pengaruh investment opportunity set...
TRANSCRIPT
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS,
PROFITABILITAS, DAN SIZE (UKURAN PERUSAHAAN) TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hanna Bilqis
NIM: 1111081000028
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas, Profitabilitas
dan Size (Ukuran Perusahaan) TerhadapKebijakanDividen
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Hanna Bilqis
NIM : 11111081000028
Dibawah bimbingan:
Pembimbing
TitiDewiWarninda, SE., M.Si
NIP. 197312212005012002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
iii
Pengaruh Investment Opportunity Set,
Likuiditas, Profitabilitas dan Size (Ukuran
Perusahaan) Terhadap Kebijakan Dividen (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini kamis, 09 April 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Hanna Bilqis
2. NIM : 1111081000028
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap ujian skipsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 April 2015
1. Dharmajaya, Dr ( )
NIDN. 0212037301 Penguji I
2. Bahrul Yaman, M.Si ( )
NIP. 196208181986031001 Penguji II
3. Indoyama Nasaruddin, Dr ( )
NIP. 197411272001121002 Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 5 Juni 2018telah dilakukan Ujian Skripsi atasmahasiswa:
Nama :Hanna Bilqis
NIM : 1111081000028
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperlihatkanpenampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus
dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,Selasa 5 Juni 2018
1. Ela Patriana, Ir., M.M ( )
NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua
2. TitiDewiWarninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 00 2 Sekretaris
3. Dr. Hj. PudjiAstuty, SE., MM ( )
NIDN. 0311065804 Penguji Ahli
4. TitiDewiWarninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 00 2 Pembimbing I
PengaruhInvestment Opportunity Set, Likuiditas, Profitabilitas
dan Size (Ukuran Perusahaan) TerhadapKebijakanDividen.
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Eefek Indonesia
Periode 2013-2017)
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hanna Bilqis
Nomor Induk Mahasiswa : 1111081000028
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta,2 Juni 2018
Yang Menyatakan
Hanna Bilqis
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Hanna Bilqis
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 8 oktober 1992
3. Alamat : Jl. Cendrawasih No. 100 Cipayung –
Ciputat
RT/RW 01/011 Tangerang Selatan
4. Telepon : 085777920649
5. Email [email protected]
6. Ayah : Cholisuddin Yusa
7. Ibu : Tatu Hawa
8. Anak Ke-, dari : 2 dari 4 bersaudara
II. PENDIDIKAN
1. SD N CIPAYUNG 1 Tahun 1999-2004
2. MTs Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2004-2007
3. MA Pembangunan UIN Jakarta 2007-2010
4. S1 Ekonomi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011-2018
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Mading MTs Pembanguan UIN Jakarta
2. Anggota Musikalisasi Puisi MA Pembangunan UIN Jakarta
3. Anggota Osis MA Pembangunan UIN Jakarta
4. Anggota PSM UIN Jakarta
vii
ABSTRACT
Influence of Investment Opportunity Set, Liquidity, Profitailitas and Size
(Size of Company) on Dividend Policy at Manufacturing Company Listed on
Indonesia Stock Exchange
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of investment
opportunity set, liquidity, profitability, and size (company size) on dividend policy.
Independent variables used are investment opportunity set, liquidity, profitability
and size (company size). The dependent variable used is dividend policy.
The population in the study is a manufacturing company listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2013-2017. The sample collected
using purposive sampling method. total of 140 companies were determined as
samples. The method of analysis of this study using panel data regression.
The results of this study indicate that the independent variables of
investment opportunity set, liquidity, profitability and size (company size)
simultaneously affect the dividend policy. Meanwhile, investment opportunity set
of liquidity does not have a significant effect on dividend policy, while
profitability and size have significant positive effect on dividend policy. The result
of determination coefficient shows that 52,11% is 47,89% explained by other
variable not included in this research model.
Keywords: Investment Opportunity Set, Liquidity, Profitability, Company
Size, Dividend Policy
viii
ABSTRAK
Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas, Profitailitas dan Size
(Ukuran Perusahaan) terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas,dan size(ukuran perusahaan)
terhadap kebijakan dividen. Variabel independen yang digunakan adalah
investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan).
Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen.
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013-2017. Sampel yang dikumpulkan
menggunakan metode purposive sampling. Total 140 perusahaan ditentukan
sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen investment
opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) secara
simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sementara itu, investment
opportunity set likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dividen,sementara itu profitabilitas dan size (ukuran perusahaan)
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil koefisien
determinasi menunjukkan sebesar 52,11% sisanya 47, 89% dijelaskan oleh
variabel lain yang tdak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Kata Kunci :Investment Opportunity Set, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Kebijakan Dividen
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian,
semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua yang paling dan sangat saya cintai yaitu Ayahanda
Cholisuddin Yusa dan Ibunda Alm. Tatu Hawa yang dengan ikhlas dan
penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang,
bimbingan, nasihat, dukungan serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku Dosen
Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
x
4. berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Ibu berikan selama ini.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Kakak dan adik M. Thoriq A.F, Jihan Salsabila dan Faraclite yang selalu
membantu, menghibur, dan mensupport dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala kesabaran dan keikhlasannya membimbing dan selalu
membantu dalam segala kesulitan.
7. Teman-teman ku, Wenny, Elita, Intan dan Idat kalian adalah sahabat terbaik
yang telah memberikan pengalaman berharga selama masa kuliah. Semoga
tali persahabatan kita tidak akan pernah putus sampai kapanpun.
8. Teman – teman nero Muqowwimah, Adhya dan Qurrota yang tidak pernah
bosan mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman – teman Manajemen angkatan 2011 dimana kita selalu bersama-sama
melakukan segala hal yang menyenangkan dan khususnya menyelesaikan
segala tugas akhir selama di perkuliahan. Semoga persahabatan kita tidak
berakhir sampai disini dan selalu menjalin silaturahmi diantara kita.
10. Teman –teman PSM UIN Jakarta
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga
karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan
bersama.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 25 Mei 2018
Penulis
Hanna Bilqis
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
ABSTRACK ................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 9
A. Landasan Teori ............................................................................. 9
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................ 9
2. Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ......................... 10
3. Investment Opportunity Set (IOS) ......................................... 14
4. Likuiditas ............................................................................... 16
5. Profitabilitas ........................................................................... 17
6. Size (Ukuran Perusahaan) ...................................................... 18
B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 19
C. Kerangka Pemikian ...................................................................... 24
D. Hipotesis ....................................................................................... 26
1. Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio/DPR) ............................................... 26
xiii
2. Likuiditas (Current Ratio/CR) terhadap Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio/DPR) ............................................... 27
3. Profitabilitas (Return on Equity/ROE) terhadap Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio/DPR) ............................................... 28
4. Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Kebijakan Dividen (Dividen
Payout Ratio/DPR) ............................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 31
A. Ruang LingkupPenelitian ............................................................. 31
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 32
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33
1. Field Research ........................................................................ 33
2. Library Reseach ..................................................................... 33
3. Internet Research .................................................................... 33
D. Metode Analisis Data ................................................................... 34
1. Analisis Data Panel ................................................................ 34
a. Common Effect Model ...................................................... 34
b. Fixed Effect Model ........................................................... 35
c. Random Effect Model ....................................................... 36
2. Tahap Analisis Data .............................................................. 37
a. Uji Chow .......................................................................... 38
b. Uji Hausman ................................................................... 39
c. Uji LM ............................................................................. 39
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 40
a. Uji Normalitas ................................................................. 40
b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 40
c. Uji Autokorelasi .............................................................. 41
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 41
4. Pengujian Hipotesis ................................................................ 42
a. Uji f ................................................................................. 42
b. Uji t ................................................................................. 42
5. Koefisien Determinasi ............................................................ 43
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 44
1. Variabel Dependen (Y) ......................................................... 44
2. Variabel Independen (X) ....................................................... 45
a. Investment Opportunity Set (IOS) .................................. 45
b. Likuiditas ........................................................................ 46
c. Profitabilitas .................................................................... 46
d. Size (Ukuran Perusahaan) ............................................... 47
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 48
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................ 48
1. Sejarah Pasar Modal Indonesia .............................................. 50
2. Perusahaan Manufaktur .......................................................... 51
B. Pengujian dan Pembahasan .......................................................... 51
1. Deskripsi Sampel Penelitian .................................................. 53
2. Deskripsi Variabel Penelitian ................................................. 53
a. Kebijakan Dividen .......................................................... 55
b. Investment Opportunity Set ............................................. 57
c. Likuiditas ........................................................................ 58
d. Profitabilitas .................................................................... 59
e. Size (Ukuran Perusahaan) ................................................ 61
C. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................... 61
1. Hasil Estiasi Metode Data Panel ............................................ 61
a. Uji Chow Test .................................................................. 63
b. Uji Hausman Test ............................................................ 65
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ 65
1). Hasil Uji Normalitas ........................................................ 65
2). Hasil Uji Multikolinieritas ............................................... 66
3). Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................... 67
4). Hasil Uji Autokorelasi ..................................................... 75
3. Hasil Uji Signifikansi ............................................................. 70
a. Hasil Uji Sigifikasi Simultann (Uji F) ............................ 70
b. Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ................................. 71
4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................... 75
5. Analisis Regresi Data Panel .................................................. 76
D. Interpretasi.................................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 82
A. Kesimpulan ................................................................................. 82
B. Saran ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86
LAMPIRAN ................................................................................................. 90
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19
Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ...................................... 48
Tabel 4.2 Perusahaan Objek Penelitian ......................................................... 52
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Chow Test ............................................................ 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman Test ................................................................. 62
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 66
Tabel 4.7 Hasil uji Heteroskedastisitas uji White .......................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 68
Tabel 4.9 Uji Durbin Watson ........................................................................ 69
Tabel 4.10 Hasil Uji F (Simultan) .................................................................. 70
Tabel 4.10 Hasil Uji t (Parsial) ...................................................................... 72
Tabel 4.11 Hasil Determinasi (Adjusted R2).................................................. 75
Tabel 4.12 Hasil Uji Data Panel ..................................................................... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rata-Rata Devidend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur Periode
2013-2014 .......................................................................................... 2
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 25
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio Periode
2013-2017 .......................................................................................... 54
Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Investment Opportunity Set Periode
2013-2017 .......................................................................................... 55
Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Current Ratio Periode 2013-2014 ................. 57
Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Return On Equity Periode 2013-2017 .......... 58
Gambar 4.5 Hasil Perhitungan Size (Ukuran Perusahaan) Periode
2013-2017 .......................................................................................... 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Nama Objek Penelitian ....................................................................... 92
Daftar Mentah Penghitungan ........................................................................ 93
Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0 ................................................. 98
Tabel Statistik (Tabel t, Tabel F, Tabel DW) ................................................ 104
Tabel Perhitungan IOS,CR,ROE, dan Size ..................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat menarik di
masa sekarang ini. Di negara yang sedang berkembang, investasi dapat
menjadi aktifitas yang menguntungkan bagi siapa saja yang melakukan
kegiatan investasi. Kegiatan investasi diharapkan dapat memberikan
manfaat dari segi peningkatan keuntungan terutama dari modal yang telah
dikeluarkan untuk investasi tersebut di masa yang akan datang. Namun,
investasi juga merupakan suatu aktifitas yang dihadapkan pada berbagai
macam resiko dan ketidakpastian yang sulit untuk diprediksi oleh para
pelaku investasi atau investor. Maka dari itu diperlukan ilmu dan
pengetahuan yang baik mengenai investasi agar tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan investasi dan kerugian yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
Pertumbuhan perusahaan yang bergerak pada sektor manufaktur di
Indonesia sangat berperan penting terhadap peningkatan ekonomi negara
karena memiliki jumlah perusahaan paling banyak jika dibandingkan
dengan sektor lainnya. Dari 539 perusahaan yang terdaftar di BEI,
sebanyak 143 atau sekitar 27% merupakaan perusahaan manufaktur.
Tingkat pertumbuhan perusahaan yang bergerak pada sektor manufaktur di
pasar modal merupakan salah satu hal penting yang menjadi perhatian bagi
para investor.
2
Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan mengharapkan return dalam
bentuk deviden maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga
mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus
memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang
sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan deviden
sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap
deviden dan dari satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan
perusahaan. Beberapa tahun belakangan ini perusahaan manufaktur terjadi
fluktuasi pada pembagian dividen. Berikut ini merupakan rata-rata
dividend payout ratio dari beberapa tahun sektor manufaktur di Indonesia.
Gambar 1.1
Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur
Periode 2013-2017
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai dividend payout ratio pada
beberapa perusahaan manufaktur mengalami tren yang fluktuatif, bahkan
beberapa perusahaan ada yang tidak membagikan dividen. Fenomena
47.21 45.88 43.58
45.72
51.82
2013 2014 2015 2016 2017
Rata-rata Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur
Periode 2013-2017
Dividend Payout Ratio
3
tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi
kebijakan dividen perusahaan manufaktur.
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa datang (Sartono, 2008). Kebijakan dividen
sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan.
Kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa
perusahaan.informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
dijadikan signal bagi pihak diluar perusahaan, terutama bagi pihak
investor adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang mengandung
informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan
oleh investor pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi. Dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang
manajer keuangan menganalisis seberapa jauh pembelanjaan dari dalam
perusahaan sendiri yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang
ditanamkan kembali perusahaan sesungguhnya adalah dana pemilik
perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen. Oleh sebab itu, atas
dasar pertimbangan antara risiko dan hasil, perlu diputuskan apakah lebih
baik hasil operasi tersebut dibagikan sebagai dividen ataukah ditanamkan
kembali dalam bentuk laba ditahan, yang merupakan sumber dana
permanen yang perlu dipertimbangkan pemanfaatannya didalam perluasan
4
dan pengembangan usaha perusahaan (Dharmastuti, Stella dan Eviyanti,
2003).
