(2)jumlah ibu hamil, (3) jumlah ibu menyusui, (2) jenjang pendidikan ibu

hamil, menyusui, (4) cakupan ASI eksklusif, (5) jumlah konselor ASI, (6)

Suku yang meliputi: (a) suku di masyarakat yang berpengaruh terhadap

kejadian balita menyusu. Hal ini perlu dikaji dikarenakan kebiasaan suku

yang memberikan makan pertama pada bayi, (b) gaya hidup masyarakat

terutama yang berpengaruh pada balita dan ibu menyusui.

Vital statistik meliputi: (1) angka kematian ibu, (2) jumlah ibu hamil

dengan KEK, (3) angka kematian bayi, (4) angka kelahiran bayi, (5)

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Nilai dan

keyakinan meliputi (1) kebiasaan baik dan buruk yang dilakukan bayi

selama menyusu, (2) perilaku yang dapat mengakibatkan menyusui secara

eksklusif, (3) keyakinan ibu kemampuan memberikan ASI eksklusif, (4)

keyakinan keluarga terkait pemberian ASI, (5) keyakinan masyarakat

berkaitan pemberian ASI eksklusif.

2.3.1.2 Subsistem, terdiri dari:

Lingkungan fisik meliputi: (1) keadaan lingkungan tempat tinggal ibu-

bayi yang dapat berisiko untuk terjadinya terputusnya menyusui (ibu

bekerja), (2) tempat yang biasa digunakan ibu berinteraksi dengan sesama

ibu pemberi ASI. Pelayanan kesehatan dan sosial meliputi: (1) fasilitas

kesehatan yang ada. Puskesmas bertugas untuk melakukan pengkajian dan

penanganan mengenai berbagai macam permasalahan yang terjadi pada

komunitas termasuk permasalahan menyusu pada ibu-bayi, (2) keberadaan

pojok laktasi, (3) konseling menyusui, (4) kursus ibu hamil dan menyusui,

fasilitas kesehatan ini juga selayaknya sebagai sumber data bagi

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 41: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

26

12 Universitas Indonesia

pemerintah untuk menentukan kebijakan dalam pencegahanterputusnya

pemberian ASI eksklusif pada balita, (5) jenis pelayanan kesehatan yang

tersedia untuk ibu-bayi, Puskesmas kemungkinan besar memiliki data vital

mengenai cakupan ASI eksklusif, (6) kegiatan sosial yang ada di

komunitas bagi ibu-bayi, kegiatan sosial akan memudahkan pendekatan

pada agregat sehingga rencana intervensi akan berjalan dengan baik, (7)

keaktifan kegiatan balita di komunitas, orang tua bayi yang aktif di

kegiatan sosial atau kegiatan positif lainnya akan lebih mudah untuk

menerima masukan atau intervensi dari petugas kesehatan, (8) pelayanan

dan lembaga sosial yang ada di komunitas yang perhatian terhadap

menyusui, pelayanan dan lembaga ini bisa menjadi mitra bagi perawat

komunitas dalam melaksanakan rencana asuhan.

Ekonomi meliputi: (1) pendapatan keluarga ibu-bayi, (2) pekerjaan orang

tua bayi. Keamanan dan transportasi meliputi: (1) alat transportasi di

keluarga dan komunitas, (2) karakteristik keamanan di komunitas terkait

ASI bayi. Politik dan Pemerintahan meliputi: (1) kebijakan di komunitas

yang mengatur tentang pencegahan diskontinuitas ASI eksklusif pada bayi,

(2) peraturan dalam keluarga yang mengatur tentang penggunaan sanitasi

lingkungan yang bersih dan sehat.

Komunikasi meliputi: (1) sarana komunikasi yang ada di keluarga dan

komunitas yang digunakan oleh orang tua bayi, (2) media informasi yang

digunakan keluarga dan komunitas. Media yang tersedia dan digunakan

akan memberikan gambaran dalam melakukan intervensi keperawatan.

Pendidikan meliputi: (1) tingkat pendidikan orang tua balita, (2)

pengetahuan orang tua tentang kejadian kesiapan menyusui, inisiasi

menyusu dini dan ASI eksklusif. Rekreasi meliputi: (1) jenis rekreasi yang

dilakukan oleh ibu, (2) tempat rekreasi ibu, (3) frekuensi ibu dalam

berekreasi, (4) penggunaan waktu senggang ibu.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 42: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

27

12 Universitas Indonesia

2.3.1.3 Stressor

Kegagalan dalam proses menyusui sering karena timbulnya beberapa

masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu

yang tidak memahami masalah ini, kegagalan menyusui dianggap problem

anak saja. Masalah dari ibu timbul selama menyusui dapat dimulai sejak

sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan, dan

masa pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan

karena keadaan khusus. Ibu sering mengeluhkan bayinya sering menangis,

atau menolak menyusu, yang sering diartikan ASI tidak cukup, atau ASI

tidak enak dan tidak baik sehingga sering menyebabkan ibu mengambil

keputusan untuk menghentikan menyusui. Masalah pada bayi umumnya

terkait dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi bingung

putting dan sering menangis, yang sering ditafsirkan oleh ibu dan keluarga

ASI tidak tepat untuk bayi.

2.3.1.4 Persepsi

Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

melampirkan pesan (Rakhmat,2004). Persepsi tentang pemberian ASI di

masyarakat meliputi : (1) bagaimana persepsi masyarakat tentang ASI

eksklusif dan pemberian makan dini pada bayi, (2) masalah-masalah yang

terjadi di masyarakat terkait dengan pemberian ASI eksklusif dan IMD, (3)

bagaimana pengetahuan masyarakat tentang IMD dan ASI eksklusif

seperti pengertian, langkah IMD, manfaat ASI eksklusif, dampak tidak

diberikan ASI eksklusif, Masalah-masalah selama menyusui; (4)

bagaimana sikap keluarga dan masyarakat terhadap masalah ASI eksklusif.

Sebelum proses pengkajian komunitas dimulai, fase pra pengkajian perlu dibuat

dalam rangka mengembangkan perencanaan pengkajian. Fase pra pengkajian

meliputi penetapan tujuan pengkajian, menetapkan komunitas dan kerangka kerja

mengenai panduan dalam pengumpulan data. Setelah data dikumpulkan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 43: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

28

12 Universitas Indonesia

berdasarkan sumber data yang ada di komunitas proses selanjutnya adalah analisis

data melalui kategori frame work pengkajian komunitas, dan perbandingan

komunitas dengan komunitas yang lebih luas seperti negara dan pemerintah.

Selanjutnya hasil analisa data dilakukan sintesis data, sebagai hasil akhir dari

pengkajian adalah diagnosa keperawatan (Ervin, 2002).

2.3.2 Diagnosis keperawatan

Ervin (2002) mengemukakan diagnosa keperawatan dapat diartikan sebagai suatu

pernyataan hipotesis atau hasil yang diharapkan yang didapat dari proses analisis

dan sisntesis data yang telah didapatkan pada fase pengkajian komunitas.

Diagnosis adalah suatu pernyataan hasil sisntesis pengkajian data. Diagnosa

keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya didefinikan

sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan. Dalam diagnosis berisi

masalah, etiologi dan dokumentasi penyebab/sumber masalah.

Bedasarkan hasil kesepakatan KONAS IPKKI 2013 di Yogyakarta disepakati

diagnosa keperawatan komunitas dan keperawatan keluarga menggunakan

diagnosa tunggal, yaitu pernyataan problem di komunitas/ aggregat. Diagnosa

keperawatan komunitas di Indonesia adalah: kesimpulan dari analisis data dan

sinthesis dinyatakan sebagai hipotesis tentang situasi yang merugikan atau status,

kekuatan, tren, kelemahan, masalah potensial, atau risiko dan deskripsi dari

populasi, komunitas, aggregate, atau kelompok

2.3.3 Perencanaan

Perencanaan didefinisikan sebagai suatu respon atau tanggapan sebagai peluang,

tantangan atau kebutuhan didepan pada setiap individu, organisasi atau komunitas.

Di dalam kasus pada praktik keperawatan kesehatan komunitas modern,

perencanaan memberikan arti sebagai sebuah respon dari suatu proses pengkajian

dan diagnosis (Finnegan & Ervin, 1989). Ervin (2002) menjelaskan tiga level

dalam membuat suatu rencana antara lain : mengembangkan rencana strategis

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 44: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

29

12 Universitas Indonesia

untuk seluruh lembaga atau komponen dalam lembaga, mengembangkan rencana

yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat tertentu,

mengembangkan advokasi kesehatan masyarakat atau intervensi layanan dimana

targetnya sub-populasi tertentu dalam masyarakat. Ervin (2002) juga menjelaskan

terdapat inti dari proses perencanaan secara umum terdiri dari empat langkah

interdependent yaitu defining, analizing, choosing, dan mapping.

Defining (medefinisikan). Pada tahap ini, perencana mengumpulkan dan

menyusun informasi dari berbagai sumber yang akan memberikan pandangan

semua sisi dari kesempatan, tantangan atau kebutuhan untuk menunjukkan dan

merespons yang terjadi. Pada tahap ini, dapat disederhanakan jika yang

komprehensif telah dikumpulkan dan di susun rapi, sebagai contoh ketika

pengkajian komunitas secara mendalam telah lengkap. Perencana harus focus

untuk mengumpulkan informasi tentang program yang dapat terlaksana dan

respons terhadap berbagai kebijakan. Perencana perlu mengumpulkan informasi

tentang respons pada masa lalu, dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Respon

masa lalu ini dihubungkan dengan tujuan yang seharusnya diidentifikasi dan

mengakomodasi keinginan dari lembaga, komunitas atau program partisipan.

Analizing (Menganalisa) bertindak dengan jelas menegaskan beberapa dimensi

tantangan, masalah atau kebutuhan. Tahap ini, perencana mengevaluasi secara

kritis tentang berbagai sumber data yang mengungkapkan tantangan atau masalah.

Selain itu, perencana menganalisa informasi tentang rencana yang mungkin atau

tanggapan kebijakan yang dapat dilakukan dan hambatan maupun sumber yang

didapatkan dari masing-masing tanggapan. Beberapa kemungkinan ini dievaluasi

dengan memperhatikan konsistensi dari sebuah misi lembaga atau mandate

legislative. Tanggapan ini dinilai oleh lembaga yang untuk dianalisa lebih jauh

dari segi etika, politik, dan biaya ekonomi dan keuntungan. Akhirnya, tanggapan

dievaluasi sebagai daftar produk yang efektif dari hasil yang diinginkan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 45: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

30

12 Universitas Indonesia

Choosing (memilih) sebagai hasil dari proses analisis, perencana memilih dari

beberapa alternative yang telah ditemui untuk kebutuhan, tantangan atau peluang

yang telah ditunjukkan. Memilih mungkin relative mudah. Sebagai contoh apabila

lembaga atau komunitas harus memilih dari alternative yang tidak mahal. Setelah

memilih sebuah pendekatan, hasil dihubungkan dengan tujuan yang seharusnya

ditinjau sebagai hasil akhir pada proses perencanaan.

Mapping setelah memilih harus membuat keputusan yang diambil dan hasil yang

berhubungan dengan tujuan terakhir. Memetakan perencanaan yang ada yang

meliputi penetapan kebijakan yang diperlukan atau kerangka prosedural,

memperoleh sumber daya manusia dan materi, dan menetapkan kriteria evaluasi.

Tahapan dalam kegiatan perencanaan program menurut Dignan dan Carr (1992)

dalam ervin 2002 sebagai berikut : membentuk tim perencanaan, menentukan

tujuan umum yang ingin dicapai, menentukan tujuan khusus, mengidentifikasi

sumber daya dan kelemahan yang dimiliki, memilih metode atau kegiatan-

kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.3.1 Strategi Intervensi

Strategi yang digunakan dalam intervensi keperawatan adalah pendidikan

kesehatan, proses kelompok, partnership, dan empowertment (Hitchock, Schubert

dan Thomas 1999, Helvie, 1998).

1) Pendidikan Kesehatan

Pendidikan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga harus mengacu

pada program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan perencanaan program

penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus sesuai

dengan kebutuhan sasaran, mudah diterima, bersifat praktis, dapat dilaksanakan

sesuai dengan situasi setempat, dan sesuai dengan program yang ditunjang dan

didukung oleh kebijaksanaan yang ada. Penekanan konsep pendidikan/penyuluhan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 46: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

31

12 Universitas Indonesia

kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat

terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga

pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh

penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan

program yang telah direncanakan (Nasution, 2004).

Intervensi pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan menurut

Pander, Murdaugh dan Parsons (2002) adalah aktivitas fisik dan kesehatan, nutrisi

dan kesehatan stress manajemen dan dukungan sosial. Dukungan sosial lebih

lanjut dijelaskan sebagai upaya pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan

menyusui.

Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah respon yang diperoleh seseorang dari orang lain dan

memberikan keuntungan, berupa penghargaan, persetujuan terhadap tindakan,

dan persetujuan terhadap sikap yang dilakukan (Hollander, 1981). Dukungan

sosial dapat didefinisikan sebagai perasaan subjektif dari seseorang untuk

diterima, dicintai, dihargai, diperlukan untuk diri sendiri, atau untuk bisa

melakukan sesuatu pada orang lain (Pander, 2002). Baron dan Byrne (2000)

menyebutkan, dukungan sosial merupakan keyamanan secara fisik dan psikologis

yang diperoleh individu dari teman dan anggota keluarga. Pendapat lain

dikemukakan oleh Siegle (1997, dalam Taylor, 2006) bahwa dukungan sosial

adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki

harga diri dan dihargai, serta bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban

bersama. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan dukungan

sosial adalah ketersediaan sumberdaya yang dapat memberikan kenyamanan

secara fisik dan psikologis yang diperoleh melalui interaksi bahwa individu

tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain. Dukungan sosial pada ibu

menyusui merupakan respon bantuan yang diterima oleh ibu menyusui dari orang

lain atau keluarga yang membuat ibu nyaman secara fisik dan psikologis selama

menyusui (Sidi, Suradi, Masoara, Budihardjo & Martono,2011).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 47: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

32

12 Universitas Indonesia

Masalah kesehatan dapat teratasi jika individu memiliki dukungan sosial

(keluarga, teman, atau pendukung lainnya). Keluarga dengan dukungan yang

adekuat akan lebih mudah menyelesaikan masalah dan mengurangi masalah

komplikasi yang ditimbulkan oleh masalah tersebut. Sistem dukungan sosial yang

berkembang di masyarakat seperti keluarga, kelompok pendukung, kelompok

swabantu, dan kelompok agama (Kozeir & Erb’s, 2012).

Cook dan Stacey (2003) dalam penelitiannya tentang dukungan pada multipara

dan primipara setelah melahirkan menyatakan perempuan yang menyusui

memerlukan dukungan baik dari petugas kesehatan maupun dari orang lain.

Britton, McCormick, Renfrew,Wade dan King (2007) menyatakan semua bentuk

dukungan pada ibu menyusui meningkatkan durasi menyusui. Hal senada

disampaikan oleh Dykes, at al (2003) dari hasil penelitiannya tentang pengalaman

dan dukungan yang dibutuhkan pada ibu menyusui.

Dukungan yang dibutuhkan ibu menyusui berkaitan dengan dukungan sosial.

Hasil penelitian ini berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumen, dukungan informasi dan dukungan network. Hoddinot dan

Pill (2000), Cook dan Stacey (2003) menjelaskan perempuan yang menyusui

memerlukan dukungan baik dari petugas kesehatan atau orang lain. Cochrane

collaborative review sistem menilai semua bentuk dukungan yang diberikan

untuk ibu menyusui meningkatkan durasi menyusui.

Jenis Dukungan Sosial

Jenis dukungan sosial yang diperoleh individu diklasifikasikan menjadi lima

bagian (Cutrona’s 1990, dalam Stewart, 1996), yaitu :

a) Dukungan Emosional

Dukungan emosional sangat diperlukan oleh ibu menyusui, khususnya pada ibu

primipara. Adanya dukungan secara emosional dari orang terdekat sangat

membantu ibu dalam menumbuhkan rasa percaya diri untuk dapat memberikan

ASI eksklusif (Sidi, Suradi, Masoara, Budihardjo, & Martono, 2011). Dukungan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 48: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

33

12 Universitas Indonesia

sosial sangat dibutuhkan ibu primipara saat pertama kali memberikan ASI pada

bayi mereka (Bello, Adedokun, & Ojengbede, 2009). Schied, Bake, Sheehan,

McCourt, Dykes (2009) menjelaskan pentingnya memberikan dukungan yang

seimbang pada ibu menyusui. Dukungan untuk ibu menyusui harus positif dan

realistis, tidak terlalu idealis, memberikan dorongan, proaktif dan berfokus pada

manfaat, tidak memberikan tekanan pada ibu sehingga membuat mereka merasa

tidak mampu dan merasa gagal. Ibu menyusui merasa didukung jika didengarkan

dengan empati dan diberikan informasi rinci dan realistis yang berpusat pada

kebutuhan mereka, diberikan dorongan dan penegasan.

Kondisi psikologis ibu yang berkembang sejak kehamilan sampai pasca

melahirkan akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui. Kesiapan ibu

memberikan ASI pada bayinya sangat penting. Keputusan atau sikap ibu yang

positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada saat kehamilan. Sikap ibu

dipengaruhi oleh adat, kebiasaan, dan kepercayaan tentang menyusui di daerah

masing-masing, pengalaman sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga,

dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, dan dukungan sosial pemberian ASI

(Perinasia, 2011).

b) Dukungan Integrasi Sosial

Budaya masyarakat saat ini yang cenderung individualis, sehingga ibu menyusui

membutuhkan adanya interaksi sosial, baik dengan sebaya maupun komunitasnya.

Dukungan kelompok (support group) atau dukungan swabantu (self help group)

dapat membantu mengurangi beban psikologis dan emosional akibat ketidak

mampuan menyusui dan masalah menyusui yang dihadapi. Dukungan kelompok

berusaha mempertahankan kontak sosial diantara anggota kelompok, biasanya

dilakukan sebulan sekali di tempat yang telah disepakati seperti tempat pelayanan

kesehatan atau di rumah salah satu anggota. Tujuan pertemuan ini adalah saling

bertukar pengalaman, mendengarkan dan menerima pengalaman anggota, saling

memahami dan membuat jejaring sosial. Dukungan sosial juga memberikan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 49: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

34

12 Universitas Indonesia

informasi kepada masyarakat atau bisa juga digunakan untuk kepentingan

advokasi (Garung, 2006; Randal, 2003)

Dukungan integrasi sosial dapat membantu ibu menyusui untuk merasa dapat

diterima pada kelompoknya. Hal ini menyebabkan ibu menyusui dapat berbagi

perasaan, minat, perhatian, dan mampu mempertahankan pemberian ASI secara

eksklusif (Sidi, Suradi, Masoara, Budihardjo, & Martono, 2011). Salah satu

bentuk dukungan integrasi sosial dapat dilihat dalam kehgiatan kelompok

swabantu.

c) Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan dapat membantu ibu untuk meningkatkan rasa percaya

diri. Rasa percaya diri pada ibu menyusui muncul karena ibu memperoleh

penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi ibu

menyusui dalam mengatasi rasa percaya dirinya, apakah ia akan mampu

memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya atau tidak (Kementrian Kesehatan

RI, 2012). Reinforcement dan pengakuan diperlukan oleh ibu menyusui untuk

membantu tetap memberikan ASI kepada bayi (Prochaska et al, 2002). Dykes, et

al (2003) menjelaskan ibu muda membutuhkan dukungan yang dikombinasi

sinergis antara dukungan emosional, penghargaan, instrumen dan net work

support.

d) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental meliputi bentuk bantuan secara langsung berupa barang

seperti buku panduan, uang, atau makanan. Dukungan instrumental yang dapat

diterima oleh ibu menyusui adalah buku panduan kesehatan ibu dan anak, bantuan

dana dari pemerintah yang berkaitan dengan jaminan perawatan pada bayinya

selama masih usia 0-28 hari (neonatal) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Selain

dana dari pemerintah yang memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan untuk

neonatal, dukungan instrumen yang sedang dikembangkan oleh Asosiasi Ibu

Menyusui Indonesia (AIMI) adalah ASI donor.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 50: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

35

12 Universitas Indonesia

e) Dukungan Informasi

Hong, et al (2003) mendefinisikan dukungan informasi ibu menyusui adalah

pemberian informasi, mengajarkan posisi menyusui, dan menilai tehnik menyusui

yang dilakukan pada ibu menyusui. Lebih lanjut Hong, et al (2003) menyatakan

perilaku supportif yang dilakukan oleh perawat kepada ibu menyusui di ruang

rawat adalah memberikan informasi dan memberikan dukungan emosional.

Dukungan informasi yang diberikan kepada ibu menyusui dapat berupa nasihat,

saran, atau umpan balik. Dukungan informasi pada ibu menyusui terkait dengan

proses memberikan ASI dan masalah yang mungkin muncul selama menyusui.

Informasi tentang IMD dan ASI eksklusif dapat diberikan oleh kader atau petugas

kesehatan kepada ibu menyusui, khususnya pada ibu primipara.

Kirm, et al (2006) menjelaskan terjadinya peningkatan yang signifikan ibu yang

mendapatkan pendampingan secara coaching. Peningkatan terjadi pada waktu

menyusui eksklusif. Ibu yang mendapatkan pendampingan coaching periode

rentang waktu menyusui eksklusifnya hingga delapan bulan.

Fungsi dan Pemberi Dukungan Sosial

Fungsi utama dukungan sosial adalah meningkatkan kekuatan pribadi yang

diberikan dukungan dan mempromosikan pencapaian tujuan hidup (Pander,

Murdaugh & Carolyn, 2002). Beberapa sistem dukungan sosial yang berkaitan

dengan pemberian ASI adalah natural support system ( dukungan keluarga ),

dukungan kelompok sebaya (dibahas dalam stategi intervensi di komunitas, proses

kelompok), dan petugas kesehatan.

Dukungan dari keluarga (orang tua) seperti memberikan pengalaman menyusui

yang telah mereka lakukan kepada ibu menyusui (Februhartanty, Bardosono,

Septiari. 2007). Mannion, et al (2013) meneliti persepsi dukungan maternal dari

pasangan selama menyusui didapatkan hasil ibu lebih mampu dan percaya diri

menyusui ketika pasangan mereka mendukung dengan cara verbal dan terlibat

aktif dalam kegiatan menyusui. Dukungan dari suami dapat berupa memberikan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 51: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

36

12 Universitas Indonesia

waktu yang cukup dan suasana yang nyaman selam proses menyusui. Dukungan

petugas kesehatan, teman dekat, atau kerabat sangat dibutuhkan oleh ibu,

khususnya pada ibu yang baru pertama kali hamil (Perinasia, 2011).

Dukungan yang natural berkaitan dengan fasilitas dalam menyusui diperlukan

oleh wanita menyusui. Fenwick, et al (2001) mengemukakan hubungan saling

percaya antara petugas kesehatan berpengaruh positif pada wanita menyusui.

Lebih lanjut penelitian Fenwick, et al (2008) menemukan bahwa verbal exchange

antara perawat dan ibu menyusui mempengaruhi kepercayaan diri wanita dalam

menyusui. Menhire, et al (2007) mengemukakan pengalaman ibu menyusui

dipengaruhi oleh support yang konsisten dari petugas kesehatan dan membuat ibu

menyusui tetap menyusui, percaya diri dan merasa puas dalam menyusui.

2) Proses Kelompok

Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang

dilakukan bersamaan dengan masyarakat melalui pembentukan peer atau sosial

support berdasar kondisi dan kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2004;

Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Strategi intervensi dengan proses kelompok

dapat memberikan pengaruh yang positif meliputi ; 1) membangun harapan ketika

anggota kelompok menyadari bahwa ada orang lain yang telah menghadapi atau

berhasil menyelesaikan masalah yang sama; 2) universalitas, dengan menyadari

bahwa dirinya tidak sendiri menghadapi masalah yang sama; 3) berbagi informasi;

4) altruieme dan saling membantu; 5) koreksi berantai atau berurutan, hubungan

yang paralel terjadi dalam kelompok dan dalam keluarga; 6) pengembangan

tekhnik sosialisasi; 7) perilaku imitatif dari pemimpin kelompok; 8) chatarsis,

ketika anggota belajar untuk mengekspresikan perasaan secara tepat; 9) faktor

faktor eksistensial ketika anggota kelompok menyadari bahwa hidup kadang tidak

adil dan setiap orang harus bertanggung jawab terhadap cara hidup yang telah

ditempuh (Yalom, 1983 dalam Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 52: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

37

12 Universitas Indonesia

Pembentukan peer support sebagai strategi intervensi asuhan keperawatan

kelompok ibu hamil dan menyusui dengan mengembangkan model kelompok

swabantu. Katz dan Bender (1976 dalam Nayar, et al 2004) mendefinisikan

kelompok swabantu adalah kelompok yang bersifat sukarela, memiliki struktur

kelompok yang kecil untuk saling membantu dan mencapai tujuan khusus.

Hutauruk, Simanungkalit, dan Hepiana (2011) menjelaskan, kelompok swabantu

adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau memiliki tujuan

yang sama, bertemu secara rutin untuk saling menceritakan kesulitan,

keberhasilan, infomasi, dan ide yang berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau

upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kelompok

swabantu adalah kelompok masyarakat yang suportif, berhubungan satu sama

lain dalam jaringan sosial, memuaskan orang lain yang membutuhkan, dan tempat

belajar bagaimana menghadapi pengalaman baru (Silverman, 1980 dalam Hunt,

2004). Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok

swabantu adalah kelompok yang berada di masyarakat, memiliki situasi dan

tujuan yang sama, bertemu secara rutin untuk belajar, menceritakan kesulitan,

menceritakan keberhasilan, memberikan informasi, serta ide baru yang berkaitan

dengan situasi yang dihadapi.

Ciri-ciri dari kelompok swabantu adalah: anggotanya memiliki masalah yang

sama, baik secara fisik, mental maupun sosial; sifat keanggotaan sukarela;

menekankan pada kebersamaan dan saling mendukung yang tinggi; menghargai

serta bertanggungjawab pada anggotanya; memiliki aturan yang harus dipatuhi

dan disepakati oleh anggotanya; mempertahankan hubungan secara baik dengan

cara mengunjungi anggotanya serta mengadakan pertemuan; memberikan

dukungan dan masukan kepada anggota kelompok yang memiliki masalah

(Pander, 2002; Stuart & Laraia, 1998; Bomar, 2004).

Karakteristik dari kelompok swabantu ibu adalah jumlah masyarakat yang cukup

untuk membentuk kelompok dan perekrutan anggota yang menarik (Hutauruk,

Simanungkalit, & Hepiana, 2011). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah

memberikan dukungan psikologis kepada setiap anggota kelompok (Hutauruk,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 53: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

38

12 Universitas Indonesia

Simanungkalit, & Hepiana, 2011). Nayar et al (2004) menyebutkan kelompok

swabantu dibentuk oleh peer untuk bersama-sama saling membantu dalam

memenuhi kebutuhan umum. Kelompok swabantu menekankan interaksi sosial

tatap muka, memberikan dukungan emosional,dan memperluas nilai-nilai. Katz

(1976 dalam Nayar et al 2004) menyampaikan bahwa kelompok swabantu

biasanya mulai dari kondisi ketidak berdayaan, anggotanya spontan, menyetujui

beberapa tindakan untuk berpartisipasi. Kelompok swabantu membuat dan

mengatur organisasi dan membuat peratuan kelompok.

Pembentukan kelompok swabantu terdiri dari lima fase (Hitchcock, Schubert, dan

Thomas, 1999), yaitu: (1) fase orientasi: fase orientasi merupakan fase penjajakan

untuk menentukan arah, tujuan, dan bentuk kepemimpinan yang ingin dicapai

oleh kelompok. Seleksi anggota berdasarkan masalah yang dihadapi. Pada tahap

ini, pengaruh dari pemimpin diperlukan untuk meningkatkan hubungan saling

percaya. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan tujuan bersama, norma dan

nilai yang berlaku, jadual pertemuan, dan bentuk pertemuan yang diharapkan oleh

kelompok; (2) fase konflik: konflik terjadi dalam kelompok karena adanya

perbedaan keinginan yang terjadi dalam kelompok. Adanya seorang pemimpin

yang berpengaruh dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah,

sangat diperlukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kelompok.; (3)

fase kohesif: fase ini menunjukkan bahwa dalam kelompok mulai terjadi adaptasi

peran dan aturan yang diwujudkan melalui hubungan yang baik dan harmonis

antar kelompok. Pemimpin berperan sebagai pemberi arahan sesuai dengan apa

yang dibutuhkan oleh anggota; (4) fase kerja: fase kerja dimulai dari terapi

kelompok. Anggota kelompok swabantu akan saling berbagi pengalaman dan

membantu untuk menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh anggota; (6) fase

terminasi: fase terminasi merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kelompok, bisa

dari individu anggota kelompok maupun dari kelompok tersebut. Pada tahap ini,

setiap anggota kelompok mengungkapkan perasaan selama mengikuti proses

kelompok, harapan yang ingin dipenuhi, dan umpan balik.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 54: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

39

12 Universitas Indonesia

Levi dalam Pender (2002) mengidentifikasi empat tujuan kelompok swabantu,

yaitu sebagai kontrol perilaku, koping stress dan memberi dukungan, orientasi

hidup, dan aktualisasi diri. Kelompok yang sudah berjalan akan menunjukkan

perilaku dan pengetahuan yang digambarkan sebagai berikut: (a) proses

perubahan perilaku pada kelompok swabantu meliputi: (1) penguatan baik

langsung maupun perwakilan untuk mengembangkan perilaku yang diinginkan

dan pengurangan perilaku yang bermasalah, (2) pelatihan, indoktrinasi, dan

dukungan dalam penggunaan kontrol perilaku, (3) pemodelan metode untuk

mengatasi stress dan mengubah perilaku; dan (4) menunjuk anggota untuk

melakukan kunjungan guna mengubah lingkungan social; (b) proses kognitif

dalam kelompok swabantu berorientasi pada: (1) menyediakan informasi baik

formal maupun non formal dan pesan-pesan yang diperlukan oleh anggota; (2)

perluasan persepsi berbagai alternatif pemecahan masalah dan tindakan untuk

mengatasi masalah anggota; (3) dukungan untuk setiap perubahan sikap terhadap

diri sendiri, perilaku diri sendiri, dan pengurangan ketidakpastian di masyarakat

dan rasa terisolasi atas masalah mereka; dan (4) penggantian budaya yang pada

anggota baru dapat mengembangkan identitas pribadi dan meningkatkan rasa

percaya diri mereka.

Kelompok swabantu ibu mengutamakan anggota kelompok pada ibu hamil serta

ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Selain itu, kelompok ini sangat terbuka

untuk individu lain yang berminat untuk masuk dalam kelompok swabantu ibu,

misalnya suami atau anggota keluarga yang lain. Diskusi yang dilakukan dalam

pertemuan kelompok swabantu ibu diutamakan pada isu seputar perawatan

kesehatan, pemenuhan gizi untuk menjaga kesehatan, dan pemenuhan gizi untuk

ibu selama hamil dan pasca melahirkan, serta ASI dan menyusui. Diskusi dalam

kelompok swabantu ibu dapat berkembang dengan baik jika disesuaikan dengan

situasi dari peserta, misalnya perawatan pasca melahirkan atau perawatan bayi

baru lahir.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 55: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

40

12 Universitas Indonesia

Pertemuan kelompok swabantu ibu diharapkan sebagai pertemuan yang

menyenangkan, tidak kaku, dan santai. Karakteristik pada pertemuan pertama,

biasanya masih agak kaku. Seiring berjalannya waktu, keakraban diantara

anggota kelompok, dan bertambahnya pengalaman motivator sebagai pemandu,

maka pertemuan kelompok swabantu ibu biasanya menjadi lebih santai dan

akrab. Hutauruk, Simanungkalit dan Hepiana (2011) mengklasifikasikan

pertemuan kelompok swabantu ibu menjadi lima bagian, yaitu:

a) Pembukaan (10 menit)

Motivator membuka pertemuan kelompok swabantu ibu dengan

mengucapkan selamat datang kepada para anggota kelompok. Sebaiknya,

motivator juga menyampaikan terimakasih atas kehadiran peserta untuk

hadir dalam pertemuan hari itu. Bila pertemuan tersebut adalah pertemuan

pertama, motivator perlu melakukan: (1) memperkenalkan diri serta

menjelaskan perannya sebagai motivator; (2) menjelaskan tujuan

diundangnya anggota kelompok dalam pertemuan tersebut; (3)

menjelaskan bahwa pertemuan kelompok swabantu ibu akan dilakukan

secara rutin menurut kesepakatan dengan peserta; (4) menjelaskan bahwa

setiap pertemuan kelompk swabantu ibu akan dilaksanakan dalam waktu

tidak lebih dari dua jam; dan (5) mempersilakan peserta untuk saling

memperkenalkan diri. Apabila ada peserta baru dalam pertemuan tersebut,

motivator perlu memperkenalkan peserta baru tersebut kepada kelompok

dan mempersilakan semua peserta untuk memperkenalkan dirinya masing-

masing.

b) Membangun keakraban (20 menit)

Motivator meminta peserta untuk menceritakan kejadian paling menarik

yang terjadi pada mereka. Motivator kelompok swabantu ibu dapat

meminta ibu untuk menceritakan pengalaman menarik yang mereka alami

selama dua minggu terakhir seputar kehamilan, menyusui, maupun hal-hal

dalam keluarga.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 56: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

41

12 Universitas Indonesia

c) Pengumuman dan perayaan (10 menit)

Motivator dapat memberikan informasi yang berguna untuk anggota

kelompok, misalnya hari pelayanan posyandu, kegiatan pembagian

Vitamin A, atau lomba yang akan dilaksanakan di lingkungan tersebut.

Setiap kemajuan dan perubahan yang terjadi pada anggota kelompok yang

baru melahirkan, anggota kelompok yang berhasil melakukan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), atau ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif,

perlu dirayakan bersama kelompok. Perayaan ini merupakan bentuk

keberhasilan kelompok untuk mendukung ibu dalam melakukan perubahan

perilaku.

d) Diskusi (durasi diskusi maksimal satu jam)

Motivator dapat memulai sesi diskusi dengan menawarkan sebuah topik

diskusi yang dipandang sesuai dengan minat peserta. Selain itu, motivator

juga dapat mengumumkan topik yang akan dibahas sesuai dengan

kesepakatan dalam pertemuan sebelumnya. Jika diskusi sangat menarik

peserta dan menghabiskan waktu, motivator perlu meminta kesepakatan

dari peserta apakah pertemuan dihentikan atau dilanjutkan. Hal ini sangat

membantu anggota kelompok swabantu ibu yang sedang hamil,

mengingat ibu hamil mengalami tekanan pada otot panggul sehingga akan

mengalami kelelahan bila duduk terlalu lama.

e) Kesimpulan dan penutup (20 menit)

Apabila waktu pertemuan kelompok dan semua hal penting terkait topik

diskusi sudah habis, pertemuan dapat ditutup. Motivator menutup dengan

mengemukakan: Apa saja yang telah anggota pelajari dari pertemuan ini,

apa saja yang disukai anggota dari pertemuan ini, dan apa saja yang ingin

diubah dari pertemuan ini. Setelah semua peserta mengemukakan ketiga

hal tersebut, motivator merangkum pernyataan-pernyataan dari peserta,

kemudian meminta kesepakatan mengenai: tanggal dan waktu pertemuan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 57: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

42

12 Universitas Indonesia

berikutnya, tempat pelaksanaan, serta topik diskusi pada pertemuan

berikutnya.

Keanggotaan dalam kelompok swabantu ibu perlu diperhatikan agar setiap peserta

mendapat kesempatan untuk berbicara sehingga terjadi diskusi yang aktif. Jumlah

peserta dalam kelompok sebaiknya berkisar antara 8-10 orang dalam kelompok

kecil atau 12 -15 dalam kelompok besar (Lung’aho & Jemeines, 2010). Sebab,

jumlah peserta akan mempengaruhi lamanya waktu dan luasnya tempat yang

diperlukan untuk pertemuan. Durasi setiap pertemuan kelompok swabantu ibu

maksimal 120 menit ( Hutauruk, Simanungkalit & Hepiana, 2011).

Kegiatan kelompok swabantu diharapkan memberikan efek positif pada

anggotanya. Antze (1976 dalam Belliveau & Wagone, 1999) menjelaskan

kelompok swabantu dapat mendorong terjadinya adopsi pengetahuan. Adapun

adaptasi terjadi dengan cara: 1) hubungan yang lama antara anggota , 2)

penyampaian pengalaman, mendengarkan dan penggunaan pengetahuan, 3)

mendorong anggota untuk membujuk anggota yang lain untuk memahami

pengetahuan, 4) pemberian penghargaan akan meningkatkan keinginan anggota

lain, 5) anggota yang memiliki masalah mendapatkan support dari anggota lain.

Giddings dan McVicar (2007) menyatakan manfaat yang diperoleh oleh anggota

kelompok swabantu dari kelompok adalah terjalinnya relationship diantara

anggota. Relationship merupakan hal yang utama, dimana mereka dapat

melakukan sharing dengan para profesional. Katz (1985 dalam Belliveau &

Wagoner, 1989) menyampaikan bahwa kelompok swabantu efektif untuk

gangguan mental, orang tua dengan bayi prematur, penderita penyakit kronik

seperti asma, reumatoid arthritis. Hadi (2001 dalam Nayaar 2004) menjelaskan

keterlibatan perempuan dalam kelompok swabantu menghasilkan manfaat

kesehatan seperti peningkatan perawatan anak, dan peningkatan penggunaan

kontrasepsi. Bhuiya (2000) menjelaskan dengan kegiatan kelompok swabantu

pada perempuan dapat menurunkan kekerasan dalam rumah tangga,

meningkatkan pengetahuan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 58: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

43

12 Universitas Indonesia

Proses kelompok untuk mengubah perilaku pemberian ASI eksklusif dalam

praktik residensi diharapkan terjadi adopsi perilaku positif untuk meningkatkan

pemberian ASI eksklusif. Perilaku positif berawal dari keyakinan bahwa di dalam

setiap kelompok terdapat beberapa individu yang tidak memiliki sumberdaya

tambahan, telah menyesuaikan perilaku-perilaku dan strategi untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik dibandingkan orang-orang disekitarnya yang tinggal di

lingkungan yang sama. Pendekatan perilaku positif melalui proses peningkatan

kesadaran, membantu masyarakat dalam mengenali masalah dan menemukan

bahwa ada orang-orang di masyarakat yang telah menemukan solusi dari masalah-

masalah tersebut. Solusi yang ditemukan dalam masyarakat akan lebih

berkelanjutan dibandingkan dengan solusi yang didatangkan dari luar masyarakat

tersebut.

Perilaku positif menekankan pada perilaku-perilaku berhasil yang tersedia sebagai

solusi yang terlihat di dalam kelompok dan belajar mempraktikkan perilaku-

perilaku yang telah diidentifikasi tersebut. Karena solusi tersebut datang dari

kelompok sendiri, hal itu menjadi lebih mudah untuk diterima dan memilikinya

dalam waktu yang singkat. Pendekatan ini adalah pendekatan pemecahan masalah

yang menekankan pada penemuan proses dibandingkan pengajaran dan

pembelajaran proses.

Fokus utama perilaku positif adalah merubah perilaku sehingga hal tersebut akan

merubah cara berfikir. Perilaku positif segera dimulai dengan melatih perilaku

yang telah ditemukan di kelompok. Secara teoritis ada tahapan yang harus

dilakukan yang disebut dengan istilah 6 “D” sebagai langkah yang harus dilalui

dengan catatan yang melakukannya adalah komunitas yang bersangkutan yang

didampingi oleh fasilitator. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Define, tetapkan atau definisikan masalah dan solusinya, dengarkan apa

penyebabnya (analisis situasi) menurut mereka/kelompok sehingga ada

pernyataan masalah dari komunitas. Misalnya, dalam suatu kelompok

masyarakat, ibu menyusui mengalami produksi ASI yang kurang.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 59: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

44

12 Universitas Indonesia

b) Determine, tentukan apakah ada orang-orang dari kelompok mereka yang

telah menunjukkan prilaku yang diharapkan. Misalnya, ada ibu yang

produksi ASInya banyak dan anaknya tumbuh sehat

c) Discover, cari tahu apa yang membuat “perilaku positif” mampu

menemukan solusi yang lebih baik dari pada tetanggganya. Misalnya,

“perilaku positif” memberikan makanan tertentu yang dikonsumsi ibu,

Pastikan “perilaku positif“ tidak mendapatkan subsidi dari sanak

keluarganya yang mampu, baik yang berada di perkampungan itu maupun

di daerah lain, sehingga itu juga merupakan penyebab ibu produksi

ASInya meningkat.

d) Design, rancang dan susun strategi yang memampukan orang lain

mengakses dan mengadopsi prilaku baru tersebut. Misalnya, membuat

program gizi dan peserta diwajibkan membawa food contributions berupa

makanan “perilaku positif” dan mempraktekkannya secara aktif.

e) Discern, amati tingkat efektivitas intervensi melalui pengawasan dan

monitoring yang dilakukan secara terus menerus. Misalnya, mengukur

produksi ASI ibu yang ikut kelompok swabantu dengan penimbangan dan

pemantauan pertumbuhan kepada bayi tiap bulan.

f) Disseminate, sebarluaskan kesuksesan kepada kelompok lain yang sesuai.

Misalnya, bentuk sebuah “Universitas Hidup” (laboratorium sosial)

sebagai tempat belajar bagi orang lain yang tertarik untuk mengadopsi

prilaku mereka sendiri di tempat lain dan siap berpartisipasi dalam

program tersebut.

3) Kemitraan

Kemitraan secara umum dapat didefinisikan oleh Departemen Kesehatan (2003)

sebagai hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan,

keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat) untuk mencapai

tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing masing.

Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama aktif antara perawat

komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan program. Bentuk kegiatannya

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 60: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

45

12 Universitas Indonesia

adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing dilakukan untuk saling menguntungkan

(Stanhope & Lancaster, 2004; Hitchock, Schubert & Thomas, 1999).

Partnership adalah intervensi keperawatan komunitas dalam bentuk kerjasama

dengan pihak terkait untuk membina, mengawasi, dan mencegah permasalahan

terputusnya pemberian ASI eksklusif (Ervin, 2002). Pihak yang dapat dilibatkan

dalam partnership ini adalah pemerintah (Dinas Kesehatan, Puskesmas,

Kelurahan) dan LSM (AIMI). Bentuk kegiatan adalah kerjasama program dan

dukungan dari pihak yang diajak kerjasama. Program dapat berasal dari pihak

yang diajak kerjasama atau perawat.

4) Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu kegiatan keperawatan komunitas dengan melibatkan

masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada di komunitas,

masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah (Stanhope & Lancaster,

2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Pemberdayaan adalah keseluruhan

upaya untuk meningkatkan kontrol dalam pengambilan keputusan pada level

individual, keluarga, komunitas dan masyarakat (Nies & McEwen, 2001). Perawat

dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk membantu masyarakat

mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah, menciptakan

jejaring, negosiasi, lobbying, dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan

kesehatan (Nies & McEwen, 2001).

Pemberdayaan dalam implementasi program ini merupakan suatu kegiatan dalam

bentuk melibatkan keluarga dan masyarakat dalam mempengaruhi ibu-ibu

menyusui untuk tetap memberikan ASI secara ekskluasif. Tujuan kegiatan

empowerment ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan

keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan

empowerment dapat dilakukan di keluarga masing-masing atau dikumpulkan pada

suatu tempat yang mudah dijangkau oleh orang tua. Kegiatan pemberdayaan

keluarga dan masyarakat untuk memberikan dukungan dan memberikan masukan-

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 61: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

46

12 Universitas Indonesia

masukan yang tepat berkaitan dengan masalah menyusui yang dihadapi oleh ibu-

ibu menyusui.

