pengaruh kebijakan pengungsi uni eropa terhadap ... · internasional, fakultas ilmu sosial dan ilmu...

81
PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP PERKEMBANGAN GERAKAN EUROSCEPTIC DI EROPA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin CHANDRA SATRIA SETIABUDI E 131 13 301 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

Upload: builiem

Post on 29-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP

PERKEMBANGAN GERAKAN EUROSCEPTIC DI EROPA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Departemen

Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

CHANDRA SATRIA SETIABUDI

E 131 13 301

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

Page 2: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

ii

Page 3: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

iii

Page 4: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Pengungsi Uni

Eropa terhadap Perkembangan Gerakan Eurosceptic di Eropa” sebagai syarat

kelulusan dalam program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Terlepas dari segala kekurangan

yang terdapat di dalamnya, penulis berharap tulisan ini dapat memberikan

kontribusi tambahan ke dalam pemahaman setiap orang yang membutuhkan

informasi mengenai pembahasan terkait.

Skripsi ini didedikasikan terkhusus kepada Ayahanda tercinta Bambang

Erman yang hari ini tepat berusia 57 tahun serta Ibunda tercinta Iit Syarifah dan

juga A Bayu dan Teh Astri yang tanpa lelah telah memberikan dukungan materil

maupun moril sehingga penulis dapat tetap termotivasi untuk mendapatkan gelar

sarjana ini. Apresiasi yang sedalam-dalamnya juga diberikan kepada seluruh

keluarga yang telah menerima dan menjaga penulis sejak hari pertama merantau

ke Makassar yaitu Kakek, Om Ami dan Tante Ani, Teh Tigin dan keluarga lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Proses penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa

adanya dukungan serta doa yang diberikan oleh orang-orang disekitar penulis.

Oleh karena itu, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada:

1. Pembimbing I dan II, Bapak Muhammad Nasir Badu, Ph.D dan Ibu

Pusparida Syahdan, S.Sos, M.Si yang telah dengan baik memberikan

Page 5: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

v

arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

sesuai harapan.

2. Bapak Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, H. Darwis, MA,

Ph.D serta jajaran dosen Ilmu Hubungan Internasional yang telah

membagikan ilmu serta pengalamannya.

3. Seluruh staf akademik FISIP dan Jurusan yang telah memberikan seluruh

nasehat serta bantuan administratif.

4. Seluruh staf UN Information Center, Kementerian Luar Negeri RI,

LIPI, CSIS, Perpustakaan UI dan Perpustakaan Unhas yang telah

memberikan kemudahan perizinan dan bantuan selama penelitian.

5. Orang-orang terdekat penulis yang telah mengambil bagian terbesar dalam

kehidupan penulis semasa kuliah yaitu Acin sebagai kakak ketiga pertama

yang tanpa lelah menampung dan merawat adek wkwkw, orang paling

sabar sedunia yang datang dari keluarga paling baik sedunia, cepet-cepet

dapat pacar ya biar mama papa seneng. Ayyub sebagai kakak ketiga kedua

yang telah menjadi teman gila-gilaan penulis sejak awal perkuliahan,

semoga bisa jadi artis. Fajar housemate #1 selama kurang-lebih dua tahun

yang telah berbagi suka duka bersama susahnya ngurus kontrakan, suka

memberikan pelajaran tentang kehidupan dan suka baper. Thor housemate

#2 yang jarang pulang, ketua angkatan tergaring dengan segala lawakan-

lawakan homonya, semoga kau cepat sembuh ya bang dan sukses di

Canada. Terakhir, the one and only, Tari sebagai distraksi sekaligus

motivasi utama penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

vi

6. JAD squad sebagai kelompok belajar penulis (yakali) yang berisikan

orang-orang kosong yang kekurangan kasih sayang terutama Arfan sang

calon presiden ter-rasis RI di masa yang akan datang, semua orang pasti

tau kaum apa yang dia cinta dan kaum apa yang ingin dia singkirkan (no

offense, only jokes). Beatrix si cewe, eh cowo, eh cewe pade yang

perkasa, yang kuat minum soju satu botol sendirian tapi akhirnya nangis-

nangis dan ketawa-ketawa sendiri. Iccang yang TOEFL scorenya 600

lebih di percobaan pertama, teammate JOVED yang gagal fokus waktu

diadjuin sama gaby. Dyva calon mitra bisnis di masa depan yang paling

sering nanya ‘Adakah?’ di grup, semoga sukses mengikuti jejak Bro. Ardi

pria klimis (iya klimis) yang paling niat ngegame dan hobinya nyubitin cewe-

cewe, semuanya dicubit, semuanya. Tenri sang lord mother kita bersama

yang selalu ngedumel tentang kemurkaannya terhadap apapun itu. Puput

penyiar radio andalanggue yang menemukan ibadah 214. Nana shhshiipp

cewe simpanannya Ardi kalo Dwiki lagi ga dirumah, memiliki suara

merdu nan syahdu. Ikka cewe polos yang ternyata ga polos-polos amat

karena pagosip ji juga ternyata bareng Ayyub dan Ivonne. Annija yang

akhir-akhir ini sering curhat mengenai pengalaman hidup yang memilukan dan

kelanjutan kisah asmara bersama sang kekasih.

7. SEATTLE sebagai keluarga utama semasa kuliah yang selalu

memberikan pengalaman menarik sehingga penulis dapat dengan betah

tinggal di Makassar. Terima kasih Ryan, Kiki, Husnul, Dwiki, Mekay,

Ucup, Fahira, Opi, Wiwin, Lena, Eka, Echa, Pupe, Rani, Tira, Maul,

Page 7: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

vii

Eky, Jeni, Eda, Chufi, Siska, Ziza, Lia, Vijay, Oching, Enggra, Avy,

Dipo, Fira, Fadhil, Parjo, Afan, Pimpim, Abel, Oji, kawan

berorganisasi Shita, Yanti, Ari, Ina, Budi, Diah, Zia sahabat TS Ivonne,

Hilda, Upi dan staf khusus serta pengunjung setia posko AE716 Sandi,

Ayat, Patrik, Dhila, Naomi, Ilham, Aldy, Bob, Abbar dan yang lain

yang saking banyaknya ga bisa disebut satu persatu.

8. Teman, senior dan juga junior yang juga memberi kontribusi besar di

kehidupan perkuliahan penulis yaitu Kak Winda, Kak Tio, Kak Kharji,

Kak Aumi, Kak Riyad, Kak Kepps, Andri, Uul, Pute, Kak Ayu, Kak

Agor, Kak Tillah, Kak Frischa, Aul, Gandhi, Annisa, Kevin, HEP, dll.

9. Unhas MUN Community, UKM DBI UNHAS, D’B3 Voice, FPCI

Unhas, Youthful.Social dan HIMAHI FISIP Unhas sebagai organisasi-

organisasi yang berperan besar dalam pengembangan karakter dan

wawasan penulis.

10. Pudel Mamen sahabat SMA yang keep in touch meski terpencar ke

seluruh penjuru Indonesia: Danon om artis, Ndoey ncess, Dinda beler,

Dian botak, Nita iteung, Anggih #viscabarca, Denoy om gaul.

11. Pihak lain yang yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Makassar, 13 Juni 2017

Chandra Satria Setiabudi

Page 8: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

viii

ABSTRAKSI

Chandra Satria Setiabudi, E13113301. “Pengaruh Kebijakan Pengungsi Uni

Eropa terhadap Perkembangan Gerakan Eurosceptic di Eropa” dibawah

bimbingan Muhammad Nasir Badu, selaku pembimbing I, dan Pusparida

Syahdan selaku pembimbing II, pada Departemen Ilmu Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Hasanuddin.

Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh kebijakan pengungsi yang

diterapkan Uni Eropa di negara-negara anggotanya sehingga menimbulkan respon

berupa perkembangan gerakan Eurosceptic di wilayah Eropa, terutama Jerman,

Inggris dan juga Hongaria. Metode yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini

adalah kualitatif deskriptif dari data-data ilmiah yang dikumpulkan melalui cara

library research.

Krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara

menimbulkan gelombang pengungsi besar-besaran sejak tahun 2011. Eropa

sebagai wilayah yang makmur dan tingkat stabilitas ekonomi yang tinggi

dianggap menjadi destinasi ideal bagi para pengungsi. Gelombang pengungsi

terbesar pun terjadi di Eropa dan memuncak di tahun 2015 ketika jutaan orang

masuk ke perbatasan Eropa. Common European Asylum System yang seharusnya

menjadi pedoman utama negara-negara anggota Uni Eropa dalam mengambil

kebijakan pengungsi nampaknya menimbulkan respon yang berbeda-beda di

tingkat domestik. Kebijakan yang terlalu terbuka terhadap para pengunggsi

dianggap menjadi beban lebih bagi institusi negara. Kondisi seperti ini dijadikan

umpan oleh partai-partai populis berhaluan sayap kanan Eropa, terutama di

Jerman, Inggris dan Hongaria untuk mendapatkan dukungan dan simpatisan

masyarakat Eropa. Hasilnya, timbul kecenderungan dimana masyarakat Eropa

mulai menentang kehadiran para pengungsi yang terlihat dari meningkatnya

tindak kriminalisasi dan diskriminasi terhadap pengungsi, serta meningkatnya

popularitas partai-partai populis berhaluan sayap kanan di Eropa. Hal tersebut

menjadi bukti penyebaran pemikiran Euroscepticism dan merupakan ancaman

bagi integrasi Uni Eropa.

Kata kunci: Kebijakan Pengungsi, Eurosceptic, Uni Eropa

Page 9: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

ix

ABSTRACT

Chandra Satria Setiabudi, E13113301. “The Influence of European Union’s

Refugee Policy on the Rise of Eurosceptic Movement in Europe”, under the

supervision of Muhammad Nasir Badu, as Supervisor I, and Pusparida

Syahdan as Supervisor II, Department of International Relations, Faculty of

Social and Political Science, Hasanuddin University.

This paper would be focused on the analysis of the influence of the refugee

policies which implemented in the European Union member states so that

generates the rising of Eurosceptic movement as the result, especially in Germany,

United Kingdon and Hungary. The method used in this paper is descriptive

qualitative with the data collected by library research.

Humanitarian crisis that happened in the Middle East and North Africa creates

massive refugees wave since 2011. Europe as one of the most prosperous region

with its economy stability deemed as the ideal destination for these refugees. The

European refugee crisis reached its peak in 2015 when millions of people made it

to stepping on the European border. Common European Asylum System which

supposed to be the guideline for EU’s member states for their refugee policy,

apparently, creates difference responses on the domestic level. The openness of

the policy considered as burden for countries. This circumstance being used by

European right-wing populist parties, particularly in Germany, United Kingdom

and Hungary, to attracts more sympathizer and support. As the result, the trend

arises where the Europeans tend to oppose the existence of refugees which can be

seen by the increasing number of criminalization and discrimination against

refugee, as well as the growing popularity of European right-wing populist parties.

These proves the spreading of Euroscepticism over European countries and the

threat of EU integration.

Keyword: Refugee Policy, Eurosceptic, European Union

Page 10: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……….…………………………………………. ii

HALAMAN PENERIMAAN EVALUASI …….………….…………………. iii

KATA PENGANTAR …….……….………….………….……………………. iv

ABSTRAKSI ……………………………………………………………….… viii

ABSTRACT …….…………….…………….………………………………..… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..… xii

DAFTAR DIAGRAM …….……………….……………………………….… xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xiv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 7

1. Tujuan penelitian ...................................................................................... 7

2. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7

D. Kerangka Konseptual ................................................................................... 8

1. Regionalisme ............................................................................................ 8

2. Keamanan Manusia ................................................................................ 10

3. Populisme ............................................................................................... 12

E. Metode Penelitian....................................................................................... 14

1. Tipe Penelitian ........................................................................................ 14

2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 15

3. Jenis Data ............................................................................................... 15

4. Teknik Analisis Data .............................................................................. 16

5. Metode Penulisan ................................................................................... 16

BAB II ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................... Error! Bookmark not defined.

Page 11: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

xi

A. Kebijakan Luar Negeri –Pengambilan Keputusan .... Error! Bookmark not

defined.

B. Populisme .................................................... Error! Bookmark not defined.

1. Populisme sebagai Ideologi ..................... Error! Bookmark not defined.

2. Populisme sebagai Gaya Diskursif .......... Error! Bookmark not defined.

3. Populisme sebagai Strategi Politik .......... Error! Bookmark not defined.

C. Keamanan Manusia ..................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III ................................................................................................................. 42

KRISIS PENGUNGSI EROPA ......................................................................... 42

A. Krisis Pengungsi Dunia .............................................................................. 42

B. Peran Uni Eropa terhadap Penanganan Pengungsi Dunia.......................... 54

C. Sejarah dan Perkembangan Gerakan Eurosceptic di Eropa ....................... 66

1. Jerman .................................................................................................... 73

2. Inggris ..................................................................................................... 77

3. Hongaria ................................................................................................. 82

BAB IV ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP

PERKEMBANGAN GERAKAN EUROSCEPTIC DI EROPA ................ Error!

Bookmark not defined.

A. Efektivitas Penerapan Common European Asylum System ................. Error!

Bookmark not defined.

B. Pengaruh Kebijakan Pengungsi Uni Eropa terhadap Perkembangan

Gerakan Eurosceptic di Eropa ............................ Error! Bookmark not defined.

BAB V ................................................................................................................. 105

PENUTUP .......................................................................................................... 105

A. Kesimpulan .............................................................................................. 105

B. Saran ......................................................................................................... 106

Daftar Pustaka ................................................................................................... 108

Page 12: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik tiga pendekatan Populisme ............. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.1 Populasi Pengungsi di Tiap Benua........................................................ 52

Tabel 3.2 Jumlah Aplikan Suaka di Jerman, Hongaria, Inggris dan Seluruh Uni

Eropa Tahun 2011-2016 ........................................................................................ 72

Page 13: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Sumber Pengungsi Terbesar Dunia .................................................. 47

Diagram 3.2 Jumlah Orang Terlantar di Dunia Tahun 1996-2015 ...................... 48

Diagram 3.3 Proporsi Wilayah Penampungan Orang-orang Terlantar Dunia

Berdasarkan Benua................................................................................................ 50

Diagram 3.4 Daftar 10 Negara Penampung Pengungsi Terbanyak di 2015 ......... 53

Diagram 3.5 Jumlah Pengungsi yang Masuk ke Eropa Tiap Bulannya di 2015 ... 62

Diagram 3.6 Jumlah Aplikan Suaka ke Inggris Tahun 2006-2015 ....................... 77

Page 14: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alokasi Populasi Pengungsi di Jerman ............................................. 73

Gambar 3.2 Tingkat Kekerasan terhadap Imigran di Jerman ............................... 75

Gambar 3.3 Hasil Pemilu Parlemen 2016 untuk Partai AfD ................................ 76

Page 15: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eropa merupakan salah satu kawasan peradaban tertua di dunia dan

makin terintegrasi seiring perkembangan zaman. Dimulai dari pembentukan

jati diri dan tata cara kehidupan masyarakat Eropa pada masa Yunani dan

Romawi kuno, hingga penemuan-penemuan signifikan yang dicapai bangsa-

bangsa Eropa setelah revolusi industri, serta memasuki masa Eropa modern

mengenai perkembangan bangsa Eropa pada Perang Dunia I dan Perang

Dunia II, Perang Dingin dan dampaknya hingga pembentukkan Uni Eropa

(Djaja, 2012). Uni Eropa yang merupakan bentuk transformasi terdalam dari

kerjasama kawasan Eropa menciptakan integrasi yang lebih menyeluruh dan

kompleks, tidak hanya dalam aspek kerjasama perekonomian, namun juga

politik, hukum, pertahanan dan aspek lainnya. Bentuk integrasi Eropa yang

semakin mendalam menuntut adanya keselarasan kepentingan antar negara

anggotanya agar tercipta kebijakan yang memihak kepada kepentingan

bersama.