Indikator utama dari kemampuan perusahaan membayar dividen
yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga profitabilitas
dianggap sebagai faktor penentu terpenting terhadap kebijakan dividen
(Marietta dan Sampurno, 2013). Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba akan membuat manajemen cenderung melakukan
investasi yang baru daripada melakukan pembayaran dividen bagi
pemegang saham. Investment opportunity set merupakan nilai kesempatan
investasi dan merupakan pilihan untuk membuat investasi dimasa yang
akan datang. Investment opportunity set ini berkaitan dengan peluang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan
perusahaan seperti adanya kesempatan untuk melakukan investasi dimasa
yang akan datang (Fidhayatin dan Dewi, 2012).
Faktor lain yang memengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan
adalah Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek (Prastowo,
2011). Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi akan
memberikan gambaran perusahaan mampu memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Keadaan seperti itu membuat investor akan
tertarik menanamkan modalnya untuk membagikan keuntungan berupa
dividen. Dalam penelitian ini rasio likuiditas di proksikan dengan current
ratio. Likuiditas mempunyai hubungan yang searah dengan kebijakan
dividen dimana semakin besar likuiditas suatu perusahaan maka akan
5
semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividennya (Sartono, 2008), hal itu sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Devi (2013), Meilina (2015) dan Afriani (2014) yang
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham tertentu (Husnan, 2001). Dalam penelitian rasio profitabilitas
diproksikan dengan return on equity. Besarnya tingkat persentase
profitabilitas menandakan bahwa semakin besar tingkat keuntungan yang
didapatkan perusahaan. Meningkatnya keuntungan perusahaan akan
meningkatkan pula pembagian dividen kepada pemegang saham. Hal itu
berarti profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif terhadap kebijakan
dividen. Devi (2013), Meilina (2015) dan Elsiddig (2015) dalam
penelitiannya menyatakan hal serupa bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen yang berarti
bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan maka
semakin tinggi pula dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham
Hasil penelitian yang diperoleh Dewi (2008) menyimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
Artinya semakin tinggi laba yang didapat perusahaan akan semakin rendah
tingkat pembagian dividen karena laba yang didapat akan digunakan untuk
investasi atau kegiatan oprasional perusahaan.
6
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan, suatu
perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju
pasar modal. Kemudahan ini cukup berarti untuk fleksibilitas dan
kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga
perusahaan mampu memiliki dividend payout ratio lebih tinggi daripada
perusahaan kecil. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka dividen
yang dibagikan juga semakin besar,(Handayani dan Hadinugroho,
2009:66).
Beberapa penelitian terdahulu menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti dalam menyusun hipotesis, memilih variabel-variabel dan metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti lebih lanjut mengenai kebijakan
dividen. Dijelaskan dalam latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS,
PROFITABILITAS DAN SIZE (UKURAN PERUSAHAAN)
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN”. (Studi pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
maka perumusan masalha dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) terhadap kebijakan dividen
?
7
2. Variabel apa yang paling dominan terhadap kebijakan dividen?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berkut :
1. Menganalisis pengaruh investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) terhadap kebijakan dividen.
2. Menganalisis variabel yang paling dominan terhadap kebijakan
dividen.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan maka manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis menjadi mengkaji lebih dalam
mengenai investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size
(ukuran perusahaan) terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini juga
sebagai tempat yang potensial untuk mengembangkan wacana dan
pemikiran dalam menetapkan teori-teori yang ada dengan keadaan
yang sebenarnya.
2. Bagi akademisi
Dapat menjadi tambahan wawasan mengenai investment opportunity
set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) terhadap
kebijakan dividen. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan pemacu
8
untuk memperdalam kembali penelitian ini sehingga ilmu pengetahuan
akan semakin berkembang dan tidak menutup kemungkinan fakta baru
untuk perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
3. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi di pasar
modal.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency theory) merupakan suatu kontrak dimana satu
atau lebih principal (pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan
beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa
wewenang untuk membuta keputusan agen. Pada teori keagenan (agency theory)
yang disebut principal adalah pemegang saham dan yang dimaksud aden adalah
manajemen yang mengelola perusahaan. Hubungan keagenan dapat menimbulkan
masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan menpunyai tujuan yang
berbeda, pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran
para pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya
kesejahteraan bagi para manajer. Dengan demikian munculah konflik kepentingan
antara pemilik dan manajer (Indahningrum dan Handayani, 2009).
Dengan adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik
perusahaan sangat rawan terjadinya konflik, konflik disebabkan oleh perbedaan
kepentingan yang sama-sama menginginkan kesejahteraan. Konflik kepentingan
semakin meningkat terutama karena pemilik perusahaan tidak dapat mengawasi
aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai
dengan keinginan pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan tidak memiliki
informasi yang cukup tentang kinerja manajer, karena kesehariannya perusahaan
hanya diatur oleh manajer hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
10
ketidakseimbangan informasi yang dimiliki manajer dan pemilik perusahaan
(Agustina, 2017).
2. Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
dimasa akan datang (Martono dan Harjito, 2001 :253). Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba
yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal, sebaliknya
juka perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan
pembenttukan dana internal akan semakin besar (Rosdini, 2009).
Menurut Warsono dalam Meylina (2016), terdapat beberapa jenis dividen
yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham yaitu:
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh
banyak perusahaan. Dividen tunai diterima oleh pemegang saham
biasa melalui cek atau terkadang para pemegang saham
menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke dalam saham
biasa perusahaan.
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan
dalam bentuk lembar saham tambahan dan tidak berbentuk uang tunai.
3. Dividen Kekayaan (Property Dividend)
11
Property dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk asset fisik, asset tersebut biasanya berupa produk
yang dihasilkan perusahaan.
Dari berbagai jenis dividen diatas cash dividend merupakan jenis dividen
yang paling umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Terdapat lima teori
kebijakan dividen menurut Ramadhan (2014), yaitu:
1. Teori “Dividen tidak relevan”, menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
tidak ditentukan oleh besar kecilnya persentase laba yang dibayarkan
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividend
Payout Ratio), tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT
(earning Before Interest and Tax) dan kelas risiko perusahaan.
2. The Bird in the Hand Theory, meyatakan bahwa biaya modal sendiri
perusahaan akan naik jika persentase laba yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividend Payout
Ratio) rendah, karena investor lebih suka menerima dividen dari pada
perolehan modal (capital gain)
3. Teori perbedaan pajak, menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap
keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital
gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
4. Signaling Hyphothesis, menyatakan bahwa suatu kenaikan dividen yang
diatas biasanya merupakan suatu tanda kepada para investor bahwa
manjamen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen di
masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan
dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
12
sebagai suatu tanda bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dividen
waktu mendatang.
5. Clientele Effect Theory, meyatakan bahwa kelompok (Clientele)
pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda
terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Menurut Riyanto (2001:269) kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan
antara lain sebagai berikut:
a. Kebijakan dividen yang stabil
Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar
saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu
tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.
Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian
apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan
pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah
besarnya dividen per lembar saham dinaikkan. Beberapa alasan yang
mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain
sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada
investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di
masa mendatang
2. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima
dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai
adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan
kepastian dividen yang dibayarkan.
13
b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu.
Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen
per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout
ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.
c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.
Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang
konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan
setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan
keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
d. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang fleksibel menunjukkan bahwa besarnya
dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi
finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Rodoni dan Ali (2010:123) faktor-faktor yang mempengaruhi
pembayaran dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan diinvestasikan dalam
bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan
barang-barang lainnya, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi
likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan
tidak mampu lagi membayarkan dividennya.
14
2. Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan
demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan
analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor
profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen
adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan
dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang
layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan
pajak.
3. Leverage, faktor ini mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kewajibannya. Dan semakin rendah rasio ini akan
menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya.
3. Investement Opportunity Set (IOS)
Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan
keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset
in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value
(NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur
dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk
15
meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi
pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014).
IOS (Investment Opportunity Set) merupakan kesempatan perusahaan
untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi
pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan
investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka
akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set
kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki
peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan tingkat
laba dan menentukan kualitas informasi laba (Oktarya dkk., 2014)
Investment Opportunity Set (IOS) menurut Norpratiwi (2007) adalah nilai
kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan
perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Pilihan investasi
merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali
perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di
masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan
investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Secara umum Norpratiwi
(2007) mengatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan
atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada
pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang
(Simamora dkk, 2014).
16
IOS adalah beban yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang
mencerminkan nilai perusahaan sesuai dengan kebijakan dari manajemen itu
sendiri. IOS juga dapat digunakan sebagai pilihan investasi saat ini dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak (Gaver dan
Gaver, 1993). Konsep IOS menyatakan bahwa perusahaan merupakan
kombinasi antara aset yang dimiliki (asset in place) dan investment
opportunity (intangible asset) (Yendrawati dan Rezki, 2013 dalam Aristantia,
2015).
4. Likuiditas
Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2009:129) yang menyebutkan
bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Posisi likuiditas
perusahaan pada kemampuannya pembayaran dividen sangat berpengaruh
menurut Keown et. al (2001:621) karena dividen dibayarkan dengan kas dan
tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk
pembayaran dividen.
Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan current ratio.
Dalam Kasmir (2009:134) current ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aset lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
17
Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dan tingginya
current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen yang dijanjikan. Dengan kata lain ada
pengaruh antara current ratio terhadap pembayaran dividen. Rumus:
5. Profitabilitas
Menurut Husnan (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan,
asset, dan modalsaham tertentu. Dalam pengertian tersebut dapat diartikan
bahwa profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on
equity. Return on equity merupakan rasio antara laba bersih terhadap total
ekuitas. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan
menggunakan model sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih
(Ardimas dan Wardoyo, 2014). Ditinjau dari return on equity (ROE),
penambahan modal asing (utang) diperkenakan apabila ROE dengan
penambahan tersebut lebih besar daripada ROE dengan penambahan modal
sendiri, menurut Halim (2003). Secara sistemais dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Current Ratio (CR) = 𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
ROE = 𝑵𝒆𝒕 𝒊𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
18
6. Size (Ukuran Perusahaan)
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan
oleh total aset. Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang
memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga
dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang
saham. Sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal sehinnga
kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari
pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu maka mereka cenderung untuk
menahan labanya guna membiayai operasinya, dan ini berarti dividen yang
akan diterima oleh pemegang saham akan semakin kecil (Handayani dan
Hadinugroho, 2009:66).
Usia perusahaan dapat menjelaskan adanya pola life cycle pembayaran
dividen pada setiap perusahaan. Dimana ketika sebuah perusahaan masih
muda, perusahaan tersebut cenderung akan membagikan dividen dalam jumlah
yang lebih kecil namun ketika perusahaan sudah mencapai tahap dewasa maka
dividen yang dibayarkan akan meningkat.
Usia perusahaan diukur berdasarkan pada usia sejak berdiri hingga data
tahun laporan keuangan yang digunakan dalam analisis (Sulistiyowati dkk,
2010). Penelitian ini menggunakan proksi size yaitu log natural dari total aset.
Tujuan total aset diukur dengan menggunakan log natural agar angka pada
size tidak memiliki angka yang terlalu jauh dengan angka-angka pada variabel
lain.
Ukuran perusahaan (size) = Ln (Total Asset)
19
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian. penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari jurnal
dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan
penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu
yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahuli akan dijabarkan pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Peneltian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1. Ngurah Putu
Surya
Pranajaya
Utama
(2018)
Pengaruh
Profitabilitas,
Investment
Opportunity
Set dan Cash
Flow pada
Kebijakan
Dividen
Regresi
Linear
Berganda
1.Profitabilitas yang
diproksikan dengan
ROA berpengaruh
positif pada kebijakan
dividen.
2. investment
Opportunity Set dan
Free Cash Flow tidak
berpengaruh pada
kebijakan dividen.
2. Yudha
Atmoko, F.
Defung dan
Irsan
Tricahyadina
ta (2017)
Pengaruh
Return on
Assets, Debt to
Equity Ratio,
dan Firm Size
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
Analisis
Regresi
Linear
berganda
1. ROA berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
DPR.
2. DER berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap DPR.
3. Firm size
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
DPR.
20
3. Revani Ratna
Sari, Harjum
Muharam,
Syuhada
Sofyan
(2016)
Analisis
Pengaruh
Investment
Opprtunities,
Leverage,
Risiko Pasar
dan Firm Size
Terhadap
Dividend
Policy (Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Periode Tahun
2011-2014)
Data Panel
1.IOS memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
DPR dengan arah
koefisien regresi
negatif.
2. leverage memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
DPR dengan arah
koefisien regresi
negatif.
3. Size memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
DPR, dengan arah
koefisien regresi
positif.
4. variabel risk tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap DPR.
4. Devi Hoei
Sinurya
(2013)
Pengaruh
kebijakan
Hutang,
Profitabilitas
dan Likuiditas
terhadap
kebijakan
dividen dengan
firm size
sebagai
variabel
moderating
Analisis
regresi linear
berganda
1.Profitabilitas dan
likuiditas berpengaruh
positif signifikan
terhadap kebijakan
dividen.
2.Kebijakan hutang
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
3.Firm size sebagai
variabel moderating
tidak mampu
memoderasi pengaruh
profitabilis dan
likuiditas dengan
kebijakan dividen.
5. Luluk
Muhimatul
Ifada dan
Nia
Pengaruh Laba
Bersih, Arus
Kas
Operasional,
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
1.pengujian pada
variabel laba bersih
terhadap dividen kas
terbukti berpengaruh
21
Kusumadewi
(2014)
Investment
Opportunity
Set dan Firm
Size Terhadap
Dividen Kas
positif dan signifikan.
