pengaruh keangkaramurkaan durga terhadap burisrawa …

19
1 Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa Dalam Lakon Panakawan Kembar Muhammad Fauzi Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia [email protected], Abstrak Lakon merupakan istilah lain dari drama. Lakon dalam masyarakat Jawa terdiri dari beberapa jenis, seperti kethoprak, wayang wong (wayang orang), ludruk, dan drama tradisional. Lakon yang diteliti yaitu lakon klasik wayang orang dengan objek pengkajian berupa naskah lakon wayang orang dengan judul Panakawan Kembar. Naskah ini ditulis oleh Undung Wiyono selaku tim Wayang Orang Sekar Budaya Nusantara dan dipentaskan pertama kali pada tahun 2005 oleh TVRI. Pemilihan objek penelitian ini karena dalam naskah lakon Panakawan Kembar terdapat pesan moral yang dapat menjadi contoh kehidupan di masyarakat. Terdapat konflik pertarungan antara sifat baik melawan sifat buruk. Penelitian naskah wayang orang Panakawan Kembar dilakukan dengan cara penelitian struktural menggunakan buku teori Analisis Drama dan Teater karya Soediro Satoto dan buku teori Etika Jawa : Sebuah Analisis Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa (1984) karya Franz Magnis Suseno. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mencapai tujuan yaitu mengetahui nilai moralitas dan memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat baik yang terdapat dalam naskah lakon Panakawan Kembar. Kata kunci: drama, struktural, panakawan, moralitas, wayang. Pendahuluan Sastra merupakan karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman, 1990:70). Dalam buku Membaca Sastra (2002:16) Teks sastra atau sastra tulis digolongkan menjadi tiga genre, yaitu genre puisi, prosa, dan drama. Genre dalam sastra tulis salah satunya adalah lakon. Lakon merupakan istilah lain dari drama. Lakon berasal dari bahasa jawa ‘laku’ yang ditambah akhiran ‘an’. (Satoto, 2016:36). Menurut Poerwadarminta dalam kamusnya Baoesastra djawa (1939:257), laku memiliki arti tindakan. Lakon merupakan salah satu jenis sastra selain prosa dan puisi. Definisi lakon ialah karangan berbentuk drama yang ditulis dengan maksud untuk dipentaskan (Sudjiman, 1990:41). Lakon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti karangan yang disampaikan kembali melaluli tindak-tanduk dalam benda perantara hidup (manusia) atau sesuatu (boneka, Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

1

Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa Dalam Lakon

Panakawan Kembar

Muhammad Fauzi

Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

[email protected],

Abstrak

Lakon merupakan istilah lain dari drama. Lakon dalam masyarakat Jawa terdiri dari beberapa jenis, seperti kethoprak, wayang wong (wayang orang), ludruk, dan drama tradisional. Lakon yang diteliti yaitu lakon klasik wayang orang dengan objek pengkajian berupa naskah lakon wayang orang dengan judul Panakawan Kembar. Naskah ini ditulis oleh Undung Wiyono selaku tim Wayang Orang Sekar Budaya Nusantara dan dipentaskan pertama kali pada tahun 2005 oleh TVRI. Pemilihan objek penelitian ini karena dalam naskah lakon Panakawan Kembar terdapat pesan moral yang dapat menjadi contoh kehidupan di masyarakat. Terdapat konflik pertarungan antara sifat baik melawan sifat buruk. Penelitian naskah wayang orang Panakawan Kembar dilakukan dengan cara penelitian struktural menggunakan buku teori Analisis Drama dan Teater karya Soediro Satoto dan buku teori Etika Jawa : Sebuah Analisis Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa (1984) karya Franz Magnis Suseno. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mencapai tujuan yaitu mengetahui nilai moralitas dan memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat baik yang terdapat dalam naskah lakon Panakawan Kembar.

Kata kunci: drama, struktural, panakawan, moralitas, wayang.

Pendahuluan

Sastra merupakan karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti

keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman, 1990:70). Dalam

buku Membaca Sastra (2002:16) Teks sastra atau sastra tulis digolongkan menjadi tiga genre,

yaitu genre puisi, prosa, dan drama. Genre dalam sastra tulis salah satunya adalah lakon.

Lakon merupakan istilah lain dari drama. Lakon berasal dari bahasa jawa ‘laku’ yang

ditambah akhiran ‘an’. (Satoto, 2016:36). Menurut Poerwadarminta dalam kamusnya

Baoesastra djawa (1939:257), laku memiliki arti tindakan.

Lakon merupakan salah satu jenis sastra selain prosa dan puisi. Definisi lakon ialah

karangan berbentuk drama yang ditulis dengan maksud untuk dipentaskan (Sudjiman,

1990:41). Lakon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti karangan yang disampaikan

kembali melaluli tindak-tanduk dalam benda perantara hidup (manusia) atau sesuatu (boneka,

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 2: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

2

wayang) sebagai pemain. Lebih jelasnya, naskah lakon adalah cerita yang ditulis untuk

dipentaskan, sedangkan lakon adalah hasil pementasan dari naskah lakon.

Pengkajian lakon dapat dilaksanakan menggunakan dua aspek, yaitu aspek sastra atau

literer dan aspek pementasan atau teatrikal (Satoto, 2016:13). Aspek literer lebih

mementingkan unsur-unsur struktural naskahnya, sedangkan aspek teatrikal lebih

mementingkan penggarapan dan pementasannya. Pada pengkajian ini, lakon yang diteliti

adalah jenis lakon wayang orang melalui aspek literer.

Objek pengkajiannya berupa naskah lakon wayang orang berjudul Panakawan Kembar.

Naskah ini ditulis oleh Bapak Undung Wiyono. Naskah ini dipertunjukan pertama kali oleh

tim Wayang Orang Sekar Budaya Nusantara pada tahun 2005 di Televisi Republik Indonesia

(TVRI). Kemudian dipentaskan secara langsung pada tahun 2015 dengan judul yang diubah

menjadi Panakawan Tanding di Gedung Kesenian Jakarta.

Penelitian sastra lakon melalui aspek literer hanya sebatas penelitian struktural. Oleh

karena itu untuk mencapai tujuan penelitian hanya berfokus kepada unsur-unsur struktural

sastra. Unsur yang difokuskan dalam penelitian ini yaitu tokoh dan penokohan serta amanat.