Margaret Thatcher, Perdana Menteri Inggris pada tahun 1979 hingga

1990, menyatakan pandangannya mengenai wacana pembentukkan Uni Eropa

di College of Europe, Bruges, pada tahun 1988. Ia merupakan tokoh

konservatif yang menolak adanya campur tangan pihak lain yang dapat

Page 16: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

2

mengusik kedaulatan sebuah negara dalam mengambil kebijakan. Thatcher

menyatakan bahwa kerjasama perdagangan antar-pemerintah yang telah

dijalankan di dalam European Community merupakan motor utama

pertumbuhan ekonomi Eropa. Pergerakan barang, modal, dan tenaga manusia

juga merupakan modal utama dari kesuksesan pasar tunggal Eropa (Nixon,

2013).

Thatcher merupakan sosok penentang utama pembentukan Uni Eropa

karena ia tidak menginginkan adanya penyatuan politis yang lebih lanjut. Ia

percaya bahwa negara-negara Eropa akan lebih kuat jika dapat mengatur diri

masing-masing tanpa adanya campur tangan dari kekuatan politis-terpusat

yang lebih tinggi dibandingkan negara itu sendiri. Menurutnya, Eropa akan

lebih baik jika Perancis dapat menjadi Perancis, Jerman dapat menjadi

Jerman, dan Inggris sebagai Inggris. Namun peringatan tersebut tidak dapat

membendung keinginan mayoritas negara di Eropa hingga pada akhirnya

membentuk Uni Eropa melalui Treaty of Maastricht pada tahun 1992.

Uni Eropa yang merupakan organisasi supranasional pertama di dunia,

menjadikan negara-negara anggotanya harus menyelaraskan kepentingan

politik bersama dan tidak dapat menentukan tindakan politik yang

bertentangan dengan kesepakatan bersama. Tidak hanya dalam ranah

ekonomi perdagangan, namun juga dalam hal politik keamanan, tatanan

hukum, hingga respon terhadap kasus-kasus kemanusiaan internasional, Uni

Eropa cenderung memiliki pandangan yang terasosiasi satu sama lain. Situasi

seperti ini menjadikan Uni Eropa layaknya sebuah negara federasi yang

Page 17: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

3

menjadikan Uni Eropa harus menanggung konsekuensi atas tindakan

politiknya secara bersama-sama. Prinsip dasar pembentukan Uni Eropa yang

menjunjung penegakan demokrasi dan HAM diduga menjadi dasar

munculnya perpecahan dan pertentangan pendapat diantara negara-negara

anggota Uni Eropa mengenai bagaimana Uni Eropa harus menanggapi

rentetan kasus kemanusiaan yang terjadi beberapa tahun terakhir (Djaja,

2012, p. 230). Salah satu kasus kemanusiaan yang menjadi dasar perdebatan

adalah datangnya para pencari suaka secara masif yang menjadi isu sensitif

terkait keamanan kawasan, menimbulkan kembali rasa skeptis terhadap

kapabilitas Uni Eropa memenuhi keinginan bangsa Eropa.

Menurut laporan United Nations High Commission for Refugees

(UNHCR) atau Badan Pengungsi PBB, ada lebih dari 65 juta orang yang

terdampar dan tidak memiliki tempat dinggal pada 2015 dan terus bertambah

hingga saat ini, yang mencakup 3 juta pencari suaka, 40 juta orang yang

terdampar di dalam negaranya sendiri, dan 21 juta pengungsi. Angka tersebut

bahkan jauh lebih besar dibandingkan pengungsi yang dihasilkan oleh Perang

Dunia II. Hal ini dipicu oleh banyaknya kasus kemanusiaan yang terjadi

secara masif termasuk genosida, konflik pemerintahan otoriter, separatisme,

perang antar ras dan budaya, serta terorisme dan radikalisme. Mayoritas

pengungsi tersebut datang dari wilayah konflik Timur Tengah dan Afrika

Utara seperti Suriah, Afghanistan, dan Somalia (Edwards, 2016).

Konflik yang sementara ini masih berlangsung di Suriah, Irak, dan

beberapa wilayah lain di dunia membuat banyaknya orang yang kehilangan

Page 18: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

4

tempat tinggal serta kehidupannya sehingga terpaksa mengungsi ke tempat

lain yang lebih aman. Sepanjang tahun 2015 hingga triwulan pertama 2016,

lebih dari 1 juta pengungsi dan migran asal Timur Tengah telah berjalan kaki

ratusan mil untuk mencapai tempat transit pertama yaitu Turki dan

menyeberang melalui laut Mediterania untuk mencapai gerbang destinasi

Eropa yaitu Yunani. Banyak diantara mereka yang kehilangan nyawa dan

menyaksikan secara langsung orang yang dikenalnya tewas di dalam

perjalanan berbahaya menuju kawasan destinasi. Jumlah keluarga,

perempuan, dan anak kecil terus bertambah, melewati banyak negara dan

menjadi obyek eksploitasi para penyelundup (UN High Commissioner for

Refugees, 2015).

Lebih dari itu, Uni Eropa yang merupakan kawasan dengan status

Ageing Population pada awalnya menganggap bahwa menerima dan mencoba

mengintegrasikan para pengungsi kedalam masyarakat Eropa dapat menjadi

jawaban untuk mengisi banyaknya lapangan pekerjaan kelas bawah dan buruh

yang masih kosong di sektor-sektor industri Eropa. Didukung oleh geografis

yang langsung berseberangan dengan lokasi konflik, ternyata Uni Eropa

benar-benar menjadi destinasi migrasi besar-besaran dari daerah-daerah

konflik tersebut. Jutaan pengungsi dan migran yang telah dan akan masuk ke

kawasan Uni Eropa untuk mencari suaka dan mendapatkan status

kewarganegaraan demi hidup yang lebih terjamin.

The European Union Common European Asylum System (CEAS)

yang dikeluarkan pada tahun 2005 sebagai pedoman negara-negara anggota

Page 19: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

5

Uni Eropa memperlakukan para pengungsi dan pencari suaka menjadi respon

awal Uni Eropa untuk menjawab tanggungjawab moral untuk mendukung

stabilitas global. Namun pernyataan Margaret Thatcher kali ini akhirnya

terbukti benar, kebijakan bersama yang mengharuskan seluruh negara

anggota Uni Eropa menerima para pengungsi ini perlahan mendapat

pertentangan dari pendapat popular atau masyarakat Uni Eropa itu sendiri.

Arus pengungsi yang tiada henti ternyata menimbulkan keresahan yang

mendalam bagi masyarakat asli Eropa. Penolakan pun mulai terjadi di hampir

seluruh negara anggota Uni Eropa termasuk yang paling signifikan terjadi di

Inggris, Perancis, Jerman, Yunani, Italia dan Hongaria (European

Commissions, 2017).

Stereotypes dan sentimen yang ditujukan kepada para pendatang

didasari dari selarasnya peningkatan jumlah pengungsi dengan banyaknya

kasus penyerangan dan terorisme yang terjadi di Uni Eropa satu hingga dua

dekade terakhir. Sebut saja dari bom bunuh diri di London tahun 2005,

penyerangan kelompok militant Al-Qaeda di Toulouse tahun 2012,

penyerangan museum Yahudi di Brussels tahun 2014, hingga “Paris Attacks”

di kantor Charlie Hebdo Paris akhir tahun 2015, dan beberapa kasus lainnya

telah menewaskan lebih dari 500 warga Eropa. Disamping itu, beberapa

negara juga mengangkat isu lapangan pekerjaan untuk menolak para

pengungsi dengan dasar bahwa para pengungsi tidak dapat secara terus

menerus mengambil lahan pekerjaan yang seharusnya ditempati oleh warga

asli Eropa (Onyanga-Omara, 2016).

Page 20: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

6

Pertentangan terhadap regulasi Uni Eropa mengenai pengungsi tidak

hanya terjadi di kalangan masyarakat namun telah mencapai tindakan politis.

The United Kingdom Independence Party (UKIP) di Inggris, Alternative fur

Deutschland (AfD) di Jerman, Golden Dawn di Yunani, The National Front

di Perancis, dan Five Star Movement (M5S) di Italia dan partai-partai populis

lainnya merupakan bukti nyata bahwa gerakan anti-Uni Eropa telah

berkembang dengan serius di negara-negara Eropa dan mencari dukungan-

dukungan popular di masyarakat Uni Eropa. Maka dari itu, penulis akan

mencoba menganalisis dilema yang dihadapi Uni Eropa yang di satu sisi

harus menghargai hukum internasional mengenai kewajiban setiap negara

untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan namun di sisi lain juga harus

memperhatikan keinginan masyarakat serta keterkaitannya dengan

peningkatan gerakan Eurosceptic di Eropa, dengan judul Pengaruh Krisis

Pengungsi Uni Eropa terhadap Perkembangan Gerakan Eurosceptic di Eropa.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini berfokus pada bagaimana Uni Eropa menyelesaikan

krisis pengungsi berkepanjangan hingga pada pembentukan kebijakan yang

harus diterapkan oleh seluruh negara anggota, sehingga menimbulkan respon

dari kalangan penentang yang disebut Eurosceptic dan beranggapan bahwa

kebijakan-kebijakan tersebut merugikan negaranya masing-masing. Penulis

mengambil beberapa negara yang dijadikan sebagai sampel berdasarkan pada

data yang ditemukan karena negara-negara tersebut merupakan representasi

negara anggota Uni Eropa yang sangat vokal dalam merespon kebijakan

Page 21: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

7

pengungsi yang dikeluarkan oleh Uni Eropa baik secara suportif maupun

kontradiktif yaitu, Inggris, Jerman dan Hongaria. Dengan batasan tersebut,

berikut merupakan formulasi masalah yang akan di bahas dalam penelitian

ini:

1. Bagaimana efektivitas Common European Asylum System (CEAS) dalam

menangani krisis pengungsi Eropa?

2. Bagaimana pengaruh penerapan kebijakan pengungsi Uni Eropa terhadap

perkembangan gerakan Eurosceptic di Inggris, Jerman dan Hongaria?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui efektivitas Common European Asylum System

(CEAS) dalam menangani krisis pengungsi Eropa.

b. Untuk mengetahui seberapa signifikan perkembangan gerakan

Eurosceptic di Inggris, Jerman dan Hongaria pasca penerapan

kebijakan pengungsi Uni Eropa.

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi

akedemisi Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Dosen dan

Mahasiswa dalam mengkaji dan memahami bahwa aktor non-state

dapat memengaruhi pengambilan keputusan sebuah kebijakan

negara.

Page 22: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

8

b. Sebagai referensi tambahan bagi setiap aktor Hubungan

Internasional, mulai dari individu, organisasi, pemerintah, maupun

organisasi non-pemerintah baik dalam tingkat nasional, regional

maupun internasional mengenai peran aktor non-state yang dapat

memengaruhi pengambilan keputusan sebuah kebijakan negara.

Dalam tulisan ini mengenai gerakan Eurosceptic terkait isu krisis

pengungsi di Uni Eropa.

D. Kerangka Konseptual

1. Regionalisme

Konsep mengenai bangsa yang terdapat di kawasan geografis

tertentu atau bangsa yang memiliki hirauan bersama dapat bekerja sama

melalui organisasi dengan keanggotaan terbatas untuk mengatasi masalah

fungsional, militer, dan politik. Regionalisme merupakan tingkat

kerjasama berdasarkan geografi menengah untuk mengatasi

permasalahan, yaitu diantara unilateralisme dan universalisme. Piagam

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong regionalisme untuk

melengkapi kegiatan dan tujuan organisasi dunia, namun menekankan

bahwa semua tindakan regional harus selaras dengan tujuan dan prinsip

PBB (Jack C. Plano, 2013, p. 281).

Regionalisme juga didukung oleh faktor-faktor internalities

berupa kesamaan-kesamaan antar anggota dalam satu kawasan seperti

kesamaan budaya, sejarah, ataupun kesamaan tujuan politik. Lebih lanjut

Page 23: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

9

pula didukung oleh faktor-faktor externalities yang dapat berupa

ancaman yang dapat dari luar kawasan. Selain itu, faktor pendukung

terciptanya regionalisme juga didorong dari adanya batas wilayah yang

jika dipandang dari kacamata ekonomi merupakan penghambat

berkembangnya sebuah negara. Namun di sisi lain, regionalisme

menunjukkan perdebatan antara tuntutan kedaulatan negara yang harus

dipertahankan dan tekanan-tekanan untuk menciptakan tindakan

bersama, regionalisme telah menjadi fenomena yang sangat penting

dalam hubungan internasional pada satu dekade terakhir. Dalam konteks

ini, regionalisme telah mengemuka sebagi kekuatan yang memajukan

sekaligus mencairkan peran negara. Apa yang kini sedang terjadi di Uni

Eropa dan ASEAN dengan sangat jelas menunjukkan adanya pertarungan

antara dua kekuatan tersebut (Perwita & Yani, 2011, p. 109).

Beberapa bentuk lebih lanjut dari regionalisme adalah

Intergovernmentalism dan Supranationalism. Konsep

intergovernmentalisme dan supranasionalisme penting untuk memahami

diskusi seputar kedaulatan di Uni Eropa. Menurut Nugent,

intergovernmentalisme mengacu pada pengaturan dimana negara bangsa,

dalam situasi dan kondisi dimana mereka dapat mengontrol, bekerja

sama dengan satu sama lain mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan

bersama. Sedangkan supranasionalisme mengacu pada perencanaan

pemerintah dimana negara memutuskan untuk mendelegasikan seseorang

untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan didalam forum

Page 24: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

10

atau badan internasional yang mempunyai peran lebih tinggi dari negara.

Kekuasaan yang dijalankan oleh lembaga internasional untuk membuat

keputusan berdasarkan suara mayoritas yang mengikat semua negara

anggota atau warganegaranya. Supranasionalisme mencakup pengalihan

wewenang pembuatan keputusan, dari kawasan/wilayah tertentu (negara)

kepada sebuah lembaga terpusat. Negara anggota harus menerima

keputusan supranasional dan terikat secara formal. Keputusan dapat

dibuat baik oleh perwakilan anggota pemerintah atau oleh sebuah

lembaga yang berfungsi sebagai unit integral dari lembaga internasional

tersebut. Organisasi supranasional memiliki sistem pemerintahan terpusat

layaknya sebuah negara yang memiliki lembaga eksekutif, legislatif, dan

yudikatifnya sendiri. Supranasionalisme memengaruhi terbentuknya

sebuah sistem federal terbatas yang membagi kekuasaan menjadi

beberapa tingkatan (Tsebelis & Garrett, 2001, pp. 359-360).

