pengaruh islam terhadap

21
Pengaruh Islam Terhadap Perkembangan Akuntasi Sebelum berdirinya peradaban islam,hanya ada dua peradaban besar yaitu bangsa romawi dan bangsa Persia. Pada saat itu telah digunakan akuntasi dalam bentuk perhitungan barang dagangan oleh para pedagang. Dari sejak pergi berdagang sampai pulang kembali (Adnan dan LAbatjo,2006) Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perubahan- perubahan,untung dan rugi. Selain itu orang yahudi banyak melakukan perdagangan menetap dan mencatat piutang mereka (Syahatah,2001) Pada masa Rasulullah praktik akuntasi mulai berkembang setelah ada perintah Allah melalui Alqur’an untuk mencatat transaksi tidak tunai (Alqur’an 2:10) Pengaruh Islam Terhadap Perkembangan Akuntasi Kondisi setelah berdiri dan berkembanganya Pemerintahan Islam A. Penyebaran islam telah memperluas penggunaan angka arab (ditandai dengan adanya angka nol) ke berbagai wilayah didunia. B. Kewajiban mencatat transaksi tidak tunai (lihat QS 2:282) telah mendorong umat Islam peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi percatatan transaksi dikalangan umat. Ini juga mendorong berkembangan partnership. Pengaruh Islam Terhadap Perkembangan Akuntasi

Upload: yusuf-al-rosyadi

Post on 25-May-2015

356 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh islam terhadap

Pengaruh Islam Terhadap

Perkembangan Akuntasi

Sebelum berdirinya peradaban islam,hanya ada dua peradaban besar yaitu bangsa

romawi dan bangsa Persia.

Pada saat itu telah digunakan akuntasi dalam bentuk perhitungan barang dagangan

oleh para pedagang. Dari sejak pergi berdagang sampai pulang kembali (Adnan dan

LAbatjo,2006)

Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan,untung dan rugi.

Selain itu orang yahudi banyak melakukan perdagangan menetap dan mencatat piutang

mereka (Syahatah,2001)

Pada masa Rasulullah praktik akuntasi mulai berkembang setelah ada perintah Allah melalui

Alqur’an untuk mencatat transaksi tidak tunai (Alqur’an 2:10)

Pengaruh Islam Terhadap

Perkembangan Akuntasi

Kondisi setelah berdiri dan berkembanganya Pemerintahan Islam

A. Penyebaran islam telah memperluas penggunaan angka arab (ditandai dengan adanya angka

nol) ke berbagai wilayah didunia.

B. Kewajiban mencatat transaksi tidak tunai (lihat QS 2:282) telah mendorong umat Islam

peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi percatatan transaksi dikalangan umat.

Ini juga mendorong berkembangan partnership.

Pengaruh Islam Terhadap

Perkembangan Akuntasi

C. Kewajiban membayar zakat telah:

Mendorong pemerintahan islam untuk membuat laporan keuangan Baitul

Maal secara periodik,dan

Mendorong pedagang muslim untuk mengklasifikasikan hartanya seseuai

ketentuan zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi nishab

(batas minimal kena zakat) dan haul (1th)

Page 2: Pengaruh islam terhadap

Pengaruh Islam Terhadap

Perkembangan Akuntasi

D. Peran akuntasi menjadi penting dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan

kekayaan pemerintahan dan pedagang.

“……he who learnt accounting will make an appropriate decision… this means that

the teader or any other person cannot express an appropriate opinion or make the

right decision without the assistance of the information recorded in the books”

Imam Ash-Shafi’ie dalam Shahata

Praktek Akuntasi

Pemerintahan Islam

Zaid (2000) menyatakan bahwa pada zaman Rasululullah cikal bakal

pengembangan akuntasi dimulai dari fungsi-fungsi pemerintahan agar

mencapai tujuannya, dan pertunjukkan orang-orang yang kompoten.

Hawary (1988) menungkapkan bahwa pemerintahan Rasulullah memiliki 42

pejabat yang digaji yang terspesialisasi dalam peran dan tugas tersendiri.

Praktek Akuntasi

Pemerintahan Islam

Perkembangan pemerintahan Islam hingga meliputi Timur Tengah,Afrika dan

Asia dizaman Khalifar Umar bin Khatab,telah meningkatkan penerimaan dan

pengeluaran Negara.

Para sahabayt merekomendasikan perlunya pencatatan untuk

mempertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran Negara.