Unsur tokoh dan penokohan sangat berperan penting dalam suatu karya sastra lakon untuk

menimbulkan masalah dalam cerita lakon tersebut. Tokoh dan penokohan juga berfungsi

untuk menyampaikan pesan moral atau amanat kepada pembaca atau penikmat karya sastra

lakon tersebut. Pada penelitian ini juga tidak mengabaikan unsur lain selain unsur tokoh,

penokohan, dan amanat. Akan tetapi juga menganalisis semua unsur struktural. Pada dasarnya

unsur struktural memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain sehingga membentuk

suatu karya sastra yang utuh.

Lakon Panakawan Kembar merupakan lakon carangan atau lakon yang bersifat tidak

pokok atau tidak ada dalam kitab cerita wayang, baik Mahabharata maupun Ramayana. Akan

tetapi cerita ini merupakan sebuah cerita pembaruan dari lakon Sembadra Larung

(Ensiklopedi Wayang, 1999 : 273). Lakon Panakawan Kembar merupakan lakon pembaruan,

maka dari itu dapat diketahui bahwa lakon Panakawan Kembar dibuat dengan gaya atau

gagrak Surakarta. Gaya atau gagrak Surakarta memiliki suatu ciri khas sendiri yaitu sering

melakukan pembaruan dalam cerita-cerita wayang atau Yasa Enggal. (Soetarno, 2011).

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam

naskah lakon wayang orang Panakawan Kembar, yaitu menjelaskan bagaimana unsur-unsur

teks saling mengkonstruksi dalam naskah lakon wayang orang Panakawan Kembar serta

bagimana moralitas yang dapat dipetik dalam naskah lakon wayang orang Panakawan

Kembar. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang dapat menambah ilmu dan

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 3: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

3

wawasan pembaca di bidang sastra pada umumnya dan di bidang lakon dan naskah wayang

orang pada khususnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan renungan bagi

masyarakat untuk mengenal, mengetahui, kemudian memilih sifat-sifat yang disampaikan

melalui naskah lakon Panakawan Kembar.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu, tidak banyak ditemukan penelitian mengenai naskah lakon,

namun terdapat penelitian tentang wayang. Salah satunya penelitian berbentuk skripsi karya

Hanief Syafi Al Umam dengan judul Lakon Antasena Takon Rama “Perangipun Kakang

Kawah Adhi Ari-Ari” (2016). Penelitian tersebut menggunakan sumber data naskah lakon

hasil dari pementasan atau transkrip. Penelitian tersebut pun terbatas, penulis hanya meneliti

unsur-unsur strukturalnya saja tanpa menganalisis budaya yang terkandung dalam lakon

tersebut.. Berbeda dengan penelitian saat ini dimana peneliti juga melakukan analisis

mengenai nilai-nilai keutamaan dan keangkaramurkaan serta pengaruh besar seorang tokoh

terhadap tokoh utama yaitu pengaruh keangkaramurkaan Durga kepada Burisrawa.

Data dan Metodologi

Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu naskah lakon dengan judul Panakawan

Kembar karya Undung Wiyono yang dipentaskan oleh tim wayang orang Sekar Budaya

Nusantara tahun 2005. Selanjutnya sumber data pada penelitian ini disebut NLPK.

Penelitian ini disusun menggunakan teori Prof. Dr. H. Soediro Satoto dalam bukunya,

Analisis drama & Teater (2016). Buku tersebut menjelaskan pengertian drama/lakon dan

menjabarkan unsur-unsur pembangun sebuah drama/lakon. Unsur-unsur tersebut yang

kemudian disebut unsur-unsur struktural. Teori tersebut dipilih sebagai teori dasar dalam

penelitian ini karena lebih berfokus kepada struktural drama/lakon.

Selain itu, penelitian ini dikerjakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif dalam bentuk kata-kata yang

tertulis maupun bentuk lisan dari obyek yang diamati. Metode tersebut dipilih untuk

mengungkapkan pendapat atau tanggapan masyarakat terhadap suatu masalah. Metode ini

juga bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik yang berlaku,

membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 4: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

4

Pada penelitian naskah lakon wayang orang berjudul Panakwan Kembar, terdapat

tahapan-tahapan analisis yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah temuan menggunakan

teori dan metodologi di atas. Tahapan-tahapan analisis pada NLPK digambarkan

menggunakan bagan berikut ini:

(Bagan Tahapan Analisis)

Keterangan bagan:

Analisis NLPK dimulai dengan menganalisis unsur-unsur struktural yang saling berkaitan

satu sama lain, yaitu penokohan, alur, latar, tema dan amanat, tikaian, dan cakapan. Setelah

menganalisis unsur-unsur struktural NLPK, kemudian dilakukan analisis etika berdasarkan

analisis struktural sebelumnya. Kemudian setelah melakukan analisis struktural dan etika,

ditarik kesimpulan dari temuan-temuan dalam analisis-analisi tersebut.

Pertarungan Dalam Lakon Panakawan Kembar

Jika dilihat berdasarkan siklus cerita wayang, maka cerita dalam NLPK termasuk

kedalam siklus cerita wayang Mahabharata. Hal tersebut dapat dilihat pada tokoh-tokoh yang

muncul dalam cerita Panakawan Kembar yaitu para Pandawa dan Panakawan. Tokoh-tokoh

yang muncul dalam NLPK merupakan tokoh-tokoh yang terdapat dalam siklus Mahabharata.

Tokoh-tokoh tersebut kemudian dibagi menjadi dua pihak yang saling berperang. Pihak

pertama yaitu pihak Arjuna dan pihak kedua yaitu pihak Burisrawa.

