pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik ...eprints.ums.ac.id/64943/11/naspub...

17
PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Srata I Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini oleh: Novita Indah Kumala Sari A520140047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: phungcong

Post on 03-Jul-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Srata I

Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

oleh:

Novita Indah Kumala Sari

A520140047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Oleh:

Novita Indah Kumala Sari

A520140047

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggung

jawabkan di hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 21 Juli 2018

Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd

NIP/NIK.155/NIDN.0602065702

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK DI KB SURYA ALAM AISYIYAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Novita Indah Kumala Sari

A520140047

Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Kamis, 26 Juli 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd (……………………………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Haryono yuwono, S.E., M.Pd. (……………………………)

(Dewan Penguji I)

3. Drs. Ilham sunaryo, M.Pd., AUD (……………………………)

(Dewan Penguji II)

Surakarta, 26 Juli 2018

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum)

NIP/NIK.196504281993031001 /NIDN 0028046501

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya

Surakarta, 21 Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Novita Indah Kumala Sari

A520140047

1

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan membatik terhadap

kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah

Sawit Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian ini adalah metode

kuantitatif, menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-

experimental design. Penelitian pre-experimental design dengan bentuk one group

pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit

Boyolali. Subjek dalam penelitian ini adalah klompok A KB Surya Alam Aisyiyah

Sawit Boyolali dengan berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan melalui observasi, yaitu observasi non-partisipan. Teknik analisis data

pada penelitian ini menggunakan t-test dengan bantuan program SPSS 15.0 for

windows. Hasil analisis data menggunakan t-test diproleh thitung -16.258 ≤ - ttabel yaitu

-2.201 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh kegiatan

membatik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB surya

alam aisyiyah sawit boyolali tahun pajaran 2017/2018..

Kata kunci: Kegiatan Membatik, Kemampuan Motorik Halus

Abstract

The purpose of this research is to know the influence of batik activities on the fine

motor skills of children in group A in KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali

academic year 2017/2018. The method of this study was quantitative method, used

experimental research type with pre-experimental research design. Pre-experimental

research design with one group pretest-posttest design. This research was conducted

at KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali. The subjectin this study was the group

A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali with a total of 12 children.Data

collection techniques in this study was conducted through observation, namely non-

participant observation.The data analysis techniques in this study using t-test with the

help of SPSS 15.0 for windows program. The results of data analysis using t-test

obtained t count -16.258 ≤ - ttable is -2.201 then H0 was rejected and Ha was

accepted which means that there is influence of batik activities through the fine

motor skill of children at the Group A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali

in Academic Year 2017/2018.

Key words: batik activities, fine motor skill

1. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan bagi setiap individu untuk mengembangkan bakat dan

kemampuan yang dimiliki anak secara optimal. Sebagaimana dijelaskan

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1

2

Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD

yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga

usia enam tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang

lebih lanjut.

(Puskur, Depdiknas:2007) (dalam Suyadi, 2013:19) Tujuan

Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi

perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis,

kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki

karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6

tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh

aspek perkembangan berperan penting untuk perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang

sangat pesat (eksplosif), begitu pula dengan perkembangan fisiknya.

Pertumbuhan dan perkembangan tersebut telah dimulai sejak prenatal, yaitu

sejak dalam kandungan. (Trianto, 2011:14).

Dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar

perkembangan motorik yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal

sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan motorik anak di

bedakan menjadi dua yaitu, motorik kasar dan motorik halus. Dwi dan

Asmawulan (2010:28-29) motorik kasar adalah gerakan tubuh yang

menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh atau

sebagaian anggota tubuh yang dipengaruhi oleh perkembangan anak secara

fisik. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus

tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua

kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan

optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.

3

Menurut Sari (2013:69) batik adalah warisan budaya yang digunakan

secara turun-temurun dari dahulu hngga kini sampai ke mancanegara.

Pewarisan keterampilan membatik secara sosial, dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui suatu proses belajar perlu dilakukan, baik secara

formal maupun informal.

Mengenalkan cara membatik pada anak memang sangat perlu, agar

anak mencintai budaya dan mengenal batik. Kegiatan membatik ini berbeda

dengan cara membatik yang di lakukan oleh orang dewasa pada umumnya.

(Rahayu, 2010:89) menjelaskan Membatik bagi anak usia dini yaitu

pemberian perintang pada kain/mori dengan menggunakan pasta tepung yang

tidak berbahaya bagi anak dan sebagai pengganti dari lilin/malam panas

Berdasarkan observasi, peneliti lakukan secara keseluruhan

pembelajaran di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali sudah baik, dalam

memberikan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus

anak guru kurang menstimulasi dan inovasi sehingga anak menjadi mudah

bosan. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan membatik

dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak.

