pengaruh kecerdasan emosional dan narsisme …digilib.unila.ac.id/22855/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONALDAN NARSISME TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK CABANG RAJABASA
(Skripsi)
Oleh:
CISCA DIAN VIANTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
Cisca Dian Vianti
ABSTRAK
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONALDAN NARSISME TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK CABANG RAJABASA
Oleh
CISCA DIAN VIANTI
Keunggulan kompetitif penting dimiliki oleh organisasi pada era globalisasi saatini untuk menghadapi para pesaingnya. Sumber daya manusia memiliki pengaruhyang penting dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan perusahaan. Peningkatankemajuan teknologi dalam zaman yang terus berkembang ini membuat setiapkaryawan dengan perbedaan karakteristik dan kepribadian membentuk kerjasamadan komunikasi sesama karyawan maupun dengan konsumen. Komunikasi dankerjasama dilakukan dengan pengelolaan kecerdasan emosional yang baiksehingga mencegah hal yang dapat mengganggu kinerja seperti gangguankepribadian narsisme yang menganggap diri sendiri adalah yang paling hebat.Pengelolaan kecerdasan emosional dapat membawa karyawan pada narsismesehat yang dapat memberikan efek positif terhadap kinerja karyawan.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk merupakan salah satu perusahaan dalambidang bisnis rantai toko swalayan di Indonesia yang salah satunya berada diprovinsi Lampung yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.Masalah dalam penelitian ini adalah adanya interaksi karyawan dengan atasan,rekan kerja dan terutama dengan konsumen sangat membutuhkan kecerdasanemosional bagi setiap karyawan untuk dapat memahami dan mengelola emosi diridan orang lain. Selain itu, adanya target perusahaan menuntut karyawan untukbekerja sama dalam tim kerja tanpa menonjolkan kemampuan diri sendiri denganmeremehkan rekan kerjanya agar terlihat sebagai karyawan paling berprestasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasanemosional terhadap kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa TbkCabang Rajabasa, pengaruh narsisme terhadap kinerja karyawan pada PTRamayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa, serta pengaruh kecerdasanemosional dan narsisme secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada PTRamayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
Cisca Dian Vianti
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa TbkCabang Rajabasa yang berjumlah 248 orang dan diambil sampel sebanyak 137karyawan berdasarkan karyawan yang paling sering berinteraksi dengankonsumen. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Metodepengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Alat analisis yangdigunakan adalah analisis uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji t, uji F, ujivaliditas menggunakan korelasi Pearson Product Moment dan uji reliabilitasmenggunakan perhitungan Cronbach’s Alpha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian mendukung seluruh hipotesisyang menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadapkinerja, narsisme berpengaruh positif terhadap kinerja serta kecerdasan emosionaldan narsisme secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Saranbagi PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa adalah sebaiknyakaryawan meningkatkan kemampuan mengekspresikan perasaan dalam bekerja,meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan kemampuan dan pengetahuanrekan kerja dalam bekerja dan meningkatkan kemampuan mengerjakan tugassecara sukarela agar keahlian dalam pekerjaan dapat terasah lebih baik.
Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Narsisme dan Kinerja Karyawan.
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONALDAN NARSISME TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK CABANG RAJABASA
OlehCISCA DIAN VIANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
PadaJurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Mulyo Asri, pada tanggal 16 Januari 1994 sebagai anak pertama
dari buah cinta Bapak Rusdi Susilo dan Ibu Sri Yuliana, memiliki satu orang adik
perempuan dan satu orang adik laki-laki.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 1999 –
2000 di TK ‘Aisyiah Bustanul Athfal Mulyo Asri. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
tahun 2000 – 2004 di SDN 06 Mulyo Asri dan melanjutkan di SDN 06
Bandarjaya tahun 2004 – 2006. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
tahun 2006-2009 di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar, dilanjutkan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun 2009 -
2012. Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Manajemen melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses
Pendidikan (PMPAP) dan mengambil konsentrasi Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM). Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Pekon Kaca Marga, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
MOTTO
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga”
(H.R Muslim)
“Berjuang keras dan susah di awal tidak masalah. Jika hasil yang gemilang bisa
diraih esok hari”
(RA Kartini)
“Jika kamu mencoba untuk mencapai sesuatu, akan ada halangan. Aku sudah
pernah merasakannya; semua orang pernah merasakannya. Tapi hambatan tidak
boleh menghentikanmu. Jika kamu berlari menuju tembok, jangan berpaling dan
menyerah. Cari tahu bagaimana memanjatnya, melewatinya, atau mengatasinya”
(Michael Jordan)
“Dengan keteguhan dan keikhlasan setiap orang mampu dan memiliki
kesempataan untuk bahagia meskipun mereka berada dalam keadaan yang
berbeda.”
(Cisca Dian Vianti)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWTKu persembahkan karya sederhana ini :
Untuk Kedua Orang Tuaku Tercinta Bapak Rusdi Susilo dan Ibu Sri YulianaOrang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya untuk kesuksesankuhingga saat ini, dengan sabar dan penuh kasih sayang, telah mendidik, memberikan
ilmu dunia dan akhirat, memberikan dukungan materil maupun moril selamamenempuh pendidikan hingga saat ini. Terima kasih atas semua doa dan harapan yangbesar padaku, dan terima kasih telah menjadi pembimbing hidup dan selalu menjadi
cerminan yang baik.
Untuk Pakde Budeku Tersayang Pakde Sudarsono, S.T. dan Bude Kastini, S.Pd.Orang-orang yang sudah aku anggap seperti orang tuaku sendiri, senantiasa merawatku
mengajarkanku segala hal, mendidik, memberi limu dunia dan akhirat, memberikandukungan materil maupun moril selama menempuh pendidikan hingga saat ini. Terimakasih senantiasa mendoakanku menjadi seseorang yang sukses dan terima kasih telah
menjadi keluarga yang memberi bekal untuk kehidupanku.
Untuk Mbahku Tersayang Mbah Parto Diharjo (Alm) dan Seluruh KeluargakuMbah yang senantiasa memberikan nasehat untuk memotivasi dan membuatku tidak
putus asa dalam mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di masa depan. Semoga selaludiberikan kebahagiaan dan tempat terbaik di sisi Allah, dan seluruh keluargaku yang
selalu mendoakanku dan memberiku semangat.
Untuk pendamping hidupku kelak
SertaAlamamaterku Tercinta
Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilaalamiin, atas berkah rahmat Allah SWT skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Narsisme terhadap Kinerja Karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk Cabang Rajabasa”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Penulis berharap karya yang merupakan wujud kerja keras penulis, yang telah
disusun atas pemikiran yang matang, dukungan teori dan hasil penelitian yang
akurat, serta dengan berbagai dukungan dan bantuan dari banyak pihak dapat
memberikan manfaat dikemudian hari.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang saya hormati dan saya
banggakan.
2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang saya hormati.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus Dosen Penguji Utama
yang saya hormati.
4. Bapak Habibullah Jimad, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama
yang saya hormati, terimakasih atas segala waktu dan saran yang telah
diberikan selama proses penyusunan skripsi hingga selesai.
5. Ibu Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing
Pendamping, atas ketersediaannya membimbing dan mendampingi dalam
memberikan solusi selama proses penyusunan skripsi hingga selesai.
6. Bapak Dr. Ribhan, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji Utama dan juga atas
arahan, koreksi dan saran solusi selama proses penyusunan skripsi hingga
selesai.
7. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A., selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan saran yang
sangat membantu hingga bisa terselesaikan skripsi ini.
8. Bapak Ibu dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
9. Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa, ibu Novi selaku bagian
SDM dan staf serta karyawan yang telah membantu menjadi objek penelitian
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Kedua Orang tuaku Tercinta Bapak Rusdi Susilo dan Ibu Sri Yuliana, atas
semua doa, kasih sayang, dan dukungan materi dan moral yang menjadi
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Pakde dan Budeku, Bapak Sudarsono, S.T. dan Ibu Kastini S.Pd., atas semua
doa, kasih dan sayang, serta dukungan materi dan moral yang menjadi
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Adik-adikku Dhea Destiana dan Iqbal Diaz Kusuma, kakakku Andi Prayuga,
S.Pd yang selalu memberikan tawa canda, menjadi penyemangat sehingga
terselesainya skripsi ini.
13. Kakekku Tersayang Parto Diharjo (Alm) dan seluruh keluarga yang turut
berdoa dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Dwinda Mauwaldi terimakasih banyak atas semua kesabaran, perhatian,
nasihat, dorongan semangat yang tiada henti diberikan. Terimakasih telah
menjadi seseorang yang selalu memberikan canda dan tawanya, yang selalu
memberikan solusi dan dukungannya dalam setiap langkah serta dalam
penyelesaian skripsi.
15. Sahabat-sahabatku tersayang S.M. Kholifatul Khoiriyah, Rosdiana, Mira Wati,
Meytina, Lusyana Dewi, Dwi Nurhadi, Agyl Prayoga, Faizun Nuraini, Hasna
Nurafifah, Fery Ferdika, Shara Mustika Wenny dengan suka dan duka telah
memberikan semangat, pengalaman, kenangan dan bantuan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
16. Gadis – gadis cantik Alnia Puastri Saras, Chyntia Dwi Sapta, Ika Yuliati, Isti
Oktafiani, Septi Adella, Dwi Risma Dewi, Dewi Lestari, Novita Liana sari,
Rama Agustina, Cipta Ajeng Pratiwi, Fitri Handayani, Susana Oktavia yang
dengan segala suka dan duka menyemangati dan membantu sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
17. Para anggota BoyBand, Albet, Armansyah, Dharma Aditya, Ilham Firdaus,
Edo, Warits Ikhsan , Yoga, Yandi, Tanjung, Deri, yang telah memberikan
dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
18. Teman-teman Manajemen Sumber Daya Manusia 2012 dan Jurusan
Manajemen angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
19. Teman Kosan Residen C03 Tersayang, Dwi Derti, Dina Wulandari, Nopralita,
Nadaa Nabila, Hanif Mustika, Ulfah Nur K., Dwi Mustika, Rahma Ayu,
Nuriza Lutfi, Meilin, Anggi, Elok, Zulfa, Lesta, Rency, Nanda, Icha dan
kakakku Pita Anggraeni terimakasih atas empat tahun bersama ini dengan
segala suka duka, semangat dan dukungan yang telah kalian berikan selama
ini. Kalian bukan hanya teman, tetapi sudah menjadi keluarga dan bagian dari
hidupku.
20. Teman KKN Pekon Kaca Marga Kecamatan Cukuh Balak ,Umi Restu, Ayu
Aisyah, Ahmad Bima, Rilly Patriotika, Retno Monika, dan Sayu Linda
terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya, dan Keluarga induk
semang Bapak Nasir dan Ibu Ratna yang telah memberikan kasih sayang
semasa KKN dan menganggap saya sebagai keluarga.
21. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
22. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima
kasih atas bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum.Wr. Wb.