Penokohan

Alur

Latar

Tema dan Amanat

Tikaian

Cakapan

Naskah Lakon Wayang Orang Panakawan Kembar

Etika

Kesimpulan

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 5: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

5

Penjabaran tokoh-tokoh NLPK dikategorikan berdasarkan peran watak, seperti yang

tampak pada tabel berikut :

Protagonis Antagonis Tritagonis

1. Arjuna

2. Sembadra

1. Bathari Duurga

2. Burisrawa

1. Prabu Kresna

2. Resi Kanwa

Peran Pembantu

1. Semar

2. Gareng

3. Petruk

4. Bagong

5. Patih Sucitra

6. Patih Surata

7. Ulupi

8. Puntadewa

9. Werkudara

10. Panakawan palsu

Berdasarkan tabel pengelompokan tokoh di atas, tokoh-tokoh dalam NLPK dibagi

menjadi empat kelompok. Keempat kelompok tersebut yaitu Protagonis yang terdiri dari

Arjuna, Sembadra. Antagonis yang terdiri dari Bathari Durga dan Burisrawa. Tritagonis yang

terdiri dari Kanwa dan Kresna. Serta kesepuluh tokoh peran pembantu yang terdiri dari

Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Patih Sucitra, Patih Surata, Ulupi, Puntadewa, Werkudara,

Panakawan Palsu. Tabel tersebut membuktikan bahwa tokoh-tokoh yang hadir di dalam

NLPK merupakan tokoh-tokoh yang bercerita atau hadir dalam siklus cerita wayang

Mahabharata. Jika dilihat hanya berdasarkan tokoh utamanya pun sudah dapat disimpulkan

bahwa tokoh Arjuna yang berperan sebagai tokoh utama berada di siklus cerita wayang

Mahabharata.

Tokoh antagonis, protagonis, dan tritagonis sangat berpengaruh dalam cerita NLPK.

Ketiga kelompok tokoh tersebut yang membangun konflik dalam cerita NLPK. Sedangkan

kesepuluh tokoh peran pembantu tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya cerita dalam

NLPK. Kesepuluh tokoh tersebut merupakan bumbu-bumbu penyedap dalam penulisan karya

sastra agar karya sastra tersebut lebih menarik dan bernilai lebih. Tidak banyak dialog yang

diucapkan oleh kesepuluh tokoh di atas. Meski demikian, para Panakawan baik yang asli

maupun yang palsu tetap berdialog membawakan cerita secara improvisasi terutama pada saat

adegan Gara-gara. Oleh karena itu hanya sedikit ditemukan data mengenai para panakawan.

Meski demikian Panakawan tetap dijadikan judul lakon.

Pihak Arjuna dibantu oleh kedua kakaknya yaitu Puntadewa dan Werkudara. Puntadewa

dikenal juga dengan nama Yudihistira yang merupakan kakak pertama Arjuna. Werkudara

dikenal juga dengan nama Bima yang merupakan kakak kedua Arjuna. Puntadewa,

Werkudara dan Arjuna ditambah kedua adiknya yaitu Nakula dan Sadewa adalah pihak yang

memiliki sifat-sifat keutamaan. Kelompok tersebut bernama Pandawa. Selain dibantu oleh

kedua kakaknya, Arjuna juga dibantu Prabu Kresna, brahmana bernama Resi Kanwa, dua

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 6: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

6

patih Kesatrian Madukara dan para abdi yaitu Panakawan. Panakawan terdiri dari Semar,

Gareng, Petruk, dan Bagong.

Di pihak lawan, Burisrawa dibantu oleh Bathari Durga yang merupakan penguasa Hutan

Krendawahana. Dikutip dari Ensiklopedi Wayang aksara D-E-F terbitan Senawangi (2017),

Bathari Durga pada awalnya bernama Dewi Uma yang merupakan istri dari Bathara Guru.

Dewi Uma dikutuk oleh Bathara Guru karena menolak diajak bercumbu diatas lembu Andini

menjadi seseorang yang berwujud raksasa perempuan. Dewi Uma yang telah berubah wujud

menjadi raksasa perempuan kemudian ditukar badannya dengan badan Sang Hyang Permoni

yang berwatak jahat dan culas oleh Bathara Guru. Badan rasaksa perempuan yang berjiwa

culas tersebut diberi nama Bathari Durga dan diberi tempat tinggal di Hutan Krendawahana.

Bathari Durga berkuasa atas segala jin, demit, genderuwo, hantu, dan makhluk halus lainnya.

Jika dilihat dari sekian banyak makhluk halus yang menjadi pengikutnya, terdapat empat

makhluk halus yaitu Jaramaya, Palasiya, Klenthing Mungil, dan Topeng Greges di dalam

NLPK. Keempat makhluk tersebut dipilih untuk membantu Burisrawa dengan cara diubah

wujudnya menjadi para Panakawan.

Pertarungan antara keutamaan dan keangkaramurkaan digambarkan menggunakan bagan

berikut ini :

Keterangan ikon

: satu tokoh mendukung tokoh lainnya

: satu tokoh memiliki hubungan dengan tokoh lainnya

: suatu tokoh mengalami konflik dengan tokoh lainnya.

Burisrawa

Durga

Arjuna

Sembadra

Puntadewa

Werkudara

Semar

Gareng

Petruk

Bagong

Ulupi Sucitra

Surata

Panakawan Palsu

Kanwa

Kresna

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 7: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

7

Keterangan bentuk bagan Keterangan warna

: tokoh Protagonis : Keutamaan

: tokoh Antagonis : Keangkaramurkaan

: tokoh Tritagonis

: tokoh Peran Pembantu

Pada NLPK, Bathari Durga berpihak kepada Burisrawa yang sebagaimana sudah

dijelaskan bahwa Burisrawa berada dipihak angkara. Kekuatan yang dimiliki oleh Bathari

Durga sangat berpengaruh terhadap rencana jahat Burisrawa untuk menculik Dewi Sembadra.

Bathari Durga menggunakan kekuatannya untuk mengubah wujud Burisrawa menjadi sesosok

Arjuna palsu yang dapat mengelabuhi Dewi Sembadra dan para patih Kesatrian Madukara.

Pengaruh yang diberikan Bathari Durga terlihat jelas sangat kuat mempengaruhi Burisrawa.

Jika Bathari Durga tidak memberikan pengaruh kekuatannya terhadap Burisrawa maka dapat

dipastikan tidak ada konflik dalam NLPK. Hal tersebut dikarenakan munculnya kedua tokoh

tersebut di awal cerita sehingga sangat berpengaruh terhadap plot atau alur cerita lakon

Panakawan Kembar. Jika tidak ada pengaruh Bathari Durga terhadap Burisrawa maka tidak

akan ada penculikan dan tikaian-tikaian lain dalam NLPK.

