pengaruh inflasi, non performing finance, dan...

129
PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN ASET PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Nasional Devisa Periode 2011-2016) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Alif Anjas Permana NIM: 1113085000024 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: dinhdat

Post on 16-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE,

DAN RETURN ON ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN

ASET PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Nasional Devisa Periode 2011-2016)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Alif Anjas Permana

NIM: 1113085000024

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

ii

Page 3: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

iii

Page 4: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

iv

Page 5: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

v

Page 6: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

vi

DATA RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

I. Data Pribadi

Nama : Alif Anjas Permana

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 9 Januari 1996

Warga negara : Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tinggi Badan : 168 cm

Berat Badan : 65 kg

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jl. Mushala an-nur rt.07 rw.02

No.23 Kedaung, Pamulang,

Tangerang Selatan

No. Telp : 089677155958

Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

2001-2007 : SDN 09 Ciputat Tangerang Selatan

2007-2010 : MTsN 3 Jakarta

2010-2013 : MAN 4 Jakarta

2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. Pengalaman Organisasi

Staff Divisi Syiar Lembaga Dakwah Kampus FEB UIN Jakarta

Periode 2014-2015

Staff Divisi Pengembangan Akademik Bakat dan Keilmuan Lembaga

Dakwah Kampus UIN Jakarta, Periode 2016

Page 7: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

vii

ABSTRACT

The research is a quantitative study which calculate and analyze the effects

of inflation, non-performing finance (NPF), and return on asset (ROA) on growth

of sharia banking assets in Indonesia. This research use a sample of some Banks in

Indonesia which include categories as National Islamic Bank foreign exchange,

that are Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia

Syariah and Bank Mega Syariah, the quarterly data for the period march 2011-

Desember 2016. This research used panel data regression analysis with Eviews

version 9. Based on the result of regression panel data with a significance level of

5%, the result shows that independent variable (Inflation, NPF and ROA)

simultaneously have significant effect towards Asset Growth, and in partially the

obtained result shows that NPF and ROA have significant effect on Asset Growth,

meanwhile Inflation had no significant effect on Asset Growth.

Keywords: Asset Growth, Inflation, NPF, ROA

Page 8: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

viii

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi kuantitaif yang menghitung dan

menganalisis pengaruh inflasi, non-performing finance (NPF) dan return on asset

(ROA) terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan sampel beberapa bank yang termasuk dalam kategori Bank Umum

Syariah Nasional Devisa yaitu terdiri dari Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank Mega Syariah Indonesia dalam

data triwulan selama periode maret 2011-desember 2016. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi data panel yang pengolahannya melalui Eviews 9.

Berdasarkan hasil regresi data panel dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, hasil

menunjukan bahwa secara simultan seluruh variabel independen (inflasi, NPF dan

ROA) dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

aset. Secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel NPF dan ROA memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset, sedangkan inflasi memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan aset.

Kata Kunci: Pertumbuhan Aset, Inflasi, NPF, ROA

Page 9: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Non Performing

Finance dan Retrun on Asset Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan

Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Nasional Devisa

Periode 2011-2015)”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, teladan bagi seluruh umat manusia, yang telah memperjuangkan Islam dan

meninggikan kalimat Allah di muka bumi, beserta para keluarga dan para sahabat.

Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta. Mengenai ide serta gagasan

dalam skripsi ini, penulis dapatkan setelah penulis menghadiri acara Indonesia

Islamic Finance Forum yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah

(MES). Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput

dari berbagai kendala yang harus dihadapi dan menyadari sepenuhnya bahwa

keberhasilan yang diperoleh bukan semata-mata hasil usaha penulis sendiri,

melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan, dan arahan yang tidak ternilai

harganya dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada:

1. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si.,

Ca., QIA., BKP sekalu Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan

Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Dr.

Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

sebagai syarat meraih gelar sarjana ekonomi.

2. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan

Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu pemenuhan berkas-berkas administrasi penulis.

Page 10: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

x

3. Endra Kasni Laila Yuda S.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing penulis selama masa studi.

4. Aini Masruroh SE.I., M.SI. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, ilmu, dan tidak henti-hentinya memberikan arahan,

masukan, nasihat, dan motivasi yang sangat berharga kepada penulis selama

penulisan hingga penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Dedi Sutardi dan Ibunda Zahronah yang

selalu memberikan dukungan moril maupun materil, kasih sayang dan doa

terbaik untuk anak-anaknya, dan selalu memberikan nasihat agar selalu sabar

dalam menghadapi setiap permasalahan dalam hidup.

6. Sahabat yang tergabung dalam UR Army (Aqwam, Alvino, Nopal, Syukron)

yang selalu memotivasi saya dengan wacana-wacana yang tak kunjung

terealisasi.

7. Seluruh teman-teman di Lembaga Dakwah Kampus baik itu tingkat fakultas

maupun universitas, yang selalu memberikan nasihat-nasihat terbaik dalam

menghadapi berbagai persoalan di dunia.

8. Seluruh teman-teman Kosjod Institute (Eka, Dahsya, Wachyu, Jodie, Erlangga,

Hisby, Jana, Ridho, Angri, Fajar B, Fariz, Fajar K) yang telah menemani, dan

menjadi keluarga baru bagi penulis.

9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013 yang selalu kompak,

memberikan semangat, doa, dan cerita penuh warna selama masa kuliah.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama masa studi hingga menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah swt senantiasa memberikan balasan pahala yang berlipat ganda

kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis

dalam penulisan dan penyusunan skipsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Juli 2017

Alif Anjas Permana

Page 11: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ............................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 14

A. Landasan Teori .................................................................................... 14

Page 12: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xii

1. Perbankan Syariah ......................................................................... 14

2. Pertumbuhan Aset .......................................................................... 17

3. Inflasi ............................................................................................. 20

4. Non Performing Finance ............................................................... 26

5. Return on Asset .............................................................................. 28

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................ 29

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 38

E. Hipotesis .............................................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 42

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 42

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 42

C. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 44

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 45

1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 46

2. Penentuan Model Regresi .............................................................. 46

a. Common Effect Model .............................................................. 47

b. Fixed Effect Model ................................................................... 47

c. Random Effect Model ............................................................... 48

3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 49

a. Uji Normalitas ........................................................................... 50

b. Uji Multikolinearitas ................................................................. 51

c. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 53

Page 13: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xiii

d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 54

4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 57

5. Uji Hipotesis .................................................................................. 58

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) ........................... 58

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F).............................................. 59

c. Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 60

E. Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 65

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 65

B. Gambaran Umum Data Penelitian ....................................................... 67

C. Hasil Analisis Data Penelitian ............................................................. 72

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 72

2. Penentuan Model Regresi Data Panel............................................ 76

a. Uji Chow .................................................................................. 77

b. Uji Hausman ............................................................................ 78

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 79

a. Uji Normalitas ......................................................................... 79

b. Uji Multikolinearitas ................................................................ 80

c. Uji Heterokedastisitas .............................................................. 81

d. Uji Autokorelasi....................................................................... 83

4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 85

a. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 85

b. Koefisien Determinasi (R2)...................................................... 87

Page 14: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xiv

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) .......................... 89

d. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ............................................ 92

D. Interpretasi ........................................................................................... 94

1. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Aset .............................. 94

2. Pengaruh NPF Terhadap Pertumbuhan Aset ................................. 95

3. Pengaruh ROA Terhadap Pertumbuhan Aset ................................ 96

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 97

A. Kesimpulan ............................................................................................ 97

B. Saran ........................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

LAMPIRAN ....................................................................................................... 103

Page 15: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 34

3.1 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ..................................................... 63

4.1 Daftar Sampel Penelitian ............................................................................... 65

4.2 Proses Seleksi Sampel ................................................................................... 66

4.3 Pertumbuhan Aset ......................................................................................... 67

4.4 Data Inflasi .................................................................................................... 68

4.5 Non Performing Finance (NPF) .................................................................... 69

4.6 Return on Asset (ROA) ................................................................................. 70

4.7 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 72

4.8 Uji Chow ....................................................................................................... 76

4.9 Uji Hausman ................................................................................................. 77

4.10 Uji Normalitas Jarque-Bera......................................................................... 79

4.11 Korelasi Variabel Independen ..................................................................... 80

4.12 Uji White ..................................................................................................... 81

4.13 Uji Breusch-Godfrey ................................................................................... 82

4.14 Uji Breusch-Godfrey (Diferensi Pertama) .................................................. 83

4.15 Hasil Regresi Linear Berganda ................................................................... 85

4.16 Adjusted R-Square ...................................................................................... 88

4.17 Uji Statistik t ............................................................................................... 90

4.18 Uji F statistik ............................................................................................... 93

Page 16: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xvi

DAFTAR GAMBAR

1.1 Pertumbuhan Jumlah BUS & UUS di Indonesia .......................................... 5

1.2 Laju Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia ..................................... 6

1.3 Perbandingan Laju Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah dengan Perbankan

Nasional......................................................................................................... 7

1.4 Perbandingan Tingkat NPF Perbankan Syariah dengan NPL Perbankan

Nasional......................................................................................................... 9

1.5 Perbandingan ROA Perbankan Syariah dengan Perbankan Nasional........... 10

2.1 Demand Pull Inflation ................................................................................... 22

2.2 Cost Push Inflation ........................................................................................ 23

2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 40

4.1 Pertumbuhan Aset ......................................................................................... 67

4.2 Laju Inflasi .................................................................................................... 68

4.3 Non Performing Finance (NPF) .................................................................... 69

4.4 Return on Asset (ROA) ................................................................................. 70

Page 17: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia .... 103

2. Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Mega Syariah ............... 104

3. Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Negara Indonesia

Syariah ............................................................................................................ 105

4. Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri ........... 106

5. Data Inflasi (2011-2016) ................................................................................ 107

6. Statistik Deskriptif .......................................................................................... 108

7. Common Effect Model ................................................................................... 109

8. Fixed Effect Model ......................................................................................... 110

9. Random Effect Model .................................................................................... 111

Page 18: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam datang ke dunia sebagai agama rahmatan lil ‘alamin yang

memiliki makna agama yang membawa rahmat bagi semesta alam, bukan

rahmat hanya untuk penganutnya saja. Oleh sebab itu konsep-konsep

kehidupan di dunia yang ditawarkan oleh ajaran islam merupakan konsep

ideal yang tidak hanya sekedar normatif tapi juga positif atau dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di mana apabila konsep tersebut

diterapkan akan mendatangkan kebaikan bagi para pelakunya. Salah satu

dari konsep-konsep kehidupan tersebut yaitu konsep ekonomi atau yang

dikenal dengan istilah muamalah. Di tengah kepungan perbankan

konvensional yang berbasis bunga dan juga sistem ekonomi moneter

berbasis bunga, di mana ulama telah bersepakat bahwa sistem bunga itu

sendiri serupa dengan riba, maka keberadaan lembaga perbankan yang

sesuai dengan syariah menjadi sesuatu yang wajib diwujudkan.

Upaya mewujudkan bank syariah pun telah membuahkan hasil di

Indonesia. Hingga tahun 2016, keberadaan perbankan syariah di Indonesia

genap sudah 25 tahun. Di mana hal ini diawali dengan berdirinya Bank

Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia, yang

merupakan hasil kerja tim perbankan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Akte

pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1

Page 19: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

2

November 1991, pada saat penandatanganan akte pendirian ini, terkumpul

komitmen pembelian saham sebanyak Rp84 miliar. Pada tanggal 3

november 1991, dalam acara silaturahmi presiden di Istana Bogor, total

komitmen modal disetor awal sebesar Rp106.126.382. dana tersebut berasal

dari presiden dan wakil presiden, sepuluh menteri kabinet pengembangan

V, yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, Yayasan Dakab, Supersemar,

Dharmais, Purna Bhakti Pertiwi, PT PAL, dan PT Pindad. Selanjutnya,

Yayasan Dana Dakwah Pembangunan ditetapkan sebagai yayasan

penopang Bank Syariah. Undang-undang yang mengatur kehadiran bank

syariah di Indonesia adalah UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.

Undang-undang ini belum secara eksplisit mengatur mengenai bank

syariah, selain memperkenalkan kehadiran bank dengan prinsip bagi hasil.

Selanjutnya, keluarnya peratu ran pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992

tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Perkembangan bank syariah

pasca-kehadiran UU No. 7 Tahun 1992 masih sangat lambat. Hal ini terlihat

dari jumlah bank syariah yang tidak bertambah semenjak kehadiran Bank

Muamalat Indonesia. (Arif, 2015:323)

Di tengah kelesuan industri perbankan syariah yang dikarenakan

masih tahap awal kemunculannya dan belum banyak diperhatikan, Bank

Muamalat Indonesia pun harus mengalami ujian yang sangat berat yaitu

krisis ekonomi yang melanda Indonesia di Tahun 1997-1998. Dimana Arif

(2015:332) menjelaskan kirisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

pertengahan tahun 1997 berawal dari gejolak moneter di negara tetangga

Page 20: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

3

sehingga nilai tukar rupiah mengalami depresiasi besar. Kebijakan uang

ketat sebagai upaya untuk menahan tekanan depresiasi rupiah direspon oleh

pasar dengan berkurangnya kepercayaan investor terhadap rupiah.

Intervensi Bank Indonesia dalam bentuk menaikkan tingkat suku bunga SBI

-sebagai upaya menahan tekanan terhadap pelemahan nilai tukar-

mengakibatkan tingkat suku bunga perbankan. Hal ini menyebabkan

ekonomi kekurangan likuiditas dan kegiatan dunia usaha menjadi stagnan.

Gejolak ini merupakan konsekuensi logis dari lepasnya keterkaitan sektor

moneter dengan sektor real. Uang tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat

tukar, tetapi telah menjadi barang komoditas sebagai akibat adanya motif

spekulasi dari para pemegang uang. Dengan demikian, sektor moneter

sering telah lebih maju dari pada sektor real yang mengakibatkan

munculnya fenomena bubble economic, yaitu seakan-akan ekonomi

mengalami pertumbuhan yang tinggi, tetapi tidak memiliki fondasi yang

kuat sehingga apabila diterpa sedikit masalah, langsung goyah dan terbukti

dengan adanya krisis ekonomi tahun 1997.

Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di

Indonesia mampu melewati ujian krisis ekonomi tersebut dengan baik. Hal

ini membuka mata masyrakat terkait kelemahan sistem perbankan

konvensional dan keunggulan sistem perbankan syariah. Selain itu

kemampuan Bank Muamalat Indonesia tersebut juga menarik perhatian

berbagai pihak baik itu pelaku industri keuangan maupun pemerintah. Hal

ini terbukti dengan keluarnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Page 21: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

4

perbankan. Arif kembali menjelaskan (2015, hal. 333) Apabila dalam

Undang-undang No. 7 tahun 1992 yang diakui hanya bank berdasarkan

prinsip bagi hasil, dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 diakui

perbankan syariah dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan demikian,

sejak UU No. 10 tahun 1998 ini diberlakukan, Indonesia secara resmi

menganut dual banking system dalam sistem perbankannya, yaitu

perbankan konvensional dan perbankan syariah berdampingan dalam sistem

perbankan di Indonesia.

Kemampuan Bank Muamalat Indonesia dan pengakuan pemerintah

terkait sistem perbankan syariah tersebut menarik perhatian para pelaku

industri keuangan dan juga direspon positif oleh Industri, banyak pelaku

industri keuangan khususnya perbankan yang melihat sistem perbankan

syariah ini sebagai suatu peluang. Hal ini dapat terlihat dari munculnya

bank-bank syariah baru, baik itu Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha

syariah pasca krisis ekonomi 1998.

Page 22: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

5

Grafik 1.1

Pertumbuhan Jumlah BUS & UUS di Indonesia

Sumber : Asbisindo

Seperti data yang dilansir oleh Asosiasi Bank Syariah Indonesia

(asbisindo) di atas yang menampakkan pertumbuhan jumlah Bank Umum

Syariah maupun Unit Usaha Syariah di Indonesia pasca reformasi hingga

tahun 2014, data tersebut menunjukan bahwa industri Perbankan Syariah

tumbuh secara agresif terutama sampai tahun 2011. Namun setelah tahun

2011 pertumbuhan perbankan syariah dari sisi jumlah mengalami stagnansi.

Hal ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana

pihak ketiga (DPK) perbankan syariah.

Page 23: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

6

Grafik 1.2

Laju Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK

Setelah selama satu dekade mencuri perhatian banyak pihak dengan

laju pertumbuhannya yang sangat cepat jauh di atas rata-rata laju

pertumbuhan perbankan nasional, bahkan pernah mendapatkan predikat the

fastest growing Industry. Industri perbankan syariah mengalami

perlambatan laju pertumbuhan, grafik 1.2 memperlihatkan secara konsisten

sejak 2012 hingga 2015 perbankan syariah baik dari sisi aset, pembiayaan,

maupun dana pihak ketiga (DPK) terus mengalami perlambatan laju

pertumbuhan. Dan dari sisi aset (grafik 1.3) pada tahun 2012 pertumbuhan

aset perbankan syariah sebesar 34,1% dan mengalami perlambatan di tahun

2013 dimana aset perbankan syariah hanya tumbuh sebesar 24,2% namun

masih di atas laju pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya sebesar

16,7% pada 2012 dan 16,2% pada 2013. Akan tetapi hal tersebut terus

berlanjut hingga mencapai titik yang mengkhawatirkan dimana tercatat

sejak Desember 2014 hingga juni 2015 laju pertumbuhan aset perbankan

Page 24: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

7

syariah berada di bawah rata-rata laju pertumbuhan aset perbankan nasional.

Yaitu aset perbankan syariah hanya tumbuh sebersar 12,4% di bawah

pertumbuhan aset perbankan nasional yaitu sebesar 13,3% pada desember

2014 dan berlanjut hingga juni 2015 tercatat pertumbuhan aset perbankan

syariah hanya 8,1% hampir setengah dari pertumbuhan aset perbankan

nasional yang mencapai 14,1%.

Grafik 1.3

Perbandingan Laju Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah dengan

Perbankan Nasional

Sumber: Asbisindo

Terkait tren perlambatan laju pertubuhan perbankan syariah

tersebut, Dalam roadmap Perbankan Syariah di Indonesia 2015-2019 yang

dirilis oleh Otoritas Jasa Keuagan (OJK) dikatakan bahwa kondisi

perekonomian nasional yang mengalami sedikit penurunan sebagai imbas

Page 25: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

8

dari kondisi perekonomian global, juga berpengaruh terhadap perbankan

nasional. Memang sesuatu yang tidak dapat dipungkiri meskipun perbankan

syariah memiliki sistem tersendiri dalam menjalankan fungsi

intermediasinya sebagai bank yang berbeda dengan perbankan

konvensional, namun kondisi perekonominan nasional seperti salah satunya

adalah tingkat inflasi juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan

perbankan syariah.

Dinno Indiano, Ketua Pengembangan Bisnis Asosiasi Bank Syariah

Indonesia (Asbisindo) dalam presentasinya yang berjudul “Tantangan

Perbankan Syariah 2016” menyampaikan bahwa perlambatan pertumbuhan

perbankan syariah dalam 2 tahun terakhir pada dasarnya tidak hanya

disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia, akan tetapi juga akibat

faktor internal pada industri perbankan syariah sendiri.

Di antara faktor internal tersebut yang terindikasi menjadi penyebab

perlambatan laju pertumbuhan perbankan syariah, salah satunya adalah

Non-Performing Finance (NPF). Hal ini dikarenakan perlambatan laju

pertumbuhan yang dialami perbankan syariah tiga tahun terakhir ini juga

diikuti dengan semakin tingginya tingkat NPF. Bahkan seperti yang terlihat

pada grafik 1.4, pada tahun 2013 NPF perbankan syariah berada di angka

2,62% meningkat 0,4% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 2,22%. Dan

terjadi peningkatan yang signifikan pada desember 2014 yaitu NPF berada

di angka 4,33%, dan terus konsisten tinggi hingga juni 2015 tercatat sebesar

4,76%. Sejak desember 2014 tingkat NPF perbankan syariah ini jauh lebih

Page 26: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

9

tinggi dua kali lipatnya jika dibandingkan dengan tingkat NPL perbankan

nasional yang konsisten berada di kisaran 2%.

Grafik 1.4

Perbandingan Tingkat NPF Perbankan Syariah dengan NPL

Perbankan Nasional

Sumber: Asbisindo

Pada dasarnnya salah satu faktor pendukung bagi Bank Syariah

untuk dapat memperbesar asetnya adalah berasal dari laba yang dihasilkan

oleh bank syariah itu sendiri. Karena semakin besar laba yang dihasilkan

suatu perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan perusahaan

tersebut melakukan ekspansi demi pertumbuhan usahanya. Salah satu

indikator dalam melihat kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba

adalah dengan melihat rasio return on asset (ROA). Dahlan (2005) dalam

bukunya yang berjudul “Manajemen Lembaga Keuangan” menjelaskan

Page 27: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

10

bahwa Rasio ini (ROA) memberikan informasi seberapa efisien suatu bank

dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan

seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap

rupiah asetnya.

Grafik 1.5

Perbandingan ROA Perbankan Syariah dengan Perbankan Nasional

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK

Pada grafik 1.5 terlihat jelas bagaimana kemampuan bank syariah

dalam menghasilkan laba masih kalah dibandingkan dengan perbankan

nasional. Hal ini diduga karena bank syariah dinilai belum cukup effisien

dalam mengelola asetnya. Dan sejalan dengan laju pertumbuhan aset

perbankan syariah (grafik 1.3), terjadi penurunan yang cukup signifikan

pada 2014 namun berbeda pada tahun 2015 dimana ROA perbankan syariah

3.11% 3.08%2.85%

2.29%2.14% 2.00%

0.79% 0.89%

2012 2013 2014 2015 (juni)

ROA Perbankan Nasional ROA Perbankan Syariah

Page 28: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

11

menaik menjadi 0,89% namun laju pertumbuhan aset masih tetap

mengalami perlambatan.

Seperti yang telah dipaparkan, meskipun dari sisi jumlah, aset

perbankan syariah terus tumbuh, namun secara persentase, pertumbuhan

yang terjadi terus menurun di tiga tahun terkhir bahkan hingga berada di

bawah rata-rata industri. Dimana fenomena perlambatan laju pertumbuhan

aset perbankan syariah tersebut juga sejalan dengan tren negatif dari sisi

NPF dan ROA. selain itu fenomena ini bertepatan dengan krisis ekonomi

global yang berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam,

dengan mengangkat judul yaitu “Pengaruh Inflasi, Non Performing Finance

dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di

Indonesia (Studi Kasus: Bank Umum Syariah Nasional Devisa Periode

2011-2016)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah inflasi, non-performing finance dan return on asset secara

parsial dan juga secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan

aset bank-bank umum syariah nasional devisa di Indonesia ?

Page 29: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

12

2. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap

pertumbuhan aset bank-bank umum syariah nasional devisa di

Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Menganalisa dan mengetahui secara parsial dan juga secara simultan

pengaruh dari inflasi, non-performing finance dan return on asset

terhadap pertumbuhan bank umum syariah di Indonesia.

b. Menganalisa dan mengetahui variabel yang paling berpengaruh

terhadap pertumbuhan bank umum syariah di Indonesia.

2. Manfaat Penelitan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, di antaranya:

a. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk

mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh

dari bangku kuliah pada jenjang S1 Program Studi Perbankan

Syariah. Penelitian ini juga menambahkan pengetahuan dan

Page 30: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

13

pemahaman mengenai keuangan perbankan syariah terutama

dari sisi pertumbuhan aset.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang perbankan

syariah khusunya analisis faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan bank syariah. Penelitian ini diharapkan pula dapat

menjadi salah satu bahan referensi bagi peneliti sendiri maupun

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan bank syariah. Agar

menghasilkan penelitian yang lebih baik.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan

sumbangsih untuk industri perbankan syariah berupa informasi

yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan

keputusan untuk industri perbankan syariah yang lebih baik

kedepannya.

Page 31: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat (UU No 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah pasal 1 angka 2). Masih dalam Undang-

undang nomor 21 tahun 2008 dan pasal 1 disana juga menyebutkan

pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

dari atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah.

Menurut PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, Bank

adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana, dengan pihak-

pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran.

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari

berbagai segi antara lain (Kasmir, 2004):

Page 32: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

15

1) Dilihat dari segi jenisnya Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998

maka jenis perbankan terdiri dari:

a) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:

a) Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian

maupun modalnya dimiliki pemerintah, sehingga seluruh

keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah.

b) Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh

besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte

pendiriannya oleh swasta, begitu juga dengan pembagian

keuntungannya diambil oleh swasta.

c) Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang terdapat

di luar negeri, baik swasta maupun pemerintah.

d) Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan

sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta

nasional.

Page 33: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

16

3) Dilihat dari segi statusnya:

a) Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan

transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata

uang asing secara keseluruhan.

b) Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai

izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa,

sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya

bank devisa.

b. Fungsi Bank Syariah

Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan

memberikan jasa-jasa keuangan. Secara garis besar fungsi dari bank

syariah antara lain adalah sebagai berikut (Sofyan, 2006)

1) Manajer Investasi

2) Investor

3) Jasa Keuangan

4) Fungsi Sosial

Dalam Menjalankan kegiatan usahanya bank syariah harus

menghindari beberapa hal, yaitu (Muhammad, 2005):

1) Menjauhkan diri dari unsur riba:

a) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka

secara pasti keberhasilan suatu usaha.

Page 34: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

17

b) Menghindari penggunaan sistem persentase untuk

pembebanan biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan

terhadap simpanan

c) Menghindari penggunaan sistem perdagangan atau

penyewaan barang ribawi dengan imbalan barang ribawi

lainnya.

d) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka

tambahan atas hutang yang bukan atas paksa yang

mempunyai hutang secara sukarela.

2) Menetapkan sistem bagi hasil dan perdagangan

Dengan mengacu pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275 dan

An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah

harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau

transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan

barang.

2. Pertumbuhan Aset

Aset atau aktiva adalah harta atau sumber ekonomi yang dimiliki

perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat dalam operasi

perusahaan. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.

Pengertian aset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut:

a. Menurut Accounting Principal Board (APB) dikemukakan bahwa :

“kekayaan ekonomi perusahaan termasuk di dalam pembebanan

Page 35: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

18

yang ditunda yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang

berlaku.”

b. Financial Accounting Standard Board (FASB) memberikan definisi

sebagai berikut: “aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi

yang diperoleh atau dikuasi di masa yang akan datang oleh lembaga

tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”

c. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa sesuatu

dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang dapat

diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada

perusahaan.

Total aset adalah total dari keseluruhan harta yang dimiliki

perusahaan atau lembaga keuangan yang digunakan sebagai penunjang

operasional perusahaan atau lembaga keuangan tersebut.

Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan total aktiva lancar yang

ditambah dengan pertumbuhan total aktiva tidak lancar. Aktiva lancar

adalah uang kas dan aktiva yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau

ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode

berikutnya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan

perusahaan yang normal).

Aktiva dibagi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Adapun yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas, investasi jangka

pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang

Page 36: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

19

penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, biaya yang

dibayar dimuka. Sedangkan yang termasuk dalam aktiva tidak lancar

adalah yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau

tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, seperti

investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban

yang ditangguhkan dan aktiva lain-lain.

Menurut Brimigham dan Erhart (2006), perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar

perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi

untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak

menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah.

Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan atau

tingkat pertumbuhan tahunan dari total aset. Asset Growth secara

sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1) × 100

Keterangan

PA = Pertumbuhan Aset

TA = Total Aset periode t

TAt-1 = Total Aset untuk periode t-1

Page 37: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

20

Pertumbuhan suatu bank sangat dipengeruh oleh tingkat kesehatan

bank tersebut. Untuk mengukur pertumbuhan suatu bank, ada beberapa

parameter yang dijadikan sebagai tolak ukur. Bank Indonesia

menjadikan tujuh hal sebagai indikator utama perbankan yaitu

(Cleopatra, 2008):

a. Total Aset, yaitu keseluruhan harta yang dimiliki oleh perbankan.

b. Dana Pihak Ketiga (DPK), dana yang berhasil dihimpun perbankan.

c. Earning, atau pendapatan perbankan

d. CAR, Capital Adequacy Ratio yaitu persentasi kecukupan modal

untuk menutup berbagai risiko, terutama risiko pasar dan risiko

pembiayaan.

e. Non Performing Financing/Loan (NPF/NPL), persentase jumlah

kredit/pembiayaan yang tidak dapat dikembalikan debitur .

f. Return on Asset (ROA), persentase pendapatan terhadap aset

perbankan.

g. Financing to Deposit Ratio (FDR)/Loan to Deposit Ratio (LDR)

atau rasio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga yang dapat

dihimpun

3. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang memiliki

dampak luas terhadap variabel makroekonomi lainnya secara

Page 38: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

21

agregat dan juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana

melalui lembaga keuangan formal. Dalam banyak sumber dijelaskan

bahwa, inflasi merupakan kenaikan harga secara umum, terjadi

terus-menerus dari suatu perekonomian (Nurul Huda, 2008).

Menurut Sukirno (Makroekonomi Modern, 2004) inflasi adalah

kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu

perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan

tingkat inflasi adalah persentase kenaikan harga-harga pada suatu

tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.

Menurut Dornbusch dan Fischer (2004:6), inflasi adalah

suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara

terus-menerus. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan

semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin

merosotnya nilai riil mata uang suatu negara (Khalwaty, 2000)

Menurut Boediono (2000:161) “inflasi adalah

kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan

terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak

disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada

sebagian besar dari harga barang-barang lain.”

Menurut Manurung dan Rahardja (2004:165) Inflasi adalah

kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-

menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi

agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:

Page 39: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

22

1) Kenaikan Harga

2) Bersifat Umum

3) Berlangsung Terus-Menerus

b. Macam-Macam Inflasi

Menurut Boediono (2000:162) inflasi dapat digolongkan

menjadi dua golongan, golongan pertama didasarkan pada “parah”

atau tidaknya inflasi tersebut, yaitu:

1) Inflasi Ringan (di bawah 10% setahun)

2) Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)

3) Inflasi Berat (antara 30-100% setahun)

4) Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari

inflasi. Atas dasar ini dibedakan 2 macam inflasi: (Boediono, 2000)

1) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagi

barang terlalu kuat. Inflasi ini disebut demand pull inflation.

Gambar 2.1

Demand Pull Inflation

Page 40: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

23

Gambar tersebut menunjukan demand pull inflation. Karena

permintaan masyarakat akan barang-barang (agregate demand)

bertambah (misalkan, karena bertambahnya pengeluaran

pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau

kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor,

atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit

yang murah), maka kurva agregate demand bergeser dari D1 ke

D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari P1 ke P2.

2) Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut

cost push inflation.

Gambar 2.2

Cost Push Inflation

Gambar tersebut menunjukkan cost push inflation, yaitu jika

biaya produksi naik (misalkan karena kenaikan harga sarana

produksi yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan

Page 41: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

24

bahan bakar minyak) maka kurva penawaran masyarakat

(agregate supply) bergeser dari S1 ke S2.

c. Dampak Inflasi

Menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi

yaitu sebagai berikut:

1) Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi Yang tinggi akan menggalakkan perkembangan

ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan

produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal

biasanya lebih menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.

Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi

akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak penganggurana

akan terwujud.

2) Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Di samping menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi

negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap

individeu dan masyarakat.

3) Inflasi akan Menurunkan Pendapatan Riil Orang-orang yang

Berpendapatan Tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan

harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-

Page 42: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

25

individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli

masyarakat juga akan menurun.

4) Inflasi akan Mengurangi Nilai Kekayaan Perusahaan dan

Masyarakat yang Berbentuk Uang.

Sebagian kekayaan perusahaan dan masyarakat dalam

bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan

dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan

keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

5) Memperburuk Pembagian Kekayaan.

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan

menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pendapatnnya, dan

pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan

dalam nilai riil kekayaannya. Sebagian penjual/pedagang dapat

mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian

inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan

berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan

penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.

Menurut para ekonom islam (Karim, 2007), inflasi berakibat

sangat buruk bagi perekonomian karena:

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama

terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran

di muka, dan fungsi dari unit perhitungan. Orang harus melepas

diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi

Page 43: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

26

tersebut. Inflasi juga mengakibatkan terjadinya inflasi kembali,

atau dengan kata lain ‘self feeding inflation’

2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung

dari masyarakat (turunnya marginal propensity to save)

3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk

non-primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal

propensity to consume)

4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu

penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan,

logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi

ke arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan,

transportasi, dan lainnya.

4. Non Performing Finance (NPF)

Dalam Kamus Bank Indonesia, Non Performing finance (NPF)

adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang

berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan menurut

Sudarsono (2008:123), pembiayaan non lancar atau yang dikenal

dengan istilah non performing finance (NPF) dalam perbankan syariah

adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia

tentang aktiva produktif.

Page 44: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

27

Menurut Veithzal (2007:477), yang dimaksud dengan non

performing finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau

memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti: pengembalian

pokok atau bagi hasil yang bermasalah, pembiayaan yang memiliki

timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank, pembiayaan yang

termasuk golongan dalam perhatian khusus, diragukan dan macet serta

golongan lancar berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian.

Rasio non performing finance (NPF) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 x 100%

Menurut Surat Edaran BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember

2001 Lampiran 14, non performing financing (NPF) diukur dari rasio

perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang

diberikan. Non performing finance (NPF) yang tinggi akan

memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan

bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin

besar. Oleh karena itu, bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan

operasionalnya dan juga mencadangkan kas untuk berjaga-jaga atas

risiko kredit macet. Sehingga akan menghambat keinginan bank untuk

ekspansi dan memperbesar asetnya. Kredit dalam hal ini adalah kredit

Page 45: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

28

yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank

lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar

(KL), diragukan (D) dan macet (M). Sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya Non Performing Finance

(NPF) yang baik adalah di bawah 5%.

5. Return on Asset (ROA)

Profitabilitas merupakan hal penting untuk mengetahui

perkembangan suatu perusahaan karena dengan profitabilitas

manajemen dapat mengukur kemampuan dan kesuksesan perusahaan

dalam menggunakan aktivanya. Bank yang sehat adalah bank yang

diukur secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atas

standar yang ditetapkan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memperoleh pendapatan di atas biaya-biaya yang

diperhitungkan. Menurut Gitman (2003) pada buku yang berjudul

Principal of Managerial Finance menjelaskan Bahwa: “Profitability is

the relationship between revenues and cost generated by using the

firm’s asset-Both current and fixed- in productive activities”.

Menurut Rodoni dan Ali (2014:192) profitabilitas perusahaan akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

pembiayaan dari luar. Profitabilitas atau rentabilitas bank adalah alat

untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.

Page 46: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

29

Rasio Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas perusahaan

yang diukur dengan membandingkan laba bersih dengan total aset

perusahaan untuk mengukur efektivitas penggunaan aset perusahaan.

(Houston, 2001). Rasio Return on Asset (ROA) memberikan informasi

seberapa efisien bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio

ROA mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh

bank tersebut maka semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan

asetnya (Siamat, 2005). Sedangkan menurut Bank Indonesia, Return on

Asset (ROA) rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan

keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang

diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi

suatu bank.

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Hubungan Inflasi dengan Pertumbuhan Aset

Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin

melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai

riil mata uang suatu negara (Khalwaty, 2000). Inflasi juga merupakan

fenomena ekonomi yang memiliki dampak luas terhadap variabel

makroekonomi lainnya secara agregat dan juga berperan dalam

mempengaruhi mobilisasi dana melalui lembaga keuangan formal.

Salah satu dampak inflasi yang dikemukakan Sukirno dalam

bukunya yang berjudul Teori Pengantar Makroekonomi (2004:338)

Page 47: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

30

yaitu inflasi yang tinggi akan menggalakkan perkembangan ekonomi.

Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat

tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih

menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan

berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Hal ini tentu

sangat berkaitan dengan Bank Syariah khususnya dari sisi aset dimana

aset perbankan syariah didominasi oleh investasi produktif dalam

bentuk pembiayaan. Ketika tingkat inflasi tinggi maka daya beli

masyarakat akan menurun ketika daya beli masyarakat turun maka

konsumsi akan juga menurun dan kegiatan usaha akan lesu hal ini

menyebabkan permintaan akan pembiayaan bank syariah menurun

sehingga bank syariah juga akan mengalami kesulitan dalam

mengembangkan aset nya serta berpotensi mengalami perlambatan

pertumbuhan aset.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Ida Syafrida &

Indianik Aminah (2015) yang menyatakan inflasi sebagai faktor

eksternal yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan bank syariah.

dan juga penelitian dari Deden Faturrahman (2013) yang menyatakan

inflasi memiliki pengaruh yang signifikan serta memiliki hubungan

yang sangat kuat dengan pertumbuhan total aset perbankan syariah

selama periode penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 48: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

31

a. H01: Tidak terdapat pengaruh signifikan Inflasi terhadap

pertumbuhan aset (Asset Growth).

b. Ha1: Terdapat pengaruh signifikan Inflasi terhadap pertumbuhan aset

(Asset Growth).

2. Hubungan Non-Performing Finance dengan Pertumbuhan Aset

Non-Performing Finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah

adalah pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau

memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti: pengembalian

pokok atau bagi hasil yang bermasalah, pembiayaan yang memiliki

timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank, pembiayaan yang

termasuk golongan dalam perhatian khusus, diragukan dan macet serta

golongan lancar berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian

(Rivai, 2007)

Menurut surat edaran BI No.3/30/DPNP tangggal 14 Desember

2001 Lampiran 14, non performing finance (NPF) diukur dari rasio

perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang

diberikan. Non performing Finance (NPF) yang tinggi akan

memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan

bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin

besar. Hal ini berdampak pada bank harus menanggung kerugian dalam

kegiatan operasionalnya dan juga mencadangkan kas untuk berjaga-jaga

Page 49: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

32

atas risiko pembiayaan macet. Sehingga akan menghambat keinginan

bank untuk ekspansi dan memperbesar asetnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Zakaria Arrazy (2015), Nur

Awwalunnisa (2016) dan Deden Faturrahman (2013) yang menyatakan

bahwa NPF memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan total

aset perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. H02: Tidak terdapat pengaruh signifikan Non Performing Finance

terhadap pertumbuhan aset (Asset Growth).

b. Ha2: Terdapat pengaruh signifikan Non Performing Finance

terhadap pertumbuhan aset (Asset Growth).

3. Hubungan Return on Asset dengan Pertumbuhan Aset

Sebagai salah satu dari rasio yang menunjukkan profitabilitas suatu

perusahaan dalam hal ini adalah bank, Return on Asset (ROA)

memberikan informasi seberapa efisien bank dalam melakukan kegiatan

usahanya, karena rasio ROA mengindikasikan seberapa besar

keuntungan yang dapat diperoleh bank tersebut maka semakin baik pula

posisi bank dari segi penggunaan asetnya (Siamat, 2005). Dimana profit

yang dihasilkan bank dapat menjadi salah satu sumber modal bagi bank

syariah dalam memperbesar asetnya, di samping itu sebagaimana

Menurut Rodoni dan Ali (2014:192) profitabilitas perusahaan akan

Page 50: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

33

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

pembiayaan dari luar. dalam kaitannya dengan bank syariah

pembiayaan dari luar yaitu yang berasal dari dana pihak ketiga ataupun

investor yang membeli surat berharga yang dikeluarkan oleh bank

syariah tersebut, dimana dana yang diperoleh dapat digunakan untuk

memperbesar aset bank.

Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat profitabilitas

bank yang dilihat dari semakin tingginya rasio return on asset akan

berdampak pada semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan aset dari bank

tersebut, dimana hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Deden Fathurrahman (2013) yang menyatakan secara simultan ROA,

NPF, inflasi, GDP dan bunga simpanan bank konvensional/ deposito

memiliki pengaruh yang signifikan serta memiliki hubungan yang

sangat kuat dengan pertumbuhan total aset perbankan syariah.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H03: Tidak terdapat pengaruh signifikan Retrun on Asset terhadap

pertumbuhan aset (Asset Growth).

b. Ha3: Terdapat pengaruh signifikan Retrun on Asset terhadap

pertumbuhan aset (Asset Growth).