2. pengujian pada
variabel arus kas
operasional terhadap
dividen kas terbukti
berpengaruh positif dan
signifikan .
3. pengujian pada
variabel investment
opportunity set (IOS)
terhadap dividen kas
terbukti berpengaruh
negatif dan signifikan.
4. pengujian pada
variabel firm size
terhadap dividen kas
terbukti berpengaruh
positif dan tidak
signifikan.
6. Ardestani
(2013)
Dividend
Payout Policy,
Investment
Opportunity
Set and
Corporate
Financing in
the Industrial
Products
Sector of
Malaysia
Regresi data
panel
Hasil penlitian telah
menunjukkan bahwa
investment opportunity
set dan debt maturity
adalah faktor-faktor
yang secara signifikan
mempengaruhi
kebijakan dividen dari
perusahaan sampel.
Selain itu, profitabilitas
dan risiko memainkan
peran penting dalam
menentukan kebijakan
dividen di
sektor produk industri
Malaysia
7. Meilina
Nursandari
(2015)
Analisis faktor
yang
mempengaruhi
kebijakan
dividen dengan
ukuran
perusahaan
sebagai
variabel
Regresi
linear
berganda
1.ROE dan likuiditas
berpengarih positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
2.Ukuran perusahaan
sebagai variabel
moderating dapat
memoderasi pengaruh
22
moderating ROE dan likuiditas
dengan kebijakan
dividen.
8. Ibrahim
Elsiddig
Ahmed
(2015)
Liquidity,
Profitability
and Dividend
Payout Policy
Regresi
linear
berganda
1.Profitability
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen
2.Liquidity
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
9. Fillya
Afriani,
Ervita Safitri
dan Rini
Aprilia
(2014)
Pengaruh
Likuiditas,
Leverage,
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan
dan Growth
Terhadap
Kebijakan
Dividen
Regresi
Linear
Berganda
1.Likuiditas, leverage
dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen.
2.Profitabilitas dan
growth berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen.
10. Mafizatun
Nurhayati
(2013)
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Ukuran
Perusahaan
Pengaruhnya
Terhadap
Kebijakan
Dividen dan
Nilai
Perusahaan
Sektor Non
Jasa
Regresi
Linear
Berganda
1.Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
dividen.
2.Profitabilitas
perusahaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
3. Likuiditas
perusahaan (current
ratio) memiliki
koefisien negatif.
11. Achmad
Zaipul
(2011)
Analisis Cash
Position,
Growth
Potential,
Return on
Equity, Debt to
Equity Ratio,
Firm Size,
Regresi
Linear
Berganda
Variabel yang paling
dominan dalam
mempengaruhi
dividend payout ratio
dari faktor cash
position, growth
potential, return on
23
Investment
terhadap
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Barang
Konsumsi
yang Listing di
BEI
equity, debt to equity,
firm size, investment
pada perusahaan yang
sahamnya aktif di bursa
efek indonesia adalah
diketahui adalah
variabel growth
potential, return on
equity, firm size yang
positif berpengaruh
secara parsial terhadap
dividend payout ratio
dapat dikatakan return
on equity yang
memiliki kontribusi
dominan terhadap
dividend payout ratio.
12. Susana
Damayanti
dan Fatchan
Achyani
(2006)
Analisis
Pengaruh
Investasi,
Likuiditas,
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Perusahaan
dan Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kebijakan
Dividen
Analisis
regresi
berganda
1.variabel investasi
akan berpengaruh
negatif terhadap
dividend payout ratio
2.variabel likuidtas
akan berpengaruh
negatif terhadap
dividend payout ratio
3.variabel profitabilitas
akan berpengaruh
positif terhadap
dividend payout ratio
4.variabel pertumbuhan
tidak berpengaruh
terhadap dividend
payout ratio
5.variabel ukuran
perusahaan akan
berpengaruh negatif
terhadap dividend
payout ratio
24
C. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau tijauan
pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mncerminkan ketertarikan
antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut
25
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Bersambung ke halaman berikutnya
lanjutan gambar 2.1
Perusahaan Manufaktur Periode 2013 - 2017
Variabel Independen
1. Investment Opportunity Set
2. Likuiditas
3. Profitabilitas
4. Size (Ukuran Perusahaan)
Variabel Dependen
Kebijakan Dividen
Model Estimasi Data Panel
Fixed Effect Random Effect Common Effect
Chow Test Hausman Test
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
2. Multikolinieritas
3. Heteroskedastisitas
4. Autokorelasi
1. Uji F
2. Uji t
Koefisien Determinasi
Analisis Regresi Data Panel
Interpretasi
26
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.
Berdasarkan uraian dan hasil temuan penelitian terdahulu, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Investment Opportunity Set (IOS) dan Kebijakan Dividen (Dividend
Payout Ratio / DPR)
Hartono (2003:58) dalam Rizal (2009) menyatakan kesempatan
investasi atau investment opportunity set menggambarkan tentang luasnya
kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Jika perusahaan
mempunyai pertumbuhan yang tinggi dan mendapatkan kesempatan
investasi yang bagus akan cenderung menahan laba yang diperoleh untuk
pembiayaan investasinya. Ketika jumlah dividen tunai meningkat maka
dana yang tersedia untuk reinvestasi semakin sedikit, sehingga tingkat
pertumbuhan yang diharapkan untuk masa mendatang menjadi rendah dan
akan menekan harga saham.
Hasil penelitian dari Ardestani (2013) menunjukkan bahwa IOS
memiliki hubungan yang positif dengan dividen. Namun, penelitian lain
yang dilakukan oleh Haryeti dan Ekayanti (2012) menyatakan IOS tidak
27
memiliki pengaruh terhadap dividen. Berbeda dengan penelitian Suharli
(2007) yang menyatakan bahwa IOS memiliki pengaruh negatif dengan
dividen.
H1 : Investment Opportunity Set tidak mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dividen
2. Likuiditas (Current Ratio/CR) dan Kebijakan Dividen (Dividend
Payout Ratio / DPR)
likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuan pembayaran
dividen sangat berpengaruh karena dividen dibayarkan dengan kas dan
tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk
pembayaran dividen. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki likuiditas
baik maka kemungkinan pembayaran dividen lebih baik pula.
Likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan seperti:
current ratio, quick ratio dan cash ratio. Likuiditas perusahaan
diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi tingkat
pengembalian investasi berupa dividen bagi investor. Current ratio
seringkali dijadikan sebagai ukuran likuiditas.
Tingkat likuiditas yang tinggi dapat menggambarkan kinerja
perusahaan yang baik karena dengan tingkat likuiditas yang baik
perusahaan akan lebih mudah untuk memenuhi kewajiban pembayaran
dividen (sartono, 2001:114 dalam sari dan sujdarmi 2015). Semakin tinggi
28
tingkat likuiditas semakin besar pula tingkat kemampuan perusahan untuk
membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Meilina (2015), Elsiddig (2015) likuiditas
mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sari dan
Sudjarmi (2015) juga mengungkapkan bahwa likuiditas yang diproksikan
dengan current ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen, semakin besar tingkat likuiditasnya maka semakin
besar pula kemampuan perusahaan untu membayar dividen.
H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen
3. Profitabilitas (Ratio on Equity/ROE) dan Kebijakan Dividen (Dividend
Payout Ratio / DPR)
Profitabiltias adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Dividen adalah merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh
perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan hanya jika perusahaan
memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para
pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi
seluruh kewajiban tetapnya, yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen
diambil dari keuntungan bersih perusahaan, maka keuntungan tersebut
akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio (DPR). Perusahaan
yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi
keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar tingkat
29
keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen.
Menurut Rodoni dan Ali (2010:123) profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan
yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor profitabilitas
juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah laba
bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan
apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.
Penelitian Utama (2018) dan Mafizatun (2013) menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
dividen karena profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut
memperoleh laba. Dari laba setelah pajak tersebut sebagian dibagikan
sebagai dividen kepada para pemegang saham dan sebagian lain ditahan di
perusahaan (laba ditahan). Jika laba yang diperoleh kecil, maka dividen
yang akan dibagikan juga kecil.
H3 : Profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen
30
4. Size (Ukuran Perusahaan) dan Kebijakan Dividen (Dividend Payout
Ratio / DPR)
Hasil penelitian Atmoko (2017), Revani (2016) dan Zaipul (2011)
menunjukkan bahwa size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen karena Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih
mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini
perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang
saham. sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan
mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal,
sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk
mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari
hutang. Ukuran perusahaan merupakan simbol ukuran perusahaan yang
berhubungan dengan peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar
modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya yang menunjukkan
kemampuan meminjam. Hal ini menunjukkaan hubungan, bahwa semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan
dibagikan.
H4: Size (ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap kebijakan dividen
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berbagai metode pengumpulan data digunakan, ialah satu metode
pengumpulan data dalam menyusun dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan adalah melalui studi kepustakaan. Hal yang dimaksud untuk
mendapatkan pemahaman konsep serta landasan teori yang lebih
mendalam tentang penelitian yang akan dilakukan. Studi kepustakaan
dilakukan dengan mempelajari, mengkaji serta menelaah literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Setelah melakukan studi kepustakaan, riset lapangan dilakukan
dengan melakukan data-data sekunder yang tersedia melalui internet
maupun media cetak. Selanjutnya sejumlah data lainnya diambil dari
berbagai situs antara lain Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id,
www.sahamok.com, maupun situs www.finance.yahoo.com.
B. Metode Penentuan sampel
Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang ciri-cirinya akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel di dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memenuhi beberapa
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
32
Oleh karena itu, teknik penentuan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling. Purposive Sampling Method adalah suatu teknik yang
berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan
mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik
yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan
sampel. Adanya kriteria-kriteria tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi
efek yang membingungkan terhadap penelitian ini. Adapun kriteria-
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Periode data yang diambil adalah 5 tahun dari tahun 2013 sampai
dengan 2017.
2. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan manufaktur yang listed di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Data-data perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini
lengkap.
4. Perusahaan yang telah menyertakan laporan keuangan selama 5
tahun berturut-turut, yaitu tahun 2013 sampai 2017 dimana
perusahaan-perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mempunyai data keuangan yang lengkap pada
tahun 2013 sampai 2017.
5. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama tahun
penelitian, yaitu 2013 sampai 2017.
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh dan dipergunakan dalam penelitian ini
antara lain:
33
1. Field Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri
oleh peneliti karena berasal dari pihak lain yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini, seperti pusat referensi pasar modal di Busa Efek
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data cross
section dan runtun waktu atau data berkala (time series) yang disusun
berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa mingguan, bulanan, tahunan,
dan sebagainya (husnan, 2005:184 dalam Meyta 2013).
2. Library Research
Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data yang diperoleh
dengan membaca literature, buku, artikel, jurnal dan lain-lain yang
berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk meperoleh
data yang valid.
3. Internet Research
Penulis menggunakan internet sebagai media perolehan data. Hal ini
disebabkan karena terkadang buku referensi atau literature yang dimiliki
tidak up to date. Sehingga penulis memanfaatkan media internet seperti
www.idx.co.id dan yahoo.finance.com
34
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Data Panel
Data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross
section dengan kata lain data panel merupakan data dari beberapa
individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu (Widarjono,
2013: 353).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Investment
opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan)
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017. Penelitian ini
menggunakan software Eviews 9 dalam mengolah data. Model regresi
data panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Dimana, Y = variabel dependen (Kebijakan Dividen)
α = konstanta
X1 = Variabel Investment Opporunity Set
X2 = Variabel Likuiditas
X3 = Variabel Profitabilitas
X4 = Variabel Size (Ukuran Perusahaan)
e = eror
β = Koefisien Regresi
I = Perusahaan
t = Waktu
Yit = α + β1X1it +β2X2it + β3X3it + β4X4it + e
35
Menurut Widarjono (2013 : 355) ada beberapa metode yang digunakan
untuk mengestimasi model regrsi dengan data panel diataranya adalah:
a. Koefisien Tetap Antar Waktu dan Individu atau Common Effect
Model
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah dengan mengkombinasikan data time series dan cross section.
Dengan hanya menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan
antara waktu dan individu maka kita bisa menggunakan metode OLS
(Ordinary Least Square) untuk mengestimasi data panel. Sehingga
bentuk umum model OLS adalah :
Dimana : Y = variabel Dependen
X = Variabel Independen
i = Jenis Perusahaan
t = Waktu
b. Slope Konstan Tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (Fixed Effect)
Teknik fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel
dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intercept.
Pengertian fixed effect model ini didasarkan pada adanya
perbedaan intercept antar perusahaan, namun sama antar waktunya
(time varian). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa
koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu.
LnYit = β0 + β1 LnXit + β2 LnXit + εit
36
Dalam menjelaskan intercept tersebut model estimasi ini seringkali
disebut dengan Least Square Dummy Variable (LSDV). Sehingga
bentuk umum untuk model fixed effect adalah sebagai berikut :
Dimana:
Yit = Variabel dependen pada unit obeservasi ke-I dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = intersep model regresi pada unit observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-I dan waktu ke-t
i : = jenis perusahaan
t : = periode
D1,2,3 = dummy 1 untuk perusahaan dan 0 untuk perusahaan lainnya
Perhatikan bahwa konstanta βoi sekarang diberi subskrip 0i, i
menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek memiliki
konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0
untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek
lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek
lainnya.
c. Estimasi dengan Pendekatan Random Effects
Dalam pendekatan in akan mengestimasikan data panel dimana
variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Model ini sangat berguna jika individual perusahaan yang kita
LnYit = β0 + β1 Ln Xit + β2 Ln Xit + β3 Ln Dit + β4 Ln Dit + … + εit
37
ambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan merupakan wakil
dari populasi.
