pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik ...eprints.ums.ac.id/64943/11/naspub...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN
MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Srata I
Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
oleh:
Novita Indah Kumala Sari
A520140047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN
MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Oleh:
Novita Indah Kumala Sari
A520140047
Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggung
jawabkan di hadapan tim penguji skripsi.
Surakarta, 21 Juli 2018
Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd
NIP/NIK.155/NIDN.0602065702
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN
MOTORIK HALUS ANAK DI KB SURYA ALAM AISYIYAH
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Novita Indah Kumala Sari
A520140047
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Kamis, 26 Juli 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd (……………………………)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Haryono yuwono, S.E., M.Pd. (……………………………)
(Dewan Penguji I)
3. Drs. Ilham sunaryo, M.Pd., AUD (……………………………)
(Dewan Penguji II)
Surakarta, 26 Juli 2018
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum)
NIP/NIK.196504281993031001 /NIDN 0028046501
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya
Surakarta, 21 Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
Novita Indah Kumala Sari
A520140047
1
PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN
MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan membatik terhadap
kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah
Sawit Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian ini adalah metode
kuantitatif, menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-
experimental design. Penelitian pre-experimental design dengan bentuk one group
pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit
Boyolali. Subjek dalam penelitian ini adalah klompok A KB Surya Alam Aisyiyah
Sawit Boyolali dengan berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan melalui observasi, yaitu observasi non-partisipan. Teknik analisis data
pada penelitian ini menggunakan t-test dengan bantuan program SPSS 15.0 for
windows. Hasil analisis data menggunakan t-test diproleh thitung -16.258 ≤ - ttabel yaitu
-2.201 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh kegiatan
membatik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB surya
alam aisyiyah sawit boyolali tahun pajaran 2017/2018..
Kata kunci: Kegiatan Membatik, Kemampuan Motorik Halus
Abstract
The purpose of this research is to know the influence of batik activities on the fine
motor skills of children in group A in KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali
academic year 2017/2018. The method of this study was quantitative method, used
experimental research type with pre-experimental research design. Pre-experimental
research design with one group pretest-posttest design. This research was conducted
at KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali. The subjectin this study was the group
A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali with a total of 12 children.Data
collection techniques in this study was conducted through observation, namely non-
participant observation.The data analysis techniques in this study using t-test with the
help of SPSS 15.0 for windows program. The results of data analysis using t-test
obtained t count -16.258 ≤ - ttable is -2.201 then H0 was rejected and Ha was
accepted which means that there is influence of batik activities through the fine
motor skill of children at the Group A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali
in Academic Year 2017/2018.
Key words: batik activities, fine motor skill
1. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan bagi setiap individu untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki anak secara optimal. Sebagaimana dijelaskan
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1
2
Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD
yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga
usia enam tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang
lebih lanjut.
(Puskur, Depdiknas:2007) (dalam Suyadi, 2013:19) Tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi
perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis,
kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6
tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh
aspek perkembangan berperan penting untuk perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang
sangat pesat (eksplosif), begitu pula dengan perkembangan fisiknya.
Pertumbuhan dan perkembangan tersebut telah dimulai sejak prenatal, yaitu
sejak dalam kandungan. (Trianto, 2011:14).
Dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar
perkembangan motorik yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan motorik anak di
bedakan menjadi dua yaitu, motorik kasar dan motorik halus. Dwi dan
Asmawulan (2010:28-29) motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh atau
sebagaian anggota tubuh yang dipengaruhi oleh perkembangan anak secara
fisik. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan
optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.
3
Menurut Sari (2013:69) batik adalah warisan budaya yang digunakan
secara turun-temurun dari dahulu hngga kini sampai ke mancanegara.
Pewarisan keterampilan membatik secara sosial, dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui suatu proses belajar perlu dilakukan, baik secara
formal maupun informal.
Mengenalkan cara membatik pada anak memang sangat perlu, agar
anak mencintai budaya dan mengenal batik. Kegiatan membatik ini berbeda
dengan cara membatik yang di lakukan oleh orang dewasa pada umumnya.
(Rahayu, 2010:89) menjelaskan Membatik bagi anak usia dini yaitu
pemberian perintang pada kain/mori dengan menggunakan pasta tepung yang
tidak berbahaya bagi anak dan sebagai pengganti dari lilin/malam panas
Berdasarkan observasi, peneliti lakukan secara keseluruhan
pembelajaran di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali sudah baik, dalam
memberikan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
anak guru kurang menstimulasi dan inovasi sehingga anak menjadi mudah
bosan. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan membatik
dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak.