Bandar Lampung, Juni 2016Penulis
Cisca Dian Vianti
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................11.2 Rumusan Masalah ..................................................................................151.3 Tujuan Penelitian....................................................................................171.4 Manfaat Penelitian..................................................................................17
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .....18
2.1 Kecerdasan Emosional ...........................................................................182.1.1 Pengertian Kecerdasan .................................................................182.1.2 Pengertian Emosi .........................................................................182.1.3 Macam-macam Emosi ..................................................................192.1.4 Sumber-sumber Emosi .................................................................192.1.5 Teknik Mengelola Emosi .............................................................212.1.6 Pengertian Kecerdasan Emosional ...............................................222.1.7 Indikator Kecerdasan Emosional..................................................22
2.2 Narsisme .................................................................................................242.2.1 Pengertian Narsisme.....................................................................242.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Narsisme...............................252.2.3 Fitur-fitur Kepribadian Narsistik..................................................252.2.4 Indikator Narsisme .......................................................................26
2.3 Kinerja ...................................................................................................272.3.1 Pengertian Kinerja ........................................................................272.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ..............282.3.3 Penilaian Kinerja ..........................................................................292.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja..............................................................292.3.5 Indikator Kinerja ..........................................................................30
ii
2.4 Penelitian Terdahulu...............................................................................322.5 Kerangka Pemikiran ..............................................................................332.6 Hipotesis .................................................................................................36
III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................37
3.1 Objek Penelitian .....................................................................................373.2 Jenis Penelitian .......................................................................................373.3 Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................383.4 Populasi dan Sampel...............................................................................403.5 Jenis dan Sumber Data ..........................................................................41
3.5.1 Jenis Data ....................................................................................413.5.2 Sumber Data ................................................................................41
3.6 Definisi Operasional ..............................................................................423.7 Metode Pengumpulan Data ...................................................................443.8 Uji Instrumen Penelitian ........................................................................46
3.8.1 Uji Validitas ................................................................................463.8.2 Uji Reliabilitas .............................................................................47
3.9 Metode Analisis Data .............................................................................473.9.1 Uji Asumsi Klasik .......................................................................48
3.9.1.1 Uji Normalitas ..................................................................483.9.1.2 Uji Outokorelasi................................................................483.9.1.3 Uji Multikolinearitas ........................................................493.9.1.4 Uji Heteroskedastisitas .....................................................49
3.9.2 Analisis Data Kualitatif ...............................................................503.9.3 Analisis Data Kuantitatif .............................................................50
3.9.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ....................................503.9.3.2 Uji Statistik t (Parsial) .....................................................513.9.3.3 Uji Statistik F (Simultan)..................................................52
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................53
4.1 Karakteristik Responden .........................................................................534.2 Uji Validitas, Reliabilitas........................................................................56
4.2.1 Uji Validitas .................................................................................564.2.2 Uji Reliabilitas..............................................................................58
4.3 Pembahasan ............................................................................................604.3.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................................60
4.3.1.1 Uji Normalitas ..................................................................604.3.1.2 Uji Outokorelasi................................................................614.3.1.3 Uji Multikolinearitas ........................................................614.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas .....................................................62
4.3.2 Analisis Data Kualitatif (Deskripsi Pernyataan Responden) .......634.3.3 Analisis Data Kuantitatif ..............................................................83
4.3.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ....................................834.3.3.2 Uji t (Parsial) ....................................................................844.3.3.3 Uji F (Simultan)................................................................87
iii
V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN....................89
5.1 Simpulan ................................................................................................895.2 Saran ......................................................................................................905.3 Keterbatasan Penelitian ..........................................................................90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel .......................................................................................................... Halaman
Tabel 1. Jumlah Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa Tahun 2015 ..............................................................................6
Tabel 2. Penilaian Perilaku Kerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa Tahun 2015 .............................................................................9
Tabel 3. Ketidakhadiran Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa Tahun 2015 ............................................................................12
Tabel 4. Mutasi Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa Tahun 2015 ............................................................................14
Tabel 5. Macam-macam Emosi ...........................................................................19
Tabel 6. Penelitian Terdahulu ..............................................................................32
Tabel 7. Proporsi Jumlah Sampel ........................................................................40
Tabel 8. Variabel Operasional ..............................................................................43
Tabel 9. Proporsi Responden Penelitian ..............................................................53
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................54
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...........................................54
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................55
Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ...............................55
Tabel 14. Hasil Uji Validitas .................................................................................56
Tabel 15. Koefisien Nilai r Cronbach’s Alpha ......................................................58
Tabel 16. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................58
Tabel 17. Uji Normalitas........................................................................................60
Tabel 18. Uji Outokorelasi.....................................................................................61
Tabel 19. Uji Multikolinieritas ..............................................................................62
v
Tabel 20. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................................62
Tabel 21. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kesadaran Emosi Diri ......63
Tabel 22. Persentase Pernyataan Responden Tentang Ekspresi Emosi .................64
Tabel 23. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kesadaran terhadapEmosi Orang Lain .................................................................................64
Tabel 24. Persentase Pernyataan Responden Tentang Penalaran Emosi ...............65
Tabel 25. Persentase Pernyataan Responden Tentang Manajemen Emosi Diri ....66
Tabel 26. Persentase Pernyataan Responden Tentang Manajemen terhadapEmosi Orang Lain..................................................................................67
Tabel 27. Persentase Pernyataan Responden Tentang Pengendlian Emosi Diri....68
Tabel 28. Persentase Pernyataan Responden Tentang Authority ...........................69
Tabel 29. Persentase Pernyataan Responden Tentang Self-sufficiency..................70
Tabel 30. Persentase Pernyataan Responden Tentang Superiority ........................71
Tabel 31. Persentase Pernyataan Responden Tentang Exhibionism ......................72
Tabel 32. Persentase Pernyataan Responden Tentang Exploitiveness ...................73
Tabel 33. Persentase Pernyataan Responden Tentang Entitlement........................74
Tabel 34. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Kontekstual(Altruism)...............................................................................................75
Tabel 35. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Kontekstual(conscientiousness)................................................................................77
Tabel 36. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Tugas ...................80
Tabel 37. Hasil Regresi Linier Berganda Kecerdasan Emosional dan Narsisme ..83
Tabel 38. Nilai R2 ..................................................................................................84
Tabel 39. Hasil uji t untuk Hipotesis I ...................................................................85
Tabel 40. Hasil uji t untuk Hipotesis II .................................................................86
Tabel 41. Hasil uji F (Simultan) ............................................................................88
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar ....................................................................................................... Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Narsismeterhadap Kinerja Karyawan.................................................................35
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran .........................................................................................................................
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa
Lampiran 3. Hasil Kuesioner Kecerdasan Emosional
Lampiran 4. Hasil Kuesioner Narsisme
Lampiran 5. Hasil Kuesioner Kinerja
Lampiran 6. Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Lampiran 7. Uji Validitas Narsisme
Lampiran 8. Uji Validitas Kinerja
Lampiran 9. Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Narsisme
Lampiran 11. Uji Reliabilitas Kinerja
Lampiran 12. Uji Asumsi Klasik
Lampiran 13. Uji Regresi, uji t dan uji F
Lampiran 14. Frekuensi
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keunggulan kompetitif penting dimiliki oleh organisasi pada era globalisasi saat
ini untuk menghadapi para pesaingnya. Keunggulan itu dapat dilihat dari produk,
teknologi canggih, desain organisasi dan juga pengelolaan sumber daya manusia
secara efektif. Sumber daya manusia memiliki pengaruh yang penting dalam
menjalankan aktivitas atau kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya
perusahaan dalam mencapai tujuannya sangatlah bergantung dengan sumber daya
manusia yang menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah diamanahkan.
Peningkatan kemajuan teknologi dalam zaman yang terus berkembang ini
membuat setiap karyawan dengan perbedaan karakteristik dan kepribadian,
senantiasa menyesuaikan diri agar tidak tertinggal dan dapat saling berhubungan
serta berinteraksi dengan pemimpin, sesama karyawan maupun dengan konsumen
dalam pelaksanaan tugas kerja. Interaksi tersebut sebagai sarana untuk
membentuk kerjasama dan komunikasi antarindividu maupun antartim kerja agar
kinerja menjadi lebih efektif. Kerjasama dan komunikasi dalam organisasi sangat
dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga kinerja
karyawan tetap dapat terlaksana secara efektif. Upaya membentuk sumber daya
manusia yang handal dan berkompetensi dalam menghadapi perubahan global ini,
2
tentunya membutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat. Proses pembentukan
karyawan yang dapat menghadapi perubahan ini sangat membutuhkan kecerdasan
emosional dalam pelaksanaan tugas kerja. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam pelaksanaan kinerja.
Penelitian Suliman dan Al-Shaikh (2006: 218) menyatakan bahwa kecerdasan
emosional sangat penting bagi karyawan sehingga kecerdasan emosional yang
dimiliki oleh karyawan harus ditingkatkan terutama digunakan untuk mengurangi
konflik, maksudnya peningkatan kecerdasan emosional ini akan membantu
karyawan untuk mengelola konflik dengan benar dan mengurangi dampak negatif
pada kehidupan dan pekerjaan karyawan tersebut, selain itu Robbins dan Judge
(2008: 335) juga mengemukakan sebuah penelitian yang memberi penjelasan
mengenai keberhasilan dan kegagalan dari presiden Amerika mulai dari Franklin
Roosevelt hingga Bill Clinton. Mereka di evaluasi pada enam kualitas yaitu
komunikasi, organisasi, keterampilan politik, visi, gaya kognitif, dan kecerdasan
emosional. Penemuan menyebutkan bahwa kualitas penting yang membedakan
presiden Amerika yang berhasil (seperti Roosevelt, Kennedy, dan Reagan) dari
yang tidak berhasil (seperti Johnson, Carter, dan Nixon) adalah kecerdasan
emosional.
Kecerdasan emosional menurut Palmer, et al. (2009: 108) mengacu pada
serangkaian keahlian yang berhubungan dengan cara seseorang mempersepsikan,
mengerti dan mengelola emosinya sendiri dan orang lain. Palmer, et al. (2009:
108) mengemukakan terdapat tujuh indikator kecerdasan emosional sebagai
berikut: kesadaran emosi diri (emotional self-awareness/ESA), ekspresi emosi
3
(emotional expression/EE), kesadaran terhadap emosi orang lain (emotional
awareness of others/EAO), penalaran emosi (emotional reasoning/ER),
manajemen emosi diri (emotional self-management/ESM), manajemen terhadap
emosi orang lain (emotional management of others/EMO), pengendalian emosi
diri (emotional self-control/ESC). Kecerdasan emosional pada karyawan yang
baik diharapkan dapat menjalankan pekerjaan dengan pengelolaan emosi yang
baik dan pengelolan hubungan antarkaryawan yang baik sehingga kerjasama dan
komunikasi antarkaryawan dapat mewujudkan kreatifitas, inovasi dan
kepercayaan diri yang mampu membuat kinerja menjadi maksimal.
Percaya diri memberi kekuatan untuk membuat keputusan yang sulit atau
menjalankan tindakan yang diyakini kebenarannya. Tidak adanya rasa percaya
diri dapat menjadikan rasa putus asa, rasa tidak berdaya, dan keraguan pada diri
sendiri. Percaya diri sangat dibutuhkan dalam tiap karyawan namun percaya diri
dapat membawa individu atau karyawan memiliki gangguan kepribadian, salah
satunya yaitu kepribadian narsisme. Narsisme menurut Raskin dan Terry (1988:
892) merupakan kekaguman pada diri sendiri yang ditandai dengan
kecenderungan ke arah ide-ide yang mengagumkan, kebiasaan berfantasi,
eksibionisme, bersikap defensif dalam menanggapi kritik, hubungan interpersonal
yang ditandai dengan perasaan menuntut hak, bersikap eksploitatif, dan
kurangnya empati. Terdapat enam indikator narsisme menurut Raskin dan Terry
dalam Ames, et al. (2006: 441) sebagai berikut: otoritas (authority), pemenuhan
diri (self-sufficiency), superioritas (superiority), eksibionisme (exhibitionism),
eksploitasi (exploitativeness), hak (entitlement).