2. Keamanan Manusia

Abad ke-20 merupakan masa peralihan konsep keamanan

tradisional yang bersifat state-centris (berpusat pada negara) menjadi

keamanan non-tradisional yang berpusat pada pemenuhan Hak Asasi

Manusia dan perlindungan lingkungan. Pasca Perang Dunia kedua,

fenomena ancaman keamanan negara tidak lagi hanya seputar keamanan

tradisional berupa perang dan militer, namun telah berkembang ke

keamanan non-tradisional seperti isu lingkungan, terorisme, etnis dan

golongan, sehingga bentuk ancaman tersebut bukan lagi hanya berupa

Page 25: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

11

sebuah negara yang akan mengekspansi atau mengkoloni wilayah lain,

melainkan dapat berupa sekelompok individu yang berpotensi akan

merusak stabilitas kehidupan di wilayah destinasi. Maka dari itu konsep

keamanan dan pertahanan negara tidak lagi hanya sekedar peningkatan

basis militer dan alat perang, namun juga mengenai keamanan manusia

(Rachmat, 2015, pp. 257-258).

Konsep keamanan manusia (human security) pada dasarnya

merupakan upaya perlindungan hak-hak dasar dari setiap individu. Setiap

manusia telah diberikan kebebasan-kebebasan yang merupakan esensi

kehidupan dan telah dijamin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia. Ancaman yang kemudian menjadi fokus dalam keamanan

manusia terkait dengan ancaman-ancaman baik yang bersifat fisik

(tangible) maupun yang bersifat non-fisik (intangible) seperti kekurangan

pendapat, kesulitan mendapatkan pekerjaan dan pemasukan, kesulitan

akses terhadap fasilitas dan pelayanan publik, kesulitan mendapatkan

akses pendidikan hingga terkait dengan tindak kriminal dan kekerasan.

Ancaman-ancaman tersebut baik yang muncul secara langsung kepada

individu maupun secara tidak langsung yang dilakukan atau muncul

secara struktural. Dengan demikian maka dalam hal ini ancaman

terhadap keamanan manusia terdiri dari berbagai macam ancaman yang

lebih luas dari pada ancaman yang bersifat militer atau ancaman yang

bersifat tradisional (Rachmat, 2015, p. 261).

Page 26: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

12

Hukum yang mengatur keamanan manusia telah diatur di forum-

forum internasional. Namun pengaplikasiannya di tingkatan lokal sebuah

negara akan selalu dipengaruhi oleh tiga jenis norma yang saling

berkaitan. Pertama, norma sosial yang umum, sukar dipahami dan belum

terkodifikasi tentang apa artinya menjadi negara modern yang paling

penting dalam membentuk argumen-argumen tentang imigrasi dan hak-

hak imigran. Kedua, norma-norma hukum internasional, yang sebagian

besar tertulis menjadi konvensi yang ditandatangani oleh negara-negara

di dunia, sudah memiliki dampak langsung dengan menimbulkan

perubahan-perubahan pemerintahan pada undang-undang domestik demi

memnuhi kewajiban-kewajiban hukum internasional. Terakhir, hukum

internasional sudah memiliki dampak tidak langsung atau kurang

langsung tatkala pengacara dan hakim menggunakan berbagai konvensi

yang belum diratifikasi, deklarasi, dan hukum atau keputusan resmi

organisasi-organisasi internasional untuk menginterpretasi hukum-hukum

domestik yang mendukung migrant, bahkan tatkala mereka

sesungguhnya tidak menemukan praktik yang haram berdasarkan hukum

internasional (Reus-Smit, 2015, pp. 204-205).

3. Populisme

Istilah populis sering digunakan untuk menekankan tindakan

seorang politikus yang menggunakan kemampuan retorika secara agresif

untuk mendukung kepentingan mayoritas melawan elit-elit yang

diuntungkan. Politik populis dapat membentuk dan mengarahkan

Page 27: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

13

mobilisasi politik, terutama pada bentuk gerakan sosial dan partai yang

melibatkan kepentingan sosial. Kemampuan politik populis untuk

membuat bentuk baru dari keterlibatan politik sangat berpengaruh di

masa penurunan politik formal seperti dukungan dari para masyarakat

sebagai pemilih dan juga keanggotaan partai politik. Populisme juga

terkait erat dengan polarisasi politik, dimana dalam beberapa kondisi,

populisme dapat mendorong sistem yang sedang berlangsung ke ambang

kehancuran. Setelah itu, politik populis kembali memainkan peran

konstitutif dalam menyusun kembali sistem politik yang telah hancur,

dimana batas-batas moral yang selama ini dipakai didefinisikan kembali,

termasuk membentuk golongan-golongan antara kepentingan kami dan

kepentingan mereka (Gidron & Bonikowski, 2013, p. 2).

Belakangan ini pula muncul istilah Populisme sayap kanan yang

berkembang di negara-negara maju, terutama negara-negara wilayah

barat seperti Amerika dan Eropa. Bentuknya tergantung pada faktor-

faktor nasional tertentu seperti sejarah dan dinamika politik, sistem dan

budaya, dan hal lainnya yang memiliki kesamaan. Populis sayap kanan

merupakan cerminan dari “kita melawan mereka”. Berdasarkan situasi

dimana masyarakat yang berbudaya homogen, pendekatan populis sayap

kanan menggunakan identitas dan kepentingan masyarakat secara umum

yang dianggap sebagai akal sehat, melawan identitas dan kepentingan

kelompok lain yang biasanya merupakan minoritas, seperti para

pengungsi, yang didukung oleh elit penguasa. Populis sayap kanan pula

Page 28: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

14

secara strategis dan secara taktis menggunakan penggunaan istilah

negatif serta men-stereotypes atau generalizes dalam retorika politiknya.

Semakin etno-sentris sebuah masyarakat, semakin xenophobia

masyarakat tersebut terhadap masyarakat lain, dan semakin tidak

terpenuhinya kepentingan mayoritas dibawah kepemimpinan pemerintah

penguasa maka semakin besar kecenderungan populis sayap kanan

menggunakan isu-isu sensitif sebagai senjata utamanya meraih dukungan

publik. Kekuatan populis juga biasanya didukung dan diterima oleh

banyak media massa yang menginginkan rating tinggi dengan cara

mementaskan berita provokasi yang memojokkan pemerintah (Greven,

2016, p. 1).

E. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini menjelaskan bagaimana

kebijakan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa dapat berdampak kepada

perkembangan gerakan Eurosceptic di Eropa. Selain itu, metode

penelitian kualitatif akan membantu penulis untuk mengetahui peran

spesifik aktor-aktor yang terlibat.

Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi

tentang fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan

penelitian, dan lokasi penelitian. Lebih spesifik, cakupan bagian dari tipe

Page 29: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

15

penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe deskriptif, yaitu

penelitian yang menggunakan pola penggambaran keadaan fakta empiris

disertai argumen yang relevan. Kemudian, hasil uraian dari data tersebut

dilanjutkan dengan analisis untuk menarik kesimpulan yang bersifat

analitik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan metode

Library Research untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Data-

data dapat didapatkan melalui buku, jurnal, dokumen, artikel, serta dari

berbagai media lainnya seperti internet, majalah ataupun surat kabar

harian. Bahan-bahan tersebut didapat dari beberapa tempat yang penulis

telah kunjungi yaitu Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di

Makassar, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Jakarta dan

United Nations Information Center Jakarta.

3. Jenis Data

Jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi literatur seperti

buku, jurnal ilmiah, artikel, surat kabar dan media internet. Adapun, data

yang dibutuhkan ialah data yang berkaitan langsung dengan penelitian

penulis tentang pengaruh krisis pengungsi Uni Eropa terhadap

perkembangan gerakan eurosceptic di Eropa.

Page 30: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

16

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam

menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis kualitatif.

Menganalisis permasalahan yang digambarkan berdasarkan fakta-fakta,

kemudian menghubungkan antara fakta tersebut dengan fakta lainnya

sehingga menghasilkan sebuah argumen yang tepat. Sedangkan, data

kuantitatif berupa angka-angka statistik serta bantuan ilustrasi melalui

kurva dan grafik untuk memperkuat analisis kualitatif.

5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah metode

deduktif, yaitu masalah yang diteliti digambarkan secara umum,

kemudian menganalisis data berdasarkan teori dengan menarik

kesimpulan secara khusus.

Page 31: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

42

BAB III

KRISIS PENGUNGSI EROPA

A. Krisis Pengungsi Dunia

Krisis kemanusiaan merupakan salah satu permasalahan global yang

terus menciptakan korban setiap tahunnya. Motif kepentingan politis maupun

ekonomis menciptakan manusia memiliki kuasa lebih untuk mengusik

keamanan manusia lain yang seharusnya merupakan hak dasar setiap umat

manusia. Permasalahan-permasalahan keamanan non-tradisional pula terus

berkembang, menciptakan permasalahan yang lebih kompleks yang

memberikan dampak tidak hanya di tempat permasalahan tersebut terjadi,

namun juga melebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Sebut saja kasus

pembunuhan masal, genosida, rezim pemerintahan otoriter, separatisme,

hingga terorisme dan radikalisme sudah menjadi permasalahan sehari-hari di

wilayah-wilayah yang cenderung tidak memprioritaskan penegakan HAM.

Kasus-kasus tersebut tidak hanya merugikan negara secara materil

seperti terkurasnya anggaran negara maupun hancurnya bangunan dan

infrastruktur negara tapi juga merugikan secara moril dengan hancurnya

kredibilitas sebuah negara karena dinilai tidak dapat menjaga warga

negaranya dari ancaman-ancaman yang seharusnya dapat diselesaikan secara

lebih demokratis. Salah satu dampak yang paling mendapatkan perhatian juga

dilihat dari jatuhnya korban jiwa atas kasus-kasus bersenjata. Selain harus

Page 32: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

43

kehilangan nyawa, korban juga dapat dilihat dari dampaknya secara

psikologis yang membuat penduduk wilayah tersebut tidak lagi memiliki rasa

aman untuk terus melanjutkan hidupnya di tanahnya sendiri.

Salah satu solusi yang paling rasional atas kondisi seperti itu ialah

pergi meninggalkan daerah asal menuju tempat yang mungkin lebih aman

untuk mendapatkan kehidupan baru. Namun ada beberapa jenis atau istilah

yang diperuntukkan bagi orang yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah

lainnya, diantaranya (Travis, 2015):

a. Imigran

Imigran merupakan orang-orang yang berpindah dari wilayahnya

ke negara lain atas dasar keinginan pribadi tanpa adanya keadaan yang

mendesak dan biasanya untuk waktu yang cukup lama, berbulan-bulan

hingga bertahun-tahun. Ada banyak alasan seseorang menjadi seorang

imigran seperti alasan pendidikan atau melanjutkan sekolah di luar

negeri, alasan keluarga seperti ingin berkumpul kembali dengan

keluarganya yang telah lama tinggal di luar negeri, alasan keamanan

karena terjadinya peperangan ataupun bencana alam di daerah asal, dan

juga alasan yang paling sering dijumpai yaitu untuk mencari pekerjaan

yang lebih baik.

Seorang imigran memiliki status yang jelas, dalam artian mereka

telah mendapatkan izin dari negara asalnya dan mendapatkan izin pula

untuk memasuki negara tujuan. Izin tersebut biasanya berupa paspor

Page 33: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

44

maupun visa. Seorang imigran tidak memiliki hak yang eksklusif

selayaknya seorang warga negara, namun dalam beberapa kasus, seorang

imigran dapat mengajukan aplikasi untuk menjadi penduduk tetap

dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditentukan oleh pemerintahan

negara tujuan. Begitupun sebaliknya, seorang imigran dapat pula

dideportasi atau dikembalikan ke negara asal jika imigran tersebut

melanggar hukum yang berlaku di negara tujuan.

b. Pencari Suaka

Pencari suaka pada dasarnya merupakan seorang calon pengungsi

yang memberikan aplikasi resmi bahwa dirinya ingin mendapatkan suaka

atau pertolongan dari negara tujuan. Biasanya seorang pencari suaka

difasilitasi oleh badan pengungsi dunia, United Nations High

Commissioner for Refugees (UNHCR), untuk mendapatkan status yang

jelas dari kondisinya.

Ketika seorang pencari suaka memberikan aplikasinya kepada

negara tujuan, negara tujuan berkewajiban untuk memberikan tanggapan

apakah aplikasi tersebut diterima atau tidak. Jika aplikasi tersebut

diterima maka sang pencari suaka dapat menikmati hak yang lebih

eksklusif dibandingkan dengan pengungsi pada umumnya, seperti akses

untuk mencari pekerjaan dan lebih terintegrasi dengan masyarakat sosial.

c. Pengungsi

Page 34: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

45

Seperti namanya, Pengungsi merupakan orang-orang yang terpaksa

mengungsi bukan atas dasar kebutuhan ekonomi melainkan atas dasar

kemanan nyawanya sendiri. Pengungsi merupakan orang-orang yang lari

dari wilayah asalnya yang sedang mengalami konflik bersenjata, yang jika

mereka tidak pergi maka dapat sewaktu-waktu menjadi korban dari konflik

tersebut. Perbedaan terbesar seorang imigran dan pengungsi ialah mereka

terpaksa meninggalkan rumah dan harta bendanya, dan bahkan mungkin

terpisah dari teman dan keluarganya. Seorang pengungsi biasanya pergi

tanpa adanya peringatan lebih dini dan telah mendapatkan trauma yang

signifikan karena telah menjadi korban atas dasar penyiksaan maupun

penyakit yang dihasilkan dari konflik bersenjata.

Hak seorang pengungsi telah dilindungi secara internasional

dibawah Konvensi Pengungsi 1951. Sebuah negara yang didatangi oleh

para pengungsi diwajibkan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti

tempat tinggal, makanan, obat-obatan, dsb. Seorang pengungsi tidak dapat

dipaksa kembali ke daerah asalnya sebelum adanya pernyataan resmi dari

negara asalnya bahwa konflik telah berakhir dan dinyatakan aman.

Memasuki abad ke- 21, dunia mencapai rekor tertinggi dalam

produksi orang-orang yang terlantar. Hal ini dipicu oleh banyaknya kasus

kejahatan manusia yang terjadi di hampir seluruh penjuru dunia. Berakhirnya

Perang Dunia kedua bukanlah awal berakhirnya seluruh kejahatan terhadap

Hak Asasi Manusia, justru meningkatnya arus globalisasi sebanding lurus

dengan meningkatnya pula jumlah kekerasan dan tindak kriminal yang tidak

Page 35: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

46

hanya terjadi di dalam internal suatu bangsa, namun juga antar bangsa.

Bentuk kekerasan yang terjadi di abad ini bukan lagi sekedar bersifat

keamanan tradisional seperti perang statis antara satu negara dengan negara

lainnya, tapi juga mencakup keamanan non-tradisional yang juga dilakukan

oleh aktor yang tidak mengatasnamakan negara.

Kasus-kasus terorisme dan kejahatan transnasional menjadi salah satu

penyebab terbesar munculnya jutaan pengungsi baru, diantaranya yang

dilakukan oleh kelompok-kelompok militan seperti Al-Qaeda, Taliban, Front

Al-Nusra, Boko Haram, Abu Sayyaf, Islamic States atau ISIS, dan juga

perompakan di Somalia, maupun kasus-kasus genosida yang dilakukan

pemerintahan otoriter seperti di Irak maupun Myanmar. Semua kasus

kejahatan kemanusiaan tersebut telah membunuh jutaan orang tak bersalah

dan juga menjadikan jutaan orang lainnya terlantar dan terpaksa pergi dari

tanah bangsanya sendiri. Menurut laporan Badan Pengungsi Dunia atau

UNHCR, hingga akhir tahun 2015, ada lebih dari 65,3 juta orang yang

terdampar dan tidak memiliki tempat tinggal, termasuk diantaranya 21,3 juta

orang pengungsi dan 10 juta orang yang tidak memiliki kewarganegaraan

(UN High Commissioner for Refugees, 2015).

