pengaruh globalisasi politik terhadap indonesia

6
Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia Globalisasi politik telah masuk ke Indonesia. Kedaulatan negara hari ini menjadi sebuah wacana yang tidak akan pernah habis diperbincangkan. Disintegrasi nasional di beberapa tempat seperti Aceh, Poso, Ambon, lepasnya Timor Timur. Rekayasa politik global (factor ekstern) yang dikombinasikan dengan ekonomi membuat pemerintah Indonesia menjadi bulan- bulanan di dunia Internasional. Masalah HAM, AIDS, cyber crime (kejahatan siber), pengelolaan negara yang serba KKN, ketidakberanian menghadapi IMF. Kejatuhan pemerintahan Suharto pada tahun 1998 yang diikuti ketidakstabilan politik, menjadikan Indonesia merosot dari segi GNP, kemampuan pemerintah untuk mengelola kecerdasan bangsa dan yang paling fatal adalah krisis identitas dan jati diri bangsa. Kebijakan otonomi daerah, agar daerah menjadi terberdayakan telah menjadi senjata makan tuan. Keinginan beberapa daerah untuk memerdekakan diri dan meminta otonomi seluas-luasnya dianggap mengganggu kedaulatan negara. Kematian Theys di Jayapura menjadi indicator bahwa pemerintah pusat sudah tidak mampu lagi menjaga keselamatan diri warga negara. Pembantaian massal di Ambon, Poso, Aceh menjadi sebuah ironi dari keinginan negara yang hendak mewujudkan masyarakat madani dan supremasi hukum. Proses penyelesaian masalah telah membuat kesadaran pemerintah dan warga negara agar mampu memanfaatkan lobi di dunia internasional. Namun, sampai hari ini Indonesia masih menjadi negara yang paling tidak stabil di kawasan ASEAN. Isu-isu lokal seperti pengelolaan hutan, pengelolaan hutang luar

Upload: c

Post on 30-Jul-2015

396 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia

Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia

Globalisasi politik telah masuk ke Indonesia. Kedaulatan negara hari ini menjadi sebuah

wacana yang tidak akan pernah habis diperbincangkan. Disintegrasi nasional di beberapa

tempat seperti Aceh, Poso, Ambon, lepasnya Timor Timur. Rekayasa politik global (factor

ekstern) yang dikombinasikan dengan ekonomi membuat pemerintah Indonesia menjadi

bulan-bulanan di dunia Internasional. Masalah HAM, AIDS, cyber crime (kejahatan siber),

pengelolaan negara yang serba KKN, ketidakberanian menghadapi IMF. Kejatuhan

pemerintahan Suharto pada tahun 1998 yang diikuti ketidakstabilan politik, menjadikan

Indonesia merosot dari segi GNP, kemampuan pemerintah untuk mengelola kecerdasan

bangsa dan yang paling fatal adalah krisis identitas dan jati diri bangsa.

Kebijakan otonomi daerah, agar daerah menjadi terberdayakan telah menjadi senjata makan

tuan. Keinginan beberapa daerah untuk memerdekakan diri dan meminta otonomi seluas-

luasnya dianggap mengganggu kedaulatan negara. Kematian Theys di Jayapura menjadi

indicator bahwa pemerintah pusat sudah tidak mampu lagi menjaga keselamatan diri warga

negara. Pembantaian massal di Ambon, Poso, Aceh menjadi sebuah ironi dari keinginan

negara yang hendak mewujudkan masyarakat madani dan supremasi hukum.

Proses penyelesaian masalah telah membuat kesadaran pemerintah dan warga negara agar

mampu memanfaatkan lobi di dunia internasional. Namun, sampai hari ini Indonesia masih

menjadi negara yang paling tidak stabil di kawasan ASEAN. Isu-isu lokal seperti pengelolaan

hutan, pengelolaan hutang luar negeri menjadikan Indonesia momok di dunia Internasional

baik di lingkungan LSM Internasional dan PBB.

Implikasi sangat teknis terjadi dalam sector kebijakan ekonomi dan perdagangan. Indonesia

yangmenjadi negara eksportir nomor dua terbesar untuk karet mentah, ternyata tidak mampu

untuk mengelola perdagangan karet mentah sampai barang jadi berupa ban mobil. Terjadi

diskriminasi oleh negara barat terhadap Indonesia. Indonesia sampai hari ini tidak boleh

mengimpor mesin pembuat bahan baku karet, sehingga untuk membuat ban mobil, Indonesia

harus mengekspor dulu ke Inggris kemudian mengimpor lagi ban mobil dari Inggris.[18]

Kebijakan untuk mendirikan pabrik pembuat bahan dasar seperti Texmaco dan

pengaplikasian ekonomi kerakyatan mendapat tentangan dari IMF. IMF bahkan mengancam

tidak akan memberikan bantuan hutang luar negeri, jika Indonesia masih memperbolehkan

Texmaco beroperasi dan mencoba menggulirkan ekonomi kerakyatan. Globalisasi politik

ternyata hanya menguntungkan negara-negara pertama, atau negara kapitalis. Kebijakan

[

Page 2: Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia

politik negara-negara dunia ketiga, ternyata harus memenuhi standar dan kualifikasi dari

negara-negara utara. Konsekuensinya, Indonesia sebagai negara berkembang harus

meningkatkan kualitas bernegara dan berhati-hati agar tidak menjadi negara yang dimusuhi

oleh dunia barat.

Keberanian Indonesia untuk menghadapi hegemoni barat hanyalah menjadi mimpi sampai

pada hari ini. Sehingga keinginan Indonesia untuk melakukan pemerataan dalam

pembangunan, menjadi tidak nyata. Pada gilirannya warga negara harus menghadapi nasib

yang sangat tragis. 2003, pada masanya globalisasi, Indonesia harus menjadi negara jajahan

baru kaum kapitalis dengan model penjajahan yang baru, penjajahan ekonomi dan penjajahan

politik.

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Indonesia

Globalisasi merupakan proses dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antarnegara dan antarmanusia menjadi semakin tidak berbatas. Sedangkan menurut  Selo Soemardjan, Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah - kaidah yang sama. Globalisasi terjadi pada bidang informasi, ekonomi, serta budaya. Sudah sejak lama pemerintah Indonesia menggembar - gemborkan tentang globalisasi itu sendiri. Dengan harapan masyarakat dan pelaku industri siap menghadapi segala dampak dari globalisasi terutama pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia. Pasar bebas merupakan salah satu bentuk nyata dari globalisasi ekonomi. Pengaruh dari globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia diantaranya adalah tumbuhnya kreativitas para pelaku ekonomi Indonesia serta semakin mendunia produk - produk buatan Indonesia. Dengan adanya globalisasi, para pelaku ekonomi, memang dituntut untuk semakin kreatif menciptakan produk - produk yang tidak hanya mampu bersaing dengan sesama produk buatan dalam negeri, namun juga harus mampu bersaing dengan produk - produk dari negara lain. Tanpa adanya pengembangan produk, sudah pasti produk mereka tidak akan bisa laku di pasaran. Terlebih sejak CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) diberlakukan, barang - barang dari China mulai membanjiri pasar Indonesia. Tidak hanya bentuk serta tampilan produk yang menarik, namun juga harga yang ditawarkan sangat murah bila dibandingkan dengan produk - produk buatan Indonesia.  Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan mengapa Indonesia ikut menandatangani CAFTA. Tidak hanya karena dunia industri Indonesia dianggap belum siap menghadapi pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia, namun juga karena kondisi internal ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. Namun dengan alasan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang jauh tertinggal dalam bidang ekonomi bila tidak turut serta dalam perjanjian CAFTA tersebut, maka siap atau tidak, akhirnya Indonesia terlibat dalam pasar bebas Asia. Bagi beberapa pelaku industri, terutama yang selama ini mengandalkan bahan baku import dari China, malah menjadi pihak yang diuntungkan atas masuknya Indonesia ke dalam pasar bebas Asia. Mereka bisa mendapatkan bahan baku dengan harga yang jauh lebih murah

Page 3: Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia

karena dilakukannya perjanjian penghapusan tarif import sehingga bisa menekan banyak biaya yang harus mereka keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku yang murah, maka secara otomatis kegiatan industri bisa semakin berkembang. Itu merupakan contoh positif dari pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia. 

Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya saing dengan

semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan tumbuhnya

kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan untuk tetap eksis

ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala kesadaran akan

keharusan berinivasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan produk2 dalam negeri

yang handal dan berkualitas.

Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan

Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi perekonomian negeri

ini, hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi ekonomi seperti

membajirnya produk2 negeri asing seperti produk cina yang akhirnya mamatikan produksi

dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi tenaga kasar bergaji murah

sedangkan pekerjaan pekerjaan yang membutuhkan skill akan dikuasai ekspatriat asing, dan

sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat ini sudah sangat sempit akan semakin habis

karena gelombang pekerja asing.

Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi ketersediaan akses dana

akan semaikin mudah memperoleh investasi dari luar negeri. Investasi secara langsung

seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan kerja. hanya saja dampak positif

ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak mampu mengelola aliran dana asing,

akan terjadi justru penumpukan dana asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan

rawan menimbulkan krisis ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum

lagi ancaman dari semakin bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi.

Bayangkan saja jika sebuah investasi besar dengan meilbatkan tenaga kerja lokal yang besar

tiba2 ditarik karena dianggap kurang prospek sudah barang tentu hal ini bisa memengaruhi

kestabilan ekonomi.

Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi  semakin mudahnya diperoleh barang impor

yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih tehnologi juga bisa

terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat karena

Page 4: Pengaruh Globalisasi Politik Terhadap Indonesia

kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus seperti produksi motor yang di kuasai

Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan penjualan dari negeri kita akan dibawa ke

Jepang memperkaya bangsa Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari

aspek  meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang

pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.

Globalisasi dan liberalisme pasar dikampayekan oleh para pengusungnya sebagai cara untuk

mencapai standar hidup yang lebih tinggi, namun bagi para penentangnya globalisasi hanya

kedok para kapitalis yang akan semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar

negara  kaya dengan negara berkembang dan miskin. Penguasaan kapital yang lebih besar

dengan menciptakan pasar global terutama di dunia ketiga yang diyakini tidak akan mampu

memenuhi standar tinggi produk global akan membuka peluang terjadinya penumpukan

kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. So pilihan akan

keblai kekita mana yang kita pilih