4
Narsisme memiliki peranan yang sehat dalam arti membiasakan seseorang
berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya
bahagia, namun apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan suatu kelainan
kepribadian yang bersifat patologis. Individu narsis biasanya memiliki rasa
percaya diri yang kuat, namun jika narsisme yang dimiliknya sudah mengarah
pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat dapat
digolongkan dalam rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang
dirinya yang paling hebat dari orang lain tanpa menghargai orang lain (Nugraheni,
2015: 3)
Narsisme merupakan hal yang dapat mendukung pelaksanaan kinerja dengan
semangat karyawan dalam penyelesaian tugas secara maksimal yang juga dapat
menguntungkan dalam pencapaian prestasi, namun dapat pula menjadi
penyimpangan perilaku yang diduga dapat mengganggu organisasi, dapat
membuat interaksi dalam bekerja antarkaryawan maupun dengan atasan akan
menimbulkan gangguan dan terjadinya ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja
yang akan menghambat efektifitas dalam penyelesaian pekerjaan dan
meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih baik. Bushman dan Baumeister
dalam Judge, et al. (2006: 746) menemukan bahwa narsisme lebih mungkin
terlibat dalam perilaku agresif karena mereka waspada terhadap ancaman yang
dirasakan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wallace dan Baumeister (2002:
819) ketika target pekerjaan diprediksi sulit untuk dicapai, narsistik yang tinggi
cenderung membangkitkan semangat agar merasa tertantang dan meningkatkan
kinerja mereka sebaliknya ketika target pekerjaan diprediksi mudah untuk dicapai,
5
narsistik yang tinggi tidak menunjukkan peningkatan kinerja. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa narsisme mempengaruhi peningkatan kinerja.
Goodman dan Svyantek (1999: 258) mendefinisikan kinerja sebagai pencapaian
tujuan dari rencana pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam
mencapai tujuan tersebut dengan tenggat waktu yang diberikan. Terdapat dua
indikator kinerja menurut Goodman dan Svyantek (1999: 261) yaitu: kinerja
kontekstual dan kinerja tugas. Kecerdasan emosional yang baik setiap karyawan
diharapkan dapat mengelola emosi dan menyadari apa yang dirasakan sehingga
mampu mengendalikan narsisme menjadi narsisme sehat dengan tujuan membuat
setiap karyawan tidak menonjolkan diri sendiri dan meremehkan rekan kerja
sehingga terwujud kerjasama dan hubungan yang baik antartim, antarbagian
maupun dengan konsumen untuk menunjang keefektifan penyelesaian pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan, namun tidak semua karyawan
memiliki dasar pengendalian kecerdasan emosional yang baik, sehingga
pengukuran dari kecerdasaan emosional perlu dilakukan dengan tujuan dapat
mengetahui kemampuan karyawan untuk mencegah adanya penurunan kinerja.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang bisnis rantai toko swalayan yang ada di Indonesia.
Menjadi salah satu department store terkemuka di Indonesia PT Ramayana
Lestari Sentosa Tbk telah tumbuh dan berkembang dengan pendapatan meningkat
dari rata-rata orang Indonesia. Pertama kali didirikan sebagai upaya sederhana
pada tahun 1978, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk saat ini berdiri sebagai
pemimpin pasar di segmen ritel. Kedudukan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
6
semakin luas hingga tahun 2016 telah memiliki sebanyak 116 gerai diseluruh
Indonesia yang salah satunya berada di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam, Rajabasa,
Kota Bandar Lampung, Lampung yang resmi didirikan pada tanggal 26 April
2012. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa memiliki struktur
organisasi yang dibuat guna mencapai tujuan perusahaan, yang berisi karyawan-
karyawan yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
dilakukan untuk pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri. PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk Cabang Rajabasa tahun 2015 memiliki 248 karyawan dapat dilihat
pada Tabel 1:
Tabel 1. Jumlah Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang RajabasaTahun 2015
No Posisi Jumlah (Orang)1 Koordinator Regional Manajer (KOREM) 12 Store Manager 13 Build Ops. JIL 14 Assisten Manajer Fashion 15 Assisten Manajer Bazaar 16 Supervisor Parkir 17 Regional Keamanan 18 Supervisor Zone 2000 19 Supervisor Fashion 210 Merchandise Control Department (MCD) 111 Supervisor Bazaar 212 Supervisor Gudang 113 Junior Supervisor Kasir (JSK) 314 Sumber Daya Manusia (SDM) 115 Kepala Counter 2216 Wakil Kepala Counter 1317 Keamanan 1 118 Gudang 419 Anggota Keamanan 1 1320 Pramuniaga 2621 Kasir 1922 Teknisi 323 Dekorasi 124 Bagian Umum (B U) 8
25Sales promotion girl (SPG) dan sales promotion boy(SPB)
120
Jumlah 248Sumber: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Data diolah, 2015
7
Tabel 1 menunjukkan berbagai tingkatan atau jabatan dalam perusahaan dari
posisi yang tertinggi hingga yang terendah. Posisi tersebut memiliki hubungan
yang menunjukkan kerjasama dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan perusahaan. Setiap karyawan dalam posisi yang berbeda-beda harus
memiliki kesadaran diri dan keterampilan dasar yang digunakan untuk
berhubungan satu sama lain. Keterampilan tersebut membuat karyawan dapat
menterjemahkan emosi maupun sinyal sosial yang sangat penting dalam suatu
hubungan kerja. Penjelasan di atas merujuk pada indikator kecerdasan emosional
yang di kemukakan Palmer, et al. (2009: 108) yaitu kesadaran emosi diri dan
manajemen emosi diri. Kesadaran emosi diri dan manajemen emosi diri jika telah
dimiliki oleh tiap karyawan dapat digunakan sebagai bekal untuk membina
hubungan antarjabatan, antarbagian maupun antardepartemen yang merupakan
keterampilan dalam mewujudkan kesuksesan bagi karyawan dan perusahaan.
Kesadaran emosi tidak hanya dibutuhkan untuk mengetahaui emosi diri sendiri,
namun juga dibutuhkan untuk mengetahui emosi orang lain. Ketika karyawan
dapat merasakan dan memahami emosi orang lain diharapkan akan lebih sensitif,
dapat memprediksi respon emosi orang lain sehingga akan mendukung hubungan
yang baik. Membina hubungan baik antarkaryawan, baik dalam kerjasama
maupun komunikasi, akan sangat membantu pencapaian tugas atau tanggung
jawab yang diberikan oleh perusahaan. Hal tersebut merujuk pada indikator
kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Palmer, et al. (2009: 108) yaitu
kesadaran terhadap emosi orang lainatauempati dan manajemen emosi orang lain.
8
Indikator-indikator kecerdasan emosional tersebut sangat dibutuhkan untuk
mendukung hubungan karyawan dalam pelaksanaan kerja. Hubungan yang harus
dijalin dalam perusahaan selain hubungan antarjabatan, antardepartemen maupun
antarkaryawan juga sangat penting dalam membina hubungan dengan konsumen.
Produk menjadi suatu hal yang penting bagi suatu perusahaan, namun kualitas
layanan juga bagian faktor penting dalam menciptakan kepercayaan konsumen
yang merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Cara meningkatkan kualitas
layanan adalah memperhatikan dan memperlakukan karyawan lini depan dengan
baik, karena karyawan yang memiliki kontak dan hubungan dengan konsumen
adalah sumber kunci perusahaan. Karyawan lini depan dalam PT Ramayana
Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa adalah bagian pramuniaga, kasir dan sales
promotion girl (SPG) atau sales promotion boy (SPB) yang lebih sering
berinteraksi dengan konsumen , sehingga kinerja karyawan lini depan tersebut
sangat berpengaruh dalam keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan
dan membuat konsumen percaya untuk kembali mengunjungi dan setia menjadi
konsumen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
Kurangnya kecerdasan emosional juga terlihat saat peneliti melakukan observasi.
Karyawan ketika tidak menghadapi konsumen masih terlihat sering berbincang-
bincang dan bercanda dengan karyawan lain. Kegiatan tersebut dapat
menunjukkan kurangnya rasa kesadaran diri atas apa yang dilakukan, seharusnya
mereka mengerti tugas karyawan namun ditengah kegiatan kerja justru melakukan
hal yang kurang produktif dengan berbincang-bincang tersebut.
9
Data lain yang menunjukkan adanya kecerdasan emosional karyawan dalam PT
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa dapat dilihat dari data mengenai
penilaian perilaku kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:.
Tabel 2. Penilaian Perilaku Kerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk CabangRajabasa Tahun 2015
No Unsur Perilaku Kerja yang dinilai Rata-rata PresentaseNilai Kategori
1 Penilaian Dasar
Penguasaan Tugas 80 A
Kemampuan Menyelesaikan Tugas 87 A
Ketelitian 65 C
Kepedulian dan Semangat Kerja 83 B2 Sikap dan Perilaku
Kejujuran 76 B
Pengendalian Emosi 61 C
Hubungan Kerja dan Kerja Sama Tim 70 B
Sopan Santun 65 C
Kerapihan 75 B
Disiplin 71 B3. Loyalitas
Dedikasi pada Pekerjaan 86 A
Loyalitas pada Perusahaan 73 B
Kepatuhan Menjalankan Perintah 85 A
Total Rata-rata Penilaian 75.15 B
Sumber: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Data diolah, 2015
Keterangan
A==== 85-100
B==== 70- 84
C==== 55-69
D==== < 55
Tabel 2 menunjukkan penilaian perilaku kerja karyawan PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk Cabang Rajabasa pada tahun 2015. Salah satu unsur perilaku kerja
10
yang dinilai adalah pengendalian emosi yang memiliki pesentase nilai 61 yang
masuk dalam kategori C. Hal tersebut menunjukkan belum maksimalnya salah
satu indikator kecerdasan emosional yang disebutkan oleh Palmer, et al. (2009:
108) , yaitu manajemen emosi diri yang merupakan kemampuan dalam mengatur
emosi yang sangat penting untuk hubungan antarkaryawan, dengan atasan dan
yang paling penting dengan konsumen.
Tabel 2 juga menunjukkan perilaku narsisme. Narsisme adalah berfokus pada diri
sendiri, senang mendapat pujian, merasa angkuh, penting dan hebat serta suka
menjadi pusat perhatian. Hal tersebut terlihat dalam unsur perilaku yang dinilai
berupa kemampuan menyelesaikan tugas dengan rata-rata presentase 87 masuk
dalam kategori A sehingga, individu narsisme yang merasa ingin mendapat pujian
akan berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
didukung unsur perilaku lainnya yaitu semangat kerja yang mendapat 83 rata-rata
presentase dengan kategori B. Karyawan dengan tingkat narsisme yang sehat
dengan semangat kerja yang tinggi akan berusaha memaksimalkan penyelesaian
tugas agar berhasil dalam pekerjaan mereka namun, hal tersebut juga
berhubungan hubungan kerja atau kerjasama tim yang mendapat rata-rata
presentase 70 yang dinilai masih kurang. Semangat kerja yang baik dapat
membuat penyelesaian tugas terealisasi dengan baik namun individu narsis sendiri
tidak mau berada dibawah individu lain atau kalah dari individu lain sehingga
akan menyelesaikannya dengan kemampuannya sendiri dan hubungan dengan
individu lain maupun kerjasama tim masih dinilai kurang.