Page 51: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

34

C. Penelitian Terdahulu

Penelitan yang dilakukan dalam skripsi ini merupakan tindak lajut

dari penlitian sebelumnya yang terkait, dan dapat berfungsi sebagai

pengembangan, penyempurnaan, ataupun penegasan dari penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil dari penelitian-penelitian

terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Zakaria

Arrazy

(2015)

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Pengaruh DPK,

FDR, NPF

Terhadap

Pertumbuhan

Aset Bank

Umum Syariah

(BUS) di

Indonesia

Tahun 2010-

2014

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Independen

yaitu NPF

dan Variabel

Dependen

Pertumbuhan

Aset, serta

Alat yang

digunakan

Regresi

Linier

berganda

Peneliti tidak

menggunakan

variabel DPK

dan FDR

serta Objek

penelitan

sekarang

hanya Bank

Umum

Syariah

Nasional

Devisa

DPK, FDR dan

NPF secara

simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pertumbuhan

aset dengan

nilai

probabilitas

masing-masing

lebih kecil dari

0,05 pada

sedangkan

DPK, FDR dan

NPF secara

parsial

berpengaruh

signifikan

terhadap PA

Page 52: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

35

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

2 Ida Syafrida

& Indianik

Aminah

(2015)

PNJ

Faktor

Perlambatan

Pertumbuhan

Bank Syariah

di Indonesia

dan Upaya

Penanganannya

Deskriptif

Kualitatif

dan

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Independent

yaitu Inflasi

dan Variabel

Dependent

yaitu

Pertumbuhan

Aset

Alat yang

diguanakan

oleh peneliti

hanya analisis

regresi

berganda

tanpa

deskriptif

kualitatif

Jumlah

pembiayaan

UMKM,

Jumlah

pembiayaan

murabahah dan

banyaknya

jaringan kantor

(faktor

internal) serta

IHSG, kurs

IDR/USD dan

Inflasi (faktor

eksternal)

signifikan

mempengaruhi

pertumbuhan

bank syariah.

3 Deden

Faturrahman

(2013)

Universita

Widyatama

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Total Aset

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Periode

Penelitian

2008-2012

Metode

Deskriptif

dan Metode

Verifikatif

Variabel

dependen

yaitu

pertumbuhan

aset dan

Variabel

independen

yaitu ROA,

NPF dan

Inflasi

Metode yang

digunakan

peneliti

sekarang

adalah regresi

linier

berganda dan

Objek

penelitian

hanya bank

umum syariah

nasional

devisa

Secara

simultan ROA,

NPF, inflasi,

GDP dan

bunga

simpanan bank

konvensional/

deposito

memiliki

pengaruh yang

signifikan serta

memiliki

hubungan yang

sangat kuat

dengan

pertumbuhan

total aset

perbankan

syariah selama

periode

penelitian.

Sedangkan

secara parsial

NPF, GDP dan

bunga

simpanan bank

konvensional/

deposito

Page 53: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

36

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap

pertumbuhan

total aset

perbankan

syariah selama

periode

penelitian.

4 Ida Syafrida

&

Ahmad

Abror

(2011)

PNJ

Faktor-Faktor

Internal dan

Eksternal yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Aset Perbankan

Syariah di

Indonesia

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Dependen

yaitu

pertumbuhan

aset

perbankan

syariah dan

variabel

independen

yaitu NPF

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

jumlah kantor

bank syariah,

rasio FDR,

biaya promosi

dan office

chaneling,

serta Objek

penelitan

sekarang

hanya Bank

Umum

Syariah

Nasional

Devisa

Faktor yang

mempengaruhi

pertumbuhan

aset perbankan

syariah adalah

jumlah kantor,

rasio FDR, dan

biaya promosi

5 Nur

Awwalunnisa

(2016)

UNAIR

Determinasi

Pertumbuhan

Aset Perbankan

Syariah di

Provinsi Nusa

Tenggara Barat

Uji Korelasi

Pearson dan

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Independen

yaitu NPF,

dan Tingkat

Inflasi, serta

variabel

dependen

yaitu

pertumbuhan

aset

perbankan

syariah

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

jumlah kantor

bank syariah,

equivalent

rate,

pembiayaan,

FDR, produk

domestik

regional bruto

dan tingkat

suku bunga

perbankan

konvensional

Variabel

jumlah kantor

bank syariah,

Finance to

Deposit Ratio

(FDR), Non

Performing

Finance (NPF)

dan suku

bunga

perbankan

konvensional

secara parsial

maupun

simultan

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap

pertumbuhan

Page 54: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

37

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

aset perbankan

syariah di

provinsi Nusa

Tenggara Barat

6 Diamantin

Rohadatul

Aisy

(2016)

UNAIR

Pengaruh

Faktor

Eksternal dan

Internal

terhadap

Pertumbuhan

Aset Bank

Syariah di

Indonesia tahun

2006-2015

Partial

Least

Square

Variabel

dependen

yaitu

Pertumbuhan

Aset

Perbankan

Syariah dan

Variabel

Independen

yaitu Inflasi

dan ROA

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

pertumbuhan

GDP, BI rate,

jumlah uang

beredar, FDR,

DPK dan

jumlah kantor

serta layanan

syariah

Baik faktor

internal

maupun faktor

eksternal tidak

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap

pertumbuhan

aset perbankan

syariah di

Indonesia

7 M. Nur

Rianto Al-

Arif

(2014)

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Office

Channeling and

Its Impact on

the Growth of

Indonesian

Islamic

Banking

Industri

Ordinary

Least

Square/OLS

regression

Variabel

dependen

yaitu

pertumbuhan

aset bank

syariah dan

variabel

Independen

yaitu NPF

Peneliti

sekarang

tidak

menggunakan

variabel

dummy

berupa office

channeling

dan hanya

mengukur

pertumbuhan

aset

Office

Channeling

tidak memiliki

pengaruh

terhadap

Pertumbuhan

Bank syariah

yang diukur

berdasarkan

pertumbuhan

aset dan

pertumbuhan

DPK

Page 55: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

38

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Fathia

(2015)

Universitas

Syiah

Kuala

Pengaruh Dana

Pihak ke Tiga,

Jumlah Kantor

Bank (JKB),

dan

Pembiayaan

Tergadap

Pertumbuhan

Aset pada

Perbankan

Syariah

Analisis

Regresi

Berganda

Variabel

Dependen

yaitu

Pertumbuhan

Aset

Peneliti

menggunakan

variabel

independen

yaitu ROA,

inflasi dan

NPF

DPK, JKB dan

pembiayaan

secara

bersama-sama

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

aset. Secara

parsisal DPK,

JKB, dan

pembiayaan

berpengaruh

positif terhadap

pertumbuhan

aset.

9 Salman

Ahmed

Shaikh

(2013)

MPRA

Determinants

of Islamic

Banking

Growth in

Pakistan

Statistik

inferensial

dan

deskriptif

Variabel

Dependen

yaitu

Pertumbuhan

aset.

Peneliti

menggunakan

metode

analisis

regresi

berganda. dan

variabel

independen

yaitu inflasi,

ROA dan

NPF.

Pertumbuhan

aset

berhubungan

secara positif

dengan rasio

profitabilitas

dan juga

Pertumbuhan

deposito

memiliki

pengaruh

positif terhadap

pertumbuhan

aset

Page 56: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

39

No Nama dan

Tahun Terbit Judul Penelitian

Model

Analisis

Hubungan dengan Skripsi

Penulis Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

10 Ellyn Herlia

Nur Hidayah

(2008), UI

Faktor yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Aset Perbankan

Syariah

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Dependen

yaitu

Pertumbuhan

Aset dan

variabel

independen

yaitu NPF

dan ROA

Peneliti tidak

menggunakan

variabel DPK

dan SBI serta

Objek

penelitan

sekarang

hanya Bank

Umum

Syariah

Nasional

Devisa

Faktor yang

mempengaruhi

pertumbuhan

aset perbankan

syariah adalah

dana pihak

ketiga dan SBI.

Variabel non

performing

finance dan

return on asset

berdasarkan

hasil penelitian

ternyata tidak

signifikan

Sumber : diambil dari berbagai sumber

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh

data kemudian mengolah data tersebut dan menginterpretasikan hasil data

yang telah diolah. Setelah menentukan judul dan metode analisis, peneliti

mengumpulkan data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Objek

yang akan diteliti adalah Inflasi, Non Performing Finance (NPF) dan Return

on Asset (ROA) sebagai variabel independen. Sedangkan yang akan

menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan aset (asset growth).

Page 57: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

40

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Page 58: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara

dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji pengaruh Inflasi, Non

Performing Finance (NPF) dan Return on Asset (ROA) terhadap

Pertumbuhan Aset Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang didapatkan dari Laporan Keuangan Bank Umum Syariah

Nasional Devisa yang dipublikasikan untuk umum periode 2011-2016.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data panel

triwulan I tahun 2011 sampai triwulan IV tahun 2016. Data penelitian yang

mencakup data periode 2011 sampai 2016 dipandang cukup mewakili

kondisi perbankan syariah saat itu dan indikator-indikator keuangan

perbankan syariah pada periode itu.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang diamati atau

ukuran yang diperoleh dari seluruh individu atau objek yang terkait

(Douglas, 2014). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan triwulan seluruh Bank Umum Syariah Devisa yang

Page 59: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

42

terdaftar di Bank Indonesia selama periode Triwulan I 2011 sampai

Triwulan IV 2016.

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, di mana hanya

sebagian populasi saja yang diambil untuk menentukan sifat dan ciri

yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, Metode Penelitian

Kuantitatif, 2014). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Purposive sampling. Menurut Sofyan Siregar

(2011:148), Purposive sampling adalah teknik penelitian sampel

berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Tujuan penelitian ini adalah

menganalisis Inflasi, Non Performing Finance dan Return on Asset

terhadap pertumbuhan aset bank umum syariah devisa yang terdaftar di

Bank Indonesia. Sampel penelitian ini diambil dari laporan keuangan

bank syariah triwulan selama periode triwulan I 2011 sampai dengan

triwulan IV 2016. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Perusahaan tersebut adalah termasuk Bank Umum Syariah yang

terdaftar di Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

b. Perusahaan yang diteliti merupakan Bank Syairah Devisa, yang

mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap di website

masing-masing Bank Syariah Devisa, sejak periode 2010 sampai

dengan desember 2016.

Page 60: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

43

c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut

selama periode penelitian dan memiliki variabel-variabel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

d. Perusahaan berstatus sebagai bank devisa selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka sampel yang

diperoleh untuk penelitian ini terdapat 4 Bank Umum Syariah Devisa

yang sesuai dengan kriteria di atas, yaitu:

1) Bank Muamalat Indonesia

2) Bank Syariah Mandiri

3) Bank Negara Indonesia Syariah

4) Bank Mega Syariah

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yag digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain.

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber

dari:

1. Penelitian Pustaka (library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis,

Page 61: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

44

seminar, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian

ini.

2. Penelitian Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan

dari laporan keuatngan dari masing-masing Bank Umum Syariah

Devisa selama periode triwulan maret 2011, 2012, 2013, 2014, 2015

sampai dengan desember 2016 yang bisa dilihat dari situs masing-

masing perusahaan sampel, kemudian dicatat dan diolah sendiri dari

data yang sudah tersedia.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk

angka. Sesuai dengan bentuknya data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis

dengan menggunakan teknik perhitungan statistik (Siregar, 2014:38).

Sedangkan untuk menguji hipotesis dari variabel menggunakan teknik

analisis regresi. Regresi digunakan untuk mengukur hubungan antara dua

variabel atau lebih selain itu menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013:96). Terdapat dua

jenis analisis regresi yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier

berganda karena jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan lebih

dari satu yang mempengaruhi satu variabel terikat (dependent). Input data

dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2013,

Page 62: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

45

pengolahan dan analisis data penelitian ini menggunakan Software Eviews

9. untuk menjelaskan hubungan variabel independen dan variabel dependen.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptf memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi

yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan

untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel.

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peningkatan

data, serta penyajian hasil peningkatan tersebut. (Ghozali, 2011)

2. Penentuan Model Regresi

Salah satu bentuk yang paling sering digunakan dalam studi

ekonometrika adalah data panel. Data dengan karakteristik panel adalah

data yang berstruktur urut waktu sekaligus cross section. Data semacam

ini dapat diperoleh misalnya dengan mengamati serangkaian observasi

cross section (antarindividu) pada suatu periode tertentu (Ariefianto,

2012). Secara umum dengan menggunakan data panel kita akan

menghasilkan intersep dan slope koefisien yang berbeda pada setiap

perusahaan dan setiap periode waktu. Oleh karena itu dalam

mengestimasi persamaan akan sangat tergantung dari asumsi yang kita

buat teentang intersep, koefisien slope dan variabel ganguannya.

Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam mengestimasi

Page 63: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

46

model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (common

effect), pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek random

(random effect).

a. Common Effect Model

Common efferct merupakan model teknik yang paling

sederhana, yaitu dengan mengansumsikan bahwa data gabungan

yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis

regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu.

Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan

keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda,

bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan

kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2011).

b. Fixed Effect Model

Fixed effect atau efek tetap adalah suatu model yang dapat

menunjukkan perbedaan konstanta antarobjek, meskipun dengan

koefisien regresor yang sama. Efek tetap di sini maksudnya adalah

bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk

berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien

regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya digunakan

variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga

disebut dengan Least Squares Dummy Variables atau disingkat

LSDV (Winarno, 2011).

Page 64: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

47

c. Random Effect Model

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model

mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,

metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki

hubungan antarwaktu dan antarobjek. Namun untuk menganalisis

dengan metode efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data

silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien (Winarno,

2011).

Penentuan model terbaik antara common effect, fixed effect, dan

random effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini

digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat

dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan,

pertama chow test, digunakan untuk memilih antara model common

effect atau fixed effect. Kedua, hausman test digunakan untuk memilih

antara model fixed effect atau random effect yang terbaik dalam

mengestimasi regresi data panel (Rosadi, 2012).

a. Uji Chow

Chow test atau uji chow merupakan uji membandingkan

model common effect dengan fixed effect. Chow test dalam

penelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang

dibentuk dalam chow test adalah sebagai berikut:

Page 65: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

48

H0 : Model Common Effect

Ha : Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-Value lebih kecil dari a. Sebaliknya, H0

diterima jika P-Value lebih besar dari nilai a. Nila a yang digunakan

sebesar 5% (Ariefianto, 2012).

b. Uji Hausman

Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan

random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk

digunakan sebagai model regresi data panel. Hausman test

menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program

Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah

sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

Ha : Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-Value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya,

H0 diterima jika P-Value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang

digunakan sebesar 5% (Ariefianto, 2012).

