pengaruh gelombang sonar pada lumba terhadap autisme

13
PENGARUH GELOMBANG SONAR PADA LUMBA-LUMBA TERHADAP PENDERITA AUTISME Latar Belakang Perkembangan seorang anak dimulai dengan terbentuknya pola perkembangan motorik, sensorik, verbal dan kognitif. Pola perkembangan ini ada yang terbentuk secara normal hingga tumbuh besar si anak, akan tetapi ada juga terbentuk yang tidak sempurna. Beberapa orang tua terlambat menyadari bahwa anaknya mengalami pola perkembangan yang kurang berkembang, mungkin dalam hal berkomunikasi atau verbal yang kurang, kelainan pada pola berbicara, ataupun dalam lingkup sosialisasi lingkungan. Keadaan anak seperti ini sering disebut autisme dimana pola perkembangan motorik,sensorik,verbal serta kognitif tidak berkembang semestinya. Autism beberapa dari anak dapat tumbuh pada kehidupan marginal, dapat berdiri sendiri, dan kurang nya sosialisasi terhadap lingkungannya. Hal ini berhubungan dengan intelegensi tinggi,kemampuan berbicara secara fungsional dan sebaiknya ditindak lanjuti oleh orang tua. Seiring dengan maju nya teknologi ilmu kedokteran para ahli menemukan bahwa otak manusia memiliki sebuah gelombang yang dapat diukur tingkat dan polanya sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan. Gelombang tersebut dapat menjelaskan gambaran yang terjadi pada otak kita dengan mengeluarkan impuls-impuls listrik yang berjalan sesuai potensial aksi sel saraf. Normalnya gelombang otak kita berjalan sesuai keadaan dan kondisinya, namun hal ini berbeda pada penderita autism, pada penderita autism memiliki gelombang otak yang tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya pada manusia normal. Hal ini menjadikan penderita autism sulit untuk berinterikasi dan bersosialisasi. Namun baru- baru ini ditemukan bahwa lumba-lumba dapat mengeluarkan gelombang sonar yang dapat membuat stimulus untuk penderita autism menjadi

Upload: diana-marini

Post on 22-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

PENGARUH GELOMBANG SONAR PADA LUMBA-LUMBA TERHADAP PENDERITA AUTISME

Latar Belakang

Perkembangan seorang anak dimulai dengan terbentuknya pola perkembangan motorik, sensorik, verbal dan kognitif. Pola perkembangan ini ada yang terbentuk secara normal hingga tumbuh besar si anak, akan tetapi ada juga terbentuk yang tidak sempurna. Beberapa orang tua terlambat menyadari bahwa anaknya mengalami pola perkembangan yang kurang berkembang, mungkin dalam hal berkomunikasi atau verbal yang kurang, kelainan pada pola berbicara, ataupun dalam lingkup sosialisasi lingkungan. Keadaan anak seperti ini sering disebut autisme dimana pola perkembangan motorik,sensorik,verbal serta kognitif tidak berkembang semestinya. Autism beberapa dari anak dapat tumbuh pada kehidupan marginal, dapat berdiri sendiri, dan kurang nya sosialisasi terhadap lingkungannya. Hal ini berhubungan dengan intelegensi tinggi,kemampuan berbicara secara fungsional dan sebaiknya ditindak lanjuti oleh orang tua.

Seiring dengan maju nya teknologi ilmu kedokteran para ahli menemukan bahwa otak manusia memiliki sebuah gelombang yang dapat diukur tingkat dan polanya sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan. Gelombang tersebut dapat menjelaskan gambaran yang terjadi pada otak kita dengan mengeluarkan impuls-impuls listrik yang berjalan sesuai potensial aksi sel saraf. Normalnya gelombang otak kita berjalan sesuai keadaan dan kondisinya, namun hal ini berbeda pada penderita autism, pada penderita autism memiliki gelombang otak yang tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya pada manusia normal. Hal ini menjadikan penderita autism sulit untuk berinterikasi dan bersosialisasi. Namun baru-baru ini ditemukan bahwa lumba-lumba dapat mengeluarkan gelombang sonar yang dapat membuat stimulus untuk penderita autism menjadi gelombang otak yang teratu atau normal. Pada Penelitian di Miami dan Florida yang dilakukan Psikolog Prof. David Nathanson dan Ahli Saraf David Cole dari Florida International University menunjukkan adanya dampak positif dari Terapi Lumba-Lumba (TLL) untuk anak yang berkebutuhan khusus. Lumba-lumba termasuk hewan yang jinak dan bersahabat dan juga mengingat anak-anak merasa senang dan relaks saat bermain dengan hewan yang jinak, bermain air, dan mendengarkan musik/suara yang menyenangkan, maka Terapi Lumba-Lumba bisa efektif untuk pola perkembangan anak autism.

