pengaruh gravitasi thdp tekanan darah

17
PENGARUH GRAVITASI TERHADAP TEKANAN DARAH AGUNG MANGKUNEGARA FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA

Upload: anggablogger

Post on 31-Dec-2014

146 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

PENGARUH GRAVITASI TERHADAP TEKANAN DARAH

AGUNG MANGKUNEGARA

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

SUMATERA UTARA

2012

Page 2: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Gravitasi Terhadap Tekanan Darah”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas

di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Islam Sumatera Utara.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan

saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah

memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal

‘Alamiin.

Sumatera Utara, Maret 2012

Penulis

Page 3: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah

dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan

peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah

akan menurunkan tekanan darah.

Tekanan Darah Arteri Rata-rata

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong kearah jaringan. Tekanan ini

harus diukur secara ketat dengan dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk

menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan

menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-

organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan

beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta

kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.

Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem

tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata. Dua penentu utama tekanan

darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total. Perubahan setiap faktor

tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada

variabel lain sehingga tekanan darah konstan. Aliran darah kesuatu jaringan bergantung pada gaya

dorong berupa tekanan darah arteri rata-rata dan derajat vasokonstriksi arteriol-arteriol jaringan

tersebut. Karena, tekanan arteri rata-rata bergantung pada curah jantung dan derajat vasokonstriksi

arteriol, jika arteriol di salah satu jaringan berdilatasi, arteriol di jaringan lain akan mengalami

konstriksi untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat, sehingga darah mengalir tidak

saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi tetapi juga ke otak, yang harus mendapatkan pasokan

darah yang konstan. Dengan demikian variabel kardiovaskuler harus terus menerus diubah untuk

mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-

ubah.

Faktor-faktor yang menentukan Tekanan Darah

Agar kita mendapatkan tekanan darah maka harus ada curah jantung dan tahanan terhadap aliran

darah sirkulasi sistemik. Tahanan ini disebut tahanan tepi.

Tekanan darah = Curah jantung x Tahanan tepi

Page 4: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung seperti frekuensi jantung dan isi sekuncup.

Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriole.

Pembuluh darah berdiameter kecil inilah yang memberikan tahanan terbesar pada aliran darah.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang jauh lebih kecil dari erteriole, tetapi meskipun setiap

kapiler akan memberikan tahanan yang lebih besar di banding sebuah arteriole, terdapat sejumlah

besar kapiler yang tersusun paralel dan berasal dari satu arteriole. Akibatnya terdapat sejumlah

lintasann alternatif bagi darah dalam perjalanannya dari arteriole ke vena, dan karena inilah maka

jaringan kapiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran darah seperti yang diberikan oleh

arteriole.

Viskositas darah

Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah

yang merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar

daripada air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan

sebagian pada jumlah sel darah merah yang ada.Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan

berkurang bila diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma seperti dextran

merupakan cairan kental. Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit

berpengaruh pada viskositas, tetapi akan meningkat pada polisitemia. Viskositas darah yang rendah

akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan

darah tinggi.

Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriole.

Nadi Arteri

Denyut arteri paling mudah diraba dan seringkali dapat dilihat. Bila nadi dipakai untuk menentukan

frekuensi jantung, maka harus ditentukan jumlah siklus jantung dalam satu menit. Waktunya harus

dimulai dari nadi pertama dan nadi pertama ini harus di hitung sebagai nol (0). Berikutnya dihitung

sebagai 1, berikutnya lagi 2 dan seterusnya. Nadi radial adalah nadi yang paling sering dipakai untuk

menentukan frekuensi jantung. Perlu diingat bahwa perubahan tekanan darah di arteri radialis inilah

yang terasa bilamana nadi ditentukan, kenaikan tekanan yang cepat dari 80 mmHg ke 120 mmHg

waktu sistole dihantarkan secepatnya melalui arteri dengan kecepatan kira-kira enam meter per

detik dan perubahan tekanan memerlukan kira-kira 1/10 detik untuk mencapai pergelangan tangan.