Pencegahan terputusnya pemberian ASI eksklusif di masyarakat yang

dilaksanakan melalui asuhan keperawatan komunitas pada kelompok ibu hamil

dan menyusui, ditindaklanjuti dengan pembinaan keluarga yang beriko mengalami

terputusnya pemberian ASI dengan asuhan keperawatan keluarga menggunakan

konsep Asuhan keperawatan keluarga.

2.4 Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu menyusui

Keluarga adalah unit dasar dari sebuah komunitas dan masyarakat,

mempresentasikan perbedaan budaya, ras, etnik dan sosial ekonomi. Aplikasi dari

teori ini termasuk mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya

ketika melakukan pengkajian dan perencanaan, implementasi, dan evaluasi

perawatan pada anak dan keluarga (Hitchock, Schubert, Thomas, 1999). Penerapan

asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Family Centered Nursing(FCN)

salah satunya menggunakan Friedman Assasement Model (FAM). FCN

didasarkan pada asumsi bahwa keluarga adalah sumber utama pengasuhan selama

masa anak-anak (Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, & Hanson, 2010). Kaakinen,

Gedaly-Duff, Coehlo, dan Hanson (2010) menjelaskan pendekatan FCN memiliki

elemen pendekatan: keluarga sebagai pusat, kolaborasi antara keluarga dan

petugas kesehatan, komuniasi antara keluarga dan petugas kesehatan,

keberagaman budaya dalam keluarga, perbedaan koping dan dukungan, keluarga

dan kelompok pendukung, pelayanan khusus dan sistem dukungan dan holistic

perspectif FCN. Pendekatan FCN dilaksanakan dengan proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 62: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

47

12 Universitas Indonesia

2.4.1 Pengkajian

Asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan pengkajian keperawatan sampai

dengan evaluasi keluarga. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan FCN

memberikan kerangka acuan untuk mengaplikasikan proses keperawatan melalui

Friedman Assasement Model (FAM). Kedua konsep disintesis selanjutnya menjadi

pedoman pelaksanaan melakukan pengkajian.

Pengkajian keluarga dengan menggunakan model Friedman terdiri atas enam

kategori, yang meliputi: identitas keluarga, riwayat keluarga dan tahap

pekembangan keluarga, lingkungan tempat tinggal, struktur keluarga, fungsi

keluarga, stress dan koping adaptasi keluarga. Model pengkajian Friedman

mengasumsikan bahwa keluarga merupakan sistem sosial dengan kebutuhan

fungsional, keluarga sebagai sistem sosial menjalankan fungsi dengan melayani

individu dan masyarakat. Selanjutnya pengkajian keluarga di fokuskan pada tahap

perkembangan keluarga, struktur dan fungsi keluarga dalam manajemen

pemberian ASI (breastfeeding).

2.4.1.1 Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah interval waktu dengan struktur dan interaksi

hubungan peran dalam keluarga secara kualitatif dan kuantitatif (Klein& White,

1996 dalam Friedman, 2003). Dalam tahap perkembangan keluarga menyiratkan

adanya tugas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh keluarga, dan masalah

kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian. Tahap perkembangan yang menjadi

fokus keperawatan keluarga disini adalah Childbearing. Tahap ini merupakan

pengalaman awal menjalankan peran parenting. Keperawatan keluarga

childbearing melihat keluarga sebagai klien dan keluarga sebagai konteks

perawatan anggota keluarga atau keduanya (Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, &

Hanson, 2010). Childbearing family nursing berfokus pada kesehatan dan

kesejahteraan, bukan pada prosedur dan tindakan madis.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 63: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

48

12 Universitas Indonesia

Pada tahap childbearing, saat pasca melahirkan semua anggota keluarga

mengekspresikan adanya pergolakan pada minggu awal kelahiran. Tugas

perkembangan menurut Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, dan Hanson (2010) ada

sembilan yaitu penyediaan ruang untuk anak, pembiayaan kelahiran anak dan

membesarkan anak, mengasumsi tanggung jawab bersama untuk perawatan anak

dan pengasuhan, memfasilitasi pembelajaran peran anggota keluarga,

menyesuaikan diri dengan perubahan pola komunikasi, rencana untuk anak-anak

berikutnya, menyelaraskan pola antargenerasi, menjaga anggota keluarga motivasi

dan semangat kerja, membangun ritual dan rutinitas keluarga. Pelaksanaan tugas

keluarga memfasilitasi peran anggota keluarga dibahas lebih lanjut pada struktur

keluarga.

2.4.1.2 Struktur Keluarga dalam Pemberian ASI

Friedman (2010) menjelaskan struktur keluarga merupakan cara pengaturan

keluarga, cara pengaturan bagaimana unit-unit keluarga saling mempengaruhi.

Teori struktur dipilih karena memberikab perspektif yang komprehensif dan

holistik dalam pengkajian. Dimensi struktur keluarga Friedman (2010)

memaparkan empat hal, yaitu struktur peran, struktur nilai, proses komunikasi dan

struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.

Peran adalah kumpulan dari perilaku yang relatif homogen yang dibatasi secara

normatif dan diharapkan dari seseorang yang menempati posisi sosial (Friedman,

2010). Peran keluarga menurut Friedman (2010) dikategorikan dalam dua kategori

yaitu peran formal dan peran informal. Peran keluarga lebih jelas dikemukakan

Satir (1967 dalam Friedman, 2010) peran formal adalah peran eksplisit yang

terdapat pada struktur peran keluarga (seperti ayah-suami) dan peran informal

bersifat implisit, seringkali tidak tampak dan diharapkan untuk memenuhi

kebutuhan emosonal keluarga, serta untuk menjaga dan memelihara

keseimbangan keluarga. Keluarga dapat mengalami tekanan peran pada saat

transisi peran. Transisi peran muncul pada saat memiliki bayi baru (Aldous, 1996

dalam Friedman , 2010).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 64: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

49

12 Universitas Indonesia

Hung (2005 dalam Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, & Hanson 2010)

menjelaskan periode setelah melahirkan merupakan waktu yang menegangkan

bagi ibu karena perubahan peran dan menghadapi tugas-tugas baru dari perannya

sebagai ibu. Perubahan hubungan, tuntutan ekonomi, dan dukungan sosial dapat

mengakibatkan stress post partum. Perubahan peran saat memiliki bayi baru

menggambarkan adanya kesulitan dalam membuat transisi peran. Ventura (1987

dalam Friedman , 2010) pada studinya menjelaskan 35% ibu baru dan 65% ayah

melaporkan merasa tertekan karena banyaknya tuntutan peran. Kaakinen, Gedaly-

Duff, Coehlo, dan Hanson (2010) memaparkan semua anggota keluarga

mengalami pergolakan selama beberapa hari pada minggu pertama bayi baru lahir

berada di rumah mereka.

Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, dan Hanson (2010) menyebutkan bahwa sukses

dalam pemberian ASI menginduksi perasaan peran seorang ibu. Pemberian ASI

merupakan peran seorang perempuan, namun ayah dapat dilibatkan dalam

kegiatannya. Ayah dapat menyendawakan bayi setelah menyusu, memeluk bayi

setelah selesai makan, atau memberikan ASI perah pada bayi, memberikan

kesempatan ibu untuk beristirahat, membantu menggatikan popok dan

memandikan, mengurangi stress ibu, membantu seputar kegiatan dirumah

(Davidson et al, 2008 dalam Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, & Hanson, 2010;

WHO, 2013).

Keterlibatan ayah dalam memberikan ASI merupakan hal yang baik bagi perawat

dalam melakukan observasi interaksi orang tua dengan bayi dan merupakan tanda

perilaku positif pemberian kasih sayang peran orang tua. Februhartanti (2009)

mengidentifikasi peran ayah untuk mempersiapkan pemberian ASI ada tiga, yaitu:

(1) saat kehamilan: belajar dan mencari informasi tentang kehamilan yang sehat

dan persiapan menyusui, menemani istri memeriksakan kehamilan, berdiskusi

dengan dokter/bidan tentang niat istrinya memberikan ASI eksklusif, memberikan

istri semangat supaya siap memberikan ASI; (2) saat melahirkan: belajar dan

mencari informasi tentang persalinan yang aman serta tehnik menyusui segera

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 65: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

50

12 Universitas Indonesia

setelah proses kelahiran, siap menemani istri melahirkan, dan menunggui proses

IMD, berdiskusi dengan petugas kesehatan bahwa mereka ingin memberikan ASI

dan menolak pemberian susu formula, memberikan semangat pada istri untuk

dapat menyusui dan tidak tergoda dengan susu formula; (3) saat periode usia bayi

0-6 bulan: belajar dan mencari informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif,

memberkan kenyamanan pada istri saat menyusui, membantu pekerjaan rumah

tangga, bersikap ramah saat kebutuhan suami tidak dapat langsung dilaksanakan

oleh istri, membantu meyakinkan istri bahwa ASInya cukup sampai 6 bulan.

Pada keluarga extended dukungan nenek menentukan untuk tetap memberikan

ASI. Ekstrom, Widsrom, dan Nissen (2003) menjelaskan bahwa dukungan dari

pasangan dan nenek sangat signifikan dalam meningkatkan pemberian ASI di

Swedia. Sebuah studi di Malawi menyebutkan nenek dari ayah (paternal)

memegang peranan penting dalam pemberian ASI, makanan pertama pada bayi

(Kerr, Dakishoni, Shumba, Msachi, Chirwa, 2008). Grassley dan Eschiti (2008)

menyimpulkan penelitiannya ibu menyusui pada keluarga extended memerlukan

dukungan nenek, namun nenek cenderung untuk mengarahkan untuk memberikan

makan dini dan tidak menyusui.

Nilai dalam struktur keluarga diartikan sebagai suatu sistem ide, perilaku dan

keyakinan tentang nilai suatu hal atau konsep secara sadar maupun tidak sadar

mengikat angota keluarga dalam kebudayaan sehari-hari (Parad & Caplan, 1965

dalam Friedman, 2010). Johanson, Foldevi dan Rudebeck (2013) serta Brown dan

Lee (2011) dalam penelitian kualitatifnya tentang nilai dalam brestfeeding bagi

seorang perempuan dan pengalaman serta sikap perempuan memberikan ASI

selama enam bulan, memuncukan tema nilai hidup dalam menyusui bagi

perempuan adalah perasaan koherensi, kesenangan, dan kebanggaan sebagai

interaksi dari elemen biologis, sensual, rasional dan sosial, sehingga ibu

memutuskan untuk menyusui; keyakinan yang tertanam dan kuat, pilihan

breastfeeding adalah normal dan sehat.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 66: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

51

12 Universitas Indonesia

Sebuah metaethnografi studi pada perempuan migran dalam pengalaman

menyusui di negara baru di temukan tema adanya konfik dalam praktek

pemberian ASI. Penelitian ini membahas konflik pemberian ASI timbul dalam

keluarga adalah praktek pemberian ASI dan praktek perawatan post artum

tradisional. Penyebab berhentinya pemberian ASI eksklusif adalah peran dominan

saudara perempuan atau ibu (Schmid at al., 2012). Friedman (2010) menjelaskan

konflik nilai antar generasi dapat terjadi pada keluarga dengan tipe extended

family. Nilai konflik tidak dapat dihindari ketika ibu atau saudara perempuan

memegang nilai memberikan makan selain ASI secara dini tidak memberikan

akibat pada bayi.

Komunikasi keluarga adalah suatu simbolis, proses transaksional menciptakan dan

membagi arti dalam keluarga (Galvin & Brommel, 1986 dalam Friedman, 2010).

Dalam keluarga childbearing mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan harus

secara fungsional: menyatakan maksud dengan jelas dan tegas, mengklarifikasi

dan mengualifikasi apa yang dikatakan, meminta umpan balik dan terbuka

terhadap umpan balik (Satir,1967 dalam Friedman, 2010).

2.4.1.3 Fungsi keluarga dalam pencegahan terputusnya pemberian ASI

eksklusif

Fungsi afektif dalam keluarga childbearing berhubungan dengan perlindungan

psikososial dan dukungan terhadap anggota. Afektif melibatkan persepsi keluarga

terhadap penghargaan dan asuhan kebutuhan psikososial anggota. Melalui fungsi

afektif keluarga meningkatkan kualitas kemanusiaan, stabilitas kepribadian dan

perilaku, relabilitas serta harga diri anggota keluarga (Friedman, 2010).

Fungsi sosialisasi dalam keluarga childbearing adalah banyaknya pengalaman

belajar yang diberikan dalam keluarga. Pengalaman ditujukan untuk mengajarkan

anak bagaimana berfungsi dan mengemban peran di masyarakat. Metode

pengasuhan yang berkembang dimasyarakat untuk memberikan pengalaman pada

berubah dengan cepat. Salah satu perubahan pengasuhan adalah pemberian ASI.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 67: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

52

12 Universitas Indonesia

Susu formula yang beredar dimasyarakat membuat ibu memilih memberikan susu

formula dari pada ASI (Friedman, 2010).

Fungsi perawatan kesehatan berkaitan dengn praktik kesehatan dalam keluarga

dan pemanfaatan layanan perawatan kesehatan. Dua alasan utama keluarga dalam

praktik perawatan kesehatan adalah konsep sehat dan sakit yang diyakini keluarga

dan pencarian layanan perawatan kesehatan. Tujuan asuhan keperawatan keluarga

adalah untuk meningkatkan praktik kesehatan dalam keluarga (Friedman, 2010).

Friedman (2010) mengidentifikasi delapan area praktik kesehatan keluarga.

Delapan area tersebut: praktik diit keluarga, praktik tidur dan istirahat keluarga,

praktik latihan dan rekreasi keluarga, praktik penggunaan obat (terapeutik

penenang, alkohol dan tembakau), praktik perawatan diri keluarga, praktik

lingkungan dan hygiene, praktik pencegahan berbasis pengobatan, dan terapi

alternatif.Pada penelitian ini dibahas bagaimana praktik diit keluarga, praktik

perawatan diri pada ibu menyusui.

Diit ibu hamil dan menyusui meliputi pemenuhan karbohidrat, protein, lemak dan

mineral. Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan energi/kalori

yang dibutuhkan selama kehamilan. Karbohidrat meningkatkan asupan serat dan

mencegah konstipasi (sembelit). Satu (1) gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.

Direkomendasikan penambahan jumlah kalori sebesar 265 – 300 kalori perhari

dibanding saat tidak hamil (1900 kalori) Pada akhir kehamilan dan menusui

dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum

hamil (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara,

hormon, penambahan cairan darah ibu serta persiapan laktasi. Tambahan protein

yang diperlukan selama kehamilan sebanyak 12 gram perhari. Wanita hamil dan

menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum

hamil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 68: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

53

12 Universitas Indonesia

diferensiasi sel. Beberapa vitamin yang dibutuhkan selama kehamilan dan

menyusuiadalah : (1) asam folat dan vitamin B12 (Sinokobalamin), berfungsi

untuk mencegah anemia megaloblatik, dibutuhkan 0,4 mg perhari; (2) vitamin B6

(Piridoksin), berperan penting dalam pembentukan asam amino dalam tubuh

tubuh serta untuk mengurangi mual selama kehamilan, dibutuhkan 2,2 mg perhari;

(3) vitamin C (Asam askorbat), kekurangan vitamin c dapat mengakibatkan

keracunan kehamilan dan Ketuban pecah dini,dibutuhkan 10 mg/hari selama

kehamilan dan menyusui; (4) vitamin A, berfungsi untuk memelihara

pertumbuhan sel jaringan, penting untuk kesehatan mata, kulit, rambut, kebutuhan

vitamin A selama kehamilan dan menyusui adalah 200 RE/hari; (5) vitamin D,

selama kehamilan dan menyusui dapat mencegah hipokalsemia, membantu

penyerapan kalsium dan fosfor serta menetralisasi tulang dan gigi. Vitamin D

banyak terdapat pada kuning telur dan susu.Kebutuhan vitamin D pada ibu hamil

adalah 15 ug/hari; (6) vitamin E, berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan dan

integrasi sel darah merah. Dianjurkan mengkomsumsi 2 – 10 mg/hari; (7) vitamin

K, bila kekurangan dapat mengakibatkan perdarahan. Kebutuhannya pada ibu

hamil adalah 130 mg/hari; (8) calsium (Ca), sebagian besar digunakan untuk

perkembangan tulang dan janin, banyak terdapat pada produk susu, ikan, kacang-

kacangan, tahu, tempe, sayuran hijau dengan jumlah komsumsi yang dianjurkan

adalah 900-1200 mg/hari; (9) fosfor, berfungsi untuk pembentukan rangka dan

gigi janin serta kenaikan metabolism kalsium ibu; (10) zat besi (Fe), diperlukan

untuk mencegah anemia, dianjurkan 30 mg/hari; (11) Yodium, kekurangan dapat

mengakibatkan kreatinisme yang mengakibatkan hambatan pertumbuhan anak.

Diperlukan 25 ug/hari; (12) natrium, berperan penting dalam metabolism air, dan

bersifat mengikat cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan

cairan pada ibu hamil, natrium pada ibu hamil dan menyusui bertambah sekitar

3,3 gr/minggu, sehingga ibu hamil cenderung mengalami edema (bengkak)

(Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Kebutuhan nutrisi untuk bayi (0-6 bulan) adalah pemberian ASI eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI dan tidak memberikan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 69: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

54

12 Universitas Indonesia

makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan, vitamin,

mineral tetes, serta ASI perah yang dilakukan sampai bayi berusia enam bulan

(WHO, 2004). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai

berusia enam bulan. Selama enam bulan tersebut, bayi tidak diberikan tambahan

cairan lain seperti susu formula, air putih, air teh, atau tajin (Perinasia, 2011).

Pada beberapa pengertian tersebut dapat ditarik benang merah ASI eksklusif

adalah pemberian ASI pada bayi tanpa memberikan minuman lain seperti susu

formula, air putih, tajin dan tidak memberikan makanan tambahan lain kepada

bayi. Akan tetapi, obat cair, vitamin, mineral, ASI perah diperbolehkan untuk

diberikan pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan.

Kebutuhan ASI pada minggu pertama perlu diperhatiakan. Pemberian ASI dapat

dilakukan tiap 2 sampai 3 jam, atau 8 sampai 12 kali menyusu selama 24 jam.

Pada minggu pertama, stimulasi hisapan bayi sangan diperlukan untuk

meningkatkan produksi ASI. Pemberian ASI dilakukan sesuai dengan kebutuhan

bayi sampai bayi puas (Neifert, 2004 dalam Ackley & Ledwig, 2011)

Istirahat tidur ibu hamil dan menyusui arus dipenuhi. Kebutuhan istirahat dan

tidur ibu hamil dan menyusui sekitar 8 jam. Selain kebutuhan istirahat tidur ibu,

setelah lahir perlu diperhatikan kebutuhan dan keamanan tidur bayi. Kebutuhan

tidur bayi yaitu pada usia 2 sampai 6 minggu, bayi muda dapat tidur 2 sampai 4

jam pada satu waktu. Usia 6 sampai 8 minggu, tidur bayi menjadi lebih

terkonsentrasi pada malam hari karena mereka lebih terjaga di siang hari. Pada

usia 3 bulan, bayi dapat tidur sekitar 4 jam pada satu waktu, dan biasanya

terpanjang pada malam hari. Pada usia 6 bulan, bayi mungkin dapat tidur sampai 6

jam pada satu waktu (Goodlin-Jones, Beth, Burnham, Gaylor, Anders. 2001; Burnham,

Goodlin-Jones, Gaylor, Anders. 2002).

Perawatan diri keluarga meliputi pengetahuan keluarga, motivasi dan kekuatan

atau koordinasi motorik yang diperlukan untuk melakukan tugas perawatan fisik,

dan memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarga (Friedman, et al, 2010). Pada

keluarga childbearing pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi, perawatan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 70: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

55

12 Universitas Indonesia

ibu hamil, ibu nifas; kemampuan motorik orang tua dalam melakukan perawatan

dan memenuhi kebutuhan dasar bayi, ibu hamil dan ibu nifas.

2.4.2 Diagnosis keperawatan keluarga

Hasil dari pengkajian keluarga adalah teridentifikasinya masalah keluarga baik

aktual maupun risiko ataupun potensial. Dalam praktik keperawatan masalah

kesehatan yang dialami keluarga dirumuskan sebagai diagnosa keperawatan

keluarga (Friedman, et al., 2010). Menurut Gordon (2000, dalam Friedman et al,

2010) diagnosa keperawatan keluarga digunakan sebagai dasar proyeksi hasil,

intervensi perencanaan, dan evaluasi hasil yang dicapai. Dalam menegakkan

diagnosa keperawatan keluarga harus di dasarkan pada salah satu teori

keperawatan atau teori keluarga atau menggunakan diagnosis dari NANDA

(North American Nursing Diagnosis Association).

Diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan, selanjutnya perlu ditetapkan

prioritas masalah yang akan diselesaikan. Perawat perlu mempertimbangkan

faktor-faktor berikutnini dalam memodifikasi masalah kesehatan dalam keluarga :

1) pengetahuan saat ini, teknologi dan intervensi yang dapat meningkatkan

kesejahteraan keluarga atau manajemen masalah; 2)Sumber yang dimiliki oleh

keluarga-fisik, finansial dan sumberdaya manusia; 3) sumber dari perawat –

pengetahuan, ketrampilan dan waktu; 4) sumber yang ada di komunitas- fasilitas

organisasi kemasyarakatan atau support dari masyarakat (Maglaya, et al,2009).

Perawat dapat mengurutkan prioritas masalah dengan menggunakan “Scale for

Ranking Health Conditions and Problems According to priorities.”. Tools ini

membantu dalam mengambil keputusan dalam mempertimbangkan factor-faktor

yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan respon keluarga pada masalah

keperawatan. Setelah penentuan criteria pada scoring, total score tertinggi

merupakan proiritas penyelesaian masalah dalam keluarga. Nilai tertinggi score

dengan metode ini adalah 5. Masalah keperarawatan dengan nilai 5 menjadi

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 71: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

56

12 Universitas Indonesia

proiritas pertama dan yang mendekati 5 menjadi urutan berikutnya (Maglaya, et

al,2009).

2.4.3 Intervensi Keperawatan keluarga

Tahap selanjutnya adalah penyusunan perencanaan asuhan keperawatan keluarga.

Secara umum tahapan penyusunan perencanaan adalah : memprioritaskan

masalah, penetapan tujuan umum, penetapan kriteria hasil (tujuan khusus),

rencana intervensi dan rencana evaluasi. Tujuan (Goal) adalah seberapa luas hasil

dan kearah mana perilaku diarahkan. Tujuan khusus (objective) adalah sasaran

hasil untuk mencapai tujuan.Perencanaan harus disusun bersama keluarga serta

melibatkan seluruh anggota keluarga dalam unit pelayanan (Friedman, et al,

2003). Perencanaan secara umum mengacu pada : 1) analisa dengan keluarga

yang didasarkan pada pengalaman hidup, 2) meningkatkan kognitif, afektif dan

psikomotor, 3) fokus intervensi pada kemampuan keluarga melaksanakan tugas

kesehatan : mengenal masalah kesehatn, mengambil keputusan berkaitan dengan

masalah kesehatan yang dihadapi, meningkatkan kemampuan keluarga

memberikan perawatan pada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan,

meningkatkan kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan sesuai dengan

syarat kesehatan, memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah

kesehatan; 4) mengkatalis perilaku melalui motivasi dan dukungan. Menyusun

rencana evaluasi, secara sepesifik adalah bagaimana perawat akan

menggambarkan perubahan satatus kesehatan, kondisi, situasi dan pencapaian

outcome secara spesifik yang telah disebutkan dalam obyektif. Rencana evaluasi

meliputi indikator, standar, metode dan tools/ sumber data evaluasi (Maglaya, et

al, 2009).

Kegiatan yang dapat dilakukan keluarga dari persiapan sampai pemberian ASI

adalah sebagi berikut :

2.4.3.1 Persiapan dan tehnik menyusui

Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan. Ibu yang

menyiapkan sejak dini. Ibu yang menyiapkan sejak dini akan lebih siap

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 72: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

57

12 Universitas Indonesia

menyusui bayinya. Persiapan yang harus dilakukan oleh ibu yang akan

menyusui diantaranya :

1) Persiapan Psikologis

Keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang

dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini penting karena keputusan

dan sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus terjadi saat

kehamilan, atau jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI

dipengaruhi oleh berbagai factor, antaralain adat, kebiasaan, kepercayaan

tentang menyusui di daerah masing-masing. Pengalaman menyusui pada

kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau

kalangan kerabat, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI

juga sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak) berpengaruh

terhadap keputusan ibu, pakah ia akan menyusui atau tidak. Dukungan

dokter, bidan, atau petugas kesehatan lain, teman dekat sangat dibutuhkan

terutama ibu yang baru pertama kali hamil.

2) Pemeriksaan payudara

Payudara ibu perlu diperiksa sebagai persiapan menyusui. Tujuan

pemeriksaan adalah untuk mengetahui keadaan payudara sehingga bila

terdapat kelainan segera diketahui. Pemeriksaan dilakukan dengan cara

inspeksi dan palpasi.

Payudara yang di inspeksi ukuran dan bentuk , kontur /permukaan: adanya

depresi, elevasi atau luka pada kulit payudara , dan warna kulit. Areola

yang diinspeksi adalah bentuk dan ukuran, permukaan, warna. Putting susu

bentuk dan ukuran , ukuran putting sangat bervariasi bila ditemukan

putting susu yang terbenam, jangan katakan bahwa ibu mengalami

abnormalitas. Putting susu dapat ditonjolkan menggunakan alat atau

dengan prosedur Hoffman. Palpasi payudara meliputi konsistensi karena

pengaruh hormonal akan ada perbedaan konsistensi. Massa, setiap massa

harus digambarkan dengan jelas letak dan ciri-cirinya.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 73: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

58

12 Universitas Indonesia

3) Tehnik menyusui

Seorang ibu dengan bayi pertama mungkin akan mengalami masalah

ketika menyusui, yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara yang

sebenarnya. Bayi walaupun sudah dapat menghisap tetap dapat

menimbulkan putting terasa nyeri. Pada minggu awal psetelah persalinan

biasanya ibu lebih sensitive. Pada kondisi ini ibu perlu seorang

pendamping yang dapat membimbingnya untuk bisa merawat bayi,

disarankan ibu mendapatka pendampingan dari orang yang berpengaruh

besar dalam kehidupannya. Termasuk pendampingan tehnik menyusui

dengan benar :

a) Langkah menyusui dan perlekatan yang benar

Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

putting susu dan areola sekitarnya. Cara ini merupakan tehnik

desinfektan dan menjaga lkelembaban putting susu.

Bayi diletakkan menghadap perut/payudara, ibu duduk atau berbaring

santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki

ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung

siku ibu dan bokong bayo terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh

tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu

tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.

Perut bayi menempel pada badan ibu kepala bayi menghadap payudara.

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi

dengan kasih sayang.

Payudara di pegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang di

bawah. Jangan menekan putting susu atau areola mamae saja. Beri

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 74: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

59

12 Universitas Indonesia

rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara

menyentuh pipi dengan putting susu atau sentuh sisi mulut bayi.

Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi,

usahan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,

sehingga putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan AS yang terletak

dibawah areola. Setelah bayi menghisap payudara tidak perlu dipegang.

Setelah menyusu pada satu payudara samapai terasa kosong. Sebaiknya

ganti menyusui pada payudara yang lain, untuk melepas isapan gunakan

jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau

dagu bayi ditekan ke bawah, gantikanpada payudara yang belum diisap

oleh bayi. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian

dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering

dengan sendirinya. Sendawakan bayi, yang bertujuan untuk

mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah

menyusu.

b) Pengeluaran ASI

Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar, maka sebaiknya ASI

dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari tersedak atau enggan

menyusu. Dan hasilnya ditampung dalam botol steril untuk dapat

disimpan.

Cara pengeluaran ASI dengan tangan: ibu mencuci tangan sampai

bersih, ibu atau keluarga menyiapkan gelas bersih dan telah direbus

dengan air mendidih. Ibu melakukan massage payudara dengan kedua

telapak tangan dari pangkal kea rah areola. Ulangi pemijatan pada

sekeliling payudara, tekan areola kearah dada dengan ibu jari disekitar

aareola bagian atas dan jari telunjuk pada sisi areola yang lain. Minta

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 75: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

60

12 Universitas Indonesia

ibu mengulangi tekan-peras-lepas-tekan –peras-lepas, jangan berhenti

setelah beberapa kali ASI akan keluar. Lakukan ini pada semua area

areola sehingga ASI diperah dari semua segmen payudara.

c) Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada

perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan. Di

udara bebas /terbuka : 6-8jam, di almari es (4˚C) : 24 jam, di

pendingin/beku (-18˚C) : 6 bulan.

d) Pemberian ASI peras

ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena

kualitasnya akan menurun, yaitu unsure kekebalannya. Cukup

didiamkan beberapa saat dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin.

Atau dapat direndam dalam wadah yang telah diisi air panas. ASI tidak

boleh diberikan dengan botol/dot, karena akan menyebabkan bayi

bingung puting. Berikan dengan sendok, sehingga saat menyusu

langsung bayi tidak menolak menyusu. Ibu memberi minum bayi duduk

dengan memangku, punggung bayi dipegang dengan lengan, cangkir

diletakkan pada bibir bawah bayi, lidah bayi diatas pinggir cangkir dan

biarkan bayi menghisap ASI dari dalam cangkir, beri sedikit waktu

menelan.

2.5 Peran dan fungsi perawat Komunitas dalam Pemberian ASI eksklusif

Stanhope dan Lancaster (2004) menjelaskan, perawat komunitas harus

memperhatikan prinsip praktik keperawatan komunitas dalam memberikan

layanan keperawatan. Prinsip praktik keperawatan komunitas seperti otonomi,

yaitu memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk melakukan atau memilih

alternatif yang terbaik dan sesuai dengan kondisinya. Selain itu, perawat

komunitas harus menerapkan prinsip kemanfaatan. Prinsip kemanfaatan yaitu

intervensi yang diberikan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 76: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

61

12 Universitas Indonesia

terhadap masyarakat. Prinsip keadilan juga harus diterapkan oleh perawat

komunitas sehingga dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan kemampuan

dan kapasitas masyarakat.

Perawat berperan sebagai care provider, advocate, educator, counsellor, case

manager, researcher, collaborator, dan liaison officer di komunitas (Helvie,

1998; Hitchock, Schubert & Thomas, 1999). Secara rinci, peran perawat adalah

sebagai berikut:

2.5.1 Care provider

Perawat berperan sebagai care provider, yaitu memberikan asuhan keperawatan

kepada individu, keluarga, dan komunitas secara langsung menggunakan prinsip

tiga tingkat pencegahan. Ibu menyusui di masyarakat sangat berisiko terjadi

diskontinuitas menyusui. Rendahnya cakupan ASI eksklusif dapat menyebabkan

bayi tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Dalam hal ini, perawat harus dapat

mengembangkan level pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan

tersier. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat dan ibu hamil tentang ASI eksklusif dan Inisiasi

menyusu Dini pada masa kehamilan, pencegahan sekunder dilakukan dengan

deteksi dini masalah-masalah yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI

kepada bayinya, cara mengatasi puting susu inverted, ibu bekerja dengan

membuat bank ASI, pencegahan tertier dengan membantu mengatasi payudara

bengkak saat menyusui, puting susu lecet (Perinasia, 2011).

2.5.2 Advocate

Perawat berperan sebagai advocate, ditunjukkan dengan cara tanggap terhadap

kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan tersebut kepada

pemberi layanan secara tepat. Perawat komunitas dapat menggunakan sumber dan

dukungan yang tersedia di masyarakat. Perawat komunitas harus dapat membantu

masyarakat dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatannya.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 77: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

62

12 Universitas Indonesia

Perawat komunitas harus mampu melakukan advokasi pemberian ASI eksklusif

pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat serta pengambil kebijakan. Hal ini

dilakukan dengan cara memberikan dukungan individu dan keluarga pada tahap

child bearing. Advocasi dilakukan supaya ibu dapat memberikan ASI dan bayi

memperoleh ASI secara eksklusif. Pada tingkat masyarakat atau budaya, perawat

komunitas dapat memberikan advokasi pada masyarakat mengenai pentingnya

ASI eksklusif untuk ibu, bayi, keluarga, masyarakat. Advokasi dilakukan dengan

cara mengedukasi dan menjalin kemitraan serta bernegosiasi dengan para

pemegang kebijakan di masyarakat.

Perawat komunitas dapat mengadvokasi para pekerja wanita yang menyusui agar

mendapatkan fasilitas waktu untuk menyusui bayinya atau mendapatkan tempat

untuk memerah dan menyimpan ASI. Perawat komunitas harus dapat

mengadvokasi peraturan yang terkait pemberian ASI eksklusif dan insiasi

menyusu dini di tingkat pemegang kebijakan.

2.5.3 Educator

Perawat komunitas memiliki tanggung jawab sebagai pendidik kepada individu,

keluarga, dan komunitas. Perawat dapat melakukan pemberian informasi pada

institusi formal dan pilihan sesuai dengan tingkat kemampuan masyarakat.

Pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif sangat diperlukan di masyarakat.

Pendidikan kesehatan dapat diawali saat pra nikah, saat kehamilan, dan atau saat

dilakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) pendidikan kesehatan bertujuan

untuk membangun sikap positf tentang pemberian ASI eksklusif.

2.5.4 Counsellor

Perawat harus dapat mendengarkan keluhan klien secara objektif, memberikan

umpan balik dan informasi, membantu klien dalam menyelesaikan masalah, dan

mengidentifikasi sumber yang dimiliki oleh klien. Perawat memberikan bantuan

secara profesional dengan menerapkan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan

masalah yang dihadapi klien. Dalam hal ini, perawat komunitas harus dapat

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 78: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

63

12 Universitas Indonesia

menjadi pembina kelompok swabantu sehingga jika ada permasalahan yang tidak

terselesaikan oleh motivator, pembina dapat membantu menyelesaikan

permasalahan tersebut.

2.5.5 Case Manager

Perawat harus dapat mengkaji dan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan klien,

merancang rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien, serta

mengawasi dan mengevaluasi dampak terhadap pelayanan yang diberikan.

Perawat perlu menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi sumber-sumber

yang ada di komunitas, memotivasi, dan melakukan koordinasi dalam memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan di komunitas.

2.5.6 Researcher

Peran perawat sebagai peneliti ditunjukkan oleh perawat komunitas dengan

berbagai aktivitas penelitian, mengaplikasikan hasil riset dalam praktik

keperawatan, mengumpulkan data, merancang, dan mendesiminasikan hasil riset.

Perawat harus dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisa

data, melakukan interpretasi data, mengaplikasikan penemuan, mengevaluasi,

mendesain, menerapkan hasil temuan dalam pengembangan, melakukan perbaikan

praktik keperawatan komunitas, dan meningkatkan asuhan pada kelompok ibu-

bayi menyusu.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 79: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

65 Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KERJA DAN PROFIL WILAYAH

Bab kerangka kerja ini memaparkan dan menelaah keterkaitan antar konsep yang

mendasari pelaksanaan praktek keperawatan komunitas pada aggregate ibu hamil

dan menyusui menggunakan integrasi Community As Partner (CAP), Family

Centered Nursing (FCN), perilaku positif dalam menyusui, dan model dukungan

sosial dan Kelompok Swabantu ASI Eksklusif (KS-ASIEKs), serta manajemen

pelayanan keperawatan.

3.1 Kerangka Kerja Praktik Keperawatan Komunitas

Praktik keperawatan di masyarakat memerlukan adanya proses dan respon

masyarakat terhadap kebutuhan kesehatan dan masalah, manajemen program dan

sumberdaya, termasuk kebijakan yang mempengaruhi pelayanan kesehatan dan

keperawatan (Maglaya, et al, 2009). Praktik keperawatan di komunitas memiliki tiga

fokus yaitu: klien, pelayanan kesehatan dan political leader atau pengambilan

kebijakan. Proses yang dipakai dalam praktik keperawatan komunitas adalah (1)

klien: asuhan keperawatan; (2) pelayanan kesehatan: manajemen program, supervisi,

jaminan mutu, dan penelitian keperawatan; (3) pengambilan kebijakan: advokasi dan

tindakan politik.

Variabel yang diintegrasikan didalam penelitian ini adalah pelayanan kesehatan:

manajemen program, supervisi, jaminan mutu. Manajemen program berdasarkan

pendekatan teori yang dikemukakan oleh Marquis dan Huston (2012) perencanaan,

pengoganisasian, kepegawaian, pendelegasian, dan pengawasan. Pada penelitian ini

variabel perencanaan menggunakan elemen sumber daya manusia, anggaran, dan

kebijakan. Variabel pengorganisasian terdiri dari struktur organisasi, uraian tugas,

kerja sama dan koordinasi. Fungsi pengarahan menggunakan variabel komunikasi,

pelatihan dan supervisi. Fungsi pengawasan menggunakan variabel monitoring dan

evaluasi program serta penilaian kinerja. Praktik keperawatan komunitas pada

aggregate ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif

dikemas dalam program Perkesmas.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 80: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

66

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan komunitas pada aggregat ibu hamil dan menyusui dilakukan

dengan proses keperawatan. Proses tersebut diawali dengan pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan

sebuah proses, tindakan untuk mengenal masyarakat, orang-orang di masyarakat

adalah mitra. Pada penelitian ini menggunakan community as partner model sebagai

framework pengkajian. Pengkajian komunitas model ini memiliki tiga bagian yaitu :

(1) core the community, (2) sub sistem komunitas dan (3) persepsi ( (Anderson & Mc

Farlane, 2011). Core terdiri dari riwayat terbentuknya komunitas; data demografi,

tipe rumahtangga, status perkawinan, vital statistik, nilai dan kepercayaan, serta

agama. Data subsistem komunitas terdiri atas : lingkungan, pelayan kesehatan,

ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,

pendidikan, dan rekreasi. Pada penelitian ini variabel yang digunakan pada integrasi

model dari community as partner: (1) core: demografi, status perkawinan, vital

statistic: angka kelahiran cakupan pemberian Asi eksklusif, nilai dan keyakinan

pemberian ASI eksklusif; (2) sub sistem: lingkungan: dukungan sosial masyarakat

terhadap pemberian ASI, pelayanan kesehatan yang digunakan untuk mengatasi

masalah pemberian ASI; politik dan pemerintahan: dukungan kebijakan pemberian

ASI eksklusif; dan pendidikan.

Family cetered nursing memiliki elemen pendekatan: keluarga sebagai pusat,

kolaborasi antara keluarga dan petugas kesehatan, komuniasi antara keluarga dan

petugas kesehatan, keberagaman budaya dalam keluarga, perbedaan koping dan

dukungan, keluarga dan kelompok pendukung, pelayanan khusus dan sistem

dukungan dan holistic perspectif family cetered nursing (Kaakinen, Gedaly-Duff,

Coehlo, & Hanson, 2010). Setiap langkah asuhan pada keluarga baik individu dalam

keluarga atau keluarga secara keseluruhan, membutuhkan kebijaksanaan dan proses

penalaran. Model pengkajian keluarga yang digunakan adalah Friedman Family

Assessment Model (FFAM). Asumsi utama pada FFAM adalah keluarga merupakan

sistem sosial dengan kebutuhan fungsional, keluarga merupakan kelompok kecil

yang memiliki fitur genetik, keluarga sebagai sistem sosial menyesuaikan fungsi

yang melayanai individu dan masyarakat, tindakan individu sesuai dengan norma

dan nilai yang dipelajari melalui sosialisasi (Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, &

Hanson, 2010). FFAM terdiri: Identifikasi data umum keluarga, tahap dan riwayat

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 81: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

67

Universitas Indonesia

perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress, koping

dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowden &Jones, 2010). Pada penelitian variabel

yang digunakan dalam integrasi model adalah tahap dan riwayat perkembangan

perkembangan: childbearing; struktur keluarga: komunikasi, peran, pengambilan

keputusan, dan nilai dalam keluarga; fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi

perawatan kesehatan: perilaku kesehatan, praktik diit keluarga, kebiasaan istirahat

tidur, dan praktik perawatan diri keluarga. Tingkat kemandirian keluarga dalam

memenuhi kebutuhan kesehatannya yang didasarkan pada tugas kesehatan keluarga

dalam mengatasi masalah kesehatan: mengenal masalah kesehatan; mengambil

keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatannya; melakukan tindakan

perawatan untuk anggota keluarga yang sakit, memilki kebutuhan khusus, atau

berisiko sakit; memodifikasi lingkungan yang kondusif untuk kesehatan,

pertumbuhan individu; dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Konsep model hubungan sosial dan sosial support pada kesehatan terdapat 5 (lima)

konsep utama: (1) adanya hubungan langsung antara jejaring sosial dan dukungan

sosial teadap status kesehatan, (2) efek jejaring sosial dan dukungan sosial terhadap

kesehatan individu, (3) jejaring sosial dan dukungan sosial mempengaruhi frekuensi

dan durasi paparan stressor, (4) efek jejaring sosial dan dukungan sosial terhadap

kesehatan komunitas dan (5) efek jejaring sosial dan dukungan sosial pada perilaku

sehat (Glanz, Rimer, & Viswanath, 2008). Pada penelitian ini variabel yang

diintegrasikan dalam model adalah efek jejaring sosial dan dukungan sosial terhadap

kesehatan komunitas dan efek jejaring sosial dan dukungan sosial pada perilaku

sehat.

Integrasi dari model program manajemen perkesmas aggregat ibu hamil dan

menyusui dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif memadukan program

pelayanan Perkesmas, klien ibu hamil dan menyusui serta keluarga dalam satu

kesatuan dengan memadukan model hubungan sosial dan dukungan sosial sebagai

strategi intervensi. Strategi intervensi yang digunakan dalam mengatasi masalah

manajemen, dan klien aggregat ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan

pemberian ASI adalah kelompok swabantu ASI eksklusif (KS-ASIEKs).

Pembentukan KS-ASIEKs merupakan intervensi yang didesign untuk membangun

hubungan sosial baru pada ibu hamil dan menyusui saat mereka hanya memiliki

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 82: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

68

Universitas Indonesia

jaringan sosial yang kecil, terbebani dan tidak memiliki dukungan yang efektif

(Glanz, Rimer, & Viswanath, 2008). KS-ASIEKs berperan memberikan dukungan

dan menerima dukungan, saling berbagi antar anggota. Berbagi pada anggota

kelompok swabantu, melibatkan pengalaman psitif yang dimiliki anggota dalam

mengatasi masalah pemberian ASI eksklusif. Perilaku positif ini dibagi ada anggota

untuk bisa digunakan oleh anggota yang lain dalam mengatasi masalah pemberian

ASI eksklusif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 83: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

65 Universitas Indonesia

INPUT KERANGKA KONSEP PROSES OUTPUT

.1 Skema Kerangka Konsep

3.1 Skema Kerangka Konsep

-Manajemen :

- Perencanaan: Visi, misi, tujuan, renstra jangka pdk dan panjang, prosedur, kebijakan,

pembiyaan dan alokasi sumber daya.

- Pengorganisasian:Iderntifikasi Struktur, tupoksi

kerja,

- Kerjasama lintas sektor dan lintas program.

- Pengarahan dan pendelegasian: instruksi

pelaksanaan

- Pengawasan : Monev program

- Core: Jumlah ibu hamil dan menyusui, status

perkawinan, vital statistic: angka kelahiran, cakupan pemberian Asi eksklusif, nilai dan keyakinan

- Sub sistem : lingkungan: dukungan sosial

masyarakat terhadap pemberian ASI, pelayanan

kesehatan yang digunakan untuk mengatasi masalah

pemberian ASI; politik dan pemerintahan: dukungan

kebijakan pemberian ASI eksklusif; dan pendidikan.

- Family Cetered Nursing : - - tahap dan riwayat perkembangan perkembangan:

childbearing

- - struktur keluarga: komunikasi, peran, pengambilan

keputusan, dan nilai dalam keluarga;

- fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi perawatan

kesehatan: perilaku kesehatan, praktik diit keluarga,

kebiasaan istirahat tidur, dan praktik perawatan diri

keluarga.