11
Peneliti juga melakukan observasi guna mendapatkan data mengenai perilaku
narsisme yang ada di PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
Peneliti memperhatikan kondisi lingkungan kerja, adanya cermin ruang kerja,
ruang istirahat, ruang untuk bersiap-siap maupun di lingkungan pekerjaan.
Karyawan menggunakan cermin kecil ataupun cermin-cermin yang terdapat di
kolom bangunan atau tiang bangunan yang ada di area Ramayana untuk
memeriksa riasan wajah mereka saat jam kerja. Peneliti juga menemukan adanya
karyawan bagian keamanan yang berjenis kelamin wanita yang berias
menggunakan riasan yang tebal dan rekan lainnya hanya menggunakan riasan
secukupnya ataupun tanpa berias.
Perilaku lainnya yang menunjukkan narsisme adalah banyak karyawan yang
memiliki akun media sosial dan mengunggah foto selfie maupun foto
berkelompok dan juga video, bahkan terdapat karyawan yang memiliki dua akun
media sosial instagram. Perilaku tersebut merujuk pada salah satu indikator
narsisme yang di kemukakan oleh Raskin dan Terry dalam Ames, et al. (2006:
441) yaitu exhibitionism. Perilaku tersebut menunjukkan adanya kekaguman pada
diri sendiri dan juga keinginan untuk menjadi yang lebih baik diantara karyawan
lain dan menjadi pusat perhatian. Perhatian karyawan terhadap penampilan
tersebut jika dilakukan terus menerus dapat menjadi suatu prioritas dan
dikhawatirkan akan mengurangi fokus dalam pekerjaan terutama pelayanan
konsumen yang dapat menimbulkan penurunan kinerja karyawan. Data yang
menunjukkan indikator kinerja karyawan dalam PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk Cabang Rajabasa dapat dilihat dari data ketidakhadiran karyawan di bawah
ini:
12
Tabel 3. Tabel Ketidakhadiran Karyawan PT Ramayana Lestari SentosaTbk Cabang Rajabasa Tahun 2015
Sumber: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Data diolah, 2015
Tabel 3 merupakan tingkat ketidakhadiran karyawan PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk Cabang Rajabasa pada tahun 2015. Tabel tersebut berisi jumlah hari
kerja, total hari kerja selama satu bulan, jumlah ketidakhadiran selama satu bulan
dan tingkat ketidakhadiran. Jam kerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang
Rajabasa sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah 8
jam per hari. Terdapat dua pembagian jam kerja, jam kerja pagi dimulai pukul
09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dan jam kerja siang pukul 14.00 WIB
hingga pukul 22.00 WIB. Besarnya tingkat ketidakhadiran dihitung berdasarkan
rumus tingkat rata-rata ketidakhadiran menurut Hasibuan (2007: 51) berikut :
Jumlah KetidakhadiranTingkat Ketidakhadiran = x 100%
Total Hari Kerja
BulanJumlah
Karyawan(orang)
JumlahHariKerja(hari)
TotalHariKerja(hari)
TidakHadir(hari)
TotalKetidakhadiran
(%)
Januari 280 27 7560 316 4.18Februari 279 24 6696 264 3.94Maret 272 27 7344 276 3.76April 269 26 6994 289 4.13Mei 272 27 7344 315 4.29Juni 270 26 7020 278 3.96Juli 262 27 7074 297 4.20Agustus 258 27 6966 303 4.35September 257 26 6682 274 4.10Oktober 251 27 6777 307 4.53November 250 26 6500 281 4.32Desember 248 27 6696 239 3.57Jumlah 49.33
Rata-rata tingkat ketidakhadiran 4.11
13
Tingkat ketidakhadiran karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang
Rajabasa menunjukkan angka yang fluktuatif. Tingkat ketidakhadiran tertinggi
terjadi pada bulan Oktober sebesar 4,53 %. Tingkat ketidakhadiran terendah
terjadi pada bulan Desember sebesar 3,57 %. Tingkat rata-rata ketidakhadiran
tahun 2015 sebesar 4,11 %. Rata-rata tersebut menunjukkan masih kurangnya
kontribusi dan pengelolaan tanggung jawab pada karyawan, hal ini merujuk pada
salah satu indikator kinerja menurut Goodman dan Svyantek (1999: 261) yaitu
kinerja tugas.
Tingginya tingkat ketidakhadiran tersebut diduga dapat menyebabkan penurunan
kinerja dikarenakan dengan seringnya karyawan tidak hadir bekerja maka
pekerjaan yang diberikan tidak selesai tepat waktu, tidak maksimal dan bahkan
dapat terbengkalai. Hubungan kerja antarjabatan, antarbagian maupun
antardepartemen dapat terganggu dengan karyawan yang tidak hadir atas
pekerjaan yang tidak selesai seperti yang diharapkan tersebut sehingga akan
membahayakan keberlangsungan rangkaian kegiatan atau tugas dalam perusahaan
bahkan akan mengganggu kesejahteran perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Kinerja dapat ditunjukkan melalui data mutasi selain data ketidakhadiran
karyawan yang menunjukkan karyawan yang mengalami perputaran atau
pemindahan karyawan. Data mutasi karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Cabang Rajabasa dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
14
Tabel 4. Tabel Mutasi Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa TbkCabang Rajabasa Tahun 2015
Bulan Mutasi Masuk (orang) Mutasi Keluar (orang)
Januari 0 0Februari 0 0Maret 0 1April 1 0Mei 0 2Juni 0 0Juli 0 2Agustus 0 1September 1 0Oktober 0 3November 0 1Desember 0 0Total 2 10
Sumber: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Data diolah, 2015
Tabel 4 menunjukkan adanya mutasi karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Cabang Rajabasa pada Tahun 2015. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang
Rajabasa memiliki aturan mutasi apabila karyawan dalam jangka waktu 3 bulan
tidak mampu memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan akan
dipindahtugaskan ke counter lain dan apabila dalam waktu 3 bulan selanjutnya
tetap tidak dapat memenuhi standar kerja yang ditetapkan perusahaan tersebut
maka karyawan akan dimutasi atau dipindahtugaskan ke Cabang PT Ramayana
Lestari Sentosa Tbk yang lain. Ketidakmampuan karyawan dalam
memenuhi standar kerja menunjukkan bahwa kinerja karyawan belum maksimal.
Indikator kinerja tugas juga dapat dilihat saat peneliti melakukan observasi,
beberapa karyawan justru tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab pokok
sesuai dengan yang diberikan dengan meninggalkan counter tempat karyawan
tersebut ditugaskan dan berada pada counter atau pekerjaan karyawan lain yang
15
juga menunjukkan indikator kinerja kontekstual yaitu kerelaan untuk
melaksanakan tindakan yang tidak resmi dari pekerjaan, membantu orang lain,
bertahan dengan usaha untuk berhasil menyelesaikan tugas seseorang.
Hal-hal yang diuraikan tersebut pada akhirnya dapat berdampak pada efektivitas
dan efisiensi kerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Selain
itu juga menjelaskan bahwa tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya
masih sangat rendah. Secara keseluruhan hal ini dapat mengidentifikasikan
kinerja karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa masih
rendah.
Berdasarkan permasalahan dan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Narsisme terhadap Kinerja Karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk Cabang Rajabasa Bandar Lampung”.
1.2 Rumusan Masalah
Setiap perusahaan tentunya ingin memiliki keunggulan kompetitif yang digunakan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kemajuan zaman di era globalisasi ini.
Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan
perusahaan secara efektif dan maksimal. Proses pembentukan karyawan yang
dapat menghadapi perubahan sangat membutuhkan kecerdasan emosional dalam
pelaksanaan tugas kerja. Pengelolaan emosi sangat dibutuhkan guna mengatur
perilaku karyawan, mengetahui emosi orang lain yang sangat berpengaruh dalam
hubungan kerja, selain itu mengatur emosi juga untuk mencegah adanya gangguan
yang ada dalam perusahaan terlihat dalam Tabel 2 tentang penilaian perilaku kerja
16
karyawan, dalam unsur pengendalian emosi masih belum maksimal dengan nilai
C. Pengendalian emosi yang belum maksimal tersebut dikhawatirkan dapat
menggangu hubungan dengan rekan kerja maupun dengan konsumen. Aspek lain
yang terlihat dalam Tabel 2 yaitu perilaku narsisme dalam unsur kemampuan
menyelesaikaan tugas dengan nilai A, kemampuan menyelesaikan tugas tersebut
yang memperlihatkan karyawan tidak ingin prestasinya dibawah atau kalah dari
karyawan lain sehingga karyawan tersebut akan berusaha menyelesaikan tugas
dengan kemampuannya sendiri dan membuat hubungan dengan karyawan lain
masih dikatakan kurang, karena narsisme memiliki peranan yang sehat dalam arti
membiasakan seseorang berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain
demi membuat dirinya bahagia, namun apabila jumlahnya berlebihan dapat
menyebabkan suatu gangguan kepribadian yang bersifat patologis (dirinya yang
paling hebat). Kecerdasan emosi apabila telah terwujud dengan baik diharapkan
dapat mengendalikan narsisme sehingga narsisme sehat dapat mendorong adanya
kinerja yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka penulis
dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa?
2. Apakah narsisme memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa ?
3. Apakah kecerdasan emosional dan narsisme secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Cabang Rajabasa ?
17
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan
pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
2. Untuk mengetahui pengaruh narsisme terhadap kinerja karyawan pada PT
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
3. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan narsisme secara
bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk Cabang Rajabasa.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan, khususnya bidang sumber daya manusia dalam kaitannya
dengan kecerdasan emosional, narsisme dan kinerja pada karyawan.
2. Penelitian ini berguna sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat
melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian ini.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRANDAN HIPOTESIS
2.1 Kecerdasan Emosional
2.1.1 Pengertian Kecerdasan
Menurut Suyanto dan Jihad (2013: 273), kecerdasan adalah istilah umum yang
digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir
abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar.
2.1.2 Pengertian Emosi
Goleman (2002: 7) mendefinisikan emosi merupakan dorongan untuk bertindak,
rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-angsur (evolusi), dan emosi juga sebagai perasaan dan pikiran-pikiran
khas, suatu keadaan biologis, dan psikologis serta serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. KBBI menjelaskan emosi adalah luapan perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis
dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, dan kecintaan.
sedangkan emosional adalah menyentuh perasaan dan mengharukan.
19
2.1.3 Macam-macam Emosi
Goleman (2002: 411), mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu:
Tabel 5. Macam-Macam Emosi
Macam-Macam Emosi Bentuk Emosi
AmarahBeringas,mengamuk, benci, marahbesar, jengkel, kesal hati, terganggu,berang, tersinggung, bermusuhan.
KesedihanPedih, sedih, muram, suram, melankolis,mengasihi diri, kesepian, putus asa dndepresi berat.
Rasa takutCemas, takut, gugup, khawatir, was-was,perasaan takut sekali
Kenikmatan atau kesenanganBahagia, gembira, riang, puas, riang,senang, terhibur, bangga, takjub,terpesona, kegirangan, senang sekali
CintaPenerimaan, persahabatan, kepercayaan,kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,kasmaran, kasih
Terkejut Terkesiap,terkejut, takjub, terpanaJengkel Hina, jijik, muak, benci, tidak suka
MaluMalu hati, rasa salah, kesal hati, sesal,hina, aib, dan hati hancur
Sumber: Goleman (2002: 411), diolah oleh penulis.
