pengaruh gaya pengasuhan orang tua, konsep diri, dan regulasi diri terhadap...

203
i PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Sains Psikologi (M.Si) Disusun oleh: EHA SORIHA NIM : 2110070000007 PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

i

PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI,

DAN REGULASI DIRI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

SISWA KELAS VIII MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Sains Psikologi (M.Si)

Disusun oleh:

EHA SORIHA

NIM : 2110070000007

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/ 2013

Page 2: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eha Soriha

NIM :2110070000007

Dengan ini menyatakan bahwa, tesis yang berjudul "Pengaruh Gaya

Pengasuhan Orang Tua, Konsep Diri, Dan Regulasi Diri Terhadap

Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta" adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, dan

semua sumber informasi yang dirujuk dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah dinyatakan dengan sesuai dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pemyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta,4 Juni 2013

NIM : 2110070000007

Page 3: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI,

DAN REGULASI DIRI TER}IADAP MOTIVASI BERPRESTASI

SISWA KELAS VIII MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Sains Psikologi (M.Si)

Oleh:

EHA SORIHA

NIM : 2110070000007

Di bawah bimbingan

Pembimbing

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

FAKIILTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434Iil/2013 M

lll

Page 4: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis yang berjudul "Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua, Konsep

Diri, Dan Regulasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII

MTs Pembangunan UIN Jakarta" telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada hari Selasa, tanggal 4 Juni 2013. Tesis ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Psikologi (M.SD

Jakarta, Juni 2013

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Wakil DekanB idang Akademik/Sekretaris

Jahja Umar" Ph.DNrP. 19470521 198003 1001

Tnu//-Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis. Sp. Psi. A

Anggota

Herwindo Haribowo. Ph.D

Dra. Fadhilah Surala&aNrP. 19s61223 t98303

19700529

lv

Page 5: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

v

MOTTO

“Setiap anak yang baru dilahirkan itu dalam keadaan fitrah,

Orang tuanyalah yang menjadikannya

Yahudi, Nasrani atau Majusi”

(HR: Syaikhani, Abu Daud & Tirmidhi)

“Kerja keras, kerja tepat waktu, dan kerja berkualitas

merupakan gambaran regulasi diri yang tinggi”

(Habibie)

“You can motivate by fear, and you can motivate by reward.

But both those methods are only temporary.

The only lasting thing is self motivation”

(Homer Rice)

Page 6: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

vi

Dengan penuh cinta

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk

kedua orang tua, suami dan anak-anakku, serta

para pendidik dan pemerhati pendidikan

Page 7: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

vii

ABSTRAK

(A) Magister Sains Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Juni 2013

(C) Eha Soriha

(D) Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua, Konsep Diri, dan Regulasi

Diri terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta

(E) xvii + 161 halaman + Lampiran

(F) Motivasi berprestasi merupakan faktor yang penting dalam proses dan

hasil belajar. Setiap individu mempunyai motivasi berprestasi yang

berbeda-beda. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi

menganggap kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha maka

mereka akan berusaha lebih keras lagi untuk meraih keberhasilan, hal

ini tidak dimiliki oleh individu yang memiliki motivasi berprestasi

rendah. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi

berprestasi siswa, baik yang bersifat internal (dari dalam diri) maupun

yang bersifat eksternal (dari luar individu). Diantara faktor internal

adalah konsep diri dan regulasi diri, sedangkan faktor eksternal salah

satunya adalah gaya pengasuhan orang tua.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan

orang tua, konsep diri, dan regulasi diri terhadap motivasi berprestasi

siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta

yang berjumlah 254 siswa. Dari jumlah tersebut yang menjadi sampel

penelitian sebanyak 236 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan skala: (1) motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh

Djaali & Muljono (2008), (2) Parental Authority Questionnaire (PAQ)

yang dikembangkan oleh Buri (1991), (3) Self-Perception Profile for

Adolescents (SPPA) yang diadaptasi oleh Hadley et.al (2008), dan (4)

Self-Regulation Questionnaire (SRQ) yang dikembangkan oleh Miller

& Brown (1991). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan

bantuan software SPSS versi 17.0, sedangkan untuk pengujian

validitas konstruk menggunakan software LISREL versi 8.7.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) gaya pengasuhan, konsep

diri, dan regulasi diri berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta; (2)

proporsi varians dari motivasi berprestasi yang dijelaskan oleh seluruh

independent variable (IV) sebesar 31.9 %, dan sisanya sebesar 68.1 %

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini; dan (3) ada satu

dimensi dari gaya pengasuhan orang tua dan satu dimensi dari konsep

diri yang berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa

yaitu gaya pengasuhan authoritative dan scholastic competence. Saran

Page 8: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

viii

diberikan kepada para orang tua untuk lebih dominan menerapkan

gaya pengasuhan authoritative, kepada para pendidik dan orang tua

hendaknya saling bekerja sama untuk menumbuhkan konsep diri dan

regulasi diri yang positif pada siswa, sehingga siswa dapat

meningkatkan motivasi berprestasinya.

(G) Daftar pustaka: meliputi buku, jurnal, tesis, disertasi, makalah dan

artikel

Kata kunci : motivasi berprestasi, gaya pengasuhan, konsep diri, dan

regulasi diri.

Page 9: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan Psikologi Pendidikan

Magister Sains Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tesis yang

berjudul “Pengaruh Gaya Pengasuhan Orangtua, Konsep Diri dan

Regulasi Diri terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta”. Tesis ini disusun oleh penulis sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurah kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung, memotivasi dan

memberikan doa serta semangat, sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

khususnya kepada :

1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta segenap jajaran pimpinan yang telah membimbing dan

berbagi pengetahuan selama penulis menempuh masa studi.

2. Bambang Suryadi, Ph.D, dosen pembimbing tesis yang telah memberikan

arahan, motivasi, perhatian, sumbangan pikiran, kerjasama dan doa dalam

penulisan tesis ini.

Page 10: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

x

3. Seluruh dosen Program Magister Sains Psikologi yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis, dan karyawan Fakultas Psikologi

UIN Jakarta atas bantuan dan kerjasama yang baik.

4. Suami tercinta Ruly Tisna Yuliansa yang selalu menemani hari-hariku

penuh cinta dan kasih sayang, yang telah menginspirasi, memotivasi dan

mendoakan dengan tulus, atas hubungan yang indah dan saling berbagi.

5. Anak-anakku tercinta Fikri Ibrahim Ramadhan, Ahmad Muthi Abdillah,

Salman Hafidz, Alifah Iffatunnisa, Hatif Adlirrahman, dan Muhammad

Ihkamuddin atas pengertian dan doa. Semoga Allah menjadikan anak-

anak yang shaleh dan shalehah serta berguna bagi agama dan bangsa.

6. Orang tua tercinta: ayahanda Harun Al Rasyid, mama Rufi’ah (alm), dan

umi Inong, bapak Bunyamin (alm) dan mami Kaswiyah (alm), kakanda

penulis: kang Lukman dan teh Oha, kang Hasan dan teh Dewi, adinda

penulis: Ulfah & Heri, Elvy & Didi, Ade (alm), dan Umam, serta

keluarga besar yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan motivasi.

7. Kepala MTs Pembangunan UIN Jakarta beserta stafnya atas bantuan,

kemudahan dan kerjasama yang diberikan dalam proses pengambilan data,

juga seluruh siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta yang telah

bersedia mengisi kuesioner dengan keikhlasan.

8. Teman-teman guru: pak Ali, Poerwaningsih, Hikmah, Sari, Wiwin,

Fitriyanti, Ratih, Vivi, Desi, Lisa, Elfa, Dwi, Tajul, dan pak Hary yang

telah membantu penulis dalam penerjemahan bahasa Inggris, dan

Page 11: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xi

penyebaran kuesioner, serta teman-teman lain yang tidak penulis sebutkan

namanya satu persatu yang memberikan semangat dan doanya.

9. Teman-teman : Maria Z. dan Yulistin yang banyak membantu proses

pemahaman penulis tentang pengolahan dan analisis data, juga untuk

Zikri, Ade P, Ika, Puti, Ade dan teman-teman S2 yang tidak penulis

sebutkan namanya satu persatu atas kebersamaan yang indah selama masa

kuliah, serta teman-teman satu bimbingan: Siska, bu Riza dan bu Nur

yang saling memberikan semangat dan doa selama penyusunan tesis.

10. Kepada seluruh pihak yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan

doa selama penyusunan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga Allah membalas semua kebaikan, dengan kebaikan yang lebih

baik dan berlipat ganda. Akhir kata, semoga tesis ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan segala informasi yang terdapat di dalamnya.

Jakarta, 4 Juni 2013

Penulis

Page 12: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2 Pembatasan Masalah ................................................................... 9

1.3 Perumusan Masalah ................................................................... 10

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 13

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 13

1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 13

1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................. 13

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Motivasi Berprestasi ................................................................... 16

2.1.1 Definisi Motivasi Berprestasi ......................................... 16

2.1.2 Teori-Teori Motivasi ....................................................... 19

2.1.3 Jenis-jenis Motivasi ....................................................... 22

2.1.4 Faktor-faktor Penyebab Motivasi Berprestasi ................. 23

2.1.5 Dimensi Motivasi Berprestasi ......................................... 25

2.1.6 Pengukuran Motivasi berprestasi .................................... 27

2.2 Gaya Pengasuhan Orangtua ....................................................... 29

2.1.1 Definisi gaya Pengasuhan Orangtua ................................ 29

2.1.2 Jenis-jenis Gaya pengasuhan Orangtua ........................... 30

2.1.3 Dimensi gaya Pengasuhan Orangtua .............................. 34

2.1.4 Pengukuran Gaya Pengasuhan Orangtua ........................ 35

2.3 Konsep Diri ............................................................................... 37

2.3.1 Definisi Konsep Diri ....................................................... 37

2.3.2 Jenis-jenis Konsep Diri ................................................... 40

2.3.3 Dimensi Konsep Diri ...................................................... 41

2.3.4 Pengukuran Konsep Diri ................................................. 45

2.4 Regulasi Diri .............................................................................. 46

2.4.1 Definisi regulasi diri ........................................................ 46

2.4.2 Jenis-jenis Regulasi Diri .................................................. 48

Page 13: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xiii

2.4.3 Dimensi Regulasi Diri ..................................................... 50

2.4.4 Pengukuran Regulasi Diri ............................................... 50

2.5 Kerangka Berfikir ...................................................................... 52

2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................... 57

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel ................................................................. 60

3.2 Variabel Penelitian .................................................................... 60

3.2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................ 61

3.3 Instrumen Penelitian .................................................................. 64

3.3.1 Instrumen Motivasi Berprestasi ...................................... 65

3.3.2 Instrumen Gaya Pengasuhan Orangtua ........................... 67

3.3.3 Instrumen Konsep Diri .................................................... 68

3.3.4 Instrumen Regulasi Diri .................................................. 70

3.4 Uji Validitas Instrumen ............................................................ 72

3.4.1 Uji Validitas Motivasi Berprestasi .................................. 73

3.4.2 Uji Validitas Gaya Pengasuhan Orangtua ....................... 85

3.4.3 Uji Validitas Konsep Diri ............................................... 93

3.4.4 Uji Validitas Regulasi Diri ............................................. 103

3.5 Prosedur Penelitian .................................................................. 119

3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ........................................... 119

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ....................................... 120

3.6 Teknik Pengolahan dan Metode Analisis Data ....................... 121

3.6.1 Teknik pengolahan Data ............................................... 121

3.6.2 Metode Analisis Data .................................................... 121

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Deskriptif ................................................................... 124

4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ............................ 124

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................. 125

4.1.3 Kategorisasi Hasil Penelitian ......................................... 127

4.2 Uji Hipotesis ............................................................................ 129

4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................. 129

4.2.2 Uji Proporsi Varians masing-masing IV ......................... 138

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 143

5.2 Diskusi ..................................................................................... 144

5.3 Saran ........................................................................................ 151

5.3.1 Saran Metodologis .......................................................... 151

5.3.2 Saran Praktis ................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Teori-teori Motivasi .................................................. 21

Tabel 3.1 Bobot Nilai untuk Setiap Item Skala Likert ..................................... 64

Tabel 3.2 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi .......................................... 66

Tabel 3.3 Blue Print Skala Gaya Pengasuhan Orang Tua ............................. 68

Tabel 3.4 Blue Print Skala Konsep Diri ......................................................... 70

Tabel 3.5 Blue Print Skala Regulasi Diri ...................................................... 72

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Berusaha Unggul ........................................... 74

Tabel 3.7 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Berusaha Unggul ............................................................................ 75

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Menyelesaikan Tugas .................................... 76

Tabel 3.9 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Menyelesaikan Tugas.............................................................. 77

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Rasional ........................................................... 78

Tabel 3.11 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Rasional ................................................................................... 79

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Suka Tantangan ............................................... 80

Tabel 3.13 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Suka Tantangan ........................................................................ 81

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Tanggung Jawab.............................................. 82

Tabel 3.15 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Tanggung Jawab ...................................................................... 83

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Suka Situasi Pekerjaan .................................... 84

Tabel 3.17 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Suka Situasi Pekerjaan ............................................................. 85

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Authoritarian ..................... 87

Tabel 3.19 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Authoritarian ........................................................................ 88

Tabel 3.20 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Authoritative ...................... 89

Tabel 3.21 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Authoritative ............................................................................ 90

Tabel 3.22 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Permissive .......................... 91

Tabel 3.23 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Permissive ............................................................................... 92

Tabel 3.24 Muatan Faktor Item Athletic Competence ....................................... 94

Tabel 3.25 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Athletic Competence ................................................................ 95

Tabel 3.26 Muatan Faktor Item Conduct/Morality ............................................ 96

Tabel 3.27 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item Conduct . 97

Tabel 3.28 Muatan Faktor Item Peer Acceptance .............................................. 98

Tabel 3.29 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Peer Acceptance ...................................................................... 99

Tabel 3.30 Muatan Faktor Item Physical Appearance ....................................... 100

Tabel 3.31 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Physical Appearan ................................................................... 101

Page 15: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xv

Tabel 3.32 Muatan Faktor Item Scholastic Competence................................... 102

Tabel 3.33 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Scholastic Competence ............................................................ 103

Tabel 3.34 Muatan Faktor Item Receiving ........................................................ 104

Tabel 3.35 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Receiving ................................................................................... 105

Tabel 3.36 Muatan Faktor Item Evaluating ...................................................... 106

Tabel 3.37 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Evaluating ................................................................................. 107

Tabel 3.38 Muatan Faktor Item Triggering ....................................................... 109

Tabel 3.39 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Triggering ................................................................................ 110

Tabel 3.40 Muatan Faktor Item Searching ........................................................ 111

Tabel 3.41 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Searching ................................................................................. 112

Tabel 3.42 Muatan Faktor Item Formulating .................................................... 113

Tabel 3.43 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Formulating ............................................................................ 114

Tabel 3.44 Muatan Faktor Item Implementing ................................................... 116

Tabel 3.45 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Implementing ............................................................................ 117

Tabel 3.46 Muatan Faktor Item Assessing ......................................................... 118

Tabel 3.47 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada

Item Assessing .................................................................................. 119

Tabel 4.1 Distribusi Subyek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ............... 124

Tabel 4.2 Distribusi Subyek Penelitian berdasarkan Usia .............................. 125

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ............................................. 126

Tabel 4.4 Statistic Deskriptif Gaya Pengasuhan Orang Tua ............................. 127

Tabel 4.5 Norma Skor ....................................................................................... 128

Tabel 4.6 Kategorisasi Per Variabelq ............................................................... 128

Tabel 4.7 R Square ............................................................................................ 129

Tabel 4.8 Anova ................................................................................................ 130

Tabel 4.9 Koefisien Regresi .............................................................................. 131

Tabel 4.10 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable ................ 138

Tabel 4.11 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable ................. 140

Page 16: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .......................................................................... 56

Page 17: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat Penelitian

1. Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 163

2. Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 164

Lampiran B. Surat Kesediaan mengisi Kuesioner ........................................ 165

Lampiran C. Instrumen Penelitian

1. Skala Motivasi Berprestasi ..................................................................... 167

2. Skala Gaya Pengasuhan Orang Tua ........................................................ 170

3. Skala Konsep Diri ................................................................................... 173

4. Skala Regulasi Diri ................................................................................. 175

Lampiran D. Hasil Pengolahan Data

1. Model pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi ................................. 178

2. Model Pengukuran Variabel Gaya Pengasuhan ...................................... 180

3. Model Pengukuran Variabel Konsep Diri ............................................... 182

4. Model Pengukuran Variabel Regulasi Diri ............................................. 184

Page 18: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Prestasi akademik siswa di Indonesia terus menurun seiring dengan

berjalannya waktu. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir prestasi

akademik siswa di Indonesia masih rendah. Pencapaian prestasi siswa

Indonesia di dunia internasional bahkan sangat rendah. Beberapa penelitian

telah memperkuat pernyataan ini.

Berdasarkan laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA

(International Association for the Evaluation of Educational Achievement) di

Asia Timur menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD

berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD

adalah 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina),

dan 51,7 (Indonesia). Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai

30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal

berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka

sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda. Selain itu, IEA

(1999) melaporkan hasil studi Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara

Page 19: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

2

peserta, prestasi siswa SLTP kelas 8 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk

IPA, ke-34 untuk Matematika (Kasmo, 2011).

Menurut Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2003 , siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44

negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara

dalam hal prestasi sains (Wardani & Rumiati, 2011). Dalam hal ini prestasi

siswa Indonesia jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara

tetangga yang terdekat.

Pada tahun yang sama data dari Program for International Student

Assessment (PISA) tahun 2003, tatkala jumlah pesertanya 41 negara, rerata

skor siswa Indonesia usia 15 tahun untuk bidang sains, membaca, dan

matematika berada di urutan 38, 39, dan 35, artinya Indonesia berada di

papan bawah. Pada tes PISA tahun 2009, dengan peserta 65 negara, Indonesia

tetap jadi “juara bertahan” di papan bawah: peringkat ke-60 untuk sains, 57

untuk membaca, dan 61 untuk matematika. Artinya, kualitas para pelajar

Indonesia, kini berada di posisi terendah bersama Argentina, Tunisia, Albania,

Panama, Peru, Qatar, Kazakstan, Azerbaijan, Kyrgysztan. Sebelum itu, tiga

hasil studi internasional (PIRLS 2006, PISA 2006 dan TIMSS 2007)

menyimpulkan: (1) Kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang: di

bawah rata-rata skor internasional (500), (2) Siswa Indonesia hanya mampu

menjawab soal-soal dalam kategori rendah, dan hampir tidak ada yang dapat

menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tingkat tinggi (Tandrio, 2012).

Page 20: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

3

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan United Nations for

Development Programme (UNDP) tentang kualitas manusia di seluruh dunia

tahun 2004, Indonesia hanya menduduki posisi ke -111 dari 177 negara. Posisi

ini berada jauh di bawah negara-negara tetangga. Apabila dibanding dengan

negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya

(Kasmo, 2011).

Pencapaian siswa kelas 8 di Indonesia terhadap tiga kali keikutsertaan

dalam TIMSS (1999, 2003 dan 2007) di bidang matematika dan sains berada

di peringkat bawah dibandingkan dengan pencapaian siswa setingkat di

beberapa Negara di Asia. Rata-rata skor siswa Indonesia pada TIMSS 2007

berada di bawah skor internasional dan hanya mencapai Low International

Benchmark. Dengan capaian tersebut, rata-rata siswa Indonesia hanya mampu

mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan

mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang

kompleks dan abstrak (Efendi, 2010)

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring

Report tahun 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang

dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO, 2011), Indeks Pembangunan

Pendidikan atau Education Development Index (EDI) menempatkan Indonesia

di peringkat ke-69 dari 127 negara di dunia, menurun dari tahun sebelumnya

dimana Indonesia menempati peringkat ke-65 (Napitupulu, 2011). Keadaan

tersebut menunjukkan rendahnya prestasi siswa di Indonesia.

Page 21: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

4

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan di atas, dapat dipahami

bahwa prestasi akademik murid-murid sekolah di Indonesia masih rendah.

Akibatnya daya saing lulusan sekolah di Indonesia juga rendah sehingga tidak

mampu bersaing dengan lulusan sekolah di negara lain. Oleh sebab itu perlu

dilakukan kajian lebih jauh untuk mengetahui variabel-varibel yang menjadi

penyebab rendahnya prestasi akademik tersebut, selanjutnya untuk dicarikan

solusinya.

Pada dasarnya dalam diri setiap individu mempunyai keinginan

melakukan sesuatu untuk memperoleh hasil yang baik. Setiap individu tidak

ada yang sama, hal inilah yang menyebabkan perbedaan perilaku dalam

belajar dikalangan siswa sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi

belajar yang diperoleh. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses,

dimana dalam proses tersebut terdapat sejumlah faktor yang saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan tinggi rendahnya prestasi

belajar pada siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.

Banyak faktor yang menyebabkan individu mempunyai dorongan

untuk berprestasi, salah satunya adalah motivasi. Menurut Ninawati (2002),

keberhasilan mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi

merupakan faktor yang penting dalam proses dan hasil belajar. Hal senada

diungkapkan oleh Sardiman (dalam Sugiyanto, 2007), bahwa prestasi

seseorang dalam belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi, dan belajar akan

menjadi optimal kalau ada motivasi. Siswa akan belajar dengan baik bila ada

motivasi yang tinggi dalam belajarnya (Wahyudi, 2007). Individu yang

Page 22: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

5

termotivasi untuk mencapai prestasi, ingin dan mengharapkan sukses (Weiner

dalam Biehler & Snowman, 1993). Hal senada diungkapkan oleh Grolnick,

Ryan & Deci dalam Hoang (2007) bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi

dapat mencapai keberhasilan akademis yang lebih baik. Menurut McClelland

dan Atkinson (dalam Biehler & Snowman, 1993), motivasi yang paling

penting untuk pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang

cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang

berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Faktor motivasi berprestasi

mempunyai kontribusi lebih besar dari faktor-faktor lainnya (Wahyudi, 2007).

Jadi faktor yang amat penting dalam mendorong terciptanya prestasi adalah

adanya motivasi berprestasi dalam diri setiap individu.

Menurut Weiner (dalam Biehler & Snowman, 1993), motivasi untuk

berprestasi juga didorong oleh pengalaman sukses, dimana seseorang yang

termotivasi untuk mencapai prestasi dan berharap sukses meskipun hasilnya

gagal akan selalu berusaha keras lagi sampai mencapai kesuksesan yang

diinginkan. Dan sebaliknya seseorang yang mengalami kegagalan akan

cenderung kehilangan motivasi untuk berprestasi.

Fernald & Fernald (1999) dalam berpandangan bahwa motivasi

berprestasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: keluarga dan

kebudayaan (family and cultural), konsep diri (self concept), jenis kelamin

(sex roles), pengakuan dan prestasi (recognition and achievement). Bagaimana

cara orang tua mengasuh anak mempunyai pengaruh terhadap motivasi

berprestasi. Dengan kata lain bahwa latar belakang keluarga mempengaruhi

Page 23: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

6

pembentukan motivasi berprestasi anak (McClelland dalam Irmawati, 2004).

Lebih lanjut McClelland mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi

berkembang terus setelah individu berinteraksi dan mendapat pengalaman dari

lingkungan yang lebih luas dan akan berkembang dengan cepat setelah

seseorang merasa harus berkompetensi dengan orang lain. Menurut Cumming,

Davies, dan Campbell dalam Cramer (2002) mengungkapkan bahwa gaya

pengasuhan merupakan salah satu aspek dari proses keluarga yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak. Gaya pengasuhan tertentu, dapat

mempengaruhi perkembangan anak (Deci & Ryan dalam Cramer, 2002).

Menurut Papalia, Old, dan Feldman (2008), orang tua dapat mempengaruhi

prestasi anak dengan melibatkan diri dalam pendidikan anak. Selanjutnya

dikatakan bahwa siswa dengan orang tua yang memonitor perkembangan anak

biasanya menjadi siswa yang terbaik di sekolah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Garliah & Nasution (2005),

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

pola asuh dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa dan mahasiswi

Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya dikatakan bahwa ada perbedaan

motivasi berprestasi mahasiswa pada berbagai bentuk gaya pengasuhan orang

tua. Setiap gaya pengasuhan akan berpengaruh terhadap anak yang diasuhnya

dalam menimbulkan motivasi dan pembentukan konsep diri seorang individu.

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku

seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan terlihat dari

Page 24: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

7

keseluruhan perilakunya, yang juga akan mencerminkan konsep diri yang

dimilikinya (Desmita, 2009).

Selain faktor keluarga, konsep diri merupakan faktor yang juga dapat

mempengaruhi motivasi berprestasi (Fernald & Fernald, 1999). Motivasi

berprestasi merupakan masalah penting bagi para psikolog dan para ahli

dalam bidang pendidikan karena berhubungan dengan konsep diri akademik

(Marsh & Ayotte 2003 dalam Shekhar, & Devi, 2012). Motivasi berprestasi

dianggap sebagai prasyarat untuk sukses dalam pengaturan akademik, dan

konsep diri akademik memiliki hubungan dengan motivasi berprestasi

(Shekhar & Devi 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Rola (2006)

menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara konsep diri dan motivasi

berprestasi pada anak usia remaja yang ada di lingkungan pesantren, yaitu

semakin positif konsep diri seorang remaja, maka semakin tinggi pula

motivasi berprestasi akademiknya. Dari hasil penelitian tersebut dapat

dikatakan bahwa konsep diri memegang peranan penting dalam membentuk

motivasi berprestasi anak.

Selain faktor-faktor di atas, motivasi berprestasi juga dapat

dipengaruhi oleh adanya kemampuan individu untuk mengontrol perilaku

sendiri yang disebut dengan regulasi diri. Menurut Zimmerman dalam Blood

(2012) kemampuan regulasi diri tidak berkembang dengan sendirinya,

dibutuhkan suatu lingkungan yang kondusif agar anak dapat mengembangkan

kemampuan regulasi diri. Regulasi diri juga digambarkan sebagai pikiran

yang dihasilkan diri, perasaan, dan tindakan yang direncanakan disesuaikan

Page 25: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

8

dengan pencapaian tujuan pribadi. Hal senada diungkapkan oleh Susanto

(2006), regulasi diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam menjalani proses pendidikannya, dan

keberhasilan ini biasanya dilihat dari prestasi yang dicapai. Selanjutnya

dikatakan bahwa, keberhasilan seseorang dalam menjalankan sesuatu

termasuk pencapaian prestasi baik dalam pendidikan maupun bidang lain tidak

ditentukan oleh IQ semata, tetapi juga oleh faktor lain, salah satunya adalah

kemampuan regulasi diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana

dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa motivasi berprestasi disatu sisi

dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua, konsep diri, pengakuan dan

prestasi. Sementara disisi lain motivasi berprestasi juga dipengaruhi oleh

faktor lain seperti regulasi diri. Sehingga hasil penelitian tersebut memberi

gambaran kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan menjadikan gaya

pengasuhan orang tua, konsep diri, dan regulasi diri sebagai variabel dalam

penelitian ini. Selain alasan tersebut, dari banyak penelitian yang mengkaji

tentang motivasi berprestasi siswa, belum ada penelitian yang secara spesifik

mengkaji motivasi berprestasi sebagai dependent variable (DV) yang

dihubungkan dengan gaya pengasuhan orang tua, konsep diri, dan regulasi diri

sebagai independent variable (IV). Berdasarkan pemikiran inilah, penulis

merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut khususnya yang

berhubungan dengan motivasi berprestasi, gaya pengasuhan orang tua, konsep

diri dan regulasi diri, dan mencoba menuangkannya dalam tesis ini dengan

Page 26: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

9

judul ”Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua, Konsep Diri dan Regulasi

Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta”

1.2 Pembatasan Masalah

Fokus utama penelitian ini adalah motivasi berprestasi siswa. Mengingat

banyak faktor atau variabel yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa,

maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini peneliti

membatasi faktor atau variabel yang mempengaruhi motivasi berprestasi

dengan tiga variabel, yaitu gaya pengasuhan orang tua, konsep diri dan

regulasi diri. Untuk menghindari kerancuan dan ketidakjelasan tentang ketiga

variabel tersebut dan subyek yang menjadi responden penelitian ini, maka

peneliti memberikan batasan sebagai berikut :

1. Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

keinginan (dorongan) dalam diri siswa untuk mengarahkan dan mencapai

tujuan tertentu yang diinginkan dalam belajar, yaitu prestasi yang lebih

baik dari orang lain.