Khalifah Umar bin Khatab mendirikan lembaga yang bernama Diwan (dari kata

dawwana=Tulisan)

Praktek Akuntasi

Pemerintahan Islam

Rehabilitas laporan keuangan pemerintahan dikembangkan oleh Khalifah Umar

bin Abdul Aziz (681-720M) dengan kewajibanmengeluarkan bukti penerimaan

uang (Imam,1973)

Khalifah Al Waleed bin Abdul Malik (705-715 M) mengenalkan catatan dan

register yang terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya (Lasheen,1973)

Page 3: Pengaruh islam terhadap

Praktek Akuntasi

Pemerintahan Islam

Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntasi mencapai tingkat tertinggi

pada masa Daulah Abbasiah.

Akuntasi diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi antara lain:

Akuntasi peternakan,akuntasi pertanian,akuntasi bendahara, akuntasi

konstrksi, akuntasi mata uang,dan pemeriksaan buku (auditing) (Al-

Kalkashandy,1913)

Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntasi mencapai tingkat tertinggi pada masa

Daulah Abbasiah.Akuntasi diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi antara lain:Akuntasi

peternakan,akuntasi pertanian,akuntasi bendahara, akuntasi konstrksi, akuntasi mata uang,dan

pemeriksaan buku (auditing) (Al-Kalkashandy,1913)

Buku Besar

Jaridah Al-Kharaj (merupakan pembukuan pemerintah terhadap hutang pada Individu)

Jaridah Al-NAfaqat (merupakan pembukuan yang digunakan untuk mencatat pengeluaran negara

Jaridah Al-Mal (merupakan pembukuan yang digunakan untuk mencatat penerimaan dan

Jaridah Al-Musadareen (merupakan pembukuan yang digunakan penerimaan sita/denda tidak sesuai

Page 4: Pengaruh islam terhadap

Berbagai Laporan akuntasi yang ikut dikembangkan pada masa Daulah Abbasiah

Laporan

Al-Khitmah (menunjukkan total dan pengeluaran yang dibuat setiap bulan (Bin Jaffar,1981 dalam zaid 2001)

Al Khitmah Al Jama’ah (Laporan Keuangan komprehentif berisikan laporan laba rugi dan neraca yang dilaporkan Pada akhir tahun.

Dlam perhitungan dan penerimaan zakat. Utang zakat diklasifikasikan dalam tiga (3) laporan keuangan yaitu: collectable,doubtful debts,uncollectable debts.

(Lasyin,dalam zaid 2001)

Page 5: Pengaruh islam terhadap

Pendekatan-Pendekatan dalam

Mengembangkan akuntasi Syariah

1. Pendekatan berbasis Akuntasi Kontemporer (Induktif)

2. Pendekatan deduktif dari ajaran islam

3. Pendekatan hybrid

Pendekatan berbasis Akuntasi Kontemporer (Induktif)

Berdasarkan AAOIF (2003),pendekatan ini menggunakan tujuan akuntasi keuangan barat yang sesuai dengan organisasi bisnis orang Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah.

Tujuan Akuntasi Islam berdasarkan pendekatan ini adalah untuk pengambilan keputusan (decision usefulness) memelihara kekayaan institusi (stewardship)

Tujuan decion usefulness Tujuan Stewardship

AAOIFI dalam SFA no. 1

Paragraf 25

IAI dalam KDPP – LKS tahun

2007 Paragraf 30

AAOIFI dalam SFA no. 1

Paragraf 33-34

IAI dalam KDPP – LKS tahun

2007 Paragraf 30

Page 6: Pengaruh islam terhadap

Pendekatan Induktif

Argumen yang mendukung

Pendekatan ini pada dapat diterapkan dan relevan dengan isntitusi yang

memerlukan (Rashid,1987)

Sesuai dengan prinsip Ibaha (Abdelgader,1994)

Argumen yang menentang

Ini tidak bisa diterapkan pada masyarakat yang kehidupannya mesti

berlandaskan pada wahyu. (Gambling & Karim,1991)

Ini merusak karena mengandung asumsi yang tidak Islami (Anwar,1987)

Pendekatan Deduktif

Argumen yang mendukung

Ini akan meminimalisir pengaruh pemikiran sekular terhadap tujuan dan

akuntasi yang dikembangkan (Karim,1995)

Argumen yang menentang

Pendekatan ini sulit dikembangkan dalam bentuk praktisnya (Rosid,1987)

AKUNTASI PERBANKAN SYARIAH:Teori

Dan Praktik Kontompoter

Yaya R.,Martawiredja A.E.,Abdurahim A.

