pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat …keguruan dan ilmu pendidikan universitas...
TRANSCRIPT
iii
PENGARUH KEGIATAN LITERASI DASAR TERHADAP MINAT BACA
SISWA KELAS V SD NEGERI 32 BUAKANG KECAMATAN SINJAI
TIMUR KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mengadakan Penelitian
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HUSNUL KHATIMAH
NIM 105401100316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
AGUSTUS 2020
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HUSNUL KHATIMAH
Nim : 10540 11003 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Kegiatan Literasi Dasar terhadap Minat Baca Siswa
Kelas V SD Negeri 33 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Pernyataan
HUSNUL KHATIMAH
vii
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HUSNUL KHATIMAH
Nim : 10540 11003 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Perjanjian
HUSNUL KHATIMAH
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Batu yang sangat keras pun akan kalah dengan rintik
Hujan yang selalu menyiraminya apalagi hati yang
Tidak sekeras batu, akan luluh jika
Selalu disirami dengan
Keimanan
Allah akan meninggikan derajat 0rang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang memiliki
ilmu pengetahuan
Maka nikmat tuhanmu yang manakah kamu dustakan? (Qs. Ar-Rahman)
Man Jadda Wa Jadda
Kuperuntuhkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta
kasihku untuk Ayah dan Ibu tercinta, saudaraku, sahabatku, yang telah memotivasi dan
memberikan doa terbaik sehingga
penulis dapat mewujudkan
harapan menjadi
kenyataan
ix
ABSTRAK
Husnul Khatimah, 2020. Pengaruh Kegiatan Literasi Dasar terhadap Minat
Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing 1 Munirah dan pembimbing II Hambali.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan kegiatan literasi dasar
terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan penelitian pre-eksperimen
design jenis One-Group Pre-angket - Post-angket Design yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang kegiatan literasi dasar sebelum dan setelah yang
diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai tahun ajaran 2020.
Hasil penelitian membuktikan bahwa (1) secara deskriptif minat baca siswa
setelah diberi perlakuan berupa kegiatan literasi dasar lebih tinggi dibanding
dengan sebelum perlakuan atau penerapan kegiatan literasi dasar. Diketahui rata-
rata sebelum perlakuan dengan kegiatan literasi dasar yaitu 64,38 sedangkan
setelah perlakuan dengan penerapan kegiatan literasi dasar yaitu 87,53. Keadaan
ini menggambarkan bahwa kegiatan literasi dasar berpengaruh terhadap minat
baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai. (2) statistik inferensial, pengujian hipotesis melalui uji-t dengan
menggunakan Paired Samples T-Test menunjukkan bahwa nilai thitung = -19,971
dan nilai sig.(2-tailed)=0,000 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Dengan ttabel
dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 dengan derajat
kebebasan (df) 13-1 = 12, hasil diperoleh untuk ttabel = 2,179 (terdapat pada
lampiran). Karena thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima. Sehingga telah diketahui bahwa terdapat pengaruh
kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Kata kunci : literasi dasar, minat baca, siswa sekolah dasar
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik.
Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidkan di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan
PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada Dr. Munirah M.Pd., dan Drs. H. Hambali S.Pd., M.Hum selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan masukan serta arahan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem
Bahri, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
xi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Orang tua saya Ibunda Hawariah dan Ayahanda Akhmad Dahlan yang olehnya
saya dibesarkan dengan kasih dan sayang, memberikan kepercayaan sepenuhnya,
dan doa yang tulus yang senantiasa dipanjatkan untuk kesuksesan dunia akhirat
bagi Penulis. Kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang senantiasa
mendukung dan memotivasi penulis, baik dikala duka maupun suka.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, Guru,
dan Staf SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai yang
memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah
semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Makassar, Agustus 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................8
A. Kajian Pustaka ......................................................................................8
1. Teori Kegiatan Literasi ..................................................................8
a. Pengertian Literasi ...................................................................8
b. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ............................9
c. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ................................12
d. Komponen Gerakan Literasi Sekolah (GLS) .........................13
e. Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ...................15
f. Tahapan-Tahapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ..............17
2. Literasi Dasar ...............................................................................18
3. Pengertian Minat Baca .................................................................20
4. Penelitian Relevan ........................................................................23
B. Kerangka Pikir ...................................................................................26
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................28
xiii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................29
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ................................................29
B. Populasi dan Sampel ..........................................................................31
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................32
D. Instrumen Penilaian ............................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................35
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................41
A. Hasil Penelitian ..................................................................................41
B. Pembahasan ....................................................................................... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 63
A. Simpulan ........................................................................................... 63
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Keadaan Populasi ..................................................................................... 31
3.2 Keadaan Sampel ...................................................................................... 32
3.3 Angket Minat Baca ..................................................................................34
3.4 Distribusi Frekuensi Skor .........................................................................37
4.1 Data Siswa Kelas V Sebelum Perlakuan Kegiatan Literasi Dasar ...........42
4.2 Statistik Skor Minat Baca Siswa Sebelum Perlakuan (pre-angket) .........43
4.3 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Minat Baca Siswa Kelas V
Sebelum Perlakuan ..................................................................................43
4.4 Skor Minat Baca Siswa Kelas V Setelah Diberikan Perlakuan
(post-angket44) ........................................................................................44
4.5 Statistik Skor Minat Baca Siswa Kelas V Setelah Diberikan Perlakuan
(post-angket) .......................................................................................... 45
4.6 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Minat Baca Siswa Kelas V
Setelah Diberikan Perlakuan .................................................................. 46
4.7 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa ....................................... 47
4.8 Hasil Uji Normalitas Data pre-angket dan post-angket .......................... 50
4.9 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 51
4.10 Hasil Paired Samples T-tes .................................................................... 52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir ............................................................................. 28
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1
yang berbunyi: “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Kualitas pendidikan merupakan pemegang peran penting kemajuan suatu
Negara, yang sebagian besar ditentukan oleh mutu kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Terbukti telah terjadi perubahan kurikulum hingga 11 kali sejak pasca
kemerdekaan Indonesia. Perubahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kulaitas
pendidikan yang menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.
Perkembangan zaman dari masa ke masa yang sangat pesat harus disertai dengan
perkembangan kualitas sumber daya manusia yang ada, terlebih lagi di era digital
ini. minat baca siswa begitu berkurang hampir disemua sekolah rasakan.
Budaya literasi, yang mencakup kebiasaan membaca, memang belum
menjadi budaya di masyarakat Indonesia. Berdasarkan studi “Most Littered
Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University
pada maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61
2
Negara soal minat membaca. Fakta ini sangat memprihatinkan, apalagi jika
melihat bahwa dari segi penilaian infrastruktur, peringkat Indonesia berada di atas
negara-negara Eropa (Gewati, 2016).
Data tersebut menguatkan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2006 yang menunjukkan bahwa sebesar 85,9 % masyarakat Indonesia memilih
menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3 %) dan membaca koran
(23,5 %) (Kemendikbud RI, 2016). Selain itu Internasional Education Achiecment
(IEA) melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia berada
pada urutan 38 dari 39 negara peserta studi, yang berarti Indonesia menempati
urutan ke-38 dari 39 negara.
Kegiatan literasi sekolah adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia saat ini, selain mengganti kurikulum yang ada di sekolah.
Gerakan literasi sekolah ini memperkuat gerakan budi pekerti sebagaimana
dituangkan dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 23 tahun
2015. Salah satu program gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca
buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Program ini dilaksanakan
untuk menumbuhkan minat baca siswa dapat meningkatkan keterampilan
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi
tentang nilai-nilai budi pekerti, berupa kaerifan lokal, nasional dan global yang
akan disampaikan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu penunjang untuk pelaksanaan
kegiatan literasi sekolah, yang berfungsi sebagai penyedia bahan bacaan ilmu
pengetahuan serta sumber infomasi bagi pendidik dan siswa. Perpustakaan juga
3
sebagai penyedia bahan bacaan perpustakaan yang berfungsi sebagai penyedia
sarana literasi, yaitu sudut baca kelas, area baca, menciptakan lingkungan kaya
teks, serta strategi pengembangan minat baca siswa.
Sasaran utama gerakan literasi sekolah yaitu di sekolah pada jenjang
sekolah dasar. Siswa di sekolah dasar masih mudah untuk dikembangkan dalam
usia 6-12 tahun. Oleh karena itu pihak sekolah harus mengadakan gerakan literasi
sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca siswa dengan cara
mengembangkan pengelolaan perpustakaan sekolah. Dalam pelaksanaan gerakan
literasi sekolah ini dapat dilihat dari kedisiplinan siswa, gerakan literasi sekolah di
sekolah dasar dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pembiasaan, tahap
pengembangan, tahap pembelajaran.
Berdasarkan buku panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada
tahap pertama yaitu tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat baca
siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca. Pada tahap pembiasaan
ini kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD kelas
rendah dan SD kelas tinggi, dengan kegiatan seperti menyimak dan membaca
buku bacaan/pengayaan. Kedua tahap pengembangan bertujuan untuk
mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta
meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca siswa. Kegiatan yang
dilakukan meliputi menyimak, membaca, berbicara, menulis dan memilih
informasi. Ketiga tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat
4
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan
literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran.