Kasus kejahatan kemanusiaan yang berkepanjangan menjadikan sebuah

wilayah terus menghasilkan pengungsi setiap tahunnya. Terbukti dari fakta

yang mengatakan bahwa lebih dari setengah dari total jumlah pengungsi di

dunia datang dari hanya 3 negara yang telah mengalami kasus kejahatan

kemanusiaan selama bertahun-tahun yaitu Suriah dengan 4,9 juta orang,

Page 36: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

47

Afghanistan dengan 2,7 juta orang dan Somalia 1,1 juta orang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat kejahatan dan kriminalitas yang terjadi di suatu

wilayah akan terus dipengaruhi oleh kondisi keamanan internal negara

tersebut.

Diagram 3.1 Sumber Pengungsi Terbesar Dunia

Sumber: Global Trends 2015. UN High Commissioner for Refugees

Keadaan negara Suriah beberapa tahun terakhir ini memang memaksa

jutaan orang harus pergi mengamankan diri dari rumah dan tempat

tinggalnya. Diawali dari revolusi Suriah pada tahun 2011 yang memecah

belah warga Suriah menjadi dua kubu yaitu kubu pendukung pemerintah dan

kubu penentang. Kepentingan politik di Suriah memaksa kubu-kubu

pemegang kepentingan untuk terus memperjuangkan tujuannya dengan segala

cara yang dapat dilakukan. Maka dari itu, terbentuknya kelompok militant

Islamic States of Iraq and Syria menjadi pertanda awal krisis kemanusiaan di

Page 37: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

48

Suriah yang memakan jutaan korban, menjadikan Suriah sebagai

penyumbang terbesar pengungsi sampai saat ini.

Diagram 3.2 Jumlah Orang Terlantar di Dunia Tahun 1996-2015

Sumber: Global Trends 2015. UN High Commissioner for Refugees

Sejak UNHCR mengumumkan data orang terlantar terbaru di tahun

2011 yaitu sebanyak 42,5 juta orang, jumlah tersebut naik secara drastis di

tahun-tahun berikutnya, yaitu 45,2 juta orang di tahun 2012 menjadi 51,2 juta

orang di tahun 2013 hingga 59,5 juta orang di tahun 2014. Dengan jumlah

total 65,3 juta orang di tahun 2015 berarti peningkatan jumlahnya meningkat

lebih dari 50% hanya dalam kurun waktu 5 tahun. Selain itu, dari 21,3 juta

pengungsi yang ada, sebanyak 51% diantaranya berumur dibawah 18 tahun,

termasuk 98.400 anak kecil yang terpisah dari keluarga dan orang tuanya.

Populasi pengungsi yang terus meningkat secara signifikan

meninggalkan banyak tantangan dalam penanganannya. Terdapat 2 cara

utama untuk menangani krisis pengungsi ini, yaitu dengan cara langsung

Page 38: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

49

mencoba menghentikan konflik-konflik terkait sebagai sumber terciptanya

orang-orang terlantar tersebut dan juga dengan cara menolong para pengungsi

dan mencoba mengasosiasikannya di dalam wilayah penerima pengungsi.

Tentu saja kedua kondisi ideal tersebut tidaklah mudah untuk diterapkan.

Masalah-masalah yang muncul di kebanyakan tempat penampungan

pengungsi, contohnya terus bertambahnya jumlah pengungsi menjadikan

pusat-pusat kamp pengungsi terlalu penuh sehingga penanganannya pun

kurang efektif. Kurangnya kebutuhan-kebutuhan dasar dari para pengungsi

seperti makanan, air bersih dan juga obat-obatan sudah menjadi masalah

mendasar di pusat-pusat kamp pengungsi. Seorang anak pengungsi juga

terbukti lima kali lebih susah untuk bersekolah dibandingkan anak-anak pada

umumnya. Masalah kebersihan juga tidak dapat menghindari para pengungsi

dari penyakit-penyakit seperti diare, campak dan malaria. Sentimen-sentimen

dari masyarakat setempat juga membuat para pengungsi kesulitan untuk dapat

bersosialisasi dan mencari pekerjaan diluar wilayah kamp (UN High

Commissioner for Refugees, 2015).

Permasalahan pengungsi dan orang-orang terdampar merupakan

masalah yang sudah menjadi perhatian dunia sejak akhir abad ke- 20. Selama

2 dekade terakhir, peningkatan jumlah orang-orang terlantar terjadi secara

bertahap dari 37,3 juta pengungsi di tahun 1996. Hal yang menjadi perhatian

besar ialah bahwa populasi pengungsi cenderung stabil diantara tahun 1999

hingga 2011, namun meningkat drastis sebesar 75% setelah itu. Terjadinya

insiden Arab Spring dan juga konflik Suriah menjadi titik awal peningkatan

Page 39: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

50

jumlah pengungsi tersebut. Konflik-konflik lainnya yang juga terjadi di

sekitaran Timur Tengah dan Afrika Utara mendominasi tempat-tempat

dengan produksi pengungsi terbanyak dunia. Konflik-konflik tersebut seperti

konflik di Burundi, Irak, Libya, Niger dan Nigeria, termasuk konflik yang

telah lama terjadi seperti konflik di Afghanistan, Republik Afrika Tengah,

Kongo, Sudan Selatan dan juga Yemen. Sebagai hasilnya, terdapat lebih dari

3 juta pengungsi baru di tahun 2014 hingga 2015 atau setara dengan 24

pengungsi baru setiap menitnya.

Diagram 3.3 Proporsi Wilayah Penampungan Orang-orang Terlantar Dunia

Berdasarkan Benua

Sumber: UN High Commissioner for Refugees

(http://www.unhcr.org/figures-at-a-glance.html)

Berbanding terbalik dengan meningkatnya jumlah pengungsi setiap

tahunnya, jumlah proporsi negara-negara yang bersedia menampung

Page 40: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

51

pengungsi justru berkurang dari tahun ke tahun. Meskipun telah banyak

perjanjian-perjanjian internasional yang telah dibuat untuk mengatasi

permasalahan pengungsi, banyak faktor-faktor lain yang membuat banyak

negara di dunia enggan menerima pengungsi sebagai tanggungjawab

sosialnya. Kemapanan sebuah negara dari segi ekonomi dan juga kapabilitas

menciptakan situasi yang stabil di dalam masyarakatnya bukan menjadi

jaminan negara tersebut dapat menampung lebih banyak pengungsi. Dari total

65 juta orang lebih, sebanyak 39% orang-orang yang terdampar tersebut

masih berada di kawasan sekitar konflik yaitu Timur Tengah dan Afrika

Utara, menyusul 29% di sisa benua Afrika dan bahkan hanya 18% dari

jumlah total yang mengungsi ke negara-negara maju di benua Amerika dan

Eropa.

Populasi pengungsi yang terus meningkat secara drastis selama lima

tahun terakhir membuat UNHCR sebagai badan utama yang mengatasi

permasalahan pengungsi juga harus bekerja lebih berat untuk mengawal para

pengungsi untuk mendapatkan bantuan. Hingga akhir 2015, UNHCR telah

berhasil mengawal 16,1 juta pengungsi untuk mendapatkan akses ke negara-

negara penerima. Dari keseluruhan jumlah pengungsi dibawah penanganan

UNHCR tersebut, sekitar 201.400 pengungsi telah berhasil kembali ke negara

asal, 107.100 telah ditransmigrasi ke wilayah lain, serta 32.000 telah

dinaturalisasi oleh negara penerima. Secara keseluruhan, UNHCR telah

berhasil menangani sekitar 8,8 juta pengungsi atau sebesar 55% dari jumlah

Page 41: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

52

total pengungsi untuk mendapatkan tempat berlindung di negara-negara

anggota UNHCR.

Tabel 3.1 Populasi Pengungsi di Tiap Benua

Sumber: Global Trends 2015. UN High Commissioner for Refugees

Kawasan Afrika sub-sahara menjadi kawasan dengan negara penerima

pengungsi terbesar sebanyak 4,4 juta pengungsi. Sebesar 80% dari negara

penerima tergabung dari 5 negara utama yaitu Somalia, Sudan Selatan,

Kongo, Sudan, dan Republik Afrika Tengah. Setelah kawasan Afrika sub-

sahara, Eropa menjadi kawasan terbesar kedua yang menerima pengungsi

dibawah kawalan UNHCR yaitu sebanyak 4,3 juta pengungsi. Namun

sebanyak 2,5 juta pengungsi atau 58% dari jumlah pengungsi tersebut tinggal

di hanya 1 negara utama yaitu Turki dan disusul oleh Jerman dan Rusia yang

masing-masing menerima sekitar 300.000 pengungsi. Asia dan kawasan

pasifik menampung 3,8 juta pengungsi, 2,7 juta pengungsi di Timur Tengah

dan Afrika Utara, dan kawasan Amerika dengan penampung pengungsi

paling sedikit yaitu sekitar 746.800 orang.

Page 42: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

53

Diagram 3.4 Daftar 10 Negara Penampung Pengungsi Terbanyak di 2015

Sumber: Global Trends 2015. UN High Commissioner for Refugees

Berdasarkan United Nations Statistic Division, 10 negara terbesar

penerima pengungsi merupakan negara-negara berkembang. Turki, hingga

akhir 2015, masih menjadi negara yang menerima kedatangan pengungsi

paling banyak dibandingkan negara-negara lain yaitu sebanyak lebih dari 2,5

juta pengungsi. Hal ini menunjukkan tidak adanya proporsi yang merata bagi

negara-negara penerima pengungsi mengenai quota pengungsi yang dapat

mereka tampung di negara masing-masing. Latar belakang ekonomi, populasi

penduduk maupun luas wilayah tidak menjadi dasar penilaian bahwa sebuah

negara harus menerima pengungsi lebih banyak daripada negara lain. Alasan-

alasan politis dan isu-isu keamanan sosial selalu menjadi wacana utama bagi

Page 43: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

54

banyak negara di dunia untuk membatasi datangnya pengungsi ke wilayah

kedaulatan masing-masing.

B. Peran Uni Eropa terhadap Penanganan Pengungsi Dunia

Pada awal pembentukannya, Uni Eropa hanyalah perkumpulan

negara-negara eropa yang berfokus pada kerjasama produksi besi dan baja.

Seiring dengan perkembangan zaman, kerjasama Uni Eropa kini pun telah

berkembang dari hanya sekedar kerjasama ekonomi perdagangan menjadi

organisasi regional yang juga mencakup sisi politik dan pertahanan. Hingga

masa pembentukkannya, Uni Eropa memiliki tiga pilar, yaitu pilar ekonomi

yang menyepakati pasar tunggal Eropa menuju kesatuan ekonomi dan

moneter, pilar politik yang menyepakati kebijakan luar negeri dan keamanan

bersama, dan pilar sosial – hukum yang menyepakati peradilan dan masalah

dalam negeri. Namun, diawal abad ke-21 ini, masalah-masalah yang cukup

besar mulai bermunculan dan memojokkan Uni Eropa ke posisi yang sulit.

Sebut saja seperti krisis ekonomi yang menyerang seluruh negara-negara

anggota Uni Eropa, masalah keamanan dan kemanusiaan, hingga masalah

status keanggotaan negara-negara yang mulai mempertanyakan status

kepentingan negaranya di lingkup regional Eropa (Habermas, 2012, pp. 12-

13).

Uni Eropa merupakan bentuk regionalisme yang sangat kompleks

karena tidak seperti organisasi kawasan lainnya yang cenderung hanya

berfungsi sebagai tempat konsolidasi kepentingan antar negara anggotanya,

Uni Eropa memiliki peran yang lebih mengikat yang menjadikan segala

Page 44: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

55

kebijakan-kebijakan yang diproduksinya harus selalu menjadi pertimbangan

dasar negara anggotanya membuat kebijakan internal masing-masing.

Banyaknya aktor-aktor pemegang kepentingan di struktur Uni Eropa juga

memaksa organisasi supranasional ini harus memiliki institusi-institusi

pendukung untuk menyelaraskan kepentingan seluruh lapisan masyarakat,

termasuk dari aktor formal sebuah pemerintahan suatu negara hingga aktor

sub-nasional terkecil yaitu individu.

Cara kerja pengambilan keputusan Uni Eropa harus selalu

mempertimbangkan kepentingan Uni Eropa secara menyeluruh, tidak

berpihak ke salah satu negara anggotanya yang memiliki pengaruh dan peran

yang lebih besar. Prosedur pembuatan kebijakan di Uni Eropa dikenal

dengan Ordinary Legislative Procedure atau co-decision. Proses pembuatan

kebijakan ini melibatkan setidaknya 3 institusi utama dari Uni Eropa yaitu

Komisi Eropa sebagai institusi yang membuat rancangan awal dari kebijakan-

kebijakan baru serta Parlemen Eropa bersama Dewan Eropa sebagai institusi

yang melakukan peninjauan dan penilaian apakah rancangan kebijakan baru

yang dikeluarkan Komisi Eropa dapat diterima atau tidak. Meskipun secara

keseluruhan hanya akan melibatkan 3 institusi Uni Eropa, namun ide dasar

dari pembuatan kebijakan juga dapat diambil dari Parlemen, Bank Sentral

Eropa, negara-negara anggota dan bahkan masyarakat dan kelompok

kepentingan di tiap-tiap negara.

Pertama-tama, setiap minggu Komisi Eropa harus menentukan

rancangan awal kebijakan yang akan dilanjutkan dan diberikan masing-

Page 45: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

56

masing kepada Parlemen Eropa dan juga Dewan Eropa. Proses pertama

disebut First Reading dimana debat awal akan diadakan di dalam Parlemen

Eropa untuk menentukan apakah rancangan kebijakan tersebut akan ditolak,

diterima secara utuh ataupun diamandemen dan hasilnya akan diberikan

kepada Dewan Eropa. Dalam tahap ini, Dewan Eropa dapat langsung

menjadikan rancangan tersebut sebagai kebijakan baru Uni Eropa jika mereka

setuju dengan hasil yang diberikan oleh Parlemen Eropa. Sebaliknya, jika

Dewan Eropa ingin kembali mengamandemen hasil yang didapat dari

Parlemen Eropa, makan rancangan akan dikembalikan ke Parlemen untuk

dibicarakan di tahap lanjutan yaitu Second Reading. Dalam tahap ini,

Parlemen memiliki 3 pilihan yaitu menerima usulan Dewan Eropa dan

menjadikannya kebijakan baru, menolak usulan Dewan Eropa dan secara

sepihak menggagalkan rancangan kebijakan tersebut atau kembali membuat

amandemen dan mengembalikannya kepada Dewan Eropa. Jika pada tahap

ini Dewan Eropa lagi-lagi menolak amandemen yang dibuat oleh Parlemen

maka tahap akhir, The Conciliation, akan dilakukan. Perwakilan kedua

institusi akan dipertemukan untuk memcari jalan tengah dari kebijakan yang

akan dibuat, dibantu oleh Komisi Eropa dan panitia konsiliasi selama

maksimal 6 minggu.