Cerita NLPK yang terdiri dari empat adegan dijelaskan sebagai berikut :

• Adegan I

Diceritakan Burisrawa sedang gundah-gulana karena jatuh cinta kepada Dewi Sembadra.

Cinta Burisrawa bertepuk sebelah tangan tanpa mendapatkan balasan dari sang pujaan hatinya

karena Dewi Sembadra telah dipersunting dan menjadi istri Arjuna. Rasa cintanya yang begitu

besar kepada Dewi Sembadra membuatnya gelap mata. Burisrawa melakukan Tapa untuk

meminta pertolongan kepada Bathari Durga. Usaha yang dilakukannya tidak sia-sia, Bathari

Durga memberikan pertolongan kepada Burisrawa dengan mengubahnya menjadi sosok

Arjuna dan memberikan bantuan empat prajurit yang diubah menjadi para Panakawan.

• Adegan II

Patih Sucitra dan Patih Surata sedang berada di taman Madukara. Kedua patih tersebut

berada di taman Madukara bersama Dewi Sembadra dan para putri taman. Tiba-tiba

Burisrawa yang berwujud Arjuna palsu datang dan langsung merayu Dewi Sembadra. Dewi

Sembadra merasa aneh dengan sikap suaminya yang tidak seperti biasanya. Dirinya menaruh

curiga kepada suaminya sedangkan suaminya, Arjuna palsu semakin kasar memperlakukan

istrinya.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 8: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

8

Kedua patih yang dibantu oleh para putri taman tersebut segera menghalangi Arjuna

palsu. Berkat bekal kekuatan Arjuna palsu yang diberikan oleh Bathari Durga, Arjuna palsu

tersebut berhasil menculik Dewi Sembadra dengan menggunakan ilmu yang membuat kedua

patih dan para putri raja tidak sadarkan diri. Kemudian Arjuna palsu menghilang bersama

Dewi Sembadra.

Arjuna asli datang bersama para Pandawa, tidak lama kemudian disusul oleh Prabu

Kresna. Melihat keadaan genting, Prabu Kresna menyarankan kepada Arjuna untuk mencari

brahmana sakti dengan tujuan meminta bantuan menemukan kembali istrinya, Dewi

Sembadra. Tanpa menunggu waktu, Aruna bergegas mencari brahmana tersebut.

• Adegan Gara-gara

Gara-gara merupakan sebuah adegan yang diceritakan oleh dalang mengenai dunia yang

sedang dilanda bencana alam yang berpengaruh sampai ke kayangan. Setelah itu ditampilkan

adegan yang santai dan diluar dari lakon yang sedang dibawakan oleh dalang tersebut. Tokoh-

tokoh yang muncul itu adalah keempat punakawan.

Pada NLPK tidak terdapat dialog untuk gara-gara. Dialog gara-gara tidak tertulis dalam

naskah melainkan dilakukan secara spontan. Dalam NLPK hanya terdapat keterangan bahwa

terdapat satu adegan setelah adegan II dan sebelum adegan III, yaitu gara-gara.

• Adegan III

Ketika di tengah hutan, Arjuna bertemu dengan Brahmana yang bernama Resi Kanwa

dan putrinya bernama Dewi Ulupi. Melihat ketampanan Arjuna, Resi Kanwa berniat

menjadikannya menantu. Arjuna bersedia dijadikan menantu tetapi dengan satu syarat.

Syaratnya adalah membantu menemukan Dewi Sembadra yang diculik Burisrawa. Resi

Kanwa mengeluarkan kesaktiannya, tiba-tiba Arjuna dan para Panakawan palsu muncul.

Dewi Sembadra bingung melihat dua Arjuna dan dua Panakawan.

Kedua Arjuna lalu berperang tanding satu lawan satu. Kekuatan keduanya sama. Suasana

semakin menegang. Tiba-tiba Resi Kanwa mengadakan sayembara. Barangsiapa yang dapat

masuk kedalam pusaka Kendi Pratala, dialah Arjuna yang asli. Sayambara pun dimulai,

awalnya Arjuna asli gagal. Arjuna palsu pun mencoba masuk ke dalam Kendi Pratala,

kemudian Arjuna palsu berhasil masuk ke dalam kendi. Dengan sigap, Resi Kanwa langsung

menutup kendi. Kendi tersebut kemudian dibanting. Aruna yang di dalam kendi berubah

wujud menjadi Burisrawa. Kemudian datanglah Prabu Kresna dan para Pandawa.

• Adegan IV

Pada adegan terakhir diceritakan para Panakawan asli bertarung dengan para Panakawan

palsu. Panakawan palsu kalah dan berubah wujud menjadi siluman pengikut Bathari Durga.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 9: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

9

Sama halnya seperti adegan gara-gara, pada adegan IV tidak ditemukan data yang spesifik

dan hanya terdapat keterangan sebagai berikut : “PANAKAWAN KEMBAR!!!! Mereka

saling ruket, Panakawan palsu badhar. Selesai…”

Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan pada tiap adegan diurutkan untuk menentukan jenis

alur apa yang terdapat dalam NLPK. Urutan peristiwa dijabarkan sebagai berikut :

1. Gundah-gulananya Burisrawa karena jatuh cinta kepada Dewi Sembadra.

2. Negosiasi antara Burisrawa dengan Bathari Durga.

3. Wujud Burisrawa diubah oleh Bathari Durga menjadi Arjuna dan empat siluman Bathari

Durga menjadi Panakawan.

