pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenis …digilib.unila.ac.id/55085/3/3 .skripsi full tanpa...
TRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR USIA IBU HAMIL TERHADAP JENISPERSALINAN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG
(Skiripsi)
OLEHDWI RANI SUKMA
FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PEND. KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRAK
Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan Di RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Oleh
Dwi Rani Sukma
Latar Belakang: Persalinan mempunyai risiko baik pada ibu maupun janin,berupa kesakitan sampai dengan risiko kematian. Ada dua cara persalinan yaitupersalinan pervaginam dan persalinan abdominal. Usia produktif yang optimaluntuk reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Risiko persalinan akan meningkatpada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desainanalitik observasional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu bersalin di RSUDDr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode Juli 2017- September 2017.Sampel pada penelitian ini adalah seluruh sampel ibu melahirkan pada periodeJuli 2017- September 2017 yaitu sebanyak 191 diambil dengan menggunakanteknik Purposive sampling. Pengumpulan data penelitian didapat dari data rekammedis. Analisis Bivariat menggunakan Chi SquareHasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil usia <20tahun dan usia >35 tahun yang melahirkan dengan cara persalinan pervaginamsebesar 52,5%, sedangkan persalinan abdominal sebesar 47,5%. Pada ibu hamilusia 20-35 tahun yang melahirkan dengan cara persalinan pervaginam sebesar69,7% dan persalinan abdominal sebesar 30,3%. Hasil uji analisis Chi Squaremenunjukan terdapat pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenis persalinan diRSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p=0,034.Didapatkan nilai OR=2.077 dengan demikian ibu hamil kelompok usia beresiko(<20 tahun dan >35 tahun) memiliki resiko 2 kali lipat terhadap persalinanabdominal dibandingkan pada usia reproduktif (20-35 tahun).Simpulan Penelitian: Terdapat pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenispersalinan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Kata Kunci: Usia ibu hamil, Persalinan.
ABSTRACT
Influence Of Maternal Age Factor On The Type of Labor In RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Lampung Province
By
Dwi Rani Sukma
Background: Labor is at risk both in the mother and fetus, in the form of illnessup to the risk of death. There are two ways of labor: vaginal delivery andabdominal labor. The optimal productive age for healthy reproduction is between20-35 years. The risk of labor will increase at age below 20 years and over 35years.Methods: This research is a quantitative research with observational analyticdesign. The population in this study is the maternity mother in RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Lampung Province period July 2017- September 2017. Samplesin this study were all samples of mothers giving birth in July 2017-September2017 period as many as 191. The research data collected from medical recorddata. Bivariate analysis using Chi SquareResults: The results of this study showed that pregnant women aged <20 yearsand age> 35 years who gave birth by vaginal delivery by 52.5%, while abdominalchildbirth of 47.5%. In pregnant women aged 20-35 years who gave birth byvaginal delivery by 69.7% and abdominal childbirth by 30.3%. Chi Squareanalysis shows that there is influence of maternal age factor on the type ofdelivery in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province with p value =0,034. The values of OR = 2,077 thus pregnant women at risk age group (<20years and> 35 years) had twice the risk of abdominal birth compared toreproductive age (20-35 years).Conclusion: The influence of maternal age factor on the type of Labor in RSUDDr. H. Abdul Moeloek Lampung Province
Keyword: Age of pregnant women, Labor
PENGARUH FAKTOR USIA IBU HAMIL TERHADAP JENISPERSALINAN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG
OlehDwi Rani Sukma
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas KedokteranUniversitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 29 Mei 1996, sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara dari Ayah Arwan Arifin dan Ibu Paulina. Penulis memiliki
satu kakak perempuan yang bernama Fina Rahma Husaina dan satu adik laki-laki
yang bernama Mugni Gusmi Randa.
Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Taman Kanak-kanak di TK
Dharma Wanita Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002, dilanjutkan
dengan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Al-Kautsar Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2008, SMPN 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada
tahun 2011, dan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun
2014. Saat ini penulis tengah menyelesaikan program studi Pendidikan
Kedokteran di Universitas Lampung.
Kupersembahkan karya ini untuk keduaorangtua ku, kakakku adikku, sertakeluarga besarku...
MOTTO
Jangan takut jatuh,Karena yang tidak pernah memanjatlah
yang tidak pernah jatuh
Jangan takut gagal,Karena yang tidak pernah gagal
hanyalah orang-orang yang tidak pernahmelangkah
Jangan takut salah,Karena dengan kesalahan yang pertamakita dapat menambah pengetahuan untukmencari jalan yang benar pada langkah
yang kedua
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis
Persalinan Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas
Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan, bantuan,
dorongan, saran, dan bimbingan, serta kritik dari berbagai pihak. Maka
dengan segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Orang tua saya Ir.Arwan Arifin, M.M dan drg. Paulina yang teramat
sangat saya cintai dan sayangi. Terima kasih atas doa, perhatian, semangat,
kesabaran, kasih sayang, dan dukungan yang selalu mengalir setiap saat
serta perjuangannya memberikanku pendidikan yang terbaik, baik
pendidikan akademis maupun nonakademis yang dapat digunakan utuk
bekal masa depan.
2. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
3. Dr. dr. Muhartono, S. Ked., M. Kes., Sp. PA., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
4. Dr. Ratna Dewi Puspita Sari, S. Ked., Sp.Og selaku Pembimbing I atas
kesediaannya meluangkan waktu, membimbing, memberikan kritik, saran,
serta kemudahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. dr. Eka Chania B., S. Ked., selaku Pembimbing II atas kesediaannya
meluangkan waktu, membimbing, memberikan kritik, saran, serta
kemudahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. dr. Dian Isti Angraini, S. Ked., M.P.H selaku penguji utama skripsi ini
yang telah memberikan ilmu, kritik, saran, serta dukunganya.
7. dr. Merry Indah Sari, S. Ked., M. Med. Ed., selaku pembimbing akademik
saya yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi dalam
pembelajaran di Fakultas Kedokteran ini.
8. Ibu Karsini selaku kepala bagian ruang Delima RSUD Dr H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung yang telah memberikan saran serta
membimbing dan memotivasi agar dapat menyelesaikan penelitian ini.
9. Seluruh Staf, Perawat, dan Bidan di RSUD RSUD Dr H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung yang telah membantu dan membimbing dalam proses
pengambilan data sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
10. Seluruh Staf Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas ilmu
yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang
menjadi landasan untuk menggapai cita-cita menjadi seorang dokter.