Nama metode random effect berasal dari pengertian bahwa variabel
gangguan secara menyeluruh Vit yaitu kombinasi time series dan cross
section dan variabel gangguan secara individu εit. Dalam hal ini variabel
gangguan μ adalah berbeda-beda antar individu tetapi tetap antar waktu.
Sehingga model ini sering disebut dengan Error Component Model
(ECM). Persamaan regresi dengan menggunakan model ini adalah
Keterangan Y = Variabel Dependen Vit = eit + μit
X = Variabel Independen
Dalam hal ini β0 tidak lagi bersifat tetap, tetapi lebih bersifat
random sehingga dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan berikut
β0 adalah parameter yang tidak diketahui yang menunjukkan rata-
rata intercept dan µt adalah variabel gangguan yang bersifat random yang
menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan secara individu.
2. Pemilihan Metode Regresi Data Panel
Untuk mendapatkan analisis data panel yang baik terdapat
beberapa cara, antara lain :
LnYit = β0i + βj LnXjit + vit
β0 = β0 + µi
38
a. Uji F/Chow
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi
data panel dengan fixed effect lebih baik daripada model regresi
data panel tanpa variabel dummy dengan melihat Residual Sum of
Squares (RSS).
Hipotesis : H0 : Model Common Effect
Ha : Model Fixed Effect
Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F kritis. Jika F hitung > F
kritis maka menolak hipotesis nol dan model yang terbaik adalah
fixed effect model. Sebaliknya jika F hitung < F kritis maka
menerima hipotesis nol dan model yang terbaik adalah Common
Effect Model (Widarjono, 2013 :362)
Rumus Pengujian F/Chow :
Keterangan :
RSS1 : Residual sum of squares dari model common effect
RSS2 : Residual sum of squares dari model fixed effect
M : Numerator (n-1)
n-k : Denumerator
Kriteria pengujian bagi uji F adalah jika nilai F hitung > F
tabel. Dengan α adalah tingkat signifikasi, maka H0 ditolak dan
model yang digunakan adalah fixed effect model.
𝑭 = (𝑹𝑺𝑺𝟏− 𝑹𝑺𝑺𝟐)/𝒎
𝑹𝑺𝑺𝟐/(𝒏− 𝒌)
39
b. Uji Hausman
Statistik uji hausman mengikuti distribusi statistik Chi
Square dengan degree of freedom.
Hipotesis : H0 : model random effect
Ha : model fixed effect
Statistic uji hausman dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Keterangan :
βre : estimator random effect
βfe : estimator fixed effet
∑fe : matriks koefisien – covarians random effect
∑re : mariks koefisien – covarians fixed effect
K : derajat kebebasan (jumlah parameter)
Jika chi square hitung > chi square tabel atau probabilitas <
α tabel, berarti H0 ditolak. Artinya, model yang digunakan adalah
random effect.
c. Uji LM
Untuk memilih antara random effect dan pooled least
square digunakan The Breusch-pagan LM Test dengan
menggunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : model common effect
H1 : model random effect
Jika nilai LM hitung > chi square tabel berarti H0 ditolak.
Artinya model yang digunakan adalah random effect.
40
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada
dua cara untuk mengetahui apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik dan uji
statistik. Selain itu juga dilakukan dengan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S), data yang berdistribusinormal
ditandai dengan asymp sig (2-tailed) >0,05 (Ghozali, 2011:
160).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya hubungan antara variabel
bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
kolerasi diantara variabel independen. Multikolinieritas dapat
dilihat dari korelasi antara masing-masing variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(biasanya di atas 0,90), maka kejadian ini mengindikasikan
adanya multikolinieritas. Cara mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas tersebut dapat dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel manakah yang dijelaskan oleh
41
variabel independen lainnya. Nilai out off yang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance < 0,10
dan nilai VIF >10 (Ghozali, 2011: 105).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelum). Jika terjadikorelasi maka ada problem
autokorelasi. Untuk mengetahui adanya korelasi dalam suatu
regresi dapat dilakukan uji Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2011 : 110).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual pada setiap pengamatan. Jika dalam varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji glejser yaitu meregres nilai absolute residual
terhadap variabel independen. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:142).
42
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji f
Pengujian ini dilakukan untuk mngetahui pengaruh signifikan secara
simultan antara investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan
size (ukuran perusahaan) terhadap kebijakan dividen. Uji statistik f
menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. kriteria
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (sig
0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel independen.
2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan
(sig ≥ 0,05), maka hipotesis diterima. Ini berarti secara
simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Pengujian ini dilakukan dengan uji atau t-test, yaitu membandingkan
antara t-hitung dengan nilai t-tabel.
Uji ini dilakukan dengan syarat:
1. Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak berarti variabel
indepnden berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
43
2. Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima yang berarti variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Pengujian ini juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai
signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan
tingat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara
signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05 dimana syarat-syarat nya
adalah sebagai berikut:
1. Jika signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima yang berarti
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran yang penting dalam
regresi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur baik atau
tidaknya model regresi yang telah diestimasi dibandingkan dengan data
yang sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan
seberapa besar variansi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh
variabel bebas. Jika nilai R2 = 0 maka diartikan bahwa variabel terikat
tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas. Sedangkan jika R2 = 1 maka
variansi dari variabel terikat secara keseluruhan dapat diterangkan oleh
variabel bebas. Ketika nilai R2
= 1 maka semua titik pengamatan berada
44
pada garis regresi. Baik buruknya suatu persamaan regresi ditentukan
oleh R2, dimana nilai R
2 yang baik berada antara nol dan satu.
Ketentunnya adalah bila niali koefisien determinasi sama dengan
0(R2=0) artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sedangkan bila R2-1 artinya variasi dari Y secarakeseluuhan dapat
diterangkan oleh X. dengan kata lain, bila R2=1, maka samua titik –titik
pengamatan beadatepatpada garis regresi.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Kebijakan dividen adalah keputusan keuangan yang telah
dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan
memperoleh laba. Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan
laba yang menjadi hak para pemegang saham atau keputusan apakah
laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang
akan datang (Wiagustini, 2010: 255 dalam Sumantri 2013)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kebijakan dividen yang dalam penelitian ini diproksikan oleh Dividend
Payout Ratio yang dinyatakan dalam satuan persentase. Dividend Payout
Ratio dapat dihitung dengan :
Dividend Payout Ratio = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑥 100 %
45
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variable yang dapat memengaruhi
perubahan dalam variabel dependen atau yang menyebabkan terjadinya
variasi bagi variabel tak bebas (Erlina,2011). Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set adalah alternatif investasi dimasa yang
akan datang bagi perusahaan investment opoortunity set (IOS) dapat
didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva rill (asset in place)
dengan alternatif investasi dimasa yang akan datang yang memiliki
nilai bersih sekarang positif (wardani dan siregar, 2009 dalam metha
2010). Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi
diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi.
Investment Opportunity Set dalam penelitian ini mengguanakn
proksi tunggal yang berbasis pada harga yaitu Ratio Market to book
value equity. Proksi ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari
investasi perusahaan dimasa depan dari return yang diharapkan dari
ekuitasnya, investment opportunity set dapat diukur dengan
menggunakan indicator market value Assets to book value Asset
(Astriani, 2014 : 12)
MVA/BVA = 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
46
b. Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio.
Menurut Kasmir (2008) current ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo. Rasio lancar dapat dihitung dengan cara membandingkan
aktiva lancar dengan hutang lancar.
c. Profitabilitas
Menurut Husnan (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat
penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Dalam pengertian tersebut
dapat diartikan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan suatu
perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah
return on equity. Return on equity merupakan rasio antara laba bersih
terhadap total ekuitas. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin
Current ratio = 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100%
47
efisien perusahaan menggunakan model sendiri untuk menghasilkan
laba atau keuntungan bersih (Ardimas dan Wardoyo, 2014). Ditinjau
dari return on equity (ROE), penambahan modal asing (utang)
diperkenakan apabila ROE dengan penambahan tersebut lebih besar
daripada ROE dengan penambahan modal sendiri, menurut Halim
2003). Secara sistemais dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan sejauh mana perusahaan akan mampu bertahan
dengan keadaan modal yang dimiliki sehingga semakin besar ukuran
perusahaan, maka modal yang harus dimiliki juga besar, Eltya (2016
:57)
ROE = 𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑋 100%
Size = logarithm natural of total assets
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Pasar Modal Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC (http//www.idx.co.id, diakses pada tanggal 21 Maret
2018).
Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti
yang diharapkan. Pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke
I dan ke II, Pemerintah Republik mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar
modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4.1
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Periode Waktu Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Desember 1912 Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
Berlanjut ke Halaman Berikutnya
49
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Periode Waktu Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
1914 - 1918 Bursa efek di Batavia ditutup selama perang dunia
I
1925 - 1942 Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 Karena isu politik (perang dunia II) Bursa Efek di
Surabaya dan Semarang di tutup
1942 - 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang Dunia II
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda, Bursa
Efek semakin tidak aktif
1956 - 1977 Perdagangan di Bursa efek vakum
10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh presiden
Soeharto, BEJ dijalankan dibwah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal), Tanggal 10
Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal,
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama tahun 2008
1977 - 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu, Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24, masyarakat
lebih memilih instrument perbankan dibandingkan
dengan instrumen pasar modal
1987 Ditandai dengan hadirnya paket desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahan untuk melakukan penawaran umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 - 1990 Paket dergulasi dibidang perbankan dan pasar
modal diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing,
Aktifitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan PErdaganagn Uang
dan Efek (PPUE) sedangkan organisasinya terdiri
dari broker dan dealer.
Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal
Berlanjut Ke Halaman Berikutya
50
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Periode Waktu Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta
yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ, BAPEPAM, berubah Menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal, Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer, JATS (Jakarta
Automated Trading System)
10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan undang-undang No 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang
ini mulai diberlaukan pada Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
2000 Sistem Perdaganagn Tanpa Warkat (Scripless
Trading)mulai diaplikasikan di Pasar Modal
Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan
jarak jauh (Remote Trading)
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI)
2 Maret 2009 Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT
Bursa Efek Indonesia JATS - NEXG
Sumber : http//www.idx.co.id, diakses pada tanggal 21 Maret 2018
2. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah suatu perusahaan yang aktivitasnya
mengelola bahan mentah atau bahan baku sehingga menjadi barang jadi
lalu menjualnya kepada konsumen. Umumnya kegiatan seperti ini sering
disebut dengan proses produksi. Perusahaan manufaktur dalam setiap
pekerjaan atau kegiatan operasional yang dilakukannya tentu memiliki
acuan dan standar dasar yang digunakan oleh para karyawan yang bekerja,
biasanya acuan standar tersebut disebut dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur).
51
Karakteristik utama industri mnufaktur adalah mengelola sumber
daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas
perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur
mempunyai tiga kegiatan utama yaitu:
a. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau
bahan baku
b. Kegiatan pengelolaaan atau pabrikasi atau eperakitan atas
bahan baku menjadi bahan jadi.
c. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi. Kegiatan
utama tersebut harus mencerminkan dalam laporan keuangan
perusahaan pada perusahaan industry manufaktur.
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Deskripsi Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 28 perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 untuk dijadikan
sampel penelitian, perusahaan tersebut termasuk 28 perusahaan selama
periode 2013-2017, berdasarkan seleksi objek penelitian, dengan objek
penelitian perusahaaan manufaktur dan listing dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2017 dan membagikan dividen secara terus menerus dari
tahun 2013-2017 adalah sebagai berikut
52
No Emiten Nama Perusahaan
1 AMFG PT. Alumindo Light Metal IndustryTbk
2 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk
3 ASII PT. Astra Internasional Tbk
4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk
6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
9 EKAD PT. Ekadharma Internasional Tbk
10 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
11 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
12 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
13 JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
14 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
16 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk
17 MERK PT. Merck Tbk
18 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
19 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
20 SCCO PT. Supreme Calbe Manufacturing & Commerce Tbk
21 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sd Mncl Tbk
22 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero)
23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
24 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
25 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
26 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk
27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
28 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur
Tabel 4.2
Perusahaan Objek Penelitian
Sumber : http// www.idx.co.id, diakses pada tanggal 23 Mei 2018
53
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen periode
2013-2017, sedangkan variabel independen terdiri dari investment opportunity set,
likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) selama periode 2013-2017.
a. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa
banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham.
Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap
keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari
penghasilan bersih setelah pajak (EAT) dibagikan kepada para investor
dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke
perusahaan dalam bentuk laba ditahan (Mulyono, 2009:10).
Stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan. Namun, Di sisi lain perusahaan yang akan
membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan,
antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk diinvestasikan kembali
yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan,
likuiditas perusahaan, dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan
dividen (Fajar, 2010:1). Kebijakan dividen pada penelitian ini diproksikan
dengan variabel dividend payout ratio (DPR) berikut hasil perhitungannya:
54
Gambar 4.1
Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio Periode 2013-2017
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat pada tahun 2013
perusahaan yang memperoleh dividend payout ratio tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk yaitu 94,72 dan dividend payout ratio teredah
adalah PT. Merck Tbk yaitu 0,08. Periode selanjutnya pada tahun 2014
perusahaan yang memperoleh dividend payout ratio tertinggi adalah PT
Unilever Indonesia Tbk yaitu 91,11 dan dividend payout ratio terendah
adalah peusahaan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. Periode
selanjutnya tahun 2015 dividend payout ratio tertinggi diperoleh
perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk 98,96 sedangkan yang memperoleh
dividend payout ratio terendah adalah PT. Sepatu Bata Tbk. Periode
selanjutnya tahun 2016 perushaan yang memperoleh dividend payout ratio
tertinggi yaitu perusahaan PT unilever Indonesia Tbk yaitu 94,77 dan yang
0
20
40
60
80
100
120
2013
2014
2015
2016
2017
55
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2013
2014
2015
2016
2017
memperoleh dividend payout ratio terendah adalah perusahaan PT. Merck
Tbk yaitu 7,4. Periode selanjutnya tahun 2017 perushaan yang
memperoleh dividend payout ratio tertinggi yaitu perusahaan PT unilever
Indonesia Tbk yaitu 474,91 dan yang memperoleh dividend payout ratio
terendah adalah perusahaan PT. Ekadharma International Tbk yaitu 20,6.
b. Investment Opportunity Set
Secara umum dapat dikatakan bahwa Investment Opportunity Set
menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi
suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure
perusahaan utuk kepentingan dimasa yang akan datang (Nopratiwi,
2004:8).