Literasi Dasar (basic literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
Literasi Dasar yaitu kemampuan membaca, pembiasaan kegiatan membaca
yang menyenangkan di sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.
Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan
kemampuan literasi peserta didik.
Gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai belum berjalan sesuai dengan panduan
dari direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Kegiatan yang dilaksanakan masih berjalan sesuai dengan kegiatan
yang dibuat sendiri oleh sekolah, namun kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan minat baca siswa. menurut Farida Rahim (2011: 28) “minat
baca ialah keinginan yang kuat akan diwujudkannya dengan kesediaan untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian akan membacanya atas kesadaran sendiri”.
Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya
dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya
atas kesadaran sendiri atau tanpa dorongan dari luar. Bahan pustaka yang
5
disediakan oleh SD Negeri 32 Buakang masih sangat kurang dan lebih banyak
buku pelajaran daripada buku bacaan lainnya, sehingga kurang menarik minat
siswa datang ke perpustakaan untuk membaca, begitupun buku-buku yang
disediakan di sudut baca kelas hanya buku mata pelajaran saja sehingga siswa
lebih memilih bermain ketika jam istarahat daripada membaca buku bacaan.
Kegiatan literasi sekolah dapat terlaksana dengan baik jika melibatkan seluruh
warga sekolah seperti, guru, kepala sekolah, siswa, orang tua, dan komite sekolah.
Namun hal tersebut kurang mendapatkatkan koordinasi dengan warga sekolah
misalnya, guru tidak memberi arahan kepada siswa untuk membaca buku selama
15 menit sebelum belajar. Serta melalui kegiatan observasi yang dilakukan di
sekolah yaitu di SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai ditemukan fakta yaitu rendahnya minat baca siswa yang terjadi khususnya
siswa di kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai terlihat dengan kurang pedulinya siswa terhadap buku-buku yang ada di
sekolah, siswa lebih memilih bermain daripada membaca buku. Siswa hanya
membaca ketika pembelajaran berlangsung, sehingga hal tersebut membuat
banyak siswa yang tertinggal, misalnya siswa yang harusnya sudah duduk di
bangku kelas VI harus tinggal di kelas V hingga siswa tersebut kurang mampu
membaca. Hal tersebut terjadi karena kurangnya minat baca siswa disekolah
tersebut.
Berdasarkan kenyataan tentang rendahnya minat baca siswa di sekolah
dasar pada saat ini khususnya di kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
6
eksperimen yang berjudul “ Pengaruh Kegiatan Literasi Dasar terhadap Minat
Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh kegiatan literasi
dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Kabupaten Sinjai?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui adanya pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca
siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sabagai
berikut:
1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
memperkaya wawasan konsep serta praktek gerakan literasi yang
berada di sekolah.
2. Secara Praktis, hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai
berikut:
a. Bagi siswa, kegiatan literasi disekolah dasar dapat dilakukan agar
dapat meningkatkan minat baca siswa.
7
b. Bagi guru, memberikan inspirasi kepada guru untuk selalu
melaksanakan kegiatan literasi dikelas sebelum memulai kegiatan
pembelajaran di kelas.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pengembangan minat baca siswa di sekolah dasar.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Teori Kegiatan Literasi
a. Pengertian Literasi
Menurut Depdiknas (2004) literasi diartikan sebagai “ keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan tidak untuk dapat sekedar hidup dari segi finansial,
tetapi juga sebagai suatu yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara
sosial, ekonomi dan budaya dalam kehidupan modern.
Menurut Eisner dalam Yunus A, dkk (2017:04) mengatakan “bahwa
multiliterasi atau literasi di era digital ini saat ini merupakan kemampuan
membaca, menulis, melukis, menari, ataupun kemampuan melakukan kontak
dengan berbagai media yang memerlukan literasi, Eisner berpendapat bahwa
literasi dipandang sebagai cara untuk menemukan dan membuat makna dari
berbagai bentuk epresentasi yangada di sekitar kita”.
Pandangan Eisner tersebut, senada dengan pandangan C. Luke dalam
Yunus A, dkk (2017:04) yang mengatakan “bahwa multiterasi atau literasi di era
digital saat ini merupakan kemampuan memandang pengetahuan secara integratif,
tematik, multimodal, dan interdisipliner.
Karalensi Naibabo (2007: 3-4), memandang bahwa literasi dapat diartikan
sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Literasi disebut juga dengan
melek huruf atau keaksaraan. Makna tersebut adalah makna yang sempit dari
9
literasi. Saat ini telah dikenal makna luas tentang literasi yaitu, melek teknologi,
melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan dan politik.
Pendapat di atas merujuk pada hasil dari Konferensi Praha tahun 2003.
Konferensi Praha tahun 2003 memperbaharui pengertian literasi. Makna literasi
yang awalnya dibatasi pada kemampuan baca dan tulis, dimaknai juga mencakup
bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna
praktik dan hubungan sosial yan terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO, 2003).
Berdasarkan pengertian literasi yang telah diungkapkan oleh para ahli
maka dapat diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan yang kompleks.
Bukan hanya kemampuan membaca dan menulis yang terdapat didalamnya.
Melainkan terdapat beberapa kemampuan mengambil dan memaknai jenis-jenis
teks serta kemampuan siswa untuk berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan yang ada, baik dalam bentuk visual, cetak maupun audiovisual.
Kemampuan literasi dasar dapat diperoleh dengan cara membaca, menulis,
menyimak, berhitung dan berbicara.
b. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Menurut Gestalt dalam Ahmadi Abu (2010:61) “belajar adalah suatu
proses aktif yang bukan hanya aktifitas nampak seperti gerakan tubuh melainkan
juga aktifitas aktifitas mental, seperti proses berpikir mengingat dan sebagainya”.
Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu
yang didapatkannya di bangku sekolah.
10
Gerakan literasi sekolah merupakan gerakan yang memperkuat gerakan
penumbuhan budi pekerti, pemerintah mengeluarkan kebijakan penumbuhan budi
pekerti siswa melalui 7 pembiasaan yang salah satunya adalah gerakan literasi
sekolah. Sebagaimana dituangkan dalam peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah
“kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai”.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik. Materi baca nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional,
dan global yang disampaikan sesuai jenjang pendidikan dan tahap perkembangan
siswa.
Gerakan Literasi Sekolah menurut Kemendikbud (2016:07) merupakan:
“suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan
warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang
dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), daan pemangku
kepentingan dibawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Mnengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan”.
Menurut penilaian kemampuan membaca yang dilakukan oleh Programme
for Internasional Student Assessment (PISA) dalam Yunus A, dkk
(2017:277) mengatakan bahwa:
“Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemampuan membaca
rendah. Berdasarkan penilaian PISA pada tahun 2000 diketahui Indonesia
memiliki skor 371, serta menduduki negara dengan kemampuan membaca
terendah ketiga dari negara negara yang dinilai. Pada tahun 2013, skor
kemampuan membaca peserta didik Indonesia sebesar 383. Hal tersebut
menempatkan Indonesia pada peringkat 39 dari 40 negara. Pada tahun
2006 skor kemampuan membaca Indonesia sedikit mengalami peningkatan
yakni sebesar 393 yang membuat Indonesia menempati peringkat 48 dari
56 negara yang masuk dalam penelitian PISA. PISA kembali merilis hasil
11
penelitiannya pada tahun 2009, 2012 dan 2015 kembali Indonesia
menunjukkan kemampuan membaca yang masih rendah.
Berpijak pada data empiris tersebut, upaya peningkatan kemampuan
peserta didik pada Permasalahan ini menuntut pemerintah untuk menciptkan
strategi khusus untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan membaca siswa.
Gerakan Literasi Sekolah ini mempunyai tujuan untuk membiasakan dan
memtoivasi peserta didik untuk mau membaca dan menulis guna menumbuh budi
pekerti. Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015.
Program literasi yang telah diterapkan di Indonesia berdasarkan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budipekerti,
khususnya dalam pelaksanaan 7 kegiataan pembiasaan yang telah tercantum
dalam peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan budi
pekerti peserta didik, melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
Diperkuat dan diperjelas dalam UU Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi pekerti yaitu pada bagian mengembangkan potensi diri peserta
didik secara utuh yang berbunyi:
Setiap peserta didik mempunyai potensi yang beragam. Sekolah
hendaknya memfasilitasi secara optimal agar peserta didik bisa
menemukenali dan mengembangkan potensinya. Kegiatan wajib:
a. Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca
buku selain buku mata pelajaran (hari-hari)
12
b. Tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani,
dilaksanakan secara berskala dan rutin, sekurangkurangnya satu kali
dalam seminggu.