2.1.4 Sumber - sumber Emosi
Menurut Robbins dan Judge (2008: 317) sumber-sumber emosi sebagai berikut :
1. Kepribadian
Kepribadian memberikan kecenderungan kepada orang untuk mengalami
suasana hati dan emosi tertentu. Beberapa orang berkecenderungan untuk
mengalami emosi apa pun secara lebih intens. Orang-orang seperti itu
memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam hal seberapa kuat
individu mengalami emosi mereka) yang tinggi.
20
2. Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk di awal minggu
dan berada dalam suasana hati terbaik di akhir minggu. Orang-orang biasanya
berada dalam semangat yang lebih rendah pada awal pagi, seiring hari
berlanjut, suasana hati cenderung meningkat dan kemudian menurun pada
malam hari.
3. Cuaca
Cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli
menyimpulkan, "Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada, data ini
menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih
baik pada hari yang cerah atau sebaliknya”.
4. Stres
Stres mempengaruhi emosi dan suasana hati. Tingkat stres dan ketegangan
yang menumpuk ditempat kerja dapat memperburuk suasana hati karyawan,
sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif.
5. Aktivitas sosial
Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik,
informal lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang
positif dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal.
6. Olahraga
Olahraga dapat membantu individu berada dalam suasana hati yang lebih baik.
7. Usia
Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lama
dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat. Seiring
21
bertambah tua, individu mengalami lebih sedikit emosi negatif.
8. Gender
Dalam perbedaan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang
lebih besar dibandingkan pria, mereka mengalami emosi secara lebih intens
dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun emosi negatif yang
lebih sering.
2.1.5 Teknik Mengelola Emosi
Menurut Bahaudin dalam Mangkunegara (2009: 94) terdapat beberapa teknik
mengelola emosi, sebagai berikut :
1. Menggunakan Humor
Humor mampu menghilangkan emosi negatif seperti kesedihan, depresi dan
kemarahan. Tertawa sebagai bagian dari humor akan mampu menstimulasi
untuk memproduksi endorphines (hormon yang membuat bahagia) pada otak.
Bila endorphines di otak meningkat , maka rasa sakit maupun emosi akan
menurun.
2. Mengarahkan Kembali Energi Emosi
Pada saat emosi naik, maka penggunaan energi juga meningkat dan peredaran
darah menjadi lebih cepat. Dalam situasi seperti ini, cara terbaik adalah
mengarahkan energi yang sudah timbul tersebut untuk mengerjakan kegiatan
yang tidak ada hubungannya dengan yang menjadi penyebab timbulnya
kondisi ini.
22
3. Mengambil Jeda
Suatu cara untuk mengurangi tekanan emosi dengan mengarahkannya pada
kegiatan yang mampu “melupakan” atau mengalihkannya agar emosi menjadi
normal, seperti yoga, meditasi, atau beribadah.
2.1.6 Pengertian Kecerdasan Emosional
Goleman (2002: 512) mengemukakan kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial. Kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer (1999:
268) dikatakan melibatkan lebih dari kemampuan dalam memahami,
mengsimilasi, mengerti, dan mengelola emosi. Bracket, et al. (2004: 1387)
mengemukakan kecerdasan emosional adalah melibatkan kapasitas untuk
melaksanakan penalaran dalam hal emosi, dan kapasitas emosi untuk
meningkatkan penalaran sedangkan menurut Palmer, et al. (2009: 108) mengacu
pada serangkaian keahlian yang berhubungan dengan cara seseorang
mempersepsikan, mengerti dan mengelola emosinya sendiri dan orang lain.
2.1.7 Indikator Kecerdasan Emosional
Palmer, et al. (2009: 108) mengemukakan terdapat tujuh indikator kecerdasan
emosional yaitu :
23
1. Kesadaran emosi diri (emotional self awareness/ESA)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang mempersepsikan dan
memahami emosinya sendiri.
2. Ekspresi emosi (emotional expression/EE)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang mengekspresikan
emosinya dengan efektif.
3. Kesadaran terhadap emosi orang lain/empati (emotional awareness of
others/EAO)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam
mempersepsikan dan memahami emosi orang lain.
4. Penalaran emosi (emotional reasoning/ER)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang memanfaatkan
emosinya untuk mengambil keputusan.
5. Manajemen emosi diri (emotional self-management/ESM)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengatur
emosinya sendiri dengan efektif.
6. Manajemen terhadap emosi orang lain (emotional management of
others/EMO)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengatur
emosi orang lain dengan efektif.
24
7. Pengendalian emosi diri (emotional self-control/ESC)
Indikator ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan emosi yang kuat.
Indikator – indikator di atas digunakan penulis untuk mempersepsikan kecerdasan
emosional dalam penelitian ini.
2.2 Narsisme
2.2.1 Pengertian Narsisme
Narsisme menurut ilmu psikologi merupakan seseorang yang mempunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan , membutuhkan pengakuan berlebih,
mengutamakan diri sendiri dan arogan. Karena individu narsis acap kali ingin
mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan
mereka, maka cenderung memandang rendah dengan berbicara kasar. Individu
narsistik juga cenderung egois dan eksploitif dan mereka acap kali memanfaatkan
sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungan mereka (Robbins dan Judge,
2008: 140). Narsisme merupakan kekaguman pada diri sendiri yang ditandai
dengan kecenderungan ke arah ide-ide yang mengagumkan, kebiasaan berfantasi,
eksibionisme, bersikap defensif dalam menanggapi kritik, hubungan interpersonal
yang ditandai dengan perasaan menuntut hak, bersikap eksploitatif, dan kurangnya
empati (Raskin dan Terry, 1988: 896). Narsisme menurut Kartono dalam Apsari
(2012: 5) diartikan sebagai cinta ekstrim, paham yang mengharapkan diri sendiri
sangat superior dan amat penting, ada extreme self importancy menganggap diri
sendiri sebagai yang paling pandai, paling hebat, paling berkuasa, paling bagus
dan segalanya.
25
2.2.2 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Narsisme
Narsisme menurut Lubis dalam Apsari (2012: 7) merupakan varietas yang amat
luas, bukan hanya mengenal gejalanya saja melainkan penyebabnya. Penyebab
narsisme dari faktor biologis, psikoanalisa, dan sosiokultural seperti yang akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor psikologis.
Narsisme terjadi karena tingkat aspirasi yang tidak realistis atau berkurangnya
penerimaan terhadap diri sendiri.
2. Faktor biologis.
Secara biologis gangguan narsismc lebih banyak dialami oleh individu yang
orang tuanya penderita neurotik. Selain itu jenis kelamin, usia, fungsi
hormonal dan struktur-struktur fisik yang lain ternyata berhubungan dengan
narsisme.
3. Faktor sosiologis.
Narsisme dialami oleh semua orang dengan berbagai lapisan dan golongan
terhadap perbedaan yang nyata antara kelompok budaya tertentu dan reaksi
narsisme yang dialaminya.
2.2.3 Fitur-Fitur Kepribadian Narsistik
Berdasarkan DSM-IV-TR (Durand dan Barlow, 2007: 212) fitur-fitur gangguaan
kepribadian narsistik sebagai berikut:
a. Pola pervasif dan grandiositas dan kebutuhan untuk dipuji dan empati, yang
bermula pada masa dewasa awal.
b. Perasaan grandiose bahwa dirinya orang penting (misalnya, merasa memiliki
talenta yang luar biasa)
26
c. Dipenuhi dengan fantasi-fantasi tentang kesuksesan,
kekuasaan,kecerdasan,kecantikan, atau cinta ideal yang tanpa batas.
d. Keyakinan bahwa dirinya ”istimewa” dan hanya dapat dipahami oleh,
atau seharusnya hanya berhubungan dengan, orang-orang istimewa lain atau
orang-orang yang berstatus tinggi.
e. Minta dipuji secara eksesif
f. Mengekploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya
g Kurang memiliki empati
h. Sering iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri
i. Bersikap arogan
2.2.4 Indikator Narsisme
Menurut Raskin dan Terry dalam Ames, et al. (2006: 441), ada tujuh indikator
narsisme yaitu
1. Otoritas (authority)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan menjadi pemimpin atau menjadi
seseorang yang berkuasa.
2. Pemenuhan diri (self-sufficiency)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan percaya dapat memenuhi
kebutuhan diri sendiri dengan kemampuannya sendiri.
3. Superioritas (superiority)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan menjadi superior ataupun
menjadi angkuh dengan merasa bahwa diri sendiri yang paling hebat, angkuh,
dan penting.
27
4. Eksibionisme (exhibitionism)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan sangat menyukai untuk menjadi
pusat perhatian dan adanya kemauan untuk memastikan mereka menjadi pusat
perhatian.
5. Eksploitasi (exploitativeness)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan bahwa bisa menjadi seseorang
yang memanfaatkan orang lain dan menjadi seseorang yang berhasil dengan
cara mengeksploitasi orang lain.
6. Hak (entitlement)
Pada indikator ini ditandai dengan anggapan yang mengacu pada harapan dan
jumlah hak seseorang dalam hidup mereka.
Indikator – indikator di atas yang digunakan penulis untuk mempersepsikan
narsisme dalam penelitian ini.
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja Pegawai menurut Mangkunegara (2009: 9) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Koopmans et
al. (2014: 331) mendefinisikan kinerja individu sebagai perilaku atau tindakan
yang berhubungan dengan tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2007: 94),
kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Goodman dan Svyantek (1999: 258)
mendefinisikan kinerja sebagai pencapaian tujuan dari rencana pekerjaan dan
28
mengorganisir langkah-langkah dalam mencapai tujuan tersebut dengan tenggat
waktu yang diberikan.
2.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)
dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis
(dalam Mangkunegara, 2009: 13) yang merumuskan bahwa :
Human Performance = Ability x Motivation
Motivation = Attitude x Situation
Ability = Knowledge x Skill
Penjelasan :
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill) artinya, pimpinan dan
karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata apalagi IQ superior, very
superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang maksimal.
2. Faktor Motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap
situasi kerja (situation) di lingkungan kerja. Mereka yang bersikap positif
(pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan
sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya
akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud
29
mencakup antara lain hubungan kerja , fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan
pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
2.3.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja menurut Fajar dan Heru (2010: 138) adalah suatu sistem formal
dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan memperoleh atribut, perilaku dan
hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran yang dikaitkan dengan pekerjaan
karyawan. Mangkunegara mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah
penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan
karyawan dan kinerja organisasi selain itu untuk menentukan kebutuhan pelatihan
secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga
dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai
dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penetuan
imbalan.