11. Seluruh Staf TU, Administrasi, dan Akademik Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung yang turut membantu dalam menyelesaikan
penelitian skripsi ini.
12. Adelia Meutia Putri, Diptha Renggani Putri, Desty Marini, Ani Purwati,
Elina Rahma, Atikah Landani teman seperjuangan dari awal perkuliahan
sampai saat ini yang telah memotivasi dan menasehati selama penelitian
ini berlangsung. Terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, kekompakan,
kebahagiaan selama ini, semoga kita bisa menjadi dokter yang amanah
dan sukses dunia akhirat.
13. Dwi Permatasari, Septiana Damayanti, Bayu Armandha, Nur Aina
Rahmania, Rafi Amalia yang senantiasa mendengarkan keluh kesah
selama ini.
14. Teman sepermainanku, Elizabeth Megatri dan Rima Munanda Ekamarta
yang senantiasa menemani dan memberikan semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
15. Kakakku Fina Rahma Husaina dan Adikku Mugni Gusmi Randa yang
telah menjadi semangatku untuk segera menyelesaikan studi pendidikan
kedokteran ini.
16. Seluruh keluarga besar ku yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas
dukungan, kasih sayang serta doa yang selalu menjadi alasan saya untuk
merintis dan berjuang sampai saat ini.
17. Teman-teman sejawat angkatan 2014 (CRAN14L) yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan makna atas
kebersamaan yang terjalin dan memberikan motivasi belajar selama ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena kesempurnaan semata-mata hanyalah milik Allah SWT.
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Amiin
Bandar Lampung, 16 Jul i 2018Penulis
Dwi Rani Sukma
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 51.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 51.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................... 61.4.2 Bagi Institusi Pendidikan................................................. 61.4.3 Bagi Masyarakat.............................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persalinan................................................................... 72.2 Jenis Persalinan............................................................................ 7
2.2.1 Persalinan Per-vaginam...................................................... 72.2.1.1 Persalinan Normal ................................................ 82.2.1.2. Persalinan Per-vaginam Operatif ......................... 8
2.2.2 Persalinan Abdominal. ....................................................... 152.2.2.1 Bedah Sesar .......................................................... 15
2.3 Perubahan Anatomik dan Fisiologik yang Terjadi padaPersalinan .................................................................................... 17
2.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ......................... 192.5 Faktor - Faktor yang Berpengaruh terhadap Persalinan ............. 212.6 Kerangka Teori ........................................................................... 272.7 Kerangka Konsep ........................................................................ 282.8 Hipotesis ..................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 293.2 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 29
3.2.1 Waktu Penelitian .............................................................. 293.2.2 Tempat Penelitain............................................................ 29
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 303.3.1 Populasi ........................................................................... 303.3.2 Sampel ............................................................................. 30
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 313.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................ 313.4.2 Kriteria Eksklusi.............................................................. 31
3.5 Variabel Penelitian....................................................................... 313.6 Definisi Operasional .................................................................... 323.7 Alat dan Cara Pengambilan Data ................................................ 33
3.7.1 Alat .................................................................................. 333.7.2 Cara Pengambilan Data.................................................... 33
3.8 Alur Penelitian............................................................................. 333.9 Pengelolaan Data ........................................................................ 35
3.9.1 Editing ............................................................................ 353.9.2 Coding ............................................................................ 353.9.3 Processing ....................................................................... 353.9.4 Cleaning .......................................................................... 35
3.10 Analisis Data................................................................................ 363.10.1 Analisis Univariat........................................................... 363.10.2 Analisis Bivariat .............................................................. 36
3.11 Etika Penelitian............................................................................ 38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 394.1.1 Analisis Univariat .............................................................. 394.1.2 Analisisi Bivariat ............................................................... 41
4.2 Pembahasan ................................................................................. 424.2.1 Analisis Univariat............................................................... 424.2.2 Analisis Bivariat ................................................................. 48
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 515.2 Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Klasifikasi Persalinan dengan Forcep Berdasarkan Station dan Rotasi..... 11
2. Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Ekstraksi Vakum dan
Ekstraksi Forceps ....................................................................................... 15
3. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 32
4. Univariat Usia Ibu Bersalin........................................................................ 39
5. Univariat Jenis Persalinan ......................................................................... 40
6. Bivariat Pengaruh Usia Ibu Hamil terhadap Jenis Persalinan.................... 41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1.Mangkuk M Plastik Kaku ................................................................... 14
2.Bel Plastik Lunak ................................................................................ 14
3.Penempatan Vakum yang Benar ......................................................... 14
4. Kerangka Teori ................................................................................... 27
5. Kerangka Konsep ............................................................................... 28
6. Alur Penelitian ................................................................................... 34
1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, sectio caesarea hanya dilakukan atas dasar indikasi medis
tertentu salah satunya yaitu kehamilan dengan komplikasi. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan kelahiran sectio caesarea
sebesar 9,8 % dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah
di Sulawesi Tenggara (3,3%) dan secara umum pola persalinan melalui bedah
sesar menurut karakteristik menunjukkan proporsi tertinggi pada indeks
kepemilikan teratas (18,9%), tinggal di perkotaan (13,8%), pekerjaan sebagai
pegawai (20,9%) dan pendidikan tinggi/lulus PT (25,1%) (Riskesdas,2013).
Persalinan mempunyai risiko baik pada ibu maupun janin, berupa kesakitan
sampai dengan risiko kematian. Apabila ibu ataupun janin dalam kondisi yang
menyebabkan terjadinya penyulit persalinan, maka perlu tindakan vakum
ekstraksi. Keadaan yang mengancam janin untuk dilakukan vakum ekstraksi
antara lain prolapsus tali pusat, pemisahan plasenta prematur, pola denyut
jantung yang tidak meyakinkan, dan gawat janin. Faktor yang mempengaruhi
tindakan vakum ekstraksi meliputi umur, paritas, kala II lama dan preeklampsi
(Wulandari dan Handayani, 2011).
2
Beberapa faktor dari ibu maupun janin menyebabkan tindakan vakum
ekstraksi dilakukan yaitu ketidakmampuan mengejan, kelelahan, penyakit
jantung, kala II lama dan posisi janin dan posisi janin oksiput posterior atau
oksiput transverse. Vakum ekstraksi dapat mengakibatkan terjadinya robekan
pada servik uteri dan vagina ibu, sehingga mengakibatkan perdarahan yang
dapat meningkatkan angka kesakitan, bahkan kematian pada ibu dan
kemudian dapat meningkatkan angka kesakitan pada bayi karena terjadi
laserasi pada kepala bayi yang dapat mengakibatkan perdarahan intrakranial
(Depkes RI, 2005).
Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 - 35
tahun. Risiko akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Wanita hamil pada usia muda akan memiliki beberapa resiko diantaranya
keguguran, persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi
infeksi, anemia pada kehamilan,keracunan kehamilan (gestosis) dan kematian
(Destaria, 2011).
Dilihat dari kondisi psikologis dan mentalnya, wanita usia 30-an lebih siap
menjadi seorang ibu. Namun ada beberapa risiko terkait dengan kondisi
kesehatan yang menurun, maka kualitas sel telur akan menurun sehingga
dapat meningkatkan risiko keguguran, serta kelainan atau cacat bawaan pada
janin akibat kelainan kromosom. Selain itu, mulai muncul berbagai keluhan
kesehatan saat hamil seperti tekanan darah tinggi dan diabetes yang
mempengaruhi proses persalinan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan
3
persalinan diatas usia 30 tahun cenderung lebih sering dilakukan melalui
sectio caesarea (Sibuea dkk, 2011).
Persalinan merupakan suatu proses yang alami dan merupakan proses yang
penting bagi seorang ibu. Dalam proses persalinan tersebut maka secara
alamiah ibu bersalin akan mengeluarkan banyak energi dan mengalami
perubahan-perubahan secara fisiologis dan psikologis (Rohani,2011).
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat
melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan
lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan normal dan persalinan per-
abdominal atau persalinan sectio caesarea yaitu tindakan operasi untuk
mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram (Wiknjosatro, 2007).
Menurut Sarwono (2005) pada ibu hamil usia remaja (≤19 tahun) sering
mengalami komplikasi kehamilan yang buruk seperti persalinan prematur,
berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kematian perinatal. Beberapa komplikasi
yang ditemui pada remaja hamil didasarkan pada kenyataan lebih dari 50%
remaja hamil tidak menerima perawatan prenatal sampai trimester kedua, 10%
remaja hamil tidak menerima perawatan prenatal sampai trimester ketiga. Ibu
remaja hamil juga menunjukkan angka kejadian komplikasi yang tinggi
meliputi preeklamsia, penyakit menular seksual, malnutrisi dan solusio
4
plasenta. Masalah malnutrisi yang diderita oleh ibu hamil remaja dapat
menyebabkan risiko kelahiran bayi prematur dan juga mengalami berat lahir
rendah.
Seiring perkembangan teknologi dan berbagai komplikasi dalam kehamilan
kejadian persalinan sectio caesarea semakin meningkat dan persalinan
pervaginam semakin berkurang. Sejak tahun 1985, World Health
Organization (WHO) menyarankan jumlah persalinan sectio caesarea tidak
melebihi 10-15% dari seluruh jumlah persalinan. Namun, angka kejadian
persalinan sectio caesarea semakin meningkat selama satu dekade terakhir
yang menjadikan hal ini sebagai masalah kesehatan di dunia (Ekwendi dkk,
2016).
WHO menetapkan standar rata-rata sectio caesarea di sebuah Negara adalah
sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Rumah Sakit pemerintah kira–kira
11% sementara Rumah Sakit swasta lebih dari 30%. Menurut WHO
peningkatan persalinan dengan sectio caesarea di seluruh Negara selama
tahun 2007–2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (WHO, 2008).
Tingkat pesalinan sectio caesarea di Indonesia sudah melewati batas
maksimal standar WHO 5-15%. Tingkat persalinan sectio caesarea di
Indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam kurun waktu
5 tahun terakhir yang di survei dari 33 provinsi. Gambaran adanya faktor
resiko ibu saat melahirkan atau di sectio caesarea adalah 13,4 % karena
5
ketuban pecah dini, 5,49% karena Preeklampsia, 5,14% karena Perdarahan,
4,40% Kelainan letak Janin, 4,25% karena jalan lahir tertutup, 2,3% karena
rahim sobek (Riskesdas, 2012).
Berdasarkan data dari pre-survei penelitian pada bulan okober 2017, jumlah
persalinan di RSUD Dr H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun
2016 adalah 1461 persalinan. Dari data tersebut jumlah persalinan spontan
sebanyak 606 persalinan, ekstraksi vakum sebanyak 454 persalinan, ekstraksi
forcep sebanyak 92 persalinan, dan sectio caesarea sebanyak 309 persalinan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian judul
“Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas maka yang menjadi rumusan
masalah penelitian ini adalah mengenai pengaruh faktor usia ibu hamil
terhadap jenis persalinan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia
ibu hamil terhadap jenis persalinan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis serta dapat
menjadi pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi sumber daftar pustaka tentang pengaruh
usia ibu hamil terhadap jenis persalinan.
1.4.3 Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
berguna bagi masyarakat untuk mengetahui pengaruh usia ibu hamil
terhadap jenis persalinan.
7
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Permatasari, 2012).
2.2 Jenis persalinan
Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat vagina yang lebih dikenal
dengan persalinan pervaginam dan persalinan sesar atau sectio caesarea yaitu
tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram atau yang biasa disebut persalinan abdominal
(Wiknjosatro, 2007).
2.2.1. Persalinan per vaginam
Persalinan pervaginam adalah proses persalinan yang dilakukan melalui
jalan lahir / vagina.
8
2.2.1.1. Persalinan normal
Persalinan normal adalah suatu persalinan dengan presentasi
belakang kepala, kala I antara 8-14jam, kelahiran bayi tidak
memerlukan bantuan alat (vakum atau forsep) (Tanto dkk,
2014).
2.2.1.2. Persalinan pervaginam operatif
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat merupakan
prosedur operasi yang dirancang untuk mempercepat proses
kelahiran pervaginam, dan mencakup persalinan dengan
bantuan forsep dan ekstraksi vakum.