Negara-negara anggota Uni Eropa cenderung merupakan negara

dengan tatanan demokrasi yang baru, seperti Spanyol ataupun Portugal yang

baru terlepas dari rezim militer di tahun 1970an, ataupun unifikasi Jerman

diawal 1990an. Kondisi ini menjadikan industrialisasi Uni Eropa pun semakin

Page 46: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

57

berkembang secara pesat di periode tersebut, menjadikan ide European

Single-market menjadi gagasan yang sempurna untuk dijalankan. Namun

pertumbuhan ekonomi yang pesat di Eropa berbanding terbalik dengan

peningkatan demografi masyarakat Eropa. Tingkat fertilisas yang menurun

namun taraf kualitas hidup yang meningkat menjadikan Uni Eropa kawasan

yang berstatus Ageing Population yang berarti lebih banyak populasi orang

tua dibandingkan populasi umur produktif. Situasi seperti ini menjadikan Uni

Eropa membuka diri sebagai destinasi migrasi besar-besaran di tahun 1990an,

mengisi pekerjaan-pekerjaan kelas bawah dan buruh (Sitohang, 1998, p. 43).

Titik awal terjadinya arus migrasi tanpa henti ke kawasan Eropa

dimulai pada tahun 1997, dimana Komisi Eropa mengeluarkan kebijakannya

terkait permasalahan kependudukan. Pasalnya, satu dari lima kebijakan yang

dikeluarkan Komisi Eropa meminta Uni Eropa untuk mulai menerima dan

mengintegrasikan para migran kedalam kehidupan sosial masyarakat Eropa.

Di satu sisi, tentu datangnya migran ke kawasan Uni Eropa dapat menjadi

solusi bagi pemenuhan lapangan pekerjaan yang tidak dapat diisi oleh

masyarakat asli Eropa, namun di sisi lain, arus migrasi tersebut membuat

adanya benturan sosial yang terjadi di wilayah destinasi. Sentimen publik

terus berdatangan terhadap para migran yang dilatarbelakangi seputar

masalah pekerjaan hingga alasan perbedaan etnis dan budaya.

Atas respon tersebut, Hague Programme diluncurkan pada tahun 2005

yang secara umum mengatur tindakan Uni Eropa terkait permasalahan

keamanan non-tradisional seperti terorisme, manajemen migrasi, kebijakan

Page 47: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

58

visa, privasi, serta pengungsi. Namun yang perlu diperhatikan ialah bahwa

kebijakan tersebut mungkin dapat secara efektif mengatur manajemen migran

legal yang secara resmi masuk ke Uni Eropa, tidak untuk permasalahan

migran illegal dan para pengungsi. Meningkatnya kasus-kasus terorisme dan

radikalisme di satu dekade terakhir pula mendukung arus pengungsi yang

tiada henti. Situasi di daratan Eropa yang menjanjikan menjadikan Uni Eropa

wilayah yang terus dijadikan destinasi bagi mereka yang membutuhkan

tempat tinggal dan hidup yang lebih layak dibandingkan daerah asalnya.

Sejak saat itu, lebih dari 1,4 jiwa telah bermigrasi dari Timur Tengah menuju

Eropa. Sebagian besar dari mereka masih terdampar di wilayah perbatasan

menunggu izin untuk memasuki wilayah dan mengharapkan fasilitas yang

dapat memberikan mereka kehidupan yang lebih baik, sekalipun warga asli

Eropa belum tentu dapat menerima dan bersosialisasi dengan mereka. Respon

Uni Eropa sebagai institusi yang berwenang untuk menerima ataupun

menolak para pengungsi tersebut akan menjadi cerminan seberapa besar

tingkat kepercayaan masyarakat Eropa kepada institusi tersebut.

Common European Asylum System (CEAS) merupakan kerangka

utama Uni Eropa dalam mengatasi permasalahan pengungsi bagi negara-

negara anggotanya. Program yang diinisiasi oleh Komisi Eropa untuk Urusan

Dalam Negeri (Commissioner for Home Affairs) ini telah dibuat sejak tahun

1999 dengan menganut prinsip-prinsip dasar sesuai Konvensi Genewa 1951

mengenai perlindungan pengungsi bahwa pemberian suaka dibutuhkan untuk

orang-orang yang lari dari penganiayaan dan bahaya yang serius, oleh karena

Page 48: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

59

itu suaka termasuk kedalam hak dasar setiap manusia. Populasi pengungsi

tidak masuk secara konstan ke Uni Eropa, tidak juga didistribusikan secara

merata ke negara-negara anggota namun secara proporsional. Sebagai contoh,

pada tahun 2001, terdapat 425.000 aplikasi dan menurun di tahun 2006

sebanyak 200.00 hingga meningkat kembali pada tahun 2012 sebanyak

330.000. CEAS juga menitik beratkan bahwa pengungsi bukanlah undian.

Seluruh negara anggota Uni Eropa harus memiliki rasa tanggungjawab

bersama, memaksimalkan bahwa dimanapun pengungsi tersebut datang maka

harus ditangani dengan adil dan standar yang setara.

CEAS sebagai bagian dari peraturan resmi yang dikeluarkan Uni

Eropa untuk negara-negara anggotanya selalu diperbaharui secara berkala,

menetapkan standar bersama yang tinggi dan kerjasama yang lebih kuat untuk

memastikan pencari suaka diperlakukan secara setara didalam sistem yang

adil dan terbuka. CEAS juga didukung oleh program-program praktikal yang

lebih terperinci seperti:

a. Asylum Procedures Directive yang menargetkan pemutusan suaka yang

lebih adil, cepat dan berkualitas baik; pencari suaka dengan kebutuhan

special akan menerima bantuan utama untuk menjelaskan klaim mereka

serta aka nada perlindungan maksimal bagi kaum minoritas dan korban

penganiayaan.

b. Reception Conditions Directive memastikan kebutuhan mendasar pencari

suaka di semua wilayah Uni Eropa sehingga hak dasar para pengungsi

Page 49: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

60

dapat terpenuhi secara utuh; hal ini pula memastikan bahwa penahanan

hanya akan dilakukan sebagai resort terakhir.

c. Qualification Directive menjelaskan dasar dari pemberian perlindungan

internasional sehingga keputusan pemberian suaka akan lebih kuat; hal

ini juga akan mempertajam akses ke hak-hak dasar dan langkah-langkah

integrasi untuk orang-orang yang berhak mendapatkan perlindungan

internasional.

d. Dublin Regulation menambah perlindungan bagi para pencari suaka

selama proses penentuan hasil aplikasi serta menjelaskan peraturan-

peraturan diantara negara penerima; menciptakan sistem yang dapat

mendeteksi masalah-masalah yang mungkin dapat terjadi di tiap wilayah

sehingga dapat ditangani dari akar masalahnya.

e. EURODAC (European Asylum Dactyloscopy Database) Regulation

yang dapat mengizinkan penegak hukum untuk mendapatkan akses

informasi para pengungsi di Common European Asylum Office dalam

keadaan yang ketat untuk dapat mencegah, mendeteksi maupun

menginvestigasi kejahatan-kejahatan serius seperti pembunuhan atau

terorisme.

CEAS dibentuk untuk memastikan bahwa setiap negara anggota Uni

Eropa dapat melindungi hak-hak dasar para pengungsi. Oleh karena itu CEAS

membentuk standar-standar minimum dan prosedur yang jelas untuk

memproses dan menghasilkan keputusan dari aplikasi setiap pencari suaka

serta didukung dengan perlakuan yang jelas dan sesuai hukum internasional

Page 50: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

61

kepada setiap pencari suaka yang telah diakui menjadi seorang pengungsi.

Namun hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa penerapan CEAS masih

berbeda-beda di tiap bagian Uni Eropa. Banyak negara anggota Uni Eropa

yang masih secara tidak adil mempraktekan hukum yang seharusnya

diterapkan, menyebabkan tingkat efektivitas yang masih rendah dan tidak

didukung oleh pemberian keputusan yang sesuai sistem yang telah diatur

sebelumnya. Hal ini menjadi dasar ketidak-selarasan penerapan kebijakan

yang menghasilkan hasil yang berbeda-beda di setiap negara anggota.

Seorang pencari suaka pada dasarnya tidak memiliki kewajiban untuk

langsung meminta klaim suaka di negara pertama yang mereka capai, banyak

alasan untuk secara bebas memilih wilayah tujuan, termasuk seperti untuk

mencari teman atau orang yang dikenal maupun untuk menjangkau negara

yang dirasa memiliki sistem penanganan pengungsi yang lebih baik.

Meskipun demikian, the Dublin Regulation yang dianut Uni Eropa membuat

seluruh negara anggota Uni Eropa dapat memilih untuk apakah seorang

pencari suaka akan diproses di negara tujuan atau dikembalikan ke negara

Uni Eropa pertama saat pencari suaka tersebut sampai ke daratan Eropa,

selama negara tersebut memiliki sistem yang baik dan efektif (Magyar, 2016).

Uni Eropa bagian utara merupakan wilayah tujuan kebanyakan

pengungsi dengan negara-negara kaya yang memiliki wilayah yang makmur

dan ekonomi yang stabil, namun the Dublin Regulation nampaknya menjadi

senjata untuk negara-negara tersebut untuk mengurangi jatah yang seharusnya

mereka dapatkan. Masalahnya berlanjut ketika negara-negara tempat para

Page 51: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

62

pengungsi datang mulai tidak dapat mengendalikan jumlah pengungsi yang

secara masif terus bertambah. Banya pengadilan domestik maupun regional

Eropa yang membuat aturan untuk melarang dan menentang pemulangan

pencari suaka ke negara-negara perbatasan Eropa seperti Yunani dan Italia.

Hal tersebut didasari pada kasus yang terjadi di tahun 2011 ketika terdapat

pengungsi asal Afghanistan yang ditahan, diberikan kondisi tempat tinggal

yang kumuh dan tidak layak, serta ancaman-ancaman lainnya yang timbul

akibat kekurangan yang dimiliki Yunani. Kasus tersebut menjadi pukulan

keras untuk Uni Eropa sebagai kasus pelanggaran terhadap Konvensi HAM

Eropa.

Diagram 3.5 Jumlah Pengungsi yang Masuk ke Eropa Tiap Bulannya di 2015

Sumber: Global Trends 2015. UN High Commissioner for Refugees

Tahun 2015 merupakan salah satu tahun terparah bagi Eropa dalam

menghadapi krisis pengungsi dengan jutaan orang yang datang ke Eropa yang

datang menggunakan transportasi laut. Sebesar 84% dari pengungsi yang

datang masih didominasi dari 10 negara produser pengungsi terbesar seperti

Suriah, Afghanistan, Irak, dll. Mayoritas pengungsi yang datang, atau sekitar

850.000 orang, masuk dengan menyeberangi laut Aegea dari Turki dan

Page 52: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

63

mendarat di Yunani atau menyeberangi laut Midetarian/laut Tengah sebagai

penghubung Afrika Utara dengan Eropa Selatan. Anak-anak mencapai 25%

dari total pengungsi yang datang di Yunani, Italia dan Spanyol di tahun 2015

tersebut. Sebanyak 3.770 orang meninggal atau menghilang menurut laporan

yang didapatkan UNHCR.

Dampak dari krisis pengungsi tersebut dapat dirasakan dan dilihat dari

pergerakan ribuan orang dari Yunani menuju Eropa barat dan Eropa Utara.

Krisis pengungsi ini memberikan pergejolakan terhadap sistem perbatasan di

banyak negara-negara Eropa. Kerangka yang sebelumnya dibuat tidak dapat

dijalankan secara maksimal dikarenakan banyak negara yang merasa tidak

sanggup memanajemen krisis yang terjadi. Hasilnya, banyak negara-negara

Eropa yang memberikan respon dengan cara memberikan pembatasan yang

lebih ketat pada sistem perbatasannya sehingga ada standar-standar tertentu

bagi pengungsi yang ingin memasuki kawasan teritorinya berdasarkan

kualitas maupun kuantitas. Terlihat meningkatnya pengawasan di perbatasan

dan dibangunnya pagar-pagar pembatas di sepanjang perbatasan negara-

negara Balkan barat.

Lebih dari 2 juta aplikasi suaka telah masuk ke 38 negara Eropa pada

tahun 2015, hampir tiga kali lipat dibandingkan aplikasi yang masuk pada

tahun sebelumnya yaitu sebanyak 709.800 aplikasi. Berdasarkan data-data

yang diberikan oleh pemerintah resmi, warga negara Suriah masih menjadi

yang dominan yaitu sebanyak 675.700 orang dan disusul oleh Afghanistan

sebanyak 406.300 orang dan 253.600 warga Irak. Negara-negara anggota Uni

Page 53: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

64

Eropa menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi dengan Jerman dan Swedia

sebagai penampung utama dengan hampir 50% aplikasi yang diberikan ke

Uni Eropa.

Banyaknya jumlah pengungsi berlanjut ke tahun-tahun berikutnya.

Beberapa negara Eropa, dipimpin oleh Jerman, menyadari bahwa strategi

negara-negara Eropa untuk terus menghadang pergerakan pengungsi untuk

melewati perbatasan sangatlah tidak realistis dan tidak etis. Sehingga negara-

negara Eropa pada saat itu sempat bekerja sama untuk membiarkan para

pengungsi untuk terus maju menuju wilayah yang mereka inginkan. Hal ini

membuat negara-negara besar sebagai destinasi utama para pengungsi harus

lebih fokus ke sumber daya mereka untuk memikirkan klaim para pengungsi.

Hingga di awal tahun 2016, dukungan untuk terus membuka

perbatasan teritorial mulai menurun. Masalahnya, jumlah pencari suaka yang

datang ke Eropa kembali mememuncak dengan sekitar 62.000 orang

menunggu klaim suaka mereka untuk diproses. Di Italia sendiri, setiap

bulannya ada lebih dari 11.000 aplikasi suaka baru, sedangkan hanya sekitar

7.000 aplikasi yang dapat diproses jika ditampung oleh fasilitas lokal.

Menghadapi situasi seperti ini, negara-negara perbatasan seperti Italia dan

Yunani kewalahan untuk menyediakan fasilitas penerimaan yang layak

dengan layanan dasar. Sepanjang tahun 2016, lebih dari 4.600 orang telah

meninggal atau menghilang dalam perjalanannya menuju perbatasan Eropa.

Page 54: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

65

Negara-negara tertentu yang menjadi rute perjalanan pengungsi mulai

menutup kembali perbatasannya. Situasinya menjadi semakin memburuk

ketika keputusan Uni Eropa untuk memindahkan 160.000 pencari suaka dari

Yunani dan Italia ke anggota negara lain menghadapi penolakan. Kegagalan

tersebut membuat Yunani dan Italia menjadi hotspots bagi para pengungsi

yang ingin mencari suaka di Uni Eropa. Hotspots disini diartikan sebagai

tempat mengidentifikasi, mendaftar, mendata para pencari suaka, sehingga

dapat diputuskan secara langsung apakah mereka akan diproses lebih lanjut

untuk dicarikan negara penerima atau dipulangkan. Meskipun dalam

praktikalnya, tempat-tempat hotspots ini berubah menjadi tempat yang penuh

sesak, pusat penahanan dan pusat pengusiran, dengan pengawasan minimum.