2.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja
Fajar dan Heru (2007: 138) mengemukakan tujuan penilaian kinerja sebagai
berikut :
1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antarorang
a) Administrasi gaji
b) Pengakuan kerja individu
c) Identifikasi kinerja yang buruk
d) Keputusan promosi
e) Keputusan penahanan dan penghentian
f) Pemutusan hubungan kerja
30
2. Pengembangan yang menekankan pada adanya perubahan dalam diri
seseorang sepanjang waktu
a) Umpan balik kinerja
b) Identifikasi kekuatan dan kelemahan individu
c) Penentuan transfer dan penugasan
d) Identifikasi kebutuhan pelatihan individu
3. Pemeliharaan sistem
a) Pengembangan tujuan korporasi dari individu
b) Evaluasi pencapaian tujuan oleh individu, tim, dan unit usaha strategis
c) Perencanaan sumber daya manusia
d) Penentuan kebutuhan pelatihan organisasi
e) Pengokohan sruktur wewenang
f) Identifikasi kebutuhan pengembangan organisasi
g) Audit sistem sumber daya manusia
4. Dokumentasi
a) Dokumentasi keputusan-keputusan manajemen sumber daya manusia
b) Pemenuhan persyaratan legal manajemen sumber daya manusia
c) Kriteria untuk pengujian validasi
2.3.5 Indikator Kinerja
Terdapat dua indikator kinerja menurut Goodman dan Svyantek (1999: 261) yaitu:
kinerja kontekstual dan kinerja tugas, yaitu:
31
1. Kinerja kontekstual (contextual performance)
Indikator ini mengacu pada kegiatan seperti kerelaan untuk melaksanakan
tindakan yang tidak resmi dari pekerjaan, membantu orang lain, mengikuti
aturan organisasi atau prosedur ketika pribadi nyaman, mendukung tujuan
organisasi dan bertahan dengan usaha ekstra untuk berhasil menyelesaikan
kegiatan tugas seseorang.
Kinerja kontekstual terdiri dari dua bagian yaitu
Altruism yaitu karakteristik individu yang dapat ditunjukkan
dengan kerelaan untuk membantu atau mementingkan kepentingan
orang lain.
Conscientiousness yaitu karakteristik individu yang dapat
ditunjukkan dengan pribadi yang teratur, lebih penuh pengendalian
diri dan menggunakan kesadaran serta kata hati dalam pelaksanaan
kerjanya.
2. Kinerja tugas (task performance)
Indikator ini mengacu pada kemampuan dan kecakapan pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok, mencakup kegiatan yang berkontribusi baik pada
pekerjaan, mengelola tanggung jawab, menggunakan keahlian seara
menyeluruh dalam pelaksanaan tugas dan menyelesaikan tugas kerja yang
diberikan sesuai dengan deadline yang ditetapkan.
Indikator – indikator di atas yang digunakan penulis untuk mempersepsikan
kinerja dalam penelitian ini.
32
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Hasil Penelitian
1. LosevelyChyntia ElinYogi (2014)
Pengaruh KecerdasanEmosional danKemampuan IndividuTerhadap KinerjaPegawai PT BankLampung KantorPusat
Responden penelitian ini adalah 123 pegawai PTBank Lampung Kantor Pusat.
Uji t hitung > t tabel (5,171 > 1,980) dan nilai sig (significance) < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yangartinya adanya pengaruh positif dan signifikanantara kecerdasan emosional terhadap kinerja. Halini menunjukkan bahwa jika kecerdasanemosional naik secara positif maka kinerjapegawai juga akan naik secara positif.
2. Abubakar M.dan Fuad N.Al-Shaikh(2006)
Emotional intelligenceat work:links to conflict andinnovation
Responden penelitian ini adalah 500 karyawanyang dipilih dari 19 organisasi berdasarkan UnitedArab Emirates (UAE).
Hasil dari penelitian ini karyawan dengan tingkatkecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderungmemiliki tingkat konflik yng lebih rendah dantingkat kesiapn untuk berkresi dan berinovasiyang lebih tinggi.
3. Benjamin R.Palmer, ConStough,RichardHarmer, danGilles Gignac(2009)
The Genos EmotionalIntelligence Inventory:A Measure DesignedSpecifically forWorkplaceApplications
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Genos EIreliable untuk mengukur kecerdasaan emosionaldi lingkungan kerja.Genos EI skor total reliabilitas konsistensi internal0,96 menunjukkan tingkat reliable dinilai baik danreliable untuk mengukur kecerdasan emosionalditempat kerja.
4 Robert Raskindan HowardTerry (1988)
A Principle-Components Analysisof the NarcissisticPersonality Inventoryand Firther Evidenceof Its ConstructValidity
Sampel yang digunakan pada studi 2 yaitu 57orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima daritujuh komponen menunjukkan korelasi positif yangsignifikan dengan TraitRanking for Narcissism yang menunjukkan bahwavaliditas konstruk dari NPI skala penuh dan skalatersebut menunjukkan narsisme.Sehingga NPI dapat digunakan untuk mengukurnarsisme seseorang.
5.. Harry M.Wallace andRoy F.Baumeister(2002)
The Performance ofNarcissists Rises andFalls With PerceivedOpportunity for Glory
Responden yang digunakan pada studi 2 yaitu 71orang.
Pengukuran menggunakan NPI dan Self EsteemScale.Ketika target pekerjaan diprediksi sulit untuk
33
No Penulis Judul Hasil Penelitian
dicapai, narsistik yang tinggi cenderungmembangkitkan semangat agar merasa tertantangdan meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknyaketika target pekerjaan diprediksi mudah untukdicapai, narsistik yang tinggi tidak menunjukkanpeningkatan kinerja. Hasil tersebutmengindikasikan yang mempengaruhi peningkatankinerja adalah narsisme saat menghadapi targetyang menantang atau tidak.
6. Daniel R.Ames, PaulRose b,Cameron P.Anderson(2006)
The NPI-16 as a shortmeasure of narcissism
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPI-16merupakan penyederhanaan NPI-40 (Raskin danTerry, 1988) agar dapat mempersingkat waktupengisisan kuesioner. NPI-16 dapat disejajarkandengan NPI-40 . NPI-16 bersifat notable face,internal,dan predictive validity yang berfungsisebagai alat ukur narsisme untuk penelitian.
7. Scott A.Goodman danDaniel J.Svyantek(1999)
Person–OrganizationFit and ContextualPerformance:Do Shared ValuesMatter
Sampel penelitian 356 anggota organisasimanufaktur Midwestern
Altruisme dan conscientiousness berkorelasi 0,54(p, 0,01) dalam sampel. Faktor kinerja tugas jugasignifikan berkorelasi dengan altruisme (r5.43, p,0,01) dan faktor conscientiousness (r5.36, p, 0,01).Hal tersebut menunjukkan bahwa alat ukur kinerjadengan indikator kinerja kontekstual dan kinerjatugas ini dapat digunakan untuk mengukur kinerjakaryawan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Kecerdasan emosional menurut Palmer, et al. (2009: 108) mengacu pada
serangkaian keahlian yang berhubungan dengan cara seseorang mempersepsikan,
mengerti dan mengelola emosinya sendiri dan orang lain. Terdapat tujuh indikator
kecerdasan emosional yaitu :
1. Kesadaran emosi diri (emotional self awareness/ESA)
2. Ekspresi emosi (emotional expression/EE)
3. Kesadaran terhadap emosi orang lain (emotional awareness of others/EAO)
4. Penalaran emosi (emotional reasoning/ER)
34
5. Manajemen emosi diri (emotional self-management/ESM)
6. Manajemen terhadap emosi orang lain (emotional management of
others/EMO)
7. Pengendalian emosi diri (emotional self-control/ESC)
Narsisme merupakan kekaguman pada diri sendiri yang ditandai dengan
kecenderungan ke arah ide-ide yang mengagumkan, kebiasaan berfantasi,
eksibionisme, bersikap defensif dalam menanggapi kritik, hubungan interpersonal
yang ditandai dengan perasaan menuntut hak, bersikap eksploitatif, dan kurangnya
empati (Raskin dan Terry dalam Ames, et al. (2006: 441)
Terdapat enam indikator yang dapat mencerminkan narsisme, sebagai berikut :
1. Otoritas (authority)
2. Pemenuhan diri (self-sufficiency)
3. Superioritas (superiority)
4. Eksibionisme (exhibitionism)
5. Eksploitasi (exploitativeness)
6. Hak (entitlement)
Goodman dan Svyantek (1999: 258) mendefinisikan kinerja sebagai pencapaian
tujuan dari rencana pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam
mencapai tujuan tersebut dengan tenggat waktu yang diberikan.
Indikator - indikator kinerja karyawan yaitu:
1. Kinerja Kontekstual (contextual performance)
Indikator ini mengacu pada kegiatan seperti kerelaan untuk melaksanakan
tindakan yang tidak resmi dari pekerjaan, membantu orang lain, mengikuti
35
aturan organisasi atau prosedur ketika pribadi nyaman, mendukung tujuan
organisasi dan bertahan dengan usaha ekstra untuk berhasil menyelesaikan
kegiatan tugas seseorang. Kinerja kontekstual dibagi menjadi dua bagian,
yaitu altruism dan conscientiousness.
2. Kinerja Tugas (task performance)
Indikator ini mengacu pada kemampuan dan kecakapan pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok, mencakup kegiatan yang berkontribusi baik pada
pekerjaan, mengelola tanggung jawab, menggunakan keahlian seara
menyeluruh dalam pelaksanaan tugas dan menyelesaikan tugas kerja yang
diberikan sesuai dengan deadline yang ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya mengeni hubungan kecerdasan emosional, narsisme dan
kinerja karyawan dapat dilihat dalam gambar kerangka teori sebagai berikut
Gambar 1. Kerangka PikirPengaruh Kecerdasan Emosional dan Narsisme
terhadap Kinerja Karyawan
Kecerdasan Emosional (X1)1. Kesadaran emosi diri2. Ekspresi emosi3. Kesadaran terhadap emosi orang lain4. Penalaran emosi5. Manajemen emosi diri6. Manajemen terhadap emosi orang lain7. Pengendalian emosi diri(Palmer, et al., 2009: 108)
Narsisme (X2)1. Otoritas2. Pemenuhan diri3. Superioritas4. Eksibionisme5. Eksploitasi6. Hak
( Raskin dan Terri, dalam Ames, et al.,2006: 441)
Kinerja (Y)
1. Kinerja kontekstual2. Kinerja tugas
Goodman dan Svyantek, 1999:261)
36
2.6 Hipotesis
Berdasarkan judul penelitian dan kerangka teoritis diatas, maka penulis
megemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
2. Narsisme berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa.
3. Kecerdasan emosional dan narsisme secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Cabang Rajabasa.
37
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk Cabang Rajabasa yang berlokasi di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam, Rajabasa,
Kota Bandar Lampung, Lampung.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksplanatori yang membuktikan
hubungan sebab-akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi. Menurut
Silaen dan Widiyono (2013: 19), penggolongan penelitian ada tiga macam
berdasarkan tujuannya yaitu :
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif bertujuan untuk mendapatkan ide-ide baru atau
memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala, atau untuk mendapatkan
faktor-faktor penyebab utama dari fakta yang terjadi melalui penjelajahan
(eksplorasi), atau untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu agar dapat merumuskan masalahnya secara
lebih terperinci dan mengembangkan rumusan hipotesis.
38
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi, gambaran
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diteliti,
termasuk hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari
suatu fenomena, atau untuk menentukan frekuensi distribusi sutu gejala
dengan gejala lain.
3. Penelitian Eksplanatori
Penelitian eksplanatori bertujuan untuk menguji sutu kebenaran melalui
pengujian hipotesis tentang sebab-akibat antara berbagai variabel yang diteliti.