Perlu diperhatikan dalam membedakan antara tekanan darah dan aliran darah. Darah yang

dikeluarkan dari jantung setiap denyut mengalir jauh lebih lambat dan memerlukan sejumlah detik

Page 5: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

untuk mencapai pergelangan tangan dan tidak tiba sebelum lewat beberapa denyut. Meskipun

adanya denyut nadi memastikan bahwa lintasa pembuluh darah utama adalah pasti antara jantung

dan lokasi perabaan nadi, fakta bahwa tidak ada nadi bukan berarti bahwa tidak ada aliran darah di

dalam arteri. Fluktuasi tekanan darah di dalam arteri antara tekanan sistole (120 mmHg) dan

tekanan diastole (80 mmHg) yang menimbulkan adanya naddi. Bila karena suatu sebab tidak

terdapat perbedaan antara kedua tekanan tersebut, dan tekanan merupakan tekanan rata-rata 100

mmHg, dimana masih terdapat suatu aliran darah yang memadai, namun nadi tidak dapat diraba.

Adanya tahanan terhadap aliran darah proksimal dari tempat pengukuran inilah yang menghilangkan

perbedaan tekanan antara sistole dan diastole, jadi adnya tahanan arteriole menghilangkan

perubahan tekanan dari kapiler. Begitu pula suatu obstruksi dicabang arteri akan menghilangkan

atau merubah nadi. Bila terdapat obstruksi total, maka darah akan mengalir melalui saluran-saluran

anastomose.

Koartaksio Aorta

Suatu obstruksi di arkus aorta pada bagian duktus arteriosus disebut koartaksio aorta. Darah akan

mencapai anggota bagian bawah lewat anastomose, sehingga kadang-kadang dapat diraba denyut di

arteri-arteri interkostal yang membesar dengan meletakkan tangan pada leher bagian belakang

seperti menegakkan penderita. Nadi di anggota bagian bawah kemudian dapat dikurangi atau hilang,

sehingga tekanan darah femoral akan lebih rendah daripada tekanan darah brankial.

Pengukuran Tekanan Darah

Metode standar dalam pengukuran tekanan darah seorang penderita hádala memakai teknik yang

dikembangkan oleh Korotkov pada tahun 1905. suatu manset tangan yang dapat di isi udara

diletakan melingkari lengan atas, tidak terlalu erat, dengan jarak 3 cm antara bagian bawah manset

dan fossa kubiti di situ. Manset tersebut diisi udara dengan pompa tangan kecil dan tekanan di

dalam magnet diukur dengan statu manometer merkuri. Alat ini disebut Sfigmomanometer. Nadi

arteri brakialis yang terletak di fosa kubiti pada siku dapat ditemukan dengan palpasi. Arteri ini

terletak dibagian medial dari tendon bisep dan denyut arteri ini sering sekali dapat dilihat bila tangan

dalam keadaan ekstensi total. Perlu diperhatikan bahwa stetoskop tidak dapat digunakan untuk

menentukan lokasi arteri brakialis, karena aliran arteri ini bersifat laminar dan tidak akan terdengar

suara sebelum manset diisi udara. Kemudian dilakukan palpasi pada nadi radialis di pergelangan

tangan dan sambil jari-jari tangan kita melakukan palpasi, tangan yang lain memompa mengisi

manset sampai suatu tekanan di atas tekanan dimana nadi radialis menghilang. Kemudian stetoskop

Page 6: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

diletakan di atas arteri brakialis dan tekanan didalam manset di turunkan perlahan-lahan. Guna

mempertahankan penurunan tekanan secara terus menerus, maka katup pengeluaran harus dibuka

makin lebar dengan menurunnya tekanan. Dengan menurunnya tekanan, tidak akan terdengar suara

sampai tekanan darah sistole tercapai, yaitu bila suara yang seirama dengan denyut jantung

terdengar lewat stetoskop. Ini menandakan tekanan darah sistole. Dengan makin menurunnya

tekanan manset, suara-suar menjadi semakin keras, tetapi pada saat terciptanya tekanan darah

diastole, suara tersebut berubah sifatnya menjadi suara tertutup. Sedikit lebih bawah suara-suara itu

akhirnya menghilang dan tidak muncul lagi. Titik dimana suara menjadi tertutup dianggap sebagai

tekanan darah diastole.