2. Gaya pengasuhan orang tua dalam penelitian ini dibatasi pada gaya

pengasuhan authoritarian, gaya pengasuhan authoritative, dan gaya

pengasuhan permissive yang ditunjukkan orang tua dalam berinteraksi

dengan anak dalam hal mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat.

Page 27: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

10

3. Konsep diri dalam penelitian ini dibatasi pada cara individu memandang

dirinya secara utuh, baik positif maupun negatif, yang diukur berdasarkan

lima aspek yaitu: athletic competence, conduct/morality, peer acceptance,

physical appearance, dan scholastic competence.

4. Regulasi diri dalam penelitian ini dibatasi pada usaha yang dilakukan

seseorang untuk mengatur fikiran, perasaan dan prilakunya untuk

kemudian dievaluasi sehingga terarah sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai dalam hidupnya melalui proses receiving, evaluating, triggering,

searching, formulating, implementing, dan assessing.

5. Subyek yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibatasi pada siswa

MTs Pembangunan UIN Jakarta kelas VIII tahun pelajaran 2012/2013.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada pengaruh yang

signifikan dari gaya pengasuhan orang tua, konsep diri dan regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?”

Dari rumusan tersebut di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1. Apakah gaya pengasuhan authoritarian dapat menimbulkan pengaruh

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

Page 28: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

11

2. Apakah gaya pengasuhan authoritative dapat menimbulkan pengaruh

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

3. Apakah gaya pengasuhan permissive dapat menimbulkan pengaruh

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

4. Apakah ada pengaruh athletic competence pada variabel konsep diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

5. Apakah ada pengaruh conduct/morality pada variabel konsep diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

6. Apakah ada pengaruh physical appearance pada variabel konsep diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

7. Apakah ada pengaruh peer acceptance pada variabel konsep diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

8. Apakah ada pengaruh kompetensi scholastic competence pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta?

Page 29: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

12

9. Apakah ada pengaruh receiving pada variabel regulasi diri terhadap

motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?

10. Apakah ada pengaruh evaluating pada variabel regulasi diri terhadap

motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?

11. Apakah ada pengaruh triggering pada variabel regulasi diri terhadap

motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?

12. Apakah ada pengaruh searching pada variabel regulasi diri terhadap

motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?

13. Apakah ada pengaruh formulating/planning pada variabel regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

14. Apakah ada pengaruh implementing pada variabel regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta?

15. Apakah ada pengaruh assessing pada variabel regulasi diri terhadap

motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta?

Page 30: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

13

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan

orang tua (authoritarian, authoritative, dan permissive), konsep diri (athletic

competence, conduct/morality, peer acceptance, physical appearance, dan

scholastic competence) dan regulasi diri (reaciving, evaluating, triggering,

searching, formulating, implementing , dan assessing) terhadap motivasi

berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta dan bagaimana

sumbangan masing-masing independent variable (IV) terhadap dependent

variable (DV).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah yang

bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan diharapkan ada kajian lebih lanjut

sebagai media pengembangan teori yang akan memperkaya wacana dalam

dunia pendidikan khususnya di bidang psikologi pendidikan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan baik bagi lembaga

pendidikan, orang tua dan pendidik, serta bagi penelitian selanjutnya, sebagai

bahan pertimbangan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada siswa di

sekolah. Khususnya bagi orang tua diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai gaya pengasuhan dalam keluarga sehingga dapat membantu anak

untuk dapat mengembangkan konsep diri dan regulasi diri serta meningkatkan

motivasi berprestasi agar mampu mencapai prestaasi terbaik di sekolahnya.

Page 31: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

14

1.6 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan

struktur penulisan sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang latar belakang

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil kajian pustaka yang

berhubungan dengan teori-teori tentang motivasi berprestasi, gaya

pengasuhan, konsep diri, dan regulasi diri, yang dijadikan landasan

teoritis penelitian ini. Bab ini juga dilengkapi dengan kerangka

berpikir dan hipotesis penelitian.

Bab 3 Metode Penelitian

Pada bab tiga dipaparkan mengenai populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, instrumen (alat ukur),

pengujian validitas instrumen, prosedur penelitian, teknik pengolahan

dan metode analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian

Pada bab empat peneliti akan menguraikan mengenai analisa hasil

penelitian yang telah dilakukan yang meliputi analisis deskriptif, dan

uji hipotesis penelitian.

Page 32: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

15

Bab 5 Kesimpulan, diskusi dan Saran

Pada bab lima ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan,

diskusi hasil penelitian, dan saran teoritis serta saran praktis.

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 33: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil kajian pustaka yang berhubungan

dengan teori-teori tentang motivasi berprestasi, gaya pengasuhan, konsep diri,

dan regulasi diri, yang dijadikan landasan teoritis penelitian ini. Bab ini juga

dilengkapi dengan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1. Motivasi Berprestasi

2.1.1 Definisi Motivasi Berprestasi

Istilah motivasi berprestasi terdiri atas dua kata, yaitu motivasi dan prestasi.

Oleh karena itu sebelum memberikan definisi motivasi berprestasi, peneliti

merasa perlu memberikan pengertian motivasi. Secara etimologis, istilah

motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan

(to move). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), motivasi berasal

dari kata “motif” yang diartikan sebagai alasan atau sebab seseorang

melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi diartikan sebagai: (1) dorongan yang

timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu; (2) usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena

ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya. Motivasi berprestasi dapat dipahami dengan mempelajari arti

dari "prestasi" dan "motivasi" secara terpisah. Prestasi biasanya menekankan

pentingnya prestasi dan motivasi merupakan pencapaian dengan usaha yang

dilakukan (Mandel & Marcus dalam Shekhar & Devi, 2012).

Page 34: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

17

Lefton dan Valvatne (1992) mendefinisikan motivasi sebagai berikut:

“An internal condition that appears by inference to initiate, activate, or

maintain goal-directed behavior”. Artinya, motivasi adalah kondisi internal

yang muncul karena adanya inferensi untuk memprakarsai, mengaktifkan, atau

menjaga perilaku yang mengarah kepada sebuah tujuan. Menurut Santrock

(2003), motivasi adalah “the desire to accomplish something, to reach

standard of excellence and to expert effort to excel” (keinginan untuk

menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar keberhasilan dan untuk

melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan).

Dalam konteks proses belajar, motivasi berprestasi menjadi sangat

penting bagi siswa untuk mencapai kesuksesan, meskipun tidak dinafikan ada

faktor atau variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Istilah motivasi

berprestasi berasal dari teori kepribadian Henry Murray yang dikembangkan

oleh McClelland dan Atkinson (dalam Biehler & Snowman, 1993) yang

mengemukakan bahwa motivasi yang terpenting dalam psikologi pendidikan

adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk

mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan

sukses atau gagal. Individu yang memiliki motivasi berprestasi menginginkan

sukses atas apa yang telah diusahakan, dan memiliki sikap yang tinggi

terhadap kesuksesan, dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan (Atkinson

dalam Zenzen, 2002). Motivasi berprestasi merupakan salah satu aspek yang

paling penting dalam psikologi motivasi karena kebutuhan motivasi

berprestasi adalah salah satu kriteria yang berkaitan dengan kemajuan

Page 35: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

18

masyarakat (Butler dalam Mahmoud, 2011). Rabideau dalam Mahmoud

(2011) mendefinisikan motivasi berprestasi “as the need for success or the

attainment of excellence” (sebagai kebutuhan untuk sukses atau pencapaian

keunggulan). Menurut Atkinson & McClelland dalam Krause, Bochner,

Duchesne & McMaugh (2003) menjelaskan “the need for achievement, or

achievement motivation, as a stable personality characteristic that drive some

individuals to strive for success”. (kebutuhan untuk berprestasi atau motivasi

berprestasi, sebagai karakteristik kepribadian yang stabil yang mendorong

individu untuk berjuang untuk sukses).

McChelland dalam Lefton dan Valvatne (1992) menyebut motivasi

berprestasi dengan istilah social need for achievement yang dalam

penjelasannya diartikan sebagai berikut:

a. “A social need that directs a person to strive constantly for excellence

and success”. Artinya, kebutuhan sosial yang mengarahkan seseorang

untuk terus berjuang untuk keunggulan dan keberhasilan.

b. “Achievment motivation is the desire to do well not so much for the

sake of social recognition or prestige”. Atau “doing something well or

doing something better than it had been done before, more efficiently,

more quickly with labour with a better result”, yaitu bahwa seseorang

yang memiliki motivasi berprestasi mempunyai keinginan untuk

berbuat yang lebih baik dari pada orang lain dan mengerjakan sesuatu

lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Motivasi berprestasi ini

mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam

Page 36: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

19

melaksanakan tugasnya dimana individu bekerja sebaik mungkin

dengan usaha yang sungguh-sungguh.

McClelland (dalam Mischel et al, 2003) secara singkat mengartikan

motivasi berprestasi sebagai competition with a standard of excellence

(kompetisi dengan standar keunggulan). Motivasi berprestasi terjadi ketika

individu tahu bahwa terdapat penilaian baik dari diri sendiri ataupun dari

orang lain.

Heckhausen dalam Djaali (2009) mengartikan motivasi berprestasi

sebagai suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang yang selalu

berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya

setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar

keunggulan.

Dari beberapa definisi motivasi berprestasi di atas, peneliti dapat

mengidentifikasi beberapa kata kunci, yaitu (1) dorongan, (2) perjuangan, (3)

dan keunggulan atau kesuksesan. Dengan tiga kata kunci ini, peneliti

mencoba untuk mendefinisikan kembali motivasi berprestasi sebagai berikut:

Dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk terus berjuang dalam

melakukan tugas yang diemban untuk mencapai keunggulan atau kesuksesan

yang diharapkan.

2.1.2 Teori-Teori Motivasi (Berprestasi)

Berbicara masalah teori motivasi berprestasi pada prinsipnya tidak bisa

dilepaskan dari teori motivasi itu sendiri. Sebab motivasi berprestasi ini

merupakan sub-bagian dari teori yang besar yaitu teori motivasi. Oleh karena

Page 37: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

20

itu, pada subbab ini, peneliti akan memaparkan teori-teori motivasi, kemudian

memetakan, dimana posisi teori motivasi berprestasi dalam kaitannya dengan

teori motivasi tersebut.

Menurut Lefton dan Valvatne (1992), ada empat teori motivasi, yaitu

drive theory, expectancy theory, cognitive theory, dan humanistic theory. Pada

bagian berikut ini, penulis akan menjelaskan masing-masing teori secara

singkat.

1. Drive theory.

Teori ini menjelaskan tentang perilaku yang menekankan faktor-faktor

internal yang memberi energy kepada organisme untuk mencari,

mencapai, atau mempertahankan tujuan tertentu. Seringkali, tujuannya

adalah untuk membangun kembali keadaan keseimbangan fisiologis.

2. Expectancy theory.

Teori ini menjelaskan tentang perilaku yang menekankan harapan

seseorang tentang keberhasilan dan kebutuhan untuk berprestasi

sebagai faktor energi.

3. Cognitive theory.

Teori ini menjelaskan tentang perilaku yang menekankan peranan

pikiran dan pilihan individu mengenai tujuan hidup dan cara

mencapainya.

4. Humanistic theory.

Teori ini menjelaskan tentang perilaku yang menekankan peran

kualitas manusia seperti martabat, pilihan individu, dan konsep diri.

Page 38: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

21

Pandangan di atas secara singkat dapat dilihat dalam matrik

perbandingan berikut ini.

Tabel 1 Perbandingan Teori-teori Motivasi

Teori Tokoh Prinsip-Prinsip

Utama

Ide Kunci Pandangan tentang

Perilaku

Drive a. Nisbett

b. Schachter

c. Hebb

a. Obesitas

b. Lapar dan

obesitas

c. Gairah/

rangsangan

optimal

a. Jumlah sel-sel

lemak

menentukan

obesitas

b. Isyarat

eksternal

energi perilaku

makan

c. Kinerja

tergantung

pada tingkat

rangsangan

a. Mechanism: obesitas

adalah ditentukan secara

biologis

b. Sebagian kecil

mekanistik tetapi

mengakui peran

pembelajaran.

c. Sebagian besar

mekanistik: Efisiensi

perilaku ditentukan oleh

tingkat gairah fisiologis.

Expectancy a. McClelland

b. Friedmand

&

Rosenman

a. Achievement

motivation

b. Orang-orang

yang rentan

terhadap

perilaku tipe A

yang terkait

dengan

serangan

jantung koroner

a. Manusia

mempelajari

kebutuhan

untuk

berprestasi

b. Urgensi waktu

mengarah ke

pencarian yang

kompetitif dan

tak berujung

untuk

penguasaan

dan sukses

a. Sebagian kecil

mekanistik dan sebagian

kecil kognitif: prestasi

adalah perilaku yang

dipelajari.

b. Sebagain kecil kognitif

dan sebagian kecil

mekanistik: Perilaku jenis

A terjadi lebihawal dalam

kehidupan melalui

reinforcement dan

punishment.

Cognitive Deci Intrinsic

motivation

Motivasi

instinsik yaitu

dengan

menghargai diri

sendiri akan

membuat orang

tersebut merasa

kompeten

Cognitive: Motivasi

adalah bawaan, namun

penghargaan ekstrinsik

sering menurunkannya,

pengambilan keputusan

sangat penting

Humanistic Maslow Belajar untuk

pemenuhan

kebutuhan dan

perasaan

aktualisasi diri

self –

actualization

Cognitive: manusia

berusaha untuk

mengaktualisasikan diri

setelah mereka

memenuhi kebutuhan

dasar pangan dan

keamanan, keputusan

sadar menentukan

semua tujuan yang lebih

tinggi.

Sumber: Lefton dan Valvatne (1992)

Page 39: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

22

Berdasarkan pandangan dari empat teori di atas, dapat dikatakan

bahwa teori motivasi berprestasi berada di dalam wilayah teori expectancy.

Dari beberapa teori motivasi berprestasi tersebut, peneliti sependapat dengan

Elliot dan Sheldon (1997) yang mengatakan bahwa inti dari teori-teori

tersebut adalah “the desire to approach success (e.g., need for achievement)

and the desire to avoid failure (e.g., fear of failure), artinya suatu keinginan

untuk meraih sukses (kebutuhan untuk berprestasi) dan keinginan untuk

menghindari kegagalan (takut gagal).

2.1.3 Jenis-jenis Motivasi

Dari kajian literatur yang peneliti lakukan, peneliti tidak menemukan secara

spesifik jenis-jenis motivasi berprestasi.Namun demikian, peneliti menemukan

jenis-jenis kebutuhan individu dalam perspektif trait theory of motivation.

Menurut trait theory of motivation, sebagaimana ditulis oleh (McDevitt &

Ormrod, 2002) ada tiga jenis kebutuhan individu, yaitu need for affiliation

(kebutuhan berafiliasi), need for approval (kebutuhan untuk mendapatkan

pengakuan), dan need for achievement atau achievement need (kebutuhan

berprestasi).

Merujuk kepada McDevitt & Ormrod (2002), peneliti akan

memberikan uraian singkat dari masing-masing jenis kebutuhan tersebut

sebagai berikut.

1. Need for affiliation disebut juga dengan a need for relatedness.

Connel; Connel & Wellborn (dalam McDevitt & Ormrod, 2002)

mengartikan need for affiliation sebagai “consistent tendency in some

Page 40: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

23

individuals to seek out friendly relationship with other”. Maksudnya

adalah kecenderungan yang konsisten dari individu untuk

mendapatkan hubungan yang akrab dengan orang lain.

2. Need for Approval.

Secara sederhana dapat diartikan sebagai “ a strong desire to gain the

acceptance and positive judgment of other people” (Egoe & Sullivan;

Juvonen & Weiner; Urdun & Maehr dalam McDevitt & Ormrod,

2002). Artinya keinginan yang kuat untuk mendapatkan penerimaan

dan penilaian yang positif dari orang lain.

3. Achievement motivation.

McDevitt & Ormrod (2002) mengartikan achievement motivation

sebagai berikut: “the need for excellence for its own sake, without

regard for any external rewards that accomplishments might bring.

Artinya kebutuhan untuk mencapai keunggulan tanpa memperhatikan

banyak imbalan eksternal yang mungkin membawa prestasi.

Dari tiga jenis motivasi sebagaimana yang peneliti uraikan di atas,

yang menjadi fokus penelitian ini adalah motivasi berprestasi. Sebab dengan

motivasi berprestasi ini sangat erat dengan dorongan anak untuk menjalankan

tugas yang diberikan, yaitu tugas dalam belajar.

2.1.4 Faktor-faktor Penyebab Motivasi Berprestasi

Dari kajian literatur yang peneliti lakukan, peneliti dapat mengatakan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Leary (2007) dalam

kajiannya menemukan bahwa konsep diri mempengaruhi motivasi berprestasi.

Page 41: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

24

Marsh & Hau (2003) menyebutkan selain konsep diri, latar belakang keluarga

dan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi motivasi berprestasi.

Fernald & Fernald (1999) menyebutkan beberapa hal yang dapat

mempengaruhi motivasi seseorang yaitu:

1. Keluarga dan Kebudayaan (family and cultural)

Motivasi berprestasi seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan

sosial seperti orang tua dan teman, dan kebudayaan.

2. Konsep diri (self concept)

Konsep diri merupakan bagaimana seseorang berfikir mengenai

dirinya sendiri. Apabila individu percaya mampu melakukan sesuatu

maka individu tersebut akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut

sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku.

3. Jenis kelamin (sex roles)

Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas,

sehingga banyak para wanita belajar tidak maksimal khususnya wanita

tersebut berada diantara para pria.

4. Pengakuan dan Prestasi (recognition and achievement)

Individu akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras apabila diri

merasa dipedulikan atau diperhatikan oleh orang lain.

Motivasi berprestasi juga dipengaruhi oleh faktor baik internal maupun

ekternal, seperti yang diungkapkan oleh Klose (dalam Kuntjojo & Matulessy,

2012) : “Several internal and external factors contribute to a student‟s

motivational in the classroom, these include recognizing the relationship

Page 42: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

25

between effort and ability, understanding the classroom reward structures,

balancing academic mastery and social competence, and choosing tasks of

appropriate difficulty”. Artinya "beberapa faktor internal dan eksternal

berkontribusi terhadap motivasi siswa dalam kelas termasuk mengenali

hubungan antara usaha dan kemampuan, memahami struktur penghargaan

kelas, menyeimbangkan kemahiran akademik dan kompetensi sosial, serta

memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang tepat".

McClelland (1987), mengatakan bahwa motivasi berprestasi

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor

intrinsik meliputi self-efficasi (keyakinan individu pada dirinya untuk mampu

mencapai sukses), value (nilai), ketakutan terhadap kegagalan, perbedaan jenis

kelamin, usia, kepribadian, dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstrinsik

merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi sesorang yang

bersumber dari luar diri individu tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat

internal (berasal dari dalam diri individu itu sendiri) maupun yang bersifat

eksternal (dari luar individu).

2.1.5 Dimensi motivasi berprestasi

Dari kajian literatur yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa

istilah untuk menyebutkan motivasi berprestasi, yaitu need for achievement (n

Ach), achievement motivation, motivation to learn, dan mastery orientation

(McDevitt & Ormrod, 2002). Keempat istilah ini masuk dalam istilah umum

Page 43: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

26

yang disebut dengan instrinsic motivation. Lebih lanjut McDevitt & Ormrod

(2002) menyebutkan, instrinsic motivation memiliki beberapa aspek atau

dimensi sebagai berikut:

1. Curiusity (rasa ingin tahu), bahwa anak secara alami mempunyai rasa

ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif mencari informasi

untuk membantu mereka memahami dan lebih masuk akal.

2. Need for cognitive consistency, bahwa manusia memiliki kebutuhan

terhadap konsistensi dan keterpaduan antara hal-hal yang mereka

pelajari.

3. Interest, dimana seseorang dapat membedakan dua macam

kepentingan, yaitu kepentingan situasional yang tergantung pada

keadaan lingkungan dan kepentingan pribadi yang relatif bersifat

stabil.

4. Value (nilai), dimana anak-anak harus percaya bahwa ada manfaat

langsung atau tidak langsung dalam melaksanakan tugasnya.

5. Competence (kompetensi), bahwa sumber penting motivasi intrinsik

merupakan kebutuhan untuk merasa kompeten, dan percaya bahwa

seseorang dapat menangani lingkungan seseorang secara efektif.

6. Self determination, bahwa anak-anak memiliki rasa penentuan nasib

sendiri, percaya bahwa mereka memiliki beberapa pilihan dan

melakukan kontrol terhadap hal-hal yang mereka lakukan dan

keputusan yang mereka ambil.

Page 44: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

27

2.1.6 Pengukuran Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi merupakan variabel psikologi yang tidak dapat diamati

secara langsung. Dengan pengertian lain motivasi beprestasi termasuk variabel

latent atau unobservable variable. Karena sifatnya tidak dapat diamati

langsung maka untuk mengukurnya diperlukan alat ukur atau instrumen.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan alat ukur berupa kuesioner

(pencil and paper questionnaire). Kuesioner merupakan alat ukur yang umum

digunakan karena beberapa kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan

alat ukur yang lain. Adapun kelebihannya yaitu dapat diberikan kepada

sejumlah besar individu dalam waktu yang bersamaan, relatif terkontrol

karena pertanyaannya tertulis. Model kuesioner yang digunakan yaitu

berbentuk skala Likert.

Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur

motivasi berprestasi, diantaranya yaitu:

1. Mehrabian Achievement Risk Preverence Scale (MARPS) yang

dikembangkan oleh Mehrabian dalam Rozhkova (2011). Skala ini

terdiri dari 26 item yang mengukur perilaku yang berbeda,

karakteristik dari orang yang berorientasi pada prestasi ((high value of

success, realistic goal setting, preference for ability dependent task

and performance based payment).

2. The Achievement Motivational Scale (AMS) yang dikembangkan oleh

Gjesme & Nygard dalam Lang & Fries (2006). Skala ini disusun

berdasarkan dua dimensi yaitu hope of success (harapan untuk sukses)

Page 45: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

28

and fear of failure (ketakutan akan kegagalan). Skala ini berisi 30 item

yang terdiri dari 15 item untuk mengukur hope of success dan 15 item

untuk mengukur fear of failure.

3. Achievement Motivation Inventory (AMI) dikembangkan oleh Schuler,

Heinz; Thornton, George C. III; Frintrup, Andreas & Mueller-Hanson,

Rose (2002). Skala ini terdiri 170 item yang mengukur 17 dimensi

yaitu Compensatory Effort, Competitiveness, Confidence in Success,

Dominance, Eagerness to Learn, Engagement, Fearlessness,

Flexibility, Flow, Goal Setting, Independence, Internality, Persistence,

Preference for Difficult Tasks, Pride in Productivity, Self-Control, and

Status Orientation.

4. The Questionnaire on Current Motivation (QCM) dikembangkan oleh

Rheinberg, Vollmeyer, & Burns dalam Freund, Kuhn, & Holling

(2011). Skala ini mengukur empat faktor motivasi berprestasi yaitu

anxiety (kecemasan), challenge (tantangan), interest (minat), and

probability of success (peluang untuk sukses). Skala ini terdiri dari 18

item yang mengukur faktor tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen motivasi

berprestasi yang dibuat oleh Djaali & Muljono (2008), sebab instrumen ini

lebih sesuai digunakan untuk responden di Indonesia yang memiliki

karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan responden instrumen

lainnya.

Page 46: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

29

2.2 Gaya Pengasuhan

2.2.1 Definisi Gaya Pengasuhan

Gaya pengasuhan dalam bahasa Inggris disebut dengan parenting style.

Parenting sendiri berasal dari bahasa Latin “parere” yang berarti “to bring

forth, develop atau educate” (Hoffman, 2002). Jadi dari segi bahasa

parenting berarti mengembangkan atau mendidik.

Ada beberapa definisi parenting yang diberikan para ahli. Diantaranya

adalah Martin dan Colbert (1997) parenting merupakan sebuah proses yang

dilakukan orang tua mulai dari merencanakan kelahiran, melindungi,

mengasuh, membimbing, dan mengarahkan anak-anaknya. Definisi yang

serupa juga diberikan oleh Brooks (1991) yang mengartikan bahwa parenting

adalah sebuah proses untuk membesarkan, menjaga, merawat, dan

mengarahkan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Gaya pengasuhan

(parenting style) digambarkan sebagai kombinasi dari sikap orang tua

terhadap anak yang dikomunikasikan kepada anak dan menciptakan iklim

emosi dimana perilaku orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak (Darling

& Steinberg dalam Starr, 2011). Selanjutnya dikatakan bahwa iklim emosi ini

diciptakan melalui praktik pengasuhan dan perilaku tidak langsung seperti

gerak tubuh, nada suara ketika menangani anak, dan ekspresi emosi terhadap

anak.

Parenting memiliki tujuan tersendiri dalam konteks pendidikan Anak.

Menurut Martin dan Colbert (1997) tujuan umum dari parenting adalah:

Page 47: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

30

a. Untuk membantu anak agar bisa bertahan (survive) dan sehat secara

fisik

b. Untuk memenuhi kebutuhan anak yang bersifat khusus sesuai dengan

budaya yang dimiliki.

c. Untuk membantu anak agar memiliki berbagai kemampuan sehingga

bisa hidup mandiri secara ekonomi.

Dari arti dan tujuan parenting sebagaimana peneliti paparkan di atas,

dapat dimengerti bahwa parenting merupakan kegiatan yang bersifat edukasi

bagi anak-anak dan merupakan proses yang kompleks serta memerlukan

keterampilan tersendiri dari orang tua. Keberhasilan orang tua dalam

melakukan parenting akan menentukan keberhasilan seorang anak di masa

depan. Demikian juga sebaliknya, jika orang tua gagal melakukan parenting,

maka anak akan menghadapi kegagalan dalam hidupnya.