4. Penyampaian pesan Sembadra terhadap Patih Sucitra dan Patih Surata agar selalu

menjaga kedamaian Kasatrian Madukara

5. Rayuan Arjuna palsu terhadap Dewi Sembadra.

6. Penculikan Dewi Sembadra oleh Arjuna palsu.

7. Kemunculan para Pandawa dan Prabu Kresna.

8. Pemberian saran kepada Arjuna asli untuk mencari Brahmana oleh Prabu Kresna.

9. Pertemuan antara Arjuna asli dengan Resi Kanwa.

10. Negosiasi antara Arjuna asli dengan Resi Kanwa.

11. Pembacaan mantra oleh Resi Kanwa untuk memanggil Arjuna palsu.

12. Perang antara kedua Arjuna.

13. Sayembara Memasuki Kendi Pratala.

14. Terkuaklah siapa Arjuna palsu yang menculik Dewi Sembadra.

15. Perang antara kedua Panakawan.

16. Kembalinya wujud Panakawan palsu menjadi anak buah Bathari Durga.

Peristiwa-peristiwa di atas menjelaskan bahwa awal mula konflik dalam NLPK yaitu

pada peristiwa dimana Burisrawa meminta pertolongan kepada Bathari Durga. Hal tersebut

menjelaskan bahwa pengaruh keangkaramurkaan yang diberikan Bathari Durga sangat besar

terhadap Burisrawa sehingga muncul konflik yang membantu jalannya cerita.

Berdasarkan urutan peristiwa di atas, laju cerita NLPK digambarkan dengan gambar alur

sebagai berikut ini :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Alur Maju

Hal tersebut dikarenakan hubungan antar peristiwa berurutan dan berkesinambungan

secara kronologis dari tahap awal hingga tahap akhir.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 10: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

10

2. Alur Erat.

Pada segi kualitatif, alur NLPK termasuk ke dalam alur erat karena rangkaian peristiwa

sangat padu di dalamnya.

3. Alur Tunggal

Pada segi kuantitatif, alur NLPK termasuk ke dalam alur tunggal karena tidak ada alur lain

yang tumpang tindih. Tidak ada pencabangan alur di dalam NLPK.

4. Alur Lurus

Alur dalam NLPK merupakan alur lurus karena jalinan peristiwa memiliki tahapan yang

urut atau runtut mulai dari peristiwa pertama hingga sampai peristiwa terakhir.

Penyajian peristiwa pada adegan tidak seluruhnya sampai pada tahapan klimaks

(Darmoko, 2017). Pada naskah lakon pun biasanya ditemukan lebih dari satu kali terjadinya

klimaks. Klimaks bisa terjadi dalam setiap adegan. akan tetapi juga berkemungkinan suatu

peristiwa hanya sampai gawatan saja, belum sampai klimaks sudah mendapatkan selesaian.

Oleh karena itu, penyajian struktur alur pada NLPK menggunakan “Piramida Gustav Freytag”

yang terdapat pada buku teori Analisis Drama dan Teater (Satoto, 2016). Penyajian struktur

alur digambarkan melalui diagram berikut ini:

Adegan I Adegan II Adegan III Adegan IV

……………………. 6 ………………………... 12 ………. 15 …….

…... 2 ………… 5 ........ 7……….... 10 .………..... 13 ……………..

1 3 4 8 9 11 14 16

(Diagram Alur)

Peristiwa pertama yaitu gundah-gulananya Burisrawa yang jatuh cinta terhadap Sembadra

merupakan pengantar persoalan yang terdapat di adegan pertama. Kemudian timbul gawatan

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 11: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

11

berupa negosiasi antara Burisrawa dan Bathari Durga. Atas kesepakatan tersebut kemudian

diubahlah wujud Burisrawa menjadi Arjuna yang merupakan selesaian dari pengantar

pertama. Peristiwa keempat kembali menjadi pengantar persoalan yang terdapat di adegan

kedua yaitu pesan dari Sembadra kepada kedua Patih untuk menjaga taman Madukara.

Timbullah gawatan dari peristiwa munculnya Arjuna palsu yang merayu Sembadra sampai

naik ke titik klimaks dimana Sembadra diculik oleh Arjuna palsu. Setelah klimaks lalu

muncullah para Pandawa dan Prabu Kresna yang menjadi leraian dari klimaks tersebut.

Setelah leraian, terjadilah selesaian dimana Prabu Kresna memberi saran kepada Arjuna untuk

mencari Brahmana yang dapat membantu menemukan kembali istrinya, Sembadra.

Peristiwa selanjutnya yaitu bertemunya Arjuna dengan Brahmana sakti bernama Resi

Kanwa yang merupakan pengantar pada adegan ketiga. Sempat terjadi gawatan pada adegan

ketiga ketika Arjuna bernegosiasi dengan Resi Kanwa dan atas kesepakatan tersebut, Resi

Kanwa dapat menemukan Sembadra dan Arjuna Palsu. Setelah itu terjadilah klimaks yaitu

pertarungan antara Arjuna asli dan Arjuna palsu. Leraian yang muncul yaitu dibuat sayembara

memasuki kendi. Terbongkarlah siapa Arjuna palsu dengan wujud sebenarnya yang menjadi

selesaian pada klimaks kedua adegan tiga. Pada adegan empat, langsung terjadi klimaks yaitu

pertarungan antara Panakawan asli dengan Panakawan palsu dan selesaian yaitu terkuaklah

siapa sosok dari para Panakawan palsu.

Selanjutnya penentuan tema berdasarkan peristiwa-peristiwa fungsional. Peristiwa-

peristiwa fungsional dalam NLPK dimulai dengan peristiwa pertama yaitu gundah-gulananya

Burisrawa karena jatuh cinta kepada Dewi Sembadra. Kemudian peristiwa ketiga yaitu wujud

Burisrawa diubah menjadi Arjuna dan empat siluman Bathari Durga menjadi Panakawan.

Selanjutnya peristiwa keenam yaitu penculikan Dewi Sembadra oleh Arjuna palsu. Kemudian

peristiwa kedelapan yaitu pemberian saran kepada Arjuna asli untuk mencari Brahmana oleh

Prabu Kresna. Selanjutnya peristiwa kesepuluh yaitu negosiasi antara Arjuna asli dengan Resi

Kanwa. Selanjutnya peristiwa kedua belas yaitu perang antara kedua Arjuna dan yang terakhir

peristiwa keempat belas yaitu terkuaknya siapa Arjuna palsu yang menculik Dewi Sembadra.