Gambar 4.2
Hasil Penghitungan Invstment Opportunity Set periode 2013-2017
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat pada tahun 2013
perusahaan yang memperoleh investment opportunity set tertinggi adalah
56
PT Darya Variya Laboratoria Tbk yaitu 2693,77 dan investment
opportunity set terendah adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk yaitu
0,72. Periode selanjutnya pada tahun 2014 perusahaan yang memperoleh
investment opportunity set tertinggi adalah PT Supreme Manufacturing
commerce Tbk yaitu 1990,81 dan investment opportunity set terendah
adalah peusahaan PT Astra Internasional Tbk. Periode selanjutnya tahun
2015 investment opportunity set tertinggi diperoleh perusahaan PT Darya
Varia Laboratoria Tbk 1490,17 sedangkan yang memperoleh investment
opportunity set terendah adalah PT. Lionmesh prima Tbk. Yaitu 0,49
Periode selanjutnya tahun 2016 perushaan yang memperoleh investment
opportunity set tertinggi yaitu perusahaan PT Darya Varia Laboratoria
Tbk yaitu 1814,08 dan yang memperoleh investment opportunity set
terendah adalah perusahaan PT. Astra Internasional Tbk yaitu 0,28.
Periode selanjutnya tahun 2017 perushaan yang memperoleh investment
opportunity set tertinggi yaitu perusahaan PT Supreme Calbe
Manufacturing & Commerce Tbk yaitu 679,81 dan yang memperoleh
investment opportunity set terendah adalah perusahaan PT. Lionmesh
PrimaTbk yaitu 0,47.
57
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2013
2014
2015
2016
2017
c. Likuiditas
Gambar 4.3
Hasil Perhitungan Data Current Ratio periode 2013-2014
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat pada tahun 2013
perusahaan yang memperoleh current ratio tertinggi adalah PT Delta
Djakarta Tbk yaitu 465,78 dan current ratio terendah adalah PT. Astra
Internasional Tbk yaitu 1,2. Periode selanjutnya pada tahun 2014
perusahaan yang memperoleh current ratio tertinggi adalah PT Tempo
Scan Pacifik Tbk yaitu 300,2 dan current ratio terendah adalah
perusahaan PT Astra Otoparts yaitu 1,3 Tbk. Periode selanjutnya tahun
2015 current ratio tertinggi diperoleh perusahaan PT Delta Djakarta Tbk
642,4 sedangkan yang memperoleh current ratio terendah adalah PT.
Astra Otoparts Tbk. Yaitu 1,3 Periode selanjutnya tahun 2016 perusahaan
yang memperoleh current ratio tertinggi yaitu perusahaan PT Delta
Djakarta Tbk yaitu 760,4 dan yang memperoleh current ratio terendah
adalah perusahaan PT. Astra Internasional Tbk yaitu 1,2. Periode
58
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2013
2014
2015
2016
2017
selanjutnya tahun 2017 perusahaan yang memperoleh current ratio yaitu
perusahaan PT Delta Djakarta Tbk yaitu 860 dan yang memperoleh
current ratio terendah adalah perusahaan PT. Astra Internasional Tbk
yaitu 1,2.
d. Profitabilitas
Salah satu faktor utama yang menentukan kesehatan suatu
perusahaan adalah perolehan laba yang dicapai perusahaan dalam periode
tertentu. Dengan tingginya perolehan laba yang dihasilkan perusahaan
akan mengurangi jumlah penggunaan hutang perusahaan. Karena
perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung akan
menggunakan laba dalam membiayai kebutuhan perusahaan dibandingkan
dengan menggunakan hutang. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri, (Agustina, 2017: 20).
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dalam variabel Return on
Equity (ROE).
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Data Return On Equity periode 2013-2014
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
59
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat pada tahun 2013
perusahaan yang memperoleh return on equity tertinggi adalah PT
Unilever Indonesia Tbk yaitu 125,8 dan return on equity terendah adalah
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu 6,97. Periode selanjutnya pada
tahun 2014 perusahaan yang memperoleh return on equity tertinggi
adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu 143,5 dan return on equity
terendah adalah perusahaan PT Lionmesh Prima Tbk yaitu 6,38 Periode
selanjutnya tahun 2015 return on equity tertinggi diperoleh perusahaan PT
Unilever Indonesia Tbk 121,2 sedangkan yang memperoleh return on
equity terendah adalah PT. Lionmesh Indonesia Tbk. Yaitu 1,73 Periode
selanjutnya tahun 2016 perushaan yang memperoleh return on equity
tertinggi yaitu perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk yaitu 135,8 dan
yang memperoleh return on equity terendah adalah perusahaan PT.
Lionmesh Indonesia Tbk yaitu 5,33. Periode selanjutnya tahun 2017
perusahaan yang memperoleh return on equity tertinggi yaitu perusahaan
PT Unilever Indonesia Tbk yaitu 135,4 dan yang memperoleh return on
equity terendah adalah perusahaan PT. Alumindo Light Metal Industry
Tbk yaitu 1,08.
e. Size (Ukuran Perusahaan)
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan
keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan
melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat
karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem
pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan
60
0
5
10
15
20
25
30
35
2013
2014
2015
2016
2017
auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat
disimpulakn bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi
waktu penyelesaian audit (Rachmawati, 2008:3).
Gambar 4.5
Hasil Perhitungan Data Size (Ukuran Perusahaan) Periode 2013-2014
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2018
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat pada tahun 2013
perusahaan yang memperoleh size(ukuran perusahaan) tertinggi adalah PT
Delta Djakarta Tbk yaitu 32,99 dan size (ukuran perusahaan) terendah
adalah PT. Darya Varia Laboratoria Tbk yaitu 20,89. Periode selanjutnya
pada tahun 2014 perusahaan yang memperoleh size(ukuran perusahaan)
tertinggi adalah PT Astra Internasional Tbk yaitu 32,13 dan size (ukuran
perusahaan) terendah adalah PT Astra Internasional yaitu 20,93 Tbk.
Periode selanjutnya tahun 2015 size(ukuran perusahaan) tertinggi
diperoleh PT Astra Internasional Tbk 33,13 sedangkan yang memperoleh
size (ukuran perusahaan) terendah adalah PT. Darya varia- Laboratoria
Tbk. Yaitu 21,04. Periode 2016 size(ukuran perusahaan) tertinggi yaitu
perusahaan PT Astra Internasional Tbk yaitu 33,19 dan yang memperoleh
size (ukuran perusahaan) terendah adalah perusahaan PT. Darya Varia -
Laboratoria Tbk yaitu 21,14. Periode selanjutnya tahun 2017 perusahaan
61
yang memperoleh size (ukuran perusahaan) yaitu PT Astra Internasional
Tbk yaitu 33,32 dan yang memperoleh size (ukuran perusahaan) terendah
adalah perusahaan PT. Darya Varia LaboratoriaTbk yaitu 21,22.
C. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Estimasi Metode Data Panel
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan perumusan
hipotesis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya maka
langkah selanjutnya melakukan analisis data. Penelitian ini
menggunakan data panel yang merupakan gabungan dari data time
series dan cross section. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan data panel dengan menggunakan software
eviews 9.0. sebelum melakukan analisis data langkah pertama adalah
melakukan pemilihan model terbaik untuk menghasilkan analisis yang
baik. Terdapat tiga pendekatan dalam pemilihan model terbaik yaitu:
Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect.
Untuk menentukan model estimasi terbaik tersebut akan dilakukan
beberapa prosedur pengujian formal, yaitu uji chow untuk memilih
antara model common effect atau fixed effect; uji Hausman untuk
memilih antara model fixed effect atau random effect. Selanjutnya,
untuk model estimasi data panel terpilih akan dilakukan pengujian
untuk estimator dengan struktur varians – kovarians residual yang
terbaik.
a. Uji Chow Test
Chow test merupakan uji untuk menentukan model yang paling
tepat antara common effect dengan fixed effect yang akan digunakan
untuk mengestimasi data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah:
62
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIX
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.613375 (27,108) 0.0000
Cross-section Chi-square 90.105705 27 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:22
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -59.23307 22.60706 -2.620114 0.0098
IOS 0.009028 0.004810 1.876717 0.0627
CR 0.049358 0.011189 4.411161 0.0000
ROE 0.201534 0.059554 3.384058 0.0009
SIZE 3.312688 0.776738 4.264872 0.0000 R-squared 0.291839 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.270857 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 19.87486 Akaike info criterion 8.851849
Sum squared resid 53326.36 Schwarz criterion 8.956908
Log likelihood -614.6295 Hannan-Quinn criter. 8.894542
F-statistic 13.90868 Durbin-Watson stat 1.290343
Prob(F-statistic) 0.000000
H0 : Model yang terbaik adalah Common Effect
Ha : Model yang terbaik adalah Fixed Effect
Kriteria pengambilan uji hipotesis diatas dengan membandingkan
antara Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik > Ftabel maka Ho ditolak
sehingga model yang baik adalah Fixed Effect. Begitu sebaliknya. Jika
Fstatistik < Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang baik adalah
model Common Effect.
Langkah lain dalam pengambilan keputusan dilihat dari nilai
probabilitas. Jika probabilitas > 5% maka Ha ditolak sehingga model
yang baik adalah model Common Effect. Begitu sebaliknya jika
probabilitas < 5% maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah
fixed effect.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Chow Test
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018
63
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat hasil chow test bahwa
nilai probabilitas < 5% sehingga dapat disimpulakn menolak Ho dan
menerima Ha sehingga model yang paling baik adalah mengikuti model
Fixed Effect.
b. Uji Hausman Test
Hausman Test merupakan uji untuk menentukan model yang baik
antara fixed effect dengan Random effect yang akan digunakan untuk
mengestimasikan data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah:
Ho : Model yang baik adalah Fixed effect
Ha : Model yang baik adalah Random effect
Kriteria pengambilan uji hipotesis diatas dengan membandingkan
antara Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik > Ftabel maka Ho ditolak sehingga
model yang baik adalah Random Effect. Begitu sebaliknya. Jika Fstatistik <
Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang baik adalah model Fixed
Effect.
Langkah lain dalam pengambilan keputusan dilihat dari nilai
probabilitas. Jika probabilitas > 5% maka Ha ditolak sehingga model yang
baik adalah model Random Effect. Begitu sebaliknya jika probabilitas <
5% maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah fixed effect.
64
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 17.518702 4 0.0015
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. IOS 0.002690 0.007047 0.000032 0.4380
CR 0.033525 0.046494 0.000136 0.2667
ROE -0.605859 0.098749 0.030967 0.0001
SIZE 3.864952 3.651594 0.421746 0.7425
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:22
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.4
Hasil Uji Hausman Test
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
65
0
2
4
6
8
10
12
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
Series: ResidualsSample 1 140Observations 140
Mean -2.74e-14Median -3.616669Maximum 50.44680Minimum -42.92805Std. Dev. 19.58680Skewness 0.413218Kurtosis 2.478994
Jarque-Bera 5.567582Probability 0.061804
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Berikut hasil uji normalitas dalam penelitian ini :
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
Pada gambar diatas, nilai probabilitas menunjukkan angka
0,061804 (lebih besar dari α= 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak,
model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara
variabel bebas. Berikut hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini :
66
IOS CR ROE SIZE
IOS 1.000000 -0.141759 -0.064009 -0.400197
CR -0.141759 1.000000 0.119619 0.047295
ROE -0.064009 0.119619 1.000000 0.102984
SIZE -0.400197 0.047295 0.102984 1.000000
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
Pada tabel 4.5 Diatas hasil matriks korelasi menunjukkan
koefisien korelasi variabel Investment Opportunity Set (IOS),
Current Ratio(CR), Return on Equity (ROE) dan Size 0,8 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas
antar variabel independen.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari variabel pengganggu
antara pengamatan satu ke pengamatan lain. Untuk menciptakan suatu
model regresi tidak boleh terdapat heteroskedastistas. Pendeteksian pada
penelitian ini menggunakan uji white. Berikut hasil uji white dalam
penelitian ini:
67
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.901657 Prob. F(14,125) 0.5588
Obs*R-squared 12.84121 Prob. Chi-Square(14) 0.5391
Scaled explained SS 8.829862 Prob. Chi-Square(14) 0.8418
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:26
Sample: 1 140
Included observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5500.771 3983.692 -1.380822 0.1698
IOS^2 -0.000201 0.000224 -0.899303 0.3702
IOS*CR -0.003061 0.006538 -0.468199 0.6405
IOS*ROE 0.031961 0.026901 1.188087 0.2371
IOS*SIZE -0.057275 0.049316 -1.161387 0.2477
IOS 1.327766 1.438664 0.922916 0.3578
CR^2 0.000132 0.001030 0.128525 0.8979
CR*ROE -0.016236 0.013188 -1.231091 0.2206
CR*SIZE 0.087254 0.166929 0.522703 0.6021
CR -2.628298 4.952693 -0.530681 0.5966
ROE^2 0.021124 0.050537 0.417987 0.6767
ROE*SIZE -0.318623 1.255354 -0.253812 0.8001
ROE 10.05037 36.60993 0.274526 0.7841
SIZE^2 -7.914858 4.993206 -1.585126 0.1155
SIZE 433.7672 281.3228 1.541884 0.1256 R-squared 0.091723 Mean dependent var 380.9026
Adjusted R-squared -0.010004 S.D. dependent var 464.8939
S.E. of regression 467.2135 Akaike info criterion 15.23241
Sum squared resid 27286057 Schwarz criterion 15.54758
Log likelihood -1051.268 Hannan-Quinn criter. 15.36048
F-statistic 0.901657 Durbin-Watson stat 1.620453
Prob(F-statistic) 0.558835
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews versi 9, 2018
dari hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari Obs*R-
squared dengan prob. (0,5391) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
menerima hipotesis nol atau penelitian ini tidak ada masalah
heteroskedastisitas.
4) Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu
observasi dengan residual observasilainnya. Autokorelasi lebih
mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu, karena
68
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data
pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap
dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada datayang bersifat
antarobjek (crosss section). Dalam medeteksi masalah autokorelasi
digunakan dengan uji Durbin Watson.
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin –
Watson. Autokorelasi dapat berbentuk menjadi autokorelasi positif
dan autokorelasi negatif, Winarno (2011:5.26). Mengidentifikasi
adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat hasil uji
Durbin – Watson.
69
Tabel 4.9
Uji Durbin - Watson
0 1,67 1,78 2,21 2,32
Apabila D –W berada antara hingga maka model tersebut tidak terdapat
autokorelasi. Sebaliknya, jika D-W tidak berada diantara hingga maka
model tersebut dapat terdapat autokorelasi (Winarno, 2009, 5.27).
Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka
uji autokorelasi sudah tidak perlu di uji kembali, karena data panel
sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada
autokorelasi.
n = 5 x28 = 140 sampel
k = 4
dl = 1.6710
du = 1.7851
4 - dl = 4- 1,6710= 2,329
4 - du = 4- 1,7851= 2,2149
Dari hasil tersebut dapat dikatakan tidak terdapat masalah
autokorelasi karena hasil durbin Watson (1,834811) beradadiantara
dl, du, d-dl dan 4-du.
Ada
autokorelasi
positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Ada
autokorelasi
negatif
70
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Hasil Uji Signifikasi
a. Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel
independen (Investment Opportunity Set, likuiditas, profitabilitas, size)
terhadap variabel dependen kebijakan dividen. Hipotesis dalam uji ini
adalah:
Ho: variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
Ha : Variabel independen secara simultan berpengaruh
Dasar pengambilan keputusan Uji F adalah jika probabilitasnya
(nilai prob) > 0,05, maka Ho diterima dan jika probabilitasnya (nilai
prob)< 0,05 maka Ha diterima. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil uji F (Simultan)
Sumber : Hasil Pengolahan data Eviews versi 9, 2018
71
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai F-hitung
sebesar 5,879829 dan Ftabel sebesar 2,67. Ftabel didapat dari nilai
pembilang (k-1) sebesar (4-1=3) dan nilai penyebutnya (n-k) sebesar
(140-3 = 137) maka didapat nilai F tabel sebesar 2,67. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa F hitung > F tabel maka menolak hipotesis nol yang
artinya variabel independen (investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size) secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Selain itu dapat dilihat baha nilai F probabilitas sebesar 0,000yang
lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan menolak hipotesis nol yang
artinya variabel independen (investement opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size) secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
b. Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel
independen secara individe terhadap variabel independen. Pengambilan
keputusan pada uji ini dilakukan dengan mebandingkan nilai t-hitung
dengan t-tabel. Hipotesis dalam uji ini adalah:
H0 : Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
Ha : Variabel independen secara parsial berpengaruh
Jika nilai t hitung > t tabel dapat disimpulakan menolak hipotesis
nol yang berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Sebaliknya jika nilai t hitung < t tabel dapat
72
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
disimpulakn menerima hipotesis nol yang berarti variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Uji t dilakukan dengan menggunakan uji dua arah (two tail test)
dengan α 5%, sehingga t-tabel diperoleh sebagai berikut:
= [
= ( − )
=
= (1 0 − )
= 1,97756
Berikut ini merupakan tabel hasil uji t:
Tabel 4.10
Hasil Uji t (parsial)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
Berdasarkan hasil estimasi t tabel sebesar 1,97756 maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut
73
1) Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai t hitung sebesar 0,342277
berarti lebih kecil dari 1,97756. Nilai probabilitas sebesar 0,7328 >
0,05 sehingga menerima hipotesis nol yang berarti bahwa investment
opportunity set tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sependapat dengan Haryeti
dan Ekayanti (2012), Agung (2014) yang menemukan bahwa
investment opportunity set tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak sama dengan
penelitian Suharli (2007) dan Nugroho (2010) yang menyatakan
bahwa IOS memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
2) Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai t hitung sebesar 1,927818
berarti lebih kecil dari 1,97756. Nilai probabilitas sebesar 0,0565 >
0,05 sehingga likuiditas mempunyai tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sama dengan Afriani
(2014) dan Mafizatun (2013) yang menemukan bahwa likuiditas
tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rostanty (2017), likuiditas mempunyai pengaruh
positif terhadap kebijakan dividen. Sari dan Sudjarmi (2015) juga
mengungkapkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current
ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen,
74
semakin besar tingkat likuiditasnya maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
3) Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai t hitung sebesar -3,121505
berarti lebih kecil dari -1,97756. Nilai probabilitas sebesar 0,0023 <
0,05 sehingga sehingga menolak hipotesis nol yang berarti bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Penelitian Devi (2013), Elsiddig (2015) dan Meilina (2015)
menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kebijakan dividen karena profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan
dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.
4) Pengaruh Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai t hitung sebesar 3,675195
berarti lebih besar dari 1,97756. Nilai probabilitas sebesar 0,0004 <
0,05 sehingga menolak hipotesis nol yang berarti bahwa size (ukuran
perusahaan ) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2018),
hasil penelitiannya yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas
perusahaan memberikan dampak positif terhadap kebijakan dividen
sedangkan corporate governance dan pertumbuhan perusahaan
memberikan dampak negatif terhadap kebijakan dividen.
75
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisisen determinasi adalah untuk menjelaskan seberapa besar
proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel
independen. Semakin besar nilai R2
maka semakin baik hasil dari
model regresi tersebut, Widarjono (2013:69).
Koefisien determinasi selalu naik jika menambah jumlah variabel
independen dalam suatu model walaupun penambahan variabel
independen tersebut belum tentu mempunyai pengaruh terhadap
variabel independen. Sebagai alternatif digunakan R2 yang disesuiakan
(Adjusted R2) berikut hasil Adjusted R
2.
Tabel 4.11
Hasil Determinasi (Adjusted R2)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
76
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan hasil uji diatas dapat dilihat bahwa nilai adjusted R2
adalah 0,521143 yang berarti bahwa kemampuan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian yaitu Investment Opportunity Set,
likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) dalam
menjelaskan variabel dependen (kebijakan dividen) sebesar 52,11%
sisanya 47, 89% dijelaskan oleh variabel lain yang tdak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
5. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment
opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran perusahaan)
terhadap kebijakan dividen. Model analisis yang digunakan adalah
model Fixed Effect. Berikut hasil regresi data panel.
Tabel 4.12
Hasil Uji Data Panel
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 9, 2018
77
Persamaan regresi dari output diatas dengan variabel dependen
kebijakan dividen adalah sebagai berikut
Y= -53,87566 +0,002890(IOS) + 0,033525 (CR) – 0,605859 (ROE)
+ 3,864952 (SIZE)
Berdasarkan persamaan diatas dapat dinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta (-53,87566)
Nilai konstanta -53,87566 yang berarti jika variabel bebas
yang terdiri dari investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas, dan Size (ukuran perusahaan) bernilai nol maka
variabel nilai perusahaan akan turun sebesar 53,87566.
b. Investment opportunity set (0,342277)
Investment opportunity set memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,7328 yang berada diatas tingkat signifiakasi sehingga
menerima H01 dan menolak Ha1. Dengan nilai koefisien variabel
kebijakan dividen sebesar 0,342277 yang menunjukkan bahwa
kebijakan dividen mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga
akan mengakibatkan peningkatan kebijakan dividen sebanyak
0,342277 satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
c. Likuiditas (1,927818)
Likuiditas memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0565 yang
berada diatas tingkat signifiakasi sehingga menerima H01 dan
menolak Ha1. Dengan nilai koefisien variabel kebijakan dividen
78
sebesar 1,927818 yang menunjukkan bahwa kebijakan dividen
mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan
mengakibatkan peningkatan kebijakan dividen sebanyak
1,927818 satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
d. Profitabilitas (-3, 121505)
Profitabilitas memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0023
yang berada dibawah tingkat signifiakasi sehingga menolak H01
dan menerima Ha1. Dengan nilai koefisien variabel probabilitas
sebesar -3,121505 yang menunjukkan bahwa probabilitas
mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan
mengakibatkan penurunan kebijakan dividen sebanyak 3,121505
satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
e. Size (3,675195)
Size (ukuran perusahaan) memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,0004 yang berada di bawah tingkat signifiakasi
sehingga menolak H01 dan menerima Ha1. Dengan nilai
koefisien size sebesar 3,675195 yang menunjukkan bahwa jika
size mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan
mengakibatkan peningkatan size sebanyak 3,675195 satuan.
Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
D. Interpretasi
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat dilihat bahwa dua variabel
yang berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen yaitu return on
equity dan size, sedangkan variabel investment opportunity set dan
79
likuiditas tidak berpenagruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini dapat
dilihat dari hasil nilai signifikan dari masing-masing variabel independen
yang lebih kecil dari 0,05. Variabel investment opportunity set dan
likiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena nilai
signifikan dari variabel tersebut lebih besar dari 0,05.
Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya seperti
peneitian yang dilakukan oleh Damayanti (2006), dalam penelitiannya
yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
Dividen. variabel investasi akan berpengaruh negatif terhadap dividend
payout ratio.variabel likuidtas akan berpengaruh negatif terhadap dividend
payout ratio.variabel profitabilitas akan berpengaruh positif terhadap
dividend payout ratio. variabel pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap
dividend payout ratio. variabel ukuran perusahaan akan berpengaruh
negatif terhadap dividend payout ratio.
Dari uraian penelitian diatas dapat dilihat adanya perbedaan hasil
peneltian. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan jumlah sampel yang
dijadikan objek penelitian dan adanya perbedaan periode penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat investment opportunity set
(IOS) yang rendah belum menjamin bahwa dividen yang dibagikan kepada
investor akan meningkat begitu juga sebaliknya. Teori ini menyatakan
bahwa perusahaan yang untung memiliki kecenderungan untuk
membagikan dividen lebih rendah guna memiliki dana internal lebih
banyak sebagai pendanaan untuk proyek investasinya. Bahkan bagi
80
perusahaan yang sedang tumbuh meningkatnya pembayaran dividen dapat
menjadi berita yang kurang baik karena investor beranggapan perusahaan
mengurangi rencana investasinya (Sarmento et al., 2014). Sebagian besar
perusahaan yang menjadi sampel telah berada pada tahap mature, sehingga
fokus perusahaan terletak pada menghasilkan laba dan mendistribusikanya
kepada para pemegang saham. Pada tahap mature ini, perusahaan telah
memiliki cadangan laba yang dapat digunakan sebagai modal investasi
tanpa harus mengurangi proporsi dividen bagi pemegang saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarmento et al (2014), Haryeti
(2013), Luluk (2014), Diah (2016) dan Utama (2018) yang menemukan
bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan pada
kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil penelitian variabel likuiditas tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Afriani (2014), Mafizatun (2013) dan Damayanti (2006). Perusahaan
yang memiliki likiditas yang tinggi menyebabkan perusahaan memiliki
free cash flow yang tinggi. Sehingga, manajer pada perusahaan yang
memiliki free cash flow yang tinggi cenderung tidak membagikan dividen
tetapi menggunakan kas tersebut untuk melakukan investasi yang kurang
mencitakan nilai bagi perusahaan atau digunaakn untuk dirinya sendiri,
Devi (2013 : 15). Namun perusahaan yang memiliki likuiditas yang rendah
cenderung mebagikan dividen yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengolahan data variabel profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Tingkat profitabilitas
81
menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan memperoleh keuntungan,
sehingga perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
mampu membagikan dividen kepada investor dalam jumlah yang tinggi
pula. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama
(2018), Nursandari (2015), Elsiddig (2015) dan Mafizatun (2013).
Berdasarkan hasil pengolahan data variabel size (ukuran
perusahaan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmoko
(2017), Revani (2016) dan Zaipul (2011), yang menyatakan bahwa
semakin besarnya ukuran suatu perusahaan, maka kondisi tersebut
memungkinkan pada semakin besarnya pembagian dividen. Ini
menunjukkan bahwa dengan adanya kemudahan akses ke pasar modal
menjadi faktor yang menguntungkan bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana yang lebih besar dari pasar modal. Perusahaan yang mempunyai rasio
pembayaran dividen yang cukup besar biasanya memiliki total asset yang
besar pula.
Hal ini menunjukkan bahwa total asset yang dimiliki perusahaan
digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Pinjaman
tersebut digunakan kembali untuk manambah asset perusahaan sehingga
akan meningkatkan kegiatan operasioal dan penjulan perusahaan.
Penjualan yang meningkat akan mempengaruhi laba bersih. Dari laba
bersih yang meningkat manajemen perusahaan akan menguragi saldo laba
pada neraca yang akan meningkatkan kemampuan rasio pembayaran
dividen.
