pengaruh gaya kepemimpinan demokratis ...eprints.ums.ac.id/20323/15/naskah_publikasi.pdfkaryawan...
TRANSCRIPT
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP MOTIVASI
PADA KERJA KARYAWAN PABRIK TAHU ”SEJAHTERA” CIKAMPEK JAWA
BARAT
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian peryaratan guna memperoleh
derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi
Disusun oleh :
DINDA GALUH JATIMIRAJ
F 100 080 076
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP MOTIVASI
KERJA PADA KARYAWAN PABRIK TAHU ”SEJAHTERA” CIKAMPEK JAWA
BARAT
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memeperoleh
Derajat Sarjana S- 1 Psikologi
Disusun oleh :
DINDA GALUH JATIMIRAJ
F 100 080 076
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PABRIK TAHU ”SEJAHTERA”
CIKAMPEK JAWA BARAT Dinda Galuh JatiMiraj
Drs.Mochammad Amir,M.si Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja pada karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh gaya kepemimpian demokratis terhadap motivasi kerja pada karyawan pabrik tahu sejahtera Cikampek Jawa Barat.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pabrik tahu Sejahtera, Cikampek Jawa Barat. Sampel diambil sebanyak 20 karyawan. Cara yang digunakan untuk mengambil sampel adalah purposive random sampling. Dimana subjek yang diambil memenuhi karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya.Data yang diperlukan diperoleh melalui skala motivasi kerja karyawan. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitan ini adalah pre-test and post test design. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: skala motivasi kerja. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah paired sample t-test.
Hasil analisis data menunjukkan hipotesis diterima. Berdasarkan hasil analisis t-test yaitu nilai t untuk alat ukur skala motivasi kerja sebesar -3,934; p=0,000 (p<0,05). Peringkat rerata motivasi kerja pada pelaksanaan pre test dan post test didapatkan perbedaan yaitu besarnya rerata pre test sebesar 116,50 dan post test sebesar 123,65 sehingga terjadi selisih sebesar 7,15. Hasil ini menunjukkan kenaikan yang signifikan tingkat motivasi kerja antara sebelum (pre test )dan sesudah (post test) dilakukannya gaya kepemimpinan demokratis.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Motivasi Kerja Karyawan
2
1. PENDAHULUAN
Mohyi (2005) mengatakan
motivasi kerja merupakan aktivitas
individu termasuk didalamya bekerjanya
senantiasa untuk pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan tertentu.
Komponen dasar dari lingkungan
motivasi kerja adalah kerja sama antara
pemimpin dan karyawannya, dan yang
harus diberikan pemimpin kepada
bawahannya dan sebaliknya diharapkan
mereka. Adalah penting mengawasi dan
mendukung bawahan , namun perlu
dipastikan tidak akan merusak motivasi
kerja di tempat pekerjaan. Untuk
memotivasi karyawan perlu melibatkan
mereka yang akan terkena pengaruh dari
keputusan pemimpin. Melibatkan
karyawan pada tahap awal akan
mendorong motivasi kerja pada
karyawan.
Di hampir semua perusahaan
yang ada, pegawai merupakan suatu
asset penting yang wajib mereka jaga.
Oleh karena itu bagi perusahaan yang
khususnya bergerak dibidang jasa yang
mengandalkan motivasi pegawai di
perusahaannya, maka perusahaan
tersebut dituntut untuk mampu
mengoptimalkan kinerja pegawainya.
Proses motivasi itu sendiri akan
berhubungan erat bagaimana perilaku itu
dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan,
dihentikan dan reaksi subjektif semacam
apakah yang timbul dalam diri organism
ketika semua itu berlangsung. Maka
perlu kiranya suatu perusahaan benar-
benar memahami bagaimana proses
motivasi itu bisa dilakukan. Maka perlu
kiranya perusahaan memahami pula
cara-cara yang benar dalam memotivasi
karyawannya dengan melakukan upaya-
upaya agar mampu meningkatkan
motivasi kerja pada karyawan. Salah
satu pendekatan dalam upaya
meningkatkan motivasi pegawai tersebut
dapat dilakukan melalui praktek
kepemimpinan atau gaya kepemimpinan
yang demokratis.