Indikasi kelahiran pervaginam operatif, yaitu :
Indikasi ibu:
1. Kelelahan pada ibu
2. Usaha mengejan ibu yang tidak adekuat (seperti wanita
dengan cedera medula spinalis atau penyakit
neuromuskular)
3. Perlu menghindari usaha mengejan ibu (seperti wanita
dengan penyakit jantung atau serebrovaskular tertentu)
Indikasi janin:
1. Gawat janin/ hasil pemeriksaan janin yang tidak
meyakinkan
9
Indikasi lain:
1. Kala 2 memanjang
2. Nulipara : 3 jam dengan analgesik regional atau 2 jam
tanpa analgesik regional
3. Para : 2 jam dengan analgesia regional atau 1 jam tanpa
analgesia regional
Kriteria yang harus dipenuhi sebelum kelahiran pervaginam
operatif :
Kriteria ibu:
1. Analgesia yang adekuat
2. Persetujuan lisan atau tertulis
3. Posisi litotomi
4. Kandung kemih kosong
5. Pelvimetri klinis yang adekuat
Kriteria janin
1. Presentasi vertex
2. Masuk kepanggul secara verteks (yaitu diameter
biparietal kepala janin telah melewati pintu atas panggul)
3. Stase (yaitu titik tulang pemandu kepala janin relatif
terhadap spina iskiadika)
4. Posisi, sikap kepala janin serta keberadaan kaput atau
molase diketahui
10
Kriteria uteroplasenta
1. Serviks telah sepenuhnya membuka
2. Ketubahn pecah
3. Tidak terjadi plasenta previa
Kriteria lain:
1. Operator yang berpengalaman
2. Kemampuan untuk melakukan kelahiran sesar darurat jika
diperlukan
(Norwitz, 2007).
Jenis persalinan pervaginam operatif
1. Ekstraksi Forceps
Forceps pertama kali ditemukan pada akhir abad 16 atau awal
abad 17. Forceps memiliki 4 komponen yaitu :
a. Bilah
Bilah merupakan bagian yang berfungsi untuk memegang
kepala janin, terdiri atas dua bilah logam yaitu bilah kiri
dan bilah kanan. Bilah dapat berbentuk oval atau elips, dan
dirancang dengan kelengkuan tertentu agar sesuai dengan
kepala janin dan lengkungan pelvis ibu.
b. Shank (tangkai)
Tangkai menghubungkan bilah dengan pegangan.
11
c. Artikulasi
Artikulasi merupakan penghubung antara kedua bilah,
dapat menyilang ditengah atau sejajar, ada yang terkunci
dan ada yang dapat digeser dengan bebas.
d. Pegangan
Pegangan merupakan tempat penolong persalinan
memegang cunam dan melakukan traksi (Tanto dkk, 2014).
Tabel 1. Klasifikasi Persalinan dengan Forsep Berdasarkan
Station dan Rotasi
Prosedur KriteriaForceps pintubawah panggul
1. Kulit kepala terlihat diintorus tanpamemisahkan labia
2. Tengkorak janin telah mencapaidasar panggul
3. Sutura sagitalis berada pada diameteranteroposterior atau posisi oksiputkanan atau kiri anterior atau oksiputkanan atau kiri posterior
4. Kepala janin berada pada atau diatasperineum
5. Rotasi tidak melebihi 45 derajatForceps rendah Titik tengkorak janin yang paling depan
berada pada station ≥ ±2cm, dan bukan padadasar panggul, dan:
Rotasi sebesar 45 derajat ataukurang, atau
Rotasi lebih besar dari 45 derajatMidforceps Station antara 0 dan + 2cmForceps tinggi Tidak dimasukkan dalam klasifikasi(Cunningham, 2013)
Fungsi forceps yang paling penting adalah traksi, forceps dapat
tidak berguna untuk rotasi, terutama untuk posisi oksiput
transversal dan posterior. Umumnya, forceps Simpson
12
digunakan untuk melahirkan janin dengan kepala yang
mengalami molding. Forceps tucker-Mclane sering digunakan
untuk janin yang kepalanya bulat (Cunningham, 2013).
Terminasi persalinan kala dua dengan pelahiran dibantu
forceps atau ekstraksi vakum diindikasikan pada setiap kondisi
yang mengancam jiwa ibu atau janin yang tampaknya dapat
dihilangkan dengan pelahiran. Beberapa indikasi ibu meliputi
penyakit jantung, masalah atau cedera paru, infeksi intrapartum,
kondisi neurologis tertentu, kelelahan atau persalinan kala dua
memanjang (Cunningham, 2013).
Untuk multipara, persalinan kala dua memanjang diartikan oleh
American College of Obstetricians and Gynecologist (2002)
sebagai persalinan kala dua lebih dari 3 jam dengan, dan lebih
dari 2 jam tanpa analgesia regional. Pada perempuan multipara,
persalinan kala dua memanjang yaitu jika lebih dari 2 jam
dengan, dan lebih dari 1 jam tanpa analgesia regional.
Beberapa indikasi janin untuk pelahiran operatif pervaginam
meliputi prolapsus tali pusat, pemisahan plasenta sebelum
waktunya, atau pola denyut jantung janin yang tidak baik
(Cunningham, 2013).
13
2. Ekstraksi vakum
Ekstraksi vakum adalah prosedur persalinan pervaginam
dengan dibantu alat vakum bertekanan negatif yang dipasang
dikepala janin. Vakum ini menghasilkan daya isap yang
bekerja bersama dengan daya dorong ibu dan kontraksi Rahim
sehingga bayi dapat lahir. Biasanya, ekstraksi vakum
bermanfaat pada distosia kala II karena inersia uteri maupun
dorongan ibu yang tidak bertenaga (Tanto, 2014).
Indikasi persalinan dengan ekstraksi vakum adalah :
1. Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai
kekuatan untuk mengejan
2. Partus macet pada kala II
3. Gawat janin
4. Toksemia gravidarum
5. Ruptur uteri mengancam
Syarat untuk melakukan ekstraksi vakum adalah sebagai
berikut :
1. Pembukaan lengkap
2. Penurunan kepala janin boleh pada Hodge III
(Falah, 2012).
14
Ada dua jenis yang sering ditemukan yaitu :
a. Mangkuk kokoh berbentuk jamur, serupa dengan mangkuk
M (Gambar 1)
b. Mangkuk lentur berbentuk corong (mangkuk lunak)
(Gambar2)
Gambar 1.Mangkuk M Gambar 2. Bel Plastik Lunakplastik kaku
Gambar 3. Penempatan vakum yang benar
(Norwitz,2007)
15
Tabel 2. Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Ekstraksi
Vakum dan Ekstraksi Forceps
Ekstraksi Vakum Ekstraksi ForcepsKelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
Lebih mudahdilakukan
Episiotomijarangdibutuhkan
Resiko traumaperineum padaibu lebihrendah
Sinergisdengandorongan dariibu
Traumakraniofasiallebih sedikit
Obesitas
Resiko traumakepala neonatus,seperti perdarahanintracranial,sefalohematomdan perdarahanretina
Tidak dapatdigunakan untukmerotasi janin
Jalannyapersalinan lebihcepat
Dapat digunakanpada bayipremature
Dapat digunakanpadamalapresentasiringan (oksiputposterior, defleksiringan, atauasintilisasi)
Dapat digunakanuntuk melahirkankepala pada aftercoming headpresentasi bokong
Teknik lebihsulit dankompleks
Resiko traumaperineum padaibu lebih besar
Resiko traumakranio-fasialis(falsi pasialisatauekstraokula)
(Tanto,2014).
