pengaruh inflasi dan suku bunga sbi terhadap return saham...
TRANSCRIPT
PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI
TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH
DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
PERIODE 2012-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh
IKHSANUDIN PANDU SAPUTRA
NIM : 21311042
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
ii
PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI
TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH
DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
PERIODE 2012-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh
IKHSANUDIN PANDU SAPUTRA
NIM : 21311042
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii
iv
v
vi
MOTTO
Jangan kamu mempersulit seseorang jika kamu tidak ingin dipersulit
orang lain.
Jangan jadikan harta, tahta & wanita berhala di hati kalian.
Kuliah itu bukan balapan lulus atau tinggi-tinggian IPK, jalani saja dengan
tanggung jawab & versi terbaik menurutmu.
-@berantakan
Ketika kamu sangat-sangat menyukai seorang wanita, ketika ada
seseorang yang mengasihinya & mencintainya, maka kamu akan benar-
benar dari hati yang paling dalam mendoakan dia agar bahagia
selamanya.
-KO Ching Teng
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Kedua orang tua saya ( bapak Usuf Yusuf, S.H. & Ibu Murningsih) motivator
terbesar dalam hidupku yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, kasih
sayang, dukungan dan semangat. Terima kasih atas semua pengorbanan dan
kesabaran yang diberikan. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado
atas semua harapan kalian.
Alrmarhum Kakaktersayang, Imam PanjiSatriawan. “Mas Adimu lanang wes
Sarjana”.
Alrmarhum Adik tersayang, Ilham Pramugara, S.E.Sy. yang selalu membantu
berbagai tugas perkuliahan saya, yang selalu ada didalam hidup sayasebagai
seorang teman sebaya, sekaligus sebagai Adik yang sangat dewasa & memberi
pelajaran berharga yang pada akhirnya saya simpulkan sendiri hidup adalah
persoalan pergi atau ditinggal pergi.
Buat mbak-mbaknya yang pernah menemani proses perjalanan hidup saya dari
remaja menuju dewasa, semoga akadnya sukses.
Bapak Taufikur Rahman anda luar biasa, dua jempol ngge njenengan pak,
maturnuwon sanget nggeh pak.
Teman-teman yang selalu membantu & mendukung saya.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur semata-mata bagi Allah Sang Pemilik Alam
Semesta subhanahu wa ta’ala, atas segala anugerah yang Dia limpahkan kepada
penulis sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa,
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah nanti.
Bahagia yang penulis rasakan,sungguh tidaklah mudah untuk diungkapkan
dengan kata-kata. Atas rahmat, hidayah, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH INFLASI DAN
SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA
ISLAMIC INDEKS (JII) PERIODE 2012-2015”.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya, terutama kepada :
1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pelajaran hidup.
2. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN.
3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Program Sarjana Strata 1 (S1) IAIN Salatiga.
ix
5. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing atas
semua waktu, bimbingan, saran serta kesabaran dalam proses penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Perbankan Syariah atas semua ilmu
yang telah diberikan.
7. Kedua orang tua saya ( bapak Usuf Yusuf, S.H. & Ibu Murningsih)
tercinta atas semua doa, kasih sayang, semangat, ilmu, bekal hidup,
motivasi, arahan, serta semua hal yang menjadikan aku seseorang yang
kuat. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado atas semua harapan
kalian. Thanks and love you.
8. Alrmarhum Kakak tersayang, Imam Panji Satriawan.
9. Alrmarhum Adik tersayang, Ilham Pramugara, S.E.Sy. yang selalu
membantu berbagai tugas perkuliahan saya, yang selalu ada didalam hidup
saya sebagai seorang teman sebaya, sekaligus sebagai Adik yang sangat
dewasa & memberi pelajaran berharga yang pada akhirnya saya simpulkan
sendiri hidup adalah persoalan pergi atau ditinggal pergi.
10. Semua teman-teman PS-S1 angkatan 2011 terima kasih sudah menjadi
bagian hidup dari kalian dan sudah banyak membantu selama ini, semoga
kita selalu sukses.
11. Buat mbak-mbaknya yang pernah menemani proses perjalanan hidup saya
dari remaja menuju dewasa, semoga akadnya sukses.
12. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.
x
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan balasan yang berlipat
ganda oleh Allah SWT. Amiin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
kritik, saran dan koreksi sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian
ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi siapa
saja yang ingin mengkaji dan meneliti lebih lanjut lagi.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Salatiga, 13September 2016
Penulis
Ikhsanudin Pandu Saputra
NIM. 213.11.042
xi
ABSTRAK
Ikhsanudin Pandu Saputra. (213.11.042). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI
Terhadap Return Saham Syariah Di Jakarta Islamic Index (JII). Program Studi
Perbankan Syari’ah S-1. Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dosen
Pembimbing : Taufikur Rahman, SE., M.Si
Kata Kunci : Inflasi, Suku Bunga SBI dan Return Saham Syariah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variable Inflasi dan
Suku Bunga SBI secara parsial terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic
Index (JII).Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memulai
peristiwa masa lalu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi untuk menelusuri data historis. Data yang digunakan adalah data
sekunder dari Indonesian Capital Market (ICMD) dari tahun 2012-2015. Data
yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS
21(Statistical Product and Service Solution). Teknik analisis yang digunakan
meliputi uji rehabilitas, uji Validitas, uji regresi berganda, uji statistik melalui uji
Ttest, Ftest, koefisien determinasi (R2) dan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi berpengaruh negative signifikan
terhadap Return saham Syariah, ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar -
10,405 dan nilai signifikansi 0,001 Suku Bunga SBI berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham syariah, hal ini dibuktikan dengan koefisien
regresi sebesar 7,136 dan nilai signikansi sebesar 0,016. Secara simultan
menunjukkan bahwa Inflasi dan Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap
return saham syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 7,828 pada nilai
signifikansi 0,001.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ........................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 10
A. Telaah Pustaka ....................................................................... 10
B. Kerangka Teori....................................................................... 14
xiii
1. Pasar modal syariah........................................................... 14
a. Obligasi Syariah ............................................................ 15
b. Reksa Dana Syariah ....................................................... 15
2. Inflasi ................................................................................ 16
a. Pengertian Inflasi ........................................................... 16
b. Jenis-jenis Inflasi ........................................................... 16
c. Faktor-faktor Penyebab Inflasi ...................................... 21
d. Efek Inflasi .................................................................... 22
e. Cara mencegah Inflasi .................................................. 24
3. Suku Bunga ....................................................................... 26
a. Teori Suku Bunga .......................................................... 26
b. Fungsi Suku Bunga ....................................................... 31
c. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)................ 31
4. Return ................................................................................ 32
a. Pengertian Return .............................................................. 32
b. Jenis-jenis Return Saham .............................................. 32
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham ........ 34
5. Saham Syariah ................................................................... 35
6. Jakarta Islamic Indeks (JII) ............................................. 37
C. Kerangka Penelitian............................................................... 38
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham Syariah ........... 39
2. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham Syariah .. 40
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 42
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 43
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 43
B. Lokasi Waktu Penelitian ....................................................... 43
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 44
1. Populasi ............................................................................. 44
2. Sampel ............................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan ............................................................ 45
E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ............................... 46
1. Variabel Dependen ............................................................ 46
2. Variabel Independen ......................................................... 47
a. Inflasi ............................................................................ 47
b. Suku Bunga SBI ........................................................... 48
F. Instrumen Penelitian.............................................................. 49
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 49
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 49
a. Uji Multicollinearity .......................................................... 50
b. Uji Heteroscedasticity ....................................................... 50
c. Uji Autocorrelation ........................................................... 51
d. Uji Normality .................................................................... 52
2. Regresi Linier Berganda ................................................... 52
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 53
a. Uji ttest ............................................................................ 53
xv
b. Uji Ftest ........................................................................... 54
. Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 56
H. Uji Analisis ........................................................................... 56
BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................... 57
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................. 57
B. Analisis Data ......................................................................... 59
1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................... 59
2. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 61
a. Uji ttest ......................................................................... 62
b. Uji Ftes ........................................................................ 64
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 65
3.Hasil Uji Asumsi Klasik............................................................................... 65
a. Uji Multicollinearity (Multikolinearitas).................... 66
b.Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas) ............... 67
c.Uji Autocorrelation (Autokorelasi) .............................. 68
d.Uji Normality (Normalitas) ......................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 70
B. Saran ...................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan (JII) Periode 2012-2015…………… 57
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……………………………………………………………… 58
Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Berganda………………………………………… 60
Tabel 4.4 Hasil Uji ttest ………………………………………………………………………... 62
Tabel 4.5 Hasil Uji Ftest ……………………………………………………………………….. 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)………………………………….. 65
Tabel 4.7 Hasil Uji Multicollinearity…………………………………………………… 66
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroscedasticity………………………………………………… 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Autocorrelation…………………………………………………….. 68
Tabel 4.10 Hasil Uji Normality……………………………………………………………… 69
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Inflationary Gap ………………………………………………………………… 18
Gambar 2.2 Demand-pull Inflation…………………………………………………….. …. 19
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Cost Push Inflations …………………………………………………………… 20
Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga…………………………………. 27
Teori Keyner Tentang Tingkat Bunga………………………………... 29
Kerangka Pemikiran Teoritas……………………………………………. 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara.
Dewasa ini perkembangan pasar modal melaju dengan sangat pesat dan
memegang peranan yang penting dalam mengoptimalisasi dana dari masyarakat
yang ingin berinvestasi di pasar modal. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai
lembaga perantara (intermediaries). Selain itu, melalui pasar modal masyarakat
dapat menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya dengan melakukan investasi
pada instrumen keuangan seperti saham dan obligasi. Hal ini menunjukkan
peranan penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal
dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana. Pasar modal juga dapat mendorong terciptanya
alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang
kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan
return yang paling optimal (Tandelilin, 2010: 26-27).
Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor
yang mulai menanamkan sahamnya dalam berbagai macam industri. Secara garis
besar masyarakat pemodal (investor) yang akan melakukan investasi, terlebih
dahulu akan melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perusahaan-
perusahaan yang akan dipilih dengan terus memantau laporan keuangan
perusahaan-perusahaan tersebut sehingga investor dalam melakukan pembelian
2
atau penempatan saham memerlukan pemikiran berdasarkan data-data dari
perusahaan yang bersangkutan terutama perusahaan yang sudah go public.
Selama ini, investasi Syariah di pasar modal Indonesia selalu identik
dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham yang
keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi
diperdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsip-
prinsip syariah sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional NO.