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel
investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas dan size (ukuran
perusahaan) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
periode 2013-2017. Berdasarkan hasil penelitian sehingga dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi data panel menggunakan fixed effect model ditemukan
bahwa variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen yaitu:
a. Investment opportunity set berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut
membuktikan bahwa apabila kondisi perusahaan sangat baik
maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih
investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Dana
yang seharusnya dapat dibayarkan sebagaai dividen kepada
pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi.
b. Likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
dividen. Hal ini diharapkan likuiditas dipakai bukan untuk
dibayarkan dividen kepada para pemegang saham namun,
likuiditas dapat dialokasikan pada pembelian aktiva tetap atau
aktivalancar yang permanen, guna memanfaatkan kesempatan
investasi yang ada serta untuk biaya operasional.
83
c. Profitabilitas yang di proksikan oleh Return on Equity
menunjukkan hasil yang signifikan. Semakin besar nilai return
on equity maka dapat meningkatkan dividen perusahaan yang
mempunyai laba ditahan yang besar, akan lebih senang
menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.
d. Size (ukuran perusahaan) menunjukkan hasil yang signifikan.
Semakin besar nilai size maka dapat meningkatkan dividen
perusahaan. Karena kemudahan untuk mengakses ke pasar
modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan
kemampuan untuk mendapatkan dana, adanya kemudahan
tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan
prospek yang baik sehingga size bisa memberikan pengaruh
yang positif terhadap dividen perusahaan.
2. Secara simultan menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000000,
lebih kecil dari alpha 0,05 (5%) . Dengan demikian hipotesis alternatif
diterima artinya investment opportunity set, likuiditas, profitabilitas
dan size (ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil dari penelitian variabel yang paling dominan dalam
penelitian ini adalah variabel size (ukuran perusahaan). Dapat dilihat
dari probabilitasnya sebesar 0,0004 dan β sebesar 3,864952
Berdasarkan koefisien determinasi ditemukan nilai Adjusted R2
sebesar 0,521143 yang berarti bahwa kemampuan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) dalam menjelaskan variabel
84
dependen (kebijakan dividen) sebesar 52,11% sisanya 47,89%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian
ini.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Saran Bagi Investor
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hal yang akan
diperolehnya dari investasi yang beresiko maka pilihan investasi tidak
dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan saja tetapi
investor harus bersedia menganggung risiko atas investasinya. Oleh
karena itu, dalam melakukan investasi, investor seharusnya
mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya,
sehingga ,menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi dan untuk
mngetahui perubahan-perubahan sehingga tidak salah dala melakukan
investasi.
2. Saran Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan investasi. Dan bagi perusahaan agar lebih
85
meningkatkan usahanya agar investor bisa untuk menanamkan
sahamnya.
3. Saran Bagi Akademisi
Penilaian analisis pengaruh investment opportunity set, likuiditas,
profitabilitas dan size (ukuran perusahaan) yang mempengaruhi
kebijakan dividen dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya, dan melakukan penelitian yang lebih baik serta
menambah jumlah variabel dan periode penelitian agar mengahsilkan
data yang lebih baik lagi karena masih 47,89 persen variabel yang data
mempengaruhi kebijakan dividen.
86
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Fillya., Ervita Safitri. “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen”. 2014.
Jurusan Manajemen, STIE MDP. Palembang.
Agustina, Farah. 2017. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Kepemilikan Institusional terhadap
Kebijakan Hutang”. Skripsi. UIN Jakarta.
Anggraeni, Rahmanita 2012, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012, Skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran, Semarang.
Ardimas, Wahyu dan Wardoyo. 2014.Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate
Social Responbility terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Public yang
Terdaftar di BEI. Sancal 2014. ISBN 978-602-70429-1-9.
Astriani, Eno Fuji, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan dan Investment Opportunity Set terhadap Nilai
Perusahaan”, Jurnal Manajemen Keuangan, Padang, Vol 2, No 1 2014.
Atmoko, Yudha, Defung, F dan Tricahyadinata, Irsan. 2017. “Pengaruh Return on
Assets, Debt to Equity Ratio dan Firm Size terhadap Dividend Payout
Ratio”. Jurnal Ekonomi Bisnis Universitas Mulawarman. Volume 14 (2)
2017, 103-109.
Cahyo, Agung Dwi. 2013. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan
Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012. Jurnal Fakultas
Ekonomi, UMRAH, Riau.
Dewi, S. C. 2008, Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1 : 48-57
Dharmastuti, Ch, F, Stella, K, dan Eviyanti. (2003). Analisis Keterkaitan Secara
Simultan antara Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2002.
Jurnal Ekonomi dan bisnis. Vol 2 No. 9 hal 1-8). Semarang.
Eltya, S., Topowijono., & Azizah, D. F. 2016. Pengaruh Leverage, Likuiditas,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No.2, 55-62.
87
Fidhayatin, S. Kurnia dan Dewi, Nurul. 2012. Analisis Nilai Perusahaan,Kinerja
Perusahaan Dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI. The Indonesian
Accounting Review. 2(2): pp: 203 – 214
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate program IBM SPSS 19
(Edisi Kelima. Semarang. Universitas Diponegoro.
Handayani, D.R. dan Hadinugroho, B. “Analisis Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen”. Jurnal Fokus Manajerial. Vol.7, No.1, 64-71. 2009.
Indahningrum dan Handayani, (2009), Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash
Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No. 3 Desember 2009, Hlm. 189-207
Kadir, Abdul. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi . Banjarmasin.
Kasmir. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Marinda, Fajrul, Moch Dzulkirom AR. dan Muhammad Saifi. 2014. “Pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)”. Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 14, No. 1: 1-10
Marietta, Unzu Dan Djoko, Sampurno. (2013). Analisis Pengaruh Cash Ratio,
Retun On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio Terhadap
Dividend Payout Ratio: ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011). Diponegoro
Journal of Management. Vol. 2(1): 32-34
Martono dan D. Agus Harjito, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 1, Ekonisa,
Yogyakarta
Mawarni, dan Ratnadi. (2014). “Pengaruh Kesempatan Investasi, Leverage dan
Likuiditas pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”. Jurnal UNUD. BALI. ISSN: 2302-8556
Meylina, S. Farida, 2016. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan
Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ-45”. Skripsi, Universitas Sumatera
Utara.
88
Nurhayati, Mafizatun. 2012. Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan
Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor
Non Jasa, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, Juli 2013.
Oktarya, Eka, Lili Syafitri dan Trisnadi Wijaya. 2014. Pengaruh Pertumbuhan
Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI.
Patricia, Roni dkk. 2013. “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Likuiditas,
dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Automotive and Allied Product yang terdaftar di BEI”. Jurnal Akutansi
Universitas Riau Vol. 2 No. 1. 2013.
Ramadhan, Wiby Aqlia. 2014. Pengaruh Free Cash Flow, Investment Opportunity
Set dan Sales Growth Terhadap Dividend Policy Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artikel. Manajemen
Universitas Yogyakarta.
Rizal Ahmad. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Tunai.ISSN:1979- 5408, Vol.2 No.2 November 2009
Rizqia D. Ayu, Siti Aisjah dan Sumiati, 2013. “Effect of Managerial Ownership,
Financial Leverage, Profitability, Firm Size, Investment Opportunity Set
on Dividend Policy and Firm Value”, Journal of Finance and
Accounting, vol 4 No.11
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. Edisi Pertama, Jakarta:
Mitra Wacana Media. 2010.
Rosdini, Dini, 2009. “Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout
Ratio” , Working Paper in Accounting and Finance, Departement of
Accounting Padjajaran University, Bandung.
Rostanty, Virginnia Aprita. 2016. Pengaruh Free Cash Flow, Likuiditas terhadap
Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2015). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung. ISSN:
2460-6561.
Sumantri, dan Candraningrat .2013. “Pengaruh Profitabilitas, Firm Size,
Likuiditas dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen”. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Bali, Universitas Udayana.
Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAkarta, 2008.
89
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung; Alfabeta. 2009.
Suwito, dan Herawaty. (2005). “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. SNA VIII. Solo. September.
Utama, Ngurah Putu S.P. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity
Set dan pada Kebijakan Dividen. E Jurnal Akuntansi Universitas
Yudayana. Vol.22.2. Februari (2018):976-1003.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Ekonosia FE
UII, Yogyakarta.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Unit Penertbit dan Percetakan STIM YKPN, Yogyakarta.
Zaipul, Ahmad. 2010. Analisis Cash Position, Growth Potential, Return On
Equity, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Investment Terhadap Dividend
Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi
Yang Listing Di BEI. Jurnal tidak diterbitkan. FE. Universitas
Gunadarma.
90
LAMPIRAN
91
LAMPIRAN 1
DAFTAR
SAMPEL DAN
PERHITUNGAN
DATA
92
No Emiten Nama Perusahaan
1 AMFG PT. Alumindo Light Metal IndustryTbk
2 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk
3 ASII PT. Astra Internasional Tbk
4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk
6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
9 EKAD PT. Ekadharma Internasional Tbk
10 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
11 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
12 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
13 JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
14 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
16 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk
17 MERK PT. Merck Tbk
18 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
19 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
20 SCCO PT. Supreme Calbe Manufacturing & Commerce Tbk
21 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sd Mncl Tbk
22 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero)
23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
24 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
25 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
26 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk
27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
28 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur
Lampiran 1: Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
93
No Tahun Nama DPR IOS CR ROE SIZE
1 2013 AMFG 1 14.35 1.1 4.2 12.26 28.64
2 2014 AMFG 2 7.57 1.1 5.7 14.4 27.24
3 2015 AMFG 3 15.81 0.83 4.7 10.5 27.33
4 2016 AMFG 4 18.07 0.8 2 7.22 29.33
5 2017 AMFG 5 89.88 0.73 156.63 1.08 29.46
6 2013 ARNA 6 59.08 1.96 130 31 27.75
7 2014 ARNA 7 50.69 7 161 29 27.86
8 2015 ARNA 8 64.78 4.1 102 8 27.98
9 2016 ARNA 9 45.1 4.02 135 10 28.06
10 2017 ARNA 10 36.55 2.4 163 12 28.1
11 2013 ASII 11 39.64 0.26 1.2 21 32.99
12 2014 ASII 12 39.72 0.25 1.3 18 33.09