2.2.2. Persalinan Abdominal
2.2.2.1 Bedar Sesar
Kelahiran janin melalui jalur abdominal (laparotomi) yang
memerlukan insisi ke dalam uterus (histerektomi) (Tanto
dkk,2014).
Jenis-jenis histeretomi
a. Sayatan melintang
Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim
(SBR). Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir
16
selangkangan (simpisis) di atas batas rambut kemaluan
sekitar 10-14cm. Keuntungan menggunakan sayatan
melintang adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup
kecil risiko menderita ruptur uteri dikemudian hari. Hal ini
karena pada masa nipas, segmen bawah rahim tidak banyak
mengalami kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh
lebih sempurna.
b. Sayatan memanjang
Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah
yang memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk
mengeluarkan bayi. Namun jenis ini jarang digunakan
karena rentan terhadap komplikasi (Hastuti, 2015).
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Cedera pada janin
4. Cedera pada organ dekat uterus (usus, kandung kemih,
ureter, pembuluh darah) (Tanto dkk, 2014).
17
2.3 Perubahan Anatomik dan Fisiologik yang Terjadi pada Persalinan
a. Diferensiasi Aktivitas Uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang
berbeda. Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih
tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian bawah relatif pasif
dibandingkan dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi
jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen atas uterus cukup
kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen uterus bawah jauh
kurang kencang. Segmen atas uterus merupakan bagian uterus yang
berkontraksi secara aktif, segmen bawah adalah bagian yang
direnggangkan, normalnya jauh lebih pasif.
b. Perubahan Bentuk Uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid
diserai pengurangan diameter horizontal. Perubahan menimbulkan
beberapa efek yaitu :
1. Pengurangan diameter horizontal menimbulkan pelurusan kolumna
vertebralis janin, dengan menekan kutub atas rapat terhadap fundus
uteri, sementara kutub bawah didorong lebih jauh ke bawah dan
menuju ke panggul.
2. Dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik tegang
dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya
bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik keatas pada kutub
bawah janin.
18
c. Gaya-gaya Tambahan pada Persalinan
Proses ekspulsi janin adalah gaya yang dihasilkan oleh tekanan intra
abdominal ibu yang meninggi. Gaya ini terbentuk oleh kontraksi otot-
otot abdomen secara bersamaan melalui upaya pernapasan terpaksa
dengan glotis tertutup. Dilatasi serviks yang sebagian besar adalah
hasil dari kontraksi uterus yang bekerja pada serviks yang melunak
berlangsung secara normal, tetapi ekspulsi bayi dapat terlaksana
dengan lebih mudah kalau ibu diminta mengejan, dan dapat melakukan
perintah tersebut selama terjadi kontraksi uterus.
d. Pendataran Serviks
Pendataran seviks adalah pemendekan saluran serviks dari panjang
sekitar 2cm menjadi hanya muara melingkar dengan tepi hampir
setipis kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan
terjadi dari atas ke bawah. Serabut-serabut otot setinggi os serviks
internum ditarik keatas atau dipendekan menuju segmen bawah uterus,
sementara kondisi os eksternum untuk sementara tetap tidak berubah.
Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mukus ketika saluran
serviks memendek.
e. Dilatasi Serviks
Selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini mengalami peregangan,
yang dalam prosesnya serviks mengalami tarikan sentrifugal. Ketika
kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan
19
hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran serviks. Bila
selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah janin
terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga sama efektifnya.
Selama ketuban pecah dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama
bagian terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Proses pendataran dan
dilatasi serviks ini menyebabkan pembentukan kantong cairan amnion
didepan kepala (Prawirohardjo, 2014).
2.4 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power (kekuatan)
Aktivitas uterus ditandai oleh frekuensi, amplitudo serta durasi kontraksi.
Walaupun teknologi telah mengalami kemajuan yang pesat, namun
definisi mengenai aktivitas uterus yang adekuat belum jelas. 3-5 menit
kontraksi yang terjadi selama 10 menit telah digunakan untuk
mendefinisikan persalinan yang adekuat. Pola kontraksi ini telah diamati
pada 95% ibu yang melahirkan spontan pada usia kandungan cukup bulan.
Jika digunakan monitor tekanan intrauterin, maka 150-200 unit
Montovideo (kekuatan kontraksi dalam mmHg dikalikan dengan frekuensi
per 10 menit) dianggap telah adekuat. Barometer akhir aktivitas uterus
adalah kecepatan dilatasi uterus dan penurunan bagian presentasi janin.
Kontraksi uterus dapat dinialai melalui : observasi sederhana, palpasi
manual, pengukuran objektif eksternal (contoh: tokodinometri guardring
20
eksternal), pengukuran tekanan intrauterin secara lansung (melalui
manometri internal atau tranduser tekanan).
b. Passanger (janin)
Faktor yang mempengaruhi berlangsungnya persalinan yaitu : sikap
(derajat fleksi atau ekstensi kepala) serta ukuran janin. Letak, presentasi,
posisi, dan stase dapat ditentukan pada pemeriksaan klinis. Letak
menunjukan sumbu panjang janin relatif terhadap sumbu panjang uterus
dan dapat berupa letak longitudinal, transversal atau oblig. Presentasi
dapat berupa kepala atau sungsang, mengacu pada kutub janin yang berada
di pintu atas panggul. Posisi mengacu pada hubungan dari lokasi nominasi
pada bagian janin yang menjadi presentasi terhadap lokasi nominasi pada
panggul ibu dan dapat dinilai paling akurat menggunakan pemeriksaan
bimanual. Stase merupakan ketinggian bagian presentasi terhadap panggul
ibu.
c. Passage (jalan lahir)
Tulang panggul terdiri dari sakrum, ilium, iskium dan pubis. Bentuk
panggul dapat diklasifikasikan menjadi : ginekoid, android, antropoid,
serta platipeloid (Norwitz, 2007).
21
2.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Persalinan
Adapun faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan antara lain :
a. Usia Ibu
Usia merupakan angka yang digunakan seseorang dalam menghitung
berapa lama seseorang telah hidup di dunia. Usia dihitung mulai dari kita
dilahirkan hingga ajal menjemput. Semakin tua maka tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih meningkat dalam hal berpikir dan
bekerja (Arikunto,2006).
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda
atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati (Depkes RI, 2009).
Terdapat beberapa jenis perhitungan usia, yaitu:
a. Usia kronologis
Usia kronologis adalah waktu yang dihitung mulai dari seseorang lahir
ke dunia hingga kematiannya.
b. Usia mental
Usia mental adalah usia yang dihitung dari taraf kemampuan mental
seseorang.
c. Usia biologis
Usia biologis adalah usia yang dihitung dari kematangan biologis
seseorang
Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan diluar kurun
waktu reproduksi yang sehat, terutama pada usia muda. Umur, tinggi
22
badan dan berat badan wanita merupakan risiko selama kehamilan. Wanita
yang berumur 15 tahun atau lebih muda meningkatkan risiko dalam
masalah-masalah seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional dan
komplikasi selama kehamilan (Kusumawati,2006).
Menurut Adhikari, konsekuensi dari pernikahan usia dini dan melahirkan
di usia remaja adalah berisiko untuk melahirkan prematur dan berat badan
lahir rendah. Wanita yang menikah pada usia dini mempunyai waktu yang
lebih panjang berisiko untuk hamil dan angka kelahiran juga lebih tinggi.
Perkawinan usia remaja juga berdampak pada rendahnya kualitas keluarga,
baik ditinjau dari segi ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi
persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga, risiko tidak siap mental
untuk membina perkawinan dan menjadi orang tua yang bertanggung
jawab, kegagalan perkawinan, kehamilan usia dini berisiko terhadap
kematian ibu karena ketidaksiapan calon ibu remaja dalam mengandung
dan melahirkan bayinya. Angka kehamilan usia remaja yang mengalami
komplikasi aborsi berkisar antara 38 sampai 68% (Wilopo, 2005).
Kehamilan usia muda ada risiko pengguguran kehamilan yang dilakukan
secara ilegal dan tidak aman secara medis yang berakibat komplikasi
aborsi. Banyak faktor yang menyebabkan usia muda melakukan
pernikahan antara lain : pendidikan, status ekonomi, persepsi orang tua
dan karakteristik orang tua. Mengingat risiko yang besar pada pernikahan
23
diusia muda, sebaiknya pasangan muda ataupun orang tua perlu adanya
pengetahuan akan hal tersebut (Maryatun, 2010).
Pada umur kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi
dengan sempurna, sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan
lebih mudah mengalami komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot
perineum dan otot-otot perut belum bekerja optimal, sehingga sering
terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan dalam
persalinan. Faktor risiko untuk persalinan sulit pada ibu yang belum
pernah melahirkan pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan diatas 35
tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20-
35 tahun) (Wulandari dan Handayani, 2011).
Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering
terjadi pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Banyak faktor risiko ibu
hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia
lebih dari 35 tahun lebih berisiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila
hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun (Sibuea
dkk, 2011).
Menurut Supriati dkk umur ibu hamil merupakan faktor risiko terjadinya
distosia (penyulit persalinan) yang memerlukan tindakan. Ibu hamil yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko 4 kali
24
untuk terjadi distosia, dibandingkan ibu hamil yang berumur antara 20
hingga 35 tahun (Supriati dkk, 2000).
b. Paritas
Paritas menunjukan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang
wanita. Paritas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya komplikasi persalinan. Pada primipara proses persalinan kala II
akan berlangsung lebih lama dibanding pada multipara, karena ibu belum
berpengalaman melahirkan, otot-otot jalan lahir masih kaku dan belum
dapat mengejan dengan baik. Sedangkan pada multipara proses persalinan
pada kala II akan terjadi lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan
yang lalu dan disebabkan otot-otot jalan lahir yang lebih lemas (Wulandari
& Handayani, 2011).
c. Jarak Kehamilan atau Kelahiran Sebelumnya
Seorang yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek
dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak yang buruk
terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan karena bentuk
dan fungsi organ reproduksi belum kembali dengan sempurna. Sehingga
fungsinya akan terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan
kembali. Jarak kehamilan minimal agar organ reproduksi dapat berfungsi
kembali dengan baik adalah 24 bulan. Jarak antara dua persalinan yang
terlalu dekat menyebabkan meningkatnya anemia yang dapat
25
menyebabkan BBLR, kelahiran preterm, dan lahir mati yang
mempengaruhi proses persalinan dari faktor bayi.
Jarak kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya usia
ibu. Hal ini terjadi proses degeneratif melemahnya kekuatan fungsi-fungsi
otot uterus dan otot panggul yang sangat berpengaruh pada proses
persalinan apabila terjadi kehamilan lagi. Kontraksi otot-otot uterus dan
panggul yang lemah meyebabkan kekuatan his (power) pada proses
persalinan tidak adekuat, sehingga banyak terjadi partus lama/ tak maju.
d. Pendidikan Ibu
Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor
demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu
maupun masyarakat. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan
mudah menerima informasi-informasi kesehatan dari berbagai media dan
biasanya ingin selalu berusaha untuk mencari informasi tentang hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan yang belum diketahuinya. Informasi
kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, terutama masalah
kehamilan dan persalinan diharapkan akan dapat merubah pola perilaku
hidup sehat termasuk dalam perilaku pemeriksaan kehamilan ante natal
care.
26
e. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dngan pendapatan
keluarga, mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatan dan
pemenuhan zat gizi. Hal ini pada akhirnya berpengaruh pada kondisi
kehamilan dan pada faktor kekuatan (power) dalam proses persalinan.
Selain itu pendapatan juga mempengaruhi kemampuan dalam mengakses
pelayanan kesehatan, sehingga adanya kemungkinan komplikasi terutama
dari faktor janin (passage) dan jalan lahir (passage) dapat terdeteksi.
f. Pengetahuan tentang Faktor Risiko atau Masalah Kehamilan
Pengetahuan tentang faktor risiko atau masalah kehamilan penting
diketahui oleh ibu, suami dan keluarga. Karena dengan pengetahuan yang
baik,seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya dan diharapkan
dapat berprilaku sehat, melakukan pemeriksaan kehamilan dengan baik.
Selain hal itu, ibu yang mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya
diharapkan dapat menentukan kepada siapa dan dimana melahirkan secara
aman, karena setiap persalinan dapat timbul risiko bahaya bagi ibu dan
bayi (Kusumawati, 2006).
27
B. Kerangka Teori
Gambar 4. Kerangka teori
Paritas
Umur Ibu
JarakKehamilan danKelahiransebelumnya
Pendidikan ibu
SosialEkonomi
PengetahuanTentang FaktorResikoKehamilan
JenisPersalinan
PersalinanPervaginam
PersalinanAbdominal
spontan
vakum
forsep
Sectiocaesarea
Faktor yangberperan:
1. HIS2. Jalan
Lahir3. Janin
28
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian tergambar dari skema berikut ini:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 5. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
H0 : tidak terdapat pengaruh faktor usia terhadap jenis persalinan di RSAM
Ha : terdapat pengaruh faktor usia terhadap jenis persalinan di RSAM
Jenis persalinanFaktor Usia Ibu Hamil
29
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik
observasional. Penelitian ini hanya mengobservasi tanpa melakukan
perlakuan terhadap objek yang akan diteliti. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah observasional cross sectional dimana data penelitian
menggunakan data sekunder yaitu melihat hasil rekam medis ibu bersalin di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode tahun 2017
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1. Waktu penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2017- Maret
2018.
3.2.2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di bagian Rekam Medis RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
akan diteliti yang memliki karakteristik tertentu. Adapun populasi
pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2017.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Besar
sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :
n = ( )Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar Sampel
d = Batas Toleransi Kesalahan (10%)n= ( , )n = ( , )n = ,n = 93,5
31
Sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 94
Ibu bersalin.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan
random, daerah atau strata melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan
yang berfokus pada tujuan tertentu dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
sebagai berikut :
3.4.1 kriteria inklusi
1. Semua Ibu bersalin di RSAM pada periode juli 2017 - september
2017
3.4.2 kriteria eksklusi
1. Berkas rekam medis tidak lengkap
2. Data pasien tidak tercatat di buku register pasien di RSAM
3.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lainnya. Variabel merupakan karakteristik suatu benda atau subyek.
Misalnya, tinggi badan atau berat badan, jenis kelamin, tekanan darah atau
kadar hemoglobin (Sofyan Ismael,1995).
32
Variabel yang digunakan dalam peneltian ini yaitu variabel tergantung dan
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Apabila vaiabel ini berubah mengakibatkan perubahan pada variabel
lain. Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel tergantung adalah jenis persalinan sedangkan variabel
bebasnya adalah faktor usia.
3.6 Definisi operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik
yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah
konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan
perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan
kebeneranya oleh orang lain.
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi operasional Kategori Alat ukur Skala ukurPersalinan Persalinan adalah
suatu proses dariperiode awitankontaraksi uterusyang regular sampaiekspulsi plasenta
Persalinanpervaginam :persalinan normal,vakum, forcepsPersalinanabdominal : sektiosesarea
Rekammedis
Nominal
Usia Usia adalah umurseseorang.Umur atau usia adalahlama waktu hidupatau ada sejakdilahirkan.
Usia berisiko <20dan >35 tahunUsia tidak berisiko20-35 tahun
Rekammedis
Ordinal
33
3.7 Alat dan Cara Pengambilan Data
3.7.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah:
1. Alat tulis
2. Lembar pencatatan data
3.7.2. Cara Pengambilan Data
Dalam penelitian ini,seluruh data diambil menggunakan rekam medis
pasien (data sekunder) yang meliputi :
1. Meminta izin untuk melakukan penelitian di RSUD DR. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung dan unit rekam medis.
2. Penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian.
3. Pencatatan hasil pengukuran pada formulir lembar penelitian.
3.8 Alur penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat surat izin etika penelitian
(ethical clearance) kepada Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Setelah itu, peneliti meminta surat pengantar dari
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung untuk tembusan ke
bagian di RSAM. Peneliti menghubungi staf Direktur dan Diklat RSUD DR.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk meminta izin penelitian di
bagian rekam medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Setelah tim Diklat menyetujui, surat pengantar diberikan ke bagian Rekam
Medik untuk dapat mengambil data sekunder yang diperlukan oleh penelitian.
34
Gambar 6. Alur Penelitian
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Mengurus etichal clearance
Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusidan eksklusi
Perizinan dan pengambilan sata di bagian rekammedis RSAM
Pengelolaan data
Interpretasi hasil penelitian
35
3.9 Pengelolaan Data
Pengolahan data pada penelitian ini melalui 4 tahap, yaitu (Notoatmodjo,
2012):
3.9.1 Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir check
list dan memeriksa kembali data yang didapat.
3.9.2 Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan. Kegunaan koding adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat
memasukan data.
3.9.3 Processing
Setelah semua data terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati
perkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar
dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukan
data dari rekam medis ke paket program komputer.
3.9.4 Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak.
36
Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita memasukan
data ke komputer.
3.10 Analisis data
Analisis data adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer untuk mengolah data yang diperoleh, lalu akan dilakukan dua
macam analisis data, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
3.10.1 Analisis Univariat
Analisis menggunakan komputer dengan bantuan program di
komputer. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis
ini digunakan hanya untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel
dependen maupun variabel independen. Hasil dari analisis ini akan
ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel.
3.10.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan
menggunakan uji statistik. Analisis menggunakan komputer
dengan bantuan program di komputer dengan tingkat signifikan (α)
0,05. Dalam penelitian ini digunakan uji Chi Square.
37
Uji statistik Chi Square adalah uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel kategorik dan kategorik.
Semua hipotesis untuk kategorik tidak berpasangan menggunakan
chi square bila memenuhi syarat. Syarat chi square adalah sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari lima maksimal 20% dari
jumlah sel. Untuk perbandingan proporsi, gunakan chi square for
proportion. Untuk trend, gunakan chi square for trend (linear by
linear association). Untuk tabel 2x2 gunakan chi square dengan
koreksi yates (chi square with continuity correction).
Jika syarat chi square tidak terpenuhi, maka :
Tabel 2x2
Untuk tabel 2x2, alternatif chi square adalah uji Fisher.
Tabel 2xK
a.Bila ordinal dan tujuannya membandingkan proporsi,
alternatif chi square adalah menjadikannya beberapa
tabel.
b.Bila ordinal dan tujuannya membandingkan trend,
alternatif chi square adalah Mann-Whitney.
c.Bila ordinal dan sel dapat digabung secara substansi,
lakukan penggabungan sel.
d.Jika nominal, alternatif chi square adalah
penggabungan sel. Bila tidak dapat digabung secara
substansi, buatlah menjadi beberapa atbel 2x2.
38
Tabel (>2)x(>2)
a.Jika salah satu variabel ordinal dan tujuannya
membandingkan proporsi, buatlah menjadi beberapa
tabel 2x2.
b.Jika salah satu variabel ordinal dan tujuannya melihat
trend, lakukan alternatif chi square adalah Kruskal
Wallis.
c.Bila ordinal dan sel dapat digabung secara substansi,
lakukan penggabungan sel.
d.Bila tidak dapat digabung secara substansi, buatlah
menjadi beberapa tabel BxK.
3.11 Etika penelitian
Peneliti membuat surat izin etika penelitian (ethical clearance) kepada
Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Dalam pelaksanaannya di lapangan akan melewati perizinan di bagian
rekam medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian
ini sudah mendapat Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung dengan nomor surat 722/UN26.8/DL/2018
51
BAB 5SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SimpulanDari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenis persalinan di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
2. Ibu hamil pada kelompok usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun)
cenderung mengalami persalinan abdominal sebesar 2 kali dibandingkan
pada kelompok usia tidak berisiko (20 tahun-35 tahun).
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini saran yang dapat
diberikan oleh peneliti:
1. Peneliti lanjutan lebih baik meneliti faktor lain selain faktor usia yang
dapat mempengaruhi jenis persalinan ibu hamil.
2. Dokter dan klinisi dianjurkan mengedukasi pasien sebaiknya melahirkan
di usia reproduktif untuk mencegah tejadinya persalinan abnormal.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad MF. 2012. Karakteristik ibu yang bersalinan dengan cara ekstraksi vakumdan forsep di RSUD Dr. Kariadi tahun 2009 - 2010 [skrips]). Semarang :Universitas Diponegoro
Aprina AP. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan sectiocaesarea di rsud dr. H abdul moeloek provinsi lampung. 96 JurnalKesehatan.7(3): 90–96.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010.Jakarta: Rineka Cipta
Cunningham FG . 2013. Obstetri williams. Ed 23 Vol 1. Jakarta: EGC.
Dahlan MS. 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 6. Jakarta:Epidemiologi Indonesia
Departemen Kesehatan RI, 2003. Pedoman pemantauan wilayah setempatkesehatan ibu dan anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007.Jakarta:Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008.Jakarta:Depkes RI
Destaria S. 2011. Perbandingan luaran maternal dan perinatal kehamilan trimesterketiga antara usia muda dan usia reproduksi sehat [Skripsi] Semarang:Universitas Diponegoro
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1998. Perawatan kesehatanmasyarakat. Jakarta: Depkes RI
Ekwendi AS, Mewengkang ME, & Wagey FMM. 2016. Perbandingan persalinanseksio sesarea dan pervaginam pada wanita hamil dengan obesitas. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(1)
Hastuti D. 2015. Karakteristik ibu yang bersalinan dengan cara ekstraksi vakum
53
dan forsep di rsup dr. Kariadi tahun 2009 - 2010 [skripsi]. Surakarta : StikesKusuma Husada
Hidayati L. 2016. Faktor risiko terjadinya persalinan prematur mengancam diRSUD Dr. Soetomo Surabaya [skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). 2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kemenkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar 2012. Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta
Kusumawat Y. 2006. Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap PersalinanTindakan [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro
Latifah L, Anggraeni MD. 2009. Hubungan kehamilan pada usia remaja dengankejadian prematuritas, berat bayi lahir rendah dan asfiksia. Purwokerto :Universitas Jendral Soedirman
Maryatun. 2010. Bahaya kehamilan pada perkawinan usia muda. Surakarta: StikesAisyiyah Surakarta. Infokes. 1(1).
Mulyawati I. 2011. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Persalinan OperasiSeksio Sesarea di Rumah Sakit Islam Yakssi Gemolong Kabupaten Sragentahun 2010 [Skripsi]. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Norwitz, Errol R dan John OS. 2007. Obstetrics and Gynaecology At a Glance.Jakarta: Erlangga
Permatasari A. 2012. Hubungan antara Pengetahuan Faktor Risiko Kehamilan danJenis Persalinan di RSUD Dr. Moewardi [Skripsi]. Surakarta : UniversitasSebelas Maret
Prawirohardjo S. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo S. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo
Putri KA. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan sectio caesareakaryawan (keluarga) perusahaan y peserta program managed care perusahaanasuransi x [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia
Rohani. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Samsulhadi HH. 2003. Induksi Ovulasi dan Stimulasi Ovarium. CV Sagung Seto.95-109
54
Sastroasmoro S, Ismael S. 1995. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta:Binarupa Aksara
Sibuea MD, Tandean HM, Wagey FW. 2010. Persalinan pada usia diatas 35tahun di rsu prof. Dr. R. D. Kandou manado, Manado: Universitas SamRatulangi, 484–489
Supriyati, Doeljachman, Susilowati. 2000. Faktor sosio-demografi dan perilakuibu hamil dalam perawatan antenatal sebagai risiko kejadian distosia di rsupdr. Sardjito yogyakarta, berita kesehatan masyarakat.18(2): 65-70
Syaifuddin AA. 2008. Panduan lengkap kehamilan, persalinan, dan perawatanbayi. Jogjakarta: Diglossia media
Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. 2007. Kapita selekta kedokteranedisi 4 jilid II. Jakarta : Media Aesectio caesareaulapius
WHO. 2008. Adolescent Pregnancy: Department of Making Pregnancy Safer.World Health Organozation. 1(10):1-4.
Wiknjosatro H. 2007. Ilmu bedah kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo
Wilopo SA. 2005. Kita Selamatkan Remaja dari Aborsi dalam RangkaPemantapan Keluarga Berkualitas 2015. BKKBN.
Wulandari EJ, & Handayani R. 2011. Faktor - faktor yang mempengaruhipersalinan dengan tindakan vakum ekstraksi di rsud banyumas, 49 BidanPrada : Jurnal Ilmiah Kebidanan. 5(1): 43–51.