Pada bulan maret 2016, Uni Eropa mencapai kesepakatan dengan

Turki dalam penanganan pengungsi. Turki harus dapat menghentikan arus

pengungsi yang ingin datang ke Eropa melalui Turki, sebagai gantinya, Uni

Eropa menjanjikan adanya bantuan finansial, perjalanan bebas visa bagi

warga negara Turki ke Uni Eropa, serta renegosiasi keanggotaan Turki di Uni

Eropa. Namun perjanjian tersebut tidak menghasilkan situasi yang lebih baik.

Sejak saat itu, ribuan pengungsi terus masuk ke perbatasan Eropa

menggunakan penyelundup. Selama beberapa bulan berikutnya, hanya 750

pencari suaka yang berhasil dikembalikan ke Turki karena pengadilan Yunani

mengatakan bahwa Turki, untuk sementara, dianggap bukan sebagai tempat

yang aman.

Page 55: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

66

Perjanjian-perjanjian seperti dengan Turki tersebut terus terjadi di

saat-saat berikutnya. Hal ini menjadi hal yang kontoversial karena Uni Eropa

dianggap mempermainkan hak-hak dasar para pengungsi yang seharusnya

ditanggung oleh negara-negara anggota namun dijual dengan insentif dan

proyek pembangunan. Pada bulan juni 2016, Komisi Eropa membuka

kerangka kerjasama baru dengan negara-negara yang memiliki catatan

penegakkan HAM yang buruk seperti Libia, Mesir, Lebanon, Jordan, Sudan

dan Nigeria. Hal ini kembali lagi memperburuk citra Uni Eropa dengan

menentang kerangka perlindungan internasional untuk para pengungsi

(Human Rights Watch, 2016).

C. Sejarah dan Perkembangan Gerakan Eurosceptic di Eropa

Sejak awal pembentukkan Uni Eropa, selalu muncul kritik atas

integrasi yang dijalankan. Selama dua dekade ini, banyak perdebatan yang

terjadi mengenai rasa skeptis akan manfaat yang dihasilkan dari integrasi Uni

Eropa. Euroscepticism merupakan bentuk nyata dari kemunculan penentang

Uni Eropa. Euroscepticism berhubungan dengan prinsip penentang Uni Eropa

sebagai entitas yang memiliki kekuatan politis, termasuk percobaan-

percobaan yang mempromosikan legitimasi demokratis Uni Eropa.

Euroscepticism pada awalnya hanya tersebar di orang-orang British, namun

semakin tahun semakin tersebar ke seluruh benua. Rasa skeptik tersebut dapat

terlihat di kasus penolakan Constitutional Treaty di referendum Perancis dan

Belanda di tahun 2005, dan juga referendum Irlandia 2008 yang menolak

penerapan Lisbon Treaty.

Page 56: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

67

Terminologi dari Euroscepticism sendiri terbagi menjadi tiga suku

kata yaitu Euro, Sceptic dan ism. Kata sceptic merupakan bahasa Yunani

kuno yang berarti keraguan, sebuah sikap atau situasi yang mendukung

adanya keraguan terhadap suatu objek. Ketika dipasangkan dengan kata Euro,

tentu objek yang dimaksud mengarah terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan benua Eropa, termasuk Uni Eropa. Penambahan kata

ism di akhir kalimat secara umum digunakan sebagai bentuk ideologi atau

pemahaman, menjadikan kata Euroscepticism dihubungkan dengan

permasalahan politis Uni Eropa, lebih spesifik mengenai penentangan dan

keraguan terhadap proses integrasi Uni Eropa (Ultan & Ornek, 2015, p. 50).

Seiring perkembangan zaman, Eurosceptic tidak lagi hanya sekedar

pemikiran individu yang pesimis dengan cara kerja Uni Eropa, namun telah

berkembang menjadi sebuah gerakan yang bahkan memiliki kekuatan politis.

Di beberapa negara, bahkan para pemikir Eurosceptic telah membentuk

kelompok yang legal dan membentuk kelompok kepentingan masyarakat dan

bahkan hingga partai politik. Isu yang dijadikan bahan pembahasan pun tidak

selalu mengenai ekonomi perdagangan, namun telah merambat ke sektor

keamanan dan juga identitas budaya. Menurut Sofia Vasilopoulou

(Vasilopoulou, 2009, p. 7), Euroscepticism dapat diurutkan menjadi 3

tingkatan, yaitu:

a. Rejecting Euroscepticism: kelompok yang secara menyeluruh menolak

semua aspek dari integrasi Eropa. Mereka menolak prinsip dari

kerjasama Eropa, praktik dari pembuatan kebijakan dan institusi di

Page 57: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

68

tingkat Uni Eropa, dan juga tidak melihat adanya nilai apapun yang dapat

diterima dari kerjasama yang ada di Uni Eropa sejak masa

pembentukannya hingga masa yang akan datang. Oleh karena itu,

kelompok ini hanya akan menerima segala kebijakan yang dikeluarkan

oleh Uni Eropa harus terlebih dahulu disesuaikan oleh kepentingan

domestik. Mereka secara aktif menyuarakan pembubaran Uni Eropa

dengan dasar anti-supranasionalisme dan retorika self-determination.

Mereka menolak adanya ide transfer kekuatan (transfer of power) dan

otoritas pembuat keputusan yang lebih tinggi daripada Negara itu sendiri.

Tujuan utama mereka ialah mengembalikan kedaulatan penuh dari

institusi Negara.

b. Conditional Euroscepticism: kelompok yang menyadari bahwa prinsip

kerjasama dari Uni Eropa di tingkat multilateral bertujuan untuk

memperlebar manfaat yang akan diterima oleh Negara anggota, namun

penyatuan wilayah hanya akan merugikan mereka dalam hal kepentingan

dan kedaulatan Negara masing-masing. Menurut mereka, kerjasama yang

telah dibuat oleh Uni Eropa tidak lagi fleksibel terhadap kepentingan

nasional Negara masing-masing. Terlebih lagi, Uni Eropa sudah tidak

lagi hanya sekedar kerjasama antar-pemerintah, namun ke segala aspek

kehidupan yang hamper segala keputusannya diambil oleh badan

supranasional. Tujuan utama mereka adalah reformasi mutlak dan

menolak adanya integrasi yang lebih lanjut dari Uni Eropa saat ini.

Page 58: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

69

c. Compromising Euroscepticism: kelompok yang setuju dengan prinsip

kerjasama Eropa dan juga menerima praktiknya di status quo. Kelompok

ini pula percaya bahwa transfer kekuasaan (transfer of power) ke institusi

supranasional akan memberikan dampak positif ke segi ekonomi. Mereka

mendukung adanya integrasi hanya pada kerjasama ekonomi namun tetap

dalam skema yang dapat melindungi kepentingan nasional dalam setiap

kebijakannya. Kelompok ini menginginkan adanya posisi yang lebih kuat

dari struktur Uni Eropa saat ini, yang berarti dalam setiap kebijakan yang

dikeluarkan Uni Eropa, mereka akan meninjau terlebih dahulu apakah

kebijakan tersebut akan merugikan atau menguntungkan mereka. Namun,

tetap mereka tidak menganjurkan dibuatkannya integrasi yang lebih

lanjut.

Setelah mengenali tingkatan-tingkatan Euroscepticism, dapat terlihat

bahwa pemahaman ini dapat didorong secara ideologis dan secara strategis.

Secara ideologis, para penganut Eurosceptic akan selalu berada dibawah

pemahaman Euroscepticism karena pandangan mereka tentang Uni Eropa

sudah secara murni terdefinisikan di posisi ideologis dan pemikiran mereka.

Nilai dan tujuan politik normatif mereka datang langsung dari ideology awal.

Maka dari itu kelompok politis yang menentang nilai, tujuan, serta kebijakan-

kebijakan yang dihasilkan integrasi Uni Eropa harus memiliki sikap yang

lebih keras dan menentang Uni Eropa secara menyeluruh. Sedangkan secara

strategis, para penganut Eurosceptic menggunakan pemahaman

Euroscepticism sebagai tambahan yang pragmatis terhadap program-program

Page 59: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

70

politis mereka. Kelompok politis ini menjadikan pemikiran Euroscepticism

sebagai dasar penentuan isu-isu strategis yang harus menjadi fokus utama

sehingga dapat memancing perhatian masyarakat, memperluas jangkauan

pemilih mereka dan meningkatkan pengaruh politiknya.

Sejak awal pembentukkannya, mayoritas para elit Eropa selalu

menjadi sosok pendukung integrasi Eropa. Kesuksesan kerjasama-kerjasama

sebelumnya di bidang ekonomi memunculkan rasa optimis bagi sebagian

besar masyarakat Eropa akan peluang yang dapat dihasilkan dari integrasi

yang semakin mendalam. Namun dalam beberapa tahun belakangan,

tantangan untuk mempertahankan ataupun melebarkan integrasi Uni Eropa

menjadi semakin besar. Di beberapa negara anggota Uni Eropa,

Euroscepticism telah menjadi topik pembahasan yang stabil. Surat kabar

Inggris, The Times, pada bulan November, 1985, mengeluarkan berita

pertama yang menggunakan kata Eurosceptic sebagai bentuk penggambaran

oposisi terhadap wacana pembentukan Uni Eropa beserta kebijakan-kebijakan

yang akan dibuatnya. Para penganut Eurosceptic mengkritik peran Uni Eropa

yang dapat menjadi ancaman terhadap kekuatan dan kedaulatan negara untuk

dapat menentukan sendiri sikap politisnya terhadap suatu isu spesifik.

Bruges Speech yang dibawakan oleh Margaret Thatcher menjadi

pertanda awal pembentukan opini masyarakat mengenai nilai Euroscepticism.

Pembahasan Euroscepticism menjadi permasalahan yang signifikan di

agenda-agenda awal pembentukkan Uni Eropa. Dibuatnya Maastricht Treaty

menjadi titik awal kemunculan penentangan terhadap integrasi Eropa yang

Page 60: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

71

memberikan tantangan terhadap kedaulatan nasional, keputusan ekonomi, dan

ketakutan akan pengikisan identitas nasional sebagai dampak dari proyek

“masyarakat Eropa”.

Menurut Taggart dan Szczerbiak (2002, p.3), ada tiga alasan utama

bagaimana Euroscepticism dalam tersebar ke seluruh wilayah Uni Eropa.

Pertama adalah kemunculan pemikiran untuk menolak integrasi Uni Eropa

secara konsensus permisif dari masyarakat Eropa, terutama selama masa

penerapan Maastricht Treaty. Kedua adalah meningkatnya kepekaan

masyarakat Eropa terhadap masalah-masalah yang muncul di Eropa sehingga

proses referendum cenderung dibutuhkan di beberapa negara anggota untuk

dapat menyetujui Maastricht Treaty. Terakhir ialah mengenai pembesaran

prosedur yang memperluas cakupan integrasi ke bidang-bidang yang

sebelumnya tidak terpikirkan. Banyak studi yang menunjukkan bahwa

konsensus permisif merupakan bentuk penerimaan yang penting yang harus

dimiliki masyarakat Uni Eropa dalam proses pengintegrasian. Namun, tahun

ke tahun, penentangan terhadap Uni Eropa semakin terlihat menonjol.

Muncul keberagaman dari bentuk penentangan itu sendiri, termasuk dari

objektif partai-partai kanan maupun partai kiri yang mulai memasukkan isu

Eurosceptic ke agenda politiknya.

Perkembangan gerakan Eurosceptic pada nyatanya telah meningkat di

hampir seluruh negara anggota Uni Eropa, namun Jerman, Inggris dan

Hongaria merupakan tiga dari beberapa negara di Eropa yang menjadikan

pembahasan mengenai Euroscepticism isu utama di beberapa tahun

Page 61: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

72

belakangan ini. Terlihat dari intensitas aktivitas-aktivitas yang berkaitan

dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa baik secara langsung

maupun tidak langsung. Respon terhadap kebijakan pengungsi Uni Eropa

dikeluarkan baik secara formal melalui forum-forum politik pemerintahan

maupun secara tidak formal seperti wacana berita dan demonstrasi

masyarakat di tiga negara tersebut.

Tabel 3.2 Jumlah Aplikan Suaka di Jerman, Hongaria, Inggris dan Seluruh

Uni Eropa Tahun 2011-2016

Geo \ Th 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jerman 53.235 77.485 126.705 202.645 476.510 745.155

Hongaria 1.690 2.155 18.895 42.775 177.135 29.430

Inggris 26.915 28.800 30.585 32.785 40.160 38.785

Total UE 341.795 373.550 464.505 662.165 1.393.875 1.291.785

Sumber: diolah dari website resmi Eurostat Uni Eropa. Asylum and first time

asylum applicants (http://appsso.eurostat.ec.europa.eu/nui/show.do?dataset=migr)

Faktor lain yang mendukung pemilihan tiga negara tersebut sebagai

contoh yang tepat di dalam penulisan ini ialah dinamika kebijakan pengungsi

yang diterapkan oleh masing-masing negara terkait perbatasan negara dan

pengungsi yang dapat dikatakan dipengaruhi oleh kebijakan bersama Uni

Eropa sebagai institusi regional yang memberikan standar-standar yang statis

terhadap hal yang harus dan tidak harus dijalankan oleh masing-masing

negara anggotanya serta keterkaitannya dengan gelombang pengungsi yang

Page 62: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

73

masuk ke kawasan Eropa sehingga memberikan beban lebih yang harus

ditanggung oleh negara-negara anggota Uni Eropa secara bersama-sama.

Oleh karena itu, pemilihan Jerman, Inggris dan Hongaria dilakukan secara

purposif dengan dasar yang membuktikan peningkatan gerakan Eurosceptic

sebagai respon masyarakat di tiga negara tersebut atas penanganan krisis

pengungsi Uni Eropa.

1. Jerman

Jerman, tidak seperti Yunani dan Italia, bukanlah garis terdepan dalam

penerimaan gelombang pengungsi karena letak geografisnya yang berada di

tengah benua Eropa. Namun Jerman, bersama dengan Swedia, merupakan

tujuan destinasi kebanyakan para pengungsi dengan dasar alasan kebijakan

terhadap pengungsi yang lebih terbuka. Pada tahun 2014 dan 2015, kedua

negara ini menampung lebih dari 40% pengungsi dari jumlah total pengungsi

yang berada di Uni Eropa. Landasan moral yang dipegang oleh pemerintah

Jerman, sebagai korban di Perang Dunia kedua, dianggap memberikan

tanggungjawab lebih kepada Jerman untuk berbuat lebih dalam penanganan

krisis pengungsi dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.

Gambar 3.1 Alokasi Populasi Pengungsi di Jerman

Page 63: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

74

Sumber: The Economist. Refugees in Germany.

(http://www.economist.com/blogs/graphicdetail/2016/04/daily-chart-8)

Dari jutaan pengungsi yang memasuki Jerman hingga tahun 2015,

proporsi yang jauh lebih besar menempati ke kota-kota besar Jerman

dibandingkan kota-kota kecil dan sub-urban. Kota tujuan para pengungsi

ditentukan secara pribadi oleh para pengungsi tanpa adanya peraturan ketat

dari pemerintah Jerman mengenai alokasi penempatan para pengungsi. Situasi

tersebut bukanlah situasi ideal karena kecenderungan kota-kota kecil justru

memberikan kesempatan lebih besar kepada para pengungsi dalam hal

peluang kerja dan juga ketersediaan rumah. Permasalahan mendasar terlihat

pada pengetahuan para pengungsi yang tidak mengetahui dimana wilayah

yang sebenarnya dapat menjadi tempat yang lebih aman dibandingkan

wilayah lainnya. Menumpuknya para pengungsi di kota-kota besar seperti

Munich, Berlin, Hamburg dan Hanover juga membuat kesempatan para

pengungsi untuk bertemu dengan kenalan dan juga keluarganya di kota-kota

kecil semakin kecil. Hasilnya, mereka lebih memilih untuk pergi ke kota-kota

besar meskipun mereka sadar akan kebutuhan dan biaya hidup yang akan jauh

lebih mahal. Ketakutan atas kehadiran warga anti-imigran juga menjadi

alasan kuat pemilihan tujuan para pengungsi.