Kegiatan membatik nantinya dapat mempengaruhi perkembangan
motorik halus anak dalam pengorganisasian antara mata dengan tangan,
kelenturan tangan dalam memegang dan menggunakan alat untuk membatik.
Warna-warna yang menarik juga dapat menarik perhatian anak dan
menimbulkan rasa ingin tahunya tentang kegiatan membatik, dengan
demikian perkembagan motorik halus anak nantinya akan terlatih dengan
baik. Saat ini yang kita ketahu bahwa kegiatan membatik menggunakan
canting, lilin/malam panas dan pewarna sehingga sangat membutuhkan
pengawasan yang maksimal dari guru atau orang dewasa jika dilakukan oleh
anak-anak karena sangat berbahaya. Dan waktu yang di butuhkan untuk
kegiatan membatik ini cukup lama. Maka dari itu diperlukan cara lain untuk
melakukan kegiatan membatik ini agar aman bagi anak yaitu dengan
menggunakan pasta tepung sebagai pengganti lilin/malam, pewarna makanan
dan kuas/katenbat sebagai pengganti canting yang aman untuk anak. Dan
4
motif batik yang digunakan sederhana namun tetap bervariasi agar anak tidak
mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan membatik tersebut
Menurut Dwi dan Asmawulan (2010:29) motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagaian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan
optimal. Optimalnya pertumbuhan fisik anak sangat penting karena secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari-
harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan
keterampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak langsung
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik atau motorik anak akan
mempengaruhi cara anak akan memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Untuk mendukung artikel ini, ada beberapa penelitian yang digunakan
sebagai bahan referensi, yaitu Indraswari (2012) yang berjudul “Peningkatan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik
Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam” dapat disimpulkan bahwa kegiatan
mozik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus di Taman Kanak-
Kanak Negri Pembina Lubuk Basung. Kesimpulan ini berdasarkan rata-rata
persentase sangat tinggi, dimana sebelum Tindakan 14%, pada Siklus I 25%
dan pada Siklus II naik menjadi 87%. Kemudian, penelitian lain oleh
Madiarti (2013) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus
Anak Melaluu Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di
PAUD Melati Kabupaten Lebong” disimpulkan bahwa melalui kegiatan
kolase dari bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak
di PAUD Melati Kabupaten Lebong. Hal ini dapat dilihat dari siklus pertama
keberhasilan pembelajaran pada aspek perkembangan motorik halus yaitu
mengkoordinasikan mata dan tangan hanya mencapai 60%, dan pada siklus
ke dua meningkat menjadi 86%, pada aspek keterampilan menggerakan
kelenturan tangan pada siklus pertama hanya 60%, dan pada waktu siklus ke
dua miningkat menjadi 90%, terakhir pada aspek ketepatan waktu pada siklus
5
pertama hanya mencapai 60% dan meningkat pada siklus ke dua menjadi
83%.
Berdasarkan masalah dan teori-teori yang mendukung diatas maka
diperoleh hipotesis yang peneliti ajukan bahwa kegiatan memebatik
berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di
KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian
eksperimen dan Penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental Design yaitu
dengan One-Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitian. Karena
desain ini dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan
keadaan setelah diberi perlakuan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat,
akan tetapi dalam duni anak usia dini untuk mengetahui kemmpuan atau
perkembangan seperti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kemampuan motorik halus anak, prosedur penelitian menggunakan observasi
awal dan observasi akhir dikarenakan anak usia dini yang belum bisa
membaca. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh anak kelompok A di KB
Surya Alam Aiayiyah tahun pelajran 2017/2018. Sampel yang digunakan
dalam pnelitian ini yaitu data anak dari salah satu kelas pada klompok A yang
berjumlah 12 anak, 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik non-probbality sampling yaitu dengan
sampling jenuh. Sugiyono (2010: 217) sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,
hal ini digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, atau kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin menggunakan generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Sehingga, peneliti menepatkan seluruh populasi menjadi sampel
penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan menggunakan
metode observasi atau pengamatan. Menurut Arikunto (200:204) dalam
menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.
6
Sugiyono, (2014:145) membedakan observasi menjadi dua, yaitu: (1) Metode
Observasi Berperanserta (Participant observation), dan (2) Metode Observasi
Nonpartisipan.Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
non-partisipan. Dalam observasi nonpartisipan ini peneliti tidak terlibat
langsung tetapi hanya sebagai pengamat independen. Observasi nonpartisipan
ini kemudian dibagi menjadi dua.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasilanalisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis
menggukanakan T-Test untuk menguji analisisnya dan dengan bantuan
program SPSS 15.0 for windowsyang menggunakan uji Paired Sampel T-Tes.
Pngujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan
membtik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB
Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dari hasil tabulasi yang diperoleh dari data observasi awal, dapat
diketahui bahwa jumlah skor seluruh anak sebelum diberikan perlakuan
adalah 175, dengan rata-rata 14.58 dengan nilai tertinggi 18 dan nilai
terendah 10. Skor kemampuan motorik halus anak dikategorikan menjadi 4,
yaitu: : belum berkembang (BB), mulai berkembang (MB), berkembang
sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat baik (BSB). Berikut adalah
tabel dan histogram hasil pengkategorian kemampuan motorik halus anak
sebelum eksperimen.
7
Tabel 1 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak
Sebelum Perlakuan
Interval Frekuensi Prosentase Kategori
< 9 - - Belum berkambang
≥ 9 - < 15 8 66.66 % Mulai berkembang
≥ 15 - <
21 4 33.33 %
Berkembang sesuai
harapan
≥ 21 - - Berkembang sangat
baik
Jumlah 12 100 %
Gambar 1 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum
Perlakuan
Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat
dilhat bahwa sebelum diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai
kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan
interval <9 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai
0
2
4
6
8
< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21
Fre
ku
ensi
Interval
Kemampuan Motorik Halus Anak
Sebelum Perlakuan
< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21
8
kemampuan motorik halus dengan kategori mulai berkembang ada 8 anak
dengan interval ≥ 9 - < 15 dan prosentase 66.66 %, ada 4 anak yang
mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sesuai
harapan dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 33.33%, dan tidak ada
anak yang mempunyai kemampuan motorik halaus dengan kategori
berkembang sangat baik pada interval ≥ 21 dan prosentase 0%.
Dari hasil data observasi akhir, dapat diketahui bahwa jumlah skor
seluruh anak setelah diberikan perlakuan adalah 233, dengan rata-rata 19.42
dengan nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 15. Skor kemampuan motorik
halus anak dikategorikan menjadi 4, yaitu: : belum berkembang (BB), mulai
berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang
sangat baik (BSB). Berikut adalah tabel dan histogram hasil pengkategorian
kemampuan motorik halus anak setelah eksperimen.
Tabel 2 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak
Setelah Perlakuan
Interval Frekuensi Prosentase Kategori
< 9 - - Belum berkambang
≥ 9 - < 15 - - Mulai berkembang
≥ 15 - < 21 9 75 % Berkembang sesuai
harapan
≥ 21 3 25% Berkembang sangat
baik
Jumlah 12 100 %
9
Gambar 2 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah
perlakuan
Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat
dilhat bahwa setelah diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai
kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan
interval <9 dan prosentase 0%, anak yang mempunyai kemampuan motorik
halus dengan kategori mulai berkembang juga tidak adadengan interval ≥ 9 -
< 15 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai kemampuan
motorik halus dengan kategori berkembang sesuai harapan terdapat 8 anak
dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 75 %, dan anak yang mempunyai
kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sangat baik terdapat
4 anak pada interval ≥ 21 dan prosentase sebesar 25%.
Hasil analisis data menggukanakan T-Test menunjukan bahwa rata-
rata skor dari hasil observasi awal sebesar 14.58 (mean =14.58, SD=2.610)
sedangkan rata-rata skor pada observasi akhir sebesar 19.42 (mean =19.42,
SD=1.782). Maka hasil analisis data menggunakan uji Paired Sampel T-Te
sdiperoleh thitung sebesar -16.258 (lampiran 10). Sedangkan secara statistik
bisa dilihat dari nilai thitung -16.258 ≤ -ttabel yaitu -2.201 maka H0 ditolak yang
0 2 4 6 8
< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21
≥ 21 F
rek
uen
si
Interval
Kemampuan Motorik Halus Anak
Sebelum Eksperimen
< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21
10
berarti terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik
halus anak kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali.
Hal ini dikarenakan skor observasi akhir lebih tinggi dibandingkan
dengan skor observasi awal. Skor observasi akhir lebih tinggi karena peneliti
melakukan observasi sebelumnya, sehingga peneliti lebih mengetahui
seberapa besar kemampuan motorik halus yang sudah di capai anak sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan.
Manfaat kegiatan membatik untuk anak dalam penelitian ini adalah
dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mengkoordinasi mata dan
tangan serta menggerakkan otot-otot tangan agar dapat berkembang secara
optimal. Indra Tjahjani (dalam Sari 2013:73) berpendapat bahwa selain
sebagai pengenalan budaya, kegiatan membatik bagi anak-anak juga bisa
membantu melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak. Serta
memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar perkembangan
motorik halus yang dimiliki anak dapat berkembang secra optimal sesuai
dengan tahap perkembangannya. Pemberian pembelajaran yang
menyenangkan dapat menjadi stimulasi yang baik bagi perkembangan fungsi
otak dalam memproses informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak.