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Silaen dan Widiyono (2013: 6) adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai, yakni suatu sifat, karakteristik atau fenomena
yang dapat menunjukkan sesuatu untuk dapat diamati atau diukur yang nilainya
berbeda-beda. Kaitan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya, dikenal
adanya bermacam-macam bentuk variabel, yaitu variabel independen, variabel
dependen, variabel intervening, variabel moderator, variabel kontrol, variabel
antesenden dan variabel rambang (Silaen dan Widiyono, 2013: 73), yaitu
1. Variabel independen (independent variable)
Variabel yang mempengaruhi variabel lain dan biasanya disebut variabel
sebab karena menyebabkan munculnya akibat pada variabel lain.
39
2. Variabel dependen (dependent variable)
Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas dan biasanya disebut
variabel akibat karena munculnya variabel dependen akibat pada variabel
bebas.
3. Variabel antara (intervening variable)
Apabila adanya variabel antara ketika adanya hubungan statistik antara
variabel bebas dan terikat maka hubungan itu menjadi lemah bahkan hilang.
4. Variabel Kontrol (control variable)
Variabel yang memengaruhi variabel dependen dan independen, sehingga
dapat mengubah hubungan antara kedua variabel.
5. Variabel Moderator (moderator variable)
Variabel yang menentukan kuat atau lemahnya hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
6. Variabel Antasenden
Kedua variabel tersebut sama-sama merupakan hasil yang lebih mendalam
dari pelacakan hubungan sebab-akibat antara variabel namun variabel
antesenden berada sebelum atau mendahului variabel independen.
7. Variabel Rambang
Variabel yang dianggap pengaruhnya terhadap variabel dependen tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan yang berarti, sering diabaikan.
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yang pertama variabel
independen yaitu kecerdasan emosional (X1) dan narsisme (X2) lalu yang kedua
variabel dependen yaitu kinerja (Y).
40
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dinotasikan N adalah keseluruhan objek atau individu yang memiliki
karakteristik (sifat-sifat) tertentu yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa yang
berjumlah 248 orang. Sampel dinotasikan n adalah sebagian dari populasi yang
diambil dengan cara-cara tertentu untuk diukur dan diamati karakteristiknya
(Silaen dan Widiyono, 2013: 87).
Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 165 karyawan dengan pelaksanaan
tugasnya yang sebagian besar berinteraksi dengan konsumen yaitu pada posisi
pramuniaga, kasir dan sales promotion girl (SPG) atau sales promotion boy (SPB)
dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 7. Proporsi Jumlah Sampel
No Posisi Jumlah Karyawan(Orang)
1. Pramuniaga 262. Kasir 193. Sales promotion girl (SPG) dan sales promotion boy (SPB) 120
Jumlah sampel 165Sumber: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Data diolah, 2015
Teknik pengambilan sampelnya menggunakan metode nonprobability sampling
yaitu purposive sampling dengan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. (Silaen dan Widiyono, 2013: 103).
41
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Data kualitatif
Data yang menunjukkan kualitas sesuatu, berupa keadaan, proses, kejadian
yang dinyatakan dalam bentuk kata. Data ini diperoleh langsung dari PT
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa seperti gambaran umum
perusahaan, hasil kuesioner, dan informasi lain yang menunjang penelitian.
2. Data Kuantitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat dihitung secara
matematik dan dianalisi secara statistik. Data kuantitatif diperoleh langsung
dari PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa seperti jumlah
karyawan, absensi karyawan, dan data-data lainnya yang menunjang
penelitian ini.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh peneliti. Data primer juga disebut data asli atau data baru. Data
primer dapat langsung diperoleh dari responden dengan cara pembagian
kuesioner (angket penelitian) kepada objek penelitian yang diisi langsung oleh
responden (Silaen dan Widiyono, 2013: 145).
42
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hsil penelitian pihak lain
(Silaen dan Widiyono, 2013: 145). Data yang didapat dari arsip bagian HRD
(Human Resource Departement) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang
Rajabasa. Sumber informasi lainnya dapat diperoleh dari penelitian terdahulu,
literatur, dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang di
teliti.
3.6 Definisi Operasional
Variabel penelitian yang digunakan adalah:
a. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (X1) yaitu
menurut Palmer, et al. (2009: 108) mengacu pada serangkaian keahlian yang
berhubungan dengan cara seseorang mempersepsikan, mengerti dan mengelola
emosinya sendiri dan orang lain. Narsisme (X2) yaitu menurut Raskin dan Terry
(1988: 896) narsisme merupakan kekaguman pada diri sendiri yang ditandai
dengan kecenderungan ke arah ide-ide yang mengagumkan, kebiasaan berfantasi,
eksibionisme, bersikap defensif dalam menanggapi kritik, hubungan interpersonal
yang ditandai dengan perasaan menuntut hak, bersikap eksploitatif, dan
kurangnya empati.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja yaitu menurut Goodman
dan Svyantek (1999: 258) mendefinisikan kinerja sebagai pencapaian tujuan dari
rencana pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam mencapai tujuan
tersebut dengan tenggat waktu yang diberikan. Variabel penelitian dan definisi
operasional dapat dilihat pada Tabel 8.
43
Tabel 8. Variabel OperasionalVariabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
KecerdasanEmosional(X1)
Kecerdasan emosional adalahmengacu pada serangkaian keahlianyang berhubungan dengan caraseseorang mempersepsikan, mengertidan mengelola emosinya sendiri danorang lain
( Palmer, et al., 2009: 108)
1. Kesadaran emosi diri : kemampuan seseorang mempersepsikan dan memahami emosinya sendiri.2. Ekspresi emosi : kemampuan seseorang mengekspresikan emosinya dengan efektif.3. Kesadaran terhadap emosi orang lain/empati : kemampuan seseorang dalam mempersepsikan dan
memahami emosi orang lain.4. Penalaran emosi : kemampuan seseorang memanfaatkan emosinya untuk mengambil keputusan.5. Manajemen emosi diri : kemampuan seseorang dalam mengatur emosinya sendiri dengan efektif.6. Manajemen terhadap emosi orang lain: kemampuan seseorang dalam mengatur emosi orang lain
dengan efektif.7. Pengendalian emosi diri : kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi yang kuat.
(Palmer, et al., 2009: 108)
1= SS2 = TS3 = N4 = S5 = SS
( Silaen danWidiyono,2013: 126)
Narsisme(X2)
Narsisme : kekaguman pada dirisendiri yang ditandai dengankecenderungan ke arah ide-ide yangmengagumkan, kebiasaan berfantasi,eksibionisme, bersikap defensifdalam menanggapi kritik, hubunganinterpersonal yang ditandai denganperasaan menuntut hak, bersikapeksploitatif, dan kurangnya empati.( Raskin dan Terri, 1988: 896)
1. Otoritas (authority) : anggapan menjadi pemimpin atau menjadi seseorang yang berkuasa2. Pemenuhan diri (self-sufficiency) : anggapan percaya dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri
dengan kemampuannya sendiri3. Superioritas (superiority) : anggapan menjadi superior ataupun menjadi angkuh dengan merasa
bahwa diri sendiri yang paling hebat, angkuh, dan penting4. Eksibionisme (exhibitionism) : anggapan sangat menyukai untuk menjadi pusat perhatian5. Eksploitasi (exploitativeness) : anggapan bahwa bisa menjadi seseorang yang memanfaatkan
orang lain6. Hak (entitlement) : anggapan yang mengacu pada harapan dan jumlah hak seseorang dalam hidup
mereka( Raskin dan Terri, dalam Ames, et al., (2006: 441)
1= SS2 = TS3 = N4 = S5 = SS
( Silaen danWidiyono,2013: 126)
Kinerja (Y)
Kinerja adalah pencapaian tujuandari rencana pekerjaan danmengorganisir langkah-langkahdalam mencapai tujuan tersebutdengan tenggat waktu yangdiberikan.
(Goodman dan Svyantek, 1999:261)
1. Kinerja kontekstual: kegiatan seperti kerelaan untuk melaksanakan tindakan yang tidak resmi daripekerjaan, membantu orang lain, mengikuti aturan organisasi / prosedur ketika pribadi nyaman,mendukung tujuan organisasi dan bertahan dengan usaha ekstra untuk berhasil menyelesaikankegiatan tugas seseorang.
2. Kinerja tugas: kemampuan dan kecakapan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok, mencakupkegiatan yang berkontribusi baik pada pekerjaan, mengelola tanggung jawab, menggunakankeahlian seara menyeluruh dalam pelksanaan tugas dan menyelesaikan tugas kerja ang diberikansesuai dengan deadline yang ditetapkan.
(Goodman dan Svyantek, 1999: 261)
1= SS2 = TS3 = N4 = S5 = SS
( Silaen danWidiyono,2013: 126)
44
3.7 Metode Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data penelitian, yaitu :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen penelitian dengan serangkaian daftar pertanyaan
yang dibuat untuk mengumpulkan data yang umumnya bersifat kualitatif
(Silaen dan Widiyono, 2013: 146). Terdapat tiga bagian kuesioner yang
disebarkan kepada responden. Bagian pertama mengadopsi dan
mengembangkan the genos emotional intelligence inventory atau Genos EI
(Palmer, et al., 2009: 115) yang terdiri dari 14 item untuk mengukur
kecerdasan emosional karyawan. Bagian kedua mengadopsi narcissistic
personality inventory-16 atau NPI-16 (Ames, et al., 2006: 449) terdiri dari 16
item yang merupakan versi pendek dari narcissistic personality inventory-40
atau NPI-40 (Raskin dan Terry, 1988: 894) untuk mengukur narsisme
karyawan. Bagian ketiga mengadopsi dan mengembangkan job performance
scale yang terdiri dari 25 item (Goodman dan Svyantek, 1999: 261) untuk
mengukur kinerja karyawan.
Pengukuran kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan
lima alternatif (Silaen dan Widiyono, 2013: 126) penentuan skornya adalah :
Jawaban Sangat setuju (SS) diberi skor 5
Jawaban Setuju (S) diberi skor 4
Jawaban Netral (N) diberi skor 3
Jawaban Tidak setuju (TS) diberi skor 2
Jawaban Sangat tidak setuju (STS) diberi skor
45
2. Wawancara
Alat pengumpulan data berupa tanya jawab antara pihak pencari informasi
dengan sumber informasi yang berlangsung secara lisan (Silaen dan
Widiyono, 2013: 153).
a. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) adalah wawancara
bebas dengan pertanyaan disusun seketika pada saat pewawancara
berhdapan dengan informan.
b. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur (structured interview) adalah wawancara yang
disusun secara terperinci. Pertanyaan harus sesuai dengan pertanyaan yang
sudah dipersiapkan dalam pedoman.
3. Observasi
Observasi menurut Silaen dan Widiyono (2013: 155) kegiatan yang meliputi
pemusatan perhatian terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan
seluruh indra. Dalam kegiatan ini, dilakukan pencatan yang sistematis
terhadap unsur-unsur yang tampak atau yang dirasakan indra mengenai gejala-
gejala yang muncul pada objek penelitian.
4. Dokumentasi
Metode pengumpulan data selanjutnya yang digunakan oleh peneliti adalah
dokumentasi menurut Silaen dan Widiyono (2013: 163) yaitu dengan
peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan atau kejadian dari suatu
organisasi yang dari segi waktu ke waktu relatif belum terlalu lama.
46
Dokumentasi berasal dari buku-buku elektronik, jurnal ilmiah yang dapat
dijadikan sumber. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang bersifat teoritis sehingga penelitian memiliki landasan teori
yang kuat.