05/DSN-MU/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa No. 40/DSN-
MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal. Saham yang dapat masuk kedalam saham syariah
harus memenuhi syarat yang disebutkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (MUI) NO: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana syariah, terutama pasal 8 dan pasal 10
(Nafik, 2009: 260). BEI melakukan evaluasi terhadap saham-saham yang masuk
dalam perhitungan JII yang dilakukan setiap 6 bulan sekali yang disesuaikan
dengan periode penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) oleh Bapepam dan
Lembaga Keuangan (LK). Keluar masuknya saham dalam perhitungan JII pada
kenyataannya banyak disebabkan oleh terlampauinya batas maksimum rasio
kewajibannya terhadap aktivanya, rata-rata kapitalisasi pasarnya dan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan regulernya (Nafik, 2009: 261).
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Menurut Tandelilin
(2010: 102) return merupakan salah satu faktor yang memotivasi para investor
untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return
investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu faktor internal dalam perusahaan
misalnya seperti kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya,
struktur hutang perusahaan dan lain sebagainya, yang kedua adalah menyangkut
tentang faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal,
perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi,
nilai tukar mata uang domestik (dalam negeri) terhadap mata uang asing, tingkat
suku bunga dan lain sebagainya. Ketika orang membeli aset finansial, keuntungan
atau kerugian atas investasi ini disebut return atas investasi. Total return atas
investasi umumnya mempunyai dua komponen. Pertama, tunai apapun yang
diterima ketika mempunyai investasi. Untuk saham, pembayaran tunai dari
perusahaan kepada pemegang saham adalah dividen. Kedua, nilai aset yang dibeli
mungkin berubah, yang berarti ada capital gain atau capital los. Untuk saham,
harganya bisa mengalami peningkatan sehingga pemegangnya dikatakan
memperoleh capital gain atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut
capital loss (Tandelilin, 2010: 51). Pasar modal syariah diindonesia dalam 10
tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika pasar
Perbankan syariah dalam 10 tahun ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar
9,2%, maka pasar modal syariah justru mengalami perrtumbuhan sebesar 5,4%
(http://m.republica.co.id).
Keberadaan pasar modal dalam suatu negara dapat dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi negara tersebut seperti terjadinya inflasi dan perubahan pada
tingkat suku bunga. Menurut Tandelilin (2010: 342) inflasi merupakan
kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan.
Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor
dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan
maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya
resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil. Hal ini memberikan
makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen
yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak
adalah digunakan adalah: “Consumer price index” atau “cost of living index”.
Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan
mewakili pola pengeluaran konsumen (Kuncoro, 1998: 46).
Menurut Larissa (2014: 2) tinggi rendahnya tingkat inflasi dinilai memberi
pengaruh positif maupun negatif terhadap pergerakan harga saham sesuai dengan
tingkat inflasi itu sendiri. Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan harga
saham perusahaan, sementara tingkat inflasi yang sangat rendah akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban. Seperti yang
dikemukakan dalam website Bank Indonesia, kestabilan inflasi merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya
memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya
pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan
tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Inflasi pada tahun 2013 sebesar 6,9% dan pada tahun 2014 sebesar 4,9%
hal ini adalah salah satu indikasi bahwa krisis keuangan yang terjadi di Amerika
Serikat (USA) pada tahun 2008 ternyata juga berdampak pada Indonesia.
Walaupun inflasi sempat turun 4,29% pada tahun 2012, tetapi pada tahun 2013
terjadi peningkatan inflasi lagi akibat dari dampak krisis di Eropa. Kenaikan
inflasi juga dapat mempengaruhi para investor untuk menempatkan dananya
dalam melakukan investasi, apalagi jika investasi saham yang tingkat risikonya
tinggi.
Faktor lain yang mempengaruhi return saham adalah Suku Bunga SBI.
SBI adalah adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto atau bunga.
Investasi SBI merupakan salah satu investasi bebas resiko yang cukup
menjanjikan, jadi walaupun tingkat pengembalian yang lebih kecil dari saham
tetapi tingkat risiko investasi SBI lebih kecil. Penurunan suku bunga SBI dari
tahun 2014 di kisaran 5,0% dan pada tahun 2015 menurun di kisaran 3,35%.
Sedangkan menurut Khalwaty (2010: 144) Suku bunga yang tinggi akan
mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada
menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat
risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan
melalui kebijakan tingkat suku bunga.
Ada beberapa penelitian yang melakukan penelitian tentang pengaruh
makro ekonomi terhadap return saham. Penelitian Halim (2013) hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan BI rate tidak berpengaruh terhadap
return saham kapitalisasi besar. Jumlah uang yang beredar dan nilai tukar
berpengaruh signifikan terhadap return saham kapitalisasi besar. Penelitian Sari
(2013) menemukan bahwa Kondisi Ekonomi yang diwakili oleh inflasi dan
tingkat SBI. Hubungan antara inflasi dan SBI terhadap return saham, dimana
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, SBI berpengaruh terhadap return
saham. Dalam hal ini dapat dilihat kurang efektifnya instrumen SBI sebagai
pengendali uang dan perbankan kurang merespon kebijkan moneter. Berbeda
dengan inflasi yang berpengaruh dalam jangka pendek namun tidak dalam jangka
panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan inflasi dan SBI akan
menyebabkan kerugian terhadap perusahaan dan mempengaruhi tingkat
keuntungan dalam investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Anire (2013) hasil
penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham
dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara
simultan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang berbeda-
beda yang diuraikan di atas tentang faktor yang mempengaruhi return saham,
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul
“PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN
SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012 –
2015”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah diajukan di atas beserta latar belakang,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic
Index (JII) periode 2012-2015?
2. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI terhadap return saham syariah di
Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana inflasi terhadap return saham
syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015.
2. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI
terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-
2015.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi penulis
Memberi wawasan baru yang lebih mendalam bagi penulis tentang
dunia pasar modal khususnya tentang pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI
terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
2. Bagi IAIN Salatiga
Menjadi sumber pembelajaran dan kajian lebih lanjut bagi penelitian
berikutnya yang berkenaan dengan Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap return
saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
3. Bagi praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
informasi dan bahan pertimbangan bagi calon investor maupun praktisi pasar
modal yang hendak berinvestasi saham di pasar modal.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan dari
penelitian yang dilakukan.
Bab II Landasan Teori
Landasan teori yang disajikan dalam penelitian ini bermaksud
untuk menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian
terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka
penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis penelitian yang menjadi
pedoman dalam analisis data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasi, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam
penelitian.
Bab IV Analisis Data
Bab ini menjabarkan tentang deskripsi obyek penelitian dan
analisis data penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan dan saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Kegunaan telaah pustaka adalah untuk mengungkapkan penelitian-
penelitian yang serupa yang akan kita lakukan dan untuk membantu memberi
gambaran tentang metode dan tehnik yang dipakai dalam penelitian yang
mempunyai permasalahan serupa atau mirip dengan penelitian yang akan kita
lakukan. Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan variabel
yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2013) Program Studi Manajemen,
Program Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
dengan judul “Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Return Saham Kapitalisasi
Besar di Bursa Efek Indonesia”. Teknik analisis yang dilakukan pada penelitian
ini menggunankan metode regresi linier berganda dengan menggunakan variabel
bebas inflasi, BI rate, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap variabel bebas
return saham kapitalisasi besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan BI rate berpengaruh
terhadap return saham kapitalisasi besar. Jumlah uang beredar dan nilai tukar
berpengaruh signifikan terhadap return saham kapitalisasi besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) program studi Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan judul
11
“Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan (BUMN) yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005– 2012)”. Teknik analisa yang dipakai dalam
penelitian ini adalah error correction model (ECM) untuk mengetahui keterkaitan
variabel variabel fundamental perusahaan serta kondisi ekonomi dengan return
saham pada perusahaan perbankan (BUMN). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel EPS, ROA berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Berbeda dengan PBV berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jangka pendek tetapi pada jangka panjang berpengaruh negatif
signifikan. Sedangkan variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan dan SBI
berpengaruh negatif terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Anire (2013) Program Studi Manajemen,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan
judul Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap Return Saham ( Studi Kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif
terhadap return saham, Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return
saham dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara
simultan Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Suwarta (2014) Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali,
12
Indonesia dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Ekonomi Makro pada
Return Saham Perusahaan Consumer Good”. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh
variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan pada return saham. Secara
parsial ditemukan bahwa hanya Total Asset Turn Over dan Inflasi yang
berpengaruh signifikan pada return saham, sedangkan variabel pertumbuhan aset,
ukuran perusahaan, dan suku bunga menunjukkan pengaruh yang signifikan pada
return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Nidianti (2013) Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, (Unud) Bali, Indonesia dengan judul “Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Return Saham Food And Beverages di
Bursa Efek Indonesia”. Metode analisis data yang digunakan uji asumsi klasik
serta regresi linear berganda. Hasil analisis diperoleh secara parsial return on
asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, debt to equity
ratio (DER), interest rate, dan inflation rate terbukti berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Secara serempak return on asset (ROA), debt to equity
ratio (DER), inflation rate dan interest rate berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati (2013) Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya dengan judul “Pengaruh
Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan
Properti”. Teknik analisis yang digunakan analisis regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara
13
simultan berpengaruh terhadap returnsaham. Berdasarkan hasil uji t diketahui
bahwa suku bunga secara parsial berpengaruh terhadap returnsaham, sedangkan
nilai tukar dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap returnsaham. Dari
hasil uji t juga dapat diketahui bahwa pengaruh dominan terhadap returnsaham
ditunjukkan oleh variabel suku bunga.
Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2014) Mahasiswa Program
Pascasarjana Program Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Jambi
dengan judul “Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham
(Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode
(2008-2012)”. Teknik analisis yang digunakan menganalisis data adalah Regresi
Multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA, tingkat inflasi, dan nilai tukar
mempunyai hubungan parsial yang negatif kepada return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Luthvi (2014) Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Suku
Bunga SBI, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Size Terhadap Return Saham
Syariah Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode (2009-2013)”. Desain penelitian ini
adalah studi kausalitas. Data penelitian ini menggunakan
data saham syariah yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index periode 2009-
2013. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Bunga SBI berpengaruh positif
terhadap return saham syariah, ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,224
dan nilai signifikansi sebesar 0,001 Inflasi berpengaruh negatif terhadap return
14
saham syariah, hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar -0,207 pada
nilai signifikan sebesar 0,001.