2.2.2 Jenis-jenis Gaya Pengasuhan

Jenis gaya pengasuhan telah dibuat berdasarkan klasifikasi dari Baumrind

(1971). Baumrind telah membuat klasifikasi gaya pengasuhan berdasarkan

gaya kepemimpinan dengan penekanan pada beberapa aspek, seperti control,

penjelasan, kematangan, perintah, dan bimbingan. Berdasarkan aspek-aspek

ini, Baumrind (1971) mengklasifikasikan gaya pengasuhan menjadi tiga,

yaitu authoritative, authoritarian, dan permissive. Pada perkembangan

berikutnya, Baumrind (dalam Santrock, 2002) mengklasifikasikan gaya

pengasuhan permissive menjadi dua jenis, yaitu Neglectful parenting-

Page 48: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

31

parenting dan Permissive Indulging parenting. Masing-masing jenis akan

peneliti uraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Authoritarian parenting style (gaya pengasuhan otoriter). Gaya

pengasuhan ini, orang tua cenderung bersikap keras (restrictive) dan

menghukum (punitive). Orang tua dengan gaya ini juga menetapkan

batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada

anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah). Sebagai contoh orang tua

akan mengatakan kepada anaknya “Kerjakan apa yang saya minta dan

tidak akan ada diskusi tentang itu”. Gaya pengasuhan seperti ini

membuat anak cenderung berperilaku kurang sosial, cemas dengan

lingkungan sosial, gagal untuk memulai aktifitas, dan memiliki

komunikasi sosial yang rendah.

2. Authoritative parenting style (gaya pengasuhan autoritatif), gaya

pengasuhan ini mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri tapi

masih memberi batasan dan kontrol pada tindakan mereka. Adanya

sikap orangtua yang hangat dan bersifat membesarkan hati anak, dan

komunikasi dua arah yang bebas membuat anak semakin sadar dan

bertanggung jawab secara sosial. Contoh: ”Kamu tahu bahwa kamu

seharusnya tidak melakukan hal itu, tetapi mari kita diskusikan

bersama bagaimana kamu dapat menangani situasi yang berbeda

dengan lebih baik”. Anak cenderung memiliki kompetensi sosial,

mandiri, dapat bergaul dengan rekan sebaya mereka, dan menunjukkan

harga diri yang tinggi. Ini yang direkomendasikan oleh Baumrind.

Page 49: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

32

3. Permissive parenting style (gaya pengasuhan permisif).

Menurut Maccoby & Martin dalam Santrock (2002), gaya pengasuhan

ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Permissive Neglectful parenting (Pengasuhan permisif tidak

peduli). Gaya pengasuhan dimana orang tua sangat tidak ikut

campur dalam kehidupan anak. Dengan gaya pengasuhan ini, anak

cenderung memiliki pengendalian diri yang rendah, tidak mampu

menangani kebebasan dengan baik, dan tidak termotivasi untuk

berprestasi.

b. Permissive Indulging parenting (Pengasuhan Permisif

memanjakan). Gaya pengasuhan ini orang tua sangat terlibat

dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan

mereka. Orang tua yang permisif cenderung memanjakan

mengizinkan anak melakukan apa yang mereka inginkan, dan

akibatnya adalah anak tidak pernah belajar bagaimana

mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan selalu berharap

mereka bisa mendapat semua keinginannya. Akibatnya anak tidak

mengontrol perilaku mereka, orang tua tidak bertanggungjawab

terhadap perkembangan anak secara keseluruhan.

Gaya pengasuhan yang berbeda dikemukakan oleh Hersey dan

Blanchard dalam Garliah & Nasution (2005), terdiri dari empat gaya yang

merupakan kombinasi dari dua dimensi (directive behavior dan supportive

behavior), yaitu pengasuhan telling, selling, participating, dan delegating.

Page 50: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

33

1. Telling

Perilaku orang tua yang directive-nya tinggi dan supportive rendah

disebut dengan telling, karena dikarakteristikkan dengan komunikasi

satu arah antara orang tua dengan anak. Pada gaya pengasuhan ini,

orang tua menentukan peran anak dan mengatakan apa, bagaimana,

kapan, dan dimana anak harus melakukan berbagai tugas.

2. Selling

Perilaku orang tua yang directive dan supportive tinggi disebut dengan

selling, karena sebahagian besar arahan yang ada diberikan oleh orang

tua. Orang tua juga berusaha melalui komunikasi dua arah yang

membolehkan anak untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan

dukungan serta dorongan.

3. Participating

Perilaku orangtua yang directive-nya rendah dan supportive tinggi

disebut participating, karena orangtua dan anak saling berbagi dalam

membuat keputusan melalui komunikasi dua arah. Anak memiliki

kemampuan dan pengetahuan untuk berbagi ide tentang bagaimana

suatu masalah itu dipecahkan dan membuat kesepakatan dengan

orangtua apa yang harus dilakukan.

4. Delegating

Perilaku orangtua yang directive dan supportive rendah disebut dengan

delegating, karena meskipun orang tua tetap menetapkan apa yang

harus dilakukan dalam menghadapi suatu masalah, namun anak

Page 51: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

34

diperbolehkan untuk menjalankan apa yang diinginkannya dan

memutuskan kapan, di mana dan bagaimana mereka melakukan satu

hal.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gaya pengasuhan orang

tua adalah ketiga gaya pengasuhan yang dikembangkan oleh Baumrind (1991)

yang meliputi gaya pengasuhan authoritarian, gaya pengasuhan authoritative,

dan gaya pengasuhan permissive sebagaimana peneliti uraikan di atas.

2.2.3 Dimensi Gaya Pengasuhan

Baumrind (1991) mengemukakan dua dimensi gaya pengasuhan yaitu :

1. Demandingness (Control)

Dimensi ini menggambarkan bagaimana standar yang ditetapkan oleh

orang tua bagi anak, sejauh mana orang tua berusaha untuk

mengintegrasikan anak ke dalam sistem sosial keluarga dengan

menegakkan aturan keluarga dan standar perilaku, menetapkan

harapan yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Masing-

masing orang tua memiliki kadar demandingness yang berbeda satu

sama lain.

2. Responsiveness (Warmth)

Dimensi ini menggambarkan bagaimana orang tua berespon kepada

anaknya, dimana orang tua berupaya untuk mendukung perkembangan

individualitas anak-anaknya dan kecenderungan menonjolkan diri

dengan memperhatikan kesejahteraan emosional, kebutuhan khusus

anak, dan kepentingan. Rentang perhatian yang diberikan orang tua

Page 52: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

35

berkisar antara orang tua yang sangat tanggap dengan kebutuhan anak,

hingga orang tua tidak tahu menahu mengenai kebutuhan anaknya.

Dimensi gaya pengasuhan menurut Hersey & Blanchard (dalam

Garliah & Nasution, 2005), terdiri dari dua yaitu:

1. Directive Behavior

Dimensi ini melibatkan komunikasi searah dimana orang tua

menguraikan peran anak dan memberitahu anak apa yang harus

mereka lakukan, dimana, kapan dan bagaimana melakukan suatu

tugas.

2. Supportive Behavior

Dimensi ini melibatkan komunikasi dua arah, dimana orang tua

mendengarkan anak, memberikan dorongan, membesarkan hati,

memberikan teguran positif dan membantu mengarahkan perilaku

anak.

Dimensi-dimensi tersebut di atas tidak terlepas dari bagaimana gaya

pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya.

2.2.4 Pengukuran Gaya Pengasuhan

Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur gaya

pengasuhan orang tua, diantaranya yaitu:

1. Parental Bonding Instrumen (PBI) yang dikembangkan oleh Parker,

Tupling, & Brown (1979). Skala ini disusun berdasarkan dua bentuk

pengasuhan yaitu „care‟, dan „overprotection‟ atau „control‟, dimana

masing-masing menggambarkan sikap orang tua yang dirasakan oleh

Page 53: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

36

anak-anak. Skala ini berisi 25 item pernyataan, yang terdiri dari 12

item untuk „care‟, dan 13 item untuk „control‟.

2. The Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh

Buri (1991). Skala ini disusun berdasarkan tiga tipe gaya pengasuhan

yaitu authoritarian, authoritative, dan permissive. Skala ini berisi 30

item yang mewakili ketiga gaya pengasuhan tersebut, dimana masing-

masing gaya pengasuhan terdiri dari 10 item.

3. The Parenting Style Questionnaire yang dikembangkan oleh Lamborn,

Mounts, Steinberg, & Dornbusch (1991). Skala pengukuran ini disusun

berdasarkan dua dimensi gaya pengasuhan yaitu:

Acceptance/Involvement, dan Strictness/Supervision. Skala ini berisi

24 item, dimana 15 item mewakili dimensi acceptance, dan 9 item

mewakili strictness.

4. The Parenting Style Questionnaire (Parenting Practices

Questionnaire) yang dikembangkan oleh Robinson, Mandleco, Olsen,

& Hart dalam Ellis (2007). Kuesioner ini berisi 62 item yang

mengukur karakteristik authoritative, authoritarian dan permissive

parenting styles. Dari 62 item tersebut, 27 item mengukur

authoritative, 26 item mengukur authoritarian, dan 15 item mengukur

permissive.

5. The Parenting Style Inventory II (PSI-II) yang dikembangkan oleh

Darling & Toyokawa (1997). Skala pengukuran ini disusun

berdasarkan tiga dimensi gaya pengasuhan yaitu: Responsiveness,

Page 54: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

37

Autonomy-granting, dan Demandingness. Skala ini berisi 15 item

yang mewakili ketiga dimensi tersebut.

6. Parent as Social Context Questionnaire-Adolescent Report yang

dikembangkan oleh Skinner, Johnson & Snyder (2005). Skala

pengukuran ini disusun berdasarkan enam dimensi dari gaya

pengasuhan yaitu: Warmth, Rejection, Structure, Chaos, Autonomy

support, dan Coercion. Skala ini berisi 48 item yang mewakili

dimensi-dimensi tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Parental Authority

Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri (1991) untuk mengukur

gaya pengasuhan orang tua, karena skala ini disusun berdasarkan ketiga gaya

pengasuhan yang akan diteliti.

2.3 Konsep Diri

2.3.1 Definisi Konsep Diri

Konsep diri dikembangkan oleh Carl Rogers. Diri atau self dapat dilihat

sebagai „me‟ (saya-objek) atau „I‟ (aku-subjek) yang akan membentuk diri.

Dalam konteks ini, Rogers sebagaimana dikutip oleh Pervin, Cervone, dan

John (2010) mengatakan konsep diri merupakan representasi dari pola

persepsi yang terorganisasi dan konsisten. Walaupun diri selalu berubah,

akan tetapi diri selalu mempertahankan kuliatas yang telah terpola,

terintegrasi, dan terorganisasi. Dengan demikian, menurut Rogers konsep diri

adalah struktur psikologis yang dengannya orang-orang menginterpretasikan

dunia mereka. Lebih lanjut Rogers mengatakan bahwa diri bersifat konstan

Page 55: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

38

sepanjang waktu dan situasi. Dengan demikian, cara orang memandang diri

mereka sendiri pada satu waktu dan pada satu situasi adalah berkaitan dengan

pandangan mereka tentang diri mereka sendiri pada waktu dan situasi yang

berbeda. Konsep diri Rogerians mengasumsikan keseluruhan, bukan susunan

dari bagian-bagian yang tidak berhubungan.

Menurut Chaplin (2005) konsep diri artinya evaluasi individu

mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh

individu yang bersangkutan. Pengertian ini menggambarkan bahwa melalui

konsep diri, seorang individu mampu untuk melihat dan menilai dirinya

sendiri dari sudut pandang positif dan negatif. Berger dalam Viktor (2011)

menggambarkan konsep diri sebagai pemahaman masyarakat terhadap siapa

mereka. Himpunan perasaan dan kognisi tentang diri sendiri dapat disebut

sebagai diri sendiri atau konsep diri. Hal ini temasuk persepsi individu akan

sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-

nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

Sedangkan menurut Viktor (2011) konsep diri adalah keseluruhan evaluasi

atau asumsi seseorang pada dirinya sendiri.

Menurut Turner (dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011), konsep diri

didefinisikan sebagai “one self-conception is the more overriding view of

oneself, a sense of self through time “The real me”, or I my self as I really

am”, artinya konsep diri sebagai pandangan seseorang atas dirinya sendiri

secara riil yang relatif stabil dari waktu ke waktu.

Page 56: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

39

Hadley, Hair, & Moore (2008) mengemukakan bahwa konsep diri

mengacu pada self-evaluation atau self-perception. Setiap individu memiliki

self-concept global yang mencerminkan bagaimana individu mengevaluasi

dirinya sendiri secara keseluruhan. Selanjutnya dikatakan bahwa konsep diri

remaja adalah konsep diri yang bersifat dinamis, kausal, dan rumit. Artinya,

masalah dan kesulitan dapat menurunkan konsep diri, namun konsep diri yang

rendah juga dapat menimbulkan masalah.

Secord dan Backman dalam Dwija (2008) mengemukakan bahwa

konsep diri adalah suatu rangkaian pemikiran dan perasaan terhadap diri

sendiri yang meliputi: tubuh, penampilan, dan perilaku. Menurut Desmita

(2009) bahwa konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup

keyakinan, pandangan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

Selanjutnya dikatakan bahwa, konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak

lahir melainkan terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa

pertumbuhan hingga dewasa karena pengaruh lingkungan, pengalaman, dan

pola asuh orangtua.

Dengan merujuk kepada beberapa pengertian tentang konsep diri di

atas, peneliti mencoba menformulasikan kembali makna dari konsep diri

sebagai berikut: cara pandang atau persepsi seseorang terhadap dirinya

sendiri aku (sebagai objek) dan saya ( sebagai subjek), dari dua perspektif,

yaitu kekuatan dan kelemahan, positif dan negatif, kelebihan dan kekurangan.

Page 57: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

40

2.3.2 Jenis-jenis Konsep Diri

Konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang mengenai sikap-sikap

orang lain terhadap dirinya (Gunarsa & Gunarsa, 2006). Pandangan seseorang

terhadap dirinya yang diperoleh dari persepsi tersebut bisa bersifat positif atau

negatif. Jadi dalam menilai seseorang, ada yang menilai diri secara positif dan

ada yang menilai diri secara negatif. Menurut Calhoun dan Acocella dalam

Rola (2006) konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri

negatif.

1. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana

individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan sangat

baik Individu yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan

menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang

dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi

positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. Individu yang

memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri, dan

selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, mampu menghargai diri

sendiri.

2. Konsep diri negatif

Seseorang dengan konsep diri negatif, memandang bahwa dirinya

lemah, tidak kompeten, merasa diri tidak menarik, tidak disukai, dan

cenderung bersikap pesimis terhadap kehidupan, karena segala

sesuatunya dipandang secara negatif dan mudah menyerah.

Page 58: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

41

Konsep diri negatif dibagi menjadi dua tipe, yaitu:

a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak

teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri.

Individu tersebut benar benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan

dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.

b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini

bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras,

sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya

penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya

merupakan cara hidup yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri

terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep

diri seseorang mengenai dirinya dapat bersifat positif atau negatif tergantung

pada bagaimana seseorang mempersepsikan dirinya. Individu yang memiliki

konsep diri positif akan memiliki kepribadian yang stabil karena dapat

menerima apa yang ada pada dirinya dengan segala kelebihan dan

kekurangannya. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri yang negatif,

dapat dikatakan bahwa individu tersebut belum mengenal dirinya.

2.3.3 Dimensi Konsep Diri

Para ahli psikologi berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi

konsep diri. Namun, secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi

konsep diri, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda.

Calhoun dan Acocella (1990) misalnya, menyebutkan dimensi utama dari

Page 59: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

42

konsep diri, yaitu: dimensi knowledge (pengetahuan), dimensi expectation

(pengharapan), dan dimensi evaluation (penilaian). Knowledge adalah

pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri, yakni sejumlah label yang

melekat pada diri seseorang yang menggambarkan orang tersebut seperti: usia,

jenis kelamin, baik hati, mandiri, cerdik, dan lain-lain. Expectations (harapan)

ini mengacu pada ideal self, yaitu harapan terhadap diri sendiri tentang

bagaimana diri seharusnya yang diidealkan (I should-be). Evaluation yaitu

penilaian seseorang atas dirinya sendiri, yakni menilai antara “I-could-be”

dan “I-Should-be” atau dengan kata lain yaitu pengukuran antara “saya yang

seharusnya” dan “saya yang kenyataannya”.

Woolfolk dalam Viktor (2011) menyebutkan bahwa konsep diri terdiri

atas konsep diri Akademik (Academic self concept), konsep diri bahasa

Inggris (English language self concep), dan konsep diri Matematika

(Mathematic self concept).

Centi (1993) menyebutkan tiga dimensi konsep diri dengan istilah:

gambaran diri (self-image), cita-cita diri (self-ideal), dan penilaian diri (self-

evaluation). Pengetahuan tentang gambaran diri (self-image), yaitu apa yang

kita ketahui tentang diri sendiri. Self-ideal yaitu harapan terhadap diri yang

dicita-citakan di masa depan. Cita-cita diri seseorang akan menentukan konsep

diri dan perilakunya. Penilaian seseorang terhadap dirinya (self-evaluation).

Sebagian ahli lain menyebutnya dengan istilah: citra diri, harga diri dan diri

ideal.

Page 60: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

43

Robinson ( dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011) menjabarkan konsep

diri ke dalam lima kategori yaitu:

1. Diri fisik, pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan, penampilan

diri dan gerak motoriknya.

2. Diri keluarga, pandangan dan penilaian seseorang sebagai anggota

keluarga serta harga dirinya sebagai anggota keluarga.

3. Diri pribadi, bagaimana seseorang menggambarkan identitas dirinya

dan bagaimana ia menilai dirinya sendiri.

4. Diri moral etik, bagimana pandangan dan penilaian seseorang terhadap

hubungan pribadi dengan Tuhan YME.

5. Diri sosial, bagaimana nilai diri seseorang dalam melakukan interaksi

sosial.

Atwater (dalam Desmita 2009) mengidentifikasikan konsep diri atas

tiga bentuk. Pertama, body image yang mengacu pada kesadaran tentang

tubuhnya dan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self

yaitu bagaimana cita-cita dan harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga,

social self yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya. Sementara menurut

Eggen & Kauchak dalam Yahaya & Nordin (2012) konsep diri terdiri atas

konsep diri akademik, konsep diri sosial, dan konsep diri fisik. Konsep diri

juga terdiri dari akademik, dimensi sosial, emosional, dan fisik (Lewis &

Knight, Mui, et al, dalam Matovu, 2012). Konsep diri akademik memiliki

hubungan dengan prestasi akademik.

Page 61: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

44

Menurut Harter (2012) konsep diri akademik terdiri atas delapan

dimensi atau aspek sebagai berikut:

1. Scholastic competence/kompetensi skolastik, yaitu bagaimana

seseorang memandang kemampuan dirinya dalam bidang skolastik;

2. Athletic competence/kompetensi atletik, yaitu bagaimana seseorang

memandang kemampuan dirinya dalam bidang olahraga;

3. Psysical appearance/penampilan fisik, yaitu bagaimana pandangan

seseorang terhadap penampilan fisik yang dimilikinya;

4. Peer acceptance/penerimaan rekan sebaya, yaitu bagaimana seseorang

memandang penerimaan dan hubungan dengan rekan sebayanya;

5. Close friendships/persahabatan yang akrab, yaitu bagaimana

pandangan seseorang terhadap persahabatan yang akrab;

6. Romantic relationships/hubungan yang romantis, yaitu bagaimana

pandangan seseorang tentang hubungan yang romantis;

7. Job competence/kompetensi kerja, yaitu bagaimana seseorang

memandang kemampuan dirinya dalam bidang pekerjaan (akademik)

di sekolahnya;

8. Conduct/morality (moralitas), yaitu bagaimana seseorang memandang

perilaku (moralitasnya)

Dari beberapa dimensi yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian

ini fokus kepada konsep diri akademik karena penelitian ini hanya

mengeksplorasi tentang motivasi berprestasi yang berhubungan dengan

akademik murid-murid Madrasah Pembangunan dalam belajar mereka.

Page 62: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

45

2.3.4 Pengukuran Konsep Diri

Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur konsep diri,

diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Pervin, Cervone, dan John

(2010) sebagai berikut:

1. Teknik Q-Sort. Dengan teknik ini, peneliti memberikan subyek

sekumpulan kartu, tiap kartu tersebut mengandung pertanyaan yang

berkaitan dengan karakteristik kepdibadian. Subyek diminta untuk

membaca berbagai pernyataan (umumnya sekitar 100) dan kemudian

menyusun kartu menurut pernyataan yang mereka rasa paling

menggambarkan diri mereka sampai ke yang paling tidak. Dengan

cara ini, Q-Sort berisi tugas di mana subjek menyusun sejumlah

pernyataan, dalam kasus ini tentang diri, ke dalam kategori yang

merentang dari paling mewakili karakteristik ke yang paling tidak

mewakili karateristik mereka.

2. Daftar Cek Adjektiva dan perbedaan semantik. Perbedaan semantik

atau semantic differential dikembangkan untuk mengukur sikap dan

makna dari sebuah konsep, bukan sebagai tes khusus kepribadian, dan

memiliki potensi sebagai sebuah teknik yang bermanfaat untuk

penilaian kepribadian. Dalam mengisi semantic differential, individu

menilai sebuah konsep pada skala tujuh poin yang ditentukan oleh kata

sifat yang saling berlawanan seperti baik-buruk, kuat-lemah, atau aktif-

pasif. Dengan demikian subyek tersebut akan memaparkan konsep

seperti “My self” atau “My ideal self” pada setiap skala adjectiva.

Page 63: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

46

3. The Academic Self-Concept Questionnaire (ASCQ) yang

dikembangkan oleh Liu & Wang (2005) dengan merujuk kepada skala

Academic Self-Esteem (Battle, 1981), the School Subjects Self-Concept

(Marsh, Relich & Smith, 1983), dan the General and Academic Status

(Piers & Harris, 1964), sebagaimana dikutip oleh Tan dan Yates

(2007). ASCQ terdiri atas 20 (dua puluh) item pernyataan.

4. Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA), yang dikembangkan

oleh Harter (1988). Instrumen ini terdiri atas 45 item yang mengukur

delapan dimensi, yaitu scholastic competence, athletic competence,

psysical appearance, peer acceptance, close friendships, romantic

relationships, job competence, dan conduct/morality.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Self-Perception Profile for

Adolescents (SPPA) untuk mengukur konsep diri akademik siswa yang

menjadi responden dalam penelitian ini.

2.4 Regulasi Diri

2.4.1 Definisi Regulasi Diri

Istilah regulasi diri atau self regulation pada awalnya dikenalkan oleh

Bandura. Menurut Bandura sebagaimana dikutip oleh Pervin, Cervone, dan

John (2010), regulasi diri adalah proses dimana seseorang mengatur

perilakunya sendiri.

Lefton dan Valvatne (1992) mengartikan regulasi diri sebagai

kemampuan seseorang dalam menyesuaikan dengan lingkungannya.

Pengertian ini didasarkan pada teori kognitif yang menyebutkan bahwa

Page 64: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

47

seseorang merespon dengan fleksibel terhadap situasi yang berbeda (people

respond flexibly to various situations). Inilah yang menurut Mischel dalam

Lefton dan Valvatne (1992) disebut dengan self regulatory system, yaitu “the

system of rules people have established for themselves to guide their

behavior”.

Menurut Zimmerman (2002) regulasi diri bukanlah kemampuan

mental atau keterampilan akademik, melainkan suatu proses self-directive

pengarahan diri yang mengubah kemampuan mental individu kepada

keterampilan akademik. Selanjutnya dikatakan bahwa self-regulation

mengacu pada pemikiran yang dihasilkan sendiri, dan perilaku yang

berorientasi untuk mencapai tujuan.

McDevitt & Ormrod (2002) mengemukakan bahwa self-regulation

sebagai “setting standars and goals for oneself and engaging in behaviors that

lead to the accomplishment of those standars and goals” (menetapkan standar

dan tujuan untuk diri sendiri dan perilaku yang mengarah pada pencapaian

standar dan tujuan tersebut. Selanjutnya dikatakan regulasi diri penting dalam

hubungan sosial serta: anak-anak yang bisa mengendalikan emosi dan perilaku

mereka memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dan lebih populer di

kalangan rekan-rekan mereka. Self-regulasi merupakan proses kepribadian

yang penting dimana orang berusaha untuk melakukan kontrol atas pikiran,

perasaan, dorongan, selera dan kinerja mereka. Regulasi diri (pengaturan diri)

merupakan salah satu sifat khas manusia (Baumeister, Gailliot, DeWall, &

Oaten, 2006).

Page 65: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

48

Miller & Brown (dalam Neil & Carey, 2005) mendefinisikan self-

regulation sebagai kapasitas untuk merencanakan, mengarahkan, dan

memonitor perilaku seseorang dengan fleksibel untuk mengubah keadaan.

Self-regulation menurut Maes & Gebhardt (dalam Suci, 2008) adalah suatu

urutan tindakan atau suatu proses yang mengatur tindakan dengan niat untuk

mencapai suatu tujuan pribadi. Self-regulation adalah kemampuan untuk

memantau dan mengatur kognisi, emosi, dan perilaku, untuk mencapai tujuan

seseorang dan / atau untuk beradaptasi dengan tuntutan kognitif dan sosial

pada situasi tertentu (Berger, Kofman, Livneh, & Henik, dalam Blood, 2012).

Regulasi diri juga digambarkan sebagai pikiran yang dihasilkan diri,

perasaan, dan tindakan yang direncanakan disesuaikan dengan pencapaian

tujuan pribadi (Zimmerman, dalam Blood, 2012).

Dari beberapa definisi mengenai self-regulation yang peneliti paparkan

di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa regulasi diri adalah kemampuan

seseorang dalam mengatur, merencanakan, mengarahkan, dan memonitor

perilaku diri agar sesuai dengan apa yang diketahui untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

2.4.2 Jenis-jenis Regulasi Diri

Dari kajian literatur, peneliti menemukan dua model atau jenis regulasi diri,

yaitu biosocial model of self regulation: Hot system/cool system interaction

dan social emotions enable self-regulation: links to evolution (Mischel et al.,

2003). Tentang arti dan maksud dua model ini, peneliti akan menjelaskannya

secara ringkas sebagai berikut.

Page 66: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

49

1. Biosocial model of self regulation: Hot system/cool system interaction.

Menurut model ini, regulasi diri berfungsi sebagai keseimbangan

antara dua sistem yang berproses,yaitu the emotional, hot system dan

the cognitive, cool system (Mitcalfe & Mischel dalam Mischel, 2003).

Menurut teori ini, hot system menghasilkan respon otomatis yang

sifatnya mendekati-menghindari atau melawan-menghindari. Sistem

ini secara umum berdasarkan amigdala (amygdala). Sebaliknya, the

cognitive-cool system, berdasarkan hippocampus dan frontel lobe,

yaitu lokus dari proses kognitif yang menghasilkan reaksi dan

perencanaan yang bermanfaat. Selain itu, cool cognitive system

(sistem kognitif sejuk) adalah khusus untuk representasi mental dan

spasial yang kompleks dan pikiran. Sedangkan hot system adalah

khusus untuk proses emosi yang cepat dan respon otomatis terhadap

stimulus.

2. Social emotions enable self-regulation: links to evolution. Menurut

model ini: Humans have intense social and moral emotion because

they motivate them to “curb their non-social appetites in the interest

of the relantionships that are so crucial to their survival, reproduction,

and welfare. Manusia memiliki emosi sosial dan moral yang kuat

karena mereka memotivasi mereka untuk "mengekang selera non-

sosial mereka demi kepentingan hubungan yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup mereka, reproduksi, dan kesejahteraan (Fiske

Page 67: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

50

dalam Mischel et al., 2003). Namun demikian pandangan ini masih

perlu dikaji lebih lanjut untuk memperkuat kebanaran teori ini.

2.4.3 Dimensi Regulasi Diri

Menurut McDevitt & Ormrod (2002), regulasi diri memiliki lima aspek, yaitu

goal setting, impulse control, emotional control, delaying gratification, dan

self-regulated learning.