Kegiatan membatik nantinya dapat mempengaruhi perkembangan

motorik halus anak dalam pengorganisasian antara mata dengan tangan,

kelenturan tangan dalam memegang dan menggunakan alat untuk membatik.

Warna-warna yang menarik juga dapat menarik perhatian anak dan

menimbulkan rasa ingin tahunya tentang kegiatan membatik, dengan

demikian perkembagan motorik halus anak nantinya akan terlatih dengan

baik. Saat ini yang kita ketahu bahwa kegiatan membatik menggunakan

canting, lilin/malam panas dan pewarna sehingga sangat membutuhkan

pengawasan yang maksimal dari guru atau orang dewasa jika dilakukan oleh

anak-anak karena sangat berbahaya. Dan waktu yang di butuhkan untuk

kegiatan membatik ini cukup lama. Maka dari itu diperlukan cara lain untuk

melakukan kegiatan membatik ini agar aman bagi anak yaitu dengan

menggunakan pasta tepung sebagai pengganti lilin/malam, pewarna makanan

dan kuas/katenbat sebagai pengganti canting yang aman untuk anak. Dan

4

motif batik yang digunakan sederhana namun tetap bervariasi agar anak tidak

mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan membatik tersebut

Menurut Dwi dan Asmawulan (2010:29) motorik halus adalah

gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagaian anggota tubuh

tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua

kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan

optimal. Optimalnya pertumbuhan fisik anak sangat penting karena secara

langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari-

harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan

keterampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak langsung

pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik atau motorik anak akan

mempengaruhi cara anak akan memandang dirinya sendiri dan orang lain.

Untuk mendukung artikel ini, ada beberapa penelitian yang digunakan

sebagai bahan referensi, yaitu Indraswari (2012) yang berjudul “Peningkatan

Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik

Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam” dapat disimpulkan bahwa kegiatan

mozik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus di Taman Kanak-

Kanak Negri Pembina Lubuk Basung. Kesimpulan ini berdasarkan rata-rata

persentase sangat tinggi, dimana sebelum Tindakan 14%, pada Siklus I 25%

dan pada Siklus II naik menjadi 87%. Kemudian, penelitian lain oleh

Madiarti (2013) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus

Anak Melaluu Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di

PAUD Melati Kabupaten Lebong” disimpulkan bahwa melalui kegiatan

kolase dari bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak

di PAUD Melati Kabupaten Lebong. Hal ini dapat dilihat dari siklus pertama

keberhasilan pembelajaran pada aspek perkembangan motorik halus yaitu

mengkoordinasikan mata dan tangan hanya mencapai 60%, dan pada siklus

ke dua meningkat menjadi 86%, pada aspek keterampilan menggerakan

kelenturan tangan pada siklus pertama hanya 60%, dan pada waktu siklus ke

dua miningkat menjadi 90%, terakhir pada aspek ketepatan waktu pada siklus

5

pertama hanya mencapai 60% dan meningkat pada siklus ke dua menjadi

83%.

Berdasarkan masalah dan teori-teori yang mendukung diatas maka

diperoleh hipotesis yang peneliti ajukan bahwa kegiatan memebatik

berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di

KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian

eksperimen dan Penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental Design yaitu

dengan One-Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitian. Karena

desain ini dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan

keadaan setelah diberi perlakuan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat,

akan tetapi dalam duni anak usia dini untuk mengetahui kemmpuan atau

perkembangan seperti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui

kemampuan motorik halus anak, prosedur penelitian menggunakan observasi

awal dan observasi akhir dikarenakan anak usia dini yang belum bisa

membaca. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh anak kelompok A di KB

Surya Alam Aiayiyah tahun pelajran 2017/2018. Sampel yang digunakan

dalam pnelitian ini yaitu data anak dari salah satu kelas pada klompok A yang

berjumlah 12 anak, 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teknik non-probbality sampling yaitu dengan

sampling jenuh. Sugiyono (2010: 217) sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,

hal ini digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, atau kurang dari 30 orang,

atau penelitian yang ingin menggunakan generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Sehingga, peneliti menepatkan seluruh populasi menjadi sampel

penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan menggunakan

metode observasi atau pengamatan. Menurut Arikunto (200:204) dalam

menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

6

Sugiyono, (2014:145) membedakan observasi menjadi dua, yaitu: (1) Metode

Observasi Berperanserta (Participant observation), dan (2) Metode Observasi

Nonpartisipan.Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

non-partisipan. Dalam observasi nonpartisipan ini peneliti tidak terlibat

langsung tetapi hanya sebagai pengamat independen. Observasi nonpartisipan

ini kemudian dibagi menjadi dua.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasilanalisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis

menggukanakan T-Test untuk menguji analisisnya dan dengan bantuan

program SPSS 15.0 for windowsyang menggunakan uji Paired Sampel T-Tes.

Pngujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan

membtik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB

Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dari hasil tabulasi yang diperoleh dari data observasi awal, dapat

diketahui bahwa jumlah skor seluruh anak sebelum diberikan perlakuan

adalah 175, dengan rata-rata 14.58 dengan nilai tertinggi 18 dan nilai

terendah 10. Skor kemampuan motorik halus anak dikategorikan menjadi 4,

yaitu: : belum berkembang (BB), mulai berkembang (MB), berkembang

sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat baik (BSB). Berikut adalah

tabel dan histogram hasil pengkategorian kemampuan motorik halus anak

sebelum eksperimen.

7

Tabel 1 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Perlakuan

Interval Frekuensi Prosentase Kategori

< 9 - - Belum berkambang

≥ 9 - < 15 8 66.66 % Mulai berkembang

≥ 15 - <

21 4 33.33 %

Berkembang sesuai

harapan

≥ 21 - - Berkembang sangat

baik

Jumlah 12 100 %

Gambar 1 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum

Perlakuan

Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat

dilhat bahwa sebelum diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai

kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan

interval <9 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai

0

2

4

6

8

< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21

Fre

ku

ensi

Interval

Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Perlakuan

< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21

8

kemampuan motorik halus dengan kategori mulai berkembang ada 8 anak

dengan interval ≥ 9 - < 15 dan prosentase 66.66 %, ada 4 anak yang

mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sesuai

harapan dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 33.33%, dan tidak ada

anak yang mempunyai kemampuan motorik halaus dengan kategori

berkembang sangat baik pada interval ≥ 21 dan prosentase 0%.

Dari hasil data observasi akhir, dapat diketahui bahwa jumlah skor

seluruh anak setelah diberikan perlakuan adalah 233, dengan rata-rata 19.42

dengan nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 15. Skor kemampuan motorik

halus anak dikategorikan menjadi 4, yaitu: : belum berkembang (BB), mulai

berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang

sangat baik (BSB). Berikut adalah tabel dan histogram hasil pengkategorian

kemampuan motorik halus anak setelah eksperimen.

Tabel 2 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak

Setelah Perlakuan

Interval Frekuensi Prosentase Kategori

< 9 - - Belum berkambang

≥ 9 - < 15 - - Mulai berkembang

≥ 15 - < 21 9 75 % Berkembang sesuai

harapan

≥ 21 3 25% Berkembang sangat

baik

Jumlah 12 100 %

9

Gambar 2 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah

perlakuan

Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat

dilhat bahwa setelah diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai

kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan

interval <9 dan prosentase 0%, anak yang mempunyai kemampuan motorik

halus dengan kategori mulai berkembang juga tidak adadengan interval ≥ 9 -

< 15 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai kemampuan

motorik halus dengan kategori berkembang sesuai harapan terdapat 8 anak

dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 75 %, dan anak yang mempunyai

kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sangat baik terdapat

4 anak pada interval ≥ 21 dan prosentase sebesar 25%.

Hasil analisis data menggukanakan T-Test menunjukan bahwa rata-

rata skor dari hasil observasi awal sebesar 14.58 (mean =14.58, SD=2.610)

sedangkan rata-rata skor pada observasi akhir sebesar 19.42 (mean =19.42,

SD=1.782). Maka hasil analisis data menggunakan uji Paired Sampel T-Te

sdiperoleh thitung sebesar -16.258 (lampiran 10). Sedangkan secara statistik

bisa dilihat dari nilai thitung -16.258 ≤ -ttabel yaitu -2.201 maka H0 ditolak yang

0 2 4 6 8

< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21

≥ 21 F

rek

uen

si

Interval

Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Eksperimen

< 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21

10

berarti terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik

halus anak kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali.

Hal ini dikarenakan skor observasi akhir lebih tinggi dibandingkan

dengan skor observasi awal. Skor observasi akhir lebih tinggi karena peneliti

melakukan observasi sebelumnya, sehingga peneliti lebih mengetahui

seberapa besar kemampuan motorik halus yang sudah di capai anak sebelum

dan sesudah diberikan perlakuan.

Manfaat kegiatan membatik untuk anak dalam penelitian ini adalah

dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mengkoordinasi mata dan

tangan serta menggerakkan otot-otot tangan agar dapat berkembang secara

optimal. Indra Tjahjani (dalam Sari 2013:73) berpendapat bahwa selain

sebagai pengenalan budaya, kegiatan membatik bagi anak-anak juga bisa

membantu melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak. Serta

memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar perkembangan

motorik halus yang dimiliki anak dapat berkembang secra optimal sesuai

dengan tahap perkembangannya. Pemberian pembelajaran yang

menyenangkan dapat menjadi stimulasi yang baik bagi perkembangan fungsi

otak dalam memproses informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus anak.