Lumba-lumba bernapas lewat lubang di atas kepalanya. Di bawah lubang tersebut, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara yang fungsinya mirip sonar. Aliran udara yang mengalir dalam kantung-kantung tersebut mampu menghasilkan suara dengan nada tinggi. Kemudian suara ini dikeluarkan secara putus-putus hingga gelombangnya terpantul kembali saat berbenturan dengan berbagai permukaan di sekitarnya. Gelombang suara yang dikeluarkan oleh lumba-lumba dapat mempengaruhi terapi ini.

Page 2: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

Kerangka Teori

A. Pengertian Autisme

Autisme adalah kelainan gangguan kualitatif komunikasi verbal dan non verbal pada aktivitas imajinatif dan pada interaksi sosial timbal balik (Ilmu Kesehatan Anak, Nelson hal 120)

Gangguan perkembangan brainfunction yang memiliki seperti berbagai konsekuensi perilaku yang disebut sebagai gangguan perkembangan pervasive (DSM IV)

B. Manifestasi Klinis Autisme berdasarkan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders)

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 gejaladari gejala di bawah:a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang terarah,b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya,c. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain,d. Kurangnya hubungan emosional dan sosial yang timbal balik.

(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala-gejala berikut:a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara),b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi,c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang,d.Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang bisa meniru.

(3) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala berikut ini:a. Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebih-lebihan.b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.c. Ada gerakan-garakan yang aneh, khas, dan diulang-ulang.d. Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda tertentu.

C. Kriteria Diagnostik Autisme Menurut DSM IV

Gangguan perkembangan pervasif (peripheral developmental disorder) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah (umbrella term) PDD, yaitu:

Page 3: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

1. Autism Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.

2. Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.

3. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified Merujuk pada istilah atypical autism , diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).

4. Rett Syndrom Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.

5. Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.

D. Etiologi Autisme

Etiologi pasti mengenai autism sendiri sampai saat ini belum jelas, namun telah diteliti dari Beberapa factor yakni

1. prenatal meliputi rubela intrauterin, tuberous sclerosis, gangguan seperti sindrom Cornelia de Lange, kelainan kromosom seperti X yang rapuh, sindrom Angelman, dan bahkan, kadang-kadang, Down syndrome serta brain abnormalities seperti hidrosefalus. Kesulitan perinatal memiliki sedikit peran penyebab dalam kondisi autism

2. Postnatal Sering dikutip terkait dengan fenilketonuria yang tidak diobati autismare, kejang infantil, herpes simpleks ensefalitis, dan sangat jarang, brainlesion fokal seperti neoplasma atau beberapa penyakit langka lainnya atau syndrome. Perkiraan proporsi dari semua kasus autism dihubungkan dengan atau disebabkan berbagai faktor tersebut tergantung pada kriteria diagnostik, tingkat evaluasi medis, dan definisi faktor risiko. Perkiraan ini bervariasi dari sekitar 10 persen ke lebih dari 30 persen. Bukti bahwa genetika merupakan penyebab penting, tetapi tidak eksklusif, yang disebut autisme primer (yaitu, tidak ada autism dengan neurologis terkait kondisi) mencakup risiko 3 sampai 8 persen dari kekambuhan pada keluarga dengan satu anak terpengaruh. Bukti lain yang disediakan oleh adanya, terutama di kalangan keluarga dengan anak-anak dengan sindrom Asperger, dari orang tua yang terkena.

Page 4: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

E. Gelombang Otak Manusia

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (hertz). Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance, panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya para ahli syaraf (otak) sependapat bawah Gelombang Otak (Brainwave) berkaitan dengan kondisi pikiran dan pengaruhnya terhadap kondisi otak manusia.

Gamma (16 hz - 100 hz)

Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah dalam amplitudo dan gelombang paling cepat.  Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan. Kondisi Gamma adalah kondisi dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.