3.8 Uji Instrumen Penelitian
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat keakuratan
atau ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur guna
menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya. Instrumen yang dimaksud adalah
yaitu jawaban responden atas sejumlah pertanyaan yang tertuang dalam kuesioner
yang disebarkan oleh peneliti. Untuk mengukur validitas peneliti menggunakan
rumus pearson product moment :
n(Σ XY ) – (ΣX)(ΣY)rxy = [ ² − ( )²][ ² − ( )²]
Keterangan:
rxy : nilai validitas
x :skor nilai
x y : skor nilai
y n : jumlah sampel
Uji validitas diukur melalui kriteria berikut ini :
a. Jika nilai rhitung > rtabel maka dapat dikatakan valid, jika sebaliknya maka
tidak valid.
47
b. Probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen dapat dikatakan valid, jika
sebaliknya maka tidak valid.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Silaen dan Widiyono (2013: 107) merupakan ketepatan atau
suatu pengukuran atau alat pengukuran, dengan kata lain alat ukur tersebut dapat
mengukur secra cermat dan tepat. Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan program statistic SPSS 16 dan diuji reliabilitas menggunakan
teknik pengukuran Cronbach’s Alpha > 0,6.
= − 1 1 − ƩKeterangan:
Rii = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan
∑σ2b = jumlah varian butir
σt2 = varian total
Uji realibilitas diukur dengan kriteria berikut :
1. Apabila rii > rtabel, maka instrumen dapat dikatakan reliabel.
2. Apabila rii < rtabel, maka instrumen dapat dikatakan tidak reliabel.
3.9 Metode Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui dugaan pengaruh kecerdasan emosional dan
narsisme (independent variable) terhadap kinerja karyawan (dependent variable),
digunakan uji asumsi klasik, analisi data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
48
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan terbebas dari adanya gejala normalitas, autokorelasi,
multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Berikut penjelasan menurut Suliyanto
(2013: 69) :
3.9.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
besar mendekati nilai rata-ratanya. Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi
normal jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng
(bell-shape curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga. Uji
normalitas ini menggunakan one sample kolmogrov-smirnov test, jika nilai sig. >
0,05 maka distribusi data adalah normal.
3.9.1.2 Uji Outokorelasi
Uji outokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi aantara anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang
(cross section). Beberapa penyebab munculnyaa masalah autokorelasi dalam
analisi regresi adalah adanya kelembaman, bias spesifikasi model kasus variabel
yang tidak dimasukkan, adanya fenomena laba-laba, manipulasi data, adanya
kelembaman waktu. Uji outokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW
Test). Untuk mengetahui nilai dL dan dU dalam tabel Durbin Watson caranya
adalah dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, sampel (n) yang dimiliki
49
dan variabel bebas. Keputusan ada tidaknya outokorelasi adalah:
1. Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 – dU maka koefisien
outokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada outokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien outokorelasi lebih besar
daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat disimpulkan.
4. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.
5. Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4- dL, maka tidak dapat disimpulkan.
3.9.1.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau
tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolinear. Uji multikolinerits dilakukan dengan
menggunakan Uji VIF dengan melihat apakah nilai VIF untuk masing-masing
variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar dari 10 maka
diindikasikan model tersebut memiliki gejala multikolinieritas.
3.9.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
50
tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut dengan
heteroskedastisitas. Keputusan pada uji heteroskedastisitas adalah:
1. Bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.9.2 Analisis Data Kualitatif
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari
hasil jawaban kuesioner. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara
kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.
3.9.3 Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional
dan narsisme terhadap kinerja karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Cabang Rajabasa dengan terlebih dahulu menyebar kuesioner dan diuji
menggunakan analisi regresi linear berganda, uji T dan uji F.
3.9.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan apabila peneliti bertujuan untuk
memprediksi perubahan variabel dependen yang dijelaskan aatau dihubungkan
oleh dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor yang
dimanipulasi. Bentuk umum persamaan regresi linear berganda adalah := + += + += + + +
51
Keterangan:
Y : Kinerja KaryawanX : Kecerdasan EmosionalX : Narsismea : konstantab : koofisien Xb : koofisien Xe : error
3.9.3.2 Uji t (parsial)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dikatakan berpengaruh
signifikan apabila sig < (0,05), menggunakan rumus:
=
Keterangan:b : koofisien regresi variabel independen∂b : standar deviasi koofisien regresi variabel independen
Pengujian penelitian ini dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% melalui
ketentuan sebagai berikut:
1. Jika thitung> ttabel (0,05), maka Ha didukung, dan Ho tidak didukung
2. Jika thitung< ttabel (0,05), maka Ha tidak didukung dan Ho didukung
Hasil uji t dapat dilihat pada Output Coefficient dari hasil analisis regresi linier
menggunakan SPSS versi 16.
52
3.9.3.3 Uji F (simultan)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikansi antara
variabel independen dan variabel dependen secara simultan, dikatakan
berpengaruh signifikan apabila nilai sig < (0,05), menggunakan rumus:
=/( )/ ( )
Keterangan:R : koofisien determinasi
n : jumlah data
k : jumlah variabel independen
Pengujian penelitian ini dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika Fhitung>Ftabel (0,05), maka Ha didukung, dan Ho tidak didukung.
2. Jika Fhitung< Ftabel (0,05), maka Ha tidak didukung dan Ho didukung.
Hasil uji F dapat dilihat pada output dari hasil analisis regresi linier berganda
menggunakan SPSS versi 16.
89
V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kecerdasan
emosional dan narsisme terhadap kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk Cabang Rajabasa, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
mendukung hipotesis yang diajukan yaitu:
1. Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Hal tersebut
didukung dengan nilai thitung 5,504 > ttabel 1,978 dan dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 dan indikator kecerdasan emosional yang paling
berpengaruh adalah indikator manajemen terhadap emosi orang lain.
2. Narsisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Hal tersebut didukung dengan
nilai thitung 3.100 > ttabel 1,978 dan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0,05
dan indikator narsisme yang paling berpengaruh adalah indikator self sufficiency
(pemenuhan diri).
3. Kecerdasan emosional dan narsisme secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa. Hal
tersebut didukung dengan nilai F hitung 24,603 > F tabel 3,06 dan nilai sig. lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000 < 0,05.
90
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah:
1. Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa sebaiknya
meningkatkan kemampuan dalam mengekspresikan perasaan dapat dilakukan
dengan bercerita dengan orang lain sehingga karyawan dapat meningkatkan
kinerja lebih baik.
2. Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa sebaiknya
meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki rekan kerja sehingga individu dapat memperoleh pengetahuan dan
keahlian dalam bekerja.
3. Karyawan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Cabang Rajabasa sebaiknya
meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan tugas yang dilakukan secara
sukarela sehingga keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dapat terasah lebih
baik.
5.3 Keterbatasan Penelitian
1 . Adanya keterbatasan penelitian menggunakan metode kuesioner yaitu terkadang
jawaban yang diberikan responden tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.
2. Responden pada penelitian ini hanya karyawan dengan tingkat pendidikan
SMA/Sederajat sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
3. Bagi peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk menggunakan sampel
maupun responden dengan tingkat pendidikan yang lebih beragam dan
hendaknya memperbaiki hal yang kurang dalam penelitin ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ames, Daniel R., Rose, Paul, dan Anderson, Cameron P. 2006. The NPI-16 as a shortmeasure of narcissism. Journal of Research in Personality, 40 : 440-450.
Apsari, Fitri. 2012. Hubungan antara Kecenderungan Narsisme dengan MinatMembeli Kosmetik Merek Asing pada Pria Metroseksual. (Jurnal). Surakarta :Universitas Sahid Surakarta.
Befort, N., dan Hattrup, K. 2003. Valuing Task and Contextual Performance:Experience, Job Roles, and Ratings of the Importance of Job Behaviors.Applied H.R.M. Research, Volume 8, Number 1. Page 17- 32.
Brackett, Marc A., Mayer, John D., dan Warner, Rebecca M. 2004. EmotionalIntelligence and Its Relation To Everyday Behavior . Journal of Personalityand Individual Differences. 36 : 1387–1402.
Durand, V. Mark dan Barlow, David H. 2007 . Psikologi Abnormal . Yogyakarta :Pustaka Belajar.
Fajar, Siti Al dan Heru, Tri. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia : Sebagai DasarMeraih Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Goleman, Daniel., 2000. Kecerdasan Emosional : Mengapa EQ Lebih PentingDaripada IQ, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goodman, dan Svyantek, 1999. Person–Organization Fit and Contextual Performance:Do Shared Values Matter. Journal of Vocational Behavior, 55(2), 254-275
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.Cetakan sembilan.Jakarta: Bumi Aksara.
Judge, Timothy A., LePine, Jeffery A., dan Rich, Bruce L. 2006. Loving YourselfAbundantly: Relationship of the Narcissistic Personality to Self- and OtherPerceptions of Workplace Deviance, Leadership, and Task and ContextualPerformance. Journal of Applied Psychology. 15: 762–776
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. http://kbbi.web.id/emosi . Diakses pada tanggal9 Februari 2016 pukul 21:34 WIB.
Koopmans, L., Bernaards, C.M., Hildebrandt, V.H., Vet, H.C.W. de, Beek, A.J. vander. 2014. Construct Validity of Individual Work Performance Questionaire.Journal of Occupational and Environmental Medicine. 56(3), Pp. 331-337
Mangkunegara, Anwar Prabu, A.A. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : RefikaAditama.
Mayer, John D., Caruso, David R., dan Salovey Peter. 2000. Emotional IntelligenceMeets Traditionl Standards for an Intelligence. Intelligence. 27: 267-298
Nugraheni, Hariyanti. 2015. Pengaruh Narsisme dan Job Stressor pada PerilakuKerja Kontra Produktif dengan Respon Emosional Negatif (Anger) sebagaiMediator (Studi pada Karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Solo).(Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Palmer, B. R., Stough, C., Harmer, R., & Gignac, G.E. (2009). Genos EmotionalIntelligence Inventory. In C. Stough, D. Saklofske, & J. Parker (Ed.), AssessingEmotional Intelligence: Theory, Research & Applications (pp. 103-118). NewYork: Springer.
PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk . 2016. Company Profile.http://www.ramayana.co.id/index.php/en/about-the-company/company-profile.Diakses pada tanggal 13 Februari 2016 pukul 23:28 WIB.
Raskin, Robert dan Terry, Howard. 1988. Components Analysis of The NarcissisticPersonality Inventory and Firther Evidence of Its Construct Validity. Journal ofPersonality and Social Psychology. 13 : 890-902
Robbins, Stephen dan Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi :Organizationbehavior. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial untuk PenulisanSkipsi dan Tesis. Jakarta: In Media
Suliman, Abubakar M. dan Al-Shaikh, Fuad N. 2006. Emotional Intelligence at Work:Links to Conflict and innovation. vol. 29, no.2, pp 208-220
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.Yogyakarta: CV Andi Offset
Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi MeningkatkanKualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global . Jakarta : Esensi Erlangga Group.
Wallace, Harry, M. dan Baumeister, Roy, F. 2002. The Performance of NarcissistsRises and Falls With Perceived Opportunity for Glory. Case Western ReserveUniversity. Journal of Personality and Social Psychology. 16 : 819 – 834
Yogi, Elin, Chyntia, Losevely . 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional DanKemampuan Individu Terhadap Kinerja Pegawai PT Bank Lampung KantorPusat. (Skripsi) Bandar Lampung.Universitas Lampung.