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian uji asumsi klasik digunakan untuk menguji jika semua

asumsi klasik terpenuhi maka menghasilkan estimator yang linier, tidak

Page 66: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

49

bias dan mempunyai varian yang minimum Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji normalitas terhadap

serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka

dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik. Sedangkan bila

data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non

parametrik. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan melihat analisis grafik histogram, grafik

Normality Probability Plot (P-Plot) dan analisis statistik (Ghozali,

Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, 2013).

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Dalam analisis multivariat, para peneliti

menggunakan pedoman kalau tiap variabel terdiri atas 30 data, maka

data sudah berdistribusi normal. Apabila analisis melibatkan 3

variabel, maka diperlukan data sebanyak 3x30=90. Meskipun

demikian, untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat

analisis dan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram

dan uji Jarque-Bera.

Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan

Page 67: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

50

kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat

normal. Rumus yang digunakan adalah:

𝐽𝑎𝑟𝑞𝑢𝑒 − 𝐵𝑒𝑟𝑎 = 𝑁 − 𝑘

6 (𝑆2 +

(𝐾 − 3)2

4)

S adalah skewness, K adalah Kurtosis, dan k

menggambarkan banyaknya koefisien yang digunakan di dalam

persamaan.

Sebernarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar

histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva

normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat

koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat

saling mendukung.

Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2),

maka data berdistribusi normal.

Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila anda

menggunakan tingkat signifikansi tersebut), maka

data berdistribusi normal (hipotesis nolnya adalah

data berdistribusi normal). (Winarno, 2011)

b. Uji Multikoloneritas

Uji Multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).

Page 68: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

51

Multikolinearitas tidak mengubah sifat parameter OLS

sebagai Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Parameter yang

diperoleh adalah valid untuk mencerminkan kondisi populasi dan ia

adalah yang terbaik (dalam artian memiliki varians yang minimum)

di antara estimator linier. Namun demikian, keberadaan

multikolinearitas bukannya tidak berdampak negatif. Dapat

ditunjukkan bahwa keberadaan kolinearitas akan menyebabkan

varians parameter yang diestimasi akan menjadi lebih besar dari

yang seharusnya, dengan demikian tingkat presisi dari estimasi akan

menurun. Konsekuensi lanjutnya adalah rendahnya kemampuan

menolak hipotesis null (Power of Test). (Ariefianto, 2012)

Kondisi terjadinya multikolinearitas ditunjukkan dengan

berbagai informasi berikut : (Winarno, 2011)

1) Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang

tidak signifikan

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel

independen. Apabila koefisiennya rendah maka tidak

terdapat multikolinearitas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini

dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

(atau lebih) variabel independen yang secara bersama-

sama (misalnya X2 dan X3) mempengaruhi satu variabel

independen yang lain (misalnya X1).

Page 69: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

52

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

Asumsi penting (asumsi Gauss Markov) dalam penggunaan

OLS adalah varians residual yang konstan. Varians dari residual

tidak berubah dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas.

Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual disebut homokedastis, jika

tidak, disebut heterokedastis. Terlanggarnya asumsi ini (disebut

heterokedastisitas) tidak menyebabkan estimator (βi) menjadi bias

karena residual bukanlah komponen dalam perhitungan. Namun

demikian, heterokedastisitas menyebabkan standar error dari model

regresi menjadi bias, dan sebagai konsekuensinya matriks varians-

kovarians yang digunakan untuk menghitung standar error

parameter menjadi bias pula. Seperti yang diketahui, pengujian

hipotesis baik t test maupun F test sangatlah terikat pada standar

error yang benar. Dengan demikian masalah heterokedastisitas akan

menyebabkan pengambilan kesimpulan menjadi tidak valid.

(Ariefianto, 2012)

Page 70: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

53

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi ada tidaknya masalah heterokedastisitas. Beberapa

metode tersebut adalah (Winarno, 2011) :

1) Meteode grafik

2) Uji park

3) Uji Glejser

4) Uji Korelasi Spearmen

5) Uji Goldfeld-Quandt

6) Uji Bruesch-Pagan-Godfrey

7) Uji White

Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan

menggunakan metode uji white. Uji White menggunakan residual

kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya

terdiri atas variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan

kuadrat variabel independen, ditambah lagi dengan perkalian dua

variabel independen. (Winarno, 2011)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

Page 71: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

54

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya (Ghozali, 2013).

Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji

Durbin-Watson, Uji Lagrange Multiplier, Run Test dan Uji Box

Pierce Ljung Box, cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi peneliti menggunakan metode uji D

Langrange Multiplier atau nama lainnya yaitu uji Breusch-Godfrey.

Dimana dalam Eviews uji ini dilakukan dengan memperhatikan nlai

Obs*R-Squared dan nilai Probability-nya. Nilai Obs*R-Squared

berasar dari koefisien determinasi dikalikan dengan banyaknya

observasi. (Winarno, 2011)

1) Bila nilai probability > α=5%, berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Bila nilai Probability < α=5%, berarti ada autokorelasi.

Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi,

maka estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini

(Winarno, 2011) :

1) Estimator metode kuadrat terkecil masih linier

2) Estimator kuadrat terkecil masih tidak bias.

3) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai

varian yang minimum (no longer best).

Page 72: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

55

Menurut Imam Ghozali (2013:121), jika pada model regresi

terjadi autokorelasi, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara

lain:

1) Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure

autocorrelation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model

regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan

spesifikasi model yaitu ada variabel penting yang tidak

dimasukkan ke dalam model atau dapat juga karena bentuk

fungsi persamaan regresi tidak benar.

2) Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi

autokorelasi adalah dengan mentranformasi model awal menjadi

model difference. Misalkan model regresi dengan dua variabel

sebagai berikut:

𝑌𝑡 = 𝛽1 + 𝛽2𝑋𝑡 + 𝜇𝑡

Dan diasumsikan bahwa residual atau error mengikuti

autoregressive AR(1) sebagai berikut:

𝜇𝑡 = 𝜌𝜇𝑡 − 1 + 𝜀𝑡 − 1 < 𝜌 < 1

Asumsi 𝜌 tidak diketahui nilainya

Nilai 𝜌 diestimasi berdasarkan Durbin-Watson d statistik

secara sederhana nilai 𝜌 dapat diestimasi dengan

menggunakan d statistik dengan rumus seperti di bawah ini:

𝜌 = 1 − 𝑑

2

Keterangan: d = durbin-watson

Page 73: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

56

Pada kasus dengan jumlah sampel kecil, Thei dan Nagar

mengajukan rumus untuk menghitung nilai 𝜌 sebagai

berikut:

𝜌 = 𝑛2 (1 − 𝑑

2 ⁄ ) + 𝑘2

𝑛2 − 𝑘2

𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:

𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

𝑘 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Regresi linier

berganda membentuk hubungan antara dua variabel bebas atau lebih

terhadap variabel terikat. Regresi berganda menggunakan tingkat

keyakinan (Signifikansi) α = 5%.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda

digunakan untuk mengetahui keakuratan hubungan antara Pertumbuhan

Aset (variabel dependen) dengan inflasi, NPF dan ROA sebagai variabel

yang mempengaruhi (variabel independen) dengan persamaan:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝜀

Dimana

Y = Pertumbuhan Aset (Asset Growth)

α = Konstanta (Tetap)

Page 74: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

57

β1-β3 = Koefisien variabel independen, apabila β positif maka akan

terjadi kenaikan pada variabel dependen (Y), sedangkan jika

nilai β negatif akan terjadi penurunan pada variabel

dependen Y

X1 = Tingkat Inflasi

X2 = Non-Performing Finance (NPF)

X3 = Return on Asset (ROA)

ɛ = Kesalahan/error

5. Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap uji Hipotesis perlu digunakan

regresi melalui uji t maupun F dan determinasi. Tujuan dilakukannya

analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan.

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji

statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98)

1) Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat

signifikansi 5%. Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi <

Page 75: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

58

5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis ditolak apabila tingkat

signifikansi (lebih dari 0,05) > 5%.

2) Membandingkan t hitung dengan t tabel, keputusan menolak

atau menerima H0 sebagai berikut:

a) Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak atau

menerima Ha.

b) Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima atau

menolah Ha

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan (Ghozali, 2013:98)

1) Kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi

(lebih dari 0,05) > 0,05 maka H1 ditolak sedangkan apabila nilai

signifikansi (kurang dari 0,05) < 0,05 maka H1 diterima.

2) Membandingkan F hitung dengan F tabel, keputusan menerima

atau menolah H0 sebagai berikut:

a) Jika F hitung < F tabel, maka menerima H0 yang berarti

bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen.

Page 76: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

59

b) Sebaliknya jika F hitung > F tabel, maka menolak H0 berarti

secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi

variable dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-

fit dari model regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen

amat terbatas (Ghozali, 2013:97).

Semakin R2 mendekati 1 maka semakin baik/kuat model

regresi tersebut semakin mendekati angka nol maka variabel

independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabilitas

dari variabel dependen atau pengaruh semakin lemah.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan

ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

Page 77: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

60

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel lain (variabel bebas) (Siregar,

2013) fenomena digambarkan oleh variabel-variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian

ini berupa:

a. Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan

atau tingkat pertumbuhan tahunan dari total aset. Asset Growth

secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1) × 100

Keterangan

PA = Pertumbuhan Aset

TA = Total Aset periode t

TAt-1 = Total Aset untuk periode t-1

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen atau variabel tidak terikat adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara

negatif. Variabel bebas dalam penelitian ini beruapa:

Page 78: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

61

a. Inflasi

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang memiliki

dampak luas terhadap variabel makroekonomi lainnya secara

agregat dan juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana

melalui lembaga keuangan formal. Dalam banyak sumber dijelaskan

bahwa, inflasi merupakan kenaikan harga secara umum, terjadi

terus-menerus dari suatu perekonomian (Nurul Huda, 2008).

Menurut Sukirno (Sukirno, Makroekonomi Modern, 2004) inflasi

adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu

perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan

tingkat inflasi adalah persentase kenaikan harga-harga pada suatu

tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Cara

pengukuran inflasi yaitu:

𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝐼𝐻𝐾𝑡− 𝐼𝐻𝐾𝑡−1

𝐼𝐻𝐾𝑡−1

b. Non Performing Finance (NPF)

Dalam Kamus Bank Indonesia, Non Performing finance

(NPF) adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan

yang berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan

menurut Sudarsono (2008:123), pembiayaan tidak lancar atau yang

dikenal dengan istilah non performing finance (NPF) dalam

perbankan syariah adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu

Page 79: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

62

dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia tentang aktiva produktif.

Menurut Veithzal (2007:477), yang dimaksud dengan non

performing finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau

memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti: pengembalian

pokok atau bagi hasil yang bermasalah, pembiayaan yang memiliki

timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank, pembiayaan yang

termasuk golongan dalam perhatian khusus, diragukan dan macet

serta golongan lancar berpotensi terjadi penunggakan dalam

pengembalian.

Rasio non performing finance (NPF) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 x 100%

c. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan

perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki

untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak

manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen

perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin

besar ROA berarti semakin efisien si pengguna aktiva perusahaan

Page 80: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

63

atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa

dihasilkan laba yang lebih besar dan sebaliknya (Sudana, 2011).

𝑅𝑒𝑡𝑟𝑢𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑅𝑂𝐴) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Tabel 3.1

Ringkasan Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Independen Inflasi 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =

𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1

𝐼𝐻𝐾𝑡−1

Rasio

Non-

Performing

Finance

(NPF)

𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 x 100% Rasio

Return on

Asset

(ROA)

𝑅𝑒𝑡𝑟𝑢𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑅𝑂𝐴) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 Rasio

Dependen

Pertumbuhan

Aset (Asset

Growth)

𝑃𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡) − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡 − 1) × 100 Rasio

Page 81: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum

Syariah Nasional Devisa berdasarkan statistik perbankan syariah yang

dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan per-Desember 2015 dengan total

Bank Umum Syariah Nasional Devisa adalah 6 bank yang merupakan

besarnya populasi dalam penelitian ini.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dalam penelitian

dilakukan dengan metode puposive sampling. Purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai

dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang dipilih oleh peneliti

adalah Bank Umum Syariah Nasional Devisa yang menyajikan data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai laporan

keuangan perusahaan.

Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan

dengan tujuan atau masalah penelitian. Adapun kriteria yang digunakan

dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Page 82: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

65

a. Perusahaan merupakan Bank Umum Syariah Nasional Devisa

berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank

Indonesia per-Desember 2015

b. Menerbitkan serta mempublikasikan Laporan Keuangan 2010-2016

c. Data tersedia lengkap (data mengenai rasio-rasio keuangan dan

bagian-bagian yang membentuknya).

d. Berstatus sebagai Bank Devisa selama periode penelitian.

Tabel di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitan ini. Berdasarkan tabel di

bawah dapat diketahui bahwa statistik perbankan syariah yang

dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan per-Desember 2015 terlihat

bahwa jumlah Bank Umum Syariah Nasional Devisa ada 6 bank.

Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel diperoleh sampel sebanyak 4

bank. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah selama 6

(enam) tahun per triwulan dari kuartal 1 tahun 2011 hingga 2016. Jadi,

total sampel yang diteliti sebanyak 96 data laporan tahunan Bank Umum

Syariah Nasional Devisa. Berikut tabel yang menyajikan proses seleksi

sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Bank

1 BMI Bank Muamalat Indonesia

2 BMS Bank Mega Syariah

3 BNIS Bank Negara Indonesia Syariah

4 BSM Bank Syariah Mandiri

Page 83: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

66

Tabel 4.2

Proses Seleksi Sampel

No Kriteria Melanggar

Kriteria

Jumlah

Sampel

BUSN

Devisa

Total

Sampel

1

Perusahaan Merupakan

Bank Umum Syariah

Nasional berdasarkan

statistik perbankan syariah

yagn dipublikasikan Bank

Indonesi per-Desember

2015

6 6

2

Menerbitkan serta

mempublikasikan laporan

keuangan selama periode

2010-2016

1 5 5

3

Data tersedia lengkap (data

mengenai rasio-rasio

keuangan dan bagian-

bagian yang

membentuknya)

5 5

4 Berstatus sebagai bank

devisa selama periode

penelitian

2 4 4

Jumlah Sampel yang memenuhi kriteria 4

Total Periode Pengamatan (Triwulan) 24

Jumlah Total Sampel 96

Sumber : Data Sekunder Diolah

B. Gambaran Umum Data Penelitian

Data dalam penelitian ini deperoleh dari laporan keuangan per-triwulan

yang dipublikasikan oleh masing-masing bank umum syariah nasional

devisa yang termasuk dalam sampel, mulai dari maret 2011 sampai

desember 2016. Berikut gambaran secara umum data dalam penelitian :

Page 84: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

67

1. Pertumbuhan Aset (Asset Growth)

Tabel 4.3

Pertumbuhan Aset

Bank Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 51,47% 38,10% 21,94% 14,11% -8,40% -2,42%

BMS 20,01% 46,70% 11,72% -22,79% -21,05% 10,35%

BNIS 32,40% 25,73% 38,17% 32,52% 18,09% 23,01%

BSM 49,84% 11,42% 17,95% 4,65% 5,12% 12,03%

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Grafik 4.1

Pertumbuhan Aset

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Dari tabel dan grafik pertumbuhan aset di atas, dapat dilihat bahwa

pertumbuhan aset bank umum syariah nasional devisa, khususnya empat

bank sampel dalam penelitian ini cenderung mengalami tren penurunan,

terutama pada tahun 2013 sampai 2015. Hanya Bank Negara Indonesia

(BNI) Syariah yang terlihat konsisten berada di atas 15%. Sementara

itu kondisi yang memprihatinkan terlihat dialami oleh Bank Mega

Syariah dimana pada tahun 2014 pertumbuhan aset menyentuh angkan

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

BMI BMS BNIS BSM

Page 85: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

68

–(negatif)22,79%, yang berati total aset yang dimiliki BMS justru

berkurang dibanding tahun sebelumnya.

2. Inflasi

Tabel 4.4

Data Inflasi

Bulan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

januari 7,02% 3,65% 4,57% 8,22% 6,96% 4,14%

februari 6,84% 3,56% 5,31% 7,75% 6,29% 4,42%

Maret 6,65% 3,97% 5,90% 7,32% 6,38% 4,45%

April 6,16% 4,50% 5,57% 7,25% 6,79% 3,60%

Mei 5,98% 4,45% 5,47% 7,32% 7,15% 3,33%

juni 5,54% 4,53% 5,90% 6,70% 7,26% 3,45%

Juli 4,61% 4,56% 8,61% 4,53% 7,26% 3,21%

agustus 4,79% 4,58% 8,79% 3,99% 7,18% 2,79%

september 4,61% 4,31% 8,40% 4,53% 6,83% 3,07%

oktober 4,42% 4,61% 8,32% 4,83% 6,25% 3,31%

nopember 4,15% 4,32% 8,37% 6,23% 4,89% 3,58%

desember 3,79% 4,30% 8,38% 8,36% 3,35% 3,02%

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 4.2

Laju Inflasi

Sumber : Bank Indonesia

Laju inflasi seperti yang terlihat pada tabel 4.4 dan tergambar pada

grafik 4.2 menunjukkan tingkat inflasi yang tinggi terutama sejak masuk

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

Jan

-11

May

-11

Sep

-11

Jan

-12

May

-12

Sep

-12

Jan

-13

May

-13

Sep

-13

Jan

-14

May

-14

Sep

-14

Jan

-15

May

-15

Sep

-15

Jan

-16

May

-16

Sep

-16

Laju Inflasi

Page 86: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

69

quartal 3 tahun 2013. Lalu sempat menurut pada quartal 3 tahun 2014,

namun kembali naik dan melonjak tajam menjelang akhir quartal 4 di

tahun yang sama.

3. NPF

Tabel 4.5

Non Performing Finance (NPF)

Bank Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 2,60% 2,09% 1,35% 6,43% 7,11% 3,83%

BMS 3,03% 2,67% 2,98% 3,89% 4,26% 3,30%

BNIS 3,62% 2,02% 1,86% 1,86% 2,53% 2,94%

BSM 2,42% 2,82% 4,32% 6,84% 6,06% 4,92%

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Grafik 4.3

Non Performing Finance (NPF)

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Terlihat dalam tabel dan grafik di atas, tingkat rasio pembiayaan

bermasalah (NPF) mengalami kenaikan memasuki tahun 2014 dan

berada diangka yang cukup tinggi pada tahun 2014 dan 2015, terutama

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI BMS BNIS BSM

Page 87: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

70

bagi dua bank yaitu Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri.

Sementara itu Bank Mega Syariah konsisten berada diangka 3%-4% dan

BNI Syariah konsisten diangka kisaran 2%.

4. Retrun on Asset (ROA)

Tabel 4.6

Return on Asset (ROA)

Bank Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 1,52% 1,54% 1,37% 0,17% 0,20% 0,22%

BMS 1,58% 3,81% 2,33% 0,29% 0,30% 2,63%

BNIS 1,29% 1,48% 1,37% 1,27% 1,43% 1,44%

BSM 1,95% 2,25% 1,53% 0,17% 0,56% 0,59%

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Grafik 4.4

Return on Aset (ROA)

Sumber : Lap. Keuangan (data diolah)

Tabel 4.6 dan juga grafik 4.4 menunjukkan kekompakan keempat

Bank Umum Syariah Nasional Devisa dalam penelitian ini. Dimana

dalam tabel maupun grafik dapat dilihat bahwa keempat bank sama-

sama mengalami tingkat return on asset tertinggi pada tahun 2012,

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI BMS BNIS BSM

Page 88: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

71

kemudiaan keempatnya sama-sama mengalami tren penurunan sejak

2013 sampai 2015, lalu mulai membaik pada tahun 2016. Namun dapat

dilihat juga di antara keempat bank tersebut hanya BNI Syariah yang

lonjakkan kenaikan atau penurunan tingkat ROA tidak signifkan dan

cenderung konsisten.

C. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata, sandar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtois dan skewness (kemencengan distribusi).

Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi

yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan

untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel. Pada

penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan deskripsi dari

masing-masing variabel.

Tabel di bawah ini menggambarkan statistik deskripsi seluruh

variabel dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum dan

mean (rata-rata). Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil

yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah

dilakukan terhadap bank sampel. Nilai maksimum menggambarkan

nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data

Page 89: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

72

yang telah dilakukan. Sedangkan mean (rata-rata) menunjukkan nilai

rata-rata dari masing-masing variabel.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

Pertumbuhan Aset, Inflasi, Non Performing Finance (NPF), Retrun on

Aset (ROA), variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.7

Statistik Deskriptif

ASSET_GROWTH INFLASI NPF_GROSS ROA

Mean 0.196546 0.054928 0.037258 0.014485

Median 0.201003 0.050450 0.033500 0.014350

Maximum 0.551004 0.086000 0.072300 0.048600

Minimum -0.376219 0.030233 0.013500 -0.012100

Observations 96 96 96 96

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

a. Variabel Independen

1) Inflasi

Variabel Inflasi mempunyai nilai Mean sebesar

5,49% menandakan rata-rata inflasi pada periode penelitian

yaitu pada rentang waktu 2011 hingga 2016, hal ini tidak

dapat dibilang buruk mengingat kondisi perekonomian

global yang tidak baik pada periode tersebut. Sedangkan

Page 90: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

73

nilai minimum inflasi bernilai sebesar 3,02% yang terdapat

pada peridoe quartal 3 tahun 2016 dan menunjukkan kondisi

ekonomi yang baik dan stabil.

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 juga menunjukkan

bahwa nilai inflasi maksimum 8,60% yang terjadi pada

periode quartal 3 tahun 2013, ini menunjukkan kondisi

perekonomian nasional yang kurang baik pada periode

tersebut.

2) NPF (Non Performing Finance)

Variabel NPF mempunyai nilai Mean sebesar 3,72%

semetara itu tingkat NPF yang dinyatakan sehat berdasarkan

ketetapan Bank Indonesia adalah <5%, maka dapat

dikatakan secara rata-rata selama periode peneletian pada

rentang waktu 2011 hingga 2016, keempat bank yang diteliti

memiliki tingkat NPF dengan kategori sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 juga menunjukkan

bahwa tingkat NPF minimum adalah 1,35% yang terdapat

pada Bank Muamalat Indonesia pada quartal 4 tahun 2013

yang menunjukkan kondisi pembiayaan yang cukup baik.

Sedangkan nilai maksimumnya adalah 7,23% yang terdapat

pada Bank Muamalat Indonesia pada quartal 2 tahun 2016,

angka tersebut menggambarkan kondisi yang sangat

memprihatinkan bagi Bank Muamalat Indonesia, dimana

Page 91: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

74

berdasarkan peraturan Bank Indonesia hal tersebut akan

membuat Bank Muamalat mendapat perhatian dan perlakuan

khusus.

3) ROA (Return on Asset)

Variabel ROA mempunyai nilai Mean sebesar

1,44%, menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah

Nasional Devisa dalam penelelitian ini pada rentang waktu

2011 hingga 2016 mempunyai tingkat profitabilitas yang

dapat dikatakan kurang memuaskan jika dibandingkan

dengan Bank Konvensional.

Hasil Uji Statistik pada tabel 4.3 juga menunjukkan

bahwa nilai ROA minimum adalah -1,21% yang terdapat

pada Bank Mega Syariah pada quartal pertama tahun 2015,

yang berarti aset yang dimiliki tidak dikelola dengan efisien

untuk menghasilkan profit, dimana kondisi tersebut cukup

memprihatinkan. Sedangkan nilai maksimum ROA yaitu

sebesar 4,86% yang terdapat pada Bank Mega Syariah pada

quartal pertama tahun 2016, hal ini menunjukkan bank

dalam kondisi yang sehat dengan tingkat profitabilitas yang

cukup menjanjikan.

Page 92: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

75

b. Variabel Dependen

1) Pertumbuhan Aset (Asset Growth)

Variabel Asset Growth mempunyai nilai Mean

19,65%, menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah

Nasional Devisa dalam penelitian ini pada rentang waktu

2011 hingga 2016 memiliki pertumbuhan asset yang dapat

dikatakan cukup baik. Nilai minimum asset growth yang

ditunjukkan oleh tabel 4.3 adalah sebesar -37,62% dimana

terdapat pada Bank Mega Syariah pada quartal 3 tahun 2015,

hal ini menggambarkan kondisi yang sangat memprihatinkan

dari kinerja bank tersebut. sedangkan nilai maksimumnya

terdapat pada Bank Syariah Mandiri pada quartal 3 tahun

2011 yaitu sebesar 55,10%, sangat baik dimana tingkat

pertumbuhan aset jauh di atas rata-rata pertumbuhan aset

perbankan secara nasional pada saat itu.

2. Penentuan Model Regresi Data Panel

Penentuan model terbaik antara common effect, fixed effect, dan

random effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini

digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat

dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan,

pertama chow test, digunakan untuk memilih antara model common

effect atau fixed effect. Kedua, hausman test digunakan untuk memilih

Page 93: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

76

antara model fixed effect atau random effect yang terbaik dalam

mengestimasi regresi data panel (Rosadi, 2012)

a. Uji Chow

Chow test atau uji chow merupakan uji membandingkan

model common effect dengan fixed effect. Chow test dalam

penelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang

dibentuk dalam chow test adalah sebagai berikut:

H0 : Model Common Effect

Ha : Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-Value lebih kecil dari a. Sebaliknya, H0

diterima jika P-Value lebih besar dari nilai a. Nila a yang

digunakan sebesar 5% (Ariefianto, 2012).

Tabel 4.8

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 18.011657 (3,89) 0.0000

Cross-section Chi-square 45.547466 3 0.0000

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dari tabel di atas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang

lebih kecil dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 ditolak yang

berarti model regresi yang digunakan adalah model Fixed Effect.

Page 94: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

77

b. Uji Hausman

Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan

random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk

digunakan sebagai model regresi data panel. Hausman test

menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu

program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test

adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

Ha : Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-Value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya,

H0 diterima jika P-Value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang

digunakan sebesar 5% (Ariefianto, 2012).

Tabel 4.9

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 3 1.0000

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dari tabel di atas diperoleh P-value sebesar 1,0000 yang

lebih besar dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 diterima yang

Page 95: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

78

berarti model regresi yang digunakan adalah model Random

Effect.

Dari kedua test di atas didapatkan kesimpulan bahwa model regresi

data panel yang terbaik untuk model regresi dalam penelitian ini adalah

model regresi dengan model Random Effect.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan atas data sekunder dalam

penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas,

heterokedastisitas dan autokorelasi dengan hasil pengujian sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji

F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil. Melalui Eviews 9 Test Jarque-

Bera dilakukan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak.

Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-

Bera dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 96: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

79

Tabel 4.10

Uji Normalitas Jarque-Bera

0

2

4

6

8

10

12

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 1 96Observations 96

Mean -2.42e-17Median 0.015420Maximum 0.334679Minimum -0.466407Std. Dev. 0.163412Skewness -0.296760Kurtosis 3.122485

Jarque-Bera 1.469078Probability 0.479727

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dilihat pada tabel 4.6 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung

sebesar 1,469078 yang berarti tidak signifikan (lebih kecil dari

2) dan juga nilai probabilitas yang lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% yaitu 0,479727. Maka dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Pada model regresi yang baik seharusnya antar

variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mengetahui

ada atau tidaknya multikolinearitas, dilakukan dengan melihat

koefisien korelasi di antara variabel independennya, jika korelasi

lebih dari 0,85 maka dinyatakan terdapat multikolinearitas

Page 97: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

80

dikarenakan 0,85 pada korelasi berarti hubungan yang kuat.