Beta (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz)

Merupakan Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Frekwensi beta adalah keadaan pikiran Anda sekaran ini, ketika Anda duduk di depan komputer membaca artikel ini. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz). Gelombang Beta di perlukan otak ketika Anda berpikir, rasional, pemecahan masalah, dan keadaan pikiran di mana Anda telah menghabiskan sebagian besar hidup Anda.

Sensori Motor Rhytm (12 hz - 16 hz)

Gelombang Gamma

Gelombang Beta

Page 5: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neurofeedback .

Alpha ( 8 hz - 12 hz )

Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8 -12 hz , merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang alpha pada saat Anda bermimpi. Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar

Theta ( 4 hz - 8 hz )

Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. TAnda-tAndanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.

Dengan latihan, kita dapat memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar, yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun,  biasanya begitu Anda telah mencapai theta, Anda menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha

Gelombang Sensori Motor Rhytm

Gelombang Alpha

Gelombang Theta

Page 6: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

adalah keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Jika Anda ingin bereksperimen dengan meditasi melalui Gelombang Otak (Brainwave) theta. bayi dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam sehari. Itulah mengapa otak anak-anak selalu dalam fase gelombang alpha dan theta. Perlu diingat, gelombang alpha dan theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan dari orang lain apa adanya. Gelombang Otak (Brainwave) ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa. Ketika mereka bermain mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan permainan menjadi sangat seru.

Delta (0.5 hz - 4 hz)

Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 hz. Otak Anda menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase Delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur lelap. Gelombang Delta adalah gelombang yang paling rendah pada otak Anda, otak tidak akan pernah mencapai frekwensi 0 hz, karena jika otak telah berada dalam gelombang ini maka otak akan mengalami kematian

Schumann Resonance (7.83 hz)

Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang theta. Seseorang yang otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan frekwensi ini memiliki kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya berkemampuan ESP atau Extra Sensory Perception, juga bisa memasuki gelombang ini dengan mudah dan konstan.

Penemuan baru dibidang frekwensi dan Gelombang Otak (Brainwave) manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson dari Neuroacoustic Research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah Delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti pada gelombang theta.

 

F. METODE STIMULASI GELOMBANG OTAK

Gelombang Delta

Page 7: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

Stimulasi Gelombang Otak (Brainwave) adalah fenomena yang alami, sama alaminya dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan telinga bisa menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi gelombang yang frekwensinya sama dengan frekwensi suara yang kita dengar. Hal ini sama saja dengan hukum fisika pada dua garpu tala. Apabila ada dua buah garpu tala yang senada, apabila salah satu garpu tala diketuk T1 (digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar, dengan nada yang sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala T1 . Demikian pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat Gelombang Otak (Brainwave) manusia yang mampu beresonansi dari getaran audio, visual, dan sinyal raba atau perasaan, maka kita dapat menstimulasi otak kita agar menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) tertentu sesuai kebutuhan, misalnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat, meditasi, aktifitas-aktifitas supranatural, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur dan seterusnya.

Page 8: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme

HIPOTESIS

‘’Ada Pengaruh Pemberian Gelombang Sonar Pada Lumba-Lumba Terhadap Tingkat Konsentrasi Penderita Autis’’

OPERASIONAL HIPOTESIS

Variabel Tergantung : Tingkat konsentrasi

Definisi : Kemampuan otak untuk melakukan aktivitas dalam suatu waktu Level meausurement : ordinal

Variabel Pengaruh : Gelombang sonar

Definisi : Gelombang yang dihasilkan oleh lumba-lumba dalam berkomunikasi sekitar 12 – 16 Hz

Level meausurement : nominal

Variabel bebas

Kelainan Kromosom Definisi :Kelainan genetik yang ditandai adanya bertambahnya 1

kromososm atau pun kurangnya kromosom dalam tubuh. Level meausurement : nominal

Kekurangan Gizi

Definisi : Kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan gizi dalam tubuh

Level meausurement : Ordinal

Perkembangan otak

Definisi : Proses maturitas otak yang meliputi fungsi motorik, sensorik, kognitif dan emosional

Level measurement : interval

RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan Observatif dilakukan secara langsung mengamati proses pemancaran gelombang sonar pada lumba-lumba terhadap konsentrasi anak autism kemudian memonitor perkembangan konsentrasi anak-anak autis tersebut.

Page 9: Pengaruh Gelombang Sonar Pada Lumba Terhadap Autisme