Penelitian yang dilakukan ini tidak sama dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan inflasi dan
suku bunga SBI sebagai variabel independen dan return saham syariah di Jakarta
Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen, penelitian yang lain menggunakan
rasio keuangan sebagai variable independen. Data yang diteliti adalah data 4 tahun
terakhir yang mendekati waktu penelitian yaitu dari tahun 2012-2015 dan
penelitian yang lainnya pada umumnya dilakukan sebelum tahun 2012. Tempat
penelitian yang dilakukan di Jakarta Islamic Index (JII).
B. Kerangka Teori
1. Pasar Modal syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan
prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat islam (Sutedi, 2011: 29).
Momentum berkembangnya pasar modal berbasis syariah di Indonesia
dimulai pada tahun 1997, yakni dengan diluncurkannya dana reksa syariah
pada 3 juli 1997 oleh PT Danaresa Invesment Management. Selanjutnya, Bursa
Efek Jakarta (kini telah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi
Bursa Efek Indonesia) bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada tanggal 3 Juli
2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan
dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut para pemodal
15
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan
penerapan prinsip syariah (Sutedi, 2011: 63).
Produk-produk yang ada dalam pasar modal syariah ada dua macam
yaitu:
a. Obligasi Syariah
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil atau marginal fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Hal ini sesuai
dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 41/DSN-MUI/III2004 tentang
Obligasi Syariah Ijarah (Sutedi, 2011: 110).
b. Reksa Dana Syariah
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi
mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas
(Sutedi, 2011: 113).
16
2. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Karim (2008: 135) inflasi merupakan kenaikan tingkat
harga secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu
periode tertentu. Sebaliknya jika terjadi penurunan merupakan deflasi.
Sedangkan menurut Nopirin (1987 : 25) yang dimaksud dengan inflasi
adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Ini tidak
berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan
presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah
bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara
terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya
sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah
merupakan inflasi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi
merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam
suatu periode tertentu. Kenaikan harga hanya sekali saja bukanlah termasuk
atau tidak bisa disebut inflasi.
b. Jenis-jenis Inflasi
Menurut sifatnya jenis inflasi antara satu negara dengan negara lain
atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju
inflasi. Inflasi dibagi menjadi ke dalam tiga kategori, yaitu: merayap
(creeping inflation) biasanya inflasi ini ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat,
17
dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama. Inflasi
menengah (galloping inflation) inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga
yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple triple digit) dan
kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek. Artinya, harga-harga
minggu/ bulan ini lebih tinggi dari minggu/ bulan lalu dan seterusnya. Serta
inflasi tinggi (hyper inflation) inflasi ini merupakan yang paling parah
akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi
berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam
sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat,
harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila
pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh
adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup dengan mencetak uang
(Nopirin, 1987: 27).
Jenis inflasi berdasarkan sebabnya dapat digolongkan sebagai
berikut:
a) Demand-pullInflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregatedemand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh.
Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan
total disamping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi
(output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment) telah
tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan
18
harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan
GNP berada di atas/ melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka
akan terdapat adanya inflationarygap. Inflationarygap inilah yang dapat
menimbulkan inflasi. Secara grafik dapatlah digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Inflationary Gap
Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C’ + I’ akan
menyebabkan keseimbangan pada titik B berada di atas GNP full-
employment (YFE). Jarak A – B atau YFE – Y1 menunjukkan besarnya
inflationarygap (Nopirin, 1987: 28).
Dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran total
proses terjadinya demand-pullinflation dapat dijelaskan sebagai berikut:
YFE
C +
B
Y Y
C +
C + A
Inflationary
Gap
19
Gambar 2.2
Demand-pull Inflation
Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan
total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak
dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya harga naik menjadi
P2 dan output naik menjadi QFE.
Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan harga naik
menjadi P3 sedangkan output tetap pada QFE. Kenaikan harga ini
disebabkan oleh adanya inflationary gap (Nopirin, 1987: 29).
b) Cost-push Inflation
Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta
turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini
timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran
AD3
Inflationary
Gap
AS
AD4
AD2
AD1
QFE Q1
P1
P2
P3
P4
P
Q
20
total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan
biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa faktor diantaranya:
1) Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikan
upah.
2) Suatu industri yang sifatnya monopolistik, manager dapat
menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga yang
lebih tinggi.
3) Kenaikan harga bahan baku industri. Biaya produksi naik, akibatnya
timbul stagflasi. Yakni inflasi yang disertai dengan stagnasi.
Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga
dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah
cost push inflation.
Gambar 2.3
Cost Push Inflations
Q
AS1
A
D
Q2 Q QFE
AS2
AS3
P3
P2
P1
P
21
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi akan
menggeser kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2.
Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi Q1.
Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS3,
harga naik dan produksi ini (yang sering dibarengi dengan turunnya
produksi) disebut dengan cost-push inflation (Nopirin, 1987: 31).
c. Faktor-faktor Penyebab Inflasi
Menurut Sukirno (2010: 14) masalah kenaikan harga-harga yang
berlaku diberbagai negara diakibatkan oleh banyak faktor. Dinegara-
negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau
gabungandari dua masalah berikut:
1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-
perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2) Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Kedua masalah yang diterangkan diatas biasanya berlaku apabila
perekonomian sudah mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Dengan kata lain didalam perekonomian yang sudah sangat maju,
masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga
kerja. Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari
kenaikan harga-harga barang yang diimport, penambahan penawaran
uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan
penawaran barang, dan kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat
pemerintahan yang kurang bertanggung jawab (Sukirno, 2010: 15).
22
d. Efek Inflasi
Menurut Nopirin (1987:32-33)inflasi dapat mempengaruhi distribusi
pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional. Efek terhadap
distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedang efek terhadap
alokasi faktor produksi dan produksi nasional masing-masing disebut
dengan efficiency dan output effect.
Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a) Efek Terhadap Pendapatan (EquityEffect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang
dirugikan ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Yang
dirugikan karena adanya inflasi adalah orang atau pihak yang
memberikan pinjaman uang dengan bunga lebih rendah dari laju inflasi.
Misalnya, dia memberikan pinjaman Rp10.000 dengan bunga 10% per
tahun, maka sebenarnya nilai riil pinjamannya akan menjadi lebih
rendah. Sebaliknya, pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan
adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan
dengan prosentasi yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang
mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilanya naik dengan prosentasi
lebih besar daripada laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan
dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi
seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
23
b) Efek Terhadap Efisiensi (EfficiencyEffect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.
Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai
macam barang yang kemudian akan mendorong terjadinya perubahan
dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adnya inflasi
permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar
dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang
tersebut. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan merubah
pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada jaminan
bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada
inflasi. Namun kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi
dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
c) Efek Terhadap Output ( OutputEffect)
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
produksi. Alasanya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga
barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik.
Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun
apabila laju inflasi itu cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai
akibat sebaliknya, yakni penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang
tinggi, nilai uang rill turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak
menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya diikuti
dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahawa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan output. Inflasi
24
bisa dibarengi dengan kenaikan output. Intensitas efek inflasi ini
berbeda-beda, tergantung apakah inflasi dibarengi dengan kenaikan
produksi dan employment atau tidak. Apabila produksi barang ikut naik,
maka kenaikan produksi ini sedikit banyak dapat mengerem laju inflasi.
Tetap, apabila ekonomi mendekati kesempatan kerja penuh (full
employment) intensitas efek inflasi makin besar. Inflasi dalam keadaan
kesempatan kerja penuh ini sering disebut dengan inflasi murni (pure
inflation).
e. Cara Mencegah Inflasi
Secara umum terdapat empat macam cara atau kebijakan yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi dan mengendalikan laju pertumbuhan
inflasi sampai ke tingkat yang paling rendah dan aman bagi kinerja
perekonomian dan struktur ekonomi (Khalwaty, 2000: 59). Sedangkan
menurut (Nopirin, 1987: 34-35) dengan menggunakan persamaan Irving
Fisher MV = PT, dapat dapat dijelaskan bahwa inflasi timbul karena MV
naik lebih cepat daripada T. Variabel (M atau V) harus dikendalikan.
Disamping ini, volume T ditingkatkan guna mencegah atau mengurangi
inflasi. Cara mengatur variabel M,V dan T tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa kebijakan yang menyangkut kenaikan produksi,
kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah:
1) Kebijakan Moneter
Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand
deposit), pertama, apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank
25
dalam bentuk giro. Kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari
bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro. Deposito yang timbul
dengan cara kedua sifatnya lebih inflatoir daripada cara pertama. Sebab
cara pertama hanyalah pengalihan bentuk saja dari uang kas ke uang
giral. Bank dapat menggunakan apa yang disebut dengan tingkat
diskonto (discount rate). Discout rate adalah tingkat diskonto untuk
pinjaman yang diberikan oleh bank sentral pada bank umum. Discount
rate ini bagi bank umum merupakan biaya untuk pinjaman yang
diberikan oleh bank sentral. Apabila tingkat disconto dinaikkan (oleh
bank sentral) maka gairah bank umum untuk meminjam makin kecil
sehingga cadangan yang ada pada bank sentral juga mengecil. Akibatnya,
kemampuan bank umum memberikan pinjaman pada masyarakat makin
kecil sehingga jumlah uang yang beredar dimasyarakat turun dan inflasi
dapat dicegah.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran
pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi
dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang
berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan
dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
26
3) Kebijakan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah
output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk
sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah
barang didalam negri cenderung menurukan harga.
4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan ceiling harga, serta mendasarkan pada
indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji atau
upah tetap secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka gaji atau
upah juga akan dinaikkan.
3. Suku Bunga
a. Teori Suku Bunga
Ada beberapa teori tentang suku bunga, yaitu Teori Klasik dan Teori
Keynes. Teori Klasik tentang tingkat suku bunga adalah sebagai berikut
(Nopirin, 1992: 70-72) :
1) Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk
menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat
akan lebih terdorong untuk mengorbankan/ mengurangi pengeluaran
untuk konsumsi guna menambah tabungan.
2) Investasi juga tergantung/ merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin
kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran
27
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi
tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (costofcapital).
Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.
3) Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan
untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung
masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan
investasi. Secara grafik keseimbangan tingkat bunga dapat digambarkan
seperti dalam
Gambar 2.4
Teori Klasik tentang Tingkat Bunga
Keseimbangan pada tingkat bunga ada pada titik i0, dimana jumlah
tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga di atas i0, jumlah
tabungan melebihi keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Para
penabung akan saling bersaing untuk meminjamkan dananya dan persaingan
Investasi 0
Investasi1
Tabungan
i1
Jumlah Rupiah yang
Ditabung & Diinvestasikan
S0
i0
28
ini akan menekan tingkat bunga turun balik ke posisi i0. Sebaliknya, apabila
tingkat bunga di bawah ini, para pengusaha akan saling bersaing untuk
memperoleh dana yang relatif jumlahnya lebih kecil. Persaingan ini akan
mendorong tingkat bunga naik lagi ke i0.