Korelasi antar variabel independen dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.11

Korelasi Variabel Independen

INFLASI NPF_GROSS ROA

INFLASI 1 -0.04760980600227806 -0.1280962192520643

NPF_GROSS -0.04760980600227806 1 -0.4387935387209108

ROA -0.1280962192520643 -0.4387935387209108 1

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada variabel

independen yang mempunyai korelasi dengan variabel

independen lainnya bernilai di atas 0,85%, seingga dapat

dikatakan data dalam penelitian ini tidak terdapat

multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan semua variabel

independen dalam model regresi terbebas dari problem

multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi

yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas. Salah

Page 98: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

81

satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas

dapat dilakukan uji white.

Apabila nilai probabilitas dari Obs*R-squared di bawah atau

lebih kecil dari α = 5% maka terjadi heterokedastisitas. Namun,

apabila probabilitasnya signifikan di atas 5% maka dapat

dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya

heterokedastisitas.

Tabel 4.12

Uji White

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.069277 Prob. F(3,92) 0.3661

Obs*R-squared 3.234520 Prob. Chi-Square(3) 0.3569

Scaled explained SS 3.152518 Prob. Chi-Square(3) 0.3687

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat Nilai Obs*R-squared pada hasil

di atas adalah 3,234 dan nilai probabilitasnya adalah 0,3569

(lebih besar dari α = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak mengandung heterokedastisitas atau bersifat

homokedastis

Page 99: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

82

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada koreslasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Model

regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam

penelitian ini menggunakan uji Breusch-Godfrey untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Berikut adalah tabel

yang menunjukkan hasil uji autokorelasi:

Tabel 4.13

Uji Breusch-Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 82.44384 Prob. F(2,90) 0.0000

Obs*R-squared 62.10272 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dasar Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Bila nilai Probablitas chi-square > α=5%, berarti tidak

ada autokorelasi

Page 100: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

83

2) Bila nilai Probabilitas chi-square < α=5%, berarti

terdapat masalah autokorelasi

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas chi-

square sebesar 0,0000 atau kurang dari α=5%, maka dapat

disimpulkan bahwa data mengandung masalah autokorelasi.

Berdasarkan hasi tersebut maka diperlukan sebuah perlakuan

khusus dengan menggunakan metode tertentu untuk

menghilangkan masalah autokorelasi. Menurut Winarno

(Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews , 2011)

salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan

masalah autokorelasi dalam data yaitu dengan menggunakan

metode diferensi tingkat pertama. Maka, setelah dilakukannya

metode tersebut, hasil uji Breusch-Godfrey adalah sebagaimana

ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Tabel 4.14

Uji Breusch-Godfrey (Diferensi Pertama)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.739838 Prob. F(2,89) 0.4801

Obs*R-squared 1.553599 Prob. Chi-Square(2) 0.4599

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dapat dilihat tabel di atas menunjukkan nilai Obs*R-squared

sebesar 1,5535 dan Probability Chi-square sebesar 0,4599

Page 101: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

84

dimana lebih besar dari α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

sudah tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakkukan dengan

menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis)

dengan model Random Effect sebagaimana telah dilakukan pada

pemilihan modle terbaik sebelumnya, yaitu dilakukan melalui uji

koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F dengan

menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Apabila tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya apabila

tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima.

a. Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel di

bawah ini:

Page 102: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

85

Tabel 4.15

Hasil Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.306977 0.087652 3.502239 0.0007

INFLASI? -0.462270 0.863540 -0.535319 0.5937

NPF_GROSS? -5.675457 1.175110 -4.829724 0.0000

ROA? 8.727654 1.570505 5.557227 0.0000

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Dari tabel di atas dapat dibuat model persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 0,307 – 0,462*inflasi – 5,675*NPF + 8,727*ROA

Bedasarkan persamaan regresi di atas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Koefisien konstanta sebesar 0,307, dengan ini dapat

diartikan bahwa Y (Asset Growth) akan bernilai 0,307%

jika, inflasi, Non-Performing Finance (NPF) dan Return

on Asset (ROA), masing-masing bernilai 0.

Page 103: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

86

2) Variabel inflasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0,462. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan

tingkat inflasi sebesar 1% dengan asumsi variabel lain

tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan aset Bank

Syariah sebesar 0,462%.

3) Variabel Non-Performing Finance (NPF) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar -5,675. Hal ini menyatakan

bahwa setiap penambahan tingkat Non-Performing

Finance (NPF) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain

tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan aset Bank

syariah sebesar 5,675%.

4) Variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 8,727. Hal ini menyatakan bahwa setiap

penambahan tingat Return on Asset (ROA) sebesar 1%

dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi kenaikan

pada pertumbuhan aset Bank Syariah dengan nilai

8,727%.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0

(nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti

Page 104: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

87

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien

determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square untuk

mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.16

Adjusted R-Square

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Swamy and Arora estimator of component variances

Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.059692 0.1673

Idiosyncratic random 0.133175 0.8327 Weighted Statistics R-squared 0.518043 Mean dependent var 0.081460

Adjusted R-squared 0.502327 S.D. dependent var 0.196073

S.E. of regression 0.138322 Sum squared resid 1.760231

F-statistic 32.96280 Durbin-Watson stat 0.560082

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.370655 Mean dependent var 0.196546

Sum squared resid 2.617276 Durbin-Watson stat 0.376679

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Page 105: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

88

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya

adjusted R-square adalah 0,502327 atau 50,23%. Hal ini berarti

50,23% variabel dependen pertumbuhan aset dapa dijelaskan

secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel

independen tersebut adalah inflasi, Non-Performing Finance

(NPF) dan Return on Asset (ROA), sedangkan sisanya sebesar

49,77% (100% - 50,23%) dijelaskan oleh variabel lain diluar

model regresi dalam penelitian ini. Dikarenakan besarnya

Adjusted R-square yang masih belum cukup mendekati 1 (satu)

yang menandakan kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen masih terbatas.

Meskipun masih dapat dikatakan baik karena berada di atas

50%.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang

diuji pada tingkat signifikan 5% atau 0,05. Apabila nilai

probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi siginifikan dan Ha

diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas > 0,05 maka

koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Page 106: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

89

Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t)

dapat dilihat pada tabel Output di bawah ini;

Tabel 4.17

Uji Statistik t

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.306977 0.087652 3.502239 0.0007

INFLASI? -0.462270 0.863540 -0.535319 0.5937

NPF_GROSS? -5.675457 1.175110 -4.829724 0.0000

ROA? 8.727654 1.570505 5.557227 0.0000

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Pada tabel di atas terlihat bahwa variabel independen Non-

Performing Finance (NPF) dan Return on Asset (ROA),

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset perbankan

syariah karena tigkat signifikansi masing-masing lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan variabel independen inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset

dikarenakan memiliki tingkat signifikansi yang lebih besar dari

0,05. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai

hasil temuan pada tabel di atas:

Page 107: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

90

1) Inflasi

Hipotesis pertama (Ha1) adalah tingkat inflasi

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pertumbuhan

aset bank syariah. dari hasil pengujian analisis regresi

diperoleh nilai t hitung sebesar (-0,535319) yang lebih kecil

dari nilai t tabel 1,66159 (negatif diabaikan) dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,5937 (lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa varibel

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa, yang berarti Ha1

ditolak.

2) Non-Performing Finance (NPF)

Hipotesis kedua (Ha2) adalah tingkat Non-

Performing Finance (NPF) berpengaruh secara parsial

terhadap Pertumbuhan aset Bank Syariah. dari hasil

pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -

4,829724 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,66159 (negatif

diabaikan) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 (lebih

kecil dari tingkat signifikan 0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Non-Performing Finance

(NPF) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

Page 108: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

91

Pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa,

yang berarti Ha2 diterima.

3) Return on Aset (ROA)

Hipotesis ketiga (Ha3) adalah tingkat Return on Asset

(ROA) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan

aset Bank Syariah. dari hasil pengujian analisis regresi

diperoleh t hitung sebesar 5,557227 yang lebih besar dari

nilai t tabel 1,66159 dengan tingkat signifikan sebesar

0,0000 (lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Return on Aset (ROA)

berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan

aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa yang berarti Ha3

diterima.

d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Statisktik F menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji

statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi

secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikansi 0,05. Jika F hitung > F tabel dan

Page 109: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

92

tingkat signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Uji statistik-F

dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.18

Uji F statistik

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Swamy and Arora estimator of component variances

Weighted Statistics

R-squared 0.518043 Mean dependent var 0.081460

Adjusted R-squared 0.502327 S.D. dependent var 0.196073

S.E. of regression 0.138322 Sum squared resid 1.760231

F-statistic 32.96280 Durbin-Watson stat 0.560082

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.370655 Mean dependent var 0.196546

Sum squared resid 2.617276 Durbin-Watson stat 0.376679

Sumber : Data diolah (Output Eviews 9)

Hasil pengolahan data pada tabel di atas melalui F-

test terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 32,96 yang lebih besar

dari F tabel sebesar 2,70 dan nilai sigfikansi sebesar 0,000000 <

0,05. Uji ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan

secara bersama-sama untuk memprediksi tingkat Pertumbuhan

Page 110: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

93

Aset. Hal ini membuktikan bahwa Inflasi, Non-Performing

Finance (NPF) dan Return on Asset (ROA), bersama-sama

secara simultan berpengaruh dengan signifkan terhadap

pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima dalam model

regresi penelitian ini.

D. Interpretasi

1. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Aset

Variabel inflasi memiliki nilai koefisien -0,462270, hal ini Berarti

bahwa setiap penambahan tingkat inflasi sebesar 1% dengan asumsi

variabel lain tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan aset Bank

Syariah sebesar 0,462%. Namun, nilai probabilitas dari variabel inflasi

adalah sebesar 0,5937 > 0,05, maka dapat dikatakan secara individu

inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset

Bank Umum Syariah Nasional Devisa.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa inflasi sebagai faktor eksternal

secara parsial atau individu tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa dalam

penelitian ini. Hal ini berarti kenaikan atau penurunan tingkat inflasi

yang terjadi meskipun sedikit mempengaruhi namun tidak signifikan

dan tidak menjadi masalah bagi bank syariah, khususnya bank syariah

yang termasuk bank devisa dalam melakukan ekspansi atau

Page 111: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

94

menumbuhkan asetnya. Hal tersebut dapat dikarenakan perubahan

tingkat inflasi yang umumnya dapat dikendalikan oleh pemerintah dan

juga bank sentral sebagai regulator, di samping itu perubahan tingkat

inflasi juga dapat diprediksi oleh pelaku industri perbankan, sehingga

dapat dilakukannya tindakan-tindakan tertentu yang sifatnya preventif

ataupun strategi khusus oleh bank syariah dalam meminimalisir dampak

dari perubahan tingkat inflasi tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Diamatin Rohadatul Aisy (2016) dimana disebutkan bahwa baik faktor

internal maupun faktor eksternal (salah satunya adalah Inflasi) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peertumbuhan aset

perbankan syariah di Indonesia.

2. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pertumbuhan

Aset

Variabel Non-Performing Finance (NPF) memiliki nilai koefisien -

5,675457. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan tingkat Non-

Performing Finance (NPF) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain

tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan aset Bank syariah sebesar

5,675%. Dan nilai probabilitas dari variabel NPF adalah sebesar 0,0000

< 0,05, maka dapat dikatakan NPF berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional

Devisa.

Page 112: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

95

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Non-Performing Finance

(NPF) secara individu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan aset bank umum syariah nasional devisa. Dimana hal ini

berarti jika tingkat Non-Performing Finance (NPF) mengalami

kenaikan, maka akan berdampak pada menurunnya tingkat

pertumbuhan aset bank syariah. hal ini dapat dikarenakan jika suatu

bank syariah memiliki rasio pembiayaan bermasalah yang cukup tinggi

maka bank tersebut harus mengalokasikan dana yang cukup tinggi pula

sebagai cadangan atas pembiayaan bermasalah tersebut. sehingga,

kemampuan bank untuk melakukan ekspansi atau menumbuhkan

asetnya menjadi terbatas.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zakaria Arrazy (2015) dimana dalam penelitian tersebut disimpulkan

bahwa Non-Performing Finance (NPF) secara parsial berpengaruh

terhadap pertumbuhan aset bank syariah.

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Pertumbuhan Aset

Variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai koefisien 8,727654

Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan tingat Return on Asset

(ROA) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi

kenaikan pada pertumbuhan aset Bank Syariah dengan nilai 8,727%.

Dan nilai probabilitas dari variabel ROA adalah sebesar 0,0000 < 0,05,

Page 113: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

96

maka dapat dikatakan ROA berpengaruh positif secara siginfikan

terhadap pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA)

secara individu berpengaruh positif serta signifikan terhadap

pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa. Hal ini berarti

setiap kenaikan tingkat rasio Return on Asset (ROA) suatu bank syariah,

akan diikuti oleh menaiknya tingkat pertumbuha aset bank tersebut. hal

ini dapat dikarenakan tingkat profit yang dihasilkan oleh suatu bank

dapat menjadi salah satu modal utama bagi bank tersebut dalam

melakukan ekspansi atau menumbuhkan asetnya.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

deden fathurrahman (2013) yang mengatakan bahwa Return on Asset

(ROA) memiliki pengaruh yang signifikan serta memiliki hubungan

yang kuat dengan pertumbuhan total aset perbankan syariah.

Page 114: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengaruh parsial (individu) dan juga simultan (bersama-sama) variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

a. Variabel inflasi memiliki nilai koefisien -0,462270 dan nilai

probabilitas 0,5937 > 0,05, maka inflasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional

Devisa.

b. Variabel Non-Performing Finance (NPF) memiliki nilai koefisien -

5,675457 dan nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka NPF

berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan aset

Bank Umum Syariah Nasional Devisa.

c. Variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai koefisien 8,727654

dan nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka ROA berpengaruh positif

secara siginfikan terhadap pertumbuhan aset Bank Umum Syariah

Nasional Devisa.

d. Variabel inflasi, Non-Performing Finance (NPF), Return on Asset

(ROA), bersama-sama secara simultan berpengaruh terhadap

Page 115: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

98

pertumbuhan aset Bank Umum Syariah Nasional Devisa. Dengan

koefisien determinasi sebersar 0.5023.