Pembiasaan yang secara jelas mengatur Gerakan Literasi Sekolah di antara
tujuh pembiasaan lainnya adalah pembiasaan tentang mengembangkan potensi
diri peserta didik secara utuh. Pembiasaan ini menghendaki kegiatan literasi
selama 15 menit sebelum proses pembelajaran pada setiap pagi hari awal
pembukaan pembelajaran di dalam kelas. Dengan peserta didik dalam
pelaksanaannya membaca buku pengetahuan yang bukan berupa buku pelajaran
dengan tujuan untuk membuka wawasan dan pengalaman yang lebih dari proses
literasi yang dilaksanakan peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa literasi
dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah suatu kegiatan memahami
informasi melalui suatu aktifitas yang dapat menambah pengetahuan baik melalui
membaca, mendengarkan, menulis dan sebagainya. Informasi yang didapat
tersebut sebagai wawasan tambahan siswa dalam menggali suatu ilmu yang
sebanyak-banyaknya.
c. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Tujuan Gerakan Literasi Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah
untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tujuan khusus gerakan literasi
sekolah antara lain:
13
1. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Menurut Teguh (2017: 20-21) Tujuan GLS adalah untuk menjadikan
sekolah sebagai komunitas yang memiliki komitmen dan budaya membaca yang
tinggi serta memiliki kemampuan menulis yang komprehensif.
d. Komponen Literasi
Clay (2001) dan Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi
informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi
media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen
literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Literasi Dini (early literacy) yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta
didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
2. Literasi Dasar (basic literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
14
mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta
menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan
kesimpulan pribadi.
3. Literasi Perpustakaan (library literacy) antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal, memhami Dewey Decimal System
sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam mengunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga
memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
4. Literasi Media (media literacy) yaitu kemampuan untuk mengetahui
berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media eletronik
(media radio, media televisi), media digital (media internet), dan
memahami tujuan penggunaannya.
5. Literasi Teknologi (technology literacy) yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seprti peranti keras (hardware)
peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan
teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk
mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya,
juga pemahaman menggunakan komputer, menyimpan dan mengelola
data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangna teknologi saat ini,
15
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
6. Literasi Visual (visual literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut antara
literasi media dan literasi teknologi, yang mengambangkan kemampuan
dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan
audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual
yang tidakn terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital
(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan
baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang
benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan patutan.
e. Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah
Beers (2009) (dalam Wiedarty dkk, 2016: 11-12) mengatakan bahwa
terdapat beberapa prinsip-prinsip dasar dalam literasi sekolah. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Pengembangan literasi disesuaikan dengan perkembangan yang dapat
diprediksi.
Tahap perkembangan anak akan mempengaruhi kemampuan anak dalam
membaca dan menulis. Guru perlu mengetahui tahap perkembangan anak,
guna merancang strategi pembiasaan yang tepat. Strategi pembiasaan yang
tepat akan menentukan keberhasilan proses pembiasaan yang dilakukan.
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang.
Guru perlu menyadari bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan minat
yang berbeda. Strategi membaca dan jenis teks yang dibaca harus dibuat
16
variatif dan menyesuaikan jenjang pendidikan anak. Guru perlu
memanfaatkan beragam jenis bacaan yang ada secara seimbang.
3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum.
Pembiasaan literasi bukan menjadi bagian terpisah dari kurikulum.
Pembiasaan ini harus terintegrasi dengan kurikulum. Guru harus dapat
memadukan setiap pelajaran yang ada dengan kegiatan pembiasaan
literasi. Guru perlu diberikan pengembangan profesi agar dapat
menjalankan kegiatan pembiasaan ini.
4. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun.
Kegiatan pembiasaan literasi tidak hanya dilakukan sebelum pembelajaran
dimulai. Pembiasaan ini dapat dilakukan kapanpun. Guru dan sekolah
harus memfasilitasi anak dalam kegiatan tersebut. Pembiasaan literasi
dilakukan kapanpun agar dapat optimal dalam menanamkan budaya
literasi pada anak.
5. Kemampuan literasi mengembangkan budaya lisan.
Budaya literasi diharapkan dapat menumbuhkan budaya lisan pada anak.
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan menyampaikan gagsan dan
idenya yang diperoleh dari kegiatan literasi. Kegiatan pembiasaan literasi
harus diwarnai dengan kegiatan diskusi sehingga anak dapat belajar
berpendapat, mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain.
6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.
Kesadaran dan penghormatan akan perbedaan merupakan salah satu nilai
yang dikembangkan dalam kegiatan ini. Pembiasaan literasi ini diharapkan
17
dapat membuka pemikiran anak akan keberagaman yang ada. Bahan
bacaan harus memperlihatkan kekayaan dan keberagaman budaya
Indonesia sehingga melatih anak untuk menghargai keberagaman.
f. Tahapan-tahapan literasi sekolah
Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tahapan
pelaksanaan program literasi sekolah adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pembiasaan
Tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap
bacaan dan kegiatan membaca. Pada tahap pembiasaan ini kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD kelas rendah dan SD
kelas tinggi, dengan kegiatan seperti menyimak dan membaca buku
bacaan/pengayaan.
2) Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap
bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran
dan pemahaman membaca siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi
menyimak, membaca, berbicara, menulis dan memilah informasi.
3) Tahap Pembelajaran
Tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat siswa
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan
kecakapan literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku teks
pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan
18
kemampuan berbahasa reseptif (membaca dan menyimak) dan aktif
(berbicara dan menulis) yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan.
2. Literasi Dasar
a. Pengertian Literasi Dasar
Literasi Dasar (basic literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
Literasi dasar yaitu kemampuan membaca, pembiasaan kegiatan membaca
yang menyenangkan di sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.
Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan
kemampuan literasi peserta didik
b. Macam-Macam Literasi Dasar
Staf ahli bidang inovasi dan daya saing kemendikbud Ananto Kusuma
Seta meminta masyarakat memahami dan mengaplikasikan gerakan enam jenis
literasi dalam kehidupan. Hal itu diungkapkan saat menjadi narasumber dalam
rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang perpustakaan tahun 2019 di Birawa
Hall Bidakara, Jakarta Selatan, kamis (14/03/2019).
“Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic
Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi pelajar tetapi
juga seluruh masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis,
19
literasi numeri, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya
dan kewarganegaraan,” kata Ananto. Berikut penjelasan 6 literasi tersebut :
1) Literasi baca tulis
Salah satu diantara enam literasi dasar yang perlu dikuasai adalah
literasi baca-tulis. Membaca dan menulis merupakan literasi yang
dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Peningkatan
budaya baca dan kegemaran menulis harus diterapkan sejak dini.
2) Literasi numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, menganalisis
informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta menggunakan
interprestasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil
keputusan.
3) Literasi sains
Hal ini dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah
untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan
baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan
berdasar fakta.
4) Literasi finansial
Lietrasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan resiko, keterampilan
20
agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun
sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
5) Literasi digital
Menurut Ananto, memasuki era industri 4.0 perpustakaan memiliki
tantangan yang berbeda dengan era sebelumnya. Era industri 4.0
dihadapkan pada Networking dan Knowledge Sharing yang kuat.
“ciri dari era adalah connecting. Karenanya tantangan kita saat ini
adalah Networking dan Knowledge Sharing, perpustakaan kedepan
harus terkoneksi satu sama lain. Abad nanti data adalah barang publik,
semua orang harus biasa mengakses itu dimana saja dan kapan saja”.
Kata Ananto.
6) Literasi budaya dan kewargaan
Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan
bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai indentitas bangsa.
Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam
memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.
3. Minat Baca
a. Pengertian Minat Baca
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses
yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan
berkesinambungan. Pengertian minat baca adalah adanya perhatian atau keinginan
untuk membaca, inilah yang perlu dibina pada anak atau peserta didik karena
21
membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan apabila seseorang telah
gemar membaca maka pembaca tidak hanya memperoleh informasi tetapi juga
kesenangan dan kepuasan tersendiri.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah
dengan melalui perbaikan pengajaran pemahaman membaca. Umumnya para guru
menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorangpeserta
didik dapat membaca dan menulis. Dalam perkembangan teknologi yang sangat
pesat seperti saat ini, manusia harus terus menerus memperbaharui pengetahuan
dan keterampilannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sebagian besar
diperoleh melalui membaca.
Farida Rahim (2011: 28) mengemukakan bahwa “minat baca ialah
keinginan yang kuat akan diwujudkannya dengan kesediaan untuk mendapat
bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri”. Seseorang
yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadaran sendiri atau dorongan dari luar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada kegiatan membacayang
ditunjukkan dengan keinginan dan kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas
tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya,
menimbulkan perasaan senang serta adanya usaha-usaha seseorang untuk
membaca yang dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri.
22
b. Faktor yang mempengaruhi kegiatan membaca
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan membaca menurut
Lamb dan Arnol dalam Farida Rahim (2011: 16) ada 3 (tiga) yaitu;
1. Faktor Fisiologis
Mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologi, dan jenis kelamin.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.
2. Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan
dan meresponnya secara tepat. Secara umum ada hubungan antara
kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan
remedial membaca. Tingkatan intelegensi membaca itu sendiri pada
hakikatnya proses berfikir dan memecahkan masalah. Dua orang yang
berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan
membacanya.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan kemampuan
membaca peserta didik yang mencakup latar belakang dan pengalaman
peserta didik dirumah serta sosial ekonomi keluarga peserta didik.