Kenaikan efisiensi produksi misalnya, akan mengakibatkan
keuntungan yang diharapkan naik. Sehingga pada tingkat bunga yang sama
pengusaha bersedia meminjam dana lebih besar untuk membiayai
investasinya, atau untuk dana investasi yang sama jumlahnya, pengusaha
bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini dalam
gambar ditunjukkan dengan bergesernya kurva permintaan investasi ke
kanan atas, dan keseimbangan tingkat bunga yang baru pada titik i1
(Nopirin, 1992: 72).
Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda (Nopirin,
2009: 90-93). Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya,
tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
(GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan
investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP. Sedang menurut
kaum klasik, uang hanyalah mempengaruhi harga barang.
Permintaan akan uang tergantung tingkat bunga. Dalam gambar 5
sumbu horisontal mengukur jumlah dan permintaan uang dengan sumbu
vertikal untuk tingkat bunga.
29
Gambar 2.5
Teori Keynes tentang Tingkat Bunga
Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat
bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat bunga
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Keynes menyatakan bahwa
masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal.
Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat normal, makin banyak orang
yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal. Jika mereka
memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik mereka akan
menderita kerugian. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan cara
mengurangi surat berharga yang dipegangnya dan dengan sendirinya
menambah uang kas yang dipegang, pada waktu tingkat bunga naik.
Hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang kas sebab mereka
melakukan spekulasi tentang harga surat berharga di masa yang akan
datang. Kedua, berkaitan dengan ongkos memegang uang kas
Tingkat bunga (%)
Jumlah uang
Liquidity preference
Jumlah uang dan
permintaan uang
req
30
(opportunitycostofholdingmoney). Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi
pula ongkos memegang uang kas sehingga keinginan memegang uang kas
juga turun. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun berarti ongkos
memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas
naik (Nopirin, 1992: 92)
Kedua pendekatan di atas semuanya menjelaskan adanya hubungan
negatif antara tingkat bunga dengan permintaan akan uang kas. Bersama
dengan jumlah uang beredar yang tetap, permintaan uang ini menentukan
tingkat bunga. Tingkat bunga dalam keseimbangan (req pada gambar)
apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan penawarannya (jumlah
uang beredar). Apabila pada suatu ketika tingkat bunga di bawah tingkat
keseimbangan, masyarakat akan menginginkan uang kas lebih banyak
dengan cara menjual surat berharga yang dipegangnya. Usaha menjual surat
berharga ini akan mendorong harganya turun, sampai ke tingkat
keseimbangan yang mana masyarakat sudah puas dengan komposisi
kekayaannya (permintaan sama dengan penawaran uang). Sebaliknya,
apabila tingkat bunga berada di atas keseimbangan, masyarakat
menginginkan uang kas lebih sedikit dengan cara membeli surat berharga.
Pembelian ini akan mengakibatkan naiknya harga surat berharga (tingkat
bunga turun) sampai keseimbangan tercapai.
31
b. Fungsi Suku Bunga
Menurut Sunariyah fungsi suku bunga adalah sebagai berikut
(Hasibuan, 2015: 29):
1) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan.
2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian.
3) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah
uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam
suatu perekonomian.
c. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat
berharga atas tunjuk atas rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto
oleh Bank Sentral Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek.(Darmawi, 2005:93) Tujuannya adalah sebagai sarana pengendalian
moneter melalui operasi pasar terbuka. Menurut (Kasmir, 2005:224)
Sertifikat bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan
oleh bank sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk
dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dilakukan dengan
kebijakan pemerintah operasi pasar terbuka dalam masalah penanggulangan
jumlah uang yang beredar. Dengan mengatur tingkat bunga SBI bank
sentral Indonesia secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga
32
di pasar uang dengan cara mengumumkan stop out rate (SOR). Jadi secara
sederhana apabila suku bunga SBI naik maka tingkat suku bunga umum
juga akan mengalami kenaikan. Apabila suku bunga SBI turun maka suku
bunga umum juga akan mengalami penurunan.
4. Return
a. Pengertian Return
Menurut Halim (2003: 30) Return adalah imbalan yang diperoleh
dari investasi. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (1996 : 300), Return
Saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan
nilai harga saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi
perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan.
b. Jenis-jenis Return Saham
Menurut Hartono (2008 :195) ada dua jenis return yaitu: Return
realisasi (realizedreturn) merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi
juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return) dan
risiko yang akan datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return
yang diharapkan untukmemperoleh oleh para investor di masa yang akan
datang.Dari teori definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis
return terdiri dari:
33
1) Realisasi
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan
penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang berguna
untuk mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau disebut juga
return historis berguna juga untuk menentukan return ekspektasi
(expected return) dan risiko di masa yang akan datang.
2) Ekspektasi
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini lebih penting dibandingkan return historis (realisasi) karena
return ini yang diharapkan oleh semua investor di masa yang akan
datang. Return ekspetasi (expected return) dapat dihitung berdasarkan
beberapa cara sebagai berikut ini.
a) Berdasarkan nilai ekspetasi masa depan.
b) Berdasarkan nilai-nilai return historis.
c) Berdasarkan model return ekspetasi yang ada.
Menurut Abdul Halim (2005: 34) komponen Return Saham terdiri
dari dua jenis yaitu, pertama Capital Gain yaitu merupakan keuntungan bagi
investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang
keduanya terjadi di pasar sekunder. Kedua Yield merupakan pendapatan atau
aliran kas yang diterima secara periodik. Misalnya berupa deviden atau
bunga.
34
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham itu
sendiri, beberapa faktor yang mempengaruhi harga atau Return Saham baik
yang bersifat makro maupun mikro.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1) Faktor Makro yaitu faktor-faktor yang berada di luar perusahaan, antara
lain:
a) Faktor Makro Ekonomi
(1) Inflasi
(2) Suku Bunga
(3) Kurs Valuta Asing
(4) Tingkat pertumbuhan ekonomi
(5) Harga bahan bakar minyak di pasar internasional
(6) Indeks harga saham regional
b) Faktor Makro Non Ekonomi
(1) Peristiwa politik domestik
(2) Peristiwa sosial
(3) Peristiwa politik Internasional
2) Faktor Mikro Ekonomi
Faktor Mikro yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan.
Informasi yang didapat dari kondisi intern perusahaan yang berupa
informasi keuangan, informasi non keuangan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi Return Saham menurut Resmi (2002) yang dikutip dari
35
(Bramantyo, 2006:2) menyatakan terdapat 2 (dua) macam analisis untuk
menentukan Return Saham secara garis besar, yaitu informasi
fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh
dari intern perusahaan meliputi deviden dan tingkat pertumbuhan
penjualan perusahaan, karakteristik keuangan, ukuran perusahaan
sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti
ekonomi, politik dan finansial.
5. Saham Syariah
Menurut Luthvi (2014: 18) saham syariah adalah saham-saham yang
memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam. Sedangkan saham non
syariah adalah saham yang kegiatan usahanya tidak sesuai dengan
prinsipsyariah Islam. Perbedaan ini terletak pada kegiatan usaha dan tujuannya.
Dalam website Bapepam (http://www.bapepam.go.id) disebutkan bahwa suatu
saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria
sebagai berikut:
36
1) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan
kegiatan usaha:
a) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
b) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
c) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
d) bank berbasis bunga;
e) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
f) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar)
dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional
g) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),
h) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat;
i) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
2) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak
lebih dari 82%, dan
3) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya
tidak lebih dari 10%.
37
6. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang didasarkan atas prinsip
syariah. Saham dalam JII terdiri atas 30 saham yang keanggotaannya akan
terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi di perdagangan
bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsip-prinsip syariah
sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional no 05/DSN-
MU/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa no. 40 DSN-MUI/IX/2003
tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal. Saham yang dapat masuk ke dalam saham syariah harus
memenuhi syariat yang disebutkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah, terutama pasal 8 dan pasal 10
(Nafik, 2009: 260).
Kriteria yang digunakan untuk menentukan saham-saham yang masuk
dalam perhitungan JII adalah:
a. Kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar).
b. Saham yang berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.
c. 60 saham dari susunan saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
(market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
38
H1
H2
d. 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Saham-saham syariah yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic
Index (JII) terus dievaluasi dari sisi ketaatannya terhadap prinsip-prinsip
syariah sebagaimana tertuang dalam fatwa DSN. Apabila saham-saham
tersebut tidak lagi memenuhi prinsip-prinsip syariah, otomatis akan
mengeluarkannya dari JII dan kedudukannya digantikan saham lain yang
memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian, setiap saat ada saham
yang keluar dan yang masuk ke dalam JII. Evaluasi terhadap saham-saham
yang masuk dalam perhitungan JII dilakukan setiap enam bulan sekali.
Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan terus diawasi berdasarkan data-
data publik yang tersedia (Nafik, 2009: 261).
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan
: Pengaruh masing-masing variabel secara parsial
H1 dan H2 : Uji H hitung (pengujian parsial)
INFLASI
(X1) RETURN
SAHAM
SYARIAH
DI JII (Y)
SUKU
BUNGA
SBI (X2)
39
Dari kerangka penelitian tersebut dapat dibuat persamaan matematis
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana:
Y = return saham syariah Jakarta Islamic Index (JII)
X1 = inflasi
X2 = suku bunga SBI
a = konstanta
b1 = koefisien regresi inflasi
b2 = koefisien regresi Suku Bunga SBI
e = standart error
1. Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham Syariah
Menurut Anire (2013:28) inflasi mengakibatkan harga-harga cenderung
naik, hal ini akan menyebabkan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahan. Peningkatan biaya produksi mengakibatkan harga pokok produksi
meningkat selanjutnya meningkatkan harga jual produk.Kenaikan harga jual
produk dapat mengurangi jumlah penjualan, yang berarti terjadi penurunan
laba. Akibat penurunan laba perusahan maka akan menurunkan dividen yang
diterima oleh investor, dan keadaan ini akan berlanjut pada penurunan harga
saham, sehingga return yang akan diterima juga akan turun. Dividen yang
menurun tersebut akan membuat kepercayaan investor terhadap perusahan
menjadi berkurang dan kemudian akan melepas saham yang dimiliki pada
40
akhirnya akan mengakibatkan lesunya pasar modal. Maka disimpulkan bahwa
ada pengaruh negatif antara inflasi terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Arisandi (2014) Mahasiswa Program
Pascasarjana Program Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Jambi
dengan judul “Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi dan Kurs terhadap Return
Saham (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Periode (2008-2012)”. Teknik analisis yang digunakan menganalisis data
adalah Regresi Multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA, tingkat
inflasi, dan nilai tukar mempunyai hubungan parsial yang negatif kepada
return saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H1 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham syariah.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham Syariah
Menurut Cahyono (2000: 117) terdapat dua penjelasan mengapa
kenaikan Suku Bunga dapat mendorong Return Saham ke bawah. Pertama,
kenaikan Suku Bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan Suku
Bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara.
Kenaikan Suku Bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga
labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika Suku Bunga tinggi, biaya produksi
akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen
mungkin akan menunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank.
41
Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan
dan laba akan menekan Return Saham.
Kebijakan moneter melalui peningkatan ataupun penurunan tingkat
suku bunga dengan peningkatan ataupun penurunan aktivitas ekonomi. Dalam
literatur Financial Economic banyak dibahas mengenai pengaruh perubahan
pada tingkat diskonto (biaya modal) pada Return Saham. Salah satu penyebab
perubahan tingkat diskonto (biaya modal) adalah perubahan tingkat suku
bunga. Perubahan kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar modal melalui
perubahan yang terjadi pada pengeluaran konsumsi dan investasi. Penurunan
pada tingkat bunga akan mendorong pengeluaran konsumsi dan investasi yang
selanjutnya akan meningkatkan harga saham.
Berdasarkan hasil uji t bahwa suku bunga secara parsial berpengaruh
negatif terhadap returnsaham.
Penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Suwarta (2014) Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali,
Indonesia dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Ekonomi Makro
pada Return Saham Perusahaan Consumer Good”. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan
bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan pada
return saham. Secara parsial ditemukan bahwa hanya Total Asset Turn Over
dan Inflasi yang berpengaruh signifikan pada return saham, sedangkan variabel
pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan suku bunga menunjukkan pengaruh
yang negatif signifikan pada return saham.
42
Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return
Saham pernah dilakukan oleh Anire (2013). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap return saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H2 : Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap return saham syariah.
D. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat
dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan kebenarannya melalui
data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar atau terbukti dan tidak
terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan (Supardi,
2005: 69).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
H1 = Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham
syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
H2 = Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh inflasi dan suku bunga SBI terhadap
return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatifdengan data yang digunakan adalah data
sekunder. Menurut Sumanto (2014:17) definisi penelitian kuantitatif adalah
realisasi dari rancangan penelitian. Prosedur umum yang harus diikuti dalam
melaksanakan penelitian, pada dasarnya tidak jauh berbeda. Setelah masalah
penelitian diformulasikan, selanjutnya peneliti mencari jawaban atau
penyelesaian masalah tersebut. Sedangkan definisi penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2001:9).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, data return saham syariah di Jakarta Islamic Index
(JII) diperoleh melalui data statistik yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek
Indonesia melalui website (www.idx.co.id). Dan data tingkat inflasi dan suku
bunga SBI diperoleh dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Data
returnsaham syariah di Jakarta Islamic Index (JII), inflasi dan suku bunga SBI
44
yang digunakan mulai dari tahun 2012 sampai 2015. Waktu penelitian ini
dilakukan mulai Bulan April 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bawono (2006:28) populasi adalah keseluruhan wilayah
objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peneliti. Sedangkan menurut Sumanto (2014:160) populasi
adalah kelompok dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil
penelitian yang dapat disamaratakan atau digeneralisasikan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indeks (JII) periode 2012-2015 sejumlah 30 perusahaan.
2. Sampel
Bawono (2006:28) mengatakan bahwa sampel adalah objek atau
subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal
ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam
menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan
nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Penelitian yang
menggunakan data sekunder, jumlah sampel minimum yang dapat
digunakan agar hasilnya representatif adalah 35 data. Sedangkan menurut
Supardi (2005:103) sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan
subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi.
Menurut pendapat (Bawono, 2006:108) dalam penentuan jumlah
sampel, dapat ditentukan dengan cara berikut:
45
S =
S =
S =
S = 7,5
Keterangan:
S : Sampel
P : Populasi
℮ : Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini.
Jadi minimal sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini
adalah 7,5 perusahaan atau di bulatkan menjadi 8 perusahaan. Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 16
perusahaan, yang artinya sudah memenuhi batas minimal sampel dalam
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik atau cara untuk mendapatkan data
untuk penelitian adalah dari data primer dan data sekunder.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang
memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti
46
dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono,
2006:29-30).
Sesuai dengan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
sekunder, maka teknik dalam pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi. Menurut Bungin (2006:144), metode dokumentasi adalah metode
yang digunakan untuk menelusuri data historis. Data historis tersebut
merupakan data return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) yang
dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id),
data tingkat inflasi dan Suku Bunga SBIyang diperoleh melalui website Bank
Indonesia (www.bi.go.id).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional menjelaskan mengenai definisi variabel-variabel
yang akan digunakan, baik variabel dependen maupun variabel independen.
Sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang bias yang bisa membuat
interpretasi data yang bias (Bawono, 2006:27).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2010:4).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham
syariah.Menurut Hanafi dan Halim (1996:300), Return Saham disebut juga
sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham
periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga
saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan.
47
Ada banyak cara pengukuran return saham yang dapat digunakan,
peneliti menggunakan return tahunan dari saham syariah yaitu harga saham
akhir tahun (closing price) sebagai proksi return saham. Pada penelitian ini,
return saham dihitung dengan rumus:
Pit – (Pit -1)
Rit =
(Pit -1)
(Jogiyanto, 2000)
Keterangan:
Rit = return saham i pada periode t
Pit = harga saham i pada periode t
Pit -1= harga saham i pada periode t-1
2. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2010:4), variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:
a. Inflasi
Menurut Nopirin (1987:25) yang dimaksud dengan inflasi adalah
proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Ini tidak
berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan
presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah
bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara
terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi
48
hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar)
bukanlah merupakan inflasi.
Rumus inflasi :
Inflasi = (IHI-IHI-1
) *100%
IHI-1
(Nafik : 2009)
b. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat
berharga atas tunjuk atas rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto
oleh bank Sentral Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek.(Darmawi, 2005:93) Tujuannya adalah sebagai sarana
pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka. Menurut (Kasmir,
2005:224) Sertifikat bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga
yang diterbitkan oleh bank sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI
dilakukan atas unjuk dengan nominal tertentu dan penerbitan SBI
biasanya dilakukan dengan kebijakan pemerintah operasi pasar terbuka
dalam masalah penanggulangan jumlah uang yang beredar. Dengan
mengatur tingkat bunga SBI bank sentral Indonesia secara tidak langsung
dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara
mengumumkan stop out rate (SOR). Jadi secara sederhana apabila suku
bunga SBI naik maka tingkat suku bunga umum juga akan mengalami
kenaikan. Apabila suku bunga SBI turun maka suku bunga umum juga
akan mengalami penurunan.
49
Rumus SBI : Nilai Nominal*360
360 + (tk.diskonto * jumlah hari jatuh tempo)
(Nafik : 2009)
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan instrumen penelitian
karena data yang dibutuhkan sudah tersedia pada data statistik yang
dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id),
data inflasi dan suku bunga SBI melalui website Bank Indonesia
(www.bi.go.id).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, yang
dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam
proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yang menghasilkan model
regresi yang tidak bisa dan handal sebagai penaksir. Menurut Bawono
(2006:115) Uji Asumsi Klasik terdiri dari:
a. Uji Multicollinearity
Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel-
variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut
variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal
50
adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan
nol. Masalah multikoliniaritas biasanya muncul pada data timeseries
yang apabila masalah ini serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda
dari parameter estimasi.
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian
Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik kolerasi.Kedua nilai
VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar
maka nilai VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh
lebih besar dari 5 (lima), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada gejala
multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 5 maka
tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai
Tolerancenya berarti sebaliknya (Bawono, 2006:123).
b. Uji Heteroscedasticity
Heteroscedasticity terjadi apabila varian dari variabel pengganggu
tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi
heteroskendastisitas adalah penaksiran tidak bias tetapi tidak efisien lagi
baik dalam sampel besar maupun kecil, serta uji t-test dan F-test akan
menyebabkan kesimpulan yang salah.
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroscedasticity adalah
dengan menggunakan metode Park. Apabila koefisien parameter β dari
persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini
menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat
heteroscedasticity, dan sebaliknya jika β tidak signifikan secara statistik,
51
maka asumsi homokedasticity pada data model tersebut tidak dapat
ditolak (Bawono, 2006:137).
c. Uji Autocorrelation
Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukkan hubungan
antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama.
Autokorelasi ini dapat terjadi apabila suatu keadaan dimana variabel
gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pengganggu
pada periode lain. Jadi suatu penelitian memerlukan dilakukannya
pengujian autokorelasi jika penelitiannya menggunakan data runtun
waktu. Program pengambilan keputusan menurut Ghozali (2009) :
1. Bila nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas, yaitu antara du
dan4-du, maka koefisien auto korelasi sama dengan nol yang berarti
tidak terjadi autokorelasi.
2. Bila nilai Durbin-Watson terletak lebih rendah dari batas bawah, yaitu
dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti terjadi
autokorelasi.
3. Bila nilai Durbin-Watson lebih besar dari 4-dl, maka koefisien
autokorelasilebih kecil dari nol yang berarti terjadi autokorelasi.
4. Bila nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas dan batas bawah,
yaitu antar du dan dl atau antara 4-du dan 4-dl maka koefisien
autokorelasi.
52
d. Uji Normality
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data
variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi
normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya
berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov
untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji ini menghasilkan
nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan
angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal
tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan
angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi
normal.
2. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel inflasi dan suku bunga SBI terhadap return saham syariah
di Jakarta Islamic Index (JII). Dalam regresi berganda terdapat 3 variabel,
yaitu:
1. Variabel Independen (X1), yaitu Inflasi
2. Variabel Independen (X2), yaitu suku bunga SBI
3. Variabel Dependen (Y), return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index
(JII)
Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel di atas dengan
menggunakan rumus:
53
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan:
Y = return saham syariah diJakarta Islamic Index (JII)
X1 = inflasi
X2 = suku bunga SBI
a = konstanta
b1 = koefisien regresi inflasi
b2 = koefisien regresi Suku Bunga SBI
e = standart error
3. Uji Hipotesis
a. Uji ttest
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya yaitu (Bawono, 2006:89):
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ho : β1 ≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Menentukan t tabel
Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5%
dan derajat kepercayaan (dk) = n – 1 – k.
Keterangan:
54
n : jumlah data
k : jumlah variabel
3) Pengambilan keputusan
Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan.
Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh
yang signifikan.
Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa
menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai
signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006: 91).
b. Uji Ftest
Menurut Bawono (2006: 91) Uji F dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh variabel independen atau bebas secara
bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat.
Langkah pengujiannya adalah:
1) Menentukan hipotesis
Ho: β1, β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ho: β1, β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Menentukan F tabel
Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
55
3) Mencari F hitung dengan rumus
F =
–
Keretangan:
R2
= koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
4) Pengambilan keputusan
Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Disamping membandingkan F hitung dengan F tabel untuk
menentukan Ho diterima atau tidak, dapat melihat nilai
signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5% (Bawono, 2006:92)
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Bawono (2006: 92) koefisien determinasi (R2)
menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen, atau sejauh mana kontribusi variabel
mempengaruhi variabel dependen. Ciri-ciri nilai R2 adalah:
56
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan
1, atau (0 ≤ R2 ≤ 1).
2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara variabel
independen dengan variabel dependen.
H. Alat Analisis
Alat analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
SPSS 21. SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan sebuah
program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses
data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output
yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
57
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menguji tentang
pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Return Saham Syariah di Jakarta
Islamic Index periode 2012-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari website resmi Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia
(BEI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham Syariah dan
variabel independen yang digunakan yaitu Inflasi dan Suku Bunga SBI.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Kriteria pengambilan sampel pada penelitian adalah perusahaan yang berturut-
turut berada di Jakarta Islamic Index (JII) dalam periode 2012-2015. Berdasarkan
kriteria tersebut maka terdapat 16 perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2015
No. Nama Perusahaan Kode
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2. Adaro Energy Tbk. ADRO
3. AKR Corporindo Tbk. AKRA
4. Astra International Tbk. ASII
5. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
6. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
58
8. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
9. Kalbe Farma Tbk. KLBF
10. Lippo Karawaci Tbk. LPKR
11. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP
12. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS
13. Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
14. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
15. United Tractors Tbk. UNTR
16. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
Sumber: ww.idx.co.id
Gambaran umum data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INFLASI 64 ,0428 ,0697 ,060115 ,0103506
SBI 64 ,0449 ,0710 ,060734 ,0103419
RETURN 64 -,4605 ,5588 ,056646 ,2512101
Valid N (listwise) 64
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif memperlihatkan gambaran
umum variabel independen dan dependen sebagai berikut:
a. Inflasi
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan
adalah 64.Nilai inflasi minimum 0,0428 dan maximum 0,0697. Rata-rata nilai
inflasi adalah 0,060115 dengan standart deviasi 0,0103506. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu
59
0,0103506 < 0,060115, hal ini menunjukkan bahwa sebaran inflasi dalam
kondisi baik.
b. Suku Bunga SBI
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai Suku Bunga
SBI minimum 0,0449 dan maksimum 0,0710. Rata-rata nilai Suku Bunga SBI
0,60734 dengan standart deviasi 0,0103419. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu 0,0103419 <
0,060734, hal ini menunjukkan bahwa sebaran Suku Bunga SBI dalam kondisi
baik.
c. Return Saham Syariah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai Return Saham
Syariah minimum -0,4605 dan maksimum 0,5588. Rata-rata Return Saham
Syariah adalah 0,56646dengan standart deviasi 0,2512101. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa standart deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata yaitu
0,2512101 < 0,56646, hal ini menunjukkan bahwa sebaran Return Saham
Syariah dalam kondisi baik.
B. Analisis Data
1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen
dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua variabel).
Kondisi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen dapat
bersifat positif atau negatif. (Bawono, 2006 : 84-85).
60
Tabel 4.3
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,249 ,213 1,168 ,247
INFLASI -10,405 2,872 -,429 -3,623 ,001
SBI 7,136 2,874 ,294 2,483 ,016
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Y = 0,249 – 10,405X1 + 7,136X2
Dimana:
Y = return saham syariah
X1 = inflasi
X2 = suku bunga SBI
a = konstanta
b1 = koefisien regresi inflasi
b2 = koefisien regresi suku bunga SBI
e = standart error
Artinya:
Nilai constant (a) : 0,249, diartikan bahwa ketika variabel inflasi dan
suku bunga SBI konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka variabel return
61
saham syariah akan mengalami kenaikan sebesar 0,249 dengan asumsi cateris
paribus.
Nilai Inflasi (X1) sebesar –10,405, diartikan bahwa jika inflasi
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan suku bunga SBI konstan atau tidak
ada atau sebesar 0, maka return saham syariah akan mengalami penurunan
sebesar 10,405 satuan dengan asumsi cateris paribus.
Nilai SBI (X2) sebesar 7,136, diartikan bahwa jika suku bunga SBI
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan Inflasi konstan atau tidak ada atau
sebesar 0, maka return saham syariah akan mengalami peningkatan sebesar
7,136 satuan dengan asumsi cateris paribus.
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji ttest
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-
sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan uji t
statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan
tertentu (Bawono, 2006: 89). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
tingkat kepercayaan (signifikasi) 0,05.
62
Tabel 4.4
Hasil Uji ttest
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,249 ,213 1,168 ,247
INFLASI -10,405 2,872 -,429 -3,623 ,001
SBI 7,136 2,874 ,294 2,483 ,016
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Berdasarkan tabel 4.4 maka pengaruh inflasi dan suku bunga SBI
terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien regresi variabel Inflasi
bernilai negatif sebesar -10,405, hasil statistik uji t sebesar -3,623 dan
nilai signifikansi 0,001. Oleh karena nilai signifikansi dari Inflasi lebih
kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai negatif, maka dapat
dikatakan bahwa Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return Saham Syariah. Artinya pada saat terjadi peningkatan inflasi
maka return saham syariah akan mengalami penurunan. Hasil penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa secara empiris menerima hipotesis
yang pertama yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan
signikan terhadap return saham syariah. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati (2013), Nidianti
63
(2013), dan Arisandi (2014), dan tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2013) dan Sodikin, A. (2007).
2) Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien regresi variabel Suku
Bunga SBI bernilai positif sebesar 7,136, hasil statistik uji t sebesar 2,483
dan nilai signifikansi 0,016. Oleh karena nilai signifikansi dari Suku
Bunga SBI lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, Suku
Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap Return Saham Syariah. Hasil
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa secara empiris tidak
menerima hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa Suku Bunga SBI
berpengaruh negatif dan signikan terhadap return saham syariah. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Luthvi (2014)
dan Wongbangpo dan sharma (2002), dan tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Anire (2013), Purnomo dan
Widyawati (2013).
b. Uji Ftest
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel independen (X1 dan X2)secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (Y), (Bawono, 2006: 91).
64
Tabel 4.5
Hasil Uji Ftest
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression ,812 2 ,406 7,828 ,001b
Residual 3,164 61 ,052
Total 3,976 63
a. Dependent Variable: RETURN
b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Dengan melihat tabel di atas, nilai F hitung = 7,828. F tabel dapat
dicari dengan melihat kolom df, yaitu dengan df pembilang = 3 dan df
penyebut = 62 sedangakan α : 5%, maka nilai F tabel = 2,753. Berdasarkan
nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung > F tabel, sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh lutvhi (2014).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Gujarati dalam Bawono (2006: 92) Analisis koefisien
determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase
(%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan (X1 dan
X2) terhadap variabel dependen (Y).
65
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,452a ,204 ,178 ,2277379
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2015)
Dari tabel di atas diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,178
yang artinya variabel independen berkontribusi mempengaruhi variabel
dependen sebesar 17,8%, sisanya 82,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam
proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yang menghasilkan
model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Uji Asumsi
Klasik terdiri dari (Bawono, 2006:115):
Hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:
a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas)
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi
di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainya. Dalam pengujian
ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai
Tolerance juga matrik kolerasi.
66
Kedua nilai VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai
tolerancenya besar maka nilai VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF
disini tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih besar maka bisa
dikatakan ada gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih
kecil dari 5 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan
nilai Tolerancenya berarti sebaliknya (Bawono, 2006: 123).
Tabel 4.7
Hasil Uji Multicollinearity
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
INFLASI ,932 1,073
SBI ,932 1,073
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai VIF masing-masing
variabel lebih kecil dari 5 (lima) dan nilai tolerance tidak ada yang lebih
dari angka 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
multikolinieritas pada semua variabel.
67
b. Uji Heteroscedasticity(Heteroskedastisitas)
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode Park. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dapat dilihat
melalui tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroscedasticity
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,488 ,796 -1,870 ,066
INFLASI -14,738 10,736 -,179 -1,373 ,175
SBI 10,711 10,745 ,130 ,997 ,323
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder (2016)
Dalam tabel dapat dilihat bahwa koefisien parameter β1 dan β2 dari
persamaan regresi tersebut tidak signifikan secara statistik, hal ini
menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat
homokedasticity dan dengan kata lain model yang kita pakai tidak terdapat
gejala penyakit heteroscedasticity.
c. Uji Autocorrelation(Autokorelasi)
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini
menggunakan Uji Durbin Watson. Hasil dari pengujian adalah sebagai
berikut:
68
Tabel 4.9
Hasil Uji Autocorrelation
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,452a ,204 ,178 ,2277379 2,258
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Pengolahan Data Sekunder (2016)
Nilai DW test nya sebesar 2,258, kemudian kita bandingkan dengan
nilai tabel. Jumlah observasi = 64, jumlah variabel independen = 2, dengan
asumsi derajat kepercayaan 5% maka nilai tabel dL= 1,5315 dan nilai tabel
dU= 1,6601. Nilai 4 – dU= 4 - 1,6601= 2,3399. Karena nilai DW test di
antara dUdan 4 – dU, maka dapat disimpulkan bahwa sekarang tidak terdapat
gejala penyakit autokorelasi.
d. Uji Normality (Normalitas)
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorof-
Smirnov Test. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2-tailed
significant melalui pengukuran tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.