1. Goal setting/Penetapan tujuan: mengidentifikasi dan berjuang untuk

dihargai dan mencapai tujuan yang telah dipilih.

2. Impulse control/ Kontrol impuls: Menolak desakan yang tiba-tiba

untuk terlibat dalam perilaku terlarang atau kontraproduktif.

3. Emotional control/ Pengendalian emosi: Mengekspresikan emosi

dengan cara yang layak secara sosial dan mengendalikannya dengan

cara yang mempermudah pencapaian tujuan.

4. Delaying gratification/ Menunda kepuasan: Menunda hadiah langsung

yang kecil dengan maksud mengantisipasi hadiah yang lebih besar di

kemudian hari.

5. Self-regulared learning. Mengarahkan perhatian dan pemantauan

sendiri dan strategi belajar dengan cara yang mempromosikan

pengolahan kognitif yang efektif.

2.4.4 Pengukuran Regulasi Diri

Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur regulasi diri,

diantaranya yaitu:

Page 68: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

51

1. Adolescent Self-Regulatory Inventory (ASRI) yang dikembangkan

oleh Moilanen (2007). Skala ini disusun berdasarkan dua dimensi dari

regulasi diri yaitu: regulation in the short-term and long-term. Skala

ini berisi 36 item pernyataan yang mewakili kedua dimensi tersebut.

2. Adolescent Short-Term Self-Regulatory Inventory (ASSRI) yang

dikembangkan oleh Rothblum, Solomon & Murakami (dalam Vahedi,

et.al, 2009). Skala ini disusun berdasarkan komponen dari regulasi diri

yaitu: monitoring, activating, adapting, persevering, dan inhibiting.

Skala ini berisi 13 item pernyataan yang mewakili komponen regulasi

diri tersebut.

3. Self-Regulation Questionnaire (SRQ) yang dikembangkan oleh Miller

& Brown dalam Neil & Carey (2005). Instrumen ini disusun

berdasarkan tujuh proses regulasi diri menurut Miller & Brown, yaitu:

(1) Receiving relevant information (menerima informasi yang relevan),

(2) evaluating the information and comparing it to norms

(mengevaluasi informasi dan membandingkannya dengan norma-

norma yang ada), (3) triggering change (memulai suatu perubahan),

(4) searching for options (mencari solusi), (5) formulating a plan

(menyusun suatu rencana),(6) implementinbg the plan (melaksanakan

rencana) , dan (7) assessing the plan‟s effectiveness ( mengukur

keefektifan rencana). Skala ini berisi 63 item pernyataan yang

mewakili proses regulasi diri tersebut.

Page 69: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

52

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adaptasi alat ukur Self-

Regularion Questionnaire (SRQ) yang dikembangkan oleh Miller & Brown

dalam Neil & Carey (2005) untuk mengukur regulasi diri. Hal ini disebabkan

karena SRQ lebih sesuai dengan kondisi responden penelitian, dan proses

regulasi diri pada SRQ lebih lengkap dibandingkan dengan kedua instrumen

lainnya.

2.5 Kerangka Berfikir

Motivasi berprestasi merupakan faktor yang menentukan perilaku seorang

individu dalam mencapai suatu prestasi. Dengan motivasi berprestasi yang ada

dalam diri, setiap individu akan mampu melakukan suatu tugas yang

diamanahkan untuk mencapai keunggulan atau kesuksesan seperti yang

diharapkan. Motivasi berprestasi ternyata tidak datang dengan sendirinya ke

dalam diri seseorang, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, baik

faktor internal (yang ada di dalam diri individu itu sendiri) maupun faktor

eksternal (yang datang dari luar individu). Diantara faktor-faktor tersebut

adalah latar belakang keluarga, konsep diri, dan lingkungan. Dari banyak

faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi tersebut di atas, hanya

beberapa yang akan peneliti ambil dalam penelitian ini.

Keluarga merupakan pembentuk kepribadian yang sangat berpengaruh

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tualah

yang mempunyai peran untuk menerapkan pengasuhan terhadap anak-

anaknya. Tumbuh dan berkembangnya motivasi berprestasi pada seorang anak

juga dipengaruhi oleh latar belakang keluarga. Bagaimana cara orang tua

Page 70: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

53

menerapkan gaya pengasuhan sangat berperan penting dalam menumbuhkan

motivasi berprestasi anak. Baumrind (1971) mengklasifikasikan gaya

pengasuhan menjadi tiga yaitu: authoritarian parenting (gaya pengasuhan

otoriter), authoritative parenting (gaya pengasuhan otoritatif), dan permissive

parenting (gaya pengasuhan permisif).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang

adalah konsep diri (self-concept) yang dimiliki individu. Konsep diri

merupakan cara pandang atau persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri,

yaitu pandangan dan penilaian seseorang tentang positif dan negatif atau

kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Bila seorang individu

menganggap dirinya merasa mampu untuk melakukan sesuatu hal, maka

individu itu akan termotivasi untuk mencapai apa yang menjadi harapannya.

Menurut Viktor (2011) konsep diri adalah keseluruhan evaluasi atau asumsi

seseorang pada dirinya sendiri. Konsep diri berkembang dari masa kanak-

kanak melalui proses penilaian diri. Bagaimana cara orang tua berinteraksi,

menilai dan menghargai anak-anak mereka pasti memiliki dampak yang besar

terhadap pembentukan konsep diri anak-anak. Konsep diri mengacu pada

self-evaluation atau self-perception. Setiap individu memiliki self-concept

global yang mencerminkan bagaimana individu mengevaluasi dirinya sendiri

secara keseluruhan. Ada delapan aspek yang dapat membentuk konsep diri

seorang individu, yaitu: scholastic competence, athletic competence,

physical appearance, peer acceptance, close friendship, romantic

relationship, job competence, dan conduct/morality (Harter, 1988).

Page 71: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

54

Selain konsep diri, faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi

berprestasi adalah kemampuan individu untuk mengontrol perilaku sendiri

yang disebut dengan regulasi diri (self-regulation). Regulasi diri merupakan

kemampuan seorang individu dalam mengatur, merencanakan, mengarahkan,

dan memonitor perilaku diri agar sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Zimmerman (2002) Self-regulated

mengacu pada pemikiran yang dihasilkan sendiri dan perilaku yang

berorientasi untuk mencapai tujuan. Miller & Brown dalam Neil & Carey

(2005) menguraikan teori regulasi diri dengan mengusulkan tujuh proses:

receiving (penerimaan informasi) , evaluating (evaluasi diri), triggering

(dorongan untuk berubah dipicu oleh persepsi perbedaan), searching (mencari

cara untuk mengurangi perbedaan), formulating (perencanaan untuk

perubahan), implementing (pelaksanaan perubahan perilaku), dan assessing

(evaluasi kemajuan menuju tujuan). Regulasi diri mengacu pada proses yang

dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan respon, yaitu

keterampilan yang memiliki efek menyeluruh pada kemampuan individu

untuk mentolerir keinginan atau kebutuhan yang tak terpenuhi, menangani

kekecewaan dan kegagalan, dan bekerja menuju kesuksesan. Kemampuan

untuk mengatur diri sendiri adalah dasar untuk memenuhi standar yang

diterima dari perilaku di rumah, sekolah, dan di tempat kerja. (Bandy, &

Moore (2010).

Pada penelitian ini beberapa faktor antara lain gaya pengasuhan orang

tua (authoritarian, authoritative, dan permissive), konsep diri (athletic

Page 72: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

55

competence, conduct/morality, peer acceptance, physical appearance, dan

scholastic competence), dan regulasi diri (receiving, evaluating, triggering,

searching, formulating, implementing, dan assessing) dipilih peneliti sebagai

independent variable (IV) serta motivasi berprestasi sebagai dependent

variable (DV) penelitian. Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan

pada bagan kerangka berfikir di bawah ini.

Page 73: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

56

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Konsep Diri

Athletic competence

Peer acceptance

Conduct/morality

Motivasi

Berprestasi Physical appearance

Triggering

Searching

Assessing

Scholastic competence

Implementing

Regulasi Diri

Formulating/Planning

Authoritative

Authoritarian

Permissive

Gaya pengasuhan orang tua

Evaluating

Receiving

Page 74: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

57

2.6 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah motivasi berprestasi yang

merupakan dependent variable (DV) dipengaruhi oleh independent variable

(IV) yang ditetapkan dalam penelitian, yaitu: gaya pengasuhan orang tua,

konsep diri, dan regulasi diri.

Adapun hipotesis mayor dalam penelitian ini yaitu: “ada pengaruh yang

signifikan dari gaya pengasuhan orang tua, konsep diri, dan regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN

Jakarta”.

Selanjutnya hipotesis minor dalam penelitian ini yaitu :

H1. Ada pengaruh yang signifikan dari gaya pengasuhan authoritarian

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H2. Ada pengaruh yang signifikan dari gaya pengasuhan authoritative

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H3. Ada pengaruh yang signifikan dari gaya pengasuhan permissive

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H4. Ada pengaruh yang signifikan dari athletic competence pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta.

Page 75: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

58

H5. Ada pengaruh yang signifikan dari conduct/morality pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta.

H6. Ada pengaruh yang signifikan dari peer acceptance pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta.

H7. Ada pengaruh yang signifikan dari physical appearance pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta.

H8. Ada pengaruh yang signifikan dari scholastic competence pada variabel

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta.

H9. Ada pengaruh yang signifikan dari receiving pada variabel regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H10. Ada pengaruh yang signifikan dari evaluating pada variabel regulasi

diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H11. Ada pengaruh yang signifikan dari triggering pada variabel regulasi

diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H12. Ada pengaruh yang signifikan dari searching terhadap motivasi

berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta.

Page 76: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

59

H13. Ada pengaruh yang signifikan dari formulating pada variabel regulasi

diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H14. Ada pengaruh yang signifikan dari implementing pada variabel regulasi

diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

H15. Ada pengaruh yang signifikan dari assessing pada variabel regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta.

Page 77: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

60

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga akan dipaparkan mengenai populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, instrumen (alat ukur), pengujian

validitas alat ukur, prosedur penelitian, teknik pengolahan dan metode

analisis data.

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII MTs Pembangunan

UIN Jakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 254 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta yang dijadikan sebagai populasi yaitu sebanyak

254 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dikenal dengan

istilah sensus yaitu metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan

semua anggota populasi sebagai sampel penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu variabel motivasi

berprestasi sebagai dependent variable (DV), variabel gaya pengasuhan orang

tua (authoritarian, authoritative, dan permissive), variabel konsep diri

(athletic competence, conduck/morality, peer acceptance, physical

appearance, dan scholastic competence), dan variabel regulasi diri (receiving,

evaluating, triggering, searching, formulating, implementing, dan assessing)

sebagai independent variable (IV).

Page 78: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

61

3.2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memudahkan dalam pengukuran variabel yang menjadi fokus

penelitian ini, peneliti perlu memberikan definisi operasional untuk masing-

masing varibel sebagai berikut;

1. Motivasi berprestasi secara operasional diartikan sebagai keinginan

(dorongan) dalam diri siswa untuk mengarahkan dan mencapai tujuan

belajarnya, prestasi yang lebih baik dari orang lain. Dalam penelitian

ini, motivasi berprestasi diukur melalui pengukuran beberapa aspek

penting dalam motivasi berprestasi, yaitu: (a) berusaha unggul, (b)

menyelesaikan tugas, (c) rasional, (d) suka tantangan, (e) tanggung

jawab, dan (f) suka situasi pekerjaan.

2. Gaya pengasuhan orang tua secara operasional diartikan sebagai gaya

pengasuhan orang tua yang ditunjukkan orang tua dalam berinteraksi

dengan anak dalam hal mendidik, membimbing, dan mendisplinkan

serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan

norma-norma yang ada dalam masyarakat. Gaya pengasuhan ini terdiri

atas tiga tipe sebagai berikut.

a. Gaya Pengasuhan Authoritarian (otoriter) digambarkan sebagai

gaya pengasuhan yang menjunjung tinggi nilai, kepatuhan dan

upaya untuk mengontrol perilaku anak, seringkali melalui praktik

disiplin hukuman.

b. Gaya Pengasuhan Authoritative (otoritatif) digambarkan sebagai

gaya pengasuhan yang tegas dan jelas dalam harapan, namun

Page 79: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

62

fleksibel dan rasional dalam menetapkan batas atau membuat

pengecualian.

c. Gaya Pengasuhan Permissive (permisif) digambarkan sebagai gaya

pengasuhan yang relatif hangat, tidak menuntut, dan tidak

mengontrol.

3. Konsep Diri dalam penelitian ini secara operasional diartikan sebagai

cara individu memandang dirinya secara utuh , baik positif maupun

negatif, yang dapat diukur melalui athletic competence,

conduct/morality, peer acceptance, physical appearance, dan

scholastic competence.

a. Athletic Competence (Kompetensi Atletik) adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan dengan baik di bidang olahraga, yang

menunjukkan kecakapan atletik seseorang.

b. Conduct/Morality (Perilaku/Moralitas) adalah bagaimana

seseorang memandang perilakunya.

c. Peer Acceptance (Penerimaan Rekan Sebaya) adalah bagaimana

seseorang memandang penerimaan dan hubungan dengan rekan

sebayanya.

d. Physical Appearance (Penampilan Fisik) adalah bagaimana

pandangan seseorang terhadap penampilan fisik yang dimilikinya.

e. Scholastic Competence (Kompetensi Skolastik) adalah bagaimana

seseorang memandang kemampuan akademik yang dimilikinya.

Page 80: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

63

4. Regulasi Diri secara operasional diartikan sebagai usaha siswa untuk

mengatur fikiran, perasaan dan perilakunya untuk kemudian dievaluasi

sehingga terarah sesuai dengan keinginan, harapan dan tujuan yang

hendak dicapai dalam hidupnya. Dalam penelitian ini, regulasi diri

diukur melalui proses atau tahapan dalam regulasi diri yaitu mulai dari

receiving, evaluating, triggering, searching, formulating/planning,

implementing, dan assessing.

a. Receiving adalah bagaimana sikap seseorang dalam menerima

informasi yang relevan dari berbagai sumber.

b. Evaluating adalah bagaimana seseorang mengevaluasi informasi

yang diterima.

c. Triggering adalah bagaimana seseorang membuat atau melakukan

suatu perubahan.

d. Searching adalah bagaimana seseorang mencari solusi (jalan

keluar) dari suatu permasalahan yang dihadapi.

e. Formulating/Planning adalah bagaimana seseorang merancang

atau membuat suatu rencana.

f. Implementing adalah bagaimana seseorang menerapkan rencana

yang telah dirancang.

g. Assessing adalah bagaimana seseorang mengukur efektivitas dari

rencana yang telah dirancang.

Page 81: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

64

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert,

dimana skala ini menggunakan empat pilihan atau opsi jawaban, yaitu Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Butir (item) pernyataan dalam skala ini disusun dalam bentuk favorable dan

unfavorable. Untuk jawaban favorable skornya bergerak dari kiri ke kanan

(SS → S → TS → STS) dengan nilai (4 → 3 → 2 → 1). Sedangkan

untuk unfavorable cara skornya bergerak sebaliknya dari kanan ke kiri

(SS ← S ← TS ← STS) dengan nilai (1 ← 2 ← 3 ← 4). Untuk lebih

jelasnya, peneliti buat dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Bobot Nilai untuk Setiap Item Skala Likert

Pilihan Jawaban Item

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Dalam skala ini peneliti sengaja tidak memberikan pilihan jawaban

neutral atau undecided dengan maksud untuk menghindari kecenderungan

responden memilih jawaban tersebut tanpa membaca dengan cermat dan teliti

untuk setiap butir pernyataan.

Dalam penelitian ini ada empat jenis skala yang digunakan, yaitu skala

motivasi berprestasi, skala gaya pengasuhan orang tua, skala konsep diri dan

Page 82: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

65

skala regulasi diri. Peneliti mengadaptasi skala gaya pengasuhan, konsep diri,

dan regulasi dari skala baku. Dalam melakukan adaptasi, peneliti melakukan

teknik translation terhadap skala-skala yang digunakan, dimana peneliti

menterjemahkan instrumen (alat ukur) baku yang menggunakan bahasa

Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Dalam proses adaptasi instrumen, selain

melibatkan ahli bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, juga melibatkan ahli

dalam bidang psikologi untuk menelaah instrumen dari aspek subtansi dan isi

(content).

3.3.1 Instrumen Motivasi Berprestasi

Instrumen motivasi berprestasi ini peneliti menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Djaali & Muljono ( 2008). Skala motivasi berprestasi ini

mengukur enam dimensi atau aspek, yaitu (1) berusaha unggul, (2)

menyelesaikan tugas, (3) rasional, (4) suka tantangan, (5) tanggung jawab, dan

(6) suka situasi pekerjaan. Skala ini terdiri dari 40 item yang mewakili enam

aspek dalam motivasi berprestasi.

Berdasarkan aspek-aspek ini, kemudian peneliti membuat blue print

atau kisi-kisi insrtumen sebagai berikut.

Page 83: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

66

Tabel 3.2 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi

Item

No Aspek Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Berusaha unggul Berusaha untuk

meraih

keberhasilan

1, 2, 3 4, 5, 6,

10, 11

8

2 Menyelesaikan tugas Percaya akan

kemampuan diri

sendiri untuk

menyelesaikan

tugas dengan baik

7, 8, 9

12 4

3 Rasional Rasional dalam

menghadapi

situasi untuk

mencapai

keberhasilan

13, 14,

15

16, 17,

18

6

4 Suka tantangan Menyukai

tantangan dalam

menyelesaikan

tugas

19,20*

21*

22, 23,

24

6

5 Tanggung jawab Menerima

tanggung jawab

pribadi untuk

mencapai

kesuksesan

25,26*

27,28

29, 30,

31, 32

8

6 Suka situasi

pekerjaan

Menyukai situasi

pekerjaan dengan

tanggung jawab

pribadi, umpan

balik dan resiko

tingkat menengah

33, 34,

35,

36*

37, 38,

39, 40

8

Jumlah Pernyataan

20 20 40

Keterangan: tanda * adalah item gugur

Page 84: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

67

3.3.2 Instrumen Gaya Pengasuhan Orang Tua

Dalam penelitian ini, gaya pengasuhan orang tua diukur dengan

menggunakan instrumen Parental Authority Questionnaire (PAQ). PAQ

merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Buri (1991), dimana

instrumen ini disusun berdasarkan teori Baumrind (1971) yang membagi gaya

pengasuhan menjadi tiga tipe, (1) authoritarian parenting style, (2)

authoritative parenting style, dan (3) permissive parenting style. Instrumen

ini terdiri dari 30 item pernyataan yang mewakili tiga gaya pengasuhan.

Masing-masing gaya pengasuhan diwakilkan oleh 10 item pernyataan. Peneliti

mengadaptasi 30 item pernyataan dari Parental Authority Questionnaire

(PAQ) dengan cara menterjemahkan instrumen tersebut dari bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia. Dalam proses pengadaptasian instrumen ini peneliti juga

berdiskusi dengan expert judgment dan dosen pembimbing.

Berdasarkan tipe-tipe gaya pengasuhan ini, kemudian peneliti

membuat blue print atau kisi-kisi insrtumen sebagai berikut.

Page 85: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

68

Tabel 3.3 Blue Print Skala Gaya Pengasuhan Orang Tua

Item

No Tipe gaya

Pengasuhan

Indikator Favorable Unfavo

rable

Jumlah

1 Authoritarian Bersikap keras

(restrictive) dan

menghukum

(punitive)

2, 9, 16, 18,

25, 29

-

10

Mengikuti arahan

dan menghormati

orang tua

3, 7*, 12, 26

2 Authoritative Memberikan

kebebasan pada

anak tetapi

dibatasi

4, 8*, 15, 20

- 10

Memperbolehkan

untuk

mengutarakan

keinginannya dan

orang tua ikut

mendukung

5, 11, 22,

23, 27, 30

-

3 Permissive Tidak ikut

campur dalam

kehidupan anak

13*, 17, 19,

21*, 28*

- 10

Orang tua

memanjakan/

sangat terlibat

dengan anak

tetapi tidak

menuntut dan

tidak mengontrol

1, 6, 10*,

14, 24

-

Jumlah Pernyataan

30 30

Keterangan: tanda * adalah item gugur

3.3.3 Instrumen Konsep Diri

Dalam penelitian ini, konsep diri diukur dengan menggunakan instrumen

Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA). SPPA merupakan instrumen

yang dikembangkan oleh Harter (1988). Instrumen ini terdiri dari 45 item

Page 86: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

69

pernyataan yang mengukur delapan dimensi, yaitu: Scholastic competence,

Athletic competence, Psysical appearance, Peer acceptance, Close

friendships, Romantic relationships, Job competence, dan Conduct/morality.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instumen yang diadaptasi oleh

Hadley et al. (2008), dimana hanya ada 30 item dari lima dimensi yang

digunakan. Masing-masing dimensi diwakilkan oleh enam item pernyataan.

Adapun dimensi tersebut yaitu (1) athletic competence, (2) conduct/morality,

(3) peer acceptance, (4) physical appearance, dan (5) scholastic competence.

Peneliti mengadaptasi 30 butir pernyataan dari Self-Perception Profile for

Adolescents (SPPA) dengan cara menterjemahkan instrumen tersebut dari

bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Dalam proses pengadaptasian instrumen

ini peneliti juga berdiskusi dengan expert judgment dan dosen pembimbing.

Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut, kemudian peneliti membuat

blue print atau kisi-kisi insrtumen sebagai berikut.

Page 87: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

70

Tabel 3.4 Blue Print Skala Konsep Diri

Item

No Aspek Indikator Favora

ble

Unfav

orable

Jumlah

1 Athletic

competence

Memandang

kemampuan

dirinya dalam

bidang olahraga

1, 2 ,3 4*, 5,

6

6

2 Conduct/morality Memandang

perilaku

(moralitasnya)

7, 8, 10 9, 11,

12

6

3 Peer acceptance Hubungan dengan

rekan sebayanya

14, 15,

17

13*,

16*,

18*

6

4 Physical

appearance

Pandangan

seseorang

terhadap

penampilan fisik

yang dimilikinya

19, 20,

24*

21, 22,

23

6

5 Scholastic

competence

Kemampuan

seseorang dalam

bidang

skolastik/academi

a

25, 27,

28

26, 29,

30*

6

Jumlah pernyataan

15 15 30

Keterangan: tanda * artinya item gugur

3.3.4 Instrumen Regulasi Diri

Dalam penelitian ini, regulasi diri diukur dengan menggunakan instrumen

Self-Regulation Questionnaire (SRQ). SRQ merupakan instrumen yang

dikembangkan oleh Miller & Brown (1991). Instrumen ini terdiri dari 63 item

pernyataan yang mengukur tujuh proses regulasi diri, yaitu: (1) Receiving

relevant information,(2) evaluating the information and comparing it to

Page 88: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

71

norms, (3) triggering change, (4) searching for options, (5) formulating a

plan,(6) implementinbg the plan, dan (7) assessing the plan‟s effectiveness.

Peneliti mengadaptasi 63 item pernyataan dari tujuh proses , dimana masing-

masing proses diwakilkan oleh sembilan item pernyataan. Peneliti

mengadaptasi instrumen tersebut dengan cara menterjemahkan setiap item

pernyataan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Dalam proses

pengadaptasian instrument ini peneliti juga berdiskusi dengan expert judgment

dan dosen pembimbing.

Berdasarkan dimensi-dimensi ini, kemudian peneliti membuat blue

print atau kisi-kisi insrtumen sebagai berikut.

Page 89: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

72

Tabel 3.5 Blue Print Skala Regulasi Diri

No Aspek Indikator

Item

Jumlah Favorable Unfavor

able

1 Receiving Menerima

informasi yang

relevan

1, 22, 36,

57

8, 15,

29, 43,

50

9

2 Evaluating Mengevaluasi

informasi

9*, 30, 58 2

4

Membandingkan

dengan norma

16, 23*,

44*, 51*

37* 5

3 Triggering Membuat suatu

perubahan

17*, 38,

52, 59*

3,

10,24*,

31*, 45

9

4 Searching Mencari

pilihan/solusi

11, 18, 25,

32, 39, 46,

53, 60

4 9

5 Formulating Merancang/memb

uat suatu rencana

47, 54,

61*

5, 12,

19, 26,

33,40

9

6 Implementing Melaksanakan

rencana yang telah

dirancang

27, 34*,

41, 48*

6, 13,

20, 55,

62

9

7 Assessing Menilai

keefektifan

rencana yang telah

dirancang

7, 14, 28,

35, 42, 49,

56

21, 63* 9

Jumlah pernyataan

37 26 63

Keterangan: tanda * adalah item yang gugur

3.4 Uji Validitas Instrumen

Pengukuran terhadap validitas instrumen (alat ukur) penelitian dilakukan

berdasarkan data hasil penyebaran instrumen. Uji validitas dimaksudkan

untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat ukur penelitian itu benar-benar

Page 90: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

73

mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian dilakukan terhadap validitas

konstruk keempat instrumen yang dipakai, yaitu 1) Motivasi berprestasi, 2)

Gaya Pengasuhan Orang Tua, 3) Konsep Diri, dan 4) Regulasi Diri. Pada

penelitian ini, untuk menguji validitas dilakukan uji validitas isi (konten) dan

validitas konstruk. Validitas isi ini mengukur apakah ada kecocokan antara isi

instrumen itu dengan isi sasaran yang ingin diukur. Teknik pengujian validitas

konstruk digunakan untuk menetapkan validitas dari sebuah instrumen

penelitian yang didasarkan pada prosedur statistik. Untuk menguji validitas

konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun pengujian analisis CFA ini

dilakukan dengan menggunakan software LISREL (Linear Structural

Relationship) versi 8.70. Pengujian terhadap validitas tiap instrumen

dijelaskan sebagai berikut.

3.4.1 Uji Validitas Motivasi Berprestasi

Hasil pengukuran terhadap variabel motivasi berprestasi diperoleh setelah

mengolah model pengukuran CFA, diketahui bahwa dari 40 item yang

mengukur motivasi berprestasi, ternyata ada empat ítem pernyataan yang

tidak signifikan (item nomor 20, 21, 26, dan 36), karena nilai t < 1.96,

selebihnya merupakan item yang signifikan. Hasil pengujian validitas

terhadap model pengukuran variable motivasi berprestasi pada tiap dimensi

dijabarkan sebagai berikut.