- Tingkat kemandirian keluarga - Perilaku Positif dalam menyusui

- Model dukungan sosial dan jejaring sosial :

- Kelompok swabantu

- Dukungan keluarga

(Gilles,2000; Anderson, 2011; Friedman, 2010;

Karen,2008)

Masalah

keperawatan :

- Manajemen

- Keluarga

- Komunitas

KELOMPOK

SWABANTU

ASIKs

(KS-ASIEKs)

Pelayanan Keperawatan:

1. Perencanaan :

a. Sosialisasi tujuan dan sasaran kelompok masyarakat peningkatan

ASI eksklusif

b. Perencanaan SDM,dana sarana dan prasarana

c. Perencanaan tahunan

2. Pengorganisasian : pembentukan KS-ASIEKs, stuktur organisasi

3. Pengarahan : Pelatihan/penyegaran kader

pedili ASIEKs, pelatihan fasilitator KS-ASIEKs, Materi manajemen laktasi

4. Pendelegasian : Supervisi deteksi faktor

risiko diskontinuitas ASIEKs, supervisi fasilitator KS-ASIEKs, Monitoring dan

evaluasi program

Komunitas : - Terbentuk KS-ASIEKs

- 80% Peningatan pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu hamil dan menyusui

- perilaku positif diadopsi KS-ASIEKs

- Kepuasan ibu hamil dan menyusui dalam

mengukuti kegiatan KS-ASIEKs

- Perilaku Pemberian ASI eksklusif

meningkat

- 80% BB bayi sesuai KBM

- Teridentifikasi masalah kesehatan bayi 0-

1 tahun

Asuhan Keperawatan Komunitas :

- Pendidikan kesehatan : kader, TOMA, masyaraat

- Screening faktor risiko diskontinuitas

menyusui - Penggalian perilaku positif dan adopsi

perilaku positif

- Sistem rujukan kasus menyusui - Pemantauan kecukupan pemberian ASI

pada bayi

- Pemantauan masalah kesehatan pada bayi

- Peningkatan kepercayaan diri ibu dalam

memberikan ASI

Indikator Manajemen pelayanan

Keperawatan :

- Tersosisalisasinya kelompok masyarakat peduli ASI eksklusif

- Teridentifikasi jumlah SDM, dana

sarana dan prasarana serta tempat - Terbentuk KS-ASIEK

- Tersusun programkerja tahunan KS-

ASIEKs - Peningkatan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan kader dalam dukungan

pemberian ASI eksklusif - Dilaksanakannya supervisi dan monev

secara periodik di RW dibina

(kelengkapan pencatatan dan pelaporan)

- Terlaksananya pelatihan fasilitator KS-

ASIEKs

Keluarga :

- Peningkatan dukungan ayah pada

pemberian ASI eksklusif

- Peningkatan pengetahuan, sikap

dan perilaku keluarga

- Pemberian ASI eksklusif pada

keluarga binaan

- Kemandirian keluarga KM-IV

Keluarga :

- Dukungan ayah untuk memberikan

ASI eksklusif

- Konseling

- Coaching :perawatan bayi baru lahir

- Komplementer : pijat oksitosin dan

breastcare: marmet

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 84: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

70

Universitas Indonesia

3.2 Profil Kelurahan Curug

Kelurahan Curug berada pada wilayah kerja Puskesmas Cimanggis. Jumlah

penduduk di kelurahan Curug tercatat sebanyak 22.756 jiwa yang tersebar pada 11

RW. Sebaran penduduk miskin 26% dan jumlah KK miskin 5,4%. Distribusi

menurut tingkat pendidikan 25% tidak memiliki ijazah, 30% SD/MI sederajat, 19%

SLTP, 16% SMU, 10% Diploma/Sarjana. Jumlah ibu hamil di Kelurahan Curug 610

orang, sementara jumlah ibu bersalin sebanyak 486 orang (Profil kelurahan Curug,

2012).

Fasilitas terkait pemberian ASI di kelurahan Curug memiliki 1 (satu) pembina

kesehatan yang telah terlatih sebagai konselor laktasi. Jarak Puskesmas Cimanggis

cukup dekat, dapat diakses dengan kendaraan umum selama 15 menit. Curug

memiliki 15 Posyandu dengan 87 kader kesehatan. Ada 12 orang kader telah

mendapatkan pelatihan manajemen laktasi dari Puskesmas dan Dinas kesehatan kota

Depok. Posyandu memberikan pelayanan pada masyarakat 1 (satu) kali tiap bulan

(Nurhidayati, 2013).

Hasil pengkajian dukungan sosial di kelurahan Curug yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif, banyak ibu bekerja di pabrik yang berada di sekitar

kelurahan Curug. Pengasuhan bayi, keluarga mempercayakan pada nenek. Ibu

menyusui belum mendapatkan informasi tentang bank ASI di rumah. Pengasuhan

yang diberikan oleh nenek seperti yang dilakukan dulu pada anaknya, yaitu dengan

memberikan makan dan atau susu formula dini pada bayi. Bahkan ada yang sudah

diberi makan buah (pisang) atau bubur susu sejak usia 1 minggu. Tokoh masyarakat

kurang memahami pentingnya ASI eksklusif (Nurhidayati, 2013).

Pemberian ASI eksklusif merupakan perilaku keluarga KADARZI, namun pada

kenyataanya kegiatan tersebut belum optimal, kegiatan pembinaan oleh kader dan

petugas kesehatan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif belum optimal,

pendidikan kesehatan belum optimal dilakukan, pembinaan keluarga balita belum

optimal dilakukan. Belum optimalnya pemberian informasi, pembinaan keluarga dan

pendidikan pada masyarakat berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat

tentang ASI eksklusif, iklan susu formula yang menarik, ibu bekerja, mendapatkan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 85: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

71

Universitas Indonesia

masalah selama menyusui (puting susu lecet, bengkak), pengalaman memberikan

ASI eksklusif kurang, dukungan kelurga yang kurang merupakan determinan

diskontinuitas pemberian ASI Eksklusif di kelurahan Curug (Nurhidayati, 2013).

3.3 Kelompok Swabantu ASI Eksklusif (KS-ASIEKs)

Pada Sub bab ini penulis memaparkan Kelompok Swabantu ASIEKs berdasarkan

sintesis dari pedoman MtMSG yang diterbitkan oleh IYCN dan WHO (2011),

pedoman kelompok pendukung dari Mercy Corp (2008) dan pedoman pelaksanaan

posyandu di Indonesia (2010).

3.3.1 Pengertian Kelompok Swabantu ASI eksklusif

Kelompok swabantu adalah kelompok yang berada di masyarakat merupakan

bentuk UKBM, memiliki situasi dan tujuan yang sama, bertemu secara rutin untuk

belajar, menceritakan kesulitan, menceritakan keberhasilan, memberikan informasi,

serta ide baru yang berkaitan dengan situasi yang dihadapi. UKBM adalah wahana

pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola

oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan perawat Perkesmas,

lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.

3.3.2 Tujuan

1) Tujuan Umum : menunjang peningkatan pemberian ASI eksklusif

2) Tujuan khusus :

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan dasar dan

pemberian dukungan psikologis yang berkaitan dengan peningkatan

pemberian ASI eksklusif

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam pemberian ASI eksklusif

c. Meningkatnya Cakupan pemberian ASI eksklusif di masyarakat

3.3.3 Sasaran

Sasaran kelompok swabantu ASIEKs adalah seluruh masyarakat, utamanya : bayi 0-

6 bulan, ibu hamil trimester 3, dan ibu menyusui.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 86: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

72

Universitas Indonesia

3.3.4 Fungsi

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam pemberian dukungan

psikologis pada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif, dalam rangka

meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif.

2) Sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan problem solving ibu menyusui

yang memiliki permasalahan dalam persiapan menyusui dan selama menyusui.

3) Sebagai wadah kontrol perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui

3.3.5 Manfaat

1) Bagi Keluarga dengan ibu hamil dan menyusui

- Memperoleh kemudahan untuk informasi seputar kehamilan dan

menyusui

- Memperoleh pembinaan secara berkala dari petugas Puskesmas

(Perawat Perkesmas)

2) Bagi Kader dan Kelompok Pendukung

- Mendapat informasi terlebih dahulu tentang upaya yang terkait

dengan peningkatan pemberian ASI eksklusif dan kehamilan

- Sebagai bentuk aktualisasi diri di masyarakat dengan menyelesaikan

masalah kesehatan khususnya pemberian ASI eksklusif

3) Bagi Puskesmas

- Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan

- Sebagai bentuk pelaksanaan upaya perawatan kesehatan masyarakat

dengan melaksanakan asuhan kelompok maternal di masyarakat

- Mendekatkan akses informasi dan pelayanan kesehatan pada ibu

hamil dan menyusui.

3.3.6 Lokasi

Uji coba pelaksanaan kelompok swabantu ASIEKs dilakukan di kelurahan Curug,

diawali di RW 08 kelurahan Curug, dan di replikasi di RW 04 dan 08. Kegiatan ini

dilakukan di kelurahan Curug kerena dekelurahan Curug belum terdapat wadah yang

dapat membantu ibu hamil dan menyusui mengatasi masalah yang mereka hadapi,

dan kader posyandu belum memiliki perencanaan yang baik untuk memberikan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 87: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

73

Universitas Indonesia

motivasi dan penyuluhan pada ibu hamil dan menyusui, terdapat ibu bekerja yang

ingin memberikan ASI eksklusif namun belum tahu bagaimana menyiapkannya.

Kegiatan kelompok swabantu ASIEKs dapat direplikasi dengan cara yang sama di

tempat lain yang setara dengan wilayah RW. Kelompok Swabantu ASIEKs berada

di setiap RW, dusun atau sebutan lain yang sesuai.

3.3.7 Pengorganisasian

Struktur organisasi ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan

Kelompok Pendukung ASI. Struktur organisasi fleksibel dengan kebutuhan, kondisi,

permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari

ketua, sekretaris, dan bendahara serta kelompok pendukung sebagai anggota dan

fasilitator kegiatan KS-ASIEKs.

Kader dan tokoh masyarakat yang peduli dengan pemberian ASI eksklusif

selanjutnya disebut kelompok pendukung, adalah anggota masyarakat yang seusia

ibu menyusui, anggota masyarakat, bersedia , mampu dan memiliki waktu untuk

memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs.

3.3.9 Pembentukan dan pemantauan

1) Pembentukan

KS-ASIEKs dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan

pemberian ASI eksklusif. Pendirian ditetapkan dengan Surat keputusan

kepala Desa/ Kelurahan. Pembentukan KS-ASIEKs fleksibel, dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah pembentukan Ks-ASIEKs dapat dilakukan dengan tahapan

berikut ini :

1. Pendekatan internal

Mempersiapkan para petugas kesehatan (Perawat Perkesmas), sehingga

memiliki kemampuan untuk mengelola dan membina KS-ASIEKs.

Dalam upaya meningkatkan layanan secara profesional

2. Pendekatan eksternal

Mempersiapkan masyarakat, khusunya tokoh masyarakat, sehingga

bersedia mendukung penyelenggaraan KS-ASIEKs, sehingga perlu

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 88: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

74

Universitas Indonesia

dilakukan pendekatan pada tokoh masyarakat. Jika sudah ada Forum

Kesehatan Desa (FKD) perlu diikutsertakan. Dukungan dapat berupa

moril, finansial atau material.

3. Pembentukan kader pendukung ASI eksklusif sebagai fasilitator

Pemilihan kader pendukung dipilih dari anggota masyarakat yang peduli

dengan pemberian ASI eksklusif, bisa ibu kader posyandu, tokoh agama,

tokoh masyarakat. Selanjutnya dibentuk kepengurusannya dengan

struktur minimal : ketua, sekretaris dan bendahara, selanjutnya

kepengurusan diperkuat dengan SK kepala desa/kelurahan. Selanjutnya

dilakukan orientasi tugas pengurus dan kelompok pendukung serta

menyusun rencana kegiatan dalam 1 tahun (POA 1 tahun). Setelah

terbentuk dilakukan pelatihan kelompok pendukung ASI untuk menjadi

fasilitator KS-ASIEKs yang meliputi materi :

a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD),

b. manajemen laktasi,

c. masalah dan penangananya sebelum menyusui, waktu penyusuan

dini, dan penyusuan lanjut

d. Makanan pendamping ASI

e. Mitos tentang ASI dan menyusui

f. Pengaturan Jarak kelahiran

g. Kelompok Swabantu ASIEKs : Struktur KS-ASIEKs, manjadi

fasilitator KS-ASIEKs, membangun dinamika kelompok, menjadi

fasilitator yang komunikatif, pencatatan dan pelaporan KS-ASIEKs

4. Penyelenggaraan

a. Anggotan KS-ASIEKs adalah ibu hamil trimester 3 dan ibu menyusui

bayi usia 0-1 tahu

b. jumlah anggota 12- 15 orang.

c. Pertemuan dilaksanakan tiap 2 minggu sekali, lama pertemuan 120

menit.

d. Kegiatan reguler KS-ASIEKs meliputi: pembukaan, membangun

keakraban, pengumuman dan perayaan, diskusi, dan penutup. Tema

diskusi setiap pertemuan tergantung pada keinginan ibu anggota ingin

membahas topik apa seputar kehamilan,menyusui, dan bayi balita.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 89: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

75

Universitas Indonesia

e. Saat pertemuan ibu-ibu anggota diijinkan membawa bayi-bayi mereka

f. Tempat pertemuan dapat di gedung posyandu atau di rumah warga

2) Pemantauan

Setelah KS-ASIEKs terbentuk dan kelompok pendukung mampu

memfasilitasi kegiatan, pertemuan 1-2 boleh difasilitatori oleh petugas

kesehatan selanjutnya, petugas kesehatan memantau pelaksanaan kegiatan

KS-ASIEKs dengan kunjungan pembinaan minimal tiap 3 bulan sekali dan

melihat pencatatan dan pelaporan kegiatan.

3.3.10 Kegiatan

1) Kegiatan utama

Kegiatan kelompok ini sangat terbuka untuk individu lain yang berminat untuk

masuk dalam kelompok swabantu ibu, misalnya suami atau anggota keluarga yang

lain. Diskusi yang dilakukan dalam pertemuan kelompok swabantu ibu diutamakan

pada isu seputar perawatan kesehatan, pemenuhan gizi untuk menjaga kesehatan,

dan pemenuhan gizi untuk ibu selama hamil dan pasca melahirkan, serta ASI dan

menyusui. Diskusi dalam kelompok swabantu ibu dapat berkembang dengan baik

jika disesuaikan dengan situasi dari peserta, misalnya perawatan pasca melahirkan

atau perawatan bayi baru lahir.

Pertemuan kelompok swabantu ibu diharapkan sebagai pertemuan yang

menyenangkan, tidak kaku, dan santai. Karakteristik pada pertemuan pertama,

biasanya masih agak kaku. Seiring berjalannya waktu, keakraban diantara anggota

kelompok, dan bertambahnya pengalaman motivator sebagai pemandu, maka

pertemuan kelompok swabantu ibu biasanya menjadi lebih santai dan akrab.

Pertemuan kelompok swabantu ibu menjadi lima bagian, yaitu:

a) Pembukaan (10 menit)

Fasilitator membuka pertemuan kelompok swabantu ibu dengan

mengucapkan selamat datang kepada para anggota kelompok. Sebaiknya,

motivator juga menyampaikan terimakasih atas kehadiran peserta untuk hadir

dalam pertemuan hari itu. Bila pertemuan tersebut adalah pertemuan pertama,

motivator perlu melakukan: (1) memperkenalkan diri serta menjelaskan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 90: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

76

Universitas Indonesia

perannya sebagai motivator; (2) menjelaskan tujuan diundangnya anggota

kelompok dalam pertemuan tersebut; (3) menjelaskan bahwa pertemuan

kelompok swabantu ibu akan dilakukan secara rutin menurut kesepakatan

dengan peserta; (4) menjelaskan bahwa setiap pertemuan kelompk swabantu

ibu akan dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari dua jam; dan (5)

mempersilakan peserta untuk saling memperkenalkan diri. Apabila ada

peserta baru dalam pertemuan tersebut, Fasilitator perlu memperkenalkan

peserta baru tersebut kepada kelompok dan mempersilakan semua peserta

untuk memperkenalkan dirinya masing-masing.

b) Membangun keakraban (20 menit)

Fasilitator meminta peserta untuk menceritakan kejadian paling menarik yang

terjadi pada mereka. Fasilitator kelompok swabantu ibu dapat meminta ibu

untuk menceritakan pengalaman menarik yang mereka alami selama dua

minggu terakhir seputar kehamilan, menyusui, maupun hal-hal dalam

keluarga.

c) Pengumuman dan perayaan (10 menit)

Fasilitator dapat memberikan informasi yang berguna untuk anggota

kelompok, misalnya hari pelayanan posyandu, kegiatan pembagian Vitamin

A, atau lomba yang akan dilaksanakan di lingkungan tersebut. Setiap

kemajuan dan perubahan yang terjadi pada anggota kelompok yang baru

melahirkan, anggota kelompok yang berhasil melakukan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD), atau ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif, perlu

dirayakan bersama kelompok. Perayaan ini merupakan bentuk keberhasilan

kelompok untuk mendukung ibu dalam melakukan perubahan perilaku.

d) Diskusi (durasi diskusi maksimal satu jam)

Fasilitator dapat memulai sesi diskusi dengan menawarkan sebuah topik

diskusi yang dipandang sesuai dengan minat peserta. Selain itu, motivator

juga dapat mengumumkan topik yang akan dibahas sesuai dengan

kesepakatan dalam pertemuan sebelumnya. Jika diskusi sangat menarik

peserta dan menghabiskan waktu, fasilitator perlu meminta kesepakatan dari

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 91: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

77

Universitas Indonesia

peserta apakah pertemuan dihentikan atau dilanjutkan. Hal ini sangat

membantu anggota kelompok swabantu ibu yang sedang hamil, mengingat

ibu hamil mengalami tekanan pada otot panggul sehingga akan mengalami

kelelahan bila duduk terlalu lama.

e) Kesimpulan dan penutup (20 menit)

Apabila waktu pertemuan kelompok dan semua hal penting terkait topik

diskusi sudah habis, pertemuan dapat ditutup. Fasilitator menutup dengan

mengemukakan: Apa saja yang telah anggota pelajari dari pertemuan ini, apa

saja yang disukai anggota dari pertemuan ini, dan apa saja yang ingin diubah

dari pertemuan ini. Setelah semua peserta mengemukakan ketiga hal

tersebut, fasilitator merangkum pernyataan-pernyataan dari peserta,

kemudian meminta kesepakatan mengenai: tanggal dan waktu pertemuan

berikutnya, tempat pelaksanaan, serta topik diskusi pada pertemuan

berikutnya.

2) Kegiatan tambahan/ pengembangan

Dalam keadaan anggota banyak yang hamil dapat ditambahkan kegiatan

tabulin, atau dana sehat untuk anggota KS-ASIEKs.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 92: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

78 Universitas Indonesia

BAB 4

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANGGREGATE

IBU HAMIL DAN MENYUSUI DALAM UPAYA PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DI RW 04, 08, DAN 10 KELURAHAN CURUG

Bab ini penulis menjabarkan analisis situasi manajemen praktik keperawatan

komunitas, asuhan keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan keluarga ibu hamil

dan menyusui yang berisiko diskontinuitas pemberian ASI eksklusif.

4.1 Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

4.1.1 Analisis Situasi

Manajemen pelayanan keperawatan komunitas pada agggregate ibu hamil dan

menyusui dianalisis dengan menggunakan fungsi manajemen. Terdapat Lima fungsi

manajemen yang dianalisis yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan (Marquis & Huston, 2012).

4.1.1.1 Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan manajemen pelayanan keperawatan komunitas dianalisis

menggunakan elemen : visi dan misi, tujuan, kebijakan, perencanaan operasional

tahunan, dan anggaran. Di dinas kesehatan Kota Depok mengacu pada visi dan misi

serta kebijan Kota Depok. Visi kota Depok periode tahun 2011-2016 adalah “

Terwujudnya Kota Depok mang maju dan sejahtera.” Pemerintah kota depok

menjabarkan misinya sebagai berikut : 1) mewujudkan pelayanan publik yang

profesional, berbasis teknologi dan informasi; 2) mewujudkan kemandirian ekonomi

masyarakat berbasis potensi lokal; 3) Mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang

aman; 4) mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, kreatif dan religius.

Pemerintah Kota Depok menjelaskan tujuan pembangunan kesehatan yaitu

meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial masyarakat

(Pemerintah Kota Depok, 2012).

Berdasarkan wawancara dengan perawat penyelia Perkesmas Kota Depok pelayanan

keperawatan masyarakat (Perkesmas) tujuan, kebijakan dan perencanaan operasional

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 93: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

79

Universitas Indonesia

Perkesmas baru di tetapkan untuk asuhan keluarga rentan masalah kesehatan dan risiko

tinggi (hight risk family) dengan difokuskan pada masalah maternal, bayi, balita, lansia,

dan penyakit kronik. Perencanaan operasional tahunan Perkesmas tersusun, namun

Perkesmas belum tersusun terinci, dan masih digabung dengan program kesehatan

khusus (kesehatan jiwa, kesehatan kerja, kesehatan olahraga, dan kesehatan gigi dan

mulut), belum adanya tujuan umum dan tujuan khusus pembinaan kelompok di

masyarakat (baru diarahkan pada individu dan keluarga), belum ada kebijakan

penetapan program Perkesmas sebagai program pokok Puskesmas, belum adanya

panduan asuhan keperawatan : kelompok dan keluarga khususnya panduan asuhan

masalah maternal. Perencanaan operasional tahunan belum tersusun secara rinci ini

berdampak pada pelaksanaan program yang belum optimal. Berdasarkan pedoman

kegiatan Perkesmas (2004) perencanaan kegiatan Perkesmas mendukung pencapaian

indikator SPM dalam upaya kesehatan Puskesmas. Indikator tersebut meliputi : promosi

kesehatan, KIA/KB, Gizi, P2M, balita Pneumonia, HIV-AIDS, DBD, Malaria, Diare,

kesehatan lingkungan, pengobatan, dan kesehatan kerja. Indikator SPM pelayanan

kesehatan kabupaten/kota pemberian ASI eksklusif 80% yang dicantumkan dalam

indikator (Kementrian Kesehatan, 2004).

Perencanaan peningkatan pemberian ASI eksklusif di kota Depok dilakukan di bagian

seksi kesehatan keluarga khususnya pada program gizi masyarakat. Capaian pemberian

ASI eksklusif di kota Depok tahun 2013 sebesar 36% dan ditetapkan outcome program

ASI eksklusif 2014 sebesar 60%. Masih minimnya target capaian ASI eksklusif

(dibawah target nasional, 80%) antara lain karena perencanaan program gizi difokuskan

dalam mengatasi gizi kurang dan stunting pada balita. Program peningkatan ASI

eksklusif belum menyentuh langsung sasarannya, masih pada pelatihan konselor,

pembentukan ruang menyusui, dan penyuluhan ASI di perusahaan (5 perusahaan)

(Diseminasi Informasi Gizi Masyarakat, 2013).

Perencanaan kegiatan program ASI eksklusif setiap tahun oleh seksi kesehatan keluarga

dan gizi. Anggaran peningkatan ASI eksklusif hanya sampai tingkat Puskesmas, tidak

ada anggaran untuk peningkatan ASI di tingkat kelurahan karena selama ini sifatnya

swadana masyarakat. Koordinator seksi kesehatan keluarga dan gizi merencanakan

kegiatan: 1) pelatihan konselor menyusui, 2) penyuluhan ASI di perusahaan, 3)

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 94: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

80

Universitas Indonesia

pembentukan KPASI di kelurahan, 4) pembuatan ruang menyusui di 5 Puskesmas, 5)

pembinaan KPASI. Adapun alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan adalah Rp

532.000.000,00 (Dinkes kota Depok, 2013). Peningkatan pembiyaan pemerintah untuk

program peningkatan ASI eksklusif bertujuan untuk mempercepat pencapaian target

MDGs, khususnya penurunan angka kematian bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan wawancara koordinator Perkesmas Cimanggis menyampaikan

perencanaan Perkesmas di Puskesmas Cimanggis masih difokuskan pada upaya

kesehatan perorangan dan pelayanan dalam gedung. Pelayanan di luar gedung

direncanakan melakukan kunjungan keluarga . Sasaran keluarga yang dikunjungi

keluarga lansia, keluarga miskin dg balita kurang gizi, keluarga dengan penderita TB.

Perencanaan tahunan peningkatan ASI eksklusif di Puskesmas belum disusun dengan

rinci dan jelas. Belum adanya indikator kinerja program peningkatan ASI eksklusif di

Puskesmas. Belum adanya perencanaan tahunan perkesmas dan gizi masyarakat untuk

meningkatkan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Cimanggis berakibat pada

pelaksanaan program belum optimal.

Perawat koordinator Perkesmas Cimanggis menyampaikan Di Puskesmas Cimanggis

perawat koordinator Perkesmas belum menyusun perencanaan tahunan Perkesmas ia

hanya mengikuti perencanaan yang ditetapkan oleh dinas kesehatan Kota Depok

Perawat koordinator belum merencanakan asuhan keperawatan pada kelompok,

Perkesmas hanya ditujukan pada keluarga, perencanaan Perkesmas masih pada

penanggulangan penyakit. Belum dibuatnya tujuan umum dan tujuan khusus capaian

Perkesmas, belum adanya pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan maternal untuk

perawat pelaksana di Puskesmas. Belum adanya standar operasional prosedur

pelaksanaan asuahan keperawatan maternal di Puskesmas. Penyusunan perencanaan

operasional kegiatan tahunan di Puskesmas Cimanggis belum optimal berdampak pada

pelaksanaan program yang tidak efektif.

Program promosi kesehatan tentang ASI eksklusif diarahkan pada penyediaan pojok

laktasi di Puskesmas Cimanggis. Penyuluhan ASI eksklusif di posyandu belum

dilakukan, walaupun kader yang sudah mendapatkan pelatihan manajemen laktasi.

Kegiatan Posyandu untuk meningkatkan pemberian ASI yang meliputi penyuluhan,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 95: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

81

Universitas Indonesia

konseling dan pembinaan keluarga tidak ada. Indikator capaian kegiatan peningkatan

pemberian ASI jangka panjang maupun jangka pendek belum ada di Puskesmas dan

kelurahan. Hal ini berakibat pada ketidak jelasan tujuan yang akan dicapai dan

perencanaan program yang tidak terinci. Perencanaan yang tidak rinci berdampak pada

pelaksanaan kegiatan yang tidak optimal, berakibat lanjut pada tidak dapat

dilakukannya evaluasi dan modifikasi program yang belum dapat dijalankan mulai dari

tingkat Puskesmas dan kelurahan.

Di kelurahan Curug perencanaan bina keluarga balita (BKB) dan Kadarzi belum

optimal. Perilaku kesadaran gizi khususnya ASI masih kurang ditunjukkan cakupan

ASI eksklusif di kelurahan Curug masih rendah 51% (profil kesehatan Puskesmas

Cimanggis, 2012) , kader kesehatan kelurahan curug belum membuat rencana kerja

tahunan dengan optimal, hanya menyelenggarakan kegiatan Posyandu rutin tiap bulan.

Kementrian kesehatan RI (2012) memaparkan keluarga Kadarzi apabila telah

melakukan : menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi

sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam,

menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi sesuai anjuran.

Analisis situasi perencanaan program pemberian ASI eksklusif menyimpulkan bahwa

perencanaan program operasional tahunan pemberian ASI eksklusif belum disusun

secara optimal. Perencanaan operasional kegiatan Perkesmas tahunan maupun triwulan

yang belum tersusun dan belum optimal berdampak pada belum dapat mencapai target

kinerja yang ditetapkan oleh dinas kesehatan tingkat provinsi Jawa Barat (Dinas

Provinsi : target 56 KK/tahun/ Puskesmas, Dinas Depok : 24 KK/tahun/Puskesmas).

Pada akhirnya berdampak pada tidak tercapainya standar pelayanan kesehatan minimal

pemberian ASI eksklusif di kota Depok (60%).

4.1.1.2 Fungsi Pengorganisasian

Struktur organisasi formal yang ada pada jajaran Dinas kesehatan Kota Depok sesuai

dengan jabatan dan kedudukan yang telah ditetapkan. Posisi jabatan dan struktur

memiliki tugas, tanggung jawab, peran dan fungsi masing-masing. Fungsi

pengorganisasian dapat memberikan kerangka kerja untuk melaksanakan perencanaan

yang ditetapkan. Kegiatan pengorganisasian adalah mengelompokkan aktivitas untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 96: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

82

Universitas Indonesia

mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Marquis dan Huston (2012)

menjabarkan dalam pengorganisasian terdapat: struktur organisasi, uraian tugas,

kejasama lintas program dan lintas sektor.

Struktur organisasi program Perkesmas di dinas kesehatan Kota Depok telah ditetapkan

oleh kepala Dinas kesehatan Kota Depok. Penyelia Perkesmas seorang perawat dengan

pendidikan D III keperawatan, memiliki tugas rangkap sekaligus memegang program

kesehatan Jiwa. Berdasarkan hasil wawancara, perawat penyelia mengatakan belum

dapat melaksanakan uraian tugasya, malu karena pendidikannya masih DIII, tidak

menguasai ilmu keperawatan dengan baik, belum mampu memfasilitasi perawat

Puskesmas untuk melakukan RDK. Penyelia Perkesmas kota Depok masih baru,

diangkat dan ditetapkan pada bulan maret 2013. Seharusnya, perawat penyelia

Perkesmas, bertanggung jawab pada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, untuk:

1) pertemuan dengan perawat koordinator Perkesmas Puskesmas secara berkala, 2)

kunjungan lapangan, dan 3) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan perkesmas di

Kabupaten/Kota dan menyampaikan umpan baliknya ke Puskesmas (Kementrian

Kesehatan RI, 2006).

Perawat koordinator Perkesmas di Puskesmas telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas,

namun perawat koordinator masih merangkap tugas program TB. Koordinator

Perkesmas memiliki pendidikan SPK. Koordinator perawat Perkesmas belum

menginternalisasi tugasnya sebagai koordinator Perkesmas. Perawat pelaksana

Perkesmas berjumlah 9 orang dengan latar belakang pendidikan 3 orang D III dan 6

orang SPK. Pertemuan rutin untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan kegiatan,

memfasilitasi RDK, dan membahas hasil pemantauan belum dilakukan. Pembimbingan

pada perawat pelaksana optimal dilakukan. Seharusnya, perawat koordinator

Perkesmas di Puskesmas adalah bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas untuk

melakukan bimbingan tehnis dan administrative. Tugas perawat koordiantor terdiri dari:

1) pertemuan dengan perawat pelaksana, 2) melakukan kunjungan lapangan untuk

membimbing perawat pelaksana dan perawat penanggung jawab daerah binaan, 3)

menyusun laporan evaluasi hasil upaya Perkesmas di Puskesmas dan perkembangannya

(Kementrian Kesehatan RI, 2006).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 97: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

83

Universitas Indonesia

Dikelurahan Curug terdapat 12 orang kader terlatih manajemen Laktasi. Pendidikan

Kader beragam, ada SD, SMP dan SMA. Organisasi kelompok pendukung di kelurahan

Curug belum terbentuk sampai di tingkat RW, belum adanya organisasi kelompok

pendukung ASI maupun kelompok swabantu ASI menyebabkan tidak terbinanya ibu

hamil dan menyusui dalam menyiapkan penyusuan dan pemberian ASInya. Pada

akhirnya ibu-ibu memberikan susu formula atau makanan secara dini pada bayinya

dampaknya pencapaian cakupan ASI eksklusif di kelurahan Curug rendah. Analisis

situasi di kelurahan Curug adalah belum adanya wadah yang memfasilitasi ibu hamil

dan menyusui dalam mencari informasi, meningkatkan kemampuan pemberian ASI di

Curug menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan peningkatan pemberian ASI

eksklusif.

Merujuk pada uraian fungsi pengorganisasian Perkesmas pada peningkatan pemberian

ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Depok, di Puskesmas Cimanggis dan di

kelurahan Curug dapat disimpulkan bahwa: belum optimal pelaksanan uraian tugas

perawat Perkesmas karena pendidikan staff Perkesmas masih beragam, belum

diberikannya kesempatan dengan membuka kesempatan studi lanjut untuk memperluas

wawasan pengetahuan keperawatan, pelatihan yang tidak merata, kurangnya

kesempatan peningkatan jenjang karir dan pengembangan diri.

4.1.1.3 Personalia

Ketenaga merupakan suatu hal yang menjadi pertimbangan untuk melaksanakan

kegiatan. Penentuan siapa pelaksana program, jumlah, kualitas tenaga yang dapat

mengupayakan pencapaian keberhasilan program. Saat ini petugas peyelia Perkesmas di

kota Depok berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan D3 keperawaran,

belum mendapatkan pelatihan penyeliaan Perkesmas, dan pelatihan keperawatan

komunitas. Perawat tersebut bertanggungjawab mengelola 32 Puskesmas di kota

Depok. Sedangkan petugas Perkesmas di Puskesmas Cimanggis dikoordinatori oleh

seorang perawat dengan latar pendidikan SPK, belum dilatih program Perkesmas. Di

Puskesmas Cimanggis terdapat 10 perawat, dengan latar belakang pendidikan D3

(3orang) dan SPK (7orang). Semua perawat di Puskesmas Cimanggis belum

mendapatkan pelatihan Perkesmas. Marquis dan Huston (2012) menjelaskan pendidikan

staff dipergunakan untuk menetapkan seseorang dalam sebuah posisi.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 98: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

84

Universitas Indonesia

Surat Keputusan Menteri Kesehatan no 279 tahun 2006 menyatakan bahwa di Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota, menetapkan adanya perawat penyelia Kabupaten sekaligus

menjadi perawat penyelia Perkesmas Kabupaten/kota dengan kualifikasi Sarjana

keperawatan/Ners telah mendapatkan pelatihan Perkesmas dan memiliki pengalaman

kerja di Puskesmas. Koordinator Perkesmas di Puskesmas ditetapkan oleh kepala

Puskesmas berdasarkan kualifikasi pendidikan minimal D III Keperawatan, telah

mendapatkan pelatihan Perkesmas, mempunyai pengalaman lebih dalam pelaksanaan

Perkesmas dibanding perawat lainnya. Perawat pelaksana Perkesmas adalah semua

tenaga fungsional perawat di Puskesmas.

Di Puskesmas Cimanggis seorang koordinator perawat Perkesmas dengan latar

belakang pendidikan SPK, membina dua kelurahan yaitu kelurahan Curug dan

kelurahan Cisalak Pasar dengan total penduduk 48.526 jiwa (Profil Puskesmas

Cimanggis, 2012). Dengan sasaran kelompok rentan ibu hamil 1.224 jiwa, ibu bersalin

973 jiwa, bayi 1.113 jiwa, balita 3.786 jiwa, anak SD 4791 jiwa, dan usila 2085 jiwa.

Marquis dan Huston (2012) menjelaskan optimalnya terdapat seorang perawat tiap

100.000 penduduk.

Merujuk pada situasi staffing program Perkesmas dapat disimpulkan permasalahan

yang muncul fungsi personalia pada Perkesmas belum optimal yaitu : 1) masih terbatas

pengembangan SDM di Dinas Kesehatan Kota Depok, 2) jumlah perawat Perkesmas

masih terbatas, 3) beratnya beban kerja Dinas Kesehatan Kota Depok dan Puskesmas

Cimanggis, 4) masih sedikit kader kesehatan yang dilatih tentang manajemen laktasi.

Peningkatan SDM baik secara kuantitas maupun kualitas penting dalam mencapai

tujuan organisasi (Gilies, 2000).

4.1.1.4 Pengarahan

Fungsi pengarahan di Dinas Kesehatan Kota Depok telah berjalan dengan baik.

Pengarahan intern dilakukan oleh kepala dinas kesehatan kepada seluruh kepala

bidang, selanjutnya kepala bidang melakukan pengarahan pada kepala seksi. Penyelia

Perkesmas mendapat pengarahan dari kepala seksi pelayanan dasar dan khusus.

Pengarahan belum terencana, terlihat masih accidental. Supervisi dinas Kota Depok ke

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 99: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

85

Universitas Indonesia

Puskesmas belum terlaksana dengan baik tergantung pada anggaran yang disetujui

untuk melakukan supervisi. Kegiatan rutin yang dilakukan adalah meminta laporan

hasil Perkesmas triwulan dari tiap Puskesmas.

Wawancara dengan petugas gizi dan perkesmas di kota Depok (2013), terdapat 5

Puskesmas dengan capaian ASI eksklusif sangat rendah, dibawah nasional dan dibawah

kota Depok, Puskesmas tersebut; Kemiri muka (0%), Cipayung (7,1%), Rangkap jaya

(11,9%) dan depok jaya (14,8%). Kegiatan pengarahan dilakukan bersamaan dengan

monitoring dan evaluasi, dengan cara mengatasi masalah yang saat itu ditemukan.

Belum ada sanksi bagi yang kurang atau reword bagi petugas kesehatan yang dapat

melakukan tugasnya dengan baik. Reword dapat meningkatkan motivasi pada diri staff.

Memberikan motivasi pada staff harus dilakukan oleh seorang manajer. Motivasi yang

diberikan akan meningkatkan kinerja staff dan kepuasan kerja (Marquis & Huston,

2012).

Fungsi pengarahan di Dinas kesehatan Kota Depok belum optimal disebabkan oleh : 1)

kurangnya sosialisasi dan promosi kesehatan di Puskesmas, 2) pelaksanaan peningkatan

pemberian ASI eksklusif hanya diberikan pada petugas gizi, sehingga tidak ada yang

menindak lanjuti di masyarakat, 3) Perkesmas dengan sasaran kelompok maternal di

masyarakat belum dilakukan, 4) petugas perkesmas belum optimal melakukan asuhan

keperawatan keluarga dengan kasus maternal, 5) adanya iklan masyarat tentang susu

formula yang nemenarik, 6) adanya mitos-mitos menyusui yang masih dipercayai oleh

masyarakat.

Merujuk pada uraian diatas disimpulkan fungsi pengarahan pada program Perkesmas

peningkatan pemberian ASI eksklusif belum optomal, ditunjukkan dengan frekuensi

supervisi yang kurang, RDK belum dilaksanakan, motivasi meningkatkan kegiatan

program pemberian ASI belum efektif, kolaborasi lintas program dan lintas sektor

belum efektif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 100: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

86

Universitas Indonesia

4.1.1.5 Pengawasan

Pengawasan kegiatan Perkesmas di dinas kota Depok dilakukan oleh dinas kesehatan

provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan pengawasan diistilahkan dengan monev. Kegiatan

monev dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Monev tidak selalu dilakukan oleh pemegang

program Perkemas di tingkat provinsi yang melakukan monev. Monev berbarengan

dengan program yang berada dalam seksi pelayanan dasar dan khusus. Situasi tersebut

berdampak evaluasi kurang dan analisa temuan masalah di tingkat kabupaten Kota.

Pengawasan program perkesmas di Puskesmas Cimanggis dilaksanakan oleh penyelia

Perkesmas Dinas Kesehatan Kota Depok. Dinas kesehatan Kota Depok telah

merencanakan monev kegiatan Perkesmas 2 kali / tahun. Hasil temuan masalah

selama monev adalah perawat pelaksana perkesmas merangkap program, multi job,

perawat koordinator belum mengkoordinasikan program Perkesmas pada program

yang lain. Belum ada format evaluasi yang terstruktur untuk program Perkesmas pada

pembinaan kelompok dan masyarakat.

Pengawasan kegiatan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Curug belum pernah

dilakukan langsung oleh pemegang program dan pembina kelurhan, kader belum

pernah dievaluasi kemampuannya melaksanakan tugasnya dalam upaya peningkata

pemberian ASI eksklusif. Monev dari Puskesmas pada kader sebagai pelaksana di

masyarakat belum optimal. Pengawasan dilakukan pada hal yang berhubungan dengan

kuantitas kegiatan, belum pada kualitas pelayanan dan kegiatan. Kegiatan yang dinilai

meliputi: pelaksanaan kegiatan posyandu, dan informasi kesehatan dari dinas kesehatan

kota maupun dari Puskesmas.

Uraian situasi pengawasan program peningkatan pemberian ASI eksklusif di dinas Kota

Depok, puskesmas Cimanggis dan kelurahan Curug dapat mengindikasikan masalah

fungsi pengawasan adalah belum optimalnya supervisi pelaksanaan program

peningkatan pemberian ASI eksklusif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 101: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

87

Universitas Indonesia

PERENCANAAN PENGORGANISASIA

N

PENGARAHAN PENGAWASAN

Belum tersusun

perencanaan

tahunan cesara rinci di puskesmas dan

kelurahan

Belum optimalnya

perencanan kegiatan

kelompok ibu hamil

dan menyusui

Kegiatan tidak

terarah

Keterbatasan SDM

untuk merencanakan

perkesmas

Perencanaan

belum tersusun dengan rinci dan

operasional

Keterbatasan

anggaran kegiatan

di dinas dan

kelurahan

Pelaksanaan kegiatan di

dinas dan

kelurahan

belum optimal

Dana BOK tidak terseprap

optimal

- Belum optimalnya

Perencanaan tahunan

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif

- belum adanya

struktur organisasi

kelompok ibu hamil

&menyusui

memperoleh

dukungan dlm

memberikan ASI

- Belum adanya sistem

reword yg optimal

pada perawat

perkesmas

- Belum optimalnya

komunikasi

pelaksanaan program

peningkatan

pemberian

ASIeksklusif

Peran kader dalam peningkatan ASI

blm optimal

Pemberdayaan

msy blm optimal

Pengorganisasian

Perkesmas blm

optimal Blm adanya organisasi

peduli ASI di

Curug Belum

diinternalisasi

uraian tugas

perawat perkesmas

dan kader

Tidak

dilaksanakannya tugas dan

kewajiban

perawat perkesmas dan

kader dg

optimal

Belum adanya buku panduan

asuhan

kelompok dg sasaran aggregat

maternal

Asuhan yang

dilakukan

belum optimal

pengarahan

dilakukan

bersamaan dengan

pelaksanaan monev,

Revisi

kegiatan, dan

pelakasanaan

tidak optimal

RDK dan lokmin sebagai

sarana komunikasi tidak

terlaksana

Tidak terjadi

perubahan asuhan

keperawatan

Penilaian kinerja belum

optimal dilakukan

Kinerja yang kurang pada

perawat Perkesmas

Sistem reward pada perawat

pelaksana dan kader d yang

belum optimal

Kinerja kurang,

motivasi kurang,

program tidak

berjalan

format evaluasi yang

terstruktur untuk

prograam Perkesmas pada pembinaan kelompok dan

masyarakat

Pelaksanaan penilaian

keberhasilan program

belum optimal

Kegiatan supervisi

yang belum efektif ditingkat Puskesmas

dan kader

Pelaksanaan Asuhan

keperawatan kelompok, klg dan

individu msl maternl

belum optimal

Sistem pencatatan asuhan,

klg, kelompok, dengan masalah maternal belum

dipahami dan belum

sesuai

Kegiatan asuhan klg,

dan klp dg msl

maternal belum

terdokumentasikan

Buku panduan asuhan

pada msl maternal

belum ada

Asuhann dg

masalah maternal

belum optimal

dilakukan

Pengembangan SDM

terbatas

Petugas Perkesmas

belum

terlatih

Kurangnya

SDM di

Dinas dan

Puskesmas Beban

kerja

meningkat

Petugas perkesmas

belum

memperoleh pelatihan

Kader

kelurahan

belum dilatih

PERSONALIA

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 102: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

88

Universitas Indonesia

4.1.2 Fish Bone

Analisis masalah manajemen pelayanan peningkatan pemberian ASI eksklusif

menggunakan diagram fish bone. Analisis dilakukan pada empat fungsi manajemen

pelayanan praktik kesehatan masyarakat. Hasil analisis keempat fungsi

mengidentifikasi masalah manajemen yang ditegakkan dalam diagnosa masalah

majemen pelayanan keperawatan komunitas: (1) belum optimalnya perencanaan

tahunan peningkatan pemberian ASI eksklusif; (2) belum adanya struktur organisasi

kelompok ibu hamil dan menyusui memperoleh dukungan dalam memberikan ASI; (3)

belum adanya sistem reword yang optimal pada program Perkesmas; (4) belum

optimalnya komunikasi pelaksanaan program peningkatan pemberian ASI eksklusif.