Pada kenyataannya bahwa tidak
semua karyawan mempunyai motivasi
kerja yang tinggi, karena kadang justru
terjadi penurunan. Seperti yang terjadi
akhir-akhir ini pabrik tahu sejahtera di
Cikampek Jawa Barat bahwa banyak
ditemui karyawan yang lesu dan kurang
bergairah terhadap pekerjaannya. Hal
tersebut terungkap dari pengakuan salah
3
satu karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut, dalam suatu
wawancara dan data yang diambil dari
data document yang dilakukan oleh
penulis. Dari hasil yang diperoleh
kesimpulan bahwa karyawan tersebut
merasa tidak punya motivasi kerja bisa
dibilang motivasi kerja karyawan
menurun. Hal ini dikarenakan kurangnya
komunikasi antara pemimpin dengan
karyawan dan kurangnya kerja sama
antara karyawan dan pemimpin.Gaya
kepemimpinan demokratis, anggota
memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin
hanya menunjukkan sasaran yang ingin
dicapai saja, tentang cara untuk
mencapai sasaran tersebut, anggota yang
menentukan. Selain itu, anggota juga
diberi keleluasaan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
Seorang pemimpin mempunyai
peranan yang besar dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan.
Pemimpin dalam memotivasi dan
mengarahkan karyawan hendaknya
memiliki ciri khas/gaya tertentu dalam
proses kepemimpinannya, karena gaya
kepemimpinan demokratis
mencerminkan tindakan seorang
pemimpin dalam memotivasi,
mengarahkan dan mempengaruhi
karyawan. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menggunakan gaya
kepimpinannya secara tepat agar secara
langsung dapat memotivasi.
Dari beberapa uraian tersebut di
atas dan dari beberapa teori maka
muncul rumusan masalah yang penulis
kemukakan. Berdasarkan perumusan
masalah tersebut maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
judul “ Pengaruh gaya kepemimpinan
demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan pabrik tahu Sejahtera,
Cikampek Jawa Barat.”
Adapun tujuan dari penelitian ini
ialah bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh gaya kepemimpinan
demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan pabrik tahu Sejahtera,
Cikampek Jawa Barat.
Adapun manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pimpinan perusahaan, dapat
memberikan informasi tentang
pentingnya gaya kepemimpinan
terhadap karyawan.
2. Bagi subjek penelitian, memberikan
informasi dan menambah wawasan
tentang gaya kepemimpinan
4
demokratis dalam meningkatkan
motivasi kerja
3. Bagi ilmuan psikologi, dapat
menjadi bahan informasi dan bahan
pertimbangan yang bermanfaat
untuk penelitian sejenis.
4. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini
dapat dijadikan sebagai refrensi atau
acuan dalam pengembangan
penelitian yang sejenis.
1. TINJUAN PUSTAKA
A. Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan
pemberian gaya penggerak yang
menciptakan kegairahan seseorang
bekerja agar efektif dan terintegrasi
dengan segala upaya untuk mencapai
kepuasan (Winardi; 2002).
Menurut McCormick (dalam
Mangkunegara, 2004) mengemukakan
bahwa motivasi kerja didefinisikan
sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja. Maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja ialah
pemberian gaya penggerak yang
menciptakan kegairahan seseorang
bekerja agar efektif yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja.
Proses Timbulnya Motivasi Kerja
Siagian (1999) menyebutkan
tentang proses pertama timbulnya
motivasi yaitu seseorang memiliki motif
atau need sehingga menimbulkan
keinginan kemudian timbul persepsi dan
termotivasi untuk melakukan suatu
tindakan tertentu. Lebih lanjut Siagian
mengemukakan mengenai situasi
motivasi yang terdiri dari dua aspek
yaitu aspek subjektif dan aspek objektif.
Aspek subjektif adalah kondisi dalam
diri individu yang disebut dengan needs
atau kebutuhan. Sedangkan aspek
objektif dalah kondisi di luar individu
yang disebut dengan insentif. Jadi untuk
menciptakan situasi motivasi atau
motivating situation harus ada
kebutuhan (needs) dan kesempatan
(insentif).
Aspek-aspek motivasi kerja
Maslow(1993) mengemukakan
bahwa aspek-aspek motivasi kerja antara
lain: a) Biological needs, b) Safety
needs, c) Social needs, d) Esteem needs,
dan e) Self actualitation needs.
Sedangkan menurut Munandar (2001)
5
menjelaskan tentang aspek-aspek
motivasi kerja karyawan yaitu: Adanya
kedisiplinan dari karyawan, Imajinasi
yang tinggi dan daya kombinasi,
Kepercayaan diri, Daya tahan terhadap
tekanan, dan Tanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan.
Dapat disimpulkan bahwa aspek-
aspek motivasi kerja adalah, imajinasi
dan inovasi, kepercayaan diri, daya
tahan terhadap tekanan dan tanggung
jawab menyelesaikan masalah,
kesehatan. Serta Mempertahankan
keseimbangan dalam jiwa manusia.