Page 91: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

74

1. Berusaha Unggul

Hasil analisis terhadap dimensi berusaha unggul dapat disimpulkan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 15.29, df = 11, P-value =

0.16960, dan RMSEA = 0.041. Data tersebut menunjukkan bahwa

dimensi berusaha unggul memenuhi nilai standar untuk model yang baik

(fit) bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah

bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

butir tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Berusaha Unggul

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 1 0.51 0.07 7.80 √

2 2 0.40 0.07 5.96 √

3 3 0.21 0.07 3.03 √

4 4 0.39 0.07 5.60 √

5 5 0.52 0.07 7.02 √

6 6 0.67 0.06 10.79 √

7 10 0.65 0.06 10.20 √

8 11 0.88 0.06 14.65 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96)

Page 92: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

75

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan semua

item bermuatan positif. Dari delapan item yang mengukur motivasi

berprestasi pada dimensi berusaha unggul tidak ada item yang dikeluarkan

karena nilai t ≥ 1.96. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item

pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan

pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Berusaha Unggul

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1

2 √ 1

3 √ √ 1

4 √ 1

5 √ √ 1

6 √ 1

7 √ √ 1

8 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada tujuh item berkorelasi, yaitu

item nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, dengan korelasi kurang dari tiga,

sehingga secara keseluruhan item tersebut akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

2. Menyelesaikan Tugas

Hasil analisis terhadap dimensi menyelesaikan tugas dapat disimpulkan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 2.20, df = 1, P-value =

Page 93: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

76

0.13832, dan RMSEA = 0.071. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

menyelesaikan tugas memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit)

bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah

bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

butir tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Menyelesaikan Tugas

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 7 0.97 0.14 6.95 √

2 8 0.57 0.09 6.12 √

3 9 0.97 0.14 6.98 √

4 12 0.32 0.08 4.27 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan semua

item bermuatan positif dan dari empat item yang mengukur motivasi

berprestasi pada dimensi menyelesaikan tugas tidak ada item yang

dikeluarkan karena nilai t ≥ 1.96. Jadi semua item pernyataan pada

dimensi menyelesaikan tugas merupakan item yang valid. Selanjutnya

untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan

karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 94: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

77

Tabel 3.9 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Menyelesaikan Tugas

1 2 3 4

1 1

2 1

3 √ 1

4 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item yang berkorelasi, yaitu

item nomor 3, dan selebihnya merupakan item yang bagus karena tidak

berkorelasi. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan item tersebut akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Rasional

Hasil analisis terhadap dimensi rasional dapat disimpulkan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 3.71, df = 5, P-value = 0.59156, dan

RMSEA = 0.000. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi rasional

memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit) bila dilihat dari nilai

P-value ≥ 0.05, yang berarti skala sudah bagus dan model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui

suatu butir pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan pengujian

terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Page 95: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

78

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Rasional

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 13 0.37 0.08 4.66 √

2 14 0.83 0.11 7.61 √

3 15 0.52 0.09 6.06 √

4 16 0.19 0.08 2.47 √

5 17 0.26 0.08 3.42 √

6 18 0.15 0.08 1.97 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan semua

item bermuatan positif dan dari enam item yang mengukur motivasi

berprestasi pada dimensi rasional tidak ada item yang dikeluarkan karena

nilai t ≥ 1.96. Jadi semua item pernyataan pada dimensi rasional

merupakan item yang valid. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item

pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan

pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 96: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

79

Tabel 3.11 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Rasional

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1

3 1

4 1

5 √ 1

6 √ √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua item yang berkorelasi,

yaitu item nomor 5, dan 6, akan tetapi tidak lebih dari tiga korelasi,

sehingga tidak perlu dikeluarkan. Hal ini berarti bahwa secara

keseluruhan item tersebut akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

4. Suka Tantangan

Hasil analisis terhadap dimensi suka tantangan dapat disimpulkan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 12.70, df = 7, P-value =

0.07971, dan RMSEA = 0.059. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

menyelesaikan tugas memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit)

bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus

dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

Page 97: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

80

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Suka Tantangan

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 19 0.72 0.06 11.84 √

2 20 - 0.32 0.07 - 4.72 X

3 21 - 0.02 0.07 - 0.24 X

4 22 0.88 0.06 15.50 √

5 23 0.75 0.06 12.57 √

6 24 0.41 0.07 6.18 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua item yang tidak signifikan

dan dua item bermuatan negatif, dan dari enam item yang mengukur

motivasi berprestasi pada dimensi suka tantangan terdapat dua item

pernyataan yang dikeluarkan yaitu item nomor 2 dengan nilai t = - 4.72,

dan nomor 3 dengan nilai t = - 0.24, dimana nilai tersebut lebih kecil dari

1.96. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang

harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 98: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

81

Tabel 3.13 Matrik korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item Suka

Tantangan

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1 I

3 √ 1

4 1

5 1

6 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua item yang berkorelasi,

yaitu item nomor 3, dan 6, akan tetapi hanya satu korelasi, sehingga secara

keseluruhan item tersebut akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

5. Tanggung Jawab

Hasil analisis terhadap dimensi tanggung jawab dapat disimpulkan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 18.49, df = 11, P-value =

0.07079, dan RMSEA = 0.054. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

menyelesaikan tugas memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit)

bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus

dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

Page 99: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

82

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Tanggung Jawab

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 25 0.30 0.06 5.23 √

2 26 1.54 0.21 7.23 X

3 27 0.36 0.06 6.06 √

4 28 0.28 0.05 5.31 √

5 29 0.81 0.07 12.03 √

6 30 0.76 0.07 10.58 √

7 31 0.60 0.07 8.21 √

8 32 0.46 0.07 6.71 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item tidak signifikan dan

semua item bermuatan positif, dan dari delapan item yang mengukur

motivasi berprestasi pada dimensi tanggung jawab ada satu item yang

dikeluarkan yaitu item nomor 2 karena kesalahan pengukuran yang saling

berkorelasi lebih dari tiga. Jadi selebihnya item pernyataan pada dimensi

merupakan item yang valid karena nilai t > 1.96. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena

terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 100: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

83

Tabel 3.15 Matrik korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Tanggung Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1

2 1

3 √ 1

4 √ 1

5 √ √ 1

6 √ √ 1

7 √ 1

8 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada enam item berkorelasi, yaitu

item nomor 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Ada satu item yang berkorelasi lebih dari

tiga yaitu item nomor 2, jadi harus dikeluarkan, sehingga dari delapan

item, hanya tujuh item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

6. Suka Situasi Pekerjaan

Hasil analisis terhadap dimensi suka situasi pekerjaan dapat disimpulkan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 23.97, df = 15, P-value =

0.06563, dan RMSEA = 0.050. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

menyelesaikan tugas memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit),

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05. yang berarti skala sudah bagus dan model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk

Page 101: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

84

mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan

pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian

ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Suka Situasi Pekerjaan

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 33 0.26 0.08 3.39 √

2 34 0.52 0.07 7.07 √

3 35 0.28 0.08 3.39 √

4 36 0.08 0.08 1.01 X

5 37 0.43 0.08 5.73 √

6 38 0.63 0.07 8.61 √

7 39 0.64 0.07 8.72 √

8 40 0.36 0.08 4.64 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96), X tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item yang tidak signifikan

dan semua item bermuatan positif dan dari delapan item yang mengukur

motivasi berprestasi pada dimensi suka situasi pekerjaan terdapat satu item

yang dikeluarkan yaitu item nomor 4 karena nilai t = 1.01 < 1.96.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus

dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 102: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

85

Tabel 3.17 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item Suka

Situasi Pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1

2 1

3 √ 1

4 √ 1

5 1

6 1

7 √ 1

8 √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada empat item berkorelasi, yaitu

item nomor 3, 4, 7, dan 8, akan tetapi korelasinya tidak lebih dari tiga,

sehingga secara keseluruhan item tersebut akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

3.4.2 Uji Validitas Gaya Pengasuhan Orang Tua

Hasil pengukuran terhadap variabel gaya pengasuhan orang tua diperoleh

setelah mengolah model pengukuran CFA, diketahui bahwa dari 30 item yang

mengukur gaya pengasuhan, ternyata ada enam item pernyataan yang tidak

signifikan (item nomor 7, 8, 10, 13, 21, dan 28), karena nilai t < 1.96,

selebihnya merupakan item yang signifikan. Uji validitas terhadap model

Page 103: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

86

pengukuran variabel gaya pengasuhan pada tiap dimensi dijabarkan sebagai

berikut:

1. Gaya Pengasuhan Authoritarian

Hasil analisis terhadap dimensi gaya pengasuhan authoritarian dapat

disimpulkan valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 29.54, df =

21, P-value = 0.10164, dan RMSEA = 0.042. Data tersebut menunjukkan

bahwa gaya pengasuhan authoritarian memenuhi nilai standar untuk

model yang baik (fit), bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti

skala sudah bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima. Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan

atau tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor

dari item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari

setiap koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di

bawah ini.

Page 104: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

87

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Authoritarian

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 2 0.18 0.06 2.93 √

2 3 0.14 0.07 1.99 √

3 7 0.16 0.08 1.88 X

4 9 0.49 0.06 7.65 √

5 12 0.33 0.08 4.23 √

6 16 0.52 0.08 6.69 √

7 18 0.25 0.06 4.00 √

8 25 0.39 0.07 5.82 √

9 26 0.81 0.09 8.96 √

10 29 0.74 0.08 8.67 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan semua item bermuatan positif. Dari sepuluh item yang

mengukur gaya pengasuhan authoritarian terdapat satu item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 3 dengan nilai t = 1.88.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus

dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 105: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

88

Tabel 3.19 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Authoritarian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 √ 1

4 √ √ 1

5 √ 1

6 √ √ 1

7 1

8 √ √ √ 1

9 √ √ √ 1

10 √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada tujuh item berkorelasi, yaitu

item nomor 3, 4, 5, 6, 8, 9, dan 10, satu item berkorelasi lebih dari tiga,

sehingga item tersebut harus dikeluarkan, yaitu item nomor 3. Jadi dari 10

item pada dimensi authoritarian ada sembilan item yang akan dianalisis

dalam perhitungan skor faktor.

2. Gaya Pengasuhan Authoritative

Hasil analisis terhadap gaya pengasuhan authoritative dapat disimpulkan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 31.88, df = 23, P-value =

0.10271, dan RMSEA = 0.041. Data tersebut menunjukkan bahwa gaya

Page 106: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

89

pengasuhan authoritative memenuhi nilai standar untuk model yang baik

(fit), bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05. yang berarti bahwa skala sudah

bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.20 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Authoritative

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 4 0.43 0.07 6.43 √

2 5 0.60 0.06 9.46 √

3 8 0.63 0.06 10.03 X

4 11 0.40 0.07 6.01 √

5 15 0.83 0.06 15.16 √

6 20 0.41 0.07 6.15 √

7 22 0.52 0.07 8.00 √

8 23 0.71 0.06 11.91 √

9 27 0.66 0.06 10.63 √

10 30 0.62 0.06 9.80 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item yang tidak signifikan

dan semua item bermuatan positif. Dari sepuluh item yang mengukur gaya

pengasuhan authoritative ada satu item yang dikeluarkan yaitu item

Page 107: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

90

nomor 3 karena kesalahan pengukuran yang saling berkorelasi lebih dari

tiga. Jadi ada sembilan item pada dimensi gaya pengasuhan authoritative

merupakan item pernyataan yang valid karena nilai t > 1.96. Selanjutnya

untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan

karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.21 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Authoritative

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 1

4 1

5 √ 1

6 √ √ 1

7 √ √ 1

8 √ 1

9 √ √ √ 1

10 √ √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada enam item berkorelasi, yaitu

item nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Ada satu item yang berkorelasi lebih dari

tiga, yaitu item nomor 3, sehingga harus dikeluarkan. Jadi dari 10 item

Page 108: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

91

pada dimensi authoritative hanya sembilan item yang akan dianalisis

dalam perhitungan skor faktor.

3. Gaya Pengasuhan Permissive

Hasil analisis terhadap gaya pengasuhan permissive dapat disimpulkan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 23.94, df = 19, P-value =

0.19835, dan RMSEA = 0.033. Data tersebut menunjukkan bahwa gaya

pengasuhan permissive memenuhi nilai standar untuk model yang baik

(fit), bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah

bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.22 Muatan Faktor Item Gaya Pengasuhan Permissive

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 1 0.19 0.06 2.90 √

2 6 0.45 0.06 7.46 √

3 10 0.23 0.09 2.43 X

4 13 -0.15 0.06 -2.25 X

5 14 0.42 0.09 4.81 √

6 17 0.23 0.06 3.83 √

7 19 0.49 0.06 8.23 √

8 21 -0.07 0.06 -1.16 X

9 24 1.00 0.05 21.73 √

10 28 -0.26 0.06 -4.16 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Page 109: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

92

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat empat item yang tidak

signifikan dan tiga item bermuatan negatif yaitu item nomor 4, 8, dan 10.

Dari sepuluh item yang mengukur gaya pengasuhan permissive terdapat

empat item yang dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 4

dengan nilai t = -2.25, item nomor 8 dengan nilai t = -1.16, dan item nomor

10 dengan nilai t = -4.16. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item

pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan

pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.23 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Permissive

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 √ 1

4 √ 1

5 √ √ 1

6 √ 1

7 √ 1

8 √ √ √ √ 1

9 √ √ 1

10 √ √ √ √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 110: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

93

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada delapan item berkorelasi, yaitu

item nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Ada empat item yang berkorelasi

lebih dari tiga, yaitu nomor 3, 4, 8, dan 10, sehingga harus dikeluarkan.

Jadi dari 10 item pernyataan pada permissive, hanya enam item yang akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.3 Uji Validitas Konsep Diri

Hasil pengukuran terhadap variabel konsep diri diperoleh setelah mengolah

model pengukuran CFA, diketahui bahwa dari 30 item yang mengukur konsep

diri, ternyata ada enam item pernyataan yang tidak signifikan (item nomor 4,

13, 16, 18, 24, dan 30), karena nilai t < 1.96, selebihnya merupakan item yang

signifikan. Uji validitas terhadap model pengukuran variabel konsep diri

pada tiap aspek dijabarkan sebagai berikut:

1. Athletic Competence

Hasil analisis terhadap dimensi athletic competence dapat disimpulkan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 8.20, df = 8, P-value =

0.41455, dan RMSEA = 0.010. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

athletic competence memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit),

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus

dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Page 111: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

94

Tabel 3.24 Muatan Faktor Item Athletic Competence

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 1 0.36 0.07 5.32 √

2 2 0.99 0.08 13.07 √

3 3 0.54 0.07 7.89 √

4 4 -0.27 0.07 -4.05 X

5 5 0.45 0.07 6.65 √

6 6 0.29 0.07 4.29 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan satu item bermuatan negatif yaitu item nomor 4. Dari enam

item yang mengukur athletic competence terdapat satu item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 4 dengan nilai t = -

4.05. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang

harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 112: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

95

Tabel 3.25 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Athletic

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item berkorelasi, yaitu item

nomor 6, tetapi karena korelasinya hanya satu jadi item tersebut tidak

dikeluarkan, sehingga seluruh item pada dimensi athletic competence akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

2. Conduct/Morality

Hasil analisis terhadap dimensi conduct/morality dapat disimpulkan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 13.52, df = 7, P-value =

0.06032, dan RMSEA = 0.063. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

conduct/morality memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya

untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka

dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut.

Page 113: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

96

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien

muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.26 Muatan Faktor Item Conduct/Morality

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 7 0.51 0.09 5.90 √

2 8 0.47 0.09 5.41 √

3 9 0.53 0.09 6.23 √

4 10 0.59 0.09 6.77 √

5 11 0.35 0.08 4.21 √

6 12 0.26 0.09 3.00 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

item bermuatan positif. Dari enam item yang mengukur conduct/morality

tidak ada item yang dikeluarkan karena nilai t > 1.96. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena

terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 114: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

97

Tabel 3.27 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Conduct/Morality

1 2 3 4 5 6

1 1

2 √ 1

3 1

4 1

5 1

6 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua item berkorelasi, yaitu

nomor 2, dan 6, tetapi korelasinya hanya satu, sehingga item tersebut tidak

dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi conduct/morality akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Peer Acceptance

Dari hasil analisis terhadap dimensi peer acceptance dapat dikatakan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 14.60, df = 8, P-value =

0.06750, dan RMSEA = 0.059. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

peer acceptance memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus

dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

Page 115: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

98

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.28 Muatan Faktor Item Peer Acceptance

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 13 -0.54 0.07 -7.36 X

2 14 0.67 0.07 9.18 √

3 15 0.63 0.07 8.75 √

4 16 -0.42 0.07 -5.65 X

5 17 0.50 0.07 6.73 √

6 18 0.01 0.08 0.13 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak siignifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat tiga item yang tidak

signifikan dan dua item bermuatan negatif yaitu item nomor 1, dan 4. Dari

enam item yang mengukur peer acceptance terdapat tiga item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 1 dengan nilai t = -

7.36, nomor 4 dengan nilai t = -5.65, dan nomor 6 dengan nilai t = 0.13.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus

dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 116: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

99

Tabel 3.29 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Peer Acceptance

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada satu item berkorelasi, yaitu item

nomor 6, dan 6, tetapi korelasinya hanya satu, sehingga item tersebut tidak

dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi peer acceptance akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

4. Physical Appearance

Hasil analisis terhadap dimensi physical appearance dapat dikatakan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 8.45, df = 4, P-value =

0.07653, dan RMSEA = 0.069. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

penampilan fisik memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya

untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka

dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut.

Page 117: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

100

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien

muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.30 Muatan Faktor Item Physical Appearance

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 19 0.63 0.25 2.51 √

2 20 0.15 0.07 2.17 √

3 21 1.53 0.44 3.50 √

4 22 0.41 0.13 3.11 √

5 23 0.33 0.11 3.01 √

6 24 -0.15 0.07 -2.20 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan satu item bermuatan negatif yaitu item nomor 6. Dari enam

item yang mengukur physical appearance terdapat satu item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 6 dengan nilai t = -

2.20. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang

harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 118: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

101

Tabel 3.31 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Physical Appearance

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1

3 √ 1

4 1

5 √ √ 1

6 √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada tiga item berkorelasi, yaitu item

nomor 3, 5, dan 6, tetapi korelasinya tidak lebih dari tiga, sehingga item

tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi physical

appearance akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

5. Scholastic Competence

Hasil analisis terhadap dimensi scholastic competence dapat dikatakan

valid dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 6.93, df = 6, P-value =

0.32760, dan RMSEA = 0.026. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

scholastic competence memenuhi nilai standar untuk model yang baik

(fit), bila dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah

bagus dan model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau

tidak, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari

Page 119: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

102

item tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.32 Muatan Faktor Item Scholastic Competence

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 25 0.53 0.07 7.86 √

2 26 0.40 0.07 5.47 √

3 27 0.63 0.07 8.56 √

4 28 0.72 0.07 10.90 √

5 29 0.68 0.07 9.27 √

6 30 -0.43 0.07 -6.29 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan satu item bermuatan negatif yaitu item nomor 6. Dari enam

item yang mengukur scholastic competence terdapat satu item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 6 dengan nilai t = -

6.29. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang

harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 120: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

103

Tabel 3.33 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Scholastic Competence

1 2 3 4 5 6

1 1

2 1

3 1

4 1

5 √ √ 1

6 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada dua item berkorelasi, yaitu item

nomor 5, dan 6, tetapi korelasinya hanya dua, sehingga item tersebut tidak

dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi conduct/morality akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.4 Uji Validitas Regulasi Diri

Hasil pengukuran terhadap variabel regulasi diri diperoleh setelah mengolah

model pengukuran CFA, diketahui bahwa dari 63 item yang mengukur

regulasi diri, ternyata ada 13 item pernyataan yang tidak signifikan (item

nomor 9, 17, 23, 24, 31, 34, 37, 44, 48, 51, 59, 61, dan 63), karena nilai t <

dari 1.96, selebihnya merupakan item yang signifikan. Uji validitas terhadap

model pengukuran variabel regulasi diri pada tiap dimensi dijabarkan sebagai

berikut.

Page 121: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

104

1. Receiving

Hasil analisis terhadap dimensi receiving dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 26.88, df = 20, P-value = 0.13863, dan

RMSEA = 0.038. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi receiving

memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila dilihat dari nilai

P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui

suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan pengujian

terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.34 Muatan Faktor Item Receiving

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 1 0.31 0.07 4.30 √

2 8 0.20 0.08 2.60 √

3 15 0.44 0.09 4.96 √

4 22 0.41 0.07 5.75 √

5 29 0.55 0.07 7.58 √

6 36 0.29 0.07 4.06 √

7 43 0.37 0.07 5.22 √

8 50 0.21 0.07 2.98 √

9 57 0.78 0.08 9.55 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96)

Page 122: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

105

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

item bermuatan positif. Dari sembilan item yang mengukur receiving

tidak ada item yang dikeluarkan karena nilai t > 1.96. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena

terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.35 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Receiving

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 √ 1

4 1

5 1

6 √ 1

7 √ 1

8 √ √ √ 1

9 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada lima item berkorelasi, yaitu item

nomor 3, 6, 7, 8, dan 9, tetapi korelasinya tidak lebih dari tiga, sehingga

item tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi receiving

akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 123: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

106

2. Evaluating

Hasil analisis terhadap dimensi evaluating dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 20.22, df = 16, P-value = 0.21059,

dan RMSEA = 0.033. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

evaluating memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila dilihat

dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk

mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan

pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian

ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.36 Muatan Faktor Item Evaluating

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 2 0.32 0.08 3.99 √

2 9 -0.12 0.08 -1.50 X

3 16 0.34 0.09 3.89 √

4 23 0.09 0.08 1.13 X

5 30 0.73 0.10 7.19 √

6 37 -0.22 0.08 -2.71 X

7 44 -0.01 0.08 -0.17 X

8 51 0.17 0.08 2.07 X

9 58 0.54 0.09 5.97 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Page 124: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

107

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat lima item yang tidak

signifikan dan tiga item bermuatan negatif yaitu item nomor 2, 6, dan 7.

Dari sembilan item yang mengukur evaluating ada lima item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96, yaitu item nomor 2 dengan nilai t = -

1.50, item nomor 4 dengan nilai t = 1.13, item nomor 6 dengan nilai t = -

2.71, item nomor 7 dengan nilai t = -0.17, dan item nomor 8 karena

kesalahan pengukuran yaitu saling berkorelasi lebih dari tiga. Selanjutnya

untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan

karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.37 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Evaluating

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 √ 1

3 1

4 √ 1

5 1

6 √ 1

7 √ √ 1

8 √ √ √ √ √ 1

9 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 125: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

108

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada enam item berkorelasi, yaitu

item nomor 2, 4, 6, 7, 8, dan 9, dimana pada item nomor 8 berkorelasi

lebih dari tiga, sehingga item nomor 8 harud dikeluarkan. Jadi dari

sembilan item pada dimensi evaluating, ada tujuh item yang akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Triggering

Hasil analisis terhadap dimensi triggering dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 32.83, df = 24, P-value = 0.10775,

dan RMSEA = 0.040. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

triggering memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit), bila dilihat

dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk

mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan

pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian

ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Page 126: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

109

Tabel 3.38 Muatan Faktor Item Triggering

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 3 0.33 0.08 4.27 √

2 10 0.77 0.12 6.17 √

3 17 -0.34 0.08 -4.43 X

4 24 -0.27 0.07 -3.63 X

5 31 0.06 0.07 0.91 X

6 38 0.60 0.12 4.96 √

7 45 0.16 0.07 2.25 √

8 52 0.18 0.07 2.52 √

9 59 -0.33 0.08 -4.35 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat empat item yang tidak

signifikan dan tiga item bermuatan negatif, yaitu item nomor 3, 4, dan 9.

Dari sembilan item yang mengukur triggering ada empat item yang

dikeluarkan karena nilai t < 1.96, yaitu item nomor 3 dengan nilai t = -

4.43, nomor 4 dengan nilai t = -3.63, nomor 5 dengan nilai t = 0.91, dan

nomor 9 dengan nilai t = -4.35. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item

pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan

pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 127: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

110

Tabel 3.39 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Triggering

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 √ 1

7 1

8 √ 1

9 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada tiga item berkorelasi, yaitu item

nomor 6, 8, dan 9, tetapi korelasinya hanya satu, sehingga item tersebut

tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi triggering akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

4. Searching

Hasil analisis terhadap dimensi searching dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 29.55, df = 22, P-value = 0.12983,

dan RMSEA = 0.038. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

searching memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit) bila dilihat

dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan model

Page 128: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

111

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk

mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan

pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian

ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.40 Muatan Faktor Item Searching

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 4 0.25 0.07 3.40 √

2 11 0.66 0.07 9.97 √

3 18 0.64 0.07 9.88 √

4 25 0.22 0.07 3.07 √

5 32 0.64 0.07 9.89 √

6 39 0.62 0.07 9.39 √

7 46 0.45 0.07 6.58 √

8 53 0.46 0.07 6.59 √

9 60 0.44 0.07 5.94 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (nilai t ≥ 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan dan semua

item bermuatan positif. Dari sembilan item yang mengukur searching

tidak ada item yang dikeluarkan karena nilai t > 1.96. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena

Page 129: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

112

terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 3.41 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Searching

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 √ 1

4 √ 1

5 1

6 1

7 √ 1

8 1

9 √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada empat item berkorelasi, yaitu

item nomor 3, 4, 7, dan 9, dengan korelasi kurang dari tiga, sehingga item

tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi searching akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 130: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

113

5. Formulating

Hasil analisis terhadap dimensi formulating dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 27.56, df = 18, P-value = 0.06912,

dan RMSEA = 0.048. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

formulating memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit) bila

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya

untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka

dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien

muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.42 Muatan Faktor Item Formulating

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 5 0.43 0.07 6.38 √

2 12 0.40 0.07 5.85 √

3 19 0.36 0.07 5.21 √

4 26 0.44 0.07 6.25 √

5 33 0.85 0.07 11.49 √

6 40 0.56 0.07 8.37 √

7 47 0.51 0.09 5.65 √

8 54 0.34 0.07 5.03 √

9 61 0.07 0.07 1.08 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Page 131: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

114

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan semua item bermuatan positif. Dari sembilan item yang

mengukur formulating ada satu item yang dikeluarkan karena nilai t <

1.96, yaitu item nomor 9 dengan nilai t = 1.08. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus dikeluarkan karena

terjadi kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.43 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Formulating

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 √ 1

3 √ 1

4 √ 1

5 1

6 √ 1

7 √ √ 1

8 √ 1

9 √ √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada tujuh item berkorelasi, yaitu

item nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, dan 9, dengan korelasi tidak lebih dari tiga,

Page 132: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

115

sehingga item tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi

formulating akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

6. Implementing

Hasil analisis terhadap dimensi implementing dapat dikatakan valid

dengan perolehan nilai untuk Chi-square = 30.80, df = 22, P-value =

0.10026, dan RMSEA = 0.041. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

implementing memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit) bila

dilihat dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya

untuk mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka

dilakukan pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien

muatan faktor, sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Page 133: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

116

Tabel 3.44 Muatan Faktor Item Implementing

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 6 0.50 0.07 6.76 √

2 13 0.57 0.08 7.12 √

3 20 0.60 0.07 8.10 √

4 27 0.30 0.08 3.85 √

5 34 -0.17 0.08 -2.12 X

6 41 0.32 0.08 4.14 √

7 48 0.07 0.08 0.90 X

8 55 0.42 0.08 5.21 √

9 62 0.47 0.07 6.25 √

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X= tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat dua item yang tidak

signifikan dan satu item bermuatan negatif. Dari sembilan item yang

mengukur implementing terdapat dua item yang dikeluarkan karena nilai t

< 1.96 yaitu item nomor 5 dengan nilai t = -2.12 dan item nomor 7 dengan

nilai t = 0.90. Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada

yang harus dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang

saling berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 134: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

117

Tabel 3.45 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Implementing

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 1

4 1

5 √ √ 1

6 √ 1

7 √ 1

8 √ 1

9 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada empat item berkorelasi, yaitu

item nomor 5, 6, 7, dan 8, dengan korelasi kurang dari tiga, sehingga item

tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi implementing

akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

7. Assessing

Hasil analisis terhadap dimensi assessing dapat dikatakan valid dengan

perolehan nilai untuk Chi-square = 28.64, df = 20, P-value = 0.09514,

dan RMSEA = 0.043. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi

assessing memenuhi nilai standar untuk model yang baik (fit) bila dilihat

dari nilai P-value ≥ 0.05, yang berarti bahwa skala sudah bagus dan model

Page 135: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

118

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Selanjutnya untuk

mengetahui suatu item pernyataan dikeluarkan atau tidak, maka dilakukan

pengujian terhadap koefisien muatan faktor dari item tersebut. Pengujian

ini dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor,

sebagaimana tercantum pada tabel 3.46 di bawah ini.

Tabel 3.46 Muatan Faktor Item Assessing

No Item Koefisien Std. Error t-Value Signifikan

1 7 0.53 0.07 7.73 √

2 14 0.28 0.08 3.63 √

3 21 0.28 0.07 3.93 √

4 28 0.34 0.07 4.80 √

5 35 0.56 0.07 8.32 √

6 42 0.59 0.07 8.89 √

7 49 0.73 0.06 11.60 √

8 56 0.25 0.07 3.43 √

9 63 -0.72 0.06 -11.20 X

Keterangan: tanda √ artinya signifikan (t ≥ 1.96), X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item yang tidak

signifikan dan satu item bermuatan negatif, yaitu item nomor 9. Dari

sembilan item yang mengukur assessing ada satu item yang dikeluarkan

karena nilai t < 1.96 yaitu item nomor 9 dengan nilai t = -11.20.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah item pernyataan ada yang harus

Page 136: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

119

dikeluarkan karena terjadi kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.47 Matrik Korelasi antar Kesalahan Pengukuran pada Item

Assessing

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 √ 1

3 √ 1

4 1

5 1

6 √ 1

7 1

8 √ √ √ 1

9 √ 1

Keterangan: tanda√ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada lima item berkorelasi, yaitu

item nomor 2, 3, 6, 8, dan 9, dengan korelasi tidak lebih dari tiga,

sehingga item tersebut tidak dikeluarkan. Jadi seluruh item pada dimensi

assessing akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan beberapa tahap persiapan penelitian untuk menunjang

kelancaran penelitian. Orientasi penelitian dilakukan dengan mengadakan

Page 137: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

120

survey pendahuluan di lokasi penelitian dan mengumpulkan data untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian dengan

metode survey tentunya sangat mengandalkan instrumen (alat ukur) yang

berbentuk kuesioner. Persiapan awal penelitian meliputi persiapan

administratif dan persiapan instrumen (alat ukur), peneliti mencari instrumen

(alat ukur) yang dapat digunakan dan mampu untuk mengukur variable yang

akan diteliti dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat buah instrumen,

yaitu instrumen motivasi berprestasi, instrumen Parental Authority

Questionnaire (PAQ) untuk mengukur gaya pengasuhan orang tua, instrumen

Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA) untuk mengukur konsep diri,

dan instrumen Self-Regulation Questionnaire (SRQ) untuk mengukur regulasi

diri.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Proses pengambilan data lapangan (field study) dilaksanakan pada tanggal 25

Maret sampai dengan 28 Maret 2013. Peneliti menyebarkan sejumlah 254

kuesioner kepada responden, dan dari sejumlah itu kuesioner yang kembali

(return rate) sebanyak 250 (98.4 %). Setelah dilakukan pengecekan terhadap

kuesioner yang kembali, terdapat sejumlah kuesioner yang tidak lengkap dari

segi isian jawaban kuesioner, sehingga peneliti hanya mengambil data yang

benar-benar lengkap (valid) yaitu sejumlah 236 kuesioner (94.4 %), dan

sisanya sejumlah 14 kuesionet ( 5.6 %) tidak dianalisis karena kuesioner tidak

lengkap.

Page 138: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

121

3.6 Teknik Pengolahan dan Metode Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Editing yaitu kegiatan untuk pengecekan isian kuesioner apakah

jawaban yang ada di kuesioner lengkap, jelas, dan relevan.

2. Skoring yaitu memberi nilai pada setiap data jawaban pernyataan pada

masing-masing kuesioner, dengan cara memberi angka-angka yang

sudah ditetapkan.

3. Koding yaitu kegiatan merubah data dari bentuk huruf menjadi bentuk

angka, untuk mempermudah pada saat analisis data dan mempercepat

entry data.

4. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari

kuesioner ke paket program komputer.

5. Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di-entry untuk menghindari kesalahan.

3.6.2 Metode Analisis Data

Analisis data akan dilakukan pada data yang sudah di-entry sehingga

dihasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dan

menguji hipotesis. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hipotesis

dalam penelitian ini adalah dengan Analisis Regresi Berganda (Multiple

Regression Analysis), dimana lewat uji regresi ini ingin dilihat bagaimana

suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Analisis regresi berganda

Page 139: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

122

digunakan karena dependent variable (DV) yang dicari dipengaruhi oleh lebih

dari satu independent variable (IV). Pada tahapan uji regresi ini akan

diperoleh beberapa informasi, yaitu: (a) Besaran R square ( R2

) untuk

mengetahui seberapa besar ( % ) dependent variable (DV) bisa diprediksi oleh

independent variable (IV) secara bersama-sama (simultan), (b) signifikansi

hubungan antar IV dengan DV, dilihat dari nilai Sig sebaiknya < 0.05, (c) IV

mana yang mempunyai pengaruh lebih kuat atas DV, dilihat dari nilai Beta,

dan (d) besarnya sumbangan dari setiap IV terhadap DV. Pengolahan data

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical

Package for Social Science) versi 17.0.

Uji hipotesis penelitian mengenai pengaruh gaya pengasuhan orang

tua, konsep diri, dan regulasi diri terhadap motivasi berprestasi siswa MTs

Pembangunan UIN Jakarta menggunakan analisis regresi berganda (multiple

regression analysis) dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y1 = α + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + B7X7 + B8X8 +

B9X9 + B10X10 + B11X11 + B12X12 + B13X13 + B14X14 + B15X15 + e

Keterangan:

Y = motivasi berprestasi siswa

α = konstanta

Bn = koefsien regresi untuk masing-masing X

X1 = gaya pengasuhan authoritarian

X2 = gaya pengasuhan authoritative

X3 = gaya pengasuhan permissive

Page 140: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

123

X4 = aspek konsep diri athletic competence

X5 = aspek konsep diri conduct/morality

X6 = aspek konsep diri peer acceptance

X7 = aspek konsep diri physical appearance

X8 = aspek konsep diri scholastic competence

X9 = aspek regulasi diri receiving

X10 = aspek regulasi diri evaluating

X11 = aspek regulasi diri triggering

X12 = aspek regulasi diri searching

X13 = aspek regulasi diri formulating

X14 = aspek regulasi diri implementing

X15 = aspek regulasi diri assessing

e = error

Page 141: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

124

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini, peneliti akan menguraikan tentang analisa hasil penelitian

yang meliputi analisis deskriptif, dan uji hipotesis penelitian.

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 236 siswa-siswi kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2012/2013. Gambaran subyek

penelitian menurut jenis kelamin dan usia akan dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi subyek penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 120 50.85

Laki-laki 116 49.15

Total 236 100.00

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 236 subyek penelitian, yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 120 siswa (50.85 %), dan yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 116 siswa (49.15%). Maka dapat disimpulkan,

subyek penelitian terbanyak terdapat pada jenis kelamin perempuan yang

berjumlah 120 orang atau mencapai 50.85 %.

Subyek berdasarkan gambaran usia dengan kisaran usia 12 sampai 15

tahun, dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Page 142: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

125

Tabel 4.2 Distribusi subyek penelitian berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 236 siswa yang dijadikan

sampel penelitian, yang berusia 12 tahun sebanyak 5 siswa (2.12 %), yang

berusia 13 tahun sebanyak 170 siswa (72.03 %), yang berusia 14 tahun

sebanyak 59 siswa (25.00 %), dan yang berusia 15 tahun sebanyak 2 siswa

(0.85 %). Maka dapat disimpulkan bahwa subyek penelitian terbanyak

terdapat pada rentangan usia 13 tahun yang berjumlah 170 siswa atau

mencapai 72.03 %.

1.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Gambaran umum tentang statististik deskriptif dari variabel-variabel dalam

penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai mean, standar deviasi

(SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-masing variabel. Nilai

tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.

Usia Frekuensi Persentase

12 tahun 5 2.12

13 tahun 170 72.03

14 tahun 59 25.00

15 tahun 2 0.85

Total 236 100.00

Page 143: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

126

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Motivasi

Gaya Pengasuhan

236

236

80.00

51.00

138.00

84.00

110.7754

65.5678

9.14682

5.29950

Authoritarian 236 18.00 33.00 24.8220 2.86321

Authoritative 236 20.00 36.00 28.2331 3.05286

Permissive

Konsep Diri

236

236

9.00

47.00

24.00

83.00

17.1737

64.2881

2.16734

5.72951

Athletic 236 6.00 18.00 12.7797 1.98563

Conduct 236 12.00 23.00 16.7839 2.10973

Peer 236 5.00 12.00 8.8475 1.31846

Physical 236 7.00 19.00 12.8729 2.16764

Scholastic

Regulasi Diri

236

236

7.00

102.00

20.00

172.00

13.0042

140.4322

2.11479

11.72956

Receiving 236 17.00 32.00 24.6271 2.96590

Evaluating 236 8.00 15.00 11.6907 1.50237

Triggering 236 6.00 17.00 12.1059 1.94209

Searching 236 20.00 35.00 28.0508 2.90516

Formulating 236 12.00 30.00 21.2458 2.99201

Implementing 236 9.00 26.00 18.5127 2.63282

Assessing 236 18.00 31.00 24.1992 2.30415

Valid N (listwise) 236

Dari tabel 4.3 dapat diketahui skor terendah dari gaya pengasuhan

authoritarian 18.00 dan skor tertinggi 33.00. Skor terendah dari gaya

pengasuhan authoritative 20,00 dan skor tertinggi 36.00. Skor terendah gaya

pengasuhan permissive 9.00 dan skor tertinggi 24.00. Skor terendah dari aspek

konsep diri athletic competence 6.00 dan skor tertinggi 18.00. Skor terendah

dari conduct/morality 12.00 dan skor tertinggi 23.00. Skor terendah dari peer

acceptance 5.00 dan skor tertinggi 12.00. Skor terendah dari physical

appearance 7.00 dan skor tertinggi 19.00. Skor terendah dari scholastic

Page 144: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

127

competence 7.00 dan skor tertinggi 20.00. Selanjutnya skor terendah dari

aspek regulasi dirii receiving 17.00 dan skor tertinggi 32.00. Skor terendah

dari evaluating 8.00 dan skor tertinggi 15.00. Skor terendah dari triggering

6.00 dan skor tertinggi 17.00. Skor terendah dari searching 20.00 dan skor

tertinggi 35.00. Skor terendah dari formulating 12.00 dan tertinggi 30.00.

Skor terendah dari implementing 9.00 dan tertinggi 26.00. Dan yang terakhir

skor terendah 18.00 dari assessing dan skor tertinggi 31.00.

4.1.3 Kategorisasi Hasil Penelitian

Gambaran tentang kategorisasi variable gaya pengasuhan orang tua disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Gaya Pengasuhan Orang Tua

Gaya Pengasuhan

Orang Tua

N Mean Std. Deviation

Authoritarian 236 24.8220 2.86321

Authoritative 236 28.2331 3.05286

Permissive 236 17.1737 2.16734

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari ketiga gaya pengasuhan

orang tua (authoritarian, authoritative, dan permissive) ternyata rata-rata

responden memperoleh gaya pengasuhan authoritative, dilihat dari nilai mean

yang lebih besar (28.2331) dibandingkan dengan gaya pengasuhan

authoritarian sebesar 24.8220, dan gaya pengasuhan permissive sebesar

17.1737.

Page 145: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

128

Kategorisasi untuk variabel motivasi, konsep diri, dan regulasi diri,

indeks yang menjadi patokan adalah nilai mean, maka dapat ditetapkan norma

seperti yang tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Norma Skor

Kategori Norma

Tinggi X ≥ nilai Mean

Rendah X < nilai Mean

Dari norma skor variabel di atas, maka diperoleh kategorisasi dari

masing-masing variabel penelitian pada siswa-siswi kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta, sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Kategorisasi Per Variabel

No Variabel

Kategorisasi dan Persentase Total

Rendah % Tinggi % N %

1 Motivasi 117 49.58 119 50.42 236 100

2 Konsep Diri 124 52.54 112 47.46 236 100

3 Regulasi Diri 126 53.39 110 46.61 236 100

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel

motivasi berprestasi sebagian responden (50.42 %) berada pada katagori

tinggi dan 49.58 % berada pada katagori rendah. Konsep diri sebagian besar

responden (52.54 %) berada pada katagori rendah, dan hanya 47.46 % berada

pada katagori tinggi. Regulasi diri sebagian besar responden (53.39 %) berada

Page 146: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

129

pada katagori rendah, dan hanya 46.61 % responden yang berada pada

katagori tinggi.

4.2 Uji Hipotesis

4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Peneliti melakukan uji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

(multiple regression analysis) menggunakan software SPSS (Statistical

Package for Social Science) versi 17.0. Besaran R square, dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 R Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .565a .319 .273 8.03273

a. Predictors: (Constant), assessing, conduct, physical, permissive, formulating,

athletic, authoritarian, evaluating, authoritative, scholastic, triggering, peer,

receiving, searching, implementing

Dari tabel di atas diketahui bahwa perolehan R square sebesar 0.319

atau 31.9 %, ini berarti proporsi varians dari motivasi berprestasi siswa yang

dijelaskan oleh semua independen variabel sebesar 31.9 %, sedangkan

sisanya sebesar 68.1 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 147: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

130

Tabel 4.8 Anova

ANOVA

Model Sum of

squares

Df Mean

Square F

Sig

1 Regression

Residual

Total

6653.395

14195.448

20848.843

15

220

235

443.560

64.525

6.874 .000a

Dari tabel tersebut diperoleh F hitung sebesar 6.874 dan signifikansi

sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,05). Ini berarti bahwa

besarnya varians dari DV (motivasi berprestasi) yang dipengaruhi oleh 15 IV

sebesar 31.9 % adalah signifikan secara statistik. Hal ini berarti hipotesis

mayor yang menyebutkan bahwa “ada pengaruh variabel gaya pengasuhan

orang tua, konsep diri, dan regulasi diri, terhadap motivasi berprestasi siswa”

diterima.

Untuk melihat apakah dari 15 IV berpengaruh secara positif maupun

negatif dan signifikan terhadap DV, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 148: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

131

Tabel 4.9 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -7.568 8.607 -.879 .380

Authoritarian .108 .072 .090 1.498 .136

Authoritative .405 .068 .383 5.919 .000

Permissive -.053 .068 -.050 -.785 .433

AthleticCompetence -.007 .065 -.006 -.107 .915

Conduct -.059 .083 -.051 -.704 .482

Peer Acceptance .076 .090 .059 .841 .401

Physical .077 .065 .073 1.189 .236

Scholastic .170 .076 .148 2.245 .026

Receiving .104 .085 .088 1.225 .222

Evaluating .097 .069 .088 1.418 .158

Triggering .057 .138 .043 .411 .681

Searching .110 .084 .098 1.310 .192

Formulating -.033 .080 -.030 -.420 .675

Implementing .022 .138 .019 .162 .872

a. Dependent Variable: Motivasi

Page 149: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

132

Dari table di atas, dapat disimpulkan persamaan regresi sebagai

berikut:

Motivasi Berprestasi = -7.568 + 0.108 authoritarian + 0.405

authoritative - 0.053 permissive – 0.007

athletic competence – 0.059 conduct +

0.076 peer acceptance + 0.077 physical

appearance + 0.170 scolastic competence +

0.104 receiving + 0.097 evaluating + 0.057

triggering + 0.110 searching - 0.033

formulating + 0.022 implementing + 0. 076

assessing

Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, dilihat nilai Sig pada table 4.9, jika p < 0.05, maka koefisien

regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi

dan sebaliknya jika p > 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan tidak

signifikan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi.

Dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskan nilai koefisien regresi

yang diperoleh masing-masing IV yaitu:

1. Gaya pengasuhan Authoritarian

Nilai koefisien regresi variabel gaya pengasuhan authoritarian sebesar

0.108, dan nilai signifikansinya sebesar 0.136, dimana nilai ini > 0.05. Hal

ini berarti bahwa variabel gaya pengasuhan authoritarian tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa.

Page 150: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

133

2. Gaya pengasuhan Authoritative

Nilai koefisien regresi variabel gaya pengasuhan authoritative adalah

0.405, dan nilai signifikansinya sebesar 0.000, dimana nilai ini < 0.05. Hal

ini berarti bahwa variabel gaya pengasuhan authoritative berpengaruh

secara signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa. Jadi semakin besar

siswa menerima gaya pengasuhan authoritative, maka semakin tinggi

motivasi berprestasi siswa.

3. Gaya pengasuhan Permissive

Nilai koefisien regresi variabel gaya pengasuhan permissive adalah -

0.053, dan nilai signifikansinya sebesar 0.433, dimana nilai ini > 0.05. Hal

ini berarti bahwa variabel gaya pengasuhan permissive tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa.

4. Athletic Competence pada variabel konsep diri

Nilai koefisien regresi athletic competence pada variabel konsep diri adalah

-0.007, dan nilai signifikansinya sebesar 0.915, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa athletic competence tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap motivasi berprestasi siswa.

5. Conduct/Morality pada variabel konsep diri

Nilai koefisien regresi conduct/morality pada variabel konsep diri sebesar -

0.059, dan nilai signifikansinya sebesar 0.482, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa conduct/morality tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

Page 151: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

134

6. Peer Acceptance pada variabel konsep diri

Nilai koefisien regresi peer Acceptance pada variabel konsep diri adalah 0.076,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.401, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini berarti

bahwa peer acceptance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

7. Physical Appearance pada variabel konsep diri

Nilai koefisien regresi physical appearance pada variabel konsep diri

adalah 0.077, dan nilai signifikansinya sebesar 0.236, dimana nilai ini >

0.05. Hal ini berarti bahwa physical appearance tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa.

8. Scholastic Competence pada variabel konsep diri

Nilai koefisien regresi scholastic competence pada variabel konsep diri

adalah 0.170, dan nilai signifikansinya sebesar 0.026, dimana nilai ini <

0.05. Hal ini berarti bahwa scholastic competens berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa. Jadi semakin tinggi

scholastic competence yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi pula

motivasi berprestasi siswa.

9. Receiving pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi receiving pada variabel regulasi diri adalah 0.110,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.222, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa receiving tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

Page 152: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

135

10. Evaluating pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi evaluating pada variabel regulasi diri adalah 0.097,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.158, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa evaluating tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

11. Triggering pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi triggering pada variabel regulasi diri adalah 0.057,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.681, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa triggering tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

12. Searching pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi searching pada variabel regulasi diri adalah 0.110,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.192, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa searching tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

13. Formulating pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi formulating pada variabel regulasi diri adalah -

0.033, dan nilai signifikansinya sebesar 0.675, dimana nilai ini > 0.05. Hal

ini berarti bahwa formulating tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

14. Implementing pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi implementing pada variabel regulasi diri adalah

0.022, dan nilai signifikansinya sebesar 0.872, dimana nilai ini > 0.05. Hal

Page 153: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

136

ini berarti bahwa implementing tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap motivasi berprestasi siswa.

15. Assessing pada variabel regulasi diri

Nilai koefisien regresi assessing pada variabel regulasi diri adalah 0.076,

dan nilai signifikansinya sebesar 0.381, dimana nilai ini > 0.05. Hal ini

berarti bahwa assessing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa.

Dari hasil di atas ada dua koefisien regresi yang signifikan yaitu gaya

pengasuhan authoritative, dan scholastic competence pada variabel konsep

diri sedangkan koefisien regresi untuk gaya pengasuhan authoritarian, gaya

pengasuhan permissive, athletic competence pada variabel konsep diri,

conduct pada variabel konsep diri, peer acceptance pada variabel konsep diri,

physical appearance pada variabel konsep diri, receiving pada variabel

regulasi diri, evaluating pada variabel regulasi diri, triggering pada variabel

regulasi diri, searching pada variabel regulasi diri, formulating pada variabel

regulasi diri, implementing pada variabel regulasi diri, dan assessing pada

variabel regulasi diri tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa dari 15 hipotesis

minor terdapat dua yang signifikan dan 13 yang tidak signifikan. Untuk

mengetahui perbandingan besar kecilnya pengaruh setiap IV terhadap DV

dengan melihat Standardized coefficients (nilai Beta). Dari ketiga gaya

pengasuhan orang tua (authoritarian, authoritative, dan permissive), gaya

pengasuhan authoritative memberikan pengaruh yang paling besar terhadap

motivasi berprestasi siswa dengan nilai beta 0.383. Dari dua IV yang

Page 154: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

137

berpengaruh signifikan terhadap DV dapat diketahui mana yang memiliki

pengaruh lebih besar. Adapun urutan IV yang mempunyai pengaruh dari yang

terbesar dan terkecil adalah: (1) gaya pengasuhan authoritative dengan nilai

beta 0.383, dan (2) scholastic competence pada variabel konsep diri dengan

nilai beta 0.148.

Page 155: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

138

4.2.2 Uji Proporsi Varians masing-masing Independent Variable (IV)

Pengujian terhadap proporsi varians bertujuan untuk mengetahui apakah

penambahan proporsi varians dari masing-masing independent variable (IV)

memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap dependent variable

(DV).

Besarnya proporsi varians dari masing-masing independent variable

(IV) dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Proporsi Varians masing-masing Independent Variable (IV)

Model

R R Square

Change Statistics

R Square

Change F Change df1

Sig. F

Change

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1 .108a .012 .012 2.767 1

1

1

1

1

1

1

1

.098

2 .466b .218 .206 61.322 .000

3 .467c .218 .000 .058 .810

4 .470d .221 .003 .879 .350

5 .474e .225 .004 1.297 .256

6 .476f .227 .002 .541 .463

7 .482g .233 .006 1.682 .196

8 .514h .264 .031 9.640 .002

a. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN

b. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE

c. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE

d. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE, ATHLETIC

e. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE, ATHLETIC,

CONDUCT

f. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE, ATHLETIC,

CONDUCT, PEER

g. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE, ATHLETIC,

CONDUCT, PEER, PHYSICAL

h. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE, ATHLETIC,

CONDUCT, PEER, PHYSICAL, SCOLASTIC

Dari tabel di atas dapat dilihat sumbangan dari setiap IV terhadap DV

sebagai berikut:

Page 156: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

139

1. Gaya pengasuhan authoritarian memberikan sumbangan atau pengaruh

sebesar 0.012 atau 1.2 % terhadap motivasi berprestasi siswa, tetapi

secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan karena nilai Sig F

Change = 0.098 > 0.05

2. Gaya pengasuhan authoritative memberikan sumbangan sebesar 0.206

atau 20.6 % dalam motivasi berprestasi siswa dan secara statistik

sumbangan tersebut signifikan karena Sig F Change = 0.000 < 0.05

3. Gaya pengasuhan permissive memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau

0.0 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik sumbangan

tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.810 > 0.05

4. Athletic competence pada variabel konsep diri memberikan sumbangan

sebesar 0.003 atau 0.3 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change =

0.350 > 0.05

5. Conduct/morality pada variabel konsep diri memberikan sumbangan

sebesar 0.004 atau 0.4 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.256

> 0.05

6. Peer acceptance pada variabel konsep diri memberikan sumbangan

sebesar 0.002 atau 0.2 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.463

> 0.05

Page 157: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

140

7. Physical appearance pada variabel konsep diri memberikan sumbangan

sebesar 0.006 atau 0.6 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change =

0.196 > 0.05

8. Scholastic competence pada variabel konsep diri memberikan sumbangan

sebesar 0.031 atau 3.1 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara

statistik sumbangan tersebut signifikan karena Sig F Change = 0.002 <

0.05.

Proporsi varians untuk variabel regulasi diri dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.11 Proporsi Varians masing-masing IV

Model R R square

Change statistic

R square

change

F

change

df1

Sig. F

Change

1

2

3

4

5

6

7

.536a

.550b

.552c

.562d

.563e

.563f

.565g

.287

.302

.305

.316

.317

.317

.319

.287

.016

.003

.011

.001

.000

.002

10.106

5.001

.820

3.602

.210

.012

.771

9

1

1

1

1

1

1

.000

.026

.366

.059

.647

.914

.381

a. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC, PEER

b. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING

c. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING, TRIGGERING

Page 158: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

141

d. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING, TRIGGERING, SEARCHING

e. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING, TRIGGERING, SEARCHING, FORMULATING

f. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING, TRIGGERING, SEARCHING, FORMULATING,

IMPLEMENTING

g. Predictors: (Constant), RECEIVING, AUTHORITATIVE, PHYSICAL,

ATHLETIC, AUTHORITARIAN, CONDUCT, PERMISSIVE, SCOLASTIC,

PEER, EVALUATING, TRIGGERING, SEARCHING, FORMULATING,

IMPLEMENTING, ASSESSING

Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Receiving pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.287 atau 28.7 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut signifikan karena Sig F Change = 0.000 < 0.05

2. Evaluating pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.016 atau 1.6 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut signifikan karena Sig F Change = 0.026 < 0.05

3. Triggering pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.003 atau 0.3 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.366 > 0.05

4. Searching pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.011 atau 1.1 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.059 > 0.05

5. Formulating pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.001 atau 0.1 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.647 > 0.05

Page 159: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

142

6. Implementing pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.000 atau 0.0 % dalam motivasi berprestasi siswa, dan secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.914 > 0.05

7. Assessing pada variabel regulasi diri memberikan sumbangan sebesar

0.002 atau 0.2 % dalam motivasi berprestasi siswa dan secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan karena Sig F Change = 0.381 > 0.05

Berdasarkan interpretasi data di atas, bila dilihat dari besarnya

tambahan R2

yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan IV, terdapat

empat IV yang memberikan sumbangan secara signifikan terhadap motivasi

berprestasi siswa, yaitu: gaya pengasuhan authoritative, scholastic

competence pada variabel konsep diri, receiving pada variabel regulasi diri,

dan evaluating pada variabel regulasi diri. Dari keempat IV tersebut dapat

dilihat IV mana yang memberikan sumbangan paling besar terhadap DV, yaitu

dengan cara melihat R2

change-nya. Semakin besar R2

change-nya, maka

semakin besar sumbangan yang diberikan terhadap DV.

Page 160: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

143

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan, diskusi hasil

penelitian, dan saran teoritis serta saran praktis.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa hipotesis mayor diterima, yaitu: “ada pengaruh

yang signifikan dari gaya pengasuhan orang tua (authoritarian, authoritative,

dan permissive), konsep diri (athletic competence, conduct/morality, peer

acceptance, physical appearance, dan scholastic competence), dan regulasi

diri (receiving, evaluating, triggering, searching, formulating, implementing,

dan assessing) terhadap motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta”. Diperoleh nilai R square sebesar 0.319, hal ini

menunjukkan bahwa dari proporsi varians secara keseluruhan motivasi

berprestasi siswa (dependent variable) yang dipengaruhi independent variabel

(gaya pengasuhan orang tua, konsep diri, dan regulasi diri) adalah sebesar

0.319 atau 31.9 %.