4.1.3 Penapisan Masalah

Penapisan masalah manajemen pelayanan Perkesmas menggunakan kriteria : (1)

perhatian komunitas terhadap masalah; (2) motivasi komunitas untuk menyelesaikan

masalah; (3) kemampuan perawat untuk mempengaruhi penyelesaian masalah; (4)

kesiapan untuk menyelesaikan masalah; (5) hasil penyelesaian masalah sulit dicapai; (6)

kecepatan penyelesaian masalah. Masing-masing kriteria diberikan score (1-10)

selanjutnya kriteria di lakukan penilaian ranking (1-10), diteruskan dengan mengalikan

antara score kriteria dengan score ranking, diakhiri dengan menjumlahkan hasil

perkalian antara score kriteria dengan score rangking. Secara lemngkap penapisan

masalah terlampir pada lampiran 1.

4.1.4 Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

Merujuk pada penapisan masalah, diagnosa manajemen pelayanan keperawatan

komunitas berdasarkan prioritas adalah : (1) belum adanya wadah untuk ibu hamil

&menyusui memperoleh dukungan dlm memberikan ASI; (2) belum optimalnya

komunikasi pelaksanaan program peningkatan pemberian ASI eksklusif (3) belum

optimalnya perencanaan operasional tahunan peningkatan pemberian ASI eksklusif;

(4) ) belum adanya sistem reword yg optimal pada perawat Perkesmas.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 103: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

89

Universitas Indonesia

4.1.5 Penyelesaian Masalah Pengelolaan pelayanan Komunitas

Masalah I

Belum adanya struktur organisasi kelompok ibu hamil dan menyusui untuk

memperoleh dukungan dalam memberikan ASI

Tujuan Umum

Setelah intervensi keperawatan selama 9 bulan diharapkan struktur organisasi wadah

untuk ibu hamil dan menyusui memperoleh dukungan terbentuk dan melaksanakan

kegiatan reguler.

Tujuan khusus :

Setelah tindakan keperawatan dilakukan di komunitas selama 9 bulan diharapkan :

1. Tersosialisasi pentingnya pengorganisasian KS-ASIEKs pada Team penggerak

PKK dan kader kesehatan kelurahan Curug.

2. Terbentuknya struktur organisasi pengurus dan keanggotaan KS-ASIEKs di RW

08, 04 dan 10 kelurahan Curug

3. Tersedianya buku panduan fasilitator yang dapat digunakan oleh kader dalam

memandu kegiatan KS-ASIEKs

4. Tersedianya buku kerja kelompok pendukung yang digunakan kader dalam

pembinaan keluarga hamil dan menyusui untuk mendeteksi faktor risiko

diskontinuitas pemberian ASI eksklusif.

5. Terselenggara pelatihan dan penyegaran kader kesehatan Kelurahan Curug

dengan target jumlah kader yang dilatih minimal 70% yaitu minimal 7 orang

dari 10 rata-rata kader yang ada di masing-masing RW 01 sampai 11

6. Terjadi peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) kader

tentang kelompok pendukung dan KS-ASIEKs, dan manajemen laktasi sebesar

2 standar deviasi

7. Tersusun dan dilaksanakan uraian tugas organisasi KS-ASIEKs

8. Terlaksana pertemuan rutin KS-ASIEKs minimal 8 kali dalam 1 tahun, kader

hadir minimal 60% dalam tiap pertemuan.

9. Terbinanya keluarga dengan ibu hamil/menyusui oleh kader minimal 1(satu)

keluarga tiap bulan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 104: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

90

Universitas Indonesia

Rencana tindakan Keperwatan

1. Sosialisasi pembentukan KS-ASIEKs pada pembina kesehatan, team penggerak

PKK dan Kader kesehatan kelurahan Curug, pada minggu ke-1 bulan November

2013.

2. Pelatihan dan penyegaran kader kesehatan di kelurahan Curug tentang

kelompok pendukung dan KS-ASIEKs, minggu ke-2 bulan November 2013

3. Penyusunan buku panduan dan buku kerja kader dalam deteksi faktor risiko

diskontinuitas menyusui pada keluarga binaan.

4. Pembentukan KS-ASIEKs di RW 08, pada minggu ke-3 bulan November 2013

5. Penyusunan program kerja kader tahun 2014, bersama pengurus KS-ASIKs

6. Pertemuan rutin kelompok pendukung Asi eksklusif

7. Pertemuan rutin KS-ASIEKs 2 minggu sekali.

Pembenaran :

Pengorganisasian dalam manajemen merupakan pembentukan struktur sebagai

pelaksana rencana program, menetapkan program layanan yang tepat, menentukan

aktivitas yang akan dicapai masing-masing bagian, bekerja pada struktur organisasi,

memahami, menggunakan kekuatan yang tepat (Marquis & Hurston, 2012). Fayol

(1949 dalam marquis dan Huston, 2012) menyebutkan tujuan pengorganisasian adalah

mendapatkan sumberdaya manusia, perlengkapan, sumber untuk menggerakkan,

mengorganisasikan dan bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Hunt (2004) menjelaskan kelompok pendukung merupakan sekumpulan orang yang

berencana, mengatur dan berespon secara langsung terhadap isu, tekanan maupun

keaadaan yang merugikan. Cook dan Stacey (2003) dalam penelitiannya tentang

dukungan pada multipara dan primipara setelah melahirkan menyatakan perempuan

yang menyusui memerlukan dukungan baik dari petugas kesehatan maupun dari orang

lain. Britton, McCormick, Renfrew,Wade dan King (2007) menyatakan semua bentuk

dukungan pada ibu menyusui meningkatkan durasi menyusui. kelompok pendukung di

masyarakat merupakan bentuk dukungan sosial yang ada di masyarakat pada ibu hamil

dan menyusui.

KS-ASIEKs adalah bentuk intervensi pada ibu menyusui yang bertujuan untuk

mengembangkan jejaring sosial untuk mengatasi masalah selama menyusui. Levi dalam

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 105: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

91

Universitas Indonesia

Pender (2002) mengidentifikasi empat tujuan kelompok swabantu, yaitu sebagai kontrol

perilaku, koping stress dan memberi dukungan, orientasi hidup, dan aktualisasi diri.

Pelaksanaan kelompok swabantu ibu menyusui di Dadaab Refuge camp diperoleh

hasil: dapat meningkatkan inisiasi menyusui dini dari 66,2% pada tahun 2007 menjadi

76,5% pada tahun 2008. Pemberian ASI eksklusif dari 4.1% menjadi 25.6% di tahun

yang sama. Pengenalan makanan pada bayi pada usia 6 bulan dari 53,8% menjadi

68.9% .Pemberian ASI yang dilajutkan sampai 1 tahun dari 35% menjadi 54.4%

(Lung’aho & Jemeines.,2010).

Pelaksanaan :

1. Sosialisasi kegiatan kelompok pendukung dan KS-ASIEKs pada pembina

kesehatan kelurahan Curug, Team penggerak PKK kelurahan Curug dan kader.

Sosialisasi pada pembina kesehatan dilakukan saat pertemuan Posyandu, saat

dilihat pencatatan pemberian ASI eksklusif belum benar dan cakupan ASI

eksklusif masih kurang. Sosialisasi pada team penggerak PKK dilakukan saat

pertemuan PKK kelurahan Curug untuk mendapatkan dukungan dan arahan

struktur organisasi. Kegiatan ini dilakukan pada minggu pertama bulan

November 2013.

2. Pelatihan dan penyegaran kader tentang kelompok pendukung dan KS-ASIKs

se kelurahan Curug. Pelatihan dilakukan selama 2 hari. Pada tanggal 20-21

November 2013. Dalam pelatihan ini kader dikenalkan kegiatan kelompok

pendukung dan KS-ASIEKs dengan film simulasi kegiatan kelompok

pendukung dan kegiatan kelompok swabantu.

3. Penyusunan buku panduan dan buku kerja kader pendukung dalam

memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs. Penyusunan buku panduan diselesaikan

dalam 2 hari. Kemudian buku dikonsulkan pada pembimbing untuk

mendapatkan masukan. Berdasarkan masukan pembimbing buku di revisi,

selanjutnya digandakan dan dilatihkan bagaimana menjadi fasilitator dalam

pertemuan kader, dan menggunakan buku kerja.

4. Penyusunan dan pembentukan struktur organisasi kelompok pendukung, di RW

08 dan di replikasi di RW 04 dan 10. Pertemuan ini mengundang elemen

masyarakat : Kader, RT/RW, tokoh agama, anggota masyarakat untuk

memberikan dukungan dan menyepakati organisasi yang dibentuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 106: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

92

Universitas Indonesia

diwilayahnya. Setelah disepakati kepengurusannya, disampaikan uraian tugas

dari pengurus kelompok pendukung. Selanjutnya struktur organisasi diusulkan

penetapannya dengan pembuatan Surat Keputusan Kepala Kelurahan Curug.

Struktur organisasi disepakati: pengarah adalah Lurah kelurahan Curug,

Pembina adalah pembina kesehatan kelurahan Curug, ketua, Sekretaris,

bendahara dan 6 orang anggota.

5. Penyusunan Program kerja pengurus kelompok pendukung. Penyusunan

program kerja dilakukan pada pertemuan perdana pengurus kelompok

pendukung, sebelum dilakukan penyusunan program kerja, diberikan gambaran

kegiatan dan contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh kelompok pendukung.

Masing-masing pengurus diminta untuk mengusulkan 2 usulan kegiatan,

kemudian usulan itu dipilih yang sesuai dan disepakati 12 tema kegiatan

selama tahun 2014.

6. Pertemuan rutin kelompok pendukung. Pertemuan dini diawali dengan

menyusun perencanaan kegiatan di tahun 2014. Pertemuan penyusunan program

kerja dihadiri oleh pengurus dan anggota. Pertemuan rutin dilanjutkan tiap 2

minggu sekali. Pertemuan kedua membahas IMD dan manfaat ASI eksklusif.

Untuk mengenalkan IMD digunakan media layar proyektor untuk memutarkan

Film IMD. Setelah melihat putaran film IMD selanjutnya dilakukan permainan

menyusun langkah urutan IMD yang telah dibuat dalam bentuk kartu yang

dipotong, disusun secara acak, selanjutnya kader diminta untuk mengurutkan

rangkaian pelaksanaan IMD. Pertemuan ke-3 dilakukan oleh kader dengan

membahas manajemen laktasi kader di berikan modul berisi manajemen laktasi

dan permasalahan menyusui, pertemuan ke 4 dan ke 5 melanjutkan membahas

isi buku modul manajemen laktasi. Pertemuan ke 6 membahas MP-ASI dengan

peragaan langsung pada kader cara membuat bubur susu ASI, pertemuan ke 7

penggunaan buku kerja kelompok pendukung pertemuan ke 8 mendiskusikan

dan mendemontrasikan pertolongan pertama balita sakit, dan pertemuan ke 9

mendemontrasikan perawatan komplementer meningkatkan produksi ASI

(perawatan payudara dan pijat oksitosin).

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 107: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

93

Universitas Indonesia

7. Pendampingan kader dalam memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs. Kelompok

pendukung harus mampu memfasitasi kegiatan KS-ASIEKs dalam hal

membangun dinamika kelompok, menemukan kebiasaan positif ibu menyusui

yang dapat dicontoh oleh anggota KS-ASIEKs, menyimpulkan hasil diskusi.

Sebelum menjadi fasilitator kader di berikan contoh secara langsung cara

menjadi fasilitator oleh residen keperawatan komunitas pada KS-ASIEKs.

8. Pertemuan rutin KS-ASIEKs untuk memberikan dukungan, pemecahan masalah

yang dihadapi oleh ibu menyusui. lima pertemuan di fasilitatori oleh residen

keperawatan komunitas, selanjutnya pertemuan KS-ASIEKs di fasilitatori oleh

kelompok pendukung, peneliti menjadi pendamping, dan memberikan

pengarahan. Kegiatan pertemuan KS-ASIEKs dilakukan 2 minggu 1 kali. Di

RW 08 pertemuan KS-ASIEKs dilakukan dari bulan November 2013 sampai

Mei 2014. Awal pertemuan di RW 08 dilaksanakan 2 minggu, pada bulan

Febuari dimulai pertemuan1 bulan sekali 1 kali , perubahan ini dilakukan atas

permintaan anggota. Pelaksanaan KS-ASIEKs Di RW 04 dan 10 pertemuan

dimulai bulan Febuari sampai Mei 2014 tiap 2minggu sekali.

Evaluasi

1. Pembina kesehatan, team penggerak PKK dan kader menyetujui dan

mendukung pemmbentukan kelompok swabantu ASI dengan struktur: pengarah,

pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.

2. Kegiatan pelatihan dan penyegaran kader selama 2 hari. Kader hadir pada

pelatihan rata-rata 90% (hadir 50 orang kader dari 55 yang diundang).

3. Terjadi peningkatan pengetahuan kader sebesar 20, 10% tentang kelompok

pendukung dan KS-ASIKs ( rerata nilai pre test adalah 68,25 dan rerata post

test adalah 88,93).

4. Tersusun buku panduan kelompok pendukung dan buku kerja kelompok

pendukung. (lampiran 8 dan 9)

5. Tersusun struktur organisasi kelompok pendukung di RW 08,04 dan 10.

Selanjutnya struktur organisasi ditetapkan dalam surat keputusan kepala

kelurahan Curug untuk menguatkan organisasi .

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 108: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

94

Universitas Indonesia

6. Pertemuan rutin kelompok kader pendukung ASI eksklusif .

6.1 Hasil pre dan postest pengetahuan didapatkan materi IMD dan ASI

eksklusif yang telah disampaikan terjadi perubahan nilai median. Penilaian

pengetahuan tentang materi IMD dan ASI eksklusif didapatkan terjadi

peningkatan skor pengetahuan kader dari nilai median 15,4 menjadi 17,8

dengan standar deviasi sebesar 1,4. Selisih atau beda nilai median pretest

dengan postest sebesar 2,4, sehingga didapatkan peningkatan pengetahuan

signifikan sebesar 2,4/20*100 = 12%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji

signifikasi dengan Uji wilcoxon (data berdistribusi tidak normal, Uji S-W

0,003 untuk pretest dan 0,000 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed

sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan

yang signifikan tentang materi IMD dan ASI eksklusif yang telah diberikan

6.2 Hasil pre dan postest pengetahuan didapatkan materi manajemen laktasi

yang telah disampaikan terjadi perubahan nilai median. Penilaian

pengetahuan tentang materi manajemen laktasi bahwa terjadi peningkatan

skor pengetahuan kader dari nilai median 15,4 menjadi 18 dengan standar

deviasi sebesar 1,6. Selisih atau beda nilai median pretest dengan postest

sebesar 2,6, sehingga didapatkan peningkatan pengetahuan signifikan

sebesar 2,6/20*100 = 13%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi

dengan Uji Wilcoxon (data berdistribusi tidak normal, Uji S-W 0,042 untuk

pretest dan 0,000 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000

dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan yang

signifikan tentang materi menajemen laktasi eksklusif yang telah diberikan

6.3 Hasil pre dan postest pengetahuan didapatkan materi permasalahan

menyusui yang telah disampaikan terjadi perubahan nilai median. Penilaian

pengetahuan tentang materi permasalahan menyusui bahwa terjadi

peningkatan skor pengetahuan kader dari nilai median 16,2 menjadi 18

dengan standar deviasi sebesar 1,2. Selisih atau beda nilai median pretest

dengan postest sebesar 1,8 sehingga didapatkan peningkatan pengetahuan

signifikan sebesar 1,8/20*100 = 9%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji

signifikasi dengan Uji Wilcoxon (data berdistribusi tidak normal, Uji S-W

0,001 untuk pretest dan 0,05 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed

sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 109: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

95

Universitas Indonesia

yang signifikan tentang materi permasalahan menyusui yang telah

diberikan.

6.4 Hasil pre dan postest pengetahuan didapatkan materi MPASI yang telah

disampaikan terjadi perubahan nilai median. Penilaian pengetahuan tentang

materi MPASI bahwa terjadi peningkatan skor pengetahuan kader dari nilai

median 15 menjadi 18 dengan standar deviasi sebesar 1,65. Selisih atau beda

nilai median pretest dengan postest sebesar 3, sehingga didapatkan

peningkatan pengetahuan signifikan sebesar 3//20*100 = 15%. Hal ini

dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji Wilcoxon (data berdistribusi

tidak normal, Uji S-W 0,01 untuk pretest dan 0,000 untuk postest)

didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya

terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan tentang materi MPASI

yang telah diberikan

6.5 Hasil pre dan postest pengetahuan didapatkan materi pertolongan pertama

balita sakit yang telah disampaikan terjadi perubahan nilai-rata-rata.

Penilaian pengetahuan tentang materi pertolongan pertama balita sakit

bahwa terjadi peningkatan skor pengetahuan kader dari nilai rata-rata 14,1

menjadi 17,5 dengan standar deviasi sebesar 1,32. Selisih atau beda nilai

rata-rata pretest dengan postest sebesar 3,4 sehingga didapatkan peningkatan

pengetahuan signifikan sebesar 3,4//20*100 = 17%. Hal ini dibuktikan dari

hasil uji signifikasi dengan Uji paired t test (data berdistribusi normal, Uji S-

W 0,050 untuk pretest dan 0,023 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed

sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan

yang signifikan tentang materi pertolongan pertama balita sakit yang telah

diberikan

6.6 Ketrampilan perawatan payudara 27 kader yang mengikuti kegiatan

diperoleh nilai rata-rata 18.4

6.7 Ketrampilan penggunaan buku kerja dari 22 kader yang mengikuti kegiatan

diperoleh nilai rata-rata 11

7. Peran serta dan keaktifan kader dalam kegiatan mahasiswa rata-rata hadir 7 kali

pertemuan dari 10 pertemuan yang diselenggarakan. Terdapat 11% kader yang

kurang aktif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 110: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

96

Universitas Indonesia

8. Kemampuan kader dalam memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKS dari 11 yang

dievaluasi 82% kader mampu memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs hanya 18%

kader yang belum mampu memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs dengan baik

Rencana Tindak Lanjut :

Kegiatan kelompok pendukung ASI eksklusif perlu ditindak lanjuti oleh :

1. Puskesmas

Melakukan pengarahan dan supervisi secara rutin terjadual oleh perawat

perkesmas. Melakukan bimbingan dan kemitraan dengan kader dalam

pemantaun deteksi faktor risiko diskontinuitas pemberian ASI eksklusif

2. Kelurahan Curug

Kerja sama dengan team penggerak PKK khususnya pokja 4 untuk menindak

lanjuti pencatatan pemberian ASI eksklusif di kelurahan curug, sehingga setiap

RW membina keluarga ibu menyusui 0-6 bulan.

3. Kader kesehatan

Melakukan pertemuan rutin kelompok pendukung, mengajak kader yang belum

aktif, menyebarluaskan pada kader di RW lain untuk melakukan deteksi risiko

diskontinuitas pemberian ASIeksklusif. Melakukan kunjungan rumah dan

pembinaan keluarga menyusui 0-6 bulan 1 keluarga tiap bulan.

Masalah II

Belum optimalnya komunikasi pelaksanaan program peningkatan pemberian ASI

eksklusif.

Tujuan Umum

Intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan selama 9 bulan diharapkan terdapat

kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan meningkatnya komunikasi lintas

program dan lintas sektor dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di

kelurahan Curug

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 111: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

97

Universitas Indonesia

Tujuan Khusus

Intervensi keparawatan komunitas selama 9 bulan diharapkan :

1. Terlaksananya Asuhan keperawatan komunitas pada masalah maternal ibu

menyusui, dan dilakukan pembinaan dari team dinas dan puskesmas Cimanggis.

Pembinaan dilakukan dalam bentuk kehadiran dalam lokakarya mini di

kelurahan Curug minimal 50%.

2. Terbinanya kerja sama dengan dinkes kota Depok, Puskesmas dalam pengadaan

media informasi meningkatkan pemberian Asi eksklusif, leaflet , manikin, dan

pelatihan pada kader tentang manajemen laktasi.

3. Terbinanya komunikasi dengan team penggerak PKK khususnya pokja IV

dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif. Pencatatan dan pelaporan

pemberian ASI eksklusif di kelurahan Curug lebih baik.

4. Terbinanya pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada masalah maternal

ibu menyusui di Puskesmas Cimanggis, dilaksanakannya RDK oleh peneliti

pada koordinator perkesmas di Puskesmas dan perawat pelaksana perkesmas di

Puskesmas Cimanggis.

Rencana tindakan :

1. Diberikan asuhan keperawatan komunitas kelompok ibu hamil dan menyusui,

dengan melibatkan KS-ASIEKs di RW 04, 08 dan 10 kelurahan Curug.

Pembinaan asuhan keperawatan komunitas kelompok ibu hamil dan menyusui

oleh dinas kesehatan dalam lokakarya mini sebanyak 4 kali

2. Penyelenggaraan lokakarya mini sebagai sarana komunikas, dan koordinasi

pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas kelompok ibu hamil dan menyusui

dikelurahan Curug

3. Jalin komunikasi dengan team penggerak PKK pokja 4, untuk menindak lanjuti

pencatatan dan pelaporan kegiatan KS-ASIEKs

4. Pelaksanaan RDK sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antara peneliti dan

perawat koordinator Perkesmas serta perawat pelaksana perkesmas di

puskesmas Cimanggis.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 112: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

98

Universitas Indonesia

5. Koordinasi dengan dinas kesehatan kota Depok dan Puskesmas dalam

pengadaan media: manikin payudara, boneka dan alat pemberian ASI perah,

leaflet, lembar balik.

Pembenaran

Marquis dan Huston (2012) menjelaskan komunikasi dalam manajemen harus

sistematis, kontinyu dan terintegrasi dalam struktur organisasi. Terjalinnya komunikasi

mendorong pertukaran pandangan dan gagasan. Komunikasi harus dijalin dalam

hubungan kemitraan. Kemitraan lintas program dan lintas sektor diperlukan dalam

asuhan keperawatan kelompok ibu hamil dan menyusui sebagai bentuk kolaborasi

menyelesaikan masalah. Lezin dan Young (2000) menjelaskan mekanisme kolaborasi

perawat kominitas dengan masyarakat adalah hubungan kemitraan yang memiliki dua

manfaat yaitu partisipasi aktif dan keberhasilan program kesehatan.

Pelaksanaan

1. Terlaksananya asuhan keperawatan komuniatas pada kelompok ibu hamil dan

menyusi dilakukan sejak bulan Oktober 2013 sampai Mei 2014. Asuhan

dilakukan di RW 04, 08 dan 10.

2. Terselenggaranya lokakarya mini sebagai sarana komunikasi kegiatan pada

masyarakat, Puskesmas dan Dinas kesehatan kota Depok. Lokakarya mini

dilaksanakan sebanyak 4 kali. Lokmin 1 dilakukan pada Kamis, 24 oktober

2013; Lokmin 2 dilakukan pada 23 Januari, 2014, Lokmin 3 dilakukan pada 21

Maret 2014 dan lokmin 4 dilaksanakan pada 21 mei 2014. Lokmin merupakan

sarana komunikasi perkembangan program peningkatan pemebrian ASI di

kelurahan Curug dan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

3. Terlaksananya komunikasi dengan PKK kelurahan Curug khususnya pokja 4

untuk menindak lanjuti pencatatan dan pelaporan kegiatan KS-ASIEKs dan

cakupan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Curug. Menjelaskan tehnik

rekapitulasi pencatatan cakupan ASI eksklusif di kelurahan Curug. Komunikasi

dilakukan pada saat rapat koordinasi team penggerak PKK kelurahan Curug,

dilakukan pada 26 Maret 2014.

4. Terlaksananya kegiatan RDK di Puskesmas Cimanggis sebagai sarana

komunikasi dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok ibu hamil dan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 113: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

99

Universitas Indonesia

menyusi di Puskesmas Cimanggis. RDK dihadiri oleh perawat koordinator

perkesmas dan 2 orang perawat pelaksana perkesmas.kegiatan dilakukan di

Puskesmas Cimanggis pada 23 Mei 2014.

5. Terlaksananya koordinasi dengan dinas kesehatan kota Depok, Puskesmas

Cimanggis . Dinas kota Depok memberikan media- media: manikin payudara,

boneka dan alat pemberian ASI perah, dan leaflet pada Puskesmas. Selanjutnya

Puskesmas Cimanggis menyalurkannya pada kelurahan di wilayahnya.

Kelurahan Curug mendapat 3 paket media penyuluhan ASI dan diberikan di RW

binaan penulis di RW 04,08 dan 10.

Evaluasi

1. Keterlibatan kelompok ibu hamil dan menyusui di RW 4,08 dan 10 cukup

optimal, hal ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka dalam setiap pertemuan

KS-ASIEKs selama 8 bulan. Di RW 04 yang masih kurang optimal kehadiran

ibu hamil dan menyusui.

2. Keterlibatan Dinas kesehatan Kota Depok dan Puskesmas pada kegiatan

lokakarya mini kesehatan dalam sarana komunikasi dan koordinasi kegiatan

lintas sektor dan lintas program sangat tinggi. Ditunjukkan dengan kehadiran

dalam setiap pertemuan Lokmin, namun perawat penyelia perkesmas Dinas

kesehatan, perawat koordinator perkesmas Cimanggis belum optimal terlibat

dalam kegiatan.

3. Pokja 4 PKK kelurahan Curug memahami sistem pencatatan dan pelaporan

pemberian ASI, serta rekapitulasi cakupan ASI eksklusif di kelurahan Curug.

4. Perawat koordinator memahami tehnik RDK dan terjadi diseminasi asuhan

keperawatan komunitas kelompok ibu hamil dan menyusui di puskesmas

Cimanggis. 2 orang perawat pelaksana tidak hadir karena sedang cuti.

5. Terbaginya media penyuluhan pada kader RW 04, 08 dan 10.

Rencana Tindak Lanjut

1. Dinas Kesehatan Kota Depok

Melakukan komunikasi dengan bentuk koordinasi dan pembinaan pelaksanaan

RDK di puskesmas Cimanggis.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 114: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

100

Universitas Indonesia

2. Puskesmas Cimanggis

Melakukan kegiatan RDK lebih rutin dengan pembinaan dinas kesehatan kota

Depok.

3. PKK kelurahan Curug

Melakukan pencatatan dengan benar rekapitulasi pemberian ASI eksklusif di

kelurahan Curug tiap bulan.

4.2 Pengelolaan Asuhan Keperawatan Komunitas

4.2.1 Pengumpulan Data

Jenis data yang disajikan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Selaanjutnya

kegiatan asuhan keperawatan komunitas sebagai bentuk penelitian eksperimen

semu (quasi experiment). Intervensi KS-ASIEKs sebagai perlakukan pada asuhan

keperawatan komunitas kelompok ibu hamil dan menyusui. Penelitian yang menguji

coba suatu intervensi pada kelompok subyek dengan atau tanpa kelompok

pembanding, namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subyek ke

dalam kelompok (Dharma, 2011). Pengkajian awal sebagai data pre test kegiatan

penulis di kelurahan Curug. Kriteria sampel pengambilan data pengkajian adalah

ibu hamil usia antara 4 – 9 bulan, ibu menyusui bayi usia 0-1 tahun, tinggal

diwilayah kelurahan Curug. Data diambil dengan membagikan kuesioner pada 95

responden, 40 ibu hamil dan 45 ibu menyusui. Data kualitatif. Diambil dengan

tehnik Focus Group Discuss(FGD), dilakukan 2 kali, pertama dengan sasaran

partisipan ibu hamil dan menyusui, ke-2 dengan partisipan kader dan ibu yang

sudah memiliki cucu.

Pengkajian tambahan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di

kelurahan Curug dilakukan dengan studi literatur dan survey. Sumber data yang

dianalisis pada identifikasi masalah adalah data primer. Data primer adalah data

yang diperoleh langsung di lapangan, yang dikumpulkan langsung dari pihak terkait

pemberian ASI eksklusif di masyarakat. Untuk memperoleh data primer, disusun

kuesioner yang didasarkan pada model community as partner yang melakukan

penggalian data inti komunitas dan data delapan subsitem yang mempengaruhi.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 115: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

101

Universitas Indonesia

Selanjutnya kuesioner dibagi pada sampel dengan metode cluster sampling di

masing-masing RW.

4.2.2 Analisis situasi

Berdasarkan pada hasil kuesioner yang dibagikan pada 95 orang ibu hamil dan

menyusui. Jumlah ibu hamil: 20% tersebar di RW 08, 30% di RW 04 dan lainnya

tersebar di 9 RW. Jumlah ibu menyusui 32% di RW 08, 15 % di RW 04 dan 10%

di RW 10, sisanya tersebar di 8 RW lainnya. Pekerjaan ibu 58% ibu rumah tangga.

Penghasilan keluarga 70% kurang dari UMR kota Depok. Josefa dan Margawati

(2010) menjelaskan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di

Semarang adalah status pekerjaan ibu. Pendidikan ibu 48% SMA dan 36% SMP.

Hikmawati, Sakundarno,dan Purwanti (2008) menyimpulkan ibu berpendidikan

rendah dan alasan karena ibu bekerja, sehingga mereka memilih tidak memberikan

ASI eksklusif.

Perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif terdiri dari 3 domain yaitu

pengetahuan, sikap dan perilaku. Data diperoleh sebagai berikut pengetahuan secara

umum 24 % kurang baik. Pada manfaat ASI dan keunggulan ASI sebesar 15%,

persiapan dan tehnik menyusui 59%, ibu mengalami masalah selama menyusui

42%, pengetahuan ibu tentang gizi ibu hamil dan menyusui kurang sebesar 23%,

Sikap ibu hamil dan menyusui tentang gizi dan manajemen laktasi dengan kategori

kurang sebesar 31%, dan perilaku ibu hamil dan menyusui tentang gizi dan

manajemen laktasi dengan kategori kurang sebesar 44%. Peran keluarga dalam

memberikan dukungan untuk memberikan ASI eksklusif sebesar 22%. Baetul dan

Hamzens (2012) menyimpulkan penelitiannya faktor yang paling dominan

mempengaruhi perilaku ibu memberikan ASI eksklusif adalah dukungan keluarga

setelah dikontrol oleh variabel sikap dan penolong persalinan. Malonda, Bolang

dan Kapantow (2012) menyimpulkan sikap berhubungan signifikan dengan

pemberian ASI eksklusif pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tompaso.

Hasil FGD pada ibu hamil dan ibu menyusui dikelurahan Curug di dapatkan tema :

tidak dipahami IMD, ASI tidak cukup, disarankan orang tua dan puting susu lecet.

FGD dilakukan untuk menggali : penyebab memberikan susu formula atau

pemberian makan dini pada bayi, siapa orang yang menganjurkan pemberian susu

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 116: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

102

Universitas Indonesia

formula dan makan dini, serta masalah yang terjadi selama menyusui. Hikmawati

(2008) menyimpulkan faktor risiko kegagalan pemberian ASI eksternal adalah

pengenalan awal susu formula oleh keluarga maupun petugas kesehatan.

Masalah keperawatan komunitas di atas dianalisis dengan menggunakan web of

caution sebagai berikut:

Skema 4.2 Web of Caution asuhan keperawatan komunitas pada aggregat ibu menyusui

4.2.3 Masalah Pengelolaan Asuhan Keperawatan Komunitas

Permasalahan pada asuhan keperawatan kelompok ibu hamil dan menyusui di

kelurahan Curug diselesaikan dengan pendekatan asuhan keperawatan. Diagnosa

keperawatan yang ditegakkan berdasarkan pengkajian adalah (1) risiko terputusnya

penyusuan ibu menyusui di kelurahan Curug; (2) ketidak efektifan menyusui pada ibu

Sikap dan perilaku

ibu hamil dan

menyusui yang

kurang baik

Kemampuan

menghadapi stressor

eksternal tidak

adekuat

Kurangnya

dukungan sosial

pada ibu

menyusui

Kurangnya sistem

pendukung dalam

pemantuan

pemberian ASI

eksklusif oleh

keluarga dan

masyarakat

Koping terhadap

masalah selama

memberikan ASI

tidak efektif

masyarakat

Ketidak efektifan

menyusui

Pemahaman yang

kurang tentang

manajemen laktasi

dan pemberian

makan pada bayi

Kurangnya sistem

pendukung

pencegahan

discontinuitas

menyusui

Terputusnya

pemberian ASI

eksklusif pada ibu

menyusui

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 117: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

103

Universitas Indonesia

menyusui di kelurahan Curug; (3) kurangnya dukungan sosial pada ibu menyusui di

kelurahan Curug; (4) koping terhadap masalah menyusui tidak efektif masyarakat

kelurahan Curug. Penapisan masalah terlampir di lampiran 2.

4.2.4 Penyelesaian Masalah Pengelolaan Asuhan Keperawatan komunitas

Masalah 1

Risiko terputusnya penyusuan ibu menyusui di kelurahan Curug kecamatan

Cimanggis Kota Depok.

Tujuan Umum

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 9 bulan diharapkan terjadi peningkatan

pemberian ASI Eksklusif

Tujuan khusus

setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 9 bulan diharapkan :

1. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

sebesar 2SD

2. Terjadi peningkatan sikap ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs sebesar

2SD

3. Terjadi peningkatan perilaku ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

sebesar 2SD

4. Terjadi peningkatan rerata cakupan ASI eksklusif di RW 08,04 dan 10 sebesar

20%.

5. Terjadi peningkatan rerata kepercayaan diri ibu dalm memberikan ASI sebesar 2

SD

Rencana Tindakan keperawatan:

1. Pembentukan KS-ASIEKs di RW 08,04 dan 10

2. Mengkoordinasikan tempat pelaksanaan kegiatan KS-ASIEKs

3. Pelaksanaan kegiatan reguler KS-ASIEKs di RW 08,04 dan 10 tiap 2 minggu

sekali

4. Penetapan alur rujukan masalah menyusui di kelurahan Curug

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 118: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

104

Universitas Indonesia

Pembenaran

Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang

dilakukan bersamaan dengan masyarakat melalui pembentukan peer atau sosial support

berdasar kondisi dan kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2004; Hitchock,

Schuber & Thomas, 1999). Kelompok swabantu adalah kelompok masyarakat yang

suportif, berhubungan satu sama lain dalam jaringan sosial, memuaskan orang lain yang

membutuhkan, dan tempat belajar bagaimana menghadapi pengalaman baru

(Silverman, 1980 dalam Hunt, 2004).

Antze (1976 dalam Belliveau & Wagone, 1999) menjelaskan kelompok swabantu dapat

mendorong terjadinya adopsi pengetahuan. Adapun adaptasi terjadi dengan cara: 1)

hubungan yang lama antara anggota , 2) penyampaian pengalaman, mendengarkan dan

penggunaan pengetahuan, 3) mendorong anggota untuk membujuk anggota yang lain

untuk memahami pengetahuan, 4) pemberian penghargaan akan meningkatkan

keinginan anggota lain, 5) anggota yang memiliki masalah mendapatkan support dari

anggota lain.

Pelaksanaan

1. Melakukan pembentukan kelompok swabantu ASI eksklusif (KS-ASIEKs) di

RW 08, RW 04 dan 10. Karakteristik anggota KS-ASIEKs RW 08 adalah 70%

ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan dan 30% ibu hamil 4-9 bulan; di RW 04 60%

ibu hamil primi 4-9 bulan, di RW 10 50% ibu menyusui bayi usia 4-6 bulan.

2. Melakukan koordinasi tempat pelaksanaan kegiatan rutin KS-ASIEKs. Di

sepakati dengan kader dan tokoh masyarakat tempat pelaksaan pertemuan dan

kegiatan KS-ASIEKs di RW 08 dilakukan di gedung Posyandu RW 08, di RW

04 dan 10 dilaksanakan di rumah seorang anggota KP-ASIEKs.

3. Melakukan pertemuan kegiatan reguler KS-ASIEKs dan pemantauan catatan

menyusuiku di RW 08, RW 04 dan 10.

3.1 Pelaksanaan di RW 08

Pertemuan rutin KS-ASIEKs di RW 08 dilaksanakan tiap 2minggu sekali

pada bulan November sampai Januari. Pertemuan KS-ASIEKs bulan Febuari

– Mei dilaksanakan sebulan sekali . Pertemuan KS-ASIEKs yang pertama

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 119: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

105

Universitas Indonesia

sampai ke empat di fasilitatori oleh penulis pertemuan selanjutnya di

fasilitatori oleh kader pendukung . Tema diskusi setiap pertemuan di

kelompok ini adalah : IMD dan ASI eksklusif, bagaimana ASI diproduksi,

memberikan ASI dengan nyaman, puting susuku lecet, ASIku cukup tidak

ya, gizi ibu menyusui, ibu sakit boleh tidak menyusui?, apa yang aku

lakukan saat bayiku sakit?. Tema ini dipilih oleh ibu anggota KS-ASIEKs di

RW 08 karena karakteristik anggota adalah ibu menyusui bayi usia 0-1

bulan lebih banyak. Tiga orang kader pendukung KS-ASIEKs aktif dan telah

mendapatkan pelatihan manajemen laktasi dan KPASI di Puskesmas,

sehingga lebih menguasai materi manajemen laktasi dan siap menjadi

fasilitator KS-ASIEKs

3.2 Pelaksanaan di RW 04

Pertemuan rutin KS-ASIEKs di RW 04 dilaksanakan 2 minggu sekali.

Pertemuan pertama dilaksanakan bulan Febuari 2014. Pertemuan KS-

ASIEKs pertama sampai ke 5 di fasilitatori oleh penulis. Pertemuan ke 6-8

KS-ASIEKs di fasilitatori oleh kader pendukung. Tema diskusi setiap

pertemuan kelompok: persiapan menyusui saat hamil, bagaimana persalinan

itu?, IMD dan ASI eksklusif, bagaimana ASI diproduksi?, gizi ibu hamil dan

menyusui, perawatan bayi baru lahir, tehnik perlekatan dan posisi menyusui,

ibu sakit boleh tidak menyusui ? . Tema tersebut dipilih oleh ibu anggota

kelompok karena karakteristik anggota sebagian besar ibu hamil usia 4-9

bulan, dan hamil yang pertama.

3.3 Pelaksanaan di RW 10

Pertemuan rutin KS-ASIEKs di RW 10 dilaksanakan 2 minggu sekali.

Pertemuan pertama sampai ke 5 KS-ASIEKs di RW 10 di fasilitatori oleh

mahasiswa . pertemuan ke lima sampai delapan difasilitatori oleh kader

pendukung. Tema diskusi setiap pertemuan adalah IMD dan ASI eksklusif,

gizi ibu menyusui, ibu sakit boleh tidak menyusui?, pertolongan pertama

bayi sakit, MP-ASI, KB dan menyusui, masalah menyusui, ibu bekerja dan

menyusui

4. Menetapkan alur rujukan masalah pemberian ASI di kelurahan Curug, dan

mensosialisasikannya dalam pertemuan KS-ASIEKs.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 120: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

106

Universitas Indonesia

Evaluasi

1. Pelaksanaan pertemuan KS-ASIEKs secara reguler di RW 08, 04 dan 10 dengan

jumlah anggota 46 anggota terdiri dari 16 ibu hamil dan 30 ibu menyusui.

2. Setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs terjadi peningkatan rerata :

2.1 Hasil postest, pengetahuan ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

terjadi perubahan nilai median. Penilaian pengetahuan terlihat pada

peningkatan skor median 20,7 menjadi 26,9 dengan standar deviasi sebesar

1,9. Selisih atau beda nilai median pretest dengan postest sebesar 6,2

sehingga didapatkan peningkatan pengetahuan signifikan sebesar 6//30*100

= 20,7%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji wilcoxon

(data berdistribusi tidak normal, Uji S-W 0,027 untuk pretest dan 0,000

untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000 dengan nilai α

=0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan sebelum

mengikuti dengan setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

2.2 Hasil postest, sikap ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs terjadi

perubahan nilai median. Penilaian sikap terlihat pada peningkatan skor

median 27,9 menjadi 47.7 dengan standar deviasi sebesar 3,99. Selisih atau

beda nilai median pretest dengan postest sebesar 19,8 sehingga didapatkan

peningkatan sikap signifikan sebesar 19,8//60*100 = 33%. Hal ini

dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji wilcoxon (data berdistribusi

tidak normal, Uji S-W 0,131 untuk pretest dan 0,000 untuk postest)

didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya

terjadi peningkatan sikap yang signifikan sebelum mengikuti dengan setelah

mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

2.3 Hasil postest, perilaku ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs terjadi

perubahan nilai median. Penilaian perilaku terlihat pada peningkatan skor

median 33,6 menjadi 48.6 dengan standar deviasi sebesar 2,39. Selisih atau

beda nilai median pretest dengan postest sebesar 15 sehingga didapatkan

peningkatan pengetahuan signifikan sebesar 15//60*100 = 25%. Hal ini

dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji wilcoxon (data berdistribusi

tidak normal, Uji S-W 0,001 untuk pretest dan 0,000 untuk postest)

didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 121: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

107

Universitas Indonesia

terjadi peningkatan perilaku yang signifikan sebelum mengikuti dengan

setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

3. Pemantauan pemberian ASI eksklusif dilakukan pada 30 bayi, dengan catatan

menyusuiku diperoleh hasil : 10% bayi lulus ASI eksklusif pada bulan

Desember 2013, 16% bulan Januari 2014, 20% pada bulan Febuari 2014, 5%

bulan Maret, 20% bulan April dan 16,6 % bulan Mei. Terdapat 6,6% bayi tidak

lulus ASI eksklusif. Bayi tidak lulus pemberian ASI eksklusif karena ibu

merasa ASInya kurang saat bayi rewel oleh ibu dan suaminya disarankan untuk

memberikan susu formula dan MP-ASI.

4. Hasil postest, kepercayaan diri ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

terjadi perubahan nilai median. Penilaian kepercayaan diri ibu terlihat pada

peningkatan skor median 34,5 menjadi 51,2 dengan standar deviasi sebesar 2,9.

Selisih atau beda nilai median pretest dengan postest sebesar 16,7 sehingga

didapatkan peningkatan pengetahuan signifikan sebesar 16,7//60*100 = 27,8%.

Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji wilcoxon (data

berdistribusi tidak normal, Uji S-W 0,000 untuk pretest dan 0,000 untuk

postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya

terjadi peningkatan kepercayaan diri ibu yang signifikan sebelum mengikuti

dengan setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

5. Hasil setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKS dengan aktif 82% ibu anggota

KS-ASIEKs memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan 18% (8 ) ibu tidak

memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis hubungan lebih lanjut terhadap

hubungan keaktifan mengikuti KS-ASIEKs terhadap pemberian ASI eksklusif

diperoleh ( p=0,00) dengan nilai OR 23,2 pada 95% CI (8,4;64,2) sehingga

disimpulkan bahwa ibu yang aktif mengikuti kegiatan KS-ASIEKs akan

berpeluang 23,2 kali memberikan ASI eksklusif, dibandingkan ibu yang tidak

aktif.

6. Pertemuan rutin KS-ASIEKs, setiap pertemuan evaluasi secara kualitatif.

Selanjutnyahasil evaluasi dilakukan analisis tema. Hasil analisis diperoleh

tema:

6.1 Senang mengikuti kegiatan dan mendapat pengetahuan, pernyataan

partisipan sepert: “ saya senang mengikuti kegiatan KS-ASIEK, dapat

pengetahuan tentang menyusui yang saya butuhkan (P3).” Seperti yang

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 122: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

108

Universitas Indonesia

dikatakan oleh ibu primi gravida berikut :” saya mendapatkan

pengetahuan tiap 2minggu yang ingin saya ketahui untuk bayi saya nanti

(P31)”

6.2 Ada tempat untuk bertanya, seperti pernyataan ibu : “ di KS-ASIEKs ini

saya mendapatkan tempat bertanya apa yang tidak saya ketahui

sebelumnya (P24).”