23
Terdapat beberapa unsur dalam minat baca yaitu: unsur keinginan,
perhatian, kesadaran dan rasa senang untuk membaca. Minat baca adalah suatu
kecenderungan kepemilikan keinginan atau ketertarikan yang kuat dan disertai
usaha-usaha yang terus menerus pada diri seseorang terhadap kegiatan membaca
yang dilakukan secara terus menerus dan diikuti dengan rasa senang tanpa
paksaan, atas keinginannya sendiri atau dorongan dari luar sehingga seseorang
tersebut mengerti atau memahami yang dibacanya dengan dipengaruhi beberapa
faktor berupa faktor psikologi, intelektual dan lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah salah satu dorongan yang
berasal dari dalam diri maupun dari luar diri setiap individu untuk membaca
dikarenakan adanya motivasi yang mendorong individu tersebut. Dengan adanya
minat baca yang kuat yang dimiliki oleh siswa maka akan berpengaruh terhadap
hasil belajar dan pengetahuan siswa serta tingkat kecerdasan siswa, karena dari
kebiasaan membaca yang dilakukan oleh siswa dapat memberi pengaruh kepada
otak untuk terbiasa berpikir dan mengolah informasi dan menemukan hal-hal
penting terkandung didalamnya.
c. Penelitian Relevan
a. Jurnal berjudul “Pengaruh Program Gerakan Literasi Sekolah terhadap
Minat Baca Siswa di SD Islam Terpadu Muhammadiyah An-Najah
Jatinom Klaten” karya Nindya Faradina, Universitas Negeri Yogyakarta,
tahun, 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya: 1) program gerakan
literasi sekolah terhadap minat baca siswa di SD Islam Terpadu
Muhammadiyah An-Najah Jatinom Klaten, dengan = 0,550, =
24
0,302, (7,332)> (1,657) ; atinya pengaruh gerakan literasi
sekolah terahadap minat baca siswa signifikan. 2) hambatan terjadi pada
membaca nyaring, membaca dalam hati, kegiatan pojok baca kelas dan
penghargaan sebagai peminjam buku teraktif, dari 126 sampel 36,06%
menjawab ya dan 63,94% menjawab tidak.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nindya Faradina dengan
penelitian yang akan saya lakukan adalah sampel penelitian yaitu pada
kelas IV, V, VI sedangkan pada penelitian yang saya lakukan fokus pada
kelas V dan memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nindya Faradina yaitu variabel independennya (literasi) dan dependennya
(minat baca), dan menggunakan pendekatan kuantitatif.
b. Jurnal berjudul “Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman Al Hakim Iternasional” karya Ranti
Wulandari, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2017. Hasil penelitian
menunjukkan 1). Program yang menunjang kebijakan gerakan literasi di
SDIT LHI: reading group, morning motivation, mini library, pengadaan
perpustakaan dan kegiatan yang menunjang. 2). Implementasi didukung
komunikasi agen pelaksana melalui rapat elemen sekolah. Sumber daya
didukung adanya potensi guru, dana dari orang tua, sekolah, dan
pemerintah serta sponsor. Komitmen para agen pelaksana, serta struktur
birokrasi dari pihak sekolah; 3). Faktor pendukung tersedianya sarana
untuk mensosialisasikan kebijakan, hibah buku dari orangtua, waktu dan
dana, guru mempunyai semangat belajar. Faktor penghambatnya buku
25
yang kaya akan nilai serta gambar-gambar menarik sulit didapatkan di
Indonesia.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ranti Wulandari dengan
penelitian yang saya lakukan yaitu terletak pada teknik analisis data
(reduksi data dan sajian deskripsi data), subjek penelitian (kepala sekolah,
kepala perpustakaan, guru kelas 1, dan siswa kelas 1), dan teknik
pengumpulan data (wawancara, observasi dan dokumentasi) dan instrumen
penelitian (peneliti itu sendiri), sedang pada penelitian yang saya lakukan
teknik analisis data (analisis data statistik deskriptif dan analisis data
statistik inferensial), subjek penelitian (siswa kelas V), teknik
pengumpulan data (pre-angket, treatment (perlakuan), post-angket), dan
instrumen penilaian (angket). Memiliki persamaan dengan penelitian yang
lakukan oleh Ranti Wulandari yaitu pelaksanaan kegiatan literasi di
sekolah.
c. Jurnal berjudul “Analisis Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat Baca
Siswa-Siswa Sekolah Dasar” karya Aini Salma, Universitas PGRI
Semarang. hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dampak positif dari
adanya program gerakan literasi sekolah pada minat baca siswa, melalui
perhitungan angket minat baca dari siswa kelas III dan V yang tergolong
tinggi.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Aini Salma dengan penelitian
yang saya lakukan yaitu terletak pada pendekatan kualitatif sedangkan
pada penelitian yang saya lakukan menggunakan pendekatan kuantitaf.
26
Memiliki persamaan dengan penelitian dengan yang di lakukan oleh Aini
Salma terdapat pada instrumen penilaian yaitu menggunakan angket.
d. Jurnal berjudul “Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar” karya
Muhammad Hilal Hidayat, Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di dua sekolah tersebut belum
terlaksana secara optimal karena masih memiliki beberapa faktor
penghambat yang masih kurang teratasi sehingga belum memiliki dampak
positif terhadap gairah membaca siswa, hal tersebut terindikasi dari kurang
terlihatnya aktivitas membaca buku bacaan oleh siswa selama berada di
lingkungan sekolah.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hilal Hidayat
dengan penelitian yang saya lakukan yaitu pada teknik pengumpulan data (
wawancara mendalam terstruktur, observasi, studi dokumentasi) dan
menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan penelitian yang saya
lakukan yaitu teknik pengumpulan data (pre-angket, treatment
(perlakuan), post-angket), dan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Hilal Hidayat yaitu mengenai literasi di sekolah dasar.
B. Kerangka Pikir
Minat membaca merupakan sarana utama bagi seseorang yang ingin selalu
berkembang dalam memperluas pengalaman dan pengetahuan, oleh sebab itu
minat membaca sebaiknya ditanamkan kepada anaknya sedini mungkin. Minat
baca yang tinggi dapat mempermudah anak untuk belajar dan berperan penting
27
dalam penyelenggaraan pembelajaran, karena memberi dampak yang besar atas
perilaku dan sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Minat baca peserta didik yang masih terlihat rendah tentu membutuhkan
upaya yang dapat meningkatkan minat baca peserta didik. Untuk itu, melalui
Program Gerakan Literasi yang diatur dalam Permindikbud Nomor 23 Tahun
2015 tentang penumbuhan budi pekerti diharapkan dapat menciptakan generasi
yang gemar membaca dan berbudi pekerti luhur. Sebab, dengan dibiasakan
membaca buku tentang pengetahuan, inspiratif dan teladan maka implikasinya,
tidak hanya menjadi generasi yang cerdas dan melek informasi, tetapi juga dapat
terbentuk perilaku dan berbudi pekerti baik sesuai dengan pancasila. Dalam
pelaksanaannya, pengaruh dari gerakan literasi sekolah tidak serta merta langsung
meningkatkan minat baca peserta didik. Ada banyak faktor penunjang
keberhasilan gerakan literasi sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh apakah
pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Berikut adalah kerangka
pikir dari penelitian ini:
28
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka pikir,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar
terhadap minat baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai.
Kegiatan literasi dasar:
1. Pembiasaan kegiatan
membaca.
2. Pengembangan minat
baca.
3. Pelaksanaan kegiatan
membaca
Minat Baca Siswa:
1. Faktor psikologis
2. Faktor intelektual
3. Faktor lingkungan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bersifat kuantitatif,
yaitu metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini digunakan
desain pra-eksperimen karena hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas
eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut (Sugiyono, 2018:109), metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Dengan
demikian, tujuan penelitian eksperimen sejalan dengan tujuan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan literasi
dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai.
30
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen design jenis
One-Group Pre-angket - Post-angket Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan (treatment) (Sugiyono, 2018). Adapun desain penelitian
ini adalah sebagai berikut:
X
Gambar 3.1 Desain penelitian
Keterangan:
= Pre-angket
= Post-angket
X = Perlakuan dengan kegiatan literasi
Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
a) Memberikan pre-angket untuk mengukur variabel terikat (minat baca)
sebelum perlakuan dilakukan.
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan pelaksanaan
kegiatan literasi dasar.
c) Memberikan post-angket untuk mengukur variabel terikat setelah
perlakuan dilakukan.
31
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2018: 119) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
element yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi adalah
keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti”. Dalam
hal ini populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai sebanyak 102 siswa. Laki-laki 39 siswa dan perempuan 63
siswa. Seperti tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Keadaan Populasi
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas V 6 7 13
Sumber: Jumlah siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai (2020).
2. Sampel
Sugiyono (2018: 120) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena batasan
dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
32
representatif (mewakili). Pengukuran sampel merupakan suatu langkah yang
diambil dalam melaksanakan suatu penelitian.