(2009). Salemba Empat

BAB 2PERKEMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH

Page 7: Pengaruh islam terhadap

2.2 Lembaga Keuangan Syariah Modern

Tahun 1963,didesa Mit Ghamr,di Negara Mesir dibentuk sebuah lemabaga keuangan

pedesaan yang bernama MIT GHAMR SAVING BANK yang didirikan oleh ekonom bernama Dr.

Ahmad El Najjar.

Tahun Nama Bank Islam

1963 The mit ghamr bank

1973 Islamic development bank,Jeddah. Philippine amanah bank.

1975 Dubai Islamic bank,dubai. Faisal Islamic bank,Egypt. Faisal Islamic bank,sudan.

1977 Kuwait finance house,Kuwait.

1978 Jordan Islamic bank Jordan. Islamic house universal holding,luxsemburg.

1979 Bahrain Islamic bank,Bahrain. Iran Islamic bank.

1980 Islamic internasional bank,cairo.

1981 Dar-al-mal al-isalmi,Switzerland Islamic finance house,England. Jordan finance

house,joradan. Islamic bank of westrn sudan,sudan.

1982 Islamic bank Bangladesh,Bangladesh kibris,Islamic investment house,Jordan.

1983 Qatar Islamic bank,Qatar. Tadamon Islamic bank,sudan. Faisal Islamic bank,Bahrain.

Bank islam Malaysia,faisal Islamic bank,Senegal. Islamic bank internasional,Denmark.

Islamic bank,niger.

1984 Al-Baraka bank,Bahrain. Islamic finance house,turkihfinance institution,turkey.

1985 Al-baraka Islamic bank,Mauritania.

1992 Bank muamalat Indonesia.

2.3 Lembaga-Lembaga Pendukung Bakn Syariah di Tingkat Internasional

- Mit Ghamr Saving Bank mempunyai fungsi

Penghimpunan dana seperti tabungan,uang titipan,zakat,shadaqah dan infak

Beroperasi sebagai L:

Lembaga keuangan yang tidak membebankan bunga peminjam maupun membayar bunga kepada penabung.

Page 8: Pengaruh islam terhadap

1. Islamic Development Bank (IDB)

Merupakan sebuah lembaga keuangan internasioanal yang didirikan berdasarkan

deklarasi hasil konferensi menteri-menteri muslim dijedah bulan desember 1973.

2. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI)

Merupakan lembaga internasional yang bersifat otonom dan non profit yang

menyiapkan berbagai akuntasi,audit,tata kelola (Governance),etika dan syariah bagi

lembaga yang-lembaga keuangan islam.

1. International Islamic Financial Market (IIFM)

Merupakan lembaga Internasional ytuntuk didirkan untuk mengembangkan pasar

modal & pasar uang modal & pasar uang syariah secara global & selanjutnya

diharapkan dapat mengembangkan pasar sekunder untuk instrument keuangan

syariah global.

Focus bidang garap IIFM saat ini adalah:

- Standarisasi pasar primer & sekunder syariah terkait dengan kontrak dan produk.

- Pengembangan Instrumen kepatuhan syariah dalam sistem manajemen Likuiditas &

Perdagangan Internasional meliputi Infrastruktur perdagangan,cleaning & seatlement.

- Melakukan riset & pengembangan dalam pasar modal & pasar uang jangka pendek.

2. Islamic Financial Services Board (IFSB)

Merupakan lembaga internasional penyusun standar bagi lembaga pengatur dan

pengawas yang memliki kepentingan dalam mendorong stabilitas dan kemajuan

industry jasa keuangan syariah meliputi perbankan,pasar modal dan asuransi.

Table 2.3

Daftar Standar Yang Dihasilkan IFSB

No.standar Nama standar

IFSB-1 Guiding principles of risk management for institution(other than isurance

institution)offering

only islamic financial services(IIFS)

IFSB-2 Capital adequacy standart of instituon(other than insurance

institutions)offering only islamic

financial service (IIFS)

IFSB-3 Guiding principles on corporate governance for instituions offering only

islamic financial

services(excluding islamic insurance (tafakul)institutions and islamioc mutual

funds

IFSB-4 Disclousres to promote transparancy and market discipline for institutions

Page 9: Pengaruh islam terhadap

offering islamic

financial services (exluding islamic insurance(tafakul)instituions and islamic

mutual funds)

IFSB-5 Guidance on key element in the supervisory review process of intutions

offering islamic

financial services(excluding islamic insurance(tafakul)instituions islamic

mutual funds)

IFSB-6 Guiding principles on governance for islamic collective investment schemes

IFSB-7 Capital adequacy requirements for sukuk, securitisations and real estate

investment.