6.3 Mendapat kegiatan, seperti yang dikatakan ibu” disini saya mengisi waktu

bersama ibu – ibu menyusui, saya mendapatkan kegiatan rutin tiap 2

minggu (P10).”

7. Alur rujukan masalah menyusui di kelurahan Curug : permasalahan menyusui

pada ibu menyusui di tingkat RW diatasi oleh kader pendukung ASI eksklusif,

jika tidak terpecahkan dilakukan rujukan pada konselor laktasi di Puskesmas

Cimanggis.

Rencana Tindak Lanjut

Untuk Kader Kesehatan Curug

1. Lanjutkan pertemuan reguler KS-ASIEKs

2. Lakukan perekrutan anggota baru untuk menggatikan anggota yang telah lulus

ASI eksklusif.

Untuk perawat Perkesmas Puskesmas Cimanggis

1. Melakukan pembinaan KS-ASIEKs yang sudah dibentuk dan berjalan reguler

2. Melakukan replikasi kegiatan di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis untuk

meningkatkan cakupan ASI eksklusif di Cimanggis

Untuk Dinas Kesehatan Kota Depok

1. Mengembangkan dan memperluas pelaksanaan kegiatan KS-ASIEKs untuk

meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota Depok

Masalah II

Ketidak efektifan menyusui pada kelompok ibu menyusui di kelurahan Curug

kecamatan Cimanggis Kota Depok

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 123: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

109

Universitas Indonesia

Tujuan Umum

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 9 bulan ibu dan bayi mendapatkan

ASI dengan perlekatan yang baik.

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 9 bulan diharapkan :

1. Terjadi peningkatan pengetahuan kelompok ibu hamil dan menyusui tentang

ASI eksklusif dan manajemen laktasi sebesar 2SD

2. Terjadi perlekatan dengan benar oleh bayi dengan ibu saat menyusu pada

kelompok ibu hamil dan menyusui

3. Terjadi kenaikan BB bayi sesuai kenaikan berat badan minimal (KBM)

4. Terjadi peningkatan status kesehatan bayi di kelurahan Curug

Rencana Tindakan

1. Lakukan intervensi pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif pada kegiatan

rutin Posyandu dan KS

2. Lakukan intervensi proses kelompok (KS-ASIEKs) tentang tehnik perlekatan

yang benar

3. Lakukan intervensi konseling laktasi pada pertemuan rutin Posyandu

4. Lakukan intervensi kemitraan dengan keluarga dalam pemberian dukungan ASI

eksklusif pada bayi

5. Fasilitasi kader melakukan pemantaun risiko terputusnya pemberian ASI

eksklusif

6. Lakukan pemantauan kenaikan BB , masalah kesehatan bayi tiap bulan

Pembenaran

Pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat supaya masyarakat mau melakukan tindakan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan (Achyar, 2009). Perubahan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan harus didasari pengetahuan dan kesadaran melalui proses belajar. Proses

belajar yang dilakukan di masyarakat dengan adanya pendidikan kesehatan pada

kelompok dan masyarakat.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 124: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

110

Universitas Indonesia

Proses belajar juga terjadi dalam kegiatan kelompok swabantu. Kelompok swabantu

menciptakan interaksi sosial, ketika masing-masing peserta berinteraksi, menjadi

bagian dari yang lain, saling belajar dari pengalaman anggota lain. kelompok lebih

memberikan kesempatan untuk belajar dari variasi yang ada dalam anggota, prinsip

mendasar dalam pemecahan masalah dapat dipelajari dari pengalaman kelompok,

sehingga anggota mendapatkan pengalaman lebih mendalam dalam proses

kelompok (Maglaya et al, 2009).

Pelaksanaan

1. Pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif pada kegiatan rutin

posyandu, dilakukan oleh residen keperawatan komunitas

2. Memberikan layanan konseling laktasi pada kegiatan rutin Posyandu balita di

RW 08, 04 dan 10.

3. Memfasilitasi kegiatan KS-ASIEKs dengan tema pilihan anggota “bagaimana

menyusui tidak mengalami lecet puting susunya?”

4. Menjalin kemitraan dengan keluarga (suami) untuk memberikan dukungan

pemberian ASI eksklusif

5. Terlibat aktif dalam pelaksaan kegiatan Posyandu di masing-masing RW binaan

guna memantau peningkatan berat badan bayi dan masalah kesehatan yang

dialami bayi . Pelaksanaan posyandu di RW 08 tiap tanggal 17, di RW 04 tiap

tanggal 11 dan di RW 10 pada tanggal 5 tiap bulannya.

Evaluasi

1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada pelayanan posyandu diberikan pada ibu

menyusui 1 kali pertemuan di posyandu RW 08, RW 04, dan RW 10. Jumlah

ibu yang mengikuti 75 orang. Hasil pendidikan kesehatan: postest pengetahuan

ibu setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan terjadi perubahan nilai

median. Penilaian pengetahuan ibu terlihat pada peningkatan skor median 15,7

menjadi 18,5 dengan standar deviasi sebesar 0,7. Selisih atau beda nilai median

pretest dengan postest sebesar 2,8 sehingga didapatkan peningkatan

pengetahuan signifikan sebesar 2,8//20*100 = 14,2%. Hal ini dibuktikan dari

hasil uji signifikasi dengan Uji wilcoxon (data berdistribusi tidak normal, Uji

S-W 0,000 untuk pretest dan 0,000 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 125: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

111

Universitas Indonesia

sebesar 0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan ibu

yang signifikan pengetahuan ibu sebelum mengikuti dengan setelah mengikuti

kegiatan penyuluhan

2. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada KS-ASIEKs di RW 08, 04 dan 10

membahas tentang tehnik perlekatan ibu – bayi saat menyusui untuk mencegah

puting susu lecet. Hasil observas tehnik menyusui dan perlekatan kelompok ibu

hamil dan menyusui adalah 18% ibu belum dapat melakukan perlekatan dan

tehnik menyusui dengan baik. Ibu yang belum dapat melakukan perlekatan

dengan benar karena ibu tersebut ibu primipara, masih kurang berpengalaman,

selanjutnya dilakukan kunjungan keluarga oleh kader kesehatan pad ibu yang

belum dapat melakukan perlekatan dengan benar.

3. Pelaksanaan konseling laktasi di Posyandu RW 08, 04 dan 10 dengan konseli 2

orang tiap pelayanan. Konseling dilaksanakan pada ibu yang mengalami

masalah menyusui, ibu melakukan konseling, karena ia tidak bergabung sebagai

anggota KS-ASIEKs.

4. Pelaksanaan kemitraan dengan keluarga dalam memberikan dukungan

pemberian ASI eksklusif dilakukan pada 10 keluarga binaan. 5 (lima) keluarga

di RW 08, 4 (empat) keluarga di RW 04 dan 1(satu) keluarga di RW 10. Hasil

dukungan keluarga pada ibu

5. Hasil penimbangan BB bayi : BBL dibandingkan BB bulan Mei setelah

diberi ASI terjadi perubahan nilai median. Penilaian kenaikan BB bayi terlihat

pada peningkatan skor median 2973 menjadi 7383 dengan standar deviasi

sebesar 311. Selisih atau beda nilai kenaikan median BBL dengan BB bulan

Mei sebesar 4410 sehingga didapatkan peningkatan pengetahuan signifikan

sebesar 7383-2973/7383*100 = 60%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi

dengan Uji Wilcoxon (data tidak berdistribusi normal, Uji S-W 0,002 untuk

BBL dan 0,550 untuk BB bayi bulan mei) didapatkan p-value 1-tailed sebesar

0,000 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan BB bayi yang signifikan

dengan diberikan ASI eksklusif.

6. Pemantaun kesehatan bayi, terdapat 16,6% bayi terkena batuk pilek selama

pemberian ASI eksklusif, dan 100% bayi tidak mengalami diare. Bayi yang

mengalami batuk pilek tinggal di rumah kontrakan dengan penataan ruangan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 126: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

112

Universitas Indonesia

dan ventilasi yang kurang, ada anggota keluarga yang sedang pilek, sehingga

bayi tertular.

Rencana Tindak Lanjut

1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif di Posyandu, pengajian

atau arisan RT dengan penanggung jawab ketua Kader pendukung ASI eksklusif

dengan cara yang menarik.

2. Konseling laktasi dilanjutkan oleh pembina kesehatan kelurahan Curug setiap

kegiatn rutin Posyandu

3. Lanjutkan pemantauan deteksi dini faktor risiko diskontinuitas pemberian ASI

eksklusif oleh anggota KP-ASIEKs sebulan 1 keluarga.

4.3 Pengelolaan Asuhan Keperawatan keluarga

4.3.1 Analisa Situasi

Pelayanan Perkesmas dengan sasaran keluarga yang rentan terhadap masalah

kesehatan diskontinuitas pemberian ASI esklusif dilaksanakan di kelurahan Curug

selama 8 bulan. Pelaksanaan Perkesmas dengan sasaran keluarga risiko tinggi

diskontinuitas pemberian ASI eksklusif dilakukan di kelurahan Curug pada 10

keluarga. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan menggunakan model

Family Cetered Nursing dan menggunakan family assessment model yang

dikembangkan oleh Friedman. Pelayanan asuhan keperawatan keluarga dilakukan

dengan kunjungan rumah. Penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan

dalam menyelesaikan masalah keluarga ibu hamil dan menyusui yang berisiko

mengalami diskontinuitas pemberian ASI eksklusif. Proses keperawatan yang

digunakan meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun

rencana tindakan, melakukan implementasi dan evaluasi pada asuhan yang

diberikan. Pengkajian keluarga dengan ibu hamil dan menyusui difokuskan pada

tahap perkembangan keluarga, struktur keluarga, dan fungsi keluarga dengan ibu

hamil dan menyusui.

Keluarga bapak I adalah keluarga extended. Dalam keluarga tinggal ayah bapak I

(Bp J, 67th), ibu bapak I (Ibu S 62th) mereka tinggal bersama sejak pernikahan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 127: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

113

Universitas Indonesia

bapak I dengan ibu N. Saat dilakukan pengkajian ibu N sedang hamil 32minggu,

memiliki tanda KEK, dan anak pertama (An. F) baru berusia 16 bulan. Anak F

tidak diberi ASI eksklusif. Anak F mulai diberikan makan tambagan saat berusia 4

bulan, karena sering rewel. Nenek menyarankan untuk diberikan tajin, ibu N

akhirnya memberikan tajin pada An. F saat berusia 4 bulan.

Grassley dan Eschiti (2008) pada penelitian kualitiatif tentang apa yang diperlukan

dan diinginkan ibu dari nenek untuk dapat menyusui memunculkan tema

menghargai menyusui, dukungan kasih sayang, adanya hambatan, serta

menghadapi mitos. Arora, McJunkin, Wehrer, dan Kuhn (2000) menyimpulkan

untuk mencapai 75% ibu memberikan ASI diperlukan pemahaman yang

menyeluruh tentang manfaat ASI dari suami dan nenek. Pendidikan untuk

meningkatkan pengetahuan mereka dapat dimulai sejak trimester pertama.

Tahap perkembangan keluarga bapak I adalah keluarga childbearing dengan anak

pertama berusia 16 bulan. Tugas perkembangan yang belum dapat dilakukan adalah

membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang stabil dengan adanya anggota

baru. Perubahan pada keluarga childbearing menyebabkan harus mengubah

perilaku, mengubah jadual rutin, pola komunikasi, mengambil keputusan baru,

belajar ketrampilan baru, menjalankan peran baru, dan mengidentifikasi dan

menggali sumberdaya keluarga yang ada (Stanhope & Lancaster, 2010).

Selama tahap childbearing memiliki sembilan tugas khusus untuk tumbuh dan

mencapai kesejahteraan keluarga. Sembilan tugas keluarga childbearing dirinci

berikut ini: penyediaan ruang untuk anak, pembiayaan kelahiran anak dan

membesarkan anak, mengasumsi tanggung jawab bersama untuk perawatan anak

dan pengasuhan, memfasilitasi pembelajaran peran anggota keluarga, menyesuaikan

diri dengan perubahan pola komunikasi, rencana untuk anak-anak berikutnya,

menyelaraskan pola antargenerasi, menjaga anggota keluarga motivasi dan

semangat kerja, membangun ritual dan rutinitas keluarga (Kaakinen, Gedaly-Duff,

Choehlo & Hanson., 2010).

Ibu N hamil anak ke 2 saat An. F berusia 7 bulan. Ibu N saat itu belum

merencanakan hamil lagi karena tidak menggunakan kontrasepsi, dan belum

mengetahui alat kontrasepsi yang aman selama menyusui ia memutuskan untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 128: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

114

Universitas Indonesia

tidak menggunakan alat kontrasepsi, akhirnya ibu N hamil anak F berusia 7 bulan.

Ibu N merasa bersalah pada An. F, karena setelah tahu dirinya hamil ia

memutuskan untuk menyapih pemberian ASI pada an. F. Pada trimester pertama

kehamilannya ia mengalami morning sickness, dan ia malas untuk makan. Saat

dilakukan pengkajian ditemukan tanda KEK kehamilan, Lingkar Lengan Atas ibu N

hanya 22 Cm, BB 45Kg, BB sebelum hamil 39Kg.

Kementrian kesehatan (2010) menguraikan ibu hamil yang mengalami KEK

berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, dan berdampak pada

pertumbuhan dan perkembangan anak , intelektual anak di kemudian hari. Sumarna

dkk (1998) menyimpulkan bahwa wanita hamil KEK mempunyai risiko melahirkan

BBLR 2,3 kali dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak KEK. Friedman

(2010) menjelaskan pada tahap childbearing merupakan masa yang sulit karena

adanya perasaan ketidak mampuan menjadi orang tua baru ditambah dengan

pengaturan jarak kehamilan yang gagal dilakukan oleh keluarga.

Struktur keluarga bapak I digali dalam hal nilai, peran dan kekuatan, serta

komunikasi dalam keluarga. Nilai- nilai yang dikembangkan dalam keluarga bapak

I adalah nilai adat budaya Jawa. Ibu I tidak terlalu memahami nilai Jawa, ia

menganut ajaran Islam yang ia yakini adalah agama islam memerintahkan

pemberian ASI disempurnakan sampai 2 tahun, pada saat menyusui anaknya yang

pertama ia merasa sedih dan bersalah karena tidak dapat menyusui sampai 2 tahun.

Orang tua bapak I menganut nilai jawa meyakini anak lahir ke dunia minta makan,

jika bayi menangis karena lapar sehingga harus diberi makan.

Ibu N saat ini sedang mengalami ketegangan peran yaitu ketidak mampuan

mendefinisikan situasi, kurangnya kesepakatan pembegian tugas. Ibu N mengatakan

bingung bagaimanan nanti mengasuh dua balitanya, apakah ia mampu

melakukannya. Saat bayi F lahir ia masih tinggal bersama ibunya, jadi perawatan

bayi F dibantu oleh ibunya. Ibu N mengatakan tidak tahu bagaimana menjadi ibu

dengan 2 balita. Bagaimana cara memandikan bayi baru lahir , bagaimana

perawatan tali pusat . Selama menjalani pengasuhan anak pertama ia merasakan

lelah sekali dan kurangnya bantuan dari anggota keluarga lain, termasuk suaminya.

Pada perawatan bayi anak pertama bapak I kurang terlibat karena kesibukannya

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 129: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

115

Universitas Indonesia

bekerja. Bapak I jarang membantu pengasuhan anak F, sementara ibu N merasa

malu meminta bantuan pada mertuanya. Ibu N ingin memberikan ASI secara

eksklusif pada anak F, namun karena sering rewel ibu mertuanya menyarankan

untuk diberi tajin, dan suamipun mendukung ibunya. Komunikasi dalam keluarga

belum berlangsung dengan baik, ibu N masih sungkan meminta pertolongan pada

ibu mertua dan suaminya dalam perawatan bayinya.

Ibu N mengatakan tidak tahu bagaimana menjalankan perannya nanti saat anak

keduanya lahir, bagaimana supaya tidak terjadi iri pada anak F. Ibu N juga tidak

mengetahui akibat jika ia tidak berperan dengan baik. Ibu N belum pernah

berkonsultasi pada pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan.

Friedman (2010) menjelaskan hadirnya bayi baru dalam rumah menciptakan

perubahan bagi anggota keluarga dan bagi perangkat hubungan dalam keluarga.

Saat bayi lahir istri harus tetap menjalin hubungan dengan suami

memperlakukannya sebagai pasangan dan ayah, dan sebaliknya suami juga

berhubungan dengan istri dan memperlakukan sebagai ibu. Ibu sering merasa

terbebani oleh tugas rumah tangga, sehingga ibu merasakan kelelahan fisik dan

psikologis. Faktor yang menyebabkan sulitnya menjalankan peran sebagai orang

tua adalah saat ini masyarakat tidak mempersiapkan untuk menjadi orang tua

(Friedman, 2010).

Pembentukan komunikasi yang memuaskan, termasuk perasaan dan perhatian

personal, pernikahan dan parenteral. Lahirnya seorang bayi dalam keluarga

meningkatkan tuntutan personal dalam keluarga. Orang tua harus menyadari

kehamilan yang sering dan berjarak dekat dapat membahayakan ibu, ayah, dan anak

kandung lainnya (Friedman, 2010). Friedman (2010) menjelaskan faktor yang

mempengaruhi komunikasi dalam keluarga adalah situasi, latar belakang etnik,

siklus kehidupan keluarga, perbedaan gender, bentuk keluarga dan mini budaya

dalam keluarga.

Fungsi keluarga pada keluarga bapak I yang dikaji meliputi fungsi afektif, fungsi

sosial dan fungsi perawatan kesehatan. Pada analisa situasi ini dipaparkan fungsi

perawatan kesehatan yang menunjukkan adanya data maladaptif. Praktik diit

keluarga: Ibu N mengatakan makannya sekarang 3 kali sehari dengan porsi sedang.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 130: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

116

Universitas Indonesia

Ibu N ingin dapat menyusui bayinya secara eksklusif setelah mengetahui manfaat

ASI yang banyak untuk bayi. Ia mengetahui manfaat ASI saat mengikuti

penyuluhan ASI eksklusif di Posyandu. Ibu N tidak mengetahui kebutuhan makan

pada ibu hamil dan menyusui. Ibu N tidak mengetahui tanda dan gejala ibu kurang

nutrisi saat hamil dan menyusui.

Untuk memenuhi kebutuhan ASI bayinya nanti ibu N belum mempersiapkan dari

saat kehamilan. Ibu N tidak tahu apa yang harus disiapkan, karena waktu menyusui

anak pertama ia tidak melakukan persiapan. ASInya keluar setelah hari ke 3, An. F

diberi madu dan susu formula pada tiga hari pertama. Ibu N mengatakan saat

menyusui anaknya yang pertama mengalami payudara bengkak yang membuat ia

panas dingin, putingsusu lecet yang terasa nyeri sekali. Saat di observasi cara

melakukan perlekatan ibu N salah melakukan perlekatan.

Ibu N mengatakan tidak mengetahui persiapan menyusui, pemberian ASI yang

efektif, tanda-tanda bayi mendapat ASI cukup, akibat bayi yang tidak

mendapatkan ASI cukup, perawatan payudara supaya lancar memberikan ASI,

belum pernah berkonsultasi pada petugas kesehatan cara menyusui yang benar, dan

meningkatkan produksi ASI.

Masalah keperawatan yang muncul dianalisa menggunakan web of caution sebagai

berikut :

Skema 4.2 Web Of Caution Asuhan Keperawatan Keluarga pada ibu Hamil dan

Menyusui

Komunikasi tidak efektif

dalam keluarga

Kebutuhan nutrisi ibu

kurang dari kebutuhan

tubuh

Kurang pengetahuan

manajemen laktasi

Ketidak efektifan

hubungan Konflik peran orang tua Koping keluarga thd

masl menyusui tidak

efektif

Ketegangan peran pemberi

asuhan Ketidak efektifan

menyusui

Diskontinuitas

pemberian ASI eksklusif

Disfungsi proses

keluarga

Ketidak mampuan

menjadi orang tua

Disfungsi Proses Keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 131: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

117

Universitas Indonesia

4.3.2 Masalah Pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul selanjutnya dilakukan penapisan

masalah. Diagnosa keperawatan keluarga dipaparkan berdasarkan urutan penapisan

masalah yaitu (1) Ketegangan peran pemberi asuhan pada keluarga bapak I, (2)

risiko ketidak efektifan menyusui pada keluarga bapak I. Secara lengkap penapisan

masalah dilampirkan pada lampiran 3.

4.3.3 Penyelesaian Masalah pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga

Masalah I

Ketegangan peran pemberi asuhan pada keluarga bapak I khususnya ibu N

Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 bulan tidak terjadi ketegangan

peran pada keluarga bapak I

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pertemuan selama 60 menit tiap minggu keluarga mampu (1)

mengenal masalah peran : definisi peran, peran orang tua, (2) keluarga memutuskan

menjalankan perannya , dengan pernyataan verbal berusaha menjalankan peran

dengan baik, (3) mampu melakukan perannya dalam hal : post partum care,

pengendalian kehamilan, pemberian ASI, infant care, (4) Keluarga mampu

memodifikasi lingkungan psikologis: anticipatory guideance, (5) keluarga mampu

memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi

Rencana Tindakan

1. Pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peran ibu

2. Konseling tentang KB dan antisipatory guidance

3. Coaching: infant care dan stimulasi tumbuh kembang bayi sampai usia 1 tahun

4. Meningkatkan dukungan (suami) dalam pelaksanaan peran ibu

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 132: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

118

Universitas Indonesia

Pembenaran

Kaakinen, Gedaly-duff, Coehl, dan Hanson (2010) menjelaskan pendidikan

kesehatan diperlukan pada keluarga yang memiliki bayi. Kementrian Kesehatan

(2010) pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi dari tindakan

keperawatan yang ditujukan pada klien sebagai individu, keluarga, dan kelompok

dalam lingkup promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai intervensi

keperawatan, maka perawat harus menerapkan proses pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan dilakukan untuk

menggali kebutuhan keluarga dan klien untuk menjaga pendidikan kesehatan yang

bermutu (Efendi & Makhfudli, 2009). Hoddinot dan Amanda (2006)

menyimpulkan intervensi coaching pada ibu hamil meningkatkan IMD dan durasi

menyusui.

Husna (2014) menyimpulkan dukungan suami berhubungan signifikan dengan

pelaksanaan IMD. Urbayatun (2006) menyimpulkan dukungan social(dukungan

keluarga) berhubungan signifikan dengan kecenderungan depresi post partum pada

ibu. Dukungan sosial suami menurunkan 22,1% konflik peran istri (Haris, 2008).

Pelaksanaan

Pelaksanaan TUK 1-2 menggunakan metode cerita peran, (1) mendiskusikan

dengan keluarga tentang peran parenting dan peran suami istri pada keluarga child

bearing. keluarga diberikan lember cerita peran sebagai seorang ibu dengan

childbearing, kemudian ibu diminta untuk mengidentifikasi pelaksanaan peran ibu,

peran formal parenting dan peran formal suami istri dan diminta untuk berpendapat

tentang peran yang telah diidentifikasi. Selanjutnya keluarga diminta menanggapi

peran negatif yang dilakukan oleh ibu, untuk memberikan kesempatan keluarga

mengidentifikasi peran negatif dan dampaknya, (2) memberikan pujian atas

kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi peran, (3) mengevaluasi pengetahuan

keluarga tentang peran parenting dan peran suami-istri, (4) memberikan motivasi

keluarga untuk mengambil keputusan model peran yang akan dilaksanakan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 133: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

119

Universitas Indonesia

Pelaksanaan TUK 3 dengan melakukan konseling : (1) memberikan konseling

KB. Konseling dilakukan selama 2 pertemuan . Pertemuan pertama konseling

tentang jenis kontrasepsi. Konseling dilakukan pada bapak I dan ibu N. Pertemuan

ke dua untuk memutuskan jenis alat kontrasepsi yang akan dipilih nanti setelah

melahirkan. Konseling dilakukan oleh ibu N pada penulis selama 90 menit tiap

pertemuan. (2) coaching infant care (a) demontrasi memandikan bayi dan

perawatan tali pusat dilakukan dengan menggunakaan manikin terlebih dahulu

sebelum bayi ibu N lahir. (b) pendampingan memandikan bayi dan perawatan tali

pusat saat bayi ibu N lahir dan sudah pulang dari RS. Pendampingan dilakukan 2

kali selama 60 menit. (c) coaching stimulasi tumbuh kembang dilakukan 4 kali

pertemuan, pertemuan pertama demontrasi stimulasi tumbuh kembang usia 0-6

bulan, pertemuan ke dua demontrasi stimulasi tumbuh kembang usia 7bulan -1

tahun, pertemuan ke tiga pendampingan stimulasi tumbuh kembang anak 0-6 bulan,

dan pertemuan ke empat pendampingan stimulasi tumbuh kembang usia 7 bulan – 1

tahun

Pelaksanaan TUK 4 - 5 dengan memberikan konseling antisipatory guidance pada

keluarga bapak I. Konseling antisipatory guidance dilakukan 1 kali pertemuan.

Konseling dilakukan pada bapak I dan ibu N. Konseling dilakukan selam 60 menit.

Memotivasi keluarga untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan

balitanya di Posyandu, datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan ANC,

pertolongan persalinan, dan kontrasepsi .

Evaluasi

Ketegangan melakukan peran pemberian asuhan keluarga pada bapak I dapat diatasi

dengan melakukan pendidikan kesehatan, konseling dan coaching. Diakhir

pemberian asuhan keperawatan selama 9 bulan, keluarga menunjukkan peningkatan

pengetahuan dan kemampuan merawat bayi baru lahir, dan melaksanakan perannya

sebagai istri dan sebagai ibu, ditunjukkan dengan : (1) keluarga mampu mengenal

masalah ketengangan peran dengan mengidentifikansi peran parenting dan peran

suami-istri yang positif dan negatif, (2) keluarga mampu mengambil keputusan

secara verbal mengungkapkan akan melakukan peran parenting dan peran suami-

istri yang positif, (3) keluarga mampu melakukan antisipatory guidance, untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 134: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

120

Universitas Indonesia

mencegah sibling rivalry pada anak mereka, keluarga mampu melakukan perawatan

bayi baru lahir, (4) keluarga mampu melakukan modifikasi lingkungan psikologis

untuk pertubuhan dan perkembangan balita mereka, (5) keluarga mampu

memanfaatkan pelayanan posyandu tiap bulan untuk memantau berat badan balita

mereka, berobat ke Puskesmas untuk ANC dan saat anak mereka sakit.

Coaching infant care dengan melibatkan ayah untuk memberikan dukungan pada

ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

Rencana Tindak Lanjut

1. Membuat kesepakatan pada keluarga untuk selalu melakukan peran parenting

dan peran suami istri yang positif , menciptakan lingkungan fisik dan psikologis

yang kondusif untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan balita

mereka.

2. Mendelegasikan KP-ASIEKs untuk memantau tumbuh kembang balita pada

keluarga Bapak I.

Masalah II

Risiko ketidak efektifan menyusui pada keluarga bapak I

Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 9 bulan, pemberian ASI pada

keluarga bapak I efektif

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pertemuan selama 60 menit/minggu, keluarga mampu

(1)mengenal ketidakefektifan pemberian ASI dengan menjelaskan tanda bayi

mendapatkan ASI yang cukup, tanda bayi melakukan perlekatan dengan benar,

langkah menyusui dengan benar, (2) keluarga mampu memutuskan untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka, (3) melakukan perawatan untuk tetap

dapat memberikan ASI eksklusif, (4) keluarga mampu memodifikasi menu untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 135: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

121

Universitas Indonesia

ibu hamil dan menyusui, (5) keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

untuk melakukan pemantauan gizi ibu hamil, persalinan, dan konseling laktasi.

Rencana Tindakan

1. Pendidikan kesehatan tentang manajemen laktasi yang meliputi : IMD dan ASI

eksklusif, tehnik perlekatan dan posisi menyusui yang nyaman untuk ibu, diit

ibu hamil dan menyusui, masalah-masalah menyusui dan cara mengatasi.

2. Coaching langkah menyusui, tehnik perlekatan, pembuatan diit ibu hamil dan

menyusui

Pembenaran

Kaakinen, Gedaly-duff, Coehl, dan Hanson (2010) menjelaskan pendidikan

kesehatan diperlukan pada keluarga yang memiliki bayi. Kementrian Kesehatan

(2010) pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi dari tindakan

keperawatan yang ditujukan pada klien sebagai individu, keluarga, dan kelompok

dalam lingkup promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai intervensi

keperawatan, maka perawat harus menerapkan proses pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan dilakukan untuk

menggali kebutuhan keluarga dan klien untuk menjaga pendidikan kesehatan yang

bermutu (Efendi & Makhfudli, 2009).

Pelaksanaan

Pelaksanaan TUK 1-2 pendidikan kesehatan dilakukan 4 kali pertemuan masing-

masing dilakukan selama 60 menit. Pendidikan kesehatan menggunakan media

lembar balik, manikin, contoh menu ibu hamil 1 porsi makan pagi, selingan, makan

siang dan makan malam. (1)mendiskusikan dengan keluarga tentang IMD dan ASI

eksklusif, tehnik perlekatan dan posisi menyusui yang nyaman untuk ibu, diit ibu

hamil dan menyusui, masalah-masalah menyusui dan cara mengatasi, (2)

memberikan kesempatan pada keluarga untuk mengidentifikasi maslah menyusui

dan tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah menyusui, (3)

memberikan reinforsment positif, (4) melakukan evaluasi kemampuan keluarga dan

memberi kesempatan pada keluarga untuk membandingkan pengetahuan saat ini

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 136: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

122

Universitas Indonesia

dengan standar yang di tetapkan peawat, (5) memberikan support pada keluarga

untuk mengambil keputusan supaya tidak mengalami masalah selama menyusui.

Pelaksanaan TUK 3-4 dengan melakukan Coaching langkah menyusui, tehnik

perlekatan, pembuatan diit ibu hamil dan menyusui. coaching dilakukan selama 6

pertemuan, masing-masing 60 menit, (1) diawali dengan demontrasi langkah

menyusui, demontrasi tehnik perlekatan dan demontrasi menu untuk ibu hamil dan

menyusui.(2) mendiskusikan dengan keluarga cara untuk mempertahankan dan

meningkatkan prosuksi ASI supaya bisa menyusui secara eksklusif dan dilanjutkan

sampai 2 tahun, dengan diit gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui, peawatan

payudara dan pijat oksitosin, melibatkan peran ayah dalam mendukung pemberian

ASI eksklusif, (3) mendemontrasikan perawatan payudara dan pijat oksitosin, (4)

mengevalasi kemampuan keluarga dalam tehnik pelekatan, langkah menyusui, dan

pelaksanaan diit ibu hamil dan menyusui, perawatan payudara, dan pijat oksitosin.

Evaluasi

Ketidak efektifan pemberian ASI pada keluarga bapak I tidak terjadi dengan

diberikan asuhan keperawatan selama 8 bulan. Keluarga bapak I menunjukkan

peningkatan pengetahuan tentang langkah menyusui, tehnik perlekatan, pembuatan

diit ibu hamil dan menyusui ditunjukkan dengan : (1) mengenal masalah

ketidakefektifan menyusui dengan menyebutkan tanda bayi mendapatkan ASI yang

cukup, tanda bayi melakukan perlekatan dengan benar, langkah menyusui dengan

benar, (2) keluarga secara verbal menyatakan keinginan dan keputusannya untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka setelah lahir (3) untuk merawat

anggota keluarga yang menyusui untuk tetap dapat memberikan ASI dengan

mengkonsumsi gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui, perawatan payudara

dan pijat oksitosin oleh ayah (4)keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan untuk memeriksakan kehamilan, persalinan (di RS dengan tindakan sectio

caesar atas indikasi panggul sempit), pemeriksaan bayi baru lahir dan imunisasi bayi

mereka.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 137: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

123

Universitas Indonesia

Rencana Tindak Lanjut

1. Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk selalu mendukung pemberian ASI

eksklusif pada bayi mereka, melakukan variasi gizi dan mengkonsumsi gizi

seimbang untuk ibu menyusui setiap minggu.

2. Mendelegasikan pada KP-ASIEKs untuk melakukan pemantauan BB bayi F

setiap kegiatan posyandu.

Pada kesempatan ini penulis memaparkan hasil asuhan keperawatan pada 10

keluarga binaan. Pengkajian pada 10 keluarga dengan tahap tumbuh kembang

childbearing 8 keluarga, 1 keluarga dengan anak sekolah, dan 1 keluarga dengan

anak pra sekolah. Faktor risiko keluarga terjadi diskontinuitas menyusui adalah ibu

primi akan bekerja kembali setelah masa cuti melahirkannya selesai, 1 ibu hamil

dengan KEK dan anak pertama gagal pemberian ASI eksklusifnya, ibu dengan

puting susu inverted dan ibu anak pertama tidak diberi ASI eksklusif, ibu

menyusui dengan puting susu pecah sampai infeksi, ibu tidak memiliki role model

dalam memberikan ASI. Ketidak adekuatan suplai ASI, bayi tidak mampu lack on

dengan tepat pada payudara ibu. Pada ibu bekerja ditemukan data kurang

pengetahuan tentang cara memerah ASI, cara membuat bank ASI, ibu memuliki

keinginan memberikan ASI eksklusif, ibu cemas produksi ASInya berkurang saat

bekerja.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada 10 (sepuluh) keluarga : ketidakefektifan

menyusui, diskontinuitas menyusui, risiko diskontinuitas menyusui, ketegangan

peran pemberi asuhan, ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,

koping keluarga terhadap masalah menyusui tidak efektif, dan kesiapan peningkatan

pemberian ASI.

Perencanaan pada keluarga binaan, dilakukan pendidikan kesehatan untuk

mengenalkan masalah yang sedang dihadapi oleh keluarga. Pendidikan kesehatan

dengan tema IMD dan ASI eksklusif, tehnik perlekatan dan posisi menyusui yang

nyaman untuk ibu, diit ibu hamil dan menyusui, masalah-masalah menyusui dan

cara mengatasi, menyusui dan bekerja, membuat bank ASI di rumah, MP- ASI.

Pada ibu primipara dilakukan coaching infant care, konseling keluarga : koping

konstruktif menghadapi masalah, antisipatory guidance.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 138: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

124

Universitas Indonesia

Hasil implementasi pada keluarga , pengetahuan keluarga setelah diberikan asuhan

keperawtan terjadi perubahan nilai-rata-rata. Penilaian pengetahuan terlihat pada

peningkatan skor rata-rata 21 menjadi 27 dengan standar deviasi sebesar 1,9.

Selisih atau beda nilai rata-rata pretest dengan postest sebesar 6 sehingga

didapatkan peningkatan pengetahuan signifikan sebesar 6//10*100 = 60%. Hal ini

dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji paried t-test (data berdistribusi

normal, Uji S-W 0,103 untuk pretest dan 0,036 untuk postest) didapatkan p-value 1-

tailed sebesar 0,0025 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan pengetahuan

yang signifikan sebelum diberikan asuhan keperawatan dan sesudah diberikan .

Post test sikap keluarga diberikan asuhan keperawatan terjadi perubahan nilai-rata-

rata. Penilaian sikap terlihat pada peningkatan skor rata-rata 24 menjadi 49 dengan

standar deviasi sebesar 4,6. Selisih atau beda nilai rata-rata pretest dengan postest

sebesar 25 sehingga didapatkan peningkatan sikap signifikan sebesar 25/60*100 =

40%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji paried t-test (data

berdistribusi normal, Uji S-W pretest 0.600 dan 0,003 untuk postest) didapatkan p-

value 1-tailed sebesar 0,0025 dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan

sikap yang signifikan sebelum diberikan asuhan dengan setelah setelah diberikan

asuhan keperawatan.

Post test perilaku keluarga diberikan asuhan keperawatan terjadi perubahan nilai-

rata-rata. Penilaian perilaku terlihat pada peningkatan skor rata-rata 34 menjadi 48

dengan standar deviasi sebesar 2,6. Selisih atau beda nilai rata-rata pretest dengan

postest sebesar sehingga didapatkan peningkatan perilaku signifikan sebesar

14/60*100 = 20%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi dengan Uji paried t-

test (data berdistribusi normal, Uji S-W 0,175 untuk pretest dan 0,036 untuk

postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,0025 dengan nilai α =0,05. Artinya

terjadi peningkatan perilaku yang signifikan sebelum diberikan asuhan dengan

setelah setelah diberikan asuhan keperawatan.

Post test percaya diri ibu setelah diberikan asuhan keperawatan terjadi perubahan

nilai-rata-rata. Penilaian percaya diri terlihat pada peningkatan skor rata-rata 33

menjadi 48 dengan standar deviasi sebesar 1,3. Selisih atau beda nilai rata-rata

pretest dengan postest sebesar sehingga didapatkan peningkatan percaya diri

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 139: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

125

Universitas Indonesia

signifikan sebesar 15/60*100 = 20%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji signifikasi

dengan Uji paired t-test (data berdistribusi normal, Uji S-W 0,175 untuk pretest

dan 0,05 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,0025 dengan nilai α

=0,05. Artinya terjadi peningkatan perilaku yang signifikan sebelum diberikan

asuhan dengan setelah setelah diberikan asuhan keperawatan.

Post test dukungan suami setelah diberikan asuhan keperawatan terjadi perubahan

nilai-rata-rata. Peningkatan dukungan suami terlihat pada peningkatan skor rata-

rata 24,4 menjadi 38,7 dengan standar deviasi sebesar 4,4. Selisih atau beda nilai

rata-rata pretest dengan postest sebesar sehingga didapatkan peningkatan percaya

diri signifikan sebesar 14,3/52*100 = 28%. Hal ini dibuktikan dari hasil uji

signifikasi dengan Uji paired t-test (data berdistribusi normal, Uji S-W 0,175

untuk pretest dan 0,05 untuk postest) didapatkan p-value 1-tailed sebesar 0,0025

dengan nilai α =0,05. Artinya terjadi peningkatan dukungan yang signifikan

sebelum diberikan asuhan dengan setelah setelah diberikan asuhan keperawatan.

Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada keluarga

sebanyak 80% ibu mendapatkan dukungan suami dan 20% ibu tidak mendapat

dukungan suami. Hasil analisis hubungan lebih lanjut antara dukungan suami

dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (P:0,028) dengan OR sebesar 18 pada CI

(6,8;48,9) artinya bahwa ibu yang mendapat dukungan suami akan ber peluang 18

kali untuk melakukan pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak

memdapatkan dukungan suami.

Kemandirian keluarga (KM) meningkat dari KM I menjadi KM IV sebesar 40 %,

KM I menjadi KM III sebesar 10% , KM II menjadi KM IV sebesar 40% dan KM II

menjadi KM III sebesar 10%. Tingkat kemandirian keluarga dengan variabel tugas

kesehatan keluarga.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 140: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

126

Universitas Indonesia

Tabel 4.1 Tingkat Kemandirian keluarga (KM) dalam pemberian ASI eksklusif

No Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Menerima petugas

Perkesmas

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Menerima Pelayanan

kesehatan sesuai rencana

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Menyatakan masalah

kesehatan secara benar

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Memanfaatkan fasilitas

kesehatan sesuai anjuran

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Melaksanakaan perawatan

sederhana sesuai anjuran

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 Melaksanakan tindakan

pencegahan secara aktif

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 Melaksanakan tindakan

promotif secara aktif

√ √ - √ - √ √ √ √ √

Tingkat Kemandirian

akhir

IV IV III IV III IV IV IV IV IV

Sebelum berakhir asuhan keperawatan penulis melakukan evaluasi dengan

wawancara mendalam pada ibu tentang asuhan yang diberikan , selanjutnya

dilakukan anlisis diperoleh tema : 1) ada tempat bertanya, seperti yang dikatakan

ibu “ dengan adanya pembinaan dari mba UI saya jadi ada tempat bertanya, setiap

masalah yang saya hadapi bisa saya tanyakan, bahkan lewat smspun dijawab

(P2)”;2) mendapat pemecahan masalah, seperti yang disampaikan seorang ibu: “

saya mendapat pemecahan masalah-masalah yang saya hadapi sebagai ibu baru,

dengan sabar mba’e mendampingi saya menyusui, ternyata susah menyusui,

merawat talipusat, memandikan bayi dan perawatannya (P4).” Dan seperti

pernyataan ibu: “hari pertama pulang dari bidan saya bingung, bayi saya sering

menangis, ASI belum keluar, ibu saya sudah menyarankan untuk diberi susu

formula, tapi tidak saya beri, trus saya sms mba dan mb kesini mendampingi saya

menyusui, mengajari perlekatan, perawatan payudara,... dan banyak mba, semua

masalah saya dapat terselesaikan dengan kunjungan mba kesini.(P8)”3) bantuan

suami, seperti dikatakan ibu: “ saya senang suami saya mau membantu saya saat

menyusui, kadang kadang mengambilkan minum, bahkan melakukan pijat oxitosin

(P1), dan seperti pernyataan ibu: “suami saya dapat menggati popok saat saya

sedang makan, senang rasanya(P2).”

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 141: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

127

Universitas Indonesia

Pada ayah dievaluasi bagaimana dukungannya untuk memberikan ASI eksklusif

diperoleh hasil tema :1) percaya diri, seperti yang dikatakan ayah : “ saya yakin

sekarang bisa mengganti popok, menyendawakan,dan membantu istri saya

merawat jagoan saya, pasti saya bisa(P1); 2) merasa berguna dan dihargai, seperti

yang disampaikan ayah : “saat istri saya sedang sibuk urusan dapur saya merasa

berguna sekarang dapat gendong bayi saya, istri saya selalu berterimakasih kalau

saya membantunya (p6).” 3) dukungan dan advokasi ASI eksklusif, seperti yang

dikatakan ayah: “menyusui adalah perjuangan, saya akan bantu istri saya untuk

bisa menyusui eksklusif dan sampai 2 tahun (P9)” dan seperti yang disampaikan:

ini adalah tugas kami sebagai orang tua, kami akan memberikan yang terbaik

untuk anak kami, termasuk ASI eksklusif (P10).”

Pendeteksian faktor risiko terputusanya pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil

dan menyusui juga dilakukan oleh anggota KP-ASIEK, setiap kader memiliki 1

keluarga binaan diluar anggota KS-ASIEKs. Dokumentasi deteksi kader dilakukan

pada buku kerja kelompok pendukung ASI eksklusif. Terdapat 21 keluarga yang

dibina oleh kelompok pendukung, yang dilakukan pemantauan pemberian ASI

eksklusif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 142: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

122 Universitas Indonesia

BAB 5

PEMBAHASAN

Bab lima pembahasan memaparkan kesenjangan dan pencapaian hasil dengan teori

konsep, maupun penelitian yang mendukung hasil dan berbeda dengan hasil.

Pembahasan meliputi analisis kesenjangan dan capaian pelaksanaan manajemen

pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan komunitas, dan asuhan keperawatan

keluarga. Pada bab ini penulis juga memaparkan implikasi hasil praktik terhadap

pelayanan dan penelitian dalam keperawatan komunitas.

5.1 Analisis Pencapaian dan kesenjangan

5.1.1 Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

Analisa pencapaian dan kesenjangan manajemen pelayanan keperawatan komunitas

di kota Depok khususnya di kelurahan Curug dianalisis dengan membandingkan

antara pencapaian hasil dengan teori dan hasil riset dikaitkan dengan manajemen

pelayanan Perkesmas. Salah satu asuhan keperawatan komunitas pada sasaran

kelompok maternal di masyarakat dengan meningkatkan upaya kesehatan

masyarakat maka dibentuklah kelompok swabantu ASI eksklusif (KS-ASIEKs) di

kelurahan Curug. Manajemen pelayanan keperawatan komunitas menerapkan

Perkesmas dengan sasaran kelompok maternal berisiko. Kegiatan Perkesmas dapat

diintegrasikan dengan pengembangan manajemen kesehatan. Pengintegrasian ini

bertujuan untuk menindaklanjuti usulan Perkesmas sebagai upaya kesehatan wajib di

Puskesmas. Selanjutnya penulis membahas hasil intervensi manajemen pelayanan

berdasarkan pada fungsi manajemen (pengorganisasian, perencanaan, Personaliaan,

pengarahan, dan pengawasan).