Tokoh-tokoh yang muncul pada peristiwa fungsional kemudian dijabarkan guna

membantu menemukan tema pada NLPK. Tokoh pertama yaitu Burisrawa yang merupakan

tokoh antagonis yang telah membuat konflik dengan menculik Dewi Sembadra. Tokoh kedua

yaitu Bathari Durga yang juga merupakan tokoh antagonis karena telah menyalahgunakan

kekuatan yang dimiliki untuk membantu berbuat kejahatan. Tokoh ketiga yaitu Arjuna yang

merupakan tokoh protagonis dalam NLPK. Hal tersebut dibuktikan dengan konflik

penculikan istrinya, Dewi Sembadra oleh tokoh antagonis Burisrawa tokoh keempat yaitu

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 12: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

12

Sembadra yang merupakan tokoh protagonis dalam NLPK yang terlibat dalam konflik

penculikan dirinya oleh Burisrawa. Kemudian Prabu Kresna yang menjadi tokoh tritagonis

karena telah memberikan saran untuk menemui brahmana sakti dan tokoh terakhir yaitu Resi

Kanwa selaku tokoh tritagonis kerana telah mempertemukan kedua Arjuna.

Berdasarkan penjabaran peristiwa fungsional dalam alur dan penokohan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tema yang terdapat dalam NLPK adalah pertarungan antara sifat

keutamaan melawan sifat keangkaramurkaan. Sifat-sifat keutamaan yang diwakili oleh Arjuna

melawan sifat-sifat kanagkaramurkaan yang diwakili oleh Burisrawa atas pengaruh Bathari

Durga. Pada umumnya, pertarungan memang menjadi inti cerita dalam setiap naskah lakon.

Baik naskah lakon cerita Ramayana yang menceritakan pertarungan antara Rama Wijaya

melawan Prabu Dasamuka atau Rahwana, maupun naskah lakon cerita Mahabharata yang

menceritakan pertarungan antara pihak Pandawa dengan pihak Kurawa yang masih

bersaudara.

Cerita NLPK ini merupakan bentuk lakon carangan dari cerita Mahabharata, yaitu

Arjuna yang mewakili pihak Pandawa dan Bathari Durga yang mewakili pihak Kurawa. Akan

tetapi cerita NLPK lebih menyerupai kisah dalam cerita Ramayana, yaitu kasus penculikan

Dewi Shinta yang merupakan istri Rama Wijaya oleh Rahwana.

Pertarungan antara tokoh Burisrawa dengan tokoh Arjuna untuk memperebutkan

Sembadra. Jika dilihat dari awal cerita, Burisrawa sudah kalah oleh Arjuna yang berhasil

mendapatkan Sembadra dan mempersuntingnya. Kemudian karena pengaruh kekuatan yang

dimiliki oleh Bathari Durga, Burisrawa berhasil menculik Sembadra. Sedangkan Arjuna dapat

merebut kembali istrinya dengan pengaruh kekuatan yang dimiliki Resi Kanwa atas usulan

Prabu Kresna.

Untuk menjamin stabilitas cerita dalam NLPK, maka pengaruh kekuatan Bathari Durga

terhadap Burisrawa sangan berperan penting. Keangkaramurkaan yang ditimbulkan oleh

sosok Bathari Durga memiliki tempat dalam NLPK yaitu menjadi lawan dari keutamaan yang

ditimbulkan oleh tokoh-tokoh yang berseberangan dengan Bathari Durga. Dengan demikian

maka dapat terwujudnya hakikat drama dengan hadirnya Bathari Durga dalam NLPK.

Dalam NLPK, tikaian yang terjadi ialah tikaian individu dengan individu. Akan tetapi

tiap-tiap individu secara simbolis mewakili sebuah kelompok. Tikaian utama yang terjadi

dalam NLPK adalah pertarungan antara Arjuna dengan Burisrawa. Arjuna merupakan

perwakilan kelompok Pandawa. Sedangkan Burisrawa mewakili kelompok Kurawa. Tikaian

tersebut terjadi karena Burisrawa melakukan penculikan terhadap Dewi Sembadra yang

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 13: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

13

merupakan istri dari Arjuna. Penculikan tersebut dibantu dengan menggunakan kekuatan

Bathari Durga yang dapat mengubah wujud Burisrawa menjadi Arjuna palsu.

Selain tikaian utama atau tikaian pokok, terdapat konflik-konflik dalam NLPK. Konflik-

konflik tersebut berupa klimaks dalam analisis alur sebelumnya. Konflik-konflik tersebut

yaitu :

1. Peristiwa 6

Penculikan Dewi Sembadra oleh Burisrawa yang telah menyamar dengan cara mengubah

wujud menjadi Arjuna. Perubahan wujud Burisrawa dibantu dengan kekuatan Bathari

Durga.

2. Peristiwa 12

Pertarungan antara Aruna asli dengan Arjuna palsu. Pertarungan tersebut terjadi karena

kekuatan Resi Kanwa yang menggunakan kesaktiannya untuk memanggil Arjuna palsu.

Selain itu pertarungan yang sama kuatnya dapat dimenangkan oleh Arjuna asli atas

bantuan Resi Kanwa melalui sayembara.

3. Peristiwa 15

Peperangan antara Panakawan asli dengan Panakawan palsu dan dimenangkan oleh para

Panakawan asli. Kemudian Panakawan palsu berubah kewujud asalnya yaitu para siluman

pengikut Bathari Durga. Para siluman lalu berlarian kembali ke asalnya yaitu hutan

Krendawahana.

Durga dipercaya sebagai Dewi Penolong bagi orang yang menderita karena perlakuan

yang tidak adil. Salah satu contohnya yaitu Burisrawa yang cintanya tidak terbalas oleh Dewi

Sembadra kerana perlakuan yang tidak adil dari kakaknya Dewi Sembadra yaitu Baladewa.

Baladewa pernah berjanji untuk menikahkan Dewi Sembadra dengan Burisrawa. Akan tetapi

Burisrawa gagal untuk menikahi Dewi Sembadra karena pengaruh Prabu Kresna.