Kanselir Angela Merkel mulai mendapatkan banyak protes yang

membelah warga Jerman menjadi dua. Tentangan keras mulai bermunculan

terhadap kebijakan pengungsi Jerman yang dianggap terlalu terbuka.

Pemerintah dikritik oleh warga negaranya sendiri karena dianggap tidak tegas

dalam merespon meningkatnya kasus terorisme serta penyerangan

Page 64: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

75

diskriminatif. Pada awal tahun 2015, seorang bintang film Jerman, Til

Schweiger, dikritik secara kasar dan rasis atas status yang ia unduh di akun

Facebooknya mengenai donasi pribadinya untuk membangun pusat pelatihan

pengungsi. Peningkatan sentiment terhadap pengungsi terus terjadi yang

memojokkan kebijakan pemerintah atas keterbukannya terhadap para

pengungsi (The Economist, 2015).

Gambar 3.2 Tingkat Kekerasan terhadap Imigran di Jerman

Sumber: The Economist. Refugees in Germany.

(http://www.economist.com/blogs/graphicdetail/2016/04/daily-chart-8)

Jerman bagian timur menjadi wilayah dengan tingkat kontak fisik

tertinggi yang terjadi antara warga lokal dengan para pengungsi. Pada tahun

Page 65: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

76

2015, tercatat setidaknya 279 kejadian menimpa para pengungsi hingga

menghasilkan kerugian secara langsung. Negara bagian Saxony menjadi

wilayah dengan kasus penyerangan terhadap pengungsi tertinggi, termasuk

yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan dan juga neo-Nazi ke wilayah

pendudukan pengungsi dan bahkan pembakaran rumah. Penyerangan

ditujukkan tanpa mengenal status korban, termasuk anak-anak, organisasi-

organisasi pengungsi, serta para relawan. Sebanyak 75% dari serangkaian

serangan tersebut menimpa individu diluar kamp penampungan (Hardoko,

2017).

Gambar 3.3 Hasil Pemilu Parlemen 2016 untuk Partai AfD

Sumber: Independent. AfD Gaining Ground in Germany.

(http://www.independent.co.uk/news/world/europe/afd-germany-alternative-fur-

deutschland-elections-map-statista-party-a7226956.html)

Page 66: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

77

Seiring dengan meningkatnya kasus kekerasan dan penolakan

terhadap pengungsi, popularitas Merkel menurun. Pada pemilihan umum

parlemen daerah Jerman pada September 2016, perolehan partai penyokong

Kanselir Merkel, Christian Democratic Union (CDU), untuk pertama kalinya

merosot menempati posisi ketiga dengan hanya mendapatkan 19% dukungan

di wilayah timur Jerman. CDU kalah dari partai AfD dengan 21% suara dan

partai sayap-kiri the Social Democratic (SPD) dengan perolehan suara

tertinggi di wilayah vital tersebut dengan 30% suara. Hasil pemilu parlemen

tersebut cukup memalukan mengingat wilayah timur Mecklenburg-Pomerania

Barat tersebut merupakan tanah kelahiran Merkel yang selalu menjadi basis

pendukung Merkel di 3 putaran pemilu sebelumnya.

2. Inggris

Diagram 3.6 Jumlah Aplikan Suaka ke Inggris Tahun 2006-2015

Sumber: Refugee Council Information Report 2016.

(https://www.refugeecouncil.org.uk/assets/0003/8979/Asylum_in_Europe_Sept_2

016.pdf)

Page 67: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

78

Inggris, yang menerapkan Immigration and Asylum Act 1999, hanya

akan memberikan status imigran jika masuk ke dalam keadaan luar biasa.

Pertimbangan untuk memberikan izin masuk sementara jika mereka miskin,

tidak memiliki opsi lain untuk mendapatkan bantuan suaka, serta tidak

memiliki opsi lain untuk menghindari mereka dari kekerasan terhadap hak

asasi manusia. Inggris mempertimbangkan dampak yang akan dialami para

pengungsi jika tidak diberikan izin memasuki wilayah Inggris namun juga

memikirkan sarana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup

sementara para pengungsi di Inggris. Terkesan sederhana dan sesuai prosedur,

namun proses yang dilakukan sebenarnya jauh lebih kompleks.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lain, Inggris memang

terlihat sebagai negara yang menerima pengungsi dengan jumlah paling

sedikit. Namun, justru Inggris menganggap kasus pengungsi dan imigrasi

sebagai salah satu isu prioritas yang menentukan masa depan hubungannya

dengan Uni Eropa. Dalam kampanye pemilihan presidennya yang kedua,

David Cameroon sejak awal telah berjanji akan memberi perhatian lebih pada

masalah dan kebijakan luar negeri dan mengevaluasi ulang keikutsertaan

Inggris di dalam Uni Eropa.

Dibawah kepemimpinan David Cameron, seiring dengan wacana

Brexit, hal-hal yang berhubungan dengan pengungsi dan imigrasi selalu

dianggap sebagai kabar buruk. Sejak tahun 2009, tingkat praktik hate speech

dan racist violence meningkat seiring dengan diadakannya referendum, dan

berada di tingkat tertingginya pada tahun 2013 hingga 2015. Referendum

Page 68: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

79

Inggris dianggap sebagai stimulan masyarakat Inggris untuk mengeluarkan

suaranya dengan cara-cara yang terbilang ekstrim. Angka anti-foreigner

meningkat dan membuat sentimen tersendiri terhadap para imigran yang

masuk ke Inggris. Mulai dengan cara membakar bendera Uni Eropa,

menyebarkan propaganda xenophobia, hingga melakukan tindak kekerasan

terhadap imigran, termasuk warga Muslim dan Semit. Pada tahun 2013,

terjadi peningkatan signifikan dari menyebarnya tulisan-tulisan kebencian

terhadap warga asing secara online, di berita, dan bahkan yang dibawakan

oleh politisi.

Para politisi yang berasal dari partai-partai konservatif menjadi

penyumbang terbanyak Brexiteers (sebutan untuk warga Inggris yang ingin

keluar dari Uni Eropa). Sekertaris negara untuk urusan dalam negeri, Amber

Rudd, yang juga politisi partai konservatif, menyatakan komitmennya untuk

memperjuangkan dan memprioritaskan keinginan warga negara Inggris,

termasuk jika mengharuskan Inggris keluar dari Uni Eropa. Terkait

permasalahan pekerja di Inggris, Amber Rudd memaksa para pebisnis untuk

mempublikasikan berapa banyak pekerja non-Inggris yang mereka pekerjakan

di perusahaannya. Rencana kementerian dalam negeri Inggris untuk memaksa

perusahaan menempatkan lebih banyak pekerja lokal daripada pekerja

imigran, merupakan rencana lanjutan jika Inggris benar-benar keluar dari Uni

Eropa. Amber Rudd sendiri menggunakan istilah “name and shame” kepada

perusahaan-perusahaan yang memekerjakan banyak pekerja imigran.

Page 69: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

80

Amber Rudd, lebih lanjut, akan memperketat syarat perusahaan-

perusahaan di Inggris jika ingin merekrut pekerja imigran. Ia akan membuat

perusahaan-perusahaan Inggris membuktikan apa saja yang telah mereka

lakukan untuk memprioritaskan pekerja lokal untuk mengisi lowongan

pekerjaan. Amber Rudd sendiri mengakui dan menyadari bahwa pekerja

imigran telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun yang perlu dibenahi ialah lebih kearah kuantitas pekerja imigran yang

selama ini dirasa berlebihan sehingga mengancam peningkatan produktivitas

dan kualitas pekerja lokal. Partai Konservatif juga mengusulkan untuk

mengontrol masuknya imigran ke Inggris ke tingkatan “sustainable levels”

menjadi tiga kali lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Perwakilan partai konservatif di pemerintahan Inggris berjanji untuk

memperketat prosedur perekrutan pekerja imigran untuk perusahaan-

perusahaan di Inggris. Nantinya perusahaan-perusahaan Inggris diwajibkan

untuk mempromosikan lowongan pekerjaan yang tersedia terlebih dahulu di

internal kawasan Inggris selama 28 hari sebelum akhirnya bisa dipublikasikan

keluar Inggris. Hal ini sebagai respon dari perhatian pemerintah tentang

kurangnya partisipasi perusahaan-perusahaan lokal dalam membantu

meningkatkan kualitas pekerja lokal dan membantu melatih pekerja

professional. Strategi ini dipercaya akan membuat para pengungsi dan

imigran yang datang ke Inggris hanya datang untuk mengisi selisih dan gap di

lapangan pekerjaan, bukan datang untuk mengambil pekerjaan yang

seharusnya diambil pekerja lokal.

Page 70: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

81

Selain dalam bidang lapangan pekerjaan, partai konservatif juga

menitik beratkan permasalahan sektor pendidikan Inggris. Kampanye-

kampanye anti-imigran juga terlihat jelas ketika pemerintah berencana untuk

memotong quota pelajar internasional di Inggris, terutama untuk universitas-

universitas dengan kualitas rendah. Kasus yang pemerintah Inggris bawa

adalah kenyataan bahwa 3.000 dokter imigran telah dipekerjakan oleh

National Health Service (NHS) dalam satu tahun terakhir. Secara total berarti

25% dari dokter di Inggris bukan berkewarganegaraan Inggris. Pemerintah

Inggris telah menyiapkan anggaran sebesar 60 juta pound sterling untuk

menginsentif pelajar-pelajar lokal untuk bersekolah di Inggris. Salah satu

kebijakan kontroversial yang akan dikeluarkan oleh Sekertaris Negara urusan

Kesehatan, Jeremy Hunt, adalah mewajibkan dokter-dokter muda Inggris

untuk bekerja kepada NHS untuk setidaknya empat tahun terhitung hari

kelulusannya sebagai pelajar medis. Terlebih lagi, Hunt mengatakan tidak

akan segan memberi denda bagi dokter junior yang tidak memprioritaskan

bekerja di dalam negeri.

Semua skenario pemerketat yang telah ditawarkan oleh partai

konservatif hanya dapat dijalankan secara efektif jika Inggris tidak lagi terikat

dengan segala perjanjian dengan Uni Eropa. Maka dari itu, di tanggal 23 Juni,

2016, Inggris mengadakan referendum sebagai jawaban puncak masa

depannya dengan Uni Eropa. Referendum ini dibuat untuk masyarakat Inggris

atas keinginannya keluar dari keanggotaan Uni Eropa (British Exit atau

Brexit). Terhitung lebih dari 33 juta warga Inggris memberikan suaranya di

Page 71: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

82

referendum ini dan hampir 52% suara menyatakan setuju untuk Inggris keluar

dari Uni Eropa.

3. Hongaria

Berbeda dengan situasi di Inggris dan Jerman, Hongaria memiliki

situasi dimana pemerintah resminya sendiri yang berperan sebagai aktor

penentang Uni Eropa. Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, memang

terkenal sebagai salah satu pemimpin yang kontroversial sejak awal

kepemimpinannya. Banyak kebijakan domestik maupun luar negeri Orban

yang tidak sesuai dengan kepentingan bersama Uni Eropa, termasuk

mengenai kedekatan Hongaria dengan Rusia. Sejak jatuhnya komunisme,

Orban merupakan salah satu pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang

paling tegas di Hongaria, meskipun kredensialnya dalam hal demokrasi dan

ekonomi kini dipertanyakan. Kepemimpinan Viktor Orban periode pertama di

tahun 1998 hingga 2002 telah menunjukkan ketegasan pengambilan

keputusannya dengan membawa Hongaria mengikuti NATO serta memotong

inflasi negara. Skandal korupsi dan kebijakan pemecah belah membuat Orban

selama delapan tahun berperan sebagai kubu oposisi sebelum akhirnya

kembali memimpin Hongaria untuk yang kedua kalinya pada tahun 2010.

Orban yang merupakan pendiri partai Federation of Young Democrats

(Fidesz) dikenal sebagai politisi populis. Ia pernah dijuluki dengan sebutan

gutter politics yang berarti politik yang ofensif dan tidak bermoral, sejalan

dengan kebijakan-kebijakan sosialis otoritarian seperti melarang para polisi

dan militer untuk mengajukkan pensiun dini, serta sistem kesejahteraan yang

Page 72: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

83

lebih transparan. Namun kritik terus menyerang pemerintahannya yang

memaksakan agenda konservatif di setiap aspek kenegaraan, termasuk kontrol

media, ekonomi dan bahkan agama.

Dalam responnya terhadap krisis pengungsi Eropa, gelombang

pengungsi masif yang datang ke Hongaria membuat Orban memperketat

sistem perbatasan secara kontroversial. Sepanjang bulan Juni hingga

September tahun 2015, Hongaria membangun pagar pembatas di sepanjang

wilayah selatan Hongaria yang berbatasan dengan Serbia dan Kroasia.

Tujuannya sangat sederhana, untuk memastikan keamanan perbatasan serta

mencegah datangnya pengungsi ilegal sehingga para pengungsi hanya dapat

masuk melalui pos pemeriksaan resmi Hongaria. Kebijakan tersebut,

meskipun kontroversial, mendapat dukungan besar dari masyarakat Hongaria

dan telah menurunkan jumlah masuknya pengungsi secara signifikan.

Hongaria mendapat kritik dari ofisial Uni Eropa dan juga Jerman atas

tindakan tersebut, namun Orban dengan tegas mengatakan bahwa Dublin

Regulation memaksa tugas Hongaria untuk hanya mendaftarkan para

pengungsi, tidak secara otomatis menerima dan menampung pengungsi yang

telah didaftarkan tersebut. Hongaria berencana untuk terus mengembangkan

sistem perbatasannya untuk mengurangi arus pengungsi Eropa yang datang

dari negara-negara Balkan dan laut Aegea. Konstruksi pagar kawat-razor

terus ditingkatkan disepanjang perbatasan Hongaria dengan Serbia dan

Kroasia, tempat dimana ribuan pengungsi datang di puncak krisis pengungsi

Eropa 2014-2015. Selain pembuatan pagar, Hongaria juga menurunkan 3.000

Page 73: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

84

penjaga di perbatasannya dan bahkan melengkapi aparatnya dengan tongkat

polisi, gas air mata dan juga meriam air (Dearden, 2016). Masalah imigrasi

telah menyerang keamanan Eropa beberapa tahun belakangan ini, menurut

Orban. Para pengungsi tersebut dianggap sebagai sebuah ancaman ke

masyarakat Eropa yang menyebarkan terror.