2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Return on Asset (ROA)

adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan aset

Bank Umum Syariah Nasional Devisa, karna memiliki koefisien paling

tinggi yaitu sebesar 8,727654.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan aset perbankan

syariah di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh performa bank itu

sendiri yaitu bagaimana bank syariah dapat menjaga kualitas dari

pembiayaan yang disalurkannya, dengan mengendalikan tingkat

pembiayaan bermasalah yang terlihat melalui rasio NPF. Selain itu juga

adalah bagaimana bank syariah dapat memperoleh laba secara maksimal

melalui pengelolaan aset yang effisien, dimana hal ini dapat dilihat dari

rasio ROA. Sedangkan inflasi sebagai pengaruh eksternal tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah di

Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat di antaranya:

1. Bagi bank syariah diharapkan agar dapat menumbuhkan asetnya dengan

melakukan pengendalian terhadap tingkat pembiayaan bermasalah dan

juga dengan menggunakan asetnya secara effisien sehingga

Page 116: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

99

menghasilkan profit yang maksimal. Karena pertumbuhan aset yang

maksimal akan membuat bank syariah dapat bersaing untuk mengejar

market share dengan bank konvensional.

2. Bagi penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan

pendekatan lain ataupun ditambah dengan variabel lain yang mungkin

mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. dan juga

memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian

atau juga dengan memperbanyak sampel untuk penelitian yang akan

datang.

Page 117: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

100

DAFTAR PUSTAKA

Aisy, D. R. (2016). Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal terhadap

Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia Tahun 2006-2015. Surabaya:

UNAIR.

Ali, A. R. (2014). Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Aminah, I. S. (2015). Faktor Perlambatan Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia

dan Upaya Penanganannya. EKONOMI DAN BISNIS VOL 14 NO 1, 7-20.

Ariefianto, M. D. (2012). Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan EVIEWS. Jakarta: Erlangga.

Arif, M. N. (2015). Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan Praktik. Bandung: CV

PUSTAKA SETIA.

Arrazy, Z. (2015). Pengaruh DPK, FDR, NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Awwalunnisa, N. (2016). Determinasi Aset Perbankan Syariah di Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Surabaya: UNAIR.

Boediono. (2000). Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.

Cleopatra, Y. P. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset

Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi, 24-25.

Douglas, W. S. (2014). Teknik-Tekik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Salemba Empat.

Faturrahman, D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Total Aset Perbankan Syariah di Indonesia Periode Penelitian 2008-2012.

Bandung: Universitas Widyatama.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang

: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2011). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gitman, L. J. (2003). Principle of Managerial Finance (10 ed.). United States:

Pearson education inc.

Page 118: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

101

Houston, B. a. (2001). Manajemen Keuangan . Jakarta: Erlangga.

Houston, B. a. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Karim, A. A. (2007). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Karim, A. A. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (5 ed.). Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Kasmir. (2004). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Khalwaty, T. (2000). Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.

Muhammad. (2005). Bank Syariah Problem dan Proses Perkembangan di

Indonesia. yogyakarta: Graha ilmu.

Nachrowi, N. D. (2002). Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta : PT Grafindo

Persada.

Nurul Huda, M. E. (2008). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta:

Kencana Presada Media Group.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Mediakom.

Rahardja, M. M. (2004). Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter (Kajian

Kontekstual Indonesia). Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Rivai, V. (2007). Bank and Financial Institution Management Conventional and

Sharia System. jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rosadi, D. (2012). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews. Yogyakarta: ANDI.

Rudiger Dornbush, a. f. (2004). Macroeconomic (9 ed.). New York: Mc Graw-Hill

Companies.

Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan

Perbankan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Remaja Rosdakarya.

Siregar, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: KENCANA.

Sofyan. (2006). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti.

Page 119: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

102

Sudana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan teori dan praktik. Jakarta:

Erlangga.

Sudarsono, H. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta :

Ekonosia.

Sukirno, S. (2004). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, S. (2004). Teori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews .

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.bnisyariah.co.id

www.syariahmandiri.co.id

www.bankmuamalat.co.id

www.megasyariah.co.id

Page 120: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

103

Lampiran I

Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia

Periode ASSET GROWTH NPF GROSS ROA

2011 I 45,72% 4,71% 1,38%

II 53,77% 3,57% 1,74%

III 44,41% 4,53% 0,92%

IV 51,47% 2,60% 1,52%

2012 I 42,71% 2,83% 1,51%

II 37,94% 2,73% 1,61%

III 39,47% 2,21% 1,62%

IV 38,10% 2,09% 1,54%

2013 I 50,70% 2,02% 1,72%

II 46,61% 2,19% 1,66%

III 42,17% 2,17% 1,68%

IV 21,94% 1,35% 1,37%

2014 I 17,90% 2,11% 1,44%

II 22,04% 3,30% 1,03%

III 16,90% 5,96% 0,10%

IV 14,11% 6,43% 0,17%

2015 I 2,32% 6,34% 0,62%

II -4,49% 4,93% 0,51%

III -4,77% 4,64% 0,36%

IV -8,40% 7,11% 0,20%

2016 I -4,19% 6,07% 0,25%

II -5,66% 7,23% 0,15%

III -4,24% 4,43% 0,13%

IV -2,42% 3,83% 0,22%

Page 121: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

104

Lampiran II

Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Mega Syariah

Periode ASSET GROWTH NPF GROSS ROA

2011 I -1,62% 4,29% 1,77%

II 0,29% 3,84% 1,87%

III 7,45% 3,78% 1,65%

IV 20,01% 3,03% 1,58%

2012 I 36,78% 2,93% 3,52%

II 33,43% 2,88% 4,13%

III 52,58% 2,86% 4,11%

IV 46,70% 2,67% 3,81%

2013 I 42,25% 2,83% 3,57%

II 43,81% 3,67% 2,94%

III 18,45% 3,30% 2,57%

IV 11,72% 2,98% 2,33%

2014 I 1,42% 3,22% 1,18%

II -1,85% 3,48% 0,99%

III -6,43% 3,77% 0,24%

IV -22,79% 3,89% 0,29%

2015 I -27,60% 4,33% -1,21%

II -36,31% 4,86% -0,73%

III -37,62% 4,78% -0,34%

IV -21,05% 4,26% 0,30%

2016 I -9,37% 4,18% 4,86%

II 1,78% 4,16% 3,21%

III 14,11% 3,74% 2,63%

IV 10,35% 3,30% 2,63%

Page 122: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

105

Lampiran III

Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Negara Indonesia

Syariah

Periode ASSET GROWTH NPF GROSS ROA

2011 I 20,35% 4,44% 3,42%

II 24,77% 3,65% 2,22%

III 20,88% 3,60% 2,37%

IV 32,40% 3,62% 1,29%

2012 I 45,77% 4,27% 0,63%

II 33,89% 2,45% 0,65%

III 27,39% 2,33% 1,31%

IV 25,73% 2,02% 1,48%

2013 I 35,83% 2,13% 1,62%

II 46,66% 2,11% 1,24%

III 49,96% 2,06% 1,22%

IV 38,17% 1,86% 1,37%

2014 I 24,60% 1,96% 1,22%

II 33,45% 1,99% 1,11%

III 31,48% 1,99% 1,11%

IV 32,52% 1,86% 1,27%

2015 I 31,35% 2,22% 1,20%

II 20,19% 2,42% 1,30%

III 23,11% 2,54% 1,32%

IV 18,09% 2,53% 1,43%

2016 I 20,35% 2,77% 1,65%

II 23,12% 2,80% 1,59%

III 17,88% 3,03% 1,53%

IV 23,01% 2,94% 1,44%

Page 123: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

106

Lampiran IV

Data Pertumbuhan Aset dan Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri

Periode ASSET GROWTH NPF GROSS ROA

2011 I 52,31% 3,30% 2,22%

II 44,98% 3,49% 2,12%

III 55,10% 3,21% 2,03%

IV 49,84% 2,42% 1,95%

2012 I 36,80% 2,52% 2,17%

II 29,94% 3,04% 2,25%

III 17,68% 3,10% 2,22%

IV 11,42% 2,82% 2,25%

2013 I 11,81% 3,44% 2,56%

II 17,66% 2,90% 1,79%

III 20,71% 3,40% 1,51%

IV 17,95% 4,32% 1,53%

2014 I 13,57% 4,88% 1,77%

II 7,36% 6,46% 0,66%

III 5,76% 6,76% 0,80%

IV 4,65% 6,84% 0,17%

2015 I 6,57% 6,81% 0,81%

II 6,64% 6,67% 0,55%

III 2,68% 6,89% 0,42%

IV 5,12% 6,06% 0,56%

2016 I 6,55% 6,42% 0,56%

II 7,57% 5,58% 0,62%

III 10,61% 5,43% 0,60%

IV 12,03% 4,92% 0,59%

Page 124: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

107

Lampiran V

Data Inflasi (2011-2016)

Bulan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

januari 7,02% 3,65% 4,57% 8,22% 6,96% 4,14%

februari 6,84% 3,56% 5,31% 7,75% 6,29% 4,42%

Maret 6,65% 3,97% 5,90% 7,32% 6,38% 4,45%

April 6,16% 4,50% 5,57% 7,25% 6,79% 3,60%

Mei 5,98% 4,45% 5,47% 7,32% 7,15% 3,33%

juni 5,54% 4,53% 5,90% 6,70% 7,26% 3,45%

Juli 4,61% 4,56% 8,61% 4,53% 7,26% 3,21%

agustus 4,79% 4,58% 8,79% 3,99% 7,18% 2,79%

september 4,61% 4,31% 8,40% 4,53% 6,83% 3,07%

oktober 4,42% 4,61% 8,32% 4,83% 6,25% 3,31%

nopember 4,15% 4,32% 8,37% 6,23% 4,89% 3,58%

desember 3,79% 4,30% 8,38% 8,36% 3,35% 3,02%

Page 125: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

108

Lampiran VI

Statistik Deskriptif

Date: 04/14/17

Time: 18:45

Sample: 2011Q1 2016Q4

ASSET_GROWTH INFLASI NPF_GROSS ROA

Mean 0.196749 0.054928 0.037367 0.014475

Median 0.201003 0.050450 0.034200 0.014350

Maximum 0.551004 0.086000 0.072300 0.048600

Minimum -0.376219 0.030233 0.013500 -0.012100

Std. Dev. 0.209297 0.016115 0.014896 0.010604

Skewness -0.383821 0.329659 0.775995 0.624947

Kurtosis 2.826780 1.954041 2.655830 3.932844

Jarque-Bera 2.477112 6.114928 10.10849 9.729731

Probability 0.289802 0.047007 0.006382 0.007713

Sum 18.88787 5.273067 3.587200 1.389645

Sum Sq. Dev. 4.161495 0.024671 0.021079 0.010681

Observations 96 96 96 96

Page 126: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

109

Lampiran VII

Common Effect Model

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 20:40

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

INFLASI? 2.391465 0.797616 2.998267 0.0035

NPF_GROSS? -2.520881 0.988846 -2.549315 0.0124

ROA? 10.14634 1.558161 6.511740 0.0000

R-squared 0.282904 Mean dependent var 0.196546

Adjusted R-squared 0.267482 S.D. dependent var 0.209227

S.E. of regression 0.179072 Akaike info criterion -0.571306

Sum squared resid 2.982213 Schwarz criterion -0.491170

Log likelihood 30.42267 Hannan-Quinn criter. -0.538913

Durbin-Watson stat 0.382394

Page 127: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

110

Lampiran VIII

Fixed Effect Model

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.287478 0.084102 3.418191 0.0010

INFLASI? -0.394583 0.864305 -0.456532 0.6491

NPF_GROSS? -5.536143 1.214225 -4.559405 0.0000

ROA? 9.458807 1.599336 5.914210 0.0000

Fixed Effects (Cross)

BMI--C 0.092647

BMS--C -0.180299

BNIS--C 0.035038

BSM--C 0.052613

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.620444 Mean dependent var 0.196546

Adjusted R-squared 0.594855 S.D. dependent var 0.209227

S.E. of regression 0.133175 Akaike info criterion -1.124179

Sum squared resid 1.578474 Schwarz criterion -0.937196

Log likelihood 60.96060 Hannan-Quinn criter. -1.048597

F-statistic 24.24737 Durbin-Watson stat 0.654812

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 128: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

111

Lampiran IX

Random Effect Model

Dependent Variable: ASSET_GROWTH?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 20:41

Sample: 2011Q1 2016Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 96

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.306977 0.087652 3.502239 0.0007

INFLASI? -0.462270 0.863540 -0.535319 0.5937

NPF_GROSS? -5.675457 1.175110 -4.829724 0.0000

ROA? 8.727654 1.570505 5.557227 0.0000

Random Effects (Cross)

BMI--C 0.074166

BMS--C -0.146128

BNIS--C 0.027835

BSM--C 0.044128 Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.059692 0.1673

Idiosyncratic random 0.133175 0.8327 Weighted Statistics

R-squared 0.518043 Mean dependent var 0.081460

Adjusted R-squared 0.502327 S.D. dependent var 0.196073

S.E. of regression 0.138322 Sum squared resid 1.760231

F-statistic 32.96280 Durbin-Watson stat 0.560082

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics

R-squared 0.370655 Mean dependent var 0.196546

Sum squared resid 2.617276 Durbin-Watson stat 0.376679

Page 129: PENGARUH INFLASI, NON PERFORMING FINANCE, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36057/1/ALIF... · memberikan semangat, doa, dan cerita penuh ... Seluruh pihak

112