5.1.1.1 Pengorganisasian

Kegiatan yang dilakukan penulis merupakan aplikasi Perkesmas pada kelompok

maternal. Hasil pembentukan struktur organisasi kelompok pendukung ASI eksklusif

di kelurahan Curug adalah pengarah, pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan

anggota. Struktur organisasi oleh Marquis dan Huston (2012) dijelaskan sebagai

gambar suatu organisasi. Gambaran struktur organisasi menunjukkan peran dan

harapan dari peran tersebut. Misalnya ketua kelompok pendukung mengkoordinir

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 143: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

129

Universitas Indonesia

pelaksanaan kegiatan KS-ASIEKs dan melaporkan hasilnya pada pembina

kelurahan. Pengorganisasian yang baik ditetapkan untuk pelaksanaan tugas.

Pengorganisasian menentukan hubungan kerja, prosedur kerja, perlengkapan yang

harus diperlukan, dan uraian tugas yang diberikan (Marquis & Huston, 2012).

Hein(1998 dalam Marquis & Huston, 2003) menjelaskan struktur organisasi

mengacu pada bagaimana kelompok dibentuk, jalur komunikasi, cara mengatur

otoritas, dan pembagian tugas serta pengambilan keputusan.

Uraian tugas organisasi KS-ASIEKs terdiri dari 1) tugas kader : mempersiapkan dan

melaksanakan kegiatan KS-ASIEKs agar berjalan dengan baik sesuai dengan

panduan yang ditetapkan, melaksanakan pendataansasaran (ibu hamil dan

menyusui), memfasilitasi kegiatan secara rutin, melakukan kunjungan rumah dan

membina keluarga berisiko terputus pemberian Asi eksklusif, membuat pencatatan

dan pelaporan rutin bulanan; 2) tugas pengarah (Team penggerak PKK dan Lurah)

mengarahkan dan memberikan arahan kebijakan umum program MDGs di

kelurahan; 3) pembina kesehatan (perawat Perkesmas) merumuskan dan memberikan

kebijakan operasional terhadap kegiatan KS-ASIEKs di kelurahan. Setelah terbentuk

organisasi, dilakukan pelatihan pada kader pendukung ASI eksklusif sebagai

fasilitator kegiatan KS-ASIEKs

Hasil kegiatan pelatiahan adalah terjadi peningkatan pengetahuan IMD dan ASI

eksklusif sebesar 12 %, Manajemen laktasi 13%, masalah menyusui 9%, MP-ASI

15% dan pertolongan pertama balita sakit 17%, 80% kader memiliki ketrampilan

baik dalam perawatan payudara, 87% kader mampu menggunakan buku kerja, 81%

kader mampu memfasilitasi KS-ASIEKs. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan

terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, dan sebagaian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Efendi & Makhfudli, 2009). Hasil

peningkatan pengetahuan pada kader berbeda-beda dan tiga peningkatan tertinggi

pertolongan pertama balita sakit, MP-ASI dan manajemen laktasi. Ketiga materi ini

disampaikan oleh penulis dengan cara demonstrasi secara langsung dan selanjutnya

kader kelompok pendukung diminta mempraktekkan secara bergantian. Pertolongan

balita sakit demontrasi pengukuran sushu tubuh, kompres hangat, pembuatan larutan

gula garam dan cara memberikan obat pada bayi dan balita. MP-ASI, penulis

melakukan demontrasi pembuatan bubur ASI dari berbagai macam bahan : nasi,

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 144: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

130

Universitas Indonesia

beras merah, dan tepung maizena selain itu demontrasi membuat pure buah ASI.

Demontrasi manajemen laktasi adalah langkah menyusui, tehnik perlekatan dan

posisi menyusui. Hasil kegiatan ini sesuai dengan pemaparan Suryaningsih (2012),

bahwa tehnik pendidikan kesehatan demontrasi dapat meningkatkan motivasi ibu

memberikan ASI.

Capain hasil kegiatan pada kader dilaksanakan menggunakan metode ceramah dan

demonstrasi, serta metode belajar berdasarkan masalah. Sugiharto, Duljahman dan

wahyuni (2003) menjelaskan bahwa pelatihan kader dengan metode ceramah dan

diskusi lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Hasil menunjukkan

capaian pengetahuan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil perilaku. Masih

adanya kader yang belum mampu menggunakan buku kerja, dan melakukan

perawatan payudara dan belum mampu memfasilitasi KS-ASIEKs.

Notoatmojo(2010) menjelaskan ketrampilan merupakan kemampuan menggunakan

koordinasi otak dan otot serta mengutamakan ketrampilan motorik. Sukiarko dan

Edy (2007) menjelaskan metode belajar berdasarkan masalah pada kader

meningkatkan pengetahuan kader dibandingan dengan metode konvensional.

Kader sebagai kelompok pendukung ASI eksklusif dan fasilitator kegiatan KS-

ASIEKs. Ibu menyusui memerlukan adanya dukungan, hasil study Morrell (2000)

menyimpulkan dukungan kelompok ibu menyusui minimal 2 jam tiap pertemuan

kelompok meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif enam minggu dan enam

bulan.Haddinot (2009) menjelaskan hasil studinya pada kelompok ibu hamil dan

menyusui yang difasilitasi oleh kader kesehatan meningkatkan pelaksanaan inisiasi

menyusui dini, pemberian ASI sampai 8 bulan dan kepuasan maternal. Faqsheet

Linkages project (2010) menjelas kan manfaat ibu mengikuti kelompok dari ibu

untuk ibu adalah ibu mendapatkan bantuan dan dukungan dari ibu lain, ibu yang

lebih berpengalaman menyusui membagikan informasi dan pengalamannya, dalam

kelompok ibu mendapatkan dukungan dari ibu lain dalam suasana kekeluargaan dan

penuh rasa hormat. Ibu dapat mengeksplorasi pengalaman ibu lain dalam menyusui

dan pengaturan kehamilan.Analisa penulis kader pendukung diperlukan di kelurahan

Curug karena ibu hamil dan menyusui kurang berpengalaman dalam berorganisasi

dan belum termotivasi untuk menggerakkan masyarakat. KS-ASIEKs dibentuk untuk

memberikan dukungan pada ibu dengan memanfaatkan sumberdaya masyarakat

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 145: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

131

Universitas Indonesia

yang ada, yaitu kader kesehatan sebagai fasilitator. Paul (2008) menjelaskan

perlunya ada fasilitator dalam kelompok swabantu. Kelompok swabantu pada daerah

dengan pendidikan minimal, dan berpenghasilan kurang diperlukan fasilitator yang

dapat menjalankan dan memotivasi. Fasilitator tidak berperan sebagai guru, atau

pelatih, fasilitator memfasilitasi ibu untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka saat

berdiskusi.

Keterlibatan kader pendukung sebagai fasilitator merupakan bentuk pemberdayaan

masyarakat. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan jangka menengah Indonesia

(2015-2019), arah kebijakan pembangunan kesehatan yang pertama disebutkan

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan ibu, anak, remaja dan lanjut usia

ditempuh dengan berbagai strategi salah satunya peningkatan pelayanan kesehatan

anak untuk mencapai persentase ASI eksklusif 80% (Riskesdas 2013 baru mencapai

32%). Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat. Kader

pendukung ASI yang dilatih selanjutnya akan menggerakkan masyarakat untuk

memberikan ASI eksklusif dengan kegiatan KS-ASIEKs. Untuk menjaga

keberlangsungan kegiatan KS-ASIEKs perlu dilakukan arahan dan bimbingan oleh

petugas kesehatan. Perawat Perkesmas dapat dioptimalkan peran dan fungsinya di

Puskesmas untuk melakukan pembinaan UKBM yang ada di masarakat.

Pada organisasi KS-ASIEKs perawat perkesmas menjalankan peran dan fungsinya

sebagai koordinator dan kolaborator. Perawat perkesmas melakukan koordinasi

terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat dari berbagai

program, bekerjasama dengan masyarakat dalam perencanaan pelayanan

keperawatan, sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor

terkait (Kementrian Kesehatan RI, 2004). Diharapkan perawat Perkesmas lebih

optimal menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional. Perawat

perkesmas dapat menjalankan peran dan fungsi minimalnya sebagai penemu kasus,

pendidik kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, koordinator dan kolabolator,

konselor dan role model.

Merujuk pada peran perawat, Registered Nurses (RN) (RNAO, 2003) di Canada

terlibat dalam mempengaruhi dan mendorong ibu untuk menyusui. Keterlibatan

perawat dirinci dalam 3 hal : membangun sikap positif, memberikan pendidikan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 146: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

132

Universitas Indonesia

dan advokasi. Steube (2009, dalam ARNNL,2011) menjelaskan persepsi ibu tentang

durasi menyusui dipengaruhi secara langsung oleh petugas kesehatan; perawat

memberikan informasi yang akurat dan konsisten, perawat bertanggung jawab untuk

membantu ibu membuat keputusan menyusui, perawat pemberi asuhan keluarga

harus mendukung prinsip kode pemasaran pengganti ASI dari WHO.

Dalam upaya program peningkatan ASI eksklusif pengorganisasian perkesmas di

Puskesmas memungkinkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya di

masyarakat, khususnya pada masalah asuhan kelompok maternal. Gambaran struktur

organisasi menunjukkan peran dan harapan dari peran (Marquis & Huston, 2012).

Struktur organisasi di Puskesmas telah ditetapkan di Puskesmas dengan adanya

penanggung jawab (Koordinaror Pekesmas) di tingkat Puskesmas, perawat

penanggung jawab daerah binaan/kelurahan/desa, dengan adanya perawat pelaksana

di setiap daerah binaan (KemenKes RI, 2013). Marquis dan Huston (2012)

menjelaskan pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,

perlengkapan disiapkan dan tugas diberikan.

5.1.1.2 Perencanaan

Perencanaan kegiatan KS-ASIEKs disusun oleh kader kelompok pendukung.

Perencanaan disusun sebagai program kerja kelompok selama satu tahun. Marquis

dan Huston (2012) menjelaskan perencanaan merupakan upaya memutuskan apa

yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana, kapan dan dimana hal

tersebut dilakukan. Kegiatan KS-ASIEKs memiliki tujuan umum meningkatkan

cakupan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Curug. Tujuan khusus : tersedia

wadah dan sarana ibu hamil dan menyusui memperoleh dukungan memberikan ASI

eksklusif, terselenggaranya kegiatan reguler KS-ASIEKs untuk mendukung ibu

hamil dan menyusui memberikan ASI eksklusif, terbangunnya kapasitas ibu dalam

mengatasi masalah menyusui, tercatat dan terpantau ibu hamil dan menyusui di

wilayah RW. Marquis dan Huston (2012) memaparkan tujuan umum dan tujuan

khusus merupakan akhir perjalanan organisasi. Tujuan umum menggambarkan

produk akhir. Tujuan khusus memotivasi organisasi untuk menuju akhir yang

spesifik dan jelas, terukur, dapat diobservasi dan dapat dicapai.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 147: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

133

Universitas Indonesia

Perencanaan KS-ASIEKs selama 1 tahun adalah melakukan pendataan dan

pencatatan ibu hamil dan menyusui, melakukan kunjungan dan pembinaan keluarga

ibu hamil dan menyusui yang memiliki faktor risiko, mengadakan pertemuan rutin

kader pendukung KS-ASIKs, mengadakan pertemuan reguler KS-ASIKs setiap

bulan, melakukan pencatatan kegiatan rutin kS-ASIEKs, melakukan rujukan kasus

jika ditemukan masalah menyusui yang belum teratasi. Marquis dan Huston (2012)

menjelaskan perencanaan harus spesifik, sederhana dan realistik. Disampaikan juga

perencanaan harus mengandung langkah evaluasi.

Perencanaan KS-ASIEKs dimasukkan dalam upaya kesehatan pengembangan

dengan melakukan pembinaan wilayah kerja yang memiliki cakupan ASI eksklusif

paling rendah. Upaya puskesmas: 1) upaya Perkesmas (CHN); 2)kegiatan:

pengumpulan data di kelurahan A (cakupan ASI eksklusif paling rendah), pemetaan

masalah keperawatan di kelurahan, melatih kader/tokoh masyarakat, pendidikan

kesehatan kelompok, pembentukan KS-ASIEKs, kegiatan reguler KS-ASIEKs,

asuhan keluarga dengan ibu menyusui prioritas keluarga childbearing;3) Tujuan;

kemandirian masyarakat dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif; 4) Sasaran:

masyarakat kelurahan A; 5) Target: peta masalah menyusui di kelurahan A,

penemuan 100% ibu hamil dan menyusui 0-6 bulan, 20 kader dilatih, 5 kali

penyuluhan, 8 kali kegiatan reguler KS-ASIEKs, dan pemberian asuhan

keperawatan keluarga childbearin; 6) Waktu: 1 tahun (lebih rinci dalam lampiran 6).

Untuk lebih optimal pelaksanaan upaya perkesmas di Puskesmas, perlu diupayakan

terlaksana sebagai upaya wajib Puskesmas. Pelaksanaan Perkesmas dengan

mengintegrasikan pengembangan manajemen kesehatan. Dengan merencanakan

Perkesmas sebagai upaya wajib Puskesmas diperlukan perencanaan kegiatan, tenaga,

biaya dan sumberdaya yang lain.Perencanaan Perkesmas perlu diinternalisasi dengan

baik, perkesmas bukan hanya kunjungan rumah. Perawatan Kesehatan Masyarakat

merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan

yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko

tinggi (Kemenkes RI, 2006). Tujuan penerapan perkesmas sebagai upaya wajib

Puskesmas adalah kemandirian masayarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

dengan upaya promotif, preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif,

sehingga kemandirian masyarakat terhadap kesehatan merupakan tanggung jawab

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 148: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

134

Universitas Indonesia

perawat. Tugas tersebut dilaksanakan dengan mengedepankan proses keperawatan

dalam bentuk asuhan keperawatan.

Mengacu pada definisi dan tujuan yang ditetapkan, nampak bahwa perkesmas tidak

dapat dilakukan oleh profesi lain selain perawat, karena berbeda latar belakang

keilmuan. Perkesmas telah menetapkan standar proses asuhan yang harus dilakukan

oleh perawat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai sasaran.

Gillis (2000) menjelaskan bahwa standar adalah kesesuaian antara praktek dengan

kewenangan profesional yang menyangkut kualitas praktek, pelayanan dan

pendidikan. Perencanaan Perkesmas perlu diupayakan pelaksanaannya sebagai upaya

wajib Puskesmas, sehingga perawat tidak kehilangan peran dan fungsinya di

Puskesmas dan dapat melaksanakan standar asuhan yang telah ditetapkan pada

individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Standar lain yang ditetapkan adalah struktur. Gillies (2000) menjelaskan standar

struktur berorientasi pada lembaga kesehatan, berkaitan dengan struktur

organisasi,yang telah dibahas pada sub bab diatas. Standar ke tiga adalah standar

hasil merupakan pernyataan deskriptif tentang hasil perawatan pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam perencanaan Perkesmas yang disusun

oleh kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menunjukkan adanya standar

yang harus dipenuhi dalam sebuah program yang dilaksanakan oleh profesi.

Pedoman Penyelenggaraan upaya perkesmas telah menetapkan standar struktur

organisasi perkesmas, standar proses perkesmas, dan standar hasil perkesmas.

Penetapan standart perkesmas menunjukkan bahwa hanya perawat yang dapat

melaksanakan upaya perkesmas, sehingga upaya perkesmas yang selama ini

dilaksanakan secara terpadu dalam upaya wajib Puskesmas, terkait dengan

keterpaduan ketenagaan, kurang relevan. Upaya perkesmas sebaiknya sebagai upaya

wajib Puskesmas yang ditambahkan menjadi upaya ke tujuh, berdiri sejajar bersama

upaya lain yang dilakukan oleh profesi kesehatan di Puskesmas. Dengan

dilaksanakannya Perkesmas sebagai upaya Wajib Puskesmas diperlukan adanya

pembinaan tenaga keperawatan, personaliaan keperawatan untuk menjamin

pelaksanaan perkesmas dengan mengintegrasikan pengembangan manajemen

kesehatan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 149: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

135

Universitas Indonesia

5.1.1.3 Personaliaan

Organisasi KS-ASIEKs di kelurahan Curug dengan melibatkan adanya fasilitator

kelompok swabantu. Schwanz, et al (2008) menjelaskan perlunya fasilitator

kelompok swabantu dapat dipilih untuk memfasilitasi pekasanaan kegiatan

kelompok. Adapun kriteria yang ditetapkan untuk menjadi fasilitator adalah anggota

masyarakat yang tertarik dan memperhatikan pemberian ASI eksklusif, dapat

membaca dan menulis, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, terbuka,

memiliki komitmen dengan pemberian ASI, dan mudah diterima di masyarakat.

Fasilitator KS-ASIEKs di kelurahan Curug dipilih dari masyarakat dan yang

memiliki komitmen dengan pemberian ASI. Dalam kegiatan KS-ASIEKs fasilitator

berperan untuk memberikan informasi, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan KS-

ASIEKs, membantu anggota untuk menjalankan peran dan mampu menyusui,

membantu anggota untuk mendapatkan layanan rujukan dalam mengatasi masalah

pemberian ASI. Peran fasilitator ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Schwanz, et al (2008) yang menjelaskan pentingnya peran fasilitator dalam

kelompok swabantu. Perbedaan fasilitator KS-ASIEKs dengan fasilitator kelompok

swabantu yang dikemukakan oleh Schwanz, et al (2008) adalah fasilitator bekerja

sukarela dan tidak mendapatkan imbalan/gaji dari pemerintah/masyarakat, kegiatan

kelompok pendukung dan fasilitator KS adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan fasilitator yang dikemukakan Schwanz, et al (2008) memperoleh gaji

dari organisasi (NGO) 30-50 USD per bulan. Adanya penggajian diharapkan

meningkatkan kinerja fasilitator. Sehingga perlu diupayakan juga bagaimana

memberikan imbalan pada kader/ kelompok pendukung sebagai fasilitator kelompok

swabantu untuk meningkatkan motivasi dan kinerja mereka. Pemberian imbalan ini

bisa disesuaikan dengan kemampuan daerah. Dengan pemberian imbalan jasa pada

fasilitator dan pembinaan yang kontinu dari perawat perkesmas KS-ASIEKs dapat

terjaga keberlangsungan upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di masyarakat.

Personaliaan perawat Perkesmas yang ada di puskesmas Cimanggis saat ini cukup

memenuhi rasio kecukupan tenaga perawat masyarakat.WHO menetapkan 1 perawat

untuk 10.000 penduduk, sedangkan berdasarkan konferensi international public

health nursing (2013) disampaikan rasio perawat di masyarakat adalah 1:5000

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 150: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

136

Universitas Indonesia

dengan pendidikan sarjana. Sementara Puskesmas Cimanggis memiliki 10 orang

perawat dengan jumlah penduduk 48.526 jiwa. Dilihat dari segi jumlah telah

memenuhi, namun jika dilihat dari aspek pendidikan masih kurang dan perlu

ditingkatkan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2006) telah menetapkan personalia dan

penyeliaan perawat perkesmas di Indonesia. Ditingkat provinsi perawat penyelia

mempunyai kompetensi dalam bidang keperawatan kesehatan komunitas yang lebih

dibandingkan dengan perawat penyelia kabupaten dengan pendidikan minimal S1

keperawatan. Diharapkan di masa yang akan datang penyelia provinsi minimal

pendidikan S2 keperawatan (spesialis keperawatan komunitas). Perawat penyelia

provinsi melakukan bimbingan kepada perawat penyelia kabupaten/kota, juga

sebagai konsultan dan peneliti dalam bidang keperawatan kesehatan masyarakat.

Ditingkat dinas kesehatan kabupaten/kota perawat penyelia perkesmas mempunyai

kompetensi dibidang keperawatan kesehatan komunitas serta pengalaman yang lebih

dibandingkan perawat koordinator Perkesmas di Puskesmas dengan pendidikan

minimal DIII keperawatan. Diharapkan pada masa yang akan datang penyelia

kabupaten/kota minimal berpendidikan S1 keperawatan. Penyelia kabupaten dapat

melakukan bimbingan pada perawat koordinator maupun perawat pelaksana di

Puskesmas (Kemenkes RI, 2006).

Di Puskesmas ditetapkan perawat koordinator Perkesmas adalah yang memiliki

kemampuan dan ketrampilan klinik keperawatan, majerial serta memiliki

pengalaman lebih dibandingkan dengan perawat Puskesmas lainnya. Latar belakang

pendidikan perawat koordinator minimal DIII keperawatan. Perawat koordinator

melakukan bimbingan pada perawat pelaksana (Kemenkes RI, 2006). Gillies (2000)

menjelaskan menempatkan perawat dalam satu kedudukan harus memperhatikan

pengalaman, pendidikan dan wawasan. Tingkat pengetahuan dan kemampuan

perawat merupakan hal utama dalam pencapaian tujuan perkesmas, sehingga

diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan guna pengembangan staf (Marquis &

Huston, 2012).

Syarat pendidikan yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan hendaknya

ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah. Masih adanya perawat berpendidikan SPK

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 151: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

137

Universitas Indonesia

perlu mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Marquis dan Huston

(2012) menjelaskan manajer kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki

performa pegawai melalui pengajaran, dan diharapkan manajer mampu

menggunakan tehnik pengajaran untuk mengubah perilaku staf dan memperbaiki

kompetensi guna megembagkan kemapuan staf.

Manajer kesehatan harus mengkaji kebutuhan pengembangan staf. Kegiatan

pengembangan staf diperlukan untuk meningkatkan kompetensi, memenuhi

kebutuhan pembelajaran baru, dan memfasilitasi minat yang dimiliki oleh staf dalam

bidang tertentu (Marquis & Huston, 2012). Ilmu keperawatan berkembang dengan

pesat, perawat Perkesmas perlu mendapatkan pembelajaran tentang teknologi dan

ilmiah baru yang berkembang untuk mencapai pemberian asuhan yang optimal.

5.1.1.4 Pengarahan

Pengarahan kegiatan KS-ASIEKs dilakukan oleh perawat perkesmas. Salah satu

bentuk pengarahan adalah pelaksanaan komunikasi dalam organisasi. Komunikasi

sebagai elemen pengarahan dalam fungsi manajemen, dilakukan untuk mencapi

tujuan organisasi. Komunikasi pogram peningkatan pemberian ASI eksklusif dijalin

dengan pihak terkait dengan melaksanakan lokakarya mini, dan refleksi diskusi

kasus (RDK). Komunikasi dalam manajemen organisasi merupakan eleman penting,

komunikasi harus sistimatis, kontinu, terintegrasi, dan mendorong pertukaran

pandangan dan gagasan (Marquis & Huston, 2012).

Lokakarya mini diselenggarakan untuk mengkomunikasikan program peningkatan

ASI eksklusif dan pembentukan KS-ASIEKs dengan dinas kesehatan, Puskesmas,

kelurahan dan masyarakat. Lokakarya mini bulanan merupakan pertemuan bulanan

di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf dan unit penunjang untuk membahas

kinerja internal puskesmas, antara lain : cakupan, mutu, pembiayaan, masalah dan

hambatan dalam pelaksanaan perkesmas untuk mendapatkan penyelesaiannya

(Kemenkes RI, 2006). Lokakarya mini tribulanan, dipimpin oleh camat dan dihadiri

oleh staf Puskesmas serta perwakilan badan penyantun Puskesmas, membahas

masalah terkait dengan sektor lain untuk mendapat penyelesaian.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 152: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

138

Universitas Indonesia

RDK diselenggarakan di Puskesmas sebagai bentuk komunikasi dari penulis pada

perawat pelaksana Perkesmas di Puskesmas, sebagai contoh asuhan kelompok yang

ada di masyarakat. Kemenkes (2006) menjelaskan RDK merupakan forum diskusi

berkala bagi perawat Puskesmas untuk membahas masalah tehnis Perkesmas dalam

memberikan asuhan keperawatan. Adanya RDK diharapkan pemahaman serta

ketrampilan perawat perkesmas dapat meningkat.

5.1.1.5 Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi kegiatan KS-ASIEKs dengan melakukan pencatatan. Di

KS-ASIEKs terdapat 3 hal pencatatan rutin meliputi, keanggotaan, daftar hadir

anggota, catatan pertemuan reguler, dan kunjungan fasilitator pada keluarga.

Pengawasan dan evaluasi pada KS-ASIEKs secara periodik dapat dilakukan oleh

perawat Perkesmas, hasil pengawasan menjadi masukan untuk perbaikan program

kerja KS-ASIEKs tahun berikutnya (Kementrian RI, 2006). Evaluasi keberhasilan

Perkesmas dilihat dari 4 indikator: indikator input, indikator proses, indikator output

dan indikator dampak. Pemantauan dilakukan secara periodik oleh kepala Puskesmas

dan perawat koordinator. Marquis dan Huston (2012) menjelaskan evaluasi secara

periodik, memantau dan mengatur layanan merupakan bentuk kendali mutu

pelayanan.

Untuk mengukur mutu asuhan yang diberikan oleh perawat perkesmas dapat

dilakukan dengan mengukur dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan,

informasi yang dikumpulkan untuk menentikan apakah standar telah tercapai, dan

tindakan edukasi dan koreksi diambil jika kriteria tidak tercapai (Marquis & Huston,

2012). Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja digunakan untuk

perbaikan dan peningkatan kinerja perawat, peningkatan cakupan dan mutu

pelayanan kesehatan. Marquis dan Huston (2012) memaparkan penilaian kinerja

harus menggunakan standar yang tepat dan melibatkan pegawai.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 153: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

139

Universitas Indonesia

5.1.2 Asuhan Keperawatan Komunitas

Asuhan keperawatan komunitas memilih aggregate ibu hamil dan menyusui di

kelurahan Curug. Ibu hamil berjumlah 14 orang dan ibu menyusui berjumlah 28

orang. Kegiatan KS-ASIEKs sifatnya suka rela dari ibu hamil dan menyusui,

sehingga dari 3 RW yang dibentuk, jumlah ibu hamil dan menyusui yang

berpartisipasi sebanyak 44 orang. Kegiatan asuhan komunitas dilakukan bersama

dengan kegiatan KS-ASIEKs. Pertemuan dilakukan tiap 2 minggu sekali. Hasil pada

ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs adalah peningkatan pengetahuan 20,7%,

sikap 33%,dan perilaku 25%, kepercayaan diri ibu meningkat 27,8%. Hasil evaluasi

setiap akhir KS-ASIEKs secara FGD ibu anggota KS-ASIEKs merasa senang dapat

bersosialisasi, mendapatkan pengetahuan dan mereka menyatakan termotivasi untuk

memberikan ASI eksklusif.

Peningkatan pengetahuan ibu setelah mengikuti kegiatan KS-ASIEKs di sejalan

dengan hasil hasil penelitian Nurhidayati (2012), tema yang disimpulkan pada

pengalaman ibu mengikuti kegiatan kelompok pendukung ASI adalah memperoleh

informasi dan pengetahuan baru. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurhidayati (2012) adalah penelitian kualitatif yang menggali pengalaman ibu dalam

mengikuti kegiatan kelompok swabantu, sehingga data secara subyektif dari

partisipan penelitian.

Faq sheet Linkages (2004) memaparkan bahwa keuntungan ibu mengikuti kegiatan

KS-ASIEKs adalah mendapatkan pengetahuan persiapan menyusui pada ibu

hamil.Teori Pender, Murdaugh dan Person(2001) memaparkan seseorang yang

mengikuti kegiatan kelompok swabantu akan mendapatkan informasi, dukungan

emosional, dan dalam kelompok individu akan memperoleh semangat, meningkat

harapan hidup dan pengetahuannya. Dalam kegiatan kelompok KS-ASIEKs ibu

anggota mendapatkan informasi baru yang ada di masyarakat, seperti: kegiatan

bulanan posyandu dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dimasyarakat.

Kegiatan KS-ASIEKs adalah intervensi keperawatan pada kelompok ibu hamil dan

menyusui dengan strategi proses kelompok. Allender, Rector dan Warner (2010)

menyebutkan peran group di masyarakat adalah memberikan informasi tentang

kejadian dan pengalaman hidup yang dialami oleh anggota. Guna mencapai tujuan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 154: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

140

Universitas Indonesia

kelompok, proses kelompok harus mengenalkan tanggung jawab, memberikan

informasi, mengklarifikasi dan menyimpulkan, serta mengambil keputusan yang

akan diadopsi bersama anggota kelompok. Pada akhirnya anggota akan belajar dari

proses yang terjadi di dalam kelompok

Ibu hamil dan ibu menyusui di kelurahan Curug yang mengikuti kegiatan KS-

ASIEKs meningkat rasa percaya diri mampu menyusui sebesar 27,8% setelah

mengikuti kegiatan KS-ASIEKs. Kepercayaan diri ibu untuk dapat menyusui

diperlukan untuk menjaga keberlangsungan pemberian ASI pada bayi. Blyth et al

(2002) mengutarakan kepercayaan diri pada ibu menyusui untuk dapat memberikan

ASI merupakan faktor prediktor yang signifikan menentukan durasi memberikan

ASI. Dennis (2006) menjelaskan faktor yang mempengaruhi terbentuknya

kepercayaan diri ibu menyusui adalah pendidikan ibu, dukungan dari ibu lain,

paritas, kepuasan saat persalinan, persepsi kemajuan menyusui, dan kecemasan ibu.

Hasil evidence based menjelaskan terjalinnya hubungan antara ibu, petugas

kesehatan dan dukungan sosial memperpanjang pemberian ASI (Britton,

McCormick, Renfrew, wade, & King, 2007).

Penelitian lain yang mendukung peningkatan kepercayaan diri ibu disampaikan oleh

Salonen et al (2009) dan Tarkka (2003). Mereka menyatakan dukungan kelompok

membantu dalam mengambilan keputusan pada masa transisi, kelompok swabantu

berfokus pada kebutuhan maternal saat itu sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan diri ibu. Kepercayaan diri berhubungan dengan keyakinan pada

kemampuan untuk menjalankan peran menjadi ibu dan merupakan suatu hal yang

kompleks. Kepercayaan diri ibu juga dipengaruhi oleh hubungan dinamik dalam

kelompok sosial, faktor sosial dan budaya, dan adanya dukungan formal dan

informal.

Pemantauan pemberian ASI eksklusif dilakukan pada 30 bayi, dengan catatan

menyusuiku diperoleh hasil : 10% bayi lulus ASI eksklusif pada bulan Desember

2013, 16% bulan Januari 2014, 20% pada bulan Febuari 2014, 5% bulan Maret, 20%

bulan April dan 16,6 % bulan mei. Terdapat 6,6% bayi tidak lulus ASI eksklusif.

Penyebab bayi tidak lulus ASI eksklusif adalah nenek merasa kasihan jika bayi

menangis, ibu bayi takut membantah perintah mertuanya sehingga bayi diberi makan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 155: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

141

Universitas Indonesia

bubur susu saat berusia 2 bulan. Bayi lain yang gagal pemberian ASI eksklusifnya

adalah saat lahir dipelayanan kesehatan yang belum melaksanakan progran rumah

sakit sayang bayi, sehingga bayi diberikan susu formula oleh petugas kesehatan yang

ada dirumah sakit. Selanjutnya keluarga ini dibina oleh kader kesehatan dengan

dilakukan kunjungan rumah, ibu merasakan yakin dapat menyusui. Setelah diberikan

penjelasan intensif oleh kader kesehatn ibu beralih dengan memberi ASI.

Keluarga extended mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI. Kerr, Dakishoni,

Shumba,Msachi, dan Chirwa (2008) menyimpulkan nenek dari ayah memegang

peranan penting dalam memberikan ASI dan makanan pertama bayi. Ibu menyusui

yang tinggal bersama dalam extended family mendapatkan dukungan dari nenek, dan

nenek cenderung mengarahkan untuk memberikan makan dini pada bayi (Grassley &

Eschiti, 2008).

Hasil penimbangan kenaikan BBL setelah diberikan ASI eksklusif mengalami

kenikan BB sebesar 60%. Pemantaun kesehatan bayi, terdapat 16,6% bayi terkena

batuk pilek selama pemberian ASI eksklusif, dan 100% bayi tidak mengalami diare.

ASI mengandung zat protektif sehingga bayi yang mendapatkan ASI jarang

menderita penyakit. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung Laktobasilus

bifidus yang mengubah laktosa menjadi asam asetat. Kedua zat asam ini akan

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli sehingga bayi akan terhindar dari diare.

ASI juga mengandung laktoferin yang berfungsi mengikat zat besi dan menghambat

pertumbuhan Staphylococcus dan E.coli. Kandungan lisozim dalam ASI berfungsi

sebagai bakteriosidal dan anti inflamasi. Lisozim akan mengalami peningkatan

produksi saat bayi berusia enam bulan. Antibodi yang dikandung dalam ASI saat

ASI masih berbentuk kolostrum diantaranya immunoglobulin IgA, IgE, IgM, dan

IgG. Antibodi ini akan bertahan dalam saluran pencernaan bayi, kemudian

membentuk lapisan pada mukosa pencernaan sehingga menyebabkan bayi

terlindungi dari bakteri patogen yang masuk ke dalam saluran pencernaan. ASI dapat

memberikan imunitas seluler. Sebab, ASI mengandung makrofag yang berfungsi

membunuh dan mem-fagositosis mikroorganisme serta membentuk lisozim dan

laktoferin. Neville et al (2001 dalam Lawrence & Lawrence, 2008) menjelaskan

colostrom diproduksi 4 hari pertama setelah kelahiran. Villalpando et al (1998 dalam

Lawrence & Lawrence, 2008) memaparkan bahwa bayi yang diberikan ASI

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 156: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

142

Universitas Indonesia

terlindung dari agent penyebab infeksi saluran cerna dan saluran pernafasan. Hanson

et al (2002 dalam Lawrence & Lawrence, 2008) menyimpulkan neonatus yang

mendapatkan ASI terlindungi dari agen penyebab infeksi saluran kencing.

5.1.3 Asuhan Keperawatan Keluarga

Pada sub bab ini penulis menganalisa hasil asuhan keperawatan keluarga dengan

membandingkan hasil asuhan dengan teori dan hasil riset yang telah dilakukan. Hasil

dilihat apakah ada kesamaan atau perbedaan. Asuhan keperawatan keluarga

dilakukan pada 10 keluarga binaan. Pada awal asuhan 5 keluarga dengan kehamilan

trimester tiga dan 5 keluarga dengan menyusui bayi 0-2 bulan. Terdapat 8 keluarga

dengan tahap perkembangan childbearing, 1 keluarga dengan pre school dan 1

keluarga dengan anak sekolah. Hasil asuhan keperawatan pada 10 keluarga

diperoleh hasil peningkatan rerata pengetahuan sebesar 60%, sikap 40%, dan

perilaku 20%. Hasil FGD dengan keluarga diperoleh tema : takut, senang dibantu

petugas kesehatan, menjadi orang tua, merawat anak, menyusui, mengambil

keputusan, bertambah pengalaman.

Temuan peningkatan rerata pengetahuan, sikap dan perilaku pada keluarga diberi

asuhan menunjukkan peningkatan yang baik. Hasil ini dipengaruhi oleh tehnik

implementasi yang dilakukan pada keluarga. Penulis melakukan implementasi

keperawatan dengan metoda coaching dan pendidikan kesehatan. Implementasi yang

dilakukan pada keluarga merupakan bentuk promosi kesehatan pada bayi, keluarga

dan masyarakat untuk mempertahankan kesehatan lebih lama. Kemampuan ibu

untuk memberikan perawatan pada bayinya, dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal, kesejahteraan psikologis, dan adanya dukungan sosial (WHO, 2004;

Salonen et al, 2009). Queensland Health (2008) dan Hirst (2005) menjelaskan

pentingnya intervensi untuk membantu orang tua mengambil keputusan dan

mendukung orang tua melaksanakan perannya pada masa 8 minggu pertama setelah

kelahiran. Terdapat evidence based yang kuat hubungan antara kepercayaan diri ibu

menjalankan perannya dan kemampuan menjalankan kompetensi peran (Jones &

Prinz, 2005). Penulis berpendapat dengan melakukan pendampingan pada keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 157: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

143

Universitas Indonesia

childbearing mampu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap pada

keluarga untuk mengambil keputusan memberikan ASI eksklusif.

Kepercayaan diri ibu yang diberi asuhan meningkat 20%. Hasil ini di dukung eviden

based Tarkka (2003) membuktikan bahwa keberhasilan ibu merawat bayinya,

memberikan ASI dan hubungan positif pada pasangan serta hubungan sosial

merupakan bagian kompetensi infant care yang harus dilakukan ibu. Pendidikan

yang diperlukan pada masa childbearing difokuskan pada dukungan untuk

peningkatan kemampuan pengambilan keputusan, perilaku dan perawatan untuk

menjaga kesehatan bayi. Terdapat evidence based yang menyimpulkan pendidikan

kesehatan berhubungan positif terhadap parenting self efficasy, pengetahuan

parenting, boanding dan attachment, dan kepuasan ibu pada masa childbearing

(Lin, Chien, tai & Lee, 2008; Rosen, 2004).

Selama tahap childbearing memiliki sembilan tugas khusus untuk tumbuh dan

mencapai kesejahteraan keluarga. Sembilan tugas keluarga childbearing dirinci

berikut ini: penyediaan ruang untuk anak, pembiayaan kelahiran anak dan

membesarkan anak, mengasumsi tanggung jawab bersama untuk perawatan anak dan

pengasuhan, memfasilitasi pembelajaran peran anggota keluarga, menyesuaikan diri

dengan perubahan pola komunikasi, rencana untuk anak-anak berikutnya,

menyelaraskan pola antargenerasi, menjaga anggota keluarga motivasi dan semangat

kerja, membangun ritual dan rutinitas keluarga (Kaakinen, Gedaly-Duff, Choehlo &

Hanson., 2010).

Hasil wawancara mendalam dengan seorang ibu yang diberi asuhan keperawatan ia

mengatakan “saya berterimakasih ibu telah mengajarkan semuanya pada saya, yang

pada mulanya saya ingin memberikan susu formula sekarang tidak lagi, ibu

membantu saya, suami saya mau bekerjasama mengasuh anak kami, dengan

bantuan ibu saya merasa menjadi tahu, awalnya saya bingung dan banyak hal yang

tidak saya ketahui, sekarang saya bisa menyusui, merawat bayi saya, bayi saya

sehat... seneng saya bu, terimakasih (K1)”

Coaching yang baik dan intensif dari petugas kesehatan, dalam konteks kebutuhan

pelaksanaan peran ibu sangat berkontribusi pada keberhasilan ibu primipara

menjalankan perannya. Pada kesempatan ini promosi kesehatan keterikatan antara

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 158: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

144

Universitas Indonesia

ibu dan bayi akan mempromosikan keberlangsungan perilaku-perilaku kesehatan lain

seperti menyusui. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan menawarkan dukungan

yang baik untuk ibu dan menumbuhkan niat ibu untuk tetap memberikan ASI selama

6 bulan, sehingga perlu dipertimbangkan pelaksaaan kunjungan rumah oleh petugas

kesehatan dalam 8 minggu pertama masa transisi ibu.

Hasil dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif sebanyak 80% ibu

mendapatkan dukungan suami dan 20% ibu tidak mendapat dukungan suami. Hasil

ini didukung Tahota et al (2009) yang menyimpulkan dukungan emosional, praktis

dan fisik ayah diidentifikasi sebagai faktor penting untuk meningkatkan keberhasilan

menyusui dan meningkatkan pengalaman ibu dan ayah. Diperjelas oleh penelitian

Susin dan Giugliani (1994) yang menyimpulkan bahwa ibu memerlukan bantuan

dari pasangan, tapi ibu tidak menyampaikannya dengan jelas pada pasangan.

Demikian pula, Sheehan et al (2001) menyampaikan ayah tidak hanya berpengaruh

keputusan untuk menyusui, tetapi ayah juga memegang peranan penting dalam

keberlangsungan pemberian ASI eksklusif, apakah ibu akan terus menyusui atau

berhenti sebelum waktunya. Johnson (2009) menyimpulkan dukungan dari ayah

untuk memberikan ASI dalam bentuk sikap mengijinkan ibu menyusui di tempat

umum dan mengetahui berapa banyak kebutuhan ASI untuk bayinya.

Hasil wawancara mendalam dengan seorang ayah yang terlibat aktif, dan mengikuti

coaching menyampaikan “ kasih tahu saja kalau butuh bantuan, jadi saya bisa

membantu dan melakukan apa yang diperlukan setelah jagoanku lahir, senang

sekali diajari cara mengganti popok, cara menyendawakan dan memandikan walau

saya belum berani melakukan sendiri.” Hasil ini diperkuat evidence based Tahotoa

(2009) yang memaparkan empat (4) tema terkait dukungan ayah dalam menyusui:

ingin terlibat, menginginkan informasi yang relevan, belajar peran dan menjadi

advokat.

Pada praktik residensi ini penulis menyoroti pentingnya dukungan praktis, emosional

dan fisik untuk ibu. Penulis menunjukkan kepada ayah bahwa ibu mengalami

kesulitan saat menyusui, perlu dukungan dari pasangan untuk bisa sukses

memberikan ASI eksklusif, selanjutnya ayah perlu memahami manfaat Asi untuk

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 159: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

145

Universitas Indonesia

ibu, bayi dan keluarga, mengajarkan ayah mencegah masalah menyusui. Pria ingin

melaksanakan peran orang tua, namun mereka membutuhkan informasi dan

pengetahuan.

Peran dukungan praktis dan emosional ayah merupakan unsur penting untuk

keberhasilan menyusui, meningkatkan kepercayaan diri ibu, sehingga produksi ASI

cukup untuk bayi. Memberdayakan orang tua untuk membuat dan mempertahankan

komitmen memerlukan dukungan sumberdaya petugas kesehatan. Pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga maternal lebih dioptimalkan pelaksanaannya di

masyarakat.

5.2 Keterbatasan dalam Intervensi Keperawatan

Hambatan dan kendala serta keterbatasan dalam praktik residensi antara lain:

1) Belum dilibatkan, dan diberikan intervensi pada nenek yang memberikan

akibat beberapa keluaga mengalami gagal pemberian ASI eksklusif.

2) Kader kesehatan sebagai fasilitator banyak kegiatan (pengajian, PKK,

posyandu, posbindu, dan kegiatan sosial kemasyarakatan), perlu dilibatkan

peran ibu menyusui dalam mengaktifkan KS-ASIEKs

3) Belum dinternalisasi peran perawat Perkemas oleh perawat Puskesmas,

sehingga masih belum optimal pelaksanaan perkesmas di Puskesmas

Cimanggis, khususnya asuhan keperawatan pada kelompok maternal.

4) Adanya layanan bidan dan RS yang belum melaksanakan program 10

Langkah sukses Memberikan Menyusui (MLM)

5) Adanya iklan susu formula yang menarik yang menyebabkan ibu beralih

memberikan susu formula

6) Kurangnya koordinasi lintas sektor dan program sehingga mash ada

anggapan dari perawat bahwa masalah ASI adalah program gizi masyarakat

saja dan yang melaksanakan program tersebut harus nutritionist.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 160: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

146

Universitas Indonesia

5.3 Implikasi Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan

Program manajemen pelayanan keperawatan dan asuhan keperaeatan komunitas

menggunakan model intervensi KP-ASIEKs memunculkan beberapa implikasi

keperawatan: untuk pelayanan keperawatan, perkembangan ilmu keperawatan,

pembuat kebijakan kesehatan dan riset keperawatan.

5.3.1 Pelayanan keperawatan

Asuhan pada kelompok ibu hamil dan menyusui dengan intervensi KS-ASIEKs

terbukti meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif. Perawat Perkesmas

harus terlibat dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di Indonesia

dalam kontribusi pencapaian MGGs 4. Bentuk kontribusi yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan pembinaan KS-ASIEKs. Pembinaan kegiatan KS-

ASIEKs merupakan kegiatan pelayanan perkesmas diluar gedung.