Seseorang akan berusaha untuk
mencapai keseimbangan apabila dalam
keadaan yang tidak seimbang.
Pencapaian suatu tujuan. Tingkah laku
akan terarah pada suatu tujuan yang
ingin dicapai.
Faktor-faktor motivasi kerja
Jurgensen (dalam Habibi, 2005)
dalam penellitiannya membagi 10
faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja, yaitu: a) rasa aman, b)
tipe pekerja, c) nama baik tempat kerja,
d) rekan kerja, e) gaji atau upah, f)
pemimpin yang demokratis, g)kondisi
lingkungan kerja, h) jam kerja, i)
fasilitas, j) kesempatan. Sedangkan
menurut Menurut Djalali ( dalam Habibi,
2005) mengemukakan, motivasi yang
timbul karena faktor internal disebut
dengan motivasi instrinsik. Misalnya
individu yang melakukan suatu
pekerjaan karena memang menyenangi
pekerjaan yang dilakukan sehingga
dengan demikian aktivitas dalam
pekerjaan tadi dapat memberikan
kepuasan tersendiri bagi individu yang
bersangkutan. Motivasi yang timbul
karena faktor eksternal disebut faktor
ekstrinsik. Misalnya individu yang
melakukan pekerjaan karena
mengharapkan gaji dan upah yang bisa
di dapat dibalik pekerjaan itu. Dapat
disimpulkan faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja ialah faktor yang berasal
dari instrinsik dan ekstrinsik.
B. Gaya Kepemimpinan
Demokratis
Menurut Purwanto (1991)
kepemimpinan yang demokratis
merupakan pemimpin yang yang bukan
diktator, melainkan sebagai pemimpin
yang berada ditengah-tengah anggota
kelompoknya. Pemimpin selalu berusaha
menstimulasi anggota-anggotanya agar
bekerja secara kooperatif untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam
kepemimpinan demokratis keputusan
6
merupakan hasil musyawarah. Ogbonna
dan Harris (2000), dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa kepemimpinan
yang diperankan dengan baik oleh
seorang pemimpin mampu memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik, hal
ini akan membuat karyawan lebih hati-
hati berusaha mencapai target yang
diharapkan perusahaan. Dapat
dsimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
demokratis merupakan pemimpin yang
yang bukan diktator, melainkan sebagai
pemimpin yang berada ditengah-tengah
anggota kelompoknya sehingga seorang
pemimpin mampu memotivasi karyawan
untuk bekerja lebih baik.
Aspek-aspek Kepemimpinan
Demokratis
Menurut Bass ( dalam Harsiwi, 2003)
kepemimpinan demokratis diukur
dengan Multifactor leadership
questionnaire (MLQ), yang menunjukan
komponen kepemimpinan demokratis
yaitu : a) Idealized influence, b)
Inspirational motivation, c) Intellectual
stimulation, d) Individual consideration.
C. HIPOTESIS
Dari uraian yang telah
dikemukakan, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah : ”
Ada pengaruh gaya kepemimpinan
demokratis terhadap tingkat motivasi
kerja pada karyawan pada pabrik tahu
Sejahtera, Cikampek Jawa Barat ”. Hal
ini berarti semakin baik gaya
kepemimpinan demokratis maka
semakin tinggi motivasi kerja yang
dihasilkan karyawan.
2. Metode Penelitian
Subjek
Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 20 orang. Sampel ini
diambil dari jumlah karyawan pabrik
tahu. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini dalah purposive non
random sampling, yaitu sampel yang
ditentukan berdasarkan ciri-ciri
karakteristik, yaitu sampel yang
ditentukan oleh tempat penelitian dan
perusahaan. Adapun ciri sampel dalam
penelitian ini adalah bersetatus karyawan
tetap, bekerja pada bidang produksi, usia
karyawan (25thn-35thn).
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala motivasi
kerja. Skala merupakan suatu daftar dari
sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang ditujukan pada subjek penelitian
dengan harapan akan digunakan untuk
7
mengumpulkan suatu kondisi subjek
yang hendak diteliti, kondisi tersebut
lebih bersifat pribadi yang dapat berupa
harapan, tekanan, prasangka dan
semacamnya (Hadi, 2004).
Digunakannya skala pada sebagaian alat
pengumpul data pada penelitian ini
berdasarkan pertimbangan yang
dikemukakan oleh Hadi (2000), yaitu:
a. Subyek merupakan orang yang
paling tahu tentang dirinya sendiri
b. Apa yang dinyatakan subjek kepada
peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c. Interpretasi subyek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan peneliti.