(Bagan Pertarungan)

ARJUNA

DURGA

BURISRAWA

SEMBADRA

KRESNA

KANWA Pertarungan keutamaan (Arjuna)

dengan

keangkaramurkaan (Burisrawa)

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 14: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

14

Diagram di atas menjelaskan tentang Burisrawa yang mendapat pengaruh kekuatan

Bathari Durga berada di pihak keangkaramurkaan, sedangkan Arjuna yang mendapat

pengaruh kekuatan Prabu Kresna dan Resi Kanwa berada di pihak keutamaan. Pertarungan

tersebut yang menjadi konflik serta sebagai hakikat inti dari drama Panakawan Kembar

Pada diagram 1 dijelaskan bahwa setelah terjadi klimaks yaitu peristiwa penculikan Dewi

Sembadra yang dilakukan oleh Burisrawa (poin 6), terdapat selesaian yaitu Prabu Kresna

selaku pamong para Pandawa memberikan saran kepada Arjuna untuk mencari brahmana

sakti yang dapat membantu menemukan kembali istrinya (poin 8). Saran yang diberikan oleh

Prabu Kresna kepada Arjuna dapat diartikan sebagai pengaruh kekuatan Prabu Kresna yang

membantu Arjuna dalam mengatasi masalah. Meskipun mungkin Prabu Kresna dapat

langsung membantu Arjuna untuk menyelesaikan masalahnya, akan tetapi alur dibuat

sedemikian rupa untuk memunculkan gawatan baru yang membuat cerita di dalam NLPK

menjadi semakin menarik.

Saran yang diberikan Prabu Kresna membuat Arjuna kembali mendapat pengaruh

kekuatan dari tokoh lain yaitu Resi Kanwa. Berawal dari pertemuannya dengan Resi Kanwa,

Arjuna mengutarakan maksud dan tujuannya. Resi Kanwa bersedia membantu Arjuna tetapi

dengan satu syarat yaitu Arjuna bersedia menikahi putrinya, Ulupi. Atas nasihat dari para

Panakawan, Arjuan bersedia menerima syarat tersebut. Kemudian Resi Kanwa membacakan

Aji Pameling, yaitu kekuatan yang dimilikinya untuk memanggil atau mengundang seseorang

agar datang. Pengaruh kekuatan tersebut membantu mempertemukan Arjuna dengan Dewi

Sembadra, meski demikian Arjuna tidak dapat langsung membawa pulang kembali istrinya

dikarenakan Dewi Sembadra bingung menentukan sosok Arjuna yang asli.

Pengaruh kekuatan Resi Kanwa kembali dimunculkan. Resi Kanwa kemudian

mengeluarkan sebuah kendi bernama kendi paratala dan mengajak kedua Arjuna untuk

melakukan sayembara. Sayembara memasuki kendi tersebut. Siapa yang dapat masuk

kedalam kendi tersebut, ialah yang merupakan sosok Arjuna asli. Akan tetapi ternyata ucapan

Resi Kanwa terbalik. Arjuna palsu yang ternyata dapat memasuki kendi pratala. Setelah

Arjuna palsu masuk kemudian kendi ditutup rapat dan dibanting untuk mengetahui sosok

sebenarnya yang menyamar menjadi Arjuna.

Selain Prabu Kresna dan Resi Kanwa, kehadiran para Panakwan juga berpengaruh

terhadap power (kekuatan) Arjuna untuk menghadapi Burisrawa. Para Panakawan setia

mendampingi Arjuna mencari Brahmana sakti yaitu Resi Kanwa agar bisa membantu

menemukan istrinya. Panakawan juga berperan dalam pengambilan keputusan tentang syarat

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 15: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

15

yang diajukan Resi Kanwa terhadap Arjuna. Meski dalam NLPK, kehadiran para Panakawan

tidak terkait dengan cerita, mereka merupakan simbol adanya sesuatu yang menggejala di

masyarakat yaitu budaya kembar atau tandingan. Hadirnya sosok Panakawan palsu

merupakan simbol budaya tandingan yang sedang menggejala di masyarakat akibat sifat iri,

dengki, dan cemburu atas keberhasilan orang lain.

Kedua tokoh yang mengalami konflik sama-sama mendapatkan pengaruh kekuatan dari

tokoh lainnya. Burisrawa yang mendapat pengaruh kekuatan dari Bathari Durga berada di

pihak keangkaramurkaan dan Arjuna yang mendapat pengaruh kekuatan dari Prabu Kresna

berada di pihak keutamaan. Sekuat apapun pengaruh kekuatan di pihak keangkaramurkaan

pasti akan kalah dengan kekuatan di pihak keutamaan. Sejatinya, keutamaan akan selalu

menjadi pemenang jika bertarung dengan keangkaramurkaan. Hal tersebut terkandung dalam

sebuah proposisi Jawa yaitu Suradira Jayangingrat Lebur Dening Pangastuti.

Menurut Santosa (2013) proposisi tersebut memiliki arti sura (berani), dira (berani),

jayaningrat (menang di dunia), lebur (hancur), dening pangastuti (oleh kebaikan atau

keutamaan). Jika diterjemahkan secara bebas maka akan menjadi kebaikan atau keutamaan

akan mengalahkan semua bentuk kejahatan. Memahami konsep tersebut akan membuat siapa

pun merasa dirinya berdiri di tempat yang benar dan menjadi sosok yang utama. Untuk

mencapai kebenaran atau keutamaan pun tidak selalu diwujudkan dengan kekerasan,

perkelahian, peperangan, tetapi juga diwujudkan melalui kasih sayang. Kasih sayang yang

ditunjukkan kepada orang lain meskipun yang bersangkutan pernah melakukan kesalahan,

akan sangat berguna untuk menumpas kejahatan itu sendiri.

Hal tersebut yang dilakukan oleh Pandawa dan Prabu Kresna kepada Burisrawa setelah

diketahui berbuat kejahatan dengan menyamar menjadi Arjuna. Burisrawa tidak dibunuh

ataupun dihukum. Akan tetapi Burisrawa hanya dinasihati oleh Prabu Kresna bahwa

perbuatannya tersebut salah dan merugikan dirinya sendiri dan agar Burisrawa tidak

mengulangi perbuatannya tersebut. Perlakuan penuh kasih sayang tersebut akan membuat

Burisrawa meminta maaf dan berjanji untuk kembali kejalan yang benar.