3. Lain-lain

Lembaga lain yg

memiliki fungsi

penting

pengembangan

arsitektur perbankan

syariah internasional:

General council of

islamic bank and

financial institutions

Islamic international

rating agency(IIRA)

Liquidty management

center (LMC)

International islamic

center for reconciliation

and commercial

arbitration (IICRCA)

Page 10: Pengaruh islam terhadap

2.4 LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

1. Bank Umum Syariah,Bank Pembiyaan Rakyat Syariah dan

Unit Usaha Syariah Bank Konvensional.

Bank umum

syariah: bank

yang kegiatannya

memberiakn jasa

dalam lalu lintas

pembayaran.

Bank pembiyaan

rakyat syariah: bank

syariah yang dlm

melaksanakan

kegiatan usahanya

tidak memberikan jasa

pada lalu lintas

pembayaran

Unit Usaha

Syariah: usaha

yang hanya

khusus

menggunakan

system syariah

Berdasarkan UU

prbankan syariah

indonesia no 21 tahun

2008

Page 11: Pengaruh islam terhadap

2. Baitulmal wat tamwil (BMT): lembaga keuangan syariah

yang menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro.

3. Asuransi syariah: pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah, umumnya diasuransikan dengan menggunakan syariah.

4. Pasar modal syariah: merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat berharga baik berupa saham maupun obligasi agar memperoleh dana dari investor dengan sistem syariah

5. Reksa dana syariah: perusahaan sekuritas yang hanya memfasilitasi investor menginventasikan dananya pada surat berharga yang memenuhi kriteria syariah.

6. Ar Rahnu (pegadaiaan syariah): lembaga pegadaian yang

beroperasi sesuai dg prinsip syariah

7. Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat: yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial

lainnya.

Page 12: Pengaruh islam terhadap

Tabel 2.6

Jaringan Kantor perbankan syariah di Indonesia

2005 2006 2007 Mar 08 Jun 08 Sep 08 Des 08 Jan 09

Bank umum

Jumlah Bank 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah kantor 304 349 401 402 405 497 581 585

Unit usaha yariah

Jumlah UUS 19 20 26 28 28 28 27 26

Jumlah kantor 154 183 196 207 214 216 241 243

Bank pembiayaan

Syariah

Jumlah BPRS 92 105 114 117 124 128 131 132

Jumlah kantor 92 105 185 188 195 199 202 204

Tabel 2.7

Bank umum Syariah dan

Konvensional dengan unit usaha dan syariah

Di Indonesia

Bank umum syariah

1. PT.Bank Muamalat Indonesia

2.PT.bank syariah mandiri

3.PT.bank syariah mega indonesia

4.PT.bank syariah BUKOPIN

4.PT.bank syariah BRI

Unit Usaha Syariah

1.PT.bank IFI 16.BPD NTB

2.PT.bank negara Indonesia 17.BPD Kalbar

3.PT.bank JABAR 18.BPD Sumsel

4PT.bank danamon 19.BPD Kaltim

5.PT.bank internasional indonesia. 20.BPD Jateng

6.PT.BTPN 21.BPD DIY

7.HSBC.ltd 22.BPD Sul Sel

8.PT.bank DKI 23.BPD SumBar

9.BPD Riau 24.BPD Jatim

10.BPD Kalsel 25.PT.Bank Exsport Indonesia

11.PT.Bank Niaga 26.Baank LIPPO

Page 13: Pengaruh islam terhadap

12.BPD sumut

13.BPD aceh

14.Bank permata

15.Bank Tabungan Negara

Adapun tugas dan wewenang DPS:

1) Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada

dipengawasannya.

2) Mengajukan usulan pengembangan lembaga keuangan syariah yang diawasinya

kepada Dewan

Syariah Nasional.

3) Merumuskan permasalahan yang memerlukanpembahasan Dewanh Syariah Nasional.

2.6 INSTITUSI PENDUKUNG PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

1. Bank Indonesia

BI mengupayakan payung hukum bagi perkembangan bank syariah di Indonesia yaitu UU no 10

tahun 1998.

UU tersebut berupaya agar:

a. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah

b. Fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah.

c. Kuliatas aset produktif

d. Office chanelling.

2. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Dewan Pengawas

Syarieh(DPS) DSN memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

1) Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama sbgai anggota DPS pada suatu

lembaga keuangan syariah.

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis kegiatan keuangan.

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah diterapkan.