Dwi dan Asmawulan ( 2010:28-29) menjelaskan bahwa setiap anak

mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal jika

mendapatkan stimulasi yang tepat. Anak membutuhkan rangsangan untuk

mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya dan semakin

banyak yang dilihat dan didengar semakin besar juga yang ingin

diketahuinya. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kelincahan jari-jemari,

ketelitian dan koordinasi mata tangan berfungsi dengan baik, membantu

melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak.

Berdasarkan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan peneliti

bahwa kegiatan membatik dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus

11

anak, karena kegiatan membatik dapat melatih konsentrasi, melatih kesabaran

anak, dan mengajarkan anak untuk bekerja sama, Dengan memberikan

kegitan yang menarik dapat menarik minat anak untuk belajar dan anak tidak

mudah bosan saat pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan ini selain

dapat mengasah kemampuan motorik halus anak juga dapat mengasah aspek-

aspek perkembangan lainnya seperti perkembangan kognitif, dan social-

emosional. Kegitan membatik dilakukan dengan bersama-sama sehingga

anak merasa senang dan semangat untuk mengikuti kegitan.

4. PENUTUP

Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa rata-rata skor dari hasil

observasi awal dengan sekor seluruhnya 175, nilai rata-rata sebesar 14.58,

nila tertinggi sebesar 18 dan niai terendah 10 SD=2.610. Observasi awal

dengan sekor seluruhnya 233, nilai sebesar 19.42, nilai tertinggi sebesar 24

dan nilai terendah, dan SD=2.644). Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

antara observasi awal dan observasi akhir, yaitu observasi akhir lebih besar

daripada observasi awal. Maka kesimpulannya H0 ditolak karena terdapat

perbedaan antara observasi awal dan observasi akhir sehingga Ha diterima

karena terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik

halus anak. Melalui paired sample t test diperoleh thitung -16.258 ≤ -ttabel -2.201

dan diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti dapat disimpulkan bahwa kegiatan membatik berpengaruh pada

kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di KB Surya Alam

Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter.

Jakarta:Rineka Cipta

Arifah, N. 2015. “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain

Membatik Dengan Pelepah Pisang Pada Anak Kelompok B TK Dharma Wanita

Gondanglegi III Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2014/2015”. Artikel Skripsi. Kdiri: Universitas PGRI Kediri.

12

Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media

Groub

Dwi, Junita dan Tri Asmawulan. 2010. Perkembangan Fisik, Motorik dan

Bahasa.Surakarta:UMS

Depdiknas, 2008. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: dirjen MPDM, Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Elino, D. 2005. Permainan Cerdas Untus Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta: Erlangga.

Indraswari, Lolita. 2012.”Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

Dini Melalui Kegiatan Mozaik Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam”. Tidak

Diterbitkan. Jurnal Pesona PAUD, Vol.1.No.1.

Keluarga Batik Betawi., dan Suryawan, Debbie S. 2010. Inspirasi Batik Betawi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Madiarti, Eris. 2013. “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melaluu

Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di PAUD Melati

Kabupaten Lebong”. Skripsi, PSKGJ Universitas Bengkulu.

Permendikbud, 2015. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Nomor 137

Tahun 2014.

Paraswati, E. 2015. “Pengaruh Tepung Yang Tepat Dalam Kegiatan Membatik

Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak di TK Negri Pembina

Yogyakarta”. Tidak Diterbitkan. Jurnal. ISI Yogyakarta. Vol. 13 No. 1

Rahayu, L. 2010. 20 Fun Activites For Toddler. Surakarta: Indiparent.

Rahyubi, L. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jawa

Barat: Nusa Medika.

Riduwan, 2011. Belajar Mudah Penlitian Guru-Karyawan Penelitian Pemula.

Bandung : Alfabeta, cv

Sujiono, dkk. 2008. Metode Pengembngan Fisik-cetakan. 7. Jakarta: Universitas

Terbuka

Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembngan Fisik-cetakan.1. Jakarta: Universitas

Terbuka

Santrock, Jhon W. 2009.Perkembangan Anak Edisi ke-II Jilid 1.Jakarta: Erlangga

Sari, Rina Pandan. 2013 Keterampilan Membatik Untuk Anak Cetakan-1. Surakarta:

ARCITA

Suyadi, dan Ulfah, M. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT remaja

Rosadakarya

Sumatri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pentidikan Tinggi,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan

Perguruan Tinggi.

Surtikanti. Dra. 2017.Handout Penelitian Penelitian. UMS:Surakarta.

Sugiyono, 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke 20.

Bandung : Alfabeta, cv

Sugiyono, 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke lima.

Bandung : Alfabeta, cv.

Sugiyono. Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Trianto, 2011.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.

13

Utami. Vievid D. 2008. Kenali Seni Lukis Batik. Yogyakarta: CV Empat Pilar

Pendidikan.

Widiyanti, Joko. 2016. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan

Penelitian. UMS:Surakarta.