Penyusunan skala ini berbentuk
pernyataan. Subjek diminta untuk
memberikan jawaban sesuai dengan
keadaan dirinya. Subjek yang digunakan
dalam penelitian ini hanya terdiri dari
satu kelompok saja yaitu kelompok
eksperimen. Kelompok eksperimen yaitu
kelompok yang mendapatkan perlakuan
gaya kepemimpinan demokratis.
Identifikasi Variabel
Di dalam penelitian ini variabel-variabel
yang dijadikan variabel penelitian adalah
:
1. Variabel tergantung:
Motivasi Kerja
2. Variabel bebas :
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Alat pengumpul data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala motivasi
kerja. Adapun aspek –aspek yang
digunakan untuk mengukur motivasi
kerja adalah: a). Kedisiplinan dari
karyawan; b). Imajinasi yang tinggi dan
daya kombinasi; c). kepercayaan diri; d).
Daya tahan terhadap tekanan; e).
tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan (Munandar, 2001).
Penyusunan skala dibagi
kedalam aitem-aitem favorable dan
unfavourable Dan sistem jawaban untuk
skala motivasi kerja ini menggunakan
empat alternative jawaban, yaitu Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Penilaian item favorable bergerak dari
skor 4 (sangat sesuai), 3 (sesuai), 2
(tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai).
Sedangkan penilaian unfavorable
bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2
8
(sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak
sesuai). Semakin tinggi skor yang
diperoleh, maka semakin tinggi motivasi
kerja karyawan, dan sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh berarti
semakin rendah pula motivasi kerja
karyawan. Adapun jumlah aitem skala
motivasi kerja yakni berjumlah 50 aitem.
Subyek untuk penelitian adalah
karyawan pabrik tahu Sejahtera,
Cikampek Jawa Barat sebanyak 20
karyawan dari 40 populasi karyawan,
yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni
2012. Pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan teknik purposive non
random sampling. Alasan memakai
teknik tersebut karena sampel yang
diambil hanya subyek yang dijadikan
sampel penelitian didasarkan pada ciri-
ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1) bersetatus karyawan tetap; 2) bekerja
pada bidang produksi; 3) usia karyawan
(25thn – 35thn ).
Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini hanya terdiri dari satu
kelompok saja yaitu kelompok
eksperimen. Kelompok eksperimen yaitu
kelompok yang diberlakukan dengan
gaya kepemimpinan demokratis.
Sehingga rancangan eksperimennya
adalah pre-test and post-test.
Pre test perlakuan Post test
Y1 X→X→X→X→X Y2
Keterangan :
X= Perlakuan ( Gaya Kepemimpinan
Demokratis )
Y1 = Pengukuran sebelum diberi
perlakuan
Y2 = Pengukuran sesudah diberi
perlakuan
Perlakuan
Pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2012
di pabrik tahu Sejahter Cikampek, Jawa
Barat. Alasan melaksanakan di pabrik
tahu Sejahtera Cikampek, Jawa Barat
karena di pabrik tersebut subjek
melakukan produksi. Peserta penelitian
adalah kelompok eksperimen berjumlah
20 orang. Pelaksanaan penelitian
berlangsung selama 5 hari yang
pelaksanaannya dibantu oleh 2 rekan
fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Langkah
pertama yaitu pembukaan yang diawali
dengan mengucap salam yang kemudian
dilanjutkan dengan memperkenalkan diri
serta meminta kesedian waktu dari
peserta. Peneliti juga memberikan
penjelasan tentang tujuan dari penelitian
ini. Langkah kedua peneliti meminta
9
peserta untuk mengisi surat kesedian
testee. Langkah ketiga peneliti
menyebarkan skala motivasi kerja
sebelum diberikan gaya kepemimpinan
demokratis sebagai data pre-
testPelakasanaan pengumpulan data
dilakukan dua kali sebelum
diberlakukannya gaya kepemimpinan
demokratis (pre test ) dan sesudah
diberlakukannya gaya kepemimpinan
demokratis (post test ).
Hasil Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini yaitu
pabrik tahu sejahtera Cikampek Jawa
Barat Pabrik tahu berdiri pada tahun
1998yang terletak di Jalan Pengairan Rt
003 Rw VI Desa Purwasari kecamatan
Purwasari Kabupaten Karawang.
Perhitungan validitas aitem untuk
skala motivasi kerja dilakukan dengan
teknik Part Whole. Dari 50 aitem yang
diujikan ada 45 aitem yang dinyatakan
valid dengan koefisien validitas (rbt)
dari 0,007 sampai 0,828 dengan p<0,05.