Interval sunyi. Kadang-kadang sewaktu pengukuran tekanan darah seorang penderita hipertensi di

temukan suatu interval sunyi. Bila tekanan manset di turunkan dari 300 mmHg, suara-suara mungkin

dimulai umpama pada 220 mmHg, menandakan suatu tekanan darah sistole tinggi. Pada tekanan

kira-kira 180 mmHg suara-suara itu menghilang untuk timbul kembali pada kira-kira 150 mmHg,

sehingga terdapat interval sunyi diantara kedua tekanan ini. Dengan terus menurunnya tekanan

manset, suara-suara mendadak menjadi tertutup pada tekanan 100 mmHg pada 85 mmHg

menghilang dan tidak timbul lagi. Tekanan darah penderita dalam hal ini adalah sistole 220 mmHg

dengan diastole 100 mmHg. Meskipun jarang timbul interval sunyi ini merupakan suatu jebakan bagi

dokter yang kurang teliti. Hal ini sering terjadi pada mereka yang secara rutin mamompa manset

sampai kira-kira 160 mmHg dan tidak seperti diterangkan diatas, yaitu memompa hingga nadi

radialis menghilang. Bila mana suara-suara telah menghilang dibawah tekanan diastole yang

ditetapkan, maka masih perlu penurunan tekanan manset diteruskan untuk meyakinkan bahwa tidak

ada suara-suara yang timbul kembali. Bila dipakai suatu stetoskop, maka perlu di perhatikan bahwa

memasukkan alat tersebut kedalam telinga dengan cara yang benar. Bagian telinga dari alat tersebut

bila dilihat dari arah atas perlu dimasukkan ke arah masuk dan maju. Perlu dicegah agar tidak

menyentuh tabung karet sehingga tidak akan menimbulkan suara-suara tambahan. Karena suara

kortkov sangat lemah, maka tidak mungkin menentukan tekanan darah secara tepat dalam

lingkungan yang ramai. Penting dicatat bahwa manset ”tidak boleh terisi untuk jangka waktu lama”

dan tekanan manset harus ”diturunkan sampai nol” setiap kali pemakaian.

Pada kebanyakan orang tekanan darahnya berfluktuasi sebanyak 10 mmHg dengan pernafasan. Oleh

sebab itu mustahil menentukan tekanan darah seseorang dengan ketepataan sampai satu milimeter

merkuri ( umpama 117/82) kecuali bila fase respirasi pada waktu pengukuran kedua nilai juga di

catat. Biasanya dengan ketepatan sampai 5 mmhg juga sudah mencukupi.

Page 7: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

Persiapan sebelum pengukuran tekanan darah

1. Idealnya, beritahukan sampel untuk tidak merokok atau meminum minuman yang

mengandung kafein setidaknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.

2. Pastikan kamar periksa nyaman dan tenang

3. Perintahkan sampel untuk duduk istirahat selama 5 menit dikursi. Lengan diletakkan sejajar

dengan jantung

4. Pastikan lengan yang akan diperiksa tidak ditutupi oleh pakaian. Pastikan juga tidak ada

fistula arteri vena untuk dialisa, skar, pemotongan arteri brakial, tanda-tanda lymph edema

5. Palpasi arteri brakial untuk memastikan pulsasinya baik

6. Posisikan lengan sehingga arteri brakial pada fossa antecubitti berada sejajar dengan jantung

7. Jika sampel duduk letakkan lengan pada meja yang lebih tinggi sedikit dari pinggang sampel.

Jika berdiri, untuk mempertahankan posisi lengan setinggi pertengahan dada penderita.

Page 8: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

Gravitasi dan Tekanan Darah

Karena pengaruh gravitasi, tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah

jantung. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam

keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di

otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama.

Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah melalui hubungannya dengan efek gravitasi. Pada kondisi

berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara uniform. Pada posisi tegak, efek

gravitasi berbeda-beda. Selain tekanan dari kontraksi jantung, pembuluh darah dibawah jantung

mendapat beban tambahan dari berat kolom darah (perbedaan tinggi tingkat jantung-pembuluh).

Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di

ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang, selain itu cairan berkumpul dalam ruang

interstisium akibat peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler menyebabkan edema. Jika darah

aliran darah serebrum berkurang sampai kurang dari 60% aliran dalam posisi berbaring akan muncul

gejala-gejala iskemia serebrum yang kemudian menyebabkan penurunan kesadaran.

Terdapat beberapa mekanisme kompensasi yang menanggulangi efek gravitasi ini:

1. Refleks baroreseptor (keseimbangan aktivitas sistem simpatis-parasimpatis)

Baroreseptor/proreseptor pada dinding sinus karotis dan arkus aorta dirangsang oleh

peningkatan tekanan dalam pembuluh. Sinyal dari sinus karotis melewati saraf Hering ke

saraf glosofaringeal kemudian melewati traktus solitarius di medula batang otak. Sinyal dari

arkus aorta melewati nervus vagus ke area yang sama di batang otak. Sinyal sekunder dari

traktus solitarius medula kemudian menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan

merangsang pusat vagus, menyebabkan:

a. Vasodilatasi di seluruh sistem sirkulasi perifer

b. Berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung.

Penurunan tekanan darah menyebabkan efek sebaliknya. Tekanan yang menurun

menyebabkan baroreseptor menjadi inaktif. Terjadi vasokonstriksi dan peningkatan curah

jantung. Selain itu terjadi peningkatan kadar renin dan aldosteron dalam darah yang

membantu mempertahankan tekanan darah ke tingat semula dengan meningkatkan volume

darah melalui retensi urin.

2. Kompensasi sirkulasi serebrum

Tekanan arteri menurun ± 20-40 mmHg, tetapi tekanan vena jugularis menurun ± 5-8 mmHg,

sehingga mengurangi penurunan tekanan perfusi (tekanan arteri-vena). Resistensi vaskular

Page 9: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

serebrum berkurang karena tekanan intrakranium menurun seiring penurunan tekanan

vena, sehingga tekanan pada pembuluh serebrum menurun. Penurunan aliran darah

serebrum menyebabkan perubahan metabolik lokal yang meningkatkan vasodilatasi

pembuluh serebrum. Dengan mekanisme autoregulasi ini, aliran darah serebrum hanya

turun 20% pada posisi berdiri dan jumlah penyerapan O2 per satuan darah meningkat,

sehingga konsumsi O2 pada keadaan berbaring dan berdiri adalah sama.

3. Pompa otot rangka

Aktivitas otot rangka menekan pembuluh darah, ”membagi-bagi” kolom darah sehingga

beban tambahan dari berat kolom darah berkurang dan mendorong darah kembali ke

atrium, meningkatkan venous return, kekuatan kontraksi jantung dan tekanan arteri.

Efek Gravitasi pada Tekanan Vena

a. Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan

antara jantung dan ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang

ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang

terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena

tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-pembuluh

sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang

ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan

kaki. Demikian juga kapiler didaerah ini mendapat pengaruh gravitasi yang sama.

b. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan

darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus

dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak,

kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut.

Posisi atau Sikap Tubuh dan Tekanan Darah

Pada dasarnya jumlah darah arteri ditentukan oleh jumlah darah yang terkandung di dalam arteri

tersebut. Makin besar jumlah darah di dalam arteri, makin tinggi tekanan arteri dan makin kecil

jumlah darah yang terkandung di dalam arteri, makin rendah tekanan arteri . Jumlah darah yang

terkandung di dalam arteri tergantung pada jumlah darah yang memasuki arteri dan yang

meninggalkan arteri. Jika jumlah darah yang masuk banyak maka darah yang terkandung di dalam

arteri makin bertambah, dan sebaliknya jika darah yang meninggalkan arteri lebih banyak maka

Page 10: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

darah yang terkandung di dalam arteri berkurang. Jumlah darah yang masuk ke dalam arteri

ditentukan oleh frekuensi jantung dan volume sekuncup jantung.

Fungsi jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan saraf

parasimpatis. Saraf simpatis mempengaruhi fungsi jantung serta pembuluh darah dan pemacunya

menyebabkan naiknya frekuensi jantung, bertambah kuatnya konstriksi otot jantung, dan

vasokonstriksi pembuluh darah resisten. Saraf parasimpatis mempengaruhi fungsi jantung saja dan

pemacuannya mengakibatkan menurunnya frekuensi jantung. Jadi, naik turunnya tekanan darah

dipengaruhi oleh saraf otonom, pemacuan saraf simpatis menaikkan tekanan darah arteri dan

penghambatan saraf simpatis ditambah dengan pemacu saraf parasimpatis yang mengakibatkan

menurunnya tekanan darah. Naik turunnya tekanan darah arteri terjadi secara reflektoris. Pemacuan

tekanan darah arteri dapat menimbulkan shock, yaitu keadaan dimana jumlah darah yang masuk ke

jaringan berkurang sehingga menimbulkan gejala-gejala klinis tertentu. Misalnya menurunnya

kesadaran, kepala terasa ringan, pucat, kaki dan tangan dingin, keluar keringat dingin, dan lain-lain.

Cardiogenic shock adalah menurunnya tekanan darah karena melemahnya pemompaan darah oleh

jantung. Tekanan darah dalam arteria pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi

berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah

jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang

mempengaruhi setiap atau kedua faktor tersebut. Curah jantung adalah hasil kali antara denyut

jantung dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume

darah yang kembali ke jantung.

Berdiri dan Tekanan Darah

Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota

tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka

waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan

volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka

kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup

(Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.Dengan demikian

selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang

kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan

tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke

seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk

kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot

Page 11: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada

vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir

kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang

kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh

pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila

berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan

darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit.

Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang.

Gerak Tubuh dan Tekanan Darah

Selama gerak tubuh terjadi peningkatan tekanan arteri. Peningkatan ini terjadi karena adanya

pencetusan simpatis dan vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah. Peningkatan ini dapat

sekecil 20 mmHg atau sampai sebesar 80 mmHg tergantung pada keadaan-keadaan saat gerak

badan tersebut dilakukan. Sebaliknya bila orang melakukan gerak badan seluruh tubuh seperti

berlari atau berenang kenaikan arteri biasanya hanya 20 mmHg- 40 mmHg. Kurang besarnya

kenaikan dalam tekanan arteri disebabkan adanya vasodilatasi yang terjadi di dalam massa otot yang

besar (Guyton, 2002). Selama bergerak, otot-otot memerlukan peningkatan aliran darah yang

banyak. Sebagian dari peningkatan ini adalah akibat dari vasodilatasi lokal pada vasokularisasi otot

yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel otot. Peningkatan tekanan arteri selama

bergerak terutama akibat area motorik sistem saraf menjadi teraktivasi untuk bergerak, sistem

pengaktivasi retikuler di batang otak juga ikut teraktivasi, yang melibatkan peningkatan

perangsangan yang sangat besar pada area vasokonstriktor dan kardioakselerator pada pusat

vasomotor. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan arteri dengan segera untuk menyetarakan

besarnya peningkatan aktivitas otot.

Duduk dan Tekanan Darah

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat

duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara

serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen .

Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena

cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung.

Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi

meningkat.Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen.

Page 12: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

Berbaring dan Tekanan Darah

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan

gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan

mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. Pada posisi berbaring, dalam keadaan

istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit

peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal

yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-

laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari

kapasitas kerja) makin sedikit isi. sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian

diatole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus

jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik

tersebut).

Page 13: Pengaruh Gravitasi Thdp Tekanan Darah

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, 2002

Green, 2008

Kasper et al, 2005

Sherwood, 2001

http://www.berbagimanfaat.com/2011/02/tekanan-darah.html

http://www.berbagimanfaat.com/2011/02/tekanan-darah-posisi-tubuh.html