5.3.2 Pembuat kebijakan kesehatan

Hasil kegiatan KS-ASIEKs yang dilakukan berdampak pada perlunya motivator

dan fasilitator agar KS-ASIEKs tetap berjalan dan kelompok dapat direplikasi di

tempat lain. Oleh karena itu diperlukan keterlibatan perawat perkesmas secara

aktif dalam pelayanan di luar gedung khususnya dalam pembinaan pemberdayan

masyarakat.

Perkesmas selama ini belum berjalan dengan optimal, bahkan sebagian kota tidak

melaksanakan karena bukan program wajib atau esensial, sehingga pemberdayaan

masyarakat dalam bentuk kelompok swabantu, seperti KS-ASIEKs tidak

dilaksanakan bahkan yang sudah diprakarsai mahasiswa spesialis keperawatan

komunitas UI pun tidak berlanjut. Kondisi ini sungguh memprihatinkan

mengingat tujuan pembangunan kesehatan terwujudnya masyarakat sehat,

mandiri dan berkeadilan sulit tercipta. Dengan demikian pemberdayaan

perkesmas sebagai program esensial Puskesmas menjadi suatu keharusan bagi

pemangku kebijakan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 161: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

147

Universitas Indonesia

5.3.3 Perawat Perkesmas

Meningkatkan kompetensi sebagai perawat perkesmas dengan cara mengikuti

pelatihan-pelatihan perkesmas dan meningkatkan jenjang pendidikan. Sehingga lebih

mampu melaksanakan standar proses yang pada akhirnya akan mencapai hasil

asuhan yang optimal.

5.4 Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil kegiatan kelompok swabantu ASIEKs menunjukkan kepercayaan diri untuk

memberikan ASI lebih meningkat serta peningkatan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan ibu, kader kesehatan dan keluarga (suami) dalam memberikan dukungan

pemberian Asi eksklusif yang berdampak pada peningkatan rata-rata perilaku

pemberian ASI eksklusif. Hal ini dapat dijadikan evidence based maupun

pendukung bagi pengembangan ilmu keperawatan komunitas dan keluarga.

Fenomena terputusnya pemberian ASI eksklusif meningkat seiring banyaknya ibu

bekerja, sehingga diperlukan inovasi yang tepat untuk meningkatkan rata-rata

pemberian ASI pada bayi. Salah satu model intervensi yang dapat digunakan adalah

kelompok swabantu ASIEKs. Inovasi KS-ASIEKs menggambarkan intervensi pada

ibu hamil dan menyusui, kader dan dukungan keluarga (suami), perlu dilakukan

pengembangan intervensi pada pemberdayaan keluarga, pemberian dukungan oleh

anggota keluarga selain suami (misal: nenek) dalam penerapan KS-ASIEKs.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 162: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

142 Universitas Indonesia

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang simpulan dan saran dari uraian bab sebelumnya.

Simpulan dan saran berdasarkan pada hasil dan pembahasan pengelolaan manajemen

pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan

keluarga.

6.1 Simpulan

6.1.1 Kemampuan kader sebagai fasilitator kegiatan KS-ASIEKs meningkat setelah

dilakukan pelatihan tentang IMD dan manfaat ASI manajemen laktasi dan

permasalahan menyusui, manajemen laktasi, MP-ASI , pertemuan ke 7

penggunaan buku kerja kelompok pendukung, pertolongan pertama balita

sakit, perawatan komplementer meningkatkan produksi ASI (perawatan

payudara dan pijat oksitosin).

6.1.2 Pertemuan rutin KS-ASIEKs dilaksanakan rutin tiap 2 minggu, lebih dari

separuh ibu hamil dan menyusui anggota aktif, dan kader pendukung ASI

sebagai fasilitator lebih dari separuh mampu memfasilitasi pelaksanaan

kegiatan reguler KS-ASIEKs.

6.1.3 Kemampuan ibu hamil dan menyusui anggota KS-ASIEKs terjadi

peningkatan secara signifikan setelah mengikuti 8 kali pertemuan rutin, dan

ada hubungan bermakna antara keaktifan mengikuti kegiatan KS-ASIEKs

dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, dimana ibu anggota KS-ASIEKs

berpeluang memberikan ASI eksklusif.

6.1.4 Kepercayaan diri ibu hamil dan menyusui anggota KS-ASIKs terjadi

peningkatan secara signifikan, dan ada hubungan bermakna keaktifan

mengikuti kegiatan dengan peningkatan kepercayaandiri ibu, serta ada

hubungan bermakna peningkatan kepercayaan diri dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif.

6.1.5 Dukungan suami mengalami peningkatan setelah diberikan asuhan

kepeawatan selama 8 minggu, dan ada hubungan yang bermakna dengan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 163: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

149

Universitas Indonesia

perilaku ibu memberikan ASI eksklusif, dimana ibu yang mendapatkan

dukungan dari suami berpeluang memberikan ASI eksklusif.

6.1.6 Kemandirian keluarga meningkat hampir semua keluarga yang diberikan

asuhan keperawatan menjadi mandiri IV.

6.1.7 Pengaruh kegiatan KS-ASIEKs meningkatkan cakupan pemberian ASI

eksklusif di kelurahan Curug, sehingga kegiatan KS-ASIEKs perlu

dipertahankan, bahkan ditingkatkan pelaksanaannya di masyarakat.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan kesehatan

6.2.1.1 Dinas Kesehatan Kota Depok

1) Menetapkan Program Perkesmas sebagai upaya wajib Puskesmas

dan melaksanakan asuhan kelompok maternal di Dinas Kesehatan

Kota Depok baik kelompok maupun keluarga.

2) Menempatkan perawat untuk mengembangkan perkesmas dengan

latar belakang Ners sebagai penyelia perkesmas di kota Depok,

kedepan dapat ditingkatkan seorang Ners Spesialis komunitas.

3) memberikan kesempatan pada perawat untuk dapat mengembangkan

diri, menempuh pendidikan untuk meningkatkan kompetensinya

sebagai perawat perkesmas.

4) KS-ASIEKs dapat diterapkan di masyarakat sebagai bentuk

pelaksanaan program perkesmas di luar gedung untuk mencapai

masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan.

6.2.1.2 Puskesmas Cimanggis

1) Menempatkan perawat dengan latar belakang DIII keperawatan

sebagai koordinator Perkesmas di Puskesmas, kedepan dapat

ditingkatkan seorang Ners

2) Melaksanakan program perkesmas, terutama program perkesmas

diluar gedung, sehingga masyarakat lebih terarah dalam upaya

pemberdayaan kesehatan.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 164: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

150

Universitas Indonesia

6.2.2 Perawat Komunitas

6.2.2.1 Meningkatkan kemampuan diri dan kompetensi dalam menjalankan

peran minimal perawat di Puskesmas dengan meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman

6.2.2.2 melakukan pembentukan, pembinaan kelompok swabantu sebagai

intervensi asuhan keperawatan maternal yang bertujuan meningkatkan

pemberian ASI eksklusif.

6.2.3 Perkembangan Riset Keperawatan

6.2.3.1 Riset Kualitatif

Pengembangan penelitian lebih lanjut dengan melakukan study

fenomenology pengalaman ayah memberikan dukungan pada ibu menyusui,

Pengalan kader memfasilitasi kegiatan kelompok swabantu, pengalaman

perawat Perkesmas membina kelompok maternal, pengalaman perawat

perkesmas membina keluarga dengan masalah maternal, pengalaman

keluarga childbearing mendapat pendampingan (coaching) dari petugas

kesehatan.

6.2.3.2 Riset kuantitatif

Pengembangan penelitian efektifitas kader dalam memfasilitasi kegiatan KS-

ASIEKs, Efektifitas coaching pada keluarga childbearing dalam

melaksanakan peran dan tugas keluarga, Pengaruh kunjungan perawat

Perkesmas pada keluarga childbearing terhadap peningkatan status kesehatan

keluarga, Pengaruh Family Partnership Nursing pada keluarga childbearing

di darah pedesaan

6.2.4 Keluarga dan Masyarakat

Keluarga dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang nyaman untuk

ibu tetap bisa menyusui. Pemberian dukungan suami secara nyata dengan

membantu meringankan tugas-tugas istri selama menyusui. Masyarakat

selalu memotivasi ibu hamil dan ibu menyusui untuk aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif

seperti KS-ASIEKs.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 165: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

151

Universitas Indonesia

6.2.5 Ibu hamil dan menyusui

Ibu hamil sebaiknya mempersiapkan diri sejak dini untuk dapat menyusui,

dengan mengikuti kegiatan di masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan pemberian ASI eksklusif seperti KS-ASIEK minimal sejak

trimester 3 usia kehamilan, melakukan perawatan payudara sejak usia 9 bulan

untuk mempersiapkan menyusui. Ibu menyusui untuk dapat mempertahankan

produksi ASI dapat mengkonsomsi makanan bergizi dan mengosongkan

payudara sampai benar-benar kosong, memberikan ASI sesuai keinginan

bayi.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 166: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

DAFTAR PUSTAKA

Allender.J.A, Rector.C & Warner.K.D. 2014. Community & Public Health Nursing:

Promoting the public’s health. Wolter Kluwer. Lippincott Williams & Wilkins.

Philadelphia

Armstrong J, Reilly JJ & Child Health Information Team. 2002. Breastfeeding and

lowering the risk of childhood obesity. Lancet 359, 2003-2004.

Anderson.E.T & MCFarlane.J. 2011. Community as partner theory and practice in

nursing. 6th ed. Wolter Kluwer. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco International. (2007). Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 2007. Calverton. Maryland, USA: BPS dan Marco

International

Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010) Laporan Hasil Riset Kesehatan

Dasar 2010, Jakarta : Kementrian Kesehatan

Aumann O., 2008. The role and scope of practice of Community Health Nurses in

Victoria

Arora S, McJunkin C, Wehrer J, Kuhn P. 2000. Major factors influencing

breastfeeding rates: mother's perception of father's attitude and milk supply.

Pediatrics . http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11061804. diakses 30 Mei

2014

Bachrach VR, Schwarz E, Bachrach LR.2003. Breastfeeding and the risk of

hospitalization for respiratory disease in infancy: a meta-analysis. Arch Pediatr

Adolesc Med

Bapenas. 2014. Rancangan teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang kesehatan dan

gizi Masyarakat. Kementrian PPN. Bapenas. http://www. binfar.depkes.go.id

diakses 19 Juni 2014

Bernier MO, Plu-Bureau G, Bossard N, Ayzac L, Thalabard JC. 2000.Breastfeeding and

risk of breast cancer: a meta-analysis of published studies. Hum Reprod Update

Burnham MM, Goodlin-Jones BL, Gaylor EE, Anders TF. 2002; Nighttime sleep-wake

patterns and selfsoothing from birth to one year of age: a longitudinal

intervention study. J Child Psychol Psychiatry.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 167: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Chung M, Ip S, Yu W, Raman G, Trikalinos T, DeVine D, Lau J.2008. Interventions in

Primary Care to Promote Breastfeeding: A Systematic Review . Pubmed.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0005830/

Chapman DJ, Damio G, Perez-Escamilla R. 2004. Differential response to

breastfeeding peer counseling within a low-income, predominantly Latina

population. Journal of Human Lactation

Dennis.C.L .2006. Identifying predictors of breastfeeding self-efficacy in the immediate

postpartum period. http://onlinelibrary.wiley.com. Diakses 10 Juni 2014

EU 2004a. Project on promotion of breastfeeding in Europe. Protection, promotion and

support of breastfeeding in Europe: a blueprint for action. European

Commission, Directorate Public Health and Risk Assessment, Luxembourg.

http://ec.europa.eu/health/ph_projects/2002/promotion/promotion_2002_18_en.h

tm

Februhartanty. 2009. ASI dari Ayah untuk Ibu dan Bayi, Panduan praktis peran ayah

dalam mendukung keberhasilan Pemberian ASI. Semesta Medika. Jakarta.

Fitria A. (2010) Faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi ASI pada ibu

menyusui di syah Kuala Banda Aceh. www.lppm.stikesu’budiyah Banda Acah

Friedman.M.M, Bowden.V.R & Jones.E.G. 2003. Family nursing: Research, theory and

practice, 5th ed. Alih bahasa Hamid, Sutarna, Subekti, Yuliyanti & Herdina.

2010. EGC. Jakarta

Gielen AC, Faden RR, O’Campo P, Brown CH, Paige DM. 1991. Maternal employment

during the early postpartum period: effects on initiation and continuation of

breast-feeding. Pediatrics;87:298–305. PMID:2000269

Gillies (2000) Nursing Manajement A systems Approach. Third Edition. WB Saunders

Company, Philadelphia.

Glanz.K, Rimer.B.K & Viswanath.K.. 2008. Health Behavior and Health Education:

theory, research, and practice. 4th edition. Jossey-Bass. Sanfrancisco

Goodlin-Jones BL, Beth L, Burnham M, Gaylor E, Anders T. 2001; Night Waking,

Sleep-Wake Organization, and Self-Soothing in the First Year of Life. J Dev &

Behav Pediatri.

Grassley J, Eschiti V. 2008. Grandmother breastfeeding support: what do mothers need

and want? ;35:329–335. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19036046

diakses 30 mei 2014

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 168: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Haris.Y.D. 2008. Konflik peran ganda pada ibu bekerja ditinjau dari dukungan suami.

Skripsi. http://eprints.unika.ac.id/1960/1/03.40.0182. diakses 19 Juni 2014

Hawkins SS, Griffiths LJ, Dezateux C, Law C. 2007. Millennium Cohort Study Child

Health Group. The impact of maternal employment on breast-feeding duration

in the UK Millennium Cohort Study. Public Health Nutr;10:891–6.

PMID:17381907

Hitchock.J.E, Schubert.P.E, Thomas.S.A. 1999. Community Health Nursing: caring in

Action. Delmar Publisher.Washington

Husna, Subiyanto, Sriyatun. 2014. Hubungan Dukungan suami dengan pelaksanaan

Inisiasi menyusui Dini. Tesis. http://s2mkk.pasca.uns.ac.id. Diakses 19 Juni

2014

Hoddinot & Amanda. 2006. Effectiveness of a Breastfeeding Peer Coaching

Intervention in Rural Scotland. http://onlinelibrary.wiley.com . diakses 5 Juni

2014

Ingram J, Johnson D: A feasibility study of an intervention to enhance family support for

breast feeding in a deprived area in Bristol, UK. Midwifery 2004, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1 diakses 5 Juni 2014

Ip S, Chung M, Raman G, Chew P, Magula N, DeVine D, et al. 2007.Breastfeeding

and maternal and infant health outcomes in developed countries: evidence

report/ technology assessment, MD: Agency for Healthcare Research and

Quality. AHRQ Publication No. 07-E007

Jones.G, Steketee R.W,Black.R.E, Bhutta.Z.A, Saul S Morris.S.S, 2003 How many

child deaths can we prevent this year?. Lancet Vol 362. http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/pdfs/lancet_child_sur

vival_prevent_deaths.pdf diakses 6 Juni 2014

Johansen ML, Foldevi M, Rudebeck CE . 2013. Breastfeeding as a specific value in

women's lives: the experiences and decisions of breastfeeding women.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23131095 diakses 5 mei 2014

Kaakinen.R.J, Gedaly-duff, Coehlo.D.P, & Hanson. (2010). Family Health Care

Nursing: Theory, Practice and Research. 4th ed. F.A. Davis Company.

Philadelphia.

Kementrian Kesehatan. 2013. Pusat data dan Informasi: Health Statistics Profil

Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 169: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Kementrian Kesehatan. 2010. Pedoman Gizi Ibu hamil dan Pengembangan Makanan

Tambahan Ibu hamil berbasisi Pangan Lokal

Kementrian Kesehatan. 2010. Pedoman promosi Kesehatan Bagi Perawat Kesehatan

Masyarakat. Jakarta

Kementrian Kesehatan. 2010. Pedoman Penyelenggaraan pelayanan keperawatan

keluarga. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2004. Pedoman kegiatan perawat kesehatan di Puskesmas.

Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2006. Pedoman penyelenggaraan Upaya keperawatan

kesehatanMasyarakat di Puskesmas. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Kebijakan Perkesmas terintegrasi pengembangan

Manajemen Kinerja. Direktorat Pelayanan keperawatan dan keteknisan medik.

Dirjen bina Upaya Kesehatan. Jakarta

Kerr. R, Dakishoni. L, Shumba. L, Msachi. R, Chirwa. M, 2008. We Grandmothers

Know Plenty’’: Breastfeeding, complementaryfeeding and the multifaceted role

of grandmothers in Malawi. www.elsevier.com/locate/socscimed. diakses 1 Mei

2014

Kistin N, Abramson R, Dublin P. 1994.Effect of peer counselors on breast-feeding

initiation, exclusivity, and duration among low-income urban women. Journal of

Human Lactation

Kwan ML, Buffler PA, Abrams B, Kiley VA. 2004. Breastfeeding and the risk of

childhood leukemia: a meta-analysis. Public Health Report

Lawrence & Lawrence. 2011. Breastfeeding Guide for the Medical Profession. Mosby,

Elsevier.

Lung’aho.M.S dan Jemeines.M.S .,2010 . Mother to Mother support groups in Dadaab

Refuge Camps. Pubmed di akses 10 oktober 2013

Lundy & Janes., 2009. Community health nursing : caring for public’s health. 2nd ed.

Jones and Barlett Publishers. Canada

Maglaya.A.S, Cruz-Esrnshaw.R.G, Lao-Nario.MA.B, Pambid-Dones.L.B.L,

Rabuco.L.B & Ubas-Deleon.W. 2009. Nursing Practice inthe Community. Fifth

edition. Argonauta Corporation

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 170: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Martens PJ. 2002. Increasing breastfeeding initiation and duration at a community

level: an evaluation of Sagkeeng First Nation's community health nurse and peer

counselor programs. Journal of Human Lactation

Marquis.B.L & Huston.C.J. 2012. Leadership Roles and Management Fuctions in

nursing: theory and application .7th ed. Lippincott Williams & Wilkins .China

Maurer.F.A & Smith.C.M. 2005. Community /Public Health Nursing Practice: health

for families and Populations. Sagung seto. Indonesia. Jakarta

Mc.Murray,A.(2003). Community Health and Wellness: a Sociological

approach.Toronto:Mosby.

Moody & Jane.(2006). Menyusui cara mudah, paktis dan nyaman;alih bahasa Susi

purwoko. Jakarta: Arcan

Nannkunda et al. (2010). She would sit with me : Mother experiences of individual peer

support for exclusive breastfeeding in uganda. Vol:5 www.internationalbreastfeedingjournal.com. Diperoleh 5 Agustus 2012

Natland.S.T,Nilsen.T.I.L, Midthjell.K, Andersen.L.F, dan Forsmo.S (2012). Lactation

and cardiovascular risk factors in mother a population-based studi :the

HUNT-study. International Breastfeeding Journal, 7:8

www.internationalbreastfeedingjournal.com. Diperoleh 5 Agustus 2012

Pander.J.N. Murdaugh.C.L & Persons.M.A. 2001. Health Promotions in Nursing

Practice. 4th ed. Persons Education. New Jersey.

Rahmah (2011). Atribusi tentang kegagalan pemberian ASI pada ibu pekerja (sebuah

studi fenomenologi). Jurnal Psikologi Proyeksi Vol 6 No 1 April 2011.

Universitas Sultan Agung

Randal,M.C. (2003) Support group: what they are and what they do. http://

www.genetichealth.com/Resources_support_Group_What_They_Are_and_W

at_They_Do.shtml. Diperoleh 27 Agustus 2012

Schmied V, Olley. H, Burns. E, Duff.M, Dennis C & Dahlen GH., 2012.

Contradictions and conflict: A meta-ethnographic study of migrant women’s

experiences of breastfeeding in a new country.

http://www.biomedcentral.com/1471-2393/12/163 diakses 5 mei 2014

Smith A, 2013. Flat or inverted nipples. http://www.breastfeedingbasics.com/articles.

diakses 7 Juni 2014

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 171: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Sheehan D, Krueger K, Watt S, Sword W & Bridle B: The Ontario mother and infant

survey: breastfeeding outcomes. J Hum Lact 2001, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed diakses 5 Juni 2014

Sholehah et all (2010) Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam

satu jam pertama. ejournal.litbang.depkes.go.id

Sumamo, I; E Sarasrmti; E Musa; Yhazhazy; R.Aryanti; dkk. 1998. Risiko ibu hamil

anemia untukrnelahirkan bayi berat badan behir rendah (BBLR). Bandung:

Kerjasama Dinkes Prov. Jawa Barat dengan Puslitbang Gin Depkes RI.

Suhartati Yuti .2013. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

Sugiharta. D, Doeljachman, Wahyuni. B. (2003). Pendidikan melalui metode seramah

dan diskusi pada kader Posyandu di kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

Jawa Tengah. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/. Diakses 9 Juni 2014

Sukiarko, Edy (2007). Pengaruh pelatihan dengan metode belajar berdasarkan

masalah terhadap pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu.

http://eprints.undip.ac.id/15497. diakses 9 Juni 2014

Soleh & Noer (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan. eprints.undip.ac.id

Suryaningsih. C. 2012. Pengaruh demonstrasi dan Pendampingan menyusui terhadap

motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI.Tesis.Lontar .ui.ac.id

Susin LRO, Giugliani ERJ: Inclusion of fathers in an intervention to promote

breastfeeding: impact on breastfeeding rates. JHum Lact 2008,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ diakses 5 Juni 2014

Stanhope. M & Lancester,J., (2010). Fundation of Nursing in the Community :

Community oriented Practice. 3rd ed. Elsevier. China

Urbayatun.S. 2006. Dukungan sosial dan kecenderungan depresi post partum pada ibu

di Bantul. http://jogjapress.com/index.php/HUMANITAS/article/view/224.

diakses 19 Juni 2014

Tahotoa.J, Maycock.B, Hauck.Y.L, Hoat.P, Burns.S, Binns.C.W. (2009). Dads make a

difference: an exploratory study of paternal support for breastfeeding in Perth,

Western Australia.

http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content/4/1/15 diakses 5

Juni 2014

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 172: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Thulier D dan Mercer. J., (2009). Variables Associated With Breastfeeding Duration.

Journal of Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing. Volume 38, Issue 3,

pages 259–268, May - June 2009. http://onlinelibrary.wiley.com diakses 5 mei

2014

UNICEF (internet). 2013. Statistic topics

http://www.unicef.org/nutrition/index_statistics.html diakses pada 1 Mei 2014

Watkins D, Cousins J, Whitehead D., 2010. Public Health and Community Nursing :

Frameworks for practice. Third Ed. Elsevier. China

World Health Organization [Internet]. Health topics: breastfeeding. Geneva: WHO;

2012. Available from: http://www.who.int/topics/breastfeeding/en/ diakses pada

16 febuari 2013

Wright CM, Parkinson KN, Drewett RF. 2004.Why are babies weaned early? Data from

a prospective population based cohort study. Archives of Disease in Childhood

;89(9):813–6.

_______, (2011)., Manual Mother to Mother Support Groups trainer manual, IYCN

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 173: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 1

KRITERIA PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSA

KEPERAWATAN

No KRITERIA BERAT

NYA

MASALAH

(1-10)

KRITERIA

RANKING

(1-10)

RASIONAL PRIORITAS

MASALAH

(BM X

RANK)

1. Belum

optimalnya

Perencanaan

tahunan

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

8 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

56

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 7 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

56

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 7 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

56

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

6 6 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

36

JUMLAH 289

2. Belum

optimalnya

komunikasi

pelaksanaan

program

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

7 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

49

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 8 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

64

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

64

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

7 7 Masalah dapat dikontrol dengan baik 49

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

7 7 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

49

JUMLAH 324

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 174: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 1

No DIAGNOSA

KEPERAWATAN

No KRITERIA BERAT

NYA

MASALAH

(1-10)

KRITERIA

RANKING

(1-10)

RASIONAL PRIORITAS

MASALAH

(BM X

RANK)

3. Belum adanya

wadah untuk ibu

hamil &menyusui

memperoleh

dukungan dlm

memberikan ASI

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 8 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

56

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

8 8 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

64

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 8 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

64

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

64

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

7 7 Masalah dapat dikontrol dengan baik 49

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

7 7 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

49

JUMLAH 346

4.

Belum

optimalnya

pelaksanaan

sistem monitoring

Pemberian ASI

eksklusif.

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

7 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

49

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

7 7 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

49

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

7 7 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

49

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

6 6 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

36

JUMLAH 268

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 175: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 1

KRITERIA PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSA

KEPERAWATAN

No KRITERIA BERAT

NYA

MASALAH

(1-10)

KRITERIA

RANKING

(1-10)

RASIONAL PRIORITAS

MASALAH

(BM X

RANK)

1. Belum

optimalnya

Perencanaan

tahunan

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

8 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

56

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 7 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

56

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 7 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

56

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

6 6 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

36

JUMLAH 289

2. Belum

optimalnya

komunikasi

pelaksanaan

program

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

7 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

49

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 8 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

64

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

64

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

7 7 Masalah dapat dikontrol dengan baik 49

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

7 7 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

49

JUMLAH 324

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 176: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 1

No DIAGNOSA

KEPERAWATAN

No KRITERIA BERAT

NYA

MASALAH

(1-10)

KRITERIA

RANKING

(1-10)

RASIONAL PRIORITAS

MASALAH

(BM X

RANK)

3. Belum adanya

wadah untuk ibu

hamil &menyusui

memperoleh

dukungan dlm

memberikan ASI

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 8 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

56

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

8 8 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

64

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

8 8 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

64

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

64

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

7 7 Masalah dapat dikontrol dengan baik 49

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

7 7 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

49

JUMLAH 346

4.

Belum adanya

sistem reword yg

optimal pada

perawat

Perkesmas

1 Perhatian komunitas terhadap masalah 7 7 Pelayanan keehatan, jenis masalah

kesehatan

49

2 Motivasi komunitas untuk

menyelesaikan masalah

7 7 Kurang yakin masalah dapat

diselesaikan karena lebih komplek

49

3 Kemampuan perawat untuk

mempengaruhi penyelesaian masalah

7 7 Perawat dilatih meningkatkan

kesadaran dan dukungan

49

4 Kesiapan untuk menyelesaikan

masalah

7 7 Tenaga kader menyadari kesiapan

sebagai pembaharu

49

5 Hasil Penyelesaian masalah sulit

dicapai

6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36

6 Kecepatan pencapaian penyelesaian

maslah

6 6 Waktu untuk mobilisasi penduduk

mendapatkan dukungan dan kegiatan

sosial lainnya

36

JUMLAH 268

o

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 177: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 2

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO DIAGNOSA KEPERAWTAN PEMBOBOTAN JML

A B C D E F G H I J K

1 Risiko terputusnya pemberian ASI eksklusif ibu

menyusui di kelurahan Curug 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 36

2 Ketidak efektifan menyusui pada ibu menyusui di

kelurahan Curug 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 33

3 Kurangnya dukungan sosial pada ibu menyusui di

kelurahan Curug 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 31

4 Koping tidak efektif masyarakat kelurahan Curug 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 30

Keterangan Pembobotan: 1. Sangat rendah, 2. Rendah, 3. Cukup, 4 Tinggi, 5 Sangat tinggi

A. Risiko terjadi G. Tempat

B. Risiko parah H. Waktu

C. Potensial Pendidikan Kesehatan I. Dana

D. Minat masyarakat J. Fasilitas Kesehatan

E. Kemungkinan diatasi K. Sumber daya

F. Sesuai program pemerintah

Diagnosa Keperawatan Komunitas berdasarkan skoring :

1. Risiko terputusnya pemberian ASI eksklusif ibu menyusui di kelurahan Curug

2. Ketidak efektifan menyusui pada ibu menyusui di kelurahan Curug

3. Kurangnya dukungan sosial pada ibu menyusui di kelurahan Curug

4. Koping terhadap masalah menyusui tidak efektif masyarakat kelurahan Curug

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 178: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 3

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga : Ketegangan peran pemberi asuhan pada keluarga

bapak I

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah :

aktual

3/3 x 1 1 Masalah aktual : keluarga menyatakan

bagaimana nanti merawat 2 balita

sekaligus, ibu mengatakan tidak mampu

dan belum tahu tentang infan care, ibu

menjadi lebih tidak nafsu makan jika

memikirkan masalah

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: Mudah

2/2 x 2 2 Ibu berpendidikan SMA, kooperatif dan

terbuka terhadap masukan, BP I

kooperatif dan terbuka dengan perawat,

bapak I menyatakan keinginannya

membantu istrinya

3. Potensi masalah

untuk dicegah :

Cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah cukup kompleks, penyelesaian

memerlukan kontribusi seluruh angota

keluarga, cukup lama untuk beradaptasi

peran

4. Menonjolnya

masalah : perlu

segera ditangani

2/2 x 1 1 Ibu N menyatakan perlu segera

ditangani, saat ini sudah 8 bulan

kandungannya, supaya tidak terjadi

masalah setelah melahirkan bayinya

Jumlah 4 2/3

Diagnosa keperawatan keluarga : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada keluarga bapak I

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah :

aktual

3/3 x 1 1 Masalah ketidak seimbangan nutrisi

pada ibu N sudah terjadi, ibu N intake

nutrisinya kurang dari 2000 Kal dalam

sehari, sudah ada tanda KEK, LILA ibu

N 22,5cm.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: sebagian

½ x 2 1 Ibu N mendapat paket peningkatan gizi

ibu hamil dari Puskesmas, namun roti

tidak pernah dimakan, terlalu manis, ibu

N tidak menyukaia, ibu N minum susu

yang diberikan Puskesmas

3. Potensi masalah

untuk dicegah :

cukup

2/3 x 1 2/3 Ibu N kurus sejak remaja, saat

kehamilan pertama, ia juga kurus, dan

bayi F lahir 2.3 kg.

4. Menonjolnya

masalah : masalah

tidak dirasakan

keluarga

0/2 x 1 0 Ibu N tidak menganggap kurus

tubuhnya menjadi masalah, saat

kelahiran anak pertamanya dulu ia

merasa sehat.

Jumlah 2 2/3

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 179: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 3

Diagnosa keperawatan keluarga : Risiko Ketidak efektifan pemberian ASI pada

keluarga Bapak I

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah :

Risiko

2/3 x 1 2/3 Ibu N mengatakan saat bayi F

tidak diberikan asi secara

eksklusif, puting susunya

inverted

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: Mudah

2/2 x 2 2 Ibu N menyatakan keinginannya

untuk memberikan Asi eksklusif

pada bayinya nanti, mudah

menerima masukan dan terbuka

3. Potensi masalah

untuk dicegah:

Cukup

2/3 x 1 2/3 Ibu N belum melakukan apapun

untuk persiapan menyusui

4. Menonjolnya

masalah:

masalah

dirasakan tapi

tidak urgen

½ x 1 1/2 Keluarga merasakan penting

untuk dapat menyusui, namun

belum melakukan persiapan, dan

upaya untuk bisa memberikan

ASI

Jumlah 3 5/6

Prioritas Diagnosa Keperawatan keluarga :

1. Ketegangan peran pemberi asuhan pada keluarga bapak I

2. Risiko Ketidak efektifan pemberian ASI pada keluarga Bapak I

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

bapak I

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 180: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada kelompok Ibu hamil dan Menyusui

di Kelurahan Curug kecamatan Cimanggis Kota Depok 2014

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

1. Risiko

terputusnya

penyusuan

pada ibu

menyusui di

kelurahan

Curug

Tujuan Umum

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 9 bulan

diharapkan terjadi

peningkatan pemberian ASI

Eksklusif

Tujuan khusus

setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 9 bulan

diharapkan :

1. Terjadi peningkatan

pengetahuan ibu setelah

mengikuti kegiatan KS-

ASIEKs sebesar 2SD

2. Terjadi peningkatan sikap

ibu setelah mengikuti

kegiatan KS-ASIEKs

Proses

Kelompok

Kegiatan reguler KS-

ASIEKs

Kognitif

1. Peningkatan

pengetahuan

anggota KS ASIEKs

dalam manajemen

laktasi dan

perawatan bayi

Mahasiswa

Kader

Puskesmas

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 181: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

sebesar 2SD

3. Terjadi peningkatan

perilaku ibu setelah

mengikuti kegiatan KS-

ASIEKs sebesar 2SD

4. Terjadi peningkatan rerata

cakupan ASI eksklusif di

RW 08,04 dan 10 sebesar

20%.

5. Terjadi peningkatan rerata

kepercayaan diri ibu dalm

memberikan ASI sebesar

2 SD

Afektif

Afektif

Psikomotor

Psikomotor

Psikomotor

Psikomotor

Afektif

2. Teridentifikasi

peserta KS ASIEKs

sebagai anggota

kelompok

3. Peningkatan dan

atau perbaikan sikap

ibu dalam

memberikan ASI

eksklusif

4. Mampu melakukan

perawatan payudara

5. Mampu memilih,

menyusuin dan

mengkonsumsi gizi

bervariasi untuk

meningkatkan

asupan ASI

6. Mampu mencegah

masalah pemberian

ASI

7. Peningkatan sikap

ibu pada kegiatan

KS-ASIEKs

Supervisor

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 182: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

2. Ketidak

efektifan

menyusui

pada

kelompok

ibu menyusui

di kelurahan

Curug

kecamatan

Cimanggis

Kota Depok

Tujuan Umum

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 9 bulan

ibu dan bayi mendapatkan

ASI dengan perlekatan yang

baik.

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 9 bulan

diharapkan :

1. Terjadi peningkatan

pengetahuan kelompok

ibu hamil dan menyusui

tentang ASI eksklusif dan

manajemen laktasi

sebesar 2SD

2. Terjadi perlekatan dengan

benar oleh bayi dengan

Pendidikan

Kesehatan

1. Lakukan

intervensi pendidikan

kesehatan tentang ASI

eksklusif pada kegiatan

rutin Posyandu dan KS

2. Lakukan

intervensi proses

kelompok (KS-

ASIEKs) tentang

Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

1. Terjadi peningkatan

pengetahuan ibu

yang mengikuti

penyuluhan

2. Mampu melakukan

tehnik perlekatan

dan langkah

menyusui dengan

benar

3. Mampu memilih

posisi menyusui

yang nyaman

Mahasiswa

Kader

Puskesmas

Supervisor

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 183: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

ibu saat menyusu pada

kelompok ibu hamil dan

menyusui

3. Terjadi kenaikan BB bayi

sesuai kenaikan berat

badan minimal (KBM)

4. Terjadi peningkatan status

kesehatan bayi di

kelurahan Curug

Kemitraan

tehnik perlekatan yang

benar

3. Lakukan

intervensi konseling

laktasi pada pertemuan

rutin Posyandu

4. Lakukan

intervensi kemitraan

dengan keluarga dalam

pemberian dukungan

ASI eksklusif pada bayi

Psikomotor

Afektif

Afektif

Psikomotor

4. Mampu

mengidentifikasi

kecukupan ASI pada

bayi

5. Peningkatan atau

perbaikan sikap ibu

terhadap pemberian

ASI eksklisif

Peningkatan sikap

keluarga terhadap

pemberian ASI

eksklusif

Pemberian dukungan

aktif dari anggota

keluarga dalam

memberikan ASI

eksklusif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 184: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

5. Lakukan

pemantauan kenaikan

BB , masalah kesehatan

bayi tiap bulan

Psikomotor

Ibu aktif memantau

pertumbuhan dan

perkembangan bayi di

posyandu

3. Kurangnya

dukungan

sosial pada ibu

meyusui di

kelurahan

Curug

Tujuan Umum :

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 9 bulan,

dukungan sosial pada ibu

menyusui di kelurahan Curug

meningkat

Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 9 bulan

diharapkan :

1) peningkatan pengetahuan

masyarakat dan kader

tentang sosial support

2) meningkat kemampuan

Kemitraan

Sosialisasi pada kader,

tokoh masyarakat, tokoh

agama pembina

kesehatan tentang bentuk

dukungan pemberian ASI

Afektif

Peningkatan kesadaran

kader, tokoh

masyarakat, tokoh

agama pembina

kesehatan untuk

Mahasiswa

Kader

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 185: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

kader dalam memberikan

dukungan pada ibu

menyusui

Pendidikan

Kesehatan

eksklusif.

Pembentukan kelompok

pendukung ASI eksklusif

yang melibatkan kader

kesehatan tokoh

masyarakat dan pembina

kesehatan

Pelatihan kader sebagai

fasilitator kegiatan KS-

ASIEKs

Psikomotor

Kognitf

memberikan dukungan

pemberian ASI

eksklusif

Pembentukan

kelompok pendukung

ASI eksklusif di

kelurahan Curug

Adanya SK

pengorganisasian

Kelompok

PendukungASI

eksklusif

Terjadi peningkatan

pengetahuan kader

tentang kegiatan KS-

ASIEKs, manajemen

laktasi, gizi ibu hamil

dan menyusui,

penanganan masalah

mentusui, MP-ASI,

pertolongan pertama

Puskesmas

Supervisor

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 186: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan

Rencana Kegiatan Evaluasi

Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

Psikomotor

balita sakit, tindakan

komplementer

meningkatkan produksi

ASI

Kader mampu

memfasilitatori

pelaksanaan kegiatan

reguler KS-ASIEKs

Kader mampu

melakukantindakan

komplementer

peningkatan produksi

ASI

Kader mampu

memberikan

pertolongan pertama

balita sakit

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 187: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION) KOMUNITAS PADA AGGREGAT IBU MENYUSUI DI KELURAHAN CURUG

KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK 2013-2014

NO RENCANA

KEGIATAN

TUJUAN KEGIATAN Sumber Daya

Penanggung

Jawab

Waktu Pelaksanaan Alokasi Dana Tempat

Pelaksanaan

1. Lokakarya Mini I, II,

III, DAN IV

- Tersosialisasikannya masalah

kesehatan di Curug

- Terencananya program/kegiatan

mengatasi masalah kesehatan di

Curug

Residen

Aplikasi

Minggu ke 4 bulan okt

2013

swadana Aula kelurahan

Curug

- Tercapainya kesepakan kerja lintas

sektor, dan program

Residen Minggu ke 3 Januari

2014

swadana Aula kelurahan

Curug

- Tercapainya kesepakan kerja lintas

sektor, dan program

Residen Minggu ke 3 Maret

2014

swadana Aula kelurahan

Curug

- Tercapainya kesepakan Rencana

Tindak Lanjut lintas sektor, dan

program

Residen Minggu ke 3 Mei 2014 swadana Aula kelurahan

Curug

2. Pembentukan

Support group /

kelompok

Pendukung ASI

- Terpahaminya buku panduan support

group/ KPASI termasuk pencatatan

dan pelaporan kegiatan

- Terlaksananya program support

group/KPASI bagi ibu menyusui

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

Toma

Minggu ke 2 Novenber

2013

swadana Gedung Posyandu

RW 08

Minggu ke 2 Januari

2014

Swadana Gedung Posyandu

RW 04

Minggu ke 4 Januari

2014

sawadana Rumah kader RW

10

3. Pelaksanaan

Kegiatan Support

group ASI /KP ASI

- Terbentuk dan terbinanyaanggota

KPASI selama 6 kali pertemuan di

RW 8 dan RW 4 dan 10

- Anggota KPASI dapat melakukan

pendidikan kesehata dan mengatasi

masalah yang dihadapi selama ibu

menyusui

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

kader

Minggu ke 2 Novenber

2013 – mgg ke 4

Januari 2014

Swadana

Donatur

masyarakat

Gedung posyandu

Rw 08 dan PAUD

RW 04 dan 10

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 188: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

NO RENCANA

KEGIATAN

TUJUAN KEGIATAN Sumber Daya

Penanggung

Jawab

Waktu Pelaksanaan Alokasi Dana Tempat

Pelaksanaan

- Terjadi perubahan pengetahuan,

sikap dan ketrampilan KPASI dalam

mengatasi masalah pemberian ASI

4. Terlaksananya

pemantauan dan

pencatatan oleh

anggota KPASI ibu

menyusui di RW 04

dan 08 dan 10

- Tersosialisasinya program KPASI di

masyarakat dan disupervisi oleh

Puskesmas

- Proses pemecahan masalah terhadap

ibu menyusui yg dilakukan

masyarakat yang dilakukan

pendampiangan oleh ketua posyandu

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

Kader

Minggu ke 2 -mgg 4

Januari 2014

Swadana

Donatur

masyarakat

Gedung posyandu

Rw 08 dan PAUD

RW 04 dan 10

5. Pembentukan

kelompok Swabantu

KS ASI / self help

group ASI di RW 08,

04 dan 10

- Tersedianya wadah bagi ibu

menyusui untuk menyampaikan

permasalahan yang dihadapi

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

Kader

Ibu hamil dan ibu

menyusui

Minggu ke 3 Oktober

2013 sampai minggu 4

Januari 2014

Swadana

Donatur

masyarakat

Gedung posyandu

Rw 08, 04 dan 10

6. Pelaksanaan kegiatan

KS-ASIEKs di RW

08, 04 dan 10

- Terlaksananya kegiatan rutin KS-

ASIEKs

- Terjadi perubahan pengetahuan,

sikap dan ketrampilan ibu hamil dan

ibu menyusui tentang manajemen

laktasi dan mengatasi kendala

menyusui

- Ibu hamil dan ibu menyusui dapat

berbagi pengalaman dalam

mengatasi masalah menyusui

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

Kader

Ibu hamil dan ibu

menyusui

Minggu ke 3 Oktober

2013 – minggu ke 2

Mei 2014

Swadana

Donatur

masyarakat

Gedung posyandu

Rw 08, 04 dan 10

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 189: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

NO RENCANA

KEGIATAN

TUJUAN KEGIATAN Sumber Daya

Penanggung

Jawab

Waktu Pelaksanaan Alokasi Dana Tempat

Pelaksanaan

7. Presentasi referat

bentuk intervensi

keperawatan

komunitas

- Tergambarkannya model/bentuk

intervensi keperawatan komunitas

yang mendukung pelaksanaan

Residen Minggu ke 1Januari

2014

Swadana Posko Masasiswa

Residensi

komunitas kel

Curug

8. Supervisi kegiatan

kelompok

pendukung ASI

- Terevaluasinya kegiatan kelompok

pendukung ASI melalui kegiatan

supervisi terencana oleh ketua

posyandu, puskesmas dan RW siaga

- Teridentifikasinya pendukung dan

penghambat kegiatan KPASI di RW

08

- Terselesaikannya permasalahan yang

ada di wilayah RW 08 terutama

masalah pemberian ASI eksklusif

Residen

Ketua RW Siaga

Puskesmas

Ketua Posyandu

Kader

Minggu ke IV tiap

bulan

Swadana

Donatur

masyarakat

Gedung posyandu

Rw 08,04 dan 10

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 190: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION) KELUARGA PADA IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI

DI KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK 2013 -2014

NO RENCANA KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN Sumber Daya

Penanggung

Jawab

Waktu

Pelaksanaan

Alokasi Dana Tempat

Pelaksanaan

1. Identifikasi keluarga dengan ibu

hamil dan menyusui

Teridentifikasinya lima keluarga binaan

dengan ibu hamil dan ibu menyusui bayi

0-6 bulan di wilayah Curug

Mahasiswa

Kader

Minggu I Mahasiswa RW 08 dan 04, 10

2. Pengkajian keluarga binaan

dengan ibu hamil dan ibu

menyusui 0-6 bulan

Terkajinya 5 keluarga binaan dengan ibu

hamil dan ibu menyusui 0-6 bulan

menggunakan pendekatan family center

nursing

Mahasiswa

Minggu II s.d

III

Mahasiswa RW 08 dan 04.10

3. Perumusan permasalahan

keluarga binaan dengan ibu hamil

dan ibu menyusui 0-6 bulan

Terumuskannya diagnosis keperawatan

keluarga dengan ibu hamil dan menyusui

bayi 0-6 bulan pada 5 keluarga binaan

dengan pendekatan NANDA

Mahasiswa Minggu II s.d

III

Mahasiswa RW 08 dan 04,10

4. Penyusunan perencanaan

keluarga binaan dengan ibu hamil

dan ibu menyusui 0-6 bulan

Tersusunnya perencanaan asuhan

keperawatan keluarga denag ibuhamil

dan ibu menyusui bayi 0-6 bulan

Mahasiswa Minggu II s.d

III

Mahasiswa RW 08 dan 04,10

5. Implementasi asuhan

keperawatan keluarga binaan

dengan ibu hamil dan ibu

menyusui 0-6 bulan

Terimplementasikannya tindakan

keperawatan spesialisttik keluarga

dengan ibu hamil dan menyusui bayi 0-6

bulan pada 5 keluarga binaan melalui :

1. Pendidikan kesehatan

2. Coaching

3. Conseling

4. Modifikasi perlaku

5. Terapi komplementer

peningkatan ASI

Mahasiswa

Kader

Minggu IV s.d

XI

Mahasiswa RW 08 dan 04,10

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 191: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

6. Evaluasi asuhan keperawatan

keluarga binaan dengan ibu hamil

dan ibu menyusui 0-6 bulan

Terevaluasinya asuhan keperawatan

keluarga dengan ibu hamil dan menyusui

bayi 0-6 bulan pada 5 keluarga binaan

melalui tingkat kemandirian keluarga I

s/d 4

Mahasiswa

Kader

Minggu XI Mahasiswa RW 08 dan 04,10

7. Penyusunan laporan akhir

asuahan keperawatan keluarga

Terlaporkannya lima asuhan

keperawatan keluarga binaan dengan ibu

hamil dan menyusui bayi 0-6 bulan pada

5 keluarga binaan

Mahasiswa

Minggu XIII Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 192: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

Rencana Asuhan Keperawatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Pada kelompok Ibu hamil dan Menyusui

di Kelurahan Curug kecamatan Cimanggis Kota Depok 2013-2014

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan Intervensi Evaluasi Standar Evaluator

Tujuan Umum Tujuan Khusus

1. Belum adanya

struktur

organisasi

kelompok ibu

hamil dan

menyusui untuk

memperoleh

dukungan dalam

memberikan ASI

Setelah intervensi

keperawatan selama

9 bulan diharapkan

struktur organisasi

wadah untuk ibu

hamil dan menyusui

memperoleh

dukungan terbentuk

dan melaksanakan

kegiatan reguler.