13 2015 ASII 13 39.35 0.19 1.4 12 33.13
14 2016 ASII 14 36.26 0.23 1.2 13 33.19
15 2017 ASII 15 34.06 0.21 1.2 15 33.32
16 2013 AUTO 16 62.79 0.29 1.8 11.07 30.15
17 2014 AUTO 17 65.13 2 1.3 9.44 30.29
18 2015 AUTO 18 45.89 0.76 1.3 3.2 30.29
19 2016 AUTO 19 27.82 0.93 1.5 4.6 28.62
20 2017 AUTO 20 37.08 0.97 1.7 5.1 30.32
21 2013 BATA 21 83.64 0.03 169 11.18 28.23
22 2014 BATA 22 44.43 0.03 155 16.49 27.37
23 2015 BATA 23 5.64 2.13 247 23.93 27.4
24 2016 BATA 24 27.87 1.84 257 9.69 27.41
25 2017 BATA 25 42.88 1.27 246 7.25 27.47
26 2013 CPIN 26 36.14 5.56 3.79 25.41 30.38
27 2014 CPIN 27 24.55 4.93 2.24 14.59 30.66
28 2015 CPIN 28 22.96 3.33 2.11 15 27.27
29 2016 CPIN 29 30.46 3.58 2.13 16 30.81
30 2017 CPIN 30 42.32 3.13 2.32 16 30.83
31 2013 DLTA 31 71.92 0.18 465.78 13.75 28.66
32 2014 DLTA 32 41 0.16 5.4 37.73 27.62
33 2015 DLTA 33 61.73 4.9 642.37 22.6 27.66
34 2016 DLTA 34 67.69 3.95 760.39 25.13 27.81
35 2017 DLTA 35 63.65 3.21 863.78 24.44 27.92
36 2013 DVLA 36 37.84 2693.77 4.24 13.75 20.89
37 2014 DVLA 37 66.47 1990.51 4.91 13.83 27.84
38 2015 DVLA 38 41.9 1490.17 3.52 11.07 21.04
39 2016 DVLA 39 53.8 1814.08 2.86 8.56 21.14
40 2017 DVLA 40 32.8 1.96 2.66 14.53 21.22
Lampiran 2 : perhitungan Investment Opportunity Set (IOS), Current Ratio (CR),
Return On Equity (ROE), dan Size (Ukuran Perusahaan)
94
No Tahun Nama DPR IOS CR ROE SIZE
41 2013 EKAD 41 23.48 1.15 2.3 16.6 26.56
42 2014 EKAD 42 21.85 1.32 2.3 14.92 26.74
43 2015 EKAD 43 18.45 0.95 3.5 16.11 28.67
44 2016 EKAD 44 9.99 0.69 4.89 15 25.61
45 2017 EKAD 45 20.6 0.73 4.52 11 27.4
46 2013 GGRM 46 41.63 2.75 172.2 14.67 31.55
47 2014 GGRM 47 34.67 3.52 162 14.4 31.69
48 2015 GGRM 48 32.7 2.78 177 7.66 31.78
49 2016 GGRM 49 75.08 3.11 193.8 10.22 31.77
50 2017 GGRM 50 69.42 3.82 193.6 12.11 28.2
51 2013 ICBP 51 54.7 2.69 2.41 19.31 30.69
52 2014 ICBP 52 48.02 2.62 2.19 19.53 30.85
53 2015 ICBP 53 48.98 2.39 2.33 24.33 30.91
54 2016 ICBP 54 82.84 5.36 210.85 19.29 30.99
55 2017 ICBP 55 52.72 5.11 2.43 17.68 31.08
56 2013 INDF 56 58.57 1.51 1.68 8.9 31.98
57 2014 INDF 57 57.7 1.37 1.81 8.6 32.08
58 2015 INDF 58 76.92 1.05 1.71 8.3 28.39
59 2016 INDF 59 43.85 1.58 1.51 9.5 32.03
60 2017 INDF 60 56.57 1.43 1.5 10.3 32.1
61 2013 JPFA 61 24.72 0.48 2.1 12.21 30.33
62 2014 JPFA 62 41.01 2.9 1.8 8.58 30.38
63 2015 JPFA 63 32.21 1.1 1.8 8.6 30.47
64 2016 JPFA 64 11.26 1.77 2.1 23.2 25.67
65 2017 JPFA 65 67.93 1.5 1.3 11.3 30.67
66 2013 KAEF 66 19.93 2.19 2.43 14.41 28.55
67 2014 KAEF 67 29.89 4.28 2.39 13.54 28.79
68 2015 KAEF 68 25.91 2.35 1.92 12.91 28.86
69 2016 KAEF 69 27.13 6.72 1.71 11.95 29.15
70 2017 KAEF 70 24.32 5.83 1.55 12.89 29.43
71 2013 KLBF 71 52.44 6.89 283.93 22.58 30.06
72 2014 KLBF 72 43.5 8.74 60.6 21.03 30.15
73 2015 KLBF 73 49.79 5.66 369.78 18.32 30.25
74 2016 KLBF 74 43.7 5.7 413.11 18.45 23.45
75 2017 KLBF 75 48.34 5.7 450.94 17.3 30.44
76 2013 LMSH 76 18.19 0.72 4.19 13.02 27.49
77 2014 LMSH 77 33.66 0.56 5.56 6.38 25.66
78 2015 LMSH 78 59.68 0.49 8.09 1.73 27.46
79 2016 LMSH 79 8.37 0.48 2.77 5.33 25.81
80 2017 LMSH 80 7.4 0.47 4.28 10 25.8
Lampiran 3 : Perhitungan Investment Opportunity Set (IOS), Current Ratio (CR),
Return On Equity (ROE), dan Size (Ukuran Perusahaan)
95
No Tahun Nama DPR IOS CR ROE SIZE
81 2013 MERK 81 0.08 8.12 3.98 34.25 27.26
82 2014 MERK 82 80.23 6.36 4.59 30.1 30.58
83 2015 MERK 83 16.71 82 3.65 30.1 27.18
84 2016 MERK 84 80.17 7.07 4.22 26.4 30.84
85 2017 MERK 85 80.17 6.18 3.08 23.51 28.78
86 2013 MLBI 86 100 25.52 174.21 118.6 32.15
87 2014 MLBI 87 39.17 0.45 51 143.53 28.43
88 2015 MLBI 88 68.51 20.54 58 60.08 28.37
89 2016 MLBI 89 28.94 30.16 68 119.67 28.45
90 2017 MLBI 90 31.47 27.05 68 124.14 28.55
91 2013 ROTI 91 13.75 6.56 1.14 20.07 27.29
92 2014 ROTI 92 12.36 7.3 1.37 19.64 20.93
93 2015 ROTI 93 14.58 5.38 2.05 22.76 27.83
94 2016 ROTI 94 33.56 5.61 2.96 19.79 28.7
95 2017 ROTI 95 43.01 2.38 2.26 4.8 29.14
96 2013 SCCO 96 35.25 1260 2.41 14.83 28.19
97 2014 SCCO 97 31.8 1009.81 7.3 16.9 28.13
98 2015 SCCO 98 33.65 835.71 98 17.34 28.1
99 2016 SCCO 99 19.91 1231.66 9.3 28.04 28.52
100 2017 SCCO 100 32.37 679.81 2 9.9 29.02
101 2013 SIDO 101 97.82 4 168.95 15.5 28.71
102 2014 SIDO 102 87.6 3.98 10.3 15.9 30.31
103 2015 SIDO 103 81.91 3.64 340.36 16.85 31.83
104 2016 SIDO 104 77.93 3.42 8.3 17.1 28.73
105 2017 SIDO 105 70.66 3.24 7.8 18.4 28.78
106 2013 SMGR 106 45.48 3.85 188.24 6.97 31.05
107 2014 SMGR 107 49.23 3.5 220.95 15.57 31.16
108 2015 SMGR 108 55.93 2.46 159.7 17.11 31.27
109 2016 SMGR 109 44.9 1.77 127.25 23.1 31.42
110 2017 SMGR 110 89.68 1.92 156.78 25.7 31.52
111 2013 SMSM 111 65.9 4.93 211 33.59 28.17
112 2014 SMSM 112 52.38 5.96 211 36.75 28.19
113 2015 SMSM 113 39.79 4.72 239 32 28.42
114 2016 SMSM 114 68.9 3.57 286 32 28.44
115 2017 SMSM 115 50.98 3.95 374 30 28.52
116 2013 TCID 116 52.47 2.02 3.57 23.5 24.45
117 2014 TCID 117 50.11 2.75 1.79 13.58 24.56
118 2015 TCID 118 21.54 1.93 5 31.72 28.36
119 2016 TCID 119 63.17 1.41 5.26 9.08 28.41
120 2017 TCID 120 51.25 1.94 5.4 9.63 28.49
Lampiran 4 : Perhitungan Investment Opportunity Set (IOS), Current Ratio (CR),
Return On Equity (ROE), dan Size (Ukuran Perusahaan)
96
No Tahun Nama DPR IOS CR ROE SIZE
121 2013 TOTO 121 46.3 3.68 219.5 22.84 28.18
122 2014 TOTO 122 35 1.6 63.4 23.86 28.35
123 2015 TOTO 123 48.12 4.8 240.67 19.12 28.52
124 2016 TOTO 124 54.82 0.33 218.99 11.06 28.57
125 2017 TOTO 125 53.95 0.24 229.55 16.47 28.67
126 2013 TSPC 126 65.34 3.79 296.19 16.55 29.52
127 2014 TSPC 127 64.33 3.15 300.22 14.23 29.35
128 2015 TSPC 128 67.29 1.81 253.76 12.03 29.46
129 2016 TSPC 129 46.97 1.91 265.21 11.57 29.51
130 2017 TSPC 130 45.98 1.59 252.14 10.7 29.63
131 2013 UNVR 131 94.72 46.63 69.6 125.8 30.22
132 2014 UNVR 132 91.11 17.26 71.5 124.9 30.29
133 2015 UNVR 133 98.96 17.95 139.42 121.2 30.39
134 2016 UNVR 134 95.35 17.68 439.96 135.8 30.45
135 2017 UNVR 135 94.77 22.56 168.58 135.4 30.57
136 2013 WIIM 136 5.72 1.8 2.4 18.4 26.68
137 2014 WIIM 137 41.58 1.55 2.3 13.9 27.93
138 2015 WIIM 138 30.66 0.96 2.9 14.6 27.57
139 2016 WIIM 139 56.27 0.93 3.4 11 27.93
140 2017 WIIM 140 80.26 0.62 65.4 6.5 29.08
Lampiran 5 : Perhitungan Investment Opportunity Set (IOS), Current Ratio (CR),
Return On Equity (ROE), dan Size (Ukuran Perusahaan)
97
LAMPIRAN 2
HASIL OUTPUT
Eviews 9
98
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:20
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -59.23307 22.60706 -2.620114 0.0098
IOS 0.009028 0.004810 1.876717 0.0627
CR 0.049358 0.011189 4.411161 0.0000
ROE 0.201534 0.059554 3.384058 0.0009
SIZE 3.312688 0.776738 4.264872 0.0000 R-squared 0.291839 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.270857 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 19.87486 Akaike info criterion 8.851849
Sum squared resid 53326.36 Schwarz criterion 8.956908
Log likelihood -614.6295 Hannan-Quinn criter. 8.894542
F-statistic 13.90868 Durbin-Watson stat 1.290343
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 6 : Hasil Output Eviews 9
Common Effect
Fixed Effect
99
Dependent Variable: DPR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/21/18 Time: 12:21
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -66.09228 24.09274 -2.743245 0.0069
IOS 0.007047 0.005495 1.282397 0.2019
CR 0.046494 0.012888 3.607379 0.0004
ROE 0.098749 0.081879 1.206037 0.2299
SIZE 3.651594 0.827154 4.414648 0.0000 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 11.03204 0.3193
Idiosyncratic random 16.10647 0.6807 Weighted Statistics R-squared 0.194631 Mean dependent var 25.61024
Adjusted R-squared 0.170769 S.D. dependent var 18.55181
S.E. of regression 16.89368 Sum squared resid 38528.50
F-statistic 8.156278 Durbin-Watson stat 1.688749
Prob(F-statistic) 0.000006 Unweighted Statistics R-squared 0.273390 Mean dependent var 46.84464
Sum squared resid 54715.64 Durbin-Watson stat 1.189148
Random Effect
100
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIX
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.613375 (27,108) 0.0000
Cross-section Chi-square 90.105705 27 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:22
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -59.23307 22.60706 -2.620114 0.0098
IOS 0.009028 0.004810 1.876717 0.0627
CR 0.049358 0.011189 4.411161 0.0000
ROE 0.201534 0.059554 3.384058 0.0009
SIZE 3.312688 0.776738 4.264872 0.0000 R-squared 0.291839 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.270857 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 19.87486 Akaike info criterion 8.851849
Sum squared resid 53326.36 Schwarz criterion 8.956908
Log likelihood -614.6295 Hannan-Quinn criter. 8.894542
F-statistic 13.90868 Durbin-Watson stat 1.290343
Prob(F-statistic) 0.000000
Chow Test
101
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 17.518702 4 0.0015
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. IOS 0.002690 0.007047 0.000032 0.4380
CR 0.033525 0.046494 0.000136 0.2667
ROE -0.605859 0.098749 0.030967 0.0001
SIZE 3.864952 3.651594 0.421746 0.7425
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:22
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 28
Total panel (balanced) observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53.87566 31.02481 -1.736535 0.0853
IOS 0.002690 0.007859 0.342277 0.7328
CR 0.033525 0.017390 1.927818 0.0565
ROE -0.605859 0.194092 -3.121505 0.0023
SIZE 3.864952 1.051632 3.675195 0.0004 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.627939 Mean dependent var 46.84464
Adjusted R-squared 0.521143 S.D. dependent var 23.27543
S.E. of regression 16.10647 Akaike info criterion 8.593951
Sum squared resid 28017.20 Schwarz criterion 9.266327
Log likelihood -569.5766 Hannan-Quinn criter. 8.867185
F-statistic 5.879829 Durbin-Watson stat 1.834811
Prob(F-statistic) 0.000000
Hausman Test
102
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives Test Hypothesis
Cross-section Time Both Breusch-Pagan 14.54677 0.859913 15.40668
(0.0001) (0.3538) (0.0001)
Honda 3.814022 -0.927315 2.041210
(0.0001) -- (0.0206)
King-Wu 3.814022 -0.927315 0.504614
(0.0001) -- (0.3069)
Standardized Honda 4.509893 -0.698164 -1.697293
(0.0000) -- --
Standardized King-Wu 4.509893 -0.698164 -2.309268
(0.0000) -- --
Gourierioux, et al.* -- -- 14.54677
(< 0.01) *Mixed chi-square asymptotic critical values:
1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
LM Test
103
IOS CR ROE SIZE
IOS 1.000000 -0.141759 -0.064009 -0.400197
CR -0.141759 1.000000 0.119619 0.047295
ROE -0.064009 0.119619 1.000000 0.102984
SIZE -0.400197 0.047295 0.102984 1.000000
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
Series: ResidualsSample 1 140Observations 140
Mean -2.74e-14Median -3.616669Maximum 50.44680Minimum -42.92805Std. Dev. 19.58680Skewness 0.413218Kurtosis 2.478994
Jarque-Bera 5.567582Probability 0.061804
Uji Multikolinieritas
104
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.901657 Prob. F(14,125) 0.5588
Obs*R-squared 12.84121 Prob. Chi-Square(14) 0.5391
Scaled explained SS 8.829862 Prob. Chi-Square(14) 0.8418
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 05/21/18 Time: 12:26
Sample: 1 140
Included observations: 140 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5500.771 3983.692 -1.380822 0.1698
IOS^2 -0.000201 0.000224 -0.899303 0.3702
IOS*CR -0.003061 0.006538 -0.468199 0.6405
IOS*ROE 0.031961 0.026901 1.188087 0.2371
IOS*SIZE -0.057275 0.049316 -1.161387 0.2477
IOS 1.327766 1.438664 0.922916 0.3578
CR^2 0.000132 0.001030 0.128525 0.8979
CR*ROE -0.016236 0.013188 -1.231091 0.2206
CR*SIZE 0.087254 0.166929 0.522703 0.6021
CR -2.628298 4.952693 -0.530681 0.5966
ROE^2 0.021124 0.050537 0.417987 0.6767
ROE*SIZE -0.318623 1.255354 -0.253812 0.8001
ROE 10.05037 36.60993 0.274526 0.7841
SIZE^2 -7.914858 4.993206 -1.585126 0.1155
SIZE 433.7672 281.3228 1.541884 0.1256 R-squared 0.091723 Mean dependent var 380.9026
Adjusted R-squared -0.010004 S.D. dependent var 464.8939
S.E. of regression 467.2135 Akaike info criterion 15.23241
Sum squared resid 27286057 Schwarz criterion 15.54758
Log likelihood -1051.268 Hannan-Quinn criter. 15.36048
F-statistic 0.901657 Durbin-Watson stat 1.620453
Prob(F-statistic) 0.558835
Uji Heteroskedastisitas
105
106