Dan perhitungan realibilitas ini
dilakukan dengan menggunakan tekhnik
analisis varian dari Cronbach’s Alpha.
Dari perhitungan reliabilitas skala
motivasi kerja diperoleh nilai koefisien
reliabilitas (alpha) sebesar 0,965. Hal
ini menunjukkan bahwa skala motivasi
kerja tersebut reliable, sehingga dapat
dipakai sebagai alat ukur penelitian.
Analisis data
Hasil analisis menggunakan t-
Test diperoleh dari nilai Z sebesar
sebesar -3,934; P=10,5 (p≤0,05). Hasil
ini menunjukan ada pengaruh gaya
kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja pada karyawan. Nilai
rata-rata pada saat pre test = 116,5, nilai
rata-rata pada post test = 123,65. Nilai
rata-rata ini dapat diintrepretasi bahwa
ada perbedaan atau selisih rata-rata yang
signifikan skor motivasi kerja sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan gaya
kepemimpinan demokratis. Dan
perbedaan tersebut signifikan karena
nilai taraf signifikansi p ≤ 0,05. Ada
perbedaan motivasi kerja diantara pre
test dan post test, yaitu rerata post test
lebih baik dari rerata pre test.
Hasil kategorisasi menunjukkan
bahwa motivasi kerja berada pada
ketegori yang sedang. Baik sebelum
diberikan perlakuan dan sesudah
diberikan perlakuan, akan tetapi
mengalami kenaikan bila dilihat dari
nilai rerata sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan
10
Berdasarkan hasil analisis data
yang dilakukan maka dapat diperoleh
perbandingan yang signifikan antara
variabel motivasi kerja karyawan
sebelum dilakukannya gaya
kepemimpinan demokratis dengan
variabel motivasi kerja karyawan setelah
dilakukannya gaya kepemimpinan
demokratis dan perbedaan tersebut
signifikan p≤0,05. Ada perbedaan
tingkat motivasi kerja diantara pre-test
dan post-test yaitu rerata post-test lebih
baik dari rerata pre-test. Berdasarkan
hasil analisis data yang dilakukan dapat
diinterpretasikan bahwa dengan
diberlakukannya gaya kepemimpinan
demokratis dapat meningkatkan motivasi
kerja pada karyawan. Hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh gaya
kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja pada karyawan diterima.
Dengan adanya pembuktian dari
hipotesis yang diajukan peneliti, bahwa
ada pengaruh antara gaya kepemimpinan
demokratis dengan motivasi kerja,
sehingga dapat menambah wacana bagi
perusahaan bahwa pentingnya guna
membangkitkan motivasi kerja pada
karyawan. Karena bila dalam sebuah
perusahaan seluruh karyawannya
mempunyai motivasi kerja yang baik
maka akan tercapai tujuan sebuah
organisasi maupun perusahaan.
Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan gaya kepemimpinan
demokratis berpengaruh
signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan pabrik tahu
Sejahtera, Cikampek Jawa Barat.
Hal ini berdasarkan hasil analisis
perbedaan antara motivasi kerja
sebelum dilakukannya gaya
kepemimpinan demokratis
dengan motivasi kerja setelah
dilakukannya gaya
kepemimpinan demokratis, yang
diperoleh nilai Z sebesar -3,934;
p=0,000 (p<0,05). Sehingga
hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh gaya
kepemimpinan demokratis
terhadap motivasi kerja pada
karyawan.
2. Tingkat motivasi kerja pada
karyawan sebelum diberi
perlakuan berupa gaya
kepemimpinan demokratis pada
kelompok eksperimen memiliki
11
rerata yang termasuk dalam
kategori sedang ( ME = 116,5 ),
sedangkan setelah diberi
perlakuan gaya kepemimpinan
demokratis pada kelompok
eksperimen memiliki rerata yang
termasuk dalam kategori sedang
(ME=123, 65). Sehingga ada
pengaruh gaya kepemimpinan
demokratis terhadap motivasi
kerja karyawan pada pabrik tahu
Sejahtera, Cikampek Jawa Barat.
Daftar Pustaka
Anoraga. 2002. Psikologi Kerja. Jakarta:
Rineka Cipta.
As’ad, M. 1995. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2002. Psikologi Industry.
Yogyakarta: Liberty.
Mohyi, A. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi UMY Munandar, A.S. 2001. Psikologi
Industri. Jakarta : CV.
Kurnia.
Purwanto, M.Ngalimin.1991. Administrasidan Supervisi Pendidikan. Bandung:Remaja
Siagian, S. 1999. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bina Aksara
Winardi, J. 2002. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada