bab i pendahuluan - iif.co.id filepembangunan jalan tol jakarta-cikampek ii elevated adendum andal...

112
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan

Upload: lykhue

Post on 11-Apr-2019

339 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan

Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur

dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring

Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas

Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang

cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas

Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang

melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas

jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam

perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor

baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten

Karawang.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah

administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi,

Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang

tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede

Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat,

Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan

Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang

dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d

STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga

berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya

penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya

dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga

dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah

industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana

pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh

perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 2

jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-

Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam

meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan

akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun

Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan

Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini

terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang

36,84 km.

Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-

RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang

disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17

Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta-

Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk

melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang

± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka

dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat

arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen

Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017

diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan

lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk

evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki

Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang

dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Nomor : JL.03.04-MN/232.

Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga

(Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 3

Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih

dari satu wilayah kabupaten dan kota.

Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT.

Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan

ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di

analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan

pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL

tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat

dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan

berkelanjutan (Suistainable Development).

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated adalah sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Kegiatan

Menyediakan system transportasi yang efisien guna menunjang pertumbuhan

ekonomi nasional

Meningkatkan kelancaran arus transportasi darat

Menjamin pelayanan angkutan darat yang aman dan efisien

Meningkatkan system jaringan jalan yang menghubungkan semua simpul jasa

distribusi dari dan pusat-pusat kegiatan

Meningkatkan kapasitas dan efisiensi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.

1.2.2 Manfaat Kegiatan

Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan arus barang serta penduduk dari

Jakarta menuju ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kerawang Sampai

Bandung.

Meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Jawa Barat guna

mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas provinsi;

Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 4

1.3 Pelaksanaan Studi

Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai

pemrakarsa yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi AMDAL

selengkapnya adalah sebagai berikut:

1.3.1. Pemrakarsa

Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek

Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya

Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati,

Jakarta Timur 13550

No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658

Email : [email protected]

Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono

Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek

1.3.2 Pelaksana Studi AMDAL

Penyusun dokumen AMDAL rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilakukan oleh PT. Sarana Perencana Jaya dengan

Registrasi No: 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH. Tim penyusun Dokumen AMDAL

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km

sebagai berikut :

Tabel 1.1 Susunan Tim Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated

Nama Pendidikan dan

Kualifikasi Posisi No. Sertifikat

Tim Penyusun AMDAL

Didin Sukma, ST S1, Teknik Sipil

UNIBRAW Malang Ketua Tim

KTPA

K.008.01.10.10.000140

Risma Mustami Khairani, ST S1 Teknik Lingkungan

ITENAS Bandung

Asisten Ahli

Lingkungan ATPA

LHK. 564 00150 2016

Agung Prabowo Budhi W,

S.Sos.

S1 Antropologi

UNPAD Bandung

Ahli Sosial

Ekonomi ATPA

LHK. 564 00061 2017

Tenaga Ahli

Andri Lesmana, ST., M.IL

S1 Teknik Planologi

S2 Magister Ilmu

Lingkungan

Ahli

Transportasi KTPA

LHK. 564 00032 2017

Mohammad Emir Muzamil,

S.Si

S1 Biologi UNPAD

Bandung Ahli Biologi

ATPA

LHK. 564 00057 2017

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 5

1.4. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dikaji

1.4.1. Status Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

dengan titik awal yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhir di simpang susun ruas

Karawang Barat sepanjang 36,84 km yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan

Kabupaten Karawang mengacu pada Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-RPL

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Nomor : KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret

1993 Oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Pekerjaan Umum.

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek

sesuai dengan Pola Tata Ruang Wilayah JABODETABEK, dimana peruntukkan lahan di

wilayah penyangga DKI Jakarta tersebut adalah untuk pemukiman, industri dan pertanian,

maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk menunjang

kegiatan di wilayah tersebut. Prasarana transportasi yang ada yaitu jalan lama Jakarta-

Cikampek, tingkat pelayanan LOS (Level Of Service) yang rendah, sehingga perlu adanya

alternatif lain untuk menunjang kegiatan di wilayah penyangga tersebut. Alternatif

tersebut dalam pembangunan jalan Tol baru yang dapat mengimbangi perkembangan

ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan jumlah volume

lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami

kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1, dengan demikian dibangunlan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa Marga. Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated akan dibangun diatas median jalan tol Jakarta-Cikampek

(Eksisting) dengan demikian pertimbangan akan langsung bermanfaat pada pelayang jalan

Tol Jakarta-Cikampek dan tidak diperlukan proses pembebasan lahan.

1.4.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah

A. Lokasi Kegiatan

Rencana Pengembangan Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated akan dibangun

diatas median Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sekarang (eksisting). Rencana

pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awalnya yaitu

simpang susun ruas Cikunir dan titik akhirnya di simpang susun ruas Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 6

Barat dengan total panjang sekitar 36,84 Km. Kabupaten/Kota yang akan terlintasi

rencana kegiatan ini meliputi kawasan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan

Kabupaten Karawang.

B. Rencana Tata Ruang Wilayah

Proses penyusunan Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini telah menempuh pembahasan

mengenai Kesesuaian Tata Ruang Pada tanggal 20 September 2016. Rencana

pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mendapatakan

kesesuaian Tata Ruang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang No. 1124/200/XI/2016

perihal Status Jalan Bebas Hambatan Jakarta-Cikampek II Elevated di dalam

RTRWN bahwa kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

telah tercantum dalam RTRWN dalam Lampiran III.

Penjelasan mengenai pasal 114 A PP No. 13 Tahun 2017 menyatakan bahwa

kegiatan yang termasuk dalam kegiatan strategis nasional dan belum tertuang

dalam Rencana Tata Ruang Daerah, maka izin pemanfaatan ruang didasarkan

pada Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017. Dengan telah adanya rekomendasi

kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dari Kemeterian

Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata

Ruang, maka tidak diperlukan lagi rekomendasi Tata Ruang dari Daerah Kota

Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 13 Tahun 2017.

Peta Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated

Tersaji pada Gambar 1.1 serta Peta Struktur Ruang RTRWN Gambar 1.2.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 7

Gambar 1.1 Peta Lokasi Rencana Kegiatan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 8

Gambar 1.2 Peta Struktur Ruang RTRWN

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 9

1.4.3. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang sudah Berjalan

Berdasarkan Studi Evaluasi Lingkungan, 1992 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek, kegiatan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek telah diawali dengan

kegiatan studi “Trans Java Highway Feasibility Study”. Studi yang memakan waktu satu

tahun (1972-1973) dilaksanakan oleh Lyon & Associates, USA, serta dibiayai dengan

bantuan USAID.

Berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh Agre Intertraffic-Lens Consult

pada tahun 1975 (dalam study “Jakarta-West Java Tollway System Feasibility Study”)

pemerintah menetapkan proyek Jalan Jakarta-Cikampek berupa :

Pembangunan jalan baru bebas hambatan antara Jakarta dan Cikampek sepanjang

± 73 Km.

A. Karakteristik Lokasi Kegiatan

Berkaitan dengan tata guna tanah, maka penggunaan tanah disepanjang tol dapat

dikelompokkan menjadi empat segmen sebagai berikut :

Segmen I : Antara Jakarta-Bekasi, tata guna tanah lebih didominasi oleh

perumahan

Segmen II : Antara Bekasi-Karawang, tata guna lebih dominasi oleh

perumahan dan persawahan

Segmen III : Antara Cibitung-Karawang-Klari, tata guna tanah lebih

didominasi oleh persawahan dengan adanya indikasi kuat kearah

pengembangan industri yang cukup besar

Segmen IV : Antara Klari-Cikampek, tata guna tanah lebih didominasi oleh

perkampungan dan perkotaan.

B. Tahapan Kegiatan

1. Tahap Pra Konstruksi

Telah dilakukan pembebasan lahan untuk jalur Told an fasilitas penunjangnya seluas

9.153.745,43 m2 yang meliputi 9.843 KK dengan perincian :

Luas Lahan (m2) Jumlah KK

Kodya Jakarta Timur 470.220,50 1.456

Kabupaten Bekasi 4.444.597,18 4.854

Kabupaten Karawang 4.050.982,75 3.440

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 10

Utilitas yang dibebaskan :

- Saluran air minum (PAM) : 1.278 m

- Jaringan telepon udara : 192 bh

- Jaringan telepon bawah tanah : 2.245 m

- SUTT : 16 bh

- SUTM dan SUTR : 309 bh

- PJU : 22 bh

Sebagian besar dari utilitas yang dibebaskan (90%) terletak di seksi A (Cawang-

Cibitung).

Sampai saat ini semua lahan dan utilitas tersebut telah selesai pembebasannya dan

tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat yang terkena pembebasan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada dampak sisa yang disebabkan tahap konstruksi.

2. Tahap Kontruksi

Pelaksanaan fisik pembangunan jalan Tol dimulai tahun 1980 yang dibagi menjadi 3

seksi :

a. Seksi A

Jalan utama : 24,40 km (4 jalur)

ORR Lajur Timur : 9,40 km (2 jalur)

Jatiwaringin intersection : 2.31 km

Jatibening Access section : 1,58 km

Totak Seksi A : 37,59 km

Jalan Lokal : 9,00 km

Seluruh Seksi A : 46,59 km

Jumlah Interchange : 7

Jumlah Jembatan : 40

Box Culvert : 30

Gerbang Tol : 7

b. Seksi B

Jalan Utama : 23,00 km (2 jalur)

Karawang Spur : 7,00 km ( 2 jalur)

Seluruh Seksi B : 30,00 km

Jumlah Interchange : 2

Kabupaten Purwakarta 187.945 93

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 11

Jumlah Jembatan : 20

Box Culvert : 20

Gerbang Tol : 2

c. Seksi C

Jalan Utama : 25,80 km (2 jalur)

Jalan Penghubung : 5, 00 km

Seluruh Seksi C : 30,80 km

Jumlah Interchange : 1

Jumlah Jembatan : 15

Box Culvert : 21

Gerbang Tol : 2

Data-data teknis jalan tol adalah sebagai berikut :

- Jalan Tol

Jalur Lalu Lintas = 2 x 7,20 = 14,40 meter

Bahu Dalam = 2 x 0,75 = 1,50 meter

Bahu Luar = 2 x 2,50 = 5,00 meter

- Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA)

Jalan Tol bervariasi 70 s/d 80 m

Jalan penghubung bervariasi 20 s/d 40 m

Jalan local bervariasi 15 s/d 25 m

- Jalan Penghubung

Jalur lalu lintas bervariasi 7,20 m s/d 4,50 m

Bahu jalan bervariasi 2,50 m s/d 1,50 m

- Konstruksi badan jalan aspal beton dengan lapisan dasar perkerasan (subgrade)

menggunakan limestone (batu kapur)

- Kecepatan rencana = 120 km/jam

- Umur rencana = 20 tahun

Kebutuhan material untuk pembangunan jalan Tol ini seperti tanah, batu, limestone

diperoleh dari quarry dan lokasi sekitarnya.

- Tanah, selain dari pemotongan bukit disekitar Cibeet juga diperoleh dari lokasi

milik PT. Jasa Marga di Desa Sumur Batu Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi

(15 km dari lokasi proyek) seluas 22,5 ha.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 34

1. JCT 1

JCT 1 merupakan simpang susun pertama dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated. JCT merupakan simpang susun yang mempertemukan ruas Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek di daerah

Cikunir dan Jakarta Outer Ring Road.

2. JCT 2

JCT 2 merupakan simpang susun kedua dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated. Simpang susun ini merupakan junction yang menghubungkan jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting

di Karawang Barat.

Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdiri dari dua tahap,

yaitu tahap konstruksi dan tahap operasional. Perlu diketahui dalam pembangunan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated tidak ada pembebasan lahan. Rincian masing-masing

kegiatan pada tahap tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 1.5 Bagan Alir Kegiatan Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.4.1 Tahap Konstruksi

1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp

Pada saat pengadaan tenaga kerja akan mengacu pada Undang-Undang

Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa BAB X Perlindungan,

Pengupahan dan Kesejahteraan. Di samping itu, dalam proses penerimaan tenaga

kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

Tahap Operasional

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated

Tahap Konstruksi

1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

3. Pekerjaan Lajur Pengganti

4. Pekerjaan Elevated

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 35

masyarakat. Untuk tenaga kerja dari luar daerah dapat direkrut berdasarkan

persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki

pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Pada prinsipnya dibuka

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat local sesuai dengan kebutuhan tenaga

kerja yang dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. Total tenaga kerja yang akan

direkrut pada tahap konstruksi yaitu 250 orang dan berlangsung selama konstruksi.

Tenaga kerja lokal yang akan direkrut yaitu 56 % dan tenaga kerja dari luar 44 %.

Berikut adalah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Tabel 1.5 Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Dalam Pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Jumlah Luar Daerah Lokal

1 Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan 10 5 5

2 Assisten Tenaga Ahli 10 5 5

3 Administrasi Proyek 10 5 5

4 Logistik 10 5 5

5 Keamanan 20 10 10

6 Operator Alat Berat 25 25 0

7 Mandor 25 15 10

8 Tenaga Kasar/buruh 140 40 100

Total 250 110 140

Sumber : Kegiatan Pembangunan Jalan Tol yang Sejenis, 2016

Untuk para pekerja dan kontraktor akan disediakan kantor kontraktor dan work shop

disekitar lokasi kegiatan. Dimana kantor kontraktor terdapat pada Sta 21+000 dan Sta

37+000 serta work shop berada pada Sta 39, Sta 50+000 dan work shop cikunir. Pada

saat pekerjaan telah selesai, maka para pekerja akan diinformasikan dan akan

menerima haknya sesuai kesepakatan dengan memperhatikan UMR Kota Bekasi,

Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 36

Gambar 1.6 Rencana Lokasi Fasilitas di Sekitar Lokasi Kegiatan

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan mobilisasi kendaraan akan digunakan untuk pengangkutan bahan dan

material serta peralatan proyek untuk konstruksi. Rincian jenis peralatan dan

perlengkapan alat berat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi

pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdapat pada Tabel 1.4.

Selain itu juga PT. Jasa Marga akan merencanakan Baching Plan yaitu sebuah lokasi

yang didalamnya terdapat alat-alat yang dipakai untuk mencampur atau membuat

adukan beton ready mix dalam skala besar. Selain untuk memproduksi beton juga

berfungsi sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump,

nilai kekuatan dari beton itu sendiri terjaga. Lokasi batching plant dapat dilihat pada

Gambar 1.7.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 37

Gambar 1.7 Lokasi Batching Plant

Tabel 1.6 Kebutuhan Peralatan dalam Pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

No. Jenis Peralatan Jumlah

Peralatan Kapasitas Produksi

Jarak Lokasi

alat Ke Lokasi

Pekerjaan Lokasi Alat

Sekarang

Km

1 2 3 4 5 6

1 Batching Plant 2 unit 50 m3/jam Jkt,Jateng 10 & 430

Batching Plant 1 unit 50 m3/jam Jakarta 45

Batching Plant 3 unit 90 m3/jam Jakarta 53

2 Asphalt Mixing Plant 1 unit 80 - 90 Ton/Jam soker 530

Asphalt Mixing Plant 1 unit 50 - 60 Ton/Jam Jawa tengah 500

Asphalt Mixing Plant 1 unit 60 80 Ton/H Jakarta 48

Asphalt Mixing Plant 1 unit 100 Ton/Jam Bekasi 45

Asphalt Mixing Plant 40-60 ton/hr Subang 120

3 Dump Truck, 20 ton 18 unit

20 Ton Jkt, Jateng,

Medan 19,450& 19

Dump Truck, 20 ton 5 unit

26 Ton Medan&

Rakanmo 15 & 29

Dump Truck, 20 ton 109 unit 20 Ton Jakarta 45

Dump Truck, 20 ton 65 unit 20 Ton Karawang 55

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 38

No. Jenis Peralatan Jumlah

Peralatan Kapasitas Produksi

Jarak Lokasi

alat Ke Lokasi

Pekerjaan Lokasi Alat

Sekarang

Km

1 2 3 4 5 6

Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 16

Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 13

Dump Truck, 20 ton 15 unit 20 Ton Pool Bekasi 14

4 Wheel Loader 3 unit 1.5 m3 Jkt,Jateng 9 & 450

Wheel Loader 3 unit 1.7 m3 Jkt,Jateng 9 & 450

5 Truck Mixer 11 unit 8 m3 Jkt,Jateng 47 & 508

Truck Mixer 5 unit 7 m3 Jateng 450

Truck Mixer 32 unit 7 m3 Jakarta 48

6 Flat Bed Truck, 4 ton 15 unit 4 Ton Legok 72

Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit 4 Ton Jakarta,Solo 45 % 550

Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit

7 Asphalt Finisher, 80 ton

/jam 2 unit 80 T/jam

Jawa tengah 510

Asphalt Finisher, 80 ton

/jam 2 unit 80 T/jam

Cikarang 45

8 Concrete Paver 1 unit 2-7,75 MTR Jakarta 45

Concrete Paver 1 unit 2 - 6 MTR Jawa Tengah 480

Concrete Paver 2 unit 7,5 MTR Jawa Tengah 510

Concrete Paver 2 unit 40 m3/jam Medan 1920

9 Tyred Roller, 8 - 10 ton 2 unit 8-10 Ton Jkt, Jateng 46.492

Tyred Roller, 8 - 10 ton 4 unit 8-10 Ton Cikarang 35

10 Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jateng & Bogor 520.85

Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jkt, Medan 48, 1995

Tandem Roller, 10 ton 4 unit 10 Ton Jakarta 46

11 Vibratory Roller, 114 Hp 11 unit

114 Hp Jkt,

Jateng,Bogor 35,507, 89

Vibratory Roller, 114 Hp 5 unit 114 Hp Jateng, Medan 505 & 1700

12 Excavator 100 Hp 15 unit

100 Hp Jkt,Jateng,

Medan 45,480 & 1500

Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 47

Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 57

Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 48

13 Bulldozer 3 unit 100 Hp Jkt, Jateng 37, 489

Bulldozer 4 unit 100 Hp Jkt, bogor 42, 89

Bulldozer 3 unit 100 Hp Jateng 499

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 39

No. Jenis Peralatan Jumlah

Peralatan Kapasitas Produksi

Jarak Lokasi

alat Ke Lokasi

Pekerjaan Lokasi Alat

Sekarang

Km

1 2 3 4 5 6

14 Motor Grader, 120 Hp 3 unit 120 Hp Jtk, Jateng 43, 489

Motor Grader, 120 Hp 6 unit 120 Hp Jkt, Bogor,

Jateng 39, 89,510

15 Asphalt spayer 1000 Ltr 1 unit 1000 Liter Jawa tengah 512

Asphalt spayer 1000 Ltr 3 unit 1000 Liter Cikarang 45

16 Water Tanker 5000 Ltr 2 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 35 & 485

Water Tanker 5000 Ltr 5 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 50 & 530

Water Tanker 5000 Ltr 7 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 40 & 508

Water Tanker 5000 Ltr 9 unit

4000-

5000 Liter Jkt,Sentul 45,75,3

17 Concrete Mixer , 0,3 m3 10 unit 0.3 m3 Jkt, Jateng,Bogor 43,508,95

18 Generator Set 200 kva 3 unit 200 Kva Jkt, Jateng 55, 485

Generator Set 200 kva 4 unit 200 Kva Bogor, Jateng 84, 495

Generator Set 200 kva 1 unit 200 Kva Jakarta 48

19 Crane, 150 ton 10 unit 150 Ton Pool Cilacap 499

20 Crane, 100 ton 10 unit 100 Ton Batang 420

21 Crane, 60 ton 9 unit 60 Ton Pool Jakarta 50

22 Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jkt,Jateng 45 & 520

Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jateng 520

Crane, 50 ton 1 unit 50 Ton Semarang 510

23 Concrete Cutter 7 unit

16 inch Medan,Jkt,

Jateng 1900,43,513

Concrete Cutter 13 unit 42 mm Bogor, Jateng 87, 512

24 Hydrolic Breaker 6 unit 147 Hp Jkt,Jateng,Medan 45, 530,

Hydrolic Breaker 4 unit 100 Hp Pool Bekasi 26

25 Air Compressor , 150 psi 3 unit 655 Cfm Jateng 550

Air Compressor , 150 psi 2 unit 250-370 Cfm Bogor,Jateng 89,560

Air Compressor , 150 psi 3 unit 175 Cfm Jkt,Jateng 45,630

26 Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300

Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300

Survey Equipment 3 set 102 N Jawa Tengah 554

27 Concrete Vibrator 4 set

Concrete Vibrator 6 set 3 Hole Jateng 505

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 40

No. Jenis Peralatan Jumlah

Peralatan Kapasitas Produksi

Jarak Lokasi

alat Ke Lokasi

Pekerjaan Lokasi Alat

Sekarang

Km

1 2 3 4 5 6

Concrete Vibrator 5 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

Concrete Vibrator 10 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

28 Stamper 10 set 4 Hp Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

29 Water pump, 100 mm 20 unit 100 mm Jkt, Jateng 44 & 507

30 Pick up truck 1 ton 10 unit 1 Ton Pool Bekasi 26

Pick up truck 1 ton 5 unit 1 Ton Jakarta 46

31 Alat Bore Pile 25 unit Ø80-

Ø120 cm

Jakarta,Solo 45 & 520

Alat Bore Pile 5 unit Dia 1500 mm Jakarta, Medan

32 Crane Service 10 set 55 Ton Cikampek, Tegal 17 & 477

33 Pile Driving 2,5 - 3 ton 6 unit 2,5 - 3 Ton Cikampek, Tegal 15 & 470

34 Launching Grider 8 set 100-200 Ton Semarang 510

35 Trailer 1 unit 30 Ton Jawa tengah 498

Trailer 24 unit 35-40 Ton Jkt, Semarang 45 & 520

Trailer 10 unit 30 Ton Pool Marunda 41

36 Bar Bender ( Machine ) 14 set 42 MM Jkt, Jateng,Bogor 45,501,89

Bar Bender ( Machine ) 10 Set 42 MM Jawa Tengah 485

37 Bar Cutter ( Machine ) 10 set 42 MM Jawa Tengah 485

Bar Cutter ( Machine ) 2 set 42 MM Jkt, Jateng 47, 498

38 Concrete Pump 2 unit 1000 mtr Jawa Tengah 510

Concrete Pump 2 unit 210 Bar Jawa Tengah 511

Concrete Pump 1 unit 105 m3/jam Jakarta 36

Concrete Pump 5 unit 105 m3/jam Jkt, Jateng 45, 492

39 Welding Set 5 set 300 A Jkt,bogor 43 & 87

Welding Set 15 Set 250 A Jkt,Bogor,Jateng 43,87,520 Sumber : PT. Waskita Acset KSO, 2017

Keteranan :

Warna Abu : Status Kepemilikan peralatan (sewa)

Jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti

on off ramp di jalan tol terdekat di sepanjang jalur tol. Untuk dapat masuk ke area

konstruksi Elevated, harus mengambil 1 lajur di area paling kanan/lajur cepat pada

Jalur A dan B. Jalur ini dapat digunakan setelah pekerjaan Lajur Pengganti selesai

dikerjakan. Jalan sementara di area elevated adalah di sepanjang konstruksi elevated.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 41

Sedangkan tempat / lokasi bangunan akan ditempatkan pada area kosong di sebelah

kanan atau kiri dari jalan tol.

Sebagai salah satu cara untuk menangani kemacetan, maka akan dilakukan

pengaturan lalu lintas dan pengaturan jadwal mobilisasi alat berat dan material

dengan window time. Selain itu untuk kontraktor harus memenuhi bahwa kendaraan

pengangkut harus lulus uji KIR (dan lulus uji emisi) dan berat muatan dan kendaraan

pengangkut harus sesuai dengan kelas jalan. Sedangkan untuk mengatasi sebaran

debu kendaraan pengangkut akan dilengkapi dengan penutup dan pembatasan

kecepatan kendaraan di bawah 40 km/jam dengan muatan terbesar serta melakukan

komunikasi kepada masyarakat mengenai pekerjaan mobilisasi peralatan dan

material.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 42

Gambar 1.8 Rencana Jalan Kerja

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 43

3. Pekerjaan Lajur Pengganti

Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan dalam Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated. Dimana pekerjaan lajur pengganti ini tidak

menggunakan lahan masyarakat dengan mengganti 1 lajur (lajur 4). Dengan

menggeser lajur ke arah luar dengan mengganti bahu jalan yang akan dilakukan yaitu

6,1 m (penggeseran lajur 3,6 m + bahu 2,5 m). Berikut tersaji pekerjaa lajur

pengganti yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

II Elevated.

Tabel 1.7 Analisa Kebutuhan Lebar Ruang Minimum Untuk Satu Arah (Geometri)

Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Elevated, 2016

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 44

Gambar 1.9 Kondisi Awal dan Rencana Pekerjaan Lajur Pengganti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 45

Gambar 1.10 Lokasi Pelebaran Jalan Yang Akan Dilakukan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 46

Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari :

A. Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja

Pembersihan tempat kerja yang dimaksud adalah pembersihan pada lajur

pengganti, serta pengupasan lapisan tanah mencakup pembersihan permukaan

areal kerja dari semua pohon, semak belukar, tanaman pagar dan benda-benda

lainnya termasuk ilalang, rumput liar, pendongkelan akar pohon dan tumbuhan

liar lainnya, kotoran/debris dan material lainnya yang tidak layak berada di area

yang direncana akan dibersihkan dengan menggunakan Bulldozer, didorong

menuju ke lokasi stok sementara. Untuk lokasi stok yang lebih dari 100 meter

diangkut dengan menggunakan Dump Truck menuju lokasi Stok pembuangan

yang telah disetujui oleh Pengawas.

Lokasi Pembersihan tempat kerja di area lajur pengganti :

Gambar 1.11 Area Pemisah Lajur Pada On/Off Ramp

Gambar 1.12 Rencana Di Sekitar Area Ramp Karawang Barat

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 47

Gambar 1.13 Area Pekerjaan Lajur Pengganti

Yang Terdapat Pohon dan Tanaman

Pekerjaan Clearing - Grubbing di area pelebaran adalah pekerjaan pembersihan

lokasi pekerjaan berikut pengupasan lapisan tanah paling atas setebal 20 cm (atau

sesuai spesifikasi) pada tanah existing.

Lapisan tanah (top soil) masih bisa digunakan sebagai pupuk organik, akan distock

untuk dimanfaatkan. Jika tidak bisa digunakan akan dibuang ke disposal area

yang sudah ditentukan.

Untuk memudahkan kordinasi pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan

pembersihan tempat kerja, maka perlu dilakukan pembagian area/zona pekerjaan.

Berikut tersaji pembagian zona yang akan dilakukan pada saat pembangunan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Tabel 1.8 Pembagian Zona Kerja

No Zona STA Area Jarak (m)

1 1 9+500 – 10+500 Ramp Cikunir 1,000

2 2 10+500 – 13+450 Cikunir s.d Bekasi Barat 2,950

3 3 13+450 – 17+100 Bekasi Barat s.d Bekasi Timur 3,650

4 4 17+100 – 21+400 Bekasi Timur s.d Tambun 4,300

5 5 21+400 – 24+700 Tambun s.d Cibitung 3,300

6 6 24+700 – 29+800 Cibitung s.d Cikarang Utama 5,100

7 7 29+800 – 31+352 Cikarang Utama s.d Cikarang Barat 1,525

8 8 31+325 – 35+000 Cikarang Barat s.d Cibatu 3,675

9 9 35+000 – 37+450 Cibatu s.d Cikarang Timur 2,450

10 10 37+450 – 47+500 Cikarang Timur s.d Karawang Barat 10,050

Total Jarak 36,84

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 48

Gambar 1.14 Peralatan yang digunakan Dalam Kegiatan Pembersihan Lahan

B. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan kembali

untuk mendapatkan alinyemen vertical dan horizontal rencana.

1. Pekerjaan Galian

Pekerjaan Galian ini mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas

daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pengangkutan,

penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang

galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed). Pekerjaan

galian ini meliputi pekerjaan galian biasa di buang. Hasil galian dibuang

dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.

Gambar 1.15 Ilustrasi Pekerjaan Galian di Area Borrow

2. Pekerjaan Timbunan

Dalam pekerjaan timbunan tidak ada material timbunan yang didatangkan

dari luar, sehingga menggunakan material disposal sisa yang terdapat dilokasi

disposal.

Grubbing

Clearing

Striping

Striping Pembongkaran

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 49

Pekerjaan ini meliputi pembersihan areal lokasi, pembersihan borrow pit,

penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang

diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan

dan subgrade.

Material timbunan tanah yang akan dipergunakan adalah tanah pilihan sesuai

dengan spesifikasi. Lokasi quarry tersebut tersaji dalam Tabel 1.9.

Tabel 1.9 Lokasi Quarry (Borrow Area)

No Lokasi Quarry Luas (Ha) Jarak (km)

1 Cileungsi Kirap 80 35

2 Desa Sukamaju Jonggol 80 34

3 Karawang Loji 100 53

4 Karawang Timur 100 55

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 50

Gambar 1.16 Lokasi Quarry (Borrow Area)

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 51

Peralatan yang akan digunakan pada saat pekerjaan timbunan antaralain

excavator, dump truck dengan kapasitas 22 m3/hari dengan ritasi dump truck 2

rit/hari, vibro roller, motor grader dan water tank. Kebutuhan pekerjaan

borrow area tersaji dalam Tabel 1.10.

Tabel 1.10 Kebutuhan Alat Pekerjaan Tanah Borrow Material

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan timbunan yaitu :

Pertama pada saat mau melakukan penimbunan pondasi dasar atau

tanah asli harus mempunyai kepadatan minimal yang disyaratkan

dengan terlebih dahulu dipadatkan, mengingat selama pondasi dasar

belum memenuhi persyaratan maka timbunan di atasnya tidak bisa

dilakukan dan bila dipaksakan akan menjadi pekerjaan yang sia-sia

mengingat kepadatan yang akan dicapai pada timbunan tidak akan dapat

terpenuhi.

Kedua adalah pola pembongkaran dari Dump truck jangan terlalu

rapat dengan volume melewati kemampuan alat hampar atau terlalu jauh

sehingga mengakibatkan kerja ulang atau ketebalan penghamparan tidak

rata di satu sisi terlalu tebal sementara di sisi lain terlalu tipis.

Ketiga adalah menjaga kondisi kadar air pada tanah timbunan dimana

harus sesuai dengan kadar air yang disyaratkan sehingga menghasilkan

kepadatan yang disyaratkan.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 52

Timbunan hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan stripping maupun

penebangan pohon selesai dilakukan, dimana areal timbunan harus

bersih dari pohon-pohon dan semak-semak, akar-akaran serta tanah

organik dan humus di lapisan permukaan tanah untuk rencana timbunan.

Uji laboratorium terhadap bahan tanah timbunan akan dilakukan di

laboratorium umum yang disetujui Direksi sebagai acuan proses

pemadatan di lapangan, yaitu penentuan kondisi pemadatan optimum

dan jumlah lintasan untuk setiap alat pemadat yang digunakan sampai

tercapai kepadatan kering (dry density) yang ditentukan dalam

spesifikasi.

Test Kepadatan di lapangan

Selain test kepadatan yang dilakukan di Laboratorium masih ada test

kepadatan timbunan yang dilakukan di lapangan yang dilaksanakan

dengan metoda Sand Cone Test, dimana dari hasil test ini akan

diperoleh perbandingan berat volume kering tanah, kemudian

dibandingkan dengan berat volume kering hasil percobaan di

laboratorium untuk jenis tanah yang sama sehingga angka prosentase

yang diperoleh menunjukkan tingkat kepadatan yang dicapai di

lapangan terhadap standar min. 75% standard proctor (atau sesuai

spesifikasi yang telah ditentukan).

C. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

Pekerjaan lapis pondasi agregat meliputi :

- Pekerjaan Subgrade/Penyiapan Badan Jalan meliputi galian ataupun

penggarukan pekerjaan timbunan yang diikuti dengan pekerjaan

pemadatan tanah.

- Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih

dahulu.

- Selama pekerjaan penyiapan badan jalan berlangsung, jika ditemukan

adanya sumber air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan

saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.

- Pengukuran kembali dari rencana lebar trase jalan, di sepanjang rencana

trase pembangunan jalan, sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 53

- Pengecekan kembali pemasangan patok sebagai acuan elevasi finish

grade di setiap jarak tertentu, disepanjang rencana pembangunan jalan.

- Lapisan subgrade lapis demi lapis telah melalui serangkaian test

kepadatan tanah yang sudah sesuai spesifikasi teknis dan sudah disetujui

oleh Wakil Pengguna Jasa.

- Pekerjaan Subgrade sebagai penyiapan badan jalan dilakukan dengan

menggunakan kombinasi antara motor grader, Vibro Roller dan Truck

Tangki.

Peralatan yang dipakai sbb Motor Grader, Vibro Roller, Dump Truck

dengan kapasitas 20 m3/hari dan ritasi 2 rit/hari dan Alat Bantu. Kebutuhan

bahan agregat akan didatangkan dari daerah Karawang.

Tabel 1.11 Kebutuhan Agregat

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 54

D. Pekerjaan Rigid Pavement

Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer

150 mm dibuat untuk mendukung beban lalu lintas dan menyebarkannya ke

lapisan bawahnya, karena itu material lapis pondasi dan pondasi bawah harus

tahan terhadap pengaruh beban berulang dari lalu lintas dan air.

Dalam pemilihan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150

mm, drainage layer 150 mm, terdapat beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi dan dalam beberapa hal cara stabilisasi lebih menguntungkan bila

mutu material yang diperlukan tidak tersedia. Pada umumnya material lapis

pondasi dan pondasi bawah, terdiri dari campuran material concrete.

Mutu dan gradasi material memiliki pengaruh yang besar terhadap masa

pelayanan perkerasan dan karena itu material yang digunakan harus melalui

pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan. Konstruksi lapis pondasi dan

pondasi bawah menggunakan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean

concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, maka sebaiknya diperhatikan hal-

hal berikut :

a. Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus bebas

dari kotoran, diusahakan agar penimbunan tidak langsung diatas tanah,

perlu dipertimbangkan alat timbunan, sehingga pengambilan aggregate

bebas dari tanah.

b. Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan bergerak

dengan dilengkapi spreader-boxes atau alat penyebar agregat lainnya.

c. Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh segregasi

(pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang selalu timbul pada

material bergradasi menerus, antara lain :

- Usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak

terganggu.

- Sistem pengangkutan material.

- Sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat.

d. Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan, ketinggian

hamparan harus selalu terkontrol.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 55

Kebutuhan beton rigid yang diperlukan dalam pekerjaan rigid pavement

antaralain :

Tabel 1.12 Kebutuhan Beton Rigid

Tabel 1.13 Kebutuhan Beton Rigid

No Uraian Keterangan

Rencana Kebutuhan Batching Plan (BP)

a Kapasitas Batching Plan 90 m3/jam

b Kapasitas Produksi 55% 50 m3/jam

c Produksi Batching Plan Per Hari 600 m3/jam

d Produksi Batching Plan 18.000 m3/bln/BP

e Kebutuhan Beton 67.570 m3/bln

f Keperluan Minimal Batching Plan 4 unit

Rencana Kebutuhan Truck Mixer (TM)

a Kapasitas Produksi/jam 50 m3/jam

b Rencana Jumlah Batching Plan 5 unit

c 1x Cycle Time Truck Mixer 1 jam

d Kapasitas TM 7 m3/truck

e Kebutuhan TM/BP 8 truck/BP

Rencana Kebutuhan Concrete Paver

a Kapasitas Produksi/Jam 20 m/jam

b Rencana Produksi/Hari 240 m

c Volume Rigid Pavement (m) 2 x 36.330 m dan 72.667 m

d Kebutuhan Min Alat 4 alat

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Volume Beton Kapasitas Prod.

m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader Conc Paver

1 Zona 2

10+500 s/d 13+450 16,661.20 12 3 50.00

2 Zona 3

13+450 s/d 17+100 19,670.40 12 3 50.00

3 Zona 4

17+100 s/d 21+400 22,846.40 12 3 50.00

4 Zona 5

21+400 s/d 24+700 17,274.00 12 3 50.00

5 Zona 6

24+700 s/d 29+800 23,849.60 12 3 50.00

6 Zona 7

29+800 s/d 31+325 15,156.80 12 3 50.00

7 Zona 8 -

31+325 s/d 35+000 17,608.40 12 3 50.00

8 Zona 9 -

35+000 s/d 37+450 13,652.00 12 3 50.00

9 Zona 10

37+450 s/d 47+500 55,779.20 12 3 50.00

202,589.00 6 48 6 6

2.00

1.00

1.00

1.00

1.00

Kebutuhan Fleet Alat (unit)

1.00

1.00

1.00

1.00

2.00 2.00

8.00

8.00

8.00

8.00

No.Durasi

Station

1.00

1.00

1.00

1.00

16.00

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 56

E. Pekerjaan Flexible Pavement

Pekerjaan perkerasan aspal ini meliputi pengadaan, pengangkutan,

penghamparan dan pemadatan aspal hotmix di lokasi pelebaran jalan. Lingkup

perkerasan aspal yaitu bituminous track coat, asphalt concrete wearing course

(AC-WC) dan aspalt cement dengan peralatan yang akan digunakan antaralain

aspalt mixing plant (AMP), aspalt finisher, dump truck, tandem roller,

pneumatic tired roller dan sprayer aspal.

1. Track Coat

Tack coating dihampar di atas permukaan Asphalt atau beton yang sudah

disetujui. Sebelum dihampar permukaan yang akan di coating harus bersih

dari kotoran. Tack coat dihampar dengan aspalt sprayer.

2. Pekerjaan Aspal Hotmix

Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) salah satunya terletak pada

lajur pelebaran.

Berikut tahapan pekerjaan perkerasan aspal:

1. Membuat guideline dari rencana jalan untuk arah finisher.

2. Asphalt (Hotmix) diangkut dengan truck dengan ditutupi terpal,

jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher.

3. Asphalt (hotmix) di atas truck sebelum didrop harus dicek

temperaturnya.

4. Campuran Asphalt (Hotmix) dihampar menggunakan asphalt

finisher.

5. Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan

finishing rolling dengan tandem roller dan tyre roller.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 57

Gambar 1.17 Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Perkerasan Aspal

Cara Pengendalian Pekerjaan Aspal (Flexibel Pavement)

a) Subgrade

a. Kesalahan : Permukaan subgrade tidak rata dan bergelombang

b. Akibat : Permukaan aspal tidak rata, dan material menjadi boros

c. Penyelesaian :

- Untuk jalan baru permukaan subgrade harus rata sebelum

dilaksanakan pengaspalan.

- Untuk permukaan di atas beton, permukaan beton harus dicek

kerataannya/di levelling terlebih dahulu

b) Material

a. Kesalahan : Suhu material aspal hotmix tidak sesuai (kurang dari 90

derajat)

b. Akibat : Aspal akan lebih sulit untuk dihampar

c. Penyelesaian :

- Sebelum dihampar material aspal harus dick suhunya

- Material aspal hotmix yang suhunya tidak sesuai harus di reject

- Selama pengiriman material aspal hotmix ditutup dengan terpal

c) Penghamparan dan pemadatan

a. Kesalahan :

- Penghamparan pada saat hujan

- Pemadatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan

b. Akibat :

- Mempercepat turunnya suhu aspal

1

2

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 58

- Aspal hotmix tidak padat maksimal

c. Penyelesaian :

- Tidak melaksanakan pekerjaan aspal pada waktu turun hujan

- Pemadatan menggunakan alat Tandem dan TR dengan kapasitas

80 t

- Jumlah passing lintasan pemadatan 6x untuk masing-masing alat

d) Sambungan

a. Kesalahan : Sambungan aspal tidak dibuat sesuai aturan

b. Akibat : Pada lokasi sambungan tidak rata

c. Penyelesaian :

- Tiap akhir pengaspalan dibuat miring

- Pada saat mulai dari sambungan harus dilakukan raker

- Pemadatan di lokasi sambungan harus diperhatikan

4. Pekerjaan Elevated

Pekerjaan elevated meliputi : pekerjaan pondasi bore pile, pilecap, pilar, pier

head, steel box, plat lantai.

A. Pekerjaan Pondasi Bore Pile

Berdasarkan literature yang dikutip dari Hary Chistady Hardiyatmo,

2010, pondasi bore pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya

dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu. Pemasangan pondasi bor

pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara menngebor tanah terlebih

dahulu yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan di cor

beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau

yang biasa disebut temporary casing untuk menahan dinding lubang agar

tidak terjadi kelongsorang dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu

pengecoran beton.

Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika

dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:

1). Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran

yang membahayakan bangunan sekitarnya.

2). Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat

penutup tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung

diletakkan di puncak bored pile.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 59

3). Kedalaman tiang dapat divariasikan.

4). Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

5). Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang

pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan

batuan.

6). Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung

bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi

kapasitas dukungnya.

7). Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

Pada dasarnya pelaksanaan bor pile pada tanah adalah :

1). Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang

dikehendaki

2). Dasar lubang bor dibersihkan

3). Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor

4). Lubang bor diisi atau dicor beton

Peralatan yang akan digunakan pada tahap ini adalah Hydraulic drilling

rig attached with telescopic kelly bar, Service crane of minimum required

capacity, Temporary single wall casings, Drilling tools (auger, bucket,

cleaning bucket), rock tools, Excavator, Tremie set, Water

container,Water Pump(s), Welding set(s), Generator set (s) dan Lighting

equipment.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 60

Gambar 1.18 Ilustrasi Pekerjaan Bore Pile

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 61

Gambar 1.19 Denah Borepile

Area Elevated :

• Bore Pile Ø 1.20m

• 8 ttk / pilecap

• H= 33,00 m

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 62

Tabel 1.14 Estimasi Penyelesaian Pekerjaan Bored pile

Keterangan : Produktifitas Borepille 1 titik / Hari

Sequence Pekerjaan Untuk 1 Pilar : Persiapan Instal Plat dll 2 hari

Pekerjaan bore Pile 6 Hari

Mobilisasi Lokal 1 Hari

Service Crane menggunakan crane minimal 30 Ton

Tabel 1.15 Kebutuhan Batching Plant

Vol Bore Pile Durasi

Titik (Bulan)Vibro

HammerBore pile

Service Crane

30 Ton

Excavator

100 HpDT

1 Zona 1

09+500 s/d 10+500 565 6 4 4 4 8 16

2 Zona 2

10+500 s/d 13+450 420 16 2 2 2 4 8

3 Zona 3

13+450 s/d 17+100 511 16 2 2 2 4 8

4 Zona 4

17+100 s/d 21+400 593 16 2 2 2 4 8

5 Zona 5

21+400 s/d 24+700 453 16 2 2 2 4 8

6 Zona 6

24+700 s/d 29+800 717 16 2 2 2 4 8

7 Zona 7

29+800 s/d 31+325 214 16 1 1 1 2 4

8 Zona 8

31+325 s/d 35+000 511 16 2 2 2 4 8

9 Zona 9

35+000 s/d 37+450 330 16 1 1 1 2 4

10 Zona 10

37+450 s/d 47+500 1,401 16 4 4 4 8 16

5,716 22 22 22 44 88

No. Station

Kebutuhan Alat Penyelesaian Pekerjaan Borepile

Volume Beton Kapasitas Prod.

m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader

1 Zona 1

09+500 s/d 10+500 56,751.08 12 8 50.00

2 Zona 2

10+500 s/d 13+450 37,834.05 12 18 50.00

3 Zona 3

13+450 s/d 17+100 46,972.40 12 18 50.00

4 Zona 4

17+100 s/d 21+400 53,045.32 12 18 50.00

5 Zona 5

21+400 s/d 24+700 41,325.97 12 18 50.00

6 Zona 6

24+700 s/d 29+800 64,972.09 12 18 50.00

7 Zona 7

29+800 s/d 31+325 19,204.36 12 18 50.00

8 Zona 8 -

31+325 s/d 35+000 46,552.40 12 18 50.00

9 Zona 9 -

35+000 s/d 37+450 30,273.71 12 18 50.00

10 Zona 10

37+450 s/d 47+500 125,256.01 12 18 50.00

522,307.38 6 48 6

No. StationDurasi Kebutuhan Fleet Alat (unit)

1.00 8.00 1.00

2.00 16.00 2.00

8.00 1.00

1.00 8.00 1.00

8.00 1.00 1.00

1.00

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 63

B. Pekerjaan Pilecap

Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile

yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk

membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16

mm, 19 mm dan 25 mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan

50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang

tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang

kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing

pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang

diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang

bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan

kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-

benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan

eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.

Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk

menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.

Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan

persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda

tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile

cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi

yang diikat menjadi satu.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 64

C. Pekerjaan Pier/Pilar

Pekerjaan kolom/pilar ini dilaksanakan setelah pekerjaan footing selesai.

Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting

dan pengecoran. Kolom yang akan dicor diberi supporting untuk menjaga

agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran akibat getaran

vibrator.

Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan Kolom :

1. Pemasangan besi

2. Pemasangan bekisting

3. Pekerjaan Pengecoran beton pilar

4. Pembongkaran Bekisting

5. Curing

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 65

Tabel 1.16 Kebutuhan Set Bekisting Kolom dan Pile Cap

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

Vol Pilar Durasi

Piece (Bulan)Begisting

Pilecap

Begisting

Kolom

Crane

30 Ton

1 Zona 1

09+500 s/d 10+500 137 6 8 8 2

2 Zona 2

10+500 s/d 13+450 51 16 4 4 1

3 Zona 3

13+450 s/d 17+100 62 16 4 4 1

4 Zona 4

17+100 s/d 21+400 72 16 4 4 1

5 Zona 5

21+400 s/d 24+700 55 16 4 4 1

6 Zona 6

24+700 s/d 29+800 87 16 4 4 1

7 Zona 7

29+800 s/d 31+325 26 16 2 2 1

8 Zona 8

31+325 s/d 35+000 62 16 4 4 1

9 Zona 9

35+000 s/d 37+450 40 16 2 2 1

10 Zona 10

37+450 s/d 47+500 186 16 8 8 1

778 44 44 11

No. Station

Struktur Pilar

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 66

D. Pekerjaan Pier Head

Pekerjaan Pier Head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pilar

memenuhi syarat dari segi mutu betonnya. Untuk mempercepat

pekerjaan beton pier head, dari pemasangan perancah, dan bekisting

bawah, maka akan menggunakan metode precast. Pengecoran pier head

akan dilakukan setelah precast pier head terpasang tepat presisi dan

pembesian dalam dari pier head selesai dikerjakan.

Gambar 1.20 Ilustrasi Pekerjaan Pier Head

Tabel 1.17 Kebutuhan Peralatan Pekerjaan Pier Head

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 67

E. Pekerjaan Steel Box Girder

Penyiapan Steel Box Girder harus sudah dilakukan sebelum pekerjaan

pier selesai, agar pada saat beton pier dan pier head telah mencapai umur

atau kekuatan yang dipersyaratkan, erection dapat segera dilakukan.

Pekerjaan pengadaan steel box girder dilaksanakan dengan metode

sebagai berikut :

Steel box girder direncanakan difabrikasi secara segmental. Segmen-

segmen steel box girder kemudian dibawa ke lapangan menggunakan

Trailer di area yang sudah ditentukan, dengan lokasi dekat dengan area

pemasangan. Segmen-segmen kemudian disatukan dengan metode

pasangan baut sesuai spesifikasi teknis, diatas area yang sudah disiapkan.

Metode Pelaksanaan :

1. Produksi segmental steel box girder dilakukan di plant supplier.

2. Steel box girder segmental diangkut ke lokasi proyek menggunakan

trailer dengan bantun crane untuk mengangkat dan memindahkan.

3. Memastikan posisi pot bearing sudah tepat.

4. Pada saat erection dilaksanakan, steel box segmental akan

dipindahkan dan disusun di area terdekat dengan lokasi erection

Gambar 1.21 Potongan Melintang Steel Box Girder

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 68

Keterangan :

Panjang Bentang Tipikal : 60 M = 568 Span

: 55 M = 2 Span

: 50 M = 3 Span

: 45 M = 49 Span

Panjang Segmen Maximum : 15 m (Rata-rata Panjang Segmen = 12 m)

Jumlah dalam 1 Bentang : 20 segmen (Total 13182 segmen)

Proteksi Karat : Hot deep Galvanis dan Zink Metal Spray

Tipe Sambungan : Las untuk sambungan utama, baut untuk

diafragma

Type Bearing : LRB

Waktu Erection : 22.00 – 04.00

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 69

Gambar 1.22 Rencana Gantry

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 70

Gambar 1.23 Ilustrasi Pemasangan Steel Box Girder

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 71

E.1 Mobilisasi Steel Box Girder

Mobilisasi steel box girder menuju stockyard akan menggunakan trailer dari

fabrikasi yaitu yang terdapat di PT. Bukaka Teknik Utama Tbk dengan

jumlah trailer sebanyak 40 unit untuk membawa steel box grider. Kendaraan

pengangkut steel box girder kemudian akan melewati gerbang tol Bekasi

Barat untuk menuju stockyard di KM 13 (10 trailer), KM 25 (20 Trailer) dan

KM 42 (10 Trailer). Mobilisasi ini akan dilakukan pada pukul

22.00 – 04.00 WIB.

Mobilisasi steel box girder dari stockyard di KM 13, KM 25 dan KM 42

menuju area kerja yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.24 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 13

Menuju Area Kerja

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 72

Gambar 1.25 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 25

Menuju Area Kerja

Gambar 1.26 Mobilisasi Box Girder dari Lokasi Stockyard KM 42 Menuju Area Kerja

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 73

F. Pekerjaan Plat Lantai

Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : tahap

persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan

dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya

potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk flat

bad. Akan tetapi untuk di proyek ini, guna mempercepat pelaksanaan

pekerjaan, slab lantai akan digunakan metode precast slab.

Pada Proyek ini untuk Pekerjaan Plat Lantai Jembatan dapat dilaksanakan

setelah pekerjaan erection girder selesai dikerjakan.

Tabel 1.18 Perhitungan Set Begisting Cantiliver Slab

Zona Kerja Jumlah

Span

Jumlah

Hari

Set

Begisting

Zona 1 131 395 7

Zona 2 50 395 3

Zona 3 61 395 4

Zona 4 71 395 4

Zona 5 54 395 3

Zona 6 86 395 5

Zona 7 25 395 2

Zona 8 61 395 4

Zona 9 39 395 3

Zona 10 186 395 10

Jumlah 45

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Keterangan :

Jarak Antar Cantiliver Begisting : 60 cm

Panjang tiap span : 600 cm

Jumlah sisi dalam 1 span : 4 buah

Kebutuhan begisting untuk 1 span : 400 Buah (1 Set)

Sequence Pemakaian Begisting Cantiliver: 1. Instalasi Begisting : 15 Hari

2. Cor + Menunggu umur beton : 21 Hari

3. Pelepasan dan Mobilisasi : 2 Hari

TOTAL : 38 Hari

Kebutuhan Air Tahap Konstruksi

Kebutuhan air untuk tahap konstruksi terdiri dari kebutuhan air untuk sanitasi pekerja dan

kebutuhan air untuk kegiatan fisik konstruksi bangunan. Kebutuhan air tersebut akan

diperoleh dari air tanah dalam dan atau PDAM, sedangkan kebutuhan air minum akan

menggunakan air kemasan. Rincian kebutuhan air tahap konstruksi dapat diprakirakan,

dengan kebutuhan air bersih perorang perhari sebanyak ± 50 liter, sehingga contoh

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 74

perhitungan prakiraan kebutuhan air bersih untuk para pekerja sebesar 250 pekerja x 50

liter/org/hari = 12.500 liter/hr ≈ 12,5 m3/hari (diluar penggunaan air bersih untuk kegiatan

konstruksi).

Sinkronisasi Pembangunan Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta-

Bandung dengan Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pada saat konstruksi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan

berbarengan dengan konstruksi Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-

Bandung. Trase pembangunan 3 kegiatan tersebut yaitu :

Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta

Cikampek Eksisting.

Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada median Jalan Tol Jakarta-

Cikampek Eksisting.

Trase Light Rail Transit Cawang-Bekasi berasda di sisi Utara Jalan Tol Jakarta-

Cikampek Eksisting.

Sinkronisasi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan yaitu :

Pelaksanaan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dimulai dari arah Cikunir

sampai Cikarang Pusat

Pelaksanaan konsruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimulai dari arah

Karawang Barat kea rah Cikunir.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 75

Gambar 1.27 Lokasi Pembangunan LRT, Kerata Cepat Jakarta-Bandung dan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.4.2 Tahap Operasional

Tahap Operasional atau pengoperasian jalan Tol mencakup :

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

A. Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan kegiatan

penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas jalan. Berdasarkan data PT. Jasa Marga

(Persero) Tbk dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan adanya

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu sebagai berikut :

1. Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol

eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol

Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan

per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume

lalu lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling

lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu

lintas dengan terjadinya kemacetan.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 76

PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476

- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977

- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580

- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998

- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425

- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847

k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385

10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040

- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124

- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418

- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027

- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086

- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306

- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288

k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.72910-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II

Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol

eksisting akan mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu

lintas dengan turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019

pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.

Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan

sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor

Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru,

karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu

tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang

akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.

Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka

derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai

pada tahun 2046, sebagaimana dapat di lihat pada Tabel 1.17 berikut ini.

Tabel 1.19 Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek dengan

Jakarta-Cikampek II Elevated

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 77

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050

- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224

- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638

- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517

- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749

- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397

- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218

k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.02210-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Sumber : Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, 2016

2. Rencana Sistem Operasi dan Transaksi

Jumlah gardu yang akan direncakan pada saat operasi Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated antara lain :

Tabel 1.20 Jumlah Gardu Tol Masuk dan Keluar

Dari Arah Jumlah Gardu

Gardu Tol Masuk

Taman Mini 4

Cawang 4

Cakung 4

Selatan (Pondok Indah0 2

Barat (Cawang) 2

Utara (Cakung) 2

Dari Arah Cikampek (Gardu Tol Keluar)

Pondok Indah 6

Cawang 6

Cakung 6

Selatan (Pondok Indah) 3

Barat (Cawang) 3

Utara (Cakung) 3

Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi

Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, 2016

Sistem transaksi tertutup, terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

eksisting dan Jalan Tol Purbaleunyi. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated mulai SS Cikunir sampai dengan sebelum SS Karawang Barat.

Arah Cikampek/Bandung :

Pengendara mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) pada gerbang

masuk di Cikunir dan dapat keluar/membayar di semua gerbang keluar mulai

Gerbang Karawang Timur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, gerbang

keluar Jalan Tol Purbaleunyi.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 78

Arah Jakarta :

Pengendara dapat mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di

semua gerbang masuk Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

eksisting dan keluar/membayar di gerbang keluar di Cikunir.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 79

Gambar 1.28 Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 80

B. Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated

Kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan penanganan jalan Tol Jakarta-Cikampek

II Elevated berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan

untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal

melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.

Dimana pemeliharaan untuk ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) telah

dilakukan oleh PT. Jasa Marga yang tercantum dalam Laporan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup. Pemeliharaan tersebut antaralain :

Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan merawat serta memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi

pelayanan mantap.

Pemeliharaan Berkala adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya

kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam

desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi

kemantapan sesuai dengan rencana.

Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya

kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam

desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada

bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan,

agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada

kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.

Rekonstruksi Jalan adalah peningkatan struktur yang merupakan kegiatan

penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang

dalam kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi

mantap kembali sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan

1.5 Alternatif – Alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL

Berdasarkan Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia Nomor : JL.03.04-MN/232 bahwa pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated dengan panjang 36,84 km dan tidak ada alternatif-alternatif lain.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 81

1.6 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah

1.6.1 Proses Pelingkupan

Pelingkupan adalah proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau

masalah utama dari suatu kegiatan terhadap lingkungannya. Proses pelingkupan dilakukan

sejak awal kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang

dimaksudkan untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi Dampak

Penting Hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan dilakukan melalui

tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial serta klasifikasi

dan prioritas. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik

dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.

1.6.2 Identifikasi Dampak Potensial

Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara rencana kegiatan, rona

lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar, dan hasil konsultasi publik. Pada

tahap ini pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan (primer,

sekunder, tersier) yang secara potensial dapat ditimbulkan akibat kegiatan pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pada tahap ini hanya diinventarisasi dampak

potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting

tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai

apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting.

Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi

tim studi AMDAL dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang bertanggung

jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Selain itu, identifikasi dampak potensial

juga dilakukan melalui matriks interaksi sederhana, bagan alir dan atau pengamatan

lapangan (observasi).

Pemusatan merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu

dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses

penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan

kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Hasil pemusatan ini berupa prioritas

dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut di dalam ANDAL. Hasil

pelingkupan tertuang dalam matrik identifikasi dampak yang dapat dilihat pada

Tabel 1.21 dan bagan alir pada Gambar 1.29, 1.30 dan 1.31 Sedangkan bagan alir proses

pelingkupan ditampilkan pada Gambar 1.32.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 82

Tabel 1.21 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Jalan Tol Ja karta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan

Operasional

Komponen Lingkungan

A Fisik-Kimia

1 Penurunan Kualitas Udara1 X X X

2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 X X X 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp

2 = Mobilisasi Peralatan dan Material

B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti

1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi

1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 X X X

2 Kerusakan Prasarana Jalan5 X 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol

3 Peningkatan Kapasitas Jalan X Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi

X = Ada keterkaitan antara jenis kegiatan dengan komponen

E Sosial Ekonomi Budaya lainnya

1Terciptanya Kesempatan Kerja dan

Peluang Usaha7

X

2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 X

3 Keresahan Masyarakat9 X

F Kesehatan Masyarakat

1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 X X X

KETERANGAN

TAHAP KONSTRUKSI

TAHAP OPERASIONAL

5

NoKonstruksi

1 2 3 4

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 83

Keterangan : 1Penurunan Kualitas Udara : CO, NO2, SO2, Debu 2Peningkatan Intensitas Kebisingan : Tingkat kebisingan 3Peningkatan Air Larian : Koefisien Run-off 4Gangguan Arus Lalulintas : Volume lalu lintas, jumlah ritasi, jalur ritasi 5Kerusakan Prasarana Jalan : Kondisi Jalan 6Peningkatan Kapasitas Jalan : Kelancaran Lalulintas 7Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha : Jumlah penduduk tidak bekerja, pendapatan penduduk 8Peningkatan Pendapatan Penduduk : Pendapatan Penduduk 9Keresahan Masyarakat : Keluhan Masyarakat 10Gangguan Kesehatan Masyarakat : Kasus penyakit Gangguan ISPA

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 84

TAHAP KONSTRUKSI

Pengadaan Tenaga Kerja Dan

Pengoperasian Base Camp

Mobilisasi Peralatan dn

Material

Tenaga Kerja Lokal

Terciptanya Kesempatan

Kerja dan Peluang Usaha

Peningkatan Pendapatan

Tenaga Kerja Pendatang

Keresahan Masyarakat

Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan Intensitas

Kebisingan

Gangguan Arus Lalu Lintas

Peningkatan Debu

Gangguan Kenyamanan Pendengaran

Kerusakan Prasarana Jalan

Gangguan Kesehatan

Masyarakat

Gambar 1.29 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (1)

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 85

TAHAP KONSTRUKSI

PEKERJAAN LAJUR PENGGANTI

PEKERJAAN ELEVATED

Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan Debu

Peningkatan Intensitas

Kebisingan

Gangguan Kenyamana

Pendengaran

Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan Intensitas

Kebisingan

Peningkatan Debu

Gangguan Kenyamanan Pendengaran

Gangguan Kesehatan

Masyarakat

Gangguan Arus Lalu Lintas

Gangguan Kesehatan

Masyarakat

Gangguan Arus Lalu Lintas

Gambar 1.30 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (2)

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 86

TAHAP OPERASIONAL

PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN JALAN

TOL JAKARTA-CIKAMPEK II ELEVATED

Peningkatan Kapasitas Jalan

Gambar 1.31 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Operasional

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 87

1.6.3 Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik

Evaluasi dampak potensial ini bertujuan untuk menghilangkan dampak potensial yang

dianggap tidak relevan atau tidak penting. Sehingga diperoleh daftar dampak penting

hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi

ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang

dianggap penting oleh masyarakat disekitar lokasi peroyek, instansi yang bertanggung

jawab, diskusi dengan tenaga ahli.

Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat

menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana

untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar

Operasional Prosedur (SOP), pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan,

panduan teknis tertentu yang duterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan

lain sebagainya (Lampiran I Permen LH No.16 Tahun 2012).

Hasil evaluasi dampak potensial diklasifikasikan menjadi 2 kategori menjadi :

Dampak Penting Hipotetik

Dampak Tidak Penting Hipotetik

Berdasarkan pertimbangan diskusi ketua tim dan tenaga ahli, Standar Operasional

Prosedur (SOP) tertentu, hasil evaluasi dampak potensial dari rencana Pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated disajikan sebagai berikut :

1.6.3.1 Tahap Konstruksi

1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp

A. Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha

Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, akan

dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah dilakukan penunjukkan kontraktor

pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja

local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated dan yang memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk

bekerja.

Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang

Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga

kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 88

masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau

provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan

mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada

bidangnya.

Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang, dimana sebanyak 56% (140 orang)

akan direkrut dari penduduk local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini

merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang membutuhkan serta

masyarakat yang terpengaruh dampak. Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap

menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.

Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat

Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun.

Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai

pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan.

Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan

terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja

sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di

lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Pendapatan Penduduk

Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan penduduk disekitar

lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan

hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 %

responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor dengan penghasilan

tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja

sebagai pegawai swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan

bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative

kecil dan tidak tetap, serta sangat terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk

yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja sebagai tenaga kerja tahap

konstruksi. Dengan berpengaruhnya kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 89

Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam

Dampak Penting Hipotetik.

C. Keresahan Masyarakat

Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak

keresahan masyarakat yang ditimbulkan ketika perekrutan tenaga kerja lebih

mengutamakan tenaga kerja dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL

Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya

mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun juga mengakomodir

angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan

kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan

masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan

melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi

kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga

dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

A. Penurunan Kualitas Udara

Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk

dan keluar mengikuti Interchange terdekat disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II

Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah

kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang

telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diperoleh kualitas udara untuk paramater debu,

SO2, NO2 dan CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut :

- Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 μg/m3 dengan rata -

rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI

No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT

Tambun, GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama,

serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi debu tertinggi

adalah GT Cikarang Utama KM 26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah

adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).

- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352 μg/m3 dengan rata -

rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 90

baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran

dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan

lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman

Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM

73+000B).

- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m3 dengan rata -

rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku

mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3

Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan

telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya

konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakan imbas padatnya kendaraan

dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan

material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan

kondisi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) kualitas udara khususnya paramater

debu yang telah melebihi baku mutu, maka akan meningkatkan penurunan kualitas

udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan

Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan dilokasi kegiatan berkisar

antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan

baku mutu dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan

kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi

baku mutu.

Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur akan mengikuti arah

lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti interchange terdekat di sepanjang

jalan tol. Serta sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah

volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V.

Maka akan meningkatkan kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan

intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 91

KAPASITAS

I II III IV V (C) + BAHU - BAHU

1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32

2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16

3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97

4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51

5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42

6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37

7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31

8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21

9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89

7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00

8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93

9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25

10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10

11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95

12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50

13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

VOLUME LALU LINTAS (LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015

DS = Q/CARUS LL (Q)

(smp/jam)No. RUAS PANJANG

TAHUN 2015 JUMLAH

(Kend/Hari)

C. Gangguan Arus Lalu Lintas

Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun

2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu

sebagai berikut :

Dapat dilihat bahwa rata-rata volume kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek

yaitu 254.724 kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 yang

artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,

kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan

antrian kendaraan pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. Dengan adanya kebutuhan

kendaraan yang cukup banyak (Tabel 1.4 hal.I-48) dengan jarak ke lokasi kegiatan

yang cukup jauh juga maka akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas yaitu

kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

D. Kerusakan Prasarana Jalan

Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek

yaitu :

- Kondisi Jalan

Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km

pada jalur pada jalur B

Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B

Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)

- Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu sebesar 2,29 kali kecepatan

non tol.

Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Departemen Pekerjaan

Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga bahwa jalan bebas hambatan dapat

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 92

dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan

truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk

sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol

Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi

alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak

Penting Hipotetik.

E. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk

dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan

telah ada kegiatan dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),

gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan

kebisingan. Namun berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL &

RPL diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi

kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan

RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak

mengalami gangguan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan

± 200 m. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat menjadi Dampak Tidak

Penting Hipotetik.

3. Pekerjaan Lajur Pengganti

A. Penurunan Kualitas Udara

Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan tempat kerja,

pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan

pekerjaan flexible pavement.

Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan pada trase

pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu :

- Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m)

- Tebal AC-WC : 4 cm

- Tebal Rigid : 30 cm

- Tebal Lean Concrete : 10 cm

- Tebal Aggregate A : 15 cm

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 93

Pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (widening) akan membutuhkan alat berat,

kebutuhan alat berat pada saat tahap pekerjaan lajur pengganti yaitu tersaji dalam

Tabel 1.22 :

Tabel 1.22 Peralatan yang digunakan Pada Pekerjaan Lajur Pengganti

Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah

Pekerjaan Tanah Dump Truck 236

Excavator 11

Buldozer 11

Vibrator 11

Pekerjaan Lapis Pondasi

Agregat

Grader 6

Tandem Rolle 6

Dump Truck 19

Pekerjaan Rigid Pavement Bacthing Plan 9

Truck Mixer 48

Wheel Loader 6

Conc. Paver 6

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa

Marga dapat diketahui bahwa kualitas udara untuk parameter debu terdapat

beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan

industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41

Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.

Dapat dilihat pada Tabel 1.22 diatas bahwa penggunaan alat berat pada saat

Pekerjaan Lajur Pengganti sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara

dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut

seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat

serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan

digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona

lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku

mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan

ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga

melihat Pekerjaan Lajur Pengganti yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6

bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 94

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan

Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa

Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5

dBA. Intensitas kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48

Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan jasa. Tingginya

intensitas kebisingan dilokasi kegiatan dikarenakan dilokasi kegiatan telah

ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume

lalu lintas di tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836

kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058

kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan

intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat berat

dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti,

maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi dalam penigkatan

intensitas kebisingan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas

Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek,

tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar

terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari,

sedangkan paling kecil pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan

per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam sesuai Manual

Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing-

masing sebesar 27.715 smp/jam untuk ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465

smp/jam untuk ruas Kalihurip – Cikampek. Kondisi lalu lintas dapat dilihat pada

Tabel 2.23 Berikut :

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 95

Tabel 2.23 Kondisi Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Dapat dilihat nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-Bekasi

Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat

pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative

rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan.

Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan

berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan

kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan merasakan kerugian

yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun

berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah

melaksanakan upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan

adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :

- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan

program pengobatan gratis.

- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun

sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan

kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.

Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi

kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan

KAPASITAS

I II III IV V (C) + BAHU - BAHU

1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32

2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16

3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97

4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51

5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42

6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37

7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31

8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21

9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89

7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00

8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93

9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25

10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10

11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95

12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50

13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

VOLUME LALU LINTAS (LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015

DS = Q/CARUS LL (Q)

(smp/jam)No. RUAS PANJANG

TAHUN 2015 JUMLAH

(Kend/Hari)

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 96

RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak

mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah

gangguan kesehatan masyarakat kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi

kegiatan ± 200 m, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

4. Pekerjaan Elevated

A. Penurunan Kualitas Udara

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ada beberapa tahapan yaitu

pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, steel box girder dan plat lantai. Pada saat

pelaksanakan akan menggunakan alat-alat berat sebagai berikut :

Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah

Pekerjaan Bore Pile Vibro Hammer 22

Bore Pile 22

Service Crane 30 ton 22

Excavator 44

Dump Truck 88

Batching Plant 6

Truck Mixer 48

Wheel Loader 6

Pekerjaan Pier Head Crane 100 ton 12

Stressing Jack 20

Bracket 44

Begisting Pier Head 5

Trailer (Low bed) 8

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa

Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam

PP No. 41 tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.

Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan

kualitas udara akan bertambah dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan

elevated, dengan waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka

penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring beroperasinya

Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan pekerjaan elevated dari beroperasinya

alat berat. Dengan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan

Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh berjalannya Jalan Tol

Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan

RKL&RPL telah melebihi baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan

77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 97

sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan jasa. Kegiatan pembangunan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16

bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan dampak

peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak menjadi Dampak Penting

Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas

Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan

berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas (kemacetan) yaitu dari

beroperasinya alat berat yang membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan

pengangkut material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang akan

menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan panjang steel box grider

mencapai 12 m dan 60 m.

Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 165.081 kendaraan yang terdiri dari

Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan,

Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c rasio telah

mencapai 1,51 pada ruas Cikunir-Bekasi Barat yang artinya pada tingkat pelayanan

arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus

lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan.

Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan steel box grider

yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer dengan panjang steel box grider

12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang

menjadi lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan v/c

rasio telah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas

berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering

terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi

demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi

Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan kerugian yaitu

polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan

pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 98

upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan adanyanya kegiatan

pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :

- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan

program pengobatan gratis.

- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun

sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan

kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.

Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi

kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan

RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak

mengalami gangguan kesehatan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi

kegiatan ± 200 m dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan

kesehatan masyarakat, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

1.6.3.2 Tahap Operasional

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

A. Peningkatan Kapasitas Jalan

Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol eksisting

Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol

Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan per

tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu

lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling lama

tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas

dengan terjadinya kemacetan.

Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated

pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan

mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan

turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai

dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.

Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan

sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta

– Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 99

PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476

- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977

- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580

- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998

- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425

- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847

k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385

10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050

- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224

- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638

- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517

- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749

- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397

- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218

k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.02210-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040

- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124

- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418

- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027

- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086

- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306

- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288

k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.72910-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu tempuh

yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang akan

menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.

Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka

derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada

tahun 2046. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.24.

Tabel 1.24 Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek

dengan Jakarta-Cikampek II Elevated

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 100

Berdasarakan Tabel 1.24 diatas dapat dilihat bahwa dengan beroperasinya Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat mengurai kemacetan. Dimana pada tahun

2015 sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated beroperasi terdapat

jumlah kendaraan 165.081 kendaraan per hari. Dengan beroperasinya Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated pada Tahun 2019 terjadi penguraian kemacetan

dengan jumlah 128.854 kendaraan per hari. Selain itu juga derajat kejenuhan

sebelum adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sebesar 0,78 terjadi

penurunan menjadi 0,62.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 101

Tabel 1.25 Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan

Operasional

Komponen Lingkungan

A Fisik-Kimia

1 Penurunan Kualitas Udara1 DPH DPH DPH

2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 DPH DPH DPH 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp

2 = Mobilisasi Peralatan dan Material

B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti

1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi

1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 DPH DPH DPH

2 Kerusakan Prasarana Jalan5 DTPH 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol

3 Peningkatan Kapasitas Jalan DPH Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi

DPH = Dampak Penting Hipotetik

E Sosial Ekonomi Budaya DTPH = Dampak Tidak Penting Hipotetik

1Terciptanya Kesempatan Kerja dan

Peluang Usaha7

DPH

2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 DPH

3 Keresahan Masyarakat9 DTPH

F Kesehatan Masyarakat

1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 DTPH DTPH DTPH

5

TAHAP KONSTRUKSI

TAHAP OPERASIONAL

No KETERANGANKonstruksi

1 2 3 4

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 102

Tabel 1.26 Ringkasan Proses Pelingkupan

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

TAHAP KONSTRUKSI

1

Pengadaan Tenaga Kerja

dan Pengoperasian Base

Camp

Status keterlibatan

masyarakat dalam

kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa

Marga

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan

Sosial Ekonomi

Variabel parameter

dampak : jumlah penduduk tidak

bekerja, pendapatan

penduduk

Terciptanya

kesempatan kerja

dan peluang usaha

Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

II Elevated, akan dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah

dilakukan penunjukkan kontraktor pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja

local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dan yang

memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk bekerja.

Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap

konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang

berasal dari kota/kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut

berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan

keterampilan khusus pada bidangnya.

Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang,

dimana sebanyak 56% (140 orang) akan direkrut dari penduduk

local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang

membutuhkan serta masyarakat yang terpengaruh dampak.

Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.

Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur

berdasarkan Badan Pusat Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Penduduk usia

kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,

maupun yang aktif mencari pekerjaan. Dimana dilokasi kegiatan

rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk

yang tidak bekerja sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan

acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting

Hipotetik.

Dampak Penting

Hipotetik

Masyarakat yang

terlewati oleh

pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II

Elevated (51

desa, 13 Desa)

1 bulan sebelum

penerimaan

tenaga kerja

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 103

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengadaan Tenaga Kerja

dan Pengoperasian Base

Camp

Status keterlibatan

masyarakat dalam

kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II

Elevated oleh PT. Jasa Marga

Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan

Sosial, Ekonomi

Variabel parameter

dampak : jumlah penduduk tidak

bekerja,

pendapatan penduduk

Peningkatan

pendapatan

penduduk

Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan

penduduk disekitar lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp

1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 %

responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor

dengan penghasilan tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja sebagai pegawai

swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan

bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative kecil dan tidak tetap, serta sangat

terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja

sebagai tenaga kerja tahap konstruksi. Dengan berpengaruhnya

kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam

Dampak Penting Hipotetik.

Dampak Penting

Hipotetik

Masyarakat yang

terlewati oleh

pembangunan Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II Elevated (51

desa, 13 desa)

1 tahun setelah

penerimaan

tenaga kerja konstruksi

berlangsung

(setelah mulai bekerja)

Pengadaan Tenaga Kerja

dan Pengoperasian Base

Camp

Status keterlibatan

masyarakat dalam

kegiatan konstruksi

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated oleh PT. Jasa

Marga Undang-Undang

Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Sosial, Ekonomi

Variabel parameter

dampak : keluhan

masyarakat

Timbulnya

keresahan

masyarakat

Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan

menimbulkan dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan

ketika perekrutan tenaga kerja lebih mengutamakan tenaga kerja

dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya

mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun

juga mengakomodir angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan

kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi kegiatan, namun

pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan melakukan

pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan

untuk berdagang. Sehingga dampak keresahan masyarakat

menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

Dampak Tidak

Penting Hipotetik

- -

2. Mobilisasi Peralatan dan

Material

- Melakukan penyiraman

pada lokasi yang diurug

saat musim kemarau, khususnya yang

berdekatan dengan

permukiman. - Bila ada ceceran tanah

di jalan, segera

Fisik-Kimia

Variabel parameter

dampak : CO, NO2, SO2 dan Debu

Penurunan

Kualitas Udara Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas

dengan akses masuk dan keluar mengikuti Interchange terdekat

disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah

kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga

Dampak Penting

Hipotetik

Areal masuk dan

keluar tapak

proyek (mengiku interchange

terdekat) dan

jalur mobilisasi mengikuti arah

lalu lintas

1 hari dengan

asumsi bahwa

waktu mobilisasi alat

dan material

selama 6 bulan, ritasi mobilisasi

dianggap sama

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 104

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

dibersihkan.

- Menutup truk

pengangkut tanah urug dengan terpal.

diperoleh kualitas udara untuk paramater debu, SO2, NO2 dan

CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut :

- Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306

μg/m3 dengan rata - rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999

sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT Tambun,

GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama, serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan

konsentrasi debu tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM

26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).

- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352

μg/m3 dengan rata - rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41

Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran dengan

konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO

terendah adalah lokasi pemukiman Desa Cinangka,

Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM

73+000B).

- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416

μg/m3 dengan rata - rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran

pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3

Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan

material dilokasi kegiatan telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya konsentasi parameter

debu dilokasi kegiatan dikarenakaqn imbas padatnya kendaraan

dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan material pada saat

pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka

akan meningkatkan penurunan kualitas udara dilokasi kegiatan.

Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

sehingga

besaran yang

perlu dikelola dan dipantau

adalah secara

harian

Mobilisasi Peralatan dan

Material

SOP pada kontraktor

yaitu pemeliharaan mesin kendaraan untuk

meminimalkan intensitas

kebisingan

Fisik-Kimia

Variabel parameter dampak : Tingkat

kebisingan

Peningkatan

intensitas kebisingan

Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan

dilokasi kegiatan berkisar antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan baku mutu

dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA

peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi baku mutu.

Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur

akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar

Dampak Penting

Hipotetik

Areal masuk dan

keluar tapak proyek (mengiku

interchange

terdekat) dan jalur mobilisasi

mengikuti arah

lalu lintas

1 hari dengan

asumsi bahwa waktu

mobilisasi alat

dan material selama 6 bulan,

ritasi mobilisasi

dianggap sama

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 105

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

mengikuti interchange terdekat di sepanjang jalan tol. Serta

sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan

jumlah volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V. Maka akan meningkatkan

kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan

intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.

sehingga

besaran yang

perlu dikelola dan dipantau

adalah secara

harian

Mobilisasi Peralatan dan

Material

- Melakukan evaluasi

system manajemen lalulintas melakukan

evaluasi, serta

perbaikan, penggantian ataupun melengkapi

sarana pengaturan lalu

lintas yang rusak/hilang/belum ada

- Melakukan evaluasi,

serta perbaikan,

penggantian, ataupun

melengkapi fungsi dan

manfaat, serta jumlah PJU yang menyala

- Melakukan

pengecekkan, serta perbaikan, penggantian,

ataupun melengkapi

keberadaan serta fungsi dan manfaat pagar

rumija.

- Menyediakan media informasi seperti VMS

(Variable Message

Sign) di gerbang tol, serta penyediaan

senkon sebagai sarana

informasi - Mempercepat

penutupan lajur gardu

saat ganti shift di gerbang tol dengan laci

cash box.

Kondisi Lalulintas

Variabel parameter dampak : volume

lalu lintas

Gangguan arus

lalu lintas

Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol

Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu memiliki 254.724

kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai

1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu

lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan

pada ruas Cikunir-Bekasi Barat.

Dengan jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses

masuk dan keluar mengikuti on off ramp di Jalan Tol terdekat

sepanjang jalur tol yang melewati juga ruas Cikunir-Bekasi Barat

dapat diprakirakan akan terjadi gangguan arus lalu lintas yaitu

kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting

Hipotetik.

Dampak Penting

Hipotetik

Areal masuk dan

keluar tapak proyek (mengiku

on off ramp) dan

jalur mobilisasi mengikuti arah

lalu lintas

12 bulan sampai

dengan konstruksi

selesai

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 106

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mobilisasi Peralatan dan

Material

Faktor fisik sesuai dengan

tolak ukur SPM yaitu

ketidakrataan IRI ≤ 4 m/km, kekesatan > 0,33

µm, dan Zero path hole

(tidak ada lubang) terhadap jalan aspal jalur

utama sebesar

100%)pemenuhan

SPM sampai dengan

100%

Kondisi Jalan

Variabel parameter

dampak : kondisi jalan

Kerusakan

prasarana jalan

Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan

Tol Jakarta-Cikampek yaitu :

- Kondisi Jalan

Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km pada jalur pada jalur B

Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B

Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)

Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu

sebesar 2,29 kali kecepatan non tol. Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol

Departemen Pekerjaan Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga

bahwa jalan bebas hambatan dapat dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan truk 5

as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban

kendaraan truk sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,

maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi

alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

Dampak Tidak

Penting Hipotetik

- -

Pelaksanaan program bina

lingkungan pada masyarakat sekitar jalan

tol salah satunya dengan

menyelenggarakan pengobatan gratis

sebanyak 2 kali

Kesehatan

masyarakat Variabel parameter

dampak : Kasus

penyakit Gangguan ISPA

Gangguan

kesehatan masyarakat

Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas

dengan akses masuk dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan telah ada kegiatan

dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),

gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan kebisingan. Namun berdasarkan hasil

Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL & RPL diketahui

bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95

% (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk

yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat

menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

Dampak Tidak

Penting Hipotetik - -

3. Pekerjaan Lajur

Pengganti

SOP pada kontraktor

yaitu menyediakan papan peringatan agar orang

yang tidak berkaitan dengan proyek dilarang

mendekati lokasi sampai

pekerjaan konstruksi selesai dan menyediakan

Fisik-Kimia

Variabel parameter dampak : CO, NO2,

SO2 dan Debu

Penurunan

kualitas udara

Pekerjaan lajur pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan

tempat kerja, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan pekerjaan flexible pavement.

Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) yang akan dilakukan pada trase pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated yaitu :

- Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m)

- Tebal AC-WC : 4 cm

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal lajur

pengganti yaitu lajur 3,6 m +

bahu 2,5 m di kanan kiri ruas

Jalan Tol

Jakarta-Cikampek

1 hari dengan

waktu pekerjaan selama 5 bulan,

sehingga besaran yang

perlu dikelola

dan dipantau adalah secara

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 107

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

peralatan pengamatan

keselamatan personal dan

pakaian bagi pekerja (sarung tangan, masker,

debu, ear plug, sepatu

boot, helm dsb)

- Tebal Rigid : 30 cm

- Tebal Lean Concrete : 10 cm

- Tebal Aggregate A : 15 cm

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah

dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dapat diketahui bahwa kualitas

udara untuk parameter debu terdapat beberapa lokasi yaitu GT

Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan industry) dan

GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.

Penggunaan alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti

(pelebaran jalan) sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari

beroperasinya alat-alat berat tersebut seperti parameter seperti

SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan

digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan

melihat kondisi rona lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku mutu khususnya

parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi menurunkan kualitas

udara dilokasi kegiatan selain itu juga melihat Pekerjaan Lajur

Pengganti (pelebaran jalan) yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak

Penting Hipotetik.

(Eksisting) harian

Pekerjaan Lajur

Pengganti

Pembuatan benteng dan

pemasanan seng penutup di sekeliling lokasi proyek

untuk mencegah kebesingan yang

ditimbulkan dari lokasi

proyek ke luar lokasi

proyek

Fisik-Kimia

Variabel parameter dampak : Tingkat

kebisingan

Peningkatan

intensitas kebisingan

Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah

dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5 dBA. Intensitas

kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan

jasa. Tingginya intensitas kebisingan dilokasi kegiatan

dikarenakan dilokasi kegiatan telah ada/beroperasinya Jalan Tol

Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume lalu lintas di

tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III :

8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332

kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat

berat dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat

Pekerjaan Lajur Pengganti, maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal lajur

pengganti yaitu lajur 3,6 m +

bahu 2,5 m di kanan kiri ruas

Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek

(Eksisting)

1 hari dengan

waktu pekerjaan selama 5 bulan,

sehingga besaran yang

perlu dikelola

dan dipantau

adalah secara

harian

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 108

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

ikut berkontribusi dalam penigkatan intensitas kebisingan.

Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

Pekerjaan Lajur

Pengganti

Melakukan manajemen

lalu lintas dengan penempatan petugas lalu

lintas dan koordinasi

dengan pihak kepolisian setempat

Kondisi Lalulintas

Variabel parameter dampak : volume

lalu lintas

Gangguan Arus

Lalu Lintas

Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta

– Cikampek, tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi

Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari, sedangkan paling kecil

pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam

sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing-masing sebesar 27.715 smp/jam untuk

ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465 smp/jam untuk ruas

Kalihurip – Cikampek. Nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-

Bekasi Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur

yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas

sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Dengan

beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti

akan berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan

menimbulkan kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting

Hipotetik.

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal lajur

pengganti yaitu lajur 3,6 m +

bahu 2,5 m di

kanan kiri ruas Jalan Tol

Jakarta-Cikampek

(Eksisting)

1 hari dengan

waktu pekerjaan selama 5 bulan,

sehingga

besaran yang perlu dikelola

dan dipantau adalah secara

harian

Pekerjaan Lajur

Pengganti

- SOP pada

kontraktor yaitu

menyediakan peralatan pengamanan

keselamatan personal

dan pakaian bagi pekerja (sarung tangan,

masker, debu, ear plug,

sepatu boot, helm dsb) - Medical Check Up uji

kesehatan berkala yang

dilakukan setahun sekali untuk memonitor

kondisi kesehatan pekerja sehingga

langkah antisipasi dapat

dilakukan - Fasilitas klinik

kesehatan yang

Kesehatan Pekerja

Variabel parameter

dampak : Kasus penyakit

dilingkungan kerja

Gangguan

kesehatan

masyarakat

Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan

merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat

penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan

upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan

adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :

- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah

melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin

setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk

mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.

Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal

yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari

responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi

untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak

Dampak Tidak

Penting Hipotetik - -

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 109

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

diperuntukkan bagi

seluruh karyawan tanpa

biaya serta rumah sakit yang menjadi rujukan

apabila ada karyawan

yang sakit dan perlu dirawat inap.

menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

4 Pekerjaan Elevated - SOP pada

kontraktor yaitu menyediakan papan

peringatan dan benteng

agar orang yang tidak berkaitan dengan

proyek dilarang

mendekati lokasi sampai pekerjaan

konstruksi selesai dan

menyediakan peralatan

pengamatan

keselamatan personal

dan pakaian bagi pekerja (sarung tangan,

masker, debu, ear plug,

sepatu boot, helm dsb)

Fisik-Kimia

Variabel parameter dampak : CO, NO2,

SO2 dan Debu

Penurunan

kualitas udara

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah

dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 tahun

1999 sebesar 230 μg/m3.

Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan kualitas udara akan bertambah

dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan elevated, dengan

waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring

beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan

pekerjaan elevated dari beroperasinya alat berat. Dengan

demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik. Dampak Penting

Hipotetik

Di areal

pembangunan Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II Elevated

1 hari, pada

bulan ke-7 dari konstruksi

pembangunan

Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II

Elevated selama 21 bulan (alasan

penentuan bulan

ke-7 karena

pada saat itu,

terjadi 6

konstruksi yang akan dilakukan

secara

bersamaan yaitu pekerjaan bore

pile, pilecap,

pier/pilar, pier head, steel box

girder dan

pekerjaan plat lantai)

Pekerjaan Elevated Pembuatan benteng dan

pemasanan seng penutup di sekeliling lokasi proyek

untuk mencegah

kebesingan yang ditimbulkan dari lokasi

proyek ke luar lokasi

proyek

Fisik-Kimia

Variabel parameter dampak : Tingkat

kebisingan

Peningkatan

intensitas kebisingan

Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh

berjalannya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan RKL&RPL telah melebihi

baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan

77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan

jasa. Kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16 bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan

dampak peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal

pembangunan Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II Elevated

1 hari, pada

bulan ke-7 dari konstruksi

pembangunan

Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II

Elevated selama 21 bulan (alasan

penentuan bulan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 110

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

menjadi Dampak Penting Hipotetik. ke-7 karena

pada saat itu,

terjadi 6 konstruksi yang

akan dilakukan

secara bersamaan yaitu

pekerjaan bore

pile, pilecap, pier/pilar, pier

head, steel box

girder dan pekerjaan plat

lantai)

Pekerjaan Elevated

Melakukan manajemen lalu lintas dengan

penempatan petugas lalu

lintas dan koordinasi

dengan pihak kepolisian

setempat

Kondisi Lalulintas Variabel parameter

dampak : volume

lalu lintas

Gangguan Arus Lalu Lintas

Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas

(kemacetan) yaitu dari beroperasinya alat berat yang

membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan pengangkut

material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang

akan menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan

panjang steel box grider mencapai 12 m dan 60 m. Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol

Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari

165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV :

3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c

rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative

rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan

kemacetan kendaraan. Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan

steel box grider yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer

dengan panjang steel box grider 12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang menjadi

lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

dengan v/c rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,

kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti

sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas.

Sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal pembangunan

Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II

Elevated

1 hari, pada bulan ke-7 dari

konstruksi

pembangunan

Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II Elevated selama

21 bulan (alasan

penentuan bulan ke-7 karena

pada saat itu,

terjadi 6 konstruksi yang

akan dilakukan

secara bersamaan yaitu

pekerjaan bore

pile, pilecap, pier/pilar, pier

head, steel box

girder dan pekerjaan plat

lantai)

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 111

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pekerjaan Elevated - SOP pada kontraktor

yaitu menyediakan

peralatan pengamanan keselamatan personal

dan pakaian bagi

pekerja (sarung tangan, masker, debu, ear plug,

sepatu boot, helm dsb)

- Medical Check Up uji kesehatan berkala yang

dilakukan setahun

sekali untuk memonitor kondisi kesehatan

pekerja sehingga

langkah antisipasi dapat dilakukan

- Fasilitas klinik

kesehatan yang diperuntukkan bagi

seluruh karyawan tanpa biaya serta rumah sakit

yang menjadi rujukan

apabila ada karyawan yang sakit dan perlu

dirawat inap.

Kesehatan Pekerja

Variabel parameter

dampak : Kasus penyakit

dilingkungan kerja

Gangguan

Kesehatan

Masyarakat

Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan

kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan

kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan upaya

meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan

adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :

- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah

melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin

setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk

mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.

Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang

terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari

responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak

mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak

menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

Dampak Tidak

Penting Hipotetik

-

-

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 112

No

Deskripsi Rencana

Kegiatan yang

Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Lingkungan

Pengelolaan

Lingkungan yang Sudah

Direncanakan Sejak

Awal Sebagai Bagian

dari Rencana Kegiatan

Komponen

Lingkungan

Terkena Dampak

Pelingkupan

Wilayah Studi Batas Waktu

Kajian Dampak

Potensial Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting

Hipotetik (DPH)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

TAHAP OPERASIONAL 1 Pengoperasian dan

Pemeliharaan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated

Peningkatan pelayanan

melalui peningkatan

kuantitas dan kualitas pelayanan antaralai :

- Melakukan evaluasi

system manajemen lalu lintas melakukan

evaluasi, serta

perbaikan, penggantian ataupun melengkapi

sarana pengaturan lalu

lintas yang rusak/hilang/tidak ada

- Melakukan evaluasi,

serta perbaikan, penggantian ataupun

melengkapi fungsi dan

manfaat, serta jumlah PJU yang menyala

- Melakukan pengecekkan, serta

perbaikan, penggantian,

ataupun melengkapi keberadaan serta fungsi

dan manfaat pagar

rumija - Menyediakan media

informasi seperti VMS

(Variable Message

Sign) digerbang tol,

serta penyediaan

senkom sebagai sarana informasi

- Mempercepat

penutupan lajur gardu saat ganti shift di

gerbang tol dengan laci

cash box.

Kondisi Lalu

Lintas

Variabel parameter dampak :

Kelancaran lalu

lintas

Peningkatan

Kapasitas Jalan

Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada

Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081

kendaraan per hari. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya

gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat

pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas

sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu

paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan.

Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta –

Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan

sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya

nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.

Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di

atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan

dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu

tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan

baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.

Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana

tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046.

Beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka

gangguan arus lalu lintas yang terjadi dapat teruraikan. Dapat

dilihat bahwa beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated ini dapat menurunkan tingkat kejenuhan, dimana

sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,78 dengan beroperasinya Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,62

pada tahun 2019 sesuai rencana jadwal pengoperasian jalan tol.

Dampak Penting

Hipotetik

Di areal

pembangunan

Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II

Elevated

1 hari pada

tahun ke 2

setelah Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II

Elevated beroperasi

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 113

Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan

Dampak Penting Hipotetik

Tahap Konstruksi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan intensitas kebisingan

3. Gangguan arus lalu lintas

4. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang

usaha 5. Peningkatan pendapatan penduduk

6. Timbulnya keresahan masyarakat

Tahap Operasional

1. Peningkatan Kapasitas jalan

PermenLH No.

17 Thn 2012 tentang

Keterlibatan

Masyarakat dalam AMDAL dan Izin

Lingkungan

Rona Lingkungan Hidup

1. Komponen Fisik-Kimia 2. Komponen Biologi

3. Komponen Sosekbud

4. Kesehatan Masyarakat

Identifikasi

Dampak

Potensial

Metode : Matrik Interaksi &

Bagan Alir

Kegiatan lain di sekitar rencanan

kegiatan (Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II

Elevated)

Rencana Kegiatan Pembangunan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated

1. Tahap Konstruksi

2. Tahap Operasional

Evaluasi

Dampak

Potensial

Metode :

Diskusi : ketua tim

dan tenaga ahli ,

SOP, baku mutu

Dampak Potensial

Tahap Konstruksi

1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan intensitas kebisingan

3. Penurunan kualitas air permukaan

4. Gangguan arus lalu lintas

5. Kerusakan prasarana jalan

6. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang

usaha 7. Peningkatan pendapatan penduduk

8. Timbulnya keresahan masyarakat

9. Gangguan kesehatan masyarakat 10. Ganggguan kesehatan Pekerja

Tahap Operasional

1. Peningkatan Kapasitas jalan

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 114

1.7 Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi adalah resultante dari keempat batasan tersebut di atas (batas proyek,

ekologis, sosial dan admninistratif). Penentuan batas wilayah studi ini dengan

mempertimbangkan keterbatasan dan wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak

dari kegiatan

A. Batas Proyek

Batas proyek adalah batas kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated yang terletak di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang

dengan panjang 36,84 km.

B. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media

transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut

diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan

batas ekologi yang meliputi penentapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:

Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada lokasi

kegiatan dan sekitarnya.

Hidrologi, batas studi untuk hidrologi adalah saluran air yang terdekat

dengan lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Kualitas udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 250 m kea rah

Barat dari arah lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

serta jalur mobilisasi alat dan material.

C. Batas Sosial

Batas sosial merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial

masyarakat yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan baik sistem

maupun struktur sosialnya di sekitar lokasi rencana kegiatan. Batas sosial tersebut

mengingat kemungkinan terjadinya interaksi sosial dan timbulnya dampak secara

langsung dari kegiatan proyek, dalam kegiatan ini batas sosial adalah Kota Bekasi

(Kec. Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Jatiasih),

Kabupaten Bekasi (Kec. Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cibitung

Cikarang Barat dan Tambun Selatan), dan Kabupaten Karawang (Kec. Telukjambe

Barat, Telukjambe Timur, Klari dan Cikampek )

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 115

yang terdekat dan tempat keberadaan lokasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated.

D. Batas Administratif

Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan

kegiatan social, ekonomi dan social-budaya sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administrasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated adalah batas Kecamatan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan

Kabupaten Karawang.

1.8 Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian adalah batas waktu yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan

dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL. Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilihat pada Tabel 1.27 berikut. Berdasarkan jadwal

pelaksanaan dapat dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang telah dimulai yaitu

pekerjaan lalur pengganti dan pekerjaan untuk penyiapan lahan elevated seperti

membongkaran median jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 116

Tabel 1.27 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

1 Tahap Konstruksi

2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas

3 Mobilisasi dan Demobilisasi

4 Pekerjaan Lajur Pengganti

5 Pembersihan Tempat Kerja

6 Pekerjaan Tanah

7 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

8 Pekerjaan Rigid Pavement

9 Pekerjaan Fleksibel Pavement

10 Pekerjaan Elevated

11 Pekerjaan Pondasi Bore Pile

12 Pekerjaan Pilecap

13 Pekerjaan Pier/Pilar

14 Pekerjaan Pier Head

15 Pekerjaan Steel Box Girder

16 Pekerjaan Plat Lantai

17 Tahap Operasional

18Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated

2019No Kegiatan

2017 2018

Sumber : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek, 2017

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 117

Gambar 1.33 Peta Batas Wilayah Studi

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 1

BAB V

RENCANA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan di implementasikan yaitu

komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian

tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan

terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

1. Dampak Lingkungan yang Dikelola

2. Sumber Dampak

3. Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup

4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup

b. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup

c. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 2

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)

1 TAHAP KONSTRUKSI

1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha

Adanya rencana

pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

II Elevated akan

memberikan peluang bekerja yaitu 140

orang untuk tenaga kerja lokal

yang akan direkrut

pada saat tahap konstruksi

Pengadaan

Tenaga Kerja dan pengoperasian

base camp

Berdasarkan pelaksanaan

RKL-RPL yang telah dilaksanakan bahwa

sebanyak responden

yang termasuk dalam 3 kategori penduduk di

pemukiman di Kel. Pekayon Jaya KM

10+400, Ds. Lambang

Sari Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM

22+200A, Ds. Gandasari

Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya

Mukti, Kec. Cikarang

Pusat KM 38+300A dan

Desa Wadas Kec. Teluk

Jambe Timur KM

47+500 terdapat sebesar 34,78 % penduduk yang

tidak bekerja dan

sebesar 11,11 % yang merasakan adanya

lapangan kerja yang

bertambah yang memanfaatkan

kesempatan/peluang

kerja dan berusaha di lokasi proyek

kesejahteraan penduduk

meningkat dari upah/pendapat yang

dihasilkan dari proyek.

Pendekatan Sosial Ekonomi :

Memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakat lokal baik untuk

membuka usaha di sekitar jalan tol

maupun memperoleh kesempatan bekerja di lingkungan jalan tol

(sebagai cleaning service). Mempertimbangkan program

peningkatan keterampilan yang dapat

menjadi modal bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.

Adapun tindakan ini sebagai bagian

dari PKBL. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga

kerja dan potensi tenaga lokal yang

dapat direkrut.

Mengatur rekrutmen pekerja sesuai

dengan kualifikasi dengan jumlah

proporsional. Mengidentifikasi kontraktor lokal

yang bisa dijadikan mitra/sub-

kontrak dalam kegiatan konstruksi. Mengatur partisipasi perusahaan

lokal dan mitra kontraktor lainnya,

agar mendapatkan pekerjaan dari kegiatan proyek secara proporsional.

Pendekatan Institusi : Berkordinasi dengan aparat Kelurahan

Setempat dalam hal rekruitmen.

Berdasarkan pelaksanaan

RKL-RPL yang telah dijalani bahwa lokasi lokasi

pemantauan untuk komponen

Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM

10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.

Bekasi KM 22+200A, Ds.

Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya

Mukti, Kec. Cikarang Pusat

KM 38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe

Timur KM 47+500 yang akan

mengikuti lokasi pelaksanaan

RKL-RPL tersebut.

Pengelolaan

dilakukan minimal 1 bulan

sebelum

penerimaan tenaga kerja

Untuk menetapkan

porsi tenaga

kerja diselenggarakan

sekali selama

tahap persipaan minimal 2

minggu sebelum

perekrutan

PT. Jasamarga

Jalanlayang Cikampek

bekerjasama

dengan pihak kontraktor

Waskita-Acset KSO

Aparatur

pemerintah setempat (Desa &

Kecamatan

terkait)

Dinas

Lingkungan Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup Kab.

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup dan

Kebersihan

Kab. Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 3

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk

Adanya rencana

Pembangunan Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat

menyerap tenaga kerja

yang memberikan dampak positif berupa

peningkatan

penghasilan di wilayah tersebut.

Pengadaan

Tenaga Kerja dan

pengoperasian base camp

Terdapat responden yang

termasuk dalam 3

kategori penduduk di pemukiman di Kel.

Pekayon Jaya KM

10+400 , Ds. Lambang Sari Kec. Tambun

Selatan Kab. Bekasi KM

22+200A, Ds. Gandasari Kec. Cikarang Barat KM

26+300A, Ds. Jaya

Mukti, Kec. Cikarang Pusat KM 38+300A dan

Desa Wadas Kec. Teluk

Jambe Timur KM 47+500 yaitu sekitar

4,44 % penduduk

merasakan peningkatan pendapatan dengan

pendapatan rata-rata

penduduk

Rp 1.000.000 s/d

Rp 1.500.000

Pendekatan Sosial Ekonomi :

Memberikan kesempatan lebih besar

bagi masyarakat lokal baik untuk membuka usaha di sekitar jalan tol

maupun memperoleh kesempatan

bekerja di lingkungan jalan tol (sebagai cleaning service).

Mempertimbangkan program

peningkatan keterampilan yang dapat menjadi modal bagi masyarakat

untuk meningkatkan perekonomian.

Adapun tindakan ini sebagai bagian dari PKBL.

Mengidentifikasi kebutuhan tenaga

kerja dan potensi tenaga lokal yang dapat direkrut.

Mengatur rekrutmen pekerja sesuai

dengan kualifikasi dengan jumlah proporsional.

Mengidentifikasi kontraktor lokal

yang bisa dijadikan mitra/sub-

kontrak dalam kegiatan konstruksi.

Mengatur partisipasi perusahaan

lokal dan mitra kontraktor lainnya, agar mendapatkan pekerjaan dari

kegiatan proyek secara proporsional.

Berdasarkan pelaksanaan

RKL- Berdasarkan

pelaksanaan RKL-RPL yang telah dijalani bahwa lokasi

lokasi pemantauan untuk

komponen Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon

Jaya KM 10+400, Ds.

Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM

22+200A, Ds. Gandasari Kec.

Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,

Kec. Cikarang Pusat KM

38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM

47+500 yang akan mengikuti

lokasi pelaksanaan RKL-RPL tersebut.

Sebulan setelah

proses rekruitmen

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek bekerjasama

dengan pihak

kontraktor Waskita-Acset

KSO

Aparatur

pemerintah

setempat (Desa & Kecamatan

terkait)

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Provinsi Jawa Barat

Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Bekasi, Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten

Karawang

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup dan Kebersihan Kab.

Karawang

1.3 Penurunan Kualitas Udara

Penurunan Kualitas

Udara akibat

beroperasinya

peralatan sehingga

menimbulkan

peningkatan debu

Mobilisasi

peralatan dan

material,

pekerjaan Lajur

Pengganti dan

pekerjaan Elevated

Konsentrasi debu dan

parameter kualitas udara

ambien (SO2, NO2, CO)

timbul tidak melebihi

baku mutu udara ambien

berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999

Pendekatan Teknologi :

Membuat penghalang berupa pagar

(seng) di area lokasi kegiatan

Truk pengangkut tanah ditutup

terpal, sehingga tidak terjadi ceceran

tanah ke luar kegiatan proyek yang menyebabkan kotor dan berdebu.

Mensyaratkan Kontraktor untuk

menggunakan alat berat dan kendaraan layak pakai sesuai

ketentuan peraturan, salah satunya

pembatasan usia alat-alat berat yang akan digunakan (misalnya kurang

Lokasi pengelolaan dilakukan

di tapak proyek dan

lingkungan sekitar, jalur

mobilisasi kendaraan dan alat

berat.

UA-1 : GT Bekasi Barat

(KM 13+000)

UA-2 : GT Bekasi Timur (KM 17+000)

UA-3: GT Tambun

UA-4 : GT Cibitung (KM 24+800)

Pemasangan

penghalang/ barrier

dilakukan seminggu

sebelum kegiatan

dilakukan hingga

kegiatan selesai Pengelolaan

dilakukan secara

terus menerus dan rutin selama

kegiatan Mobilisasi

peralat dan material, pekerjaan lajur

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek

bekerjasama

dengan pihak

kontraktor Waskita-Acset

KSO

Dins Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dins Lingkungan

Hudp dan

Kebersihan Kab. Karawang

Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 4

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

dari 5 tahun terakhir). Pengaturan/penjadwalan alat-alat

berat yang akan digunakan

sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan secara

bersamaan sesuai ddengan window

time yaitu 22.00 – 04.00 WIB. Kontraktor melakukan perawatan

pada kendaraan alat berat pada

mesin, penggunaan jenis bahan bakar, kipas pendingin mesin dan

system pembuangan pada knalpot,

termasuk memberikan pelumas mesin secara rutin dan

pengecekan/perbaikan pada dudukan

perendam getaran mesin.

Pendekatan Sosial :

Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah

setempat jika konstruksi dilakukan

pada malam hari.

UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)

UA-6 : GT Cikarang Utama

(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat

(KM 31+ 000)

UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050)

Kawasan Pemukiman Sekitar

Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated :

1. Kel. Pekayon Jaya KM

10+400 2. Desa Wadas Teluk Jambe

KM 47+500

pengganti dan pekerjaan Elevated

Mobilisasi dilakukan sesuai

dengan window

time pada pukul 22.00 – 04.00 WIB

dan mengikuti

peraturan SPM Jalan tol.

Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kab.

Karawang

1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan

Peningkatan

kebisingan yang ditimbulkan dari

kendaraan dan alat-

alat berat yang digunakan pada saat

kontruksi

Mobilisasi

peralatan dan material,

pekerjaan

widening dan pekerjaan

Elevated

Intensitas kebisingan

yang timbul tidak melebihi baku mutu

berdasarkan KepMen

LH No. 48 Tahun 1996 yaitu untuk kawasan

pemukiman (55 dBA),

kawasan area gardu tol berdasarkan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. 18 Tahun 2011 Tentang

Ambang Batas Faktor

Fisik di Tempat Kerja (85 dBA)

Pendekatan Teknologi :

Membuat penghalang (barrier) berupa pagar (seng) agar terisolasi

dari lingkungan sekitar, sehingga

kebisingan hanya terjadi di lokasi kegiatan. Berdasarkan Sembodo

(2004), seng/ triplek ketebalan 20

mm dapat mereduksi kebisingan 12-20 dBA.

Pengaturan/penjadwalan alat-alat

berat yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga tidak

semua alat berat digunakan secara

bersamaan. Kontraktor melakukan perawatan pada kendaraan alat berat

pada mesin, penggunaan jenis

bahan bakar, kipas pendingin mesin dan sistem pembuangan pada

knalpot, termasuk memberikan

pelumas mesin secara rutin dan pengecekan/perbaikan pada

dudukan peredam getaran mesin.

Lokasi pengelolaan dilakukan

di tapak proyek dan lingkungan sekitar, jalur

mobilisasi kendaraan dan alat

berat.

UA-1 : GT Bekasi Barat

(KM 13+000) UA-2 : GT Bekasi Timur

(KM 17+000)

UA-3: GT Tambun UA-4 : GT Cibitung (KM

24+800)

UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)

UA-6 : GT Cikarang Utama

(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat

(KM 31+ 000)

UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050)

Pemasangan

penghalang/ barrier dilakukan seminggu

sebelum kegiatan

dilakukan hingga kegiatan selesai

Pengelolaan

dilakukan secara terus menerus dan

rutin selama

kegiatan Mobilisasi peralat dan material,

pekerjaan widening

dan pembangunan Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II

Elevated

Mobilisasi

dilakukan sesuai dengan window

time pada pukul

PT. Jasamarga

Jalanlayang Cikampek

bekerjasama

dengan pihak kontraktor

Waskita-Acset

KSO

Dins Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dins Lingkungan

Hudp dan Kebersihan Kab.

Karawang

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kab.

Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 5

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

Mensyaratkan kontraktor untuk menggunakan kendaraan yang layak

pakai sesuai ketentuan peraturan,

salah satunya pembatasan usia alat-alat berat yang akan digunakan

(misalnya kurang dari 5 tahun),

sehingga meminimisasi timbulnya kebisingan dari kerusakan mesin

kendaraan dan perawatan kendaraan

secara berkala.

Pendekatan Sosial :

Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah

setempat jika konstruksi dilakukan

pada malam hari. Memasang papan pengumuman di

lokasi kegiatan agar warga sekitar

maklum dan tidak mendekati lokasi kegiatan saat pelaksanaan kegiatan.

Bagi pekerja proyek menggunakan

SOP khususnya sumbat telinga (ear plug)

Kawasan Pemukiman Sekitar Trase Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated :

3. Kel. Pekayon Jaya KM 10+400

4. Desa Wadas Teluk Jambe

KM 47+500

22.00 – 04.00 WIB dan mengikuti

peraturan SPM Jalan

tol.

1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas

Pekerjaan Lajur Pengganti akan

minimbulkan

kemacetan yang disebabkan oleh

berkurangnya 1 jalur

pada saat konstruksi lajur pengganti ini.

Selain itu pada saat

pekerjaan elevated pada saat pekerjaan

steel box grider akan

meimbulkan gangguan lalu lintas

disebabkan akan

menggunakan trailer sebanyak 40 unit

dalam sehari dengan

panjang steel box grider mencapai 12 m

dan 60 m

Mobilisasi peralatan dan

material,

Pekerjaan lajur pengganti dan

pekerjaan

Elevated.

Terjadi penguraian kemacentan dengan

adanya manajemen

pengaturan lalu lintas saat pekerjaan lajur

pengganti dan pekerjaan

elevated.

Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan dan selama memasuki

lokasi pekerjaan seperti : Rubber

Cone, Light Rope, Rottary Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda

kurangi kecepatan, batas

kecepatan maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, tanda

penyempitan.

Pengaturan lalu lintas untuk kendaraan proyek yang keluar

masuk lokasi pekerjaan sehingga

dapat meminimalkan terjadinya kemacetan.

Pemasangan pagar pengaman

yang dipakai untuk membatasi lokasi proyek dengan masyarakat

umum disain yang direncanakan

yaitu panjang 312 cm dengan lebar 117 cm (terlampir) dan

melaksanakan koordinasi yang

Di sepanjang pekerjaan lajur pengganti dan area

pekerjaan elevated yang

meliputi KM 10, KM 25 dan KM 42

Akses masuk dan keluar

mengikuti Interchange terdekat sesuai kebutuhan

Jalur Mobilisasi

mengikuti arah lalu lintas

Setiap hari selama kegiatan konstruksi

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek bekerjasama

dengan pihak

kontraktor Waskita-

Acset KSO

Aparat Kepolisian

Dinas

Perhubungan Provinsi

Jawa Barat

Dinas Perhubungan Jawa

Barat

Aparat kepolisian

Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat Dinas

Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup Kab.

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup dan

Kebersihan Kab. Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 6

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

diperlukan dengan dinas atau instansi terkait selama

pelaksanaan pekerjaan (dalam hal

ini dibantu oleh aparat kepolisian) Penempatan petugas/flagman

menggunakan bendera merah dan

hijau. Dan pemasangan rubber cone atau MCB, rambu-rambu

pengaturan dan rambu petunjuk

untuk memudahkan bagi pengendara dan pemakai jalan.

Penempatan petugas mengatur

lalu lintas pada saat masuk dan keluar dari lokasi kegiatan dan

kendaraan proyek tidak

diperkenankan parkir di jalan Mengatur jadwal mobilisasi alat

dan bahan pada saat pemasangan

box girder sesuai dengan window time pada pukul 22.00-04.00 WIB.

Manajemen lalu lintas yang

dilakukan akan mengikuti SPM

yaitu

- Penutupan total jalan tol selama 10 menit

- 10 menit berikutnya lajur 1

dan 2 dibuka - 20 m3nit berikutnya semua

lajur dibuka

- Diperlukan penutupan selama 4 kali tiap jalur/malam

- Dilakukan 2 kali pekerjaan

pemasangan Steel Box Girder pada sekali penutupan jalan.

Sehingga hanya memerlukan 2

kali penutupan jalan tiap jalur/malam.

Dalam pelaksanaan pengelolaan

faktor fisik jalan tol dilakukan inspeksi rutin bersama dan juga

menyediakan cold mix untuk

mengantisipasi jika terjadi lubang pada jalan aspal jalur utama.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 7

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

2 TAHAP OPERASIONAL

2.1 Peningkatan

Kapasitas Jalan

Operasional dan

pemeliharaan

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated

Tidak terjadi antrian

kendaraan di pintu

gerbang tol.

Perbaikan segera dan pemenuhan

indicator SPM (perbaikan marka

solid, pemasangan rambu) Pemasangan fasilitas keselamatan

LLDJ/rambu lalu lintas yang sesuai

Peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kondisi dilokasi kegiatan

yaitu seperti :

Pemasangan rambu-rambu pada kedua arah yang dibedakan

menjadi : rambu peringatan,

rambu informasi dan rambu pengarah/penunjuk arah

Rambu harus mudah untuk dibaca (fungsi dari ukuran

rambu, tanda simbol, ukuran dan

jarak huruf, serta kombinasi warna)

Rambu harus dapat berfungsi baik siang maupun malam

sehingga harus dilengkapi

dengan bahan yang memantulkan cahaya (Spotlight) atau alat

penerangan lain

Pemasangan rambu-rambu peringatan yang informatif pada

daerah-daerah yang memerlukan perlindungan Jarak pemasangan

rambu dari tempat yang akan

dilindungi lebih kurang 100 meter

Pemasangan lampu penerangan

jalan Penambalan lubang (patching) pada

jalan Rigid pavement dan

pembersihan drainase setiap satu tahun sekali.

Pelapisan ulang, pemarkaan dan perbaikan jalan Rigid pavement serta

pembangunan fasiltias drainase

setiap lima tahun sekali. Pada pinggir jalan yang mempunyai

potensi longsor tebing dibuat secara

bertangga/berteras dilengkapi dengan

Lokasi Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated Ruas

Cikunir sampai Karawang Barat sepanjang ±36,84 km.

Khususnya di IC Cikunir dan

IC Karawang Barat.

Setiap hari selama

operasional Jalan

Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek

Kementerian

Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat Badan

Pengatur Jalan Tol

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup dan Kebersihan Kab.

Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 8

No Dampak Lingkungan

yang Dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

sistem drainase air hujan serta dinding penahan pada daerah rawan

longsor

B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Perlu Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)

1. Keresahan Masyarakat

Keresahan masyarakat

muncul ketika tahap

konstruksi kegiatan

pengadaan tenaga

kerja, dikhawatirkan penerimaan tenaga

kerja tidak

mengutamakan tenaga kerja lokasi

Pengadaan

Tenaga Kerja dan

Pengoperasian

Base Camp

Tidak terjadi aktivitas

protes terhadap mandor

proyek dan atau

pemrakarsa

Tidak ada persepsi negatif penduduk

pencari kerja dan

berusaha terhadap proyek.

Melakukan kerjasama dengan

Pemerintah Daerah guna

melaksanakan pengarahan,

pembinaan dan penyadaran

masyrakat setempat. Melaksanakan penyuluhan dan

komunikasi dua arah untuk menekan

jumlah pelintas Jalan Tol tanpa melewati sarana yang disediakan.

Melakukan pendataan kegiatan

ekonomi penduduk yang berada di lokasi rencana kegiatan

melaksanakan komunikasi langsung

antara panitia yang dibentuk oleh pemrakarsa, dengan maksud untuk

membangun kepercayaan antara

pemrakarsa dan penduduk.

Berdasarkan pelaksanaan

RKL-RPL yang telah dijalani

bahwa lokasi lokasi

pemantauan untuk komponen

Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM

10+400, Ds. Lambang Sari

Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds.

Gandasari Kec. Cikarang

Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Kec. Cikarang Pusat

KM 38+300A dan Desa

Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500 yang akan

mengikuti lokasi pelaksanaan

RKL-RPL tersebut.

Secara intensif

yang berupa

pengaturan upah

kerja selama

kegiatan tahap konstruksi

berlangsung

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek

bekerjasama

dengan pihak kontraktor

Waskita-Acset

KSO

Aparatur

pemerintah

setempat (Desa &

Kecamatan

terkait) Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kab.

Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 9

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ...................................................... 2

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 1

BAB VI

RENCANA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang akan di implementasikan yaitu

komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian

tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan

terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

A. Dampak Lingkungan yang Dipantau

1. Jenis Dampak yang terjadi

2. Indikator/Parameter yang Dipantau

3. Sumber Dampak

B. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup

1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

2. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

3. Waktu dan Frekuensi Pemantauan

C. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

1. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

2. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hid up

3. Pelaporan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 2

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)

1 TAHAP KONSTRUKSI

1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha

Adanya rencana

pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated akan memberikan

peluang bekerja yaitu 140

orang untuk tenaga kerja local yang akan direkrut

pada saat tahap konstruksi

Berdasarkan

pelaksanaan RKL-RPL

yang telah dilaksanakan bahwa sebanyak

responden yang

termasuk dalam 3 kategori penduduk di

pemukiman di Kel.

Pekayon Jaya KM 10+400 , Ds. Lambang

Sari Kec. Tambun

Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari

Kec. Cikarang Barat

KM 26+300A, Ds. Jaya

Mukti, Kec. Cikarang

Pusat KM 38+300A dan

Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM

47+500 terdapat sebesar

34,78 % penduduk yang tidak bekerja dan

sebesar 11,11 % yang

merasakan adanya lapangan kerja yang

bertambah yang

memanfaatkan kesempatan/peluang

kerja dan berusaha di

lokasi proyek kesejahteraan penduduk

meningkat dari upah/pendapat yang

dihasilkan dari proyek.

Pengadaan

Tenaga Kerja

dan pengoperasian

base camp

Pengumpulan data primer dan sekunder

dengan cara survey. Data primer

dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden penduduk dan

informan kunci menggunakan kuesioner

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari

instansi terkait seperti pemerintah desa

& kecamatan, pemerintah setempat. Dimana jumlah responden mengikuti

pelaksanaan RKL-RPL yang telah

dilaksanakan.

Faktor yang dipantau

Secara spesifik faktor yang dipantau

adalah persepsi masyarakat yang meliputi aspek pengetahuan dan sikap,

kondisi perekonomian. Adapun secara

rinci dampak operasional jalan tol terhadap aspek sosial ekonomi budaya

yang dipantau yaitu persepsi,

perekonomian lokal. Jumlah responden ditentukan secara

purposive pada 3 kategori yaitu

penduduk di pemukiman yang dilewati jalan tol, pengguna jalan tol dan

petugas pengumpul tol.

Berdasarkan pelaksanaan RKL-

RPL yang telah dijalani bahwa

lokasi lokasi pemantauan untuk komponen Sosial Ekonomi

Budaya yaitu di Kel. Pekayon

Jaya KM 10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.

Bekasi KM 22+200A, Ds.

Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,

Kec. Cikarang Pusat KM

38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500

yang akan mengikuti lokasi

pelaksanaan RKL-RPL tersebut.

Waktu

pemantauan

akan dilakukan pada saat

proses

perekrutan tenaga kerja 1

bulan sebelum

pekerjaan konstruksi

berjalan.

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek bekerjasama

dengan pihak

kontraktor Waskita-Acset

KSO

Aparatur

pemerintah

setempat (Desa & Kecamatan

terkait)

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dinas

Lingkungan

Hidup dan

Kebersihan

Kab. Karawang

1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk

Adanya rencana Pembangunan Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II

Terdapat responden yang termasuk dalam 3

kategori penduduk di

Pengadaan Tenaga Kerja

dan

Pengumpulan data primer dan sekunder dengan cara survey. Data primer

dikumpulkan dengan cara wawancara

Berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dijalani bahwa

lokasi lokasi pemantauan untuk

Dilakukan paling lambat

satu minggu

PT. Jasamarga Jalanlayang

Cikampek

Aparatur pemerintah

setempat (Desa

Dinas Lingkungan

Hidup

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 3

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

Elevated dapat menyerap

tenaga kerja yang memberikan dampak positif

berupa peningkatan

penghasilan di wilayah tersebut.

pemukiman di Kel.

Pekayon Jaya KM 10+400 , Ds. Lambang

Sari Kec. Tambun

Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari

Kec. Cikarang Barat

KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Kec. Cikarang

Pusat KM 38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk

Jambe Timur KM

47+500 yaitu sekitar 4,44 % penduduk

merasakan peningkatan

pendapatan dengan pendapatan rata-rata

penduduk

Rp 1.000.000 s/d Rp 1.500.000

pengoperasian

base camp

terhadap responden penduduk dan

informan kunci menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder dikumpulkan dari

instansi terkait seperti pemerintah desa & kecamatan, pemerintah setempat.

Dimana jumlah responden mengikuti

pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan.

Faktor yang dipantau Secara spesifik faktor yang dipantau

adalah persepsi masyarakat yang

meliputi aspek pengetahuan dan sikap, kondisi perekonomian. Adapun secara

rinci dampak operasional jalan tol

terhadap aspek sosial ekonomi budaya yang dipantau yaitu persepsi,

perekonomian lokal.

Jumlah responden ditentukan secara purposive pada 3 kategori yaitu

penduduk di pemukiman yang dilewati

jalan tol, pengguna jalan tol dan petugas pengumpul tol.

komponen Sosial Ekonomi

Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM 10+400, Ds. Lambang

Sari Kec. Tambun Selatan Kab.

Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari Kec. Cikarang Barat

KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,

Kec. Cikarang Pusat KM 38+300A dan Desa Wadas Kec.

Teluk Jambe Timur KM 47+500 yang akan mengikuti lokasi

pelaksanaan RKL-RPL tersebut.

setelah

penerimaan tenaga kerja

dan satu

minggu setelah menerima upah

bekerjasama

dengan pihak kontraktor

Waskita-Acset

KSO

& Kecamatan

terkait) Dinas Sosial

Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Barat

Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Bekasi,

Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten

Karawang

Provinsi

Jawa Barat Dinas

Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup dan Kebersihan

Kab.

Karawang

1.3 Penurunan Kualitas Udara

Penurunan Kualitas Udara

akibat beroperasinya peralatan sehingga

menimbulkan peningkatan

debu

Konsentrasi debu yang

timbul tidak melebihi baku mutu udara ambien

berdasarkan PP No. 41

Tahun 1999 yaitu 230

Mobilisasi

peralatan dan material,

Pekerjaan Lajur

Pengganti dan

Pengukuran langsung dilokasi kegiatan

kemudian dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 41 tahun 1999

tentang Pengendalian Pencemaran

Lokasi pemantauan dilakukan di

tapak proyek dan lingkungan sekitar, jalur mobilisasi

kendaraan dan alat berat.

Setiap 6 bulan

sekali selama tahap konstrusi

PT. Jasamarga

Jalanlayang Cikampek

bekerjasama

dengan pihak

Dins

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup

Provinsi

Jawa Barat

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 4

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

g/m3. pekerjaan

Elevated

Udara

Paramter yang dipantau yaitu : CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP (debu)

Pemantauan parameter kualitas udara

seperti CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP (debu) akan dilakukan di Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II Elevated.

Pengukuran dilakukan selama 24 jam pada lokasi yang telah ditentukkan yaitu

pada jam sibuk (pagi dan sore)

UA-1 : GT Bekasi Barat

(KM 13+000) UA-2 : GT Bekasi Timur

(KM 17+000)

UA-3: GT Tambun UA-4 : GT Cibitung (KM

24+800)

UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)

(KM 25+000) UA-6 : GT Cikarang Utama

(KM29+200)

UA-7: GT Cikarang Barat (KM 31+ 000)

UA-8: GT Karawang Barat

(KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar

Trase Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM

10+400

2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500

kontraktor

Waskita-Acset KSO

Dinas

Lingkungan Hidup Kab.

Bekasi

Dins Lingkungan

Hudp dan

Kebersihan Kab. Karawang

Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kebersihan

Kab. Karawang

1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan

Peningkatan kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan

dan alat-alat berat yang

digunakan

Intensitas kebisingan yang timbul tidak

melebihi baku mutu

berdasarkan KepMen LH No. 48 Tahun 1996

yaitu untuk kawasan

perdagangan dan jasa (70 dBA) kawasan area

gardu tol berdasarkan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. 18

Tahun 2011 Tentang Ambang Batas Faktor

Fisik di Tempat Kerja

(85 dBA)

Mobilisasi peralatan dan

material,

Pekerjaan Lajur Pengganti dan

pekerjaan

Elevated

Pengukuran di lokasi kegiatan dengan alat sound level meter. Titik

pengukurannya mengikuti titik sampling

kualitas udara ambient. Hasilnya dibandingkan dengan baku

tingkat kebisingan menurut keputusan

menteri negara ling-kungan hidup no. 48 tahun 1996.

Parameter yang akan dipantau yaitu

kebisingan Pengukuran kebisingan akan dilakukan

selama 24 jam pada lokasi yang telah

ditentukan yaitu pada jam sibuk (pagi dan sore)

Lokasi pemantauan dilakukan di tapak proyek dan lingkungan

sekitar, jalur mobilisasi

kendaraan dan alat berat.

UA-1 : GT Bekasi Barat

(KM 13+000)

UA-2 : GT Bekasi Timur (KM 17+000)

UA-3: GT Tambun

UA-4 : GT Cibitung (KM 24+800)

UA-5: GT Cibitung

(Kawasan Industri) (KM 25+000)

UA-6 : GT Cikarang Utama

(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat

(KM 31+ 000)

Setiap 6 bulan sekali selama

tahap konstrusi

PT. Jasamarga Jalanlayang

Cikampek

bekerjasama dengan pihak

kontraktor

Waskita-Acset KSO

Dins Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dins

Lingkungan Hudp dan

Kebersihan

Kab. Karawang Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup

Provinsi Jawa Barat

Dinas

Lingkungan Hidup Kota

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup Kab.

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup dan Kebersihan

Kab.

Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 5

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

UA-8: GT Karawang Barat

(KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar

Trase Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM

10+400

2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500

1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas

Pekerjaan Lajur Pengganti

akan minimbulkan

kemacetan yang disebabkan oleh berkurangnya 1 jalur

pada saat konstruksi

pekerjaan lajur pengganti. Selain itu pada saat

pekerjaan elevated pada saat

pekerjaan steel box grider akan meimbulkan gangguan

lalu lintas disebabkan akan

menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam

sehari dengan panjang steel

box grider mencapai 12 m dan 60 m

Terjadi penguraian

kemacentan dengan

adanya manajemen pengaturan lalu lintas

saat pekerjaan lajur

pengganti dan pekerjaan elevated.

Mobilisasi

peralatan dan

material, Pekerjaan Lajur

Pengganti dan

pekerjaan Elevated.

Pemantauan keberadaan rambu-rambu

lalulintas yang disyaratkan seperti

Rubber Cone, Light Rope, Rottary Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda

kurangi kecepatan, batas kecepatan

maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, tanda penyempitan, pemasangan pagar

pengaman dengan panjang 312 cm dan

lebar 117 cm, penempatan petugas/flagman menggunakan bendera

merah dan hijau. Serta perbaikan

pemenuhan SPM

Di sepanjang jalur pelebaran

jalan dan area pekerjaan

elevated ( Sta Km 9.500+000 s/d Km 47+500)

Akses masuk dan keluar

mengikuti on-off ramp terdekat sesuai kebutuhan

Jalur Mobilisasi mengikuti

arah lalu lintas

Setiap 6 bulan

sekali selama

tahap konstrusi

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek bekerjasama

dengan pihak

kontraktor Waskita-Acset

KSO

Aparat Kepolisian

Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa

Barat

Dinas

Perhubungan

Jawa Barat Aparat

kepolisian

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kebersihan

Kab. Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 6

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

2 TAHAP OPERASIONAL

2.1 Peningkatan Kapasitas

Jalan

Kondisi jalan tol

(kekasatan, ketidakrataan dan tidak

ada lubang) serta

kecepatan tempun rata-rata

Operasional dan

Pemeliharaan Jalan Tol

Jakarta-

Cikampek II Elevated

Survey lalu lintas (Traffic Counting

/laju kendaraan) untuk menentukan beberapa parameter lalu lintas seperti

kapasitas kendaraan, volume, rasio

V/C dan sebagainya dibandingkan dengan kondisi sebelum ada proyek.

Memantau ketersediaan rambu-

rambu lalu lintas di sekitar lokasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II

Elevated.

Lokasi Jalan Tol Jakarta-

Cikampek II Elevated Ruas Cikunir sampe Karawang Barat

sepanjang 36,84 km

Setiap hari

selama operasional

Jalan Tol

Jakarta-Cikampek II

Elevated

PT. Jasamarga

Jalanlayang Cikampek

Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Badan

Pengatur Jalan Tol

Dinas

Lingkungan Hidup

Provinsi

Jawa Barat Dinas

Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Dinas

Lingkungan Hidup Kab.

Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup dan

Kebersihan Kab.

Karawang

B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Pelur dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)

1. Keresahan Masyarakat

Keresahan masyarakat

muncul ketika tahap

konstruksi kegiatan pengadaan tenaga kerja,

Tidak terjadi aktivitas

protes terhadap mandor

proyek dan atau pemrakarsa

Pengadaan

Tenaga Kerja

dan Pengoperasian

Pengumpulan data primer dan sekunder

dengan cara survey. Data primer

dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden penduduk dan

Berdasarkan pelaksanaan RKL-

RPL yang telah dijalani bahwa

lokasi lokasi pemantauan untuk komponen Sosial Ekonomi

Secara intensif

yang berupa

pengaturan upah kerja

PT. Jasamarga

Jalanlayang

Cikampek bekerjasama

Aparatur

pemerintah

setempat (Desa & Kecamatan

Dinas

Lingkungan

Hidup Provinsi

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 7

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang

Timbul Indikator / Parameter

Sumber

Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Lokasi Pemantauan

Waktu &

Frekuensi

dikhawatirkan penerimaan

tenaga kerja tidak mengutamakan tenaga kerja

lokasi

Tidak ada persepsi

negatif penduduk pencari kerja dan

berusaha terhadap

proyek.

Base Camp informan kunci menggunakan kuesioner

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari

instansi terkait seperti pemerintah desa

& kecamatan, pemerintah setempat. Dimana jumlah responden mengikuti

pelaksanaan RKL-RPL yang telah

dilaksanakan. Faktor yang dipantau

Secara spesifik faktor yang dipantau adalah persepsi masyarakat yang

meliputi aspek pengetahuan dan

sikap, kondisi perekonomian. Adapun secara rinci dampak

operasional jalan tol terhadap aspek

sosial ekonomi budaya yang dipantau yaitu persepsi, perekonomian lokal.

Jumlah responden ditentukan secara

purposive pada 3 kategori yaitu penduduk di pemukiman yang

dilewati jalan tol, pengguna jalan tol

dan petugas pengumpul tol.

Budaya yaitu di Kel. Pekayon

Jaya KM 10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.

Bekasi KM 22+200A, Ds.

Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,

Kec. Cikarang Pusat KM

38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500

yang akan mengikuti lokasi pelaksanaan RKL-RPL tersebut.

selama

kegiatan tahap konstruksi

berlangsung

dengan pihak

kontraktor Waskita-Acset

KSO

terkait)

Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi

Jawa Barat

Jawa Barat

Dinas Lingkungan

Hidup Kota

Bekasi Dinas

Lingkungan

Hidup Kab. Bekasi

Dinas Lingkungan

Hidup dan

Kebersihan Kab.

Karawang

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 8

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ........................................................ 2