Kesimpulan

Berdasarkan siklus cerita wayang, maka cerita dalam NLPK termasuk kedalam siklus

cerita wayang Mahabharata. Tokoh-tokoh yang muncul dalam NLPK merupakan tokoh-

tokoh yang terdapat dalam siklus Mahabharata. Tokoh-tokoh tersebut kemudian dibagi

menjadi dua pihak, yaitu pihak Arjuna dan pihak Burisrawa.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 16: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

16

Pihak Arjuna dibantu oleh kedua kakaknya, Puntadewa dan Werkudara, Prabu Kresna,

Resi Kanwa, dan para Panakawan. Pihak Burisrawa dibantu oleh Bathari Durga. Kekuatan

yang dimiliki oleh Bathari Durga sangat berpengaruh terhadap rencana jahat Burisrawa untuk

menculik Dewi Sembadra. Bathari Durga menggunakan kekuatannya untuk mengubah wujud

Burisrawa menjadi sesosok Arjuna palsu. Jika Bathari Durga tidak memberikan pengaruh

kekuatannya terhadap Burisrawa maka dapat dipastikan tidak ada konflik dalam NLPK.

Keangkaramurkaan yang ditimbulkan oleh sosok Bathari Durga memiliki kedudukan dalam

NLPK yaitu menjadi lawan dari keutamaan yang berasal dari tokoh-tokoh yang berseberangan

dengan Bathari Durga. Dengan demikian maka dapat terwujudnya hakikat drama yaitu sebuah

tikaian dengan hadirnya Bathari Durga dalam NLPK.

Walaupun pada wayang purwa tokoh Bathari Durga dikenal memiliki sifat angkara atau

sifat-sifat buruk, namun Durga dipercaya sebagai Dewi Penolong bagi orang yang terkena

musibah atau sedang menderita karena perlakuan yang tidak adil. Salah satu contohnya yaitu

Burisrawa yang sedang merasakan penderitaan karena cintanya yang tidak terbalas oleh Dewi

Sembadra kerana perlakuan yang tidak adil dari kakaknya Dewi Sembadra yaitu Baladewa.

Sejatinya, keutamaan akan selalu menjadi pemenang jika bertarung dengan

keangkaramurkaan. Hal tersebut terkandung dalam sebuah proposisi Jawa yaitu Suradira

Jayangingrat Lebur Dening Pangastuti. Proposisi tersebut berarti kebaikan atau keutamaan

akan mengalahkan semua bentuk kejahatan. Proposisi tersebut juga mengajarkan agar kita

bisa bersikap baik kepada semua orang termasuk orang yang pernah melakukan kesalahan

kepada diri kita. Dengan demikian perlakuan penuh kasih sayang tersebut akan membuat

orang yang melakukan kesalahan meminta maaf dan berjanji untuk kembali kejalan yang

benar dan banyak berbuat kebaikan.

Pertarungan antara sifat-sifat keutamaan melawan sifat-sifat keangkaramurkaan dalam

lakon wayang orang Panakawan Kembar dimenangkan oleh sifat-sifat keutamaan.

Berdasarkan analisis struktural yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa sifat utama akan

memenangi pertarungan dalam pertarungan dengan sifat angkara. Oleh karena itu masyarakat

jawa dapat menanmkan nilai-nilai keutamaan dalam hidupnya agar mendapatkan kehidupan

yang tentram dan nyaman.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 17: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

17

Daftar Referensi

Buku

Abrams, H. M. (1998). The Mirror and The Lamp : Romantic Theory and The Critical Tradition. New York: Oxford University Press.

Achmad, S. W. (2017). Filsfat Jawa. Yogyakarta: Araska.

Budiman, M. dkk. (2002). Membaca Sastra. Magelang: indonesiatera.

Creswell, J. W. (2010) Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Ahmad Fawaid, penerjemah) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahyono, F. X. (2010). Kiat Menyusun Skripsi dan Strategi Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Penaku.

Rusdy, S. T. (2015). Semiotika dan Filsafat Wayang: Analisis Kritis Pagelaran Wayang. Jakarta: Yayasan Kertagama.

Saleh, M. (1975). Mahabarata. Jakarta: Balai Pustaka.

Santosa, I. B. (2013). Kitab Nasihat Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Dipta.

Satoto, S. (2016). Analisis Drama & Teater. Yogyakarta: Ombak.

Satoto, S. (1989). Pengkajian Drama I. Surakarta: SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS.

Sucipto, M. (2016). Kitab Lengkap Tokoh-Tokoh Wayang dan Silsilahnya. Yogyakarta: Narasi.

Sudjiman, P. (1990). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Suseno, F. M. (1993). Etika Jawa: Sebuah Analisa Filsafat tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Susetya, W. (2008). Ramayana. Yogyakarta: Narasi.

Teeuw, A. (2013). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Artikel Jurnal

Soetarno. (2011). Gaya Pedalangan Wayang Kulit Purwa Jawa Serta Perkembangannya. Jurnal Mudra Vol. 26, No. 1 .

Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2 .

Kamus

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 18: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

18

Poerwadarminta. (1939). BAOESASTRA DJAWA. Batavia: J.B Wolters Uitgevers-Maatschappij N.V Groningen.

Sudjiman, P. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press.

Ensiklopedi

Solichin, d. (2017). Ensiklopedi Wayang Indonesia. Bandung: Mitra Sarana Edukasi.

Pranala

kbbi.web.id. (2017). Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia.

lib.ui.ac.id/unggah/node/7. (2017). Retrieved from Universitas Indonesia Library.

Skripsi

Ardani, A. D. (2016). Rejeki Nomplok Karya Yangti, Analisis Struktural. Depok.

Kustarini, V. (2014). Analisis Tema dan Amanat Dalam Novel Para Pawestri Pejuwang. Depok.

Umam, H. S. (2016). Lakon Antasena Takon Rama “Perangipun Kakang Kawah Adhi Ari-Ari”. Depok.

Disertasi

Darmoko. (2017). Wayang Kulit Purwa Lakon Semar Mbabar Jatidiri: Sanggit dan Wacana Kekuasaan Soeharto. Depok.

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015

Page 19: Pengaruh Keangkaramurkaan Durga Terhadap Burisrawa …

19

Pengaruh motivasi ..., Muhammad Fauzi, FEB UI, 2015