Dalam penelitian ini sampelnya menggunakan purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan
strata, random atau daerah melainkan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
penentu sampel dalam penelitian ini diawali dengan pertimbangan bahwa kelas V
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah 13 siswa, laki-laki
berjumlah 6 siswa dan perempuan berjumlah 7 siswa.
Tabel 3.2 Keadaan Sampel
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas V 6 7 13
Sumber: Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur, Kabupaten Sinjai (2020).
C. Definisi Operasional Variabel
1. Literasi Dasar
Literasi dasar (basic literacy) yaitu kemampuan membaca, pembiasaan
kegiatan membaca yang menyenangkan di sekolah. Pembiasaan ini
bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap
kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca
33
merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi
peserta didik.
2. Minat Baca
Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi.
Minat Baca adalah kecenderungan dan keinginan atau ketertarikan yang
kuat, disertai usaha-usaha yang terus menerus pada diri seseorang terhadap
kegiatan membaca dan diikuti dengan rasa senang atas keinginannya
sendiri dan tanpa paksaan atau dorongan dari luar sehingga seseorang
tersebut mengerti atau memahami yang dibacanya dengan dipengaruhi
beberapa faktor psikologi, intelektual dan lingkungan, untuk menjawab
pertanyaan pertanyaan yang ada dalam benaknya dan mencari informasi
yang dianggap perlu.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kegiatan
literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai yaitu berupa angket yang berisikan
besaran tingkat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca kelas V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai yaitu:
1. Berpengaruh
2. Kurang berpengaruh
3. Tidak berpengaruh
34
Angket akan disebarkan kepada responden oleh peneliti. Angket yang
diberikan adalah angket yang bersifat tertutup yang berisi indikator dari pengaruh
kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa. Akan berbentuk pertanyaan
pilihan dan akan diberikan tiga pilihan kemudian responden harus memilih salah
satu pilihan. Angket tersebut diberikan sebelum kegiatan literasi dasar diterapkan
dan sesudah kegiatan literasi dasar diterapkan. Indikator dalam angket berisikan
tentang pengaruh literasi dasar terhadap minat baca siswa. Dengan kriteria
pengukurannya adalah yaitu:
a. Memilih alternatif ( a ) diberi skor 3 untuk jawaban yangs sesuai
dengan harapan.
b. Memilih alternatif ( b ) diberi skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai
dengan harapan.
c. Memilih alternatif ( c ) diberi skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai
dengan harapan.
Nilai tertinggi tiga ( 3 ) dan terendah satu ( 1 )
Tabel 3.3 Angket Minat Baca
No. Pertanyaan Jawaban
S
(a)
K
(b)
TP
(c)
1 Saya termasuk orang yang suka membaca
2 Saya suka meminjam buku dari perpustakaan untuk
dibaca
3 Saya selalu menyempatkan membaca buku di pojok
baca kelas ketika jam istrahat
4 Saya selalu menyempatkan membaca buku di
35
perpustakaan ketika jam istrahat
5 Saya hanya datang ke perpustakaan ketika disuruh oleh
guru untuk membaca buku di sana
6 Saya malas membaca buku
7 Saya banyak membaca untuk menambah wawasan
8 Saya termasuk orang yang tidak terlalu suka membaca
buku
9 Sudah banyak buku yang saya baca di perpustakaan
10 Sudah banyak buku yang saya baca di pojok baca kelas
11 Saat jam istrahat saya malas membaca buku
12 Saya dapat memberi tanggapan terhadap buku yang saya
baca
13 Saya hanya membaca ketika jam pelajaran berlangsung
14 Saya sangat suka membaca buku komik
15 Saya tidak terlalu suka membaca buku pelajaran
16 Saya lebih suka membaca daripada mengerjakan tugas
17 Saya lebih suka membaca daripada bermain dengan
teman
18 Mengikuti ekstrakurikuler itu lebih menyenangkan
daripada membaca.
19 Dalam sehari saya selalu membaca buku kesukaan saya
20 Di waktu libur saya tetap membaca buku
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-
angket dan post-angket, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan
dilakukan sebagai berikut:
36
1. Pre-angket
Pre-angket dilakukan sebelum treatmen (perlakuan). Pre-angket dilakukan
untuk mengetahui minat baca siswa sebelum diterapkan kegiatan literasi dasar.
2. Treatment (perlakuan)
Dalam hal ini peneliti menerapkan kegiatan literasi dasar terhadap siswa
kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
3. Post-angket
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah memberikan post-angket
kepada siswa kelas V untuk mengetahui pengaruh kegiatan literasi dasar yang
telah diterapkan.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pre-angket dan nilai post-angket kemudian dibandingkan. Membandingkan
kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara
nilai yang didapatkan antara nilai pre-angket dengan nilai post-angket. Pengujian
perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk
keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan
demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen
One Group Pre-angket Post-angket Design adalah sebagai berikut:
37
1. Analasis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses
penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan
melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
Persentase (%) nilai rata-rata
P =
x 100%
Di mana:
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden
Dalam analisis ini peneliti menetapkan minat baca siswa dengan kegiatan
literasi dasar sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh Depdikbud (2003)
yaitu:
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Skor
No. Interval Kategori
1. 0 – 54 Sangat Rendah
2. 55 – 64 Rendah
3. 65 – 74 Sedang
4. 75 – 84 Tinggi
5. 85 – 100 Sangat Tinggi
Sumber: Depdikbud
38
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik
statistik t (uji t ). Dengan tahapan sebagai berikut:
√
(Arikunto, 2006: 306)
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-angket dan post-angket
= Minat baca sebelum perlakuan (pre-angket)
= Minat baca setelah perlakuan (post-angket)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-angket dengan post-angket
∑ = Jumlah dari gain (post-angket – pre-angket)
N = Subjek pada sampel.
39
b) Mencari harga “∑ d” dengan menggunakan rumus:
∑ d = ∑ -
Keterangan:
∑ d = Jumlah kuadrat deviasi
∑ = Jumlah dari gain (post-angket – pre-angket)
N = Subjek pada sampel
c) Menentukan harga dengan menggunakan rumus:
√
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-angket dan post-angket
= Minat baca sebelum perlakuan (pre-angket)
= Minat baca setelah perlakuan (post-angket)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
kaidah signifikan:
40
Jika maka ditolak dan diterima, berarti penerapan
Kegiatan Literasi Dasar Berpengaruh Terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
e) Jika maka ditolak dan ditolak, berarti penerapan
Kegiatan Literasi Dasar Berpengaruh Terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Mencari dengan menggunakan table disribusi t dengan taraf signifikan
= 0,05 dan dk = N – 1
f) Membuat kesimpulan apakah Kegiatan Literasi Dasar Berpengaruh Terhadap
Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Untuk menjawab rumusan masalah digunakan analisis
inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi hasil
oenelitian yang didapatkan setelah penelitian dirincikan sebaagai berikut:
1. Hasil Analisis Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan tentang karakteristik
distribusi skor kegiatan literasi dasar terhadap minat baca dari siswa kelas V
penelitian sekaligus jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Data minat baca siswa dalam penelitian ini menjadi dua yaitu sebelum
perlakuan (pre-angket) dan data setelah perlakuan (post-angket).
a. Data Hasil Pre-angket
Kegiatan literasi dasar yaitu kemampuan membaca, pembiasaan kegiatan
membaca yang menyenangkan di sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk
menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri
warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi
pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
42
Skor hasil minat baca sebelum perlakuan atau diterapkan kegiatan literasi
dasar pada siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai. Disajikan lengkap sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas V Sebelum Diberi Perlakuan Kegiatan Literasi
Dasar
No Nama Siswa Nilai Pre-angket
1 AD 65
2 BY 55
3 HS 68
4 AN 63
5 NK 63
6 NA 66
7 AG 65
8 RA 68
9 AR 60
10 AS 60
11 RZ 68
12 AA 65
13 FM 71
Jumlah Nilai 837
Rata-Rata 64,38
Nilai Tertinggi 71
Nilai Terendah 55
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor minat baca
siswa sebelum diberi perlakuan (pre-angket) ditunjukkan seperti pada tabel 4.2
berikut :
43
Tabel 4.2 Statistik Skor Minat Baca Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan
(pre-angket)
Statistik Nilai Statistik
Subjek 13
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 71
Skor Minimum 55
Rentang Skor 16
Skor Rata-Rata 64,38
Standar Deviasi 4,253
Variansi 18,089
Sumber : Output SPSS Versi 25
Apabila skor minat baca siswa dikelompokkan kedalam lima kelas minat
baca sebelum diberi perlakuan.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Minat Baca Siswa kelas
V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai Sebelum Diberikan Perlakuan
Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase %
Sangat Rendah 0 – 54 0 0 %
Rendah 55 – 64 1 7,69%
Sedang 65 – 74 12 92,30%
44
Tinggi 75 – 84 0 0%
Sangat Tinggi 85 – 100 0 0%
Jumlah 13 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel
penelitian adalah 13 dengan skor rata-rata minat baca siswa sebelum diberi
perlakuan (pre-angket) adalah sebesar 64,38 skor tertinggi yang dicapai adalah 71
dan skor terendah adalah 55, variansi 18,089 dengan standar deviasi 4,2532
Pada saat sebelum diberikan perlakuan, kegiatan literasi hanya dilakukan
secara umum tidak terkhusus kepada literasi dasar, contohnya siswa hanya
diarahkan untuk membaca namun tidak berjalan sesuai dengan buku panduan
gerakan literasi sekolah dasar menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Data Hasil Post-angket
Skor minat baca siswa setelah diberikan perlakuan atau diterapkan
kegiatan literasi dasar pada siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan
Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Tabel 4.4 Skor Minat Baca Siswa Kelas V Setelah Diberikan Perlakuan (post-
angket)
No Nama Siswa Nilai
1 AD 87
2 BY 71
45
3 HS 88
4 AN 83
5 NK 90
6 NA 88
7 AG 91
8 RA 91
9 AR 88
10 AS 91
11 RZ 88
12 AA 91
13 FM 91
Jumlah Nilai 1.138
Rata-Rata 87.53
Nilai Tertinggi 91
Nilai Terendah 71
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor minat baca
siswa kelas V setelah diberikan perlakuan (post-angket) ditujukan pada tabel 4.5
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Statistik Skor Minat Baca Siswa Kelas V Setelah Diberikan
Perlakuan (post-angket)
Statistik Nilai Statistik
Subjek 13
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 91
46
Skor Minimum 71
Rentang Skor 20
Skor Rata-Rata 87,53
Standar Deviasi 5,4565
Variansi 30,1025
Sumber :Output SPSS Versi 25
Apabila skor minat baca siswa dikelompokkan ke dalam lima kelas
interval skor minat baca siswa kelas V setelah diberikan perlakuan seperti
ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi dan Presentase Skor Minat Baca Siswa kelas V
SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai
Sebelum Diberikan Perlakuan
Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase %
Sangat Rendah 0 – 54 0 0 %
Rendah 55 – 64 0 0 %
Sedang 65 – 74 1 7,69 %
Tinggi 75 – 84 1 7,69%
Sangat Tinggi 85 – 100 11 84,61 %
Jumlah 13 100%
Berdasarkan tabel 4.5 dan tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah sampel
adalah 13 orang dengan skor rata-rata minat baca siswa kelas V setelah diberikan
47
perlakuan (Post-angket) adalah sebesar 87,53, skor tertinggi yang dicapai adalah
91 dan skor terendah adalah 71, variansi 30,1025, dengan standar deviasi sebesar
5,4865
Minat baca setelah diterapkan kegiatan literasi dasar mengenai kegiatan
membaca, kegiatan menulis, kegiatan berbicara, kegiatan mendengarkan dan
kegiatan menghitung.
c. Deskripsi Analisis Belajar
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan literasi dasar selama 3
kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
N
o
Komponen yang
diamati
Pertemuan ke Rata-
rata
Persenta
se %
Kategori
I II III IV V
1 Murid yang hadir
pada saat
penerapan kegiatan
literasi dasar
P
R
E
A
N
G
K
E
T
13 13 13
P
O
S
13 100 Aktif
2 Siswa melakukan
kegiatan membaca
selama 15 menit
sebelum belajar
13
13 13 13 100 Aktif
3 Siswa melakukan
kegiatan negatif
selama kegiatan
literasi dasar
6 3 - 4,5 34,61
4 Siswa yang
berinisiatif sendiri
mengambil bahan
bacaan sebelum
pembelajaran
dimulai
10 12 13 12,33 94,84 Aktif
5 siswa mampu
melakukan
10 11 13 11,33 87,15 Aktif
48
kegiatan membaca
sesuai dengan
kegiatan literasi
dasar
T
A
N
G
K
E
T
6 Siswa mampu
melakukan
kegiatan menulis
sesuai dengan
kegiatan literasi
dasar
11 13 13 12,33 94,84 Aktif
7. Siswa mampu
melakukan
kegiatan berbicara
sesuai dengan
kegiatan literasi
dasar
10 12 12 11,33 87,15 Aktif
8 Siswa mampu
melakukan
kegiatan
mendengarkan
sesuai dengan
kegiatan literasi
dasar
9 11 13 11 84,61 Aktif
9 Siswa mampu
melakukan
kegiatan
menghitung sesuai
dengan kegiatan
literasi dasar
10 12 13 11,66 89,69 Aktif
Rata-rata 11,164 85,876
Hasil pengamatan untuk pertemuan 1 sampai dengan pertemuan III
menunjukkan bahwa:
1. Persentase kehadiran siswa sebesar 100%
2. Siswa melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum belajar
sebesar 100%
49
3. Siswa melakukan kegiatan negatif selama kegiatan literasi dasar
sebesar 34,61
4. Siswa yang berinisiatif sendiri mengambil bahan bacaan sebelum
pembelajaran dimulai sebesar 94,84%
5. siswa mampu melakukan kegiatan membaca sesuai dengan kegiatan
literasi dasar sebesar 87,15%
6. Siswa mampu melakukan kegiatan menulis sesuai dengan kegiatan
literasi dasar sebesar 94,84%
7. Siswa mampu melakukan kegiatan berbicara sesuai dengan kegiatan
literasi dasar sebesar 87,15%
8. Siswa mampu melakukan kegiatan mendengarkan sesuai dengan
kegiatan literasi dasar sebesar 84,61%
9. Siswa mampu melakukan kegiatan menghitung sesuai dengan kegiatan
literasi dasar sebesar 89,69%
Sesuai dengan aktivitas kriteria aktif dalam kegiatan literasi dasar yang
ditentukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam kegiatan literasi dasar jika
jumlah siswa yang aktif di atas 75% baik untuk kegiatan literasi dasar maupun
rata-rata aktivitas siswa. Dari hasil pengamatan rata-rata aktivitas siswa yang aktif
melakukan kegiatan literasi dasar yaitu sebesar 85,8%, sehingga dapat
disimpulkan aktivitas siswa dalam kegiatan literasi dasar telah mencapai kriteria
aktif.
50
2. Hasil Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis data inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian
hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II “Apakah terdapat pengaruh
kegiatan literasi dasar terhadap minat baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai”.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang telah diolah
berdistribusi normal atau tidak. Data uji normalitas diambil dari hasil pre-angket
dan post-angket hasil minat baca siswa kelas V. Uji normalitas yang dilakukan
menggunakan sistem SPSS versi 25, dengan kriteria pengujian bahwa data hasil
hasil minat baca siswa akan terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.
Sebaliknya, dikatakan tidak terdistribusi normal jika dignifikansi yang diperoleh <
0,05. Dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05. Berikut hasil uji
normalitas data pre-angket dan pos-angkett
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Angket dan Pos-Angket
Kelompok Data Asymp.Sig(2-tailed Keterangan
n = 13 Pre-angket
Post-Angket
0,200
Sig > 0.05 (Normal)
Sumber: Data Output SPSS 25
51
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
pada pretest dan posttest yaitu 0.200. Karena p-value > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk metahui kedua kelompok data memiliki
variansi yang sama atau berbeda, dengan nilai signifikansi yaitu >0,05 maka data
tersebut dinyatakan memiliki variansi yang sama (homogen), begitupun
sebaliknya apabila nilai signifikansi < 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak
memiliki variansi yang sama (tidak homogen). Berdasarkan analisis data
menggunakan SPSS versi 25 diperoleh uji homogenitas sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas
Pretest dan Posttest (α = 0,05)
Sig. > α
0,939 > 0,05
Sumber: Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data
memiliki yang sama atau homogen karena nilai signifikansi lebih besar dari
nilai α = 9,05 dengan hasil uji homogenitas yakni 0,939 > 0,05.
c. Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan metode Paired Samples T-Test atau uji t
pada program SPSS versi 25. Paired Samples T-Test adalah pengujian yang
dilakukan pada kelompok populasi yang sama, tetapi memiliki kondisi data
sampel sebagai akibat adanya perlakuan. H0 ditolak dan H1 diterima apabila sig. <
52
0,05 dan thitung > nilai ttabel. Berikut disajikan hasil analisis uji-t nilai pre-angket dan
post-angket:
Tabel 4.10 Hasil Paired Samples T-Test
Variabel T Df Sig.(2-tailed) Ket.
Pretest & Posttest -19,971 12 0,000
0,000 < 0,05 = ada
perubahan
Sumber : Output SPSS Versi 25
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung = -19,971 dan nilai sig.(2-
tailed)=0,000 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Dengan ttabel dilihat pada tabel
statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (df) 13-1 =
12, hasil diperoleh untuk ttabel = 2,179 (terdapat pada lampiran). Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga telah diketahui bahwa
terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Pengambilan keputusan uji Paires Sample T-Test berdasarkan
perbandingan nilai signifikansi yaitu diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
karena nilai signifikansi < α (0,000 < 0,05) sesuai dasar pengambilan keputusan
dalam Paired Sample T-Test, maka dapat disimpulkan pula bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima yaitu terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca
siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
B. Pembahasan
53
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai pada kelas V dengan sampel 13 siswa, yang dilakukan
menggunakan pertanyan sebagai pre-angket dan post-angket dengan penerapan
kegiatan literasi dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2
kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pre-angket dan pertemuan kedua
dilakukan post-angket. Desain penelitian ini One-Group Pre-angket - Post-angket
Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment)
(Sugiyono, 2018). Hanya ada satu kelas yang diteliti, dengan terlebih dahulu
diberi pre-angket berupa lembar angket yang berisi pertanyaan, setelah itu diberi
treatment yang berupa kegiatan literasi dasar. Pada akhir pembelajaran diberikan
post-angket, pengaruh dari diberlakukannya treatment, sehingga diperoleh nilai
rata-rata post-angket lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pre-angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan deskripsi data diuraikan tentang
pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 25 diperoleh nilai pre-angket
dengan nilai terendah dan tertinggi yaitu 55 dan 71. Nilai rata-rata (mean) yaitu
64,38 dengan kategori sedang.
Kemudian, setelah diberikan treatment maka diperoleh nilai post-angket
dengan nilai terendah yaitu 71 dan nilai tertinggi 91. Sehingga dapat dilihat bahwa
54
nilai terendah dan tertinggi post-angket lebih baik dibandingkan nilai terendah dan
tertinggi pre-angket. Nilai rata-rata (mean) yaitu 87.53 dengan kategori tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-angket lebih tinggi dan ketegori
meningkat dibanding pre-angket. Dengan kata lain minat baca siswa lebih baik
setelah diadakannya treatment dibandingkan sebelum diadakan treatment.
Perubahan minat baca siswa setelah dilakukan treatment dikarenakan
kegiatan literasi dasar yang diterapkan di kelas V, kegiatan literasi dasar yang
diterapkan yaitu :
1. Kegiatan Membaca
a. Memilih berbagai bahan bacaan
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan selama melakukan penelitian
terhadap siswa, peneliti sudah melihat siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai sudah secara mandiri
memilih berbagai buku bacaan yang tersedia di pojok baca dalam kegiatan
literasi.
b. Memahami apa yang dibaca
Tujuan dari kegiatan literasi bagi siswa adalah bagaimana
sebenarnya siswa mampu memahami informasi dari apa yang dibaca.
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan di kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai tidak semua siswa
mampu memahami isi dari buku yang dibaca. Oleh karena, itu guru
mengembangkan keterampilan membaca siswa dengan kegiatan DEAR
(drop everything and read).
55
c. Respon terhadap apa yang dibaca
Dalam mengamati keterampilan menulis siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai sudah melihat respon
positif yang ditujukan oleh siswa terhadap bahan bacaan yang dibaca.
Seperti dalam kegiatan membaca. Siswa sudah mampu merespon
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
d. Identifikasi bunyi huruf dan bunyi
Pengenalan huruf dan bunyi merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan proses pengajarannya kepada siswa disekolah. Peneliti
mengamati bahwa siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai sebagian besar sudah mampu mengenal huruf dan
mampu membunyikannya.
e. Identifikasi kata
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan, siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dalam
mengidentifikasi kata memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Ada
siswa yang mampu menuliskan kata dengan sempurna, ada siswa yang
masih menggunakan tehnik bunyi huruf awal untuk menulis kata, ada siswa
yang masih belum sempurna dalam menulis kata.
f. Menggunakan berbagai strategi dalam membaca
Untuk mengetahui perkembangan keterampilan membaca siswa V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, penulis
mencantumkan indikator strategi dalam membaca untuk mengetahui
56
bagaimana siswa mengeksplorasi keterampilan bahasanya. Dalam
pengamatan yang peneliti lakukan, siswa memiliki strategi yang berbeda
dalam kegiatan membaca. Seperti membaca dengan mengeja, membaca
dengan membunyikan huruf awal, membaca nyaring, membaca dengan
menunjuk huruf yang dibacanya.
2. Kegiatan menulis
a. Menulis untuk berbagai tujuan (teks intruksi dan deskripsi)
Dalam kegiatan menulis, peneliti mengamati siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai secara umum sudah
mampu menulis teks instruksi seperti menjawab pertanyaan pertanyaan
sederhana yang terdapat dalam buku aku dan dunia, sedangkan untuk teks
deskripsi peneliti melihat kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai melalui kegiatan dairy
dan reading log, dimana dalam kegiatan siswa masih perlu bimbingan guru
dalam menulis kalimat sederhana.
b. Kerapian penulisan
Kerapian dalam menulis merupakan indikator yang harus dikembangkan
dalam keterampilan menulis. Melalui pengamatan yang peneliti lakukan di
kelas siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam tingkat
kerapian dalam kegiatan menulis. Namun dengan adanya kegiatan
handwriting yang diberikan oleh guru kelas sangat membantu dalam
mengembangkan keterampilan menulis bagi siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
57
3. Kegiatan Berbicara
a. Respon terhadap informasi lisan
Dari pengamatan yang peneliti lakukan kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dalam kegiatan keterampilan
berbicara siswa secara mandiri sudah mampu merespon informasi yang
sampaikan oleh guru. Terbukti dalam kegiatan membaca buku udara bersih
dan kesehatan siswa merespon baik pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b. Konstribusi terhadap informasi
Untuk mengetahui perkembangan keterampilan berbicara siswa, guru di
kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai
menggunakan berbagai strategi yang dapat memotivasi siswa untuk
menyampaikan informasi secara lisan. Seperti dalam kegiatan DEAR (drop
everything and read) siswa kelas satu secara acak dipilih oleh guru untuk
menyampaikan informasi dari buku yang telah dibacanya.
c. Penyampaian ide
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan, siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai sudah mampu
menyampaikan ide dan gagasan dalam kegiatan literasi yang dilakukan
didalam kelas. Seperti dalam kegiatan reading log, siswa menyampaikan
ide melalui pesan moral dari buku yang dibaca oleh siswa.
4. Kegiatan mendengarkan
a. Respon terhadap informasi lisan
58
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan di kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, secara umum siswa
kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai sudah mampu merespon baik terhadap informasi yang disampaikan
oleh guru dalam kegiatan literasi. Seperti dalam kegiatan menyimak buku
udara bersih bagi kesehatan. Siswa bersama-sama menyimak apa yang
diajarkan oleh guru di dalam kelas.
b. Kostribusi terhadap informasi
Dalam konstribusi keterampilan menyimak yang dilakukan siswa kelas
satu mampu merespon baik kegiatan yang diberikan oleh guru. Seperti
yang peneliti temukan dalam kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh
guru, siswa mampu menjawab pertanyaan oleh guru dan siswa mampu
menceritakan kembali dogeng yang disampaikan oleh guru.
5. Kegiatan menghitung
Kegiatan menghitung adalah kecakapan dan pengetahuan untuk (a)
menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan
matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam
konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb).
Secara sederhana kegiatan dalam literasi dasar dapat diartikan dalam berbagai
kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi
hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk
menginterprestasi informasi kuantitaif yang terdapat di sekeliling kita.
59
Kemampuan ini ditunjukkan oleh siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dengan kenyamanan terhadap
bilangan dan cakap menggunakan keterampilan secara praktis untuk
memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi
dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis misalnya grafik,
bagan dan tabel.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Clay (2001) tentang
literasi dasar yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan, mempersepsikan infomasi, mengkomunikasikan, serta
menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan
pribadi.
Dari penerapan kegiatan literasi dasar pada siswa kelas V SD Negeri 32
Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dapat dilihat dari nilai hasil
post-angket lebih dari pre-angket. Pada pembelajaran pertama yaitu pre-angket
dapat dikategorikan sedang dengan presentase tingkat pencapaian 92,30% dengan
perolehan interval nilai 65-74. Sedangkan pada pembelajaran kedua setelah
dilakukan treatment yaitu post-angket dikategorikan sangat tinggi dengan
pencapaian 84,61% dengan interval nilai 85-100. Persentase pencapaian tersebut
diperoleh dengan membagi skor indikator yang dicapai dengan skor maksimal
kemudian dikali dengan 100%.
Selanjutnya dapat diihat dari analisis data yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial (uji-t). secara deskriptif minat baca siswa setelah diberi
60
perlakuan berupa kegiatan literasi dasar lebih tinggi dibanding dengan sebelum
perlakuan atau penerapan kegiatan literasi dasar. Berdasarkan analisis data,
diketahui rata-rata sebelum perlakuan dengan kegiatan literasi dasar yaitu 64,38
sedangkan setelah perlakuan dengan penerapan kegiatan literasi dasar yaitu 87,53.
Keadaan ini menggambarkan bahwa kegiatan literasi dasar berpengaruh terhadap
minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai.
Selanjutnya, pada analisis data statistik inferensial, pertama-tama
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normlitas
menggunakan uji One-Sampel Komlomogorv-Spirnov dengan hasil pret-angket
dan post-angket berdistribusi normal. Setelah itu dilakukan uji homogenitas
menggunakan One-Way ANOVA dengan pre-angket dan post-angket dinyatakan
homogen. Setelah uji prasyarat dilakukan maka selanjutnya dilakukan uji
hipotesis.
Pengujian hipotesis melalui uji-t dengan menggunakan Paired Samples T-
Test menunjukkan bahwa nilai thitung = -19,971 dan nilai sig.(2-tailed)=0,000
dengan taraf signifikansi α = 0,05. Dengan ttabel dilihat pada tabel statistik dengan
signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 dengan derajat kebebasan (df) 13-1 = 12, hasil
diperoleh untuk ttabel = 2,179 (terdapat pada lampiran). Karena thitung lebih kecil
dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga
telah diketahui bahwa terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat
baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai. Pengambilan keputusan uji Paires Sample T-Test berdasarkan
61
perbandingan nilai signifikansi yaitu diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
karena nilai signifikansi < α (0,000 < 0,05) sesuai dengan pengambilan keputusan
dalam Paired Sample T-Test, maka dapat disimpulkan pula bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima yaitu terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca
siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindya Faradina, Universitas Negeri
Yogyakarta, tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya: 1) program
gerakan literasi sekolah terhadap minat baca siswa di SD Islam Terpadu
Muhammadiyah An-Najah Jatinom Klaten, dengan = 0,550, = 0,302,
(7,332)> (1,657) ; artinya pengaruh gerakan literasi sekolah terhadap
minat baca siswa signifikan. 2) hambatan terjadi pada membaca nyaring,
membaca dalam hati, kegiatan pojok baca kelas dan penghargaan sebagai
peminjam buku teraktif, dari 126 sampel 36,06% menjawab ya dan 63,94%
menjawab tidak. Selanjutnya memiliki pula kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh karya Aini Salma, Universitas PGRI Semarang, tahun 2019. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada dampak positif dari adanya program gerakan
literasi sekolah pada minat baca siswa, melalui perhitungan angket minat baca
dari siswa kelas III dan V yang tergolong tinggi. Maka dari itu dapat diketahui
bahwa pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah memiliki pengaruh terhadap minat
baca siswa. Berkaitan dengan penelitian diatas yang menggunakan angket sebagai
alat ukur minat baca siswa, akantetapi menggunakan pendekatan yang berbeda
yaitu pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan
62
penelitian yang dilakukan oleh Aini Salma yaitu menggunakan pendekatan
kualitatif, namun memiliki hasil penelitian yang sama, yaitu melalui kegiatan
literasi dasar dapat meningkat minat baca siswa.
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan literasi dasar berpengaruh terhadap minat baca siswa kelas V SD
Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Hal ini dibuktikan
dari hasil pengujian hipotesis menggunakan Paired Samples T-Test menunjukkan
bahwa nilai thitung = -19,971 dan nilai sig.(2-tailed)=0,000 dengan taraf signifikansi
α = 0,05. Dengan ttabel dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (df) 13-1 = 12, hasil diperoleh untuk ttabel = 2,179.
Karena thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh kegiatan literasi
dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai.
Pengambilan keputusan uji Paires Sample T-Test berdasarkan
perbandingan nilai signifikansi yaitu diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
karena nilai signifikansi < α (0,000 < 0,05) sesuai dasar pengambilan keputusan
dalam Paired Sample T-Test, maka dapat disimpulkan pula bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima yaitu terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca
siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Terbukti dengan respon siswa terhadap kegiatan literasi dasar yang dapat dilihat
dari perbandingan nilai pre-angket dan nilai post-angket.
64
Pelaksanaan kegiatan literasi dasar yang dilaksanakan pada siswa kelas V
SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai terlaksana
dengan baik, dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa sebelum dan sesudah
perlakuan kegiatan literasi dasar yaitu rata-rata post-angket yaitu 87,53 dan pre-
angket 64,38.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan maka peneliti mengajukan
saran sebagai berikut:
1. Kegiatan literasi dasar mempengaruhi minat baca siswa, oleh karena
itu hendaknya dapat dilaksanakan disetiap kelasnya serta diterapkan
dalam proses pembelajaran dan dilaksanakan sesuai dengan buku
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar menurut Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Siswa diharapkan mengikuti kegiatan literasi dasar lebih antusias dan
mengikuti tahap-tahap pelaksanaan literasi dasar dengan baik, guna
meningkatkan minat baca siswa sesuai dengan yang diharapkan.
3. Penelitian ini sangatlah terbatas apalagi dilaksanakan dalam keadaan
new normal covid19, sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama dan
menggunakan populasi yang lebih bervariansi dilihat dari jumlah
sekolah yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2010). Psikologi belajar. Jakarta. Rineka Cipta
Ananto, 2015. Enam literasi dasar. World Economic Farum
Faizah, D.U. dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI.
Clay, Ferguson. (2001) Komponen literasi dasar. www.bibliotech.us/pdfb/infiLit.
Pdf.
Farida Nindya. 2017. Jurnal. Pengaruh Program Gerakan Literasi terhadap
minat baca Siswa di SD Islam Terpadu Muhammadiyah An-Najah
Jatinom klaten.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2c5&q=pengaruh+
program+gerakan+literasi+sekolah+terhadap+minat+baca+ssd+islam+ter
padu+muhammadiyah+an-najah+jatinom+klaten&btng= (diakses 26
Januari 2020)
Hidayat Hilal Muhammad. 2018. Jurnal. Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Dasar.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Jurnal.+G
erakan+Literasi+Sekolah+di+Sekolah+Dasar&btnG= (diakses 26 Januari
2020)
Kemendikbud. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
Kemendikbud. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. ( E Book ) (diakses tanggal 26 Januari 2020)
Kemendikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah
Atas : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. ( E Book ) (diakses 26 Januari 2020)
Naibaho, K. (2007). Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan. i
http://eprints.rclis.org/12549/1/Menciptakan_Generasi_Literat_Melalui_
Per pustakaan.pdf (diakses 26 Januari 2020)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti.
Rahim Farida. 2011. Pengajaran membaca di sekolah Dasar.Jakarta: Bumi
aksara.
Salma Aini. 2019. Jurnal, Analisis Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat
Baca Siswa-Siswa Sekolah Dasar.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Jurnal%2
C+Analisis+Gerakan+Literasi+Sekolah+terhadap+Minat+Baca+Siswa-
Siswa+Sekolah+Dasar&btnG= (diakses 26 Januari 2020)
Santoso Ridwan. 2018. Skripsi, Pengaruh Program Literasi Sekolah terhadap
Minat Baca Peserta Didik di SMA Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran
2017/2018 (Diakses 26 Januari 2020)
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Menthods). Bandung:
Penerbit Alfabeta
Teguh Mulyo. 2017. Jurnal, Aktualisasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar
melalui Gerakan Literasi Sekolah Untuk Menyiapkan Generasi Unggul
dan Berbudi Pekerti.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Aktualisas
i+Kurikulum+2013+Di+Sekolah+Dasar+melalui+Gerakan+Literasi+Sek
olah+Untuk+Menyiapkan+Generasi+Unggul+dan+Berbudi+Pekerti.&btn
G= (diakses 26 Januari 2020)
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/UU_20_2003.pdf
(diakses tanggal 26 Januari 2020)
UNESCO. (2003). The Prague Declaration. Towards an Information Literate
Society.
http://www.unesco.org/fileadmin/MULTIMEDIA/HQ/CI/CI/pdf/Prague
Dec laration.pdf (diakses 26 Januari 2020)
Wiedarti, P. dkk. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen Kemendikbud RI.
Wulandari Ranti. 2016. Jurnal, Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah
di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman Al-Hakim Internasional.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Jurnal%2
C+Implementasi+Kebijakan+Gerakan+Literasi+Sekolah+di+Sekolah+D
asar+Islam+Terpadu+Lukman+Al-Hakim+Internasional.+&btnG=
(diakses 26 Januari 2020)
Yunus Abidin, dkk . 2017. Pembelajaran literasi. Jakarta: Bumi aksara.
L
A
M
P
I
R
A
N
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 13
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 4.13063323
Most Extreme Differences Absolute .146
Positive .126
Negative -.146
Test Statistic .146
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Minat baca Based on Mean .006 1 24 .939
Based on Median .000 1 24 1.000
Based on Median and with
adjusted df
.000 1 20.433 1.000
Based on trimmed mean .004 1 24 .953
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 pretes -
posttes
-23.15385 4.18023 1.15939 -25.67994 -20.62776 -19.971 12 .000
Lampiran foto
Kegiatan literasi dasar
Kegiatan literasi dasar
Kegiatan literasi dasar
Kegiatan literasi dasar
RIWAYAT HIDUP
Husnul Khatimah. Dilahirkan di Sinjai Kabupaten Sinjai
pada tanggal 27 Juni 1996, dari pasangan ayahanda
Akhmad Dahlan dengan ibunda Hawariah. Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dan tamat pada
tahun 2009, tamat SMPN 2 Sinjai Timur tahun 2012, dan tamat SMAN 2 Sinjai
tahun 2015. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan pada program
Strata satu (S1) Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguaruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2020 penulis
menyelesaikan studi dengan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Kegiatan
Literasi Dasar terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai”.