2.7. CETAK BIRU PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

Berikut adalah sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun 2011

yang digariskan dalam blue print tersebut:

1) terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan.

Page 14: Pengaruh islam terhadap

2) Diterapkannya prinsip kahati-hatian dalam operasional perbankan syariah.

3) Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien.

4) Terciptanya stabilitas sistematik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat

luas.

2.7. CETAK BIRU PENG EMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

Bank Indonesia mentargetkan untuk tahap finalisasi implementasi inisiatif sistem

pengembangan keuangan syariah sebagai berikut:

1) Terwujudnya konsep rating perbankanyang terintregasi antara sisi syariah dan

keuangan.

2) Terwujudnya self regulation banking system yang berbasis insentif.

3) Terciptanya pemain-pemain yang berskala global dan berdaya saing internasional.

4) Terwujudnya sistem keuangan syariah yang kafah.

UU no.1 tahun 2008 tentang perbankan syariah terdiri dari 13 BAB dan 70 pasal, meliputi:

Nama BAB Judul BAB

Bab 1 Ketentuan umum

Bab 2 Azas, tujuan dan fungsi

Bab 3 Perizinan, bentuk badan hukum, anggaran dasar dan kepemilikan

Bab 4 Jenis dan kegiatan usaha, kelayakan penyaluran dana dan larangan bagi bank

syariah dan UUS

Bab 5 Pemegang saham pengendali, dewan komisaris, dewan pengawas syariah,

direksi dan tenaga kerja asing.

Bab 6 Tat kelola, prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko perbankan syariah

Bab 7` Rahasia bank

Bab 8 Pembinaan dan pengawasan

Bab 9 Penyelesaian sengketa

Bab 10 Saksi admionistratif

Bab 11 Ketentuan denda

Bab 12 Ketentuan peralihan

Bab 13 Ketentuan penutup

BAB 3

Prinsip Dasar

Page 15: Pengaruh islam terhadap

Definisi Lembaga Keuangan Syariah

BAB 3

Prinsip Dasar

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut DSN adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapatkan izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN)-MUI, 2003)

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) harus memenuhi dua unsur yaitu :

1. Unsur kesesuaian dengan syariah Islam

2. Unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan

Institusi yang memiki kewenangan

mengeluarkan izin operasi

Bank Indonesia sebagai institusi yang berwenang mengatur dan mengawasi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Departemen Keuangan sebagai institusi yang berwenang mengawasi asuransi dan pasar modal.

Departemen Koperasi sebagai institusi yang berwenang mengatur dan mengawasi koperasi.

Page 16: Pengaruh islam terhadap

Larangan terhadap transaksi yang haram zatnya

Prinsip dalam hukum Muamalah adalah :

• Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditenttukan lain oleh Al qur’an

dan sunnah Rasul.

• Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung unsur - unsur paksaan.

• Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat.

• Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan unsur - unsur penganiyaan, pengambilan kesempatan dalam kesempitan (prinsip keadilan).

Tidak sah akadnya

Haram zatnya

Transaksi yang dilarang

Haram selain zatnya

Larangan terhadap transaksi yang haram zatnya sering dikaitkan dengan prinsip muamalah yang ketiga yaitu keharusan menghindari kemudharatan.

Page 17: Pengaruh islam terhadap

Larangan terhadap transaksi yang haram selain zatnya

Larangan terhadap transaksi yang tidak sah akadnya

Bagi industri perbankan syariah, pelarangan terhadap transaksi yang haram zatnya tersebut diwujudkan dalam bentuk larangan memberikan pembiayaan yang terkait dengan aktivitas produksi makanan, minuman dan tindakan yang diharamkan oleh Majelis Ulama.

Beberapa hal yang masuk kategori haram selain zatnya

Tadlis (ketidaktahuan satu pihak)

Gharar (ketidaktahuan kedua pihak)

Ikhtikar (rekayasa pasar dalam supply)

Bai’ najasy (rekayasa pasar dalam demand)

Maysir

Riba

Gharar adalah ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.

Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.

Akad secara bahasa adalah ikatan Akad menurut istilah adalah keterikatan keinginan diri dengan keinginan orang lain dengan

cara memunculkan adanya komitmen tertentu yang disyariatkan.

Rukun – rukun akad adalah :

1. Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad.2. Adanya sesuatu yang diikat dengan akad.3. Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijab-kabul).

Page 18: Pengaruh islam terhadap

Akad tidak boleh mengandung unsur Ta’alluq (unsud dua akad dlm satu transaksi / two in one

transaction) Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan yang mana berlakunya akad pertama

tergantung akad yang kedua.