Dari hasil analisis terhadap aspek variabel gaya pengasuhan orang tua

(authoritarian, authoritative, dan permissive), aspek variabel konsep diri

(athletic competent, conduct/morality, peer acceptance, physical appearance,

dan scholastic competence), dan aspek variabel regulasi diri (receiving,

evaluating, triggering, searching, formulating, implementing, dan assessing)

diperoleh hanya dua independent variabel (IV) yang signifikan pengaruhnya

Page 161: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

144

terhadap motivasi berprestasi siswa, yaitu gaya pengasuhan authoritative, dan

scholastic competence pada variabel konsep diri. Dari tiga tipe gaya

pengasuhan orang tua hanya gaya pengasuhan authoritative yang memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa, sedangkan gaya

pengasuhan authoritarian dan gaya pengasuhan permissive tidak.

Hasil analisis terhadap proporsi varians masing-masing variabel

terdapat empat variabel yang signifikan, yaitu: gaya pengasuhan authoritative,

scholastic competence pada variabel konsep diri, receiving pada variabel

regulasi diri, dan evaluating pada variabel regulasi diri.

5.2. Diskusi

Orang tua adalah faktor yang paling penting dalam hidup dan perkembangan

anak-anak, karena orang tua merupakan orang yang terdekat dengan anak-

anak dan orang yang pertama dan utama dalam mempengaruhi kehidupan

anak-anak, sehingga memainkan peran yang besar pada tahap awal

perkembangan anak-anak. Keterlibatan orang tua merupakan kunci untuk

meningkatkan prestasi akademik anak-anak. Menurut Cramer (2002) interaksi

yang berkualitas antara orang tua dan anak terbukti dapat mempengaruhi

perkembangan motivasi anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Garliah & Nasution (2005) yang meyebutkan bahwa keluarga

merupakan faktor yang dapat menimbulkan motivasi berprestasi anak. Jadi

bagaimana gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua terhadap anaknya

dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, sehingga orang tua

harus mampu menerapkan gaya pengasuhan yang tepat untuk menumbuhkan

Page 162: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

145

dan mengembangkan motivasi berprestasi anak. Baumrind, Cohen & Rice,

Pittman & Chase-Lansdale dalam Rivers (2006) menyatakan bahwa gaya

pengasuhan authoritative dikaitkan dengan hasil yang lebih positif,

sedangkan gaya pengasuhan authoritarian, dan gaya pengasuhan permissive

lebih cenderung mengakibatkan hasil yang negatif. Temuan penelitian

menunjukkan bahwa gaya pengasuhan authoritative menunjukkan

perkembangan positif pada remaja (Wargo dalam Kopko, 2007). Ada banyak

bukti empiris yang menunjukkan bahwa gaya pengasuhan authoritative (gaya

pengasuhan yang ditandai dengan penerimaan dan keterlibatan, serta

ketegasan dan pengawasan) memiliki pengaruh yang signifikan pada

perkembangan kepribadian anak, yaitu: anak-anak cenderung mandiri, tegas,

ramah dengan teman sebaya, dan kooperatif dengan orang tua (Baumrind,

dalam Vahedi, 2009) serta intelektual dan sosial yang baik dengan motivasi

yang kuat untuk mencapai sukses (Maccoby, & Martin dalam Vahedi, 2009).

Motivasi siswa kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta secara

signifikan dipengaruhi oleh gaya pengasuhan authoritative. Keadaan ini

menggambarkan bahwa semakin siswa mendapatkan gaya pengasuhan yang

authoritative, maka motivasi berprestasi siswa akan semakin tinggi. Hal ini

membuktikan bahwa gaya pengasuhan orang tua merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi. Gaya pengasuhan orang tua

yang diterapkan pada anaknya akan menimbulkan motivasi berprestasi pada

anak. Gaya pengasuhan authoritative mempunyai pengaruh yang lebih besar

terhadap motivasi berprestasi siswa, seperti yang dikemukakan oleh Baumrind

Page 163: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

146

dalam Turner, Chandler, & Haffer (2009) ada hubungan yang positif antara

gaya pengasuhan authoritative dan kinerja akademik, dimana anak-anak dari

orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan authoritative, merupakan anak-

anak yang paling termotivasi, yang paling kompeten, dan yang paling

berorientasi prestasi. Orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan

authoritative bersikap lebih fleksibel, terbuka, dan memberi kesempatan

kepada anak untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan peraturan yang

rasional, sehingga akan menumbuhkan sikap percaya diri, yang akan

memunculkan motivasi pada anak.

Beberapa studi telah menentukan hubungan positif antara gaya

pengasuhan authoritative dan prestasi siswa (Baumrind, Steinberg et al. dalam

Rena, Abedalaziz, & Leng , 2011). Hal ini karena orang tua authoritative

cenderung menampilkan keseimbangan dalam kontrol dan respon yang tinggi

dan menunjukkan kehangatan kepada anak-anak mereka ketika mereka

menetapkan tuntutan dan harapan. Secara umum, anak-anak yang

mendapatkan gaya pengasuhan authoritative menunjukkan kompetensi

akademik, perkembangan sosial, persepsi diri, dan kesehatan mental yang

lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dengan orang tua yang

menerapkan gaya pengasuhan authoritarian dan permissive (Baumrind,

Dornbusch et al, Lamborn et al, Maccoby & Martin, dalam Watabe, 2011)..

Senada dengan hasil penelitian Abhesa (2012) yang menyatakan bahwa gaya

pengasuhan authoritative memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap

motivasi berprestasi siswa. Hanya siswa yang menggambarkan orang tua

Page 164: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

147

dengan gaya pengasuhan authoritative yang memiliki motivasi berprestasi

lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan yang memiliki orang tua

dengan gaya pengasuhan bukan authoritative.

Meskipun gaya pengasuhan authoritative berkaitan dengan hasil

perkembangan yang positif, banyak orangtua cenderung menggunakan

campuran gaya pengasuhan yang berbeda ketika mengasuh remaja. Jadi, orang

tua dapat mengubah dan menerapkan gaya pengasuhan masing-masing sesuai

dengan keadaan tertentu.

Scholastic competence pada variabel konsep diri secara positif dan

signifikan mempengaruhi motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTs

Pembangunan UIN Jakarta. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kompetensi

skolastik (scholastic competence) yang dimiliki siswa, maka akan semakin

tinggi pula motivasi berprestasi siswa. Siswa yang memiliki kompetensi

skolastik tinggi berarti siswa tersebut mampu mengikuti kegiatan akademik di

sekolah, dan merasa dirinya cukup pandai dalam berbagai mata pelajaran di

sekolah. Jadi seorang siswa yang memandang positif tentang dirinya, baik dari

segi kemampuan maupun harapan yang ingin dicapainya, maka siswa tersebut

akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi. Seperti yang dikemukakan

oleh Fernald & Fernald (1999) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

motivasi berprestasi adalah adanya konsep diri yang dimiliki individu, bila

individu itu mampu untuk melakukan aktivitas yang dapat memenuhi

harapannya sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Rola (2004), dan

Page 165: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

148

Rola (2006), yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa. Hubungan tersebut bersifat

positif artinya bahwa semakin positif konsep diri yang dimiliki siswa, maka

semakin tinggi pula motivasi berprestasinya. Berger dalam Viktor (2011)

mendapatkan anak-anak yang mempunyai konsep diri positif berkontribusi

lebih positif terhadap kegiatan akademik, keberhasilan terhadap usaha dan

kemampuan mereka. Anak-anak dengan konsep diri positif mampu

melakukan tugas daripada anak-anak lain dengan konsep diri negatif yang

selalu tak berdaya. Dengan konsep diri positif menghadapi realitas kehidupan

yang lebih baik dengan keyakinan dan harapan tinggi tidak hanya di

lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. Dapat dikatakan bahwa,

konsep diri yang buruk tercermin pada prestasi yang buruk di sekolah, dan

juga konsep diri yang baik atau positif menghasilkan kinerja yang positif di

sekolah (Upadhaya & Singh dalam Viktor, 2011). Selanjutnya, dikatakan

bahwa konsep diri yang positif juga dianggap sebagai faktor untuk

memperoleh prestasi akademik yang optimal. Hal senada diungkapkan oleh

Sarason, Pierce, Panji, & Sarason (dalam Watabe, 2012) bahwa konsep diri

anak di rumah atau di sekolah dipengaruhi oleh orang tua, apakah positif atau

negatif, dan dapat menjadi faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi

akademik.

Aspek lain dari variabel konsep diri tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa MTs Pembangunan UIN

Jakarta, yaitu aspek athletic competence, conduct/morality, peer acceptance,

Page 166: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

149

dan physical appearance. Hal ini berarti bahwa seseorang yang memandang

dirinya mempunyai kemampuan yang baik diberbagai bidang atletik (olah

raga) belum tentu motivasi berprestasi di bidang akademiknya baik juga.

Demikian pula halnya dengan seseorang yang memandang perilaku dirinya

positif atau berperilaku baik, mempunyai hubungan yang baik dengan rekan

sebayanya, dan memiliki rasa percaya diri karena merasa dirinya mempunyai

penampilan fisik yang baik, belum tentu memiliki motivasi berprestasi yang

baik juga. Meskipun hanya scholastic competence pada variabel konsep diri

yang berpengaruh secara signifikan pada motivasi berprestasi, namun secara

umum dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor penting

yang dapat menumbuhkan motivasi berprestasi siswa.

Selanjutnya, dari tujuh proses regulasi diri yang meliputi proses

receiving, evaluating, triggering, searching, formulating, implementing, dan

assessing, tidak ada satupun yang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi

siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta. Padahal menurut Zimmerman (2002)

motivasi siswa dapat ditingkatkan bilamana mereka menggunakan proses self-

regulatory. Siswa yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi kemajuan

dalam belajar mereka akan meningkatkan tingkat kepuasan diri, dan

keyakinan mereka dalam keberhasilan akan meningkatkan keterampilan

(Schunk dalam Zimmerman, 2002). Keberhasilan seseorang dalam pencapaian

prestasi salah satunya ditentukan oleh kemampuan regulasi diri (Susanto,

2006). Seperti halnya dengan prestasi siswa dalam lingkungan sekolah

dipengaruhi oleh penggunaan secara efektif regulasi diri yang dimiliki

Page 167: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

150

siswa, yaitu kemampuan siswa untuk merencanakan, memonitor, dan

mengevaluasi perilaku sendiri, kognisi dan strategi pembelajarannya

(McCaslin & Hickey, Winne, Zimmerman & Schunk, dalam Matuga, 2009).

Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari semua proses dalam regulasi diri

terhadap motivasi berprestasi siswa MTs Pembangunan UIN dapat

disebabkan oleh beberapa hal. Kemungkinan yang menyebabkan terjadinya

perbedaan hasil ini yaitu: Pertama, responden penelitian ini adalah siswa

kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta yang berusia dalam rentangan 12

sampai 15 tahun. Artinya, dari perspektif psikologi perkembangan mereka

masih berada pada tahap perkembangan remaja awal yang ditandai dengan

kondisi emosi yang sangat labil. Menurut Gunarsa & Gunarsa (2006) masa

remaja merupakan saat-saat yang dipenuhi dengan berbagai macam perubahan

dan terkadang tampil sebagai masa tersulit dalam kehidupannya sebelum

kemudian memasuki dunia kedewasaan. Sedangkan penelitian-penelitian yang

dilakukan sebelumnya melibatkan responden yang berasal dari tingkat

pendidikan yang lebih tinggi dengan rentangan usia yang lebih besar. Oleh

karena itu, Anak-anak dalam rentangan usia tersebut perlu mengembangkan

keterampilan tentang regulasi dirinya karena akan berpengaruh terhadap

kesiapan diri dalam menghadapai segala aktivitasnya baik dilingkungan

sekolah maupun di lingkungan rumah, dan dengan adanya kesiapan diri

diharapkan dapat menimbulkan motivasi untuk berprestasi. Kemampuan

untuk mengatur diri sendiri adalah dasar untuk memenuhi standar yang

diterima dari perilaku di rumah, sekolah, dan di tempat kerja. (Bandy, &

Page 168: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

151

Moore, 2010). Kedua, kemungkinan pada saat penelitian dilakukan, responden

menjawab kuesioner kurang serius sehingga tidak menggambarkan keadaan

yang sebenarnya.

5.3 Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang

diberikan dan dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:

5.3.1 Saran Metodologis

1. Untuk penelitian selanjutnya agar meneliti dan menganalisis pengaruh

variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi

siswa, selain yang terdapat pada independent variable dalam penelitian

ini, seperti self-esteem, religiusitas, dukungan sosial, dan iklim

sekolah.

2. Mengingat penelitian ini dilakukan pada siswa MTs, untuk penelitian

selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan melibatkan

sampel dari siswa Madrarah Aliyah sederajat atau mahasiswa

Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan untuk melihat variabel-variabel

yang mempengaruhi motivasi berprestasi mereka ketika belajar pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian

sejenis dengan jumlah populasi dan sampel dari daerah urban atau

suburban untuk mendapatkan gambaran yang komparatif jika

dibandingkan dengan sampel penelitian ini yang dilakukan di daerah

dekat ibu kota.

Page 169: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

152

5.3.2 Saran Praktis

1. Untuk Orang Tua

Gaya pengasuhan orang tua sangat berperan dalam menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi berprestasi seorang anak. Hampir tidak ada

orang tua yang menerapkan satu macam gaya pengasuhan tertentu

secara murni. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

peneliti menyarankan kepada orang tua untuk:

a. Lebih dominan menerapkan gaya pengasuhan authoritative, karena

lebih efektif dalam meningkatkan motivasi berprestasi pada anak.

b. Meningkatkan konsep diri dan regulasi diri anak-anak mereka

dengan cara memberikan keteladanan yang baik kepada anak-anak

mereka. Hal ini disebabkan siswa pada masa remaja awal ini masih

cenderung untuk menirukan apa yang mereka lihat, rasakan, dan

alami dalam proses pendidikan di dalam rumah dan di lingkungan

masyarakat.

2. Untuk Pendidik

Guru sebagai pendidik juga mempunyai peran yang tidak kalah

pentingnya untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta

didik/siswa, maka kepada para pendidik/guru peneliti menyarankan

untuk:

a. Membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri dan regulasi

diri siswa yang cenderung rendah, diantaranya dengan cara

memberikan perhatian, menunjukkan sikap dan pandangan yang

Page 170: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

153

positif terhadap kemampuan yang dimiliki siswa, berempati, dan

mengarahkan siswa untuk membuat keputusan sendiri atas

perilakunya, sehingga siswa juga akan mempunyai pandangan

yang positif terhadap dirinya.

b. Turut berperan dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa,

antara lain dengan cara melaksanakan sistem pengajaran yang lebih

interaktif dan dapat menciptakan suasana kelas yang lebih akrab

dan tidak kaku, sehingga membuat siswa nyaman untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

3. Untuk Peserta Didik/Siswa

Konsep diri dan regulasi diri merupakan aspek penting untuk

meningkatkan motivasi berprestasi seorang siswa, maka diharapkan

siswa yang menginjak masa remaja telah mengetahui, memahami

siapa dirinya, apa yang menjadi harapan atau cita-citanya, dan dapat

melakukan penilaian tentang dirinya melalui proses pembelajaran dan

informasi yang diterimanya baik dari lingkungan rumah, sekolah,

maupun lingkungan masyarakat.

Page 171: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

154

DAFTAR PUSTAKA

Abesha, A.G. (2012). Effect of parenting styles, academic self-efficasy, and

achievement motivation on the academic achievement of university

students in Ethiopia. Dissertation. Edith Cowan University, Perth, Western

Australia.

Al-Shababat, A.M., Abbas, M., & Ismail, H.N. (2010). The direct and indirect

effects of the achievement motivation on nurturing intellectual gifftedness.

International Journal of Human and Social Sciences, Vol. 5 (9), 580 –

588.

Bandy, T.B.S., & Moore, K.A. (2010). Assessing self-regulation: A guide for out-

of-school time program practitioners. Brief Research-to-Results. Child

Trends. The Atlantic Philantropies, Washington, DC.

Baumeister, R.F., Gailliot, M., DeWall, C.N., & Oaten, M. (2006). Self-regulation

and personality: How interventions increase regulatory success, and how

depletion moderates the effects of traits on behavior. Journal of

Personality, Vol 74 (6), 1773 – 1801. Blackwell Publishing, Inc.

Baumrind D. (1971). Current patterns of parental authority. Developmental

Psychology Monographs. London : Foresman and Company, Glenview.

Baumrind D. (1991). The influence of parenting style on adolescence

competence and substance use. Journal of Early Adolescence, Vol 11(1),

56 – 95. Sage Publication, Inc.

Biehler, R.F. & Snowman, J. (1993). Psychology applied to teaching. Boston:

Houghton Mifflin Company.

Blood, Rebecca A.C. (2012). The relationship among self-regulation, executive

functioning, coping resources, and symptomatology following a traumatic

event. Dissertation. The College of Education Georgia State University.

Brooks JB. (2001). Parenting. (Third Edition). California: Mayfield Publishing

Company.

Buri, J.R. (1991). Parenthal authority questionnaire. Journal of Personality

Assessment, Vol 57 (1), 110 – 119. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Calhoun, F. & Acocella, J.R. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan

hubungan kemanusiaan. (Edisi Ketiga). Semarang: Ikip Semarang Press.

Chaplin, J.P. (2005). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 172: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

155

Cramer, K.E. (2002). The influences of parenting styles on children‟s classroom

motivation. Thesis. B.S., Louisiana State University.

Centi, J.P. (1993). Mengapa rendah diri. Yogyakarta: Kanisius.

Darling, N., & Toyokawa, T. (1997). Construction and validation of the parenting

style inventory II (PSI – II). Article. The Pennsylvania State University.

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Djaali, H. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djaali, H. & Muljono, P. (2008). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta;

PT Grasindo.

Djudiyah & Yuniardi, S. (2011). Model pengembangan konsep diri dan daya

resiliensi melalui support group therapy: Upaya meminimalkan trauma

psikis remaja dari keluarga single parent. Laporan Penelitian Hibah

Bersaing Tahap Kedua. Universitas Muhammadiyah Malang.

Dwija, I.W. (2008). Hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi dan

perhatian orang tua dengan hasil belajar pada siswa kelas II SMA

unggulan di kota Amlapura. Jurnal Pendidikan & Pengajaran, Vol. 41 (1).

96 – 112. Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Efendi, Ridwan. (2010). Kemampuan fisika siswa indonesia dalam TIMSS (Trend

of international on mathematics and science study). Prosiding seminar

Nasional Fisika 2010. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Elliot, A.J., & Sheldon, K.M. (1997). Avoidance achievement motivation: A

personal goals analysis. Journal of Personality and Social Psychology,

Vol. 73 (1), 171 – 185. American Psychological Association, Inc.

Ellis, R.M. (2007). Relationship between parenting styles and children‟s

motivational style: The development of learned helplessness. Thesis. B.A.,

The University of Kansas.

Fernald, L. Dodge & Fernald, Peter S. (1999). Introduction to psychology. (5th

Ed)

India: AITBS Publishers & Distributors.

Page 173: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

156

Freund, P.A., Kuhn, J.T., & Holling, H. (2011). Measuring current achievement

motivation with the QCM; Short form development and investigation of

measurement invariance. Article. http://www.sciencedirect.com/science/

article/pii/S0191886911002637. Akses Juni 2012.

Garliah, L., & Nasution, FKS. (2005). Peran pola asuh orang tua dalam

motivasi berprestasi. Jurnal Psikologia Volume 1 (1), 38 – 47. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Gunarsa, S. & Gunarsa YSD. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja.

Jakarta: PT BPK. Gunung Mulia.

Hadley, A.M., Hair, E.C., & Moore KA. (2008). Assessing what kids think about

themeselves: A guide to adolescent self-concept for out of school time

program practitioners. Research-to-Results. Child Trends.The Atlantic

Philantropies.

Harter, S. (1988). Manual for the self-perception profile for adolescents. Denver:

University of Denver Press.

Harter, S. (2012). Self-perception profile for adolescents: Manual and

Questionnaire, Revision. University of Denver Press.

Hoang, T.N. (2007). The relations between parenting and adolescent motivation.

International Journal of Whole Schooling, Vol. 3 (2), 1 – 21.

Hoffman, P. (2002). The impact of delayed parenting on child outcomes.

American Sosiological Association.

Irmawati. (2004). Motivasi berprestasi dan pola pengasuhan pada suku bangsa

batak toba di desa Parpareran II tapanuli Utara. Makalah. Program Studi

Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kasmo, Sukasmo. (2011). Rendahnya pendidikan di Indonesia. Artikel.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/24/rendahnya-kualitas pendidikan

di-indonesia. Akses 5 Mei 2012.

Kopko, Kimberly. (2007). Parenting styles and adolescents. Article. Cornell

University Cooperative Extension.

Krause, K.L., Bochner, S., Duchesne, S., & McMaugh, A. (2010). Educational

psychology for learning and teaching. (3rd

ed). Cancage Learning

Australia- Pty Limited.

Page 174: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

157

Kuntjojo dan Matulessy, A. (2012). Hubungan antara metakognisi dan motivasi

berprestasi dengan kreativitas. Jurnal psikologi persona. Vol 1 (1), 20 –

40.

Lamborn, S.D., Mounts, N.S., Steinberg, L., & Dornbusch, S.M. (1991). Patterns

of competence and adjusment among adolescents from authoritative,

authoritarian, indulgent and neglecful families. Child Development, Vol

62, 1049 – 1065.

Lang, J.W.B., & Fries, S. (2006). A-revised 10-item version of the achievement

motives scale: Psychometric properties in German-speaking samples.

European Journal of Psychological Assessment, Vol. 22, 216 – 224.

Hogreve & Huber Publisers.

Leary, M.R. (2007). Motivational and emotional aspects of the self. Article.

Department of Psychology and Neuroscience, Duke University, Durham

North Carolina.

Lefton, L.A., & Valvatne, L. (1992). Mastering psychology. (4rd

ed). Allyn and

Bacon. Boston. A Division of Simon & Schuster, Inc.

Mahmoud, A. (2011). English teachers achievement motivation in the light of

some variables in Tulkarm Government Schools. Journal of Al-Quds Open

University for Research and Studies - No. 24 (1), 9 – 36. The Arab

American University, Jenin.

Marsh, H.W., & Hau, K.T. (2003). Big fish little pond effect on academic self-

concept: A cross cultural (26 country) test of the negative effects of

academically selective schools. American Psychologist, Vol. 58, 364 –

376.

Martin, C.A. & Colbert, K.K. (1997). Parenting children with special needs. In

parenting: A life span perspective. New York, Mc Graw-Hill.

Matovu, M. (2012) Academic self-concept and academic achievement among

university students. International online Journal of educational Sciences,

Vol. 4 (1), 107 – 116.

Matuga, J.M. (2009). Self-regulation, goal orientation, and academic achievement

of secondary students in online university courses. Educational

Technology & Society. Vol. 12 (3), 4 – 11.

McClelland, D.C. (1987). Human motivation. New York. Cambridge University

Press.

McDevitt, T.M., & Ormrod, J.E. (2002). Child development and education.

Pearson Education, Inc. Merril Prentice Hall.

Page 175: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

158

Mischel, W., Shoda, Y., & Smith, R.E. (2003). Introduction to personality:

Toward an integration. United States: John Wiley & Sons, Inc.

Moilanen, K.L. (2007). The adolescent self-regulatory inventory: The

development and validation of a questionnaire of short-term and long-term

self-regulation. Journal of Youth and Adolescence, Vol. 36, 835 – 848.

Moore, L.L., Grabsch, D.K., & Rotter, C. (2010). Using achievement motivation

theory to explain student participation in a residential leadership learning

community. Journal of Leadership Education, Vol. 9 (2), 22 – 34.

Leadership, Education, and Communication at Texas A & M University.

Napitupulu, Ester Lince. (2011). Indeks pendidikan indonesia.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/1855569/indeks-pendidikan-

indonesia-menurun. akses 5 Mei 2012.

Neil, D.J. & Carey, K.B. (2005). A follow up psychometric analysis of the self-

regulation questionnaire. Psychology Journal, Psychology of Addictive

Behavior, Vol. 19 (4), 414 – 422.

Ninawati. (2002). Motivasi berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 4

(8), 77 – 78..

Ormrod, J.E. (1999). Human learning (3rd

edition). Book Review. Journal of

Educational Enquiry, Vol. 3 (1), 134 – 140. Prentice Hall Australia Pty

Ltd.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development

(Psikologi Perkembangan). Edisi ke-9. Jakarta: Kencana.

Parker, G., Tupling, H., & Brown, L.B. (1979). A parental bonding instrument.

British Journal of Medical Psychology, Vol 52 (1), 1 – 10. The British

Psychological Society.

Pervin, L.A., Cervone, D., & John, O, P. (2010). Psikologi kepribadian teori dan

penelitian. (Edisi ke-9). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rena, S., Abedalaziz, N., & Leng, C.H. (2011) The Relationship Between

Parenting Styles and Students‟ Attitude Toward Leisure Time Reading.

The Malaysian Online Journal of Educational Science, Vol. 1 (2), 37 – 54.

Rivers, Jewrell Jr. (2006). The relationship between parenting style and academic

achievement and the mediating of motivation, goal orientation and

academic self-efficasy. Electronik Theses, Treaties and Dissertations.

Florida State University College of Human Sciences.

Page 176: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

159

Rola, Fasti. (2006). Hubungan konsep diri dengan motivasi berprestasi pada

remaja. Makalah. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera

Utara.

Rozhkova, M. (2011). Measurement of the implicit and explicit achievement

motive: New perspectives. Dissertation. Ludwig-Maximilians-Universitat.

Munchen.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi

ke-5. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Santrock, John W. (2003). Adolesecence. New York: McGraw-Hill.

Schuler, Heinz; Thornton, George C. III; Frintrup, Andreas & Mueller-Hanson,

Rose (2010). Achievement motivation inventory (AMI).

http://en.wikipedia.org/wiki/Achievement_Motivation_Inventory. Akses

Mei 2013.

Shekhar, C., & Devi, R. (2012). Achievement motivation across gender and

different academic majors. Journal of Education and Developmental

Psychology, Vol. 2 (2), 105 – 109. Canadian Center of Science and

Education.

Skinner, E., Johnson, S., & Snyder, T. (2005). Six dimensions of parenting: A

Motivational Model Parenting Science and Practice, Vol. 5 (2), 175 – 235.

Lawrence Elbraum Associates, Inc.

Starr, Megan L. (2011). The relationship between parenting styles, learning

autonomy, and scholastic achievement in undergraduate college student.

Thesis. Bucknell University.

Suci, R.R. (2008). Perbedaan self-regulation pada mahasiswa yang bekerja dan

mahasiswa yang tidak bekerja. Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 1

(1), 34 – 48. Program Studi Psikologi, Universitas Paramadina.

Sugiyanto. (2007). Pentingnya motivasi berprestasi dalam mencapai keberhasilan

akademik siswa. Makalah. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Susanto, Handy. (2006). Mengembangkan kemampuan self regulation untuk

meningkatkan keberhasilan akademik siswa. Jurnal Pendidikan Penabur.

Vol. 7, 64 – 71.

Page 177: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

160

Tan Yu, J.B. & Yates, S.M. (2007). A rasch analysis of the academic self-concept

questionnaire. International Education Journal, Vol. 8 (2), 470 – 484.

Shannon Research Press.

Tandrio, Rizal A. (2012). Kualitas bangsa makin arah. Artikel.

http://rizaltandrio.wordpress.com/2012/01/19/kualitas- bangsa- makin

parah/. Akses Juli 2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus besar bahasa indonesia.

(Edisi Ketiga). Jakarta: balai Pustaka.