Data bisa dikatakan berdistribusi normal bila nilai Asymp. Sig (2-tailed)
lebih besar dari 5%. Sebaliknya, apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang
dari 5% maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian diperoleh
sebagai berikut:
69
Tabel 4.10
Hasil Uji Normality
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,22409383
Most Extreme Differences
Absolute ,074
Positive ,069
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,594
Asymp. Sig. (2-tailed) ,872
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Pengolahan Data Sekunder (2016)
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal. Hal ini karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
lebih besar dari 0,05, yaitu 0,872 > 0,05.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap return sahamsyariah di JII (Jakarta Islamic
Index). Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar -10,405dan
tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hipotesis pertama penelitian yang
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return
saham syariah diterima.
2. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat suku bunga SBI
terhadapreturn saham syariah di JII (Jakarta Islamic Index) adalah positif
signifikan. Koefisien regresi sebesar7,136 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,016. Hipotesis kedua penelitian yang menyatakan bahwa Suku
Bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham syariah
ditolak.
B. Saran
Disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian dengan topik yang samahendaknya menambahkan variabel makro
yang lebih bervariatifmisalnya nilaitukar, BI rate, ROA, DER dan CR.
dengan batasan-batasan tertentu yang lebih bervariatif agar memperoleh
kesimpulan yang lebih baik daripada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim dan Mahmud, Hanafi. 1996, “Analisi Laporan Keuangan, Edisi
Pertama”. Yogyakarta : UMP AMP YKKPN.
Abdul, Halim. 2005. “Analisis Investasi”. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Anire, Yance. (2013)“Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai
Tukar Rupiah terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi. Program
Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negri Yogyakarta.
Anoraga, Panji& Pakarti, P .(2001). “Pengantar Pasar Modal”. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arisandi, Meri. 2014. Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi Dan Kurs Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Periode (2008-2012). Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 2
No.1 Januari-Maret (2014). (http://-
journal.unja.ac.id/index.php/jmbp/article/view/2129, diakses pada tanggal
28 agustus (2016).
Asri, I Gusti Ayu Amanda Yulita dan I Ketut Suwarta. 2014. Pengaruh Faktor
Fundamental Dan Ekonomi Makro Pada Return Saham Perusahaan
Consumer Good. .Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (online) volume
8 nomer 3
(http://download.portalgaruda.org/article.php/article=195885&fal=986&ti
tle=PENGARUH%20FAKTOR%20FUNDAMENTAL%20DAN%20EK
ONOMI%20MAKRO%20PADA%20RETURN%20PERUSAHAAN%20
CUSTOMER%20GOD%20DI%20BURSA%20EFEK%20INDONESIA,
diakses tanggal 28 agustus (2016).
Bawono, Anton. 2006. “Multivariabel Analisis Dengan SPSS”. STAIN: Salatiga
Press.
Bramantyo, Djohanputro. 2006. “Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”.
Penerbit PPM, Jakarta.
Darmawi, Herman, 2005. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial,
Bumi aksara, Jakarta.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Keempat. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Livia. 2013. Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Return Saham
Kapitalisasi Besar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal FINESTA (online) Vol.
1 No. 2 (http://studentjournal.petra.ac.id//index.php/manajemen-
keuangan/article/view/1267 ,diakses tanggal 29 agustus (2016).
Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hasibuan, Saida, and Wahyu Ario Pratomo. 2015). Mekanisme Transisi
Kebijakan Moneter Melalui Suku Bunga SBI Sebagai Sasaran Oprasional
Kebijakan Moneter Dan Variabel Makro Ekonomi Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan 1.12 (2015). (http://repository.usu.ac.id/simple-
search?query=penjualan=barang&short_by=orderASC&rpp=60&etal=40
&start=7920, diakses pada tanggal 26 agustus 2016).
Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisa Investasi, BPFE: Yogyakarta, Edisi 2
Karim, Adiwarman. 2008. “Ekonomi Makro Islami”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2005, Bank dan lembaga keuangan lainnya, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Khalwaty, Tajul. 2010. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. (1998). Metode Kuantitatif Teori & Aplikasi Untuk Bisnis &
Ekonomi. Yogyakarta: YKPN.
Luthvi, Dani Ahmad. 2014. “Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Pertumbuhan
Ekonomi, Size terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index
(JII) periode 2009-2013”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT Ikrar
Mandiri abadi.
Nidianti, Putu Imba. 2013. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Return Saham Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesi.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (online) vol 5 no. 1
(http://ojs.UNUD.ac.id/index.php/Akutansi/article/view/6946 , diakses
pada tanggal 25 juli 2016).
Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter Buku II. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Nopirin. 1992. “Ekonomi Moneter Buku I Edisi ke-4”. Yogyakarta: BPFE.
Nopirin. 2009. “Ekonomi Moneter Buku I”. Yogyakarta: BPFE.
Purnomo dan Widyawati 2013. Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Dan Inflasi
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti.
(http://onesearch.id/record/IOS2748-oai:ojs.ejurnal.stiesia.ac.id:article-
396 ,diakses tanggal 25 Agustus 2016).
Sari, Winda. (2013). “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Kondisi
Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan
Perbankan (BUMN) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2005– 2012)”. Skripsi. Program Studi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Cetakan
ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2010. “Statistika untuk Penelitian”. Bandung: CV Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi. Teori Pengantar, Edisi Ketiga. PT.Raja
Grasindo Perseda. Jakarta.
Sumanto. 2014. “Teori Dan Aplikasi Metode Dan Penelitian”. Yogyakarta :
CAPS.
Supardi. 2005. “Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis”. Yogyakarta: UII
Press.
Sutedi, Adrian. (2011). Good Corporate Governance, Jakarta: Sinar Grafika.
Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
CetakanPertama. BPFE. Yogyakarta.
http://www.bi.go.id. Diakses pada tanggal 23Agustus 2016.
http://www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 23Agustus 2016.
http://m.republica.co.id. Di akses pada tanggal 7 september 2016.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2015
No. Nama Perusahaan Kode
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2. Adaro Energy Tbk. ADRO
3. AKR Corporindo Tbk. AKRA
4. Astra International Tbk. ASII
5. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
6. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
8. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
9. Kalbe Farma Tbk. KLBF
10. Lippo Karawaci Tbk. LPKR
11. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP
12. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS
13. Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
14. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
15. United Tractors Tbk. UNTR
16. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 2. Data Return Saham Syariah Tahun 2012 (dalam rupiah)
NO. KODE
Closing Price
2011
Closing Price
2012
Return Saham
2012
1 AALI 21.700 19.700 -0,092165899
2 ADRO 1.770 1.590 -0,101694915
3 AKRA 3.025 4.150 0,371900826
4 ASII 7.400 7.600 0,027027027
5 ICBP 5.200 7.800 0,5
6 INDF 4.600 5.850 0,27173913
7 INTP 17.050 22.450 0,316715543
8 ITMG 38.650 41.550 0,075032342
9 KLBF 680 1.060 0,558823529
10 LPKR 660 1.000 0,515151515
11 LSIP 2.250 2.300 0,022222222
12 PGAS 3.175 4.600 0,448818898
13 SMGR 11.450 15.850 0,384279476
14 TLKM 1.410 1.810 0,283687943
15 UNTR 26.350 19.700 -0,252371917
16 UNVR 18.800 20.850 0,109042553
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 3. Data Return Saham Syariah Tahun 2013 (dalam rupiah)
No. Kode Closing Price
2012
Closing Price
2013
Return
Saham 2013
1 AALI 19.700 25.100 0,274111675
2 ADRO 1.590 1.090 -0,314465409
3 AKRA 4.150 4.375 0,054216867
4 ASII 7.600 6.800 -0,105263158
5 ICBP 7.800 10.200 0,307692308
6 INDF 5.850 6.600 0,128205128
7 INTP 22.450 20.000 -0,109131403
8 ITMG 41.550 28.500 -0,314079422
9 KLBF 1.060 1.250 0,179245283
10 LPKR 1.000 910 -0,09
11 LSIP 2.300 1.930 -0,160869565
12 PGAS 4.600 4.475 -0,027173913
13 SMGR 15.850 14.150 -0,107255521
14 TLKM 1.810 2.150 0,187845304
15 UNTR 19.700 19.000 -0,035532995
16 UNVR 20.850 26.000 0,247002398
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 4. Data Return Saham Syariah Tahun 2014 (dalam rupiah)
No. Kode Closing Price
2013
Closing Price
2014
Return Saham
2014
1 AALI 25.100 24.250 -0,033864542
2 ADRO 1.090 1.040 -0,04587156
3 AKRA 4.375 4.120 -0,058285714
4 ASII 6.800 7.425 0,091911765
5 ICBP 10.200 13.100 0,284313725
6 INDF 6.600 6.750 0,022727273
7 INTP 20.000 25.000 0,25
8 ITMG 28.500 15.375 -0,460526316
9 KLBF 1.250 1.830 0,464
10 LPKR 910 1.020 0,120879121
11 LSIP 1.930 1.890 -0,020725389