Setelah tindakan

keperawatan dilakukan di

komunitas selama 9 bulan

diharapkan :

1. Tersosialisasi

pentingnya

pengorganisasian KS-

ASIEKs pada Team

penggerak PKK dan

kader kesehatan

kelurahan Curug.

1.1 Sosialisasi pembentukan

KS-ASIEKs pada pembina

kesehatan, team penggerak

PKK dan Kader kesehatan

kelurahan Curug

1.1.1 Pembina kesehatan, team

penggerak PKK dan kader

menyetujui dan mendukung

pembentukan kelompok

swabantu ASI dengan struktur:

pengarah, pembina, ketua,

sekretaris, bendahara dan

anggota

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

2. Terbentuk struktur

organisasi KS-ASIEKs di

RW 04, 08 dan 10

2.1 Pembentukan struktur

organisasi KS-ASIEK

2.2 Penyusunan rencana kerja

tahun 2014 KS-ASIEKs

2.3 pelatihan kader fasilitator

Ks-ASIEKs

2.1.1 Terbentuk struktur

organisasi KS-ASIEKs

2.1.2 Terdapat SK pengurus KS-

ASIEKs

2.2.1 Tersedia rencana Kerja

tahun 2014

2.3.1 Terlaksana pelatihan dan

penyegaran kader tentang

kelompok pendukung dan

KS-ASIKs se kelurahan

Curug

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 193: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan Intervensi Evaluasi Standar Evaluator

Tujuan Umum Tujuan Khusus

2.3.2 Terlaksana Pelatihan kader

fasilitator KS-ASIEKs di

RW 08,04 dan 10

2.2.3 Terjadi peningkatan

pengetahuan, ketrampilan

dan sikap kader

pendukung ASI eksklusif

tentang kegiatan KS-

ASIEKs , manajemen

laktasi, pe

3. Tersedianya buku

panduan fasilitator Ks-

ASIEK dan Buku kerja

Kelompok Pendukung

ASI Eksklusif

3.1 Penyusunan buku

panduan dan buku kerja

kader pendukung dalam

memfasilitasi kegiatan

KS-ASIEKs

3.1 Tersedia buku panduan

fasilitator dan buku kerja

kelompok pendukung

Mahasiswa

Supervisor

4. Terlaksana kegiatan

reguler KS-ASIEKs

4.1 Pelaksanaan pertemuan

reguler KS-ASIEKs

4.1 Pelaksanaan pertemuan

reguler KS-ASIEKs

minimal 8 kali setahun

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

5. Terbina keluarga risiko

terputus penyusuan oleh

kader

5.1 Pembinaan keluarga

dengan ibu hamil dan

menyusui oleh kader

5.1 Pembinaan keluarga dengan

ibu hamil dan menyusui

oleh kader 1 keluarga tiap

bulan

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 194: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan Intervensi Evaluasi Standar Evaluator

Tujuan Umum Tujuan Khusus

2. Belum optimalnya

komunikasi

pelaksanaan

program

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif.

Intervensi

keperawatan

komunitas yang

dilakukan selama 9

bulan diharapkan

terdapat kerjasama

lintas program dan

lintas sektor dengan

meningkatnya

komunikasi lintas

program dan lintas

sektor dalam upaya

peningkatan

pemberian ASI

eksklusif di kelurahan

Curug

Setelah dilakukan

Intervensi keparawatan

komunitas selama 9 bulan

diharapkan :

1. Terlaksananya Asuhan

keperawatan komunitas

pada masalah maternal

ibu menyusui, dan

dilakukan pembinaan

dari team dinas dan

puskesmas Cimanggis.

Pembinaan dilakukan

dalam bentuk kehadiran

dalam lokakarya mini

di kelurahan Curug

minimal 50%.

1.1 Diberikan asuhan

keperawatan komunitas

kelompok ibu hamil dan

menyusui, dengan

melibatkan KS-ASIEKs

di RW 04, 08 dan 10

kelurahan Curug.

Pembinaan asuhan

keperawatan komunitas

kelompok ibu hamil dan

menyusui oleh dinas

kesehatan dalam

lokakarya mini

sebanyak 4 kali

1.1. Keterlibatan kelompok ibu

hamil dan menyusui di RW

4,08 dan 10 cukup optimal,

hal ini ditunjukkan dengan

kehadiran mereka dalam

setiap pertemuan KS-

ASIEKs selama 8 bulan

Mahasiswa

Kelurahan

Puskesmas

Supervisor

2. Terbinanya kerja sama

dengan dinkes kota

Depok, Puskesmas

2.1 Penyelenggaraan

lokakarya mini sebagai

sarana komunikas, dan

2.1 Keterlibatan Dinas

kesehatan Kota Depok dan

Puskesmas pada kegiatan

lokakarya mini kesehatan

dalam sarana komunikasi

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 195: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan Intervensi Evaluasi Standar Evaluator

Tujuan Umum Tujuan Khusus

dalam pengadaan

media informasi

meningkatkan

pemberian Asi

eksklusif, leaflet ,

manikin, dan pelatihan

pada kader tentang

manajemen laktasi

koordinasi pelaksanaan

asuhan keperawatan

komunitas kelompok ibu

hamil dan menyusui

dikelurahan Curug

dan koordinasi kegiatan

lintas sektor dan lintas

program sangat tinggi.

Ditunjukkan dengan

kehadiran dalam setiap

pertemuan Lokmin

3. Terbinanya komunikasi

dengan team

penggerak PKK

khususnya pokja IV

dalam pemantauan

pemberian ASI

eksklusif. Pencatatan

dan pelaporan

pemberian ASI

eksklusif di kelurahan

Curug lebih baik.

3.1 Jalin komunikasi dengan

team penggerak PKK pokja 4,

untuk menindak lanjuti

pencatatan dan pelaporan

kegiatan KS-ASIEKs

3.1 Pokja 4 PKK kelurahan

Curug memahami sistem

pencatatan dan pelaporan

pemberian ASI, serta

rekapitulasi cakupan ASI

eksklusif di kelurahan Curug.

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 196: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 4

No

Diagnosa

keperawatan

Komunitas

Tujuan Intervensi Evaluasi Standar Evaluator

Tujuan Umum Tujuan Khusus

4. Terbinanya

pelaksanaan asuhan

keperawatan komunitas

pada masalah maternal

ibu menyusui di

Puskesmas Cimanggis,

dilaksanakannya RDK

oleh peneliti pada

koordinator perkesmas

di Puskesmas dan

perawat pelaksana

perkesmas di

Puskesmas Cimanggis.

4.1 Pelaksanaan RDK sebagai

sarana komunikasi dan

koordinasi antara peneliti dan

perawat koordinator Perkesmas

serta perawat pelaksana

perkesmas di puskesmas

Cimanggis

4.1 Perawat koordinator

memahami tehnik RDK dan

terjadi diseminasi asuhan

keperawatan komunitas

kelompok ibu hamil dan

menyusui di puskesmas

Cimanggis

Puskesmas

Kelurhan

Supervisor

Mahasiswa

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 197: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK I

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

1. Ketegangan peran

pemberi asuhan pada

keluarga bapak I

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 bulan tidak terjadi

ketegangan peran

pada keluarga

bapak I

Setelah dilakukan

pertemuan selama 60

menit tiap minggu (8

minggu) keluarga

mampu :

1. Mengenal

masalah peran:

1.1 definisi

peran,

1.2 peran orang

tua

Respon verbal Menyebutkan definisi peran:

sekumpulan perilaku yang sejenis

dan dibatasi oleh norma dan

diharapkan dari seorang yang

menempati posisi sosial yang

diberikan

Menyebutkan 5 peran formal dan 5

peran informal dalam keluarga.

Peran formal : provider, pengurus

rumah tangga, pengasuh anak,

rekreasional, peran pertemanan,

peran terapeutik, dan peran seksual

Peran informal: Pendorong,

penyelaras, negosiator,

sahabat,pengalah, Dominator,

pengikut, pendamai

Pendidikan kesehatan

1.1.1 Jelaskan pada keluarga

definisi peran yaitu

sekumpulan perilaku yang

sejenis dan dibatasi oleh

norma dan diharapkan dari

seorang yang menempati

posisi sosial yang diberikan

1.1.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

1.1.3 Tanyakan kembali definisi

peran menurut keluarga

1.1.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

1.2.1 Jelaskan pada keluarga 8 peran

formal dan 8 peran informal

1.2.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

1.2.3 Tanyakan kembali peran

dalam keluarga

1.2.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 198: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

1.3 tugas

keluarga

childbearing

Tugas keluarga pada tahap

childbearing ada sembilan yaitu

penyediaan ruang untuk anak,

pembiayaan kelahiran anak dan

membesarkan anak, mengasumsi

tanggung jawab bersama untuk

perawatan anak dan pengasuhan,

memfasilitasi pembelajaran peran

anggota keluarga, menyesuaikan

diri dengan perubahan pola

komunikasi, rencana untuk anak-

anak berikutnya, menyelaraskan

pola antargenerasi, menjaga

anggota keluarga motivasi dan

semangat kerja, membangun ritual

dan rutinitas keluarga

1.3.1 Jelaskan pada keluarga 9 tugas

keluarga masa childbearing

1.3.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

1.3.3 Tanyakan kembali tugas

dalam keluarga child

bearing

1.3.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

2. Keluarga

memutuskan

menjalankan

perannya , dengan

pernyataan verbal

berusaha

menjalankan peran

dengan baik

2.1 menyebutkan

akibat peran

tidak

dilaksanakan

2.2 memutuskan

untuk

Respon verbal

komitmen

verbal dengan

mengutarakan

keinginan

Respon verbal

menunjuk aspek

Akibat anggota keluarga tidak

melakukan peran : ketegangan

peran, konflik peran , dan konflik

keluarga

Ungkapan identifikasi peran yang

Diskusi Problem solving

2.1.1 Jelaskan pada keluarga akibat

tidak dilaksanakan peran

2.1.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

2.1.3 Tanyakan kembali peran

dalam keluarga

2.1.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

2.2.1 Diskusikan peran yang belum

dapat dilakukan oleh keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 199: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

mengatasi

ketegangan

peran

yang masih

kurang

dilakukan oleh

keluarga, dan

perlu untuk

diperbaiki

belum dapat dilakukan dan

pernyataan akan berusaha

melakukan perandan tugas pada

masa child bearing

2.2.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

2.2.3 Berikan kesempatan

keluarga untuk

mengungkapkan pendapat

bagaimana pelaksanaan

peran yang mereka inginkan

2.2.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

3 Mampu melakukan

perannya dalam hal

:

3.1 post partum care,

Respon psiko

motorik

3.1 Melakukan 6 perawatan post

partum dengan baik. Perawatan

Post Partum di Rumah :

a. Aktivitas (Aktivitas yang cukup

beralasan sangat dianjurkan untuk

dilakukan. Tidur siang harus

dilakukan untuk memulihkan

tenaga ibu.)

b. Personal Hygiene ( Kebersihan

diri ibu membantu mengurangi

sumber infeksi. Mandi setiap hari

sangat dianjurkan)

c. Istirahat (Setelah bayi lahir

kebanyakan wanita sangat

emosional dan merasa letih)

d. After Pain (Jika perineum robek

atau dilakukan episiotomi saat

melahirkan maka akan terasa sakit

diperineum dan mungkin akan

berlanjut beberapa minggu atau

Diskusi Problem solving :

3.1.1 Jelaskan pada keluarga

perawatan post partum

3.1.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

3.1.3 Tanyakan kembali

peranperawatan post partum

keluarga

3.1.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 200: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

3.2 pengendalian

kehamilan,

Respon psiko

motorik

kadang-kadang sampai beberapa

bulan. Jika pasien mengalami

sembelit dan merasa kurang

nyaman, sebaiknya meminta

pengobatan.

e. Eliminasi (Dalam 24 jam pertama

setelah melahirkan, kadang-kadang

ibu merasa susah buang air kecil

karena robekan selama melahirkan

pada jaringan vagina dan jaringan

sekeliling kandung kemih. Periksa

dini di rumah sakit aka membantu

masalah ini)

f. Depresi post partum (Beberapa

tanda depresi adalah kesedihan,

sulit tidur, hilang selera makan,

hilang konsentrasi, perasaan tidak

dapat mengatasi suatu masalah,

peka dan cemas. Wanita itu

memerlukan bantuan dari dokter

yang simpatik yang siap membantu,

memberi dukungan dan dorongan,

bukan obat, setidaknya pada awal

pertemuan.)

3.2 Pengendalian kehamilan

Memilih kontrasepsi saat menyusui

a. Pil kontrasepsi Pil KB.

kombinasi yang mengandung

hormon estrogen dan

progesteron tidaklah dianjurkan

untuk ibu menyusui karena

Diskusi Problem solving :

3.2.1 jelaskan pada keluarga alat

kontrasepsi selama menyusui

3.2.2 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

3.2.3 Tanyakan kembali

peranperawatan post partum

keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 201: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

mengurangi produksi ASI. Bila

Anda tak cocok dengan cara

KB yang lain sedangkan Anda

menyusui, lebih baik memilih

pil KB yang hanya

mengandung turunan hormon

progesteron (mini pil)

b. KB suntik atau implant (Karena

hanya mengandung hormon

turunan progesteron, KB suntik

pada prinsipnya sama dengan

mini pil. KB suntik memiliki efek

lebih panjang dan disuntikkan

pada periode tertentu saja (satu

bulan atau 2-3 bulan)

c. AKDR (alat kontrasepsi dalam

rahim) Sampai saat ini, AKDR

menjadi pilihan pertama untuk

ibu yang masih menyusui namun

belum ingin kontrasepsi

mantap.Selain keluhan yang

minimal, AKDR tidaklah

berpengaruh pada ASI karena

bekerja secara lokal di dalam

rahim. Pemasangan AKDR

tidaklah perlu menunda waktu,

bisa dilakukan pada akhir nifas,

biasanya saat satu bulan tujuh

hari setelah ibu bersalin.

3.2.4 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 202: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

3.3 infant care

Respon psiko

motorik

Perawatan bayi baru lahir

a. Perawatan tali pusat:

Bersihkan talipusat dengan

air dan sabun, bilas dan

dikeringkan. Bungkus

longgar dengan kassa steril

kering atau dibiarkan terbuka

Jangan mengolesi talipusat

dengan ramuan atau

menaburi dengan bedak

karena dapat menjadi media

tumbuhnya kuman.

b. Memandikan bayi

c. Menggendong bayi

d. Menjaga keamanan bayi

e. Bayi gumoh

f. Sentuhan

g. Kontak mata (lampiran booklet)

Coaching infant care

3.3.1 Ajarkan pada keluarga infant

care perawatan tali pusat,

memandikan, menggendong

bayi, menjaga keamanan bayi

3.2.5 Berikan kesempatan

keluarga untuk menanyakan

hal-hal yang belum

dimengerti oleh keluarga

3.2.6 Tanyakan kembali infan

care yang belum bisa

dilakukan

3.2.7 Beri reinforsment positif

atas jawaban keluarga dalam

bentuk pujian

4 Keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan

psikologis

4.1 Menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan untuk

menciptakan

lingkungan yang

baik untuk seluruh

Respon verbal

menyebutkan

4.1 Cara-cara memodifikasi

lingkungan untuk koping yang

efektif:

a. Berusaha memahami keinginan

anggota keluarga yang bervariasi.

b. Minta bantuan keluarga

4.1.1 Jelaskan kepada keluarga cara

memodifikasi lingkungan yang

mendukung koping yang efektif

dengan tehnik konseling.

4.1.2 Tanyakan keinginan keluarga

utuk memilih salah satu cara

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 203: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

anggota keluarga

4.2 Melakukan

modifikasi

lingkungan fisik

dan psikologis

yang mendukung

semua anggota

keluarga

untuk mendukung usaha koping

yang efektif.

c. Lebih terbuka terhadap orang

lain.

d. Meminta anggota keluarga lain

untuk saling mengingatkan jika

koping yang berlangsung tidak

efektif.

memodifikasi lingkungan

dalam menciptakan koping

yang efetif.

4.1.3 Beri penguatan terhadap

pilihan anggota keluarga.

4.2.1 Kaji kemampuan keluarga

memodifikasi lingkungan

yang mendukung koping

efektif dengan keluarga.

4.2.2 Beri pujian atas usaha yang

telah dilakukan keluarga.

5 Keluarga mampu

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan untuk

mengatasi masalah

yang dihadapi

5.1 fasilitas pelayanan

kesehatan atau

sosial yang dapat

digunakan dalam

menciptakan

koping yang

efektif.

5.2 Memanfaatkan

pelayanan

kesehatan/sosial

dalam

menciptakan

koping yang

Verbal

Pada kunjungan

tidak terencana

Fasilitas pelayanan kesehatan/

sosial yang dapat digunakan:

puskesmas, RS, Praktek perawat,

dokter praktek dan praktek bidan,

praktek psikolog, LSM pemerhati

keluarga.

Adanya kartu berobat, tanggal

kunjungan dan saran-saran yang

diperoleh

Diskusi dan problem solving

5.1.1 Diskusikan dengan keluarga

fasilitas kesehatan/sosial yang

dapat digunakan untuk

mengatasi koping yang

dialami.

5.1.2 Tanyakan kepada keluarga

fasilitas kesehatan/sosial yang

akan digunakan.

5.1.3 Beri pujian atas usaha

keluarga.

5.2.1 Anjurkan keluarga untuk

menggunakan fasilitas

kesehatan/sosial untuk

menciptakan koping yang

efektif.

5.2.2 Tanyakan kepada keluarga

tentang pemanfaatan fasilitas

kesehatan/sosial yang sudah

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 204: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

efektif

digunakan.

5.2.3 Beri pujian jika keluarga

telah memanfaatkan fasilitas

kesehatan/sosial

2. Risiko ketidakefektifan

menyusui

Setelah dilakukan

kunjungan rumah 8

kali selama 45

menit diharapkan

diskontinuitas

menyusui tidak

terjadi

1. Setelah dilakukan

kunjungan rumah 1

kali selama 45

menit diharapkan

keluarga mampu

mengenal

diskontinuitas

menyusui

1.1 secara

verbal

menyebutkan

pengertian

diskontinuitas

menyusui

Pengertian ketidakefektifan

menyusui: penghentian kontinuitas

proses pemberian ASI akibat

ketidakmampuan

Pendidikan kesehatan:

1.1.1 Diskusi pengertian

ketidakefektifan menyusui

1.1.2 Anjurkan keluarga untuk

mengucapkan kembali

pengertian diskontinuitas

menyusui

1.1.3 Beri pujian atas kemampuan

keluarga

1.2 secara

verbal

menyebutkan

penyebab

diskontinuitas

menyusui

Menyebutkan 2 penyebab dari 4

Penyebab ketidak efektifan

menyusui:

1. Penyakit ibu

2. Ibu bekerja

3. Prematuritas

4. Kontra indikasi menyusui

Pendidikan kesehatan :

1.2.1 identifikasi bersama keluarga

penyebab diskontinuitas menyusui

1.2.2 Anjurkan keluarga

mengungkapkan kembali

1.2.3 Beri pujian atas kemampuan

keluarga

1.3 mampu Tanda dan gejala ketidak efektifan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 205: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

menyebutkan

tanda dan gejala

diskontinuitas

menyusui

menyusui :

1. Bayi tidak mendapat

nutrisi dari payudara

2. Keinginan ibu untuk

mengakhiri pemberian ASI

guna memenuhi kebutuhan

nutrisi

3. Kurang pengetahuan

bagaimana memerah ASI

4. Kurangnya pengetahuan

bagaimana menyimpan

ASI

1.3.1 Identifikasi bersama keluarga

tanda dan gejala diskontinuitas

menyusui

1.3.2 Anjurkan keluarga

mengungkapkan kembali

1.3.3 beri pujian atas kemampuan

keluarga

2. Setelah dilakukan

kunjungan rumah

selama 1 kali selama

45 menit keluarga

mampu mengambil

keputusan untuk

mengatasi

diskontinuitas

menyusui

2.1

Menyebutkan

akibat

diskontinuitas

menyusui

Menyebutkan 3 dari 5 akibat

diskontinuitas menyusui jika bayi

diberi susu formula maka akan

terjadi :

1. Jika pengenceran yang

salah : hipernatremi,

obesitas

2. Kontaminasi

bakteri/mikroorganisme

3. Menyebabkan alergi

Konseling :

2.1.1 Jelaskan akibat lanjut jika tidak

diberikan ASI eksklusif/ diberi

susu formula

2.1.2 Beri kesempatan keluarga

bertanya

2.1.3 Dorong keluarga untuk

mengungkapkan kembali

akibat lanjut bila bayi tidak

diberi ASI eksklusif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 206: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

4. Susu sapi dapat

menyebabkan diare kronis

5. Susu formula tidak

memiliki manfaat seperti

ASI

2.1.4 Berikan pujian atas

kemampuan keluarga

3. Setelah dilakukan 5

kali kunjungan

rumah selama 45

menit diharapkan

keluarga mampu

melakukan

manajemen laktasi

3.1 Tehnik

menyusu yang

benar

Tehnik menyusu yang benar :

1. Bayi tampak tenang

2. Bayi menempel pada perut

ibu

3. Mulut bayi terbuka lebar

4. Dagu bayi menempel pada

payudara ibu

5. Sebagian besar areola

masuk ke dalam mulut

bayi, areola bagian bawah

lebih banyak masuk

6. Bayi Nampak menghisap

kuat dengan irama

perlahan

7. Putting susu ibu tidak

COACHING tehnik menyusui

dengan benar:

3.1.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

menyendawakan bayi dengan

benar

3.1.2 bersama keluarga melakukan

langkah-langkah

menyendawakan bayi

3.1.3 pandu keluarga melakukan

menyendawakan bayi

3.1.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan langkah

menyendawakan bayi

3.1.5 berikan reinfoscement positif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 207: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

terasa nyeri

8. Telinga dan lengan bayi

terletak pada saltu garis

lurus

9. Kepala agak menengadah

10. Melepas isapan bayi

dengan benar

11. Menyusui berikutnya

mulai dari payudara yang

belum kosong

12. Selesai menyusui, ASI

keluarkan sedikit dan

dioleskan pada putting

susu dan sekitar areola

13. Menyendawakan bayi

tehadap keluarga

3.2 frekuensi

menyusui

Frekuensi Pemberian ASI :

1. Nir-jadual (on deman)

2. Menyusui sampai benar-

benar kosong

3. Bayi sehat mengosongkan

1 payudara sekitar 5-7

menit, labung kosong tiap

Coaching tehnik pemebrian ASI :

1.2.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

pemberian ASI

1.2.2 bersama keluarga melakukan

langkah-langkah pemberian

ASI

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 208: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

2 jam

4. Gunakan BH yang dapat

menyangga

1.2.3 pandu keluarga melakukan

Lack-ON

1.2.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan Lack-ON

3.2.5 berikan reinfoscement positif

tehadap keluarga

3.3 pengeluaran

ASI

Pengeluaran ASI

1. Pengeluaran dengan tangan :

a. Ibu mencuci tangan sampai

bersih

b. Ibu menyiapkan

cangkir/gelas yang telah

dicuci dengan air mendidih

c. Ibu melakukan massage

payudara dengan kedua

telapak tangan dari

pangkal kea rah areola.

Minta ibu untuk mengulani

pemijatan pada sekeliling

payudara secara merata

d. Pesankan kepada ibu untuk

menekan daerah areola

Coaching tehnik pengeluaran ASI :

1.3.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

mengeluarkan ASI

1.3.2 bersama keluarga melakukan

langkah-langkah

mengeluarkan/memerah ASI

1.3.3 pandu keluarga melakukan

memerah ASI

1.3.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan langkah

memerah ASI

3.3.5 berikan reinfoscement positif

tehadap keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 209: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

kearah dada dengan ibu

jari di sekitar areola bagian

atas dari telunjuk pada sisi

areola yang lain

e. Peras areola dengan ibu

jari dan telunjuk jangan

memijat/menekan putting

karena dapat menyebabkan

rasa nyeri/lecet

f. Minta ibu untuk

mengulangi tekan-peras-

lepas-tekan-peras-lepas.

Pada mulanya ASI tak

keluar, jangan berhenti,

setelah beberapa kali maka

ASI akan keluar juga

g. Pesankan pada ibu untuk

mengulangi gerakan ini

dari semua sisi sehingga

yakin ASI diperas dari

semua segmen payudara

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 210: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

2. Pengeluaran dengan pompa

a. Pompa silindris

b. Pompa silindris dengan

batrei

c. Pompa listrik

3.4

penyimpanan

ASI

Penyimpanan ASI :

1. ASI adalah cairan hidup,

selain makanan, ASI

mengandung Zat anti

infeksi

2. Cara penyimpanan

menentukan kualitas anti

infeksi dan makanan yang

dikandung

3. Anti infeksi yang ada pada

ASI tetap segar dalam

waktu yang lebih lama

karena akan menghambat

pertumbuhan bakteri jahat

dalam ASI perah yang

disimpan

4. Tempat penyimpanan ASI

Coaching Penyimpanan ASI :

1.4.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

menyendawakan bayi dengan

benar

1.4.2 bersama keluarga melakukan

langkah penyimpanan ASI

1.4.3 pandu keluarga melakukan

menyimpan ASI

1.4.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan langkah

menyendawakan bayi

1.4.5 berikan reinfoscement positif

tehadap keluarga

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 211: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

perah yang dianjurkan

adalah tempat dari gelas

atau botol plastic keras,

sebaiknya ASI tidak

disimpan dalam botol susu

5. Tulis jam, hari dan tanggal

saat diperah

6. Setelah cair ASI harus

habis dalam 1 jam Sisa

ASI jangan dimasukkan

lagi dalam lemari es

7. ASI tahan :

- 6-8 jam di udara luar

- 24 jam dalam termos es

- 2 x 24 jam dalam almari es

- 2 minggu di freezer 1 pintu,

3bulan di freezer 2 pintu

3.5 Pemberian

ASI perah

Pemberian ASI perah :

1. cara pemberian pada bayi

JANGAN menggunakan

botol/dot akan menyebabkan

bingung putting

Coaching pemberian ASI Perah :

3.5.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

menyendawakan bayi dengan

benar

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 212: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

2. cara pemberian dengan cangkir

akan lebih mudah daripada

sendok :

- ibu member minum dengan

duduk dan memangku bayi

- punggung bayi dipegang

dengan lengan

- cangkitr diletakkan pada bibir

bawah bayi

- lidah bayi diatas pinggir

cangkir dan biarkan bayi

menghisap ASI dari dalam

cangkir

- beri sedikit waktu istirahat

setiap kali menelan

3.5.2 bersama keluarga melakukan

langkah-langkah

menyendawakan bayi

3.5.3 pandu keluarga melakukan

menyendawakan bayi

3.5.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan langkah

menyendawakan bayi

3.5.5 berikan reinfoscement positif

tehadap keluarga

3.6 cara memijit

payudara

Cara memijit payudara , mulai dari

pangkal payudara :

1. tekan 2 jari atau 3 jari ke

dinding dada, buat gerakan

melingkar pada satu daerah di

payudara. Pindah ke daerah

Coaching pemijatan payudara :

3.6.1 berikan arahan pada keluarga

untukmelakukan tehnik

menyendawakan bayi dengan

benar

3.6.2 bersama keluarga melakukan

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 213: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

berikutnya. Arah pijatan spiral ,

mengelilingi payudara atau

radial menuju putting susu

2. Kepalkan tangan, tekan ruas ibu

jari ke dinding dada. Pindahkan

tekanan berturut-turut ruas

telunjuk, jari tengah, jari manis,

dan kelingking kea rah putting,

ulangi gerakan pada daerah

berikutnya. Pada bawah

payudara tekanan dimulai

dengan tekanan ruas jari

kelingking

langkah-langkah

menyendawakan bayi

3.6.3 pandu keluarga melakukan

menyendawakan bayi

3.6.4 motivasi keluarga untuk

mendemonrasikan langkah

menyendawakan bayi

3.6.5 berikan reinfoscement positif

tehadap keluarga

4.Setelah dilakukan

kunjungan 1 kali

kunjungan selama 45

menit keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan dalam

mencegah

diskontinuitas

4.1

mengidentifikas

i situasi social

dan emosional

yang

mempengaruhi

diskontinuitas

menyusui

Agar diskontinuitas menyusui tidak

terjadi keluarga harus / hal-hal

yang dapat meningkatkan oksitosin

:

1. Ibu dalam keadaan tenang

2. Ibu melihat, mencium,

mendengar celoteh atau

tangis bayi, memikirkan

Konseling :

4.1.1 Diskusikan hal-hal yang

mempengaruhi peningkatan

produksi oksitosin

4.1.2 Diskusikan dengan keluarga

untuk dapat melakukan hal-hal

yang dapat meningkatkan

produksi oksitosin

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 214: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

menyusui bayi dengan kasih sayang

3. Ayah menggendong dan

meneyendawakan bayi

4. Ayah memandikan bayi

5. Ayah bermain dengan bayi

6. Ayah memijit bayi

Hal yang mengurangi oksitosin :

1. Takut bentuk payudara

berubah dan takut gemuk

2. Ibu bekerja

3. Ibu merasa takut ASInya

tidak cukup

4. Ibu merasa kesakitan,

terutama saat menyusui

5. Ibu merasa sedih, cemas,

marah, kesal dan bingung

6. Malu menyusui

7. Suami/keluarga kurang

mendukung dan mengerti

ASI

4.1.3 Informasikan apakah perlu

kelompok pendukung dan

keluarga untuk memberikan

bantuan

4.1.4 Identifikasi keterlibatan

keluarga dalam melakukan hal-

hal yang dapat meningkatkan

produksi oksitosin

5. Setelah dilakukan 1

kali kunjungan

5.1

menyebutkan

Fasilitas kesehatan dan social yang

dapat digunakan keluarga untuk

5.1.1 Diskusikan jenis-jenis

pelayanan kesehatan yang

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 215: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

rumah selama 45

menit keluarga

mampu memanfaat

kan pelayanan untuk

fasilitas pencegahan

diskontinuitas

menyusui

fasilitas social

dan kesehatan

dalam

menunjang

pemberian ASI

eksklusif

menangani komunikasi pada

anggota keluarga :

1. Puskesmas

2. Rumah sakit

3. Dokter praktik

4. Kelompok pendukung ASI

digunakan keluarga dalam

mengatasi diskontinuitas

menyusui

5.1.2 Bantu keluarga memilih fasilitas

yang akan digunakan

5.1.3 Beri pujian pilihan

keluarga

5.2

mengunjungi

fasilitas

kesehatan dan

social dalam

mengatasi

masalah

diskontinuitas

menyusui

Kunjungan keluarga pada fasilitas

kesehatan dan social dalam

mengatasi diskontinuitas menyusui

5.2.1 fasilitasi keterlibatan tenaga

kesehatan lain untuk mengatasi

masalah diskontnuitas

menysusui

5.2.2 komunikasikan rencana

intervensi dengan tim secara

teratur

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 216: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

3

Koping keluarga tidak

efektif terhadap

masalah keluarga

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

dalam waktu 8

minggu,

koping

keluarga Bpk. I

teutama ibu N

menjadi efektf

Setelah pertemuan 8 x 45 menit,

keluarga mampu :

1. Mengenal koping yang efektif

dalam keluarga dengan cara:

a. Menjelaskan pengertian koping

yang efektif.

b. Menjelaskan sifat koping yang

efektif dalam keluarga

c. Mengidentifikasi koping yang

tidak efektif dalam keluarga.

Respon

verbal

Respon

verbal

Koping yang efektif adalah

mekanisme pertahanan diri

yang adaptif terhadap masalah

yang dihadapinya.

Sifat koping yang efektif

1. Menyelesaikan masalah

2. Memfasilitasi terbentuknya

prilaku yang positif.

Ungkapan jenis koping yang

sedang berlangsung dalam

keluarga.

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang pengertian koping

yang efektif.

1.1.2 Tanyakan kembali pada

keluarga tentang pengertian

koping yang efektif

1.1.3 Beri pujian atas jawaban

keluarga yang tepat

1.2.1 Jelaskan kepada keluarga

sifat-sifat koping yang

efektif.

1.2.2Anjurkan keluarga untuk

menyebutkan kembali sifat-

sifat koping yang efektif.

1.2.3Jelaskan kembali sifat koping

yang efektif jika di perlukan.

1.2.4Beri pujian atas pencapaian

keluarga.

1.3.1 Bantu keluarga

mengidentifikasi jenis koping

yang sedang berlangsung

dalam keluarga.

1.3.2Beri dukungan kepada

keluarga.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 217: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

2. Keluarga memutuskan untuk

menciptakan koping yang

efektif dalam keluarga.

a. Menyebutkan manfaat koping

yang efektif.

b. Ungkapan keinginan untuk

menciptakan koping yang

efektif dalam keluarga.

3. Menciptakan koping yang

efektif dalam keluarga.

a. Menjelaskan cara-cara

membentuk koping yang

efektif

Respon

verbal.

Respon

verbal

Respon

verbal

Menyebutkan akibat koping

yang tidak efektif dalam

keluarga:

1. Hubungan dalam keluarga

tidak harmonis.

2. Perselisihan antar anggota

keluarga.

3. Perasaan tertekan/ tdk

nyaman

Manfaat koping yang efektif:

1. Melegakan perasaan

2. Tidak menyakiti orang lain.

3. Menyelesaikan masalah

secara baik.

Keinginan keluarga untuk

menciptakan koping yang

efektif.

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga

akibat koping yang tidak

efektif

Tanyakan kembali kepada

keluarga akibat koping yang

tidak efektif.

Beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga.

2.2.1 Diskusikan manfaat koping

yang efektif dengan keluarga.

2.2.2 Tanyakan kembali kepada

keluarga tentang manfaat

koping yang efektif.

2.2.3 Bantu keluarga untuk

mengingat kembali tentang

manfaat koping yang efektif.

2.2.4 Beri pujian atas jawaban

keluarga.

2.3.1 Tanyakan kepada keluarga

keinginan untuk menciptakan

koping yang efektif dalam

keluarga.

2.3.2 Fasilitasi keluarga dalam

membuat keputusan.

2.3.3 Motivasi keluarga untuk

menciptakan koping yang

efektif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 218: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

b. Meredemonstrasi tehnik

koping yang efektif

c. Menerapkan koping yang

efektif.

Respon

Verbal

Redemon-

strasi

Cara-cara melakukan koping

yang efektif:

1. Berasal dari diri sendiri

2. Keinginan untuk mencoba

cara-cara yang ada.

3. Konsistensi dari upaya yang

dipilih.

4. Dukungan dari anggota

keluarga yang lain.

Melakukan koping yang

efektif

1. Memilih dan

mempraktekkan tehnik

koping efektif.

2.3.4 Beri penguatan atas

keputusan keluarga.

Gunakan tehnik-tehnik Konseling

pada keluarga:

- Gali masalah yang

dirasakan oleh

keluarga.

- Anjurkan keluarga

untuk

mengungkapkan

perasaannya

- Kaji upaya yang telah

dilakukan keluarga

- Nilai efektifitas dari

upaya yang telah

dilakukan keluarga.

- Kuatkan upaya yang

efektif yang telah

dilakukan keluarga

- Kenali cara baru

kepada keluarga jika

diperlukan.

- Bantu keluarga

mempertahankan

upaya yang telah

dilakukan.

- Libatkan support

sistem yang dimiliki

keluarga.

- Beri pujian atas

pencapaian keluarga.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 219: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

4. Keluarga memodifikasi

lingkungan dalam menciptakan

koping yang efektif dengan

cara :

a. Menyebutkan cara

memodifikasi lingkungan

untuk menciptakan koping

yang efektif.

Pada

kunjungan

tidak

terencana

Respon

Verbal

Pada kunjungan tidak

terencana keluarga melakuakn

koping yang efektif.

Cara-cara memodifikasi

lingkungan untuk koping yang

efektif:

e. Berusaha memahami

keinginan anggota keluarga

yang bervariasi.

f. Minta bantuan keluarga

untuk mendukung usaha

koping yang efektif.

g. Lebih terbuka terhadap

orang lain.

h. Meminta anggota keluarga

lain untuk saling

mengingatkan jika koping

3.2.1 Lakukan konseling pada

keluarga .

3.2.2 Berikan penguatan kepada

keluarga jika mampu

menerapkan salah satu

tehnik mengatasi koping

yang dialami.

3.2.3 Ingatkan keluarga untuk

menerapkan tehnik koping

yang telah dipilih.

3.3.1 Evaluasi kemampuan

keluarga dalam melakukan

koping secara efektif.

3.3.2 Tanyakan kepada keluarga

perasaan setelah menerapkan

tehnik koping yang efektif.

3.3.3 Beri pujian atas usaha

keluarga.

3.3.4 Ingatkan keluarga untuk

menerapkan dan

mempertahankan tehnik

koping yang efektif yang

telah di pilih.

4.1.1 Jelaskan kepada keluarga

cara memodifikasi

lingkungan yang

mendukung koping yang

efektif dengan tehnik

konseling.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 220: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

b. Melakukan modifikasi

lingkungan yang

mendukung koping yang

efektif.

5. Memanfaatkan fasilitas

kesehatan atau fasilitas sosial

guna menciptakan komunikais

yang efektif dengan cara:

a. Mengidentifikasi fasilitas

pelayanan kesehatan atau

sosial yang dapat

digunakan dalam

menciptakan koping yang

efektif.

b. Memanfaatkan pelayanan

kesehatan/sosial dalam

menciptakan koping yang

efektif

Pada

kunjungan

tidak

terencana

Verbal

Pada

kunjungan

tidak

terencana

yang berlangsung tidak

efektif.

Keluarga melakukan

modifikasi lingkungan yang

mendukung koping efektif

Fasilitas pelayanan kesehatan/

sosial yang dapat digunakan:

puskesmas, RS, Praktek

perawat, dokter praktek dan

praktek bidan, praktek

psikolog, LSM pemerhati

keluarga.

Adanya kartu berobat, tanggal

kunjungan dan saran-saran

yang diperoleh

4.1.2 Tanyakan keinginan

keluarga utuk memilih salah

satu cara memodifikasi

lingkungan dalam

menciptakan koping yang

efetif.

4.1.3 Beri penguatan terhadap

pilihan anggota keluarga.

4.2.3 Kaji kemampuan keluarga

memodifikasi lingkungan

yang mendukung koping

efektif dengan keluarga.

4.2.4 Beri pujian atas usaha yang

telah dilakukan keluarga.

5.1.4 Diskusikan dengan

keluarga fasilitas

kesehatan/sosial yang dapat

digunakan untuk mengatasi

koping yang dialami.

5.1.5 Tanyakan kepada keluarga

fasilitas kesehatan/sosial

yang akan digunakan.

5.1.6 Beri pujian atas usaha

keluarga.

5.2.4 Anjurkan keluarga untuk

menggunakan fasilitas

kesehatan/sosial untuk

menciptakan koping yang

efektif.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 221: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 5

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA INTERVENSI

TUJUAN

UMUM

TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR

5.2.5 Tanyakan kepada keluarga

tentang pemanfaatan fasilitas

kesehatan/sosial yang sudah

digunakan.

5.2.6 Beri pujian jika keluarga telah

memanfaatkan fasilitas

kesehatan/sosial.

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 222: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 6

CONTOH RENCANA USULAN KEGIATAN PUSKESMAS

(Kegiatan Perkesmas terintegrasi dalam upaya KIA, khususnya peningkatan pemberian ASI eksklusif)

NO Upaya

Puskesmas

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Vol keg Hasil diharapkan

1. Kesehatan

Ibu dan Anak

Pembinaan Kelompok ibu

hamil dan menyusui

(UKM)

1. Petemuan reguler

kelompok 8 kali

setahun

2. Asuhan

keperawatan

keluarga

childbearing

berisiko tidak

memberikan ASI

eksklusif (5 kali per

keluarga)

Meningatkan

Capaian

Pemberian

ASI eksklusif

150 ibu

hamil dan

menyusui

56 keluarga

childbearing

Terbentuk KS-

ASIEKs

100%

memberikan

ASI eksklusif

1 tahun

1tahun

15 KS-

ASIEKs

(75 OK)

280 OK

1. Pencatatan

keluarga

childbearing

berisiko

2. Kegiatan

reguler KS-

ASIEKs

3. Ibu

memberikan

ASI Eksklusif

4. Keluarga

mendukung

pemberian

ASI eksklusif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014

Page 223: PENGARUH KELOMPOK SWABANTU ASIEKs DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20391039-PR...Gambar 2.1 Pengkajian Komunitas ..... 24 Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati,

Lampiran 7

CONTOH RENCANA USULAN UPAYA PERKESMAS

(Sebagai Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas) tahun 2015

No Upaya

Puskesmas

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Vol

Keg

Hasil diharapkan

1. Perkesmas

(CHN)

1. Pengumpulan dara

di kelurahan A

(kelurahan dengan

capain ASI

eksklusif terendah)

2. Pemetaan masalah

keperawatan di

kelurahan A

3. Melatih kader

pendukung/ tokoh

masyarakat sebagai

fasilitator KS-

ASIEKs

4. Penyuluhan tentang

ASI eksklusif di

masyarakat

5. Pembinaan

keluarga

childbearing

Kemandirian

masyarakat

dalam

meningkatkan

pemberian

ASI eksklusif

Masyarakat

kelurahan

A

1. Peta masalah

kesehatan dan

keperawatan

2. Pencatatan ibu

hamil dan

menyusui di

kelurahan A

3. 20 kader

terlatih sebagai

fasilitator Ks-

ASIEKs

4. 5 kali

penyusuluhan

5. 100 % keluarga

childbearing

terbina

3 bulan

3 bulan

1 tahun

1 tahun

1 tahun

20 OH

60 OH

20 OK

5 OH

56

Family

Folder

1. Teridentifikasi

kantong ibu

hamil dan ibu

menyusui

2. Pencatatan 100%

keluarga dengan

ibu hamil dan

menyusui

3. 20 kader di

kelurahan A

dilatih

4. Penyuluhan

manfaat dan

pentingnya ASI

eksklusif di

masyarakat

5. 100% keluarga

childbearing

mampu

memberikan ASI

eksklusif

Pengaruh kelompok ..., Istianna Nurhidayati, FIK UI, 2014