Page 74: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik

kesimpulan, yaitu:

1. Uni Eropa sebagai badan Supranasional yang menaungi negara-negara di

Eropa dalam konstitusinya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

kebijakan-kebijakan yang diambil negara-negara anggotanya. Bentuk dari

pengaruh tersebut tidaklah selalu positif, dalam artian selaras dengan

kebijakan bersama yang telah disepakati di tingkat kawasan. Pengaruh

yang diterima oleh negara anggota dapat juga bersifat sebaliknya, justru

menjadi alasan utama negara anggota untuk mengeluarkan kebijakan yang

bertentangan. Alasan mendasar dari kebijakan yang diambil setiap negara

anggota adalah implikasi serta keuntungan yang akan didapatkan negara

tersebut dalam penerapan kebijakannya. Common European Asylum

System (CEAS) merupakan salah satu contoh kebijakan kawasan yang

membelah dua Uni Eropa. Kebijakan luar negeri yang sensitif menangani

masalah pengungsi tersebut nampaknya tidak memberikan pandangan

yang sama terkait bagaimana negara-negara anggota Uni Eropa harus

berpartisipasi dalam penanganan krisis pengungsi dunia, sehingga

penerapannya terhitung masih belum efektif.

Page 75: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

106

2. Standar dan alokasi sharing burden yang diterapkan oleh Uni Eropa terkait

permasalahan pengungsi tidak diterima dengan baik oleh seluruh

masyarakat Eropa. Pengungsi dianggap sebagai sumber masalah oleh

banyak masyarakat Eropa yang merugikan secara materil maupun moril.

Atas dasar tersebut, kecenderungan untuk menentang kebijakan yang

dikeluarkan Uni Eropa meningkat, mulai dari hal yang bersifat spontan

seperti penyampaian pendapat hingga hal yang bersifat terorganisir seperti

pembentukkan gerakan dan organisasi formal. Peningkatan

Euroscepticism atau rasa skeptis terhadap Uni Eropa dapat terlihat cukup

signifikan dari popularitas partai-partai populis di Eropa yang semakin

meningkat. Dukungan masyarakat untuk menutup diri dari permasalahan

pengungsi menjadi perhatian utama mengapa Uni Eropa semakin terlihat

tidak dapat mengakomodir keinginan masyarakat Eropa. Gerakan-gerakan

sosial yang diinisiasi oleh masyarakat langsung juga terjadi secara

signifikan, didorong oleh tindakan-tindakan yang berdasarkan kebencian

terhadap para pengungsi seperti demonstrasi, hate speech, hingga

diskriminasi terhadap pengungsi.

B. Saran

1. Alasan utama dibuatnya kebijakan bersama Uni Eropa terkait

permasalahan pengungsi adalah sebagai bentuk kontribusi nyata Uni Eropa

menangani krisis pengungsi dunia. Oleh karena itu, sebelum membentuk

sebuah kebijakan yang memandatkan negara-negara anggotanya untuk

juga diterapkan di lingkungan domestiknya, Uni Eropa harus terlebih

Page 76: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

107

dahulu membentuk sebuah konsolidasi politik yang bertujuan untuk

menyatukan pandangan mengenai urgensitas dan pentingnya peran serta

Uni Eropa menolong para pengungsi. Pemersatuan pandangan ini penting

dilakukan di setiap tingkatan masyarakat Eropa secara menyeluruh agar

dukungan terhadap kebijakan bersama yang nantinya akan diterapkan

dapat terus mengalir. Hal tersebut juga dapat secara tidak langsung

membangun solidaritas kawasan untuk saling membantu satu sama lain

sehingga sharing burden yang dirumuskan di dalam Common European

Asylum System dapat terealisasikan secara maksimal.

2. Untuk menghindari keraguan dan pertentangan yang datang dari

masyarakat Eropa, perlu diadakan evaluasi secara berkala pada setiap

kebijakan yang diambil Uni Eropa. Uni Eropa harus mulai

memprioritaskan tuntutan yang datang dari masyarakat Eropa jika ingin

terus mendapatkan kepercayaan dari kalangan populer. Uni Eropa harus

dapat meyakinkan bahwa setiap kebijakan yang diambil merupakan

cerminan kepentingan bersama negara-negara anggotanya, sehingga dapat

meminimalisir keraguan masyarakat Eropa yang beranggapan bahwa

kebijakan yang selama ini diambil dan diterapkan oleh Uni Eropa tidak

memberikan keuntungan kepada negara-negara anggotanya. Common

European Asylum System memang dibuat untuk menjadikan Eropa tempat

yang terbuka terhadap pengungsi, namun Uni Eropa juga harus

memperhatikan respon masyarakat Eropa agar kebijakan yang kedepan

akan diambil dapat tetap melindungi kepentingan masyarakat Eropa.

Page 77: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

108

Daftar Pustaka

BUKU:

Agustino, L. (2016). Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Djaja, W. (2012). Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern. (A.

Pratama, Ed.) Yogyakarta: Ombak.

Edi Suharto, P. (2008). Analisis Kebijakan Publik . Bandung: CV Alfabeta. .

Habermas, J. (2012). The Crisis of the European Union: A Response. Cambridge:

Polity Press.

Hennida, C. (2015). Rezim dan Organisasi Internasional. Malang: Intrans

Publishing.

Hudson, V. M. (2014). Foreign Policy Analysis: Classical and Contemporary

Theory (Vol. II). Plymouth: Rowman & Littlefield.

Human Security Unit, United Nations. (2009). An Overview of the Human

Security Concept and the United Nations Trust Fund for Human Security. New

York: United Nations.

Ikbar, Y. (2014). Metodologi dan Teori Hubungan Internasional. PT.Refika

Aditama.

Jack C. Plano, R. O. (2013). Kamus Hubungan Internasional. (W. Juanda, Trans.)

Michigan: West Michigan University.

Kaldor, M. (2007). Human Security. Cambridge: Polity Press.

Keukeleire, S., & MacNaughtan, J. (2008). The Foreign Policy of the European

Union. London: Palgrave MacMillan.

Moran, M., Rein, M., & Goodin, R. E. (2006). The Oxford Handbook of Public

Policy. New York: Oxford University Press Inc.

Nugroho, D. R. (2009). Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia.

Parsons, W. (2005). Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Peou, S. (2014). Human Security Studies. Theories, Methods and Themes.

London: World Scientific Publishing Co.Pte. Ltd.

Perwita, A. A., & Yani, Y. M. (2011). Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachmat, A. N. (2015). Keamanan Global: Transformasi Isu Keamanan Pasca

Perang Dingin. (S. Atmowasito, Ed.) Bandung: Alfabeta.

Page 78: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

109

Reus-Smit, C. (2015). Politik Hukum Internasional. (I. M. Zaki, Ed., & D. S.

Widowatie, Trans.) Bandung: Nusa Media.

Sitohang, J. (1998). Keamanan Bersama Uni Eropa dan Masalah Migrasi.

Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Tadjbakhsh, S., & Chenoy, A. M. (2009). Human Security: Concepts and

Implications. New York: Routledge.

Wayne, P. s. (2005). Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

JURNAL:

Dye, T. R. (1978). Understanding Public Policy. Englewood Cliffs: Prentice Hall,

Inc.

Gidron, N., & Bonikowski, B. (2013). Varieties of Populism: Literature Review

and Research Agenda. Weatherhead Center for International Affairs , IV.

Greven, T. (2016, May). The Rise of Right-wing Populism in Europe and the

United States. Friedrich Ebert Stiftung .

Human Security Unit, United Nations. (2009). Human Security in Theory and

Practice. New York: Human Security Unit.

Malik, K. (2014). European Populism and Winning the Immigration Debate. (C.

Sandelind, Ed.) European Liberal Forum , I.

Rystad, G. (2010). Immigration History and the Future of International Migration.

International Migration Review, Vol. 26, No. 4 , 3.

Schmitz, M. (2011). European Interest. (S. Tanuwidjaja, Ed.) The Indonesian

Quarterly , III.

The Refugee Council. (2016). Asylum Seeker in Europe. London: Refugee

Council Information.

Tsebelis, G., & Garrett, G. (2001). The Institutional Foundations of

Intergovernmentalism and Supranationalism in the European Union. (B. M.

Simrell, Ed., & W. Juanda, Trans.) International Organization , II.

Ultan, M. O., & Ornek, S. (2015). Euroscepticism in the European Union.

International Journal of Social Sciences , 49-57.

UN High Commissioner for Refugees. (2015). Global Trends: Forced

Displacement in 2015. New York.

Page 79: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

110

United Nations Development Programme. (1994). Human Development Report

1994. New York: Oxford University Press.

United Nations Development Programme. (2013). Human Security. New York:

Oscar A. Gomez ; Des Gasper.

Vasilopoulou, S. (2009). Th Case of the European Extreme Right. Varieties of

Euroscepticism , 3-23.

WEBSITE:

Aljazeera. (2016, Oktober 2). Hungary Votes on EU Refugee Quotas Referendum.

Retrieved April 24, 2017, from Aljazeera:

http://www.aljazeera.com/news/2016/10/hungary-votes-eu-refugee-quotas-

referendum-161002042908625.html

BBC. (2015, September 4). Hungary PM Viktor Orban. Retrieved April 24, 2017,

from BBC: http://www.bbc.com/news/world-europe-16390574

BBC UK. (2015, Januari 13). Thousands of Germans Protesting. Retrieved April

24, 2017, from BBC Newsbeat:

http://www.bbc.co.uk/newsbeat/article/30694252/why-are-thousands-of-germans-

protesting-and-who-are-pegida

Ben-David, E. (2009). Europe Shifting Immigration Dynamic. Dipetik Oktober

22, 2016, dari http://www.meforum.org/2107/europe-shifting-immigration-

dynamic.

Council of European Union. (2008). European Pact on Immigration and Asylum.

Dipetik Oktober 22, 2016, dari

ttp://europe.eu/legislation_summaries/justice_freedom_security/free_movement_o

f_persons_asylum_immigration/j10038_en.htm.

Dearden, L. (2016, Agustus 27). Hungary Massive New Border Fence. Retrieved

April 24, 2017, from Independent:

http://www.independent.co.uk/news/world/europe/hungary-massive-new-border-

fence-to-keep-out-refugees-prime-minister-orban-turkey-eu-hold-them-back-

a7212696.html

Deutsche Welle. (2016, Mei 9). What is the Alternative for Germany? Retrieved

April 24, 2017, from DW: http://www.dw.com/en/what-is-the-alternative-for-

germany/a-19527050

Edwards, A. (2016, June 20). Global forced displacement hits record high.

Retrieved February 18, 2017, from UNHCR: The UN Refugee Agency:

http://www.unhcr.org/news/latest/2016/6/5763b65a4/global-forced-displacement-

hits-record-high.html

Page 80: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

111

European Commissions. (2017, February 17). Common European Asylum System.

Retrieved February 18, 2017, from European Commissions Migration and Home

Affairs: https://ec.europa.eu/home-affairs/what-we-do/policies/asylum_en

European Union. (2017, Maret 5). EU institutions and other bodies. Retrieved

Maret 20, 2017, from Europa.eu: https://europa.eu/european-union/about-

eu/institutions-bodies_en

Fukuda-Parr, S., & Messineo, C. (2011). Human Security. Retrieved 12 14, 2016,

from https://www.files.ethz.ch/isn/129658/Fukuda-Parr_and_Messineo_2011-

04.pdf.

Gomez, O. A., & Gasper, D. (2013). Human Security , A Thematic Guidance Note

for Regional and National Development Report Teams. Dipetik 12 14, 2016, dari

http://hdr.undp.org/sites/default/files/human_security_guidance_note_r-nhdrs.pdf.

Gross, J. (2016, June 24). The Wall Street Journal. Retrieved October 12, 2016,

from David Cameron to Resign After Losing His Big ‘Brexit’ Gamble in EU

Referendum: http://www.wsj.com/articles/cameron-loses-his-big-brexit-gamble-

1466740195

Hardoko, E. (2017, Februari 27). Serangan terhadap Pengungsi di Jerman.

Retrieved April 22, 2017, from Kompas Internasional:

http://internasional.kompas.com/read/2017/02/27/06145521/tahun.lalu.terjadi.3.50

0.serangan.terhadap.pengungsi.di.jerman

Human Rights Watch. (2016, November 23). EU Policies Put Refugees at Risk.

Retrieved Maret 21, 2017, from Human Rights Watch:

https://www.hrw.org/news/2016/11/23/eu-policies-put-refugees-risk

International Organization for Migration. (2012). Global Miggration Flows.

Dipetik October 21, 2016, dari http://www.iom.int/cms/en/sites/iom/home/about-

migration/facts--figures-1.html.

Kurekova, L. (2011). Theories of Immigration. Diambil kembali dari

http://cream.conference-

services.net/resources/952/2371/pdf/mecsc2011_0139_paper.pdf.

Magyar. (2016, Desember 1). Understanding Migration and Asylum in the

European Union. Retrieved Maret 20, 2017, from Open Society Foundations:

https://www.opensocietyfoundations.org/explainers/understanding-migration-and-

asylum-european-union

Nixon, S. (2013, April 9). Visi Thatcher tentang Eropa. Retrieved February 13,

2017, from The Wall Street Journal: http://indo.wsj.com/posts/2013/04/09/visi-

thatcher-tentang-eropa/

Onyanga-Omara, J. (2016, June 28). Timeline: Terror attacks in Europe.

Retrieved February 13, 2017, from USA Today:

Page 81: PENGARUH KEBIJAKAN PENGUNGSI UNI EROPA TERHADAP ... · Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini difokuskan kepada analisis pengaruh

112

http://www.usatoday.com/story/news/world/2016/03/22/timeline-terror-attacks-

europe/82108892/

Rothwell, J., & Foster, P. (2016, Oktober 3). Hungary Referendum. Retrieved

April 26, 2017, from The Telegraph:

http://www.telegraph.co.uk/news/2016/10/02/hungary-votes-no-to-migrant-

quotas-polls-suggest---but-what-does/

School of Sociology, Politics and International Studies. (2008, February 11).

Human Security Research: Progress, Limitations and New Directions. Dipetik

December 16, 2006, dari http://www.bristol.ac.uk/media-

library/sites/spais/migrated/documents/christiearcharya1108.pdf.

Shinoda, H. (2004). The Concept of Human Security: Historical and Theoretical

Implications. Dipetik Desember 16, 2016, dari http://home.hiroshima-

u.ac.jp/heiwa/Pub/E19/chap1.pdf.

Suhrke, A. (1999, September 3). Human Security and the Interests of States.

Dipetik Desember 16, 2016, dari

https://www.researchgate.net/publication/249687695_Human_Security_and_the_I

nterests_of_States.

Tempo. (2016, September 5). Pemilu Parlemen Jerman. Retrieved April 24, 2017,

from Tempo: https://m.tempo.co/read/news/2016/09/05/117801758/pemilu-

parlemen-partai-merkel-kalah-oleh-partai-anti-islam

The Economist. (2015, Agustus 21). Germany, the EU country which takes the

most asylum seekers, is straining. Retrieved April 12, 2017, from The Economist:

http://www.economist.com/news/europe/21661941-wanting-burden-shared-

germany-eu-country-which-takes-most-asylum-seekers-straining

The Economist. (2016, April 25). Refugees in Germany. Retrieved April 12, 2017,

from The Economist:

http://www.economist.com/blogs/graphicdetail/2016/04/daily-chart-8

Travis, A. (2015, Agustus 28). Migrants, refugees and asylum seekers: what's the

difference? Retrieved Maret 14, 2017, from The Guardian:

https://www.theguardian.com/world/2015/aug/28/migrants-refugees-and-asylum-

seekers-whats-the-difference

UN High Commissioner for Refugees. (2015, September 14). Europe Situation.

Retrieved February 18, 2017, from UNHCR: The UN Refugee Agency:

http://www.unhcr.org/europe-emergency.html