Turner, E.A., Chandler, M. & Heffer, R.W., (2009). The influence of parenting

styles, achievement motivation, and self-efficacy on academic

performance in college students. Jurnal of College Student Development,

Vol. 50 (3), 337 – 346. The Johns Hopkins University Press.

Vahedi, S., Mostafafi, F., & Mortazanajad, H. (2009). Self-regulation and

dimensions of parenting styles predict psychological procrastination of

undergraduate students. Article. Iranian Journal Psychiatry, Vol. 4 (4),

147 – 154.

Viktor, G.T. (2011). Parenting styles on children‟s self-concept and academic

performance in Adamawa state. Thesis. Faculty of Education. Ahmadu

Bello University, Zaria, Nigeria.

Wahyudi. (2007). Memahami motivasi berprestasi siswa. Artikel. FKIP.

Universitas Tanjungpura Pontianak.

Wardhani, S., & Rumiati. (2011). Instrumen penilaian hasil belajar matematika

SMP: Belajar dari PISA & TIMSS. Kementerian Pendidikan Nasional

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan

Mutu Pendidikan (PPPPTK) Matematika.

Watabe, Akiko. (2011). The influence of parenting on children‟s academic

achievement: comparison between the united states and Japan. Thesis. The

Faculty of California State University, Chico.

Wulandari, L.H. & Rola, F. (2004). Konsep diri dan motivasi berprestasi remaja

penghuni panti asuhan. Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Vol. 3 (2), 81 –

86.

Yahaya, A., & Nordin, K. (2005). Relationship between self-concept, motivation

and parenting styles effected students achievements faculty of education.

Article. University Technology Malaysia.

Page 178: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

161

Zenzen, T.G. (2002). Achievement motivation. A Research Paper. The Graduete

College, University of Wisconsin-Stout.

Zimmerman, B.J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An Overview.

Theory into Practice, Vol. 41 (2), 64 – 70. College of Education, The Ohio

State University.

Page 179: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

162

LAMPIRAN

Page 180: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

163

Page 181: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

164

Page 182: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

165

Lampiran B

Kesediaan Mengisi Kuesioner Penelitian

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir perkuliahan (tesis) di Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya bermaksud mengadakan

penelitian.

Saya memohon kesediaan siswa-siswi untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini, yaitu memberikan keterangan untuk dapat mengemukakan pendapat

yang sejujur-jujurnya mengenai pernyataan dalam kuesioner yang terdapat pada

lembar berikut ini. Segala pernyataan yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya

dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

Saya berharap agar siswa-siswi tidak melewatkan satu nomor pun dari

pernyataan demi kelengkapan informasi yang diperoleh. Oleh karena itu dimohon

untuk memeriksa kembali kelengkapan jawaban siswa-siswi. Saya juga berharap

hasil dari partisipasi siswa-siswi dapat membantu perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang psikologi untuk masa yang akan datang.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi,

keiklasan dan kerja samanya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2013

Page 183: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

166

Instrumen Penelitian

No :

Nama :

Kelas :

Usia :

Jenis Kelamin :

PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda, dengan cara

memberikan tanda silang (X) pada jawaban tersebut.

Jika salah berilah tanda garis dua (=) pada pilihan pertama kemudian

silang jawaban yang sesuai

Berikut ini adalah pilihan jawaban yang tersedia :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya berpikir bahwa saya bisa melakukan dengan

baik pada hampir semua kegiatan baru yang belum

pernah saya coba sebelumnya

X

Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut Anda karena dalam hal ini

tidak ada jawaban yang benar maupun salah.

Periksa kembali jawaban Anda jangan sampai ada yang terlewatkan.

Terima kasih banyak untuk kesediannya

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 184: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

167

Instrumen 1. Skala motivasi Berprestasi

No Item PERNYATAAN SS S TS STS

1 1 Saya bekerja keras agar prestasi saya

lebih baik daripada teman-teman

2 2 Saya berusaha mencapai sukses, agar

sukses saya menjadi panutan teman-

teman saya

3 3 Saya bersaing dengan teman-teman

pada setiap meraih keberhasilan.

4 4 Saya menghindari upaya mengungguli

prestasi teman-teman

5 5 Saya berusaha menghindar dari

persaingan antar teman dalam mengejar

prestasi

6 6 Saya menghindar dari tugas sekalipun

tugas itu akan menghantarkan saya

berprestasi lebih baik.

7 7 Saya berusaha menyelesaikan tugas-

tugas dengan sebaik-baiknya

8 8 Saya berusaha untuk mendapatkan cara

pemecahan terbaik terhadap setiap

masalah yang saya hadapi

9 9 Saya berusaha untuk memperbaiki

kinerja saya pada masa lalu.

10 10 Saya menyelesaikan tugas dengan asal-

asalan

11 11 Saya berusaha menghindar dari tugas,

sekalipun tugas itu merupakan

pekerjaan ringan

12 12 Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum

ada yang menegur

13 13 Saya berusaha menetapkan tujuan yang

akan saya capai secara rasional

14 14 Saya menyusun rencana kegiatan

sebelum saya melakukannya

Page 185: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

168

15 15 Saya mempertimbangkan masa lalu

sebagai pendorong meraih sukses.

16 16 Saya menetapkan tujuan yang kurang

jelas arah pencapaiannya

17 17 Saya mengerjakan pekerjaan

menyimpang dari tujuan organisasi.

18 18 Saya menyampaikan ide-ide yang

kurang masuk akal

19 19 Saya terdorong untuk menyelesaikan

tugas-tugas yang lebih menantang.

20 22 Saya menolak mengerjakan tugas-tugas

yang lebih menantang

21 23 Saya merasa bosan dengan tugas-tugas

yang lebih menantang

22 24 Saya menghindar dari tugas-tugas yang

menghantarkan saya pada kemajuan

23 25 Saya menikmati tugas-tugas yang

sifatnya menuntut tanggung jawab

pribadi

24 27 Saya bertanggung jawab atas semua

tindakan yang saya lakukan.

25 28 Saya berusaha untuk mempertahankan

setiap kepercayaan yang diberikan

26 29 Saya berusaha untuk menghindari dari

tanggung jawab

27 30 Saya menghindari kegiatan-kegiatan di

masa saya berperan di dalamnya

28 31 Saya mengabaikan setiap tuntutan

tugas yang dibebankan kepada saya

29 32 Saya memanfaatkan kepercayaan yang

diberikan untuk kepentingan pribadi

30 33 Saya berusaha mendapatkan tugas-tugas

yang sifatnya menuntut tanggung jawab

pribadi.

Page 186: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

169

31 34 Saya menyukai situasi, di mana

penilaian prestasi menjadi pendorong

perbaikan kinerja

32 35 Saya berusaha mendapatkan tugas yang

beresiko, sepanjang resiko itu masih di

bawah kendali saya.

33 37 Saya menghindar dari peran yang

bersifat pribadi, sekalipun itu

diperlukan untuk kesuksesan organisasi

34 38 Akibat adanya penilaian kinerja

(umpan-balik), semangat kerja saya

semakin menurun

35 39 Saya menghindari tugas-tugas yang

beresiko, sekalipun resiko itu dapat

saya kendalikan

36 40 Saya melakukan tindakan-tindakan,

tanpa mempertimbangkan akibatnya

TERIMA KASIH

Page 187: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

170

Instrumen 2. Skala Gaya Pengasuhan

No Item PERNYATAAN SS S TS STS

1 1 Ketika saya dibesarkan, orangtua merasa

bahwa dalam keluarga yang baik, anak-

anak bisa melakukan kebiasaan mereka

sama seringnya seperti yang orang tua

lakukan

2 2 Ketika anak-anak tidak sependapat dengan

keinginan orang tua, mereka memaksa

saya harus patuh pada apa yang mereka

anggap benar, demi kebaikan saya sendiri

3 3 Setiap kali orang tua mengharuskan saya

untuk melakukan sesuatu, mereka

mengharapkan saya melakukannya segera

tanpa memberi kesempatan untuk bertanya

atau meminta penjelasan

4 4 Orang tua saya akan membahas alasan di

balik kebijakan mereka dengan anak-anak

dalam keluarga.

5 5 Orang tua saya selalu memberikan

dorongan dan menerima masukan setiap

kali saya merasa ada aturan keluarga dan

larangan yang tidak masuk akal

6 6 Orang tua saya selalu memberi kebebasan

untuk mengemukakan pendapat dan

mengatakan apa yang anak-anak inginkan

sekalipun bertentangan dengan

keinginannya

7 9 Orang tua saya selalu bertindak tegas

untuk mengarahkan anak-anaknya agar

berperilaku sesuai dengan harapan mereka

8 11 Saya tahu apa yang diharapkan orang tua

dari saya dalam keluarga, tapi saya juga

merasa perlu mendiskusikannya jika

harapan itu tidak masuk akal

9 12 Orang tua saya sadar bahwa sebagai orang

tua yang bijak seharusnya mengajar anak-

anak mereka sejak awal

10 14 Sering kali orang tua memenuhi apa yang

diinginkan anak-anak ketika membuat

keputusan

Page 188: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

171

11 15 Sebagai anak-anak dalam keluarga yang

sedang tumbuh, orang tua saya tetap

memberi kami arahan dan bimbingan

secara rasional dan obyektif

12 16 Ketika saya dibesarkan, orang tua akan

sangat marah jika saya berusaha untuk

tidak sependa19pat dengan mereka.

13 17 Orang tua saya merasa bahwa sebagian

besar masalah yang akan ditemui dalam

lingkungan akan dapat diselesaikan jika

orang tua tidak membatasi aktivitas,

keputusan, dan keinginan anak-anak

selama mereka tumbuh

14 18 Orang tua membiarkan saya tahu perilaku

apa yang mereka harapkan dari saya,

dan jika saya tidak memenuhi harapan-

harapan itu, mereka menghukum saya

15 19 Orang tua membiarkan saya untuk

menentukan banyak hal tanpa arahan dari

mereka.

16 20 Orang tua mempertimbangkan pendapat

anak-anak dalam membuat keputusan

keluarga, tapi mereka tidak akan

memutuskan sesuatu hanya karena anak-

anak menginginkannya.

17 22 Orang tua saya memiliki standar yang jelas

untuk perilaku anak-anaknya di rumah,

tetapi mereka bersedia untuk

menyesuaikan standar mereka dengan

kebutuhan masing-masing anak dalam

keluarga.

18 23 Orang tua saya memberi arahan untuk

perilaku dan aktivitas saya, dan mereka

mengharapkan saya untuk mengikuti

arahannya, namun mereka selalu bersedia

untuk mendengarkan keprihatinan saya dan

mendiskusikan nya dengan saya.

19 24 Orang tua mengizinkan saya untuk

membentuk diri saya sendiri, memiliki

pandangan terhadap masalah dalam

keluarga dan memutuskan sendiri apa yang

akan saya lakukan.

Page 189: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

172

20 25 Orang tua saya selalu merasa bahwa

permasalahan dalam masyarakat akan

mudah diselesaikan jika orang tua

memaksa anak untuk melakukan apa yang

seharusnya mereka lakukan selama mereka

dibesarkan

21 26 Orang tua sering mengatakan kepada saya

perilaku yang mereka harapkan dari saya

dan bagaimana seharusnya saya

melakukannya

22 27 Orang tua memberi arahan yang jelas

tentang perilaku dan kegiatan saya, tapi

mereka juga memahami ketika saya tidak

sependapat dengannya.

23 29 Saya tahu apa yang diharapkan orang tua

dari saya di dalam keluarga dan mereka

bersikeras bahwa saya harus menyesuaikan

diri dengan harapannya untuk

menghormati wewenangnya.

24 30 Jika orang tua membuat keputusan dalam

keluarga yang menyakiti saya, mereka

bersedia untuk membicarakannya dengan

saya dan mereka mengakui telah berbuat

kesalahan.

TERIMA KASIH

Page 190: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

173

Instrumen 3. Skala Konsep Diri

No Item PERNYATAAN SS S TS STS

1 1 Saya berpikir bahwa saya bisa melakukan

dengan baik pada hampir semua kegiatan

baru yang belum pernah saya coba

sebelumnya

2 2 Saya melakukan dengan sangat baik pada

jenis olahraga

3 3 Saya merasa bahwa saya lebih baik

daripada

atlet lain seusia saya

4 5 Saya tidak melakukan dengan baik pada

kegiatan olahraga di luar bidang saya

5 6 Dalam olahraga yang saya tekuni, saya

biasanya tidak menjadi pemain utama

6 7 Saya bersikap sangat baik hampir sepanjang

waktu.

7 8 Saya biasanya melakukan hal yang positif

8 9 Saya melakukan hal-hal yang seharusnya

tidak boleh dilakukan

9 10 Saya biasanya bertindak dengan cara yang

Seharusnya

10 11 Saya biasanya mendapat masalah karena

hal-hal yang saya lakukan

11 12 Saya sering tidak suka dengan cara saya

Berperilaku

12 14 Saya populer atau dikenal oleh teman-

teman seusia saya

13 15 Saya selalu melakukan berbagai kegiatan

dengan banyak teman sebaya.

14 17 Saya punya banyak teman

Page 191: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

174

15 19 Saya senang dengan tinggi dan berat badan

saya

16 20 Saya menyukai cara saya dalam

memandang suatu hal

17 21 Saya berharap penampilan fisik saya

Berbeda

18 22 Saya berharap bentuk tubuh saya berbeda

19 23 Saya berharap bahwa wajah atau rambut

saya terlihat berbeda

20 25 Saya merasa bahwa saya sangat baik di

Sekolah saya

21 26 Saya sering lupa apa yang saya pelajari

22 27 Saya merasa bahwa saya sepandai anak

anak lain seusia saya

23 28 Saya mengerjakan tugas yang diberikan di

kelas dengan sangat baik

24 29 Saya cukup lambat dalam menyelesaikan

tugas sekolah saya

TERIMA KASIH

Page 192: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

175

Instrumen 4. Skala Regulasi Diri

No Item PERNYATAAN SS S TS STS

1 1 Saya biasanya mengamati kemajuan

saya untuk mencapai tujuan

2 2 Perilaku saya tidak terlalu berbeda dari

orang lain

3 3 Mereka mengatakan bahwa bertahan

dengan suatu hal dalam waktu yang lama

4 4 Saya ragu bisa berubah bahkan ketika

saya ingin berubah

5 5 Saya mengalami kesulitan untuk

melakukan hal yang sudah saya putuskan

6 6 Saya mudah terganggu dengan rencana

yang sudah saya tetapkan

7 7 Saya menghargai diri sendiri untuk

kemajuan mencapai tujuan saya

8 8 Saya baru menyadari dampak dari

tindakan

saya ketika semuanya sudah terlambat

9 10 Sulit bagi saya untuk merasakan sesuatu

yang berguna tentang perubahan saya

10 11 Saya mampu mencapai tujuan yang saya

tetapkan sendiri

11 12 Saya menunda membuat keputusan

12 13 Saya punya rencana begitu banyak

sehingga sulit bagi saya untuk fokus pada

salah satunya

13 14 Saya mengubah cara saya melakukan

suatu hal ketika saya mengetahui hal itu

sudah terjadi

14 15 Sulit bagi saya untuk fokus/sadar ketika

saya sudah berlebihan mengkonsumsi

( makanan, permen)

15 16 Saya terlalu berpikir tentang apa yang

orang lain pikirkan tentang saya

16 18 Jika saya ingin berubah, saya yakin

bahwa saya bisa melakukannya

17 19 Ketika sudah waktunya untuk

memutuskan tentang perubahan, saya

merasa kesulitan oleh pilihan-pilihan

yang ada

Page 193: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

176

18 20 Saya mengalami kesulitan untuk

melaksanakan hal-hal yang sudah saya

putuskan untuk melakukannya

19 21 Saya tampaknya tidak belajar dari

kesalahan saya

20 22 Saya biasanya berhati-hati untuk tidak

berlebihan ketika bekerja, makan, dan

minum

21 25 Saya telah mencari saran atau informasi

tentang perubahan

22 26 Saya bisa melakukan banyak cara untuk

berubah, tapi sulit bagi saya untuk

memutuskan mana yang akan digunakan

23 27 Saya dapat bertahan pada rencana yang

berjalan dengan baik

24 28 Saya biasanya hanya sekali membuat

kesalahan dan saya tidak akan melakukan

kesalahan yang sama

25 29 Saya tidak belajar dengan baik dari

sebuah kesalahan

26 30 Saya memiliki standar pribadi, dan

mencoba untuk mencapainya

27 32 Saya segera mencari solusi, ketika saya

menghadapi masalah atau tantangan

28 33 Saya mengalami kesulitan dalam

menentukan tujuan untuk diri sendiri

29 35 Ketika saya mencoba untuk mengubah

sesuatu, saya memperhatikan sudah

sejauh mana perubahan yang terjadi

30 36 Saya biasanya menilai apa yang saya

lakukan, akibat dari tindakan saya.

31 38 Segera setelah saya melihat hal-hal yang

tidak beres, saya ingin mengubahnya

32 39 Biasanya ada banyak cara untuk

mencapai sesuatu

33 40 Saya mengalami kesulitan dalam

membuat rencana untuk membantu saya

mencapai tujuan saya

34 41 Saya mampu menahan godaan

35 42 Saya menetapkan tujuan untuk diri

sendiri dan mengamati kemajuan saya

Page 194: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

177

36 43 Sering kali saya tidak memperhatikan

apa yang saya lakukan

37 45 Saya cenderung untuk terus melakukan

hal yang sama, walaupun sesuatu itu

tidak terlaksana

38 46 Saya biasanya dapat menemukan

kemungkinan yang berbeda ketika saya

ingin mengubah sesuatu.

39 47 Setelah saya memiliki tujuan, saya

biasanya dapat merencanakan cara untuk

mencapainya

40 49 Jika saya membuat keputusan untuk

mengubah sesuatu, saya memperhatikan

sudah sejauh mana keberhasilan saya.

41 50 Seringkali saya tidak menyadari apa yang

saya lakukan hingga seseorang menegur

saya

42 52 Biasanya saya mengetahui keinginan

untuk berubah sebelum orang lain

melakukan perubahan

43 53 Saya pandai mencari cara yang berbeda

untuk mendapatkan apa yang saya

inginkan

44 54 Saya biasanya berpikir sebelum bertindak

45 55 Masalah kecil atau gangguan tentunya

membingungkan saya

46 56 Saya merasa bersalah ketika saya tidak

memenuhi tujuan saya

47 57 Saya belajar dari kesalahan saya

48 58 Saya tahu saya ingin menjadi seperti apa

49 60 Saya memanggil orang lain untuk

membantu ketika saya membutuhkannya

50 62 Saya menyerah dengan cepat

TERIMA KASIH

Page 195: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

178

1. Model Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi

1. Berusaha Unggul

2. Menyelesaikan Tugas

3. Rasional

ITEM1 0.87

ITEM2 0.32

ITE3 0.73

ITEM4 0.96

ITEM5 0.93

ITEM6 0.98

RASIONAL 1.00

Chi-Square=3.71, df=5, P-value=0.59156, RMSEA=0.000

0.37 0.83 0.52 0.19 0.26 0.15

ITEM1 0.06

ITEM2 0.67

ITEM3 0.05

ITEM4 0.90

SELESTUG 1.00

Chi-Square=2.20, df=1, P-value=0.13832, RMSEA=0.071

0.97

0.57

0.97

0.32

ITEM1 0.73

ITEM2 0.85

ITEM3 0.92

ITEM4 0.86

ITEM5 0.72

ITEM6 0.55

ITEM7 0.58

ITEM8 0.22

UNGGUL 1.00

Chi-Square=15.29, df=11, P-value=0.16960, RMSEA=0.041

0.51 0.40 0.21 0.39 0.52 0.67 0.65 0.88

Page 196: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

179

4. Suka Tantangan

5. Tanggung Jawab

6. Suka Situasi Pekerjaan

ITEM1 0.90

ITEM2 0.73

ITEM3 0.93

ITEM4 0.99

ITEM5 0.81

ITEM6 0.60

ITEM7 0.59

ITEM8 0.87

SUKSITUA 1.00

Chi-Square=23.97, df=15, P-value=0.06563, RMSEA=0.050

0.26 0.52 0.28 0.08 0.43 0.63 0.64 0.36

ITEM1 0.91

ITEM2 -1.43

ITEM3 0.85

ITEM4 0.92

ITEM5 0.37

ITEM6 0.42

ITEM7 0.64

ITEM8 0.79

TANGJAWA 1.00

Chi-Square=18.49, df=11, P-value=0.07079, RMSEA=0.054

0.30 1.54 0.36 0.28 0.81 0.76 0.60 0.46

ITEM1 0.48

ITEM2 0.90

ITEM3 1.01

ITEM4 0.22

ITEM5 0.44

ITEM6 0.83

SUKTANT 1.00

Chi-Square=12.70, df=7, P-value=0.07971, RMSEA=0.059

0.72 -0.32 -0.02 0.88 0.75 0.41

Page 197: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

180

2. Model Pengukuran Variabel Gaya Pengasuhan

1. Gaya Pengasuhan Authoritarian

2. Gaya Pengasuhan Authoritative

ITEM1 0.81

ITEM2 0.64

ITEM3 0.60

ITEM4 0.84

ITEM5 0.30

ITEM6 0.84

ITEM7 0.71

ITEM8 0.50

ITEM9 0.56

ITEM10 0.61

AUTHORI 1.00

Chi-Square=31.88, df=23, P-value=0.10271, RMSEA=0.041

0.43 0.60 0.63 0.40 0.83 0.41 0.52 0.71 0.66 0.62

ITEM1 0.97

ITEM2 0.98

ITEM3 0.95

ITEM4 0.76

ITEM5 0.90

ITEM6 0.74

ITEM7 0.94

ITEM8 0.84

ITEM9 0.36

ITEM10 0.47

AUTHORI 1.00

Chi-Square=29.54, df=21, P-value=0.10164, RMSEA=0.042

0.18 0.14 0.16 0.49 0.33 0.52 0.25 0.39 0.81 0.74

Page 198: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

181

3. Gaya Pengasuhan Permissive

ITEM1 0.97

ITEM2 0.80

ITEM3 0.94

ITEM4 0.99

ITEM5 0.83

ITEM6 0.94

ITEM7 0.76

ITEM8 1.00

ITEM9 0.00

ITEM10 0.91

PERMIS 1.00

Chi-Square=23.94, df=19, P-value=0.19835, RMSEA=0.033

0.19 0.45 0.23 -0.15 0.42 0.23 0.49 -0.07 1.00 -0.26

Page 199: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

182

3. Model Pengukuran Variabel Konsep Diri

1. Athletic Competence

2. Conduct/Morality

3. Peer Acceptance

4. Physical Appearance

ITEM1 0.71

ITEM2 0.56

ITEM3 0.60

ITEM4 0.82

ITEM5 0.75

ITEM6 1.00

PEERACCE 1.00

Chi-Square=14.60, df=8, P-value=0.06750, RMSEA=0.059

-0.54 0.67 0.63 -0.42 0.50 0.01

ITEM1 0.74

ITEM2 0.78

ITEM3 0.72

ITEM4 0.65

ITEM5 0.88

ITEM6 0.93

CONDUCT 1.00

Chi-Square=13.52, df=7, P-value=0.06032, RMSEA=0.063

0.51 0.47 0.53 0.59 0.35 0.26

ITEM1 0.87

ITEM2 0.03

ITEM3 0.71

ITEM4 0.93

ITEM5 0.80

ITEM6 0.92

ATHLETIC 1.00

Chi-Square=8.20, df=8, P-value=0.41455, RMSEA=0.010

0.36 0.99 0.54 -0.27 0.45 0.29

Page 200: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

183

5. Scholastic Competence

ITEM1 0.72

ITEM2 0.83

ITEM3 0.61

ITEM4 0.48

ITEM5 0.55

ITEM6 0.81

SCOLASTI 1.00

Chi-Square=6.93, df=6, P-value=0.32760, RMSEA=0.026

0.53 0.40 0.63 0.72 0.68 -0.43

ITEM1 0.60

ITEM2 0.98

ITEM3 -1.33

ITEM4 0.83

ITEM5 0.88

ITEM6 0.98

PHYSICAL 1.00

Chi-Square=8.45, df=4, P-value=0.07653, RMSEA=0.069

0.63 0.15 1.53 0.41 0.33 -0.15

Page 201: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

184

4. Model Pengukuran Variabel Regulasi Diri

1. Receiving

2. Evaluating

ITEM1 0.90

ITEM2 0.99

ITEM3 0.88

ITEM4 0.99

ITEM5 0.47

ITEM6 0.95

ITEM7 1.00

ITEM8 0.99

ITEM9 0.70

EVALUATI 1.00

Chi-Square=20.22, df=16, P-value=0.21059, RMSEA=0.033

0.32 -0.12 0.34 0.09 0.73 -0.22 -0.01 0.17 0.54

ITEM1 0.90

ITEM2 0.96

ITEM3 0.80

ITEM4 0.83

ITEM5 0.70

ITEM6 0.92

ITEM7 0.86

ITEM8 0.96

ITEM9 0.39

RECEIVIN 1.00

Chi-Square=26.88, df=20, P-value=0.13863, RMSEA=0.038

0.31 0.20 0.44 0.41 0.55 0.29 0.37 0.21 0.78

Page 202: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

185

3. Triggering

4. Searching

5. Formulating

ITEM1 0.82

ITEM2 0.86

ITEM3 0.88

ITEM4 0.80

ITEM5 0.28

ITEM6 0.68

ITEM7 0.74

ITEM8 0.88

ITEM9 0.98

FORMULAT 1.00

Chi-Square=27.56, df=18, P-value=0.06912, RMSEA=0.048

0.43 0.40 0.36 0.44 0.85 0.56 0.51 0.34 0.07

ITEM1 0.95

ITEM2 0.56

ITEM3 0.58

ITEM4 0.95

ITEM5 0.58

ITEM6 0.62

ITEM7 0.79

ITEM8 0.79

ITEM9 0.81

SEARCHIN 1.00

Chi-Square=29.55, df=22, P-value=0.12983, RMSEA=0.038

0.25 0.66 0.64 0.22 0.64 0.62 0.45 0.46 0.44

ITEM1 0.89

ITEM2 0.41

ITEM3 0.88

ITEM4 0.93

ITEM5 1.00

ITEM6 0.63

ITEM7 0.98

ITEM8 0.97

ITEM9 0.89

STRIGGER 1.00

Chi-Square=32.83, df=24, P-value=0.10775, RMSEA=0.040

0.33 0.77 -0.34 -0.27 0.06 0.60 0.16 0.18 -0.33

Page 203: PENGARUH GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, KONSEP DIRI, DAN REGULASI DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46343... · 2019. 7. 29. · LEMBAR PENGESAHAN Tesis

186

6. Implementing

7. Assessing

ITEM1 0.72

ITEM2 0.92

ITEM3 0.92

ITEM4 0.89

ITEM5 0.69

ITEM6 0.65

ITEM7 0.46

ITEM8 0.94

ITEM9 0.48

ASSESSIN 1.00

Chi-Square=28.64, df=20, P-value=0.09514, RMSEA=0.043

0.53 0.28 0.28 0.34 0.56 0.59 0.73 0.25 -0.72

ITEM1 0.75

ITEM2 0.69

ITEM3 0.64

ITEM4 0.93

ITEM5 0.95

ITEM6 0.89

ITEM7 1.00

ITEM8 0.82

ITEM9 0.78

IMPLEMEN 1.00

Chi-Square=30.80, df=22, P-value=0.10026, RMSEA=0.041

0.50 0.57 0.60 0.30 -0.17 0.32 0.07 0.42 0.47