12 PGAS 4.475 6.000 0,340782123
13 SMGR 14.150 16.200 0,144876325
14 TLKM 2.150 2.865 0,33255814
15 UNTR 19.000 17.350 -0,086842105
16 UNVR 26.000 32.300 0,242307692
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 5. Data Return Saham Syariah Tahun 2015 (dalam rupiah)
No. Kode Closing Price
2014
Closing Price
2015
Return Saham
2015
1 AALI 24.250 20.075 -0,172164948
2 ADRO 1.040 590 -0,432692308
3 AKRA 4.120 5.750 0,395631068
4 ASII 7.425 6.650 -0,104377104
5 ICBP 13.100 12.300 -0,061068702
6 INDF 6.750 6.100 -0,096296296
7 INTP 25.000 20.025 -0,199
8 ITMG 15.375 9.725 -0,367479675
9 KLBF 1.830 1.745 -0,046448087
10 LPKR 1.020 1.155 0,132352941
11 LSIP 1.890 1.355 -0,283068783
12 PGAS 6.000 4.000 -0,333333333
13 SMGR 16.200 10.100 -0,37654321
14 TLKM 2.865 2.940 0,02617801
15 UNTR 17.350 20.200 0,16426513
16 UNVR 32.300 40.000 0,238390093
Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 6. Data Inflasi (dalam persen)
No. Bulan 2012 2013 2014 2015
1. Januari 4,30 4,57 8,22 6,96
2. Februari 4,32 5,31 7,75 6,29
3. Maret 4,61 5,90 7,32 6,38
4. April 4,31 5,57 7,25 6,79
5. Mei 4,58 5,47 7,32 7,15
6. Juni 4,56 5,90 6,70 7,26
7. Juli 4,53 8,61 4,53 7,26
8. Agustus 4,45 8,79 3,99 7,18
9. September 4,50 8,40 4,53 6,83
10. Oktober 3,97 8,32 4,83 6,25
11. November 3,56 8,37 6,23 4,89
12. Desember 3,65 8,38 8,36 3,35
Rata-rata per tahun 4,27 6,96 6,41 6,38
Sumber: www.bi.go.id
Lampiran 7. Data Suku Bunga SBI (dalam persen)
No. Bulan 2012 2013 2014 2015
1. Januari 5,00 4,87 7,24 6,96
2. Februari 3,84 4,87 7,21 6,69
3. Maret 3,83 4,88 7,18 6,68
4. April 4,00 5,00 7,18 6,68
5. Mei 4,30 5,10 7,18 6,68
6. Juni 4,45 5,35 7,18 6,68
7. Juli 4,50 5,85 7,15 6,68
8. Agustus 4,60 5,86 7,04 6,75
9. September 4,75 6,95 7,04 7,10
10. Oktober 4,80 6,97 6,93 7,10
11. November 4,80 7,24 6,93 7,10
12. Desember 4,85 7,24 6,97 7,10
Rata-rata per tahun 4,49 5,84 7,10 6,85
Sumber: www.bi.go.id
Lampiran 8. Hasil Olah data
a. Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,249 ,213 1,168 ,247
INFLASI -10,405 2,872 -,429 -3,623 ,001
SBI 7,136 2,874 ,294 2,483 ,016
a. Dependent Variable: RETURN
b. Hasil Uji ttest
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,249 ,213 1,168 ,247
INFLASI -10,405 2,872 -,429 -3,623 ,001
SBI 7,136 2,874 ,294 2,483 ,016
a. Dependent Variable: RETURN
c. Hasil Uji Ftest
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression ,812 2 ,406 7,828 ,001b
Residual 3,164 61 ,052
Total 3,976 63
a. Dependent Variable: RETURN
b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
d. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,452a ,204 ,178 ,2277379
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
e. Hasil Uji Multicollinearity
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,249 ,213 1,168 ,247
INFLASI -10,405 2,872 -,429 -3,623 ,001 ,932 1,073
SBI 7,136 2,874 ,294 2,483 ,016 ,932 1,073
a. Dependent Variable: RETURN
f. Hasil Uji Heteroscedasticity
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,488 ,796 -1,870 ,066
INFLASI -14,738 10,736 -,179 -1,373 ,175
SBI 10,711 10,745 ,130 ,997 ,323
a. Dependent Variable: LnU2i
g. Hasil Uji Autocorrelation
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,452a ,204 ,178 ,2277379 2,258
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
b. Dependent Variable: RETURN
h. Hasil Uji Normality
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,22409383
Most Extreme Differences
Absolute ,074
Positive ,069
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,594
Asymp. Sig. (2-tailed) ,872
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
i. Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INFLASI 64 ,0428 ,0697 ,060115 ,0103506
SBI 64 ,0449 ,0710 ,060734 ,0103419
RETURN 64 -,4605 ,5588 ,056646 ,2512101
Valid N (listwise) 64
Uji R
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,387a ,150 ,116 ,2187161
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,429 2 ,215 4,488 ,016b
Residual 2,440 51 ,048
Total 2,869 53
a. Dependent Variable: JII
b. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -13,023 4,449 -2,927 ,005
INFLASI 130,615 45,518 1,512 2,870 ,006
SBI 67,105 22,420 1,577 2,993 ,004
a. Dependent Variable: JII
Heterokedastisitas Uji Park
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -15,734 19,089 -,824 ,414
INFLASI 151,579 195,306 ,439 ,776 ,441
SBI 59,179 96,197 ,348 ,615 ,541
a. Dependent Variable: LnU2i
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,387a ,150 ,116 ,2187161 1,535
a. Predictors: (Constant), SBI, INFLASI
b. Dependent Variable: JII
Perbaikan uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,456a ,208 ,159 ,21340 1,999
a. Predictors: (Constant), JII, INFLASI, SBI
b. Dependent Variable: lagY
Uji normality Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,21454972
Most Extreme Differences
Absolute ,075
Positive ,057
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,548
Asymp. Sig. (2-tailed) ,925
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 9.
DATA HARGA SAHAM
NO. KODE 2012 2013 2014 2015
1 AALI 19700 25100 24250 20075
2 ADRO 1590 1090 1040 590
3 AKRA 4150 4375 4120 5750
4 ASII 7600 6800 7425 6650
5 ASRI 600 430 560 505
6 BSDE 1110 1290 1805 1790
7 ICBP 7800 10200 13100 12300
8 INDF 5850 6600 6750 6100
9 INTP 22450 20000 25000 20025
10 ITMG 41550 28500 15375 9725
11 KLBF 1060 1250 1830 1745
12 LPKR 1000 910 1020 1155
13 LSIP 2300 1930 1890 1355
14 PGAS 4600 4475 6000 4000
15 SMGR 15850 14150 16200 10100
16 TLKM 1810 2150 2865 2940
17 UNTR 19700 19000 17350 20200
18 UNVR 20850 26000 32300 40000
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2013
NO. KODE
Closing Price
2012
Closing Price
2013
Return Saham
2013
1 AALI 19700 25100 0.274111675
2 ADRO 1590 1090 -0.314465409
3 AKRA 4150 4375 0.054216867
4 ASII 7600 6800 -0.105263158
5 ASRI 600 430 -0.283333333
6 BSDE 1110 1290 0.162162162
7 ICBP 7800 10200 0.307692308
8 INDF 5850 6600 0.128205128
9 INTP 22450 20000 -0.109131403
10 ITMG 41550 28500 -0.314079422
11 KLBF 1060 1250 0.179245283
12 LPKR 1000 910 -0.09
13 LSIP 2300 1930 -0.160869565
14 PGAS 4600 4475 -0.027173913
15 SMGR 15850 14150 -0.107255521
16 TLKM 1810 2150 0.187845304
17 UNTR 19700 19000 -0.035532995
18 UNVR 20850 26000 0.247002398
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2014
NO. KODE
Closing Price
2013
Closing Price
2014
Return Saham
2014
1 AALI 25100 24250 -0.033864542
2 ADRO 1090 1040 -0.04587156
3 AKRA 4375 4120 -0.058285714
4 ASII 6800 7425 0.091911765
5 ASRI 430 560 0.302325581
6 BSDE 1290 1805 0.399224806
7 ICBP 10200 13100 0.284313725
8 INDF 6600 6750 0.022727273
9 INTP 20000 25000 0.25
10 ITMG 28500 15375 -0.460526316
11 KLBF 1250 1830 0.464
12 LPKR 910 1020 0.120879121
13 LSIP 1930 1890 -0.020725389
14 PGAS 4475 6000 0.340782123
15 SMGR 14150 16200 0.144876325
16 TLKM 2150 2865 0.33255814
17 UNTR 19000 17350 -0.086842105
18 UNVR 26000 32300 0.242307692
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2015
NO. KODE
Closing Price
2014
Closing Price
2015
Return Saham
2015
1 AALI 24250 20075 -0.172164948
2 ADRO 1040 590 -0.432692308
3 AKRA 4120 5750 0.395631068
4 ASII 7425 6650 -0.104377104
5 ASRI 560 505 -0.098214286
6 BSDE 1805 1790 -0.008310249
7 ICBP 13100 12300 -0.061068702
8 INDF 6750 6100 -0.096296296
9 INTP 25000 20025 -0.199
10 ITMG 15375 9725 -0.367479675
11 KLBF 1830 1745 -0.046448087
12 LPKR 1020 1155 0.132352941
13 LSIP 1890 1355 -0.283068783
14 PGAS 6000 4000 -0.333333333
15 SMGR 16200 10100 -0.37654321
16 TLKM 2865 2940 0.02617801
17 UNTR 17350 20200 0.16426513
18 UNVR 32300 40000 0.238390093
DATA INFLASI
Bulan 2013 2014 2015 2012
Januari 0.0457 0.0822 0.0696 0.043
Februari 0.0531 0.0775 0.0629 0.0432
Maret 0.059 0.0732 0.0638 0.0461
April 0.0557 0.0725 0.0679 0.0431
Mei 0.0547 0.0732 0.0715 0.0458
Juni 0.059 0.067 0.0726 0.0456
Juli 0.0861 0.0453 0.0726 0.0453
Agustus 0.0879 0.0399 0.0718 0.0445
September 0.084 0.0453 0.0683 0.045
Oktober 0.0832 0.0483 0.0625 0.0397
November 0.0837 0.0623 0.0489 0.0356
Desember 0.0838 0.0836 0.0335 0.0365
rata-rata 0.069658333 0.064191667 0.063825 0.042783
DATA RETURN SAHAM
Bulan 2013 2014 2015 2012
Januari 0.0487 0.0724 0.0696 0.05
Februari 0.0487 0.0721 0.0669 0.0384
Maret 0.0488 0.0718 0.0668 0.0383
April 0.05 0.0718 0.0668 0.04
Mei 0.051 0.0718 0.0668 0,0430
Juni 0.0535 0.0718 0.0668 0.0445
Juli 0.0585 0.0715 0.0668 0.045
Agustus 0.0586 0.0704 0.0675 0.046
September 0.0695 0.0704 0.071 0.0475
Oktober 0.0697 0.0693 0.071 0.048
November 0.0724 0.0693 0.071 0.048
Desember 0.0724 0.0697 0.071 0.0485
RATA-RATA 0.058483333 0.071025 0.0685 0.044927
DATA RETURN SAHAM SYARIAH TAHUN 2012
NO. KODE closing Price 2011 Closing Price 2012
Return Saham
2012
1 AALI 21700 19700 -0.092165899
2 ADRO 1770 1590 -0.101694915
3 AKRA 3025 4150 0.371900826
4 ASII 7400 7600 0.027027027
5 ICBP 5200 7800 0.5
6 INDF 4600 5850 0.27173913
7 INTP 17050 22450 0.316715543
8 ITMG 38650 41550 0.075032342
9 KLBF 680 1060 0.558823529
10 LPKR 660 1000 0.515151515
11 LSIP 2250 2300 0.022222222
12 PGAS 3175 4600 0.448818898
13 SMGR 11450 15850 0.384279476
14 TLKM 1410 1810 0.283687943
15 UNTR 26350 19700 -0.252371917
16 UNVR 18800 20850 0.109042553
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikhsanudin Pandu Saputra
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 7 april 1991
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : JL. Cempaka sari No. 01 08/01
Kutowinangun Lor, Tingkir, Salatiga
Pendidikan : SD N Kutowinangun 1
SMP N 03 Salatiga
SMA N 1 Tengaran
Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan
Perbankan Syariah S1 IAIN Salatiga.