Dwi dan Asmawulan ( 2010:28-29) menjelaskan bahwa setiap anak
mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal jika
mendapatkan stimulasi yang tepat. Anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya dan semakin
banyak yang dilihat dan didengar semakin besar juga yang ingin
diketahuinya. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kelincahan jari-jemari,
ketelitian dan koordinasi mata tangan berfungsi dengan baik, membantu
melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak.
Berdasarkan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan peneliti
bahwa kegiatan membatik dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus
11
anak, karena kegiatan membatik dapat melatih konsentrasi, melatih kesabaran
anak, dan mengajarkan anak untuk bekerja sama, Dengan memberikan
kegitan yang menarik dapat menarik minat anak untuk belajar dan anak tidak
mudah bosan saat pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan ini selain
dapat mengasah kemampuan motorik halus anak juga dapat mengasah aspek-
aspek perkembangan lainnya seperti perkembangan kognitif, dan social-
emosional. Kegitan membatik dilakukan dengan bersama-sama sehingga
anak merasa senang dan semangat untuk mengikuti kegitan.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa rata-rata skor dari hasil
observasi awal dengan sekor seluruhnya 175, nilai rata-rata sebesar 14.58,
nila tertinggi sebesar 18 dan niai terendah 10 SD=2.610. Observasi awal
dengan sekor seluruhnya 233, nilai sebesar 19.42, nilai tertinggi sebesar 24
dan nilai terendah, dan SD=2.644). Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
antara observasi awal dan observasi akhir, yaitu observasi akhir lebih besar
daripada observasi awal. Maka kesimpulannya H0 ditolak karena terdapat
perbedaan antara observasi awal dan observasi akhir sehingga Ha diterima
karena terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik
halus anak. Melalui paired sample t test diperoleh thitung -16.258 ≤ -ttabel -2.201
dan diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
yang berarti dapat disimpulkan bahwa kegiatan membatik berpengaruh pada
kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di KB Surya Alam
Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter.
Jakarta:Rineka Cipta
Arifah, N. 2015. “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain
Membatik Dengan Pelepah Pisang Pada Anak Kelompok B TK Dharma Wanita
Gondanglegi III Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran
2014/2015”. Artikel Skripsi. Kdiri: Universitas PGRI Kediri.
12
Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media
Groub
Dwi, Junita dan Tri Asmawulan. 2010. Perkembangan Fisik, Motorik dan
Bahasa.Surakarta:UMS
Depdiknas, 2008. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: dirjen MPDM, Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Elino, D. 2005. Permainan Cerdas Untus Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta: Erlangga.
Indraswari, Lolita. 2012.”Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia
Dini Melalui Kegiatan Mozaik Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam”. Tidak
Diterbitkan. Jurnal Pesona PAUD, Vol.1.No.1.
Keluarga Batik Betawi., dan Suryawan, Debbie S. 2010. Inspirasi Batik Betawi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Madiarti, Eris. 2013. “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melaluu
Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di PAUD Melati
Kabupaten Lebong”. Skripsi, PSKGJ Universitas Bengkulu.
Permendikbud, 2015. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Nomor 137
Tahun 2014.
Paraswati, E. 2015. “Pengaruh Tepung Yang Tepat Dalam Kegiatan Membatik
Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak di TK Negri Pembina
Yogyakarta”. Tidak Diterbitkan. Jurnal. ISI Yogyakarta. Vol. 13 No. 1
Rahayu, L. 2010. 20 Fun Activites For Toddler. Surakarta: Indiparent.
Rahyubi, L. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jawa
Barat: Nusa Medika.
Riduwan, 2011. Belajar Mudah Penlitian Guru-Karyawan Penelitian Pemula.
Bandung : Alfabeta, cv
Sujiono, dkk. 2008. Metode Pengembngan Fisik-cetakan. 7. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembngan Fisik-cetakan.1. Jakarta: Universitas
Terbuka
Santrock, Jhon W. 2009.Perkembangan Anak Edisi ke-II Jilid 1.Jakarta: Erlangga
Sari, Rina Pandan. 2013 Keterampilan Membatik Untuk Anak Cetakan-1. Surakarta:
ARCITA
Suyadi, dan Ulfah, M. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT remaja
Rosadakarya
Sumatri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pentidikan Tinggi,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Surtikanti. Dra. 2017.Handout Penelitian Penelitian. UMS:Surakarta.
Sugiyono, 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke 20.
Bandung : Alfabeta, cv
Sugiyono, 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke lima.
Bandung : Alfabeta, cv.
Sugiyono. Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Trianto, 2011.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.